pengantar manajemen

19
ABSTRAKSI Pengelolaan pasar di Kota Bekasi terutama kebersihan Pasar Jatiasih, Sikap sebagian warga yang tidak disiplin menjaga kebersihan dalam membuang sampah ditempat pembuangan sampah,terlihat warga yang bukan sebagai pedagang pasar Jatiasih tampak sengaja membuang sampahnya ditempat pembuangan sampah pasar Jatiasih ,itu membuat Kepala UPTD Pasar Jatiasih Nuryani mengambil langkah cepat untuk kebersihan Pasar itu sendiri dengan cara melakukan kontrol kebersihan disetiap harinya dan melakukan pengecekan ditempat pembuangan sampah pasar Jatiasih. Tidak hanya itu,dengan kesigapan dan kepeduliannya pihak UPTD Pasar Jatiasih dalam menjaga kebersihan dan kerapihan Pasarnya,Pasar Tradisional Jatiasih mendapatkan Apresiasi yang tinggi dari Walikota Bekasi Rahmat Effendi dalam segi pengelolaannya yang baik untuk penataan lahan parkir,penataan lahan para pedagang,dan kebersihannya. Belum menciptakan suatu sistem pengaturan yang komprehensif sehingga berdampak pada ketidakberdayaan para pelaku usaha di pasar tradisional akibat dari semakin kuatnya pengembangan pasar modern. Penelitian ini mengungkapkan bagaimana evaluasi terhadap kebijakan pengelolaan pasar di Kota Bekasi dan bagaimana model revitalisasi pasar tradisional yang dapat meningkatkan daya saing dengan pasar modern. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perlu dilakukan perubahan paradigma pengelolaan pasar, di mana pasar tradisional ditempatkan sebagai investasi jangka panjang dalam kerangka pengembangan properti kota yang bertujuan untuk meningkatkan menangkap, dan meredistribusikan kapital bagi kesejahteraan masyarakat. Selain itu, peraturan-peraturan yang terkait dengan pengelolaan pasar harus ditegakan secara konsisten. Pengelolaan pasar tradisional adalah penataan pasar tradisional yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pasar tradisional. 1

Upload: nuralfiyani24

Post on 10-Aug-2015

36 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

ABSTRAKSI

Pengelolaan pasar di Kota Bekasi terutama kebersihan Pasar Jatiasih, Sikap sebagian warga yang tidak disiplin menjaga kebersihan dalam membuang sampah ditempat pembuangan sampah,terlihat warga yang bukan sebagai pedagang pasar Jatiasih tampak sengaja membuang sampahnya ditempat pembuangan sampah pasar Jatiasih ,itu membuat Kepala UPTD Pasar Jatiasih Nuryani mengambil langkah cepat untuk kebersihan Pasar itu sendiri dengan cara melakukan kontrol kebersihan disetiap harinya dan melakukan pengecekan ditempat pembuangan sampah pasar Jatiasih. 

Tidak hanya itu,dengan kesigapan dan kepeduliannya pihak UPTD Pasar Jatiasih dalam menjaga kebersihan dan kerapihan Pasarnya,Pasar Tradisional Jatiasih mendapatkan Apresiasi yang tinggi dari Walikota Bekasi Rahmat Effendi dalam segi pengelolaannya yang baik untuk penataan lahan parkir,penataan lahan para pedagang,dan kebersihannya.

Belum menciptakan suatu sistem pengaturan yang komprehensif sehingga berdampak pada ketidakberdayaan para pelaku usaha di pasar tradisional akibat dari semakin kuatnya pengembangan pasar modern. Penelitian ini mengungkapkan bagaimana evaluasi terhadap kebijakan pengelolaan pasar di Kota Bekasi dan bagaimana model revitalisasi pasar tradisional yang dapat meningkatkan daya saing dengan pasar modern.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perlu dilakukan perubahan paradigma pengelolaan pasar, di mana pasar tradisional ditempatkan sebagai investasi jangka panjang dalam kerangka pengembangan properti kota yang bertujuan untuk meningkatkan menangkap, dan meredistribusikan kapital bagi kesejahteraan masyarakat. Selain itu, peraturan-peraturan yang terkait dengan pengelolaan pasar harus ditegakan secara konsisten.

Pengelolaan pasar tradisional adalah penataan pasar tradisional yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pasar tradisional.

Kata kunci : Pengelolaan Pasar

1

DAFTAR ISI

2

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Pasar tradisional merupakan penggerak perekonomian rakyat dan sumber pendapatan daerah. Daya saing pasar tradisional saat ini semakin lemah dengan keberadaan pasar modern disamping kondisi fisiknya yang menampilkan citra negatif seperti kotor, kumuh, becek, pengap dan gelap. Pasar tradisional juga mernpakan pusat aktivitas sebagian besar masyarakat kita dalam memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan pangan, sandang, papan maupun kebutuhan sosial. Keberadaan pasar tradisional sudah ada di Indonesia sejak jaman penjajahan Belanda. Keberadaannya terns berkembang dan semakin banyak masyarakat yang menggantungkan bidupnya dari keberadaan pasar tradisional, namun saat ini perkembangan pasar tradisional sangat tidak signifikan bahkan menurun karena perkembangannya hams bersaing dengan pasar modem. Persaingan antara pasar tradisional dengan pasar modem bukanlah persaingan yang tidak sehat, dikarenakan kedua pasar tersebut memiliki konsep yang berbeda. Pasar tradisional lebih bersifat pelayanan kepada masyarakat yang dikelola oleh pemerintah daerah setempat sedangkan pasar modem lebih bersifat komersil dan dikelola oleh para pengusaha yang mempunyai modal. Awal keberadaannya, pasar modem pun sebenarnya diperuntukkan untuk orang-orang yang memiliki kelas ekonomi menengah keatas sehingga keberadaannya tidak menjadi persoalan bagi pasar tradisional. Namun seiring berkembangnya zaman dan pehunbuhan penduduk, saat ini sangat banyak didirikan pasar-pasar modem yang mulai mengambil pangsa dan segmen pasar tradisional. Hal inilah yang menimbulkan banyak permasalahan.

3

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pasar tradisional ?2. Mengapa daya saing pasar tradisional semakun melemah ?3. Sejak kapan pasar tradisional berdiri?4. Bagaimana perbedaan sifat pasar tradisional dan pasar modern ?5. Apa pengertian pengelolaan pasar tradisional ?

METODE PENELITIAN

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis mempergunakan metode penulisan sekunder atau mencari bahan dan sumber-sumber dari media masa elektronik yang berjangkauan internasional, yaitu internet.

TUJUAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengelolaan dan merumuskan strategi pengelolaan lingkungan Pasar Bulu berdasarkan Program Pasar Berseri. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, penentuan informan dengan metode purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi lapangan dan dokumentasi. Pengolahan data lapangan menggunakan model Miles dan Huberman dan merumuskan strategi dengan analisis SWOT. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kekuatan Pasar Bulu terletak pada pedagang sebagai sumber daya dalam pengelolaan lingkungan, adanya paguyuban pedagang, nilai dan letak bangunan dan komitmen pengelola untuk mengelola sampah. Kelemahannya adalah visi dan misi pengelola pasar kurang memperhatikan aspek pengelolaan lingkungan pasar hanya meliputi ketertiban, kebersihan dan pendapatan atau retribusi yang ditarik dari pedagang, tidak ada akses informasi Tingkat pengetahuan tentang lingkungan yang rendah baik pengelola dan pedagang Strategi pengelolaan Pasar Bulu dapat dilakukan melalui peningkatkan peran pedagang dan pengelola terhadap strategi pemasaran dan pelayanan berbasis lingkungan, dengan mengedepankan daya tarik bangunan dan produk lokal serta meningkatkan kepedulian pengelola dan pedagang terhadap pengelolaan lingkungan terutama pengomposan, pengelolaan air limbah, penghematan air dan listrik melalui sosialisasi dan pelatihan. Pengelolaan lingkungan Pasar Bulu Melalui Program PB dapat menekan biaya operasional Pasar Bulu sehingga pedagang kecil dapat tetap berjualan dan kenyamanan pembeli dapat dimaksimalkan.

4

LANDASAN TEORI

I. Pasar tradisional dan pasar modern

Menurut Pangestu (2007) dalam penelitiannya, mencoba mendefenisikan pasar tradisional yang merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi, dalam hal ini organisasi pasar yang masih ada dan masih sangat sederhana, tingkat efisiensi dan spesialisasi yang rendah, lingkungan fisik yang kotor dan pola bangunan yang sempit. Beliau mengajukan beberapa potensi dan ciri-ciri dari pasar tradisional, seperti lemampuan pasar tradisional dalam menyerap Komoditi lokal dari kawasan sekitarnya. Berfungsi sebagai supplier bagi berbagai input pertanian dan perumahan serta kebutuhan masyarakat yang luas, dimana pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri yang membedakannya dengan pasar modern.

Sedangkan pasar Modern didefenisikan sebagai pasar besar, lengkap yang menspesialisasikan dirinya dalam keanekaragaman bahan makanan dan barang-barang di luar bahan makanan sangat terbatas. Pasar Modern didefenisikan sebagai sesuatu yang lengkap, pelayanan sendiri dan berkenaan dengan toko makanan.

Ciri Ciri Pasar Tradisional

1. Proses jual-beli melalui tawar menawar harga2. Barang yang disediakan umumnya barang keperluan dapur dan rumah tangga3. Harga yang relatif lebih murah4. Area yang terbuka dan tidak ber-AC

Kelebihan pasar tradisional

1. Persaingan dalam pasar yang alamiah2. Lokasi yang trategis3. Area penjualan yang luas4. Harga yang terjangkau5. Adanya proses tawar menawar antara pembeli dan penjual6. Salah satu pendongkrak perekonomian kalangan menengah kebawah

Kelemahan pasar tradisional

1. Lokasi yang kurang bersih dan kotor2. Kurang terpecaya barang yang dijual yang dilakukan oleh oknum penjual yang tidak

bertanggung jawab5

3. Pengemasan barag yang di jual yang kurang menarik perhatian konsumen yang melihatnya

Pasar modern

1. Kelebihan pasar modern2. Tempat pembelanjaan yang nyaman3. Barang yang dijual lebih dijamin kesehatannya4. Lebih banyak keanekaragaman barang yang tersedia5. Pengemasan barang yang menarin perhatian konsumen dibandingkan barang yang dijual

dipasar tradisional6. Menawarkan aneka pembayaran

Kelemahan pasar modern1. Tidak ada praktek jual beli  dimana pembeli tidak bisa menawar harga barang yang dijual

II. Konsumen

Konsumen merupakan individu-individu dan organisasi yang membutuhkan suatu produk atau jasa dari sebuah organisasi untuk dikonsumsi, bukannya dijual atau diproses lagi. Seorang knsumen dalam memilih dan membeli suatu produk, umumnya dipengaruhi juga oleh orang lain yang menjadi referensinya, keluarga, maupun kelompok lainnya (Mahyuni, 2007).

Konsep keputusan pembelian konsumen

Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang dan jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya.

Harga

Harga, nilai, maupun manfaat merupakan konsep yang saling berkaitan. Manfaat adalah atribut barang yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan konsumen. Nilai adalah ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat dipertukarkan dengan produk lainnya. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya. Kepercayaan konsumen terhadap ekonomi, psikologi konsumen dan perilaku beli konaumen ditentukan terutama oleh naik turunnya harga. Konsumen sangat

6

tergantung pada harga sebuah indicator kualitas sebuah produk terutama pada waktu mereka harus membuat keputusan membeli sedangkan informasi yang dimliki tidak lengkap (Stanton, 1996).

Lokasi

Masalah lokasi merupakan masalah penting harus dipertimbangkan oleh pengecer. Masalah lokasi tersebut antara lain meliputi masalah banyaknya lokasi, strategi pengecer dalam memilih lokasi dan penetapan lokasi yang strategis sesuai dengan produk yang dijual. Tiga tingkat keputusan mengenai lokasi yang dihadapi oleh para ahli strategi pemasaran adalah seleksi pasar, analisis area, dan evaluasi tempat, ketiga hal ini penting untuk membedakan suatu usaha dengan para pesaingnya dalam benak konsumen yang ingin dilayani sehingga memungkinkan untuk mencapai keuntungan diferensial yang dapat dipertahankan atas para pesaingnya (Pangestu, 2007).

Produk

Produk merupakan salah satu unsur dari bauran pemasaran yang dapat memuaskan atau memenuhi kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Diharapkan melalui pembelian produk tersebut konsumen dapat terpenuhi kepuasannya. Menurut Stanton (1996) mendefenisikan produk sebagai pemahaman subjektif produsen atas sesuatu yang bisa ditawarkan sebagai usaha mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan kapasitas organisasi dan daya beli pasar. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke konsumen dan bisa mendapatkan perhatian konsumen untuk dibeli dan digunakan sehingga bisa menciptakan sebuah kepuasan bagi konsumen. (Stanton, 1996).

Pelayanan

Dalam sebuah usaha, pelayanan juga harus dipertimbangnkan untuk diprioritaskan mengingat pelayanan berpengaruh langsung terhadap kepuasan pembeli. Maksud dari layanan diatas adalah bahwa layanan merupakan sebuah aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan lepada konsumen (Stanton, 1996).

Faktor sosial

Karakteristik sosial konsumen dipengaruhi oleh :

a) Umur

7

Umur dan tahapan siklus hidup dapat membentuk pola konsumsi orang dewasa, niasanya mengalami perubahan dan transformasi (perubahan bentuk, rupa, sifat) tertentu pada saat menjalani hidupnya.

b) Pendidikan

Pendidikan seseorang juga mempengaruhi perilaku seseorang. Apabila pendidikan konsumen tinggi maka konsumen akan lebih memilih barang-barang yang berkualitas baik (Setiadi, 2003).

Faktor ekonomi a) Penghasilan

Penghasilan sangat mempengaruhi konsumsi konsumen. Apabila penghasilan meningkat maka kemampuan rumah tangga untuk membeli aneka kebutuhan semakin besar.

b) Jumlah tanggungan

Jumlah tanggungan sangat mempengaruhi keputusan konsumen saat pembelian, semakin banyak jumlah anggota keluarga konsumen maka tingkat konsumsi juga meningkat, sehingga anggota keluarga berpengaruh besar terhadap keputuasan konsumen (Setiadi, 2003).

Faktor psikologis

Psikologis adalah faktor kejiwaan (psikologi) yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam proses pengambilan keputusan. Faktor psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen berbelanja dibagi menjadi 2 yaitu :

yaitu: comfortable (kenyamanan), prestige (gengsi).

1. Kenyamanan berbelanja (comfortable)

Kenyamanan merupakan salah satu nilai jual yang utama dari supermarket/ hypermarket, karena tanpa faktor kenyamanan supermarket/hypermarket tidak jauh berbeda dari pasar tradisional.

2. Gengsi (prestige)

prestige adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa mempunyai kebanggan tersendiri, pada saat mengkonsumsi barang dan jasa tertentu yang dihasilkan oleh perusahaan.Salah satu nilai jual dari pasar modern adalah faktor gengsi, karena seorang konsumen merasa lebih prestige berbelanja di pasar modern dari pada di pasar

8

tradisional, karena selama ini pasar tradisional selalu identik dengan segmen kalangan bawah, dan supermarket/hypermarket identik dengan kalangan menengah ke atas. (Winardi, 1993).

9

PEMBAHASAN

Pasar tradisional selama ini kebanyakan terkesan kumuh, kotor, semrawut, bau dan seterusnya yang merupakan stigma buruk yang dimilikinya. Namun demikian sampai saat ini di kebanyakan tempat masih memiliki pengunjung atau pembeli yang masih setia berbelanja di pasar tradisional. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa banyak juga pasar tradisional yang dalam perkembangannya menjadi sepi, ditinggalkan oleh pengunjung atau pembelinya yang beralih ke pasar moderen.

Stigma yang melekat pada pasar tradisional secara umum dilatarbelakangi oleh perilaku dari pedagang pasar, pengunjung atau pembeli dan pengelola pasar. Perilaku pedagang pasar dan pengunjung dan pengunjung atau pembeli yang negatif secara perlahan dan bertahap dapat diperbaiki, sekalipun memerlukan waktu lama. Keterlibatan pengelola pasar dalam perbaikan perilaku ini adalah suatu keniscayaan.

Melekatnya stigma buruk pada pasar tradisional, seringkali mengakibatkan sebagian dari para pengunjung mencari alternatif tempat belanja lain, di antaranya mengalihkan tempat berbelanja ke pedagang kaki lima dan pedagang keliling yang lebih relatif mudah dijangkau (tidak perlu masuk ke dalam pasar). Bahkan kebanyakan para pengunjung yang tergolong di segmen berpendapatan menengah bawah ke atas cenderung beralih ke pasar moderen, seperti pasar swalayan (supermarket dan minimarket) yang biasanya lebih mementingkan kebersihan dan kenyamanan sebagai dasar pertimbangan beralihnya tempat berbelanja.

Seringkali dikesankan bahwa perilaku pedagang yang menjadi penyebab utama terjadinya kondisi di kebanyakan pasar tradisional memiliki stigma buruk. Sebaliknya, di lapangan di lapangan dijumpai peran pengelola pasar terutama dari kalangan aparatur pemerintah dalam mengupayakan perbaikan perilaku pedagang pasar tradisional masih sangat terbatas. Banyak penyebab yang melatarbelakangi kondisi ini. Dimulai dari keterbatasn jumlah tenaga dan kemampuan (kompetensi) individu tenaga pengelola pengelola serta keterbatasan kelembagaan (organisasi) pengelola pasar untuk melakukan pengelolaan pasar dan pembinaan pedagang,

Selanjutnya permasalahan yang dihadapi oleh para pengelola pasar di lapangan tidak terlepas dari Kebijakan pimpinan daerah dan para pejabat di bawahnya (Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah-SKPD) di tingkat Kabupaten atau Kota. Dari kebijakan yang dikeluarkan dapat diketahui kepedulian mereka terhadap pasar tradisional berserta para pedagang di dalamnya dan para Pedagang Kaki Lima (PKL). Seperti diketahui pembiaran PKL dapat menyebabkan gangguan terhadap pasar tradsional dan para pedagang di dalamnya, sehingga para PKL juga perlu ditata dan dibina seperti halnya dengan pasar tradisional dan para pedagangnya.

Berikut ini dicoba untuk menelaah permasalahan pasar tradisional yang peninjuannya berdasarkan pejabat dan institusinya yang terkai, dimulai dari lapis (layer) di tingkat paling atas atau pihak-pihak yang memiliki kewenangan yang paling tinggi (pimpinan daerah), kemudian turun secara hirarkhi, berjenjang ke bawah yakni ke pihak-pihak (Kepala SKPD dengan jajarannya) yang memilki kewenangan dengan ruang lingkup yang lebih terbatas.

10

PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulannya adalah pasar tradisional untuk saat ini masih mampu bertahan di tengah perkotaan. Walaupun terdapat banyak pesaing dari pasar-pasar modern, pasar tradisional masih digemari oleh para ibu rumah tangga selain harganya bisa ditawar barang yang tersedia juga banyak variasinya. Keadaan ini diharapkan bisa terus berjalan sebagai mana mestinya, mengingat jumlah pasar tradisional di Indonesia sangat banyak yang berjumlah kurang lebih 6700 pasar tradisional dan mungkin terbanyak di dunia, peran pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga kelestarian pasar tradisional ini, jangan sampai kita mengorbankan pusat perekonomian bagi para masyarakat menengah kebawah. Di masa globalisasi ini bangsa kita sedang dijajah oleh produk-produk luar negeri yang mulai masuk ke Indonesia seperti contohnya berupa pusat perbelanjaaan modern yang berasal dari luar. Perekonomian di Indonesia akan maju bila perputaran uang di pasar lancar, terutama di sektor usaha kecil milik masyarakat.

SARAN

Yang perlu diperhatikan agar pasar tradisional bisa terus bertahan adalah peran pemerintah dalam membuat pasar tradisional bisa diminati masyarakat pada umumnya, seperti perbaikan pada pasar itu sendiri, pasar ditata ulang agar lebih menarik dan rapi, ini bertujuan agar para konsumen nyaman untuk berbelanja di pasar tradisional. Dengan demikian diharapkan pasar tradisional bisa menunjukkan eksistensinya, tidak kalah dengan pasar-pasar modern yang ada.

DAFTAR PUSTAKA11

1. Mariana, D & Paskarina, C. 2005., EVALUASI KEBIJAKAN PENGELOLAAN PASAR. Diakses pada tanggal 06 November 2010. - See more at: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/06/evaluasi_kebijakan_pengelolaan_pasar.pdf

2. Suryadinata, Andri; Rosyaf, Muhammad Rafki; Suharman.2008., Analisis kritis kebijakan pemerintah dalam pengelolaan pasar tradisional dan alternatif solusinya. Diakses pada 2008.-see more at: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/32401.

3. Fauzi, Gamawan.2012., PENGELOLAAN DAN PEMBERDAYAAN PASAR TRADISIONAL. Diakses pada tahun 2012.-See more at : http://bangda.kemendagri.go.id/PRODUK%20HUKUM/Permendagri/Peraturan%20Menteri%20Dalam%20Negeri%20Nomor%2020%20Tahun%202012%20tentang%20Pengelolaan%20dan%20Pemberdayaan%20Pasar%20Tradisional.pdf

4. -.Tinjauan Pustaka, Landasan Teori Dan Kerangka Pemikiran. See More at: http://www.e-bookspdf.org/view/aHR0cDovL3JlcG9zaXRvcnkudXN1LmFjLmlkL2JpdHN0cmVhbS8xMjM0NTY3ODkvMzAxNzkvNC9DaGFwdGVyJTIwSUkucGRm/VGluamF1YW4gUHVzdGFrYSwgTGFuZGFzYW4gVGVvcmkgRGFuIEtlcmFuZ2thIFBlbWlraXJhbg==

5. Tegal, Serikat Pedagang Pasar Indonesia Kota. 2013., PASAR TRADISIONAL DAN PERMASALAHANNYA. Diakses pada 15 Agustus 2013. -See more at: https://www.facebook.com/sppitegal/posts/1404762759745530

12

13

Pasar Jatiasih Juara I K3 Tingkat Pasar Tradisonal Th. 2013

Melakukan persiapan tindakan kebersihan untuk mensukseskan dalam rangkaian Penilaian Adipura Tingkat Kota Bekasi, dengan menggalakkan terus Kebersihan, Keindahan, dan Ketertiban (K3), tidak sia-sia dilakukan oleh Unit pelaksana tugas daerah (UPTD) Pasar Jati Asih yang dinobatkan sebagai Juara I K3 Tingkat pasar tradisonal oleh Walikota Bekasi, Rahmat  Effendi beberapa waktu lalu. Kepala UPTD Pasar Jatiasih, Nuryani mengatakan dalam melakukan K3, hal pertama yang selalu dilakukannya bekerjasama dengan baik dengan beberapa petugas kebersihan dan para pedagang. ”Dalam pembenahan pasar ini, kami lakukan setiap hari seperti pelayanan kebersihan, tidak perlu menunggu K3 dihari Sabtu dan Minggu saja. Tujuannya agar pasar ini bisa mencapai nilai yang lebih baik lagi, dan pengunjung pun merasa

14

nyaman disaat sedang berbelanja. Alhmadulilah, kerja keras selama ini dalam membenahi pasar bisa mendapat nilai baik dari Walikota Bekasi langsung, ”ucap Nuryani.

Menurut Nuryani, selain melakukan pembenahan lingkungan pasar tersebut. Pihak pasar juga melakukan pemenanaman pohon supaya pasar terlihat segar, rapih dan bersih. Untuk meningkatkan kegiatan K3 ini juga bekerjasama dengan Rukun warga pedagang (RWP) Pasar Jatiasih. “Hal pertama yang ingin Saya sampaikan, yaitu mengucapkan terima kasih kepada para petugas yang selalu semangat untuk membersihkan pasar, dari pagi-pagi buta hingga sore hari. Mereka tidak pernah mengeluh, itu yang Saya salutkan. Tanpa bantuan mereka, pasar ini tidak akan mendapat juara seperti yang sudah diraih saat ini,” terangnya.

15