penentuan kesadahan total

5
PENENTUAN KESADAHAN TOTAL Tujuan : a. Instruksional umum : mahasiswa dapat melakukan analisis secara fisika dan kimia terhadap air, memahami prinsip pengolahan air dan dapat menginterpretasikan hasil b. Instruksional khusus : 1. Mahasiswa dapat memahami metode titrimetri secara kompleksometri 2. Mahasiswa dapat melakukan titrasi secara kompleksometri 3. Mahasiswa dapat melakukan analisis kesadahan total sampel secara titrimetri kompleksometri 4. Mahasiswa dapat mengetahui kesadahan total sampel Metode : Kompleksometri Reaksi : Ca 2+ + EBT Ca EBT dan Mg 2+ + EBT Mg EBT warna ungu Ca EBT + EDTA Ca EDTA + EBT dan Mg EBT + EDTA Mg EDTA + EBT biru Prinsip : jika EDTA ditambahkan ke dalam suatu larutan dari kation logam tertentu, maka akan terbentuk kompleks khelat yang mudah larut. Bila sejumlah kecil zat warna seperti EBT ditambahkan pada larutan menjadi warna merah anggur. Apabila EDTA ditambahkan pada larutan tersebut, kalsium dan magnesium akan dikomplekskan maka larutan berubah menjadi biru dan merah anggur yang menandakan titik akhir titrasi. Dasar teori : Titrasi kompleksometri yaitu titrasi pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengompleks, membentuk hasil berupa senyawa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang membentuk kompleks sangat banyak dan penerapanya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi kompleksometri : Ag + + 2 CN - Ag(CN) 2

Upload: gniaga

Post on 30-Jun-2015

1.370 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENENTUAN KESADAHAN TOTAL

PENENTUAN KESADAHAN TOTAL

Tujuan :a. Instruksional umum : mahasiswa dapat melakukan analisis secara fisika dan kimia terhadap

air, memahami prinsip pengolahan air dan dapat menginterpretasikan hasilb. Instruksional khusus :

1. Mahasiswa dapat memahami metode titrimetri secara kompleksometri 2. Mahasiswa dapat melakukan titrasi secara kompleksometri 3. Mahasiswa dapat melakukan analisis kesadahan total sampel secara titrimetri

kompleksometri4. Mahasiswa dapat mengetahui kesadahan total sampel

Metode : Kompleksometri Reaksi : Ca2+ + EBT → Ca EBT dan Mg2+ + EBT → Mg EBT → warna ungu

Ca EBT + EDTA → Ca EDTA + EBT dan Mg EBT + EDTA → Mg EDTA + EBT → biru Prinsip : jika EDTA ditambahkan ke dalam suatu larutan dari kation logam tertentu, maka akan

terbentuk kompleks khelat yang mudah larut. Bila sejumlah kecil zat warna seperti EBT ditambahkan pada larutan menjadi warna merah anggur. Apabila EDTA ditambahkan pada larutan tersebut, kalsium dan magnesium akan dikomplekskan maka larutan berubah menjadi biru dan merah anggur yang menandakan titik akhir titrasi.

Dasar teori :Titrasi kompleksometri yaitu titrasi pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks

atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengompleks, membentuk hasil berupa senyawa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang membentuk kompleks sangat banyak dan penerapanya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi. Contoh reaksi kompleksometri :

Ag+ + 2 CN- → Ag(CN)2

Hg 2+ + 2 Cl- → HgCl2 (Khopkar, 2002)

Salah satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik melibatkan pembentukan (formasi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun sedikit terdisosiasi. Kompleks yang dimaksud disini adalah kompleks yang dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah kation, dengan sebuah anion atau molekul netral (Busset, 1994)

Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalahtingkat kelarutan yang tinggi. Selain titrasi kompleks biasa seperti di atas, dikenal juga kompleksometri dengan nama kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan dan dalam larutan air reaksi dinyatakan oleh persamaan :

M (H2O)n + L = (M(H2O)(n-1) L + H2O(Khopkar,2002)

Page 2: PENENTUAN KESADAHAN TOTAL

Bahan : 1. Larutan baku primer CaCO3 0,005 N2. Larutan baku sekunder Na2-EDTA 0,005 N3. Indikator EBT4. Larutan buffer pH 10

Diambil 57 ml NH4OH 5N,ditambahkan 7 g NH4Cl, lalu dilarutkan dalam 100 ml aquadest5. Aquadest6. Sampel air 1 dan 2

Alat :1. Buret 2. Statif3. Erlemeyer4. Pipet volume5. Push ball6. Beaker glass7. Pipet tetes 8. Corong

Cara kerja :1. Standarisasi Na2-EDTA dengan CaCO3 0,005 N

a. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakanb. Dibilas bagian dalam buret dengan aquadestc. Dibilas kembali bagian dalam buret dengan larutan baku sekunder Na2-EDTAd. Diisi buret dengan larutan baku sekunder Na2-EDTA hingga terjadi perubahan warna

dari merah anggur menjadi biru keunguan konstane. Hitung normalitas Na2-EDTA

2. Penentuan kesadahan total sampela. Diambil 50 ml sampel dengan pipet volume, dimasukkan ke dalam erlemeyerb. Ditambahkan 1-2 ml buffer pH 10c. Ditambahkan indikator EBTd. Dititrasi dengan menggunakan larutan Na2-EDTA hingga terjadi perubahan warna dari

merah anggur menjadi keunguan konstan

Rumus dan perhitungan :

Page 3: PENENTUAN KESADAHAN TOTAL

Perhitungan :

N= grMR

×1000volume

×valensi=0,025 gr

Standarisasi CaCO3 dengan Na2-EDTATitrasi I = 5,7 mlTitrasi II = 5,6 mlTitrasi III = 5,7 mlRata-rata = 5,67 ml

Kadar Na2-EDTA :V1.N1 = V2.N210 . 0,005 = 5,67. N2N2 = 0,05/5,67N2 = 0,008818 0,01 N

Titrasi sampel :Titrasi I = 4,4 mlTitrasi II = 4,6 mlTitrasi III = 4,7 mlVolume rata-rata =4,57 ml

Kesadahan total : oD = 1000/volume sampel x TI x faktor EDTA x BM CaCO3 x 0,1 oD= 1000/50 x 4,57 x 0,01 x 100 x 0,1 oD= 9,14 oD = 9,14 mg/L]

PEMBAHASANTitrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion).Pada praktikum ini, diperoleh pH sampel pada standarisasi Na2EDTA dengan CaCO3 0,005 N adalah 11 dengan volume titrasi rata-rata 4,57 ml. pada penentuan keadahan total diperoleh pH sampel 10 dengan volume titrasi rata-rata 4,57 ml. kesadahan total yang diperoleh adalah 9,14 mg/L. Berdasarkan Permenkes RI NO. 416/MENKES/Per/IX/1999, kesadahan air maksimum yang diperbolehkan adalah 500 mg/L CaCO3. Ini berarti sampel air yang digunakan ketika praktikum masih layak digunakan.pH yang digunakan diusahakan 10, karena apabila pH kurang dari 10 akan susah membentuk warna biru keunguan atau timbul warna biru keunguan sangat lambat. Sebaliknya, bila pH lebih dari 10, maka akan menimbulkan endapan.Air dengan kesadahan tinggi tidak baik digunakan karena busa tidak akan terbentuk jika ditambahkan sabun sehingga fungsi sabun tidak maksimal. Selain itu juga membentuk endapan scum atau kerak pada ketel saat pemanasan. Kesadahan dapat hilang dengan beberapa cara. Yang paling baik adalah dengan menggunakan reverse osmosis (RO) atau deionizer (DI).

Page 4: PENENTUAN KESADAHAN TOTAL

Buruknya, metode ini tergolong mahal. Hasil reverse osmosis akan memiliki menurunkan tingkat kesadahan menjadi 0(nol). Selain itu, resin pelunak air komersial dapat digunakan dalam skala kecil, meskipun tidak efektif. Selain itu teknik ini juga tidak efektif untuk skala besar. Pengenceran dengan menggunakan air destilasi dapat pula dilakukan untuk menurunkan kesadahan.

KESIMPULAN :Berdasarkan pembahasan, diperoleh kesimpulan kesadahan total yang diperoleh adalah 9,14 mg/L dan sampel ini masih layak digunakan. Normalitas standarisasi Na2EDTA dengan CaCO3 0,005 N adalah 0,01 N