pengaruh phet simulation terhadap peningkatan …digilib.unila.ac.id/55199/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH PHET SIMULATION TERHADAP PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA
(Skripsi)
Oleh:
Azni Aslinda
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
Azni Aslinda
ii
ABSTRAK
PENGARUH PHET SIMULATION TERHADAP PENINGAKATAN
PEMAHAMAN KONSEP SISWA
Oleh
Azni Aslinda
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PhET Simulation terhadap
peningkatan pemahaman konsep siswa serta mengetahui seberapa besar pengaruh
PhET Simulation terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika siswa.
Penelitian ini mengunakan metode eksperimen semu. Desain penelitian yang
digunakan yaitu Non Equivalent Control Group Design dengan PhET Simulation
sebagai variabel bebas, Pemahaman konsep sebagai variabel terikat dan concept
attaitment sebagai variabel moderator. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
kelas X MIA SMA N 16 Bandar Lampung. Sampel penelitian ini adalah siswa
kelas X MIA 5 sebagai kelas kontrol dan X MIA 6 sebagai kelas ekperimen.
Untuk mengetahui pengaruh PhET Simulation terhadap pemahaman konsep
digunakan uji Independent Sample T-Test. Hasil uji diperoleh nilai Sig. (2-Tailed)
0.00<0.05 sehingga disimpulkan terdapat pengaruh dari penggunaan PhET
Simulation terhadap pemahaman konsep siswa dan untuk mengetahui besar
pengaruh PhET Simulation terhadap pemhaman konsep digunkan uji effect size.
Azni Aslinda
iii
Berdasarkan hasil uji tersebut dipeoleh nilai cohen's pada pertemuan pertama
sebesar 0,5 dan pertemuan kedua 0,4, dengan presentase peningkatan pemahaman
konsep sebesar 69% pada pertemuan pertama dan 67% pada pertemuan kedua
terhadap peningkatan pemahaman konsep yang termasuk dalam kategori sedang.
Kata kunci: Pengayaan, Pemahaman Konsep, PhET Simulation
PENGARUH PHET SIMULATION TERHADAP PENINGKATAN
PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA
Oleh
Azni Aslinda
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Fisika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Kubu Perahu, Kecamatan Balik Bukit, Lampung Barat
pada tanggal 22 Juli 1996, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara dari
pasangan Bapak Azhar dan Ibu Nini Darwis.
Penulis mengawali pendidikan formal di TK Nurul Islam Liwa pada tahun 2001
dan diselesaikan pada tahun 2002, melanjutkan di SD Negeri 01 Liwa. Pada tahun
2002 dan diselesaikan pada tahun 2008, kemudian melanjutkan pendidikan di
SMP Negeri 03 Liwa.pada tahun 2008 yang diselesaikan pada tahun 2011, dan
masuk SMA Negeri 1 Liwa pada tahun 2011. yang diselsaikan tahun 2014.
Penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan
Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di
Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN) pada pertengahan tahun 2014.
Pada tahun 2017, penulis melaksanakan praktik mengajar melalui Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 2 Liwa dan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) di Desa Pasar Liwa, Kecamantan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat.
ix
MOTO
“ Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal iya amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak
mengetahui” ( Al-Baqaroh 216)
“Dan Tidak ada Kesuksesan bagiku melainkan atas (Pertolongan) Allah” (Hud 88)
Segala sesuatu yang baik, selalu datang disaat yang terbaiknya. Persis waktunya. Tidak lebih cepat , pun tidak lebih lambat.
Itulah kenapa rasa sabar itu harus disertai dengan keyakinan (Darwis Tere Liye)
x
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah subhanahu wa ta ’ala yang selalu melimpahkan
nikmat-Nya dan semoga shalawat selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
salallahu alaihi wa salam. Penulis mempersembahkan karya sederhana ini
sebagai tanda bakti yang tulus dan mendalam kepada:
1. Orang tua tercinta, Bapak Azhar dan Ibu Nini Darwis yang telah
membesarkan dengan sepenuh hati, mendidik, mendoakan kebaikan, dan
mendukung apapun impian dan cita-citaku. Semoga Allah subhanahu wa ta
’ala senantiasa melimpahkan karunia-Nya dan memberikanku kemampuan
untuk selalu membahagiakan kalian;
2. Adik-adikku tersayang, Rohana Tila dan Rohani Watil yang telah memberikan
dukungan, doa, dan motivasi untuk segala usahaku meraih cita-citaku;
3. Para pendidik yang telah mengajarkan banyak hal berupa ilmu pengetahuan
dan ilmu agama;
4. Keluarga Besar Pendidikan Fisika 2014;
5. Almamater tercinta.
xi
SANWACANA
Alhamdulillah segala puji hanya bagi Allah SWT, karena atas nikmat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di FKIP Universitas Lampung.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd., selaku Dekan FKIP Universitas
Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan motivasi
dalam proses penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Eko Suyanto, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus
Pembimbing I, atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan, arahan, dan
motivasi kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
5. Bapak Drs. Nengah Maharta, M.Si., selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan saran dan kritik yang bersifat positif, motivasi dan bimbingan
kepada penulis selama menyelesaikan skripsi.
6. Bapak Dr. I Wayan Distrik, M.Si., selaku Pembahas yang banyak
memberikan masukan dan kritik yang bersifat positif dan membangun.
xii
7. Bapak dan ibu dosen Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang telah
membimbing penulis dalam pembelajaran di Universitas Lampung.
8. Ibu Dra. Hj. Rosita., selaku Kepala SMA Negeri 16 Bandar Lampung yang
telah memberi izin dan arahan selama penelitian.
9. Ibu Yulia, S.Pd,, selaku guru Fisika SMA Negeri 16 Bandar Lampung yang
selalu memberi semangat, motivasi, dan dukungannya selama penelitian.
10. Seluruh Bapak dan Ibu dewan guru SMA Negeri 16 Bandar Lampung,
beserta staf tata usaha yang membantu penulis dalam melakukan penelitian.
11. Siswa-siswi SMA Negeri 16 Bandar Lampung, khususnya kelas X MIA 5
dan X MIA 6 atas bantuan dan kerja samanya selama penelitian berlangsung;
12. Almamater tercinta Universitas Lampung.
13. Sahabat terbaikku sejak jaman dulu; Dina Dwi Mayang Sari. Terimakasih
untuk suka duka dan cerita bersama yang luar biasa.
14. Sahabat seperjuanganku yang tersayang, Yuni Sartika. Terima kasih
senantiasa menemani, menyemangati, menguatkan dan mengingatkanku
dalam kebaikan dan kesabaran.
15. Teman-teman seperjuanganku di Asrama Maria II ; Dhea, Nana, Iqom, dan
Cici yang telah memberikan semangat dan senyum dalam hidupku.
16. Teman seperjuanganku; Raya, Hayatun, Lulu, Esti, Irma, Evelyne, Khusnul,
Arina, Tari, Diah, Fadila, Listi, Nailul, Alivia, Desi, Devi. Terimakasih yang
telah mengajarkanku atas kesederhanaan, memberikan semangat, serta warna
dalam hidupku.
xiii
17. Teman - teman Pendidikan Fisika 2014 A dan B yang tidak dapat saya
sebutkan namanya satu persatu, terima kasih semangatnya dan telah hadir
dalam hidupku.
18. Teman KKN sekaligus PPL ku di Pekon Pasar Liwa; Zia, Nurul,
Mauty,Yuliana, Desti. Terima kasih untuk segenap pelajaran hidup yang telah
kita lalu.
19. Kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Penulis berdoa semoga semua amal dan bantuan yang telah diberikan mendapat
pahala dari Allah SWT dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amiin.
Bandar Lampung, Desember 2018
Penulis,
Azni Aslinda
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
COVER .......................................................................................................... i
ABSTRAK .................................................................................................... ii
COVER DALAM .......................................................................................... iv
LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................................ v
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... vi
SURAT PERNYATAAN ............................................................................. vii
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................... viii
MOTTO ........................................................................................................ ix
PESEMBAHAN ............................................................................................ x
SANWACANA ............................................................................................. xi
DAFTAR ISI .................................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xviii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4
E. Ruang Lingkup .................................................................................. 4
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kerangka Teori ................................................................................. 6
1. PhET Simulation ......................................................................... 6
2. Pemahaman Konsep .................................................................... 8
3. Model Concept attaitment .......................................................... 9
B. Kerangka Fikir .................................................................................. 12
C. Anggapan Dasar ................................................................................ 15
D. Hipotesis ........................................................................................... 16
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................... 17
B. Populasi dan sampel Penelitian......................................................... 17
C. Desain Penelitian .............................................................................. 18
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 18
xv
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 19
F. Instrumen Penelitian ......................................................................... 20
G. Analisis Instrumen ............................................................................. 20
1. Uji Validita .................................................................................. 20
2. Uji Reabilitas ............................................................................... 21
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis .................................. 22
1. Analisis Data ................................................................................ 22
2. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 25
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitan .................................................................................. 28
1. Tahap Pelaksanaan ..................................................................... 28
B. Data Hasil Penelitian ........................................................................ 32
1. Uji Validitas dan Reliabilitas ...................................................... 32
2. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ....................................... 34
C. Pembahasan ...................................................................................... 39
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................... 42
B. Saran ................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Kriteria Uji Reabilitas .......................................................................... 22
3.2 Kriteria Interpretasi N-Gain ................................................................. 23
3.3 Kreiteria Interpretasi Nilai Cohen’s ..................................................... 27
4.1. Hasil Uji Validitas Soal Pemahaman Konsep ..................................... 33
4.2. Hasil Uji Reliabilitas Soal Pemahaman Konsep ................................. 34
4.3. Peolehan N-Gain .................................................................................. 35
4.4. Uji Normalitas N-Gain Pemahaan Konsep .......................................... 36
4.5. Uji Homogenitas Pemahaman Kosep Siswa ...................................... 36
4.6. Hasil Uji Mann Whitney T-test ............................................................ 38
4.7. Hasil Uji Effect Size .............................................................................. 38
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Pikir ...................................................................................... 13
3.1 Desain Eksperimen Non Equivalent Control Grup Design ................ 18
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus Kelas Kontrol .............................................................................. 49
2. Silabus Kelas Eksperimen ......................................................................... 54
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol .................................. 60
4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Ekperimen ............................. 77
5. Kisi-Kisi Soal Pemahaman Konsep .......................................................... 97
6. Lembar Soal Pretest Posttest Pertemuan Pertama .................................. 106
7. Lembar Soal Pretest Posttest Pertemuan Kedua..................................... 109
8. Rubrik Penilain ....................................................................................... 112
9. Lembar Tugas Phet Simulation Pertemuan Pertama............................... 113
10. Lembar Tugas Phet Simulation Pertemuan Kedua ................................. 118
11. Rekapitulasi Nilai Uji Validitas .............................................................. 124
12. Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep Kelas Ekperimen ..................... 125
13. Rekapitulasi Nilai Pemahaman Konsep Kelas Kontrol .......................... 129
14. Hasil Uji Validitas Soal .......................................................................... 133
15. Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................... 138
16. Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen ....................................................... 139
17. Hasil Uji N-Gain Kelas Kontrol ............................................................. 143
18. Hasil Uji Normalitas N-Gain .................................................................. 146
19. Hasil Uji Homogenitas N-Gain ............................................................... 147
20. Hasil Uji Mann- Whitney Test ................................................................. 148
21. Hasil Perhitungan Effect Size .................................................................. 150
22. Surat Keterangan Penelitian .................................................................... 151
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Saat ini Indonesia sedang dalam rangka pembenahan sistem pendidikan, salah
satunya yaitu dengan menerapkan kurikulum baru yakni kurikulum 2013 yang
mulai diterapkan diseluruh sekolah di Indonesia sejak tahun 2016. Kurikulum
2013 menekankan pada penyempurnaan pola pikir pesera didik yang mulanya
pembelajaran berpusat kepada guru kini beralih untuk berpusat kepada peserta
didik, pembelajaran yang awal mulanya satu arah menjadi lebih interaktif dan
pembelajaran yang mulanya bersifat maya atau abstak didorong untuk
mengikuti konteks dunianya.
Berdasarkan permendikbud No. 103 tahun 2014 kurikulum 2013 pada
pembelajarannya menekankan pengunaan pendekatan saintifik yang meliputi 5
M yakni mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan
mengomunikasikan. Penggunaan pendekatan pembelajaran ini dimaksudkan
untuk mengukur tingkat berfikir pesera didik mulai dari tingkat rendah hingga
tingkat tinggi. Pengembangan kurikulum baru sangat dibutuhkan pemilihan
metode pembelajaran yang tepat sehingga dapat membuat peserta didik
menjadi lebih aktif dan interaktif dalam menemukan konsep yang dipelajari.
2
Media pembelajaranpun memegang peran yang penting selain metode
pembelajaran. Menurut Wartono (1999) media pembelajaran merupakan suatu
yang bertindak sebagai alat untuk melaksanakan komunikasi dalam interaksi
belajar mengajar. Media pembelajaran yang tepat erat kaitannya dalam hal
meningkatkan pemahaman konsep peserta didik yang semula abstak menjadi
lebih konkret, serta dapat mengefektifkan komunikasikan antara guru dan
peserta didik sehingga materi yang semula rumit dan sulit dijelaskan oleh guru
menggunakan kata-kata dapat dengan mudah dimengerti peserta didik melalui
media yang digunakan dan peserta didik dapat pula memperluas
pengalamannya dengan mengamati, mencoba, dan mengalami langsung.
Pembelajaran Fisika di SMA Negeri 16 Bandar Lampung secara umum masih
menekankan pada ketercapaian hasil belajar peserta didik dalam aspek kognitif
dan sedikit melibatkan aktifitas siswa. Kegiatan pembalajaran masih cenderung
berpusat pada guru dan peserta didik lebih banyak menerima informasi. Di
samping itu, metode 5M masih belum semua terintegrasi di dalam kelas. Hal
ini tentu belum sejalan dengan K13 yang seharusnya guru hanya berperan
sebagai penuntun peserta didik menentukan konsep pembelajaran yang harus
mereka kuasai.
Melihat permasalahan yang terdapat di SMA Negeri 16 Bandar Lampung
peneliti mengunakan PhET Simulation sebagai media pengayaan untuk
mengoptimalkan pemahaman konsep siswa setelah pembelajaran di sekolah
berlangsung dikarenakan PhET Simulatin merupakan media yang cocok
digunakan dengan mengunakan pendekatan saintifik yang terkandung dalam
3
kurikulum 2013. Media PhET Simulation mampu memahamai pembelajaran
fisika yang bekenaan dengan fenomena kehidupan nyata, serta mendukung
pendekatan interaktif dan kontruktivis dalam memahami pembelajaran, serta
desain PhET Simulaton sebagai labortorium vitual animasi mampu
memberikan umpan balik yang lebih cepat serta aman, dan menyediakan
tempat kerja kreatif (Finkelstein, 2006). Oleh karena itu, dengan menggunakan
PhET Simulation sebagai media pengayaan dapat meningkatkan pemahaman
konsep yang dimiliki oleh siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah rumusan masalah dari penelitian ini
yaitu:
1. Adakah pengaruh PhET simulation terhadap peningkatan pemahaman
konsep fisika siswa?
2. Seberapa besar peningkatan pemahaman konsep fisika menggunakan
PhET Simulation?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tujuan penelitian pengaruh PhET Simulation
terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh PhET Simulation terhadap peningkatan pemahaman konsep
fisika siswa.
4
2. Besar pengaruh PhET Simulation terhadap peningkatan pemahaman
konsep fisika siswa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian pengaruh PhET Simulation terhadap peningkatan pemahaman
konsep siswa diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak diantaranya:
1. Bagi siswa dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa dalam
menyelesaikan suatu masalah.
2. Bagi guru fisika dapat digunakan sebagai alternatif dalam melakukan
kegiatan pembelajaran di kelas serta meningkatkan kualitas proses
pembelajaran yang akan berdampak terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran.
3. Bagi peneliti lain akan memberikan gambaran akan lebih dan kurangnya
penggunaan PhET simulation untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
E. Ruang Lingkup
Untuk mencapai sasaran sebagaimana yang telah dirumuskan, maka penulis
membatasi ruang lingkup penelitian sebagai berikut:
1. PhET Simulation merupakan simulasi interaktif fenomena-fenomena
fisis, berbasis teknologi.
2. Peningkatan pemahaman konsep dapat diamati dengan cara evaluasi.
5
3. Materi yang disajikan adalah materi fisika SMA/MA kelas X semester
ganjil yaitu vektor sesuai yang tercantum dalam sesuai yang tercantum
dalam silabus K13.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. PhET Simulation
PhET Simulation atau Physic Education and Technology Simulation
merupakan salah satu aplikasi software pengembangan media
pembelajaran yang diciptakan oleh Universitas Colorado Amerika Serikat,
PhET Simulation dapat diakses secara gratis baik secara online maupun
offline, sehingga dapat terjangkau bagi siswa di sekolah maupun di rumah.
Hingga saat ini PhET sudah memiliki lebih dari 50 software simulasi yang
terdiri dari beberapa topik seperti fisika, kimia, matematika, biologi, dan
ilmu bumi.
Media PhET Simulation dibuat mengunakan prinsip desain grafis visual
animasi dan model pembelajaran yang mengunakan konsep yang telah
digunakan oleh fisikawan terdahulu (Perkins, et a, 2006), dengan
menekankan hubungan antara fenomena kehidupan nyata dengan ilmu
yang mendasarinya, mendukung pendekatan interaktif dan konstruktivis,
memberikan umpan balik, dan menyediakan tempat kerja yang kreatif
(Finkelstein, 2006).
7
Prinsip desain PhET Simulation memberikan pengalaman interaktif bagi
siswa, seperti: 1) klik dan tarik untuk berinteraksi dengan fitur simulasi; 2)
slider untuk meningkatkan dan menurunkan parameter; dan 3) membuat
pengukuran dalam percobaan dengan berbagai instrument, sehingga
memungkinkan siswa untuk dapat mengerjakan simulasi disekolah
maupun dirumah, serta aman digunakan siswa sendirian karena desainnya
yang menampilkan fenomena-fenomena secara visual.
Penggunaan PhET Simulation sebagai media pembelajaran memberikan
pengaruh yang positif terhadap proses pembelajaran. Proses pembelajaran
yang tercipta mengunakan PhET Simulation lebih menarik,
menyenangkan, rileks, tidak membosankan dan siswa dapat belajar tanpa
ada rasa terbebani oleh konsep-konsep yang sulit sehingga dapat
meningkatkan hasil belajarnya, secara kualitatif susana pembelajaran
dirasakan lebih kondusif dengan terciptanya kerja sama antar siswa (Elisa,
dkk, 2017).
PhET Simulation sebagai media pembelajaran yang berbasis laboratorium
virtual, memiliki beberapa kekurangan diantaranya sebagai berikut: 1)
Keberhasilan pembelajaran berbantuan laboratorium virtual bergantung
pada kemandirian siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. 2) Akses
untuk melaksanakan kegiatan laboratorium virtual bergantung pada jumlah
fasilitas computer 3) Siswa dapat merasa jenuh jika kurang memahami
tentang penggunaan komputer sehingga dapat menimbulkan respon yang
pasif untuk melaksanakan percobaan virtual (Siswono, 2013). Namun
8
dengan desain PhET Simulation sebagai media simulasi praktikum dapat
medorong siswa untuk melakukan praktikum sederhana secara berulang-
ulang dan mandiri dirumah, dengan melakukan praktikum secara
mandiri di rumah dapat memberikan pengalaman nyata pada siswa
sehingga dapat memacu meningkatkan pemahaman konsep yang sudah
ada sebelum nya.
2. Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep merupakan hal yag mendasar bagi siswa, setelah
siswa melakukan proses belajar. Menurut Arifah & Saefudin (2017)
pemahaman konsep merupakan bentuk pemahaman yang ditentukan
berdasarkan tingkat keterkaitan suatu gagasan, prosedur, atau fakta yang
telah dipahami secara gelobal lalu menjadi lebih rinci.
Proses siswa dalam memperoleh pemahaman konsep saat belajar yaitu saat
siswa mampu menarik inti setiap pengetahuan yang disajikan melalui
media berupa pesan maupun informasi dalam bentuk lisan, tulisan, grafik
dan gambar (Muhaimin, dkk. 2015) sehingga siswa mampu mengorganisir
atau menyusun pengetahuan dalam membangun pemikiran menuju tingkat
yang lebih tinggi mencangkup berbagai peristiwa serta pengalaman nyata
(Rusli, dkk. 2016).
Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman konsep seseorang akan
suatu konsep menurut Budi dalam Soge (2016) antara lain:
1. Menyatakan pengertian konsep dalam bentuk definisi
9
2. Menjelaskan makna dari konsep bersangkutan kepada orang lain.
3. Menganalisis hubungan antara konsep suatu hukum
4. Menerapkan konsep untuk
a. Menganalisis dan menjelaskan gejala-gejala alam khusus
b. Memecahkan masalah fisika baik secara teoritis maupun praktis
c. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi
pada susatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi
5. Mempelajari konsep lain yang berkaiatan dengan lebih cepat
6. Membedakan konsep yang satu dengan konsep lain yang saling
berkaitan
7. Membedakan konsepsi yang benar dengan konsepsi yang salah dan
mampu membuat peta konsep dari konsep-konsep yang terdapat pada
suatu pokok bahasan.
Memahami konsep dengan baik dapat membantu siswa mengungkapkan
kembali apa yang telah disampaikan kepadanya mengunakan konsep pada
berbagai situasi yang berbeda dan mengembangkan beberapa alasan suatu
konsep. (Duffa & Simpson, 2000)
3. Model Concept Attaitment
Model Pembelajaran Concept Attaitment merupakan model pembelajaran
yang menekankan pada siswa untuk menentukan suatu konsep dengan cara
melakukan analisis terhadap contoh yang diberikan oleh guru yang
berhubungan dengan konsep yang dipelajari (Kiswardi, dkk. 2013). Ada
dua hal penting dalam pembelajaran menggunakan model pembclajaran
concept attainment (pencapaian konsep) yaitu:
1. Menentukan tingkat pencapaian konsep
Tingkat pencapaian konsep (concept attainment) yang diharapkan dari
siswa sangat tergantung pada kompleksitas dari konsep dan tingkat
perkembangan kognitif siswa. Ada siswa yang belajar konsep pada
10
tingkat konkret rendah atau tingkat identitas. ada pula siswa yang
mampu mencapai konsep pada tingkat klasitikatori atau tingkat forma.
Telah dipahami bahwa tingkat-tingkat perkembangan kognitif Piaget
dapat membimbing guru untuk menentukan tingkat-tingkat pencapaian
konsep yang diharapkan. Sebagian besar dari konsep-konsep yang
dipelajari selama tingkat perkembangan pra-operasional merupakan
konsep-konsep pada tingkat konkrit dan identitas. Selama tingkat
operasional konkrit, dapat diharapkan tingkat pencapaian klasifikatori.
Sedangkan tingkat pencapaian konsep formal dapat diharapkan
apabila pengajaran yang tepat diberikan pada siswa yang telah
mencapai perkembangan operasional formal. Tingkat-tingkat
pencapaian konsep yang diharapkan tercermin pada tujuan
pembelajaran yang dirumuskan sebelum proses belajar-mengajar
dimulai.
2. Analisis konsep
Analisis konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk
membantu guru dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran
concept attainment untuk melakukan analisis konsep guru hendaknya
memperhatikan beberapa hal antara lain:
a. Nama konsep.
b. Attribute-attribute kriteria dan attribute-attribute variabel dari
konsep.
c. Definisi konsep.
11
d. Contoh-contoh dan noncontoh dari konsep.
e. Hubungan konsep dengan konsep-konsep lain.
Model pembelajaran concept attainment dilakukan melalui fase-fase yang
dikemas dalam bentuk sintaks. Adapun sintaksnya dibagi ke dalam tiga
fase, yakni, 1) Presentasi data dan identifikasi data, 2) Menguji pencapaian
dari suatu konsep; 3) Analisis berpikir strategi.
Fase I: Presentasi Data dan Ideiititikasi Data
Guru mempresentasikan data kepada siswa. Setiap unit data
contoh dan non-contoh setiap konsep dipisahkan. Unit-unit
dipresentasikan dengan cara berpasangan. Pada proses pembelajaran siswa
diberi informasi bahwa semua contoh positif biasanya memiliki satu ide.
Tugas siswa mengembangkan suatu hipothesis tentang hakekat konsep.
Contoh-contoh dipaparkan dan disusun serta diberi nama dengan kata
"yes" atau "no". Siswa bertanya untuk membandingkan dan menjastifikasi
atribut tentang perbcdaan contoh-contoh. Akhirnya, siswa ditanya tentang
nama konsep-konsepnya dan menyatakan aturan yang telah dibuatnya atau
mendefinisikan konsepnya menurut attribute essensial-nya.
Fase II: Menguji Pencapaian dari suatu Konsep
Siswa menguji pencapaian tentangan konsepnya. pertama dengan cara
mengidentifikasi secara benar contoh-contoh tambahan yang belum diberi
nama kemudian membandingkan contoh-contohnya sendiri. Setelah itu.
guru dan siswa mengkonfirmasikan keaslian hipotesisnya, merevisi pilihan
konsep alau attribute yang dibutuhkannya.
12
Fase III: Analisis Startegi Berpikir
Siswa mulai menganalisis strategi konsep-konsep yang lelah tercapai.
Siswa disarankan mengkonstruk konsepnya. Siswa dapat menjelaskan
pola-polanya, apakah siswa fokus pada atribut atau konsep, apakah mereka
lakukan satu kali atau beberapa kali, dan apa yang terjadi apabila
hipotesisnya tidak terkonfirmasi. Mereka melakukan suatu perubahan
strategi? Secara bertahap, mereka dapat membandingkan keefektifan dari
perbedaan strateginya.
Model pembelajaran pencapaian konsep (concept atainment) dapat
digunakan untuk:
1. Membantu siswa memperoleh konsep baru
2. Memperkaya dan menjelaskan pemikiran mereka mengenai konsep
yang diperoleh terdahulu
3. Membelajarkan mereka tentang: "konsep dari suatu konsep" termasuk
peristilahan dan pengerlian teori konsep dan kegiaian konseptual
4. Membantu siswa menyadari proses dan strategi berpikir mereka
sendiri
B. Kerangka Fikir
Pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui pengaruh
penggunaan PhET Simulation terhadap peningkatan pemahaman konsep
fisika dan seberapa besar peningkatan pemahaman konsep menggunakan
PhET Simulation. Penelitian ini memiliki tiga variabel yaitu variabel bebas,
variabel terikat, dan variabel moderator. Variabel bebas pada penelitian ini
13
yaitu PhET Simulation. Variabel terikat yaitu peningkatan pemahaman
konsep untuk memperkuat hubungan antara variabel bebas dan terikat, maka
digunakan variabel moderator. Variabel moderatornya adalah model concept
attaitment untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai pengaruh
variabel bebas terhadap variabel terikat dan variabel moderator, hubungan
ketiga varibel tersebut dapat dilihat pada pada gambar 2.1
Gambar 2.1. Kerangka Pikir
Keterangan :
X1 = Tugas latihan PhET simulation
X2 = Tugas latihan soal
Y = Peningkatan pemahaman konsep
M = Model concept attaitment
Mengingat bahwa langkah awal yang paling tepat untuk mempelajari fisika
adalah memahami konsepnya terlebih dahulu. Pemahaman adalah tingkat
kemampuan yang megharapkan belajar mampu memahami arti atau konsep,
situasi, serta fakta yang diketahuinya. Pemahaman menduduki posisi yang
sangat penting dan strategis dalam aktivitas belajar. Konsep-konsep dalam
X1
Y
M
X2
Y
M
Perbedaan
Peningkatan
Pemahaman
Konsep
14
pembelajaran tersusun secara sistematis, sehingga diperlukan pemahaman
konsep dalam setiap materi pelajaran sebelum melanjutkan ke materi
selanjutnya. Konsep yang lebih awal diajarkan akan menjadi dasar bagi
pengembangan konsep-konsep selanjutnya. Jika konsep dasar yang diajarkan
belum dikuasai dengan baik, maka akan berpengaruh pada penguasaan
konsep selanjutnya. Hal tersebut dapat mengakibatkan kesulitan siswa dalam
mengerjakan soal.
Untuk menanggulangi masalah tersebut peneliti menggunakan PhET
Simulation sebagai media tugas belajar siswa dirumah guna meningkatkan
pemahaman konsep siswa. PhET Simulation sediri merupakan software
simulasi praktikum yang menampilkan fenomena-fenomena fisika yang tidak
dapat dilihat secara langsung dalam bentuk animasi, video serta grafik
hubungan antar besaran, dengan PhET Simulation siswa dapat memanipulasi
variabel dan mengumpulkan data dengan cepat dan berulangkali baik di
rumah maupun di sekolah.
Sebelum mengguanakan animasi simulasi sebagai media pembelajaran perlu
dicermati isi animasi sebelum digunakan, dikarenakan media simulasi tidak
sesuai dengan konsep fisika yang benar pada dunia nyata. Untuk membentuk
pemahaman konsep awal siswa diperlukan model pembelajaran yang mampu
mendukung pembentuk pemahaman konsep siswa sehingga dalam proses
pembelajaran digunakan model pembelajaran concept attaitment. Model
pembelajaran concept attaitment merupakan model pembelajaran yang dapat
15
memberikan suatu cara menyampaikan konsep dan mengklasifikasi konsep-
konsep, serta melatih siswa memahami konsep dengan baik.
Untuk melihat pengaruh PhET Simulation terhadap peningkatan pemahaman
konsep fisika, maka diperlukan penelitian eksperimen semu dengan
menggunakan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen
menggunakan PhET Simulation sebagai tugas untuk meningkatkan
pemahaman konsep dan kelas kontrol menggunakan tugas latihan soal untuk
meningkatkan pemahaman konsep. Pemberian pretest setelah pembelajaran
berlangsung dan posttest setelah pemberian tugas pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol untuk menunjukkan seberapa jauh akibat perlakuan
penggunaan PhET Simulation terhadap peningkatan pemahaman konsep dan
seberapa besar peningkatan pemahaman konsep mengunakan PhET
Simulation.
C. Anggapan Dasar
Anggapan dasar pada penelitan pengaruh PhET Simulation terhadap
peningkatan pemahaman konsep siswa adalah:
1. Kedua kelas sampel menggunakan metode pembelajaran yang sama.
2. Kedua kelas sampel membelajarkan materi pembelajaran yang sama.
3. Kedua kelas sampel memiliki pengalaman awal dan pengalaman belajar
yang setara.
4. Faktor-faktor di luar penelitian diabaikan
16
D. Hipotesis
Dirumuskan hipotesis pada penelitian ini yaitu:
1. Terdapat perbedaan pengaruh PhET simulation terhadap peningkatan
pemahaman konsep fisika.
2. Terdapat peningkatan pemahaman konsep menggunakan PhET
Simulation.
17
III. METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 16 Bandar Lampung yang
beralamatkan di Jalan Darussalam Bukit Bilabong Jaya, Tanjung Karang
pada bulan September 2018.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MIA semester
genap tahun ajaran 2018/2017 yang berjumlah 6 kelas dengan jumlah 192
siswa, dari seluruh populasi kelas X yang ada, dipilih sampel dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Sampel dipilih berdasarkan
pertimbangan guru fisika dan peneliti, agar diperoleh sampel yang mewakili
populasi dan suasana yang kondusif. Berdasarkan teknik tersebut terpilihlah
kelas MIA IPA 6 sebanyak 29 siswa sebagai kelas eksperimen dan X MIA 5
sebanyak 29 siswa sebagai kelas kontrol.
18
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain quasi experiment dengan rancangan
penelitiannya adalah Pretest Posttest Non Equivalent Control Group Design.
Penelitian ini menggunakan dua kelas sebagai sampel penelitian. Kelas
pertama sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan
PhET Simulation sebagai tugas pengayaan sedangkan kelas kedua yaitu kelas
kontrol menggunakan latihan soal sebagai tugas pengayaan.Tugas diberikan
setelah peroses pembelajaran di sekolah menggunakan model concept
attaitment selanjutnya hasil pretest posttest kedua kelas tersebut akan
dibandingkan hasilnya. Secara umum desain penelitian ditunjukkan pada
Gambar 3.1:
Gambar 3.1. Desain Eksperimen Non Equivalent Control Grup Design
Keterangan:
O1 : Tes awal (pretest) kelas eksperimen
O2 : Tes akhir (posttest) kelas eksperimen
O3 : Tes awal (pretest) kelas kontrol
O4 : Tes akhir (posttest) kelas kontrol
X1 : Menggunakan PhET Simulation
X2 : Menggunakan latihan soal
.
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu bebas yaitu PhET Simulation
sebagai variabel bebas, concept attaitment sebagai variabel moderator, dan
O1 X1 O2
O3 X2 O4
19
pemantapan konsep sebagai variabel terikat.
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan pada penelitian ini memiliki beberapa langkah-langkah
penelitian yaitu:
1. Menetapkan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling.
2. Melaksanakan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran
concept attaitment.
3. Melakukan pretest terhadap sampel penelitian untuk mengetahui
pemahaman konsep awal siswa setelah pembelajaran menggunakan
concept attaitment.
4. Memberikan tugas pengayaan menggunakan PhET Simulation pada kelas
eksperimen dan latihan soal pada kelas control.
5. Melakukan posttest terhadap sampel penelitian untuk mengetahui
peningkatan pemahaman siswa setelah mengerjakan tugas pengayaan yang
diberikan.
6. Menganalisis hasil pretest dan posttest mengenai pengaruh penggunaan
PhET Simulation terhadap peningkatan pemahaman konsep siswa
7. Menganalisis effect size untuk mengertahui seberapa besar peningkatan
pemahaman konsep menggunkan PhET Simulation.
8. Membuat kesimpulan penelitian berkaitan dengan apakah terdapat
pengaruh PhET Simulation terhadap peningkatan pemahaman konsep dan
seberapa besar pengaruh PhET Simulation terhadap peningktan
pemahaman konsep
20
F. Instrumen Penelitian.
Instrumen Penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat berdasarkan model
pembelajaran concept attaitment.
2. Lembar tugas PhET Simulation yang dibuat sesuai dengan materi vektor
sebagai tugas rumah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
3. Instrumen untuk mengukur peningkatan pemahaman konsep merupakan
instrumen yang berisikan kumpulan soal-soal pilihan jamak beralasan yang
digunakan pada pretest dan posttest .
G. Analisis Instrumen
Sebelum instrumen digunakan terhadap sampel, instrumen harus diuji terlebih
dahulu menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas dengan bantuan program
SPSS.
1. Uji Validitas
Uji validitas menurut Azwar (2012) merupakan pengukuran yang mengacu
pada kelayakan, kebermaknaan, dan kebermanfaatan inferensi tertentu
yang dapat dibuat berdasarkan skor hasil tes yang bersangkutan. Uji
validitas akan menunjutkan tingkat kevalidan yang dimiliki suatu
instrumen, Instrumen dikatakan valid jika mampu mengungkapkan data
berdasarkan variabel dengan tepat. Pengujian validitas instrument rumus
21
yang digunakan yakni korelasi product moment yang dikemukakan oleh
Pearson dengan rumus:
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan :
= Koefisien korelasi yang menyatakan validitas
X = Skor butir soal
Y = Skor total
N = Jumlah sampel
Kriteria pengujian menurut Sugiyono (2015) bila korelasi tiap faktor
positif dan ≥ 0,3 instrumen tersebut dikatakan memiliki validitas yang
baik, dan sebaliknya bila korelasi ≤ 0,3 instrumen tersebut dikatakan tidak
valid, Keputusan uji dinyatakan apabila dengan α = 0,05
maka alat ukur tersebut dinyatakan valid, dan sebaliknya apabila
maka alat ukur tersebut tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan uji yang dilakukan selain uji validitas pada
instrument penelitian, uji ini bertujuan untuk menguji tingkat kepercayaan
instrument yang digunakan. Berdasarkan pendapat Arikunto (2014: 239)
untuk mencari harga reliabilitas suatu instrument dapat menggunakan
rumus alpha, yaitu:
(
)(
∑
)
22
Dimana :
= Reliabilitas instrumen
∑ = Jumlah varian butir
= Varians total
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha rebilitas yaitu bila rhitung
>rtabel, maka alat ukur tersebut reliabel dan juga sebaliknya, jika
rhitung<rtabel maka alat ukur tidak reliabel. Setelah didapat hasil uji
rabilitas maka dapat dilihat kriteria uji nilai reabilitas data pada tabel 3.1
sebagai berikut:
Tabel 3.1. Kriteria Uji Reabilitas
H. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Data
Data hasil penelitian ini yaitu pemahaman konsep yang diperoleh dari nilai
pretest dan posttest yang dianalisis menggukan analisis independent
sampel t-test non parametrik. Sebelum melakukan uji independent non
parametrik perlu dilakukan terlebih dahulu uji n-gain, uji normalitas dan
homogenitas terhadap data yang diperoleh.
Nilai Alpha Cronbach’s Kategori
0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
0,21 - 0,40 Agak Reliabel
0,41 – 0,60 Cukup Reliabel
0,61 - 0,80 Reliabel
0,80 – 1,00 Sangat Reliabel
23
a. Uji N-Gain
Uji N-Gain pada penelitian ini digunakan mengetahui selisih nilai
pemahaman konsep siswa setelah dilakukan peneliti pada dua kali
pertemuan , menggunakan nilai pretest dan posttest, sehingga
digunakan analisis N-Gain dengan persamaan berikut:
N-Gain (
Keterangan:
g = N-gain
postS = Skor postest
preS = Skor pretest
maxS = Skor maksimum
Kriteria interperensi N-gain dapat dilihat pada Tabel 3.2
Tabel 3.2 Kriteria Interpretasi N-gain
N-gain Kriteria Interpretasi
N-gain > 0,7 Tinggi
0,3 < N-gain < 0,7 Sedang
N-gain < 0,3 Rendah
(Meltzer, 2002)
b. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah sampel penelitian
berdistribusi normal atau tidak (sugiono, 2015:241). Uji normalitas
yang digunakan adalah uji statistik parametrik Shapiro-Wilk. Data
yang diuji normalitasnya adalah data peningkatan pemahaman konsep
24
siswa yang mengerjakan tugas pengayaan menggunkan PhET
Simulation.
1. Rumusan Hipotesis
H0 : Data berdistribusi normal
H1 : Data tidak berdistribusi tidak normal
2. Kriteria Uji
Data berdistribusi normal jika sig. ≥ 0,05 maka H0 diterima,
sedangkan jika sig. < 0,05 maka H0 ditolak.
c. Uji Homogenitas
Uji homogentias digunakan untuk mengetahui apakah data
peningkatan pemahaman konsep siswa dari dua kelompok sampel
mempunyai varians yang homogen atau tidak homogeny (Sugiono,
2015: 241) . Uji homogenitas dilakukan secara manual menggunakan
Shapiro-Wilk (Uji F). Jika salah satu data tidak berdistribusi normal,
maka tidak perlu dilanjutkan uji homogentitas (Sudjana, 2005). Data
yang diuji homogentitasnya adalah data peningkatan pemahaman
konsep siswa yang mengerjakan tugas pengayaan menggunkan PhET
simulation.
1. Rumusan Hipotesis
H0 : Data peningkatan pemahaman konsep siswa memiliki varians
homogen
25
2121
2
22
2
11
_____
2
____
1
11
2
)1()1(
nnnn
snsn
XXt
H1 : Data peningkatan pemahaman konsep siswa memiliki
varians tidak homogen
2. Kriteria Uji
Keempat data homogen jika sig. ≥0,05 maka H0 diterima,
sedangkan jika sig. <0,05 maka H0 ditolak.
2. Pengujian Hipotesis
Data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil penelitan dianalisis dengan
melakukan uji sebagai berikut:
a. Uji Independent Sample T-Test
Uji Independent Sample T-Test dilakukan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan PhET Simulation terhadap peningkatan
pemahaman konsep dengan mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
rata-rata antara dua kelompok sampel yang tidak berhubungan.
Apabila data yang digunakan tidak berdistribusi normal maka
digunakan uji Mann-Whitney Test. Rumus perhitungan Independent
Sample T-Test menurut Iskandar (2008:1130 yaitu :
Keterangan:
T = Nilai t-hitung
X1 = Rata-rata nilai kelas eksperimen
26
X2 = Rata-rata nilai kelas kontrol
n1 = Banyaknya anggota sampel di kelas eksperimen
n2 = Banyaknya anggota sampel di kelas kontrol
= Rata-rata varians kelas eksperimen
= Rata-rata varians kelas kontrol
Cara menguji hipotesis ini, yaitu membandingkan nilai Sig.(2 tailed)
pada uji- T dengan nilai α (0,05) dengan kriteria uji sebagai berikut:
1) Jika nilai Sig.(2-tailed) < α (0,05), maka tolak H0.
2) Jika nilai Sig.(2-tailed) > α (0,05), maka terima H0.
b. Uji Effect Size
Dalam penelitian ini akan dilihat besarnya pengaruh PhET Simulation
terhadapa peningkatan pemahaman konsep dengan menggunakan
perhitungan effect size. Effect size merupakan ukuran besarnya efek
suatu variabel pada variabel lain, besarnya perbedaan maupun
hubungan yang bebas dari pengaruh besarnya sampel. Menghitung
effect size pada uji mann whitny digunakan rumus
Keterangan
= Cohen’s d effect size
𝑡 = Mean treatment condition
𝑐 = Mean control condition
𝑝𝑜𝑜𝑙𝑒 = Standard deviation
27
Setelah didapat nilai effect size maka dapat mencari besar presentase
pengaruh dari suatu metode dengan kriteria interpretasi nilai Cohen’s
dapat dilihat pada Tabel 3.3 sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Interpretasi nilai Cohen’s
Cohen’s Standart Effect Size Persentase (%)
Large
2,0 97,7
1,9 97,1
1,8 96,4
1,7 95,5
1,6 94,5
1,5 93,3
1,4 91,9
1,3 90
1,2 88
1,1 86
1,0 84
0,9 82
0,8 79
Medium 0,7 76
0,6 73
0,5 69
Small
0,4 66
0,3 62
0,2 58
0,1 54
0,0 50
(Becker, 2000)
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil penelitian dan pembahasan data memperoleh simpulan dari penelitian
eksperimen ini yaitu:
1. Ada pengaruh yang signifikan PhET Simulation terhadap pemahaman
konsep siswa terlihat dari nilai signifikansi uji Mann Whitney kurang dari
0,05 yaitu 0,00.
2. PhET Simulation berpengaruh sebesar 69% pada pertemuan pertama dan
66% pada pertemuan kedua terhadap peningkatan pemahaman konsep
siswa dengan kategori sedang
B. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan
dan analisis dari data hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai
berikut:
1. Pengayaan dengan menggunakan PhET Simulation dapat dijadikan salah
satu alternatif bagi guru di sekolah dalam upaya meningkatkan
pemahaman konsep siswa.
43
2. Pada pengguaan PhET Simulation , perlu diperhatikan penguasaan siswa
dengan baik dalam penggunaan media tersebut agar siswa dapat
memahami konsep dengan baik.
45
46