pengaruh larangan ekspor bahan mineral mentah …
TRANSCRIPT
PENGARUH LARANGAN EKSPOR BAHAN MINERAL
MENTAH TERHADAP PT. ANTAM Tbk
(Analisis Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Oleh:
Mona Hasinah
NIM. 1110048000027
KONSENTRASI HUKUM BISNIS
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
iv
ABSTRAK
Pengaruh Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap PT. ANTAM Tbk (Analisis
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014)
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Kedua
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara yaitu larangan ekspor bahan mineral mentah ini
ditanggapi negatif oleh beberapa perusahan pertambangan di Indonesia, salah satunya
perusahan pertambangan milik negara PT. ANTAM Tbk. Dikarenakan peraturan
tersebut secara tidak langsung mewajibkan perusahaan pertambangan membangun
alat pemurnian yaitu smelter karena sebagian perusahaan pertambangan di Indonesia
tidak memiliki smelter . Banyak faktor yang mempengaruhi adanya larangan
pengeksporan bahan mineral mentah yaitu dari segi hukum, segi ekonomi dan segi
lingkungan. Peraturan Pemerintah ini dibuat bertujuan untuk menambah nilai jual
bahan mineral mentah agar banyak pemasukan untuk negara dan hasilnya dapat
disalurkan ke pemerintah daerah untuk melakukan pembangunan di daerah-daerah.
Mona Hasinah
1110048000027
Konsentrasi: Hukum Bisnis
Pembimbing: Dr. Djawahir Hejazziey, S.H., M.A., M.H.
56 Halaman + lampiran, 2015
Keyword: Larangan Ekspor, PT. ANTAM Tbk, Peraturan Pemerintah Nomor 1
Tahun 2014.
Daftar Pustaka: Tahun 1979 sampai 2014
v
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan masa kuliah di Fakultas
Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat
serta salam semoga selalu dicurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW,
beserta keluarga, para sahabat, para tabi’in serta kamu muslimmin yang tetap
berpegang teguh kepada risalahnya hingga akhir zaman dan membawa manusia
keluar dari kubangan lumpur Jahiliyah menuju jalan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan
untuk menadapatkan gelar S1 Sarjana Hukum (S.H). Penulis berharap semoga skripsi
ini sangat berguna dan bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis betul-betul menyadari adanya
rintangan dan ujian, namun pada akhirnya selalu ada jalan kemudahan, tentunya tidak
terlepas dari berbagai pihak yang sepanjang penulisan skripsi ini banyak membantu
dalam memberikan bimbingan dan masukan yang berharga kepada penulis guna
menyempurnakan skripsi ini.
Karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan banyak
terima kasih kepada:
vi
1. Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. H. Djawahir Hejazziey, SH, MA, MH. Dan Arip Purkon, SH.I, MA.
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Ilmu Hukum
3. Dr. H. Djawahir Hejazziey, SH, MA, MH. Dosen Pembimbing, yang
dengan sabar dalam memberikan arahan dan masukan yang amat
bermanfaat kepada penulis hingga selesainya skripsi ini, tiada kata yang
pantas selain ucapan terima kasih dan doa semoga Allah SWT
membalasnya.
4. Seluruh dosen Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum,
serta karyawan-karyawan dan staf perpustakaan utama dan perpustakaan
fakultas yang telah memfasilitasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Orang tua tercinta, Aba Lukman Alaydrus dan Mama Intan Bin Yahya
yang telah mencurahkan kasih sayangnya kepada penulis, tak henti-
hentinya memberikan nasehat, dukungan baik moriil dan materiil yang tak
terhingga, motivasi serta doa yang tak pernah lelah dipanjatkan untuk
penulis, memberikan semangat kepada penulis sehingga bias
menyelesaikan studi S1 ini.
6. Kakak-kakak tersayang, Fauzi Alaydrus, Yahya Alaydrus, Ibrahim
Alaydrus, dan Lubna Alaydrus yang selalu mendukung dan mendoakan
penulis dalam menimba ilmu untuk menyelesaikan studi S1 ini.
vii
7. Sahabat sekaligus menjadi keluarga untuk penulis yang tak pernah
terlupakan yang juga memberikan dukungan tanpa henti kepada penulis
yaitu Banun, Clara, Icha, Chairnosia, Icang, Fauzi, Galuh, Herdinata,
Adha, Sarah, Anti, Lita, Dian, Eka, Diah. Serta teman-teman seperjuangan
di Jurusan Ilmu Hukum 2010.
8. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian
skripsi ini dan tidak dapat disebut satu persatu.
Akhirnya, kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya dan semoga
amal kebajikan mereka semua diterima disisi-Nya dan diberikan pahala yang berlipat
ganda sesuai dengan amal perbuatannya. Penulis berharap semoga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca, dan masyarakat umumnya.
Jakarta, 12 Januari 2015
Mona Hasinah
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii
ABSTRAK ......................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................... 5
D. Kerangka Konseptual ........................................................ 6
E. Metode Penelitian ............................................................. 8
F. Sistematika Penulisan ....................................................... 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian-Pengertian ....................................................... 13
1. Pengaruh ..................................................................... 13
2. Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah ................... 15
a. Larangan Ekspor .................................................. 15
ix
b. Bahan Mineral Mentah ........................................ 18
B. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 .................... 20
1. Mekanisme Terbentuknya Peraturan Pemerintah ....... 20
2. Latar Belakang Lahirnya Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014 .................................................. 22
BAB III PROFIL PT. ANTAM Tbk
A. Sejarah PT. ANTAM Tbk................................................ 25
B. Visi dan Misi PT. ANTAM Tbk ...................................... 28
C. Struktur Manajemen PT. ANTAM Tbk .......................... 30
D. Deskripsi PT. ANTAM Tbk ............................................ 31
E. Strategi PT. ANTAM Tbk ............................................... 37
BAB IV ANALISA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 1 TAHUN
2014
A. Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap
PT. ANTAM Tbk .............................................................. 39
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan
Mineral Mentah ................................................................ 42
C. Analisis Penulis ................................................................ 50
x
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................... 55
B. Saran ................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan
galian itu, meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara, dan
lain-lain. Indonesia berdasarkan data Indonesia Mining Asosiation menduduki
peringkat ke-6 terbesar untuk negara yang kaya akan sumber daya tambang.
Bahan galian dikuasai oleh negara. Hak Penguasaan Negara berisi
wewenang untuk mengatur, mengurus dan mengawasi pengelolaan atau
pengusahaan bahan galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakan sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan oleh negara diselenggarakan oleh
pemerintah.1
Usaha pertambangan merupakan salah satu instrumen penting dalam
perekonomian suatu negara yang mempunyai peranan strategis dalam
pembangunan perekonomian nasional. Usaha tersebut merupakan usaha yang
sangat menguntungkan dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang besar dari
1 H.Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia, Cet.V, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010),
h. 1.
2
pemanfaatan sumber daya alam, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya
perusahaan yang bergerak bidang pertambangan.2
Dengan diputuskannya uji materiil oleh Mahkamah Konstitusi tentang
pelarangan ekspor timah mentah menimbulkan permasalahan baru di dunia usaha
pertambangan. Dengan diharuskannya persyaratan pengeksporan dengan syarat
telah dilakukan pemurnian terlebih dahulu sebagaimana ditegaskan dalam Pasal 2
Peraturan Menteri Nomor 7 tahun 2012 dan dikuatkan dengan ditetapkannya
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang mineral batubara yang
mengatur pengeksporan mineral dan batubara harus dalam keadaan jadi, otomatis
diperlukan suatu alat yang bernama smelter, namun fakta di lapangan adalah
belum siapnya perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan dalam
melakukan proses pemurnian dikarenakan perusahaan belum memiliki alat
smelter tersebut, ratio legis yang dihadapi dengan banyaknya perusahaan yang
sebagian besar melakukan pengeskporan dalam bentuk mentah otomatis
perusahaan tersebut tendensius terhadap ancaman kebangkrutan, hal ini akan
berdampak negatif pada ancaman pemutusan hubungan kerja masal kepada
karyawan pada perusahaan tersebut dikarenakan perusahaan tersebut tidak dalam
kondisi sehat akibat tidak adanya pemasukan kas perusahaan karena perusahaan
tidak dapat bergerak maksimal dalam melakukan usahanya.
2 Ahmad Miru, Prinsip dan Hukum Perlindungan Konsumen. (Jakarta: Rajawali Pers, 2009),
h. 23.
3
Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012 khususnya Pasal 2 dan penguatan
oleh putusan judicial review Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014
dianggap suatu bentuk ketergesa-gesaan dalam menuju hilirisasi dan tidak melihat
aspek kesiapan dari perusahaan pertambangan itu sendiri, dan secara historis hal
tersebut bertentangan dengan amanat Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 tentang hak asasi manusia, karena legalisasi ketentuan
tersebut menegasikan kesejahteraan serta perlindungan sosial bagi masyarakat,
khususnya stakeholders pada perusahaan pertambangan disertai tenaga kerja yang
ada disana.3
Selain itu putusan tersebut dapat dibenturkan dengan asas kemanfaatan
dalam sebuah peraturan. Menurut Gustav Radbruch, tiga nilai dasar hukum adalah
nilai keadilan, nilai kepastian hukum dan nilai kemanfaatan.4 Yang mana dalam
hal ini perlu disoroti dari nilai kemanfaatannya yakni Peraturan Menteri Nomor 7
Tahun 2012 dan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dikarenakan putusan
judicial review tersebut dapat menimbulkan kerugian-kerugian bagi pengusaha
yang terancam gulung tikar dengan adanya regulasi tersebut dapat berdampak
kepada pemutusan hubungan tenaga kerja sehingga melahirkan pengangguran-
pengguran baru dan pertanggung jawaban oleh perusahaan pertambangan
3 Susyanto, Peraturan Menteri ESDM No. 7 tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai Tambah
Mineral, diakses melalui http://esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/5693-peraturan-menteri-esdm-
no-7-tahun-2012-tentang-peningkatan-nilai-tambah-mineral.pdf pada tanggal 8 september 2014 pukul
11.53 WIB.
4 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012), h. 45.
4
terhadap pihak ketiga atas tidak terpenuhinya suatu prestasi apabila telah
melakukan hubungan hukum dengan perusahaan luar negeri dalam hal kerjasama
pengeksporan biji timah mentah. Tentunya regulasi tersebut tidak bermanfaat bagi
pengusaha dan perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan sehingga tujuan
hukum mencapai nilai keadilan dan kemanfaatan tidak terpenuhi.
Berdasarkan uraian singkat di atas penulis tertarik untuk mengangkat skripsi
dengan judul “PENGARUH LARANGAN EKSPOR BAHAN MINERAL
MENTAH TERHADAP PT. ANTAM Tbk (Analisis Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014)”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dikhususkan mengkaji mengenai pengaruh larangan ekspor
bahan mineral mentah terhadap PT. ANTAM Tbk.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap
PT. ANTAM Tbk?
b. Apa faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan Mineral
Mentah?
5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk melihat fenomena hukum
memandang uji materiil Undang-Undang minerba dikaitkan dengan pengaruh
terhadap perusahaan pertambangan. Sedangkan secara khusus penelitian ini
bertujuan :
a. Untuk mengetahui pengaruh larangan ekspor bahan mineral mentah
terhadap PT. ANTAM Tbk.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi larangan ekspor
bahan mineral mentah.
2. Manfaat Penelitian
Secara garis besar manfaat penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan mengenai manfaat dari hasil uji materiil Undang-Undang
minerba pada umumnya.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
bagi pelaku usaha dan masyarakat calon investor pada perusahaan
pertambangan yang hendak melakukan hubungan usaha kepada pihak
ketiga sehubungan dengan pelarangan pengeksporan bahan mentah yang
dihendaki oleh Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014.
6
D. Kerangka Teori dan Konseptual
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau
benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.5
2. Perusahaan
Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya
semua faktor produksi. Setiap perusahaan ada yang terdaftar di pemerintah dan
ada pula yang tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka
mempunyai badan usaha untuk perusahaannya. Badan usaha ini adalah status
dari perusahaan tersebut yang terdaftar di pemerintah secara resmi.
3. Mineral
Mineral adalah padatan senyawa kimia homogen, non-organik, yang
memiliki bentuk teratur (sistem kristal) dan terbentuk secara alami.
Istilah mineral termasuk tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi
juga struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni
dan garam sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan
bentuk yang diketahui (senyawa anorganik biasanya tidak
termasuk). ilmu yang mempelajari mineral disebut mineralogi.
5 Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), h. 849.
7
4. Batubara
Batubara adalah salah satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah
batuan sedimen yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya
adalah sisa-sisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.
Unsur-unsur utamanya terdiri dari karbon, hidrogen dan oksigen. Batu bara
juga adalah batuan organik yang memiliki sifat-sifat fisika dan kimia yang
kompleks yang dapat ditemui dalam berbagai bentuk. Analisis unsur
memberikan rumus formula empiris seperti C137H97O9NS untuk itu minus dan
C240H90O4NS untuk antrasit.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014
Tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah Nomor 23 Tahun
2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara.
6. PT. ANTAM Tbk
ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan
terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi
yang tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan
ANTAM mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran
dari komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara.
ANTAM memiliki konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia.
Mengingat luasnya lahan konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan
dan sumberdaya yang dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan
8
dengan mitra internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada
menjadi tambang yang menghasilkan keuntungan.
E. Metode Penelitian
1. Tipe Penelitian
Dalam rangka melengkapi dan meyempurnakan penulisan ini, penulis
melaksanakan penelitian guna mendapatkan data yang konkrit untuk dijadikan
sebagai bahan penulisan agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Untuk mendukung penelitian tersebut diperlukan suatu metode penelitian
dalam permasalahan ini metode yang di gunakan adalah Yuridis Normatif,6
yaitu penelitian yang dilakukan atau ditujukan pada peraturan-peraturan tertulis
dan bentuk-bentuk dokumen resmi atau disebut juga dengan data sekunder,
yaitu data yang di peroleh dengan mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku
yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.7
Dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah sejauh mana hukum positif
tertulis yang ada itu sinkron atau serasi satu sama lainnya. Disini di
kelompokkan atas:
6 Fahmi Muhammad Ahmadi dan Jaenal Aripin, Metode Peneitian Hukum, cet.I, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h.10.
7 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet.VI, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2010), h. 96.
9
a. Bahan Hukum Primer8
Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif
artinya mempunyai otoritas. Bahan-bahan hukum primer meliputi
perundangan-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam
pembuatan perundang-undangan, dan putusan-putusan hakim. Dalam
penelitian ini yang termasuk dalam bahan hukum primer adalah Undang-
Undang No 4 Tahun 2009 tentang mineral dan batu bara, Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014, Peraturan Menteri Nomor 7 Tahun 2012
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
b. Bahan Hukum Sekunder9
Bahan hukum yang dapat menunjang bahan hukum primer dan dapat
membantu penulis dalam menganalisa dan memahami bahan hukum primer
seperti: Literatur atau hasil penulisan yang berupa hasil penelitian,
Peraturan Perundang Undangan, Buku – Buku, Makalah, Majalah tulisan
Lepas, artikel,dan lain-lain
c. Bahan Non-Hukum
Bahan diluar bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder yang
dipandang perlu. Bahan non hokum dapat berupa buku-buku mengenai
Ilmu Politik, Ekonomi, Sosiologi, Filsafat, Kebudayaan atau laporan-
8 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, cet.IV, (Jakarta: Sinar Grafika,
2008), h. 51.
9 Ibid, h. 52.
10
laporan penelitian non-hukum sepanjang mempunyai relevansi dengan
topik penelitian. Bahan-bahan non-hukum tersebut dimaksudkan untuk
mempekaya dan memperluas wawasan peneliti.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mempergunakan teknik pengumpulan data berupa
studi dokumen atau kepustakaan yaitu dengan mempelajari literatur-literatur
yang ada berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.10 Disamping itu
untuk melengkapi data juga dilakukan penelurusan data melalui media cetak
dan media online
3. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data yang telah di peroleh, penulis menggunakan
analisis data kualitatif, yaitu uraian yang dilakukan terhadap data yang
terkumpul dengan menggunakan kalimat-kalimat atau uraian-uraian yang
menyeluruh terhadap fakta-fakta yang terdapat di lapangan sehubungan dengan
larangan pengeksporan bahan mineral mentah dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014. Semua hasil penelitian dihubungkan dengan pengaturan
perundang-undangan yang terkait. Setelah itu dirumuskan dalam bentuk uraian
dan akhirnya di tarik kesimpulan sebagai jawaban terhadap permasalahan-
permasalahan di dalam penelitian.11
10
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, cet.VII, (Jakarta: Kencana Prenada Media
Group, 2011), h. 194.
11 Zaenuddin Ali, Metode Penelittian Hukum, cet.I, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 46.
11
4. Pendekatan Masalah
Sehubungan dengan tipe penelitian yang digunakan yakni yuridis
normatif, maka pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-
undangan (statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach).
Pendekatan perundang-undangan dilakukan untuk meneliti aturan-aturan
terkait pertanggungjawaban hukum oleh negara kepada pengusaha dibidang
pertambangan menurut Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang
Mineral dan Batubara.
F. Sistematika Penelitian
Skripsi ini disusun berdasarkan buku “Petunjuk Penulisan Skripsi Fakultas
Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012” dengan
sistematika yang terbagi dalam lima bab. Masing-masing bab terdiri atas beberapa
sub bab sesuai pembahasan dan materi yang diteliti. Adapun perinciannya sebagai
berikut:
BAB I: Pendahuluan, memuat Latar Belakang, dilanjutkan dengan Batasan dan
Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kerangka Teori dan
Konseptual, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan.
BAB II: Kerangka Teoritis. Pada bab ini akan membahas pengertian pengaruh,
pengertian larangan ekspor, engertian bahan mineral mentah, mekanisme
terbentuknya peraturan pemerintah, latar belakang lahirnya Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014.
12
BAB III: Profil PT. ANTAM Tbk. Pada bab ini akan membahas secara rinci
profil dari PT. ANTAM Tbk.
BAB IV: Analisa Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014. Pada bab ini akan
membahas pengaruh larangan ekspor ahan mineral mentah terhadap PT. ANTAM
Tbk dn faktor-faktor yang mempengaruhi larangan ekspor bhan mineral mentah
dan analisis penulis.
BAB V: Penutup. Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi ini, untuk
itu penulis menarik beberapa kesimpulan dari hasil penelitian, disamping itu
penulis memberikan saran.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian-Pengertian
1. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda)
yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.12
Pengertian pengaruh menurut para ahli adalah :
a. Pengertian Pengaruh Menurut Wiryanto
Pengaruh merupakan tokoh formal maupun informal di dalam
masyarakat, mempunyai ciri lebih kosmopolitan, inovatif, kompeten, dan
aksesibel dibanding pihak yang dipengaruhi.
b. Pengertian Pengaruh Menurut Norman Barry
Pengaruh adalah suatu tipe kekuasaan yang jika seorang yang
dipengaruhi agar bertindak dengan cara tertentu, dapat dikatakan terdorong
untuk bertindak demikian, sekalipun ancaman sanksi yang terbuka tidak
merupakan motivasi yang mendorongnya.
c. Pengertian Pengaruh Menurut Uwe Becker
12
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), h. 849.
14
Pengaruh adalah kemampuan yang terus berkembang yang berbeda
dengan kekuasaan tidak begitu terkait dengan usaha memperjuangkan dan
memaksakan kepentingan.
d. Pengertian Pengaruh Menurut Robert Dahl
A mempunyai pengaruh atas B sejauh ia dapat menyebabkan B untuk
berbuat sesuatu yang sebenarnya tidak akan B lakukan.
e. Pengertian Pengaruh Menurut Bertram Johannes Otto Schrieke
Pengaruh merupakan bentuk dari kekuasaan yang tidak dapat diukur
kepastiannya.
f. Pengertian Pengaruh Menurut Jon Miller
Pengaruh merupakan komoditi berharga dalam dunia politik
Indonesia.
g. Pengertian Pengaruh Menurut Albert R. Roberts & Gilbert
Pengaruh adalah wajah kekuasaan yang diperoleh oleh orang ketika
mereka tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
h. Pengertian Pengaruh Menurut Surakhmad
Menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu
benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan
terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya.
Berdasarkan teori yang ada mengenai pengertian pengaruh dapat
dikatakan kalau pengaruh adalah suatu hal yang dapat merubah hasil akhir
dari kebijakan dalam hal ini terkait mekanisme dalam pembentukan
15
Peraturan Pemerintah, Presiden yang mempunyai pengaruh dalam
lahirnya sebuah Peraturan Pemerintah. Hal tersebut berdasarkan alur
kordinasi dalam pembentukan Peraturan Pemerintah dimana kedudukan
Presiden sebagai simbol negara dapat mempengaruhi terbit atau tidaknya
Peraturan Pemerintah yang digagas oleh Menteri.
2. Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah
a. Larangan Ekspor
Menurut Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor: 01/M-
DAG/PER/1/2007 tanggal 22 Januari 2007. Disebutkan bahwa barang-
barang ekspor diklasifikasikan menjadi empat kelompok, yaitu:
1) Jenis barang yang diatur tata niaga ekspornya
Jenis barang ini hanya dapat diekspor oleh eksportir terdaftar saja.
Sedangkan eksportir terdaftar adalah perusahaan atau perorangan yang
telah mendapatkan pengakuan dari Kementerian Perdagangan untuk
mengekspor barang tertentu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.
a) Suatu barang yang diatur ekspornya karena pertimbangan:
(1) Meningkatkan devisa dan daya saing
(2) Terikat dengan perjanjian internasional
(3) Kelestarian alam
(4) Tersedianya bahan baku
b) Barang Diatur ekspornya ini meliputi :
(1) Produk Perkebunan : kopi digongsang / tidak digongsang, olahan
16
(2) Produk Kehutanan : produk dari rotan ataupun kayu
(3) Produk Industri : asetat anhidrida, asam fenilasetat, efedrin,
aseton, butanol
(4) Produk Pertambangan : intan, timah, emas
2) Jenis barang yang diawasi ekspornya
Barang yang ekspornya hanya dapat dilakukan oleh eksportir yang
telah mendapatkan persetujuan ekspor dari Kementerian Perdagangan
atau Pejabat yang ditunjuk.
Barang yang diawasi ekspornya adalah barang yang ekspornya hanya
dilakukan oleh eksportir yang telah mendapat persetujuan ekspor dari
Menteri Perdagangan atau pejabat yang ditunjuk (eksportir khusus).
Suatu barang diawasi ekspornya karena pertimbangan untuk menjaga
keseimbangan pasokan di dalam negeri agar tidak mengganggu
konsumsi dalam negeri.
a) Barang Diawasi ekspornya ini meliputi:
(1) Produk Peternakan : bibit sapi, sapi bukan bibit, kerbau, kulit
Buaya, wet blue, binatang liar dan tumbuhan (appendix II cites)
(2) Produk Perikanan : ikan napoleon, wirasse, benih ikan bandeng
(3) Produk Perkebunan : inti kelapa sawit (palm kernel)
(4) Produk Pertambangan : gas, kokas/minyak petroleum, bijih logam
Mulia, perak, emas
17
(5) Produk industri : sisa dan scrap dari besi, baja steinless, tembaga,
kuningan, aluminium, pupuk urea
3) Jenis barang yang dilarang ekspornya
a) Suatu barang yang dilarang ekspornya karena pertimbangan:
(1) Menjaga kelestarian alam
(2) Tidak memenuhi standar mutu
(3) Menjamin kebutuhan bahan baku bagi industri kecil atau
pengrajin
(4) Peningkatan nilai tambah
(5) Merupakan barang bernilai sejarah dan budaya
b) Barang Dilarang ekspornya ini meliputi:
(1) Produk Pertanian: anak ikan dan ikan arwana, benih ikan sidat,
ikan hias botia, udang galah ukuran 8 cm dan udang panaedae
(2) Produk Kehutanan: kayu bulat, bahan baku serpih, bantalan
kereta api atau trem dari kayu dan kayu gergajian
(3) Produk Kelautan: pasir laut
(4) Produk Pertambangan: bijih timah dan konsentratnya, abu dan
residu yang mengandung arsenik, logam atau senyawanya dan
lainnya, terutama yang mengandung timah dan batu mulia
c) Jenis barang yang bebas
18
Semua jenis barang yang tidak tercantum dalam peraturan di atas
dikategorikan sebagai barang bebas ekspor, namun tentunya eksportir
harus memenuhi persyaratan sebagai eksportir terlebih dahulu13
b. Bahan Mineral Mentah
Mineral adalah suatu zat (fasa) padat yang terdiri dari unsur atau
persenyawaan kimia yang dibentuk secara alamiah oleh proses-proses
anorganik, mempunyai sifat-sifat kimia dan fisika tertentu dan mempunyai
penempatan atom-atom secara beraturan di dalamnya, atau dikenal sebagai
struktur kristal.
Selain itu kata mineral juga mempunyai banyak arti, hal ini tergantung
darimana kita meninjaunya. Mineral dalam arti farmasi lain dengan
pengertian di bidang geologi. Istilah mineral dalam arti geologi adalah zat
atau benda yang terbentuk oleh proses alam, biasanya bersifat padat serta
tersusun dari komposisi kimia tertentu dan mempunyai sifat-sifat fisik yang
tertentu pula. Mineral terbentuk dari atom-atom serta molekul-molekul dari
berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam suatu pola
yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan mineral
mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan zat
anorganik. (Murwanto, Helmy, dkk. 1992).
13
Directorate General For National Export Development, diakses melalui
http://djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/102-larangan-ekspor pada tanggal 23 februari
2015 pukul 15.32 WIB.
19
Maka pengertian yang jelas dari batas mineral oleh beberapa ahli
geologi perlu diketahui walaupun dari kenyataannya tidak ada satupun
persesuaian umum untuk definisinya.
Definisi mineral menurut beberapa ahli:
1) L.G. Berry dan B. Mason, 1959
Mineral adalah suatu benda padat homogen yang terdapat di alam
terbentuk secara anorganik, mempunyai komposisi kimia pada batas batas
tertentu dan mempunyai atom atom yang tersusun secara teratur.
2) D.G.A Whitten dan J.R.V. Brooks, 1972
Mineral adalah suatu bahan padat yang secara structural homogen
mempunyai komposisi kimia tertentu, dibentuk oleh proses alam yang
anorganik.
3) A.W.R. Potter dan H. Robinson, 1977
Mineral adalah suatu bahan atau zat yang homogen mempunyai
komposisi kimia tertentu atau dalam batas batas dan mempunyai sifat
sifat tetap, dibentuk dialam dan bukan hasil suatu kehidupan.
Sebagian besar mineral mineral ini terdapat dalm keadaan padat,
akan tetapi dapat juga berada dalam keadaan setengah padat, gas, ataupun
cair. Mineral mineral padat itu biasanya terdapat dalam bentuk bentuk
kristal, yang agak setangkup, dan yang pada banyak sisinya dibatasi oleh
bidang bidang datar. Bidang bidang geometric ini memberi bangunan
yang tersendiri sifatnya pada mineral yang bersangkutan. Minyak bumi
20
misalnya adalah mineral dalam bentuk cair, sedangkan gas bumi adalah
mineral dalam bentuk gas.
Sebagian dari mineral dapat juga dilihat dalam bentuk amorf, artinya
tidak mempunyai susunan dan bangunan kristal sendiri. Pengenalan atau
dterminasi mineral mineral dapat didasarkan atas bebagai sifat dari
mineral mineral tersebut.
B. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014
1. Mekanisme Terbentuknya Peraturan Pemerintah
Peraturan Pemerintah adalah Peraturan Perundang-undangan di Indonesia
yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan undang-undang. Materi
muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Undang-
Undang. Di dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dinyatakan bahwa
Peraturan Pemerintah sebagai aturan "organik" daripada undang-undang
menurut hierarkinya tidak boleh tumpang tindih atau bertolak belakang.
Peraturan Pemerintah ditandatangani oleh Presiden.
Proses Pembuatan Peraturan Pemerintah. Peraturan Pemerintah diterbitkan
oleh pemerintah untuk melaksanakan undang-undang. Proses pembentukannya
adalah sebagai berikut:
1. Kriteria pembentukan Peraturan Pemerintah adalah sebagai berikut:
21
a. Peraturan pemerintah tidak dapat dibentuk tanpa adanya undang-undang
induknya;
b. Peraturan pemerintah tidak dapat mencantumkan sanksi pidana jika
undang-undang induknya tidak mencantumkan sanksi pidana;
c. Peraturan pemerintah tidak dapat memperluas atau mengurangi ketentuan
undang-undang induknya;
d. Peraturan pemerintah dapat dibentuk meskipun undang-undang yang
bersangkutan tidak menyebutkan secara tegas, asal peraturan pemerintah
tersebut untuk melaksanakan undang-undang.
(bagan 1. Proses penyusunan peraturan Pemerintah)
2. Penyiapan Rancangan. Penyiapan rancangan dilakukan oleh menteri,
kemudian dimintakan pertimbangan kepada menteri lain yang terkait dan
menteri kehakiman untuk pertimbangan hukumnya. Kemudian rancangan
Peraturan Pemerintah (PP) diserahkan kepada presiden melalui sekretaris
Negara.
22
3. Penetapan dan pengundangan. Setelah diterima oleh presiden, rancangan
Peraturan Pemerintah akan diundangkan oleh sekretaris Negara.
2. Latar Belakang Lahirnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014
Indonesia negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satunya
pertambangan mineral dan batubara. Mineral dan batubara merupakan bisnis
menjanjikan dan memiliki keuntungan besar bagi negara maupun masyarakat.
Oleh karena itu pemerintah sangat memperhatikan bisnis mineral dan batubara
khususnya di bidang ekspor. Dalam hal ini pemerintah melihat selama ini
pengeksporan bahan mentah mineral dan batubara dapat merugikan negara dan
perlu adanya peraturan pemerintah yang mengatur pelarangan mengekspor
bahan mentah mineral dan batubara bagi perusahaan. Dalam rangka
meningkatkan manfaat mineral bagi rakyat dan untuk kepentingan
pembangunan daerah, maka perlu peningkatan nilai tambah mineral melalui
kegiatan pengolahan dan pemurnian sumber daya mineral di dalam negeri
sebagai mana dimaksud dalam Pasal 103 Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang menyebutkan bahwa
pemegang IUP dan IUPK operasi produksi wajib melakukan pengolahan dan
pemurnian hasil pertambangan didalam negeri dan Pasal 170 Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara yang
berbunyi pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169
yang sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian, sebagaimana dimaksud
23
dalam Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-
Undang ini diundangkan.
Jika merujuk pada 2 Pasal diatas maka secara singkat Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
mengharuskan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) melakukan
pengolahan dan pemurnian hasil penambangan didalam negeri. Aturan ini
dilakukan paling lambat 5 tahun sejak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
tentang Pertambangan Mineral dan Batubara diterbitkan. Ini diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Kegiatan
Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara. Pemegang kontrak karya yang
telah melakukan produksi di Indonesia harus melakukan pemurnian selambat –
lambatnya 5 tahun sejak Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara disahkan.
Ini merupakan suatu usaha baik dari Pemerintah Indonesia untuk
melindungi hasil kekayaan bumi Indonesia dan patut kita kawal bersama.
Ditambah lagi kekayaan SDA Indonesia yang begitu melimpah merupakan
anugerah Tuhan yang harus dijaga,dimanfaatkan sebaik-baiknya dan sebijak-
bijaknya. Sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 ayat 3 “Bumi, air dan kekayaan
alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Karena itu pembangunan smelter sangat diperlukan bagi perusahaan yang
belum memiliki smelter untuk melakukan pemurnian bahan mentah mineral dan
24
batubara demi menunjang serta berpartisipasi dalam memenuhi peraturan yang
telah dibuat oleh pemerintah tersebut.
25
BAB III
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah PT. ANTAM
Kegiatan usaha Perseroan telah dimulai sejak tahun 1968 ketika Perseroan
didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer dari beberapa
Perusahaan tambang dan proyek tambang milik pemerintah, yaitu Badan Pimpinan
Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara
Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok,
Perusahaan Negara Logam Mulia, PT Nickel Indonesia, Proyek Intan dan Proyek-
proyek Bapetamb.
Perseroan didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka
Tambang" di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 1968. Pendirian tersebut diumumkan dalam
Tambahan Nomor 36, BNRI Nomor 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14
September 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1974, status
Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan
Terbatas (Perusahaan Perseroan) dan sejak itu dikenal sebagai "Perusahaan
Perseroan (Persero) Aneka Tambang"
Pada tanggal 30 Desember 1974, ANTAM berubah nama menjadi Perseroan
Terbatas dengan Akta Pendirian Perseroan Nomor 320 tanggal 30 Desember 1974
26
dibuat di hadapan Warda Sungkar Alurmei, S.H., pada waktu itu sebagai
pengganti dari Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta. Akta Perubahan Nomor 55
tanggal 14 Maret 1975 dibuat di hadapan Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta
mengenai perubahan status Perseroan dalam rangka melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1969 Tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1969
(Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16. Tambahan Lembaran Negara Nomor
2890) Tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara Menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 40), Peraturan Pemerintah Nomor
12 Tahun 1969 Tentang Perusahaan Perseroan (Persero). Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1969 Nomor 21 Dan Peraturan Pemerintah Nomor 26
Tahun 1974 Tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Aneka Tambang
Menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1974 Nomor 33 Jo. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia
Nomor Kep. 1768/MK/IV/12/1974, Tentang Penetapan Modal Perusahaan
Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan nama
PT Aneka Tambang, yang telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dalam
Surat Keputusannya Nomor Y.A. 5/170/4 tanggal 21 Mei 1975 dan kedua Akta
tersebut di atas telah didaftarkan dalam buku register yang berada di Kantor
Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah Nomr 1736 dan Nomor 1737
tanggal 27 Mei 1975 serta telah diumumkan dalam Tambahan Nomor 312 BNRI
Nomor 52 tanggal 1 Juli 1975.
27
Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997
Perseroan menawarkan 35% sahamnya kepublik dan mencatatkannya di Bursa
Efek Indonesia. Pada tahun 1999, Perseroan mencatatkan sahamnya di Australia
dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan
menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.14
Konsep brand „Tiga Gunung‟ Logo kami terdiri dari tiga gunung yang
merepresentasikan sumberdaya mineral dari produk-produk ANTAM. Logo ini
merepresentasikan „sumber mineral dan produk yang terdiversifikasi‟
14
Antam, Riwayat Singkat Antam, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5
desember 2014 pukul 12:10 WIB.
15Antam, Logo Korporasi, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5 desember
2014 pukul 12:10 WIB.
Ketiga gunung tersebut muncul dari
sebuah lengkungan, yang
merepresentasikan planet bumi atau
alam
Di bawah lengkungan
tersebut terdapat refleksi dari
ketiga gunung yang
menggambarkan sumberdaya
mineral yang terdapat di
perut bumi
Pembagian logo menjadi dua bagian juga
dapat menggambarkan dua jenis kegiatan
penambangan: tambang terbuka dan
tambang bawah tanah
Logo ini merepresentasikan
ANTAM, yang memiliki
kompetensi penambangan di dalam
perut bumi dan membawanya
kepermukaan untuk
diolah menjadi logam yang
berharga
Bentuk logo yang simetris dan
corak huruf logo dengan huruf „T‟
kapital di tengah menggambarkan
stabilitas, kekuatan, soliditas,
bahkan harmoni
Logo kami mencakup atribut brand:
Pilar: Pertambangan,
diversifikasi, terkemuka,
besar
Atributrasional: Profesional,
kehati-hatian,
tanggungjawab, terpercaya
Atributpribadi: Progresif,
dinamis, terbuka15
28
B. Visi dan Misi PT.ANTAM
1. Visi ANTAM 2020:
"Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat
dan standar kelas dunia"
Arti Visi PT.ANTAM :
a. Global
Menerapkan praktik manajemen bisnis bertaraf internasional serta
meningkatkan skala usaha dan/atau memperluas wilayah operasi keluar
negeri untuk menjadi pelaku bisnis kelas dunia.
b. Berbasis Pertambangan
Berbasis sumberdaya mineral dan batubara dengan diversifikasi dan
integrasi terkait dalam bisnis pertambangan.
c. Pertumbuhan sehat
Pertumbuhan berkesinambungan di atas rata-rata industri pertambangan.
d. Standar kelas dunia
Kemampuan dan budaya organisasi berkinerja tinggi dan penerapan
praktik-praktik terbaik kelas dunia.
2. Misi ANTAM 2020:
a. Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk
menjadikan ANTAM sebagai pemain global.
29
b. Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi
tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta
lingkungan hidup.
c. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan
keunggulan kompetitif.
d. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis
berbasis pertambangan, diversifikasi dan integrasi selektif untuk
memaksimalkan nilai pemegang saham.
e. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan
budaya organisasi berkinerja tinggi.
f. Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar
wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.16
16
Antam, Visi Dan Misi, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5 desember
2014 pukul 13:10 WIB.
30
C. Struktur Manajemen PT.ANTAM17
17
Antam, Manajemen Struktur, diakses melalui http://www.antam.com pada tanggal 5
desember 2014 pukul 12:19 WIB.
31
D. Deskripsi PT.ANTAM
ANTAM merupakan perusahaan pertambangan yang terdiversifikasi dan
terintegrasi secara vertikal yang berorientasi ekspor. Melalui wilayah operasi yang
tersebar di seluruh Indonesia yang kaya akan bahan mineral, kegiatan ANTAM
mencakup eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas
bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM memiliki
konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan Asia. Mengingat luasnya lahan
konsesi pertambangan dan besarnya jumlah cadangan dan sumberdaya yang
dimiliki, ANTAM membentuk beberapa usaha patungan dengan mitra
internasional untuk dapat memanfaatkan cadangan yang ada menjadi tambang
yang menghasilkan keuntungan.
ANTAM memiliki arus kas yang solid dan manajemen keuangan yang
berhati-hati. ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun
1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang
memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi
feronikel, pada tahun 1997 ANTAM menawarkan 35% sahamnya kepublik dan
mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, ANTAM mencatatkan
sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002
status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.
Tujuan perusahaan saat ini berfokus pada peningkatan nilai pemegang
saham. Hal ini dilakukan melalui penurunan biaya seiring usaha bertumbuh guna
menciptakan keuntungan yang berkelanjutan. Strategi perusahaan adalah berfokus
32
pada komoditas inti nikel, emas, dan bauksit melalui peningkatan output produksi
untuk meningkatkan pendapatan serta menurunkan biaya per unit. ANTAM
berencana untuk mempertahankan pertumbuhan melalui proyek ekspansi
terpercaya, aliansi strategis, peningkatan kualitas cadangan, serta peningkatan nilai
melalui pengembangan bisnis hilir. ANTAM juga akan mempertahankan kekuatan
finansial perusahaan.
Melalui perolehan kas sebanyak-banyaknya, perusahaan memastikan akan
memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan,
dan membayar dividen. Untuk menurunkan biaya, perusahaan harus beroperasi
lebih efisien dan produktif serta meningkatkan kapasitas untuk memanfaatkan
adanya skala ekonomis.
Sebagai perusahaan pertambangan, ANTAM menyadari bahwa kegiatan
operasi perusahaan memiliki dampak secara langsung terhadap lingkungan dan
masyarakat sekitar.Perusahaan menyadari bahwa aspek lingkungan hidup dan
khususnya pengembangan masyarakat tidak sekedar tanggung jawab social tetapi
merupakan bagian dari risiko perusahaan yang harus dikelola dengan baik.
Karakteristik industri pertambangan di Indonesia sebagai industri pembuka daerah
tertinggal dan terisolir juga menjadikan peran perusahaan tambang untuk berperan
aktif dalam pengembangan masyarakat sekitar dan beroperasi sebagai good
corporate citizen sanga penting. Hal ini akan berperan penting dalam menurunkan
risiko adanya gangguan terhadap operasi perusahaan. Beranjak dari konseps ini
maka perhatian yang mendalam terhadap upaya pelestarian lingkungan serta
33
partisipasi secara proaktif dalam pengembangan masyarakat merupakan salah satu
kunci kesuksesan kegiatan pertambangan.18
Pendapatan ANTAM diperoleh melalui kegiatan eksplorasi dan penemuan
deposit mineral, pengolahan mineral tersebut secara ekonomis, dan penjualan hasil
pengolahan tersebut kepada konsumen jangka panjang yang loyal di Eropa dan
Asia. Kegiatan ini telah dilakukan semenjak perusahaan berdiri tahun 1968 dan
akan terus melakukan kegiatan ini di masa depan. Komoditas utama ANTAM
adalah bijih nikel kadar tinggi atau saprolit, bijih nikel kadar rendah atau limonit,
feronikel, emas, perak dan bauksit. Jasa utama ANTAM adalah pengolahan dan
pemurian logam mulia serta jasa geologi.
1. Bijih nikel ANTAM terbagi atas bijih nikel saprolit dan limonit. Bijih nikel
limonit adalah bijih nikel laterit dengan kadar rendah dan mengandung 0.8% -
1.5% nikel, 25%-35% besi dan sedikit kobalt. Limonit terletak di atas lapisan
saprolit dan lebih murah dan lebih mudah untuk ditambang. Bijih nikel saprolit
terbentuk dibawah zona limonit. Saprolit secara umum mengandung sekitar
1,5%-2,5% nickel dan digolongkan sebagai bijih laterit kadar tinggi. Dengan
melalui proses pirometalurgi, saprolit digunakan sebagai bahan baku untuk
produksi feronikel.
18
Antam, Deskripsi ANTAM, diakses melalui
http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=32&Itemid=38 pada tanggal
5 desember 2014
34
2. Feronikel yang merupakan salah satu produk utama ANTAM, diproduksi
melalui pengolahan bijih nikel kadar tinggi (saprolit) melalui proses
pyrometalurgi. Feronikel ANTAM mengandung sekitar 20% nikel dan sekitar
80% besi. Diproduksi dalam bentuk shots (butiran) atau ingots (batangan) serta
dengan karbon kadar tinggi atau karbon kadar rendah, feronikel digunakan
sebagai bahan baku untuk produksi baja nirkarat.
3. Emas Logam yang berwarna kuning terang, padat, lunak, mengkilat, paling
mudah untuk dibentuk serta sangat tahan terhadap karat ini adalah logam mulia
yang selama berabad-abad digunakan sebagai uang, nilai penyimpan dan
perhiasan. Logam emas ini terdapat di alam dalam bentuk bongkahan atau
butiran di bebatuan, urat batu (veins) di bawah tanah ataupun endapan. Saat ini
emas juga banyak digunakan di bidang kedokteran gigi dan elektronika.
ANTAM memproduksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung dengan total
produksi logam emas sekitar 5 ton per tahun.
4. Perak adalah logam mulia yang lunak dan putih mengkilat yang bernilai tinggi
dan banyak digunakan sebagai perhiasan, peralatan meja makan dan mata uang.
Perak adalah konduktor listrik dan panas yang terbaik diantara seluruh logam.
Perak ditemukan sebagai logam bebas, tercampur dengan emas atau dengan
mineral-mineral lainnya. Sebagian besar perak merupakan by-product dari
pertambangan emas, tembaga, lead (timah hitam) dan zinc (seng). ANTAM
memproduksi perak dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebagai produk emas.
35
5. Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia memurnikan bullion yang berasal
dari tambang emas Pongkor dan Cibaliung serta pihak ketiga. UBPP Logam
Mulia memiliki kapasitas terpasang sebesar 60 ton emas per tahun dan 275 ton
perak per tahun. Produk emas dan perak Logam Mulia terakreditasi London
Bullion Market Association dan dijual di pasar domestik maupun internasional.
6. Bauksit adalah sumber bijih yang utama untuk produksi alumunium. Bauksit
mengandung 30-54% alumina (Al2O3) dan selebihnya terdiri dari campuran
silika, berbagai oksida besi dan titanium dioksida. ANTAM berencana
meningkatkan nilai bauksit yang dimilikinya melalui pengembangan proyek-
proyek alumina.
7. Batubara ANTAM melalui salah satu entitas anaknya yaitu PT Indonesia Coal
Resources, memproduksi komoditas batubara melalui tambang batubara
Sarolangun yang berlokasi di Propinsi Jambi, Indonesia. Cadangan batubara
(non-JORC) tambang Sarolangun berjumlah 8,25 juta ton dengan kualitas
batubara rata-rata sekitar 5.300 sampai 5.500 Kcal/kg. Saat ini penjualan
batubara Sarolangun dilakukan ke konsumen dalam negeri dan untuk ekspor.
Perusahaan pertambangan seperti Antam, rentan terhadap isu-isu lingkungan
dan keselamatan. Oleh karena itu dalam kegiatan pertambangan, Antam haruslah
berkomitmen untuk mengutamakan keselamatan dan kesehatan, memperhatikan
kelestarian lingkungan, serta berpartisipasi mengembangkan masyarakat disekitar
kegiatan pertambangan. Selain itu, operasi penambangan pada saat sekarang tidak
hanya memerlukan lisensi formal yang berbentuk izin eksplorasi atau eksploitasi,
36
melainkan juga dukungan sosial. Dukungan sosial itulah yang mengamankan
kegiatan penambangan. Dukungan ini hanya akan diperoleh bila masyarakat di
sekitar operasi Antam tidak dirugikan, tetapi justru memperoleh manfaat atas
keberadaan perusahaan. Antam tetap harus secara terus menerus melakukan
analisis dan respons terhadap tantangan yang dihadapi dalam bidang lingkungan,
sosial, dan ekonomi untuk mendukung pengembangan strategi yang berkelanjutan
dalam bentuk pembuatan program yang memang dibutuhkan. Analisis dampak
secara mendalam merupakan langkah awal untuk memahami tantangan-tantangan
keberlanjutan dan akan dicapai melalui transparansi dengan stakeholder. Antam
melakukan usaha-usaha yang maksimal untuk mengevaluasi dampak-dampaknya
melalui kolaborasi dengan karyawan dan para stakeholders yang terkena dampak
terbesar. Oleh karena itu penerapan dan pengelolaan tanggung jawab sosial (CSR)
Antam berfokus pada hal-hal yang dapat dilakukan di tataran lokal, sekalipun
nasional, bahkan internasional.
Pada intinya, Antam berupaya ”menghidupkan” konsep pembangunan
berkelanjutan melalui praktik dan implementasi kerja efektif sehari-hari. Hal ini
dicapai dengan adanya panduan operasional bagi setiap individu di seluruh
wilayah kegiatan Antam. Antam dituntut untuk dapat memenuhi segala kebutuhan
masyarakat yang berada pada wilayah operasi Antam, sedangkan tidak semua
kebutuhan dapat dipenuhi karena ada proses evaluasi terlebih dahulu sehingga
menyebabkan gangguan operasi produksi dan pada akhirnya perusahaan bisa tidak
37
sustain. Namun sejauh ini Antam berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan
stakeholders.
E. Strategi PT.ANTAM
Pada dasarnya tujuan PT.ANTAM adalah meningkatkan nilai perusahaan
melalui penurunan biaya seiring dengan usaha bertumbuh guna menciptakan
keuntungan yang berkelanjutan.
Strategi PT.ANTAM adalah tetap berfokus pada bisnis inti perusahaan.
Manajemen seringkali bertanya pada diri sendiri, “Bagaimana kita dapat
memperoleh nilai yang maksimal melalui pemanfaatan cadangan yang
dimiliki?”Pembangunan kekuatan perusahaan menjadi dasar untuk menjamin
profitabilitas yang bersifat jangka panjang. Melalui maksimalisasi output produksi,
perusahaan dapat meningkatkan pendapatan serta menurunkan tingkat biaya.
PT. ANTAM berusaha untuk mempertahankan pertumbuhan melalui
proyek-proyek pengembangan yang solid, aliansi strategis, akuisisi, serta
peningkatan kualitas dan nilai cadangan dari sekedar menjual bahan mentah dan
beralih untuk lebih meningkatkan kegiatan pemrosesan.
PT. ANTAM berusaha untuk mempertahankan kekuatan keuangan
perusahaan. Melalui peningkatan perolehan pendapatan, kami dapat memastikan
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban, mendanai pertumbuhan masa
38
depan, serta memberikan imbal hasil bagi pemegang saham melalui pembayaran
dividen.19
19
Antam, Strategi, diakses melalui http://www.antam.com pada tanggal 5 desember 2014
pukul 15:10 WIB.
39
BAB IV
ANALISA PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 1 TAHUN 2014
A. Pengaruh Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah Terhadap PT. ANTAM
Tbk
Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014 pada
tanggal 12 januari 2014 PT. ANTAM Tbk mengalami banyak dampak yang sangat
merugikan. Perusahaan tambang milik negara, PT. ANTAM Tbk mengalami rugi
pada kuartal I 2014 sebesar Rp 272,6 miliar dibandingkan kuartal I 2013 yang
membukukan laba Rp 407,6 miliar. Menurut sekretaris PT. ANTAM Tbk Tri
Hartono kerugian itu karena PT.ANTAM Tbk terkena dampak larangan ekspor
mineral mentah yang mulai diberlakukan awal tahun 2014. Kerugian itu seiring
dengan penjualan PT. ANTAM Tbk yang juga anjlok pada kuartal I tahun ini.
Antam membukukan penjualan sebesar Rp 2,3 triliun pada kuartal I 2014 atau
turun 31,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,34
triliun. Penurunan penjualan terutama untuk bijih nikel yang anjlok 92,2 persen,
emas turun 25,6 persen dan perak turun 4,8 persen. Pada kuartal I tahun ini, PT.
ANTAM Tbk juga sama sekali tidak menjual bijih bauksit.
Dalam hal ini PT. ANTAM Tbk mengumumkan antisipasi perusahaan
terkait dengan penerbitan Peraturan Pemerintah No. 1 tentang Mineral dan
40
Batubara tahun 2014 yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia sejak
tanggal 12 Januari 2014.
Direktur Utama PT. ANTAM Tbk, Tato Miraza mengatatakan bahwa
mendukung penuh kebijakan Pemerintah yang melarang ekspor bijih mineral
dari Indonesia dan wajib melakukan hilirisasi membangun pengolahan dan
pemurnian bagi pemegang IUP dan Kontrak Karya, namun sesungguhnya berharap
bahwa ekspor bijih mineral masih dapat berjalan sampai dengan tahun 2017 bagi
perusahaan-perusahaan yang sudah mempunyai fasilitas pengolahan dan
pemurnian dan yang sedang membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian di
Indonesia, termasuk PT. ANTAM Tbk. Keberlanjutan ekspor bijih mineral bagi
perusahaan-perusahaan tambang yang serius membangun fasilitas pengolahan dan
pemurnian akan sangat membantu arus kas yang dibutuhkan untuk membangun
dan menyelesaikan fasilitas tersebut, terlebih di tengah rendahnya harga komoditas
saat ini. Namun PT. ANTAM Tbk juga menyadari sebelum memutuskan hal ini
tentunya Pemerintah telah mengkaji segala aspek secara terintegrasi dan
komprehensif untuk meminimalkan risiko dan dampak negatif dari keputusan ini.
Terkait pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 tentang Mineral
dan Batubara utamanya yang melarang ekspor bijih mineral dari Indonesia,
terutama bijih nikel dan bijih bauksit ini, PT. ANTAM Tbk telah memiliki rencana
untuk mengantisipasi penurunan pendapatan dan imbal hasil bagi pemangku
kepentingan. PT. ANTAM Tbk percaya dengan strategi dan upaya-upaya yang
dilakukan ini, kinerja perusahaan akan tetap baik.
41
Sebagai bagian dari rencana antisipasi PT. ANTAM Tbk terhadap
pelarangan ekspor bijih mineral dari Indonesia, PT. ANTAM Tbk menargetkan
peningkatan volume penjualan emas menjadi 13,6 ton di tahun 2014, meningkat
66 persen dari target tahun 2013 sebesar 8,2 ton. PT. ANTAM Tbk juga
menargetkan peningkatan volume penjualan feronikel di tahun 2014 menjadi
sebesar 20.000 ton nikel dalam feronikel (TNi) atau meningkat 11% dibandingkan
target tahun 2013 sejumlah 18.000 TNi. PT. ANTAM Tbk juga menargetkan
operasi komersial pabrik Chemical Grade Alumina Tayan sudah dapat dimulai
pada akhir semester I tahun 2014.
Sebagai bagian dari langkah peningkatan penjualan emas dan memperluas
ekpansi pasar ritel, PT. ANTAM Tbk akan membuka 5-10 Butik Emas LM di
tahun 2014 serta memaksimalkan kegiatan penjualan di 5 Butik Emas LM yang
sudah ada saat ini yakni di Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar dan Palembang.
Untuk pemasaran feronikel dan komoditas lainnya, PT. ANTAM Tbk juga akan
membuka Kantor Perwakilan PT. ANTAM Tbk di Shanghai yang akan berperan
sebagai kantor perwakilan pemasaran (marketing representative office) di wilayah
China pada pertengahan bulan Januari 2014. Selain itu, PT. ANTAM Tbk juga
berencana meningkatkan kegiatan trading batubara dan mengoptimalisasi inisiatif-
inisiatif efisiensi serta mempercepat penyelesaian Proyek Pembangunan dan
Perluasan Pabrik Feronikel Pomalaa.
Sebagai bagian dari langkah efisiensi dan untuk menjaga arus kas
perusahaan agar tetap sehat di tengah kondisi harga komoditas yang menurun saat
42
ini, belanja modal PT. ANTAM Tbk di tahun 2014 ditargetkan mencapai jumlah
Rp2,878 triliun.
B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Larangan Ekspor Bahan Mineral Mentah
Pembentukan peraturan larangan ekspor bahan mineral mentah ada beberapa
faktor yang mempengaruhi. Dalam segi hukum mengingat Pasal 5 ayat (2)
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang
Nomor 4 tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara tidak bisa
terlaksana tanpa Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 terkait ekspor mineral
dan batubara maka perlu adanya Peraturan Pemerintah 1 Tahun 2014 untuk
mengatur tentang pelaksanaan dan penerapan ekspor mineral batubara secara
eksplisit. Dilengkapi dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2014.
Dalam segi ekonomi Indonesia merupakan ekspor utama minerba, seperti
bauksit, tembaga dan nikel. Indonesia termasuk pemasok 20 persen nikel dunia.
Sudah bertahun-tahun Indonesia mengekspor bijih mineral tanpa melakukan
penambahan nilai. Hal ini menyebabkan nilai jual dan pendapatan Indonesia
terbilang rendah. Belum lagi perusahaan ilegal yang berhasil menyelundupkan
bahan mentah mineral tersebut. Kebanyakan, perusahaan ilegal ini memang
berskala kecil. Menurut pengamat pertambangan Indonesia Resources Studies,
Marwan Batubara, mengungkapkan bahwa negara mengalami kerugian Rp7000
triliun per tahun akibat perusahaan ilegal dan penyelundupan ekspor bahan
43
mentah.20
Oknum melanggengkan penyelundupan dan ekspor ilegal tersebut.
Sehingga, dapat mengakibatkan kerugian negara akan tetap berlanjut. Marwan
berpendapat apabila larangan ekspor bahan mentah diberlakukan maka dapat
menambah angka pendapatan ke negara di sektor pertambangan.21
Pendapatan
negara dari hasil pertambangan dapat di salurkan ke pemerintahan daerah untuk
meningkatkan kepentingan pembangunan daerah di Indonesia.
Dalam segi alam atau lingkungan kegiatan pertambangan untuk mengambil
bahan galian berharga dari lapisan bumi telah berlangsung sejak lama. Selama
kurun waktu 50 tahun, konsep dasar pengolahan relatif tidak berubah, yang
berubah adalah skala kegiatannya. Mekanisasi peralatan pertambangan telah
menyebabkan skala pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi
pengolahan menyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis,
sehingga semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini
menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat
besar dan bersifat penting.22
20
Absori, Penegakan Hukum Lingkungan & Antisipasi dalam Era Perdagangan Bebas,
(Jakarta: Muhammadiyah University Press, 2000), h.21.
21 Waspadai Ancaman PHK Pasca Larangan Ekspor Tambang Mentah, diakses melalui
http://www.neraca.co.id/industri/36583/Waspadai-Ancaman-PHK-Pasca-Larangan-Ekspor-Tambang-
Mentah pada tanggal 15 desember 2014 pukul 15:10 WIB.
22Aspek Lingkungan dalam Amdal Bidang Pertambangan, diakses melalui
http://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/Amdal_Bid_Pertambangan.pdf pada tanggal 20 desember
2014 pukul 15.05 WIB.
44
United Nations Environment Programme (UNEP) menggolongkan dampak-
dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:
1. Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan
2. Perlindungan ekosistem/ habitat/ biodiversity di sekitar lokasi pertambangan
3. Perubahan landskap gangguan visual/ kehilangan penggunaan lahan
4. Stabilisasi site dan rehabilitasi
5. Limbah tambang dan pembuangan tailing
6. Kecelakaan/ terjadinya longsoran fasilitas tailing
7. Peralatan yang tidak digunakan, limbah padat, limbah rumah tangga
8. Emisi udara
9. Debu
10. Perubahan iklim
11. Konsumsi energi
12. Pelumpuran dan perubahan aliran sungai
13. Buangan air limbah dan air asam tambang
14. Perubahan air tanah dan kontaminasi
15. Limbah B3 dan bahan kimia
16. Pengelolaan bahan kimia, keamanan, dan pemaparan bahan kimia di tempat
kerja
17. Kebisingan
18. Radiasi
19. Keselamatan dan kesehatan kerja
45
20. Toksisitas logam berat
21. Peninggalan budaya dan situs aerkologi
22. Kesehatan masyarakat dan pemukiman di sekitar tambang23
Seperti yang telah dijelaskan dalam Al-Qur'an:
1. Al-Qur' an Surat Ar-Rum Ayat 41:
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusia, Allah mengkhendaki agar mereka merasakan sebagian dari
(akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).” (Q:S.
Ar-Rum/30:41).
Dari ayat diatas menyebutkan bahwa kerusakan yang dimaksud ayat ini
bukan hanya peristiwa yang disebutkan itu. Ayat tersebut mencakup semua jenis
kerusakan yang ada di daratan maupun di lautan. Semua kerusakan dalam bidang
politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, moral, alam, dan sebagainnya.
23
Nandang Sudrajat, Teori dan Praktik Pertambangan Indonesia, (Jakarta: Pustaka Yustisia,
2013), h.12.
46
Berbagai kerusakan itu tidak terjadi tiba-tiba. Menurut ayat ini, pangkal
penyebab semua kerusakan di seluruh muka bumi itu adalah ulah perbuatan
manusia yang melakukan maksiat, penebangan pohon sembarangan, buang
sampah sembarangan. Banyak akibat yang dirasakan langsung di sekitar kita
antara lain kebakaran, banjir dan tanah longsor. Agar manusia menyadari perilaku
yang dilakukan tidak benar lalu kembali ke jalan Allah dengan bertaubat dan tidak
melakukan pencemaran lingkungan.
2. Al-Qur'an Surah Al-A'raf Ayat 56:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)
memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan
diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat
dekat kepada orang-orang yang berbuat baik." (Q:S. Al-A’raf/7:56).
Dalam ayat ini Allah swt, melarang jangan membuat kerusakan di
permukaan bumi. Larangan membuat kerusakan ini mencakup semua bidang,
47
merusak pergaulan, merusak jasmani dan rohani orang lain, merusak penghidupan
dan sumber-sumber penghidupan, (seperti bertani, berdagang, membuka
perusahaan dan lain-lainnya). Padahal bumi tempat hidup ini sudah dijadikan
Allah cukup baik. Mempunyai gunung-gunung, lembah-lembah, sungai-sungai,
lautan, daratan dan lain-lain yang semuanya itu dijadikan Allah untuk manusia
agar dapat diolah dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai dirusak
dan dibinasakan. Selain dari itu untuk manusia-manusia yang mendiami bumi
Allah ini, sengaja Allah menurunkan agama dan diutusnya para nabi dan rasul-
rasul supaya mereka mendapat petunjuk dan pedoman dalam hidupnya, agar
tercipta hidup yang aman dan damai. Dan terakhir diutus-Nya Nabi Muhammad
saw. sebagai rasul yang membawa ajaran Islam yang menjadi rahmat bagi semesta
alam. Bila manusia-manusia sudah baik, maka seluruhnya akan menjadi baik,
agama akan baik, negara akan baik, dan bangsa akan baik. Sesudah Allah
melarang membuat kerusakan, maka di akhir ayat ini diulang lagi tentang adab
berdoa. Dalam berdoa kepada Allah baik untuk duniawi maupun ukhrawi selain
dengan sepenuh hati, khusyuk diri dan dengan suara yang lembut, hendaklah juga
disertai dengan perasaan takut dan penuh harapan. Takut kalau-kalau doanya tidak
diterima-Nya dan mendapat ampunan dan pahala-Nya. Berdoa kepada Allah
dengan cara yang tersebut dalam ayat ini akan mempertebal keyakinan dan akan
menjauhkan diri dari keputus-asaan. Sebab langsung meminta kepada Allah Yang
Maha Kuasa dan Maha Kaya, lambat laun apa yang diminta itu tentu akan
dikabulkan-Nya. Rahmat Allah dekat sekali kepada orang-orang yang berbuat
48
baik. Berdoa termasuk berbuat baik, maka rahmat Allah tentu dekat kepadanya.
Setiap orang yang suka berbuat baik, berarti orang itu sudah dekat kepada rahmat
Allah. Anjuran berbuat baik banyak sekali ditemui dalam Alquran. Berbuat baik
kepada tetangga dan kepada sesama manusia pada umumnya. Berbuat baik juga
dituntut kepada selain manusia, seperti kepada binatang dan lain-lainnya. Sehingga
kalau akan menyembelih binatang dianjurkan sebaik-baiknya, yaitu dengan pisau
yang tajam tidak menyebabkan penderitaan bagi binatang itu.
3. Al-Qur‟an Surah Al-Qashash Ayat 77:
"Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, danjanganlah kamu melupakan bahagianmu dari
(kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana
Allah telah berbuat baik, kepadamu, danjanganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat
kerusakan. " (Q:S. Al-Qashash/28:77).
49
Pada ayat ini Allah SWT menerangkan empat macam nasihat dan petunjuk
yang ditujukan kepada Karun oleh kaumnya. Barangsiapa mengamalkan nasihat
dan petunjuk itu akan memperoleh kesejahteraan di dunia dan di akhirat kelak.
a. Orang yang dianugerahi oleh Allah SWT kekayaan yang berlimpah-limpah,
perbendaharaan harta yang bertumpuk-tumpuk serta nikmat yang banyak,
hendaklah ia memanfaatkan di jalan Allah, patuh dan taat pada perintah-Nya,
mendekatkan diri kepada-Nya untuk memperoleh pahala sebanyak-banyaknya
di dunia dan di akhirat.
b. Janganlah seseorang itu meninggalkan sama sekali kesenangan dunia baik
berupa makanan, minuman dan pakaian serta kesenangan-kesenangan yang lain
sepanjang tidak bertentangan dengan ajaran yang telah digariskan oleh Allah
SWT, karena baik untuk Tuhan, untuk diri sendiri maupun keluarga, semuanya
itu mempunyai hak atas seseorang yang harus dilaksanakan.
c. Seseorang harus berbuat baik sebagaimana Allah SWT berbuat baik kepadanya,
membantu orang-orang yang berkeperluan, pembangunan masjid, madrasah,
pembinaan rumah yatim piatu di panti asuhan dengan harta yang dianugerahkan
Allah kepadanya dan dengan kewibawaan yang ada padanya, memberikan
senyuman yang ramah di dalam perjumpaannya dan lain sebagainya.
d. Janganlah seseorang itu berbuat kerusakaan di atas bumi, berbuat jahat kepada
sesame makhluk Allah, karena Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang
berbuat kerusakan. Allah SWT tidak akan menghormati mereka bahkan Allah
tidak akan memberikan rida dan rahmat-Nya.
50
Dalam penjelasan diatas banyak sekali dampak atau kerugian yang di alami
lingkungan dari pertambangan. Pemerintah dalam hal ini membuat peraturan
tentang pelaksanaan ekspor yang mengatur pengolahan dan pemurnian mineral
dan batubara yang diharapkan dapat membatasi dalam hal pengerukan mineral dan
batubara oleh perusahaan tambang. Dengan dibentuknya Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014 maka tidak ada lagi perusahaan yang mengekspor minersl
dan batubara dalam kondisi belum diolah atau dimurnikan yang mengakibatkan
banyak perusahaan melakukan pertambangan sebanyak-banyaknya dan dapat
membuka kesempatan pengusaha ilegal untuk melakukan penambangan mineral
dan batubara secara bebas yang dapat berakibat buruk untuk alam dan lingkungan
Indonesia. Karena semakin banyak melakukan pertambangan mineral dan batubara
semakin merusak alam dan merugikan lingkungan.
C. Analisis Penulis
Kisruh kewajiban hilirisasi mineral yang mengemuka selama setahun
terakhir telah coba diakhiri pemerintah dengan terbitnya Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014 dan Permen ESDM Nomor 1 Tahun 2014. Peraturan
Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 mengenai perubahan kedua atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang pelaksanaan kegiatan usaha
pertambangan mineral dan batubara. Dasar keluarnya Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014 adalah dalah rangka meningkatkan manfaat mineral bagi
rakyat dan untuk kepentingan pembangunan daerah, maka perlu peningkatan nilai
51
tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan pemurnian sumber daya mineral
di dalam negeri. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dan Permen ESDM
Nomor 1 Tahun 2014 merupakan aturan pelaksana atas Undang-Undang Minerba,
terutama mengenai kewajiban pengolahan dan pemurnian dalam negeri
sebagaimana diamanatkan Pasal 103 dan Pasal 170. Pasal 103 berbunyi
"Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan
pemurnian hasil penambangan di dalam negeri". Sedang ketentuan Pasal 170
adalah "Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 169 yang
sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak Undang-Undang ini
diundangkan." Kedua ketentuan pelaksanaan Undang-Undang Minerba di atas
sama-sama memerintahkan terlaksananya program hilirisasi selambat-lambatnya 5
(lima) tahun sejak UU Minerba ditetapkan. Pada pasal 170 secara khusus hanya
disebutkan kata "pemurnian", yang dapat diartikan sebelum pemurnian, proses
"pengolahan" diangap telah dilakukan. Mengingat, sesuai Permen ESDM Nomor
23 Tahun 2010, yang dimaksud dengan "pemurnian" adalah proses mengubah
logam kotor menjadi logam dengan kemurnian 98 persen, maka dapat diartikan
para kontraktor Kontrak Karya harus memproduksi mineral minimal dengan kadar
98 persen. Hal ini juga berarti kontraktor dilarang mengekspor produk mineral jika
kadarnya lebih rendah dari 98 persen.
Dalam Peraturan Pemerintah di antara Pasal 112B dan Pasal 113 disiipkan
satu Pasal, yakni Pasal 112C yang menjelaskan pemegang Kontak Karya,
52
pemegang IUP Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan dan pemurnian
hasil penambangan di dalam negeri dan dapat melakukan penjualan ke luar negeri
dalam jumlah tertentu. Menurut Gustav Radbruch, hukum yang baik harus
memenuhi tiga hal pokok yang sangat prinsipil yang hendak dicapai, yaitu :
keadilan, kepastian dan kemanfataan.
Pro dan kontra larangan ekspor mineral mentah selama ini membuat
Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014. Peraturan
Pemerintah ini akhirnya membuka pintu ekspor. Pasal 112C ayat (3) menyebutkan
pemegang kontrak karya yang melakukan kegiatan penambangan mineral logam
dan telah melakukan kegiatan pemurnian dapat melakukan penjualan ke luar
negeri dalam jumlah tertentu. Kebijakan serupa diberikan kepada pemegang IPU
Operasi Produksi.
Namun jalan keluar yang diberikan pemerintah itu tetap tidak memuaskan
semua pihak. Kebijakan tersebut justru menimbulkan ketidakpastian bagi sebagian
pengusaha tambang. Pengusaha yang paling terkena imbas kebijakan ini adalah
mereka yang membuka usaha belum lama. Perusahaan yang masih „seumur
jagung‟ akan menghadapi kesulitan besar atas keharusan membangun pusat
pemurnian mineral smelter. Biaya yang dikeluarkan sangat besar, bisa ratusan juta
dolar Amerika Serikat. Belum lagi keengganan perbankan nasional menyalurkan
pinjaman besar. Belum lagi adanya PHK besar besaran kepada para pekerja
tambang karena penurunan terhadap pendapatan perusahaan.
53
PT. ANTAM Tbk, perusahaan milik negara mengalami kerugian atas
ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 yang diberlakukan
sejak tanggal 12 januari 2014. PT. ANTAM Tbk pada saat itu belum mempunyai
smelter yaitu alat pemurnian atau pengolahan bahan mentah mineral dan batubara.
Dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014
pengusaha tambang yang tergabung dalam Asosiasi Tembaga Emas Indonesia
(ATEI) mendukung keputusan pemerintah karena kebiijakan itu dinilai sudah tepat
dan telah mengakomodasi semua kepentingan, baik pemerintah pusat maupun
daerah. Selain itu, kepentingan lainnya yang telah diakomodasi adalah pengusaha
pemegang izin usaha pertambangan (IUP) serta kontrak karya (KK).
Dalam sebuah keputusan adanya pro dan kontra terkait dengan kebijakan
yang dikeluarkan adalah hal yang biasa. Pemerintah tidak perlu takut akan
ancaman perusahaan yang akan melakukan PHK besar-besaran. Kalau smelter-
smelter selesai dibangun, efeknya untuk sektor ketenagakerjaan akan bertambah
besar. Akan terbukanya lapangan kerja baru. Hanya saja pada intinya yang
diperlukan adalah dukungan pemerintah, jika pengusaha wajib membangun
smelter, maka pemerintah harus mengeluarkan kebijakan yang mempermudah
pengusaha membangun pusat pemurnian mineral.
53
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwasannya:
1. Dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2014 pada
tanggal 12 Januari 2014 PT. ANTAM Tbk mengalami banyak dampak yang
sangat merugikan. Perusahaan tambang milik negara, PT. ANTAM Tbk
mengalami rugi pada kuartal I 2014 sebesar Rp 272,6 miliar dibandingkan
kuartal I 2013 yang membukukan laba Rp 407,6 miliar. Menurut sekretaris PT.
ANTAM Tbk Tri Hartono kerugian itu karena PT. ANTAM Tbk terkena
dampak larangan ekspor mineral mentah yang mulai diberlakukan awal tahun
ini. Kerugian itu seiring dengan penjualan PT. ANTAM Tbk yang juga anjlok
pada kuartal I tahun ini. PT. ANTAM Tbk membukukan penjualan sebesar Rp
2,3 triliun pada kuartal I 2014 atau turun 31,03 persen dibandingkan periode
yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,34 triliun.
2. Beberapa faktor larangan ekspor bahan mineral mentah antara lain:
a. Segi Hukum
Adanya payung hukum di peraturan tersebut, Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tidak dapat terlaksana tanpa adanya Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014.
54
b. Segi Ekonomi
Pendapatan Negara dari hasil pertambangan dapat disalurkan ke
pemerintah daerah untuk meningkatkan kepentingan pembangunan daerah di
Indonesia.
c. Segi Lingkungan
Banyak perusahaan mengekspor mineral dan batubara dalam kondisi
belum diolah atau dimurnikan yang mengakibatkan banyak perusahaan
melakukan pertambangan sebanyak-banyaknya dan dapat membuka
kesempatan pengusaha ilegal untuk melakukan penambangan mineral dan
batubara secara bebas yang dapat berakibat buruk untuk alam dan
lingkungan Indonesia. Karena semakin banyak melakukan pertambangan
mineral dan batubara semakin merusak alam dan merugikan lingkungan.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 dibuat pemerintah bertujuan untuk
menambah nilai terhadap bahan mentah mineral dan batubara dengan cara
proses pemurnian menggunakan smelter. Hasil ekspor disalurkan dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah yang bertujuan untuk pembangunan
daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 mulai dilaksanakan pada
tanggal 12 januari 2014. Banyak pihak khususnya pengusaha yang mengalami
kerugian salah satunya PT. ANTAM Tbk, perusahaan ini mengalami penurunan
pemasukan dan penghentian pengeskporan bahan mentah karena tidak memiliki
smelter. PT. ANTAM Tbk memiliki berbagai cara dan target untuk
55
mengantisipasi kerugian yang dialami yang paling utama PT. ANTAM Tbk
telah membangun smelter di daerah Pomalaa Sulawesi Tengah.. PT. ANTAM
Tbk mendapat suntikan dana sebesar Rp 7 triliun dari pemerintah karena
termasuk perusahaan milik negara. Pemerintah membuat Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 2014 agar perusahaan yang belum memiliki smelter segera
membangun smelter.
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan berkenaan dengan pengaruh
larangan ekspor bahan mineral mentah terhadap PT. ANTAM Tbk adalah :
1. Dalam pembentukan Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014 sebaiknya
menggunakan asas pemusyarawatan agar tidak terlihat arogan. Pemerintah
sangat tergesa-gesa dalam menggambil keputusan dikarenakan banyaknya
perusahaan yang mengalami kerugian salah satunya PT. ANTAM Tbk.
Seharusnya sebelum aturan diterbitkan pemerintah mengadakan
dialog komprehensif terbuka antara pengusaha, pemerintah, DPR RI serta
serikat pekerja untuk merumuskan secara bersama rencana strategis agar tidak
menimbulkan dampak ekonomi dan sosial bagi masyarakat banyak.
2. PT. ANTAM Tbk yang mengalami banyak kerugian harus memikirkan cara
untuk mengantisipasi keadaan yang merugikan contohnya membangun smelter.
Pada saat pembangunan harus perhatikan juga lingkungannya dan alam, karena
banyak sekali kerusakan yang dialami oleh penambangan.
56
3. Larangan ekspor bahan mineral mentah terlihat kurang efektif dilaksanakan di
Indonesia karena banyaknya perusahaan pertambangan yang belum memiliki
smelter. Jika ingin tetap dilaksanakan, pemerintah baiknya harus
mempermudah perusahaan yang ingin membangun smelter.
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Absori. Penegakan Hukum Lingkungan & Antisipasi dalam Era Perdagangan Bebas.
Jakarta: Muhammadiyah University Press, 2000.
Ahmadi, Fahmi Muhammad dan Jaenal Aripin. Metode Penelitian Hukum, cet. I.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Ali, Zaenuddin. Metode Penelitian Hukum, cet.I. Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
HS, Salim. Hukum Pertambangan Indonesi. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005.
Ibrahim, Jhonny. Teori dan Metedologi Penelitian Hukum Normatif, cet. II. Malang:
Media Publishing, 2006.
Kristiyanti, Celina. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Marzuki, Petter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana, 2010.
Miru, Ahmad. Prinsip dan Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta: Rajawali Pess,
2009.
Raharjo, Satjipto. Ilmu Hukum. Bandung: Citra Aditya Bakti, 2012.
Soekamto, Soedjono dan Sri Mahmudji. Peran dan Penggunaan Kepustakaan
didalam Penelitian Hukum. Jakarta: Pusat Dokumentasi Universitas
Indonesia, 1979.
Soekamto, Soedjono. Pengantar Penelitian Hukum, cet. III. Jakarta: Universitas
Indonesia Press, 1986.
Sudrajat, Nandang. Teori dan Praktik Perkembangan Indonesia. Jakarta: Pusaka
Yustisia, 2013.
Tim Redaksi Fokus Media., Pertambangan Mineral dan Batubara. Jakarta: Fokus
Media, 2010.
Waluyo, Bambang. Penelitian Hukum Dalam Praktek, cet. IV. Jakarta: Sinar Grafika,
2008.
Peraturan Perundang-Undangan dan Peraturan Lainnya:
Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009
Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2014
Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2012
Peraturan Menteri ESDM Nomor 1 Tahun 2014
Inrternet:
Antam, Manajemen Struktur, diakses melalui
http://www.antam.com/index.php?option=com_content&task=view&id=7
&itemid=15 pada tanggal 5 Desember 2014 pukul 12:19 WIB.
Antam, Riwayat Singkat Antam, diakses melalui http://www.antam.com pada tanggal
5 Desember 2014 pukul 12:10 WIB.
Antam, Logo Korporasi, diakses melalui http://www.antam.com/ pada tanggal 5
Desember 2014 pukul 12:10 WIB.
Aspek Lingkungan dalam Amdal Bidang Pertambangan, diakses melalui
http://psdg.bgl.esdm.go.id/kepmen_pp_uu/Amdal_Bid_Pertambangan.pdf
pada tanggal 23 Februari 2015 pukul 15:32 WIB.
Directorate General For National Export Development, diakses melalui
http://psdg.bgl.esdm.go.id/app_frontend/contents/102-larangan-ekspor
pada tanggal 23 Februari 2015 pukul 15.32 WIB.
Susyanto, Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2012 Tentang Peningkatan Nilai
Tambah Mineral, diakses melalui http://esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-
pers/5693-peraturan -menteri-esdm-no-7-tahun-2012-tentang-
peningkatan-nilai-tambah-mineral.pdf pada tanggal 8 September 2014
pukul 11.53 WIB.
Waspadai Ancaman PHK Pasca Larangan Ekspor Tambang, diakses melalui
http://www.neraca.co.id/industri/36583/Waspadai-Ancaman-PHK-Pasca-
Larangan-Ekspor-Tambang-Mentah pada tanggal 15 Desember 2014 pukul
15:10 WIB.