pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian
TRANSCRIPT
i
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(studi kasus pada handphone nokia di Jakarta)
Oleh:
Muhamad Muhsiy Danial
203081001837
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429/2008
ii
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN
PEMBELIAN
(studi kasus pada handphone nokia di Jakarta)
Oleh:
Muhamad Muhsiy Danial
203081001837
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429/2008
iii
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi kasus pada Handphone nokia Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Muhamad Muhsiy Danial NIM : 203081001837
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP : 150 317 955
Pembimbing II
Heryanto, SE., M.Si NIP : 131 569 931
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H / 2008 M
iv
PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN
(Studi kasus pada Handphone nokia Jakarta)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Muhamad Muhsiy Danial NIM : 203081001837
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP : 150 317 955
Pembimbing II
Heryanto, SE., M.Si NIP : 131 569 931
Penguji Ahli
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
v
1429 H / 2008 M
Hari ini Rabu Tanggal 29 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Tujuh telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Rahmat Hidayat NIM : 203081001839 dengan judul
skripsi “PENGARUH SIKAP, KUALITAS PELAYANAN, DAN HASRAT
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN” (Studi kasus pada Koperasi Mahasiswa
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 April 2008
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM Ketua
Herni Ali HT, SE., MM Sekretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli
vi
D A F T A R R I W A Y A T H I D U P
Nama : Muhamad Muhsiy Danial
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Jakarta, 17 Juli 1985
Agama : Islam
Alamat : Jl. Kemuning Dalam 1 Rt 01/01 No. 63
Jakarta selatan 12510
E-mail : [email protected]
Telepon : +6285611767855
PENDIDIKAN FORMAL
1991-1997 Sekolah Dasar Negeri 21 Petang Pejaten Timur Jakarta
1997-2000 Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 23 Jakarta
2000-2003 Sekolah Madrasah Aliyah negeri 7 Jakarta
2003-2007 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
PENDIDIKAN NONFORMAL
2003 Kursus bahasa inggris di LIIA Jakarta Selatan
2004 Mengikuti pelatihan Bisnis dan Kewirausahaan di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
PENGALAMAN
Magang di PT. Telkom Tbk Jakarta sebagai di bagian costumer care
selama satu bulan.
vii
Abstract
By: Muhamad Muhsiy Danial
Research title “The Influence of motivation toward Purchasing Decision”
(study case Jakarta). Bachelor Degree, Majoring Marketing Management Faculty of Economic and Social Sciences State Islamic University of Syarif Hidayatullah, Jakarta.
The aim of this research are to analyze the influences of motivation toward purchasing decision. This research uses nonprobability sampling by convenience sampling method. The data is obtained by spreading the anquette for 100 responden. The main variable in this research are motivation interinsik (X1), motivation eksterinsik (X2) ,and Purchasing Decision (Y), used multiple regression analysis on SPSS v 15.0 full version.
The result of this research show that motivation has significant influence to purchasing decision simultaneously and partially are means rejected Ho and accepted Ha.
Determination coefficient value (R Square) is 0440, it’s indicated that the influence of motivation is 44% to purchasing decision, therefore is 56% it’s influenced by other factor that unknow and not include in this regression analysis. Keywords : motivation and Purchasing Decision.
viii
Abstrak
Oleh: Muhamad Muhsiy Danial
Judul skripsi “Pengaruh motivasi Terhadap Keputusan Pembelian” (studi kasusdi Jakarta). Strata Satu (S1) Jurusan Manajemen Pemasaran Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini menggunakan nonprobability sampling melalui metode convenience sampling. Data diperoleh dengan cara penyebaran angket kepada 100 resopnden. Variabel utama dalam penelitian ini adalah motivasi interinsik (X1), motivasi eksterinsik (X2), dan Keputusan Pembelian (Y), digunakan analisis regresi berganda pada SPSS v. 15.0 full version.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian baik secara simultan dan secara parsial, artinya menolak Ho dan menerima Ha.
Koefisien Determinasi (R Square) sebesar 0,440 menunjukkan motivasi berpengaruh terhadap keputusan pembelian sebesar 44% , sedangkan sisanya 56% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam dalam analisis regresi ini. Kata kunci motivasi dan Keputusan Pembelian.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiarat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah
diberikan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan judul “ Analisis
Pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian (Studi kasus produk handphone
nokia di Jakarta)”. Tak lupa juga Shalawat serta Salam yang senantiasa tercurah
kepada pemimpin para nabi yaitu Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga,
para sahabat, dan pengikutnya yang setia. Amin.
Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan secara moril atau maupun materiil dari berbagai pihak yang
tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali
ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setinggi-
tingginya kepada:
1. Keluarga tercinta, Ayah, Ibu, Adikku, paman, terima kasih atas segala
dukungan dan doanya.
2. Yayasan Rabhitha alawiyyin selaku pemberi dana bantuan pendidikan yang
selalu memberi bantuan secara moril atau maupun materiil.
3. Prof, Dr., Ahmad Rodoni Selaku pembimbing I, dan Heryanto, SE, M.Si.
selaku pembimbing II yang telah memberikan pengarahan, pengalaman baru,
pengetahuan dan menyumbangkan pikiran serta meluangkan waktu dalam
penyusunan skripsi ini.
x
4. Bapak Drs. Mohammad Faisal Badroen, MBA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi & Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi & Ilmu Sosial yang telah memberikan
ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.
6. Seluruh staf bagian akademik, keuangan, dan perpustakaan Fakultas Ekonomi
dan Ilmu Sosial
7. Untuk teman-teman angkatan 2003 Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Non
regular Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulallah Jakarta.
8. Untuk sahabat dan teman terbaikku menjadi tempatku berbagi segala hal,
saepul anwar S.E, Asung, acun, awal (wa’e doc/bredoy), Efer, ucup, faiz,
Kencru, Fikri, Afas, basys, Soib, Rofi.
9. Buat sahabat karibku ryzwan, koank, slamet, tmon dan botol yang selalu
memberi semangat dan dorongan.
Selanjutnya penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini masih memiliki
banyak kekurangan, oleh karena itu segala saran dan kritik akan penulis terima
dengan senang hati guna penyempurnaan skripsi ini. Akhirnya tiada harapan lain
semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi pihak-pihak yang memerlukan.
Akhir kata, semoga sekecil apapun kebaikan yang telah kita lakukan, akan
menjadi investasi kekal diakhirat nanti. Amien.
Jakarta, 2008
Muhamad Muhsiy Danial
xi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. i
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi .................................................................... ii
Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif......................................................... iii
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... iv
Abstract ............................................................................................................. v
Abstrak .............................................................................................................. vi
Kata Pengantar .................................................................................................. vii
Daftar Isi ........................................................................................................... ix
Daftar Tabel ..................................................................................................... xi
Daftar Gambar................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran................................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN.
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... . 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian. . ................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pemasaran Dan konsep pemasaran .............................. 8
B. Pengertian kebutuhan .................................................................... 10
C. pengertian motivasi ........................................................................ 13
D. teori pendorong motif.................................................................... 20
E. Peran motif .................................................................................... 23
F. Teori motivasi interinsik dn eksterinsik......................................... 25
G. Keputusan pembelian konsumen terhadap produk ........................ 32
xii
H. Jenis perilaku pembelian...................................... ........................ 35
I. Struktur keputusan pembelian........................................................... 39
J. Tahap-tahap keputusan pembelian................................................... 42
K. Penelitian terdahulu……………………………………………….. 45
L. Kerangka pemikiran.......................................................................... 47
M. Hipotesis........................................................................................... 48
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.............................................................. 51
B. Metode Penentuan Sample............................................................. 51
C. Metode Pengumpulan Data……………………………………….. 52
D. Metode Analisis ............................................................................ 53
E. Definisi Operasional Variabel........................................................ 66
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................................... 64
B.Hasil Dan Pembahasan ................................................................................ 66
1. AnalisaDeskriptif.................................................................................... 69
2. Analisa Kuantitatif.................................................................................. 86
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan ................................................................................................ 95
B. Implikasi .................................................................................................... 96
C. Saran........................................................................................................... 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 99
xiii
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................................101
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
3.1
3.2
Skala Likert
Durbin Watson
54
58
3.3 Operasional Variabel Penelitian 64
4.1 Berbagai fitur produk handphone nokia sesuai dengan gaya
hidup anda.
70
4.2 Produk handphone nokia memiliki image yang lebih baik
dari handphone merek lainnya.
70
4.3 Terbiasa menggunakan handphone nokia. 71
4.4 Kualitas produk handphone nokia sesuai dengan harganya. 72
4.5 Merasa nyaman dan aman menggunakan handphone nokia
karena kualitasnya yang sudah teruji dan terjamin.
72
4.6 Fitur entertainment Produk Handphone Nokia dapat
menghilangkan rasa jenuh dan membuat rileks anda
73
4.7 Fitur Produk handphone nokia sesuai dengan kebutuhan
anda dalam beraktivitas.
74
4.8 Keragaman fitur produk handphone nokia mempermudah
anda dalam menentukan pilihan.
74
4.9 memilih produk handphone nokia karena memiliki nilai jual
kembali yang tinggi.
75
4.10 Ingin mencoba setiap produk handphone nokia. 76
4.11 Memilih produk handphone nokia karena memiliki
kesamaan dengan lingkuangan, keluarga, teman, atau
pasangan.
77
4.12 Produk handphone nokia dapat merefleksikan citra diri
anda.
77
xv
4.13 Nokia merupakan merek produk handphone yang sudah
terkenal.
78
4.14 Memilih produk handphone nokia karena kelengkapan fitur
dan desain produk yang menarik menjadi alasan saudara
melakukan pembelian..
79
4.15 Kemudahan mengoperasikan produk handphone nokia
menjadi alasan saudara melakukan pembelian.
80
4.16 Iklan yang dilihat atau didengar menjadi alasan saudara
melakukan pembelian.
80
4.17 Kemudahan menemukan informasi tentang handphone
nokia menjadi alasan saudara melakukan pembelian.
81
4.18 Adanya referensi dari orang lain tentang produk handphone
nokia menjadi alasan saudara melakukan pembelian.
82
4.19 Adanya diskon atau penawaran khusus yang diberikan
produk handphone nokia menjadi alasan saudara
melakukan
82
4.20 Tersedianya keragaman harga dan tipe yang sesuai yang
ditawarkan produk handphone nokia menjadi alasan
saudara melakukan pembelian.
83
4.21 Kemudahan menemukan lokasi outlet produk handphone
nokia menjadi alasan saudara melakukan pembelian.
84
4.22 Kepuasan anda terhadap produk handphone nokia menjadi
alasan saudara melakukan pembelian ulang.
85
4.23 Try Out Uji Validitas dan Reliabilitas 86
4.24
4.25
Uji Multikolinearitas
Descriptive Statistics
89
90
4.26
4.27
Koefisien Determinasi (R2)
Hasil Regresi Linier Berganda
91
93
xvi
4.28 Hasil F Hitung 95
4.29 Hasil T Hitung 96
xvii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Konsep Pokok Pemasaran 10
2.2 Strategi Pemasaran 11
2.3 Hirarki Kebutuhan Maslow 12
2.4 Model Perilaku Konsumen 16
2.5 Model Keterlibatan Konsumen 34
2.6 Tipe Pembelian Konsumen 36
2.7 Model Keputusan Konsumen 40
2.8
4.1
4.2
Konsep Kerangka Pemikiran
Kurva Normal P-Plot
Uji Heterokedastisitas
48
87
89
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Data Primer Responden
Lampiran 3 Hasil Uji Validitas & Reliabilitas
Lampiran 4 Output SPSS Regresi Linier Berganda
Lampiran 5 Ouput SPSS Deskriptif Analisis
xix
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan dunia bisnis yang mengalami perkembangan khususnya di bidang telekomunikasi yang membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk dan merek telepon seluler (ponsel). Disertai dengan berubahnya pola hidup masyarakat pada saat ini yang lebih kritis dan peka di dalam pemilihan produk yang mereka beli. Hal ini menyebabkan terjadinya pergeseran pada perilaku konsumen, dimana pada kondisi ini masyarakat sebagai konsumen suatu barang atau jasa akan dapat memilih produk mana yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, keuangan dan selera. Semakin tumbuh dan berkembangnya perusahaan dengan produk sejenis (produk telekomunikasi) mengakibatkan persaingan semakin ketat. Untuk bisa menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan perilaku konsumen yang setiap saat berubah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli barang dan jasa. Dalam rangka inilah perusahaan sebagai produsen harus melaksanakan kegiatan pemasaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan cara mempertahankan keberadaan produk dan mengembangkannya untuk mendapatkan laba yang optimal. Hal ini sangat penting bagi produsen untuk memahami, mengerti, mengapa dan bagaimana konsumen itu memilih dan pada akhirnya membeli suatu produk. Pengetahuan dasar yang baik mengenai perilaku konsumen akan dapat memberi masukan yang berarti dalam perencanaan strategi pemasaran. Hal ini juga berguna dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman baik masa kini maupun masa yang akan datang. keanekaragaman konsumen dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dapat dipengaruhi berbagai variabel, baik yang berasal dari dalam diri konsumen maupun dari luar konsumen. Beberapa variabel dari luar konsumen yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yaitu kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi dan keluarga. Sedangkan variabel yang berasal dari dalam diri konsumen yang mempengaruhi perilaku konsumen seperti persepsi, sikap, kepribadian, konsep diri, belajar dan motivasi. Perilaku konsumen dalam pembelian akan mencerminkan tanggapan mereka terhadap berbagai rangsangan (stimulus) pemasaran yang terlihat dari tanggapan akan berbagai bentuk atau wadah produk, harga, promosi dan lain-lain. Hal ini sangat membantu manajer pemasaran dalam menetapkan harga, merancang distribusi, melaksanakan promosi yang tepat dan bisa diterima oleh masyarakat. Demikian halnya dengan produk handphone yang merupakan produk kebutuhan sehari-hari untuk sebagian orang. Dimasa ini banyak bermunculan jenis handphone dari berbagai merek yang beredar di pasar seperti SonyErikson, Siemens, Motorolla dan lain-lainnya. Dimana masing-masing merek tersebut mengandalkan kelebihan produknya untuk memenangkan pangsa pasar yang ada. Persaingan semakin ketat dan produsen makin berlomba untuk mendapatkan calon pembeli dengan berbagai cara seperti desain prouk yang
xx
menarik, pemberian hadiah atau diskon pada konsumen, menciptakan produk dengan berbagai fitur yang sesuai dengan tuntutan pola hidup konsumen saat ini dan kedepannya. Berdasar hal tersebut maka konsumen mengadakan pemilihan produk yang dapat memenuhi kebutuhan secara maksimal.
Keberagaman latar belakang konsumen yang berbeda budaya, berbeda perilaku, berbeda kebutuhan dan berbeda keingingan. Membuat informasi tentang perilaku konsumen terasa semakin dibutuhkan di jaman kompetisi agar dapat memenagkan pasar. Keberagaman produk yang muncul yang ditawarkan dengan berbagai macam keunggulannya maka semakin banyak pilihan bagi konsumen. Maka perlu para perusahaan mempelajari perilaku konsumen karena perilaku merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelian suatu produk. Dalam proses pengambilan keputusan, motivasi merupakan salah satu sisi psikologis seorang konsumen sisi lainnya adalah kebutuhan untuk itu perusahaan melalui para marketer harus memahami perilaku konsumen yang merupakan evaluasi konsumen atas kemampuan suatu produk. Mereka harus melakukan segmentasi konsumennya, berdasarkan pengelompokan konsumen berdasarkan ciri-ciri yang sama,
Para marketer harus memahami sosial-budaya dari kosumennya. Mulai dari keluarga, kelompok refrensi, kelas sosial, suku, ras, agama budaya maupun lintas budaya. Kemudian marketer harus memahami psikologi konsumen. Apa saja motivasi konsumen. Bagaimana kepribadian mereka. Apa tanggapan konsumen terhadap produk kita dan bagaimana konsumen melakukan proses pengenalan atau pembelajaran tentang produk. Untuk menghubungakan antara psikologi konsumen dengan lingkungan sosial-budayanya para pemasar harus memahami komunikasi konsumen. Dari informasi itulah perusahaan dapat merencanakan strategi pemasran yang tepat baik dari promosi, harga, dan saluran distribusi yang digunakan untuk mempengaruhi kosumen.
Bagian terakhir yang harus dipahami marketer adalah Proses pengambilan keputusan pembelian. Bagian ini merupakan kombinasi dari aspek marketing, aspek sosial-budaya, aspek psikologi dan aspek komunikasi. Menurut Kotler (2002:183) keputusan pembelian dipengaruhi oleh kekuatan internal antara lain faktor pribadi dan psikologis. Sedangkan Menurut Amirullah (2002:56) kekuatan eksternal terdiri dari faktor sosial budaya, ekonomi, dan bauran pemasaran. Faktor-faktor tersebut merupakan pertimbangan logis yang dilakukan konsumen sebelum memutuskan untuk membeli produk. Proses pengambilan keputusan ini ada 5 tahap, yaitu : pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca konsumen. Dalam penelitian yang akan penulis lakukan yang berkaitan dengan faktor psikologi konsumen terhadap keputusan pembelian produk penulis berpendapat bahwa penting penelitian Memahami konsumen dan proeses konsumsinya memberikan berbagai keuntungan antara lain: membantu manager dalam membuat keputusan, memberikan dasar teoritis bagi peneliti dalam menganalisa konsumen, membantu konsumen untuk membuat keputusan yang lebih baik. Lebih dari itu studi tentang
xxi
motivasi konsumen dapat membantu kita untuk lebih memahami tentang bagaimana motivasi mempengaruhi perilaku manusia. Analisis konsumen merupakan dasar dari managemen pemasaran. Perencanaan dan strategi pemasaran harus disusun berdasarkan pemahaman akan konsumen yang menjadi target pasar bagi perusahaan. Berdasarkan penelitian yang berhubungan dengan judul skripsi penulis terdahulu yang dilakukan oleh ( mohamad rusman Jurnal Ekonomi, bisnis dan sosial Volume 5 No. 2: 2005) dalam penelitiannya yang berjudul Berdasarkan penelitian yang berhubungan dengan judul skripsi penulis terdahulu yang dilakukan oleh ( mohamad rusman Jurnal Ekonomi, bisnis dan sosial Volume 5 No. 2: 2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Psikologis Dan Sosial Budaya Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Sepeda Motor Honda Dari Pada Produk Sepeda Motor Lainnya”. Analisa deskriptif dalam penelitian ini mendeskripsikan variable motivasi, sikap dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian Produk Sepeda Motor Honda Dari Pada Produk Sepeda Motor Lainnya.. Pada pengambilan sample penelitian tersebut dengan menggunakan teknik sample purposive random sampling dalam penelitian ini, yang menjadi variable terikat adalah keputusan pembelian (Y) dan variable bebasnya adalah motivasi(X1), sikap(X2) dan referensi(X3) Adapun dalam penelitiannya menggunakan model “Regresi Linear Berganda” dalam penelitian tersebut memberikan hasil bahwa Variabel motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung 2,037 > t tabel 1,671 dengan R square sebesar 0,252 atau 25,5%. bahwa Variabel sikap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung 2,443 > t tabel 1,671 dengan R square sebesar 0,448 atau 44,8%. Variabel referensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung 3,163 > t tabel 1,671 dengan R square sebesar 0,473 atau 47,3%. dengan Koefisien determinasinya (R2) 0.91780 atau 91.780%. sedangkan semua variabel tersebut (motivasi, sikap dan referensi) mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pmbelian yaitu sebesar atau koefisien determinasinya (R2) 0,539 atau sebesar 53,9%. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi, sikap dan referensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, dan variabel referensi (X3) mempunyai pengaruh yang paling dominan.
Sehubungan dengan luasnya ruang lingkup permasalahan ini maka penulis membatasi permasalahan ini pada pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian pada produk handphone nokia, ini dimaksudkan agar penelitian lebih fokus dan mendalam terhadap satu variable faktor psikologi yaitu motivasi.
Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam lagi tentang motivasi konsumen dalam keputusan pembelian produk Khususnya pada produk handphone di mana perusahaannya yang paling produktif meluncurkan produk terbaru dalam menarik minat konsumen. Maka penulis mengambil judul :
xxii
“ ANALISIS PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK HANDPHONE NOKIA DI JAKARTA “
B. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan dalam penelitian ini adalah apakah motivasi memiliki pengaruh terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk handphone nokia
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian inui adalah menganalisis pengaruh motivasi terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk handphone nokia.
2. Manfaat Penelitian a. Penulis
Memperluas dan menambah pengetahuan tentang kinerja, kualitas pelayanan dan kepuasan konsumen.
b. bagi Perusahaan
Dapat disajikan sebagai masukan agar lebih memahami bagaimana selera dan kebutuhan konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
c. Bagi Pihak Lain
Diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi mereka yang berminat dan sebagai bahan perbandingan serta dasar untuk melakukan penelitian yang lebih mendalam.
xxiii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Dan Konsep Pemasaran
1. Pengertian pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.
Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis bergantung kepada keahlian mereka di bidang pemasaran, produksi, keuangan, maupun bidang lain. Selain itu juga bergantung kepada kemampuan mereka untuk mengkombinasikan fungsi tersebut agar organisasi dapat berjalan lancar. Ada beberapa pengertian pemasaran menurut para ahlinya sebagai berikut: Definisi menurut Asosiasi pemasaran Amerika “pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, dan penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran-sasaran individu dan organisasi” Sedangkan Menurut Philip Kotler Kotler (2005:10), pemasaran adalah : “Suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain”.
2. Konsep Pemasaran
Menurut kotler konsep pemasaran yaitu bahwa pencapaian sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien dibanding pesaing. (2001:17)
Dari kedua definisi tersebut di atas tidak terlepas daripada konsep pokok pemasaran antara lain :
Kebutuhan manusia (human needs), adalah ketidakberadaan beberapa kepuasan dasar seperti : makanan, pakaian, tempat berlindung, keamanan, hak milik, dan harga diri. Keinginan (wants), adalah hasrat untuk memperoleh pemuas tertentu untuk kebutuhan yang lebih mendalam. Permintaan (demands), adalah keinginan terhadap produk tertentu yang didukung oleh suatu kemampuan untuk membeli produk. Produk (barang, Jasa, dan gagasan), adalah segala sesuatu yang dapat diberikan kepada seseorang guna memuaskan suatu kebutuhan atau keinginannya.
xxiv
Nilai (value), adalah perkiraan konsumen atas seluruh kemampuan produk untuk memuaskan kebutuhannya.
Pertukaran dan Transaksi adalah merupakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia dengan sesamanya untuk memperoleh, menyampaikan produk yang diinginkan dan atau di butuhkan.
Hubungan dan jaringan, adalah merupakan aktivitas yang dilakukan perusahaan dan pemasar dengan konsumen sehingga terjadi suatu siklus yang baik untuk penyampaian produk.
Pasar, adalah merupakan semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Pemasar dan Prospek (calon pembeli), adalah orang yang terlibat dalam aktivitas pemasaran, yang saling memperngaruhi dan dipengaruhi agar terjadi pertukaran. Dari tujuh penjelasan di atas dapat digambarkan dalam bagan berikut ini :
Gambar 2.1.
Konsep Pokok Pemasaran Sumber : Philip kotler & Gary Amsrtrong Principles of Marketing 7e Jilid 1
hal.6. B. Pengertian Produk
Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan,di minta, dicari,dibeli,digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keininan pasar yang bersangkutan. Menurut McCarthy dan Perreault (1993:179) produk adalah segalasesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan yang ditawarkan oleh perusahaan. Sedangkan Kotler (2002:431) mendefinisikan produk sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan.
Gambar 2.2
Kebutuhan, Keinginan dan
Permintaan
Pemasar dan Calon Pembeli
Nilai, Budaya dan Kepuasan
Produk (Barang, Jasa, dan Gagasan)
Jaringan Hubungan
dan jaringan
Pertukaran dan Transaksi
Pasar
Tujuan
Produsen Permintaan Sesuatu
Kebutuhan
Pasar
xxv
Sumber: Fandi Tjiptono, strategi pemasaran tahun 1995 hal 76
a. Tingkatan (level) produk Dalam merencanakan penawaran atau produk,pemasar perlu memahami
lima tingkatan produk,yaitu : 1) Produk utama atau inti (core benefit),yang menawarkan manfaat atau
kegunaan utama yang di butuhkan konsumen.
2) Produk generic,yang mencerminkan versi dasar (fungsional) dari suatu
produk.
3) Produk yang diharapkan (expected product),yaitu sekumpulan atrubut dan
kond8isi yang biasanya diharapkan konsumen saat membelinya.
4) Produk tambahan (augmented product),meliputi pelayanan dan manfaat
yang membedakan penawaran perusahaan dengan penawaran perusahaan
pesaingnya.
5) Produk potensial,yaitu segala tambahan dan transformasi pada produk
yang mungkin dilakukan dimasa depan.
C. Pengertian Kebutuhan Dan Motivasi
1. Pengertian Kebutuhan
Kebutuhan adalah suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami antara kenyataan dengan dorongan yang ada dalam diri (Anwar Prabu Mangkunegara, 2002: 5) Salah satu teori yang mengemukakan teori dasar kebutuhan manusia adalah Abraham Maslow yang berpendapat (dalam Gibson, et al, 1986 : 92) : dari teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu hirarki.
Gambar 2.3 Hirarki Kebutuhan Maslow
5. Kebutuhan aktualisasi diri
(pengembangan & realisasi diri) 4. Kebutuhan penghargaan
(harga diri, dikenal, status) 3. Kebutuhan sosial
(rasa kebersamaan, cinta) 2 Kebutuhan keamanan
5
4
3
kapasitas Daya Beli
xxvi
Sumber : Kotler & Armstrong : Dasar-dasar Pemasaran. 2003, hal : 218 Atau dapat dijabarkan sebagai berikut:
teori Maslow adalah bahwa kebutuhan itu tersusun dalam suatu hirarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis dan tingkat yang tertinggi adalah kebutuhan realisasi diri (self actualization needs). Kebutuhan-kebutuhan ini dapat diartikan sebagai berikut : a. Fisiologis : kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, dan bebas
sakit.
b. Keselamatan dan keamanan (safety and security) : kebutuhan akan
kebebasan dari ancaman, yakni aman dari ancaman kejadian/ atau
lingkungan.
c. Rasa memiliki (belongingness) sosial dan cinta : kebutuhan akan teman,
afiliasi, interaksi, dan cinta.
d. Penghargaan (esteems) : kebutuhan akan penghargaan diri, dan penghargaan
dari orang lain
e. Realisasi diri (self actualization) : kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri
dengan penggunaan kemampuan maksimum, ketrampilan dan potensi.
Kebutuhan dipandang sebagai penggerak atau pembangkit perilaku. Artinya jika kebutuhan akibat kekurangan itu muncul, maka individu lebih peka terhadap usaha motivasi para konsumen. Kebutuhan konsumen dapat diklasifikasikan sebagai berikut : a. fisiologis. Dasar-dasar kelangsungan hidup, termasuk rasa lapar, haus dan
kebutuhan hidup lainnya.
b. keamanan. Berkenaan dengan kelangsungan hidup fisik dan keamanan
xxvii
c. afiliasi dan pemilikan. Kebutuhan untuk diterima oleh orang lain, menjadi
orang penting bagi mereka.
d. prestasi. Keinginan dasar akan keberhasilan dalam memenuhi tujuan
pribadi
e. kekuasaaan. Keinginan untuk emndapat kendali atas nasib sendiri dan juga
nasib orang lain
f. ekspresi diri. Kebutuhan mengembangkan kebebasan dalam ekspresi diri
dipandang penting oleh orang lain.
g. urutan dan pengertian. Keinginan untuk mencapai aktualisasi diri melalui
pengetahuan, pengertian, sistematisasi dan pembangunan system lain.
h. pencarian variasi. Pemeliharaan tingkat kegairahan fisiologis dan stimulasi
yang dipilih kerap diekspresikan sebagai pencarian variasi
i. atribusi sebab-akibat. Estimasi atau atribusi sebab-akibat dari kejadian dan
tindakan.
2. Pengertian Motivasi
Menurut Kotler (2002:183), faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen yaitu motivasi, pembelajaran, persepsi dan sikap. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi tentang unit (buying units) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide (John C. Mowen, 2001:6). Sedangkan Menurut Loudon dan Bitta dalam Sitnamora (2002:2) menjelaskan "perilaku konsumen sebagai suatu proses pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau mengatur barang dan jasa”. Perilaku konsumen adalah sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam memperoleh, menggunakan dan menentukan
xxviii
barang serta jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.(Engel et al,1995:41). Setiap orang mempunyai kebutuhan sebagian biologis, yang timbul karena dorongan tertentu seperti lapar, haus dan lainnya. Lainnya adalah psikologis tumbuh dari rasa ingin dikenal , penghargaan atau kepemilikan sebagian kebutuhan tidakakan cukup kuat memotivasi seseorang dalam bertindak dalam waktu tertentu. Dari pendapat beberapa ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang ekonomis serta jasa yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor diantaranya adalah motivasi.
Gambar: 2.4 MODEL PERILAKU KONSUMEN
Dasar-Dasar pemasaran edisi 9 kotler&Armstrong (2001:200)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Variabel-variabel yang mempengaruhi perilaku pembelian dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu kekuatan internal dan eksternal. Menurut Kotler (2002:183) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh kekuatan internal antara lain faktor pribadi dan psikologi. Faktor psikologi terbagi kedalam lima variable yaitu Motivation, Perception, Personality, Learning dan Attitudes. Sedangkan kekuatan eksternal menurut Amirullah (2002:56) adalah faktor budaya, sosial, ekonomi, dan bauran pemasaran. Motivasi merupakan salah satu variable dari faktor psikologi. Beberapa penegertian Motivasi :
Kebanyakan dari kebutuhan-kebutuhan yang ada tidak cukup kuat untuk memotivasi seseorang untuk bertindak pada suatu saat tertentu. Suatu kebutuhan akan berubah menjadi motif apabila kebutuhan itu telah mencapai tingkat tertentu. Untuk mengetahui lebih luas tentang masalah motivasi, berikut ini akan dikemukakan beberapa pengertian tentang motivasi. Motivasi dapat
Pemasaran dan rangsangan lainnya Produk Ekonomi Harga Teknologi Promosi Politik Saluran Distribusi Budaya Kotak Hitam Pembelian Karakteristik Proses Pembelian(fakor psikologis) pengambilan Motivasi,pembelajaran,persepsidan keputusan Sikap pembelian
Tanggapan pembelian Pilihan Produk Pilihan Merek Pilihan Dealer Penetapan Waktu Pembelian Jumlah Pembelian
xxix
ditafsirkan dan diartikan berbeda oleh setiap orang sesuai dengan tempat dan situasi dari masing-masing orang itu serta disesuaikan dengan perkembangan peradaban manusia. Namun ditinjau dari aspek taksonomi, motivasi berasal dari bahasa latin yaitu “movere” yang artinya bergerak. Menurut Winardi, (2001 : 1), istilah motivasi berasal dari perkataan bahasa latin, yakni movere yang berarti“menggerakkan” (to move). Dengan demikian secara etimologi, motivasi berkaitan dengan hal-hal yang mendorong atau menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu.
Motivasi menurut American Encyclopedia adalah kecenderungan (suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang yang membangkitkan topangan dan tindakan. Motivasi meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga dari pengamatan tingkah laku manusia. Harold Koontz dan Heinz Weihrich, (1988 : 411) juga mengemukakan pendapatnya tentang motivasi sebagai berikut : Motivation is a general trem applying to the entire class of drives, desire, needs, wishes and similar forces. To say thad managers motivate theirsubordinates is to say thad they do those things which they hope will satisfy these drives and desires and induce the subordinates to act ina desired manner.
Yang terjemahannya: Motivasi adalah suatu pengertian umum yang menggunakan seluruh kelas tentang dorongan, keinginan, kebutuhan, harapan dan kekuatan-kekuatan sejenisnya. Dengan demikian maka istilah motif sama artinya dengan kata-kata motive motif, dorongan, alasan dan lain-lain. Motivasi berkaitan dengan kebutuhan kita sebagai manusia selalu mempunyai kebutuhan yang diupayakan untuk dipenuhi. Untuk mencapai keadaan termotivasi, maka kita harus mempunyai tindakan tertentu yang harus dipenuhi, dan apabila kebutuhan itu terpenuhi, maka muncul lagi kebutuhan-kebutuhan yang lain hingga semua orang termotivasi. Dihubungkan dengan arti kata asal motivasi tersebut menunjukan bahwa suatu motif merupakan keadaan kejiwaan yang mendorong atau menggerakan seseorang untuk bersikap dan berperilaku guna mencapai tujuan, baik individu maupun organisasi.
Dengan demikian motivasi dapat diartikan sebagai pemberi daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerjasama,bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk mencapai kepuasan. Motivasi konsumen adalah keadaan di dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan guna mencapai suatu tujuan. Dengan adanya Motivasi pada diri seseorang akan menunjukkan suatu perilaku yang diarahkan pada suatu tujuan untuk mencapai sasaran kepuasan. Jadi Motivasi adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar melakukan sesuatu yang diinginkan. Perilaku yang termotivasi diprakasai oleh pengaktifan kebutuhan atau pengenalan kebutuhan. Kebutuhan atau motif diaktifkan ketika ada ketidakcocokan yang menandai antara keadaan aktual dengan keadaan yang diinginkan atau yang disukai.karena ketidakcocokan ini meningkat, hasilnya adalah pengaktifan suatu kondisi kegairahan yang diacu
xxx
sebagai dorongan. Semakin kuat dorongan tersebut, maka semakin besar pula urgensi respon yang dirasakan. Kebutuhan merupakan hal yang mendasari perilaku konsumen. Kita tidak mungkin memahami perilaku konsumen tanpa harus memahami kebutuhannya. a. Proses motivasi :
1) tujuan. Perusahaan harus bisa menentukan terlebih dahulu tujuan yang
ingin dicapai, baru kemudian konsumen dimotivasi ke arah itu.
2) mengetahui kepentingan. Perusahaan harus bisa mengetahui keinginan
konsumen tidak hanya dilihat dari kepentingan perusahaan semata
3) komunikasi efektif. Melakukan komunikasi dengan baik terhadap
konsumen agar konsumen dapat mengetahui apa yang harus mereka
lakukan dan apa yang bisa mereka dapatkan.
4) integrasi tujuan. Proses motivasi perlu untuk menyatukan tujuan
perusahaan dan tujuan kepentingan konsumen. Tujuan perusahaan
adalah untuk mencari laba serta perluasan pasar. Tujuan individu
konasumen adalah pemenuhan kebutuhan dan kepuasan.kedua
kepentingan di atas harus disatukan dan untuk itu penting adanya
penyesuaian motivasi.
5) fasilitas. Perusahaan memberikan fasilitas agar konsumen mudah
mendapatkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.
b. Tujuan motivasi konsumen : 1) meningkatkan kepuasan
2) mempertahankan loyalitas
3) efisiensi
4) efektivitas
xxxi
5) menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara produsen atau
penjual dengan pembeli atau konsumen.
Motivasi konsumen yang dilakukan oleh produsen sangat erat sekali berhubungan dengan kepuasan konsumen. Untuk itu perusahaan selalu berusaha untuk membangun kepuasan konsumen dengan berbagai cara. Kebutuhan dan tujuan dalam konteks perilaku konsumen mempunyai peranan penting karena motivasi timbul karena adanya kebutuhan yang belum terpenuhi dan tujuan yang ingin dicapai.kebutuhan menunjukkan kekurangan yang dialami seseorang pada suatu waktu tertentu.
3. Teori Pendorong Motif
Menurut Effendy (1996:52) motif dibedakan menjadi dua yaitu: a. Motif Rasional
Konsumen melakukan pembelian barang karena terdorong oleh pertimbangan logika yang logis. Misalnya karena berbusa banyak, rasanya sedap, tidak pahit, harga murah, dan mudah diperoleh.
b. Motif Emosional
Konsumen terdorong melakukan pembelian suatu barang tertentu karena adanya pertimbangan-pertimbangan ataupun langkah-langkah yang kurang logis. Lebih banyak pada pertimbangan emosional saja.
Motif adalah suatu kebutuhan yang cukup menekan seseorang untuk mengejar kepuasan.
Menurut Lounden dan bitta (David L Loudon & Albert J Della Bitta, Consumer Behavior, Mc.Graw Hill Inc, 1996: 328-333 www.google.com), empat pendorong motif yaitu: a. Pendorong pemicu (Triggering arousal)
1) Kondisi Psikologis (Psychological Condition)
Kondisi psikologi adalah dorongan untuk memuaskan kebutuhan biologis seperti kebutuhan makan, minum, dan kebutuhan pendukung hidup lainnya. Kebutuhan biologis yang tidak terpenuhi akan menghasilkan ketegangan jika ketegangan ini kuat maka dorongan akan terjadi dan menimbulkan energi untuk memuaskan kebutuhan.
2) Aktifitas Kognitif (cognitive activity)
Aktifitasi kognitif menunjukan bahwa manusia cendrung berfikir dan mengemukakan alasan-alasan. Pikiran dan alas an dalam ingatan mengenai lingkungan dan informasi yangbenar-benar siterima oleh
xxxii
konsumen. Contohnya ketidakseimbangan yang besar akan tejadi bila pengetahuan sebuah merek oleh konsumen berbeda dengan pengalaman pemakainya’
3) Kondisi Situsional (Situasional Condition)
Kondisi Situsional adalah situasi tertentu yang berlawanan dengan konsumen yang dapat memicu dorongan. Kondisi situsional dapat bekerja sendiri untuk menggerakan motif. Hal ini nampak ketika keadaan saat ini dan sesuatu dipandang lebih baik.
4) Sifat-Sifat Rangsangan (Stimulus Properties)
Sifat-sifat rangsangan yaitu bahwa rangsangan eksternaljuga memiliki kekuatan untuk menggerakan dorongan seperti karakteristiksesuatu yang baru, keterkejutan, ambiguitas, ketidakpastian. Dorongan adalah penting bagi pemasar karena hal ini digunakan untuk menarik perhatian konsumen. Oleh karena itu, pemasar dapat menggunakan potensi ini untuk memberikan informasi, membantu pemprosesan informasi konsumen dan meningkatkan minat terhadap produk
b.Rangsangan dan Dorongan Optimal (Optimal Stimulation And Arousal)
Secara historis konsumen dipandang sebagai penghindar ketegangan (tension avoiders). Kejadian-kejadian yang menciptakan ketegangan dan menimbulkan dorongan untuk meredakan ketegangan. Konsumenm dapat meningkatkan atau mengurangi rangsangan eksternal. Situasi ini tergantung dengan kondisi yang ada. Rangsangan yang konsumen peroleh berasalkan dari lingkungan ditentukan oleh jumlah ketidakseimbangan antara pengetahuan yang disimpan. Konsumen selalu berusaha melepaskan diri dari ketidakseimbangan dan menggerakan diri untuk pemenuhan kebutuhan pada titik optimum.
c. Efek-efek Pendorong (Effect Of Arousal)
Intensitas pendorong untuk mengatur jumlah usaha konsumen untuk memotivasi situasi dapat berupa berbagi bentuk. Suatu bentuk dari intensitas adalah derajat dimana mekanisme perhatian dibuat peka untuk menerima informasi dari lingkungan. Hal ini meningkatkan peluang sehingga konsumen sadar akan informasi untuk menghadapi siasi motivasional. Proses ini dalam kenyataan adalah pasif karena perhatian konsumen hanya difokuskan pada rangsangan yang terjadi. Efek pendorong lain dapat memperluas informasi dengan mendorong proses pencarian aktif seperti membaca buku. Pendorong juga mempengaruhi aktifitas kognitif yang meliputi berfikir dan mengevaluasi.
d.Motif Ekspresi Utilitarian Dan Hedonis (Utilitarian And Hedonic Expression
Of Motive)
xxxiii
Persektif hedpnis menjelaskan bahwa konsumen mencari produk atau jasa untuk rangsangan sensorik, apresiasi terhadap kencantikan, gengsi, harga diri dan kemewahan. Seadangkan pandangan utilitarian memandang bahwa konsumen mencari dan menggunakan produk atau jasa berdasarkan kegunaan seperti sabun,handphone dan produk lainnya. Implikasi dari sudut pandang utilitarian dan hedonis adalah tergantung pada keadaan dimana barang dan jasa tersebut diharapkan akan memberikan fungsional dan hedois. Pemasar harus pula mengenal karakteristik yang akan diiklankan yaitu apakah cenderung kedalam persektif utilitarian atau hedonis. Untuk utilitarian metode komunikasi melalui iklan verbal sedangkan hedonis metode komunikasi yang tepet adalah melalui symbol.
4. Peran Motif
Peran motif adalah untuk membangkitkan dan menunjukan perilaku konsumen. Motif menurut Loudon Dan hitta memiliki beberapa fungsi penting untuk mengarahkan perilaku konsumen yang dijabarkan sebagai berikut: a. Menetapkan Kebutuhan Dasar (defining basic meiving)
Motif mempengaruhi konsumen untuk mengembangkan dan mengidentifikasi kebutuhan dasar konsumen seperti keamanan, berafiliasi, berprestasi dan tingkat kebutuhan lainnya yang ingin dicapai, hal-hal tersebut dapat membimbing perilaku melalui berbagai macam keputusan.
b.Mengidentifikasi obyek sasaran (Identifiying Goal Objects)
Motif membantu mengidentifikasi produk atau jasa sebagai sasaran dalam mencapai tujuan. Namun seringkali konsumen berpikir bahwa produk merupakan tujuan nyata tanpa menyadari bahwa produk itu sendiri yang menunjukan cara memuaskan motif.
c. Mempengaruhi kriteria dalam pemilihan produk (influence choice criteria)
Motif ini meyebabkan pemasar tertarik untuk mempengaruhi kriteria pemilihan. Dalam beberapa kasus, hal ini terjadi karena konsumen tidak menyadari motif konsumen itu sendiri.
d.Mengarahkan Pengaruh-pengaruh lain (Direction Other Influence)
Pada tingkat yang lebih penting motif mempengaruhi individu dalam membentuk persepsi, belajar, keperibadian dan sikap proses informasi seseorang. Motif juga berakibat langsung pada perilaku seperti motif memepengaruhi proses informasi yang pada akhirnya diinterpretasikan oleh manusia.
5. Teori Motivasi Intrinsik dan Motivasi Ekstrinsik
xxxiv
motivasi terdiri dari dua jenis, yaitu motivasi interinsik dan motivasi ekstrinsik. (Basu Swasta dan Handoko, 1997: 79-84) a. Motivasi Interinsik
Motivasi Interinsik adalah dorongan, keperluan atau keinginan yang tidak perlu disertai perangsang dari luar (kamus besar bahasa Indonesia,2005: 765) sedangkan menurut Hamzah B. Uno (2007: 4), motivasi interinsik adalah motif yang timbulnya tidak memerlukan rangsangan dari luar karena memang sudah ada dalam diri sendiri, yaitu sesuai dengan kebutuhan. Berikut ini adalah teori motif yang termasuk dalam teori motivasi interinsik, yaitu: 1) Ketetapan atau Konsistensi (Consistency)
Motif ini di maksudkan untuk mempertahankan sebuah pandangan dunia yang bertalian secara logis yang terorganisir. Rasa percaya atau informasi yang kurang konsisten dengan kenyataan menciptakan ketegangan dan kebutuhan untuk menjelasjkan situasi tersebut (Basu Swasta dan Handoko, 1997: 79)
Kecenderungan konsumen menerima hubungan yang positif antara harga dan kualitas merupakan hasil dari motif konsistensi.
2) Pengelompokan atau Kategorisasi (Categorization)
Motif ini untuk mengumpulkan informasi yang kompleks agar menjadi teratur konsumen yang menghadapi lingkungan yang kompleks, dorongan untuk mempermudah pengalamannya dengan tindakan mengkategorikan pengalaman-pengalaman tersebut. Hal ini terjadi jika konsumen termotivasi untuk mempersiapkan mentalnya dalam mengkategorikan pengalamannya dengan mendapatkan kembali dari memorinya.
3) Otonomi atau Kemandirian
Motif ini merupakan intisari dari karakteristik individu dalam merealisasikan diri melalui pembentukan yang terintegrasi dan identitas yang otonom. Teori motif ini memberikan penekanan pada perkembangan kebutuhan konsumen. Otonomi merupakan pendekatan humanistik yang mengarah pada apa yang memotivasi seseorang. Karakteristik konsumen dalam merealisasikan diri melalui pembentukan yang terintegrasi dan identitas yang otonom. Teori motivasi ini memberikan pada perkembangan kebutuhan konsumen.
4) Teori Teleologis
Motif teologis konsumen konstan memperbandingkan pikirannya atau menghendaki situasi berdasarkan persepsinya dengan situasi yang ada
xxxv
sekarang. Mencoba membuat situasi yang nyata menjadi sesuatu yang mungkin untuk pikirannya. Bermacam-macam aktivitas, seperti produk, pelayanan, dimonitor konstan oleh konsumen untuk menentukan apakah gap antar dorongan atau kehendak dengan penerimaan situasi yang ada itu meningkat atau berkurang.
5) Pengurangan Ketegangan (Tension Reduction)
Motif ini digunakan untuk mengurangi atau menghindari tekanan yang timbul bila kebutuhan tidak terpenuhi. Ketegangan reduksi untuk memotivasi konsumen memperoleh keseimbangan. Suatu reduksi untuk kepuasan dan ketegangan merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Konsumen dimotivasi untuk mereduksi atau mengurangi ketegangan yamg dihadapi agar terjadi keseimbangan pada dirinya.
6) Pertahanan Diri (Ego Defense)
Banyaknya konsumen merasa bahwa situasi kehidupan yang beragam dapat menimbulkan tantangan terhadap ego. Situasi ini menciptakan rasa malu pada lingkungan sosial, tantangan terhadap harga diri dan bentuk lainnya dari bahaya psikologi. Motif mempertahankan diri merupakan dorongan untuk melindungi self image dirinya. Pada umumnya konsumen tidak ingin diketahui kekurangan dirinya untuk itu konsumen akan menutupi atau mempertahankan dirinya.
7) Pernyataan (assertion)
Teori motif pernyataan merupakan teori motif konsumen dalam berprestasi, kesuksesan, kekaguman dan kekuatan. Kebutuhan untuk berprestasi dan kekuasaan merupakan motif assertion. Produk dan pelayanan yang diperoleh merupakan symbol kepuasan keberhasilan dari motif assertion.
8) Motif Pembentukan Identitas (Identification)
Teori motif identifikasi merupakan motif untuk mendapatkan kepuasan atas keputusan pembelian suatu produk sehingga merasanya dirinya diterima oleh lingkungan dan merasa senang untuk memainkan peran serta untuk merasa dibutuhkan oleh lingkungannya.
b.Motivasi Ekstrinsik
Motivasi eksterinsik adalah dorongan atau keperluan atau keinginan yang perlu disertai perangsang dari luar (kamus besar bahasa Indonesia 2005: 756). Sedangkan menurut Hamza B. Uno (2007: 4) motivasi eksterinsik adalah motif yang timbul karena adanya pengaruh dari luar atau lingkungan yang
xxxvi
menimbulkan motivasi dalam diri untuk melakukan tindakan. Berikut adalah beberapa teori motivasi eksterinsik, yaitu: 1) Sifat (attributor)
Motif yang timbul untuk mengerti dan menyimpulkan penyebab berbagai kejadian dapat dipertimbangkan sebagai motif sifat. Dalam hal ini difokuskan pada orientasi konsumen kearah kejadian eksternal dalam lingkungan. Dorongan untuk merencanakan apa sebab sesuatu terjadi mengetahui sebab-sebab kejadiannya penting dan mengerti dunia seseorang. Hal ini merupakan karakteristik dari motif atribut.
2) Tujuan atau Sasaran
Konsumen yang dipengaruhi oleh motif ini akan menggunakan penilaian objektif dan informasi eksternal sebagai pengganti pemikir internal untuk menarik simpulan mengenai nilai, sikap dan kesukaan. Banyak konsumen tidak dapat memahami dirinya dengan merefleksikan dirinya sendiri. Untuk dapat mengamati perilaku orang lain kita harus mengerti motif apa yang melatarbelakangi perilaku konsumen yang menghendaki mengembangkan suatu pendapat terhadap sesuatu, pertama kali mereka mengulangi tingkah lakunya dan kemudian atas dasar pengalaman sebelumnya mereka dapat bersikap terhadap sesuatu tersebut. Oleh karena itu, sikap konsumen terhadap suatu barang dipengaruhi oleh tindakan sebelumnya terhadap jenis dan merek barang tersebut.
3) Stimulasi
Beberapa konsumen memiliki kebutuhan untuk stimulasi. Secara alamiah mempunyai perasaan ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru. Motif stimulasi diyakini bertanggung jawab pada perilaku inovatif diantara konsumen. Konsumen dengan motif stimulasi memungkinkan low loyals. Hal ini menyebabkan konsumen mencoba produk dan merek baru yang menghindari diri penggunaan satu merek dalam jangka waktu loama. Oleh karena itu, loyalitas mereka cukup sukar untuk konsumen yang mempunyai motif stimulasi tinggi.
4) Manfaat (Utilitarian)
Konsumen yang dipengaruhi oleh motif ini akan menggunakan lingkungan eksternal sebagai sumber daya yang berharga untuk memperoleh informasi untuk memecahkan masalah. Utilitarian merupakan motif konsumen yang mempunyai kesempatan eksternal untuk memecahkan masalah dam merupakan dorongan untuk mendapatkan informasi yang bermanfaat, kemampuan baru yang digunakan dalam melawan tantangan hidup.
5) Ekspresi (self expression)
xxxvii
Konsumen kadang-kadang mempunyai dorongan untuk mengekspresikan dirinya. Mengenakan pakaian secara khas merupakan refleksi dari motivasi ekspresi. Artinya untuk mengetahui apakah konsumen merasa puas setelah proses pembelian dapat dibaca dari ekspresinya.
6) Penguatan (Reinforcement)
Konsumen yang dipengaruhi oleh motif ini memiliki kecendrungan untuk bertindak sesuai situasi yang menguntungkan. Pengalaman yang dirasa menguntungkan dimasa lampau dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Kekuatan motivasi reinforcement konsumen akan mempertahankan dirinya dalam mencapai suatu tujuan. Reinforcement dapat memperkuat respon terhadap stimulus yang dapat bersifat positif reward atau negative punishment.
7) Teori afiliasi
Merupakan motif konsumen yang menjadi dasar untuk berhubungan sosial dengan orang lain dan untuk berkelompok. Motif afiliasi merupakan dorongan atau kebutuhan konsumen untuk mengadakan hubungan interpersonal dengan orang lain.
8) Model atau Contoh
Merupakan motif konsumen untuk melakukan tindakan yang sama dengan apa yang dilakukan oleh orang lainnya. Misalnya konsumen dalam mengadakan hubungan interpersonal meniru yang dilakukan oleh konsumen lain.
D. Keputusan Pembelian Konsumen Terhadap Produk
Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh bermacam-macam faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan langkah-langkah dalam proses pembelian. a. Peran Pembelian
Peran pembeli menurut (Mowen & Minor, 1995:54) terdiri dari : 1) Pemberi pengaruh (influencers) anggota keluarga berusaha untuk
mempengaruhi dalam pemilihan produk dengan memberikan informasi
dan nasehat.
2) Penjaga pintu (gate keepers) anggota keluarga yang mempunyai
kemampuan untuk mengontrol informasi yang tersedia untuk dijadikan
xxxviii
pembuat keputusan,. Biasanya orang tua yang lebih berperan pada tipe ini
dalam memilih tontonan televisi untuk anaknya.
3) Pembuat keputusan (deciders) anggota keluarga yang mempunyai
kekuatan untuk membuat keputusan kapan dan apa yang harus dibeli.
4) Pembeli (buyers) anggota keluarga yang biasanya sering membuat
pembelian. Contoh remaja yang memilih motor apa yang ingin dibeli,
warnanya, bentuknya da lain-lain.
5) Penyiap kebutuhan (prepares) anggota keluarga ini menyesuaikan produk
agar bisa digunakan oleh anggota keluarga yang lain. Contoh
menyiapkan makanan.
6) Pengguna (users) adalah orang-orang yang mengkonsumsi atau
menggunakan produk dan membelinya sebagai persiapan untuk keluarga.
7) Pemelihara (maintainers) orang yang menyediakan perlengkapan rumah
dan membuat aturan dalam memelihara rumah.
8) Pengatur (disposers) menentukan produk kapan dihentikan
penggunaannya dan apa yang akan dilakukan dengan produk itu.
Keputusan pembelian dilakukan seorang konsumen ketika keterlibatan yang tinggi akan produk tersebut Henri Asael (Sutisna, 2001:14 mengidentifikasikan sebagai berikut: 1. Apakah produk itu penting bagi konsumen.
2. Apakah produk tersebut secara terus menerus menarik bagi konsumen.
3. Apakah produk membawa atau menimbulkan resiko.
4. Apakah produk itu mempunyai daya tarik emosional.
xxxix
Gambar Model Keterlibatan konsumen
Henri Asael (Sutisna, 2001:14 )perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran gambar2.5
Gambar diatas, memberikan gambaran berbagai kondisi yang mempengaruhi keterlibatan konsumen kemudian mempengaruhi pengolahan informasi yang menimbulkan keputusan pembelian. Keterlibatan tahan lama dipengaruhi pentingnya produk pada diri konsumen, daya tarik yang terus menerus dari suatu produk, daya tarik emosional dan symbol-simbol dari kelompok rujukan. Keterlibatan situasional dipengaruhi simbol-simbol kelompok rujukan, dan resiko pembelian. Simbol-simbol nilai kelompok rujukan mempengaruhi keterlibatan tahan lama yang terjadi ketika individu konsumen menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kelompok rujukan. Keterlibatan emosional dan keterlibatan tahan lama dikategorikan sebagai konsumen yang mempunyai keterlibatan tingkat tinggi. Keterlibatan konsumen yang tinggi meyebabkan konsumen lebih banyak
Enduring Involvement
1. Pentingnya produk terhadap citra diri konsumen
2. Daya tarik yang terus menerus
3. Daya tarik emosional 4. Badge
1. Risiko yang dirasakan 2. badge
Situsional Involvement
Tingkat pemprosesan informasi yang lebih tinggi
Consumer/Complex decision making
xl
mencari informasi dan menyeleksi informasi serta lebih hati-hati dalam keputusan pembelian.
1. Jenis Perilaku Pembelian
Menurut Kotler dan Armstrong (2003:221) tipe perilaku pembelian konsumen berdasarkan tingkat keterlibatan pembelian dan tingkat perbedaan diantara merek terbagi kedalam empat kelompok.
Gambar 2.6 Tipe Perilaku Pembelian Konsumen
Sumber : Kotler & Armstrong : Dasar-dasar Pemasaran. 2003, hal : 222 a. Perilaku pembelian yang kompleks. Terdiri dari proses tiga langkah
yaitu sebagai berikut :
1) Pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tersebut.
2) Ia membangun sikap tentang produk tersebut
3) Ia membuat pilihan pembelian yang cermat
4) Perilaku pembelian yang rumit lazim terjadi bila produknya
mahal, jarang dibeli, berisiko, dan sangat mengekspresikan
diri.
b. Perilaku pembelian pengurang ketidaknyamanan (disonasi) Setelah
melakukan pembelian, konsumen mungkin mengalami
ketidaknyamanan yang muncul. Dalam hal ini komunikasi pemasaran
harus ditujukan pada penyediaan keyakinan dan evaluasi yang
membantukonsumen merasa puas dengan pilihan mereknya.
Perilaku Pembelian
Yang Kompleks
Perilaku Pembelian
Pencari Variasi
Perilaku Pembelian Pengurangan Disonasi
Perilaku Pembelian Kebiasaan
Keterlibatan tinggi Keterlibatan rendah
Perbedaan yang sangat besar di antara merek
Perbedaan yang sangat kecil di antara merek
xli
c. Perilaku pembelian karena kebiasaan Banyak produk di beli dengan
kondisi rendahnya keterlibatan konsumen dan tidak adanya perbedaan
merek yang signifikan.
d. Perilaku pembelian yang mencari variasi Pembelian ini ditandai
dengan keterlibatan konsumen yang rendah namun perbedaan merek
yang signifikan, konsumen sering melakukan peralihan merek.
Konsumen mungkin mengambil merek lain karena bosan atau ingin
mencari variasi terhadap merek yang lain.
2. Struktur Keputusan Membeli
Keputusan untuk membeli yang diambil oleh pembeli itu sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan. Setiap keputusan membeli mempunyai suatu struktur sebanyak tujuh komponen. Adapun komponen dalam keputusan membeli dikemukakan oleh Basu Swastha dan Irawan (1998: 118) adalah sebagai berikut : a. Keputusan tentang jenis produk
Perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif lain yang mereka pertimbangkan.
b. Keputusan tentang bentuk produk
Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli bentuk produk tertentu. Keputusan tersebut menyangkut bentuk ukuran, mutu, corak dan sebagainya. Dalam hal ini perusahaan harus melakukan riset pemasaran untuk mengetahui kesukaan konsumen tentang produk bersangkutan agar dapat memaksimalkan daya tarik mereknya.
c. Keputusan tentang merek
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang merek mana yang akan dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri. Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen memilih sebuah merek.
d. Keputusan tentang penjualnya
xlii
Konsumen dapat mengambil keputusan dimana produk tersebut akan dibeli. Dalam hal ini produsen harus mengetahui bagaimana konsumen memilih penjual yang dipercaya.
e. Keputusan tentang jumlah produk
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang beberapa banyak produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini perusahaan harus mempersiapkan berbagai macam produk sesuai dengan keinginan yangberbeda-beda dari para pembeli.
f. Keputusan tentang waktu pembelian
Konsumen dapat mengambil keputusan tentang kapan harus melakukan pembelian. Untuk itu, perusahaan harus mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam penentuan waktu pembelian. Dengan demikian perusahaan dapat mengatur waktu produksi dan kegiatan pemasarannya.
g. Keputusan tentang cara pembayarannya
Konsumen dapat mengambil keputusan mengenai bagaimana sistem produk yang dibeli, apakah secara tunai atau dengan kredit.
3. Proses Keputusan Pembelian
INPUT EXTERNAL INFLUENCE
Proces Internal Influence
Otput
Firm Marketing Efforts 1.SocialCultural Enviroment 1.Product 2.Family 2.Promotion 3.Informal Sources 3.Price 4.Other Noncomercial Sources 4.Channels Of 5.Subcultural and culture Distribution
Need Recognition Prepurchese search Evaluation of alternatife
Experince
Purchase Trial Repeat Purchase Post purchases Evaluation
Pysicological Field 1.Motivation 2.Perception 3.Personality 4.Learning 5.Attitudes
xliii
Gambar Model Keputusan Pembelian Schiffman dan Kanuk
www.e-iman.uni.cc seri manajemen pemasaran Gambar 2.7
gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Input
Faktor dari luar yang terdiri dari bauran pemasaran dan faktor sosial. Bauran pemasaran untuk menjangkau, member informasi dan mendorong keputusan pembelian konsumen. Faktor sosial budaya meliputi keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas social dan sub budaya memberikan pengaruh bagaimana konsumen melakukan evaluasi dalam menerima ataupun menolak produk suatu perusahaan. 1) Proses
Proses keputusan pembelian dipengaruhi unsur psikologis yang menentukan tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, kepribadian dan sikap.
2) Adanya kebutuhan
Kesenjangan antara keadaan faktual dengan keadaan yang diingikan konsumen. Kebutuhan ini dapat dirasakan baik melalui rangsangan dari luar maupun dari dalam diri konsumen seperti lapar dan haus.
3) Pencarian Informasi Sebelum Pembelian
Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternative yand ada. Informasi tersebut, dikumpulkan dalam jumlah lebih dari satu yang dapat mempunyai kesamaan, melengkapi bahkan berbeda dalam keberadaanya. Persaman informasi mendukung daya kepercayaan dimana perbedaan memberikan alasan untuk evaluasi kesesuaian dan kebutuhan maupun keinginan konsumen.
4) Evaluasi alternatif
Perbandingan dari berbagai alternative yang tersedia sehingga diperoleh pilihan terbaik.
b. Otput
Perilaku setelah pengambilan keputusan yang terdiri dari perilaku pembelian dan evaluasi setelah pembelian. 1) Pembelian
xliv
terdapat dua jenis pembelian yaitu pembelian ulang dan pembelian coba-coba. Pembelian coba-coba merupakan awal dari konsumen melakukan dengan produk amupun organisasi sedang kan pembeliabn ulang menunjukan pembelian yang terjadi setelah konsumen mempunyai pengalaman dengan produk maupun organisasi sebagai indikasi adanya keprcayaan dan kepuasan.
2) Evaluasi setelah pembelian
Penilaian terhadap pembelian yang dilakukan dari terpenuhinya kebutuhan, keinginan dan harapan. Penilaian ini menimbulkan rasa puas atau tidak puas konsumen yang memberikan pengaruh terhadap tindakan selanjutnya terhadap produk maupun organisasi sebagai umpan balik dari pengalaman pembelian.
Model keputusan pembelian telah dikemukakan memperlihatkan adanya tiga klasifikasi yaitu: input, proses dan output. Input menentukan proses yang kemudian menghasilkan output berupa pembelian. Proses yang meliputi variable pembuat keputusan unsure psikologis, pengalaman berlangsung dalam diri konsumen ditentukan input yang bersumber dari luar individu konsumen berupa usaha pemasaran (marketing mix) yang dilakukan oleh perusahaan, Lingkungan sosial budaya, Keputusan pembelian berlangsung dalam diri konsumen meliputi adanya kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternative yang menghasilkan output pembelian. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari dalam diri konsumen sebelum mencapai tindakan pembelian.
4. Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap
menurut Bilson Simamora (2003:94),yaitu:
a. Pengenalan masalah
Tahap pertama dari proses keputusan pembelian dimana konsumen mengenali suatu masalah atau kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dirancang oleh rangsangan internal maupun rangsangan eksternal.
b. Pencarian informasi
Konsumen di gerakan untuk lebih banyak mencari informasi dari sumber yang ada sumber konsumen terbagi kedalam empat kelompok yaitu :
xlv
1) Sumber pribadi berupa keluarga,teman,tetangga dan kenalan
2) Sumber niaga berupa periklanan,pameran dan petugas
penjualan
3) Sumber umum berupa media massa,organisasi dan konsumen
4) Sumber pengalaman berupa penggunaan produk itu sendiri
c. Evaluasi alternative
Adalah bagaimana konsumen mengunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternative dalam himpunan pilihan. Evaluasi ini mempunyai dua komponen (Lilien,Kotler dan Moorthy, 1992:26) yaitu: 1) Perception Formation (bentuk persepsi)
Konsumen harus yakin mengenai keistimewaan dari produk alternatif yang akan menjadi pertimbangan
2) Preference Formation (hal-hal yang disukai)
Konsumen harus melihat produk berdasarkan persepsi mereka serta tujuan dan harapan terhadap produk tersebut misalnya merek, model dan lain sebagainya
d. Keputusan Pembelian
Tahap penilaian keputusan meyehatkan konsumen membentuk piliham diantara beberapa merek dan membentuk maksud membeli atas merek yang di sukainya. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pembelian dalam keputusan pembelian, yaitu: 1) Sikap orang lain, akan mengurangi satu alternatif yang disukai
seseorang dengan dua hal berupa intensitas sikap negative
pihak lain terhadap pilihan alternative konsumen serta motivasi
keinginan konsumen tunduk pada keinginan lain.
xlvi
2) Faktor situsional yang tak terduga, seperti munculnya seorang
sahabatnya yang menceritakan kepadanya tentang penggunaan
merek itu mengecewakan dan ini akan mengubah maksud
pembelian.
Dalam kelengkapan fungsi produk perlu adanya kelengkapan tambahan berupa fitur-fitur yang membedakan produk dari produk pesaingnya.inilah salah satu yang menjadi penarik minat konsumen.
e. Evaluasi pasca pembelian. Konsumen melakukan tindak lanjut setelah
membeli berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan mereka. Kepuasan
pasca pembelian akan terjadi jika produknya sesuai atau lebih dari
yang diharapkan bila tidak maka konsumen akan kecewa. Tindakan
pasca pembelian yaitu konsumen puas maka peluang membeli
berikutnya tinggi dan mereka cenderung mengatakan yamg bagus
tentang produknya kepada orang lain dimana hal ini merupakan iklan
terbaik bagi perusahaan.
D. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang berhubungan dengan judul skripsi penulis
terdahulu yang dilakukan oleh ( mohamad rusman Jurnal Ekonomi, bisnis dan sosial Volume 5 No. 2: 2005) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh Faktor Psikologis Dan Sosial Budaya Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Sepeda Motor Honda Dari Pada Produk Sepeda Motor Lainnya”. Analisa deskriptif dalam penelitian ini mendeskripsikan variable motivasi, sikap dan kelompok referensi terhadap keputusan pembelian Produk Sepeda Motor Honda Dari Pada Produk Sepeda Motor Lainnya.. Pada pengambilan sample penelitian tersebut dengan menggunakan teknik sample purposive random sampling dalam penelitian ini, yang menjadi variable terikat adalah keputusan pembelian (Y) dan variable bebasnya adalah motivasi(X1), sikap(X2) dan referensi(X3) Adapun dalam penelitiannya menggunakan model “Regresi Linear Berganda” dalam penelitian tersebut memberikan hasil bahwa Variabel motivasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung 2,037 > t tabel 1,671
xlvii
dengan R square sebesar 0,252 atau 25,5%. bahwa Variabel sikap mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung 2,443 > t tabel 1,671 dengan R square sebesar 0,448 atau 44,8%. Variabel referensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung 3,163 > t tabel 1,671 dengan R square sebesar 0,473 atau 47,3%. dengan Koefisien determinasinya (R2) 0.91780 atau 91.780%. sedangkan semua variabel tersebut (motivasi, sikap dan referensi) mempunyai pengaruh terhadap variabel keputusan pmbelian yaitu sebesar atau koefisien determinasinya (R2) 0,539 atau sebesar 53,9%. dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi, sikap dan referensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel keputusan pembelian, dan variabel referensi (X3) mempunyai pengaruh yang paling dominan.
E. Kerangka Pemikiran Konseptual Kehidupan dunia bisnis yang mengalami perkembangan khususnya pada
produk telekomonikasi (handphone) dan perubahan membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai macam produk sejenis. Disertai dengan isu globalisasi dan informasi telah membawa masyarakat lebih kritis dan peka di dalam pemilihan produk yang mereka beli. Hal tersebut menyebabkan terjadinya pergeseran pada pola hidup konsumen, dimana pada kondisi ini masyarakat sebagai konsumen suatu barang atau jasa akan dapat memilih produk mana yang sesuai dengan keinginan, kebutuhan, keuangan dan selera. Semakin tumbuh dan berkembangnya perusahaan dengan produk sejenis mengakibatkan persaingan semakin ketat. Untuk bisa menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk lebih memperhatikan perilaku konsumen yang setiap saat berubah karena banyaknya variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam membeli barang dan jasa. Dalam rangka inilah perusahaan sebagai produsen harus melaksanakan kegiatan pemasaran yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen dengan cara mempertahankan keberadaan produk dan mengembangkannya untuk mendapatkan laba yang optimal. Hal ini sangat penting bagi produsen untuk memahami dan mengerti mengapa dan bagaimana konsumen itu memilih dan pada akhirnya membeli suatu produk.
Gambar 2.8
F. Hipotesis
Faktor psikolog(motivasi) Motivasi interinsik (X1)
Keputusan Pembelian
(Y) Motivas Eksterinsik(X2)
Analisis regresi Kesimpulan dan saran
xlviii
Hipotesis merupakan kesimpulan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih yang dinyatakan dalam bentuk pernyataan.Hipotesis juga merupakan jawaban sementara terhadap persoalan yang digunakan untuk mencari jawaban yang sebenarnya sebelum sampai pada sebuah teori yang terbukti kebenarannya.
Menurut Nazir (1982:182), “Hipotesa tidak lain dari jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.”
Hipotesa dikatakan jawaban sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Jadi hipotesa juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empiris.
Berdasarkan model kerangka berfikir di atas terlihat bahwa konsep penelitian ini ada 2 yaitu motivasi dan keputusan pembelian. Kedua konsep tersebut mempunyai variabel-variabel dan indikator-indikator yang berhubungan dengan kerangka berfikir tersebut.
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :
Berdasarkan perumusan masalah tersebut diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :
1. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel motivasi interinsik
dan motivasi eksterinsik secara simultan (bersama-sama).
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel motivasi interinsik dan motivasi eksterinsik secara simultan (bersama-sama).
2. Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel motivasi interinsik
dan motivasi eksterinsik secara parsial (individu).
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan variabel motivasi interinsik dan motivasi eksterinsik secara parsial (individu).
xlix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
l
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian mengambil lokasi di wilayah Jakarta, yang akan dilaksanakan pada bulan Januari 2008. Lokasi dipilih dengan pertimbangan bahwa Jakarta merupakan wilyah dengan tingkat penggunaan handphone yang cukup tinggi.
Pemilihan lokasi penelitian (sampling) dilakukan secara sengaja dengan responden adalah konsumen pengguna handphone nokia dengan berbagai macam tipe yang layak dijadikan objek penelitian.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi adalah wilayah generilisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang di terapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulan. (Sugiono,2004). Pada penelitian ini populasinya yaitu konsomen pengguna handphone di Jakarta.
Adapun teknik pengambilan sampel yang, digunakan dalam penelitian ini adalah teknik convinience sampling merupakan prosedur pemilihan responden yang mudah dihubungi, mudah untuk mengukur, dan bersifat kooperatif. Sedangkan jumlah sampel yang diambil pada penelitian mengacu pada pendapat David A. Aker et al. (2003:402) yaitu sebanyak 100 responden Yang dianggap telah newakili besarnya populasi. Menurut Pamela L. Alreck dan Robert B. Seetle dalam bukunya The Survey Research Handbook untuk Populasi yang besar, sampel minimum kira-kira 100 responden dan sampel maksimumnya adalah 1000 responden atau 10% dengan kisaran angka minimum dan maksimum, secara lebih rinci Jack E. Fraenkel dan Norman E. Wallen menyatakan (meskipun bukan ketentuan mutlak) bahwa minimum sampel adalah 100 untuk studi deskriptif, 50 untuk studi korelasional, 30 per kelompok untuk studi kausal komparatif.
C. Metode Penggumpulan Data
Dalam memperoleh data penulis menggunakan data primer dan data sekunder.
1. Data Primer,di peroleh melalui survey lapangan yaitu dengan cara :
a. Angket (kuesioner)
Yaitu dengan cara. penyebaran kuesioner terhadap, elemen sample dari suatu populasi. Kuesioner berisi pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan penelitian dan harus diisi oleh responden, sedangkan sebelurn dilakukan penelitian dilakukan suatu observasi terhadap objek akan diteliti yaitu para pengguna handphone di wilayah pasar minggu.
b. Wawancara (interview)
li
Yaitu dengan memberikan berbagai pertanyaan kapada pihak-pihak yang terkait dengan produk yang di teliti.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang di peroleh dengan meminta dokumen-dokumen atau laporan-laporan yang bersumber dari perusahaan atau pihak terkait,khususnya di bidang pemasaran. a. Penelitian kepustakaan (library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan dengan cara mempelajari hasil-hasil karya ilmiah,literature dan buku yang berkaitan dengan topic penelitian tersebut.
b. Penelitian lapangan (Field Research)
Dalam penelitian lapangan penulis langsung mengumpulkan data dan informasi terhadap obyek penelitian
D. Metode Analisis
1. Analisis Deskriptif
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisi deskriptif. Metode ini memberikan gambaran atau lukisan secara secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta ataupun sifat mengenai situasi dan kejadian. dengan pendekatan kuantitatif atas data yang terakumulasi. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi terhadap keputusan pembelian.
dengan menggunakan skala likert.jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Tabel 3.1 Skala Likert
lii
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat
Setuju STS TS R S SS
1 2 3 4 5 Sumber : sugiyono : Metode Penelitian Bisnis, 2005, hal. 87
Keuntungan penggunaan skala likert dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor (variability of scorer) sebagai akibat penggunaan skala 1-5, dengan dimensi mutu tercermin dalam daftar pertanyaan, memungkinkan konsumen mengekspresikan tingkat pendapat mereka tentang motivasi dan keputusan pembelian. Skala ordinal adalah angka yang diberikan dimana angka-angka tersebut mengandung pengertian tingkatan, ukuran ordinal digunakan untuk mengurutkan objek data terendah sampai tertinggi atau sebaliknya. Skala ordinal hanyalah memberikan urutan atau rangking dan tidak menggambarkan nilai absolut (Puharyadi dan Purwanto, 2003).
2. Analisis Kuantitatif
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin di ukur. (Husein umar:2003:176) pengujian validitas tiap butir pertanyaan digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap butir dalam table ditunjukkan skor totalnya, yang merupakan jumlah skor tiap butir. Uji validitas ini digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam daftar (konstruk) pertanyaan/pernyataan (Buhono:67).
Dalam analisis item ini Masrun seperti yang dikutip oleh Sugiyono (2006:124) meyatakan bahwa “teknik korelasi untuk menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling banyak digunakan”. Selanjutnya dalam memberikan interpretasi terhadap koefisin korelasi, Masrun menyatakan “item yang mempunyai nilai korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi, menunjukan bahwa item ini mempunyai validitas r = positif(+) jadi kalau korelasi antar butir
liii
dengan skor total negatif (-) maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.
2) Uji Reabilitas
Realibilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih. Secara internal reabilitas instrument dapat di uji deangan memganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrunen dengan teknik tertentu.(Sugiono,metode penelitian bisnis,hal 122,2004) berikut ini dikemukakan Cara pengujian realibilitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Croanbach's alpha (Malhotra, 1996 : 305) yaitu mencari realibilitas instrumen bilamana α ≥ 0,6 maka instrumen dikatakan realibel.
Dengan rumus :
Dimana :
r11 = Realibilitas instrumen k = Bayaknya butir pertanyaan σ² = Varians total ∑ σ²b = Jumlah Varians butir
Selanjutnya data di peroleh dengan menggunakan
kuesioner,dimana hasil analisisnya akan dipersentasikan dalam bentuk table.
b. Uji Asumsi Klasik
Sebelum pengujian hipotesis, juga diuji apakah terdapat penyimpangan asumsi klasik, diantaranya : 1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan mengetahui distribusi data dalam variable yang akan digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dapat dilihat dengan beberapa cara, diantaranya yakni dengan melihat kurva Normal P-plot. Suatu variable dikatakan normal jika gambar distribusi dengan titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal, dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal.
2) Autokorelasi
r 11 = ( ) ⎭⎬⎫
⎩⎨⎧Σ
− 2
2
1 t
b
kk
σσ
liv
( )
2
1
21
2
t
n
t
t
a
t
e
eetDW
∑
∑
=
−=
−=
Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi antara anggota-anggota
dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam ra yang
berkaitan dengan tenggang waktu (Time ngkaian waktu Length),
ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (e t ) pada
periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya
(e 1−t ) yang dapat diartikan bahwa hubungan korelasi dari masing-
masing variabel waktu sekarang akan sama keadaannya pada masa
yang akan datang. Salah satu pengujian yang digunakan untuk
mengetahui Autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson (DW) ,
dengan rumus sebagai berikut:
Cara mudah untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat juga digunakan ketentuan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Durbin Watson
DW Kesimpulan < 1.10 Ada Autokorelasi
1.10 - 1.54 Tanpa Kesimpulan 1.55 - 2.46 Tidak ada Autokorelasi 2.46 - 2.90 Tanpa Kesimpulan
> 2.91 Ada Autokorelasi
3) Multikolinearitas
Multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier antara variabel bebas (independen) dalam model regresi. Jika
lv
variabel bebas berkorelasi sempurna maka dapat disebut dengan Multikolinearitas sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya Multikolinearitas didalam model regresi ditempuh dengan cara sebagai berikut : a) Mengamati nilai R2, F hitung, dan T hitung. Jika nilai R2 dan F
hitung tinggi sementara nilai T hitung banyak yang tidak
signifikan, maka pada model regresi diindikasikan ada
multikolinearitas (Kuncoro, 2001:114)
b) Jika nilai varian inflation factor (VIF) berkisar pada angka 1
hingga 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka dapat
dikatakan terbebas dari Multikolinearitas VIF = 1/tolerance,
jika VIF = 10, maka tolerance 1/10 = 0,1. Semakin tinggi VIF
maka semakin rendah tolerance.
c) Jika nilai koefisien korelasi antara masing-masing variabel
independen kurang dari 0,60 maka model dapat dikatakan
terbebas dari asumsi klasik Multikolinearitas.
4) Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan yang lain. Model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas menunjukkan bahwa model regresi tersebut memiliki kesamaan varians atau data bersifat homogen. Menurut Buhono (2005:62), cara untuk memprediksi ada tidaknya heterokedastisitas pada suatu model tersebut. Analisisi pada gambar scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat hoteroskedastisitas jika : a) Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau di sekitar
angka 0.
lvi
b) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah
saja.
c) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola
bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar
kembali.
d) Penyebaran titik-titik sebaiknya tidak berpola.
c. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh yang ditimbulkan oleh variabel independent (bebas) X1, X2,dan variabel dependent Y. Persamaan regresi linear berganda dirumuskan sebagai berikut : Y = a+ β1 X1+bβ 2 X2 +ε
Keterangan :
Y = keputusan pembelian produk
X1 = motivasi interinsik
X2 = motivasi eksterinsik
a = Bilangan konstanta
β = Koefisien regresi
ε = Standart error
Dari penghitungan dengan SPSS 15 akan diperoleh keterangan atau hasil mengenai koefisien determinasi, Uji F, Uji t untuk menjawab perumusan masalah penelitian. Berikut ini keterangan yang berkenaan dengan hal tersebut diatas, yakni: 1) Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel model summary b dan tertulis R square.
2) Uji F (Uji Simultan)
lvii
( ) ( )12
2
/12/
−−−=
knRRF
Uji F dilakukan untuk melihat dan mengetahui pengaruh bersama-sama variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Untuk menguji hipotesa : Ho : b = 0, maka langkah-langkah yang akan digunakan untuk menguji hipotesa tersebut dengan uji F adalah sebagai berikut: a) Menentukan Ho dan Ha.
Ho : b = 0 (tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen). Ha : b≠ 0 (terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen).
b) Menentukan level of significance.
Level of significance yang digunakan sebesar 5% atau (α) = 0,05.
c) Menentukan nilai F (Fhitung)
Menentukan F hitung perumusannya sebagai berikut:
dimana:
R2 = koefisien determinasi n = jumlah pengamatan/sampel k-1 = jumlah variabel independent
d) Menentukan kriteria penerimaan dan penolakan Ho
Jika Probabilitas < 0,05 tolak Ho Jika Probabilitas > 0,05 diterima Ho
3) Uji t hitung (parsial)
Digunakan untuk membuat kesimpulan mengenai pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, untuk menguji koefisien hipotesa, untuk itu langkah yang digunakan untuk menguji hipotesa tersebut dengan hipotesa sebagai berikut: Ho : β = 0 (koefisien regresi tidak signifikan) Ha : β1 ≠ (koefisien regresi signifikan) Maka penulis akan menggunakan uji t dengan rumus sebagai berikut :
lviii
( )2
2
22
−Σ−Σ−Σ
=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ Σ−Σ
=
−=
nXYbYaYSe
nXY
SeSb
SbSebthitung
Dimana : a = konstanta b = koefisien korelasi n = jumlah sampel
Sb = kesalahan baku koefisien korelasi Se = kesalahan baku koefisien estimasi
Apabila thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya independen secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya independen secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
A. Definisi Operasional Variable
1.Variable Bebas (independent Variable)
Teori motivasi terdiri dari dua jenis, yaitu motivasi interinsik dan motivasi ekstrinsik. (Basu Swasta dan Handoko, 1997: 79-84) Variable bebas dalam penelitian ini adalah Motivasi interinsik yang di konotasikan dengan huruf (X1). dan motivasi eksterinsik (X2) merupakan salah satu komponen penting dalam faktor psikologi konsumen dalam proses pengambilan keputusan pembelian,
2. Variable terikat (dependent Variable)
Tahap-tahap dalam proses keputusan pembelian terdiri dari lima tahap menurut Bilson Simamora (2003:94). Yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternative, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.
lix
Variable terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian produk yang dikonotasikan dengan huruf (Y).
Tabel 3.3 Variabel Operasional
No Variabel Sub Variabel Indikator Ukuran1 Motivasi
Interinsik (X1)
Basu Swasta dan Handoko, 1997
1,.Motif pernyataan
1.1Produk sebagai simbol atau image 1.2 Life style users
Ordinal
2. Motif konsistensi 2.1Rasa kepercayaan terhadap suatu produk
(kualitas dengan harga)
3. Motif teleologis 3.1 situasi berdasarkan
persepsinya dengan situasi yang ada
sekarang.
4. Motif mereduksi ketegangan
4.1pemilihan produk yang dapat
mengurangi rasa jenuh atau bosan
2 Motivasi eksterinsik (X2) Basu Swasta dan Handoko, 1997
Motif sifat 2.1produk dimengerti atau dianggap dapat mendukung aktivitas penngunanya (sesuai
dengan kegitan penggunanya
Motif manfaat 2.2 dorongan untuk mendapatkan
informasi produk yang bermanfaat, yang digunakan dalam
memecahkan masalah
Motif reinforcment 2.3kecendrungan untuk memilih produk yang menguntungkan
lx
Motif Stimulus 2.4 motif yang Secara alamiah (perasaan
ingin tahu dan mencoba sesuatu yang
baru).
Motif models 2.5Merupakan motif konsumen untuk
melakukan tindakan yang sama dengan apa yang dilakukan oleh orang lainnya.
Motif self ekspresuion
2.6 dorongan untuk mengekspresikan
dirinya.
3 Keputusan pembelian
(Y) Bilson Simamora
(2003:94),
1. Pengenalan
masalah
1.1 Kebutuhan akan produk (Keingan atau selera konsumen)
Ordinal
2. Pencarian
informasi
2.1 Sumber pribadi (Keluarga,teman dan tetangga) 2.2 Sumber komersial (iklan,poster dan alin-lain)
3. Pembelian
produk
3.1 pertimbangan harga 3.2 lokasi
4. Evaluasi pasca pembelian
4.1 kepuasan konsumen terhadap produk
lxi
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas gambran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah & Gambaran Singkat Perusahaan
lxii
Nokia tidak hanya nama sebuah merek telepon seluler (ponsel) yang
terkenal sekarang ini. Nama Nokia juga merupakan nama sebuah komunitas
yang tinggal di sungai Emakoski, Finlandia selatan. Dari situlah cikal bakal
perusahaan Nokia berasal. pada awal Sejarah Nokia mulai ketika seorang
insiyur bernama Fredrik Idestam membangun tempat penggilingan kayu di
selatan Finlandia pada 1865. Tepatnya, Idestam mendirikan pabrik kertas di
pinggiran sungai Emakoski.
Gelombang industri yang melanda Eropa ketika itu memberi angin segar
pada usaha kertas milik Idestam. Permintaan kertas meningkat tajam.
Finlandia bagian selatan pun menjelma menjadi kawasan industri yang
banyak diserbu para pekerja. Dan sebuah komunitas pekerja bernama Nokia
terbentuk dan tinggal di sepanjang sungai Emakoski. Kehadiran komunitas
Nokia ternyata menarik sejumlah investor. Finnish Rubber Works merupakan
salah satu perusahaan yang tertarik mendirikan pabrik di wilayah komunitas
Nokia. Pada 1920-an Rubber Works menggunakan nama Nokia sebagai nama
merek produknya yang berupa sepatu, ban, jas hujan, dan perlengkapan
industri. Setelah Perang Dunia II, Finnish Rubber Works membeli saham
mayoritas Finnish Cable Works yang bergerak dalam perlengkapan transmisi,
telegram, dan jaringan telepon. Perlahan-lahan Rubber Works dan Cable
Works melakukan konsolidasi hingga akhirnya merger pada 1967. Nama
Nokia Group pun muncul sebagai bentuk bergabungnya dua perusahaan milik
Finlandia tersebut Sejak itu nama Nokia sebagai produk telekomunikasi mulai
lxiii
berkibar. Bermula dengan dibentuknya departemen elektronik yang
menyumbang sebesar tiga persen terhadap total nilai penjualan Nokia Group.
Kehadiran departemen elektronik Nokia Group juga memberikan lapangan
pekerjaan bagi 460 orang. Tiga tahun kemudian, sekitar 1970-an, Nokia
berhasil meluncurkan digital switch yang diberi nama Nokia DX 200. Ini
adalah bahasa komputer tingkat tinggi dan mikroprosesor intel yang
dikembangkan menjadi jaringan infrastruktur Nokia sekarang ini.
Pada waktu yang bersamaan Nokia juga berhasil menciptakan jaringan
telepon mobil. Pada awal 1981, Nokia berhasil meluncurkan produk bernama
Nordic Mobile Telephony (NMT). NMT merupakan jaringan selular
multinasional pertama di dunia. Karena itu, sepanjang dekade 1980-an NMT
diperkenalkan ke sejumlah negara dan mendapat sambutan yang luar
biasa. Nokia terus mengembangkan industri ponselnya. Pada 1991
Nokia meneken kerja sama dalam menyuplai jaringan GSM ke sembilan
negara Eropa. Lalu pada Agustus 1997 Nokia juga menjalin kerja sama dalam
suplai sistem GSM ke 59 operator di 31 negara.
Kini sebanyak 2.100 seri ponsel Nokia mendulang sukses. Target
penjualan sebanyak 500 ribu unit berhasil diraih pada 1994. produk Nokia
terjual di 130 negara Nokia dapat meningkatkan pendapatan nasional
Finlandia lebih dari 1,5% pada tahun 1999; 3,5% pada tahun 2003. Bahkan
pada tahun 2006, pendapatan Nokia telah melebihi pendapatan Finlandia-nya
lxiv
sendiri. Hal ini yang membuat Finlandia disebut-sebut sebagai Negara Nokia,
atau Nokialand.
B. Hasil Analisa dan Pembahasan
1. Analisis Deskriftif
Berdasarkan perumusan masalah penelitian ini dengan variabel motivasi
interinsik, motivasi eksterinsik dan keputusan pembelian Jawaban dapat
dijabarkan sebagai berikut :
Keputusan pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor
Menurut Kotler (2002:183), faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku
pembelian adalah faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor
psikologis. Faktor-faktor psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku
pembelian konsumen yaitu motivasi, pembelajaran, persepsi dan sikap. Dalam
Hal ini motivasi sebagai variable yang diteliti terdiri dari dua jenis, yaitu
motivasi interinsik dan motivasi ekstrinsik. (Basu Swasta dan Handoko, 1997:
79-84)
a. Untuk menganalisis Motivasi insterinsik maka dalam penelitian ini
menggunakan empat subvariabel yaitu motif pernyataan dengan indikator
lifestyle (gaya hidup), symbol produk dalam hal ini penulis menekankan
pada image merek produk di benak konsumen, subvariabel yang kedua
yaitu motif konsistensi dengan indikator kesesuaian kualitas produk dengan
harga, subvariabel yang ketiga motif teleologis dengan indikator persepsi
lxv
konsumen tentang produk. Dan sub variable yang keempat yaitu motif
mereduksi ketegangan dengan indikator pemilihan produk yang dapat
mengurangi rasa jenuh. Setiap indikator dibuat pernyataan yang diberikan
bobot 1-5 sehingga didapat skor untuk masing-masing pertanyaan.
1) Motif pernyataan
Tabel 4.1
Berbagai fitur produk handphone nokia sesuai dengan gaya hidup
anda.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 4 9 71 15
1.0 4.0 9.0 71.0 15.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa hampir sebagian besar responden
menjawab setuju. Kesesuaian fitur dengan lifestyle penggunanya
menjadi pertimbangan responden dalam membeli handphone nokia.
Dari penilaian pada table diatas sebanyak 15 responden menjawab
sangat setuju, 71 responden menjawab setuju, 9 responden menjawab
ragu, 4 responden tidak setuju dan 1 responden menjawab sangat tidak
setuju.
lxvi
Tabel 4.2
Produk handphone nokia memiliki image yang lebih baik dari
handphone merek lainnya.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 3 11 68 17
1.0 3.0 11.0 68.0 17.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa 17 responden menjawab sangat
setuju, 68 responden menjawab setuju, 11 responden menjawab ragu,
3 responden menjawab tidak setuju dan 1 sangat tidak setuju. Ini
berarti bahwa responden menganggap image produk handphone merek
nokia lebih baik dari produk handphone merek lainya. Ini
dimungkinkan karena pada saat ini nokia sebagai market leader.
Tabel 4.3
Terbiasa menggunakan handphone nokia.
Frekuensi Persentase Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 11 64 24
1.0 11.0 64.0 24.0
lxvii
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Pada tabel 4.3 dapat dilihat bahwa 24 responden menjawab sangat
setuju, 64 responden menjawab setuju, 11 responden menjawab ragu,
1 responden menjawab tidak setuju dan tidak ada responden yang
memberikan penilaian sangat tidak setuju. Ini berarti bahwa responden
adalah pengguna yang puas terhadap produk handphone nokia.
2) Motif konsistensi Tabel 4.4
Kualitas produk handphone nokia sesuai dengan harganya.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 3 12 60 24
1.0 3.0 12.0 60.0 24.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Pada tabel 4.4 dapat dilihat bahwa 24 responden menjawab sangat
setuju, 60 responden menjawab setuju, 12 responden menjawab ragu,
3 responden menjawab tidak setuju dan 1 sangat tidak setuju.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diartikan bahwa pengguna produk
handphone nokia mengakui kesesuaian kualitas produk dengan
harganya.
lxviii
3) Motif teleologis
Tabel 4.5
Merasa nyaman dan aman menggunakan handphone nokia karena
kualitasnya yang sudah teruji dan terjamin.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 3 10 51 35
1.0 3.0 10.0 51.0 35.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Persepsi konsumen terhadap produk handphone nokia Pada tabel 4.5
dapat dilihat bahwa 35 responden menjawab sangat setuju, 51
responden menjawab setuju, 120 responden menjawab ragu, 3
responden menjawab tidak setuju dan 1 sangat tidak setuju. Garansi
yamg diberikan nokia serta award yang didapat produk nokia dapat
menimbulkan “ rasa aman dan nyaman” bagi konsumennya.
lxix
4) Motif mereduksi ketegangan
Tabel 4.6
Fitur entertainment Produk Handphone Nokia dapat menghilangkan
rasa jenuh dan membuat rileks anda.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
3 6 15 71 5
3.0 6.0 15.0 71.0 5.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa 5 responden menjawab sangat
setuju, 71 responden menjawab setuju, 15 responden menjawab ragu,
6 responden menjawab tidak setuju dan 3 sangat tidak setuju.
Berdasarkan tabel tersebut dapat diartikan bahwa fitur entertainment
pada handphone nokia seperti games, radio fm, mp3 player dan lain-
lainnya dapat menghilakan rasa jenuh dan membuat rileks para
penggunanya.
b. Untuk menganalisis tentang motivasi eksterinsik maka dalam penelitian ini
menggunakan enam subvariabel yaitu motif sifat dengan indikator produk
dianggap dapat mendukung kegiatan penggunanya, yang kedua motif
maanfaat dengan indikator kemudahan pilihan produk sesuai keinginan
konsumen, yang ketiga motif reinforcement dengan indikator keuntungan
lxx
dalam nilai jual kembali produk, yang keempat motif stimulus dengan
indikator keingintahuan konsumen terhadap produk baru, yang kelima
motif models dengan indikator kesamaan dengan pengguna lainya dan
yang keenam motif self ekspresion dengan indikator refleksi citra diri
konsumen.
1) Motif sifat
Tabel 4.7
Fitur Produk handphone nokia sesuai dengan kebutuhan anda dalam
beraktivitas.
Frekuensi Persentase Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 15 68 16
1.0 15.0 68.0 16.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Pada tabel 4.7 dapat diketahui bahwa 16 responden menyatakan sangat
setuju, 68 responden menyatakan setuju, 15 responden menyatakan
lxxi
ragu, 1 responden menyatakan tidak setuju dan tidak ada responden
menyatakan sangat tidak setuju.
Ini dapat di simpulkan bahwa fitur produk handphone nokia dapat
mendukung aktivitas para penggunanya.
2) Motif manfaat
Tabel 4.8
Keragaman fitur produk handphone nokia mempermudah anda dalam
menentukan pilihan.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 2 9 76 12
1.0 2.0 9.0 76.0 12.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Utilitarian merupakan motif konsumen yang mempunyai kesempatan
eksternal untuk memecahkan masalah merupakan dorongan untuk
mendapatkan informasi yang bermanfaat, yang digunakan dalam
memecahkan masalah dalam hal ini keragaman fitur nokia yang
terdapat pada setiap tipe produk dapat menjadi alasan konsuman dalam
memilih tipe handohone nokia yang diinginkan yang sesuai dengan
keinginan dan kebutuhan konsumen hal ini dapat dilihat pada table
lxxii
4.8 yang menyatakan bahwa 76% responden setuju, 12 sangat setuju, 9
ragu, 2 tidak setuju dan 1 sangat tidak setuju.
3) Motif reinforcement
Tabel 4.9
memilih produk handphone nokia karena memiliki nilai jual kembali
yang tinggi.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
2 5 10 73 10
2.0 5.0 10.0 73.0 10.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah.
pertanyaan memilih produk handphone nokia karena memiliki nilai
jual kembali yang tinggi merupakan Motif kecendrungan untuk
bertindak sesuai situasi yang menguntungkan bagi konsumen ini
sesuai dengan penilaian pada table 4.9 yaitu 10 responden menyatakan
sangat setuju, 73 responden menyatakan setuju, 10 responden ragu, 5
responden tidak setuju dan 2 responden menyatakan sangat tidak
setuju.
4) Motif stimulus
Tabel 4.10
Ingin mencoba setiap produk handphone nokia.
lxxiii
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 5 18 51 25
1.0 5.0 18.0 51.0 25.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
konsumen memiliki kebutuhan untuk stimulasi secara alamiah
mempunyai perasaan ingin tahu dan mencoba sesuatu yang baru
handphone nokia merupakan produk yang cukup produktif dalam
meluncurkan produk baru. ini merupakan salah satu stimulasi bagi
para pengguna produk handphone nokia untuk mencoba sesuatu yang
baru dalam table 4.10 yang menyatakan sangat setuju sebanyak 25
responden, 51 responden menyatakan setuju, 18 responden
menyatakan ragu, 5 responden meyatakan tidak setuju dan I responden
meyatakan sangat tidak setuju.
5) Motif models
Tabel 4.11
Memilih produk handphone nokia karena memiliki kesamaan dengan
lingkuangan, keluarga, teman, atau pasangan.
lxxiv
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 8 15 67 9
1.0 8.0 15.0 67.0 9.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Pada table 4.11 pertanyaan bahwa memilih produk handphone nokia
karena pengaruh lingkungan dan orang-orang terdekat 67 responden
menyatakan setuju, 9 responden menyatakan sangat setuju, 15
responden menyatakan ragu, 8 responden menyatakan tidak setuju dan
1 responden meyatakan sangat tidak setuju.
6) Motif self ekspresion
Tabel 4.12
Produk handphone nokia dapat merefleksikan citra diri anda.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 4 19 65 11
1.0 4.0 19.0 65.0 11.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Pada pertanyaan 12 tabel 4.12 jawaban responden pada pertanyaan
sebanyak 34 responden menyatakan sangat setuju, 65 responden
meyatakan setuju yang menggambarkan Produk handphone nokia
lxxv
dapat merefleksikan citra diri yang dinginkan penggunanya, dan 19
responden menjawab ragu, 4 responden tidak setuju. dan 1 responden
sangat tidak setuju.
c. Untuk menganalisis tentang keputusan pembelian maka dalam penelitian
ini menggunakan empat subvariabel yaitu pengenalah masalah dengan
indikator kebutuhan, keinginan dan selera konsumen terhadap produk,
subvariabel yang kedua pencarian informasi dengan indikator kemudahan
mendapatkan informasi, iklan dan referensi dari orang lain, subvariabel
yang ketiga pembelian produk dengan indikator pertimbangan harga dan
lokasi dan subvariabel yang kempat evaluasi pasca pembelian dengan
indicator kepuasan terhadap produk (pembelian ulang).
1) Pengenalan masalah
Tabel 4.13
Nokia merupakan merek produk handphone yang sudah terkenal.
Frekuensi Persentase Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 65 34
1.0 65.0 34.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Identitas merek adalah seperangkat asosiasi merek yang unik yang
diciptakan oleh para penyusun strategi merek. Asosiasi-asosiasi ini
mencerminkan kedudukan suatu merek dan merupakan suatu janji
lxxvi
kepada pelanggan dari perusahaan pada produk yang dijualnya.
Identitas merek akan membantu kemantapan hubungan diantara merek
dan pelanggan melalui proposisi nilai yang melibatkan manfaat
fungsional, manfaat emosional atau ekspresi diri. identitas merek yang
bagus akan menghasilkan citra merek yang bagus pula pada table 4.13
sangat jelas terlihat bahwa 99% responden meyatakan setuju nokia
merupakan merek terkenal dan tidak ada satu pun menyatakan tidak
setuju atau pun sangat tidak setuju.
Tabel 4.14
Memilih produk handphone nokia karena kelengkapan fitur dan desain
produk yang menarik menjadi alasan saudara melakukan pembelian..
Frekuensi Persentase Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
3 6 74 17
3.0 6.0 74.0 17.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Keputusan pembelian dilakukan seorang konsumen ketika keterlibatan
akan produk tersebut. Assel (1992) dalam Bilson Simamora (2003)
mengidentifikasikan Apakah produk itu mempunyai daya tarik
emosional, dan produk tersebut secara terus menerus menarik bagi
konsumen dalam pertanyaan pada table 4.14 desain yang menarik dan
lxxvii
kelengkapan fitur produk menjadi alasan konsumen memilih 17
responden meyatakan sangat setuju, 74 responden menyatakan setuju,
6 responden ragu dan 3 responden menyatakan tidak setuju.
Tabel 4.15
Kemudahan mengoperasikan produk handphone nokia menjadi alasan
saudara melakukan pembelian.
Frekuensi Persentase Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
8 71 21
8.0 71.0 21.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Tabel 4.15 menjelaskan bahwa 21 responden menyatakan sangat
setuju, 71 responden menyatakan setuju dan 8 responden meyatakan
ragu ini berarti kemudahan pengoperasian handphone nokia menjadi
pertimbangan konsumen dalam melakukan pembelian.
Tabel 4.16
Iklan yang dilihat atau didengar menjadi alasan saudara melakukan
pembelian.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
3 4 13 59 21
3.0 4.0 13.0 59.0 21.0
total 100 100
lxxviii
Sumber : data primer yang telah diolah Iklan merupakan salah satu sumber Pencarian informasi bagi
konsumen serta merupakan sarana promosi bagi perusahan untuk
mengenalkan produknya pada masyarakat luas. Pada table 4.16
penilian terhadap iklan produk nokia responden menjawab sangat
setuju sebanyak 21, 59 menjawab setuju, 13 menjawab ragu, 4
menjawab tidak setuju dan 3 responden menjawab sangat tidak setuju.
2) Pencarian informasi
Tabel 4.17
Kemudahan menemukan informasi tentang handphone nokia menjadi
alasan saudara melakukan pembelian.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 3 13 68 15
1.0 3.0 13.0 68.0 15.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Tabel 4.17 menjelaskan bahwa 15 responden menyatakan sangat
setuju, 68 responden menyatakan setuju, 13 responden meyatakan
ragu, 3 responden tidak setuju dan 1 responden menyatakan sangat
tidak setuju. menurut Bilson Simamora (2003:94), yaitu: Sumber
informasi konsumen terbagi kedalam empat kelompok yaitu :
lxxix
sumber pribadi berupa keluarga, teman, tetangga dan kenalan.
sumber niaga berupa periklanan, pameran dan petugas penjualan.
sumber umum berupa media massa, organisasi dan konsumen.
sumber pengalaman berupa penggunaan produk itu sendiri.
Tabel 4.18
Adanya referensi dari orang lain tentang produk handphone nokia
menjadi alasan saudara melakukan pembelian.
Frekuensi Persentase Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
10 16 58 16
10.0 16.0 58.0 16.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Pada table 4.18 adanya referensi yang diberikan 16 responden
menjawab sangat setuju, 58 responden menjawab setuju, 16 responden
menjawab ragu dan 10 responden menjawab tidak setuju.
3) Pembelian produk
Tabel 4.19
Adanya diskon atau penawaran khusus yang diberikan produk
handphone nokia menjadi alasan saudara melakukan
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju
2 4 17 64
2.0 4.0 17.0 64.0
lxxx
Sangat setuju 13 13.0 total 100 100
Sumber : data primer yang telah diolah.
Pada table 4.19 adanya diskon yang diberikan 13 responden
menjawab sangat setuju, 64 responden menjawab setuju, 17 responden
menjawab ragu, 4 responden menjawab tidak setuju dan 2 responden
menjawab sangat tidak setuju.
Tabel 4.20
Tersedianya keragaman harga dan tipe yang sesuai yang ditawarkan
produk handphone nokia menjadi alasan saudara melakukan
pembelian.
Frekuensi Persentase Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
4 15 67 14
4.0 15.0 67.0 14.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Menurut Fandy Tjiptono (1999:152) pada dasarnya ada empat jenis
tujuan penetapan harga, yaitu :
Tujuan berorientasi pada laba, berorientasi pada volume, berorientasi
pada citra perusahaan dan stabilisasi harga. Pada table 4.20 keragaman
harga yang sesuai tipe produk 14 responden menjawab sangat setuju,
67 responden menjawab setuju, 15 responden menjawab ragu dan 4
responden menjawab tidak setuju.
lxxxi
Tabel 4.21
Kemudahan menemukan lokasi outlet produk handphone nokia
menjadi alasan saudara melakukan pembelian.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 11 14 57 17
1.0 11.0 14.0 57.0 17.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Sebagian besar konsumen menginginkan barang yang disajikan
dengan mudah. Mudah dalam hal ini adalah mudah dijangkau dan
tersedia banyak. Menurut Fandy Tjiptono (1997 : 185) distribusi
adalah kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan
mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen ke
konsumen. Keputusan pembelian juga di pengaruhi oleh kemudahan
barang untuk didapat dari table 4.21 dapat dilihat bahwa kemudahan
menemukan lokasi outlet responden menjawab sangat setuju sebanyak
17 responden, 57 responden menjawab setuju, 14 responden menjawab
lxxxii
ragu, 11 responden menjawab tidak setuju dan 1 responden menjawab
sangat tidak setuju.
4) Evaluasi pasca pembelian
Tabel 4.22
Kepuasan anda terhadap produk handphone nokia menjadi alasan
saudara melakukan pembelian ulang.
Frekuensi Persentase Sangat tidak setuju Tidak setuju Ragu-ragu Setuju Sangat setuju
1 3 26 62 8
1.0 3.0 26.0 62.0 8.0
total 100 100 Sumber : data primer yang telah diolah
Penilaian terhadap pembelian yang dilakukan dari terpenuhinya
kebutuhan, keinginan dan harapan. Penilaian ini menimbulkan rasa
puas atau tidak puas konsumen yang memberikan pengaruh terhadap
tindakan selanjutnya terhadap produk sebagai umpan balik dari
pengalaman pembelian. Table 4.22 menjelaskan kepuasan responden
terhadap produk nokia dalam penelitian ini 8 responden menjawab
lxxxiii
sangat setuju, 62 responden menjawab setuju, 26 responden menjawab
ragu, 3responden menjawab tidak setuju dan 1 responden menjawab
sangat tidak setuju.
2. Analisis Kuantitatif
a. Validitas dan Reliabilitas
Untuk mendapatkan data primer, penulis menyebarkan kuesioner
kepada 100 responden yang dianggap dapat mewakili dari berbagai
golongan. Sebelum kuesioner diberikan kepada 100 responden, penulis
melakukan Try Out terhadap 30 responden dengan memberikan 22 butir
pernyataan untuk menguji tingkat validitas dan reliabilitas dari seluruh
pernyataan tersebut.
Tabel 4.23 Item-Total Statistics
No. Butir Instrumen
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item
Keterangan
1 0.638 0.823 Valid dan Realibel 2 0.415 0.834 Valid dan Realibel 3 0.363 0.836 Valid dan Realibel 4 0.325 0.838 Valid dan Realibel 5 0.511 0.830 Valid dan Realibel 6 0.711 0.819 Valid dan Realibel 7 0.387 0.835 Valid dan Realibel 8 0.275 0.839 Valid dan Realibel 9 0.357 0.837 Valid dan Realibel 10 0.422 0.834 Valid dan Realibel 11 0.211 0.843 Valid dan Realibel 12 0.517 0.830 Valid dan Realibel 13 0.377 0.836 Valid dan Realibel 14 0.491 0.833 Valid dan Realibel 15 0.239 0.840 Valid dan Realibel
lxxxiv
16 0.541 0.828 Valid dan Realibel 17 0.607 0.826 Valid dan Realibel 18 0.069 0.848 Valid dan Realibel 19 0.281 0.840 Valid dan Realibel 20 0.361 0.836 Valid dan Realibel 21 0.382 0.836 Valid dan Realibel 22 0.457 0.832 Valid dan Realibel
Sumber : data primer yang telah diolah
Dari hasil try out tersebut diperoleh data yang menyatakan bahwa
dari 22 item butir pertanyaan yang diberikan kepada 30 responden, tidak
satupun pertanyaan tersebut yang memiliki nilai korelasi negative, dan
hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa nilai Cronbach's Alpha >
dari 0.60, dapat disimpulkan bahwa konstruk kuesioner diatas adalah
valid dan realiabel. Sehingga ketika dilakukan penyebaran kuesioner
tersebut digunakan kembali sebagai standarisasi kuesioner penentuan.
b. Uji Normalitas Data Devendent Variable: Keputusan pembelian (Y)
lxxxv
Observed Cum Prob1.00.80.60.40.20.0
Expe
cted
Cum
Pro
b
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: VAR00003
Gambar 4.1
Kurva normal P-Plot
Berdasarkan gambar diatas berupa kurva, dapat dilihat bahwa titik-titik
menyebar disekitar garis diagonal atau mengikuti arah garis diagonal,
maka model regresi layak digunakan
a. Uji Asumsi Klasik Regresi linier Berganda
1) Autokorelasi
Menguji autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel pengganggu (e1)
pada periode sebelumnya (et-1). Uji autokerelasi dapat dilakukan
dengan uji Durbin Watson.
lxxxvi
( )
2
1
21
2
t
n
t
t
a
t
e
eetDW
∑
∑
=
−=
−=
Rumus Durbin Watson
Untuk melihat ada tidaknya autokorelasi, dapat juga digunakan
ketentuan yang ada dalam tabel 3.2 Durbin Watson. Hasil uji
Durbin Watson sebesar 1,551 dengan taraf signifikansi 0.05,
dengan demikian sesuai dengan tabel tersebut, tidak ada
autokorelasi dalam model regresi linier berganda ini terbebas dari
asumsi klasik statistik autokorelasi dan model ini layak untuk
digunakan
2) Multikolinearitas
Uji multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada
tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan dengan
variabel independen lain dalam satu model atau terdapat hubungan
yang kuat diantara variabel independen di dalam model.
Tabel 4.24 Uji Multikolinearitas
lxxxvii
Regression Standardized Predicted Value20-2-4
Regr
essio
n St
uden
tized
Res
idua
l
2
0
-2
-4
Scatterplot
Dependent Variable: VAR00003
Collinearity Statistics Model
Tolerance VIF Motivasi Interinsik .660 1.515 Motivasi Eksterinsik .660 1.515
a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian
Berdasarkan pada tabel terlihat bahwa nilai Tolerance tidak
kurang dari 0,1 dan nilai Varian Inflation Factor (VIF) tidak lebih
dari 10, analisis ini dapat disimpulkan bahwa model regresi linier
berganda terbebas dari asumsi klasik statistik dan dapat digunakan
dalam penelitian.
3) Heteroskedastisitas
Gambar 4.2
Output SPSS pada gambar Scatterplot menunjukkan penyebaran
titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0.
Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
Penyebaran titik tidak berbentuk pola. Maka dapat disimpulkan
lxxxviii
bahwa model regresi linier berganda bebas dari asumsi klasik
heteroskedastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.
b. Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda dengan menggunakan
SPSS 15.0 for windows dapat dijabarkan masing-masing sebagai
berikut:
1) Statistik Deskriptif
Tabel 4.25
Descriptive Statistics
Mean Std.
Deviation N Motivasi interinsik 23.9100 2.70464 100 Motivasi eksterinsik 23.2900 2.17560 100 Keputusan Pembelian 39.3900 3.15555 100
Berdasarkan tabel Descriptive Statistics diatas menunjukkan bahwa:
a) Rata-rata nilai Motivasi interinsik adalah 23.9100 dengan
standar deviasi adalah 2.70464.
b) Rata-rata nilai Motivasi eksterinsik adalah 23.2900 dengan
standar deviasi adalah 2.17560.
c) Rata-rata nilai keputusan pembelian adalah 39.3900 dengan
standar deviasi adalah 3.15555.
2) Koefisien determinasi (R2)
lxxxix
Tabel 4.26 Koefisien Determinasi (R2)
Model Summary b
Model R R
Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .663a .440 .429 2.38528
Berdasarkan pada tabel diatas nilai korelasi (R) antara motivasi
interinsik (X1), motivasi eksterinsik (X2) dan keputusan pembelian
(Y) adalah sebesar 66,3% artinya, hubungan kedua variable tersebut
kuat. Korelasi positif menunjukan bahwa hubungan motivasi
interinsik, motivasi eksterinsik dengan keputusan pembelian searah.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh motivasi interinsik dan
motivasi eksterinsik maka dilihat R Square nya. Angka R Square
disebut juga Koefisien Determinasi. Besarnya angka Koefisien
Determinasi di atas sebesar 0.440. Hal ini berarti bahwa 44%
variabel Keputusan pembelian (Y) dijelaskan oleh variabel motivasi
interinsik (X1), motivasi eksternal (X2) sedangkan sisanya sebesar
56% dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak diketahui
dan tidak termasuk dalam penelitian ini.
3) Persamaan regresi linier berganda
Tabel 4.27
Hasil Regresi Linier Berganda
Predictors: (Constant), Motivasi Interinsik (X1), Motivasi Eksterinsik (X2),
xc
Coefficients
Unstandardized Coefficients Model B Std. Error
1. (Constant) Motivasi interinsik
Motivasi Eksterinsik
16.604.472.494
2.689.109.136
a. Dependent Variable (Y): Keputusan Pembelian
Berdasarkan tabel 4.28 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 16.604 + 0.472 X 1 + 0.494 X 2 + ε
Intrepretasi dari persamaan regresi linier berganda tersebut
bahwa 16.604 merupakan nilai konstanta, berarti jika diasumsikan
nilai dari variabel X1 (motivasi interinsik), variabel X2 (motivasi
eksterinsik) sama dengan nol maka nilai variabel dependen
(Keputusan Pembelian) sebesar 16.604
Variabel motivasi interinsik (X1) mempunyai pengaruh yang
positif terhadap keputusan pembelian dengan koefisien regresi
sebesar 0.472, yang artinya jika nilai variabel motivasi interinsik
(X1) terjadi peningkatan sebesar satu satuan maka Keputusan
Pembelian (Y) meningkat sebesar 0.472. Dengan catatan bahwa
variabel lain tetap (konstan).
Pada variabel Motivasi Eksterinsik (X2) mempunyai pengaruh
yang positif terhadap Keputusan Pembelian dengan koefisien
regresi sebesar 0.494, yang artinya jika nilai variabel Motivasi
xci
Eksterinsik (X2) terjadi peningkatan sebesar satu satuan maka maka
Keputusan Pembelian (Y) akan meningkat sebesar 0.494. Dengan
catatan bahwa variabel lain tetap (konstan). Hasil regresi diatas
sejalan dengan teori yang dikemukan oleh Model Keputusan
Pembelian Schiffman dan Kanuk yang menjelaskan bahwa faktor
psikologi konsumen mempengaruhi keputusan pembelian
khususnya motivasi yang termasuk dalam variabel penelitian. Dan
hasil regresi dalam penelitian ini juga mendukung penelitian
sebelumnya bahwa Variabel motivasi mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap keputusan pembelian.
4) Uji F-hitung
Hasil F-hitung pada output SPSS dapat dilihat pada tabel
ANOVA. Hasil F-hitung menunjukkan variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen jika p-value
(pada kolom sig) lebih kecil dari level of significant yang
ditentukan, atau F-hitung (pada kolom F) lebih besar dari F tabel. F
tabel dihitung dengan cara df1 = k-1, dan df2 = n – k, k adalah
jumlah variabel dependen dan independen.
Tabel 4.28
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 433.904 2 216.952 38.132 .000(a)
xcii
Residual 551.886 97 5.690 Total 985.790 99
Predictors : (Constant), Motivasi Interinsik (X1), Motivasi Eksterinsik (X2), Dependent Variable : Keputusan Pembelian (Y)
Berdasarkan tabel 4.29 output tersebut menunjukkan p-value
0,000 < 0.05, artinya signifikan, sedangkan F hitung sebesar 38.132
> 3.07 (df1 = 3-1 = 2 dan df2 = 100-3 = 97) artinya signifikan.
Maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
5) Uji T-hitung.
Tabel 4.29 Coefficients a
Model t Sig.
2. (Constant) Motivasi Interinsik
Motivasi Eksterinsik
6.1754.3263.641
. 000
. 000
. 000
Berdasarkan pada tabel coefficients diatas untuk mengetahui
besarnya pengaruh masing-masing variabel independen secara
parsial (individual) terhadap variabel dependen adalah sebagai
berikut:
a) Variabel motivasi interinsik memiliki nilai p-value .000 < 0.05
artinya signifikan, sedangkan t-hitung 4.326 > dari t-tabel
a. Dependent Variable Keputusan
xciii
1.980 artinya signifikan. Signifikan disini berarti Ha diterima
dan Ho ditolak. Artinya motivasi interinsik (X1) secara parsial
(individu) berpengaruh terhadap keputusan pembelian(Y).
b) Variabel motivasi eksterinsik memiliki nilai p-value .000 <
0.05 artinya signifikan, sedangkan t-hitung 3.641 > dari t-tabel
1.980 artinya signifikan. Signifikan disini berarti Ha diterima
dan Ho ditolak. Artinya motivasi eksterinsik (X2) secara
parsial (individu) berpengaruh terhadap keputusan pembelian
(Y)
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian seperti yang telah diuraikan pada bab IV:
Kesimpulan Hasil penelitian yang didapat adalah sebagai berikut:
1. nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0.440. Hal ini berarti
bahwa 44 % variabel keputusan pembelian (Y) dijelaskan oleh variabel
motivasi interinsik (X1) dan motivasi eksterinsik (X2), sedangkan
sisanya sebesar 56 % dijelaskan oleh faktor atau variabel lain yang tidak
diketahui dan tidak termasuk dalam penelitian ini.
xciv
2. Hasil uji F dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya
bahwa variabel motivasi interinsik (X1) dan variabel motivasi eksterinsik
(X2) secara simultan atau bersama-sama memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel keputusan pembelian (Y).
3. Hasil uji parsial (individu) pada variabel motivasi interinsik (X1)
disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa motivasi
interinsik (X1) dan eksterinsik (X2) secara parsial (individu) berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).
4. Motivasi eksterinsik (X2) merupakan pengaruh yang paling dominan
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
Berdasarkan Hasil penelitian ternyata keputusan pembelian terhadap
produk handphone nokia dipengaruhi oleh faktor motivasi interinsik dan
eksterinsik dengan catatan variable lainnya tetap. Menurut Kotler (2002:183),
faktor-faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian adalah faktor
budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Faktor-faktor
psikologis yang dapat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen yaitu
motivasi, pembelajaran, persepsi dan sikap.
Penulis mengetahui dan menyadari penelitian ini tidak lepas dari
beberapa keterbatasan dan kelemahan. Keterbatasan dalam penelitian ini
berupa kuesioner sebagai alat pengukur variabel penelitian, jawaban
xcv
responden tergantung dari pemahaman butir pernyataan yang tercantum dalam
kuesioner sehingga kemungkinan terjadinya perbedaan persepsi responden
dengan pengukuran yang bersifat peneliti maksud. Dan keterbatasan lainnya
karena terbatasnya kapasitas dan indikator dalam melakukan penelitian ini dan
sedemikian sederhananya metodologi yang digunakan oleh penulis.
2. Implikasi Praktis
Berdasarkan analisis data tersebut ternyata keputusan pembelian
terhadap nokia secara signifikan dipengaruhi oleh motivasi. Model regersi
berganda ini telah diuji pula bebas dari adanya gejala multikolineritas, dan
heteroskedastisitas, implikasi yang didapat melalui penelitian ini adalah agar
lebih banyak konsumen membeli handohone nokia, perusahaan hendaknya
harus merancang strategi pemasaran yang baik sehingga produk nokia dapat
lebih melekat dibenak konsumen.
Saran
Berdasarkan analisa data dan pembahasan pada bab sebelumnya maka
saran yang dapat disampaikan. Agar motivasi konsumen yang diharapkan
bersifat positif terhadap produk yang diluncurkan maka dimasa mendatang
akan berdampak positif pada keputusan pembelian konsumen maka:
1. pihak Nokia harus terus menyempurnakan kualitas produk secara
keseluruhan yang lebih baik dengan merancang terobosan dan inovasi
baru yang berkenaan dengan kualitas produknya.
xcvi
2. Dalam rangka meningkatkan motivasi konsumen terhadap keputusan
pembelian terhadap produk handphone nokia hendaknya, pihak nokia
harus merancang strategi pemasaran (marketing mix) yang tepat agar
mempengaruhi motivasi eksternal konsumennya.
3. Banyak manfaat bagi perusahaan apabila mengetahui sisi psikologi
konsumennya karena pengaruh sisi psikologi jika menghasilkan
respon positif maka berdampak signifikan terhadap keputusan
pembelian. Konsumen akan melakukan pembelian yang berulang
dalam jangka waktu yang lama terhadap produk yang dipilihnya jika
konsumen puas akan kualitas produk yang dibelinya dan merekapun
akan mereferensikannya kepada orang lain, sehingga terciptanya
profitabilitas perusahaan, dan efisiensi biaya.
4. Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis penulis
menyarankan untuk menambah variable faktor psikologi yang lain
agar dapat dilihat secara keseluruhan pengaruh faktor psikologi
konsumen terhadap keputusan pembelian konsumen.
xcvii
DAFTAR PUSTAKA
Agung N, Bhuono, “Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian dengan SPSS”, Andi, Yogyakarta, 2005.
David W. Cravens. “Strategi Pemasaran”, Edisi keempat, Jilid I Erlangga,
Jakarta,1996. Hamid, Abdul, Buku Panduan Skripsi, cet 1, FEIS UIN press, Jakarta 2007
Kotler, Philip, and Gary Amstrong, “Dasar-dasar Pemasaran”, Principle of Marketing, 7e, dialih bahasakan oleh Alexsander Sindoro, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid I & II, PT. Prenhalindo Jakarta: 1996.
Kotler, Philip, “Manajemen Pemasaran Edisi Millineum”, PT. Prehalindo, Jakarta,
2002. Rusman mohamad. “Jurnal Ekonomi dan sosial Vol. No. 5, 2005, 54-66”.
Rangkuti, freddy. “The Power of Brand”. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta, 2002.
Stanton, William J. “Prinsip Pemasaran”, Jilid I, Erlangga, Jakarta, 1996.
Simamora, Bilson. “Panduan Riset Perilaku Konsumen”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004.
Sugiyono. “Statistika Untuk Penelitian”,Cet. Ke-7, CV. Alfabeta, Bandung, 2005
Sugiono. “Metode Penelitian Bisnis”, CV Alfabeta, Bandung, 2003.
Stanton, William J., “Prinsip Pemasaran”, Jilid I, Erlangga, Jakarta, 1996.
Solomon, Michael (1996).” Consumer Behavior 3th Edition. Mc Graw”.
Tjiptono, Fandi. “Startegi Pemasaran”, Andi, Yogyakarta, 2005.
Tjiptono, Fandy. “Strategi Pemasaran”, Edisi II, ANDI OFFSET, Yogyakarta, 2005.
xcviii
Umar, Husein. “Studi Kelayakan Bisnis”, Edisi 3 cet. Ke-7, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2005.
Walpole. R.E., “Pengantar Statistika Edisi Ke 3”, Terjemahan Bambang Sumantri,
Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1990.