pengaruh pendekatan saintifik berbantuan mind mapping...

12
JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016 193 PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS VI KECAMATAN KUTA SELATAN. Ni Luh Yuliasih, I Wayan Lasmawan 1 , I Wayan Suastra 2 Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail: {luh.yuliasih, wayan.lasmawan, wayan.suastra}@pasca.undiksha.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Kuta Selatan. Penelitian ini tergolong sebagai penelitian eksperimen semu dengan rancangan The Posttest- Only Control Group Design. Populasi Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 orang yang diambil secara random. 29 siswa kelas VB di SD No. 4 Ungasan sebagai kelompok eksperimen dan 26 siswa kelas V di SD No. 8 Ungasan sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes untuk variabel kemampuan berpikir kreatif dan tes pilihan ganda untuk variabel hasil belajar. Metode analisis data yang digunakan adalah manova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa (F=6,22; p < 0,05); (2) Terdapat pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping terhadap hasil belajar IPA siswa (F=37,45; p < 0,05); (3) secara simultan, terdapat pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Kuta Selatan. Kata kata kunci : hasil Belajar, kemampuan berpikir kreatif, pendekatan saintifik berbantuan mind mapping Abstract This research aims to investigate the effect of Scientific Approach Assisted by Mind Mapping towards Creative Thinking Ability and Science Learning Outcomes of the Fifts Grade Elementary School Students in Cluster VI Kuta Selatan Subdistrict. It was an quasi-experimental research using The Posttest-Only Control Group Design. Subjects of the research are the entire fifts grade students in cluster VI Kuta Selatan subdistrict. Sample of the research are 55 students captured in randomized, 29 students grade VA from SDN 4 Ungasan as experimental group and 26 students from SDN 8 Ungasan as control group. Data were collected by test for creative thinking ability variable, and multiple choice test for Science Learning Outcomes variable. The data analysis method used was manova. The results show that: (1) there was an effect of scientific approach assisted by mind mapping towards the creative thinking ability (F = 6,22 ; p < 0,05); (2) there was an effect of scientific approach assisted by mind mapping towards the students science learning outcomes (F =37,45 ; p < 0,05); (3) There was a simultaneous effect of Scientific Approach Assisted by Mind Mapping towards Creative Thinking Ability and Science Learning Outcomes of the Fifts Grade Elementary School Students in Cluster VI Kuta Selatan Subdistrict. Keywords : learning outcomes, creative Thinking ability, scientific Approach assisted by mind mapping,

Upload: others

Post on 15-Mar-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

193

PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD GUGUS VI

KECAMATAN KUTA SELATAN.

Ni Luh Yuliasih, I Wayan Lasmawan1, I Wayan Suastra2

Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana

Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail: {luh.yuliasih, wayan.lasmawan, wayan.suastra}@pasca.undiksha.ac.id

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Kuta Selatan. Penelitian ini tergolong sebagai penelitian eksperimen semu dengan rancangan The Posttest- Only Control Group Design. Populasi Penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 55 orang yang diambil secara random. 29 siswa kelas VB di SD No. 4 Ungasan sebagai kelompok eksperimen dan 26 siswa kelas V di SD No. 8 Ungasan sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan pemberian tes untuk variabel kemampuan berpikir kreatif dan tes pilihan ganda untuk variabel hasil belajar. Metode analisis data yang digunakan adalah manova. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Terdapat pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa (F=6,22; p < 0,05); (2) Terdapat pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping terhadap hasil belajar IPA siswa (F=37,45; p < 0,05); (3) secara simultan, terdapat pengaruh penerapan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Kuta Selatan.

Kata – kata kunci : hasil Belajar, kemampuan berpikir kreatif, pendekatan saintifik berbantuan mind mapping

Abstract This research aims to investigate the effect of Scientific Approach Assisted by Mind Mapping towards Creative Thinking Ability and Science Learning Outcomes of the Fifts Grade Elementary School Students in Cluster VI Kuta Selatan Subdistrict. It was an quasi-experimental research using The Posttest-Only Control Group Design. Subjects of the research are the entire fifts grade students in cluster VI Kuta Selatan subdistrict. Sample of the research are 55

students captured in randomized, 29 students grade VA from SDN

4 Ungasan as experimental group and 26 students from SDN 8 Ungasan as control group. Data were collected by test for creative thinking ability variable, and multiple choice test for Science Learning Outcomes variable. The data analysis method used was manova. The results show that: (1) there was an effect of scientific approach assisted by mind mapping towards the creative thinking ability (F = 6,22 ; p < 0,05); (2) there was an effect of scientific approach assisted by mind mapping towards the students science learning outcomes (F =37,45 ; p < 0,05); (3) There was a simultaneous effect of Scientific Approach Assisted by Mind Mapping towards Creative Thinking Ability and Science Learning Outcomes of the Fifts Grade Elementary School Students in Cluster VI Kuta Selatan Subdistrict. Keywords : learning outcomes, creative Thinking ability, scientific Approach assisted by mind mapping,

Page 2: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

194

PENDAHULUAN Dunia pendidikan dewasa ini tengah

mendapat sorotan yang sangat tajam berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, yaitu sumber daya manusia yang mampu “hidup” di abad ke-21 (Degeng,2001:1). Tentunya sumber daya manusia dapat diwujudkan melalui pendidikan. Pendidikan sebagai sumber daya insani sepatutnya mendapat perhatian secara terus menerus dalam upaya peningkatan mutunya. Sebagai aset masa depan dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas maka pendidikan memerlukan sistem pengelolaan yang professional, tenaga guru yang bermutu, sarana belajar dan anggaran pendidikan yang cukup dan memadai serta partisipasi dari masyarakat.

Masalah pendidikan sesungguhnya telah banyak dibicarakan oleh para ahli pendidikan. Mereka menyadari bahwa pendidikan merupakan salah satu aspek penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk karakter, perkembangan ilmu dan mental seorang anak, yang nantinya akan tumbuh menjadi seorang manusia dewasa yang akan berinteraksi dan melakukan banyak hal terhadap lingkungannya, baik secara individu maupun sebagai makhluk sosial.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia telah ditempuh berbagai upaya oleh pemerintah. Upaya-upaya tersebut hampir mencakup seluruh komponen pendidikan, seperti pengadaan buku-buku pelajaran, peningkatan kualitas guru, proses pembelajaran, pembaharuan kurikulum, serta usaha lainnya yang berkaitan dengan kualitas pendidikan. Untuk mencapai sasaran pendidikan telah dirangkumkan dalam bentuk sistem yang lebih khusus sehingga pelaku pendidikan memiliki tujuan secara tepat.

Berdasarkan pendapat di atas maka

dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang terencana dan berlangsung terus menerus untuk menuju kedewasaan. Maka dari itu pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan tidak boleh dipandang sebelah mata demi kemajuan bangsa dan negara.

Dalam pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) ada berbagai mata pelajaran yang dibelajarkan. Mata Pelajaran tersebut tentu saja sudah direncanakan sedemikian rupa agar dapat bermanfaat bagi peserta didik serta dapat meningkatkan kualitas peserta didik yang berbanding lurus dengan meningkatnya kualitas pendidikan nasional. Salah satu pelajaran yang ada di SD adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Suastra (2017 :1) mengatakan IPA merupakan bagian kehidupan manusia dari sejak manusia itu mengenal diri dan alam sekitarnya. Manusia dan lingkungan merupakan sumber, objek, dan subjek IPA. Kompetensi IPA seperti yang ditetapkan dalam tujuan nasional dapat diwujudkan melalui pembelajaran yang menekankan pada bagaimana siswa belajar dan bukan pada apa yang dipelajari siswa. Pembelajaan harus diubah dari metode transfer pengetahuan menjadi bagaimana siswa itu belajar dan menyusun pengetahuannya sendiri. Hal ini dapat diwujudkan dengan menciptakan kegiatan belajar yang inovatif dan akan menempatkan guru sebagai fasilitator, mediator, penilai dan pengarah dalam pembelajaran. Dalam melaksanakan fungsi tersebut guru harus memiliki kreativitas dan inovasi dalam merencanakan serta melakukan pembelajaran. Dengan demikian, pembelajaran akan menjadi bermakna, memudahkan siswa dalam pemahaman dan penguasaan konsep makin kuat, serta akan muncul kemampuan berpikir kreatif pada siswa.

Dalam peranannya, mata pelajaran IPA sangat penting diberikan kepada anak didik mulai dari jenjang pendidikan dasar. Hal ini dimaksudkan untuk melatih daya

Page 3: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

195

pikir anak didik sehingga mereka dapat menggunakan pengetahuan tentang IPA tersebut sebagai dasar dalam mempelajari bidang ilmu yang lain maupun dalam bidang IPA itu sendiri di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Hendro Darmojo (dalam Samatowa, 2006:3) menyatakan secara singkat bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Aspek pokok dalam pembelajaran IPA adalah anak dapat menyadari keterbatasan pengetahuan mereka, memiliki rasa ingin tahu untuk menggali berbagai pengetahuan baru, dan akhirnya dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan mereka. Sementara menurut pendapat Samatowa (2006:5) yang menyatakan bahwa: Beberapa aspek penting yang dapat diperhatikan guru dalam memberdayakan anak melalui pembelajaran IPA yaitu: 1) Pentingnya memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajarannya, anak telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari. 2) Aktivitas anak melalui berbagai kegiatan nyata dengan alam menjadi hal utama dalam pembelajaran IPA. 3) Dalam setiap pembelajaran IPA kegiatan bertanyalah yang menjadi bagian yang penting, bahkan menjadi bagian yang paling utama dalam pembelajaran. 4) Dalam pembelajaran IPA memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah.

Menyikapi hal tersebut, IPA sebagai salah satu bidang studi harus mampu menjadi sarana untuk meningkatkan kemampuan berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah. Di samping itu, penguasaan terhadap IPA juga dapat membekali siswa dalam menghadapi tantangan hidup. Karena pentingnya IPA dalam kehidupan, sudah seharusnya pelajaran ini digemari oleh siswa. Akan tetapi, masih terdapat keluhan dari berbagai pihak terhadap aktivitas dan hasil belajar IPA yang dicapai siswa. Dari

gambaran tersebut sudah sewajarnya IPA memperoleh perhatian yang lebih serius dari pendidik sehingga dapat lebih diminati oleh siswa.

Namun fakta yang ditemukan di lapangan adalah hasil belajar IPA masih dikatagorikan rendah, salah satu penyebabnya adalah kurangnya motivasi belajar, siswa bersikap pasif saat proses belajar mengajar, siswa terlihat tidak bersemangat dalam belajar, minat baca siswa tergolong rendah, sikap ilmiah siswa juga masih kurang yaitu dilihat dari rasa ingin tahu yang rendah dan kurang kritis terhadap pelajaran IPA. Realita pendidikan IPA yang diterapkan di sekolah-sekolah memiliki kecendrungan: 1) pengulangan dan hafalan, 2) siswa belajar dengan ketakutan berbuat salah, 3) siswa kurang didorong berpikir kreatif, 4) siswa jarang dilatih untuk memecahkan masalah (Suastra, 2003). Realita lain yang diungkapkan oleh Suastra (2007) adalah sebagian besar siswa tidak mampu mengaplikasikan konsep-konsep sains yang dipelajari dalam kehidupan nyata. Selanjutnya dikatakan juga bahwa pembelajaran sains di sekolah lebih diarahkan pada penguasaan pengetahuan semata. Siswa lebih banyak dihadapkan dengan menghafal materi – materi IPA yang berdampak pada rendahnya pemahaman konsep IPA karena siswa hanya menyimpan memorinya pada jangka pendek sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi tidak bermakna pada diri siswa. Selain itu, proses pembelajaran yang berlangsung cenderung didominasi oleh guru. Guru berperan sebagai pemegang kemudi dalam proses belajar mengajar serta langsung ikut menentukan keberhasilan belajar siswa. Dalam hal ini guru dituntut untuk menguasai materi yang akan disampaikan kepada siswa, menentukan pendekatan proses belajar mengajar, memilih metode yang sesuai dengan konsep yang diberikan, mengelola kelas dengan baik, memilih media yang mendukung proses belajar mengajar serta

Page 4: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

196

membuat alat evaluasi yang sesuai dengan baik.

Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran berdasarkan pada suatu prinsip-prinsip, proses yang mana akan menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Oleh karena itu, pembelajaran IPA di sekolah dasar dilakukan dengan penyelidikan yang sederhana. Dari kegiatan belajar tersebut maka proses pembelajaran IPA akan mendapat pengalaman langsung melalui pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang seperti ini akan dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan, sehingga mampu berpikir kritis melalui pembelajaran IPA.

Dalam pembelajaran IPA, pemahaman dan untuk keterampilan berpikir serta ingatan siswa cenderung masih rendah. Umumnya, guru hanya menggunakan metode konvensional atau ceramah yang menempatkan guru sebagai pusat informasi. Kurangnya variasi metode pembelajaran ini mengakibatkan siswa kurang aktif sehingga minat, semangat, dan keaktifan belajar siswa kurang yang berakibat pada hasil belajar mereka relatif rendah atau kurang maksimal. Kemampuan berpikir merupakan modal yang harus dimiliki siswa sebagai bekal dalam menghadapi perkembangan sosial dan pengetahuan di masyarakat. Selain itu, kemampuan berpikir merupakan sarana untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu agar siswa mampu memecahkan masalah taraf tinggi. Pembelajaran yang kurang melibatkan siswa secara aktif dapat menghambat kemampuan berpikir (Nasution 2006:171). Kemampuan berpikir antara lain mencakup kemampuan berpikir analitis, kritis, inovatif, dan kreatif. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang kompleks (kumpulan berbagai keterampilan berpikir).

Akhirnya, pembelajaran IPA haruslah dapat membuat siswa belajar aktif di mana terjadi proses berpikir kreatif dalam

pengambilan keputusan, siswa mengembangkan pemahaman baru melalui proses konstruksi pengetahuan secara aktif, terjadi wacana yang interaktif yang memfasilitasi pengkonstruksian makna yang diperlukan untuk mengembangkan pemahaman sosial yang penting, serta secara gradual guru dapat memodifikasi peran dari semula bersifat memberi contoh, menjelaskan, dan menyediakan informasi ke arah pembelajaran secara kooperatif, partisipatif, dan mandiri, sehingga siswa dapat belajar secara autentik.

Belajar dan pembelajaran IPA akan bersifat menantang apabila siswa terpancing rasa ingin tahunya untuk mencapai tujuan belajar baik secara individual, group, maupun klasikal; guru mencontohkan semangat untuk mencapai tujuan belajar dan berwawasan luas dalam melakukan inkuiri, dan menggunakan strategi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk menunjukkan kualitas yang sama dengan guru; dan guru harus menunjukkan minat dan respek terhadap pemikiran siswa serta meminta argumentasi siswa yang bernalar dengan baik dan penuh komitmen. Guru IPA harus menyajikan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan model-model pembelajaran yang relevan dengan tujuan pembelajarannya.

.Berbicara mengenai pendekatan, terutama yang diterapkan di sekolah dasar, begitu banyak pendekatan yang baik untuk diterapkan salah satunya adalah Pendekatan Saintifik. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang agar siswa secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan seperti mengamati, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam

Page 5: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

197

mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Proses pembelajaran yang dilaksanakan terdiri dari 5 pengalaman belajar yaitu mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk mendorong siswa dalam mencari tahu dari berbagai sumber, dan bukan hanya diberi tahu. Pendekatan saintifik akan lebih menarik jika dikolaborasikan dengan metode yang inovatif untuk membentuk kemampuan berpikir kreatif siswa terutama pada mata pelajaran IPA.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan mengenai pelaksanaan pendekatan saintifik di SD ditemukan bahwa pada kegiatan mengkomunikasikan masih banyak siswa yang belum berani menyampaikan ide gagasan atau hasil penemuannya dan tidak semua siswa pandai dalam menyampaikan informasi. Kegiatan mengkomunikasikan dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Diperlukan metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satu metode yang relevan dan diharapkan sejalan dengan pendekatan saintifik adalah metode mind mapping.

Salah satu metode yang relevan dan

diharapkan sejalan dengan pendekatan saintifik adalah metode mind mapping. Melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik yang berbantuan mind mapping, maka siswa tidak saja menghafal fakta, konsep dan pengetahuan yang bersifat

kognitif rendah dan guru sebagai satu-satunya sumber informasi, melainkan akan membawa siswa untuk berpartisipasi aktif dan berpikir kreatif karena siswa akan diminta melakukan tugas-tugas seperti bekerja kelompok, melakukan pengamatan dan melaporkan hasil kegiatannya. Ini artinya guru bukan satu-satunya sumber informasi karena siswa akan mencari sumber yang beragam dan terlibat dalam berbagai kegiatan belajar yang beragam pula.

Peta pikiran (Mind Map) adalah alternatif solusi yang diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Pembelajaran menggunakan peta pikiran merupakan salah satu metode yang dapat dijadikan alternatif guru untuk mengajar. Peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan siswa untuk dapat mengingat banyak informasi karena dengan peta pikiran siswa cukup mengingat ide atau gagasan utama untuk dapat merangsang ingatan dengan mudah. Siswa dapat menghemat waktu, menyusun tulisan dengan teratur, menggali lebih banyak gagasan, lebih banyak bersenang-senang, dan mendapatkan nilai yang lebih baik dengan peta pikiran (Buzan 2007:35).

Mind mapping merupakan salah satu metode yang cocok membantu daya ingat, karena mind mapping adalah pemetaan pikiran yang memuat kata kunci suatu topik. Buzan (2004:6) menyatakan mind mapping merupakan cara paling mudah untuk memasukan informasi ke dalam otak, dan untuk mengambil informasi dari otak. Mind mapping dapat dibuat sesuai kreatifitas, sesuai dengan keinginan, dan hanya kita (yang membuat) mengetahui. Dengan mind mapping siswa bebas menggambarkan hasil pengembangan materi mereka dengan gambar-gambar atau garis-garis berwarna yang mereka sukai, sehingga pelajaran akan lebih menyenangkan. Oleh karena mind mapping dapat membantu daya ingat, berarti mind mapping dapat membantu mengembangkan materi pokok. Mind mapping mempunyai banyak

Page 6: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

198

keunggulan yang dapat membantu memecahkan permasalahan yang kita hadapi baik dalam bidang pemahaman, keterampilan berpikir maupun ingatan. Mengingat mind mapping mempunyai banyak keunggulan, dua di antaranya adalah (1) dengan mind mapping ide permasalahan diidentifikasi secara jelas (2) mind mapping membuat kita lebih mampu berkonsentrasi pada permasalahan yang sering kita hadapi.

Dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode mind mapping, diharapkan dalam keterampilan berpikir dan pemahaman daya ingat siswa dalam pembelajaran IPA dapat ditingkatkan. Dengan demikian siswa belajar IPA tidak hanya mendengarkan dan guru menerangkan di depan kelas saja, namun diperlukan keaktifan siswa dalam mengembangkan materi pokok siswa pada proses belajar mengajar.

Demikian pula halnya dalam mata pelajaran IPA di SD apabila guru IPA dalam mengajar selalu memberikan rangsangan pada siswanya untuk meningkatkan daya berpikir kreatif mereka maka nantinya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang IPA. Ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif sangat memegang peranan dalam belajar IPA.

Pada umumnya dalam pelajaran IPA siswa kurang mempunyai kemampuan untuk berpikir kreatif. Siswa hanya mengandalkan guru sebagai satu-satunya sumber pengetahuan tanpa mereka sadari bahwa di luar otak guru atau bahkan di dalam otak mereka juga terdapat banyak pengetahuan yang bisa digali apabila mereka dapat meningkatkan daya berpikir kreatif mereka. Sehubungan dengan itu mereka perlu diberi tantangan dan rangsangan agar mereka mau belajar sungguh-sungguh dengan kreativitas mereka masing-masing dalam menyimpan pengetahuan-pengetahuan yang mereka dapatkan baik dari guru maupun dari hasil menggali pengetahuan sendiri. Seorang siswa akan lebih berhasil dalam dalam meningkatkan hasil belajarnya apabila

siswa tersebut mempunyai daya kreativitas atau kemampuan berpikir kreatif yang tinggi, maka masalah peningkatan berpikir kreatif pada siswa merupakan masalah yang penting sampai sekarang, apalagi dalam bidang pendidikan khususnya siswa SD.

Pendekatan saintifik berbantuan mind mapping yaitu suatu pendekatan dalam pembelajaran yang mengutamakan pembentukan sikap ilmiah pada kegiatan pembelajarannya. Pendekatan tersebut akan diterapkan dengan bantuan metode mind mapping, yang dipercaya dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dirancang sedemikian rupa sehingga dalam kegiatan pembelajarannya salah satu dari lima pengalaman belajar, diantaranya mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan, dan mengkomunikasikan dapat dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran juga disertakan dengan kegiatan membuat mind mapping.

Kegiatan pembelajaran ini diawali dengan pengenalan mengenai konsep mind mapping, kemudian mengajak siswa untuk belajar membuat mind mapping. Saat guru ingin menyampaikan materi pembelajaran dan memberikan pemahaman kepada siswa mengenai suatu materi guru mengawalinya dengan pemberian tema utama (mengamati), kemudian menggali pengetahuan siswa tentang tema tersebut (menalar), jika sudah ditemukan setiap informasi yang diperoleh siswa akan di letakkan pada setiap cabang (mengasosiasikan). Selanjutnya, siswa akan diberi kesempatan untuk menghias dan memberi warna pada mind mapping yang telah dibuatnya. Melalui kegiatan ini kreativitas siswa akan berkembang, kemampuan berpikir kreatif siswa sedikit demi sedikit menjadi telatih. Dengan kegiatan pembelajaran ini juga siswa akan lebih tertarik dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga apabila sudah

Page 7: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

199

menarik perhatian, tentu materi yang telah dipelajari akan mudah untuk dipahami oleh siswa.

Kemampuan berpikir kreatif harus ditanamkan pada anak didik, agar anak didik nantinya mempunyai kreativitas dalam menangkap, menyimpan dan mengolah pengetahuan-pengetahuan yang anak didik dapatkan dalam belajar mata pelajaran IPA yang diberikan di sekolah yang pada akhirnya siswa akan mempunyai pengalaman-pengalaman yang sangat berguna dalam meningkatkan hasil belajarnya.

Berdasarkan penjelasan di atas, dirancanglah suatu penelitian guna mengetahui pengaruh penggunaan pendekatan yang sesuai dengan karakteristik siswa melalui penelitian eksperimen. Kegiatan ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil belajar siswa antara siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional sehingga diharapkan nantinya diperoleh perbedaan yang terjadi dalam kedua kelompok tersebut. Penelitian ini sendiri diadakan dengan judul: “Pengaruh Pendekatan Saintifik berbantuan Mind mapping terhadap Kemampuan berpikir kreatif dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Gugus VI Kecamatan Kuta Selatan.”

Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Kedua, untuk mengetahui perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Ketiga, untuk mengetahui perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA antara siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional.

METODE

Penelitian ini merupakan jenis eksperimen. Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (Quasi-eksperimental design). Rancangan penelitian ini dipilih karena terdapat faktor luar yang tidak dapat dikontrol selama kegiatan eksperimen berlangsung. Untuk desain penelitiannya digunakan rancangan Posttest Only Control Group Design. Uji kesetaraan menggunakan gain score yang sudah dilakukan uji normalisasi. Uji kesetaraan menggunakan uji t-test. Selanjutnya apabila sudah setara, dilakukan random untuk memilih pasangan sampel. Apabila kedua sampel telah setara, ditentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen secara acak. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan (treatment), dan terakhir diberikan postes pada kedua kelompok sampel.

E X O1

K - O2

Gambar 0.1 Rancangan Eksperimen Dengan Posttest Only Control Group Design (Sugiyono, 2011 : 116) Keterangan: E = Eksperimen K = Kontrol O1 O2 = Hasil observasi atau post-tes

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Pada penelitian ini, pembelajaran dengan pendekatan sainifik berbantuan mind mapping dilawankan dengan pembelajaran dengan pendekatan konvensional terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA siswa kelas V SD. Desain rancangan eksperimen pada penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (eksperiment group) dan kelompok control (control

Page 8: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

200

group). Pemberian tes untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa dan posttest untuk mengukur hasil belajar IPA yang dilakukan satu kali pada akhir setelah penyampaian semua materi. Populasi penelitian ini yaitu siswa kelas V SD Negeri di Gugus VI Kuta Selatan yang terdiri dari 6 Sekolah Dasar.

Pemilihan SD Gugus IV Kecamatan Kuta Selatan sebagai populasi penelitian didasarkan pada pertimbangan keterjangkauan dan kelayakan. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2011: 118). Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan teknik group random sampling. Kemudian dipilih secara acak satu kelas sebagai kelompok eksperimen dan satu kelas sebagai kelompok kontrol. Untuk meyakinkan seluruh kelas homogen dalam hasil belajar siswa maka dilakukan uji kesetaraan. Uji kesetaraan menggunakan t-test dilakukan dengan kriteria : jika nilai sigifikansi atau Sig. (2-tailed) > 0,05 ( a = 0,05) maka kedua kelompok kelas dinyatakan setara.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar siswa. Data kemampuan berpikir kreatif siswa diperoleh dari tes kemampuan berpikir kreatif yang dimodifikasi dari Sujana (2002) dan diberikan setelah perlakuan atau treatment dilakukan. Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes yang diberikan setelah perlakuan atau treatment. Tes yang diberikan adalah tes hasil belajar IPA. Dengan demikian metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode tes.

Instrumen penelitian yang disusun sebelum digunakan dalam pengambilan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba sehingga instrumen yang digunakan

memenuhi persyarat. Validasi instrumen tes kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar dilakukan setelah dikonsultasikan dan disetujui oleh pembimbing serta dilakukan penilaian instrumen melalui pakar (judges). Selanjutnya instrumen tes kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar tersebut diuji validitasnya. Instrumen tes kemampuan berpikir kreatif harus memenuhi validitas isi, validitas konstruk, dan reliabilitas. Sedangkan instrumen tes hasil belajar IPA yang berupa pilihan ganda harus memenuhi validitas isi, validitas butir, daya beda, tingkat kesukaran, dan reliabilitas.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Multivariate Analisis Of Varians (MANOVA). Data kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA dianalisis secara bertahap sesuai dengan variabel masing-masing untuk menjawab permasalahan penelitian. Urutan analisis data yang dilaksanakan meliputi: deskripsi data, uji prasyarat analisis, dan uji hipotesis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi data hasil penelitian akan disajikan dalam empat kelompok untuk melihat kecenderungan, yaitu : 1) kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajarkan dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping, 2) kemampuan berpikir kreatif siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan konvensional, 3) hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping, dan 4) hasil belajar IPA siswa yang diajarkan dengan pendekatan konvensional. Berikut merupakan hasil rekapitulasi analisis deskriptif data kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA.

Tabel 01 Tabel Rekapitulasi Hasil Analisis Deskriptif

Statistik

A1Y1 A1Y2 A2Y1 A2Y2

N 29 29 26 26

Mean 30,41 75,66 26,73 55,54

Page 9: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

201

Median 31 74 28 57

Modus 35 70 32 40

Standar Deviasi 5,220 110,543 5,7,31 13,767

Varians 27,251 111,163 32,845 189,538

Range 17 44 24 48

Skor Minimum 21 56 14 28

Skor Maksimum 38 100 38 76

Jumlah 882 2194 695 1444

Keterangan: A1Y1 = Kemampuan berpikir kreatif siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping

A1Y2 = Hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping

A2Y1 = Kemampuan berpikir kreatif siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional

A2Y1= Hasil belajar IPA pada siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional Sebelum dilakukan analisis hipotesis

dilakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kolinieritas. Berdasarkan uji tersebut data yang diperoleh sudah memenuhi syarat sehingga bisa dilanjutkan ke uji hipotesis. Hasil analisis hipotesis I menunjukkan kemampuan berpikir kreatif IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping (kelompk eksperimen)hasilnya lebih baik dan lebih efektif dari pada kemampuan berpikir kreatif IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional (kelas kontrol). Hasil analisis dengan bantuan SPSS 16,00 for Windows diperoleh nilai F sebesar 6,22, dk = 1, dan Sig = 0,016. Ini berarti signifikansi lebih kecil dari 0.05 sehingga hipotesis nol (H0) ditolak. Jadi terdapat perbedaan yang sigifikan antara kemampuan berpikir kreatif siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Hasil analisis

Hipotesis II menyatakan bahwa Fhitung sebesar 37,452, df = 1, dan sig = 0,001. Ini berarti nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping (kelas eksperimen) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional ( kelas kontrol ). Hasil analisis manova menunjukkan bahwa nilai F hitung untuk Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largerst Root dari implementasi pendekatan pembelajaran saintifik berbantuan mind mapping sebesar 21,781 dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 artinya semua nilai Pillai’s Trace, Wilks’ Lambda, Hotelling’s Trace, Roy’s Largerst Root signifikan. Dengan demikian, terdapat pengaruh pendekatan saintifik berbantuan mind mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA secara simultan pada siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Kuta Selatan.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Widiani (2016) Setelah dilakukan pembelajaran matematika dengan pendekatan saintifik dan pengaruhnya terhadap kemampuan komunikasi matematis dan berpikir kreatif mengalami peningkatan yaitu rerata sebesar 82,45% dan 84,48%. Serta terdapat hubungan antara kemampuan komunikasi matematis dan berpikir kreatif siswa setelah diberikan pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Penelitian yang dilakukan oleh Wartini (2015) juga menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar PKn antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Page 10: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

202

dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Penelitian Irman (2015) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat berpikir kreatif antara siswa yang mendapat perlakuan mind mapping dengan siswa yang tidak mendapat perlakuan mind mapping dengan nilai p = 0,000. Terdapat perbedaan tingkat berpikir kreatif pada dimensi novelty siswa yang mendapat perlakuan mind mapping dan siswa yang tidak mendapat perlakuan mind mapping dengan nilai p = 0,000. Terdapat perbedaan tingkat berpikir kreatif pada dimensi divergent thinking siswa yang mendapat perlakuan mind mapping dan siswa yang tidak mendapat perlakuan mind mapping dengan nilai p = 0,000. Berdasarkan hasil penelitian terbukti bahwa mind mapping berpengaruh terhadap peningkatan berpikir kreatif siswa.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Priantini (2013), hasil penelitian ini menunjukan bahwa: 1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode Mind mapping dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (Fhitung =12,71; Sig=0,001), 2)secara simultan kemampuan berpikir kreatif dan prestasi belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan metode mind mapping lebih baik secara signifikan daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (Fhitung sebesar 8,41; Sig= 0,001).

Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo yang menyatakan bahwa pada pembelajaran mind map memperoleh nilai rata – rata 74,79 dan pada pembelajaran di kelas control memperoleh nilai rata – rata 71,76. Setelah diuji di temukan bahwa rhitung (3,997) > rtabel (1,986), maka keputusan hipotesis nihil (H0) ditolak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran mind map dapat berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Terdapat pula jurnal internasional yang berkaitan dengan pengaruh mind mapping antara lain jurnal dari Akinoglu, dkk (2007) yang menyatakan pada basis data yang dihasilkan pada penelitian, disimpulkan

bahwa terdapat perbedaaan bersifat positif yang signifikan dalam konsep belajar siswa, mengatasi pemahaman yang keliru, pencapaian akademik, dan perilaku terhadap mata pelajaran sains dengan mencatat melalui metode mind-mapping. Serta jurnal dari Abi-El-Mona (2008) yang menyatakan adanya hubungan antara tema sentral dan konsep mayor dan minor dan menggunakan warna untuk merepresentasikan konsep yang menjadi aspek mayor dimana membedakan mind map yang dibuat oleh siswa yang memperoleh level yang lebih tinggi dari pemahaman konseptual. Jurnal dari Farrand (2002) menyatakan bahwa peta pikiran memberikan teknik belajar yang efektif bila diterapkan pada bahan tertulis.

Pendekatan saintifik mengharapkan siswa untuk mengkontruksi konsep sedangkan teknik mind mapping bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep dari pengetahuan yang diperoleh tentu saja dipadukannya pendekatan dan teknik ini membuat kegiatan pembelajaran efektif dan efisien. Pendekatan saintifik yang dibantukan dengan mind mapping membuat penyajian materi pembelajaran IPA menjadi lebih menarik. Dengan demikian, minat siswa untuk mempelajari IPA menjadi meningkat. Melalui Mind Mapping siswa akan menuangkan kreatifitasnya dalam bentuk peta pikiran mengenai muatan yang tengah dipelajari. Dalam berkreatifitas membuat mind mapping kemampuan berpikir kreatif siswa juga lebih terlatih. Apabila bahan pelajaran menarik siswa akan lebih tertarik dalam mempelajari materi pelajaran IPA dan memudahkan siswa untuk memahaminya sehingga mempengaruhi hasil belajar IPA.

PENUTUP Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat ditarik simpulan yaitu terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dengan pendekatan konvensional.

Page 11: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

203

Terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dengan pendekatan konvensional. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA yang signifikan antara siswa yang mengikuti pendekatan saintifik berbantuan mind mapping. Kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping lebih tinggi dari kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional pada siswa kelas V SD Gugus VI Kecamatan Kuta Selatan. Berdasarkan simpulan maka dapat diajukan beberapa saran yaitu untuk guru disarankan menggunakan pendekatan saintifik berbantuan mind mapping dalam pembelajaran di sekolah, kepada pihak sekolah, khususnya kepala sekolah/instansi disarankan untuk dapat mengeluarkan kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan pendekatan dan metode pembelajaran inovatif serta melengkapi berbagai fasilitas pembelajaran, kepada komite sekolah sebagai masyarakat wakil orang tua murid, hendaknya proaktif mendukung ketersediaan sarana dan prasarana, serta secara moral memberikan dukungan kepada semua komponen sekolah untuk meningkatkan keberhasilan proses pembelajaran, kepada pemegang kebijakan di bidang pendidikan disarankan agar memberikan pelatihan – pelatihan tentang pengembangan pendekatan dan metode pembelajaran, dan kepada peneliti lain diharapkan dapat melakukan penelitian lanjutan terkait dengan penerapan pendekatan dan metode pembelajaran, khususnya pendekatan saintifik dan metode mind mapping yang dicobakan dengan variabel – variabel lainnya. DAFTAR PUSTAKA Abi-El-Mona, I., and Adb-El-Khalick, F.. 2008.

“The Influence of Mind Mapping on Eighth Graders’ Science Achievement”.

School Science and Mathematics, 180, 298-312.

Akinoglu, O., dan Yasar, Z. 2007. The Effects Of Note Taking In Science Education Through The Mind Mapping Technique On Students’ Attitudes, Academic Achievement And Concept Learning. Journal of Baltic Science Education, 6 (3), 34-43

Buzan, T. 2007. Buku Pintar Mind Map untuk Anak Agar jadi Pintar di Sekolah. Terjemahan Sri Redjeki. Mind Map for Kids The Shortcut to Success at School. 2003. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Degeng, N. S. 2000. Ilmu Pengajaran Taksonomi Variabel. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direkrorat Jenral Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Jakarta

Farrand, P., Fearzana, H., & Hennessy, E. 2002. The efficacy of the „mind map‟ study technique. Medical Education. 36, 426-431.

Prasetyo, D.2016. “Pengaruh Pembelajaran Mind Map Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMPN 2 Sawit Kabupaten Boyolali Tahun Ajaran 2015/2014”. Tesis (Tidak diterbitkan). Program Studi Pendidikan Biologi. Pasca Sarjana UMS.

Irman. 2015. “Pengaruh Mind Mapping Terhadap Peningkatan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Menengah Pertama”. Disertasi (Tidak diterbitkan). Program Studi Bimbingan dan Konseling, Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum 2013. Bandung : Penerbit Yrama Widya

Nasution. 2006. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.

Priantini, D.A.M.M.O., Atmadja, N.B., Marhaeni, A.A.I.N.2013. “Pengaruh Metode Mind Mapping Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif dan Prestasi Belajar IPS” Tesis (Tidak

Page 12: PENGARUH PENDEKATAN SAINTIFIK BERBANTUAN MIND MAPPING …oldpasca.undiksha.ac.id/iwlasmawan/wp-content/... · mapping terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil belajar IPA pada

JIPP, Volume 13 Nomor 3 Oktober 2016

204

diterbitkan). Program Studi Pendidikan Dasar. Pasca Sarjana UNDIKSHA

Samatowa,U. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Suastra, I W. 2003. Implementasi Pembelajaran Berbasis Inquiri di SLTP. Laporan Penelitian. IKIP Negeri Singaraja.

------------2017. Pembelajaran Sains Terkini. Singaraja : UNDIKSHA.

Suastra, I W; Tika, Ketut; Kariasa, Nengah . 2007. Pengembangan Model Pembelajaran IPA Bagi Pengembangan Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Sekolah Dasar. Laporan Penelitian. Singaraja: Undiksha

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Sujana, I. W. 2002. “Pengaruh Jenis Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif Terhadap Perolehan Belajar IPS pada Siswa Kelas VI SD 17 Dauh Puri Denpasar”.Tesis (tidak diterbitkan).

Wartini, M., Lasmawan, I.W., Marhaeni, A.A.I.N 2015. Pengaruh Impelementasi Pendekatan Saintifik Terhadap Sikap Sosial dan Hasil Belajar Pkn di Kelas VI SD Jembatan Budaya, Kuta. Tesis (Tidak diterbitkan). Program Studi Pendidikan Dasar Pasca Sarjana UNDIKSHA

Widiani, T. 2016. Penerapan Pendekatan Saintifik dan Pengaruhnya terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis dan Berpikir kreatif Siswa. Tesis (Tidak diterbitkan). FKIP UNTAN