peng kaji an

39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan Kesehatan Komunitas adalah sintesis dari ilmu dan praktik keperawatan serta ilmu praktik esehatan masyarakat yang diimplementasikan menggunakan proses keperawatan dan pencegahan penyakit populasi. Keperawatan kesehatan komunitas juga diartikan sebagai pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat da konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi. Asuhan keperawatan yang dipelajari dalam mata kuliah Kesehatan Keperawatan Komunitas salah satunya adalah asuhan keperawatan pada kelompok khusus. Oleh karena itu, dalam hal ini kelompok 2 yang melaksanakan praktik di Puskesmas Gamping 1 akan mencoba menguraikan asuhan keperawatan kelompok khusus pada balita di wilayah kerja Puskesmas Gamping 1. B. Tujuan Tujuan dari praktik lapangan di puskesmas gamping 1 ini adalah agar mahasiswa mampu : 1. Melakukan pengkajian pada kelompok khusus balita di wilayah kerja puskesmas gamping 1 2. Menganalisis dan menegakkan masalah keperawatan pada kelompok khusus balita di wilayah kerja puskesmas gamping 1

Upload: umu-habibah-gunadi

Post on 11-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

SDFGHJKL

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangKeperawatan Kesehatan Komunitas adalah sintesis dari ilmu dan praktik keperawatan serta ilmu praktik esehatan masyarakat yang diimplementasikan menggunakan proses keperawatan dan pencegahan penyakit populasi. Keperawatan kesehatan komunitas juga diartikan sebagai pelayanan keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat da konsep keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi. Asuhan keperawatan yang dipelajari dalam mata kuliah Kesehatan Keperawatan Komunitas salah satunya adalah asuhan keperawatan pada kelompok khusus. Oleh karena itu, dalam hal ini kelompok 2 yang melaksanakan praktik di Puskesmas Gamping 1 akan mencoba menguraikan asuhan keperawatan kelompok khusus pada balita di wilayah kerja Puskesmas Gamping 1. B. TujuanTujuan dari praktik lapangan di puskesmas gamping 1 ini adalah agar mahasiswa mampu :1. Melakukan pengkajian pada kelompok khusus balita di wilayah kerja puskesmas gamping 12. Menganalisis dan menegakkan masalah keperawatan pada kelompok khusus balita di wilayah kerja puskesmas gamping 13. Menetapkan prioritas masalah dan membuat perencanaan keperawatan pada kelompok khusus balita di wilayah kerja puskesmas gamping 14.

BAB IISTUDI KASUSASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMPING 1

A. PENGKAJIAN1. Identitas KelompokNama Kelompok: FlamboyanAlamat Kelompok:Tlogo, Ambarketawang, GampingAnggota Kelompok: 1. Balita Dusun Tlogo, RW 27Jumlah Anggota Kelompok: 42 balitaKelompok Umur: 0-60 bulanPuskesmas Penanggungjawab: Puskesmas Gamping 1Penanggungjawab Kelompk: Kepala Dusun TlogoJumlah Kader: 15 Kader

2. GeografisDesa Ambarketawang meliputi 13 Padukuhan, yang terdiri dari 38 RW dan 110 RT, melputi wilayah seluas kurang lebih 635.8975 Ha. Jumlah penduduk di desa ini berjumlah 12.237 jiwa. Wilayah Desa Ambarketawang membujur dari arah utara ke selatan, dimana bagian selatan merupakan daerah perbukitan/pegunungan kapur, sedangkan daerah utara merupakan dataran.Keberadaan Desa Ambarketawang dijalur utama Yogyakarta-Purwokerto/Jakarta, mengakibatkan wilayah desa Ambarketawang berkembang dengan pesat terutama dalam bidang perekonomian, perindustrian, perdagangan dan kependudukan. Dengan perkembangan yang begitu pesat dengan dukungan keberadaan Kantor Kecamatan Gamping serta kantor-kantor, mengakibatkan wilayah ini menjadi pusat pengembangan Ibukota Kecamatan, dan merupakan wilayah pengembangan kota Yogyakarta ke arah barat.Dusun Tlogo merupakan salah satu dusun yang ada di Ambarketawang. Dusun Tlogo terletak di Desa Ambarketawang, Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman DIY. Dusun Tlogi berada di Barat Universitas Muhamadiyah Yogyakarta (UMY) , area dusun banyak didirikan perumahan dan warung makan sehingga besar lahannya merupakan lahan perumahan. Utara Dusun Tlogo merupakan daerah jalan wates, untuk mencapai dusun ini puskesmas harus menyebrangi jalan wates. Jalan masuk dusun sudah berspal, dengan batas batas wilayah dusun adalah area universitas dan jalan wates.Dusun Tlogo banyak dilalui kendaraan bermotor dan mobil.

3. DemografiBerdasarkan hasil wawancara dengan salah satu kader posyandu flamboyan, didapatkan data bahwa jumlah anak usia 0-60 bulan di dusun Tlogo RW 27 ada sebanyak 42 anak. Frekuensi jenis kelamin laki laki sebesar 52% dari populasi balita, terdiri dari 3 anak usia 0-12 bulan, 7 anak usia 13-36 bulan dan 14 anak usia 37-60 bulan. Sedangkan frekuensi anak berjenis kelamin perempuan sebesar 48% terdiri dari 11 anak usia 13-36 bulan dan 7 anak usia 37-60 bulan. Dari total seluruh populasi balita yang ada di Dusun Tlogo RW 27 secara keseluruhan paling banyak pada rentang usia 37-60 bulan yaitu sebanyak 21 anak, sedangkan 17 anak terdapat pada rentang usia 13-36 bulan dan 3 anak pada rentang usia 0-12 bulan.

Grafik 1. Distribusi frekuensi Anak Usia 0-60 bulan di Dusun Tlogo RW 27 berdasarkan jenis kelamin

Grafik 2. Distribusi frekuensi Anak Usia 0-60 bulan di Dusun Tlogo RW 27 berdasarkan umur

Grafik 3. Distribusi frekuensi balita berdasarkan umur dan jenis kelamin

4. Data Kesehatana. EkonomiDari hasil wawancara kader posyandu balita didapatkan data mayoritas orangtua balita bermata pencaharian sebagai wiraswasta. 100% ayah balita bekerja dengan distribusi frekuensi jenis pekerjaan ayah 40% berwiraswasta, 31% bekerja sebagai karyawan swasta, 19% buruh dan 10% adalah PNS. Sedangkan data pekerjaan ibu didapatkan 40% ibu tidak kerja (ibu rumah tangga) dan 60% ibu balita bekerja dengan distribusi frekuensi jenis pekerjaan 48% berwiraswasta, 36% karyawan swasta,8% buruh dan 8 % adalah PNS.

Grafik 4. Distribusi frekuensi pekerjaan ibu balita di posyandu Flamboyan Dusun Tlogo RW 27

Grafik 5. Distribusi frekuensi jenis pekerjaan ibu balita di posyandu Flamboyan Dusun Tlogo RW 27

Grafik 6. Distribusi frekuensi pekerjaan Ayah balita di posyandu Flamboyan Dusun Tlogo RW 27

Grafik 7. Distribusi frekuensi jenis pekerjaan Ayah di posyandu Flamboyan Dusun Tlogo RW 27

Kader mengatakan bahwa rata rata kelas ekonomi orangtua balita masuk dalam kelas ekonomi menengah keatas. Kader menuturkan bahwa dari 100 kepala keluarga yang ada di Dusun Tlogo RW 27 yang mendapatkan beras miskin hanya sebanyak 17 kepala keluarga.b. LingkunganKeadaan lingkungan di Dusun Tlogo RW 27 tergolong lingkungan yang padat penduduk. Jarak rumah antara penduduk yang satu dengan penduduk yang lain berdekatan. Kondisi lingkungan di RW 27 bersih, tetapi karena lokasinya yang berdekatan dengan jalan raya, maka keadaan udara di lingkungan tersebut terpapar oleh polusi dari kendaraan bermotor yang sering lalu lalang. Posyandu balita dilasanakan dirumah ketua RW 27. Lingkungan rumah ketua RW 27 terletak dijalan utama yang menghubungkan Dusun Tlogi dengan UMY. Di sekitar rumah ketua RW banyak terdapat warung makan dan laundry. Jalan di depan rumah ketua RW banyak dilalui kendaraan bermotor.Rumah ketua RW yang dijadikan tempat posyandu balita termasuk dalam katagori yang tidak memenuhi salah satu indikator rumah sehat, yaitu rumah terletak di dierah rawan bencana (terletak dipinggir jalan dengan kepadatan kendaraan). Selama posyandu balita, posyandu dilaksanakan diteras rumah, balita yang menimbangkan berat badan dan tinggi badan disediakan area bermain di pojok teras. Area bermain tidak terlalu cukup luas sehingga balita tidak bebas berlarian didaerah teras. Selama posyandu balita terlihat berlarian di pinggir jalan untuk bermain main. c. PendidikanBerdasarkan hasil wawancara dengan salah satu kader di posyandu Dusun Tlogo, didapatkan data bahwa sebagian besar penduduk di wilayah tersebut mempunyai jenjang pendidikan sampai SMA. Penduduk yang mempunyai jenjang pendidikan hingga perguruan tinggi hanya ada beberapa saja.

Tabel 8. Distribusi frekuensi pendidikan terakhir orang tuaHasil indentifikasi kartu keluarga balita di Dusun Tlogo RW 27, didapatkan data bahwa semua orangtua balita mengenyam pendidikan formal. 3 ayah balita lulusan SD, 2 orang lulusan SMP, 29 orang lulusan SMA/SMK sederajat, 5 orang lulus D3 dan 3 orang lulusan S1. Sedangkan tingkat pendidikan ibu didapatkan data 3 orang lulusan SD, 4 orang lulusan SMP, 22 orang lulusan SMA, 6 orang lulusan D3, 1 orang lulusan D2 dan 6 orang lulusan S1. d. Transportasi dan keamanan Hasil observasi mahasiswa di Dusun Tlogo didapatkan data bahwa mayoritas penduduk di dusun tersebut menggunakan sepeda motor. Hal ini dibuktikan ketika penimbangan di posyandu flamboyan para orang tua datang dengan mengendarai sepeda motor.Posyandu Flamboyan terletak di pinggir jalan yang banyak kendaraan bermotor berlalu lalang. Hal ini membuat lokasi posyandu tersebut menjadi tidak aman bagi anak- anak balita yang bermain di lingkungan sekitar.

e. Pelayanan kesehatan Pelayanan kesehatan yang ada di dusun Tlogo berpusat pada Puskesmas Gamping 1. Di Dusun Tlogo RW 27 terdapat 2 posyandu, yaitu posyandu untuk lansia dan posyandu Flamboyan untuk balita. Posyandu Flamboyan memiliki kader sebanyak 15 orang, tetapi kader yang masih aktif hanya 7 kader.Posyandu Flamboyan rutin mengadakan kegiatan posyandu setiap bulannya. Berdasarkan keterangan dari salah satu kader dari posyandu tersebut, Posyandu Flamboyan tidak selalu dikunjungi oleh tim kesehatan dari Puskesmas Gamping 1, tetapi kegiatan di posyandu tersebut tetap berjalan. Petugas dari Puskesmas datang apabila diminta oleh kader atau ketika terjadi KLB.f. KomunikasiMasyarakat Dusun Tlogo RW 27 mampu berkomunikasi dengan baik dan menguasai bahasa indonesia serta bahasa jawa. Dalam komunikasi sehari- hari masyarakat menggunakan Bahasa Jawa. Masyarakat menggunakan telepon seluler sebagai alat komunikasi. Selain itu, ketika ada kegiatan posyandu maupun kegiatan lainnya, diumumkan melalui pengeras suara yang ada di masjid di RW 27.

5. Nilai budaya dan adat istiadat yang berhubungan dengan kesehatanMasyarakat di Dusun Tlogo RW 27tidak pernah menolak program kesehatan yang diberikan oleh Puskesmas Gamping 1 maupun posyandu. Mereka rutin mengikuti program kesehatan yang ada. Hal ini dibuktikan dengan ketika diadakan kegiatan posyandu balita, para orang tua yang mempunyai anak usia 0-60 bulan membawa anak mereka ke posyandu untuk dilakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan.Hal ini berlaku sama dengan posyandu lansia. Ketika diadakan kegiatan di posyandu lansia, para lansia datang ke posyandu tersebut. Selain itu, masyarakat sudah mempunyai kesadaran tentang kesehatan mereka. Ketika mereka merasa sakit, mereka segera mendatangi Puskesmas maupun pelayanan kesehatan terdekat.6. Peran MasyarakatKader mengatakan bahwa masyarakat di Dusun Tlogo RW 27 perananya dalam kegiatan posyandu sudah bagus. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu kader di Posyandu Flamboyan, didapatkan data bahwa masyarakat sudah memiliki kesadaran dan peran serta dalam kegiatan kesehatan di wilayah tersebut. Ketika diadakan kegiatan posyandu, para orang tua membawa anak mereka ke posyandu untuk dilakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan. Selain itu, ketika diadakan kegiatan di posyandu lansia, para lansia datang ke posyandu tersebut. Masyarakat tidak merasa keberatan untuk membantu menyukseskan program posyandu. Posyandu balita sudah mempuanyai kas sendiri dari dana iuran orangtua setiap kali penimbangan berat badan dan tinggi badan. Selain itu posyandu balita sudah mempunyai alat permainan edukatif dari dana bantuan daerah (APBD).Kader mengatakan selama penimbangan posyandu bulan ini balita yang datang menimbang lebih sedikit dari bulan kemarin. Kader mengatakan mungkin hal tersebut terjadi karena jadwal posyandu balita diubah. Dari bulan bulan sebelumnya, posyandu balita diadakan setiap pagi berbarengan dengan posyandu lansia, namun mulai pada januari ini jadwal posyandu balita dan lansia dipisah.

Grafik 9. Distribusi frekuensi kedatangan balita ke posyandu Flamboyan Dusun Tlogo RW 27 bulan januari 2015

Dari grafik distribusi frekuensi kedatangan balita ke posyandu dari bulan November 2014 Januari 2015 terlihat bahwa terjadi peningkatan frekuensi penimbangan jumlah balita pada bulan November 2014 ke bulan Desember 2014, yaitu dari total populasi 42, 29 balita yang menimbang di bulan November 2014 bertambah menjadi 32 balita yang menimbang di bulan Desember 2014. Sedangkan pada bulan Desember 2014 ke bulan Januari 2015 terjadi penurunan frekuensi jumlah balita yang menimbang ,yaitu dari 32 balita yang menimbang di Bulan Desember 2014 menurun menjadi 22 balita yang menimbang di bulan Januari 2015.7. Pemerintahan dan PolitikPerangkat Dusun Tlogo RW 27 sangat mendukung pelaksanaan program posyandu pada masyarakatnya. Perangkat dusun berharap pelaksanaan program posyandu pada masyarakat Dusun Tlogo dapat berhasil. Posyandu balita diadakan di rumah Ketua RW 27.8. Fasilitas kesehatanFasilitas kesehatan yang ada di dusun Tlogo RW 27 berpusat pada Puskesmas Gamping 1. Dusun Tlogo memiliki satu puskesmas yaitu Puskesmas Gamping 1. Dusun Tlogo RW 27 memiliki dua posyandu, yaitu posyandu lansia dan posyandu flamboyan untuk balita.9. Biologis KelompokBerdasarkan hasil observasi mahasiswa di posyandu flamboyan, balita yang datang dalam keadaan sehat dan tidak ada yang mengalami kecacatan. Dari data penimbangan bulan Jauari 2015 didapatkan bahwa dari 22 populasi balita yang datang dan ditimbang diposyandu mempunyai status gizi norma 34 anak, gizi kurus 4 anak dan gizi lebih atau gemuk 3 anak.

Grafik 10. Distribusi frekuensi status gizi balita di posyandu Flamboyan Dusun Tlogo RW 27 bulan januari 2015

Tabel 1. Tabel SKDN bulan Desember 2014 Januari 2015 Posyandu Balita Dusun Tlogo RW 27IndikatorJumlah Pencapain (%)

Desember 2014Januari 2015

S42 anak42 anak

K42 anak = 100%42 anak = 100%

D32 anak = 76%22 anak = 58%

N19 anak = 59%17 anak = 77%

Grafik 11. Balok SKDN Posyandu Balita Dusun Tlogo RW 27 Bulan Desember 2014 - Januari 2015

Populasi balita di Dusun Tlogo pada bulan Desember 2014 Desember 2015 adalah sejumlah 42 (S) anak balita. Dari jumlah populasi seluruh balita memiliki KMS (K :100%). Cakupan balita yang datang dan ditimbang di posyandu pada bulan Desember 2014 sejumlah 32 anak (D : 76%) dan cakupan balita yang ditimang dan berat badannya naik pada bulan Desember 2014 sejumlah 19 anak (N: 59%). Sedangkan cakupan balita yang datang dan ditimbang di posyandu pada bulan Januari 2015 adalah sejumlah 22 anak (D : 58%) dan cakupan balita yang ditimbang dan naik berat badannya adalah sejumlah 17 anak (N: 77%). Dari grafik SKDN dapat diamati bahwa terjadi penurunan jumlah balita yang ditimbang pada bulan desember 2014 ke bulan Desember 2015. Dari grafik tersebut cakupan jumlah baita yang datang ditimbang dan mengalami kenaikan berat badan mengalami peningkatan 59% pada bulan Desember 2014 menjadi 77% pada Bulan Januari 2015.

Grafik 12. Grafik pemeriksaan Gigi Balita di Posyandu Dusun Tlogo Mei 2014

Grafik 12. Grafik Kesehatan Gigi Balita di Posyandu Dusun Tlogo Mei 2014

Selain data penimbangan di Posyandu, kader kesehatan balita di Dusun Tlogo juga memiliki data pemeriksaan gigi Balita. Dari data yang ada, pemeriksaan gigi terakhir dilakukan ada bulan Mei 2014. Dari total populasi 23 balita memeriksakan gigi, sedangkan 19 balita tidak memeriksakan gigi. Dari balita yang memeriksakan gigi didapatkan data 17% gigi balita sehat, 4% gigi balita berlubang, 57% gigi balita kotor dan 22% gigi balita kotor dan berlubang. Kader mengatakan balita yang diperiksa giginya adalah balita yang datang pada posyandu bulan tersebut. Kader mengatakan pemeriksaan gigi terakhir dilakukan pada bulan mei 2014. Data pemeriksaan kader tahun 2014 menunjukan dari total populasi balita 29 balita telah dilakukan pemeriksaan Lingkar kepala, Tes daya lihat dan tes daya dengar. Dari Jumlah balita yang dilakukan pemeriksaan (29 anak) di dapatkan hasil 100% lingkar kepala anak normal, 100% daya dengar anak normal dan 100% penglihatan anak normal.Kader mengatakan data kesehatan balita di Dusun Tlogo RW 27 selain data penimbanganan kunjungan posyandu susah didapatan, hal ini dikarenakan buku KIA setiap kali penimbangan oleh orangtua tidak selalu dibawa, bahkan ada buku KIA yang justru sudah hilang. Kader mengatakan cakupan imunisasi di Dusun Tlogo RW 27 belum bisa direkap karena data untuk imunisasi belum terkumpul sari orangtua balita. Kader mengatakan ada satu keluarga yang balitanya belum di imunisasi sejak lahir karena buku KIA hilang dan keluarga tidak bisa mengimunisasi balita di puskesmas.10. Psikologi KelompokDari hasil observasi mahasiswa di posyandu flamboyan, anak balita terlihat dengan senang hati mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu. Selain itu, hal itu didukung dengan tersedianya alat- alat permainan di posyandu tersebut. Hanya ada beberapa anak yang menangis dan menolak ketika akan ditimbang di posyandu.

B. Analisa Data

DATAMASALAHPENYEBAB

DO: Rumah untuk posyandu terletak di pinggir jalan raya yang banyak dilalui kendaraan bermotor Posyandu dilaksanakan di teras yang terbuka dan langsung menghadap jalan raya Balita bermain di pinggir jalan dan orang tua kurang memperhatikan balita (asyik mengobrol dengan ibu-ibu lain) Sudah ada alat bermain di posyandu tetapi jumlahnya terbatasDS: Kader mengatakan awalnya tempat posyandu digunakan untuk balita dan lansia, tetapi karena membahayakan untuk lansia maka posyandu lansia dipindah ke rumah di tengah desa yang lebih kondusif dan tidak membahayakan, sedangkan posyandu balita tetap dilaksanakan di sana.Risiko injury pada balitaLingkungan posyandu yang kurang aman

DS: Kader mengatakan belum paham tentang pengisian kohort dan pengisian catatan imunisasi Kader mengatakan baru kali ini (tahun 2015) kader diminta mengisi format-format tersebutDO: Kader meminta bantuan mahasiswa untuk mengisi kohort Kader menanyakan pada mahasiswa tentang pengisian catatan imunisasi, dan menanyakan tentang kriteria pengklasifikasian berat badan balita.Kurang pengetahuan kader posyandu tentang manajemen posyanduKurang terpapar informasi

DS : Kader menyatakan pemeriksaan gigi dilakukan terakhir kali pada bulan mei 2014 Kader mengatakan yang diperiksa adalah balita yang datang ke posyanduDO : Balita yang periksa giginya sejumlah 29 anak Balita yang memiliki gigi sehat 17% Gigi kotor 57% Gigi kotor dan berlubang 22% Gigi berlubang 4%

Resiko terjadinya peningkatan caries gigiKurangnya cakupan pemeriksaan gigi balita di posyandu

C. Diagnosis Keperawatan1. Risiko injury pada balita berhubungan dengan lingkungan posyandu yang kurang aman yang ditandai dengan:DO: Rumah untuk posyandu terletak di pinggir jalan raya yang banyak dilalui kendaraan bermotor Posyandu dilaksanakan di teras yang terbuka dan langsung menghadap jalan raya Balita bermain di pinggir jalan dan orang tua kurang memperhatikan balita (asyik mengobrol dengan ibu-ibu lain) Sudah ada alat bermain di posyandu tetapi jumlahnya terbatasDS: Kader mengatakan awalnya tempat posyandu digunakan untuk balita dan lansia, tetapi karena membahayakan untuk lansia maka posyandu lansia dipindah ke rumah di tengah desa yang lebih kondusif dan tidak membahayakan, sedangkan posyandu balita tetap dilaksanakan di sana.2. Kurang pengetahuan kader posyandu tentang manajemen posyandu berhubungan dengan lingkungan posyandu yang kurang aman yang ditandai dengan:DS: Kader mengatakan belum paham tentang pengisian kohort dan pengisian catatan imunisasi Kader mengatakan baru kali ini (tahun 2015) kader diminta mengisi format-format tersebutDO: Kader meminta bantuan mahasiswa untuk mengisi kohort Kader menanyakan pada mahasiswa tentang pengisian catatan imunisasi, dan menanyakan tentang kriteria pengklasifikasian berat badan balita.

3. Resiko terjadinnya peningkatan caries gigi berhubungan dengan kurangnya cakupan pemeriksaan gigi balita di posyandu ditandai dengan :DS : Kader menyatakan pemeriksaan gigi dilakukan terakhir kali pada bulan mei 2014 Kader mengatakan yang diperiksa adalah balita yang datang ke posyanduDO : Balita yang periksa giginya sejumlah 29 anak Balita yang memiliki gigi sehat 17% Gigi kotor 57% Gigi kotor dan berlubang 22% Gigi berlubang 4%

1

D. Perencanaan1. Penetapan prioritas masalahNo dxKRITERIA PENAPISANSKOR

Sesuai peran CHNResiko terjadiResiko parahPotensial untuk HEMinat MasySesuai program pemKemungkinan terjadiTersediannya sumber

tempatdanawaktufasilitaspetugas

154444545445351

254344535445349

354354544443348

2. Perencanaan keperawatanDiagnosis KeperawatanPERENCANAAN

TujuanIntervensiRasional

Risiko injury pada balita berhubungan dengan lingkungan posyandu yang kurang aman yang ditandai dengan:DO: Rumah untuk posyandu terletak di pinggir jalan raya yang banyak dilalui kendaraan bermotor Posyandu dilaksanakan di teras yang terbuka dan langsung menghadap jalan raya Balita bermain di pinggir jalan dan orang tua kurang memperhatikan balita (asyik mengobrol dengan ibu-ibu lain) Sudah ada alat bermain di posyandu tetapi jumlahnya terbatas

DS: Kader mengatakan awalnya tempat posyandu digunakan untuk balita dan lansia, tetapi karena membahayakan untuk lansia maka posyandu lansia dipindah ke rumah di tengah desa yang lebih kondusif dan tidak membahayakan, sedangkan posyandu balita tetap dilaksanakan di sana.

TUPAN :Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 30 hari tidak terjadi injury pada kelompok balita posyandu balita terkontrol dengan kriteria : Pelaksanaan posyandu balita diadakan di lingkungan yang jauh dari pinggi jalan raya dan tidak banyak dilalui kendaraan bermotorTUPEN :Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 4 kali pertemuan kader dan orang tua balita mampu : Menyediakan tempat posyandu lansia yang aman dan jauh dari jalan raya Menyediakan tempat bermain di dalam ruangan dan berada dalam pengawasan kader atau orangtua1. Advokasi pada kader dan kepala dukuh tentang keamanan balita terhadap pelaksanaan tempat posyandu balita2. Identifikasi bersama kader dan perangkat dusun adakah tempat yang aman yang jauh dari jalan yang ramai kendaraan bermotor untuk melakukan posyandu balita di dusun tlogo3. Dampingi kader melaksanakan sosialiasi dengan orangtua balita terkait tempat pelaksanaan posyandu

1. Advokasi diperlukan untuk menyamakan persepsi antara petugas kesehatan dan masyarakat

2. Kader sebagai orang yang tahu tentang kondisi atau lingkungan dusun Tlogi

3. Orangtua sebagai konsumen dalam penyelenggaraan kesehatan perlu diberitahukan tentang maksud dan tujuan dari pemindahan tempat pelaksanaan posyandu

Kurang pengetahuan kader posyandu tentang manajemen posyandu berhubungan dengan Kurang terpapar informasi yang ditandai dengan:DS: Kader mengatakan belum paham tentang pengisian kohort dan pengisian catatan imunisasi Kader mengatakan baru kali ini (tahun 2015) kader diminta mengisi format-format tersebutDO: Kader meminta bantuan mahasiswa untuk mengisi kohort Kader menanyakan pada mahasiswa tentang pengisian catatan imunisasi, dan menanyakan tentang kriteria pengklasifikasian berat badan balita.

TUPANSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 30 hari pengetahuan kader posyandu tentang manajemen posyandu meningkat dengan kriteria : Kader tahu bagaimanan cara pengisisan kohort dan catatan imunisasi Kader tahu bagaimana cara mengisi KMS balita dan menggunakan KMS pada setiap posyanduTUPENSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2 kali pertemuan kader mendapatkan informasi mengenai manajemen posyandu dan cara pengisian kohort serta KMS dengan kriteria : 80% kader hadir saat dilakukan pelatihan pengisisan kohort dan KMS Kader mampu mengisis kohort dan KMS balita1. Lakukan penyuluhan atau pelatihan pengisian kohort dan KMS balita pada kader2. Monitoring cara pengisian kohort dan KMS balita

1. Pelatihan dapat meningkatkan pengetahun kader dan menjadi sarana kader untuk berlatih mengisi kohort serta KMS2. Puskesmas sebagai penyedia sarana kegiatan posyandu

Resiko terjadinnya peningkatan caries gigi berhubungan dengan kurangnya cakupan pemeriksaan gigi balita di posyandu ditandai dengan :DS : Kader menyatakan pemeriksaan gigi dilakukan terakhir kali pada bulan mei 2014 Kader mengatakan yang diperiksa adalah balita yang datang ke posyanduDO : Balita yang periksa giginya sejumlah 29 anak Balita yang memiliki gigi sehat 17% Gigi kotor 57% Gigi kotor dan berlubang 22% Gigi berlubang 4%

TUPANSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 bulan tidak terjadi peningkatan caries gigi / gigi berlubang pada balita di posyandu Dusun Tlogo RW 27 dengan kriteria : Tidak ada balita yang memiliki gigi kotor di posyandu balita dusun tlogo Terjadi peningktan balita yang memiliki gigi sehat dari 17% menjadi 50%TUPENSetelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 kali pertemuan cakupan pemeriksaan gigi balita meningkat dengan kriteria : Pemeriksaan gigi dilakukan minimal 2 bulan sekali Seluruh populasi balita dilakukan pemeriksaan gigi1. Anjurkan kader untuk melakukan pemerikasaan gigi 2 bulan sekali pada saat posyandu diadakan2. Berikan pendidikan kesehatan kepada kader dan orang tua balita tentang pentingnya perawaran gigi pada balita.3. Anjurkan keluarga pasien untuk membawa anak ke puskesmas jika terjadi permasalahan pada gigi anak4. Kolaborasi dengan puskesmas untuk mendatangkan dokter dan perawat gigi setiap 6 bulan sekali.

1. Mengetahui keadaan dan kebersihan gigi balita.

2. Pengetahuan meningkatkan kepatuhan kader dan orangtua terhadap perawatan gigi balita

3. Penanganan dini dapat meminimalkan kerusakan gigi balita

4. Pemeriksaan gigi oleh tim kesehatan secara rutin dapat meminimalkan terjadinya karies gigi.

E. Plan of Action (POA)POA ASUHAN KELOMPOK KHUSUS BALITADI POSYANDU, FLAMBOYAN, TLOGO, AMBARKETAWANG, GAMPING

NOURAIANSASARANTARGETHARI/TANGGAL PELAKSANAANTEMPATUNIT TERKAITDANAPENANGGUNG JAWAB

1Melakukan advokasi pada kader dan kepala dusun tentang keamanan balita terhadap pelaksanaan tempat posyandu balitaKader dusun tlogo RW 27 dan kepala dusunSemua kader dusun tlogo RW 27 dan kepala dusun1 Februari 2015Rumah kepala dusunTomaPuskesmas Gamping 1Kas dusun tlogo RW 27 Anisa

2Identifikasi bersama kader dan perangkat dusun adakah tempat yang aman yang jauh dari jalan yang ramai kendaraan bermotor untuk melakukan posyandu balita di dusun tlogo

Kader dusun tlogo RW 27 dan kepala dusunSemua kader dusun tlogo RW 27 dan kepala dusun1 Februari 2015Rumah kepala dusunTomaPuskesmas Gamping 1Kas dusun tlogo RW 27Risma

3Dampingi kader melaksanakan sosialiasi dengan orangtua balita terkait tempat pelaksanaan posyandu

Orangtua balita dusun Tlogo RW 2780% orangtua balita dusun Tlogo RW 278 Februari 2015 pada saat posyandu balitaRumah ketua RW 27Kader puskesmasKas posyandu balitaMita

4Lakukan penyuluhan atau pelatihan pengisian kohort dan KMS balita pada kaderKader dusun Tlogo RW 27Semua kader dusun Tlogo RW 278 Februari 2015Rumah ketua RW 27 dusun Tlogo PuskesmasKas posyandu balitaReri

5Monitoring cara pengisian kohort dan KMS balita

Kader dusun Tlogo RW 27Semua kader dusun Tlogo RW 278 Februari 2015Rumah ketua RW 27 dusun TlogoPuskesmasKas posyandu balitaLaili

6Kesehatan kepada kader dan orang tua balita tentang pentingnya perawaran gigi pada balita.Kader dan orangtua balita 80% kader dan orangtua balita8 Maret 2015Rumah ketua RW 27 dusun TlogoPuskesmasKas posyandu balitaRisma

7Anjurkan kader untuk melakukan pemerikasaan gigi 2 bulan sekali pada saat posyandu diadakanBerikan pendidikanKader posyandu80% kader8 Maret 2015Rumah ketua RW 27 dusun TlogoPuskesmasKas posyandu balitaRisma

8Anjurkan keluarga pasien untuk membawa anak ke puskesmas jika terjadi permasalahan pada gigi anak

Kader dan orangtua balita 80% kader dan orangtua balita8 Maret 2015Rumah ketua RW 27 dusun TlogoPuskesmasKas posyandu balitaRisma

9Kolaborasi dengan puskesmas untuk mendatangkan dokter dan perawat gigi setiap 6 bulan sekali.Balita dusun Tlogo RW 2780% balita8 Maret 20158 September 2015Rumah ketua RW 27 dusun TlogoPuskesmasKas posyandu balitaRisma

BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanPraktik lapangan mata kuliah Keperawatan Kesehatan Komunitas di Puskesmas Gamping 1 didapatkan data geografis Dusun Tlogo, Demografi populasi kelompok khusus Balita di Dusun Tlogo RW 27 dan data kesehatan Balita di Dusun Tlogo RW 27. Dari data yang didapatkan dapat di tegakkan diagnosis keperawatan :1. Risiko injury pada balita berhubungan dengan lingkungan posyandu yang kurang aman 2. Kurang pengetahuan kader posyandu tentang manajemen posyandu berhubungan dengan lingkungan posyandu yang kurang aman3. Resiko terjadinnya peningkatan caries gigi berhubungan dengan kurangnya cakupan pemeriksaan gigi balita di posyanduB. Saran1. Institusi Pendidikana. Praktik lapangan di masyarakat dapat memberi gambaran bagi mahasiswa tentang pelaksanaan pengkajian pada kelompok khusus, oleh karena itu praktik lapangan di komunitas sebelum terjun praktik klinik hendaknya dilaksanakan setiap tahunnya bagi mahasiswa keperawatan2. Puskesmasa. Pelaksanaan posyandu balita di Dusun Tlogo secara keseluruhan sudah bagus, pelaksanaan posyandu sudah tertib setiap bulannya, APE bagi balita pun sudah tersedia, oleh karena itu puskesmas diharapkan dapat memberikan dampingan yang optimal bagi kader dalam pelasanaan posyandu