pengaruh cara pemberian dan dosis terhadap efek obat new2
TRANSCRIPT
Pengaruh Cara Pemberian dan Dosis Terhadap Efek Obat
Disusun oleh :
Kamilah Azizah
Hanitia Handayani
Iyan Maulana
Hani Afriyanti
Yuliyanti
Rian Julfin
Egnes Sirait
Rohendris
Bonifasia Irene
Pendahuluan
Bentuk sediaan dan cara pemberian merupakan penentu dalam memaksimalkan proses absorbsi obat oleh tubuh karena keduanya sangat menentukan efek biologis suatu obat seperti absorpsi, kecepatan absorpsi dan bioavailabilitas (total obat yang dapat diserap), cepat atau lambatnya obat mulai bekerja (onset of action), lamanya obat bekerja (duration of action), intensitas kerja obat, respons farmakologik yang dicapai serta dosis yang tepat untuk memberikan respons tertentu
Cara pemberian obat yang berbeda-beda melibatkan proses absorpsi obat yang berbeda-beda pula.
Cara Pemberian Obat
Intravena (IV) Tidak mengalami tahap absorbsi Obat langsung dimasukkan ke pembuluh darah sehingga kadar obat di dalam darah diperoleh dengan cepat, tepat dan dapat disesuaikan langsung dengan respons penderita.Per Oral (PO) Pemberian obat per oral merupakan pemberian obat paling umum dilakukan karena relatif mudah dan praktis serta murah. Melalui proses ADME.
Intramuscular (IM)Kelarutan obat dalam air menentukan kecepatan dan kelengkapan absorpsi. Obat yang sukar larut seperti diazepam & penitoin akan mengendap di tempat suntikan sehingga absorpsinya berjalan lambat, tdk lengkap & tdk teratur.
Subkutan (SC) Hanya boleh dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan.Absorpsi biasanya berjalan lambat dan konstan, sehingga efeknya bertahan lebih lama. Absorpsi menjadi lebih lambat jika diberikan dalam bentuk padat yang ditanamkan dibawah kulit atau dalam bentuk suspensi.
Tujuan Percobaan
1. Mampu memberikan obat dengan berbagai rute pemberian dengan berbagai dosis yg berbeda pada mencit.
2. Mampu menerangkan perbedaan efek diazepam pada mencit akibat pemberian secara oral, iv, im, dan sc.
Cara Kerja
Siapkan 2 ekor mencit, gunakan
2 dosis pemberian
masing-masing 0,2 ml & 0,4 ml
Berikan larutan uji (diazepam)
secara iv, po, im, dan sc
Tempatkan hewan dlm wadah
pengamatan. Amati & catat onset of action & durasi hilangnya reflek
badan
Hitung mulai & lamanya waktu tidur masing-
masing kelompok.
Bandingkan hasilnya.
Perhitungan Dosis
Diazepam 5 mg/ml
Diazepam = 10 mg/KgBB x BB mencit
= 10 mg/1000 g x 20 g = 0,2 mg
dosis I = 0,2 mg/10 ml x 5 mg = 0,4 ml
dosis II = 0,2 ml
Data Percobaan
Vol obat IV PO IM SC
0,2 ml 4’15” 43’14” 3’13” 5’15”
0,4 ml 48” 32’29” 2’20” 3’35”
Grafik Rute Pemberian IV, PO, IM, dan SK (0,2)
IV PO IM SC0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
TidurLama Tidur
Grafik Rute Pemberian IV, PO, IM, dan SK (0,4)
IV PO IM SC0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
TidurLama Tidur
Pembahasan
Pemberian intravena (IV), obat tidak mengalami absorpsi tetapi langsung masuk ke dalam sirkulasi sistemik, sehingga efek obat dalam darah diperoleh secara cepat.
Pada pemberian secara oral, sebelum obat masuk ke peredaran darah dan didistribusikan ke seluruh tubuh, terlebih dahulu harus mengalami absorbsi pada saluran cerna, sehingga efek yg ditimbulkan lama.
… pembahasan
Injeksi intramuskular (IM) atau suntikkan melalui otot, kecepatan dan kelengkapan absorpsinya dipengaruhi oleh kelarutan obat dalam air.
Injeksi subkutan (SC) absorpsinya biasanya terjadi secara lambat dan konstan sehingga efeknya bertahan lama.
Pembahasan
Terjadi kesalahan pada tahap awal dalam penimbangan tidak dilakukan sehingga mencit yang diberikan perlakuan tidak sesuai dengan dosis, ada yang mencapai onset of action dengan cepat dan ada yang terlampau jauh, dikarenakan berat mencit lebih berat sehingga dosis yang diberikan tidak cukup untuk membuat mencit mencapai onset of action atau tertidur.
Kesimpulan
Dari data yg diperoleh dari praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Pemberian secara injeksi intravena menghasilkan efek yang tercepat, karena obat langsung masuk ke dalam sirkulasi darah.
Efek lebih lambat diperoleh dengan injeksi intramuskular, dan lebih lambat lagi dengan injeksi subkutan karena obat
harus melintasi banyak membran sel sebelum tiba dalam peredaran darah.
Efek paling lambat diperoleh dengan cara pemberian peroral.