penetapan kadar 1,8-sineol dalam produk minyak kayu …

50
PENETAPAN KADAR 1,8-SINEOL DALAM PRODUK MINYAK KAYU PUTIH DENGAN METODE ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS (KLT) DENSITOMETRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Oleh: Anastasia Natalia Kurniasih NIM: 178114007 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 22-Mar-2022

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENETAPAN KADAR 1,8-SINEOL DALAM PRODUK MINYAK KAYU

PUTIH DENGAN METODE ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

(KLT) DENSITOMETRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Anastasia Natalia Kurniasih

NIM: 178114007

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

PENETAPAN KADAR 1,8-SINEOL DALAM PRODUK MINYAK KAYU

PUTIH DENGAN METODE ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

(KLT) DENSITOMETRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

Program Studi Farmasi

Oleh:

Anastasia Natalia Kurniasih

NIM: 178114007

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

Persetujuan Pembimbing

PENETAPAN KADAR 1,8-SINEOL DALAM PRODUK MINYAK KAYU

PUTIH DENGAN METODE ANALISIS KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

(KLT) DENSITOMETRI

Skripsi yang diajukan oleh:

Anastasia Natalia Kurniasih

NIM: 178114007

telah disetujui oleh

Pembimbing Utama

Dr. apt. Christine Patramurti

Tanggal 26 Mei 2021

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PENGESAHAN SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa naskah skripsi yang saya

tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka yang mengikuti ketentuan

sebagaimana layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi

plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi

sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Yogyakarta, 19 Mei 2021

Penulis,

Anastasia Natalia Kurniasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Anastasia Natalia Kurnasih

Nomor Mahasiswa : 178114007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: Penetapan Kadar 1,8-

Sineol dalam Produk Minyak Kayu Putih dengan Metode Analisis Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) Densitometri. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media

lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu

meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan,

gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari

(search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 16 Juli 2021

Yang menyatakan

Anastasia Natalia Kurniasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus, Allah Bapa, dan Roh Kudus yang selalu menyertaiku dalam

keadaan suka maupun duka

Bapak, Mama, dan Samuel yang selalu mendoakanku, selalu mendukungku dan

selalu memberikan nasihat serta menyemangatiku

Para guru dan dosen yang telah memberikan banyak pengetahuan dan ilmu yang

sangat bermanfaat untuk sekarang maupun masa depan

Serta Almamater tempat menimba ilmu yaitu Universitas Sanata Dharma

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

PRAKATA

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan

rahmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis dalam menyusun naskah skripsi

yang berjudul “Penetapan Kadar 1,8-Sineol dalam Produk Minyak Kayu Putih

dengan Metode Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri” sehingga

dapat terselesaikan. Naskah skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Farmasi (S. Farm) di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

Penulis mendapatkan banyak dukungan dan bantuan pada proses

penyusunan naskah skripsi ini dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sangat

berterima kasih kepada beberapa pihak berikut:

1. Ibu Dr. apt. Yustina Sri Hartini selaku Dekan Fakultas Farmasi,

Universitas Sanata Dharma

2. Ibu Dr. apt. Christine Patramurti selaku Ketua Program Studi Fakultas

Farmasi, Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing skripsi

yang telah berperan seperti orangtua dan senantiasa dengan sabar

meluangkan waktunya untuk memberikan kritik, saran, bantuan,

nasehat, serta motivasi selama penelitian dan penyusunan naskah

skripsi hingga selesai.

3. Ibu Dr. apt. Erna Tri Wulandari selaku Dosen penguji atas kritik dan

saran yang diberikan selama proses penyusunan skripsi dan sebagai

Dosen Pembimbing Akademik untuk kelas FSMA 2017 yang telah

memberikan pendampingan selama ini.

4. Bapak apt. Michael Raharja Gani, M. Farm. selaku Dosen penguji atas

kritik dan saran yang diberikan selama proses penyusunan skripsi.

5. Pak Bimo, Pak Parlan, Pak Kunto, dan Pak Wagiran sebagai Laboran

yang telah memberikan bantuan saat melakukan penelitian di

Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

6. Bapak, Mama, dan Samuel yang selalu mendoakan, memberikan

dukungan, saran, dan nasehat secara material maupun psikologis yang

dapat membangkitkan semangat dalam proses penyusunan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

7. Rekan penelitian skripsi Devandi dan Bili yang telah berjuang dan

belajar bersama serta mendukung dalam proses penelitian dan

penyusunan skripsi.

8. SINYING Girls Epifani, Thea, Berta, Dewi, Icha, Yosin, dan Janis

selaku sahabat yang selalu bersama dari semester awal perkuliahan

sebagai tempat berkeluh kesah, menjadi penghibur saat kesulitan,

memberikan semangat, dan saran yang membangun.

9. Venta, Laura, Ayu, Ghozi, Ivan, Yoga, Rexa, dan Andrew yang telah

banyak memberikan bantuan dan masukkan kepada penulis.

10. Teman-teman FSMA 2017 dan golongan A1 yang memberikan

semangat saat proses perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas

Sanata Dharma.

11. Pak Gatot sebagai bapak Kost Aditara Putri yang telah memberikan

dukungan dan semangat kepada penulis selama berkuliah di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma.

12. EXO, NCT, dan Red Velvet yang selalu memberikan semangat dan

penghiburan dalam bentuk sebuah karya lagu maupun film.

13. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu oleh penulis

karena telah memberikan dukungan, bantuan, dan saran.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan yang

diperbuat dalam penulisan naskah skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menerima

segala bentuk kritik dan saran yang diberikan agar naskah skripsi ini menjadi

lebih baik dan bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahun dalam bidang

farmasi. Penulis memohon maaf atas setiap kesalahan dalam naskah skripsi.

Yogyakarta, 19 Mei 2021

Anastasia Natalia Kurniasih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN PEBIMBING ........................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI ............................................................. vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................... vii PRAKATA ........................................................................................................... viii DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii ABSTRAK ........................................................................................................... xiv

ABSTRACT ............................................................................................................ xv PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 METODE PENELITIAN ........................................................................................ 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 6 KESIMPULAN ..................................................................................................... 14

SARAN ................................................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 15

LAMPIRAN .......................................................................................................... 18 BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

DAFTAR TABEL

Tabel I. Data kurva baku 1,8-Sineol ................................................................. 10

Tabel II. Nilai Rf dan Rs dari 6 batch produk minyak kayu putih ..................... 12

Tabel III. Hasil penetapan kadar pada produk minyak kayu putih ...................... 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Interaksi 1,8-Sineol dengan fase diam dan fase gerak ......................... 6

Gambar 2. Reaksi 1,8-Sineol dengan vanilin-asam sulfat ..................................... 7

Gambar 3. Pengaruh pemanasan terhadap struktur silika gel ................................ 8

Gambar 4. Kurva hubungan antara konsentrasi 1,8-Sineol dengan AUC ........... 10

Gambar 5. Baku 1,8-Sineol dan 6 batch produk minyak kayu putih................... 11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Sertifikat analisis baku 1,8-Sineol .................................................. 19

Lampiran 2. Spesifikasi lempeng KLT ............................................................... 20

Lampiran 3. Dokumentasi 6 batch produk minyak kayu putih ........................... 20

Lampiran 4. Nomor batch 6 botol minyak kayu putih ........................................ 20

Lampiran 5. Perhitungan konsentrasi larutan ...................................................... 21

Lampiran 6. Kromatogram larutan seri baku 1,8-Sineol ..................................... 22

Lampiran 7. Visualisasi hasil penetapan kadar 1,8-Sineol .................................. 27

Lampiran 8. Data pengukuran serta contoh perhitungan Rf dan resolusi ............ 28

Lampiran 9. Kromatogram sampel 6 batch produk minyak kayu putih .............. 30

Lampiran 10. Perhitungan kadar 1,8-Sineol ........................................................ 34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

ABSTRAK

Senyawa 1,8-Sineol merupakan kandungan utama dalam minyak kayu

putih dan memiliki aktivitas farmakologis sebagai antibakteri dan antivirus.

Produk minyak kayu putih di Indonesia merupakan jamu yang berpotensi untuk

dikembangkan menjadi produk obat herbal terstandar. Pada pengembangan

produk herbal, standardisasi perlu dilakukan untuk menjamin khasiat mutu dari

produk akhir. Salah satu parameter standardisasi yang dilakukan yaitu uji

kandungan kimia untuk analisis kadar senyawa 1,8-Sineol.

Analisis kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dilakukan

pada 6 batch yang berbeda dalam produk yang sama. Metode analisis yang

digunakan dalam menetapkan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih

yaitu Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri. Sistem KLT menggunakan

fase normal yaitu fase diam silika gel 60 F254 dan fase gerak campuran n-heksana

(2) dan etil asetat (8) dengan jarak elusi 5 cm. Penentuan kadar 1,8-Sineol dalam

produk minyak kayu putih menggunakan metode pencelupan dalam reagen

vanilin-asam sulfat. Waktu pemanasan setelah pencelupan dalam reagen selama

10 menit pada suhu 110℃ dengan panjang gelombang pendeteksian 681 nm.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai Rf dari senyawa 1,8-Sineol yaitu 0,76-

0,78 dengan resolusi >1,5. Rata-rata kadar 1,8-Sineol yang terkandung dalam 6

batch produk minyak kayu putih merek “X” sebesar 52,0 ± 2,35%v/v dengan nilai

koefisien variasi sebesar 4,52%.

Kata kunci: 1,8-Sineol, KLT Densitometri, penetapan kadar, produk minyak

kayu putih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

ABSTRACT

1,8-Sineol compound is the main substance in cajuput oil which is

included in the monoterpenes group. This compound has pharmacological benefits

as antibacterial and antivirus. Eucalyptus oil products marketed in Indonesia are

jamu products that have the potential to be developed into obat herbal terstandar.

In the development of herbal products, standardization is necessary to ensure the

quality and safety of the final product. One of the standardization parameters

carried out is the chemical substance test for the analysis of the levels of 1,8-

Sineol compounds.

Analysis of 1,8-Sineol substance in cajuput oil products is carried out at

six different batch numbers. The analytical method uses in determining the levels

of 1,8-Sineol in cajuput oil products is Thin Layer Chromatography (TLC)

Densitometry. The TLC system use a normal phase with a stationary phase in the

form of silica gel 60 F254, a mobile phase in the form of a mixture of n-hexane (2)

and ethyl acetate (8) with an elution distance of 5 cm. Determination of 1,8-Sineol

substance in cajuput oil products used dipping method in vanillin-sulfuric acid

reagent. Heating time after dipping in the reagent for 10 minutes at a temperature

of 110℃ with a detection wavelength of 681 nm. The results of this study indicate

that the Rf value of 1,8-Sineol compounds was 0.76-0.78 with a resolution >1,5.

The average level of 1,8-Sineol contained in 6 batches of cajuput oil product

brand "X" was 52.0 ± 2.35%v v with a coefficient of variation of 4.52%.

Keywords: 1,8-Sineol, cajuput oil product, TLC Densitometry, assay.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

PENDAHULUAN

Tanaman obat memiliki khasiat sebagai obat dan digunakan dalam

penyembuhan bahkan pencegahan penyakit (Bahlawan dan Mulyani, 2018).

Penggunaan tanaman obat oleh masyarakat saat ini terjadi peningkatan karena

efek samping yang akan terjadi lebih kecil dibandingkan dengan obat sintesis

(Widaryanto dan Azizah, 2016). Tanaman obat juga menjadi harapan bagi

masyarakat sebagai alternatif pengobatan bagi kesehatan setelah penggunaan obat

sintesis yang tidak berhasil (Sastrahidayat, 2016). Walaupun demikian,

pengobatan herbal masih belum diakui secara umum di seluruh dunia karena

kualitas dan keamanannya belum cukup untuk memenuhi standar mutu yang

diperlukan untuk penggunaan di masyarakat (Shafirany, Susilawati, dan Musfiroh

2019).

Tanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai alternatif

pengobatan adalah jenis tanaman yang mengandung minyak atsiri salah satunya

yaitu tanaman kayu putih (Rosmalina, Endah, dan Ridwan 2020). Tanaman kayu

putih akan menghasilkan minyak kayu putih melalui proses penyulingan.

Senyawa utama yang terkandung dalam minyak kayu putih yaitu 1,8-Sineol

sekitar 3-60% (Rimbawanto, Kartikawati and Prastyono, 2017). Beberapa manfaat

dari senyawa 1,8-Sineol antara lain sebagai antimikroba, antioksidan, menjaga

kekebalan tubuh, analgesik, dan anti-inflamasi (Batubara, Suparto, dan

Rakhmatika 2016). Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Hakim, Wilson,

dan Darmawati (2019) tentang uji aktivitas dari esktrak etanol daun kayu putih

menunjukkan adanya aktivitas daya hambat pertumbuhan pada bakteri Methicillin

Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Senyawa 1,8-Sineol juga memiliki

aktivitas untuk memblokir produksi sitokin dan menghambat virus pneumonia

pada tikus yang telah terinfeksi virus Influenza sehingga 1,8-Sineol memiliki

potensi sebagai perlindungan dari virus Influenza (Li dkk., 2016).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

Minyak kayu putih yang terdaftar dalam BPOM merupakan produk jamu

(Yolandha, 2020). Namun, berdasarkan manfaat dari senyawa 1,8-Sineol yang

terkandung dalam minyak kayu putih memiliki potensi untuk dikembangkan

menjadi produk obat herbal terstandar. Pengembangan tanaman herbal merujuk

pada aspek mutu, keamanan dan khasiat untuk memenuhi persyaratan mutu sesuai

dengan Kementrian Kesehatan dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan

(BPOM) (Lindawati dan Murtisiwi, 2016). Obat herbal terstandar telah dibuktikan

keamanan dan khasiatnya secara ilmiah melalui uji praklinik dan bahan bakunya

telah terstandardisasi (BPOM, 2019). Standardisasi adalah penjaminan mutu dari

produk akhir yang memiliki parameter tertentu yang konstan dan dilakukan untuk

menjamin keseragaman mutu, keamanan, dan khasiat (Halilah, Febrina, dan

Ramadhan, 2017).

Salah satu proses yang dilakukan dalam standardisasi yaitu uji

kandungan kimia tertentu untuk analisis kadar kandungan senyawa kimia yang

diduga bertanggung jawab pada efek farmakologi (Depkes, 2000). Penetapan

kadar senyawa 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih perlu dilakukan

karena memiliki aktivitas farmakologis sebagai antibakteri dan antivirus. Analisis

kadar 1,8-Sineol telah dilakukan menggunakan metode Kromatografi Gas-

Spektrometri Massa (KG-SM) pada minyak kayu putih dengan kadar 1,8-Sineol

yang didapatkan sebesar 60,17% (Fransz, Maail dan Titarsole, 2019) dan

menggunakan Kromatografi Lapis Tipis Kinerja Tinggi (KLTKT) pada daun M.

Longifolia dengan kadar 1,8-Sineol sebesar 0,33% b/b, S. officinalis dengan kadar

1,8-Sineol sebesar 0,23% b/b, dan R. officinalis dengan kadar 1,8-Sineol sebesar

0,34% b/b (Foudah dkk., 2019). Penetapan kadar yang dilakukan oleh peneliti

menggunakan metode analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri.

Metode KLT Densitometri dapat menganalisis secara kuantitatif analit dengan

kadar yang kecil pada tanaman herbal. Selain itu, KLT dalam pelaksanaannya

lebih sederhana, biaya yang dikeluarkan lebih sedikit, waktu pengembangan yang

cepat, sensitivitas tinggi dan reprodusibel (Santiago dan Strobel, 2013). Sistem

dalam KLT yang digunakan yaitu fase normal dengan fase diam yang lebih polar

dibandingkan fase geraknya (Srivastava, 2011). Senyawa 1,8-Sineol merupakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

senyawa yang cenderung bersifat nonpolar karena pada strukturnya memiliki

gugus hidrokarbon sehingga dengan penggunaan metode analisis KLT 1,8-Sineol

dapat terpisah dari campuran komponen pada sampel dan kadar 1,8-Sineol dapat

ditentukan dalam produk minyak kayu putih dengan analisis kuantitatif

menggunakan densitometri (Wulandari, 2011; Schürmann dkk., 2019; Solomons,

Fryhle dan Snyder, 2013).

METODE PENELITIAN

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain n-heksana p.a

grade (E.Merck), etil asetat p.a grade (E.Merck), baku 1,8-Sineol (Aldrich),

metanol p.a grade (E.Merck), lempeng silika gel 60 F254 (E. Merck), vanilin (E.

Merck), asam sulfat 95-97% p.a grade (E. Merck), etanol p.a grade (E. Merck),

dan 6 produk minyak kayu putih merek “X” dengan nomor batch yang berbeda.

Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain seperangkat alat

densitometer (CAMAG KLT Scanner 3 Seri 160602), autosampler (CAMAG

Linomat 5 CAT Seri 170610), linomat syringe (CAMAG), seperangkat komputer

(merek AOC), neraca analitik (Ohaus PA224C; max=220 g, d=0,0001 g), bejana,

pipet volum, mikropipet (Scorex ACURA 825), oven (POSTBUS 7018-3502 KA

Ultretch), labu takar, dan alat – alat gelas.

Tata Cara Penelitian

Pemilihan sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu produk minyak kayu

putih merek “X” yang dibeli dari 6 Apotek di daerah Sleman, Yogyakarta. Sampel

minyak kayu putih dipilih sebanyak 6 botol dengan nomor batch yang berbeda

sebagai sampel uji pada penetapan kadar 1,8-Sineol.

Pembuatan fase gerak

Fase gerak yang digunakan yaitu campuran antara n-heksana dan etil

asetat dengan perbandingan 2:8 v/v. Sebanyak 5,0 mL n-heksana diambil dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

dimasukkan dalam labu takar 25 mL, lalu ditambahkan etil asetat hingga tanda

batas.

Penjenuhan bejana

Fase gerak yang telah dibuat dimasukan ke dalam bejana dan telah

diberikan kertas saring disatu sisi bejana. Bejana ditutup dan dibiarkan hingga

jenuh yang ditandai kertas saring sudah terbasahi semua.

Aktivasi lempeng silika gel 60 F254

Lempeng silika gel 60 F254 dengan ukuran 8x10 cm. Lempeng silika gel

60 F254 kemudian dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 110℃ selama 30

menit.

Pembuatan larutan stok baku 1,8-Sineol

Larutan stok baku 1,8-Sineol dibuat dengan mengambil sebanyak 500,0

µL baku 1,8-Sineol dan ditambahkan dengan metanol dalam labu takar 5 mL

hingga tanda batas, sehingga diperoleh larutan stok baku 1,8-Sineol dengan

konsentrasi 9,97%.

Pembuatan larutan intermediet baku 1,8-Sineol

Larutan intermediet baku 1,8-Sineol dibuat dengan mengambil sebanyak

5,0 mL larutan stok baku 1,8-Sineol dan ditambahkan dengan metanol dalam labu

takar 10 mL hingga tanda batas, sehingga diperoleh larutan intermediet baku 1,8-

Sineol dengan konsentrasi 4,99%.

Pembuatan larutan seri baku 1,8-Sineol

Larutan seri baku 1,8-Sineol dibuat dengan mengambil sebanyak 200,0;

300,0; 400,0; 500,0; dan 600,0 µL secara berturut-turut dari larutan intermediet

baku 1,8-Sineol yang kemudian dimasukkan ke dalam mikrotube yang berbeda

dan ditambahkan metanol sebanyak 800,0; 700,0; 600,0; 500,0; dan 400,0 µL

sehingga didapat larutan seri dengan konsentrasi 0,997; 1,47; 1,99; 2,49; dan

2,99%.

Pembuatan reagen vanilin-asam sulfat

Serbuk vanilin ditimbang kurang lebih seksama 3,0 gram dan dilarutkan

dengan etanol kemudian dimasukkan dalam labu takar 50 mL, lalu ditambahkan

asam sulfat sebanyak 0,5 mL.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Penentuan kurva baku

Larutan seri dengan konsentrasi 0,997; 1,47; 1,99; 2,49; dan 2,99%

ditotolkan sebanyak 1 µL menggunakan autosampler pada lempeng silika gel 60

F254. Jarak tengah antara tiap totolan yaitu 1,5 cm. Jarak 1,5 cm dari batas kiri,

jarak 1,5 cm dari batas bawah, dan jarak 0,5 cm dari batas atas. Lempeng KLT

dielusi dalam bejana berisi fase gerak yang telah dijenuhkan hingga terelusi 5 cm.

Lempeng KLT kemudian dikeringkan dengan diangin-anginkan dan dicelup ke

dalam reagen vanilin-asam sulfat. Lempeng KLT dipanaskan menggunakan oven

selama 10 menit dengan suhu 110℃ dan dideteksi dengan densitometer pada

panjang gelombang maksimal 681 nm.

Preparasi sampel

Enam botol sampel disiapkan dengan nomor batch yang berbeda.

Masing–masing diambil sebanyak 15,0 μL dari larutan sampel, yang kemudian

dimasukkan dalam mikrotube yang berbeda dan ditambahkan dengan metanol

sebanyak 485,0 µL. Konsentrasi sampel yang didapatkan 0,997%.

Penetapan kadar sampel

Larutan sampel ditotolkan sebanyak 1 µL menggunakan autosampler

pada lempeng silika gel 60 F254. Jarak tengah antara tiap totolan yaitu 1,5 cm.

Jarak dari batas kiri 1,5 cm, jarak dari batas bawah 1,5 cm, dan jarak dari batas

atas 0,5 cm. Lempeng KLT dielusi dalam bejana berisi fase gerak yang telah

dijenuhkan hingga jarak 5 cm. Lempeng KLT kemudian dikeringkan dengan

diangin-anginkan dan dicelup ke dalam reagen vanilin-asam sulfat. Lempeng KLT

dipanaskan menggunakan oven selama 10 menit dengan suhu 110℃ dan dideteksi

dengan densitometer pada panjang gelombang maksimal 681 nm.

Analisis Hasil

Persamaan regresi linier y=bx+a ditentukan dari kurva baku hubungan

antara AUC dan konsentrasi. Analisis kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak

kayu putih dihitung dengan memasukkan nilai AUC sampel dalam persamaan

regresi linier y=bx+a yang telah diperoleh. Nilai y sebagai nilai AUC dan x

sebagai nilai konsentrasi sampel. Kadar 1,8-Sineol dalam botol minyak kayu putih

ditentukan dengan rumus:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

% 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛

Kemudian dihitung rata-rata dan SE (Standard Error). Kadar 1,8-Sineol dalam

produk minyak kayu putih yang dinyatakan dalam (x̄±SE)%v/v.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih merek “X”

pada penelitian ini menggunakan metode analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Densitometri dengan sistem fase normal. Sistem fase normal merupakan sistem

dengan fase diam yang sifatnya lebih polar dibandingkan dengan fase gerak

(Srivastava, 2011). Penggunaan metode ini berdasarkan pada struktur 1,8-Sineol

yang memiliki atom oksigen yang dapat berinteraksi dengan gugus silanol (Si-O-

H) pada silika gel dengan membentuk interaksi hidrogen sehingga senyawa 1,8-

Sineol dapat tertahan pada lempeng silika gel. Senyawa 1,8-Sineol merupakan

senyawa cenderung yang bersifat nonpolar sehingga dengan penggunaan fase

gerak yang terdiri dari campuran antara etil asetat (8) dan n-heksana (2) senyawa

1,8-Sineol dapat terpisah dari sampel minyak kayu putih berdasarkan interaksi

antara 1,8-Sineol dengan fase gerak. Interaksi 1,8-Sineol dengan fase diam dan

fase gerak ditunjukkan pada gambar 5. Senyawa 1,8-Sineol yang sudah terpisah

dari sampel minyak kayu putih dapat dideteksi menggunakan densitometer.

Gambar 1. Interaksi 1,8-Sineol dengan fase diam dan fase gerak

Deteksi 1,8-Sineol pada produk minyak kayu putih pada penelitian ini

dilakukan menggunakan metode derivatisasi dengan pencelupan dalam reagen

vanilin-asam sulfat. Penggunaan metode pencelupan dalam reagen vanilin-asam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

sulfat agar menghasilkan distribusi reagen vanilin-asam sulfat yang merata pada

lempeng. Metode derivatisasi dengan reagen vanilin-asam sulfat digunakan

karena dapat mendeteksi senyawa terpenoid seperti 1,8-Sineol (Spangenberg,

Poole dan Weins, 2011). Berdasarkan struktur 1,8-Sineol hanya terdapat gugus

eter (-O-) yang memiliki elektron bebas yang dapat memberikan serapan pada

sinar ultraviolet dengan panjang gelombang 185 nm (Gokel, 2004). Selain itu, saat

dilakukan pendeteksian lempeng silika gel menggunakan densitometer pada sinar

ultraviolet senyawa 1,8-Sineol yang telah dielusi memiliki panjang gelombang

198 nm. Metanol yang digunakan sebagai pelarut memiliki panjang gelombang

205 nm sehingga akan membentuk banyak puncak dan menjadi tidak selektif

untuk senyawa 1,8-Sineol (Gandhimathi, Vijayaraj dan Jyothirmaie, 2012).

Penggunaan reagen vanilin-asam sulfat pada 1,8-Sineol akan membentuk senyawa

seperti pada gambar 6. Senyawa derivat 1,8-Sineol dengan reagen vanilin-asam

sulfat yang terbentuk berwarna hijau kebiruan karena terjadi pergeseran panjang

gelombang pada sinar tampak. Reagen vanilin-asam sulfat termasuk dalam reagen

aldehid karena pada struktur vanilin terdapat gugus aldehid yang dapat berikatan

dengan 1,8-Sineol dalam kondisi asam (Spangenberg, Poole and Weins, 2011).

Reaksi yang terbentuk antar 1,8-Sineol dengan reagen vanilin-asam sulfat

membutuhkan waktu yang optimal yaitu saat dilakukan pemanasan dalam oven

setelah pencelupan dalam reagen vanilin-asam sulfat. Pemanasan dilakukan

menggunakan oven dengan operating time yang optimal selama 10 menit.

Pendeteksian dilakukan menggunakan densitometer dengan panjang gelombang

maksimum 681 nm.

Gambar 2. Reaksi 1,8-Sineol dengan vanilin-asam sulfat

Prosedur pada penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu

putih sebelumnya telah dioptimasi pada rangkaian penelitian yang berjudul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

optimasi metode analisis Kromatografi Lapis Tipis Densitometri pada penetapan

kadar 1,8-Sineol dalam minyak kayu putih. Pada tahap optimasi diperoleh

komposisi fase gerak yang terdiri dari etil asetat (8) dan n-heksana (2), jarak elusi

5 cm, dan waktu pemanasan setelah pencelupan dalam reagen vanilin-asam sulfat

yaitu 10 menit dengan suhu 110℃. Pembacaan dilakukan pada panjang

gelombang 681 nm dan volume penotolan sebanyak 1 μL. Hasil optimasi metode

telah memenuhi parameter dengan nilai resolusi sebesar 4,2; nilai faktor asimetri

0,79; dan nilai faktor pengekoran sebesar 0,96.

Peralatan yang digunakan yaitu densitometer CAMAG TLC Scanner 3

untuk deteksi bercak pada lempeng silika gel dan autosampler CAMAG Linomat

5 untuk penotolan baku 1,8-Sineol dan sampel minyak kayu putih pada lempeng

silika gel. Aktivasi lempeng silika gel dilakukan sebelum penotolan dengan

menggunakan oven selama 30 menit dengan suhu 110℃. Pengaruh pemanasan

pada struktur silika gel menggunakan oven dengan suhu 110℃ selama 30 menit

ditunjukkan pada gambar 5. Gugus silanol (Si-O-H) pada struktur silika gel dapat

berikatan secara reversibel dengan air sehingga dapat mempengaruhi interaksi

antara silika gel dengan komponen dalam sampel. Tujuan dilakukan pemanasan

lempeng silika gel dengan suhu 110℃ untuk menghilangkan kandungan air pada

gugus silanol (Spangenberg, Poole and Weins, 2011). Penjenuhan bejana

dilakukan sebelum lempeng dielusi dalam bejana yang berisi fase gerak. Tujuan

dilakukan penjenuhan bejana agar mencapai kesetimbangan tekanan uap dari fase

gerak didalam bejana (Cai, 2014).

Gambar 3. Pengaruh pemanasan terhadap struktur silika gel

110℃ (30 menit)

+ H2O

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

Pemilihan sampel

Pemilihan sampel produk minyak kayu putih dalam penetapan kadar 1,8-

Sineol diambil dari Apotek yang berada di Yogyakarta. Hal tersebut karena

minyak kayu putih merupakan senyawa golongan minyak atsiri yang memiliki

sifat mudah menguap sehingga suhu saat penyimpanan harus dikontrol. Menurut

Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia Nomor 9 tahun 2017, Apotek harus

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan seperti beberapa sarana yang harus

dipenuhi suatu ruangan penyimpanan sediaan farmasi. Salah satu sarana yang

harus dipenuhi yaitu pendingin ruangan dan pengontrol suhu agar dapat menjaga

kestabilan produk sediaan farmasi selama penyimpanan. Pengambilan sampel

minyak kayu putih yang dilakukan di Apotek agar memiliki perlakuan yang sama

dari proses produksi, distribusi, hingga penyimpanan sehingga diharapkan dapat

meminimalkan bias yang terjadi dalam penelitian ini.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah produk minyak kayu

putih merek “X” dalam bentuk sediaan cair yang termasuk dalam golongan Jamu.

Komposisi minyak kayu putih merek “X” yang tertera pada label produk yaitu

mengandung minyak kayu putih 100%. Produk minyak kayu putih merek “X”

yang digunakan sebanyak 6 botol dengan nomor batch yang berbeda dan setiap

batch diambil sampel sebanyak 1 botol. Masing-masing 6 batch produk minyak

kayu putih dilakukan penetapan kadar 1,8-Sineol. Tujuan pengambilan sampel

sebanyak 6 botol dengan nomor batch yang berbeda untuk memastikan

keseragaman kandungan 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih merek “X”.

Kadar 1,8-Sineol dalam setiap botol yang seragam dapat memenuhi persyaratan

mutu sehingga kualitas dari produk terjamin. Produk yang berkualitas dapat

menjamin tercapainya efek farmakologi yang diharapkan (Rohmani dkk., 2017).

Pembuatan kurva baku

Prosedur yang dilakukan telah divalidasi pada rangkaian penelitian

sebelumnya yang berjudul validasi metode analisis Kromatografi Lapis Tipis

(KLT) Densitometri pada penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu

putih. Pada tahap validasi sudah memenuhi parameter validasi antara lain

selektifitas, linieritas, dan akurasi presesi pada konsentrasi 0,997% dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

pengerjaan selama 1 hari. Penentuan kurva baku diperoleh dengan melihat

hubungan antara konsentrasi dari larutan seri baku dengan respon dari instrumen

sehingga akan diperoleh persamaan regresi linier. Respon dari instrumen

densitometer berupa Area Under Curve (AUC). Persamaan regresi linier akan

digunakan untuk menghitung kadar dari 1,8-Sineol yang terkandung dalam

produk minyak kayu putih. Hasil data pengukuran larutan seri baku untuk

pembuatan kurva baku dapat dilihat pada tabel III.

Tabel I. Data kurva baku 1,8-Sineol

Konsentrasi (%

v/v)

Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3

AUC AUC AUC

0,997 31444,8 40475,9 36516,5

1,47 34992,0 43525,1 43157,5

1,99 41887,2 47031,3 44874,8

2,49 47225,0 50940,5 49527,0

2,99 53709,4 55938,9 54103,1

a 19297 32357 29177

b 11349 7661,2 8281,6

r 0,9969 0,9957 0,9863

Berdasarkan data yang tertera pada tabel III, terdapat perbedaan AUC

pada setiap replikasi 1, 2, dan 3 akibat dari jumlah reagen vanilin-asam sulfat

yang terserap dalam lempeng silika gel yang telah dielusi saat pencelupan dalam

reagen vanilin-asam sulfat. Kurva baku yang digunakan adalah kurva baku

replikasi ke-1 dengan nilai a = 19297, nilai b = 11349, dan nilai r = 0,9969.

Menurut AOAC (2019) kurva baku dapat dikatakan linier apabila nilai koefisien

korelasi (r) ≥0,99. Nilai koefisen korelasi yang didapatkan dari kurva baku

replikasi ke-1 lebih dari 0,99 yaitu sebesar 0,9969 sehingga kurva baku 1,8-Sineol

dapat dikatakan linier.

Gambar 4. Kurva hubungan antara konsentrasi 1,8-Sineol dengan AUC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Hubungan antara konsentrasi dari seri baku 1,8-Sineol dengan nilai AUC

1,8-Sineol dapat dilihat pada Gambar 8. Berdasarkan dari kurva tersebut semakin

tinggi konsentrasi dari seri baku 1,8-Sineol maka nilai AUC yang terukur juga

semakin meningkat dan membentuk garis yang linier. Hubungan tersebut dapat

diperoleh persamaan regresi linier yang ditentukan dengan memasukan nilai a dan

b pada persamaan y=bx+a. Persamaan regresi linier yang didapatkan yaitu y=

11349x + 19297 yang digunakan untuk menentukan kadar 1,8-Sineol dalam

produk minyak kayu putih.

Penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih

Proses preparasi sampel produk minyak kayu putih dilakukan sebelum

penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dengan

menggunakan KLT Densitometri. Tujuan preparasi sampel untuk mempersiapkan

sampel agar dapat dianalisis menggunakan KLT Densitometri (Pawliszyn dan

Lord, 2010). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk sediaan cair

yang jernih sehingga preparasi sampel dilakukan dengan mengencerkan sampel

dengan pelarut yang sesuai (Wulandari, 2011). Pengenceran sampel menggunakan

pelarut metanol karena sifat dari 1,8-Sineol yang larut dalam pelarut organik

seperti etanol, dietil eter, dan kloroform (Haynes, 2015). Pengenceran sampel

dilakukan hingga mencapai rentang kurva baku agar tidak terjadi ekstrapolasi saat

pengukuran sampel sehingga kadar 1,8-Sineol dalam sampel minyak kayu putih

dapat dihitung.

Gambar 5. Baku 1,8-Sineol dan 6 batch produk minyak kayu putih

Keterangan:

B1-B6: sampel batch 1-6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Tabel II. Nilai Rf dan Rs dari 6 batch produk minyak kayu putih

Batch

Sampel

Replikasi 1 Replikasi 2

Rf Rs Rf Rs

1 0,77 4,2 0,78 4,1

2 0,76 4,2 0,78 4,2

3 0,76 4,3 0,78 4,2

4 0,76 4,0 0,78 4,1

5 0,76 4,3 0,78 4,1

6 0,76 4,3 0,78 4,1

Baku 0,77 - 0,78 -

Penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dengan

metode KLT Densitometri dilakukan pada konsentrasi 0,997% karena telah

memenuhi parameter akurasi dan presisi saat dilakukan validasi. Penetapan kadar

dilakukan pada 6 botol dengan nomor batch yang berbeda dan dilakukan replikasi

sebanyak 2 kali. Hasil pemisahan dari penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk

minyak kayu putih terbentuk 2 bercak yang dapat ditunjukkan pada gambar 9.

Bercak dari 1,8-Sineol pada lempeng silika gel mengalami pelebaran karena saat

pencelupan dalam reagen vanilin-asam sulfat 1,8-Sineol larut dalam etanol yang

merupakan pelarut dari reagen vanilin-asam sulfat. Hasil Rf yang telah diperoleh

dari produk minyak kayu putih pada setiap 6 batch berada pada rentang 0,76-0,78

yang dapat dilihat pada tabel III. Nilai Rf 1,8-Sineol replikasi 1 dan replikasi 2

mengalami perbedaan yang berkisar antara 0,01-0,02 karena tekanan uap dalam

bejana yang berbeda akibat kondisi saat membuka tutup bejana. Nilai Rf 1,8-

Sineol setiap 6 batch produk minyak kayu putih replikasi 1 dan replikasi 2

memiliki nilai Rf yang mirip dengan nilai Rf baku 1,8-Sineol yaitu 0,77 dan 0,78

karena kurang dari 0,05 sehingga 6 batch produk minyak kayu putih mengandung

senyawa 1,8-Sineol (Oktaviantari, Feladita, dan Agustin, 2019). Nilai Rf senyawa

1,8-Sineol setiap 6 batch produk minyak kayu putih telah memenuhi parameter

yaitu berada dalam rentang 0,2-0,8 (Komsta, Waksmundzka-Hajnos, dan Sherma,

2013). Selain itu, senyawa 1,8-Sineol menunjukkan pemisahan yang baik dengan

senyawa lain karena nilai resolusi dari setiap 6 batch produk minyak kayu putih

telah memenuhi parameter resolusi yaitu >1,5 (Snyder dan Kirkland, 2010). Data

hasil penetapan kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dapat dilihat

Tabel IV.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Tabel III. Hasil penetapan kadar pada produk minyak kayu putih

Batch

Sampel

Replikasi 1 Replikasi 2 Rata–rata

kadar 1,8-Sineol

setiap batch

(%v/v)

x

(%v/v)

%v/v

kadar

(/botol)

x

(%v/v)

%v/v

kadar

(/botol)

1 1,3373 44,5 1,4185 47,2 45,9

2 1,3547 45,1 1,3576 45,2 45,2

3 1,4908 49,6 1,5922 53,0 51,3

4 1,5806 52,6 1,6338 54,4 53,5

5 1,6097 53,6 1,7582 58,5 56,1

6 1,6256 54,1 1,9706 65,6 59,9

Kadar rata-rata

(%v/v ± SE) 52,0 ± 2,35

KV 4,52%

Kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih dihitung

menggunakan persamaan y=11349x + 19297, dengan y sebagai nilai AUC dan x

sebagai konsentrasi sampel. Konsentrasi sampel (x) dikalikan dengan faktor

pengenceran untuk mendapatkan kadar 1,8-Sineol dalam setiap botol produk

minyak kayu putih. Berdasarkan data pada tabel IV, rata-rata kadar 1,8-Sineol

pada 6 botol produk minyak kayu putih dengan nomor batch yang berbeda yaitu

52,0%v/v dengan selisih kadar 1,8-Sineol tiap 6 batch kurang lebih sebesar

2,35%v/v. Menurut SNI 06-3954-2006 persyaratan kadar 1,8-Sineol dalam

produk minyak kayu putih yang dipasarkan yaitu 50-60% (Muyassaroh, 2016).

Kadar 1,8-Sineol dalam produk minyak kayu putih yang diperoleh pada penelitian

ini telah memenuhi persyaratan mutu yaitu sebesar 52,0%.

Pemastian keseragaman kandungan 1,8-Sineol pada setiap batch produk

minyak putih dilakukan dengan perhitungan nilai koefisien variasi. Menurut

AOAC (2019), persyaratan nilai koefisien variasi untuk menilai reprodusibilitas

adalah ≤3%. Berdasarkan data pada tabel IV, nilai koefisien variasi kadar 1,8-

Sineol setiap batch adalah 4,52% sehingga tidak memenuhi persyaratan dan kadar

1,8-Sineol setiap batch tidak seragam. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan

kadar 1,8-Sineol setiap batch produk minyak kayu putih menjadi tidak seragam

yaitu suhu saat penyulingan daun kayu putih. Pada suhu penyulingan 150℃

menghasilkan rendemen yang lebih besar yaitu 1,99% dibandingkan dengan suhu

penyulingan 200℃ yang menghasilkan rendemen sebesar 1,6% (Aryani, 2020).

Pengambilan bahan baku daun kayu putih juga dapat mempengaruhi kualitas

rendemen minyak kayu putih. Kualitas bahan baku yang berasal dari pulau Jawa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

lebih rendah karena menghasilkan rendemen lebih rendah berkisar 0,6-1,0%

dibandingkan kualitas bahan baku yang berasal dari Maluku yaitu berkisar 0,8-

1,25% (Smith dan Idrus, 2018). Semakin banyak jumlah rendemen minyak kayu

putih yang dihasilkan maka kadar 1,8-Sineol juga akan semakin meningkat

(Kartikawati, Prastyono dan Rimbawanto, 2016). Selain itu, waktu panen daun

kayu putih saat musim kemarau dan musim hujan dapat menyebabkan perbedaaan

kadar 1,8-Sineol pada setiap batch produk kayu putih. Pada saat musim kemarau

intensitas sinar matahari lebih banyak dibandingkan musim hujan sehingga proses

biosintesis lebih sering terjadi dan produksi metabolit menjadi lebih banyak

(Widiyanto dkk, 2017). Kadar 1,8-Sineol yang telah didapatkan dalam produk

minyak kayu putih dengan menggunakan metode KLT Densitometri menunjukkan

bahwa metode analisis KLT Densitometri dapat digunakan untuk proses

pengembangan senyawa 1,8-Sineol.

KESIMPULAN

Rata-rata kadar 1,8-Sineol pada 6 batch produk minyak kayu putih merek

“X” menggunakan metode analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Densitometri

sebesar (52,0±2,35)%v/v dengan nilai koefisien variasi sebesar 4,52%.

SARAN

Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penetapan kadar 1,8-Sineol

dari hasil penyulingan daun kayu putih.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

DAFTAR PUSTAKA

AOAC International., 2019. Appendix F: Guidelines for Standard Method

Performance Requirements. AOAC Official Methods of Analysis, hal. 14.

Aryani, F., 2020. Penyulingan Minyak Kayu Putih ( Melaleuca cajuputi ) dengan

Suhu yang Berbeda. Buletin LOUPE. 16(02), 54.

Bahlawan, F. dan Mulyani, N. Y., 2018. Jenis Tumbuhan Herbal dan Cara

Pengolahannya (Studi Kasus Di Negeri Luhutuban Kecamatan

Kepulauan Manipa Kabupaten Seram Bagian Barat). BIOSEL (Biology

Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan

Pendidikan, 7(2),163

Batubara, I., Herawati Suparto, I. dan Annisa, R. F., 2016. Sineol dalam Minyak

Kayu Putih sebagai Pelangsing Aromaterapi. Jurnal Jamu Indonesia,

1(3), 12.

BPOM., 2019. Persyaratan Keamanan dan Mutu Obat Tradisional. Badan

Pengawas Obat dan Makanan, Jakarta, hal 3.

Cai, L., 2014. Thin layer chromatography. Current Protocols in Essential

Laboratory Techniques. 6(3), 11.

Depkes., 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Departemen

Kesehatan. Jakarta, hal 37.

Foudah, A. I. dkk., 2019. Development of High-performance Thin-layer

Chromatography (HPTLC) Validated Method for Simultaneous

Quantification of Eucalyptol and α-Pinene in Lamiaceae Plants. Journal

of Pharmaceutical Research,International, 31(6), 1–11

Fransz, J. J., Maail, R. S. dan Titarsole, J., 2019. Gc-Ms Analisis Terhadap

Kualitas Minyak Kayu Putih Asal Pelita Jaya Kabupaten Seram Bagian

Barat Provinsi Maluku. Jurnal Hutan Pulau-Pulau Kecil, 3(2), 214.

Gandhimathi, R., Vijayaraj, S. dan Jyothirmaie, M. P., 2012. Analytical Process

of Drugs By Ultraviolet (UV) Spectroscopy - A Review. International

Journal of Pharmaceutical Research& Analysis, 2(2), hal 75.

Gokel, G. W., 2004. Dean’s Handbook Of Organic Chemistry, Second Edition.

McGraw-Hill. United States of America. hal 672.

Hakim, R. I., Wilson, W. dan Darmawati, S., 2019. Uji Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Ethanol Daun Kayu Putih (Melaleuca leucadendron L .) terhadap

Pertumbuhan Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA),

Prosiding Mahasiswa Seminar Nasional Unimus, 2, 113-114.

Halilah, N. A., Febrina, L. dan Ramadhan, A. M., 2017. Standarisasi ekstrak daun

nona makan sirih (clerodendrum x speciosum dombrain), Mulawaman

pharmaceutical conference, 6, 37.

Haynes, W. M., 2015. CRC Handbook of Chemistry and Physics, Taylor and

Francis Group LLC. Unites States of America. hal 401.

Kartikawati, N. K., Prastyono, P. dan Rimbawanto, A., 2016. Peningkatan

Genetik Aktual Dan Interaksi Sumber Benih X Lokasi Terhadap Kadar

1,8 Cineole Dan Rendemen Minyak Pada Kayuputih, Jurnal Pemuliaan

Tanaman Hutan, 10(2), 130.

Kemenkes RI., 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Tahun 2017 tentang Apotik. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. hal 26.

Komsta, L., Waksmundzka-Hajnos, M. dan Sherma, J., 2013. Thin Layer

Chromatography in Drug Analisis. Taylor & Francis Group. New York,

hal. 32, 42, 46.

Li, Y.dkk., 2016. 1, 8-Cineol Protect Against Influenza-Virus-Induced Pneumonia

in Mice, Inflammation, 39(4), 10.

Lindawati, N. Y. dan Murtisiwi, L., 2016. Standarisasi Ekstrak Sarang Semut

untuk Pemenuhan Mutu Ekstrak Menuju Obat Herbal Terstandar

Antikanker, Jurnal Farmasi Indonesia, 8(2), 194.

Muyassaroh., 2016. Distillasi Daun Kayu Putih dengan Variasi Tekanan Operasi

dan Kekeringan Bahan untuk Mengoptimalkan Kadar Sineol dalam

Minyak Kayu Putih, Teknik Kimia, 10(2), hal. 38.

Oktaviantari, D. E., Feladita, N. dan Agustin, R., 2019. Identifikasi Hidrokuinon

Dalam Sabun Pemutih Pembersih wajah Pada Tiga Klinik Kecantikan Di

Bandar Lampung Dengan Metode Kromatografi Lapis Tipis Dan

Spektrofotometri Uv-Vis, Jurnal Analis Farmasi, 4(2), 94.

Pawliszyn, J. dan Lord, H. L., 2010. Handbook of Sample Preparation. John

Wiley & Sons. New Jersey. hal 3.

Rimbawanto, A., Kartikawati, N. K. dan Prastyono., 2017. Minyak Kayuputih dari

Tanaman Asli Indonesia untuk Masyarakat Indonesia. Penerbit

Kaliwangi, Yogyakarta. hal.7, 10, 72-73.

Rohmani, S. dkk., 2017. Uniformity Test Tablets of Atorvastatin on the Market

Using Ultraviolet Spectrophotometer Uji Keseragaman Tablet

Atorvastatin yang beredar di Indonesia denganmetode Spektrofotometer

uv, Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research, 02(01),

19–20.

Rosmalina, R. T., Endah, E. S. dan Ridwan, Y. S., 2020. Method validation of

1,8-cineole determination in essential oil through interlaboratory

comparison, Jurnal Standardisasi, 22(1), 25-26.

Santiago, M. dan Strobel, S., 2013. Thin layer chromatography. Elsevier Inc,

USA, hal. 304.

Sastrahidayat, I. K., 2016. Penyakit Pada Tumbuhan Obat - Obatan, Rempah -

Bumbum dan Stimula. UB Press, Malang, hal. 1.

Schürmann, M. dkk., 2019. The therapeutic effect of 1,8-cineol on pathogenic

bacteria species present in chronic rhinosinusitis, Frontiers in

Microbiology, 10(OCT), 9.

Shafirany, M. Z., Susilawati, Y. dan Musfiroh, I., 2019. Aplikasi Kemometrik

dalam Penentuan Mutu Tumbuhan Obat, Pharmauho: Jurnal Farmasi,

Sains, dan Kesehatan, 4(2), 6.

Smith, H. dan Idrus, S., 2018. Karakteristik minyak kayu putih pada berbagai

lokasi di maluku, Majalah BIAM, 14(02), 59.

Solomons, T. W. G., Fryhle, C. B. dan Snyder, S. A., 2013. Organic Chemistry.

John Wiley & Sons. Inc. Unites States of America, hal. 61-63.

Spangenberg, B., Poole, C. F. dan Weins, C., 2011. Quantitative Thin-Layer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

Chromatography: A Practical Survey. Springer, New York, hal. 18, 23.

Srivastava, M., 2011. High-Performance ThinLayer Chromatography (HPTLC).

Springer. New York, hal. 45.

Snyder, L. R. dan Kirkland, J. J. (2010) Introduction to modern liquid

chromatography. John Wiley & Sons Inc. New Jersey. hal 54.

Widaryanto, E. dan Azizah, N., 2016. Perspektif Tanaman Obat Berkhasiat

(Peluang, Budidaya, Pengolahan Hasil, dan Pemanfaatan). UB Press,

Malang, hal. 5.

Widiyanto, A., dkk., 2017. Kualitas Minyak Kayu Putih Hasil Penyulingan Daun

Asteromyrtus symphiocarpa pada Musim Hujan dan Kering’, J. Ilmu

Teknol. Kayu Tropis, 15(2). hal 114. Wulandari, L., 2011. Kromatografi Lapis Tipis. PT. Taman Kampus Presindo,

Jember, hal. 1-2, 10, 31-33, 110-112, 124-125.

Yolandha, F., 2020. Kementan: Seperti Jamu, Anggap Saja Pakai Minyak Kayu

Putih. https://republika.co.id/berita/qd1ar7370/kementan-seperti-jamu-

anggap-saja-pakai-minyak-kayu-putih, diakses tanggal 22 Oktober 2020.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Lampiran 1. Sertifikat analisis baku 1,8-Sineol

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Lampiran 2. Spesifikasi lempeng KLT

Lampiran 3. Dokumentasi 6 batch produk minyak kayu putih

Lampiran 4. Nomor batch 6 botol minyak kayu putih

Batch

sampel Nomor batch Tanggal kadaluarsa

1 EK00722 Apr 2025

2 EE01416 Mei 2025

3 EC00515 Juli 2025

4 ER00815 Feb 2025

5 EI01015 Juni 2025

6 EQ0013 Maret 2025

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Lampiran 5. Perhitungan konsentrasi larutan

1. Perhitungan konsentrasi larutan stok baku 1,8-Sineol

500,0 μL baku 1,8-Sineol ditambahkan dengan pelarut metanol hingga 5

mL.

500,0 μL

5000 μL × 99,7% = 9,97%

2. Perhitungan konsentrasi larutan intermediet baku 1,8-Sineol

V1C1 = V2C2

5,0 mL x 9,97% = 10,0 mL x C2

C2 = 49,85 / 10,0

= 4,985%

3. Perhitungan konsnetrasi larutan seri baku 1,8-Sineol

a. V1C1 = V2C2

200 μL x 4,985% = 1000 μL x C2

C2 = 997 / 1000

= 0,997%

b. V1C1 = V2C2

300 μL x 4,985% = 1000 μL x C2

C2 = 1,4685 / 1000

= 1,47%

c. V1C1 = V2C2

400 μL x 4,985% = 1000 μL x C2

C2 = 1,994 / 1000

= 1,99%

d. V1C1 = V2C2

500 μL x 4,985% = 1000 μL x C2

C2 = 2,4925 / 1000

= 2,49%

e. V1C1 = V2C2

600 μL x 4,985% = 1000 μL x C2

C2 = 2,991 / 1000

= 2,99%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Lampiran 6. Kromatogram larutan seri baku 1,8-Sineol

1. Replikasi 1

a. Konsentrasi 1%v/v

b. Konsentrasi 1,5%v/v

c. Konsentrasi 2%v/v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

d. Konsentrasi 2,5%v/v

e. Konsentrasi 3%v/v

2. Replikasi 2

a. Konsentrasi 1%v/v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

b. Konsentrasi 1,5%v/v

c. Konsentrasi 2% v/v

d. Konsentrasi 2,5%v/v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

e. Konsentrasi 3%v/v

3. Replikasi 3

a. Konsentrasi 1%v/v

b. Konsentrasi 1,5%v/v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

c. Konsentrasi 2% v/v

d. Konsentrasi 2,5%v/v

e. Konsentrasi 3%v/v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Lampiran 7. Visualisasi hasil penetapan kadar 1,8-Sineol

a. Sampel replikasi 1

Keterangan:

B1-B6: sampel batch 1-6

b. Sampel replikasi 2

Keterangan:

B1-B6: sampel batch 1-6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Lampiran 8. Data pengukuran serta contoh perhitungan Rf dan resolusi

1. Data dan perhitungan Rf

Jarak elusi 5 cm

Perhitungan Rf sampel batch 1 replikasi 1

Rf = Jarak migrasi sampel / jarak elusi

= 3,83 cm / 5 cm

= 0,77

Berdasarkan cara perhitungan tersebut maka diperoleh data:

Batch

sampel

Replikasi 1 Replikasi 2

Jarak migrasi

1,8-Sineol (cm)

Rf

1,8-Sineol

Jarak migrasi

1,8-Sineol (cm)

Rf

1,8-Sineol

1 3,83 0,77 3,91 0,78

2 3,82 0,76 3,90 0,78

3 3,80 0,76 3,92 0,78

4 3,81 0,76 3,91 0,78

5 3,80 0,76 3,90 0,78

6 3,82 0,76 3,91 0,78

Baku 3,84 0,77 3,91 0,78

2. Data dan perhitungan resolusi (Rs)

Batch

sampel

Replikasi 1 Replikasi 2

Jarak

1,8-Sineol

dengan

senyawa

lain (cm)

Diameter

1,8-

Sineol

(cm)

Diameter

senyawa

lain

(cm)

Jarak

1,8-

Sineol

dengan

senyawa

lain

(cm)

Diameter

1,8-

Sineol

(cm)

Diameter

senyawa

lain

(cm)

1 1,52 0,40 0,33 1,49 0,40 0,33

2 1,50 0,41 0,30 1,48 0,41 0,30

3 1,51 0,40 0,30 1,48 0,40 0,31

4 1,50 0,42 0,33 1,49 0,40 0,33

5 1,50 0,41 0,29 1,49 0,42 0,30

6 1,52 0,41 0,30 1,48 0,40 0,32

Berdasarkan data tersebut maka perhitungan untuk menentukan resolusi:

Perhitungan resolusi sampel batch 1 replikasi 1

Resolusi = Jarak 1,8 − Sineol dengan senyawa lain

0,5 × (Diameter 1,8 − Sineol + Diameter senyawa lain)

= 1,52

0,5 × (0,40 + 0,33)

= 4,2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Berdasarkan cara perhitungan tersebut maka diperoleh data resolusi:

Batch sampel Replikasi 1 Replikasi 2

1 4,2 4,1

2 4,2 4,2

3 4,3 4,2

4 4,0 4,1

5 4,3 4,1

6 4,3 4,1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Lampiran 9. Kromatogram sampel 6 batch produk minyak kayu putih

1. Replikasi 1

a. Batch 1

b. Bacth 2

c. Batch 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

d. Batch 4

e. Batch 5

f. Bacth 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

2. Replikasi 2

a. Batch 1

b. Bacth 2

c. Batch 3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

d. Batch 4

e. Batch 5

f. Bacth 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Lampiran 10. Perhitungan kadar 1,8-Sineol

Persamaan regresi linier y= 11349x + 19297

Perhitungan kadar sampel batch 1 replikasi 1

AUC (y) = 34473,9

Nilai x = (34473,9-19297) / 11349 = 1,3373%v/v

Faktor pengenceran (Fp) = 500,0 / 15,0 = 33,3

Kadar 1,8-Sineol dalam setiap botol = konsentrasi yang didapat (x) x Fp

= 1,3373%v/v x 33,3

= 44,5%v/v

Berdasarkan cara perhitungan tersebut maka diperoleh data:

Batch

sampel

Replikasi 1 Replikasi 2 Rata–rata

kadar 1,8-

Sineol

setiap

batch

(%v/v)

AUC

(y)

x

(%v/v)

%v/v

kadar

(/botol)

AUC (y) x

(%v/v)

%v/v

kadar

(/botol)

1 34473,9 1,3373 44,5 35396,1 1,4185 47,2 45,9

2 34671,2 1,3547 45,1 34817,3 1,3576 45,2 45,2

3 36216,2 1,4908 49,6 37366,9 1,5922 53,0 51,3

4 37235,4 1,5806 52,6 37838,8 1,6338 54,4 53,5

5 37565,0 1,6097 53,6 39250,9 1,7582 58,5 56,1

6 37745,8 1,6256 54,1 41661,9 1,9706 65,6 59,9

Kadar rata-rata

(%v/v ± SE) 52,0 ± 2,35

KV 4,52%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi yang berjudul “Penetapan Kadar 1,8-

Sineol dalam Produk Minyak Kayu Putih dengan

Metode Analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Densitometri”, memiliki nama lengkap Anastasia

Natalia Kurniasih. Penulis lahir di Sungai Asam, 26

Desember 1999 sebagai anak pertama dari dua

bersaudara, dari pasangan Bapak Aloysius Agung

Winarno dan Ibu Monika Syarpini. Pendidikan formal

yang ditempuh oleh penulis meliputi: TK Tunas Duta Sukalanting (2004-2006),

SDN 009 Sepandak A (2006-2011), SMP Amkur Sambas (2011-2014), dan SMA

Stella Duce 2 Yogyakarta (2014-2017). Penulis kemudian melanjutkan

pendidikan di Fakulas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada tahun

2017. Penulis juga telibat aktif mengikuti kegiatan kepanitian antara lain:

koordinator divisi Hubungan Masyarakat Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Fakultas Farmasi 2018, anggota divisi Hubungan Masyarakat Tiga Hari Temu

Akrab Farmasi (TITRASI) 2019, anggota divisi Dana dan Usaha Pelepasan

Wisuda Fakultas Farmasi 2019 dan masih banyak lagi. Selain itu, penulis juga

aktif sebagai asisten dosen praktikum Anatomi Fisiologi Manusia tahun ajaran

2018/2019, asisten dosen praktikum Biokimia tahun ajaran 2019/2020, praktikum

Analisis Farmasi tahun ajaran 2021/2022, praktikum Pharmaceutical Care 3 tahun

ajaran 2020/2021, dan praktikum Pharmaceutical Care Saraf Renal tahun ajaran

2021/2022.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI