pengaruh gaya kognitif dan motivasi belajar siswa smp
TRANSCRIPT
i
PENGARUH GAYA KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA SMP NEGERI 21 MATARAM TERHADAP
MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI
ARTIKEL SKRIPSI
Oleh
RIRIN SEPTYANA SANTOSO
NIM. E1R014047
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana
(S1) Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mataram
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
ii
2018
iii
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
UNIVERSITAS MATARAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jln. Majapahit 62 Mataram NTB 83125
Telp. (0370) 623873
PERSETUJUAN ARTIKEL SKRIPSI
Artikel skripsi berjudul:
Pengaruh Gaya Kognitif dan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 21 Mataram
terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Geometri
yang disusun oleh:
Nama : Ririn Septyana Santoso
NIM : E1R014047
Program Studi : Pendidikan Matematika
Jurusan : P. MIPA
Telah diperiksa dan disetujui.
Mataram, November 2018 Mataram, November 2018
Dosen Pembimbing I
Dr. H. Sudi Prayitno, M.Si.
NIP. 19691028 199603 1 001
Dosen Pembimbing II
Hapipi, S.Pd., M.Sc.
NIP. 19810427 200501 1 001
Menyetujui,
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
Drs. H. Baidowi, M.Si.
NIP. 19650406 199203 1 001
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul .......................................................................................................... i
Halaman Persetujuan Artikel Skripsi .......................................................................... ii
Daftar Isi ...................................................................................................................... iii
Abstrak ......................................................................................................................... iv
Abstract ........................................................................................................................ v
Pendahuluan ................................................................................................................. 1
Metode Penelitian ........................................................................................................ 2
Hasil Penelitian ............................................................................................................ 4
Pembahasan ................................................................................................................. 5
Penutup ........................................................................................................................ 8
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 9
iv
PENGARUH GAYA KOGNITIF DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA
SMP NEGERI 21 MATARAM TERHADAP KEMAMPUAN
MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI
Ririn Septyana Santoso (1), Sudi Prayitno (2), Hapipi (3)
1) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram, Mataram
2, 3) Pendidikan Matematika FKIP Universitas Mataram, Mataram
Email: [email protected]
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kognitif dan motivasi
belajar siswa SMP Negeri 21 Mataram terhadap kemampuan menyelesaikan soal
geometri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian ex
post facto. Sampel dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 21
Mataram berjumlah 70 siswa. Data dari hasil penelitian ini diperoleh melalui tes gaya
kognitif, angket motivasi belajar dan tes kemampuan menyelesaikan soal geometri.
Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian
ini adalah: 1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif terhadap
kemampuan menyelesaikan soal geometri siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram,
dengan pengaruh sebesar 5,6%; 2) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
motivasi belajar terhadap kemampuan menyelesaikan soal geometri siswa kelas VIII
SMP Negeri 21 Mataram; dan 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif
dan motivasi belajar (secara bersama-sama) terhadap kemampuan menyelesaikan soal
geometri siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram, dengan pengaruh sebesar 10,6%.
Kata kunci: gaya kognitif, motivasi belajar, kemampuan menyelesaikan soal geometri.
v
THE EFFECT OF COGNITIVE STYLE AND STUDENT LEARNING
MOTIVATION IN SMP NEGERI 21 MATARAM TOWARD STUDENTS
ABILITY TO SOLVE GEOMETRY PROBLEMS
Ririn Septyana Santoso (1), Sudi Prayitno (2), Hapipi (3)
1) Study Program of Mathematic Education on FKIP Universitas Mataram,
Mataram
2, 3) Mathematic Education on FKIP Universitas Mataram, Mataram
Email: [email protected]
Abstract: This study aims to determine the effect of cognitive style and learning
motivation of students of SMP Negeri 21 Mataram on the ability to solve geometry
problems. This study uses a quantitative approach with ex post facto research types. The
samples of this study were all eight grade students of SMP Negeri 21 Mataram totaling
70 students. Data from the results of this study were obtained through cognitive style
tests, learning motivation questionnaires and ability tests to solve geometry problems.
Analysis of the data used is multiple linear regression analysis. The results of this study
are: 1) There is a significant effect between cognitive style on the ability to solve
geometry problems of eighth grade high school students in SMP 21 Mataram, with an
effect of 5.6%; 2) There is no significant effect between learning motivation on the ability
to solve geometry questions of class VIII students of SMP Negeri 21 Mataram; and 3)
There is a significant effect between cognitive style and motivation to learn
(cooperatively) on the ability to solve geometry problems of class VIII students of SMP
Negeri 21 Mataram, with an effect of 10.6%.
Key Words: cognitive style, learning motivation, solve geometry problems.
1
PENDAHULUAN
Gaya kognitif merupakan cara siswa yang khas dalam belajar, baik yang berkaitan
dengan cara penerimaan dan pengolahan informasi, sikap terhadap informasi, maupun
kebiasaan yang berhubungan dengan lingkungan belajar (Uno, 2012: 185). Kedudukan
gaya kognitif dalam proses pembelajaran tidak dapat diabaikan. Hal tersebut dikarenakan
siswa mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Nasution (2013: 93) yang menyatakan
bahwa ada siswa yang lebih senang belajar sendiri, ada yang lebih senang mendengarkan
penjelasan dan informasi dari guru melalui metode ceramah.
Slameto (2015: 162) mengungkapkan bahwa pengetahuan siswa yang diperoleh
melalui berbagai metode pengajaran yang berbeda, banyak dipengaruhi oleh gaya kognitif
siswa yang bersangkutan. Metode pengajaran yang digunakan guru harus sesuai dengan
siswa. Uno (2012, 189) menyatakan bahwa gaya kognitif penting diperhatikan guru,
sebab rancangan pembelajaran yang disusun dengan mempertimbangkan gaya kognitif
berarti menyajikan materi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan potensi
yang dimiliki siswa. Hal tersebut bertujuan agar pembelajaran di sekolah lebih maksimal
dan mencapai tujuan sesuai dengan yang diinginkan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika SMP Negeri 21
Mataram pada tanggal 26 Mei 2018, bahwa dirinya sudah mencoba agar anak terlibat
aktif saat proses pembelajaran dengan metode-metode pembelajaran yang menarik. Akan
tetapi masih saja terdapat siswa yang kurang aktif terutama pada saat materi-materi
geometri. Selain itu, hasil observasi pada saat PPL (bulan Agustus-Desember 2017),
terlihat bahwa ada beberapa siswa mengganggu temannya saat proses pembelajaran
berlangsung yang membuat siswa lain kurang konsentrasi.
Aktifitas dan konsentrasi siswa tersebut berdampak pada kondisi kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal kurang. Hal tersebut menyebabkan nilai siswa menjadi rendah.
Tabel 1 berikut memperlihatkan data nilai rata-rata UTS dan ulangan harian kelas VII
yang masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 75.
Tabel 1 Data Nilai Rata-Rata dan Ketuntasan Klasikal Ulangan Tengah Semester
dan Ulangan Harian Semester II (Genap) Kelas VII SMP Negeri 21 Mataram Tahun
Pelajaran 2017/2018.
Materi Nilai Rata-Rata Ketuntasan Klasikal
Ulangan Tengah Semester 48,23 8,57 %
Garis dan Sudut 37,49 1,48 %
Segiempat dan Segitiga 49.66 8,57 %
Penyajian Data 68.06 52,8 7%
Sumber: Daftar Nilai Guru Matematika Semester Genap Siswa Kelas VII SMP
Negeri 21 Mataram Tahun Pelajaran 2017/2018.
Dari data Tabel 1.1 terlihat bahwa nilai rata-rata siswa kelas VII di SMP Negeri 21
Mataram pada materi garis, sudut, segiempat dan segitiga rendah. Dari uraian tersebut,
diduga terjadi karena siswa dan guru tidak mengetahui gaya kognitif yang dimiliki oleh
2
siswa. Apabila siswa dan guru sudah menemukan gaya kognitif yang sesuai pada siswa,
maka akan menumbuhkan sikap positif pada saat mempelajari semua pelajaran, tak
terkecuali pada pelajaran matematika.
Untuk memaksimalkan gaya kognitif yang dimiliki siswa perlu didorong oleh
motivasi belajar yang kuat. Namun, terdapat beberapa siswa kelas VII SMP Negeri 21
mataram yang tidak mau mendengarkan perintah dari gurunya untuk mengerjakan tugas
sekolah maupun pekerjaan rumah (PR). Terlihat juga kurangnya minat atau dorongan dari
dalam diri siswa itu sendiri untuk belajar matematika. Masih banyak siswa yang takut
untuk mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering meminta siswa untuk bertanya jika
masih ada yang kurang dimengerti. Salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi
hal tersebut adalah motivasi belajar siswa. Menurut Uno (2017: 1) motivasi adalah
dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku untuk mencapai tujuan
tertentu.
Motivasi belajar merupakan salah satu faktor penting agar siswa dapat
menyelesaikan soal-soal matematika, tak terkecuali soal geometri. Sutarto dan
Syarifuddin (2013: 208) menjelaskan bahwa motivasi belajar matematika dalam diri
siswa akan timbul dari dalam diri ataupun dari luar diri siswa sebagai modal penggerak
utama dalam setiap kegiatan yang dilakukan sekaligus memberikan arahan guna
mencapai tujuan yang diharapkan. Motivasi belajar yang tinggi akan berakibat semakin
tinggi juga kemauan untuk mencapai tujuan belajar.
Hasil penelitian Ulya (2015) menujukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan
antara gaya kognitif dengan kemampuan pemecahan masalah siswa. Hal ini berarti
semakin tinggi tingkat gaya kognitif siswa, semakin tinggi pula kemampuan pemecahan
masalah matematika siswa SMP 2 Kudus Kelas VIII. Hasil yang senada diperoleh oleh
Una (2013) menyimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara gaya kognitif siswa
dengan hasil belajar matematika. Hal ini berarti semakin tinggi gaya kognitif siswa, maka
semakin tinggi pula hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Tilong Kabila pada mata pelajaran
matematika.
Gaya kognitif didukung pula oleh motivasi, namun kajian penelitian yang berkaitan
dengan gaya kognitif, motivasi belajar dan kemampuan menyelesaikan soal geometri
belum banyak dilakukan. Instrumen untuk mengukur gaya kognitif menggunakan tes
bangun geometri, dimana siswa mencari serangkaian bentuk sederhana yang berada
dalam bentuk yang lebih kompleks. Untuk itu berdasarkan uraian tersebut, maka
penelitian dengan judul “Pengaruh Gaya Kognitif dan Motivasi Belajar Siswa SMP
Negeri 21 Mataram Terhadap Kemampuan Menyelesaian Soal Geometri” perlu
dilakukan.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal komparatif (ex post
facto). Menurut Gay (1981) ex post facto adalah penelitian dimana peneliti berusaha
3
menentukan penyebab atau alasan, untuk keberadaan perbedaan dalam perilaku atau
status dalam kelompok individu (dalam Emzir, 2014). Ex post facto sebagai metode
penelitian menunjuk kepada perlakuan atau manipulasi variabel bebas X telah terjadi
sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi, tinggal melihat
efeknya pada variabel terikat (Sudjana, 2009: 56). Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram semester ganjil tahun ajaran
2018/2019. Kelas VIII tersebut terdiri dari 3 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 70
orang.
Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan. Adapun tahapan dalam
pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) memberikan tes gaya kognitif, 2)
angket motivasi belajar, 3) memberikan tes kemampuan menyelesaikan soal geometri.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) tes gaya kognitif, 2) angket
motivasi belajar, 3) tes kemampuan menyelesaikan soal geometri. Uji instrumen yang
digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas.
Setelah dilakukan penelitian, data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan regresi berganda. Alasan peneliti menggunakan regresi berganda karena
untuk mengetahui arah hubungan antara 𝑋 dengan 𝑌 apakah masing–masing variabel 𝑋
berhubungan positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel 𝑌 apabila
nilai variabel 𝑌 mengalami kenaikan atau penurunan. Jadi analisis regresi ganda akan
dilakukan bila jumlah variabel independennya ada 2 (Sugiyono, 2014: 275). Bentuk
umum persamaan garis regresi ganda dua variabel bebas adalah sebagai berikut :
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2
Keterangan :
Y = kemampuan menyelesaikan soal geometri
𝑎 = konstanta (nilai Y apabila 𝑋1, 𝑋2 = 0)
b = koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
𝑋1 = gaya kognitif
𝑋2 = motivasi belajar
Adapun uji prasyat dari regresi berganda adalah uji normalitas, uji linieritas, uji
multikolinier, uji heterokedasitas dan uji autokorelasi. Hasil uji prasyarat dapat dilihat
pada Tabel 2 berikut.
4
Tabel 2 Hasil Uji Prasyarat Regresi Berganda
Asumsi Klasik Hasil Kesimpulan
Normalitas
Data
𝑋1 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑌:
𝐶ℎ𝑖 − 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒 hitung = 110,202 < 𝐶ℎ𝑖 −
𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒 (110;0,05) = 135,480
𝑋2 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑌:𝐶ℎ𝑖 − 𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒
hitung
=410,105 < 𝐶ℎ𝑖 −
𝑆𝑞𝑢𝑎𝑟𝑒 (396;0,05) = 443,336
Data Berdistribusi
Normal
Linieritas Data
𝑋1 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑌: 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,096 <
𝐹(1,69) = 3,980
𝑋2 𝑡𝑒𝑟ℎ𝑎𝑑𝑎𝑝 𝑌: 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 1,371 <
𝐹(1,69) = 3,980
Terdapat Hubungan
yang Linier
Multikolinier
Nilai Tolerance adalah 0.986 > 0,100
Nilai VIF adalah sebesar 1,010 yang
berarti nilai VIF kurang dari 10
Tidak terjadi
multikolinieritas
antara variabel gaya
kognitif dan
motivasi belajar
Heterokedasitas
Titik-titik tersebar di sekitaran nol pada
sumbu vertikal dan tidak membentuk pola
tertentu atau terlihat acak
Tidak mengandung
heterokedasitas
Autokorelasi
Nilai Durbin-Watson adalah sebesar 1,803
Nilai Durbin-Watson juga berada diantara
𝐷𝑈 = 1,546 < 𝐷𝑊 = 1,803 < 4 − 𝐷𝑈 =
2,454
Tidak terjadi
autokorelasi
diantara data
HASIL PENELITIAN
Hasil Uji Instrumen
1. Validitas
a. Validitas Isi
Tabel 3 Hasil Uji Validitas Isi
Instrumen Hasil Aiken’s V Kategori
Motivasi Belajar 0,930 Sangat
Valid
Kemampuan Menyelesaikan
Soal
1,000 Sangat
Valid
5
b. Validitas Konstruk
Pada angket motivasi belajar pernyataan yang valid adalah 18 dari 30
pernyataan yang disediakan, adapun pernyataan yang tidak valid adalah
pernyataan nomor 3, 5, 7, 10, 11, 12, 15, 16, 18, 19, 28 dan 29. Sedangkan pada
tes kemampuan menyelesaikan soal yang valid hanya 5 dari 7 soal yang
disediakan, apapun soal yang tidak valid adalah 1 dan 7.
2. Reliabilitas
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan rumus Alpha didapatkan
nilai reliabilitas instrumen angket motivasi belajar adalah sebasar 0,843 yang berarti
tingkat reliabilitas angket motivasi belajar yaitu sangat tinggi, dan untuk tes
kemampuan menyelesaikan soal geometri didapatkan nilai reliabilitas adalah sebesar
0,500 yang berarti tingkat reliabilitas tes kemampuan menyelesaikan soal yaitu
sedang. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen layak untuk digunakan.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan jumlah responden sebanyak 34
orang siswa diperoleh deskripsi secara umum sebagai berikut.
Tabel 4 Deskripsi Umum Penelitian
Variabel Rata-rata Standar deviasi Kategori
Gaya Kognitif ( 5,014 3,004 Field Dependent
Motivasi Belajar ( 64,414 11,337 Tinggi
Kemampuan Menyelesaikan
Soal Geometri (
6,314 3,183 Rendah
Hasil analisis regresi berganda dan regresi sederhana dengan uji F, uji t dan persamaan
regresi pengaruh gaya kognitif dan motivasi belajar terhadap kemampuan
menyelesaikan soal geometri ditampilkan pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5 Hasil Perhitungan 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔, 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan Model Regresi
Variabel Pengamatan 𝑭𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝑭𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Model Regresi
Gaya Kognitif Terhadap
Kemampuan Menyelesaikan
Soal Geometri
4,062 3,980 2,015 1,995 �̂� = 5,053 + 0,252 𝑋1
Motivasi Belajar Terhadap
Kemampuan Menyelesaikan
Soal Geometri
2,634 3,980 1,623 1,995 �̂� = 2,822 − 0,054 𝑋2
Gaya Kognitif dan Motivasi
BelajarTerhadap Kemampuan
Menyelesaikan Soal Geometri
3,973 3,132 2,269 1,996 �̂� = 0,854 + 0,280𝑋1 + 0,063𝑋2
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya kognitif
terhadap kemampuan menyelesaikan soal geometri, pengaruh motivasi belajar terhadap
6
kemampuan menyelesaikan soal geometri dan mengetahui bagaimana pengaruh gaya
kognitif dan motivasi belajar secara bersama-sama terhadap kemampuan menyelesaikan
soal geometri pada siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram tahun pelajaran 2018/2019
dengan responden sebanyak 70 siswa. Dalam penelitian ini, digunakan tiga instrumen
yaitu tes gaya kognitif, angket motivasi belajar dan tes kemampuan menyelesaikan soal
geometri. Sebelum melakukan penelitian, diuji validitas isi untuk angket motivasi belajar
dan tes kemampuan menyelesaikan soal geometri, sedangkan untuk gaya kognitif tidak
diuji karena tes gaya kognitif sudah terstandar.
Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, instrumen digunakan untuk
penelitian di SMP Negeri 21 Mataram pada tanggal 10 dan 13 September 2018. Hasil
penelitian untuk gaya kognitif terhadap kemampuan menyelesaikan soal, diperoleh
persamaan �̂� = 5,053 + 0,252 𝑋1, yang berarti bahwa setiap peningkatan gaya kognitif
sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal geometri
sebesar 0,252 satuan ditambah 5,053 dari variabel lain. Hasil perolehan dari uji F
diperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 4,062 > 𝐹(1,69) = 3,980. Oleh karena itu, 𝐻0 ditolak artinya
bahwa terdapat pengaruh gaya kognitif terhadap kemampuan menyelesaikan soal
geometri siswa SMP Negeri 21 Mataram dengan pengaruh sebesar 5,6%. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Ulya (2015) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan
positif antara gaya kognitif siswa dengan kemampuan pemecahan masalah siswa dengan
pengaruh sebesar 39%. Hasil yang senada juga diungkapkan oleh Murtafiah (2018) yang
menyatakan bahwa gaya kognitif berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
pemecahan masalah matematika. Selanjutnya, hasil penelitian Putra dkk (2013) bahwa
terdapat korelasi positif dan secara statistik signifikan antara variabel gaya kognitif dan
variabel prestasi belajar mata kuliah Anatomi II (r= 0,700; 𝑝 < 0,001). Didukung juga
oleh hasil penelitian Sanjaya (2018) mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan gaya kognitif yang dimiliki siswa terhadap kemampuan analisis siswa pada
mata pelajaran ekonomi terlihat dari nilai F hitung sebesar 11,400 dan tingkat signifikansi
0,001.
Dilihat dari skor rata-rata sebesar 5,014 menunjukkan bahwa rata-rata gaya kognitif
siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram termasuk dalam kategori field dependent. Dari
hasil ini terlihat bahwa siswa mudah dipengaruhi oleh lingkungan dan mempunyai sifat
ekstrovet. Siswa memerlukan petunjuk atau penjelasan yang lebih banyak untuk
memahami sesuatu pelajaran, karena siswa memandang persoalan tidak secara analitis.
Selanjutnya juga dilihat dari perolehan skor rata-rata tes kemampuan menyelesaikan soal
geometri sebesar 6,314 menunjukkan bahwa siswa termasuk dalam kategori rendah.
Hasil ini juga menjadi bukti bahwa semakin rendah kemampuan siswa dalam
menganalisis, semakin rendah juga kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal
geometri. Kemampuan dalam menganalisis merupakan kecenderungan siswa dalam
dimensi field independent. Hal ini senada dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh
Davis (dalam Suryanti, 2014) yang menunjukkan bahwa ada sebuah pola yang konsisten
bahwa siswa dengan dimensi field independent tampil secara signifikan lebih baik
daripada siswa dengan dimensi field dependent. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
7
bahwa siswa akan lebih mempunyai kemungkinan berhasil dalam kemampuan
menyelesaikan soal geometri jika tergolong dalam kelompok field independent daripada
kelompok field dependent, karena mempunyai kemampuan analisis yang lebih baik.
Melihat karakteristik siswa yang masuk dalam kategori field dependent maupun
field independent terdapat perbedaan yang cukup mencolok, dimana siswa yang tergolong
field dependent lebih memfokuskan perhatian pada lingkungan sosial dan tergantung pada
standar sosial eksternal sebaliknya untuk siswa yang tergolong dalam field independent
sedikit berorientasi pada lingkungan sosial dan lebih mengarah pada penggunaan standar
internal. Dengan kata lain, siswa field dependent lebih memiliki interpersonal skill
daripada siswa field independent yang lebih cenderung lebih nyaman bekerja sendiri
tanpa melibatkan interaksi dengan orang lain. Berdasarkan karakteristik kedua dimensi
gaya kognitif tersebut biasa dijadikan bahan rujukan bagi pendidik untuk bisa
menyesuaikan metode pembelajaran menjadi lebih bervariatif dengan gaya kognitif siswa
sehingga bisa mendongkrak hasil belajar secara keseluruhan.
Untuk motivasi belajar terhadap kemampuan menyelesaikan soal, diperoleh
persamaan �̂� = 2,822 − 0,054 𝑋2, yang berarti bahwa setiap peningkatan motivasi
belajar sebesar 1 satuan, maka akan menurunkan kemampuan menyelesaikan soal
geometri sebesar 0,054 satuan ditambah 2,822 dari variabel lain. Hasil perolehan dari uji
F memperoleh nilai 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 2,634 < 𝐹(1,69) = 3,980. Oleh karena itu, 𝐻0 diterima
artinya bahwa tidak terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap kemampuan
menyelesaikan soal geometri siswa SMP Negeri 21 Mataram. Hasil penelitian ini senada
dengan penelitian Bhoke (2017) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara motivasi matematika dengan hasil belajar matematika yang dimana
nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔(0,198) < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(0,279) pada taraf signifikan 5%. Begitu pula penelitian
yang dilakukan oleh Toyo (2015) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan
yang positif antara motivasi berprestasi dengan hasil belajar matematika pada siswa kelas
IV SD Segugus V Kecamatan Mauponggo Kabupaten Nagekeo tahun 2015/2016, dengan
hasil perhitungan 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔(−0,237) < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(0,361) maka kesimpulannya 𝐻0 diterima.
Ini berarti motivasi belajar matematika tidak memberikan konstribusi yang bermakna
terhadap hasil belajar matematika.
Dilihat dari skor rata-rata sebesar 64,414 menunjukkan bahwa rata-rata motivasi
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram termasuk dalam kategori tinggi.
Sedangkan kemampuan menyelesaikan soal geometri siswa berada pada kategori rendah
dengan nilai rata-rata sebesar 6,314. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tingkat
motivasi belajar berbanding terbalik dengan tingkat kemampuan menyelesaikan siswa
kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram. Berdasarkan hasil pengamatan dalam penelitian ini,
terdapat faktor lain yang menjadi penyebab motivasi belajar siswa tidak berpengaruh
terhadap kemampuan menyelesaikan soal geometri siswa kelas VIII SMP Negeri 21
Mataram yaitu pertama banyak siswa mengeluh lupa akan materi tersebut walaupun
beberapa hari sebelumnya, sudah diinformasikan untuk mempelajari kembali materi
tersebut di rumah; kedua kondisi lingkungan siswa serta upaya-upaya guru dalam
mempersiapkan siswa, kondisi lingkungan siswa serta upaya-upaya guru dalam
8
mempersiapkan diri dalam mengajar siswa mulai dari cara menyampaikan materi sampai
menarik perhatian siswa; ketiga kondisi pelaksanaan penelitian yang diadakan pasca
gempa, sehingga siswa kurang fokus dalam mengerjakan tes yang diberikan.
Untuk gaya kognitif dan motivasi belajar terhadap kemampuan menyelesaikan soal,
diperoleh persamaan �̂� = 0,854 + 0,280𝑋1 + 0,063𝑋2, yang berarti bahwa setiap
peningkatan gaya kognitif dan motivasi belajar sebesar 1 satuan, maka akan
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal geometri sebesar 0,280 satuan untuk gaya
kognitif dan menurunkan kemampuan menyelesaiakan soal geometri sebesar 0,063
satuan untuk motivasi belajar ditambah 0,854 dari variabel lain. Hasil analisis uji F gaya
kognitif dan motivasi belajar terhadap kemampuan menyelesaikan soal memperoleh nilai
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 3,973 > 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 3,132. Oleh karena itu, 𝐻0 ditolak artinya bahwa terdapat
pengaruh gaya kognitif dan motivasi belajar (secara bersama-sama) terhadap kemampuan
menyelesaikan soal geometri siswa SMP Negeri 21 Mataram.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif terhadap kemampuan
menyelesaikan soal geometri siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram tahun
pelajaran 2018/2019.
2. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar terhadap
kemampuan menyelesaikan soal geometri siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram
tahun pelajaran 2018/2019.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif dan motivasi belajar terhadap
kemampuan menyelesaikan soal geometri siswa kelas VIII SMP Negeri 21 Mataram
tahun pelajaran 2018/2019.
Saran
Adapun saran yang ingin diberikan sebagai berikut:
1. Bagi guru, guru diharapkan berubahan menampilkan proses pembelajaran yang
sesuai dengan gaya kognitif yang dimiliki siswa sehingga motivasi belajar siswa pada
saat belajar matematika diharap dapat lebih baik dan dampaknya diharapkan dapat
meningkatnya prestasi siswa khususnya dalam menyelesaikan soal geometri.
2. Bagi siswa, siswa diharapkan dapat meningkatkan hasil prestasi khususnya dalam
menyelesaikan soal geometri dan mengetahui gaya kognitif yang dimilikinya, agar
mempermudah siswa untuk mengetahui metode belajar seperti apa yang lebih mudah
dipahami.
3. Bagi peneliti selanjutnya, perlu dilakukan penelitian lanjutan sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal geometri siswa.
9
DAFTAR PUSTAKA
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rajawati Pers.
Nasution, S. 2013. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
Putra, Murti dan Suriyasa, Putu. 2013. Hubungan Gaya Kognitif dan Penalaran Verbal
dengan Prestasi Belajar Mata Kuliah Anatomi II pada Mahasiswa Pendidikan
Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Universitas Pendidikan Ganesha.
Sahertian, C.J. 2007. Pengaruh Metode Pembelajaran TAI vs Individual dan Gaya
Kognitif terhadap Prestasi Belajar pada Mata Kuliah Evaluasi Pendidikan
Agama Kristen Mahasiswa STAPN Ambon. Malang: Pascasarjana Universitas
Negeri Malang.
Sanjaya, N. 2018. Pengaruh Metode Problem Solving dan Gaya Kognitif terhadap
Kemampuan Analisis Siswa. Universitas Pendidikan Indonesia.
Slameto, D. 2015. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Sukmawati, dan Masni, Eva Dwika. 2017. Deskripsi Kemampuan Menyelesaikan Soal-
Soal Geometri Transformasi. Universitas Cokroaminoto Palopo: 4.
Suryanti, N. 2014. Pengaruh Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Keuangan
Menengah 1. Universitas Islam Riau.
Sutarto dan Syarifuddin. 2013. Desain Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Samudra
Biru.
Sugiyono. 2014. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Ulya, H. 2015. Hubungan Gaya Kognitif dengan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa. Universitas Muria Kudus.
Una, M. 2013. Hubungan Antara Gaya Kognitif Siswa dengan Hasil Belajar Matematika
(Suatu Penelitian Survei dengan Pendekatan Korelasional pada Siswa VIII di
SMP Negeri 1 Tilong Kabila Tahun Pelajaran 2012-2013). Universitas Negeri
Gorontalo.
Uno, H.B. 2012. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Yuniasih, T. 2017. Pengaruh Gaya Kognitif Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMK
Negeri 1 Kota Jambi. FKIP Universitas Jambi.