pengaruh pendidikan dan pendapatan orang

125
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang pembangunan. Pandangan ini mengandung suatu pengertian bahwa pendidikan dapat memotori dan menopang proses pembangunan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang dianggap sangat penting. Namun cukup banyak permasalahan yang dihadapi dalam proses pemenuhan akan pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan dari lembaga pendidikan pada jenjang tertentu dapat dilihat dari kualitas lulusan yang dihasilkannya. Salah satu indikator untuk menilai kualitas pendidikan adalah prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Menurut Muhibbin (2011: 141), “Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”. Prestasi belajar

Upload: walidahp

Post on 31-Jan-2016

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pengaruh

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

pembangunan. Pandangan ini mengandung suatu pengertian bahwa pendidikan dapat

memotori dan menopang proses pembangunan. Oleh karena itu, pendidikan menjadi

salah satu kebutuhan masyarakat yang dianggap sangat penting. Namun cukup

banyak permasalahan yang dihadapi dalam proses pemenuhan akan pendidikan,

khususnya di Indonesia yaitu masalah kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan dari

lembaga pendidikan pada jenjang tertentu dapat dilihat dari kualitas lulusan yang

dihasilkannya.

Salah satu indikator untuk menilai kualitas pendidikan adalah prestasi belajar

yang dicapai oleh siswa. Menurut Muhibbin (2011: 141), “Prestasi belajar adalah

tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah

program”. Prestasi belajar ini digunakan untuk menilai hasil pembelajaran para siswa

pada akhir jenjang pendidikan tertentu. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat

dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,

keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik (Syaodih, 2003: 102-103).

Rendahnya prestasi belajar merupakan salah satu masalah yang sering kita

jumpai dalam masyarakat kita dan masalah ini hampir terdapat di seluruh sekolah

baik itu tingkat dasar, menengah bahkan di perguruan tinggi. Sebagai bangsa yang

ingin maju, kita juga tentu menginginkan agar kualitas pendidikan kita dapat

meningkat. Tetapi persoalannya adalah bahwa masalah pendidikan ini sangat

Page 2: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

2

kompleks yang terkait dengan berbagai hal, dari masalah kebijakan pemerintah

secara nasional sampai dengan masalah yang menyangkut masing-masing peserta

didik.

Mengingat pentingnya mutu pendidikan, maka perlulah kiranya untuk

menyelidiki variabel-variabel yang berhubungan dan sejauh mana hubungan tersebut

dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Karena kebanyakan orang percaya

kegagalan anaknya disebabkan oleh kemampuan otaknya yang kurang. Mereka

belum menyadari bahwa masih banyak faktor lain yang ikut menentukan

keberhasilan studi anak. Meskipun kita tidak dapat menyangkal bahwa otak yang

cerdas merupakan faktor yang dominan dalam menentukan studi seseorang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar banyak jenisnya, tetapi

dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor ekstern dan faktor intern. Ini sesuai

dengan pendapat Slameto (2003 : 54) yang menyatakan bahwa, “Faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa digolongkan menjadi dua golongan saja yaitu

faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor ekstern yaitu faktor yang ada pada luar

individu, dapat berasal dari keluarga, sekolah, masyarakat, sebagai contoh yaitu

keharmonisan keluarga, pendidikan dan pendapatan orang tua. Faktor intern adalah

faktor yang ada dalam diri individu siswa, baik berasal dari jasmani maupun rohani

seperti cacat tubuh, aspek psikologis anak dan sikap siswa terhadap pelajaran

tertentu.

Faktor penentu keberhasilan belajar dalam proses pembelajaran adalah

individu sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran, kemauan, dan

keterlibatan individu dalam pembelajaran, maka hasil belajar kurang maksimal.

Page 3: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

3

Belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja. Namun untuk pertama kalinya

aktivitas belajar dilakukan dalam lingkungan keluarga, sebab keluarga adalah

lingkungan yang pertama dan utama bagi pendidikan anak. Kondisi keluarga sangat

berpengaruh terhadap perilaku siswa, karena dari lingkungan inilah siswa mulai

berinteraksi dengan orang lain, baik keluarga maupun masyarakat sekitarnya.

Variabel status keluarga seperti tingkat pendidikan orangtua telah dianggap

sebagai faktor yang berpengaruh terhadap prestasi akademik anak-anak. Tingkat

pendidikan orang tua akan menentukan cara orang tua dalam membimbing dan

mengarahkan anaknya dalam hal pendidikan. Tingkat pendidikan orang tua yang

rendah akan cenderung sempit wawasannya terhadap pendidikan, sedangkan tingkat

pendidikan orang tua yang tinggi akan lebih luas wawasannya terhadap pendidikan.

Mereka akan mengarahkan dan membimbing anaknya untuk terus menambah ilmu

sehingga anak tersebut mempunyai minat dalam belajar.

Kemudian pendapatan sebuah keluarga juga sangat berpengaruh terhadap

kelancaran proses belajar anak. Keluarga merupakan lembaga sosial pertama yang

dikenal oleh anak dan dalam keluarga ini dapat ditanamkan sikap-sikap yang dapat

mempengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Keluarga bertanggung jawab

menyediakan dana untuk kebutuhan pendidikan anak. Keluarga (orang tua) yang

mempunyai pendapatan tinggi tidak akan banyak mengalami kesulitan dalam

memenuhi kebutuhan sekolah anak, berbeda dengan orang tua yang pendapatannya

rendah. Contohnya anak dalam belajar akan sangat memerlukan sarana penunjang

belajarnya, yang kadang-kadang harganya mahal. Bila kebutuhannya tidak terpenuhi

maka ini akan menjadi penghambat bagi anak dalam pembelajaran.

Page 4: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

4

Sikap adalah faktor intern yang mempengaruhi proses belajar dan hasil

belajar siswa. Sikap diartikan sebagai penilaian seseorang terhadap suatu obyek,

situasi, konsep, orang lain maupun dirinya sendiri akibat hasil dari proses belajar

maupun pengalaman di lapangan yang menyatakan rasa suka (respon positif) dan

rasa tidak suka (respon negatif).

Dalam pembelajaran matematika sikap sangat penting karena sikap

merupakan salah satu tipe karakteristik afektif yang sangat menentukan keberhasilan

seseorang dalam proses pembelajaran. Sikap belajar ikut menentukan intensitas

kegiatan belajar. Sikap belajar yang positif akan menimbulkan intensitas kegiatan

yang lebih tinggi dibandingkan dengan sikap belajar yang negatif. Siswa yang sikap

belajarnya positif akan belajar lebih aktif dan dengan demikian akan memperoleh

hasil yang lebih baik dibandingkan siswa yang sikap belajarnya negatif.

Sikap mengandung tiga komponen yaitu kognitif, afektif dan tingkah laku

(Azwar S, 2009: 4). Sikap selalu berkenaan dengan suatu objek dan sikap terhadap

objek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Sikap belajar penting karena

didasarkan atas peranan guru dalam proses belajar mengajar. Gaya mengajar yang

diterapkan guru disekolah berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar siswa. Sikap

belajar bukan saja sikap yang ditujukan pada guru , melainkan juga pada tujuan yang

dicapai, materi pelajaran, tugas, dan lain-lain. Sikap senang atau tidak senang siswa

dalam belajar matematika akan berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar yang

dicapainya.

Peneliti pernah melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP

Negeri 3 Sigli Kabupaten Pidie pada bulan Agustus sampai dengan bulan November

Page 5: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

5

2012. Dalam proses pembelajaran, peneliti banyak menemukan perbedaan sikap

belajar antara satu siswa dengan siswa lainnya. Oleh karena itulah, peneliti menjadi

tertarik untuk membuat penelitian tentang sikap siswa tersebut.

Di samping itu, di daerah pedesaan atau di daerah pelosok penghasilan orang

tua relatif dianggap homogen. Tetapi akan menjadi lain bila kita mengamati hal yang

sama pada SMP Negeri 3 Sigli, mengingat bahwa SMP ini adalah sekolah yang

berlokasi di daerah pinggiran pantai. Sebagaimana yang dimaksudkan dari penelitian

ini penulis melihat penghasilan sebulan dari orang tua siswa. Berlatar belakang

sosiokultur pedesaan dan bahkan sekelompok orang pedesaan bersosiokultur

perkotaan, maka tentu penghasilan keluarga disana juga jadi bervariasi dan

heterogen. Keadaan dengan penghasilan orang tua yang bervariasi dan heterogen

seperti ini menciptakan karakteristik tersendiri yang khas. Dengan kondisi

penghasilan orang tua seperti di atas juga dapat menyebabkan prestasi belajar siswa

yang beraneka ragam.

Dari paparan diatas, penulis berkeinginan untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Pengaruh Pendidikan Orang Tua dan Pendapatan Orang Tua

terhadap Sikap dan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP Negeri 3 Sigli

Tahun Pelajaran 2012/2013”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pemikiran seperti yang telah diuraikan di atas maka lingkup

permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada pengaruh

pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua terhadap sikap dan prestasi belajar

Page 6: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

6

matematika siswa serta interaksi dari variabel-variabel tersebut. Untuk lebih jelasnya

maka masalah penelitian dirumuskan seperti berikut:

a. Bagaimana pengaruh pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua

terhadap sikap belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli? Selanjutnya

rumusan masalah ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh langsung pendidikan orang tua dan pendapatan orang

tua terhadap sikap belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli, baik

secara individual maupun klasikal?

b. Bagaimana pengaruh pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan sikap

siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli?

Selanjutnya rumusan masalah ini dijabarkan dalam pertanyaan penelitian

sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh langsung pendidikan orang tua, pendidikan orang tua,

dan sikap siswa terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri

3 Sigli, baik secara individual maupun klasikal?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Pengaruh pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua terhadap sikap

belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli, baik secara individual maupun

klasikal.

b. Pengaruh pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan sikap siswa

terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli, baik secara

individual maupun klasikal.

Page 7: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

7

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Menjadi bahan informasi bagi orang tua siswa maupun para pengelola

pendidikan dalam kaitannya dengan usaha peningkatan mutu pendidikan

yaitu prestasi belajar siswa.

b. Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti selanjutnya terutama yang erat

kaitannya dengan permasalahan di atas.

1.5 Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian

1.5.1 Anggapan Dasar

Menurut Arikunto (2006 : 72-73), "Anggapan dasar adalah sesuatu yang

diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang

dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam melaksanakan penelitian".

Adapun yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sikap dan

prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern.

1.5.2 Hipotesis penelitian

Menurut Suryabrata (2004: 21), “Hipotesis penelitian adalah jawaban

sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara

emperis”. Berdasarkan latar belakang masalah dan pendapat para ahli maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

a. Pendapatan orang tua dan pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama terhadap sikap belajar matematika siswa

SMP Negeri 3 Sigli.

Page 8: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

8

b. Pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan sikap siswa mempunyai

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap prestasi belajar

matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini terbatas di SMP Negeri 3 Sigli tahun ajaran 2012/2013.

b. Teknik pengumpulan data yang digunakan hanya angket dan dokumentasi.

c. Penilaian yang digunakan untuk menilai prestasi belajar matematika siswa

diperoleh dari raport siswa semester ganjil.

1.7 Organisasi Laporan Penelitian

Operasi laporan penelitian ini terdiri dari lima bab, yaitu dengan perincian

sebagai berikut:

Bab I Sebagai bab pendahuluan yang berisikan tentang latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, anggapan dasar

dan hipotesis penelitian, ruang lingkup penelitian, dan organisasi laporan

penelitian.

Bab II Sebagai bab landasan teori yang membahas tentang konsep dan pengertian

belajar, prestasi belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, sikap

siswa dalam belajar, tingkat pendidikan orang tua, hubungan tingkat

pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa, tingkat pendapatan

orang tua, dan hubungan tingkat pendapatan orang tua dengan prestasi

belajar siswa.

Page 9: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

9

Bab III Membahas tentang metodologi penelitian yang berisikan tentang tempat

dan waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data,

proses pengumpulan data dan teknik pengolahan data.

Bab IV Memuat hasil penelitian dan membahas tentang pengumpulan data,

pengolahan data, tinjauan terhadap hipotesis penelitian dan pembahasan.

Bab V Sebagai bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran

hasil penelitian.

Page 10: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

10

B A B II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Konsep dan Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang melibatkan banyak faktor. Faktor-faktor

tersebut saling berhubungan sehingga menjadi kompleks. Definisi yang tepat tentang

belajar menjadi semakin rumit, namun demikian dengan sudut pandang yang

beragam para ahli pendidikan telah mencoba memberikan definisi tentang belajar.

Winkel (Darsono, 2000: 4) menyatakan bahwa, “Belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis dalam interaksi aktif subyek dengan lingkungan dan menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap yang

bersifat menetap”.

Pendapat senada dikemukakan oleh Garrett (Rasyad, 2003: 29) yang

menyatakan bahwa, “Belajar merupakan proses yang berlangsung dalam jangka

waktu lama melalui latihan maupun pengalaman yang membawa kepada perubahan

diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu perangsang tertentu”. Pengertian

belajar selanjutnya dikemukakan oleh Slameto (2003: 57) yang menyatakan bahwa,

“Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan secara menyeluruh sebagai hasil

pengalaman anak itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungan”. Dari sudut

pandang lain, Ahmadi (2003: 81) menyatakan bahwa, “Belajar adalah suatu proses,

bukan suatu hasil. Oleh karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan integratif

dengan menggunakan berbagai bentuk perubahan untuk mencapai tujuan”.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses

yang membawa perubahan tingkah laku berupa pengetahuan pada diri anak sehingga

Page 11: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

11

terjadi perubahan-perubahan yang lebih baik dari yang dicapai sebelumnya.

Perubahan terjadi karena adanya usaha anak yang sengaja dilakukan untuk mencapai

tujuan. Salah satu cara untuk mengetahui bahwa untuk mencapai tujuan tersebut

sudah dicapai atau belum maka pengetahuan anak dapat dilihat melalui tes yang

diberikan oleh gurunya.

2.2 Prestasi Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya

2.2.1 Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan

belajar, karena prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai oleh peserta didik dari

suatu kegiatan belajar. Darmadi (2009: 100) menyatakan bahwa, “Prestasi belajar

adalah sebuah kecakapan atau keberhasilan yang diperoleh seseorang setelah

melakukan sebuah kegiatan dan proses belajar sehingga dalam diri seseorang tersebut

mengalami perubahan tingkah laku sesuai dengan kompetensi belajarnya”.

Dalam proses pendidikan prestasi dapat diartikan sebagai hasil dari proses

belajar mengajar yakni, penguasaan, perubahan emseosional, atau perubahan tingkah

laku yang dapat diukur dengan tes tertentu (Abdullah, 2008: 13). Sedangkan menurut

Haryati (2008: 43), ”Prestasi belajar merupakan hasil usaha yang dilakukan dan

menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan

kemampuan pencapaian belajar dalam waktu tertentu”.

Dari pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang telah dicapai murid, yaitu perubahan tingkah laku yang

dinyatakan dalam bentuk angka yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah

materi pelajaran yang telah dipelajari. Ini berarti bahwa prestasi merupakan suatu

Page 12: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

12

ukuran berhasil tidaknya seorang siswa setelah mengikuti pelajaran tertentu termasuk

pelajaran matematika.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang

berasal dari dirinya (internal) maupun dari luar dirinya (eksternal). Faktor yang

berasal dari diri sendiri meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor

kematangan fisik maupun psikis. Sedangkan faktor yang berasal dari luar dirinya

meliputi faktor sosial (lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan

masyarakat dan lingkungan masyarakat), faktor budaya, faktor lingkungan fisik, dan

faktor lingkungan spiritual.

a. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam individu yang

bersangkutan dengan seluruh pribadi baik fisik maupun mental. Faktor ini dibagi

menjadi dua faktor yaitu:

a. Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

adalah sebagai berikut:

i. Kesehatan jasmani

Kesehatan jasmani sangat mempengaruhi dalam proses belajar

mengajar, anak didik yang mengalami kekurangan fisik akan mengalami

kesulitan dalam belajar. Adapun cacat jasmani yang mungkin ada pada

anak didik di antaranya adalah tuli, bisu dan sebagainya.

Page 13: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

13

Cacat yang telah disebut di atas, jika salah satunya ada pada anak

didik maka si anak akan terganggu dalam proses belajar dan merasa

minder sehingga dia akan tertinggal dalam belajar.

ii. Kesehatan rohani

Kesehatan rohani juga sangat penting dan berpengaruh dalam

proses belajar, dapat kita lihat bahwa kegiatan yang disebut berpikir

dalam prosesnya sangat berkait dengan kemampuan kecerdasan siswa.

Kecerdasan sangat dipengaruhi oleh kegiatan belajar, jika siswa lemah

dalam berpikir maka akan mengalami kesulitan dalam proses belajar.

Kegiatan belajar siswa banyak tergantung pada faktor ingatan dan

perasaan.

b. Faktor psikologis

Jika seseorang anak yang mengalami gangguan psikologis dalam

belajar akan mengganggu kebahagiaan fisik yang pada akhirnya berpengaruh

pada prestasi belajar siswa. Faktor psikologis adalah faktor yang

mempengaruhi kejiwaan. Adapun faktor ini antara lain:

a. Intelegensi

Intelegensi merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh setiap

individu yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan belajar, cepat

tidaknya suatu permasalahan dapat dipecahkan tergantung kemampuan

intelegensinya. Winkel (Darsono, 2000: 529) menyatakan bahwa,

"Intelegensi atau kemampuan intelektual menunjukkan peranan yang

sangat penting khususnya terpengaruh kuat terhadap tinggi rendahnya

Page 14: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

14

prestasi yang dicapai oleh siswa, kenyataan ini semakin nampak dalam

prestasi pada bidang studi yang menuntut banyak berpikir”.

b. Bakat

Bakat dapat diartikan sebagai kemampuan bawaan seseorang yang

perlu dilatih dan dikembangkan agar lebih tertuju. Menurut Slameto

(2003: 57), ”Jika bahan pelajaran yang dipelajari dengan bakatnya maka

hasil belajarnya lebih baik pula”.

Bakat juga merupakan salah satu faktor yang besar pengaruhnya

terhadap pemahaman dalam mencapai prestasi yang lebih baik bagi siswa.

Kalau sebaliknya siswa tidak mengembangkan bakat yang ada pada

dirinya maka sedikit demi sedikit bakat itu akan hilang dengan sendirinya.

c. Minat

Minat merupakan keinginan untuk belajar. Jika siswa tidak

berminat pada pelajaran maka siswa tersebut tidak memahami dengan

baik pelajaran yang disajikan, sehingga tidak berhasilnya proses belajar

seperti yang diharapkan. Menurut Sumardi (2004: 184), “Jika seseorang

tidak berminat untuk mempelajari sesuatu maka tidak dapat diharapkan

bahwa ia akan berhasil dengan baik dalam mempelajari hal tersebut”.

d. Motivasi

Motivasi berasal dari kata “motif” yang diartikan sebagai daya

penggerak yang telah menjadi aktif (Sardiman, 2001: 71). Sementara itu

Dalyono (2005: 55) memaparkan bahwa, “Motivasi adalah daya

Page 15: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

15

penggerak/pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan, yang bisa

berasal dari dalam diri dan juga dari luar”.

Dari pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

motivasi merupakan dorongan terhadap seseorang untuk melakukan

sesuatu motivasi akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan sesuatu

untuk mencapai tujuan. Motivasi sangat mempengaruhi tingkat

keberhasilan dalam belajar. Apabila motivasi belajar kuat maka semangat

belajar pun tinggi, sebaliknya apabila motivasi belajar lemah maka

semangat belajar pun rendah. Dengan demikian motivasi adalah suatu

faktor yang mempengaruhi belajar.

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern merupakan faktor yang timbul dari luar diri siswa yang

mempengaruhi kegiatan belajar siswa. Slameto (2003: 2) membagi faktor ekstern

kepada tiga bagian sebagai berikut:

1. Faktor keluarga

Keluarga merupakan tempat yang pertama bagi seorang anak dalam

pembentukan moral serta tingkah laku sehari-hari dan juga memberi

ketenangan dan kegembiraan anak untuk menjalani hidup selanjutnya. Siswa

yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua

mendidik relasi antara keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi

keluarga.

Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya, maka anak

berpikir bahwa orang tua saja tidak mau tahu tentang belajarnya, tidak pernah

Page 16: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

16

memberikan dorongan untuk belajar. Apapun yang terjadi dalam belajar

misalnya memperoleh nilai jelek, orang tua tidak pernah menanyakan atau

memperhatikan.

2. Faktor sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai

peranan penting dalam usaha meningkatkan potensi siswa dan sekolah

mempunyai tujuan sehingga dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat.

Lingkungan sekolah ditentukan oleh beberapa faktor, metode

mengajar yang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan akan

mengakibatkan siswa cepat bosan. Ketidaklengkapan sarana dan prasarana

mengakibatkan gangguan dalam mencapai tujuan pendidikan sebagaimana

yang diharapkan. Kemampuan guru sangat dituntut dan memegang peranan

penting dalam usaha meningkatkan prestasi dan keberhasilan siswa.

Kurikulum yang baik, interaksi antara guru dan siswa harus terlihat akrab.

3. Faktor masyarakat

Diantara faktor-faktor masyarakat yang banyak mempengaruhi

prestasi belajar siswa adalah media, pergaulan siswa dan kegiatan siswa

dalam masyarakat. Rahayu (2002: 6) mengatakan ada empat faktor, yaitu:

1. Mess media, misalnya bioskop, TV, majalah, radio dan lain-lain.2. Teman bergaul.3. Aktivitas dalam masyarakat. 4. Corak kehidupan lingkungan masyarakat yang jelek, misalnya

lingkungan penjudi, prostitusi dan pencuri.

Page 17: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

17

2.3 Sikap Siswa Dalam Belajar

2.3.1 Pengertian Sikap

Menurut Muhibbin (2011: 132), “Sikap adalah gejala internal yang

berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response

tendence) dengan cara yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan

sebagainya, baik secara positif maupun negatif”.

Menurut Djaali (2008: 114), “Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak

berkenaan dengan objek tertentu. Sikap bukan tindakan nyata (overt behavior)

melainkan masih bersifat tertutup (covert behavior)”. Menurut Robert R.Gabe

(Siskandar, 2008: 440), “Sikap merupakan kesiapan yang terorganisir yang

mengarahkan atau mempengaruhi tanggapan individu terhadap obyek”.

Definisi sikap yang telah dikemukakan di atas, masih umum dan bersifat

teoritis. Hal ini menimbulkan kesulitan dalam pengukurannya, oleh sebab itu Show

dan Wright (Azwar,  2000: 5) menyatakan bahwa, ”Sikap memiliki referensi atau

kelas referensi yang spesifik dan membatasi konstruksi sikap komponen afektif saja”.

Lebih jauh mereka mengemukakan, aspek afektif ini mendahului tingkah laku dan

didasarkan pada proses kognitif.

Menurut Azwar, sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu:

1. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Komponen kognitif berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai sesuatu dapat disamakan penanganan (opini), terutama apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.

2. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang mungkin dapat mengubah sikap seseorang.

Page 18: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

18

Komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

3. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Komponen konatif berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak / bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

Dari semua pengertian yang di ungkapan di atas dapat diambil sebuah

pengertian tentang sikap, yaitu sikap adalah penerimaan, tanggapan, dan penilaian

seseorang terhadap suatu obyek, situasi, konsep, orang lain maupun dirinya sendiri

akibat hasil dari proses belajar maupun pengalaman di lapangan yang menyebabkan

perasaan senang (positif/sangat positif) atau tidak senang (negatif/sangat negatif).

2.3.2 Tingkatan Sikap

Menurut Silverius (Riyono, 2005: 11), sikap meliputi lima tingkat

kemampuan yaitu:

a. Menerima (Receiving)

Tingkat ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut

dalam suatu fenomena atau stimulus khusus, misalnya dalam kegiatan

pembelajaran di kelas. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan untuk

rumusan indikatornya adalah menanyakan, menyebutkan, mengikuti, dan

menyeleksi.

b. Menanggapi/Menjawab (Responding)

Pada tingkatan ini, siswa tidak hanya menghadiri suatu fenomena tetapi

juga bereaksi terhadapnya. Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan

untuk rumusan indikatornya adalah menjawab, berbuat, melakukan, dan

menyenangi.

Page 19: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

19

c. Menilai (Valuing)

Tingkat ini berkenaan dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap

sesuatu obyek atau fenomena tertentu. Tingkat ini berjenjang mulai dari hanya

sekedar penerimaan sampai pada tingkat komitmen yang lebih tinggi. Kata-kata

kerja operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah

membedakan, mempelajari, dan membaca.

d. Organisasi (Organization)

Hasil belajar pada tingkat ini berkenaan dengan organisasi suatu nilai

(merencanakan suatu pekerjaan yang memenuhi kebutuhannya). Kata-kata kerja

operasional yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah

menyiapkan, mempertahankan, mengatur, menyelesaikan, dan menyusun.

e. Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai

Hasil belajar pada tingkat ini meliputi banyak kegiatan, tapi

penekanannya lebih besar diletakkan pada kenyataan bahwa tingkah laku itu

menjadi ciri khas atau karakteristik siswa tersebut. Kata-kata kerja operasional

yang dapat digunakan untuk rumusan indikatornya adalah menerapkan,

membenarkan cara pemecahan masalah, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas maka dalam penelitian ini tingkatan sikap siswa

terhadap pembelajaran matematika dijabarkan sebagai berikut:

1. Pada tingkat pertama (menerima), sikap positif siswa dapat  dilihat dari kesediaan siswa untuk mengikuti pembelajaran matematika di kelas.

2. Pada tingkat kedua (menanggapi), siswa yang bersikap positif akan cenderung menyenangi pembelajaran matematika di kelas.

3. Pada tingkat ketiga (menilai), siswa yang bersikap positif akan berusaha untuk mempelajari materi matematika lebih dalam lagi. Sebagai contoh mempelajari materi matematika saat di rumah.

Page 20: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

20

4. Pada tingkat keempat (organisasi), siswa yang bersikap positif akan berusaha menyelesaikan masalah / soal-soal matematika yang ada secara maksimal walaupun soal-soal tersebut tergolong sangat sulit.

5. Pada tingkat kelima (karakteristik), siswa yang bersikap positif terhadap pembelajaran matematika akan berusaha menerapkan pengetahuannya dalam memecahkan masalah pada  kehidupan sehari-hari atau dapat berpikir kritis dalam menghadapi segala hal.

2.3.3 Pengukuran sikap

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap.

Menurut Bloom (Annisa, 2011: 20) dalam pengajaran matematika dikenal dua

kategori skala sikap yaitu “Interest and Attitude” dan “Appreciation”. Kategori

pertama mencakup lima dimensi afektif, yaitu:

1. Attitude yaitu tingkat kecenderungan positif atau egative yang berhubungan dengan suatu objek psikologis.

2. Interest atau minat yaitu kecenderungan menghayati suatu objek untuk mengenal objek tersebut.

3. Motivation (motivasi) yaitu kekuatan yang ada didalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk melakukan aktivitas – aktivitas tertentu untuk mencapai suatu tujuan.

4. Anxiety yaitu kecemasan seseorang yang disebabkan oleh rasa ketidakmampuannya dalam memecahkan suatu permasalahan.

5. Self – concept yaitu pandangan individu terhadap dirinya sendiri yang sangat dipengaruhi oleh anggapan dan pendapat dari orang lain.

Kategori kedua dibedakan atas tiga dimensi, yaitu:

1. Extrinsic Appreciation adalah aktivitas yang timbul akibat dari dorongan yang berasal dari luar diri individu.

2. Intrinsic Appreciation adalah aktivitas yang timbul karena adanya dorongan dari dalam diri individu itu sendiri.

3. Operational Appreciation adalah bentuk perbuatan intelektual yang mungkin terjadi selama proses berpikir.

Beberapa aspek sikap yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu:

a. Keyakinan

Kategori keyakinan dirancang untuk mengukur kepercayaan diri siswa

dan konsep kinerja mereka dalam matematika. Contohnya siswa yakin dapat

Page 21: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

21

mempelajari matematika dengan baik, tidak merasa gugup dan tertekan saat

belajar matematika, dapat memecahkan masalah matematika tanpa banyak

kesulitan, dan percaya pada diri sendiri saat mengerjakan soal matematika.

b. Nilai

Nilai dari kategori matematika dirancang untuk mengukur keyakinan

siswa pada relevansi, kegunaan dan nilai matematika dalam kehidupan mereka

sekarang dan di masa depan. Contohnya dengan memahami matematika ada

keyakinan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak, dan berusaha memperdalam

pengetahuan tentang matematika misalnya mengikuti kursus matematika di luar

sekolah.

c. Kenikmatan

Kenikmatan dari kategori matematika dirancang untuk mengukur sejauh

mana siswa menikmati pelajaran matematika dan kelas matematika. Contohnya

senang mengikuti pelajaran mattematika dan mengerjakan latihan soal maupun

tugas matematika tepat waktu.

d. Motivasi

Kategori motivasi ini dirancang untuk mengukur minat dalam matematika

dan keinginan untuk melanjutkan studi dalam matematika. Contohnya siswa

merasa tertantang jika guru memberikan soal matematika yang sulit, dan merasa

penting untuk mendapatkan penilaian ataupun penghargaan atas latihan soal atau

tugas matematika.

Page 22: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

22

2.3.4 Sikap Matematika

Menurut Arcavi (2006: 2), “Sikap matematika adalah kecenderungan

intelektual terhadap matematika dan pemecahan masalah, termasuk perspektif

tentang apa matematika dan aktivitas matematika”. Khalik (2006: 2) menjelaskan

bahwa, “Sikap matematika adalah faktor afektif yang sangat penting dalam

menentukan perilaku siswa dalam pemikiran matematika dan pemecahan masalah

karena upaya siswa dalam pemikiran matematis tergantung pada bagaimana mereka

tertarik dalam pemecahan masalah atau pelajaran”.

Definisi sikap matematika juga dikemukakan oleh Katagiri (2006: 13), yang

menegaskan bahwa ,”Mathematical thinking seperti sebuah sikap, di dalamnya dapat

dinyatakan sebagai keadaan "mencoba untuk melakukan" atau "bekerja untuk

melakukan" sesuatu. Hal ini tidak terbatas pada hasil yang diwakili oleh tindakan,

seperti dalam "kemampuan untuk melakukannya," atau "bisa melakukan" atau "tidak

bisa melakukan" sesuatu”.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat kita pahami bahwa sikap

matematika merupakan suatu kencenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak

suka terhadap suatu aktifitas pemecahan masalah matematika. Perubahan sikap

seorang siswa dapat diamati dalam proses pembelajaran. Dalam konteks pemecahan

matematika dan aktivitas matematika maka sikap matematika dapat diukur pada

empat dimensi pengukuran sikap yang disintesis berdasarkan definisi-definisi di atas

yaitu:

1. Memahami masalah dan tujuan serta substansi masalah dengan jelas secara

mandiri

Page 23: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

23

2. Mencoba mengambil tindakan logis

3. Mencoba untuk mengekspresikan hal-hal dengan jelas dan ringkas

4. Mencoba mencari penyelesaian yang lebih baik.

2.4 Tingkat Pendidikan Orang Tua

2.4.1 Pengertian Pendidikan

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 14 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 yang dimaksud pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.

Menurut Ihsan (2003: 05), pendidikan dapat diartikan sebagai:

1. Suatu proses pertumbuhan yang menyesuaikan dengan lingkungan;2. Suatu pengarahan dan bimbingan yang diberikan kepada anak dalam

pertumbuhannya; 3. Suatu usaha sadar untuk menciptakan suatu keadaan atau situasi tertentu yang

dikehendaki oleh masyarakat; 4. Suatu pembentukan kepribadian dan kemampuan anak dalam menuju

kedewasaan.

2.4.2 Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang berkelanjutan

yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tingkat kerumitan

bahan pengajaran dan cara menyajikan bahan pengajaran (Ihsan, 2003: 18). Jenjang

pendidikan sekolah terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi.

Page 24: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

24

Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang

pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan

Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah

Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat

(Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 17 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Menurut Ihsan (2003: 22), “Pendidikan dasar adalah pendidikan yang memberikan

pengetahuan dan keterampilan, menumbuhkan sikap dasar yang diperlukan dalam

masyarakat, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan

menengah”.

Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan

menengah terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah

kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Madrasah Aliyah

Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat (Undang-undang No. 20 Tahun

2003 Pasal 18 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Pendidikan menengah adalah

pendidikan yang mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial

budaya, dan alam sekitar, serta dapat mengembangkan kemampuan lebih lanjut

dalam dunia kerja atau pendidikan (Ihsan, 2003: 23).

Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan

menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, spesialis,

dan doktor yang diselenggarakan oleh pendidikan tinggi. Perguruan Tinggi dapat

Page 25: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

25

berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau universitas (Undang-

undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 19 dan 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional).

Menurut Undang-Undang No.2 tahun 1999, pengukuran tingkat pendidikan

formal digolongkan menjadi 4 (empat) yaitu:

1. Tingkat pendidikan sangat tinggi, yaitu minimal pernah menempuh pendidikan tinggi

2. Tingkat pendidikan tinggi, yaitu pendidikan SLTA/sederajat3. Tingkatan pendidikan sedang, yaitu pendidikan SMP/sederajat4. Tingkat pendidikan rendah, yaitu pendidikan SD/sederajat

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tingkat pendidikan orang tua

adalah tingkat pendidikan menurut jenjang pendidikan yang telah ditempuh, melalui

pendidikan formal di sekolah berjenjang dari tingkat yang paling rendah sampai

tingkat yang paling tinggi, yaitu dari SD, SMP, SMA sampai Perguruan Tinggi.

2.5 Hubungan Tingkat Pendidikan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa

Menurut Slameto (2003: 60-64), “Siswa yang belajar akan menerima

pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar

belakang kebudayaan”. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih

tinggi memiliki sumber daya yang cenderung lebih besar, baik pendapatan, waktu,

tenaga, dan jaringan kontak, yang memungkinkan mereka untuk terlibat lebih jauh

dalam pendidikan anak. Dengan demikian, pengaruh tingkat pendidikan orang tua

pada prestasi terbaik siswa mungkin direpresentasikan sebagai hubungan yang

dimediasi oleh interaksi antara proses dan variabel status.

Literatur juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan berpengaruh terhadap

pengetahuan orang tua, keyakinan, nilai, dan tujuan tentang pengasuhan, sehingga

Page 26: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

26

berbagai perilaku orang tua berkaitan langsung dengan prestasi sekolah anak-anak.

Sebagai contoh, tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat meningkatkan fasilitas

orang tua untuk terlibat dalam pendidikan anak-anak mereka, dan juga

memungkinkan orang tua untuk memperoleh model keterampilan sosial dan strategi

pemecahan masalah yang kondusif bagi sekolah untuk keberhasilan anak-anak.

Dengan demikian, siswa yang orang tuanya memiliki tingkat pendidikan yang lebih

tinggi mungkin memiliki hal untuk kesempurnaannya belajar, keyakinan akan

kemampuan yang lebih positif, orientasi kerja yang kuat, dan mereka mungkin

menggunakan strategi belajar yang lebih efektif daripada anak-anak dengan orang tua

yang memiliki tingkat pendidikan lebih rendah.

Sementara banyak teori para ahli dan peneliti yang berpendapat bahwa siswa

yang memahami makna prestasi telah memiliki dasar-dasar yang cukup baik dalam

proses sosialisasi, seperti belajar melalui pengamatan permodelan orangtuanya, yang

lain berpendapat bahwa melalui kualitas pribadi mereka, anak-anak aktif terhadap

bentuk pengasuhan yang mereka terima. Orang tua mensosialisasikan anak-anak

mereka, tetapi anak-anak juga mempengaruhi orang tua mereka. Orang tua dengan

tingkat pendidikan yang lebih tinggi juga memungkinkan untuk lebih percaya diri

pada kemampuan mereka dalam membantu anak-anak mereka belajar. Dengan

tingkat keyakinan tersebut maka diperkirakan akan berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan akademis anak-anak.

2.6 Tingkat Pendapatan Orang Tua

Dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan yang lainnya setiap

orang memerlukan pekerjaan. Dengan bekerja mereka akan memperoleh pendapatan.

Page 27: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

27

Apabila pendapatan tersebut dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari dan mencukupi

kebutuhan rumah tangga lainnya, maka keluarga tersebut dikatakan makmur.

Pendapatan adalah semua penghasilan yang didapat oleh keluarga baik berupa uang

ataupun jasa. Setiap orang berhak untuk mencari nafkah dalam upaya untuk

mencukupi kebutuhan hidup sehingga pendapatan dapat mempengaruhi seseorang

untuk mengejar apa yang mereka cita-citakan.

Untuk masyarakat yang mempunyai penghasilan yang kecil, hasil dari

pekerjaannya hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk keluarga yang

berpenghasilan menengah mereka lebih terarah kepada pemenuhan kebutuhan pokok

yang layak seperti makan, pakaian, perumahan, pendidikan dan lain-lain. Sedangkan

keluarga yang berpenghasilan tinggi dan berkecukupan mereka akan memenuhi

segala keinginan yang mereka inginkan termasuk keinginan untuk menyekolahkan

anak mereka ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Karsidi, 2008:34).

Di dalam menyekolahkan anak, masyarakat membutuhkan pembiayaan yang

tidak sangat kecil sehingga membutuhkan suatu pengorbanan sehingga pendidikan

itu dianggap sebagai suatu investasi di masa depan. Menurut Schultz (Soenarya,

2000: 31), “Pembiayaan yang dialokasikan untuk pendidikan tidak semata-semata

bersifat konsumtif, tetapi lebih merupakan suatu investasi dalam rangka

meningkatkan kapasitas tenaga kerja untuk menghasilkan barang dan jasa.

Pendidikan di sekolah merupakan salah satu bagian investasi dalam rangka

meningkatkan kemampuan sumber daya manusia”.

Investasi yang dilakukan masyarakat dalam dunia pendidikan tidak lepas dari

pengaruh pendapatan yang diperoleh sebagai akibat dari pekerjaan yang mereka

Page 28: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

28

jalani. Berdasarkan penggolongannya, Badan Pusat Statistik (BPS, 2008)

membedakan pendapatan menjadi 4 golongan adalah:

1. Golongan pendapatan sangat tinggi, adalah jika pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000,00 per bulan

2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 2.500.000,00 – s/d Rp. 3.500.000,00 per bulan

3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-rata antara Rp. 1.500.000,00 s/d Rp. 2.500.000,00 per bulan

4. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-rata 1.500.000,00 per bulan

Menurut Lipton (Rustiadi, 2007: 99) , “Meskipun secara historis negara Asia

mengalami tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, tetapi sebagian (proportion)

dari masyarakat perdesaan masih banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan dan

jumlahnya tidak banyak berkurang”. Kemudian secara umum dia menyimpulkan

bahwa di dalam ekonomi telah terjadi misalokasi sumber daya antara kawasan

perkotaan dan wilayah perdesaan yang dia sebut sebagai urban biased. Kita ketahui

bahwa jumlah penduduk perdesaan lebih banyak jika dibandingkan dengan penduduk

kota, namun bentuk permukiman penduduk perdesaan lebih tersebar, lebih miskin,

tidak berpikiran inovatif dan kurang terorganisasi dengan baik dibanding dengan

penduduk kota. Sebagai akibatnya terjadi bias dalam alokasi sumber daya yang

tercermin dalam kepincangan antara wilayah perdesaan dan kawasan perkotaan yang

secara ekonomi tidak efisien. Keadaan tersebut menyebabkan kurangnya investasi

dilakukan di wilayah perdesaan sebagai akibat dari transfer sumber daya yang

berlebihan ke arah kota-kota yang tercermin dari kurangnya fasilitas jasa-jasa umum

yang disediakan kepada masyarakat perdesaan yang miskin.

Kecenderungan umum juga terlihat dari terkonsentrasinya fasilitas umum

yang berlokasi pada pusat administrasi pemerintahan lokal, sedangkan di dalam

Page 29: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

29

wilayah perdesaan yang jauh dan miskin bahwa fasilitas-fasilitas seperti sekolah,

puskesmas, penyuluh pertanian sering tidak dapat menjangkau. Kalaupun fasilitas

tersebut ada, tetapi ketersediaannya sangat tidak mencukupi, yang menyebabkan

sangat jauhnya perjalanan murid-murid pergi ke sekolah dan jarang dikunjungi

penyuluh pertanian, sehingga produktivitas mereka rendah.

Berdasarkan uraian di atas, pendapatan masyarakat antara satu sama lain

berbeda-beda tergantung jenis/profesi pekerjaan yang dilakukan sehingga variasi

tingkatan pendapatannya dapat berbeda-beda. Pendapatan yang dihasilkan dari

pekerjaan yang dilakukan ada yang dibayarkan per hari, mingguan atau bulanan

sehingga pendapatan inilah yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

baik keperluan makan atau keperluan lain seperti untuk keberlanjutan pendidikan

anak yang merupakan suatu investasi untuk masa depan.

2.7 Hubungan Tingkat Pendapatan Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa

Pendidikan memerlukan biaya, tenaga dan waktu yang cukup untuk berhasil,

disamping potensi fisik dan mental yang dimiliki. Biaya pendidikan yang dimaksud

di sini adalah biaya pendidikan formal, ketika biaya ini tidak dipenuhi pada saat

diperlukan maka akan berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan kemajuan

belajar anak.

Pernyataan di atas cukup beralasan mengingat untuk dapat mengembangkan

kecerdasan dan intelegensi anak dibutuhkan antara lain pemenuhan gizi yang cukup

dan tersedianya fasilitas belajar yang memadai. Pada golongan penghasilan kecil,

biaya yang dialokasikan untuk itu relatif kecil pula atau bahkan tidak sama sekali.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Mulyanto (2005: 68) bahwa, “Golongan yang

Page 30: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

30

berpenghasilan kecil adalah golongan yang memperoleh pendapatan sebagai imbalan

terhadap kerja mereka yang jumlahnya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan

kebutuhan pokoknya. Jadi bagaimana mungkin memenuhi kebutuhan-kebutuhan lain

bila kebutuhan pokok pun sulit dipenuhi”.

Sementara itu orang tua sendiri akan mengalami tekanan yang bersifat

fundamental, sehingga tidak dapat memberikan dorongan dan dukungan bagi

keberhasilan pendidikan anak-anaknya. Lain halnya dengan orang tua yang

perekonomiannya mapan, maka sang anak akan mendapatkan kesempatan yang lebih

luas dalam mengembangkan berbagai kesempatan yang tidak dapat ia kembangkan

apabila tidak ada alat-alatnya. Hubungan sosial antara orang tua dan anak akan

berlainan coraknya apabila orang tua hidup dalam keadaan ekonomi yang serba

cukup, sebab orang tua kurang mengalami tekanan yang sifatnya fundamental.

Oleh karena itu dapat dipahami bahwa siswa dengan penghasilan orang tua

yang besar akan mempunyai kesempatan lebih besar untuk meningkatkan prestasi

belajarnya. Sedangkan bagi siswa dengan tingkat penghasilan orang tua rendah maka

kesempatan untuk itu relatif sempit.

Page 31: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

31

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penelitian yaitu SMP Negeri 3 Sigli

Kabupaten Pidie tahun pelajaran 2012/2013. Adapun penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 29 s/d 30 April 2013.

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti dalam suatu penelitian

penetapan suatu objek penelitian merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan,

karena penelitian itu sendiri bertujuan untuk mengambil kesimpulan objek secara

keseluruhan. Sedangkan sampel adalah sebagian untuk diambil dari keseluruhan

obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi

Untuk memperoleh keterangan mengenai populasi dan sampel dalam

penelitian ini, penulis mengutip pendapat Sudjana (2005 : 6) yang menyatakan

bahwa, “Totalisme semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran

kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota

kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya dinamakan

populasi. Adapun sebagian yang di ambil dari populasi disebut sampeling”.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Arikunto (2006 : 134) bahwa, “Apabila

subjeknya kurang dari 100, sampelnya lebih baik diambil semua sehingga

penelitiannya merupakan penelitian populasi. Akan tetapi, jika jumlah subyeknya

besar, sampel dapat diambil di antara 10-15% atau lebih, tergantung kemampuan

Page 32: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

32

peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana”. Sedangkan populasi penelitian ini lebih

dari 100, maka peneliti ini mengambil sampel 15% dari populasi untuk

mempermudah dalam penelitian ini.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 3

Sigli yang berjumlah 195 siswa. Kemudian diambil sampel sebanyak 15% dari 195

siswa yaitu 29,25 dan digenapkan menjadi 30 siswa.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pengadaan data primer untuk

keperluan penelitian. Data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan

dalam penelitian agar hasil penelitian yang dibuat tidak menyimpang dari tujuan.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, digunakan beberapa

tehnik pengumpulan data, meliputi:

a. Kuesioner/angket

Yang dimaksud dengan kuesioner/angket yaitu suatu cara untuk

mendapatkan data dengan cara memberikan daftar-daftar pertanyaan yang

kemudian akan diisi oleh responden atau objek penelitian untuk memperoleh

data. Pada penelitian ini, jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner

tertutup atau kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan

jawabannya. Jawaban Kuesioner disusun untuk mengetahui kecocokan responden

dengan indicator-indikator yang sudah disusun dengan menggunakan skala

Likert.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei yaitu penelitian

yang bersifat menjelaskan hubungan kausal dan untuk pengujian hipotesis.

Page 33: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

33

Penelitian survei ini memfokuskan pada pengungkapan hubungan kausal antar

variabel, yaitu suatu penelitian yang diarahkan untuk menyelidiki hubungan

sebab berdasarkan pengamatan terhadap akibat yang terjadi. Variabel sebab-

akibat tersebut adalah pendidikan orang tua (X1), pendapatan orang tua (X2),

sikap belajar matematika siswa (X3), terhadap prestasi belajar matematika siswa

(Y).

Dalam penelitian ini, pertama-tama kuesioner dijustifikasi oleh dosen

pembimbing (pakar), kemudian dilakukan uji tryout kuesioner sementara yang

disebar kepada siswa SMP Negeri 2 Peukan Pidie sebanyak 30 orang. Uji tryout

ini dilakukan untuk menguji validitas dan realibilitas dari kuesioner. Jika tidak

valid dan reliabel, maka yang tidak valid akan dibuang. Jika benar-benar valid

dan reliabel, maka akan digunakan untuk penelitian pada responden

sesungguhnya.

b. Dokumentasi

Tehnik dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan cara

mempelajari catatan-catatan (dokumen) yang sudah ada. Tehnik ini digunakan

sebagai pelengkap data yang tidak dapat diperoleh dari tehnik angket.Tehnik

dokumentasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk mengumpulkan data

tentang prestasi belajar matematika siswa berupa nilai raport siswa di SMP

Negeri 3 Sigli semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.

3.4. Uji Coba Instrumen

Agar suatu instrumen dapat memperoleh hasil yang baik, maka instrumen

harus memenuhi suatu kriteria yang baik pula. Kriteria tersebut adalah dengan

Page 34: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

34

mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari instrumen yang digunakan. Sebelum

angket digunakan untuk mengumpulkan data dari subyek penelitian, terlebih dahulu

harus dilakukan uji coba instrumen. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh alat

ukur yang valid dan reliabel.

3.4.1. Uji Validitas

Validitas data menunjukkan seberapa jauh suatu test atau satu set dari

operasi-operasi untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Jogiyanto, 2004: 120)

dan Azwar S (2000: 5) mengartikan validitas sebagai sejauh mana kesempatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Dalam pengujian

instrumen pengumpulan data, validitas bisa dibedakan menjadi validitas faktor dan

validitas item. Validitas faktor diukur bila item yang disusun menggunakan lebih dari

satu faktor (antara faktor yang satu dengan yang lain ada kesamaan).

Pengukuran validitas faktor ini dengan cara mengorelasikan antara skor faktor

(penjumlahan item dalam satu faktor) dengan skor total faktor (total keseluruhan

faktor), sedangkan pengukuran validitas item dengan cara mengorelasikan antara

skor item dengan skor total item. Rumus yang digunakan dalam Uji Validitas Data

adalah sebagai berikut:

rxy = N ∑ XY−(∑ X ) (∑Y )√¿¿¿

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi suatu butir/item

N = jumlah subyek

X = skor suatu butir/item

Y = skor total (Arikunto, 2006 : 72)

Page 35: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

35

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di

atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid. Tapi bila rhitung dari rumus di atas

lebih kecil dari rtabel maka butir tersebut tidak valid.

Menurut Juliandi (2007, 7-9), berikut langkah – langkah yang digunakan

untuk melakukan uji validitas menggunakan progam SPSS:

1. Buka progam SPSS2. Masukan skor – skor angket dan total skornya di lembar editor SPSS. Lalu

klik Variable View3. Pada kolom label, isi dengan keterangan (item X ke 1, item X ke 2, item X ke

3, dan seterusnya) sesuai dengan jumlah butir pertanyaan, dan total X4. Lalu klik menu Analyze, Correlate, Bivariat5. Blok semua item (item X ke 1,dst), klik ikon panah, sehingga seluruhnya

akan berpindah ke kotak variable, lalu klik OK6. Selanjutnya, perhatikan tabel Correlations pada halaman Output.

Instrumen valid apabila nilai korelasi (pearson correlation) adalah positif, dan

nilai probabilitas korelasi [sig. (2-tailed)] ≤ taraf signifikan (α) sebesar 0,05.

3.4.2. Uji Reliabilitas

Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran

tersebut diulang (Priyanto, 2008: 25). Supardi (2005: 159) menjelaskan bahwa,

“Realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran

relatif konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih”. Dalam setiap

penelitian, adanya kesalahan pengukuran cukup besar karena itu untuk mengetahui

hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran itu sangat diperhitungkan.

Makin kecil error pengukuran makin reliabel alat pengukur. Sebaliknya,

makin besar error makin tidak reliabel alat pengukur tersebut. Realibilitas dinyatakan

dengan angka-angka, biasanya sebagai suatu koefisien. Koefisien yang tinggi

Page 36: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

36

menunjukkan reliabiltas yang tinggi dan makin rendah kesalah pengukuran. Dalam

penelitian, data mempunyai kedudukan yang paling tinggi, karena data merupakan

penggambaran variabel yang diteliti dan berfungsi sebagai alat pembuktian hipotesis.

Benar tidaknya data, sangat menentukan bermutu tidaknya hasil penelitian. Sedang

benar tidaknya data, tergantung dari baik tidaknya instrumen pengumpulan data.

Dalam menguji reliabilitas dalam penelitian ini digunkaan uji konsistensi

internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

r11=[ kk−1 ] [1−

∑ σb2

V t2 ]

, (Arikunto, 2006 : 193)

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ σb2

= jumlah varian butir/item

V t2

= varian total

Menurut Juliandi (2007, 11-12), berikut langkah – langkah yang digunakan

untuk melakukan uji reliabilitas menggunakan progam SPSS:

1. Pada progam SPSS, klik menu Analyze, Scale, Reliability Analysis2. Blok butir – butir item pertanyaan, lalu pindahkan ke kotak items dengan

mengklik tanda panah.3. Pada menu Model, pilih salah satu, misalnya Alpha, lalu klik OK.

Suatu angket dikatakan reliable (andal) jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Untuk

menginterpretasikan tingkat keandalan dari instrument digunakan patokan dari

Suharsimi Arikunto adalah sebagai berikut:

Page 37: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

37

Antara 0,800 sampai dengan 1,00 TinggiAntara 0,600 sampai dengan 0,799 CukupAntara 0,400 sampai dengan 0,599 Agak rendahAntara 0,200 sampai dengan 0,399 RendahAntara 0,000 sampai dengan 0,199 Sangat rendah(Arikunto, 2006 : 319)

Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliabel bila koefisien

reliabilitas (r11) ≥ 0,6. Sedangkan bila koefisien reliabilitas (r11) < 0,6 maka instrumen

penelitian tidak reliabel.

3.5. Teknik Pengolahan Data

3.5.1 Uji Prasyarat Analisis

3.5.1.1 Uji Normalitas Data

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data suatu variabel normal

atau tidak. Data yang berdistribusi normal merupakan salah satu syarat dilakukannya

parametrik-test, sedangkan data yang tidak berdistribusi normal analisisnya

menggunakan non-parametrik test. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan

metode lilliefors sebagai berikut:

a. Hipotesis

Ho : sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

H1 : sampel berasal dari populasi berdistribusi tidak normal

b. Taraf signifikansi = 5%

c. Statistika uji

L = maks {[F(Zi) – S(Zi)]}

Dimana:

F(Zi) = P(Z ≤ Zi); Z ~ N(0,1)

Page 38: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

38

S(Zi) = proporsi cacah Z ≤ Zi terhadap seluruh Zi

Zi =

( x1−x )S ;

S =√n ∑ f i x i2 −(∑ f i x i)

2

n (n - 1 )

S = standar deviasi, x = mean sampel

d. Daerah kritik

Dk = {L L > Lα dari table lilliefors}

e. Kesimpulan

Ho ditolak jika L ∈ daerah kritik

Ho diterima jika L ∉ daerah kritik (Budiyono, 2000 : 169-170)

Menurut Ghozali (2009: 37) berikut langkah – langkah yang digunakan untuk

melakukan uji normalitas menggunakan progam SPSS:

1. Pada progam SPSS, klik menu Analyze, Nonparametric tests, 1-sample K-S2. Selanjutnya masukkan data variabel yang ingin diuji normalitasnya ke kolom

Test Variable List3. Lalu klik OK

Kriteria pengujian adalah tolak Ho nilai sig. (P-value) < 0,05 dan terima Ho

jika nilai sig. (P-value) ≥ 0,05.

3.5.1.2 Uji Linearitas Data

Uji linearitas digunakan untuk menguji apakah hubungan antara setiap

variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian bersiat linear atau tidak. Sebelum

menggunakan uji linearitas terlebih dahulu dicari persamaan regresinya. Dalam

mencari persamaan regresi ini digunakan metode kuadrat terkecil.

Persamaan regresi : Y = a + bx

Statistik uji: F =

s2 Tcs2 e (Sudjana, 2002 : 15-18)

Page 39: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

39

Keterangan:

s = standar deviasi

Tc = rata-rata jumlah kuadrat

e = jumlah kuadrat

Hipotesis:

Ho : model regresi linier

H1 : model regresi tidak linier

Keputusan uji:

Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel dengan α = 5%, dk = k-3

Menurut Santoso (2000: 48) langkah – langkah yang digunakan untuk

melakukan uji linearitas menggunakan progam SPSS adalah sebagai berikut:

1. Klik Analyze - Compare Mean – Mean

2. Masukkan predictor (variabel bebas) ke Independent List dan variabel terikat

ke Dependent List.

3. Klik Option dan Tandai Test For Linierity.

4. Kemudian klik OK.

Perhatikan Sig pada Deviation From Linierity. Jika Sig > 0.05, maka

dinyatakan hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen adalah

Linier. Jika sig < 0.05, dapat dinyatakan hubungan yang terjadi adalah tidak Linier

(model signifikansinya terbalik dengan uji hipotesis).

3.5.1.3 Uji Multikolinieritas

Page 40: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

40

Dalam uji multikolinieritas, menuntut bahwa antar variabel X tidak boleh ada

korelasi yang sangat tinggi, yaitu apabila harga rhitung lebih besar 0,800. Untuk

menghitung multikolinieritas menggunakan korelasi product moment guna

menghitung korelasi antar variable X.

rxy = N ∑ XY−(∑ X ) (∑Y )√¿¿¿

Keterangan:

rxy = koefisien korelasi X dan Y

N = jumlah responden

∑ XY = total perkalian skor X dan Y

∑Y = jumlah skor variabel Y

∑ X = jumlah skor variabel X

∑ X2= total kuadrat skor variabel X

∑Y 2= total kuadrat skor variabel Y (Arikunto, 2006 : 213)

Pengujian multikolinieritas melalui SPSS menurut Wijaya (2010: 51) dapat

dilakukan dengan langkah berikut:

1. Buka progam SPSS2. Pilih menu Analyze – Regression – Linier 3. Pada kotak Dependent, isikan variabel terikat4. Pada kotak Independent, isikan variabel bebas5. Pada kotak Method, isikan Enter6. Pilih menu Statistic untuk memunculkan kotak dialog linear Regression :

Statistic7. Beri tanda pada pilihan Colinearity Diagnostic. Lalu klik continue

Page 41: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

41

8. Klik OK

Deteksi multikolinieritas berdasarkan VIF dan Tolerence, yaitu model regresi

bebas multikolinieritas bila mempunyai nilai VIF sekitar 1 dan angka Tolerance

mendekati 1. Deteksi multikolinieritas berdasarkan korelasi antar variabel bebas,

yaitu model regresi bebas multikolinieritas bila koefisien korelasi antar variabel

bebas kecil (dibawah 0,5).Berdasarkan kedua kriteria tersebut dapat dilihat apakah

model regresi yang dianalisis terjadi multikolinieritas atau tidak.

3.5.2 Uji statistik

3.5.2.1 Analisis Jalur

Analisis jalur (path analysis) digunakan untuk menganalisis pola hubungan

antar variabel dengan tujuan untuk mengetahui hubungan langsung atau tidak

langsung seperangkat variabel bebas (eksogen) terhadap variabel terikat (endogen).

Analisis jalur (path analysis) untuk pertama kali diperkenalkan oleh biolog bernama

Sewall Wright pada tahun 1921 dan selanjutnya dikembangkan ke dalam ilmu-ilmu

sosial oleh sosiolog O.D. Duncan pada tahun 1960.

Aspek teoritis analisis jalur model Sewall Wright tidak ada hal baru, analisis

regresi klasik dapat digunakan sehingga asumsi-asumsi regresi klasik terikat pada

analisis jalur tersebut. Tujuan analisis jalur adalah apakah model yang diusulkan

cocok tidak dengan data, yaitu dengan cara membandingkan matriks korelasi teoritis

dengan matriks korelasi empiris. Jika kedua matriks relatif sama, maka model

dikatakan cocok atau fit. Manfaat dari model analisis jalur adalah untuk menjelaskan

fenomena yang diteliti, memprediksi nilai variabel terikat (Y) berdasarkan nilai

variabel bebas (X).

Page 42: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

42

Langkah-langkah menguji analisis jalur adalah sebagai berikut (Kuncoro,

2008: 116-117):

4. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

5. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

a. Gambar diagram jalur lengkap dengan sub-sub struktural yang sesuai

dengan hipotesis yang diajukan.

b. Menghitung koefisien regresi yang telah dirumuskan

6. Menghitung koefisien jalur secara srimultan (keseluruhan)

Pengujian keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut:

H0 : ρ y x1 = ρ yx2 = … = ρ y x k = 0

H1 : ρ y x1 = ρ yx2 = … = ρ y x k ≠ 0

a. Kaidah pengujian signifikan secara manual : menggunakan tabel F

F = (n−k−1 ) Ryxk

2

k (1−R yxk

2 )

Keterangan:

N = jumlah sampel

K = jumlah variable eksogen

R yx k

2 = Rsquare

Dengan taraf signifikan α = 0,05, mencari nilai Ftabel menggunakan tabel F

dengan rumus :

Ftabel = F{(1-α)(dk = k), (dk = n-k-1)}

Jika Fhitung ≥ Ftabel, maka tolak H0 artinya signifikan dan

Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka terima H0 artinya tidak signifikan

Page 43: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

43

b. Kaidah pengujian signifikansi

7. Menghitung koefisien jalur secara individu

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis

statistik berikut:

Ha : ρ y x k > 0

H0 : ρ y x k = 0

Secara individual uji statistik yang digunakan adalah uji t yang dihitung

dengan rumus (Kuncoro, 2008: 117)

t k=ρ x i

se ρk

; (dk = n – k - 1)

Keterangan:

ρ x i = Koefisien regresi dari variabel X

seρk= Standard error koefisien regresi

8. Mencari besar kontribusi bersama atau koefisien determinasi (KD) dengan

mengalikan Rsquare dengan 100%

9. Meringkas dan menyimpulkan

Page 44: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

44

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Uji Instrumen

4.1.1 Uji Validitas

a. Hipotesis :

Ho : Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor (item valid)

H1 : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor (item tidak valid)

b. Pengambilan keputusan

Syarat :

Ho diterima : jika rhitung positif dan rhitung ≥ rtabel

Ho ditolak : jika rhitung negative dan rhitung < rtabel

Untuk mendapatkan nilai rtabel dapat dihitung dengan rumus :

rtabel = t

√t 2+df

Dimana:

t = ttabel

df = N – 2

N = jumlah sampel

rtabel = 1,701

√1,7012+30−2

= 0,306

Page 45: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

45

4.1.1.1 Uji Validitas Variabel pendidikan orang tua (X1)

Untuk variabel ini, terdapat dua (2) pertanyaan yang mewakilinya. Dalam

mengolah data ini, peneliti menggunakan bantuan progam SPSS 16.0, maka didapat

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.1 Uji Validitas variabel pendidikan orang tua (X1)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

pendidikan terakhir ayah 3.1667 .695 .495 .245 .a

pendidikan terakhir ibu 3.3000 .769 .495 .245 .a

Nilai rhitung setiap item dapat dilihat dalam kolom Corrected Item-Total

Correlation :

rhitung = 0,495

rtabel = 0,306

rhitung positif dan rhitung ≥ rtabel, sehingga H0 diterima.

Dari hasil uji coba instrumen penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa dari 2

item yang diujikan untuk variabel pendidikan orang tua (X1), semua item dinyatakan

valid sehingga bisa dipakai untuk penelitian selanjutnya.

Page 46: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

46

4.1.1.2 Uji Validitas Variabel pendapatan orang tua (X2)

Untuk variabel ini, terdapat dua (2) pertanyaan yang mewakilinya. Dalam

mengolah data ini, peneliti menggunakan bantuan progam SPSS 16.0, maka didapat

hasil sebagai berikut:

Tabel 4.2 Uji Validitas variabel pendapatan orang tua (X2)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

pendapatan perbulan ayah 1.4000 .455 .471 .222 .a

pendapatan perbulan ibu 2.2667 .271 .471 .222 .a

rhitung = 0,471

rtabel = 0,306

rhitung positif dan rhitung ≥ rtabel, sehingga H0 diterima.

Dari hasil uji coba instrumen penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa dari 2

item yang diujikan untuk variabel pendapatan orang tua (X2), semua item dinyatakan

valid sehingga bisa dipakai untuk penelitian selanjutnya.

4.1.1.3 Uji Validitas Variabel sikap siswa (X3)

Untuk variabel ini, terdapat dua puluh (20) pertanyaan yang mewakilinya.

Dalam mengolah data ini, peneliti menggunakan bantuan progam SPSS 16.0, maka

didapat hasil sebagai berikut:

Page 47: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

47

Tabel 4.3 Uji Validitas variabel sikap belajar siswa (X3)

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

sikap positif (S1) 68.0667 84.685 -.324 .511 .864

sikap negatif (S2) 67.9000 67.266 .581 .802 .806

sikap negatif (S3) 67.6000 69.421 .512 .797 .811

sikap positif (S4) 67.4000 69.283 .611 .820 .807

sikap negatif (S5) 68.2000 66.993 .570 .829 .806

sikap positif (S6) 67.2667 70.685 .511 .821 .811

sikap positif (S7) 67.4333 77.013 .074 .716 .830

sikap negatif (S8) 67.6667 68.782 .701 .824 .803

sikap negatif (S9) 68.4333 68.047 .572 .774 .807

sikap positif (S10) 67.3333 70.368 .600 .778 .808

sikap negatif (S11) 68.8667 74.809 .183 .784 .827

sikap positif (S12) 67.4667 73.361 .338 .850 .819

sikap negatif (S13) 68.6333 71.413 .499 .583 .813

sikap negatif (S14) 68.5000 71.293 .342 .723 .820

sikap negatif (S15) 67.7333 71.099 .407 .711 .816

sikap positif (S16) 67.1333 71.706 .564 .875 .811

sikap negatif (S17) 68.1000 68.369 .601 .888 .806

sikap positif (S18) 67.4000 73.972 .337 .684 .820

sikap negatif (S19) 67.7000 71.321 .332 .849 .821

sikap positif (S20) 67.1333 72.947 .452 .807 .815

Nilai rhitung setiap item dapat dilihat dalam kolom Corrected Item-Total

Correlation :

Item1, item7 dan item11 merupakan item yang tidak valid karena rhitung <

rtabel= 0,306 maka Ho ditolak. Karena ada item yang tidak valid, maka item yang

tidak valid tersebut dikeluarkan dan proses analisis diulang untuk item yang valid

Page 48: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

48

saja. Setelah item1, item7 dan item11 dikeluarkan, maka output akan seperti di

bawah ini :

Tabel 4.4 Uji Validitas variabel sikap siswa (X3) setelah item tidak valid dikeluarkan

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Squared

Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

sikap negatif (S2) 58.1667 67.247 .582 .753 .865

sikap negatif (S3) 57.8667 69.292 .521 .783 .867

sikap positif (S4) 57.6667 68.782 .649 .761 .862

sikap negatif (S5) 58.4667 66.120 .622 .750 .863

sikap positif (S6) 57.5333 70.395 .532 .799 .867

sikap negatif (S8) 57.9333 68.547 .720 .806 .860

sikap negatif (S9) 58.7000 67.872 .583 .768 .864

sikap positif (S10) 57.6000 70.386 .599 .763 .865

sikap positif (S12) 57.7333 72.754 .384 .822 .872

sikap negatif (S13) 58.9000 71.610 .484 .509 .869

sikap negatif (S14) 58.7667 70.875 .366 .714 .875

sikap negatif (S15) 58.0000 71.241 .398 .653 .873

sikap positif (S16) 57.4000 71.903 .546 .829 .867

sikap negatif (S17) 58.3667 68.585 .587 .843 .864

sikap positif (S18) 57.6667 74.161 .321 .626 .874

sikap negatif (S19) 57.9667 70.378 .386 .848 .874

sikap positif (S20) 57.4000 73.559 .398 .772 .872

Semua item dinyatakan valid sehingga bisa dipakai untuk penelitian

selanjutnya.

Page 49: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

49

4.1.2 Uji Reliabilitas

a. Hipotesis

Ho: Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor (item reliabel)

H1 : Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor (item tidak

reliabel)

b. Pengambilan keputusan

Syarat :

Ho diterima : jika ralpha positif dan ralpha ≥ 0,6

Ho ditolak : jika ralpha negatif dan r alpha < 0,6

4.1.2.1 Uji Reliabilitas Variabel pendidikan orang tua

Tabel 4.5 Uji Reliabilitas variabel pendidikan orang tua (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.662 .662 2

Nilai Cronbach’s Alpha diatas terlihat sebesar 0.662 maka dapat dikatakan

bahwa data diatas bersifat reliabel karena ralpha ≥ 0,6.

Page 50: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

50

4.1.2.2 Uji Reabilitas Variabel pendapatan orang tua

Tabel 4.6 Uji Reliabilitas variabel pendapatan orang tua (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.626 .640 2

Nilai Cronbach’s Alpha diatas terlihat sebesar 0.626 maka dapat dikatakan

bahwa data diatas bersifat reliabel karena ralpha ≥ 0,6.

5. Variabel sikap siswa

Tabel 4.7 Uji Reliabilitas variabel sikap siswa (X3)

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.875 .879 17

Nilai Cronbach’s Alpha diatas terlihat sebesar 0.875 maka dapat dikatakan

bahwa data diatas bersifat reliabel karena ralpha ≥ 0,6. Karena semua item

sudah valid dan reliabel, maka kuesioner sudah bisa digunakan dalam

penelitian selanjutnya.

Page 51: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

51

5.1 Uji Prasyarat Analisis

5.1.1 Uji Normalitas

a. Hipotesis :

Ho : data berasal dari populasi yang terdistribusi normal

H1 : data berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal

b. Pengambilan keputusan

Dengan menggunakan analisis data dengan SPSS 16.0, pengambilan

keputusannya adalah:

Ho diterima : jika nilai sig ≥ 0,05

Ho ditolak : jika nilai sig < 0,05

5.1.1.1 Uji Normalitas Variabel Pendidikan Orang Tua (X1)

Tabel 4.8 Uji Normalitas variabel pendidikan orang tua (X1)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pendidikan

orang tua

N 30

Normal Parametersa Mean 2.3667

Std. Deviation .70629

Most Extreme Differences Absolute .208

Positive .125

Negative -.208

Kolmogorov-Smirnov Z 1.140

Asymp. Sig. (2-tailed) .148

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil diatas terlihat bahwa data pendidikan orang tua siswa

memiliki nilai sig = 0,148. Karena Nilai sig > 0,05, maka H0 diterima. Jadi,

Page 52: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

52

data pendidikan orang tua siswa berasal dari populasi yang terdistribusi

normal.

5.1.1.2 Uji Normalitas Variabel Pendapatan Orang Tua (X2)

Tabel 4.9 Uji Normalitas variabel pendapatan orang tua (X2)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pandapatan

orang tua

N 30

Normal Parametersa Mean 1.9167

Std. Deviation .41695

Most Extreme Differences Absolute .213

Positive .208

Negative -.213

Kolmogorov-Smirnov Z 1.164

Asymp. Sig. (2-tailed) .133

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil diatas terlihat bahwa data pendapatan orang tua siswa

memiliki nilai sig = 0,133. Karena Nilai sig > 0,05, maka H0 diterima. Jadi,

data pendapatan orang tua siswa berasal dari populasi yang terdistribusi

normal.

Page 53: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

53

5.1.1.3 Uji Normalitas Variabel Sikap Siswa (X3)

Tabel 4.10 Uji Normalitas variabel sikap siswa (X3)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Sikap

siswa

N 30

Normal Parametersa Mean 3.6353

Std. Deviation .35944

Most Extreme Differences Absolute .113

Positive .113

Negative -.067

Kolmogorov-Smirnov Z .617

Asymp. Sig. (2-tailed) .841

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil diatas terlihat bahwa data sikap siswa memiliki nilai sig =

0,841. Karena Nilai sig > 0,05, maka H0 diterima. Jadi, data sikap siswa

berasal dari populasi yang terdistribusi normal

Page 54: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

54

5.1.1.4 Uji Normalitas Variabel Prestasi Belajar Matematika Siswa

Tabel 4.11 Uji Normalitas variabel prestasi belajar matematika siswa (Y)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

prestasi

matematika

siswa

N 30

Normal Parametersa Mean 7.4600

Std. Deviation .38291

Most Extreme Differences Absolute .192

Positive .192

Negative -.121

Kolmogorov-Smirnov Z 1.050

Asymp. Sig. (2-tailed) .220

a. Test distribution is Normal.

Dari hasil diatas terlihat bahwa data prestasi belajar matematika siswa

memiliki nilai sig = 0,220. Karena Nilai sig > 0,05, maka H0 diterima. Jadi,

data prestasi belajar matematika siswa berasal dari populasi yang terdistribusi

normal

5.1.2 Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan dilakukan dengan mencari persamaan garis regresi

variabel bebas X terhadap variabel terikat Y. Berdasarkan garis regresi yang telah

dibuat, selanjutnya diuji keberartian koefisien garis regresi serta linieritasnya.

a. Hipotesis:

Ho : model regresi linier

H1 : model regresi tidak linier

Page 55: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

55

b. Pengambilan keputusan

Dengan menggunakan analisis data dengan SPSS 16.0, pengambilan

keputusannya adalah:

Jika nilai sig ≥ 0,05, maka terima Ho

Jika nilai sig < 0,05, maka tolak Ho

5.1.2.1 Uji Linieritas Variabel Pendidikan Orang Tua (bebas) dengan Variabel Sikap Siswa (terikat)

Tabel 4.12 Uji linieritas variabel pendidikan orang tua (X1) dengan variable sikap siswa (X3)

Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai sig = 0,863. Karena nilai sig > 0,05

maka terima H0, berarti model regresi linier.

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

sikap siswa *

pendidikan

orang tua

Between

Groups

(Combined) 1.039 5 .208 1.843 .142

Linearity .896 1 .896 7.941 .010

Deviation from

Linearity.143 4 .036 .318 .863

Within Groups 2.707 24 .113

Total 3.747 29

Page 56: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

56

5.1.2.2 Uji Linieritas Variabel Pendapatan Orang Tua (bebas) dengan Variabel Sikap Siswa (terikat)

Tabel 4.13 Uji linieritas variabel pendapatan orang tua (X2) dengan variable sikap siswa (X3)

D Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai sig = 0,719. Karena nilai sig

> 0,05 maka terima H0, berarti model regresi linier.

5.1.2.3 Uji Linieritas Variabel Pendidikan Orang Tua (bebas) dengan Variabel Prestasi Belajar Matematika Siswa (terikat)

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

sikap siswa *

pendapatan

orang tua

Between

Groups

(Combined) .154 3 .051 .372 .774

Linearity .062 1 .062 .448 .509

Deviation from

Linearity.092 2 .046 .335 .719

Within Groups 2.707 3.592 26 .138

Total 3.747 3.747 29

Page 57: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

57

Tabel 4.14 Uji linieritas variabel pendidikan orang tua (X1) dengan variable prestasi belajar matematika siswa (Y)

Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai sig = 0,857. Karena nilai sig > 0,05

maka terima H0, berarti model regresi linier.

5.1.2.4 Uji Linieritas Variable Pendapatan Orang Tua (bebas) dengan Variable Prestasi Belajar Matematika Siswa (terikat)

Tabel 4.15 Uji linieritas variabel pendapatan orang tua (X2) dengan variable prestasi belajar matematika siswa (Y)

ANOVA Table

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Prestasi

matematika

siswa *

pendidikan

orang tua

Between

Groups

(Combined) 2.054 5 .411 4.486 .005

Linearity 1.934 1 1.934 21.123 .000

Deviation from

Linearity.120 4 .030 .327 .857

Within Groups 2.707 2.198 24 .092

Total 3.747 4.252 29

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Prestasi matematika siswa * pendapatan orang tua

Between Groups

(Combined) .205 3 .068 .440 .727

Linearity .004 1 .004 .029 .867

Deviation from Linearity

.201 2 .100 .645 .533

Within Groups 2.707 4.047 26 .156

Total 3.747 4.252 29

Page 58: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

58

Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai sig = 0,533. Karena nilai sig > 0,05

maka terima H0, berarti model regresi linier.

5.1.2.5 Uji Linieritas Variabel Sikap Siswa (bebas) dengan Variabel Prestasi Belajar Matematika Siswa (terikat)

Tabel 4.16 Uji linieritas variabel sikap siswa (X3) dengan variable prestasi belajar matematika siswa (Y)

Dari hasil diatas terlihat bahwa nilai sig = 0,933. Karena nilai sig > 0,05

maka terima H0, berarti model regresi linier.

5.1.3 Uji Multikolinieritas

ANOVA Table

Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

Prestasi matematika siswa * sikap siswa

Between Groups

(Combined) 2.842 17 .167 1.423 .271

Linearity 2.002 1 2.002 17.039 .001

Deviation from Linearity

.840 16 .052 .447 .933

Within Groups 2.707 1.410 12 .117

Total 3.747 4.252 29

Page 59: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

59

Dalam uji multikolinieritas, menuntut bahwa antar variabel X tidak boleh ada

korelasi yang sangat tinggi, yaitu apabila harga rhitung lebih besar 0,800. Dengan

menggunakan analisis data dengan SPSS 16.0, didapat hasil sebagai berikut:

Table 4.17 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 sikap .728 1.374

pendidikan .731 1.367

pandapatan .945 1.058

a. Dependent Variable: prestasi matematika siswa

Dari table diatas terlihat bahwa nilai mempunyai nilai VIF sekitar 1 dan angka

Tolerance mendekati 1. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam regresi

antara variabel bebas pendidikan orang tua (X1), pendapatan orang tua (X2), sikap belajar

siswa (X3) terhadap prestasi belajar matematika siswa (Y) tidak terjadi multikolinieritas

antar variabel bebas.

5.2 Uji Statistik

Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan analisis jalur (path analysis).

a. Hipotesis:

Page 60: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

60

1. Pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua mempunyai pengaruh

yang signifikan secara bersama-sama terhadap sikap belajar matematika

siswa SMP Negeri 3 Sigli.

2. Pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan sikap siswa mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP

Negeri 3 Sigli.

b. Struktur:

Є Є1

Gambar 1.1 Diagram Jalur struktural

a. Hipotesis pertama

Langkah 1: Menentukan hipotesis dan persamaan struktural

Hipotesis:

Pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua mempunyai pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama terhadap sikap belajar matematika siswa SMP

Negeri 3 Sigli.

Struktur:

X3 = ρ x3 x1X1 + ρ x3 x2

X2 +ρ x3Є

Langkah 2: Hitung koefisien jalur

Y

X1

X2

X3 Y

Page 61: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

61

a. Gambar diagram jalur

Є ρ x3 x1

ρ x3

ρ x3 x2

Gambar 1.2 sub struktur 1

b. Hitung koefisien korelasi & regresi dengan menggunakan SPSS

Table 4.18 Uji korelasi untuk Hipotesis Pertama

Correlations

pendidikan

orang tua (X1)

pendapatan

orang tua (X2)

sikap siswa

(X3)

pendidikan orang tua

(X1)

Pearson Correlation 1 .107 .489**

Sig. (2-tailed) .572 .006

N 30 30 30

pendapatan orang

tua (X2)

Pearson Correlation .107 1 -.129

Sig. (2-tailed) .572 .498

N 30 30 30

sikap siswa (X3) Pearson Correlation .489** -.129 1

Sig. (2-tailed) .006 .498

N 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Matriks korelasi antar variabel dari hasil diatas:

X1 X2 X3

X1 1 0,107 0,489

X1

X2

X3

Page 62: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

62

X2 0,107 1 -0,129

X3 0,489 -0,129 1

Langkah 3: Hitung koefisien jalur secara simultan

Ho : ρ x3 x1= ρ x3 x2

= 0 Ha : ρ x3 x1

= ρ x3 x2≠ 0

Ho : Pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua tidak mempunyai pengaruh

yang signifikan secara bersama-sama terhadap sikap belajar matematika

siswa SMP Negeri 3 Sigli.

Ha : Pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua mempunyai pengaruh yang

signifikan secara bersama-sama terhadap sikap belajar matematika siswa

SMP Negeri 3 Sigli.

Table 4.19 Uji Regresi untuk Hipotesis Pertama

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 1.020 2 .510 5.051 .014a

Residual 2.727 27 .101

Total 3.747 29

a. Predictors: (Constant), pendapatan orang tua (X2), pendidikan orang tua (X1)

b. Dependent Variable: sikap siswa (X3)

Nilai F = 5,051

Sig. 0,014 < 0,05 berarti H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua mempunyai pengaruh

Page 63: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

63

yang signifikan secara bersama-sama terhadap sikap belajar matematika siswa

SMP Negeri 3 Sigli.

langkah 4: Hitung koefisien jalur secara individu

Tabel 4.20 Koefisien Jalur untuk Hipotesis Pertama

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 3.325 .325 10.228 .000

pendidikan orang tua (X1) .259 .084 .509 3.080 .005

pendapatan orang tua (X2) -.158 .142 -.183 -1.109 .277

a. Dependent Variable: sikap siswa (X3)

a. Ho : ρ x3 x1 = 0 Ha : ρ x3 x1

> 0

Ho : Pendidikan orang tua tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

secara individual terhadap sikap belajar matematika siswa SMP Negeri

3 Sigli.

Ha : Pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan secara

individual terhadap sikap belajar matematika siswa SMP Negeri 3

Sigli.

Nilai t = 0,509

Sig. 0,005 < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang

Page 64: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

64

signifikan secara individual terhadap sikap belajar matematika siswa SMP

Negeri 3 Sigli.

b. Ho : ρ x3 x2 = 0 Ha : ρ x3 x2

> 0

Ho : Pendapatan orang tua tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

secara individual terhadap sikap belajar matematika siswa SMP Negeri

3 Sigli.

Ha : Pendapatan orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan secara

individual terhadap sikap belajar matematika siswa SMP Negeri 3

Sigli.

Nilai t = -0,183

Sig. 0,277 > 0,05 berarti Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pendapatan orang tua tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan secara individual terhadap sikap belajar matematika siswa SMP

Negeri 3 Sigli.

Karena pengaruh pendapatan orang tua (X2) terhadap sikap siswa (X3) tidak

bermakna maka variabel pendapatan orang tua (X2) dikeluarkan dan proses

analisis diulang.

Tabel 4.21 Model Summary setelah dilakukan trimming

Page 65: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

65

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .489a .239 .212 .31909 .239 8.799 1 28 .006

a. Predictors: (Constant), pendidikan orang tua (X1)

ρ x3Є = √1−R y x1 x2

2 = √1−0,239 = 0,872

Є ρ x3 x1 = 0,489 ρ x3= 0,872

Gambar 1.3 sub struktur 1 baru

Persamaannya:

X3 = ρ x3 x1X1 +ρ x3

Є

X3 = 0,489 X1 + 0,872 Є

Langkah 5: Memaknai hasil analisis jalur

a. Kontribusi pendidikan orang tua (X1) yang secara langsung mempengaruhi

sikap siswa (X3) = 0,4892=0,2391 = 23,91 %. Sedangkan sisanya 76,09 %

dipengaruhi faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini

b. Hipotesis kedua

Langkah 1: Menentukan hipotesis dan persamaan struktural

X3

X1

Page 66: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

66

Hipotesis:

Pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, dan sikap siswa mempunyai

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap sikap belajar

matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli.

Struktur:

Y = ρ y x1X1 + ρ yx2

X2 + ρ yx3X3+ ρ yЄ1

Langkah 2: Hitung koefisien jalur

a. Gambar diagram jalur

Є1

ρ y x1 ρ yЄ1

ρ yx3

ρ yx2

Gambar 1.4 sub struktur 2

b. Hitung koefisien korelasi & regresi dengan menggunakan SPSS

Tabel 4.22 Uji Korelasi untuk Hipotesis Kedua

Y

X1

X2

X3

Page 67: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

67

Correlations

pendidikan

orang tua

(X1)

pendapatan

orang tua

(X2)

sikap siswa

(X3)

prestasi

matematika

siswa

pendidikan

orang tua (X1)

Pearson Correlation 1 .107 .489** .674**

Sig. (2-tailed) .572 .006 .000

N 30 30 30 30

pendapatan

orang tua (X2)

Pearson Correlation .107 1 -.129 .032

Sig. (2-tailed) .572 .498 .865

N 30 30 30 30

sikap siswa

(X3)

Pearson Correlation .489** -.129 1 .686**

Sig. (2-tailed) .006 .498 .000

N 30 30 30 30

prestasi

matematika

siswa

Pearson Correlation .674** .032 .686** 1

Sig. (2-tailed) .000 .865 .000

N 30 30 30 30

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Matriks korelasi antar variabel dari hasil diatas:

X1 X2 X3 Y

X1 1 0,107 0,489 0,674

X2 0,107 1 -0,129 0,032

X3 0,489 -0,129 1 0,686

Y 0,674 0,032 0,686 1

Langkah 3: Hitung koefisien jalur secara simultan

Ho : ρ y x1= ρ y x2

= ρ y x3= 0

Page 68: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

68

Ha : ρ y x1= ρ y x2= ρ y x3 ≠ 0

Ho : Pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan sikap siswa tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap

prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli.

Ha : Pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan sikap siswa mempunyai

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap prestasi belajar

matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli.

Tabel 4.23 Uji Regresi untuk Hipotesis Kedua

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.653 3 .884 14.381 .000a

Residual 1.599 26 .061

Total 4.252 29

a. Predictors: (Constant), sikap siswa (X3), pendapatan orang tua (X2), pendidikan orang tua

(X1)

b. Dependent Variable: prestasi matematika siswa

Nilai F = 14,381

Sig. 0,00 < 0,05 berarti H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat disimpulkan

bahwa pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan sikap siswa mempunyai

pengaruh yang signifikan secara bersama-sama terhadap prestasi belajar

matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli.

langkah 4: Hitung koefisien jalur secara individu

Tabel 4.24 koefisien jalur untuk Hipotesis Kedua

Page 69: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

69

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 4.961 .560 8.857 .000

pendidikan orang tua (X1) .236 .076 .435 3.093 .005

pendapatan orang tua (X2) .044 .114 .047 .383 .705

sikap siswa (X3) .511 .150 .480 3.402 .002

a. Dependent Variable: prestasi matematika siswa

a. Ho : ρ y x1 = 0 Ha : ρ yx1

> 0

Ho : Pendidikan orang tua tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

secara individual terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP

Negeri 3 Sigli.

Ha : Pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan secara

individual terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3

Sigli.

Nilai t = 3,093

Sig. 0,005 < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pendidikan orang tua mempunyai pengaruh yang

signifikan secara individual terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP

Negeri 3 Sigli.

b. Ho : ρ y x2 = 0 Ha : ρ y x2

> 0

Page 70: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

70

Ho : Pendapatan orang tua tidak mempunyai pengaruh yang signifikan

secara individual terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP

Negeri 3 Sigli.

Ha : Pendapatan orang tua mempunyai pengaruh yang signifikan secara

individual terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3

Sigli.

Nilai t = 0,383

Sig. 0,705 > 0,05 berarti Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat

disimpulkan bahwa pendapatan orang tua tidak mempunyai pengaruh yang

signifikan secara individual terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP

Negeri 3 Sigli.

c. Ho : ρ y x3= 0

Ha : ρ y x3> 0

Ho : Sikap siswa tidak mempunyai pengaruh yang signifikan secara

individual terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3

Sigli.

Ha : Sikap siswa mempunyai pengaruh yang signifikan secara individual

terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli.

Nilai t = 3,402

Page 71: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

71

Sig. 0,002 < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat

disimpulkan bahwa sikap siswa mempunyai pengaruh yang signifikan secara

individual terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli.

Karena pengaruh pendapatan orang tua (X2) terhadap prestasi belajar

matematika siswa (Y) tidak bermakna maka variabel pendapatan orang tua

(X2) dikeluarkan dan proses analisis diulang.

Tabel 4.26 Model Summary setelah dilakukan trimming

Model Summary

Model R

R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error

of the

Estimate

Change Statistics

R Square

Change

F

Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .789a .622 .594 .24403 .622 22.200 2 27 .000

a. Predictors: (Constant), sikap siswa (X3), pendidikan orang tua (X1)

ρ yЄ1 = √1−R y x1 x2

2= √1−0,622 = 0,614

Є1

ρ y x1= 0,445 ρ yЄ1 = 0,614

ρ yx3= 0,468

Gambar 1.5 sub struktur 2 baru

Persamaannya:

Y = ρ y x1X1 + ρ yx3

X3+ ρ yЄ1

Y = 0,445 X1 + 0,468 X3+ 0,614 Є1

Langkah 5: Memaknai hasil analisis jalur

Y

X1

X3

Page 72: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

72

a. Kontribusi pendidikan orang tua (X1) yang secara langsung mempengaruhi

prestasi belajar matematika siswa (Y) = 0,4452=0,1980 = 19,80 %

b. Kontribusi sikap siswa (X3) yang secara langsung mempengaruhi prestasi

belajar matematika siswa (Y) = 0,4682=0,2190 = 21,9 %

c. Kontribusi pendidikan orang tua (X1) dan sikap siswa (X3) secara bersama-

sama secara langsung mempengaruhi prestasi siswa (X3) = 0,622 = 62,2 %.

Sisanya 37,8 % dipengaruhi faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam

penelitian ini.

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Ringkasan hasil penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Є1

ρ y x1= 0,445 ρ yЄ1 = 0,614

ρ x3 x1 = 0,489

ρ yx3= 0,468

ρ x3= 0,872

Є

Gambar 1.6 Sub struktur baru

Persamaannya:

X3 =ρ x3 x1X1 +ρ x3

Є

X3 = 0,489 X1 + 0,872 Є

Y = ρ y x1X1 + ρ yx3

X3+ ρ yЄ1

Y = 0,445 X1 + 0,468 X3+ 0,614 Є1

Keterangan :

X1 : Variabel tingkat pendidikan orang tua

Y

X1

X3

Page 73: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

73

X3 : Variabel sikap belajar siswa

Y : Variabel prestasi belajar matematika siswa

ρ x3 x1 : Pengaruh secara individual pendidikan orang tua terhadap sikap

belajar siswa

ρ y x1: Pengaruh secara individual pendidikan orang tua terhadap

prestasi belajar matematika siswa

ρ y x3 : Pengaruh secara individual pendidikan sikap belajar siswa

terhadap prestasi belajar matematika siswa

ρ x3Є : Pengaruh variabel residu terhadap sikap belajar siswa

ρ x3Є1 : Pengaruh variabel residu terhadap prestasi belajar matematika

siswa

a. Pengaruh Pendidikan Orang Tua terhadap Sikap Belajar Matematika Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara pendidikan orang tua terhadap sikap belajar matematika siswa.

Hal ini dibuktikan dari hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur (ρ x3 x1) sebesar

0,489 dan nilai sig 0,005 < 0,05. Kontribusi pendidikan orang tua yang secara

langsung mempengaruhi sikap siswa = 0,4892 = 0,2391 = 23,91 %.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan

orang tua mempunyai pengaruh yang positif sedang dan signifikan terhadap sikap

belajar matematika siswa SMP N 3 Sigli. Hasil penelitian ini konsisten dengan

teori yang dikemukakan Walgito (2004: 89), pembentukan dan perubahan sikap

akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :

Page 74: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

74

a. Faktor internal (individu itu sendiri) yaitu cara individu dalam menanggapi dunia luar dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.

b. Faktor eksternal yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap seperti faktor keluarga, mayarakat, media massa, dan faktor lingkungan.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa jika semakin tinggi tingkat

pendidikan orang tua, maka sikap belajar matematika siswa akan semakin tinggi

pula.

b. Pengaruh Pendapatan Orang Tua terhadap Sikap Belajar Matematika Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif dan

tidak signifikan antara pendapatan orang tua terhadap sikap belajar matematika

siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur (ρ x3 x2)

sebesar -0,183 dan nilai sig 0,227 > 0,05. Dari penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa variabel pendapatan orang tua mempunyai pengaruh yang

negatif sangat rendah dan tidak signifikan terhadap sikap belajar matematika

siswa SMP N 3 Sigli.

c. Pengaruh Pendidikan Orang Tua dan Pendapatan Orang Tua secara bersama-sama terhadap Sikap Belajar Matematika Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua secara bersama-

sama terhadap sikap belajar matematika siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil

analisis jalur diperoleh koefisien regresi sebesar 0,522 dan nilai sig 0,014 < 0,05.

Tetapi karena pengaruh dari pendapatan orang tua terhadap sikap belajar

matematika siswa tidak signifikan, maka hanya variabel pendidikan orang tua

Page 75: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

75

yang mempunyai pengaruh terhadap sikap belajar matematika siswa SMP N 3

Sigli yaitu sebesar 23,91%. Sedangkan Sisanya 76,09 % dipengaruhi faktor lain

yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

d. Pengaruh Pendidikan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar matematika

siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur (ρ yx1)

sebesar 0,445 dan nilai sig 0,003 < 0,05. Kontribusi pendidikan orang tua yang

secara langsung mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa = 0,4452 =

0,1980 = 19,80 %.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan

orang tua mempunyai pengaruh yang positif sedang dan signifikan terhadap

prestasi belajar matematika siswa SMP N 3 Sigli. Hasil penelitian ini konsisten

dengan teori yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 54) yang menggolongkan

beberapa faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi dua,

yaitu faktor intern dan faktor ekstern.

Faktor Ekstern, yaitu:a. Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b. Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, tugas rumah.

c. Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

Page 76: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

76

Jadi dapat dikatakan bahwa cara orang tua dalam mendidik anak yang

didasarkan pada pengalaman pendidikan yang ditempuh orang tua berpengaruh

terhadap prestasi belajar anak, dalam penelitian ini adalah prestasi belajar

matematika.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian Rini (2012) yang mendapat

kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara tingkat

pendidikan orang tua dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa jika semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua, maka prestasi

belajar matematika siswa akan semakin tinggi pula.

e. Pengaruh Pendapatan Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif tapi

tidak signifikan antara pendapatan orang tua terhadap prestasi belajar matematika

siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur (ρ y x2)

sebesar 0,047 dan nilai sig 0,705 > 0,05. Dari penjelasan di atas dapat

disimpulkan bahwa variabel pendapatan orang tua mempunyai pengaruh yang

positif sangat rendah dan tidak signifikan terhadap prestasi belajar matematika

siswa SMP N 3 Sigli.

f. Pengaruh Sikap terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara sikap terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini

Page 77: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

77

dibuktikan dari hasil analisis jalur diperoleh koefisien jalur (ρ yx3) sebesar 0,480

dan nilai sig 0,002 < 0,05. Kontribusi sikap siswa yang secara langsung

mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa = 0,4682 = 0,2190 = 21,9 %.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel sikap siswa

mempunyai pengaruh yang positif sedang dan signifikan terhadap prestasi belajar

matematika siswa SMP N 3 Sigli. Hasil penelitian ini konsisten dengan teori

yang dikemukakan oleh Slameto (2003: 54) yang menggolongkan beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa menjadi dua, yaitu faktor

intern dan faktor ekstern.

Faktor Intern adalah faktor yang di dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor ini meliputi tiga aspek, yaitu:

a. Faktor jasmaniah, seperti: faktor kesehatan, cacat tubuh.b. Faktor psikologis, seperti: sikap, intelegensi, perhatian, bakat, motif,

kematangan, kesiapan.c. Faktor kelelahan.

Hasil tersebut didukung oleh penelitian Sorongan (2012) yang mendapat

kesimpulan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara sikap siswa

dalam belajar dengan prestasi belajar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa jika semakin tinggi sikap belajar matematika siswa, maka prestasi belajar

matematika siswa akan semakin tinggi pula.

g. Pengaruh Pendidikan Orang Tua, Pendapatan Orang Tua dan Sikap Siswa secara bersama-sama terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara pendidikan orang tua, pendidikan orang tua, dan sikap siswa

Page 78: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

78

terhadap prestasi belajar matematika siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil analisis

jalur diperoleh koefisien regresi sebesar 0,790 dan nilai sig 0,00 < 0,05. Tetapi

karena pengaruh dari pendapatan orang tua terhadap prestasi belajar matematika

siswa tidak signifikan, maka hanya pendidikan orang tua dan sikap belajar

matematika siswa yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan orang tua,

dan sikap siswa secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang positif kuat dan

signifikan terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP N 3 Sigli.

Selain itu dari analisis juga diperoleh nilai R Square 0,622 yang berarti

kontribusi pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan sikap siswa secara

bersama-sama secara langsung mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa

adalah sebesar 62,2 %. Sedangkan Sisanya 37,8 % dipengaruhi faktor lain yang

tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

5.4 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sebaik mungkin, namun demikian memiliki

keterbatasan antara lain :

1. Faktor-faktor yang diteliti untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi

sikap belajar matematika siswa hanya dua variabel, yaitu pendidikan orang

tua dan pendapatan orang Tua. Masih banyak faktor lain yang juga dapat

mempengaruhi sikap belajar matematika siswa.

2. Faktor-faktor yang diteliti untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi

prestasi belajar matematika siswa hanya tiga variabel, yaitu pendidikan orang

Page 79: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

79

tua, pendapatan orang tua dan sikap siswa. Masih banyak faktor lain yang

juga dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa.

3. Peneliti tidak dapat menjamin bahwa para siswa yang dijadikan sebagai

subjek penelitian melakukan pengisian semua angket sesuai dengan kondisi

mereka yang sebenarnya.

BAB V

PENUTUP

5.5 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian ini secara keseluruhan dapat

Page 80: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

80

ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan orang tua

terhadap sikap belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli Tahun Ajaran

2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien jalur sebesar 0,489 dan nilai

sig 0,005 < 0,05. Kontribusi pendidikan orang tua yang secara langsung

mempengaruhi sikap siswa = 0,4892 = 0,2391 = 23,91 %.

b. Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendapatan orang

tua terhadap sikap belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli Tahun

Ajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien jalur sebesar –0,183

dan nilai sig 0,277 > 0,05.

c. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan orang tua

dan pendapatan orang tua secara bersama-sama terhadap sikap belajar

matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli Tahun Ajaran 2012/2013. Hal ini

ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,522 dan nilai sig 0,014 < 0,05.

Tetapi karena pengaruh dari pendapatan orang tua terhadap sikap belajar

matematika siswa tidak signifikan, maka hanya variabel pendidikan orang tua

yang mempunyai pengaruh terhadap sikap belajar matematika siswa SMP N 3

Sigli yaitu sebesar 23,91%. Sedangkan Sisanya 76,09 % dipengaruhi faktor

lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

d. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan orang tua

terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli Tahun Ajaran

2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien jalur sebesar 0,445 dan nilai

Page 81: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

81

sig 0,003 < 0,05. Kontribusi pendidikan orang tua yang secara langsung

mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa = 0,4452 = 0,1980 = 19,8%.

e. Terdapat pengaruh yang positif tapi tidak signifikan antara pendapatan orang

tua terhadap prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli Tahun

Ajaran 2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien jalur sebesar 0,047

dan nilai sig 0,705 < 0,05.

f. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara sikap siswa terhadap

prestasi belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli Tahun Ajaran

2012/2013. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien jalur sebesar 0,468 dan nilai

sig 0,002 < 0,05. Kontribusi sikap siswa yang secara langsung mempengaruhi

prestasi belajar matematika siswa = 0,4682 = 0,219 = 21,9 %.

g. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pendidikan orang tua,

pendapatan orang tua, dan sikap siswa secara bersama-sama terhadap prestasi

belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Sigli Tahun Ajaran 2012/2013. Hal

ini ditunjukkan dengan koefisien regresi sebesar 0,790 dan nilai sig 0,014 <

0,05. Tetapi karena pengaruh dari pendapatan orang tua terhadap prestasi

belajar matematika siswa tidak signifikan, maka hanya pendidikan orang tua

dan sikap belajar matematika siswa yang berpengaruh terhadap prestasi

belajar matematika siswa. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa

variabel pendidikan orang tua dan sikap siswa secara bersama-sama

mempunyai pengaruh yang positif kuat dan signifikan terhadap prestasi

belajar matematika siswa SMP N 3 Sigli.

Page 82: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

82

Selain itu dari analisis juga diperoleh nilai R Square 0,622 yang

berarti kontribusi pendidikan orang tua, pendapatan orang tua dan sikap

siswa secara bersama-sama secara langsung mempengaruhi prestasi belajar

matematika siswa adalah sebesar 62,2 %. Sedangkan Sisanya 37,8 %

dipengaruhi faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.

5.6 Saran

a. Saran bagi Guru

Guru diharapkan untuk lebih memperhatikan prestasi belajar siswa

dengan mengoptimalkan fasilitas-fasilitas yang tersedia agar siswanya dapat

meningkatkan prestasi belajar, memantau dan mengarahkan siswa untuk tekun

belajar khususnya di lingkungan sekolah agar dapat meningkatkan prestasi

belajar.

b. Saran bagi Orang Tua

Orang tua hendaknya selalu memotivasi dengan selalu memberikan

nasihat dan memantau anaknya dalam hal belajar dan memberikan arahan tentang

pendidikan bagi anaknya. Orang tua sebaiknya juga selalu memberikan dukungan

yang dapat berupa fasilitas belajar dan bisa juga secara non material pada

anaknya untuk selalu beprestasi. Dengan adanya dukungan dari orang tua dapat

menumbuhkan keinginan dan sikap yang baik bagi siswa dalam belajar.

c. Saran bagi Peneliti Selanjutnya

Page 83: Pengaruh Pendidikan Dan Pendapatan Orang

83

Penelitian ini memberikan informasi bahwa faktor tingkat pendidikan

orang tua mempengaruhi sikap dan prestasi belajar matematika siswa. Sikap dan

prestasi belajar matematika siswa tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan orang tua saja, tetapi masih banyak lagi faktor yang lain.