penegakan diagnosis nike
DESCRIPTION
kulit kelaminTRANSCRIPT
PENEGAKAN DIAGNOSISPENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
Nike Ratna Kemala20090310007
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
PENDAHULUAN
Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Luas lesi kulit orang dewasa 1,5 m2 dengan berat rata-rata 15% berat badan.
Kulitjuga sangat kompleks, elastis, sensitif, bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan juga bergantung pada lokasi tubuh
ANATOMI KULIT
Pembagian kulit secara garis besar terdiri atas 3 lapisan utama yaitu :
1.Lapisan epidermis atau kutikel2.Lapisan dermis (korium, kutis vera, true skin)3. Lapisan subkutis (hipodermis)
Lapisan epidermis terdiri atas : Stratum korneum (lapisan tanduk) lapisan paling luar, sel-
sel gepeng dan mati, tidak berinti, protoplasma menjadi keratin
Stratum lusidum lapisan gepeng tanpa inti, ptotoplasma berubah menjadi protein yang disebut eleidin, nampak jelas pada telapak tangan dan kaki
Stratum granulosum sel-sel gepeng berinti dengan sitoplasma berbutir kasar terdiri atas keratohialin, tampak jelas pada telapak tangan dan kaki
Stratum spinosum (stratum malpighi) disebut juga prickle cell layer, sel berbentuk poligonal, protoplasma jernih, inti terletak ditengah, banyak mengandung glikogen
Stratum basale terdiri dari sel-sel berbentuk kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Sel basal terdiri dari sel berbentuk kolumnar dan sel pembentuk melanin
Lapisan dermis adalah lapisan elastik dan fibrosa
padat dengan selular dan folikel rambut. Terdiri dari :
Pars papillare : bagian yang menonjol ke epidermis,
berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah
Pars retikulare : bagian bawahnya menonjol ke arah
subkutan, terdiri dari serabut-serabut penunjang
misalnya serabut kolagen, elastin dan retikulin
Lapisan subkutis terdiri dari jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Pada lapisan ini terdiri dari :
Lapisan sel-sel lemak berfungsi sebagai cadangan makanan
Ujung-ujung saraf tepi Pembuluh darah Getah bening
ADNEKSA KULIT
Kelenjar kulit terdapat di lapisan dermis, terdiri atas :
Kelenjar keringat (glandula sudorifera) terdiri dari kelenjar
ekrin yang kecil-kecil dengan sekret yang encer dan
kelenjar apokrin yang lebih besar dengan sekret yang kental
Kelenjar palit (glandula sebasea) terletak di seluruh
permukaan kulit manusia kecuali telapak tangan dan kaki
Kuku
Rambut
MORFOLOGI DAN PENEGAKAN DIAGNOSIS
Untuk menegakan diagnosis penyakit kulit perlu
dilihatsecara komprehensif, oleh karena penyebab
kulit bukan hanya terletak pada satu faktor, tetapi
tergantung dari banyak faktor penyebab
Pendekatan secara komprehensif dikumpulkan pada
suatu himpunan data tentang riwayat perjalanan
penyakit dikenyakit dikenal dengan status penyakit
penderita
Status Penyakit Penderita terdiri dari. Anamnesis Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium Ringkasan Diagnosis banding Diagnosis kerja Penatalaksanaan Prognosis Pengawasan perjalanan penyakit
ANAMNESIS Keluhan Utama Riwayat penyakit sekarang meliputi :
Onset Tempat predilkksi lesi Gejala yang menyertai gatal atau nyeri Pola penyebaran lesi (evolusi) Perkembangan atau perubahan lesi! sejak muncul
pertama kali sampai saat pemeriksaan (evolusi) Faktor pencetus : panas,dingin, paparan sinar
matahari, kelelahan/olahraga, riiwayat bepergian riiwayat minum obat, kehamilan, musim)
Riwayat pengobatan yang sudah dilakukan
Gejala sistemik atau prodromal yang mendahului
ataumenyertai. Pada penyakit akut dapat disertai gejala
demam, mengigil, kelemahan, nyeri kepala dan sendi, penyakit
kronis dapat disertai gejala lesu, anoreksia, penurunan berat
badan
Riwayat penyakit dahulu : riwayat operasi, riwayat opname,
alergi, pengobatan, riwayat alergi obat, riwayat atopi (asma,
eksim, rhinitis alergika)
Riwayat penyakit keluarga : khususnya penyakit yang
bersangkutan, psoriasis, riwayat atopi, melanoma, dan
xantoma
Riwayat personal sosial : kebiasaan, pekerjaan, paparan,
bepergian/perjalanan
Riwayat seksual : faktor risiko HIV (transfusi, obat intravena,
pasangan seksual, koitus, dan PMS)
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum Tanda vital Kulit :
Inspeksi : Lokasi, warna, bentuk, ukuran, batas, penyebaran,
efloresensi yang khusus UKK primer (tipe, bentuk, susunan, distribusi) UKK sekunderPalpasi : tanda-tanda radang akut, dolor, kalor, tumor,
fungsiolesa, ada tidaknya indurasi, fluktuasi, dan pembesaran kelenjar regional dan generalisata
Kuku dan rambut Membrane mukosa Pemeriksaan fisik umum (lnn, sendi, sensasi,
hepatosplenomegali, dll)
UKK datar tanpa perubahan tekstur dan konsistensi Makula Patch Purpura Teleangiektasi
UKK dengan peninggian solid Dome-shaped (kubah) : seperti kubah masjid, misalnya
pada nevus pigmentosus tipe junctional Lancip : seperti pada lichen nitidus Umbilicated (melekuk) : seperti pada molluscum
contagiosum Verrucous (kasar berjonjot-jonjot) : seperti pada
verruca vulgaris Velvety (seperti beludru) : pada acanthosis nigricans Papillomatous (bertangkai) : pada papilloma kutis Accuminate (seperti jengger ayam) : pada condyloma
accuminata
UKK dengan peninggian solid Papul Nodul Plak Urtika Skar
UKK dengan peninggian cairan : Vesikel Bula Pustul Abses
TERMINOLOGI UJUD KELAINAN KULIT
UKK primer : lesi yang pertama kali muncul UKK sekunder : timbul akibat lesi primer
UKK primer meliputi :1. Macula dan Patch
Perubahan warna kulit berbatas tegas berupa hipo atau hiperpigmentasi dan tanpa perubahan bentuk. Macula <1 cm, sedangkan patch > 1 cm. Macula dan patch terjadi pada melanoderma, leukoderma, purpura, ptekie, dan ekimosis
MACULA DAN PATCH
2. PAPUL
Penonjolan di atas permukaan kulit, sirkumskrip berukuran diameter lebih kecil dari ½ cm, dan berisikan zat padat. Bentuk papul bermacam-macam, misal setengah bola, berduri, bertangkai, dan warna papul dapat merah akibat peradangan, pucat, hiperkrom, putih, atau seperti kulit sekitarnya.
PAPUL
Papul pada verucca vulgaris
Molluscum contagiosum: papul dome-shaped
3. NODUL
Massa solid, dapat disertai dengan ataupun tanpa peninggian,
namun terpalpasi dengan diameter >0,5 cm. Berdasarkan
kompoten anatomis utama yang terlibat, terdapat 5 subtipe :
epidermal, epidermal-dermal, dermal, dermal-subdermal,
subkutan. Nodul dapat terjadi karena edema, kelompokan sel
inflamasi, granuloma dan benda asing, atau kelompokan sel
neoplastik. Misal: Sweet’s syndrome (kelompokan sel netrofilik
dan edema), nodul rheumatoid (granuloma subkutan dengan
sentral fibrin), karsinoma sel basal (kelompokan sel-sel
basaloid atipikal).
NODUL
Dermatofibroma: nodul kenyal multipel sewarna kulit
Nodular melanoma: nodul hiperpigmentasi
4. URTIKA/WHEEL
Pembengkakan pada kulit yang bersifat sementara dan
hilang dalam beberapa jam. Urtika atau bidur terjadi
karena edema yang diakibatkan plasma yang keluar
melalui dinding pembuluh darah pada dermis bagian atas.
Ukuran urtika dapat kecil atau besar, dan bentuknya
bermacam-macam. Urtika umumnya berwarna merah
muda dikelilingi flare daerah eritem (karena vasodilatasi)
dan pucat di bagian tengah (jika besarnya edema sampai
menekan pembuluh darah superfisial).
URTIKA
5. VESIKEL DAN BULA
Vesikel adalah peninggian kulit berisi cairan berukuran <0,5 cm. Sedangkan bula adalah peninggian kulit berisi cairan berukuran ≥0,5 cm. Vesikel dan bula terjadi karena adanya celah pada berbagai lapisan epidermis (intraepidermal) atau pada pertemuan dermis-epidermis (sub-epidermal).
Vesikel dan bula pada herpes zoster
Bula hipopion pada impetigo bulosa
6. PUSTUL
Peninggian kulit berisi pus, yaitu eksudat purulen yang terdiri dari lekosit dengan atau tanpa debris seluler, dapat mengandung bakteri namun juga dapat steril. Contohnya adalah pada pioderma superfisial.
PUSTUL
PUSTUL
Pustula pada folikulitis superfisial
7. ABSES
Akumulasi lokal material purulen yang terletak pada dermis atau subkutan, sehingga biasanya pus tidak terlihat pada permukaan kulit. Abses biasanya berupa penonjolan/nodul yang disertai eritema, teraba hangat, nyeri tekan, dan terdapat fluktuasi. Abses biasanya diakibatkan infeksi stafilokokus atau streptokokus.
ABSES
8. PLAK
Peninggian kulit yang solid dengan diameter ≥0,5cm. Plak dapat terjadi karena perluasan atau penggabungan papul.
9. KISTA
Ruangan berdinding dan berisi cairan, sel maupun
sisa sel. Kista terbentuk bukan akibat peradangan,
walaupun kemudian dapat meradang. Dinding kista
merupakan selaput yang terdiri atas jaringan ikat
dan biasanya dilapisi sel epitel atau endotel. Kista
terbentuk dari kelenjar yang melebar dan tertutup,
saluran kelenjar, pembuluh darah, saluran getah
bening, atau lapisan epidermis. Isi kista terdiri atas
hasil dindingnya, yaitu serum, getah bening,
kerigat!, sebum, sel-sel epitel, apisan tanduk dan
rambut.
KISTA
KISTA
Steatocystoma multipel: kista multipel
UKK SEKUNDER
1. EROSIDiskontinuitas atau hilangnya sebagian dari epidermis atau mukosa. Erosi dapat diakibatkan oleh trauma, lepasnya lapisan epidermis karena maserasi, rupturnya vesikel atau bula, atau nekrosis epidermal. Contoh klinis adalah nekrolisis epidermal toksik.
Erosi pada impetigo bulosa
2. ULKUS/LASERASI
Kerusakan kulit (epidermis dan dermis) yang memiliki dasar, dinding, tepi dan isi. Bedanya erosi dengan ulkus terdapat pada kedalaman dari cekungan tersebut. Pada erosi cekungannya hanya sedalam epidermis (biasanya terjadi akibat vesikel), sedangkan ulkus biasanya sedalam dermis.
ULKUS
3. SKUAMABagian stratum korneum yang tampak karena mengalami perubahan dan terakumulasi di permukaan kulit. Pada keadaan normal skuama pada bagian paling luar stratur korneum akan terdeskuamasi tanpa terlihat. Namun jika proses ini terganggu, skuama akan tampak dalam berbagai ukuran mulai dari yang paling halus sampai yang berupa lembaran. Berbagai jenis skuama : halus/pitiriasiformis : terlihat jika digaruk (finger nail sign).
Contoh pada pitiriasis versikolor, pitiriasis rosea psoriasiformis: skuama kasar keperakan dan membentuk
lapisan, seperti mika (micaceous). Contoh: psoriasis vulgaris kolaret (collarette) : skuama halus, melekat di tepi dan lepas
di bagian tengah. Contoh pada pitiriasis rosea
iktiosiformis (crack-like, craquele) : skuama berbetuk poligonal reguler berbentuk pola belah ketupat atau paralel (seperti sisik ikan). Contoh pada iktiosis vulgaris, craquele dermatitis
folikuler: skuama tampak seperti sumbatan keratin, seperti duri atau filamen. Contoh pada keratosis pilaris
seboroik: skuama tebal, berminyak, berwarna kekuningan. Contohnya pada dermatitis seboroik
eksfoliatif: skuama terpisah dari epidermis dalam ukuran kecil atau bentuk lembaran. Contoh pada erupsi obat
SKUAMA
Skuama pada dermatitis tangan
Skuama ichtyosiformis
Skuama keperakan pada psoriasis
Skuama kolaret pada pitiriasis rosea
4. FISURA
Hilangnya bagian epidermis atau mukosa secara linier yang disebabkan regangan yang melebihi elastisitas jaringan. Contohnya adalah fisura pada telapak kaki. Jika elastisitas kulit menurun, misalnya karena dermatitis kontak iritan, dapat dijumpai fisura pada telapak tangan atau bibir.
Fisura pada telapak kaki
5. EKSKORIASI
Erosi yang disebabkan oleh garukan, sehingga bentuknya lebih luas, kerusakan kulit sampai ujung stratum palilaris sehingga kulit tampak merah disertai bintik-bintik perdarahan.
Ekskoriasi, erosi linier karena garukan
6. KRUSTA
Deposit atau debris sel, serum, pus, atau darah yang mengering di permukaan kulit. Bentuk dan warna krusta tergantung pada bahan sekresi. Krusta berwarna kekuningan berasal dari serum, kuning kehijauan/kecoklatan dari pus, dan merah kehitaman dari darah. Jika krusta diangkat, di bawahnya dapat ditemukan erosi atau ulkus. Contoh krusta terdapat pada impetigo krustosa.
KRUSTA
7. LIKENIFIKASI
Penebalan kulit yang disebabkan oleh garukan atau gesekan kronik, disertai dengan aksentuasi garis kulit. Likenifikasi timbul karena penebalan reaktif epidermis disertai perubahan kolagen dermis superfisial. Contohnya pada liken simpleks kronikus.
Likenifikasi pada liken simpleks kronikus
8. ATROFI
Penipisan epidermis, dermis atau subkutis akibat berkurangnya ukuran dan/atau jumlah sel dan jaringan. Atrofi dapat terjadi pada komponen epidermis, dermis-epidermis, dermis, dan subkutis. Pada atrofi epidermis, biasanya kulit tampak tipis dan licin, garis kulit hilang, terdapat peningkatan transparensi, dan kerutan (wrinkled). Pada atrofi dermal dan subkutan tanpa disertai atrofi epidermis, permukaan kulit tampak normal, karena cekungan hanya disebabkan oleh berkurangnya jaringan di dermis/subkutis.
ATROFI
Atrofi epidermis
SKAR/JARINGAN PARUT
Merupakan hasil akhir dari proses penyembuhan luka, berbentuk massa padat dengan hilangnya sebagian atau seluruh appendices kulit
BURROWS
Merupakan lesi linier sebagai manifestasi dari terowongan pada kulit bagian superficialis. Biasanya terjadi karena manisfestasi parasit, misalnya scabies, cutaneous larva migran
Ukuran miliar (sebesar jarum pentul) lentikular (sebesar kacang hijau-jagung) numular (sebesar uang logam seratus rupiah) plakat (lebih besar dari uang logam seratus rupiah)
Gambaran Linier (seperti garis lurus) Sirsinar (menyerupai bulan sabit) Anular (melingkar) Polisiklik (seperti bunga/awan) Korimbiformis/ hen and chicken configuration (efloresensi besar
dikelilingi efloresensi kecil)
Bentuk Bundar Lonjong
Lokalisasi/ penyebaran Solitar (hanya satu lesi) Mutipel (jika lesi banyak) Regional (menyerang satu region) Diskrit (lesi terpisah satu dengan yang lainnya) Simetris (pada dua belahan badan yang sama) Bilateral (menyerang kedua belahan badan) Unilateral (menyerang separuh badan) Universal (seluruh tubuh terkena) Generalisata (seluruh/ hampir seluruh tubuh terkena)
Susunan Diseminata (tersebar) Berkelompok Confluent (beberapa UKK bergabung menjadi satu)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Agar diagnostik lebih pasti harus ditunjang dengan pemeriksaan laboratorik dan pemeriksaan spesifik. Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah:– Pemeriksaan darah rutin, feses dan kemih, serta kimia
darah– Pemeriksaan sediaan apus basah seperti pemeriksaan
terhadap hifa (dengan KOH 10%), trikomonas (NaCl 0,9%)
– Pemeriksaan sekret/bahan-bahan dari kulit dengan pewarnaan khusus, seperti Gram (untuk bakteri), Ziehl Nielsen untuk basil tahan asam, gentien violet untuk virus, mikroskop lapangan gelap untuk spirokaeta, pemeriksaan cairan gelembung (untuk menghitung eosinofil), dan pemeriksaan sel Tzanck.
– Pemeriksaan serologik untuk sifilis, frambusia– Pemeriksaan dengan sinar wood terhadap infeksi jamur
kulit
– Pemeriksaan terhadap alergi: uji gores, tetes, temple, tusuk dan uji suntik
– Pemeriksaan histopatologi
DIAGNOSIS BANDING
Berdasarkan hasil pemeriksaan spesifik danringkasan, dipikirkan beberapa penyakit yangmepunyai perjalanan/gejala/tanda serta hasilpemeriksaan laboratorium yang hampir sama,dan ini dicatat dalam diagnosis bading.
DIAGNOSIS KERJA
Merupakan diagnosis yang kemungkinannya paling besar
PENATALAKSANAANSemua tindakan yang diperlukan untuk mengurangi penderitaan dan untuk menghindari rekurensi penyakit. Dalam hal ini ada pengobatan umum yang bertujuan mengurangi rekurensi dan pencegahan selanjutnya. Sedangkan pengobatan khusus adalah semua tindakan yang berguna untuk mengobati/mengurangi penderitaan yang kini dialami, dapat berupa pemberian obat-obat sistemik maupun topikal.
PROGNOSIS Memperkirakan perjalanan akhir
penyakit
PENGAWASAN SELANJUTNYA
Mempertahankan perjalanan penyakit serta hasil pengobatan atau tindakan yang telah dilakukan.
*Terima Kasih*