pengaruh pembelajaran asynchronous online learning
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PEMBELAJARAN ASYNCHRONOUS ONLINE LEARNING
TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATERI
EKOSISTEM KELAS X SMA MUHAMMADIYAH MAKASSAR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SANTRIANA
105441104816
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
ii
iii
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email :[email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web :www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SANTRIANA
NIM : 105 4411 048 16
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Judul Skripsi : Pengaruh Pembelajaran Asynchronous Online Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem
Kelas X SMA Muhammadiyah Makassar
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan di depan Tim
Penguji adalah hasil Asli karya saya sendiri dan bukan hasil Jiblakan dari orang
lain atau dibuatkan oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia
menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, Juni 2021
Yang Membuat Pernyataan
SANTRIANA
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Jalan Sultan Alauddin No. 259 Makassar. Email :[email protected] Web : biologi.fkip.unismuh.ac.id.
Telp : 0411-860837/860132 (Fax). Web :www.fkip.unismuh.ac.id
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SANTRIANA
NIM : 105 4411 048 16
Jurusan : Pendidikan Biologi
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan Proposal sampai selesai penyusunan Skripsi ini, saya
akan menyusun sendiri Skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun).
2. Dalam menyusun Skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan
pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam penyusunan Skripsi.
4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2, dan 3, saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, Juni 2021
Yang Membuat Perjanjian
SANTRIANA
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
โKetika Kita Telah Memberikan Yang Terbaik Yang Kita Bisa, Maka
Kegagalan Bukan Sesuatu Yang Harus Disesalkan, Tapi Jadikalah Pelajaran
Atau Motivasi Diriโ
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tugas akhir ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Bapak Ismail dan
Ibu Hasmawati yang telah memberikan banyak doa, semangat, motivasi, nasehat,
kasih sayang serta dukungan baik moral maupun material selama ini, terima kasih
banyak semoga Allah membalas semua pengorbananmu, amin.
Terima kasih kepada Ibu Irmawanty, S.Si., M.Si dan Ibu Nurdiyanti, S.Pd., M.Pd.
Dosen yang telah membimbing saya dari awal sampai akhir, semoga Allah
membelas jasa-jasa ibu
Terima kasih untuk adik-adikku (Sandi dan Agus ismail) dan teman tercinta saya
Ayu pebrianti, S.Pd, Miftahul jannah, S.Pd, dan Nurul fathana burhan yang
senantiasa memberi motivasi dan semangat setiap saat
vii
ABSTRAK
Santriana, 2021. Pengaruh Pembelajaran Asynchronous Online Learning
Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Kelas X SMA
Muhammadiyah Makassar. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembibing
1 Irmawanty dan Pembimbing II Nurdiyanti.
Jenis penelitian ini adalah penelitian Pre-Experiment Design yang bertujuan
untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas X di SMA Muhammadiyah Makassar
yang diajar dengan model pembelajaran Asynchronous Online learning dengan
materi ekosistem, dan sampel terdiri atas satu kelas yaitu X yang dipilih
menggunakan teknik probobility sampling. Data yang dikumpulkan terdiri dari
data hasil belajar peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu
tes, dimana tes terdiri dari 30 soal pilihan ganda pretest dan posttest dengan teknik
pengolahan data uji normalitas dan uji hipotesis dengan menggunakan program
SPSS (Statistical Product and Service Solutions) versi 24. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Asynchronous Online
Learning terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah Makassar.
Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis deskriptif menunjukkan nilai rata-rata
Post-test 89,29 dan nilai rata-rata Pre-test 50,14. pengujian hipotesis
menggunakan uji paired sample t-test yang menunjukkan nilai signifikansi 0,000
yang artinya hipotesis diterima.
Kata Kunci : Asynchronous Online Learning, hasil belajar
viii
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang teramat dalam atas kehadirat Allah swt yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda rasulullah
muhammad SWT, para sahabat dan orang-orang yang tetap istiqomah dijalan
Allah SWT. Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi
terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan
bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar semakin menghilanh dari pandangan,
bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan, tetapi menghilang ketika di
dekati. Dengan skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan mengikuti
seminar proposal dalam rangka penyelesaian studi pada Jurusan Pendidikan
Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Dengan judul โPengaruh
Pembelajaran Asynchronous Online Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Ekosistem Kelas X SMA Muhammadiyah Makassarโ penulis
menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah menyitah banyak waktu, tenaga,
curahan pikiran serta materi dan penulisan menyadari bahwa tanpa bantuan
tersebut skripsi ini tidak akan tersusun sebagaimana mestinya.
Oleh karena itu, segala kerendahan hati penulis menyampaikan hormat
dan penghargaan serta terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada kesua orang
tua saya yaitu Ayahaanda Ismail dan Ibunda Hasmawa sera saudara-saudara
tercinta. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada Ayahanda Prof. Dr. H. Ambo
ix
Basse, M.Ag, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Erwin Akib,
M.Pd.,Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas
Muhammadiyah Makassar, serta para pembantu dekan yang telah memudahkan
dalam rangka penyusunan skripsi ini. Bapak Andi Adam, S.Pd,.M.Pd Penasehat
Akademik Sekaligus Wakil Dekan II Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu saya menulis selama
menempu perkuliahan, Ibu Irmawanty, S.Si., M.Si sebagai pembimbing 1 yang
dengan tulus memberikan nasehat bimbingan, saran serta petunjuk selama
penulisa melakukan penyusunan dan penulisan skripsi ini, Ibu Nurdiyanti, S.Pd.,
M.Pd sebagai pembimbing II yang dengan tulus dan sabar bersedian membagi
waktu serta petunjuk dan bimbinganya selama penulis menempuh perkulihan di
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sampai pada penyusunan dan penulisan skripsi ini, sahabat seperjuangan
di kampus teman-teman Biologi B 16 yang tak bisa disebut satu-persatu
senantiasa memberikan doa, dukungan, dan semangat selama ini. Semoga allah
memberikan kita kesempatan untuk bertemu kembali, serta memberikan
kesuksesa bagi kita semua. Semoga tali persaudaraan ini tak pernah putus, walau
tangan tak bergandengan namun selalu ada dihati. Seluruh dosen, Universitas
Muhammadiyah Makassar terima kasih atas bantuan dan bekal disiplin ilmu
pengetahuan selama menimba ilmu dibangku kuliah. Bapak/ibu dosen serta
seluruh karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan pelayanan yang berguna dalam
penyelesaian studi Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
x
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan Keluarga besar yang ada
disinjai yang selalu memberikan motivasi untuk bisa menyelesaikan studi ini.
Akhirnya, denga segala kerendahan hati, penulis senantiasa
mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan
tersebut sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis,
Aamiin.
Makassar, Juni 2021
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
SURAT PERNYATAAN ...................................................................... i
SURAT PERJANJIAN ......................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................ iii
ABSTRAK .......... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 7
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 7
1. Pengertian pembelajaran Asynchronous Online
Learning................................................................................. 7
2. Hasil Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi ........ 17
xii
B. Materi Ekosistem ...................................................................... 22
C. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................... 36
D. Kerangka Pikir .......................................................................... 38
E. Hipotesis .................................................................................... 40
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 41
A. Jenis Penelitian .......................................................................... 41
B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................ 41
C. Definisi Operasional Variabel ................................................... 42
D. Instrumen Penelitian .................................................................. 43
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 43
F. Teknik Analisis Data ................................................................. 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................... 38
A. Hasil Penelitian ......................................................................... 47
B. Pembahasan ............................................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 58
A. Kesimpulan ............................................................................... 58
B. Saran .......................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Desain Penelitian ............................................................................. 41
3.2 Populasi dan Sampel Dalam Penelitian ........................................... 42
3.3 Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik ................................................ 44
3.4 Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Biologi ................... 45
4.1 Statistik Deskriptif Nilai Tes Belajar Peserta Didik Kelas ............ 48
4.2 Distribusi Tes Hasil Belajar Peserta Didik Kelas ........................... 49
4.3 Kriteria Ketentusan Minimal Kelas Eksperimen ............................ 49
4.4 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ................................................... 51
4.5 Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir ................................................................................ 39
4.1 Diagram Pretest Dan Posttest .......................................................... 50
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 ....................................................................................... 61
Silabus
LAMPIRAN 2 ........................................................................................ 65
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
LAMPIRAN 3 ....................................................................................... 83
Lembar Observasi Guru
LAMPIRAN 4 ....................................................................................... 92
Lembar Observasi Siswa
LAMPIRAN 5 ....................................................................................... 102
Lembar Kerja Peserta Didik
LAMPIRAN 6 ....................................................................................... 117
Tes Hasil Belajar
LAMPIRAN 7 ....................................................................................... 144
Daftar Nilai
LAMPIRAN 8 ....................................................................................... 148
Analisis Data
LAMPIRAN 9 ....................................................................................... 152
Dokumentasi
LAMPIRAN 10 ..................................................................................... 154
Persuratan
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan
manusia. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses penyampaian
komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih untuk mencapai suatu tujuan
yang memiliki makna perubahan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan-
keterampilan, baik yang terjadi di dalam maupun diluar lembaga pendidikan
yang berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan dan
membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar
mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan dari tingkatan
dasar, tingkat menengah dan perguruan tinggi. Pendidikan pada dasarnya
merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,
keterampilan dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan
dirinya sehingga mampu menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat
adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seiring berjalannya waktu dan zaman semakin berkembang, terjadi
perubahan pada tingkat laku dan perilaku manusia berubah dari masa ke
masa. Begitu pula hal ini turut mengubah perkembangan sistem pendidikan
yang ada di dunia dan di Indonesia. Perkembangan pendidikan di dunia tidak
lepas dari adanya perkembangan dari revolusi industri yang terjadi pada dunia
ini, karena secara tidak langsung perubahan tatanan pada ekonomi turut
1
2
mengubah tatanan pendidikan di suatu negara. Sebagaimana yang terjadi pada
era revolusi industri 4.0 adalah kecepatan perubahan yang dialami oleh
organisasi dan individu karena inovasi teknologi yang muncul untuk
menciptakan cara untuk mengembangkan, bertukaran, dan distribusikan nilai
diseluruh masyarakat.
Menurut Mirza (2019) Revolusi industri 4.0 merupakan era yang
diwarnai oleh invensi atau penciptaan berbagai kecerdasan buatan, era super
komputer, rekayasa genetik sehingga perkembangan nano tech. Pemerintah
indonesia menangkap invensi dan perkembangan global tersebut dalam
sejumlah program prioritas making indonesia 4.0 dimana tujuan akhirnya
adalah melalui roadmap ini dapat memberikan arahan bagaimana indonesia
mampu bersikap menghadapi revolusi industri 4.0 dan mencapai top ten
ekonomi terkuat dunia pada 2030.
Salah satu cara untuk memotivasi mengembangkan potensi yang
dimiliki, dan meningkatka sumber daya manusia yaitu dengan cara menuntut
ilmu di dunia pendidikan formal maupun non formal. Duni pendidikan formal
tidak selalu proses belajar berjalan lancar tanpa kendala. Salah satu kendala
yang sering ditemui adalah tidak tersedianya waktu dan tempat. Tetapi
berkembangnya teknologi saat ini kendala tersebut dapat teratasi, salah satu
teknologi yang dapat mengatasi masalah tersebut adalah proses belajar
menggunakan pembelajaran online yang sering disebut dengan pembelajaran
asynchronous online learning.
3
Revolusi industri 4.0 adalah hal yang menjadi salah satu prioritas
pemikiran bagi tiap industri. Transformasi layanan konvensional menjadi
layanan digital yang cepat, fleksibel, efektif dan efisien, seperti menjadi
tuntutan. Institusi pendidikan harus mampu merespon situasi ini. Kajian
serius berkelanjutan perlu untuk selalu dilakukan untuk mewujudkan layanan
prima perguruan tinggi di era revolusi industri 4.0. Oleh karena itu salah satu
model pembelajaran yang berkaitan dengan revolusi industri 4.0.
Pembelajaran daring dalam proses belajar biologi adalah salah satu
solusi dari berbagai masalah yang terkait dengan minat dan motivasi belajar
peserta didik. Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan perhatian
peserta didik pada topik yang akan dipelajari dengan bantuan media minat
dan motivasi siswa dapat ditingkatkan siswa akan lebih konsentrasi dan
diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih baik sehingga pada akhirnya
presentasi belajar peserta didik dapat meningkat. Kemudian untuk
mendukung proses pembelajaran dengan pembelajaran daring dalam proses
belajar biologi adalah salah satu solusi dari berbagai masalah yang terkait
dengan minat dan motivasi belajar peserta didik.
Lingkungan belajara online yang asynchronous memberi siswa
kesempatan untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri, melakukan
pengulangan yang tak terbatas, untuk mengatur lingkungan belajar mereka
sendiri dan untuk belajar dengan tugas, secara independen dari waktu dan
ruang. Selain itu, siswa dapat mencatat dengan lebih mudah vitur awal dan
stok sementara menonton video.
4
Perkembangan teknologi telah mengubah gaya belajar mengajar
menjadi lebih aktif dengan model kelas yang inovatif berbasis online dari
proses belajar mengajar yang sebelumnya cenderung pasif dengan model
kelas yang tradisional. Umumnya pendidikan dilakukan melalui proses
pembelajaran. Masalah utama dalam pendidikan formal (sekolah) dewasa ini
adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rata-
rata hasil belajar peserta didik yang masih sangat memprihatinkan. Pada
umumnya hal ini disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan
oleh guru masih bersifat konvensional atau tradisional.
Berdasarkan hasil observasi di SMA Muhammadiyah Makassar, proses
belajar mengajar dimana peserta didik yang cenderung pasif sehingga
pembelajaran menjadi membosankan dengan proses pembelajaran yang masih
terbilang tradisional khusus pada pembelajaran biologi dengan materi-materi
yang mengharuskan seorang pengajar untuk menggunakan media baik itu
secara visual maupun audio visual. Seperti pada materi ekosistem, dimana
sebanyak 60% dari jumlah peserta didik yang tidak mencapai nilai KKM
yaitu 75. Model belajar mengajar yang masih terpusat pada guru masih
menyisakan sedikit ruang untuk peserta didik berpikir kritis secara individual.
Penggunaan internet pada pembelajaran secara tidak langsung telah
mengubah model pembelajaran tatap muka yang ada di sekolah. Dengan
adanya akses ke internet pembelajaran dapat dilakukan secara tidak langsung
atau dapat dilakukan dengan bantuan media online, pembelajaran saat ini
bukan hanya terpaku di kelas saja sehingga proses belajar mengajar dapat
5
dilakukan kapanpun dan dimanapun dengan adanya akses jaringan internet.
Oleh sebab itu, dengan adanya internet peserta didik belajar secara mandiri
dirumah kemudian dapat memperjelas materi pada saat proses pembelajaran
secara langsung atau tatap muka. Sudah saatnya guru mencoba menerapkan
model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman seperti yang
diketahui saat ini adalah era revolusi 4.0 salah satu bentuk implementasi
pembelajaran 4.0 dalam model pembelajaran . Salah satu model yang dapat
digunakan sebagai solusi dalam mengatasi masalah tersebut adalah model
pembelajaran Asynchronous online learning. Sehingga akan membantu siswa
meningkatkan keaktifan dan hasil belajarnya.
Berdasarkan ulasan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan
sebuah Penelitian yang berjudul โPengaruh Pembelajaran Asynchronous
Online Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Ekosistem Kelas
X SMA Muhammadiyah Makassarโ
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah
yaitu :
1. Bagaimana hasil belajar peserta didik kelas X di SMA Muhammadiyah
Makassar yang diajar dengan pembelajaran Asynchronous Online
Learning pada materi ekosistem?
2. Apakah ada pengaruh pembelajaran Asynchronous Online Learning
terhadap hasil belajar peserta didik?
6
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil belajar peserta didik kelas X di SMA
Muhammadiyah Makassar yang diajar dengan pembelajaran
Asynchronous Online Learning dengan materi ekosistem
2. Untuk mengetahui ada pengaruh pembelajaran Asynchronous Online
Learning terhadap hasil belajar peserta didik.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Mendapat pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna,
serta meningkatkan motivasi dalam pembelajaran sehingga menyebabkan
meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Bagi Guru
Sebagai bahan evaluasi bagi guru akan pembelajaran yang telah
dilakukan selama ini apakah sudah sesuai dengan tujuan instruksional
yang diharapkan.
3. Bagi Peneliti
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai
model pembelajaran terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa
4. Bagi penulis
Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman baru mengenai
model pembelajaran terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Pembelajaran Asynchronous Online Learning
E-Learning adalah proses belajar mengajar jarak jauh yang
memanfaatkan teknologi computer sebagai medianya dengan adanya
eleaarning memungkinkan peserta didik untuk belajar secara pribadi tanpa
haru tatap muka di kelas secara langsung. E-learnng dapat dikategorikan
yaitu synchronous dan asynhcronous (Dahiya, 2016).
1. Synchronous
Pada pembelajaran synchronous kondisinya mirip dengan
pembelajaran konversional hanya saja pada e-learning hal ini tidak
ditandai dengan kehadiran secara fisik. Pada bentuk synchronous ini
pendidik (instruktur)peserta didik dapat melakukan pertemuan secara
online untuk melakukan proses belajar mengajar seolah sedang berada
pada ruangan yang sama (Nugraha 2017).
2. Asynchronous
Menurut Dahiya (2016) Karakter ini mengkombinasikan
karakter dari kedua kategori sebelumnya. Peserta didi belajar secara
mandi namum tetap berkomunikasi dengan teman-temannya maupun
dengan pendidik meskipun tidak haru diruangan atau ditempat yang
kkhusus. Asynchronous berarti tidak pada waktu bersamaan. peserta
didik dapat mengambil waktu pembelajaran berbeda dengan pendidik
7
8
memberikan materi. Asynchronous training popular dalam e-learning
karena peserta didik dapat mengakses materi pembelajaran dimanapun
dan kapanpun. Peserta didik dapat melaksanakan pembelajaran dan
menyelesaikan setiap saat sesuai rentang jadwal yang sudah ditentukan.
Pembelajaran dapat berbentuk bacaan, animasi, simulasi,
permainaan,tes, quis dan pengumpulan tugas (Nugraha, 2017).
Menurut Perveen (2016) Menyatakan bahwa pembelajaran daring
asynchronous adalah menawarkan kesempatan untuk dengan mudah
menerima pendidikan bagi individu-individu yang mengalami intensitas
dalam bisnis dan kehidupan keluarga. Kursus online yang tidak sinkron
sering kali lebih disukai oleh lembaga-lembaga pendidikan yang lebih
tinggi karena fleksibilitas mereka dalam hal waktu dan ruang, dan
memberikan kesempatan berpikir independen bagi siswa belajar pada
kecepatan yang berbeda selain banyaknya keuntungan
Menurut Perveen (2016) Menyatakan bahwa pembelajaran online
asynchronous ada beberapa keterbatasan kurangnya interaksi langsung dan
tidak langsung dapat membuat para siswa merasa kesepian dan memiliki
masalah dengan komitmen terhadap kelas daring. Masalah seperti
kurangnya ruang kelas, dukungan teknis, penurunan motivasi dan
kurangnya minat pada pelajaran mungkin timbul karena pengembangan
teknologi yang berkelanjutan yang digunakan dalam pembelajaran daring
yang tak sinkron dan kebutuhan, pengharapan dan minat yang berubah dari
9
siswa, pengalaman siswa di lingkungan pembelajaran daring menarik
perhatian sebagai subjek studi berkelanjutan.
Lingkungan belajar online yang asynchronous memberi siswa
kesempatan untuk belajar dengan kecepatan mereka sendiri, melakukan
pengulangan yang tak terbatas, untuk mengatur lingkungan belajar mereka
sendiri dan untuk belajar dengan tugas, untuk belajar secara independen
dari waktu dan ruang. Selain itu, siswa dapat mencatat dengan lebih
mudah fitur awal dan stop sementara menonton video dalam kerangka
kerja ini, kegiatan pembelajaran individu dan fleksibel dapat dilakukan
menyediakan bagi siswa dengan pembelajaran yang fleksibel, peluang
belajar kelompok kerja dan berbasis masalah adalah penting dan akan
meningkatkan keterlibatan siswa dalam lingkungan pendidikan daring
yang tidak kronis (Dahiya, 2016).
Asynchronous e-learning bisa menjadi tantangan karena hanya
seperangkat strategi yang disusun dengan cermat Siswa terlibat dan
tertarik pada lingkungan belajar semacam ini untuk memfasilitasi
motivasi, Keyakinan, partisipasi, pemecahan masalah, kemampuan analitis
dan tatanan berpikir yang lebih tinggi. Selain itu, jawabannya adalah
Sebuah sistem self-paced di mana siswa harus self-disiplin untuk menjaga
diri aktif sebagai Juga sebagai interaktif untuk melacak e-tivities online
Learning tidak ada komunikasi real-time antara instruktur dan siswa dalam
pembelajaran Online Asynchronous (Dahiya, 2016).
10
Instruktur biasanya membagikan isi kursus seperti video dan
dokumen kepada siswa melalui sistem manajemen pembelajaran. Siswa
dapat mengakses isi ini pada waktu mereka sendiri dan belajar dengan
kecepatan mereka sendiri dengan melakukan pengulangan tanpa batas
dengan isi kursus. Instruktur berkomunikasi dengan siswa melalui
platform seperti forum diskusi dan e-mail. Sementara para siswa
bertanggung jawab atas pembelajaran mereka sendiri, instruktur
menyediakan bagi mereka dukungan akademis selama proses ini instruktur
dapat memberikan tugas siswanya. Siswa juga dapat meng-upload tugas ke
sistem (Perveen, 2016).
Meskipun para siswa mengalami kesulitan dalam merencanakan
proses pembelajaran mereka sendiri, mereka tidak dapat mengikuti kursus
secara teratur karena lingkungan para siswa berbeda satu sama lain,
mereka merasa kesepian dan tidak bisa belajar bersama. Selain itu,
dievaluasi bahwa panjang video itu membosankan bagi beberapa siswa.
Telah diungkapkan bahwa siswa dapat diberi tugas bahwa mereka dapat
bekerja dengan teman sebaya mereka, presentasi daring dapat dibuat dan
kursus video dapat disiapkan dengan lebih interaktif dan berkualitas tinggi
Pembelajaran bahasa asynchronous memfasilitasi para siswa dari beragam
latar belakang dan berbeda Tingkat keterampilan untuk menyusun kalimat
secara sintaktis dan semantik dengan menulis dan Menulis ulang untuk
mereka baik menulis email atau posting komentar diskusi (Perveen, 2016).
11
Menurut Dahiya (2016) Menyatakan bahwa asynchronous e-
learning dapat menyelaraskan pengetahuan siswa sebelumnya dengan
konsep baru semakin berkurang ketergantungan pada memori dan catatan
dan lebih banyak kesempatan diskusi dengan kelompok-kelompok teman
membantu membangun pemikiran kritis dan pembelajaran yang mendalam
rasa malu adalah Dikurangi karena modus jarak, yang mengurangi rasa
takut guru. dengan sedikit tekanan Daripada pertemuan waktu nyata, filter
afektif tetap rendah dan peserta didik dapat menanggapi dengan lebih
inovatif dan kreatif. Peluang untuk menjadi kesal dengan masalah-masalah
teknologi seperti kecepatan rendah dan Tidak berhubungan setidaknya, ada
cukup waktu untuk mencoba e-tivities.
Menurut Nugraha (2017) Adapun kelebihan dan kekurangan dari
Asynchronous diantaranya yaitu :
1. Kelebihan
a. Adanya instruktur dapat menjamin kualitas dari proses pembelajaran
b. Peserta didik dapat menentukan sendiri kebutuhan belajarnya dan
referensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
c. Masih memungkinkan pembelajaran secara kolaboratif
2. Kekurangan
a. Tidak mendukung komunikasi dengan cepat karena tidak adanya
jadwal khusus.
Menurut Agustini, dkk (2018) Pembelajaran online yaitu hasil
pengembangan dari revolusi industri yang disampaikan secara elektronik
12
dengan media yang berbasis komputer, smartphone dan alat canggih
lainnya. Materi-materi dalam sistem pembelajaran online bisa di akses
melalui jaringan website, Internet, CD Ram dan DVD. Sistem tersebut
tidak hanya mengakses informasi saja, namun dapat membimbing peserta
didik untuk mencapai hasil belajar yang baik dan spesifik. Berkat sistem
pembelajaran online siswa dapat mengakses materi pembelajaran dari luar
sekolah. Guru dari peserta didik pun bisa memperoleh informasi yang
banyak dan tidak terbatas dari beberapa perpustakaan di seluruh dunia.
Menurut Rojko (2017) Menyatakan bahwa konsep internet
industri telah dibesarkan diamerika utara oleh perusahaan general electric
pada akhir tahun 2012. Hal ini dilihat sebagai integrasi yang erat dari
dunia fisik dan digital yang mengganbungkan analisis data besar dengan
internet of things. Sehingga kedepannya dapat memudahkan generasi
peserta didik milebial untuk mengakses berbagai macam pengetahuan.
Usaha untuk menemukan aspek apa saja ada di dalam industri 4.0 tidak
cukup dengan hanya melalui pemahaman definisinya. Perlu pemahaman
yang lebih komprehensip tentang industri 4.0 melalui model kerangka
konsepya. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menyusun model
kerangkaindustri 4.0 salah satunya yaitu pembelajaran dengan sistem
online, pembelajaran online dapat diakses oleh peserta didik dengan
bantuan internet (Prsetyo, 2018).
Menurut Arnesi (2015) Media pembelajaran online dapat
diartikan sebagai media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang
13
dapat dioperasikan oleh pengguna (user), sehingga pengguna user dapat
mengendalikan dan mengakses apa yang menjadi kebutuhan peserta didik,
misalnya mengunduh sumber-sumber untuk materi ekosistem pada
pelajaran biologi. Keuntungan menggunakan media pembelajaran online
adalah pembelajaran bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi,
mampu meningkatkan tingkat ingatan peserta didik, memberikan lebih
banyak pengalaman belajar dengan teks audio, video dan animasi yang
semuanya yang digunakan untuk menyampaikan informasi dan juga
memberikan kemudahan menyapaikan mengaupdate isi, mengunduh, para
peserta didik juga bisa mengirim email kepada peserta didik lain,
mengirim komentar pada forum diskusi, memakai ruang chat, hingga link
video conference secara langsung.
Berdasarkan paparan para ahli diatas muka didifenisikan bahwa
โpembelajaran online dalam proses belajar biologi yaitu salah satu solusi
dari berbagai masalagh yang berkaitan dengan belajar peserta didik.
Penggunaan media yang tepat akan meningkatkan perhatian peserta didik
pada topik yang akan dipelajari, dengan bantuan media hasil belajar
peserta didik dapat ditingkatkan, peserta didik akan lebih konsentrasi dan
diharapkan proses pembelajaran menjadi lebih baik sehingga pada
akhirnya hasil belajar peserta didik dapat ditingkatkan.
14
A. Kelebihan dan kekurangan pembelajarn online
1. Kelebihan
Menurut Rohmah (2016) tujuan model pembelajaran online
yaitu :
a. pembelajaran online dapat mengefisienkan waktu proses
pembelajaran serta dapat membuat biaya studi peserta didik
lebih ekonomis.
b. karena adanya proses pembelajaran online peserta didik dapat
lebih mudah berinteraksi antara peserta didik dengan materi
yang akan diajarkan oleh guru.
c. peserta didik dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat
dan dapat saling berbagi informasi secara berulang-ulang, oleh
karena itu peserta didik dapat lebih mudah dalam memantapkan
penguasaannya terhadap materi pembelajaran yang telah
diberikan
d. para peserta didik dapat aktif dalam proses belajar mengajar,
pengembangan pengetahuan tidak hanya terjadi di dalam
ruangan kelas saja, sehingga para peserta didik dapat aktif dalam
proses belajar mengajar.
2. Kekurangan
Menurut Husamah dalam hima (2015) Pembelajaran online
memiliki kekurangan yaitu :
15
a. sarana dan prasarana peserta didik tidak mendukung karena
pembelajaran yang dibutuhkan sangat beragam, sehingga susah
untuk diterapkan.
b. fasilitas yang dimiliki peserta didik, seperti komputer dan akses
internet tidak merata sehingga media pembelajaran online susah
untuk diterapkan
c. meskipun penggunaan teknologi yang semakin canggih masih
banyak yang pengetahuan sumber daya pembelajaran (siswa,
guru, dan orang tua) kurang.
B. Dampak Pembelajaran Online
Menurut Wulandari (2010), Melakukan pembelajaran online
memiliki beberapa dampak positif dalam pembelajaran online, antara
lain :
1. Meningkatka interaksi belajar antara pembelajaran dengan pengajar
(enhance interactivity)
2. Memungkinkan pelajar di mana saja dan kapan saja (time and place
flexibility)
3. Menjangkau peseta didik dalam cakupan yang luas (potentiol to
reach a global audience)
4. Mempermudah penyimpanan dan penyempurnaan dala belajar (easy
updating of content as well as archivable capabilities)
5. Membangun komunikasi
16
C. Komponen Pembelajaran Online
Menurut Wulandari (2010) Pembelajaran online memiliki tiga
komponen yang membentuk pembelajaran online, antara lain :
1. Fasilitas pembelajaran online
Fasilitas yang menunjang pembelajaran online dapat berupa internet,
smartphone, personal computer (pc), jaringan komputer dan
perlengkapan multimedia lainnya.
2. Sistem dan aplikasi pembelajaran online
Sistem perangkat lunak yang menunjang untuk proses pembelajaran
online, seperti bagaimana membuat materi belajar atau konten
belajar, forum diskusi dan segala fitur yang berhubungan dengan
mempermudah proses belajar mengajar.
3. Materi pembelajaran online
Konten dan bahan belajar pada pembelajaran online dapat berupa
multimedia-based content atau konten terbentuk multimedia
interaktif seperti vedio pembelajaran atau test-based content atau
kontent terbentuk teks seperti pada buku pembelajaran biasa.
D. Langkah-langkah pembelajaran asynchronous online learning
1. Guru menyiapkan pembelajaran via daring (whatsapp % google
classroom)
2. Guru mengundang peserta didik bergabung pada whatsapp group
kelas dan membagikan kode google classroom biologi
17
3. Guru melakukan absen untuk memastikan kesiapan dan kehadiran
seluruh peserta didik untuk menerima materi
4. Guru menyajikan dan menjelaskan materi pembelajaran melalui
whatsapp dan google classroom
5. Guru mengirimkan bahan ajar pada peserta didik
6. Guru memberikan penugasan harian untuk mengetahui pemahaman
siswa terhadap materi
7. Guru memberi evaluasi dan penjelasan terhadap materi yang belum
dipahami oleh peserta didik
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setiap anak setelah
melalui kegiatan belajar dan mencapai tujuan instruksional. Hasil belajar
adalah perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami
aktivitas belajar. Hasil belajar dapat ditentukan apabila seseorang tersebut
mempunyai tujuan dalam proses pembelajaran. Proses tersebut memiliki
standar dalam mengukur perubahan atau perkembangan jiwa peserta didik
dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan belajar mengajar. Dengan
demikian, proses belajar mengajar dan memiliki tujuan tertentu sehingga
dalam pelaksanaannya akan berjalan sistematis dan terarah (Rosyid, 2019).
Menurut Benjamin Bloom dalam Styron (2014), Hasil belajar
dikelompokkan dalam tiga aspek yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan
aspek psikomotor.
18
a. Hasil belajar kognitif, aspek yang berkaitan dengan kemampuan
berfikir yang terdiri dari enam yaitu pengetahuan, pemahaman,
penerapan, atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
b. Hasil belajar afektif, yang berkaitan dengan internalisasi sikap dan
nilai yang terdiri dari lima jenjang yaitu menerima, menanggapi,
menghargai, mengatur, dan karakterisasi dengan satu nilai atau nilai
kompleks
c. Hasil belajar psikomotor, berkaitan dengan keterampilan motorik dan
kemampuan bertindak individu. psikomotor juga memiliki enam
tingkatan yaitu gerak refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual,
gerakan kemampuan fisik, gerakan terampil dan gerakan indah dan
kreatif.
Menurut Lonanda (2017), keberhasilan proses pembelajaran
ditandai dengan hasil belajar siswa yang baik. Bila hasil belajar siswa
belum naik, maka proses pembelajaran belum berhasil. Hasil belajar
dijadikan tolak ukur baik oleh guru maupun oleh siswa dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan. Hasil belajar yang dicapai siswa
bervariasi, ada yang tinggi, ada yang sedang, dan ada yang rendah.
Menurut Nana Sudjana (2016) mengatakan โPenilaian hasil belajar
adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajaryang di capai
peserta didik dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek
yang di nilainya adalah hasil belajar peserta didikโ.
19
Menurut Permendikbud RI No 53 tahun 2015 pasal 1 butir 1
menyatakan bahwa: Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses
pengumpulan informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didik
dalam aspek sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan yang
dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan untukmemantau
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajarmelalui penugasan
dan evaluasi hasil belajar.
Pendapat lain dikemukakan oleh permendikbud RI Nomor 23 tahun
2016 mengenai standar penilaian pendidikan yang terdapat pada pasal 1
ayat 1 menyatakan โStandar Penilaian Pendidikan adalah kriteria
mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan
instrument penilaian hasil belajar peserta didikyang digunakan sebagai
dasardalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasardan
pendidikan menengahโ.
Menurut Susanto (2013), macam-macam hasil belajar sebagai
berikut:
1) Pemahaman Konsep, diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap
arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman adalah suatu
proses yang terdiri dari tujuh tahapan kemampuan dengan kriteria
pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan dan
mengintreprestasikan sesuatu, mampu memberikan gambaran atau tidak
sekedar megetahui, mampu emberikan uraian dan penjelasan yang lebih
kreatif dan prosesnya bertahap masing-masing tahap mempunyai
20
kemampuan tersendiri. Untuk mengukur hasil belajar siswa berupa
pemahaman konsep, guru melakukan evaluasi produk seperti tes baik
secara lisan maupun tertulis (ulangan).
2) Keterampilan Proses, merupakan keterampilan yang mengarah kepada
pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar
sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa dengan mengembangkan sikap kreatif, bertanggung jawab,
disiplin, dan kerja sama. Terdapat enam aspek keterampilan proses
yaitu observasi, klasifikasi, pengukuran, mengomunisasikan,
memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan,
dan melakukan eksperimen.
3) Sikap, diartikan sebagai kecenderungan untuk melakukan sesuatu
dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia
sekitarnya baik berupa individu maupun objek. Terdapat tiga komponen
struktur sikap yaitu komponen kognitif merupakan respresentasi apa
yang dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen afektif
merupakan perasaan yang menyangkut emosional dan komponen
konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku sesuai dengan
sikap yang dimiliki seseorang.
Menurut Mandagi (2019), Prestasi belajar merupakan ukuran
keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses pembelajaran.
Keberhasilan itu ditentukan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan.
Hasil belajar yang dapat dicapai setiap siswa berbeda-beda. Perbedaan
21
tingkat pencapaian hasil belajar tersebut dipengaruhi oleh dua faktor
yaitu:
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
individu. Faktor-faktor internal yaitu :
1. Faktor fisiologi adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi
fisik individu. Faktor ini dibedakan atas dua macam. Pertama,
kondisi fisik atau keadaan tonus jasmani, pada umumnya sangat
mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kedua, keadaan fungsi
jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung fungsi
fisiologi pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar
terutama pancaindra.
2. Faktor psikologi adalah keadaan psikologi seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologi yang
utama mempengaruhi proses belajar yaitu:
a. Kecerdasan/intelegensi
b. Motivasi
c. Minat
d. Sikap
e. Bakat
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal, selain karakteristik peserta didik atau faktor-faktor
internal/endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat mempengaruhi
22
proses belajar peserta didik. Faktor-faktor eksternal dalam belajar
dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu lingkungan sosial dan
nonsosial. Lingkungan sosial merupakan pengaruh yang datang atau
berasal dari manusia. Lingkungan sosial peserta didik meliputi orang
tua, keluarga, masyarakat dan tetangga, serta teman-teman
sepermainan disekitar rumah peserta didik. Sifat-sifat lingkungan
sosial dapat memberi dampak baik atau buruk terhadap kegiatan
belajar dan hasil yang dicapai oleh peserta didik. Lingkungan non
sosial meliputi lingkungan amaliah seperti keadaan alam, udara, suhu
udara, cuaca, waktu (pagi, siang, sore, dan malam), serta faktor
instrumen yang mencakup tempat belajar, gedung, maupun buku-buku
pembelajaran.
Menurut Rosyid (2019), karakteristik prestasi belajar juga menjadi
bagian dari karakteristik interaksi belajar yang bernilai edukatif dengan
ciri-ciri sebagai berikut:
1) Prestasi belajar memiliki tujuan
2) Mempunyai prosedur
3) Adanya materi yang telah ditentukan
4) Ditandai dengan aktivitas anak didik
5) Pengoptimalan peran guru
6) Kedisiplinan
7) Memiliki batas waktu
8) Evaluasi
23
B. Materi Ekosistem
a. Pengertian Ekosistem
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan
menyeluruh antar segenap unsur lingkungan hidup yang saling
mempengaruhi (Herlanti, 2014).
b. Komponen Ekosistem
1. Komponen abiotik (Lingkungan fisik)
a. Air merupakan tempat tinggal organisme, selain itu air juga berperan
sebagai penentu kelembaban udara yang dapat berpengaruh terhadap
kehidupan organisme.
b. Udara terdiri atas beberapa macam gas, antara lain nitrogen, oksigen
dan karbon dioksida.
c. Suhu merupakan derajat energi panas yang bersumber dari radiasi
matahari.
d. Cahaya matahari merupakan bahan yang sangat diperlukan oleh
organisme.
e. Kelembaban merupakan salah satu komponen abiotik yang terdapat di
udara, sedangkan kelembaban tanah menandakan banyaknya
kandungan uap air tanah.
f. Tanah berasal dari hasil pelapukan batuan. Tanah merupakan tempat
hidup manusia, hewan, tumbuhan dan organisme lainnya.
24
g. Garam-garam mineral terdiri dari ion-ion nitrogen, fosfor, sulfur,
kalsium dan natrium (Herlanti, 2014).
2. Komponen biotik (Lingkungan hayati)
a. Produsen (Organisme autotrof), yaitu organisme penghasil senyawa
organik yang kebanyakan terdiri atas tumbuhan hijau.
b. Konsumen (Konsumen heterotrof), yaitu kelompok organisme yang
tidak dapat mensintesis makanan sendiri.
c. Dekomposer (Pengurai), yaitu kelompok mikro yang berfungsi
menguraikan senyawa organik menjadi senyawa anorganik dan
selanjutnya dikembalikan lagi ke ekosistem sehingga dapat digunakan
kembali oleh produsen. Contohnya jamur dan bakteri (Herlanti, 2014).
c. Hubungan Di Antara Komponen Ekosistem
1. Hubungan antarkomponen biotik
Menurut Herlanti (2014) setiap organisme selalu berhubungan
dengan organisme lainnya. Bentuk hubungan tersebut dapat berupa
simbiosis, kompetisi atau hubungan makan.
a. Hubungan simbiosis merupakan hubungan di antara dua organisme
atau lebih dalam hal memperoleh makanan. Hubungan yang terjadi
dapat mutualisme, komensalisme, ataupun parasitisme.
b. Hubungan kompetisi merupakan hubungan persaingan antar
komponen biotik untuk melangsungkan kehidupan. Hubungan
tersebut bersifat merugikan bagi kedua belah pihak (-/-). Persaingan
25
organisme dalam habitat yang sama terjadi karena sumber daya
tersedia tidak mencukupi.
c. Hubungan makan merupakan hubungan dalam hal penyediaan
makanan untuk setiap organisme. Dalam hal ini, organisme terbagi
menjadi autotrof dan heterotrof.
2. Hubungan antar komponen biotik dan abiotik
Menurut Herlanti (2014) hubungan antara komponen biotik dan
abiotik telah terjadi sepanjang sejarah kehidupan, mulai dari tingkat sel
hingga tingkat paling tinggi, yaitu biosfer. Dalam ekosistem darat,
tumbuhan hijau memperoleh cahaya matahari, karbon dioksida, dan air
dari lingkungan fisiknya. Semua komponen tersebut diperlukan
tumbuhan untuk melakukan fotosintesis. Pada proses tersebut tumbuhan
akan melepas oksigen ke atmosfer sehingga terbentuk keseimbangan gas
oksigen di udara.
d. Tipe-tipe ekosistem
Menurut Herlanti (2014) Ekosistem dapat diartikan sebagai suatu
sistem yang melibatkan komponen biotik, abiotik atau faktor fisik serta
kimia yang saling berinteraksi satu sama lain. Adanya perbedaan
komponen-komponen yang menyusun suatu ekosistem menyebabkan
terbentuknya berbagai tipe ekosistem.
1. Ekosistem Air (Akuatik)
a. Ekosistem air tawar
b. Ekosistem laut
26
2. Ekosistem darat (Terestrial)
Para pakar ekologi biasa mengklasifikasi ekosistem darat
berdasarkan pola penyebaran organisme. ekosistem darat dalam skala
luas dan memiliki struktur vegetasi yang dominan disebut bioma.
Penyebaran bioma di permukaan bumi biasanya dipengaruhi oleh
keadaan iklim dan posisi geografis bioma tersebut (Herlanti, 2014).
3. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang sengaja dibuat oleh
manusia dengan tujuan tertentu (Herlanti, 2014).
e. Jaring-Jaring Makanan Dan Rantai Makanan
Jaring-jaring makanan Merupakan bentuk rantai makanan yang
sangat kompleks. Semakin kompleks jaring-jaring makanan menunjukkan
semakin kompleks aliran energi dan aliran makanan. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya kestabilan komunitas dan kestabilan ekosistem.
Artinya, jika salah satu spesies hilang, jaring-jaring makanan masih tetap
bisa berjalan. Sebaliknya, jika jaring-jaring makanan itu sederhana, jika
salah satu spesies hilang, maka aliran energi dan aliran makanan di dalam
ekosistem tersebut akan kacau (Yusa, 2018). Aliran energi kimia didalam
ekosistem dapat diperlihatkan melalui beberapa cara. Misalnya, melalui
rantai makanan dan jaring-jaring makanan. (Herlanti, 2014).
Menurut Yusa (2018) Rantai makanan merupakan sebuah aliran
energi makanan melalui sebuah ekosistem. Energi tersebut mengalir dalam
satu arah melalui sejumlah makhluk hidup. Semua energi yang masuk ke
27
dalam rantai makanan umumnya berasal dari cahaya matahari. Melalui
proses fotosintesis energi tersebut diubah dan disimpan dalam tubuh
makhluk hidup produser dalam bentuk energi kimia. Selanjutnya, energi
tersebut mengalir ke konsumen pada berbagai tingkat trofik dalam
ekosistem.
f. Piramida ekologi
Piramida ekologi dapat dibedakan menjadi piramida energi, piramida
biomassa, dan piramida jumlah (Martono djoko, 2015).
1. Piramida biomassa merupakan piramida yang menunjukkan hubungan
antara biomassa dan tingkat trofik melalui pengukuran jumlah biomassa
pada setiap tingkat trofik. Unik yang bisa digunakan untuk piramida
biomassa adalah g/m2 atau kalori/m2. Biomassa merupakan massa atau
berat kering materi hidup pada waktu tertentu (Martono djoko, 2015).
2. Piramida energi merupakan piramida yang menggambarkan jumlah
energi yang berkurang dalam rantai makanan. Biasanya, sekitar 90%
energi berkurang selama mengalir dalam setiap kenaikkan tingkatan
trofik. Pengurangan energi terjadi karena sebagian energi digunakan
untuk berbagai kegiatan hidup lainnya seperti respirasi, tumbuh,
bergerak, dan berkembang biak. Sebagian energi lainnya terbuang
bersama feses dan urine (Martono djoko, 2015).
3. Piramida jumlah merupakan piramida yang menunjukkan jumlah
organisme pada setiap tingkat trofik. Piramida jumlah dapat berupa
28
piramida jumlah tegak atau piramida jumlah terbaik (Martono djoko,
2015).
g. Daur Biogeokimia
Biogeokimia adalah pertukaran atau perubahan yang terus menerus,
antara komponen biosfer yang hidup dengan tak hidup. Dalam suatu
ekosistem, materi pada setiap tingkat trofik tidak hilang. Materi berupa
unsur-unsur penyusun bahan organik tersebut didaur ulang. Unsur-unsur
tersebut masuk kedalam kompleks biotik melalui udara, tanah, dan air.
Daur ulang materi tersebut melibatkan makhluk hidup dan batuan
(geofisik) sehingga disebut daur biogeokimia (Yusa, 2018).
Fungsi daur biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang
mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua
yang ada di bumi baik kompleks biotik maupun komponen abiotik,
sehingga kelangsungan hidup dibumi dapat terjaga ( Yusa, 2018 ).
1. Daur air
Uap air berasal dari air di daratan dan laut yang menguap karena
panas cahaya matahari. Sebagian besar uap air atmosfer berasal dari
laut karena laut mencapai tiga perempat luas permukaan bumi. Uap air
diatmosfer terkondensasi menjadi awan yang turun ke daratan dan laut
dalam bentuk hujan. Air hujan di dataran masuk ke dalam tanah
membentuk air permukaan tanah dan air tanah. Tumbuhan darat
menyerap air yang ada di dalam tanah. Dalam tubuh tumbuhan air
mengalir melalui suatu pembuluh. Kemudian melalui transpirasi uap air
29
dilepaskan oleh tumbuhan ke atmosfer. Transpirasi oleh tumbuhan
mencakup 90% penguapan pada ekosistem darat (Martono djoko,
2015).
2. Daur karbon dan oksigen
Proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung
jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya
CO2 dan O2 atmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan
aktivitas fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke
atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluaran
melalui fotosintesis (Yusa, 2018).
3. Daur nitrogen
Pada umumnya makhluk hidup tidak dapat memanfaatkan nitrogen
secara langsung dari udara. Akan tetapi, ada pula yang dapat
memanfaatkannya. Contohnya, bakteri rhizobium yang bersimbiosis
dengan kacang-kacangan (kelompok leguminosae) membentuk bintil
akar dan mampu mengikat nitrogen dari udara (Yusa, 2018)
โฎ Tahap pertama
Daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam
tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen,
penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi
nitrogen secara biologis dapat dilakukan oleh bakteri rhizobium yang
bersimbiosis dengan polong-polongan, bakteri azotobacter dan
30
clostridium. Selain itu ganggang hijau biru dalam air juga memiliki
kemampuan memfiksasi nitrogen (Yusa, 2018).
โฎ Tahap kedua
Nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh
produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Selanjutnya
jika tumbuhan atas hewan mati, makhluk pengurai perombaknya
menjadi gas amoniak (NH3) dan garam ammonium yang larut dalam
air (NH4+). Proses ini disebut dengan amonifikasi. Bakteri
nitrosomonas mengubah amonia dan senyawa amonium menjadi
nitrat oleh nitrobacter. Apalagi oksigen dalam tanah terbatas, nitrat
dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida
nitrogen oleh proses yang disebut denitrifikasi (Yusa, 2018).
4. Daur fosfor
Fosfor merupakan elemen penting dalam kehidupan karena semua
makhluk hidup membutuhkan fosfor dalam bentuk ATP (Adenosin Tri
fosfat), sebagai sumber energi untuk metabolisme sel. Fosfor terdapat
dialam dalam bentuk ion fosfat (PO43-). Ion fosfat terdapat dalam
bebatuan. Adanya peristiwa erosi dan pelapukan menyebabkan fosfat
terbawa menuju sungai hingga laut membentuk sedimen (Yusa, 2018).
5. Daur sulfur
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi
oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk
sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali
31
mematikan makhluk hidup di perairan dan pada umumnya dihasilkan
dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan menyerap sulfur
dalam bentuk sulfur (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses
rantai makanan, lalu semua makhluk hidup mati dan akan diuraikan
komponen organiknya oleh bakteri (Yusa, 2018).
h. Pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan
1. Pencemaran lingkungan
Pencemaran atau polusi biasa diartikan sebagai sesuatu yang
dihasilkan manusia dalam sejumlah cukup besar yang sifatnya
bertentangan dengan kesehatan atau kesejahteraan manusia. Ada dua
faktor yang memicu terjadinya pencemaran, yaitu ukuran populasi
manusia dan perkembangan teknolog. Ketika populasi manusia kecil
dan manusia hidup secara sederhana, limbah dan cairan (kotoran) yang
dihasilkan tidaklah menjadi suatu masalah pencemaran. Pencemaran
dimulai ketika populasi manusia meningkatkan dan limbah yang
dihasilkan nya tidak dapat terurai cepat mereka berproduksi.
Perkembangan uap air telah memungkinkan mesin untuk menggantikan
pekerjaan manusia (Martono djoko, 2015).
a) Pencemaran tanah
Bentuk utama pencemaran tanah adalah berupa limbah padat
yang meliputi kotoran, sampah, lumpur, dan berbagai produk yang
tidak diinginkan dari pertanian, pertambangan, dan industri. Sampah
merupakan limbah makanan, sedangkan kotoran umumnya, berupa
32
limbah non makanan, seperti kertas, plastik, logam dan kaca yang
berasal dari rumah dan pabrik. Keduanya, sampah dan kotoran sering
dibuang dan dikuburkan di dalam tanah(Martono djoko, 2015).
Dampak : Terjadinya kerusakan tanah, tanah tidak tumbuh
dengan normal, tanah menjadi tidak produktif, erosi tanah, banjir dan
kekeringan (Martono djoko, 2015).
Upaya penanggulangan : konservasi tanah/remediasi tanah
(penambahan zat kapur & penanaman tanaman kacang-kacangan),
reboisasi dan penghijauan, biopori, sumur resapan air (Martono
djoko, 2015).
b) Pencemaran udara
Pencemaran udara adalah masuknya, atau tercampurnya
unsur-unsur berbahaya ke dalam atmosfer yang dapat mengakibatkan
terjadinya kerusakan lingkungan, gangguan pada kesehatan manusia
secara umum serta menurunkan kualitas (Martono djoko, 2015).
Jenis-jenis bahan pencemar adalah karbon monoksida
(CO), nitrogen dioksida (NO2), sulfur dioksida (SO2), CFC, karbon
dioksida (CO2), ozon (O3), benda partikulat (PM), timah (Pb),
hydroCarbon (Hc). Klasifikasi pencemaran udara : pencemaran
primer : pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber
pencemaran udara, pencemaran sekunder : pencemaran yang
terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Contoh
: sulfur dioksida, sulfur monoksida dan uap air akan menghasilkan
33
asam sulfurik. Sumber pencemaran udara kegiatan manusia :
transportasi, industri, pembangkit listrik, pembakaran (Perapian,
kompor, furnace, insinerator dengan berbagai jenis bahan bakar , gas
buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC).
(Martono djoko, 2015).
Menurut Martono djoko (2015).Sumber alami : gunung
merapi, rawa-rawa, kebakaran hutan, nutrifikasi denitrifikasi
denitrifikasi biologi, sumber-sumber lain, transportasi amonia,
kebocoran tangki klor, timbulan gas metana dari lahan uruk/akhir
pembuangan akhir sampah, uap pelarut organik.
Dampak pencemaran udara : penipisan ozon, pemanasan
global (global warming), penyakit pernapasan, misalnya : jantung,
paru-paru dan tenggorokan. terganggunya fungsi reproduksi, stres
dan penurunan tingkat produktivitas, kesehatan dan penurunan
kemampuan mental anak-anak, penurunan tingkat kecerdasan (IQ)
anak-anak (Martono djoko, 2015).
Solusi untuk mengatasi pencemaran udara : clean air yang
dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang
melakukan pencemaran udara, mengembangkan teknologi yang
ramah lingkungan dari dapat diperbaharui diantaranya fuel cell dan
solar cell, menghemat energi yang digunakan, menjaga kebersihan
lingkungan tempat tinggal (Martono djoko, 2015).
34
c) Pencemaran air
Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain kedalam air oleh
kegiatan manusia sehingga kualitas air turun sampai ketingkat
tertentu yang menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Sumber-sumber pencemaran air : limbah rumah
tangga, limbah industri, limbah pertanian, limbah Pertambangan
(Martono djoko, 2015).
Dampak pencemaran air : pencemaran secara fisik yaitu
mengakibatkan naiknya temperatur air sehingga mengganggu
ekosistem perairan, pencemaran secara kimia, misalnya oleh
merkuri/air raksa menyebabkan kerusakan sel, pencemaran secara
biologi, misalnya oleh bakteri patogen menyebabkan penyakit
pencemaran dan penyakit kulit, eutrofikasi yaitu peningkatan
populasi/ jumlah alga sehingga menyebabkan turunnya kadar
kandungan oksigen dalam air (Martono djoko, 2015).
2. Pelestarian lingkungan
Menurut Martono djoko (2015) Pelestarian lingkungan adalah
rangkaian upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup
terhadap tekanan perubahan dan atau dampak negatif yang ditimbulkan
suatu kegiatan agar mampu mendukung perikehidupan manusia dan
makhluk hidup lainnya.
35
a. Melakukan konservasi
b. tidak membuang limbah secara sembarang
c. Menggunakan pestisida sesuai dosis
d. Melakukan daur ulang
i. Daur ulang limbah dan manfaatnya
Daur ulang merupakan pemrosesan kembali barang/materi yang
pernah digunakan untuk mendapatkan produk baru atau dapat dikatakan
sebagai suatu proses penggunaan secara berulang-ulang. Inisiatif daur
ulang telah dimulai di belahan bumi amerika utara selama beberapa tahun
yang lalu. Di Amerika serikat, kebijakan pemerintah untuk daur ulang
sudah dilakukan semenjak 15 tahun lalu. Beberapa ilustrasi tentang
manfaat dari daur ulang, terutama yang berkaitan dengan pelestarian
sumber daya alam dan penurunan tingkat pencemaran (Martono djoko,
2015).
1. Untuk satu minggu edisi surat kabar new york times, pada hakikatnya
membutuhkan 62,000 pohon (bahan dasar kertas). Saat ini, sekitar 40%
dari seluruh limbah kertas di amerika utara sudah didaur ulang. Dengan,
demikian bahwa daur ulang dapat menyelamatkan hutan dan pohon.
2. Amerika serikat mengimpor hampir semua logam aluminium dan
memanfaatkan kembali lebih dari 60% kaleng minuman yang
mengandung logam aluminium.
36
3. Amerika serikat tidak memiliki sumber timah. Meskipun demikian,
negara tersebut mampu menghasilkan 2 kg timah dari setiap 1.000kg
logam bekas kaleng makanan
4. Penggunaan bahan hancuran kaca dapat menghemat 50% energi
pembuatan kaca baru
5. Penanganang limbah dengan cara daur ulang umumnya tidak
mendatangkan berbagai masalah
โฎ Macam-macam limbah
1. Limbah organik merupakan limbah yang berasal dari jaringan
organisme. Limbah tersebut umumnya bersifat mudah terurai oleh
kegiatan mikroba (seperti jamur, bakteri, dan protozoa). Limbah
organik, antara lain meliputi daun tumbuhan yang sudah rontok
(serasah), bangkai, sisa sayuran, nasi, lemak, minyak, kertas.
Sebagai limbah organik dapat dimanfaatkan kembali melalui proses
daur ulang. Dapat dimanfaatkan secara langsung : limba kotoran
ternak, limbah ampas gabah, limbah ampas tahu (Martono djoko,
2015).
2. Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari benda yang
tak hidup. Contohnya, besi, aluminium, timah, kaca dan plastik
(suatu bahan sintetis). Pada umumnya limbah anorganik sulit atau
tidak dapat diuraikan (Martono djoko, 2015).
3. Limbah berbahaya merupakan limbah yang berasal dari berbagai
bahan kimia. Limbah tersebut sering kali menimbulkan efek racun
37
bagi kehidupan organisme. Limbah berbahaya, antara lain sisa
pestisida, sisa batu bakteri, oli bekas dan tumpahan minyak (Martono
djoko, 2015).
C. Hasil penelitian yang relevan
a. Mustakim (2020) yang berjudul โEfektivitas pembelajaran daring
menggunakan media online selama pademic covid-19 pada mata pelajaran
biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik menilai
pembelajaran biologi mengunakan media online sangat efektif (23,3%),
sebagian besar mereka menilai efektif (46,7%) menilai biasa saja (20%)
dan meskipun ada juga peserta didik yang menganggap pembelajaran tidak
efektif (10%).
b. Ahmad dkk, (2020) yang berjudul efektivitas pembelajaran daring dengan
menggunakan google classroom tidak jauh berbeda dimana sebelum
pembelajaran daring nilai rata-rata peserta didik adalah 72,228 dan setelah
pembelajaran daring nilai rata-rata peserta didik 71,111.
c. Nurbaiti (2019) yang berjudul pengaruh media pembelajaran google
classroom dalam pembelajaran analisis real terhadap motivasi belajar
mahasiswa, pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh signifikan median pembelajaran google classroom terhadap
motivasi belajar peserta didik. hal ini ditunjukkan dengan nilai uji
hipotesis yang diperoleh bahwa H0 ditolak. Selain itu, dapat dilihat pula
skor nilai rata-rata hasil belajar peserta didik 78,31 yang beras pada
kategori tinggi dan nilai persentase respon mahasiswa 83,72.
38
d. Sabara Edy (2016) yang berjudul Keaktifan pembelajaran online sebagai
media pembelajaran, pada hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran online untuk meningkatkan pembelajaran,
meningkat dan menambah aktivitas pembelajaran di kelas. Faktor
penghambat pelaksanaan pembelajaran online merupakan kurangnya
motivasi dalam pengembangan pembelajaran daring dikarenakan
tersedianya fasilitas belajar yang lain dikelas.
D. Kerangka pikir
Penelitian ini bersumber dari kegiatan observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti di SMA Muhammadiyah Makassar menunjukan bahwa mata
pelajaran biologi adalah pelajaran yang harus dilafalkan, sehingga bagi
sebagian peserta didik menganggap biologi sebagai pelajaran yang
membosankan. Akibatnya, tujuan pembelajaran yang diharapkan menjadi
sulit dicapai. Hal ini terlihat dari rendahnya hasil belajar siswa dalam proses
pembelajaran di kelas X terkhusus pada materi ekosistem. Dimana pada
ekosistem cakupan materinya cukup banyak, sehingga saat ujian tiba, nilai
ujian peserta didik tidak mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 75.
Maka dari itu peneliti menginginkan adanya sebuah perubahan dalam
peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah Makassar
dengan diterapkan pembelajaran Asynchronous Online Learning yang dapat
membuat peserta didik aktif dalam proses pembelajaran serta sesuai dengan
39
perkembangan zaman. Secara sistematis, kerangka berpikir penelitian ini
dapat dilihat pada bagan berikut:
Gambar 2.1 Kerangka berpikir
Rendahnya hasil belajar siswa
Proses pembelajaran biologi masih menerapkan pendekatan
konversional
Era revolusi industri 4.0 perlu pendekatan pembelajaran yang
menjadikan siswa sebagai subjek dan objek belajar (Student
center)
Penerapan pembelajaran asynchronous online learning
Hasil belajar siswa meningkat
40
D. Hipotesis
Sesuai uraian kerangka pemikiran diatas maka peneliti mengajukan
beberapa hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:
Ho : Tidak terdapat pengaruh penerapan asynchronous online learning
terhadap hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah Makassar
pada materi ekosistem.
H1 : Terdapat pengaruh penerapan asynchronous online learning terhadap
hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah Makassar pada materi
ekosistem.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini yaitu penelitian eksperimen dengan metode Pre-
Experimental Design. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu penelitian jenis One-Group Pretest-Posttest Design. Desain yang
merupakan eksperimen yang dilaksanakan pada satu kelompok saja tanpa
kelompok pembanding. Pemilihan sampel pada penelitian ini dilakukan
dengan teknik sampling jenuh.
Tabel 3. 1 Desain Penelitian
Kelompok Pengukuran I
(Pre-Test)
Perlakuan Pengukuran II
(Post-Test)
Eksperimen ๐1 X ๐2
Sumber : (Rambe, 2019: 80)
Keterangan :
๐1 = Pretest (tes awal) yang diberikan sebelum perlakuan pada kelas
eksperimen
๐2 = Posttest (tes akhir) yang diberikan setelah perlakuan pada kelas
eksperimen
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA
Muhammadiyah Makassar sebanyak 14 orang sedangkan sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh anggota populasi yang dimana terdapat satu
kelas yaitu pada kelas eksperimen.
42
Tabel 3. 2 Populasi dan Sampel Penelitian
Kelompok Kelas Jumlah Siswa
Eksperimen X 14
C. Definisi operasional variabel
1. Pembelajaran asynchronous online learning
Pembelajaran ini diterapkan pada kelas eksperimen atau kelas X
dimana materi yang dibawakan yaitu mengenai ekosistem dengan alokasi
waktu 4 kali pertemuan. Untuk langkah-langkah pada model pembelajaran
ini yaitu siswa diminta untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti
pembelajaran di kelas dengan belajar terlebih dahulu di rumah. Langkah
selanjutnya adalah siswa masuk ke dalam kelas untuk melakukan kegiatan
dan mengerjakan tugas. Kegiatan yang berlangsung di kelas dipandu
menggunakan lembar kerja peserta didik (LKPD). Tugas yang berkaitan
juga diberikan dalam LKPD.
2. Hasil belajar
Hasil belajar biologi konsep ekosistem yang dimaksud adalah
kemampuan kognitif siswa setelah diterapkannya pembelajaran
asynchronous online learning. Pembelajaran ini diterapkan pada kelas
eksperimen atau kelas X, dimana materi yang dibawakan yaitu mengenai
ekosistem dengan alokasi waktu 4 kali pertemuan.
D. Instrumen penelitian
Tes hasil belajar dibuat dalam bentuk objektif berupa soal pilihan
ganda sebanyak 30 butir. Dari soal pilihan ganda terdiri dari lima alternatif
43
jawaban a, b, c, d, dan e. instrumen disusun berdasarkan tingkat ranah
kognitif yang diukur dengan menggunakan kata kerja operasional baru
taksonomi bloom yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3),
menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), menilai (C6).
E. Teknik pengumpulan data
Teknik tes yang digunakan berupa soal pilihan ganda 30 butir. Adapun
jenis tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis tes
pilihan ganda jenis biasa, yaitu model asosiasi dengan lima pilihan jawaban,
yaitu A, B, C, D, dan E, dengan hanya satu jawaban yang paling benar.
F. Teknik analisis data
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan dua analisis yaitu
analisis deskriptif dan analisis inferensial yang terdiri atas tiga yaitu uji
homogenitas, uji normalitas, dan uji hipotesis.
1. Analisis deskriptif
Dalam hal ini digunakan skor rata-rata, standar deviasi, skor tertinggi
(maksimum), skor terendah (minimum), serta distribusi frekuensi hasil
belajar peserta didik dalam ketiga aspek hasil belajar. Skor rata-rata
diperoleh dari persamaan.
๐ = โ๐๐๐ฅ๐
โ๐๐
Purwanto (2016)
dengan:
๐ฅ = skor rata-rata
๐ฅi = tanda kelas interval
๐i = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas ๐ฅi
44
Standar deviasi, dengan rumus:
s = โโ๐๐๐ฅ๐
2โ(โ๐๐๐ฅ๐)
2
๐
๐โ1
Sugiyono (2017)
dengan:
s =standar deviasi
xi = titik tengah kelas
fi = skor rata-rata
n = banyaknya subjek penelitian
Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor
dikonversi dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
๐ =๐๐
๐๐ผร 100
dengan:
N = Nilai peserta didik
SS = Skor hasil belajar peserta didik
SI = Skor ideal
Tabel 3.3 Kriteria Hasil Belajar Peserta Didik
Interval Skor/Nilai Kategori
91 โ 100 Sangat Baik
75 โ 90 Baik
60 โ74 Cukup
<54 โ 59 Rendah
Sumber : Kemendikbud, 2018
Adapun kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan untuk
mata pelajaran biologi di SMA Muhammadiyah Disamakan sebagai
berikut:
45
Tabel 3. 4 Kriteria Ketuntasan Minimal Mata Pelajaran Biologi
Nilai Kriteria
โฅ 75 Tuntas
< 75 Tidak Tuntas
2. Analisis inferensial
โฎ Uji Homogenitas
Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan uji Homogeneity
of Variance dengan SPSS 24 dengan langkah sebagai berikut:
a. Tetapkan Hipotesis Statistik
b. ๐ป0 = Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok
(homogen)
c. ๐ป1 = Ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok (heterogen)
d. Gunakan tingkat signifikansi ๐ผ = 5%
e. Perhatikan ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ (๐ ๐๐.) pada output setelah pengolahan data
f. Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:
โช Jika ๐ ๐๐. > 0.05(5%) maka ๐ป0 ditolak, ๐ป1diterima, dengan
kesimpulan Tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok
(homogen)
โช Jika ๐ ๐๐.โค 0.05(5%) maka ๐ป0 diterima, ๐ป1ditolak, dengan
kesimpulan ada perbedaan varian nilai dari kedua kelompok
(heterogen).
โฎ Uji Normalitas
46
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Kolmogorov-
smirnov dan Shapiro-Wilk pada software SPSS for Windows Release 24
dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Tetapkan Hipotesis Statistik
b) ๐ป0 = sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
c) ๐ป1 = sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal
d) Gunakan tingkat signifikansi ๐ผ = 5%
e) Perhatikan ๐ ๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐๐ (๐ ๐๐.) pada output setelah pengolahan
data 6) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan di bawah ini:
โช Jika ๐ ๐๐.> 0.05(5%) maka ๐ป0 ditolak, ๐ป1 diterima, dengan
kesimpulan sampel berasal dari data berdistribusi normal
โช Jika ๐ ๐๐.โค 0.05(5%) maka ๐ป0 diterima, ๐ป1 ditolak, dengan
kesimpulan sampel berasal dari data berdistribusi tidak normal
โฎ Uji Hipotesis
Analisis uji hipotesis menggunakan Uji t pada Paired Samples t-
test dengan pengujian hipotesis H0 ditolak atau H1 diterima jika nilai sig
> 0,05, artinya ada pengaruh dari perlakuan yang diberikan. Sebaliknya
H0 diterima atau H1 ditolak jika sig < 0.05, artinya tidak ada pengaruh
dari perlakuan yang diberikan. Uji t digunakan untuk nilai dari pretest
dan posttest, dimana nilai pretest bertujuan untuk memastikan tidak
adanya perbedaan yang signifikan dari kemampuan awal siswa
sedangkan nilai posttest bertujuan untuk melihat perbedaan hasil belajar
siswa setelah diberi perlakuan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
47
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Muhammadiyah Makassar dengan
sampel penelitian yang digunakan yaitu kelas X pada semester genap tahun
ajaran 2020/2021.
Penelitian menggunakan jenis penelitian Pre-Experimental Design
untuk mengetahui pengaruh pembelajaran Asynchronous Online Learning
terhadap hasil belajar biologi peserta didik konsep ekosistem kelas X SMA
Muhammadiyah Makassar. Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu
kelas eksperimen yaitu kelas X yang diberikan perlakuan yaitu menggunakan
pembelajaran asyinchronous online Learning dalam proses pembelajaran. Data
dalam penelitian ini diperoleh melalui tes hasil belajar yaitu pretest dan
posttest.
1. Analisis Data Statistik Deskriptif
Berikut uraian hasil analisis statistik deskriptif hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran biologi dengan materi ekosistem kelas
eksperimen.
Berdasarkan hasil perolehan data dengan menggunakan tes daring
dan luring hasil belajar yang diberikan pada peserta didik sebelum (pretest)
dan sesudah (posttest) diberikan perlakuan kelas eksperimen. Berikut data
statistik untuk memberikan gambaran tentang hasil belajar peserta didik
terhadap mata pelajaran biologi dengan materi ekosistem pada kelas
eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan pembelajaran
Asynchronous Online Learning dalam proses pembelajaran.
47
48
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Nilai Tes Belajar Peserta Didik
No. Statistik Deskriptif Nilai
Pre-test Post-test
1. Maximum 77 100
2. Minimum 30 70
3. Mean 48,64 85,00
4. Median 47,00 85,00
Tabel 4.1 menunjukkan data statistik deskriptif hasil belajar peserta
didik pada kelas eksperimen sebelum diberikan perlakuan (pretest)
diperoleh nilai terendah (minimum) 30, nilai tertinggi (maximum) 77,
nilai rata-rata (mean) 48,64, dan nilai tengah (median) 47,00. Sedangkan
data setelah diberikan perlakuan (posttest) diperoleh nilai terendah
(minimum) 70, nilai tertinggi (maximum) 100, nilai rata-rata (mean)
85,00, dan nilai tengah (median) 85,00.
Berdasarkan penjelasan dari statistik deskriptif hasil belajar peserta
didik pada kelas eksperimen memberikan gambaran bahwa ada
perbedaan signifikan pada hasil belajar sebelum dan setelah diberikan
perlakuan, hal ini terlihat dari nilai rata-rata pretest 47,00 dan posttest
85,00. Adapun selisih hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah
perlakuan menggunakan pembelajaran asynchronous online Learning
adalah 38 poin.
Apabila data diperoleh dari tes hasil belajar dikelompokkan
kedalam empat kategori sangat baik, baik, cukup dan kurang. Maka
diperoleh distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar peserta didik
pada kelas eksperimen pada tabel 4.3. Untuk pretest pada kategori baik
diperoleh persentase sebanyak 7,1% pada kategori cukup sebanyak
14,3% sedangkan untuk kategori kurang sebanyak 78,6%, hal ini
menandakan bahwa jumlah persentase siswa yang tidak mencapai nilai
49
KKM lebih banyak dibandingkan dengan siswa yang mencapai nilai
KKM. Sedangkan untuk posttest pada kategori sangat baik diperoleh
persentase sebanyak 28,6%, pada kategori baik sebanyak 50% dan
kategori cukup sebanyak 21,4%. Hal ini menandakan bahwa jumlah
persentase siswa yang mencapai nilai KKM lebih banyak dibandingkan
dengan siswa yang tidak mencapai nilai KKM.
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Tes Hasil Belajar
Peserta Didik
No
.
Investasi
Pre-test Post-test
Keterangan Frekuensi
Kelas
Eksperimen
Persentase
(%)
Frekuensi
Kelas
Eksperimen
Persentase
(%)
1. 91-100 0 0 4 28,6 Sangat Baik
2. 75-90 1 7,1 7 50 Baik
3. 60-74 2 14,3 3 21,4 Cukup
4. <54-59 11 78,6 0 0 Kurang
Jumlah 14 100 14 100
Kemudian untuk mengetahui persentase nilai peserta didik pada
pretest dan posttest kelas eksperimen yang mencapai KKM mata
pelajaran biologi pada materi ekosistem dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas Eksperimen
Nila
i
Kriteria
Pre-test Post-test
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
โฅ
75
Tuntas 1 7,1 11 78,6
< 75 Tidak
Tuntas
13 92,9 3 21,4
Berdasarkan tabel 4.3 untuk nilai KKM hasil peserta didik pada
kelas eksperimen sebelum (pretest) diberikan perlakuan, dari 14 peserta
didik tidak ada yang tidak mencapai nilai KKM atau tidak tuntas
50
sebanyak 21,4%. Setelah diberikan perlakuan (posttest) ketuntasan
peserta didik mencapai 100%.
Gambar 4.1 Diagram Data Hasil Persentase Dan Posttest
2. Analisis Data Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan
uji kolmogorov-smirnov pada program SPSS 24, dengan kriteria
signifikan jika < 0,05 maka kesimpulannya data tidak berdistribusi
normal, jika >0,05 maka kesimpulannya data berdistribusi normal.
Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 8.
Adapun data hasil uji normalitas kelas eksperimen dapat dilihat pada
tabel 4.5.
Tabel 4.4 Uji Normalitas Kelas Eksperimen
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
91-100 75-90 60-74 54-59
Per
sen
Interval Nilai
Pretest
Postest
51
Statistik Tes Hasil Belajar
Pre-test Post-test
Sig 0,292 0,634
Uji Kolmogorov-
Smimov
0,05 0,05
Kesimpulan Normal Normal
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat data pada kelas eksperimen
berdistribusi normal. Hal ini sesuai dengan kriteria signifikan data
berdistribusi normal apabila nilai Sig. Lebih besar dari 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa data pretest dan posttest dari hasil belajar di kelas
eksperimen berdistribusi normal.
b. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis menggunakan Paired Samples t-test dengan
nilai Sig (2-tailed) pada program SPSS 24, dengan kriteria signifikan
<0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Berikut adalah tabel hasil uji
hipotesis.
Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis
Uji Hasil Belajar
Sig (2-tailed) 0,000
Kesimpulan H0 = ditolak
H1 = diterima
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa nilai Sig (2-tailed) pada hasil
belajar diperoleh 0,000, artinya nilai Sig (2-tailed) lebih kecil dari pada
0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Ini berarti penerapan model
Hybrid Learning memberi pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
hasil belajar peserta didik.
52
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik
kelas X di SMA Muhammadiyah Makassar yang diajar dengan pembelajaran
asynchronous online learning dengan materi ekosistem, ada pengaruh
pembelajaran asynchronous online learning terhadap hasil belajar peserta
didik. Pada awal penelitian, peneliti memberi pretest pada peserta didik untuk
mengetahui kemampuan awal peserta didik di kelas eksperimen. Terakhir,
pemberian tes evaluasi sebagai posttest untuk mengetahui hasil belajar peserta
didik setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan pembelajaran
Asynchronous Online Learning, kemudian membandingkan hasil belajar untuk
mengetahui sebelum dan sesudah diberi perlakuan.
Berdasarkan hasil data yang diperoleh pada penelitian ini
menunjukkan bahwa adanya perbedaan. Nilai tersebut dapat dilihat pada tabel
4.2 dimana nilai rata-rata pretest yaitu 48,64 sedangkan nilai rata-rata pada
posttest yaitu 85,00 mengalami peningkatan setelah diterapkan pembelajaran
asynchronous online learning dan aktivitas peserta didik selama pembelajaran
berlangsung dapat dilihat bahwa adanya ketertarikan dan antusias peserta didik
dalam mengikuti proses pelajaran. Hal ini sesuai dengan penelitian ahmad dkk,
(2020) pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata peserta
didik sebelum dan sesudah dilakukan pembelajaran daring jauh berbeda
dimana sebelum pembelajaran daring nilai rata-rata peserta didik lebih rendah
dibandingkan dengan setelah dilakukan pembelajaran daring nilai peserta didik
meningkat.
53
Berdasarkan nilai ketuntasan ada 3 orang peserta didik yang memiliki
nilai tidak tuntas setelah diterapkan pembelajaran online, hal tersebut
dipengaruhi karena kurang aktif dalam proses pembelajaran sehingga pada saat
memberikan tes nilai yang didapatkan tidak mencapai nilai KKM. Hal tersebut
dipengaruhi karena peserta didik tersebut karena tidak memiliki fasilitas,
jaringan yang sangat terbatas sehingga untuk mengakses pembelajaran sangat
sulit, yang seharusnya perlu di perhatikan peserta didik lebih aktif lagi dalam
proses pembelajaran apabila sudah memiliki fasilitas serta jaringan yang sudah
bagus sehingga guru bisa mempertimbangkan bagaimana caranya agar peserta
didik ini bisa mengatur pembelajaran dengan baik dan peserta didik juga bisa
mencapai KKM.
Berdasarkan analisis statistik inferensial dengan menggunakan analisis
Uji t (2-tailed) terlihat bahwa hipotesis dapat diterima karena pada penerapan
pembelajaran asynchronous online learning terdapat pengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada materi ekosistem dikelas X SMA Muhammadiyah
Makassar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menerapkan pembelajaran
asynchronous online learning berhasil karena nilai rata-rata sudah mencapai
kategori baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurbaeti (2019) Menyatakan
bahwa pada hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
signifikan terhadap hasil belajar peserta didik. Hal ini ditunjukan dengan nilai
uji hipotesis yang diperoleh bahwa H0 ditolak.
Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh hasil belajar peserta
didik yang menggunakan pembelajaran asynchronous online learning, peserta
54
didik begitu antusias dalam menerimaan materi, meskipun masih ada sebagian
peserta didik yang kurang memperhatikan pelajaran dilihat dari keterlambatan
peserta didik dalam menggumpulkan tugas dan mengisi absen diluar jam yang
sudah ditentukan yakni 12 orang dari 14 peserta didik sedangkan pada
pertemuan terakhir ada 1 peserta didik yang tidak mengisi absen hal tersebut
menunjukkan bahwa ada peserta didik yang tidak memperhatikan pelajaran
tidak mempengaruhi peserta didik lainnya sehingga proses pembelajaran
berlangsung dengan baik dan tingkat keberhasilan tergolong tinggi hal ini
sesuai dengan penelitian Sabara (2016) Bahwa pada hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran daring kesiapan untuk
meningkatkan pembelajaran meningkat dan menambah aktivitas pembelajaran.
Adapun alasan mengapa nilai hasil belajar peserta didik yang diajar
dengan menggunakan pembelajaran Asynchronous Online Learning dengan
google classroom lebih tinggi jika dibandingkan dengan peserta didik yang
sebelumnya diajar dengan pembelajaran Asynchronous Online Learning
dengan google classroom karena pembelajaran google classroom memiliki
beberapa keuntungan yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik salah
satunya yaitu google classroom dapat diakses kapan saja sehingga peserta didik
dapat belajar di luar jam pelajaran. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian
Ramadhani (2017) Menyatakan bahwa aplikasi goole classroom ini sangat
bermanfaat untuk pembelajaran secara online yang dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik karena dapat diperoleh secara gratis serta dapat digunakan
55
untuk perangkat apapun sehingga peserta didik lebih udah untuk mempelajari
materi diluar njam pelajaran.
Hasil belajar peserta didik dapat meningkat ketika diterapkan
pembelajaran yang menyenangkan yang membuat peserta didik
mengekspresikan kemampuan dan menggunakan pembelajran yang dapat
memudahkan untuk mengingat pelajaran dan tidak berbelit-belit dan dapat
diakses kapan saja, dan ketika dikaitkan dengan era revolusi 4.0 maka
pembelajaran ini sangat cocok untuk diterapkan melihat perkembangan
elektronik yang semakin canggih selain itu sangat membantu siswa dalam
kondisi saat ini dimana saat ini negara kita terdampak covid-19 maka proses
pembelajaran dilakukan dirumah hal ini sesuai dengan penelitian mustakim
(2020) dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran daring
menggunakan media online selama pademic covid-19 pada saat proses
pembelajaran menggunakan media online sangat efektif.
Namun pada penelitian ini peneliti merasa masih belum puas karena
hasil yang ditarget belum maksimal dikarenakan belum ada pengalaman
sebelumnya dan kurang diberikannya pemahaman mengenai pembelajaran
asynchronous online learning terhadap guru mata pelajaran dan dalam
pembelajaran ini banyak yang menjadi penghambat siswa untuk mengikuti
pembelajaran yaitu salah satu karena dipengaruhi dengan lokasi tempat
tinggalnya yang jaringannya sangat tidak mendukung dan ada beberapa sisw
yang belum memiliki fasilitas untuk mengakses pembelajaran daring.
56
Berdasarkan hasil dan data yang diperoleh dapat dikatakan bahwa
pembelajaran biologi pada materi ekosistem melalui pembelajaran
asynchronous online learning merupakan salah satu pembelajaran alternatif
yang efektif yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran diera revolusi
4.0 pada kondisi saat ini yaitu terdampaknya covid-19 yang mengharuskan
peserta didik belajar dari rumah oleh karena itu pembelajaran asynchronous
online learning saat in sangat cocok untuk mencapai hasil belajar biologi yang
lebih baik pada peserta didik kelas X SMA Muhammadiyah Makassar.
57
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan pada penelitian ini, Maka
diperoleh kesimpulan bahwa
1. Ada pengaruh pembelajaran Asynchronous online learning terhadap hasil
belajar kognitif materi ekosistem kelas X SMA Muhammadiyah Makassar
2. Pembelajaran Asynchronous online learning sangat berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa jika dilihat dari data hasil analisis peserta didik dengan
nilai rata-rata skor post-test lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pre-test.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dalam upaya peningkatan
hasil belajar siswa, dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Kepada pihak sekolah SMA Muhammadiyah Makassar dalam proses
pembelajaran agar lebih menunjang proses belajar mengajar.
2. Diharapkan kepada peneliti agar mampu mengaplikasikan dan
mengembangkan hasil penelitian untuk dapat diterima dimasyarakat.
3. Untuk penelitian selanjutnya yang ingin mengkaji penelitian serupa agar
lebih memperdalam penerapan model pembelajaran Asynchronous Online
Learning agar hasil yang didapatkan lebih efektif dan akurat
57
58
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad dkk, 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring Dengan Menggunakan
Google Classroom Pada Mata Pelajaran Biologi Di Madrasah Aliyah Zarul
Galah Batu Jangkit. Jurnal Pendidikan dan Kajian Keislaman. Vol XIII,
No 1
Agustini Ariani, dkk 2018. Pembelajaran Online Sebagai Solusi Belajar Biologi
Di Zaman Milenial. Jurnal Harmonisasi Pembelajaran Biologi Pada Era
Revolusi 4.0, Hal. 174-179
Arnesi Novita, 2015. Penggunaan Media Pembelajaran Online-Offline Dan
Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Teknologi
Informasi Dan Komunikasi Dalam Pendidikan. Vol 2 No 1.
Azhari. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Discovery learning Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Ipa 1 Pada Materi Sistem
Pernapasan Di SMA Negeri Unggul Sigli. Jurnal Biologi Edukasi Edisi 14.
Vol. 7. No. 4.
Dahiya, dkk, 2016. An Learning System For Agicultural Education. Indian
Research Journal Of Estension Education, 12(3).
Herlanti yanti, Arif priadi, 2014. Buku Biologi Untuk SMA/SMK Kelas X.
Jakarta : Erlangga.
Hari firmansyah, Beni. 2015. Pengembangan Blended Learning Berbasis
Schoology. Jurnal Universitas Negeri Malang. Https:/www.academia.edu
Husamah. 2015. Pembelajaran Bauran (Blended Learning). Jakarta : Prestasi
Pusaka Jaya.
Rojko, A. 2017. Communication Effectiveness Of Online Media Google
Classroom In Supporting The Teaching And Learning Proces At Civil
Enginceering University Of Riau. JOM FISIP, Vol 4, No 1.
Rohmah, L. 2016. Konsep E-Learning Dan Aplikasinya Pada Lembaga Pendidik
Islam. An-Nur, 3 (2).
Kekang, H. 2013. In The Hybrid Learning Basic Formed-correctly guiding future
Classroom Teachingโs Education Ide and teaching Concept. Workshop
Proceedings in 6th International Conference on Hybrid Learning-ICHL
Lonanda, Sovia, dkk. 2017. Pengaruh Kesiapan Belajar, Lingkungan Belajar Dan
Peranan Orangtua Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas Ips Di
58
59
Sma Pgri 4 Padang. Journal of Economic and Economic Education
Vol.5 No.2 (178-190). ISSN : 2302 โ 1590.
Martono djoko, Moch Anshori. 2015. Buku Biologi Untuk Sekolah Menengah
atas Kelas X. Jakarta : Pusat pembukuan.
Mandagi Mieke O dan I nyoman sudana degeng. 2019.Model dan Rancangan
Pembelajaran. Malang : CV seribu bintang
Mustakim, 2020. Efektivitas Pembelajaran Daring Menggunakan Media Online
Selama Pademic Covid-19 Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Islamic
Education. Vol 2. No 1
Nurbaiti, 2019. Pengaruh Media Pembelajaran Google Classroom Dalam
Pembelajaran Analisis Real Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa. Jurnal
Penelitian Biologi Dan Pendidikan Biologi. Vol 2. No 1
Nugraha Warto, 2017. E-Learning Vs I-Learning. Penyempitan Makna E-
Learnng dan Penggunaan Istilah Internet-Learning. Jakarta : PT
Medika
Perveen Ayesha, 2016. Synchronous And Aschronous E-language Learning : A
Case Study Of Virtual University Of Pakistan. Jurnal Virtual
Universitas Of Pakistan. Vol. 8. No 1 ISSN : 2304-070x
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Prasetiyo, H & Wahyudi S. 2018. Teknik Industri. Jurnal Teknik Industri.
Program Studi Teknik Mekatronika, Politeknik ATMI Surakarta. Vol 13
(1), 17-26.
Pratiwi, E.H, Dkk. 2012. Pengembangan Modul Pembelajaran Biologi Berbasis
Hybrid Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan
Hasil Belajar Siswa Kelas XI. Jakarta : Erlangga
Rahayu, wulan. 2019. Penggunaan Media Permainan Truth Or Dare Pada Materi
Ekskresi Manusia Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Di
SMP Negeri 3 Sidoarjo. Jurnal Pendidikan Sains, Vol 7, No 2.
Rosyid Moh Zaiful, Dkk. 2019. Prestasi Belajar. Malang : Literasi Nusantara
Ramadhani, Dhia Ghina. 2017. Communication effectivencess Of Online In
Supporting The Teaching And Learning Proccess At Civil Engincering
University Of Riau. JOM FISIP. Vol 4. No 1.
60
Rusman, 2017. Belajar dan Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana
Sabara Edy (2016) Keaktifan Pembelajaran Online Sebagai Media Pembelajaran.
Jakarta : Pustaka
Siemieniec, dorota, dkk. 2017. The Potential Of Interactive Media And Their
Relevance In The Education Process. International Journal Of Psycho-
Educational Sciences. Vol. 6 No 2.
Sjukur, S.B, 2012. Pengaruh Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar Dan
Hasil Belajar Siswa Tingkat SMK. Jurnal Pendidikan Vol 2, No 3.
Styron, Ronald A. 2014. Critical Thinking And Collaboration: A Strategy To
Enhance Student Learning. Jurnal Systemics Cybernetics And Informatics,
Vol 12, No 7.
Sudjana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
REMAJA ROSDAKARYA
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Prenadamedia Group
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yusa. 2018. Buku Biologi Untuk Kelas X. Yogyakarta : Grasindo.
Wijanarko, Yudi. 2017. Model Pembelajaran Make Match Untuk Pembelajaran
Ipa Yang Menyenangkan. Jurnal Taman Cendekia. Vol. 01. No. 01. ISSN :
2579-5112 / ISSN : 2579-5147
Wulandari, M, S 2010) Pemanfaatan Median Pembelajaran Secara Online (E-
learning) Bagi Wanita Karir Dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas dan
Fleksibility Pemantauan Kegiatan Kerja Belajar Anak Peserta Didik
Disekolah Dasar. In Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi
(SNATI).
17%SIMILARITY INDEX
15%INTERNET SOURCES
9%PUBLICATIONS
9%STUDENT PAPERS
1 9%
2 3%
3 2%
4 2%
5 2%
Exclude quotes On
Exclude bibliography On
Exclude matches < 2%
Santriana - 105441104816 (1)ORIGINALITY REPORT
PRIMARY SOURCES
digilibadmin.unismuh.ac.idInternet Source
jurnal.iainambon.ac.idInternet Source
Submitted to Universitas Islam NegeriSumatera UtaraStudent Paper
repositori.uin-alauddin.ac.idInternet Source
docplayer.infoInternet Source