pengaruh kurs, inflasi, dan suku bunga sbi terhadap …
TRANSCRIPT
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (1): 201 - 213 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018
PENGARUH KURS, INFLASI, DAN SUKU BUNGA SBI
TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM IDX30 DI BURSA
EFEK INDONESIA
Anita Suchia 1
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis signifikansi
pengaruh antara kurs, inflasi, dan suku bunga SBI terhadap indeks harga saham
IDX30 di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian dengan Uji F menunjukkan
bahwa secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan antara kurs, inflasi,
dan suku bunga SBI terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa Efek
Indonesia. Sedangkan hasil pengujian dengan Uji t menunjukkan bahwa secara
parsial variabel kurs dan suku bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap indeks
harga saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia, sedangkan variabel inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa Efek
Indonesia. Dari ketiga variabel independen, variabel kurs merupakan variabel
yang paling besar pengaruhnya terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa
Efek Indonesia.
Kata Kunci : Kurs, Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Indeks Harga Saham IDX30
Pendahuluan
Pasar Modal di Indonesia sangat bermanfaat karena menyediakan pilihan
alternatif bagi masyarakat untuk berinvestasi selain alternatif investasi lainnya.
Saat ini banyak investor yang melakukan investasi saham. Indeks saham di Bursa
Efek Indonesia yang sangat aktif diperdagangkan adalah Indeks IDX30. Saham
yang masuk dalam perhitungan Indeks IDX30 pada dasarnya diambil dari 30
saham terbaik dengan kapitalisasi pasar tertinggi dari Indeks LQ45 dan dievaluasi
setiap enam bulan sekali.
Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor memerlukan informasi
mengenai perkembangan saham atau obligasi yang akan menentukan bagaimana
risiko dan return yang akan dihadapi kedepannya, untuk itu indeks harga saham
digunakan sebagai informasi perkembangan saham.
Saham-saham perusahaan yang masuk dalam perhitungan Indeks IDX30
merupakan saham yang berkualitas baik, namun pergerakan indeks harga saham
IDX30 dari tahun 2012 hingga tahun 2016 mengalami fluktuasi. Fluktuasi indeks
harga saham berkaitan dengan perkembangan ekonomi makro suatu negara.
1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 201 - 213
202
Fokus dari penelitian ini adalah pengaruh kurs, inflasi, dan suku bunga SBI
terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia. Menurut Tandelilin
(2010: 344), kurs Rupiah yang terdepresiasi akan mengakibatkan biaya yang akan
ditanggung perusahaan akan semakin besar sehingga akan menekan tingkat
keuntungan yang diperoleh perusahaan khususnya perusahaan yang hanya
mengandalkan bahan baku atau pinjaman dari luar negeri, hal tersebut akan dapat
menurunkan harga saham perusahaan. Indeks harga saham yang mencerminkan
pergerakan harga saham tersebut pun akan menurun.
Inflasi meningkatkan pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan
biaya produksi lebih tinggi dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh
perusahaan maka profitabilitas perusahaan akan menurun, jika pendapatan
perusahaan menurun maka dividen yang diterima oleh investor akan menurun
pula sehingga investor akan menarik dananya dan menanam dananya pada
investasi yang lebih menguntungkan. Hal ini akan mengurangi permintaan suatu
saham sehingga indeks harga saham tersebut menurun (Tandelilin, 2010: 342)
Salah satu mekanisme transmisi kebijakan moneter adalah suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Menurut Tandelilin (2010: 343), tingkat suku
bunga merupakan salah satu faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga
saham. Peningkatan suku bunga SBI membuat investor lebih berminat kepada
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sehingga membuat permintaan saham menurun
yang membuat indeks harga saham tersebut menurun pula.
Berkaitan dengan hal tersebut, penulis ingin menguji adanya pengaruh
beberapa variabel ekonomi makro terhadap indeks harga saham IDX30 dengan
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kurs, Inflasi, dan Suku Bunga
SBI terhadap Indeks Harga Saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia”.
Rumusan Masalah
a. Apakah kurs, inflasi, dan suku bunga SBI secara simultan berpengaruh
signifikan terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia?
b. Apakah kurs, inflasi, dan suku bunga SBI secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia?
c. Dari ketiga variabel kurs, inflasi, dan suku bunga SBI, variabel manakah yang
paling besar pengaruhnya terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa Efek
Indonesia?
Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui dan menganalisis signifikansi pengaruh kurs, inflasi, dan
suku bunga SBI secara simultan terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa
Efek Indonesia.
b. Untuk mengetahui dan menganalisis signifikansi pengaruh kurs, inflasi, dan
suku bunga SBI secara parsial terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa
Efek Indonesia.
c. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel mana yang paling besar
pengaruhnya terhadap indeks harga saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia.
Kurs, Inflasi, dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham IDX30 (Suchia)
203
Kerangka Dasar Teori
Manajemen Keuangan
Menurut Martono dan Harjito (2010: 4), manajemen keuangan adalah
segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh
dana, mengelola aset sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Investasi
Menurut Tandelilin (2010: 2), investasi adalah komitmen atas sejumlah
dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan
memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Pasar Modal Menurut Tandelilin (2010: 26), pasar modal adalah pertemuan antara pihak
yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan
cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari satu
tahun, seperti saham dan obligasi.
Indeks Harga Saham
Indeks harga saham merupakan indikator yang menggambarkan pergerakan
harga-harga saham (Tandelilin, 2010: 86).
Kurs
Menurut Hasibuan (2009: 14), kurs adalah perbandingan nilai tukar mata
uang suatu negara dengan mata uang negara asing atau perbandingan nilai tukar
valuta antar negara.
Inflasi Inflasi adalah kecenderungan meningkatnya harga barang dan jasa secara
umum dan terus-menerus (Kuncoro, 2013: 45).
Suku Bunga
Menurut Kasmir (2013: 114), suku bunga adalah balas jasa yang diberikan
oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli
atau menjual produknya.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan data berupa angka (Martono, 2012: 20). Data
yang digunakan adalah data sekunder, yaitu berupa data bulanan kurs, inflasi,
suku bunga SBI, dan indeks harga saham IDX30 periode 2015-2016.
Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode
dokumentasi. Data indeks harga saham IDX30 diperoleh dari akses website Bursa
Efek Indonesia (www.idx.co.id) sedangkan data kurs, inflasi, dan suku bunga SBI
diperoleh dari akses website Bank Indonesia (www.bi.go.id).
Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini, data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan
Analisis Regresi Linier Berganda, dengan teknik sebagai berikut:
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 201 - 213
204
Uji Asumsi Klasik:
a. Uji Normalitas
Uji Normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
memiliki distribusi normal atau mendekati normal (Umar, 2011: 182).
b. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen atau tidak terjadi multikolinearitas (Umar, 2011: 177).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui
apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas, sementara itu
varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas (Umar, 2011: 179).
d. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah
model regresi linier terdapat hubungan yang kuat baik positif maupun negatif
antar data yang ada pada variabel-variabel penelitian. Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah
model regresi yang bebas autokorelasi (Umar, 2011: 182).
Analisis Regresi Linier Berganda:
a. Persamaan Regresi
Analisis Regresi Linier Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh
dari kurs, inflasi, dan suku bunga SBI terhadap indeks harga saham IDX30 di
Bursa Efek Indonesia dengan bantuan program Sofware SPSS (Statistic
Package for the Social Sciense) 23 for Windows. Hal ini dinyatakan dengan
persamaan sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
b. Koefisien Korelasi (R2)
Koefisien Korelasi adalah untuk mengetahui kuatnya hubungan antara
variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2009: 232). c. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui persentase
pengaruh variabel independen (prediktor) terhadap perubahan variabel
dependen (Ghozali, 2011: 97).
d. Uji Simultan F (Uji F)
Menurut Ghozali (2011: 98), uji statistik F pada dasarnya menunjukan
apakah semua variabel independen atau bebas yang di masukan dalam model
secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen/terikat.
Kurs, Inflasi, dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham IDX30 (Suchia)
205
Pada tingkat signifikansi 5% dengan pengujian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1) Jika signifikan Fhitung < α 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
2) Jika signifikan Fhitung > α 0,05 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.
e. Uji Parsial t (Uji t)
Menurut Ghozali (2011: 98), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan
seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual
dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Pada tingkat signifikansi 5% dengan pengujian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1) Jika signifikan thitung < α 0,05 berarti ada pengaruh yang signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
2) Jika signifikan thitung > α 0,05 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan
antara variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.
f. Uji Dominan
Untuk mengetahui antara variabel kurs, inflasi, dan suku bunga SBI (X1,
X2, X3) variabel manakah yang paling besar pengaruhnya terhadap indeks harga
saham IDX30 (Y) dilakukan dengan melihat koefisien regresi baku (Standarized
Coefficiens) yang memiliki nilai paling tinggi atau nilai signifikan thitung koefisien
regresi yang paling kecil.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Hasil Penelitian
Uji Asumsi Klasik:
a. Uji Normalitas
Pada hasil pengujian, jika angka signifikan Uji Kolmogorov-Smirnov
Sig. > 0,05 maka data berdistribusi normal.
Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 24 Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 15,05962736 Most Extreme Differences
Absolute ,100 Positive ,100 Negative -,072
Test Statistic ,100 Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction. d. This is a lower bound of the true significance.
Pada tabel Hasil Uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan nilai signifikan
yaitu 0,200 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa model regresi yang
didapat berdistribusi normal.
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 201 - 213
206
b. Uji Multikolinearitas
Pada hasil pengujian, jika nilai Tolerance > 0,010 dan nilai VIF < 10,
maka tidak ada multikolinearitas antar variabel independen dalam model
regresi.
Berdasarkan hasil Uji Multikolinearitas, dapat dilihat bahwa nilai
Tolerance X1, X2, X3 lebih besar dari 0,010 dan VIF kurang dari 10 berarti
tidak terjadi multikolinearitas variabel X1 dengan variabel lainnya, tidak terjadi
multikolinearitas variabel X2 dengan variabel lainnya dan tidak terjadi
multikolinearitas variabel X3 dengan variabel lainnya.
c. Uji Heteroskedastisitas
Untuk menguji masalah heteroskedastisitas digunakan Uji Glejser. Pada
hasil pengujian, jika nilai signifikan variabel independen > 0,05 maka tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas.
Hasil Uji Heteroskedastisitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 1 (Constant) 79,855 66,224 1,206 ,242
Kurs (X1) -,008 ,006 -,339 -1,406 ,175
Inflasi (X2) -,581 1,450 -,108 -,400 ,693
Suku Bunga SBI (X3) 5,834 7,500 ,227 ,778 ,446
a. Dependent Variable: RES2
Berdasarkan Hasil Uji Heteroskedastisitas, didapati seluruh nilai
signifikan ketiga variabel independen di atas 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.
d. Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi digunakan Uji Durbin-Watson
(DW). Pada hasil pengujian, jika nilai DW terletak antara nilai dU dan (4-dU),
maka tidak terdapat autokorelasi.
Hasil Uji Autokorelasi
Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 1554,612 113,679 13,675 ,000
Kurs (X1) -,064 ,009 -,679 -6,743 ,000 ,779 1,283
Inflasi (X2) -3,580 2,489 -,161 -1,438 ,166 ,629 1,590 Suku Bunga SBI (X3) -35,604 12,874 -,337 -2,766 ,012 ,533 1,877
a. Dependent Variable: Indeks Harga Saham IDX30 (Y)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,918a ,842 ,818 16,14965 1,774
a. Predictors: (Constant), Suku Bunga SBI (X3), Kurs (X1), Inflasi (X2) b. Dependent Variable: Indeks Harga Saham IDX30 (Y)
Kurs, Inflasi, dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham IDX30 (Suchia)
207
Pada tabel di atas, didapati nilai Durbin-Watson (DW) sebesar 1,774.
Nilai DW 1,774 terletak di antara dU dan (4-dU). Nilai DW yaitu 1,774 lebih
besar dari batas atas (dU) yakni 1,6565 dan kurang dari (4-dU) 4-1,6565=
2,3435 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat autokorelasi.
Analisis Regresi Linier Berganda:
a. Persamaan Regresi
Hasil Persamaan Regresi
Pengolahan data tersebut menghasilkan suatu model regresi linier
berganda yaitu: Y = 1.554,612 - 0,064X1 - 3,580X2 - 35,604X3 + e
Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Koefisien regresi Kurs (X1) yang diukur melalui kurs USD/IDR bulanan
mempunyai nilai sebesar -0,064, menyatakan apabila kurs USD/IDR naik
sebesar Rp 1 maka indeks harga saham IDX30 akan turun sebesar 0,064
poin, dan apabila kurs USD/IDR turun sebesar Rp 1 maka indeks harga
saham IDX30 akan naik sebesar 0,064 poin.
2) Koefisien regresi Inflasi (X2) yang diukur melalui inflasi bulanan
mempunyai nilai sebesar -3,580, menyatakan apabila tingkat inflasi naik
sebesar 1% maka indeks harga saham IDX30 akan turun sebesar 3,580
poin, dan apabila tingkat inflasi turun sebesar 1% maka indeks harga saham
IDX30 akan naik sebesar 3,580 poin.
3) Koefisien regresi Suku Bunga SBI (X3) yang diukur melalui suku bunga
SBI bulanan mempunyai nilai sebesar -35,604, menyatakan apabila tingkat
suku bunga SBI naik sebesar 1% maka indeks harga saham IDX30 akan
turun sebesar 35,604 poin, dan apabila tingkat suku bunga SBI turun
sebesar 1% maka indeks harga saham IDX30 akan naik sebesar 35,604
poin.
b. Koefisien Korelasi (R)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1554,612 113,679 13,675 ,000
Kurs (X1) -,064 ,009 -,679 -6,743 ,000
Inflasi (X2) -3,580 2,489 -,161 -1,438 ,166
Suku Bunga SBI (X3) -35,604 12,874 -,337 -2,766 ,012
a. Dependent Variable: Indeks Harga Saham IDX30 (Y)
Hasil Koefisien Korelasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,918a ,842 ,818 16,14965 1,774
a. Predictors: (Constant), Suku Bunga SBI (X3), Kurs (X1), Inflasi (X2) b. Dependent Variable: Indeks Harga Saham IDX30 (Y)
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 201 - 213
208
Dilihat dari tabel di atas, diperoleh nilai koefisien korelasi (R) sebesar
0,918 atau 91,8% yang berarti tingkat hubungan antara variabel kurs (X1),
inflasi (X2), dan suku bunga SBI (X3) terhadap indeks harga saham IDX30 (Y)
di Bursa Efek Indonesia termasuk dalam hubungan yang sangat kuat.
c. Koefisien Determinasi (R2)
Dilihat dari tabel di atas, diperoleh nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,818 atau 81,8%, yang artinya kontribusi variabel independen kurs
(X1), inflasi (X2), dan suku bunga SBI (X3) dalam menjelaskan variabel
dependen indeks harga saham IDX30 (Y) ialah 81,8% dan sisanya (100%-
81%) yaitu 11,9% dijelaskan oleh variabel lain di luar dari variabel yang di uji.
d. Uji Simultan (Uji F)
Hasil Uji F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 27765,366 3 9255,122 35,486 ,000b
Residual 5216,225 20 260,811
Total 32981,590 23
a. Dependent Variable: Indeks Harga Saham IDX30 (Y) b. Predictors: (Constant), Suku Bunga SBI (X3), Kurs (X1), Inflasi (X2)
Dari tabel di atas, diketahui bahwa nilai Sig. Fhitung 0,000 lebih kecil dari
α 0,05, maka hasil penelitian ini membuktikan bahwa variabel kurs, inflasi,
dan suku bunga SBI secara simultan berpengaruh signifikan terhadap indeks
harga saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2015-2016.
e. Uji Parsial (Uji t)
Hasil Uji t
Berdasarkan tabel di atas, hasil Uji Parsial (Uji t) dapat disimpulkan
bahwa:
1) Kurs (X1) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -0,064 dan thitung sebesar
-6,743 dengan tingkat signifikansi lebih kecil dibandingkan taraf
signifikansi yang telah ditetapkan (0,000 < 0,05), maka kurs secara parsial
Hasil Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,918a ,842 ,818 16,14965 1,774
a. Predictors: (Constant), Suku Bunga SBI (X3), Kurs (X1), Inflasi (X2) b. Dependent Variable: Indeks Harga Saham IDX30 (Y)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1554,612 113,679 13,675 ,000
Kurs (X1) -,064 ,009 -,679 -6,743 ,000
Inflasi (X2) -3,580 2,489 -,161 -1,438 ,166
Suku Bunga SBI (X3) -35,604 12,874 -,337 -2,766 ,012
a. Dependent Variable: Indeks Harga Saham IDX30 (Y)
Kurs, Inflasi, dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham IDX30 (Suchia)
209
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham IDX30 di
BEI periode 2015-2016.
2) Inflasi (X2) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -3,580 dan thitung sebesar
-1,438 dengan tingkat signifikansi lebih besar dibandingkan taraf
signifikansi yang telah ditetapkan (0,166 > 0,05), maka tingkat inflasi
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham
IDX30 di BEI periode tahun 2015-2016.
3) Suku bunga SBI (X3) memiliki nilai koefisien regresi sebesar -35,604
dan thitung sebesar -2,766 dengan tingkat signifikansi lebih kecil
dibandingkan taraf signifikansi yang telah ditetapkan (0,012 < 0,05), maka
tingkat suku bunga SBI secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap indeks harga saham IDX30 di BEI periode tahun 2015-2016.
f. Uji Dominan
Hasil Uji Dominan
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa koefisien regresi baku
(Standarized Coefficien) yang memiliki nilai paling tinggi adalah variabel kurs
yakni sebesar -0,064 atau nilai signifikansi thitung koefisien regresi yang paling
kecil yakni sebesar 0,000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kurs
merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap indeks harga
saham IDX30 di BEI periode tahun 2015-2016.
Pembahasan
Pengaruh Kurs, Inflasi, dan Suku Bunga SBI Secara Simultan terhadap
Indeks Harga Saham IDX30 di BEI
Dari hasil pengujian dengan menggunakan analisis regresi linier berganda,
diperoleh hasil bahwa kurs (X1), inflasi (X2), dan suku bunga SBI (X3) secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham IDX30 di BEI
periode tahun 2015-2016.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh (Alwi,
2008: 87) mengatakan bahwa kurs, inflasi, dan suku bunga SBI merupakan
faktor-faktor yang mempengaruhi indeks harga saham di BEI. Penelitian ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2016), Arifin (2014), dan
Kurniadi (2013) bahwa secara simultan kurs, inflasi, dan suku bunga SBI
berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor pertambangan, Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG), dan indeks harga saham sektor properti di BEI.
Dengan demikian, variabel kurs, inflasi, dan suku bunga SBI ini dapat digunakan
oleh investor atau masyarakat sebagai acuan atau pedoman dalam melakukan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1554,612 113,679 13,675 ,000
Kurs (X1) -,064 ,009 -,679 -6,743 ,000
Inflasi (X2) -3,580 2,489 -,161 -1,438 ,166
Suku Bunga SBI (X3) -35,604 12,874 -,337 -2,766 ,012
a. Dependent Variable: Indeks Harga Saham IDX30 (Y)
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 201 - 213
210
penilaian terhadap indeks harga saham (khususnya indeks harga saham IDX30) di
BEI.
Pengaruh Kurs Secara Parsial terhadap Indeks Harga Saham IDX30 di BEI
Dari hasil pengujian menggunakan analisis regresi linier berganda,
diperoleh hasil bahwa kurs (X1) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap indeks harga saham IDX30 di BEI periode tahun 2015-2016.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tandelilin
(2010: 344), bahwa kurs Rupiah yang terdepresiasi akan mengakibatkan biaya
yang akan ditanggung perusahaan akan semakin besar sehingga akan menekan
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan khususnya perusahaan yang hanya
mengandalkan bahan baku atau pinjaman dari luar negeri, hal tersebut akan dapat
menurunkan harga saham perusahaan sehingga indeks harga saham tersebut
menurun pula. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Agustin (2016), Arifin (2014), dan Kurniadi (2013), bahwa kurs secara parsial
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks harga saham sektor
pertambangan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dan indeks harga saham
sektor properti di BEI.
Kurs USD/IDR memiliki pegaruh yang negatif dan signifikan terhadap
indeks harga saham IDX30. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, koefisien
regresi kurs yang diukur melalui kurs USD/IDR bulanan mempunyai nilai sebesar
-0,064, menyatakan apabila kurs terapresiasi (Rupiah menguat) terhadap mata
uang asing atau kurs USD/IDR turun sebesar Rp 1, diprediksi indeks harga saham
IDX30 akan naik sebesar 0,064 poin. Sebaliknya, jika kurs terdepresiasi (Rupiah
melemah) terhadap mata uang asing atau nilai kurs USD/IDR naik sebesar Rp 1,
diprediksi indeks harga saham IDX30 akan turun sebesar 0,064 poin.
Untuk itu bagi investor yang ingin berinvestasi pada saham Indeks IDX30,
sebaiknya mempertimbangkan aspek kurs untuk memperhatikan dan
memproyeksikan fluktuasi yang akan terjadi, karena kurs tersebut diketahui
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham IDX30.
Pengaruh Inflasi Secara Parsial terhadap Indeks Harga Saham IDX30 di BEI
Dari hasil penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh
hasil bahwa inflasi (X2) tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
indeks harga saham IDX30 di BEI periode tahun 2015-2016. Hasil penelitian ini
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2014), yang menyatakan
bahwa inflasi secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Namun hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2016), yang menyatakan bahwa inflasi
secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks harga saham sektor
pertambangan di BEI.
Tandelilin (2010: 342) mengatakan bahwa, inflasi meningkatkan
pendapatan dan biaya perusahaan. Jika peningkatan biaya produksi lebih tinggi
dari peningkatan harga yang dapat dinikmati oleh perusahaan maka profitabilitas
perusahaan akan menurun. Jika pendapatan perusahaan menurun maka tingkat
Kurs, Inflasi, dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham IDX30 (Suchia)
211
pendapatan riil atau dividen yang diperoleh investor dari investasi sahamnya akan
menurun pula sehingga investor akan menarik dananya dan menanam dananya
pada investasi yang lebih menguntungkan sehingga permintaan saham menurun.
Menurunnya permintaan akan suatu saham menyebabkan indeks harga saham
menurun. Oleh karena itu, meskipun inflasi tidak berpengaruh signfikan terhadap
indeks harga saham IDX30, namun investor dapat menjadikannya sebagai salah
satu bahan pertimbangan dalam melakukan investasi pada saham Indeks IDX30.
Karena jika tingkat inflasi tinggi, maka dapat menyebabkan indeks harga saham
menurun
Pengaruh Suku Bunga SBI Secara Parsial terhadap Indeks Harga Saham
IDX30 di BEI
Dari hasil penelitian menggunakan analisis regresi linier berganda diperoleh
hasil bahwa suku bunga SBI (X3) mempunyai pengaruh negatif dan signifikan
terhadap indeks harga saham IDX30 di BEI periode tahun 2015-2016.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Tandelilin
(2010: 343), yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga merupakan salah satu
faktor makro ekonomi yang mempengaruhi harga saham. Peningkatan suku bunga
SBI membuat investor lebih berminat kepada Sertifikat Bank Indonesai (SBI)
sehingga membuat permintaan saham menurun. Menurunnya permintaan tersebut
akan membuat indeks harga saham menurun. Penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Agustin (2016) dan Kurniadi (2013), bahwa suku
bunga SBI secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap indeks
harga saham sektor pertambangan dan indeks harga saham sektor properti di BEI.
Namun berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin (2014), yang
menyatakan bahwa suku bunga SBI tidak berpengaruh signifikan terhadap Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG).
Suku bunga SBI memiliki pegaruh yang negatif dan signifikan terhadap
indeks harga saham IDX30. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, koefisien
regresi suku bunga SBI yang diukur melalui suku bunga SBI bulanan mempunyai
nilai sebesar -35,604, menyatakan apabila suku bunga SBI turun sebesar 1%,
diprediksi indeks harga saham IDX30 akan naik sebesar 35,604 poin. Sebaliknya,
jika suku bunga SBI naik sebesar 1%, diprediksi indeks harga saham IDX30 akan
turun sebesar 35,604 poin.
Untuk itu bagi investor yang ingin berinvestasi pada saham Indeks IDX30,
sebaiknya mempertimbangkan aspek tingkat suku bunga SBI untuk
memperhatikan dan memproyeksikan fluktuasi yang akan terjadi, karena suku
bunga SBI diketahui mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga
saham IDX30.
Penutup
Kurs, Inflasi, dan Suku Bunga SBI secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap Indeks Harga Saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia. Secara parsial,
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 1, 2018: 201 - 213
212
variabel Kurs dan Suku Bunga SBI berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga
Saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan variabel Inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap Indeks Harga Saham IDX30 di Bursa Efek
Indonesia. Dari ketiga variabel independen, variabel Kurs merupakan variabel
yang paling besar pengaruhnya terhadap Indeks Harga Saham IDX30 di Bursa
Efek Indonesia.
Bagi investor, sebaiknya perlu mempertimbangkan aspek kurs, inflasi, dan
suku bunga SBI untuk memperhatikan dan memproyeksikan fluktuasi indeks
harga saham yang akan terjadi. Hal ini dapat dilakukan dengan analisis ekonomik
secara seksama supaya dapat mengantisipasi kurs, inflasi, dan suku bunga SBI
sehingga dapat memperoleh keuntungan serta memperkecil risiko dalam
melakukan investasi pada saham Indeks IDX30.
Bagi peneliti dengan topik sejenis disarankan untuk melakukan kajian lebih
lanjut dengan memasukkan variabel bebas seperti harga komoditas dunia dan
indeks global. Diharapkan juga untuk melakukan penelitian terhadap indeks
lainnya yang ada di Bursa Efek Indonesia.
Daftar Pustaka
Buku:
Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2006. Pengantar Pasar Modal (edisi revisi).
Jakarta: PT Adi Mahasatya.
Alwi, Iskandar Z. 2008. Pasar Modal Teori dan Aplikasi. Yayasan Pancur Siwah:
Jakarta.
Boediono. 2014. Ekonomi Makro. Yogyakarta: BPFE.
Ekananda, Mahyus. 2014. Ekonomi Internasional. Jakarta: Erlangga.
Fahmi, Irham. 2013. Pengantar Pasar Modal. Bandung: Alfabeta.
. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Bandung: Alfabeta.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: BP UNDIP.
Harsono, Budi. 2013. Efektif Bermain Saham. Jakarta: PT Alex Media
Komputindo.
Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi (edisi ke tujuh).
Jakarta: BPFE Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.
Hasibuan, Malayu. 2009. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Karya, Deti dan Syamri Syamsuddin. 2016. Makro Ekonomi. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
. 2012. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: Rajawali Pers.
. 2013. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Kuncoro, Mudrajad. 2012. Mudah Memahami dan Menganalisis Indikator
Ekonomi. Jakarta: UPP STIM YKPN.
Kurs, Inflasi, dan Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham IDX30 (Suchia)
213
Martono dan Agus Harjito. 2010. Manajemen Keuangan (edisi ke
tiga).Yogyakarta: Ekonisia.
Martono, Nanang. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Mishkin, Frederic S. 2008. Ekonomi, Uang, Perbankan, dan Pasar Keuangan
Buku 1 Terjemahan Lana Soelistianingsih dan Beta Yulianita G. Jakarta:
Salemba Empat.
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi
(edisi ke tiga). Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sukirno, Sandono. 2010. Makro Ekonomi (teori pengantar edisi ke tiga). Jakarta:
PT Raja Grasindo Persada.
Sunariyah. 2010. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal (edisi ke enam).
Yogyakarta: UPP-AMP YKPN.
Sutrisno. 2012. Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi (edisi ke
delapan).Yogyakarta: Ekonisia.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi (edisi pertama). Yogyakarta:
Kanisuis.
. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio (edisi ke
tujuh). Yogyakarta: Kanisius.
Umar, Husein. 2011. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis (edisi
sebelas). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Skripsi:
Agustin, Shinta. 2016. Pengaruh Kurs USD, Inflasi, dan Suku Bunga SBI
terhadap Indeks Harga Saham Sektor Pertambangan di Bursa Efek
Indonesia.Samarinda: Universitas Mulawarman.
Arifin, Tri Moch. 2014. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga SBI, Perubahan Kurs dan
Standard & Poor’s 500 terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Kurniadi, Rachmat. 2013. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga SBI, dan
Jumlah Uang Beredar (JUB) terhadap Nilai Harga Saham Sektor
Properti di Bursa Efek Indonesia (Periode 2006-2011). Jakarta:
Universitas Negeri Syarif Hidayatullah.