pengaruh kinerja keuangan, ukuran perusahaan...
TRANSCRIPT
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
580 Unmas
Denpasar
PENGARUH KINERJA KEUANGAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN
INVESTMENT OPPORTUNITY SET TERHADAP KEBIJAKAN
DIVIDEN
I Kadek Bagiana1, I Gede Cahyadi Putra, Ni Made Sunarsih
(Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar) 1Email: [email protected]
ABSTRAK
Kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
setelah perusahaan beroperasi dan memperoleh laba. Kebijakan dividen menyangkut masalah
penggunaan laba yang menjadi hak para pemegang saham atau keputusan apakah laba yang
diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau ditahan
guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Kebijakan dividen sering
menimbulkan konflik kepentingan antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak
pemegang saham. Konflik kepentingan terjadi jika keputusan manajer hanya akan
memaksimumkan kepentingannya sendiri dan tidak sejalan dengan kepentingan pemegang
saham. Penetapan kebijakan dividen harus dapat dirasakan manfaatnya bagi kepentingan
perusahaan maupun pemegang saham. Keputusan pembayaran dividen juga akan
mencerminkan kinerja perusahaan yang baik dan memenuhi harapan dari para pemegang
saham. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh kinerja keuangan yang
diproksikan dengan variabel likuiditas, profitabilitas, solvabilitas dan ukuran perusahaan serta
investment opportunity set terhadap kebijakan dividen. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012-2015. Penentuan sampel
menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak 18 perusahaan manufaktur
dengan total amatan sebanyak 72. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi
linier berganda.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel likuiditas dan
investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen sedangkan variabel
profitabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen namun
variabel solvabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Kata kunci: kebijakan dividen, kinerja keuangan, ukuran perusahaan, investment
opportunity set
ABSTRACT
Dividend policy is a financial decision that did by the company after the company
operates and get a profit. Dividend policy regarding the use of profit issue are the rights of
the shareholders or a decision whether the profits from the company will be distributed to
shareholders as dividends or detained in order to finance investment in the future. Dividend
policy is often create a conflict of interest between the management company to the
shareholders. Conflicts of interest occur if the manager's decision will only maximize its own
interests and not in the interests of shareholders. Determination of dividend policy should be
able to benefit the interests of the company and shareholders. Dividend payment decision will
also reflect the company's performance is good and meets the expectations of shareholders.
This research aims to reexamine the influence of financial performance which is proxied by
the variable liquidity, profitability, solvency and size of the company and the investment
opportunity set the dividend policy. The population in this research is a manufacturing
company in Indonesia Stock Exchange in the period 2012-2015. Determination of the sample
using purposive sampling method and obtained a total of 18 manufacturing companies with a
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
581 Unmas
Denpasar
total observation as much as 72. The analysis technique used is multiple linear regression
analysis. The results of this research indicate that in partial liquidity and investment
opportunity set does not affect the dividend policy while variable profitability and firm size
positively affects the solvency of the variable dividend policy but negatively affect dividend
policy.
Keywords: dividend policy, financial performance, company size, investment opportunity set
PENDAHULUAN
Kinerja keuangan menjadi salah satu aspek penilaian yang fundamental mengenai
kondisi yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dan
menghasilkan keuntungan akan memiliki kesempatan untuk menggunakan keuntungan
tersebut sebagai laba ditahan atau dividen (Wiagustini, 2010:37). Kebijakan dividen sering
menimbulkan konflik kepentingan antara pihak manajemen perusahaan dengan pihak
pemegang saham. Salah satu cara investor untuk menilai kinerja perusahaan adalah dengan
mengevaluasi laporan keuangan perusahaan (Tandelilin, 2010:365). Penilaian laporan
keuangan perusahaan akan membantu pihak yang berkepentingan dalam menilai kinerja
perusahaan berdasarkan tingkat likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan,
kesempatan investasi (investment opportunity set) dan kebijakan dividen yang diterapkan
manajemen perusahaan serta faktor lainnya yang terkait.
Berdasarkan uraian di atas dan karena adanya ketidakkonsistenan hasil penelitian
sebelumnya, maka penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali dan memperoleh bukti
empiris pengaruh likuiditas, profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan investment
opportunity set terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
Likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya
dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia (Wiagustini, 2010:76). Likuiditas
perusahaan yang tinggi menunjukkan perusahaan tidak akan kesulitan untuk memenuhi
kewajiban pembayaran dividennya. Jika likuiditas perusahaan tinggi, maka kesempatan
perusahaan dalam pembayaran dividen juga semakin tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh
Eko, dkk. (2014), Idawati dan Sudiartha (2013) menyatakan bahwa likuiditas berpengaruh
positif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang
dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H1: Likuiditas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau ukuran
efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan (Wiagustini, 2010:76). Pembagian dividen
bersumber dari laba yang didapatkan perusahaan setelah memenuhi kewajiban-kewajibannya
baik berupa bunga maupun pajak. Jika profitabilitas perusahaan tinggi, maka semakin tinggi
pula pembayaran dividen kepada pemegang saham. Penelitian yang dilakukan oleh
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
582 Unmas
Denpasar
Kardianah dan Soedjono (2013), Natalia (2013) menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis
yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H2: Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Pengaruh Solvabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya
baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang atau mengukur sejauh mana perusahaan
dibiayai dengan hutang. Tingginya kewajiban yang harus dibayarkan akan mengurangi laba
yang didapat perusahaan yang tentunya akan berdampak pada pembagian dividen. Penelitian
yang dilakukan oleh Eko, dkk. (2014), Djasuli, dkk. (2012) menyatakan bahwa tingkat utang
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis
yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H3: Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan berdasarkan
total aktiva yang dimiliki. Ukuran perusahaan yang besar merupakan sebuah keunggulan
karena memiliki tingkat kapitalisasi yang tinggi dan lebih mudah menarik investor untuk
berinvestasi pada saham yang dikeluarkan (Lopolusi, 2013). Jika ukuran perusahaan besar,
maka semakin tinggi pula pembayaran dividen kepada pemegang saham. Penelitian yang
dilakukan oleh Dhira, dkk. (2014), Kardianah dan Soedjono (2013) menyatakan bahwa
ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap dividen. Berdasarkan uraian di atas maka
hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai berikut:
H4: Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen
Investment Opportunity Set (IOS) atau set kesempatan investasi adalah kombinasi
antara aktiva yang dimiliki dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present
value positif (Natalia, 2013). Pihak manajemen perusahaan tentunya mengharapkan laba yang
didapatkan akan lebih baik digunakan untuk membiayai proyek di masa depan dibandingkan
membagikan laba sebagai dividen. Jika kesempatan investasi tinggi, maka pembagian dividen
akan semakin rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Mawarni dan Ratnadi (2014), Eko, dkk.
(2014) menyatakan bahwa Investment Opportunity Set berpengaruh negatif terhadap dividen.
Berdasarkan uraian di atas maka hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
H5: Investment Opportunity Set berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
METODE PENELITIAN
Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen.
Variabel dependen yaitu kebijakan dividen dan variabel independen yaitu likuiditas,
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
583 Unmas
Denpasar
𝐷𝑃𝑅 =𝐶𝑎𝑠ℎ 𝐷𝑖𝑣𝑖𝑑𝑒𝑛
𝐸𝐴𝑇𝑥 100%
CR =Aktiva Lancar
Pasiva Lancar𝑥 100%
ROA =Laba Bersih
Total Aktiva𝑥 100%
SIZE = Ln (Total aktiva)
DER =Jumlah Utang
Jumlah Modal Sendiri𝑥 100%
profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan investment opportunity set. Definisi
masing-masing variabel adalah sebagai berikut:
1) Kebijakan Dividen (Y)
Menurut Wiagustini (2010:255) kebijakan dividen merupakan keputusan keuangan
yang dilakukan oleh perusahaan setelah perusahaan beroperasi dan memperoleh laba.
Kebijakan dividen dalam penelitian ini diukur dengan Dividend Payout Ratio (DPR).
Menurut Wiagustini (2010:81) DPR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
.........................................................................................................(1)
2) Likuiditas (X1)
Menurut Wiagustini (2010:76) likuiditas merupakan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka pendek dengan dana lancar yang tersedia.
Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan Current Ratio (CR). Menurut Wiagustini
(2010:78) CR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
........................................................................................................(2)
3) Profitabilitas (X2)
Menurut Wiagustini (2010:76) profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan
memperoleh laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan. Profitabilitas
dalam penelitian ini diukur dengan Return On Asset (ROA). Menurut Wiagustini (2010: 81),
ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
........................................................................................................(3)
4) Solvabilitas (X3)
Menurut Wiagustini (2010:76) solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban finansialnya baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Solvabilitas dalam penelitian ini diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER). Menurut
Wiagustini (2010:79), DER dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:
.....................................................................................................(4)
5) Ukuran Perusahaan (X4)
Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan berdasarkan total
aktiva yang dimiliki. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Size yang
diukur dengan menggunakan logaritma natural (Ln) dari total aktiva (Lopolusi, 2013).
........................................................................................................(5)
6) Investment Opportunity Set
Investment Opportunity Set didefinisikan sebagai kombinasi antara aktiva yang
dimiliki dan pilihan investasi di masa yang akan datang dengan net present value positif
(Natalia, 2013). Investment Opportunity Set dalam penelitian ini diukur dengan Price
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
584 Unmas
Denpasar
PER =Harga Saham Penutupan
𝐸𝑃𝑆
Earning Ratio (PER). Menurut Wiagustini (2010:81) PER dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
........................................................................................................(6)
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2015. Metode penentuan sampel adalah purposive sampling yaitu metode
teknik penetuan sampel dengan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya dan diperoleh 18
sampel perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak 72 data amatan.
Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan meliputi uji asumsi klasik, analisis regresi linier
berganda dan uji kelayakan model.
Uji Asumsi Klasik
Menurut Utama (2011:99), uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model
yang dibuat apakah sudah valid serta menunjukkan hubungan yang signifikan dan
representatif. Penelitian ini menggunakan empat pengujian dalam asumsi klasik yang
meliputi uji normalitas, uji autokorelasi, uji multikolinieritas dan uji heteroskedastisitas.
1) Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Metode yang dipakai untuk mengetahui
kenormalan regresi adalah One Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Ghozali, 2016:154).
Distribusi data dinyatakan normal apabila nilai One Sample Kolmogorov-Smirnov Test >0,05.
2) Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi
antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah dengan uji Durbin-Watson (DW test).
Pengambilan keputusan tidak adanya autokorelasi apabila du < d < 4-du (Ghozali, 2016:107).
3) Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai
Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih dari 0,10 atau VIF kurang
dari 10, berarti tidak terjadi multikolinieritas (Ghozali, 2016:103).
4) Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Apabila
tingkat signifikansi berada di atas 0,05 maka model regresi tidak terdapat heteroskedastisitas
(Ghozali, 2016:134).
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
585 Unmas
Denpasar
Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
yang signifikan antara satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas (Utama,
2011:77). Persamaan regresi linear berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
DPR = α + β1CR + β2ROA + β3DER + β4SIZE + β5PER + e .................................................(7)
Keterangan :
DPR = Dividend Payout Ratio
α = konstanta
β1, β2, β3, β4, β5 = koefisien regresi
CR = Current Ratio
ROA = Return On Asset
DER = Debt to Equity Ratio
SIZE = Firm Size
PER = Price Earning Ratio
e = error
Uji Kelayakan Model
1) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan kemampuan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2016:95). Pada penelitian ini digunakan nilai Adjusted R2
untuk mengukur besarnya koefisien determinasi.
2) Uji F (Uji sigifikan simultan)
Pengujian ini dilakukan untuk menguji signifikan secara serempak atau bersama-sama
semua variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun kriteria pengambilan
keputusan yaitu jika probabilitas < 0,05 semua variabel independen dalam model ini
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016:99).
3) Uji t (Uji sigifikan parsial)
Uji t-test menunjukkan pengaruh variabel independen secara individu terhadap
variabel dependen (Ghozali, 2016:99). Adapun kriteria pengambilan keputusan yaitu jika
nilai signifikansi > 0,05 maka tidak ada pengaruh secara parsial variabel independen pada
variabel dependen, dan sebaliknya jika nilai signifikansinya < 0,05 maka ada pengaruh secara
parsial variabel independen pada variabel dependen.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
586 Unmas
Denpasar
Unstandardized
Residual
N 72 Normal Parameters Mean ,0000000
Std. Deviation 17,42868764
Most Extreme Differences Absolute ,100 Positive ,100 Negative -,092
Test Statistic ,100 Asymp. Sig. (2-tailed) ,073
HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Asumsi Klasik
1). Uji Normalitas
Hasil uji normalitas dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov dapat
ditunjukkan pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil olah data, 2016
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 4.1 diperoleh nilai Test Statistic
Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,100 dan Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,073 yang lebih
besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa residual dalam penelitian ini berdistribusi
normal.
2). Uji Autokorelasi
Hasil uji autokorelasi dengan Durbin-Watson Test dapat ditunjukkan pada Tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji Autokorelasi
Sumber: Hasil olah data, 2016
Berdasarkan hasil uji autokorelasi pada Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa nilai
Durbin-Watson sebesar 1,952 dengan nilai dU sebesar 1,768. Hasil uji autokorelasi dengan
metode Durbin-Watson berada diantara dU=1,768 dan 4-dU=2,232 yang berada pada kisaran
dU < d < 4-dU (1,768 < 1,952 < 2,232). Hal ini berarti bahwa nilai Durbin-Watson sebesar
1,952 lebih besar dari 1,768 namun lebih kecil dari 2,232. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
penelitian ini model regresi tidak terjadi autokrelasi.
3). Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan mendeteksi korelasi model regresi. Hasil uji
multikolonieritas dapat ditunjukkan pada Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolinieritas
Sumber: Hasil olah data, 2016
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
587 Unmas
Denpasar
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada Tabel 4.3 dapat dijelaskan bahwa nilai
Tolerance masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari
10. Hal ini menunjukkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas.
4). Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan metode Glejser dapat ditunjukkan
pada Tabel 4.4 berikut ini:
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Hasil olah data, 2016
Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas pada Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa nilai
signifikasi dari masing-masing variabel bebas lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan
model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Model regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
yang signifikan antara satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas. Hasil uji
Multiple Regression Analysis dapat ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Sumber: Hasil olah data, 2016
Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda pada Tabel 4.5 diperoleh hasil
persamaan regresi sebagai berikut:
DPR= -0,445 -0,026 CR +1,304 ROA -0,131 DER +2,817 SIZE -0,103 PER
Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Nilai konstanta sebesar -0,445. Hal ini berarti jika variabel independen yaitu likuiditas,
profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan investment opportunity set tidak ada
(sama dengan 0), maka variabel dependen yaitu kebijakan dividen adalah sebesar -0,445.
2. Nilai koefisien regesi variabel profitabilitas sebesar 1,304. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan satu satuan variabel profitabilitas akan meningkatkan nilai kebijakan dividen
sebesar 1,304 dengan asumsi variabel independen lainnya adalah konstan.
3. Nilai koefisien regesi variabel solvabilitas sebesar -0,131. Hal ini berarti bahwa setiap
peningkatan satu satuan variabel solvabilitas akan menurunkan nilai kebijakan dividen
sebesar 0,131 dengan asumsi variabel independen lainnya adalah konstan.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
588 Unmas
Denpasar
4. Nilai koefisien regesi variabel ukuran perusahaan sebesar 2,817. Hal ini berarti bahwa
setiap peningkatan satu satuan variabel ukuran perusahaan akan meningkatkan nilai
kebijakan dividen sebesar 2,817 dengan asumsi variabel independen lainnya adalah
konstan.
Uji Kelayakan Model
1). Koefisien Determinasi (R2)
Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (Adjusted R2)
sebesar 0,361 atau 36,1 persen yang berarti bahwa sebesar 36,1 persen variasi dari Dividend
Payout Ratio mampu dijelaskan oleh variabel Current Ratio, Return on Asset, Debt to Equity,
Size, dan Price Earing Ratio sedangkan sisanya 63,9 persen dipengaruhi oleh variabel lain di
luar variabel penelitian.
2). Uji F (Uji sigifikan simultan)
Uji F dilakukan untuk menguji signifikan secara serempak semua variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil uji F dapat ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6
Hasil Uji F (Uji sigifikan simultan)
Sumber: Hasil olah data, 2016
Berdasarkan hasil uji F pada Tabel 4.6 diperoleh nilai F sebesar 9,012 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa Current
Ratio, Return on Asset, Debt to Equity, Size dan Price Earing Ratio secara bersama-sama
berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio.
3). Uji t (Uji sigifikan parsial)
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen secara individu terhadap
variabel dependen. Berdasarkan pada Tabel 4.5 dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
a) Nilai koefisien regresi variabel Current Ratio adalah negatif 0,026 dengan nilai sigifikansi
sebesar 0,103 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa Current Ratio tidak
berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Oleh karena itu hipotesis pertama
dinyatakan ditolak.
b) Nilai koefisien regresi variabel Return on Asset adalah positif 1,304 dengan nilai
sigifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa Return on Asset
berpengaruh positif terhadap Dividend Payout Ratio. Oleh karena itu hipotesis kedua
dinyatakan diterima.
c) Nilai koefisien regresi variabel Debt to Equity adalah negatif 0,131 dengan nilai sigifikansi
sebesar 0,031 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa Debt to Equity berpengaruh
negatif terhadap Dividend Payout Ratio. Oleh karena itu hipotesis ketiga dinyatakan
diterima.
d) Nilai koefisien regresi variabel Size adalah positif 2,817 dengan nilai sigifikansi sebesar
0,042 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa Size berpengaruh positif terhadap
Dividend Payout Ratio. Oleh karena itu hipotesis keempat dinyatakan diterima.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
589 Unmas
Denpasar
e) Nilai koefisien regresi variabel Price Earing Ratio adalah negatif 0,103 dengan nilai
sigifikansi sebesar 0,643 yang lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti bahwa Price Earing
Ratio tidak berpengaruh terhadap Dividend Payout Ratio. Oleh karena itu hipotesis kelima
dinyatakan ditolak.
PEMBAHASAN
1). Pengaruh Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh koefisien regresi sebesar -0,026 dan nilai t
hitung sebesar -1,655 dengan signifikansi sebesar 0,103 yang lebih besar dari 0,05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Oleh
karena itu hipotesis pertama dinyatakan ditolak.
Likuiditas lebih mencerminkan kemampuan aset lancar dalam membayar liabilitas
jangka pendek, bukan pada kemampuan untuk membayarkan dividen, oleh sebab itu
likuiditas tidak menjadi pertimbangan manajemen perusahaan dan pemegang saham dalam
mengambil kebijakan pembayaran dividen.
2). Pengaruh Profitabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh koefisien regresi sebesar 1,304 dan nilai t
hitung sebesar 6,088 dengan signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen.
Oleh karena itu hipotesis kedua dinyatakan diterima.
Kebijakan dividen tidak dapat dipisahkan dari profitabilitas karena pembagian dividen
sangat tergantung terhadap perolehan laba perusahaan. Pembagian dividen bersumber dari
laba yang didapatkan perusahaan setelah memenuhi kewajiban-kewajibannya baik berupa
bunga maupun pajak.
3). Pengaruh Solvabilitas terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh koefisien regresi sebesar -0,131 dan nilai t
hitung sebesar -2,198 dengan signifikansi sebesar 0,031 yang lebih kecil dari 0,05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa solvabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Oleh karena itu hipotesis ketiga dinyatakan diterima.
Besarnya kewajiban yang harus dibayarkan akan mengurangi laba yang didapat
perusahaan yang tentunya akan berdampak pada pembagian dividen. Tingginya tingkat utang
yang dimiliki perusahaan akan mengurangi pembagian dividen karena dipengaruhi dengan
beban bunga dan utang yang harus dibayarkan perusahaan dari laba yang didapatkan.
4). Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh koefisien regresi sebesar 2,817 dan nilai t
hitung sebesar 2,075 dengan signifikansi sebesar 0,042 yang lebih kecil dari 0,05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan
dividen. Oleh karena itu hipotesis keempat dinyatakan diterima.
Ukuran perusahaan yang besar merupakan sebuah keunggulan karena memiliki
tingkat kapitalisasi yang tinggi dan akan lebih mudah menarik investor untuk berinvestasi
pada saham yang dikeluarkan. Perusahaan-perusahaan dengan ukuran yang lebih besar
mempunyai peluang yang lebih besar untuk membayar dividen dibandingkan dengan
perusahaan dengan ukuran yang lebih kecil.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
590 Unmas
Denpasar
5). Pengaruh Investment Opportunity Set terhadap Kebijakan Dividen
Berdasarkan hasil analisis uji t diperoleh koefisien regresi sebesar -0,103 dan nilai t
hitung sebesar -0,466 dengan signifikansi sebesar 0,643 yang lebih besar dari 0,05. Hal
tersebut menunjukkan bahwa investment opportunity set tidak berpengaruh terhadap
kebijakan dividen. Oleh karena itu hipotesis kelima dinyatakan ditolak.
Kebijakan dividen terkait dengan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan
akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau untuk pembiayaan investasi.
Keputusan tersebut ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), adanya
wewenang yang hampir mutlak pada RUPS membuat pemegang saham mayoritas memiliki
posisi kuat dalam menentukan berbagai keputusan. Wewenang RUPS semacam ini dapat
mengakibatkan variabel IOS kurang mendapat perhatian dalam penentuan kebijakan dividen.
SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka
dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1) Likuiditas tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur di
Bursa Efek Indonesia.
2) Profitabilitas berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia.
3) Solvabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur
di Bursa Efek Indonesia.
4) Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
5) Investment Opportunity Set tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dosen pembimbing yang telah
membimbing, memberikan masukan dan motivasi, keluarga tercinta atas dukungan dan
doanya yang tulus dan tiada hentinya untuk memotivasi penulis, teman-teman program studi
akuntansi kelas eksekutif G angkatan 2013 atas dukungan, motivasi dan masukannya.
DAFTAR PUSTAKA
Dhira, Nindi Septia One, Novi Wulandari dan Nining Ika Wahyuni. 2014. Pengaruh Laba
Bersih, Arus Kas Operasi dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen.
Jurnal Ekonomi, Akuntansi, dan Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Jember.
Djasuli, Mohamad, Gabrila Aniza Putri dan Gita Arasy Harwida. 2012. Pengaruh Tata Kelola
Perusahaan yang Baik, Tingkat Hutang, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Infestasi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Trunojoyo Madura.
Eko, Yudha S, Elok Sri Utami dan Sumani. 2014. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan dan
Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Dividend Payout Ratio (DPR) pada
Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen. Fakultas Ekonomi
Universitas Jember.
Diselenggarakan oleh :
LEMBAGA PENELITIAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (LPPM) UNMAS DENPASAR
JL. KAMBOJA NO. 11 A KOTA DENPASAR – PROVINSI BALI
29 – 30 AGUSTUS 2016
591 Unmas
Denpasar
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS 23. Cetakan VIII.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro.
Idawati, Ida Ayu Agung dan Gede Merta Sudiartha. 2013. Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur di BEI.
Jurnal Manajemen. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, h: 1604-1619.
Kardianah dan Soedjono. 2013. Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kebijakan Utang,
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal
Ilmu & Riset Manajemen. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia Surabaya. Vol. 2
No. 1.
Lopolusi, Ita. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Sektor
Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa. Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya. Vol. 2 No. 1.
Mawarni, Luh Fajarini Indah dan Ni Made Dwi Ratnadi. 2014. Pengaruh Kesempatan
Investasi, Leverage dan Likuiditas pada Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, h:
200-208.
Natalia, Desy. 2013. Pengaruh Profitabilitas dan Kesempatan Investasi terhadap Kebijakan
Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi.
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Kanisius.
Utama, Made Suyana. 2011. Aplikasi Analisis Kuantitatif. Edisi Kelima. Buku Ajar Fakultas
Ekonomi Universitas Udayana.
Wiagustini, Ni Luh Putu. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Denpasar: Udayana
University Press.