pengaruh circulating pump terhadap
DESCRIPTION
pompaTRANSCRIPT
PENGARUH CIRCULATING PUMP TERHADAP
TEMPERATUR DI SUCTION STANDBY FEED WATER PUMP
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
TEKHNIK PERMESINAN KAPAL
2013-2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Seiring dengan berkembangnya jaman dan bertambahnya penduduk setiap
tahunnya, mengakibatkan peningkatan konsumsi energi oleh masyarakat serta
dunia usaha yang mengakibatkan kebutuhan energi listrik terus meningkat.
Kebutuhan ini bahkan belum mampu dipenuhi secara optimal oleh PLN, oleh
karena itu sejak diberlakukannya UU No. 15 Tahun 1985, PP No. 10 Tahun 1989
dan Keputusan Presiden Nomor 37 Tahun 1992 memberikan ijin kepada pihak
swasta untuk ikut berpartisipasi dalam usaha ketenagalistrikan di bidang
Pembangkit Transmisi dan Distribusi, Salah satunya adalah PT. YTL Jawa Timur
yang mengoperasikan PLTU paiton Unit 5 dan 6 dimulai pada bulan desember
2004 menggantikan PT. Powergen Jawa Timur berasal dari Negara Inggris. PT.
YTL Jawa Timur merupakan anak perusahan dari PT. Power Service yang berasal
dari Negara Malaysia serta merupakan perusahaan multinasional.
Pada proses pembangkitan tenaga listrik diperlukan kontinuitas produksi
energi listrik. Hal ini disebabkan karena PT. YTL sendiri merupakan salah satu
Pembangkit Listrik yang mensuplai listrik untuk wilayah Jawa dan Bali. Dengan
kapasitas total 1220 MW atau 610 MW untuk per unitnya, PLTU Paiton Unit 5
dan 6 diharapkan mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat wilayah Jawa
dan Bali. Dalam mensuplai listrik untuk kebutuhan wilayah Jawa dan Bali
tersebut, PLTU Paiton Unit 5 dan 6 dilengkapi dengan equipment yang
mendukung dalam sistem PLTU secara keseluruhan.
PT. YTL Jawa Timur merupakan perusahaan swasta yang mengoperasikan
dan melakukan perawatan PLTU Paiton unit 5 dan 6. PT. YTL Jawa Timur
secara berkala melakukan perawatan dalam meningkatkan produktivitas energi
listrik, Salah satunya dibidang pompa. Pompa merupakan salah satu jenis mesin
yang berfungsi untuk memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang
diinginkan. Zat cair tersebut contonya adalah air, oli atau minyak pelumas, atau
fluida lainnya yang tak mampu mampat. Industri-industri banyak menggunakan
pompa sebagai salah satu peralatan bantu yang penting untuk proses produksi.
Sebagai contoh pada pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan untuk
menyuplai air umpan ke boiler atau membantu sirkulasi air yang akan diuapkan
diboiler.
Di PT.YTL pompa banyak digunakan untuk mensirkulasi air atau minyak
pelumas atau pendingin plant. Suatu gejala pada proses aliran zat cair yang
cenderung mengurangi untuk kerja atau efesiensi dari pompa adalah kavitasi.
Gejala kavitasi terjadi karena menguapnya zat cair yang sedang mengalir didalam
pompa atau diluar pompa, karena tekanannya berkurang sampai dibawah tekanan
uap jenuhnya.
Pada suction standby feed water pump sering terjadi kavitasi karena jika
pompa tidak beroperasi maka temperature di suction akan lebih tinggi dari feed
tank dan akan terjadi penguapan yang menyebabkan kavitasi, untuk menghindari
kavitasi tersebut PT.YTL Jawa Timur membuat circulating pump untuk
mensirkulasikan air di suction Standby FWP agar tidak terjadi penguapan.
Karena pentingnya Circulating pump terhadap temperatur suction standby
feed water pump, maka penulis akan membahas tentang “PENGARUH
CIRCULATING PUMP TERHADAP TEMPERATUR DI SUCTION
STANDBY FEED WATER PUMP”
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses kerja dari circulating pump?
2. Bagaimana pengaruh dari circulating pump terhadap temperatur di suction
feed water pump?
1.3. BATASAN MASALAH
1. Hanya membahas proses circulating pump
2. Hanya membahas tentang performance circulating pump
3. Berapa head total yang terjadi pada pompa circulating pump
4. Berapa daya pada circulating pump
1.4. TUJUAN
1. Untuk mengetahui cara kerja dari circulating pump
2. Untuk mengehaui pengaruh dari circulating pump terhadap temperatur di
cuction standby feed water pump
1.5. MANFAAT
1. Dapat mengetahui proses kerja circulating pump
2. Dapat mengehaui pengaruh dari circulating pump terhadap temperatur di
cuction standby feed water pump
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pompa
Pompa merupakan salah satu jenis mesin yang berfungsi untuk
memindahkan zat cair dari suatu tempat ke tempat yang diinginkan. Zat cair
tersebut contonya adalah air, oli atau minyak pelumas, atau fluida lainnya yang
tak mampu mampat. Industri-industri banyak menggunakan pompa sebagai salah
satu peralatan bantu yang penting untuk proses produksi. Sebagai contoh pada
pembangkit listrik tenaga uap, pompa digunakan untuk menyuplai air umpan ke
boiler atau membantu sirkulasi air yang akan diuapkan diboiler.
Gambar 2.1 instalasi pompa
Pada industri, pompa banyak digunakan untuk mensirkulasi air atau
minyak pelumas atau pendingin mesin-mesin industri. Pompa juga dipakai pada
motor bakar yaitu sebagai pompa pelumas, bensin atau air pendingin. Jadi pompa
sangat penting untuk kehidupan manusia secara langsung yang dipakai dirumah
tangga atau tidak lansung seperti pada pemakaian pompa di industri. Pada pompa
akan terjadi perubahan dari dari energi mekanik menjadi energy fluida. Pada
mesin-mesin hidrolik termasuk pompa, energi fluida ini disebut head atau energi
persatuan berat zat cair. Ada tiga bentuk head yang mengalami perubahan yaitu
head tekan, kecepatan dan potensial.
2.2 Pompa sentrifugal
Pompa sentrifugal adalah suatu pompa yang memindahkan cairan dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran impeler. Pompa
sentrifugal mengubah enegi kecepatan menjadi energi tekanan. Ada juga yang
menyebutnya sebagai mesin kecepatan karena semakin cepat putaran pompanya
maka akan semakin tinggi tekanan (head) dihasilkan
2.2.1 Kerja Pompa Sentrifugal
Pompa digerakkan oleh motor, daya dari motor diberikan kepada
poros pompa untuk memutar impeler yang dipasangkan pada poros
tersebut. Zat cair yang ada dalam impeler akan ikut berputar karena
dorongan sudu‐sudu. Karena timbulnya gaya sentrifugal, maka zat cair
mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran diantara sudu dan
meninggalkan impeller dengan kecepatan yang tinggi. Zat cair yang keluar
dari impeler dengan kecepatan tinggi ini kemudian mengalir melalui
saluran yang penampangnya makin membesar (volute/diffuser), sehingga
terjadi perubahan dari head kecepatan menjadi head tekanan. Maka zat cair
yang keluar dari flens keluar pompa head totalnya bertambah besar.
Pengisapan terjadi karena setelah zat cair dilemparkan oleh impeler, ruang
diantara sudu‐sudu menjadi vakum sehingga zat cair akan terisap masuk.
Selisih energi per satuan berat atau head total dari zat cair pada flens
keluar (tekan) dan flens masuk (isap) disebut head total pompa.
2.2.2 bagian bagian pompa sentrifugal
Gambar bagian-bagian pompa sentrifugal
Keterangan :
A. Stuffing Box
Stuffing box berfungsi untuk mencegah kebocoran pada daerah dimana
poros pompa menembus casing.
B. Packing
Digunakan untuk mencegah dan mengurangi kebocoran cairan dari
casing pompa melalui poros. Biasanya terbuat dari asbes atau teflon.
C. Shaft
Poros berfungsi untuk meneruskan momen puntir dari penggerak
selama beroperasi dan tempat kedudukan impeller dan bagian – bagian
berputar lainnya.
D. Shaft Sleeve
Shaft sleeve berfungsi untuk melindungi poros dari erosi, korosi dan
keausan pada stuffing box. Pada pompa multi stage dapat sebagai
leakage joint, internal bearing dan interstage atau distance sleever.
E. Vane
Sudu dari impeller sebagai tempat berlalunya cairan pada impeller.
F. Casing
Merupakan bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai
pelindung elemen yang berputar, tempat kedudukan diffusor (guide
vane), inlet dan outlet nozel serta tempat memberikan arah aliran
impeller dan mengkonversikan energi kecepatan cairan menjadi energi
dinamis (single stage).
G. Eye of impeller
Bagian sisi masuk pada arah isap impeller.
H. Impeller
Impeller berfungsi untuk mengubah energi mekanis dari pompa
menjadi energi kecepatan pada cairan yang dipompakan secara
kontinyu, sehingga cairan pada sisi isap secara terus menerus akan
masuk mengisi kekosongan akibat perpindahan dari cairan yang masuk
sebelumnya. Impeler biasanya terbuat dari perunggu, polikarbonat, besi
tuang atau stainless steel, namun bahan-bahan lain juga digunakan.
I. Wearing ring
Wearing ring berfungsi untuk memperkecil kebocoran cairan yang
melewati bagian depan impeller maupun bagian belakang impeller,
dengan cara memperkecil celah antara casing dengan impeller.
J. Bearing
Beraing (bantalan) berfungsi untuk menumpu dan menahan beban dari
poros agar dapat berputar, baik berupa beban radial maupun beban
axial. Bearing juga memungkinkan poros untuk dapat berputar dengan
lancar dan tetap pada tempatnya, sehingga kerugian gesek menjadi
kecil.
K. Discharge nozzle
Berfungsi sebagai tempat mengalirnya fluida keluar setelah dari
impeller.
2.2.3 Klasifikasi Pompa Sentrifugal
Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan menurut beberapa cara yaitu :
A. Menurut jenis aliran dalam impeler
1. Pompa aliran radial
Pompa ini mempunyai konstruksi sedemikian sehingga aliran zat
cair yang keluar dari impeler akan tegak lurus poros pompa (arah radial).
Gambar pompa aliran radial
2. Pompa aliran aksial
Aliran zat cair yang meninggalkan impeler akan bergerak
sepanjang permukaan silinder
(arah aksial)
Gambar pompa aliran aksial
3. Pompa aliran campur
Aliran zat cair didalam pompa waktu meninggalkan impeler akan
bergerak sepanjang permukaan kerucut (miring) sehingga komponen
kecepatannya berarah radial dan aksial
Gambar pompa aliran campur
B. Menurut jenis impeller
1. Impeller tertutup
Disebut sebagai impeller tertutup karena baling-baling di dalamnya
tetutupi oleh mantel di kedua sisi. Jenis impeller ini banyak digunakan
pada pompa air dengan tujuan mengurung air agar tidak berpindahdari sisi
pengiriman ke sisi penghisapan. Impeller jenis ini memiliki kelemahan
pada kesulitan yang akan didapat jika terdapat rintangan atau sumbatan.
digunakan untuk pemompaan zat cair yang bersih atau sedikit
mengandung kotoran.
Gambar impeller tertutup
2. Impeler setengah terbuka
Impeler jenis ini terbuka disebelah sisi masuk (depan) dan tertutup
di sebelah belakangnya. Sesuai untuk memompa zat cair yang sedikit
mengandung kotoran
misalnya : air yang mengandung pasir, zat cair yang mengauskan, slurry,
dll
Gambar impeller setengah terbuka
3. Impeler terbuka
Impeler jenis ini tidak ada dindingnya di depan maupun di
belakang. Bagian belakang ada sedikit dinding yang disisakan untuk
memperkuat sudu. Jenis ini banyak digunakan untuk pemompaan zat cair
yang banyak mengandung kotoran.
Gambar impeller terbuka
C. Menurut bentuk rumah
1 Pompa volut
Bentuk rumah pompanya seperti rumah keong/siput (volute), sehingga
kecepatan aliran keluar bisa dikurangi dan dihasilkan kenaikan tekanan.
Gambar pompa volute
2 Pompa diffuser
Pada keliling luar impeler dipasang sudu diffuser sebagai pengganti rumah
keong.
Gambar pompa diffuser
3 Pompa aliran campur jenis volut
Pompa ini mempunyai impeler jenis aliran campur dan sebuah
rumah volut.
D. Menurut jumlah tingkat
1 Pompa satu tingkat
Pompa ini hanya mempunyai satu impeler. Head total yang
ditimbulkan hanya berasal dari satu impeler, jadi relatif rendah.
2 Pompa bertingkat banyak
Pompa ini menggunakan beberapa impeler yang dipasang secara
berderet (seri) pada satu poros. Zat cair yang keluar dari impeler pertama
dimasukkan ke impeler berikutnya dan seterusnya hingga impeler terakhir.
Head total pompa ini merupakan jumlahan dari head yang ditimbulkan
oleh masing‐masing impeler sehingga relatif tinggi.
E. Menurut letak poros
Menurut letak porosnya, pompa dapat dibedakan menjadi poros
horisontal dan poros vertikal seperti pada gambar berikut ini :
Gambar poros vertical dan horizontal
2.3 Kavitasi
Kavitasi Pompa Sebagai pendekatan pompa, orang umumnya mengandaikan
bahwa bila tekanan mutlak dalam suatu titik dalam zat cair mencapai tekanan uap
untuk temperatur bersangkutan, rongga rongga dan gelembung – gelembung akan
terbentuk, rongga – rongga ini akan mengandung uap fluida gas bebas. Gejala
pembentukan rongga dan pecahnya rongga itu disebut dengan kapitasi, kapitasi
yang sudah membahayakan akan mengurangi unjuk kerja pompa atau menambah
rugi – rugi mekanik dan menjadi berisik, meningkatkan getaran dan
mengkorosikan logam dari impeller. Akan ada sebagian titik dalam zat cair
didalam pompa dimana tekanan minimum umumnya didaerah sparasi aliran dan
begitu tekanan sekeliling berkurang, tekanan uap akan tercapai dan kavitasi
dimulai dititik tersebut. Sehubungan dengan kondisi ini akan terjadi mutlak yang
tetap dibagian muka masukan pompa untuk debit tertentu melalui pompa itu :
1. Faktor penyebab kapitasi
• Tekanan hisap ( Hs ) terlalu tinggi
• Penampang pipa ( poros impeller ) terlalu kecil
• Adanya getaran dan lekukan pada pipa hisap
• Kecepatan putaran impeller lebih besar dari kecepatan aliran fluida
• Temperatur fluida yang terlalu tinggi
2. Pengaruh kapitasi
• Terjadinya erosi dan korosi pada bagian dimana kapitasi terjadi
sehingga elemen – elemen pompa menjadi rusak
• Perubahan energi kecepatan menjadi energi tekan oleh sudu – sudu
menjadi kurang sempurna dan akibatnya effisiensi akan turun
• Terjadi gesekan pada sudu – sudu impeller
3. Pencegahan kapitasi
Untuk menghindari terjadinya kavitasi pada pompa maka dengan
mengusahakan agar kecepatan aliran air masuk impeller sedkit besar dari
pada kecepatan pada sisi hisap. Seperti telah kita ketahui bahwa gesekan
yang terjadi sebanding dengan harga kecepatan pangkat dua, berarti
kecepatan aliran air terjadi semakin kecil maka diameter dari eye of
impeller akan menjadi tidak sempurna. Berdasarkan beberapa
pertimbangan diatas maka harga kecepatan aliran masuk impeller diambil
sedikit lebih besar dari pada kecepatan aliran air pada sisi hisap, dan masih
berada dalam batasan yang diizinkan. Dalam perencanaan instalasi pompa,
hal - hal berikut ini harus diperhitungkan untuk menghindari kapitasi :
• Ketinggian letak pompa terhadap permukaan zat cair yang dihisap
harus dibuat serendah atau sedekat mungkin agar head hisap statis
menjadi rendah.
• Pipa suction pompa harus dibuat sependek mungkin jika terpaksa
dipakai pipa hisap yang panjang, sebaiknya diambil pipa yang
diameternya satu nomor lebih besar untuk mengurangi kerugian
gesek.
• Tidak dibenarkan sama sekali untuk memperkecil laju aliran
dengan menghambat aliran sisi hisap.
• Jika pompa mempunyai head total yang berlebihan maka pompa
akan bekerja dengan kapasitas aliran yang berlebihan pula
sehingga kemungkinan akan terjadinya kapitasi menjadi lebih
besar karena itu head total pompa harus ditentukan sedemikian
hingga sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi yang
sesengguhnya.
Kenaikan temperatur pompa yang mengakibatkan kavitasi pada pompa
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut ;
Δt=(1−η ) H
427 η
Dimana
Δt = adalah kenaikan temperatur ( 0C )
η = efisiensi pompa pada titik operasi
H = head total pompa pada titik operasi
Apabila pompa dengan head tinggi dioperasikan pada kapasitas rendah,
temperatur akan naik dan menyebabkan kesulitan seperti kavitasi, pada
kondisi ini penguapan zat cair sangat banyak dan menimbulkan kerusakan
pada komponen pompa, khususnya impeler. Kerusakan akan lebih parah
pada operasi pompa dengan zat cair panas. Untuk mengatasinya, sebagian
zat cair terpaksa harus dibocorkan keluar bila laju aliran sangat kecil, hal
ini dilakukan untuk mencegah naiknya temperatur melebihi batas normal.
Kenaikan temperatur yang diizinkan adalah 10 0C, khusus untuk pompa
yang digunakan untuk pengisi ketel, kenaikan yang diizinkan harus
diperhitungkan atas dasar kondisi dimana tidak akan terjadi penguapan
pada ruang pengimbang.
2.4 Persamaan dasar Bernoulli
Fluida cair ( takmampumampat) yang mengalir melalui suatu penampang
sebuah pipa dan saluran apabila diabaikan faktor viskositi ( fluida non viskositas)
akan memenui hukum yang dirumuskan oleh Bernoulli. Perumusan tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut :Persamaan Energi pada aliran fluida melalui sebuah
penampang pipa silinder
Gambar perubahan energy pada saluran
Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua
bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan
(incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan
(compressible flow).
a. Aliran tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak,
emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah
sebagai berikut:
P+ρgh+ 12
ρ v2=H …… …………………………….
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadapa suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-
asumsi sebagai berikut:
Aliran bersifat tunak (steady state)
Tidak terdapat gesekan
b. Aliran termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan
berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran
tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan
Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
v2
2+φ+ω=konstan ……………… ……………………… . .
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah dari tekanan ( p ), energi
kinetik per satuan volum (12
P V 2), dan energi potensial per satuan volume (ρgh)
memiliki nilai yang sama pada setiap titik sepanjang suatu garis arus.
Dalam bagian ini kita hanya akan mendiskusikan bagaimana cara berfikir
Bernoulli sampai menemukan persamaannya, kemudian menuliskan persamaan
ini. Akan tetapi kita tidak akan menurunkan persamaan Bernoulli secara
matematis.
Persamaan perhitungan pompa yang digunakan dalam perhitungan
tugas akhir ini antara lain :
a. Kapasitas pompa
Laju aliran yang masuk ke dalam pompa adalah sama dengan laju
aliran yang keluar dari pompa, sehingga dapat dirumuskan :
Q1 = Q2 A1.V1 = A2.V2……………………….……………………(1.1)
Q = V x A
Dimana :
Q1 = Kapasitas atau debit aliran yang masuk pompa (m3/s)
Q2 = Kapasitas atau debit aliran keluar pompa (m3/s)
A1 = Luas penampang bagian dalam pipa masuk pompa (m)
A2 = Luas penampang bagian dalam pipa keluar pompa (m)
V1 = Kecepatan aliran fluida pipa masuk pompa (m/s)
V2 = Kecepatan aliran fluida pipa keluar pompa (m/s)
b. Reynold Number
Reynold Number digunakan untuk mengetahui jenis aliran yang
terjadi dalam sistem aliran fluida di dalam pipa
ℜ=Vs . Dv
…………………………………………….
Dimana :
Re = Angka Reynolds
Vs = Kecepatan rata-rata aliran didalam pipa (m/s)
v = Viskositas kinematik zat cair
D = Diameter daJam pipa (m)
Pembagian jenis aliran berdasarkan Reynold Number yaitu :
Jika Reynold Number < 2300 adalah jenis aliran laminer.
Jika Reynold Number = 2300 adalah jenis aliran transisi.
Jika Reynold Number > 2300 adalah jenis aliran turbulen.
c. Head pompa
Head pompa adalah energi per satuan berat yang harus disediakan
untuk mengalirakan fluida cair yangt direncanakan sesuai kondisi
instalasi pompa. Head pompa juga dapat berupa tekanan yang digunakan
untuk mengalirakan fluida cairo Head pompa umumnya dinyatakan dalam
satuan panjang. Head pompa dapat ditulis sebagai berikut :
H=ha+∆ hp+hi+ v2
2 g……………. ………………
Dimana :
H : head total pompa
ha : head statis total
head ini adalah perbedaan tinggi antara muka air di sisi keluar dan
di sisi isap ; tanda positip (+) dipakai apabila muka air di sisi ke
luar lebih tinggi daripada sisi isap.
𝛥hp : perbedaan head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air
𝛥ha : hp2 + hpl
Hi : berbagai kerugian di pipa, katub, belokan, dll (m)
v2
2 g : head kecepatan keluar (m)
g : percepatan gravitasi bumi (=9,8 m/s2)
d. Head Kerugian Gesek dalam Pipa ( Major Losses ) Untuk menghitung kerugian gesek yang terjadi di dalam pipa
dipakai persamaaan
Darcy – Weisbach yaitu :
hf = f . L . v2
2. g . D……… ……………………………………… ………………
Dimana :
hf = Kerugian akibat gesekan sepanjang pipa (m)
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter pipa (m)
v = Kecepatan aliran (m)
g = Kecepatan gravitasi (m/s2)
f = Faktor gesek Faktor gesek ini bisa dilihat pada diagram moody atau
bisa juga dihitung dengan rumus : 𝑓=64/𝑅𝑒 , dimana Re = Bilangan
Reynold
Atau untuk jenis aliran turbulen dapat digunakan formula Darcy :
f =0.02+ 0.005D
……………………………………
Dimana : D = Diameter pipa
e. Kerugian Head dalam Jalur Pipa ( Minor Losses )
Dalam aliran melalui jalur pipa, kerugian juga akan terjadi apabila
ukuran pipa, bentuk penampang, atau arah aliran berubah adanya elbow,
valve, reducer dan lain - lain. Kerugian head di tempat – tempat transisi
yang demikian itu dapat dinyatakan secara umum dengan rumus :
hf =fv2
2 g…………………………… ……………………………………….
Dimana :
hf = Kerugian head (m)
V = Kecepatan rata – rata dalam pipa (m/s)
g = Percepatan gravitasi (m/s2)
f = faktor gesekan
Faktor gesekan yang terjadi pada minor losses menyesuaikan
terhadap jumlah dan jenis aksesoris yang terpasangdi sepanjang aliran
pipa
f. Head statis Total
Head statis total adalah perbedaan tinggi antara permukaan zat
cair pada sisi tekan dengan permukaan zat cair pada sisi hisap. Head statis
total dapat dinyatakan dengan rumus
Ha = hd – hs ………………………………………………………..
Dimana :
Ha = head statis total (m)
Hd = head statis pada sisi tekan (m)
Hs = head statis pada sisi hisap (m)
Head total pompa yang harus disediakan untuk mengalirkan jumlah
fluida seperti yang direncanakan, dapat ditentukan dari kondisiinstalasi
yang akan dilayani oleh pompa
g. Head tekan
Head tekan adalah perbedaan antara head tekan yang bekerja pada permukaan zat cair di sisi tekan dengan head tekan yang bekerja pada permukaan zat cair di sisi isap. Head tekan dinyatakan dengan rumus :
𝛥ha = hp2 + hp1 …………………………………………………
¿ps−pd
ρ………… ………………………………………… ….
Dimana :
Ps = tekanan permukaan zat cair pada sisi hisap
Pd = tekanan permukaan zat cair pada sisi tekan
ρ = densitas fluida
h. Daya Pemompaan
Daya pemompaan adalah daya dari pompa sentrifugal yang bisa
digunakan dan dipindahkan ke fluida. Daya pemompaan dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :
Pv = p x g x H x Q ………………………………………………………..
Di mana:
Pv: daya pompa (kW)
p : densitas fluida (kg/m3)
g : percepatan gravitasi (m/s2)
H : head total (m)
Q : kapasitas pompa (m3/s)
i. Daya Poros
Daya poros adalah daya yang diperlukan untuk menggerakan
sebuah pompa. Daya poros dapat dihitung menggunakan rumus:
P= Pvη
Dimana :
P : daya poros
Pv : daya pemompaan
η : efisiensi pompa