pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap … · terhadap hasil belajar siswa kelas v muatan...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MUATAN
PELAJARAN IPA TENTANG EKOSISTEM
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ryan Ade Widyaswara
NIM: 141134238
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini Peneliti persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, petunjuk, kelancaran, dan
kesempatan dalam setiap langkahku menyelesaikan tugas akhir.
2. Ayah dan ibu, Sugiyana dan Tri Utami yang senantiasa memberikan kasih
sayang, semangat, dan doa selama menjalani proses pendidikan di Yogyakarta.
3. Kakak saya, Novi Dhita Astrika Rini dan seluruh keluarga yang memberikan
dukungan.
4. Sahabat-sahabat tercinta yang senantiasa menemani, memberikan bantuan,
dukungan, dan motivasi dalam pelaksanaan dan penyusunan tugas akhir ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Masa lalu adalah pelajaran, masa depan adalah harapan, dan
sekarang adalah perjuangan untuk memperoleh harapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Februari 2018
Peneliti
Ryan Ade Widyaswara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ryan Ade Widyaswara
Nomor Mahasiswa : 141134238
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS V MUATAN PELAJARAN IPA TENTANG
EKOSISTEM
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
peneliti.
Demikian pertanyaan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 15 Februari 2018
Yang menyatakan
Ryan Ade Widyaswara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL
BELAJAR SISWA KELAS V MUATAN PELAJARAN IPA TENTANG
EKOSISTEM
Ryan Ade Widyaswara
Universitas Sanata Dharma
2018
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap hasil belajar ilmu
pengetahuan alam yang tidak maksimal di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri
terhadap hasil belajar siswa kelas V muatan pelajaran IPA tentang ekosistem di SD
Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
Penelitian ini menggunakan penelitian quasi experimental dengan tipe non-
equivalent group design. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V di
SD N Tegalrejo 2 Yogyakarta pada tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 59 siswa.
Sampel penelitian ini terdiri dari 31 siswa kelas V A sebagai kelompok kontrol dan
28 siswa kelas V B sebagai kelompok eksperimen. Instrumen penelitian berupa tes
berjumlah 5 soal valid dan reliabel yang telah mewakili indikator. Treatment yang
diterapkan di kelompok eksperimen adalah model pembelajaran inkuiri. Terdapat 6
langkah dalam model pembelajaran inkuiri menurut Sanjaya (2006: 199) yaitu
orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,
menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata selisih skor pada kelompok
eksperimen (M = 8,750, SE = 0,315) lebih tinggi daripada rerata selisih skor pada
kelompok kontrol (M = 4,645, SE = 0,373). Besar pengaruh sebesar r = 0,73 atau
setara dengan 53% yang termasuk dalam kategori efek besar. Persentase
peningkatan hasil belajar rerata skor pretest-posttest pada kelompok eksperimen
sebesar 98% lebih tinggi daripada kelompok kontrol sebesar 50%.
Kata Kunci: model pembelajaran inkuiri, hasil belajar, muatan pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE EFFECTS OF INQUIRY LEARNING MODELS TOWARDS
STUDENTS LEARNING OUTCOME OF 𝟓𝒕𝒉 STUDENTS LEARNING
SCIENCE CONTENT ON ECOSYSTEMS
Ryan Ade Widyaswara
Sanata Dharma University
2018
The background of this study was directed about not maximal of science
outcomes learning in Tegalrejo 2 elementary school. This study aims to determine
the effect of inquiry learning model towards students learning outcome of
5𝑡ℎ students learning science content on ecosystems in Tegalrejo 2 elementary
school in the academic year 2017/2018.
This study used quasi-experimental research with non-equivalent group
design. The population of this study was all students of 5𝑡ℎ grade lesson in
Tegalrejo 2 elementary school in the academic year 2017/2018, that amounted to
59 students. The sample of this study consisted of 31 students of class V A as a
control group and 28 students of class V B as experiment group. The research
instrument in the form of test amounted to 5 valid and reliable questions that have
represented the indicator. Treatment applied in the experimental group was an
inquiry learning model. There are 6 steps in the inquiry model according to Sanjaya
(2006: 199) was orientation, formulate the problem, propose the hypothesis, collect
data, test hypothesis, and formulate the conclusion.
The results showed that the inquiry learning model effect on the students
learning outcomes. The mean score difference in the experimental group with mean
= 8.5 was higher than the mean score difference in the control group with mean =
4.6425. The difference was significant with the Sig. (2-tailed) was 0,000 (or p
<0.05). The magnitude of the effect of treatment on student learning achievement
of 0.98 or equivalent to 96% included in the category of major effects.
Keywords: inquiri learning model, learning outcomes, science.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga penelitian yang berjudul “PENGARUH MODEL
PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V
MUATAN PELAJARAN IPA TENTANG EKOSISTEM” dapat diselesaikan
dengan baik. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan,
bantuan, bimbingan, nasihat, dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., MPd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Kintan Limiansih, SPd., MPd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku Dosen Pembimbing I yang selalu
memberi nasihat, bimbingan, dan semangat kepada saya.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku Dosen Pembimbing II yang
membimbing saya dengan penuh kesabaran, memberi masukan, dan saran
untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Wahyu Wido Sari, M.Biotech., selaku dosen penguji III yang memberikan
kritik dan saran kepada peneliti.
7. Keluarga besar SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
8. Keluarga besar SD Negeri Terbansari 1 Yogyakarta.
9. Teman-teman skripsi seperjuangan yang saling memberikan dukungan,
bantuan, dan semangat satu dengan yang lain selama mengerjakan skripsi ini.
10. Teman-teman PPL, yang senantiasa memberikan motivasi dan bantuan dalam
proses penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
11. Teman-teman PGSD angkatan 2014 yang mengiringi langkah peneliti selama
menjalani proses pendidikan perkuliahan.
12. Seluruh pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu, namun telah
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti sangat bersyukur atas bantuan dari berbagai pihak dalam penyusunan
skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari bahwa
skripsi ini belum sempurna. Kritik dan saran yang membangun akan peneliti terima
dengan lapang dada. Peneliti berharap, semoga kripsi ini dapat bermanfaat bagi
pendidikan dan semua pihak yang bersangkutan.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vii PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ......... vii ABSTRAK ........................................................................................................... viii ABSTRACT ............................................................................................................. ix KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 4 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 4 1.5 Definisi Operasional........................................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 6
2.1 Kajian Pustaka .................................................................................................... 6 2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung ......................................................................... 6 2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ........................................................................... 6
2.1.1.2 Hasil Belajar ................................................................................................. 7 2.1.1.3 Model Pembelajaran .................................................................................... 9
2.1.1.4 Model Pembelajaran Inkuiri ......................................................................... 9 2.1.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................................. 13
2.1.1.6 Materi Pembelajaran tentang Ekosistem .................................................... 14 2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 16 2.2.1 Literature Map .............................................................................................. 18 2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................................ 18 2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 21
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................. 21 3.2 Setting Penelitian ............................................................................................. 22 3.2.1 Lokasi Penelitian ........................................................................................... 22 3.2.2 Waktu Penelitian ........................................................................................... 23
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................................ 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.3.1 Populasi ........................................................................................................ 23 3.3.2 Sampel ........................................................................................................ 23
3.4 Variabel Penelitian ........................................................................................... 24 3.4.1 Variabel Independent (Bebas) ....................................................................... 24 3.4.2 Variabel Dependent (Terikat) ....................................................................... 25 3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 25 3.5.1 Teknik Tes ..................................................................................................... 25
3.5.2 Teknik Non Tes ............................................................................................. 26
3.6 Instrumen Penelitian......................................................................................... 26
3.6.1 Instrumen Tes ................................................................................................ 26 3.6.2 Instrumen Non Tes ........................................................................................ 27 3.7 Teknik Pengujian Instrumen ............................................................................ 28 3.7.1 Uji Validitas .................................................................................................. 28 3.7.1.1 Validitas Isi ................................................................................................ 29
3.7.1.2 Validitas Konstruk ..................................................................................... 30 3.7.2 Uji Reliabilitas .............................................................................................. 31
3.8 Teknik Analisis Data ........................................................................................ 32 3.8.1 Analisis Pengaruh Perlakuan ........................................................................ 33
3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data................................................................... 33
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .............................................................. 34
3.8.1.3 Uji Signifikasi Perbedaan Pretest-Posttest Kelompok Kontrol ................. 35 3.8.1.4 Uji Signifikasi Perbedaan Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen .......... 36
3.8.1.5 Uji Signifikasi Perbedaan Selisih Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen ................................................................................................. 37 3.8.2 Analisis Lebih Lanjut .................................................................................... 37
3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ............... 37 3.8.2.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 40 4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................ 40
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian .................................................................................. 40 4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel .................................................................. 40
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ....................................................... 41 4.2 Uji Asumsi ....................................................................................................... 41
4.1.2.1 Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa ........................................................... 41 4.1.2.2 Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa ........................................................ 42 4.1.2.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .............................................................. 43 4.3 Uji Hipotesis .................................................................................................... 43 4.1.3.1 Uji Signifikasi Perbedaan Pretest-Posttest Kelompok Kontrol ................. 43
4.1.3.2 Uji Signifikasi Perbedaan Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen .......... 44 4.1.3.3 Uji Signifikasi Perbedaan Skor Selisih Kelompok Kontrol dengan
Kelompok Eksperimen ............................................................................... 45 4.4 Analisis Lebih Lanjut ....................................................................................... 47 4.1.4.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ............... 47 4.1.4.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) ............................................... 48
4.5 Pembahasan ...................................................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 56 5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 56
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................................... 56 5.3 Saran ............................................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 58 LAMPIRAN .......................................................................................................... 61
CURRICULUM VITAE ....................................................................................... 192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Penelitian ..................................................... 23
Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian .............................................................. 26
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Pretetest dan Posttest ..................................................... 27
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara dengan Guru ....................................................... 27
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara dengan Siswa Sebelum Perlakuan ...................... 27
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara dengan Siswa Sesudah Perlakuan ...................... 28
Tabel 3.7 Uji Validitas Instrumen Pretest.............................................................. 31
Tabel 3.8 Uji Validitas Instrumen Posttest ............................................................ 31
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Reliabilitas ............................................................... 32
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pretest .............................................. 32
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest ............................................. 32
Tabel 3.12 Kriteria Besar Efek Pengaruh Perlakuan ............................................. 38
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa .............................................. 42
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas ........................................................................... 42
Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Hasil Belajar Siswa ................ 43
Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikasi Pretest-Posttest Kelompok Kontrol ..................... 44
Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikasi Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen .............. 44
Tabel 4.6 Hasil Uji Selisih Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen ......... 45
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke
Posttest Hasil Belajar Siswa .................................................................. 47
Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kelompok Kontrol....................... 48
Tabel 4.9 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kelompok Eksperimen ................ 49
Tabel 4.10 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kelompok Kontrol dan
Kelompok Eksperimen .......................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Literature Map ................................................................................... 18
Gambar 3.1 Desain Penelitian ................................................................................ 22
Gambar 3.2 Variabel Penelitian ............................................................................. 25
Gambar 3.3 Rumus Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest................... 38
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Normal .............................................. 38
Gambar 3.5 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal .................................... 39
Gambar 3.6 Rumus Persentase Besar Efek Peningkatan ...................................... 39
Gambar 4.1 Perbandingan Selisih Skor Pretest-Posttest terhadap Hasil Belajar
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen .................................. 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 62
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas ........................................................................... 63
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen ....................................................... 64
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol .............................................................. 82
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen .......... 91
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol............... 122
Lampiran 3.1 Soal Uraian .................................................................................... 144
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban ............................................................................... 148
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian ............................................................................ 149
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement............................................. 153
Lampiran 3.5 Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran............................... 159
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas ................................................. 167
Lampiran 3.7 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas ............................................. 169
Lampiran 4.1 Tabulasi Skor Hasil Belajar ........................................................... 170
Lampiran 4.2 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ................................................... 172
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal dan Homogenitas.173
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Signifikansi Perbedaan Pretest-Posttest .............. 174
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikasi Perbedaan Skor Selisih Kelompok
Kontrol dengan Kelompok Eksperimen ....................................... 175
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size) ...... 176
Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest ... 178
Lampiran 4.8 Transkip Kuesioner Keterbacaan ................................................... 179
Lampiran 4.9 Transkip Hasil Pekerjaan Siswa .................................................... 181
Lampiran 4.10 Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen .............................. 185
Lampiran 5.1 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran ............................................ 189
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian .................................. 191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran merupakan interaksi antara guru dan peserta didik yang
didalamnya terjadi komunikasi intens dan terarah menuju pada suatu target yang
telah ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2009: 17). Dalam pembelajaran tidak hanya
terdapat guru dan peserta didik saja, tetapi perlu adanya sumber belajar. Guru
merupakan fasilitator antara sumber belajar dengan peserta didik. Pembelajaran
akan berjalan apabila didalamnya terdapat interaksi dari ketiga unsur yaitu guru,
peserta didik, dan sumber belajar. Proses penyaluran ilmu dari sumber belajar tidak
hanya dilakukan guru kepada peserta didik saja, tetapi juga dapat dilakukan dari
peserta didik ke peserta didik lainnya maupun dari peserta didik kepada guru.
Melalui pembelajaran, peserta didik belajar sesuatu hal yang baru dari
pengalamannya. Pembelajaran memiliki tujuan agar peserta didik dapat belajar dan
menguasai isi pelajaran hingga mencapai suatu hal yang objektif berkaitan dengan
aspek kognitif, juga dapat mempengaruhi perubahan sikap berkaitan dengan aspek
afektif, serta memperoleh keterampilan tertentu berkaitan dengan aspek psikomotor
(Rahyubi, 2014: 7).
Belajar merupakan proses yang dilakukan oleh manusia secara sadar atau tidak
sadar untuk mencapai berbagai macam kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan
sikap (Rahyubi, 2014: 1). Proses belajar dilakukan sejak manusia lahir yang dimulai
dari pendidikan non formal dalam keluarga maupun lingkungan masyarakat, dan
pendidikan formal yang dilakukan melalui lembaga pendidikan formal. Salah satu
pendidikan formal yaitu sekolah yang mendidik anak untuk mengembangkan
kemampuan spiritual, sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Proses belajar juga
dapat dilakukan di tempat kursus, pelatihan dan lingkungan alam. Alam semesta
dan kehidupan merupakan guru yang tertinggi atau alam berkembang menjadi guru
(Prama dalam Rahyubi, 2014: 2). Manusia belajar dari alam atau kehidupanya
sendiri yang akan memperoleh pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang didapat akan berguna bagi
seseorang untuk menjalani kehidupannya.
Peserta didik belajar berbagai macam ilmu pengetahuan, salah satunya yaitu
Ilmu Pengetahuan Alam. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui
pembelajaran dan pembuktian, atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran
umum dari hukum-hukum alam yang terjadi, yang didapatkan dan dibuktikan
melalui metode ilmiah (Putra, 2013: 41). Pengetahuan tersebut diperoleh
menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan
menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di alam. Proses pengamatan
menggunakan seluruh alat indera pada tubuh manusia seperti penglihatan,
pendengaran, rabaan, sentuhan, dan pengecap. Jika Ilmu Pengetahuan Alam
dipelajari dengan cara yang tepat maka siswa akan belajar memahami konsep, sikap
ilmiah, proses belajar, serta hasil belajar IPA yang maksimal.
Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan
tujuan pengajaran (Purwanto, 2009: 45). Salah satu cara untuk menentukan
keberhasilan siswa dalam menangkap dan menyerap isi pembelajaran yaitu dengan
melakukan penilaian hasil belajar siswa. Sedangkan hasil belajar siswa ditentukan
oleh proses dan model pembelajaran yang dilakukan. Apabila model pembelajaran
diterapkan sesuai dengan karakter siswa dan materi yang diajarkan, maka hasil
belajar siswa juga akan maksimal. Selain itu, beberapa hal yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain kondisi siswa termasuk motivasi,
intelektual, fokus belajar, emosi, serta latar belakang keluarga.
Jean Piaget menjelaskan bahwa anak usia 7 sampai 12 tahun memasuki tahap
operasional konkret yang ditandai dengan perkembangan pemikiran yang
dijalankan secara terbalik, operasi-operasi logis, konservasi, kemampuan untuk
memecahkan masalah-masalah konkret, dan pemikiran berbasis pengalaman
(Suparno, 2001: 69). Pada saat anak berusia 7 sampai 12 tahun, anak belajar melalui
pendidikan formal di sekolah dasar yang termasuk dalam tahap operasional konkret.
Pada tahap ini, anak belajar benda-benda konkrit maupun belajar mengamati
lingkungan sekitar secara nyata dengan memanfaatkan alat indra yang dimilikinya.
Pembelajaran pada tahap ini membutuhkan model pembelajaran yang tepat agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
anak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis analitis dan objektif. Begitu
juga dengan IPA, sebaiknya diajarkan dengan model yang tepat yang sesuai dengan
perkembangan anak. Penggunaan model pembelajaran tertentu dapat
mempengaruhi hasil belajar. Hasil belajar siswa adalah perubahan yang terjadi pada
siswa mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotor setelah melakukan proses
belajar mengajar (Sudjana, 2009: 3). Hasil belajar dapat dipengaruhi oleh model
pembelajaran yang diterapkan dalam pembelajaran.
Banyak sekali model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam muatan
pelajaran IPA. Apabila model pembelajaran diterapkan sesuai dengan karakter
siswa dan materi yang diajarkan, maka hasil belajar siswa juga akan maksimal.
Selain itu, beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain
kondisi siswa termasuk motivasi, intelektual, fokus belajar, emosi, serta latar
belakang keluarga. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas V dan observasi
yang dilakukan tanggal 3 November 2017 pukul 11.09 WIB di SD Negeri Tegalrejo
2 Yogyakarta, hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain kondisi siswa,
kinerja guru, latar belakang keluarga siswa, dan perhatian orang tua kepada siswa.
Penggunaan metode ceramah selama pembelajaran berlangsung membuat siswa
merasa bosan dan kurang konsentrasi dalam proses belajar. Beberapa siswa sering
ijin ke toilet beberapa kali dalam dua jam pelajaran dan membicarakan sesuatu
diluar materi pelajaran dengan teman. Hal-hal tersebut membuat siswa menjadi
kurang fokus saat belajar dan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Salah satu model pembelajaran yang dapat memaksimalkan hasil belajar siswa
adalah model pembelajaran inkuiri. Model inkuiri merupakan pembelajaran yang
mempersiapkan situasi bagi siswa untuk melakukan eksperimen sendiri, dengan
kata lain siswa ingin menemukan jawaban dari pertanyaannya sendiri melalui
keinginan untuk melihat dan melakukan sesuatu serta menggunakan simbol-simbol
agar dapat menghubungkan dan membandingkan penemuannya dengan yang
ditemukan oleh orang lain (Piaget dalam Putra, 2013: 87). Model pembelajaran
inkuiri memiliki beberapa kelebihan antara lain mengembangkan aspek kognitif,
afektif, dan psikomotor secara seimbang, memberikan ruang untuk belajar sesuai
dengan gaya belajar siswa, strategi perubahan tingkah laku berkat adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pengalaman, dan melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata (Sanjaya, 2006: 206).
Berdasarkan informasi yang diperoleh, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian pada muatan pelajaran IPA dengan memilih jenis penelitian eksperimen
yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri terhadap Hasil Belajar Siswa
Kelas V Muatan Pelajaran IPA tentang Ekosistem”.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah model pembelajaran inkuiri dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
kelas V muatan pelajaran IPA tentang ekosistem di SD Negeri Tegalrejo 2
Yogyakarta?
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa kelas
V muatan pelajaran IPA tentang ekosistem di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi sekolah
Sekolah dapat menambah referensi tentang model pembelajaran inkuiri yang
dapat diterapakan di kelas V SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
1.4.2 Bagi guru
Guru dapat menggunakan model pembelajaran inkuiri sebagai referensi
penggunaan model pembelajaran yang bervariasi dalam proses pembelajaran.
1.4.3 Bagi siswa
Siswa memperoleh pengalaman belajar menggunakan model pembelajaran
inkuiri yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
1.4.4 Bagi peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran
inkuiri pada muatan pelajaran IPA untuk bekal mengajar menjadi seorang
guru sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Model pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang menekankan
pada proses berpikir secara sistematis, kritis, logis dan analitis berupa
kegiatan penelitian oleh peserta didik secara aktif untuk mencari tahu,
menyelidiki, dan merumuskan hasil.
1.5.2 Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif,
afektif, dan psikomotor dari proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pengajaran.
1.5.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala alam berupa makhluk hidup maupun benda tidak hidup
berdasarkan observasi dan penelitian secara sistematis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Perkembangan merujuk pada pertumbuhan, penyesuaian diri, dan
perubahan sepanjang hidup seseorang, melalui perkembangan fisik, perkembangan
kepribadian, perkembangan sosioemosi, perkembangan kognitif, dan
perkembangan bahasa (Slavin, 2011: 40). Teori perkembangan yang dipakai dan
sesuai dengan variabel penelitian dan tahap dasar perkembangan anak, yaitu tahap
perkembangan kognitif anak. Teori perkembangan anak yang dijadikan landasan
penelitian ini yaitu teori perkembangan kognitif Jean Piaget dan teori
perkembangan Lev Vygotsky. Perkembangan kognitif sebagian besar ditentukan
oleh interaksi aktif anak dengan lingkungan. Perkembangan kognitif dipandang
sebagai suatu proses dimana anak secara aktif membangun sistem makna dan
pemahaman realitas melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi (Piaget dalam
Trianto, 2009: 29).
Piaget (dalam Trianto, 2009: 29) membagi perkembangan kognitif menjadi
empat tahap yaitu sensorimotor, praoperasi, operasi konkret, dan operasi formal.
Tahap-tahap perkembangan kognitif anak menurut Teori Piaget (dalam Suparno,
2001: 25) sebagai berikut:
1. Tahap Sensorimotor (Lahir sampai 2 tahun)
Pada tahap ini didasari pada indra anak untuk mengeksplorasi lingkungannya,
seperti meraba, melihat, mendengar, dan mambau. Pada tahap ini anak belum
dapat berbahasa karena anak belum memiliki bahasa simbol untuk
mengungkapkan sesuatu.
2. Tahap Praoperasi (2 sampai 7 tahun)
Pada tahap ini anak mulai dapat menyatakan sesuatu menggunakan bahasa.
Anak mulai mengerti simbol-simbol bahasa. Penggunaan bahasa dimulai ketika
berusia dua tahun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Tahap Operasi konkret (7 sampai 11 tahun)
Pada tahap ini didasarkan pada aturan-aturan secara logis. Anak mampu berpikir
secara logis dan mampu melakukan pemecahan masalah dengan melibatkan
objek-objek secara logis tetapi belum memecahkan masalah yang terlalu abstrak.
4. Tahap Operasi formal (11 tahun sampai dewasa)
Tahap ini merupakan tahap terakhir teori perkembangan kognitif Jean Piaget.
Pada tahap ini seseorang mampu berpikir dan memecahkan masalah yang
bersifat abstrak.
Usia anak pada sekolah dasar yaitu sekitar 7-12 tahun. Menurut teori Jean
Piaget, perkembangan kognitif anak berada pada tahap operasi konkrit. Anak
mampu berpikir secara logis dan mampu melakukan pemecahan masalah dengan
melibatkan objek-objek secara logis. Pada tahap ini, perlu adanya model
pembelajaran yang sesuai. Teori yang mendukung berikutnya adalah teori dari
Vygotsky. Pembelajaran terjadi ketika anak-anak bekerja dalam zona
perkembangan proksimal (Vygotsky dalam Slavin, 2011: 59). Zona perkembangan
proksimal menjelaskan tugas yang masih belum dapat dikerjakan seseorang anak
sendirian tetapi dapat dikerjakan dengan bantuan teman yang lebih kompeten atau
orang dewasa. Perlu adanya banyak dukungan kepada seorang anak selama tahap-
tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi dukungan dan meminta anak
tersebut memikul tanggung jawab yang makin besar ketika anak sudah sanggup
atau disebut scaffolding. Scaffolding dapat dilakukan dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif yang membantu anak belajar satu sama lain.
Perkembangan kognitif sangat terkait dengan masukan orang lain, dan sesuai
dengan pendapat Piaget bahwa perolehan sistem tanda terjadi berdasarkan urutan
tahap-tahap tetap yang sama untuk semua anak (Vygotsky dalam Slavin, 2011: 58).
2.1.1.2 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan
tujuan pengajaran (Purwanto, 2009: 45). Senada dengan pendapat Purwanto, hasil
belajar siswa adalah perubahan yang terjadi pada siswa mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotor setelah melakukan proses belajar mengajar. (Sudjana, 2009:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3). Hasil belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada seseorang, dari
tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti (Majid, 2014: 28).
Dari pendapat ketiga ahli, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotor dari proses
belajar mengajar sesuai dengan tujuan pengajaran.
Purwanto (2009: 43) menjelaskan bahwa belajar dimaksudkan untuk
menimbulkan perubahan perilaku yaitu perubahan dalam aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik. Perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik menjadi hasil dari proses belajar, tergantung dari tujuan
pengajarannya. Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa
jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Dalam rangka
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan pengukuran menggunakan alat
evaluasi yang tepat dan memenuhi sayarat. Evaluasi dimaksudkan untuk melihat
kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan proses belajar mengajar
telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar.
Sudjana (dalam Majid, 2014: 28) mengutarakan tujuan penilaian hasil
belajar sebagai berikut:
1. Mendiskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan
dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang
ditempuhnya, serta posisi kemampuan siswa dibandingkan dengan siswa
lainnya.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku siswa ke arah tujuan
pendidikan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem
pelaksanaannya.
4. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2.1.1.3 Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam melakukan pengajaran untuk mencapai tujuan belajar (Rahyubi,
2014: 251). Senada dengan penjelasan Rahyubi, Sani menjelaskan bahwa model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola-pola prosedur
sistematik yang dikembangkan berdasarkan teori dan digunakan dalam
mengorganisasikan proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan belajar (Sani,
2013: 89). Pendapat lain dari Hanafiah & Suhana mengemukakan bahwa model
pembelajaran merupakan salah satu pendekatan dalam rangka mensiasati
perubahan perilaku peserta didik secara adaptif maupun generatif (Hanafiah &
Suhana, 2009: 41).
Berdasarkan penjelasan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran merupakan kerangka konseptual berupa pola-pola prosedur
sistematik yang digunakan untuk mengorganisasikan proses belajar peserta didik
secara adaptif dan generatif untuk mencapai tujuan belajar.
2.1.1.4 Model Pembelajaran Inkuiri
1. Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri
Model pembelajaran inkuiri merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang
melibatkan seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan
menyelidiki secara sistematis, kritis, dan logis sehingga dapat menemukan sendiri
pengetahuan, sikap, dan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku
(Hanafiah & Suhana, 2009: 77). Piaget menyatakan bahwa model pembelajaran
inkuiri merupakan model yang mempersiapkan peserta didik untuk melakukan
eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawaban sendiri, serta
menghubungkan penemuan yang satu dengan yang lain, membandingkan apa yang
ditemukan dengan yang ditemukan peserta didik lain (Piaget dalam Mulyasa, 2006:
108). Senada dengan hal itu, Schmidt menjelaskan bahwa inkuiri merupakan suatu
proses untuk memperoleh informasi dengan melakukan observasi atau eksperimen
untuk mencari jawaban maupun memecahkan masalah terhadap pertanyaan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
rumusan masalah dengan menggunakan kemampuan berpikir kritis dan logis
(Schmidt dalam Putra, 2013: 85).
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran inkuiri adalah model pembelajaran yang menekankan pada proses
berpikir secara sistematis, kritis, logis dan analitis berupa kegiatan penelitian oleh
peserta didik secara aktif untuk mencari tahu, menyelidiki, dan merumuskan hasil.
2. Prinsip-Prinsip Model Inkuiri
Sanjaya (2006: 197-199) memaparkan prinsip-prinsip model pembelajaran
inkuiri antara lain:
a. Berorientasi pada pengembangan intelektual. Pembelajaran dengan model
inkuiri dilakukan dalam rangka memperoleh proses dan hasil belajar yang
maksimal melalui percobaan.
b. Prinsip interaksi dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa lain
maupun siswa dengan lingkungan.
c. Prinsip bertanya dilakukan dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan guru
kepada siswa, karena kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan
merupakan sebagian dari proses berpikir.
d. Prinsip belajar untuk berpikir diartikan sebagai belajar tidak hanya sekadar
mengingat materi saja, namun siswa harus benar-benar memahami materi yang
dipelajarinya.
e. Prinsip keterbukaan, dalam sebuah pembelajaran guru harus memberikan
kebebasan kepada siswa dalam mencoba segala sesuatu saat siswa melakukan
percobaan.
3. Jenis-Jenis Model Inkuiri
Hanafiah dan Suhana (2009: 77) menjelaskan tentang jenis model inkuiri, antara
lain:
a. Inkuiri terbimbing, pelaksanaan dilakukan sesuai dengan petunjuk guru.
Kegiatan dilakukan dengan guru mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat
membangun pemahaman siswa tentang materi pembelajaran, lalu siswa
dibimbing melakukan percobaan agar dapat membuktikan pendapat yang telah
dikemukakan siswa sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Inkuiri bebas, siswa melakukan penyelidikan bebas seperti ilmuan. Siswa
membuat rumusan masalah sendiri, melakukan percobaan dan membuat
kesimpulan sendiri tanpa campur tangan guru.
c. Inkuiri bebas yang dimodifikasi, masalah yang diberikan guru berdasarkan teori
yang sudah dipahami siswa dengan tujuan melakukan penyelidikan untuk
membuktikan kebenarannya.
4. Model Inkuiri Terbimbing
Model inkuiri terbimbing adalah kegiatan yang dilakukan dengan guru
mengajukan beberapa pertanyaan yang dapat membangun pemahaman siswa
tentang materi pembelajaran, selanjutnya siswa dibimbing melakukan percobaan
agar dapat membuktikkan pendapat yang telah dikemukakan siswa sendiri
(Hanafiah dan Suhana, 2009: 77). Inkuiri terbimbing merupakan pendekatan
mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu
siswa untuk memahami topik tersebut (Eggen dan Kauchak, 2012: 177). Model
inkuiri terbimbing adalah pembelajaran dimana siswa memperoleh pedoman
berupa pertanyaan-pertanyaan membimbing yang dilontarkan kepada siswa.
(Mulyasa, 2006: 109).
Berdasarkan pendapat ketiga ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model
inkuiri terbimbing adalah kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa dengan
bantuan guru dalam menemukan dan memecahkan masalah melalui percobaan agar
dapat membuktikan pendapat yang telah dikemukakan siswa sendiri.
5. Langkah-langkah Model Inkuiri
Sanjaya (2006: 199-203) menjelaskan langkah-langkah dalam model inkuiri
antara lain:
a. Orientasi, orientasi merupakan langkah untuk membina suasana pembelajaran
yang responsif. Kegiatan orientasi dapat dilakukan dengan cara menjelaskan
topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan oleh siswa. Kemudian
dijelaskan juga mengenai langkah-langkah dari rumusan masalah hingga
membuat kesimpulan dan tujuan dari setiap langkah.
b. Merumuskan masalah, merupakan langkah yang membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Dalam kegiatan ini siswa akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
ditantang untuk memecahkan teka-teki yang diberikan. Dalam perumusan
masalah ini hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa, masalah yang dikaji
adalah masalah yang mengandung teka-teki, konsep-konsep dalam masalah
adalah konsep-konsep yang sudah diketahui siswa sebelumnya.
c. Mengajukan hipotesis, merupakan langkah yang dilakukan untuk menentukan
jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji pada langkah
sebelumnya. Jawaban sementara ini dibuat dengan menebak atau mengira-ira
jawaban dari rumusan masalah. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
dikaji kebenarannya.
d. Mengumpulkan data, adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pada langkah ini siswa dapat mencari
informasi tidak hanya dari satu sumber, namun juga beberapa sumber yang
sekiranya dapat memberikan jawaban yang benar untuk menguji hipotesis
mereka.
e. Menguji hipotesis, adalah suatu proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan
data. Menguji hipotesis ini juga mengajarkan kepada anak bahwa menguji
jawaban suatu masalah tidak hanya didasarkan pada argumentasi saja, namun
didasarkan atas sumber-sumber terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.
f. Merumuskan kesimpulan, proses pendiskripsian temuan yang diperoleh
berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Pada langkah terakhir ini siswa
diajarkan untuk menemukan inti sebuah jawaban permasalahan yang
didapatkan dari berbagai data yang diperoleh. Selain itu, guru juga
menunjukkan kepada siswa akan data yang paling tepat digunakan sebagai
pemecahan masalah.
6. Kelebihan Model Pembelajaran Inkuiri
Kelebihan model pembelajaran inkuiri sebagai berikut (Sanjaya, 2006: 206).
a. Model pembelajaran inkuiri menekankan pada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
b. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
c. Pembelajaran inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap bahwa belajar
adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d. Keuntungan lain adalah pembelajaran inkuiri dapat melayani kebutuhan
siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.
2.1.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam
Powler (dalam Samatowa, 2011: 3) menjelaskan tentang Ilmu Pengetahuan
Alam merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam dan kebendaan yang
sistematis tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil
observasi dan eksperimen secara sistematis. Sistematis artinya pengetahuan
tersusun dalam suatu sistem, tidak berdiri sendiri, saling berkaitan, dan satu
kesatuan yang utuh. Senada dengan pendapat Powler, IPA merupakan ilmu
pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa
kumpulan data hasil observasi dan eksperimen (Carin & Sund dalam Wisudawati
dan Sulistyowati, 2014: 24). Sumanto dkk (dalam Putra, 2013: 40) memaparkan
bahwa sains atau ilmu pengetahuan umum merupakan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.
Berdasarkan teori dari beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala
alam berupa makhluk hidup maupun benda tidak hidup berdasarkan observasi, dan
penelitian secara sistematis.
Ilmu Pengetahuan Alam memiliki empat unsur utama sebagai berikut
(Wisudawati & Eka, 2014: 24).
a. Sikap: IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam,
makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. Persoalan IPA dapat dipecahkan
dengan menggunakan prosedur yang bersifat open ended.
b. Proses: Proses memecahkan masalah pada IPA memungkinkan adanya
prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan,
evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.
c. Produk: IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.
d. Aplikasi: Penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-
hari.
Dalam pembelajaran IPA keempat unsur diharapkan dapat muncul sehingga
peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh dan menggunakan
rasa ingin tahunya untuk memahami fenomena alam melalui kegaitan pemecahan
masalah yang menerapkan langkah-langkah metode ilmiah (Wisudawati & Eka,
2014: 24).
Adapun tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam menurut Depdiknas
(dalam Trianto, 2010: 138) adalah sebagai berikut ini:
a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi.
d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup masyarakat dan melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Salah satu tujuan Ilmu Pengetahuan Alam yang sesuai dengan tahap
perkembangan siswa pada pembelajaran IPA di sekolah adalah mengembangkan
keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumanto dkk
(dalam Putra, 2013: 40) bahwa sains atau ilmu pengetahuan umum merupakan cara
dalam mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan,
fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap
ilmiah.
2.1.1.6 Materi Pembelajaran tentang Ekosistem
Ekosistem merupakan interaksi antara benda-benda hidup (biotik) dan
benda-benda mati (abiotik) pada sebuah lingkungan. Bagian yang hidup di sebuah
lingkungan terdiri atas tumbuhan, hewan, dan makhluk hidup lainnya. Bagian
lingkungan yang tidak hidup terdiri atas cahaya matahari, air, udara, dan tanah.
Cahaya matahari dapat menghangatkan udara, air, dan tanah agar mancapai suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yang sesuai kebutuhan hidup makhluk hidup. Cahaya matahari juga membantu
tumbuhan membuat makanan. Air dan tanah merupakan bagian penting dari sebuah
lingkungan. Bagian hidup dan tidak hidup di sebuah lingkungan saling berinteraksi
dan saling bergantung satu sama lain.
Ekosistem tersusun atas individu, populasi, dan komunitas. Individu adalah
makhluk hidup tunggal, misalnya seekor kambing, seekor burung, dan sebuah
pohon cemara. Tempat individu tinggal disebut habitat. Populasi adalah kumpulan
individu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Contoh, di sebuah kolam,
terdapat populasi ikan, populasi tumbuhan teratai, dan populasi lumut. Sementara
itu komunitas adalah populasi makhluk hidup di suatu daerah tertentu. Contoh
komunitas adalah komunitas sungai dan komunitas padang rumput (Karitas, 2017:
3).
Jenis makanan hewan dikelompokkan menjadi dua, yaitu makanan yang
berupa tumbuhan dan makanan yang berupa hewan lain. Hewan yang memakan
tumbuhan memilih bagian-bagian tumbuhan yang dapat dijadikan makanan. Ada
hewan yang hanya memakan daun tumbuhan. Ada pula hewan yang hanya
memakan batang, buah, atau hanya biji tumbuhan. Namun, ada beberapa jenis
hewan yang memakan lebih dari satu bagian tumbuhan tersebut. Bagian tumbuhan
yang paling sering dijadikan makanan hewan adalah daun. Hewan seperti ulat, rusa,
dan zebra, merupakan beberapa contoh hewan yang memakan daun. Sementara itu,
beberapa hewan menyukai batang tumbuhan. Sapi merupakan salah satu hewan
yang menyukai batang tanaman padi dan jagung. Sedangkan hewan panda
menyukai batang pohon bambu. Bagian tanaman berupa buah juga disukai hewan.
Belatung senang memakan bagian dalam buah dan ini seringkali merugikan para
petani buah-buahan. Burung-burung menyukai bagian tumbuhan yang berupa biji.
Biji padi sering menjadi incaran burung pipit. Biji kenari sangat disukai para tupai.
Beberapa hewan memakan hewan yang lebih kecil sebagai makanannya. Hewan
kecil ini menjadi mangsa bagi hewan yang lebih besar. Serangga menjadi makanan
bagi hewan-hewan seperti katak atau cecak. Tikus menjadi makanan bagi kucing.
Demikian juga dengan kelinci, yang menjadi makanan bagi burung elang (Karitas,
2017: 5).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pratiwi (2016) meneliti tentang pengaruh pembelajaran inkuiri terhadap
prestasi belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran PKn di SD Negeri Prambanan
1. Desain penelitian menggunakan Quasi Experimental dengan rancangan
Nonequivalent Control Grup Design. Populasi penelitian adalah siswa kelas IV A
dan IV B yang berjumlah 47 siswa. Teknik analisis data menggunakan uji hipotesis
berupa uji-t dengan taraf signifikan 5%. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa
model inkuiri berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa kelas IV pada mata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Hal ini ditunjukkan hasil uji-t dengan
harga sig. (2-tailed) sebesar 0,035 (p<0,05) dan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔2,168 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 2,012.
Artana, Dantes, dan Lasmawan (2015) meneliti tentang pengaruh pembelajaran
inkuiri terbimbing terhadap hasil belajar IPA ditinjau dari minat belajar siswa kelas
V SD Negeri di Gugus VI Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Tahun
Pelajaran 2014/2015. Populasi penelitian adalah siswa kelas V SD Gugus VI
berjumlah 177 siswa. Sampel penelitian berjumlah 121 siswa. Peneliti
menggunakan tipe eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan rancangan The
Posttest-Only Control-Group Desain. Peneliti membandingkan hasil belajar antara
pengaruh penerapan model inkuiri terbimbing dengan model konvensional. Hasil
dari penelitian menunjukkan bahwa model inkuiri berpengaruh terhadap hasil
belajar IPA. Hal ini ditunjukkan dengan 𝐹𝐴 = 10, 462 (atau p < 0,05). Kedua,
terdapat pengaruh antara model pembelajaran dengan minat belajar terhadap hasil
belajar IPA siswa kelas V SD di Gugus VI Kecamatan Abang. Hal ini ditunjukkan
dengan 𝐹𝐴𝐵 = 29,062 (atau p < 0,05).
Juniati dan Widiana (2017) meneliti penerapan model pembelajaran inkuiri
untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD
No.5 Gulingan, Kabupaten Badung, tahun ajaran 2016/2017 dengan jumlah siswa
20 orang. Objek penelitian tindakan kelas adalah hasil belajar Ilmu Pengetahuan
Alam. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model
pembelajaran inkuiri pada materi Sifat dan Perubahan Wujud Benda. Hasil
penelitian menyatakan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I mencapai rata-rata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sebesar 70% dan 30% dari jumlah seluruh siswa memperoleh nilai di bawah KKM
yang ditentukan. Sedangkan pada siklus II memperoleh persentase ketuntasan
klasikal hasil belajar sebesar 90%. Dari hasil tersebut model pembelajaran inkuiri
dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang sifat dan perubahan wujud benda
dengan persentase peningkatan hasil dari siklus I ke siklus II sebesar 20%.
Marini (2016) meneliti tentang strategi pembelajaran inkuiri dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah dasar. Subjek
penelitian adalah siswa kelas V sekolah dasar, tahun ajaran 2015/2016 dengan
jumlah siswa 25 orang. Objek penelitian tindakan kelas adalah hasil belajar Ilmu
Pengetahuan Alam. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan
menerapkan model pembelajaran inkuiri. Hasil penelitian menyatakan bahwa
rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 71,41% dan meningkat menjadi
82,05% pada siklus II. Dari hasil tersebut model pembelajaran inkuiri dapat
meningkatkan hasil belajar IPA.
Hasil penelitian yang relevan di atas populasi yang digunakan oleh peneliti
adalah siswa sekolah dasar. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dengan
model pembelajaran inkuiri yaitu penelitian eksperimental dan penelitian tindakan
kelas. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan dan pengaruh dari
penelitian yang telah dilakukan. Oleh sebab itu, peneliti akan membuat penelitian
baru di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta untuk meneliti pengaruh model
pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa kelas V muatan pelajaran IPA
tentang Ekosistem.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2.2.1 Literature Map
Hasil penelitian sebelumnya dapat dibuat bagan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Literature Map
2.3 Kerangka Berpikir
Pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diharapkan siswa tidak hanya
melihat buku pelajaran dan sekadar menghafal teori yang ada dalam buku, tetapi
melakukan penelitian, percobaan, dan melakukan pengamatan secara langsung.
Kenyataannya guru hanya mentransfer ilmu dari sumber buku kepada siswa,
sedangkan siswa hanya mencatat dan menghafal teori. Hal tersebut membuat siswa
mudah lupa dan akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Ketika siswa melakukan
kegiatan percobaan, dan penelitian, siswa akan menemukan sendiri pengetahuan
baru secara langsung melalui indra yang dimilikinya. Kegiatan tersebut juga dapat
memunculkan rasa ingin tahu tentang pengetahuan baru yang ditelitinya. Siswa
menjadi aktif mencari tahu melalui percobaan dan pengetahuan yang didapatnya
akan menjadi pengalaman yang berkesan, sehingga siswa akan lebih memahami
materi yang diberikan guru.
Teori belajar Jean Piaget merupakan teori kognitif yang menjelaskan bahwa
anak usia sekolah dasar kelas V termasuk pada tahap operasional konkret. Pada
Model Pembelajaran Inkuiri
Artana, Dantes,
dan Lasmawan
(2015)
Inkuiri –
Hasil Belajar –
Prestasi Belajar
Pratiwi (2016)
Inkuiri - Prestasi
Belajar
Hasil Belajar
Juniati dan
Widiana (2017)
Inkuiri – Hasil
Belajar
Marini (2016)
Strategi
Pembelajaran
Inkuiri – Hasil
Belajar
Yang akan diteliti:
Model Pembelajaran Inkuiri-Hasil
Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
tahap ini, anak belajar menggunakan alat indra yang dimilikinya untuk
mengeksplorasi benda-benda konkrit yang ada disekitarnya. Pembelajaran yang
dilakukan pada tahap operasional konkret membutuhkan model pembelajaran yang
sesuai. Salah satu model yang diduga sesuai untuk diterapkan pada tahap tersebut
yaitu model inkuiri. Model inkuiri merupakan model pembelajaran berupa kegiatan
penelitian oleh siswa. Pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga siswa secara
aktif menemukan pengetahuan baru sesuai langkah-langkah ilmiah yaitu orientasi,
merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, menguji
hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Jenis model pembelajaran inkuiri yang
sesuai diterapkan di sekolah dasar yaitu model pembelajaran inkuiri terbimbing,
karena siswa masih memerlukan bimbingan dalam proses penemuan dengan
bantuan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing siswa menemukan jawaban
sebenarnya. Melalui model pembelajaran inkuiri diharapkan siswa akan lebih
memahami materi Ilmu Pengetahan Alam.
Hasil penelitian sebelumnya yang relevan menunjukkan adanya peningkatan
dan pengaruh dari penelitian yang telah dilakukan tentang penerapan model
pembelajaran inkuiri terhadap prestasi belajar, minat belajar, maupun hasil belajar
siswa. Oleh sebab itu, peneliti ingin mengetahui pengaruh model pembelajaran
inkuri terhadap hasil belajar siswa untuk memperkaya dan memberi sumbangan
pada penelitian sebelumnya. Model pembelajaran inkuiri diterapkan pada muatan
pelajaran IPA tentang ekosistem. Peneliti melakukan penelitian menggunakan dua
kelas yang dipilih secara acak yang nantinya akan digunakan sebagai kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen akan mendapat perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri, sedangkan kelas kontrol menggunakan
model ceramah. Penggunaan model pembelajaran yang berbeda akan mendapatkan
pengaruh yang berbeda pula pada hasilnya. Model pembelajaran inkuiri
memberikan fasilitas kepada siswa untuk menemukan jawaban sendiri berdasarkan
percobaan yang dilakukan. Hal tersebut dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Apabila model pembelajaran inkuiri diterapkan diterapakan di kelas V pada muatan
pelajaran IPA dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
2.4 Hipotesis Penelitian
Model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V
muatan pelajaran IPA tentang ekosistem di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
eksperimen yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap
yang lain dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012: 72). Jenis penelitian
eksperimen yang digunakan adalah Quasi Experimental Design. Desain jenis ini
memiliki kelompok kontrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen
(Sugiyono, 2010: 114). Tipe Quasi Experimental Design yang digunakan yaitu
Non-Equivalent Group Design. Desain Non-Equivalent Control Group Design,
penentuan sampel tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2010: 116). Penentuan
kelompok menggunakan kelas yang sudah terbentuk sebelumnya karena sudah
diatur oleh pihak sekolah, dan peneliti tidak memiliki otoritas untuk mengacak
sampel.
Penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
sebagai sampel penelitian. Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberikan
pretest untuk mengetahui homogenitas dan kemampuan awal sebelum perlakuan
dan menggunakan soal yang sama antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Setelah homogenitas dan kemampuan awal diketahui, kelompok
kontrol diberikan model pembelajaran konvensional dengan ceramah, sedangkan
kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran inkuiri. Setelah itu,
setiap kelompok diberikan soal posttest untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa
terhadap materi yang telah diberikan atau pengaruh perlakuan.
Hasil pengaruh perlakuan dapat diketahui dari hasil pretest dan posttest atau
pengaruh kasual dari intervensi yang sudah diberikan pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen (Campbell and Stanley dalam Cohen, 2011: 317). Hasil dari
pengaruh perlakuan dihitung menggunakan tiga langkah, yaitu (1) skor posttest
dikurangi skor pretest pada kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, (2) skor
posttest dikurangi skor pretest pada kelompok kontrol menghasilkan skor 2, dan (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
skor 1 dikurangi skor 2 (Campbell and Stanley dalam Cohen, 2011: 317).
Berdasarkan Campbell and terminologi Stanley, efek dari intervensi eksperimental
menggunakan rumus: (O2-O1) – (O4-O3). Jika hasilnya negatif, maka pengaruhnya
juga negatif dan jika hasilnya positif maka ada pengaruh perlakuan yang signifikan
pada rata-rata hasil belajar. Rancangan penelitian dengan tipe non-equivalent
control group design dapat dilihat melalui gambar berikut (Cohen, 2011: 323):
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Keterangan:
X = treatment atau perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri
O1 = rerata skor pretest kelompok eksperimen
O2 = rerata skor posttest kelompok eksperimen
O3 = rerata skor pretest kelompok kontrol
O4 = rerata skor posttest kelompok kontrol
Garis putus-putus pada gambar desain penelitian non-equivalent control group
design menggambarkan bahwa cara penentuan kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol tidak menggunakan cara random untuk mendapatkan dua
kelompok dengan mengambil kelas klasikal yang sudah ada (Cohen, 2011: 323).
Selain itu juga berfungsi sebagai pemisah antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta yang beralamat
di Jalan Wiratama No.27, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa
Yogyakarta. Peneliti memilih SD Negeri Tegalrejo 2 karena hasil belajar ilmu
Experimental O1 X O2
----------------------
Kontrol O3 O4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pengetahuan alam kelas V yang kurang maksimal. Sekolah ini memiliki kelas
paralel A dan B yang dapat digunakan untuk kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Sekolah mempunyai fasilitas yang mendukung pembelajaran, antara lain memiliki
ruang kelas (setiap kelas paralel A dan B), ruang guru dan ruang kepala sekolah,
UKS, perpustakaan, ruang agama, ruang tata usaha, ruang olahraga, ruang kesenian,
toilet, ruang laboratorium IPA dan matematika, ruang TIK, tempat sampah, dan
proyektor.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
Pengambilan data dilakukan peneliti pada tanggal 8 November hingga 9 November.
Jadwal pengambilan data yang dilakukan peneliti ditunjukkan pada tabel 3.1
berikut.
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data Penelitian
Kelompok Kegiatan Alokasi Waktu Hari, Tangal
Kelompok Kontrol Pretest 1 x 35 menit 8 November 2017
Pembelajaran Ceramah 4 x 35 menit 9 November 2017
Posttest 1 x 35 menit 9 November 2017
Kelompok Eksperimen Pretest 1 x 35 menit 8 November 2017
Pembelajaran Inkuiri 4 x 35 menit 9 November 2017
Posttest 1 x 35 menit 9 November 2017
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/ subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 80). Populasi
pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Kelas tersebut terdiri dari kelas V A dan V
B dengan jumlah siswa seluruhnya 59 siswa.
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ada, dalam pengambilan
sampel harus menggunakan cara tertentu yang didasari oleh pertimbangan yang ada
(Sugiyono, 2016 : 118). Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan
sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2013: 30). Penentuan
sampel dilakukan dengan pengundian untuk memilih kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen yang akan dijadikan sampel penelitian.
Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik non probability sampling
dengan tipe convenience sampling. Convenience sampling terdiri atas orang-orang
yang tersedia untuk penelitian karena keterbatasan administratif dalam pemilihan
sampel secara acak yang menggunakan kelas yang tesedia sebagai kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen (Best & Kahn, 2006: 18). Teknik sampling yang
digunakan tidak memilih sampel secara acak, tetapi menggunakan kelas yang sudah
ada. Hasil dari undian yang akan dijadikan sampel yaitu kelas V A sebagai
kelompok kontrol berjumlah 31 siswa, dan siswa kelas V B sebagai kelompok
eksperimen berjumlah 28 siswa.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016: 38). Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel, yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen disebut juga variabel bebas, sedangkan variabel dependen disebut juga
variabel terikat.
3.4.1 Variabel Independent (Bebas)
Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependent (Sugiyono, 2016: 39). Variabel independent atau variabel bebas dalam
penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri. Model pembelajaran inkuiri
dikatakan variabel bebas karena model pembelajaran inkuiri yang mempengaruhi
variabel lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
3.4.2 Variabel Dependent (Terikat)
Variabel dependent atau terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena variabel bebas (Sugiyono, 2016: 39). Variabel
dependent atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa. Hasil
belajar siswa dikatakan variabel terikat karena hasil belajar siswa akan dipengaruhi
oleh variabel bebas yaitu model pembelajaran inkuiri.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Tes
Teknik tes merupakan cara yang digunakan untuk mengukur ketercapaian
siswa dalam proses belajar sebagai suatu hasil belajar siswa atau prestasi belajar
siswa (Sudijono, 2011: 67). Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal pretest
dan posttest kepada siswa. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes uraian. Tes uraian
merupakan suatu bentuk tes yang terdiri dari pertanyaan atau suruhan yang
menghendaki jawaban yang berupa uraian-uraian yang relatif panjang (Nurkancana
& Sumartana, dalam Purwanto, 2009: 70). Tes uraian memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab soal dengan menggunakan bahasa sendiri sesuai
dengan kemampuannya. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pretest dan
posttest yang diberikan kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dengan instrumen soal yang sama antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Langkah pertama yaitu pemberian pretest kepada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Langkah selanjutnya yaitu perlakuan kepada kedua
kelompok. Kelas VA sebagai kelompok kontrol yang menggunakan model biasa
atau ceramah, dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan
model inkuiri. Setelah perlakuan, langkah selanjutnya yaitu memberikan soal
Model Pembelajaran
Inkuiri Hasil Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
posttest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Berikut ini adalah
pemetaan instrumen pengumpulan data yang akan digunakan.
Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian
No. Kelompok Pengukuran data Instrumen
1. Kontrol Pretest Soal esai
Posttest Soal esai
2. Eksperimen Pretest Soal esai
Posttest Soal esai
3.5.2 Teknik Non Tes
Widi (2010: 236) menjelaskan bahwa tidak ada sebuah metode
pengumpulan data yang dapat menyediakan data secara benar-benar akurat.
Keterampilan dan ketekunan peneliti sangat berpengaruh terhadap ketersediaan dan
keakuratan data yang diperoleh. Dalam penelitian kuantitatif, selain menggunakan
teknik tes juga perlu menggunakan teknik non tes untuk melengkapi data penelitian.
Teknik non tes dilakukan untuk melengkapi hasil penelitian. Peneliti melakukan
observasi selama pembelajaran berlangsung. Observasi merupakan suatu cara yang
sangat bermanfaat, sistematik dan selektif dalam mengamati dan mendengarkan
interaksi atau fenomena yang terjadi. Peneliti juga melakukan wawancara kepada
guru dan siswa secara fleksibel atau bebas pada permasalahan yang akan diselidiki
untuk melakukan kajian yang lebih mendalam. Peneliti juga melengkapi data
penelitian dengan dokumentasi berupa foto-foto selama pembelajaran berlangsung.
3.6 Instrumen Penelitian
3.6.1 Instrumen Tes
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
(Sanjaya, 2013: 247). Peneliti membuat instrumen tes menggunakan lima butir soal
uraian. Instrumen penelitian tersebut adalah soal pretest dan posttest. Tes uraian ini
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa muatan pelajaran IPA tentang
ekosistem. Kisi-kisi soal pretest dan posttest yang digunakan dalam pembuatan
instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal pretetest dan posttest
Kompetensi
Dasar
Indikator Jumlah
Soal
Penyebaran
Item
Skor
3.5 Menganalisis
hubungan antar
komponen
ekosistem dan
jaring-jaring
makanan di
lingkungan
sekitar.
Mengidentifikasi komponen
ekosistem.
2 1,2 4
Menganalisis hubungan antara
individu, populasi, komunitas, dalam
suatu ekosistem.
2 2,3 4
Mengklasifikasikan hewan
berdasarkan jenis makanannya pada
suatu ekosistem.
2 5,6 4
3.6.2 Instrumen Non Tes
Dalam penelitian kuantitatif, selain menggunakan teknik tes juga perlu
menggunakan teknik non tes untuk melengkapi data penelitian. Peneliti
menggunakan teknik non tes dengan menggunakan wawancara. Peneliti melakukan
wawancara kepada guru dan siswa secara fleksibel atau bebas pada permasalahan
yang akan diselidiki untuk melakukan kajian yang lebih mendalam. Wawancara
(interview) adalah teknik penelitian yang dilaksanakan dengan cara dialog baik
secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu antara
pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data. Peneliti juga
melengkapi data penelitian dengan dokumentasi foto-foto selama pembelajaran
berlangsung dan dokumen tulisan hasil pekerjaan siswa. Pedoman wawancara guru
dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara dengan Guru
No Pertanyaan Keterangan
1 Apakah model pembelajaran yang biasa digunakan untuk mengajar mata
pelajaran IPA? Mengapa memilih model pembelajaran tersebut?
2 Apakah sebelumnya ibu pernah menggunakan model inquiri dalam
mengajar mata pelajaran IPA?
3 Apakah terdapat kesulitan yang ibu temui ketika menggunakan model
inquiri?
4 Bagaimana pendapat Ibu mengenai proses pembelajaran menggunakan
model inquri?
5 Apakah model inquri efektif jika diterapkan dalam pembelajaran IPA?
6 Apa saran Ibu untuk pembelajaran menggunakan model inquiri?
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara dengan Siswa Sebelum Perlakuan
No Pertanyaan Keterangan
1 Apakah kamu senang belajar IPA? Mengapa?
2 Bagaimana biasanya cara gurumu mengajar IPA?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
3 Apakah kamu merasa senang ketika gurumu mengajar IPA dengan metode
ceramah? Mengapa?
4 Apakah sebelumnya gurumu pernah mengajarkan materi IPA dengan
model lain (selain ceramah)?
5 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 4?
6 Apakah kamu bisa mengerjakan soal nomor 5?
7 Dari soal nomor 4 dan 5, manakah yang kamu anggap paling sulit?
Mengapa?
Tabel 3.6 Pedoman Wawancara dengan Siswa Sesudah Perlakuan
No Pertanyaan Keterangan
1 Bagaimana perasaanmu setelah belajar IPA menggunakan model inkuiri ?
2 Apakah kamu lebih memahami materi IPA dibandingkan sebelumnya?
3 Apakah belajar IPA dengan model inkuiri lebih menarik daripada model
ceramah?
4 Apakah kamu merasa kesulitan ketika belajar IPA dengan model inkuri?
Mengapa?
5 Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 4?
6 Apakah kamu lebih bisa mengerjakan soal nomor 5?
7 Apakah belajar IPA dengan metode inkuri mempermudah kamu untuk
mengerjakan soal yang sulit?
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Teknik pengujian instrumen penelitian dilakukan sebelum instrumen diujikan
kepada siswa menggunakan uji validitas dan reliabilitas. Hal tersebut bertujuan
untuk menguji kualitas soal yang akan diujikan kepada siswa dan menghindari
pertanyaan yang kurang dimengerti oleh siswa. Widoyoko (2016: 231)
memaparkan bahwa data yang baik adalah data yang sesuai dengan kenyataan yang
sebenarnya dan data tersebut bersifat tetap, ajek atau dapat dipercaya.
3.7.1 Uji Validitas
Uji validitas merupakan derajat sejauh mana tes mengukur apa yang ingin
diukur (Borg & Gall, dalam Purwanto 2009:144). Data yang sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya disebut data yang valid (Widoyoko, 2016: 231). Validitas tes
ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal
yang seharusnya diukur. Oleh karena itu, validitas digunakan untuk memeriksa
sacara langsung seberapa jauh suatu alat telah berfungsi, atau memberikan hasil
ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Terdapat dua jenis validitas antara lain validitas isi, dan validitas konstruk
(Widoyoko, 2016: 233).
3.7.1.1 Validitas Isi
Widoyoko (2016: 233) menjelaskan bahwa instrumen yang harus
mempunyai validitas isi (content validity) adalah instrumen yang berbentuk tes
untuk mengukur hasil belajar. Sebuah tes dikatakan mempunyai validitas isi apabila
dapat mengukur kompetensi yang dikembangkan beserta indikator dan materi
pembelajarannya. Salah satu cara untuk memperoleh validitas isi dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan kompetensi yang dikembangkan dan
materi pelajaran yang telah dipelajari. Penyusunan butir-butir instrumen harus
mengacu pada silabus, mulai dari kompetensi dasar, indikator, dan tujuan
pembelajaran (Widoyoko, 2016: 234). Validitas isi dalam penelitian ini diperoleh
dari pendapat tiga ahli tentang materi bersangkutan. Ahli tersebut antara lain guru
kelas V SD, guru kelas VI SD, dan dosen. Validator 1 memberikan saran tentang
soal pretest bahwa kalimat pada soal nomor 5 masih ambigu/ membingungkan dan
harus diperbaiki agar lebih jelas. Pada kalimat soal nomor 6 “hewan pemakan
tumbuhan bagian biji” diganti dengan “biji-bijian”, agar memudahkan siswa untuk
memahami. Validator 2 memberikan saran tentang soal pretest pada kalimat nomor
6 untuk memperbaiki soal agar lebih singkat dan mudah dipahami oleh siswa.
Validator 3 memberikan saran tentang soal pretest nomor 3 dan 4 untuk
menambahkan kalimat pernyataan tentang ekosistem tersusun atas individu,
populasi, dan komunitas agar siswa tidak kebingungan dalam memahami soal.
Validator juga menyarankan pada nomor 5 dan 6 untuk menggunakan numbering
bukan pointer. Total skor instrumen pretest dari validator menunjukkan skor 20,
19, dan 20. Berdasarkan ketiga skor tersebut diperoleh rerata skor yaitu 19,6 yang
menunjukkan bahwa instrumen sangat layak diimplementasikan.
Validator 1 memberikan saran pada soal nomor 5 untuk memperbaiki
kalimat menjadi “berdasarkan jenis makanannya, yaitu hewan pemakan
tumbuhan”. Validator 1 memberikan saran pada soal nomor 6 untuk memperbaiki
kalimat menjadi “berdasarkan jenis makanannya, yaitu hewan pemakan daun”, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menggunakan numbering (a, b, c, dst) bukan memakai pointer. Validator 2
memberikan saran tentang soal posttest pada kalimat nomor 6 untuk memperbaiki
soal agar lebih singkat dan mudah dipahami oleh siswa. Validator 3 memberikan
saran tentang soal posttest nomor 3 dan 4 untuk menambahkan kalimat pernyataan
tentang ekosistem tersusun atas individu, populasi, dan komunitas. Validator juga
menyarankan pada nomor 6 untuk menggunakan numbering bukan pointer. Total
skor instrumen posttest dari validator menunjukkan skor 23, 20, 20. Berdasarkan
ketiga skor tersebut diperoleh rerata skor yaitu 21 yang menunjukkan bahwa
instrumen sangat layak diimplementasikan.
3.7.1.2 Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan sesuatu yang berkaitan dengan fenomena
maupun objek yang abstrak, tetapi memiliki gejala yang dapat diamati dan diukur
(Supranata, 2004: 53). Validitas konstruk merupakan alat ukur yang dikatakan valid
apabila telah sesuai dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator yang
terdapat pada kurikulum. Peneliti mengujikan soal pretest dan posttest yang dibuat
kepada siswa kelas VI di SD Negeri Terbansari 1 dan SD Negeri Tegalrejo 2.
Alasan memilih SD N Terbansari 1 karena jumlah siswa kelas VI di SD N Tegalrejo
2 tidak memenuhi syarat untuk uji validitas instrumen pretest dan posttest yang
harus memenuhi syarat minimum berjumlah 60 responden. Jumlah responden
adalah 60 siswa, masing-masing 30 siswa mengerjakan soal pretest dan posttest.
Setelah diujikan, validitas diukur menggunakan program komputer IBM
SPSS 22 for Windows dengan uji korelasi pearson untuk mengetahui r hitung.
Setelah diketahui, r hitung dibandingkan dengan r tabel. Kriteria yang digunakan
jika r hitung < r tabel maka item soal yang diujikan tidak valid, namun jika harga
r hitung > r tabel maka item soal yang diujikan valid (Field, 2009: 177-178). Nilai
r tabel untuk N= 30 yaitu 0,361 pada taraf nyata uji = 5%. Hasil dari uji validitas
soal pretest dan posttest dapat dilihat pada tabel 3.7 dan 3.8 (Lihat pada lampiran
3.6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3.7 Uji Validitas Instrumen Pretest
No. Nomor Soal r hitung r tabel Keterangan
1. 1 0,858 0,361 Valid
2. 2 0,889 0,361 Valid
3. 3 0,689 0,361 Valid
4. 4 0,832 0,361 Valid
5. 5 0,621 0,361 Valid
6. 6 0,190 0,361 Tidak Valid
Tabel 3.8 Uji Validitas Instrumen Posttest
No. Nomor Soal r hitung r tabel Kualifikasi
1. 1 0,487 0,361 Valid
2. 2 0,656 0,361 Valid
3. 3 0,581 0,361 Valid
4. 4 0,733 0,361 Valid
5. 5 0,100 0,361 Tidak Valid
6. 6 0,372 0,361 Valid
Tabel 3.7 untuk item soal pretest menunjukkan bahwa r hitung > r tabel
(0,361) pada item soal nomor 1, 2, 3, 4, 5. Sedangkan soal nomor 6 tidak valid
karena r hitung < r tabel (0,361). Hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa
item soal nomor 1, 2, 3, 4, 5 dapat digunakan, sedangkan item soal nomor 6 tidak
dapat digunakan. Item soal nomor 1, 2, 3, 4, 5 dapat diujikan karena sesuai dengan
indikator yang telah dibuat dan telah mewakili dari semua indikator.
Tabel 3.8 untuk item soal posttest menunjukkan bahwa r hitung > r tabel
(0,361) pada item soal nomor 1, 2, 3, 4, 6. Sedangkan soal nomor 5 tidak valid
karena r hitung < r tabel (0,361). Hasil uji validitas tersebut menunjukkan bahwa
item soal nomor 1, 2, 3, 4, 6 dapat digunakan, sedangkan item soal nomor 5 tidak
dapat digunakan. Item soal nomor 1, 2, 3, 4, 6 dapat diujikan karena sesuai dengan
indikator yang telah dibuat dan telah mewakili dari semua indikator.
3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu hal yang sangat penting dalam menentukan
pengukuran suatu tes yang baik. Metode yang mempelajari, mengidentifikasi, dan
mengestimasi keajegan atau ketidakajegan skor tes merupakan fokus dari
pengkajian reliabilitas. Faktor utama yang dapat mempengaruhi reliabilitas adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
adanya perbedaan individual. Dapat juga dipengaruhi oleh kondisi siswa, seperti
kelelahan, atau pengaruh latihan. (Supranata, 2004: 86)
Penilaian dalam soal berbentuk uraian menggunakan rentang skor 1 sampai 4
atas jawaban soal. Perhitungan reliabilitas menggunakan program komputer IBM
SPSS dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach. Tabel 3.9 berikut merupakan
kriteria koefisien reliabilitas.
Tabel 3.9 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Interval Koefisien Kategori
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
Uji reliabilitas dilakukan dengan program komputer IBM SPSS statistic 22
menggunakan Alpha Conbrach dengan hasil sebagai berikut (Lihat pada lampiran
3.7).
Tabel 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pretest
Alpha Conbrach Kualifikasi
Uji reliabilitas instrumen 0,841 Tinggi
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest
Alpha Conbrach Kualifikasi
Uji reliabilitas instrumen 0,514 Cukup
Tabel 3.10 menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen pretest. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh reliabilitas dari kelima variabel yang valid memiliki
nilai Alpha Conbrach sebesar 0,841 dengan kualifikasi tinggi, sehingga instrumen
tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten, dan layak diterapkan.
Tabel 3.11 menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen posttest. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh reliabilitas dari kelima variabel yang valid memiliki
nilai Alpha Conbrach sebesar 0,514 dengan kualifikasi cukup, sehingga instrumen
tersebut dapat dikatakan reliabel atau konsisten, dan layak diterapkan.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan setelah instrumen diujikan kepada siswa atau
responden dan data sudah terkumpul. Teknik analisis data dilakukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menghitung data agar dapat disajikan secara sistematis dan memperoleh gambaran
rinci (Priyanto, 2012: 1). Teknik analisis data menggunakan program komputer
IBM SPSS Statistic 22 for Windows yang digunakan untuk menganalisis data
statistik.
3.8.1 Analisis Pengaruh Perlakuan
3.8.1.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas untuk mengetahui apakah data terdistribusi secara normal
atau tidak (Priyatno, 2012: 132). Penggunaan Statistik Parametris mensyaratkan
bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal
(Sugiyono, 2012: 172). Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis dilakukan,
maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data. Analisis data
menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan menggunakan One
Samples Kolmogorov Smirnov Test dengan tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis
statistik untuk uji normalitas data yaitu sebagai berikut:
Hi : Ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data)
H𝑛𝑢𝑙𝑙 : Tidak ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data)
Berikut merupakan kriteria yang digunakan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak (Priyanto, 2012: 136).
1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 diterima dan Hi ditolak. Berarti
tidak ada deviasi (penyimpangan) dari normalitas data. Dengan kata lain data
terdistribusi normal.
2. Jika harga harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan Hi diterima.
Berarti tidak ada (penyimpangan) deviasi dari normalitas data. Dengan kata
lain data tidak terdistribusi normal.
Jika data terdistribusi normal, maka teknik analisis selanjutnya menggunakan
statistik parametrik dengan independent samples t-test atau Paired samples t-test.
Apabila data tidak terdistribusi normal maka teknik analisis selanjutnya
menggunakan statistik non parametrik menggunakan Wilcoxon atau Mann-Whitney
U-test (Field, 2009:345).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji kemampuan awal digunakan untuk mengetahui perbandingan
kemampuan awal kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen apakah
mempunyai titik pijak yang sama atau berbeda terhadap hasil belajar. Uji perbedaan
kemampuan awal dilakukan dengan menguji rerata skor pretest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Analisis dilakukan menggunakan IBM SPSS 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.
Sebelum melakukan uji perbedaan kemampuan awal, dilakukan uji asumsi
untuk melihat homogenitas varians. Field (2009: 150) memaparkan tentang kriteria
untuk menyimpulkan homogenitas varians dengan melihat harga Sig. Levenes test,
apabila Sig. Levenes test < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua
data yang dibandingkan. Jika harga Sig. Levenes test > 0,05 maka terdapat
homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan.
Analisis data uji perbedaan kemampuan awal dengan menguji data pretest
menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok kontrol
dan skor pretest kelompok eksperimen.
H𝑛𝑢𝑙𝑙 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest kelompok
kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen.
Santoso (2012: 100) memaparkan bahwa dalam mengambil keputusan
untuk menyimpulkan yaitu
1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 diterima dan H𝑖 ditolak, berarti
tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan
pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan H𝑖 diterima, berarti ada
perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest
kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki kemampuan awal yang tidak sama.
Apabila kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki
homogenitas varians, maka penelitian dapat dilanjutkan pada sampel tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Apabila kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki homogenitas
varians, maka penelitian tidak dapat dilanjutkan pada sampel tersebut.
3.8.1.3 Uji Signifikasi Perbedaan Pretest-Posttest Kelompok Kontrol
Uji signifikasi perbedaan pretest-posttest kelompok kontrol digunakan
untuk mengetahui signifikasi perbedaan rerata skor pretest dan posttest pada
kelompok kontrol. Analisis data untuk uji signifikasi menggunakan IBM SPSS 22
for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Sebelum melakukan uji signifikasi,
terlebih dahulu melakukan uji normalitas data dan uji asumsi homogenitas varians.
Jika data terdistribusi normal, maka teknik analisis selanjutnya menggunakan
statistik parametrik dengan independent samples t-test atau paired samples t-test
(Field, 2009: 326). Apabila data tidak terdistribusi normal maka teknik analisis
selanjutnya menggunakan statistik non parametrik menggunakan Wilcoxon atau
Mann-Whitney U-test (Field, 2009:345).
Paired samples t-test digunakan untuk menguji beda rerata berpasangan
antara dua sampel yang berhubungan. Sampel yang berpasangan diartikan sebagai
sebuah sampel dengan subjek yang sama, namun mengalami dua perlakuan atau
pengukuran yang berbeda, seperti subjek A akan mendapat perlakuan I dan
kemudian perlakuan II (Santoso, 2012: 263). Analisis data uji signifikasi perbedaan
pretest-posttest kelompok kontrol menggunakan Paired samples t-test. Uji
signifikasi perbedaan pretest-posttest kelompok kontrol menggunakan hipotesis
statistik sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest-posttest
kelompok kontrol.
H𝑛𝑢𝑙𝑙 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest-posttest
kelompok kontrol.
Santoso (2012: 100) memaparkan bahwa dalam mengambil keputusan
untuk menyimpulkan yaitu
1. Jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 diterima dan H𝑖 ditolak, berarti
tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest-posttest
kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
2. Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan H𝑖 diterima, berarti ada
perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest-posttest kelompok kontrol.
3.8.1.4 Uji Signifikasi Perbedaan Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen
Uji signifikasi perbedaan pretest-posttest kelompok eksperimen digunakan
untuk mengetahui signifikasi perbedaan rerata skor pretest dan posttest pada
kelompok eksperimen. Analisis data untuk uji signifikasi menggunakan IBM SPSS
22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Paired samples t-test digunakan
untuk menguji beda rata-rata berpasangan antara dua sampel yang berhubungan.
Sampel yang berpasangan diartikan sebagai sebuah sampel dengan subjek yang
sama, namun mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda, seperti
subjek A akan mendapat perlakuan I dan kemudian perlakuan II (Santoso, 2012:
263). Analisis data uji signifikasi perbedaan pretest-posttest kelompok eksperimen
menggunakan Paired samples t-test. Uji signifikasi perbedaan pretest-posttest
kelompok eksperimen menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest-posttest
kelompok eksperimen.
H𝑛𝑢𝑙𝑙 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest-posttest
kelompok eksperimen.
Santoso (2012: 100) memaparkan bahwa dalam mengambil keputusan
untuk menyimpulkan yaitu
1. Jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 diterima dan H𝑖 ditolak, berarti
tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest-posttest
kelompok eksperimen.
2. Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan H𝑖 diterima, berarti ada
perbedaan yang signifikan antara rerata skor pretest-posttest kelompok
eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.8.1.5 Uji Signifikasi Perbedaan Selisih Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Uji signifikasi perbedaan selisih kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rerata skor pretest-
posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis data untuk uji
signifikasi menggunakan IBM SPSS 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan
95%. Independent samples t-test digunakan untuk membandingkan rerata dari dua
kelompok yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah kedua kelompok
tersebut mempunyai rerata yang sama atau tidak secara signifikan.
Uji signifikasi perbedaan pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest-posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
H𝑛𝑢𝑙𝑙 : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest-
posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Santoso (2012: 100) memaparkan bahwa dalam mengambil keputusan untuk
menyimpulkan yaitu
1. Jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 diterima dan H𝑖 ditolak, berarti
tidak ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest-posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
2. Jika harga Sig.(2-tailed) < 0,05 maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan H𝑖 diterima, berarti ada
perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest-posttest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
3.8.2 Analisis Lebih Lanjut
3.8.2.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest dilakukan
untuk mengetahui besar peningkatan rerata dari pretest ke posttest pada kelompok
kontrol dan eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan mengambil data mean
pretest dan posttest dari hasil uji normalitas distribusi data pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Gunawan (2006: 575) memaparkan cara yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
digunakan untuk menghitung persentase menggunakan rumus perhitungan
persentase peningkatan skor pretest ke posttest sebagai berikut.
Gambar 3.3 Rumus Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest
3.8.2.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan digunakan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa kelas
V muatan pelajaran IPA tentang ekosistem. Uji besar pengaruh perlakuan dapat
diketahui dengan mencari effect size (r). Effect size adalah suatu ukuran objektif dan
ukuran standar dari besarnya efek yang diamati (Field, 2009: 56-57). Choen (dalam
Field, 2009: 57) memaparkan tentang kriteria menentukan besar efek pengaruh
perlakuan sebagai berikut:
Tabel 3.12 Kriteria Besar Efek Pengaruh Perlakuan
r (effect size) Kategori Persentase
0,10 Kecil 1% pengaruh perlakuan
0,30 Menengah 9% pengaruh perlakuan
0,50 Besar 25% pengaruh perlakuan
Field (2009: 179) memaparkan bahwa uji besar pengaruh perlakuan dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Gambar 3.4 Rumus Besar Efek untuk Data Normal
Keterangan:
r : korelasi Pearson untuk mengkur pengaruh (effect size)
t : harga uji t (diambil dari output SPSS)
df : degree of freedom / derajat kebebasan
r = √𝑡2
𝑡2 + 𝑑𝑓
Peningkatan = (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Sedangkan untuk distribusi data tidak normal menggunakan rumus sebagai
berikut:
Gambar 3.5 Rumus Besar Efek untuk Data Tidak Normal
Keterangan:
r = Besar pengaruh (effect size)
Z = Skor Z (diambil dari output SPSS dengan Mann-Whitney U test)
N = 2 x jumlah responden yang bersangkutan
Untuk mengubah harga r menjadi persen, digunakan koefisien determinasi (𝑅2)
dikali 100% (Field, 2009: 179):
Gambar 3.6 Rumus Persentase Besar Efek Peningkatan
r = 𝑍
√𝑁
Persentase efek = 𝑅2x 100%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kuantitatif menggunakan
model pembelajaran inkuiri ntuk mengetahui pengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada muatan pelajaran IPA tentang ekosistem. Instrumen yang digunakan berupa
soal pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa serta homogenitas varians,
dan soal posttest untuk mengukur hasil belajar siswa setelah perlakuan. Setelah data
diperoleh, data dianalisis menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 22
for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dilaksanakan pada dua kelas, yaitu kelas V A dan V
B. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability
sampling dengan tipe convenience sampling. Metode convenience sampling
merupakan pengambilan sampel menggunakan kelas yang sudah tersedia karena
keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18).
Deskripsi populasi dan sampel penelitian, serta pembelajaran pada kelompok
kontrol dan eksperimen dijelaskan sebagai berikut.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Tegalrejo 2
Yogyakarta dengan jumlah siswa sebanyak 59 siswa. Sampel penelitian yang
digunakan yaitu kelas V A dan kelas V B. Kelas V A sebagai kelompok kontrol,
dan kelas V B sebagai kelompok eksperimen.
Sampel pertama yaitu kelas V A sebagai kelompok kontrol dengan jumlah
jumlah siswa sebanyak 31 siswa. Pada saat pelaksanaan treatment semua siswa
hadir, tetapi pada saat pretest terdapat 1 siswa yang tidak hadir, dan semua siswa
hadir pada saat posttest. Sampel kedua yaitu kelas V B sebagai kelompok
eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 28 siswa. Pada saat pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
treatment semua siswa hadir, tetapi pada saat pretest terdapat 2 siswa yang tidak
hadir, dan semua siswa hadir pada saat posttest.
Ketidak hadiran siswa pada saat pretest dapat menjadi ancaman validitas
internal jenis mortalitas. Mortalitas adalah perbedaan jumlah responden pada saat
pretest dan posttest karena sejumlah alasan (Fraenkel, Wallen & Hyun, 2012: 282).
Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti memasukkan skor siswa yang tidak hadir
dengan menggunakan skor rerata semua siswa karena siswa sudah mendapatkan
treatment.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 9 November
2017 tahun ajaran 2017/2018. Penelitian dimulai dengan pemberian pretest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebanyak 5 soal uraian. Pretest
kelompok kontrol dan eksperimen dilaksanakan pada hari Rabu, 8 November 2017
selama 1 x 35 menit. Peran peneliti dalam penelitian yaitu sebagai guru. Kemudian
peneliti memberikan pengejaran menggunakan metode ceramah pada kelompok
kontrol pada hari Kamis, 9 November 2017 selama 4 jam pelajaran. Setelah
melaksanakan pembelajaran, peneliti memberikan soal posttest kepada siswa
sebanyak 5 soal uraian. Peneliti juga memberikan soal pretest pada kelompok
eksperimen selama 1 jam pelajaran (1 x 35 menit). Kemudian peneliti memberikan
treatment menggunakan model pembelajaran inkuiri pada hari Kamis, 9 November
2017 selama 4 jam pelajaran. Setelah itu, peneliti memberikan soal posttest
sebanyak 5 soal uraian kepada siswa untuk dikerjakan selama 1 jam pelajaran.
4.2 Uji Asumsi
4.1.2.1 Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan analisis uji normalitas distribusi data menggunakan One-
Sample Kolmogorov Smirnov Test diperoleh hasil sebagai berikut (lihat pada
lampiran 4.2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar Siswa
Kelompok Aspek Sig. (2-tailed) Keputusan
Kontrol Pretest 0,079 Normal
Posttest 0,200 Normal
Selisih Pretest-Posttest 0,066 Normal
Eksperimen Pretest 0,145 Normal
Posttest 0,116 Normal
Selisih Pre-Eks 0,084 Normal
Berdasarkan hasil analisis statistik pada tabel 4.1 menunjukkan harga Sig.
(2-tailed) sebesar 0,079 (p > 0,05) pada aspek pretest kelompok kontrol, dan harga
Sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (p > 0,05) pada aspek posttest kelompok kontrol.
Aspek selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol memiliki harga Sig. (2-
tailed) sebesar 0,066 (p > 0,05). Aspek pretest kelompok eksperimen memiliki
harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,145 (p > 0,05), dan harga Sig. (2-tailed) sebesar
0,116 (p > 0,05) pada aspek posttest kelompok eksperimen. Aspek selisih skor
pretest dan posttest kelompok ekspermen memiliki harga Sig. (2-tailed) sebesar
0,084 (p > 0,05). Semua aspek pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
memiliki harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yang berati 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 diterima dan 𝐻𝑖 ditolak,
maka tidak ada deviasi (penyimpangan dari normalitas data). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa skor pretest kelompok kontrol, skor posttest kelompok kontrol,
selisih skor pretest dan posttest kelompok kontrol, skor pretest kelompok
eksperimen, skor posttest kelompok eksperimen, serta selisih skor pretest dan
posttest kelompok eksperimen memiliki distribusi data yang normal. Hal ini berarti
bahwa distribusi data memiliki nilai mean dan standar deviasi yang sama (Siregar,
2013: 148). Normalitas merupakan uji asumsi, setelah setiap variabel berdistribusi
normal maka dapat dilakukan uji parametrik (Sugiyono, 2012: 172)
4.1.2.2 Uji Homogenitas Hasil Belajar Siswa
Hasil uji Levene’s Test untuk mengetahui homogenitas varians pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebagai berikut (lihat pada lampiran
4.3).
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas
Uji Statistik F Sig. (2-tailed) Keputusan
Leveve’s test For
Equality of Variances
0,749 0,390 Homogen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Analisis data menunjukkan bahwa nilai Levene’s Test pada skor pretest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh nilai F = 0,749 dan Sig. (2-
tailed) = 0,390 (atau p > 0,05) maka tidak ada perbedaan varians homogen yang
signifikan antara hasil belajar pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok
ekperimen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat homogenitas
varians dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dapat dikatakan
kedua kelompok tersebut memiliki varians yang sama.
4.1.2.3 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Berdasarkan uji kemampuan awal menggunakan statistik parametrik
Independent samples t-test pada skor pretetst kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen diperoleh hasil sebagai berikut (lihat pada lampiran 4.3).
Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Kemampuan Awal Hasil Belajar Siswa
Uji Statistik Sig. (2-tailed) Keputusan
Independent sample t-
test
0,588 Tidak ada perbedaan
Analisis data menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,588 (atau
p > 0,05), maka H𝑛𝑢𝑙𝑙 diterima dan H𝑖 ditolak. Dengan demikian tidak ada
perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok
eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau dapat dikatakan kedua
kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan.
4.3 Uji Hipotesis
4.1.3.1 Uji Signifikasi Perbedaan Pretest-Posttest Kelompok Kontrol
Uji signifikasi digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rerata
skor pretest-posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis
statistik dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan paired samples t-test.
Kriteria untuk menarik kesimpulan jika sig. (2-tailed)<0,05 maka ada pengaruh
yang signifikan antara pretest-posttest pada kelompok kontrol. Jika sig. (2-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
tailed)>0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara pretest-posttest pada
kelompok kontrol. Hasil selisih skor pretest-posttest kelompok kontrol adalah
sebagai berikut (lihat pada lampiran 4.4).
Tabel 4.4 Hasil Uji Signifikasi Pretest-Posttest Kelompok Kontrol
Aspek Sig. (2-tailed) Keputusan
Pretest-posttest kelompok kontrol 0,000 Terdapat perbedaan
Hasil analisis data menggunakan paired samples t-test pada skor pretest-
posttest pada kelompok kontrol diperoleh M = 4,645, N = 31, dan SE = 0,373.
Harga Sig. (2-tailed) skor pretest ke posttest kelompok kontrol terhadap hasil
belajar yaitu 0,000 (atau p<0,05) sehingga 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan 𝐻𝑖 diterima. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
rerata skor pretest dan rerata skor posttest pada kelompok kontrol atau dapat
dikatakan penggunaan metode ceramah memberikan perbedaan rerata skor yang
signifikan antara rerata pretest dengan rerata posttest.
4.1.3.2 Uji Signifikasi Perbedaan Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen
Uji signifikasi digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan rerata
skor pretest-posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis
statistik dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 22 for
Windows dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan paired samples t-test.
Kriteria untuk menarik kesimpulan jika sig. (2-tailed)<0,05 maka ada pengaruh
yang signifikan antara pretest-posttest pada kelompok eksperimen. Jika sig. (2-
tailed)>0,05 maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara pretest-posttest pada
kelompok eksperimen. Hasil selisih skor pretest-posttest kelompok eksperimen
adalah sebagai berikut (lihat pada lampiran 4.4).
Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikasi Pretest-Posttest Kelompok Eksperimen
Aspek Sig. (2-tailed) Keputusan
Pretest-posttest kelompok
eksperimen
0,000 Terdapat perbedaan
Hasil analisis data menggunakan paired samples t-test pada skor pretest-
posttest pada kelompok eksperimen diperoleh M = 8,750, N = 28, dan SE = 0,315.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Harga sig. (2-tailed) selisih skor pretest ke posttest kelompok eksperimen terhadap
hasil belajar yaitu 0,000 (atau p<0,05) sehingga 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan 𝐻𝑖 diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara rerata skor pretest dan rerata skor posttest pada kelompok eksperimen atau
dapat dikatakan penggunaan model inkuiri memberikan perbedaan rerata skor yang
signifikan antara rerata pretest dengan rerata posttest.
4.1.3.3 Uji Signifikasi Perbedaan Skor Selisih Kelompok Kontrol dengan
Kelompok Eksperimen
Uji signifikasi ini digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan skor
selisih pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik
dilakukan menggunakan program komputer IBM SPSS Statistic 22 for Windows
dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan Independent samples t-test.
Kriteria untuk menarik kesimpulan, jika sig. (2-tailed)<0,05 maka ada pengaruh
yang signifikan antara rerata selisih skor pretest-posttest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Jika sig. (2-tailed)>0,05 maka tidak ada pengaruh yang
signifikan antara selisih skor pretest-posttest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Hasil selisih skor kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen
adalah sebagai berikut (lihat pada lampiran 4.5).
Tabel 4.6 Hasil Uji Selisih Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Aspek Sig. (2-tailed) Keputusan
Selisih skor Pretest-posttest
kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen
0,000 Terdapat perbedaan
Berdasarkan analisis data menggunakan Independent samples t-test
terhadap hasil belajar siswa diperoleh selisih skor pada kelompok kontrol (M=
4,6452; SE= 0,37258; df= 56,290) lebih rendah dari pada selisih skor pada
kelompok eksperimen (M= 8,7500; SE= 0,31549; df= 57). Harga Sig. (2-tailed)
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terhadap hasil belajar sebesar
0,000 (atau p<0,05) sehingga 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan 𝐻𝑖 diterima. artinya ada perbedaan
yang signifikan antara rerata selisih skor pretest-posttest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol
dengan rerata selisih skor pretest ke posttest kelompok eksperimen.
Berikut perbandingan selisih skor pretest-posttest kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
Gambar 4.1 Perbandingan Selisih Skor Pretest-Posttest terhadap Hasil Belajar Kelompok Kontrol
dan Kelompok Eksperimen
Gambar 4.1 menunjukkan diagram perbandingan selisih skor pretest-
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen
dengan mean = 8,75 dan kelompok kontrol dengan mean = 4,6425. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa kelompok eksperimen memiliki selisih skor pretest dan
posttest yang lebih tinggi daripada selisih skor pretest dan posttest kelompok
kontrol.
Hasil pengaruh perlakuan dapat diketahui dari hasil pretest dan posttest atau
pengaruh kasual dari intervensi yang sudah diberikan pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen (Cohen, 2011: 317). Hasil dari pengaruh perlakuan dihitung
menggunakan tiga langkah, yaitu (1) skor posttest dikurangi skor pretest pada
kelompok eksperimen menghasilkan skor 1, (2) skor posttest dikurangi skor pretest
pada kelompok kontrol menghasilkan skor 2, dan (3) skor 1 dikurangi skor 2
(Cohen, 2011: 317). Jika hasilnya negatif, maka pengaruhnya juga negatif dan jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
hasilnya positif, maka ada pengaruhnya (Cohen, 2011: 317). Hasil perhitungan
pengaruh perlakuan sebagai berikut:
(O2-O1) – (O4-O3) = (17,60 – 8,85) – (13,74 – 9,09)
= 8,75 – 4,65
= 4,10
Dari hasil perhitungan menunjukkan hasil positif (4,10) atau lebih dari 0
(nol), maka dapat dikatakan ada pengaruh perlakuan yang signifikan pada rata-rata
hasil belajar atau dapat dikatakan model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
4.4 Analisis Lebih Lanjut
4.1.4.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest dilakukan
untuk mengetahui besar peningkatan rerata dari pretest ke posttest pada kelompok
kontrol dan eksperimen. Perhitungan dilakukan dengan mengambil data mean
pretest dan posttest dari hasil uji normalitas distribusi data pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan persentase peningkatan skor pretest
ke posttest hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut (lihat lampiran 4.7).
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest Hasil
Belajar Siswa
No Kelompok Rerata Skor Peningkatan (%)
Pretest Posttest
1 Kontrol 9,10 13, 74 50%
98% 2 Eksperimen 8,86 17, 61
Hasil perhitungan persentase pada kelompok kontrol menunjukkan
peningkatan sebesar 50%. Sedangkan hasil perhitungan persentase pada kelompok
eksperimen menunjukkan peningkatan sebesar 98%. Berdasarkan hasil perhitungan
tersebut, dapat disimpulkan bahwa persentase peningkatan skor pretest ke posttest
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
4.1.4.2 Uji Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size)
Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) yang dilakukan untuk mengetahui
besar pengaruh perlakuan pada masing-masing kelompok. Analisis menggunakan
paired samples t-test untuk mengambil harga koefisien korelasi pearson (r) dalam
melakukan uji besar pengaruh perlakuan kelompok kontrol dan pengaruh perlakuan
kelompok eksperimen. Sedangkan uji besar pengaruh kelompok kontrol dengan
kelompok eksperimen menggunakan independent samples t-test. Persentase
pengaruh perlakuan didapat dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan
cara mengkuadratkan harga r, kemudian dikalian dengan 100% (Field, 2009: 179).
Kriteria perhitungan untuk menguji besar pengaruh perlakuan yaitu berefek kecil
jika r = 0,10 yang setara dengan 1%, efek menengah jika r = 0,30 yang setara
dengan 9%, sedangkan efek besar jika r = 0,50 yang setara dengan 25% (Field,
2009: 57).
1. Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kelompok Kontrol
Hasil perhitungan besar pengaruh perlakuan pada hasil belajar kelompok
kontrol sebagai berikut (lihat lampiran 4.6)
Tabel 4.8 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kelompok Kontrol
Variabel t 𝒕𝟐 df r 𝑹𝟐 % Kategori
Efek
Hasil Belajar 12,468 155,45 30 0,91 0,82 82% Besar
Berdasarkan tabel 4.8, harga r (effect size) pada hasil belajar siswa kelompok
kontrol sebesar 0,91 yang setara dengan efek besar. Harga R2 yaitu 0,82 setara
dengan 82%, sedangkan 18% sisanya merupakan pengaruh dari variabel lain di luar
variabel yang diteliti. Sehingga besar pengaruh peningkatan skor pretest ke posttest
pada kelompok kontrol sebesar 0,91 atau setara 82% dengan kategori efek besar.
Variabel lain diluar variabel penelitian yang mempengaruhi individu seperti
keluarga, lingkungan, sosial ekonomi, asupan kecukupan gizi, dan lain lain
(Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).
2. Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kelompok Eksperimen
Hasil perhitungan besar pengaruh perlakuan pada hasil belajar kelompok
eksperimen sebagai berikut (lihat lampiran 4.6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 4.9 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kelompok Eksperimen
Variabel t 𝒕𝟐 df r 𝑹𝟐 % Kategori
Efek
Hasil Belajar 27,734 769,17 27 0,98 0,96 96% Besar
Berdasarkan tabel di atas, harga r (effect size) pada hasil belajar siswa
kelompok eksperimen sebesar 0,98 yang setara dengan efek besar. Harga R2 yaitu
0,98 setara dengan 96%, sedangkan 4% sisanya merupakan pengaruh dari variabel
lain di luar variabel yang diteliti. Sehingga besar pengaruh peningkatan skor pretest
ke posttest pada kelompok eksperimen sebesar 0,98 atau setara 96% dengan
kategori efek besar. Variabel lain diluar variabel penelitian yang mempengaruhi
individu seperti keluarga, lingkungan, sosial ekonomi, asupan kecukupan gizi, dan
lain lain (Kasmadi & Sunariah, 2013: 151).
3. Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kelompok Kontrol dengan Kelompok
Eksperimen
Hasil perhitungan besar pengaruh perlakuan ini digunakan untuk
membandingkan besar pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar pada kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil perhitungan bessar pengaruh
perlakuan sebagai berikut (lihat lampiran 4.6).
Tabel 4.10 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Variabel t 𝒕𝟐 df r 𝑹𝟐 % Kategori
Efek
Hasil Belajar 8,315 69,13 57 0,73 0,53 53% Besar
Berdasarkan tabel 4.10, uji besar pengaruh perlakuan antara kelompok
kontrol dengan kelompok eksperimen terhadap hasil belajar siswa menunjukkan
harga r (effect size) sebesar 0,73 yang setara dengan efek besar. Harga R2 yaitu 0,53
setara dengan 53%. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri
berpengaruh besar terhdap hasil belajar siswa muatan pelajaran IPA tentang
ekosistem.
4.5 Pembahasan
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar siswa kelas V muatan
pelajaran IPA tentang ekosistem di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta tahun ajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2017/2018. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen tipe non
equivalent control group design. Sampel penelitian ini yaitu menggunakan dua
kelas yaitu kelas V A sebagai kelompok kontrol dan kelas V B sebagai kelompok
eksperimen. Kedua kelas mendapatkan materi yang sama tentang ekosistem. Hal
yang membedakan antara kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen yaitu
model pembelajaran yang digunakan pada kelompok kontrol yaitu model
pembelajaran konvensional dengan ceramah, sedangkan kelompok eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri. Setelah data diperoleh dari hasil
belajar siswa, dilakukan beberapa uji untuk mengetahui pengaruh dari treatment
terhadap hasil belajar siswa. Analisis data dilakukan menggunakan IBM SPSS 22
for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.
Sebelum pemberian treatment, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
diberi soal pretest untuk mengetahui homogenitas varians pada kedua kelompok
apakah memiliki varians yang sama atau tidak. Setelah pemberian pretest,
dilakukan uji homogenitas varians menggunakan uji Levene’s Test. Hasil analisis
data menunjukkan bahwa nilai Levene’s Test pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen diperoleh harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,390 (atau p > 0,05). Dapat
disimpulkan bahwa terdapat homogenitas varians dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Data yang homogen tidak berarti varians sampel yang akan
dibandingkan harus identik sama, hanya kedua sampel tidak berbeda dengan jumlah
yang signifikan secara statistik (Best & Kahn, 2006: 416). Walaupun kedua
kelompok memiliki jumlah responden yang berbeda, namun kedua kelompok
memiliki varians yang sama atau homogen.
Uji perbedaan kemampuan awal juga dilakukan dengan menganalisis skor
pretest untuk mengetahui perbandingan kemampuan awal kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen apakah mempunyai titik pijak yang sama atau
berbeda. Hasil analisis data menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,588
(atau p > 0,05), maka 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 diterima dan 𝐻𝑖 ditolak. Dengan demikian tidak ada
perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest kelompok
eksperimen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kelompok kontrol memiliki
kemampuan awal yang sama dengan kelompok eksperimen atau dapat dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan.
Kedua kelompok memiliki homogenitas varians serta kemampuan awal yang sama,
dan penelitian dilanjutkan pada sampel tersebut.
Setelah dilakukan treatment dan data penelitian terkumpul, dilakukan uji
normalitas data untuk mengetahui normal atau tidaknya distribusi data. Data yang
berdistribusi normal adalah data signifikansi berada di atas taraf kelasahan 5%, atau
harga Sig > 0,05 (Kasmadi & Nia, 2013: 117). Uji normalitas menggunakan One
Samples Kolmogorov Smirnov Test dan menunjukkan harga Sig. (2-tailed) sebesar
0,079 (p > 0,05) pada aspek pretest kelompok kontrol, dan harga Sig. (2-tailed)
sebesar 0,200 (p > 0,05) pada aspek posttest kelompok kontrol. Aspek selisih skor
pretest dan posttest kelompok kontrol memiliki harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,066
(p > 0,05). Aspek pretest kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-tailed)
sebesar 0,145 (p > 0,05), dan harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,116 (p > 0,05) pada
aspek posttest kelompok eksperimen. Aspek selisih skor pretest dan posttest
kelompok ekspermen memiliki harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,084 (p > 0,05). Suatu
data dikatakan normal apabila nilai residual yang dihasilkan diatas nilai signifikansi
yang ditetapkan, jika residual tidak normal tetapi dekat dengan nilai kritis maka
dapat dicoba dengan metode lain yang mungkin memberikan justifikasi normal,
tetapi jika jauh dari nilai normal maka dapat dilakukan beberapa langkah yaitu:
melakukan transformasi data, melakukan trimming data outliers atau menambah
data observasi (Sunjoyo, dkk, 2013: 60). Berdasarkan hasil analisis tersebut, semua
aspek pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-
tailed) > 0,05 yang berarti 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 diterima dan 𝐻𝑖 ditolak, maka tidak ada deviasi
(penyimpangan dari normalitas data). Sehingga dapat disimpulkan bahwa skor
pretest kelompok kontrol, skor posttest kelompok kontrol, selisih skor pretest dan
posttest kelompok kontrol, skor pretest kelompok eksperimen, skor posttest
kelompok eksperimen, serta selisih skor pretest dan posttest kelompok eksperimen
memiliki distribusi data yang normal. Hal ini berarti bahwa distribusi data memiliki
nilai mean dan standar deviasi yang sama (Siregar, 2013: 148).
Setelah uji normalitas menunjukan distribusi data yang normal, maka uji
selanjutnya yaitu melakukan uji signifikasi perbedaan skor pretest dan posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menggunakan paired samples t-
test. Hasil uji signifikasi perbedaan skor pretest dan skor posttest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen digunakan untuk mengetahui signifikasi perbedaan
rerata skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol, serta perbedaan rerata skor
pretest dan posttest pada kelompok eksperimen (Santoso, 2012: 263). Hasil analisis
data menggunakan paired samples t-test skor pretest dan posttest kelompok kontrol
memiliki harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p < 0,05) maka 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan
𝐻𝑖 diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
rerata skor pretest dan rerata skor posttest kelompok kontrol. Demikian juga pada
hasil analisis menggunakan paired samples t-test skor pretest dan posttest
kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p<0,05)
maka 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan 𝐻𝑖 diterima. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara rerata skor pretest dan rerata skor posttest kelompok
eksperimen.
Perbandingan rerata selisih skor kelompok kontrol dengan kelompok
eksperimen menggunakan uji independent samples t-test untuk membandingkan
rerata dari dua kelompok yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah
kedua kelompok tersebut mempunyai rerata yang sama atau tidak secara signifikan.
Dapat dikatakan untuk mengetahui signifikansi perbedaan rerata selisih skor
pretest ke posttest pada kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Hasil uji
independent samples t-test selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen memiliki harga Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 (atau p <0,05)
maka 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan 𝐻𝑖 diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara
rerata selisih skor pretest–posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata selisih
skor pretest ke posttest pada kelompok kontrol dengan rerata selisih skor pretest ke
posttest kelompok eksperimen. Perandingan rerata selisih skor pada kelompok
kontrol (M= 4,6452; SE= 0,37258; df= 56,290) lebih rendah dari pada selisih skor
pada kelompok eksperimen (M= 8,7500; SE= 0,31549; df= 57). Hasil tersebut
ditunjukkan pada gambar 4.1 bahwa kelompok eksperimen memiliki selisih skor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
pretest ke posttest yang lebih tinggi daripada selisih skor pretest ke posttest pada
kelompok kontrol.
Hasil pengaruh perlakuan dapat diketahui dari hasil pretest dan posttest atau
pengaruh kasual dari intervensi yang sudah diberikan pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Jika hasilnya negatif, maka pengaruhnya juga negatif dan
jika hasilnya positif, maka ada pengaruhnya (Campbell and Stanley dalam Cohen,
2011: 317). Hasil perhitungan uji pengaruh perlakuan menunjukan hasil yang
positif (4,10) atau lebih dari 0 (nol), maka dapat dikatakan ada pengaruh perlakuan
yang signifikan pada rata-rata hasil belajar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Pada perhitungan persentase peningkatan skor pretest ke posttest diperoleh
rerata pretest kelompok kontrol sebesar 9,10 dan rerata skor posttest sebesar 13,74.
Persentase peningkatan skor pretest ke posttest kelompok kontrol yaitu 50%.
Sedangkan rerata pretest kelompok eksperimen sebesar 8,86 dan rerata skor posttest
kelompok eksperimen sebesar 17,61. Persentase peningkatan skor pretest ke
posttest kelompok eksperimen yaitu 98%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
persentase peningkatan pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
Persentase besar pengaruh perlakuan metode ceramah terhadap hasil belajar
pada kelompok kontrol sebesar 0,91 atau setara 82% dengan kategori efek besar.
Sedangkan persentase besar pengaruh perlakuan model pembelajaran inkuiri
terhadap hasil belajar pada kelompok eksperimen sebesar 0,98 atau setara 96%
dengan kategori efek besar. Setelah dikaji ulang, kelompok kontrol memiliki efek
besar karena adanya variabel di luar penelitian yang berasal dari diri siswa seperti
keluarga, lingkungan, sosial ekonomi, asupan kecukupan gizi dan lain-lain
(Kasmadi & Sunariah, 2013: 151). Variabel di luar penelitian tersebut berasal dari
lingkungan yaitu dalam pembelajaran ceramah siswa mendapatkan LKS secara
individu dan siswa juga memperhatikan dengan seksama serta aktif mencatat
karena guru menunggu ketika penelitian berlangsung. Hal tersebut dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Namun demikian besar pengaruh kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Hasil analisis menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa kelas V muatan pelajaran IPA tentang ekosistem di SD
Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta. Hal ini sejalan dengan pendapat Sudjana (2009: 3)
bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada siswa mencakup
bidang kognitif, afektif, dan psikomotor setelah melakukan proses belajar
mengajar. Proses pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan model
pembelajaran konvensional dengan metode ceramah. Siswa pada kelompok kontrol
mendengarkan penjelasan dari guru dengan seksama dan hampir seluruh siswa
mencatat materi yang diberikan guru. Siswa menjawab pertanyaan dari guru ketika
mendapat kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan siswa hanya menjawab dari
informasi atau teori yang didapatkannya. Siswa pada kelompok eksperimen dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih aktif menemukan sendiri isi materi
sesuai dengan objek yang dilihatnya melalui percobaan dan pengamatan. Siswa
berdiskusi kelompok mengajukan hipotesis dari rumusan masalah yang telah
dibuat. Siswa berdiskusi bersama kelompok untuk melakukan percobaan
menggunakan media pembelajaran sesuai dengan informasi yang didapat. Kegiatan
berkelompok dapat membantu siswa memecahkan masalah bersama-sama, dan
membahas hasil pengamatan yang telah dilakukan dan membandingkan dengan
hipotesis yang telah dibuat sebelumnya. Siswa juga melakukan presentasi untuk
menjelaskan hasil penemuannya dan menjelaskan hipotesis yang tepat dan tidak
tepat berdasarkan pengalaman dari percobaan yang telah dilakukan. Dari hasil
pengujian hipoteis, siswa menarik kesimpulan bersama-sama dengan kelompok.
Hal tersebut sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran inkuiri menurut
Sanjaya (2006:199-203) yaitu orientasi, merumuskan masalah, mengajukan
hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan.
Adanya perubahan tingkah laku pada bidang kognitif dapat dilihat setelah
melaksanakan proses belajar dan dapat dilihat dari hasil belajar yang dihasilkan
siswa setelah mengerjakan instrumen tes. Dalam hal ini peneliti menyadari bahwa
ada kesalahan pemilihan kata dalam instrumen posttest. Kesalahan tersebut terletak
pada soal nomor 1, yaitu apa yang dimaksud dengan “benda biotik”? Pada kata
benda biotik merupakan suatu kesalahan pemilihan kata dapat berakibat pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
kesalahan konsepsi. Benda biotik apabila diartikan menjadi benda hidup. Benda
hidup sendiri dapat mengarah pada benda-benda yang hidup seperti lampu, lilin
yang menyala, kompor yang menyala dan lain-lain. Dalam hal ini, “benda biotik”
seharusnya diubah menjadi “makhluk biotik” karena makhluk biotik dapat diartikan
sebagai makhluk yang hidup seperti tumbuhan, hewan, dan manusia. Hal ini dapat
menjadi koreksi bagi peneliti sendiri dan peneliti lainnya agar lebih teliti dalam
pemilihan kata agar tidak terjadi kesalahan yang mengarah pada kesalahan
konsepsi. Setelah data diperoleh dan dianalisis, dapat diketahui bahwa model
pembelajaran inkuiri memberikan besar pengaruh perlakuan terhadap hasil belajar
sebesar 0,73 atau setara 53% dengan kategori efek besar. Dengan demikian model
pembelajaran inkuiri dapat diujicobakan kepada kelas lain dengan materi yang
berbeda maupun kepada sekolah lain untuk melihat seberapa besar pengaruhnya
terhadap hasil belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Model pembelajaran inkuiri berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas V
muatan pelajaran IPA tentang ekosistem di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
Hasil uji signifikasi pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik dengan
Independent samples t-test menunjukkan bahwa harga Sig. (2-tailed) yaitu 0,000
(atau Sig. (2-tailed)<0,05), maka 𝐻𝑛𝑢𝑙𝑙 ditolak dan 𝐻𝑖 diterima. Hal tersebut berarti
ada perbedaan yang signifikan antara rerata selisih skor pretest – posttest pada hasil
belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rerata selisih skor pretest-
posttest terhadap hasil belajar pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan
dengan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dengan mean = 8,75 dan
kelompok kontrol dengan mean = 4,6425. Peningkatan hasil belajar pada kelompok
eksperimen sebesar 98% yang termasuk kedalam efek besar.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Selama kegiatan penelitian berlangsung terdapat keterbatasan, antara lain:
5.2.1 Hasil penelitian tidak dapat digunakan ke semua sekolah, karena penelitian
ini hanya terbatas pada siswa kelas V di SD Negeri Tegalrejo 2 Yogyakarta.
5.2.2 Dalam pelaksanaan penelitian, peneliti membutuhkan bantuan pihak lain
untuk pengkondisian kelas, dan memastikan siswa agar melaksanakan setiap
langkah-langkah pembelajaran inkuiri.
5.2.3 Setelah dikaji ulang, peneliti menyadari bahwa kata “benda biotik” pada
instrumen posttest nomor 1 seharusnya menggunakan kata “makhluk biotik”,
dan kunci jawaban posttest nomor 3 yaitu kata “sebuah pohon” seharusnya
“sebatang pohon”, hal tersebut terjadi karena kesalahan konsepsi pada sumber
materi yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
5.3 Saran
Saran dalam penelitian ini adalah:
5.1.1 Peneitian ini dapat diujicobakan ke sekolah dasar lainnya dengan penelitian
yang mirip dengan SD Negeri Tegalrejo 2 tahun ajaran 2017/2018.
5.1.2 Saat siswa berdinamika kelompok, guru harus lebih memantau kegiatan siswa
agar seluruh siswa dipastikan ikut terlibat dalam setiap langkah pembelajaran
inkuiri.
5.1.3 Pelaksanaan model pembelajaran inkuiri dapat dilaksanakan dengan
perencanaan waktu yang matang dengan perhitungan alokasi waktu yang
perlu disesuaikan dengan materi pembelajaran.
5.1.4 Langkah-langkah pembelajaran pada kelompok kontrol sebaiknya hanya
memberikan ceramah tanpa memberikan lembar kegiatan siswa dan langsung
memberikan soal posttest ketika guru sudah selesai dalam menjelaskan
materi.
5.1.5 Penggunaan kosakata harus diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan dalam
pembuatan instrumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
DAFTAR PUSTAKA
Artana, A., Nyoman D., & Lasmawan. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Minat Belajar
Siswa Kelas V SD Negeri di Gugus VI Kecamatan Abang Kabupaten
Karangasem Tahun Pelajaran 2014/2015. Singaraja: Volume 5.
Best, J.W & James V.K. 2006. Research In Education (Tenth Edition). United
States of America: Pearson Education Inc.
Cohen, L., Manion, & Morrison. 2011. Research Methods in Education. Newyork:
Routledge.
Eggen, P & Don K. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran: Mengajarkan Konten
dan Keterampilan Berpikir. Jakarta: Indeks.
Field, A. 2009. Discovering Statistics Using SPSS, Third Edition. London : Sage.
Fraenkel, J.R., Wallen, N.E., & Hyu, H.H. 2012. How to Design and Evaluate
Research in Education (8th). New York: Mcgraw Hill.
Gunawan, A. 2006. Buku Pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang.
Hanafiah & Suhana, C. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika
Aditama.
Juniati & Widiana. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Singaraja: Volume: 1.
Karitas, D.P. 2017. Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Untuk SD/MI Kelas V.
Jakarta: Kemendikbud.
Kasmadi & Nia S. S. Panduan Modern Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.
Majid, A. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa, E. 2006. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pratiwi. 2016. Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri terhadap Prestasi Belajar
Siswa Kelas IV pada Mata Pelajaran PKn. Yogyakarta: Volume 5.
Priyanto, D. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik dengan
SPSS dan Prediksi Pertanyaan Pendadaran Skripsi dan Tesis: Simple, Praktis,
dan Mudah Dipahami untuk Tingkat Pemula dan Menengah. Yogyakarta:
Gava Media.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Putra, S.R. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Yogyakarta:
DIVA Press.
Rahyubi. 2014. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik: Deskripsi
dan Tinjauan Kritis. Majalengka: Referens.
Samatowa, U. 2011. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks.
Sani, R. A. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Prenada Media.
Sanjaya, W. 2013. Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:
Kencana Perdana Media Group.
Santoso, S. 2012. Aplikasi SPSS pada Statistik Non Parametrik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Siegar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.
Slavin, R. E. 2011. Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, Ed. 9 ( Jilid 1).
Jakarta: PT Indeks.
Sudijono. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta; Raja Grafindo Persada.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sunjoyo, dkk. 2013. Aplikasi SPSS untuk SMART Riset. Bandung: Alfabeta.
Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Percetakan Kanisius.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Surapranata, S. 2004. Analisis, Validitas, Reliabilitas, dam Interpretasi Hasil Tes:
Implementasi Kurikulum 2004. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satian Pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana Perdana Media Grup.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Widi, R.K. 2010. Asas Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Widoyoko, P. 2016. Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Wisudawati, A.W & Eka S. 2014. Metodologi Pembelajran IPA. Jakarta: Bumi
Aksara.
Yesi, M. 2016. Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) dalam Pembelajaran IPA di
Sekolah Dasar. Padang: Volume 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 2.2 Silabus Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 2.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 3.1 Soal Uraian
3.1.1 Soal Uraian Pretest
Nama : ………………………………………..
No. Absen : ………………………………………..
Petunjuk pengerjaan soal:
1. Siswa tidak diperbolehkan berdiskusi dengan teman lain!
2. Siswa tidak diperbolehkan membawa HP saat pengerjaan soal!
3. Siswa tidak boleh membawa dan membuka buku catatan!
4. Waktu pengerjaan 30 menit!
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa yang dimaksud dengan benda abiotik?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Sebutkan komponen yang saling berinteraksi di dalam ekosistem?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
……………………………................................................................................
3. Ekosistem tersusun atas individu, populasi, dan komunitas. Jelaskan yang
dimaksud dengan individu! Berikan 1 contoh!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Ekosistem tersusun atas individu, populasi, dan komunitas. Jelaskan yang
dimaksud dengan komunitas? Berikan 1 contoh!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
5. Kelompokkan hewan di bawah ini berdasarkan jenis makannya yaitu hewan
pemakan hewan lain!
Nama Hewan Hewan Pemakan Hewan Lain
a. Burung
elang
b. Kucing
c. Ulat
d. Katak
e. Rusa
f. Cicak
g. Zebra
h. Tupai
i. Sapi
j. Burung pipit
k. Panda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
3.1.2 Soal Uraian Posttest
Nama : ………………………………………..
No. Absen : ………………………………………..
Petunjuk pengerjaan soal:
1. Siswa tidak diperbolehkan berdiskusi dengan teman lain!
2. Siswa tidak diperbolehkan membawa HP saat pengerjaan soal!
3. Siswa tidak boleh membawa dan membuka buku catatan!
4. Waktu pengerjaan 30 menit!
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Apa yang dimaksud dengan benda biotik?
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Jelaskan yang dimaksud dengan ekosistem!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
3. Ekosistem tersusun atas individu, populasi, dan komunitas.
Jelaskan yang dimaksud dengan individu! Berikan 1 contoh!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
4. Ekosistem tersusun atas individu, populasi, dan komunitas.
Jelaskan yang dimaksud dengan populasi! Berikan 1 contoh!
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
5. Kelompokkan hewan di bawah ini berdasarkan jenis makannya yaitu hewan
pemakan daun!
Nama Hewan Hewan Pemakan
Tumbuhan Bagian Daun
a. Burung
elang
b. Kucing
c. Ulat
d. Katak
e. Rusa
f. Cicak
g. Zebra
h. Tupai
i. Burung pipit
j. Panda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban
3.2.1 Kunci Jawaban Pretest
1. Benda abiotik pada sebuah lingkungan yaitu lingkungan yang terdiri atas
benda-benda tidak hidup.
2. Komponen yang saling berinteraksi di dalam ekosistem yaitu benda hidup
(biotik) dan benda tidak hidup (abiotik).
3. Individu adalah makhluk hidup tunggal, contohnya seekor kucing, sebuah
pohon cemara.
4. Komunitas adalah kumpulan populasi makhluk hidup di suatu daerah tertentu.
Contoh: komunitas sungai; komunitas padang rumput.
5. Burung elang, kucing, katak, cicak.
3.2.2 Kunci Jawaban Posttest
1. Benda biotik pada sebuah lingkungan yaitu lingkungan yang terdiri atas benda-
benda hidup.
2. Ekosistem adalah interaksi antara benda hidup dengan benda-benda tidak hidup
di sebuah lingkungan.
3. Individu adalah makhluk hidup tunggal, contohnya seekor kucing, sebuah
pohon cemara.
4. Populasi adalah kumpulan dari individu sejenis yang menempati suatu daerah
tertentu, contoh di sebuah kolam terdapat populasi ikan (kumpulan ikan
sejenis), di sebuah padang rumput terdapat populasi jerapah(kumpulan jerapah)
5. Ulat, rusa, zebra.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian
3.3.1 Rubrik Penilaian Pretest
No. Soal Kriteria Skor
1. Jelaskan yang
dimaksud
dengan benda
abiotik pada
sebuah
lingkungan?
Jika menuliskan jawaban dengan benar dan
memberikan penjelasan dengan lengkap.
4
Jika menuliskan jawaban dengan benar,
namun memberikan penjelasan kurang
lengkap.
3
Jika menuliskan jawaban dengan benar,
namun tidak memberikan penjelasan.
2
Jika menuliskan jawaban namun salah. 1
2. Sebutkan
komponen yang
saling
berinteraksi di
dalam
ekosistem!
Jika menuliskan jawaban dengan benar dan
lengkap.
4
Jika menuliskan jawaban dengan benar,
namun kurang lengkap.
3
Jika menuliskan salah satu jawaban dengan
benar dan kurang lengkap.
2
Jika menuliskan jawaban namun salah. 1
3. Ekosistem
tersusun atas
individu,
populasi, dan
komunitas.
Jelaskan yang
dimaksud
dengan individu!
Berikan 1
contoh!
Jika menuliskan jawaban dengan benar dan
menyebutkan satu contoh dengan tepat.
4
Jika menuliskan jawaban dengan benar,
namun menyebutkan contoh yang kurang
tepat.
3
Jika menuliskan jawaban kurang tepat, namun
menyebutkan satu contoh dengan tepat.
2
Jika menuliskan jawaban dan contoh namun
salah.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
4. Ekosistem
tersusun atas
individu,
populasi, dan
komunitas.
Jelaskan yang
dimaksud
dengan
komunitas!
Berikan 1
contoh!
Jika menuliskan jawaban dengan benar dan
menyebutkan satu contoh dengan tepat.
4
Jika menuliskan jawaban dengan benar,
namun menyebutkan contoh yang kurang
tepat.
3
Jika menuliskan jawaban contoh kurang tepat. 2
Jika menuliskan jawaban dan contoh namun
salah.
1
5. Kelompokkan
hewan di bawah
ini berdasarkan
jenis
makanannya,
yaitu hewan
pemakan hewan
lain!
Jika menuliskan 4 jawaban dengan benar. 4
Jika hanya menuliskan 3 jawaban dengan
benar.
3
Jika hanya menuliskan 2 jawaban dengan
benar.
2
Jika hanya menuliskan 1 jawaban dengan
benar atau menjawab namun salah.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
3.3.2 Rubrik Penilaian Posttest
No. Soal Kriteria Skor
1. Jelaskan yang
dimaksud
dengan benda
biotik pada
sebuah
lingkungan!
Jika menuliskan jawaban dengan benar dan
memberikan penjelasan dengan lengkap.
4
Jika menuliskan jawaban dengan benar, namun
memberikan penjelasan kurang lengkap.
3
Jika menuliskan jawaban dengan benar, namun
tidak memberikan penjelasan.
2
Jika menuliskan jawaban namun salah. 1
2. Jelaskan yang
dimaksud
dengan
ekosistem!
Jika menuliskan jawaban dengan benar dan
memberikan penjelasan dengan lengkap.
4
Jika menuliskan jawaban dengan benar, namun
memberikan penjelasan kurang lengkap.
3
Jika menuliskan jawaban dengan benar, namun
tidak memberikan penjelasan.
2
Jika menuliskan jawaban namun salah. 1
3. Ekosistem
tersusun atas
individu,
populasi, dan
komunitas.
Jelaskan yang
dimaksud
dengan
individu?
Berikan 1
contoh!
Jika menuliskan jawaban dengan benar dan
menyebutkan satu contoh dengan tepat.
4
Jika menuliskan jawaban dengan benar, namun
menyebutkan contoh yang kurang tepat.
3
Jika menuliskan jawaban kurang tepat, namun
menyebutkan satu contoh dengan tepat.
2
Jika menuliskan jawaban dan contoh namun
salah.
1
4. Ekosistem
tersusun atas
Jika menuliskan jawaban dengan benar dan
menyebutkan satu contoh dengan tepat.
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
individu,
populasi, dan
komunitas.
Jelaskan yang
dimaksud
dengan
populasi?
Berikan 1
contoh!
Jika menuliskan jawaban dengan benar, namun
menyebutkan contoh yang kurang tepat.
3
Jika menuliskan jawaban dan contoh kurang
tepat.
2
Jika menuliskan jawaban dan contoh namun
salah.
1
5. Kelompokkan
hewan di bawah
ini berdasarkan
jenis
makanannya,
yaitu hewan
tumbuhan
bagian daun!
Jika menuliskan 3 jawaban dengan benar. 4
Jika hanya menuliskan 2 jawaban dengan
benar.
3
Jika hanya menuliskan 1 jawaban dengan
benar.
2
Jika menuliskan jawaban namun salah. 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement
3.4.1 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement (Pretest)
No.
Soal
Validator Komentar (Saran Perbaikan)
1 2 3 Rerata
1 4 4 4 4 Validator 1
Soal sudah sangat baik.
Validator 2
Soal sudah sangat baik.
Validator 3
Soal sudah sangat baik.
2 4 3 4 3,6 Validator 1
Soal sudah sangat baik.
Validator 2
Soal sudah baik.
Validator 3
Soal sudah sangat baik.
3 3 3 3 3 Validator 1
Soal sudah baik.
Validator 2
Soal sudah baik.
Validator 3
Ditambahkan kalimat pernyataan tentang
ekosistem tersusun atas individu, populasi,
dan komunitas agar siswa tidak
kebingungan dalam memahami soal.
4 3 3 3 3 Validator 1
Soal sudah baik.
Validator 2
Soal sudah baik.
Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Ditambahkan kalimat pernyataan tentang
ekosistem tersusun atas individu, populasi,
dan komunitas agar siswa tidak
kebingungan dalam memahami soal.
5 3 3 3 3 Validator 1
Kalimat masih ambigu/ masih
membingungkan dan harus diperbaiki agar
lebih jelas. Memperbaiki kata “berdasarkan
jenis makanannya yaitu hewan pemakan
hewan lain!”
Validator 2
Membuat kalimat perintah yang singkat dan
mudah dipahami anak.
Validator 3
Mengganti pointer menjadi numbering : a,b,
c, dst.
6 3 3 3 3 Validator 1
Kalimat masih ambigu/ masih
membingungkan dan harus diperbaiki agar
lebih jelas. Memperbaiki kata “berdasarkan
jenis makanannya yaitu hewan pemakan
biji-bijian”.
Validator 2
Membuat kalimat perintah yang singkat dan
mudah dipahami anak.
Validator 3
Mengganti pointer menjadi numbering : a,b,
c, dst.
Total
skor
20 19 20 Validator 1
Instrumen penelitian sangat layak diimplementasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
Skor
Mak
24 24 24 Validator 2
Instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan
perbaikan kecil.
Validator 3
Instrumen penelitian sangat layak diimplementasikan.
Keterangan:
4 : Sangat baik
3 : Baik
2 : Kurang baik
1 : Tidak baik
Kriteria kelayakan skor
19,5-24 : Sangat layak diimplementasikan
15-19,5 : Layak diimplementasikan dengan perbaikan kecil
10,5-15 : Layak diimplementasikan dengan perbaikan besar
6-10,5 : Tidak layak diimplementasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
3.4.2 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement (Posttest)
No.
Soal
Validator Komentar (Saran Perbaikan)
1 2 3 Rerata
1 4 4 4 4 Validator 1
Soal sudah sangat baik.
Validator 2
Soal sudah sangat baik.
Validator 3
Soal sudah sangat baik.
2 4 4 4 4 Validator 1
Soal sudah sangat baik.
Validator 2
Soal sudah sangat baik.
Validator 3
Soal sudah sangat baik.
3 4 3 3 3 Validator 1
Soal sudah baik.
Validator 2
Soal sudah baik.
Validator 3
Ditambahkan kalimat pernyataan tentang
ekosistem tersusun atas individu, populasi,
dan komunitas agar siswa tidak
kebingungan dalam memahami soal.
4 4 3 3 3 Validator 1
Soal sudah sangat baik.
Validator 2
Soal sudah baik.
Validator 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Ditambahkan kalimat pernyataan tentang
ekosistem tersusun atas individu, populasi,
dan komunitas agar siswa tidak
kebingungan dalam memahami soal.
5 3 3 3 3 Validator 1
Memperbaiki kalimat “berdasarkan jenis
makanannya yaitu hewan pemakan
tumbuhan!”
Validator 2
Memperbaiki kalimat agar lebih mudah
dipahami anak.
Validator 3
Mengganti pointer menjadi numbering : a,b,
c, dst.
6 3 3 3 3 Validator 1
Memperbaiki kalimat “berdasarkan jenis
makanannya yaitu hewan pemakan daun,
menggunakan pointer a, b, c.
Validator 2
Memperbaiki kalimat agar mudah dipahami
anak.
Validator 3
Mengganti pointer menjadi numbering : a,b,
c, dst.
Total
skor
23 20 20 Validator 1
Instrumen penelitian sangat layak diimplementasikan.
Validator 2
Instrumen penelitian sangat layak diimplementasikan.
Validator 3
Instrumen penelitian sangat layak diimplementasikan.
Skor
Mak
24 24 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Keterangan:
4 : Sangat baik
3 : Baik
2 : Kurang baik
1 : Tidak baik
Kriteria kelayakan skor
19,5-24 : Sangat layak diimplementasikan
15-19,5 : Layak diimplementasikan dengan perbaikan kecil
10,5-15 : Layak diimplementasikan dengan perbaikan besar
6-10,5 : Tidak layak diimplementasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 3.5 Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3.5.1 Validasi RPP Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
3.5.2 Validasi RPP Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas
3.6.1 Hasil Uji Validitas Soal Pretest
Correlations
soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 total
soal1 Pearson
Correlation 1 ,715** ,616** ,660** ,389* -,007 ,858**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,033 ,972 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
soal2 Pearson
Correlation ,715** 1 ,539** ,730** ,490** ,127 ,889**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,000 ,006 ,502 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
soal3 Pearson
Correlation ,616** ,539** 1 ,462* ,247 ,043 ,689**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,010 ,188 ,821 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
soal4 Pearson
Correlation ,660** ,730** ,462* 1 ,338 ,153 ,832**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,010 ,068 ,420 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
soal5 Pearson
Correlation ,389* ,490** ,247 ,338 1 -,024 ,621**
Sig. (2-tailed) ,033 ,006 ,188 ,068 ,902 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
soal6 Pearson
Correlation -,007 ,127 ,043 ,153 -,024 1 ,190
Sig. (2-tailed) ,972 ,502 ,821 ,420 ,902 ,315
N 30 30 30 30 30 30 30
total Pearson
Correlation ,858** ,889** ,689** ,832** ,621** ,190 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,315
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
3.6.2 Hasil Uji Validitas Soal Posttest
Correlations
soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 Total
soal1 Pearson
Correlation 1 ,077 ,295 ,131 -,200 ,119 ,487**
Sig. (2-tailed) ,685 ,113 ,490 ,289 ,531 ,006
N 30 30 30 30 30 30 30
soal2 Pearson
Correlation ,077 1 ,162 ,414* ,070 ,122 ,656**
Sig. (2-tailed) ,685 ,392 ,023 ,713 ,521 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
soal3 Pearson
Correlation ,295 ,162 1 ,365* -,089 -,093 ,581**
Sig. (2-tailed) ,113 ,392 ,047 ,640 ,624 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30
soal4 Pearson
Correlation ,131 ,414* ,365* 1 -,084 ,034 ,733**
Sig. (2-tailed) ,490 ,023 ,047 ,660 ,860 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30
soal5 Pearson
Correlation -,200 ,070 -,089 -,084 1 ,201 ,100
Sig. (2-tailed) ,289 ,713 ,640 ,660 ,286 ,598
N 30 30 30 30 30 30 30
soal6 Pearson
Correlation ,119 ,122 -,093 ,034 ,201 1 ,372*
Sig. (2-tailed) ,531 ,521 ,624 ,860 ,286 ,043
N 30 30 30 30 30 30 30
total Pearson
Correlation ,487** ,656** ,581** ,733** ,100 ,372* 1
Sig. (2-tailed) ,006 ,000 ,001 ,000 ,598 ,043
N 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 3.7 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas
3.7.1 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Pretest
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,841 5
3.7.2 Hasil Analisis Uji Reliabilitas Soal Posttest
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,514 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Lampiran 4.1 Tabulasi Skor Hasil Belajar
4.1.1 Kelompok Kontrol
No. Resp Pretest Kontrol Posttest Kontrol Selisih Kontrol
1 7 15 8
2 10 14 4
3 9 13 4
4 7 14 7
5 11 16 5
6 8 13 5
7 11 12 1
8 9 15 6
9 7 12 5
10 9 11 2
11 8 13 5
12 14 14 0
13 9 12 3
14 7 12 5
15 7 11 4
16 11 14 3
17 8 13 5
18 7 11 4
19 13 17 4
20 10 16 6
21 10 16 6
22 7 8 1
23 8 15 7
24 9 16 7
25 10 15 5
26 10 17 7
27 11 18 7
28 8 15 7
29 10 16 6
30 8 12 4
31 9 10 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
4.1.2 Kelompok Eksperimen
No. Resp Pretest Eksperimen Posttest Eksperimen Selisih Eksperimen
1 8 18 10
2 10 20 10
3 11 19 8
4 7 17 10
5 9 18 9
6 9 17 8
7 8 17 9
8 10 18 8
9 8 18 10
10 7 19 12
11 6 15 9
12 8 16 8
13 10 19 9
14 9 17 8
15 6 19 13
16 11 19 8
17 9 18 9
18 13 20 7
19 7 18 11
20 10 17 7
21 10 16 6
22 10 16 6
23 8 17 9
24 9 19 10
25 8 16 8
26 9 17 8
27 9 15 6
28 9 18 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 4.2 Hasil SPSS Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PreK
on
PostKo
n
SelKo
n PreEks PostEks SelEks
N 31 31 31 28 28 28
Normal
Parametersa,b
Mean 9.10 13.74 4.65 8.86 17.61 8.75
Std. Deviation 1.79
5 2.309 2.074 1.557 1.370 1.669
Most Extreme
Differences
Absolute .149 .126 .152 .144 .149 .155
Positive .149 .097 .096 .142 .135 .155
Negative -.121 -.126 -.152 -.144 -.149 -.148
Test Statistic .149 .126 .152 .144 .149 .155
Asymp. Sig. (2-tailed) .079c .200c,d .066c .145c .116c .084c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal dan
Homogenitas
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SkorPretest Skor Kontrol 31 9.0968 1.79545 .32247
Skor Eskperimen 28 8.8571 1.55669 .29419
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differe
nce
Std.
Error
Differen
ce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor
Prete
st
Equal
variance
s
assumed
.749 .390 .545 57 .588 .23963 .43972 -.64088 1.12015
Equal
variance
s not
assumed
.549 56.914 .585 .23963 .43650 -.63448 1.11374
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Signifikansi Perbedaan Pretest-Posttest
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PostKon 13.74 31 2.309 .415
PreKon 9.10 31 1.795 .322
Pair 2 PosEks 17.61 28 1.370 .259
PreEks 8.86 28 1.557 .294
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PostKon & PreKon 31 .513 .003
Pair 2 PostEks & PretEks 28 .355 .064
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PostKon -
PreKon 4.645 2.074 .373 3.884 5.406 12.468 30 .000
Pair
2
PostEks -
PreEks 8.750 1.669 .315 8.103 9.397 27.734 27 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikasi Perbedaan Skor Selisih Kelompok
Kontrol dengan Kelompok Eksperimen
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SelKonEks SelEks 28 8.7500 1.66944 .31549
selKon 31 4.6452 2.07442 .37258
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig.
(2-
taile
d)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differe
nce
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Sel
Kon
Eks
Equal
variances
assumed
1.507 .225 8.315 57 .000 4.10484 .49364 3.11634 5.09334
Equal
variance
s not
assumed
8.408 56.290 .000 4.10484 .48821 3.12694 5.08273
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 4.6 Perhitungan Manual Besar Pengaruh Perlakuan (Effect Size)
Koefisien korelasi pada kelompok kontrol:
r = √𝑡2
𝑡2+ 𝑑𝑓
r = √12,4682
12,4682+ 30
r = √155,45
155,45 + 30
r = √155,45
185,45
r = √0,83
r = 0,91
Persentase pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar pada
kelompok kontrol:
𝑅2 = 𝑟2
= 0,912
= 0,82
Persentase = 𝑅2 x 100%
= 0,82 x 100%
= 82%
Koefisien korelasi pada kelompok eksperimen:
r = √𝑡2
𝑡2+ 𝑑𝑓
r = √27,2342
27,7342+ 27
r = √769,17
769,17 + 27
r = √769,17
796,17
r = √0,96
r = 0,98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
Persentase pengaruh model pembelajaran inkuiri terhadap hasil belajar pada
kelompok eksperimen:
𝑅2 = 𝑟2
= 0,982
= 0,96
Persentase = 𝑅2 x 100%
= 0,96 x 100%
= 96%
Koefisien korelasi pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
r = √𝑡2
𝑡2+ 𝑑𝑓
r = √8,3152
8,3152+ 57
r = √69,139
69,139 + 57
r = √69,139
126,139
r = √0,54
r = 0,73
Persentase pengaruh model pembelajaran inkuiri dan ceramah terhadap hasil
belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol:
𝑅2 = 𝑟2
= 0,732
= 0,53
Presentase = 𝑅2 x 100%
= 0,53 x 100%
= 53%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
Lampiran 4.7 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
4.7.1 Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Kelompok Kontrol
Persentase = (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 x 100%
= (13,74−9,10)
9,10 x 100%
= 4,64
9,10 x 100%
= 0,50 x 100%
= 50%
Kelompok Eksperimen
Persentase = (𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡)
𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 x 100%
= (17,61−8,86)
8,86 x 100%
= 8,75
8,86 x 100%
= 0,98 x 100%
= 98%
4.7.2 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PostKon 13.74 31 2.309 .415
PreKon 9.10 31 1.795 .322
Pair 2 PosEks 17.61 28 1.370 .259
PreEks 8.86 28 1.557 .294
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PostKon & PreKon 31 .513 .003
Pair 2 PostEks & PretEks 28 .355 .064
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig. (2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
PostKon -
PreKon 4.645 2.074 .373 3.884 5.406 12.468 30 .000
Pair
2
PostEks -
PreEks 8.750 1.669 .315 8.103 9.397 27.734 27 .000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
Lampiran 4.8 Transkip Kuesioner Keterbacaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 4.9 Transkip Hasil Pekerjaan Siswa
4.9.1 Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
4.9.2 Posttest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 4.10 Lembar Kerja Siswa Kelompok eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
Lampiran 5.1 Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran
5.1.1 Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
5.1.2 Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
Lampiran 5.2 Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
CURRICULUM VITAE
Ryan Ade Widyaswara merupakan anak kedua dari pasangan
Sugiyana dan Tri Utami. Lahir di Temanggung, Jawa Tengah pada
tanggal 29 Januari 1996. Pendidikan pertama dimulai dari TK
Aisyiyah Bustanul Athfal Kebonsari Temanggung pada tahun
2000-2002. Pendidikan dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar
Negeri Kebonsari pada tahun 2002-2008. Peneliti melanjutkan
pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Temanggung pada tahun 2008-
2011. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas
Negeri 2 Temanggung pada tahun 2011-2014. Peneliti melanjutkan pendidikan di
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2014. Berikut ini adalah kegiatan kemahasiswaan yang
pernah diikuti peneliti di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
No Nama Kegiatan Tahun Peran
1 Inisiasi Universitas Sanata Dharma 2014 Peserta
2 Inisiasi Fakultas 2014 Peserta
3 Insiasi Prodi 2014 Peserta
4 English Club 2014-2016 Peserta
5 Pelatihan Pengembangan
Kepribadian Mahasiswa I dan II 2015 Peserta
6 Seminar Kurikulum untuk
Terstandarisasi (Cambridge) 2016 Peserta
7 English Club Program for 4
semester 2016 Peserta
8 Inisiasi Prodi 2016 Sie. Publikasi dan
Dokumentasi
9 Kursus Pembina Pramuka Mahir
Tingkat Dasar (KMD) 2015 Peserta
10 Parade Gamelan Anak ke-8 se-
Yogyakarta dan Jawa Tengah 2015
Koordinator
Publikasi dan
Dokumentasi
11 Malam Kreativitas Mahasiswa 2015 Publikasi dan
Dokumentasi
12 Desiminasi hasil magang Metode
Montesssori 2014 Peserta
13 Kuliah Umum “Masa Depan
Toleransi di Tangan Guru” 2016 Peserta
14 Seminar Kewirausahaan 2016 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
15 Parade Gamelan Anak 2014 2014 Publikasi dan
Dokumentasi
16 Workshop Parade Gamelan Anak
2014 2014 Peserta
17 Lomba Keolahragaan Dekan Cup 2016 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI