pengaruh pembelajaran asynchronous online learning

76
PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI EKOSISTEM KELAS X SMA MUHAMMADIYAH MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh SANTRIANA 105441104816 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 31-Oct-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

i

PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI

EKOSISTEM KELAS X SMA MUHAMMADIYAH MAKASSAR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

SANTRIANA

105441104816

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

ii

Page 3: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

iii

Page 4: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

iv

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email :[email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.

Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web :www.fkip.unismuh.ac.id

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SANTRIANA

NIM : 105 4411 048 16

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Asynchronous Online Learning

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem

Kelas X SMA Muhammadiyah Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim

Penguji adalah hasil Asli karya saya sendiri dan bukan hasil Jiblakan dari orang

lain atau dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia

menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2021

Yang Membuat Pernyataan

SANTRIANA

Page 5: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

v

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email :[email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.

Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web :www.fkip.unismuh.ac.id

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : SANTRIANA

NIM : 105 4411 048 16

Jurusan : Pendidikan Biologi

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesai penyusunan Skripsi ini, saya

akan menyusun sendiri Skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).

2. Dalam menyusun Skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan

pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.

4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Juni 2021

Yang Membuat Perjanjian

SANTRIANA

Page 6: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

โ€˜Ketika Kita Telah Memberikan Yang Terbaik Yang Kita Bisa, Maka

Kegagalan Bukan Sesuatu Yang Harus Disesalkan, Tapi Jadikalah Pelajaran

Atau Motivasi Diriโ€™

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Tugas akhir ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Bapak Ismail dan

Ibu Hasmawati yang telah memberikan banyak doa, semangat, motivasi, nasehat,

kasih sayang serta dukungan baik moral maupun material selama ini, terima kasih

banyak semoga Allah membalas semua pengorbananmu, amin.

Terima kasih kepada Ibu Irmawanty, S.Si., M.Si dan Ibu Nurdiyanti, S.Pd., M.Pd.

Dosen yang telah membimbing saya dari awal sampai akhir, semoga Allah

membelas jasa-jasa ibu

Terima kasih untuk adik-adikku (Sandi dan Agus ismail) dan teman tercinta saya

Ayu pebrianti, S.Pd, Miftahul jannah, S.Pd, dan Nurul fathana burhan yang

senantiasa memberi motivasi dan semangat setiap saat

Page 7: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

vii

ABSTRAK

Santriana, 2021. Pengaruh Pembelajaran Asynchronous Online Learning

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Kelas X SMA

Muhammadiyah Makassar. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembibing

1 Irmawanty dan Pembimbing II Nurdiyanti.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Experiment Design yang bertujuan

untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X di SMA Muhammadiyah Makassar

yang diajar dengan model pembelajaran Asynchronous Online learning dengan

materi ekosistem, dan sampel terdiri atas satu kelas yaitu X yang dipilih

menggunakan teknik probobility sampling. Data yang dikumpulkan terdiri dari

data hasil belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu

tes, dimana tes terdiri dari 30 soal pilihan ganda pretest dan posttest dengan teknik

pengolahan data uji normalitas dan uji hipotesis dengan menggunakan program

SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 24. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Asynchronous Online

Learning terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah Makassar.

Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-rata

Post-test 89,29 dan nilai rata-rata Pre-test 50,14. pengujian hipotesis

menggunakan uji paired sample t-test yang menunjukkan nilai signifikansi 0,000

yang artinya hipotesis diterima.

Kata Kunci : Asynchronous Online Learning, hasil belajar

Page 8: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

viii

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang teramat dalam atas kehadirat Allah swt yang telah

memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda rasulullah

muhammad SWT, para sahabat dan orang-orang yang tetap istiqomah dijalan

Allah SWT. Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi

terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan

bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilanh dari pandangan,

bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang ketika di

dekati. Dengan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti

seminar proposal dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Pendidikan

Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dengan judul โ€œPengaruh

Pembelajaran Asynchronous Online Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Muhammadiyah Makassarโ€ penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah menyitah banyak waktu, tenaga,

curahan pikiran serta materi dan penulisan menyadari bahwa tanpa bantuan

tersebut skripsi ini tidak akan tersusun sebagaimana mestinya.

Oleh karena itu, segala kerendahan hati penulis menyampaikan hormat

dan penghargaan serta terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kesua orang

tua saya yaitu Ayahaanda Ismail dan Ibunda Hasmawa sera saudara-saudara

tercinta. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo

Page 9: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

ix

Basse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib,

M.Pd.,Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas

Muhammadiyah Makassar, serta para pembantu dekan yang telah memudahkan

dalam rangka penyusunan skripsi ini. Bapak Andi Adam, S.Pd,.M.Pd Penasehat

Akademik Sekaligus Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu saya menulis selama

menempu perkuliahan, Ibu Irmawanty, S.Si., M.Si sebagai pembimbing 1 yang

dengan tulus memberikan nasehat bimbingan, saran serta petunjuk selama

penulisa melakukan penyusunan dan penulisan skripsi ini, Ibu Nurdiyanti, S.Pd.,

M.Pd sebagai pembimbing II yang dengan tulus dan sabar bersedian membagi

waktu serta petunjuk dan bimbinganya selama penulis menempuh perkulihan di

Universitas Muhammadiyah Makassar.

Sampai pada penyusunan dan penulisan skripsi ini, sahabat seperjuangan

di kampus teman-teman Biologi B 16 yang tak bisa disebut satu-persatu

senantiasa memberikan doa, dukungan, dan semangat selama ini. Semoga allah

memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali, serta memberikan

kesuksesa bagi kita semua. Semoga tali persaudaraan ini tak pernah putus, walau

tangan tak bergandengan namun selalu ada dihati. Seluruh dosen, Universitas

Muhammadiyah Makassar terima kasih atas bantuan dan bekal disiplin ilmu

pengetahuan selama menimba ilmu dibangku kuliah. Bapak/ibu dosen serta

seluruh karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan pelayanan yang berguna dalam

penyelesaian studi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

Page 10: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

x

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan Keluarga besar yang ada

disinjai yang selalu memberikan motivasi untuk bisa menyelesaikan studi ini.

Akhirnya, denga segala kerendahan hati, penulis senantiasa

mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan

tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak

akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis,

Aamiin.

Makassar, Juni 2021

Penulis

Page 11: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN ...................................................................... i

SURAT PERJANJIAN ......................................................................... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ iii

ABSTRAK .......... iv

KATA PENGANTAR .......................................................................... v

DAFTAR ISI ......................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 7

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 7

1. Pengertian pembelajaran Asynchronous Online

Learning................................................................................. 7

2. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ........ 17

Page 12: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

xii

B. Materi Ekosistem ...................................................................... 22

C. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................... 36

D. Kerangka Pikir .......................................................................... 38

E. Hipotesis .................................................................................... 40

BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 41

A. Jenis Penelitian .......................................................................... 41

B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 41

C. Definisi Operasional Variabel ................................................... 42

D. Instrumen Penelitian .................................................................. 43

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 43

F. Teknik Analisis Data ................................................................. 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 38

A. Hasil Penelitian ......................................................................... 47

B. Pembahasan ............................................................................... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 58

A. Kesimpulan ............................................................................... 58

B. Saran .......................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 41

3.2 Populasi dan Sampel Dalam Penelitian ........................................... 42

3.3 Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik ................................................ 44

3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Biologi ................... 45

4.1 Statistik Deskriptif Nilai Tes Belajar Peserta Didik Kelas ............ 48

4.2 Distribusi Tes Hasil Belajar Peserta Didik Kelas ........................... 49

4.3 Kriteria Ketentusan Minimal Kelas Eksperimen ............................ 49

4.4 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................................... 51

4.5 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 51

Page 14: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir ................................................................................ 39

4.1 Diagram Pretest Dan Posttest .......................................................... 50

Page 15: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 ....................................................................................... 61

Silabus

LAMPIRAN 2 ........................................................................................ 65

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

LAMPIRAN 3 ....................................................................................... 83

Lembar Observasi Guru

LAMPIRAN 4 ....................................................................................... 92

Lembar Observasi Siswa

LAMPIRAN 5 ....................................................................................... 102

Lembar Kerja Peserta Didik

LAMPIRAN 6 ....................................................................................... 117

Tes Hasil Belajar

LAMPIRAN 7 ....................................................................................... 144

Daftar Nilai

LAMPIRAN 8 ....................................................................................... 148

Analisis Data

LAMPIRAN 9 ....................................................................................... 152

Dokumentasi

LAMPIRAN 10 ..................................................................................... 154

Persuratan

Page 16: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan

manusia. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses penyampaian

komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan

yang memiliki makna perubahan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-

keterampilan, baik yang terjadi di dalam maupun diluar lembaga pendidikan

yang berlangsung sepanjang hayat.

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan dan

membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar

mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkatan

dasar, tingkat menengah dan perguruan tinggi. Pendidikan pada dasarnya

merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan

dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat

adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Seiring berjalannya waktu dan zaman semakin berkembang, terjadi

perubahan pada tingkat laku dan perilaku manusia berubah dari masa ke

masa. Begitu pula hal ini turut mengubah perkembangan sistem pendidikan

yang ada di dunia dan di Indonesia. Perkembangan pendidikan di dunia tidak

lepas dari adanya perkembangan dari revolusi industri yang terjadi pada dunia

ini, karena secara tidak langsung perubahan tatanan pada ekonomi turut

1

Page 17: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

2

mengubah tatanan pendidikan di suatu negara. Sebagaimana yang terjadi pada

era revolusi industri 4.0 adalah kecepatan perubahan yang dialami oleh

organisasi dan individu karena inovasi teknologi yang muncul untuk

menciptakan cara untuk mengembangkan, bertukaran, dan distribusikan nilai

diseluruh masyarakat.

Menurut Mirza (2019) Revolusi industri 4.0 merupakan era yang

diwarnai oleh invensi atau penciptaan berbagai kecerdasan buatan, era super

komputer, rekayasa genetik sehingga perkembangan nano tech. Pemerintah

indonesia menangkap invensi dan perkembangan global tersebut dalam

sejumlah program prioritas making indonesia 4.0 dimana tujuan akhirnya

adalah melalui roadmap ini dapat memberikan arahan bagaimana indonesia

mampu bersikap menghadapi revolusi industri 4.0 dan mencapai top ten

ekonomi terkuat dunia pada 2030.

Salah satu cara untuk memotivasi mengembangkan potensi yang

dimiliki, dan meningkatka sumber daya manusia yaitu dengan cara menuntut

ilmu di dunia pendidikan formal maupun non formal. Duni pendidikan formal

tidak selalu proses belajar berjalan lancar tanpa kendala. Salah satu kendala

yang sering ditemui adalah tidak tersedianya waktu dan tempat. Tetapi

berkembangnya teknologi saat ini kendala tersebut dapat teratasi, salah satu

teknologi yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah proses belajar

menggunakan pembelajaran online yang sering disebut dengan pembelajaran

asynchronous online learning.

Page 18: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

3

Revolusi industri 4.0 adalah hal yang menjadi salah satu prioritas

pemikiran bagi tiap industri. Transformasi layanan konvensional menjadi

layanan digital yang cepat, fleksibel, efektif dan efisien, seperti menjadi

tuntutan. Institusi pendidikan harus mampu merespon situasi ini. Kajian

serius berkelanjutan perlu untuk selalu dilakukan untuk mewujudkan layanan

prima perguruan tinggi di era revolusi industri 4.0. Oleh karena itu salah satu

model pembelajaran yang berkaitan dengan revolusi industri 4.0.

Pembelajaran daring dalam proses belajar biologi adalah salah satu

solusi dari berbagai masalah yang terkait dengan minat dan motivasi belajar

peserta didik. Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan perhatian

peserta didik pada topik yang akan dipelajari dengan bantuan media minat

dan motivasi siswa dapat ditingkatkan siswa akan lebih konsentrasi dan

diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih baik sehingga pada akhirnya

presentasi belajar peserta didik dapat meningkat. Kemudian untuk

mendukung proses pembelajaran dengan pembelajaran daring dalam proses

belajar biologi adalah salah satu solusi dari berbagai masalah yang terkait

dengan minat dan motivasi belajar peserta didik.

Lingkungan belajara online yang asynchronous memberi siswa

kesempatan untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri, melakukan

pengulangan yang tak terbatas, untuk mengatur lingkungan belajar mereka

sendiri dan untuk belajar dengan tugas, secara independen dari waktu dan

ruang. Selain itu, siswa dapat mencatat dengan lebih mudah vitur awal dan

stok sementara menonton video.

Page 19: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

4

Perkembangan teknologi telah mengubah gaya belajar mengajar

menjadi lebih aktif dengan model kelas yang inovatif berbasis online dari

proses belajar mengajar yang sebelumnya cenderung pasif dengan model

kelas yang tradisional. Umumnya pendidikan dilakukan melalui proses

pembelajaran. Masalah utama dalam pendidikan formal (sekolah) dewasa ini

adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata-

rata hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Pada

umumnya hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan

oleh guru masih bersifat konvensional atau tradisional.

Berdasarkan hasil observasi di SMA Muhammadiyah Makassar, proses

belajar mengajar dimana peserta didik yang cenderung pasif sehingga

pembelajaran menjadi membosankan dengan proses pembelajaran yang masih

terbilang tradisional khusus pada pembelajaran biologi dengan materi-materi

yang mengharuskan seorang pengajar untuk menggunakan media baik itu

secara visual maupun audio visual. Seperti pada materi ekosistem, dimana

sebanyak 60% dari jumlah peserta didik yang tidak mencapai nilai KKM

yaitu 75. Model belajar mengajar yang masih terpusat pada guru masih

menyisakan sedikit ruang untuk peserta didik berpikir kritis secara individual.

Penggunaan internet pada pembelajaran secara tidak langsung telah

mengubah model pembelajaran tatap muka yang ada di sekolah. Dengan

adanya akses ke internet pembelajaran dapat dilakukan secara tidak langsung

atau dapat dilakukan dengan bantuan media online, pembelajaran saat ini

bukan hanya terpaku di kelas saja sehingga proses belajar mengajar dapat

Page 20: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

5

dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan adanya akses jaringan internet.

Oleh sebab itu, dengan adanya internet peserta didik belajar secara mandiri

dirumah kemudian dapat memperjelas materi pada saat proses pembelajaran

secara langsung atau tatap muka. Sudah saatnya guru mencoba menerapkan

model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman seperti yang

diketahui saat ini adalah era revolusi 4.0 salah satu bentuk implementasi

pembelajaran 4.0 dalam model pembelajaran . Salah satu model yang dapat

digunakan sebagai solusi dalam mengatasi masalah tersebut adalah model

pembelajaran Asynchronous online learning. Sehingga akan membantu siswa

meningkatkan keaktifan dan hasil belajarnya.

Berdasarkan ulasan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan

sebuah Penelitian yang berjudul โ€œPengaruh Pembelajaran Asynchronous

Online Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Kelas

X SMA Muhammadiyah Makassarโ€

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah

yaitu :

1. Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas X di SMA Muhammadiyah

Makassar yang diajar dengan pembelajaran Asynchronous Online

Learning pada materi ekosistem?

2. Apakah ada pengaruh pembelajaran Asynchronous Online Learning

terhadap hasil belajar peserta didik?

Page 21: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik kelas X di SMA

Muhammadiyah Makassar yang diajar dengan pembelajaran

Asynchronous Online Learning dengan materi ekosistem

2. Untuk mengetahui ada pengaruh pembelajaran Asynchronous Online

Learning terhadap hasil belajar peserta didik.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna,

serta meningkatkan motivasi dalam pembelajaran sehingga menyebabkan

meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan evaluasi bagi guru akan pembelajaran yang telah

dilakukan selama ini apakah sudah sesuai dengan tujuan instruksional

yang diharapkan.

3. Bagi Peneliti

Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai

model pembelajaran terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa

4. Bagi penulis

Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai

model pembelajaran terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa

Page 22: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pembelajaran Asynchronous Online Learning

E-Learning adalah proses belajar mengajar jarak jauh yang

memanfaatkan teknologi computer sebagai medianya dengan adanya

eleaarning memungkinkan peserta didik untuk belajar secara pribadi tanpa

haru tatap muka di kelas secara langsung. E-learnng dapat dikategorikan

yaitu synchronous dan asynhcronous (Dahiya, 2016).

1. Synchronous

Pada pembelajaran synchronous kondisinya mirip dengan

pembelajaran konversional hanya saja pada e-learning hal ini tidak

ditandai dengan kehadiran secara fisik. Pada bentuk synchronous ini

pendidik (instruktur)peserta didik dapat melakukan pertemuan secara

online untuk melakukan proses belajar mengajar seolah sedang berada

pada ruangan yang sama (Nugraha 2017).

2. Asynchronous

Menurut Dahiya (2016) Karakter ini mengkombinasikan

karakter dari kedua kategori sebelumnya. Peserta didi belajar secara

mandi namum tetap berkomunikasi dengan teman-temannya maupun

dengan pendidik meskipun tidak haru diruangan atau ditempat yang

kkhusus. Asynchronous berarti tidak pada waktu bersamaan. peserta

didik dapat mengambil waktu pembelajaran berbeda dengan pendidik

7

Page 23: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

8

memberikan materi. Asynchronous training popular dalam e-learning

karena peserta didik dapat mengakses materi pembelajaran dimanapun

dan kapanpun. Peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran dan

menyelesaikan setiap saat sesuai rentang jadwal yang sudah ditentukan.

Pembelajaran dapat berbentuk bacaan, animasi, simulasi,

permainaan,tes, quis dan pengumpulan tugas (Nugraha, 2017).

Menurut Perveen (2016) Menyatakan bahwa pembelajaran daring

asynchronous adalah menawarkan kesempatan untuk dengan mudah

menerima pendidikan bagi individu-individu yang mengalami intensitas

dalam bisnis dan kehidupan keluarga. Kursus online yang tidak sinkron

sering kali lebih disukai oleh lembaga-lembaga pendidikan yang lebih

tinggi karena fleksibilitas mereka dalam hal waktu dan ruang, dan

memberikan kesempatan berpikir independen bagi siswa belajar pada

kecepatan yang berbeda selain banyaknya keuntungan

Menurut Perveen (2016) Menyatakan bahwa pembelajaran online

asynchronous ada beberapa keterbatasan kurangnya interaksi langsung dan

tidak langsung dapat membuat para siswa merasa kesepian dan memiliki

masalah dengan komitmen terhadap kelas daring. Masalah seperti

kurangnya ruang kelas, dukungan teknis, penurunan motivasi dan

kurangnya minat pada pelajaran mungkin timbul karena pengembangan

teknologi yang berkelanjutan yang digunakan dalam pembelajaran daring

yang tak sinkron dan kebutuhan, pengharapan dan minat yang berubah dari

Page 24: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

9

siswa, pengalaman siswa di lingkungan pembelajaran daring menarik

perhatian sebagai subjek studi berkelanjutan.

Lingkungan belajar online yang asynchronous memberi siswa

kesempatan untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri, melakukan

pengulangan yang tak terbatas, untuk mengatur lingkungan belajar mereka

sendiri dan untuk belajar dengan tugas, untuk belajar secara independen

dari waktu dan ruang. Selain itu, siswa dapat mencatat dengan lebih

mudah fitur awal dan stop sementara menonton video dalam kerangka

kerja ini, kegiatan pembelajaran individu dan fleksibel dapat dilakukan

menyediakan bagi siswa dengan pembelajaran yang fleksibel, peluang

belajar kelompok kerja dan berbasis masalah adalah penting dan akan

meningkatkan keterlibatan siswa dalam lingkungan pendidikan daring

yang tidak kronis (Dahiya, 2016).

Asynchronous e-learning bisa menjadi tantangan karena hanya

seperangkat strategi yang disusun dengan cermat Siswa terlibat dan

tertarik pada lingkungan belajar semacam ini untuk memfasilitasi

motivasi, Keyakinan, partisipasi, pemecahan masalah, kemampuan analitis

dan tatanan berpikir yang lebih tinggi. Selain itu, jawabannya adalah

Sebuah sistem self-paced di mana siswa harus self-disiplin untuk menjaga

diri aktif sebagai Juga sebagai interaktif untuk melacak e-tivities online

Learning tidak ada komunikasi real-time antara instruktur dan siswa dalam

pembelajaran Online Asynchronous (Dahiya, 2016).

Page 25: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

10

Instruktur biasanya membagikan isi kursus seperti video dan

dokumen kepada siswa melalui sistem manajemen pembelajaran. Siswa

dapat mengakses isi ini pada waktu mereka sendiri dan belajar dengan

kecepatan mereka sendiri dengan melakukan pengulangan tanpa batas

dengan isi kursus. Instruktur berkomunikasi dengan siswa melalui

platform seperti forum diskusi dan e-mail. Sementara para siswa

bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, instruktur

menyediakan bagi mereka dukungan akademis selama proses ini instruktur

dapat memberikan tugas siswanya. Siswa juga dapat meng-upload tugas ke

sistem (Perveen, 2016).

Meskipun para siswa mengalami kesulitan dalam merencanakan

proses pembelajaran mereka sendiri, mereka tidak dapat mengikuti kursus

secara teratur karena lingkungan para siswa berbeda satu sama lain,

mereka merasa kesepian dan tidak bisa belajar bersama. Selain itu,

dievaluasi bahwa panjang video itu membosankan bagi beberapa siswa.

Telah diungkapkan bahwa siswa dapat diberi tugas bahwa mereka dapat

bekerja dengan teman sebaya mereka, presentasi daring dapat dibuat dan

kursus video dapat disiapkan dengan lebih interaktif dan berkualitas tinggi

Pembelajaran bahasa asynchronous memfasilitasi para siswa dari beragam

latar belakang dan berbeda Tingkat keterampilan untuk menyusun kalimat

secara sintaktis dan semantik dengan menulis dan Menulis ulang untuk

mereka baik menulis email atau posting komentar diskusi (Perveen, 2016).

Page 26: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

11

Menurut Dahiya (2016) Menyatakan bahwa asynchronous e-

learning dapat menyelaraskan pengetahuan siswa sebelumnya dengan

konsep baru semakin berkurang ketergantungan pada memori dan catatan

dan lebih banyak kesempatan diskusi dengan kelompok-kelompok teman

membantu membangun pemikiran kritis dan pembelajaran yang mendalam

rasa malu adalah Dikurangi karena modus jarak, yang mengurangi rasa

takut guru. dengan sedikit tekanan Daripada pertemuan waktu nyata, filter

afektif tetap rendah dan peserta didik dapat menanggapi dengan lebih

inovatif dan kreatif. Peluang untuk menjadi kesal dengan masalah-masalah

teknologi seperti kecepatan rendah dan Tidak berhubungan setidaknya, ada

cukup waktu untuk mencoba e-tivities.

Menurut Nugraha (2017) Adapun kelebihan dan kekurangan dari

Asynchronous diantaranya yaitu :

1. Kelebihan

a. Adanya instruktur dapat menjamin kualitas dari proses pembelajaran

b. Peserta didik dapat menentukan sendiri kebutuhan belajarnya dan

referensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

c. Masih memungkinkan pembelajaran secara kolaboratif

2. Kekurangan

a. Tidak mendukung komunikasi dengan cepat karena tidak adanya

jadwal khusus.

Menurut Agustini, dkk (2018) Pembelajaran online yaitu hasil

pengembangan dari revolusi industri yang disampaikan secara elektronik

Page 27: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

12

dengan media yang berbasis komputer, smartphone dan alat canggih

lainnya. Materi-materi dalam sistem pembelajaran online bisa di akses

melalui jaringan website, Internet, CD Ram dan DVD. Sistem tersebut

tidak hanya mengakses informasi saja, namun dapat membimbing peserta

didik untuk mencapai hasil belajar yang baik dan spesifik. Berkat sistem

pembelajaran online siswa dapat mengakses materi pembelajaran dari luar

sekolah. Guru dari peserta didik pun bisa memperoleh informasi yang

banyak dan tidak terbatas dari beberapa perpustakaan di seluruh dunia.

Menurut Rojko (2017) Menyatakan bahwa konsep internet

industri telah dibesarkan diamerika utara oleh perusahaan general electric

pada akhir tahun 2012. Hal ini dilihat sebagai integrasi yang erat dari

dunia fisik dan digital yang mengganbungkan analisis data besar dengan

internet of things. Sehingga kedepannya dapat memudahkan generasi

peserta didik milebial untuk mengakses berbagai macam pengetahuan.

Usaha untuk menemukan aspek apa saja ada di dalam industri 4.0 tidak

cukup dengan hanya melalui pemahaman definisinya. Perlu pemahaman

yang lebih komprehensip tentang industri 4.0 melalui model kerangka

konsepya. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menyusun model

kerangkaindustri 4.0 salah satunya yaitu pembelajaran dengan sistem

online, pembelajaran online dapat diakses oleh peserta didik dengan

bantuan internet (Prsetyo, 2018).

Menurut Arnesi (2015) Media pembelajaran online dapat

diartikan sebagai media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang

Page 28: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

13

dapat dioperasikan oleh pengguna (user), sehingga pengguna user dapat

mengendalikan dan mengakses apa yang menjadi kebutuhan peserta didik,

misalnya mengunduh sumber-sumber untuk materi ekosistem pada

pelajaran biologi. Keuntungan menggunakan media pembelajaran online

adalah pembelajaran bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi,

mampu meningkatkan tingkat ingatan peserta didik, memberikan lebih

banyak pengalaman belajar dengan teks audio, video dan animasi yang

semuanya yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan juga

memberikan kemudahan menyapaikan mengaupdate isi, mengunduh, para

peserta didik juga bisa mengirim email kepada peserta didik lain,

mengirim komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat, hingga link

video conference secara langsung.

Berdasarkan paparan para ahli diatas muka didifenisikan bahwa

โ€œpembelajaran online dalam proses belajar biologi yaitu salah satu solusi

dari berbagai masalagh yang berkaitan dengan belajar peserta didik.

Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan perhatian peserta didik

pada topik yang akan dipelajari, dengan bantuan media hasil belajar

peserta didik dapat ditingkatkan, peserta didik akan lebih konsentrasi dan

diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih baik sehingga pada

akhirnya hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.

Page 29: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

14

A. Kelebihan dan kekurangan pembelajarn online

1. Kelebihan

Menurut Rohmah (2016) tujuan model pembelajaran online

yaitu :

a. pembelajaran online dapat mengefisienkan waktu proses

pembelajaran serta dapat membuat biaya studi peserta didik

lebih ekonomis.

b. karena adanya proses pembelajaran online peserta didik dapat

lebih mudah berinteraksi antara peserta didik dengan materi

yang akan diajarkan oleh guru.

c. peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat

dan dapat saling berbagi informasi secara berulang-ulang, oleh

karena itu peserta didik dapat lebih mudah dalam memantapkan

penguasaannya terhadap materi pembelajaran yang telah

diberikan

d. para peserta didik dapat aktif dalam proses belajar mengajar,

pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di dalam

ruangan kelas saja, sehingga para peserta didik dapat aktif dalam

proses belajar mengajar.

2. Kekurangan

Menurut Husamah dalam hima (2015) Pembelajaran online

memiliki kekurangan yaitu :

Page 30: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

15

a. sarana dan prasarana peserta didik tidak mendukung karena

pembelajaran yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga susah

untuk diterapkan.

b. fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses

internet tidak merata sehingga media pembelajaran online susah

untuk diterapkan

c. meskipun penggunaan teknologi yang semakin canggih masih

banyak yang pengetahuan sumber daya pembelajaran (siswa,

guru, dan orang tua) kurang.

B. Dampak Pembelajaran Online

Menurut Wulandari (2010), Melakukan pembelajaran online

memiliki beberapa dampak positif dalam pembelajaran online, antara

lain :

1. Meningkatka interaksi belajar antara pembelajaran dengan pengajar

(enhance interactivity)

2. Memungkinkan pelajar di mana saja dan kapan saja (time and place

flexibility)

3. Menjangkau peseta didik dalam cakupan yang luas (potentiol to

reach a global audience)

4. Mempermudah penyimpanan dan penyempurnaan dala belajar (easy

updating of content as well as archivable capabilities)

5. Membangun komunikasi

Page 31: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

16

C. Komponen Pembelajaran Online

Menurut Wulandari (2010) Pembelajaran online memiliki tiga

komponen yang membentuk pembelajaran online, antara lain :

1. Fasilitas pembelajaran online

Fasilitas yang menunjang pembelajaran online dapat berupa internet,

smartphone, personal computer (pc), jaringan komputer dan

perlengkapan multimedia lainnya.

2. Sistem dan aplikasi pembelajaran online

Sistem perangkat lunak yang menunjang untuk proses pembelajaran

online, seperti bagaimana membuat materi belajar atau konten

belajar, forum diskusi dan segala fitur yang berhubungan dengan

mempermudah proses belajar mengajar.

3. Materi pembelajaran online

Konten dan bahan belajar pada pembelajaran online dapat berupa

multimedia-based content atau konten terbentuk multimedia

interaktif seperti vedio pembelajaran atau test-based content atau

kontent terbentuk teks seperti pada buku pembelajaran biasa.

D. Langkah-langkah pembelajaran asynchronous online learning

1. Guru menyiapkan pembelajaran via daring (whatsapp % google

classroom)

2. Guru mengundang peserta didik bergabung pada whatsapp group

kelas dan membagikan kode google classroom biologi

Page 32: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

17

3. Guru melakukan absen untuk memastikan kesiapan dan kehadiran

seluruh peserta didik untuk menerima materi

4. Guru menyajikan dan menjelaskan materi pembelajaran melalui

whatsapp dan google classroom

5. Guru mengirimkan bahan ajar pada peserta didik

6. Guru memberikan penugasan harian untuk mengetahui pemahaman

siswa terhadap materi

7. Guru memberi evaluasi dan penjelasan terhadap materi yang belum

dipahami oleh peserta didik

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setiap anak setelah

melalui kegiatan belajar dan mencapai tujuan instruksional. Hasil belajar

adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami

aktivitas belajar. Hasil belajar dapat ditentukan apabila seseorang tersebut

mempunyai tujuan dalam proses pembelajaran. Proses tersebut memiliki

standar dalam mengukur perubahan atau perkembangan jiwa peserta didik

dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan belajar mengajar. Dengan

demikian, proses belajar mengajar dan memiliki tujuan tertentu sehingga

dalam pelaksanaannya akan berjalan sistematis dan terarah (Rosyid, 2019).

Menurut Benjamin Bloom dalam Styron (2014), Hasil belajar

dikelompokkan dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan

aspek psikomotor.

Page 33: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

18

a. Hasil belajar kognitif, aspek yang berkaitan dengan kemampuan

berfikir yang terdiri dari enam yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.

b. Hasil belajar afektif, yang berkaitan dengan internalisasi sikap dan

nilai yang terdiri dari lima jenjang yaitu menerima, menanggapi,

menghargai, mengatur, dan karakterisasi dengan satu nilai atau nilai

kompleks

c. Hasil belajar psikomotor, berkaitan dengan keterampilan motorik dan

kemampuan bertindak individu. psikomotor juga memiliki enam

tingkatan yaitu gerak refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual,

gerakan kemampuan fisik, gerakan terampil dan gerakan indah dan

kreatif.

Menurut Lonanda (2017), keberhasilan proses pembelajaran

ditandai dengan hasil belajar siswa yang baik. Bila hasil belajar siswa

belum naik, maka proses pembelajaran belum berhasil. Hasil belajar

dijadikan tolak ukur baik oleh guru maupun oleh siswa dalam usaha

meningkatkan mutu pendidikan. Hasil belajar yang dicapai siswa

bervariasi, ada yang tinggi, ada yang sedang, dan ada yang rendah.

Menurut Nana Sudjana (2016) mengatakan โ€œPenilaian hasil belajar

adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajaryang di capai

peserta didik dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek

yang di nilainya adalah hasil belajar peserta didikโ€.

Page 34: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

19

Menurut Permendikbud RI No 53 tahun 2015 pasal 1 butir 1

menyatakan bahwa: Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses

pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik

dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang

dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untukmemantau

proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajarmelalui penugasan

dan evaluasi hasil belajar.

Pendapat lain dikemukakan oleh permendikbud RI Nomor 23 tahun

2016 mengenai standar penilaian pendidikan yang terdapat pada pasal 1

ayat 1 menyatakan โ€œStandar Penilaian Pendidikan adalah kriteria

mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan

instrument penilaian hasil belajar peserta didikyang digunakan sebagai

dasardalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasardan

pendidikan menengahโ€.

Menurut Susanto (2013), macam-macam hasil belajar sebagai

berikut:

1) Pemahaman Konsep, diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap

arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman adalah suatu

proses yang terdiri dari tujuh tahapan kemampuan dengan kriteria

pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan

mengintreprestasikan sesuatu, mampu memberikan gambaran atau tidak

sekedar megetahui, mampu emberikan uraian dan penjelasan yang lebih

kreatif dan prosesnya bertahap masing-masing tahap mempunyai

Page 35: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

20

kemampuan tersendiri. Untuk mengukur hasil belajar siswa berupa

pemahaman konsep, guru melakukan evaluasi produk seperti tes baik

secara lisan maupun tertulis (ulangan).

2) Keterampilan Proses, merupakan keterampilan yang mengarah kepada

pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar

sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu

siswa dengan mengembangkan sikap kreatif, bertanggung jawab,

disiplin, dan kerja sama. Terdapat enam aspek keterampilan proses

yaitu observasi, klasifikasi, pengukuran, mengomunisasikan,

memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan,

dan melakukan eksperimen.

3) Sikap, diartikan sebagai kecenderungan untuk melakukan sesuatu

dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia

sekitarnya baik berupa individu maupun objek. Terdapat tiga komponen

struktur sikap yaitu komponen kognitif merupakan respresentasi apa

yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif

merupakan perasaan yang menyangkut emosional dan komponen

konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku sesuai dengan

sikap yang dimiliki seseorang.

Menurut Mandagi (2019), Prestasi belajar merupakan ukuran

keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran.

Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.

Hasil belajar yang dapat dicapai setiap siswa berbeda-beda. Perbedaan

Page 36: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

21

tingkat pencapaian hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh dua faktor

yaitu:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

individu. Faktor-faktor internal yaitu :

1. Faktor fisiologi adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi

fisik individu. Faktor ini dibedakan atas dua macam. Pertama,

kondisi fisik atau keadaan tonus jasmani, pada umumnya sangat

mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kedua, keadaan fungsi

jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung fungsi

fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar

terutama pancaindra.

2. Faktor psikologi adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat

mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologi yang

utama mempengaruhi proses belajar yaitu:

a. Kecerdasan/intelegensi

b. Motivasi

c. Minat

d. Sikap

e. Bakat

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal, selain karakteristik peserta didik atau faktor-faktor

internal/endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi

Page 37: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

22

proses belajar peserta didik. Faktor-faktor eksternal dalam belajar

dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu lingkungan sosial dan

nonsosial. Lingkungan sosial merupakan pengaruh yang datang atau

berasal dari manusia. Lingkungan sosial peserta didik meliputi orang

tua, keluarga, masyarakat dan tetangga, serta teman-teman

sepermainan disekitar rumah peserta didik. Sifat-sifat lingkungan

sosial dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan

belajar dan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Lingkungan non

sosial meliputi lingkungan amaliah seperti keadaan alam, udara, suhu

udara, cuaca, waktu (pagi, siang, sore, dan malam), serta faktor

instrumen yang mencakup tempat belajar, gedung, maupun buku-buku

pembelajaran.

Menurut Rosyid (2019), karakteristik prestasi belajar juga menjadi

bagian dari karakteristik interaksi belajar yang bernilai edukatif dengan

ciri-ciri sebagai berikut:

1) Prestasi belajar memiliki tujuan

2) Mempunyai prosedur

3) Adanya materi yang telah ditentukan

4) Ditandai dengan aktivitas anak didik

5) Pengoptimalan peran guru

6) Kedisiplinan

7) Memiliki batas waktu

8) Evaluasi

Page 38: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

23

B. Materi Ekosistem

a. Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh

hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan

menyeluruh antar segenap unsur lingkungan hidup yang saling

mempengaruhi (Herlanti, 2014).

b. Komponen Ekosistem

1. Komponen abiotik (Lingkungan fisik)

a. Air merupakan tempat tinggal organisme, selain itu air juga berperan

sebagai penentu kelembaban udara yang dapat berpengaruh terhadap

kehidupan organisme.

b. Udara terdiri atas beberapa macam gas, antara lain nitrogen, oksigen

dan karbon dioksida.

c. Suhu merupakan derajat energi panas yang bersumber dari radiasi

matahari.

d. Cahaya matahari merupakan bahan yang sangat diperlukan oleh

organisme.

e. Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik yang terdapat di

udara, sedangkan kelembaban tanah menandakan banyaknya

kandungan uap air tanah.

f. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan. Tanah merupakan tempat

hidup manusia, hewan, tumbuhan dan organisme lainnya.

Page 39: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

24

g. Garam-garam mineral terdiri dari ion-ion nitrogen, fosfor, sulfur,

kalsium dan natrium (Herlanti, 2014).

2. Komponen biotik (Lingkungan hayati)

a. Produsen (Organisme autotrof), yaitu organisme penghasil senyawa

organik yang kebanyakan terdiri atas tumbuhan hijau.

b. Konsumen (Konsumen heterotrof), yaitu kelompok organisme yang

tidak dapat mensintesis makanan sendiri.

c. Dekomposer (Pengurai), yaitu kelompok mikro yang berfungsi

menguraikan senyawa organik menjadi senyawa anorganik dan

selanjutnya dikembalikan lagi ke ekosistem sehingga dapat digunakan

kembali oleh produsen. Contohnya jamur dan bakteri (Herlanti, 2014).

c. Hubungan Di Antara Komponen Ekosistem

1. Hubungan antarkomponen biotik

Menurut Herlanti (2014) setiap organisme selalu berhubungan

dengan organisme lainnya. Bentuk hubungan tersebut dapat berupa

simbiosis, kompetisi atau hubungan makan.

a. Hubungan simbiosis merupakan hubungan di antara dua organisme

atau lebih dalam hal memperoleh makanan. Hubungan yang terjadi

dapat mutualisme, komensalisme, ataupun parasitisme.

b. Hubungan kompetisi merupakan hubungan persaingan antar

komponen biotik untuk melangsungkan kehidupan. Hubungan

tersebut bersifat merugikan bagi kedua belah pihak (-/-). Persaingan

Page 40: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

25

organisme dalam habitat yang sama terjadi karena sumber daya

tersedia tidak mencukupi.

c. Hubungan makan merupakan hubungan dalam hal penyediaan

makanan untuk setiap organisme. Dalam hal ini, organisme terbagi

menjadi autotrof dan heterotrof.

2. Hubungan antar komponen biotik dan abiotik

Menurut Herlanti (2014) hubungan antara komponen biotik dan

abiotik telah terjadi sepanjang sejarah kehidupan, mulai dari tingkat sel

hingga tingkat paling tinggi, yaitu biosfer. Dalam ekosistem darat,

tumbuhan hijau memperoleh cahaya matahari, karbon dioksida, dan air

dari lingkungan fisiknya. Semua komponen tersebut diperlukan

tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Pada proses tersebut tumbuhan

akan melepas oksigen ke atmosfer sehingga terbentuk keseimbangan gas

oksigen di udara.

d. Tipe-tipe ekosistem

Menurut Herlanti (2014) Ekosistem dapat diartikan sebagai suatu

sistem yang melibatkan komponen biotik, abiotik atau faktor fisik serta

kimia yang saling berinteraksi satu sama lain. Adanya perbedaan

komponen-komponen yang menyusun suatu ekosistem menyebabkan

terbentuknya berbagai tipe ekosistem.

1. Ekosistem Air (Akuatik)

a. Ekosistem air tawar

b. Ekosistem laut

Page 41: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

26

2. Ekosistem darat (Terestrial)

Para pakar ekologi biasa mengklasifikasi ekosistem darat

berdasarkan pola penyebaran organisme. ekosistem darat dalam skala

luas dan memiliki struktur vegetasi yang dominan disebut bioma.

Penyebaran bioma di permukaan bumi biasanya dipengaruhi oleh

keadaan iklim dan posisi geografis bioma tersebut (Herlanti, 2014).

3. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang sengaja dibuat oleh

manusia dengan tujuan tertentu (Herlanti, 2014).

e. Jaring-Jaring Makanan Dan Rantai Makanan

Jaring-jaring makanan Merupakan bentuk rantai makanan yang

sangat kompleks. Semakin kompleks jaring-jaring makanan menunjukkan

semakin kompleks aliran energi dan aliran makanan. Hal inilah yang

menyebabkan terjadinya kestabilan komunitas dan kestabilan ekosistem.

Artinya, jika salah satu spesies hilang, jaring-jaring makanan masih tetap

bisa berjalan. Sebaliknya, jika jaring-jaring makanan itu sederhana, jika

salah satu spesies hilang, maka aliran energi dan aliran makanan di dalam

ekosistem tersebut akan kacau (Yusa, 2018). Aliran energi kimia didalam

ekosistem dapat diperlihatkan melalui beberapa cara. Misalnya, melalui

rantai makanan dan jaring-jaring makanan. (Herlanti, 2014).

Menurut Yusa (2018) Rantai makanan merupakan sebuah aliran

energi makanan melalui sebuah ekosistem. Energi tersebut mengalir dalam

satu arah melalui sejumlah makhluk hidup. Semua energi yang masuk ke

Page 42: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

27

dalam rantai makanan umumnya berasal dari cahaya matahari. Melalui

proses fotosintesis energi tersebut diubah dan disimpan dalam tubuh

makhluk hidup produser dalam bentuk energi kimia. Selanjutnya, energi

tersebut mengalir ke konsumen pada berbagai tingkat trofik dalam

ekosistem.

f. Piramida ekologi

Piramida ekologi dapat dibedakan menjadi piramida energi, piramida

biomassa, dan piramida jumlah (Martono djoko, 2015).

1. Piramida biomassa merupakan piramida yang menunjukkan hubungan

antara biomassa dan tingkat trofik melalui pengukuran jumlah biomassa

pada setiap tingkat trofik. Unik yang bisa digunakan untuk piramida

biomassa adalah g/m2 atau kalori/m2. Biomassa merupakan massa atau

berat kering materi hidup pada waktu tertentu (Martono djoko, 2015).

2. Piramida energi merupakan piramida yang menggambarkan jumlah

energi yang berkurang dalam rantai makanan. Biasanya, sekitar 90%

energi berkurang selama mengalir dalam setiap kenaikkan tingkatan

trofik. Pengurangan energi terjadi karena sebagian energi digunakan

untuk berbagai kegiatan hidup lainnya seperti respirasi, tumbuh,

bergerak, dan berkembang biak. Sebagian energi lainnya terbuang

bersama feses dan urine (Martono djoko, 2015).

3. Piramida jumlah merupakan piramida yang menunjukkan jumlah

organisme pada setiap tingkat trofik. Piramida jumlah dapat berupa

Page 43: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

28

piramida jumlah tegak atau piramida jumlah terbaik (Martono djoko,

2015).

g. Daur Biogeokimia

Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus,

antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu

ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa

unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur ulang. Unsur-unsur

tersebut masuk kedalam kompleks biotik melalui udara, tanah, dan air.

Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan

(geofisik) sehingga disebut daur biogeokimia (Yusa, 2018).

Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang

mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua

yang ada di bumi baik kompleks biotik maupun komponen abiotik,

sehingga kelangsungan hidup dibumi dapat terjaga ( Yusa, 2018 ).

1. Daur air

Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena

panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air atmosfer berasal dari

laut karena laut mencapai tiga perempat luas permukaan bumi. Uap air

diatmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut

dalam bentuk hujan. Air hujan di dataran masuk ke dalam tanah

membentuk air permukaan tanah dan air tanah. Tumbuhan darat

menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air

mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui transpirasi uap air

Page 44: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

29

dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan

mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat (Martono djoko,

2015).

2. Daur karbon dan oksigen

Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung

jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya

CO2 dan O2 atmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan

aktivitas fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke

atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluaran

melalui fotosintesis (Yusa, 2018).

3. Daur nitrogen

Pada umumnya makhluk hidup tidak dapat memanfaatkan nitrogen

secara langsung dari udara. Akan tetapi, ada pula yang dapat

memanfaatkannya. Contohnya, bakteri rhizobium yang bersimbiosis

dengan kacang-kacangan (kelompok leguminosae) membentuk bintil

akar dan mampu mengikat nitrogen dari udara (Yusa, 2018)

โฎš Tahap pertama

Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam

tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen,

penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi

nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri rhizobium yang

bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri azotobacter dan

Page 45: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

30

clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki

kemampuan memfiksasi nitrogen (Yusa, 2018).

โฎš Tahap kedua

Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh

produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya

jika tumbuhan atas hewan mati, makhluk pengurai perombaknya

menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam

air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri

nitrosomonas mengubah amonia dan senyawa amonium menjadi

nitrat oleh nitrobacter. Apalagi oksigen dalam tanah terbatas, nitrat

dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida

nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi (Yusa, 2018).

4. Daur fosfor

Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua

makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri

fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfor terdapat

dialam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion fosfat terdapat dalam

bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat

terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen (Yusa, 2018).

5. Daur sulfur

Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi

oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk

sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali

Page 46: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

31

mematikan makhluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan

dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur

dalam bentuk sulfur (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses

rantai makanan, lalu semua makhluk hidup mati dan akan diuraikan

komponen organiknya oleh bakteri (Yusa, 2018).

h. Pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan

1. Pencemaran lingkungan

Pencemaran atau polusi biasa diartikan sebagai sesuatu yang

dihasilkan manusia dalam sejumlah cukup besar yang sifatnya

bertentangan dengan kesehatan atau kesejahteraan manusia. Ada dua

faktor yang memicu terjadinya pencemaran, yaitu ukuran populasi

manusia dan perkembangan teknolog. Ketika populasi manusia kecil

dan manusia hidup secara sederhana, limbah dan cairan (kotoran) yang

dihasilkan tidaklah menjadi suatu masalah pencemaran. Pencemaran

dimulai ketika populasi manusia meningkatkan dan limbah yang

dihasilkan nya tidak dapat terurai cepat mereka berproduksi.

Perkembangan uap air telah memungkinkan mesin untuk menggantikan

pekerjaan manusia (Martono djoko, 2015).

a) Pencemaran tanah

Bentuk utama pencemaran tanah adalah berupa limbah padat

yang meliputi kotoran, sampah, lumpur, dan berbagai produk yang

tidak diinginkan dari pertanian, pertambangan, dan industri. Sampah

merupakan limbah makanan, sedangkan kotoran umumnya, berupa

Page 47: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

32

limbah non makanan, seperti kertas, plastik, logam dan kaca yang

berasal dari rumah dan pabrik. Keduanya, sampah dan kotoran sering

dibuang dan dikuburkan di dalam tanah(Martono djoko, 2015).

Dampak : Terjadinya kerusakan tanah, tanah tidak tumbuh

dengan normal, tanah menjadi tidak produktif, erosi tanah, banjir dan

kekeringan (Martono djoko, 2015).

Upaya penanggulangan : konservasi tanah/remediasi tanah

(penambahan zat kapur & penanaman tanaman kacang-kacangan),

reboisasi dan penghijauan, biopori, sumur resapan air (Martono

djoko, 2015).

b) Pencemaran udara

Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya

unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan

terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia

secara umum serta menurunkan kualitas (Martono djoko, 2015).

Jenis-jenis bahan pencemar adalah karbon monoksida

(CO), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), CFC, karbon

dioksida (CO2), ozon (O3), benda partikulat (PM), timah (Pb),

hydroCarbon (Hc). Klasifikasi pencemaran udara : pencemaran

primer : pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber

pencemaran udara, pencemaran sekunder : pencemaran yang

terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Contoh

: sulfur dioksida, sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan

Page 48: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

33

asam sulfurik. Sumber pencemaran udara kegiatan manusia :

transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran (Perapian,

kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar , gas

buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC).

(Martono djoko, 2015).

Menurut Martono djoko (2015).Sumber alami : gunung

merapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, nutrifikasi denitrifikasi

denitrifikasi biologi, sumber-sumber lain, transportasi amonia,

kebocoran tangki klor, timbulan gas metana dari lahan uruk/akhir

pembuangan akhir sampah, uap pelarut organik.

Dampak pencemaran udara : penipisan ozon, pemanasan

global (global warming), penyakit pernapasan, misalnya : jantung,

paru-paru dan tenggorokan. terganggunya fungsi reproduksi, stres

dan penurunan tingkat produktivitas, kesehatan dan penurunan

kemampuan mental anak-anak, penurunan tingkat kecerdasan (IQ)

anak-anak (Martono djoko, 2015).

Solusi untuk mengatasi pencemaran udara : clean air yang

dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang

melakukan pencemaran udara, mengembangkan teknologi yang

ramah lingkungan dari dapat diperbaharui diantaranya fuel cell dan

solar cell, menghemat energi yang digunakan, menjaga kebersihan

lingkungan tempat tinggal (Martono djoko, 2015).

Page 49: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

34

c) Pencemaran air

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya

makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain kedalam air oleh

kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat

tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan

peruntukannya. Sumber-sumber pencemaran air : limbah rumah

tangga, limbah industri, limbah pertanian, limbah Pertambangan

(Martono djoko, 2015).

Dampak pencemaran air : pencemaran secara fisik yaitu

mengakibatkan naiknya temperatur air sehingga mengganggu

ekosistem perairan, pencemaran secara kimia, misalnya oleh

merkuri/air raksa menyebabkan kerusakan sel, pencemaran secara

biologi, misalnya oleh bakteri patogen menyebabkan penyakit

pencemaran dan penyakit kulit, eutrofikasi yaitu peningkatan

populasi/ jumlah alga sehingga menyebabkan turunnya kadar

kandungan oksigen dalam air (Martono djoko, 2015).

2. Pelestarian lingkungan

Menurut Martono djoko (2015) Pelestarian lingkungan adalah

rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup

terhadap tekanan perubahan dan atau dampak negatif yang ditimbulkan

suatu kegiatan agar mampu mendukung perikehidupan manusia dan

makhluk hidup lainnya.

Page 50: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

35

a. Melakukan konservasi

b. tidak membuang limbah secara sembarang

c. Menggunakan pestisida sesuai dosis

d. Melakukan daur ulang

i. Daur ulang limbah dan manfaatnya

Daur ulang merupakan pemrosesan kembali barang/materi yang

pernah digunakan untuk mendapatkan produk baru atau dapat dikatakan

sebagai suatu proses penggunaan secara berulang-ulang. Inisiatif daur

ulang telah dimulai di belahan bumi amerika utara selama beberapa tahun

yang lalu. Di Amerika serikat, kebijakan pemerintah untuk daur ulang

sudah dilakukan semenjak 15 tahun lalu. Beberapa ilustrasi tentang

manfaat dari daur ulang, terutama yang berkaitan dengan pelestarian

sumber daya alam dan penurunan tingkat pencemaran (Martono djoko,

2015).

1. Untuk satu minggu edisi surat kabar new york times, pada hakikatnya

membutuhkan 62,000 pohon (bahan dasar kertas). Saat ini, sekitar 40%

dari seluruh limbah kertas di amerika utara sudah didaur ulang. Dengan,

demikian bahwa daur ulang dapat menyelamatkan hutan dan pohon.

2. Amerika serikat mengimpor hampir semua logam aluminium dan

memanfaatkan kembali lebih dari 60% kaleng minuman yang

mengandung logam aluminium.

Page 51: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

36

3. Amerika serikat tidak memiliki sumber timah. Meskipun demikian,

negara tersebut mampu menghasilkan 2 kg timah dari setiap 1.000kg

logam bekas kaleng makanan

4. Penggunaan bahan hancuran kaca dapat menghemat 50% energi

pembuatan kaca baru

5. Penanganang limbah dengan cara daur ulang umumnya tidak

mendatangkan berbagai masalah

โฎš Macam-macam limbah

1. Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari jaringan

organisme. Limbah tersebut umumnya bersifat mudah terurai oleh

kegiatan mikroba (seperti jamur, bakteri, dan protozoa). Limbah

organik, antara lain meliputi daun tumbuhan yang sudah rontok

(serasah), bangkai, sisa sayuran, nasi, lemak, minyak, kertas.

Sebagai limbah organik dapat dimanfaatkan kembali melalui proses

daur ulang. Dapat dimanfaatkan secara langsung : limba kotoran

ternak, limbah ampas gabah, limbah ampas tahu (Martono djoko,

2015).

2. Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari benda yang

tak hidup. Contohnya, besi, aluminium, timah, kaca dan plastik

(suatu bahan sintetis). Pada umumnya limbah anorganik sulit atau

tidak dapat diuraikan (Martono djoko, 2015).

3. Limbah berbahaya merupakan limbah yang berasal dari berbagai

bahan kimia. Limbah tersebut sering kali menimbulkan efek racun

Page 52: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

37

bagi kehidupan organisme. Limbah berbahaya, antara lain sisa

pestisida, sisa batu bakteri, oli bekas dan tumpahan minyak (Martono

djoko, 2015).

C. Hasil penelitian yang relevan

a. Mustakim (2020) yang berjudul โ€œEfektivitas pembelajaran daring

menggunakan media online selama pademic covid-19 pada mata pelajaran

biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik menilai

pembelajaran biologi mengunakan media online sangat efektif (23,3%),

sebagian besar mereka menilai efektif (46,7%) menilai biasa saja (20%)

dan meskipun ada juga peserta didik yang menganggap pembelajaran tidak

efektif (10%).

b. Ahmad dkk, (2020) yang berjudul efektivitas pembelajaran daring dengan

menggunakan google classroom tidak jauh berbeda dimana sebelum

pembelajaran daring nilai rata-rata peserta didik adalah 72,228 dan setelah

pembelajaran daring nilai rata-rata peserta didik 71,111.

c. Nurbaiti (2019) yang berjudul pengaruh media pembelajaran google

classroom dalam pembelajaran analisis real terhadap motivasi belajar

mahasiswa, pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh signifikan median pembelajaran google classroom terhadap

motivasi belajar peserta didik. hal ini ditunjukkan dengan nilai uji

hipotesis yang diperoleh bahwa H0 ditolak. Selain itu, dapat dilihat pula

skor nilai rata-rata hasil belajar peserta didik 78,31 yang beras pada

kategori tinggi dan nilai persentase respon mahasiswa 83,72.

Page 53: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

38

d. Sabara Edy (2016) yang berjudul Keaktifan pembelajaran online sebagai

media pembelajaran, pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

pelaksanaan pembelajaran online untuk meningkatkan pembelajaran,

meningkat dan menambah aktivitas pembelajaran di kelas. Faktor

penghambat pelaksanaan pembelajaran online merupakan kurangnya

motivasi dalam pengembangan pembelajaran daring dikarenakan

tersedianya fasilitas belajar yang lain dikelas.

D. Kerangka pikir

Penelitian ini bersumber dari kegiatan observasi awal yang dilakukan

oleh peneliti di SMA Muhammadiyah Makassar menunjukan bahwa mata

pelajaran biologi adalah pelajaran yang harus dilafalkan, sehingga bagi

sebagian peserta didik menganggap biologi sebagai pelajaran yang

membosankan. Akibatnya, tujuan pembelajaran yang diharapkan menjadi

sulit dicapai. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar siswa dalam proses

pembelajaran di kelas X terkhusus pada materi ekosistem. Dimana pada

ekosistem cakupan materinya cukup banyak, sehingga saat ujian tiba, nilai

ujian peserta didik tidak mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75.

Maka dari itu peneliti menginginkan adanya sebuah perubahan dalam

peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah Makassar

dengan diterapkan pembelajaran Asynchronous Online Learning yang dapat

membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran serta sesuai dengan

Page 54: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

39

perkembangan zaman. Secara sistematis, kerangka berpikir penelitian ini

dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 2.1 Kerangka berpikir

Rendahnya hasil belajar siswa

Proses pembelajaran biologi masih menerapkan pendekatan

konversional

Era revolusi industri 4.0 perlu pendekatan pembelajaran yang

menjadikan siswa sebagai subjek dan objek belajar (Student

center)

Penerapan pembelajaran asynchronous online learning

Hasil belajar siswa meningkat

Page 55: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

40

D. Hipotesis

Sesuai uraian kerangka pemikiran diatas maka peneliti mengajukan

beberapa hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat pengaruh penerapan asynchronous online learning

terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah Makassar

pada materi ekosistem.

H1 : Terdapat pengaruh penerapan asynchronous online learning terhadap

hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah Makassar pada materi

ekosistem.

Page 56: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimen dengan metode Pre-

Experimental Design. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu penelitian jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Desain yang

merupakan eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa

kelompok pembanding. Pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan

dengan teknik sampling jenuh.

Tabel 3. 1 Desain Penelitian

Kelompok Pengukuran I

(Pre-Test)

Perlakuan Pengukuran II

(Post-Test)

Eksperimen ๐‘‚1 X ๐‘‚2

Sumber : (Rambe, 2019: 80)

Keterangan :

๐‘‚1 = Pretest (tes awal) yang diberikan sebelum perlakuan pada kelas

eksperimen

๐‘‚2 = Posttest (tes akhir) yang diberikan setelah perlakuan pada kelas

eksperimen

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Muhammadiyah Makassar sebanyak 14 orang sedangkan sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh anggota populasi yang dimana terdapat satu

kelas yaitu pada kelas eksperimen.

Page 57: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

42

Tabel 3. 2 Populasi dan Sampel Penelitian

Kelompok Kelas Jumlah Siswa

Eksperimen X 14

C. Definisi operasional variabel

1. Pembelajaran asynchronous online learning

Pembelajaran ini diterapkan pada kelas eksperimen atau kelas X

dimana materi yang dibawakan yaitu mengenai ekosistem dengan alokasi

waktu 4 kali pertemuan. Untuk langkah-langkah pada model pembelajaran

ini yaitu siswa diminta untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti

pembelajaran di kelas dengan belajar terlebih dahulu di rumah. Langkah

selanjutnya adalah siswa masuk ke dalam kelas untuk melakukan kegiatan

dan mengerjakan tugas. Kegiatan yang berlangsung di kelas dipandu

menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD). Tugas yang berkaitan

juga diberikan dalam LKPD.

2. Hasil belajar

Hasil belajar biologi konsep ekosistem yang dimaksud adalah

kemampuan kognitif siswa setelah diterapkannya pembelajaran

asynchronous online learning. Pembelajaran ini diterapkan pada kelas

eksperimen atau kelas X, dimana materi yang dibawakan yaitu mengenai

ekosistem dengan alokasi waktu 4 kali pertemuan.

D. Instrumen penelitian

Tes hasil belajar dibuat dalam bentuk objektif berupa soal pilihan

ganda sebanyak 30 butir. Dari soal pilihan ganda terdiri dari lima alternatif

Page 58: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

43

jawaban a, b, c, d, dan e. instrumen disusun berdasarkan tingkat ranah

kognitif yang diukur dengan menggunakan kata kerja operasional baru

taksonomi bloom yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3),

menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), menilai (C6).

E. Teknik pengumpulan data

Teknik tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda 30 butir. Adapun

jenis tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes

pilihan ganda jenis biasa, yaitu model asosiasi dengan lima pilihan jawaban,

yaitu A, B, C, D, dan E, dengan hanya satu jawaban yang paling benar.

F. Teknik analisis data

Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu

analisis deskriptif dan analisis inferensial yang terdiri atas tiga yaitu uji

homogenitas, uji normalitas, dan uji hipotesis.

1. Analisis deskriptif

Dalam hal ini digunakan skor rata-rata, standar deviasi, skor tertinggi

(maksimum), skor terendah (minimum), serta distribusi frekuensi hasil

belajar peserta didik dalam ketiga aspek hasil belajar. Skor rata-rata

diperoleh dari persamaan.

๐‘‹ = โˆ‘๐‘“๐‘–๐‘ฅ๐‘–

โˆ‘๐‘“๐‘–

Purwanto (2016)

dengan:

๐‘ฅ = skor rata-rata

๐‘ฅi = tanda kelas interval

๐‘“i = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas ๐‘ฅi

Page 59: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

44

Standar deviasi, dengan rumus:

s = โˆšโˆ‘๐‘“๐‘–๐‘ฅ๐‘–

2โˆ’(โˆ‘๐‘“๐‘–๐‘ฅ๐‘–)

2

๐‘›

๐‘›โˆ’1

Sugiyono (2017)

dengan:

s =standar deviasi

xi = titik tengah kelas

fi = skor rata-rata

n = banyaknya subjek penelitian

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor

dikonversi dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai

berikut:

๐‘ =๐‘†๐‘†

๐‘†๐ผร— 100

dengan:

N = Nilai peserta didik

SS = Skor hasil belajar peserta didik

SI = Skor ideal

Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik

Interval Skor/Nilai Kategori

91 โ€“ 100 Sangat Baik

75 โ€“ 90 Baik

60 โ€“74 Cukup

<54 โ€“ 59 Rendah

Sumber : Kemendikbud, 2018

Adapun kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan untuk

mata pelajaran biologi di SMA Muhammadiyah Disamakan sebagai

berikut:

Page 60: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

45

Tabel 3. 4 Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Biologi

Nilai Kriteria

โ‰ฅ 75 Tuntas

< 75 Tidak Tuntas

2. Analisis inferensial

โฎš Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Homogeneity

of Variance dengan SPSS 24 dengan langkah sebagai berikut:

a. Tetapkan Hipotesis Statistik

b. ๐ป0 = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok

(homogen)

c. ๐ป1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (heterogen)

d. Gunakan tingkat signifikansi ๐›ผ = 5%

e. Perhatikan ๐‘ ๐‘–๐‘”๐‘›๐‘–๐‘“๐‘–๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘’ (๐‘ ๐‘–๐‘”.) pada output setelah pengolahan data

f. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

โ–ช Jika ๐‘ ๐‘–๐‘”. > 0.05(5%) maka ๐ป0 ditolak, ๐ป1diterima, dengan

kesimpulan Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok

(homogen)

โ–ช Jika ๐‘ ๐‘–๐‘”.โ‰ค 0.05(5%) maka ๐ป0 diterima, ๐ป1ditolak, dengan

kesimpulan ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok

(heterogen).

โฎš Uji Normalitas

Page 61: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

46

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-

smirnov dan Shapiro-Wilk pada software SPSS for Windows Release 24

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Tetapkan Hipotesis Statistik

b) ๐ป0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

c) ๐ป1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

d) Gunakan tingkat signifikansi ๐›ผ = 5%

e) Perhatikan ๐‘ ๐‘–๐‘”๐‘›๐‘–๐‘“๐‘–๐‘๐‘Ž๐‘›๐‘๐‘’ (๐‘ ๐‘–๐‘”.) pada output setelah pengolahan

data 6) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:

โ–ช Jika ๐‘ ๐‘–๐‘”.> 0.05(5%) maka ๐ป0 ditolak, ๐ป1 diterima, dengan

kesimpulan sampel berasal dari data berdistribusi normal

โ–ช Jika ๐‘ ๐‘–๐‘”.โ‰ค 0.05(5%) maka ๐ป0 diterima, ๐ป1 ditolak, dengan

kesimpulan sampel berasal dari data berdistribusi tidak normal

โฎš Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis menggunakan Uji t pada Paired Samples t-

test dengan pengujian hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima jika nilai sig

> 0,05, artinya ada pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Sebaliknya

H0 diterima atau H1 ditolak jika sig < 0.05, artinya tidak ada pengaruh

dari perlakuan yang diberikan. Uji t digunakan untuk nilai dari pretest

dan posttest, dimana nilai pretest bertujuan untuk memastikan tidak

adanya perbedaan yang signifikan dari kemampuan awal siswa

sedangkan nilai posttest bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar

siswa setelah diberi perlakuan.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 62: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

47

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Makassar dengan

sampel penelitian yang digunakan yaitu kelas X pada semester genap tahun

ajaran 2020/2021.

Penelitian menggunakan jenis penelitian Pre-Experimental Design

untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Asynchronous Online Learning

terhadap hasil belajar biologi peserta didik konsep ekosistem kelas X SMA

Muhammadiyah Makassar. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu

kelas eksperimen yaitu kelas X yang diberikan perlakuan yaitu menggunakan

pembelajaran asyinchronous online Learning dalam proses pembelajaran. Data

dalam penelitian ini diperoleh melalui tes hasil belajar yaitu pretest dan

posttest.

1. Analisis Data Statistik Deskriptif

Berikut uraian hasil analisis statistik deskriptif hasil belajar peserta

didik pada mata pelajaran biologi dengan materi ekosistem kelas

eksperimen.

Berdasarkan hasil perolehan data dengan menggunakan tes daring

dan luring hasil belajar yang diberikan pada peserta didik sebelum (pretest)

dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan kelas eksperimen. Berikut data

statistik untuk memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik

terhadap mata pelajaran biologi dengan materi ekosistem pada kelas

eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran

Asynchronous Online Learning dalam proses pembelajaran.

47

Page 63: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

48

Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Nilai Tes Belajar Peserta Didik

No. Statistik Deskriptif Nilai

Pre-test Post-test

1. Maximum 77 100

2. Minimum 30 70

3. Mean 48,64 85,00

4. Median 47,00 85,00

Tabel 4.1 menunjukkan data statistik deskriptif hasil belajar peserta

didik pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pretest)

diperoleh nilai terendah (minimum) 30, nilai tertinggi (maximum) 77,

nilai rata-rata (mean) 48,64, dan nilai tengah (median) 47,00. Sedangkan

data setelah diberikan perlakuan (posttest) diperoleh nilai terendah

(minimum) 70, nilai tertinggi (maximum) 100, nilai rata-rata (mean)

85,00, dan nilai tengah (median) 85,00.

Berdasarkan penjelasan dari statistik deskriptif hasil belajar peserta

didik pada kelas eksperimen memberikan gambaran bahwa ada

perbedaan signifikan pada hasil belajar sebelum dan setelah diberikan

perlakuan, hal ini terlihat dari nilai rata-rata pretest 47,00 dan posttest

85,00. Adapun selisih hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah

perlakuan menggunakan pembelajaran asynchronous online Learning

adalah 38 poin.

Apabila data diperoleh dari tes hasil belajar dikelompokkan

kedalam empat kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang. Maka

diperoleh distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar peserta didik

pada kelas eksperimen pada tabel 4.3. Untuk pretest pada kategori baik

diperoleh persentase sebanyak 7,1% pada kategori cukup sebanyak

14,3% sedangkan untuk kategori kurang sebanyak 78,6%, hal ini

menandakan bahwa jumlah persentase siswa yang tidak mencapai nilai

Page 64: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

49

KKM lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang mencapai nilai

KKM. Sedangkan untuk posttest pada kategori sangat baik diperoleh

persentase sebanyak 28,6%, pada kategori baik sebanyak 50% dan

kategori cukup sebanyak 21,4%. Hal ini menandakan bahwa jumlah

persentase siswa yang mencapai nilai KKM lebih banyak dibandingkan

dengan siswa yang tidak mencapai nilai KKM.

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tes Hasil Belajar

Peserta Didik

No

.

Investasi

Pre-test Post-test

Keterangan Frekuensi

Kelas

Eksperimen

Persentase

(%)

Frekuensi

Kelas

Eksperimen

Persentase

(%)

1. 91-100 0 0 4 28,6 Sangat Baik

2. 75-90 1 7,1 7 50 Baik

3. 60-74 2 14,3 3 21,4 Cukup

4. <54-59 11 78,6 0 0 Kurang

Jumlah 14 100 14 100

Kemudian untuk mengetahui persentase nilai peserta didik pada

pretest dan posttest kelas eksperimen yang mencapai KKM mata

pelajaran biologi pada materi ekosistem dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas Eksperimen

Nila

i

Kriteria

Pre-test Post-test

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

โ‰ฅ

75

Tuntas 1 7,1 11 78,6

< 75 Tidak

Tuntas

13 92,9 3 21,4

Berdasarkan tabel 4.3 untuk nilai KKM hasil peserta didik pada

kelas eksperimen sebelum (pretest) diberikan perlakuan, dari 14 peserta

didik tidak ada yang tidak mencapai nilai KKM atau tidak tuntas

Page 65: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

50

sebanyak 21,4%. Setelah diberikan perlakuan (posttest) ketuntasan

peserta didik mencapai 100%.

Gambar 4.1 Diagram Data Hasil Persentase Dan Posttest

2. Analisis Data Statistik Inferensial

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan

uji kolmogorov-smirnov pada program SPSS 24, dengan kriteria

signifikan jika < 0,05 maka kesimpulannya data tidak berdistribusi

normal, jika >0,05 maka kesimpulannya data berdistribusi normal.

Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 8.

Adapun data hasil uji normalitas kelas eksperimen dapat dilihat pada

tabel 4.5.

Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelas Eksperimen

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

91-100 75-90 60-74 54-59

Per

sen

Interval Nilai

Pretest

Postest

Page 66: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

51

Statistik Tes Hasil Belajar

Pre-test Post-test

Sig 0,292 0,634

Uji Kolmogorov-

Smimov

0,05 0,05

Kesimpulan Normal Normal

Berdasarkan tabel 4.4 terlihat data pada kelas eksperimen

berdistribusi normal. Hal ini sesuai dengan kriteria signifikan data

berdistribusi normal apabila nilai Sig. Lebih besar dari 0,05 maka dapat

disimpulkan bahwa data pretest dan posttest dari hasil belajar di kelas

eksperimen berdistribusi normal.

b. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan Paired Samples t-test dengan

nilai Sig (2-tailed) pada program SPSS 24, dengan kriteria signifikan

<0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Berikut adalah tabel hasil uji

hipotesis.

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis

Uji Hasil Belajar

Sig (2-tailed) 0,000

Kesimpulan H0 = ditolak

H1 = diterima

Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa nilai Sig (2-tailed) pada hasil

belajar diperoleh 0,000, artinya nilai Sig (2-tailed) lebih kecil dari pada

0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Ini berarti penerapan model

Hybrid Learning memberi pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

hasil belajar peserta didik.

Page 67: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

52

B. Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik

kelas X di SMA Muhammadiyah Makassar yang diajar dengan pembelajaran

asynchronous online learning dengan materi ekosistem, ada pengaruh

pembelajaran asynchronous online learning terhadap hasil belajar peserta

didik. Pada awal penelitian, peneliti memberi pretest pada peserta didik untuk

mengetahui kemampuan awal peserta didik di kelas eksperimen. Terakhir,

pemberian tes evaluasi sebagai posttest untuk mengetahui hasil belajar peserta

didik setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan pembelajaran

Asynchronous Online Learning, kemudian membandingkan hasil belajar untuk

mengetahui sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada penelitian ini

menunjukkan bahwa adanya perbedaan. Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel

4.2 dimana nilai rata-rata pretest yaitu 48,64 sedangkan nilai rata-rata pada

posttest yaitu 85,00 mengalami peningkatan setelah diterapkan pembelajaran

asynchronous online learning dan aktivitas peserta didik selama pembelajaran

berlangsung dapat dilihat bahwa adanya ketertarikan dan antusias peserta didik

dalam mengikuti proses pelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian ahmad dkk,

(2020) pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata peserta

didik sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran daring jauh berbeda

dimana sebelum pembelajaran daring nilai rata-rata peserta didik lebih rendah

dibandingkan dengan setelah dilakukan pembelajaran daring nilai peserta didik

meningkat.

Page 68: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

53

Berdasarkan nilai ketuntasan ada 3 orang peserta didik yang memiliki

nilai tidak tuntas setelah diterapkan pembelajaran online, hal tersebut

dipengaruhi karena kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga pada saat

memberikan tes nilai yang didapatkan tidak mencapai nilai KKM. Hal tersebut

dipengaruhi karena peserta didik tersebut karena tidak memiliki fasilitas,

jaringan yang sangat terbatas sehingga untuk mengakses pembelajaran sangat

sulit, yang seharusnya perlu di perhatikan peserta didik lebih aktif lagi dalam

proses pembelajaran apabila sudah memiliki fasilitas serta jaringan yang sudah

bagus sehingga guru bisa mempertimbangkan bagaimana caranya agar peserta

didik ini bisa mengatur pembelajaran dengan baik dan peserta didik juga bisa

mencapai KKM.

Berdasarkan analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis

Uji t (2-tailed) terlihat bahwa hipotesis dapat diterima karena pada penerapan

pembelajaran asynchronous online learning terdapat pengaruh terhadap hasil

belajar siswa pada materi ekosistem dikelas X SMA Muhammadiyah

Makassar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menerapkan pembelajaran

asynchronous online learning berhasil karena nilai rata-rata sudah mencapai

kategori baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurbaeti (2019) Menyatakan

bahwa pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini ditunjukan dengan nilai

uji hipotesis yang diperoleh bahwa H0 ditolak.

Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh hasil belajar peserta

didik yang menggunakan pembelajaran asynchronous online learning, peserta

Page 69: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

54

didik begitu antusias dalam menerimaan materi, meskipun masih ada sebagian

peserta didik yang kurang memperhatikan pelajaran dilihat dari keterlambatan

peserta didik dalam menggumpulkan tugas dan mengisi absen diluar jam yang

sudah ditentukan yakni 12 orang dari 14 peserta didik sedangkan pada

pertemuan terakhir ada 1 peserta didik yang tidak mengisi absen hal tersebut

menunjukkan bahwa ada peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran

tidak mempengaruhi peserta didik lainnya sehingga proses pembelajaran

berlangsung dengan baik dan tingkat keberhasilan tergolong tinggi hal ini

sesuai dengan penelitian Sabara (2016) Bahwa pada hasil penelitian ini dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring kesiapan untuk

meningkatkan pembelajaran meningkat dan menambah aktivitas pembelajaran.

Adapun alasan mengapa nilai hasil belajar peserta didik yang diajar

dengan menggunakan pembelajaran Asynchronous Online Learning dengan

google classroom lebih tinggi jika dibandingkan dengan peserta didik yang

sebelumnya diajar dengan pembelajaran Asynchronous Online Learning

dengan google classroom karena pembelajaran google classroom memiliki

beberapa keuntungan yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik salah

satunya yaitu google classroom dapat diakses kapan saja sehingga peserta didik

dapat belajar di luar jam pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian

Ramadhani (2017) Menyatakan bahwa aplikasi goole classroom ini sangat

bermanfaat untuk pembelajaran secara online yang dapat meningkatkan hasil

belajar peserta didik karena dapat diperoleh secara gratis serta dapat digunakan

Page 70: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

55

untuk perangkat apapun sehingga peserta didik lebih udah untuk mempelajari

materi diluar njam pelajaran.

Hasil belajar peserta didik dapat meningkat ketika diterapkan

pembelajaran yang menyenangkan yang membuat peserta didik

mengekspresikan kemampuan dan menggunakan pembelajran yang dapat

memudahkan untuk mengingat pelajaran dan tidak berbelit-belit dan dapat

diakses kapan saja, dan ketika dikaitkan dengan era revolusi 4.0 maka

pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan melihat perkembangan

elektronik yang semakin canggih selain itu sangat membantu siswa dalam

kondisi saat ini dimana saat ini negara kita terdampak covid-19 maka proses

pembelajaran dilakukan dirumah hal ini sesuai dengan penelitian mustakim

(2020) dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran daring

menggunakan media online selama pademic covid-19 pada saat proses

pembelajaran menggunakan media online sangat efektif.

Namun pada penelitian ini peneliti merasa masih belum puas karena

hasil yang ditarget belum maksimal dikarenakan belum ada pengalaman

sebelumnya dan kurang diberikannya pemahaman mengenai pembelajaran

asynchronous online learning terhadap guru mata pelajaran dan dalam

pembelajaran ini banyak yang menjadi penghambat siswa untuk mengikuti

pembelajaran yaitu salah satu karena dipengaruhi dengan lokasi tempat

tinggalnya yang jaringannya sangat tidak mendukung dan ada beberapa sisw

yang belum memiliki fasilitas untuk mengakses pembelajaran daring.

Page 71: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

56

Berdasarkan hasil dan data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa

pembelajaran biologi pada materi ekosistem melalui pembelajaran

asynchronous online learning merupakan salah satu pembelajaran alternatif

yang efektif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran diera revolusi

4.0 pada kondisi saat ini yaitu terdampaknya covid-19 yang mengharuskan

peserta didik belajar dari rumah oleh karena itu pembelajaran asynchronous

online learning saat in sangat cocok untuk mencapai hasil belajar biologi yang

lebih baik pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah Makassar.

Page 72: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, Maka

diperoleh kesimpulan bahwa

1. Ada pengaruh pembelajaran Asynchronous online learning terhadap hasil

belajar kognitif materi ekosistem kelas X SMA Muhammadiyah Makassar

2. Pembelajaran Asynchronous online learning sangat berpengaruh terhadap

hasil belajar siswa jika dilihat dari data hasil analisis peserta didik dengan

nilai rata-rata skor post-test lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pre-test.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dalam upaya peningkatan

hasil belajar siswa, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

1. Kepada pihak sekolah SMA Muhammadiyah Makassar dalam proses

pembelajaran agar lebih menunjang proses belajar mengajar.

2. Diharapkan kepada peneliti agar mampu mengaplikasikan dan

mengembangkan hasil penelitian untuk dapat diterima dimasyarakat.

3. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji penelitian serupa agar

lebih memperdalam penerapan model pembelajaran Asynchronous Online

Learning agar hasil yang didapatkan lebih efektif dan akurat

57

Page 73: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

58

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad dkk, 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring Dengan Menggunakan

Google Classroom Pada Mata Pelajaran Biologi Di Madrasah Aliyah Zarul

Galah Batu Jangkit. Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman. Vol XIII,

No 1

Agustini Ariani, dkk 2018. Pembelajaran Online Sebagai Solusi Belajar Biologi

Di Zaman Milenial. Jurnal Harmonisasi Pembelajaran Biologi Pada Era

Revolusi 4.0, Hal. 174-179

Arnesi Novita, 2015. Penggunaan Media Pembelajaran Online-Offline Dan

Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Teknologi

Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Vol 2 No 1.

Azhari. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Discovery learning Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Ipa 1 Pada Materi Sistem

Pernapasan Di SMA Negeri Unggul Sigli. Jurnal Biologi Edukasi Edisi 14.

Vol. 7. No. 4.

Dahiya, dkk, 2016. An Learning System For Agicultural Education. Indian

Research Journal Of Estension Education, 12(3).

Herlanti yanti, Arif priadi, 2014. Buku Biologi Untuk SMA/SMK Kelas X.

Jakarta : Erlangga.

Hari firmansyah, Beni. 2015. Pengembangan Blended Learning Berbasis

Schoology. Jurnal Universitas Negeri Malang. Https:/www.academia.edu

Husamah. 2015. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta : Prestasi

Pusaka Jaya.

Rojko, A. 2017. Communication Effectiveness Of Online Media Google

Classroom In Supporting The Teaching And Learning Proces At Civil

Enginceering University Of Riau. JOM FISIP, Vol 4, No 1.

Rohmah, L. 2016. Konsep E-Learning Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidik

Islam. An-Nur, 3 (2).

Kekang, H. 2013. In The Hybrid Learning Basic Formed-correctly guiding future

Classroom Teachingโ€™s Education Ide and teaching Concept. Workshop

Proceedings in 6th International Conference on Hybrid Learning-ICHL

Lonanda, Sovia, dkk. 2017. Pengaruh Kesiapan Belajar, Lingkungan Belajar Dan

Peranan Orangtua Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas Ips Di

58

Page 74: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

59

Sma Pgri 4 Padang. Journal of Economic and Economic Education

Vol.5 No.2 (178-190). ISSN : 2302 โ€“ 1590.

Martono djoko, Moch Anshori. 2015. Buku Biologi Untuk Sekolah Menengah

atas Kelas X. Jakarta : Pusat pembukuan.

Mandagi Mieke O dan I nyoman sudana degeng. 2019.Model dan Rancangan

Pembelajaran. Malang : CV seribu bintang

Mustakim, 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online

Selama Pademic Covid-19 Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Islamic

Education. Vol 2. No 1

Nurbaiti, 2019. Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom Dalam

Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal

Penelitian Biologi Dan Pendidikan Biologi. Vol 2. No 1

Nugraha Warto, 2017. E-Learning Vs I-Learning. Penyempitan Makna E-

Learnng dan Penggunaan Istilah Internet-Learning. Jakarta : PT

Medika

Perveen Ayesha, 2016. Synchronous And Aschronous E-language Learning : A

Case Study Of Virtual University Of Pakistan. Jurnal Virtual

Universitas Of Pakistan. Vol. 8. No 1 ISSN : 2304-070x

Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Prasetiyo, H & Wahyudi S. 2018. Teknik Industri. Jurnal Teknik Industri.

Program Studi Teknik Mekatronika, Politeknik ATMI Surakarta. Vol 13

(1), 17-26.

Pratiwi, E.H, Dkk. 2012. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis

Hybrid Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan

Hasil Belajar Siswa Kelas XI. Jakarta : Erlangga

Rahayu, wulan. 2019. Penggunaan Media Permainan Truth Or Dare Pada Materi

Ekskresi Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di

SMP Negeri 3 Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Sains, Vol 7, No 2.

Rosyid Moh Zaiful, Dkk. 2019. Prestasi Belajar. Malang : Literasi Nusantara

Ramadhani, Dhia Ghina. 2017. Communication effectivencess Of Online In

Supporting The Teaching And Learning Proccess At Civil Engincering

University Of Riau. JOM FISIP. Vol 4. No 1.

Page 75: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

60

Rusman, 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana

Sabara Edy (2016) Keaktifan Pembelajaran Online Sebagai Media Pembelajaran.

Jakarta : Pustaka

Siemieniec, dorota, dkk. 2017. The Potential Of Interactive Media And Their

Relevance In The Education Process. International Journal Of Psycho-

Educational Sciences. Vol. 6 No 2.

Sjukur, S.B, 2012. Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan

Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vol 2, No 3.

Styron, Ronald A. 2014. Critical Thinking And Collaboration: A Strategy To

Enhance Student Learning. Jurnal Systemics Cybernetics And Informatics,

Vol 12, No 7.

Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

REMAJA ROSDAKARYA

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenadamedia Group

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Yusa. 2018. Buku Biologi Untuk Kelas X. Yogyakarta : Grasindo.

Wijanarko, Yudi. 2017. Model Pembelajaran Make Match Untuk Pembelajaran

Ipa Yang Menyenangkan. Jurnal Taman Cendekia. Vol. 01. No. 01. ISSN :

2579-5112 / ISSN : 2579-5147

Wulandari, M, S 2010) Pemanfaatan Median Pembelajaran Secara Online (E-

learning) Bagi Wanita Karir Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas dan

Fleksibility Pemantauan Kegiatan Kerja Belajar Anak Peserta Didik

Disekolah Dasar. In Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi

(SNATI).

Page 76: PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING

17%SIMILARITY INDEX

15%INTERNET SOURCES

9%PUBLICATIONS

9%STUDENT PAPERS

1 9%

2 3%

3 2%

4 2%

5 2%

Exclude quotes On

Exclude bibliography On

Exclude matches < 2%

Santriana - 105441104816 (1)ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

digilibadmin.unismuh.ac.idInternet Source

jurnal.iainambon.ac.idInternet Source

Submitted to Universitas Islam NegeriSumatera UtaraStudent Paper

repositori.uin-alauddin.ac.idInternet Source

docplayer.infoInternet Source