pengaruh pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan...
TRANSCRIPT
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 1
Pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil(DBH), Dana
Alokasi Umum(DAU) dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja
Modal Pada Seluruh Kabupaten Kota di Provinsi Kepulaun Riau
Tahun 2011-2016
FATMASARI, [email protected]
Ekonomi, Akuntansi, Universitas Maritim Raja Ali Hji
Tim Promotor: Hj.Asmaul Husna, SE.Ak.,MM.,CA
Inge Lengga Sari Munthe, SE,Ak.,M.Si
ABSTRAK
Pegujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD
yang Sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dana Alokasio Khusus terhadap
Anggaran Belanja Modal diseluruh Kabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau Tahun
2011-2016. Populasi penelitian ini adalah seluruh Kabupaten/Kota Provinsi
Kepulauan Riau Periode 2011-2016. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode
Purpose Sampling sehingga diperoleh 4 Kabupaten dan 1 Kota yang dijadikan
Sampel. Sumber Data dalam Penelitian ini adalah Data Sekunder yang bersumber
dari Dokumen Laporan Realisasi APBD tahun 2011-2016 yang dikeluarkan oleh
Kementrian Keuangan Republik Indonesia . Metede yang dilakukan dalam penelitian
ini adalah dengan menggunakan Metode Penelitian Kuantitatif dengan menggunakan
teknik Analisis Uji Asumsi Klasik, Regresi Linear Berganda, dan Uji Hipotesis yang
diolah dengan SPSS. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD
yang Sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus terhadap
Anggaran Belanja Modal.
Hasil Analisis Data Menunjukan bahwa secara parsial Pajak Daerah
Berpengaruh negatif terhadap anggaran Belanja Modal, dan secara parsial variabel
Retribusi Daerah, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi
Umum Berpengaruh Terhadap Anggaran Belanja Modal. variabel Hasil Pengelolaan
Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan dan Dana Alokasi Khusus tidak
berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal. Sedangkan Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD
yang Sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus secara
Bersama-sama Berpengaruh Terhadap Anggaran Belanja Modal Diseluruh
Kabupaten/Kota Provinsi Kepulaun Riau Tahun 2011-2016
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 2
Kata Kunci : Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan
Milik Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang sah, Dana
Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan
Anggaran Belanja Modal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu kumpulan provinsi yang terdiri atas 33 provinsi
yang kaya akan sumber daya alam, salah satu provinsi yang kaya akan sumber daya
alam adalah provinsi kepulaun riau yang terdiri dari 5 kabupaten dan 2 kota, dimana
pada masing-masing kabupaten dan kota memiliki potensi sumber daya alam yang
meilmpah yang bisa dijadikan pendapatan untuk daerah itu sendiri.
Otonomi daerah merupakan salah satu program pemerintah agar setiap daerah
otonom dapat mengelola daerahnya menjadi daerah yang mandiri untuk
mensejahterakan masyarakat daerah tersebut. Otonomi daerah adalah hak, wewenang,
dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.Kewenangan otonomi daerah mempengaruhi pertumbuhan
ekonomi dalam suatu daerah karena memberikan kebebasan kepada pemerintah untuk
mengelola daerahnya, pertumbuhan ekonomi akan mendorong pemerintah unutk
mengoptimalkan sumber daya daerah dengan tujuan untuk mensejahterakan
masyarakat didaerah tersebut dan tentunya dengan pelayanan public yang baik.
Dalam meningkatkan pelayanan public pemerintah daerah wajib
mengalokasikan dananya dalam bentuk anggaran belanja modal pada APBD untuk
menambah asset tetap. Alokasi anggaran belanja modal itu sendiri berfungsi untuk
mempermudah atau melancarkan tugas pemerintah maupun untuk fasilitas public,
dengan mengoptimalkan sumber penerimaan yang ada diantaranya seperti Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan, Lain-lain
PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil danDana Alokasi Umum (DAU)
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 3
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi pemerintah
sebaiknya mengalokasi anggaran belanja modal yang lebih tinggi untuk membiayai
infrastruktur dengan porsi yang lebih tinggi sehingga dapat memberikan manfaat
jangka panjang serta mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan investasi di daerah
tersebut.
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti melakukan penelitian tentang
beberapa factor yang mempengaruhi belanja daerah, maka judul yang dipilih adalah
“Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil(DBH), Dana Alokasi
Umum(DAU) dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Anggaran Belanja Modal Pada
Seluruh Kabupaten Kota di Provinsi Kepulaun Riau Periode 2011-2016”
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Pengalokasian anggran belanja modal yang lebih tinggi dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi sehingga dapat memberikan manfaat
jangka panjang.
2. Dengan mengoptimalkan sumber penerimaan seperti Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Lain-Lain PAD
Yang Sah, DBH, DAU dan DAK maka akan mempermudah atau mempercepat
tugas pemerintah dalam pengalokasian anggaran belanja modal itu sendiri.
1.3.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan permasalahannya
adalah :
1. ApakahPajak Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal
Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 4
2. Apakah Retribusi Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal
Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?
3. Apakah Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan berpengaruh
terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-
2016?
4. Apakah Lain-lain PAD Yang Sah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal
Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?
5. Apakah Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal
Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?
6. Apakah Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja
Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?
7. Apakah Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja
Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?
8. Apakah Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK), berpengaruh terhadap
Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016?
1.4.Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian dibatasi pada lingkup anggaran belanja modal pada beberapa kabupaten
kota provinsi kepulauan riau
2. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah batasan 6 tahun pengamatan dari
2011 sampai 2016.
1.5.Tujuan Penelitian
Dengan adanya rumusan masalah yang telah dipaparkan maka penelitian ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk :
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 5
1. Untuk mengetahui pengaruh Pajak Daerah terhadap Anggaran Belanja Modal
Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.
2. Untuk mengetahui pengaruh Retribusi Daerah terhadap Anggaran Belanja Modal
Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.
3. Untuk mengetahui pengaruh Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan terhadap Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau
Tahun 2011-2016.
4. Untuk mengetahui pengaruh Lain-lain PAD yang Sah terhadap Anggaran Belanja
Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.
5. Untuk mengetahui pengaruh Dana Bagi Hasil (DBH) terhadap Anggaran Belanja
Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.
6. Untuk mengetahui pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) terhadap Anggaran
Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.
7. Untuk mengetahui pengaruh Dana Alokasi Khusus (DAK) terhadap Anggaran
Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.
8. Untuk mengetahui pengaruh Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil
(DBH),Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK)terhadap
Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Kepulauan Riau Tahun 2011-2016.
1.6.Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti, Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-
lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap anggaran belanja modal.
2. Bagi Pemerintahan, Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki dalam
pengambilan keputusan dimasa yang akan datang khususnya untuk Pemerintah
Daerah Provinsi Kepulauan Riau
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 6
3. Bagi Akademisi, Penelitian ini dapat menambah reverensi untuk peneliti yang
akan meneliti dengan penelitian yang sejenis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1.Kajian Pustaka
2.1.1.Anggaran
Menurut Mardiasmo (2002) Anggaran merupakan pernyataan mengenai
estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan
dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk
mempersiapkan suatu anggaran.Penganggaran dalam organisasi sektor publik
merupakan tahapan yang cukup rumit dan mengandung nuansa politik yang tinggi.
Dalam organisasi sektor publik, penganggaran merupakan suatu proses politik.
Dalam sebuah negara demokrasi, pemerintah mewakili kepentingan rakyat,
uang yang dimiliki pemerintah adalah uang rakyat dan anggaran menunjukan rencana
pemerintah untuk membelanjakan uang rakyat tersebut. Anggaran merupakan blue
print keberadaan sebuah negara dan merupakan arahan dimasa yang akan datang.
Terdapat dua jenis anggaran yang terdiri dari anggaran operasional dan
anggaran modal. Anggaran operasional merupakan pengeluaran yang dilakukan
secara rutin dan tidak menambah kekayaan serta manfaatnya hanya untuk satu tahun
anggaran. Sedangkan anggaran modal (aset) manfaat lebih dari satu tahun anggaran
dan menambah kekayaan (Mardiasmo, 2002).
2.1.2.Belanja Modal
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2011, Belanja Modal adalah
belanja pemerintah pusat yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal dalam
bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jaringan, serta dalam
bentuk fisik lainnya.Sedangkan menurut (Mardiasmo, 2002)Belanja modal adalah
pengeluaran yang manfaatnya cenderung melebihi satu tahun anggaran dan akan
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 7
menambah asset atau kekayaan pemerintah, dan selanjutnya akan menambah
anggaran rutin untuk biaya operasional dan pemeliharaannya
2.1.3.Pajak Daerah
Menurut Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Pajak Daerah, yang
selanjutnya disebut Pajak, adalah kontribusi wajib kepada Daerah yang terutang oleh
orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang,
dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan
Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
2.1.4. Retribusi Daerah
Menurut undang-undang nomor 28 tahun 2009 Retribusi Daerah, yang
selanjutnya disebut Retribusi, adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.
2.1.5.Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan
Menurut Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,
bahwa yang dimaksud dengan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dispisahkan
adalah bagian laba dari BUMD, hasil kerjasama dengan pihak ketiga.
2.1.6.Lain-lain PAD yang Sah
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 menjelaskan tentang Pendapatan Asli
Daerah yang sah, disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak
termasuk dalam jenis pajak daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 8
2.1.7. Dana Bagi Hasil (DBH)
Menurut Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 Dana Bagi Hasil atau disebut
DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan desentraisasi.
2.1.8.Dana Alokasi Umum (DAU)
Menurut UU No.33 Tahun 2004 Dana Alokasi Umum atau disebut DAU
adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan
pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Alokasi Umum adalah transfer
bersifat umum yang jumlahnya sangat signifikan, dimana penggunaannya menjadi
kewenangan daerah (Dr.Machfud Sidik dkk, 2002).
2.1.9.Dana Alokasi Khusus (DAK)
Menurut Undang-undang No.33 Tahun 2004 Dana Alokasi Khusus atau DAK
merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada
daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK dialokasikan
kepada daerah tertentu untuk mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan
daerah sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan dalam APBN.
2.2.Review Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Peneitian Terdahulu
Nama dan Tahun
Penelitian Variable Penelitian Hasil Penelitian
Arbie Gugus Wandira
(2012)
Variable dependen:
Belanja modal
Variable independen:
Hasil Penelitiannya
adalah Secara simultan
variable Pendapatan
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 9
PendapatanAsli
Daerah, Dana Alokasi
Umum, Dana Alokasi
Khusus, Dana Bagi
Hasil
Asli Daerah, Dana
Alokasi Umum, Dana
Alokasi Khusus, dan
Dana Bagi Hasil
berpengaruh signifikan
terhadap Belanja
Modal.
Virginia Gabriela
Runtu, , Een Novritha
Walewangko, Krest D
Tolosang, (2016)
Variable dependen:
Belanja Modal
Variable independen:
Pajak daerah, Retribusi
Hasil penelitiannya
adalah secara simultan
variable Pajak Daerah
Dan Retribusi
Berpengaruh terhadap
Belanja Modal.
Tri Yulianita Hidayati
(2014)
Variable dependen:
Anggaran Belanja
Modal
Variable independen:
Produk Domestic
Regional Bruto,
Pendapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi
umum, Dana Alokasi
Khusus
Hasil Penelitiannya
adalah Produk
Domestic Regional
Bruto, Penapatan Asli
Daerah, Dana Alokasi
Umum dan Dana
Alokasi Khusus
Berpengaruh terhadap
Anggaran Belanja
Modal.
Sumber :Review dari beberapa artikel
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang telah dipaparkan diatas
maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah mengenai pengaruh Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Pengeolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain
PAD yang Sah, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Bagi Hasil
terhadap anggaran belanja modal. dimana Variable pada penelitian ini adalah
Variabel Dependen yaitu Belanja Modal dan variable Independen yaitu Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Pengeolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, Lain-lain PAD
yang Sah, DBH Dan DAU
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 10
2.4. Pengembangan Hipotesis
2.4.1.Pengaruh Pajak Daerah terhadap Anggaran Belanja Modal
Pajak daerah merupakan sumber PAD yang terbesarSetiap daerah mempunyai
dasar pengenaan pajak yang berbeda-beda tergantung dari kebijakan Pemerintah
Daerah setempat. Untuk daerah dengan kondisi perekonomian yang memadai, akan
dapat diperoleh pajak yang cukup besar. Tetapi untuk daerah tertinggal, Pemerintah
Daerah hanya dapat memungut pajak dalam jumlah yang terbatas.
2.4.2.Pengaruh Retribusi Daerah Terhadap Anggaran Belanja Modal
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah salah satu penerimaan daerah yang
mencerminkan tingkat kemandirian daerah.Semakin besar Pendapatan Asli Daerah
(PAD) maka menunjukkan bahwa daerah itu mampu melaksanakan desentralisasi
fiskal dan ketergantungan terhadap pemerintah pusat berkurang
2.4.3.Pengaruh Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan terhadap
Anggaran Belanja Modal
Hasil Pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan salah
satu sumber PAD. Semakin banyak penerimaan dari pengelolaan kekayaan daerah
yang dipisahkan maka akan meningkatkan PAD dan akan semakin tinggi pula
pendapatan daerah.
2.4.4.Pengaruh Lain-lain PAD yang Sah terhadap Anggaran Belanja Modal
Lain-lain PAD yang sah meliputi Jasa Giro, Pendapatan Bunga, dan lain-
lain.Lain-lain PAD yang sah juga merupakan komponen PAD yang juga
mempengaruhi belanja daerah, karena apabila dari sector ini banyak menghasilkan
otomatis PAD juga bertambah dan bisa digunakan untuk pengalokasian belanja
pemerintah.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 11
2.4.5.Pengaruh Dana Bagi Hasil terhadap Anggaran Belanja Modal.
Pendapatan daerah yang berupa dana perimbangan (transfer daerah) dari pusat
menuntut daerah membangun dan mensejahterakan rakyatnya melalui pengelolaan
kekayaan daerah yang proposional dan profesional serta membangun infrastruktur
yang berkelanjutan, salah satunya pengalokasian anggaran sektor belanja modal.
Pemerintah daerah dapat menggunakan dana perimbangan keuangan (DBH) untuk
memberikan pelayanan kepada publik yang direalisasikan melalui belanja modal
(Wandira, 2013)
2.4.6.Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Anggaran Belanja Modal
Dana alokasi umum adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan
dengan tujuan untuk pemerataan keuangan antar daerah untuk membiayai kebutuhan
pengeluaran dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan keuangan
merupakan konsekuensi adanya penyerahan kewenangan pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah. Dengan demikian, terjadi transfer yang cukup signifikan dalam
APBN dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
2.4.7.Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Anggaran Belanja Modal
Dana Perimbangan merupakan perwujudan hubungan keuangan antara
pemerintah pusat dengan daerah. Salah satu dana perimbangan adalah dana alokasi
khusus, DAK bertujuan mengurangi beban biaya kegiatan khusus yang harus
ditanggung oleh pemerintah daerah. Pemanfaatan DAK diarahkan kepada kegiatan
investasi pembangunan, pengadaan, peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana
fisik pelayanan publik dengan umur ekonomis panjang. (Ardhani, 2011).
2.5.Hipotesis
H1= Diduga Pajak Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal pada
kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 12
H2=Diduga Retribusi Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal pada
kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau
H3= Diduga Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan berpengaruh
terhadap Anggaran Belanja Modal pada kabupaten/kota Provinsi Kepulauan
Riau
H4= Diduga Lain-lain PAD yang Sah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal
pada kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau
H5=Diduga Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal
kabupaten/kota Provinsi Kepulaun Riau
H6=Diduga Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja
Modal pada kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau
H7= Diduga Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja
Modal pada kabupaten/kota Provinsi Kepulauan Riau
H8= Diduga Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengeolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana
Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) berpengaruh terhadap
Anggaran Belanja Modal Kabupaten/Kota Provinsi Kepualaun Riau
BAB III
METODOLOGI PENENLITIAN
3.1.Objek dan Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di seluruh Kab/Kota Provinsi Kepulauan Riau.
Dimana dalam penelitian ini data yang diperoleh berasal dari laporan realisasi APBD
Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2011-2016, yang terdiri dari data Realisasi Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengeolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,
Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Dana Alokasi Khusus (DAK) dan data Anggaran Belanja Modal yang diperoleh dari
kementrian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jendral Perbendaharaan.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 13
3.2.Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif, dimana data yang diperoleh dalam bentuk angka dan analisisnya
menggunakan statistic.
3.3.Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variable dependen atau variable utama dalam penelitian ini adalah Belanja
Modal, sedangkan variable independen atau variable bebas dalam penelitian ini
adalahPajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengeolaan Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasil (DBH) dan Dana Alokasi
Umum (DAU) dimana variable independen ini akan memberikan pengaruh positif
atau pengaruh negative terhadap variable dependen.
3.3.1.Variabel Belanja Modal
Belanja Modal adalah belanja langsung yang digunakan untuk membiayai
kegiatan investasi (asset tetap). Indicator variable ini diukur dengan nilai real yang
terdapat pada data Realisasi APBD Kepulauan Riau
3.3.2.Variabel Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang dipungut oleh kabupaten atau kota.Variabel
ini diukur melalui besarnya anggaran pajak daerah kabupatenatau kota pada setiap
tahun anggaran dalam Laporan APBD. Indicator Pajak Daerah diukur dengan nilai
real yang terdapat pada data realisasi APBD Kepulauan Riau
3.3.3.Variabel Retribusi Daerah
Retribusi Daerah merupakan pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa
atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.Retribusi Daerah ini
diukur dengan nilai real yang terdapat pada data realisasi APBD Kepulauan Riau.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 14
3.3.4.Variabel Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah Yang Dipisahkan
Pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan adalah hasil pengelolaan
kekayaan milik daerah yang dipisahkan merupakan penerimaan daeraah yang berasal
dari hasil perusahan milik daerah dan pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan.
Indicator variabel ini diukur dengan nilai real yang terdapat pada data realisasi APBD
Kepulauan Riau
3.3.5.Variabel Lain-lain PAD Yang Sah
UU No 33 tahun 2004 menjelaskan tentang Pendapatan asli Daerah yang sah,
disediakan untuk menganggarkan penerimaan daerah yang tidak termasuk dalam jenis
pajak daerah, dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Indicator
variable ini diukur dengan nilai real yang terdapat pada data realisasi APBD
Kepulauan Riau
3.3.6.Variabel Dana Bagi Hasil
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan
kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah
dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Indicator ini diukur dengan nilai real yang
terdapat pada data realisasi APBD Kepulauan Riau
3.3.7.Variabel Dana Aokasi Umum
Dana Alokasi umum (DAU) adalah transfer yang bersifat umum dari
pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatasi ketimpangan horizontal
dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Dana alokasi
umum untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat dari laporan realisasi
APBD. Dana Alokasi Umum diukur dengan nilai real yang terdapat pada data
realisasi APBD Kepulauan Riau.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 15
3.3.8.Variabel Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang bersumber dari APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai
kegiatan khusu yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
Dana Alokasi Khusus untuk masing-masing Kabupaten/Kota dapat dilihat dari pos
dana perimbangan dalam laporan realisasi APBD.
3.4.Metode Penentuan Populasi atau Sampel
Populasi merupakan kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-
benda dan ukuran lain yang menjadi objek perhatian atau kumpulan seluruh objek
yang menjadi perhatian (purwanto 2004) dalam (Wandira, 2013). Populasi dalam
penelitian ini adalah SeluruhKabupaten/Kota Provinsi Kepulauan Riau tahun 2011-
2016.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin memperlajari semua yang
ada pada populasi misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sangaji dan Sopiah,
2010:186) dalam (Pikasari Mirta, 2015).
Terdapat beberapa Kriteria dalam penelitian ini yaitu:
Tabel 3.1
Hasil Seleksi Sampel Penelitian
No Kriteria Jumlah
1 Seluruh Kabupaten/Kota provinsi kepulauan riau 7
2 Kabupaten kota yang tidak membuat laporan realisasi dalam format SAP (0)
3 Kabupaten/kota yang tidak melaporkan anggaran dari sector belanja
modal (0)
4 Kabupaten/kota yang tidak melaporkan Realisasi dari sector pajak (0)
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 16
daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan milik daerah yang
dipisahkan, lain-lain PAD yang sah, DBH, DAU dan DAK
5 Kabupaten kota yang memiliki nilai 0 (2)
Sampel 5
Jumlah Tahun 6
Data 30
Dari tabel 3.1dapat diketahui jumlah sampel yang digunakan sampel yang
digunakan berjumlah 5 yaitu kabupaten Bintan, Karimun, Lingga, Anambas dan kota
Batam.
3.5.Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data mengenai data Pajak Daerah, Retribusi
Daerah, Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah,
DBH, DAU, DAK dan belanja modal di pemerintahan provinsi kepri tahun 2011-
2016 dimana data yang digunakan adalah laporan realisasi APBD yang telah
diterbitkan oleh dirjen perimbangan keuangan pemerintah daerah dan kementrian
keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Kepulauan Riau.
3.6.Metode Analisis
Menurut (Priyatno, 2010) Metode analisis terbagi atas 2 bagian yaitu:
1) Metode statistik parametrtik adalah metode analisi data dengan mean, median,
standar deviasi, distribusi data normal dll.
2) Metode statistik non parametric adalah metode analisis data tanpa menggunakan
parameter-parameter tertentu seperti mean, median, standar deviasi, serta
distribusi data tidak harus normal dll.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 17
3.6.1.Statistic Deskriptif
Penyajian statistik deskriptif bertujuan untuk melihat profil dari data
penelitian tersebut dengan hubungannya yang ada antar variable yang digunakan
dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini variable yang digunakan adalah Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan,
Lain-lain PAD yang Sah, Dana Bagi Hasi, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi
Khusus dan Belanja Modal.
3.6.2.Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi
linear berganda perlu dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik. Uji asumsi
klasik meliputi :
3.6.2.1.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variable
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.Seperti diketahui bahwa uji t
dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal.Jika asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
3.6.2.2.Uji Multikolonieritas
Uji normalitas adalah keadaan diamana pada model regresi ditemukan adanya
korelasi yang sempurna atau mendekati sempurna antar varibel independen. Pada
model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang sempurna atau
mendekati sempurna (korelasinya 1 atau mendekati 1).beberapa metode uji
mutikolinearitas yaitu dengan melihat nilai tolerance dan inflasion factor (VIF) pada
model regresi atau dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2)
dengan nilai detrminasi secara serentak(R2). (Priyatno, 2012)
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 18
3.6.2.3.Uji Heteroskedastisistas
Uji Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual pada satu pengamatan yang lain. Model regresi
yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas juga bisa di
uji kembali denganuji koefisien korelasi spearman’s rho yaitu metode uji
heteroskedastisitas dengan korelasi spearman’s rho yaitu mengorelasikan variabel
independen dengan nilai unstandardized residual.
3.6.2.4.Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah keadaan dimana pada model regresi ada korelasi antara
residual pada periode t dengan residual pada periode sebelumnya (t-1). Model regresi
yang baik adalah yang tidak terdapat masalah autokorelasi. Metode pengujian
menggunakan uji Durbin-Watson(DW test).(Priyatno, 2010)
Pengambilan keputusan pada uji Durbin Watson adalah sebagai berikut.
- DU < DW < 4-DU maka Ho diterima, artinya tidak terjadi Autokorelasi.
- DW < DL atau DW > 4-DL maka Ho ditolak, artinya terjadi autokorelasi.
- DL < DW < DU atau 4-DU < DW <4-DL, artinya tidak ada kepastian atau
kesimpulan yang pasti.
-
3.6.3. Uji Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda adalah analisis untuk mengukur besarnya
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen
dan memprediksi variabel dependen dengan menggunakan variabel
independen.Perbedaan dengan menggunakan satu variabel independen yang
dimasukkan dalam model, sedangkan regresi linear berganda dimasukkan dalam
model, sedangkan regresi linear berganda menggunakan dua atau lebih variabel
independen yang dimasukkan dalam model.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 19
3.6.4.Pengujian Hipotesi
Hipotesis adalah jawaban sementara tentang rumusan masalah penelitian yang
belum dibuktikan kebenarannya.hipotesis dinyatakan dengan kalimat pernyataan dan
bukan pernyataan.
3.6.4.1.Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan
model dalam menernagkan variasi variable dependen.Nilai koefisien determinasi
adalah antara nol dan satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variable-variable
independen dalam menjelaskan variasi variable dependen amat tebatas.Nilai yang
mendekati satu berarti variable-variable independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variable dependen (Ghozali,
2013:97).
3.6.4.2.Uji Signifikan Simultan (Uji F)
Uji f atau uji koefisien regresi secara bersama-sama digunakan untuk
mengetahui apakah secara bersama-sama digunakan varibel independen berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen, pengujian menggunakan tingkat signifikansi
0,05. Berdasarkan signifikansi, jika signifikansi <0,05 maka Ho ditolak yang artinya
variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen, dan jika Signifikansi
>0,05 maka Ho diterima artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen. (Priyatno, 2012).
3.6.4.3.Uji Parsial ( Uji t)
Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui
apakah secara parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap variabel dependen, pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan
2 sisi. Berdasarkan signifikansi, jika signifikansi <0,05 maka Ho ditolak yang artinya
variabel independen berpengaruh terhadap variabe dependen. Dan jika signifikansi
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 20
>0,05 maka Ho diterima yang artinya variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen. (Priyatno, 2012).
BAB 1V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Objek Penelitian
Didalam penelitian ini populasi yang digunakan yaitu pada tahun 2011 sampai
2016 dengan jumlah sampel 4 kabupaten dan 1 kota yang terdiri dari kabupaten
Bintan, Karimun, Natuna, Lingga dan Kota Batam.
4.2. Hasil Analisis Data
4.2.1.Statistik deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai
variabel-variabel penelitian meliputi Anggaran Belanja Modal, Pajak Daerah,
Retribusi Daerah, Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain
PAD yang sah, Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus
dimana statistik deskriptif menunjukan jumlah data yang digunakan dalam penelitian
ini serta dapat menunjukan nilai maksimum, nilai minimum dan nilai rata-rata serta
standar deviasi dari masing-masing variabel. Berdasarkan hasil pengolahan data dari
spss 20.0 for windows, berikut hasil output statistik deskriptif untuk variabel-variabel
penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1
Hasil Statistik Deakriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ABM 30 99345158 609638518 272734197.57 139189453.900
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 21
PJDR 30 1470265 648113086 164013740.17 179276226.553
RTDR 30 258713 93194628 16532586.33 25032972.971
PKD 30 550632 13411204 3880649.93 3336399.084
LLPAD 30 7221382 265674784 43293233.13 52814867.084
DBH 30 52352395 1054602195 330037262.03 240065704.741
DAU 30 85322702 726098927 312754104.17 139367657.058
DAK 30 4352100 316627023 77493736.70 75562362.238
Valid N
(listwise) 30
Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows
4.3.Uji Asumsi Klasik
UjiAsumsi Klasik ini terdiri dari Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji
Autokorelasi dan Uji Heteroskedastisitas. Jika Uji Asumsi Klasik ini tidak terpenuhi,
maka akan menyebabkan efek bias pada hasil penelitian.
4.3.1.Uji Normalitas
Uji Normalitas digunakan untuk menguji Apakah nilai Residual yang
dihasilkan dari Regresi terdistribusi secara normal atau tidak.Model regresi yang baik
adalah yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Beberapa
metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal
pada grafik Normal P-P Plot of regression standardized residual atau dengan uji One
Sample Kolmogrov Smirnov.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 22
Gambar 4.1
Grafik Normal P-P Plot
Dari Hasil uji Normalitas Grafik P-P Plot menunjukan bahwa Grafik Normal
p-plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal serta penyebarannya
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi syarat asumsi
normaitas. Untuk lebih memastikan apakah data residual terdistribusi secara normal
atau tidak, maka dilakukan pengujian One Sample Kolmogrovsmirnov.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas-Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 30
Normal Parametersa,b
Mean 1E-7
Std. Deviation 73688068.45542325
Most Extreme Absolute .106
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 23
Differences Positive .106
Negative -.051
Kolmogorov-Smirnov Z .579
Asymp. Sig. (2-tailed) .890
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov pada tabel menunjukkan nilai Kolmogorov-
Smirnov sebesar0,579 dengan tingkat Probabilitas Signifikansi sebesar 0,890. Karena
nilai signifikanlebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data residual
terdistribusi secara normal. Dengan kata lain, model regresi yang digunakan
memenuhi asumsi Normalitas
4.3.2.Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya model regresi adanya Korelasi antar variable bebas (Independen).Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variable
independen.Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas, dapat dilihat dari
nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor(VIF).Jika nilai tolerance lebih dari 0,1
dan VIF kurang Dari 10 maka dinyatakan bebas multikolinearitas.
Tabel 4.3
Hasil Uji MultiKolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
PJDR .148 6.760
RTDR .172 5.817
PKD .964 1.038
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 24
LLPAD .556 1.800
DBH .770 1.298
DAU .651 1.536
DAK .836 1.197
a. Dependent Variable: ABM
Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows
Hasil Uji Multikolinearitas pada Tabel 4.3 menunjukan bahwa tidak ada
satupun variabel yang memiliki nilai Tolerance dibawah 0,1 dan nilai VIF diatas 10.
Jadi dapat disimpulkan tidak terjadi Multikolinearitas antar variabel independen
dalam regresi ini.
4.3.3.Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas pada penelitian ini menggunakan uji grafik
Scatterplots Regresi dan dengan uji Koefisien KorelasiSpearman’s rho adalah
sebagai berikut.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas-Grafik Scatterplot
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 25
Hasil Uji Heteroskedastisitas dari gambar menunjukan bahwa grafik
Scatterplot antara SRESID dan ZPRED menunjukan pola penyebaran, dimana titik-
titik menyebar diatas dan dibawah 0 pada sumbu Y. hal ini menunujukkan bahwa
tidak terjadi Heteroskedastisitas pada data yang digunakan. Untuk lebih memastikan
dalam penelitian ini menggunakan Uji Spearman’s rho
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas-Spearman’s Rho
Correlations
Unstandardized Residual
Spearma
n's rho
Unstandardized
Residual
Correlation Coefficient 1.000
Sig. (2-tailed) .
N 30
PJDR
Correlation Coefficient -.027
Sig. (2-tailed) .888
N 30
RTDR
Correlation Coefficient -.160
Sig. (2-tailed) .397
N 30
PKD
Correlation Coefficient .083
Sig. (2-tailed) .665
N 30
LLPAD
Correlation Coefficient .216
Sig. (2-tailed) .251
N 30
DBH
Correlation Coefficient -.034
Sig. (2-tailed) .860
N 30
DAU Correlation Coefficient -.076
Sig. (2-tailed) .689
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 26
N 30
DAK
Correlation Coefficient -.012
Sig. (2-tailed) .949
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows
Berdasarkan table 4.4 dapat disimpulkan bahwa korelasi antara variabel
independen dengan unstandardized residual memiliki nilai signifikansi lebih dari
0,05. Karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpukan bahwa
tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.3.4.Uji Autokorelasi
Uji autokoreasi ini dilakukan dengan melihat nilai uji durbin Watson (DW).
Tidak terjadinya masalah autokorelasi, Berikut adalah hasil pengujian autokorelasi:
Tabel 4.5
Hasil Uji Autokorelasi-Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .848a .720 .631 84602818.443 2.109
a. Predictors: (Constant), DAK, DAU, PKD, LLPAD, DBH, RTDR, PJDR
b. Dependent Variable: ABM
Sumber Data Olahan SPSS 20.0 For Windows
Dari tabel 4.5, dapat diketahui nilai Durbin-Watson sebesar 2,109.Karena nilai
DW terletak antara DU<DW<4-DU (2,034<2.109<4-2.034) maka hasilnya tidak
terjadi Autokorelasi.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 27
4.4.Analisis Regresi Linear Berganda
Dalam penelitian ini digunakan teknis Analisis Regresi Linear Berganda yang
diolah dengan SPSS 20.0 for windows dengan hasil output sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
B Std. Error
1
(Constant) 180642946.910 66465227.665
PJDR -.596 .228
RTDR 6.757 1.514
PKD 3.994 4.796
LLPAD 1.011 .399
DBH .214 .075
DAU -.100 .140
DAK -.264 .227
a. Dependent Variable: ABM
Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows
Dari hasil output regresi diatas didapat persamaan Regresi Linear Berganda
adalah sebagai berikut:
Y=180642946.910 – 0,596 X1 + 6.757 X2 + 3.994 X3 +1.011 X4 +
0,214X5 -0,100X6 -0,264X7 + e
4.5.Pengujian Hipotesis
4.5.1.Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Nilai koefisien determinasi ditunjukkan dengan nilai adjusted R-Square. Nilai
adjusted RSquare dari model regresi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 28
kemapuan variabel independendalam menerangkan variabel dependen. Koefisien
determinasi antara 0 dan 1.Apabila angka koefisiendeterminasi mendekati 1 maka
kemampuan menjelaskan variabel independen terhadap variabeldependen semakin
kuat.
Tabel 4.7
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
1 .848a .720 .631
a. Predictors: (Constant), DAK, DAU, PKD, LLPAD, DBH, RTDR, PJDR
b. Dependent Variable: ABM
Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows
Dari tabel 4.7 diketahui bahwa nilai adjusted R-Square sebesar0,631
menunjukkan besarnya pengaruh variabel bebas. Artinya bahwa variabel pajak
daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-
lain PAD yang sah,Dana Bagi Hasil (DBH) Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana
Alokasi Khusus (DAK) mampu dijelaskan oleh variabel Anggaran Belanja Modal
sebesar 63,1% sedangkan sebesar 36,9% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak termasuk dalam variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
Nilai R sebesar 0,848 menunjukkan bahwa koefisien sebesar 84,8%. Hal ini
menunjukkan bahwa variabel pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan
milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah,Dana Bagi Hasil (DBH), Dana
Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) mempunyai hubungan
yang erat dengan variabel Anggaran Belanja Modal.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 29
4.5.2.Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Pengujian hipotesis ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pajak daerah,
retribusi daerah, pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD
yang sah, Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi
Khusus (DAK) terhadap Anggaran Belanja Modal secara simultan. Hasil pengujian
simultan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.8
Hasil Uji Simultan (Uji f)
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 404369406684874620
.000 7
5776705809783
9232.000 8.071 .000
b
Residual 157468011548043232
.000 22
7157636888547
420.000
Total 561837418232917890
.000 29
a. Dependent Variable: ABM
c. Predictors: (Constant), DAK, DAU, PKD, LLPAD, DBH, RTDR, PJDR
Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows
Dari uji Anova atau Uji F pada tabel 4.8 diatas, nilai F hitung = 8.071 dan F
tabel sebesar 2.549. Berdasarkan signifikansi <0,05 maka Ho ditolak, dan jika
signifikansi > 0,05 maka Ho diterima. Karena signifikansi pada uji F kurang dari 0,05
(0,000 < 0,05) maka Ho ditolak. Artinya pajak daerah, retribusi daerah, pengelolaan
kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-lain PAD yang sah, Dana Bagi Hasil
(DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK) secara
bersama-sama berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 30
4.5.3.Uji Parsial (Uji t)
Uji t atau uji regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara
parsial variabel independen berpengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel
dependen. Dalam hal ini untuk mengetahui apakah secara parsial variabel pajak
daerah, retribusi daerah, pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan, lain-
lain PAD yang sah, Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
dan Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap tingkat
penjualan. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 2 sisi.
Tabel 4.9
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 180642946.910 66465227.665 2.718 .013
PJDR -.596 .228 -.767 -2.614 .016
RTDR 6.757 1.514 1.215 4.464 .000
PKD 3.994 4.796 .096 .833 .414
LLPAD 1.011 .399 .384 2.534 .019
DBH .214 .075 .368 2.866 .009
DAU -.100 .140 -.100 -.715 .482
DAK -.264 .227 -.143 -1.162 .258
a. Dependent Variable: ABM
Sumber: Data Olahan SPSS 20.0 For Windows
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 31
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah disampaikan pada Bab-bab terdahulu dan
pengujian-pengujian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan:
1) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel
Pajak Daerah berpengaruh negatif terhadap Anggaran Belanja Modal.
2) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel
Retribusi Daerah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.
3) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel
Hasil Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan tidak berpengaruh
terhadap Anggaran Belanja Modal.
4) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel
Lain-lain PAD yang Sah berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.
5) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel
Dana Bagi Hasil (DBH) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal
6) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel
Dana Alokasi Umum (DAU) berpengaruh terhadap Anggaran Belanja Modal.
7) Berdasarkan hasil pengujian secara parsial dapat disimpulkan bahwa variabel
Dana Alokasi Khusus (DAK) tidak berpengaruh terhadap Anggaran Belanja
Modal.
8) Berdasarkan hasil pengujian secara signifikansi Pajak Daerah, Retribusi Daerah,
Pengelolaan Kekayaan Milik Daerah yang Dipisahkan, Lain-lain PAD yang Sah,
Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Alokasi
Khusus (DAK) secara bersama-samaberpengaruh terhadap Anggaran Belanja
Modal
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang 32
5.2. Saran
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna.
Berdasasarkan kesimpulan diatas peneliti memberikan sara-saran untuk peneliti
selanjutnya sebagai berikut:
1) Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya menambahkan atau meneliti variabel yang
lebih menarik. Hal ini dilakukan agar memperoleh hasil yang lebih akurat dan
menunjukan apakahpenelitian dengan menggunakan sampel dan variabel yang
lebih variasi dapat memberikan hasil yang berbeda atau sama.
2) Peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan data Laporan Realisasi Anggaran
Yang Lebih Lengkap.
3) Bagi pemerintah daerah, dengan melihat pengaruh Dana Bagi Hasil yang sangat
signifikan terhadap Anggaran Belanja Modal diharapakan dapat lebih
meningkatkan proporsi masing-masing variabel tersebut.