pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar terhadap prestasi belajar akuntansi kompetensi...
DESCRIPTION
Its My ScripsTRANSCRIPT
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KOMPETENSI KEJURUAN
AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK YPKK 3 SLEMAN, YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Muh.Alif Ridho Utomo
Siswanto M, Pd
JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2012
Email: [email protected]
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR
TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KOMPETENSI KEJURUAN
AKUNTANSI SISWA KELAS X SMK YPKK 3 SLEMAN, YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh:
Muh.Alif Ridho Utomo
08403244012
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh Kemandirian Belajar terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X kompetensi keujuruan Akuntansi SMK YPKK 3
Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. 2) pengaruh Lingkungan Belajar terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi kejuruan akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3
Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. 3) pengaruh Kemandirian Belajar Dan
Lingkungan Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi
kejuruan akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran
2011/2012.
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta
sejumlah 53 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi,
angket/kuisioner dan wawancara. Metode dokumentasi untuk mengungkap data Prestasi
Belajar Akuntansi, metode angket digunakan untuk mengungkap variabel Kemandirian
Belajar dan Lingkungan Belajar. Uji coba instrumen dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 2
Yogyakarta dengan N= 31.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat pengaruh positif dan signifikan
Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi kejuruan siswa kelas X
SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, dengan rx1y = 0,801 r2
x1y =
0,641; dan thitung sebesar 9,543 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005. 2) terdapat pengaruh
positif dan signifikan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi
kejuruan akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran
2011/2012, dengan rx2y = 0.819; r2
x2y = 0,670; dan thitung sebesar 10,174 lebih besar dari ttabel
sebesar 2,005. 3) terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar dan
Lingkungan Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi kompetensi
kejuruan akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran
2011/2012, dengan Ry(1,2) = 0,880; R2
y(1,2) = 0,774; dan Fhitung sebesar 85,541 lebih besar dari
Ftabel sebesar 3,182 Penelitian ini menunjukkan besarnya sumbangan relatif dari variabel
Kemandirian Belajar sebesar 63,55% dan variabel Lingkungan Belajar sebesar 36,45%.
Sumbangan efektif dari varibel Kemandirian Belajar sebesar 49,19 % dan variabel
Lingkungan Belajar sebesar 28,21%. Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan.
2
A. Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
Pada era kamajuan di segala bidang saat ini, pendidikan telah menjadi sorotan
utama dalam mengembangkan mutu atau kualitas sumber daya manusia.
Perkembangan manusia ini tidak hanya diarahkan kepada kemampuan seseorang
dalam menyelesaikan masalah yang cenderung bersifat kognitif saja, namun juga
diharapkan mampu mengembangkan ranah afeksinya.
Berkaitan dengan usaha menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas,
pemerintah Republik Indonesia telah memberikan perhatian yang cukup besar
terhadap dunia pendidikan. Implikasinya adalah telah disusunnya UU No. 23 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Pernyataan UU Bab II pasal 3 di atas mengindikasikan bahwa pemerintah telah
menjamin pendidikan sebagai upaya pembentuk generasi muda bangsa yang
mempunyai martabat kebangsaan serta karakter yang mampu tumbuh seutuhnya,
sehingga tercipta manusia yang cakap tidak hanya di pandang cakap dalam kognisi,
namun juga konasi dan afeksi. Namun dalam prakteknya untuk membentuk suatu
karakter bangsa yang bermartabat, diperlukan sistem pendidikan yang di dalamnya
tercipta sistem belajar mengajar yang baik bagi peserta didik atau siswa itu sendiri.
Proses belajar mengajar yang baik akan menunjang terbentuknya kualitas
sumber daya manusia yang baik pula. Dalam proses belajar mengajar diharapkan
adanya perubahan tingkah laku yang terjadi pada peserta didik. Perubahan tingkah
laku perserta didik berbeda satu sama lain, hal ini disebabkan kerakteristik setiap
peserta didik berbeda-beda. Perbedaan tersebut meliputi perbedaan fisiologis seperti
kesehatan panca indra, perbedaan psikologis seperti tingkat kecerdasan, motivasi,
kemandirian, dan masih banyak lagi. Dengan demikian walaupun mereka mengikuti
proses belajar secara bersamaan, hasil yang mereka capai akan berbeda-beda.
Prestasi belajar setiap individu perlu diperhatikan oleh pihak sekolah, keluarga
maupun siswa itu sendiri, karena kebanyakan siswa mengalami problem belajar yang
berakibat kepada rendahnya rata-rata nilai rapor. Hal ini juga terjadi pada prestasi
belajar siswa Sekolah Mengah Kejuruan (SMK) Kompetensi Kejuruan Akuntansi
yang di dalamnya terdapat program mata pelajaran akuntansi. Mata Pelajaran tersebut
juga menjadi pokok dalam pencapaian prestasi belajar, khususnya Prestasi Belajar
Akuntansi.
Prestasi Belajar Akuntansi merupakan suatu penilaian terhadap suatu
kecakapan nyata yang dimiliki siswa dalam mempelajari materi akuntansi. Hasil
penilaian tesebut diwujudkan dalam bentuk nilai dan huruf setelah dievaluasi.
Pentingnya Prestasi Belajar Akuntansi adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa
dapat menguasai dan memahami materi dari mata pelajaran akuntansi yang telah
diajarkan oleh guru. Namun untuk mencapai Prestasi Belajar Akuntansi yang baik,
tidaklah mudah. Dibutuhkan usaha yang optimal untuk mencapainya.
Dalam kegiatan pembelajaran, tentunya masih banyak siswa yang belum dapat
meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansinya secara optimal. Tentunya ini disebabkan
oleh banyak faktor yang timbul baik dari dalam maupun dari luar siswa. Secara garis
besar faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi terdiri dari faktor
3
internal yang berada dalam diri siswa itu sendiri, dan faktor eksternal yang berada di
luar diri siswa.
Faktor yang berasal dari dalam individu meliputi faktor psikis seperti
intelegensi, kemandirian, motivasi, sikap, minat dan kebiasaan belajar, sedangkan
faktor yang berasal dari luar diri individu yaitu pengaruh-pengaruh proses belajar
yang berada di luar siswa seperti lingkungan, kurikulum, fasilitas belajar, disiplin
sekolah dan guru.
Masalah kurang optimalnya siswa dalam meningkatkan Prestasi Belajar
Akuntansi tersebut juga terjadi pada SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta. Dari hasil
observasi peneliti terhadap kelas X Kompetensi Kejuruan Akuntansi di SMK 3
YPKK Sleman, dapat diketahui bahwa dalam proses pembelajaran akuntansi masih
banyak siswa yang Prestasi Belajar Akuntansinya masih belum memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 7,00 yang telah ditetapkan oleh sekolah. Hal ini terlihat
dari hasil ujian ulangan pertama, dan ujian ulangan kedua serta UTS dari mata
pelajaran akuntansi, yang rata-rata sebanyak 70% atau 37 dari 58 siswa yang terdiri
dari 2 kelas jurusan akuntansi masih harus mengikuti remidial, sedangkan sisanya
30% atau 16 siswa mengikuti pengayaan. Selain dari hasil belajar akuntansi tersebut
sebagian besar siswa juga masih banyak yang tidak mengerjakan tugas baik individu
dan kelompok dengan maksimal. Terdapat pula siswa yang seakan masih
menganggap remeh dan mengabaikan materi akuntansi, sehingga tingkat afeksi siswa
dalam memenuhi tugas akuntansi belum optimal. Indikasi dari rendahnya Prestasi
Belajar Akuntansi siswa tersebut di atas menurut penjelasan dari guru yang
mengampu mata pelajaran akuntansi adalah, siswa masih kurang dapat mengerjakan
secara mandiri tugas, ujian atau ulangan dengan percaya diri. Meskipun sebagian
besar mereka sudah mempunyai buku pegangan mata pelajaran akuntansi, namun
mereka belum dapat menggunakan buku pegangan akuntansi yang telah disediakan
oleh perpustakaan sekolah dengan maksimal, maka tidak mengherankan jika guru
kadang harus membantu untuk meluluskan siswa yang nilainya masih dibawah KKM.
Dari penjelasan guru di atas, terlihat bahwa Kemandirian Belajar dari peserta didik
dirasa belum optimal, mengingat Kemandirian Belajar sangat penting dalam
meningkarkan Prestasi Belajar Akuntansi.
Kemandirian Belajar pada siswa perlu ditanamkan. Kemandirian Belajar pada
siswa ditunjukkan dengan sikapnya yang mampu menghadapi masalah dan tugasnya
dengan mandiri, tanpa harus bergantung pada pekerjaan teman atau orang lain.
Seiring pertumbuhannya, siswa yang mandiri akan mampu untuk menghadapi
masalah yang timbul dalam masyarakat dan lingkungan tempat tinggalnya dengan
cara yang solutif, mengembangkan kematangan mental dan sikap.
Disamping faktor Kemandirian Belajar, menurut keterangan para siswa,
Lingkungan Belajarlah yang mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi mereka.
Mereka merasa kepedulian orangtua dan orang-orang terdekatlah yang memacu
mereka untuk dapat termotivasi untuk memiliki semangat belajar akuntansi. Selain itu
lingkungan masyarakat yang kondusif juga berperan membentuk watak yang gemar
belajar akuntansi. Ini akan berfungsi maksimal jika masyarakat peduli terhadap
kegiatan belajar siswa dengan memberikan fasilitas seperti adanya jam belajar
masyarakat, adanya perpustakaan keliling, warnet dan sebagainya. Namun itu semua
belum didapatkan oleh siswa SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta. Dan uniknya, letak
lingkungan sekolah SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta ini berada di dekat jalan ring
road utara yang biasa di gunakan untuk kendaraan berlalu-lalang, yang di rasa siswa
sangat berisik. Minimnya fasilitas seperti kantin dan lahan yang sempit juga
kemungkinan besar akan mempengaruhi “mood” belajar siswa.
4
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa selain faktor Kemandirian Belajar,
Lingkungan Belajar juga mempunyai peranan yang sangat besar dalam
mempengaruhi Prestasi Belajar Akuntansi. Keadaaan Lingkungan Belajar di dalam
keluarga, sekolah maupun lingkungan sekitar yang kurang kondusif dapat juga
menyebabkan Prestasi Belajar Akuntansi yang belum optimal. Lingkungan Belajar
memberikan pengaruh positif terhadap Prestasi Belajar Akuntansi anak, apabila
keadaan keluarga cukup harmonis, dan kondisi ekonomi berkecukupan. Perhatian
dari orang tua juga penting peranannya terhadap pencapaian Prestasi Belajar
Akuntansi anak. Orang tua harus selalu memberikan semangat kepada anak, agar
anak menjadi optimis dan merasa ada perlindungan dan perhatian dari orang tua,
sehingga anak mendapat kemudahan dalam belajar dan berambisi untuk meraih
Prestasi Belajar Akuntansi yang maksimal.
Dalam lingkungan sekolah, apabila lingkungan sekolahnya berkualitas, tentu
akan memberikan pengaruh kepada seluruh siswa untuk belajar dengan baik dan
memacu mereka untuk bersaing meraih Prestasi Belajar Akuntansi yang optimal.
Sementara untuk lingkungan masyarakat juga memiliki pengaruh terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi anak. Memang ada pengaruh yang justru menyebabkan timbulnya
masalah bagi sebagian siswa, tetapi ada pula yang memberikan pengaruh yang
positif. Dalam hal ini, soal pengaruh positif atau negatif yang akan diperoleh siswa,
sangat tergantung dari bagaimana cara siswa menghadapinya. Terutama mampukah ia
memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk.
Jadi pada umumnya kesulitan belajar akuntansi yang dialami oleh siswa kelas X
SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta disebabkan rendahnya Kemandirian Belajar
siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dan pengaruh Lingkungan Belajar dari
sebagian besar siswa yang kurang kondusif dan kurang nyaman untuk belajar.
Dengan diketahui faktor –faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Akuntansi, diharapkan pada akhirnya siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman,
Yogyakarta dapat mencapai Prestasi Belajar Akuntansi yang lebih baik. Oleh karena
itu untuk mengetahui seberapa besar faktor-faktor tersebut mempengaruhi Prestasi
Belajar Akuntansi maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul ”
Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman,
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
2. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang diharapkan sesuai dengan rumusan masalah
yang telah dikemukakan di atas adalah untuk mengetahui :
a. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi
Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta Tahun
Ajaran 2011/2012.
b. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi
Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta Tahun
Ajaran 2011/2012.
c. Pengaruh Kemandirian Belajar Dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa
Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012.
d. Kajian Teori
a. Prestasi Belajar Akuntansi
Menurut Nana Sudjana (2004:111) “Prestasi Belajar merupakan hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu”, sedangkan menurut Dimyati
Mudjono (2006:3) ”Prestasi Belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
5
belajar dan tindak mengajar”. Kemudian oleh Nana Syaodih Sukmadinata
(2009:102) berpendapat bahwa “Prestasi Belajar atau hasil belajar merupakan
realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang”.
Pengertian Akuntansi menurut Haryono Yusuf (2005:5)
mengemukakan “Akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi”. Menurut
Warren dkk (2005:10) menjelaskan bahwa “Secara umum, akuntansi dapat
didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan.
Prestasi Belajar Akuntansi adalah tingkat keberhasilan yang dicapai siswa
sebagai cerminan tingkat kemampuan dan penguasaan materi siswa yang
mencakup bidang kognitif, afektif, psikomotor dalam mempelajari materi
pelajaran Akuntansi setelah melakukan tes yang dinyatakan dalam bentuk huruf
atau angka.
Menurut Slameto (2010: 54), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar yang digolongkan menjadi dua golongan, yaitu:
1) Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, antara lain: faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh), faktor
psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan), dan faktor kelelahan.
2) Faktor eksternal yaitu faktor yang ada di luar individu, antara lain: faktor
keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang
kebudayaan), faktor sekolah (cara mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,
tugas rumah), dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).
b. Kemandirian Belajar
Benson (2008) mendefinisikan Kemandirian Belajar sebagai kemampuan
untuk mengawasi pembelajarannya sendiri. Dengan demikian Kemandirian
Belajar siswa adalah suatu kesadaran dari siswa untuk memenuhi kebutuhan
belajarnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.
Inilah mengapa Kermandirian Belajar sangat dibutuhkan oleh siswa, karena siswa
harus dapat belajar bertanggung jawab atas kemampuannya sendiri, baik
pengetahuan akademik maupun keterampilan (vocational) yang akan
diaplikasikannya di kehidupan sehari-hari.
Karakteristik atau ciri seseorang yang memiliki Kemandirian Belajar adalah
yang memiliki aspek-aspek Kemandirian Belajar. Menurut Ara (Siti Nurrani
2009: 34-35) adapun karakteristiknya adalah sebagai berikut :
1. Memiliki kebebasan bertingkah laku, membuat keputusan dan tidak merasa
cemas, takut atau malu bila keputusan yang diambil tidak sesuai dengan
pilihan atau keyakinan orang lain.
2. Mempunyai kemampuan untuk menemukan akar masalah, mencari alternatif
pemecahan masalah dan mengatasi masalah dan berbagai tantangan serta
kesulitan lainnya, tanpa harus mendapat bimbingan dari orang tua dan atau
dari orang dewasa lain dan juga dapat mengambil keputusan serta
melaksanakan keputusan yang diambilnya.
6
3. Mampu mengontrol dirinya sehingga tidak merasa takut, ragu, cemas,
tergantung dan marah yang berlebihan yang berlebihan dalam berhubungan
dengan orang lain.
4. Mengandalkan diri sendiri untuk menjadi penilai apa yang terbaik bagi
dirinya sendiri serta berani mengambil resiko atas perbedaan kebutuhan dan
nilai yang diyakininya serta perselisihan dengan orang lain.
5. Menunjukkan tanggung jawab terhadap diri sendiri dan orang lain yang
diperlihatkan dalam kemampuannya membedakan kehidupan dirinya sendiri
dengan orang lain, namun tetap menunjukkan loyalitas.
6. Memperlihatkan inisiatif dengan ide-idenya dan sekaligus mewujudkan
idenya tersebut. Juga menunjukkannya dengan mencoba hal-hal yang baru.
7. Memiliki kepercayaan diri yang kuat dengan menunjukkan keyakinannya
atas segala tingkah laku dan menunjukkan sikap tidak takut menghadapi
suatu kegagalan.
Dari pendapat para ahli tentang Kemandirian Belajar, peneliti dapat
mengambil kesimpulan bahwa, Kemandirian Belajar merupakan kemampuan
seseorang untuk dapat mengembangkan aktivitas belajarnya dengan penuh
keyakinan dan percaya diri yang tinggi serta bertanggung jawab atas sistem
pembelajaran yang sedang ditempuhnya tanpa harus bergantung pada orang
lain.
c. Lingkungan Belajar
Lingkungan Belajar oleh para ahli biasa disebut dengan lingkungan
pendidikan. Lingkungan pendidikan adalah segala kondisi dan pengaruh dari luar
(Hadikusumo, 1996:94), sedangkan lingkungan pendidikan menurut
Tirtarahardja dan La Sulo (1994:168) adalah latar tempat berlangsungnya
pendidikan.
Menurut Tirtahardja Umar dan S.L La Sulo (Sartain : 2005) membagi
lingkungan menjadi beberapa bagian yang disebut dengan Tripusat Lingkungan
Pendidikan, antara lain yaitu :
1) Lingkungan Belajar. Lingkungan Belajar merupakan lingkungan tertua
yang bersifat informal yang pertama dan utama yang diamalkan oleh
anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati. Pendidikan
keluarga berfungsi sebagai :
a) Pengalaman pertama masa kanak-kanak
b) Menjamin kehidupan emosional anak
c) Menanamkan dasar pendidikan moral
d) Menamkan dasar pendidikan moral
e) Meberikan dasar pendidikan sosial
f) Meletakkan dasar-dsar pendidikan agama bagi anak-anak
2) Lingkungan Sekolah. Sekolah bertanggung jawab terhadap pendidikan
anak selama mereka diserahkan kepadanya. Karena itu sebagai
sumbangan sekolah sebagai lembaga terhadap pendidikan, diantaranya
sebagai berikut :
a) Sekolah membantu orang tua mengerjakan kebiasaan-kebiasaan
yang baik serta menanamkan budi pekerti yang baik.
b) Sekolah memberikan pendidikan untuk kehidupan dalam
masyarakat yang sukar atau tidak dapat diberikan di rumah.
c) Sekolah melatih anak-anak memperoleh kecakapan kecapakan
seperti membaca, menulis, berhitung, menggambar serta ilmu-
7
ilmu lain yang sifatnya mengembangkan kecerdasan dan
pengetahuan
d) Disekolah diberikan plajaran etika, keagamaan, estetika,
membenarkan benar atau salah dan sebagainya.
3) Lingkungan Masyarakat. Dalam konteks pendidikan, masyarakat
merupakan lingkungan. Pendidikan yang dialami dalam masyarakat ini
telah mulai ketika anak-anak untuk beberapa waktu telah lepas dari
asuhan orang tua dan berada di luar pendidikan sekolah. Dengan
demikian berarti pengaruh pendidikan tersebut tampaknya lebih luas.
Dari pengertian di atas dapat menjelaskan bahwa Lingkungan Belajar
siswa tersebut meliputi Tripusat Pendidikan yakni keluarga, sekolah
dan masyarakat, yang ketiganya bertugas untuk menyediakan ruang
belajar serta suasana yang kondusif untuk berlangsungnya kegiatan
pembelajaran.
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian ex post facto, yaitu bahwa penelitian
tersebut dilakukan setelah perbedaan-perbedaan dalam variabel bebas itu terjadi
karena perkembangan kejadian itu secara alami. Selain itu, penelitian ini juga
termasuk dalam penelitian populasi, karena subjek penelitian meliputi semua yang
terdapat dalam populasi.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK YPKK 3 Sleman yang beralamat di Jln.
Ringroad Utara, Karangnongko, Maguwoharjo, Depok, Sleman. Adapun waktu
pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2012
3. Populasi Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti mengambil keseluruhan siswa kelas X Program
Keahlian Akuntansi SMK YPKK 3 Sleman 2011/2012., yang seluruhnya berjumlah
53 siswa. Rinciannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Jumlah Siswa Kelas X
No Kelas Jumlah
1 X AK 1 26 siswa
2 X AK 2 27 siswa
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Dokumentasi
Dalam penelitian ini dokumentasi digunakan untuk mengungkapkan data
tentang Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X SMK YPKK 3 Sleman tahun
ajaran 2011/2012 yang diambil dari Nilai Rapor pada akhir semester kedua.
b. Angket atau Kuisioner
Menurut Sugiyono (2009:142) “kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner (angket) ini digunakan
untuk memperoleh data mengenai Kemandirian Belajar dan Lingkungan
Belajar siswa kelas X program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 3 Sleman,
Yogyakarta
5. Instrumen Penelitian
a. Kisi-kisi Instrumen
Instrumen berupa angket disusun dan dikembangkan berdasarkan uraian yang
ada pada kajian teori. Angket dalam penelitian ini dibuat dalam model skala
8
Likert, di mana masing-masing variabel menyediakan 4 (empat) alternatif
jawaban. Untuk angket Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar dengan
memilih alternatif jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), kadang (KD) dan
jarang (JR). Untuk masing-masing butir pernyataan positif diberi skor berturut-
turut 4, 3, 2, dan 1. Sedangkan untuk pernyataan negatif diberi skor 1,2,3,4.
b. Uji Coba Instrumen
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mendapatkan tingkat kevalidan dan
kesahihan atau instrumen untuk mendapatkan ketepatan antara data yang
sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan
peneliti. Uji validitas dengan menggunakan Product Moment dari Pearson.
Tabel Rangkuman Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Jumlah
butir awal
Jumlah
butir gugur No butir gugur
Jumlah
butir valid
Kemandirian
Belajar
20 2, 9, 11, 20 4 16
Lingkungan
Belajar
15 10 1 14
Jumlah 35 5 30
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji dan mengetahui derajat
keajegan suatu alat ukur. Untuk menguji reliabilitas instrumen
menggunakan rumus Alpha.
Tabel Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No Instrumen untuk variabel Koefesien Alfa Keterangan Reliabilitas
1 Kemandirian Belajar 0,861 Sangat Tinggi
2 Lingkungan Belajar 0,870 Sangat Tinggi
6. Teknik Analisis Data
a. Pengujian Persyaratan Analisis
1) Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk menguji apakah ada hubungan secara
langsung antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) serta untuk
mengetahui apakah ada perubahan pada variabel X diikuti dengan
perubahan variabel Y.
2) Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk memenuhi persyaratan analisi regresi
ganda yaitu untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel bebas
terjadi multikolinieritas atau tidak.
b. Uji Hipotesis
1) Analisis Regresi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ke-1 dan ke-2, yaitu
pertama, pengaruh variabel Kemandirian Belajar (X1) terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi (Y) dan yang kedua, pengaruh variabel Lingkungan
Belajar (X2) terhadap Prestasi Belajar Akuntansi (Y).
2) Analisis Regresi Dua Prediktor
Analisis ini digunakan untuk menguji variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis
9
ke-3, yaitu Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara
Bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.
C. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Analisis Data
a. Variabel Prestasi Belajar Akuntansi Data mengenai variabel Prestasi Belajar Akuntansi dalam penelitian ini
diperoleh melalui dokumentasi yaitu perolehan nilai rapor yang didasarkan atas
rata-rata dari nilai tes formatif dan UTS pada semester satu dan semester dua.
Berdasarkan data yang terkumpul diketahui skor tertinggi yang diperoleh siswa
adalah 90 dan skor terendah 40. Berdasarkan data penelitian yang ada,
selanjutnya dilakukan analisis menggunakan bantuan komputer program SPSS
Statistik 16.0 for windows diperoleh harga mean sebesar 70.40, median sebesar
73.00, modus sebesar 76.00 dan standar deviasi sebesar 10.669.
b. Variabel Kemandirian Belajar Data variabel Kemandirian Belajar diperoleh dari angket yang terdiri dari 16
butir pernyataan. Variabel Kemandirian Belajar menunjukkan bahwa terdapat
12 siswa (22,64%) yang memiliki Kemandirian Belajar dalam kategori Sangat
Tinggi, 22 siswa (41,51%) yang memiliki Kemandirian Belajar dalam kategori
Tinggi, dan 19 siswa (35,65%) yang memiliki Kemandirian Belajar dalam
kategori Rendah.
c. Variabel Lingkungan Belajar Data Lingkungan Belajar diperoleh dari angket yang terdiri dari 10 butir
pernyataan, menunjukkan bahwa terdapat 26 siswa (49,05%) berada pada
Lingkungan Belajar yang sangat kondusif, 13 siswa (24,53%) berada pada
Lingkungan Belajar yang kondusif, 11siswa (20,75%) berada pada Lingkungan
Belajar yang kurang kondusif dan terdapat 3 siswa (5,67%) yang berada pada
Lingkungan Belajar yang tidak kondusif
2. Hasil Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Linieritas
Uji linieritas dalam penelitian ini dilakukan antara masing-masing variabel
bebas dengan variabel terikat terjadi linier atau tidak.
Tabel Rangkuman Hasil Uji Linieritas
No Variabel
db FHitung Ftabel Sig(P) Kesimpulan Bebas Terikat
1 X1 Y 20/31 0,729 1,93 0,768 Linier
2 X2 Y 24/27 0,968 1,93 0,529 Linier
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah antar variabel bebas
terdapat multikolinieritas atau tidak. Syarat tidak terjadinya multikolinieritas
yaitu jika harga interkorelasi antar variabel bebas lebih kecil dari 0,60.
Tabel Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Hasil Kesimpulan
rx1x2 0,695 Tidak terjadi multikolinieritas
3. Hasil Uji Hipotesis Penelitian
a. Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi sederhana
Tabel Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana (X1-Y)
10
Variabel Harga r-r
2 Harga t
Koef Konstanta Keterangan rx1y r
2x1y r tabel thitung ttabel
X1 Y 0,801 0,641 0,279 9,543 2,005 1,231 15,983 Positif -
signifikan
1) Koefisien Korelasi (r)
Koefesien korelasi rx1y menunjukkan nilai positif sebesar 0,801 yang berarti
terdapat hubungan antara Kemandirian Belajar dengan Prestasi Belajar
Akuntansi.
2) Koefisien Determinasi (r2)
Koefesien determinasi r2
x1y sebesar 0,641 yang berarti Prestasi Belajar
Akuntansi dapat dipengaruhi oleh Kemandirian Belajar.
3) Pengujian Signifikansi
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai signifikansi t untuk variabel
Kemandirian Belajar sebesar thitung 9,543 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005
yang berarti pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi signifikan.
4) Persamaan garis regresi
Y = 1,231X1 + 15,983
Nilai koefisien X1 sebesar 1,231, artinya, apabila nilai Kemandirian Belajar
(X1) meningkat 1 poin maka nilai Prestasi Belajar Akuntansi (Y) akan
meningkat sebesar 1,231.
b. Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis pertama menggunakan analisis regresi sederhana
Tabel Rangkuman Hasil Analisis Regresi Sederhana (X2-Y)
Variabel Harga r-r
2 Harga t
Koef Konstanta Keterangan rx2y r
2x2y rtabel thitung ttabel
X2 Y 0,819 0,670 0,279 10,174 2,005 1,205 22,428 Positif-
signifikan
1) Koefisien Korelasi (r)
Koefesien korelasi rx2y menunjukkan nilai positif sebesar 0,819 yang berarti
terdapat hubungan antara Lingkungan Belajar dengan Prestasi Belajar
Akuntansi.
2) Koefisien Determinasi (r2)
Koefesien determinasi r2
x2y sebesar 0,670 yang berarti Prestasi Belajar
Akuntansi dapat dipengaruhi oleh Lingkungan Belajar.
3) Pengujian Signifikansi
Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai signifikansi t untuk variabel
Lingkungan Belajar sebesar thitung 10,174 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005
yang berarti pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi signifikan.
4) Persamaan garis regresi
Y = 1,205X2 + 22,428
Nilai koefisien X2 sebesar 1,205 artinya, apabila nilai Lingkungan Belajar
(X2) meningkat 1 poin maka nilai Prestasi Belajar Akuntansi (Y) akan
meningkat sebesar 1,205.
11
c. Pengujian Hipotesis Ketiga
Pengujian hipotesis ketiga menggunakan analisis linier ganda yang
diperoleh dengan memanfaatkan program SPSS Statistik 16.0 For Windows
yang hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda
Variabel Koefisien
X1 0,690
X2 0,747
Konstanta 10,220
Ry(1,2) 0,880
R2y(1,2) 0,774
Fhitung 85,541
Ftabel 3,182
1) Koefisien Korelasi (R)
Koefisien korelasi Ry (1,2) menunjukkan hasil positif sebesar 0,880 yang
berarti hubungan variabel Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar
secara bersama-sama dengan variabel Prestasi Belajar Akuntansi adalah
positif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin baik
Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar maka Prestasi Belajar
Akuntansi akan semakin tinggi pula.
2) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi R2y(1,2) sebesar 0,774. Hal ini berarti bahwa 77,4%
perubahan pada variabel Prestasi Belajar Akuntansi (Y) dapat dijelaskan
oleh variabel Kemandirian Belajar (X1) dan Lingkungan Belajar (X2),
sedangkan sisanya sebesar 22,6% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian ini.
3) Pengujian signifikansi
Untuk menguji kebermaknaan digunakan uji F dengan harga Fhitung sebesar
85,541 lebih besar dari Ftabel 3,182 berarti pengaruh Kemandirian Belajar
dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi signifikan.
4) Persamaan garis regresi 2 prediktor
Y = 0,690X1 + 0,747X2 + 10,220 Nilai koefisien X1 sebesar 0,690 artinya apabila Kemandirian Belajar (X1)
meningkat 1 poin maka pertambahan nilai pada Prestasi Belajar Akuntansi
(Y) sebesar 0,690 poin, dengan asumsi X2 tetap. Begitu pula pada variabel
Lingkungan Belajar , bahwa nilai koefisien X2 sebesar 0,747 artinya apabila
Lingkungan Belajar (X2) meningkat 1 poin maka pertambahan nilai pada
Prestasi Belajar Akuntansi (Y) sebesar 0,747 poin, dengan asumsi X1 tetap.
5) Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)
Sumbangan relatif pengaruh Kemandirian Belajar sebesar 63,55% dan
Lingkungan Belajar sebesar 36,45% terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.
Sumbangan efektif pengaruh Kemandirian Belajar sebesar 49,19% dan
Lingkungan Belajar sebesar 28,21% terhadap Prestasi Belajar Akuntansi.
Berikut tabel yang menjelaskan sumbangan relatif dan sumbangan efektif
12
Tabel 21. Ringkasan Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan
Efektif
No Nama Variabel Sumbangan
Relatif (%) Efektif (%)
1 Kemandirian Belajar 63,55 49,19
2 Lingkungan Belajar 36,45 28,21
Total 100 77,4
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai sumbangan relatif untuk variabel
Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi sebesar 63,55% dan
Lingkungan Belajar sebesar 36,45%. Nilai sumbangan efektif untuk variabel
Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi sebesar 49,19% dan
Lingkungan Belajar sebesar 28,21%. Secara bersama-sama variabel
Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar memberikan sumbangan efektif
sebesar 77,4% terhadap Prestasi Belajar Akuntansi, sedangkan sebesar 22,6%
diberikan oleh variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Dari penjelasan di atas membuktikan bahwa hipotesis ketiga diterima. Jadi
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan
Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3
Sleman, Yogyakarta.
4. Pembahasan Hasil Penelitian
a. Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman,
Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012
Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS
Statistik 16.0 for windows diperoleh harga koefesien korelasi rx1y sebesar 0,801
pada N= 53 serta harga koefesien determinasi r2
x1y sebesar 0, 641. Setelah
dilakukan uji t diperoleh thitung sebesar 9,543 dan ttabel pada taraf signifikansi 5%
sebesar 2,005 Hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian
Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi
Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012
Hasil penelitian ini diperkuat dengan kajian teori dari Abdullah M,H. yang
mengatakan bahwa Self Directing Learner adalah para “manajer” dan
penanggung jawab atas proses pembelajaran mereka sendiri. Individu semacam
ini mempunyai keterampilan dalam mengakses dan mengolah informasi yang
mereka dapatkan untuk tujuan pembelajaran mereka sendiri.
Teori tersebut juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Anita Budhi Setyo Mardiyani dengan judul ”Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan
Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa kelas II SMK
Gajah Mungkur 2 Giritrontro Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2007/2008”.
Hasil penelitian oleh Anita menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Hal ini
dibuktikan dengan rx1y = 0,729, r2
x1y = 0,531 dan thitung 7,136 lebih besar dari ttabel
yaitu 2,013 yang berarti bahwa Kemandirian Belajar berpengaruh terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi siswa.
Berdasarkan hasil pembahasan yang dipaparkan teori dari Abdullah M,H
dan penelitian oleh Anita Budhi Setyo Mardiyani di atas semakin memperkuat
penelitian yang dilakukan oleh peneliti sekarang. Kemandirian Belajar yang
berasal dari kesadaran dari para siswa akan membawa hasil yang positif terhadap
13
Prestasi Belajar Akuntansi siswa. Keberhasilan Kemandirian Belajar diukur
melalui motivasi belajar yang tinggi siswa dalam belajar, memiliki inisiatif dan
kreatif dalam proses belajar akuntansi, mampu mengambil keputusan dalam
memecahkan masalah, memiliki kepercayaan diri atas kemampuan diri sendiri,
dan memilki sikap tanggung jawab.
b. Pengaruh Lingkungan Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman,
Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012
Dari hasil analisis dengan menggunakan bantuan komputer program
SPSS Statistik 16.0 for windows diperoleh harga koefesien korelasi rx2y sebesar
0,819 pada N= 53 serta harga koefesien determinasi r2
x2y sebesar 0,670. Setelah
dilakukan uji t diperoleh thitung sebesar 10,174 dan ttabel pada taraf signifikansi 5%
sebesar 2,005. Hal ini menunjukkan bahwa thitung lebih besar dari ttabel, sehingga
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan
Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi
Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012
Berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Slamet Priyanto, Lingkungan
Belajar adalah lingkungan yang diinginkan atau yang diharapkan agar hasil
belajar yang diraih seseorang maksimal. Artinya hasil belajar yang ingin dicapai
oleh seorang siswa SMK jurusan akuntansi adalah mendapatkan Prestasi Belajar
Akuntansi yang maksimal. Lingkungan Belajar yang kondusif serta nyaman
untuk belajar akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap tingginya
Prestasi Belajar Akuntansi. Ditambahkan pula dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Joko Pranoto yang berjudul “Pengaruh Minat Belajar,
Kemandirian Belajar, Lingkungan Belajar Terhadap Belajar Akuntansi Siswa
Kelas II Program Studi Akuntansi SMK Muhammadiyah I Wates Tahun Ajaran
2006/2007”, menunjukkan terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan
Belajar terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa kelas II Program Studi
Akuntansi SMK Muhammadiyah I Wates Tahun Ajaran 2006/2007. Hasil
Penelitian oleh Joko Pranoto menunjukkan nilai r(x3y) sebesar 0,533 sedangkan
nilai r2
(x3y) sebesar 0,284 dengan taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil pengkajian teori dari Slamet Priyanto dan pembahasan
yang dipaparkan oleh Joko Pranoto, maka semakin memperkuat penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sekarang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
Lingkungan Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Akuntansi
Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3 Sleman,
Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut dapat
diambil kesimpulan yaitu, untuk meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi yang
optimal, diperlukan Lingkungan Belajar kondusif bagi siswa. Lingkungan yang
baik ini meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan
keluarga merupakan lingkungan pertama belajar peserta didik, di mana meraka
juga pertama kali belajar. Maka akan menjadi lebih tenang dan nyaman siswa
apabila menemui lingkungan keluarga yang harmonis serta mendukung
terciptanya Prestasi Belajar Akuntansi yang baik bagi anak didik. Sekolah juga
harus memberikan suasana yang nyaman, aman, dan tertib, agar siswa nyaman
untuk berlama belajar di sekolah. Lingkungan masyarakat juga berperan penting
dalam menumbuhkan semangat belajar. Untuk itu diperlukan koordinasi situasi
belajar yang baik diantara ketiga Lingkungan Belajar tersebut agar Prestasi
Belajar Akuntansi bagi siswaSMK YPKK 3 Sleman semakin optimal.
14
c. Pengaruh Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara bersama-
sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Kejuruan
Akuntansi SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012
Dari analisis menggunakan bantuan komputer program SPSS Statistik 16.0
for windows diperoleh harga Ry(1,2) sebesar 0,880 dan harga koefesien
determinasi R2y(1,2) sebesar 0,774. Setelah dilakukan uji F diperoleh Fhitung sebesar
85,541 dan Ftabel pada taraf signifikansi 5 % sebesar 3,182. Hal ini menunjukkan
bahwa Fhitung lebih besar dari Ftabel sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar
secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Nilai sumbangan
relatif variabel Kemandirian Belajar sebesar 63,55% dan variabel Lingkungan
Belajar sebesar 36,45%. Nilai sumbangan efektif yang diberikan variabel
Kemandirian Belajar sebesar 49,19% dan Lingkungan Belajar sebesar 28,21%.
Secara bersama-sama variabel Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar
memberikan sumbangan efektif sebesar 77,4% terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi, sedangkan sebesar 22,6% diberikan oleh variabel-variabel lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Hasil ini diperkuat oleh kajian teori dan hasil penelitian yang relevan, salah
satu diantaranya teori yang menyatakan bahwa salah satu yang mempengaruhi
Prestasi Belajar Akuntansi adalah Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar
adalah teori yang disampaikan oleh Sumadi Suryabrata (2002:233) yaitu
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor yang
berasal dari dalam diri (internal) terdiri dari faktor fisiologis seperti jasmani
faktor psikologis seperti sikap, kemandirian, motivasi, rangsangan, tanggapan,
dan pengamatan. Sedangkan faktor yang berasal dari luar diri (eksternal) terdiri
dari Faktor non sosial seperti udara, suhu, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang
dipakai belajar, faktor sosial seperti Lingkungan Belajar, baik lingkungan orang
tua, sekolah, maupun masyarakat. Teori tersebut semakin memperkuat hasil
penelitian ini, yaitu terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar
dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas X SMK YPKK 3
Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012
Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Wulan Nugroho Yekti yang berjudul “Pengaruh Lingkungan Belajar Dan
Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X
Program Keahlian Akuntansi SMK Muh 1 Turi Tahun Ajaran 2010/2011”.
Hasilnya dari penelitian tersebut adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan
Lingkungan Belajar dan Kemandirian Belajar secara bersama-sama terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X program keahlian akuntansi SMK MUH
1 Turi tahun ajaran 2010/2011, dengan ditunjukkan harga koefisien korelasi
sebesar 0,547 koefisien determinasi r2
(x1,x2) sebesar 0,299 dan
23,457 lebih besar dari 3,09.
Berdasarkan hasil pengkajian teori dan dari penelitian Wulan Nugroho
Yekti, maka semakin menguatkan penelitian sekarang. Kemandirian Belajar dan
Lingkungan Belajar merupakan faktor penting dalam pencapaian hasil belajar
siswa. Kemandirian Belajar yang baik dan Lingkungan Belajar yang kondusif
akan membawa dampak positif terhadap Prestasi Belajar Akuntansi. Hal tersebut
semakin memperkuat hasil penelitian ini, yaitu terdapat pegaruh positif dan
signifikan Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara bersama sama
terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Siswa Kelas
15
X SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Dari hasil
penelitian maka hipotesis ketiga diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa
Kemandirian Belajar dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Prestasi Belajar Akuntansi siswa kelas X SMK
YPKK 3 Sleman, Yogyakarta.
D. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar terhadap Prestasi
Belajar Akuntansi Kompetensi Kejuruan Akuntansi Kelas X SMK YPKK 3
Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan
koefisien korelasi sebesar rx1y = 0,801 ; r2
x1y = 0,64, sedangkan rtabel = 0,2791.
Jadi harga rhitung lebih besar dari rtabel (0,801 > 0,279) pada taraf signifikansi 5%.
Dan harga thitung = 9,543 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005.
b. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Lingkungan Keluarga terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kompetensi Kejuruan Akuntansi Kelas X
SMK YPKK 3 Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012, yang ditunjukkan
dengan harga rx2y = 0,819 ; r2
x2y = 0,670, sedangkan rtabel = 0,279. Jadi harga
rhitung lebih besar dari rtabel (0,819 > 0,279) pada taraf signifikansi 5%. Dan harga
thitung = 10,174 lebih besar dari ttabel sebesar 2,005.
c. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Kemandirian Belajar (X1) dan
Lingkungan Belajar (X2) secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar
Akuntansi Siswa Kompetensi Kejuruan Akuntansi Kelas X SMK YPKK 3
Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan harga
Ry(1,2) = 0,880; R2
y(1,2) = 0,774; dan Fhitung = 85,541 lebih besar dari Ftabel sebesar
3,182 pada taraf signifikansi sebesar 5%.
2. Saran
a. Saran untuk penelitian selanjutnya
Penelitian ini memberikan informasi bahwa Kemandirian Belajar dan
Lingkungan Belajar berpengaruh terhadap Prestasi Belajar Akuntansi sebesar
77,4%. Hal ini menunjukkan bahwa Prestasi Belajar Akuntansi masih banyak
dipengaruhi oleh faktor lain. Oleh karena itu, diharapkan adanya penelitian
selanjutnya untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Akuntansi selain yang diteliti dalam penelitian ini.
b. Saran bagi orang tua wali, guru, dan masyarakat
Pada hasil perhitungan penelitian terdapat instrumen penelitian terutama
variabel Lingkungan Belajar yang masih relatif kecil jumlahnya, yaitu butir
pertanyaan mengenai kesediaan orangtua saat menemani putra-putrinya saat
belajar terhitung sangat minim perhatian. Diharapkan dengan adanya penelitian
ini juga akan menggerakkan orangtua, baik orang tua wali, maupun wali kelas,
dan jajaran guru serta staff untuk dapat lebih tanggap terhadap siswanya dalam
belajar, terutama dalam bidang Akuntansi, seperti halnya jurusan yang telah
mereka pilih. Demikian pula dengan keadaan teman-teman sebaya di rumah
yang mungkin masih cenderung lebih banyak mengajak bermain dari pada
belajar. Ini juga perlu menjadi perhatian masyarakat di sekitar lingkungan siswa,
agar lebih bisa membina dan mengatur kegiatan siswa menuju kearah yang
lebih positif.
c. Saran bagi siswa
Penelitian ini semoga dijadikan bahan evaluasi bagi siswa yang masih merasa
kurang mandiri dalam belajar, agar lebih meningkatkan kesadaran dalam meraih
prestasi terutama dalam bidang akuntansi. Diharapkan dengan adanya penelitian
16
ini siswa menjadi lebih mandiri dan bersikap jujur dalam belajar akuntansi.
Karena pada butir pertanyaan indikator Kemandirian Belajar yaitu mempunyai
rasa inisiatif dan kreatif dalam belajar, dirasa masih rendah. Ini juga perlu
menjadi perhatian siswa agar kesadaran belajar serta inisitaif untuk belajar harus
ada demi mendukung tercapainya Prestasi Belajar Akuntansi yang lebih baik.
E. Daftar Pustaka
Abdullah, M.H. (2001). Eric Digest. No 169
Abu Ahmadi. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta : PT Rineka Cipta
Anita Budhi Setyo Mardiyani. (2008). Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Kemandirian
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas II SMK Gajah Mungkur 2
Giritrontro Kabupten Wonogiri Tahun Pelajran 2007/2008. Skripsi :FISE UNY
Ari Gunawan. (2004). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Baharudin. H, Esa Nur Wahyuni. (2009). Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-
Ruzz Media
Benson. (2008). Girls Educational Equity And Mother Tongue-Based Teaching. Tersedia
Dan Dikutip Dalam (Http://Colaborative-Learning.Wordpress.Com/2008/09/10/-). [ 5
Maret 2012]
Bhuono Agung. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS.
Yogyakarta : Andi Offset
Burtingham (1999). Program Bimbingan Dalam Membantu Kemandirian Belajar Siswa Tuna
Netra Di Tingkat Dasar SLBN A. Tesis BP SPS Ikip Bandung : Tidak Diterbitkan
Chabib Toha.(1996). Kapita Selekta Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajara IKAPI
Djunanah. (1999). Pengaruh Sikap Penerimaan Orangtua Dan Kemandirian Siswa SMU UII
(Tidak Diterbitkan). Yogyakarta : Laporan Penelitian Universitas Islam Yogyakarta.
Dimyanti Mudjono.(2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Fuad Hasan (1997). Dasar-Dasar Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Hadikusumo, Kunaryo, Dkk. (1996). Pengantar Pendidikan. Semarang : IKIP Semarang
Press
Haryono Yusuf . (2005). Dasar-Dasar Akuntansi.Yogyakarta : STIE YKPN
Hasan Basri. (1996) . Remaja Berkualitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Indra Djati Sidi. (2005). Menuju Masyarakat Belajar. Jakarta : Paramadina
17
Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. (2011). TEACH. Yogyakarta : Pendidikan Akuntasi,
FE, UNY.
Joko Pranoto. (2007). Pengaruh Minat Belajar, Kemandirian Belajar, Lingkungan Belajar
Terhadap Belajar Akuntansi Siswa Kelas II Program Studi Akuntansi SMK
Muhammadiyah I Wates Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. FISE UNY
Makmun. A. Syamsudin . (2005). Perencanaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
.(2003). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muhibbin Syah. (2008). Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru Edisi Revisi. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Muhammad Saroni.(2006). Manajemen Sekolah Kita Menjadi Pendidik Yang Kompeten.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Muri Yusuf. (1986). Pengantar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Ghalia Indonesia
Mu’tadin, Zainun. (2002) .Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Pada Remaja Online
Tersedia: Http/Www.Uncg.Edu:80/Erccas2/Assesment/Html. [22 Juni 2010]
M. Dalyono. (2009). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Nana Sudjana. (2004). Teori-Teori Belajar Untuk Pengajaran. Jakarta: Lemabaga Penerbit
Fak Ekonomi UI
Nana Syaodih Sukmadinata.(2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Ngalim Purwanto (2010). Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya
Robert Havighurst. (1972). Kemandirian Sebagai Kebutuhan psikologis Remaja.
http://www.e-psikologi.com/remaja/250602/htm.22/11/06
Siti Nurrani (2009). Profil Kemandirian Belajar Siswa SMK (Studi Kearah Pengembangan
Program Bimbingan Belajar Siswa SMK N 1 Ketapang Kab. Bandung Tahun 2008-
2009). Skripsi PPBFIP UPI : Tidak Diterbitkan
Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Slamet Priyanto. (2010). Pengertian Lingkungan Belajar [Online]. Tersedia Dan Dikutip
Dalam Website Http://Tekim.Undip.Ac.Id [ 8 Februari 2012]
18
SMK N 7 Jogjakarta. Akuntansi Menurut Kurikulum . Tersedia Dan Dikutip Dalam Website
(Http://akuntansi.smkn7jogja.sch.id). [8 Februari2012]
SMK YPKK 3 Sleman. 2008. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta
Sugihartono,Dkk (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : UNY Press
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Afabeta
(2007). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto. (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Jakarta : Rineka
Cipta
. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Sumadi Suryabrata. (2002). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UGM Pers
Sutrisno Hadi. (2004). Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Yogyakarta
Steinberg. Laurance. (1998).Adolesence. Sanfransisco.Mc Graw Fill.Inc
Tulus Tu’u. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku Dan Prestasi Siswa. Jakarta : Gramedia
Widia Sarana Indonesia
Tulus Winarsono. (2002). Statistik Dalam Penelitian Psikologis Dan Pendidikan. Malang :
UMM Press
Umar Tirtaraharja Dan S.L. La Sulo. (2005). Pengantar Pendidikan. Jakarta Rineka Cipta
Depdiknas. (2003). UU No 20tahun 2003 Tentang SIKDIKNAS. Jakarta
Warren Dkk. (2005). Prinsip-Prinsip Akuntansi. Edisi Ke-21. Jakarta : Erlangga
Wongsri, N., Cantwell, R.H, Archer. J. (2002). The Validation Of Measures Of Self Efficacy,
Motivation And Self-Regulated Learning Among Thai Tertiary Student. Paper Presented
At He Annual Conference Of The Australian Association For Research In Education,
Brisbane.
Wulan Nugroho Yekti. (2011). Pengaruh Lingkungan Belajar Dan Kemandirian Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X Program Keahlian Akuntansi SMK
Muh 1 Turi Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi : FISE UNY
Zaki Baridwan. (2004). Intermediate Accounting. Yogyakarta: BPFE
19