penelitian sma el

75
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan individu sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku. Slameto (1987 :2) mendifisikan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Pendapat tersebut menggambarkan bahwa dari proses belajar terjadi perubahan tingkah laku karena memperoleh pengalaman setelah terjadi interaksi dengan lingkungan. Individu yang berinteraksi dengan lingkungan akan melakukan aktivitas yang merupakan inti dari semua kegiatan belajar. Prayatno dan Erman Amti (1994 :165) menyatakan inti perbuatan belajat adalah upaya untuk menguasai suatu yang baru dengan memanfaatkan apa yang sudah ada pada diri individu. Sesuatu yang telah dikuasai merupakan hasil belajar. Sehubungan dengan hasil belajar, Prayitni dan Erman Amti (1994: 166) mengemukakan bahwa hasil belajar yang diharapkan adalah seseuatu yang baru baik dalam kawasan kognitif, afektif, konatif maupun psikomotor. Selanjutnya dikatakan setelah seseorang berhasil dalam belajat, maka ia memperoleh sesuatu yang menjadikan dirinya lebih maju, 1

Upload: arkis-dratapua

Post on 02-Dec-2015

235 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

penelitian sma

TRANSCRIPT

Page 1: Penelitian Sma El

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan individu sehingga

menghasilkan perubahan tingkah laku. Slameto (1987 :2) mendifisikan belajar sebagai

suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Pendapat tersebut menggambarkan bahwa

dari proses belajar terjadi perubahan tingkah laku karena memperoleh pengalaman

setelah terjadi interaksi dengan lingkungan. Individu yang berinteraksi dengan

lingkungan akan melakukan aktivitas yang merupakan inti dari semua kegiatan belajar.

Prayatno dan Erman Amti (1994 :165) menyatakan inti perbuatan belajat adalah upaya

untuk menguasai suatu yang baru dengan memanfaatkan apa yang sudah ada pada diri

individu.

Sesuatu yang telah dikuasai merupakan hasil belajar. Sehubungan dengan hasil

belajar, Prayitni dan Erman Amti (1994: 166) mengemukakan bahwa hasil belajar yang

diharapkan adalah seseuatu yang baru baik dalam kawasan kognitif, afektif, konatif

maupun psikomotor. Selanjutnya dikatakan setelah seseorang berhasil dalam belajat,

maka ia memperoleh sesuatu yang menjadikan dirinya lebih maju, lebih berkembang,

lebih kaya penguasaan ilmu dari pada keadaan sebelum belajar.

Terdapat perbedaan hasil belajar yang diperoleh siswa di sekolah. Ada siswa

yang memperoleh hasil belajar dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan

tersebut dimungkinkan karena memang setiap individu yang belajr itu juga berbeda.

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1990 :74) berpendapat bahwa setiap individu

tidak ada yang sama, perbedaan indiidu itu pulalah yang menyebabkan perbedaan

tingkah lau belajar di kalangan anak didik. Sejalan dengan pendapat tersebut Slameto

( 1987 :162) mengemukakan bahwa:

Selain berbeda dalam tingkat kecakapan memecahkan masalah taraf

kecerdasan, atau kemampuan berpikir kreatif, siswa juga dapat berbeda

dalam cara memperoleh, menyimpan, serta menerapkan pengetahuan.

1

Page 2: Penelitian Sma El

Mereka dapat berbeda dalam cara pendekatan terhadap situasi belajar,

dalam cara menerima, mengorganisasikan dan menghubungkan

pengalaman – pengalaman mereka, dalam cara mereka merespon

terhadap metode pengajara tertentu.

Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dilihat dari nilai rapor yang

diterimanya setiap akhir catur wulan, nilai itu menggambarkan tingkat kemajuan belajr

siswa. Hal itu sesuai dengan apa yang dikemukakan Suharsimi Arikunto ( 1986 : 50 )

bahwa prestasi/hasil belajar adalah nilai kemajuan siswa yang telah dicapai atau yang

dipelajarinya. Pendapat tersebut menunjukan bahwa hasil belajar itu bisa berobah,

peobahan itu terjadi karena dipengauruhi oleh berbagai faktor yang ada pada diri dan

diluar diri siswa itu sendiri. Dalam kaitan ini Slameto ( 1987 : 56 ) berpendapat bahwa

faktor – faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam

diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada

diluar individu. Menurut Syahrir dan Riska Ahmad (1984 : 14 ) faktor internal yang

cukup besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar terdiri dari ;

1. Kondisi psikologis, meliputi : kemampuan dasar/ integensi, minat. Bakat

motivasi pengetahuan dasar, dan inspirasi dan cita- cita.

2. Kondisi psikologis, yang meliputi : kondisi tubuh pada umumnya, kondisi

panca indra, cacat tubuh. Sedangkan faktor internal meliputi lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat

Sebagai salah satu faktor internal, motivasi akan mempunyai peranan dalam

proses belajar yang dilakukan siswa. Peranan motivasi belajar tersebut dapat dilihat

dari pengertian motivasi yang dikemukakan Herman Kudoyo (1981 :30 ) bahwa

motivasi sebagai kekatan pendorong yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan

aktivitas –aktivitas tertentu utnuk mencapai suatu tujuan.

Sejalan dengan pendapat tersebut, W.S. Winkel (1984 :27 ) menyatakan:

Motivasi sebagai faktor psikis yang bersifat non intelektual perananya yang

khas adalah dalam kegairahan atau semangat belajar. Kemauan anak yang

termotivasi yang kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan

kegiatan belajar.

2

Page 3: Penelitian Sma El

Dari dua pendapat tersebut, jelas bahwa motivasi sebagai kekuatan psikis

mempunyai peranan penting dalam mendorong siswa agar dapat bertingkah laku guna

mencapi tujuan belajar, sehingga diperoleh hasil yang diharapkan.

Dengan demikian motivasi yang dimiliki siswa akan mempengaruhi hasil

belajar yang diperolehnya. Seorang siswa yang memiliki motivasi tinggi untuk belajar

akan memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang mempunyai

motivasi rendah (Elida Prayitno : 1989).

Kalau dilihat di SMA 1 Enam Lingkung pada akhir semester I tahun pelajaran

2012/2013, ditemukan banyak siswa yang memperoleh nilai seluruh mata pelajaran

kurang/dibawah KKM ( kriteri Ketuntasan Minimal ) Dari 567 orang siswa kelas X

dan kelas XI ada 84 orang siswa mendapat nilai kurang/dibawah KKM, berarti 15,14%

dari keseluruhan siswa kelas X dan kelas XI dapat dikategorikan memperoleh hasil

belajar rendah. Hal itu sesuai dengan KTSP yang disusun SMA Negeri 1 enam

lingkung bahwa untuk bisa naik kelas siswa tidak boleh tidak tuntas lebih dari 3 mata

pelajarsan, Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai kurang/dibawah KKM lebih

dari 3 mata pelajaran dikategorikan sebagai siswa dengan hasil belajar randah, dan

mereka termasuk siswa yang berkasus untuk naik kelas.

Dari kenyataan demikian banyaknya siswa yang memperoleh hasil belajar

rendah, akan membawa konsekwensi bagi pelayanan disekolah, khususnya dalam

rangka merencanakan layanan bimbingan dan konseling bagi mereka.

Untuk merencanakan layanan bagi siswa tersebut secara tepat diperlukan

pemahaman yang mendalam dan lengkap terhadap diri siswa menyangkut berbagai

aspek kehidupan. Salah satu di antara aspek tersebut adalah motivasi belajar.

Pemahaman motivasi belajar itu penting, mengingat motivasi belajar berperan dalam

keberhasilan belajar siswa. Layanan bimbingan dan konseling tidak akan dapat

memenuhi kebutuhan siswa, apabila tidak didasarkan atas pemahaman bagaimana

motivasi belajar mereka. Sehubungan dengan pemahaman terhadap siswa tersebut,

Prayitno dan Erman Amti (1994 : 202 ) berpendapat bahwa untuk memasuki upaya

penanganan masalah klien, maka pemahaman terhadap masalah klien merupakan

sesuatu yang wajib adanya. Tanpa pemahaman masalah, penanganan masalh itu tidak

mungkin dilakukan. Dengan demikian jelas bahwa pemahaman terhadap masalah

merupakan suatu prasarat sebelum pemberian layanan. Begitu juga untk membantu

3

Page 4: Penelitian Sma El

siswa yang memperoleh hasil belajar rendah, perlu pemahaman terhadap motivas

belajar yang dimilikinya.

Mengingat pentingnya peranan motivasi belajar dalam proses dan hasil belajar

seperti diuraikan diatas, karena di SMA Negeri 1 Enam Lingkung belum ada data –

data tentang permasalahan belajar siswa, apalagi yag berupa hasil penelitian, maka

penulis tertarik untuk mengetahui sebuah penelitian tentang gambaran motivasi belajar

yang terdapat pada siswa yang memperoleh hasil belajar rendah di SMA Negeri 1

Enam Lingkung. Penelitian ini diberi judul motivasi belajar siswa yang memperoleh

hasil belajar rendah di SMA Negeri 1 Enam Lingkung Padang Pariaman.

B. Masalah Penelitian dan Batasan

Berdasarkan uraian yang telah di kemukakan dalam latar belakang, masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimanakah gambaran motivasi belajar siswa yang

memperoleh hasil belajar rendah di SMA Negeri 1 Enam Lingkung tahun pelajaran

2012/2013 ?. Masalah ini cukup luas, yang mencakup tipe – tipe motivasi, jenis – jenis

motivasi dan aspek motivasi lainya. Mengingat keterbatasan penulis baik dari segi

kemampuan, biaya dan waktu mengungkap gambaran motivasi belajar siswa yang

memperoleh hasil belajar rendah dari semua aspek tersebut, maka penelitian ini

dibatasi pada upaya mengungkapkan motivasi belajar dari aspek :

1. Keinginan untuk memiliki pengetahuan

2. Keinginan untuk berprestasi

3. Cita – cita

4. Minat

5. Penghargaan

6. Persaingan

7. Ganjaran/ hadiah

(Elida Prayitno, 1989 : 10 – 25)

C. Definisi Operasioanal

Sesuai dengan judul penelitian, makan variable penelitian ini adalah motivasi

belajar. Berikut dikemukakan definisi operasional penelitian. Menurut Herman

Hudoyono ( 1981:30 ) motivasi adalah kekuatan atau pendorong yang ada dalam diri

seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan.

4

Page 5: Penelitian Sma El

Sedangkan Syahril dan Riska Ahmad ( 1984:17 ) mengemukakan bahwa motivasi

adalah kondisi psikologis yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk

melakukan suatu hal.

Belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang sehingga menghasilkan tingkah

laku baru ( Slameto : 1989 ). Jadi yang dimaksud motivasi belajar dalam penelitian ini

adalah dorongan yang timbul pada diri siswa yang memperoleh hasil belajar rendah,

baik karena pengaruh factor dari dalam diri maupun dari luar dirinya untuk melakukan

aktivitas-aktivitas belajar.

D. Pertanyaan penelitian

Sesuai dengan permasalahan penelitian pertanyaan yang akan dijawab dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kualitas motivasi belajar siswa dengan hasil belajar rendah di kelas X

dan kelas XI SMA Negeri 1 Enam Lingkung ?

2. Apakah terdapat perbedaan kualitas motivasi belajar siswa dengan hasil belajar

rendah antara kelas X dan kelas XI ?

3. Apakah terdapat perbedaan kualitas motivasi belajar siswa dengan hasil belajar

rendah laki-laki dan perempuan ?

4. Apakah terdapat perbedaan kualitas motivasi belajar siswa dengan hasil belajar

rendah berdasarkan latar belakang pekerjaan orang ?

E. Tujuan penelitian.

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengungkapkan kualitas motivasi belajar siswa dengan hasil belajar rendah di

SMA Negeri 1 Enam Lingkung.

2. Mengungkapkan perbedaan kualitas motivasi belajar siswa dengan hasil belajar

rendah kelas x dan kelas X.

3. Menggungkapkan perbedaan kualitas motivasi belajar siswa dengan hasil belajar

rendah antara laki-laki dan perempuan.

4. Menggungkapakan perbedaan kualitas motivasi belajar siswa dengan hasil belajar

rendah, yang latar belakang pekerjaan orang tuanya bertani dan non tani.

5

Page 6: Penelitian Sma El

F. Anggapan dasar

Penelitian ini bertitik tolak dari anggapan dasar sebagai berikut ;

1. Pada diri siswa yang sedang belajar terdapat motivasi belajar yang berbeda

kualitasnya. Perbedaan tersebut terkait dengan factor-faktor yang ada diluar dirinya

.

2. Nilai yang diperoleh siswa merupakan gambaran hasil dari proses belajar yang

dilakukannya selama waktu tertentu.

3. Hasil belajar yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh factor motivasi belajar.

G. Kegunaan hasil penelitian

Hasil-hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk :

1. Sebagai masukan bagi sekolah terutama SMA Negeri 1 Enam Lingkung

mengenai kualitas mitivasi belajar siswa dengan hasil belajar siswa rendah,

untuk dapat dipelajari demi kemajuan sekolah.

2. Pedoman dan bahan bagi guru pembimbing dalam rangka merencanakan

layanan yang akan diberikan kepada siswa, terutama kepada siswa dengan

hasil belajar rendah.

6

Page 7: Penelitian Sma El

BAB II

LANDASAN TEORITIS

Pada bab ini akan diuraikan kajian teoritis tentang proses belajar, hasil belajar,

factor – factor yang mempengaruhi belajar, motivasi dan motivasi belajar, dan akhirnya

dirumuskan kerangka koseptual penelitian.

A. Belajar

1. Pengertian belajar.

Dalam keseluruhan proses pendidikan disekolah kegiatan belajar merupakan

kegiatan yang paling pokok. Tujuan utama dari belahar adalah perubahan tingkah laku.

Keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar akan tergambar pada tingkah laku

siswa yang belajar. Maka dibawah in dikemukakan beberapa pendapat mengenai

pengertian belajar. Herman Hudoyo ( 1979 : 107) menyatakan belajar merupakan suatu

proses aktif dalam memperoleh pengalaman/ pengetahuan baru sehingga

menyebabakan perubahan tingkah laku. Selanjutnya W.S Winkel ( 1989 : 35 )

berpendapat :

Belajar adalah suatu aktifitas mental psikis yang berlansung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan –

perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.

Sedangkan Oemar Hamalik yang dikutip Syahril dan Riska Ahmad (1984 : 10)

Menyatakan bahwa belajar adalah suatu pertumbuhan atau perubahan pada diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara – cara bertingkah laku yang baru berakat

pengalaman dan latihan.

Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh pengalaman/ pengetahuan baru dengan

berinteraksi aktif dengan lingkungan.

7

Page 8: Penelitian Sma El

1. Faktor –fakto yang mempengaruhi belajar.

Belajar merupakan proses kegiatan yang dapat mengubah tingkah laku

seseorang. Karena belajar merupakan suatu proses yang memerlukan waktu dan

tempat, maka untuk berhasil atau tidaknya belajar akan tergantung kepada banya

factor, baik itu yang ada diri orang yang belajar maupun yang ada diluar diri

orang tersebut.

Untuk itu Roestiyah (1986:151) mengemukankan bahwa faktor – faktor

yang memengaruhi belajar yaitu faktor internal dan eksternal Adalah factor yang

timbul dari dalam diri anak itu sendiri, seperti kesehatan, rasa nyaman,

kemanpuan, minat, bakat, motivasi dan sebagainya. Sedangkan faktor eksternal

adalah faktor yang timbul dari luar diri anak itu sendiri, seperti kebersihan

rumah, lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.

Selanjutnya Prayitno, dkk ( 1996:2) juga mengemukakan bahwa

kegiatan belajar siswa didalam mengikuti proses belajar mengajar dan belajar

diluar kelas amat tergantung kepada hal yaitu; (1) prasarat penguasaan materi

pelajaran , (2) keterampilan belajar, (3) sarana belajar, (4) keadaan diri pribadi,

(5) lingkungan dan sosio emosional.

Prasarat penguasaan materi pelajaran yaitu suatu pengetahuan atau

keterampilan yang harus dimiliki siswa sebelum melakukan kegiatan belajar

supaya ia dapat berhasil mengikuti pelajaran berikutnya

Keterampilan belajar merupakan kecakapan untuk melakukan kegiatan

belajar. Kecakapan itu akan terlihat dari metoda belajar yang dilakukan. Metoda

belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan belajar

( Slameto 1989 : 84 ). Cara-cara yang dilakukan dalam belajar dapat menjadi kebiasaan

belajar. Untuk iti Slameto ( 1989 : 84 ) mengemukakan beberapa kebiasaan yang dapat

mempengaruhi kegiatan belajar yaitu : pembuatan jadwal dan pelaksanaannya,

8

Page 9: Penelitian Sma El

membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dalam

belajar, dan mengerjakan tugas.

Sarana belajar merupakan bahan/alat yang menunjang untuk melakukan

kegiatan belajar,seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis menulis,

buku-buku dan lainnya.

Keadaan diri pribadi, menurut Slameto ( 1989 : 56 ) ada dua faktor pada diri

yang dapat mempengaruhi belajar yaitu faktor psikis meliputi IQ, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan, dan kesiapan. Faktor fisik meliputi kesehatan tubuh, dan

cacat tubuh.

Lingkungan belajar dan lingkungan sosio emosional, merupakan keadaan /

situasi yang ada disekitar siswa yang akan belajar, yaitu berupa lingkungan sekolah,

lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

Oleh karena banyak faktor-faktor yang adapat mempengaruhi belajar, maka

dalam penelitian ini penulis hanya akan meneliti tentang salah satu faktor internal yaitu

faktor motivasi.

1. Hasil Belajar.

Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh atau dicapai dari kegiatan belajar.

Ngalim Purwanto ( 1986 : 50 ) menyatakan bahwa hasil belajar siswa adalah

penguasaan kemampuan dan keterampilan yang telah diperoleh siswa tentang materi

pelajaran yang diberikan. Sejalan dengan pendapat tersebut Suharsimi Arikunto

( 1986 :50 ) juga menyatakan bahwa prestasi atau hasil belajar adalah nilai kemajuan

siswa yang telah dicapai atau yang telah dipelajarinya. Artinya bahwa hasil belajar

yang telah dicapai berupa kemampuan-kemampuan dapat dilihat dan diamati dalam

bentuk bermacam-macam penampilan. Asnah Said ( 1998 : 213 ) mengemukakan ada

lima kategori hasil belajar yaitu (a) keterampilan intelektual, (b) strategi kognitif, (c)

informasi, (d) afektif dan (e) psikomotor.

9

Page 10: Penelitian Sma El

Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang memungkinkan masing-

masing individu memiliki kompetensi. Dengan keterampilan ini memungkinkan

individu untuk dapat memberikan respon, untuk dapat memahami sesuatu yang di

ajarkan guru, Gagne ( dalam Asnah Said 1998 : 213 ).

Strategi kognitif merupakan kemampuan yang mengatur proses belajar

seseorang, mengingat dan kegiatan berfikir. Keterampilan ini memungkinkan seseorang

dapat mengontrol tingkah lakunya sendiri untuk dapat ditampilkan dengan tepat, Gagne

( dalam Asnah Said 1998 : 213 )

Informasi yang diterima dan diperoleh siswa tersimpan dalam ingatan, sebagai

hasil belajar disekolah. Informasi yang dimiliki siswa mengenai suatu bidang biasanya

dikenal sebagai pengetahuan, ( Asnah Said 1998 : 214 )

Afektif/sikap adalah suatu sifat yang selalu mempengaruhi manusia dalam

menentukan pilihan untuk bertindak, ( Asnah Said, 1998 ). Setiap siswa yang belajar

biasanya mempunyai berbagai sikap terhadap situasi belajar dan mengajar yang terjadi.

Positif atau negative sikap siswa terhadap bahan pelajaran yang dipelajari akan sangat

berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh.

Psikomotor adalah kecakapan yang penampilan dasarnya tercermen dalam

bentuk kecepatan, ketepatan atau kelembutan gerak tubuh ( Asnah Said, 1998 : 214 ).

B. Motivasi dan motivasi belajar

1. Pengertian motivasi.

Motifasi didefinisikan sebagai suatu kekuatan yang ada dalam diri seseorang

yang dapat menolongnya utnuk melakukan sesuatu. Syahril dan Riska Ahmad

( 1984:17) menyatakan motivasi sebagai kondisi psikologis yang ada dalam diri

seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu hal sedangkan Dimbiati dan

Mudjiono ( 1994 : 40 ) mengamukan bahwa motivasi adalah tenaga yang menggerakan

dan mengarahkan aktifitas seseorang. Sementara Thomas.L.Good dan Jere B.Brophy

(dalam Elida Prayitno, 1989 :8) mendefinisikan motivasi sebagai suatu energy

penggerak , pengarah, dan memperkuat tingkah laku.

10

Page 11: Penelitian Sma El

Dari kutipan tersebut dapat disimpulakan bahwa motivasi merupakan suatu

kekuatan psikologis yang timbul dari dalam seseorang yang dapat mendorongya utnuk

melakukan suatu kegiatan. Sehubungan dengan motivasi Dimbiati dan Mudjiono

( 1994:41) membaedakan motivasi atas dua bentuk yaitu motivasi instrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi instriksik adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan

perbuatan yang dilakukan. Sedangkan motiv ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang

ada diluar perbuatan yang dilakukan, tetapi menjadi penyertanya. Sejalan dengan

pendapat tersebut Syahril dan Riska Ahmad ( 1984 : 17 ) juga membedakan motivasi

atas dua macam yaitu:

a. Motivasi instrinsik; motif yang timbul dari dalam diri seseorang tanpa ransangan

atau bantuan pihak luar.

b. Motivasi ekstrinsik ; motif yang timbukl karna adanya ransangan dari luar.

Kedua macam motivasi itulah yang memberikan dorongan kepada seseorang

utnuk melakukan kegiatan guna mencapai tujuan yang diinginan.

2. Pengertian Motivasi Belajar.

Dalam proses belajar mengajar motivasi merupakan suatu yang sangat penting.

Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran (Dimyati dan

Mudjiayono; 1994 : 40). Sedangkan motivasi belajar merupakann daya penggerak bagi

siswa yang dapat mendorongnya untuk melakukan kekiagatan belajar, menjamin

kelansunganya, serta mengarahkan kegitan belajar yang dilakukan ( Dimyati dan

Mudjiono 1994 : 75)

Siswa yan memiliki motivasi belajar tinggi menampakan minat yang besar dan

perhatian yang penuh terhadap tugas – tugas belajar. Mereka memusatkan sebanyak

mungkin energy fisik maupun psikis terhadap kegiatan belajar tanpa mengenal

perasaan bosan, apalagi menyerah. Sebaliknya terjadi pada siswa memiliki motivasi

belajar rendah, mereka menampakan keengganan, cepat bosan, dan berusaha

menghindar dari kegiatan belajar ( Elida Prayitno. 1989 : 10)

11

Page 12: Penelitian Sma El

Dari kutipan tersebut terlihat pentingya motivasi belajar dalam kegiatan belajar

yang dilakaukan seseorang. Untuk itu Slameto ( 1987:60) mengemukakan bahwa dalam

proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat

belajar dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan

perhatian , merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan

belajar.

Dari pendapat tersebut tergambar bahwa penting bagi guru untuk mengetahui

motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa. Pengetahuan dan pemahaman tentang

motivasi belajar sisiwa bermanfaat bagi guru. Manfaat pemahaman motivasi belajar

siswa bagi guru dikemukakan Dimyati dan Mudjiono ( 1994 :79) sebagai berikut:

a. Membangkitkan, meningkatkan dan memelihara semangat siswa unuk belajar

sampai berhasil.

b. Guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar.

c. Bisa meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu di antara

bermacam-macam peran.

d. Memberi peluang bagi guru untuk kerja rekayasa pedagogis.

Untuk memahami dan mengembangkan motivasi belajar siswa secara efektif,

maka guru hendaknya mampu membangkitkan kebutuhan berprestasi dan kebutuhan

sosial siswa, dengat mengkaitkannya dengan kegiatan belajar ( Elida Prayitno, 1989 :

9 ). Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan

suatu faktor penting dalam kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Dari itu Howley

( Elida Prayitno, 1989 : 3 ) menyarankan agar guru-guru sebanyak mungkin

mempergunakan waktunya dalam mengajaruntuk memotivasi siswa-siswanya, sebab

siswa yang termotivasi dengan baik dalam belajar, melakukan kegiatan belajar lebih

banyak dan lebih cepat dibandingkan dengan siswa yang kurang termotivasi dalam

belajar.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar.

Motivasi belajar adalah kekuatan mental yang mendorong terjadinya belajar

( Dimyati dan mudjiono ; 1945 : 75 ). Karena merupakan kekuatan mental dan berada

12

Page 13: Penelitian Sma El

pada diri seseorang, maka motivasi belajar akan dapat dipengaruhi berbagai hal dalam

perkembangannya. Dimyati dan Mudjiono ( 1945 : 89 ) menguraikan beberapa unsur

yang dapat mempengaruhi motivasi belajar yaitu :

a. Cita-cita atau aspirasi.

Motivasi belajar akan terlihat pada keinginan siswa untuk memenuhi

kebutuhan . keberhasilan mencapai keinginan akan menumbuhkan kemauan.

Kemauaan yang telah dipertimbangkan dengan baik akan bisa menjadi cita-cita siswa, (

Dimyati dan Mudjiono ; 1994 : )

Dengan mempunyai cita-cita, siswa akan mengarahkan semangat dan perilaku

belajarnya kearah untuk mencapai cita-cita yang diinginkan. Dengan mempunyai cita-

cita, akan mempengaruhi motivasi belajar yang ada pada diri siswa, sebab dengan

tercapainya cita-cita siswa akan dapat terujukan keinginan yang ada paa dirinya.

b. Kemampuan siswa

Dalam melakukan suatu keinginan dibutuhakan berbagai kemampuan untuk

dapat membawa hasil yang memuaskan. Begitu juga dengan belajar, membutuhkan

kemampuan untuk dapat menjalaninya, baik kemampuan kecerdasan maupun dalam

bentuk kemampuan lainya.

Dengan didukung kemampuan yang baik siswa akan mudah melakukan

kegiatan belajar, sehingga memperoleh hasil yang baik. Hasil itu akan menimbulkan

kepuasan pada diri siswa. Dengan adanya rasa puas yang timbul dari kegiatan belajar

yang dilakukan akan dapat memperkuat motivasi untuk belajar selanjutnya ( Dimyati

dan Mudjiono, 1994 : 90 ).

c. Kondisi siswa.

Kondisi siswa, yang meliputi kondisi jasmani dan rohani akan dapat

mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit akan terganggu

perhatiannya belajar, sebaliknya siswa yang sehat akan mudah memusatkan perhatian

untuk mengikuti pelajaran ( Dimyati dan Mudjiono ; 1994 :90 ).

d. Kondisi lingkungan siswa

Lingkungan siswa berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, teman

sebaya, kehidupan kemasyarakatan, akan dapat berpengaruh terhadap keadaan belajar

siswa. Dengan lingkungan yang aman dan tentram serta mendukung untuk kegiatan

belajar, akan dapaat menambah semangat dan motivasi belajar siswa.

13

Page 14: Penelitian Sma El

e. Unsur-unsur dinamis dimensi dalam belajar dan pembelajaran .

Unsur-unsur dinamis adalah merupakan sumber-sumber belajar yang dapat

memberikan pengaruh terhadap siswa seperti ; surat kabar, radio, televisi, film. Semua

sumber belajar tersebut akan dapat berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa.

Dengan demikian guru di harapkan dapat memanfaatkan sumber belajar itu untuk

membangkitkan motivasi belajar siswa. Elida Prayitno ( 1989 : 94 ) mengemukakan

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain :

1). Aspek pengajaran ; yang terdiri dari sikap guru mengajar, metoda, materi pelajaran,

media pengajaran dan penilaian.

2). Lingkungan yang terdiri dari ; lingkungan fisik sekolah, lingkungan sosial sekolah

dan lingkungan keluarga.

Dari uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa faktor-faaktor yang dapat

mempengaruhi motivasi belajar siswa dapat datang dari dirinya sendiri, lingkungan

sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

4. Indikator motivasi belajar

Sebagai telah dikemukakan dalam pengertian motivasi belajar, bahwa motivasi

belajar merupakan kekuatan/tenaga yang mendorong/menggerakkan sehingga

seseorang melakukan kegiatan belajar. Dorongan yang timbul dalam diri seseorang

akan dilahirkan dalam berbagai bentuk perasaab dan tingkah laku. Untuk melihat

apakah seseorang termotivasi atau tidak untuk melakukan kegiatan belajar, baik karena

dorongan dari diri maupun karena pengaruh luar diri, akan dapat dilihat dari berbagai

perasaan dan tingkah laku yang dilakukannya untuk merespon dorongan yang timbul

tersebut.

Dalam buku motivasi belajar ( Elida Prayitno ; 1989 : 10-60) dapat disimpulkan

beberapa inikator yang dapat digunakan untuk melihat motivasi belajar, antara lain :

a. Keinginan untuk memiliki pengetahuan

b. Keinginan untuk berprestasi

c. Cita-cita

d. Minat

e. Penghargaan

14

Page 15: Penelitian Sma El

f. Persaingan

g. Ganjaran / hadiah

a. Keinginan untuk memiliki pengetahuan.

Kebutuhan untuk memiliki pengetahuan atau kecakapan adalah kebutuhan

organisme untuk mampu berinteraksi secara efektif dengan lingkungan.kecakapan ini d

peroleh cecara berunsur-unsur melalui belajar dalam jangka panjang

(Robert.w.wheite,dalam elida prayitno 1989137). Sedangkan sardiman (1992:89)

mengatakan bahwa siswa yang memiliki tujuan belajar untuk menjadi orang terdidik

dan mendapatkan pengetahuan adalah siswa yang belajarnya karena di dorong oleh

motivasi instrisik.

Dari dua pendapat tersebut , terlihat bahwa keinginan untuk memiliki

pengetahuan merupakan kebutuhan yang timbul dari dalam diri siswa, oleh karena itu

kebutuhan tersebut baru akan di peroleh jika telah tercapai suatu kesuksesan dalam

belajar.kesuksesan akan terjamin kalau materi yang di pelajari,di susun dan di sajikan

dalam bentuk topik yang kecil,serta langkah-langkah penyajian di susun dengan hati-

hati ,dan diberikan umpan balik dari setiap langkah tersebut (Skiner ,dalam Elida

ptayitno 1989:38),

b. Keinginan untuk berprestasi

Setiap siswa berbeda kebutuhan berpestasinya, ada siswa yang memiliki

motivasiya berpestasinya tinggi, ada pula yang renda (elida prayitno 1989:39). Berbeda

kebutuhan untuk berpestasi itu di karenakan setiap siswa juga berbeda-beda,Abu

Ahmdi dan Widodo Supriyono (1990 : 74 ) menyatakan bahwa setiap individu itu

pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalahkan anak didik.

Dalam kelas siswa yang memiliki keinginan untuk berpestasi tinggi akan

menampkkan sikap yang balik dan perhatian yang tinggi terhadap semua bahwa

pelajran yang di berikan guru,siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah

cendrung takut gagal dan kurang mau menangung resiko dalam mencapai prestasi yang

lebih tinggi . Dariurutan tersebut tergambar bahwa kebutuhan untuk berprestasi pada

dasarnya ada pada semua siswa yang melakukan kegiatan belajar.

15

Page 16: Penelitian Sma El

Guru yang merupakan salah satu dari berbagai sumber dan media belajar, maka

dengan demikian peranan guru dalam belajar ini menjadi lebh luas dan lebih mengarah

kepada peningkatan motivasi belajar siswa (Slameto 1987 : 102).

c. Cita-cita

Cita-cita merupakan suatu kegiatan yang selalau ada dalam pemikiran seseorang

yang di usahakan untuk mencapai nya (KBBI , 1996 : 191) maka cita-cita yang dimiliki

siswa akan mewarnai kegiatanyaa selama mengikuti proses belajar, sekolah yang sesuai

dengan cita-cita siswa biasanya akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajarnya.

Sekolah kejujuran, karena ia sangat mendambakan masuk sekolah umum, menunjuk

kan bahwa ia tidak bemotif untuk belajar di sekolah kejujuran itu , ( Ahmad Thanthawi

1991:106 ).

Dari uraian tersebut mempelihat kan bahwa cita-cita yang dimiliki siswa akan

mempengaruhi sikap nya dalam mengikuti proses belajar. Guru yang mempunyai

tanggung jawab untuk melihat segala sesuatu yang terjadi dalam kelas untuk

membantu perkembangan siswa, di harapkan mendorong siswa untuk senantiasa

belajar. Sehingga siswa akan dapat mewujudkan cita-citanya.

d. Minat

Menurut Slameto (1987 : 182 ) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keterkaitan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Dari pengetian itu

terlihat bila siswa berminat terhadap belajar, maka akan timbul rasa senang baginya

dalam melakukan kegiatan belajar tersebut. Sebaliknya Elida Prayitno (1989 : 3 )

menyatakan :

Siswa yang tidak berminat terhadap apa yang di ajar kan guru namun ia di

haruskan mempelajarinya, dapat menimbulkan dalam diri siswa perasaan

benci terhadap mata pelajaran itu, dan bahkan untuk selanjutnya mereka

tidak akn pernah mempelajarinya .

Dari kutipan tersebut terlihat, minat yang dimiliki siswa sangat berpengaruh

terhadap kelangsungankegiatan belajar yang dilakukannya. Dari itu guru sebagai

16

Page 17: Penelitian Sma El

pengelola kegiatan belajar mengajar dalam kelas, perlu untuk merangsang minat siswa,

sehingga ia akan termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar.

e. Penghargaan

Seseorang biasanya ingin untuk dihargai, dikagumi, dihormati oleh orang lain

( Moslaw, dalam Slameto 1987 : 17 ). Perasaan ini dapat menjadi motivasi yang kuat

bagi seseorang untuk melakukan kegiatan belajar. Elida Prayitno ( 1989 : 17 )

menyatakan bahwa penghargaan sangat efektif untuk memotivasi siswa dalam

mengerjakan tugas-tugas belajar.

Gloria. L ( dalam Elida Prayitno 1989 : 17 ) membuktikan bahwa sebagian

siswa menampakkan hasil belajar yang lebih baik jika mereka di puji. Dari dua

pendapat tersebut memperlihatkan bahwa pemberian penghargaan terhadap siswa

dalam belajar mempunyai dampak positif terhadap kegiatan belajar yang dilakukannya.

Namun demikian Elida Prayitno(1989 : 18 ) berkesimpulan bahwa guru harus

mempertimbangkan kematangan emosi dan kognitif siswa-siswa dala mempergunakan

pujian dan celaan untuk mmotivasi siswa. Kalau guru mempergunakan pujian tanpa

memepertimbangkan hal-hal diatas, maka guru cenderung akan melakukan kesalahan.

f. Persaingan

Persaingan adalah salah satu motivasi ekstrinsik yang ada pada siswa. Dengan

adanya persaingan setiap siswa akan berlomba-lomba untuk memperoleh hasil belajar

yang lebih baik. Adanya persaingan akan menggerakkan keaktifan dalam suatu

kelompok tertentu dan memotivasi siswa untuk menguasai pelajaran dengan lebih baik

lagi.

g. Hadiah / ganjaran

Ganjaran berupa nilai atau hadiah, pujian serta hukuman akan dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa, karena dengan ganjaran itu siswa akan terdorong

untuk mendapatkan ataupun menghindarinya .

5. Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa

17

Page 18: Penelitian Sma El

Sebagai kekuatan psikis yang dapat mendorong siswa untuk melakukan

kegiatan belajar, maka motivasi belajar dapat dikatakan sebagai sebuah keadaan, yang

suatu saat bisa hilang dan bisa meningkat keberdaannya.

Guru sebagai penanggung jawab dalam proses belajar mengajar disamping

berperan sebagai fasilitator belajar siswa, juga bertanggung jawab untuk memberikan

dorongan , serta bimbingan terhadap siswa untuk melakukan kegiatan belajar, Elida

Prayitno ( 1989 : 160 ) mengemukakan bahwa guru hendaknya mampu membangun

dan mengembangkan keinginan siswa untuk mempelajari apa yang di ajarkanya.

Ada 4 hal yang dapat diupayakan guru untuk meningkatkan motivasi belajar

siswa seperti dikemukakan Slameto ( 1987 : 101 ) yaitu :

a. Membangkitkan dorongan kepada siswa untuk belajar.

b. Menjelaskan secara kongkret kepada siswa apa yang dapat dilakukan pada akhir

pengajaran.

c. Memberikan ganjaran terhadap prestasi yang dicapai sehingga dapat

merangsang untuk mencapai prestasi yang lebih baik dikemudian hari.

d. Membentuk kebiasaan belajar yang baik.

Sedangkan Dimyati dan Mudjiono ( 1994 : 92 ) mengemukakan beberapa cara

yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa yaitu ;

mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar, optimalisasi unsur-unsur penunjang

belajar dan pembelajaran, optimalisasi pemenfaatan pengalaman, kemampuan siswa

dan pengembangan cita-cita secara aspirasi siswa.

Dari dua pendapat tersebut dapat di simpulkan bahwa upaya yang dapat

dilakukan guru untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan cara

memberikan layanan kepada siswa, sesuai dengan kebutuhan perkembangannya,

sehingga ia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

6. Hasil-hasil penelitian tentang motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk

bertindak dalam usaha memenuhi kebutuhan ( A. Muri Yusuf 1984 : 32 ). Sebagai

suatu faktoryang cukup penting perananya dalam proses belajar siswa, motivasi belajar

sudah banyak diteliti oleh para ahli. Seperti dikemukakan oleh Dimyati dan Mudjiono (

18

Page 19: Penelitian Sma El

1994 : 41 ) membedakan motivasi atas motif instrinsik dan motif ekstrinsik. Menurut

Thornburgh ( dalam Elida Prayetno, 1989 : 11) bahwa motivasi instrinsik adalah dalam

keinginan bertindak yang disebabkan faktor pendorongan dari dalam diri individu.

Sedangkan menurut Pinter, dkk ( dalam Elida Prayetno, 1989 : 13 ) motivasi ekstrinsik

adalah motivasi yang keberadaanya karena pengaruh rangsangan dari luar pribadinya.

Dari pendapat ahli tersebut terlihat bahwa, ada motivasi yang timbul dari

dalam diri, dan ada pula yang timbul karena sumber dari luar diri seseorang.peranan

motivasi instrinsik dalam kegiatan belajar yang dilakukan seorang siswa sangatlah

penting. De chams ( dalam Elida Prayetno, 1989 : 11) berpendapat bahwa individu

yang melakukan kegiatan yang didorong oleh motivasi instrinsik, maka kegiatanya

adalah untuk mencapai tujuan yang merupakan hasil kegiatan itu.sementara Grage dan

Berline ( dalam Elida Prayetno, 1989 :11 ) juga mengemukakan bahwa siswa yang

termotivasi secara instrinsik aktivitasnya lebih baik dalam belajar dari pada siswa yang

termotivasi secara ekstrinsik. Siswa yang memiliki motivasi instrinsik merupakan

keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam belajar. Siswa seperti ini baru akan

mencapai kepuasan kalau ia dapat memecahkan masalah pelajaran dengan benar, atau

kalau dapat mengerjakan tugas dengan baik ( Elida Prayetno, 1989 : 11 ).

Begitu juga dengan motivasi ekstrinsik, menurut penelitian Phil Lauther

( dalam Elida Prayetno, 1989 : 14 ) menemukan di dalam kelas banyak sekali siswa

yang dorongan belajarnya adalah karena motivasi ekstrinsik. Mereka ini memerlukan

perhatian dan pengarahan yang khusus dari guru. Dalam belajar siswa yang terdorong

oleh motivasi ekstrinsik selalu mengharapkan persetujuan guru untuk meyakinkan

dirinya bahwa yang sedang atau yang telah dikerjakan itu benar.

Dari pendapat tersebut daapat disimpulkan bahwa peranan motivasi instrinsik

dan motivasi ekstrinsik dalam proses belajar siswa saling menunjang satu dengan yang

lainnya. Thornbuegh ( dalam Elida Prayetno, 1989 : 14 ) mengemukakan bahwa antara

motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik itu saling menambah atau memperkuat,

bahkan motivasi ekstrinsik dapat membangkitkan motivasi instrinsik.

Menurut pendapat Purkey ( dalam Elida Prayetno, 1989 : 38 ) bahwa setiap

siswa akan termotivasi secara instrinsik kalau ada kepuasan dari dalam menghadapi

sebagai permasalahan dilingkungan, dan siswa ini akan terdorong untuk berprestasi,

selanjutnya berusaha untuk mengontrol atau mengarahkan tingkah lakunya kearah

yaang positif.

19

Page 20: Penelitian Sma El

Dari pendapat tersebut tergambar bahwa menciptakan lingkungan yang baik

bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar, akan dapat mendorongnya untuk

berprestasi dengan baik. Guru yang merupakan model bagi siswa, akan sangat

berpengaruh tingkah lakunya terhadap aktivitas-aktivitas belajar siswa

dikelas.penelitian yang dilakukan Yekin dan Deno, Klein, Brophy dan Everstzon

( dalam Elida Prayetno, 1989 : 98 ) menemukan sikap guru yang mudah tersinggung

dan terpengaruh oleh siskap siswa. Jika tingkah laku siswa dalam belajar positif, maka

cara mengajar pun menjadi positif.tetapi kalau tingkah laku siswa negatif, maka guru

inipun menampilkan cara mengajar yang negatif ; yaitu masa bodoh terhadap siswa,

kurang bergairah atau kurang ada usaha yang maksimal untuk menjadikan siswa

mengerti.

Selain sikap guru seperti yang dikemukakan tersebut Friendman ( dalam

Elida Prayetno, 1989 : 98 ) juga menemukan adanya perlakuan guru yang berbeda

terhadap siswa yang berasal dari golongan ekonomi tinggi dan siswa dari golongan

ekonomi rendah. Guru lebih banyak memberikan penguatan penghargaan, perhatian,

dan pujian kepada siswa-siswa yang berasal dari golongan ekonomi tinggi dan

menengah dari kepada siswa-siswa dari golongan ekonomi rendah.

Sedangkan untuk pembedaan jenis kelamin, Brophy dan Evertzon ( dalam

Elida Prayetno, 1989 : 100 ) menemukan ada guru menganggap siswa wanita lebih

matang, lebih berprestasi dan lebih menarik hati guru, sedangka siswa pria dianggap

pasif, agresif, dan tidak berminat.sikap guru terhadap siswa pria lebih suka mengritik

daan memberi mereka nilai lebih rendah dari prestasi mereka yang sebenarnya.

Dari beberapa hasil penelitian tentang sikap guru terhadap siswa tersebut,

dapat disimpulkan bahwa, penilaian dan sikap guru terhadap siswa akan banyak

berpengaruh terhadap kegiatan belajar yang dilakukan, sehingga akan berdampak

terhadap hasil belajar yang diperolehnya.s

C. Kerangka konseptual

Sesuai dengan perumusan masalah dan tujuan penelitian kerangka

konseptual penelitian dapat dilihat seperti bagan berikut :

20

SISWAProses

Belajar

OUT PUT

(HASIL BELAJAR)

Page 21: Penelitian Sma El

Dari bagan diatas dapat dijelaskan, bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa ada yang

tinggi dan ada yang rendah, hasil belajar tersebutbisa dipengaruhi oleh motivasi belajar.

Untuk itu dalam penelitian ini akan dilihat keadaan motivasi belajar siswa yang

memperoleh hasil belajar rendah, berkenaan dengan kualitas motivasi belajar,

perbedaan kualitas motivasi belajar antara siswa kelas X dan kelas XI, siswa laki-laki

dan perempuan dan antara siswa yang pekerjaan orang tuanya tani dan non tani.

21

RENDAH TINGGI

MOTIVASI BELAJAR

- KUALITAS MOTIVASI BELAJAR.- PERBEDAAN KUALITAS MOTIVASI

BELAJAR ANTARA:SISWA KELAS 1 DAN KELAS 2, LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN, SISWA YANG PEKERJAAN ORANG TUA TANI DAN NON TANI

Page 22: Penelitian Sma El

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini diuraikan metodologi penelitian, yang terdiri dari jenis

penelitian, populasi dan sampel, jenis data, sumber dan alat pengumpul data, serta

teknik analisis data

A. Jenis Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian yang diadakan,

penelitian ini berbentuk deskriptif, yaitu mengungkapkan suatu keadaan subjek

penelitian apa adanya. Bentuk penelitian deskriptif menurut A. Muri Yusuf (1997:80)

adalah penelitan yang bertujuan mendiskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta – fakta dan sifat populasi tertentu atau mencoba menggambarkan

fenomena secara detail. Tujuan penelitian deskriptif yaitu untuk mendiskripsikan apa –

apa yang saat ini berlaku, di dalamnya terdapat upaya mendiskripsikan, mencatat,

analisis, dan menginterprestasikan kondisi – kondisi yang sekarang ini terjadi atau ada

( Mardalis, 1989 : 26 ).

Dengan demikian penelitian ini mencoba mendeskripsikan, mencatat dan

mengalisis secara faktual mengenai motivasi belajar siswa yang memperoleh hasil

belajar rendah di SMA Negeri 1 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman.

B. Populasi dan Sampel.

1. Populasi

22

Page 23: Penelitian Sma El

Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian, dalam penelitian ini

adalah semua siswa yang memperoleh hasil belajar rendah di SMA Negeri 1 Enam

Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Hasil belajar yang menjadi acuan adalah hasil

belajar semester I tahun pelajaran 2012/2013 yang memperoleh nilai dari semua mata

pelajaran kurang/dibawah KKM . Berdasarkan analisis hasil belajar di SMA Negeri 1

Enam Lingkung terdapat 84 orang siswa yang memperoleh hasil belajar rendah, yang

terdiri dari kelas X sebanyak 51 orang dan kelas XI sebanyak 33 orang. Adapun pada

siswa kelas XII tidak terdapat lagi yang memperoleh nilai dari semua mata pelajaran

kurang/dibawah KKM . Dengan demikian populasi dalam penelitian ini berjumlah 84

orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang memiliki ciri – ciri populasi

tersebut. Mengingat siswa yang memperole hasil belajar rendah pada akhir semester I

tahun pelajaran 2012/2013 berjumlah 84 orang, maka penelitian ini menggunakan

sampel total atau sensus. Husaini dan Purnomo ( 1995:181) menyatakan bahwa

penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya disebut sampel total atau

sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi relatif kecil. Karena populasi

penelitian berjumlah 84 orang, jumlah ini dimungkinkan utuk diberi angket, maka

semua anggota populasi dijadikan sampel penelitian. Untuk lengkapnya dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 1

SEBARAN SAMPEL PENELITIAN

NO: Identitas Jumlah

1

2

3

4

5

Kelas X

Kelas XI

Laki – laki

Perempuan

Siswa yang pekerjaan orang tua

tani

52

32

58

26

32

23

Page 24: Penelitian Sma El

6 Siswa yang pekerjaan orang tua

non tani52

C. Jenis Data, Sumber Data dan Alat Pengumpul Data.

1. Jenis Data

Data primer yang diperlukan dalam penelitia ini adalah motivasi belajar

siswa. Di samping itu piperlukan juga data berkenan dengan hasil belajar

siswa pada semester I Tahun Pelajaran 2012/2013

2. Sumber Data

Data tentang motivasi belajar dan identitas diri diperoleh lansung dari siswa,

sedangkan data tentang hasil belajar diperoleh dari tata usaha SMA 1 Enam

Lingkung.

3. Alat Pengumpul

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan adalah

angket. Materi angket disusun berdasarkan pada tujuan, pembatasan

masalah dan pertanyaan penelitian. Angket yang dimaksud sebelum

digunakan untuk mengumpulkan data, terlebih dahulu dilakukan uji coba,

ujicoba dilakukan terhadap 15 orang siswa kelas XII yang tidak termasuk

responden penelitian, dan dilaksanakan tanggal 26 Februari 2013. Selama

pelaksanaan ujicoba, dari 15 orang responden, umumnya mereka sulit

memahami pernyataan nomor 25 yang berhubungan dengan variabel cita-

cita dan pernyataan nomor 42 yang berhubngan dengan variabel persaingan.

Berdasarkan pencatatan waktu diujicoba dan pengolahan jawaban, . Item

nomor 25 dan 42 dihilangkan. Dengan hasil itu jadilah angket penelitian

dengan 50 butir pernyataan yang digunakan untuk mengumpul data.

D. Teknik Analisa Data

Untuk melihat kualitas motivasi belajar siswa yang memperoleh hasil

belajar rendah, akan penulis lakukan dengan membandingkan perolehan rata –

rata skor aktual dengan rata-rata skor ideal pada masing – masing aspek motivasi

24

Page 25: Penelitian Sma El

belajar. Dengan cara membandingkan ini akan dapat ditentukan porsentase siswa

yang kualitas motivasi belajarnya rendah, sedang atau tinggi.

Untuk menjawab pertanyaan penelitian 2, 3, dan 4 digunakan rumus t-

test. Sebelum menggunakan rumus tersebut, skor responden dari tabel induk

dikelompokan menurut kelas, jenis kelamin, dan pekerjaan orang tua. Selanjutna

skor ditabulasikan dalam bentuk didtribusi frekwensi, setelah itu ditentukan rata –

rata dengan menggunakan rumus berikut :

M = MT

Keterangan :

M = Rata – rata /

MT = Rata – rata terkaan ( titik tengah dari kelas interval )

f = Jumlah penyimpanan ( deviasi ) dari rata – rata terkaan setelah

dikalikan dengan frekwensi

= Deviasi dari mean terkaan

N = Kelas interval

(A. Murni Yusuf, 1986 : 83)

Setelah diperoleh nilai rata- rata (mean), selanjutnya ditentukan standar deviasi dengan rumus.

25

Page 26: Penelitian Sma El

SD = i

Keterangan :

f = Jumlah penyimpangan ( deviasi ) dari mean terkaan

setelah dikalikan dengan deviasi dari mean terkaan.

fx = Jumlah penyimpangan ( deviasi ) dari mean terkaan

setelah dikalikan dengan frekwensi.

N = Jumlah individu atau jumlah responden

SD = Standar deviasi

i = Kelas interval

Dengan demikian didapatkanya nilai mean dan standar deviasi,

selanjutnya dipergunakan rumus t- test yang dikemukakan Louis Cohen yaitu

t =

keterangan :

26

Page 27: Penelitian Sma El

1 = Mean kelompok 1

2 = Mean kelompok 2

SD = Kuadrat standar deviasi kelompok 1

SD = Kuadrat standar deviasi kelompok 2

N1 = Jumlah sampel kelompok 1

N2 = Jumlah sampel kelompok 2

(Louis Cohn, Zamahsyari, 1988 : 64)

Pemakaian rumus t- test ini akan menghasilkan harga t. Harga t ini kualitas

motivasi belajar siswa yang memperoleh hasil belajar rendah di SMA Negeri 1 Enam

Lingkung sesuai dengan pertanyaan penelitian, dengan terlebih dahulu menetapkan tara

kepercayaan dan derajat kebebasan (db). Taraf kepercayaan adalah 95% dan 99%.

Sedangkan db dicari dengan menjmlahkan N1 + N2 – 2 . Dengan melihat taraf

kepercayaan dan derajat kebebasan, harga t yang diperoleh dibandingkan dengan harga

t tabel. Bila harga t yang diperoleh sama atau lebih besar dari harga t tabel, maka

artinya terdapat perbedaan yang berarti antara kualitas motivasi belajar siswa.

Sebaliknya bila harga t yang diperoleh lebih kecil dari harga t tabel maka artinya tidak

terdapat perbedaan yang berarti antara kualitas motivasi belajar siswa.

27

Page 28: Penelitian Sma El

BAB IV

PROSEDUR PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

HASIL PENELITIAN SERTA PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan diuraikan tentang prosedur pengumpulan data, pengolahan

data dan pembahasan.

A. Prosedur Pengumpulan Data dan Pengolaha Data.

1. Pengumpulan Data

Setelah prosedur administrasi dipenuhi dan persetujuan peneltian keluar,

maka pelaksanaan pengumpulan data dmulai tanggal 8 April 1999. Pegadministrasian

angket dilakukan secara klasikal untuk masing – masing tingkat, sesuai dengan sampel

yang ditentukan. Pengadministrasian angket ini memerlukan waktu sekitar 35 menit.

Distribusi jumlah responden yang telah mengisi angket dapat dilihat dalam tabel

berikut :

28

Page 29: Penelitian Sma El

Tabel 2

SEBARAN RESPONDEN YANG TELAH MENGISI ANGKET PENELTIAN

NO Kelas Jumlah Responden Katerangan1

2345678910111213141516

17

XI IPA4XI IPA5XI IPS 1XI IPS 2XI IPS3XI IPS4XI IPS5

X1X2X3X4X5X6X7X8X9X10

22344325467756665

Jumlah 77

Dari tabel dapat dilihat bahwa responden yang mengisi angket berjumlah

77 oran dari 84 orang yang menjadi sampel penelitian, empat orang siswa kelas XI

sudah pindah dan tiga oran siswa kelas X berhenti sekolah sebelum data dikumpulkan.

2. Pengolahan Data

Angket yang telah diadmistrasikan, selanjutnya diberi skor, untuk pemberian skor

dan pengilahan dilakukan langkah sebagai berikut:

a. Verifikasi Data

Langkah ini dilakukan dengan memeriksa jawaban responden setiap butirnya,

pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat apakah semua pertanyaan dijawab,

atau ada responden yang menjawab lebih dari satu kemungkinan jawaban.

Bila ada responden yang seperti itu, maka angketnya dikeluarkan dan tidak

diberi skor. Sengan melakukan seleksi ini akan terkumpul hasil angket yang

betul –betul dipercaya.

29

Page 30: Penelitian Sma El

b. Pemberian Skor

Setelah didapatkan angket yang betul- betul dapat dipercaya, selanjutnya

diberi skor. Utnuk pernyataan psitif skornya bergerak dari 4,3,2,1 dan 0,

sedangkan pernyataan negatif skornya bergerak dari 0,1,2,3 dan 4. Setelah

semua jawaban responder diberi skor, selanjutna dimasukan dam tabel induk,

yang memuat identitas siswa ( tanpa nama), skor masing – masing pernyataan

yang diperoleh. Kemudian skor tersebut di jumlahkan sesuai aspek

penelitian.

c. Pemakaian Rumus

Skor yang sudah dijumlahkan sesuai dengan aspek penelitian diolah dengan

menggunakan teknik seperti diuraikan pada bab 3. Untuk melihat kualitas

motivasi belajar siswa secara keseluruhan kelas X dan kelas XI dilakukan

dengan cara menentukan skor maksimal ideal, rata-rata ideal dan standar

deviasi ideal dari masing-masing aspek motivasi belajar siswa, maka terlebih

dahulu dibuatkan rentang skor yang dapat di klasifikasikan tinggi, sedang,

dan rendah. Dalam penelitian ini tolak ukur yang digunakan untuk

menentukan klasifikasi tersebut mengacu pada porsentase kurva normal.

Berdasarkan tolak ukur kurva normal, maka klasifikasi sedang berada pada

rentangan -1 SD sampai +2 SD atau 34,13% dibawaj mean dan 34,13%

diatas mean. Sedangkan untuk klasifikasi tinggi skor yang berada di atas

+1SD. Perbedaan kualitas motivasi belajar ditentukan dengan terlebih dahulu

mencari nilai rata –rata standar deviasi, dan nilai t dari masing – masing aspek

sesuai pertanyaan peneltian.

B. Hasil Penelitian.

Dari peerapan kriteria yang telah ditentukan dan hasil pengilahan data-

data yang diperoleh, maka didapatkan hasil peneltian. Hasil penelitian yang dimaksud

sehuungan dengan pertanyaan yang diajuka pada penelitian ini adalah :

1. Kualitas Motivasi Belajar Siswa Yang Memperoleh Hasil Belajar Rendah di

SMA Negeri 1 Enam Lingkung.

Berdasarkan penerapan kriteria untuk menentukan klasifikasi kualitas

motivasi belajar siswa, didapatkan rentangan skor untuk masing – masing

aspek motivasi belajar sebagai berikut :

Tabel 3

30

Page 31: Penelitian Sma El

TOLAK UKUR KLASIFIKASI KUALITAS MOTIVASI BELAJAR SISWA

NO ASPEK MOTIVASI KLASIFIKASI RENTANGAN SKOR1.

2.

3.4.5

6

7

Keinginan untuk memiliki pengetahuan

Keinginan untuk berprestasi

Cita – citaMinat

Penghargaan

Persaingan

Ganjaran /Hadiah

RendahSedangTinggiRendahSedangTinggiRendahSedangTinggiRendahSedangTinggiRendahSedangTinggiRendahSedangTinggi

0 − 1819 − 3738 − 560 − 1314 − 2223 − 360 − 78 − 1617 − 240 − 67 − 1314 − 200 − 78 − 1617 − 240 − 45 − 1112 − 16

KeseluruhanRendahSedangTinggi

0 − 6667 − 133134 − 200

Mengacu pada rentangan skor yang di kemukakan dalam tabel 3, dapat dilihat

kualitas motivasi belajar siswa yang memperoleh hasil belajar rendah di SMA 1 Enam

Lingkung. Dalam hal ini didapat 3,90% (3/77 x 100%) siswa termasuk klasifikasi

rendah kualitas motivasi belajarnya untuk aspek keinginan untuk memiliki

pengetahuan, 68,83% berkualitas sedang dan 22,27% termasuk klasifikasi tinggi. Data

lengkap hasil perhitungan kualitas motivasi belajar siswa untuk semua aspek, disajikan

dalam tabel berikut :

Tabel 4

KUALITAS MOTIVASI BELAJAR SISWA YANG MEMPEROLEH HASIL

BELAJAR RENDAH DI SMA 1 ENAM LINGKUNG

NO ASPEK MOTIVASI BELAJAR

KLASIFIKASI KECENDRUGAN

1 Keinginan untuk Rendah 3,90 %

31

Page 32: Penelitian Sma El

2

3

4

5

6

7

memiliki pengetahuan

Keinginan untuk berprestasi

Cita - cita

Minat

Penghargaan

Persaingan

Ganjaran /Hadiah

Sedang Tinggi

Rendah Sedang

Tinggi

Rendah Sedang

Tinggi Rendah

Sedang Tinggi Rendah

Sedang Tinggi

Rendah Sedang

Tinggi

Rendah Sedang

Tinggi

68,83%27,27%

1,30 %14,29 %84,42%

1,30%31,17%67,53%

2,60%50,65%46,75%

1,30%29,87%68,83%

0,00%42,86%57,14%

0,00%23,83%

KeseluruhanRendah

Sedang

Tinggi

0.00%

37,66%

62,34%

Berasarkan hasil yang telah dikemukakan pada tabel 4 dapat dijawab

pertanyaan penelitian 1, bahwa 62,34% siswa yang memperoleh hasil belajar rendah di

SMA Negeri 1 Enam Lingkung mempunyai kualitas motivasi belajar tinggi, 37, 66%

kategori sedang dan tidak ada yang rendah.

2. Perbedaan Kualitas Motivasi Belajar Siswa yanag Memperoleh Hasil Belajar

Rendah Antara Siswa Kelas X dan kelas XI

Berdasarkan pertanyaan peneltian 2. Temuan penelitian menunjukan,

untuk aspek keinginan memiliki pengetahuan didapatkan nilai t hitung 0.57,

sedangakan nilai t tabel untuk derajat kebebasan (db)75,

32

Page 33: Penelitian Sma El

Pada taraf kepercayaan 95% sebesar 1,99 dan untuk taraf kepercayaan

99% nilai t = 2,64. Hasil ini menunjukan terdapat perbedaan yang tidak

signifikan antara kualitas motivasi belajar siswa kelas X dan siswa kelas XI.

Artinya antara siswa kelas X dan kelas XI yang hasil belajarnya rendah

mempunyai kualitas motivasi yang hampir bersamaan pada aspek keinginan

untuk memiliki pengetahuan. Hasil lengkap perbedaan kualitas motivasi elajar

siswa untuk semua aspek penulis sajikan dalam tabel berikut:

Tabel 5

PERBEDAAN KUALITAS MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X

DAN KELAS XI

NO Aspek Motivasi Belajar

X t hitung

t tabel signifikansi

KLS.X

KLS.XI

95% 99%

1

2

34567

Keinginan untuk memiliki pengetahuanKeinginan untuk berprestasiCita –ciataMinatPenghargaanPersainganGanjaran/ hadiah

32, 10

27,51

17,0015.8814.6017,3613,35

31,10

27,53

18,6116.1113.7916.1114,14

0,57

0,01

1,550.230,911.300,97

1,99

1,99

1,991,991,991,991,99

2,64

2,64

2,642,642,642,642,64

Tidak

Tidak

TidakTidakTidakTidakTidak

keseluruhan 137.76 136,64 0.19 1,99 2,64 Tidak

Dengan memperhatikan Tabel 5, dapat di jawab pertanyaan penelitian 2

bahwa, untuk keseluruhan aspek motivasi belajar, diperoleh hasil yaitu terdapat

perbedaan yang tidak signifikan antara kwalitas motifasi belajar siswa kelas X dan

siwa kelas XI yang memperoleh hasil belajar rendah.

3. Perbedaan Kualitas Motivasi Belajar Siswa Yang Memperoleh Hasil Belajar

Rendah Antara Laki – Laki dan Perempuan.

Temuan penelitian memperlihatkan untuk aspek motivasi keinginan

memiliki pengetahuan diperoleh niai t hitung 6.14, sedangkan nilai t tabel untuk

33

Page 34: Penelitian Sma El

derajat kebebasan (db) 75, pada taraf kepercayaan 95% sebesar 1,99, dan untuk taraf

kepercayaan 99% nilai t = 2, 64. Dengan harga t hitung lebih besar dari harga t tabel,

maka terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas motivasi belajar yang hasil

belajarnya rendah laki – laki dan perempuan. Artinya siswa laki –laki yang hasil

belajarnya rendah, mempunyai kualitas motivasi yang berbeda dengan isswa

perempuan yang hasil belajarnya rendah. Perbedaan itu dapat dilihat dari rata – rata

skor yang diperoleh masing – masing, yaitu siswa laki – laki skor rata – ratanya 26,64

dan perempuan 32,57. Hal ini menunjukan bahwa siswa perempuan sebernarnya lebih

mempunyai keinginan yang kuat untuk mendapatkan ilmu dalam belajar dari siswa

laki –laki. Hasil lengkap perhitungan perbedaan kualitas motivasi belajar untuk semua

aspek motivasi penulis sajikan dalam Tabel 6

Tabel 6

PERBEDAAN KUALITAS MOTIVASI BELAJAR SISWA

LAKI-LAKI DAN PERMPUAN

NO Aspek motifasi Xt

hitung

t tabelSigni

fikansi

Lk Pr 95% 99%1

2

34567

keinginan untuk memiliki pengetahuankeinginan untuk berprestasiCita – citaMinatPenghargaanPersainganGanjaran / Hadiah

26,64

27,39

19,2616,3115,9213,86

32,57

27,76

16,5015,2717,7512,77

6,14

0,25

2,731,041,991,35

1,99

1,99

1,991,991,991,99

2,64

2,64

2,642,642,642,64

Ya

Tidak

YaTidakTidak

Ya

Tidak

137,24 136,43 0,16 1,99 2,64 Tidak

Dengan melihat penelitian pada Tabel 6 dapat dijawab pertanyaan

penelitian 3 yaitu : terdapat perbedaan signifikan kwalitas motivasi belajar sisswa

yang memperoleh belajar rendah antara siswa laki – laki dan siswa perempuan pada

aspek keinginan untuk memiliki pengetahuan, aspek cita-ciata dan aspek persaingan.

34

Page 35: Penelitian Sma El

4. Perbeaan Kualitas Motivasi Belajar siswa Yang Memperileh Hasil Belajar

Rendah Antara Pekertjaan Orang Tuanya Tani dan Non Tani

Temuan penelitian menunjukan, untuk aspek motivasi keinginan memiliki

pengetahuan, diperoleh nilai t hitung 0,10, sedangkan nilai t tabel untuk (db) 75 pada

taraf kepercayaan 95% sebesar 1,99 dan taraf kepercayaan 99% sebesar 2,64. Hasil ini

memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara kualitas

motivasi belajar siswa yang latar belakang pekerjaan orang tuangya tani dengan siswa

yang latar belakang pekerjaan orang tuanya non tani. Artinya siswa yang memperoleh

hasil belajar rendah, baik yang pekerjaan orang tuanya tani maupun non tani

mempunyai kualitas motivasi belajar yang sama tentang keinginan untuk memiliki

pengetahuan. Hasil lengkap temuan penelitian tentang perbedaan kualitas motivasi

belajar tersebut, penulis sajikan dalam tebel berikut.

Tabel 7

PERBEDAAN KUALITAS MOTIVASI BELAJAR SISWA

YANG PEKERJAAN ORANG TUANYA TANI DAN NON TANI

NO Aspek Motivasi Belajar

Xt

Hi tung

t Tabel signifikansi

Tani Non Tani

95% 99%

1

2

34567

Keinginan untuk memmiliki pengetahuanKeinginan untuk berprestasiCita –citaMinatPenghargaanPersainganGanjaran / Hadiah

32,50

25,11

16,4915,1113,5616,6612,69

32,31

28,98

18,2516,5814,7116,4813,98

0,10

2,82

1,661,631,310,181,54

1,99

1,99

1,991,991,991,991,99

6,64

6,64

6,646,646,646,646,64

Tidak

ya

TidakTidakTidakTidakTidak

131,40 140,13 1,51 1,99 6,64 Tidak

Berdaskan hasil penelitian yang dikemukakan pada Tabel 7, dapat dijawab

pertanyaan penelitian 4 yaitu : terdapat perbedaan yang signifikan kwalitas motivasi

belajar siswa yang memperoleh hasik belajar rendah antara siswa yang pekerjaan orang

35

Page 36: Penelitian Sma El

tuanya tani dan siswa yang pekerjaan orang tuanya non tani pada aspek keinginan

untuk berprestasi.

C. Pembahasan

1. Kualiatas Motivasi Belajar Siswa Dengan Hasil Belajar Rendah Di SMA

Negeri 1 Enam Lingkung.

Hasil penelitian menunjukan sebagian besar ( 62,34%) siswa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi. Sedangkan siswa yang memiliki motivasi

belajar sedang hanya 37,66% dan tifak ada siswa yang memiliki motivasi

belajar yang rendah. Kalau diperhatikan temuan penelitian ini, terlihat bahwa

siswa – siswa dengan hasil belajar rendah ternyata sebagian besar mereka

mempunyai kualitas motivasi belajar yang tinggi.

Dengan keadaan seperti itu timbul pertanyaan, kenapa siswa yang hasil

belajarnya rendah mempunyai kualitas motivasi belajar tinggi? Pertanyaan itu

timbu karena spereti di kemukakan para ahli bahwa siswa yang memiliki

motivasi tinggi untuk belajar, biasanya akan memperlihatkan minat yang besar

dan perhatian yang penuh terhasap tugas-tugas belajar, sehingga ia akan

memperoleh hasil yang lebih baik siri siswa yang memiliki motivasi rendah

untuk belajar (Elida Prayitno :1989).

Dengan temuan penelitian seperti itu, ada kemungkinan yang

menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa –siswa tersebut bukan faktor

motivasi belajar, tetapi ada faktot – faktor lain sebab deperti dikemukakan

Slameto ( 1987:57) faktor psikologis yang mempengaruhi belajar tidak hanya

motivasi, tetapi juga intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan, dan

kelelahan.

Dari beberapa faktor yang dikemukakan tersebut memperlihatkan faktor

intelegensi mempunyai kemungkinan besar yang menyebabkan rendahnya hasil

belajar itu. Sebab seperti dikemukakan J.P Chaplin ( dalam Slameto 1989:57)

intelegensi yaitu kecakapan untuk mengahadapi dan menyesuaikan diri kedalam

situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui / menggunaan konsep –

konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya

dengan tepet. Jadi bila tinggi intelegensi seseorang, akan semakin cepat ia dapat

36

Page 37: Penelitian Sma El

menyesuaikan diri, mengetahui / menggunakan konsep – konsep dan

mempelajari pelajaran yang diberikan guru.

Selain intelegensi, faktor lain yang juga mungkin mempengaruhi proses

dan hasil belajar siswa yang memperoleh hasil belajar rendah adalah prasyarat

penguasaan meteri pembelajaran, keterampilan belaar, sarana belajar, diri

pribadi dan lingkungan siswa yang belajar ( Prayitno,dkk;1996:2)

Belajar di SMA adalah belajar yang dilakukan secara klasikal, dengan

mengajar secara klasikal membuat guru sukar untuk menyesuaian metoda

dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Akibatnya akan sulit dihindari

adanya siswa yang lambat mengikuti dan menerima pelajaran dan yang lebih

cepat dalam mengikuti dan menerima pelajaran yang diberikan guru. Makan

dalam keadaan seperti itu akan membuat siswa yang memiliki intelegensi

rendah akan mengalami kesulitan belajar. Begitu juga kalau dilihat dari

prasyaratan penguasaan materi pelajaran ada kemungkinan siswa yang

memperoleh hasil belajar rendah belum memiiki persyaratan untuk mengikuti

pelajaran yang disajikan guru. Demikian juga dengan keterampilan belajar,

sarana belajar, kesiapan diri untuk belajar dan lingkungan siswa itu sendiri tidak

mendukung untuk melakukan proses belajar dengan baik.

Dalam kondisi dikemukakan tersebut tergambar bahwa bimbingan

sosial, bimbingan pribadi, bimbingan belajar dalam bimbingan dan konseling

akan sangat berperantan untuk membantu mengatasi permasalhan yang dihadapi

oleh siswa yang bermasalah dalam belajar tersebut.

2. Perbedaan Kualitas Motivasi Belajar Siswa Kelas X Dan Siswa Kelas XI

Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan yang berarti

kualitas motivasi belajar siswa kelas X dan siswa kelas XI dengan hasil belajar

rendah. Hal ini dapat dilihat dari rata – rata skor aktual yang memperoleh

masing-masingnya. Untuk siswa kelas X rata – rata skor aktual keseluruhan

137,76 dan siswa kelas XI rata- ratanya 136,64

Dengan tidak berartinya perbedaan kualitas motivasi belajar antara

siswa kelas X dan kelas XI, dapat menimbulkan pertanyaan, kenapa hal itu bisa

terjadi. Sebab kalau dilihat dari tingkat kelas, jelas bahwa siswa 2 sudah 2

tahun berada disekolah dan sudah lama mengikuti proses belajar mengajar,

37

Page 38: Penelitian Sma El

sedangkan siswa kelas X baru 6 bulan. Dengan perbedaan lama berada

disekolah tersebut, seharusnya mereka akan memiliki kuaitas motivasi belajar

yang berbeda, sebab seperti dikemukakan Dimyati dan Mudjiono ( 1994 : 41)

bahwa motivasi belajr yang dimiliki seseorang dapat bersifat internal, yaitu

motivasi yang datang dari diri sendiri dan bersifat eksternal yaitu motivasi

yang datang dari orang lain seperti : guru, orang tua,teman dan sebagainya.

Berdasarkan sifat motivasi itu kalau dikaitkan dengan tingkatan kelas

siswa tersebut jelas bahwa siswa kelas XI yang sudah 1,5 tahun mengikuti

proses belajar mengajar disekolah, berarti ia sudah lebih dewasa, sudah

berinteraksi dengan banyak guru dan banyak teman. Dengan keadaan seperti itu

karena lingkungan sekolah merupakan lingkungan pendidikan, tentu akan dapat

berpengaruh positif terhadap kualitas motivasi belajarnya. Sehingga,

seharusnya mereka mempunyai kualitas motivasi belajar yang lebih baik dari

siswa kelas X. Tetapi hasil penelitian menunjukan walau perbedaan kualitas

motivasi belajar mereka tidak signifikan siswa kelas X memperoleh skor rata –

rata lebih baik dari siswa kelas XI.

Dengan hasil penelitian yang demikian, mempeliahtkan lamanya siswa

mengikuti pelajaran disekolah belum bisa memberikan dampak positif terhadap

perkembangan motivasi belajar.

3. Perbedaan Kualitas Motivasi Belajar Siswa Laki – Laki Dan Perempuan

Hasil penelitian menujukan bahwa kualitas motivasi belajar siswa

dengan hasil belajar rendah untuk aspek keinginan untuk memiliki pengetahuan,

aspek cita – cita dan aspek persaingan terdapat perbedaan yang berarti antara

siswa laki – laki dan permpuan. Dalam proses belajar yang belansung dikelas

biasanya akan terdapat perbedaan motivasi yang mendasari seseorang untuk

ikut belajar, perbedaan itu akan membuat guru berbeda – beda pula dalam

memahami siswa yang sedang belajar. Brophy dan Everton ( dalam Elida

Prayitno, 1989) menemukan ada sikap guru yang mengganggap siswa wanita

lebih matang, lebih berprestasi dan lebih menarik hati guru. Sedangkan siswa

pria dianggap oleh guru sebagai pasif dan tidak berminat. Sementara penelitian

Brophy dan Good ( dalam Elida Prayitno, 1989) menyimulkan bahwa anak laki

– laki sangat menonjol dan aktif tingkah lakunya dalam belajar, mereka suka

menarik perhatian guru dalam semua bentuk tingkah laku.

38

Page 39: Penelitian Sma El

Dari dua pendapat yang berbeda tersebut, memperlihatkan bahwa yang

mendasari sesorang itu untuk melakukan kegiatan belajar berbeda-beda. Begitu

juga dari perbeda untuk melakungan kegiatan belajar, sehingga hasil penelitian

memperlihatkan bahwa untuk aspek keinginan untuk memiliki pengetahuan dan

aspek persaingan kualitas motivasi belajar siswa perempuan lebih baik dari

siswa laki – laki. Sebaliknya untuk aspek cita-cita, kualitas motivasi belajar

siswa laki – laki lebih baik dari siswa perempuan. Bila temuan penelitian ini

dikaitkan dengan keadaan sosio budaya masyarakat Minangkabau, hasil yang

menunjukan tingginya kualitas motivasi siswa laki –laki dari siswa perempuan,

sangat singkron dengan tuntunan budaya terhadap kaum laki–laki di

Minangkabau, sebab dalam adat Minangkabau kaum laki–laki samping harus

bertanggung jawab secara moril dan materil terhadap keluarga sendiri, juga

mempunyai tanggung jawab terhadap anak kemenakan. Dengan besarnya

tanggung jawab yang harus diemban tersebut akan dapat menimbulkan

dorongan dalam diri untuk meraih cita-cita yang diinginkan demi terpikulnya

tanggung jawab yang harus diemban nantinya. Dengan perbedaan kualitas

motivasi belajar sebagaimana temuan penelitian ini, memperlihatkan bahwa

pemberian layanan pembelajaran akan sangat berguna bagi siswa, terutama

siswa dengan hasil belajar rendah, sehingga mereka akan dapat memehami

kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan yang dimilikinya untuk dapat

dikembangkan dan diatasi, sehingga mereka dapat berkemban secara optimal

dan memperoleh hasil belajar yang diharapkan.

4. Perbedaan Kualitas Motivasi Belajar Siswa Berdasarkan Latar Belakang

Pekerjaan Orang Tua.

Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk aspek keinginan untuk

berprestasi terdapat perbedaan yang berarti kualitas motivasi belajar antara

siswa yang latar belakang pekerjaan orang tuanya bertani dan non tani.

Perbedaan itu terlihat dari perolehan rata-rata skor masing-masing. Siswa yang

pekerjaan orang tuanya non tani memperoleh rata-rata skor lebih tinggi dari

siswa yang pekerjaan orang tuanya tani.

Dari hasil itu memperlihatkan bahwa kondisi keluarga di rumah yang

berbeda, juga dapat membedakan motivasi belajar yang dimiliki. Begitu juga

untuk siswa yang pekerjaan orang tuanya tani, kemungkinan keadaan ekonomi

39

Page 40: Penelitian Sma El

keluarga di rumah lebih banyak berpengaruh terhadap kesiapanya untuk

mengikuti pelajaran di sekolah. Haditono ( 1976 : 20 ) mengemukakan bahwa

dalam keluarga yang miskin anak-anak tidak dapat membeli alat-alat

perlengkapan belajar yang dibutuhkan, dan tempat belajar si anak seadanya saja.

Keadaan ini akan menimbulkan kekecawaan yang mendalam pada hati anak dak

akan menyebabkan dia mundur, segan untuk belajar dengan baik. Pada keadaan

lain sikap guru ada yang kurang menguntungkan dalam meningkatkan

keinginan belajar siswa, ada guru yang meramalkan keberhasilan siswa

berdasarkan status sosial ekonomi ( Elida Prayitno; 1989). Friend ( dalam Elida

Prayitno; 1989) menemukan bukti-bukti bahwa perilaku guru terhadap siswa-

siswa yang berasal dari golongan ekonomi rendah. Jadi dapat disimpulkan

bahwa untuk siswa yang latar belakang pekerjaan orang tuanya tani, ada

kemungkinan hasil belajar rendah yang diperoleh sekarang ini memang karena

disebabkan faktor keluarga di rumah yang kurang dapt memenuhi kebutuhan

sekolah, dan sikap guru yang kurang menungjang. Hal itu perlu untuk diteliti

lebih lanjut.

40

Page 41: Penelitian Sma El

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut :

1. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa 62,34 % dari siswa yang menjadi

responden kelas X dan siswa kelas XI, memiliki kualitas motivasi belajar

kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa rendahnya hasil belajar siswa itu

bukan karena faktor motivasi belajar, karena ada faktor lain yang juga dapat

mempengaruhi proses belajar siswa, seperti intelegensi, bakat, minat, keadaan

lingkungan sekolah, lingkungan rumah dan faktor lainnya.

2. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara

kualitas motivasi belajar siswa kelas X dan siswa kelas XI yang memperoleh

hasil belajar rendah di SMA Negeri 1 Enam Lingkung, baik pada taraf

kepercayaan 95% maupun pada taraf kepercayaan 99%. Hasil ini

mempelihatkan bahwa tingkat kelas bahwa pada tingkat kelas yang berbeda,

tidak menyebabkan kualitas motivasi belajar sangat erat kaitannya dengan

keadaan pribadi siswa yang belajar dan keadaan lingkungan tempat belajar.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas motivasi belajar antar siswa

laki-laki dan perempuan untuk aspek keinginan memiliki pengetahuan, cita-cita

dan persaingan, pada taraf kepercayaan 95% sampai 99%. Terjadinya

perbedaan kualitas motivasi belajar pada kemungkinan ini ddisebabkan

perbedaan jenis kelamin, sebab antara laki-laki dan perempuan yang dalam

perkembangan dan tuntutan kebutuhannya juga berbeda-beda, sehingga

bertingkah laku yang berbeda. Perbedaan ini juga dimungkinkan karena

perbedaan lingkungan sosial, baik dirumah, maupun di sekolahyang dapat

berpengaruh terhadap pola pikir siswa sehingga akan mempengaruhi sikap dan

pandangan siswa dalam mengikuti proses belajar.

41

Page 42: Penelitian Sma El

4. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kualitas motivasi belajar siswa yang

latar belakang pekerjaan orang tuanya tani dan non tani pada aspek keinginan

untuk berprestasi pada taraf kepercayaan 95% sampai 99%. Siswa yang

pekerjaan orang tuanya non tani, mempunyai kualitas motivasi belajar lebih

baik dari siswa yang pekerjaan orang tuanya tani. Perbedaan ini dimungkinkan

karena pengaruh keadaan keluarga di rumah yang kurang dapat memenuhi

kebutuhan belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa

sehingga berpengaruh terhadap motivasi belajar mereka.

B. Saran-saran

Berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini, selanjutnya dikemukakan saran-saran

berikut :

1. Dari hasil pnelitian diperoleh bahwa, kualitas motivasi belajar siswa tergolong

tinggi. Dengan kualitas belajar tinggi, sedangkan mereka memperoleh hasil

belajar rendah, dari itu diperlukan penelitian selanjutnya untuk melihat faktor

apa yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar tersebut.

2. Karena kualitas motivasi belajar siswa tinggi, untuk dapat hasilnya siswa dalam

mengikuti pelajaran, maka guru harus kreaktif dalam menggunakan metode,

menampilkan materi pelajaran dan menciptakan suasana belajar yang

menyenangkan bag siswa, sehingga dengan suasana belajar mengajar yang

menyenangkan akan dapat mewujudkan keinginan siswa untuk berhasil belajar.

3. Guru pembimbing di SMA Negeri 1 Enam Lingkung untuk dapat lebih

mengintensifkan pola 17 Bimbingan dan Konseling terutama konseling

individual dalam pemberian layanan terhadap siswa, sehingga mereka akan

dapat terlayani sesuai dengan perkembangan dan tuntutan kebutuhan.

4. Untuk sekolah, hendaknya dapat menciptakan suasana yang pendukung seperti

lebih meningkatkan disiplin belajar siswa disiplin mengajar guru, dan

penyedian buku penunjang yang lebih lengkap bagi terlaksananya kegiatan

belajar siswa secara baik.

42

Page 43: Penelitian Sma El

DAFTAR PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1990). Psikologi BelajarJakarta. Pt. Rineka Cipta.

A. Muri Yusuf ( 1997 ). Metode Penelitian Dasar Penyelidikan Ilmiah. Padang FIP IKIP Padang.

_______________________(1986). Statistik Pendidikan. Padang Angkasa Raya.

_______________________( 1984). Pengaruh Karakteristik Psikologik

Mahasiswa dan Nilai Tes Masuk Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program S1 Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Padang. IKIP Jakarta.

Ahmad Thonthawi ( 1991). Psikologi Pendidikan. BandungAngkasa.

Asnah Said ( 1989 ). Pengembangan Program Muatan Lokal.Jakarta. Depdikbud.

Dimyati dan Mudjiono (1994). Belajar dan Pembelajaran.Jakarta. Depdikbut.

Elida Prayitno (1989). Motivasi Belajar. Jakarta. Depdikbud

Haditono (1976). Dasar-Dasar Pendidikan. Padang. Angkasa

Herman Hudoyo ( 1981). Pengembangan Kurikulum dan Pelaksanaanya diDepan Kelas. Surabaya. Usaha Nasional.

Husaini dan Purnomo (1995). Pengantar Statistik. Jogyakarta. Bumi Aksara.

Mardalis (1989). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta. BumiAksara.

Ngalim Purwanto (1986 ). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung. PT. Remaja Rosda Karya.

Prayitno dan Erman Amti (1994). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta. Depdikbut.

Rostiah (1986). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar.

43

Page 44: Penelitian Sma El

Jakarta. Ghalia Indonesi.

Sadirman (1992). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. CV. Rajawali.

Suharsimi Arikunto (1986). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.Jakarta. Bina Aksara.

Slameto (1987). Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Sala Tiga.Rineka Cipta.

Syahril dan Riska Ahmad (1984). Layanan Bimbingan Belajar (diktat). Padang FIP IKIP Padang.

W. S Winkel (1989). Psikologi Pendidikan. Jakarta. Gramedia.

Zamahsyari (1988). Minat Siswa Mengikuti Bimbingan Karir. Di SMA Kodya Padang. FIP IKIP Padang.

44

Page 45: Penelitian Sma El

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I. Anket

Lampiran II Surat izin Penelitian dari Dinas Pendidikan

Lampiran IV Surat izin penelitian dari SMA Negeri 1 Enam Lingkung.

45

Page 46: Penelitian Sma El

PENGANTAR

Para siswa-siswa yang dimuliakan, berikut ini terdapat jumlah pernyataan

Tentang aktivitas belajar anda. Anda diharapkan dapat menjawab dengan

sesungguhnya dan sesuai dengan keadaan anda lakukan atau alami selama ini

Maksud dari pengisian anket ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas

tentang aktivitas belajar Anda, yang diperlukan bagi upaya bimbingan di sekolah ini

pada masa yang akan datang. Jawaban yang Anda berikan akan dijamin kerahasianya

serta tidak akan berpengaruh terhadap hasil belajar Anda.

Jawaban yang Anda berikan tidak akan dinilai benar atau salah. Anda diminta

untuk mencocokan isi pernyataan berikut dangan keadaan diri, dengan cara memilih

alternatif sebagai berikut :

Anda memberi cek (V) pada kolom;

Selalu (SL) : Apabila Anda mengalami/melakukan sebagaimana maksud

isi pernyataan tersebut terjadi pada diri Anda anta 81% -

100%

Umumnya (U) : Apabila Anda mengalami/ melakukan sebagaimana maksud isi

pernyataan tersebut terjadi pada diri Anda antara 61% - 80%.

Sering (SR) : Apabila anda mengalani / melakukan sebagaimana maksud isi

pernyataan tersebut terjadi pada diri Anda antara 41% - 60%.

Kadang-Kadang (KD) Apabila Anda mengalami / melaukan sebagaiman maksud isi

pernyataan tersebut terjadi pada diri Anda antara 21% - 40%

Jarang (J) : Apabila Anda mengalami / melaukan sebagaiman maksud isi

pernyataan tersebut terjadi pada diri Anda antara 21% - 40%

Contoh:

Pernyataan : saya merasa senang menonton TV pada malam hari dari pada belajarJika hal itu Anda lakukan / alami antara 81% - 100%, maka Anda memberi cek (V) pada kolom SL. Demikian selanjutnya.

46

Page 47: Penelitian Sma El

Atas kerja sama dan kesediaan Anda menjawab anket ini saya ucapkan terima kasih

ANGKET UNTUK SISWA

NAMA : PEKERJAAN ORANG TUA :JENIS KELAMIN : KELAS :

NO PERNYATAAN SL U SR KD J1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

Saya mempunyai perhatian yang lebih tinggi untuk semua mata pelajaran.Saya merasa puas dengan pengetahuan yang sudah saya dapatkan selama pelajaran di sekolah ini.Apabila ada pelajaran yang tidak saya mengerti, saya berusaha menanyakan kepada guru / teman.Saya membaca bahan yang terkait dengan pelajaran yang sudah dipelajari disekolah.Belajar di rumah saya lakukan dengan rencana belajar yang saya buat sendiri.Saya mengulangi kembali di rumah pelajaran yang sudah saya pelajari di sekolah.Saya mengikuti pelajaran karena saya ingin memiliki ilmu tentang pelajaran tersebut.Saya tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.Apabila saya tidaj bisa mengikuti pelajaran tertentu saya merasa rugi sekali.Saya meyakini apa yang diajarkan guru tidak ada manfaatnya bagi kehidupan saya.Apabila tugas-tugas yang diberikan guru terlalu sukar, maka saya tidak mengerjakan tugas tersebut.Saya melengkapi catatan meta pelajaran yang sudah diajarkan guru dengan mengambil dari buku-buku lain.

47

Page 48: Penelitian Sma El

13

14

15

Apabila guru yang mengajar tidak hadir bagi saya tidak merugikan, karena saya bisa bercerita-cerita dengan teman.Saya mempersiapkan buku-buku pelajaran dengan lengkap di rumah, supaya dapat mengikuti pelajaran dengan baik.Saya merasa perlu belajar lebih giat lagi karena nilai yang saya peroleh sekarang tidak sesuai dengan keinginan saya.

NO PERNYATAAN SL U SR KD J16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

Saya merasa tidak perlu memperbaiki nilai yang rendah karena tidak ada menfaatnya.Saya merasa tidak perlu rajin belajar karena saya tidak akan mendapat peringkat kelas.Nilai ujian yang baik yang saya peroleh membuat saya lebih terdorong untuk belajar.Saya berusaha untuk mengikuti semua meta pelajaran yang diajarkan guru.Di surumah saya lebih suka bermain atau mengerjakan pekerjaan lain daripada belajar.Saya mengulang mempelajari bahan-bahan pelajaran sewaktu akan ujian.Bagi saya meraih prestasi balajar tinggi tidak penting asal dapat naik kelas.Saya meras harus lebih giat belajar untuk meningkatkan prestasi pada caturwulan berikutnya.Pelajaran yang saya pelajari sekarang sesuai dengan keingainan saya untuk meraih cita-cita.Hasil belajar yang saya peroleh sekarang ini akan mengahmbat pencapaian cita-cita saya,mengakibatkan saya malas belajar.Saya merasa bahwa sekolah saya sekarang tidak ada hubunganya dengan cita-cita saya, sehingga membuat saya tidak bersemangat belajar.

48

Page 49: Penelitian Sma El

27

28

29

Keinginan orang tua tidak cocok dengan cita-cita saya, membuat saya malas belajar.Seandainya saya bersekolah di SMK sekolah lain akan lebih sesuai dengan cita-cita saya.Saya tidak begitu serius mengikuti beberapa mata pelajaran, karena mata pelajaran tersebut tidak da hubunganya dengan cita-cita saya.

NO PERNYATAAN SL U SR KD J30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

Tugas-tugas yang diberikan guru kurang menarik bagi saya.Saya senang mengikuti semua mata pelajaran yang diberikan guru karena semua pelajaran itu saya sukai.Jika guru berhalangan hadir, saya tidak berusaha mengerjakan tugas/latihan dari mata pelajaran yang saya minati.Ilmu yang saya peroleh sekarang sudah sesuai dengan usaha yang saya lakukan selama iniSaya tidak terdorong untuk belajar karena apa yang diajarkan guru tidak saya minati.Saya mengerjakan tugas-tugas atau latihan yang diberikan guru walau pelajaran tersebut tidak saya sukai.Saya tidak mengikuti pelajaran karena guru-guru sukan marah.Saya mengejakan tugas tugas-tugas yang diberikan guru karena mengharap nilai dari tugas tersebut.Nilai yang diberikan guru pada tugas-tugas yang saya kerjakan mendorong saya lebih giat belajar.Jika nilai ujian yang saya peroleh rendah, maka membuat saya tambah malas belajar.Saya berusaha melengkapi catatan, karena guru memuji siswa yang

49

Page 50: Penelitian Sma El

41

42

43

44

catatannya rapi.Saya tidak bersemangat belajar karena teman-teman banyak pandai.Saya lebih giat belajar agar mendapat nilai yang sama dengan teman-teman lain.Saya mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru supaya peringkat kelas saya lebih baik.Saya mendorong untuk belajar lebih giat karena saua dianggap anak yang kurang pandai oleh anggota keluarga lain.

NO PERNYATAAN SL U SR KD J45.

46

47

48

49

50

Saya tidak bersemangat belajar, karena guru-guru lebih memperhatikan siswa yang lebi pandai dalam belajar.Saya melengkapi buku-buku pelajaran supaya nilai saya tidak ketinggalan dari teman.Saya merasa harus belajar karena nilai yang saya peroleh rendah.Saya berusaha belajar dengan baik agar orang tua menyangi sikap saya.Saya belajar hanya karena takut dengan guru.Nasehat yang diberikan guru membuat saya lebih terdorong untuk mengerjakan tugas-tugas belajar.

Terima Kasih

50