pengaruh intellectual capital terhadap kinerja …eprints.ums.ac.id/40788/1/02. naskah...
TRANSCRIPT
PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh :
OCTA NILAM LUKKITA AGA
B 200 120 177
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
ABSTRAK
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk menginvestigasi hubungan antara
efisiensi dari value added komponen-komponen utama yang berbasis pada sumber
daya perusahaan (yaitu physical capital, human capital dan structural capital) dan
empat dimensi tradisional kinerja keuangan perusahaan: ROA, ATO, GR dan
ASR. Data diperoleh dari 81 perusahaan perbankan di Indonesia selama tiga
periode, 2012-2014. Penelitian ini menguji tiga elemen dari VAICTM
dan ukuran-
ukuran kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan partial least squares
(PLS) untuk analisis data. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif physical capital (VACA) terhadap kinerja keuangan perusahaan,
terdapat pengaruh positif human capital (VAHU) terhadap kinerja keuangan
perusahaan, terdapat pengaruh positif structural capital (STVA) terhadap kinerja
keuangan perusahaan dan intellectual capital (VAICTM
) terhadap kinerja
keuangan perusahaan. Temuan empiris penelitian ini menyatakan bahwa Physical
Capital (VACA), Human Capital (VAHU), Structural Capital (STVA), ATO dan
GR merupakan indikator yang signifikan untuk VAICTM
dan kinerja keuangan
perusahaan.
Kata Kunci : Intellectual Capital, Physical Capital, Human Capital, Structural
Capital, Value Added Intellectual Coefficients (VAICTM
), Kinerja Keuangan
Perusahaan, Perbankan Indonesia, dan Partial Least Squares.
ABSTRACT
The principal purpose of this study was to investigate the association
between the efficiency of value added major components based on the company's
resources ( physical capital, human capital and structural capital) and four
traditional dimensions of financial companys performance: ROA, ATO, GR and
ASR. Data were drawn from 81 banking in Indonesia for three periods, 2012-
2014. This study examined the three elements of VAICTM
and measures financial
performance by using partial least squares (PLS) for data analysis. The findings
of this study indicate that there is a positive effect of physical capital (VACA) the
financial performance of the company, there is a positive effect of human capital
(VAHU) the financial performance of the company, the positive effect of structural
capital (STVA) on the performance of the company's financial and intellectual
capital (VAICTM
) the financial performance of the company. The empirical
findings of this study stated that the Physical Capital (VAIC), Human Capital
(VAHU), Structural Capital (STVA), ATO and GR is a significant indicator for
VAICTM
and financial performance.
Keywords : Intellectual Capital, Physical Capital, Human Capital, Structural
Capital, Value Added Intellectual Coefficients (VAICTM
), Company Financial
Performance, Bank Indonesia, and Partial Least Squares.
A. LATAR BELAKANG
Konsep modal intelektual (Intellectual Capital/IC) awalnya mulai
muncul dalam pers populer pada awal 1990-an (Stewart, 1991; 1994). Modal
intelektual telah mendapat perhatian lebih, bagi para akademisi, perusahaan
maupun para investor. Modal intelektual dapat dipandang sebagai
pengetahuan, dalam pembentukan, kekayaan intelektual dan pengalaman
yang dapat digunakan untuk menciptakan kekayaan (Stewart, 1997). Masalah
sebenarnya dengan modal intelektual yaitu terletak pada pengukurannya. Para
peneliti berusaha menemukan cara yang dapat diandalkan untuk mengukur
aktiva tak berwujud dan modal intelektual.
Di Indonesia sendiri intellectual capital berkembang sejak PSAK No
19 (revisi 2010) tentang aset tidak berwujud yang disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan. Menurut PSAK No. 19 aset tidak berwujud
adalah aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud
fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan
barang atau jasa, disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan
administratif (IAI, 2002).
Beberapa penelitian terdahulu mengenai pengaruh intellectual capital
terhadap kinerja perusahaan telah banyak dilakukan, di mana pada umumnya
penelitian-penelitian tersebut dilakukan di luar negeri. Beberapa penelitian
tersebut di antaranya adalah :
Penelitian Khani et al. (2011), menunjukan bahwa intellectual capital
berpengaruh positif terhadap market to book ratio, return on asset, dan asset
turnover. Penelitian tersebut menggunakan 52 perusahaan di Kurdestan Iran,
kemudian penelitian Clarke et al. (2011) menunjukan bahwa intellectual
capital berpengaruh positif terhadap ROA, ROE, pertumbuhan laba dan
produktivitas karyawan. Penelitian dilakukan di Australia dengan sampel
sebanyak 2161 perusahaan-perusahaan yang go public di Australian Stock
Exchange selama tahun 2004-2008, sedangkan penelitian Chan (2009)
menunjukan bahwa intellectual capital berpengaruh positif terhadap ROA
dan ROE. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah
perusahaan-perusahaan yang go public di Hongkong Stock Exchange selama
tahun 2001-2005, yang tergabung Hang Seng Index. Jumlah perusahaan
sampel sebanyak 156 perusahaan.
Berdasarkan perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-
peneliti sebelumnya, maka peneliti tertarik mengambil judul: “PENGARUH
INTELLECTUAL CAPITAL TERHADAP KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA (BEI)”.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Stakeholder Theory
Stakeholder merupakan individu, sekelompok manusia, komunitas
atau masyarakat baik secara keseluruhan maupun secara parsial yang
memiliki hubungan serta kepentingan terhadap perusahaan. Tanpa
stakeholder perusahaan bukanlah apa-apa, karena perusahaan bergantung
pada dukungan stakeholder, semakin kuat stakeholder maka semakin
besar usaha perusahaan untuk dapat bersaing. Kelompok stakeholder
inilah yang menjadi pertimbangan utama bagi perusahaan dalam
mengungkapkan dan atau tidak mengungkapkan suatu informasi di dalam
laporan keuangan.
2. Legitimacy Theory
Teori legitimasi berhubungan erat dengan teori stakeholder. Teori
legitimasi menyatakan bahwa organisasi secara berkelanjutan mencari cara
untuk menjamin operasi mereka berada dalam batas dan norma yang
berlaku di masyarakat (Deegan, 2004 dalam Ulum). Menurut Deegan
(2004) dalam perspektif teori legitimasi, suatu perusahaan akan secara
sukarela melaporkan aktifitasnya jika manajemen menganggap bahwa hal
ini adalah yang diharapkan komunitas. Teori legitimasi sangat erat
berhubungan dengan pelaporan IC dan juga erat hubungannya dengan
penggunaan metode content analysis sebagai ukuran dari pelaporan
tersebut. Perusahaan sepertinya lebih cenderung untuk melaporkan IC
mereka jika mereka memiliki kebutuhan khusus untuk melakukannya.
3. Intellectual Capital
Menurut Warno (2011) intellectual capital dapat didefinisikan
sebagai jumlah dari apa yang dihasilkan oleh tiga elemen utama organisasi
(human capital, structural capital, costumer capital) yang berkaitan
dengan pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan nilai lebih bagi
perusahaan berupa keunggulan bersaing organisasi. Zéghal dan Maaloul
(2010) menyatakan bahwa saat ini beberapa perusahaan menginves-
tasikan dalam pelatihan karyawan, penelitian dan pengembangan,
hubungan pelanggan, sistem komputer dan administrasi, dll. Investasi ini
sering disebut sebagai intellectual capital yang bertumbuh dan bersaing
dengan investasi modal fisik dan keuangan.
4. Modal Intelektual Sebagai Aset Perusahaan
Warno (2011) berpendapat bahwa modal intelektual hanya dapat
dianggap sebagai aset dan belum dapat diperlakukan sebagai aset seperti
aset-aset lainnya yang dapat diukur dan dilaporkan dalan laporan
keuangan perusahaan karena sulitnya pengukuran terhadap aset ini.
5. Komponen Intellectual Capital
a. Human Capital
Human capital merepresentasikan individual knowledge stock
suatu organisasi yang direpresentasikan oleh karyawannya (Bontis et
al dalam Ulum, 2008). Contohnya seperti pengetahuan, skill, dan
pengalaman yang dibawa pegawai ketika meninggalkan perusahaan
yang meliputi pengetahuan individu suatu organisasi yang ada pada
pegawainya yang dihasilkan melalui kompetensi, sikap, dan
kecerdasan intelektual.
b. Structural Capital
Structural capital merupakan kemampuan organisasi atau
perusahaan dalam memenuhi proses rutinitas perusahaan dan
strukturnya yang mendukung usaha karyawan untuk menghasilkan
kinerja intelektual yang optimal serta kinerja bisnis secara
keseluruhan, (Sawarjuwono, 2003). Contohnya seperti sistem
operasional perusahaan, proses manufakturing, budaya organisasi,
filosofi manajemen dan semua bentuk intellectual property yang
dimiliki perusahaan.
c. Physical Capital
Physical Capital adalah orang-orang yang berhubungan dengan
perusahaan yang menerima pelayanan yang diberikan oleh perusahaan
tersebut (Ulum, 2008). Elemen ini merupakan komponen modal
intelektual yang memberikan nilai secara nyata, contohnya yaitu
relational capital. Relational capital merupakan hubungan yang
harmonis/association network yang dimiliki oleh perusahaan dengan
para mitranya, baik yang berasal dari para pemasok yang andal dan
berkualitas, berasal dari pelanggan yang loyal dan merasa puas akan
pelayanan perusahaan yang bersangkutan, berasal dari hubungan
perusahaan dengan pemerintah maupun dengan masyarakat sekitar.
6. Value Added Intellectual Coefficient (VAIC™)
Metode VAIC™, dikembangkan oleh Pulic (1998; 1999; 2000),
didesain untuk menyajikan informasi tentang value creation efficiency dari
aset berwujud (tangible asset) dan aset tidak berwujud (intangible assets)
yang dimiliki perusahaan. Model ini dimulai dengan kemampuan
perusahaan untuk menciptakan value added (VA). VA adalah indikator
paling objektif untuk menilai keberhasilan bisnis dan menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai (value creation). VA
dihitung sebagai selisih antara output dan input (Ulum et al., 2008).
7. Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja menurut Simanjuntak (2011) adalah tingkat
pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Kinerja perusahaan
adalah tingkat pencapaian hasil dalam rangka mewujudkan tujuan
perusahaan. Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang
atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing, dalam upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika (Prawirosentono, 1997 dalam Wahdikorin
2010).
a. Return on Assets (ROA)
Return on Assets adalah profitabilitas kunci yang mengukur jumlah
profit yang diperoleh tiap aset yang dimiliki perusahaan.
b. Assets Turn Over (ATO)
ATO merupakan rasio yang menujukkan tingkat efisiensi penggunaan
keseluruhan aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan
tertentu.
c. Growth Revenue (GR)
Growth Revenue adalah ukuran yang paling tradisional yang
menunjukkan pertumbuhan organisasi (Maditinos et al. 2011).
Pertumbuhan dapat dilihat dari pendapatan yang diperoleh tahun
sekarang dengan membandingkan pendapatan tahun lalu.
d. Annual Stock Return (ASR)
Annual Stock Returnn (ASR) mengukur perubahan harga saham
termasuk dividen dan disesuaikan untuk setiap saham yang bervariasi.
C. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) sebanyak 123 perusahaan, dengan sampel 81 perusahaan.
Pengambilan sampel mnggunakan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data penelitian melalui dokumentasi. Metode analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Partial Least Square (PLS), sedangkan
uji Outer model digunakan untuk mengetahui hubungan antar indikator ke
kostruk dan Inner model digunakan untuk mengetahui hubungan antara
konstruk ke konstruk lain.
D. HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil pengujian PLS uji Outer Model diketahui bahwa
hipotesis pertama VACA sebagai indikator VAIC™ mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap Company Performance. Hipotesis kedua
VAHU sebagai indikator VAIC™ mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap Company Performance. Hipotesis ketiga STVA
sebagai indikator VAIC™ mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap Company Performance. VAIC™ mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap Company Performance. Pada uji Inner Model
diketahui bahwa nilai R-square adalah 0.427, sehingga variabel VAICTM
dapat menjelaskan variabel Company Performance sebesar 42,7% sisanya
dijelaskan oleh variabel yang lain.
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian dan pembahasan dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Physical capital (VACA) sebagai indikator VAIC™ mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
2. Human capital (VAHU) sebagai indikator VAIC™ mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
3. Structural capital (STVA) sebagai indikator VAIC™ mempunyai
pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.
4. Intellectual Capital (VAIC™) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja keuangan perusahaan
F. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang di ambil peneliti
maka dapat diajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan menambah periode penelitian yang
berbeda agar mendapat hasil penelitian yang lebih baik dan dapat
digeneralisasikan.
2. Peneliti selanjutnya disarankan dapat mengembangkan sampel penelitian
dalam sektor industri lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Peneliti selanjutnya disarankan untuk menambah variabel dependen selain
Return on Asset (ROA), Asset Turn Over (ATO), Growth Revenue (GR),
Annual Stock Return (ASR) sebagai variabel dependen yang digunakan
untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan seperti Market to Book Value
Ratio (MB), Earning Per Share (EPS), Return on Equity (ROE) dan lain
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Bontis, N., W.C.C. Keow., S. Richardson. 2000. Intellectual capital and business
performance in Malaysian industries. Journal of intellectual Capital.
Bontis, N. 1998a. “Intellectual capital questionnaire”. Available online at:
www.bontis.com. (accessed November 2006).
_________. 1998b. “Intellectual capital: an exploratory study that develops
measures and models”. Management Decision. Vol. 36 No. 2. p. 63.
Clarke, M., Seng, D. and Whiting, R.H. 2011. "Intellectual capital and firm
performance in Australia". Journal of Intellectual Capital, Vol. 12 No. 4,
pp. 505-530.
Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. McGraw-Hill Book Company.
Sydney.
Ghozali, Imam dan Hengky Latan. 2012. Partial Least Squares:Konsep, Teknik
dan Aplikasi SmartPLS 3.0. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.
19. Salemba Empat. Jakarta
Khani, A.H.A, Ahmadi, F., and Homayouni, G. 2011. "The Impact of Intellectual
Capital on performance of Iranian food firms". Institute of
Interdisciplinary Business Research, February , Vol 2, No 10, pp. 315-
326.
Maditinos, Dimitrios, et al. 2011. The Impact of Intellectual Capital on Firms’
Market Value and Financial Performance. Journal of Intellectual Capital,
MIBES Transaction, Vol 5, Issue 1, Spring 2011.
Pulic, A. 1998. “Measuring the performance of intellectual potential in knowledge
economy”. Paper presented at the 2nd McMaster Word Congress on
Measuring and Managing Intellectual Capital by the Austrian Team for
Intellectual Potential.
_______. 1999. “Basic information on VAIC™”. available online at:
www.vaicon. net. (accessed November 2006).
_______. 2000. “VAICTM – an accounting tool for IC management”. available
online at: www.measuring-ip.at/Papers/ham99txt.htm (accessed
November 2006).
Sawarjuono, Tjipthohadi & Agustine priharin Kadir. 2003. “ Intellectual Capital ;
Perlakuan, Pengukuran dan Pelaporan (Sebuah Library Research).”
Jurnal Akuntansi & Keuangan. Vol.5, No.1.3-15.
Stewart, T. A. 1991. “Brainpower: How Intellectual Capital is Becoming
America’s Most Valuable Asset,” Fortune, (June): 44-60.
Ulum, Ihyaul. 2007.Thesis.”Pengaruh Intellectual Capital Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Perbankan Di Indonesia”.
Ulum et al. 2008. Intellectual Capital dan Kinerja Keuangan Perusahaan: Suatu
Analisis dengan Pendekatan Partial Least Squares. SNA XI Pontianak.
_________. 2008. Intellectual Capital Performance Sektor Perbankan di
Indonesia. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 10, No. 2, November,
halaman 77-84.
_________. 2009. Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Warno.”Intellectual Capital :Perspektif Pengakuan, Pengukuran &
Implementasi”. Jurnal STIE Semarang, Vol 3, No 3, Edisi Oktober 2011.
Zeghal, D. and Maaloul, A. (2010)."Analysing value added as an indicator of
intellectual capital and its consequences on company performance".
Journal of Intellectual Capital, Vol. 11 No. 1, pp. 39-60.
Wahdikorin, Ayu. 2010. Skripsi.“Pengaruh Modal Intelektual Terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Perbankan yang Terdaftardi Bursa Efek
Indonesia (BEI) Tahun 2007-2009.” Universitas Diponegoro Semarang.
www.idx.co.id