pengaruh gaya belajar dan iklim sekolah ...digilib.unila.ac.id/21387/2/skripsi tanpa bab...

88
PENGARUH GAYA BELAJAR DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 (Skripsi) Oleh MERLIN ANTIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016

Upload: nguyenthuan

Post on 18-May-2018

215 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN IKLIM SEKOLAH

TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA

KELAS VIII SMP NEGERI 3 BANDAR LAMPUNG TAHUN

PELAJARAN 2015/2016

(Skripsi)

OlehMERLIN ANTIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

ABSTRAK

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh

Merlin Antika

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya belajar dan iklim

sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu. Metode yang digunakan adalah

deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan survey. Populasi dalam

penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas VIII dengan jumlah 339 siswa dan sampel

183 siswa yang ditentukan dengan rumus Slovin. Teknik pengambilan sampel

yaitu probability sampling menggunakan simple random sampling. Pengujian

hipotesis menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier multipel. Hasil

analisis menunjukkan bahwa: Ada pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar

IPS Terpadu. Ada pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu. Ada

pengaruh secara bersama-sama gaya belajar dan iklim sekolah terhadap hasil

belajar IPS Terpadu.

Kata kunci: Gaya Belajar, Iklim Sekolah dan Hasil Belajar

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN IKLIM SEKOLAH TERHADAP

HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3

BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Oleh

Merlin Antika

Skripsi

Sebagai Salah Satu untuk Mencapai GelarSARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan EkonomiJurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG2016

Penulis bernama Merlin Antika dilahirkan di Tanjung

Karang pada tanggal 25 Mei 1993, merupakan anak

bungsu dari tujuh bersaudara pasangan Bapak Najemi dan

Ibu Rosanah (Alm)

RiwayatHidup

Penulis menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Talang Baru dan selesai

tahun 2005, lalu melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2

Sidomulyo dan selesai tahun 2008 . Kemudian melanjutkan Sekolah Menengah

Atas (SMA) Negeri 1 Sidomulyo Jurusan IPA dan lulus pada tahun 2011.

Padatahun 2012, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung

pada Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur UML

Mandiri .

Sebagai salah sat mata kuliah wajib, penulis pernah mengikuti Kuliah Kerja

Lapangan (KKL) ke Solo,Bali, Jakarta pada tanggal 21 Januari 2015 sampai 31

Januari 2015. Kemudian, penulis juga menyelesaikan Program Kuliah Kerja

Nyata- Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di SMK PGRI Wonosobo

Tanggamus sejak 27 Juli 2015 sampai dengan 22 September 2015.

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap bismillahirrohmannirrohim, ku haturkan puji syukurkehadirat Alloh Subhanawata’ala, atas berkat dan rahmatnyalah skripsi inidapat diselesaikan.

Shalawat dan salam kepada Rasulluloh MuhammadSholallohualaihiwassalam, skripsi ini kupersembahkan kepada:

Bapakku tersayang Najemi dan Ibuku tercinta Alm.Rosanah yang senatiasamenyayangiku dan mendo’akan keberhasilanku.

Kakak-kakakku tersayang Jurita, Dewi, Erni, Ahmadin, Heni, dan Heri yangtelah sepenuhnya mendukung keberhasilanku.Ponakan-ponakan tante yang selalu tante sayangi Intan, Aji, Vino, Kavindan Tegar.

Sahabat-sahabat dunia akhiratku Retno Laras Palupi, Ermiyati, Dhayang,Endah, Dina dan Dini yang selalu memberikan motivasi, dan inspirasi untukkebaikanku di dunia dan diakhrat.

Pendengar dan tempat berkeluh kesah Muhamad Nuril Huda yang selalumemberikan support dan memberikan inspirasi yang sangat memotivasidiriku untuk menjadi yang lebih baik.

Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan pendidikan ekonomiangkatan 2012 yang kusayangi.

Dosen pembimbing akademikku Bpk. Drs. Hi. Nurdin, M.Si., Bpk. TediRusman, M.Si dan Bpk. Dr. Edy Purnomo, M.Pd yang telah memberikanpembelajaran yang sangat berharga.

Para pendidik yang kuhormati.

Almamater tercinta Universitas Lampung

MOTO

“Tak ada kesedihan yang sia-sia. Waktu akan mengumpulkanpecahan-pecahannya untuk menyusun kebahagiaanmu suatu

ketika”(Joko Pinurbo, kesedihan)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, makaapabila kamu telah selesai dari suatu urusan, kerjakanlah

dengan sungguh-sungguh urusan yang lain”(Al-Insyirah: 6-7)

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu,sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”

(Al-Baqarah: 153)

“Hiduplah Seakan Esok akan mati, dan belajarlah hidupseakan hidup selamanya”

(Mahatma Ghandi)

“I’m Never alone ALLAH is always there with me”(Merlin Antika)

SANWACANA

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Gaya Belajar dan Iklim Sekolah Terhadap

Hasil Belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2015/2016” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) Falkutas Keguruan dan ILmu Pendidikan Universitas

Lampung.

Penulis menyadari sepenuhya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua

pihak. Unttuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

seluruhnya kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Dekan Falkutas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Abdurrahman, M.Si., selaku Wakil Dekan I Falkutas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Hi. Buchori Asyik, M.Si., selaku Wakil Dekan II Falkutas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

4. Bapak Dr. Hi. Muhammad Fuad, M.Hum., selaku Wakil Dekan III Falkutas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

5. Bapak Drs. Zulkarnain, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Falkutas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung;

6. Bapak Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Ekonomi Universitas Lampung yang sekaligus sebagai Pembimbing II

penulis, terima kasih atas ilmu yang telah diberikan serta kesediaan

meluangkan waktu dalam membimbing penulis untuk penyelesaian skripsi ini;

7. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah

banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini;

8. Bapak Dr. Edy Purnomo, M.Pd., yang telah bersedia menjadi pembahas

penulis. Terima kasih untuk membantu penulis dalam skripsi;

9. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi

Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan bimbingannya;

10. Ibu Dra. Hj. Haria Etty SM, MM selaku Kepala SMP Negeri 3 Bandar

lampung yang telah bersedia membantu memberikan saran-saran selama

melaksanakan penelitian di sekolah;

11. Ibu Tuyen, S.Pd , selaku guru mata pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP

Negeri 3 Bandar Lampung. Terimakasih atas bimbingan, nasehat,motivasi

serta informasinya yang bermanfaat untuk kepentingan penelitian dalam

skripsi ini;

12. Seluruh dewan guru, karyawan, serta staf tata usaha SMP negeri 3 Bandar

Lampung;

13. Semua siswa-siswi SMP Negeri 3 Bandar Lampung khususnya kelas VIII.

Terimakasih atas perhatian, kerjasama dan dukungannya;

14. Bapak dan Almarhumah ibuku yang selalu mendukung setiap langkahku serta

doa yang tak pernah henti dihaturkan disetiap sujudmu

15. Untuk kakakku tersayang Heriansyah yang memperjuangkan masa depanku

dari awal hingga akhir tiada hentinya mendoakan dan memberi support yang

luar biasa kepadaku;

16. Ayuk-ayukku Mah, Cikiwi, Ayuknek, dan Cik yang selalu mendukung

keberhasilanku baik fisik maupun nonfisik;

17. Keponakan ku tersayang Kk Intan, adek, Ino, Tegar dan Avin yang selalu

membuatku tersenyum melawan dunia yang keras ini;

18. Sahabat dunia akhiratku Retno, Ermi, Endah, Dayang, Dina, dan Dini yang

selalu memotivasi dan menginspirasi di dalam kehidupanku;

19. Pendengar yang baik dan selalu bijaksana Muhamad Nuril Huda thanks for

your time;

20. Teman-teman Pendidikan Ekonomi angkatan 2012, Retno, Kodri, Endah,

Ermi, Dina, Dini, Bibi, Devi, Ikhsan, Gusmi, Nungky, Catur, Rocky, Imam,

Anita, Finan, Saroh, Ria, Widya, Veby, Erwin, Dhayang, Vanny, Ades dan

seluruh angkatan 2012 yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu,

terimakasih atas doa dan dukungannya;

21. Untuk para guru SMPN 1 Lumbok Seminung, terimakasih telah

mengajarkanku arti pendidikan;

22. Lock Teater SMP Negeri 1 Lumbok Seminung. Terimakasih atas pengalaman

berharganya;

23. Teman-teman KKN-KT 2015 Neng, Vita, Laras, Elisa, Lia, Arbai, dan Ipin;

terimakasih atas kebersamaannya selama ini;

24. Bapak dan Ibu yang telah menerima saya dengan sangat positif di tempat

KKN-KT Lumbok Seminung , menjadi Bapak dan Ibu angkatku terimakasih;

25. Seluruh Kakak tingkat serta adik-adik tingkat 10, 11, 13, 14, 15 Pendidikan

Ekonomi yang sudah berkarya maupun yang masih berusaha berkarya semoga

sukses, tak lupa juga Om Herdi dan Kak Dani yang selalu memberikan arahan

dan semangat kepada kami Mahasiswa Pendidikan Ekonomi;

26. Para Pendidik yang turut membantu kesuksessan saya. Terimakasih banyak;

27. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini namun

penulis berterimakasih atas semuanya;

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena

itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima denga tangan

terbuka dan ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga

tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umunya dan penulis pada

khususnya.

Bandar Lampung, Februari 2016Penulis

Merlin Antika

DAFTAR ISI

HalamanHALAMAN JUDULABSTRAKHALAMAN PERSETUJUANHALAMAN PENGESAHANHALAMAN SURAT PERNYATAANHALAMAN RIWAYAT HIDUPHALAMAN PERSEMBAHANHALAMAN MOTOSANWACANADAFTAR ISIDAFTAR TABELDAFTAR GAMBARDAFTAR LAMPIRAN

I. PENDAHULUANA. Latar Belakang .......................................................................... 1B. Identifikasi Masalah .................................................................. 7C. Pembatasan Masalah ................................................................. 7D. Rumusan Masalah ..................................................................... 8E. Tujuan Penelitian ...................................................................... 8F. Kegunaan Penelitian.................................................................. 9G. Ruang Lingkup Penelitian......................................................... 10

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESISA. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 11

1. Belajar.................................................................................. 112. Hasil Belajar ........................................................................ 153. Gaya Belajar ........................................................................ 214. Iklim Sekolah....................................................................... 28

B. Penelitian Yang Relevan ........................................................... 33C. Kerangka Pikir .......................................................................... 35D. Hipotesis.................................................................................... 38

III. METODELOGI PENELITIANA. Metode Penelitian...................................................................... 39B. Populasi dan Sampel ................................................................. 40

a. Populasi ......................................................................... ... 40b. Sampel........................................................................... ... 41

C. Variabel Penelitian .................................................................... 43D. Definisi Konseptual Variabel .................................................... 43E. Definisi Operasional Variabel................................................... 44F. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 47

1. Observasi............................................................................. 472. Wawancara.......................................................................... 473. Angket ((Kuesioner)............................................................ 47

G. Uji Persyaratan Instrumen......................................................... 471. Uji Validitas......................................................................... 482. Uji Reliabilitas..................................................................... 49

H. Uji Persyaratan Analisis Data ................................................... 511. Uji Normalitas ..................................................................... 512. Uji Homogenitas.................................................................. 52

I. Uji Persyaratan Regresi Linier Ganda....................................... 531. Uji Kelinieran Regresi......................................................... 532. UJi Multikolinearitas........................................................... 553. Uji Autokorelasi .................................................................. 574. Uji Heteroskedasitas............................................................ 58

J. Pengujian Hipotesis .................................................................. 591. Regresi Linier Sederhana ................................................... 592. Regresi Linier Multiple ...................................................... 61

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ........................................................................ 63

1. Lokasi SMP Negeri 3 Bandar Lampung ........................... 632. Sejarah Singkat SMP Negeri 3 Bandar Lampung............. 633. Keadaan Gedung SMP Negeri 3 Bandar Lampung .......... 654. Keadaan Guru dan Karyawan

SMP Negeri 3 Bandar Lampung....................................... 665. Visi dan Misi SMP Negeri 3 Bandar Lampung ................ 67

B. Deskripsi Data ......................................................................... 681. Data Gaya Belajar (X1)..................................................... 692. Data IKlim Sekolah (X2) .................................................. 723. Data Hasil Belajar (X3 ...................................................... 74

C. Pengujian Persyaratan Statistik Parametrik .............................. 761. Uji Normalitas................................................................... 762. Uji Homogenitas ............................................................... 78

D. Uji Persyaratan Linier Ganda.................................................... 791. Uji Kelinieran Ganda ........................................................ 792. Uji Multikolinearitas ......................................................... 823. Pengujian Autokorelasi ..................................................... 834. Pengujian Heteroskedasitas............................................... 84

E. Uji Hipotesis ............................................................................. 861. Pengujian Hipotesis Kesatu............................................... 862. Pengujian Hipotesis Kedua .............................................. 893. Pengujian Hipotesis Ketiga .............................................. 92

F. Pembahasan .................................................................. 95

V. KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan .............................................................................. 108B. Saran ........................................................................................ 108

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Ujian Semester Ganjil Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas VIIISMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016 .................... 3

2. Penelitin Yang Relevan ................................................................................ 333. Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung ........................ 404. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing Kelas ........................ 425. Indikator Dan Sub Indikator Masing-Masing Variabel ............................... 456. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket untuk Variabel X1............................. 507. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket untuk Variabel X2............................. 508. Tabel Analisis Varians untuk Uji Regresi Linier...................................... 549. Daftar Nama Kepemimpinan SMP Negeri 3 Bandar Lampung............... 6410. Sarana Fisik/Gedung di SMP Negeri 3 Bandar Lampung....................... 6511. Sarana Non Fisik/Sarana Lain ................................................................... 6512. Jumlah Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMP Negeri 3Bandar Lampung........................................................................................... 6613. Data Tingkat Pendidikan Guru SMP Negeri 3 Bandar LampungTahun Pelajaran 2014/2015 .......................................................................... 6714. Distribbusi Frekuensi Variabel Gaya Belajar (X1)...…………………. . 7015. Distribbusi Frekuensi Variabel Iklim Sekolah (X2) ......………............. 7216. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar (Y).......................................................... 7417. Hasil Uji Normalitas Data ............................................................................ 7718. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas ................................................................. 7819. Hasil Pengujian Homogenitas....................................................................... 7820. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas............................................................. 7921. Hasil Pengujian Kelinearan Regresi (X1) ...................................................... 8022. Hasil Pengujian Kelinearan Regresi (X2)...................................................... 8123. Rekapitulasi Kelinearitas Regresi ..................................................................... 8124. Hasil Uji Multikolinearitas ....................................................................... 8225. Rekapitulasi Uji Multikolinearitas ................................................................... 8326. Hasil Uji Autokorelasi ....................................................................... 8427. Uji Heteroskedastisitas Gaya Belajar ................................................................ 8528. Uji Heteroskedastisitas Iklim Sekolah .............................................................. 8529. Rekapitulasi Hasil Uji Heteroskedastisitas ....................................................... 8630. Hasil Uji Hipotesis Pertama ....................................................................... 8731. Koefisien Gaya Belajar ....................................................................... 8732. Pengujian Hipotesis Kedua ....................................................................... 8933. Koefisien Iklim Sekolah ....................................................................... 90

34. Hasil Uji Hipotesis Ketiga ....................................................................... 9235. Anova Uji Hipotesis X1X2 terhadap Y ............................................................. 9336. Koefisien Regresi X1 dan X2 Terhadap Y ......................................................... 93

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Paradigma Pengaruh X1 dan X2 Terhadap Y ................................. 38Gambar 2. Grafik Gaya Belajar (X1) ................................................................. 71Gambar 3. Grafik Iklim Sekolah (X2) ............................................................... 73Gambar 4. Grafik Hasil Belajar (Y) ................................................................... 75

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Kisi-Kisi Angket2. Angket Uji Coba3. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket X1

4. Uji Validitas dan Reliabilitas Angket X2

5. Uji Validitas dan Reliabilitas AngketY6. Data Uji Coba Angket X1

7. Data Uji Coba Angket X2

8. Data Uji Coba Angket Y9. Rekapitulasi Skor Angket10. Uji Normalitas Gaya Belajar (X) dan Hasil Belajar (Y)11. Homogenitas Gaya Belajar (X) dan Hasil Belajar (Y)12. Uji Linearitas13. Uji Multikolinearitas14. Uji Autokorelasi15. Uji Heteroskedastisitas16. Pengujian Hipotesis17. Surat Pengajuan Judul18. Surat Izin Penelitian Pendahuluan19. Surat Balasan Penelitian Pendahuluan20. Surat Izin Penelitian21. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari SMP Negeri 3 Bandar

Lampung22. Daftar Hadir Seminar Proposal23. Daftar Hadir Seminar Hasil

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat

menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya, dengan demikian

akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk berfungsi

secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik: 2004: 79).

Berdasarkan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada

pasal 1 menyatakan bahwa “ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sprituil

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia (SDM), dimana secara mendasar pendidikan mempunyai peranan

meningkatkan kemampuan dasar manusia untuk mendapatkan, memanfaatkan,

mengembangkan, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. SDM

berkualitas sangat penting dalam melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Oleh

karenanya, perluasan dan pemerataan kesempatan belajar merupakan salah satu

2

prioritas utama dalam pembangunan, baik sarana maupun prasarana pendidikan

tingkat dasar, menengah dan atas. Pada awalnya dimulai dengan program wajib

belajar 6 tahun, kemudian diperluas menjadi 9 tahun, sehingga mendorong

masyarakat untuk berperan aktif dalam pendidikan. Setiap anak mendapatkan

kesempatan yang sama untuk mengikuti pendidikan sampai ke perguruan tinggi

minimal sampai tamat Sekolah Menengah Atas (SMA).

Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan formal memiliki peranan penting

dalam usaha mengembangkan dan membina potensi yang dimiliki siswa. SMP

Negeri 3 BandarLampung adalah salah satu sekolah menengah pertama yang

beralamat di Jalan Basuki Rahmat BandarLampung. Maksud dan tujuan SMP

Negeri 3 BandarLampung ini adalah turut serta berusaha dan menunjang upaya-

upaya pemerintah di bidang pendidikan dalam rangka mencerdaskan dan

mensejahterakan kehidupan masyarakat dan bangsa. Upaya peningkatan mutu

lulusan pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, tidak terlepas dari masalah

hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal

diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari peserta didik maupun guru sebagai

pendidik.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 3 Bandarlampung,

umumnya hasil belajar kurang optimal khususnya pada bidang studi IPS Terpadu .

Sebagai ilustrasi disajikan data hasil mid semester ganjil 2015/2016 sebagai

berikut.

3

Tabel 1. Nilai Mid Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa Kelas VIIISemester Ganjil di SMP Negeri 3 BandarLampung TahunPelajaran 2015/2016

Kelas Nilai Jumlah siswa Keterangan

<75 ≥75VIII A 29 4 33 Kriteria Ketuntasan

Minimum yang ditetapkan sekolah

adalah 75

VIII B 23 11 34VIII C 15 18 33VIII D 30 4 34VIII E 28 6 34VIII F 29 5 34VIII G 14 20 34VIII H 22 12 34VIII I 25 10 35VIII J 19 15 34

Jumlah 234 105 339Persentase

(%)69,02% 30,97% 100

Sumber : Guru Bidang Studi IPS Terpadu

Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat di ketahui jumlah siswa yang memperoleh nilai

Mid semester pada mata pelajaran IPS Terpadu yang sesuai dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75 sebanyak 105 siswa dari 339 siswa atau

sebanyak 30,97% artinya hanya 30,97% siswa yang memperoleh KKM.

Sedangkan sebanyak 234 siswa dari 339 siswa atau sebanyak 69,02% siswa belum

mencapai criteria ketuntasan minimal. Berdasarkan data di atas dapat diketahui

bahwa hasil belajar IPS Terpadu Siswa kelas VIII SMP Negeri 3 BandarLampung

Tahun Ajaran 2015/2016 masih tergolong rendah. Hal ini sesuai dengan pendapat

Djamarah (2006:107), yakni apabila bahan pelajaran yang di ajarkan kurang dari

4

65% di kuasai siswa, persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut

tergolong rendah dan sebaliknya.

Meskipun dilaksanakanya program remedial untuk memperbaiki nilai kognitif

siswa tetapi itu semua menjadi tolak ukur masih kurang baiknya hasil belajar siswa

SMP Negeri 3 Bandarlampung. Namun kita tidak dapat menyalahkan siswa karena

hasil belajarnya yang kurang maksimal tetapi akan lebih baik menemukan solusi di

dalam pembelajaran agar proses belajar menjadi lebih baik karena dengan proses

yang baik akan meningkatkan nilai kognitif siswa di sekolah. Ada cukup banyak

faktor yang mempengaruhi mengapa hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal.

Faktor penyebab itu dapat terjadi dari dalam diri siswa itu sendiri dan juga berasal

dari luar siswa. Salah satu faktor dari dalam diri siswa itu sendiri yaitu gaya

belajar siswa.

Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan hasil belajar yang

maksimal. Namun setiap individu siswa tidak hanya belajar dengan kecepatan

yang berbeda tetapi juga memperoses informasi dengan cara yang berbeda. Ada

siswa yang lebih senang mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru ketika

proses pembelajaran berlangsung. Ada pula siswa yang senang mendengarkan

materi yang disampaikan oleh guru, serta ada pula siswa yang lebih senang

memprakteknya secara langsung.

Menurut Depoter & Hernacki, (2002: 110) Cara belajar yang dimiliki siswa sering

disebut dengan gaya belajar atau modalitas belajar. Terdapat tiga gaya belajar

5

seseorang yaitu visual (cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat),

auditorial (belajar melalui apa yang mereka dengar) dan kinestetik (belajar melalui

gerak dan sentuhan), Meskipun gaya belajar yang dimilki berbeda-beda, namun

tujuan yang hendak dicapai tetap sama yaitu guna mencapai tujuan pembelajaran

dan mencapai hasil belajar yang diharapkan. Ada siswa yang mampu

memaksimalkan gaya belajarnya, ada juga siswa yang belum mampu

memaksimalkan gaya belajarnya karena mereka belum menyadari gaya belajar

yang mereka miliki. Hal tersebut terbukti dari masih adanya siswa yang

menyibukan diri sewaktu guru menerangkan pelajaran dan ada pula siswa yang

merasa bosan dengan penjelasan-penjelasan materi yang diterangkan oleh

gurunya.

Berdasarkan pendapat Djamarah (2011:176) dapat diketahui salah satu faktor

eksternal adalah yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar adalah iklim

sekolah.

Suasana yang muncul dari adanya hubungan seluruh komponen dalam suatu

sekolah itu menggambarkan iklim sekolah secara keseluruhan. Hubungan tersebut

meliputi hubungan antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru

dengan siswa, siswa dengan siswa dan seterusnya. Iklim sekolah merupakan

kwalitas dari lingkungan sekolah yang terus menerus di alami oleh siswa sehingga

dapat mempengaruhi tingkah laku mereka dan berdasarkan persepsi kolektif

tingkah laku mereka terhadap hasil belajar siswa.

6

Menurut Pidarta (2005:207) yang menyatakan iklim sekolah menunjukan suasana

kehidupan dan pergaulan di sekolah, suasana belajar, berkomunikasi dan bergaul

yang menggambarkan bagaimana budaya-budaya, tradisi-tradisi dan cara-cara

bertindak para personalian di sekolah. Kepala sekolah memegang peran penting

untuk menciptakan iklim sekolah, baik fisik maupun non fisik yang kondusif

akademik, karena keadaan ini merupakan prasyarat bagi terselenggaranya proses

belajar menagajar yang efektif.

Menurut pendapat Pidarta dalam Supardi (2013:228) Ciri iklim sekolah yang

positif adalah adanya hubungan yang harmonis akrab antara personel sekolah,

adanya hubungan kekeluargaan, adanya saling percaya antara para guru yang

menyebabkan suasana menjadi nyaman, para guru memiliki sifat antuasiasme

dalam bekerja, adanya komitmen yang tinggi para guru terhadap sekolah, dan para

guru merasa bangga terhadap sekolah mereka.

Iklim Sekolah yang baik menjadikan siswa termotivasi untuk belajar dengan baik

dan positif. Namun sebaliknya, dengan iklim sekolah yang buruk membuat siswa

bertambah stress dan semakin menambah kecemasan belajar, inilah pentingnya

iklim sekolah yang positif dalam proses belajar mengajar. Dengan begitu

diharapkan kepercayaan diri dan motivasi belajar siswa terhadap proses

pembelajaran bisa meningkat.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, untuk mengetahui apakah ada

pengaruh gaya belajar dan iklim sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu, maka

7

peneliti mengambil judul “Pengaruh Gaya Belajar dan Iklim Sekolah

Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu Kelas VIII SMP Negeri 3

BandarLampung Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Identifikasi Masalah

1. Hasil yang di peroleh siswa kelas VIII semester ganjil SMP Negeri 3

BandarLampung Tahun Pelajaran 2015/2016 masih rendah

2. Siswa yang belum mampu memaksimalkan gaya belajarnya karena mereka

belum menyadari gaya belajar yang mereka miliki

3. Masih adanya siswa yang menyibukan diri sewaktu guru menerangkan

pelajaran

4. Terdapat masih banyaknya siswa yang merasa bosan dengan penjelasan-penjelasan

materi yang diterangkan oleh gurunya

5. Kondisi kelas yang kurang kondusif sehingga mengganggu berlangsungnya

kegiatan belajar mengajar di kelas

6. Keadaan sarana dan prasarana di sekolah kurang memadai

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan Masalah dalam penelitian ini di batasi pada gaya belajar ( ), dan

iklim sekolah ( ), terhadap hasil belajar IPS terpadu (Y)

8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat di

rumuskan sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS

Terpadu pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2015/2016

2. Apakah ada pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS

Terpadu pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2015/2016

3. Apakah ada pengaruh gaya belajar, dan iklim sekolah terhadap hasil belajar

mata pelajaran IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bandar Lampung

Tahun Pelajaran 2015/2016

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran

IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2015/2016

2. Untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar mata pelajaran

IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2015/2016

9

3. Untuk mengetahui pengaruh gaya belajar dan iklim sekolah terhadap hasil

belajar mata pelajaran IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016

F. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Teoritis

Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu IPS

Terpadu, khususnya tentang pengaruh gaya belajar dan iklim sekolah terhadap

hasil belajar.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan penulis dan

dapat menerapkan ilmu-ilmu yang telah didapat dari bangku kuliah serta

dapat digunakan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi pada

Universitas Lampung.

b. Bagi Fakultas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bacaan dan

perbandingan bagi pembaca yang sedang mengadakan penelitian.

c. Bagi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai tambahan bahan pustaka mengenai

pengaruh gaya belajar dan iklim sekolah pelajaran terhadap hasil belajar

10

mata pelajaran IPS Terpadu. Hasil penelitian juga dapat dipakai sebagai

bahan pertimbangan bagi guru-guru khususnya guru IPS Terpadu untuk

memperhatikan dan memacu gaya belajar dan iklim sekolah pada siswa

sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Obyek Penelitian

Ruang lingkup obyek penelitian yang hendak di teliti adalah gaya belajar,

iklim sekolah dan hasil belajar IPS Terpadu.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII semester ganjil.

3. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 3 BandarLampung.

4. Penelitian ini di laksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.

11

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Belajar

Proses dimana seseorang yang tidak tahu menjadi tahu dan dimana

seseorang merasa sulit sehingga menjadi mudah merupakan proses beajar

yang dialami oleh seseorang. Belajar memiliki beberapa definisi salah

satunya seperti yang dikemukakan oleh Burton dalam Siregar (2014: 4)

bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu

karena adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu

dengan lingkungannya sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan

lingkungannya, sedagkan pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang

dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan

memperhitugkan kejadian-kejadian ekstrim yang berpernan terhadap

rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siwa

(Wingkel dalam Siregar 2014: 12)

Penjelasan untuk memahami belajar dinamakan dengan teori-teori belajar.

Teori belajar adalah uapaya untuk menggambarkan bagaimana orang

belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren

pembelajaran. Ada beberapa teori belajar di antaranya yaitu belajar

12

behavioristik, teori belajar kognitivisme, teori belajar konstruktivisme dan

teori belajar sosial. Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek

objektif diamati pembelajaran, teori kognitivisme lebih menekankan

proses belajar daripada hasil belajar, teori belajar kontruktivistik untuk

siswa agar mengemukakan gagasannya sendiri.

1. Teori Belajar Behaviorisme

Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar

diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari

interaksi antara stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi

behavioristik adalah suatu kontrol instrumental yang berasal dari

lingkungan. Belajar tidaknya seseorang bergantung pada faktor-faktor

kondisional yang diberikan lingkungan. Beberapa ilmuwan yang

termasuk pendiri sekaligus penganut behavioristik anatara lain adalah

Pavlov, Thordike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skiner (Siregar dan

Nara. 2010: 25).

a. Edwin Guthrie

Teori conditioninng Pavlov kemudian dikembangkan oleh Guthrie.

Ia berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dapat diubah,

tingkah laku baik dapat diubah menjadi buruk dan sebaliknya,

tingkah laku buruk dapat diubah menjadi baik. Teori Guthrie

berdasarkan atas model penggantian stimulus satu ke stimulus yang

lain. Respon atas suatu situasi cenderung diulang, bilamana

13

individu menghadapi situasi yang sama. Tiga metode pengubahan

tingkah laku :

1) Metode repon bertentangan. Misalnya saja, jika anak takut

terhadap sesuatu, misalnya kucing, maka letakkan permainan

yang disukai anak dekat dengan kucing. Dengan mendekatkan

kucing dengan permainan anak, lambat laun anak akan tidak

takut lagi pada kucing, namun hal ini harus dilakukan

berulang-ulang.

2) Metode membosankan. Misalnya seseorang anak mencoba-

coba mengisap rokok, minta kepadanya untu merokok terus

sampai bosan setelah bosan ia akan berhenti merokok dengan

sendirinya.

3) Metode mengubah lingkungan. Jika anak bosan belajar, ubahlah

lingkungan belajarnya dengan suasana lain yang lebih nyaman

dan menyenangkan sehinga membuat ia menjadi betah belajar

(Siregar dan Nara. 2010: 26)

2. Teori Belajar Kognitivisme

Menurut teori belajar kognitivisme ini lebih menekankan proses

belajar daripada hasil belajar. Bagi penganut aliran kognitivistik

belajar tidak sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon.

Lebih dari itu belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat

kompleks, Menurut teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun

dalam diri seseorang melalui proses interaksi yang berkesinambungan

dengan lingkungan. Menurut psikologi kognitif , belajar dipandang

14

sebagai suatu usaha untuk mengerti sesuatu. Usaha itu dilakuakan

secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat berupa mencari

pengalaman, informasi, memecahkan masalah, mencermati

lingkungan, mempraktiakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Para psikologi sangat menentukan bahwa pengetahuan yang

dimiliki sebelumya sangat menentukan keberhasilan mempelajari

informasi /pengetahuan yang baru (Siregar dan Nara. 2010: 30).

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Menurut teori belajar konstruktivisme ini memahami belajar sebagai

proses pembentukan pengetahuan oleh si belajar itu sendiri.

Pengetahuan ada di dalam diri seseoarang yang sedang mengetahui.

Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu dari saja dari otak

seseorang guru kepada orang lain (siswa). Ciri – ciri belajar berbasis

konstruktivistik sebagai berikut: (1) orientasi, (2) elisitasi, (3)

restrukturisasi ide, (3) penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, (4)

review.

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan. Pembentukan ini harus dilakukan oleh

siswa. Ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif berfikir, menyusun

konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari,

tetapi yang paling menentukan terwujudnya gejala belajar adalah niat

belajar siswa itu sendiri, sementara peranan guru dalam belajar

15

konstruktivistik berperan membantu agar proses pengkonstruksian

pengetahuan oleh siswa berjalan lancar.

Dalam hal sarana belajar, pendekatan konstruktivistik menekan bahwa

peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas siswa dalam

mengontruksi pengetahuanya sendiri, melalui bahan, media, peralatan,

lingkungan, dan fasiitas lainnya yang disediakan untuk membantu

pembentukan tersebut. Lingkungan belajar sangat mendukung

munculnya berbagai pandangan dan interpretasi terhadap realitas,

konstruksi pengetahuan, serta aktivitas-aktivitas lain yang didasarkan

pada pengalaman, sehingga memunculkan pemikiran terhadap usaha

mengevaluasi belajar konstruktivistik (Siregar dan Nara. 2010: 39-41).

2. Hasil Belajar IPS Terpadu

Hasil belajar merupakan hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar

karena kegiatan belajar merupakan proses sedangkan hasil belajar adalah

sebagian hasil yang dicapai seseorang setelah mengalami proses belajar

dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar yang

dilakukan. Untuk memahami pengertian hasil belajar maka harus bertitik

tolak dari pengertian belajar itu sendiri.

Belajar merupakan proses perubahan perilaku tetap dari belum tahu

menjadi tahu, dari tidak paham menjadi paham, dari kurang terampil

menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru,

serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Belajar

16

dapat diartikan juga sebagai suatu proses perubahan tingkah laku individu

melalui interaksi dengan lingkungannya (Hamalik, 2004: 28). Djamarah

(2002: 13) mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan

jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil

dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya

menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menurut Sugandi (2004: 63) mengemukakan hasil belajar merupakan

uraian untuk menjawab pertanyaan”Apa yang harus digali, dipahami,

dikerjakan siswa?” Hasil belajar ini merefleksikan keleluasaan,

kedalaman, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan digambarkan secara

jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik penilaian tertentu.

Menurut Anni (2004: 4) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Perolehan apek-

aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari

oleh pembelajar.

Menurut Darsono (2000: 112) mengukur hasil belajar termasuk dalam

pengukuran psikologis. Dalam pengukuran psikologis ada beberapa

prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip tersebut antara lain:

1) Pengukuran psikologis bersifat tidak langsung (indirect) berarti untuk

mengukur gejala hasil belajar perlu diungkap dahulu dengan alat yang

disebut tes.

17

2) Hasil pengukuran psikologis dipengaruhi oleh jenis instrumennya

(tesnya). Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil ukur yang obyektif

diperlukan alat yang valid dan reliabel.

3) Hasil pengukuran psikologis diwarnai oleh kondisi orang yang diukur.

Hal ini mengandung konsekuensi bahwa pengukuran hasil belajar itu

perlu dilakukan dengan cermat, khususnya pada saat pengukuran hasil

belajar berlangsung.

Menurut Sardiman (2004: 31) mengemukakan tujuan belajar adalah ingin

mendapatkan pengetahuan , ketrampilan dan penanaman sikap mental/nilai-

nilai. Pencapaian tujuan belajar berarti akan menghasilkan, hasil belajar.

Relevan dengan uraian mengenai tujuan belajar tersebut, maka hasil belajar

itu meliputi:

1) hal ihwal keilmuwan dan pengetahuan, konsep atau fakta (kognitif)

2) hal ihwal personal, kepribadian atau sikap (afektif)

3) hal ihwal kelakuan, ketrampilan atau penampilan (psikomotorik )

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli dapat

disimpulkan hasil belajar adalah pencapaian tujuan belajar yang ditunjukkan

dengan perubahan perilakau siswa yang dapat diukur dengan alat penilaian

yang disebut dengan tes.

Menurut Webster’s Collegiate yang dikutip dalam bukunya Arikunto (2001:

32-39) tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

18

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes ada 3 macam yaitu:

1) Tes DiagnostikTes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahankelemahan tersebutdapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Yang termasuk dalamtes diagnostik adalah tes penempatan/penjurusan IPA. IPS dan Bahasapada kelas III.

2) Tes FormatifTes formatif untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelahmengikuti sesuatu program tertentu. Yang termasuk dalam tes formatifadalah ulangan harian, mid semester.

3) Tes SumatifTes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompokprogram atau sebuah program yang lebih besar. Tujuannya untukmenentukan angka kemajuan hasil belajar para siswa. Yang termasukdalam tes sumatif adalah ulangan umum pada akhir semester.

Berdasarkan penelitian ini yang digunakan sebagai dasar indicator hasil

belajar mata pelajaran IPS Terpadu adalah hasil belajar dari tes formatif atau

ulangan harian, mid semester mata pelajaran IPS Terpadu yang berupa

nilai/angka.

Menurut Slameto (2003: 54-60) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa antara lain.

1. Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa)Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi tiga faktor,yakni:

a) Faktor jasmaniah1) Faktor kesehatan2) Faktor cacat tubuh

b) Faktor psikologis1) Intelegensi2) Bakat3) Minat4) Kematangan5) Kesiapan

19

c) Faktor kelelahan1) Faktor kelelahan jasmani2) Faktor kelelehan rohani

2. Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa)Faktor yang berasal dari luar diri siswa sendiri terdiri dari tiga faktor,yakni:a) Faktor keluarga

1) Cara orang tua mendidik2) Relasi antar anggota keluarga3) Suasana rumah4) Keadaan ekonomi keluarga

b) Faktor sekolah1) Metode mengajar2) Kurikulum3) Relasi guru dengan siswa4) Relasi siswa dengan siswa5) Disiplin sekolah6) Alat pelajaran7) Waktu sekolah8) Standar pelajaran diatas ukuran9) Keadaan gedung10) Metode belajar11) Tugas rumah

c) Faktor masyarakat1) Kesiapan siswa dalam masyarakat2) Massa media3) Teman bergaul4) Bentuk kehidupan masyarakat

Adanya pengaruh dari dalam diri siswa, merupakan hal yang logis dan

wajar, sebab hakikat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku

individu yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu

kebutuhan untuk belajar dan berprestasi. Ia harus berusaha mengerahkan

segala daya dan upaya untuk dapat mencapainya.

Lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di

sekolah, ialah kwalitas pengajaran. Ada tiga unsur dalam kwalitas

pengajaran yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yakni:

20

1) Kompetensi Guru

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar siswa

dipengaruhi oleh kompetensi guru, dengan rincian, kemampuan guru

mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran

memberikan sumbangan 32,58% dan sikap guru terhadap mata pelajaran

memberikan sumbangan 8,60%

2) Karakteristik Kelas

a) Besarnya kelas (class size)

Ukuran yang biasa digunakan ialah ratio guru dengan siswa. Pada

umumnya dipakai ratio 1 : 40, artinya satu orang guru melayani 40

siswa. Diduga makin besar jumlah siswa yang harus dilayani guru

dalam satu kelas, makin rendah kualits pengajaran

b) Suasana belajar

Suasana belajar yang demokratis akan memberi peluang mencapai

hasil belajar yang optimal, dibandingkan dengan suasana belajar yang

kaku, disiplin yang ketat dengan otoritas ada pada guru.

c) Fasilitas dan sumber belajar yang tersedia

Sering kita temukan bahwa guru merupakan satu-satunya sumber

belajar di kelas. Situasi ini kurang menunjang kualitas pengajaran,

sehingga hasil belajar yang dicapai siswa tidak optimal.

3) Karakteristik Sekolah

Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah, perpustakaan

yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah,

21

estetika dalam arti sekolah memberikan perasaan nyaman, dan

kepuasan belajar bersih, rapih dan teratur.

Berdasarkan uraian di atas dapat di jelaskan bahwa hasil belajar adalah

kemampuan, keterampilan, sikan dan nilai yang di peroleh siswa setelah ia

menerima perlakuan yang di berikan oleh guru yang meliputi aspek kognitif,

afekti dan psikomotorik yang dapat di tingkatkan baik melalui factor intern

maupun ekstern sehingga siswa tersebut dapat mengkontruksikan

pengetahuan itu dalam kehidupan seahari-hari.

1. Gaya Belajar

Menurut Hamzah B. Uno (2008: 180) Kemampuan seseorang untuk

memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada

yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat.Oleh karena itu,mereka

sering kali harus menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami

sebuah informasi atau pelajaran. Ada siswa yang lebih senang menulis hal-

hal yang telah disesuaikan oleh guru ketika proses pembelajaran

berlangsung. Adapula siswa yang lebih senang mendengarkan materi yang

disesuaikan oleh guru, serta adapula siswa yang lebih senang praktek secara

langsung. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran berlangsung maka akan tercipta suatu cara belajar yang

menjadi suatu kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut DePorter & Hernacki (2002: 110) Cara belajar yang dimiliki siswa

sering disebut dengan gaya belajar atau modalitas belajar siswa.Gaya belajar

22

merupakan suatu kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian

mengatur serta mengolah informasi

Menurut Dunn & Dunn dalam Sugihartono (2007: 53) menjelaskan bahwa

gaya belajar merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang membuat suatu

pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang

lain.

Menurut Keefe dalam Sugihartono (2007: 53) menyatakan bahwa gaya

belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara belajar yang

disukai.

Menurut S. Nasution (2005: 94) Gaya belajar adalah cara yang konsisten

yang dilakukan oleh seorang murid dalam menangkap stimulus atau

informasi, cara mengingat, berfikir, dan memecahkan soal.

Siswa pada umumnya akan sulit memproses informasi dalam satu cara yang

dirasa tidak nyaman bagi mereka. Siswa memiliki kebutuhan belajar sendiri,

belajar dengan cara yang berbeda, serta memproses informasi dengan cara

yang berbeda. Sebagian orang mungkin memiliki gaya belajar tertentu yang

dominan digunakan dalam berbagai situasi, sehingga kurang menggunakan

gaya yang berbeda untuk situasi yang berbeda.

Berdasarkan menurut pendapat beberapa ahli definisi gaya belajar di atas

dapat disimpulkan bahwa gaya belajar adalah cara yang dipakai seseorang

dalam proses belajar yang meliputi bagaimana menangkap, mengatur, serta

mengolah informasi yang diterima sehingga pembelajaran menjadi efektif.

23

Teknik atau cara belajar secara umum yang di anjurkan oleh para ahli

pendidikan adalah meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Persiapan Belajar SiswaPada hakikatnya setiap pekerjaan yang akan di lakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan persiapan yang baik makakegiatan/pekerjaan akan dapat di laksanakan dengan baik pula sehinggamemperoleh keberhasilan. Berikut beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajara. Persiapan Mental

Persiapan mental yang di maksud adalah berupa motivasi. MenurutHakim (2008: 27) pada umumnya motif belajar siswa lebih dari satuatau bersifat majemuk, di antaranya ingin menuntut ilmu, inginmendapat nilai bagus, dan moif lainnya.

b. Persiapan SaranaMenurut Hakim (2008: 39-40), sarana yang di butuhkan dalam belajaryaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar.

2. Cara Mengikuti Pelajaran

Menurut Hamalik (2001: 50), langkah-langkah mengikuti pelajaran yang

baik sebagai berikut.

a. Persiapan yang harus di lakukan adalah mempelajari bahan pelajaranyang sebelumnya di ajarkan, memeplajari bahan yang akan di bahasdan merumuskan pertanyaan tentang materi yang belum di pahami

b.Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang harus di perhatikanselama mengikuti pelajaran antara lain : kehadiran, konsentrasi,catatan pelajaran, dan partisipasi siswa dalam belajar

c. Untuk memantapkan, maka siswa harus membaca kembali catatanpelajaran

Menurut DePorter & Hemacki (2002: 112) terdapat tiga gaya belajar

seseorang yaitu gaya belajar visual, auditorial, dan kinestetik.Walaupun

masing-masing siswa belajar dengan menggunakan ketiga gaya belajar ini,

kebanyakan siswa lebih cenderung pada salah satu diantara gaya belajar

tersebut.

24

1. Gaya Belajar Visual

Menurut DePorter & Hemacki, (2002: 116-118). Siswa yang bergaya

belajar visual, yang memegang peranan penting adalah mata/penglihatan

(visual), mereka cenderung belajar melalui apa yang mereka lihat.

Mereka cenderung untuk duduk di depan agar dapat melihat dengan jelas.

Mereka berpikir menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan

belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual,

seperti diagram, buku pelajaran bergambar, dan video. Di dalam kelas,

anak visual lebih suka mencatat sesuai detil-detilnya untuk mendapatkan

informasi. Orang-orang visual: rapi dan teratur, berbicara dengan cepat,

perencana dan pengatur jangka panjang yang baik, teliti terhadap detail,

mementingkan penampilan baik dalam hal pakaian maupun presentasi,

pekerja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang sebenarnya dalam

pikiran mereka, mengingat apa yang dilihat dari pada yang didengar,

mengingat dengan asosiasi visual, biasanya tidak terganggu oleh

keributan, mempunyai masalah untuk mengingat intruksi verbal kecuali

jika ditulis dan sering kali meminta bantuan orang untuk mengulanginya,

pembaca cepat dan tekun, lebih suka membaca daripada dibacakan,

mencoret-coret tanpa arti selama berbicara di telepon dan dalam rapat,

lupa menyampaikan pesan verbal kepada orang lain, sering menjawab

pertanyaan dengan jawaban singkat ya atau tidak, lebih suka melakukan

demonstrasi daripada berpidato, lebih suka seni daripada musik, kadang-

kadang kehilangan konsentrasi ketika mereka ingin memperhatikan.

25

2. Gaya Belajar Auditorial

Menurut DePorter & Hemacki (2002: 118) Siswa yang bertipe auditori

mengandalkan kesuksesan belajarnya melalui telinga (alat

pendengarannya). Siswa yang mempunyai gaya belajar auditori dapat

belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan

mendengarkan apa yang guru katakan. Mereka dapat mencema dengan

baik informasi yang disesuaikan melalui tone suara, pitch (tinggi

rendahnya), kecepatan berbicara dan hal-hal auditori lainnya. Informasi

tertulis terkadang sulit diterima oleh siswa bergaya belajar auditori.

Anak- anak seperi ini biasanya dapat menghafal lebih cepat dengan

membaca teks dengan keras dan mendengarkan kaset. Orang-orang

auditorial: berbicara kepada diri sendiri saat bekerja, mudah terganggu

oleh keributan, menggerakkan bibir mereka dan mengucapkan tulisan di

buku ketika membaca, senang membaca dengan keras dan

mendengarkan, dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama,

dan wama suara, mereka kesulitan untuk menulis tetapi hebat dalam

berbicara, berbicara dengan irama yang terpola, biasanya pembicara yang

fasih, lebih suka musik daripada seni, belajar dengan mendengarkan dan

mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, suka berbicara,

suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu panjang lebar, lebih

pandai mengeja dengan keras daripada menuliskannya, lebih suka

gurauan lisan daripada membaca koinik.

26

Mengacu pada teori dan ciri-ciri gaya belajar menurut DePorter &Hemacki

(2002: 116-120) seperti yang diuraikan di atas maka diketahui indikator-

indikator dari masing-masing gaya belajar sebagai berikut:

1. Indikator gaya belajar visual

a. Belajar dengan cara visual

Mata/penglihatan mempunyai peranan yang penting dalam aktivitas

belajar. Lebih mudah memahami pelajaran dengan melihat bahasa

tubuh/ekspresi muka gurunya, membaca, menulis.

b. Mengerti baik mengenai posisi, bentuk, angka, dan wama.Siswa yang

bergaya belajar visual lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat,

sehingga mereka bisa mengerti dengan baik mengenai posisi/lokasi,

bentuk, angka, dan wama.

c. Rapi dan teratur

Siswa visual mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian

maupun kondisi lingkungan di sekitamya.

d. Tidak terganggu dengan keributan

Siswa dengan gaya belajar visual lebih mengingat apa yang dilihat

daripada yang didengar, jadi mereka sering mengabaikan apa yang

mereka dengar.

e. Sulit menerima intruksi verbal

Mudah lupa dengan sesuatu yang disesuaikan secara lisan dan sering

kali harus ininta bantuan orang untuk mengulanginya.

27

2. Indikator gaya belajar auditorial

a. Belajar dengan cara mendengar

Siswa yang bertipe auditori mengandalkan kesuksesan belajarnya

melalui telinga/alat pendengarannya. Mereka belajar lebih cepat

dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru

katakan.

b. Baik dalam aktivitas lisan

Siswa auditorial berbicara dengan irama yang terpola, biasanya

pembicara yang fasih, suka berdiskusi dan menjelaskan segala sesuatu

panjang lebar.

c. Memiliki kepekaan terhadap music

Mereka mampu mengingat dengan baik apa yang didengar sehingga

dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama, dan wama

suara.

d. Mudah terganggu dengan keributan

Siswa dengan tipe auditorial ini peka terhadap suara yang

didengamya, jadi mereka akan sangat terganggu jika ada suara lain

disamping dalam aktivitas belajarnya.

e. Lemah dalam aktivitas visual

Informasi tertulis terkadang sulit diterima oleh siswa bergaya belajar

auditori.

28

2. Iklim sekolah

Menurut Shahril Marzuki dalam Supardi (2013: 207), yang dimaksud iklim

sekolah adalah suasana yang ‘sunyi dan nyaman’ yang sesuai dan kondusif

untuk pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi akademik maupun

prestasi non akademik.

Menurut Larsen dalam Moedjiarto (2002: 32) mengemukakan bahwa “Iklim

sekolah adalah norma-norma, harapan-harapan dan kepercayaan personalia

sekolah yang menguasai perilakunya dalam melaksanakan

Menurut Horst dalam Supardi (2013: 53) menyatakan bahwa gaya

kepemimpinan kepala sekolah merupakan faktor penting dalam

memengaruh terbentuknya iklim sekolah itu positif atau negatif. Kepala

sekolah mempunyai keinginan yang tinggi, bertimbang rasa, memiliki sifat-

sifat terbuka dan memberi panduan yang jelas supaya dapat membawa

perubahan kepada iklim dan budaya sekolah yang sehat dan positif.

Iklim sekolah adalah pengaturan suasana social atau lingkungan belajar .

Moos membagi lingkungan social menjadi tiga kategori yaitu hubungan,

termasuk keterlibatan berafiliasi dengan orang lain di dalam kelas dan

dukungan guru, pertumbuhan pribadi atau orientasi tujuan meliputi

pengembangan pribadi dan peningkatan diri semua anggota lingkungan dan

pemeliharaan system dan perubahan system meliputi ketertiban dari

lingkungan, kejelasan dari aturan-aturan dan kesungguhan dari guru dalam

menegakkan aturan. (Moos 2008: 81)

29

Menurut Ibrahim Mamat dalam Supardi (2013: 53), iklim sangat penting

karena memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan anak-

anak dari segi pengenalan tentang konsep diri, kemandirian bekerja dan

belajar dengan efektif dan kemampuan mengadakan hubungan yang baik

dengan orang lain.

Menurut Larsen, iklim sekolah yang positif merupakan suatu norma,

harapan dan kepercayaan dari personil- personil yang terlibat dalam

organisasi sekolah yang dapat memberikan dorongan untuk bertindak yang

mengarah pada prestasi siswa yang tinggi.

Menurut Frederick mengutarakan bahwa sekolah merupakan tempat yang

tenang dan terjamin untuk bekerja dan belajar.

Menurut Moedjiarto (2002: 32), iklim sekolah itu bisa diciptakan atau

dibentuk. Artinya iklim sekolah yang kurang baik bisa diubah dan dibentuk

menjadi baik bila sekolah memang menginginkannya. Interaksi didalam

kelas baik yang lisan maupun tertulis mutlak diperlakukan dan akan

memberikan dampak proses belajar dan hasil belajar yang positif. Interaksi

semacam ini harus selalu dijaga bahkan harus ditingkatkan bila

memungkinkan. Karena itu, perlu diadakan motivasi terhadap siswa agar

mempunyai keberanian dan kegairahan untuk berinteraksi dengan guru.

Menurut Sergiovani dalam Moedjiarto (2002:45), iklim bukan saja

menunjukkan mutu kehidupan disekolah, tetapi juga memberikan pengaruh

terhadap perubahan disekolah, guru dan siswa. Iklim terutama memberikan

perubahan positif terhadap mutu belajar dan mutu mengajar. Iklim sekolah

30

yang baik akan mempertinggi harapan siswa untuk memperoleh hasil belajar

yang baik. Apabila sekolah telah memiliki iklim sekolah yang positif,

civitas sekolah harus lebih tanggap terhadap eksistensi sekolah dan apa yang

telah dimilikinya, yaitu iklim belajar yang positif. Hal ini dilihat dengan

adanya aktivitas belajar siswa yang tinggi, siswa aktif mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang pelajaran yang kurang paham, sedangkan

guru dengan senang hati senantiasa bersedia untuk menjawabnya. Untuk

pertanyaan yang tidak bisa dijawab, dengan bijaksana guru meminta waktu

untuk mencari data dan informasi lebih lanjut.Suasana tertib, tenang, jauh

dari kegaduhan dan kekacauan dapat dilihat disetiap kelas yang sekolahnya

memiliki iklim sekolah yang baik. Siswa saling memiliki rasa hormat yang

tinggi dan menghargai satu sama lainnya. Selain itu siswa merawat

kebersihan perabot sekolah dan kebersihan ruang kelas, yang penugasannya

dilakukan secara bergilir.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli yang telah

dikemukakan di atas, maka dapat dikatakan bahwa iklim sekolah adalah

kondisi atau keadaan sekolah melalui pengamatan dengan menggunakan alat

inderanya. Iklim sekolah yang positif merupakan suatu kondisi dimana

keadaan sekolah dan lingkungannya dalam keadaan yang sangat aman,

damai dan menyenangkan untuk keadaan belajar mengajar. Iklim sekolah

yang baik hendaknya terbebas dari segala kebisingan, keramaian, maupun

kejahatan. Suasananya senantiasa dalam keadaan yang tenteram, hubungan

yang sangat bersahabat tampak menonjol diantara para penghuninya, mulai

kepala sekolah, guru, siswa maupun para pegawai lainnya. Keadaan

31

semacam ini menyebabkan siswa merasa aman, tenteram, bebas dari segala

tekanan, ancaman yang bisa merugikan kegiatan belajarnya.

Menurut Supardi (2013: 226), dapat dikatakan bahwa iklim sekolah

meliputi:

a. Adanya interaksi antar personal yang ada disekolah.b. Adanya keakraban antar guru dan siswa.c. Keterlibatan anak dikelas.d. Ketertiban kelas.e. Organisasi kelas.

Mengenai iklim sekolah semula dikembangkan oleh Cohen, et.al. dalam

Supardi (2013: 226), menjabarkan pengukuran iklim sekolah kedalam

dimensi, yang dikelompokkan kedalam empat kategori, yaitu.

a) Safety: (1) rules and norm, (2) physical safety, (3) social and emotionalsecurity.

b) Teaching and learning: (1) support for learning, (2) social and civiclearning.

c) Interpersonal: (1) respect for diversity, (2) social support adults, (3)socialsupport student.

d) Institutional environment: (1) school connectedness/engagemen, (2)physical surroundings.

Sekolah merupakan salah satu lingkungan tempat siswa belajar. Sekolah

memiliki potensi memudahkan atau menghambat proses belajar siswa.

Sebaliknya, sekolah yang iklim kehidupan sekolahnya bagus dapat

memperlancar proses belajar siswa dan mendapatkan hasil belajar yang

bagus pula.

Sedangkan mengenai skala iklim sekolah yang dikembangkan oleh

Laboratorium Ekologi Universitas Standford dalam Wiyono (2007: 10)

membaginya kedalam beberapa dimensi yang meliputi :

32

a) Adanya interaksi.

b) Kontrol dari guru.

c) Ketertiban dan organisasi kelas.

d) Keakraban.

e) Keterlibatan anak dalam belajar dikelas.

f) Dorongan dari guru.

g) Orientasi tugas.

h) Persaingan.

i) Inovasi dalam belajar mengajar.

j) Disiplin sekolah.

Berdasarkan dimensi-dimensi perilaku dari kepala sekolah dan guru, yaitu

supportive behavior, directive behavior, collegial behavior, restrictive

behavior, intimate behavior, dan disengaged behavior.

Menurut Halpin & Croft dalam Supardi (2013: 212- 213) membentuk

beberapa tipe iklim organisasi yaitu:

a) Open (terbuka).

b) Engaged (terkendali).

c) Disengaged (lepas).

d) Closed (tertutup).

e) Paternal.

f) Autonomus.

Menciptakan iklim sekolah yang kondusif akan memberikan dampak yang

bagus terhadap persepsi siswa tentang sekolah tersebut karena hal ini akan

mendorong siswa untuk giat masuk sekolah. Terciptanya iklim sekolah yang

33

baik dengan cara penciptaan hubungan yang baik antar elemen yang ada

disekolah. Seperti hubungan yang terjalin antar guru dengan guru atau antar

siswa dengan guru, siswa dengan siswa maupun elemen lain yang ada

disekolah. Iklim sekolah yang baik untuk proses belajar adalah iklim

sekolah yang kondusif yaitu suatu iklim dimana peserta didik merasa siap

untuk melakukan proses belajar. Kesiapan peserta didik didalam menerima

ilmu dari guru dikarenakan suasana yang ada dilingkungan sekolah sangat

mendukung proses tersebut.

Berdasarkan penelitian ini yang digunakan sebagai dasar indicator iklim

sekolah adalah Adanya interaksi antar personal yang ada disekolah, Adanya

keakraban antar guru dan siswa, Keterlibatan anak dikelas, Ketertiban kelas,

Organisasi kelas.

3. Penelitian Yang Relevan

Tabel.2 Penelitian Yang Relevan

Nama Judul Hasil penelitian

Yuli Kurniawan(2012)

Pengaruh Gaya Belajar Siswa,Sikap Siswa pada Pelajaran Akuntansidan Disiplin Belajar terhadap PrestasiBelajar Akuntansi Siswa Kelas XISemester Ganjil SMA Negeri 1Pringsewu Tahun Pelajaran 2011/2012

Ada pengaruhsignifikan gaya belajarsiswa, sikap siswatentang pelajaranakuntansi, dan disiplinbelajar siswa secarabersama-samaterhadapprestasi belajar.Dengan perhitunganuji F yang menunjukanbahwa F hit > F tabyaitu 0,373> 0,183.

Eva Rina Pengaruh Persepsi Siswa tentangIklim Sekolah, dan Sikap Siswa pada

Ada yang signifikanantara Pengaruh

34

(2013) Mata Pelajaran Ekonomi melaluiMotivasi Belajar terhadap HasilBelajar Ekonomi Siswa Kelas XSMA Negeri 1 Metro Kibang TahunPelajaran 2012/2013”.

Iklim Sekolah dansikap siswa padamata pelajaranEkonomi melaluimotivasi belajar, halini di tunjukandengan uji bahwaFhitung > Ftabel sebesar191,894>3,143

Hanafi Ghozali(2013)

Pengaruh Budaya Membaca,Motivasi Belajar dan CaraBelajar terhadap Hasil BelajarEkonomi Siswa Kelas XI IPSSMA Negeri 1 Kasui PasarTahun Pelajaran 2012/2013

Ada pengaruh yangpositif dan signifikanbudaya membaca,motivasi belajar dancara belajar terhadaphasil belajar ekonomisiswa kelas XI IPSSMA Negeri 1 KasuiPasar yangditunjukkanhasil uji regresi linier2multiple diperoleh r=0,311 pada tarafsignifikansi 0,05dengan Fhitung=34,222sedangkan Ftabel =3,978

Arius Akbar(2012)

Pengaruh Persepsi Siswatentang Iklim Sekolah danKeadaan Ekonomi Orang Tuaterhadap Prestasi Belajar IPSTerpadu Siswa Kelas VIIISemester Ganjil SMP Negeri9 Metro Tahun Pelajaran2011/2012

Ada pengaruh persepsisiswa tentang iklimsekolah dan keadaanekonomi orang tuaterhadap prestasibelajarIPS Terpadu siswakelas VIII semesterganjil SMP Negeri 9Metro denganmenunjukan uji thitung>ttabel yaitu 5,675>1,876

35

4. Kerangka Fikir

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2013: 91) kerangka pikir merupakan

model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting.

Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia yang

merupakan kegiatan menuju terbentuknya kepribadian yang utuh. Dalam

kegiatan belajar mengajar, tingkat keberhasilannya tergantung dari proses

belajar mengajar yang terjadi di sekolah.Hasil belajar siswa merupakan tolak

ukur yang menggambarkan mutu proses belajar pada lembaga pendidikan

termasuk sekolah. Makin tinggi hasil yang diperoleh siswa menunjukkan

makin tinggi keberhasilan siswa dalam belajar dan guru dalam mengajar. Jika

sebaliknya, hasil belajar siswa rendah menunjukkan rendah juga proses belajar

mengajar di sekolah tersebut.

Keberhasilan siswa dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa tersebut,

yaitu menilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti evaluasi. Faktor yang

menyebabkan hasil yang diperoleh siswa tinggi atau rendah tersebut dapat

berupa faktor dari dalam diri dan dari luar diri siswa.Tujuan dari pembelajaran

adalah siswa mendapat hasil belajar yang maksimal, sehingga meteri yang

disampaikan dapat dipahami dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Optimalisasi tujuan pembelajaran dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang

baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

36

1. Pengaruh Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar

Menurut teori belajar behavioristik atau aliran tingkah laku, belajar diartikan

sebagai proses perubahan tingkah laku sebagai akibat dari interaksi antara

stimulus dan respon. Belajar menurut psikologi behavioristik adalah suatu

kontrol instrumental yang berasal dari lingkungan. Belajar tidaknya

seseorang bergantung pada faktor-faktor kondisional yang diberikan

lingkungan

Menurut Hamzah B. Uno (2008: 180) Kemampuan seseorang untuk

memahami dan menyerap pelajaran sudah pasti berbeda tingkatnya. Ada

yang cepat, sedang, dan ada pula yang sangat lambat.Oleh karena itu,mereka

sering kali harus menempuh cara yang berbeda untuk bisa memahami

sebuah informasi atau pelajaran. Ada siswa yang lebih senang menulis hal-

hal yang telah disesuaikan oleh guru ketika proses pembelajaran

berlangsung. Adapula siswa yang lebih senang mendengarkan materi yang

disesuaikan oleh guru, serta adapula siswa yang lebih senang praktek secara

langsung. Dari berbagai kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama proses

pembelajaran berlangsung maka akan tercipta suatu cara belajar yang

menjadi suatu kebiasaan siswa dalam kehidupan sehari-hari dan

memberikan hasil belajar yang baik pula.

2.Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Hasil Belajar

Menurut teori belajar kognitivisme ini lebih menekankan proses belajar

daripada hasil belajar. Bagi penganut aliran kognitivistik belajar tidak

sekedar melibatkan hubungan antara stimulus dan respon. Lebih dari itu

37

belajar adalah melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks, Menurut

teori kognitivistik, ilmu pengetahuan dibangun dalam diri seseorang melalui

proses interaksi yang berkesinambungan dengan lingkungan. Menurut

psikologi kognitif , belajar dipandang sebagai suatu usaha untuk mengerti

sesuatu. Usaha itu dilakuakan secara aktif oleh siswa. Keaktifan itu dapat

berupa mencari pengalaman, informasi, memecahkan masalah, mencermati

lingkungan, mempraktiakan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Para psikologi sangat menentukan bahwa pengetahuan yang dimiliki

sebelumya sangat menentukan keberhasilan mempelajari informasi

/pengetahuan yang baru (Eveline Siregar, Hartini Nara. 2010: 30).

Menurut Sergiovani dalam Moedjiarto (2002:45), iklim bukan saja

menunjukkan mutu kehidupan disekolah, tetapi juga memberikan pengaruh

terhadap perubahan disekolah, guru dan siswa. Iklim terutama memberikan

perubahan positif terhadap mutu belajar dan mutu mengajar. Iklim sekolah

yang baik akan mempertinggi harapan siswa untuk memperoleh hasil belajar

yang baik. Apabila sekolah telah memiliki iklim sekolah yang positif,

civitas sekolah harus lebih tanggap terhadap eksistensi sekolah dan apa yang

telah dimilikinya, yaitu iklim belajar yang positif. Hal ini dilihat dengan

adanya aktivitas belajar siswa yang tinggi, siswa aktif mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang pelajaran yang kurang paham, sedangkan

guru dengan senang hati senantiasa bersedia untuk menjawabnya.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka pikir pada penelitian ini di

gambarkan sebagi berikut :

38

Gambar 1.Model teoritis pengaruh variable dan terhadap Y

(Sugiyono,2011:69)

5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berfikir di atas penulis mengajukan hipotesis penelitian

sebagai berikut:

1. Ada pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS

Terpadu pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2015/2016

2. Ada pengaruh iklim sekolah terhadap hasil belajar mata pelajaran IPS

Terpadu pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2015/2015

3. Ada pengaruh gaya belajar dan iklim sekolah pelajaran terhadap hasil

belajar mata pelajaran IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP N 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016

Gaya Belajar

Iklim Sekolah

Hasil Belajar

39

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Ex post facto

dan survey. Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan

untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut kebelakang

untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kegiatan tersebut

(Sugiyono, 2008: 7).

Pendekatan survey adalah pendekatan yang digunakan untuk mendapatkan data

dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan

perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner,

test, wawancara terstruktur dan sebagainya (Sugiyono, 2008: 12).

Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian

deskriptif verifikatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan

untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan obyek atau subyek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain). Sedangkan verifikatif

menunjukkan penelitian mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap

variabel terikat (Nawawi, 2003: 63).

40

Secara khusus penelitian ini hanya mendeskripsikan pengaruh gaya belajar dan

iklim sekolah terhadap hasil belaja IPS Terpadu Siswa kelas VIII SMP Negeri

3 BandarLampung Tahun Pelajaran 2015/2016.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011: 117) “ Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas subyek dan objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.

Berdasarkan penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas

VIII SMP Negeri 3 BandarLampung tahun pelajaran 2015/2016 sebanyak

339 siswa yang terbagi dalam 10 kelas, seperti yang terlihat pada tabel

berikut.

Tabel 3. Jumlah Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 3 BandarLampungTahun Pelajaran 2015/2016

No Kelas Jumlah Siswa (populasi) Laki-laki Perempuan1 VIII A 33 14 192 VIII B 34 10 243 VIII C 33 17 164 VIII D 34 15 195 VIII E 34 16 186 VIII F 34 14 207 VIII G 34 14 208 VIII H 34 18 169 VIII I 35 13 2210 VIII J 34 15 19

Jumlah 339 146 193Sumber: TU SMP Negeri 3 BandarLampung Tahun Ajaran 2015/2016

41

Berdasarkan data di atas dapat di ketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah

popupasi yang akan di teliti sebanyak 339 siswa

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2011: 118), sampel adalah sebagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Usman dan Abdi

(2009: 189), sampel penelitian adalah sebagian yang di ambil dari seluruh

objek yang di teliti yang di anggap mewakili terhadap seluruh populasi dan

di ambil dengan menggunakan teknik tertentu. Sampel (contoh) ialah

sebagian anggota populasi yang di ambil dengan menggunakan teknik

tertentu ( Purnomo,2008: 43).

Pada penelitian ini, penentuan besarnya sampel yang di ambil dihitung

dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut.

n=

Keterangan

n= ukuran sampel

N=ukuran populasi

e = sampel error (Koestoro,2006: 250)

Rumus di atas,apabila sampel error sebesar 5% maka besarnya sampel

dalam penelitian ini sebagai berikut.

n= ( , ) = 183,49 di bulatkan menjadi 183

Jadi, besarnya sampel yang di ambil dengan menggunakan rumus Slovin

dalam penelitian ini berjumlah 183 siswa.

42

3. Teknik Pengambilan Sampel

Berikut ini pengambilan sampel adalah probability sample dengan

menggunakan simple random sampling. Teknik ini merupakan teknik

pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap

anggota populasi yang di pilih untuk menjadi sampel (Sugioyono,

2011:120).

Untuk menentukan besarnya sampel padas setiap kelas dilakukan dengan

alokasi proporsional agar sampel yang di ambil lebih proporsional

(Nazir,2000:82). Hal ini dilakukan dengan cara sebagai berikut.

Jumlah sampel tiap kelas = x jumlah siswa tiap kelas

Tabel 4. Perhitungan Jumlah Sampel Untuk Masing-Masing kelas

No Kelas Perhitungan Jumlah siswa (Sampel)1 VIII A 33=17,81 18

2 VIII B 34 =18,35 18

3 VIII C 33=17,81 18

4 VIII D 34=18,35 18

5 VIII E 34=18,35 18

6 VIII F 34=18,35 18

7 VIII G 34=18,35 18

8 VIII H 34=18,35 18

9 VIII I 35=18,89 19

10 VIII J x34=18,35 18

Jumlah 183

43

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas

(independen) dan variabel terikat (dependen). Variabel bebas adalah variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat), sedangkan variabel terikat merupakan variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2008: 61).

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas yaitu variabel yang berdiri sendiri artinya variabel tersebut

dapat mempengaruhi variabel lainnya. Dalam penelitian ini yang menjadi

variabel bebas adalah Gaya belajar (X1) dan Iklim sekolah (X2).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain

dalam hal ini variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

hasil belajar IPS Terpadu (Y).

D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel

a. Definisi Konseptual Variabel

1. Hasil belajar IPS Terpadu

Sebagai hasil yang telah di capai seseorang setelah mengalami proses

belajar dengan terlebih dahulu mengadakan evaluasi dari proses belajar

yang dilakukan (Arikunto,2009: 63)

44

2. Gaya Belajar (X1)

Gaya belajar adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang

murid dalam menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat,

berfikir, dan memecahkan soal (S. Nasution,2005: 94).

3. Iklim Sekolah (X2)

Iklim sekolah adalah pengaturan suasana social atau lingkungan belajar .

Moos membagi lingkungan social menjadi tiga kategori yaitu hubungan,

termasuk keterlibatan berafiliasi dengan orang lain di dalam kelas dan

dukungan guru, pertumbuhan pribadi atau orientasi tujuan meliputi

pengembangan pribadi dan peningkatan diri semua anggota lingkungan

dan pemeliharaan system dan perubahan system meliputi ketertiban dari

lingkungan, kejelasan dari aturan-aturan dan kesungguhan dari guru

dalam menegakkan aturan. (Moos 2008: 81)

b.Definisi Operasional Variabel

1. Hasil belajar IPS Terpadu

Besarnya angka atau nilai IPS Terpadu yang diperoleh siswa pada saat Mid

Semester.

(Mengacu pada hasil penelitian di Sekolah)

2. Gaya Belajar

Gaya belajar adalah cara yang dipakai seseorang dalam proses belajar yang

meliputi bagaimana menangkap, mengatur, serta mengolah informasi

yang diterima sehingga pembelajaran menjadi efektif.

45

3. Iklim Sekolah

Iklim sekolah adalah kondisi atau keadaan sekolah melalui pengamatan

dengan menggunakan alat inderanya meliputi :

1. Keadaan sarana dan prasarana sekolah

2. Proses kegiatan belajar mengajar

3. Hubungan antar Personal yang ada disekolah

4. Tata tertib sekolah

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukan di atas menggambarkan

definisi operasional variabel tentang variabel-variabel, indikator-indikator,

dan sub indikator yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini

Tabel 5. Indikator Masing-masing Variabel, Indikator, SubIndikator dan Skala

No Variabel Indicator Sub indicator Skala1 Hasil

belajarIPSTerpadu(Y)

Hasil MID semestermata pelajaran IPSTerpadu siswa kelasVIII SMP Negeri 3BandarLampungTahun Pelajaran2015/2016

Besarnya nilai yangdiperoleh dari hasilmid semester siswakelas VIII SMPNegeri 3BandarLampungtahun pelajaran2015/2016

Interval

2 GayaBelajar(X2)

1. Gaya belajarvisual

2. Gaya belajar

1. Belajar dengan caravisual

2. Mengerti baikmengenai posisi,bentuk, angka, danwarna

3. Rapi dan teratur4. Tidak terganggu

dengan keributan5. Sulit menerima

intruksi verbal

1. Belajar dengan cara

Intervaldengan caraSemanticdefferensial

46

auditorial mendengar2. Baik dalam aktivitas

lisan3. Memiliki kepekaan

terhadap music4. Mudah terganggu

dengan keributan5. Lemah dalam

aktivitas visual

3 IklimSekolah(X2)

1. Keadaan saranadan prasaranaSekolah

2. Proses kegiatanbelajarmengajar

3. Hubungan antarPersonal yangada disekolah

4. Tata tertibsekolah

1.Keadaanperpustakaan

2.Keadaan ruang kelas3.Letak geografis

sekolah

1. Metode pembelajaranyang diterapkan gurudikelas

2. Keterlibatan siswadalam belajar dikelas

3. Memberikan tugasdan latihan

4. Pengawasan gurupada saat prosesbelajar dikelas

1. Hubungan gurudengan siswa

2. Hubungan siswadengan siswa

3. Hubungan siswadengan pegawaisekolah/TU

4. Hubungan kepalasekolah dengan siswa

5. Hubungan gurudengan guru

1. Kejelasan peraturandisekolah

2. Adanya sanksi tegasterhadap pelanggarantata tertib sekolah

Intervaldengan caraSemanticdefferensial

47

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan suatu yang tersusun dari berbagai proses biologis

maupun psikologis. Teknik ini di gunakan apabila penelitian berkenaan

dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila

responden yang di amati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2011:310). Metode

ini di gunakan pada saat penelitian pendahuluan.

2. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006: 154) “ Dokumentasi adalah mencari dan

mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, majalah, agenda, notulen rapat, dan sebagainya”. Teknik ini

digunakan untuk mendapatkan data sekunder. Data ini berupa jumlah siswa

dan hal-hal yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dan keadaan SMP

Negeri 3 BandarLampung.

3. Kuesioner (angket)

Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011: 199).

F. Uji Persyaratan Instrumen

Untuk mendapatkan data yang lengkap, maka alat instrumennya harus

memenuhi persyaratan yang baik. Suatu instrumen yang baik dan efektif adalah

memenuhi syarat validitas dan reliabilitas.

48

a. Uji Validitas Angket

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu

instrumen. Untuk menguji tingkat validitas digunakan rumus korelasi

product moment yaitu :

rxy = ( )( ){ |( ) { ) }

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi X terhadap Y

N : jumlah responden/sampel

ΣX : jumlah skor item X

ΣY : jumlah skor total (item) Y

Σ : jumlah kuadrat skor item X

Σ : jumlah kuadrat skor total (item) Y

ΣXY : Skor rata-rata dari X dan Y

Dengan kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabel dengan taraf

signifikansi 0,05 maka alat tersebut valid, begitu pula sebaliknya jika harga

rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut tidak valid (Arikunto, 2006 : 170).

Kesimpulan :

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba angket pada variable X1,

X2 dan Y kepada 30 responden, kemudian dihitung menggunakan perangkat

lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian di cocokan dengan Tabel r

Product Moment dengan 0,05 adalah 0,361. Kriteria yang digunakan

dalam uji validitas (X1) adalah jika rhitung>rtabel maka soal tersebut valid dan

sebaliknya. Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 1 pernyataan yang tidak

49

valid dan didrop, sehingga angket yang digunakan dalam penelitian ini

berjumlah 25 item pernyataan.

Selanjutnya Kriteria yang digunakan dalam uji validitas angket Iklim

Sekolah (X2) adalah jika rhitung>rtabel maka soal tersebut valid dan sebaliknya.

Berdasarkan kriteria tersebut terdapat 3 pernyataan yang tidak valid dan

didrop, sehingga angket yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 27

item pernyataan.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat

dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji

reliabilitas menggunakan rumus Alpha, yaitu :

− 1 1 −

Keterangan:

R11 : reliabilitas instrumens

k : banyaknya butir pertanyaan/banyaknya soal

Σ : skor tiap-tiap item

: varians total (Arikunto,2009:109)

Kemudian untuk menginterprestasikan besarnya nilai korelasi adalah.

a. Antara 0,800 – 1,000 : Sangat tinggi

b. Antara 0,600 – 0,800 : Tinggi

c. Antara 0,400 – 0,600 : Sedang

d. Antara 0,200 – 0,400 : Rendah

e. Antara 0,000 – 0,200 : Sangat rendah (Arikunto, 2008; 75)

50

Dengan kriteria pengujian rhitung > rtabel, dengan taraf signifikansi 0,05

maka alat ukur tersebut reliabel. Begitu pula sebaliknya, jika rhitung <

rtabel maka alat ukur tersebut tidak reliable.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan SPSS 16, tingkat reliabel

masing-masing variabel setelah di uji coba adalah sebagai berikut.

Tabel 6. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1

Reliability Statistics

Cronbach'sAlpha N of Items

.922 25

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2015

Berdasarkan informasi di atas menunjukan bahwa harga koefisien alpha

hitung untuk variabel pendidikan etika dalam keluarga (X1) > 0,361, maka

dapat disimpulkan bahwa angket atau alat pengukur data tersebut bersifat

reliabel. Dengan demikian, semua pernyataan untuk variabel X1 dapat

digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.

Tabel 7. Hasil Analisis Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2

Reliability Statistics

Sumber : Hasil Pengolahan Data Tahun 2015

Berdasarkan informasi di atas menunjukan bahwa harga koefisien alpha hitung untuk

variabel pendidikan etika dalam keluarga (X2) > 0,361, maka dapat disimpulkan

bahwa angket atau alat pengukur data tersebut bersifat reliabel. Dengan demikian,

semua pernyataan untuk variabel X2 dapat digunakan untuk mengumpulkan data

yang diperlukan.

Cronbach'sAlpha N of Items

.926 27

51

G. Uji Persyaratan Analisis Data

Untuk menggunakan alat analisis statistik parametrik selain diperlukan data

yang interval dan rasio juga harus diperlukan persyaratan uji normalitas dan

homogenitas.

1. Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik

parametrik yaitu uji normalitas data populasi. Uji normalitas digunakan

untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan sebagai alat

pengumpul data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas

distribusi data populasi dilakukan dengan menggunakan ststistik

Kolmogorov-Smirnov. Alat uji ini biasa disebut dengan uji K-S. Adapun

Rumusnya sebagai berikut :

=

Keterangan :

X = Rata-rata

S = Simpangan Baku

= Nilai Siswa

Untuk menguji normalitas distribusi data populasi diajukan hipotesis

sebagai berikut.

Ho : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal

Ha : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal

52

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai Asymp. Sig. (2-tailed). Apabila menggunakan ukuran

ini maka harus dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditetapkan

sebelumnya. Karena α yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriteria

pengujian yaitu.

1. Tolak Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 berarti sampel

normal.

2. Terima Ho apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 berarti distribusi

sampel adalah normal (Sudarmanto, 2005 : 105-108).

2. Uji Homogenitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan statistik

parametrik yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas dimaksudkan untuk

mengetahui apakah data sampel yang diperoleh berasal dari populasi yang

bervarians homogen atau tidak. Uji homogenitas disini menggunakan uji

Levene Statistic Untuk melakukan pengujian homogenitas populasi

diperlukan hipotesis sebagai berikut.

Ho : Data populasi bervarians homogen

Ha : Data populasi tidak bervarians homogen

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Menggunakan nilai significancy. Apabila menggunakan ukuran ini harus

dibandingkan dengan tingkat alpha yang ditentukan sebelumnya. Karena α

yang ditetapkan sebesar 0,05 (5 %), maka kriterianya yaitu.

1. Terima Ho apabila nilai significancy > 0,05

2. Tolak Ho apabila nilai significancy < 0,05 (Sudarmanto, 2005 : 123)

53

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Uji Asumsi Klasik)

1. Uji Kelinieran Regresi

Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi

bentuknya linier atau tidak. Menurut Hadi (2004 : 2) mengemukakan bahwa

uji ini dimaksudkan untuk mengetahui linieritas hubungan antara variabel

bebas dengan variabel terikat. Uji kelinieran regresi linier multiple dengan

menggunakan statistik F dengan rumus

F =

Keterangan:

S2TC = Varian Tuna Cocok

S2G = Varian Galat

Kriteria pengujian.

1. Menggunakan koefisien signifikansi (Sig) dengan cara membandingkan

nilai Sig. dari Deviation from linearity pada tabel ANOVA dengan α =

0,05 dengan kriteria ” Apabila nilai Sig. pada Deviation from linearity >

α maka H0 diterima. Sebaliknya H0 tidak diterima.

2. Menggunakan harga koefisien F pada baris Deviation from linearity atau

F Tuna Cocok (TC) pada tabel ANOVA dibandingkan dengan Ftabel.

Kriteria pengujiannya adalah H0 diterima apabila Fhitung ≤ Ftabel

dengan dk pembilang = 1 dan dk penyebut = k – 2. Sebaliknya H0

ditolak (Sudjana. 2001).

54

Untuk mencari F hitung digunakan tabel ANOVA (Analisis Varians) sebagai

berikut.

Tabel 8. Tabel Analisis Varians Anova

Sumber DK JK KT F Keterangan

Total 1 N Koefisien(a)Regresi(b/a)Residu

11n-2

JK (a)JK (b/a)JK (S)

JK (a)reg = JK (a/b)

sis=( )

Untukmengujikeberartianhipotesis

Tuna cocokGalat/Error

k-2n-k

JK (TC)JK (G)

TC=( )

= ( )−Untukmengujikelinearanregresi

Keterangan

JK (a) =( )

JK (b/a) = ∑ ( )JK (G) =∑{ − (∑ ) }JK (T) = JK (a)- JK (b/a)

JK (T) =

JK (TC) = JK (S)- JK (K)

reg = Varians Regresi

sis = Varians Sisa

n = Banyaknya Responden

55

Kriteria pengujian.

1. Jika Fhitung ≤ Ftabel (1 – α) (k – 2, n – k ) maka regresi adalah linier dansebaliknya jika Fhitng ≥ F (1 – α) (k – 2, n – k) maka regresi adalah tidaklinier.

2. Untuk distribusi F yang digunakan diambil dk pembilang = (k –2) dan dkpenyebut = (n – k) (Ridwan, 2005 : 187).

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan bentuk pengujian asumsi untuk membuktikan

ada tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas satu dengan variabel

bebas yang lainnya. Dalam analisis regresi linear berganda, maka akan terdapat

dua atau lebih variabel bebas yang diduga akan mempengaruhi variabel

terikatnya. Pendugaan tersebut akan dapat dipertanggungjawabkan apabila

tidak terjadi adanya hubungan yang linear (multikolinearitas) di antara

varaibel-variabel independen. Adanya hubungan yang linear antar variabel

bebasnya akan menimbulkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-

masing variabel bebasnya terhadap variabel terikatnya.

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika terjadi

hubungan yang linier (multikolinieritas) maka akan mengakibatkan sebagai

berikut.

1. Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat rendah, dengandemikian menjadi kurang akurat.

2. Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil, sehingga adanyasedikit perubahan pada data akan mengakibatkan ragamnya berubah sangatberarti.

3. Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel independen secaraindividu terhadap variabel dependen (Sudarmanto, 2005: 137)

56

Metode uji multikolinearitas yang digunakan dalam penelitian ini ada dua

yaitu.

1. Menggunakan koefisien signifikansi dan kemudian membandingkan dengan

tingkat alpha.

2. Menggunakan harga koefisien Pearson Correlation dengan penentuan harga

koefisien sebagai berikut.

rxy = ( )( ){ |( ) { ) }

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi X terhadap Y

X : Skor butir soal

Y : Skor total

N : Jumlah Sampel (Arikunto,2007: 72)

Rumusan hipotesis yaitu.

H0 : tidak terdapat hubungan antarvariabel independen.

Hi : terdapat hubungan antar variabel independen.

Kriteria pengujian sebagai berikut.

1. Apabila koefisien signifikansi < α maka terjadi multikolinearitas di antara

variabel independennya.

2. Apabila rhitung < rtabel dengan dk = n dan α = 0,05 maka H0 ditolak

sebaliknya jika rhitung > rtabel maka H0 diterima (Sudarmanto, 2005: 139)

57

3. Uji Autokorelasi

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi di

antara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat

mengakibatkan penaksir mempunyai varians minimum (Gujarati dalam

Sudarmanto. 2005 : 142 - 143). Metode uji autokorelasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah statistik Durbin- Waston.

Tahap-tahap pengujian dengan uji Durbin- Waston sebagai berikut.

1. Carilah nilai-nilai residu dengan OLS (Ordinary Least Square) dari

persamaan yang akan diuji dan hitung statistik d dengan menggunakan

persamaan d=∑ ( − ) | ∑2. Menentukan ukuran sampel dan jumlah variabel independen kemudian

lihat Tabel Statistik Durbin-Waston untuk mendapatkan nilai-nilai kritis

d yaitu nilai Durbin-Waston Upper, du dan nilai Durbin-Waston, dll

3. Dengan menggunakan terlebih dahulu Hipotesis Nol bahwa tidak ada

autokorelasi positif dan Hipotesis Alternatif.

Ho : ρ < 0 (tidak ada autokorelasi positif)

Ha : ρ < 0 (ada autokorelasi positif)

Dalam keadaan tertentu, terutama untuk mrnguji persamaan beda pertama,

uji d dua sisi akan lebih tepat. Langkah-langkah 1 dan 2 persis sama di atas

sedangkan langkah 3 adalah menyusun hipotesis nol bahwa tidak ada

autokorelasi.

Ho : ρ = 0

Ho : ρ = 0

58

Rumus hipotesis yaitu.

Ho: tidak terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan.

H1 : terjadi adanya autokorelasi diantara data pengamatan

Kriteria pengujian.

Apabila nilai statistik Durbin-Waston berada diantara angka 2 atau

mendekati angka 2 dapat dinyatakan data pengamatan tersebut tidak

memiliki autokorelasi (Rietveld dan Sunarianto dalam Sudarmanto, 2005 :

141).

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah

variasi residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan.

Apabila asumsi tidak terjadinya heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka

penaksir menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar

(Gujarati dalam 40 Sudarmanto, 2005: 148) dan estimasi koefisien dapat

dikatakan menjadi kurang akurat (Rietveld dan Sunaryanto dalam

Sudarmanto, 2005: 148).

Pengujian rank korelasi spearman (spearman’s rank correlation test)

Koefisien korelasi rank dari spearman didefinisikan sebagai berikut:

( )Keterangan.

rs = koefisien korelasi spearman

di= perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang

berbeda dari individu atau fenomena ke i.

59

N = banyaknya individu atau fenomena yang diberi rank.

Di mana nilai rs adalah -1 ≤ r ≤1

Kriteria pengujian sebagai berikut.

Jika nilai t yang dihitung melebihi nilai tkritis, kita bisa menerima hipotesis

adanya heteroskedastisitas, kalau tidak kita bisa menolaknya. Jika model

regresi meliputi lebih dari satu variabel X, rs dapat dihitung antara ei dan

tiap variabel X secara terpisah dan dapat diuji untuk tingkat penting secara

statistik dengan pengujian t (Gujarati, 2000 : 177).

Rumusan hipotesis.

H0 = Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan

dan nilai mutlak dari residual.

Ha = Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan dan

nilai mutlak dari residual

I. Pengujian Hipotesis

Untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat

dan juga untuk mengukur keeratan hubungan antara X dan Y digunakan

analisis regresi. Uji hipotesis dalam penelitian ini akan dilakukan dengan dua

cara, yaitu.

1. Regresi Linier Sederhana

Untuk pengujian hipotesis pertama, kedua, penulis menggunakan rumus

regresi linier sederhana yaitu :

= a +

60

Untuk mengetahui nilai a dan b dicari dengan rumus :

a = -

a =( )( ) ( )( )

( )b =

( )( ) ( )

Keterangan.

Ỷ = Nilai yang diprediksikan

a = Konstanta atau bila harga X = 0

b = Koefisien regresi

X = Nilai variabel independen ( X , X , X ) (Sugiyono,2010: 188)

Selanjutnya untuk uji signifikansi digunakan uji t dengan rumus:

Keterangan :

Nilai teoritis observasi

b = Koefisien arah regresi

Sb = Standar Deviasi

Dengan kriteria uji adalah,“Tolak Ho dengan alternative Ha diterima jika

thitung >Ttabel dengan taraf signifikan 0,05 dan dk n-2” (Sugiyono, 2010:

184).

61

2. Regresi Linier Multiple

Regresi linier multipel adalah suatu model untuk menganalisis pengaruh

variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y), untuk menguji hipotesis

ketiga variabel tersebut, digunakan model regresi linier multipel yaitu :

= a + + +Keterangan.

a = Konstanta− = Koefisien arah regresi X- X− = Variabel bebas

= Variabel terikat

1. Y = + +

2. Y = + +

3. = + +

(Sugiyono, 2010: 284)

Dilanjutkan dengan uji signifikansi koefisien korelasi ganda (uji F), dengan

rumus.

F =//( )

J dicari dengan rumus:

J = + +⋯+

J = ( )Keterangan

n = Jumlah sampel

62

k = jumlah variable bebas

JK = jumlah kuadrat regresiJK = jumlah kuadrat residuKriteria pengujian hipotesis adalah tolak Ho jika Fhitung >Ftabel dan jika

Ftabel > Fhitung dan terima Ho, dengan dk pembilang = K dan dk penyebut =

n – k – 1 dengan α = 0,05. Sebaliknya diterima jika Fhitung < Ftabel.

(Rusman, 2011:83)

108

V. KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan penguijian hipotesis yang dilakukan,

maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Ada pengaruh yang positif dan signifikan gaya belajar terhadap hasil

belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar lampung Tahun

pelajaran 2014/2015. Dengan kata lain, semakin tinggi gaya belajar

maka hasil belajar siswa juga akan baik.

2. Ada pengaruh yang positif dan signifikan iklim sekolah terhadap hasil

belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar lampung Tahun

pelajaran 2014/2015. Dengan kata lain, semakin baik iklim sekolah maka

hasil belajar siswa juga akan baik.

3. Ada pengaruh positif dan signifikan gaya belajar dan iklim sekolah

terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar

Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016Dengan arti bahwa jika gaya belajar

dan iklim sekolah baik maka hasil belajar siswa juga akan baik, begitu

pula sebaliknya.

2. Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis mengenai pengaruh

gaya belajar dan iklim sekolah terhadap hasil belajar IPS Terpadu kelas VIII

SMP Negeri 3 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016 maka penelitian

memberikan saran sebagai berikut :

109

1. Kepada siswa yang masih mempunyai gaya belajar yang rendah terhadap

mata pelajaran IPS Teepadu hendaknya menciptakan gaya belajar yang

bervariasi dan inovatif terhadap pelajaran IPS Terpadu dengan cara

meningkatkan gaya belajar terhadap pelajaran IPS Terpadu bernilai untuk

kehidupan, terus berusaha utnuk belajar lebih semangat, mengikuti setiap

proses pembelajaran dengan baik seperti menyimak secara seksama

penjelasan dari guru , mencatat hal-hal penting yang dijelaskan oleh guru

ips terpadu, melaksanakan tugas dan pekerjaan rumah dengansebaik

mungkin, membaca materi IPS Terpadu sebelumdipelajari di sekolah,

mengingat pelajaran IPS Terpadu sebelumnya, dan mengaitkan pelajaran

IPS Terpadu dengan kehidupan sehari-hari, dan berusaha untuk

menyenangi materi IPS Terpadu.

Kepada guru, hendaknya menerapkan gaya belajar pada saat proses

kegiatan belajar siswa terhadap mata pelajran IPS Terpadu yaitu dengan

menvariasikan metode dan media pembelajaran, memperbaiki sikap dan

cara mengajar dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran

2. Bagi siswa yang memiliki iklim sekolah yang kurang baik hendaknya

berusaha untuk meningkatkan iklim sekolah yang harmonis agar tidak

bosan sehingga dalam menjalankan kegiatan sehari-hari tidak mengalami

suatu hambatan. Dan bagi siswa yang menjadi subjek penelitian agar bisa

lebih meningkatkan dan mempertahankan iklim sekolah yang telah

terbentuk.

110

3. Hasil belajar tidak hanya dipengaruhi oleh gaya belajar dan iklim sekolah.

Tetapi hasil belajar juga di duga dapat dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh

karena itu, penelitian selanjutnya dapat meneliti faktor-faktor lain yang

dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Sugandi, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKKUNNES.

Akbar, Purnomo.2008. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara

Anni, Chatarina, Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-DasarEvaluasiPendidikan. Jakarta: PT.BumiAksara

Arikunto, Suharsimi. (2001). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: Bina Akasara

Darsono dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press

DePorter, Bobbi & Mike Hernacki. 2002. Quantum Learning Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan. Bandung Kaifa.

Depoter, Bobbi. 2004. Terjemahan Alwiyah Abdurrahman: membiasakan belajarnyaman dan menyenangkan. Bandung: kaifah.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. ”Psikologi Belajar”. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Eveline Siregar dan Hartini Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:Penerbit Ghalia Indonesia

Hakim, Thursan.2008. Belajar Secara Efektif. Jakarta: Puspa Swara

Hamalik, O. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Hamzah B. Uno. 2008. PcrcncanaanPembelajaran. Jakarta: BumiAksara.

Hamzah B. Uno. 2008. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta:Bumi aksara

Hamalik, Oemar. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Jakarta: PT. Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. PT.Bumi Aksara: Jakarta.

Koestoro, Lucas Partanda. 2006, Medan, Kota di Pesisir Timur Sumatera Utaradan Peninggalan Tuanya. Medan : Balar

Moedjiarto. 2002.Sekolah Unggul. Duta Graha Pustaka: Jakarta.

Nawawi, H. Hadari. 2003. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: gajah madaUniversity Press

Nazir. 2000. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Pidarta, Made. (2005). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta

Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Pidarta, Made. 2009. Supervisi Pendidikan Konstekstual. Jakarta: Rineka Cipta.

Rusman, Teddy. 2011. Statistik Penelitian dengan SPSS. Bandar Lampung

Sardiman, A.M. 2004. InetaksidanMotivasiBelajarMengajar. Jakarta : PT. RajaGrafindoPersada

Siregar, Evaline. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Slameto. 2003. BelajardanFaktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:RinekaCipta.

Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. 2013. Motode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, KualitatifDan R&D. Bandung: alfabeta

Sugiyono. 2008. MetodePenelitianPendidikan. Bandung: CV Alfa Beta.

Sugiyono. 2008. MetodePenelitianKunatitatifKualitatifdan R&D. Bandung: CV AlfaBeta.

Sugiyono. (2011). Motode Penelitian. Bandung: alfabeta

Suharsimi Arikunto, Suhardjono & Supardi. (2008). Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta: PT Bumi Aksara.

S. Nasution. 2005. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar.Jakarta: bumi aksara.

Supardi. 2013. Sekolah Efektif konsep dasar dan prakteknya. Jakarta: PT Rajagrafindo persada

Winkel, WS. 2001. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta.PT GramediaPustaka Utama.