penelitian dr.ali hanafiah

14
GAMBARAN PENDERITA PERITONITIS DIFUSA ec APENDISITIS PERFORASI YANG DIRAWAT DI SUB BAGIAN BEDAH DIGESTIF RSMH PALEMBANG PERIODE JANUARI 2008 – DESEMBER 2009 Oleh : Dr. Ali Hanafiah Pembimbing Dr. Sarup Singh, SpB-KBD DR. Dr. H. M. Alsen Arlan, SpB-KBD Dr. Efman EU. Manawan, M. Kes, SpB-KBD

Upload: fitri-aziz-adk

Post on 03-Jan-2016

83 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Dr.ali Hanafiah

GAMBARAN PENDERITA

PERITONITIS DIFUSA ec APENDISITIS PERFORASI YANG

DIRAWAT DI SUB BAGIAN BEDAH DIGESTIF

RSMH PALEMBANG

PERIODE JANUARI 2008 – DESEMBER 2009

Oleh :

Dr. Ali Hanafiah

Pembimbing

Dr. Sarup Singh, SpB-KBD

DR. Dr. H. M. Alsen Arlan, SpB-KBD

Dr. Efman EU. Manawan, M. Kes, SpB-KBD

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

PROGRAM STUDI ILMU BEDAH FK UNSRI / RSMH PALEMBANG

2010

Page 2: Penelitian Dr.ali Hanafiah

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL : GAMBARAN PENDERITA PERITONITIS DIFUSA ec

APENDISITIS PERFORASI YANG DIRAWAT DI SUB BAGIAN

BEDAH DIGESTIF RSMH PALEMBANG PERIODE JANUARI

2008 – DESEMBER 2009

PENYUSUN : Dr. ALI HANAFIAH

Telah diperiksa, disetujui dan disahkan untuk diikutsertakan dalam

Kegiatan Ilmiah Tingkat Nasional pada MABI XVIII di Manado-Sulawesi Utara

Palembang, Juli - 2010

Manyetujui,

Pembimbing

( Dr. Sarup Singh, SpB-KBD )

Pembimbing Pembimbing

( DR. Dr. H. M. Alsen Arlan, SpB-KBD ) ( Dr. Efman EU. Manawan, M. Kes, SpB-KBD )

Page 3: Penelitian Dr.ali Hanafiah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apendisitis adalah peradangan / inflamasi pada Appendix vermiformis. Apendisitis

akut merupakan penyakit yang memerlukan pembedahan segera untuk mencegah

terjadinya perforasi (peritonitis), keadaan ini masih sering dijumpai di RSMH

Palembang, keterlambatan penanganannya akan meningkatkan angka mortalitas. Secara

keseluruhan perforasi terjadi sekitar 19,2 % dari kasus apendisitis akut.(5) Terjadinya

perforasi dalam waktu 57 jam sejak awal keluhan.(5) Angka kematian apendisitis

dengan komplikasi 2 – 5 %.(6,7)

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana gambaran penderita peritonitis difusa yang disebabkan oleh apendisitis

perforasi yang dirawat di Sub Bagian Bedah Digestif RSMH Palembang periode Januari

2008 — Desember 2009.

1.3 Tujuan

Mengetahui karakteristik penderita peritonitis difusa yang disebabkan oleh

apendisitis perforasi yang dirawat di Sub Bagian Bedah Digestif RSMH Palembang

periode Januari 2008 — Desember 2009.

Page 4: Penelitian Dr.ali Hanafiah

1.4 Manfaat

Sebagai data epidemiologi penderita dengan peritonitis difusa yang disebabkan

oleh apendisitis perforasi yang dirawat di Sub Bagian Bedah Digestif RSMH

Palembang periode Januari 2008 — Desember 2009.

1.5 Metode dan Pengumpulan Data

Merupakan penelitian retrospektif deskriptif. Data yang didapatkan berupa data

sekunder yang diambil dari status penderita peritonitis difusa yang disebabkan oleh

apendisitis perforasi dibagian rekam medis RSMH Palembang.

Page 5: Penelitian Dr.ali Hanafiah

BAB II

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian retrospektif deskriptif ini didapatkan data sampel penderita

apendisitis sebanyak 397 orang dan 70 orang diantaranya merupakan sampel penderita

peritonitis difusa yang disebabkan oleh apendisitis perforasi.

2.1 Distribusi Penderita Apendisitis Akut dan Perforasi

Dari 397 penderita apendisitis didapatkan 70 penderita (17,6%) merupakan kasus

peritonitis difusa yang disebabkan oleh apendisitis perforasi. Hal ini sesuai dengan literatur

yang menyebutkan bahwa secara keseluruhan perforasi terjadi sekitar 19,2 % dari kasus

apendisitis akut.(5)

2.2 Distribusi Penderita Apendisitis Perforasi Berdasarkan Usia

Dari 70 penderita apendisitis perforasi didapatkan pada usia 11 – 20 tahun yang

paling dominan yaitu sebanyak 27 orang (38,6%). Hal ini mengikuti pola angka kejadian

Page 6: Penelitian Dr.ali Hanafiah

apendisitis yang paling sering pada usia dekade ke-2 sampai dekade ke-4. (8) Usia muda

adalah faktor resiko, hampir 70% penderita dengan apendisitis akut berusia < 30 tahun.(5)

2.3 Distribusi Penderita Apendisitis Perforasi Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 70 penderita apendisitis perforasi didapatkan 50 orang (71,4%) laki-laki dan

20 orang (28,6%) perempuan. Laki-laki : Perempuan = 2,5 : 1. Hal ini juga mengikuti pola

angka kejadian apendisitis akut dimana disebutkan laki-laki lebih sering dibandingkan

perempuan (1,2 sampai 1,3 : 1),(8) atau 1,4 : 1.(5)

2.4 Distribusi Penderita Apendisitis Perforasi Berdasarkan Lamanya Gejala

Dari 70 penderita apendisitis perforasi didapatkan lamanya gejala yang terbanyak

antara 48 – 72 jam sejak awal keluhan yaitu 33 orang (47,1%). Hal ini sesuai dengan

literatur yang menyebutkan terjadinya perforasi dalam waktu 57 jam sejak awal keluhan.(5)

Page 7: Penelitian Dr.ali Hanafiah

2.5 Distribusi Penderita Apendisitis Perforasi Berdasarkan Temuan Apendiks Intra

operatif

Dari 70 penderita apendisitis perforasi didapatkan keadaan apendiks intraoperatif

yang mengalami perforasi sebanyak 65 orang (92,9%), sedangkan yang mengalami lisis

sebanyak 5 orang (7,1%). Hal ini berhubungan dengan lamanya gejala dan ternyata

apendiks yang mengalami lisis pada sampel penelitian ini mempunyai lama gejala > 1

minggu.

2.6 Angka Mortalitas Penderita Apendisitis Perforasi

Dari 70 penderita apendisitis perforasi didapatkan 2 orang (2,9%) penderita

meninggal dunia saat dirawat di Rumah Sakit yaitu 1 orang laki-laki dan 1 orang

Page 8: Penelitian Dr.ali Hanafiah

perempuan. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan bahwa angka kematian pada

apendisitis dengan komplikasi sekitar 2 – 5%.(6,7)

Page 9: Penelitian Dr.ali Hanafiah

BAB III

KESIMPULAN

Dari data hasil penelitian ini, dalam periode dua tahun (Januari 2008 - Desember

2009) didapatkan 397 kasus apendisitis dan 70 kasus (17,6%) diantaranya merupakan

kasus peritonitis difusa yang disebabkan oleh apendisitis perforasi.

Usia paling dominan penderita apendisitis perforasi adalah usia 11-20 tahun

sebanyak 27 orang (38,6%). Penderita laki-laki lebih sering dibandingkan perempuan

dengan perbandingan 50 orang : 20 orang (2,5 : 1).

Penderita yang memiliki lama gejala terbanyak adalah antara 48 – 72 jam yaitu

sebanyak 33 orang (47,1 %) sedangkan yang memiliki lama gejala < 24 jam tidak

ditemukan. Keadaan apendiks intraoperatif yang mengalami perforasi sebanyak 65 orang

(92,9 %) sedangkan yang mengalami lisis sebanyak 5 orang (7,1 %). Penderita yang

meninggal dunia dari keseluruhan kasus peritonitis difusa yang disebabkan oleh apendisitis

perforasi sebanyak 2 orang (2,9 %).

Dari data hasil penelitian dan kepustakaan menunjukkan bahwa penanganan

penderita apendisitis akut perforasi di Sub Bagian Bedah Digestif FK Unsri / RSMH

Palembang cukup baik.

Page 10: Penelitian Dr.ali Hanafiah

DAFTAR PUSTAKA

1. Dunn, J.C.Y : Appendicitis dalam Abdomen : Pediatric Surgery, 6th ed, Vol 2, Philadelphia, Mosby Elsevier, 2006, p 1501 – 1509.

2. Schrock TR alih bahasa Adji Dharma dkk : Apendiks dalam Saluran Pencernaan : Ilmu Bedah (Handbook of Surgery), Edisi 7, Jakarta, EGC, 1991, hal 276 – 278.

3. Samsuhidajat R, Jong WD : Apendiks vermiformis dalam Usus halus, Apendiks, Kolon dan Anorektum : Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi 2, Cetakan I, Jakarta, EGC, 2005, hal 639 – 645.

4. Effects of Delaying Appendectomy for Acute Appendicitis for 12 to 24 hours, October 21, 2009. http//www.archsurg.com.

5. Smink DS, Soybel DI : Appendix and Appendectomy dalam Small Intestine and Colon : Maingot’s Abdominal Operation, 11th ed, New York, McGraw-Hill, 2007, p 589 – 596, 598 – 599.

6. Way LW, Doherty GM : Appendix : Current Surgical Diagnosis & Tretment, 12th ed, New York, McGraw-Hill, 2006, p 648 – 653.

7. Maa J, Kirkwood KS : Appendix : Sabiston Textbook of Surgery, 18th ed, New York, Saunders-Elsevier, 2007.

8. Jaffe BM, Berger DH : The Appendix : Schwartz’s Principles of Surgery, 8th ed,New York, McGraw-Hill, 2005, p 1119 -1125, 1130.

9. Snell RS : Appendix dalam The Abdominal Cavity : Clinical Anatomy for Medicine Student, 7th ed, Philadelphia, Lippincott Williams & Wilkins, 2003, p 246 – 248.

10. Solbey DI : Appendix dalam Gastrointestinal and Abdominal Disease, Essential Practice of Surgery : Basic Science and Clinical Evidence, Vol 1st, New York, Springer-Verlag, 2003, p 269 – 272.

11. Zollinger Jr RM, Zollinger Sr RM : Appendectomy dalam Gastrointestinal Procedure : Zollinger’s Atlas of Surgical Operations, 8 th ed, New York, McGraw-Hill, 2003, p 117.