pengaruh faktor fundamental terhadap harga...
TRANSCRIPT
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA
SAHAM SYARIAH SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA
EFEK INDONESIA PERIODE 2013 – 2017
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E)
Oleh:
Angga Wiguna
11140860000044
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
ii
PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA SAHAM
SYARIAH SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA
PERIODE 2013-2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E)
Oleh:
Angga Wiguna
NIM. 11140860000044
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A RR. Tini Anggraeni, M.Si
NIP. 195406181981031005 NIDN. 2010088001
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 09 April 2018 telah dilakukan ujian komprehensif atas
mahasiswa/i:
1. Nama : Angga Wiguna
2. NIM : 11140860000044
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga Saham
Syariah Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013- 2017
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan
yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa/i tersebut di atas dinyatakan LULUS dengan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 09 April 2018
1. Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si (_________________)
NIP. 197701222003121001 Penguji I
2. Ady Cahyadi, S.E., M.Si (_________________)
NIDN. 2015038202 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, 28 Agustus 2018 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa :
1. Nama : Angga Wiguna
2. Nim : 11140860000044
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga Saham
Syariah Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia
Periode 2013-2017
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Agustus 2018
1. Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si ( )
NIP. 198110132008011006 Ketua
2. Dr. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A ( )
NIP. 195406181981031005 Sekretaris
3. Dr. Ir. H. Roikhan M. Aziz, M.M ( )
NIDN. 2025067001 Penguji Ahli
4. Dr. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A ( )
NIP. 195406181981031005 Pembimbing I
5. RR. Tini Anggraeni, M.Si ( )
NIDN. 2010088001 Pembimbing II
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Angga Wiguna
Nim : 11140860000044
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya :
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau tanpa ijin dari pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk
dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 28 Agustus 2018
(Angga Wiguna)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Angga Wiguna
2. Tempat, tanggal lahir : Bogor, 29 Juni 1994
3. Alamat : Kp. Warung Limus RT/RW 002/009 No.7
Kel. Mulyaharja Kec. Bogor Selatan Kota
Bogor
4. Telepon : 08568581368
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD Negeri Pamoyanan II (2001 – 2007)
2. SMP Negeri 13 Kota Bogor (2007 – 2010)
3. SMA Negeri 4 Kota Bogor (2010 – 2013)
III. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Sugandi
2. Tempat, tanggal lahir : Bogor, 10 Oktober 1964
3. Ibu : Atikah
4. Tempat, tanggal Lahir : Bogor, Maret 19 Maret 1971
5. Anak ke : 2 dari 4 bersaudara
vii
ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor fundamental
terhadap harga saham syariah sektor pertambangan periode 2013-2017. Teknik
penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data
sekunder berupa harga saham, ROE, DER, kurs, harga minyak dunia, harga
batubara dunia dan harga emas dunia yang diperoleh dari yahoo finance, Bursa
Efek Indonesia, Bank Indonesia dan Indeks Mundi. Penelitian ini menggunakan
metode regresi data panel dengan software Eviews 9.0.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ROE, DER, kurs, harga
minyak dunia, harga batubara dunia dan harga emas dunia secara simultan
berpengaruh terhadap harga saham syariah sektor pertambangan. Secara parsial,
ROE, DER, kurs dan harga minyak mentah berpengaruh signifikan terhadap harga
saham syariah sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
Sedangkan harga batubara dunia dan harga emas dunia secara parsial tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham syariah sektor pertambangan
di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2017.
Kata Kunci: faktor fundamental, harga saham, ROE, DER, kurs, harga minyak,
harga batubara, harga emas.
viii
ABSTRACT
This thesis aims to determine the influence of fundamental factors to stock
price of sharia stock price in Indonesia Stock Exchange Period 2013-2017.
Sample technique using purposive sampling methode. This research is a
descriptive research with quantitative approach using secondary data consisting of
stock price, ROE, DER, exchange rate, crude oil price, coal price and gold price
obtained from yahoo finance, Indonesia Stock Exchange, Central Bank of
Indonesia and Index Mundi. This research uses data panel regression methode
with Eviews 9.0.
The result showed that ROE, DER, exchange rate, crude oil price, coal
price and gold price simultaniously affect the stock price of sharia minning sector.
Partially, this study it is known that ROE, DER, exchange rate and Crude oil price
have a significant effect to stock price of sharia minning sector. While the coal
price and gold price has no significant effect to stock price of sharia minning
sector.
Keyword: fundamental factor, stock price, ROE, DER, exchange rate, crude oil
price, coal price, gold price .
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tertuju kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan nikmat sehat jasmani serta rohani sehingga penulis mampu
menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental
terhadap Harga Saham Syariah Sektor Pertambangan di BEI Periode 2013 – 2017.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi Besar
Muhammada SAW yang telah membawa kehidupan menuju ke jalan yang terang
benderang.
Penulis sangat menyadari bahwa tidak dapat menyelesaikan skripsi ini
tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak, terutama dukungan dari kedua
orangtua penulis, Ayahanda Sugandi dan Ibunda Atikah yang sangat penulis
sayangi. Dan tak lupa penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada
Bapak/Ibu, serta berbagai pihak yang telah memberikan dukungan kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini:
1. Bapak Prof Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Bapak Yoghi Citra Pratama, M.Si dan Ibu Rr. Tini Anggraeni, M.Si selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
3. Bapak Dr. Burhanuddin Yusuf, M.M., M.A dan Ibu Rr. Tini Anggraeni, M.Si
selaku Dosen Pembimbing I dan II atas waktu luang dan arahan dalam
membimbing penulis hingga skripsi ini selesai
4. Bapak Dr. Ir. H Roikhan Mochamad Aziz, M.M. Hah. Slm selaku Dosen
Penguji Ahli dan sebagai penemu Teori Hahslm Theory, Universe Guidance
Theory, Teori Penciptaan dari al-Qur’an, serta rumus total al-Qur’an
1587x4=112+6236 yang dengan kerendahan hatinya bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan pengarahan, ilmu yang bermanfaat, serta
masukan yang sangat berarti selama penyelesain skripsi ini. Semoga Allah
Subhanahu wa Ta‟ala membalas segala kebaikan Bapak
x
5. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis, dan
semoga ilmu yang telah penulis peroleh ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik
– baiknya
6. Teruntuk kakak dan adik – adikku yang penulis cintai yaitu Aji Jaelani,
Anggi Gilang dan Muhammad Gilang Ramadhan, terimakasih atas dukungan
yang telah diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini
7. Sahabat – sahabat The Kons, Azmi Nurkarim, Abyan Naufal, Ilham Irsyad,
Gigih Aliq, Ahmad Amrullah, Iqbal dan Ka Debi yang telah mengisi hari –
hari penulis selama penulis menetap di lingkungan kampus
8. Sahabat – sahabat GGJ, Adi Fenico, Harka Junio, Munzir Farisi dan Raka
Trilaksono, yang telah banyak menghibur penulis dengan canda tawa yang
sangat menghibur
9. Sahabat – sahabat Somplak, Intan Hapsari, Aulia Nurul, Bella Firmansyah,
Fitria Rakhma, Riska Anggraini dan Annisa Adzkiya, yang telah memberikan
warna berbeda dalam keseharian penulis selama menetap di lingkungan
kampus
10. Teman – teman Jurusan Ekonomi Syariah dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
yang tidak dapat penulis sebutkan satu – persatu
11. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi moril maupun materil untuk
penyelesaian skripsi ini
xi
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ..................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................... vi
ABSTAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
LAMPIRAN ....................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang Permasalahan ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 7
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 9
A. Landasan Teoritis ................................................................................... 9
B. Hubungan Pengaruh Antar Variabel ...................................................... 28
C. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 29
D. Hipotesis ................................................................................................. 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 36
A. Ruang lingkup Penelitian ....................................................................... 36
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel ................................................ 36
C. Sumber Data ........................................................................................... 38
D. Variabel Penelitian ................................................................................. 40
E. Teknik Analisis Data .............................................................................. 42
F. Kerangka Berpikir .................................................................................. 50
xii
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 52
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ....................................................... 52
B. Pergerakan Harga Saham Syariah dan Variabel Fundamental Periode
2013-2017 .............................................................................................. 56
C. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 63
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 81
A. Kesimpulan ............................................................................................ 81
B. Saran ....................................................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 84
LAMPIRAN ....................................................................................................... 88
xiii
DAFTAR GAMBAR
Grafik 3.1 Kerangka Berpikir ............................................................................ 50
xiv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Perkembangan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan ............. 56
Grafik 4.2 Perkembangan ROE Sektor Pertambangan ...................................... 57
Grafik 4.3 Perkembangan DER Sektor Pertambangan ...................................... 58
Grafik 4.4 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah tehadap USD ............................ 59
Grafik 4.5 Perkembangan Harga Minyak Mentah Dunia .................................. 60
Grafik 4.6 Perkembangan Harga Batubara Dunia .............................................. 61
Grafik 4.7 Perkembangan Harga Emas Dunia ................................................... 62
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Saham Syariah Tahun 2013 – 2017 .............. 3
Tabel 1.2 Perkembangan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan, ROE,
DER, Kurs, Harga Minyak Mentah, Harga Batubara dan Harga
Emas Tahun 2013-2017 ...................................................................... 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .......................................................................... 29
Tabel 3.1 Sampel Penelitian ............................................................................... 38
Tabel 3.2 Sumber Data ........................................................................................ 39
Tabel 4.1 Saham Syariah Sub-sektor Tambang Batubara .................................. 53
Tabel 4.2 Saham Syariah Sub-sektor Tambang Minyak dan Gas Alam ............ 54
Tabel 4.3 Saham Syariah Sub-sektor Tambang Logam dan Mineral ................ 54
Tabel 4.4 Saham Syariah Sub-sektor Penggalian Batu dan Tanah .................... 55
Tabel 4.5 Sampel Penelitian ............................................................................... 55
Tabel 4.6 Hasil Ragresi Data Panel dengan Berbagai Model ............................ 64
Tabel 4.7 Hasil Uji Chow ................................................................................... 65
Tabel 4.8 Hasil Uji Haussman ........................................................................... 65
Tabel 4.9 Uji t (Parsial) ...................................................................................... 66
Tabel 4.10 Uji F (Simultan) ............................................................................... 68
Tabel 4.11 Koefisien Determinasi ...................................................................... 69
Tabel 4.12 Persamaan Model Ragresi ................................................................ 70
Tabel 4.13 Koefisien Saham .............................................................................. 72
xvi
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Data Uji ........................................................................................ 87
Lampiran 2 : Hasil Output Eviews 9.0 ............................................................... 92
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Semakin beragamnya kebutuhan dan keinginan di masa yang akan datang
membuat setiap orang harus berpikir dan mempersiapkan segala hal tersebut
mulai dari sekarang. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
melakukan investasi. Salah satu wadah untuk berinvestasi baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek adalah pasar modal dengan melakukan pembelian
efek berupa saham, obligasi, reksa dana, maupun efek lainnya.
Pasar modal diartikan sebagai suatu tempat bertemunya penjual dan
pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal maupun
kegiatan investasi. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang
membutuhkan dana (emiten), sehingga mereka berusaha menjual efek – efek di
pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli
modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan (Kasmir, 2014: 182).
Dengan demikian, suatu perusahaan dapat memperoleh dana pembiayaan jangka
panjang yang relatif murah dengan cara memperjualbelikan efek.
Pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal yang menerapkan
prinsip – prinsip syariah dalam segala macam aspek menyangkut kegiatan usaha
emiten, maupun mekanisme perdagangan di bursa. Perbedaan mendasar antara
bursa efek konvensional dengan bursa efek syariah adalah bursa efek
konvensional dalam perdagangan efeknya tidak mempertimbangkan unsur
syariah. selain itu, perbedaan indeks konvensional dengan indeks syariah adalah
2
indeks konvensional memasukkan seluruh saham tercatat di bursa dengan
mengabaikan aspek halal haram, yang penting saham emiten yang terdaftar sudah
sesuai aturan yang berlaku (Hamid, 2009: 2). Sedikitnya ada 4 (empat) instrumen
pasar modal syariah, diantaranya saham syariah, obligasi syariah, sukuk dan efek
beragun aset syariah.
Dibandingkan dengan efek syariah lain seperti sukuk dan reksadana,
saham syariah menjadi instrumen yang paling diminati dan memiliki
perkembangan yang paling membanggakan. Akan tetapi, saat ini tidak semua efek
yang diperjualbelikan merupakan efek syariah, begitu juga dengan saham. Hal ini
dikarenakan tidak semua emiten yang menerbitkan saham melakukan kegiatan
usahanya pada sektor usaha yang diperbolehkan oleh Islam.
Untuk menyatakan bahwa suatu saham adalah saham syariah maka perlu
dilakukan screening terhadap emiten penerbit saham tersebut, yaitu dengan
melakukan business screening dan financial sreening. Dalam business screening,
emiten tidak boleh melakukan kegiatan usaha yang dilarang oleh syariah, seperti
perjudian, perdagangan yang dilarang, jasa keuangan ribawi, jual beli risiko yang
mengandung gharar dan maysir, produksi atau distribusi barang haram dan
mudharat, serta transaksi suap. Sementara financial screening mengharuskan
emiten memiliki rasio total hutang terhadap pendapatan yang tidak boleh lebih
dari 45% dan rasio penghasilan non-halal terhadap pendapatan usaha yang tidak
boleh lebih dari 10% (ojk.go.id).
Jumlah saham syariah yang terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES)
terus mengalami penambahan setiap tahunnya. Dari data yang dirilis oleh Otoritas
3
Jasa Keuangan (OJK) pada Periode kedua tahun 2017, total saham syariah yang
terdaftar dalam Daftar Efek Syariah sudah mencapai angka 382 emiten, meningkat
cukup drastis dari yang hanya 310 emiten pada periode pertama di tahun 2013.
Berikut tabel perkembangan jumlah saham syariah tahun 2013 - 2017.
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Saham Syariah Tahun 2012 - 2017
Tahun Periode Jumlah Saham Syariah
2013 I 310
II 336
2014 I 322
II 334
2015 I 321
II 331
2016 I 321
II 345
2017 I 368
II 382
sumber: ojk.go.id (Data diolah)
Harga saham menjadi salah satu faktor bagi investor untuk mengambil
keputusan saham mana yang akan investor beli dengan harapan adanya
peningkatan harga yang terjadi sehingga investor akan mendapatkan keuntungan.
Namun, perubahan harga yang begitu fluktuatif terkadang memberikan suatu
keraguan bagi investor. Perubahan harga saham ini dapat dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor baik internal maupun eksternal perusahaan. Faktor internal
perusahaan terkait kinerja perusahaan yang bersangkutan, sementara faktor
eksternal dapat berupa kondisi ekonomi secara makro maupun kondisi industri
4
perusahaan serta kondisi politik suatu negara. Untuk itu, diperlukan metode
analisis yang mampu menilai apakah harga saham suatu perusahaan di pasar dapat
menguntungkan ataukah tidak dan untuk mengurangi risiko kerugian yang
mungkin terjadi.
Analisis dan penilaian saham di pasar modal secara umum dapat dilakukan
dengan 2 (dua) pendekatan, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal, yang
secara bersama-sama akan membentuk kekuatan di pasar dengan interaksi antara
permintaan dan penawaran yang berpengaruh terhadap transaksi saham
perusahaan sehingga harga saham akan mengalami fluktuasi (Fathoni, 2014). Di
antara keduanya, analisis fundamental merupakan yang paling efektif yang dapat
digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham. selain melihat dari segi
kinerja perusahaan, anlisis ini juga melihat kondisi ekonomi makro dan industri
sebagai penyebab dari fluktuasi harga saham.
Sektor pertambangan merupakan sektor yang memiliki kemungkinan
terbesar untuk berkembang. Fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan
sumber daya alam berlimpah dapat menarik investor mancanegara untuk
menanamkan dananya di Indonesia. Harga saham-saham sektor pertambangan
juga memiliki tingkat fluktuasi yang cukup tinggi dengan kepekaan terhadap
faktor fundamental yang cukup tinggi pula. Hal tersebut dapat dilihat dari
perkembangan indeks harga saham secara sektoral.
5
Tabel 1.2
Perkembangan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan, ROE, DER,
Kurs, Harga Minyak Mentah, Harga Batubara dan Harga Emas 2013-2017
Tahun Harga
(Rp)
ROE
(%)
DER
(%)
Kurs
(Rp/$)
Minyak
(Rp/bbl)
Batubara
(Rp/mmt)
Emas
(Rp/Toz)
2013 1.429,31 14,43 -8,28 12.087,1 1.182.724,00 1.019.427,00 14.764.530,00
2014 1.369,00 2,90 -0,49 12.438,3 737.092,80 776.646,60 14.933.660,00
2015 811,07 7,77 0,49 13.854,6 515.806,80 722.240,30 14.903.950,00
2016 1.384,71 11,39 0,72 13.417,7 697.805,20 1.158.134,00 15.528.010,00
2017 1.594,00 14,07 2,01 13.556,2 785.473,30 1.384.407,00 17.141.730,00
Sumber: yahoo finance, idx.co.id, bi.go.id, indeks mundi
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa menurunnya rasio ROE pada tahun
2013-2014 diikuti dengan penurunan indeks harga saham sektor pertambangan.
Namun pada tahun selanjutnya, peningkatan rasio ROE tidak diikuti dengan
peningkatan harga saham sektor pertambangan. Rasio ROE yang turun dari 2,9%
di tahun 2014 menjadi 7,77% di tahun 2015, sementara harga saham sektor
pertambangan justru menurun dari 1.369 di tahun 2014 menjadi 811,07 di tahun
2015. Hal ini bertentangan dengan uraian yang menyebutkan bahwa hubungan
pengaruh antara ROE dan harga saham adalah positif.
Peningkatan rasio DER pada tahun 2013-2015 diikuti dengan penurunan
harga saham sektor pertambangan. Namun pada periode 2015-2017,
meningkatnya rasio DER justru diikuti dengan peningkatan harga saham sektor
pertambangan. Hal ini tentunya bertentangan dengan teori yang menyebutkan
bahwa hubungan pengaruh antara rasio DER dengan harga saham adalah negatif.
6
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar selama tahun 2013 hingga
2015 diikuti dengan menurunnya kinerja saham sektor pertambangan. Pada tahun
2016 ketika kurs menguat indeks harga saham sektor pertambangan pun ikut
mengalami peningkatan. Namun, pada tahun 2017 ketika kurs kembali melemah
dari tahun sebelumnya sebesar 13.417,7 menjadi 13.556,2, indeks harga saham
sektor pertambangan justru mengalami peningkatan dari 1.384,71 pada tahun
2016 menjadi 1.594 pada tahun 2017. Hal ini tentunya berlawanan dengan apa
yang telah diuraikan di atas bahwa kurs memiliki pengaruh negatif terhadap harga
saham.
Sementara itu, untuk harga emas dapat dilihat di tabel 1.2 bahwa
menurunnya harga emas selama periode 2014-2015 dibarengi dengan penurunan
kinerja saham sektor pertambangan. Selama periode 2015-2017 harga emas dunia
mengalami peningkatan yang juga diikuti oleh meningktanya indeks harga saham
sektor pertambangan. Hal ini tentunya berlawanan dengan apa yang telah
diuraikan di atas bahwa harga emas memiliki pengaruh negatif terhadap harga
saham.
Dari data di atas menunjukkan bahwa ROE, DER, fluktuasi kurs dan
pergerakan harga emas tidak menunjukkan konsistensi dalam mempengaruhi
harga saham sektor pertambangan sehingga penulis tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Faktor Fundamental terhadap Harga Saham
Syariah Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2013 - 2017”.
7
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham syariah pada sektor
pertambangan. Dari rumusan masalah tersebut, dapat dimunculkan beberapa
pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah faktor – faktor fundamental yang terdiri dari Return on Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Nilai Tukar (kurs), Harga Minyak
(COP), Harga Batubara (COAL) dan Harga Emas (GOLD) secara individual
(parsial) mempunyai pengaruh terhadap harga saham syariah pada sektor
pertambangan?
2. Apakah faktor – faktor fundamental yang terdiri dari Return on Equity
(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Nilai Tukar (kurs), Harga Minyak
(COP), Harga Batubara (COAL) dan Harga Emas (GOLD) secara bersama-
sama (simultan) mempunyai pengaruh terhadap harga saham syariah di sektor
pertambangan?
C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
Secara umum, penelitian ini bertujuan :
a. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh variabel fundamental yang
terdiri dari Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Nilai
Tukar (kurs), Harga Minyak (COP), Harga Batubara (COAL) dan Harga
Emas (GOLD) secara parsial (individu) terhadap harga saham syariah
pada perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia.
8
b. Untuk menguji dan menganalisa pengaruh variabel fundamental yang
terdiri dari Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Nilai
Tukar (kurs), Harga Minyak (COP), Harga Batubara (COAL) dan Harga
Emas (GOLD) secara simultan (bersama-sama) terhadap harga saham
syariah pada perusahaan sektor pertambangan di Bursa Efek Indonesia.
2. Manfaat
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan pengetahuan
bagaimana cara melakukan analisis fundamental dengan baik, dengan
melihat kepada faktor – faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga
saham.
b. Bagi Investor
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
pengambilan keputusan investasi bagi investor yang ingin
menginvestasikan dananya di pasar modal, melalui analisis fundamental.
c. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan
yang berguna dalam memperkaya koleksi dalam ruang lingkup karya –
karya penelitian dan menambah wawasan baru bagi pihak akademisi.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritis
1. Filosofi Ekonomi Islam
Kata “ekonomi” berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata
yaitu “oikos” yang berarti “keluarga, rumah tangga” dan “nomos” yang
berarti “praturan, hukum” kemudian bila digabung bermakna “aturan rumah
tangga”. Sedangkan kata “Islam” berasal dari bahasa Arab yang terdiri dari 3
akar kata yaitu “sin” yang berarti “alam”, “lam” yang berarti Allah,
dan “mim” yang berarti ibadah, kemudian bila digabung menjadi
“sinlammim” bermakna “alam dicipta Allah untuk ibadah”. QS Adz-
Dzariat [51]: 56
Artinya: “Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah
kepada-Ku”
Kata “Islam” terdapat dalam 4 ayat dalam 3 surat yang berbeda. Kata
Islam dapat ditemukan dalam beberapa surat di al-Quran.
a. QS. Ali Imran [3]: 19
Artinya: “Sesungguhnya Din di sisi Allah adalah Islam.”
10
b. QS. Ali Imran [3]: 85.
c. QS. Al-Shaf [61]: 7.
d. QS. Al-Maidah [5]: 3.
Sedangkan berdasarkan kata jadian “salama” bermakna “keselamatan,
kedamaian”. Sehingga jika digabungkan maka kata “Ekonomi Islam” secara
harfiah berarti “aturan rumah tangga untuk keselamatan”. Di dalam
filosofinya Ekonomi Islam terkandung tiga hal yaitu Ontologi Ekonomi
Islam, Epistemologi Ekonomi Islam, dan Aksologi Ekonomi Islam (Aziz,
2009).
Latar belakang keilmuan Ekonomi Islam disebut sebagai Ontologi
Ekonomi Islam yaitu berupa alasan mendasar adanya Ekonomi Islam. Sesuai
dengan sistem kehidupan yang ada pada diri manusia, keluarga, lingkungan,
dan alam semesta maka elemen dasar penciptaan terdiri dari 3 unsur yaitu
manusia, Allah, dan ibadah. Kemudian perpaduan 3 hal ini membentuk alasan
besar penciptaan yaitu Islam, sehingga ontology dari Ekonomi Islam adalah
Islam.
QS. Ali-Imran [3]: 19.
Artinya: “Sesungguhnya Din (sistem) di sisi Allah adalah Islam.”
11
Sesuai dengan firman Allah tersebut bahwa sistem atau Din yang
diciptakan Allah itu hanya Islam. Sehingga sistem ekonomi yang ada
seharusnya juga mengikuti aturan dalam sistem Islam (Aziz, 2009).
Islam dalam Ekonomi Islam merupakan konsep besar sebagai suatu
sistem yang menyeluruh. Kemudian Islam yang menyeluruh inilah yang
menjadi epistemology dari keilmuan Ekonomi Islam yang sedang
berkembang yaitu kafah. Ekonomi Islam yang kafah muncul sebagai konsep
dasar ekonomi dengan batasan Islam sebagai suatu sistem.
QS. Al-Baqarah [2]: 208.
Artinya: “Wahai orang-orang beriman masuklah kalian ke dalam Islam
secara kafah.”
Konsep Ekonomi Islam yang kafah didukung oleh Quran Surat Al-
Baqarah [2] ayat 208 bahwa tujuan dari Ekonomi Islam dapat dijalankan oleh
orang-orang yang beriman dan dilakukan secara sistematis dan menyeluruh
atau kafah yang berarti dimulai dari Islam sebagai kerangka dasar kehidupan
yang di dalamnya mengandung makna bahwa manusia diciptakan Allah
untuk ibadah. Kemudian dikembangkan ke berbahai aspek termasuk ekonomi
(Aziz, 2010).
Kaffah Thinking adalah berfikir holistic dengan metode Islam berupa
akar kata dari Islam yaitu sinlamim (Roikhan, 2009). Berfikir kaffah
bermakna bahwa sebuah sistem yang menyeluruh pastilah bernilai Islam ,
sehingga sebuah system yang kaffah akan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu
12
Tuhan, Alam dan Ibadah. Tiga variable ini bermetamorfosis sesuai dengan
konteks dari topic yang yang sedang difokuskan. Tetapi dasar pemikiran atau
sub sistem yang utuh haruslah terdiri dari 3 hal (Roikhan, 2016). sebagai
berikut:
a. God (Tuhan)
Merupakan pencipta alam semesta yang memiliki kekuasaan
tertinggi hanya milik Allah SWT. Semua kekayaan, hak milik dan
sumber-sumber pemasukan merupakan kepunyaan Allah. Allah mengatur
semua ini sesuai dengan cara yang dikehendakinya. Allah menegaskan
bahwa diantara kaum muslimin dilarang saling memakan harta sesesama
muslimin dengan jalan yang batil kecuali dengan jalan perniagaan. Batil
yang dimaksud disini adalah yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip
syari’ah seperti riba maisyir, gharar. Dalam pengembangan muamalah
ekonomi disini memasukkan unsur ontology س yaitu Struktur Modal
Perusahaan.
b. Human (manusia)
Kehidupan yang lebih baik bagi manusia dan alam, bentuk
kehidupan yang berpandu pada ketentuan-ketentuan Pencipta yaitu
keberangkatan dari kepercayaan akan adanya pencipta sebagai sebab
keterciptannya sesuatu yang ada didunia, Tuhan semesta Alam dan
menempatkan diri sebagai pelayan Tuhan maksudnya hidup karena
mencari keridhaan Allah dan tidak lagi hidup untuk kepentingannya
sendiri, karena hanya dengan demikian pemeluk Islam dianggap kaffah
13
dalam beragama. Sementara itu manusia sebagai khalifah Allah tidak
memiliki apapun, hak manusia terbatas pada hak pemanfaatan dan
pengurusan sesuai dengan ketentuan yang telah digariskan Allah
(Rozalinda, 2014). Makna khalifah manusia pada umumnya yang
diindikasikan sebagai wakil Allah di bumi dalam menjalankan amanah
dan menegakkan hukum-hukum Allah secara kolektif (Rahim, 2012).
Seperti pada kaitanya dengan ekonomi dengan memasukan unsur
epistimologi ل adalah Sukuk (obligasi syariah) yang merupakan
instrument keuangan syariah dengan penerbitan dan pengembaliannya
sama-sama memberikan keuntungan pada pihak terkait, tanpa merugikan
salah satu pihak diantaranya yang merupakan dengan memperhitungkan
pertanggung jawaban dari ketetapan Nya.
c. Pray (Ibadah)
Merupakan umpan balik yakni ibadah kita yang akan dikembalikan
lagi kepada Allah SWT yang telah memberikan kemaslahatan atau
manfaat kepada manusia. Tidak hanya diarahkan untuk dunia dan akhirat
saja melainkan berkaitan dengan kepentingan perorangan dan
kepentingan umum serta keseimbangan hak dan kewajiban (Rozalinda,
2014). Sebagai investasi kehidupan selanjutnya yaitu dimasa ukrawiah.
Disini yang menjadi dasar aksiology م sebagai penyeimbang adalah
imball hasil yang dicapai. Dengan peluang yang akan dihasilkan dari
Sukuk/ obligasi syariah apakah naik atau turun dengan melihat struktur
modal perusahaan.
14
Kerangka dasar Islam dari konsep yang menyeluruh berupa kaafah
ini perlu diterjemahkan ke dalam penerapan berekonomi secara makro dan
mikro ekonomi. Implementasi dari kedua hal tersebut dijabarkan dalam
bentuk aksiologi yaitu keseimbangan sistem ekonomi yang terdiri dari 2 hal
misalnya antara penawaran dan permintaan. Secara analogis, gambaran
tentang keseimbangan antara 2 hal dalam Al-Quran disebutkan sebagai
hubungan antara hal yang baik dan hal yang buruk (Aziz, 2010). QS. Saba
[34]: 28.
Artinya: “dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia
seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi
peringatan.”
2. Pasar Modal Syariah
Secara umum, pasar modal diartikan sebagai suatu tempat bertemunya
penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh
modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang
membutuhkan dana (emiten), sehingga mereka berusaha menjual efek di
pasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli
modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan (Kasmir, 2014:
182).
Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan
jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk utang, ekuitas
(saham), instrumen derivatif, maupun instrumen – instrumen lainnya. Pasar
15
modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain
(misal pemerintahan) dan sarana bagi kegiatan berbagai investasi (Darmadji
dan Fakhrudin, 2006: 1).
Pasar modal syariah (Islamic stock exchange) adalah kegiatan yang
berhubungan dengan perdagangan efek syariah perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, dimana semua produk dan
mekanisme operasionalnya berjalan tidak bertentangan dengan hukum
muamalat Islamiyah (Hamid, 2009: 1).
Dari berbagai teori yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa pasar modal syariah merupakan pasar modal yang menerapkan prinsip
– prinsip syariah dalam segala aspek transaksi yang dilakukan dan terhindar
dari hal – hal yang dilarang oleh syariah. Penerapan prinsip syariah tersebut
mencakup seluruh aspek baik itu mengenai emiten, jenis efek yang
diperjualbelikan, maupun mekanisme perdagangannya.
Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumber pada
Al-Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad
SAW. Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan
penafsiran yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam
ilmu fiqih adalah pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan di antara
sesama manusia terkait perniagaan. Berdasarkan hal itulah kegiatan pasar
modal syariah dikembangkan dengan basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah
fiqih muamalah yang menyatakan bahwa pada dasarnya semua bentuk
muamalah boleh dilakukan, kecuali apabila ada dalil yang
16
mengharamkannya. Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal syariah
di Indonesia (ojk.go.id).
3. Saham Syariah
Produk investasi berupa saham pada prinsipnya sudah sesuai dengan
ajaran Islam. Dalam teori percampuran, Islam mengenal akad syirkah atau
musyarakah yaitu suatu kerjasama antara dua atau lebih pihak untuk
melakukan usaha dimana masing-masing pihak menyetorkan sejumlah dana,
barang atau jasa (Hamid, 2009: 47).
Saham merupakan surat berharga bukti penyertaan modal pada suatu
perusahaan dan dengan bukti penyertaan tersebut pemegang saham berhak
untuk mendapatkan bagian hasil dari usaha perusahaan tersebut. Konsep
penyertaan modal dengan hak bagi hasil usaha ini merupakan konsep yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah (OJK, 2016: 5).
Saham merupakan surat berharga yang merepresentasikan penyertaan
modal ke dalam suatu perusahaan. Sementara dalam prinsip syariah,
penyertaan modal dilakukan pada perusahaan – perusahaan yang tidak
melanggar prinsip-prinsip syariah. Penyertaan modal dalam bentuk saham
yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan prinsip syariah yang dilakukan dengan akad musyarakah
dan mudharabah (Soemitra, 2009: 138).
Berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-
MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana
Syariah, Fatwa DSN MUI No. 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi
17
Syariah, Fatwa DSN MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal
dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal, yang
dimaksud dengan saham syariah adalah sertifikat yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emiten yang kegiatan
usaha maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah
(Al-Arif, 2015: 426).
Meskipun begitu, bukan berarti semua saham yang ada dapat
dikatakan saham syariah. Suatu saham dapat dikatakan saham syariah apabila
perusahan yang menerbitkan saham tidak melakukan kegiatan usaha yang
dilarang secara syariah, memiliki rasio utang berbasis bunga dibandingkan
dengan total aset ≤ 45%, dan memiliki rasio pendapatan non-halal terhadap
total pendapatan ≤ 10% (ojk.go.id).
4. Penilaian Saham dan Harga Saham
Jogiyanto (2003: 79) mengemukakan bahwa dalam setiap lembar
saham terkandung beberapa nilai, yang terdiri dari:
a. Nilai Buku (Book Value)
Nilai buku (book value) per lembar saham menunjukan aktiva
bersih (net asset) yang dimiliki oleh pemegang saham dengan memiliki
satu lembar saham. Karena aktiva bersih adalah sama dengan total
ekuitas pemegang saham, maka nilai buku per lembar saham adalah total
ekuitas dibagi dengan jumlah saham yang beredar.
18
b. Nilai Pasar (Market Value)
Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai
buku merupakan yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan,
maka nilai pasar adalah haga saham yang terjadi di bursa pada saat
tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ini ditetukan oleh
permintaan dan penawaran saham bersangkutan di bursa.
c. Nilai Intrinsik (Intrinsic Value)
Nilai intrinsik (intrinsic value) adalah nilai seharusnya dari suatu
saham, atau sering disebut dengan nilai wajar dari harga saham.
Sementara itu, harga saham merupakan harga jual beli yang sedang
berlaku di pasar efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti
tergantung pada kekuatan permintaan (penawaran) dan penawaran
(permintaan jual). Harga pasar saham juga menunjukkan nilai dari perusahaan
itu sendiri (Sari dan Suhermin, 2016). Besarnya permintaan dan penawaran
dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan yang berhubungan dengan
kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja perusahaan yang
telah dicapai. Sedangkan faktor eksternal perusahaan yaitu hal – hal diluar
kemampuan perusahaan atau di luar kemampuan manajemen untuk
mengendalikan, antara lain munculnya gejolak politik pada suatu negara,
perubahan kebijakan moneter, dan laju inflasi (Sunariyah, 2006: 126).
5. Indeks Saham Syariah Indonesia
Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan
pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar,
19
artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat,
apakah pasar sedang aktif atau lesu (Martalena dan Malinda, 2011). Adanya
indeks saham ini membantu investor dalam mengamati keadaan pasar dan
menilai apakah harga saham sedang naik, stabil, ataukah sedang lesu
sehingga investor dapat mengambil keputusan untuk menjual, menahan atau
membeli saham.
Indeks saham syariah adalah indikator yang menunjukkan
kinerja/pergerakan indeks harga saham syariah yang ada di Bursa Efek
Indonesia. Sejak 12 Mei 2011, Bursa Efek Indonesia mempunyai dua indeks
harga saham syariah, yaitu Jakarta Islamic Index (JII) dan Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) (idx.co.id).
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) merupakan indeks saham
yang mencerminkan keseluruhan saham syariah yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia. Konstituen ISSI adalah keseluruhan saham syariah tercatat di BEI
dan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES). Konstituen ISSI direview
setiap 6 bulan sekali (Mei dan November) dan dipublikasikan pada awal
bulan berikutnya. Konstituen ISSI juga diperbaharui jika saham syariah yang
baru tercatat atau dihapuskan dari DES (idx.co.id).
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2006: 167), di pasar modal,
sebuah indeks diharapkan memiliki 5 fungsi, yaitu:
a. Sebagai indikator trend pasar;
b. Sebagai indikator tingkat keuntungan;
c. Sebagai branchmark kinerja suatu portofolio;
20
d. Memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif;
e. Memfasilitasi perkembangannya produk derivatif.
6. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan salah satu cara melakukan penilaian
dengan mempelajari atau mengamati berbagai indikator tekait kondisi makro
ekonomi dan kondisi industri suatu perusahaan, termasuk berbagai indikator
keuangan dan manajemen perusahaan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006: 189).
Pada dasarnya, analisis fundamental adalah analisis yang dilakukan
terhadap perusahaan itu sendiri yang berhubungan dengan prospek
pertumbuhan dan kemampuan memperoleh keuntungan yang meliputi tiga
tahap analisis, yaitu analisis ekonomi makro, industri dan perusahaan
(Rodoni, 2005: 62).
Murhadi (2009) menjelaskan bahwa dalam menilai suatu saham,
analisis fundamental melihat tidak hanya dari segi kinerja keuangan
perusahaan melalui rasio – rasio keuangan. Namun lebih dari itu, analisis
fundamental juga melihat faktor lain di luar perusahaan seperti kondisi makro
ekonomi dan faktor lain seperti kondisi harga komoditas.
a. Rasio Keuangan
Hanafi dalam Fathoni (2014) mengemukakan bahwa pada dasarnya
analisis rasio bisa dikelompokkan ke dalam lima macam kategori, yaitu:
1) Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap
21
hutang lancarnya. Rasio likuiditas yang sering digunakan adalah
rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio).
2) Rasio Aktivitas
Rasio ini digunakan untuk menentukan tingkat aktivitas aktiva
pada tingkat kegiatan tertentu. Aktivitas yang rendah pada tingkat
penjualan tertentu akan mengakibatkan semakin besarnya dana
kelebihan yang tertanam pada aktiva tersebut sehingga tidak menjadi
produktif. Ada empat rasio aktivitas, yaitu rata – rata umur piutang,
perputaran persediaan, perputaran aktiva tetap, dan perputaran
modal.
3) Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjang. Apabila total utang suatu
perusahaan lebih besar daripada total asetnya, maka dapat dikatakan
bahwa perusahaan tersebut tidak solvable. Ada beberapa rasio
solvabilitas, antara lain rasio total utang terhadap total modal (debt to
equity ratio) dan rasio total utang terhadap total aset (debt to total
asset).
4) Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan suatu perusahaan
dalam memperoleh keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan
modal tertentu. Rasio profitabilitas yang sering digunakan adalah net
22
profit margin, return on asset, return on equity dan earning per
share.
5) Rasio Pasar
Rasio ini mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku.
Beberapa rasio pasar yang bisa dihitung yaitu price earning ratio
dan price to book value.
b. Ekonomi Makro
Selain menilai dari sisi kinerja perusahan melalui rasio keuangan,
analisis fundamental juga memperhatikan kondisi ekonomi secara makro
sebagai salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga saham di
bursa. Menurut Murhadi (2009), beberapa variabel ekonomi makro yang
berpengaruh antara lain nilai tukar (kurs), pendapatan domestik bruto
(PDB) dan laju inflasi.
c. Faktor lainnya
Menurut Murhadi (2009), Selain kinerja keuangan dan variabel
ekonomi makro, ada faktor lainnya yang dapat mempengaruhi harga
saham secara fundamental, di antaranya gejolak politik dan harga
komoditas dunia seperti harga minyak mentah, minyak kelapa sawit,
batubara, emas dan harga komoditi lainnya.
7. Faktor Fundamental yang Mempengaruhi Harga Saham
Ada banyak faktor yang memperngaruhi fluktuasi harga saham di
bursa, baik faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor – faktor
tersebut antara lain:
23
a. Current Ratio, sesuai dengan hasil penelitian Ferawati (2017)
b. Debt to equity ratio, sesuai dengan hasil penelitian Stella (2009)
c. Net profit margin, sesuai dengan hasil penelitian Watung dan Ilat (2016)
d. Return on asset, sesuai dengan hasil penelitian Watung dan Ilat (2016)
e. Return on equity, sesuai dengan hasil penelitian Ferawati (2017)
f. Kurs, sesuai dengan hasil penelitian Witjaksono (2010), Suciningtyas dan
Khoiroh (2013), Untono (2015), Ulandari (2017)
g. Inflasi, sesuai dengan hasil penelitian Arif (2014), Ulandari (2017)
h. PDB, sesuai dengan hasil penelitian Arif (2014)
i. Harga minyak mentah, sesuai dengan hasil penelitian Witjaksono (2010)
j. Harga batubara, sesuai dengan hasil penelitian Silim Anisa dan
Darmawan (2018)
k. Harga emas, sesuain dengan hasil penelitian Witjaksono (2010), Silim
(2013)
Dari 11 faktor yang mempengaruhi harga saham di bursa, penelitian
ini hanya memfokuskan pada 6 variabel, yaitu ROE, DER, kurs, harga
minyak mentah, harga batubara dan harga emas. Pemilihan ke enam variabel
tersebut didasarkan atas berbagai alasan. Variabel ROE, DER, Kurs dan harga
minyak mentah dipilih karena yang paling sering digunakan oleh peneliti –
peneliti terdahulu namun memiliki hasil yang tidak konsisten sehingga
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian kembali. Variabel harga batubara
dan harga emas dipilih karena sedikit peneliti terdahulu yang membahas
mengenai pengaruh harga batubara terhadap harga saham.
24
8. ROE
Rasio profitabilitas mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
mendapatkan keuntungan sehingga perusahaan dinilai efektif dalam
pengelolaan ekuitasnya. Salah satu rasio profitabilitas yang banyak digunakan
dalam menganalisis saham secara fundamental adalah return on equity
(ROE). Menurut Kasmir (2008, 204), semakin tinggi ROE suatu perusahaan
mencerminkan bahwa adanya pengelolaan ekuitas yang efektif dan efisien
sehingga posisi perusahaan menguat yang berimbas pada kepercayaan dan
minat investor meningkat yang berdampak pula pada peningkatan harga
saham perusahaan.
Rasio return on equity (ROE) dapat dihitung dengan membagi total
pendapatan neto dengan total ekuitas perusahaan dalam periode tertentu.
Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
ROE =Laba setelah pajak
Total ekuitas X 100%
9. DER
Rasio debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage
yang sering digunakan dalam analisis saham. Rasio ini membandingkan total
utang perusahaan dengan total ekuitasnya dan memberikan gambaran
mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat
dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu utang.
Menurut Ang dalam Ramadhani (2017), investor akan menganggap
semakin tinggi utang suatu perusahaan maka semakin besar pula risiko yang
dihadapi sehingga investor akan cenderung lebih selektif dan menghindari
25
perusahaan dengan DER tinggi. Hal ini dapat dikatakan DER memiliki
hubungan pengaruh yang negatif terhadap harga saham.
Debt to equity ratio (DER) dapat dihitung dengan membagi total
utang dengan total ekuitas yang dimiliki suatu perusahaan. secara matematis,
DER dapat dirumuskan sebagai berikut:
DER =Total utang
Total ekuitas X 100%
10. Nilai Tukar
Kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata
uang negara lain. Mata uang internasional yang selalu dijadikan standar mata
uang negara – negara dunia adalah Dollar Amerika Serikat (USD). Salah satu
alasannya adalah karena USD memiliki nilai tukar yang relatif konstan
terhadap mata uang manapun. Walaupun terjadi pergerakan, perubahan nilai
tukarnya sangat kecil sehingga tidak memberikan suatu pengaruh yang
signifikan (Elzadora, 2009).
Kurs valuta asing adalah salah satu alat pengukur lain yang digunakan
dalam menilai kekuatan suatu perekonomian. Kurs menunjukan banyaknya
uang dalam negeri yang diperlukan untuk membeli satu unit valuta asing
tertentu. Nilai tukar mata uang tersebut merupakan interaksi antara kekuatan
permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang terjadi di pasar valuta
asing. Aliran valas yang besar dan cepat untuk memenuhi tuntutan
perdagangan, investasi dan spekulasi dari suatu tempat yang surplus ke
tempat yang defisit dapat terjadi karena adanya berbagai faktor dan kondisi
yang berbeda sehingga mempengaruhi kurs valas di masing-masing tempat.
26
Penentuan kurs rupiah terhadap valuta asing merupakan hal yang penting bagi
pelaku pasar modal Indonesia (Ulandari, 2017).
11. Harga Minyak Mentah
Minyak mentah (crude oil) merupakan komoditas dan sumber energi
yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan suatu negara. Minyak mentah
dapat diolah menjadi sumber energi, seperti Liquified Petroleum (LPG),
bensin, solar, minyak pelumas, minyak bakar dan lain-lain. Harga minyak
diukur menggunakan harga spot pasar minyak dunia. Standar harga minyak
dunia umumnya mengacu pada West Texas Intermediate (WTI). WTI
merupakan minyak berkualitas tinggi yang diproduksi di Texas (Handiani,
2014).
Fluktuasi harga minyak dunia dapat berpengaruh terhadap pasar
modal. Harga minyak dunia yang meningkat akan menguntungkan bagi
perusahaan sektor pertambangan karena meningkatnya laba bersih perusahaan
sehingga investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan
pertambangan dan harga saham akan meningkat. Sedangkan, bagi perusahaan
di luar sektor pertambangan, peningkatan harga minyak dunia akan
cenderung merugikan. Hal ini dikarenakan semakin mahalnya biaya
operasional perusahaan (Witjaksono, 2010).
12. Harga Batubara
Batubara merupakan salah satu sumber energi alternatif yang memliki
tingkat ketersediaan paling tinggi dibandingkan sumber energi lain. Bahkan
Indonesia telah menjadi salah satu negara pengekspor batubara terbesar di
27
dunia bersama Australia dan Russia. Meskipun demikian, batubara
merupakan sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui sehingga penggunaan
batubara sebagai energi alternatif pengganti minyak bumi bukan merupakan
suatu solusi jangka panjang, melainkan hanya temporer.
Kenaikan harga batubara dunia akan menguntungkan perusahaan
produsen batubara dalam negeri. Selain akan meningkatkan laba perusahaan,
saham – saham dari perusahaan – perusahaan pertambangan batubara akan
menjadi target utama investor (Martono, 2010: 29).
13. Harga Emas
Emas merupakan jenis investasi yang diminati investor karena
memiliki tingkat risiko yang relatif rendah, berfungsi sebagai pelindung
kekayaan dan tidak terpengaruh oleh inflasi (Handiani, 2014).
Peningkatan harga emas akan mendorong minat investor untuk
berinvestasi dalam bentuk emas dibandingkan di pasar modal. Sebab, dengan
risiko yang relatif rendah, emas dapat memberikan imbal hasil yang lebih
baik melalui kenaikan harga. Ketika investor beralih melakukan investasi
dalam bentuk emas akan mengakibatkan turunnya indeks saham di negara
yang bersangkutan karena aksi jual yang dilakukan oleh investor
(Witjaksono, 2010). Menurunnya indeks saham ini tentunya akan
berpengaruh terhadap saham emiten secara individu yang juga akan
mengalami penurunan.
28
B. Hubungan Pengaruh Antar Variabel
1. ROE
Menurut Kasmir (2008: 204), semakin tinggi ROE suatu perusahaan
mencerminkan bahwa adanya pengelolaan ekuitas yang efektif dan efisien
sehingga posisi perusahaan menguat yang berimbas pada kepercayaan dan
minat investor meningkat yang berdampak pula pada peningkatan harga
saham perusahaan.
2. DER
Menurut Ang dalam Ramadhani (2017), investor akan menganggap
semakin tinggi utang suatu perusahaan maka semakin besar pula risiko yang
dihadapi sehingga investor akan cenderung lebih selektif dan menghindari
perusahaan dengan DER tinggi. Hal ini dapat dikatakan DER memiliki
hubungan pengaruh yang negatif terhadap harga saham.
3. Nilai tukar terhadap harga saham
Kurs menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan
untuk membeli satu unit valuta asing tertentu. Kurs valuta asing dapat
dipandang sebagai harga dari suatu mata uang asing (Raharjo, 2009).
Fluktuasi kurs yang tidak stabil akan mengurangi tingkat kepercayaan
investor asing terhadap perdagangan saham di pasar modal Indonesia
sehingga cenderung untuk menarik modalnya sehingga terjadi aliran modal
keluar yang akan berimbas kepada penurunan harga saham (Ulandari, 2017).
29
4. Harga minyak terhadap harga saham
Kenaikan harga minyak akan memicu kenaikan harga bahan tambang
secara umum yang mengakibatkan perusahaan berpotensi untuk
meningkatkan labanya sehingga akan banyak investor yang tertarik dan
meningkatkan harga saham (Witjaksono, 2010).
5. Harga batubara terhadap harga saham
Kenaikan harga batubara dunia akan menguntungkan perusahaan
produsen batubara dalam negeri. Selain akan meningkatkan laba perusahaan,
saham dari perusahaan – perusahaan pertambangan batubara akan menjadi
target utama investor (Martono, 2010: 29).
6. Harga emas terhadap harga saham
Peningkatan harga emas akan mendorong minat investor untuk
berinvestasi dalam bentuk emas dibandingkan di pasar modal. Hal ini akan
mengakibatkan turunnya indeks saham di negara yang bersangkutan karena
aksi jual yang dilaukan oleh investor sehingga pada gilirannya akan
mempengaruhi fluktuasi harga saham di pasar modal (Witjaksono, 2010).
C. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No. Penelitian
Isi Penelitian
Terdahulu
Perbedaan dengan
Penulis
1 Stella, Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, Vol.
a. Variabel Penelitian
Independen (X):
Perbedaan penulis
dengan penelitian Stella
30
11, No. 2, Agustus
2009.
Pengaruh Price
Earning Ratio, Debt
to Equity Ratio,
Return On Asset
dan Price to Book
Value terhadap
Harga Saham.
PER, DER, ROA,
PBV
Dependen (Y):
Harga Saham
b. Metode Penelitian
Regresi Data Panel
c. Hasil Penelitian
Secara simultan
variabel PER, DER,
ROA dan PBV
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham. secara
parsial, PER, DER
dan PBV
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham
(2009) adalah penulis
menggunakan tambahan
variabel dependen ROE,
nilai tukar, harga minyak,
harga batubara dan harga
emas yang tidak ada
dalam penelitian Stella.
2 Ardian Agung
Witjaksono, 2010.
Tesis Pascasarjana
Universitas
Diponegoro.
a. Variabel Penelitian
Independen (X):
Suku bunga SBI,
harga minyak dunia,
harga emas dunia,
Perbedaan penulis
dengan penelitian yang
dilakukan oleh
Witjaksono adalah
penulis menggunakan
31
Analisis Pengaruh
Suku Bunga SBI,
Harga Minyak
Dunia, Harga Emas
Dunia, Kurs
Rupiah, Indeks
Nikkei 225, dan
Indeks Dow Jones
terhadap IHSG
(Studi kasus pada
IHSG di BEI
selama periode
2000 – 2009)
kurs rupiah, indeks
nikkei 225 dan
indeks dow jones
Dependen (Y):
IHSG
b. Metode Penelitian
Regresi linier
berganda
c. Hasil Penelitian
Suku bunga SBI,
kurs rupiah, harga
minyak dunia, harga
emas dunia, indeks
nikkei dan indeks
dow jones
berpengaruh
signifikan terhadap
IHSG
variabel independen
ROE, DER dan harga
batubara serta variabel
dependen harga saham.
selain itu penulis juga
menggunakan analisis
data panel.
3 Erik Mahfud
Fathoni, skripsi
FEB UIN Jakarta,
2014. Pengaruh
Faktor-Faktor
a. Variabel Penelitian
Independen (X):
ROA, ROE, BVS,
EPS, PBV.
Dependen (Y):
Perbedaan penulis
dengan penelitian yang
dilakukan oleh Erik
(2014) adalah penulis
menggunakan variabel
32
Fundamental
terhadap Harga
Saham Syariah
Sektor Consumer
Goods di Bursa
Efek Indonesia
Tahun 2011-2013.
Harga Saham
b. Metode Penelitian
Regresi data panel
c. Hasil Penelitian
Secara simultan
terdapat pengaruh
ROA, ROE, BVS,
EPS, PER terhadap
harga saham.
sedangkan secara
parsial BVS, EPS
dan PBV
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
DER, nilai tukar, harga
minyak, harga batubara
dan harga emas yang
tidak digunakan oleh
Erik.
4 Susi Ulandari,
Skripsi FEBI UIN
Palembang, 2017.
Pengaruh Inflasi
dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap
Harga Saham di
Sektor Industri
a. Variabel Penelitian
Independen (X):
Inflasi dan Nilai
Tukar
Dependen (Y):
Harga Saham
b. Metode Penelitian
Regresi Linier
Perbedaan penulis
dengan penelitian yang
dilakukan oleh Susi
(2017) adalah penulis
menggunakan variabel
independen ROE, DER,
harga minyak, harga
batubara dan harga emas
33
Barang Konsumsi
pada Indeks Saham
Syariah Indonesia
(ISSI) Tahun 2012-
2016.
Berganda
c. Hasil Penelitian
Inflasi dan nilai tukar
berpengaruh terhadap
harga saham.
yang tidak ada dalam
penelitian Susi. Selain itu
penulis menggunakan
metode regresi data panel
yang tidak digunakan
oleh Susi.
5 Muhammad Irfan
Harahap, Skripsi
UIN Riau 2013.
Analisis Pengaruh
Faktor-faktor
Fundamental
terhadap Harga
Saham pada
Perusahaan
Manufaktur yang
Listing di Bursa
Efek Indonesia.
a. Variabel Penelitian
Independen (X):
NPM, ROE, ROI,
EPS, PER, PBV.
Dependen (Y):
Harga Saham
b. Metode Penelitian
Regresi Linier
Berganda
c. Hasil Penelitian
Secara simultan
NPM, ROE, ROI,
EPS, PER dan PBV
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
Perbedaan penulis
dengan penelitian yang
dilakukan oleh Irfan
(2013) adalah penulis
menggunakan variabel
DER, nilai tukar, harga
minyak, harga batubara
dan harga emas yang
tidak digunakan oleh
Irfan. Selain itu, penulis
juga menggunakan
metode penelitian berupa
regresi data panel.
34
sementara secara
parsial, hanya EPS
dan PER yang
memiliki pengaruh
signifikan terhadap
harga saham
D. Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel ROE (X1)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel ROE terhadap
harga saham syariah sektor pertambangan.
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel nilai ROE terhadap
harga saham syariah sektor pertambangan.
2. Variabel DER (X2)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel DER terhadap
harga saham syariah sektor pertambangan.
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel DER terhadap harga
saham syariah sektor pertambangan.
3. Variabel Nilai Tukar (X3)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel nilai tukar
terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
35
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel nilai tukar (KURS)
terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
4. Variabel Harga Minyak Mentah (X4)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel harga minyak
(COP) terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel harga minyak (COP)
terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
5. Variabel Harga Batubara (X5)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel harga batubara
(COAL) terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel harga batubara
(COAL) terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
6. Variabel Harga Emas (X6)
H0 : tidak terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel harga emas
(GOLD) terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
Ha : terdapat pengaruh secara signifikan antara variabel harga emas (GOLD)
terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (penelitian eksplanatif).
Penelitian eksplanatif dilakukan untuk menemukan penjelasan tentang mengapa
suatu kejadian atau gejala terjadi. Hasil akhir dari penelitian ini adalah gambaran
mengenai hubungan sebab akibat (Priyono, 2016: 38). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menemukan bukti empiris dan menguji hipotesis yang diajukan
mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham syariah.
Penelitian ini menggunakan satu variabel dependen berupa harga saham
dan 6 (enam) variabel independen yaitu Return on Equity (ROE), Debt to Equity
Ratio (DER), nilai tukar (KURS), harga minyak (COP), harga batubara (COAL)
dan harga emas (GOLD).
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang
diperoleh dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia (BI),
Index Mundi dan Yahoo Finance. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
pendekatan kuantitatif dengan metode regresi data panel dengan bantuan software
eviews 9.0.
B. Populasi dan Teknik Penentuan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh
37
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2010:
61).
Adapun populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh saham
syariah sektor pertambangan yang terdaftar dalam Daftar Efek Syariah selama
tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 yang berjumlah 36 emiten saham.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua
yang ada pada populasi, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu (Sugiyono, 2010: 62).
Penelitian ini menggunakan sampel berupa saham syariah perusahaan
sektor pertambangan yang secara konsisten terdaftar dalam Daftar Efek
Syariah (DES) dan memiliki tingkat profitabilitas positif dan memiliki data
yang diperlukan selama tahun 2013 hingga tahun 2017 dan diperoleh jumlah
sampel sebanyak 9 emiten saham.
3. Teknik Penentuan Sampel
Penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010: 68). Tujuannya adalah untuk
mendapatkan sampel penelitian yang dapat merepresentasikan populasi yang
ada dan sesuai dengan kriteria sebagai berikut:
a. Saham tersebut terdaftar di dalam Daftar Efek Syariah sektor
pertambangan.
38
b. Perusahaan yang konsisten masuk dalam Daftar Efek Syariah selama
periode tahun 2013 sampai tahun 2017.
c. Perusahaan memiliki tingkat profitabilitas positif selama periode tahun
2013 sampai tahun 2017.
d. Perusahaan memiliki data yang dibutuhkan dalam penelitian.
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.
2 ELSA Elnusa Tbk.
3 GEMS Golden Energy Mines Tbk.
4 HRUM Harum Energy Tbk.
5 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
6 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.
7 PTBA Bukit Asam Tbk.
8 TINS Timah Tbk.
9 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk.
Sumber: idx.co.id (data diolah)
C. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder. Data
sekunder merupakan data yang sudah tersedia di berbagai sumber yang ada
(Sarwono, 2006: 123). Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data yang
diambil dari instansi tertentu berupa laporan ataupun catatan yang merupakan data
bulanan dan data triwulanan.
39
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Library Research
Dalam penelitian ini, berbagai landasan teori dan pengembangan
hipotesis diambil dari literatur yang bersumber dari buku, jurnal, maupun
tulisan lain yang dapat menunjang penelitian.
2. Internet Research
Dalam penelitian ini, data yang digunakan merupakan data time series
tahun 2013 sampai tahun 2017 mencakup 14 emiten yang diperoleh dari situs
resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Indonesia (BI), Indeks Mundi, dan
yahoo finance.
Tabel 3.2
Sumber data
Variabel Sumber
Harga Saham Syariah Yahoo finance
Return on Equity (ROE) Bursa Efek Indonesia
Debt to Equity Ratio (DER) Bursa Efek Indonesia
Nilai Tukar (Kurs) Bank Indonesia
Harga Minyak (COP) Index Mundi
Harga Batubara (COAL) Index Mundi
Harga Emas (GOLD) Index Mundi
40
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Dependen
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2010: 4). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:
Harga Saham Syariah / P (Y)
Harga saham merupakan harga jual beli yang sedang berlaku di pasar
efek yang ditentukan oleh kekuatan pasar dalam arti tergantung pada
kekuatan permintaan (penawaran) dan penawaran (permintaan jual). Harga
pasar saham juga menunjukkan nilai dari perusahaan itu sendiri (Sari dan
Suhermin, 2016).
2. Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang menjadi
sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini,
variabel independen yang digunakan adalah:
Return on Equity / ROE (X1)
Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio yang sering
digunakan dalam analisis saham. Rasio ini menunjukkan tingkat efektivitas
suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari penggunaan ekuitas yang
dimilikinya.
41
Debt to Equity Ratio / DER (X2)
Rasio debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage
yang sering digunakan dalam analisis saham. Rasio ini membandingkan total
utang perusahaan dengan total ekuitasnya dan memberikan gambaran
mengenai struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan sehingga dapat
dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu utang.
Nilai Tukar / Kurs (X3)
Kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata
uang negara lain (Elzadora, 2009). Dalam penelitian ini kurs yang dimaksud
ialah kurs transaksi tengah mata uang Rupiah (Rp) terhadap mata uang Dollar
Amerika (USD) yang diperoleh dari situs resmi Bank Indonesia berupa data
tahunan dari tahun 2013 sampai tahun 2017.
Harga Minyak Mentah / COP (X3)
Minyak mentah (crude oil) merupakan komoditas dan sumber energi
yang sangat dibutuhkan bagi pertumbuhan suatu negara. Harga minyak
diukur menggunakan harga spot pasar minyak dunia. Standar harga minyak
dunia umumnya mengacu pada West Texas Intermediate (WTI) (Handiani,
2014). Dalam penelitian ini harga ninyak dunia yang digunakan berupa data
triwulan tahun 2013 sampai tahun 2017 yang diperoleh dari indeks mundi
dengan satuan Rupiah/Bbl.
42
Harga Batubara / COAL (X4)
Harga batubara menjadi salah satu penyebab fluktuasi harga saham
pertambangan pada beberapa tahun belakangan ini. Harga batubara yang
digunakan dalam penelitian ini merupakan harga batubara dengan satuan
Rupiah/mt yang diperoleh dari situs resmi indeks mundi berupa data bulanan
dari januari 2013 sampai desember 2017.
Harga Emas / GOLD (X5)
Emas merupakan jenis investasi yang diminati investor karena
memiliki tingkat risiko yang relatif rendah, berfungsi sebagai pelindung
kekayaan dan tidak terpengaruh oleh inflasi (Handiani, 2014). Harga emas
yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari indeks mundi berupa data
triwulan tahun 2013 sampai tahun 2017 dalam satuan Rupiah/Toz.
E. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan model regresi data
panel. Menurut Wing dalam Fathoni (2014) data panel merupakan kumpulan data
cross section dan data time series.
1. Model Regresi Data Panel
Analisis regresi bertujuan mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel atau lebih serta menunjukkan arah hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen yang digunakan. Hasil analisis regresi
adalah berupa koefisien regresi untuk masing – masing variabel independen.
Koefisien ini diperoleh dengan cara memprediksi nilai variabel dependen
43
dengan suatu persamaaan. Untuk dapat memudahkan dalam proses
pengolahan data penelitian yang berupa data panel, peneliti menggunakan
software Eviews 9.0.
2. Penentuan Model Estimasi
Secara umum, model regresi data panel memiliki tiga pendekatan
dalam menentukan model yang tepat untuk suatu penelitian, yaitu:
a. Pendekatan Common Effect (Pooling Least Square)
Model ini menggunakan gabungan dari data cross section dan
time series. Dibandingkan dengan pendekatan yang lain, pendekatan
common effect menjadi yang paling sederhana. Dengan pendekatan ini,
perbedaan antar individu serta perbedaan antar waktu tidak dapat terlihat,
hal ini dikarenakan intercept maupun slope yang tidak berubah dari
kedua perbedaan tersebut (Nachrowi dan Usman 2006 dalam Fathoni,
2014).
b. Pendekatan Efek Tetap (Fixed Effect)
Pada pendekatan common effect, hasil dari analisis regresi yang
dilakukan berlaku bagi keseluruhan objek pada semua waktu yang
memungkinkan terjadinya ketidaksesuaian antara model dengan keadaan
sesungguhnya dimana perbedaan yang ada pada setiap objek. Dalam
pendekatan efek tetap, perbedaan konstanta antar objek dapat terlihat
walaupun koefisien regresor yang ada tetaplah sama dengan
menggunakan variabel dummy sehingga model ini biasa disebut Least
Square Dummy Variables (LSDV) (Fathoni, 2014).
44
c. Pendekatan Efek Random (Random Effect)
Penggunaan variabel dummy dalam model efek tetap
memungkinkan untuk terjadinya ketidakpastian model. Model efek
random digunakan untuk mengatasi hal tersebut. Tanpa adanya variabel
dummy, model ini menggunakan residual dengan dugaan adanya
hubungan antar waktu dan antar objek (Fathoni, 2014).
3. Pengujian Model
Dari ketiga model tersebut di atas, kemudian dipilih salah satu model
yang paling tepat dengan menggunakan uji Chow dan uji Haussman. Uji
Chow atau uji likelihood ratio dilakukan untuk memilih model terbaik di
antara model common effect dan model fixed effect. Sementara uji Haussman
digunakan untuk memilih antara model fixed effect atau random effect.
a. Uji Chow (Likelihood Ratio Test)
Uji Chow merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui
apakah pengujian hipotesis menggunakan model fixed effect ataukah
menggunakan model common effect. Pengujian ini dapat dilakukan
dengan melihat probabilitas F statistik pada output dengan kriteria uji
sebagai berikut:
1) Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak
2) Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima
Apabila nilai signifikansi F statistik yang diperoleh lebih kecil
dari taraf signifikansi (0,05), maka H0 ditolak yang artinya model terbaik
antara kedua pendekatan tersebut adalah model fixed effect dan
45
dilanjutkan ke langkah selanjutnya yaitu uji Haussman yang digunakan
untuk memilih model terbaik antara fixed effect dan random effect.
Namun, apabila nilai signifiksndi F statistik lebih besar dari taraf
signifikansi (0,05), maka H0 diterima yang artinya model terbaik ialah
dengan pendekatan common effect dan dapat langsung digunakan untuk
pengujian hipotesis.
b. Uji Haussman
Apabila hasil dari uji Chow yang dilakukan menunjukkan bahwa
model fixed effect yang terpilih, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan uji Haussman untuk menentukan model regresi data panel
yang digunakan apakah dengan fixed effect ataukah random effect.
Kriteria uji Haussman adalah sebagai berikut:
1) Jika H0 diterima, model random effect
2) Jika H0 ditolak, model fixed effect
Pengujian Haussman-test dapat dilakukan dengan melihat
probabilitaas Chi-square. Apabila nilai probabilitas Chi-square lebih
kecil dari taraf signifikansi (0,05) maka H0 ditolak, artinya model fixed
effect yang digunakan untuk pengujian hipotesis. Apabila nilai
probabilitas Chi-square lebih besar dari taraf signifikansi (0,05) maka H0
diterima, artinya model random effect yang digunakan dalam pengujian
hipotesis.
46
4. Pengujian Statistik
a. Uji t (Parsial)
Untuk mengetahui seberapa jauh variabel independen secara
parsial dalam mempengaruhi variabel dependen dapat dilakukan dengan
melakukan uji t (Ghozali 2009 dalam Erik, 2014). Hipotesis dalam uji t
adalah sebagai berikut:
H0 = 0, artinya secara parsial tidak ada pengaruh signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
H1 ≠ 0, artinya secara parsial ada pengaruh signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
Kriteria penerimaan H0:
1) Berdasarkan t statistik (t hitung)
Dalam hal ini, kriteria penerimaan H0 dilakukan dengan
membandingkan nilai t statistik dengan t tabel. Nilai t tabel diperoleh
dengan memperhatikan taraf signifikansi 5% dan degree of freedom
df=n-k, dengan n merupakan jumlah observasi dan k merupakan
jumlah variabel yang digunakan. Kriteria pengujian secara parsial
berdasarkan t statistik adalah:
Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak
Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima
2) Berdasarkan probabilitas
Jika probabilitas > 0,05, maka H0 diterima
Jika probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak
47
b. Uji F (Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya pengaruh secara
simultan (bersama-sama) dari variabel independen yang digunakan
terhadap variabel dependen (Ghozali 2005 dalam Erik, 2014). Hipotesis
dalam uji F adalah sebagai berikut:
H0 = 0, artinya secara bersama-sama tidak ada pengaruh signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
H1 ≠ 0, artinya secara bersama-sama ada pengaruh signifikan dari
variabel independen terhadap variabel dependen.
Uji F dapat dilakukan dengan 2 cara:
1) Berdasarkan F statistik
Uji F dapat dilakukan dengan membandingkan nilai F statistik pada
model terpilih dengan nilai F tabel. F tabel didapat dengan
memperhatikan taraf signifikansi 5%, derajat bebas pembilang
df=(k-1) dan derajat bebas penyebut df=(n-k). Jika nilai F statistik
lebih besar dari F tabel, maka H0 ditolak, artinya terdapat pengaruh
secara simultan dari variabel independen terhadap variabel
dependen.
2) Berdasarkan probabilitas
Uji F dapat juga dilakukan dengan membandingkan nilai
probabilitas F statistik dengan taraf signifikansi (0,05). Jika nilai
probabilitas lebih kecil dari taraf signifikansi, maka H0 ditolak,
48
artinya terdapat pengaruh signifikan secara simultan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat seberapa
besar kontribusi variabel independen yang digunakan dalam penelitian
mampu menjelaskan variabel terikatnya, dimana nilai koefisiennya
terletak antara 0 ≤ x ≤ 1. Semakin besar nilai koefisien determinasi
menunjukkan semakin kuat kemampuan variabel bebas yang digunakan
dalam menjelaskan variabel terikat.
d. Persamaan Model Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel dalam penelitian digunakan untuk
mengetahui pengaruh dari variabel independen yang digunakan terhadap
variabel dependen. Hubungan faktor – faktor fundamental dengan harga
saham dapat diformulasikan sebagai berikut:
PRICEit = α + β1 ROEit + β2 DERit + β3 KURSit + β4 COPit + β5 COALit +
β6 GOLDit + εit
Dimana :
Price : Harga Saham
α : Konstanta
ROE : Return on Equity
DER : Debt to Equity Ratio
KURS : Nilai tukar
COP : Harga minyak mentah
50
F. Kerangka Berpikir
Gambar 3.1
Kerangka Berpikir
ROE GOLD
Common effect
Uji Chow
Fixed effect
Uji Haussman
Random effect Fixed effect
Hasil Pengujian Hipotesis
Uji Hipotesis
Uji F
Hasil dan Kesimpulan
Uji t Koefisien determinasi
KURS DER
Analisis Fundamental
COP
Pasar Modal Syariah
COAL
Model Regresi Data Panel
Harga saham = β0i + β1 ROEit + β2 DERit + β3
KURSit + β4 COPit + β5 COALit + β6 GOLDit εit
Harga Saham
Syariah
51
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan harga
saham syariah sektor pertambangan. Ada berbagai macam faktor yang
mempengaruhi pergerakan harga saham sektor pertambangan baik faktor internal
maupun faktor eksternal. Dalam penelitian ini, variabel independen yang
digunakan adalah ROE, DER, kurs, harga minyak mentah, harga batubara dan
harga emas.
Langkah pertama dalam melakukan pengolahan data dalam penelitian ini
adalah dengan meregresikan data tersebut menggunakan pendekatan common
effect. Pada model ini, data cross section dan data time series digabungkan untuk
selanjutnya diolah dengan metode OLS terhadap data panel tersebut. Langkah
kedua adalah dengan menggunakan pendekatan fixed effect (efek tetap).
Langkah selanjutnya yaitu dengan pendekatan random effect (efek acak).
Pendekatan ini digunakan untuk menutupi kelemahan dari pendekatan tetap yang
menggunakan variabel semu yang menyebabkan ketidakpastian. Efek acak
menggunakan residual yang diduga memiliki hubungan antarwaktu dan
antarobjek. Selanjutnya dilakukan pemilihan model terbaik dengan menggunakan
uji chow dan uji haussman. Hasil dari kedua uji tersebut menjadi penentuan
apakah pengujian hipotesis menggunakan pendekatan common effect, fixed effect,
ataukah random effect.
Hasil pengolahan data yang diperoleh selanjutnya diinterpretasikan
melalui analisa statistik beserta pembahasannya sehingga diperoleh kesimpulan
akhir serta implikasi manfaatnya bagi berbagai pihak.
52
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini menggunakan populasi berupa saham syariah sektor
pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013 – 2017. Saham
– saham perusahaan sektor pertambangan memiliki tingkat fluktuasi yang cukup
tinggi karena memiliki kerentanan terhadap gejolak perekonomian global yang
tinggi pula. Selain itu, fakta bahwa Indonesia merupakan negara yang kaya akan
sumber daya alam menjadikan sektor ini memungkinkan untuk terus mengalami
perkembangan. Bahkan Indonesia menjadi salah satu produsen sekaligus eksportir
berbagai jenis produk pertambangan di pasar dunia yang menjadikan sektor ini
potensial bagi para investor untuk menanamkan modalnya.
Data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia menunjukkan bahwa
saham syariah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar selama periode
pertama tahun 2013 sampai dengan periode kedua tahun 2017 berjumlah 36
perusahaan. Jumlah ini mencakup seluruh saham yang sudah dan baru terdaftar
dalam Daftar Efek Syariah.
Saham syariah sektor pertambangan dikelompokkan ke dalam empat sub-
sektor, meliputi:
53
1. Coal Minning (Tambang Batubara)
Tabel 4.1
Saham Syariah Sub-Sektor Tambang Batubara
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 ADRO Adaro Energy Tbk.
2 ARII Atlas Resources Tbk.
3 ATPK Bara Jaya Internasional Tbk.
4 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.
5 BYAN Bayan Resources Tbk.
6 DEWA Darma Henwa Tbk.
7 DSSA Dian Swastatika Sentosa Tbk.
8 FIRE Alfa Energi Investama Tbk.
9 GEMS Golden Energy Mines Tbk.
10 GTBO Garda Tujuh Buana Tbk.
11 HRUM Harum Energy Tbk.
12 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
13 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.
14 MBAP Mitrabara Adiperdana Tbk.
15 MYOH Samindo Resorces Tbk.
16 PTBA Bukit Asam Tbk.
17 PTRO Pertosea Tbk.
18 SMMT Golden Eage Energy Tbk.
19 SMRU SMR Utama Tbk.
20 TKGA Permata Prima Sakti Tbk.
54
21 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk.
Sumber: idx.co.id (Data diolah)
2. Crude Petroleum and Natural Gas Production (Minyak dan Gas Bumi)
Tabel 4.2
Saham Syariah Sub Sektor Minyak dan Gas Bumi
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 ARTI Ratu Prabu Energi Tbk.
2 BIPI Benakat Integra Tbk.
3 ELSA Elnusa Tbk.
4 ENRG Energi Mega Persada Tbk.
5 MITI Mitra Investindo
6 PKPK Perdana Karya Perkasa Tbk.
7 RUIS Radiant Utama Interinsco
Sumber: idx.co.id (Data diolah)
3. Metal and Mineral Minning (Tambang Mineral dan Logam)
Tabel 4.3
Saham Syariah Sub Sektor Tambang Logam dan Mineral
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 ANTM Aneka Tambang (persero) Tbk.
2 CITA Cita Mineral Investindo Tbk.
3 CKRA Cakra Mineral Tbk.
4 INCO Vale Indonesia Tbk.
5 PSAB J Resources Asia Pasfik Tbk.
6 TINS Timah Tbk.
7 ZINC Kapuas Prima Coal Tbk.
Sumber: idx.co.id (Data diolah)
55
4. Land / Stone Quarrying (Penggalian Batuan dan Tanah)
Tabel 4.4
Saham Syariah Sub Sektor Penggalian Batu dan Tanah
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 CTTH Citatah Tbk.
Sumber: idx.co.id (Data diolah)
Dari populasi yang dikumpulkan, selanjutnya dipilih sampel penelitian
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu saham-saham perusahan sektor
pertambangan yang secara konsisten terdaftar dalam Daftar Efek Syariah dan
memiliki tingkat profitabilitas positif selama periode pertama tahun 2013 hingga
periode kedua tahun 2017. Dari kriteria yang telah ditentukan, diperoleh 17
sampel saham syariah sektor pertambangan sebagai berikut:
Tabel 4.5
Sampel Penelitian Saham Sektor Pertambangan
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 BSSR Baramulti Suksessarana Tbk.
2 ELSA Elnusa Tbk.
3 GEMS Golden Energy Mines Tbk.
4 HRUM Harum Energy Tbk.
5 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk.
6 KKGI Resource Alam Indonesia Tbk.
7 PTBA Bukit Asam Tbk.
8 TINS Timah Tbk.
9 TOBA Toba Bara Sejahtera Tbk.
Sumber: idx.co.id (Data diolah)
56
Tabel 4.5 menunjukkan sampel saham syariah sektor pertambangan
periode 2013 - 2017 yang digunakan dalam penelitian. Pada tabel tersebut
didominasi oleh saham syariah sub-sektor tambang batubara sebanyak 7
perusahaan, yaitu BSSR (Baramulti Suksessarana), GEMS (Golden Energy
Mines), HRUM (Harum Energy), ITMG (Indo Tambangraya Megah), KKGI
(Resource Alam Indonesia), PTBA (Bukit Asam), dan TOBA (Toba Bara
Sejahtera). Kemudian terdapat 1 saham sub-sektor minyak dan gas yaitu ELSA
(Elnusa). 1 saham sub-sektor tambang logam dan mineral yaitu TINS (Timah).
B. Pergerakan Harga Saham dan Variabel Fundamental Periode 2013 – 2017
1. Harga Saham Syariah
Harga saham menunjukkan suatu kinerja perusahaan dalam satu
periode tertentu yang terbentuk dari permintaan dan penawaran di pasar
modal (Bursa Efek). Saham - saham sektor pertambangan memiliki tingkat
perubahan harga yang sangat dinamis.
Grafik 4.1
Perkembangan Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan
Sumber: yahoo finance (Data diolah)
1429,311369
811,07
1384,711549
0
500
1000
1500
2000
2013 2014 2015 2016 2017
Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan (Rp)
57
Grafik 4.1 di atas menunjukkan fluktuasi indeks harga saham sektor
pertambangan tahun 2013 sampai dengan tahun 2017. Indeks saham sektor
pertambangan menurun drastis dari 1.429,31 pada tahun 2013 menjadi 811,07
pada tahun 2015. Anjloknya nilai saham sektor pertambangan ini diakibatkan
oleh gejolak ekonomi global yang menunjukkan ketidakstabilan dengan
ditandai oleh anjloknya harga - harga komoditas dunia terutama batubara.
Pada periode selanjutnya ketika harga komoditas dunia kembali menunjukkan
peningkatan, Indeks saham sektor pertambangan terus mengalami
peningkatan hingga mencapai 1.594,00 pada tahun 2017.
2. Variabel Fundamental
a. ROE
Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio yang sering
digunakan dalam analisis saham. Rasio ini menunjukkan tingkat
efektivitas suatu perusahaan dalam menghasilkan laba dari penggunaan
ekuitas yang dimilikinya.
Tabel 4.2
Perkembangan Return on Asset Sektor Pertambangan
Sumber: bi.go.id (Data diolah)
14,43
2,9
7,77
11,39
14,07
0
2
4
6
8
10
12
14
16
2013 2014 2015 2016 2017
Return on Equity (%)
58
Tabel 4.2 di atas menunjukkan pergerakan rasio ROE sektor
pertambangan selama tahun 2013-2017. Pada tahun 2013, ROE sektor
pertambangan sebesar 14,43% dan menurun drastis pada tahun 2014
menjadi 2,90%. Penurunan ini terjadi karena laba perusahaan sektor
pertambangan yang menurun yang diakibatkan oleh anjloknya harga
komoditas dunia seperti minyak mentah dan batubara. Pada periode
selanjutnya, ROE sektor pertambangan kembali meningkat hingga berada
pada 14,07% pada tahun 2017.
b. DER
Rasio debt to equity ratio (DER) merupakan salah satu rasio
leverage yang sering digunakan dalam analisis saham. Rasio ini
membandingkan total utang perusahaan dengan total ekuitasnya dan
memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga dapat dilihat tingkat risiko tak terbayarkan suatu
utang.
Tabel 4.3
Perkembangan Debt to Equity Ratio Sektor Pertambangan
Sumber: bi.go.id (Data diolah)
-8,28
-0,49 0,490,72
2,01
-10
-8
-6
-4
-2
0
2
4
2013 2014 2015 2016 2017
Debt to Equity Ratio (%)
59
Tabel 4.3 di atas menunjukkan pergerakan rasio DER sektor
pertambangan selama periode 2013-2017. Rasio DER sektor
pertambangan selalu meningkat dari tahun 2013 sebesar -8,28% hingga
pada tahun 2017 mencapai 2,01%.
c. Kurs
Kurs merupakan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata
uang negara lain. Di Indonesia sendiri, nilai tukar Rupiah dalam 5 tahun
terakhir mengalami depresiasi terhadap mata uang dolar yang disebabkan
oleh berbagai fakor terutama gejolak ekonomi global. Berikut grafik
fluktuasi kurs Rupiah terhadap USD.
Grafik 4.4
Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD
Sumber: bi.go.id (Data diolah)
Grafik 4.4 di atas menunjukkan fluktuasi nilai tukar rupiah
terhadap mata uang Dollar Amerika (USD) pada tahun 2013 sampai
tahun 2017. Sempat berada di angka Rp.12.087,1/USD, Rupiah terus
mengalami pelemahan (depresiasi) hingga mencapai Rp.13.854,6/USD
pada tahun 2015. Depresiasi nilai tukar rupiah ini diakibatkan oleh
12087,1
12438,29
13854,613417,67 13556,21
11000
11500
12000
12500
13000
13500
14000
2013 2014 2015 2016 2017
Kurs Tengah (Rp/USD)
60
membaiknya perekonomian Amerika Serikat yang membuat para
investor mancanegara menarik modalnya dari pasar Indonesia dan beralih
ke pasar Amerika Serikat sehingga terjadi aliran modal keluar. Pada
periode selanjutnya, nilai tukar rupiah mengalami sedikit penguatan ke
angka Rp.13.417,67/USD pada tahun 2016 dan kembali melemah pada
tahun 2017 yang menyentuh angka Rp.13.556,21/USD.
d. Harga Minyak Dunia
Minyak merupakan sumber energi utama yang menjadi penggerak
dalam proses produksi. Fluktuasi harga minyak dunia tentunya akan
mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia. Terlebih, Indonesia
menjadi salah satu negara yang tergabung dalam organisasi negara –
negara pengekspor minyak.
Grafik 4.5
Perkembangan Harga Minyak Mentah Dunia
Sumber: Index Mundi (Data diolah)
Grafik 4.5 menunjukkan perkembangan harga minyak dunia
tahun 2013 hingga tahun 2017. Harga minyak mentah di pasar dunia
1.182.724,00
737.092,80
515.806,80697.805,20
785.473,30
0,00
200.000,00
400.000,00
600.000,00
800.000,00
1.000.000,00
1.200.000,00
1.400.000,00
2013 2014 2015 2016 2017
Harga Minyak Dunia (Rp/Bbl)
61
mengalami penurunan lebih dari 50% dari tahun 2013 sebesar 1.182.724
Rupiah/Bbl menjadi 515.806,80 Rupiah/Bbl. Penurunan yang sangat
drastis selama dua tahun tersebut diakibatkan oleh pasokan minyak yang
berlebih dimana Amerika Serikat melakukan revolusi energi yang
membanjiri pasokan. Sementara di lain pihak, organisasi negara – negara
pengekspor minyak (OPEC) tidak mengurangi produksi minyaknya
untuk menyeimbangkan pasar (liputan6.com). Meskipun begitu, pada
periode selanjutnya harga minyak dunia mulai stabil hingga mencapai
harga 785.473,30 Rupiah/Bbl pada akhir tahun 2017.
e. Harga Batubara
Grafik 4.6
Perkembangan Harga Batubara Dunia
Sumber: Index Mundi (Data diolah)
Batubara merupakan salah satu energi alternatif pengganti minyak
yang banyak digunakan. Fakta bahwa Indonesia merupakan salah satu
dalam jajaran produsen dan eksportir batubara terbesar di dunia membuat
fluktuasi harga batubara di pasar dunia dapat mempengaruhi kondisi
perekonomian terutama bagi perusahaan sektor pertambangan.
1.019.427,00
776.646,60
722.240,30
1.158.134,00
1.384.407,00
0,00
200.000,00
400.000,00
600.000,00
800.000,00
1.000.000,00
1.200.000,00
1.400.000,00
1.600.000,00
2013 2014 2015 2016 2017
Harga Bartubara (Rp/mt)
62
Grafik 4.6 di atas menunjukkan fluktuasi harga batubara dunia
tahun 2013 sampai dengan tahun 2017 dalam satuan Rupiah/mmt.
Sempat berada di harga 1.019.427 Rupiah/mmt pada tahun 2013, harga
batubara dunia terus anjlok hingga menyentuh angka 722.240,30
Rupiah/mmt pada tahun 2015. Anjloknya harga batubara dunia ini
diakibatkan oleh berkurangnya permintaan terhadap batubara di pasar
komoditas global. Namun, pada periode selanjutnya, harga batubara
dunia mengalami penguatan hingga mencapai 1.384.407 Rupiah/mmt
pada tahun 2017.
f. Harga Emas
Emas merupakan jenis komoditi yang digunakan oleh masyarakat
sebagai sarana menyimpan dana yang bebas risiko dan tidak terpengaruh
inflasi. Hal ini membuat emas menjadi salah satu alternatif bagi investor
untuk menginvestasikan dananya.
Grafik 4.7
Perkembangan Harga Emas Dunia
Sumber: Index Mundi (Data diolah)
14.764.530,0014.933.660,00
14.903.950,00
15.528.010,00
17.141.730,00
13.000.000,00
14.000.000,00
15.000.000,00
16.000.000,00
17.000.000,00
18.000.000,00
2013 2014 2015 2016 2017
Harga Emas (Rp/Toz)
63
Grafik 4.7 menunjukkan pergerakan harga emas di pasar dunia
tahun 2013 hingga tahun 2017. Pada tahun 2013 harga emas dunia
sebesar 14.764.530 Rupiah/Toz dan mengalami peningkatan pada tahun
2014 menjadi 14.933.660 Rupiah/Toz dan kembali turun menyentuh
harga 14.903.950 Rupiah/Toz pada tahun 2015. Penurunan harga emas
dunia ini dikarenakan membaiknya perekonomian di Amerika Serikan
yang membuat dollar semakin perkasa. Penjualan emas di pasar dunia
yang menggunakan dollar membuat harga emas dunia cenderung lebih
mahal dan memberatkan. Selain itu, kondisi Negara Tiongkok, Iran dan
Yunani yang belum stabil menjadi fokus seluruh negara di dunia. Gejolak
di 3 negara tersebut bisa mempengaruhi arah ekonomi dunia. Di sisi lain,
tingkat inflasi rendah di Amerika Serikat yang berada di bawah
ekspektasi The Fed membuat investor lebih memilih berinvestasi dengan
instrumen lain yang lebih menguntungkan (detik.com). Pada tahun
selanjutnya, harga emas dunia mulai bergerak ke angka yang lebih tinggi
hingga pada tahun 2017 harga emas sebesar 17.141.730 Rupiah/Toz.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh faktor fundamental terhadap
harga saham syariah sektor pertambangan. Penelitian dilakukan dengan analisis
regresi data panel dan diolah dengan menggunakan software Eviews 9.0. Hasil
dari pengujian tersebut adalah sebagai berikut:
64
1. Pemilihan Model Regresi Data Panel
Tabel 4.6
Hasil Regresi Data Panel dengan Berbagai Model
Model
Variabel
Common Effect Fixed Effect Random Effect
t-statistic Prob. t-statistic Prob. t-statistic Prob.
C 0.655655 0.5129 1.305756 0.1935 1.310525 0.1918
ROE 4.897367 0.0000 3.194043 0.0017 3.269667 0.0013
DER -3.675373 0.0003 -2.215712 0.0281 -2.281552 0.0237
KURS -1.720395 0.0871 -3.656761 0.0003 -3.670245 0.0003
COP 1.331287 0.1848 3.367663 0.0009 3.377244 0.0009
COAL -1.451686 0.1484 1.370966 0.1722 1.328601 0.1857
GOLD 0.400221 0.6895 -0.041779 0.9667 -0.032562 0.9741
Adj. R-squared 0.164956 0.919570 0.346161
F-Statistic 6.893313 147.1810 16.79464
Prob. (F-Statistic) 0.000001 0.000000 0.000000
Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.6 di atas menunjukkan hasil uji regresi menggunakan model
common effect, fixed effect dan random effect. Untuk mengetahui model mana
yang terbaik yang dapat digunakan untuk pengujian hipotesis, diperlukan
pengujian di antara ketiga model tersebut. Pemilihan model dilakukan dengan
2 (dua) tahap yang terdiri dari uji Chow dan uji Haussman. Uji Chow
digunakan untuk memilih anatara model common effect atau fixed effect.
Sedangkan, uji Haussman dilakukan untuk memilih model yang terbaik
antara fixed effect dan random effect. Hasil dari uji Chow adalah sebagai
berikut:
65
Tabel 4.7
Hasil Uji Chow
Effect Test Statistic Df Prob.
Cross-section F 203.890759 (8,165) 0.0000
Cross-section
Chi-square 429.739554 8 0.0000
Sumber: Data diolah, 2018
Tabel 4.7 di atas menunjukkan hasil uji Chow dimana probabilitas
Cross-section F sebesar 0,0000, lebih kecil dari 0,05 (0,0000<0,05), maka H0
ditolak. Artinya, model yang digunakan adalah model fixed effect dan
dilanjutkan dengan langkah berikutnya yaitu uji Haussman. Berikut hasil dari
uji Haussman yang dilakukan.
Tabel 4.8
Hasil Uji Haussman
Test Summary Chi-sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section
random 0.000000 6 1.0000
Cross-section test variance is invalid
Sumber:Data diolah, 2018
Tabel 4.8 menunjukkan hasil uji Haussman dimana Cross-section test
variance tidak valid sehingga hasil uji Haussman tidak dapat digunakan dan
penentuan model terbaik yang digunakan mengacu pada uji Chow, yaitu
model fixed effect.
66
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji t
Tabel 4.9
Uji t (Parsial)
Model
Variabel
Fixed Effect
t-Statistic Prob.
C 1.305756 0.1935
ROE 3.194043 0.0017
DER -2.215712 0.0281
Kurs -3.656761 0.0003
COP 3.367663 0.0009
COAL 1.370966 0.1722
GOLD -0.041779 0.9667
Sumber:Data diolah, 2018
Tabel 4.9 merupakan hasil dari pengujian variabel independen
yang terdiri dari return on equity (ROE), debt to equity ratio (DER), nilai
tukar (KURS), harga minyak dunia (COP), harga batubara dunia (COAL)
dan harga emas dunia (GOLD) terhadap harga saham syariah sektor
pertambangan secara parsial (masing-masing) dengan menggunakan
model fixed effect. Untuk mengetahui berpengaruh atau tidaknya variabel
independen yang digunakan terhadap variabel dependen dapat dilihat dari
nilai t hitung yang dibandingkan dengan t tabel. Suatu variabel memiliki
pengaruh signifikan apabila memiliki t hitung yang lebih besar daripada t
tabel. Selain itu dapat juga dilihat dengan membandingkan nilai
signifikansi pada model uji yang dipilih dengan nilai taraf signifikansi.
Variabel independen memiliki pengaruh signifikan apabila nilai
67
signifikansinya lebih kecil dari taraf signifikansi. Penelitian ini
menggunakan taraf signifikansi α = 5% dengan df (n - k) = 180 - 7 = 173,
diperoleh t tabel 1,960. Hasil pengujian hipotesis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial (masing-masing)
berdasarkan model uji yang telah dipilih adalah sebagai berikut:
1) Variabel return on equity (ROE) memiliki nilai t hitung lebih besar
dari t tabel (3,194043>1,960) dengan nilai signifikansi yang lebih
kecil dari taraf signifikansi (0,0017<0,05). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa ROE memiliki pengaruh signifikan terhadap
harga saham syariah sektor pertambangan.
2) Variabel debt to equity ratio (DER) memiliki nilai t hitung lebih
besar dari t tabel (2,215712>1,960) dengan nilai signifikansi yang
lebih kecil dari taraf signifikansi (0,0281<0,05). Hasil tersebut
menunjukkan bahwa DER memiliki pengaruh signifikan terhadap
harga saham syariah sektor pertambangan.
3) Variabel nilai tukar (KURS) memiliki nilai t hitung lebih besar dari t
tabel (3,656761>1,960) dengan nilai signifikansi yang lebih kecil
dari taraf signifikansi (0,0003<0,05). Hasil tersebut menunjukkan
bahwa nilai tukar memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham syariah sektor pertambangan.
4) Variabel harga minyak dunia (COP) memiliki nilai t hitung yang
lebih besar dari nilai t tabel (3,367663>1,960) dengan signifikansi
yang lebih kecil dari taraf signifikansi (0,0009<0,05). Hasil ini
68
menunjukkan bahwa harga minyak dunia memiliki pengaruh
signifikan terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
5) Variabel harga batubara dunia (COAL) memiliki nilai t hitung yang
lebih kecil dari t tabel (1,370966<1,960) dengan nilai signifikansi
yang lebih besar dari taraf signifikansi (0,1722>0,05). Hasil ini
menunjukkan bahwa harga batubara dunia tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
6) Variabel harga emas dunia (GOLD) memiliki nilai t hitung yang
lebih kecil dari t tabel (0,041779<1,960) dengan nilai signifikansi
yang lebih besar dari taraf signifikansi (0,9667>0,05). Hasil ini
menunjukkan bahwa harga emas dunia tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap harga saham syariah sektor pertambangan.
b. Uji F
Tabel 4.10
Uji F (Simultan)
Prob (F-statistic) 0.000000
F-statistic 147.1810
Sumber: Data diolah, 2018
Uji F dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
yang digunakan terhadap variabel dependen dengan membandingkan F
hitung dengan F tabel. Dengan n = 180 dan k = 7, maka didapat nilai F
tabel sebesar 2,21. Selain itu dapat pula dilihat dengan membandingkan
probabilitas F statistik dengan taraf signifikansi (α = 0,05). Dari tabel
4.10 diperoleh F hitung yang lebih besar dibandingkan F tabel
69
(147,1810>2,21) dengan nilai prob F statistik sebesar 0,0000, lebih kecil
dari 0.05. Hasil ini menunjukkan bahwa variabel independen yang terdiri
dari ROE, DER, kurs, harga minyak dunia, harga batubara dunia dan
harga emas dunia secara simultan berpengaruh signifikan terhadap harga
saham syariah sektor pertambangan.
c. Koefisien Determinasi
Tabel 4.11
Koeffisien Determinasi
Adjusted R-squared 0.919570
Sumber: Data diolah, 2018
Koeffisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa
besar variasi variabel independen yang digunakan dalam penelitian
mampu menjelaskan variabel dependen. Dari tabel 4.11 diperoleh nilai
Adjusted R-square sebesar 0,919570. Hal tersebut menunjukkan bahwa
variasi variabel independen yang digunakan, ROE, DER, nilai tukar,
harga minyak dunia, harga batubara dunia dan harga emas dunia, mampu
menjelaskan harga saham syariah sektor pertambangan sebesar 91,957%,
sedangkan sisanya sebesar 8,043% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak
digunakan dalam penelitian.
3. Model Persamaan Regresi
Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel
independen (ROE, DER, nilai tukar, harga minyak dunia, harga batubara
dunia dan harga emas dunia) terhadap harga saham syariah sektor
pertambangan. Hubungan tersebut dapat diformulasikan sebagai berikut:
70
Tabel 4.13
Persamaan Model Regresi
Variabel Koefisien
C 11.39281
ROE 1.059960
DER -0.218279
Kurs -3.105500
COP 0.999229
COAL 0.568597
GOLD -0.054318
Sumber: Data diolah, 2018
Berdarkan tabel 4.12 di atas, diperoleh persamaan model regresi
sebagai berikut:
Harga Sahamit = 11,39281 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit
– 0,54318GOLDit + εit
Dari persamaan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa:
a. Nilai konstanta (c) sebesar 11,39281 menunjukkan bahwa apabila
variabel independen (ROE, DER, nilai tukar, harga minyak dunia, harga
batubara dunia dan harga emas dunia) pada observasi ke i dan waktu ke t
sama dengan nol, maka harga saham adalah sebesar11,39281.
71
b. Nilai koefisien ROE sebesar 1,059960 menunjukkan bahwa ROE
memiliki pengaruh positif terhadap harga saham dan setiap kenaikan
ROE sebesar 1% akan meningkatkan harga saham sebesar 1,059960%.
c. Nilai koefisien DER sebesar -0,218279 menunjukkan bahwa DER
memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham dan setiap kenaikan
DER sebesar 1% akan menurunkan harga saham sebesar 0,218279%.
d. Nilai koefisien KURS sebesar -3,105500 menunjukkan bahwa nilai tukar
memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham dan setiap kenaikan
nilai tukar sebesar 1% akan menurunkan harga saham sebesar
3,105500%.
e. Nilai koefisien COP sebesar 0,999229 menunjukkan bahwa harga
minyak dunia berpengaruh positif terhadap harga saham dan setiap
kenaikan harga minyak dunia sebesar 1% akan meningkatkan harga
saham sebesar 0,999229%.
f. Nilai koefisien COAL sebesar 0,568597 menunjukkan bahwa harga
batubara dunia berpengaruh positif terhadap harga saham dan setiap
kenaikan harga batubara dunia sebesar 1% akan meningkatkan harga
saham sebesar 0,568597%.
g. Nilai koefisien GOLD sebesar -0,054318 menunjukkan bahwa harga
emas dunia memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham dan setiap
kenaikan harga emas dunia sebesar 1% akan meningkatkan harga saham
sebesar 0,054318%.
72
Tabel 4.13
Koefisien Saham
No Kode Saham Koefisien Saham
1 BSSR -0,209465
2 ELSA -1,500264
3 GEMS 0,044474
4 HRUM -0,097196
5 ITMG 2,144089
6 KKGI -0,783845
7 PTBA 1,567486
8 TINS -0,553132
9 TOBA -0,612147
Sumber: Output Eviews (data diolah)
Berdasarkan tabel 4.13 diperoleh model persamaan regresi tiap saham
sebagai berikut:
a. Persamaan model saham BSSR
Harga Sahamit = -0,209465 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit – 0,54318GOLDit
+ εit. Konstanta sebesar -0,209465 menunjukkan ketika variabel
independen pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstanta, maka
harga saham BSSR adalah sebesar -0,209465.
b. Persamaan model saham ELSA
Harga Sahamit = -1,500264 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit – 0,54318GOLDit
73
+ εit. Konstanta sebesar -1,500264 menunjukkan ketika variabel
independen pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstanta, maka
harga saham ELSA adalah sebesar -1,500264.
c. Persamaan model saham GEMS
Harga Sahamit = 0,044474 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit – 0,54318GOLDit
+ εit. Konstanta sebesar 0,044474 menunjukkan ketika variabel
independen pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstanta, maka
harga saham GEMS adalah sebesar 0,044474.
d. Persamaan model saham HRUM
Harga Sahamit = -0,097196 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit – 0,54318GOLDit
+ εit. Konstanta sebesar -0,097196 menunjukkan ketika variabel
independen pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstanta, maka
harga saham HRUM adalah sebesar -0,097196.
e. Persamaan model saham ITMG
Harga Sahamit = 2,144089 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit – 0,54318GOLDit
+ εit. Konstanta sebesar 2,144089 menunjukkan ketika variabel
independen pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstanta, maka
harga saham ITMG adalah sebesar 2,144089.
74
f. Persamaan model saham KKGI
Harga Sahamit = -0,783845 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit – 0,54318GOLDit
+ εit. Konstanta sebesar -0,783845 menunjukkan ketika variabel
independen pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstanta, maka
harga saham KKGI adalah sebesar -0,783845.
g. Persamaan model saham PTBA
Harga Sahamit = 1,567486 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit – 0,54318GOLDit
+ εit. Konstanta sebesar 1,567486 menunjukkan ketika variabel
independen pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstanta, maka
harga saham PTBA adalah sebesar 1,567486.
h. Persamaan model saham TINS
Harga Sahamit = -0,553132 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit – 0,54318GOLDit
+ εit. Konstanta sebesar -0,553132 menunjukkan ketika variabel
independen pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstanta, maka
harga saham TINS adalah sebesar -0,553132.
i. Persamaan model saham TOBA
Harga Sahamit = -0,612147 + 1,059960ROEit – 0,218279DERit –
3,105500KURSit + 0,999229COPit + 0,568597COALit – 0,54318GOLDit
+ εit. Konstanta sebesar -0,612147 menunjukkan ketika variabel
75
independen pada observasi ke-i dan periode ke-t bernilai konstanta, maka
harga saham TOBA adalah sebesar -0,612147.
4. Pembahasan dan Hasil Penelitian
a. Hubungan ROE dengan Harga Saham Syariah Sektor Pertambangan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ROE
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat
diartikan bahwa naik turunnya rasio ROE memiliki pengaruh yang kuat
terhadap fluktuasi harga saham syariah sektor pertambangan.
Penggunaan modal yang dimiliki perusahaan secara efektif
tentunya akan menghasilkan laba yang relatif lebih besar. Rasio ROE
mengukur hal tersebut. Peningkatan ROE suatu perusahaan dalam
periode tertentu menunjukkan semakin efektif suatu perusahaan dalam
mengelola modal yang dimilikinya sehingga akan menarik minat investor
terhadap saham perusahaan tersebut yang akan meningkatkan harga
sahamnya.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Ferawati (2017) yang menyatakan adanya pengaruh yang signifikan dari
ROE terhadap fluktuasi harga saham.
b. Hubungan DER dengan Harga Saham Syariah Sektor Pertambangan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa DER
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini dapat
diartikan bahwa DER memiliki pengaruh yang kuat terhadap fluktuasi
harga saham syariah sektor pertambangan.
76
DER menunjukkan perbandingan antara jumlah utang terhadap
jumlah ekuitas yang dimiliki suatu perusahaan. tingginya rasio DER
menandakan bahwa tingginya tingkat utang yang dimiliki perusahaan.
Hal ini dianggap investor akan membuat perusahaan memiliki risiko
lebih tinggi sehingga investor akan cenderung lebih memilih perusahaan
dengan rasio DER rendah.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Stella (2009) yang menyatakan adanya pengaruh yang signifikan dari
DER terhadap fluktuasi harga saham.
c. Hubungan Kurs dengan Harga Saham Syariah Sektor Pertambangan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa nilai tukar
rupiah terhadap dollar memiliki pengaruh signifikan terhadap harga
saham. Hal ini dapat diartikan bahwa fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap
dollar memiliki pengaruh yang kuat terhadap fluktuasi harga saham
syariah sektor pertambangan.
Dollar Amerika merupakan mata uang yang sangat kuat. Terlebih
mata uang dollar ini digunakan dalam berbagai kegiatan ekspor – impor
di pasar dunia. Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dollar tentunya akan
memberikan dampak terhadap perusahaan yang melakukan ekspor
maupun impor. Apabila depresiasi rupiah terjadi, hal ini akan membuat
biaya impor meningkat yang akan berdampak pada profitabilitas
perusahaan yang menurun. Penurunan profitabilitas perusahaan akan
menjadi sentimen negatif bagi para investor sehingga investor memilih
77
untuk menjual sahamnya dan berinvestasi pada jenis investasi yang lain
yang akan mengakibatkan turunnya harga saham. Hal ini menunjukkan
bahwa nilai tukar rupiah memiliki dampak terhadap fluktuasi harga
saham di pasar modal.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Witjaksono (2010), Suciningtias dan Khoiroh (2013), Untono (2015) dan
Ulandari (2017) yang menyatakan adanya pengaruh yang signifikan dari
pfluktuasi nilai tuar rupiah terhadap fluktuasi harga saham.
d. Hubungan Harga Minyak dengan Harga Saham Syariah Sektor
Pertambangan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa harga
minyak dunia memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal
ini dapat diartikan bahwa pergerakan harga minyak dunia memiliki
pengaruh yang kuat terhadap fluktuasi harga saham syariah sektor
pertambangan.
Pada dasanya, meningkatnya harga minyak dunia didasari atas
permintaan, bukan penawaran (Witjaksono, 2010). Terjadi peningkatan
harga minyak dunia akan memicu peningkatan harga pada komoditas
lain, utamanya pada komoditas pertambangan seperti batubara, timah dan
nikel. Hal tersebut tentunya akan memberikan keuntungan yang relatif
lebih tinggi kepada perusahan yang bergerak pada sektor pertambangan
dan bertambang pada ketertarikan investor untuk membeli saham
perusahaan sektor pertambangan yang pada gilirannya akan menaikkan
78
harga saham perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa harga minyak
dunia memiliki dampak terhadap fluktuasi harga saham.
Hasil Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang pernah
dilakukan oleh Witjaksono (2010) yang menyatakan adanya pengaruh
yang signifikan dari pergerakan harga minyak mentah terhadap fluktuasi
harga saham.
e. Hubungan Harga Batubara Dunia dengan Harga Saham Syariah Sektor
Pertambangan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa harga
batubara dunia tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham.
Hal ini dapat diartikan bahwa pergerakan harga batubara dunia tidak
memiliki pengaruh yang kuat terhadap fluktuasi harga saham syariah
sektor pertambangan.
Batubara menjadi salah satu sumber energi alternatif yang banyak
digunakan. Peningkatan harga batubara di pasar dunia akan sangat
menguntungkan bagi perusahaan sektor pertambangan. Menigkatnya laba
perusahaan akan membuat saham - saham sektor pertambangan menjadi
tujuan investasi utama para investor sehingga akan meningkatkan harga
saham.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa tidak
adanya pengaruh yang signifikan dari harga batubara dunia terhadap
harga saham ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anisa dan
79
Darmawan (2018) yang menyatakan bahwa pergerakan harga batubara
dunia tidak berpengaruh signifikan terhadap fluktuasi harga saham.
f. Hubungan Harga Emas dengan Harga Saham Syariah Sektor
Pertambangan
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa harga emas
dunia tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham. Hal ini
dapat diartikan bahwa pergerakan harga emas dunia tidak memiliki
pengaruh yang kuat terhadap fluktuasi harga saham syariah sektor
pertambangan.
Pada dasarnya komoditi emas digunakan sebagai alternatif
instrumen investasi ketika kondisi perekonomian sedang tidak
menunjukkan stabilitasnya. Hal ini dikarenakan emas merupakan
instrumen investasi dengan risiko yang relatif lebih rendah dan tidak
terpengaruh inflasi. Peningkatan harga emas dunia tentunya akan
menarik minat investor untuk berinvestasi pada komoditi emas
dibandingkan pada pasar modal karena dengan risiko yang relatif lebih
rendah akan memberikan imbal hasil yang lebih menguntungkan. Hal ini
akan berdampak kepada indeks harga saham suatu negara dan tentunya
berdampak pula kepada harga pasar saham.
Akan tetapi hasil dari penelitian yang dilakukan menunjukkan
bahwa harga emas dunia tidak dapat mempengaruhi harga saham syariah
sektor pertambangan secara signifikan. Hasil ini sejalan dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Raraga dkk. (2012) yang
80
menyatakan bahwa tidak adanya pengaruh pergerakan harga emas dunia
terhadap fluktuasi harga saham. Namun bertolak belakang dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sutanto dkk. (2013), Kurniawan (2013),
yang menyatakan adanya pengaruh yang signifikan dari pergerakan harga
emas dunia terhadap fluktuasi harga saham.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan
menggunakan metode analisis regresi data panel, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Secara parsial, faktor fundamental yang terdiri dari Return on Equity (ROE),
Debt to Equity Ratio (DER), nilai tukar (KURS) dan harga minyak mentah
(COP) memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham syariah sektor
pertambangan. ROE memiliki pengaruh positif dan signifikan, artinya
semakin tinggi rasio ROE maka harga saham syariah sektor pertambangan
cenderung akan meningkat. DER memiliki pengaruh negatif dan signifikan,
asrtinya semakin tinggi rasio DER maka harga saham syariah sektor
pertambangan akan menurun. Kurs memiliki pengaruh negatif dan signifikan,
artinya semakin tinggi nikai kurs (nilai Rupiah melemah) maka harga saham
syariah sektor pertambangan cenderung akan menurun. Harga minyak mentah
memiliki pengaruh positif dan signifikan, maka harga batubara dunia yang
semakin mahal mengindikasikan bahwa ada kecenderungan harga saham
syariah sektor pertambangan akan mengalami peningkatan. sedangkan,
variabel harga batubara (COAL) dan harga emas dunia (GOLD) tidak
memiliki pengaruh signifikan terhadap harga saham syariah sektor
pertambangan.
82
2. Secara simultan, hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya
pengaruh signifikan dari Return on Equity (ROE), Debt to Equity Ratio
(DER), nilai tukar (KURS), harga minyak dunia (COP), harga batubara dunia
(COAL) dan harga emas dunia (GOLD) terhadap harga saham syariah sektor
pertambangan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Investor sebaiknya menggunakan ROE, DER, nilai tukar dan harga minyak
mentah sebagai acuan dalam menentukan keputusan membeli saham sektor
pertambangan. Hal ini didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa keempat variabel tersebut berpengaruh secara signifikan.
2. Perusahaan sebaiknya meningkatkan rasio ROE dengan terus melakukan
upaya efektivitas dalam pengelolaan ekuitas untuk memperoleh laba dan
menurunkan rasio DER sebagai langkah menjaga miat investor untuk
menanamkan modalnya dengan membeli saham perusahaan yang
bersangkutan.
3. Pemerintah harus terus berupaya dalam menstabilkan nilai tukar rupiah dan
harga komoditi dunia. Hal ini dikarenakan stabilitas kurs dan harga komoditi
dunia ikut andil dalam fluktuasi harga saham di bursa sehingga Bursa saham
di Indonesia dapat menjadi tujuan utama bagi investor dalam menanamkan
modalnya.
4. Bagi akademisi selanjutnya yang ingin mengkaji hubungan antara faktor
fundamental terhadap harga saham, hendaknya melakukan perluasan ataupun
83
pengembangan penelitian dengan menambah variabel independen dari faktor
fundamental industri yang dapat digunakan dengan tetap mengacu pada
penelitian - penelitian sebelumnya.
5. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan untuk tidak menggunakan metode
analisis data panel apabila variabel dengan data time series lebih banyak
dibandingkan variabel dengan data cross section.
84
DAFTAR PUSTAKA
Al-Arif, M. Nur Rianto (2015). “Pengantar Ekonomi Syariah: Teori dan
Praktik”. Bandung: Pustaka Setia.
Anisa, Ika dan Aria Darmawan (2018). “Pegaruh Ekonomi Makro dan Harga
Komoditas Tambang Dunia terhadap Indeks Harga Saham Sektor
Pertambangan di Indonesia”. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB) vol.56
No.1.
Aziz, Mochamad Roikhan (2009). ”Pemodelan Institusi Keuangan Islam Berbasis
Metode Sinlamim Kaffah (Studi kelayakan Pada Bofsa)”, Yogyakarta:
Prosiding, UII.
Aziz, Mochamad Roikhan (2012). “Five Pillars of Economy, Economy
Development In Islamic Perspective”, Book of Journal, Development
Studies, Faculty of Economics Business, State Islamic University. Jakarta.
Aziz, Mochamad Roikhan (2014). “Integrasi Ilmu Ekonomi Islam: Pendekatan
Filosofi dan Simbolik”. Integrasi keilmuan. UIN Press, Jakarta.
Aziz, Mochamad Roikhan (2012). “Islamic Economic”, Book of Article,
University Of Islam Riau (UIR).
Aziz, Mochamad Roikhan (2012). “Islamic Micro Economy”, Book of Article,
IESP Program FEB, UIN Jakarta.
Aziz, Mochamad Roikhan (2004). “Islamic Micro Macro Economics”. Module 1,
Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.
Aziz, Mochamad Roikhan (2009). “Kaffah Thinking on Simlamim Method
Through Digital RO” , Procceding UKM Malaysia.
Aziz, Mochamad Roikhan (2012). “Macro Economy in Islam”, Book of Article
Accounting Program FEB, UIN Jakarta.
Aziz, Mochamad Roikhan (2012). “Sinlamim: Kode Tuhan”, Esa Alam, Jakarta.
Aziz, Mochamad Roikhan (2015). “Teori H dalam Islam Sebagai Wahyu dan
Turats”. Jurnal UIN Syarif Hidayatullah.
Aziz, Mochamad Roikhan (2015). “Hahslm Islamic Economic Methodology”.
Proceeding ICOSEC: Developing Countries Readiness Toward Global
Universitas Negri Solo, Surakarta.
85
Darmadji, Tjiptono dan Fakhruddin (2006). “Pasar Modal di Indonesia”. Jakarta:
Salemba Empat.
Elzadora, Rida (2008). “Pengaruh Varuabel Makro dan Mikro Ekonomi terhadap
Harga Saham Perusahaan: Studi pada Indeks LQ-45 di Bursa Efcek
Indonesia Periode 2003 – 2007”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Fathoni, Erik Mahmud (2014). “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental terhadap
Harga Saham Syariah Sektor Consumer Goods di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2013”. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Hamid, Abdul (2009). “Pasar Modal Syariah”. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta.
Handiani, Sylvia (2014). “Pengaruh Harga Emas Dunia, Harga Minyak Dunia
dan Nilai Tukar Dollar Amerika/Rupiah terhadap Indeks Harga Saham
Gabungan pada Periode 2008 – 2013”. E-Jurnal Graduate Unpar. Vol.1.
Harahap, Muhammad Irfan (2013). “Analisis Pengaruh Faktor-faktor
Fundamental terhadap Harga Saham Syariah pada Perusahaan
Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Jogiyanto (2003). “Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Kasmir (2008). “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kasmir (2014). “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Jakarta: Rajawali Pers.
Kurniawan, Yohanis Jhony (2013). Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,
Inflasi, Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah Terhadap
Dollar Amerika, Indeks Nikkei 22, dan Indeks Dow Jones Terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (Studi Kasus Pada IHSG di BEI Periode 2003 –
2012)”. Jurnal STIKS Tarakanita.
Martalena dan Maya Malinda (2011). “Pengantar Pasar Modal”. Yogyakarta:
Andi.
Martono, Rifan Dwi (2010). “Analisis Pengaruh Harga Komoditas Dunia
terhadap Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks LQ-
45, dan Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Indonesia (BEI)”,
Skripsi Fakultaas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
86
Murhadi, R. Werner (2009). “Analisis Saham Pendekatan Fundamental”. Jakarta:
Indeks.
Nainggolan, Gebby Faraera dkk. (2017). “Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga
dan Nilai Tukar terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan
Sektor Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2005-2014)”. Bandung:
e-Procceding of Management. Vol. 4.
Otoritas Jasa Keuangan (2016). “Sinergi Menuju Pasar Modal Syariah yang
Lebih Besar dan Berkembang”. Jakarta.
Priyono (2016). “Metode Penelitian Kuantitatif”. Sidoarjo: Zifatama Publishing.
Raharjo, Sugeng (2009). “Pengaruh Inflasi, Nilai Kurs Rupiah dan Tingkat Suku
Bunga terhadap Harga Saham di Bursa Efek Indonesia”. STIE AUB
Surakarta.
Ramadhani, Fendi Hudaya (2017). “Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER),
Return On Equity (ROE), dan Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga
Saham Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2015”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta.
Raraga dkk. (2012). “Analisis Pengaruh Harga Minnyak dan Harga Emas
terhadap Hubungan Timbal-balik Kurs dan Indeks Harga Saham abungan
(IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2000 – 2013”. Semarang: Jurnal
Bisnis Strategi Vol.21.
Rodoni, Ahmad (2005). “Analisis Teknikal dan Fundamental pada Pasar Modal”.
Jakarta: Center for Social Economics Studies (CSES) Press.
Rodoni, Ahmad (2009). “Investasi Syariah”. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Jakarta.
Sari, Yuni Indra dan Suhermin (2016). “Pengaruh Faktor-faktor Fundamental
terhadap Harga Saham pada Perusahaan Telekomunikasi”. Surabaya:
Jurnal Ilmu dan Riset Managemen. Vol. 5.
Sarwono, Jonathan (2006). “Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif”.
Yogyakarta: Graha lmu.
Silim, Lusiana (2013). “Pengaruh Variabel Ekonomi Makro terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan pada Bursa Efek Indonesia Periode 2002 –
2011”. Surabaya: Calyptra. Vol. 2.
Soemitra, Andri (2009). “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”. Jakarta:
Kencana.
87
Stella (2009). “Pengaruh Price Earning Ratio, Debt to Equity Ratio, Return on
Assets dan Price to Book Value terhadap Harga Pasar Saham”. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol. 11.
Suciningtias, Siti Aisiyah dan Rizki Khoiroh (2015). “Analisis Dampak Variabel
Markro Ekonomi terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)”. 2nd
CABM Unissula. Vol. 2.
Sugiyono (2010). “Statistik Untuk Penelitian”. Bandung: Alfabeta.
Sunariyah (2006). “Pengetahuan Pasar Modal”. Jakarta: UPP STIM YKPN.
Sutanto, Budi R dkk. (2013). “Analisis Pengaruh Ekonomi Makro, Indeks Dow
Jones, dan Indeks Nikkei 25 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) di BEI Periode 2007 – 2011”. Suabaya: Calyptra. Vol. 2.
Ulandari, Susi (2017). “Pengaruh Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Harga
Saham di Sektor Industri Barang dan Konsumsi Pada Indeks Saham
Syariah Indonesia (ISSI) Tahun 2012-2016”. Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam UIN Raden Fatah Palembang.
Untono, Michael (2015). “Analisis Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi,
Nilai Tukar, Indeks DJIA, dan Harga Minyak Dunia terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan”. Malang: Parsimonia. Vol. 2.
Witjaksono, Ardian Agung (2010). “Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,
Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Rupiah, Indeks Nikkei
225 dan Indeks Dow Jones terhadap IHSG (Studi Kasus pada IHSG di BEI
Selama Periode 2000 – 2009)”. Tesis Prodi Magister Manajemen
Universitas Diponegoro.
www.ojk.go.id
www.idx.co.id
www.liputan6.com
www.detik.com
88
LAMPIRAN
Lampiran 1: Data Diuji
Emiten Periode Harga ROE DER Kurs Minyak Batubara Emas
BSSR Q1/2013 2075 0.02 0.69 9709.42 902223.20 883481.50 15470050.00
BSSR Q2/2013 2000 0.08 0.69 9881.53 946551.40 817696.30 13274350.00
BSSR Q3/2013 1910 0.08 1.15 11346.24 1206418.00 881224.80 15312710.00
BSSR Q4/2013 1950 0.05 1.06 12087.10 1182724.00 1019427.00 14764530.00
BSSR Q1/2014 1980 0.00 0.83 11427.05 1149141.00 838003.20 15266420.00
BSSR Q2/2014 1710 0.02 0.97 11892.62 1251177.00 849811.40 15206960.00
BSSR Q3/2014 1605 0.04 0.90 11890.77 1109260.00 784645.20 14714180.00
BSSR Q4/2014 1590 0.03 0.76 12438.29 737092.80 776646.60 14933660.00
BSSR Q1/2015 1590 0.08 0.86 13066.82 624332.60 785577.10 15400940.00
BSSR Q2/2015 1110 0.16 0.66 13313.24 796131.60 783350.90 15729590.00
BSSR Q3/2015 1110 0.21 0.67 14396.10 654066.20 787901.50 16186450.00
BSSR Q4/2015 1110 0.25 0.59 13854.60 515806.80 722240.30 14903950.00
BSSR Q1/2016 1000 0.04 0.66 13193.14 498148.50 688333.90 16422150.00
BSSR Q2/2016 1300 0.09 0.61 13355.05 651464.80 710530.90 17057020.00
BSSR Q3/2016 1405 0.14 0.47 13118.24 593043.10 956478.70 17405680.00
BSSR Q4/2016 1410 0.22 0.47 13417.67 697805.20 1158134.00 15528010.00
BSSR Q1/2017 1870 0.22 0.44 13345.50 661694.70 1075020.00 16434530.00
BSSR Q2/2017 1500 0.64 0.90 13298.25 600619.40 1076381.00 16757510.00
BSSR Q3/2017 2350 0.63 0.42 13303.47 662797.10 1288484.00 17478660.00
BSSR Q4/2017 2100 0.55 0.40 13556.21 785473.30 1384407.00 17141730.00
ELSA Q1/2013 190 0.02 1.10 9709.42 902223.20 883481.50 15470050.00
ELSA Q2/2013 260 0.04 1.09 9881.53 946551.40 817696.30 13274350.00
ELSA Q3/2013 280 0.06 0.96 11346.24 1206418.00 881224.80 15312710.00
ELSA Q4/2013 330 0.06 0.96 12087.10 1182724.00 1019427.00 14764530.00
ELSA Q1/2014 490 0.02 0.91 11427.05 1149141.00 838003.20 15266420.00
ELSA Q2/2014 635 0.08 0.83 11892.62 1251177.00 849811.40 15206960.00
ELSA Q3/2014 630 0.12 0.77 11890.77 1109260.00 784645.20 14714180.00
ELSA Q4/2014 685 0.10 0.89 12438.29 737092.80 776646.60 14933660.00
ELSA Q1/2015 530 0.02 0.64 13066.82 624332.60 785577.10 15400940.00
ELSA Q2/2015 484 0.06 0.65 13313.24 796131.60 783350.90 15729590.00
ELSA Q3/2015 334 0.05 0.79 14396.10 654066.20 787901.50 16186450.00
ELSA Q4/2015 247 0.14 0.71 13854.60 515806.80 722240.30 14903950.00
ELSA Q1/2016 333 0.04 0.67 13193.14 498148.50 688333.90 16422150.00
ELSA Q2/2016 515 0.06 0.47 13355.05 651464.80 710530.90 17057020.00
ELSA Q3/2016 456 0.07 0.48 13118.24 593043.10 956478.70 17405680.00
ELSA Q4/2016 420 0.11 0.50 13417.67 697805.20 1158134.00 15528010.00
ELSA Q1/2017 388 0.11 0.46 13345.50 661694.70 1075020.00 16434530.00
89
ELSA Q2/2017 274 0.01 0.49 13298.25 600619.40 1076381.00 16757510.00
ELSA Q3/2017 304 0.01 0.49 13303.47 662797.10 1288484.00 17478660.00
ELSA Q4/2017 372 0.04 0.52 13556.21 785473.30 1384407.00 17141730.00
GEMS Q1/2013 2450 0.01 0.19 9709.42 902223.20 883481.50 15470050.00
GEMS Q2/2013 2350 0.02 0.20 9881.53 946551.40 817696.30 13274350.00
GEMS Q3/2013 2200 0.06 0.29 11346.24 1206418.00 881224.80 15312710.00
GEMS Q4/2013 2175 0.08 0.28 12087.10 1182724.00 1019427.00 14764530.00
GEMS Q1/2014 1775 0.01 0.28 11427.05 1149141.00 838003.20 15266420.00
GEMS Q2/2014 1700 0.02 0.32 11892.62 1251177.00 849811.40 15206960.00
GEMS Q3/2014 1950 0.03 0.22 11890.77 1109260.00 784645.20 14714180.00
GEMS Q4/2014 2000 0.04 0.26 12438.29 737092.80 776646.60 14933660.00
GEMS Q1/2015 1700 0.01 0.27 13066.82 624332.60 785577.10 15400940.00
GEMS Q2/2015 1650 0.02 0.19 13313.24 796131.60 783350.90 15729590.00
GEMS Q3/2015 1395 0.01 0.33 14396.10 654066.20 787901.50 16186450.00
GEMS Q4/2015 1400 0.01 0.47 13854.60 515806.80 722240.30 14903950.00
GEMS Q1/2016 1670 0.00 0.49 13193.14 498148.50 688333.90 16422150.00
GEMS Q2/2016 1640 0.01 0.50 13355.05 651464.80 710530.90 17057020.00
GEMS Q3/2016 1420 0.07 0.47 13118.24 593043.10 956478.70 17405680.00
GEMS Q4/2016 2700 0.13 0.46 13417.67 697805.20 1158134.00 15528010.00
GEMS Q1/2017 2900 0.32 0.43 13345.50 661694.70 1075020.00 16434530.00
GEMS Q2/2017 3040 0.34 0.56 13298.25 600619.40 1076381.00 16757510.00
GEMS Q3/2017 2800 0.34 0.56 13303.47 662797.10 1288484.00 17478660.00
GEMS Q4/2017 2750 0.33 0.61 13556.21 785473.30 1384407.00 17141730.00
HRUM Q1/2013 4800 0.02 0.36 9709.42 902223.20 883481.50 15470050.00
HRUM Q2/2013 3025 0.06 0.36 9881.53 946551.40 817696.30 13274350.00
HRUM Q3/2013 2700 0.11 0.50 11346.24 1206418.00 881224.80 15312710.00
HRUM Q4/2013 2750 0.10 0.25 12087.10 1182724.00 1019427.00 14764530.00
HRUM Q1/2014 2185 0.03 0.25 11427.05 1149141.00 838003.20 15266420.00
HRUM Q2/2014 2325 0.05 0.18 11892.62 1251177.00 849811.40 15206960.00
HRUM Q3/2014 2045 0.06 0.22 11890.77 1109260.00 784645.20 14714180.00
HRUM Q4/2014 1660 0.01 0.19 12438.29 737092.80 776646.60 14933660.00
HRUM Q1/2015 1500 0.01 0.23 13066.82 624332.60 785577.10 15400940.00
HRUM Q2/2015 1105 0.01 0.12 13313.24 796131.60 783350.90 15729590.00
HRUM Q3/2015 845 0.00 0.12 14396.10 654066.20 787901.50 16186450.00
HRUM Q4/2015 675 -0.06 0.08 13854.60 515806.80 722240.30 14903950.00
HRUM Q1/2016 880 0.00 0.11 13193.14 498148.50 688333.90 16422150.00
HRUM Q2/2016 820 0.02 0.18 13355.05 651464.80 710530.90 17057020.00
HRUM Q3/2016 1045 0.04 0.09 13118.24 593043.10 956478.70 17405680.00
HRUM Q4/2016 2140 0.05 0.11 13417.67 697805.20 1158134.00 15528010.00
HRUM Q1/2017 2440 0.05 0.16 13345.50 661694.70 1075020.00 16434530.00
HRUM Q2/2017 1995 0.15 0.17 13298.25 600619.40 1076381.00 16757510.00
90
HRUM Q3/2017 2140 0.15 0.17 13303.47 662797.10 1288484.00 17478660.00
HRUM Q4/2017 2050 0.14 0.12 13556.21 785473.30 1384407.00 17141730.00
ITMG Q1/2013 35500 0.08 0.49 9709.42 902223.20 883481.50 15470050.00
ITMG Q2/2013 28150 0.13 0.68 9881.53 946551.40 817696.30 13274350.00
ITMG Q3/2013 26300 0.18 0.50 11346.24 1206418.00 881224.80 15312710.00
ITMG Q4/2013 28500 0.23 0.48 12087.10 1182724.00 1019427.00 14764530.00
ITMG Q1/2014 24350 0.10 0.44 11427.05 1149141.00 838003.20 15266420.00
ITMG Q2/2014 27000 0.16 0.44 11892.62 1251177.00 849811.40 15206960.00
ITMG Q3/2014 25975 0.17 0.25 11890.77 1109260.00 784645.20 14714180.00
ITMG Q4/2014 15375 0.22 0.47 12438.29 737092.80 776646.60 14933660.00
ITMG Q1/2015 16900 0.04 0.45 13066.82 624332.60 785577.10 15400940.00
ITMG Q2/2015 12850 0.07 0.47 13313.24 796131.60 783350.90 15729590.00
ITMG Q3/2015 9875 0.09 0.41 14396.10 654066.20 787901.50 16186450.00
ITMG Q4/2015 5725 0.08 0.44 13854.60 515806.80 722240.30 14903950.00
ITMG Q1/2016 6625 0.02 0.41 13193.14 498148.50 688333.90 16422150.00
ITMG Q2/2016 9375 0.04 0.35 13355.05 651464.80 710530.90 17057020.00
ITMG Q3/2016 10900 0.08 0.32 13118.24 593043.10 956478.70 17405680.00
ITMG Q4/2016 16875 0.14 0.34 13417.67 697805.20 1158134.00 15528010.00
ITMG Q1/2017 20200 0.14 0.33 13345.50 661694.70 1075020.00 16434530.00
ITMG Q2/2017 17300 0.23 0.37 13298.25 600619.40 1076381.00 16757510.00
ITMG Q3/2017 20250 0.23 0.37 13303.47 662797.10 1288484.00 17478660.00
ITMG Q4/2017 20700 0.23 0.37 13556.21 785473.30 1384407.00 17141730.00
KKGI Q1/2013 2275 0.07 0.42 9709.42 902223.20 883481.50 15470050.00
KKGI Q2/2013 1520 0.15 0.35 9881.53 946551.40 817696.30 13274350.00
KKGI Q3/2013 1890 0.24 0.58 11346.24 1206418.00 881224.80 15312710.00
KKGI Q4/2013 2050 0.24 0.45 12087.10 1182724.00 1019427.00 14764530.00
KKGI Q1/2014 1740 0.06 0.45 11427.05 1149141.00 838003.20 15266420.00
KKGI Q2/2014 1565 0.08 0.39 11892.62 1251177.00 849811.40 15206960.00
KKGI Q3/2014 1335 0.11 0.32 11890.77 1109260.00 784645.20 14714180.00
KKGI Q4/2014 1005 0.11 0.35 12438.29 737092.80 776646.60 14933660.00
KKGI Q1/2015 980 0.02 0.38 13066.82 624332.60 785577.10 15400940.00
KKGI Q2/2015 870 0.04 0.31 13313.24 796131.60 783350.90 15729590.00
KKGI Q3/2015 680 0.06 0.30 14396.10 654066.20 787901.50 16186450.00
KKGI Q4/2015 420 0.07 0.28 13854.60 515806.80 722240.30 14903950.00
KKGI Q1/2016 500 0.03 0.28 13193.14 498148.50 688333.90 16422150.00
KKGI Q2/2016 740 0.06 0.24 13355.05 651464.80 710530.90 17057020.00
KKGI Q3/2016 975 0.09 0.21 13118.24 593043.10 956478.70 17405680.00
KKGI Q4/2016 1500 0.11 0.16 13417.67 697805.20 1158134.00 15528010.00
KKGI Q1/2017 458 0.11 0.17 13345.50 661694.70 1075020.00 16434530.00
KKGI Q2/2017 372 0.16 0.17 13298.25 600619.40 1076381.00 16757510.00
KKGI Q3/2017 370 0.16 0.17 13303.47 662797.10 1288484.00 17478660.00
91
KKGI Q4/2017 324 0.13 0.14 13556.21 785473.30 1384407.00 17141730.00
PTBA Q1/2013 14400 0.06 0.50 9709.42 902223.20 883481.50 15470050.00
PTBA Q2/2013 13300 0.14 0.49 9881.53 946551.40 817696.30 13274350.00
PTBA Q3/2013 12750 0.11 0.67 11346.24 1206418.00 881224.80 15312710.00
PTBA Q4/2013 10200 0.21 0.70 12087.10 1182724.00 1019427.00 14764530.00
PTBA Q1/2014 9325 0.08 0.55 11427.05 1149141.00 838003.20 15266420.00
PTBA Q2/2014 10725 0.15 0.71 11892.62 1251177.00 849811.40 15206960.00
PTBA Q3/2014 13200 0.20 0.57 11890.77 1109260.00 784645.20 14714180.00
PTBA Q4/2014 12500 0.27 0.72 12438.29 737092.80 776646.60 14933660.00
PTBA Q1/2015 10750 0.04 0.71 13066.82 624332.60 785577.10 15400940.00
PTBA Q2/2015 8400 0.09 0.84 13313.24 796131.60 783350.90 15729590.00
PTBA Q3/2015 5625 0.16 0.73 14396.10 654066.20 787901.50 16186450.00
PTBA Q4/2015 4525 0.22 0.70 13854.60 515806.80 722240.30 14903950.00
PTBA Q1/2016 6275 0.02 0.82 13193.14 498148.50 688333.90 16422150.00
PTBA Q2/2016 7700 0.08 0.75 13355.05 651464.80 710530.90 17057020.00
PTBA Q3/2016 9625 0.11 0.81 13118.24 593043.10 956478.70 17405680.00
PTBA Q4/2016 12500 0.19 0.80 13417.67 697805.20 1158134.00 15528010.00
PTBA Q1/2017 13200 0.19 0.76 13345.50 661694.70 1075020.00 16434530.00
PTBA Q2/2017 11950 0.29 0.56 13298.25 600619.40 1076381.00 16757510.00
PTBA Q3/2017 10450 0.29 0.56 13303.47 662797.10 1288484.00 17478660.00
PTBA Q4/2017 2460 0.28 0.51 13556.21 785473.30 1384407.00 17141730.00
TINS Q1/2013 1430 0.02 0.34 9709.42 902223.20 883481.50 15470050.00
TINS Q2/2013 1030 0.03 0.33 9881.53 946551.40 817696.30 13274350.00
TINS Q3/2013 1610 0.03 0.41 11346.24 1206418.00 881224.80 15312710.00
TINS Q4/2013 1600 0.11 0.47 12087.10 1182724.00 1019427.00 14764530.00
TINS Q1/2014 1950 0.02 0.61 11427.05 1149141.00 838003.20 15266420.00
TINS Q2/2014 1260 0.04 0.61 11892.62 1251177.00 849811.40 15206960.00
TINS Q3/2014 1225 0.07 0.64 11890.77 1109260.00 784645.20 14714180.00
TINS Q4/2014 1230 0.11 0.73 12438.29 737092.80 776646.60 14933660.00
TINS Q1/2015 950 0.00 0.74 13066.82 624332.60 785577.10 15400940.00
TINS Q2/2015 710 0.00 0.69 13313.24 796131.60 783350.90 15729590.00
TINS Q3/2015 640 0.00 0.81 14396.10 654066.20 787901.50 16186450.00
TINS Q4/2015 505 0.02 0.77 13854.60 515806.80 722240.30 14903950.00
TINS Q1/2016 740 -0.03 0.73 13193.14 498148.50 688333.90 16422150.00
TINS Q2/2016 700 -0.01 0.69 13355.05 651464.80 710530.90 17057020.00
TINS Q3/2016 815 0.01 0.74 13118.24 593043.10 956478.70 17405680.00
TINS Q4/2016 1075 0.04 0.76 13417.67 697805.20 1158134.00 15528010.00
TINS Q1/2017 995 0.04 0.69 13345.50 661694.70 1075020.00 16434530.00
TINS Q2/2017 730 0.05 0.76 13298.25 600619.40 1076381.00 16757510.00
TINS Q3/2017 815 0.05 0.78 13303.47 662797.10 1288484.00 17478660.00
TINS Q4/2017 775 0.07 0.98 13556.21 785473.30 1384407.00 17141730.00
92
TOBA Q1/2013 880 0.05 1.36 9709.42 902223.20 883481.50 15470050.00
TOBA Q2/2013 860 0.11 1.42 9881.53 946551.40 817696.30 13274350.00
TOBA Q3/2013 710 0.16 1.56 11346.24 1206418.00 881224.80 15312710.00
TOBA Q4/2013 740 0.27 1.37 12087.10 1182724.00 1019427.00 14764530.00
TOBA Q1/2014 650 0.09 3.97 11427.05 1149141.00 838003.20 15266420.00
TOBA Q2/2014 835 0.15 1.18 11892.62 1251177.00 849811.40 15206960.00
TOBA Q3/2014 845 0.21 1.37 11890.77 1109260.00 784645.20 14714180.00
TOBA Q4/2014 920 0.12 1.29 12438.29 737092.80 776646.60 14933660.00
TOBA Q1/2015 820 0.07 1.11 13066.82 624332.60 785577.10 15400940.00
TOBA Q2/2015 875 0.10 1.04 13313.24 796131.60 783350.90 15729590.00
TOBA Q3/2015 800 0.13 0.93 14396.10 654066.20 787901.50 16186450.00
TOBA Q4/2015 675 0.17 0.84 13854.60 515806.80 722240.30 14903950.00
TOBA Q1/2016 500 0.03 0.82 13193.14 498148.50 688333.90 16422150.00
TOBA Q2/2016 720 0.06 0.76 13355.05 651464.80 710530.90 17057020.00
TOBA Q3/2016 685 0.06 0.71 13118.24 593043.10 956478.70 17405680.00
TOBA Q4/2016 1245 0.10 0.73 13417.67 697805.20 1158134.00 15528010.00
TOBA Q1/2017 1300 0.10 0.77 13345.50 661694.70 1075020.00 16434530.00
TOBA Q2/2017 1550 0.19 0.78 13298.25 600619.40 1076381.00 16757510.00
TOBA Q3/2017 1870 0.19 0.78 13303.47 662797.10 1288484.00 17478660.00
TOBA Q4/2017 2070 0.24 0.84 13556.21 785473.30 1384407.00 17141730.00
93
Lampiran 2: Hasil Regresi Data Panel (Output Eviews 9.0)
1. Common Effect
Dependent Variable: PRICE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/10/18 Time: 06:21
Sample: 2013Q1 2017Q4
Included observations: 20
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 180 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 18.42061 28.09497 0.655655 0.5129
ROE? 4.514704 0.921863 4.897367 0.0000
DER? -0.799601 0.217557 -3.675373 0.0003
KURS? -4.691031 2.726717 -1.720395 0.0871
COP? 1.262237 0.948133 1.331287 0.1848
COAL? -1.873239 1.290389 -1.451686 0.1484
GOLD? 1.673023 4.180245 0.400221 0.6895 R-squared 0.192946 Mean dependent var 7.530474
Adjusted R-squared 0.164956 S.D. dependent var 1.204826
S.E. of regression 1.100979 Akaike info criterion 3.068389
Sum squared resid 209.7027 Schwarz criterion 3.192559
Log likelihood -269.1550 Hannan-Quinn criter. 3.118735
F-statistic 6.893313 Durbin-Watson stat 0.186675
Prob(F-statistic) 0.000001
2. Fixed Effect
Dependent Variable: PRICE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 09/10/18 Time: 06:21
Sample: 2013Q1 2017Q4
Included observations: 20
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 180 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 11.39281 8.725067 1.305756 0.1935
ROE? 1.059960 0.331855 3.194043 0.0017
DER? -0.218279 0.098514 -2.215712 0.0281
KURS? -3.105500 0.849249 -3.656761 0.0003
COP? 0.999229 0.296713 3.367663 0.0009
COAL? 0.568597 0.414742 1.370966 0.1722
GOLD? -0.054318 1.300118 -0.041779 0.9667
Fixed Effects (Cross)
_BSSR--C -0.209465
_ELSA--C -1.500264
_GEMS--C 0.044474
_HRUM--C -0.097196
94
_ITMG--C 2.144089
_KKGI--C -0.783845
_PTBA--C 1.567486
_TINS--C -0.553132
_TOBA--C -0.612147 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.925860 Mean dependent var 7.530474
Adjusted R-squared 0.919570 S.D. dependent var 1.204826
S.E. of regression 0.341691 Akaike info criterion 0.769836
Sum squared resid 19.26421 Schwarz criterion 1.035916
Log likelihood -54.28522 Hannan-Quinn criter. 0.877720
F-statistic 147.1810 Durbin-Watson stat 0.666719
Prob(F-statistic) 0.000000
3. Random Effect
Dependent Variable: PRICE?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 09/10/18 Time: 06:22
Sample: 2013Q1 2017Q4
Included observations: 20
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 180
Swamy and Arora estimator of component variances Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 11.44322 8.731785 1.310525 0.1918
ROE? 1.084000 0.331532 3.269667 0.0013
DER? -0.224059 0.098205 -2.281552 0.0237
KURS? -3.116871 0.849227 -3.670245 0.0003
COP? 1.001974 0.296684 3.377244 0.0009
COAL? 0.550891 0.414640 1.328601 0.1857
GOLD? -0.042333 1.300097 -0.032562 0.9741
Random Effects (Cross)
_BSSR--C -0.209320
_ELSA--C -1.490214
_GEMS--C 0.043257
_HRUM--C -0.097546
_ITMG--C 2.130742
_KKGI--C -0.781136
_PTBA--C 1.558151
_TINS--C -0.547963
_TOBA--C -0.605970 Effects Specification
S.D. Rho Cross-section random 1.030524 0.9010
Idiosyncratic random 0.341691 0.0990
95
Weighted Statistics R-squared 0.368078 Mean dependent var 0.556791
Adjusted R-squared 0.346161 S.D. dependent var 0.424969
S.E. of regression 0.343631 Sum squared resid 20.42826
F-statistic 16.79464 Durbin-Watson stat 0.632739
Prob(F-statistic) 0.000000 Unweighted Statistics R-squared 0.107078 Mean dependent var 7.530474
Sum squared resid 232.0144 Durbin-Watson stat 0.055711
4. Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects Effects Test Statistic d.f. Prob. Cross-section F 203.890759 (8,165) 0.0000
Cross-section Chi-square 429.739554 8 0.0000
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: PRICE?
Method: Panel Least Squares
Date: 09/10/18 Time: 06:21
Sample: 2013Q1 2017Q4
Included observations: 20
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 180 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 18.42061 28.09497 0.655655 0.5129
ROE? 4.514704 0.921863 4.897367 0.0000
DER? -0.799601 0.217557 -3.675373 0.0003
KURS? -4.691031 2.726717 -1.720395 0.0871
COP? 1.262237 0.948133 1.331287 0.1848
COAL? -1.873239 1.290389 -1.451686 0.1484
GOLD? 1.673023 4.180245 0.400221 0.6895 R-squared 0.192946 Mean dependent var 7.530474
Adjusted R-squared 0.164956 S.D. dependent var 1.204826
S.E. of regression 1.100979 Akaike info criterion 3.068389
Sum squared resid 209.7027 Schwarz criterion 3.192559
Log likelihood -269.1550 Hannan-Quinn criter. 3.118735
F-statistic 6.893313 Durbin-Watson stat 0.186675
Prob(F-statistic) 0.000001
96
5. Uji Haussman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 0.000000 6 1.0000 * Cross-section test variance is invalid. Hausman statistic set to zero.
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob. ROE? 1.059960 1.084000 0.000214 0.1005
DER? -0.218279 -0.224059 0.000061 0.4589
KURS? -3.105500 -3.116871 0.000037 0.0618
COP? 0.999229 1.001974 0.000017 0.5091
COAL? 0.568597 0.550891 0.000084 0.0538
GOLD? -0.054318 -0.042333 0.000055 0.1056
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: PRICE?
Method: Panel Least Squares
Date: 09/10/18 Time: 06:22
Sample: 2013Q1 2017Q4
Included observations: 20
Cross-sections included: 9
Total pool (balanced) observations: 180 Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 11.39281 8.725067 1.305756 0.1935
ROE? 1.059960 0.331855 3.194043 0.0017
DER? -0.218279 0.098514 -2.215712 0.0281
KURS? -3.105500 0.849249 -3.656761 0.0003
COP? 0.999229 0.296713 3.367663 0.0009
COAL? 0.568597 0.414742 1.370966 0.1722
GOLD? -0.054318 1.300118 -0.041779 0.9667 Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables) R-squared 0.925860 Mean dependent var 7.530474
Adjusted R-squared 0.919570 S.D. dependent var 1.204826
S.E. of regression 0.341691 Akaike info criterion 0.769836
Sum squared resid 19.26421 Schwarz criterion 1.035916
Log likelihood -54.28522 Hannan-Quinn criter. 0.877720
F-statistic 147.1810 Durbin-Watson stat 0.666719
Prob(F-statistic) 0.000000