pengaruh pendidikan kesehatan dengan media flip...
TRANSCRIPT
Lampiran 1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Flip Chart terhadap Kesiapsiagaan Ibu dalam Menghadapi
Kegawatdaruratan Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan
di Banjar Mudita Desa Sukawati Tahun 2019
Keterangan : warna hitam (proses penelitian)
No Kegiatan
Waktu Kegiatan (Dalam Minggu)
Februari Maret April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal Penelitian
2 Seminar Proposal Penelitian
3 Revisi Proposal
4 Pengurusan Izin Penelitian
5 Pengumpulan Data
6 Pengolahan Data
7 Analisis Data
8 Penyusunan Laporan
9 Sidang Hasil Penelitian
10 Revisi Laporan
11 Pengumpulan Skripsi
Lampiran 2
Realisasi Anggaran Biaya Penelitian
Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Flip Chart terhadap
Kesiapsiagaan Ibu dalam Menghadapi Kegawatdaruratan
Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan
di Banjar Mudita, Desa Sukawati Tahun 2019
Adapun rencana anggaran biaya penelitian yang dikeluarkan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
No. Kegiatan Rencana Biaya
1. Tahap Persiapan
a. Pembelian ATK
b. Penyusunan Proposal
c. Penggandaan Proposal
d. Revisi Proposal
e. Pencetakan Flip Chart
Rp 200.000,00
Rp 300.000,00
Rp 250.000,00
Rp 200.000,00
Rp 200.000,00
2. Tahap Pelaksanaan
a. Penggandaan Lembar
Pengumpulan Data
b. Konsumsi responden
c. Pengolahan dan Analisis
Data
Rp 500.000,00
Rp 350.000,00
Rp 200.000,00
3. Tahap Akhir
a. Penyusunan Laporan
b. Penggandaan Laporan
c. Revisi Laporan
d. Biaya Tidak Terduga
Rp 400.000,00
Rp 350.000,00
Rp 250.000,00
Rp 250.000,00
Jumlah Rp. 3.450.000,00
Lampiran 3
Lembar Permohonan Menjadi Responden
Kepada
Yth. Saudara/i Calon Responden
Di –
Banjar Mudita, Desa Sukawati
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi
Diploma IV Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Denpasar dengan:
Nama : I Gusti Ayu Regita Pramesti Cahyani
NIM : P07120215036
Bermaksud akan melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan
Kesehatan dengan Media Flip Chart terhadap Kesiapsiagaan Ibu dalam
Menghadapi Kegawatdaruratan Kejadian Luar Biasa (KLB) Keracunan Pangan di
Banjar Mudita, Desa Sukawati Tahun 2019”, sebagai persyaratan untuk
menyelesaikan program studi D-IV Keperawatan. Berkaitan dengan hal tersebut
diatas, saya mohon kesediaan saudara/i untuk menjadi responden yang merupakan
sumber informasi bagi peneliti.
Demikian permohonan ini kami sampaikan dan atas partisipasinya, kami
ucapkan terima kasih.
Gianyar, 2019
Peneliti
I Gusti Ayu Regita Pramesti Cahyani
NIM. P07120215036
Lampiran 4
Persetujuan Setelah Penjelasan
(Informed Consent)
Sebagai Peserta Penelitian
Yang terhormat Ibu di Banjar Mudita, kami meminta kesediannya untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini. Keikutsertaan dari penelitian ini bersifat
sukarela/tidak memaksa. Mohon untuk dibaca penjelasan dibawah dengan
seksama dan disilahkan bertanya bila ada yang belum dimengerti.
Judul Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Flip
Chart terhadap Kesiapsiagaan Ibu dalam
Menghadapi Kegawatdaruratan Kejadian Luar Biasa
(KLB) Keracunan Pangan di Banjar Mudita, Desa
Sukawati Tahun 2019
Peneliti Utama I Gusti Ayu Regita Pramesti Cahyani
Institusi Poltekkes Kemenkes Denpasar
Lokasi Penelitian Banjar Mudita, Desa Sukawati
Sumber pendanaan Swadana
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
dengan media flip chart terhadap kesiapsiagaan ibu dalam menghadapi
kegawatdaruratan KLB keracunan pangan di Banjar Mudita, Desa Sukawati tahun
2019. Jumlah peserta sebanyak 30 orang dengan syaratnya yaitu:
1) Ibu di Banjar Mudita, Desa Sukawati yang pernah mengalami sendiri atau
anggota keluarga yang mengalami keracunan pangan
2) Ibu yang hadir dan bersedia menjadi responden dengan menandatangani
inform consent saat pengambilan data
3) Ibu yang memiliki kemampuan membaca dan menulis
Peserta akan diberikan kuesioner (pretest) yang berisi 20 item pertanyaan
mengenai kesiapsiagaan dalam kegawatdaruratan KLB keracunan pangan. Setelah
selesai menjawab kuesioner peserta akan diberikan pendidikan kesehatan melalui
media flip chart berjudul kesiapsiagaan dalam kegawatdaruratan KLB keracunan
pangan dan diberikan waktu selama 30 menit. Setelah selesai diberikan
pendidikan keehatan, Ibu akan diberikan kuesioner (post test) yang berisi 20 item
pertanyaan mengenai kesiapsiagaan dalam kegawatdaruratan KLB keracunan
pangan.
Kepesertaan dalam penelitian ini tidak secara langsung memberikan manfaat
kepada peserta penelitian. Tetapi dapat memberi gambaran informasi yang lebih
banyak tentang kesiapsiagaan dalam kegawatdaruratan KLB keracunan pangan.
Bagi peserta akan mendapatkan manfaat berupa pendidikan kesehatan tentang
kegawatdaruratan KLB keracunan pangan. Peneliti menjamin kerahasiaan semua
data peserta penelitian ini dengan menyimpannya dengan baik dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian.
Kepesertaan Ibu pada penelitian ini bersifat sukarela. Ibu dapat menolak
untuk menjawab pertanyaan yang diajukan pada penelitian atau menghentikan
kepesertaan dari penelitian kapan saja tanpa ada sanksi. Jika setuju untuk menjadi
peserta penelitian ini, Ibu diminta untuk menandatangani formulir Persetujuan
Setelah Penjelasan (Informed Consent) sebagai peserta penelitian setelah Ibu
benar-benar memahami tentang penelitian ini. Ibu akan diberi salinan persetujuan
yang sudah ditanda tangani ini.
Bila selama berlangsungnya penelitian terdapat perkembangan baru yang
dapat mempengaruhi keputusan Ibu untuk kelanjutan kepesertaan dalam
penelitian, peneliti akan menyampaikan hal ini kepada Ibu. Bila ada pertanyaan
yang perlu disampaikan kepada peneliti, silakan hubungi peneliti:
I Gusti Ayu Regita Pramesti Cahyani (082247375090).
Tanda tangan Ibu di bawah ini menunjukkan bahwa Ibu telah membaca,
telah memahami dan telah mendapat kesempatan untuk bertanya kepada peneliti
tentang penelitian ini dan menyetujui untuk menjadi peserta penelitian.
Peserta/ Subyek Penelitian, Wali,
______________________ _______________________
Tanda Tangan dan Nama Tanda Tangan dan Nama
Tanggal (wajib diisi): / / Tanggal (wajib diisi): / /
Hubungan dengan Peserta/ Subyek Penelitian:
_________________________________________
(Wali dibutuhkan bila calon peserta adalah anak < 14 tahun, lansia, tuna
grahita, pasien dengan kesadaran kurang-koma)
Peneliti
__________________________________ __________________
Tanda Tangan dan Nama Tanggal
Lampiran 5
KISI KISI KUESIONER
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA
FLIP CHART TERHADAP KESIAPSIAGAAN IBU DALAM
KEGAWATDARURATAN KLB KERACUNAN PANGAN
Variabel Jumlah No Item Jenis Pertanyaan
Kesiapsiagaan 20 1 Positif
2 Positif
3 Positif
4 Positif
5 Negatif
6 Negatif
7 Negatif
8 Negatif
9 Positif
10 Positif
11 Positif
12 Negatif
13 Positif
14 Positif
15 Positif
16 Positif
17 Positif
18 Positif
19 Positif
20 Positif
Lampiran 6
KUESIONER PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN
MEDIA FLIP CHART TERHADAP KESIAPSIAGAAN
IBU DALAM KEGAWATDARURATAN
KLB KERACUNAN PANGAN
Tujuan :
Kuesioner ini dirancang untuk mengidentifikasi: “Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dengan Media Flip Chart terhadap Kesiapsiagaan Ibu dalam Kegawatdaruratan
KLB Keracunan Pangan”.
Petunjuk :
1. Bacalah pernyataan dengan hati-hati sehingga dapat dimengerti
2. Setiap jawaban dimohon untuk dapat memberikan jawaban yang jujur
3. Harap mengisi pernyataan yang ada dalam kuesioner ini, pastikan tidak ada
yang terlewat. Setiap nomor hanya diisi dengan satu jawaban.
4. Beri tanda ceklist (√) pada kotak pertanyaan yang dianggap benar.
5. Jika ibu salah mengisi jawaban, coret/silang jawaban tersebut dan beri tanda
ceklist pada jawaban yang dianggap benar.
6. Ibu dapat bertanya langsung pada peneliti jika ada kesulitan dalam menjawab
isi kuesioner.
Identitas Responden
Nama :
Usia :
Pendidikan terakhir :
Pekerjaan :
I. Pengetahuan
1. Menurut ibu, apa saja yang dapat digolongkan Kejadian Luar Biasa?
a. Demam berdarah dengan penderita 20 orang o Ya
o Tidak
b. Keracunan pangan dengan penderita 150
orang
o Ya
o Tidak
c. Rabies dengan pendetita 35 orang o Ya
o Tidak
2. Menurut ibu, apa saja macam-macam keracunan pangan?
a. Keracunan jamur o Ya
o Tidak
b. Keracunan susu o Ya
o Tidak
c. Keracunan makanan siap saji o Ya
o Tidak
3. Menurut ibu, apa saja tanda keracunan pangan?
a. Mual dan muntah o Ya
o Tidak
b. Sakit kepala o Ya
o Tidak
4. Menurut ibu, bagaimana cara menangani keracunan pangan?
a. Bantu untuk memuntahkan racun o Ya
o Tidak
b. Berikan tablet karbon aktif o Ya
o Tidak
c. Berikan susu o Ya
o Tidak
5. Menurut ibu, apakah keracunan pangan tidak dapat
menyebabkan kematian?
o Ya
o Tidak
6. Menurut ibu, apakah keracunan makanan bukan
merupakan kegawatdaruratan yang harus segera
ditangani?
o Ya
o Tidak
II. Kebijakan dan Panduan
7. Apakah ibu belum memiliki panduan dalam
pertolongan pertama keracunan pangan?
o Ya
o Tidak
8. Apakah ibu tidak mengetahui lembaga
pemerintahaan apa saja yang bisa menangani KLB
keracunan pangan?
o Ya
o Tidak
III. Rencana Tanggap Darurat
9. Apakah ibu mengetahui tindakan yang harus
dilakukan oleh anggota rumah tangga jika terjadi
KLB keracunan pangan?
o Ya
o Tidak
10. Apakah ibu menyiapkan kotak pertolongan
pertama (P3K/kotak obat)
o Ya
o Tidak
11. Apakah ibu mengetahui pelayanan kesehatan yang
tepat untuk membawa korban keracunan pangan
o Ya
o Tidak
12. Apakah ibu belum memiliki alamat-alamat/nomor
telepon yang penting
(rumah sakit, BPBD, aparat desa)
o Ya
o Tidak
13. Apakah ibu mengetahui kemana harus melapor
saat terjadi keracunan pangan?
o Ya
o Tidak
IV. Sistem Peringatan Dini
14. Apakah ibu mengetahui adanya peringatan KLB
keracunan pangan di daerah ini?
o Ya
o Tidak
15. Jika jawaban di atas ya, darimana sumber informasi tersebut?
a. Perintah kota/kabupaten/desa o Ya
o Tidak
b. Pura/masjid/gereja/kelenteng o Ya
o Tidak
c Polisi dan aparat keamanan o Ya
o Tidak
16. Apabila mendengar peringatan KLB keracunan pangan, apakah ibu akan
melakukan hal-hal berikut?
a. Memastikan diri terkena dampak keracunan
pangan
o Ya
o Tidak
b. Melakukaan pertolongan pertama pada diri
sendiri jika memungkinkan
o Ya
o Tidak
c. Melaporkan diri bahwa mengalami keracunan
pangan pada aparat desa jika memungkinkan
o Ya
o Tidak
d. Memastikan anggota keluarga terkena dampak
keracunan pangan
o Ya
o Tidak
e. Memberikan pertolongan pertama keracunan
pangan pada anggota keluarga/kerabat yang
mengalami keracunan pangan
o Ya
o Tidak
f. Melaporkan korban keracunan pangan kepada
aparat desa
o Ya
o Tidak
V. Mobilisasi Sumber Daya
17. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan, seminar
atau pertemuan yang berkaitan dengan
kesiapsiagaan menghadapi KLB keracunan
pangan?
o Ya
o Tidak
18. Jika ya, latihan dan keterampilan apa saja yang sudah diikuti oleh ibu
a. Pertolongan pertama o Ya
o Tidak
b. Evakuasi korban o Ya
o Tidak
:
c. Pengolahan makanan o Ya
o Tidak
19. Apakah ibu mempunyai aset/investasi berikut ini yang dapat dimanfaatkan
untuk kewaspadaan keluarga terhadap kemunginan terjadinya KLB
keracunan pangan?
a. Tabungan o Ya
o Tidak
b. Asuransi kesehatan/jiwa o Ya
o Tidak
20. Apakah desa memiliki Ambulance Desa untuk
mengevakuasi korban KLB keracunan pangan?
o Ya
o Tidak
Lampiran 7
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 20 100,0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,835 20
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 29,45 7,103 ,500 ,805
P2 29,35 6,871 ,770 ,883
P3 29,35 6,871 ,770 ,883
P4 30,00 8,000 ,536 ,740
P5 29,25 8,303 ,502 ,737
P6 29,35 6,871 ,770 ,883
P7 30,10 7,779 ,556 ,821
P8 30,10 8,095 ,568 ,734
P9 29,55 7,524 ,569 ,830
P10 29,30 7,379 ,604 ,703
P11 29,50 7,421 ,529 ,723
P12 29,25 8,513 ,561 ,745
P13 30,00 7,579 ,526 ,823
P14 30,05 7,629 ,556 ,720
P15 30,05 7,629 ,656 ,820
P16 29,35 6,871 ,770 ,883
P17 30,05 10,366 -,855 ,809
P18 30,15 7,924 ,606 ,721
P19 29,30 8,011 ,617 ,831
P20 29,30 8,537 ,582 ,751
Lampiran 8
Tabel Pearson Product Moment
df = (N-2)
Tingkat signifikansi untuk uji satu arah
0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911
4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741
5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509
6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249
7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983
8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721
9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470
10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233
11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010
12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800
13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604
14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419
15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247
16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084
17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932
18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788
19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652
20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524
21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402
22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287
23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178
24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074
25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974
26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880
27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790
28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703
29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620
30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541
31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392
33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322
34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254
35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189
36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126
37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066
38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007
39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950
40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896
41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843
42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791
43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742
44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694
45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647
46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601
47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557
48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514
49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473
50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432
Lampiran 9
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pokok Bahasan : Penanganan Kegawatdaruratan KLB Keracunan Pangan
Sasaran : Ibu di Banjar Mudita, Desa Sukawati, Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali
Hari, Tanggal :
Tempat : Balai Banjar di Banjar Mudita, Desa Sukawati,
Kecamatan
Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali
Pukul : 09.00 – 09.30 WITA
Penyuluh : I Gusti Ayu Regita Pramesti Cahyani
A. Latar Belakang
Keracunan pangan merupakan kondisi kegawatdaruratan yang harus
mendapatkan penanganan segera agar tidak terjadi kecacatan atau bahkan
meninggal dunia. Kegawatdaruratan pada KLB Keracunan Pangan membutuhkan
kesiapsiagaan penanganan yang cepat dan tepat oleh masyarakat maupun petugas
kesehatan. Pertolongan pertama diberikan saat korban mengalami gejala-gejala
keracunan pangan di lingkungan masyarakat sebelum nantinya dibawa ke
pelayanan kesehatan terdekat. Kesiapsiagaan penanganan ini dapat meminimalisir
komplikasi akibat keracunan pangan bahkan kematian pada korban keracunan
pangan (Wahyudi, 2016). Menurut World Health Organization (WHO) sebanyak
582 juta orang di dunia meninggal akibat keracunan makanan sejak tahun 2010
hingga tahun 2015 (Tribun News, 2015). pada tahun 2017 KLB keracunan pangan
sudah terjadi di seluruh provinsi di Indonesia. Dilaporkan jumlah orang yang
terpapar sebanyak 5.293 orang, sebanyak 2.041 orang sakit dan 3 orang
meninggal dunia orang (Lukito, 2017b).
Berdasarkan profil proporsi angka kesakitan dan angka kematian pada kasus
KLB keracunan pangan tahun 2016, Bali memiliki angka kesakitan tertinggi di
Indonesia yaitu sebanyak 1.404 orang (BPOM RI, 2016). Pada tahun 2018 kasus
KLB keracunan pangan tertinggi terjadi di Gianyar 130 orang, Buleleng 116
orang, dan Bangli 72 orang. Kasus KLB keracunan pangan di Kabupaten Gianyar
tiap tahunnya mengalami peningkatan. KLB keracunan pangan di Kabupaten
Gianyar pada tahun 2018 terjadi sebanyak 2 kali yaitu di Desa Sukawati dengan
115 korban dan Desa Temesi dengan 15 korban (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,
2018).
Badan POM telah melaksanakan intervensi keamanan pangan ke 100 desa
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Pencapaian pada sasaran ini
diperoleh Badan POM melalui 4 strategi yaitu perkuatan kapasitas desa,
pemberdayaan komunitas desa, pengawasan keamanan pangan desa, dan
monitoring evaluasi (Lukito, 2017b). Namun, upaya dalam pemberian pendidikan
kesehatan mengenai kesiapsiagaan pertolongan pertama pada kasus keracunan
pangan belum diberikan kepada kader maupun masyarakat umum sehingga saat
KLB keracunan pangan terjadi, masyarakat tidak memiliki kesiapsiagaan dalam
menghadapi KLB keracunan pangan tersebut. Pendidikan kesehatan ialah kegiatan
untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Media
yang digunakan dalam pendidikan kesehatan salah satunya yaitu flip chart.
Lembar balik (flip chart) adalah sekumpulan gambar dengan tulisan yang
dikumpulkan menjadi satu dengan jilid ring sehingga halaman mudah di balik.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah diberikan pendidikan kesehatan mengenai pananganan
kegawatdaruratan KLB keracunan pangan selama 40 menit diharapkan responden
dapat mengetahui dan memahami tentang KLB keracunan pangan dan
penatalaksanaannya.
2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 40 menit, diharapkan sasaran
dapat:
a. Menjelaskan pengertian KLB keracunan pangan dengan jelas
b. Menyebutkan tanda dan gejala KLB keracunan pangan dengan tepat
c. Menyebutkan penanganan KLB keracunan pangan dengan benar
C. Materi Penyuluhan
Dalam penyuluhan materi yang disampaikan adalah :
1. Pengertian KLB keracunan pangan
2. Tanda dan gejala KLB keracunan pangan
3. Penanganan KLB keracunan pangan
D. Kegiatan
No Kegiatan Waktu Penyuluh Peserta
1 Orientasi 2 Menit 1. Mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan maksud dan
tujuan penyuluhan
4. Menanyakan ketersediaan
5. Melakukan kontrak waktu
penyuluhan
6. Menyebutkan materi yang
akan disampaikan
7. Menanyakan pertanyaan
persepsi
Menjawab salam
Menyimak
Mendengarkan
dan menjawab
pertanyaan
2 Kerja 25 Menit 1. Menyampaikan dan
menjelaskan materi tentang
KLB keracunan pangan yang
meliputi:
a. Pengertian KLB
keracunan pangan
b. Tanda dan gejala KLB
keracunan pangan
c. Penanganan KLB
keracunan pangan
2. Memberi kesempatan
responden untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
Mendengarkan
dengan penuh
perhatian
Menanyakan hal-
hal yang belum
jelas
Memperhatikan
jawaban dari
penceramah
Memperhatikan
dan mampu
mempraktekkan
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Evaluasi
F. Media
1. Flip Chart
G. Sumber
BPOM RI. (2016). Laporan Tahunan 2016. Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Bali. (2018). KLB Keracunan Pangan di Bali tahun
2018.
Denpasar.
Lukito, P. K. (2017b). Laporan Tahunan Badan POM 2017.
Tribun News. (2015). Ini Fakta WHO Mengenai Kematian karena Keracunan di
Seluruh Dunia, (April), 2015.
H. Peserta
Ibu di Banjar Mudita, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati, Kabupaten
Gianyar, Provinsi Bali.
I. Waktu
Hari :
Tanggal :
Jam :
J. Tempat
Balai banjar di Banjar Mudita, Desa Sukawati, Kecamatan Sukawati,
Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.
3 Terminasi 3 Menit 1. Melakukan Evaluasi materi:
a. Memberikan kuesioner
untuk dijawab
2. Mengakhiri pertemuan dan
penyampaian Terima Kasih
3. Salam penutup
Responden dapat
menjawab tentang
pertanyaan yang
diajukan
Mendengar
Memperhatikan
Menjawab salam
K. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya lengkap dan siap
digunakan. Media yang digunakan adalah flip chart. Kurun waktu dalam
persiapan media 2 hari
b. Persiapan materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan dalam bentuk
flip chart yang berisi gambar dan tulisan. Kurun waktu dalam persiapan materi 2
hari.
2. Proses penyuluhan
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan diharapkan berjalan lancar dan
sasaran memahami tentang penyuluhan yang diberikan. Sasaran diharapkan
mampu mengerti dan memahami penyuluhan dan 50% bisa menjawab
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara penyuluh dan
sasaran yang akan diharapkan penyuluhan
c. Peserta diharapkan memperhatikan materi yang diberikan
3. Hasil penyuluhan
a. Sasaran paham seluruh materi yang diberikan
b. Sasaran paham dan bisa mengaplikasikan materi yang telah diberikan tentang
penanganan kegawatdaruratan KLB keracunan pangan.
Lampiran SAP 1
KEGAWATDARURATAN KLB KERACUNAN PANGAN
1. Pengertian keracunan pangan
Racun adalah bahan yang jika tertelan, terhirup, teresap ke dalam kulit
(misalnya, dari tanaman), atau tersuntikan (misalnya, dari sengatan serangga), bisa
menyebabkan penyakit, kerusakan, dan kadang-kadang kematian (Jones &
Bartlett, 2007). Racun adalah suatu zat yang memiliki kemampuan untuk merusak
sel dan sebagian fungsi tubuh secara tidak normal (Arisman, 2009). Keracunan
makanan adalah keadaan darurat yang diakibatkan masuknya suatu zat atau
makanan ke dalam tubuh melalui mulut yang mengakibatkan bahaya bagi tubuh
(Junaidi, 2011). Keracunan makanan adalah suatu penyakit yang terjadi setelah
menyantap makanan yang mengandung racun, berasal dari bahan beracun yang
terbentuk akibat pembusukan makanan dan bakteri (Junaidi, 2011).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keracunan
adalah keadaan darurat yang dapat merusak sel dan sebagian fungsi tubuh akibat
masuknya suatu zat atau makanan yang mengandung racun, berasal dari bahan
beracun yang terbentuk akibat pembusukan makanan dan bakteri.
2. Tanda dan gejala keracunan pangan
Gejala keracunan sangat bervariasi, tergantung titik tangkap dan cara
masuknya racun yang bersangkutan. Berikut ini contoh tanda dan gejala
berdasarkan makanan yang dikonsumsi, antara lain:
a. Keracunan jamur
Beberapa jenis jamur umumnya mengandung zat yang bernama muskarin.
Muskarin ini memacu sistem saraf parasimpatis, sehingga jika terjadi keracunan
maka akan menimbulkan gejala mual, keluar ludah banyak, muntah, sakit perut,
diare, sesak nafas, sakit kepala, kunang-kunang, sampai shock dan meninggal.
b. Keracunan jengkol
Keracunan jengkol dapat menimbulkan gejala perut sakit sekali, tidak bisa
kencing atau bisa kencing tetapi keluar darah. Gejala tersebut rupanya disebabkan
oleh terbentuknya Kristal-kristal asam jengkol pada saluran kemih.
c. Keracunan tempe bongkrek
Pada tempe bongkrek yang beracun, terbentuknya asam bongkrek yang
sangat toksis terhadap enzim yang berperan dalam penggunaan energi sel
(menghambat fosforilasi). Gejala keracunan bervariasi, mulai dari mual, muntah,
sakit perut, kejang dan meninggal.
d. Keracunan singkong, biji kacang koro, dan umbi-umbian tertentu
Jenis bahan makanan ini mengandung sianida. Kadar sianida dalam bahan
tersebut bervariasi hingga ada yang keracunan ada yang tidak, meskipun makan
dari bahan yang jenis sama. Senyawa sianida menyerang enzim pernafasan sel
(syacy tochrom oksidase). Gejala keracunan jenis ini bervariasi mulai dari mual,
muntah sampai kejang-kejang, tergantung jumlah racun yang masuk dalam tubuh
(Sutawijaya, 2010).
3. Penanganan keracunan pangan
Pertolongan pertama keracunan makanan noncorosive agent yang dapat
dilakukan yaitu dengan mengupayakan penderita untuk memuntahkan zat atau
makanan yang telah dikonsumsi penderita. Cara yang bisa dilakukan untuk
merangsang muntahan adalah dengan memberikan minuman susu. Selain itu, cara
yang bisa dilakukan adalah dengan meminum segelas air yang telah dicampur
dengan satu sendok teh garam dan berikan minuman teh pekat (Junaidi, 2011).
Pertolongan pertama keracunan makanan adalah dengan minum air putih yang
banyak, pemberian larutan air yang telah dicampur dengan garam.
Sutawijaya (2010) menjabarkan tindakan kegawatdaruratan pada korban
keracunan pangan antara lain:
a. Tindakan untuk menolong jiwa korban
Keadaan korban saat ditemukan, apakah korban sadar, kesadarannya
menurun, atau tidak sadar sama sekali (koma atau shock) atau delirium (rebut)
atau malah kejang-kejang, perlu mendapat prioritas pertama dalam menolong
korban. Apabila koma, maka dalam koma biasanya memberi derajat
keracunannya, apakah korban hanya seperti mengantuk, sopor, sopor rakomatus
atau benar-benar sudah koma. Korban yang dengan koma dan bersuara seperti
mendengkur harus hati-hati karena itu menunjukkan dalamnya koma.
Tindakan yang dapat dilakukan pada keadaan ini adalah:
1) Tidurkan terlentang dengan kepala dimiringkan
2) Bersihkan jalan nafas, termasuk mulut, hidung dan bagian belakang mulut dari
lender, muntahan, ludah, dan sisa racun kalau ada.
3) Kirim segera ke Rumah Sakit sambil terus menolong pernafasannya dengan
nafas buatan kalau perlu. Pengiriman ke rumah sakit sebaiknya disertai bahan
yang dapat dianalisa untuk menunjukkan jenis racunnya, seperti muntahan,
sisa racun, tempat menyimpan racun yang diperkirakan (botol dan lain-lain).
Gejala keracunan yang mungkin saja muncul beserta tindakan yang dapat
dilakukan untuk menolong korban di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Hiperaktifitas dan delirium (ribut)
Gejala ini timbul karena racun tertentu. Penderita ini akan sulit diatur.
Tindakan yang perlu dilakukan ialah:
1) Lindungi penderita dari trauma fisik seperti jatuh, memukul dan merusak
sekitarnya
2) Kirim segera ke rumah sakit
b. Shock
Keracunan dengan gejala shock terjadi tiba-tiba karena terjadinya
kekurangan darah di otak (hipoksia), pernafasan terganggu berat, bau tidak enak
yang menyengat. Shock primer dan bila berlanjut akan menjadi shock sekunder,
yang gejalanya antara lain: pucat, dingin, kebiruan, berkeringat, nadi cepat, dan
tekanan darah terus menurun (nadi tak teraba). Tindakan gawat darurat ini
meliputi:
1) Tidurkan dengan kepala lebih rendah
2) Sambil dilakukan pertolongan pernafasan segera dikirim ke Rumah Sakit
terdekat
c. Kejang-kejang
Makanan atau bahan-bahan beracun tertentu dapat menyebabkan kejang
misalnya: amfetamin, strichnin, metazol dan DDT. Kejang sangat berbahaya bagi
penderita karena dapat berakibat lumpuhnya pernafasan. Tindakan yang dapat
dilakukan:
1) Lakukan pertolongan dengan sesedikit mungkin merangsang korban dengan
manipulasi, rangsang sinar cahaya atau sinar
2) Kirim segera ke Rumah Sakit
b. Tindakan gawat darurat sesuai keracunannya
Keracunan lewat mulut dapat terjadi pada kecelakaan misalnya, salah
minum obat, keracunan makanan tertentu (jamur, singkong, kacang-kacangan,
makanan yang sudah basi), menelan bensin, menelan cat dan lain sebagainya.
Dapat juga terjadi pada usaha bunuh diri atau pembunuhan misalnya dengan obat
tikus, obat nyamuk misalnya DDT, baygon, endrin dan sebagainya.
Penanganannya adalah sebagai berikut:
1) Tidurkan korban terlentang dengan kepala miring
2) Lakukan usaha untuk memuntahkan dengan menyentuh dinding belakang
faring. Jangan lakukan ini pada keracunan bahan-bahan korosif dan korban
yang tidak sadar atau delirium (ribut)
3) Beri bahan adsorben seperti, arang aktif (norit), susu (bubuk)
4) Kirim segara ke Rumah Sakit beserta bahan, tempat bahan yang dicurigai dan
muntahannya.
c. Mencegah absorbsi racun lebih lanjut
Pada keracunan peroral, memuntahkan racun yang sudah terlanjur ditelan
dapat dilakukan dengan menyetuh dinding faring atau dengan cara memberikan
emetika. Tindakan ini diberikan pada penderita yang sadar. Pada penderita koma
stupor atau delirium tindakan ini dapat menyebabkan aspirasi isi lambung ke paru
paru. Upaya mencegah diabsorbsinya racun lebih lanjut dapat diusahakan untuk
diabsorpsi oleh bahan-bahan tertentu, seperti arang yang sudah diaktifkan, resins,
kaolin, dan susu yang sudah dievaporasi.
Lampiran 11
HASIL ANALISA DATA
Statistics
Jenis Kelamin Usia Pre Test Post Test
N Valid 37 37 37 37
Missing 0 0 0 0
Mean 2,00 2,00 2,73 3,84
Median 2,00 2,00 2,00 4,00
Mode 2 1 2 4
Std. Deviation ,000 ,882 ,962 ,727
Variance ,000 ,778 ,925 ,529
Range 0 3 4 3
Minimum 2 1 1 2
Maximum 2 4 5 5
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Dewasa awal 13 35,1 35,1 35,1
Dewasa akhir 12 32,4 32,4 67,6
Lansia awal 11 29,7 29,7 97,3
Lansia akhir 1 2,7 2,7 100,0
Total 37 100,0 100,0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Perempuan 37 100,0 100,0 100,0
Pre Test
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Belum siap 1 2,7 2,7 2,7
Kurang siap 18 48,6 48,6 51,4
Hampir siap 10 27,0 27,0 78,4
Siap 6 16,2 16,2 94,6
Sangat siap 2 5,4 5,4 100,0
Total 37 100,0 100,0
Post Test
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Kurang siap 1 2,7 2,7 2,7
Hampir siap 10 27,0 27,0 29,7
Siap 20 54,1 54,1 83,8
Sangat siap 6 16,2 16,2 100,0
Total 37 100,0 100,0
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Kesiapsiagaan sesudah -
Kesiapsiagaan sebelum
Negative Ranks 0a ,00 ,00
Positive Ranks 37b 19,00 703,00
Ties 0c
Total 37
a. Kesiapsiagaan sesudah < Kesiapsiagaan sebelum
b. Kesiapsiagaan sesudah > Kesiapsiagaan sebelum
c. Kesiapsiagaan sesudah = Kesiapsiagaan sebelum
Test Statisticsa
Kesiapsiagaan
sesudah -
Kesiapsiagaan
sebelum
Z -5,306b
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.