pengaruh pendekatan sains teknologi dan masyarakat
TRANSCRIPT
i
PENGARUH PENDEKATAN SAINS TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT
TERHADAP HASIL BELAJAR KONSEP LINGKUNGAN PADA SISWA
KELAS X MIPA SMA NEGERI 8 GOWA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Saejana Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
SRI WAHYUNI
NIM 105440007815
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
TAHUN 2020
ii
iii
iv
MOTTO dan PERSEMBAHAN
Sesungguhnya sesudah kesulitan pasti akan
datang kemudahan, maka kerjakanlah semua urusanmu
dengansungguh-sungguh dan hanya kepada allah kamu
berharap.
( QS. Al-Insyirah:6-9)
“Waktumu terbatas, jangan habiskan dengan mengurusi hidup orang lain”
(Steve Jobs)
Tiada kasih sayang setulus kasih
Sayangmu Tiada pengorbanan seikhlas pengorbananmu
Kuperuntukkan karya sederhana
ini kepada Kedua orang tuaku dan suamiku, dan seluruh
keluargaku, beserta kepada sahabat-sahabatku sebagai tanda
bakti dan kasih sayangku yang akan abadi selamanya... Semoga
Allah SWT membalas budi baik mereka. Aamiin.....
“Saya datang, saya menunggu, saya bimbingan, saya ujian,
Saya Revisi, dan saya sarjana.”
v
ABSTRAK
Sri Wahyuni. 2020. Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Dan Masyarakat
Terhadap Hasil Belajar Konsep Lingkungan Pada Siswa Kelas X MIPA SMA
Negeri 8 Gowa. Skripsi. Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Hilmi Hambali
dan Pembimbing II Nurul Magfirah.
Jenis penelitian ini adalah Quasy Eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh Pengaruh Pendekatan Sains Teknologi Dan Masyarakat Terhadap Hasil
Belajar Konsep Lingkungan Pada Siswa Kelas. Populasi pada penelitian ini
adalah siswa kelas X MIPA SMA Negeri 8 Gowa dan sampel yang terdiri dari
kelas eksperimen yang diajar menggunakan Pendekatan STM (Sains, Teknologi,
Masyarakat) X MIPA 1. Sedangkan pada kelas kontrol yang diajar menggunakan
model pembelajaran langsung (model Konvensional) kelas X MIPA 2, tehnik
yang digunakan pengambilan sampel adalah Purposive Sampling. Data Yang
dikumpulkan yaitu data mengenai hasil belajar siswa dianalisis menggunakan
analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa rata-rata hasil belajar siswa pada kelas eksperimen yang diajar dengan
menggunakan Pendekatan STM (Sains, Teknologi, Masyarakat) yaitu 86,3 dan
rata-rata hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran
lansung (Model konvensional) yaitu 79,9. Hasil Uji hipotesis dengan Penerapan
pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) terhadap hasil belajar Biologi
siswa kelas X MIPA SMAN 8 Gowa pada materi Perubahan lingkungan terdapat
pengaruh. Hal ini berdasarkan pengumpulan dan analisis data melalui pengolahan
data yangn diperoleh dari hasil Uji Independent Samples Test dengan mengunakan
taraf signifikan 0,05 tampak bahwa nilai (sing 2-tailed) 0,002 < 0,05 ini berarti
Hipotesis diterima. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan maka diperoleh
hasil bahwa hasil belajar konsep perubahan lingkungan pada siswa kelas X MIPA
SMA Negeri 8 Gowa terdapat peningkatan.
.
Kata Kunci : Hasil Belajar, STM (Sains Teknologi Masyarakat)
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala rahma dan
hidayahnya sehingga proses penulisan Proposal Penelitian yang berjudul
“Pengaruh Pendekatan STM ”Sains Teknologi Masyarakat” Terhadap Hasil
Belajar Konsep Lingkungan Siswa Kelas X MIPA SMAN 8 Gowa dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulis sadar bahwa apa yang telah penulis peroleh tidak semata-mata
hasil dari jerih payah penulis sendiri tetapi hasil dari keterlibatan semua pihak.
Oleh sebab itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Orang tua, Almarhum Ayah (Abd. Rachman), Ibu (Halipah) dan A’jiku
selaku wali (Hj. Hawatiah) yang dengan sabar telah mendidik dan membiayai
sejak kecil sampai sekarang.Suamiku tercinta (Aan Akbar), yang selalu
mendukung dan SIAGA (Siap Antar Jaga) untuk segala aktivitas yang berkaitan
dengan penyelesaian skripsi ini.
Bapak Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Prof. Dr. H Abdul
Rahman Rahim, SE.,MM. Bapak Dekan FKIP Erwin Akib, M.Ps.,Ph.D. Ibu
Irmawati.S.Si.,M.Si selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi. Ibu Hilmi Hambali
S.Pd.,M.Pd dan Ibu Nurul Magfirah S.Pd.,M.Pd selaku dosen pembimbing yang
telah membimbing kami selama penulisan proposal. Sahabat-sahabatku
(Amaliah, Yulinar, Widya dan Asriani) yang selalu bersama suka dan duka,
membantu dan men-suport untuk segera menyelesaikan skripsi. Rekan-rekan satu
vii
bimbingan penelitiaan proposal, yang memberikan masukan dan dorongan
selama menyelesaikan proposal penelitian ini. Pihak-pihak yang tidak dapat kami
sebutkan, atas bantuan, doa serta dukungannya yang berhubungan dengan
penyusunan proposal penelitian ini.
Semoga bantuan dan dukungan yang telah diberikan mendapat pahala dan
hikmah dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan proposal penelitian ini masih banyak kekurangan, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
proposal penelitian ini.Akhir kata penulis berharap semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Makassar, Januari 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN...................................................................................... iii
SURAT PERJANJIAN ......................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................... 6
A. Kajian pustaka ......................................................................................... 6
1. Pendekatan pembelajaran ………………………………………... 6
2. STM “Sains Teknologi dan Masyarakat …………………………. 7
3. Tahapan Pembelajaran STM …………………………………… 11
4. Hasil Belajar ……………………………………………………. 13
5. Konsep Pembelajaran Lingkungan ……………………………... 16
6. Penelitian yang Relevan ………………………………………... 25
ix
B. Kerangka Berpikir ………………………………………………….. 27
C. Hipotesa................................................................................................. 30
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................................ 31
A. Jenis Penelitian ...................................................................................... 31
B. Desain Penelitian ................................................................................... 31
C. Lokasi Penelitian dan Waktu ................................................................ 32
D. Populasi dan Sampel ............................................................................. 33
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 34
F. Prosedur Penelitian................................................................................ 36
G. Teknik Analisis Data .......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 46
A. Hasil Penelitian ...................................................................................
1. Analisis Statistik Deskriptif ..........................................................
2. Analisis Statistik Inferensial .........................................................
B. Pembahasan .........................................................................................
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................
A. Kesimpulan .........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................
LAMPIRAN ..........................................................................................................
RIWAYAT HIDUP
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Desain Penelitian ......................................................................... 31
Tabel 3.2 Populasi Peserta Didik Kelas X MIPA SMA Negeri 8 Gowa ............... 32
Tabel 3.3 Sampel Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 8 Gowa ............................ 33
Tabel 3.4 Interval Nilai dan Predikat untuk Penguasaan Materi ........................... 39
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) .................................................... 39
Tabel 3.6 Kategori Nilai Uji Normalitas Gain ....................................................... 40
Tabel 4.1 Data Hasil Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan Kontrol ............. 44
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pretest-Posttest
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................................... 45
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada Pretest-Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol .............................................................. 47
Tabel 4.4 Hasil Uji Rata-rata Nilai Normalitas N-Gain ......................................... 49
Tabel 4.5 Selisi Kelas Kontrol dan Eksperimen .................................................... 50
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................................. 51
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol .............................................................. 52
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 53
Tabel 4.9 Tabel Hasil Analisis Inferensial Eksperimen ......................................... 54
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Interaksi Sains Teknologi Masyarakat ............................................... 11
Gambar 2.2 Bagan Tahapan Pembeljaran Sains Teknologi Masyarakat ............... 11
Gambar 2.3 Akibat Kepadatan Penduduk .............................................................. 17
Gambar 2.4 Penebangan Hutan .............................................................................. 19
Gambar 2.5 Permukiman Padat............................................................................. 20
Gambar 2.6 Kerusakan Lingkungan Akibat Gempa Bumi .................................... 21
Gambar 2.7 Kerusakan Lingkungan Akibat Gunung Meletus ............................... 21
Gambar 2.8 Limbah Industri Cair .......................................................................... 22
Gambar 2.9 Limbah Transportasi .......................................................................... 23
Gambar 2.10 Limbah Rumah Tangga .................................................................... 24
Gambar 2.11 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 29
Gambar 3.2 Bagan Tahapan Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat ............. 36
Gambar 4.1 Diagram Batang Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol Pada Materi
Perubahan Lingkungan ....................................................................... 48
xii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A: Data Penelitian ................................................................... 65
A.1 Nilai Hasil Penelitian Pretest Kelas Eksperimen .................................... 66
A.2 Nilai Hasil Penelitian Posttest Kelas Eksperimen................................... 68
A.3 Nilai Hasil Penelitian Pretest Kelas Kontrol........................................... 70
A.4 Nilai Hasil Penelitian Posttest Kelas Kontrol ......................................... 72
LAMPIRAN B: Analisis Statistik Deskriptif ............................................... 74
B.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .................................................................................................... 75
B.2 Uji Frekuensi Prestest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 76
B.3 Uji Frekuensi Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................. 77
LAMPIRAN C: Analisis Statistik Inferensial ............................................. 78
C.1 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 79
C.2 Hasil Uji Homogenitas ............................................................................ 79
C.3 Hasil Uji Normalitas N-Gain ................................................................... 80
C.4 Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 81
LAMPIRAN D: Instrumen Penelitian ......................................................... 82
D.1 Silabus Pembelajaran .............................................................................. 83
D.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................................ 86
D.3 Tes Belajar Pretest .................................................................................. 104
D.4 Tes Hasil Belajar Posttest ....................................................................... 107
D.5 Kisi-Kisi Soal dan kunci jawaban Pretest dan Posttest .......................... 111
xiii
D.6 Lembar Observasi Guru .......................................................................... 115
D.7 Lembar Observasi Siswa ......................................................................... 119
LAMPIRAN E: Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Siswa ............................. 121
E.1 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Eksperimen ........... 122
E.2 Rekapitulasi Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol ................. 126
LAMPIRAN F: Validitasi Instrumen........................................................... 130
F.1 KeteranganValidasi ................................................................................. 131
F.2 Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .................... 132
F.3 Hasil Validasi Tes Hasil Belajar Biologi ................................................ 140
F.4 Hasil Validasi Lembar Observasi Guru .................................................. 146
F.5 Hasil Validasi Lembar Observasi Siswa ................................................. 152
LAMPIRAN G: Persuratan dan Dokumentasi ........................................... 158
G.1 Surat Permohonan Izin Penelitian LP3M ................................................ 159
G.2 Surat Izin Penelitian BKPMD Prov. Sul-Sel ........................................... 160
G.3 Surat Pengantar Penelitian Dari Dinas Pendidikan ................................ 161
G.4 Kartu Kontrol Penelitian ......................................................................... 162
G.5 Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian ........................................ 164
G.6 Dokumentasi............................................................................................ 165
LAMPIRAN H: PPT Skripsi......................................................................... 166
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran biologi melibatkan banyak unsur yang saling
berikatan dan menentukan keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Unsur-
unsur tersebut adalah pendidik (guru), peserta didik (siswa), kurikulum,
pengajaran, tes dan lingkungan. Guru dan siswa merupakan subjek pendidikan
yang sangat menentukan dalam konteks pengembangan di sekolah. Sebaik
apapun kurikulum, jika motivasi guru dan siswa kurang memadai maka proses
pembelajaran seperti yang diharapkan tidak akan terjadi (Trianto.2015)
Berdasarkan peraturan perundang - undangan nomor 14 tahun 2005
bab 2 ayat 4 menyatakan “Kedudukan guru sebagai tenaga profesional
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) berfungsi untuk meningkatkan
martabat dan peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional” dalam artian Seorang Guru
memiliki peranan penting untuk meningkatkan mutu pendidikan suatu Negara.
Tugas seorang guru dalam hal ini salah satunya adalah membuat agar proses
pembelajaran pada siswa berlangsung secara efektif dan bermakna yang sesuai
dengan tujuan penerapan kurikulum 2013. Untuk itu diperlukan sebuah
pendekatan belajar yang lebih memberdayakan siswa.
Strategi belajar itu harus dapat membantu peserta didik memahami
teori secara mendalam melalui pengalaman belajar praktik empirik serta
menerapkan pengetahuannya itu dalam kehidupannya. Sekalipun demikian
dalam proses belajar mengajar dikelas masih banyak siswa yang cenderung
tidak bersemangat dalam mencari penyelesaian masalah yang diberikan oleh
1
2
guru dan lebih sering mengandalakan gadgetnya untuk mencari jawaban.
Akibatnya kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pengajaran dan
penemuan jawaban bukan kegiatan pembelajaran dan penyelasaian masalah,
yang sangat tidak sesuai dengan tujuan penerapan kurikulum 2013
(Trianto.2007)
Seperti yang ditemui di SMA Negeri 8 Gowa pada kelas X MIPA.
Dari hasil observasi awal diperoleh informasi kegiatan belajar mengajar
konsep lingkungan juga mendapati, dimana siswa hanya terfokus dengan
penemuan jawaban dari gadget tanpa melakukan proses pembelajaran yang
harusnya diterapkan. Ini berdampak pada interaksi guru dengan siswa
cenderung searah dan hampir semua siswa mengalami kesulitan belajar.
Terbukti dengan hampir 70% siswa belum mampu mencapai nilai standar
KKM (75). Masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari yang dihadirkan
guru belum mampu menarik minat siswa untuk mendiskusikannya karena
keterbatasan waktu yang dialokasikan. Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman siswa masih perlu ditingkatkan.
Hasil wawancara lebih lanjut disimpulkan bahwa perolehan nilai
tersebut disebabkan karena guru belum menemukan metode dan pendekatan
yang tepat. Selama ini guru lebih sering menggunakan ceramah dan
penyelesaian soal ataupun tugas sebagai metode mengajar, media yang
digunakan oleh guru kurang bervariasi, guru kurang memberikan contoh yang
nyata kepada siswa, bahkan lebih sering menggambar di papan tulis untuk
memvisualisasikan materi yang diajarkan.
3
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
pembelajaran agar efektif adalah pendekatan sains teknologi dan masyarakat
(STM). Strategi pembelajaran dengan pendekatan ini menuntut Guru untuk
memberikan materi pembelajaran dengan model discovery, dimana siswa di
hadapkan dengan penyelasaian masalah atau isu-isu yang terjadi di
masyarakat dengan konsep sains dan teknologi ataupun sebaliknya. Sehingga
siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan mempunyai nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak dalam lingkungan
sekitar dan kehidupan sehari-harinya.Hal ini juga di dukung oleh National
Science Teachers Association (NSTA:1990) yang memandang STM sebagai
the teaching and learning of science in the context of human experience. STM
dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa sesuai dengan
konteks pengalaman manusia. Dalam pendekatan ini siswa diajak untuk
meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan proses
sains dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan pendekatan tipe STM ini sangat
bergantung pada konsep pembelajaran yang akan di ajarkan oleh Guru,
misalnya saja pada konsep pembelajaran lingkungan. Konsep lingkungan
merupakan bagian dari materi Biologi kelas X MIPA Sekolah Menengah Atas
(SMA). Konsep pembelajaran ini memerlukan pendekatan dan media
pembelajaran yang sesuai untuk mempermudah mempelajarinya. (Suroso,
2003).
Hal ini juga diperkuat oleh Syarifuddin (2015: 250) dalam jurnal
penelitiannya bahwa pendekatan pembelajaran STM mampu meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 1 labuan lobo tolitoli pada materi
4
sumberdaya alam dan lingkungan. Berdasarkan Uraian diatas penelitian ini
memfokuskan untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan model
pembelajaran dengan pendekatan STM “Sains Teknologi dan Masyarakat”
terhadap peningkatan hasil belajar konsep Lingkungan pada siswa kelas X
MIPA di SMA Negeri 8 Gowa. Adapun pemilihan sekolah ini di karenakan
peneliti sangat mengenal kondisi internal maupun eksternal dari sekolah
tersebut, sehingga dapat memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian
terkait.
B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah ada pengaruh pendekatan Sains Teknologi dan Masyarakat
terhadap hasil belajar konsep lingkungan pada siswa kelas X MIPA
SMA Negeri 8 Gowa?
2. Bagaimana hasil belajar konsep lingkungan pada siswa kelas X MIPA
SMA Negeri 8 Gowa dengan penerapan pendekatan Sains Teknologi
dan Masyarakat?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh dari pendekatan Sains Teknologi dan
Masyarakat terhadap hasil belajar konsep lingkungan pada siswa kelas X
MIPA di SMA Negeri 8 Gowa.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat di jadikan salah satu referensi untuk penelitian sejenis
selanjutnya.
5
b. Hasil dari penelitian dapat dijadikan referensi oleh tenaga pendidik
dalam menerapkan pendekatan “Sains Teknologi dan Masyarakat”
dalam pembelajaran Biologi
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X khususnya
dalam konsep materi lingkungan.
b. Bagi Guru dapat menemukan pendekatan yang tepat dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siswa kelas X terkhusus
dalam konsep materi lingkungan.
c. Bagi sekolah penelitian ini dapat di jadikan referensi untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah SMA Negeri 8 Gowa.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESA
A. Kajian Pustaka
1. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat
umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Pendekatan
pembelajaran merupakan aktifitas guru dalam memilih kegiatan
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran tentu tidak kaku harus
mennggunakan pendekatan tertentu, tetapi sifatnya lugas dan terencana.
Artinya memilih pendekatan disesuaikan dengan kebutuhan materi ajar
yang dituangkan dalam perencanaan pembelajaran. Dilihat dari
pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa.
b. Pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru
(Wina, 2008).
Pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya
diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. adapun unsur strategi dari
setiap usaha, yaitu:
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out
put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
6
7
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way)
yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang
akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolak ukur (kriteria) dan patokan
ukuran (standar) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan
(achievement) usaha (Abin, 2003).
2. STM “Sains Teknologi dan Masyarakat”
a. Pengertian STM “Sains Teknologi dan Masyarakat”
Pembelajaran STM sebagai suatu program pendidikan untuk
pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1985. Sedangkan
penelitian di kelas baru dilaksanakan pada tahun 1994. Sains teknologi
masyarakat sebagai suatu perubahan yang utama di dalam pendidikan
ilmu pengetahuan. Jadi, dalam pendidikan ilmu pengetahuan sains
teknologi masyarakat merupakan suatu proses pembelajaran yang
dapat mengubah cara berpikir siswa.
Istilah Sains Teknologi Masyarakat (STM) diterjemahkan dari
bahasa Inggris Science Technology Society (STS), yaitu pada awalnya
dikemukakan oleh John Ziman dalam bukunya Teaching and Learning
about Science and Society. Pembelajaran Science Technology Society
(STS) berarti menggunakan teknologi sebagai penghubung antara
sains dan masyarakat. Jadi, dalam pembelajaran menggunakan sains
8
teknologi masyarakat bahwa teknologi dapat digunakan sebagai
penghubung/penerapan antara sains dan masyarakat sehingga siswa
dapat memahami apa yang telah dipelajari (Elif Bakar, 2006).
STM dipandang sebagai proses pembelajaran yang senantiasa
sesuai dengan konteks pengalaman manusia. Dalam pembelajaran ini
siswa diajak untuk meningkatkan kreatifitas, sikap ilmiah,
menggunakan konsep, dan proses sains dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran STM haruslah diselenggarakan
dengan cara mengintegrasikan berbagai disiplin (ilmu) dalam rangka
memahami berbagai hubungan yang terjadi diantara sains, teknologi
dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa pemahaman kita terhadap
hubungan antara sistem politik, tradisi masyarakat dan bagaimana
pengaruh sains dan teknologi terhadap hubungan-hubungan tersebut
menjadi bagian yang penting dalam pengembangan pembelajaran di
era sekarang ini. Ada 5 bidang dalam pendekatan pembelajaran STM,
yaitu : Konsep, Kreatifitas, Proses, Sikap, dan Aplikasi.
Beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa
pendekatan STM adalah suatu pembelajaran yang dimaksudkan untuk
mengetahui, dimana ilmu (sains) dapat menghasilkan teknologi untuk
perbaikan lingkungan sehingga bermanfaat bagi masyarakat, dan
bagaimana situasi sosial atau isu yang berkembang di masyarakat
mengenai lingkungan dan teknologi mempengaruhi perkembangan
sains dan teknologi yang, memberikan sumbangan terbaru bagi ilmu
pengetahuan (Robert, 2000).
9
b. Tujuan & Karakteristik Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (STM)
Berdasarkan pengertian STM sebagaimana diungkapkan di
bagian sebelumnya, maka dapat diungkapkan bahwa yang menjadi
tujuan pembelajaran STM adalah untuk menghasilkan lulusan yang
cukup mempunyai bekal pengetahuan sehingga mampu mengambil
keputusan penting tentang masalah-masalah dalam masyarakat dan
sekaligus dapat mengambil tindakan sehubungan dengan keputusan
yang diambilnya (Purwanto, 2008).
Salah satu tujuan dari pembelajaran STM adalah agar sekolah
mengacu pada kurikulum yang dikaikan dengan masalah-masalah
sehari-hari yang ada di masyarakat sebagai dampak dari penerapan
teknologi.Menempatkan pembelajaran sains dalam suatu konteks
lingkungan dan kehidupan masyarakat yang dikaitkan dengan
teknologi akan membuat sains dan teknologi lebih dekat dan relevan
dengan kehidupan nyata siswa. Sedangkan Menurut Yager tujuan
pembelajaran STM adalah sebagai berikut:
1.) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membandingkan
dan mengkontraskan sains dan teknologi serta menghargai
bagaimana sains dan teknologi memberikan kontribusi pada
pengetahuan dan pengaruh baru.
2.) Memberikan contoh-contoh dari masa lalu dan sekarang
mengenai perubahan-perubahan yang sangat besar dalam bidang
10
sains dan teknologi yang dibawa masyarakat, pertambahan
ekonomi, dan proses-proses politik.
3.) Memberikan/menawarkan pandangan global pada hubungan
sains dan teknologi pada masyarakat, menunjukkan dampaknya
pada pengembangan bangsa dan ekologi bumi (Zhudan, 2006).
Berdasarkan dengan tujuan pembelajaran STM, seperti yang
dikutip oleh La Maronta Golib menyatakan bahwa secara operasional
pembelajaran STM memiliki kararkteristik, yaitu: Diawali dengan isu-
isu/masalah-masalah yang sedang beredar serta relevan dengan ruang
lingkup isi/materi pelajaran dan perhatian, minat atau kepentingan siswa,
mengikutsertakan siswa dalam pengembangan sikap dan keterampilan
dalam pengambilan keputusan serta mendorong mereka untuk
mempertimbangkan informasi tentang isu-isu sains sains dan teknologi,
mengintegrasikan belajar dan pembelajaran dari banyak ruang lingkup
kurikulum, dan memperkembangkan literasi sains, teknologi, dan social.
Pembelajaran STM dalam pembelajaran Biologi khususnya pada
konsep lingkungan merupakan perekat yang mempersatukan sains,
teknologi, dan masyarakat. Isu-isu sosial dan teknologi yang terdapat di
masyarakat merupakan karakteristik kunci dari pembelajaran STM.
Melalui pembelajaran STM, para siswa belajar tentang lingkungan dalam
konteks pemgalaman nyata yang mencakup penerapan sains dan teknologi.
Bentuk korelasi hubungan timbal balik antar unsur-unsur sains-teknologi-
masyarakat dapat dilihat pada gambar berikut:
11
Gambar. 2.1 Interaksi Sains Teknologi Masyarakat
(Sumber : Sadia, 2000)
3. Tahapan pembelajaran STM “Sains Teknologi Masyarakat”
Berdasarkan analisis terhadap penelitian-penelitian yang dilakukan
tampak adanya pola tertentu dari langkah-langkah yang dilakukan dalam
proses pembelajaran. Berikut tahapan model pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (Poedjiadi, 2010: 126)
Gambar 2.2 Bagan Tahapan Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat
Sumber (Poedjiadi, 2010)
Tahap 1 Pendahuluan: inisiasi/invitasi/apersepsi/eksplorasai Kekhasan
dari model ini adalah bahwa pada pendahuluan dikemukakan isu-isu atau
masalah yang ada di masyarakat yang dapat digali dari siswa, tetapi
12
apabila guru tidak berhasil memperoleh tanggapan dari siswa dapat saja
dikemukakan oleh guru sendiri. Tahap ini dapat disebut dengan inisiasi
atau mengawali, memulai dan dapat pula disebut tahap invitasi yaitu
undangan agar siswa memusatkan perhatian pada pembelajaran.
Apersepsi dalam kehidupan juga dapat dilakukan, yaitu mengaitkan
peristiwa yang telah diketahui siswa dengan materi yang akan dibahas,
sehingga tampak adanya kesinambungan pengetahuan. Pada tahap
pendahuluan guru juga dapat melakukan eksplorasi terhadap siswa. Pada
awalnya isu atau masalah dikemukakan kepada siswa agar siswa berpikir.
Tahap 2 Pembentukan/pengembangan konsep: Tahap
pembentukan/pengembangan konsep dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan dan metode. Misalnya pendekatan keterampilan proses,
metode demonstrasi, eksperimen di laboratorium, diskusi kelompok dan
bermain peran. Pada akhir tahap 2 diharapkan melalui konstruksi dan
rekonstruksi siswa menemukan konsep-konsep yang benar atau
merupakan konsep para ilmuwan.
Tahap 3 Aplikasi konsep dalam kehidupan : Konsep yang telah dimiliki
oleh siswa pada saat pengembangan konsep dapat diaplikasikan untuk
menyelesaikan masalah atau isu lingkungan serta dikaitkan dengan
perkembangan teknologi dalam masyarakat yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari siswa.
Tahap 4 Pemantapan konsep : Pada tahap pemantapan konsep guru
perlu meluruskan jika ada miskonsepsi yang dialami siswa pada saat
13
pembelajaran dan memberikan penekanan pada konsep-konsep esensial
yang harus dipahami siswa.
Tahap 5 Penilaian: Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan tes untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran (Poedjiadi.2010)
Poedjiadi (2010: 131) mengatakan bahwa terdapat enam ranah
dalam model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat antara lain: 1)
Konsep, fakta generalisasi diambil dari bidang ilmu tertentu dan
menunjukkan kekhasan masing-masing bidang ilmu, 2) Proses diartikan
cara dalam memperoleh konsep dalam bidang ilmu tertentu, 3) Kreativitas
meliputi kelancaran fleksibilitas, originalitas, elaborasi, dan sensitivitas,
4) Aplikasi konsep dalam kehidupan sehari-hari, 5) Sikap meliputi adanya
kebesaran Tuhan, menghargai hasil penemuan ilmuwan dan penemu
produk teknologi, peduli terhadap masyarakat dan memelihara kelestarian
lingkungan, 6) Cenderung untuk ikut melakukan tindakan nyata apabila
terjadi sesuatu dalam lingkungan.
4. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang mencakup ranah kognitif, efektif dan psikomotorik
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pengertian tentang hasil belajar
sebagaimana diuraikan di atas dipertegas oleh Nawawi dalam K. Brahim
(2007: 39) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat doartikan sebagai
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah mata pelajaran (Ahmad, 2013).
14
Hasil Belajar adalah perubahan perilaku individu secara
keseluruhannya yang mencakup aspek kognitif, efektif dan psikomotorik.
(Surya, 2003:25). Jadi, hasil belajar atau sering disebut prestasi belajar
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, atau diciptakan
secara individu maupun kelompok (Ibrohim, 2918:18)
Menurut Leonard dalam Ai Solihah (2016: 46) menyatakan bahwa
hasil belajar adalah kegiatan yang berhhubungan dengan perubahan
tingkah laku manusia, yang diakibatkan oleh pengalaman. Hal tersebut
diperoleh dari pengetahuan, perilaku dan keterampilan, melalui jalan
latihan yang senantiasa dilandasi oleh itikad dan tujuan tertentu.
a. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan
beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar yaitu berasal
dari dalam diri orang yang belajar maupun dari luar dirinya (Dalyono,
1997).
1.) Faktor Internal (dari dalam diri)
a.) Kesehatan. Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang
selalu tidak sehat dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk
belajar. Demikian pula jika kesehatan rohani kurang baik,
dapat mengganggu atau mengurangi semangat belajar.
b.) Intelegensi dan Bakat. Bila seseorang mempunyai intelegensi
dan bakatnya ada dalam bidang yang dipelajari maka proses
belajarnya akan lancar dan sukses bila dibandingkan dengan
15
orang yang memiliki bakat saja tetapi intelegensinya rendah.
Demikian pula jika dibandingkan dengan orang yang
intelegensinya tinggi tetapi bakatnya tidak ada dalam bidang
tersebut, orang berbakat lagi berintelegensi tinggi biasanya
orang yang sukses dalam kariernya.
c.) Minat dan Motivasi. Minat belajar yang besar cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar
yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Seseorang yang belajar dengan motivasi yang kuat, akan
melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-
sungguh.
d.) Cara Belajar. Cara belajar seseorang juga mempengaruhi
pencapaian hasil belajarnya. Belajar tanpa memperhatikan
teknik seperti bagaimana caranya membaca, mencatat,
menggarisbawahi, membuat ringkasan, apa yang harus
dicatat dan sebagainya akan memperoleh hasil yang kurang
memuaskan.
2.) Faktor Eksternal (dari luar diri)
a.) Keluarga. Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta
famili yang menjadi penghuni rumah. Faktor orang tua sangat
besar pengaruhnya terhadap keberhasilan anak dalam belajar.
b.) Sekolah. Keadaan sekolah tempat belajar turut
mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru,
16
metode mengajarnya, keadaan fasilitas di sekolah turut
mempengaruhi keberhasilan belajar anak.
c.) Masyarakat. Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi
belajar. Bila di sekitar tempat tinggal keadaan
masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan,
hal ini akan mendorong anak lebih giat belajar.
d.) Lingkungan Sekitar. Keadaan lingkungan yang sepi dengan
iklim yang sejuk akan menunjang proses belajar.
5. Konsep Pembelajaran Perubahan Lingkungan
Lingkungan terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik,
komponen biotik berada dalam komposisi yang proposional dengan
komponen abiotik. Contoh lingkungan alami seimbang adalah hutan, hutan
tumbuhan sebagai produsen ada dalam jumlah yang mencukupi untuk
perlindungan dan makan bagi konsumen tingkat pertama seperti burung
pemakan tumbuhan, rusa dan monyet. Hewan konsumen tingkat pertama
berada dalam jumlah yang mencukupi untuk kehidpan konsumen tingkat
kedua misalnya harimau, musang dan ular. Kemampuan hutan mendukung
kelangsungan hidup kelangsungan hidup harimau dengan adanya hewan
mangsa adalah contoh kemampuan lingkungan mendukung kehidupan
berbagai makhluk hidup di dalamnya, bertambah kembali rusa setelah
berkurangnya pemburuhan adalah contoh daya lenting lingkungan atau
kemampuan lingkungan untuk pulih kembali pada keadaan seimbang jika
mengalami perubahan atau gangguan.
17
Lingkungan memiliki daya dukung lingkungan. Daya dukung
lingkungan merupakan kamampuan lingkungan untuk mendukung
kelangsungan hidup suatu ukuran jumlah individu dari satu spesies. Di
samudera, keberadaan populasi ikan menipis akibat penangkapan yang
berlebihan, aktivitas ini mendorong lebih banyak spesies menuju
kepunahan.
Gambar 2.3. Akibat kepadatan lingkungan
Lingkungan yang tepat dan sesuai akan dapat menunjang segala
kehidupan organisme yang berada di dalamnya. Untuk kelangsungannya,
suatu sistem harus memelihara kerja setiap komponen yang menyusun
sistem tersebut. Kepincangan kerja suatu komponen menyebabkan tidak
seimbangnya sistem tersebut. Hilangnya satu komponen dapat
menghancurkan keseimbangan sistem.
Perubahan lingkungan dapat terjadi oleh aktivitas manusia atau
kejadian alam, seperti letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dan
longsor. Perubahan yang ditimbulkan oleh aktivitas manusia dapat bersifat
positif artinya bermanfaat bagi kesejahteraan manusia dan lingkungan,
18
sedangkan bersifat negatif dapat merugikan bagi kehidupan manusia,
seperti limbah dan pencemaran lingkungan.
a. Perubahan lingkungan karena aktivitas manusia
Perubahan lingkungan dapat terjadi karena aktivitas manusia.
Aktivitas manusia yang dapat merubah lingkungan, contohnya penebangan
hutan, pembangunan, dan penggunaan bahan-bahan kimia yang akhirnya
dapat merugikan manusia itu sendiri.
1.) Penebangan hutan
Penebangan pohon-pohon di hutan tanpa perhitungan akan
menimbulkan berbagai akibat saling berkaitan, antara faktor biotik dan
abiotik. Hilangnya pohon akan menyebabkan tanah menjadi terbuka
dan terkena sinar matahari secara langsung. Hal ini mempengaruhi
proses fisiologi tumbuhan. Tumbuhan yang masih ada umngkin dapat
bertahan dengan perubahan suhu tersebut, atau akan mengalami
kematian. Mungkin pula diikuti dengan punahnya jenis hewan yang
memerlukan tumbuhan tersebut.
Gambar 2.4. Penebangan hutan
19
Jika turun hujan lebat pada tanah yang terbuka tersebut, air
hujan akan jatuh secara langsung ke lapisan atas tanah yang memiliki
kesuburan tinggi (humus). Tidak adanya tumbuhan yang dapat menahan
air hujan mengakibatkan air tidak dapat meresap ke dalam tanah. Hal
ini dapat mengakibatkan banir yang membahayakan manusia. Selain
itu, aliran air akan mengikis lapisan tanah yang subur. Hilangnya
kesuburan tanah akan mengurangi populasi cacing tanah. Kurangnya
resapan air di dalam tanah juga akan menimbulkan kekeringan pada
musim kemarau.
2.) Pembangunan
Pembangunan banyak mendatangkan keuntungan. Akan tetapi,
jika pembangunan itu dilaksanakan tidak memperhatikan lingkungan,
akan menimbulkan dampak negatif. Sebagai contoh, pembangunan
pengembangan sumber air dapat menimbulkan masalah yang cukup
rumit. Misalnya, timbulnya habitat baru bagi berbagai vektor penyakit,
seperti nyamuk yang menjadi vektor malaria dan demam berdarah.
Gambar 2.5. Pemukiman padat
20
3.) Penggunaan pestisida
Penggunaan pestisida dimaksudkan untuk mematikan makhluk-
makhluk yang tidak dikehendaki keberadaannya pada ladang pertanian
atau tempat lain, seperti serangga, tanaman pengganggu, jamur, tikus
dan bakteri. Akan tetapi, pestisida dapat menimbulkan pencemaran.
Pestisida dapat terakumulasi dalam tubuh tumbuhan, hewan dan
manusia bahkan sampai pada sungai dan tanah. Pestisida sulit terurai,
tetapi mudah larut ke dalam lemak, dan mudah diikat jaringan lemak.
Pestisida dapat berpindah dari satu organisme ke organisme lain melalui
suatu rantai makanan.
b. Perubahan lingkungan akibat faktor alam
Perubahan lingkunngan karena faktor alami disebabkan oleh
bencana alam. Bencana alam tersebut, seperti banjir, gempa bumi dan
gunung meletus.
Gambar 2.6. Kerusakan lingkungan akibat gempa bumi
21
Gambar 2.7. Kerusakan lingkungan akibat gunung meletus
c. Limbah dan Pencemaran Lingkungan
Limbah merupakan sisa atau sampah suatu produksi. Limbah dapat
menjadi bahan pencemaran atau polutan di suatu lingkungan. Pencemaran
adalah perubahan yang tidak di inginkan pada lingkungan yang meliputi
udara, darat dan air baik secara fisik, kimia maupun biologi dan polutan
adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran terhadap
lingkungan baik pencemaran udara, tanah dan air, makhluk hidup, zat
energi atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya tatanan
lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam.
d. Jenis-jenis limbah
Limbah terdiri dari beberapa jenis, tergantung dari mana limbah
tersebut berasal. Setiap jenis limbah memiliki kemampuan merusak
lingkungan yang berbeda-beda. Berikut adalah jenis limbah yang dapat
menyebabkan pencemaran.
1.) Limbah industri
Limbah industri merupakan salah satu penyebab terjadinya
kerusakan lingkungan. Umumnya limbah industri ini berasal dari
22
pabrik-pabrik yang membuang sisa limbahnya ke sungai dan asap-asap
hasil pembakaran produksi.
Gambar 2.8. Limbah industri cair
2.) Limbah transportasi
Limbah tansportasi berasal dari kendaraan bermotor. Limbah
yang dihasilkannya beurpa asap buangan karbon monoksida (CO).
Limbah transportasi ini dapat menyebabkan polusi udara.
Gambar 2.9. Limbah transportasi
3.) Limbah rumah tangga
Limbah tumah tangga umunya berupa sampah, baik anorganik
maupun organik. Sampah organik yang berasal dari limbah rumah tangga
berupa potongan kayu, dedaunan, dan sayur-sayuran. Limbah organik
23
yang dibuang ke air dapat mengganggu kehidupan di dalam air. Limbah
yang berupa sampah ini dibusukkan oleh bakteri sehingga oksigen
berkurang dan kehidupan organisme air terganggu.
Sampah anorganik yang merupakan limbah rumah tangga dapat
berupa plastik, kaleng, dan botol. Sampah anorganik oleh penduduk yang
paling sering dibuang, yaitu detergen. Detergen jika dibuang ke perairan
sangatlah berbahaya sebab tidak dapat diuraikan secara alami.
Pencemaran yang ditimbulkan ini dapat mencemari tanah, udara,
dan air. Limbah rumahtangga seperti plastik, jika dibuang ke tanah atau air
memerlukan waktu yang cukup lama agar dapat terurai.
Gambar 2.10. Limbah rumah tangga
4.) Limbah pertanian
Limbah pertanian umumnya berasal dari pupuk yang berlebihan.
Pupuk yang berlebihan ini akan terbawa air menuju sungai. Hal tersebut
dapat mengakibatkan blooming algae. Blooming algae adalah
pertumbuhan alga yang cepat akibat peningkatan kadar nutrien yang cepat
dalam suatu perairan (eutrofikasi).
e. Penanganan Limbah
Banyak jenis limbah yang ada disekitar kita, seperti limbah
yang berasal dari rumaH tangga, industri, dan pertanian. Limbah-limbah ini
24
jika dibuang ke lingkungan akan menimbulkan pencemaran yang dapat
membahayakan organisme lain. Jenis limbah yang dihasilkan dapat berupa
limbah cair dan limbah padat. Agar limbah ini tidak menimbulkan
pencemaran dan membahayakan organisme lain, diperlukan penanganan yang
tepat.
Penerapan sistem 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) menjadi salah satu
solusi dalam menjaga lingkungan di sekitar kita yang murah dan mudah
untuk dilakukan. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih
dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce
berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan recycle
berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk
baru yang bermanfaat (Chambell, 2008).
6. Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang pendekatan STM “Sains Teknologi Masyarakat”
telah banyak peneliti yang meneliti sebelumnya tentang topik yang relevan
dengan penelitian ini. Berikut pengkajian yang relevan dengan model
pembelajaran yang digunakan peneliti pada penelitian ini. Penelitian yang
dilakukan oleh Najmun Majas yang juga menjadi salah satu reverensi saya,
yaitu tentang “Pengaruh Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Terhadap Keterampilan Proses Sains Pada Materi Termokimia Siswa Kelas
XI Sman 1 Simpang Kiri” dengan teknik penelitian yang hamper sama yaitu
dengan menggunakan pretest-posttest. Bedanya penelitian ini juga
mempertimbangkan minat siswa terhadadap pembeljaran menggunakan
pendekatan STM ini. Adapun hasil yang dapat di simpulkan dari penelitian
25
ini adalah Aktivitas siswa terhadap pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat (STM) terhadap keterampilan proses sains pada materi
termokimia di kelas eksperimen pada pengamat I diperoleh persentase
sebanyak 87,5%, sedangkan siswa yang belajar dengan pembelajaran
konvensional pada penagamat II memperoleh 60%. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa dalam belajar lebih efektif pada pengaruh
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) terhadap keterampilan
proses sains, dibandingkan dengan aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan
pembelajaran konvensional.
Penelitian berikutnya adalah penelitian yang dlakukan oleh
Syarifuddin yang berjudul “Penerapan Pendekatan Pembelajaran STM Materi
Sumberdaya Alam dan Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD Negeri I Labuan Lobo Tolitoli”. penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk
memberikan informasi bagaimana tindakan yang tepat untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Sehingga penelitian ini difokuskan pada tindakan-
tindakan sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar IPA. Adapun
kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah Hasil belajar materisumber daya
alam dan lingkungan pada siswa kelas IV SDN I Labuanlobo Tolitoli
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya yaitu pada siklus 1 siswa yang
tuntas belajar sebanyak 9 siswa atau 45%, sedangkan siswa yang belum
tuntas belajarnya sebanyak 11 orang atau 55%. Pada pada siklus 2 siswa
yang tuntas belajar sebanyak 11 siswa atau 90%, sedangkan siswa yang
belum tuntas belajarnya sebanyak 2 orang atau 10%. Dengan demikian
26
penerapan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan STM dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan
oleh Umi Pratiwi dan Nurhidayati yang berjudul “Penerapan Sains
Teknologi Masyarakat (STM) Untuk Peningkatkan Kemampuan
Pedagogik Guru Dan Calon Guru Paud Kec. Panjer Kab. Kebumen”
penelitian ini menngunakan motede yang langsung menerepakan STM
dalam proses penelitiannya, ada tiga tahapan yang dilakukan yaitu tahapan
pertama adalah tahap explorasi, kemudian tahap kedua adalah pemberian
materi, dan tahap ketiga adalah evaluasi. Adapun kesimpulan dari
penelitian ini adalah Penerapan STM (Sains Teknologi Masyarakat)
mampu menambah kompetensi guru PAUD sebesar 30%. Kemampuan
guru PAUD tertinggi dalam menerapakan slide presentasi dalam
pembelajaran. Kemampuan menggunakan TIK dalam penulisan karya
ilmiah (jurnal, paper, makalah, dll) sebesar 69,50%. 4. Mengetahui dan
melakukan berbagai eksperimen sains untuk pembelajaran PAUD
dipadukan dengan TIK sebesar 68,17%.
B. Kerangka Berpikir
Pemilihan sekolah SMA Negeri 8 Gowa dilakukan karena peneliti
mengenal dengan baik kondisi dan keadaan yang ada di lingkungan sekolah
tersebut baik dari eksternal maupun internalnya. Setelah peneliti mengadakan
observasi awal secara langsung peneliti menemukan beberapa masalah salah
satunya adalah masih banyaknya siswa yang tidak memenuhi nilai KKM (75)
pada pembelajaran biologi.
27
Observasi awal yang dilakukan di SMA Negeri 8 Gowa dilakukan
pada kelas X IPA. diperoleh informasi kegiatan belajar mengajar konsep
lingkungan mendapati, dimana siswa hanya terfokus dengan penemuan
jawaban dari gadget tanpa melakukan proses pembelajaran yang harusnya
diterapkan. Ini berdampak pada interaksi guru dengan siswa cenderung searah
dan hampir semua siswa mengalami kesulitan belajar. Terbukti dengan hampir
70% siswa belum mampu mencapai nilai standar KKM (75) pada konsep
materi pembelajaran Lingkungan ini. Masalah-masalah dalam kehidupan
sehari-hari yang dihadirkan guru belum mampu menarik minat siswa untuk
mendiskusikannya karena keterbatasan waktu yang dialokasikan. Hal ini
menunjukkan bahwa pemahaman siswa masih perlu ditingkatkan.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan
pembelajaran agar efektif adalah melakukan pembelajaran konsep materi
lingkungan dengan menggunakan pendekatan sains teknologi dan masyarakat
(STM). Strategi pembelajaran dengan pendekatan ini menuntut Guru untuk
memberikan materi pembelajaran dengan model Inkuiri dan discovery, dimana
siswa di hadapkan dengan penyelasaian masalah atau isu-isu yang terjadi di
masyarakat dengan konsep sains dan teknologi ataupun sebaliknya. Sehingga
siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan mempunyai nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak dalam lingkungan
sekitar dan kehidupan sehari-harinya. Dalam pendekatan ini siswa diajak
untuk meningkatakan kreativitas, sikap ilmiah, menggunakan konsep dan
proses sains dalam kehidupan sehari-hari.
28
Dengan menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan STM
“Sains Teknologi dan Masyarakat” diharapkan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa, Sehingga siswa memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
mempunyai nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan
bertindak dalam lingkungan sekitar dan kehidupan sehari-harinya. Serta siswa
akan lebih mudah mencerna materi yang di ajarkan karena pendekatan ini
menuntut siswa yang saat ini berada di generasi milenial untuk menggunakan
teknologi sebaik-baiknya.
Gambar Bagan. 2.11 Kerangka Berpikir
Permasalahan pada proses pembelajaran di SMA Negeri 8 Gowa,
dimana kurangnya hasil belajar siswa pada konsep materi
lingkungan Karena metode yang digunakan guru monoton dan
kurang bervariasi
Guru kiranya memberikan pembelajaran yang efektif dan inovatif
kepada siswa
Penggunaan pendekatan STM “Sains Teknologi dan Masyarakat”
dalam proses pembelajaran konsep lingkungan kelas X IPA
Dengan menggunakan model pembelajaran dengan pendekatan STM
“Sains Teknologi dan Masyarakat”diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa.
29
C. Hipotesa
Berdasarkan teori dan kerangka pikir diatas, maka perumusan hipotesis
dari penelitian ini yaitu ada pengaruh yang di timbulkan dari menerapan
pendekatan STM (Sains Teknologi dan Masyarakat) yaitu dengan
meningkatnya hasil belajar konsep lingkungan pada siswa kelas X MIPA
SMA Negeri 8 Gowa.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif,
karena menggunakan data-data numerik yang dapat diolah dengan metode
statistik. Jenis penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian
eksperimen, yang berupa Quasi Eksperimental Design dengan menggunakan 2
kelas dengan pembagian 2 kelompok belajar. Satu kelas sebagai kelompok
kontrol dan satu kelas sebagai kelompok pembanding, kelompok pembanding
untuk melihat hasil belajar siswa.
Penelitian quasi eksperimen design ini, desain penelitian yang
digunakan adalah “The nonequivalent control grup design”. Sebelum proses
belajar dimulai dilakukan tes awal (pretest) untuk kedua kelompok, dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan konsep siswa. Kemudian setelah
akhir penelitian (selesai peretemuan pokok bahasan) diadakan tes akhir
(posttest) dengan butir yang sama pada kedua kelompok. Dalam hal ini teknik
yang digunakan adalah pembelajaran STM. Setelah mendapatkan data,
kemudian dianalisa untuk mengetahui apakah penggunaan pembelajaran STM
dalam pengajaran biologi berpengaruh terhadap keterampilan proses sains
pada materi lingkungan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian Quasi eksperimen
ini adalah desain nonequivalent control group design. Kedua kelompok
sampel diberikan pretest untuk mengetahui atau mengukur kemampuan
30
31
sebelum dilakukan perlakuan. Setelah diberikan perlakuan dengan variabel
berbeda, dilakukan posttest untuk mengetahui pengaruh perbedaan perlakuan
terhadap kedua kelompok sampel. Kelompok eksperimen maupun kontrol
tidak dipilih secara random pada desain ini, desain penelitian dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar. 3.1 Tabel desain penelitian
(Sumber, Sugiyono (2018 : 79)
Keterangan
O1 : Pengukuran awal pada kelompok eksperimen
O2 : Pengukuran akhir pada kelompok eksperimen
O3 : Pengukuran awal pada kelompok kontrol
O4 : Pengukuran akhir pada kelompok kontrol
X : Pendekatan STM “Sains Teknologi Masyarakat”
C. Lokasi Penelitian dan Waktu
1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian berada di SMA Negeri 8 Gowa yang berada di
Jl. Poros malino KM 8, Kelurahan Romangpolong, Kecamatan
Bontomarannu Kabupaten Gowa.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 1 bulan mulai bulan
Desember- Januari semester genap tahun ajaran 2019/2020.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA
Negeri 8 Gowa ajaran 2019/2020. Sedangkan populasi terjangkau dalam
O1 X O2
O3 O4
32
penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMA Negeri 8 Gowa kelas X
MIPA tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah 140.
Kelas Jumlah Siswa (Orang)
X MIPA 1 35
X MIPA 2 35
X MIPA 3 35
X MIPA 4 35
Jumlah 140
Tabel 3.2 Populasi Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 8 Gowa
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 8 Gowa
2. Sampel
Adapun penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
jenis Non Probability Sampling dimana jenis sampel ini adalah tehnik
pengambilan sampel yang tidak dipilih secara acak dan tidak memberi
peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2018:84).
Tehnik Non Probability Sampling yang dipilih yaitu dengan
Sampling Porposive tehnik penentuan sampel ini yaitu dengan
pertimbangan pembagian kelas di SMA 8 Gowa berdasarkan dengan
sistem scoring sehingga populasi tidak homogen. Dalam penelitian ini
kelas yang diambil sebagai kelas eksperimen adalah kelas X MIPA 1
dengan jumlah siswa 35 orang dan sebagai kelas kontrol adalah kelas IPA
2 dengan jumlah siswa 35 orang. Dimana kedua kelas tersebut biasa
dikategorikan kelas dengan kemampuan siswa yang hampir setara.
Diharapkan sampel yang terpilih merupakan sampel yang dapat mewakili
dari keseluruhan populasi yang ada di SMA Negeri 8 Gowa.
33
NO Kelompok Kontrol Jumlah Siswa
(Orang)
1 Eksperimen X MIPA 1 35
2 Kontrol X MIPA 2 35
Jumlah 70
Tabel 3.3 Sampel Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 8 Gowa
Sumber: Dokumentasi SMA Negeri 8 Gowa
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X atau variabel
bebas (independent variable), yaitu pembelajaran STM dan variabel Y
atau variabel terikat (dependent variable), yaitu hasil belajar siswa kelas X
IPA pada pembelajaran biologi konsep materi lingkungan.
2. Instrumen Penelitian
Untuk kebutuhan dan analisis data di lapangan, maka penulis
menggunakan instrumen penelitian berupa :
a. Observasi aktivitas siswa
Observasi adalah proses penghimpunan data yang dilakukan
dengan cara pengamatan dan wawancara langsung terhadap suatu
gejala yang sedang teliti. Observasi dilakukan dengan mengamati
aktivitas siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Selama
34
proses kegiatan belajar mengajar dan wawancara langsung dengan
subjek yang terlibat dalam penelitian ini.
b. Tes
Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan
penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau
serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan atau perintah-
perintah (yang harus dikerjakan) oleh siswa sehingga dapat dihasilkan
nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi test. Dalam
penelitian ini, tes diberikan sebanyak dua kali yaitu tes awal (pree-test)
dan tes akhir (post-test). Tes awal merupakan tes yang dilaksanakan
sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Tes ini
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi lingkungan. Adapun tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting
sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh para peaerta didik.
F. Prosedur Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini di bagi tiga tahap, yaitu:
1. Tahap persiapan
a. Melakukan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk
mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan diteliti. Yaitu
di SMA Negeri 8 Gowa.
b. Permintaan izin kepada pihak sekolah SMA Negeri 8 Gowa.
35
c. Menyusun perangkat pembelajaran berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), materi ajar, serta instrumen-instrumen yang akan
digunakan selama proses pengambilan data.
d. Membuat persiapan mengajar dengan pembelajaran Pendekatan STM
“Sains Teknologi Masyarakat”.
2. Tahap pelaksanaan
Melakukan proses pembelajaran untuk kelas sampel pada semester
ganjil tahun ajaran 2019/2020, yaitu pembelajaran dengan menggunakan
Pendekatan STM “Sains Teknologi Masyarakat”pada kelas X IPA 2
sebagai kelas eksperimen dan pembelajaran metode konvensional
(ceramah) pada kelas X IPA 1 sebagai kelas kontrol.
3. Tahapan pembelajaran STM “Sains Teknologi Masyarakat”
Berdasarkan analisis terhadap penelitian-penelitian yang dilakukan
tampak adanya pola tertentu dari langkah-langkah yang dilakukan dalam
proses pembelajaran. Berikut tahapan model pembelajaran Sains
Teknologi Masyarakat (Poedjiadi, 2010: 126)
36
Gambar 3.2 Bagan Tahapan Pembelajaran Sains Teknologi
Masyarakat
Sumber (Poedjiadi, 2010)
Tahap 1 Pendahuluan: inisiasi/invitasi/apersepsi/eksplorasai Kekhasan
dari model ini adalah bahwa pada pendahuluan dikemukakan isu-isu atau
masalah yang ada di masyarakat yang dapat digali dari siswa misalnya
dengan mengajukan pertanyaan tentang apa yang siswa pahami tentang
lingkungan serta masalah-masalah lingkungan di sekitar siswa. Tetapi
apabila guru tidak berhasil memperoleh tanggapan dari siswa dapat saja
dikemukakan oleh guru sendiri yaitu dengan menjelaskan pokok utama
tentang perubahan lingkungan, komponen lingkungan serta isu-isu
masyarakat tentang permasalahan lingkungan (misalnya: limbah sampah
organik di pasar balang-balang atau limbah sampah anorganik di sekolah ).
Tahap ini dapat disebut dengan inisiasi atau mengawali, memulai dan
dapat pula disebut tahap invitasi yaitu undangan agar siswa memusatkan
perhatian pada pembelajaran. Apersepsi dalam kehidupan juga dapat
dilakukan, yaitu mengaitkan peristiwa yang telah diketahui siswa
37
(misalnya aktivitas di pasar balang-balang dan sampah organik yang
dihasilkan, atau aktivitas siswa di sekolah dengan limbah sampah
anorganik yang di hasilkan) dengan materi yang akan dibahas yaitu materi
lingkungan, sehingga tampak adanya kesinambungan pengetahuan. Pada
tahap pendahuluan guru juga dapat melakukan eksplorasi terhadap siswa.
Pada awalnya isu atau masalah dikemukakan kepada siswa agar siswa
berpikir seperti pertanyaan-pertanyaan yang telah di jabarkan di atas..
Tahap 2 Pembentukan/pengembangan konsep: Tahap pembentukan/
pengembangan konsep dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan dan
metode. Misalnya pendekatan diskusi kelompok dan demonstrasi dengan
mengadakan diskusi kelompok (dalam 1 kelompok terdiri 7 orang)
merangkum tentang jurnal-jurnal penelitian ataupun makalah yang
berkaitan dengan keseimbangan lingkungan, pencemaran lingkungan,
limbah, dan daur ulang. Dimana tiap kelompok akan mendapatkan pokok
materi yang berbeda, dengan minimal 4 sumber jurnal penelitian/makalah.
Pada akhir tahap 2 diharapkan melalui konstruksi dan rekonstruksi siswa
menemukan konsep-konsep yang benar atau merupakan konsep para
ilmuwan.
Tahap 3 Aplikasi konsep dalam kehidupan : Konsep yang telah dimiliki
oleh siswa pada saat pengembangan konsep dapat diaplikasikan untuk
menyelesaikan masalah atau isu lingkungan serta dikaitkan dengan
perkembangan teknologi dalam masyarakat yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari siswa. Misalnya dengan mengadakan proyek pengolahan
limbah anorganik (sampah plastik) menjadi barang berguna, ataupun
38
proyek pengolahan limbah organik (sisa tumbuhan) menjadi pupuk
kompos.
Tahap 4 Pemantapan konsep : Pada tahap pemantapan konsep guru
perlu meluruskan jika ada miskonsepsi yang dialami siswa pada saat
pembelajaran dan memberikan penekanan pada konsep-konsep esensial
yang harus dipahami siswa, dengan cara merangkum seluruh aktivitas
proyek yang dilakukan secara individu dalam bentuk rangkuman.
Tahap 5 Penilaian: Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan tes untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran (Poedjiadi.2010)
4. Tahap evaluasi
Melakukan posttest pada akhir penelitian pada semua kelas yang
menjadi sampel peneltian
G. Teknik Analisis Data
Upaya mengetahui bagaimana hasil belajar siswa dalam materi konsep
lingkungan setelah digunakannya pendekatan STM “Sains Teknologi
Masyarakat” pada kelas eksperimen, peneliti melakukan teknik analisis data
dengan teknik analisis data statistik deskriptif dan teknik analisis data statistik
inferensial.
1. Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif membahas cara cara pengumpulan, peringkasan,
penyajian data sehingga diperoleh informasi yang lebih mudah dipahami
(Muchson, 2017). Teknik ini mendeskripsikan data yang sudah ada dan
disajikan dalam bentuk tabel, diagram, grafik, atau disajikan dalam bentuk
lainnya beserta uraian uraian singkat.
39
Pada teknik analisis data ini yang dianalisis adalah hasil belajar siswa,
untuk mengelompokkan tingkat hasil belajar yang diperoleh siswa,
menggunakan pedoman yang telah ditetapkan oleh Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan Tahun 2017 yaitu sebagai berikut:
Interval Nilai Predikat Keterangan
93-100 A Sangat Baik
84-92 B Baik
75-83 C Cukup
<75 D Kurang
Tabel 3.4 Interval Nilai dan Predikat untuk Penguasaan Materi
Sumber: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017
Kriteria keberhasilan siswa dikatakan tuntas belajar jika memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75. Dapat dilihat pada tabel berikut:
Nilai Hasil Belajar Kategori
< 75 Tidak tuntas
≥ 75 Tuntas
Tabel 3.5 Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Sumber: (Dokumen SMAN 8 Gowa)
Uji Normalitas Gain (N-Gain) berguna untuk mengetahui perbandingan
antara nilai Pretest dan Posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang
juga untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan
siswa setelah peroses belajar. Kemudian dilanjutkan dengan Uji Independent
Sampel T-Test SPSS 25.. adapun kategori untuk nilai N-Gain dapat dilihat
pada tabel berikut :
Skor N-Gain Kategori
Nilai G ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ Nilai G ≤ 0,70 Sedang
0,00 < Nilaai G < 0,30 Rendah
Tabel 3.6 Kategori Nilai Uji Normalitas Gain Sumber : (Hake,R dalam Nurfadilah 2015)
40
2. Teknik Analisis Data Statistik Inferensial
Statistik Inferensial membahas mengenai cara menganalisis data serta
mengambil kesimpulan (berkaitan dengan estimasi parameter dan pengujian
hipotesis). Metode ini sering disebut statistika induktif karena kesimpulan
yang ditarik berdasarkan pada informasi dari sebagian data saja. Pada teknil
analisis data statistik inferensial, peneliti menggunakan bantuan software
SPSS 25. Uji yang digunakan yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji
hipotesis (Muchson, 2017).
a. Uji normalitas
Uji normalitas merupakan uji prasyarat tentang kelayakan data
untuk dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik atau non
parametrik. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui sampel yang teliti
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan aplikasi SPSS 25. Uji normalitas Kolmogorov-Smirnov
dengan ketentuan signifikan >0.05 maka data dikatakan berdistribusi
mormal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok siswa (eksperimen dan kontrol) dalam penelitian berasal dari
populasi yang homogen atau heterogen. Uji homogenitas dilakukan
dengan menggunakan aplikasi SPSS 25 dari hasil analisis pada tabel
Levene’s Test of Equality of Error Variances yaitu signifikan >0.05 maka
data bersifat homogen.
41
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesisi ini dilakukan untuk mengetahui dugaan
sementara yang dirumuskan kedalam hipotesis penelitian menggunakan
uji dua pihak dengan derajat kesalahan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebesar 5% atau α = 0,05. Uji hipotesis dalam penelitian ini
menggunakan program SPSS 25 yaitu teknik Independent Sample t Test,
teknik ini digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari dua
kelompok data/sampel yang independen atau tidak berhubungan.
Menurut Sugiono:2018 Uji hipotesis dilakukan dengan cara
perhitungan sehingga pada setiap rumus masalah dapat ditemukan
jawabannya secara kuantitatif Uji ini dilakukan untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan sebelum dan setelah diberikan perlakuan.
Dalam hipotesis ada H1 (adanya pengaruh penelitian) dan H0 (tidak
adanya pengaruh penelitian). Taraf signifikan yang digunakan adalah ɑ
= 0,05. Jika nilai sig>ɑ , maka H0 diterima. Namun, jika nilai sig<ɑ
maka H0 ditolak dan H1 di terima.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Data yang dikumpulkan penulis dalam penelitian ini yaitu berupa
data hasil belajar siswa. Untuk memperoleh data hasil belajar biologi siswa,
maka diberikan tes berupa soal yang berbentuk pilihan ganda sebanyak 30
nomor soal. Semua data yang diperoleh melalui instrument penelitian
dianalisis untuk menjawab pertanyaan peneliti yang ada pada rumusan
masalah. Jawaban atas pertanyaan- pertanyaan tersebut dapat diperoleh
dengan menganalisis data secara deskriptif dan inferensial.
1. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif dilakukan dengan menggunakan
bantuan SPSS versi 25. Analisis statistik deskriptif dilakukan untuk
mengetahui nilai rata-rata hasil belajar siswa, interval kelas, standar
deviasi, nilai maksimum dan nilai minimum.
a. Hasil belajar perubahan lingkungan Siswa kelas eksperimen dan
kelas kontrol
N Nilai
Minimal
Nilai
Maksimal
Rata-Rata Standar
Deviasi
Pretest
Eksperimen
35 30,0 50,0 39,1 5,7
Posttest
Eksperimen
35 73,3 96,6 88,3 6,6
Pretest kelas
kontrol
35 30,0 56,6 40,0 6,6
Posttest
kelas kontrol
35 60,0 93,3 79,9 7,3
Tabel 4.1 Data Hasil Statistik Deskriptif Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
42
43
Berdasarkan tabel 4.1 di atas diperoleh bahwa, penelitian yang
telah dilaksanakan terhadap kelas X MIPA 1 yang berjumlah 35
siswa sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan berupa
pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat) diperoleh hasil
belajar pretest yaitu nilai minimal 30,0, nilai maksimal 50,0, rata-rata
39,1 dengan standar deviasi 5,7 dan hasil belajar posttest yaitu nilai
minimal 73,3, nilai maksimal 96,6, nilai rata-ratanya 86,3 dengan
standar deviasinya 6,6. Sedangkan, penelitian yang telah
dilaksanakan terhadap kelas X MIPA 2 yang berjumlah 35 siswa
sebagai kelas kontrol dengan perlakuan berupa model pembelajaran
langsung diperoleh hasil yaitu hasil deskriptif pretest nilai minimal
30,0, nilai maksimal 56,6, rata-rata 39,7 dengan standar deviasi 6,6.
Sedangkan pada nilai hasil posttest kelas kontrol nilai minimalnya
60,0, nilai maksimal 93,3, nilai rata-ratanya 79,9 dan standar
deviasinya 7,3.
Berdasarkan tabel 4.1 tersebut nilai Posttest dapat dilihat
dengan jelas. Nilai rata-rata siswa kelas eksperimen adalah 88,3 hal ini
menunjukkan bahwa pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori
baik. Sedangkan, dapat dilihat nilai rata- rata pada kelas kontrol
Posttest dapat dilihat dengan jelas nilai rata-rata siswa adalah 79,9 hal
ini menunjukkan bahwa pada kelas kontrol termasuk dalam kategori
cukup berdasarkan interval yang telah ditetapkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2017.
44
Untuk mempermudah mengetahui kategori siswa berdasarkan
skor yang didapat sesuai dengan interval yang telah ditetapkan.
Berikut tabel distribusi frekuensi dan persentasi pretest dan posttest
kelas eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel 4.2.
Nilai
Hasil
Belajar
Kategori
Eksperimen Kontrol
Pretes Postest Pretest Posttest
N % N % N % N %
93-100 Sangat
Baik 0 0 9 25.7 0 0 1 2,9
84-92 Baik 0 0 12 34.3 0 0 8 22,8
75-83 Cukup 0 0 12 34.3 0 0 17 48,6
0-74 Kurang 35 10
0 2 5.7 35 100 9 25.7
Jumlah 35 10
0 35 100 35 100 35 100
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siswa pada Pretest
Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui pada tes awal
(Pretest) bahwa siswa kategori kurang dan tidak tuntas di kelas
eksperimen sebanyak 35 siswa dengan persentase 100%, siswa
dengan kategori cukup, baik dan sangat baik tidak ada seorang siswa
yang memperolehnya. Sedangkan hasil nilai awal di kelas kontrol
pada tes awal (Pretest) semua siswa 35 orang berada pada kategori
kurang dengan persentase 100 %.
Kemudian untuk test akhir (Postest ) di kelas eksperimen
dapat diketahui bahwa siswa kategori kurang dan tidak tuntas
sedangkan siswa dengan kategori cukup, baik dan sangat baik dan
45
termasuk siswa tuntas berturut-turut sebanyak 12 siswa dengan
persentase 34,3,%, 12 siswa dengan persentase 34,3% dan sebanyak 9
siswa dengan persentase 25,7%. Sedangkan pada kelas kontrol siswa
kategori kurang dan tidak tuntas sebanyak 9 siswa dengan persentase
25,7%, siswa dengan kategori cukup, baik dan sangat baik dan
termasuk siswa tuntas berurut sebanyak 17 siswa dengan persentase
48,6%, 8 siswa dengan persentase 22,8% dan 1 siswa yang
memperolehnya dengan presentase 2,9%. Untuk lebih mengetahui
mengenai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) berdasarkan interval
nilai di atas maka dapat dilihat pada tabel 4.3.
Nilai
Hasil
Belajar
Eksperimen Kontrol
Pretest Posttes Pretes Posttes
Kategori N kategori N Kategori N kategori N
˂75 Tidak
tuntas
35 Tidak
tuntas
2 Tidak
tuntas
35 Tidak
tuntas
9
≥ 75 Tuntas 0 tuntas
33 Tuntas 0 tuntas
26
Jumlah Total
35
35
35
35
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar Siswa pada pretes
Posttest Kelas Eksperimen dan kontrol
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa di kelas
eksperimen pada tes awal (pretest) yang berada di kategori tidak
tuntas sebanyak 35 siswa dan dikelas kontrol terdapat 35 siswa juga
tidak tuntas, dan tidak ada siswa pada kategori tuntas di kelas
eksperimen begitupun di kelas kontrol. Pada tes akhir (posttest) pada
kelas eksperimen siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 siswa, dan
siswa yang tuntas ada 33 orang siswa, sedangkan di kelas kontrol
46
terdapat 9 siswa tidak tuntas dan siswa yang berada dikategori tuntas
sebanyak 26 siswa. Data tersebut menunjukkan bahwa siswa kategori
tuntas pada tes hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa yang tidak tuntas. Berbeda pada kelas kontrol
yang berada di kategori tidak tuntas lebih banyak dibandingkan siswa
yang tuntas.
b. Hasil Belajar eksperimen dengan Pembelajaran STM (Sains
Teknologi Masyarakat) dan kelas kontrol yang diajarkan
menggunakan Model Pembelajaran Langsung.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa kedua
perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol cukup baik dari hasil
belajar siswa. Untuk melihat perbedaan hasil belajar kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada gambar diagram di
bawah ini :
G
a
m
b
a
r
4
.
1
D
iagram batang perbedaan Hasil belajar siswa Kelas
Eksperimen dengan kelas Kontrol pada materi Perubahan
Lingkungan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Kurang Cukup Baik SangatBaik
Eksperimen
Kontrol
frek
ue
Interval Nilai Ketuntasan
47
Diagram batang pada gambar 4.1 dapat dilihat jelas bahwa
kelas kontrol dan eksperimen memiliki hasil yang berbeda, kelas
kontrol siswa dengan jumlah kategori kurang sebanyak 9 siswa
sedangkan pada kelas eksperimen hanya ada 2 siswa. Kelas
eksperimen yang menggunakan pembelajaran STM memiliki hasil
belajar yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran langsung.
c. Uji N-Gain
Uji N-Gain berguna untuk mengetahui perbandingan antara
nilai Pretest dan Posttest pada kelas eksperimen dan kelas control juga
bertujuan untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase
keberhasilan siswa setelah peroses belajar.. Adapun hasil perhitungan
uji N-gain adalah sebagai berikut :
Kelas Niai rata-rata N-gain Kategori
Eksperimen 0,77 Tinggi
Kontrol 0,65 Sedang
Tabel 4.4 hasil uji rata-rata nilai normalitas N-gain
Berdasarkan data di atas, dapat dianalisis bahwa untuk kelas
eksperimen porolehan rata-rata nilai N-gain sebesar 0,77 dan masuk
dalam kategori Tinggi sedangkan untuk kelas kontrol perolehan rata-
rata nilai N-gain sebesar 0,65 dan masuk dalam kategori sedang
sehinga disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki perbedaan pada hasil
belajar.
Adapun nilai selisi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
dapat dilihat pada tabel 4.5:
48
Kelas Selisi Rata-rata
Eksperimen 47,2
Kontrol 39,9
Tabel 4.5 Selisi Kelas Kontrol dan Eksperimen
Jika dilihat dari perhitungan data yang telah didapatkan terlihat
kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan kelas kontrol dengan
selisi nilai rata-rata pretest dan postest kelas eksperimen adalah 47,2
dan selisi nilai rata-rata postest dan pretest kelas kontrol adalah 39,9.
Hasil tersebut di peroleh setelah mendapatkan nilai pretest dan
postest pada kelas eksperimen dan kontrol.
2. Analisis Statistik Inferensial
Statistik inferensial adalah analisis data yang digunakan untuk
menentukan sejauh mana kesamaan antara hasil yang diperoleh dari suatu
sampel dengan hasil yang akan didapat pada populasi secara keseluruhan.
Terdapat beberapa pengujian pada analisis statistik iferensial, yaitu uji
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, uji
homogenitas dengan menggunakan tabel Levene’s Test of Equality , uji
normalitas N-gain dan uji hipotesis dengan menggunakan independent T-
test .
a. Uji normalitas
Sebelum pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan uji
persyaratan analisis terhadap data penelitian. Uji persyaratan pertama
adalah uji normalitas. Pengujian normalitas bertujuan untuk mengetahui
apakah populasi berdistribusi normal. Statis uji yang digunakan dalam uji
49
normalitas adalah Kolmogorov smirnov dengan bantuan softwer SPSS
25. Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
Kelas Nilai Signifikansi
Pretest Eksperimen 0,157
Posttest Eksperimen 0,200
Pretest Kontrol 0,200
Posttest Kontrol 0,200
Tabel 4.6 Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Pretest dan
Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Hasil perhitungan yang diperoleh untuk pretest pada kelas
eksperimen yaitu pembelajaran STM > α (taraf siknivikansi α =0,05)
yaitu 0,157 > 0,05 dan hasil perhitungan yang diperoleh untuk nilai
pretest pada kelas kontrol yaitu 0,200 >0,05 kriteria pengujian adalah
berdistribusi normal jika pvaule> α sehinga disimpulkan bahwa nilai
pretest kedua kelas eksperimen dan kontrol termasuk dalam kategori
normal.
Hasil perhitungan yang diperoleh untuk posttest pada kelas
eksperimen yaitu > α (taraf siknivikansi α =0,05) yaitu 0,200 > 0,05 dan
hasil perhitungan yang diperoleh untuk kontrol yaitu 0,200 > 0,05 kriteria
pengujian adalah berdistribusi normal jika pvaule> α sehinga
disimpulkan bahwa nilai posttest kedua kelas eksperimen dan kontrol
termasuk dalam kategori normal. Untuk selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran.
50
b. Uji homogenitas
Berdasarkan hasil pengujian normalitas populasi, ternyata kedua
kelas baik kelas kontrol mempunyai data yang terdistribusi normal, maka
dilanjutkan dengan uji homogenitas pengujian homonegitas bertujuan
untuk mengetahui v ariansi kedua populasi homogen (sama). Uji
homogenitas dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 25 dari hasil
analisis pada tabel Levene’s Test of Equality of Error Variances. Adapun
hasil yang diuji sebagai berikut:
Statistik Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Sig 0,136 0,136
Taraf Sig (a) 0,05
Kesimpulan Kedua Data Homogen Kedua Data Homogen
Tabel 4.7 Rekapitulasi Uji Homogenitas Pretest dan Posttest
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil analisis data pada tabel Levene’s Test of
Equality of Error Variances, diperoleh hasil perhitungan untuk skor
pretest hasil belajar biologi konsep perubahan lingkungan siswa pvalule
> α (taraf signifikan α =0,05) yaitu 0,372 > 0,05 jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan varians diantara kedua kelompok. Untuk skor
postest hasil belajar biologi konsep perubahan lingkungan siswa pvalue>
α (taraf signifikan α= 0,05) yaitu 0,585 > 0,05. Jadi dapat pula
disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan varians diantara kedua
kelompok. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
51
c. Uji hipotesis
Berdasarkan uji persyaratan statistik, di peroleh bahwa data
terdistribusi normal dan kedua sampel homogen. Oleh karena itu dapat
dilakukan uji hipotesis untuk menjawab hipotesis yang ada. Uji
hipotesis yang dilakukan adalah uji t (independent-sample t test) pada
nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen dean kelas kontrol yang telah
diperoleh sebelumnya.
Untuk mengetahui terdapat atau tidaknya pengaruh hasil belajar
pretest dan posttest pada kelas kontrol dengan perlakuan pembelajaran
langsung dan pada kelas eksperimen dengan perlakuan pembelajaran
dapat dengan melihat nilai sig yaitu.
Αlfa Sig Data Kesimpulan
0,05 0,002 0,002 < 0,05 H1 di terima
Tabel 4.8 Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan tabel 4.8 hasil uji hipotesis dengan menggunakan taraf
siknifikasi (α) yang digunakan adalah 0,05 Pegambilan kesimpulan
hipotesis berdasarkan keretria pengujian, yang jika nilai sig < (α) maka
terdapat pengaruh sedangkan jika nilai sig > (α) maka tidak terdapat
pengaruh. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa nilai sig adalah 0,002
< sehinga dapat di simpulkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran
STM terhadap hasil belajar siswa.
52
Uji
Analisis
Sig.
Eksperimen Kontrol
pre Post pre Post
Normalitas Kolmogorov smirnov 0,157 0,200 0,200 0,200
Homogenitas Levene’s Test
Variance
0,372 0,585 0, 372 0, 585
Hipotesis Independent t-test 0,002 0,002 0,002 0,002
Table 4.9. Tabel Hasil Analisis Inferensial eksperimen
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pada uji
normalitas dengan ketentuan taraf sig α = 0,05 yaitu ˂ α maka data
tersebut normal sedangkan jika nilai analisis data ˂ α maka data tersebut
tidak normal, data eksperimen pretes 0,157 ˂α = 0,05 sedangkan pada
kelas kontrol adalah 0,200 ˂ α = 0,05 maka kedua data tersebut
dikatakan terdistribusi normal.
Pada uji homogenitas dengan ketentuan taraf sig α = 0,05 yaitu
˂ α maka data tersebut homogen sedangkan jika nilai analisis data ˂ α
maka data tersebut tidak homogen, data eksperimen dan kontrol untuk
pretest adalah 0,372 ˂α = 0,05 serta data eksperimen dan kontrol untuk
posttest adalah 0,585 ˂ α = 0,05 maka kedua data tersebut dikatakan
homogen.
Pada uji hipotesis dengan ketentuan sig α = 0,05 yaitu ˂ α
maka tidak ada perbedaan dua model pembelajaran, ˂ α maka terdapat
perbedaan dua model pembelajaran, data eksperimen dan kontrol adalah
0,002 ˂ α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
terhadap penerapan pembelajaran STM dengan model pembelajaran
langsung. Artinya pada kedua kelas tersebut yaitu kelas kontrol dan
53
kelas eksperimen sama-sama memiliki pengaruh setelah dilakukan
pembelajaran namun pada kelas eksperimen memiliki pengaruh terhadap
hasil belajar yang lebih besar dibandingkan kelas kontrol dengan nilai
rata-rata Posttest pada kelas eksperimen adalah 86,3 sedangkan nilai
rata-rata Posttest pada kelas kontrol adalah 79,9. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penerapan pendekatan STM (Sains Teknologi
Masyarakat ) yang diberikan pada kelas eksperimen mempunyai
pengaruh yang lebih besar dibandingkan penggunaan pembelajaran
langsung yang diberikan pada kelas kontrol.
B. Pembahasan
Kondisi kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kontrol
sebelum diberikan perlakuan masih rendah, hal ini dapat dilihat berdasarkan
hasil analisis perolehan data pretest pada kelas eksperimen dimana peneliti
melakukan pengujian analisis statistik deskriptif dengan menggunakan pretest,
dan hasil yang diperoleh peneliti semua siswa tidak memenuhi kriteria standar
kelulusan minimum (KKM) sekolah. Sedangkan pada kelas kontrol
memperoleh data pretest dimana peneliti juga melakukan pengujian analisis
statistik deskriptif dengan menggunakan pretest hasilnya sama, yaitu semua
siswa tidak memenuhi kriteria standar kelulusan minimum (KKM) sekolah.
Dari hasil tersebut, terlihat bahwa hasil prertest pada kedua kelas tersebut
masih rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu belum ada
kesiapan siswa menghadapi pretest, siswa belum mempelajari materi
perubahan lingkungan sebelumnya, dan siswa merasa kesulitan dalam
menerima pembelajaran biologi.
54
Setelah dilakukan proses pembelajaran dan menerapkan model
pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol selesai, maka dilaksanakan
postest untuk mengetahui kondisi kemampuan akhir setelah kedua kelas
diberikan perlakuan yang berbeda. Perolehan hasil postest yang didapatkan
menunjukkan nilai rata-rata dari kelas eksperimen sudah masuk dalam
predikat baik, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol untuk posttest masih
dalam kategori predikat cukup. Sehingga dari perhitungan data yang telah
diperoleh terlihat kelas eksperimen jauh lebih unggul dibandingkan kelas
kontrol, yang juga dapat dilihat pada tabel selisih rata-rata pretest dan postest
kelas eksperimen yaitu 47,2 dan selisi nilai rata-rata postest dan pretest kelas
kontrol yaitu 39,9. Setelah mendapatkan nilai pretest dan postest pada kelas
eksperimen dan kontrol selanjutnya dilakukam uji normalitas gain (N-gain)
untuk mengetahui perbandingan nilai pretest dan posttest pada kelas
eksperimen dan kontrol.
Hasil nilai rata-rata N-gain pada kelas eksperimen masuk dalam
kategori tinggi sedangkan nilai rata-rata N-gain pada kelas kontrol masuk
dalam kategori cukup. Hasil uji N-gain tersebut menunjukkan adanya hasil
yang berbeda didapatkan oleh kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Selanjutnya untuk menjawab hipotesis yang telah ada maka dilakukan uji t
(independent-sampel t test) yang dilakukan pada nilai rata-rata N-gain kelas
eksperimen dan kontrol. Sebelum melakukan uji hipotesis, dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas pada kedua kelas. Hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa data pretest dan postest pada kelas kontrol maupun kelas
eksperimen berdistribusi normal. Begitu juga dengan uji homegenitas
55
menunjukkan bahwa data pretest dan postest pada kelas kontrol maupun
kelas eksperimen bersifat homegen. Hasil uji hipotesis yang dilakukan pada
nilai rata-rata N-gain kelas kontrol dan kelas eksperimen memperoleh nilai
0,002 lebih kecil dari taraf signifikan (α) yaitu 0,05 yang dimana hasilnya
menunjukkan bahwa H1 diterima dan dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh terhadap penerapan pendekatan STM terhadap hasil belajar siswa
pada materi Perubahan lingkungan.
Berdasarkan data keseluruhan tersebut disimpulkan bahwa, hasil belajar
biologi siswa kedua kelas tersebut pada kelas eksperimen lebih unggul
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini dikarenakan pendekatan STM yang
diterapkan di kelas eksperimen dapat mengaktifkan siswa sehingga hasil
belajar yang diperoleh siswa meningkat, karena dalam proses pembelajaran
menggunakan pendekatan STM siswa dituntut memiliki tanggung jawab
terhadap diri sendiri dengan cara mengerjakan tugas secara mandiri serta
mampu berfikir secara sains, untuk tanggungjawab terhadap teman
tugas/proyeknya dapat mengerjakan tugas secara bersama dan mampu
menerima masukan dari teman yang lain. Serta mampu berkomunikasi dan
melatih siswa bagaimana berfikir kritis dan kreatif dalam memecahkan
persoalan materi pembelajaran di kelas maupun persoalan yang sedang terjadi
di masyarakat, juga mampu memberikan pengaruh positif bagi lingkungan
sekitarnya. Dari banyaknya manfaat melalui pendekatan tersebut akan
berujung pada hasil belajar siswa yang lebih baik saling memberi informasi
dan pengetahuan yang bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat
satu sama lain, sehingga dengan pembelajaran yang menarik ini maka hasil
56
belajar siswa pun akan dapat meningkat. Sedangkan pada kelas kontrol, guru
berperan lebih aktif dalam proses pembelajaran sementara siswa hanya
sebagai pendengar untuk menerima materi, pada kelas kontrol guru juga
kurang melibatkan siswa dalam proses belajar mengajar. Hal ini yang
menyebabkan siswa kurang memperhatikan pembelajaran dan siswa akan
merasa cepat bosan dalam proses pembelajaran.
Hasil yang didapatkan oleh penelitian ini sejalan dengan penelitian
yang telah dilakukan oleh Najmun Majas (2016) yaitu tentang “Pengaruh
Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) Terhadap Keterampilan
Proses Sains Pada Materi Termokimia Siswa Kelas XI Sman 1 Simpang
Kiri” dengan teknik penelitian yang hampir sama yaitu dengan menggunakan
pretest-posttest. Adapun hasil yang dapat di simpulkan dari penelitian yaitu
Adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas XI yang diajarkan dengan
pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) terhadap keterampilan
proses sains pada materi termokimia dengan hasil belajar siswa yang belajar
dengan pemebelajaran Konvensional, yang disebabkan oleh penerapan
pendekatan STM ini memicu siswa untuk berfikir lebih kritis, berfikir secara
sains dan kreatif.
57
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pada deskripsi hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa:
1. Terdapat pengaruh pada penerapan pendekatan STM (Sains Teknologi
Masyarakat) terhadap hasil belajar Biologi siswa kelas X MIPA SMAN 8
Gowa pada materi Perubahan lingkungan. Hal ini berdasarkan
pengumpulan dan analisis data melalui pengolahan data yangn diperoleh
dari hasil Uji Independent Samples Test dengan mengunakan taraf
signifikan 0,05 tampak bahwa nilai (sing 2-tailed) 0,002 < 0,05 ini berarti
Hipotesis diterima.
2. Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan maka diperoleh hasil bahwa
hasil belajar konsep perubahan lingkungan pada siswa kelas X MIPA
SMA Negeri 8 Gowa terdapat peningkatan.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka saran yang
dapat diberikan peneliti yaitu:
1. Guru hendaknya dapat meningkatkan mengelolaan kelas yang baik dan
membagi perhatian pada siswa yang kurang dalam melaksanakan
pembelajaran.
57
58
2. Pembelajaran dengan pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat)
dapat digunakan sebagai alternatif model pembelajaran untuk
meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran biologi.
3. Bagi peneliti- peneliti Pendidikan yang tertarik untuk mengadakan
penelitian sejenis, agar dapat meneliti lebih mendalam lagi mengenai
pendekatan STM (Sains Teknologi Masyarakat) dalam mengajarkan
materi biologi.
59
DAFTAR PUSTAKA
Adi, kuncoro. 2012. “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar IPA melalui
Pendekatan Sain Teknologi Masyarakat (STM) Pada Siswa Kelas IV
SD Negeri Karangasem II Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012”. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta. Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Ahmad susanto. 2013. Teori belajar dan pembelajaran di sekolah dasar. Jakarta:
Prenamedia Group
Campbell, N. A. dan Reece, J. B. 2008. Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta:
Erlangga.
Dr. Emzir. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.
Ibnu, Trianto. 2015. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
Konstektual. Jakarta: Prenadamedia.
Ibrohim, A. 2018. Jejak Inovasi Pembelajaran IPS Mengebangkan Profesi Guru
Pembelajar. Yogyakarta: PT. Leutika Nouvalitera.
KEMENDIKBUD. 2014. Konsep dan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
KEMENDIKBUD. 2017. Panduan Penilaian Oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Kementrian Pendidikan
dan Kebudayaan
Majas, Najmun.2016. “Pengaruh Pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat
(STM) Terhadap Keterampilan Proses Sains PAda Materi Termodinamika Siswa
Kelas XI SMAN 1 Simpang kiri”. Skripsi tidak diterbitkan. Banda Aceh.
Universitas Negeri Ar-Raniry Darussalam.
Muchson, M. 2017. Statistik Deskriptif. Bogor: Guepedia.
Nala, Rahmawati. 2018. Hugungan Antara Pengetahuan Lingkungan dengan
Sikap Peduli Lingkungan Siswa Kelas VIII di SMPN 7 Metro Tahun
Ajaran 2017/2018. Skirpi tidak diterbitkan. Bandar Lampung. Universitas
Lampung.
Nurdyansyah, dan Eni Fariyatul Fahyuni. 2016. Inovasi Model Pembelajaran
Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.
Prafita, Finisha. 2015. Hubungan Pengetahuan Lingkungan Hidup dengan
Perilaku Pelestarian Lingkungan dan Kebersihan Lingkungan Sekolah
60
Siswa Kelas XI IPS SMAN 2 Pekalongan Tahun 2015, Skripsi tidak
diterbitkan. Semarang. Universitas Semarang.
Pratiwi, Umi & Nurhidayati. 2016. “Penerapan Sains Teknologi Masyarakat
(STM) Untuk Meningkatkan Pedagogik Guru dan Calon Guru PAUD
Kec. Panjer Kab. Kebumen”. Journal Of Dedicators Community. Vol 1
No. 1. Hal 82-93 Rahman, Abd. 2012. Menuju Guru Profesional dan
Beretika. Yogyakarta:Grha Guru.
Senjaya, wina. 2008. “Strategi Pembelajaran, Berorientasi Standar Proses
Pendidikan”. Jakarta: Kencana Media Grup. Hal. 127
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitattif, Kualitatif Dan R& D. bandung:
alfabeta
Syamsudin, M, Abin. 2003. “Psikologi Pendidikan”. Bandung. Rosda Karya
Remaja
Syarifuddin. 2015. “Penerapan Pendekatan Pembelajaran STM Materi
Sumberdaya alam dan Lingkungan untuk Meningkatkan Hasil Belajar
IPA Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Labuan Lobo Tolitoli”. Jurnal Kreatif
Tadulako. Volime 4, Nomor 10. Halaman 143-151.
Rifa, Fitriani. 2017. Perilaku Peduli Lingkungan Pada Siswa Kelas X SMA
Muhammadiyah 1 Yogyakarta”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Tim Penyusun FKIP Unismuh Makassar.2014. Pedoman Penulisan
Skripsi.Makassar:Panrita Press.
Trianto.2007. “Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik”. Jakarta: Prestasi Pustaka
Trianto, 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan
kontekstual, Jakarta : PT. Kharisma Putra Utama
Udin, S. 2005. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Rineka Cipta.
61
LAMPIRAN A
DATA PENELITIAN
62
A.1 NILAI HASIL PRETEST PENELITIAN KELAS EKSPERIMEN
NO NAMA SISWA L/P
NILAI
KETERANGAN
1 Arya Dwi Saputra L 40 Tidak Lulus
2 Benaya Febriana P 46,6 Tidak Lulus
3 Chacha Syakirah P 40 Tidak Lulus
4 Erni Asriani P 40 Tidak Lulus
5 Fatihah Magfirah P 33,3 Tidak Lulus
6 Fauziah Rizni P 30 Tidak Lulus
7 Febriani Trie P 43,3 Tidak Lulus
8 Febrianti Dwi P 43,3 Tidak Lulus
9 Fira Fajriani P 30 Tidak Lulus
10 Griselda P 40 Tidak Lulus
11 Ilman L 50 Tidak Lulus
12 Indira Suci P 40 Tidak Lulus
13 Intan Nurya P 40 Tidak Lulus
14 Isda Musfira P 36,6 Tidak Lulus
15 Karimatunnisa P 50 Tidak Lulus
16 Liana Uswa P 46,6 Tidak Lulus
17 Muh. Khaidir L 36,6 Tidak Lulus
18 Muh. Adriyudha L 36,6 Tidak Lulus
19 Muh. Alwi L 33,3 Tidak Lulus
20 Muh. Nur Ikhsan L 43,3 Tidak Lulus
21 Muh. Rifat L 36,6 Tidak Lulus
22 Muh. Wali Ikramm L 43,3 Tidak Lulus
23 Nabila Az-zahra P 30 Tidak Lulus
24 Nur Alifiah P 40 Tidak Lulus
63
25 Nur Indah Pratiwi P 40 Tidak Lulus
26 Nur Resky Amaliah P 30 Tidak Lulus
27 Putri Ayu P 36,6 Tidak Lulus
28 Reski Amalia P 43,3 Tidak Lulus
29 Saenal Syahrir L 33,3 Tidak Lulus
30 Sri Ananda P 36,6 Tidak Lulus
31 Sri Mulyani P 36,6 Tidak Lulus
32 St. Qhania Sajidah P 33,3 Tidak Lulus
33 Wildan Hilmy L 50 Tidak Lulus
34 Wirnu Laksmana L 36,6 Tidak Lulus
35 Wiwi Tri Novia P 43,3 Tidak Lulus
64
A.2 NILAI HASIL POSTTEST PENELITIAN KELAS EKSPERIMEN
NO NAMA SISWA L/P
NILAI
KETERANGAN
1 Arya Dwi Saputra L 80
Lulus
2 Benaya Febriana P 80
Lulus
3 Chacha Syakirah P 90
Lulus
4 Erni Asriani P 86,6
Lulus
5 Fatihah Magfirah P 80
Lulus
6 Fauziah Rizni P 73,3
Tidak Lulus
7 Febriani Trie P 93,3
Lulus
8 Febrianti Dwi P 90
Lulus
9 Fira Fajriani P 73,3
Tidak Lulus
10 Griselda P 90
Lulus
11 Ilman L 96,6
Lulus
12 Indira Suci P 86,6
Lulus
13 Intan Nurya P 86,6
Lulus
14 Isda Musfira P 83,3
Lulus
15 Karimatunnisa P 96,6
Lulus
16 Liana Uswa P 96,6
Lulus
17 Muh. Khaidir L 83,3
Lulus
18 Muh. Adriyudha L 86,6
Lulus
19 Muh. Alwi L 80
Lulus
20 Muh. Nur Ikhsan L 93,3
Lulus
21 Muh. Rifat L 86,6
Lulus
22 Muh. Wali Ikramm L 93,3
Lulus
23 Nabila Az-zahra P 76,6
Lulus
24 Nur Alifiah P 86,6
Lulus
65
25 Nur Indah Pratiwi P 90
Lulus
26 Nur Resky Amaliah P 76,6
Lulus
27 Putri Ayu P 86,6
Lulus
28 Reski Amalia P 93,3
Lulus
29 Saenal Syahrir L 83,3
Lulus
30 Sri Ananda P 83,3
Lulus
31 Sri Mulyani P 86,6
Lulus
32 St. Qhania Sajidah P 80
Lulus
33 Wildan Hilmy L 96,6
Lulus
34 Wirnu Laksmana L 83,3
Lulus
35 Wiwi Tri Novia P 93,3
Lulus
115
115
A.3 NILAI HASIL PRETEST KELAS KONTROL
No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan
1
Andi Aditia L 36.6 Tidak Lulus
2
Andi Ainun P 33.3 Tidak Lulus
3
Andi Muhammad L 40 Tidak Lulus
4
Asti Ananda P 43.3 Tidak Lulus
5
Caesar Teofilus L 36.6 Tidak Lulus
6
Dwi Anggita P 43.3 Tidak Lulus
7
Dwi Reski Dea P 46.6 Tidak Lulus
8
Fadhia Zalsabila P 43.3 Tidak Lulus
9
Febi Kirana P 36.6 Tidak Lulus
10
Hardianti Rahman P 33.3 Tidak Lulus
11
Ika Restu Wulandari P 33.3 Tidak Lulus
12
Kardila Tri P 43.3 Tidak Lulus
13
Keyza Latifa P 40 Tidak Lulus
14
Melinda Anastasya P 46.6 Tidak Lulus
15
Muh. Dzaky L 46.6 Tidak Lulus
16
Muh. Fadhil Arib L 30 Tidak Lulus
17
Muh. Faldi L 53.3 Tidak Lulus
18
Muhammad Fathan L 40 Tidak Lulus
19
Muhammad Sophian L 36.6 Tidak Lulus
20
Nur Annisa P 40 Tidak Lulus
21
Nur Hikma P 56.6 Tidak Lulus
Nur Syaifah P 30 Tidak Lulus
116
116
22
23
Nurhikma Aulia P 46.6 Tidak Lulus
24
Nurul Febrianti P 36.6 Tidak Lulus
25
Pijai Ricardo L 40 Tidak Lulus
26
Putri Cahya P 46.6 Tidak Lulus
27
Putri Lestari P 33.3 Tidak Lulus
28
Radianggi FR P 40 Tidak Lulus
29
Rafizah Rahman P 46.6 Tidak Lulus
30
Siti Alwa Syabina P 36.6 Tidak Lulus
31
Siti Nurkhairani P 43.3 Tidak Lulus
32
Sitti Saleha P 30 Tidak Lulus
33
Sofyan Dwiyanto L 33.3 Tidak Lulus
34
Wafiq Azizah P 46.6 Tidak Lulus
35
Zulfikar Anugrah L 30 Tidak Lulus
117
117
A.4 NILAI HASIL POSTTEST KELAS KONTROL
No Nama Siswa L/P Nilai Keterangan
1 Andi Aditia L 76,6 Lulus
2 Andi Ainun P 80 Lulus
3 Andi Muhammad L 83,3 Lulus
4 Asti Ananda P 83 Lulus
5 Caesar Teofilus L 86,6 Lulus
6 Dwi Anggita P 93,3 Lulus
7 Dwi Reski Dea P 66,6 Tidak Lulus
8 Fadhia Zalsabila P 73,3 Tidak Lulus
9 Febi Kirana P 83,3 Lulus
10 Hardianti Rahman P 80 Lulus
11 Ika Restu Wulandari P 83,3 Lulus
12 Kardila Tri P 73,3 Tidak Lulus
13 Keyza Latifa P 86,6 Lulus
14 Melinda Anastasya P 80 Lulus
15 Muh. Dzaky L 70 Tidak Lulus
16 Muh. Fadhil Arib L 83.3 Lulus
17 Muh. Faldi L 83,3 Lulus
18 Muhammad Fathan L 80 Lulus
19 Muhammad Sophian L 90 Lulus
20 Nur Annisa P 73,3 Tidak Lulus
21 Nur Hikma P 76,6 Lulus
Nur Syaifah P 90 Lulus
118
118
22
23 Nurhikma Aulia P 86,6 Lulus
24 Nurul Febrianti P 83,3 Lulus
25 Pijai Ricardo L 73,3 Tidak Lulus
26 Putri Cahya P 86,6 Lulus
27 Putri Lestari P 70 Tidak Lulus
28 Radianggi FR P 86,6 Lulus
29 Rafizah Rahman P 80 Lulus
30 Siti Alwa Syabina P 76,6 Lulus
31 Siti Nurkhairani P 76,6 Lulus
32 Sitti Saleha P 60 Tidak Lulus
33 Sofyan Dwiyanto L 73,3 Tidak Lulus
34 Wafiq Azizah P 76,6 Lulus
35 Zulfikar Anugrah L 90 Lulus
119
119
LAMPIRAN B
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF
120
120
B.1 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF HASIL BELAJAR SISWA KELAS
EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance
Pre-Test Eksperimen 35 20,0 30,0 50,0 1369,0 39,114 5,6803 32,266
Post-Test Eksperimen 35 23,3 73,3 96,6 3022,0 86,343 6,6297 43,953
Pre-Test Kontrol 35 26,6 30,0 56,6 1398,7 39,963 6,6545 44,282
Post-Test Kontrol 35 33,3 60,0 93,3 2795,2 79,863 7,3368 53,829
Valid N (listwise) 35
121
121
B.2 UJI FREKUENSI PRE-TEST
Statistics
Pre-Test Eksperimen Pre-Test Kontrol
N Valid 35 35
Missing 0 0
Mean 39,114 39,963
Median 40,000 40,000
Mode 36,6a 46,6
Std. Deviation 5,6803 6,6545
Variance 32,266 44,282
Range 20,0 26,6
Minimum 30,0 30,0
Maximum 50,0 56,6
Sum 1369,0 1398,7
Pre-Test Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 30,0 4 11,4 11,4 11,4
33,3 4 11,4 11,4 22,9
36,6 8 22,9 22,9 45,7
40,0 8 22,9 22,9 68,6
43,3 6 17,1 17,1 85,7
46,6 2 5,7 5,7 91,4
50,0 3 8,6 8,6 100,0
Total 35 100,0 100,0
122
122
Pre-Test Kontrol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 30,0 4 11,4 11,4 11,4
33,3 5 14,3 14,3 25,7
36,6 6 17,1 17,1 42,9
40,0 6 17,1 17,1 60,0
43,3 5 14,3 14,3 74,3
46,6 7 20,0 20,0 94,3
53,3 1 2,9 2,9 97,1
56,6 1 2,9 2,9 100,0
Total 35 100,0 100,0
B.3 UJI FREKUENSI POST-TEST
Statistics
Post-Test
Eksperimen Post-Test Kontrol
N Valid 35 35
Missing 0 0
Mean 86,343 79,863
Median 86,600 80,000
Mode 86,6 83,3
Std. Deviation 6,6297 7,3368
Variance 43,953 53,829
Range 23,3 33,3
Minimum 73,3 60,0
Maximum 96,6 93,3
Sum 3022,0 2795,2
123
123
Post-Test Eksperimen
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 73,3 2 5,7 5,7 5,7
76,6 2 5,7 5,7 11,4
80,0 5 14,3 14,3 25,7
83,3 5 14,3 14,3 40,0
86,6 8 22,9 22,9 62,9
90,0 4 11,4 11,4 74,3
93,3 5 14,3 14,3 88,6
96,6 4 11,4 11,4 100,0
Total 35 100,0 100,0
Post-Test Kontrol
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 60,0 1 2,9 2,9 2,9
66,6 1 2,9 2,9 5,7
70,0 2 5,7 5,7 11,4
73,3 5 14,3 14,3 25,7
76,6 5 14,3 14,3 40,0
80,0 5 14,3 14,3 54,3
83,0 1 2,9 2,9 57,1
83,3 6 17,1 17,1 74,3
86,6 5 14,3 14,3 88,6
90,0 3 8,6 8,6 97,1
93,3 1 2,9 2,9 100,0
Total 35 100,0 100,0
124
124
LAMPIRAN C
ANALISIS STATISTIK INFERENSIAL
125
125
C.1 UJI NORMALITAS
Tests of Normality
Kelas
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Hasil Pre-Test Eksperimen ,128 35 ,157 ,946 35 ,083
Post-Test Eksperimen ,115 35 ,200* ,952 35 ,132
Pre-Test Kontrol ,122 35 ,200* ,947 35 ,089
Post-Test Kontrol ,123 35 ,200* ,967 35 ,370
C.2 UJI HOMOGENITAS
Homogenitas Pre-Test
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Based on Mean ,808 1 68 ,372
Based on Median ,907 1 68 ,344
Based on Median and with
adjusted df
,907 1 67,349 ,344
Based on trimmed mean ,894 1 68 ,348
Homogenitas Post-Test
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.
Hasil Based on Mean ,302 1 68 ,585
Based on Median ,320 1 68 ,574
Based on Median and with
adjusted df
,320 1 67,365 ,574
Based on trimmed mean ,313 1 68 ,577
126
126
C.3 UJI NORMALITAS N-GAIN
Descriptives
Kelas Statistic Std. Error
NGain_Persen Eksperimen Mean 77,2474 1,94491
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 73,2949
Upper Bound 81,2000
5% Trimmed Mean 77,4486
Median 78,8644
Variance 132,394
Std. Deviation 11,50624
Minimum 52,91
Maximum 95,14
Range 42,23
Interquartile Range 20,38
Skewness -,225 ,398
Kurtosis -,826 ,778
Kontrol Mean 65,9316 2,19579
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 61,4692
Upper Bound 70,3940
5% Trimmed Mean 66,2077
Median 66,6667
Variance 168,752
Std. Deviation 12,99047
Minimum 37,45
Maximum 88,18
Range 50,73
Interquartile Range 19,46
Skewness -,299 ,398
Kurtosis -,556 ,778
127
127
C.4 UJI HIPOTESIS
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Post_Kurang
_Pre
Equal variances
assumed
,358 ,552 3,145 68 ,002 7,32857 2,32987 2,67939 11,97776
Equal variances
not assumed
3,145 67,37
1
,002 7,32857 2,32987 2,67860 11,97854
128
128
LAMPIRAN D
INSTRUMEN PENELITIAN
D.2 RPP PERUBAHAN LINGKUNGAN SMS NEGERI 8 GOWA
129
129
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA NEGERI 8 Gowa
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X/ Genap
Alokasi Waktu : 12 JP (4 x pertemuan)
A. Kompetensi Inti :
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural
berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang keanekaragaman hayati, ekosistem
dan lingkungan hidup. 1.2 Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bio proses. 1.3 Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan
sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1 Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli
dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan
berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerja sama, cinta damai, berpendapat secara
ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan
pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/laboratorium. 2.2 Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat
melakukan kegiatan pengamatan 3.10 Menganalisis data perubahan lingkungan dan dampak dari perubahan perubahan
tersebut bagi kehidupan.
4.10 Memecahkan masalah lingkungan dengan membuat deasain produk daur ulang
limbah dan upaya pelestarian lingkungan.
C. Materi Ajar
1. Keimbangan lingkungan
Keseimbangan lingkungan meupakan keseimbangan yang dinamis, artinya
keseimbangan yang dapat mengalami perubahan. Namun, perubahan ini bersifat
untuk menjaga keseimbangan komponen lain, bukan berarti menghilangkan
komponen yang lain sebab perubahan komponen bersifat drastis akan mempengaruhi
130
130
komponen lainnya. Lingkungan dikatakan seimbang apabila memiliki ciri-ciri sebagai
berrikut :
b. Lingkungan yang di dalamnya terdapat pola-pola interaksi, meliputi arus energi,
daur materi, rantai makanan, jaring-jaring makanan, piramida ekologi,
biogeokimia, dan produktivitas. Memalui interaksi tersebut, pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup akan berlangsung secara alami sehingga tidak ada
satu organisme yang mendominasi terhadap organisme lain.
c. Lingkungan yang homeostatis, yaitu lingkungan yang mampu mempertahankan
kondisinya terhadap gangguan alam, baik gangguan secara aami maupun buatan.
d. Lingkungan yang memiliki daya dukung lingkungan, yaitu lingkungan yang
mempu mendukung semua kehidupan organisme, karena dalam lingkungan
terdapat berbagai macam sumber daya (hayati dan nonhayati).
e. Terbentuknya lingkungan yang klimaks, yaitu lingkungan yang banyak ditumbuhi
banyak pohon-pohon (terbentuknya hutan).
2. Pencemaran lingkungan.
Menurut UU No. 23 Tahun 1997 pasal 1 ayat 12, Pencemaran lingkungan hidup
adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen
lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat
bergfungsi sesuai dengan peruntukannya. Bahan penyebab pencemaran disebut
polutan. Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu pencemaran gas,
pencemaran cair, pencemaran padat, dan pencemaran suara.
3. Pelestarian lingkungan.
Manusia merupakan bagian dari lingkungan. Lingkungan berfungsi penting
untuk semua makhluk hidup. Manusia harus menjadi anggota lingkungan yang baik
dan jujur. Sumber daya alam yang terbatas harus dihemat. Manusia harus
melaksanakan kewajiban dalam menjaga kelestarian, kestabilan dan keindahan alam.
Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mengusahakan pembuatan dan penggunaan
bahan yang dapat didaur ulang untuk menjaga kesimbangan lingkungan.
Negara mengatur penggunaan lingkungan dengan UU lingkungan, yaitu UU No.
4 Tahun 1982 yang berisi tentang ketentuan pengelolaan lingkungan hidup, terdiri
atas 9 bab dan 24 pasal. Tujuan undang-undang lingkungan adalah untuk mencegah
kerusakan hutan, meningkatkan kualitas hidup, dan menindak para pelanggar.
4. Limbah
Limbah adalah suatu zat atau benda yang mengandung berbagai bahan yang
membahayakan kehidupan manusia, hewan dan makhluk hidup lainnya. Limbah juga
dapat merupakan sisa dari bahan yan dikonsumsi oleh manusia. Selain tu limbah juga
dapat berupa sisa metabolisme hewan maupun tumbuhan. Berdasarkan sifat kimianya,
limbah dibedakan menjadi limbah organik dan limbah anorganik. Berdasarkan sifat
fisiknya dibedakan menjadi limbah cair, limbah padat dan limbah gas. Adaoun
berdasarkan asalnya dibedakan menjadi limbah domestik, limbah pabrik, dan limbah
pertanian.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi :
Pertemuan 1
Menyebutkan istilah-istilah yang terkait dengan materi.
Mengidentifikasi jenis-jenis pencemaran lingkungan.
Mendiskusikan penyebab pemaran lingkungan.
Mendiskusikan akibat pencemaran lingkungan.
131
131
Membuat usulan cara pencegahan dan pemulihan kerusakan lingkungan.
Mendiskusikan tentang pemanasan global, penipisan lapisan ozon, hujan asam dan
efek rumah kaca.
E. Media/alat, Bahan, dan Sumber Belajar
a. Media/Alat : LCD, Laptop dan kertas HVS
b. Bahan : PPT
c. Sumber Belajar : Buku Biologi Kelas X Kurikulum 2013, Bahan bacaan yang
relevan dari internet
F. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (3 JP)
Langkah
Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru memberi salam,
dilanjutkan dengan
mengecek kehadiran
siswa.
Guru Mengadakan prestest
terlebihdahulu untuk
mengetahui sejauh
mana pemahaman
siswa.
Guru kemudian mengapersepsi
dengan meminta
siswa menceritakan
pemahamannya
tentang
keseimbangan
lingkungan.
Siswa menjawab
salam, dan
menyatakan dirinya
hadir.
Siswa menjawab pretest yang di
lakukan oleh Guru
dalam tempo waktu
yang telah di
tentukan
Siswa menceritakan pengalamannya
seputar
pemahamannya
tentang
keseimbangan
lingkungan
30 menit
Self
Orientation
(Orientasi)
Guru memotivasi dengan memberi
pertanyaan :
“Bagaimana keadaan
lingkungan dikatakan
seimbang?”
Dilanjutkan dengan
pertanyaan “apa yang
menyebabkan
kerusakan
keseimbangan
lingkungan?”
Guru mengajak siswa mengidentifikasi
indikator
pembelajaran.
Siswa menjawab pertanyaan Guru
mengenai keadaan
lingkungan dan
penyebab
kerusakan
keseimbangan
lingkungan.
Siswa mengidentifikasi
indikator
pembelajaran yang
akan berlangsung
10 menit
132
132
Langkah Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
Inti
Stimulating
(stimulasi/
pemberian
rangsangan)
Guru meminta siswa menyebutkan keadaan
lingkungan disekitar
yang termasuk
kerusakan lingkungan.
Siswa menyebutkan keadaan lingkungan
disekitar yang
termasuk kerusakan
lingkungan
5 menit
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi masalah
Guru meminta siswa untuk membentuk
kelompok yang terdiri
dari 5-6 orang.
Guru meminta Siswa bersama
kelompoknya
mengidentifikasi
permasalahan yang
dapat terjadi pada
kerusakan
lingkungan. Misalnya
: Faktor-faktor yang
menjadi penyebab
terjadinya kerusakan
keseimbangan
lingkungan
berdasarkan jurnal
penelitian ataupun
makalah dan artikel
terkait.
Siswa membentuk kelompok yang
terdiri dari 5-6 orang
secara random
Siswa bersama kelompoknya
mengidentifikasi
permasalahan yang
dapat terjadi pada
kerusakan
lingkungan.
Misalnya : Faktor-
faktor yang menjadi
penyebab terjadinya
kerusakan
keseimbangan
lingkungan
berdasarkan jurnal
penelitian ataupun
makalah dan artikel
terkait.
40 menit
Exploration Guru meminta siswa menghubungkan
gejala-gelaka
kerusakan lingkungan
dengan faktor-faktor
yang menyebabkan
terjadinya gejala
tersebut.
Guru meminta siswa mengidentifikasi
istilah-istilah yang
terkait dengan materi
yang di paparkan oleh
Guru
Siswa menghubungkan
gejala-gelaka
kerusakan
lingkungan dengan
faktor-faktor yang
menyebabkan
terjadinya gejala
tersebut.
Siswa mengidentifikasi
istilah-istilah yang
terkait dengan
materi yang di
paparkan oleh Guru
20 menit
Data
collection
(pengumpula
n data)
Guru meminta Siswa untuk mengumpulkan
informasi/data yang
relevan untuk
menjawab pertanyaan
Siswa
mengumpulkan
informasi/data yang
relevan untuk
10 menit
133
133
Langkah Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
yang di paparkan Guru
yang memuat :
Komponen-komponen
keseimbangan
lingkungan.
Jenis-jenis pencemaran
lingkungan.
Mengaitkan
masalah perusakan
lingkungan
berdasarkan artikel
dengan
kemungkinan
terjadinya
pemanasan global,
hujan asam,
penipisan lapisan
ozon dan efek
rumah kaca.
menjawab
pertanyaan yang di
paparkan Guru yang
memuat :
Komponen-
komponen
keseimbangan
lingkungan.
Jenis-jenis
pencemaran
lingkungan.
Mengaitkan
masalah
perusakan
lingkungan
berdasarkan
artikel dengan
kemungkinan
terjadinya
pemanasan
global, hujan
asam, penipisan
lapisan ozon dan
efek rumah kaca.
Data
processing
(pengolahan
data)
Guru meminta Setiap kelompok diskusi
mengumpulkan
Siswa didalam kelompoknya diskusi
mengumpulkan
134
134
Langkah Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
informasi/data yang
relevan untuk
menjawab sesuai
permasalahan yang
telah dipaparkan
sebelumnya.
Guru meminta Siswa mengasosiasikan dan
menyimpulkan hasil
pengolahan data dan
memverifikasi hasil
pengolahan data-data
atau teori pada buku
sumber, internet
(Jurnal penelitian,
makalah, dan artikel),
guru pembimbing.
Misalnya dengan cara
memeriksa kembali
data hasil diskusi
tentang:
Komponen-komponen
keseimbangan
lingkungan.
Jenis-jenis
pencemaran
lingkungan.
Mengaitkan masalah perusakan
lingkungan
berdasarkan artikel
dengan
kemungkinan
terjadinya
pemanasan global,
hujan asam,
penipisan lapisan
ozon dan efek
rumah kaca.
informasi/data yang
relevan untuk
menjawab sesuai
permasalahan yang
telah dipaparkan
sebelumnya.
Siswa mengasosiasikan
dan menyimpulkan
hasil pengolahan
data dan
memverifikasi hasil
pengolahan data-
data atau teori pada
buku sumber,
internet (Jurnal
penelitian, makalah,
dan artikel), guru
pembimbing.
Misalnya dengan
cara memeriksa
kembali data hasil
diskusi tentang:
Komponen-komponen
keseimbangan
lingkungan.
Jenis-jenis
pencemaran
lingkungan.
Mengaitkan
masalah
perusakan
lingkungan
berdasarkan
artikel dengan
kemungkinan
terjadinya
pemanasan
global, hujan
asam, penipisan
lapisan ozon dan
efek rumah kaca.
Trigerring
Your Memory Guru meminta Setiap
siswa menentukan
penyelesaian masalah
Masing-masing
Siswa menentukan
penyelesaian
10 menit
135
135
Langkah Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
perusakan lingkungan
akibat pencemaran
lingkungan
berdasarkan artikel.
masalah perusakan
lingkungan akibat
pencemaran
lingkungan
berdasarkan artikel.
Exhibiting
What You
Know
(menarik
kesimpulan)
Guru meminta siswa
Mendiskusikan
kesimpulan yang
kemudian
mengomunikasikan secara lisan dan
tulisan tentang :
Komponen-
komponen
keseimbangan
lingkungan.
Jenis-jenis pencemaran
lingkungan.
Mengaitkan masalah perusakan
lingkungan
berdasarkan artikel
dengan
kemungkinan
terjadinya
pemanasan global,
hujan asam,
penipisan lapisan
ozon dan efek
rumah kaca.
Penyelesaian
masalah perusakan
lingkungan akibat
pencemaran
lingkungan
berdasarkan
artikel.
Siswa
Mendiskusikan
kesimpulan yang
kemudian
mengomunikasikan
secara lisan dan
tulisan tentang :
Komponen-
komponen
keseimbangan
lingkungan.
Jenis-jenis
pencemaran
lingkungan.
Mengaitkan
masalah
perusakan
lingkungan
berdasarkan
artikel dengan
kemungkinan
terjadinya
pemanasan
global, hujan
asam, penipisan
lapisan ozon dan
efek rumah kaca.
Penyelesaian
masalah
perusakan
lingkungan akibat
pencemaran
lingkungan
berdasarkan
artikel.
20
menit
136
136
Langkah Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
Penutup
Reflection
(refleksi) Guru bersama siswa
mereview hasil
pembelajaran
tentang:
Komponen-komponen
keseimbangan
lingkungan.
Jenis-jenis
pencemaran
lingkungan.
Mengaitkan masalah perusakan
lingkungan
berdasarkan
artikel dengan
kemungkinan
terjadinya
pemanasan global,
hujan asam,
penipisan lapisan
ozon dan efek
rumah kaca.
Penyelesaian masalah perusakan
lingkungan akibat
pencemaran
lingkungan
berdasarkan
artikel.
Bersama Guru,
siswa mereview
hasil pembelajaran
tentang:
Komponen-
komponen
keseimbangan
lingkungan.
Jenis-jenis
pencemaran
lingkungan.
Mengaitkan
masalah
perusakan
lingkungan
berdasarkan
artikel dengan
kemungkinan
terjadinya
pemanasan
global, hujan
asam, penipisan
lapisan ozon dan
efek rumah kaca.
Penyelesaian
masalah
perusakan
lingkungan
akibat
pencemaran
lingkungan
berdasarkan
artikel.
5 menit
Guru mengimbau agar mempelajari
materi pertemuan
berikutnya mengenai
limbah.
Siswa mempelajari materi pertemuan
berikutnya
mengenai limbah.
137
137
Indikator Pencapaian Kompetensi :
Pertemuan 2
Menjelaskan pengertian limbah.
Mengidentifikasi jenis-jenis limbah.
Mendiskusikan pengaruh limbah terhadap perubahan lingkungan.
Mengidentifikasi limbah yang dapat didaur ulang.
Mengidentifikasi jenis daur ulang dari limbah.
Langkah
Pembelajaran Sintak model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru memberi salam,
dilanjutkan dengan
mengecek kehadiran
siswa.
Guru meminta seorang siswa untuk
memaparkan materi
yang dipelajari
dipertemuan
sebelumnya.
Guru mengapersepsi siswa dengan meminta
siswa memaparkan
pemahamannya
tentang pengertian
limbah.
Guru memotivasi dan
memberi apersepsi
dengan menanyakan :
“Limbah apa sajakah
yang sering kalian
temukan di lingkungan
sekitar anda?”
Dilanjutkan dengan
pertanyaan “Menurut
kalian apakah limbah-
limbah tersebut
berbahaya?
Guru mengajak siswa mengidentifikasi
indikator
pembelajaran.
Siswa menjawab
salam dan
memastikan
kehadirannya.
Siswa memaparkan
materi yang
dipelajari
dipertemuan
sebelumnya
Siswa memaparkan
pemahamannya
tentang
pengertian
limbah.
Siswa menjawab
pertanyaan Guru
tentang jenis
limbah yang ada
di lingkungannya,
dan
mengidentifikasin
ya.
Siswa mengidentifikasi
indikator
pembelajaran.
15
menit
Inti
Stimulating
(stimulasi/
pemberian
rangsangan)
Guru menyajikan
artikel/berita atau
mengungkap masalah
terkait kerusakan
Siswa
mencermati
dengan seksama
artikel/berita
10
menit
138
138
Langkah Pembelajaran
Sintak model Pembelajaran
Deskripsi Alokasi Waktu Guru Siswa
lingkungan yang
disebabkan oleh limbah.
yang di sajikan
oleh Guru
Problem
statemen
(pertanyaan/
identifikasi
masalah
Guru meminta Siswa
mengidentifikasi
masalah terkait
kerusakan lingkungan
yang disebabkan oleh
limbah, meliputi :
apa saja jenis limbah
berdasarkan asalnya,
sifat kimianya dan
sifat fisiknya.
Bagaimana
pengaruh limbah
terhadap kesehatan
manusia, bidang
ekonomi dan
kerusakan
lingkungan.
Bagaimana limbah
dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan
makhluk hidup.
Siswa
mengidentifikasi
masalah terkait
kerusakan
lingkungan yang
disebabkan oleh
limbah, meliputi :
apa saja jenis
limbah
berdasarkan
asalnya, sifat
kimianya dan
sifat fisiknya.
Bagaimana
pengaruh
limbah
terhadap
kesehatan
manusia,
bidang
ekonomi dan
kerusakan
lingkungan.
Bagaimana
limbah dapat
dimanfaatkan
untuk
kepentingan
makhluk
hidup.
45
menit
Data
collection
(pengumpula
n data)
Guru meminta Siswa mengumpulkan
informasi/data yang
relevan untuk menjawab
pertanyaan yang telah di
paparkan guru yang
memuat:
Siswa mengumpulkan
informasi/data
yang relevan
untuk menjawab
pertanyaan yang
telah di paparkan
guru yang
memuat:
Pengertian
limbah.
Jenis limbah
berdasarkan
30
menit
Pengertian limbah.
Jenis limbah
berdasarkan
asalnya.
Jenis limbah
berdasarkan sifat
139
139
Langkah Pembelajaran
Sintak model Pembelajaran
Deskripsi Alokasi Waktu Guru Siswa
kimianya.
Jenis limbah
berdasarkan sifat
fisiknya.
Bagaimana
pengaruh limbah
terhadap kesehatan
manusia, bidang
ekonomi dan
lingkungan.
Bagaimana limbah
dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan
dan keuntungan
manusia.
asalnya.
Jenis limbah
berdasarkan
sifat
kimianya.
Jenis limbah
berdasarkan
sifat fisiknya.
Bagaimana
pengaruh
limbah
terhadap
kesehatan
manusia,
bidang
ekonomi dan
lingkungan.
Bagaimana
limbah dapat
dimanfaatkan
untuk
kepentingan
dan
keuntungan
manusia.
20
menit
Data
processing
(pengolahan
data)
Guru meminta Setiap
siswa mengumpulkan
informasi/data yang
relevan untuk menjawab
sesuai petunjuk yang di
ajukan.
Siswa
mengumpulkan
informasi/data
yang relevan
untuk menjawab
sesuai petunjuk
yang di ajukan
Guru.
Verification
(pembuktian) Guru meminta Siswa
kemudian
mengkomunikasikan
hasil pengolahan
informasi dan
memverifikasi hasil
pengolahan informasi
tersebut atau teori pada
buku sumber, internet,
guru pembimbing
bersama kelompok
asalnya. Misalnya
dengan cara memeriksa
kembali data hasil
Siswa kemudian mengkomunikasik
an hasil
pengolahan
informasi dan
memverifikasi
hasil pengolahan
informasi tersebut
atau teori pada
buku sumber,
internet, guru
pembimbing
bersama
kelompok
140
140
Langkah Pembelajaran
Sintak model Pembelajaran
Deskripsi Alokasi Waktu Guru Siswa
diskusi tentang :
Pengertian limbah.
Jenis limbah
berdasarkan asalnya.
Jenis limbah
berdasarkan sifat
kimianya.
Jenis limbah
berdasarkan sifat
fisiknya.
Bagaimana
pengaruh limbah
terhadap kesehatan
manusia, bidang
ekonomi dan
lingkungan.
Bagaimana limbah
dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan
dan keuntungan
manusia.
asalnya. Misalnya
dengan cara
memeriksa
kembali data hasil
diskusi tentang :
Pengertian
limbah.
Jenis limbah
berdasarkan
asalnya.
Jenis limbah
berdasarkan
sifat kimianya.
Jenis limbah
berdasarkan
sifat fisiknya.
Bagaimana
pengaruh
limbah
terhadap
kesehatan
manusia,
bidang
ekonomi dan
lingkungan.
Bagaimana
limbah dapat
dimanfaatkan
untuk
kepentingan
dan
keuntungan
manusia.
Generalizatio
n (menarik
kesimpulan)
Guru meminta siswa
Mendiskusikan
kesimpulan yang
kemudian
mengomunikasikan
secara lisan dan tulisan
tentang:
Pengertian limbah.
Jenis limbah
berdasarkan
asalnya.
Jenis limbah
berdasarkan sifat
kimianya.
Siswa
Mendiskusikan
kesimpulan yang
kemudian
mengomunikasika
n secara lisan dan
tulisan tentang:
Pengertian
limbah.
Jenis limbah
berdasarkan
asalnya.
Jenis limbah
berdasarkan
10 menit
10 menit
141
141
Langkah Pembelajaran
Sintak model Pembelajaran
Deskripsi Alokasi Waktu Guru Siswa
Jenis limbah
berdasarkan sifat
fisiknya.
Bagaimana
pengaruh limbah
terhadap kesehatan
manusia, bidang
ekonomi dan
lingkungan.
Bagaimana limbah
dapat dimanfaatkan
untuk kepentingan
dan keuntungan
manusia.
sifat
kimianya.
Jenis limbah
berdasarkan
sifat fisiknya.
Bagaimana
pengaruh
limbah
terhadap
kesehatan
manusia,
bidang
ekonomi dan
lingkungan.
Bagaimana
limbah dapat
dimanfaatkan
untuk
kepentingan
dan
keuntungan
manusia.
Penutup
Guru mereview hasil
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Guru Mengimbau Siswa agar mempelajari materi
pertemuan berikutnya,
mekanisme pertukaran
oksigen dan
karbondioksida.
Siswa
memperhatikan
dengan seksama
Guru mereview
hasil
pembelajaran
yang telah
dilaksanakan.
Siswa mempelajari
materi pertemuan
berikutnya,
mekanisme
pertukaran
oksigen dan
karbondioksida.
5 menit
Indikator Pencapaian Kompetensi:
Merancang sebuah projek.
Merancang pelaksanaan projek.
Membuat produk hasil pelaksanaan projek.
142
142
Pertemuan 3 (3 JP)
Langkah
Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
Pendahuluan
Guru memberi salam, dilanjutkan dengan
mengecek kehadiran
siswa.
Guru meminta seorang
siswa untuk
memaparkan materi
yang dipelajari
dipertemuan
sebelumnya.
Guru mengapersepsi siswa dengan meminta
siswa memaparkan
pemahamannya
tentang pengertian
limbah.
Guru memotivasi dan memberi apersepsi
dengan menanyakan :
“Materi apa yang telah
kita pelajari pada
pertemuan
sebelumnya?”
Dilanjutkan dengan
pertanyaan “siapa yang
dapat pemprediksi
materi yang akan kita
pelajari hari ini?
Guru mengajak siswa mengidentifikasi
indikator
pembelajaran.
Siswa menjawab salam dan
memastikan
kehadirannya.
Secara aacak
siswa
memaparkan
materi yang di
pelajari
dipertemuan
sebelumnya.
Siswa memaparkan
pemahamannya
tentang
pengertian
limbah.
Siswa meenjawab pertanyaan Guru
tentang
pembelajaran
sebelumnya dan
memprediksi
materi yang akan
di pelajari hari ini
Siswa mengidentifikasi
indikator
pembelajaran.
15
menit
Inti
Esential
question Guru meminta siswa
menyebutkan masalah
lingkungan sekitar yang
disebabkan oleh limbah.
Guru meminta siswa mengidentifikasi
barang-barang berupa
limbah yang dapat
didaur ulang di
lingkungan sekitar.
Guru meminta siswa
merumuskan barang-
Siswa menyebutkan
masalah
lingkungan
sekitar yang
disebabkan oleh
limbah.
Siswa mengidentifikasi
barang-barang
berupa limbah
yang dapat didaur
15
menit
143
143
Langkah Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
barang apa saja yang
dapat dibuat dari limbah
tersebut.
ulang di
lingkungan
sekitar.
Siswa menuliskan list
barang-barang
apa saja yang
dapat dibuat dari
limbah tersebut.
Designing
Project Plan
Guru mengajak siswa merancang projek daur
ulang dari limbah,
khususnya limbah
padat yang berkaitan
dengan mata
pelajaran.
Guru memberi infomasi mengenai
tugas projek siswa.
Guru mengajak siswa
mengidentifikasi
fenomena atau masalah
lingkungan sebagai
acuan masalah dalam
pembuatan projek.
Guru mengamati Siswa berdiskusi mengenai
rancangan projek
secara berkelompok
mengenai :
Topik atau ide projek.
Rancangan projek
Informasi terkait
projek.
Desain investigasi projek.
Siswa merancang projek daur ulang
dari limbah,
khususnya
limbah padat
yang berkaitan
dengan mata
pelajaran.
Siswa menyimak informasi yang di
paparkan oleh
Guru
Siswa
mengidentifikasi
fenomena atau
masalah
lingkungan
sebagai acuan
masalah dalam
pembuatan
projek.
Siswa berdiskusi mengenai
rancangan projek
secara
berkelompok
mengenai :
Topik atau ide projek.
Rancangan projek
Informasi
terkait projek.
Desain investigasi
projek.
35
menit
144
144
Langkah Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
Creating
Schedule
Guru mengamati Siswa merancang jadwal
perancangan projek,
pelaksanaan projek,
pelaporan projek
kemudian
dikonsultasikan.
Guru mengarahkan
Siswa agar Projek
yang diharapkan
adalah projek
pemanfaatan limbah
padat menjadi sebuah
produk yang berguna
Siswa merancang
jadwal
perancangan
projek,
pelaksanaan
projek, pelaporan
projek kemudian
dikonsultasikan
pada guru.
Siswa membuat
proyek
pemanfaatan
limbah padat
menjadi sebuah
produk yang
berguna.
Monitoring
The Processe
Guru mengajak siswa untuk mendiskusikan
rancangan projek.
Guru mengamati dan
mengontrol diskusi
kelas.
Guru memastikan projek yang dirancang
siswa tetap fokus pada
materi.
Siswa mendiskusikan
rancangan projek.
Siswa focus
merancang
proyek yang
sesuai dengan
materi
15
menit
15
menit
Assess the
outcome Guru memeriksa dan
menilai rancangan
projek siswa.
Siswa menunjukkan dan
berkonsultasi
mengenai projek
pada guru.
Evaluate the
experiment Guru meminta siswa
mempresentasikan hasil
rancangan projek dan
mengomunikasikan
secara lisan dan tulisan
tentang:
Topik atau ide projek.
Alat dan bahan yang digunakan.
Metode pelaksanaan projek.
Cara penggunaan
Siswa
mempresentasikan
hasil rancangan
projek dan
mengomunikasika
n secara lisan dan
tulisan tentang:
Topik atau ide projek.
Alat dan bahan yang
digunakan.
Metode
15
menit
15 menit
145
145
Langkah Pembelajaran Sintak Model
Pembelajaran
Deskripsi Alokasi
Waktu Guru Siswa
barang hasil projek.
Manfaat projek.
pelaksanaan
projek.
Cara penggunaan
barang hasil
projek.
Manfaat
projek.
Penutup
Guru dan siswa mereview hasil
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Guru mengimbau siswa
agar mempelajari materi
pertemuan berikutnya,
Siswa bersama guru mereview
hasil
pembelajaran
yang telah
dilaksanakan.
Siswa
mempelajari
materi pertemuan
berikutnya,
5 menit
Pertemuan 4 (3 JP)
Evaluasi materi (posttest)
G. Penilaian
1. Teknik penilaian :
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
Sikap - Observasi Kegiatan Siswa
- Lembar Observasi
- Lembar Observasi
- Catatan
Pengetahuan - Tes tertulis
- Soal Pilihan Ganda
(Posttest)
- Rangkuman
2. Instrumen penilaian
- Penilaian Sikap : Lembar observasi (lampiran 1)
- Penilaian Pengetahuan : Soal Uraian (lampiran 2)
146
146
147
147
D.3 SOAL PRETEST
Nama:
Kelas:
Nis:
No. Absen:
Waktu: 40 Menit
Berilah Tanda (X)/ Lingkari (O) pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang
paling tepat, pada soal pilihan ganda di bawah ini!
1. Komponen penyebab pencemaran disebut . . .
a. Polusi
b. Mutan
c. Polutan
d. Salinitas
e. Indikator
2. Berikut yang merupakan upaya pelestarian lingkungan adalah . . .
a. Sanitasi
b. Reboisasi
c. Urbanisasi
d. Denitrifikasi
e. Transmigrasi
3. Berikut yang tidak termasuk polutan zat kimia adalah ….
a. CO2
b. Asbes
c. Radiasi
d. Pestisida
e. Gas CFC
4. Dampak yang timbul jika menggunakan gas CFC pada kulkas, hair spray, dan AC adalah…
a. Efek Rumah Kaca
b. Munculnya lubang ozon di statosfer
c. terjadi pencemaran udara di Iingkungan sekitar perumahan
d. terjadi pencemaran udara di dalam ruangan rumah.
e. Terjadi peningkatan suhu tubuh yang terjadi pada badan kita.
5. Alasan dilarangnya menangkap ikan dengan aliran listrik atau dengan racun tuba adalah ….
a. Menyebabkan erosi
b. meningkatkan CO2 terlarut
c. menurunkan kadar oksigen terlarut
d. meningkatkan kadar racun pada air.
e. mematikan semua biota air baik yang muda maupun yang tua
6. Air yang tercemar bisa diolah dengan cara berikut ini, kecuali ….
a. Pewarnaan
b. penyaringan
c. pengendapan
d. penyerapan baru
e. penyaringan dan pengendapan
7. Alasan berikut ini yang bukan merupakan faktor munculnya permasalahan lingkungan adalah ….
a. perkembangan IPTEK
b. perkembangan ekonomi
c. ledakan populasi manusia
d. perkembangan pendidikan
e. penerapan intensifikasi pertanian
8. Dampak negatif pencemaran alam jika tenjadi proses eutrofikasi di daerah rawa adalah ….
a. ganggang dan eceng gondok mati
Soal Pretest
148
148
b. meningkatnya konsentrasi CO di air
c. bentos tidak dapat hidup di daerah tersebut
d. meningkatnya kadar CO2 yang terdapat di dalam air.
e. ikan dan hewan lain banyak terdapat di daerah tersebut
9. Penyakit kanker kulit jumlahnya semakin meningkat sebagai akibat hilangnya lapisan ozon
stratosfer. Hal ini disebabkan karena …
a. hilangnya lapisan ozon dapat merangsang pertumbuhan virus penyebab kanker kulit
b. hilangnya lapisan ozon menyebabkan sinar kosmis matahari sampai di bumi cukup
tinggi
c. hilangnya lapisan ozon menyebabkan sinar ultraviolet matahari di bumi cukup tinggi
d. hilangnya lapisan ozon menyebabkan berkembangnya mikroorganisme patogen
yang dapat menimbulkan kanker kulit
e. hilangnya lapisan bumi menyebabkan sinar ultraviolet matahari cukup tinggi di bumi
10. Pernyataan berikut yang benar adalah ….
a. Penggunaan pupuk buatan dapat menyebabkan erosi.
b. Penggunaan pupuk buatan tidak dapat menyuburkan perairan.
c. Penggunaan pupuk buatan harus ditingkatkan agar hasil panen bertambah
d. Penggunaan pupuk buatan harus terus menerus dilakukan agar tanah menjadi subur.
e. Penggunaan pupuk buatan harus diselilingi dengan penggunaan kompos
11. Berikut yang bukan merupakan efek negatif intensifikasi pertanian terhadap lingkungan adalah
….
a. Konversi lahan menjadi pemukiman
b. Munculnya jenis-jenis hama yang resisten
c. pencemaran oleh residu pestisida dan insektisida
d. blooming eceng gondok akibat eutrofikasi
e. hilangnya jenis-jenis hayati akibat pertanian monokultur.
12. Jika terjadi pencemaran insektisida di ekosistem perairan, beberapa tahun kemudian residu bahan
tersebut yang paling banyak akan didapatkan pada ….
a. Tumbuhan air
b. Perairan tersebut
c. Tubuh serangga lain
d tubuh hewan karnivora
e. tubuh hewan herbivora
13. Pada efek rumah kaca, CO2 dapat berkumpul di udara dan membentuk lapisan. Hal yang
menyebabkan CO2 dapat melayang di udara dan berkumpul di atmosfer adalah ….
a. Karena pencemaran udara yang tinggi
b. Tingginya radiasi ultraviolet di atmosfer
c. karena gas CO2 yang lebih ringan dari udara
d. CO2 mudah berikatan di udara dengan gas lainnya
e. CO2 dapat berikatan dengan oksigen bebas udara
14. Meningkatnya kadar karbon dioksida di udara dapat menyebabkan ….
a. Korosi pada logam
b. penurunan suhu udara
c. Rusaknya lapisan ozon
d. terbentuknya hujan asam
e. terjadinya efek rumah kaca
15. penghijauan yang dilakukan dikota besar adalah salah satu cara dalam menanggulangi
pencemaran yang bertujuan ….
a. Meningkatkan suhu udara
b. Mencegah terjadinya penguapan
c. Meningkatkan kadar oksigen di udara
d. Meningkatkan kelembapan lingkungan
e. Meningkatkan keindahan dan kesejukan kota
16. Cara alami yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas tanah
adalah.
149
149
a. Sengkedan dan Erosi
b. Erosi dan pemupukan
c. Reboisasi dan rotasi tanaman
d. Sengkedan dan rotasi tanaman
e. Pemupukan dan rotasi tanaman
17. Suatu Lingkungan dikatakan sudah tercemar bila....
a. ditemukan bakteri dan jamur pengurai
b. kuantitas dan kualitasnya menurun
c. mengandung makhluk hidup, zat, dan energi yang tidak dinginkan
d. berfungsi sesuai dengan fungsinya
e. jumlah dan kadar polutan melebihi ambang batas
18. DDT termasuk insekta yang sulit terurai dilingkungan dan dapat masuk kedalam tubuh makhluk
hidup melalui rantai makanan. Akumulasi DDT tertinggi terdapat di....
a. Produsen
b. Lingkungan perairan
c. Mikroorganisme pengurai
d. Konsumen pada tingkat trofik tertinggi
e. Konsumen pada tingkat trofik terendah
19. Hal berikut yang bukan merupakan dampak kebisingan pada tubuh yaitu....
a. telinga mendengung
b. hilang konsentrasi
c. sesak napas
d. sulit tidur
e. tuli
20. Limbah cair yang tidak dapat digunakan untuk menyiram tanaman adalah....
a. air bekas mencuci buah sayuran
b. air kencing hewan ternak
c. air bekas mencuci beras
d. air bekas mencuci baju
e. sisa minuman teh
21. Bila berbelanja ke pasar sebaiknya membawa tas plastik bekas dari rumah. Tindakan tersebut
merupakan salah satu cara meminimalkan limbah padat yaitu....
a. reuse
b. reduce
c. recyle
d. recovery
e. replacement
22. Memanfaatkan sampah batok kelapa untuk dijadikan arang sebagai bahan bakar merupakan salah
satu cara meminimalkan limbah padat yaitu....
a. reconstruct
b. recovery
c. refusal
d. reduce
e. reuse
23. Bangkai tikus, nasi busuk, dan sayuran basi merupakan contoh dari limbah ....
a. Organik
b. industri
c. berbahaya
d. anorganik
e. rumah tangga
24. Bahan berbahaya beracun yang dibuang ke sungai dapat mematikan ikan, karena ....
a. ikan tersebut minum air
b. kandungan oksigen sedikit
c. alga mati sehingga ikan kelaparan
150
150
d. air sungai merupakan habitat ikan
e. bahan tersebut masuk ke alga yang dimakan ikan
25. Sampah organik di perairan dapat menambah mineral di perairan tersebut dan mengakibatkan
tumbuhan liar/ganging tumbuh subur. Hal ini disebut..
a. Autotrof
b.Nitritasi
c. NItrifikasi
d. Eutrofikasi
e. denitrifikasi
26. Limbah kotoran hewan dapat dimanfaatkan untuk…
a. Biogas
b. melunakkan tanah
c. Memperbanyak zat hara dalam tanah
d. memperbanyak mikroba dalam tanah
e. sumber senua bahan yang di butuhkan tumbuhan
27. zat yang di hasilkan oleh hasil samping industri yang menyebabkan
polusi ialah..
a. COdan H2
b. asbes dan CO2
c. SO2 , CO dan CO
2
d. NH3 , SO
2 , dan CH
4
e. Alkohol, CO2 dan NH
3
28. Limbah berdasarkan sifat fisika di kelompokkan menjadi…
a. bahan kimia dan fisika
b. limbah cair, padat, gas
c. bahan organik dan anorganik
d. limbah hewan dan tumbuhan
e. limbah domestic, limbah pabrik, limbah pertanian
29. Seorang pembuat tahu dan tempe membuang limbahnya ke sungai di dekat tempat usahanya.
Keadaan sungai yang benar sehubungan dengan masuknya limbah tersebut adalah..
a. permukaan sungai ditutupi eceng gondok
b. air sungai mengandung logam berat
c. kandungan oksigen sangat tinggi
d. populasi algae sangat melimpah
e. nilai BOD sangat tinggi
30. Pada suatu acara arisan muda-mudi, Lisa lebih memilih menyajikan air the dengan gelas
dibandingkan air kemasan dalam gelas plastik. Alasan pemilihan ini sesuai dengan prinsip
pengelolaan sampah ramah lingkungan yang di sebut.
a. Recycle
b. Reduce
c. Resend
d. Replace
e. Reuse
151
151
D.4 SOAL POSTTEST
Nama:
Kelas:
Nis:
No. Absen:
Waktu: 40 Menit
Berilah Tanda (X)/ Lingkari (O) pada salah satu huruf a, b, c, d, atau e di depan jawaban yang
paling tepat, pada soal pilihan ganda di bawah ini! 1. Pernyataan berikut yang benar adalah ….
a. Penggunaan pupuk buatan dapat menyebabkan erosi.
b. Penggunaan pupuk buatan tidak dapat menyuburkan perairan.
c. Penggunaan pupuk buatan harus ditingkatkan agar hasil panen bertambah
d. Penggunaan pupuk buatan harus terus menerus dilakukan agar tanah menjadi subur.
e. Penggunaan pupuk buatan harus diselilingi dengan penggunaan kompos
2. Berikut yang bukan merupakan efek negatif intensifikasi pertanian terhadap lingkungan adalah
….
a. Konversi lahan menjadi pemukiman
b. Munculnya jenis-jenis hama yang resisten
c. pencemaran oleh residu pestisida dan insektisida
d. blooming eceng gondok akibat eutrofikasi
e. hilangnya jenis-jenis hayati akibat pertanian monokultur.
3. Jika terjadi pencemaran insektisida di ekosistem perairan, beberapa tahun kemudian residu bahan
tersebut yang paling banyak akan didapatkan pada ….
a. Tumbuhan air
b. Perairan tersebut
c. Tubuh serangga lain
d tubuh hewan karnivora
e. tubuh hewan herbivora
4. Pada efek rumah kaca, CO2 dapat berkumpul di udara dan membentuk lapisan. Hal yang
menyebabkan CO2 dapat melayang di udara dan berkumpul di atmosfer adalah ….
a. Karena pencemaran udara yang tinggi
b. Tingginya radiasi ultraviolet di atmosfer
c. karena gas CO2 yang lebih ringan dari udara
d. CO2 mudah berikatan di udara dengan gas lainnya
e. CO2 dapat berikatan dengan oksigen bebas udara
5. Meningkatnya kadar karbon dioksida di udara dapat menyebabkan ….
a. Korosi pada logam
b. penurunan suhu udara
c. Rusaknya lapisan ozon
d. terbentuknya hujan asam
e. terjadinya efek rumah kaca
6. penghijauan yang dilakukan dikota besar adalah salah satu cara dalam menanggulangi
pencemaran yang bertujuan ….
a. Meningkatkan suhu udara
b. Mencegah terjadinya penguapan
c. Meningkatkan kadar oksigen di udara
d. Meningkatkan kelembapan lingkungan
e. Meningkatkan keindahan dan kesejukan kota
7. Cara alami yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau meningkatkan kualitas tanah
adalah.
a. Sengkedan dan Erosi
b. Erosi dan pemupukan
Soal Posttest
152
152
c. Reboisasi dan rotasi tanaman
d. Sengkedan dan rotasi tanaman
e. Pemupukan dan rotasi tanaman
8. Suatu Lingkungan dikatakan sudah tercemar bila....
a. ditemukan bakteri dan jamur pengurai
b. kuantitas dan kualitasnya menurun
c. mengandung makhluk hidup, zat, dan energi yang tidak dinginkan
d. berfungsi sesuai dengan fungsinya
e. jumlah dan kadar polutan melebihi ambang batas
9. DDT termasuk insekta yang sulit terurai dilingkungan dan dapat masuk kedalam tubuh makhluk
hidup melalui rantai makanan. Akumulasi DDT tertinggi terdapat di....
a. Produsen
b. Lingkungan perairan
c. Mikroorganisme pengurai
d. Konsumen pada tingkat trofik tertinggi
e. Konsumen pada tingkat trofik terendah
10. Hal berikut yang bukan merupakan dampak kebisingan pada tubuh yaitu....
a. telinga mendengung
b. hilang konsentrasi
c. sesak napas
d. sulit tidur
e. tuli
11. Limbah cair yang tidak dapat digunakan untuk menyiram tanaman adalah....
a. air bekas mencuci buah sayuran
b. air kencing hewan ternak
c. air bekas mencuci beras
d. air bekas mencuci baju
e. sisa minuman teh
12. Sampah organik di perairan dapat menambah mineral di perairan tersebut dan mengakibatkan
tumbuhan liar/ganging tumbuh subur. Hal ini disebut..
a. Autotrof
b.Nitritasi
c. NItrifikasi
d. Eutrofikasi
e. denitrifikasi
13. Limbah kotoran hewan dapat dimanfaatkan untuk…
a. Biogas
b. melunakkan tanah
c. Memperbanyak zat hara dalam tanah
d. memperbanyak mikroba dalam tanah
e. sumber senua bahan yang di butuhkan tumbuhan
14. zat yang di hasilkan oleh hasil sampin industri yang menyebabkan polusi ialah..
a. COdan H2
b. asbes dan CO2
c. SO2 , CO dan CO
2
d. NH3 , SO
2 , dan CH
4
e. Alkohol, CO2 dan NH
3
15. Limbah berdasarkan sifat fisika di kelompokkan menjadi…
a. bahan kimia dan fisika
b. limbah cair, padat, gas
c. bahan organik dan anorganik
d. limbah hewan dan tumbuhan
e. limbah domestic, limbah pabrik, limbah pertanian
16. Seorang pembuat tahu dan tempe membuang limbahnya ke sungai di dekat tempat usahanya.
Keadaan sungai yang benar sehubungan dengan masuknya limbah tersebut adalah..
153
153
a. permukaan sungai ditutupi eceng gondok
b. air sungai mengandung logam berat
c. kandungan oksigen sangat tinggi
d. populasi algae sangat melimpah
e. nilai BOD sangat tinggi
17. Pada suatu acara arisan muda-mudi, Lisa lebih memilih menyajikan air the dengan gelas
dibandingkan air kemasan dalam gelas plastik. Alasan pemilihan ini sesuai dengan prinsip
pengelolaan sampah ramah lingkungan yang di sebut.
a. Recycle
b. Reduce
c. Resend
d. Replace
e. Reuse
18. Bila berbelanja ke pasar sebaiknya membawa tas plastik bekas dari rumah. Tindakan tersebut
merupakan salah satu cara meminimalkan limbah padat yaitu....
a. reuse
b. reduce
c. recyle
d. recovery
e. replacement
19. Memanfaatkan sampah batok kelapa untuk dijadikan arang sebagai bahan bakar merupakan salah
satu cara meminimalkan limbah padat yaitu....
a. reconstruct
b. recovery
c. refusal
d. reduce
e. reuse
20. Bangkai tikus, nasi busuk, dan sayuran basi merupakan contoh dari limbah ....
a. Organik
b. industri
c. berbahaya
d. anorganik
e. rumah tangga
21. Bahan berbahaya beracun yang dibuang ke sungai dapat mematikan ikan, karena ....
a. ikan tersebut minum air
b. kandungan oksigen sedikit
c. alga mati sehingga ikan kelaparan
d. air sungai merupakan habitat ikan
e. bahan tersebut masuk ke alga yang dimakan ikan
22. Air yang tercemar bisa diolah dengan cara berikut ini, kecuali ….
a. Pewarnaan
b. penyaringan
c. pengendapan
d. penyerapan baru
e. penyaringan dan pengendapan
23. Alasan berikut ini yang bukan merupakan faktor munculnya permasalahan lingkungan adalah ….
a. perkembangan IPTEK
b. perkembangan ekonomi
c. ledakan populasi manusia
d. perkembangan pendidikan
e. penerapan intensifikasi pertanian
24. Dampak negatif pencemaran alam jika tenjadi proses eutrofikasi di daerah rawa adalah ….
a. ganggang dan eceng gondok mati
b. meningkatnya konsentrasi CO di air
c. bentos tidak dapat hidup di daerah tersebut
154
154
d. meningkatnya kadar CO2 yang terdapat di dalam air.
e. ikan dan hewan lain banyak terdapat di daerah tersebut
25. Penyakit kanker kulit jumlahnya semakin meningkat sebagai akibat hilangnya lapisan ozon
stratosfer. Hal ini disebabkan karena …
a. hilangnya lapisan ozon dapat merangsang pertumbuhan virus penyebab kanker kulit
b. hilangnya lapisan ozon menyebabkan sinar kosmis matahari sampai di bumi cukup
tinggi
c. hilangnya lapisan ozon menyebabkan sinar ultraviolet matahari di bumi cukup tinggi
d. hilangnya lapisan ozon menyebabkan berkembangnya mikroorganisme patogen
yang dapat menimbulkan kanker kulit
e. hilangnya lapisan bumi menyebabkan sinar ultraviolet matahari cukup tinggi di bumi
26. Pernyataan berikut yang benar adalah ….
a. Penggunaan pupuk buatan dapat menyebabkan erosi.
b. Penggunaan pupuk buatan tidak dapat menyuburkan perairan.
c. Penggunaan pupuk buatan harus ditingkatkan agar hasil panen bertambah
d. Penggunaan pupuk buatan harus terus menerus dilakukan agar tanah menjadi subur.
e. Penggunaan pupuk buatan harus diselilingi dengan penggunaan kompos
27. Komponen penyebab pencemaran disebut . . .
a. Polusi
b. Mutan
c. Polutan
d. Salinitas
e. Indikator
28. Berikut yang merupakan upaya pelestarian lingkungan adalah . . .
a. Sanitasi
b. Reboisasi
c. Urbanisasi
d. Denitrifikasi
e. Transmigrasi
29. Berikut yang tidak termasuk polutan zat kimia adalah ….
a. CO2
b. Asbes
c. Radiasi
d. Pestisida
e. Gas CFC
30. Dampak yang timbul jika menggunakan gas CFC pada kulkas, hair spray, dan AC adalah…
a. Efek Rumah Kaca
b. Munculnya lubang ozon di statosfer
c. terjadi pencemaran udara di Iingkungan sekitar perumahan
d. terjadi pencemaran udara di dalam ruangan rumah.
e. Terjadi peningkatan suhu tubuh yang terjadi pada badan kita.
155
155
D,6 LEMBAR OBSERVASI SISWA
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
(Kelas Esperimen)
Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Gowa
Kelas : X MIPA 1
Materi : Perubahan Lingkungan
Petunjuk Pengisian
Isilah pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan.
No ASPEK DIDIK YANG DIAMATI PERTEMUAN
1 2 3 4
1 Kehadiran Siswa 35 34 34 35
2 Siswa menanggapi salam dari guru 31 34 34 34
3 Siswa berdoa dalam bimbingan guru 31 34 34 34
4 Siswa dalam keadaan siap untuk belajar 20 17 21 24
5 Siswa menjawab apersepsi guru 18 22 26 28
6 Siswa memperhatikan motivasi yang
disampaikan guru
22 20 24 26
7 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru
20 23 22 28
8 Siswa mendengarkan langkah-langkah
pembelajaran STM (Sains Teknologi
Masyarakat) yang disampaikan oleh guru
22 19 22 27
9 Siswa mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru tentang perubahan
lingkungan
15 23 20 25
10 Siswa membentuk kelompok 35 35 35 35
11 Siswa melakukan diskusi kelompok tentang
materi pembelajaran yang telah di berikan oleh
Guru kepada masing-masing kelompok
27 24 26 30
12 Siswa mengerjakan tugas kelompoknya dengan
sikap sains, kreatif dan bertanggung jawab.
15 18 20 26
156
156
13 Siswa membuat proyek mengenai daur ulang
limbah
- - 32 32
14 Siswa bersama guru mereview pembelajaran 35 35 35 35
15 Siswa mendengarkan penyampaian guru
tentang materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
35 35 35 35
16 Siswa menjawab salam penutup dan
mengucapkan hamdalah
35 35 35 35
Persentase % 70,40 75,55 78,30 84,37
Rata-Rata 77,15
Saran dan komentar pengamat/observer:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Keterangan skala penilaian:
(0-25)% = Kurang Baik
(26-50)% = Cukup Baik
(51-75)% = Baik
(76-100)% = Sangat Baik
Makassar, Januari 2020
Observer
Sri Wahyuni
157
157
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS SISWA
(Kelas Kontrol)
Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Gowa
Waktu : 3 X 4 Menit
Kelas : X MIPA 2
Materi : Perubahan Lingkungan
Petunjuk Pengisian
Isilah pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan.
No ASPEK DIDIK YANG DIAMATI PERTEMUAN
1 2 3 4
1 Kehadiran Siswa 35 32 34 35
2 Siswa menanggapi salam dari guru 29 32 34 34
3 Siswa berdoa dalam bimbingan guru 29 32 34 34
4 Siswa dalam keadaan siap untuk belajar 14 12 21 24
5 Siswa menjawab apersepsi guru 19 15 24 26
6 Siswa memperhatikan motivasi yang
disampaikan guru
17 15 20 20
7 Siswa mendengarkan tujuan pembelajaran
yang disampaikan guru
16 18 22 24
8 Siswa mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan oleh guru tentang sistem gerak
manusia
15 13 20 23
9 Siswa membentuk kelompok 29 32 34 34
10 Sisw mendiskusikan LKS yang diberikan oleh
guru
27 24 22 25
11 Siswa memresentasikan hasil diskusinya 7 7 7 7
13 Siswa bersama guru mereview pembelajaran 29 32 34 34
14 Siswa mendengarkan penyampaian guru
tentang materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya
29 32 34 34
158
158
15 Siswa menjawab salam penutup dan
mengucapkan hamdalah
29 32 34 34
Persentase % 62,35 64,31 73,33 75,88
Rata-Rata 68,96
Saran dan komentar pengamat/observer:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Keterangan skala penilaian:
(0-25)% = Kurang Baik
(26-50)% = Cukup Baik
(51-75)% = Baik
(76-100)% = Sangat Baik
Makassar, Januari 2020
Observer,
Sri Wahyuni
119
119
D,6 LEMBAR OBSERVASI GURU
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU
Nama Sekolah : SMA Negeri 8 Gowa
Materi : Perubahan Lingkungan
Petunjuk Pengisian
Berilah tanda checklist () pada kolom yang sesuai dengan hasil pengamatan.
No ASPEK YANG DIAMATI
HASIL
PENGMATAN
Ya Tidak
1. Guru mengecek kehadiran siswa
2. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan
salam
3. Guru membimbingan siswa berdoa
4 Guru memeriksa kesiapan siswa untuk belajar
5. Guru melakukan apersepsi sesuai denganmateri ajar
6. Guru memberikan motivasi kepada siwa
7. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai
8. Guru menjelaskan langkah-langkah tentang Model
Pembelajaran TGT (Teams Games Tournament)
9. Guru menjelaskan materi secara sistematis
10. Guru memberikan LKS untuk mendiskusikan
bersama kelompok
120
120
11.
Guru memberikan Games atau pertandingan
akademik cerdas cermat kepada siswa dimana setiap
kelompok mempunyai 3 kartu games wajib yang
berisi soal dan 8 kartu games rebutan yang berlaku
untuk semua siswa
12.
Guru memberikan penghargaan kepada kepada
kelompok yang memperoleh nilai tinggi
13.
Guru bersama siswa mereview pembelajaran
14. Guru menyampaikan tentang materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya
15. Guru menutup kegiatan dengan memberikan salam
dan mengucap hamdalah
Saran dan komentar pengamat/observer:
............................................................................................................................. .......
............................................................................................................................. .......
....................................................................................................................................
Makassar, Januari 2020
Observer,
(Nur Amaliah Saleh)
121
121
LAMPIRAN F
REKAPITULASI NILAI
122
122
F.1 REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
NILAI PRETEST
NO NAMA SISWA L/P
NILAI
JUMLAH SOAL
BENAR SALAH
1 Arya Dwi Saputra L 40 12 18
2 Benaya Febriana P 46,6 14 16
3 Chacha Syakirah P 40 12 18
4 Erni Asriani P 40 12 18
5 Fatihah Magfirah P 33,3 10 20
6 Fauziah Rizni P 30 9 21
7 Febriani Trie P 43,3 13 17
8 Febrianti Dwi P 43,3 13 17
9 Fira Fajriani P 30 9 21
10 Griselda P 40 12 18
11 Ilman L 50 15 15
12 Indira Suci P 40 12 18
13 Intan Nurya P 40 12 18
14 Isda Musfira P 36,6 11 19
15 Karimatunnisa P 50 15 15
16 Liana Uswa P 46,6 14 16
17 Muh. Khaidir L 36,6 11 19
18 Muh. Adriyudha L 36,6 11 19
19 Muh. Alwi L 33,3 10 20
20 Muh. Nur Ikhsan L 43,3 13 17
21 Muh. Rifat L 36,6 11 19
22 Muh. Wali Ikramm L 43,3 13 17
23 Nabila Az-zahra P 30 9 21
123
123
24 Nur Alifiah P 40 12 18
25 Nur Indah Pratiwi P 40 12 18
26 Nur Resky Amaliah P 30 9 21
27 Putri Ayu P 36,6 11 19
28 Reski Amalia P 43,3 13 17
29 Saenal Syahrir L 33,3 10 20
30 Sri Ananda P 36,6 11 19
31 Sri Mulyani P 36,6 11 19
32 St. Qhania Sajidah P 33,3 10 20
33 Wildan Hilmy L 50 15 15
34 Wirnu Laksmana L 36,6 11 19
35 Wiwi Tri Novia P 43,3 13 17
124
124
NILAI POSTTEST
NO NAMA SISWA L/P
NILAI
JUMLAH SOAL
BENAR SALAH
1 Arya Dwi Saputra L 80
24 6
2 Benaya Febriana P 80
24 6
3 Chacha Syakirah P 90
27 3
4 Erni Asriani P 86,6
26 4
5 Fatihah Magfirah P 80
24 6
6 Fauziah Rizni P 73,3
22 8
7 Febriani Trie P 93,3
28 2
8 Febrianti Dwi P 90
27 3
9 Fira Fajriani P 73,3
22 8
10 Griselda P 90
27 3
11 Ilman L 96,6
29 1
12 Indira Suci P 86,6
26 4
13 Intan Nurya P 86,6
26 4
14 Isda Musfira P 83,3
25 5
15 Karimatunnisa P 96,6
29 1
16 Liana Uswa P 96,6
29 1
17 Muh. Khaidir L 83,3
25 5
18 Muh. Adriyudha L 86,6
26 4
19 Muh. Alwi L 80
24 6
20 Muh. Nur Ikhsan L 93,3
28 2
21 Muh. Rifat L 86,6
26 4
22 Muh. Wali Ikramm L 93,3
28 2
23 Nabila Az-zahra P 76,6
23 7
24 Nur Alifiah P 86,6
26 4
125
125
25 Nur Indah Pratiwi P 90
27 3
26 Nur Resky Amaliah P 76,6
23 7
27 Putri Ayu P 86,6
26 4
28 Reski Amalia P 93,3
28 2
29 Saenal Syahrir L 83,3
25 5
30 Sri Ananda P 83,3
25 5
31 Sri Mulyani P 86,6
26 4
32 St. Qhania Sajidah P 80
24 6
33 Wildan Hilmy L 96,6
29 1
34 Wirnu Laksmana L 83,3
25 5
35 Wiwi Tri Novia P 93,3
28 2
126
126
F.2 REKAPITULASI NILAI PRETEST DAN POSTTEST KELAS KONTROL
NILAI PRETEST
No Nama Siswa L/P Nilai
JUMLAH SOAL
BENAR SALAH
1 Andi Aditia L 36.6 11 19
2 Andi Ainun P 33.3 10 20
3 Andi Muhammad L 40 12 18
4 Asti Ananda P 43.3 13 17
5 Caesar Teofilus L 36.6 11 19
6 Dwi Anggita P 43.3 13 17
7 Dwi Reski Dea P 46.6 14 16
8 Fadhia Zalsabila P 43.3 13 17
9 Febi Kirana P 36.6 11 19
10 Hardianti Rahman P 33.3 10 20
11 Ika Restu Wulandari P 33.3 10 20
12 Kardila Tri P 43.3 13 17
13 Keyza Latifa P 40 12 18
14 Melinda Anastasya P 46.6 14 16
15 Muh. Dzaky L 46.6 14 16
16 Muh. Fadhil Arib L 30 9 21
17 Muh. Faldi L 53.3 16 14
18 Muhammad Fathan L 40 12 18
19 Muhammad Sophian L 36.6 11 19
20 Nur Annisa P 40 12 18
Nur Hikma P 56.6 17 13
127
127
21
22 Nur Syaifah P 30 9 21
23 Nurhikma Aulia P 46.6 14 16
24 Nurul Febrianti P 36.6 11 19
25 Pijai Ricardo L 40 12 18
26 Putri Cahya P 46.6 14 16
27 Putri Lestari P 33.3 10 20
28 Radianggi FR P 40 12 18
29 Rafizah Rahman P 46.6 14 16
30 Siti Alwa Syabina P 36.6 11 19
31 Siti Nurkhairani P 43.3 13 17
32 Sitti Saleha P 30 9 21
33 Sofyan Dwiyanto L 33.3 10 20
34 Wafiq Azizah P 46.6 14 16
35 Zulfikar Anugrah L 30 9 21
128
128
NILAI POSTTEST
No Nama Siswa L/P Nilai JUMLAH SOAL
BENAR SALAH
1 Andi Aditia L 76,6 23 7
2 Andi Ainun P 80 24 6
3 Andi Muhammad L 83,3 25 5
4 Asti Ananda P 83,3 25 5
5 Caesar Teofilus L 86,6 26 4
6 Dwi Anggita P 93,3 27 3
7 Dwi Reski Dea P 66,6 20 10
8 Fadhia Zalsabila P 73,3 22 8
9 Febi Kirana P 83,3 25 5
10 Hardianti Rahman P 80 24 6
11 Ika Restu Wulandari P 83,3 25 5
12 Kardila Tri P 73,3 22 8
13 Keyza Latifa P 86,6 26 4
14 Melinda Anastasya P 80 24 6
15 Muh. Dzaky L 70 21 9
16 Muh. Fadhil Arib L 83.3 25 5
17 Muh. Faldi L 83,3 25 5
18 Muhammad Fathan L 80 24 6
19 Muhammad Sophian L 90 27 3
20 Nur Annisa P 73,3 22 8
21 Nur Hikma P 76,6 23 7
Nur Syaifah P 90 27 3
129
129
22
23 Nurhikma Aulia P 86,6 26 4
24 Nurul Febrianti P 83,3 25 5
25 Pijai Ricardo L 73,3 22 8
26 Putri Cahya P 86,6 26 4
27 Putri Lestari P 70 21 9
28 Radianggi FR P 86,6 26 4
29 Rafizah Rahman P 80 24 6
30 Siti Alwa Syabina P 76,6 23 7
31 Siti Nurkhairani P 76,6 23 7
32 Sitti Saleha P 60 20 10
33 Sofyan Dwiyanto L 73,3 22 8
34 Wafiq Azizah P 76,6 23 7
35 Zulfikar Anugrah L 90 27 3
130
130
LAMPIRAN F
VALIDASI INSTRUMEN
131
131
F.1 KETERANGAN VALIDASI
132
132
F.2 HASIL VALIDASI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
133
133
134
134
135
135
136
136
137
137
138
138
139
139
140
140
F.3 HASIL VALIDASI TES HASIL BELAJAR BIOLOGI
141
141
142
142
143
143
144
144
145
145
146
146
F.4 HASIL VALIDASI LEMBAR OBSERVASI GURU
147
147
148
148
149
149
150
150
151
151
152
152
F.5 HASIL VALIDASI LEMBAR OBSERVASI SISWA
153
153
154
154
155
155
156
156
157
157
158
158
LAMPIRAN G
PERSURATAN DAN DOKUMENTASI
159
159
G.1 SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN LP3M
160
160
G.2 SURAT IZIN PENELITIAN BKPMD PROV. SUL-SEL
161
161
G.3 SURAT PENGANTAR PENELITIAN DARI DINAS PENDIDIKAN
162
162
G.4 KARTU KONTROL PENELITIAN
163
163
164
164
G.5 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
165
165
KELAS EKSPERIMEN
Pengerjaan Pretest dan Posttest
166
166
Suasana Kelas Saat Pembelajaran Berlangsung
167
167
168
168
Produk Daur Ulang Limbah
169
169
170
170
Foto Kelas
171
171
KELAS KONTROL
Pengerjaan Pretest dan Posttest
172
172
uasana Kelas Saat Pembelajaran Berlangsung
173
173
Foto Kelas
174
174
RIWAYAT HIDUP
Sri Wahyuni. Dilahirkan di Bontoramba, Kabupaten
Gowa pada tanggal 27 Mei 1997. Merupakan anak ke-
2 dari tiga bersaudara, dari pasangan Ayahanda Alm.
Abd. Rachman Dg. Ngawing dan Ibunda Halipah Dg.
Senga. Penulis masuk sekolah dasar pada tahun 2003
di SD Inpres Bontoramba, Kec. Somba Opu Kab.
Gowa dan tamat tahun 2009, tamat SMP Negeri 1
Sungguminasa tahun 2012 dan tamat SMA Negeri 1 Bontomarannu tahun 2015.
Pada tahun yang sama (2015), penulis melanjutkan pendidikan pada program
Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selesai tahun 2020.
Selanjutnya, penulis memilih program studi pendidikan Biologi bukan sekedar
karena ketertarikan semata, namun lebih dari itu penulis berharap dengan menjadi
tenaga pendidik, penulis dapat memberikan konstribusi bagi kemajuan pendidikan
di Indonesia serta ilmu yang di sampaikan dapat memberikan manfaat bagi orang-
orang di sekekeliling dan bagi generasi penerus bangsa.