pengaruh kepercayaan, teknologi informasi dan …
TRANSCRIPT
i
PENGARUH KEPERCAYAAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN
INTEGRASI TERHADAP KINERJA RANTAI PASOKAN STUDI PADA UM
(USAHA MENENGAH) KULINER DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Oleh :
Nama : Yovi Amnes Sumual
Nomor Mahasiswa : 15311319
Bidang Konsentrasi : Operasional
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
ii
PENGARUH KEPERCAYAAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN
INTEGRASI TERHADAP KINERJA RANTAI PASOKAN STUDI PADA UM
(USAHA MENENGAH) KULINER DI YOGYAKARTA
SKRIPSI
Ditulis untuk Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Akhir Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Strata-1 Di Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam
Indonesia
Oleh:
Nama : Yovi Amnes Sumual
Nomor Mahasiswa : 15311275
Bidang Konsentrasi : Operasional
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
iii
iv
v
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Bismillahirrahmanirrahim. Dengan segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat serta kesehatan. Karya sederhana ini akan saya
persembahkan untuk kedua orang tua saya yang telah mendidik dan membesarkan
saya sejak kecil dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan, Ibu Srimulyani dan Ayah
saya Yohansyah. Serta Adek saya Yonisha Sumual dan Yoaramadhani Sumual yang
telah mendukung serta memberi support untuk berjuang menuntut ilmu serta
menyelesaikan pendidikan sebagai suatu tanggung jawab saya.
vii
Halaman Motto
Man Jadda Wajada (Barangsiapa yang bersungguh-sungguh, maka ia akan
mendapatkan)
“Do everything sincerely… for Allah”
viii
PENGARUH KEPERCAYAAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN INTEGRASI
TERHADAP KINERJA RANTAI PASOKAN STUDI PADA UM (USAHA
MENENGAH) KULINER DI YOGYAKARTA
Yovi Amnes Sumual
Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan, Teknologi
Informasi Dan Integrasi terhadap kinerja rantai pasokan study pada UM (usaha
menengah) kuliner Di Yogyakarta. Subyek penelitian ini adalah usaha menengah
yang bergerak dalam bidang kuliner yang berada di Yogyakarta yang berjumlah 50
sampel. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuesioner
sebanyak jumlah sampel yang disebarkan secara langsung pada pelaku usaha kuliner.
Pengujian instrument penelitian menggunakan uji validitas dan reliabilitas dengan
menggunakan IBM SPSS 21. Metode analisa data yang digunakan adalah metode
regersi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan Kepercayaan berpengaruh terhadap Kinerja
rantai pasokan terdapat nilai signifikansi sebesar 0.002 (0.002 < 0,05). Teknologi
Informasi berpengaruh terhadap Kinerja Rantai pasokan terdapat nilai signifikansi
sebesar 0.002 (0.002 < 0,05). Integrasi berpengaruh terhadap Kinerja rantai pasokan
terdapat nilai signifikansi sebesar 0.020 (0.020 < 0,05). Berdasarkan analisis maka
hasil penelitian ini semua terbukti, baik Kepercayaan, Teknologi Informasi, maupun
Integrasi berpengaruh terhadap Kinerja rantai pasokan.
Kata Kunci: Kepercayaan, Teknologi Informasi, Integrasi, Kinerja Rantai Pasokan.
ix
INFLUENCE OF TRUST, INFORMATION TECHNOLOGY AND
INTEGRATION ON SUPPLY CHAIN PERFORMANCE:
A STUDY OF CULINARY BUSINESS (MEDIUM ENTERPRISE)
IN YOGYAKARTA
Yovi Amnes Sumual
Undergraduate Program of Management, Faculty of Economics
Universitas Islam Indonesian
ABSTRACT
This study aimed to analyze the influence of trust, information technology,
and integration on supply chain performance studied in the culinary business
(medium enterprises) in Yogyakarta. The subjects of this research were 50 medium
enterprises running the culinary business in Yogyakarta. This study was quantitative
research using a questionnaire distributed directly to each culinary entrepreneur. The
research instruments were tested for the validity and reliability using IBM SPSS 21.
The data was analyzed using the multiple linear regression method.
The results showed that trust influenced supply chain performance with a
significance value of 0.002 (0.002 < 0.05). Information technology influenced supply
chain performance with a significance value of 0.002 (0.002 < 0.05). Integration
influenced supply chain performance with a significance value of 0.020 (0.020 <
0.05). Based on this analysis, it was all proven that trust, information technology, and
integration influenced supply chain performance.
Keywords: Trust, Information Technology, Integration, Supply Chain Performance
November 22, 2019 TRANSLATOR STATEMENT
The information appearing herein has been translated
by a Center for International Language and Cultural Studies of Islamic University of Indonesia
CILACS UII Jl. DEMANGAN BARU NO 24
YOGYAKARTA, INDONESIA.
Phone/Fax: 0274 540 255
x
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakuth
Alhamdulillahirablilaalamiin, dengan segala puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmat serta hidayah kepada umat manusia. Serta shalawat
dan salam selalu terhaturkan pada Rasulullah Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa umat manusia dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang
benderang. Alhamdulillahirabbilaalamiin, dengan segala rasa syukur penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan, Teknologi
Informasi Dan Integrasi Terhadap Kinerja Rantai Pasokan”
Terdapat banyak pihak yang berperan dalam pembuatan dan penulisan skripsi
ini, Penluis memberikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah memberi bantuan serta dukungan untuk membantu penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini. Tanpa adanya bantuan serta dukungan penulis tidak akan dapat
menyelesaikan skripsi ini sendiri. Rasa terimakasih yang teramat besar diucapkan
kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan rasa sabar
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2. Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan dalam beramal dan
berkehidupan.
3. Bapak Zaenal Mustafa Elqadri, Dr., M.M yang telah memberikan bimbingan,
arahan, serta nasihat yang sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Kedua orang tua saya Yohansyah dan Ibu Srimulyani yang selalu tanpa henti
memberi dukungan, semangat, motivasi serta fasilitas sehingga penulis
mampu melewati segala rintangan dan kesulitan yang dihadapi. Terimakasih
karena telah membesarkan dan mendidik sejak kecil dengan kasih sayang dan
xi
keikhlasan yang luar biasa. Tidak ada yang lebih berharga dari kedua orang
tua saya.
5. Seluruh dosen dan stakeholder FE UII yang telah memberikan ilmu serta
pelajaran yang berguna untuk masa depan.
6. Teman-teman satu bimbingan dan seperjuangan skripsi handal, putri, arip.
7. Teman-teman satu daerah yang merantau di Yogyakarta burki, arman, abib,
zikran, rico, surya dan iboy.
8. Sahabat KKN 57 Unit MG-141 (Ida, caca, ardi, juna, salma dan elisa).
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ...................................................................... i
HALAMAN JUDUL SKRIPSI ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................... iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ............................................................. v
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... .x
BAB I (PENDAHULUAN)…………………………………………………...1
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………...1
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….5
1.3 Pertanyaan Penelitian……………………………………...….....6
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................ .6
1.5 Batasan Penelitian ....................................................................... .6
1.6 Manfaat Penelitian ...................................................................... .7
BAB II (KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI) ........................... .8
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................... .8
2.2 Landasan Teori............................................................................. 16
2.3 Hipotesis Penelitian ..................................................................... 31
2.4 Kerangka Berpikir ........................................................................ 33
BAB III (METODE PENELITIAN) ................................................................ 34
3.1 Desain Penelitian………………………………………...........…34
3.2 Objek/Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ...….............35
3.3 Populasi dan Sampel…….……………….………….…….……..38
xiii
3.4 Teknik Penarikan Sampel …………….........…............................41
3.5 Metode Pengumpulan Data ...........................……..…..........……41
3.6 Pengujian Instrumen …………….……………..........….….........43
3.7 Rancangan Analisi data …………….……………..........….…....45
3.8 Analisis Inferensial …………….……………..........….…...........46
BAB IV (ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN)……………………......51
4.1 Analisis Deskriptif..........…......................…………...…....51
4.2 Pengujian Instrumen……………………………….…..….52
4.2.1 Uji Validitas……………………………….…….52
4.2.2 Uji Reliabilitas……………………………….….54
4.3 Analisis Inferensial…....…………………………………..55
4.3.1 Analisis Asumsi Klasik………...………..……...55
4.3.2 Regresi Linier Berganda………………………...58
4.3.3 Uji T….........................…………………….…....59
4.3.4 Koefisien Determinasi (r square)..........................59
4.3.4 Uji F......................................................................60
4.4 Pembahasan…………………………………………….…61
BAB V (KESIMPULAN)……………………………………………..............67
5.1 Kesimpulan…………………………………………….….67
5.2 Keterbatasan Penelitian……………………………….…..68
5.3 Saran……………………………………………………....68
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 33
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 13
Tabel 4.1 Hasil Jabatan Responden ................................................................. 51
Tabel 4.2 Hasil Lama Membuka Usaha Responden ........................................ 52
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas ............................................................................ 53
Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 54
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolineartias .............................................................. 56
Tabel 4.6 Hasil Uji Heterosedatissitas ............................................................. 57
Tabel 4.7 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda .................................... 58
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis ............................................ 60
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ....................................................................................................... 76
Lampiran 2 ....................................................................................................... 80
Lampiran 3 ....................................................................................................... 83
Lampiran 4 ....................................................................................................... 86
Lampiran 5 ....................................................................................................... 87
Lampiran 6 ....................................................................................................... 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Di era global, persaingan dalam dunia bisnis yang semakin ketat.
Perekonomian selalu mengalami peningkatan dan perkembangan yang diikuti
dengan banyaknya bisnis yang selalu tumbuh salah satu nya UM kuliner khusus
nya di Yogyakarta. Yogyakarta sebagai Kota pelajar memiliki kondisi dan
sumber daya yang sangat mendukung bagi pertumbuhan sektor UM kuliner
makanan dan minuman. Hal ini terlihat dengan semakin banyaknya bisnis
makanan dan minuman dalam skala UM yang muncul di Yogyakarta.
Perkembangan bisnis makanan dan minuman dalam skala UM tidak terlepas
dari banyaknya jumlah pendatang yang berasal dari berbagai wilayah di
Indonesia, baik untuk berwisata, maupun untuk menempuh studi lanjut pada
perguruan tinggi-perguruan tinggi yang terdapat di Yogyakarta. Kondisi inilah
yang mendorong para pelaku bisnis untuk mendirikan usaha dalam bidang
makanan dan minuman yang menyasar pada selera konsumen yang beragam.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha.
2
Kriteria Usaha Menengah adalah Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500
juta sampai dengan paling banyak Rp 10 miliar tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha atau Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2,
5 miliar sampai dengan paling banyak Rp 50 miliar. Pada umumnya telah
memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih teratur bahkan lebih
modern, dengan pembagian tugas yang jelas, Sudah memiliki segala
persyaratan legalitas, Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan
dan memiliki sumber daya manusia yang terlatih dan terdidik (panes, 2016).
Seiring Pertumbuhan Usaha Menengah (UM) kuliner yang sangat pesat di
Yogyakarta, UM kuliner yang memiliki manajemen rantai pasokan yang baik,
dapat membantu dalam menghadapi berbagai tantangan bisnis. Namun pada
kenyataannya masih banyak UM kuliner yang gagal menerapkan manajemen
rantai pasokan yang menyebabkan kinerja dari rantai pasokan menjadi buruk.
Didalam rantai pasokan terjadi kontrak kerjasama antara perusahaan dan
pemasok, Jika kontrak kerjasama antara perusahaan dan pemasok terjadi
konflik atau masalah maka akan terganggu nya dari kinerja rantai pasokan
seperti : Kehabisan stok bahan baku, kualitas bahan baku yang buruk dan
Keterlambatan pengeiriman. Kontrak kerja sama yang baik dan tidak ada
konflik antara perusahaan dan pemasok maka akan meningkatkan kinerja dari
rantai pasokan.
3
Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan adalah
Mekanisme yang menghubungkan semua pihak yang bersangkutan dan
kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah menjadi barang
jadi. Menurut I Nyoman Pujawan (2005) Rantai pasok memiliki sifat yang
dinamis namun melibatkan tiga aliran yang konstan, yaitu: 1. Aliran informasi
2. Aliran produk 3.Aliran uang. Manajemen rantai pasok melibatkan banyak
pihak untuk memastikan pendistribusian barang dilakukan secara tepat
kuantitas, tepat kualitas, dan tepat waktu. Keterlambatan jadwal kedatangan
bahan baku dan ketidakpastian persediaan bahan baku tersebut akan
menghambat proses produksi perusahaan (Chopra dan Meindl, 2007; dalam
munizu, 2017). Menurut Siffahartas (2011) Manajemen rantai pasok berarti
pengelolaan aliran diantara tahapan rantai pasok untuk memaksimalkan
profitabilitas keseluruhan rantai pasok. Sehingga Manajemen Rantai Pasokan
ini menjadi sangat penting bagi suatu perusahaan. Mau tidak mau, perusahaan
harus menerapkan Manajemen Rantai Pasokan, sehingga perusahaan dapat
menjalankan proses bisnisnya.
Kepercayaan (trust) merupakan pondasi dari bisnis. Menurut dalam
Wijaya (2017) Mendefinisikan kepercayaan sebagai keinginan
menggantungkan diri pada mitra pertukaran yang dipercayai. Kepercayaan
mempunyai keyakinan kepada pihak lain. Menurut Chopra dan
Meindl,2007;dalam Mukhsin (2017) Ketika satu pihak mempunyai keyakinan
4
bahwa pihak lain yang terlibat dalam pertukaran mempunyai kehandalan dan
integritas, maka dapat dikaakan ada kepercayaan Salah satu hal yang paling
penting untuk dimiliki masing-masing perusahaan dalam suatu jejaring rantai
pasok adalah kepercayaan. Kepercayaan sangat penting dalam sebuah
kerjasama / hubungan karena hal tersebut sangat berperan penting dalam
membangun komunikasi dan kerjasama dalam menghindari masalah yang
muncul dalam sebuah kerjasama. Menurut Moorman, et.al, (1993) Kepercayaan
berkembang menjadi suatu tema yang semakin penting dalam sebuah
organisasi. Dalam kaitanya dengan kualitas hubungan antar pemasok dan
perusahaan, kepercayaan pemasok memiliki makna, yaitu kemauan untuk
bersandar pada partner pertukaran dan pada siapa seseorang memiliki
keyakinan.
Disamping kepercayaan, informasi merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam pengelolaan rantai pasokan. Dukungan teknologi
informasi memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan bisnis secara
cepat dan tepat. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang termasuk
didalamnya adalah electronic data interchange (EDI), dan internet menjadi
perangkat penting dalam menangani kompleknya hubungan antara perusahaan
supplier. Kompleksitas pengelolaan supply chain memaksa perusahaan
menggunakan sistem komunikasi secara online. Mengingat peran penting dari
informasi dalam mendukung kinerja rantai pasok maka manajer harus
5
memahami bagaimana informasi dikumpulkan dan dianalisis. Melalui teknologi
informasi yang modern dan up to date membentuk kolaborasi rantai pasok yang
kuat, sehingga pada akhirnya meningkatkan kinerja rantai pasokan perusahaan
(Munizu, 2017).
Integrasi rantai pasokan merupakan salah satu strategi yang sangat
penting untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan. Integrasi yang efektif
dapat meningkatkan nilai yang diterima semua anggota dalam suatu sistem
rantai pasokan. Selain itu, proses bisnis yang saling terintregasi dapat
meningkatkan kinerja rantai pasokan melalui biaya operasi yang rendah, waktu
pengiriman yang pendek, level persediaan yang rendah dan keandalan
perusahaan yang meningkat (Heizer dan Render, 2010;dalam munizu,2017).
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil
judul: “PENGARUH KEPERCAYAAN, TEKNOLOGI INFORMASI DAN
INTEGRASI TERHADAP KINERJA RANTAI PASOKAN STUDY PADA
UM (USAHA MENENGAH) KULINER DI YOGYAKARTA”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas masih banyak UM kuliner di
Yogyakarta yang mempunyai kinerja rantai pasok yang buruk.
6
1.3. Pertanyaan Penelitian
1. Apakah ada pengaruh kepercayaan terhadap kinerja rantai pasokan?
2. Apakah ada pengaruh Teknologi Inforasi terhadap kinerja rantai pasokan?
3. Apakah ada pengaruh Integrasi terhadap kinerja rantai pasokan?
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh kepercayaan terhadap kinerja rantai
pasokan.
2. Untuk menganalisis pengaruh Teknologi Informasi terhadap kinerja rantai
pasokan.
3. Untuk menganalisis pengaruh Integrasi proses terhadap kinerja rantai
pasokan.
1. 5. Batasan Penelitian
Penelitian ini lebih mengarah pada meneliti faktor yang
mempengaruhi kinerja rantai pasok antara perusahaan dan pemasok di UM
(usaha menengah) kuliner di Yogyakarta.
7
1. 6. Manfaat Penelitian
1. Bagi UM kuliner di Yogyakarta, Hasil penelitian diharapkan dapat
bermanfaat dan sebagai pengambilan keputusan bagi pelaku UM kuliner
di Yogyakarta untuk terus meningkatkan supply chain.
2. Bagi Pembaca, Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi penambah
referensi serta ilmu Mengenai pengaruh kepercayaan, Teknologi
informasi dan Integrasi dalam meningkatkan supply chain.
3. Bagi Penulis, Hasil penelitian menjadi sumber ilmu, penelitian dan juga
pengalaman bagi penulis untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat
mendapatkan gelar S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
4. Bagi Teoritis, Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
pengembangan teori supply chain manajemen pada bidang UM (usaha
menengah) kuliner.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan berdasarkan penelitian – penelitian yang telah
dilakukan terdahulu yang memiliki kesamaan tema. Penelitian tersebut adalah:
1. Penelitian Andreas Wijaya (2017)
Penelitian yang berjudul “Pengaruh kepercayaan dan komitmen terhadap
rantai rasokan yang dimediasi oleh keterhubungan pemasok pada pemilik toko
kelontong di DKI Jakarta”. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari tentang
pengaruh kepercayaan dan komitmen dalam keterhubungan pemasok terhadap
rantai pasokan pada pemilik toko kelontong di DKI Jakarta. Hasil dari
penelitian ini dapat dilihat bahwa kepercayaan memiliki pengaruh terhadap
komitmen dan hubungan relasi dengan pemasok, dan keterhubungan pemasok
memiliki pengaruh terhadap rantai pasokan, namum komitmen tidak memiliki
pengaruh terhadap hubungan relasi dengan pemasok.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
metode yang di gunakan, yaitu menggunakan metode kuantitatif, variabel yang
diuji dalam penelitian yang akan digunakan yaitu kepercayaan dan rantai
pasokan dan Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah teknik non
proabability. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah lokasi
9
penelitian ini berada di Yogkarta, sampel dari penelitian ini adalah UM (usaha
menengah) kuliner.
2. Penelitian Ronald Alfianto (2015)
Penelitian yang berjudul “Analisi pengaruh kualitas hubungan pemasok
dengan perusahaan terhadap kinerja rantai pasokan (Studi Empirik Pada
Pemasok Bahan Baku Di PT Jamu Jago”. Tujuan penelitian ini yaitu
implementasi kualitas hubungan pemasok dengan perusahaan melalui faktor
kepercayaan pemasok terhadap perusahaan dan komunikasi pemasok terhadap
perusahaan yang dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan. Hasil dari
penelitian ini : 1. Dengan melihat faktor komunikasi langsung merupakan
faktor penting sebagai kesuksesan peningkat kinerja rantai pasokan melalui
implementasi kualitas hubungan, maka perusahaan dalam peaksanaan kegiatan
usahanya harus menerapkan fakotr komunikasi langsung. 2. Perlu dukungan
penuh dari management perusahaan. 3. Perlunya komitmen penuh dari seluruh
tingkat organisasi. 4. Perlu anggaran yang memadai. 5. Tidak hanya terkait
dengan peralatan, malainkan terkait dengan SDM: alokasi SDM yang sesuai
dan pelatihan yang berkelanjutan dan memadai.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
metode yang di gunakan, yaitu menggunakan metode kuantitatif, variabel yang
diuji dalam penelitian yang akan digunakan yaitu kepercayaan dan kinerja
rantai pasokan dan Teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah teknik non
proabability. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah lokasi
10
penelitian ini berada di Yogkarta, sampel dari penelitian ini adalah UM (usaha
menengah) kuliner.
3. Penelitian Moh. Muksin (2017)
Penelitian yang berjudul “ Pengaruh Kepercayaan Dan Komitmen
Terhadap Kualitas Hubungan Dampaknya Pada Kinerja Rantai Pasokan (Studi
Kasus Produksi Dan Distribusi Dedek Pada PD Sederhana). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh kepercayaan dan komitmen
terhadap kinerja rantai pasokan dengan kualitas hubungan sebagai variabel
intervening studi kasus produksi dan distribusi dedak pada PD Sederhana.
Hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa pengaruh kepercayaan, dan
komitmen memiliki hubungan pengaruh yang posistif dan signifikan terhadap
kualitas hubungan sedangkan pengaruh kepercayaan dan komitmen terhadap
kinerja rantai pasokan, memiliki hubungan pengaruh yang positif signifikan.
Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas hubungan mampu memediasi
pengaruh kepercayaan, dan komitmen terhadap kinerja rantai pasokan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
metode yang di gunakan, yaitu menggunakan metode kuantitatif, variabel yang
diuji dalam penelitian yang akan digunakan yaitu kepercayaan dan kinerja
rantai pasokan. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah lokasi
penelitian ini berada di Yogkarta, sampel dari penelitian ini adalah UM (usaha
menengah) kuliner.
11
4. Penelitian Musran Munizu (2017)
Penelitian yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan, Komitmen, Dan
Teknologi Informasi Terhadap Kinerja Rantai Pasokan (Studi Kasus IKM
Pengelolah Buah Markisah Di Kota Makasar)”. Tujuan penelitian ini adalah
menguji dan menganalisis pengaruh variabel kepercayaan terhadap kinerja
rantai pasokan, pengaruh kepercayaan terhadap komitmen, pengaruh komitmen
terhadap kinerja rantai pasokan, pengaruh teknologi informasi terhadap kinerja
rantai pasokan, dan pengaruh variabel kepercayaan terhadap kinerja rantai
pasokan melalui komitmen pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) pengolah
buah markisa di Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
kepercayaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja rantai pasokan.
Kepercayaan juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen.
Komitmen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja rantai
pasokan. Teknologi informasi mempunyai pengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja rantai pasokan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
metode yang di gunakan, yaitu menggunakan metode kuantitatif, variabel yang
diuji dalam penelitian yang akan digunakan yaitu kepercayaan, Teknologi
Informasi dan kinerja rantai pasokan. Perbedaan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah lokasi penelitian ini berada di Yogkarta, sampel dari
penelitian ini adalah UM (usaha menengah) kuliner.
12
5. Penelitian Rasyadan Tahrizi Aziz & Bambang Munas Dwiyanto (2017)
Penelitian yang berjudul Analisis Pengaruh Longterm Relation,
Information Sharing, Cooperation, Integration Proscess Terhadap Kinerja
Rantai Supply Chain Management”. Hasil dari penelitian ini Kesimpulan уаng
dapat ditarik pada penelitian ini adalah pertama, Variabel Longterm Relation
berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Supply Chain Management.
Pengaruh уаng terjadi menunjukkan bahwa semakin lama hubungan kerjasama
perusahaan dengan supplier maka akan semakin tinggi kinerja dari Supply
Chain Management. Kedua, variabel Sharing Information berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja Supply Chain Management. Pengaruh уаng terjadi
menunjukkan bahwa semakin perusahaan terbuka akan informasi уаng
dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan produksi dengan supplier maka akan
semakin tinggi kinerja dari Supply Chain Management. Ketiga variabel
Integration Process berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Supply
Chain Management. Pengaruh уаng terjadi menunjukkan bahwa semakin
terintegritas hubungan kerjasama perusahaan dengan supplier maka akan
semakin tinggi kinerja dari Supply Chain Management. Keempat, variabel
Cooperation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Supply
Chain Management. Pengaruh уаng terjadi menunjukkan bahwa semakin baik
hubungan kerjasama perusahaan dengan supplier maka akan semakin rendah
tingkat kinerja dari Supply Chain Management.
13
Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
metode yang di gunakan, yaitu menggunakan metode kuantitatif, variabel yang
diuji dalam penelitian yang akan digunakan yaitu integrasi dan kinerja rantai
pasokan. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah lokasi
penelitian ini berada di Yogkarta, sampel dari penelitian ini adalah UM (usaha
menengah) kuliner.
Rangkuman dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah dijabarkan
dapat dilihat dalam tabel 2.1 sebagai berikut:
TABEL 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama, Tahun,
Judul
Variabel
Penelitian
Instrumen
Pengumpulan
data, Metode
analisis, sampel
Hasil Penelitian
1. Andreas
Wijaya (2017)
Pengaruh
Kepercayaan
dan Komitmen
Terhadap
Rantai
Pasokan Yang
Dimediasi
Oleh
Keterhubunga
n Pemasok
Pada Pemilik
Toko Kelontok
Di DKI Jakarta
Independen :
Kepercayaan
Komitmen
Mediasi :
Keterhubunga
n Pemasok
Dependen :
Kinerja Rantai
Pasokan
kepuasan
kerja terhadap
kinerja
Pengumpulan
Data :
Kuesioner
Alat Ananalisis:
SEM
Sampel :
Pemilik Toko
Kelontong Di
DKI Jakarta
kepercayaan memiliki
pengaruh terhadap komitmen
dan hubungan relasi dengan
pemasok, dan keterhubungan
pemasok memiliki pengaruh
terhadap rantai pasokan,
namum komitmen tidak
memiliki pengaruh terhadap
hubungan relasi dengan
pemasok
2. Ronald
Alfianto
(2015)
Analisi
Independen :
Kepercayaan
Komunikasi
Pengumpulan
Data :
Kuesioner
Kualitas hubungan
mempunyai peranan yang
tinggi dalam menentukan
kinerja rantai pasokan.
Berdasarkan analisis
14
No Nama, Tahun,
Judul
Variabel
Penelitian
Instrumen
Pengumpulan
data, Metode
analisis, sampel
Hasil Penelitian
Pengaruh
Kualitas
Hubungan
Pemasok
Dengan
Perusahaan
Terhadap
Kinerja Rantai
Pasokan (Studi
Empirik Pada
Pemasok
Bahan Baku
Di PT Jamu
Jago)
Mediasi :
Kualitas
Hubungan
Dependen :
Kinerja Rantai
Pasokan
Alat Ananalisis:
SEM
Sampel :
Karyawan PT
jamu Jago
pengaruh dapat disimpulkan
ternyata komunikasi
memmpunyai pengaruh lebih
tinggi terhadap peningkatan
kinerja rantai pasokan di
bandingkan kepecayaan.
3. Moh. Mukhsin
(2017)
Pengaruh
Kepercayaan
Dan
Komitmen
Terhadap
Kualitas
Hubungan
Dampaknya
Pada Kinerja
Rantai
Pasokan(studi
Kasus Prouksi
dan Distribusi
Dedak Pada
PD Sederhana
Independen :
Kepercayaan
Komitmen
Mediasi :
Kualitas
Hubungan
Dependen :
Kinerja Rantai
Pasokan
Sampel :
Karyawan PD
Sederhana
Pengumpulan
Data :
Kuesioner
Alat Ananalisis:
SEM
Pengaruh kepercayaan, dan
komitmen memiliki
hubungan pengaruh yang
posistif dan signifikan
terhadap kualitas hubungan
sedangkan pengaruh
kepercayaan dan komitmen
terhadap kinerja rantai
pasokan, memiliki hubungan
pengaruh yang positif
signifikan.Hasil analisis
menunjukkan bahwa kualitas
hubungan mampu memediasi
pengaruh kepercayaan, dan
komitmen terhadap kinerja
rantai pasokan.
4. Musran
Munizu (2017)
Pengaruh
Kepercayaan,
Komitmen,Da
n teknologi
Informasi
Terhadap
Independen :
Kepercayaan
Komitmen
Tekonologi
Informasi
Sampel :
IKM Pengelola
Buah Markisah
Di Kota
Makasar
Pengumpulan
Data :
kepercayaan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap kinerja rantai
pasokan. Kepercayaan juga
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
komitmen. Komitmen
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap
15
No Nama, Tahun,
Judul
Variabel
Penelitian
Instrumen
Pengumpulan
data, Metode
analisis, sampel
Hasil Penelitian
Kinerja Rantai
Pasokan (
studi Kasus
IKM
Pengelola
Buah
Markisah Di
Kota Makasar)
Dependen :
Kinerja Rantai
Pasokan.
Kuesioner
Alat Ananalisis:
(PLS-PM)
Kuantitatif
Kuesioner
kinerja rantai pasokan.
Teknologi informasi
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap
kinerja rantai pasokan.
Variabel kepercayaan
mempunyai pengaruh positif
dan signifikan terhadap
kinerja rantai pasokan
melalui komitmen.
Kepercayaan memberikan
efek langsung yang lebih
kecil pada kinerja rantai
pasokan dibadingkan dengan
efek tidak langsung, yang
dimediasi oleh komitmen.
Kinerja rantai pasokan lebih
dipengaruhi oleh teknologi
informasi daripada
kepercayaan dan komitmen.
Hasil studi ini dapat
berimplikasi pada pentingnya
peranan manajemen untuk
konsisten menjaga
kepercayaan, komitmen dan
pemanfaatan teknologi
informasi dalam sistem rantai
pasokan.
5. Rasyadan
Tahrizi Aziz
dan Bambang
Munas
Dwiyanto
(2017)
Analisis
pengaruh
longterm
relation,inform
astion
sharing,cooper
Independen :
longterm
relation
informastion
sharing
cooperation
Integrasition
process
Dependen :
Sampel :
UKM kuliner
Kabupaten
Gresik
Pengumpulan
Data :
Kuesioner
Alat Ananalisis:
Variabel Longterm Relation,
Sharing Information,
Integration Process
berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja
Supply Chain Managemen.
2. Variabel Cooperation tidak
berpengaruh secara
signifikan terhadap Kinerja
Supply Chain Management.
16
No Nama, Tahun,
Judul
Variabel
Penelitian
Instrumen
Pengumpulan
data, Metode
analisis, sampel
Hasil Penelitian
ation,integrasit
ion process
terhadap
kinerja supply
chain
management
(studi pada
UKM
kabupaten
Gresik)
kinerja supply
chain
management
(PLS-PM)
Kuantitatif
Kuesioner
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Kinerja Rantai Pasokan dan Kontrak kerja Sama
Management (Manajemen Rantai Pasok) secara umum dapat
dijelaskan sebagai integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan
barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Menurut
Simchi-Levietal, 2007;dalam Mukhsin (2017) mendefinisikan SCM
sebagai serangkaian pendekatan yang digunakan untuk, secara efisien,
mengkolaborasikan pemasok-pemasok, manufaktur, warehouse, dan
retailer sehingga mampu memproduksi dan mendistribusikan produk dalam
jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu distribusi yang tepat.
Menurut David Simchi Levi: dalam Irmawati (2007) Supply chain
management merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai
17
pengintegrasian berbagai organisasi yang lebih efisien. Artinya barang
diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat dan pada tempat
yang tepat dengan tujuan mencapai cost dari sistem secara keseluruhan
yang minimum dan juga mencapai service level yang diinginkan.
Menurut I Nyoman Pujawan (2005), terdapat tantangan yang harus
dihadapi dalam mengelola suppy chain, yaitu:
1. Kompleksitas struktur supply chain
• Melibatkan banyak pihak dengan kepentingan yang berbeda-beda.
• Perbedaan bahasa, zona waktu dan budaya antar perusahaan.
2. Ketidakpastiaan
• Ketidakpastian permintaan.
• Ketidakpastian pasokan: lead time pengiriman, harga dan kualitas
bahan baku, dll.
• Ketidakpastian internal: kerusakan mesin, kinerja mesin yang tidak
sempurna, ketidakpastian kualitas produksi dll.
Untuk menghadapi masalah ketidakpastian pemesanan dalam rantai
pasokan, diperlukan sharing informasi di sepanjang rantai pasokan,
optimalisasi tingkat persediaan, penciptaan tim rantai pasokan, pengukuran
18
kinerja rantai pasokan, maupun membangun koordinasi dan kolaborasi di
antara mitra bisnis.
Menurut Ariani (2013) menyatakan bahwa dalam manajemen rantai
pasok terdapat beberapa perusahaan kunci yang memiliki kepentingan
serupa, yaitu:
1. Chain 1 – 2: Supplier – Manufacurer
Rantai pertama dihubungkan dengan rantai yang kedua, yaitu
manucfaturer yang melakukan pekerjaan membuat, memfabriksasi, meng
assembling, merakit, mengkonveksi, atau pun menyediakan barang.
Hubungan dengan mata rantai yang pertama ini sudah mencapai potensi
untuk melakukan penghematan. Misalnya inventories bahan baku, bahan
setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak supplier, manufacturer
dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini. Tidak jarang
penghematan sebesar 40%-60% bahkan lebih, dapat diperoleh dari biaya
penyimpanan persediaan di mata rantai ini.
Pada dasarnya kontrak berawal dari perbedaan atau ketidaksamaan
kepentingan di antara para pihak. Perumusan hubungan kontrak tersebut
pada umumnya diawali dengan proses negosiasi di antara para pihak.
Melalui negosiasi, para pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk
19
kesepakatan untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan
(kepentingan) melalui proses tawar-menawar (Hernoko, 2010).
Menurut Sudargo Gautama, dalam Samuel M.P Hutabarat (2010)
kesepakatan atau persetujuan kehendak itu merupakan hal yang paling
penting dalam pembuatan perjanjian, dengan adanya kata sepakat untuk
mengadakan perjanjian diantara para pihak, maka pada saat itu juga telah
terjadi persetujuan atas pernyataan kehendak dari masing-masing pihak.
Menurut Herlien Budiono (2006) Isi Perjanjian Kedua belah pihak
menyatakan setuju dan sepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama.
Perjanjian dibuat dalam bentuk tertulis. Perjanjian kerjasama ini berisi 7
pasal yang akan diuraiakan sebagai berikut: 1. Pasal 1, mengenai Jangka
waktu berlakunya perjanjian kerjasama 2. Pasal 2, mengenai Kewajiban
pihak pertama dan kedua 3. Pasal 3, mengenai Hak pihak pertama dan
pihak kedua 4. Pasal 4, mengenai Ruang lingkup usaha perjanjian
kerjasama 5. Pasal 5, mengenai Perubahan kontrak 6. Pasal 6, mengenai
Sanksi 7. Pasal 7, mengenai Penyelesaian perselisihan 8. Ketentuan
Penutup. Setelah isi perjanjian kerjasama disepakati dan ditandatangani
oleh para pihak maka perjanjian mengikat kedua belah pihak. Masing-
masing pihak harus mematuhi serta melaksanakan isi perjanjian kerjasama.
20
Dengan demikian jika kontrak kerja sama supply chain perusahaan dan
pemasok baik tidak ada konflik atau masalah maka akan meningkatkan
kinerja rantai pasokan.
Indikator kinerja rantai pasokan:
1. Nota Kesepahaman disebut juga dengan MoU pada dasarnya merupakan
perjanjian pendahuluan/prakontrak, yang mengatur dan memberikan
kesempatan kepada para pihak untuk mengadakan studi kelayakan
terlebih dahulu sebelum membuat perjanjian yang lebih terperinci dan
mengikat para pihak pada nantinya (Prasetio & Asharyanto, 2013).
2. Kejelasan Isi Perjanjian kontrak kerjasama.
3. Mematuhi serta melaksanakan isi perjanjian kerjasama.
4. Penyelesaian perselisihan, perselisihan terjadi karena salah satu pihak
melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan perjanjian.penyelesaian
sengketa diluar pengadilan dapat di tempuh berbagai cara arbitrase,
mediasi, konsiliasi, minitrial, summary jury trial, settle ment conference
serta bentuk lainnya (Galfridaline, 2018).
5. Keseimbangan ini berkaitan dengan permasalahan Hak dan Kewajiban
para pihak dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama (Budiono, 2006).
21
2.2.2 Kepercayaan
Menurut Wahyuni et al., 2003; dalam Alfianto (2015) Kepercayaan
secara umum dipandang sebagai unsur mendasar bagi keberhasilan suatu
hubungan (relationships). Tanpa adanya kepercayaan suatu hubungan tidak
akan bertahan dalam jangka waktu yang panjang. Dalam sebuah hubungan
timbal balik antara kedua belah pihak khususnya dalam hal ini hubungan
antara pelaku bisnis dan para mitranya, kepercayaan sangatlah dibutuhkan
walaupun kepercayaan tidak dengan mudah untuk diberikan. Kepercayaan
akan muncul dari sebuah keyakinan bahwa hubungan kerjasama akan
memberikan manfaat seperti yang diharapkan oleh kedua belah pihak.
Menurut Mishra dan Monrissey, 1990; dalam Alfianto (2015) menyatakan
bahwa komunikasi yang terbuka keterbukaan dalam informasi kritikal,
keterbukaan dalam persepsi dan feeling, dan besarnya keterlibatan pekerja
dalam keputusan memfasilitasi kepercayaan dalam hubungan antar
organisasi.
Kepercayaan didefenisikan sebagai kesediaan untuk mempercayai
orang lain dimana kepadanya seseorang dapat mempunyai keyakinan.
Kepercayaan pemasok memiliki makna adalah kemauan untuk bersandar
pada partner pertukaran dan pada siapa orang mempunyai keyakinan
(Moorman, et.al, 1992 Susanto, 2006; dalam Alfianto, 2015).
22
Kepercayaan sangat penting dalam sebuah kerjasama / hubungan
karena hal tersebut sangat berperan penting dalam membangun komunikasi
dan kerjasama dalam memecahkan masalah-masalah yang muncul dalam
sebuah kerjasama. Kepercayaan berkembang menjadi suatu tema yang
semakin penting dalam sebuah organisasi. Dalam kaitanya dengan kualitas
hubungan antar pemasok dan perusahaan, kepercayaan pemasok memiliki
makna, yaitu kemauan untuk bersandar pada partner pertukaran dan pada
siapa seseorang memiliki keyakinan (Moorman, et.al., 1993; dalam
Alfianto 2015).
Johnson (1999) memandang kepercayaan dan kejujuran sebagai
dimensi - dimensi penyusun kualitas suatu hubungan kerjasama. Lebih
lanjut Johnson, 1999; dalam Arifin (2004) menjelaskan ketika sebuah
perusahaan percaya dengan mitra kerjasamanya dan benar-benar
memperlakukan mitranya itu dengan adil, perusahaan tersebut akan
memandang lebih hubungan tersebut sebagai sebuah asset strategik dan alat
strategik yang akan memperkuat kemampuan bersaing perusahaan.
Pentingnya kepercayaan yang telah diteliti oleh Schurr dan Ozzane,
1985; dalam Soetomo (2004) yang menyatakan bahwa tingginya
kepercayaan telah meningkatkan hubungan yang terjalin. Ketika
kepercayaan muncul, maka akan terjalin sebuah hubungan kejasama
dengan tidak melupakan sikap jujur, ketika kepercayaan dan kejujuran ada
23
maka terjadi peningkatan hubungan kerjasama, sehingga memberikan
keuntungan bagi pihak - pihak yang terlibat dan ketika keuntungan yang
didapat semakin meningkat, kualitas hubungan pun meningkat. .
Menurut Butler, 1992; dalam .Alfianto (2015) menyatakan bahwa
terdapat sebelas (11) kondisi dari kepercayaan secara organisasional yang
sebaiknya dipenuhi yakni: bijaksana dalam memilih, availibilitas,
kompetensi (mempunyai kemampuan di bidang nya), konsistensi,
kejujuran, integritas, loyality (setia/patuh terhadap aturan), keterbukaan,
kepercayaan yang menyeluruh, pemenuhan janji, dan penerimaan.
Penelitian Garbarino dan Johnson 1999; dalam Wijaya (2017)
memberikan rujukan pada penelitian kepercayaan pada pemasok. Indikator
yang dipergunakan dalam mengukur kepercayaan pemasok adalah sebagai
berikut: 1. Kredibilitas pemasok 2. Kualitas barang yang ditawarkan
pemasok 3. Keterbukaan pemasok.
Kepercayaan Adalah sebuah bentuk keunggulan dalam berkomitmen
pada hubungan kerjasama organisasional yang muncul dari sebuah
keyakinan bahwa hubungan kerjasama akan memberikan manfaat seperti
yang diharapkan oleh kedua belah pihak, diukur dengan indikator (Swan et
al., 1998, Ahda, 2009; dalam mukhsin, 2017):
24
Kejujuran, artinya dalam memberikan suatu produk, hendaknya
pemasok tidak melakukan kecurangan.
Tanggung jawab, artinya adanya kualitas tanggung jawab antara
perusahaan-pemasok.
Pengalaman, artinya pemasok yang berpengalaman (produksi,
hubungan kerjasama).
2.2.2 Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware,
software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan,
mengolah, menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan dan
menggunakan data secara bermakna (Warsita, 2008). Teknologi informasi
diartikan sebagai ilmu pengetahuan dalam bidang informasi yang berbasis
komputer dan perkembangannya sangat pesat. Teknologi informasi
adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data. Pengolahan
itu termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi
yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu
(Uno & Lamatenggo, 2011; dalam munizu).
Teknologi informasi merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dalam pengelolaan rantai pasokan. Dukungan teknologi informasi
memungkinkan manajemen dapat mengambil keputusan bisnis secara
25
cepat dan tepat. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang
termasuk didalamnya adalah electronic data interchange (EDI), dan
internet menjadi perangkat penting dalam menangani kompleknya
hubungan antara supplier. Kompleksitas pengelolaan supply chain
memaksa perusahaan menggunakan sistem komunikasi secara online.
Mengingat peran penting dari informasi dalam mendukung kinerja rantai
pasok maka manajer harus memahami bagaimana informasi dikumpulkan
dan dianalisis (Turban dan Volonino, 2010).
Levi et al. (2004) mengartikan teknologi informasi (TI) sebagai
alat-alat, baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak yang
digunakan untuk mengetahui keberadaan informasi dan menganalisis
informasi tersebut untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi rantai
pasok. Menurut Chopra dan Meindl (2007) mengistilahkan TI sebagai
mata dan telinga, bahkan sebagian dari otak dari manajemen dalam
sebuah rantai pasok yang menangkap dan menganalisis informasi yang
dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Menurut Levi et al. (2004)
mengatakan bahwa tujuan penerapan TI dalam manajemen rantai pasok
adalah:
1. Mengumpulkan informasi mengenai sebuah produk mulai dari
produksi sampai pengiriman dan pembelian.
26
2. Menyediakan akses bagi seluruh data dan informasi yang ada di
dalam sistem melalui satu titik kontak (single-point-of contact).
Menurut Chopra dan Meindl: dalam Pujawan dan Mahendrawathi
(2010) informasi harus memiliki beberapa karakteristik agar dapat
berguna dalam mengambil keputusan rantai pasokan :
1. Akurat, Untuk mengambil keputusan yang baik, Informasi harus
menggambarkan kondisi yang sebenarnya dan dapat dipercaya.
2. Tepat, Mempertimbangkan informasi apa saja yang sesuai dan
dibutuhkan oleh perusahaan.
3. Dapat diakses pada saat dibutuhkan. Untuk dapat digunakan pada
saat dibutuhkan informasi harus dapat diakses dengan baik dan benar,
sehingga dapat membantu dalam mengambil keputusan.
Keberhasilan supply chain sangat tergantung kepada sistem
informasinya dengan adanya informasi partner bisnis dalam rantai pasok
dapat diperhitungkan (Pujawan dan Mahendrawathi, 2010). Kurangnya
koordinasi dari pihak-pihak yang terlibat dalam supply chain akan
menimbulkan distorsi Informasi yang disebut dengan fenomena bullwhip
effect (Ariani, 2013). Sedangkan Bullwhip Effect itu sendiri didefinisikan
oleh (Susilo dalam Fitrianto, 2016) sebagai peningkatan variabilitas
27
permintaan yang terjadi pada setiap level supply chain sebagai akibat
adanya distorsi informasi.
Handfield dan Nicholas (dikutip oleh Susilo, 2008) mengatakan
bahwa informasi yang tidak akurat atau informasi yang terdistorsi pada
setiap level supply chain dari bawah ke atas dapat menimbulkan beberapa
masalah penting, diantaranya:
1. Persediaan yang berlebihan.
2. Hilangnya pendapatan.
3. Pengiriman yang tidak efektif.
4. Kesalahan dalam penjadwalan produksi.
5. Penggunaan sumber daya yang tidak efisien.
Turban dan Volonino (2010) mengungkapkan bahwa pengelolaan
supply chain tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi
informasi (TI). Bahkan kalau dilihat dari sejarahnya, justru kemajuan TI
inilah yang melahirkan prinsip-prinsip dasar manajemen rantai pasokan
(supply chain management).Hal ini terjadi karena pengintegrasian
berbagai proses dan entitas bisnis di dalam manajamen rantai pasokan
adalah dilakukannya penggunaan bersama-sama terhadap informasi yang
dimiliki dan dihasilkan oleh berbagai pihak dalam suatu sistem rantai
28
pasokan. Selanjutnya, Pujawan dan Erawan (2010) menjelaskan peranan
TI di dalam manajemen rantai pasokan dapat dilihat dari dua perspektif
besar, yaitu perspektif teknis dan perspektif manajerial.
Indikator dari Teknologi informasi menurut Sutarman (2009) adalah
sebagai berikut :
1. Kecepatan (Speed) Komputer dapat mengerjakan sesuatu
perhitungan yang kompleks dalam hitungan detik, sangat cepat, jauh
lebih cepat dari yang dapat dikerjakan oleh manusia.
2. Konsistensi (Consistency) Hasil pengolahan lebih konsisten tidak
berubah-berubah karena formatnya (bentuknya) sudah standar,
walaupun dilakukan berulang kali, sedangkan manusia sulit
menghasilkan yang persis sama.
3. Ketepatan (Precision) Komputer tidak hanya cepat, tetapi juga lebih
akurat dan tepat (presisi). Komputer dapat mendeteksi suatu perbedaan
yang sangat kecil, yang tidak dapat dilihat dengan kemampuan
manusia, dan juga dapat melakukan perhitungan yang sulit.
4. Keandalan (Reliability) Apa yang dihasilkan lebih dapat dipercaya
dibandingkan dengan dilakukan oleh manusia. Kesalahan yang terjadi
lebih kecil kemungkinannya jika menggunakan komputer
29
Indikator dari teknologi informasi menurut Nur Maflikhah (2010)
sebagai berikut :
1. Kemanfaatan meliputi :
a. Menjadi pekerjaan lebih mudah (makes job easier).
b. Bermanfaat (usefull).
c. Menambah produktifitas (increas productivity).
2. Efektivitas meliputi:
a. Mempertinggi efektifitas (enchance effectiveness).
b. Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve the job performance).
2.2.3 Integrasi
Integrasi adalah penggabungan beberapa aktivitas hingga nantinya
membentuk suatu sistem уаng menyeluruh.Integrasi mampu meningkatkan
kualitas hubungan pada setiap rantai nilai, menjembatani dalam
pengambilan keputusan, (Hamidin & Surendro, 2010). Dalam integrasi
pada supply chain terdapat proses kerjasama уаng kompleks antara
perusahaan dengan pemasok, уаng apabila mampu dikelola dengan baik
dan optimal akan menghasilkan operasi perusahaan уаng lebih efisien dan
dapat meningkatkan keuntungan perusahaan serta memberikan kepuasaan
bagi semua pihak (Setiawan & Suhardi, 2005).
30
Integrasi supply chain mengimplikasikan integrasi proses yang
berarti kerjasama dengan pemasok, pengembangan produk secara bersama,
pengembangan sistem yang sama dan saling berbagi informasi. Integrasi
yang efektif dalam suatu supply chain akan menjadi faktor kunci bagi
perusahaan dalam mencapai perbaikan-perbaikan yang diperlukan agar
perusahaan tetap kompetitif.
Indikator Integrasi rantai pasok Menurut I Nyoman Pujawan (2005)
adalah:
1. Arus material melibatkan arus produk fisik dari pemasok sampai
konsumen melalui rantai.
2. Arus informasi meliputi ramalan permintaan, transmisi pesanan dan
laporan status pesanan.
3. Arus keuangan meliputi informasi kartu kredit, syarat-syarat kredit,
jadwal pembayaran, penetapan kepemilikan dan pengiriman.
Indikator Integrasi menurut (Ariani, 2013) yaitu:
1. Integrasi fisik, mengacu pada perubahan dalam proses dan aktivitas
untuk meningkatkan dan efisiensi proses inti.
31
2. Integrasi informasi, mengacu pada pertukaran informasi yang
berhubungan dengan tingkat inventori, perencanaan transportasi /
manufaktur, peramalan, status aktual proses dan sebagainya.
3. Integrasi koordinasi, keselarasan dalam pengambilan keputusan
dalam rantai pasokan.
4. Integrasi desain rantai pasok, mengacu pada kerjasama di dalam
perubahan struktur rantai pasokan.
2.3 Perumusan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Kinerja rantai pasokan
Menurut Swanetal, 1998, ahmadi, 2009; dalam Mukhsin (2017)
kepercayaan merupakan bentuk keunggulan dalam berkomitmen pada
hubungan kerja sama yang muncul dari sebuah keyakinan bahwa
hubungan kerja sama akan memberikan manfaat seperti yang diharapkan
oleh kedua belah pihak. Zulganef, 2002; dalam Wijaya (2017)
mendefinisikan kepercayaan sebagai keinginan menggantungkan diri
pada mitra pertukaran yang dipercayai. Moorman, 1993; dalam Wijaya
(2017) mendefinisikan kepercayaan sebagai kesediaan individu untuk
menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat dalam pertukaran
karena individu mempunyai keyakinan kepada pihak lain. Semakin tinggi
kepercayaan maka akan meningkatkan kinerja rantai pasokan.
32
H1: kepercayaan berpengaruh positif terhadap kinerja rantai
pasokan.
2.3.2 Pengaruh Teknologi Terhadap Kinerja rantai pasokan
Levi et al.2004; dalam Munizu (2017) mengartikan teknologi
informasi (TI) sebagai alat-alat, baik berupa perangkat keras maupun
perangkat lunak yang digunakan untuk mengetahui keberadaan informasi
dan menganalisis informasi tersebut untuk mengambil keputusan yang
terbaik bagi rantai pasok. Turban dan Volonino, 2010; dalam Munizu
(2017) mengungkapkan bahwa implementasi pengelolaan supply chain
tidak dapat dipisahkan dari perkembangan teknologi informasi (TI).
Semakin baik teknologi informasi maka maka akan meningkatkan kinerja
rantai pasokan.
H2: Teknologi informasi berpengaruh positif terhadap Kinerja
rantai pasokan
2.3.3 Pengaruh Integrasi Terhadap Kinerja rantai pasokan
Pada penelitian sebelumnya, baik empiris dan teoritis, telah sepakat
bahwa integrasi rantai pasok dapat meningkatkan kinerja perusahaan
(Stevens dkk, 1989; dalam Aprianiningsih, 2016). Keberhasilan
pengelolaan rantai pasokan membutuhkan integrasi proses bisnis antara
mitra di sepanjang rantai pasok (Porter 1980, 1985; dalam
33
Aprianiningsih, dkk 2016). Selain itu, proses bisnis yang saling
terintregasi dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan melalui biaya
operasi yang rendah, waktu pengiriman yang pendek, level persediaan
yang rendah dan keandalan perusahaan yang meningkat (Heizer dan
Render, 2010). Semakin baik integrasi pada supply chain maka akan
meningkatkan kinerja rantai pasokan.
H3: Integrasi berpengaruh positif terhadap Kinerja rantai pasokan.
2.4 Kerangka Pemipikiran
Kerangka pemikiran yang akan dikembangkan dalam penlitian ini
mengacu pada telaah pustaka yang telah dilakukan pada sub-sub bab
sebelumnya. Berdasarkan telaah pustaka diatas maka kerangka pemikiran yang
akan dikembangkan dalam penelitian ini adalah seperti pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran
Kepercayaan
(X1)
(
Teknologi
Informasi
(X2)
(X2)
Integrasi
(X3)
KINERJA
RANTAI
PASOKAN
(Y)
34
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei. Menurut Muhammad Ali
(2010) dalam bukunya yang berjudul Metodelogi dan Aplikasi Riset
Pendidikan, “Survei pada dasarnya merupakan pemeriksaan secara teliti tentang
fakta atau fenomena perilaku dan sosial terhadap subyek dalam jumlah besar.
Dalam riset pendidikan, survai bukan semata-mata dilakukan untuk
mengumpulkan data atau informasi, seperti tentang pendapat atau sikap, tetapi
juga untuk membuat deskripsi komprehensif maupun untuk menjelaskan
hubungan antar berbagai variabel yang diteliti.
Jenis Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
Asosiatif. Metode Asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini maka akan
dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk menjelaskan,
meramalkan dan mengontrol suatu gejala (Sugiyono, 2014). Dalam penelitian
ini, metode asosiatif digunakan untuk menjelaskan tentang pengaruh
Kepercayaan, Teknologi Informasi, Integrasi terhadap Kinerja rantai pasokan.
Selain beberapa hal di atas, akan dijelaskan pula dengan metode
eksplanatori. Ada pun penelitian eksplanatori menurut Sugiyono (2006) adalah
35
penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel yang
mempengaruhi hipotesis.
3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.2.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dpelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono, 2016).
3.2.2 Variabel Independen
3.2.2.1 Kepercayaan
Menurut Swanetal,1998;dalam ahmadi (2009) kepercayaan
merupakan bentuk keunggulan dalam berkomitmen pada
hubungan kerja sama organisasional yang muncul dari sebuah
keyakinan bahwa hubungan kerja sama akan memberikan manfaat
seperti yang diharapkan oleh kedua belah pihak. Diukur dengan
indikator menurut (Swan et al,1998, Ahda, 2009; dalam mukhsin,
2017) dan (Garbarino dan Johnson, 1999) :
X 1.1: Kejujuran
X 1.2: Tanggung jawab
36
X 1.3: Pengalaman
X 1.4: kredibilitas pemasok
X 1.5: keterbukaan
3.2.2.2 Teknologi Informasi
Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware,
software, useware) sistem dan metode untuk memperoleh,
mengirimkan, mengolah, menafsirkan, menyimpan,
mengorganisasikan, dan menggunakan data secara bermakna
(Warsita, 2008). Keberhasilan supply chain sangat tergantung
kepada sistem informasinya dengan adanya informasi partner bisnis
dalam rantai pasok dapat diperhitungkan (Pujawan dan
Mahendrawathi, 2010). Diukur dengan Indikator menurut
(Sutarman, 2009) dan (Maflikhah, 2010):
X 2.1: Kecepatan
X 2.2: Konsisten
X 2.3: Ketepatan
X 2.4: Keandalan
X 2.5: Kemudahan
X 2.6: Meningkatkan efektifitas
37
3.2.2.3 Integrasi
Dalam integrasi pada supply chain terdapat proses kerjasama
уаng kompleks antara perusahaan dengan pemasok уаng apabila
mampu dikelola dengan baik dan optimal akan menghasilkan
operasi perusahaan уаng lebih efisien dan dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan serta memberikan kepuasaan bagi semua
pihak (Setiawan & Suhardi, 2005). Diukur dengan indikator
menurut (Pujawan, 2005) dan Noord (Ariani, 2013):
X 3.1: Aktifitas Arus material
X 3.2: Aktifitas Arus keuangan
X 3.3: Integrasi dengan pihak bank
X 3.4: Aktifitas Arus informasi
3.2.3 Variabel Dependen
3.2.3.1 Kinerja Rantai Pasokan
Dikatakan oleh Schroeder bahwa mengukur performa supply
chain adalah langkah pertama menuju perbaikan. Sebuah tahapan
awal yang perlu ditetapkan dan ditentukan untuk dapat mencapai
tujuan perbaikan tersebut. Mengukur kinerja rantai pasokan dilihat
dari kontrak kerja sama supply chain. Menurut Hernoko (2010)
38
Melalui perjanjian/kontrak muncul sebuah perikatan atau hubungan
hukum. Perumusan hubungan perjanjian senantiasa diawali dengan
proses negosiasi diantara para pihak. Melalui proses negoisasi para
pihak berupaya menciptakan bentuk-bentuk adanya kesepakatan
untuk saling mempertemukan sesuatu yang diinginkan
(kepentingan) melalui proses tawar menawar tersebut. Diukur
dengan indikator menurut (Prasetio& Asharyanto2013) dan
(Priyono, Njatrijani, 2017), (Galfridaline, 2018), dan (Budiono,
2006):
Y 4.1: Nota Kesepahaman / MoU.
Y 4.2: kejelasan isi kontrak kerjasama.
Y 4.3: Mematuhi serta melaksanakan isi kontrak kerjasama.
Y 4.4: Penyelesaian perselisihan.
Y 4.5: Keseimbangan Hak dan Kewajiban.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi merupakan sekumpulan orang, kejadian atau ketertarikan
terhadap sesuatu agar peneliti dapat menarik kesimpulan (Sekaran, 2013).
39
Kriteria Usaha Menengah kuliner adalah Memiliki kekayaan bersih
lebih dari Rp 500 juta sampai dengan paling banyak Rp 10 miliar tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau Memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari Rp 2, 5 miliar sampai dengan paling banyak Rp 50
miliar.
Ciri-ciri UM (usaha menengah) kuliner:
• Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih
baik, lebih teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas
yang jelas.
• Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga,
izin usaha, izin tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan dll.
• Sudah akses kepada sumber-sumber pendanaan perbankan.
• Pada umumnya telah memiliki sumber daya manusia yang terlatih
dan terdidik. (Bisosial.com, 2013)
Populasi dari penelitian ini adalah UM Kuliner di Yogyakarta. Di
karnakan tidak ada data berapa jumlah populasi UM kuliner di
Yogyakarta, Sehingga tak terhingga jumlah populasi UM kuliner Di
Yogyakarta.
40
3.3.2 Sampel
Pengambilan sampel adalah proses memilih sejumlah elemen
secukupnya dari populasi, sehingga penelitian terhadap sampel dan
pemahaman tentang sifat atau karakteristinya dapat digeneralisasikan
pada elemen populasi (Sekaran, 2006). Roscoe (1975) yang dikutip Uma
Sekaran (2006) mengutarakan patokan atau acuan untuk menentukan
ukuran sampel yang diambil:
1. Untuk kebanyakan penelitian, ukuran sampel yang tepat berjumlah
lebih dari 30 sampel dan kurang dari 500 sampel.
2. Jika sampel memiliki pecahan ke dalam subsample seperti pria dan
wanita, junior dan senior, dan sebagainya, ukuran sampel yang tepat
adalah minimum 30 sampel.
3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda),
ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam
penelitian.
4. Bagi penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen
yang ketat, penelitian lebih tepat adalah dengan ukuran sampel jumlah
kecil yaitu antara 10 sampai dengan 20 sampel.
Mengacu dari acuan yang diberikan Roscoe (1975) yang dikutip
Uma Sekaran (2006), maka peneliti mengambil sebanyak 50 UM kuliner.
41
Dari setiap UM kuliner di ambil satu Sampel dan yang mewakili
sampel dari setiap UM kuliner adalah orang – orang yang berhubungan
dengan pemasok. Dalam penelitian ini Sampel yang mewakili dari setiap
UM kuliner adalah Manager atau Asisten manager atau supevisior.
3.4. Teknik Penarikan Sampel
Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
non random sampling dimana peneliti tidak memberikan kesempatan yang
sama pada anggota populasi untuk dijadikan anggota sampel (Sugiyono, 2015).
Penggunaan non random sampling berdasarkan pertimbangan bahwa
banyaknya jumlah anggota populasi UM Kuliner di Yogyakarta. Dengan
pertimbangan tersebut maka teknik sampling yang sangat mendukung
digunakan adalah purposive sampling.
3.5 Metode Pengumpulan Data
3.5.1 Prosedur Pengumpulan Data dan Pengukuran
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kuesioner. Data dikumpulkan dengan cara melakukan
penyebaran kuesioner secara langsung ke responden yang menjadi sampel
penelitian. Hal ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh data berupa
jawaban-jawaban dari para responden (Kuncoro, 2003).
42
Pengukuran variabel dilakukan dengan menggunakan skala Likert.
Menurut Sugiyono (2010), skala likert adalah skala yang digunakan untuk
mengukur persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena
sosial. Skala likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel, ke mudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa pernyataan atau
pertanyaan. Skala likert sendiri di desainuntuk menelaah seberapa kuat
sebjek setuju atau tidak setuju dengan pertanyaan pada 5 titik skala
(Sekaran & Bougie, 2013).
Keperluan analisis kuantitatif, dari masing-masing jawaban
memiliki bobot atau skor yang berbeda, dari proses pemberian skor ini
akan dihasilkan lima kategori jawaban, yaitu :
STS = Sangat tidak setuju, dengan skor 1
TS = Tidak setuju, dengan skor 2
R = Ragu-ragu, dengan skor 3
S = Setuju, dengan skor 4
SS = Sangat setuju, dengan skor 5
43
3.6 Pengujian Instrumen
3.6.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan pengujian seberapa baik instrumen yang
dikembangkan mengukur konsep tertentu yang dimaksudkan untuk
mengukur (Sekaran & Bougie, 2013). Menggunakan instrumen yang
valid dan reliabel dalam pengumpulan data, diharapkan hasil penelitian
akan menjadi valid dan reliabel (Sugiyono, 2010). Uji validitas adalah
untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen kuesioner yang
digunakan dalam pengumpulan data. Uji validitas ini dilakukan untuk
mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar
mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Cara yang
digunakan adalah dengan mengkorelasikan nilai yang ada pada setiap
butir pertanyaan dengan nilai total seluruh butir pertanyaan untuk suatu
variabel dengan menggunakan rumus korelasi product moment (Umar,
2005) yaitu:
r =
2222 .. YYnXXn
YXXYn
Keterangan :
r = koefisien validitas butir pertanyaan
n = jumlah responden
X = skor responden untuk butir pertanyaan yang diambil
44
Y = skor total responden untuk keseluruhan butir pertanyaan
XY = jumlah skor perkalian X dengan Y
Pengujian validitas dilakukan berdasarkan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor setiap item dengan skor variabel (hasil
penjumlahan seluruh skor item pertanyaan). Teknik korelasinya memakai
Pearson Correlation, Taraf signifikansi yang digunakan untuk menguji
adalah sebesar 5% atau 0,05. Item pertanyaan dinyatakan valid apabila
signinifikansinya < 0,05.
3.6.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Reliabel atau tidaknya
suatu kuesioner dapat ditentukan oleh konsistensi atau stabilnya jawaban
seseorang terhadap pertanyaan yang diberikan dari waktu ke waktu.
Kuesioner reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha lebih dari 0,60. Jika nilai
Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,60 maka tidak reliabel. (Ghozali,
2011). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha
Moment, yang menurut Arikunto (2010) dirumuskan sebagai berikut:
𝑟𝐼𝐼 = [𝑘
𝑘−1] 1-
(∑ 𝜎𝑏2)
𝜎𝑡2 ]
Keterangan :
𝑟𝐼𝐼 = reliabilitas instrumen
𝑘 = banyaknya butir pertanyaan
45
∑𝜎𝑏2= jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = varians total
3.7 Rancangan Analisis Data
Anailisis data lakukan setelah data penelitian terkumpul. Dalam Analisis
Data, kegiatan yang dilakukan adalah mengkelompokan data berdasarkan
variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari
seluruh responden, menyajikan data setiap variabel yang diteliti, dan melakukan
perhitungan untuk menguji hipoteisis yang telah diajukan (Sugiyono, 2011).
Data yang di peroleh melalui kuisioner akan diolah dengan menggunakan
metode analisis regresi linier berganda dengan bantuan komputer program
SPSS.
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk
mengetahui nilai variabel, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan dengan variabel yang
lainnya (Sugiyono, 2004). Data yang menggunakan skema-skema dan
gambaran analisis deskriptif yang digunakan untuk mengetahui
karakteristik responden. Deskriptif tersebut terhadap subyek penelitian
berdasarkan data variabel yang diperoleh dan subyek yang diteliti dan
dimaksudkan untuk pengujian hipotesis
46
3.8 Analisis Inferensial
3.8.1 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji data bila dalam suatu
penelitian menggunakan teknik analisis linier berganda. (Ghozali, 2015)
menyatakan bahwa analisis regresi linier berganda perlu menghindari
penyimpangan asumsi klasik supaya tidak timbul masalah dalam
penggunaan analisis tersebut Sebelum melakukan Pengukuran asumsi
klasik yang digunakam dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas dan uji heteroskedastitas
1. Uji Normalitas
Menurut Imam Ghozali (2011) Uji normalitas memiliki tujuan
untuk menguji normal atau tidaknya variabel terikat dan variabel
bebas. Model regresi yang baik adalah jika nilai residu memiliki
distribusi yang normal. Variabel yang diuji adalah variabel
Kepercayaan, Teknologi Informasi, dan Integrasi terhadap Kinerja
rantai pasokan. Kolmogorov-Smirnov test adalah pengujian yang
digunakan dalam uji Normalitas ini dimana nilai residual yang
terdistribusi secara normal memiliki probabilitas signifikansi >
0,05.
47
2. Uji Multikolinieritas
Uji ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya korelasi atau
hubungan antara variabel bebas yang ada pada model regresi. Suatu
model regresi tidak bersifat multikoliniearitas jika nilai tolerance
lebih besar dari 0,1. Selain itu, indicator lain dalam uji ini adalah
Variance Inflating Factor (VIF). (Imam Ghozali, 2011).
3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Imam Ghozali (2011) tujuan dari Uji
Heteroskedestisitas adalah untuk menguji apakah terjadi
ketidaksamaan variance dari nilai residual satu pengamatan ke
pengamatan lain. Jika variance dari nilai residual satu pengamatan
ke Homoskedastisitas dan jika variance dari nilai residual satu
pengamatan berbeda ke pengamatan lainnya, maka data tersebut
disebut heteroskedastisitas. Pengamatan lainnya tetap, maka data
tersebut disebut Alat ukur untuk menguji heteroskedastisitas yang
digunakan adalah uji Glejser. Prinsip kerja dari uji Glejser ini
adalah dengan meregresikan variabel independen terhadap nilai
Absolute Residual atau Abs_RES.
Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi Heteroskidastisitas. Jika probabilitas signifikansinya >
48
5% (0,05) maka model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
3.8.2 Regresi Linear Berganda
Uji regresi linear berganda digunakan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen/terikat dan jika
variabel bebas/independen yang terlibat lebih dari satu variabel. Jadi
analisis regresi linear berganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independennya minimal dua. Model dalam analisis regresi berganda ini
adalah:
Y =b0+ b1X1 + b2X2 + b3X3 +e
Dimana:
Y = Kinerja Rantai Pasokan
b = koefisien regresi dari variabel X
X1 = Kepercayaan
X2 = Teknologi Informasi
X3 = Integrasi
3.8.3 Uji T (Parsial)
Menurut Imam Ghozali (2013) uji statistik t menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan
49
menggunakan signifikan level 0,05 (α=5%). Penerimaan atau penolakan
hipotesis dilakukan dengan kriteria:
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi
tidak signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tidak
mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien
regresi signifikan ). Ini berarti secara parsial variabel independen
tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
dependen.
3.8.4 Koofisien Determinasi (r square)
Koefisien determinasi menunjukkan prosentase besarnya pengaruh
semua variabel independen terhadap nilai variabel dependen. Besarnya
koefisien determinsi dari 0 sampai 1. Semakin medekati nol, maka
semakin kecil pengaruhnya, sebaliknya semakin mendekati satu maka
besar pengaruh variable independen terhadap variabel dependen (Ghozali,
2016).
50
3.8.5. Uji F (Overal)
Uji F adalah uji yang dilakukan untuk menguji model secara
keseluruhan, melihat keterkaitan variabel bebas secara bersama-sama
dalam mempengaruhi variabel terikat. Jika nilai Sig. ≤ 0,05, maka
hipotesis siterima. Jika nilai Sig > 0,05, maka Hipotesis ditolak
51
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal - hal yang berkaitan dengan hasil pengolahan
data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut. Adapun pembahasan yang
dimaksud meliputi, karakteristik responden, asumsi klasik, pengujian analisis regresi
linear berganda dan pembahasan. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 50
pelaku usaha Menengah (UM) kuliner di Yogyakarta.
4.1. Analisis Deskriptif
4.1.1. Jabatan Responden
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik
responden berdasarkan jabatan responden yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1. jabatan Responden
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 50 sampel yang
diambil dapat diketahui bahwa karakteristik responden berdasarkan
jabatan, sebagian besar adalah SPV sebanyak 21 responden atau 42%.
Jabatan Jumlah orang %
Manager 11 22,0
Asisten Manajer 18 36,0
SPV 21 42,0
Total 50 100,0
52
4.1.2. Lama Membuka Usaha Responden
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dideskripsikan karakteristik
responden berdasarkan lama membuka usaha responden yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4.2. Lama Membuka Uaha Responden
Sumber : Lampiran 4
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa karakteristik
responden berdasarkan lama membuka usaha, sebagian besar
membuka usaha antara 1-5 tahun sebanyak 29 responden atau 58%.
4.2. Uji Instrumen
4.2.1. Uji Validitas
Untuk mengukur validitas kuesioner yang diberikan kepada
responden maka digunakan rumus korelasi Produk Moment yaitu menurut
(Sugiyono, 2005). Teknik korelasinya memakai Pearson Correlation,
dihitung dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS versi 21.
Item pertanyaan dinyatakan valid apabila signinifikansinya < 0,05.
(Ghozali, 2001). Hasil Uji Validitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut :
Usia usaha Jumlah orang %
1-5 tahun 29 58,0
> 5 tahun 21 42,0
Total 50 100,0
53
Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas
Variabel Butir pertanyaan R Hitung Sig. Ket.
Kepercayaan
percaya1 0,902 0,000 Valid
percaya2 0,959 0,000 Valid
percaya3 0,914 0,000 Valid
percaya4 0,908 0,000 Valid
percaya5 0,942 0,000 Valid
Teknologi
Informasi
ti1 0,775 0,000 Valid
ti2 0,791 0,000 Valid
ti3 0,832 0,000 Valid
ti4 0,944 0,000 Valid
ti5 0,854 0,000 Valid
ti6 0,92 0,000 Valid
Integrasi
intg1 0,884 0,000 Valid
intg2 0,87 0,000 Valid
intg3 0,893 0,000 Valid
intg4 0,896 0,000 Valid
Kinerja Rantai
Pasok
kinerja1 0,957 0,000 Valid
kinerja2 0,898 0,000 Valid
kinerja3 0,896 0,000 Valid
kinerja4 0,843 0,000 Valid
kinerja5 0,836 0,000 Valid
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan besarnya nilai r hitung seluruh
butir pertanyaan nilainya signifikansi < 0,05 . Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa seluruh butir dinyatakan valid dan kuisioner dalam
penelitian ini dapat digunakan untuk analisis selanjutnya yaitu regresi
linier berganda.
54
4.2.2. Uji Reliabilitas
Teknik yang digunakan untuk mengukur konsistensi internal
dalam penelitian ini dengan teknik Cronbach's alpha (Ghozali,
2001). Apabila nilai Cronbach '
s CoefficientAlpha > 0,6, maka
kuesioner sebagai alat pengukur dinilai dinyatakan reliabel. Jika
nilai Cronbach’s CoefficientAlpha < 0,6. maka kuesioner sebagai
alat pengukur dinilai dinyatakan tidak reliabel. Hasil pengujian
reliabilitas dapat ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha Batas Kritis Ket.
Kepercayaan 0,957 0,6 Reliabel
Teknologi Informasi 0,920 0,6 Reliabel
Integrasi 0,904 0,6 Reliabel
Kinerja Rantai Pasok
0,928 0,6 Reliabel
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan ringkasan hasil uji reliabilitas seperti yang
terangkum dalam tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa nilai
koefisien Cronbach Alphaseluruh varaibel penelitian > 0,6. Dengan
mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Ghozali (2001),
maka semua butir pertanyaan dalam variabel penelitian adalah
handal.
55
4.3. Analisis Inferensial
4.3.1 Analisis Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik yang dipakai dalam penelitian ini adalah uji
normalitas, uji heteroskedastisitas, dan uji multikolineritas.
1. Uji Normalitas
Uji ini adalah untuk menguji apakah pengamatan berdistribusi
secara normal atau tidak, uji ini mengunakan kolmogorov smirnov.
Berdasarkan pada lampiran 5.1 dapat diketahui nilai asymp.sig
sebesar 0,677 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data
berdistribusi normal.
2. Uji Multikolineartias
Uji multikolinieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
bebas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolinieritas maka
dapat dilihat dari nilai Varians Inflation Factor (VIF) dan tolerance
(α).
56
Tabel 4.5. Uji Multikolineartias
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Kepercayaan 0,697 1,435 Tidak terjadi multikolinieritas
Teknologi Informasi 0,663 1,508 Tidak terjadi multikolinieritas
Integrasi 0,912 1,096 Tidak terjadi multikolinieritas
a. Dependen variable : kinerja rantai pasokan
Sumber : Lampiran 5
Nilai patokan yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya
multikoliniearitas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan
nilai VIF > 10 (Ghozali, 2011). Tabel 4.5 diatas menunjukkan
bahwa nilai tolerance variabel Kepercayaan (X1), Teknologi
Informasi (X2) dan Integrasi (X3) dalam penelitian ini memiliki
nilai > 0,10 sedangkan nilai VIF < 10. Sehingga kesimpulan dari
pengujian ini adalah tidak ditemukan gejala multikolinearitas antara
masing-masing variabel independen dalam model regresi
3 Uji Heterosedatisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dapat diketahui dengan melihat
grafik scatterplot. Deteksi heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu, seperti titik-titik yang
ada membentuk pola tertentu, maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas, sebaliknya jika tidak terdapat pola yang jelas,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Analisis dengan grafik plots
57
memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah
pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot.
Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin
keakuratan hasil, seperti uji glejser. Berikut hasil uji
heteroskedasitas menggunakan uji glejser.
Tabel 4.6. Uji Heterosedatisitas
Variabel Signifikan Keputusan
Kepercayaan 0,312 Tidak Heteroskedatistas
Teknologi Informasi 0,600 Tidak Heteroskedatistas
Integrasi 0,981 Tidak Heteroskedatistas
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Lampiran 5
Berdasarkan tabel 4.6 hasil uji heteroskedastisitas
menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang
signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen nilai
ABS RES (absolutresidual). Hal ini terlihat dari variabel
kepercayaan nilai sig sebesar 0,312, teknologi informasi dengan
nilai sig sebesar 0,600 dan integrasi nilai sig sebesar 0,981, dimana
signifikansinya lebih besar dari nilai α (0,05). Jadi dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
58
4.3.2 Hasil Regresi Linier Berganda
Dalam penelitian ini, dalam menganalisis regresi linear berganda
penulis menggunakan seri program statistik SPSS. SPSS adalah suatu
program software komputer yang digunakan untuk mengolah data baik
parametrik maupun nonparametrik, seperti ditunjukkan pada Tabel berikut
ini :
Tabel 4.7. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
Variabel B beta t hitung Sig t Keterangan
(Constant) 4,035
Kepercayaan 0,302 0,376 3,327 0,002 Signifikan
Teknologi Informasi
0,292 0,381 3,285 0,002 Signifikan
Integrasi 0,209 0,239 2,413 0,020 Signifikan
F hitung 22,048
Sig F 0,000
R square 0,563
Variabel Dependent : Kinerja rantai pasok
Sumber : Lampiran 6
Berdasarkan Tabel 4.7 diatas perhitungan regresi linear berganda
dengan menggunakan program SPSS didapat hasil sebagai berikut:
Y= 4,035 + 0,302 + 0,292 + 0,209
Variabel kepercayaan (X1), teknologi informasi (X2) dan integrasi
(X3) mempunyai koefisien regresi bertanda positif terhadap kinerja rantai
pasokan, jika Kepercayaan, Teknologi informasi dan Integrasi nilai nya naik
59
maka akan meningkatkan kinerja rantai pasokan (Y).
4.3.3 Pengujian Hipotesis Parsial (Uji t)
1. Pengaruh kepercayaan terhadap kinerja rantai pasokan.
Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan
bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,002 (0,002 < 0,05). Nilai
tersebut dapat membuktikan hipotesis diterima, yang berarti bahwa
“Kepercayaan berpengaruh positif terhadap kinerja rantai pasokan“.
2. Pengaruh Teknologi informasi terhadap kinerja rantai pasokan.
Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
terdapat nilai signifikansi sebesar 0,002 (0.002 < 0,05). Nilai tersebut
dapat membuktikan hipotesis diterima, yang berarti bahwa “Teknologi
informasi berpengaruh positif terhadap kinerja rantai pasokan“.
3. Pengaruh Integrasi terhadap kinerja rantai pasokan.
Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan
bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,020 (0,020 < 0,05). Nilai
tersebut dapat membuktikan hipotesis diterima, yang berarti bahwa
“Integrasi berpengaruh positif terhadap kinerja rantai pasokan“.
4.3.4 Koefisien Determinasi (r square)
Berdasarkan analisis regersi linear berganda menunjukkan besarnya
koefisien determinasi (r2 square) = 0,563, artinya variabel bebas secara
60
bersama–sama mempengaruhi variabel tidak bebas sebesar 56,3% sisanya
sebesar 43,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan
dalam model penelitian.
4.3.5 Pengujian Hipotesis Simultan (Uji f)
Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan
bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Nilai
tersebut dapat membuktikan hiopotesis diterima, yang berarti bahwa
“kepercayaan, teknologi informasi dan integrasi secara simultan terhadap
kinerja rantai pasokan “.
Rangkuman hasil uji hipotesis dalam penelitian ini akan disajikan
dalam Tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Pengujian Hipotesis
No. Hipotesis T statistik
(parsial)
F
Statistik
(simultan)
Ket.
1 kepercayaan berpengaruh positif terhadap kinerja rantai
pasokan. 3.327 - diterima
2 Teknologi informasi berpengaruh positif terhadap
Kinerja rantai pasokan 3.285 - diterima
3 Integrasi proses berpengaruh positif terhadap Kinerja
rantai pasokan. 2.413 - diterima
4 Kepercayaan, taknologi dan ingegresi secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja rantai pasokan. - 22.048 diterima
Sumber : Lampiran 6
61
4.4 Pembahasan
1. Pengaruh Kepercayaan Terhadap kinerja rantai pasok
Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
terdapat nilai signifikansi sebesar 0,002 (0,002 < 0,05). Nilai tersebut dapat
membuktikan hiopotesis diterima, yang berarti bahwa “kepercayaan
berpengaruh positif terhadap kinerja rantai pasok“.
Kompetisi global yang sangat tinggi menuntut adanya hubungan yang
kuat diantara para pemasok. Anderson dan Narus (1990) melihat
kepercayaan sebagai keyakinan yang akan memberikan hasil yang positif
bagi organisasi. Moorman et al. (1993) menggambarkan kepercayaan
sebagai keyakinan atau harapan positif yang diperoleh melalui pertukaran
dengan mitra dalam suatu sistem rantai pasokan. dalam supply chain juga
berasal dari tingginya nilai kepercayaan yang kuat antar partner dalam
supply chain.
Ahda (2009) mengatakan bahwa keberhasilan melalui kerja sama
dicapai melalui peningkatan kinerja perusahaan yang dilandasi dengan
hubungan baik. kepercayaan memberikan efek yang signifikan terhadap
kinerja rantai pasokan. Penelitian Mamad dan Chahdi (2013)
mengkonfirmasi bahwa kepercayaan adalah faktor utama kolaborasi
anggota rantai pasokan. Berkaitan dengan temuan ini Chopra dan Meindl,
62
(2007) mengatakan bahwa salah satu unsur penting yang harus ada dan
tumbuh dalam suatu sistem rantai pasokan adalah kepercayaan diantara
anggota rantai pasokan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh muksin
(2017) yang menyatakan bahwa kepercayaan berpengaruh positif terhadap
rantai pasok.
2. Pengaruh Teknologi informasi Terhadap kinerja rantai pasok
Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
terdapat nilai signifikansi sebesar 0,002 (0,002 < 0,05). Nilai tersebut dapat
membuktikan hiopotesis diterima, yang berarti bahwa “Teknologi informasi
berpengaruh positif terhadap kinerja rantai pasok“.
Untuk bertahan dalam kompetensi pasar, koordinasi terhadap setiap lini
dan rekanan mitra kerja sangatlah diperlukan seperti halnya menjaga
hubungan. Teknologi Informasi juga turut berpengaruh dalam menciptakan
hubungan antara perusahaan dengan pemasok, teknologi informasi dapat
mempermudah dan membercepat hubungan kerja sehingga lebih efisien.
Levi et al. (2004) mengartikan teknologi informasi (TI) sebagai alat-alat,
baik berupa perangkat keras maupun perangkat lunak, yang digunakan
untuk mengetahui keberadaan informasi dan menganalisis informasi
tersebut untuk mengambil keputusan yang terbaik bagi rantai pasokan.
63
Maka penggunaan teknologi informasi secara baik akan mendorong
peningkatan pada kinerja rantai pasokan. Hasil penelitian ini sesuai dengan
yang dilakukan Temuan penelitian ini konsisten dengan Wu et al. (2014)
bahwa teknologi informasi (TI) merupakan salah satu fasilitator utama
keunggulan strategis rantai pasok. Mekanisme koordinasi yang baik antara
pelaku dalam rantai pasok melalui jaringan informasi online memainkan
peran penting dalam meningkatkan efektivitas aliran material, informasi
dan uang. Berbagi informasi memainkan peran penting dalam mendukung
kemampuan kolaboratif.
Selain itu mendukung pendapat Li et al. (2008) bahwa TI secara umum
diyakini dapat menjadi faktor utama dalam kesuksesan manajemen rantai
pasok dan menjadi kebutuhan dalam mengoptimalkan kinerja rantai pasok.
Perkembangan teknologi informasi yang pesat mendorong terjadinya
integrasi teknologi informasi ke dalam manajemen rantai pasok dan mampu
meningkatkan profitabilitas dan efektivitas perusahaan (Marinagi et al.
2014). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee et
al. (2007) menegaskan bahwa integrasi pemasok melalui dukungan
teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan.
Peneltian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Munizu
(2017) yang menyatakan bahwa teknologi informasi berpengaruh positif
terhadap kinerja rantai pasok.
64
3. Pengaruh integrasi Terhadap kinerja rantai pasok
Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
terdapat nilai signifikansi sebesar 0,020 (0,020 < 0,05). Nilai tersebut dapat
membuktikan hiopotesis diterima, yang berarti bahwa “Initegrasi
berpengaruh positif terhadap kinerja rantai pasok“.
Integrasi rantai pasokan adalah sebuah konsep mengenai peningkatan
kinerja manajemen rantai pasokan. Prajogo dan Olhager (2012)
menunjukkan bahwa integrasi rantai pasokan telah memberikan kontribusi
besar terhadap aspek praktis dan akademik. Studi-studi empiris telah
menunjukkan bahwa integrasi arus informasi dan logistik ke dalam
kemitraan rantai pasokan secara substansial dapat mempengaruhi kinerja
operasi bisnis.
Management (Manajemen Rantai Pasok) secara umum dapat
dijelaskan sebagai integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan
barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan
barang jadi. Simchi-Levietal,2007; dalam Mukhsin,2017) mendefinisikan
SCM sebagai serangkaian pendekatan yang digunakan untuk, secara efisien,
mengkolaborasikan pemasok- pemasok sehingga mampu memproduksi dan
mendistribusikan produk dalam jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, dan
waktu distribusi yang tepat.
Menurut David Simchi Levi (dalam Irmawati, 2007) Supply chain
65
management merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai
pengintegrasian berbagai organisasi yang lebih efisien.Artinya barang
diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat dan pada tempat
yang tepat dengan tujuan mencapai cost dari sistem secara keseluruhan yang
minimum dan juga mencapai service level yang diinginkan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rasyadan
Tahrizi Aziz (2017) yang menyatakan bahwa Integrasi rantai pasok
berpengaruh terhadap peningkatan kinerja rantai pasok.
4. Pengaruh Kepercayaan, teknologi informasi dan integrasi secara
simultan Terhadap kinerja rantai pasokan
Hasil pengujian analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa
terdapat nilai signifikansi sebesar 0,000 (0,000 < 0,05). Nilai tersebut dapat
membuktikan hiopotesis diterima, yang berarti bahwa “Kepercayaan,
taknologi informasi dan integrasi secara simultan berpengaruh terhadap
kinerja rantai pasokan“.
Salah satu hal yang paling penting untuk dimiliki masing- masing
perusahaan dalam suatu jejaring rantai pasokan adalah kepercayaan.
Kepercayaan sebagai keyakinan yang akan memberikan hasil yang positif
bagi rantai pasokan. Hubungan yang baik dengan mitra dibangun atas dasar
kepercayaan. Keberhasilan melalui kerja sama dicapai melalui peningkatan
kinerja rantai pasok (Munizu, 2017).
Informasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam
66
pengelolaan rantai pasokan. Dukungan teknologi informasi memungkinkan
manajemen dapat mengambil keputusan bisnis secara cepat dan tepat.
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah :
kepercayaan dan teknologi informasi adalah salah satu cara
mengoptimalkan integrasi . Perkembangan teknologi informasi yang pesat
mendorong terjadinya integrasi teknologi informasi ke dalam manajemen
rantai pasok dan mampu meningkatkan profitabilitas dan efektivitas
perusahaan (Marinagi et al. 2014). Teknologi informasi berperan untuk
memperkuat kooperasi dan koordinasi dalam rantai pasok, serta dapat
menciptakan kesempatan yang lebih baik dalam area rantai pasok, seperti
pertukaran informasi, koordinasi, aktivitas integrasi dan sensitivitas. Lee et
al. (2007) menegaskan bahwa integrasi pemasok melalui dukungan
teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan.
Penetian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Maysharah
(2019) yang menyatakan kepercayaan, teknologi informasi dan integrasi
secara simultan berpengaruh terhadap rantai pasok.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1) Kepercayaan berpengaruh positif terhadap kinerja rantai pasok.
Sehingga semakin tinggi kepercayaan maka akan meningkatkan
kinerja rantai pasokan.
2) Teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja rantai
pasok. Sehingga semakin baik Teknologi Informasi maka akan
meningkatkan kinerja rantai pasokan.
3) Initegrasi berpengaruh positif terhadap kinerja rantai pasok. Semakin
baik Integrasi pada supply chain maka akan meningkatkan kinerja
rantai pasokan.
4) Kepercayaan, taknologi dan ingegresi secara simultan berpengaruh
terhadap kinerja rantai pasokan.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian ini antara lain:
a). Pada penelitian mempunyai 3 variabel independen yaitu : Kepercayaan,
Tekonologi Informasi dan Integrasi.
68
b) Objek penelitian ini hanya pada UM (usahan menengah) kuliner ddi
yogyakarta.
5.3 Saran
Berdasarkan hasil dari pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh,
maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut :
1). Bagi Peneliti selanjutnya
a). Disarankan pada peneltian selanjutkan untuk lebih mendalami dan
menganalisis lebih lanjut tentang faktor – faktor yang mempengarui kinerja
rantai pasokan. Sehingga pada penelitian selanjutkan mungkin dapat
menggunakan faktor-faktor atau variabel tambahan yang dapat mempengarui
kinerja rantai pasokan.
b). Pada penelitian ini hanya meneliti UM bidang kuliner saja. Saran untuk
peneltian selanjutnya mungkin meneliti sasaran penelitian yang lebih luas,
seperti usaha di bidang lain.
2). Bagi perusahan
a) Perusahaan senantiasa untuk meningkatkan hubungan dengan pemasok.
Perusahaan dan pemasok memiliki kontrak kerja sama dalam supply chain.
Kontrak kerja sama yang baik dan tidak ada konflik akan meningkatkan kinerja
rantai pasokan. Untuk menghindari konflik maka penting bagi perusahaan
untuk melakukan : Nota Kesepahaman (MoU), bahwa pentingnya nota
69
kesepahaman atau Perjanjian pra kontrak kerja sama bahwa perusahaan
sebelum melakukan kontrak kerja sama, Perusahaan melakukan study
kelayakan terhadap rekan kerja sama sebelum melakukan perjanjian kontrak,
apakah pemasok sesuai dengan kreteria yang di inginkan perusahaan.
Kemudian pentingnya memperhatikan kejelasan isi kontrak kerjasama,
Mematuhi serta melaksanakan isi kontrak kerjasama, Penyelesaian perselisihan
konflik dengan musyarwarah, dan juga Keseimbangan Hak dan Kewajiban
artinya dalam melakukan kontrak kerja sama maka tidak boleh ada pihak yang
dirugikan.
b). Untuk meningkat kinerja rantai pasokan maka pentingnya kepercayaan
antara perushaan dan pemasok. Meningkankan kepercayaan antara perusahaan
dan pemasok maka di perlukan kejujuran, tanggung jawab, pengelaman (track
record yang bagus), mempunyai kredibitas dan keterbukaan sesama rekan kerja
sama.
c). Untuk meningkatkan hubungan antara perusahaan dan pemasok, Maka
harus mempunyai Koordinasi baik antara perusahaan dan pemasok.
Penggunaan Teknologi Informasi juga turut berpengaruh dalam menciptakan
hubungan antara perusahaan dengan pemasok, teknologi informasi dapat
mempermudah, akurat dalam memberikan informasi, dan meningkatkan
efektifitas kerja.
70
d). Penting bagi Perusahan untuk mengintegrasikan semua aktifikas rantai
pasokan terdiri dari aktifitas arus fisik, aktikitas arus informasi dan aktifitas
arus keuangan, Sehingga semua aktifitas dalam rantai pasokan berjalan dengan
baik dan meningkatkan kinerja dari rantai pasokan perusahaan.
71
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Ahmadi. 2009. Psikologi Umum. Jakarta: Rieka Cipta.
Ahda, F. A. 2009. Pengaruh Bentuk Rantai Pasokan dan Kualitas Hubungan
Perusahaan Pemasok dalam Mewujudkan Kinerja Pemasaran melalui
Peningkatan Kinerja Rantai Pasokan. Tesis tidak dipulblikasikan. Magister
Manajemen. Undip,vol.4, hal:165-180
Agus, Yudha, Hernoko. 2008. Hukum Perjanjian Azas Proporsionalitas Dalam
Kontrak Komersial, Laksbang Mediatama, Yogyakarta:
Anderson, J. C. and Narus, J. A. (1990), A Model of Distributor Firm and
Manufacturer Firm Working Partnerships? , Journal of Marketing, Vol. 54, pp.
42-58.
Ali, Mohammad. 2010. Metode dan aplikasi.Riset Pendidikan.Bandung: Pustaka
Cendekia Utama.
Andreas, Wijaya. 2017. Pengaruh Kepercayaan dan Komitmen Terhadap Rantai
Pasokan Yang Dimediasi Oleh Keterhubungan Pemasok Pada Pemilik Toko
Kelontok Di DKI Jakarta. Jurnal of Management. Fakultas Ilmu Sosial dan
Humaniora,Vol.3, hal:73-81
Ariani, Desi, B.M Dwiyanto (2013). Analisis pengaruh SCM terhadap kinerja
perusahaan (Studi pada Industri Kecil dan Menengah Makanan Olahan Khas
Padang Sumatra Barat). Diponegoro, Journal of Management.vol 2 (3). Hal; 1
Arifin, 2004. Pengaruh Bentuk Rantai Pasokan dan Kualitas Hubungan Perusahaan
Pemasok dalam Mewujudkan Kinerja Pemasaran Melalui Peningkatan Kinerja
Rantai Pasokan. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia, Vol. 3, No. 2, hal: 165-
180.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
Bambang Supomo dan Nur Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis, Cetakan
Kedua, Yogyakara; Penerbit BFEE UGM.
Bimo Prasetio, S.H. & Asharyanto, S.H.I., 2013, Perbedaan antara Perjanjian
dengan MoU.
72
https://www.hukumonline.com/klinik/detail/ulasan/lt514689463d4b2/perbedaan-antara-
perjanjian-dengan-mou/ , diakses pada 15 oktober 2019.
Bisosial.com. (2013, agustus). Retrieved from Ciri-Ciri dan contoh Usaha Kecil
Menengah:https://iinfouu.blogspot.com/2013/08/ciri-ciri-dan-contoh-usaha
kecil.html,diakses pada 29 september 2019.
Chopra S, Meindl P. 2007. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and
Operation. New Jersey: Prentice-Hall, Inc
Fitrianto, Ahmad Yudha, Budi Sudaryanto (2016). Pengaruh supply chain terhadap
kinerja operasional outlet. (Studi Pada Counter Handphone yang terdaftar di
PT. Multikom Indonesia Cabang Semarang. Diponegoro .Journal of
Management. Vol 5 (2). Hal: 1-11
Galfridaline, 2018. Perjanjian antara produsen dengan distribuor (Study Pada
PT. Universal Indofoof Product dengan PD.Abadi Jaya.Skripsi. fakultas Hukum
USU).
Ghozali, iman. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.
____________. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Cetakan
Keempat. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
____________. 2015. Aplikasi Analisis Multivariate dengan SPSS. Semarang: Badan
Penerbit UNDIP.
____________, 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23
(Edisi 8). Cetakan ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
____________.2013. Aplikasi Analisi Multivariete dengan Program SPSS.Edisis
Ketujuh Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamidin, Dini dan Kridanto Surendro. 2010. “Model Supply Chain Management
Dalam Perspektif Teknologi”. Seminar dan CallFor Paper Munas Aptikom
Heizer J, Barry R. 2010. Operation Management. Ninth Edition. Jakarta: Salemba
Empat.
Herlien, Budiono, 2006, Asas Keseimbangan bagi Hukum Perjanjian Indonesia,
Bandung: Citra Aditya Bakti.
73
Hesti, Aprianingsih. (2013). Analisis Pengaruh implementasi Teknologi Informasi
Terhadap Kinerja Rantai Pasokan dengan Integrasi Rantai Pasokan Sebagai
Mediator Pada Sektor Industri Tekstil (TPT). Jurnal Manajemen.Vol XXI, No.
03, Oktober 2017, hal : 454-471
Husein, Umar. (2005), Metode Penelitian Untuk Tesis Dan Bisnis, Jakarta: Grafindo
Persada
Irmawati, 2007, Pengaruh Manajemen Rantai Pasokan Terhadap Kinerja di PTPN
VIII Gunung Mas Bogor, skripsi pada departemen Manajemen.Fakultas
Ekonomi Manajemen.Institut Pertanian Bogor, Bogor
Johnson, Jean L., 1999, Strategic Integration in Industrial Distribution Channel:
Managing the Interfirm Relationship as Strategic Asset, Journal of The
Academi of Marketing Science, vol.27 no. 1, hal : 14-18.
Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi. Jakarta: Erlangga.
Levi DS, Kaminsky P, Levi ES. 2004, Managing TheSupply Chain: The Definitive
Guide for the Business Professional. USA: McGraw-Hill Inc.
Moorman C, Deshpande R, Zaltman G. 1993. Factors affecting trust in market
research relationships. Journal of Marketing, Vol.57 hal: 81–101.
Mukhsin, M. (2017). Pengaruh Kepercayaan Dan Komitmen Terhadap Rantai
Pasokan (Studi Kasus Produksi dan Distribusi Dedak pada PD Sederhana).
Jurnal Manajemen, XXI (03), hal: 454–471.
Munizu, M. 2017. Pengaruh kepercayaan, komitmen, dan teknologi informasi,
terhadap kinerja Rantai Pasokan (studi kasus IKM Pengolah Buah Markisa di
Kota Makassar, Jurnal Manajemen & Agribisnis, Vol. 14 No. 1,hal:32-39.
Panes. (2016, oktober). Motivasi Bisnis Sukses | Bisnis Online | Belajar Internet
Marketing. Retrieved from http://idemotivasibisnis.blogspot.com/2016/09/apa-
itu-usaha-menengah.html. diakses pada 28 september 2019.
Prajogo, D., & Olhager, J. (2012). Supply chain integration and performance: The
effects of longterm relationships, information technology and sharing, and
logistics integration. International Journal of Production Economics, vol.135,
no.1, hal: 514–522.
Pujawan, I. Y. 2005, Supply Chain Management. Surabaya: Guna Widya
74
Pujawan, I., Y., dan Mahendrawathi. 2010. Supply Chain Management, Edisi Kedua,
Guna Widya, Surabaya.
Pujawan, I.Y, 2015. Supply chain Management.Surabaya : Guna Widya
Rasyadan, Tahrizi, Aziz, 2017, Analisis pengaruh longterm relation, informastion
sharing, cooperation, integrasition process terhadap kinerja supply chain
management (studi pada UKM kabupaten Gresik, Jurnal manajemen,
Universitas Diponegoro.vol 2,hal:57-68.
Ronald, Alfianto. 2015, Analisi Pengaruh Kualitas Hubungan Pemasok Dengan
Perusahaan Terhadap Kinerja Rantai Pasokan (Studi Empirik Pada Pemasok
Bahan Baku Di PT Jamu Jago, Jurnal, Magister Manajemen Universitas
Diponegoro. Jurnal Magister Manajemen,Universitas Diponegoro, vol.24, hal:
66-78.
Roscoe, 1975, dikutip dari Uma Sekaran, 2006, Metode Penelitian Bisnis, Salemba
Empat, Jakarta.
Sekaran, Uma 2006, Research Methods ForBusiness, Edisi 4, Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat.
Sekaran, Uma dan Bougie, Roger. 2013. Research Methods for Business. United
Kingdom: Jhon Wiley & Sons Ltd
Setiawan, Ahmad Ikhwan dan Suhardi, Bambang, 2005, Integrasi Supply Chain dan
dampaknya terhadap Performa Perusahaan: Survey Pada Perusahaan Penyedia
Jasa Makanan di Surakarta, Jurnal. Benefit, Vol. 9, no1, hal: 46-79.
Siffahartas, 2011, saluran pemasaran dan manajemen rantai pasokan,
http://blogsiffahartas.blogspot.com/2011/05/saluran-pemasaran-dan-
manajemen-rantai.html, viewed 10 oktober 2019
Soetomo, Harsini, 2004, Relationship Marketing Pada Upscale Retailing: Hubungan
Antara Kepuasan Konsumen Dengan Loyalitas, Media Riset Bisnis Dan
Manajemen, volume. 4 No.3,hal:47-62.
Sudargo Gautama, dalam Samuel M.P Hutabarat, 2010, Penawaran dan Penerimaan
Dalam Hukum Perjanjian, Jakarta: Grasindo.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV
Alpabeta.
75
________, 2004. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.
________, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
________, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta
________, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Afabeta
________, 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D. Bandung: Alfabeta.
________, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualilataif & RND. Bandung:
Alfabeta.
Susilo, Tri. 2008. Analisa Bullwhip Effect Pada Supply Chain (Studi kasus pada
PT.Istana Cipta Sembada Sidoarjo. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik, vol 8 no. 2,
64-73.
Sutarman. 2009. Pengantar teknologi Informasi. Jakarta: Bumi Aksara
Turban E, Linda V. 2010. Information Technology for Management: Transforming
Organizations in the Digital Economy, 7th Edition. USA: Wiley Inc.
Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran Landasan & Aplikasinya. Jakarta:
Rineka Cipta
76
LAMPIRAN 1
Kuesioner Penelitian
Kepada Yth :
Bapak/Ibu
Pemilik/Pimpinan UM Kuliner
Di Yogyakarta
Dengan Hormat,
Bersama ini saya :
Nama : Yovi Amnes Sumual
No. Mhs : 15311319
Instansi : Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Mohon bantuan Bapak/Ibu untuk dapat meluangkan menjawab pertanyaan
yang terlampir dengan judul penelitian”Pengaruh Kepercayaan,Teknologi Informasi,
dan Integrasi Terhadap Kinerja Rantai Pasokan.Jawaban yang Bapak/Ibu berikan
merupakan data yang sangat kami perlukan dalam penelitian untuk penulisan skripsi,
yang merupakan tugas akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas
Ekonomi Program Studi Manajemen Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
Demikian sekiranya Bapak/Ibu/Saudara/i bersedia memberikan jawaban yang
sejujurnya atas pertanyaan tersebut.
Atas perhatian dan kesediaannya saya ucapkan banyak terima kasih.
Yogyakarta, Oktober 2019
Hormat Saya
Yovi Amnes Sumual
77
A. Identitas responden
1. Nama Usaha :
2. Jabatan :
1). Manager
2). Asistant Manager
3). Supervisor
4. lama membuka usaha :
1). 1 - 5
2). > 5
B. Kuesioner Penelitian
Berilah jawaban pernyataan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara
memberi tanda ( ) pada kolom yang tersedia.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju 5
S : Setuju 4
N : Netral 3
TS : Tidak Setuju 2
STS : Sangat Tidak Setuju 1
78
Kepercayaan
No Pernyataan STS TS N S SS
X 1.1 Pemasok jujur dan tidak berbuat curang
X 1.2 Pemasok bertanggung jawab
X 1.3 Pemasok berpengalaman dan
mempunyai track record bagus
X 1.4 Pemasok mempunyai kredibilitas
X 1.5 Pemasok dan perusahaan saling terbuka
Teknologi Informasi
No Pernyataan STS TS N S SS
X 2.1 Teknologi informasi memberikan
kecepatan dalam melakukan pekerjaan
bagi perusahaan
X 2.2 Teknologi informasi selalu konsisten
dalam pengelohan data.
X 2.3 Teknologi informasi memberikan
keakuratan dalam mengelola data.
X 2.4 Teknologi memberikan keandalan apa
yang dihasilkan lebih dapat dipercaya
X 2.5 Teknologi memberikan kemudahan
dalam bekerja
X 2.6 Teknologi meningkatkan efektifitas
perusahaan
79
Integrasi
No Pernyataan STS TS N S SS
X 3.1 Aktifitas Arus material sepanjang rantai
pasokan terintegrasi
X 3.2 Aktifitas Arus keuangan sepanjang
rantai pasokan terintegrasi
X 3.3 Perusahaan terintegrasi dengan pihak
Bank
X 3.4 Aktifitas arus informasi sepanjang
rantai pasokan terintegrasi
Kinerja Rantai Pasokan
No Pernyataan STS TS N S SS
Y 1.1 Perusahaan membuat Nota
kesepahaman / MoU terhadap pemasok
sebelum melakukan kontrak kerja sama
Y 1.2 kejelasan isi kontrak kerja sama antara
perusahaan dan pemasok
Y 1.3 Perusahaan dan pemasok saling
Mematuhi dan melaksanakan isi
perjanjian kerjasama
Y 1.4 Penyelesaian perselisihan antara
perusahaan dan pemasok dengan
musyawarah.
Y 1.5 Keseimbangan Hak dan Kewajiban
Antara Perusahaan mempunyai
80
LAMPIRAN 2
Data Penelitian
No
UM
J
a
b
a
t
a
n
L
a
m
a
b
u
k
a
u
s
a
h
a
Kepercayaan
T
ot
al
Teknologi
Informasi
T
ot
al
Integrasi
T
ot
al
Kinerja Rantai
Pasokan
T
ot
al 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 1 2 3 4 5
1. 1 1 4 4 4 4 4 20 4 5 5 5 4 4 27 3 4 3 3 13 3 3 4 4 4 18
2. 1 1 4 4 4 4 4 20 4 3 3 3 3 3 19 3 3 2 3 11 4 3 3 3 4 17
3. 3 2 4 3 3 4 3 17 5 5 5 5 4 5 29 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
4. 1 1 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 5 4 17 4 4 4 4 4 20
5. 3 2 3 3 4 3 4 17 3 5 5 5 5 4 27 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20
6. 3 1 5 5 5 4 5 24 5 4 4 4 4 4 25 3 3 3 2 11 4 4 4 4 4 20
7. 1 1 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 4 4 25 4 4 3 4 15 4 4 4 5 4 21
8. 2 2 3 3 3 3 3 15 3 4 4 4 4 4 23 3 2 3 2 10 4 5 4 4 4 21
9. 2 1 4 4 4 4 4 20 4 5 5 4 4 4 26 3 4 4 3 14 4 4 4 4 4 20
10. 3 2 4 3 4 4 4 19 4 5 5 5 5 5 29 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20
11. 1 1 4 4 3 4 4 19 4 4 5 4 4 4 25 2 3 2 2 9 4 4 4 4 4 20
12. 3 1 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20
13. 3 1 3 3 3 3 3 15 3 3 4 4 4 4 22 3 3 3 3 12 4 4 4 4 3 19
14. 2 2 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20
15. 3 1 2 1 1 2 1 7 1 1 2 1 2 1 8 2 2 1 2 7 1 2 2 1 2 8
16. 1 1 5 4 4 4 4 21 4 5 4 4 4 4 25 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20
17. 2 2 4 5 5 5 4 23 4 5 4 4 4 4 25 4 3 2 4 13 5 5 5 4 4 23
18. 2 1 4 4 4 4 4 20 4 5 5 4 4 4 26 3 3 3 3 12 5 5 5 5 4 24
19. 1 1 5 4 4 4 4 21 4 4 4 5 5 4 26 4 2 3 3 12 4 4 4 4 4 20
20. 3 1 4 4 4 4 4 20 3 4 4 4 4 4 23 3 2 3 2 10 4 4 4 4 4 20
21. 2 1 5 5 5 5 5 25 5 4 5 5 5 5 29 3 3 3 4 13 4 4 4 4 4 20
22. 3 2 4 5 4 5 4 22 5 5 3 4 4 4 25 4 4 5 5 18 5 5 5 3 4 22
23. 1 2 3 3 4 3 3 16 4 5 4 4 4 5 26 4 4 4 4 16 3 4 4 3 3 17
24. 3 1 5 5 4 5 4 23 5 3 5 5 5 5 28 3 3 3 3 12 5 5 5 4 5 24
25. 2 1 4 4 4 3 3 18 3 4 3 3 3 4 20 3 4 4 3 14 3 4 4 3 3 17
26. 1 2 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 5 5 30 3 3 3 4 13 5 5 4 5 4 23
27. 2 1 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 4 16 4 4 4 4 4 20
28. 1 2 5 5 5 5 5 25 5 5 4 4 4 5 27 3 3 3 4 13 5 5 5 4 4 23
29. 2 2 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 4 4 23 3 4 3 3 13 4 4 4 4 4 20
81
30. 1 2 4 4 4 4 4 20 4 3 3 3 4 3 20 5 5 5 5 20 4 4 4 4 4 20
31. 3 2 4 4 4 4 4 20 4 5 5 4 4 4 26 5 4 5 5 19 4 4 4 4 4 20
32. 2 2 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 5 26 4 4 4 3 15 3 4 4 3 3 17
33. 3 1 4 4 4 4 4 20 4 5 4 4 4 4 25 2 3 2 3 10 4 4 4 4 3 19
34. 2 1 5 5 5 4 5 24 4 4 4 4 4 4 24 2 3 2 3 10 4 4 4 4 4 20
35. 3 2 5 4 4 5 4 22 4 3 3 3 3 3 19 2 3 3 3 11 4 4 5 5 5 23
36. 2 2 5 4 3 3 4 19 3 4 3 4 4 4 22 4 3 4 4 15 4 4 4 3 4 19
37. 3 1 4 4 4 4 4 20 4 5 5 4 4 4 26 3 4 4 3 14 3 3 3 3 4 16
38. 2 1 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 5 26 4 5 3 3 15 4 4 4 4 4 20
39. 3 1 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 3 3 21 3 3 3 3 12 4 4 3 4 5 20
40. 2 2 3 3 4 4 4 18 4 4 4 4 4 4 24 4 4 4 3 15 4 4 4 4 4 20
41. 3 2 4 4 4 4 4 20 4 5 5 5 5 4 28 3 3 3 3 12 4 4 4 4 4 20
42. 2 1 4 4 4 4 4 20 5 5 5 5 5 5 30 5 5 5 5 20 5 5 5 5 5 25
43. 2 1 4 4 4 5 4 21 5 3 3 3 3 3 20 4 4 3 3 14 4 4 4 4 4 20
44. 3 2 1 2 2 1 2 8 2 4 4 4 4 3 21 3 3 4 3 13 3 3 3 3 4 16
46. 3 2 5 5 5 5 5 25 5 5 4 4 5 4 27 5 5 5 5 20 5 5 4 5 4 23
47. 2 1 4 4 4 4 4 20 4 3 3 3 3 4 20 3 3 3 3 12 3 4 3 4 3 17
48. 3 1 5 5 5 5 5 25 4 5 5 5 5 5 29 2 3 2 2 9 4 4 4 4 5 21
49. 3 1 4 5 5 5 5 24 5 5 3 4 4 3 24 5 5 5 5 20 3 4 5 5 5 22
50. 2 2 4 4 4 3 4 19 4 3 4 4 3 3 21 3 3 3 3 12 4 3 3 3 4 17
Nama Usaha
No Nama Usaha
1. Ayam nelongso
2. The praja
3. Legend coffe
4. Silol kopi
5 Kafe brick
6. Filosofi Kopi
7. Efic Koffe
8. Eskala Eatery & coffee
9. Olive Fried Chicken
10. Loko Cafe
11. Linglung Kopi
12. Kaktus Kopi
13. Ekologi Desk & Coffee
14. Estuary
15. Tempo Del Gelato
16. Warunk Upnormal
17. Richeese Factory
18. Lantai Bumi
19. Hayati Coffee
20. Signature
21. Waroeng SS
82
22. The Point Coffee
23. Sua Coffee
24. Little Owl Cafe
25. Blanco Coffee And Books
26. Secret Garden Coffee
27. Awor Gallerry & Coffee
28. Bong Kopitown
29. Coklat Cafe
30. Fine Coffee
31. Nox Coffee Boutique
32. Analog Coffee Jogja
33. Simetri Coffee Roester
34. Kane Coffee House
35. Wanderlust
36. Coffee Eatery
37. Asmara Art Coffee Shop
38. El Klasiko Coffee
39. Mezzanisne Eatery & Coffee
40. Maraville Coffee
41. Oldtown
42. Kayu manis Coffee Shop
43. Cerita Kopi
44. Couvee
45. Ivy Coffee
46. Coffee Wae
47. Eastern Kopi TM
48. Move On Cafe
49. The Coffe Bean & Tea Leaf
50. Kebun Buah Naga Coffee
83
LAMPIRAN 3
Uji Validitas dan Reliabilitias
Correlations
Correlations
Kepercayaa
n
Teknolo
gi
Informas
i
Kepercayaa
n 1
Pearson
Correlatio
n
.902**
TI 1 Pearson
Correlatio
n
.775**
Sig. (2-
tailed) .000
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
Kepercayaa
n 2
Pearson
Correlatio
n
.959**
TI 2 Pearson
Correlatio
n
.791**
Sig. (2-
tailed) .000
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
Kepercayaa
n 3
Pearson
Correlatio
n
.914**
TI 3 Pearson
Correlatio
n
.832**
Sig. (2-
tailed) .000
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
Kepercayaa
n 4
Pearson
Correlatio
n
.908**
TI 4 Pearson
Correlatio
n
.944**
Sig. (2-
tailed) .000
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
Kepercayaa
n 5
Pearson
Correlatio
n
.942**
TI 5 Pearson
Correlatio
n
.854**
Sig. (2-
tailed) .000
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
Kepercayaa
n
Pearson
Correlatio
n
1
TI 6 Pearson
Correlatio
n
.920**
84
Sig. (2-
tailed)
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
Teknologi
Informasi
Pearson
Correlatio
n
1
Sig. (2-
tailed)
Reliability Statistics
N 30
Cronbach's
Alpha
N of
Items
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
.957 5
*. Correlation is significant at the
0.05 level (2-tailed).
Reliability Statistics
Cronbach'
s Alpha
N of
Items
.920 6
Correlations
Correlations
Integrasi
Kinerja
Rantai
Pasok
Intg1 Pearson
Correlation .884**
Kinerja1 Pearson
Correlation .957**
Sig. (2-
tailed) .000
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
Intg2 Pearson
Correlation .870**
Kinerja2 Pearson
Correlation .898**
Sig. (2-
tailed) .000
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
85
Intg3 Pearson
Correlation .893**
Kinerja3 Pearson
Correlation .896**
Sig. (2-
tailed) .000
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
Intg4 Pearson
Correlation .896**
Kinerja4 Pearson
Correlation .843**
Sig. (2-
tailed) .000
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
Integrasi Pearson
Correlation 1
Kinerja5 Pearson
Correlation .836**
Sig. (2-
tailed)
Sig. (2-
tailed) .000
N 50
N 50
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
Kinerja
Rantai
Pasok
Pearson
Correlation 1
Sig. (2-
tailed)
Reliability Statistics
N 50
Cronbach's
Alpha N of Items
**. Correlation is significant at the
0.01 level (2-tailed).
.904 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.928 5
86
LAMPIRAN 4
Uji Analisis Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Kepercayaan 50 7.00 25.00 20.0000 3.55711
Teknologi Informasi 50 8.00 30.00 24.3600 3.72942
Integrasi 50 7.00 20.00 13.6400 3.26240
Kinerja Rantai Pasok 50 8.00 25.00 20.0400 2.85686
Valid N (listwise) 50
Data Responden
Jabatan
Jabatan Frequency Percent
Manager 11 22.0
Asisten Manajer 18 36.0
SPV 21 42.0
Total 50 100.0
Lama Membuka Usaha
Usia Usaha Frequency Percent
Valid
1-5 tahun 29 58.0
> 5 tahun 21 42.0
Total 50 100.0
87
LAMPIRAN 5
Hasil Uji Asumsi Klasik
Lapiran 5.1. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Normal Parametersa,b Mean -.0676003
Std. Deviation 1.83158751
Most Extreme
Differences
Absolute .102
Positive .089
Negative -.102
Kolmogorov-Smirnov Z .720
Asymp. Sig. (2-tailed) .677
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Data normal karena nilai sig. > 0.05
Lampiran 5.2 Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 4.035 1.995 2.022 .049
Kepercayaan .302 .091 .376 3.327 .002 .697 1.435
Teknologi
Informasi
.292 .089 .381 3.285 .002 .663 1.508
Integrasi .209 .087 .239 2.413 .020 .912 1.096
88
a. Dependent Variable: Kinerja Rantai Pasok
Lolos, tidak terjadi multikolinearitas karena nilai tolerance > 0.1 dan VIF < 10
Lampiran 5.3 Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig
B Std. Eror Beta
(Constant)
1 Kepercayaan
Teknologi Informasi
Integrasi
1.820 1.283 1.418 .163
-.060 .058 -.178 -1.022 .312
.030 .057 .095 528 .600
.001 .056 .004 .024 .981
a. Dependent Variable: ABS_RES
Lolos, tidak terjadi heterosedatisitas karena nilai sig. > 0.05
89
LAMPIRAN 6
Uji Regresi
Lampiran 6.1 Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4.035 1.995 2.022 .049
Kepercayaan .302 .091 .376 3.327 .002
Teknologi Informasi .292 .089 .381 3.285 .002
Integrasi .209 .087 .239 2.413 .020
a. Dependent Variable: Kinerja Rantai Pasok
Y= 4.035 + 0.302 𝑿𝟏 + 0.292 𝑿𝟐 + 0.209 𝑿𝟑
Kepercayaan secara parsial berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok karena
nilai sig. < 0.05 dan B/std error/ Beta/ t statistic bernilai positif.
Teknologi informasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok
karena nilai sig. < 0.05 dan B/std error/ Beta/ t statistic bernilai positif.
Integrasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok karena nilai
sig. < 0.05 dan B/std error/ Beta/ t statistic bernilai positif.
Lampiran 6.1 Uji F
ANOVAa
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1
Regression 235.876 3 78.625 22.048 .000b
Residual 164.044 46 3.566
Total 399.920 49
90
a. Dependent Variable: Kinerja Rantai Pasok
b. Predictors: (Constant), Integrasi, Kepercayaan, Teknologi Informasi
Kepercayaan, taknologi dan ingegresi secara simultan berpengaruh terhadap
kinerja rantai pasok karena nilai sig. < 0.05.
Lampiran 6.2 Uji Determinasi
Model Summary
Mode R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .768a .590 .563 1.88843
a. Predictors: (Constant), Integrasi, Kepercayaan, Teknologi Informasi
Besar penagruh Kepercayaan, taknologi dan ingegresi terhadap kinerja rantai
pasok adalah sebesar 0.563atau 56.3%
RANGKUMAN HIPOTESIS
No. Hipotesis T statistik (parsial)
F Statistik (simultan)
Ket.
1 kepercayaan berpengaruh positif terhadap kinerja
rantai pasokan. 3.327 - diterima
2 Teknologi informasi berpengaruh positif terhadap
Kinerja rantai pasokan 3.285 - diterima
3 Integrasi proses berpengaruh positif terhadap
Kinerja rantai pasokan. 2.413 - diterima
4 Kepercayaan, taknologi dan ingegresi secara simultan
berpengaruh terhadap kinerja rantai pasok - 22.048 diterima