pengaruh penggunaan metode inquiri untuk … · hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa sma...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN
EKONOMI SISWA SMA NEGERI 1 DUKUN MAGELANG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh :
Laela Dian Cahyani
NIM: 031334065
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Sang Pencipta Alam Semesta
Bapak Suyono dan Ibu Sri Morosumiwin
Nenekku Tercinta
Windia, Dedy, Fina, Yulistia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kesedihan, kebahagiaan, keheningan merupakan
bagian dari hidup, karena hidup merupakan sebuah
seni yang bisa diukir, dilukis melalui tindakan, pikiran
dan kata-kata. Lakukanlah semua dengan bijak dan
mensyukuri apa yang telah mejadi karunia dari Tuhan.
Nilai tertinggi dari seorang manusia bukanlah di mana Ia berbijak
pada saat-saat nyaman dan menyenangkan, tetapi dimana Ia berbijak
pada saat-saat tantang dan pertentangan (Martin Luther)
Ada dua pilihan pokok dalam hidup ini, menerima
kondisi apa adanya atau menerima tanggung jawab
untuk mengubahnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis
ini tidak memuatt karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang
telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Oktober 2008
Penulis
Laela Dian Cahyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : LAELA DIAN CAHYANI
Nomor Mahasiswa : 031334065
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : PENGARUH PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KUALITAS PROSES DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA NEGERI 1 DUKUN MAGELANG beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 29 Oktober 2008
Yang menyatakan
(LAELA DIAN CAHYANI)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
Kata Pengantar
Sesunggunya, segala puji dan syukur bagi Tuhan YME
penulis meminta pertolongan dan ampunan kepada-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh
penggunaan metode inquiri untuk meningkatkan motivasi belajar,
kualitas proses dn hasil beljar mata pelajaran ekonomi siswa SMA
Negeri 1 Dukun Magelang”.
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung ikut terlibat dalam penyelesaian
skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada berbagai pihak atas bantuan bimbingan, petunjuk, nasehat, dan
semangat yang telah diberikan dalam penyusunan skripsi ini. Ucapan
terima kasih ini penulis haturkan kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata
Dharma.
3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma.
4. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen
pembimbing yang telah membimbing dengan penuh
kesabaran, pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran dari awal
hingga selesainya skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Bapak Ig. Suwarjo, S.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 1
Dukun Magelang yang telah memberikan kesempatan bagi
peneliti untuk melakukan penelitian.
6. Bapak Drs. Dwi Anggoro, selaku guru mitra penelitian yang
telah berkolaborasi, membimbing dan membantu peneliti
dalam melakukan penelitian.
7. All Crew XI IPS2 SMA Negeri 1 Dukun Magelang: Angga,
Danan, Rafika, Risma, Siti Mujianah, dkk. Terima kasih atas
partisipasi, kebersamaan dan keceriaan kalian.
8. Kedua ortuku (Bpk. Suyono dan Ibu Wiwin), yang telah
membesarkan dan selalu memberi dukungan dalam hidup-Ku
moril maupun materiil. Kakakku Windia dan adikku (Dedy,
Fina, Yulis) “Kasih ya atas pemberian dorongan dan motivasi
dalam hidup..sekarang aku sudah lulus” serta Nenekku, Alm.
Paklek dan keponakanku : Devi, Tiara & Farah.
9. Kost Community Brojodento 2 : Yuyun, Mbak Lia, Siska
Kodong, Yulita, Ci2l, Vani dan Niken ndut. Jaga kebersamaan
dan terima kasih segalanya karena telah membuka mata tuk
mengenl satu sama laen.
10. Teman-teman community PAK’B: sobatku Mbk Ana (diet
yukk!), Dewi, Emon”Yohanes”(makacih yach ku tlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
merepotkan-Mu), Ni2ng, Santy, Met-You (kacih ya
pinjamannya), Siska, Dwi, Yisca, Septy, Tiara, St.Yekti, Feli,
Uke, Tari, Siwi, Wita, Adel, Wulan, W@ntet, @rie, @gus,
Yudo, Br@m.
11. Teman- teman seperjuangan PPL di SMA 11 Yogyakarta,
serta teman-teman PBM, Volunter dan anak-anak Pingit
(kapan bisa bersama lagi yach??)
12. Serta orang-orang yang Ku kenal, teman-teman dan semua
pihak yang turut membantu yang namanya tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Hidup untuk berbagi hidup, dan mengkomunikasikan
pengharapan. Penulis menyadari skripsi ini jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap smoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi pembaca, lembaga maupun perkembangan ilmu
pengetahuan selanjutnya.
Penulis
Laela Dian Cahyani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABTRAK
PENGARUH PENGGUNAAN METODE INQUIRI UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR, KUALITAS PROSES DAN
HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA SMA
NEGERI 1 DUKUN MAGELANG
Laela Dian Cahyani Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Tujuan penelitiaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh motivasi
belajar, kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi dengan
menggunakan metode inquiri Siswa SMA Negeri 1 Dukun Magelang. Penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2008. Data diperoleh
dengan observasi langsung (pengamatan kelas), wawancara dan kuesioner.
Analisis data dilakukan dengan metode dekriptif.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa: (1) Penggunaan
metode inquiri mata pelajaran ekonomi dalam penelitian ini belum dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa (siklus I = 83,78%; siklus II = 80,56%;
siklus III = 92,11%) (2) Penggunan metode inquiri mata pelajaran ekonomi belum
dapat meningkatkan kualitas proses (kualitas pembelajaran guru, siklus I, =
7,43%; siklus II = 7,06%; siklus III = 8,86%; kualitas proses dalam penilaian
penampilan personal dan sosial siswa, siklus I = 7 %; siklus II = 6,7% siklus III =
8,25%) (3) Penggunaan metode inquiri belum dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran ekonomi (siklus I = 54,05%; siklus II = 44,44%; siklus
III = 94,74%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF APPLYING INQUIRY METHOD IN INCREASING LEARNING MOTIVATION, PROCESS QUALITY AND LEARNING RESULT OF STUDYING ECONOMICS OF THE STUDENTS OF 1
STATE SENIOR HIGH SCHOOL DUKUN MAGELANG
Laela Dian Cahyani Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The aims of this study are to recognize the influence of learning motivation, process quality and the learning result of studying economic by applying the inquiry method of the students of 1 State Senior High School Dukun Magelang. This class action research was conducted from March until April 2008. The data were gained by direct observation (class observation), interviews and questionnaire. The data analysis was done by applying descriptive method. The results of data analysis are: (1) learning motivation level by using Economics Inquiry method in this research does not increase the students’ learning motivation (1st cycle = 83,78%; 2nd cycle = 80,56%, 3rd cycle = 92,11%); (2) applying inquiry method in studying economic has not increased process quality (the quality of teaching learning, 1st cycle = 7, 43%; 2nd cycle = 7, 06%; 3rd cycle = 8, 86%; process quality in evaluating the students’ social and personal appearance, 1st cycle = 7%; 2nd cycle = 6, 7% 3rd cycle = 8, 25%); (3) the application of inquiry method has not increased the result of student’s learning in studying economics (1st cycle = 54, 04; 2nd cycle = 44, 44%; 3rd cycle = 94, 74%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL............................................................................. . i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN.............................................................. iv
MOTTO................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................................. vi
KATA PENGANTAR............................................................................. vii
ABSTRAK ............................................................................................. x
ABSTRACT.............................................................................................. xi
DAFTAR ISI........................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1
B. Batasan Masalah.......................................................................... 4
C. Rumusan Penelitian .................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian......................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian....................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Inquiri............................................................................. 6
B. Motivasi ...................................................................................... 10
C. Belajar ........................................................................................ 15
D. Proses dan Kualitas Proses .......................................................... 18
E. Hasil Belajar ................................................................................ 23
F. Kerangka Berfikir........................................................................ 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitia ................................................................... 29
B. Desain Penelitian......................................................................... 29
C. Pemilihan Tempat dan Waktu Penelitian.................................... 33
D. Subyek dan Obyek Penelitian .................................................... 33
E. Data Yang Dibutuhkan................................................................ 33
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian.................................... 34
G. Teknik Pengumpulan Data.......................................................... 36
H. Prosedur Penelitian ..................................................................... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Lingkungan Sekolah.................................................................... 44
B. Identitas Sekolah......................................................................... 44
C. Visi dan Misi............................................................................... 44
D. Tujuan dan Sasaran .................................................................... 46
E. Keadaan Sekolah......................................................................... 47
F. Personil Sekolah.......................................................................... 49
G. Prestasi Sekolah........................................................................... 49
H. Struktur Kurikulum ..................................................................... 51
1. Mata Pelajaran................................................................. 51
2. Muatan Lokal ................................................................. 52
3. Kegiatan Ekstrakurikuler................................................. 52
4. Vita Communica ............................................................. 53
5. Beban Belajar .................................................................. 53
BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi ........................................................................... 55
1. Siklus Pertama ................................................................ 55
2. Sikuls Kedua ................................................................... 70
3. Siklus Ketiga ................................................................... 87
B. Analisis Motivasi Belajar, Kua litas Proses, dan Hasil Belajar
1. Sebelum Menggunakan Metode Inquiri................................ 102
2. Sesudah Menggunakan Metode Inquiri................................. 108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
a. Siklus Pertama ................................................................. 108
b. Siklus Kedua ................................................................... 119
c. Siklus Ketiga ................................................................... 133
BAB IX KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan ........................................................................ 151
B. Saran .................................................................................. 152
C. Keterbatasan Penelitian...................................................... 153
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 156
LAMPIRAN ........................................................................................... 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Penilaian dengan menggunakan PAP II ..................................... 35
Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Motivasi.......................................................... 40
Tabel 5.1 Pengamatan terhadap Aktivitas guru pada Siklus I.................... 61
Tabel 5.2 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus I ... 63
Tabel 5.3 Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat pembelajaran dan
Penggunaan Pembelajaran Metode Inquiri Siklus I ................... 64
Tabel 5.4 Kesan siswa terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Penggunaan pembelajaran Metode Inquiri Sikuls I ................... 66
Tabel 5.5 Pengamatan terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus II ................. 77
Tabel 5.6 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus II.. 79
Tabel 5.7 Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Penggunaan Pembelajaran Metode Inquiri Siklus II.................. 81
Tabel 5.8 Kesan Sistem terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Penggunaan pembelajaran Metode Inquiri Siklus II................... 83
Tabel 5.9 Pengamatan terhadap Aktivitas Guru pada Siklus II ................. 94
Tabel 5.10 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa di kelas pada
Siklus II .................................................................................... 95
Tabel 5.11 KesanGuru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Penggunaan pembelajaran Metode inquiri Siklus II ................ 97
Tabel 5.12 Kesan siswa terhadap Perangkat Pembalajaran dan
Penggunaan Pembelajaran Metode inquiri Siklus III............... 99
Tabel 5.13 Aktivitas Guru dikelas sebelum Penggunaan Metode Inquiri.. 102
Tabel 5.14 Kualitas Pembelajaran sebelum Penggunaan Metode inquiri.. 104
Tabel 5.15 Daftar Nilai Kelas XI IPS2 Semester Gasal Tahun Pelajaran
2007/2008 Mata Pelajaran Ekonomi ...................................... 106
Tabel 5.16 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Metode inquiri Tipe Siklus I ................................................... 109
Tabel 5.17 Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus I ............................... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel 5.18 Penilaian Penampilan personal dan Sosial siswa Siklus II ...... 112
Tabel 5.19 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus II............................. 114
Tabel 5.20 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus II ............................... 116
Tabel 5.21 Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran dengan Metode Inquiri pada Siklus II ............... 118
Tabel 5.22 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar siswa terhadap
Metode inquiri Tipe Siklus II................................................... 120
Tabel 5.23 Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus II .............................. 122
Tabel 5.24 Penilaian Penampilan Personal dan Sosial Siswa Siklus II .... 124
Tabel 5.25 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus II............................. 127
Tabel 5.26 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus II ................................ 129
Tabel 5.27 Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran dengan Metode inquiri pada Siklus II ............. 131
Tabel 5.28 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap
Metode Inquiri Siklus III.......................................................... 134
Tabel 5.29 Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus III.............................. 137
Tabel 5.30 Penilaian Ketrampilan Personal dan Sosial Sistem
Siklus III ................................................................................... 138
Tabel 5.31 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus III............................ 141
Tabel 5.32 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus III............................... 143
Tabel 5.33 Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Pelaksanaan Tindakan
Pembelajaran dengan Metode Inquiri pada Siklus III ............. 145
Tabel 5.34 Hasil Analisis Motivasi Belajar, Kualitas Proses dan Hasil
Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi dengan Metode
Inquiri....................................................................................... 147
Tabel 5.35 Indikator Kberhasilan Tndakan Dalam Siklus I, II dan III ...... 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model PTK .......................................................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Surat Permohonan Ijin Penelitian.............................................. 157
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.......................... 158
Instrumen Pra Penelitian ..................................................... 160
Perangkat Pembelajaran............................................................. 166
Instrumen Penelitian.................................................................. 195
Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner..................................... 229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebijakan pendidikan terus berkembang, hal ini dapat kita lihat bahwa
pendekatan pembelajaran dalam bentuk pendekatan kontekstual (contextual
and teaching learning ) dewasa ini sedang digalakkan penggunaannya.
Dengan pendekatan kontekstual siswa dituntut untuk membangun konsep
keilmuannya sendiri secara induktif, yaitu pola pikir yang didasarkan pada
fakta-fakta yang ada, kemudian setelah itu ditarik kesimpulannya. Contextual
and teaching learning adalah konsep pembelajaran yang membantu guru
menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia yang nyata dan
memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dalam
kehidupan sehari hari sebagai anggota masyarakat dan keluarga (Blanchard,
2001).
Metode inquiri termasuk dalam pendekatan kontekstual, karena dalam
metode ini siswa dituntut untuk merumuskan permasalahannya sendiri sampai
akhirnya bisa menyusun sebuah teori. Hal ini sesuai dengan tujuan
pembelajaran kontekstual, yaitu siswa makin akrab dengan
lingkungannya. Sudah bukan saat lagi siswa hanya duduk manis saat
mengikuti pelajaran di kelas.
Metode inquiri cocok dikembangkan karena memang cara pembelajaran
pasif sudah saatnya untuk ditinggalkan. Dahulu orang beranggapan proses
belajar hanya melulu menggunakan otak saja, yaitu proses berpikir anggota
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
tubuh lain tidak ikut terlibat. Hal ini jelas terlihat saat kita duduk di bangku
SD, guru mengajarkan kita posisi saat menerima pelajaran yaitu duduk
dengan badan tegak dan tangan terlipat di atas meja. Tidak ada komunikasi
dua arah yang terjadi, karena guru hanya mentransfer ilmunya sedangkan
siswa siap menerima ilmu itu.
Dalam pembelajaran berbasis inquiri, belajar adalah aktivitas bertanya
pada diri sendiri dan mencari tahu sendiri jawabannya. Dengan metode ini
siswa dapat memperoleh pengetahuan dan ketrampilan bukan dari guru atau
hasil mengingat seperangkat fakta-fakta . Tidak melakukan aktivitas berarti
siswa itu belum bisa dikatakan sebagai belajar. Metode inquiri ini cocok
diterapkan dalam pelajaran ekonomi karena materi yang ada dalam mata
pelajaran ekonomi adalah materi yang dekat dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga ilmu yang akan disampaikan kepada siswa akan lebih tahan lama
apabila siswa itu bisa mengalaminya sendiri. Misalnya dalam materi pasar,
siswa akan lebih memahami apa dan bagaimana pasar itu apabila siswa itu
beraktivitas sendiri. Dengan pergi ke pasar, siswa bisa mendefinisikan sendiri
apa itu arti pasar, dan akan banyak sekali pelajaran yang bisa didapat dengan
pergi ke pasar. Ilmu yang didapat juga akan lebih tahan lama dari pada
siswa hanya menghafalkan arti pasar dari buku yang sudah ada, karena
belajar akan lebih lama bermakna dengan cara melakukan. Oleh karena
itu, seorang guru harus menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk
menciptakan belajar mengajar yang dapat menghantarkan anak didik
sampai ke tujuan. Hal tersebut sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional
berdasarkan Undang Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengembangkan potensi peserta didik sehingga menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggungjawab. Untuk itu diperlukan adanya perubahan dalam
pembelajaran sesuai perkembangannya.
Namun kenyataannya, sesuai dengan pengamatan yang dilakukan peneliti
metode inquiri belum banyak dipakai oleh guru dalam melakukan
pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran ekonomi di SMA Negeri 1
Dukun Magelang kelas XI-IPS2 yang selama ini masih menggunakan metode
konvensional. Berdasarkan hasil observasi pada hari Senin 24 Maret 2008
ditemukan bahwa ratarata siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran yang
mengakibatkan siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pelajaran ekonomi
sehingga hasil belajarnya juga belum maksimal. Di sisi lain, motivasi
memiliki peranan penting untuk menentukan tinggi rendahnya hasil belajar.
Hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai yang didapatkan ketika ulangan
harian, saat guru mengajukan pertanyaan dan dapat dilihat secara keseluruhan
dari nilai rapornya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tindakan kelas, yaitu menerapkan penggunaan metode
inquiri dan menyelidiki dampak penggunaan metode tersebut pada
peningkatan motivasi belajar siswa, kualitas proses dan hasil belajar dalam
pembelajaran ekonomi di SMA. Harapannya adalah dengan menerapkan
metode inquiri siswa termotivasi untuk belajar, sehingga hasil belajar siswa
akan meningkat. Penelitian ini selanjutnya dituangkan dalam judul “ Pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
penggunaan metode inquiri untuk meningkatkan motivasi belajar, kualitas
proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa SMA N 1 Dukun
Magelang ”.
B. Batasan Masalah
Menyadari banyaknya masalah yang ada dalam usaha meningkatkan hasil
belajar peserta didik dalam pembelajaran ekonomi Kelas XI-IPS2 SMA
Negeri 1 Dukun Magelang, maka peneliti membatasi beberapa masalah yaitu
metode inquiri, motivasi belajar, kualitas proses, dan hasil belajar.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dibuat
perumusan masalah: Apakah penggunaan metode inquiri dapat meningkatkan
motivasi belajar, kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi
siswa kelas XI-IPS2 SMA Negeri 1 Dukun Magelang.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan motivasi
belajar, kualitas proses dan hasil belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas
XI-IPS2 SMA Negeri 1 Dukun Magelang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi sekolah
Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijakan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar.
2. Bagi penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan, menerapkan teori yang
diperoleh selama kuliah dengan keadaan sesungguhnya serta sebagai
bekal dalam memasuki dunia kerja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode Inquiri
1. Pengertian Inquiri
Model inquiri adalah sebuah model pembelajaran yang dikembangkan
oleh J. Richard Suchman sejak tahun 1962 (Joyce, et.al., 1992 : 2000). Ia
berpendapat bahwa setiap individu memiliki keinginan meneliti secara
alamiah. Keinginan yang ada pada individu tidak terarah, oleh karena itu
diperlukan latihan meneliti. Model inquiri adalah pola belajar mengajar yang
dirancang untuk melatih siswa melakukan proses meneliti. Penelitian itu dapat
terjadi bila siswa dihadapkan pada masalah yang mengandung tantangan
intelektual secara bebas, terarah ke dalam kegiatan meneliti untuk
memperoleh pengetahuan (Fudyartanto, 1986 : 119). Model inquiri dirancang
untuk menciptakan tantangan untuk bernalar. Keingintahuan yang tidak
terarah, kemudian diarahkan dengan langkah-langkah dan bereksperimen.
Oleh karena itu, model ini bukan hanya melatih keterampilan meneliti,
menyadarkan pentingnya penelitian, tetapi juga mengaktifkan siswa belajar
memperoleh pengetahuan. Pengajaran berdasarkan inquiri adalah suatu
strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompok siswa in quiri dihadapkan
ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan
melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan terstruktur (Kourskly,
1987 : 68). Sund (1975) dalam bukunya Fudyartanto (1986:120) menyatakan
bahwa “discovery” adalah proses mental dimana individu mengasimilasi
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
konsep dan prinsip. Suatu kegiatan “discovery” adalah suatu kegiatan
pelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan
konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses mental sendiri. Proses
mental misalnya mengama ti, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan,
mengukur, menarik kesimpulan dan sebagainya.
2. Prosedur Pelaksanaan
Penggunaan model inquiri dapat dilakukan melalui langkah-langkah
sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi dan merumuskan situasi yang menjadi fokus inquiri
secara jelas.
b. Mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta.
c. Memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab
pertanyaan langkah kedua.
d. Mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji
setiap hipotesis dengan data yang terkumpul.
e. Merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan
jawaban sebagai proposisi tentang fakta jawaban itu merupakan sintesis
antara hipotesis yang diajukan dan hasil-hasil dari hipotesis yang diuji
dengan informasi yang terkumpul.
Guru membagi tugas, meneliti suatu masalah yang di atas
(mengidentifikasi dan merumuskan situasi, mengajukan suatu pertanyaan,
memformulasikan hipotesis, mengumpulkan informasi sampai merumuskan
jawaban). Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan masing-masing
kelompok mendapat tugas tertentu yang harus dikerjakan. Kemudian, mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
mempelajari, meneliti dan membahas tugasnya dalam kelompok. Setelah itu
dibuat laporan yang tersusun dengan baik. Akhirnya hasil laporan kerja
kelompok dilaporkan ke sidang pleno dan terjadilah diskusi secara luas.
Guru menggunakan teknik ini sewaktu mengajar memiliki tujuan
demikian, agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif mencari serta meneliti
sendiri pemecahan masalahnya. Pengajaran inquiri harus meliputi
pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin siswa agar dapat
mengembangkan proses “inquiri”. Jelaslah bahwa siswa dapat berkembang
kemampuan berpikir “discovery-inquiry” hanya apabila ia terlibat dalam
kegiatan yang menuntut pelaksanaan tugas mental. Siswa sesungguhnya tidak
pernah menguasai setiap tugas mental dengan sempurna, maka hanya ada
suatu tingkatan dimana siswa itu menjadi ahli dalam mempelajari tentang
bagaimana to discover to inquiry.
Tugas suatu sistem sekolah adalah membentuk kurikulum sedemikian
rupa sehingga siswa dapat memanifestasikan kemampuan discovery atau
inquirinya. Proses inquiri menuntut guru bertindak sebagai fasilitator,
narasumber dan penyuluh kelompok. Para siswa didorong untuk mencari
pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan.
3. Keunggulan Metode Inquiri
Teknik metode inquiri memiliki keunggulan. Menurut Roestiyah (2001 :
76) mengemukakan sebagai berikut.
a. Dapat membentuk dan menggambarkan self concept pada diri siswa
sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide yang
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
b. Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses
belajar yang baru.
c. Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri,
bersikap objektif, jujur dan terbuka.
d. Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesisnya
sendiri.
e. Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik.
f. Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
g. Dapat mengembangkan bakat/kecakapan individu.
h. Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
i. Guru dapat menghindari diri caracara belajar yang tradisional.
j. Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.
4. Kelemahan Metode Inquiri
Suatu kelemahan dalam penggunaan metode inquiri menurut Roestiyah
(2001 : 77) adalah sebagai berikut.
a. Strategi ini berdasarkan asumsi bahwa kesiapan pikiran tertentu untuk
belajar. Bagi siswa yang kurang pandai akan mengalami kesulitan
melakukan abstraksi atau berpikir atau mengungkapkan hubungan antara
konsep yang tertulis maupun lisan, sehingga pada gilirannya akan
menimbulkan frustrasi.
b. Metode ini tidak efisien untuk mengajar pada jumlah siswa yang banyak
karena membutuhkan waktu lama untuk membantu mereka melakukan
penemuan teori atau pemecahan masalah lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
c. Harapan akan buyar apabila berhadapan dengan sis wa atau guru yang
telah biasa dengan cara mengajar yang lama.
5. Asumsi-asumsi yang mendasari Metode Inquiri
Dalam model inquiri terdapat beberapa asumsi-asumsi yang mendasari,
yaitu sebagai berikut.
a. Keterampilan berpikir kritis dan berpikir edukatif yang diperlukan
berkaitan dengan pengumpulan data yang bertalian dengan kelompok
hipotesis.
b. Keuntungan bagi siswa dari pengalaman kelompok dimana mereka
berkomunikasi, berbagi tanggung jawab dan bersama-sama mencari
pengetahuan.
c. Kegiatan-kegiatan belajar disajikan dengan semangat berbagai inquiri dan
discovery menambah motivasi dan memajukan partisipasi.
B. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motif berasal dari bahasa Latin “moveers” yang berarti menggerakkan.
Kata motivasi lalu diartikan sebagai usaha menggerakkan. Untuk memperoleh
pengertian yang cukup baku dan jelas, maka perlu mencari bandingan pada
pendapat beberapa orang.
a. Menurut Atkinson (Taufiq, 1997:207) motivasi menunjukkan tendensi
berbuat yang meningkat untuk menghasilkan satu atau lebih pengaruh-
pengaruhnya (satu hasil atau lebih).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. Menurut A.W. Bernard (Chauhan, 1979 : 196) motivasi menunjukkan
semua fenomena yang dilibatkan dalam stimulasi (perangsangan)
tindakan ke arah tujuan-tujuan tertentu dimana sebelumnya kecil atau
tidak ada gerakan ke arah tujuan itu. Jadi motivasi adalah usaha
memperbesar atau mengadakan gerakan mencapai tujuan tertentu.
c. Menurut Abraham Maslow (Fudyartanto, 2002 : 256) motivasi adalah
konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi dan kompleks dan
bahwa hal itu kebanyakan merupakan karakteristik universal pada tiap
kegiatan organisme.
d. Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi adalah :
a. dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar
untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu;
b. usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu
bergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang
dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatan.
Motivasi berlaku untuk semua kegiatan termasuk kegiatan belajar. Jadi
jika dikatakan motivasi belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi
semangat kepada individu untuk melakukan kegiatan belajar agar lebih giat
belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebih baik.
2. Fungsi Motivasi
Dalam proses belajar mengajar motivasi itu sangat penting, tidak hanya
bagi peserta didik tetapi juga penting bagi guru, dosen maupun karyawan
sekolah. Fudyartanto (2002 : 258) mengemukakan secara umum ada
beberapa fungsi motivasi, yaitu sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
a. Motif menggerakkan dan mengatur tingkah laku manusia .
Keadaan motif digambarkan sebagai pembimbing, pengarah dan
pengorientasi tujuan. Bahwa pada tingkah laku yang bermotif, bergerak
dalam satu arah khusus atau spesifik. Tingkah laku itu bermaksud
berketekunan dan berkegigihan.
b. Motif sebagai penyeleksi tingkah laku.
Dengan adanya motif maka tingkah laku manusia tidak membayar tanpa
arah kepada tujuan yang terseleksi, yang menyiapkan individu itu sendiri.
Misalnya siswa yang ingin lulus ujian, maka ia mengkonsentrasi pada
cara-cara yang terseleksi untuk mencapai tujuan tersebut.
c. Motif memberi energi dan menahan tingkah laku.
Motif sebagai alasan predisposisi perbuatan sehingga berarti menjadi
tenaga dorong dan peningkatan tenaga, sehingga terjadilah perbuatan
yang nampak organisme. Motif juga berfungsi untuk mempertahankan
agar perbuatan itu adalah minat berlangsung lama. Energi psikis yang
disediakan tergantung dari besar kecilnya motif. Jika motif itu kuat maka
akan tersedia energi yang besar dan begitu juga sebaliknya. Hebb
(Fudyartanto, 2002 : 259) berpendapat bahwa efisiensi dan kesempurnaan
(kelengkapan) akan bertambah besar dalam keadaan motif yang ada pada
tingkah laku. Artinya semakin besar motif, maka tingkah laku akan
bertambah efisien dan sempurna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Aktualisasi diri 5
Penonjolan diri 4
Kebersamaan diri 3
Ketentraman 2
Fisiologi 1
3. Teori Motivasi
a. Teori Aktualisasi Diri dari Maslow
Abraham Maslow (1908-1970) adalah seorang psikolog humanis. Ia
percaya bahwa manusia dapat bekerja ke arah kehidupan yang lebih baik.
Ia menegaskan bahwa kebutuhan-kebutuhan tertata secara hierarkis. Jika
kebutuhan dasar terpenuhi, maka timbul kebutuhan yang lebih tinggi dan
seterusnya (Fudyartanto, 2002 : 27). Maslow membedakan 2 (dua)
kelompok kebutuhan, yaitu :
a. Kebutuhan metabolisme (deficit needs), yaitu kebutuhan fisiologis.
Misalnya : lapar dan haus. Jika ini sudah terpadu akan mencapai
lainnya, misalnya : rasa aman, cinta, kebersamaan dan penonjolan
diri.
b. Kebutuhan tumbuh ( self actualization ).
Maslow menolak anggapan psikolog bahwa manusia itu egois, jahat
dan anti sosial. Ia percaya bahwa ada tingkatan kemanusiaan.
b. Teori Motivasi Berprestasi
Teori ini dikemukakan oleh David C. McClelled dari Universitas
Harvard, USA (Fudyartanto, 2002 : 278). Menurutnya, manusia itu satu
sama lain mempunyai motif yang berbeda-beda. Pengembangan motif
prestasi dipengaruhi oleh sejumlah variabel di rumah, sekolah, da n
2
4
5
1
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
masyarakat. Rumah (keluarga) memegang peranan penting pada awal
perkembangan motif dan sikap anak. Harapan dan bimbingan orangtua
pada anak-anak mengembangkan kebutuhan prestasi kepada yang lebih
tinggi. Demikian juga masyarakat dengan pandangan hidupnya
mempunyai peranan penting dalam perkembangan motif prestasi. Sekolah
akan membantu mengembangkan perkembangan kepribadian anak pada
sikap yang positif pada anak-anak. Cara guru membimbing
perkembangan anak adalah memberikan cerita-cerita orang-orang besar
yang berhasil dalam perjuangan hidupnya untuk menunjukkan betapa
pentingnya motif prestasi.
c. Teori Motivasi Belajar
Pembicaraan motivasi belajar memakai dasar teori belajar koneksionisme
SR dan teori belajar kognitif (Fudyartanto, 2002 : 285). Menurut teori
belajar koneksionisme SR, manusia adalah sebagai mesin yang
dikendalikan oleh prinsip-prinsip tetap dan motivasi adalah tingkah laku
berasal dari dorongan fisiologis. Motivasi adalah suatu dorongan untuk
berbuat yang dihasilkan dari stimulus. Stimulus dapat dari luar atau dari
dalam diri manusia sendiri. Teori SR menekankan pentingnya
pengalaman masa lalu untuk menjelaskan sebab tingkah laku sekarang.
Konsep motivasi berbeda dengan konsep motivasi menurut SR. Menurut
teori kognitif, motivasi timbul dari situasi yang diciptakan dengan
keseimbangan dalam medan hidup individu. Semua tingkah laku
mempunyai arah dan tujuan. Sebagai contoh, ketika individu pergi ke
suatu tujuan mengalami suatu hambatan kemudian timbul suatu tegangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
dari dalam individu untuk mencoba memindahkan suatu hambatan
tersebut. Maka tujuan yang dilepaskan dari tegangan tersebut merupakan
suatu permotivasian yang mementingkan pada pengalaman sekarang
(masa kini) sesuai dengan teori kognitif yang memiliki suatu arti
pendekatan situasiona l pada motivasi tingkah laku.
C. Belajar
1. Pengertian Belajar
Pendidikan di sekolah mengarahkan belajar anak supaya memperoleh
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai yang dapat
menunjang perkembangannya.
“Belajar merupakan kegiatan mental yang tidak dapat disaksikan dari luar. Apa yang sedang terjadi dalam diri seseorang yang sedang belajar, tidak dapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang itu. Bahkan hasil belajar orang itu tidak langsung kelihatan, tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar. Maka, berdasarkan perilaku yang disaksikan dapat ditarik kesimpulan bahwa seseorang telah belajar (Winkel, 1987:35)”.
Definisi belajar berbeda menurut teori yang dianut. Secara tradisional
belajar dianggap sebagai menambah pengetahuan, yang diutamakan adalah
aspek intelektual. Pendapat lain yang lebih populer ialah memandang belajar
sebagai perubahan kelakuan, yaitu “change of behavior”. Menurut Ernest R.
Hilgard, dalam bukunya Nasution (2003:59) dinyatakan sebagai Learning is
the process, by wich an activity originates or is changed through training
procedures (whether in the laboratory on in the natural environment) as
distinguishe form changes by factors not attributable to training .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Seorang belajar bila ia ingin melakukan suatu kegiatan sehingga
kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak
dapat dilakukannya. Ia menghadapi situasi dengan cara lain. Kelakuan harus
kita pandang dalam arti yang luas ya ng meliputi pengamatan, pengenalan,
perbuatan, keterampilan, minat, penghargaan, sikap dan lain nya. Jadi, belajar
tidak hanya mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi
anak, kognitif, afektif, maupun psikomotorik (Nasution, 2003:59).
2. Prinsip-prinsip Belajar
Adapun prinsip-prinsip belajar menurut teori Gestalt (Nasution, 2003:72-
80) adalah.
a. Belajar itu berdasarkan keseluruhan
Pendidik-pendidik modern berpendapat bahwa mata yang lepas kurang
manfaatnya sebab tidak berdasarkan atas keseluruhan ini. Itu sebabnya
maka orang berusaha untuk mengadakan hubungan antara berbagai mata
pelajaran yang disebut korelasi antara mata pelajaran, malahan dapat juga
meniadakan segala batas-batas antara mata pelajaran dengan
mengintegrasikannya.
b. Anak yang belajar merupakan keseluruhan
Sekolah hendaknya dijadikan bukan hanya tempat anak mempelajari
berbagai ilmu, akan tetapi juga tempat mereka hidup dan belajar hidup.
Kurikulum sekolah disesuaikan dengan apa yang diperlukan anak bagi
kehidupannya sehar i-hari. Dengan demikian dicegah adanya jurang yang
sering terdapat antara sekolah dengan kehidupan di luar sekolah untuk
mencapai integrasi pribadi murid.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
c. Dengan “insight” dimaksud suatu saat dalam proses belajar, sewaktu
seseorang melihat atau mendapat pengertian tentang seluk beluk sesuatu,
atau melihat hubungan tertentu antara unsurunsur dalam suatu situasi
yang mengandung suatu problema atau kepemilikan.
d. Belajar berdasarkan pengalaman
Belajar memberi hasil yang sebaikbaiknya bila didasarkan pada
pengalaman. Pengalaman ialah suatu interaksi yakni aksi dan reaksi,
antara individu dengan lingkungan. Individu menjalani pengaruh
lingkungan. Jadi, ada aksi dari lingkungan terhadap individu, akan tetapi
sebaliknya individu bereaksi terhadap pengaruh lingkungan itu.
e. Belajar ialah suatu proses perkembangan
Manusia ialah suatu organisme yang tumbuh dan berkembang menurut
caracara tertentu. Kita tidak dapat mengajarkan segala sesuatu yang kita
kehendaki. Anak-anak baru dapat mempelajarinya dan mencernakannya,
bila ia telah matang untuk bahan pelajarannya itu. Kesiapan anak untuk
mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan oleh kematangan atau taraf
pertumbuhan batiniah, tetapi juga dipengaruhi oleh lingkungan, yakni
oleh pengalaman-pengalaman yang telah diperoleh.
f. Belajar ialah proses yang kontin iu
Kontinuitas diusahakan dengan meniadakan tinggal kelas. Anak yang
tinggal kelas tidak kontinu pelajarannya, oleh sebab itu ia harus
mengulangi bahan yang sama selama satu tahun. Kurikulum hendaknya
disusun sedemikian, sehingga tiap anak terus maju sesuai dengan
kecepatannya masing-masing. Kontinuitas harus pula ada dalam pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
sekolah rendah, menengah, dan tinggi. Seperti anak maju dari kelas yang
satu ke kelas berikutnya. Demikian pula anak itu harus pula maju dari
sekolah rendah ke sekolah menengah dan seterusnya.
g. Belajar lebih berhasil bila dihubungkan dengan minat keinginan dan
tujuan anak.
Hal ini tercapai apabila pelajaran itu langsung berhubungan dengan apa
yang diperlukan murid-murid dalam kehidupannya seha ri-hari atau
apabila mereka tahu dan menerima tujuannya. Akan tetapi dalam
hubungannya dengan cita-cita anak itu, usaha itu mengandung arti
baginya. Ia memahami tujuan pelajaran itu, ia yakin akan ada faedah bagi
kehidupannya dan karena itu ia giat belajar. Dikatakan bahwa anak itu
didorong oleh motivasi yang intrinsik, sebab ia ingin mencapai tujuan
yang terkandung dalam pelajaran itu sendiri.
D. Proses dan Kualitas Proses
Proses adalah kata yang berasal dari bahasa latin “processus” yang berarti
“berjalan ke depan”. Kata “berjalan ke depan” mempunyai konotasi urutan
langkah atau kemajuan yang mengarah pada suatu sasaran atau tujuan. Menurut
Chaplin (1972), dalam bukunya Muhibinsyah (2003:109), proses adalah : Any
change in any object or organism, particulary a behavioral or psychological
change (proses adalah suatu perubahan khususnya yang menyangkut perubahan
tingkah laku atau perubahan kejiwaan). Dalam psikologi belajar, proses berarti
caracara atau langkah-langkah khusus yang mengalami beberapa perubahan yang
ditimbulkan hingga tercapainya hasil-hasil tertentu (Reber, 1988 dalam bukunya
Muhibin, 2003:109).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Jika kita perhatikan ungkapan any change in object or organism dalam
definisi Chaplin dan katakata “Cara-cara atau langkah-langkah” (manners or
operations) dalam definisi Reber, istilah “tahapan perubahan” dapat kita pakai
sebagai persamaan kata proses. Jadi, proses dapat diartikan sebagai tahapan
perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor yang terjadi dalam diri siswa.
Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang lebih maju
dari pada keadaan sebelumnya.
Proses belajar mengajar menghasilkan hasil pengajaran. Meskipun tujuan
belajar telah dinyatakan dengan jelas dan baik namun belum tentu hasil yang
diperoleh itu baik.
Suatu pengajaran disebut berhasil baik, bila pengajaran tersebut
membangkitkan proses belajar efektif. Dalam hal ini masalah yang menentukan
bukan metode atau prosedur yang digunakan dalam pengajaran, bukan kolot atau
modernnya pengajaran, bukan pula konvensional atau professifnya pengajaran.
Semuanya itu mungkin penting artinya, tetapi tidak merupakan pertimbangan
terakhir, karena hanya berkenaan dengan “alat” dan bukan dengan “tujuan”
pengajaran. Bagi pengukuran suksesnya pengajaran, syarat tertingi iala h: hasilnya.
Hasil yang disebut baik hendaknya dinilai dari.
1. Hasil yang tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa
Mungkin seorang guru merupakan seorang “pelatih yang baik” bagi siswa
yang akan menghadapi ujian. Tapi bila hasil pengajarannya tidak tahan
lama dan lekas menghilang, maka hasil pengajaran tersebut tidak efektif.
Seorang guru harus mempertimbangkan berapa banyak dari yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
diajarkannya yang akan masih diingat kelak oleh siswa, setelah lewat
seminggu, sebulan, setahun atau sepuluh tahun.
2. Hasil yang merupakan pengetahuan asli atau otentik.
Pengetahuan hasil pengajaran demikian telah merupakan bagian
kepribadian siswa yang mempengaruhi pandangannya dan caranya
mendekati suatu permasalahan. Ini disebabkan karena pengetahuan
tersebut penuh arti bagi siswa.
Perumusan yang mungkin terbaik untuk pengajaran, ialah mengorganisir
proses belajar. Dengan demikian permasalahan yang dihadapi oleh pengajaran
yang berhasil baik, ialah bagaimana mengorganisir proses belajar untuk mencapai
pengetahuan otentik.
Karena proses belajar harus diorganisir sebaik-baiknya, maka menurut
hakekatnya guru dapat disebut sebagai seorang organisator. Sebagai seorang
organisator yang baik, maka guru harus memperlihatkan ciri-ciri tertentu dalam
pekerjaannya. Pada ciri-ciri tersebut tergantung efektivitas seorang guru.
Ciri-ciri seorang organisator yang baik ialah.
1. Ia bukan seorang otokrat.
2. Ia tidak akan bertindak sebagai anggota biasa dari kelompoknya tanpa
hak-hak khusus atau tanpa kekuasaan dan keistimewaan tertentu.
3. Ia akan membantu kelompok dan oknum-oknum di dalamnya untuk
menemukan, merumuskan dan menjelaskan tujuan yang hendak
dicapainya sendiri.
4. Ia akan mewakilkan dan membagikan tanggung jawab seluas yang dapat
dilakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
5. Ia merangsang dan menghargai inisiatif.
6. Ia akan lebih bertumpu pada kekuatan dan tidak akan menonjolkan
kelemahan.
7. Ia akan memupuk kritik dan penilaian diri sendiri diantara anggota-
anggota kelompoknya.
8. Ia akan terus menerus mengadakan pengawasan, karena tanpa
pengawasan dan peraturan tidak ada satu kelompokpun yang dapat
berfungsi dengan baik.
Ciri-ciri tersebut ialah ciri-ciri cara bertindak. Tidak boleh dilupakan, bahwa
guru terutama bekerja dengan siswa. Tugas dan tanggungjawabnya ialah
menciptakan berbagai situasi yang memungkinkan siswa-siswa dapat bekerja dan
mencapai hasil sebaik-baiknya.
Usaha untuk mencapai hasil sebaik-baiknya mengikuti dua garis
perkembangan utama, antara lain :
1. Usaha menggunakan metode yang lebih baik yaitu menggunakan cara-
cara yang lebih baik untuk menyajikan pelajaran, dihubungkan dengan
penggunaan alat-alat yang lebih efektif, seperti pertanyaan, tugas, buku
pelajaran, papan tulis dan sebagainya;
2. Usaha mengubah hubungan guru dan siswa, serta dalam pola aktifitas
yang akan membawa siswa pada kesibukan belajar.
Pengajaran yang berhasil akan mengorganisir proses belajar yang bermakna
penuh. Dari percobaan-percobaan terbukti bahwa belajar tergantung dari makna
(yang dipelajari). Menarik perhatian dan dapat menimbulkan pemahaman,
merupakan unsur -unsur yang menentukan “makna” tersebut. Di sini guru harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
memberi tekanan kepada “makna” (yang dipelajari) karena belajar itu sendiri
esensinya merupakan usaha mencari dan menemukan makna (dari yang
dipelajari).
Guru yang memberikan latihan, yang sama sekali tidak komprehensif sifatnya
atau menyuruh siswa-siswanya menghafalkan fakta-fakta yang tidak berhubungan
satu dengan yang lainnya, melakukan pekerjaan yang berlawanan dengan hakekat
belajar itu sendiri. Sebaliknya seorang guru yang selalu berusaha agar siswa-
siswanya memahami, akan mengorganisir proses belajar itu seperti yang
seharusnya dilakukan.
Hal yang hendaknya selalu diingat seorang guru ialah, bahwa belajar sama
dengan mengerti. Belajar ialah mencari, menemukan dan melihat pokok
persoalannya. Belaja r ialah memecahkan persoalan yang dihadapi dalam arti
inklusif, bahwa kalau seseorang telah menguasai keterampilan motoris atau kalau
seseorang sudah mempunyai kemampuan menghargai suatu simfoni misalnya, ia
itu sebenarnya telah memecahkan dan menemukan kunci persoalan yang
dihadapinya.
Pengajaran yang berhasil baik itu didasarkan pada pengakuan bahwa belajar
secara esensial merupakan suatu proses yang bermakna dan bukan sesuatu yang
berlangsung dengan mekanis belaka. Penelitian psikologik mengungkapkan
sejumlah aspek yang khas sifatnya atau menekankan pada beberapa hal dalam
keseluruhan pola dari apa yang disebut “belajar dengan penuh makna”, yang
memungkinkan orientasi untuk lebih tegas dan pasti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
E. Hasil Belajar
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan
dalam tingkah laku dan kecakapan. Berhasil atau tidaknya belajar itu tergantung
kepada bermacam-macam faktor. Adapun faktor -faktor itu dapat dibedakan
menjadi 2 (dua) golongan (Purwanto, 1990 : 102-106) :
1. Faktor yang ada pada diri orang itu sendiri (faktor individu) meliputi
unsur-unsur sebagai berikut.
a. Kematangan atau pertumbuhan.
b. Kecerdasan, yaitu tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh seseorang.
c. Latihan dan pengulangan, dengan berlatih dan mengulangi sesuatu
maka kecakapan dan pengetahuan yang dimiliki dapat makin dikuasai
lebih mendalam.
d. Motivasi merupakan pendorong bagi seseorang untuk melakukan
sesuatu.
e. Sifat-sifat pribadi seseorang. Tiap orang mempunyai sifat
kepribadiannya sendiri yang berbeda dengan orang lain. Ada yang
bersifat keras hati, berkemauan keras, tekun dan berusaha dan ada
yang sebaliknya. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang
turut mempengaruhi hasil belajar yang dapat dicapai, termasuk pula
faktor -faktor fisik kesehatan dan kondisi badan.
2. Faktor-faktor yang ada di luar individu.
a. Keluarga. Keadaan dan suasana keluarga mempengaruhi berhasil atau
tidaknya belajar anak, meliputi : kaya atau miskin, tenteram dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
damai, orang tua terpelajar atau tidak, orang tua yang bercita-cita
tinggi bagi anaknya termasuk fasilitas yang diperlukan untuk belajar.
b. Guru dan cara belajar. Faktor guru dan cara mengajar di sekolah
mempunyai peranan yang penting. Sikap dan kepribadian guru, tinggi
rendahnya pengetahuan yang dimiliki guru, cara mengajar guru
kepada anak didiknya, turut menentukan hasil belajar yang dicapai.
c. Alat pelajaran. Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan
perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara
mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam
menggunakan alat akan mempermudah belajar anak.
d. Motivasi sosial, yang berasal dari orang tua, guru, dan teman akan
menimbulkan dorongan dan hasrat belajar anak.
e. Lingkungan. Lingkungan sekitar anak juga mempengaruhi belajarnya.
Apabila seseorang belajar, maka ia akan mendapat hasilnya. Hasil belajar
adalah perubahan di dalam diri si pelajar, ia dapat mengetahui sesuatu yang
sebelumnya tidak diketahui. Setiap orang mempunyai hasil-hasil yang berbeda
dari apa yang telah dipelajari. Keberhasilan siswa dalam kegiatan yang disebut
belajar akan nampak dalam hasil belajar yang diraihnya.
Hasil belajar adalah kemampuan, keterampilan, dan sikap seseorang dalam
menyelesaikan suatu hal (Arifin, 1988 : 33). Hasil belajar yang dicapai seseorang
pada tingkat dan jenis tertentu akan memberikan kepuasan dalam hidupnya,
khususnya bagi yang berada di bangku sekolah. Hasil belajar yang dicapai siswa
berfungsi sebagai berikut : indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
telah dikuasai siswa, lambang pemuasan hasrat ingin tahu, bahan informasi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
motivasi pendidikan dengan asumsi prestasi belajar dapat mendorong siswa
meningkatkan ilmu pengetahuan, indikator intern dan ekstern dalam institusi
pendidikan, indikator daya serap anak didik (Mahmud, 1990 : 46).
Hasil belajar siswa dapat diketahui dar i hasil evaluasi belajarnya. Evaluasi
adalah usaha penilaian terhadap suatu hal, bisa dari tujuan yang ingin dicapai,
gagasan, cara kerja, dan metode pemecahan (Sudjana, 1990 : 28).
Mahmud (1990 : 46) mengemukakan tentang beberapa jenis tes hasil belajar,
yaitu : (a) Tes sumatif, digunakan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
selama proses belajar berlangsung dengan cara memberi pertanyaanbalikan bagi
penyempurnaan program belajar mengajar serta untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan yang memerlukan perbaikan sehingga hasil belajar menjadi lebih baik;
(b) Tes sumatif digunakan untuk menentukan siswa berhasil mencapai tujuan
instruksional yang telah dibuat atau tidak. Hasil dari tes ini untuk menentukan
angka berdasarkan tingkatan hasil belajar siswa yang selanjutnya untuk
menentukan angka rapor. Contoh ujian akhir, ulangan umum akhir caturwulan, (c)
Tes penempatan digunakan untuk mengetahui siswa telah memiliki keterampilan
yang diperlukan untuk mengikuti program belajar, (d) Tes diagnostik digunakan
untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa berdasarkan hasil tes
formatif sebelumnya.
Usaha mengevaluasi hasil belajar biasanya dilakukan dengan mengadakan
pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktik yang kemudian
diberi skor yang berwujud angka. Hasil pengukuran ini merupakan informasi-
informasi atau data yang diwujudkan dalam angka yang disebut hasil belajar
(Masrun, 1975 : 1).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
F. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh Penggunaan Metode Inquiri terhadap Motivasi Siswa
Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri.
Motivasi memegang peranan penting dalam keberhasilan suatu proses belajar
mengajar, artinya bahwa siswa yang tidak atau kurang termotivasi untuk
belajar tentu hasil belajarnya akan buruk dan siswa yang mempunyai motivasi
yang tinggi tentunya hasil belajarnya juga akan bagus. Siswa yang
menimbulkan kegiatan, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai
satu tujuan. Oleh karena itu, motivasi belajar sangat urgen dalam peningkatan
perolehan hasil belajar, bahkan orang yang sukses di segala bidang, lebih
banyak disebabkan oleh tingginya motivasi yang mereka punyai.
Pengungkapan perubahan tingkah laku dari hasil usaha sangatlah sulit.
Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu tidak ada yang bersifat
intangible atau tidak dapat dicoba (Muhhibinsyah, 1995 : 150). Hasil belajar
tersebut dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur dengan menggunakan alat
ukur yaitu tes. Apabila seseorang belajar, maka ia akan mendapat hasilnya.
Hasil belajar adalah perubahan di dalam diri si pelajar, ia dapat mengetahui
segala sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui.
Dalam proses belajar mengajar motivasi itu sangat penting. Jadi jika
dikatakan motivasi belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi
semangat kepada individu untuk melakukan kegiatan belajar agar lebih giat
belajar supaya prestasinya meningkat lebih baik. Untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa pada kelas XI-IPS2 pada mata pelajaran Ekonomi salah
satunya dengan menggunakan pendekatan metode inquiri. Adanya pendekatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
metode ini diharapkan siswa dapat lebih untuk termotivasi dalam belajar
Ekonomi dari pada sebelumnya.
2. Pengaruh Penggunaan Metode Inquiri terhadap Kualitas Proses
Kualitas proses merupakan suatu perubahan langkah atau kemajuan yang
mengarah pada suatu sasaran atau tujuan yang bersifat positif dalam arti
berorientasi ke arah yang lebih maju dari pada keadaan sebelumnya.
Adanya penggunaan metode inquiri diharapkan pada kualitas proses
belajar siswa meningkat dari yang sebelumnya kwalitas belajarnya hanya 25%
menjadi 75% bahkan bisa lebih. Menurut Jerome S. Bruner, dalam bukunya
Muhibinsyah (2003:109) dikatakan belajar itu merupakan aktivitas yang
berproses, sudah tentu didalamnya terjadi perubahan-perubahan yang
bertahap-tahap yang antara satu dengan lainnya bertalian secara berurutan dan
fungsional.
3. Pengaruh Penggunan Metode Inquiri terhadap Hasil Belajar Siswa
Model latihan inquiri adalah pola belajar mengajar yang dirancang untuk
melatih siswa melakukan proses meneliti. Penggunaan model inquiri diyakini
dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi, karena
dalam metode ini peran siswa sangat dipentingkan sedangkan peran seorang
guru hanyalah sebatas pada fasilitator saja sehingga yang meningkatkan
berhasil atau tidaknya suatu pembela jaran adalah siswa itu sendiri.
Guru menggunakan teknik model inquiri sewaktu kegiatan belajar
mengajar memiliki tujuan agar siswa terangsang oleh tugas dan aktif mencari
serta meneliti sendiri pemecahan masalah, mencari sumber sendiri dan
mereka belajar bersama dalam kelompok. Selain itu, penggunaan metode
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
inquiri dapat memacu semangat belajar siswa karena siswa dapat menemukan
dan memecahkan permasalahan sendiri dengan cara melakukan dan membuat
siswa terangsang untuk belajar sehingga pada akhirnya siswa termotivasi
dalam pembelajaran ekonomi dan meningkat dalam hasil belajar. Diharapkan
dengan metode inquiri siswa dapat berhasil dari nilai belajarnya berkisar
antara 75% lebih dibanding dengan hasil belajar sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah sebuah penelitian tindakan (action research ), sehingga
esensi dari penelitian ini terletak pada adanya tindakan dalam situasi yang
alami untuk memecahkan permasalahan-permasalahan praktis atau untuk
meningkatkan kualitas praktik. Rancangan yang diterapkan berupa rancangan
penelitian tindakan. Prosedur dan langkah penelitian ini mengikuti prinsip-prinsip
dasar yang berlaku dalam penelitian tindakan. Waseso (1994) mengemukakan
penelitian tindakan merupakan proses daur ulang, mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan tindakan serta pemantauan dan refleksi yang mungkin
akan diikuti dengan perencanaan ulang. Dalam penelitian tindakan kelas,
kolaborasi dan partisipasi merupakan prinsip pokok.
B. Desain Penelitian
Secara proporsional, prosedur penelitian tindakan yang diterapkan dalam
penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut.
1. Refleksi Awal.
Peneliti bersama dengan praktisi, mengidentifikasi permasalahan yang
ada dalam sekolah itu, yaitu motivasi dan hasil belajar.
2. Perencanaan.
a. Peneliti dan praktisi merumuskan permasalahan secara operasional.
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
b. Peneliti dan praktisi merumuskan hipotesis tindakan. Hipotesis tindakan
yang dirumuskan bersifat tentatif yang mungkin mengalami perubahan
sesuai dengan keadaan di lapangan.
c. Menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan yang di dalamnya
meliputi hal-hal sebagai berikut.
1) Menetapkan indikator desain pembelajaran inquiri beserta
strateginya.
2) Menyusun rancangan strategi penyampaian dan pengelolaan
pembelajaran inquiri yang merupakan bahan intervensi (rancangan
program, bahan, strategi belajar mengajar, dan evaluasi).
3) Menyusun metode dan alat perekam data yang berupa pedoman
wawancara, pedoman analisis dokumen dan catatan harian.
4) Menyusun rencana pengolahan data bersifat kualitatif.
d. Pelaksanaan tindakan serta pemantauan.
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Guru melaksanakan desain pembelajaran inquiri yang telah
direncanakan. Ada dua jenis kegiatan yang dilaksanakan oleh guru,
yaitu menerapkan strategi penyampaian dan pengelolaan
pembelajaran. Peneliti berupaya memberikan pengarahan, motivasi
dan rangsangan kepada guru yang melakukan tindakan.
2) Peneliti dan praktisi melakukan pengamatan secara sistematis
terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru. Kegiatan pengamatan
dilakukan secara komprehensif dengan memanfaatkan alat perekam
dan pedoman wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
e. Analisis dan refleksi.
Pada kegiatan ini datadata tentang proses dan hasil perencanaan tindakan
serta efek-efek yang ditimbulkan dan yang telah direkam dalam tahapan
obserasi, semua dianalisis dan dicermati bersama dengan para kolaborator
dan diinterpretasikan menurut bahan refleksi sebagai dasar untuk
penyusunan rencana berikutnya, bila masih diperlukan ada bagian-bagian
yang perlu dihilangkan.
Prosedur penelitian ini dapat dilihat dengan lebih jelas lagi dalam bentuk
gambar alur berikut ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sumber : Kemmis dan Mc Taggart (1990), The Action Reader.
C. Pemilihan Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Dukun Magelang pada mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial Ekonomi Kelas XI-IPS2 dengan jumlah siswa sebanyak
39 siswa, yang terdiri atas 14 laki-laki dan 25 perempuan. Penelitian dilaksanakan
selama 2 bulan, yaitu bulan Maret – April 2008.
Penelitian dilakukan secara kolaboratif, yaitu penelitian akan bekerjasama
dengan guru yang bersangkutan dimana peneliti akan bertindak sebagai perencana
Refleksi awal Refleksi awal antara guru dan peneliti terhadap permasalahan pembelajaran.
Perencanaan Alternatif upaya peningkatan kualitas pembelajaran.
Evaluasi awal dan revisi
Tindakan Awal
Refleksi Observasi dan monitoring.
Kesimpulan
Revisi perencanaan Revisi rancangan tindakan
Tindakan II
Evaluasi II dan revisi
Refleksi Observasi dan monitoring.
Kesimpulan
Revisi perencanaan Revisi rancangan tindakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dan pengamat dan guru yang mengampu di kelas tersebut sebagai pelaksana
tindakan kelas. Sebagai kolaborator utama adalah guru, wali kelas, kepala
sekolah, pegawai yang terkait dengan penelitian ini.
D. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dan obyek penelitian ini ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa
sekolah tersebut memang belum mengenal metode pengajaran inquiri.
1. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa siswi Kelas XI-IPS2 SMA Negeri 1
Dukun Magelang.
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek adalah pengajaran
menggunakan metode inquiri dalam pembelajaran ekonomi.
E. Data Yang Dibutuhkan
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden, yaitu
siswa-siswi SMA Negeri 1 Dukun Magelang kelas XI-IPS2 Dukun melalui
observasi langsung (pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner dan
observasi dokumen (buku siswa).
F. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Definisi Operasional
a. Metode Inquiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Model inquiri dirancang untuk menciptakan tantangan untuk bernalar.
Keingintahuan yang tidak terarah, kemudian diarahkan de ngan langkah-
langkah dan bereksperimen. Oleh karena itu, model ini bukan hanya
melatih keterampilan meneliti, menyadarkan pentingnya penelitian, tetapi
juga mengaktifkan siswa belajar memperoleh pengetahuan. Pengajaran
berdasarkan inquiri adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa
dimana kelompok siswa inquiri dihadapkan ke dalam suatu isu atau
mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur
yang digariskan secara jelas dan terstruktur.
b. Motivasi belajar
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegairahan belajar, pengaruh dan
memperkuat tingkah laku pada kegiatan belajar. Variabel motivasi belajar
meliputi ketekunan, adanya keinginan dan keyakinan serta niat yang besar
untuk meningkatkan hasil belajar.
c. Kualitas Proses
Kualitas proses merupakan proses belajar mengajar untuk
meningkatkan suatu hasil belajar yang bermutu sesuai dengan langkah-
langkah yang dilakukan dengan sengaja, dengan sadar dan dengan
terorganisir baik dengan tujuan untuk kelangsungan proses belajar
mengajar yang lebih maju.
d. Hasil Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Hasil belajar siswa merupakan tingkat baik buruknya atau keadaan
mutu atau hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian siswa pada
mata pelajaran ekonomi.
2. Kategori Kecenderungan Variabel
Kategori kecenderungan terhadap variabel dinilai dengan menggunakan
Penelitian Acuan Patokan (PAP II). Penilaian dengan menggunakan PAP II
(Masidjo, 1995 : 157) adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Penilaian dengan menggunakan PAP II
Tingkatan Penguasaan
Kompetensi Kategori Kecenderungan
Variabel 81–100% Sangat tinggi 66 – 80% Tinggi 56 – 65% Cukup 46 – 55% Rendah
Di bawah 46% Sangat rendah
3. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini untuk masing-masing variabel
diukur dengan cara.
a. Data mengenai peningkatan hasil belajar diukur dengan membandingkan
nilai ulangan harian rata -rata kelas sebelum pelaksanaan tindakan
menggunakan metode inquiri dan sesudah pelaksanaan tindakan
menggunakan metode inquiri. Variabel hasil bela jar diukur dengan
menggunakan Penelitian Acuan Patokan (PAP II).
b. Data mengenai kualitas proses diukur dengan hasil observasi yang
dilakukan sebelum pelaksanaan tindakan menggunakan metode inquiri
(lihat lampiran 1) dan sesudah pelaksanaan tindakan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
menggunakan metode inquiri (lihat lampiran 9). Kemudian ditarik suatu
refleksi atau kesimpulan dan diuraikan hasil pengamatan berkaitan
dengan proses belajar mengajar.
c. Data mengenai motivasi diukur berdasarkan persepsi responden siswa
dengan menggunakan kuesioner yang berbentuk pertanyaan tertutup. Dari
hasil jawaban kuesioner yang diperoleh tersebut bersifat kualitatif untuk
diperlukan model skala likert.
Variabel motivasi belajar ini diukur dengan menggunakan 5 kategori dimana
untuk pertanyaan positif (mendukung) jawaban memiliki skor dengan kategori
sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, sangat tidak setuju =
1. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif (tidak mendukung) jawaban memiliki skor
dengan kategori sangat setuju = 1, setuju = 2, raguragu = 3, tidak setuju = 4,
sangat tidak setuju = 5 (lihat tabel kisi-kisi angket motivasi).
Dari hasil uji validitas dan realibitas item soal pada kisi-kisi angket motivasi
(Tabel 3.2:40) dengan menggunakan uji Correlation Bivariate Pearson dan
Realibility Analysis, yang valid dan reliabel adalah item soal nomor 12, 13, 19, 20,
dan 21.
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Cara Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data dikumpulkan melalui observasi langsung
(pengamatan kelas), wawancara dengan siswa, kuesioner dan observasi dokumen
(buku siswa).
a. Observasi langsung (pengamatan kelas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Observasi merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indera. Apa yang dikatakan ini
adalah pengamatan langsung (Arikunto, 2002 : 133). Observasi langsung
dapat dilakukan dengan pengamatan secara langsung pada saat kegiatan
belajar mengajar dalam bidang studi ekonomi dengan menggunakan
metode inquiri.
b. Kuesioner
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang
pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2002 : 131). Teknik
kuesioner dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan tertulis yang
dibagikan kepada responden untuk memperoleh data tentang identitas
responden mengenai manfaat penggunaan metode inquiri untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
c. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di
dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain (Wiriatmojo, 2005 :
117). Wawancara dilakukan untuk melengkapi data yang tidak terjangkau
oleh observasi dan kuesioner.
Anggapan yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan
metode wawancara dan kuesioner adalah sebagai berikut.
1) Bahwa subyek atau responden adalah orang yang paling tahu
dirinya sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
2) Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah
benar dan dapat dipercaya.
3) Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang
dimaksud oleh peneliti (Hadi, 1986 : 86).
2. Alat Pengumpulan Data
Alat yang dipakai dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah lembar
observasi kelas, lembar observasi siswa, kuesioner, dan buku siswa
3. Jenis Data
Data yang terkumpul dari penelitian ini berupa data kuantitatif dan data
kualitatif.
H. Prosedur Penelitian
Berdasarkan hipotesis di atas dapat direncanakan serangkaian tindakan yang
akan dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran di kelas pada mata pelajaran
ekonomi dengan menggunakan metode inquiri. Oleh karena penelitian ini adalah
penelitian tindakan kelas, maka rancangan penelitian ini berupa siklus yang secara
garis besar mencakup empat kegiatan sebagai berikut.
1. Perencanaan, yaitu penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan.
2. Tindakan, yaitu pelaksanaan rencana tindakan untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
3. Observasi, yaitu pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan tindakan.
4. Refleksi, yaitu analisis, pemaknaan dan penyimpulan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Secara operasional penelitian tindakan kelas yang diterapkan dalam penelitian
ini diuraikan sebegai berikut.
SIKLUS I :
Kegiatan dalam siklus I membahas sub pokok bahasan perdagangan
internasional. Agar siswa memahami metode inquiri, kegiatan yang dilakukan
pada siklus ini meliputi sebagai berikut.
1. Tahap perencanaan.
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan berdasarkan
pengalaman dan pengamatan guru bersama peneliti terhadap keprihatinan
yang dihadapi di kelas.
a. Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan kemampuannya da n membagi
siswa secara berkelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan
56 siswa. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah:
RPP dengan metode inquiri, materi, soal-soal latihan, lembar soal
kuis, lembar observasi dan instrument refleksi.
b. Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :
1) Kriteria keberhasilan berdasarkan pelaksanaan tindakan.
Format Penilaian
Nama Sekolah : Kelas :
No Aspek/unsur yang dinilai Nilai (1-10)
Norma Pembobotan Jml
1 Hasil observasi berdasarkan penggunaan instrumen observasi seperti lampiran 9.
2
2 Penampilan personal dan sosial (penilaian berdasarkan 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
instrumen penilaian personal dan sosial).
3 Hasil rata -rata ulangan harian seluruh siswa . 3
Jumlah 8 Rata-rata
2) Instrumen observasi kegia tan guru dan siswa di kelas (lihat
lampiran 6: 196 dan 7:200).
3) Lembar penilaian penampilan personal dan sosial siswa.
Format Penilaian Nama Sekolah : Kelas :
No Komponen yang Dinilai Nilai (1-10)
1 Kedisiplinan 2 Rasa tanggung jawab 3 Kesungguhan melakukan tugas yang diberikan guru 4 Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sekolah 5 Ketepatan waktu (kehadiran, penyelesaian tugas) 6 Kemampuan bekerjasama dengan guru dan teman-
teman dalam berkelompok
7 Kerapihan berpakaian 8 Kesungguhan memperbaiki kesalahan atau
kekurangan selama proses belajar
Rata-rata skor 4) Pedoman wawancara (lihat lampiran 10:209 dan 11:216)
5) Angket kuesioner. Tabel 3.2
Kisi-kisi Angket Motivasi
No. Indikator No. Item Positif
No. Item Negatif
1. Adanya keinginan/ dorongan/ semangat
1, 2, 3, 8, 10, 13, dan 16.
12, 19
2. Tidak mudah putus asa 5 6, 11, dan 14 3. Keyakinan 4, 9 7, 15 4. Niat yang baik 22, 23, dan
25 17, 21 dan 24
5. Mandiri, tidak mudah menyerah.
20
6. Senang memecahkan masalah. 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
2. Tahap pelaksanaan tindakan.
Pada tahap ini guru bertindak sebagai guru kelas dan peneliti bertindak
sebagai observer kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Guru menjelaskan materi dengan menggunakan metode inquiri
b. Pembagian kelompok.
Guru membagi kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 56
siswa. Guru meminta kelompok untuk berdiskusi materi perdagangan
internasional. Guru memantau kegiatan tersebut.
c. Pembahasan
Guru meminta kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi. Guru
meminta kelompok yang lain untuk menanggapi atau menanyakan
halhal yang kurang jelas.
d. Kuis
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi, maka
guru mengadakan kuis seputar materi yang diberikan. Peneliti
bersama guru mengevaluasi hasil kegiatan ini, selanjutnya melakukan
refleksi untuk merencanakan upaya perbaikan.
3. Tahap Observasi.
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran maupun di akhir
pembelajaran. Penelitian mengamati hasil pembelajaran ini, meliputi kegiatan
guru dan siswa di kelas. Hasil pengamatan ini kemudian direfleksikan dan
menjadi pertimbangan untuk memperdalam tindakan ini pada siklus
berikutnya.
4. Tahap Refleksi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Pada tahap ini peneliti bersama guru mengkaji kegiatan sebelumnya,
mulai dari tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap observasi. Hasil
kajian ini akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam siklus
berikutnya.
SIKLUS II :
Jika dalam siklus I masih ada indikator yang belum tercapai, maka siklus
tindakan kedua bertujuan untuk menguatkan pemahaman tentang metode inquiri
agar indikator peningkatan motivasi, kualitas proses dan hasil belajar tercapai.
Tahaptahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan
siklus I, hanya sub pokok bahasan dan tindakannya berbeda. Tindakannya pada
siklus II ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi siklus I. Demikian juga dengan
siklus III, hasil refeksi siklus 1 dan siklus II akan disempurnakan dalam siklus III.
Analisis dilakukan setelah guru melaksanakan beberapa siklus penelitian
tindakan, yang meliputi motivasi, kualitas proses dan hasil belajar siswa. Peneliti
akan menganalisis hasil observasi selama siklus penelitian berlangsung.
Berdasarkan analisis ini dapat dipelajari hasil tindakan guru terhadap proses
pembelajaran yang dialami oleh siswa.
Data tentang peningkatan hasil belajar dalam mata pelajaran ekonomi lebih
bersifat kuantitatif. Data tersebut dianalisis dengan membandingkan nilai ulangan
harian dan rata-rata kelas waktu sebelumnya dan setelah proses tindakan
berlangsung. Motivasi belajar siswa dan kualitas proses pembelajaran lebih
bersifat kualitatif berupa hasil pengamatan, wawancara, kuesioner dan buku siswa
sehingga data dianalisis dengan metode deskriptif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Lingkungan Sekolah
SMA Negeri 1 Dukun beralamat di Jln. Kalibening, Kecamatan Dukun,
Kabupaten Magelang, tepatnya di kampung Musuk. Lokasinya berbatasan dengan
SMP Negeri 1 Dukun (utara), Kantor Kelurahan Dukun (barat), kampung Musuk
(timur dan selatan). SMA Negeri 1 Dukun berjarak kurang lebih 400 meter dari
jalan raya, sehingga tidak terganggu oleh kebisingan kendaraan. Keberadaan SMA
Negeri 1 Dukun didukung oleh kelengkapan sarana prasarana yang cukup,
sehingga mendukung para siswa-siswi untuk belajar. Namun begitu, ada satu
kendala dalam akses angkutan umum menuju ke SMA Negeri 1 Dukun karena
hanya satu jalur angkutan yaitu yang melewati jalan Kalibening.
B. Identitas Sekolah
SMA Negeri 1 Dukun merupakan sekolah menengah umum negeri satu-
satunya di Kecamatan Dukun yang dibuka pada tahun 1997.
C. Visi dan Misi.
1. Visi
Jenjang pendidikan SMA bersifat umum yang berlanjut ke jenjang
Perguruan Tinggi. Untuk dapat memasuki jenjang Perguruan Tinggi harus
mampu bersaing dengan peminat lain dalam skala nasional. Oleh sebab itu,
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
keberanian dan kemampuan serta kemauan memanfaatkan peluang untuk
berprestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik harus
senantiasa dipacu dan ditingkatkan dengan tanpa meninggalkan kepribadian
yang berbudi pekerti luhur serta taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan bertumpu pada semangat dan jiwa inilah SMA Negeri 1 Dukun
tetap bervisi “Berprestasi dan Berbudi Pekerti”.
2. Misi
a. Melakukan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga siswa
dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
b. Mengoptimalkan ketuntasan belajar setiap pokok yang disampaikan oleh
guru/pendidik.
c. Meningkatkan daya serap siswa.
d. Meningkatkan semangat berprestasi tinggi kepada siswa yang didukung
oleh semua warga sekolah, orang tua dan masyarakat.
e. Meningkatkan semangat mengikuti kegiatan ilmiah guna meraih juara.
f. Meningkatkan penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama serta
nilai-nilai budaya bangsa sehingga menjadi jiwa landasan budi pekerti
sehingga menjadikan insan arif dalam bertindak serta terbuka untuk
membangun kesadaran dalam persaudaraan sejati.
g. Meningkatkan pemahaman dan kepatuhan terhadap ketentuan yang telah
disepakati.
h. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang potensial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
i. Menerapkan manajemen partisipatif dengan melibatkan warga sekolah
dan stakeholders.
D. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan sampai Tahun 2008
a. Rata-rata nilai Ujian Nasional minimal 6,75.
b. Lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri minimal 30%.
c. Lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi minimal
sebesar 50%.
d. Daya serap siswa minimal 4,5%.
e. Daya serap siswa rata-rata 6,75%.
f. Mempunyai kelompok KIR yang mampu menjadi juara tingkat
Kabupaten.
g. Mempunyai tim kesenian yang mampu tampil pada acara di sekolah
maupun Karesidenan.
h. Terbentuk sikap disiplin diri yang mantap bagi seluruh warga sekolah.
i. Terpenuhi kelengkapan sarana prasarana pendidikan.
2. Sasaran Tahun 2006/2007
a. Perolehan Nilai Ujian Nasional rata-rata minimal 6,50.
b. Lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri minimal 15%.
c. Lulusan yang mampu melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi minimal
sebesar 25%.
d. Daya serap siswa minimal 4,00%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
e. Daya serap siswa rata-rata 6,00%.
f. Mempunyai kelompok KIR yang mampu meraih juara II tingkat
Kabupaten.
g. Mempunyai tingkat kesenian yang mampu tampil pada acara di sekolah
maupun tingkat Karesidenan.
h. Mempunyai tim olah raga minimal 2 cabang yang mampu masuk finalis
di tingkat Kabupaten.
i. Menurunnya angka pelanggaran sekolah bagi semua warga sekolah.
j. Kelengkapan sarana prasarana pendidikan dapat terpenuhi minimal 78%.
E. Keadaan Sekolah.
Dalam proses belajar mengajar SMA Negeri 1 Dukun memiliki sarana dan
prasarana pendukung, antara lain :
1. 1 ruang Kepala Sekolah.
2. 12 ruang kelas.
3. 1 ruang keterampilan.
4. 1 ruang Guru.
5. 1 ruang Tata Usaha.
6. 1 ruang Perpustakaan.
7. 2 ruang Laboratorium IPA.
8. 1 ruang Laboratorium Komputer.
9. 1 ruang Bimbingan dan Konseling (BK).
10. 1 ruang UKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
11. 1 ruang serbaguna.
12. 1 ruang musik.
13. 1 koperasi/toko.
14. 1 ruang OSIS.
15. 1 ruang Ibadah.
16. 1 rumah penjaga sekolah.
17. 3 kantin.
18. 2 parkiran kendaraan.
19. Lapangan Olahraga.
20. 3 kamar mandi/WC guru.
21. 5 kamar mandi/WC siswa.
Deskripsi Singkat :
Kompleks SMA Negeri 1 Dukun memiliki keadaan yang nyaman untuk
proses belajar mengajar, karena suasana tenang jauh dari kebisingan kendaraan.
Di setiap koridor sekolah terdapat taman yang dikelola dengan baik, sehingga
semakin mendukung kenyamanan sekolah. Perpustakaan menerapkan sistem
terbuka yaitu setiap siswa dapat memilih buku yang diperlukan secara langsung.
Didukung pula laboratorium komputer dan ruang musik sehingga semakin
mendukung siswa-siswi mengembangkan kreativitas dalam pembelajaran multi
media dan bermusik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
F. Personil Sekolah.
Personil sekolah yang mengampu proses pendidikan di SMA Negeri 1 Dukun
adalah sebagai berikut.
Tabel 4.1 Personil Sekolah yang Mengampu
Proses Pendidikan di SMA Negeri 1 Dukun
Status Karyawan Personil Sekolah Guru
Tetap Guru Bantu
Guru Tidak tetap
Kualifikasi Ijazah
Jumlah
Pendidik 28 2 2 S1 32 Kepala Sekolah
1 - - S1 1
Karyawan TU
13
- - SMA (3) D3 (2) S1 (1)
13
Karyawan PP 5 - - SMA 5 Karyawan Perpustakaan
2 - - D3 2
Jumlah Total 53
G. Peserta Didik.
Tabel 4.2 Jumlah Siswa
Kelas Jumlah
X 158 siswa XI IPA 67 siswa XI IPS 73 siswa XII IPA 76 siswa XII IPS 78 siswa Jumlah 452 siswa
H. Prestasi Sekolah.
Untuk mengembangkan dan mengukur kemampuan seluruh unsur di SMA
Negeri 1 Dukun, maka pihak sekolah mengikuti berbagai lomba baik bidang
akademik maupun non akademik. Kegiatan ini diikuti oleh para siswa, guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
maupun sekolah pada umumnya. Prestasi yang berhasil diraih adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.3 Prestasi SMA Negeri 1 Dukun
No. Juara Cabang Kejuaraan Tingkat Tahun Keterangan
1. I Karya Tulis Ilmiah Re-maja.
Kabupaten 1998 a.n. Susi Nursanti
2. Harapan I KIR Kabupaten 1998 a.n. Amin
Fadilah 3. I TUB/PBB Kawedanan 1998 Tonti 4. I TUB/PBB Kabupaten 1998 Tonti 5. II TUB/PBB Karesidenan 1999 Tonti
6. III Pelajar Teladan Putra Kabupaten 1998
7. I TUB/PBB Kawedanan 1999 Tonti 8. I TUB/PBB Kabupaten 1999 Tonti
9. Harapan I
Festival Band Kabupaten 1999
10. I Geguritan Putra Kabupaten 2000 a.n. Supriyanto
11. II Geguritan Putri Kabupaten 2000 a.n. Lucis W. 12. II Jelajah Alam Kabupaten 2000 Sangga Putra 13. II Jelajah Alam Kabupaten 2000 Sangga Putri 14. I TUB/PBB Kawedanan 2000 Tonti 15. I TUB/PBB Kabupaten 2000 Tonti 16. II TUB/PBB Karesidenan 2000 Tonti
17. Harapan I
Jurnalistik Kabupaten 2000 a.n. Hettik
18. II Jurnalistik Kabupaten 2000 a.n. Tri W. 19. II PIR Kabupaten 2001 a.n. Tri W.
20. II Vokal Tunggal Kabupaten 2001 a.n. Supriyanto
21. I Lukis Poster Kabupaten 2001 a.n. Dedet P.
22. III Wawasan Wiyata Mandala. Kabupaten 2001
23. I Kinerja Kepala Sekolah Kabupaten 2001
24. II Kinerja sekolah Kabupaten 2001
25. II Cerdas Tangkas Kepolisian. Kabupaten 2001 Dian, April,
dan Ismanto. 26. III Seni Band Kabupaten 2002
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
27. I TUB/PBB Kabupaten 2002 Tonti
28. II Pra Olimpiade Komputer
Kabupaten 2003 a.n. Irna Bintarti
29. I dan III Peragaan
Pertolongan Pertama
Kabupaten 2003 a.n. PMR Wira
30. II Teater Karesidenan 2003 31. III TUB/PBB Karesidenan 2004 Tonti 32. I TUB/PBB Kabupaten 2004 Tonti
I. Struktur Kurikulum.
1. Mata Pelajaran.
Muatan mata pelajaran yang diberikan di SMA Negeri I Dukun sesuai
dengan struktur kurikulum yang terdapat dalam standar isi.
Tabel 4.4 Muatan Pelajaran di SMA Negeri 1 Dukun
Kelas X Kelas XI, XII Ilmu Sosial
Kelas XI, XII Ilmu Alam
No. Mata Pelajaran No Mata Pelajaran No Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
1. Pendidikan Agama
1. Pendidikan Agama
2. PPKn 2. PPKn 2. PPKn
3. Bahasa dan Sastra Indonesia. 3. Bahasa dan Sastra
Indonesia. 3. Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Bahasa Inggris 4. Bahasa Inggris 4. Bahasa Inggris 5. Matematika 5. Matematika 5. Matematika 6. Kesenian 6. Kesenian 6. Kesenian
7. Pendidikan Jasmani
7. Pendidikan Jasmani
7. Pendidikan Jasmani
8. Sejarah 8. Sejarah 8. Geografi 9. Geografi 9. Geografi 9. Fisika 10. Ekonomi 10. Ekonomi 10. Kimia 11. Sosiologi 11. Sosiologi 11. Biologi
12. Fisika 12. Teknologi Informasi dan Komunikasi.
12. Teknologi Informasi dan Komunikasi.
13. Kimia 13. Keterampilan/Bahasa Asing. 13. Keterampilan/Ba
hasa Asing 14. Biologi 14. Bahasa Jawa 14. Bahasa Jawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
15. Teknologi Informasi dan Komunikasi
16. Keterampilan/ Bahasa Asing.
2. Muatan Lokal.
Dengan mengacu pada substansi yang ada, SMA Negeri 1 Dukun
memberikan muatan lokal berdasarkan kebutuhan dan budaya daerah, yaitu
bahasa Jawa untuk semua kelas dan program.
3. Kegiatan Pengembangan Diri/Layanan BK/Ekstrakurikuler.
Pengembangan diri merupakan kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan bakat, kebutuhan, dan minat setiap
peserta didik sesuai dengan kondisi SMA Negeri 1 Dukun. Jenis
pengembangan diri yang terdapat di SMA Negeri 1 Dukun adalah :
a. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR).
b. Jurnalistik.
c. PMR.
d. Rohis.
e. Tonti.
f. Sepak takraw.
g. Teater.
h. Basket.
i. BTQ.
j. Pramuka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
k. Atletik.
l. Musik/Band.
Setiap peserta didik diberi kesempatan untuk memilih minimal satu jenis
pengembangan diri/ekstrakurikuler yang ada di SMA Negeri 1 Dukun. Segala
aktivitas peserta didik berkenaan dengan kegiatan pengembangan diri di
bawah pembinaan dan pengawasan guru pembina yang telah ditugasi oleh
Kepala Sekolah.
4. Vita Communika (Vit-Com).
Vita Communika merupakan waktu khusus untuk siswa secara individual
maupun klasikal untuk melakukan perbincangan dengan wali kelasnya.
5. Beban Belajar.
Beban belajar yang diatur di SMA Negeri 1 Dukun dengan menggunakan
sistem paket, yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta
didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban
belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum yang berlaku pada SMA Negeri 1 Dukun. Beban belajar setiap
mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan
oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem
tatap muka, penguasaan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi lulusan dengan
memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Kegiatan tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan
tatap muka per jam pembelajaran di SMA Negeri 1 Dukun berlangsung
selama 45 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB V
HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi.
Berdasarkan hasil observasi penelitian tindakan kelas dengan pendekatan
kontekstual (contextual and teaching learning) metode inquiri pada Kelas XI IPS2
SMA Negeri 1 Dukun ini dilakukan dalam 3 (tiga) siklus. Berikut ini diuraikan
kegiatan pada masing-masing siklus yang dilakukan selama penelitian berlangsung.
1. Siklus I (Pertama).
Siklus pertama ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 31 Maret 2008 pada
jam kedua sampai dengan jam ketiga. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode
inquiri ini dimulai dari jam 07.45 sampai dengan 09.15, dilaksanakan setelah
upacara bendera rutin setiap hari Senin. Materi pembelajaran ini adalah
perdagangan internasional. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra yaitu
Bapak Drs. Dwi Anggoro. Peserta pembelajaran adalah siswa Kelas XI IPS2
Semester II pada Tahun Ajaran 2007/2008 dengan jumlah siswa sebanyak 39
siswa. Dari jumlah tersebut, pada siklus pertama ada dua orang siswa yang tidak
hadir dikarenakan sakit. Adapun pendekatan kontekstual yang diterapkan adalah
metode inquiri. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode inquiri pada siklus
pertama.
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a. Perencanaan.
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan pembelajaran
kontekstual metode inquiri. Langkah- langkah perencanaan yang diterapkan
pada siklus pertama adalah sebagai berikut.
1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup
Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS),
kuis dan lembar jawaban.
a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP).
RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber dan
media pembelajaran serta evaluasi. Semua dibuat secara rinci dan
sistematis (Lampiran 3:167).
b) Materi.
Materi ajar pada siklus pertama adalah perdagangan internasional.
Peneliti dan guru mitra membuat handout. Handout berisi tentang
materi perdagangan internasional dan beberapa pertanyaan yang
ditujukan kepada siswa untuk dijawab dan dibahas dalam diskusi.
Handout ini selanjutnya diberikan kepada siswa setelah pembagian
kelompok selesai (Lampiran 4a:175).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
c) Kuis dan lembar jawaban.
Soal kuis pada siklus pertama terdiri dari 10 pertanyaan dalam
bentuk pilihan ganda. Soal-soal kuis disusun oleh peneliti dengan
persetujuan guru mitra. Dalam lembar kuis disediakan kolom
jawaban yang diharapkan memudahkan siswa menjawab soal-soal
kuis (Lampiran 5a:188-189).
2) Peneliti dan guru mitra membagi kelompok. Kelompok dibagi dalam tiga
kategori orang-orang pakar ekonomi, antara lain : Kelompok IA dan IB
dengan nama JM. Keyner, Kelompok 2A dan 2B dengan nama Irving
Fisher, dan Kelompok 3A dan 3B dengan nama Prof. Dr. Mubyarto.
Kelompok dibagi dengan cara siswa mengambil undian di depan kelas.
Setelah acara pengambilan undian selesai, masing-masing siswa
berkumpul sesuai dengan angka dan nama kategori orang-orang pakar
ekonomi.
3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data.
Instrumen pengumpulan data penelitian ini meliputi :
a) Lembar observasi aktivitas guru di kelas. Cakupan isi lembar
observasi aktivitas guru antara lain : pendahuluan (melakukan
kegiatan pretest, menjelaskan TPK, mengungkapkan apersepsi,
mempersiapkan kelas), inti pembelajaran (mengaktifkan siswa,
motivasi belajar, penggunaan alat peraga, penyajian bahan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
kegiatan penutup (memberikan post-test dan rangkuman bahan
pelajaran) (Lampiran 6:196).
b) Lembar observasi aktivitas siswa di kelas. Cakupan isi lembar
observasi aktivitas siswa di kelas antara lain : menghargai proses
pembelajaran, mengerjakan tugas, dan menanggapi pembelajaran
(Lampiran 7:200).
c) Lembar penilaian penampilan personal dan sosial siswa. Cakupan isi
lembar penilaian penampilan personal dan sosial siswa antara lain :
kedisiplinan, konsentrasi, keaktifan (mendengar orang lain,
menyatakan pendapat), pembagian tugas, menghargai saran dan
pendapat teman (Lampiran 8:204).
d) Lembar observasi kualitas pembelajaran. Cakupan isi lembar
observasi kualitas pembelajaran antara lain : perencanaan dan proses
pembelajaran (Lampiran 9:208).
b. Tindakan.
Pada tahap tindakan ini, peneliti mengimplementasikan pembelajaran
metode inquiri sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah-langkah
tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut .
1) Penyampaian sekilas materi.
Sebelum materi pelajaran mengenai perdagangan internasional dimulai,
guru memberikan pengantar. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantar
siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada hari itu. Guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar materi
perdagangan internasional kepada siswa ± 10 menit. Suasana kelas cukup
kondusif, hal ini tampak dari keaktifan siswa dalam menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru.
2) Pembagian kelompok.
Sebelum pembagian kelompok, guru menjelaskan secara teknis mengenai
pembelajaran metode inquiri yang akan dilakukan selama jam pelajaran
berlangsung. Situasi di kelas cukup kondusif. Siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama. Selanjutnya guru membagi kelompok
menjadi 6 (enam) kelompok dengan cara siswa maju ke depan
mengambil undian. Kemudian masing-masing siswa berkumpul ke dalam
kelompok yang telah dibagi berdasarkan kategori nama orang-orang
pakar ekonomi. Masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 orang.
3) Diskusi.
Setelah pembagian kelompok selesai, selanjutnya guru membagikan
materi berupa handout (ringkasan singkat) kepada masing-masing
kelompok dan memberi kesempatan untuk membuka materi dari
buku paket dan LKS sebagai tambahan pengetahuan. Setelah siswa
selesai membaca, kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan
soal yang sudah dibagikan sesuai dengan masing-masing kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Siswa mengerjakan soal dengan cara saling berdiskusi antar anggota dan
mencari jawaban dari sumber lain yang bersangkutan dengan pertanyaan.
4) Pembahasan.
Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa
membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam
forum diskusi pada masing-masing kelompok. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil temuan
jawaban ke dalam pleno. Kelompok yang berpartisipasi dengan antusias
dan senang hati mempresentasikan jawaban. Setiap kelompok diberi
kesempatan yang sama untuk mempresentasikan hasil jawaban.
Kemudian guru memberi kesempatan kepada kelompok yang memiliki
soal sama untuk menanggapi jawaban atau menyatakan pendapat yang
lain dari hasil jawaban yang dipresentasikan. Setelah guru memberikan
kesempatan kepada kelompok yang memiliki soal sama, guru juga
memberikan kesempatan kepada kelompok yang memiliki soal berbeda
untuk menanggapi jawaban atau menyatakan pendapat lain.
5) Kuis.
Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menerima dan memahami
pelajaran hari itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi
pembahasan berlangsung. Guru membagikan hasil kuis yang terdiri dari
10 soal pilihan ganda. Kemudian siswa mengerjakan soal yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
dibagikan. Kuis berlangsung tertib. Siswa mengerjakan soal sendiri-
sendiri.
c. Observasi.
Hasil pengamatan (observasi) pada siklus pertama dapat diuraikan
sebagai berikut .
1) Pengamatan terhadap guru.
Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal
guru membuka pelajaran sampai dengan guru menutup pelajaran.
Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.1 Pengamatan terhadap Aktivitas Guru pada Siklus I
No. Langkah/Jenis Kegiatan Guru Ya Tidak A 1. 2. 3. 4.
Pendahuluan Melakukan kegiatan pre-test Menjelaskan TPK Mengungkapkan apersepsi Mempersiapkan kelas
√ √ √
√
B 1.
Inti Pembelajaran Prinsip pembelajaran yang dilaksanakan : a. Mengaktifkan siswa b. Motivasi belajar dan menarik perhatian
siswa. c. Menggunakan peragaan d. Menyajikan bahan secara logis dan
sistematik. e. Menyiapkan kontekstual, seperti : korelasi,
integrasi, dan belajar dari lingkunagn sosial budaya.
√ √ √ √
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
No. Langkah/Jenis Kegiatan Guru Ya Tidak C 1. 2. 3.
Kegiatan Penutup Memberikan post-test Memberikan rangkuman bahan pelajaran Memberikan tugas/PR
√ √
√ Sumber: (Lampiran 6a:179)
Tabel 5.1 di atas menunjukkan aktivitas guru di kelas selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus pertama. Tampak pada tabel
bahwa guru sudah menjelaskan pembelajaran metode inquiri secara
teknis. Guru mengorganisasikan pokok bahasan perdagangan
internasional yang bersifat sempit menjadi pokok bahasan yang lebih
luas sehingga memudahkan dan menarik perhatian siswa dalam
memahami materi. Guru mempersiapkan kelas dan membantu
pembentukan kelompok. Guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk
memperjelas cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan,
kebersamaan dan tujuan dari pembelajaran sehingga siswa mempunyai
konsep yang jelas mengenai arah kegiatan pembelajaran. Namun
demikian, pada saat guru menjelaskan materi perdagangan internasional
belum menggunakan peragaan (contoh-contoh gambar perdagangan
internasional). Di samping itu, guru pada waktu sebelum pembelajaran
dimulai belum melakukan kegiatan pre test dan memberikan tugas atau
PR. Oleh sebab itu, waktu guru tersita hanya untuk mempersiapkan
kelas, menjelaskan kegiatan pembelajaran, mengaktifkan dan memotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa langkah atau jenis kegiatan
guru belum seluruhnya dilakukan.
2) Pengamatan terhadap kelas.
Pengamatan terhadap kelas dilakukan oleh peneliti mulai dari awal
sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas selama
kegiatan belajar-mengajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.2 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus I
No. Butir-butir Sasaran Ya Tidak 1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ 4. Siswa mencatat hal-hal penting √ 5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6. Siswa siap duduk di mejanya pada waktu
pelajaran dimulai. √
7. Siswa mengucapkan salam √ 8. Siswa tenang pada waktu guru menjelaskan √ 9. Siswa berbisik-bisik pada waktu guru
menjelaskan. √
10. Siswa sering mengajukan pertanyaan √ 11. Siswa asyik mengobrol bila guru menjelaskan √ 12. Siswa asyik bekerja bila diberi tugas √ 13. Siswa patuh pada tata tertib √ 14. Siswa siap dengan buku/alat pelajaran √ 15. Siswa puas pada akhir pelajaran √
Sumber: (Lampiran 7a:201)
Tabel 5.2 menunjukkan bahwa suasana di Kelas XI IPS2 sudah
berjalan dengan baik dan sangat mendukung kegiatan belajar mengajar.
Hal ini ditunjukkan dari 15 uraian kegiatan, sebanyak 80% (diperoleh
dari 12/15 x 100%) komponen terkategorikan positif dan 20% (diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dari 3/15 x 100%) termasuk ke dalam kategori negatif. Dengan demikian
tingkat aktivitas siswa di dalam kelas mendukung positif kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri.
d. Refleksi.
Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan dan
penyimpulan hasil observasi terhadap partisipasi, motivasi dan hasil belajar
siswa. Refleksi dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar dan juga
sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Hasil refleksi siklus pertama dapat
dilihat sebagai berikut .
1) Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan penggunaan
pembelajaran metode inquiri.
Tabel 5.3 Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran dan
Penggunaan Pembelajaran Metode Inquiri Siklus I
Nama : Drs. Dwi Anggoro Hari, tanggal : Senin, 31 Maret 2008 Materi : Perdagangan Internasional. No. Uraian Komentar 1.
Penilaian guru terhadap komponen pem-belajaran. a. Materi ajar b. Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Soal kuis d. Kunci soal e. Tes Hasil Belajar f. Suasana kelas g. Contoh RPP h. Cara kerja siswa i. Keterampilan kontekstual yang
a. Baik b. Baik c. Cukup d. Cukup e. Kurang f. Baik g. Cukup h. Baik i. Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
dilatihkan. 2. Selama kerja kelompok siswa
a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengobrol sendiri pada waktu
mengerjakan. f. Mengacaukan kegiatan
a. Ya b. Ya c. Ya d. Ya e. Tidak f. Tidak
3. Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode inquiri.
Siswa senang karena tidak bosan dalam mengikuti belajar mengajar.
4. Hambatan yang mungkin akan ditemui jika nanti guru dakan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode inquiri seperti yang telah dilakukan.
Perencanaan waktu yang terbatas.
5. Apakah siswa termotivasi untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan?
Ya.
Sumber : (Lampiran 10a:213)
Tabel 5.3 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat
pembelajaran metode inquiri. Dapat dilihat bahwa dari 9 (sembilan)
komponen pembelajaran, sebanyak 55,56% (diperoleh dari 5/9 x 100%)
komponen terkategorikan baik, 33,33% (diperoleh dari 3/9 x 100%)
termasuk ke dalam kategori cukup baik, dan 11,11% (diperoleh dari 1/9 x
100%) komponen terkategorikan kurang. Siswa mendukung positif
kegiatan pembelajaran metode inquiri. Hal ini terlihat dengan cara siswa
turut aktif dalam kerja kelompok, tidak mengobrol sendiri pada waktu
mengerjakan ataupun mengacaukan kegiatan. Di samping itu, siswa
juga mendapatkan keuntungan yaitu siswa senang karena tidak bosan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dalam mengikuti belajar mengajar dan termotivasi untuk mengikuti
KBM selanjutnya seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama.
Namun demikian, waktu yang direncanakan terbatas menjadi hambatan
dalam pembelajaran metode inquiri pada siklus pertama ini. Semua
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan waktu cepat dan tergesa gesa
sehingga untuk sebagian kelompok tidak sempat untuk menampilkan
hasil diskusinya.
2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan penggunaan
pembelajaran metode inquiri.
Tabel 5.4 Kesan Siswa terhadap Perangkat Pembelajaran dan Penggunaan Pembelajaran Metode Inquiri Siklus I
No. Uraian Komentar 1. Dengan metode inquiri, apakah kamu
menjadi termotivasi untuk belajar dan mengikuti KBM (kegiatan belajarmengajar) berikutnya seperti yang telah kamu ikuti?
Sebanyak 75,69% siswa termotivasi untuk belajar dan 24,32% belum termotivasi untuk belajar.
2. Metode apa saja yang biasa dipakai oleh guru untuk mengajar?
Sebanyak 67,57% siswa mengatakan metode ceramah dan latihan soal, 21,62% mengatakan tanya jawab dan selebihnya mengatakan ceramah, tanya jawab dan latihan soal.
3. Dengan metode inquiri, hambatan apa yang kamu temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
Sebanyak 18,92% siswa mengatakan waktu terbatas, 13,51% kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
konsentrasi, 40,54% kurang jelas dengan metode yang digunakan serta 27,03% tidak menemui hambatan.
4. Keuntungan yang kamu peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri.
Sebanyak 75,68% siswa mengatakan bisa bekerja sama, tukar pendapat dengan orang lain dan lebih tervariasi dalam belajar, 10,81% mengatakan senang dan ramai.
No. Uraian Ya Tidak 5. Selama kerja kelompok, kamu :
a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idemu d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengobrol sendiri pada waktu
mengerjakan. f. Mengacaukan kegiatan
89,19% 35,14% 67,57% 72,97% 10,81%
2,70%
10,81% 64,86% 32,43% 27,03% 89,19%
97,30%
Sumber : (Lampiran 11a:217)
Tabel 5.4 menunjukkan kesan siswa terhadap perangkat
pembelajaran metode inquiri kesan siswa terhadap metode pembelajaran
inquiri cukup positif. Tampak pada tabel bahwa sebesar 75,68% siswa
mengatakan bisa bekerja sama, tukar pendapat dengan orang lain dan
lebih bervariasi dalam belajar, 10,81% mengatakan senang dan ramai,
13,51% tidak senang. Ketidaksenangan siswa terhadap suasana kelas
juga merupakan salah satu hambatan yang ditemui siswa selama
mengikuti kegiatan pembelajaran metode inquiri. Hal ini terdiri dari
18,92% siswa mengatakan waktu terbatas, 13,51% kurang konsentrasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
dalam belajar karena suasana kelas cukup ramai pada saat diskusi,
40,54% kurang jelas dengan metode yang digunakan serta 27,03% tidak
menemui hambatan. Di samping itu siswa juga berperan aktif dalam
kelompok. Hal ini dibuktikan bahwa 89,19% siswa mendengarkan oarng
lain, 67,57% mengorganisasikan ide- idenya, 72,97% siswa
mengorganisasikan kelompok, 89,19% siswa tidak mengobrol sendiri
pada waktu mengerjakan dan 97,30% siswa tidak mengacaukan kegiatan.
Akan tetapi untuk presentase siswa mengajukan pertanyaan masih
tergolong kecil, hal ini terdiri dari 64,86% siswa tidak mengajukan
pertanyaan dan sebanyak 67,57% siswa mengatakan metode belajar yang
biasa dipakai ceramah dan latihan soal. Namun demikian siswa juga
termotivasi untuk belajar dan mengikuti KBM dengan metode inquiri
berikutnya seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Hal ini
tampak pada tabel sebesar 75,68% siswa termotivasi untuk belajar dan
mau mengikuti KBM selanjutnya. Pada siklus pertama dari hasil
observasi dapat disimpulkan sebagai berikut.
a) Pengamatan aktivitas guru pada saat menjelaskan materi
perdagangan internasional belum menggunakan peragaan (contoh-
contoh gambar perdagangan internasional), pada waktu sebelum
pembelajaran dimulai belum melakukan pre-test dan memberikan
tugas/PR. Waktu guru hanya tersita untuk mempersiapkan kelas,
menjelaskan kegiatan pembelajaran, mengaktifkan dan memotivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
siswa. Secara umum dapat dikatakan bahwa langkah atau jenis
kegiatan guru belum seluruhnya dilakukan (Tabel 5.1:61).
b) Pengamatan aktivitas siswa pada saat observasi menunjukkan siswa
belum mencatat hal-hal penting dan siswa masih asyik mengobrol
bila guru menjelaskan, disamping itu siswa belum puas pada akhir
pelajaran dikarenakan waktu yang digunakan terbatas (Tabel 5.2:63).
c) Motivasi menumbuhkan siswa untuk belajar karena siswa antusias
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, sehingga skor motivasi
belajar pada siklus I masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil
angket, hampir semua siswa mempunyai dorongan atau tekun adanya
keinginan untuk belajar walaupun dorongan itu berasal dari dalam
maupun luar diri siswa (Tabel 5.16:109).
d) Hasil belajar siswa pada siklus I menunjukkan tingkat ketuntasan
belajar siswa dalam materi perdagangan internasional adalah
54,05%. Hal ini disebabkan oleh materi yang disajikan mudah karena
sebelumnya materi pernah dipelajari sebelumnya. Secara umum
dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran dengan metode
inquiri pada siklus I cukup mempengaruhi hasil belajar siswa yang
cukup tuntas (Tabel 5.19:114).
2. Siklus II (Kedua).
Siklus tindakan kedua ini dilakukan karena dari hasil refleksi pada siklus
sebelumnya (siklus pertama) untuk indikator hasil tes belajar siswa cukup tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dalam pencapaian nilai secara individu, sedangkan motivasi berdasarkan hasil
angket hampir semua siswa mempunyai dorongan atau tekun adanya keinginan
untuk belajar walaupun dorongan itu berasal dari dalam maupun dari luar diri
siswa. Akan tetapi berdasarkan hasil pengamatan observasi pada aktivitas guru
pada waktu proses belajar mengajar belum menggunakan peragaan, pada waktu
sebelum pembelajaran dimulai belum melakukan pre-test dan memberikan
tugas/PR, sedangkan dari hasil pengamatan pada aktivitas siswa menunjukkan
siswa belum mencatat hal-hal penting dan siswa masih asyik mengobrol bila guru
menjelaskan, disamping itu siswa belum puas pada akhir pelajaran dikarenakan
waktu yang digunakan terbatas. Pada tindakan siklus kedua ini dilakukan dengan
tujuan untuk menggali pemahaman tentang metode inquiri kepada siswa agar
tujuan dengan penggunaan metode inquiri ini tercapai. Siklus kedua ini
dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 7 April 2008 pada jam kedua sampai
dengan jam ketiga. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode inquiri ini dimulai
dari jam 07.45 sampai dengan 09.15 dilaksanakan setelah upacara bendera rutin
setiap hari Senin. Materi pembelajaran ini adalah neraca pembayaran dan kurs
valuta asing. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra, yaitu Bapak Drs.
Dwi Anggoro. Peserta pembelajaran adalah siswa Kelas XI IPS2 Semester II pada
Tahun Ajaran 2007/2008 dengan jumlah siswa sebanyak 39 siswa. Dari jumlah
tersebut, pada siklus kedua ada tiga orang siswa yang tidak hadir dikarenakan
sakit. Adapun pendekatan kontekstual yang diterapkan adalah metode inquiri.
Berikut ini dideskripsikan penerapan metode inquiri pada siklus kedua.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
a. Perencanaan.
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan pembelajaran
kontekstual metode inquiri. Langkah- langkah perencanaan yang diterapkan
pada siklus kedua adalah sebagai berikut .
1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup
Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS),
kuis dan lembar jawaban.
a) Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP).
RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber dan
media pembelajaran serta evaluasi. Semua dibuat secara rinci dan
sistematis (Lampiran 3:167).
b) Materi.
Materi ajar pada siklus kedua adalah neraca pembayaran dan
kurs valuta asing. Peneliti dan guru mitra membuat handout.
Handout berisi tentang materi perdagangan internasional dan
beberapa pertanyaan yang ditujukan kepada siswa untuk dijawab dan
dibahas dalam diskusi. Handout ini selanjutnya diberikan kepada
siswa setelah pembagian kelompok selesai (Lampiran 4b:177).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
c) Kuis dan lembar jawaban.
Soal kuis pada siklus kedua terdiri dari 10 pertanyaan dalam
bentuk pilihan ganda. Soal-soal kuis disusun oleh peneliti dengan
persetujuan guru mitra. Dalam lembar kuis disediakan kolom
jawaban yang diharapkan memudahkan siswa menjawab soal-soal
kuis (Lampiran 5:175).
2) Peneliti dan guru membagi kelompok. Kelompok dibagi dalam 6 (enam)
kelompok. Pembentukan kelompok dengan cara siswa berhitung secara
berurutan dari angka 1 sampai dengan 6 dimulai dari siswa yang duduk
pada kursi paling depan sampai dengan siswa yang duduk pada kursi
paling belakang. Setelah acara berhitung selesai, masing-masing siswa
berkumpul sesuai dengan angka yang sama dalam satu kelompok. Siswa
yang mendapat angka 1 berkumpul dengan siswa lain yang mendapat
angka 1. Demikian seterusnya sampai dengan siswa yang mendapat
angka 6.
3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data.
Instrumen pengumpulan data penelitian ini meliputi :
a) Lembar observasi aktivitas guru di kelas. Cakupan isi lembar
observasi aktivitas guru antara lain : pendahuluan (melakukan
kegiatan pretest, menjelaskan TPK, mengungkapkan apersepsi,
mempersiapkan kelas), inti pembelajaran (mengaktifkan siswa,
motivasi belajar, penggunaan peraga, penyajian bahan, menyiapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
kontekstual) dan kegiatan penutup (memberikan post-test dan
rangkuman bahan pelajaran) (Lampiran 6:196).
b) Lembar observasi aktivitas siswa di kelas. Cakupan isi lembar
observasi aktivitas siswa di kelas antara lain : menghargai proses
pembelajaran, mengerjakan tugas, dan menanggapi pembelajaran
(Lampiran 7:200).
c) Lembar penilaian penampilan personal dan sosial siswa. Cakupan isi
lembar penilaian penampilan personal dan sosial siswa antara lain :
kedisiplinan, konsentrasi, keaktifan (mendengar orang lain,
menyatakan pendapat), pembagian tugas, menghargai saran dan
pendapat teman (Lampiran 8:204).
d) Lembar observasi kualitas pembelajaran. Cakupan isi lembar
observasi kualitas pembelajaran antara lain : perencanaan dan proses
pembelajaran (Lampiran 9:208).
b. Tindakan.
Pada tahap tindakan ini, peneliti mengimplementasikan pembelajaran
metode inquiri sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah-langkah
tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Penyampaian sekilas materi.
Sebelum materi pelajaran mengenai neraca pembayaran dan kurs
valuta asing dimulai, guru memberikan pengantar. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mengantar siswa masuk ke dalam materi yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dipelajari pada hari itu. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan
sederhana seputar materi neraca pembayaran dan kurs valuta asing
kepada siswa ± 10 menit. Suasana kelas cukup kondusif, hal ini tampak
dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan guru.
2) Pembagian kelompok.
Sebelum pembagian kelompok, guru menjelaskan secara teknis
mengenai pembelajaran metode inquiri yang akan dilakukan selama jam
pelajaran berlangsung. Situasi di kelas cukup kondusif. Siswa
memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. Selanjutnya guru
membagi kelompok menjadi 6 (enam) kelompok dengan cara siswa
menghitung angka 1 sampai dengan angka 6 dari tempat duduk masing-
masing. Siswa yang mendapat angka 1 berkumpul membentuk kelompok
satu, siswa yang mendapat angka 2 berkumpul membentuk kelompok
dua sampai dengan siswa yang mendapat angka enam berkumpul
membentuk kelompok enam Pada siklus kedua ini pembagian kelompok
dapat berjalan dan terbentuk sesuai dengan perencanaan yang telah
dilakukan.
3) Diskusi.
Setelah pembagian kelompok selesai, selanjutnya guru membagikan
materi berupa handout (ringkasan singkat) kepada masing-masing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kelompok dan memberi kesempatan untuk membuka materi dari
buku paket dan LKS sebagai tambahan pengetahuan. Setelah siswa
selesai membaca, kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan
soal yang sudah dibagikan sesuai dengan masing-masing kelompok.
Siswa mengerjakan soal dengan cara saling berdiskusi antar anggota dan
mencari jawaban dari sumber lain yang ber-sangkutan dengan
pertanyaan.
4) Pembahasan.
Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa
membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam
forum diskusi pada masing-masing kelompok. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil temuan
jawaban ke dalam pleno. Kelompok yang berpartisipasi dengan antusias
dan senang hati mempresentasikan jawaban. Untuk kelompok yang
mempresentasikan mengambil kisi-kisi jawaban pada pohon neraca yang
sudah disediakan dan memilih sesuai dengan hasil jawabannya kemudian
ditempelkan pada lembar jawaban. Selanjutnya guru memberi
kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi jawaban temannya
atau menyatakan pendapat yang lain. Jumlah siswa yang terlibat dalam
pembahasan hanya dua kelompok dan lebih sedikit dibandingkan dengan
siklus pertama. Hal ini disebabkan karena materi yang banyak dan waktu
untuk pembahasan sedikit karena telah dimanfaatkan pada sesi diskusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Oleh karena itu, untuk menghemat waktu guru segera menunjuk
kelompok lain untuk menanggapi jawaban teman, menemukan konsep,
maupun menarik kesimpulan tanpa menunggu kemauan siswa untuk
menjawab tanpa ditunjuk guru.
5) Kuis.
Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat menerima dan memahami
pelajaran hari itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi
pembahasan berlangsung. Guru membagikan hasil kuis yang terdiri dari
10 soal pilihan ganda. Kemudian siswa mengerjakan soal yang sudah
dibagikan. Kuis berlangsung tertib. Siswa mengerjakan soal sendiri-
sendiri.
c. Observasi.
Hasil pengamatan (observasi) pada siklus kedua dapat diuraikan sebagai
berikut.
1) Pengamatan terhadap guru.
Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal
guru membuka pelajaran sampai dengan guru menutup pelajaran.
Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Tabel 5.5 Pengamatan terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus II
No. Langkah/Jenis Kegiatan Guru Ya Tidak A 1. 2. 3. 4.
Pendahuluan Melakukan kegiatan pre-test Menjelaskan TPK Mengungkapkan apersepsi Mempersiapkan kelas
√ √ √ √
B 1.
Inti Pembelajaran Prinsip pembelajaran yang dilaksanakan : a. Mengaktifkan siswa b. Motivasi belajar dan menarik perhatian siswa c. Menggunakan peragaan d. Menyajikan bahan secara logis dan
sistematis. e. Menyiapkan kontekstual, seperti : korelasi,
integrasi, dan belajar dari lingkungan sosial budaya.
√ √ √ √
√
C 1. 2. 3.
Kegiatan Penutup Memberikan post-test Memberikan rangkuman bahan pelajaran Memberikan tugas/PR
√ √ √
Sumber: (Lampiran 6b:198)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 5.5 di atas menunjukkan aktivitas guru di kelas selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus kedua. Tampak pada tabel bahwa
guru sudah menjelaskan pembelajaran metode inquiri secara teknis. Guru
mengorganisasikan pokok bahasan neraca pembayaran dan kurs valuta
asing yang bersifat sempit menjadi pokok bahasan yang lebih luas
sehingga memudahkan dan menarik perhatian siswa dalam memahami
materi. Guru mempersiapkan kelas dan membantu pembentukan
kelompok, guru berinteraksi dengan sebagian siswa untuk memperjelas
cara kerja kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan dan
tujuan dari pembelajaran sehingga siswa mempunyai konsep yang jelas
mengenai arah kegiatan pembelajaran. Di tengah kesibukan guru dalam
menyiapkan dan membagikan perangkat pembelajaran yaitu lembar
jawaban di papan tulis dan pohon neraca selama proses diskusi
berlangsung, guru menyempatkan diri untuk memberi motivasi, memberi
semangat kepada kelompok, mengaktifkan siswa dengan yel-yel
“Ekonomi, Aku Bisa!!”. Guru lebih sering memantau kegiatan
kelompok dan memberi teguran yang tegas pada siswa yang ramai dan
terlambat masuk, dalam arti siswa diajarkan tata tertib terhadap kelas dan
sekolah. Pada siklus kedua sudah tampak penguatan dalam menanggapi
pertanyaan dibandingkan pada siklus pertama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
2. Pengamatan terhadap kelas.
Pengamatan terhadap kelas dilakukan oleh peneliti mulai dari awal
sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas selama
kegiatan belajar mengajar pada siklus kedua dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5.6 Pengamatan terhadap Aktivits Siswa di Kelas pada Siklus II
No. Butir-butir Sasaran Ya Tidak 1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ 4. Siswa mencatat hal-hal penting √ 5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6. Siswa siap duduk di mejanya pada waktu
pelajaran dimulai. √
7. Siswa mengucapkan salam √ 8. Siswa tenang pada waktu guru menjelaskan √ 9. Siswa berbisik-bisik pada waktu guru
menjelaskan. √
10. Siswa sering mengajukan pertanyaan √ 11. Siswa asyik mengobrol bila guru menjelaskan √ 12. Siswa asyik bekerja bila diberi tugas √ 13. Siswa patuh pada tata tertib √ 14. Siswa siap dengan buku/alat pelajaran √ 15. Siswa puas pada akhir pelajaran √
Sumber: (Lampiran 7b:202)
Tabel 5.6 menunjukkan bahwa suasana di Kelas XI IPS2 sudah
terkelola dengan cukup baik dan cukup mendukung kegiatan belajar
mengajar. Hal ini ditunjukkan dari 15 uraian kegiatan, sebanyak 73.33%
(diperoleh dari 11/15 x 100%) komponen terkategorikan positif dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
26,67% (diperoleh dari 4/15 x 100%) termasuk ke dalam kategori
negatif. Dibanding dengan siklus pertama, pada siklus kedua tingkat
aktivitas siswa mengalami penurunan sebesar 6,67%. Peneliti menduga
bahwa pada siklus kedua siswa belum menggali dan mengembangkan
lebih jauh tentang materi neraca pembayaran dan kurs valuta asing.
Siswa hanya mengandalkan handout yang dibagikan oleh guru, karena
materi yang diberikan sangat banyak dan memakan waktu cukup lama
untuk mempelajarinya. Berbeda dengan siklus pertama dimana siswa
sudah mendapat materi sebelumnya, sehingga siswa dapat mendalami
dan mengembangkan materi dengan lebih baik dan luas.
d. Refleksi.
Pada tahap ini dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan dan
penyimpulan hasil observasi terhadap partisipasi, motivasi dan hasil belajar
siswa. Refleksi dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar dan juga
sebagai refleksi pada akhir siklus kedua. Hasil refleksi siklus kedua dapat
dilihat seperti berikut.
1) Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan penggunaan
pembelajaran metode inquiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel 5.7 Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran dan Penggunaan
Pembelajaran Metode Inquiri
Nama : Drs. Dwi Anggoro Hari, tanggal : Senin, 31 Maret 2008 Materi : Neraca Pembayaran dan Kurs Valuta Asing.
No. Uraian Komentar 1. Penilaian guru terhadap komponen
pembelajaran. 1. Materi ajar 2. Lembar Kerja Siswa (LKS) 3. Soal kuis 4. Kunci soal 5. Tes Hasil Belajar 6. Suasana kelas 7. Contoh RPP 8. Cara kerja siswa 9. Ketrampilan kontekstual yang dilatihkan
a. Baik b. Baik c. Cukup d. Cukup e. Kurang f. Kurang g. Cukup h. Cukup i. Baik
2. Selama kerja kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengobrol sendiri pada waktu
mengerjakan. f. Mengacaukan kegiatan
a. Ya b. Ya c. Ya d. Ya e. Tidak f. Tidak
3. Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode inquiri.
Siswa senang karena tidak bosan dalam mengikuti belajar mengajar.
4. Hambatan yang mungkin akan ditemui, jika nanti guru akan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode inquiri seperti yang telah dilakukan.
Perencanaan waktu yang terbatas dan tidak mencukupi untuk memperdalam materi.
5. Apakah siswa termotivasi untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan?
Ya
Sumber : (Lampiran 10b:214)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel 5.7 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat
pembelajaran metode inquiri. Dapat dilihat bahwa dari 9 komponen
pembelajaran, sebanyak 33,33% (diperoleh dari 3/9 x 100%) komponen
terkategorikan baik, 44,44% (diperoleh dari 4/9 x 100%) termasuk ke
dalam kategori cukup baik, dan 22,22% (diperoleh dari 1/9 x 100%)
komponen terkategorikan kurang. Siswa mendukung positif kegiatan
pembelajaran metode inquiri. Hal ini terlihat dengan cara siswa turut
aktif dalam kerja kelompok, tidak mengobrol sendiri pada waktu
mengerjakan ataupun mengacaukan kegiatan. Di samping itu, siswa juga
mendapatkan keuntungan yaitu siswa senang karena tidak bosan dalam
mengikuti belajar mengajar dan termotivasi untuk mengikuti KBM
selanjutnya seperti yang telah dilakukan pada siklus pertama. Namun
demikian, waktu yang direncanakan terbatas menjadi hambatan dalam
pembelajaran metode inquiri pada siklus kedua ini. Semua kegiatan
pembelajaran dilakukan dengan waktu cepat dan tergesa gesa sehingga
untuk sebagian kelompok tidak sempat untuk menampilkan hasil
diskusinya.
2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan penggunaan
pembelajaran metode inquiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 5.8 Kesan Siswa terhadap Perangkat Pembelajaran dan Penggunaan
Pembelajaran Metode Inquiri Siklus II No. Uraian Komentar 1. Dengan metode inquiri, apakah kamu
menjadi termotivasi untuk belajar dan mengikuti KBM (kegiatan belajar mengajar) berikutnya seperti yang telah kamu ikuti?
Sebanyak 72,22% siswa termotivasi untuk belajar dan 27,78% belum termotivasi untuk belajar.
2. Metode apa saja yang biasa dipakai oleh guru untuk mengajar?
Sebanyak 67,44% siswa mengatakan metode ceramah dan latihan soal, 19,44% mengatakan tanya jawab dan selebihnya mengatakan ceramah, tanya jawab dan latihan soal.
3. Dengan metode inquiri, hambatan apa yang kamu temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
Sebanyak 40,54% siswa mengatakan waktu terbatas, 27,03% kurang konsentrasi.
24,32% kurang jelas dengan metode yang digunakan dan 8,12% tidak menemui hambatan.
4. Keuntungan yang kamu peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri.
Sebanyak 77,78% siswa mengatakan bisa bekerjasama, tukar pendapat dengan orang lain dan lebih bervariasi dalam belajar, 22,22% mengatakan senang dan ramai.
No. Uraian Ya Tidak 5. Selama kerja kelompok, kamu :
a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- ide d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengobrol sendiri pada waktu
mengerjakan.
88,89% 19,44% 66,67% 75,00% 11,11%
11,11% 80,56% 33,33% 25,00% 88,89%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
f. Mengacaukan kegiatan - 100% Sumber : (Lampiran 11b:218)
Tabel 5.8 menunjukkan kesan siswa terhadap perangkat
pembelajaran metode inquiri. Kesan siswa terhadap metode pembelajaran
inquiri cukup positif. Tampak pada tabel bahwa sebesar 77,78% siswa
mengatakan bisa bekerja sama, tukar pendapat dengan orang lain dan
lebih tervariasi dalam belajar, 22,28% mengatakan senang dan ramai,
2,78% tidak senang. Ketidaksenangan siswa terhadap suasana kelas juga
merupakan salah satu hambatan yang ditemui siswa selama mengikuti
kegiatan pembelajaran metode inquiri. Hal ini terdiri dari 40,54% siswa
mengatakan waktu terbatas, 27,03% kurang konsentrasi dalam belajar
karena suasana kelas cukup ramai pada saat diskusi, 24,32% kurang jelas
dengan metode yang digunakan serta 8,12% tidak menemui hambatan.
Di samping itu siswa juga berperan aktif dalam kelompok. Hal ini
dibuktikan bahwa 86,89% siswa mendengarkan orang lain, 69,67%
meng-organisasikan ide- idenya, 75% siswa mengorganisasikan
kelompok, 88,89% siswa tidak mengobrol sendiri pada waktu
mengerjakan dan 100% siswa tidak mengacaukan kegiatan. Akan tetapi
untuk persentase siswa mengajukan pertanyaan masih tergolong kecil.
Hal ini terdiri dari 19,44% siswa tidak mengajukan pertanyaan dan
sebanyak 69,47% siswa mengatakan metode belajar yang biasa dipakai
ceramah dan latihan soal. Namun demikian, siswa juga termotivasi untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
belajar dan mengikuti KBM dengan metode inquiri berikutnya seperti
yang telah dilakukan pada siklus pertama. Hal ini tampak pada tabel
sebesar 72,22% siswa termotivasi untuk belajar dan mau mengikuti KBM
selanjutnya. Pada siklus II dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa
siklus II mengalami penurunan rata-rata 9% dari siklus I. Hal ini dapat
disimpulkan sebagai berikut.
a) Pengamatan aktivitas guru pada saat menjelaskan materi neraca
pembayaran dan kurs valuta asing, ditengah kesibukan guru dalam
menjelaskan materi pembelajaran ada bahan materi yang tertingga l,
akan tetapi guru lebih sering memantau kegiatan kelompok dan
memberi teguran yang tegas pada siswa yang ramai dan terlambat
masuk, dalam arti siswa diajarkan tata tertib terhadap kelas dan
sekolah (Tabel 5.5:77).
b) Pengamatan aktivitas siswa pada saat observasi menunjukkan
aktivitas siswa mengalami penurunan sebesar 6,67% dibanding pada
siklus I. Peneliti menduga bahwa pada siklus kedua siswa belum
menggali dan mengembangkan lebih jauh tentang materi neraca
pembayaran dan kurs valuta asing. Siswa lebih berkonsentrasi pada
materi yang bersifat hitungan sedangkan pada saat kuis bahan yang
diambil berupa soal-soal teori, dari hal ini menyebabkan hasil
evaluasi siswa pada siklis II mengalami penurunan (Tabel 5.6:79).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
c) Motivasi belajar siswa dengan penggunaan metode inquiri pada
kategori motivasi tinggi mengalami penurunan sebesar 2,92% dari
siklus pertama. Peneliti menduga bahwa penurunan ini disebabkan
karena kurangnya konsentrasi siswa dan banyaknya materi yang
dipelajari. Pada sesi diskusi suasana di dalam kelas cukup ramai,
pemahaman materi yang kurang dan waktu yang terbatas, sehingga
konsentrasi dan pemahaman belajar siswa terganggu yang
menyebabkan motivasi belajar siswa menjadi kurang pada siklus II
(Tabel 5.22:120).
d) Hasil belajar siswa pada siklus II menunjukkan tingkat ketuntasan
belajar siswa dalam materi neraca pembayaran dan kurs valuta asing
adalah 44,44%. Bila dilihat dari perolehan skor siklus I, terdapat
penurunan sebesar 9,61%. Soal yang disajikan sebenarnya cukup
mudah, hanya saja kekurangpahaman siswa dalam memahami materi
sehingga dalam mengerjakan soal kuis siswa kurang teliti dalam
mencerna soal disebabkan karena banyaknya materi yang harus
dipahami dan dimengerti pada hari tersebut dan menyebabkan 20
orang siswa mendapat nilai di bawah standar. Secara umum dapat
dikatakan bahwa penggunaan pembelajaran dengan metode inquiri
pada siklus II kurang berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa
yang belum tuntas (Tabel 5.25:127).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
3. Siklus III (Ketiga).
Tindakan siklus ketiga dilakukan karena dari hasil refleksi siklus sebelumnya
(siklus II) mengalami penurunan dibandingkan siklus I. Hal ini tampak aktivitas
siswa mengalami penurunan sebesar 6,67% dibanding pada siklus I, bahwa pada
siklus kedua siswa belum menggali dan mengembangkan lebih jauh tentang
materi yang dipelajari. Siswa hanya mengandalkan handout yang dibagikan oleh
guru, karena materi yang diberikan sangat banyak dan memakan waktu cukup
lama untuk mempelajarinya. Motivasi belajar siswa dengan penggunaan metode
inquiri pada kategori motivasi tinggi mengalami penurunan sebesar 2,92% dari
siklus pertama, penurunan ini disebabkan karena kurangnya konsentrasi siswa,
pada sesi diskusi suasana di dalam kelas cukup ramai, pemahaman materi yang
kurang dan waktu yang terbatas, sehingga konsentrasi dan pemahaman belajar
siswa terganggu dan hasil belajar siswa yang diperoleh pada siklus II
menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa adalah 44,44% dilihat dari
perolehan skor siklus I, terdapat penurunan sebesar 9,61%, hal ini disebabkan
kekurangpahaman siswa dalam memahami materi sehingga dalam mengerjakan
soal kuis siswa kurang teliti dalam mencerna soal disebabkan karena banyaknya
materi yang harus dipahami dan dimengerti pada hari tersebut.
Tujuan siklus III ini sebagai penguatan pemahaman pembelajaran dengan
metode inquiri lebih tercapai dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya.
Siklus ketiga ini dilaksanakan pada hari Senin, 14 April 2008 pada jam kedua
sampai dengan jam ketiga. Pelaksanaan pembelajaran dengan metode inquiri ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
dimulai dari jam 07.45 sampai dengan 09.15 dilaksanakan setelah upacara
bendera rutin setiap hari Senin. Materi pembelajaran ini adalah kebijakan
pemerintah. Materi pembelajaran dibawakan oleh guru mitra yaitu Bapak Drs.
Dwi Anggoro. Peserta pembelajaran adalah siswa Kelas XI IPS II Semester II
pada Tahun Ajaran 2007/2008 dengan jumlah siswa sebanyak 39 siswa. Dari
jumlah tersebut, pada siklus ketiga ada satu orang siswa yang tidak hadir
dikarenakan sakit. Adapun pendekatan kontekstual yang diterapkan adalah
metode inquiri. Berikut ini dideskripsikan penerapan metode pada siklus ketiga.
a. Perencanaan.
Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan pembelajaran
kontekstual metode inquiri. Langkah- langkah perencanaan yang diterapkan
pada siklus pertama adalah sebagai berikut .
1) Peneliti dan guru mitra bersama-sama mempersiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran mencakup
Rencana Pelaksanaan Pengajaran (RPP), materi, Lembar Kerja Siswa
(LKS), kuis dan lembar jawaban.
a) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
RPP dibuat untuk satu kali pertemuan. RPP memuat standar
kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran,
materi, metode pembelajaran, langkah pembelajaran, sumber dan
media pembelajaran, serta evaluasi. Semua dibuat secara rinci dan
sistematis (Lampiran 3:167).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
b) Materi.
Materi ajar pada siklus ketiga adalah kebijakan pemerintah.
Peneliti dan guru mitra membuat handout. Handout berisi tentang
materi kebijakan pemerintah dan beberapa pertanyaan yang
ditujukan kepada siswa untuk dijawab dan dibahas dalam diskusi.
Handout ini selanjutnya diberikan kepada siswa setelah pembagian
kelompok selesai (Lampiran 4c:185).
c) Kuis dan lembar jawab.
Soal kuis pada siklus ketiga terdiri dari 10 pertanyaan dalam
bentuk pilihan ganda. Soal-soal kuis disusun oleh peneliti dengan
persetujuan guru mitra. Dalam lembar kuis disediakan kolom
jawaban yang diharapkan memudahkan siswa menjawab soal-soal
kuis (Lampiran 5c:193).
2) Peneliti dan guru membagi kelompok. Kelompok dibagi dalam enam
kelompok. Pembentukan kelompok dibentuk dengan cara siswa
berhitung secara berurutan dari angka 1 sampai dengan 6 dimulai dari
siswa yang duduk pada kursi paling depan sampai dengan siswa yang
duduk pada kursi paling belakang. Setelah acara berhitung selesai,
masing-masing siswa berkumpul sesuai dengan angka yang sama dalam
satu kelompok. Siswa yang mendapat angka 1 berkumpul dengan siswa
lain yang mendapat angka 1. Demikian seterusnya sampai dengan siswa
yang mendapat angka 6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
3) Peneliti menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data.
Instrumen pengumpulan data penelitian ini meliputi :
a) Lembar observasi aktivitas guru di kelas. Cakupan isi lembar
observasi aktivitas guru antara lain : pendahuluan (melakukan
kegiatan pre-test, menjelaskan TPK, mengungkapkan apersepsi,
mempersiapkan kelas). Inti pembelajaran (mengaktifkan siswa,
motivasi belajar, penggunaan peraga, penyajian bahan, menyiapkan
kontekstual) dan kegiatan penutup (memberikan post-test dan
rangkuman bahan pelajaran) (Lampiran 6:196).
b) Lembar observasi aktivitas siswa di kelas. Cakupan isi lembar
observasi aktivitas siswa di kelas antara lain : menghargai proses
pembelajaran, mengerjakan tugas dan menanggapi pembelajaran
(Lampiran 7:200).
c) Lembar penilaian penampilan personal dan sosial siswa. Cakupan isi
lembar penilaian penampilan personal dan sosial siswa antara lain :
kedisiplinan, konsentrasi, keaktifan (mendengar orang lain,
menyatakan pendapat), pembagian tugas, menghargai saran dan
pendapat teman (Lampiran 8:204).
d) Lembar observasi kualitas pembelajaran. Cakupan isi lembar
observasi kualitas pembelajaran antara lain : perencanaan dan proses
pembelajaran (Lampiran 9:208).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
b. Tindakan.
Pada tahap tindakan ini, peneliti mengimplementasikan pembelajaran
metode inquiri sesuai dengan rencana tindakan. Adapun langkah-langkah
tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut.
1) Penyampaian sekilas materi.
Sebelum materi pelajaran mengenai kebijakan pemerintah dimulai,
guru memberikan pengantar. Hal tersebut dimaksudkan untuk mengantar
siswa masuk ke dalam materi yang akan dipelajari pada hari itu. Guru
memberikan pertanyaan-pertanyaan sederhana seputar materi kebijakan
pemerintah kepada siswa ± 10 menit. Suasana kelas cukup kondusif, hal
ini tampak dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan guru.
2) Pembagian kelompok.
Sebelum pembagian kelompok, guru menjelaskan secara teknis
mengenai pembelajaran metode inquiri yang akan dilakukan selama jam
pelajaran berlangsung. Situasi di kelas sangat baik, siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama. Selanjutnya guru membagi kelompok
menjadi enam kelompok dengan cara siswa berhitung angka 1 sampai
dengan 6 dari tempat duduk masing-masing. Siswa yang mendapat
angka 1 berkumpul membentuk kelompok satu, siswa yang mendapat
angka 2 berkumpul membentuk kelompok dua sampai dengan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
yang mendapat angka 6 berkumpul membentuk kelompok enam.
Masing-masing kelompok beranggotakan 6 sampai 7 orang.
3) Diskusi.
Setelah pembagian kelompok selesai, selanjutnya guru membagikan
materi berupa handout (ringkasan singkat) kepada masing-masing
kelompok dan memberi kesempatan untuk membuka materi dari buku
paket dan LKS sebagai tambahan pengetahuan. Setelah siswa selesai
membaca, kemudian siswa diberi kesempatan untuk mengerjakan soal
yang sudah dibagikan sesuai dengan masing-masing kelompok. Siswa
mengerjakan soal dengan pertanyaan.
4) Pembahasan.
Setelah siswa selesai berdiskusi, selanjutnya guru bersama siswa
membahas semua soal yang sebelumnya telah dikerjakan siswa dalam
forum diskusi pada masing-masing kelompok. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil temuan
jawaban ke dalam pleno. Kelompok yang berpartisipasi dengan antusias
dan senang hati mempresentasikan jawaban. Setiap kelompok diberikan
kesempatan yang sama untuk mempresentasikan hasil jawaban.
Kemudian guru memberi kesempatan kepada kelompok yang memiliki
soal sama untuk menanggapi jawaban atau menyatakan pendapat yang
lain dari hasil jawaban yang dipresentasikan. Setelah guru memberikan
kesempatan kepada kelompok yang memiliki soal sama, guru juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
memberikan kesempatan kepada kelompok yang memiliki soal berbeda
untuk menanggapi jawaban atau menya takan pendapat lain.
5) Kuis.
Untuk mengukur sejauh mana siswa dapat mencerna dan memahami
pelajaran hari itu, guru mengadakan kuis selama 15 menit setelah sesi
pembahasan berlangsung. Guru membagikan soal kuis yang terdiri dari
10 soal pilihan ganda, kemudian siswa mengerjakan soal yang sudah
dibagikan. Kuis berlangsung tertib, siswa mengerjakan soal sendiri-
sendiri.
c. Observasi.
Hasil pengamatan (observasi) pada siklus ketiga dapat diuraikan sebagai
berikut .
1) Pengamatan terhadap guru.
Pengamatan terhadap guru dilaksanakan oleh peneliti sejak awal
guru membuka pelajaran sampai dengan guru menutup pelajaran.
Aktivitas guru di kelas selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.9 Pengamatan terhadap Aktivitas Guru pada Siklus III
No. Langkah/Jenis Kegiatan Guru Ya Tidak A 1. 2. 3.
Pendahuluan Melakukan kegiatan pre-test Menjelaskan TPK Mengungkapkan apersepsi
√ √
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
4. Mempersiapkan kelas √ B 1.
Inti Pembelajaran Prinsip pembelajaran yang dilaksanakan : a. Mengaktifkan siswa b. Motivasi belajar dan menarik perhatian siswa. c. Menggunakan peragaan d. Menyajikan bahan secara logis dan sistematik. e. Menyiapkan kontekstual, seperti : korelasi,
integrasi, dan belajar dari lingkunagn sosial budaya.
√ √ √ √
√
C 1. 2. 3.
Kegiatan Penutup Memberikan post-test Memberikan rangkuman bahan pelajaran Memberikan tugas/PR
√ √
√ Sumber: (Lampiran 6c:199)
Tabel 5.9 di atas menunjukkan aktivitas guru di kelas selama proses
pembelajaran berlangsung pada siklus ketiga. Tampak pada tabel bahwa
guru sudah menjelaskan pembelajaran metode inquiri secara teknis. Guru
mengorganisasikan pokok bahasan kebijakan pemerintah yang bersifat
sempit menjadi pokok bahasan yang lebih luas sehingga memudahkan
dan menarik perhatian siswa dalam memahami materi. Guru
mempersiapkan kelas dan membantu pembentukan kelompok. Guru
berinteraksi dengan sebagian siswa untuk memperjelas cara kerja
kelompok, tugas yang harus dikerjakan, kebersamaan dan tujuan dari
pembelajaran sehingga siswa mempunyai konsep yang jelas mengenai
arah kegiatan pembelajaran. Namun demikian, pada saat guru
menjelaskan materi kebijakan perdagangan internasional belum
menggunakan peragaan (contoh-contoh kebijakan pemerintah). Di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
samping itu, guru pada waktu sebelum pembelajaran dimulai belum
melakukan kegiatan pre-test dan memberikan tugas atau PR. Oleh sebab
itu, waktu guru tersita hanya untuk mempersiapkan kelas, menjelaskan
kegiatan pembelajaran, mengaktifkan dan memotivasi siswa. Secara
umum dapat dikatakan bahwa langkah atau jenis kegiatan guru belum
seluruhnya dilakukan. Pada siklus ketiga, guru lebih sering memantau
kegiatan kelompok dibandingkan dengan siklus kedua.
2) Pengamatan terhadap kelas.
Pengamatan terhadap kelas dilakukan oleh peneliti mulai dari
awal sampai dengan akhir pembelajaran. Aktivitas siswa di kelas
selama kegiatan belajar mengajar dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.10 Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa di Kelas pada Siklus III
No. Butir-butir Sasaran Ya Tidak 1. Siswa siap mengikuti proses pembelajaran √ 2. Siswa memperhatikan penjelasan guru √ 3. Siswa menanggapi pembahasan pelajaran √ 4. Siswa mencatat hal-hal penting √ 5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik √ 6. Siswa siap duduk di mejanya pada waktu pelajaran
dimulai. √
7. Siswa mengucapkan salam √ 8. Siswa tenang pada waktu guru menjelaskan √ 9. Siswa berbisik-bisik pada waktu guru menjelaskan. √ 10. Siswa sering mengajukan pertanyaan √ 11. Siswa asyik mengobrol bila guru menjelaskan √ 12. Siswa asyik bekerja bila diberi tugas √ 13. Siswa patuh pada tata tertib √ 14. Siswa siap dengan buku/alat pelajaran √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
15. Siswa puas pada akhir pelajaran √ Sumber: (Lampiran 7c:203)
Tabel 5.10 menunjukkan bahwa suasana di Kelas XI IPS2 sudah
berjalan dengan baik dan sangat mendukung kegiatan belajar mengajar.
Hal ini ditunjukkan dari 15 uraian kegiatan, sebanyak 93,33% (diperoleh
dari 14/15 x 100%) komponen terkategorikan positif dan 6,07%
(diperoleh dari 1/15 x 100%) termasuk ke dalam kategori negatif.
Dengan demikian tingkat aktivitas siswa di dalam kelas mendukung
positif kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri. Pada
siklus ketiga, capaian skor aktivitas siswa di kelas mengalami
peningkatan sebesar 20% dari siklus kedua. Hal ini disebabkan oleh guru
mampu mengelola kelas dengan baik sehingga kegiatan belajar mengajar
berlangsung dengan tertib.
d. Refleksi.
Pada tahap ini, dilaksanakan analisis, evaluasi, pemaknaan dan
penyimpulan hasil observasi terhadap partisipasi, motivasi dan hasil belajar
siswa. Refleksi dilakukan pada akhir kegiatan belajar mengajar dan juga
sebagai refleksi pada akhir siklus pertama. Hasil refleksi siklus pertama dapat
dilihat sebagai berikut .
1) Kesan guru mitra terhadap perangkat pembelajaran dan penggunaan
pembelajaran metode inquiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 5.11 Kesan Guru Mitra terhadap Perangkat Pembelajaran danPenggunaan
Pembelajaran Metode Inquiri Siklus III
Nama : Drs. Dwi Anggoro Hari, tanggal : Senin, 31 Maret 2008 Materi : Kebijakan Pemerintah No. Uraian Komentar 1. Penilaian guru terhadap komponen
pembelajaran. a. Materi ajar b. Lembar Kerja Siswa (LKS) c. Soal kuis d. Kunci soal e. Tes Hasil Belajar f. Suasana kelas g. Contoh RPP h. Cara kerja siswa i. Keterampilan kontekstual yang dilatihkan.
a. Baik b. Baik c. Cukup d. Cukup e. Baik f. Baik g. Cukup h. Baik i. Baik
2. Selama kerja kelompok siswa a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- idenya d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengobrol sendiri pada waktu mengerjakan. f. Mengacaukan kegiatan
a. Ya b. Ya c. Ya d. Ya e. Tidak f. Tidak
3. Keuntungan yang diperoleh dalam merencanakan dan menerapkan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode inquiri.
Siswa senang karena tidak bosan dalam mengikuti belajar mengajar, kreatif dan aktif.
4. Hambatan yang mungkin akan ditemui jika nanti guru dakan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran metode inquiri seperti yang telah dilakukan.
Perencanaan waktu yang terbatas.
5. Apakah siswa termotivasi untuk mengikuti KBM yang telah dilakukan dan KBM berikutnya yang akan dilakukan?
Ya
Sumber : (Lampiran 10c:215)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Tabel 5.11 menunjukkan kesan guru mitra terhadap perangkat
pembelajaran metode inquiri. Dapat dilihat bahwa dari 9 (sembilan)
komponen pembelajaran, sebanyak 66,67% (diperoleh dari 6/9 x 100%)
komponen terkategorikan baik dan 33,33% (diperoleh dari 3/9 x 100%)
termasuk ke dalam kategori cukup baik. Siswa mendukung positif
kegiatan pembelajaran metode inquiri. Hal ini terlihat dengan cara siswa
turut aktif dalam kerja kelompok, tidak mengobrol sendiri pada waktu
mengerjakan ataupun mengacaukan kegiatan. Di samping itu, siswa
juga mendapatkan keuntungan yaitu siswa senang karena tidak bosan
dalam mengikuti belajar-mengajar dan termotivasi untuk mengikuti
KBM selanjutnya seperti yang telah dilakukan pada siklus kedua.
Namun demikian, waktu yang direncanakan terbatas menjadi hambatan
dalam pembelajaran metode inquiri pada siklus pertama ini. Semua
kegiatan pembelajaran dilakukan dengan waktu cepat dan tergesa-gesa
sehingga untuk sebagian kelompok tidak sempat untuk menampilkan
hasil diskusinya.
2) Kesan siswa terhadap perangkat pembelajaran dan penggunaan
pembelajaran metode inquiri.
Tabel 5.12 Kesan Siswa terhadap Perangkat Pembelajaran danPenggunaan
Pembelajaran Metode Inquiri Siklus III
No. Uraian Komentar 1. Dengan metode inquiri, apakah kamu Sebanyak 94,74% siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
menjadi termotivasi untuk belajar dan mengikuti KBM (kegiatan belajar mengajar) berikutnya seperti yang telah kamu ikuti?
termotivasi untuk belajar dan 5,26 % belum termotivasi untuk belajar.
2. Metode apa saja yang biasa dipakai oleh guru untuk mengajar?
Sebanyak 67,57% siswa mengatakan metode ceramah dan latihan soal, 21,62% mengatakan tanya jawab dan selebihnya mengatakan ceramah, tanya jawab dan latihan soal.
3. Dengan metode inquiri, hambatan apa yang kamu temui selama mengikuti kegiatan pembelajaran?
Sebanyak 10,53% siswa mengatakan kurang konsentrasi, 65,79% siswa mengatakan waktu terbatas, 15,79% siswa kurang jelas dengan materi, 13,16% siswa mengatakan ada faktor lain.
4. Keuntungan yang kamu peroleh dalam pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri.
Sebanyak 76,32% siswa mengatakan bisa bekerja sama, tukar pendapat dengan orang lain & lebih tervariasi dalam belajar, 23,68% mengatakan senang dan ramai.
No. Uraian Ya Tidak 5. Selama kerja kelompok, kamu :
a. Mendengarkan orang lain b. Mengajukan pertanyaan c. Mengorganisasikan ide- ide d. Mengorganisasikan kelompok e. Mengobrol sendiri pada waktu
mengerjakan. f. Mengacaukan kegiatan.
94,74% 28,95% 78,95% 81,58%
- -
5,26% 71,05% 21,05% 18,42% 100%
100%
Sumber : (Lampiran 11c:219).
Tabel 5.12 menunjukkan kesan siswa terhadap perangkat
pembelajaran metode inquiri pada siklus ketiga. Sebanyak 94,74% siswa
termotivasi untuk belajar dengan menggunakan metode inquiri dan
mengalami kenaikan sangat besar (22,52%) dibandingkan pada siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
sebelumnya. Tampak pada tabel sebanyak 76,32% siswa mengatakan
bisa bekerja sama, tukar pendapat dengan orang lain dan lebih bervariasi
dalam belajar, 23,68% mengatakan senang dan ramai dengan
pembelajaran metode inquiri. Dari keterangan di atas, terjadi peningkatan
persentase siswa sebesar 65,79% siswa menyatakan waktu terbatas dan
13,16% siswa mengalami faktor lain. Pada Tabel 5.12 tampak bahwa
sebesar 94,74% siswa mendengarkan orang lain, 28,95% siswa
mengajukan pertanyaan. 78,95% siswa mengorganisasikan ide- idenya,
81,58% siswa mengorganisasikan kelompok dan tidak ada siswa yang
mengobrol sendiri pada waktu mengerjakan ataupun mengacaukan
kegiatan dalam proses belajar mengajar. Pada siklus III dapat
disimpulkan sebagai berikut.
a. Aktivitas guru pada pembelajaran kebijakan perdagangan
internasional belum tampak menggunakan peragaan, akan tetapi pada
siklus III ini guru lebih sering memantau kegiatan kelompok
dibandingkan dengan siklus II (Tabel 5.9:94).
b. Aktivitas siswa di dalam kelas mendukung positif kegiatan
pembelajaran dengan metode inquiri, ditunjukkan dengan pencapaian
skor mengalami peningkatan sebesar 20% dari siklus II hal ini
disebabkan oleh guru mampu mengelola kelas dengan baik sehingga
kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan tertib (Tabel 5.10:95).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
c. Motivasi belajar siswa pada kategori tinggi siklus III dibandingkan
dengan siklus II, terdapat kenaikan sebesar 3,07%, kenaikan ini
didasarkan karena antusias siswa dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran dengan metode inquiri pada materi kebijakan
pemerintah di bidang perdagangan internasional, sehingga membuat
siswa termotivasi pada keyakinan untuk tidak mudah putus asa,
memiliki sifat mandiri tidak mudah menyerah dan memiliki niat
yang baik dalam belajar (Tabel 5.28:133).
d. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus III lebih tinggi dibandingkan
dengan siklus II. Bila dilihat dari perolehan skor siklus II, terdapat
kenaikan sebesar 50,3%. Secara umum dapat dikatakan bahwa
penerapan pembelajaran dengan metode inquiri berdampak pada
pencapaian hasil belajar siswa pada pelajaran ekonomi yang tuntas
pada siklus III. Pada siklus III dapat disimpulkan bahwa keberhasilan
pembelajaran dengan metode inquiri disebabkan karena faktor materi
pembelajaran yang disajikan cukup mudah untuk dipahami (Tabel
5.31:140).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
B. Analisis Pengaruh Penggunaan Metode Inquiri untuk Meningkatkan
Motivasi Belajar, Kualitas Proses dan Hasil Belajar Mata Pelajaran
Ekonomi.
Sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode inquiri, peneliti
mengobservasi secara langsung proses belajar mengajar dengan tujuan untuk
mengetahui kualitas proses belajar dan hasil ulangan harian rata-rata kelas sebelum
menggunakan metode inquiri. Berikut ini akan diuraikan hasil observasi sebelum
menggunakan metode inquiri.
1. Kualitas Proses Belajar Guru
Kualitas proses merupakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan
suatu hasil belajar yang bermutu sesuai dengan langkah-langkah yang dilakukan
dengan sengaja, dengan sadar dan terorganisir baik dengan tujuan untuk
kelangsungan proses belajar mengajar yang lebih maju. Aktivitas guru di kelas
selama kegiatan belajar mengajar sebelum menggunakan metode inquiri dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 5.13 Aktivitas Guru di Kelas Sebelum Penggunaan Metode Inquiri
Kelas : XI IPS2 Mata Pelajaran : Perdagangan Internasional Jam ke : 3 Hari, tanggal : Sabtu, 24 Maret 2008
No. Butir-butir Sasaran Ya Tidak 1. Guru membuka pelajaran √ 2. Guru mengabsen/menyebut nama siswa √ 3. Suara guru jelas √ 4. Guru memakai media √ 5. Guru memakai alat peraga √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
6. Guru sering bertanya kepada siswa √ 7. Pertanyaan guru diajukan ke perorangan √ 8. Pertanyaan guru diajukan kepada kelas √ 9. Guru memanfaatkan penguatan √ 10. Guru memberi tugas rumah √ 11. Sikap guru serius √ 12. Sikap guru santai √ 13. Guru menulis di papan tulis √ 14. Guru umumnya duduk di kursi √ 15. Guru sering berjalan ke belakang, ke samping
dan ke tengah. √
16. Guru membuat rangkuman pelajaran √ Sumber : (Lampiran 1:162)
Tabel 5.13 di atas menunjukkan aktivitas guru di kelas selama proses
pembelajaran yang berlangsung sebelum penggunaan metode inquiri. Tampak
pada tabel bahwa guru sudah membuka pelajaran, mengabsen/menyebut nama,
sering bertanya kepada siswa, dalam memberikan penjelasan dengan suara jelas,
bersikap serius namun santai. Namun demikian, pada saat pemberian pelajaran
guru belum memakai media, alat peraga. Keberadaan guru monoton di depan
kelas, tidak berjalan ke belakang, ke samping dan ke tengah sehingga posisi
siswa hanya duduk di bangku dan berfokus memandang ke depan. Di samping
itu, guru sering bertanya kepada siswa dimana pertanyaan guru diajukan ke
perorangan dan tidak diajukan kepada seluruh siswa yang berada di kelas. Guru
belum memberikan penguatan, memberi tugas rumah dan belum ada rangkuman
di akhir pelajaran selama proses belajar mengajar berakhir. Sementara pada tabel
berikut disajikan tentang hasil analisis kualitas pembelajaran sebelum
menggunakan metode inquiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tabel 5.14 Kualitas Pembelajaran Sebelum Penggunaan Metode Inquiri
Kelas : XI IPS2 Mata Pelajaran : Perdagangan Internasional Jam ke : 3 Hari, tanggal : Sabtu, 24 Maret 2008
No. Aspek yang Dinilai Nilai (1-10) A Perencanaan 1. Kemampuan merumuskan tujuan 7 2. Kemampuan menganalisis materi pembelajaran 7 3. Kemampuan merancang kegiatan pembelajaran 7 4. Kemampuan menyusun alat evaluasi -
Nilai rata-rata A 5,25 B Proses Pembelajaran 1. Kemampuan membuka pelajaran secara bermakna 7 2. Kemampuan melaksanakan inti pembelajaran :
a. Penguasaan materi pembelajaran b. Kemampuan menjelaskan c. Kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan d. Kemampuan mengaktifkan siswa e. Kemampuan mengelola kelas f. Kemampuan memotivasi (memberi semangat)
siswa. g. Kemampuan memanfaatkan media dan sumber
belajar.
8 7 6 8 7 8 7
Nilai rata-rata butir 2 7,29 3. Kemampuan menutup proses pembelajaran 5
Nilai aspek pembelajaran 6,26 Nilai kategori CUKUP
Sumber : (Lampiran 2:164). Keterangan :
Skor Nilai Mutu 8,1 – 10 Sangat baik 6,6 – 8 Baik
5,6 – 6,5 Cukup 4,6 – 5,5 Kurang
< 4,6 Kurang Sekali Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Tabel 5.14 di atas menunjukkan penilaian peneliti tentang kualitas
pembelajaran sebelum menggunakan metode inquiri. Tampak pada tabel bahwa
skor tertinggi terletak pada komponen penguasaan materi pembelajaran,
kemampuan mengaktifkan siswa dan memotivasi (memberi semangat) yang
dilakukan oleh guru. Namun penilaian peneliti tentang kualitas pembelajaran skor
terendah tampak pada kemampuan menutup proses pembelajaran dan
kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini disebabkan karena guru
mitra belum memberikan rangkuman di akhir pelajaran dan pemberian
pertanyaan hanya diberikan ke perorangan, dalam artian hanya diberikan kepada
siswa yang aktif. Pada hasil observasi kualitas pembelajaran sebelum
menggunakan metode inquiri tergolong dalam kategori cukup dengan pencapaian
nilai pembelajaran 6,26.
2. Hasil Ulangan Harian Belajar Siswa
Hasil belajar siswa merupakan tingkat baik buruknya atau keadaan mutu atau
hasil belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian siswa pada mata pelajaran.
Berikut ini disajikan tabel tentang hasil analisis ketuntasan belajar siswa sebelum
menggunakan metode inquiri pada pelajaran ekonomi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Tabel 5.15 Daftar Nilai Kelas XI IPS2
Semester Gasal Tahun Pelajaran 2007/2008 Mata Pelajaran Ekonomi
No. NIS Nama Nilai Tuntas Belum Standar
(Sekolah) Tuntas Belum Standar
(PAP II) 1. 1354 Achmad Ainun Najib 63 √ ≥ 62 √ ≥ 66 2. 1355 Adi Firmansyah 64 √ ≥ 62 √ ≥ 66 3. 1358 Agus Hartanto 66 √ ≥ 62 √ ≥ 66 4. 1360 Agustna Putri Mirnasan 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 5. 1207 Angga Saputra 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 6. 1365 Anik Kisniyati 72 √ ≥ 62 √ ≥ 66 7. 1377 Budi Linda Utami 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 8. 1379 Danan Sri Mulyono 59 √ ≥ 62 √ ≥ 66 9. 1382 Dedek Prihatin 59 √ ≥ 62 √ ≥ 66 10. 1385 Dian Aryanti 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 11. 1389 Eka Wiwin F. 62 √ ≥ 61 √ ≥ 66 12. 1390 Eni Astutik 63 √ ≥ 62 √ ≥ 66 13. 1393 Erin Fitria Sari 71 √ ≥ 62 √ ≥ 66 14. 1395 Fauzan Rifa’i 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 15. 1397 Fina Zuliyana 67 √ ≥ 62 √ ≥ 66 16. 1400 Hari Anggoro Adi 68 √ ≥ 62 √ ≥ 66 17. 1401 Harsono 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 18. 1420 Leslie Aida Christie L. 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 19. 1422 Lina Tri Astuti 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 20. 1424 Liza Fitriana Retnawati 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 21. 1430 Mochamad Yulianto 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 22. 1443 Nur Amin 64 √ ≥ 62 √ ≥ 66
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
No. NIS Nama Nilai Tuntas Belum Standar
(Sekolah) Tuntas Belum Standar
(PAP II) 23. 1447 Nurul Hidayatun 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 24. 1449 Nurwanto 58 √ ≥ 62 √ ≥ 66 25. 1453 Rafika Sari 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 26. 1457 Restu Bachtiar 57 √ ≥ 62 √ ≥ 66 27. 1462 Risma Fitri Atina 63 √ ≥ 62 √ ≥ 66 28.. 1469 Selwita Syak’ifah Dewi 73 √ ≥ 62 √ ≥ 66 29. 1473 Siska Herlinda 66 √ ≥ 61 √ ≥ 66 30. 1475 Siti Munjianah 68 √ ≥ 62 √ ≥ 66 31. 1482 Subur Uning Wasono 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 32, 1490 Tia Ade Utami 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 33. 1497 Wahyu Dwi Prastowo 58 √ ≥ 61 √ ≥ 66 34. 1498 Wahyu Tri Utami 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 35. 1505 Yuanita Purbandini 63 √ ≥ 62 √ ≥ 66 36. 1507 Yudi Astika 64 √ ≥ 62 √ ≥ 66 37. 1508 Yulio Firman Arif 62 √ ≥ 62 √ ≥ 66 38. 1509 Yuni Astuti 67 √ ≥ 62 √ √ ≥ 66 39. 1401 Yuni Resmiyatun 64 √ ≥ 62 √ ≥ 66 Jumlah siswa 39 39 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 32 10 Persentase ketuntasan kelas 82,05% 25,64% Kriteria ketuntasan kelas Sudah tuntas Kurang tuntas
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Tabel 5.15 menunjukkan hasil belajar pada semester gasal mata pelajaran
Ekonomi. Tampak pada tabel bahwa sebesar 82,05% siswa tuntas dalam mata
pelajaran berdasarkan standar sekolah. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 62 sebesar
32 siswa (82,05%) dan siswa yang memperoleh nilai ≤ 62 sebesar 7 siswa
(17,95%). Namun berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP II), menurut
peneliti pada Tabel 5.15 sebesar 25,64% siswa tuntas dalam mata pelajaran
ekonomi. Siswa yang memperoleh nilai ≥ 66 sebesar 10 siswa (25,64%),
sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≤ 66 sebesar 29 siswa (74,36%). Secara
umum dapat dikatakan bahwa nilai hasil belajar rata-rata siswa berdasarkan
standar sekolah ≥ 62 sudah tuntas (82,05), sedangkan berdasarkan standar PAP II
≥ 66 kurang tuntas (25,64%).
Setelah observasi sebelum penggunaan metode inquiri berlangsung,
kemudian peneliti menerapkan penggunaan metode inquiri yang dilakukan dalam
tiga siklus atau tiga kali pertemuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
metode inquiri terhadap motivasi kualitas proses, dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran ekonomi.
a. Siklus I
1) Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegairahan belajar, pengaruh dan
memperkuat tingkah laku pada kegiatan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Variabel motivasi belajar meliputi ketekunan, adanya keinginan dan
keyakinan serta niat yang besar untuk meningkatkan hasil belajar.
Berikut ini disajikan tabel tentang hasil analisis angket motivasi siswa
terhadap model pembelajaran metode inquiri pada siklus I.
Tabel 5.16 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa
Terhadap Metode Inquiri Tipe Siklus I
No. Responden
Skor Kategori
1. 4,6 Tinggi 2. 2,8 Cukup 3. 3,8 Tinggi 4. 2,2 Cukup 5. 1,8 Kurang 6. 3,6 Tinggi 7. 3,8 Tinggi 8. 4,6 Tinggi 9. 4 Tinggi 10. 4 Tinggi 11. 4 Tinggi 12. 4,2 Tinggi 13. 4 Tinggi 14. 2,6 Cukup 15. 4,8 Tinggi 16. 3,4 Tinggi 17. 4,4 Tinggi 18. 0 - 19. 4 Tinggi 20. 4,2 Tinggi 21. 1,8 Tinggi 22. 2,6 Cukup 23. 3,4 Tinggi 24. 4,4 Tinggi 25. 3,4 Tinggi 26. 4 Tinggi 27. 2,8 Cukup 28. 4,2 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
29. 3,4 Tinggi 30. 4 Tinggi 31. 0 - 32. 3,6 Tinggi 33. 4,6 Tinggi 34. 3,2 Tinggi 35. 4,4 Tinggi 36. 4 Tinggi 37. 3,8 Tinggi 38. 4 Tinggi 39. 4,2 Tinggi
83,78% Motivasi tinggi 13,5% Motivasi cukup 2,70% Motivasi kurang
Sumber :(Lampiran 13a:208)
Tabel 5.16 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak
mempunyai motivasi untuk belajar. Ini terbukti pada tabel 5.16 , sebagian
besar siswa (83,78%) mempunyai motivasi yang tinggi, sebesar (13,5%)
siswa mempunyai motivasi yang cukup, dan sebagian besar siswa
(2,70%) mempunyai motivasi yang kurang. Pada siklus I merupakan
awal perkenalan pembelajaran metode inquiri. Hal ini menumbuhkan
motivasi siswa untuk belajar karena siswa antusias dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran, sehingga skor motivasi belajar pada siklus I
masuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil angket, hampir semua
siswa mempunyai dorongan atau tekun adanya keinginan untuk belajar
walaupun dorongan itu berasal dari dalam maupun luar diri siswa. Siswa
mempunyai keyakinan tidak mudah putus asa, memiliki sifat mandiri,
tidak mudah menyerah dan memiliki niat yang baik dalam belajar. Siswa
senang dalam memecahkan masalah walaupun mengalami kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
2) Kualitas Proses Belajar.
Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat
diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Kualitas proses
merupakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan suatu hasil
belajar yang bermutu sesuai dengan langkah- langkah yang dilakukan
dengan sengaja, dengan sadar dan dengan terorganisir baik dengan tujuan
untuk kelangsungan proses belajar mengajar yang lebih maju. Yang
dimaksud dengan proses belajar dalam penelitian ini adalah kualitas
pembelajaran guru dan penampilan personal dan sosial siswa selama
pembelajaran berlangsung. Berikut ini disajikan tabel tentang hasil
analisis penilaian kualitas pembelajaran metode inquiri pada siklus I.
Tabel 5-17 Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus I
No. Aspek Yang Dinilai Nilai (1-10) A. Perencanaan
1. Kemampuan merumuskan tujuan 7 2. Kemampuan menganalisis materi pembelajaran 7 3. Kemampuan merancang kegiatan pembelajaran 7 4. Kemampuan menyusun alat evaluasi 7
Nilai rata-rata A 7 B. Proses Pembelajaran
1. Kemampuan membuka pelajaran secara bermakna 8 2. Kemampuan melaksanakan inti pembelajaran
a. Penguasaan materi pembelajaran b. Kemampuan menjelaskan c. Kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan d. Kemampuan mengaktifkan siswa e. Kemampuan mengelola kelas f. Kemampuan memotivasi (memberi semangat) siswa g. Kemampuan memanfaatkan media dan sumber belajar.
8 7 7 8 7 8 7
Nilai rata-rata butir 2 7,4 3. Kemampuan menutup proses pembelajaran 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Sumber : (Lampiran 9a:191)
Skor total 7.43 Nilai kategori Baik
Keterangan : Skor Nilai Mutu
8,1 – 10 Sangat baik 6,6 – 8 Baik
5,6 – 6,5 Cukup 4,6 – 5,5 Kurang
< 4,6 Kurang Sekali Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
Tabel 5.17 di atas menunjukkan penilaian peneliti terhadap kualitas
pembelajaran pada saat guru melakukan pembelajaran dari awal sampai
akhir pembelajaran. Tampak pada tabel 5.17 bahwa skor tertinggi
terletak pada komponen aspek kemampuan guru dalam membuka
pelajaran secara bermakna, penguasaan guru dalam materi pembelajaran,
kemampuan mengaktifkan siswa, kemampuan memotivasi (memberi
semangat) pada siswa dan kemampuan menutup proses pembelajaran
sehingga proses belajar mengajar menjadi bermakna dan siswa menjadi
terfokus dalam pelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan skor total 7,43.
Menurut peneliti dalam penilaian kualitas pembelajaran yang dilakukan
guru dengan metode inquiri berkategorikan baik. Sementara pada tabel
berikut disajikan tentang hasil analisis penilaian penampilan personal dan
sosial siswa pada pembelajaran metode inquiri.
Tabel 5.18 Penilaian Penampilan Personal dan Sosial Siswa Siklus I
No. Komponen Yang Dinilai Nilai (1-10) 1. Kedisiplinan 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
2. Rasa tanggung jawab 7 3. Kesungguhan melakukan tugas yang diberikan guru 7 4. Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sekolah 6 5. Ketepatan waktu (kehadiran, penyelesaian tugas) 7 6. Kemampuan bekerjasama dengan guru dan teman-
teman dalam kelompok 7
7. Kerapihan berpakaian 8 8. Kesungguhan memperbaiki kesalahan atau
kekurangan selama proses belajar. 7
Skor rata-rata 7 Nilai kategori Baik
Sumber : (Lampiran 8a:187)
Keterangan Skor Nilai Mutu
8,1 – 10 Sangat baik 6,6 – 8 Baik
5,6 – 6,5 Cukup 4,6 – 5,5 Kurang
< 4,6 Kurang Sekali Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
Kualitas pembelajaran secara umum dikategorikan baik sebagaimana
tersaji pada Tabel 5.17, didukung oleh hasil penilaian penampilan
personal dan sosial siswa sebagaimana tersaji pada Tabel 5.18. Tabel di
atas menunjukkan bahwa penampilan personal dan sosial siswa dalam
pembelajaran metode inquiri terkategorikan baik. Hal ini ditunjukkan
skor rata-rata dengan jumlah nilai 7. Menurut pendapat peneliti, siswa
dalam pembelajaran metode inquiri pada siklus I seluruh siswa memiliki
fokus perhatian terhadap materi perdagangan internasional. Hal ini
tampak dari personal dan sosial siswa dalam melakukan tugas yang
diberikan guru dilakukan dengan rasa tanggung jawab, kedisiplinan,
kemampuan bekerjasama dengan guru dan teman-teman dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
berkelompok dan kesungguhan memperbaiki kesalahan atau kekurangan
selama proses belajar. Namun keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan
sekolah tidak semua siswa mengikuti kegiatan yang ada di sekolah. Hal
ini disebabkan karena padatnya pelajaran yang ada pada kelas XI dan
terfokusnya siswa dalam belajar.
3) Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai seseorang pada tingkat dan jenis tertentu
akan memberikan kepuasan dalam hidupnya, khususnya bagi yang
berada di bangku sekolah. Hasil belajar siswa merupakan tingkat baik
buruknya atau keadaan mutu atau hasil belajar siswa berdasarkan hasil
ulangan harian siswa. Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa dalam
penelitian ini adalah hasil perolehan nilai siswa dalam mengerjakan kuis
yang dilakukan setelah pembahasan selesai. Berikut ini disajikan tabel
tentang hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus I.
Tabel 5.19 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus I
K e l a s : XI IPS2 Mata Pelajaran : Ekonomi Standar Kompetensi : Memahami perekonomian terbuka Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan faktor- faktor pendorong perdagangan internasional. Tanggal Evaluasi : 31 Maret 2008
Ketuntasan Belajar No. NIS Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Standar Tuntas Belum Standar
(PAP 11) 1. 1354 Achmad Ainun
N 50 √ √ ≥ 62 √ ≥ 66
2. 1355 Adi Firmansyah 70 √ √ ≥ 62 √ ≥ 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3. 1358 Agus Hartanto 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 4. 1360 Agustina Putri 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 5. 1207 Angga Saputra 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 6. 1365 Anik
Kisniyawati 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66
7. 1377 Budi Linda U. 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 8. 1379 Danan Sri M. 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 9. 1382 Dedek Prihatin 100 √ ≥ 62 √ ≥ 66 10. 1385 Dian Aryanti 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 11. 1389 Eka Wiwin F. 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 12. 1390 Eni Astutik 50 √ ≥ 62 √ ≥ 66 13. 1393 Erin Fitria Sari 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 14. 1395 Fauzan Rifai 40 √ ≥ 62 √ ≥ 66 15. 1397 Fina Zuliyana 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 16. 1400 Hari Anggoro
A. 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66
17. 1401 Harsono 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 18. 1420 Leslie Aida
C.L. - - - ≥ 62 - - ≥ 66
19. 1422 Lina Tri Astuti 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 20. 1424 Liza Fitriana R. 100 √ ≥ 62 √ ≥ 66 21. 1430 M. Yulianto 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 22. 1443 Nur Amin 50 √ ≥ 62 √ ≥ 66 23. 1447 Nurul
Hidayatun 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66
24. 1449 Nurwanto 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 25. 1453 Rafika Sari 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 26. 1457 Restu Bachtiar 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 27. 1462 Risma Fitri A. 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 28. 1469 Selwita S. Dewi 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 29. 1473 Siska Herlinda 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 30. 1475 Siti Munjianah 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 31. 1482 Subur Uning W. - - - ≥ 62 - ≥ 66 32. 1490 Tia Ade Utami 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 33. 1497 Wahyu Dwi P. 40 √ ≥ 62 √ ≥ 66 34. 1498 Wahyu Tri
Utami 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66
35. 1505 Yuanita P. 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 36. 1506 Yudi Asiska 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 37. 1507 Yulio Firman A. 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 38. 1508 Yun Astuti 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 39. 1509 Yuni
Resmiyatun 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66
Jumlah siswa 37 37 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 20 20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Presentase ketuntasan kelas 54,05% 54,06% Kriteria ketuntasan kelas Cukup tuntas Cukup tuntas
Sumber : (Lampiran 14a:211)
Sementara pada tabel berikut disajikan tentang hasil analisis indeks
kesukaran soal pada siklus I.
Tabel 5.20 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus I
No. Item No.
Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1. 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 2. 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 3. 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 4. 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 5. 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 6. 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 7. 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 8. 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 9. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10. 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 11. 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 12. 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 13. 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 14. 0 1 1 0 0 0 1 0 1 0 15. 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 16. 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 17. 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 18. - - - - - - - - - - 19. 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 20. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21. 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 22. 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 23. 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 24. 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 25. 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 26. 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 27. 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 28. 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 29. 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 30. 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 31. - - - - - - - - - - 32. 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 33. 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 34. 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 35. 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 36. 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 37. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 38. 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 39. 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
Total 36 32 13 23 31 18 13 14 36 36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Jumlah siswa
38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Indeks Kesukar
an
0,95 0,64 0,34 0,61 0,82 0,47 0,34 0,37 0,95 0,93
Kategori Mudah Mudah Susah Sedang
Mudah
Susah Susah Susah Mudah Mudah
Perhitnngan : JSB
P =
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = Skor siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa peserta tes
Tabel 5.19 menunjukkan tingkat ketuntasan belajar siswa Kelas
XI IPS2 dalam materi perdagangan internasional pada siklus I adalah
54,05%. Hal ini disebabkan oleh materi yang disajikan mudah karena
sebelumnya materi pernah dipelajari, sehingga sebagian siswa tidak
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal kuis dan nilai yang
diperoleh sebagian siswa cukup tuntas. Fakta tersebut diperkuat dengan
adanya analisis butir soal yang telah dilakkan peneliti. Pada Tabel 5.20
tampak bahwa indeks kesukaran pada item soal nomor 1, 9 dan 10
sebesar 0,95 dan termasuk dalam kategori soal mudah. Item soal nomor 2
sebesar 0,85 dan termasuk dalam kategori soal mudah, item soal nomor 5
sebesar 0,85 dan termasuk dalam kategori soal mudah serta item soal
nomor 4 termasuk dalam kategori soal sedang. Sedangkan untuk item
soal nomor 3, 6, 7 dan 8 termasuk dalam kategori soal susah. Siswa yang
memperoleh nilai ≥ 62 (standar sekolah) sebesar 20 orang (54,05%) dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
siswa yang memperoleh nilai ≤ 62 (standar sekolah) sebesar 17 orang
(45,95%). Sedangkan berdasarkan standar PAP II nilai ≥ 66 sebesar 20
orang (54,05%) dan siswa yang memperoleh nilai ≤ 66 sebesar 17 orang
(45,95%). Secara umum dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran
dengan metode inquiri pada siklus I cukup mempengaruhi hasil belajar
siswa yang cukup tuntas.
Berikut ini disajikan tabel tentang kriteria keberhasilan berdasarkan
pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode inquiri pda siklus I.
Tabel 5.21 Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Pelaksanaan
Tindakan Pembelajaran dengan Metode Inquiri pada Siklus I Nama Sekolah : SMP Negeri 1 Dukun K e l a s : XI IPS2
No. Aspek Yang Dinilai Nilai (1-10)
Norma Pembelajaran
Jumlah
1. Hasil observasi berdasarkan penggunaan instrumen observasi (Lampiran 9a).
7.43 2 14.86
2. Penampilan personal dan sosial siswa (Lampiran 8a).
7 3 21
3. Hasil rata-rata ulangan harian seluruh siswa
6.55 3 19.65
Jumlah 8 55.51 Total skor rata-rata 6.94
Nilai kategori Berhasil Keterangan :
Skor Nilai Mutu 8,1 – 10 Sangat Berhasil 6,6 – 8 Berhasil
5,6 – 6,5 Cukup Berhasil 4,6 – 5,5 Kurang Berhasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
< 4,6 Sangat Kurang Berhasil Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
Tabel 5.21 menunjukkan kriteria keberhasilan berdasarkan
pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode inquiri. Berdasarkan
penelitian tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus I menunjukkan
kriteria keberhasilan dengan skor rata-rata 6,94 dan termasuk dalam
kategori berhasil. Hal ini ditunjukkan dari aspek hasil observasi
berdasarkan penggunaan instrumen observasi tentang penilaian kualitas
pembelajaran siklus I bahwa skor total yang dicapai 7,43 dan
terkategorikan baik. Tampak pada tabel (Lampiran 9a:191) kemampuan
guru mitra dalam membuka pelajaran, menguasai materi pembelajaran,
mampu memotivasi pada siswa dan mampu menutup proses
pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi bermakna dan
siswa menjadi terfokus dalam pelajaran. Didukung juga dengan
penampilan personal dan sosial siswa dengan skor total 7,00 dan
terkategorikan baik. Tampak pada tabel (Lampiran 8a:187) bahwa siswa
dalam pembelajaran metode inquiri pada siklus I seluruh siswa memiliki
fokus perhatian terhadap materi perdagangan internasional, dan hasil
rata-rata ulangan harian seluruh siswa pada siklus I mencapai skor rata-
rata 6,55 dihitung dari total skor siswa dibagi dengan jumlah siswa.
b. Siklus II
1) Motivasi Belajar Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegairahan belajar, pengaruh dan
memperkuat tingkah laku pada kegiatan belajar. Variabel motivasi
belajar meliputi ketekunan, adanya keinginan dan keyakinan serta niat
yang besar untuk meningkatkan hasil belajar. Berikut ini disajikan tabel
tentang hasil analisis angket motivasi siswa terhadap model pembelajaran
metode inquiri pada siklus II.
Tabel 5.22 Hasil Analisis Angket
Motivasi Belajar Siswa terhadap Metode Inquiri Tipe Siklus II
No.
Responden Skor Kategori
1. 4,6 Tinggi 2. 1,6 Kurang 3. 3,8 Tinggi 4. 0 - 5. 1,8 Kurang 6. 3,6 Tinggi 7. 3,8 Tinggi 8. 3,4 Tinggi 9. 4 Tinggi 10. 4 Tinggi 11. 4 Tinggi 12. 4,2 Tinggi 13. 4 Tinggi 14. 2,6 Cukup 15. 4,8 Tinggi 16. 3,4 Tinggi 17. 4,4 Tinggi 18. 4,2 Tinggi 19. 4 Tinggi 20. 4,2 Tinggi 21. 1,8 Kurang 22. 2,6 Cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
23. 3,4 Tinggi 24. 4 Tinggi 25. 3,4 Tinggi 26. 4 Tinggi 27. 2,8 Cukup 28. 4,2 Tinggi 29. 3,4 Tinggi 30. 4 Tinggi 31. 4,6 Tinggi 32. 4,2 Cukup 33. 0 - 34. 3,2 Tinggi 35. 4,4 Tinggi 36. 0 - 37. 3,8 Tinggi 38. 4 Tinggi 39. 4,2 Tinggi
80,56% Motivasi tinggi 11,11% Motivasi cukup 8,33% Motivasi kurang
Sumber : (Lampiran 13b:209)
Keterangan : Penggolongan Kelas Interval
Skor Kategori
4,1 – 5 3,1 – 4 Motivasi tinggi
2,1 – 3 Motivasi cukup 1,1 – 2 0 – 1 Motivasi kurang
Total 5.22 di atas menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak
mempunyai motivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan metode
inquiri pada siklus kedua. Hal ini ditunjukkan dengan 80,56% siswa
mempunyai motivasi yang tinggi, 11,11% siswa memiliki motivasi yang
cukup dan 8,33% siswa memiliki motivasi yang kurang. Skor motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
belajar siswa dengan penggunaan metode inquiri pada kategori motivasi
tinggi mengalami penurunan sebesar 3,22% dari siklus pertama. Peneliti
menduga bahwa penurunan ini disebabkan karena kurangnya konsentrasi
siswa dan banyaknya materi yang dipelajari. Pada sesi diskusi suasana di
dalam kelas cukup ramai, pemahaman materi yang kurang dan waktu
yang terbatas, sehingga konsentrasi dan pemahaman belajar siswa
terganggu yang menyebabkan motivasi belajar siswa menjadi kurang
pada siklus II.
2) Kualitas Proses Belajar
Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat
diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Kualitas proses
merupakan proses belajar-mengajar untuk meningkatkan suatu hasil
belajar yang bermutu sesuai dengan langkah- langkah yang dilakukan
dengan sengaja, dengan sadar dan dengan terorganisir baik dengan tujuan
untuk kelangsungan proses belajar-mengajar yang lebih maju. Yang
dimaksud dengan proses belajar dalam penelitian ini adalah kualitas
pembelajaran guru dan penampilan personal dan sosial siswa selama
pembelajaran berlangsung. Berikut ini disajikan tabel tentang hasil
analisis penilaian kualitas pembelajaran metode inquiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
Tabel 5.23 Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus II
No. Aspek Yang Dinilai Nilai (1-10)
A. Perencanaan 1. Kemampuan menggunakan tujuan 8 2. Kemampuan menganalisis materi
pembelajaran. 8
3. Kemampuan merancang kegiatan pembelajaran.
7
4. Kemampuan menyusun alat evaluasi.
6
Nilai rata-rata A 7.25 B. Proses Pembelajaran
1. Kemampuan membuka pelajaran secara bermakna.
8
Kemampuan melaksanakan inti pembelajaran.
a. Penguasaan materi pembelajaran 8 b. Kemampuan menjelaskan 7 c. Kemampuan bertanya dan
menjawab pertanyaan. 8
d. Kemampuan mengaktifkan siswa 7 e. Kemampuan mengelola kelas 7 f. Kemampuan memotivasi
(memberi semangat) siswa. 7
2.
g. Kemampuan memanfaatkan media dan sumber belajar.
7
Nilai rata-rata butir 2 7.29 3. Kemampuan menutup proses
pembelajaran. 5
Skor total 7.06 Nilai kategori Baik
Sumber : (Lampiran 9b:192)
Keterangan.
Skor Nilai Mutu 8,1 – 10 Sangat baik 6,6 – 8 Baik
5,6 – 6,5 Cukup 4,6 – 5,5 Kurang
< 4,6 Kurang Sekali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Tabel 5.23 di atas menunjukkan penilaian peneliti terhadap kualitas
pembelajaran pada saat guru melakukan dari awal sampai akhir
pembelajaran. Tampak pada tabel bahwa skor tertinggi terletak pada
komponen aspek kemampuan guru merumuskan tujuan pembelajaran,
menganalisis materi pembelajaran dan kemampuan membuka pelajaran
secara bermakna, penguasaan materi dan kemampuan menutup proses
pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan skor total sebesar 7,06 dan
masuk dalam kategori baik. Terjadi penurunan sebesar 0,37 dari siklus I.
Hal ini disebabkan karena pada waktu pelajaran berlangsung, guru mitra
lupa untuk menyiapkan alat evaluasi dan kurang konsentrasi dalam
mengaktifkan siswa dan memberi motivasi (semangat) pada siswa,
sehingga skor total yang diperoleh pada siklus II lebih rendah
dibandingkan siklus I. Sementara pada tabel berikut disajikan tentang
hasil analisis penilaian penampilan personal dan social siswa pada
pembelajaran metode inquiri.
Tabel 5.24 Penilaian Penampilan Personal dan Sosial Siswa Siklus II
No. Komponen Yang Dinilai Nilai (1-10) 1. Kedisiplinan 6 2. Rasa tanggungjawab 7 3. Kesungguhan melakukan tugas yang diberikan guru 7 4. Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sekolah 6 5. Ketepatan waktu (kehadiran, penyelesaian tugas) 6 6. Kemampuan bekerjasama dengan guru dan teman-
teman dalam kelompok 7
7. Kerapihan berpakaian 8 8. Kesungguhan memperbaiki kesalahan atau 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
kekurangan selama proses belajar. Skor rata-rata 6,75 Nilai kategori Baik
Sumber : (Lampiran 8b:188) Keterangan.
Skor Nilai Mutu 8,1 – 10 Sangat baik 6,6 – 8 Baik
5,6 – 6,5 Cukup 4,6 – 5,5 Kurang
< 4,6 Kurang Sekali Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
Kualitas pembelajaran secara umum dikategorikan baik sebagaimana
tersaji pada Tabel 5.23 didukung oleh hasil penilaian penampilan
personal dan sosial siswa sebagaimana tersaji pada Tabel 5.24. Tabel di
atas menunjukkan bahwa penampilan personal dan sosial siswa dalam
pembelajaran metode inquiri terkategorikan baik. Hal ini ditunjukkan
skor rata-rata dengan jumlah nilai 6,75. Menurut pendapat peneliti, siswa
dalam pembelajaran metode inquiri pada siklus II materi neraca
pembayaran dan kurs valuta asing mengalami penurunan skor rata-rata
0,25 dari siklus I. Hal ini disebabkan karena kurangnya kedisiplinan
siswa, ketepatan waktu (kehadiran) siswa dalam mengikuti pembelajaran
dan siswa lebih berkonsentrasi pada materi yang bersifat hitungan
daripada mempelajari materi yang bersifat teori.
3) Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai seseorang pada tingkat dan jenis tertentu
akan memberikan kepuasan dalam hidupnya, khususnya bagi yang
berada di bangku sekolah. Hasil belajar siswa merupakan tingkat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
buruknya atau keadaan mutu atau hasil belajar siswa berdasarkan hasil
ulangan harian siswa. Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa dalam
penelitian ini adalah hasil perolehan nilai siswa dalam mengerjakan kuis
yang dilakukan setelah pembahasan selesai. Berikut ini disajikan tabel
tentang hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Tabel 5.25 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus II
Kelas : XI IPS2 Mata Pelajaran : Ekonomi Standar Kompetensi : Memahami perekonomian terbuka Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing dan neraca pembayaran No. NIS Nama Nilai Tuntas Belum Standar
(Sekolah) Tuntas Belum Standar
(PAP II) 1. 1354 Achmad Ainun Najib 50 √ ≥ 62 √ ≥ 66 2. 1355 Adi Firmansyah 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 3. 1358 Agus Hartanto 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 4. 1360 Agustna Putri Mirnasan - - - - - - 5. 1207 Angga Saputra 30 √ ≥ 62 √ ≥ 66 6. 1365 Anik Kisniyati 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 7. 1377 Budi Linda Utami 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 8. 1379 Danan Sri Mulyono 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 9. 1382 Dedek Prihatin 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 10. 1385 Dian Aryanti 50 √ ≥ 62 √ ≥ 66 11. 1389 Eka Wiwin F. 60 √ ≥ 61 √ ≥ 66 12. 1390 Eni Astutik 50 √ ≥ 62 √ ≥ 66 13. 1393 Erin Fitria Sari 50 √ ≥ 62 √ ≥ 66 14. 1395 Fauzan Rifa’i 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 15. 1397 Fina Zuliyana 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 16. 1400 Hari Anggoro Adi 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 17. 1401 Harsono 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 18. 1420 Leslie Aida Christie L. 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 19. 1422 Lina Tri Astuti 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129 20. 1424 Liza Fitriana Retnawati 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 21. 1430 Mochamad Yulianto 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 22. 1443 Nur Amin 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 23. 1447 Nurul Hidayatun 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 24. 1449 Nurwanto 50 √ ≥ 62 √ ≥ 66 25. 1453 Rafika Sari 40 √ ≥ 62 √ ≥ 66 26. 1457 Restu Bachtiar 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 27. 1462 Risma Fitri Atina 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 28.. 1469 Selwita Syak’ifah Dewi 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 29. 1473 Siska Herlinda 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 30. 1475 Siti Munjianah 100 √ ≥ 62 √ ≥ 66 31. 1482 Subur Uning Wasono 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 32, 1490 Tia Ade Utami 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 33. 1497 Wahyu Dwi Prastowo - - - - - - - 34. 1498 Wahyu Tri Utami 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 35. 1505 Yuanita Purbandini 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 36. 1507 Yudi Astika - - - - - - - 37. 1508 Yulio Firman Arif 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 38. 1509 Yuni Astuti 50 √ ≥ 62 √ ≥ 66 39. 1401 Yuni Resmiyatun 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 Jumlah siswa 36 36 Jumlah siswa yang tuntas 16 16 Persentase ketuntasan siswa 44,44% 44,44% Kriteria ketuntasan kelas Belum tuntas Belum tunas Sumber : (Lampiran 14b:226)
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Sementara pada tabel berikut disajikan tentang hasil analisis indeks
kesukaran soal pada siklus II.
Tabel 5.26 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus I
No. Item No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 2. 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 3. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 4. - - - - - - - - - - 5. 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 6. 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 8. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 9. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 10. 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 11. 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 12. 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 13. 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 14. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 15. 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 16. 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 17. 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 18. 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 19. 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 20. 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 21. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 22. 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 23. 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 24. 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 25. 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 26. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 27. 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 28. 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 29. 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 30. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 31. 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 32. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 33. - - - - - - - - - - 34. 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 35. 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 36. - - - - - - - - - - 37. 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 38. 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 39. 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
Total 35 13 24 17 20 30 26 11 26 28 Jumlah siswa
36 36 36 36 36 36 36 36 36 36
Indeks Kesukaran
0,97 0,36 0,67 0,47 0,56 0,83 0,72 0,31 0,72 0,78
Kategori Mudah Susah Sedang Susah Susah Mudah Sedang Susah Susah Mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Perhitnngan : JSB
P =
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = skor siswa yang menjawab benar JS = jumlah siswa peserta tes
Tabel 5.25 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan
dalam bentuk kuis. Tampak pada tabel bahwa sebesar 44,44% siswa
tuntas dalam pembelajaran dengan metode inquiri pada siklus II. Siswa
yang memperoleh nilai ≥ 62 (standar sekolah) sebesar 16 orang (44,44%)
dan siswa yang mem-peroleh nilai ≤ 62 (standar sekolah) sebesar 20
orang (55,56%), sedangkan nilai ≥ 66 (standar PAP II) sebesar 16 orang
(44,44%) dan siswa yang mem-peroleh nilai ≤ 65 (standar PAP II)
sebesar 25 orang (55,63%). Menurut pendapat peneliti, materi yang
disajikan sangat banyak dan kurang dapat dipahami oleh siswa sehingga
siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari dan mengerjakan soal-
soal kuis dan nilai yang diperoleh siswa kurang baik. Fakta tersebut
didukung dengan adanya analisis butir soal yang tampak pada Tabel
5.26. Tabel tersebut menunjukkan bahwa indeks kesukaran pada item
soal nomor 1 sebesar 0,97 dan termasuk dalam kategori soal mudah,
item soal nomor 2 sebesar 0,36 dan termasuk dalam kategori soal susah,
item soal nomor 3 sebesar 0,67 dan termasuk dalam kategori soal sedang.
Item soal nomor 4 sebesar 0,47 dan termasuk dalam kategori soal susah,
item soal nomor 5 sebesar 0,56 dan termasuk dalam kategori soal susah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
item soal nomor 6 sebesar 0,83 dan termasuk dalam kategori soal mudah,
item soal nomor 10 sebesar 0,78 dan termasuk dalam kategori soal
mudah. Skor yang diperoleh pada siklus II lebih rendah dibandingkan
dengan skor siklus I. Bila dilihat dari perolehan skor siklus I, terdapat
penurunan sebesar 9,61%. Soal yang disajikan sebenarnya cukup mudah,
hanya saja kekurangpahaman siswa dalam memahami materi sehingga
dalam mengerjakan soal kuis siswa kurang teliti dalam mencerna soal
disebabkan karena banyaknya materi yang harus dipahami dan
dimengerti pada hari tersebut dan menyebabkan 20 orang siswa
mendapat nilai di bawah standar. Secara umum dapat dikatakan bahwa
penggunaan pembelajaran dengan metode inquiri pada siklus II kurang
berdampak pada pencapaian hasil belajar siswa yang belum tuntas.
Berikut ini disajikan tabel tentang kriteria keberhasilan berdasarkan
pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode inquiri pada siklus II.
Tabel 5.27 Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Pelaksanaan
Tindakan Pembelajaran dengan Metode Inquiri pada Siklus II Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Dukun Kelas : XI IPS2
No. Aspek/Unsur yang Dinilai Nilai
(1-10) Norma
Pembelajaran Jumlah
1. Hasil observasi berdasarkan penggunaan instrumen observasi (lampiran 9b).
7.06 2 14.12
2. Penampilan personal dan sosial siswa (lampiran 8b).
6.75 3 20.25
3. Hasil rata-rata ulangan 6.39 3 19.17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
harian seluruh siswa. Jumlah 53.54
Total skor rata-rata 6.69 Nilai kategori Berhasil
Keterangan :
Skor Nilai Mutu 8,1 – 10 Sangat Berhasil 6,6 – 8 Berhasil
5,6 – 6,5 Cukup Berhasil 4,6 – 5,5 Kurang Berhasil
< 4,6 Sangat Kurang Berhasil Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
Tabel 5.27 menunjukkan kriteria keberhasilan berdasarkan
pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode inquiri. Pada siklus II
dilkukan dengan tujuan untuk menggali kembali pemahaman tentang
metode pembelajaran inquiri. Menurut peneliti, skor yang diperoleh pada
siklus II lebih rendah dibandingkan dengan siklus I. Bila dilihat dari
perolehan skor rata-rata siklus I, terdapat penurunan sebesar 0,25. Hal ini
ditunjukkan dari aspek hasil observasi berdasarkan penggunaan
instrumen observasi tentang penilaian kualitas pembelajaran siklus II
bahwa skor total yang dicapai 7,06 dan terkategorikan baik akan tetapi
terjadi penurunan sebesar 0,37 dari siklus I. Hal ini disebabkan karena
pada waktu pelajaran berlangsung, guru mitra kurang menyiapkan alat
evaluasi, sehingga konsentrasi dalam mengaktifkan siswa dan memberi
motivasi pada siswa kurang tampak. Disamping itu juga penampilan
personal dan sosial siswa hanya mencapai skor total 6,75 mengalami
penurunan skor rata-rata 0,25 dari siklus II. Hal ini disebabkan karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
kurangnya kedisiplinan siswa, ketepatan waktu (kehadiran) siswa dan
siswa lebih berkonsentrasi pada materi yang bersifat hitungan sedangkan
pada saat kuis diadakan bahan yang diambil berupa soal-soal teori, dari
hal ini menyebabkan hasil rata-rata ulangan harian seluruh siswa pada
siklus II mencapai skor rata-rata 6,39 mengalami penurunan 0,16 dari
siklus I, dihitung dari total skor siswa dibagi dengan jumlah siswa. Pada
siklus II dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran dengan
metode inquiri belum berdampak pada motivasi belajar, kualitas proses
dan hasil belajar siswa.
c. Siklus III
1) Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegairahan belajar, pengaruh dan
memperkuat tingkah laku pada kegiatan belajar. variabel motivasi belajar
meliputi ketekunan, adanya keinginan dan keyakinan serta niat yang
besar untuk meningkatkan hasil belajar. Berikut ini disajikan tabel
tentang hasil analisis angket motivasi siswa terhadap model pembelajaran
metode inquiri pada siklus III.
Tabel 5.28 Hasil Analisis Angket Motivasi Belajar Siswa Terhadap Metode
Inquiri Sik lus III
No. Responden
Skor Kategori
1. 3,4 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
2. 4,2 Tinggi 3. 3,4 Tinggi 4. 3 Tinggi 5. 2,4 Cukup 6. 4 Tinggi 7. 2,6 Cukup 8. 4 Tinggi 9. 4 Tinggi 10. 4 Tinggi 11. 4 Tinggi 12. 4,8 Tinggi 13. 3,2 Tinggi 14. 3 Cukup 15. 4,2 Tinggi 16. 3,4 Tinggi 17. 4,6 Tinggi 18. 4 Tinggi 19. 4 Tinggi 20. 4,2 Tinggi 21. 4,2 Tinggi 22. 3,2 Tinggi 23. 3,6 Tinggi 24. 3,8 Tinggi 25. 3,2 Tinggi 26. 4 Tinggi 27. 3,2 Tinggi 28. 3,4 Tinggi 29. 4 Tinggi 30. 4,2 Tinggi 31. 3,6 Tinggi 32. 3,8 Tinggi 33. 0 - 34. 3,6 Tinggi 35. 4,2 Tinggi 36. 3,2 Tinggi 37. 3,6 Tinggi 38. 4 Tinggi 39. 4,2 Tinggi
92,11% Motivasi tinggi 7,89% Motivasi cukup
Sumber : (Lampiran 13c:210)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Keterangan :
Penggolongan Kelas Interval
Skor Kategori 4,1 – 5 3,1 – 4 Motivasi tinggi
2,1 – 3 Motivasi cukup 1,1 – 2 0 – 1
Motivasi kurang
Tabel 5.28 menunjukkan bahwa tidak ada siswa yang tidak
mempunyai motivasi dalam mengikuti pembelajaran dengan metode
inquiri. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor sebesar 92,11% siswa
mempunyai motivasi yang tinggi dan sebesar 7,89% siswa memiliki
motivasi cukup. Bila motivasi belajar siswa pada kategori tinggi siklus
III dibandingkan dengan siklus II, maka terdapat kenaikan sebesar
11,55%. Peneliti menduga bahwa kenaikan ini didasarkan karena
antusias siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan metode
inquiri pada materi kebijakan pemerintah di bidang perdagangan
internasional, sehingga membuat siswa termotivasi pada keyakinan untuk
tidak mudah putus asa, memiliki sifat mandiri tidak mudah menyerah dan
memiliki niat yang baik dalam belajar.
2) Kualitas Proses Belajar
Bukti institusional yang menunjukkan siswa telah belajar dapat
diketahui dalam hubungannya dengan proses mengajar. Kualitas proses
merupakan proses belajar mengajar untuk meningkatkan suatu hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
belajar yang bermutu sesuai dengan langkah- langkah yang dilakukan
dengan sengaja, dengan sadar dan dengan terorganisir baik dengan tujuan
untuk kelangsungan proses belajar-mengajar yang lebih maju. Yang
dimaksud dengan proses belajar dalam penelitian ini adalah kualitas
pembelajaran guru dan penampilan personal dan sosial siswa dalam
pembelajaran berlangsung.
Tabel 5.29 Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus III
No. Aspek Yang Dinilai Nilai
(1-10) A. Perencanaan
1. Kemampuan merumuskan tujuan 9 2. Kemampuan menganalisis materi pembelajaran 9 3. Kemampuan merancang kegiatan pembelajaran 9 4. Kemampuan menyusun alat e5aluasi 8
Nilai rata-rata A 8,75 B. Proses Pembelajaran
1. Kemampuan membuka pelajaran secara bermakna 9 2. Kemampuan melaksanakan inti pembelajaran
a. Penguasaan materi pembelajaran b. Kemampuan menjelaskan c. Kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan d. Kemampuan mengaktifkan siswa e. Kemampuan mengelola kelas f. Kemampuan memotivasi (memberi semangat)
siswa. g. Kemampuan memanfaatkan media dan sumber
belajar.
9 9 8 9 9 9 9
Nilai rata-rata butir 2 8,86 3. Kemampuan menutup proses pembelajaran 9
Skor total 8,86 Nilai kategori Sangat Baik
Sumber : (Lampiran 9c :211)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Keterangan : Skor Nilai Mutu
8,1 – 10 Sangat baik 6,6 – 8 Baik
5,6 – 6,5 Cukup 4,6 – 5,5 Kurang
< 4,6 Kurang Sekali Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
Tabel 5.29 menunjukkan tiga komponen yang dinilai oleh peneliti
pada kualitas pembelajaran dengan metode inquiri. Komponen yang
memperoleh skor tertinggi terletak pada perencanaan (kemampuan
merumuskan tujuan, menganalisis materi pembelajaran dan merancang
kegiatan pembelajaran), proses pembelajaran (kemampuan membuka
pelajaran secara bermakna, penguasaan guru terhadap materi, ke-
mampuan menjelaskan, mengaktifkan siswa, mengelola kelas dan
memotivasi siswa) serta pada penutupan pembelajaran (kemampuan
menutup proses pembelajaran). Skor yang diperoleh pada siklus III lebih
tinggi bila dibandingkan dengan siklus II. Jika dibandingkan dengan
siklus II, maka ada peningkatan sebesar 1,8. Sementara berikut ini
disajikan tabel tentang hasil analisis penilaian penampilan personal
dan sosial siswa.
Tabel 5.30 Penilaian Penampilan Personal dan Sosial Siswa Siklus III
No. Komponen yang Dinilai Nilai (1-10) 1. Kedisiplinan 9 2. Rasa tanggungjawab 8 3. Kesungguhan melakukan tugas yang diberikan 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
guru. 4. Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sekolah. 6 5. Ketepatan waktu (kehadiran, penyelesaian
tugas). 9
6. Kemampuan bekerjasama dengan guru dan teman-teman dalam berkelompok.
8
7. Kerapihan berpakaian 9 8. Kesungguhan memperbaiki kesalahan atau
kekurangan selama proses belajar. 8
Skor rata-rata 8,25 Nilai kategori Sangat baik
Sumber : (Lampiran 8c :207) Keterangan :
Skor Nilai Mutu 8,1 – 10 Sangat baik 6,6 – 8 Baik
5,6 – 6,5 Cukup 4,6 – 5,5 Kurang
< 4,6 Kurang Sekali Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
Kualitas pembelajaran guru yang secara umum dikategorikan baik
sebagaimana tersaji pada tabel 5.29, didukung oleh hasil analisis
penilaian penampilan personal dan sosial siswa terhadap pembelajaran
dengan metode inquiri sebagaimana tersaji pada tabel 5.30. Tabel 5.30
menunjukkan bahwa penilaian penampilan personal dan sosial siswa
sangat baik. Hal ini tampak bahwa sebesar 8,25 skor rata-rata siswa
memiliki kedisiplinan, rasa tanggungjawab pada kesungguhan
melakukan tugas yang diberikan guru, ketepatan waktu (kehadiran,
penyelesaian tugas) dan kerapihan berpakaian pada penampilan personal
dan sosial siswa pada siklus III. Namun sejauh penelitian tindakan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
dilakukan oleh peneliti keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sekolah
hanya dilakukan oleh sebagian siswa saja.
3) Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai seseorang pada tingkat dan jenis tertentu
akan memberikan kepuasan dalam hidupnya, khususnya bagi yang
berada di bangku sekolah. Hasil belajar siswa merupakan tingkat baik
buruknya atau keadaan mutu atau hasil belajar siswa berdasarkan hasil
ulangan harian siswa. Yang dimaksud dengan hasil belajar siswa dalam
penelitian ini adalah hasil perolehan nilai siswa dalam mengerjakan kuis
yang dilakukan setelah pembahasan selesai. Berikut ini disajikan tabel
tentang hasil analisis ketuntasan belajar siswa pada siklus III.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Tabel 5.31 Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus III
Kelas : XI IPS2 Mata Pelajaran : Ekonomi Standar Kompetensi : Memahami perekonomian terbuka Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kebijakan pemerintah, menjelaskan konsep tarif kuota, larangan ekspor dan impor, subsidi, diskriminasi harga dan dumping. No. NIS Nama Nilai Tuntas Belum Standar
(Sekolah) Tuntas Belum Standar
(PAP II) 1. 1354 Achmad Ainun Najib 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 2. 1355 Adi Firmansyah 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 3. 1358 Agus Hartanto 100 √ ≥ 62 √ ≥ 66 4. 1360 Agustna Putri Mirnasan 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 5. 1207 Angga Saputra 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 6. 1365 Anik Kisniyati 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 7. 1377 Budi Linda Utami 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 8. 1379 Danan Sri Mulyono 60 √ ≥ 62 √ ≥ 66 9. 1382 Dedek Prihatin 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 10. 1385 Dian Aryanti 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 11. 1389 Eka Wiwin F. 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 12. 1390 Eni Astutik 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 13. 1393 Erin Fitria Sari 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 14. 1395 Fauzan Rifa’i 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 15. 1397 Fina Zuliyana 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 16. 1400 Hari Anggoro Adi 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 17. 1401 Harsono 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
18. 1420 Leslie Aida Christie L. 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 19. 1422 Lina Tri Astuti 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 20. 1424 Liza Fitriana Retnawati 100 √ ≥ 62 √ ≥ 66 21. 1430 Mochamad Yulianto 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 22. 1443 Nur Amin 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 23. 1447 Nurul Hidayatun 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 24. 1449 Nurwanto 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 25. 1453 Rafika Sari 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 26. 1457 Restu Bachtiar 100 √ ≥ 62 √ ≥ 66 27. 1462 Risma Fitri Atina 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 28.. 1469 Selwita Syak’ifah Dewi 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 29. 1473 Siska Herlinda 90 √ ≥ 61 √ ≥ 66 30. 1475 Siti Munjianah 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 31. 1482 Subur Uning Wasono 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 32, 1490 Tia Ade Utami 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 33. 1497 Wahyu Dwi Prastowo - - - - - - - 34. 1498 Wahyu Tri Utami 70 √ ≥ 62 √ ≥ 66 35. 1505 Yuanita Purbandini 100 √ ≥ 62 √ ≥ 66 36. 1507 Yudi Astika 90 √ ≥ 62 √ - ≥ 66 37. 1508 Yulio Firman Arif 90 √ ≥ 62 √ ≥ 66 38. 1509 Yuni Astuti 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 39. 1401 Yuni Resmiyatun 80 √ ≥ 62 √ ≥ 66 Jumlah siswa 38 38 Jumlah siswa yang tuntas 36 36 Persentase ketuntasan siswa 94,74% 94,74% Kriteria ketuntasan kelas Sudah tuntas Sudah tuntas Sumber : (Lampiran 14c:227)
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Sementara pada tabel berikut disajikan tentang hasil analisis indeks
kesukaran soal pada siklus III.
Tabel 5.32 Analisis Indeks Kesukaran Soal Siklus I
No. Item No. Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 2. 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 3. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4. 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 5. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 6. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 7. 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 8. 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 9. 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 10. 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 11. 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 12. 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 13. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 14. 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 15. 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 16. 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 17. 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18. 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 19. 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 20. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 21. 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 22. 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 23. 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 24. 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 25. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 28. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 29. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 30. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 31. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 32. 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 33. - - - - - - - - - - 34. 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 35. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 37. 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 38. 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 39. 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
Total 34 32 38 30 14 25 35 38 36 30 Jumlah siswa
38 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Indeks Kesukaran
0,89 0,84 1 0,79 0,37 0,66 0,82 1 0,95 0,79
Kategori Mudah Mudah Mudah Susah Sedang Mudah Mudah Mudah Mudah Mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Perhitnngan : JSB
P =
Keterangan : P = Indeks kesukaran B = skor siswa yang menjawab benar JS = jumlah siswa peserta tes
Tabel 5.31 menunjukkan hasil belajar siswa yang dilaksanakan
dalam bentuk kuis. Tampak pada tabel bahwa sebesar 94,74% siswa
tuntas dalam pembelajaran dengan metode inquiri pada siklus III. Siswa
yang memperoleh nilai ≥ 62 (standar sekolah) sebesar 36 orang (94,74%)
dan siswa yang memper-oleh nilai ≤ 62 (standar sekolah) sebesar 2 orang
(5,26%). Sedangkan siswa yang memperoleh nilai ≥ 66 (standar PAP II)
sebesar 36 orang (94,74%) dan siswa yang memperoleh nilai ≤ 66
(standar PAP II) sebesar 2 orang (5,26%). Menurut pendapat peneliti,
materi yang disajikan cukup mudah sehingga siswa tidak mengalami
kesulitan dalam mengerjakan soal kuis dan nilai yang diperoleh siswa
sangat baik. Fakta tersebut didukung dengan adanya analisis butir soal
yang tampak pada tabel 5.32. Tabel tersebut menunjukkan bahwa indeks
kesukaran pada item soal nomor 1 sebesar 0,89 dan termasuk dalam
kategori soal mudah. Item soal nomor 2 sebesar 0,89 dan termasuk
dalam kategori soal mudah, item soal nomor 3 dan 8 sebesar 1,00 dan
termasuk dalam kategori soal mudah, item soal nomor 4 dan 10 sebesar
0,79 dan termasuk dalam kategori soal mudah, item soal nomor 5
sebesar 0,37 dan termasuk dalam kategori soal susah, item soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
nomor 6 sebesar 0,66 dan termasuk dalam kategori soal sedang, item soal
nomor 7 sebesar 0,92 dan termasuk dalam kategori soal mudah, serta
item soal nomor 9 sebesar 0,95 dan termasuk dalam kategori soal
mudah. Skor yang diperoleh pada siklus III lebih tinggi dibandingkan
dengan siklus II. Bila dilihat dari perolehan skor siklus II, terdapat
kenaikan sebesar 50,3%. Secara umum dapat dikatakan bahwa penerapan
pembelajaran dengan metode inquiri berdampak pada pencapaian hasil
belajar siswa pada pelajaran ekonomi yang tuntas pada siklus III. Pada
siklus III dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pembelajaran dengan
metode inquiri disebabkan karena faktor materi pembelajaran yang
disajikan cukup mudah untuk dipahami.
Berikut disajikan tabel tentang hasil analisis kriteria keberhasilan
berdasarkan pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode inquiri
pada siklus III.
Tabel 5.33 Kriteria Keberhasilan Berdasarkan Pelaksanaan
Tindakan Pembelajaran dengan Metode Inquiri pada Siklus III Nama Sekolah : SMA Negeri 1 Dukun Kelas : XI IPS2
No. Aspek/Unsur yang Dinilai Nilai (1-10)
Norma Pembelajaran
Jumlah
1. Hasil observasi berdasarkan penggunaan instrumen observasi (lampiran 9c:193).
8.86 2 17.72
2. Penampilan personal dan sosial siswa (lampiran 8c:189).
8.25 3 24.75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
3. Hasil rata-rata ulangan harian seluruh siswa.
8,21 3 24.63
Jumlah 67.1 Total skor rata-rata 8.39
Nilai kategori Sangat Berhasil
Keterangan : Skor Nilai Mutu
8,1 – 10 Sangat Berhasil 6,6 – 8 Berhasil
5,6 – 6,5 Cukup Berhasil 4,6 – 5,5 Kurang Berhasil
< 4,6 Sangat Kurang Berhasil Sumber : Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah (157).
Tabel 5.33 menunjukkan kriteria keberhasilan berdasarkan
pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan metode inquiri pada siklus
III. Pada siklus III diadakan dengan tujuan untuk penguatan kembali
pada metode inquiri dari siklus-siklus sebelumnya. Menurut peneliti,
skor yang diperoleh pada siklus III lebih tinggi dibandingkan dengan
siklus I dan II. Bila dilihat dari perolehan siklus I, terdapat kenaikan
sebesar 1,45 sedangkan bila dilihat dari perolehan siklus II terdapat
kenaikan sebesar 1,7. Secara umum dapat dikatakan bahwa penggunaan
metode inquiri pada siklus III berdampak pada kualitas pembelajaran dan
hasil rata-rata ulangan belajar mata pelajaran ekonomi yang
terkategorikan sangat berhasil. Hal ini disebabkan adanya kemauan untuk
memperbaiki kesalahan atau kekurangan selama proses belajar,
kesungguhan melakukan tugas yang diberikan dan ketepatan waktu
(kehadiran dan penyelesaian tugas).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Berdasarkan hasil analisis pada masing-masing siklus di atas, maka
secara ringkas analisis motivasi belajar, kualitas proses dan hasil belajar
siswa disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 5.34 Hasil Analisis Motivasi Belajar, Kualitas Proses dan Hasil Belajar pada
Mata Pelajaran Ekonomi dengan Metode Inquiri
Hasil Analisis Komponen Siklus I Siklus II Siklus III
Keterangan
Motivasi belajar 83,78% 80,56% 92,11% Jumlah siswa yang mempunyai motivasi tinggi.
Kualitas proses 7,43
7
7,06
6,75
8,86
8,25
Penilaian kualitas pembelajaran guru. Penilaian penampilan personal dan sosial siswa.
Hasil belajar 54,05% 44,44% 94,74% Prosentase ketuntasan belajar.
Tabel 5.34 menunjukkan hasil analisis motivasi belajar, kualitas
proses dan hasil belajar siswa pada masing-masing siklus. Capaian skor
motivasi belajar pada siklus I sebesar 83,78%, siklus II 80,56% dan siklus
III 92,11%. Meskipun tingkat motivasi mengalami penurunan pada siklus
II dan mengalami kenaikan pada siklus III, namun tingkat motivasi
tersebut masih berada dalam kategori tinggi. Berdasarkan hasil angket,
bahwa masing-masing siswa memiliki motivasi tinggi untuk belajar.
Capaian skor kualitas proses (berdasarkan penilaian kualitas
pembelajaran) pada siklus I sebesar 7,43 pada kategori baik, siklus II
sebesar 7,06 pada kategori baik, dan siklus III sebesar 8,86 pada kategori
baik. Sedangkan kualitas proses (berdasarkan penilaian penampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
personal dan sosial siswa) pada siklus I sebesar 7 dengan kategori baik,
siklus II sebesar 6,75 dengan kategori baik dan siklus III sebesar 8,25
dengan kategori sangat baik. Berdasarkan perolehan skor, maka penilaian
kualitas proses mengalami penurunan pada siklus II dan meningkat lagi
pada siklus III. Siklus I merupakan awal diperkenalkannya metode
inquiri kepada siswa Kelas XI IPS2. Oleh sebab itu, proses pembelajaran
dan penutup pembelajaran dilakukan dengan sangat teliti oleh guru mitra
dan siswa sangat memperhatikan penjelasan guru dan antusias mengikuti
tahap-tahap pembelajaran dengan metode inquri.
Berbeda dengan siklus I, pada siklus II kualitas proses mengalami
penurunan sebesar 0,37 pada penilaian kualitas pembelajaran guru, hal
ini saat pembelajaran berlangsung, guru mitra terlihat tergesa-gesa
sehingga dalam aspek perencanaan kurang mampu untuk menyusun alat
evaluasi dan dalam proses pembelajaran guru mitra belum seluruhnya
mengaktifkan siswa, mengelola kelas dengan baik dan memotivasi
(memberi semangat). Penurunan sebesar 0.25 pada penilaian penampilan
personal dan sosial siswa terjadi kurangnya kedisiplinan siswa,
diakibatkan ketepatan waktu (kehadiran dan penyelesaian tugas) siswa
yang lebih berkonsentrasi pada materi yang bersifat hitungan. Hal itulah
yang merupakan sebab turunnya kualitas proses belajar meskipun
terkategorikan berhasil pada siklus II. Pada siklus III, kualitas proses
mengalami peningkatan meskipun sangat tinggi dari siklus I dan II. Pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
siklus III, guru mitra kembali menerapkan aspek perencanaan, proses
pembelajaran dan penutup pembelajaran jauh lebih baik pada siklus I dan
II sehingga capaian skor kualitas proses pada siklus III mengalami
peningkatan dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pencapaian skor
pada tingkat hasil belajar siswa mengalam penurunan dan kenaikan pada
setiap siklus, yaitu 54,05%, 44,44% dan 94,74%.
Materi yang dibahas pada tiap-tiap siklus berbeda, antara lain:
1) Pada siklus I materi dengan pokok bahasan perdagangan
internasional dianggap mudah karena mengulang pada materi
sebelumnya.
2) Pada siklus II materi pokok bahasan neraca pembayaran dan kurs
valuta asing. Materi yang disajikan pada siklus II sangat banyak
dan siswa lebih berkonsentrasi pada materi yang bersifat
hitungan, sehingga pemahaman siswa terhadap materi kurang
sedangkan pada saat kuis bahan yang diambil berupa soal-soal
teori, dari hal ini menyebabkan beberapa siswa mendapat nilai di
bawah standar.
3) Pada siklus III dengan pokok bahasan kebijakan perdagangan
internasional. Siswa sangat menyukai dengan materi yang
diberikan sehingga pada saat guru menjelaskan materi di awal
pembelajaran, siswa sangat senang dan antusias mendengarkan
penjelasan dan tugas kelompok yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Adapun tingkat motivasi, kualitas proses dan hasil belajar siswa pada
pelajaran ekonomi dengan penggunaan pembelajaran metode inquiri
berdasarkan pelaksanaan tindakan dapat disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 5.35 Indikator Keberhasilan Tindakan
Dalam Siklus I, II dan III
Indikator Keberhasilan Tindakan Komponen Siklus I Siklus II Siklus III
Deskriptor Instrumen
Motivasi belajar 83,78% 80,56% 92,11% Jumlah siswa yang memiliki motivasi dibagi jumlah siswa.
Angket pengamatan terhadap siswa.
7,43 7,06 8.86 Jumlah perolehan skor rerata A x 1 di-tambah rerata B x 2 dibagi 3.
Lembar pengamatan kualitas pembelajaran.
Kualitas proses
7 6,75 8,25 Jumlah perolehan skor rata-rata dibagi jumlah komponen yang dinilai.
Lembar pengamatan penilaian penampilan personal dan sosial siswa.
Hasil belajar 54,05% 44,44% 94,74% Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas 62 (standar sekolah) 65 (standar PAP II) dibagi jumlah seluruh siswa.
Lembar pengamatan terhadap ketuntasan belajar siswa.
Tabel 5.35 menunjukkan indikator keberhasilan tingkat motivasi,
kualitas proses dan hasil belajar siswa dengan metode inquiri
berdasarkan pelaksanaan tindakan. Kriteria keberhasilan PTK dapat
diterapkan antara lain dengan menggunakan prinsip belajar tuntas yaitu
75%. Apabila tingkat perbaikan yang diharapkan dalam hal ini motivasi
dan hasil belajar siswa tercapai minimal 75% dan kualitas proses
mencapai skor minimal 2,1 maka pencapaian itu dapat dikatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
memenuhi kriteria. Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa tingkat
motivasi pada siklus I adalah 83,78%, siklus II 80,56% dan siklus III
92,11%. Berdasarkan capaian skor yang diperoleh, dapat dikatakan
bahwa motivasi belajar siswa sudah memenuhi dalam pembelajaran
dengan menggunakan metode inquiri akan tetapi belum meningkatkan
motivasi belajar siswa. Kualitas proses dalam pembelajaran dengan
metode inquiri masing-masing siklus berturut-turut memperoleh skor
7,43, 7,06 dan 8,86 berdasarkan penilaian kualitas pembelajaran guru
dan masuk dalam kategori masing-masing baik. Sedangkan berdasarkan
penilaian penampilan personal dan sosial siswa masing-masing siklus
berturut-turut memperoleh skor 7; 6,75 dan 8,25 termasuk ke dalam
kategori baik, baik dan amat baik. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
kualitas proses dalam pembelajaran sudah memenuhi kriteria
keberhasilan PTK. Jika dilihat dari perolehan skor yang dicapai dalam
setiap siklusnya, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan metode
inquiri pada kualitas proses dalam penelitian ini berfluktuasi dalam arti
kecapaian skor yang terjadi tidak sama pada masing-masing skor.
Tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi dengan
menggunakan metode inquiri pada siklus I mencapai skor 54,05%, siklus
II sebesar 44,44% dan siklus III sebesar 94,74%.
Berdasarkan capaian skor hasil belajar siswa belum memenuhi kriteria
belajar tuntas pada siklus I dan II. Namun pada siklus III hasil belajar sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
memenuhi kriteria belajar tuntas karena memperoleh skor di atas standar.
Penurunan dan kenaikan hasil belajar siswa diduga disebabkan oleh faktor
siswa itu sendiri, materi dan soal ulangan yang diberikan. Materi perdagangan
internasional pada siklus I memang cukup mudah karena materi tersebut
sudah pernah dibahas sebelumnya. Materi pada siklus II cukup sulit dipahami
oleh siswa karena materi sangat banyak dan siswa lebih berkonsentrasi pada
materi yang bersifat hitungan . Materi pada siklus III sangat mudah dipelajari
karena siswa tertantang untuk memperbaiki kesalahan dan kesungguhan
melakukan tugas yang diberikan. Ketidakfokusan siswa terhadap penjelasan
guru, ketidaktertarikan siswa terhadap materi yang dipelajari dan
kekurangtelitian siswa dalam mengerjakan soal kuis merupakan penyebab
turunnya hasil belajar siswa. Dapat dikatakan bahwa penggunaan metode
inquiri terhadap mata pelajaran ekonomi belum dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
BAB VI
KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tingkat motivasi belajar pada siklus I sebesar 83,78% (tinggi), siklus II
sebesar 80,56% (tinggi) dan siklus III sebesar 92,11% (tinggi). Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode inquiri dalam penelitian ini
belum dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
ekonomi.
2. Tingkat kualitas proses dalam penilaian kualitas pembelajaran guru pada
siklus I sebesar 7,43, siklus II sebesar 7,06 dan siklus III sebesar 8,86.
Sedangkan kualitas proses dalam penilaian penampilan personal dan sosial
siswa pada siklus I sebesar 7, siklus II 6,75 dan siklus III 8,25. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode inquiri belum dapat meningkatkan
dalam kualitas proses pada mata pelajaran ekonomi.
3. Tingkat hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 54,05% (cukup tuntas),
siklus II sebesar 44,44% (belum tuntas), dan siklus III sebesar 94,74% (sudah
tuntas). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan metode inquiri dalam
penelitian ini belum dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran ekonomi.
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
B. Saran
Adapun saran bagi SMA Negeri I Dukun khususnya dan bagi peneliti yang
akan melakukan penelitian berikutnya pada umumnya adalah sebagai berikut :
1. Perlu persiapan yang baik dalam hal perangkat pembelajaran yang digunakan
dan skenario pembelajaran yang akan diterapkan. Hal ini untuk menghindari
kesalahpahaman antara peneliti dengan guru mitra.
2. Materi yang disajikan sebaiknya tidak terlalu banyak. Hal ini dilakukan agar
siswa dapat memahami dan mempelajari materi dengan baik.
3. Pentingnya menyusun alokasi waktu yang efektif dan efisien di setiap
tahap pembelajaran. Hal ini dilakukan agar sesuai dengan waktu yang
dibutuhkan di setiap tahap pembelajaran agar pembelajaran dengan metode
inquiri dapat berjalan lancar sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan.
4. Pentingnya penjelasan secara sistematis pada awal pembelajaran tentang
metode pembelajaran yang digunakan dari guru kepada siswa sebagai
perkenalan metode pembelajaran yang baru bagi siswa. Hal ini dilakukan
agar siswa tidak mengalami kebingungan pada saat metode diterapkan.
5. Peneliti perlu melakukan observasi beberapa kali. Hal ini dilakukan agar
peneliti dapat menemukan permasalahan yang sesungguhnya terjadi di
dalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
C. Keterbatasan Penelitian
Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah :
1. Persiapan dalam hal perangkat pembelajaran yang digunakan dan skenario
yang akan diterapkan terbatas. Akibatnya dalam penelitian ini waktu yang
diperlukan untuk konsultasi kepada guru mitra kurang memadai.
2. Pengukuran motivasi tidak didukung oleh pengukuran minat siswa.
Akibatnya dalam penelitian ini tidak ada penilaian tentang bagaimana siswa
itu sendiri memiliki minat untuk mengikuti pembelajaran dengan metode
inquiri.
3. Pada perbandingan sebelum penggunaan metode inquiri dengan sesudah
penggunaan metode inquiri tidak dibahas. Akibatnya dalam penelitian ini
tidak dapat mengetahui perbandingan sebelum menggunakan metode inquiri
dan sesudah menggunakan metode inquiri pada mata pelajaran ekonomi
untuk motivasi berlajar, kualitas proses dan hasil belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal, Drs., 1998. Evaluasi Instruksional : Prinsip, Teknik, dan Prosedur,
cet. I., Remaja Karya, Bandung. Arikunto,S., 2002. Prosedur Penelitian. Rhineka Cipta, Jakarta. Atkinson, R., 1997. Pengantar Psikologi. Alih Bahasa Dra. Nurdjannah, Dra.
Rukmini Barhana, editor : Agus Dharma, Michael Adiyanto, jilid I, cetakan kelima. Erlangga, Jakarta.
Chauhan, S.S., 1979. Advanced Educational Psychology. Vikas Publishing House
Pvt. Ltd., New Delhi. Fudyartanto, Ki, RBS., 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
Global Pustaka Utama, Yogyakarta. Hadi, Sutrisno, 1986. Metodologi Research. UGM, Yogyakarta. Hamalik, Oemar, 2001. Proses Belajar Mengajar. Bina Aksara, Jakarta. Mahmud, Dimyati, 1990. Psikologi Pendidikan : Suatu Terapan. LP3ES,
Yogyakarta. Masidjo, Ignatius, 1995. Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Kanisius, Yogyakarta. Masrun, 1975. Pengukuran Dalam Pendidikan. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta. Muhibbinsyah, 1995. Psikologi Pendidikan. Rosdakarya, Bandung. Nasution, 2003. Asasasas Kurikulum. Bumi Aksara, Jakarta. Purwanto, M., Ngalim, 1996. Psikologi Pendidikan. Remaja Rosdakarya,
Bandung. Roestiyah, NK., 2001. Strategi Belajar Mengajar. Rhineka Cipta, Jakarta. Siagian, Sondang S., 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Bina Aksara, Jakarta. Sudirman, A.M., 1986. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. CV. Rajawali,
Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sumidjo, Wahyu, 1987. Kepemimpinan dan Motivasinya. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Winkel, W.S., 1997. Psikologi Pengajaran. Gramedia, Jakarta.
Wiriatmojo, Rochiati, 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Rosdakarya, Jakarta.
Zuriah, Nurul, 2001. Penelitian Tindakan (Action Research) dalam Bidang
Pendidikan dan Sosial. Up. Universitas Muhammadiyah Malang, Malang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
KUESIONER
Identitas Diri
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dengan teliti dan seksama semua pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan ini dengan apa yang kamu rasakan sebenarnya!
3. Jawablah pertanyaan-pertanyaan pada lembar angket yang telah disediakan!
Petunjuk Khusus
Berilah tanda cek (ü) pada kolom yang sesuai!
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan motivasi belajar
NO. Pertanyaan SS S R TS STS
1. Saya tidak tertarik untuk mengerjakan tugas jika
guru tidak memberikan pujian terhadap
pekerjaan saya.
2. Saya akan belajar walaupun tidak ada ulangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
3. Saya senang menunda pekerjaan rumah yang
diberikan oleh guru.
4. Saya meminta tolong kepada teman untuk
mengerjakan PR saya.
5. Saya mau belajar karena takut dimarahi oleh
orang tua saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
Lampiran 13a MOTIVASI BELAJAR SIKLUS I
Nomor Item No Responden
1 2 3 4 5 Skor rata-rata
1. 5 3 5 5 5 4,6 2. 3 3 2 4 2 2,8 3. 3 4 4 4 4 3,8 4. 3 1 3 2 2 2,2 5. 1 5 1 1 1 1,8 6. 4 4 4 3 3 3,6 7. 4 3 5 4 3 3,8 8. 5 4 4 5 5 4,6 9. 4 4 4 4 4 4
10. 4 4 4 4 4 4 11. 4 4 4 4 4 4 12. 4 5 3 5 4 4,2 13. 5 4 2 4 5 4 14. 4 3 2 2 2 2,6 15. 5 5 5 5 4 4,8 16. 4 4 4 2 3 3,4 17. 4 4 4 5 5 4,4 18. - - - - - 0 19. 4 4 4 4 4 4 20. 4 3 4 5 5 4,2 21. 3 1 3 1 1 1,8 22. 4 3 2 2 2 2,6 23. 3 4 3 3 4 3,4 24. 5 4 5 4 4 4,4 25. 4 4 3 3 3 3,4 26. 3 4 4 5 4 4 27. 3 3 2 3 3 2,8 28. 5 3 4 5 4 4,2 29. 4 4 3 2 4 3,4 30. 5 5 4 3 3 4 31. - - - - - 0 32. 3 4 4 4 3 3,6 33. 4 5 4 5 5 4,6 34. 4 3 3 3 3 3,2 35. 5 4 5 4 4 4,4 36. 5 4 4 3 4 4 37. 4 4 4 4 3 3,8 38. 4 4 4 4 4 4 39. 5 4 3 4 5 4,2
Keterangan : Item pernyataan positif : 2 Item pernyataan negatif : 1, 3, 4, 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
Lampiran 13b MOTIVASI BELAJAR SIKLUS II
Nomor Item No Responden
1 2 3 4 5 Skor rata-rata
1. 5 3 5 5 5 4,6 2. 2 0 2 2 2 1,6 3. 3 4 4 4 4 3,8 4. - - - - - 0 5. 1 5 1 1 1 1,8 6. 4 4 4 3 3 3,6 7. 4 3 5 4 3 3,8 8. 2 1 4 5 5 3,4 9. 4 4 4 4 4 4
10. 4 4 4 4 4 4 11. 4 4 4 4 4 4 12. 4 5 3 5 4 4,2 13. 5 4 2 4 5 4 14. 4 3 2 2 2 2,6 15. 5 5 5 5 4 4,8 16. 4 4 4 2 3 3,4 17. 4 4 4 5 5 4,4 18. 5 3 4 5 4 4,2 19. 4 4 4 4 4 4 20. 4 3 4 5 5 4,2 21. 3 1 3 1 1 1,8 22. 4 3 2 2 2 2,6 23. 3 4 3 3 4 3,4 24. 4 4 4 4 4 4 25. 4 4 3 3 3 3,4 26. 3 4 4 5 4 4 27. 3 3 2 3 3 2,8 28. 5 3 4 5 4 4,2 29. 4 4 3 2 4 3,4 30. 5 5 4 3 3 4 31. 4 5 4 5 5 4,6 32. 5 4 4 4 4 4,2 33. - - - - - 0 34. 4 3 3 3 3 3,2 35. 5 4 5 4 4 4,4 36. - - - - - 0 37. 4 4 4 4 3 3,8 38. 4 4 4 4 4 4 39. 5 4 4 3 5 4,2
Keterangan : Item pernyataan positif : 2 Item pernyataan negatif : 1, 3, 4, 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
Lampiran 13c MOTIVASI BELAJAR SIKLUS III
Nomor Item No Responden
1 2 3 4 5 Skor rata-rata
1. 1 4 4 4 4 3,4 2. 4 4 4 5 4 4,2 3. 4 3 4 4 2 3,4 4. 4 3 0 4 4 3 5. 3 1 1 3 4 2,4 6. 4 4 4 4 4 4 7. 3 3 2 3 2 2,6 8. 4 4 4 4 4 4 9. 4 4 4 4 4 4
10. 4 4 4 4 4 4 11. 4 4 4 4 4 4 12. 5 5 4 5 5 4,8 13. 1 3 3 4 5 3,2 14. 4 3 2 3 3 3 15. 5 5 4 5 2 4,2 16. 4 4 4 2 3 3,4 17. 4 5 4 5 5 4,6 18. 2 4 4 5 5 4 19. 4 4 4 4 4 4 20. 4 4 4 4 5 4,2 21. 4 5 5 3 4 4,2 22. 4 3 2 2 5 3,2 23. 3 4 4 3 4 3,6 24. 4 4 4 4 3 3,8 25. 3 3 3 3 4 3,2 26. 4 3 5 5 3 4 27. 3 3 3 3 4 3,2 28. 4 3 3 4 3 3,4 29. 4 4 4 4 4 4 30. 4 5 4 4 4 4,2 31. 1 5 4 4 4 3,6 32. 4 4 3 4 4 3,8 33. - - - - - 0 34. 4 4 3 3 4 3,6 35. 5 4 5 5 2 4,2 36. 4 2 4 2 4 3,2 37. 4 3 4 4 3 3,6 38. 4 4 4 4 4 4 39. 5 3 3 5 5 4,2
Keterangan : Item pernyataan positif : 2 Item pernyataan negatif : 1, 3, 4, 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14a Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus I
K e l a s : XI IPS 2 Mata Pelajaran : Ekonomi Standar Kompetensi : Memahami perekonomian terbuka Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi manfaat, keuntungan dan faktor- faktor pendorong perdagangan internasional. Tanggal Evaluasi : 31 Maret 2008
Ketuntasan Belajar No. NIS Nama Siswa Nilai Tuntas Belum Standar Tuntas Belum Standar
(PAP 11) 1. 1354 Achmad Ainun N 5 √ √ ≥ 62 √ ≥ 66 2. 1355 Adi Firmansyah 7 √ √ ≥ 62 √ ≥ 66 3. 1358 Agus Hartanto 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 4. 1360 Agustina Putri M 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 5. 1207 Angga Saputra 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 6. 1365 Anik Kisniyawati 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 7. 1377 Budi Linda U. 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 8. 1379 Danan Sri M. 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 9. 1382 Dedek Prihatin 10 √ ≥ 62 √ ≥ 66
10. 1385 Dian Aryanti 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 11. 1389 Eka Wiwin F. 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 12. 1390 Eni Astutik 5 √ ≥ 62 √ ≥ 66 13. 1393 Erin Fitria Sari 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 14. 1395 Fauzan Rifai 4 √ ≥ 62 √ ≥ 66 15. 1397 Fina Zuliyana 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 16. 1400 Hari Anggoro A. 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 17. 1401 Harsono 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 18. 1420 Leslie Aida C.L. - - - ≥ 62 - - ≥ 66 19. 1422 Lina Tri Astuti 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 20. 1424 Liza Fitriana R. 10 √ ≥ 62 √ ≥ 66 21. 1430 M. Yulianto 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 22. 1443 Nur Amin 5 √ ≥ 62 √ ≥ 66 23. 1447 Nurul Hidayatun 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 24. 1449 Nurwanto 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 25. 1453 Rafika Sari 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 26. 1457 Restu Bachtiar 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 27. 1462 Risma Fitri A. 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 28. 1469 Selwita S. Dewi 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 29. 1473 Siska Herlinda 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 30. 1475 Siti Munjianah 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 31. 1482 Subur Uning W. - - - ≥ 62 - ≥ 66 32. 1490 Tia Ade Utami 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 33. 1497 Wahyu Dwi P. 4 √ ≥ 62 √ ≥ 66 34. 1498 Wahyu Tri Utami 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 35. 1505 Yuanita P. 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 36. 1506 Yudi Asiska 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 37. 1507 Yulio Firman A. 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 38. 1508 Yun Astuti 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 39. 1509 Yuni Resmiyatun 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66
Jumlah siswa 37 37 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 20 20
Presentase ketuntasan kelas 54,05% 54,06% Kriteria ketuntasan kelas Cukup tuntas Cukup tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9b
Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus I
No. Aspek Yang Dinilai Nilai (1-10)
A. Perencanaan 1. Kemampuan menggunakan tujuan 8 2. Kemampuan menganalisis materi
pembelajaran. 8
3. Kemampuan merancang kegiatan pembelajaran.
7
4. Kemampuan menyusun alat eva-luasi.
6
Nilai rata-rata A 7,25 B. Proses Pembelajaran
1. Kemampuan membuka pelajaran secara bermakna.
8
Kemampuan melaksanakan inti pembelajaran.
a. Penguasaan materi pembelajaran 8 b. Kemampuan menjelaskan 7 c. Kemampuan bertanya dan men-
jawab pertanyaan. 8
d. Kemampuan mengaktifkan siswa 7 e. Kemampuan mengelola kelas 7 f. Kemampuan memotivasi
(memberi semangat) siswa. 7
2.
g. Kemampuan memanfaatkan media dan sumber belajar.
7
Nilai rata-rata butir 2 7,29 3. Kemampuan menutup proses
pembelajaran. 5
Skor total 7,06 Nilai kategori Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14b Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus II
Kelas : XI IPS 2 Mata Pelajaran : Ekonomi Standar Kompetensi : Memahami perekonomian terbuka Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi kurs tukar valuta asing dan neraca pembayaran No. NIS Nama Nilai Tuntas Belum Standar
(Sekolah) Tuntas Belum Standar
(PAP II) 1. 1354 Achmad Ainun Najib 5 √ ≥ 62 √ ≥ 66 2. 1355 Adi Firmansyah 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 3. 1358 Agus Hartanto 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 4. 1360 Agustna Putri Mirnasan - - - ≥ 62 - ≥ 66 5. 1207 Angga Saputra 3 √ ≥ 62 √ ≥ 66 6. 1365 Anik Kisniyati 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 7. 1377 Budi Linda Utami 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 8. 1379 Danan Sri Mulyono 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 9. 1382 Dedek Prihatin 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 10. 1385 Dian Aryanti 5 √ ≥ 62 √ ≥ 66 11. 1389 Eka Wiwin F. 6 √ ≥ 61 √ ≥ 66 12. 1390 Eni Astutik 5 √ ≥ 62 √ ≥ 66 13. 1393 Erin Fitria Sari 5 √ ≥ 62 √ ≥ 66 14. 1395 Fauzan Rifa’i 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 15. 1397 Fina Zuliyana 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 16. 1400 Hari Anggoro Adi 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 17. 1401 Harsono 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 18. 1420 Leslie Aida Christie L. 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 19. 1422 Lina Tri Astuti 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 20. 1424 Liza Fitriana Retnawati 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 21. 1430 Mochamad Yulianto 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 22. 1443 Nur Amin 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 23. 1447 Nurul Hidayatun 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 24. 1449 Nurwanto 5 √ ≥ 62 √ ≥ 66 25. 1453 Rafika Sari 4 √ ≥ 62 √ ≥ 66 26. 1457 Restu Bachtiar 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 27. 1462 Risma Fitri Atina 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 28.. 1469 Selwita Syak’ifah Dewi 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 29. 1473 Siska Herlinda 6 √ ≥ 61 √ ≥ 66 30. 1475 Siti Munjianah 10 √ ≥ 62 √ ≥ 66 31. 1482 Subur Uning Wasono 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 32, 1490 Tia Ade Utami 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 33. 1497 Wahyu Dwi Prastowo - - - ≥ 61 - - ≥ 66 34. 1498 Wahyu Tri Utami 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 35. 1505 Yuanita Purbandini 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 36. 1507 Yudi Astika - - - ≥ 62 - - ≥ 66 37. 1508 Yulio Firman Arif 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 38. 1509 Yuni Astuti 5 √ ≥ 62 √ ≥ 66 39. 1401 Yuni Resmiyatun 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 Jumlah siswa 36 36 Jumlah siswa yang tuntas 16 16 Persentase ketuntasan siswa 44,44% 44,44% Kriteria ketuntasan kelas Belum tuntas Belum tunas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9c Penilaian Kualitas Pembelajaran Siklus III
No. Aspek Yang Dinilai Nilai
(1-10) A. Perencanaan
1. Kemampuan merumuskan tujuan 9 2. Kemampuan menganalisis materi pembelajaran 9 3. Kemampuan merancang kegiatan pembelajaran 9 4. Kemampuan menyusun alat e5aluasi 8
Nilai rata-rata A 8,75 B. Proses Pembelajaran
1. Kemampuan membuka pelajaran secara bermakna 9 2. Kemampuan melaksanakan inti pembelajaran
a. Penguasaan materi pembelajaran b. Kemampuan menjelaskan c. Kemampuan bertanya dan menjawab pertanyaan d. Kemampuan mengaktifkan siswa e. Kemampuan mengelola kelas f. Kemampuan memotivasi (memberi semangat)
siswa. g. Kemampuan memanfaatkan media dan sumber
belajar.
9 9 8 9 9 9 9
Nilai rata-rata butir 2 8,86 3. Kemampuan menutup proses pembelajaran 9
Skor total 8,86 Nilai kategori Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8c
Penilaian Penampilan Personal dan Sosial Siswa Siklus III No. Komponen yang Dinilai Nilai (1-10) 1. Kedisiplinan 9 2. Rasa tanggungjawab 8 3. Kesungguhan melakukan tugas yang diberikan guru. 9 4. Keterlibatan dalam kegiatan-kegiatan sekolah. 6 5. Ketepatan waktu (kehadiran, penyelesaian tugas). 9 6. Kemampuan bekerjasama dengan guru dan teman-teman dalam
berkelompok. 8
7. Kerapihan berpakaian 9 8. Kesungguhan memperbaiki kesalahan atau kekurangan selama
proses belajar. 8
Skor rata-rata 8,25 Nilai kategori Sangat baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 14c Hasil Analisis Ketuntasan Belajar Siklus III
Kelas : XI IPS2 Mata Pelajaran : Ekonomi Standar Kompetensi : Memahami perekonomian terbuka Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan kebijakan pemerintah, menjelaskan konsep tarif kuota,
larangan ekspor dan impor, subsidi, diskriminasi harga dan dumping. No. NIS Nama Nilai Tuntas Belum Standar
(Sekolah) Tuntas Belum Standar
(PAP II) 1. 1354 Achmad Ainun Najib 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 2. 1355 Adi Firmansyah 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 3. 1358 Agus Hartanto 10 √ ≥ 62 √ ≥ 66 4. 1360 Agustna Putri Mirnasan 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 5. 1207 Angga Saputra 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 6. 1365 Anik Kisniyati 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 7. 1377 Budi Linda Utami 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 8. 1379 Danan Sri Mulyono 6 √ ≥ 62 √ ≥ 66 9. 1382 Dedek Prihatin 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 10. 1385 Dian Aryanti 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 11. 1389 Eka Wiwin F. 8 √ ≥ 61 √ ≥ 66 12. 1390 Eni Astutik 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 13. 1393 Erin Fitria Sari 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 14. 1395 Fauzan Rifa’i 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 15. 1397 Fina Zuliyana 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 16. 1400 Hari Anggoro Adi 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 17. 1401 Harsono 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 18. 1420 Leslie Aida Christie L. 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 19. 1422 Lina Tri Astuti 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 20. 1424 Liza Fitriana Retnawati 10 √ ≥ 62 √ ≥ 66 21. 1430 Mochamad Yulianto 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 22. 1443 Nur Amin 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 23. 1447 Nurul Hidayatun 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 24. 1449 Nurwanto 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 25. 1453 Rafika Sari 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 26. 1457 Restu Bachtiar 10 √ ≥ 62 √ ≥ 66 27. 1462 Risma Fitri Atina 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 28.. 1469 Selwita Syak’ifah Dewi 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 29. 1473 Siska Herlinda 9 √ ≥ 61 √ ≥ 66 30. 1475 Siti Munjianah 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 31. 1482 Subur Uning Wasono 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 32, 1490 Tia Ade Utami 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 33. 1497 Wahyu Dwi Prastowo - - - ≥ 61 - - ≥ 66 34. 1498 Wahyu Tri Utami 7 √ ≥ 62 √ ≥ 66 35. 1505 Yuanita Purbandini 10 √ ≥ 62 √ ≥ 66 36. 1507 Yudi Astika 9 √ ≥ 62 √ - ≥ 66 37. 1508 Yulio Firman Arif 9 √ ≥ 62 √ ≥ 66 38. 1509 Yuni Astuti 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 39. 1401 Yuni Resmiyatun 8 √ ≥ 62 √ ≥ 66 Jumlah siswa 38 38 Jumlah siswa yang tuntas 36 36 Persentase ketuntasan siswa 94,74% 94,74% Kriteria ketuntasan kelas Sudah tuntas Sudah tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS Case Processing Summary N %
Valid 37 100,0 Excluded(a) 0 ,0
Cases
Total 37 100,0 a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
,816 ,809 5 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
item12 14,49 10,646 ,575 ,453 ,790
item13 14,73 11,703 ,345 ,183 ,846
item19 14,89 9,988 ,590 ,432 ,784
item20
14,84 8,306 ,744 ,666 ,734
item21
14,89 8,377 ,801 ,713 ,714
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI