pengaruh regulasi diri, sikap pada mata pelajaran, …digilib.unila.ac.id/56337/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH REGULASI DIRI, SIKAP PADA MATA PELAJARAN, DAN
FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SMP TUNAS DHARMA WAY GALIH
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
(Skripsi)
Oleh
MELIZA PRATIWI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH REGULASI DIRI, SIKAP PADA MATA PELAJARAN, DAN
FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SMP TUNAS DHARMA WAY GALIH
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh
MELIZA PRATIWI
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh regulasi diri, sikap pada
mata pelajaran, dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas
VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex
post facto dan survey. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII
sebanyak empat kelas dengan jumlah seluruh siswa yaitu 139 siswa dengan
sampel sebanyak 103 siswa. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah probability sampling dengan menggunakan simple random sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa, ada pengaruh regulasi diri, sikap pada mata
pelajaran, dan fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas
VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun pelajaran 2018/2019. Hal ini
dibuktikan dengan Fhitung > Ftabel atau 12,573 > 2,70 dan nilai signifikansi (sig.) < α
(0,05) atau 0,000 < 0,05. Koefisien determinasi (r2) sebesar 0,276 yang artinya
27,6% hasil belajar dipengaruhi oleh regulasi diri, sikap pada mata pelajaran, dan
fasilitas belajar dan sisanya 72,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan dalam penelitian ini.
Kata kunci : Hasil Belajar IPS Terpadu, Regulasi Diri, Sikap Pada Mata
Pelajaran, Fasilitas Belajar
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SELF-REGULATION, ATTITUDES ON SUBJECT,
AND LEARNING FACILITIES ON STUDENT LEARNING OUTCOMES
OF INTEGRATED SOCIAL SCIENCE IN VIII GRADE OF TUNAS
DHARMA JUNIOR HIGH SCHOOL WAY GALIH 2018/2019
By
MELIZA PRATIWI
The purpose of this research was to determine the effect of self regulation,
attitudes on subject, and learning facilities on student learning outcomes of
integrated social science in VIII grade of Tunas Dharma Junior High School Way
Galih 2018/2019. The method used in this research is descriptive verification with
ex post facto approaches and surveys. The population in this research were eighth
grade students as many as four classes with the total number of students namely
139 students with a sample of 103 students. The sampling technique in this
research is probability sampling using simple random sampling. The result
showed that, there was an effect of self regulation, attidudes on subjects, and
learning facilities on student learning outcomes of integrated social science in VIII
grade of Tunas Dharma Junior High School Way Galih 2018/2019. This is
evidenced by Fcount > Ftable or 12,573 > 2,70 and significance value (sig.) < α (0,05)
or 0,000 < 0,05. The coefficient of determination (r2) is 0,276 which means that
27,6% of learning outcomes are influenced by self regulation, attidudes on
subjects, and learning facilities and the remaining 72,4% is influenced by other
factors not included in this research.
Keywords : Student Learning Outcomes of Integreted Social Science, Self
Regulation, Attidudes on Subjects, Learning Facilities
PENGARUH REGULASI DIRI, SIKAP PADA MATA PELAJARAN, DAN
FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS VIII SMP TUNAS DHARMA WAY GALIH
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Oleh
MELIZA PRATIWI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Meliza Pratiwi dan biasa disapa dengan
Meli, Liza dan Memel. Penulis lahir tanggal 07 Mei 1997,
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara pasangan
Bapak Zulqoni dan Ibu Mas Amah. Penulis berasal dari
Kota Bandar Lampung.
Berikut pendidikan formal yang pernah ditempuh.
1. Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Penengahan lulus pada tahun 2009.
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 5 B.Lampung lulus pada tahun
2012.
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 B.Lampung lulus pada tahun 2015.
4. Pada tahun 2015 penulis di terima melalui jalur undangan atau SNMPTN pada
Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan PIPS FKIP Universitas Lampung.
Pada tahun 2017 penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) kemudian
melaksanakan Praktek Profesi Kependidikan (PPK) di SMP Negeri 2 Wonosobo
dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Banjar Negoro Kec. Wonosobo Kab.
Tanggamus pada tahun 2018. Penulis pernah aktif di organisasi kampus yakni
Himapis FKIP Unila. Hingga Pada tanggal 12 Desember 2018 Seminar Proposal,
01 Maret 2019 Seminar Hasil dan akhirnya Ujian Komprehensif pada 18 Maret
2019.
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan ridho-Nya sehingga penulis sampai pada tahap ini.
Karya kecil ini ku persembahkan untuk
Kedua orang tuaku
Yang dengan tulus, ikhlas dan sabar membesarkan, mendidik, dan mendoakanku. Tak pernah
berhenti menasehati, mendukung, mempercayai, memenuhi segala kebutuhanku dan
memberikan kebebasan memilih jalan hidupku.
Kedua adikku tersayang
Terimakasih sudah menjadi adik yang baik dan penurut. Meskipun sering bertengkar tetapi
saling peduli. Semoga kalian juga bisa membanggakan kedua orang tua kita.
Keluarga besar Bapak dan Ibu
Terimakasih untuk seluruh keluarga besar yang telah mendukung dan mendoakan
keberhasilanku, semoga aku menjadi kebanggaan kalian.
Sahabat-sahabatku
Terimakasih untuk semua warna yang telah kalian lukiskan, semoga tali silaturahmi kita
akan selalu terjalin
Semua guru, dosen, pendidik dan almamater tercinta
Terimakasih Pak Buk sudah mengajarkan banyak hal kepadaku, semoga Allah senantiasa
meridhoi kehidupan bapak dan ibu.
Kamu
Terimakasih telah menjadi bagian dari prosesku, yang selalu memberikan dukungan dan
semangat serta mengajarkan arti kesabaran dan perjuangan. Semoga perjuangan yang telah
dilakukan akan berakhir pada titik yang diharapkan
MOTTO
Waktu bagaikan pedang. Jika engkau tidak memanfaatkannya dengan baik, maka
ia akan memanfaatkanmu
(Hadist Riwayat Muslim)
Tanpa ilmu, amal tidak ada gunanya. Sedangkan ilmu tanpa amal adalah hal yang
sia-sia
(Abu Bakar As Siddiq)
Takut gagal bukan alasan untuk tidak mencoba sesuatu
(Frederick Smith)
Jika bisa diimpikan berarti bisa diwujudkan
(Walt Disney)
Terus bervisi lakukan dengan eksekusi agar kelak cita-citamu tak menjadi
halusinasi, banyak hal indah yang menantimu di masa depan
(Agus Rianto)
Kesabaran, kegigihan, keikhlasan dan kekuatan doa merupakan jalan menuju
kesuksesan
(Meliza Pratiwi)
SANWACANA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Regulasi
Diri, Sikap Pada Mata Pelajaran, dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS
Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran
2018/2019”. Sholawat serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada baginda
Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, motivasi, bimbingan serta saran semua pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terimakasih sedalam-dalamnya kepada:
1. Rektor, wakil rektor, segenap pimpinan dan tenaga kerja Universitas Lampung.
2. Prof. Dr. Patuan Raja, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
3. Dr. Sunyono, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerja Sama
FKIP Universitas Lampung.
4. Drs. Supriyadi, M.Pd. selaku Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan
FKIP Universitas Lampung.
5. Dr. Riswanti Rini, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Alumni FKIP Universitas Lampung.
6. Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial FKIP Universitas Lampung.
7. Drs. Tedi Rusman, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi
FKIP Universitas Lampung.
8. Ibu Dr. Pujiati, S.Pd., M.Pd. selaku Pembimbing Akademik dan pembimbing I
yang telah bersedia membimbing penulis dengan sabar dan ikhlas dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sekalipun hanya dalam waktu singkat
bisa dekat dan mendengarkan ilmu dari ibu, Meliza sangat senang dan merasa
bangga karena mendapatkan kesempatan mendengar cerita-cerita dari ibu.
Motivasi dan nasihat yang ibu berikan akan selalu Meliza ingat dan aplikasikan
dikehidupan Meliza. Semoga ibu selalu diberikan kesehatan dan senantiasa
diridhoi oleh Allah SWT.
9. Bapak Albet Maydiantoro, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang telah
bersedia membimbing dan memberikan kritik dan saran dalam penyusunan
skripsi ini. Sukses dan lancar terus pak untuk semua usahanya.
10. Bapak Drs. Nurdin, M.Si. selaku penguji yang telah memberikan kritik dan
saran dalam penyempurnaan skripsi ini. Dosen yang selalu bisa mencairkan
suasana dan membuat happy saat mengajar, selalu memberikan nasehat
kepada mahasiswanya. Semoga selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT.
11. Terimakasih kepada Bapak/Ibu dosen pendidikan ekonomi Bapak Drs. Tedi
Rusman, M.Si., Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., Bapak Drs. I Komang Winata,
M.Si., Bapak Suroto, S.Pd., M.Pd., Bunda Dr. Erlina Rupaidah, S.E., M.Pd.,
Ibu Rahmah Dianti Putri, S.E., M.Pd., Ibu Widya Hestiningtyas, S.Pd., M.Pd.,
Ibu Fanni Rahmawati, S.Pd., M.Pd., dan Ibu Rahmawati, S.Pd., M.Pd.,
semoga Allah membalas ilmu yang telah bapak/ibu ajarkan. Serta Kak
Wardani, S.Pd., M.Pd. yang telah banyak membantu.
12. Bapak dan ibu dosen serta staf dan karyawan Universitas Lampung.
13. Keluarga besar SMP Tunas Dharma Way Galih sudah mengizinkan dan
menerima ku dengan terbuka untuk melakukan penelitian dan mengajarkan
banyak hal, semoga aktivitas sekolahnya semakin baik dan sesuai harapan
siswa - siswi dan bapak/ibu guru serta staff selalu diberikan kesehatan oleh
Allah swt.
14. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta yang telah membesarkan,
mendidik, dan mendoakanku. Tak pernah berhenti menasehati, mendukung,
mempercayai, dan selalu berusaha memenuhi kebutuhanku sehingga
menjadikanku seperti saat ini. Semoga Allah swt senantiasa memberikan
kesehatan dan memberikanku kesempatan untuk membahagiakan kalian
berdua, para malaikatku.
15. Kedua adikku tersayang Ria Astuti dan Cindy Aulia yang terkadang suka
membuat kesal dan marah. Dua sosok manusia paling nyebelin tapi juga
selalu buat ngahnya tertawa dan bangga karena sudah tumbuh jadi anak yang
cerdas. Semoga kelak kalian bisa menggapai cita-cita kalian dan kita bisa
menjadi kebanggaan keluarga.
16. Kedua keluarga besar dari orang tuaku yang selalu mendoakan dan
mendukungku. Semoga Allah senantiasa meridhoi kalian.
17. Kamu, kak Rian orang yang juga berjasa dalam prosesku ini. Terimakasih
sudah selalu menyemangati, menasehati dan mengusahakan apapun
permintaan tolong disela-sela kesibukan, siaga mengantar dan menjemput,
menjadi pendengar disaat aku mengutarakan keluh kesah serta bentuk
dukungan lain yang belum tentu bisa dilakukan orang lain. Semoga Allah
SWT selalu melindungi kamu dan keluarga.
18. Sahabat-sahabat seperjuanganku Rani Atalia Raymoni wanita baik tapi
mageran, partner bepergian saat merasa bosan, pendengar ceritaku, yang
selalu dibuat repot dengan drama kami (aku dan dia). Darmila Franika wanita
mandiri, tegar, sosok penengah diantara kita, dan menjadi tempat berkeluh
kesah kita berempat, yang mengispirasiku untuk menjadi pribadi yang lebih
mandiri dan tegar. Yustika Wijaya si bungsu diantara kita, sosok wanita yang
juga mandiri, riweh tapi santai, yang selalu menenangkanku disaat mulai
merasa panik. Alma Teisa F sosok wanita yang rame dan suka membuat kita
tertawa dengan kejayusannya, yang menginspirasi karena mudah bergaul.
Fajria Eka Safitri partner drama dari semhas sampai sekarang yang karena
karena ide kegercepannya dan dorongan dari dia semhas dan kompre ku bisa
terlaksana dengan cepat, Sih imut Akda Fadillah partner sebangku saat kelas
11 – 12, kawan terdekatku meskipun sudah jarang bertemu karena kesibukan
yang menjadi penghalang. Si cerdas Risna Pertiwi partner lomba saat di SMA
yang hingga sekarang jadi partner ketika membantu adik-adik di SMA
tercinta.
19. Teman-teman seperjuangan KKN dan PPL Desa Banjar Negoro (Muhammad
Yusuf dan M. Arif Syaifullah sih upin ipin selaku kordes dan korsek yang
suka buat ketawa karena tingkah lucunya dan juga partnerku yang baik saat
mengajar karena sudah membantu disaat suaraku habis. Mala Pratiwi dan ak
Kurnia Adiwidia Gumilang sudah perduli, banyak membantu mengantar dan
menjemput, menjadi partner jajan, dan partner ngebolang yang sudah
memberikan pengalaman baru dan mewujudkan keinginanku meskipun
belum sempat mengujungi dua tempat lainnya. Nida Lidya Susanti dan Fitri
Ani sih ukhti besar dan ukhti kecil partner curhat, partner jajan, dan partner
jalan-jalan yang terkadang suka julid tapi sangat perduli dengan ku hingga
saat ini. Dwi Rika Pratiwi sosok wanita bijak dan menjadi penengah di
kelompok, yang ketika dia berbicara, setiap anggota mendengarkan dan
langsung melaksanakan perkataannya. Kaka Rosyana sih suara emas dalam
kelompok, dan Dwi Anggraini S mahasiswa PPL yang sering ditanya murid-
murid.
20. Teman-teman satu bimbingan skripsi, karena sudah sangat membantu dalam
bertukar informasi baik mengenai skripsi maupun tentang kehadiran dosen.
21. Rekan-rekan seperjuangan pendidikan ekonomi 2015 selamat menuju
kesuksesan masing-masing.
22. Kak Mei Lisa Hasty Widuri dan Kak Yonada Dwi Kaputri, kakak tingkat
yang sudah banyak membantu, mulai dari menjawab semua pertanyaan baik
tentang bagaimana perkuliahan, tugas, kkn+ppl, sampai tentang skripsi.
Arahan, nasihat, dan saran dari Kak Mei dan Kak Nana benar-benar
membantu Meliza hingga bisa sampai ke titik ini. Semoga kalian selalu
diridhoi oleh Allah swt.
23. Keluarga SMP Negeri 2 Wonosobo dan Desa Banjar Negoro terutama untuk
keluarga Pak Lurah Banjar Negoro, bapak, ibu, mamas, dan tata yang telah
menerima dan menjaga kami dengan sangat baik dan memberikan
pengalaman serta pembelajaran yang sangat berharga.
24. Almamater tercinta SD Negeri 2 Penengahan, SMP Negeri 5 Bandar
Lampung, dan SMA Negeri 5 Bandar Lampung, dan Universitas Lampung
yang sudah mengubah jalan hidupku dan menjadi pribadi saat ini.
25. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini baik langsung
atau tidak langsung semoga bernilai ibadah.
Semoga Allah memberikan berkah, rahmat, hidayah serta ridho-Nya atas kebaikan
dan pengorbanan bagi kita semua. Disadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang bersifat membangun
selalu diharapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung, 25 Maret 2019
Penulis,
Meliza Pratiwi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PENGESAHAN
RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN
MOTTO
SANWACANA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah........................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ....................................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 10
G. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................................ 11
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................................... 13
1. Hasil Belajar IPS Terpadu ....................................................................... 13
2. Regulasi Diri ............................................................................................ 18
3. Sikap Pada Mata Pelajaran ....................................................................... 21
4. Fasilitas Belajar ........................................................................................ 26
B. Penelitian yang Relavan ............................................................................... 29
C. Kerangka Pikir .............................................................................................. 31
D. Hipotesis ....................................................................................................... 33
III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................................... 35
B. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................... 36
1. Populasi .................................................................................................. 36
2. Sampel .................................................................................................. 36
C. Variabel Penelitian........................................................................................ 38
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel ............................................ 38
1. Definisi Konseptual Variabel ................................................................... 38
2. Definisi Operasional Variabel .................................................................. 39
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 41
1. Data Utama (Kuesioner/Angket) ............................................................. 41
2. Data Pendukung ....................................................................................... 42
a. Wawancara ......................................................................................... 42
b. Observasi............................................................................................ 42
c. Dokumentasi ...................................................................................... 42
F. Uji Persyaratan Instrumen ............................................................................ 42
1. Uji Validitas ............................................................................................. 42
2. Uji Reliabilitas ......................................................................................... 44
G. Uji Persyaratan Analisis Data ....................................................................... 47
1. Uji Normalitas .......................................................................................... 47
2. Uji Homogenitas ...................................................................................... 48
H. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 49
1. Uji Linearitas Garis Regresi..................................................................... 49
2. Uji Multikolinearitas ................................................................................ 50
3. Uji Autokorelasi ....................................................................................... 52
3. Uji Heteroskedastisitas............................................................................. 53
I. Pengujian Hipotesis ...................................................................................... 54
1. Regresi Linear Sederhana ........................................................................ 54
2. Regresi Linear Berganda.......................................................................... 55
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................................. 56
1. Sejarah SMP Tunas Dharma Way Galih ................................................. 56
2. Profil Sekolah........................................................................................... 56
3. Visi, Misi dan Tujuan SMP Tunas Dharma Way Galih .......................... 57
4. Keadaan dan Kondisi SMP Tunas Dharma Way Galih ........................... 58
B. Gambaran Umum Responden ....................................................................... 59
C. Deskripsi Data ............................................................................................. 59
1. Data Regulasi Diri (X1) ............................................................................ 60
2. Data Sikap Pada Mata Pelajaran (X2) ...................................................... 63
3. Data Fasilitas Belajar (X3) ...................................................................... 66
4. Data Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ........................................................ 69
D. Uji Persyaratan Analisis Data ....................................................................... 72
1. Uji Normalitas .......................................................................................... 72
2. Uji Homogenitas ...................................................................................... 73
E. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda (Asumsi Klasik) .............................. 74
1. Uji Linearitas Garis Regresi..................................................................... 74
2. Uji Multikolinearitas ................................................................................ 77
3. Uji Autokorelasi ....................................................................................... 78
4. Uji Heteroskedastisitas............................................................................. 80
F. Pengujian Hipotesis ...................................................................................... 82
1. Pengujian Secara Parsial .......................................................................... 82
a. Pengaruh Regulasi Diri (X1) terhadap Hasil Belajar IPS
Terpadu (Y) ......................................................................................... 82
b. Pengaruh Sikap Pada Mata Pelajaran (X2) terhadap Hasil
Belajar IPS Terpadu (Y) ...................................................................... 84
c. Pengaruh Fasilitas Belajar (X3) terhadap Hasil Belajar
IPS Terpadu (Y) .................................................................................. 86
2. Pengujian Secara Simultan (Pengaruh Regulasi Diri (X1), Sikap
Pada Mata Pelajaran (X2), dan Fasilitas Belajar (X3) terhadap
Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ................................................................. 87
G. Pembahasan .................................................................................................. 91
1. Pengaruh Regulasi Diri (X1) terhadap Hasil Belajar IPS
Terpadu (Y) Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih
Tahun Pelajaran 2018/2019 ..................................................................... 91
2. Pengaruh Sikap Pada Mata Pelajaran (X2) terhadap Hasil
Belajar IPS Terpadu (Y) Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma
Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019 ................................................... 93
3. Pengaruh Fasilitas Belajar (X3) terhadap Hasil Belajar
IPS Terpadu (Y) Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma
Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019 ................................................... 96
4. Pengaruh Regulasi Diri (X1), Sikap Pada Mata Pelajaran (X2),
dan Fasilitas Belajar (X3) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y)
Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun
Pelajaran 2018/2019................................................................................. 98
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................................. 102
B. Saran ........................................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Hasil Ulangan MID Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu Siswa
Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih TP. 2018/2019 ............................. 3
2. Hasil Kuesioner Regulasi Diri Pada Siswa Kelas VIII
SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019 ......................... 5
3. Data Hasil Kuesioner Sikap Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu
Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih T.P 2018/2019 .................. 6
4. Data Hasil Observasi dan Wawancara Fasilitas Belajar di SMP
Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019 ................................... 7
5. Penelitian yang relevan ................................................................................... 29
6. Data Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih
Tahun Pelajaran 2018/2019 ............................................................................ 36
7. Perhitungan Sampel Setiap Kelas .................................................................... 37
8. Definisi Operasional Variabel ......................................................................... 40
9. Daftar Interpretasi Koefisien r ......................................................................... 45
10. Hasil Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1 Reliability Statistic .......... 46
11. Hasil Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2 Reliability Statistic ........... 46
12. Hasil Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3 Reliability Statistic ........... 46
13. Analisis Varians (ANAVA) untuk Uji Kelinearan dan Keberartian
Regresi ............................................................................................................ 49
14. Keadaan Siswa SMP Tunas Dharma Way Galih ............................................ 58
15. Keadaan Guru dan Staf SMP Tunas Dharma Way Galih ............................... 58
16. Sarana dan Prasarana SMP Tunas Dharma Way Galih .................................. 59
17. Distribusi Frekuensi Variabel Regulasi Diri (X1) ........................................... 61
18. Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Pada Mata Pelajaran (X2) ..................... 64
19. Distribusi Frekuensi Variabel Fasilitas Belajar (X3) ...................................... 67
20. Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ........................ 70
21. Hasil Uji Normalitas ....................................................................................... 72
22. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas .................................................................. 73
23. Hasil Uji Homogenitas .................................................................................... 74
24. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas ............................................................... 74
25. Hasil Uji Linearitas Garis regresi Variabel Regulasi Diri (X1) ...................... 75
26. Hasil Uji Linearitas Garis regresi Variabel Sikap Pada Mata
Pelajaran (X2) .................................................................................................. 76
27. Hasil Uji Linearitas Garis regresi Variabel Fasilitas Belajar (X3) .................. 76
28. Rekapitulasi Uji Linearitas Garis Regresi ....................................................... 77
29. Hasil Uji Multikolinearitas.............................................................................. 78
30. Hasil Uji Autokorelasi .................................................................................... 78
31. Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................................................... 81
32. Rekapitulasi Hasil Uji Heteroskedastisitas ..................................................... 81
33. Hasil Uji Hipotesis Pertama ............................................................................ 82
34. Koefisien Regresi Regulasi Diri (X1) Terhadap Hasil Belajar
IPS Terpadu (Y) .............................................................................................. 83
35. Hasil Uji Hipotesis Kedua............................................................................... 84
36. Koefisien Regresi Sikap Pada Mata Pelajaran (X2) Terhadap
Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ........................................................................ 84
37. Hasil Uji Hipotesis Ketiga .............................................................................. 86
38. Koefisien Regresi Fasilitas Belajar (X3) Terhadap Hasil Belajar
IPS Terpadu (Y) .............................................................................................. 86
39. Koefisien Regresi Regulasi Diri (X1), Sikap Pada Mata
Pelajaran (X2), dan Fasilitas Belajar (X3) terhadap Hasil Belajar
IPS Terpadu (Y) .............................................................................................. 88
40. Hasil Pengujian Hipotesis Keempat ................................................................ 89
41. Korelasi Regresi Regulasi Diri (X1), Sikap Pada Mata Pelajaran
(X2), dan Fasilitas Belajar (X3) terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ....... 90
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Paradigma Penelitian ......................................................................................... 33
2. Kategori Variabel Regulasi Diri (X1) ................................................................ 62
3. Kategori Variabel Sikap Pada Mata Pelajaran (X2) .......................................... 65
4. Kategori Variabel Fasilitas Belajar (X3) ........................................................... 68
5. Kategori Variabel Hasil Belajar IPS Terpadu (Y) ............................................. 71
6. Kurva Durbin-Watson ....................................................................................... 79
DAFTAR LAMPIRAN
1. Panduan Kuesioner Regulasi Diri
2. Data Hasil Penelitian Pendahuluan Kuesioner Regulasi Diri
3. Panduan Kuesioner Sikap Pada Mata Pelajaran
4. Data Hasil Kuesioner Sikap Pada Mata Pelajaran
5. Panduan Observasi Fasilitas Belajar SMP Tunas Dharma Way Galih
6. Data Hasil Observasi Fasilitas Belajar SMP Tunas Dharma Way Galih
7. Panduan Wawancara Fasilitas Belajar Pada Guru SMP Tunas Dharma
Way Galih
8. Kisi-kisi Angket
9. Angket Uji Coba
10. Uji Validitas Angket Regulasi Diri (X1)
11. Uji Validitas Angket Sikap Pada Mata Pelajaran
12. Uji Validitas Angket Fasilitas Belajar
13. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
14. Uji Reliabilitas Angket
15. Angket Penelitian
16. Data Penelitian Regulasi Diri
17. Data Penelitian Sikap Pada Mata Pelajaran
18. Data Penelitian Fasilitas Belajar
19. Rekapitulasi Data Penelitian
20. Uji Normalitas
21. Uji Homogenitas
22. Uji Linearitas Garis Regresi
23. Uji Multikolinearitas
24. Uji Autokorelasi
25. Uji Heteroskedastisitas
26. Pengujian Hipotesis
27. Surat Izin Penelitian Pendahuluan
28. Surat Balasan Izin Penelitian Pendahuluan
29. Surat Izin Penelitian
30. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu wadah yang sangat penting dalam mewujudkan
pembangunan nasional, karena dengan pendidikan yang baik, maka akan
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang
merupakan modal penting dalam membangun sebuah bangsa. Pendidikan
juga merupakan salah satu aspek terpenting dalam membentuk pribadi
manusia. Seperti yang tertuang dalam Undang - Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bab 1 Pasal 1 ayat (1) yang
mengartikan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Lembaga pendidikan seperti sekolah memiliki peranan penting dalam
melaksanakan program pendidikan. Kegiatan yang dilakukan dalam
mewujudkan program pendidikan tersebut ialah dengan adanya suatu proses
pembelajaran. Sebuah proses pembelajaran yang baik hendaknya mengacu
pada tiga aspek, yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Keberhasilan
2
suatu proses pembelajaran dapat dilihat dari pencapaian hasil belajar yang
diperoleh siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Nawawi (Susanto, 2013: 5),
“hasil belajar diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari
hasil tes mengenai sejumlah materi tertentu”.
IPS Terpadu merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari pada
jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP). IPS atau studi sosial tersebut
merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi
cabang-cabang ilmu sosial seperti ekonomi, geografi, sejarah, sosiologi,
antropologi, politik, filsafat dan psikologi sosial. IPS mengkaji seperangkat
peristiwa, fakta dan konsep yang berkaitan dengan isu sosial. Tujuan
pembelajaran IPS adalah agar siswa dapat mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. Selain itu,
memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial serta
memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan. Keberhasilan siswa dalam mempelajari IPS Terpadu dapat
dilihat dari hasil belajar yang diperolehnya.
Hasil belajar merupakan hal yang sangat penting sebagai indikator
keberhasilan belajar. Djamarah (2010: 97) mengatakan tingkat keberhasilan
siswa sebagai berikut.
1. Istimewa/Maksimal : Apabila seluruh bahan pelajaran dapat dikuasai
oleh anak didik.
2. Baik sekali/Optimal : Apabila sebagian besar (76% sampai dengan 99%)
bahan pelajaran dapat dikuasai oleh anak didik.
3
3. Baik/Minimal : Apabila bahan pelajaran dikuasai anak didik hanya
60% sampai dengan 75% saja.
4. Kurang : Apabila bahan pelajaran dikuasai kurang dari 60%.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan diperoleh data hasil belajar pada
mata pelajaran IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih
dan diperoleh data sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Ulangan MID Semester Mata Pelajaran IPS Terpadu
Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih TP. 2018/2019
No. Kelas Nilai
Jumlah Siswa ≤70 ≥70
1. VIII A 10 26 36
2. VIII B 18 15 33
3. VIII C 23 13 36
4. VIII D 22 12 34
Siswa 73 66 139
Persentase (%) 52,5% 47,5% 100%
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Tunas Dharma Way Galih
Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa
masih tergolong rendah. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang berlaku di SMP Tunas Dharma Way Galih berjumlah 66 siswa
dari 139 siswa atau hanya 47,5%. Sedangkan hasil belajar dapat dinyatakan
baik jika siswa telah mencapai KKM sebanyak 60%-75%. Sehingga hal
tersebut menegaskan bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa SMP Tunas
Dharma Way Galih masih tergolong rendah.
Keberhasilan yang dicapai oleh siswa dalam belajar ditentukan oleh banyak
faktor. Sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 54) bahwa ada dua faktor
yang mempengaruhi keberhasilan belajar, yaitu faktor intern dan ekstern.
1. Faktor intern, yaitu faktor yang ada pada diri individu yang sedang belajar.
Faktor intern terdiri dari:
a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).
4
b. Faktor psikologi (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan belajar) dan
c. Faktor kelelahan
2. Faktor ekstern, yaitu faktor yaitu faktor yang ada di luar individu. Faktor
ekstern terdiri dari:
a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan
latar belakang budaya).
b. Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar
pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas
rumah) dan
c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa,
teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat).
Berdasarkan faktor-faktor yang telah dipaparkan, peneliti akan meneliti faktor
yang diduga mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII
SMP Tunas Dharma Way Galih. Faktor pertama yaitu regulasi diri atau
pengaturan diri pada siswa masih rendah. Siswa belum memiliki kemampuan
untuk mengatur aktivitas belajarnya secara efektif. Hal tersebut terlihat dari
perilaku siswa yang santai dalam melaksanakan aktivitas belajarnya, hanya
tampak sibuk ketika menjelang ulangan dengan belajar pada malam harinya
saja. Siswa juga masih enggan bertanya dan kurang antusias dalam kegiatan
pembelajaran. Tidak hanya itu, siswa juga lebih sering mengobrol dan pergi
ke kantin ketika guru tidak hadir.
Kemampuan siswa dalam meregulasi diri merupakan salah satu faktor yang
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Senada dengan pendapat Woolfolk
(dalam Friskilia S & Winata, 2018: 38) yang mengatakan bahwa salah satu
faktor personal yang mempengaruhi hasil belajar seseorang adalah
kemampuan melakukan regulasi diri. Regulasi diri yaitu kemampuan
menghasilkan pikiran, perasaan dan tindakan, merencanakan dan
5
mengadaptasikannya secara terus-menerus untuk mencapai tujuan
(Zimmerman dalam Husna, Hidayati, & Ariati, 2014: 51). Boekaerts
menyatakan bahwa meskipun seorang siswa memiliki tingkat intelegensi
yang baik, kepribadian, lingkungan rumah, dan lingkungan sekolah yang
mendukungnya, tetapi tidak ditunjang dengan kemampuan regulasi diri yang
baik, maka siswa tersebut tetap tidak akan mampu mencapai prestasi yang
optimal (Friskilia S & Winata 2018: 38). Berikut ini data yang menunjukkan
regulasi siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih.
Tabel 2. Hasil Kuesioner Regulasi Diri Pada Siswa Kelas VIII SMP
Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019
No. Regulasi Diri Ya Tidak Keterangan
1 Bertanya kepada guru ketika ada
materi yang tidak dipahami
9
(45%)
11
(55%)
Banyaknya
siswa yang
diamati
adalah 20
siswa
2 Belajar di rumah sesuai jadwal
yang telah dibuat, tidak hanya
ketika menjelang ulangan.
7
(35%)
13
(65%)
3 Mendiskusikan pelajaran bersama
teman dan mencatat poin-poinnya
ketika guru tidak hadir
6
(30%)
14
(70%)
4 Membaca buku pelajaran untuk
mengisi waktu luang
3
(15%)
14
(85%)
5 Sering berlatih mengerjakan soal-
soal
8
(40%)
12
(60%)
Persentase Rata-rata (%) 33% 67%
Sumber: Hasil Kuesioner Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma
Way Galih
Berdasarkan data pada tabel 2, dapat diketahui bahwa regulasi diri pada siswa
kelas VIII SMP Tunas Dharma masih rendah. Hal tersebut terlihat dari
jawaban hasil kuesioner yang lebih cenderung negatif, yaitu dengan
persentase rata-rata yang mencapai 67% sedangkan persentase rata-rata
positif yang diperoleh hanya sebesar 33% dari 20 orang siswa yang diamati.
6
Faktor kedua yang diduga berpengaruh terhadap hasil belajar IPS Terpadu
adalah sikap pada mata pelajaran, yang dapat berupa sikap positif maupun
negatif. Sikap yang positif akan mendorong siswa menjadi lebih rajin dalam
belajar sehingga siswa akan termotivasi untuk memperoleh hasil belajar yang
lebih baik. Sebaliknya, sikap negatif akan membuat siswa kurang merespon
terhadap suatu mata pelajaran dengan baik yang berdampak pada hasil belajar
yang diperoleh menjadi rendah. Dari hasil angket pendahuluan dan
wawancara terhadap siswa, diketahui bahwa sikap siswa pada mata pelajaran
IPS Terpadu cenderung negatif, karena siswa menganggap mata pelajaran IPS
Terpadu merupakan mata pelajaran yang membosankan. Berikut ini
merupakan data yang menunjukkan sikap siswa pada mata pelajaran IPS
Terpadu SMP Tunas Dharma Way Galih.
Tabel 3. Data Hasil Kuesioner Sikap Pada Mata Pelajaran IPS Terpadu
Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih T.P 2018/2019
No
. Sikap Pada Mata Pelajaran
Positif
(%)
Negatif
(%) Keterangan
1. Senang belajar IPS Terpadu 6 (30%) 14 (70%) Banyaknya
siswa yang
diamati
adalah 20
siswa
2. Segera dalam menyelesaikan tugas
IPS Terpadu 9 (45%) 11 (55%)
3. Memperhatikan dengan sungguh-
sungguh bila guru menjelaskan
materi IPS Terpadu
7 ( 35%) 13 (65%)
4. IPS Terpadu adalah mata pelajaran
favorit 5 (25%) 15 (75%)
Persentase Rata-rata (%) 33,75% 66,25%
Sumber: Hasil Kuesioner Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma
Way Galih
Berdasarkan data pada Tabel 3, diketahui bahwa sikap siswa pada mata
pelajaran IPS Terpadu kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih lebih
cenderung negatif dengan rata-rata mencapai 66,25%, sedangkan siswa yang
bersikap positif rata-rata yang diperoleh hanya sebesar 33,75%.
7
Faktor ketiga yang diduga berpengaruh terhadap hasil belajar adalah fasilitas
belajar. Menurut Sadiman (Febriani & Sarino, 2017: 164) fasilitas belajar
dianggap mampu memberikan manfaat dan dukungan terhadap proses belajar
mengajar. Fasilitas belajar di sekolah dapat berupa fisik maupun material,
selain gedung adapula fasilitas lain yang juga penting seperti laboratorium,
perpustakaan, papan tulis, LCD, hostpot area dan fasilitas lain. Berikut ini
adalah fasilitas yang ada di SMP Tunas Dharma Way Galih.
Tabel 4. Data Hasil Observasi dan Wawancara Fasilitas Belajar di SMP
Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019.
No. Fasilitas Keterangan
1 Gedung/atau ruang kelas layak Tersedia
2 Fasilitas di dalam kelas (meja, kursi, papan tulis,dll) Tersedia
3 Perpustakaan Tersedia
4 Laboratorium computer Tersedia
5 Lab Bahasa Tidak Tersedia
6 Ruang UKS Tersedia
7 Ruang Kesenian Tidak Tersedia
8 Ruang Ibadah Tersedia
9 Kantin Tersedia
10 LCD Tidak Tersedia
11 Hotspot Area Tidak Tersedia
Sumber: Hasil observasi dan wawancara guru SMP Tunas Dharma Way
Galih
Berdasarkan data pada tabel 4, dapat diketahui bahwa fasilitas yang
disediakan di SMP Tunas Dharma Way Galih masih kurang. Hal tersebut
dapat terlihat dari tidak tersedianya LCD dan hotspot area. Selain itu,
meskipun perpustakaan tersedia, namun dalam pelaksanaannya perpustakaan
tidak dapat digunakan dengan maksimal karena koleksi buku yang ada
tidaklah lengkap, bahkan buku yang digunakan khususnya pada mata
8
pelajaran IPS Terpadu kelas 8 bersumber dari guru yang diperoleh dengan
membeli secara pribadi di toko buku. Padahal buku merupakan fasilitas
penting yang mempengaruhi kegiatan belajar siswa, karena buku adalah salah
satu sumber belajar siswa.
Oleh karena itu, peneliti mengambil judul penelitian “Pengaruh Regulasi
Diri, Sikap Pada Mata Pelajaran Dan Fasilitas Belajar Terhadap Hasil
Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih
Tahun Pelajaran 2018/2019”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan dalam penelitian ini dapat
diidentifikasi sebagai berikut.
1. Hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way
Galih Masih tergolong rendah.
2. Sikap siswa yang santai dalam melaksanakan aktivitas belajarnya, hanya
tampak sibuk ketika menjelang ulangan dan belajar pada malam harinya
saja.
3. Siswa masih enggan bertanya dan kurang antusias dalam mengikuti
pembelajaran.
4. Siswa lebih sering mengobrol dan pergi ke kantin ketika guru tidak hadir.
5. Sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS Terpadu cenderung negatif
karena siswa menganggap mata pelajaran IPS Terpadu merupakan mata
pelajaran yang membosankan.
6. Kurangnya fasilitas belajar yang disediakan sekolah.
9
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah di atas, tampak
bahwa masalah belajar IPS Terpadu dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor internal maupun faktor eksternal. Maka masalah pada penelitian
dibatasi pada kajian ada tidaknya pengaruh regulasi diri, sikap pada mata
pelajaran, dan fasilitas belajar, terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas
VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh regulasi diri terhadap hasil belajar IPS Terpadu
pada siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran
2018/2019?
2. Apakah ada pengaruh sikap pada mata pelajaran terhadap hasil belajar
IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun
Pelajaran 2018/2019?
3. Apakah ada pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu
pada siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran
2018/2019?
4. Apakah ada pengaruh regulasi diri, sikap pada mata pelajaran, dan
fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII
SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019?
10
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengaruh regulasi diri terhadap hasil belajar IPS
Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun
Pelajaran 2018/2019.
2. Untuk mengetahui pengaruh sikap pada mata pelajaran terhadap hasil
belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way
Galih Tahun Pelajaran 2018/2019.
3. Untuk mengetahui pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS
Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun
Pelajaran 2018/2019.
4. Untuk mengetahui pengaruh regulasi diri, sikap pada mata pelajaran, dan
fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII
SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Secara Teoritis
a. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan dan dapat mengembangkan
ilmu yang telah didapat selama kuliah.
b. Bagi para akademisi, dapat digunakan sebagai referensi atau bahan
kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang pendidikan.
11
c. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan tentang model yang dapat digunakan
oleh pendidik untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2. Secara Praktik
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu
bahan rujukan yang bermanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan pentingnya memperhatikan regulasi
diri siswa, sikap pada mata pelajaran, dan fasilitas belajar guna
meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa.
c. Bagi siswa, sebagai pijakan untuk lebih aktif dalam kegiatan belajar
sehingga dapat meningkatkan kompetensi secara optimal.
d. Bagi peneliti, sebagai bentuk praktik dan pengabdian terhadap ilmu
yang telah diperoleh dan syarat menyelesaikan studi di Universitas
Lampung.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah regulasi diri (X1), sikap pada mata pelajaran
(X2), fasilitas belajar (X3) dan hasil belajar IPS Terpadu (Y).
2. Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIII.
3. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Tunas Dharma Way Galih.
12
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2018/2019.
5. Ruang Lingkup Ilmu
Penelitian ini termasuk dalam ruang lingkup pendidikan.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Hasil Belajar IPS Terpadu
Proses mental yang terjadi dalam diri seseorang yang menyebabkan
perubahan perilaku disebut sebagai belajar. Proses tersebut terjadi akibat
adanya interaksi individu dengan lingkungannya. Belajar merupakan
aktivitas yang dilakukan untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahui.
Dengan belajar seseorang dapat mencapai kompetensi, keterampilan, sikap
dan pengetahuan. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Beberapa pakar mendefinisikan belajar dalam Sukmadinata (2009: 155)
sebagai berikut :
a. Witherington (1952), belajar adalah perubahan dalam kepribadian,
yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan dan kecapakan”.
b. Crow and Crow (1958), belajar adalah diperolehnya kebiasaan-
kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru.
c. Hilgard (1962), belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku
muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi.
d. Di Vesta and Thompson (1970), belajar adalah perubahan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman.
14
Menurut Baharuddin & Wahyuni (2010: 12) belajar merupakan aktivitas
yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya
melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. Slameto (2010:
2) juga mendefinisikan “belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.”
Keberhasilan belajar siswa dipengaruhi banyak faktor. Menurut Ilahi
(2012: 93), “Ada dua faktor yang mendukung kegiatan belajar mengajar
seseorang. Pertama, faktor internal yang berupa kesadaran diri dan kedua,
faktor eksternal berupa lingkungan sekitar yang mendukung proses
belajar”. Baharuddin & Wahyuni (2010: 20) juga menyebutkan “ada lima
kondisi psikologis seseorang yang mempengaruhi proses belajarnya yaitu :
(a) kecerdasan siswa, (b) motivasi, (c) minat, (d) sikap dan (e) bakat”.
Berdasarkan uraian tersebut, belajar merupakan suatu proses usaha yang
dilakukan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud
perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dalam interaksi dengan lingkungannya atau belajar merupakan suatu
proses yang dilakukan seseorang guna mencapai tujuan yaitu hasil belajar.
15
Hasil belajar merupakan pencapaian nilai-nilai, sikap, pengetahuan dan
keterampilan yang diperoleh siswa. Dimyati dan Mudjiono (2013: 3)
mengungkapkan “hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya puncak proses belajar”.
Menurut Sukmadinata (2009: 102) “hasil belajar merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat
dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik”.
Nawawi (Susanto, 2013: 5) juga berpendapat bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil
tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Susanto (2013: 6)
mengatakan “hasil belajar dapat meliputi pemahaman konsep (aspek
kognitif), keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek
afektif).”
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan dalam belajar tidak mudah,
perlu usaha keras yang harus dilakukan. Siswa harus bersikap positif dan
mau menerima materi pelajaran yang disampaikan guru. Karena proses
belajar merupakan hal yang berpengaruh terhadap tingkat keberhasilan
belajar dan seberapa besar prestasi yang diraih siswa. Pada dasarnya,
16
setiap siswa ingin memperoleh hasil belajar yang baik, namun pada
kenyataannya banyak siswa yang gagal dikarenakan berbagai faktor.
Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2010: 19) “faktor yang mempengaruhi
hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal”.
a. Faktor internal : adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-
faktor tersebut meliputi kondisi fisik, kesehatan, kecerdasan, motivasi,
sikap dan bakat
b. Faktor eksternal : menurut Syah (2003), digolongkan menjadi 2 yaitu
faktor lingkungan sosial yang meliputi sekolah, masyarakat, dan
keluarga. Serta faktor lingkungan nonsosial yang meliputi lingkungan
alamiah, instrumental, dan faktor materi pelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diartikan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang diperoleh dari berakhirnya proses belajar yang
membawa perubahan terhadap diri seseorang setelah menempuh proses
belajar. Hasil belajar memiliki arti penting dalam kegiatan pembelajaran
yang ada di sekolah karena dapat dijadikan sebagai tolak ukur
keberhasilan siswa dalam belajar.
Salah satu materi pelajaran yang dipelajari pada jenjang SMP adalah IPS
Terpadu. IPS berasal dari Amerika dengan nama Social Studies, National
Council for Social Studies (NCSS) mendefinisikan Social Studies sebagai
berikut.
“Sosial studies is the integrated study of the social sciences and
humanities to promote civic competence. Within the school program,
social studies provides coordinated, systematic study drawing upon such
discipline as anthropology, economics, geography, history, law,
philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well
as appropriate content from the humanities, mathematic, and natural
sciences” NCSS (Sapriya, 2009: 10).
17
Menurut rumusan NCSS, social studies adalah studi yang terintegrasi dari
ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk membentuk warga negara yang
baik. Mata pelajaran di sekolah merupakan sebuah studi yang
terkoordinasi, sistematis yang dikembangkan atas dasar konsep-konsep
disiplin dari ilmu antropologi, arkeologi, ekonomi, geografi, sejarah,
hukum, filsafat, politik, psikologi, agama dan sosiologi, dan juga konsep-
konsep yang dibutuhkan dari ilmu alam dan matematika.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang memuat Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) memuat IPS merupakan salah
satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs
mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan
Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk
menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab,
serta warga dunia yang cinta damai. Dengan demikian, IPS Terpadu
merupakan mata pelajaran yang mempelajari, menelaah, juga menganalisa
gejala dan masalah sosial yang ada di masyarakat dengan meninjau
berbagai aspek kehidupan.
Ilmu Pengetahuan Sosial memiliki karakteristik seperti bidang ilmu
lainnya. Menurut Sapriya (2009: 21) mengatakan bahwa karakteristik
pendidikan IPS konteks utamanya masih pada ilmu-ilmu sosial (social
18
science) yang berkaitan dengan manusia dalam konteks sosial. Trianto
(2010: 174) juga menyatakan:
“Karakteristik pendidikan IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang
bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi
dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi,
ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial
berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan
interdisipliner”.
Berdasarkan uraian tersebut, karakteristik mata pelajaran IPS terdiri dari
gabungan disiplin ilmu-ilmu sosial, yaitu sosiologi, ekonomi, geografi,
sejarah, politik, hukum, budaya, bahkan juga humaniora, pendidikan dan
agama yang didasarkan pada masalah-masalah sosial. Dengan demikian,
hasil belajar IPS Terpadu adalah pencapaian yang diperoleh serta bukti
telah mengikuti proses belajar dalam pelajaran IPS Terpadu di sekolah.
Hasil yang dicapai dinyatakan dengan nilai yang distandarisasikan dalam
bentuk huruf maupun angka.
2. Regulasi Diri
Regulasi diri bila dalam bahasa Inggris adalah self regulation yang berarti
pengaturan atau pengelolaan diri. Menurut Suryani (Ghufron dan
Risnawita, 2010: 59) regulasi diri bukan merupakan kemampuan mental
seperti inteligensi atau keterampilan akademik seperti keterampilan
membaca, melainkan proses pengarahan atau penginstruksian diri individu
untuk mengubah kemampuan mental yang dimilikinya menjadi
keterampilan dalam suatu bentuk aktivitas.
19
Regulasi diri merupakan proses seseorang dalam mengatur diri sendiri
untuk pencapaian tertentu. Senada dengan pendapat Barry Zimmerman
(Friskilia & Winata, 2018: 40), “regulasi diri sebagai proses yang
digunakan untuk mengaktifkan dan mengatur pikiran, perilaku, dan emosi
dalam mencapai suatu tujuan”. Ghufron dan Risnawita (2010: 59) juga
berpendapat bahwa regulasi diri adalah upaya individu untuk mengatur diri
dalam suatu aktivitas dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi,
motivasi, dan perilaku aktif.
Esther dan Henk (Elfiadi, 2015: 24) mengatakan “the term of self
regulation often refers to the exertion of control the self by the self which
involves altering the way in individual feels, thinks or behaves in order to
persue short or long term interest”. Istilah regulasi diri sering kali
mengacu pada penggunaan suatu kontrol diri oleh diri sendiri yang
mengakibatkan perubahan pada seseorang dengan melibatkan perasaan,
berfikir atau perilaku dalam diri yang diperintahkan dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
Siswa dengan regulasi diri yang baik akan mampu mengatur tujuan belajar
untuk mengembangkan ilmu dan meningkatkan motivasi, dapat
mengendalikan emosi sehingga tidak mengganggu kegiatan pembelajaran,
memantau kemajuan target belajar, mengevaluasi serta melakukan
perbaikan yang dapat meningkatkan hasil dan prestasi belajarnya.
Boekaerts menyatakan bahwa meskipun seorang siswa memiliki tingkat
intelegensi yang baik, kepribadian, lingkungan rumah, dan lingkungan
20
sekolah yang mendukungnya, tetapi tidak ditunjang dengan kemampuan
regulasi diri yang baik, maka siswa tersebut tetap tidak akan mampu
mencapai prestasi yang optimal (Friskilia S & Winata 2018: 38).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disintesakan bahwa
regulasi diri adalah kemampuan siswa untuk mengatur diri dan mengelola
proses belajar, pikiran, emosi, serta mampu mengatur perilakunya sendiri
dalam suatu bentuk aktivitas untuk mencapai suatu tujuan dan
keberhasilan.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penerapan regulasi diri.
Zimmerman dan Pons (dalam Ghufron dan Risnawita, 2010: 61-63)
menyebutkan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi regulasi diri,
yaitu:
1. Individu (diri), yang meliputi hal-hal berikut.
- Pengetahuan individu
- Tingkat kemampuan metakognisi yang dimiliki individu
- Tujuan yang ingin dicapai
2. Perilaku
Bandura menyatakan dalam perilaku ini ada tiga tahap yang berkaitan
dengan pengaturan diri, diantaranya:
- Self abservation, berkaitan dengan respon individu, yaitu tahap
individu melihat ke dalam dirinya dan perilaku
- Self Judgement, tahap individu membandingkan performansi dan
standar yang telah dilakukannya dengan standar atau tujuan yang
sudah dibuat dan ditetapkan individu.
- Self reaction, tahap yang mencakup proses individu dalam
menyesuaikan diri dan rencana untuk mencapai tujuan atau standar
yang telah ditetapkan.
3. Lingkungan
Teori sosial kognisi mencurahkan perhatian khusus pada pengaruh
sosial dan pengalaman pada fungsi manusia. Hal ini bergantung pada
bagaimana lingkungan itu mendukung atau tidak mendukung.
21
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat dikatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi regulasi diri terdiri dari individu (pengetahuan,
kemampuan metakognisi, dan tujuan yang ingin dicapai), perilaku (self
abservation, self judgement, dan self reaction), serta lingkungan (pengaruh
sosial dan pengalaman).
Regulasi diri memiliki aspek-aspek yang harus diaplikasikan dalam proses
belajar. Ghufron dan Risnawita (2010: 59-61) mengatakan bahwa ada
tiga aspek regulasi diri yang diaplikasikan dalam belajar, yaitu
metakognitif, motivasi dan perilaku. Berikut adalah pemaparannya.
1. Metakognitif
Matlin (1989) mengatakan bahwa metakognisi adalah pemahaman dan
kesadaran tentang proses kognitif-atau pikiran tentang berpikir.
Zimmerman dan Pons (1988) menambahkan bahwa poin metakognitif
bagi individu yang melakukan pengaturan diri adalah individu yang
merencanakan, mengorganisasi, mengukur diri, dan menginstruksikan
diri sebagai kebutuhan selama proses perilakunya, misalnya dalam hal
belajar.
2. Motivasi
Zimmermen dan Pons (1988) menyatakan pendapatnya bahwa
keuntungan motivasi ini adalah individu memiliki motivasi instrinsik,
otonomi, dan kepercayaan diri tinggi teerhadap kemampuan dalam
melakukan sesuatu.
3. Perilaku
Pada perilaku, Zimmeman dan Pons (1988) mengatakan bahwa
individu memilih, menyusun, dan menciptakan lingkungan sosial dan
fisik seimbang untuk mengoptimalkan pencapaian atas aktivitas yang
dilakukan.
3. Sikap Pada Mata Pelajaran
a. Pengertian Sikap
Sikap merupakan kecenderungan atau reaksi terhadap suatu hal atau
objek. Azwar (2011: 3) mengatakan bahwa sikap diartikan sebagai
suatu reaksi atau respon yang muncul dari seorang individu terhadap
22
objek yang kemudian memunculkan perilaku individu terhadap objek
tersebut dengan cara-cara tertentu. Sikap merupakan perwujudan dari
perasaan suka atau tidak sukanya seseorang pada suatu hal atau objek
yang menunjukkan kecenderungan atau reaksi terhadap sesuatu yang
dihadapi. Hal senada juga diungkapkan Sabri (2010: 83) “Sikap
(attitude) adalah suatu kecenderungan untuk mereaksi suatu hal, orang
atau benda dengan suka, tidak suka atau acuh tak acuh”. Slameto
(2010: 188) mengatakan bahwa sikap selalu berkenaan dengan suatu
objek, dan sikap terhadap objek ini disertai dengan perasaan positif
atau negatif. Orang akan bersikap positif pada suatu objek yang
dianggapnya penting dan bernilai, dan akan bersikap negatif apabila
suatu objek tersebut dinilai tidak penting bahkan merugikan. Sikap
inilah yang kemudian mendasari seseorang untuk merespon dan
melakukan perbuatan terhadap suatu objek baik secara positif maupun
negatif.
b. Ciri-ciri Sikap
Sikap terkadang disama artikan dengan kebiasan. Gerungan (2009:
153) mengemukakan bahwa untuk dapat membedakan antara sifat,
motif, kebiasaan dan lain-lain, faktor psychic yang turut menyusun
pribadi orang, maka telah dirumuskan lima buah sifat khas pada sikap.
Adapun ciri-ciri sikap, yaitu :
1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan objeknya.
2) Sikap dapat berubah-ubah karena sikap dapat dipelajari.
3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan
tertentu terhadap suatu objek.
23
4) Objek sikap kumpulan dari hal-hal tertentu.
5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat
alamiah yang membedakan sikap daripada kecakapan atau
pengetahuan yang dimiliki seseorang.
c. Komponen dan Tingkatan Sikap
Menurut Azwar (2011: 23) sikap terdiri dari 3 komponen yang saling
menunjang, yaitu :
1. Komponen Kognitif
Berisi kepercayaan stereotipe yang dimiliki individu mengenai
sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila
menyangkut masalah isu atau kontroversial.
2. Komponen Afektif
Merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-
pengaruh yang mungkin adalah mengubah sikap seseorang.
Komponen afektif disamakan dengan perasaan yang dimiliki
seseorang terhadap sesuatu.
3. Komponen Konatif
Aspek ini berisi tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau
bereaksi terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.
Sikap memiliki 4 tingkatan atau tahapan. Menurut Notoadmojo dalam
Wawan & Dewi (2010: 33), sikap terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu:
1) Menerima (reseiving)
Pada tingkatan ini, ditandai dengan subyek mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
2) Merespon (responding)
Terlihat dari kesediaan memberikan jawaban apabila ditanya, dan
mengerjakan tugas yang diberikan merupakan indikasi dari sikap
karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan.
3) Meghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi
sikap tingkat tiga.
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dngan
segala resiko adalah mempunyai sikap paling tinggi.
24
d. Pembentukan dan Perubahan Sikap
Sikap tidak terbentuk sejak manusia dilahirkan, melainkan sesuatu
yang dipelajari. Sikap terbentuk berdasarkan proses yang dilalui
selama hidup dengan memperoleh berbagai informasi dan pengalaman.
Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang disampaikan oleh Slameto
(2010: 188) yang menyatakan bahwa sikap merupakan sesuatu yang
dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana individu bereaksi
terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari individu dalam
kehidupan. Menurut Slameto (2010: 189) sikap terbentuk melalui
bermacam cara, antara lain :
1. Melalui pengalaman yang berulang-ulang, atau dapat pula melalui
suatu pengalaman yang disertai perasaan yang mendalam
(pengalaman traumatik).
2. Melalui imitasi (peniruan)
Peniruan dapat terjadi tanpa disengaja, dapat pula dengan sengaja.
Dalam hal terakhir individu harus mempunyai minat dan rasa
kagum terhadap mode, di samping itu diperlukan pula pemahaman
dan kemampuan untuk mengenal dan mengingat model yang
hendak ditiru; peniruan akan terjadi lebih lancar bila dilakukan
secara kolektif daripada perorangan.
3. Melalui sugesti
Sugesti merupakan seseorang membentuk suatu sikap terhadap
objek tanpa suatu alasan dan pemikiran yang jelas, tapi semata-
mata karena pengaruh yang datang dari seseorang atau sesuatu
yang mempunyai wibawa dalam pandangannya.
4. Melalui identifikasi
Seseorang meniru orang lain atau suatu organisasi/badan tertentu
didasari suatu keterikatan emosional sifatnya; meniru dalam hal
ini lebih banyak dalam arti berusaha menyamai.
25
Seperti yang telah diungkapkan di atas bahwasannya belajar dan juga
pengalaman memiliki peranan penting dalam proses pembentukan
sikap. Menurut Azwar (2011: 30) “faktor-faktor yang mempengaruhi
sikap adalah pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap
penting, pengaruh kebudayaan, media massa, lembaga pendidikan dan
lembaga agama, serta faktor emosional”
Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa dalam pembentukan sikap
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Meskipun cenderung bertahan dan
sulit diubah, tetapi pada kenyataannya perubahan sikap tetap terjadi dan
dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
e. Sikap Pada Mata Pelajaran
Sikap memiliki peranan penting dalam keberhasilan pencapaian proses
dan hasil belajar. Sikap selalu disertai dengan perasaan positif dan
negatif terhadap suatu objek. Senada dengan ungkapan Slameto (2010:
188) yang mengatakan bahwa sikap terhadap objek disertai dengan
perasaan positif atau negatif. Seseorang akan memiliki sikap positif
terhadap objek yang dalam penilaiannya dianggap penting dan
berharga, dan akan bersikap negatif ketika objek tersebut dianggap
tidak bernilai bahkan merugikan.
Penilaian siswa akan suatu mata pelajaran diperoleh dari pengalaman
langsung yang telah didapat berdasarkan interaksi dalam pembelajaran.
Sikap siswa pada mata pelajaran akan sangat mempengaruhi kegiatan
pembelajaran. Sikap siswa yang positif akan menumbuhkan motivasi
26
untuk mempelajari suatu pelajaran yang berdampak pada kelancaran
proses pembelajaran, sedangkan sikap siswa yang negatif akan
menyebabkan siswa malas mempelajari suatu pelajaran sehingga akan
menghambat kelancaran proses pembelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, sikap siswa pada mata pelajaran IPS
Terpadu adalah kecenderungan siswa untuk merespon dan bertindak
serta bereaksi suka atau tidak suka terhadap pelajaran IPS Terpadu.
Kecenderungan siswa dalam memberikan respon positif atau negatif
terhadap pelajaran IPS Terpadu dapat dilihat berdasarkan penilaian
hasil belajarnya.
4. Fasilitas Belajar
Ketersediaan fasilitas belajar sangatlah penting bagi siswa. Fasilitas
merupakan segala sesuatu baik peralatan maupun perlengkapan yang
menunjang kegiatan pembelajaran. Mulyasa (dalam Amah & Nugroho,
2015: 3) berpendapat bahwa fasilitas adalah peralatan atau perlengkapan
yang secara langsung dipergunakan dan untuk menunjang proses
pendidikan.
Fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana pembelajaran. Senada
dengan pendapat Prantiya (dalam Olyvia, Gimin & Hendripides, 2014:
4), “fasilitas belajar identik dengan sarana prasarana pendidikan”.
Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga,
ruang ibadah, ruang kesenian, dan peralatan olahraga. Sarana
pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas
27
laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran lain (Dimyati
dalam Febriani & Sarino, 2017: 165).
Menyediakan berbagai fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran
merupakan tugas dan kewajiban pihak sekolah demi terwujudnya tujuan
dari proses pembelajaran. Penyediaan fasilitas belajar yang lengkap dan
memadai akan menunjang kelancaran proses pembelajaran. Sebagai
contoh, dalam kegiatan pembelajaran di kelas sedang mempelajari mata
pelajaran IPS Terpadu tentang pasar dalam kegiatan ekonomi masyarakat,
jika guru menggunakan proyektor dan memberikan video terkait dengan
macam-macam pasar serta mekanismenya maka materi akan mudah
terserap karena siswa tidak hanya mendengarkan melainkan juga melihat
langsung secara visual sehingga siswa tidak sekedar membayangkan yang
pada akhirnya hal tersebut akan mempermudah siswa dalam mengingat
materi lebih lama.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diketahui bahwa penyediaan fasilitas
belajar akan mempermudah dan memperlancar kegiatan pembelajaran.
Senada dengan pendapat Sopiatin (dalam Amah & Nugroho, 2015: 3)
yang menyatakan bahwa fasilitas merupakan sarana dan prasarana yang
harus tersedia untuk melancarkan kegiatan pendidikan di sekolah.
Berdasarkan Keputusan Menteri P dan K No. 079/1975 fasilitas terdiri
dari 3 kelompok besar, yaitu:
1) Bangunan dan Perabot Sekolah
Bangunan sekolah terdiri dari berbagai macam ruangan. Secara umum
jenis ruangan ditinjau dari fungsinya dikelompokkan dalam ruang
28
pendidikan untuk kegiatan belajar mengajar, baik teori maupun
praktek, ruang administrasi untuk administrasi sekolah dan berbagai
kegiatan kantor, dan ruang penunjang untuk kegiatan yang
mendukung proses belajar mengajar. Sedangkan perabot sekolah
yang pada umumnya terdiri dari berbagai jenis mebel, harus dapat
mendukung semua kegiatan yang berlangsung di sekolah, baik
kegiatan belajar mengajar maupun administrasi sekolah.
2) Alat Pengajaran
Alat pengajaran yang dimaksud adalah alat peraga dan buku-buku
bahan ajar.
3) Media Pendidikan
Media pendidikan yang dimaksud adalah media pengajaran yang
merupakan sarana non personal yang digunakan atau disediakan oleh
tenaga pengajar untuk mencapai tujuan instruksional, seperti media
visual yang menggunakan proyeksi, media auditif, dan media
kombinasi.
Aunurahman (Febriani & Sarino, 2017: 165-166) menyatakan bahwa
fasilitas belajar diukur dengan enam indikator, yaitu
1) Keadaan Gedung Sekolah
2) Kualitas ruang kelas
3) Keberfungsian Perpustakaan
4) Keberfungsian Fasilitas Kelas dan Laboratorium
5) Ketersediaan Buku-buku Pelajaran
6) Optimalisasi Media/Alat Bantu
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa sekolah dikatakan
memiliki fasilitas yang lengkap apabila enam indikator sebagaimana yang
telah dipaparkan, seperti keadaan gedung sekolah, kualitas ruang kelas,
keberfungsian perpustakaan, keberfungsian fasilitas kelas dan
laboratorium, ketersediaan buku-buku pelajaran, dan optimalisasi
media/alat bantu telah terpenuhi dengan baik. Sehingga dengan adanya
fasilitas belajar yang lengkap dan memadai akan menunjang kelancaran
dan kemudahan siswa dalam kegiatan belajarnya.
29
B. Penelitian Yang Relevan
Untuk membandingkan hasil penelitian penulis dengan penelitian terdahulu,
maka di bawah ini penulis memaparkan beberapa penelitian yang relevan
yang berkaitan dengan pokok bahasan.
Tabel 5. Penelitian yang relevan
No Penulis Judul Hasil Penelitian
1. Octheria
Friskilia S
dan Hendri
Winata
(2018)
Jurnal
Pendidikan
Manajemen
Perkantoran
Vol. 1 No. 2
Hal. 37-44
Regulasi Diri
(Pengaturan Diri)
Sebagai Determinan
Hasil Belajar Siswa
Sekolah Menengah
Kejuruan
Ada pengaruh yang positif
dan signifikan regulasi diri
terhadap hasil belajar siswa
kelas XI SMK 1
Sangkuriang Cimahi , baik
secara parsial maupun
simultan. Hal ini dibuktikan
dengan tingkat pengaruh
sebesar 15,14%.
2. Anggita Dwi
Jayanti
(2016)
Pengaruh Persepsi
Siswa tentang
Kompetensi Guru,
Motivasi Berprestasi
dan Sikap Siswa pada
Mata Pelajaran
Terhadap Hasil
Belajar Ekonomi
Kelas X MAN 1
Pesawaran Tahun
Pelajaran 2015/2016.
Ada pengaruh tidak
langsung motivasi
berprestasi terhadap hasil
belajar ekonomi melalui
sikap siswa pada mata
pelajaran kelas X MAN 1
Pesawaran hal ini
dibuktikan dengan tingkat
pengaruh sebesar 7,733%.
3. Sri Marta
Astutik
(2016)
Jurnal
Pendidikan
Bisnis dan
Manajemen
Vol. 2 No. 1
Hal. 50-57
Pengaruh Self
Regulated Learning
dan Ketersediaan
Fasilitas Belajar
Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada
Mata Pelajaran
Otomatisasi
Perkantoran
Terdapat pengaruh
signifikan antara self
regulated learning dan
fasilitas belajar terhadap
hasil belajar siswa kelas X
APK SMK Negeri 1 Panji
Situbondo. Hal ini
dibuktikan dengan
diperolehnya thitung pada
variabel self regulated
learning dan fasilitas belajar
30
Tabel 5. Lanjutan
lebih besar dibandingkan
ttabel (thitung > ttabel) masing-
masing yaitu thitung 2,698 >
ttabel 1,660 dan thitung 4,238 >
ttabel 1,660 dengan signifikan
(0,05).
4. Ilhamsyah
(2014)
Jurnal
Keguruan
dan Ilmu
Pendidikan
FKIP
Unismuh
Makassar
Vol. 1 No. 1
Hal. 10-20
Pengaruh Efikasi Diri,
Metakognisi dan
Regulasi Diri
Terhadap Prestasi
Belajar Maatematika
Siswa Kelas X SMA
Negeri di Kabupaten
Wajo
Terdapat pengaruh positif
efikasi diri (melalui regulasi
diri) dengan memperoleh
memperoleh sebesar 3%
secara langsung dan 6%
secara tidak langsung. Dan
terdapat pengaruh positif
metakognisi terhadap
prestasi belajar matematika
(melalui regulasi diri)
dengan memperoleh sebesar
41% secara langsung dan
58% secara tidak langsung.
5. Meita Satri
Prihatin
(2017)
Jurnal
Pendidikan
dan Ekonomi
Vol. 6 No. 5
Hal. 443-452
Pengaruh Fasilitas
Belajar, Gaya Belajar,
dan Minat Belajar
Terhadap Hasil
Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi
Siswa Kelas X IIS
SMA Negeri 1
Seyegan
Fasilitas belajar, gaya
belajar, dan minat belajar
berpengaruh secara
bersama-sama terhadap
hasil belajar mata pelajaran
ekonomi siswa kelas X IIS
SMA Negeri 1 Seyegan
tahun ajaran 2016/2017
yang dditunjukkan dengan
nilai F statistik sebesar
9,372 dengan nilai
probability 0,000 (p<0,05)
6. Marena
Olyvia,
Gimin, dan
Hendripides
(2014)
Pengaruh Fasilitas
Belajar, Minat Belajar
Terhadap Hasil
Belajar Mata
Pelajaran Ekonomi
Siswa Kelas XI IPSS
di SMA Negeri 12
Pekanbaru
Terdapat pengaruh fasilitas
belajar dan minat belajar
terhadap hasil belajar
ekonomi siswa kelas XI IPS
SMA Negeri 12 Pekanbaru.
Hal ini dibuktikan dengan
tingkat pengaruh sebesar
33,4%.
31
Tabel 5. Lanjutan
7. Jesus de la
Fuente, Lucia
Zapata,
Francisco J.
Peralta, dan
Mireia Lopez
(2014)
International
Journal of
Developmental
and
Educational
Psychology
Vol. 4 No. 1
Hal. 187-196
Personal Self-
Regulation, Academic
Avhievement, And
Statisfaction of
Learning (Product)
Ada hubungan yang positif
dan signifikan antara
regulasi diri dengan
kepuasan belajar dan
prestasi akademik yang
ditunjukan oleh hasil uji
menggunakan korelasi
bivariate Pearson dan
regresi linier untuk tujuan
dan hipotesis asosiasi dan
analis kluster, ANOVAS
dan MANOVAS (dengan
Scheffe post hoc, dan
perkiraan ukuran efek)
untuk tujuan dan hipotesis
inferensial bahwa Fhitung>
FTabel yang artinya Ho
ditolak dan H1 diterima.
8. Benur Ergen
dan Sedat
Kanadli
(2017)
Eurasian
Journal of
Educational
Research 69
Hal. 55-74
The Effect of Self-
Regulated Learning
Strategies on
Academic
Achievement: A Meta-
Analysis Study
Sebagai hasil dari meta-
analisis, uji heterogenitas
menunjukkan bahwa studi
individu heterogen pada
tingkat (p < 0,05, I2 =
97,30%). Hasilnya
mengungkapkan bahwa
efek regulasi diri terhadap
prestasi akademik adalah
“besar” (d = 0,859)
C. Kerangka Pikir
Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran dapat terlihat dari hasil belajar
yang diperoleh. Siswa dinyatakan memiliki hasil belajar yang baik apabila
telah mampu memperoleh nilai yang melebihi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditetapkan sesuai standar. Sebaliknya, jika siswa
memperoleh nilai di bawah KKM maka siswa tersebut dinilai belum
mencapai hasil belajar yang baik.
32
Berdasarkan data Tabel 1 pada bab pendahuluan diketahui bahwa hasil
belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih masih
tergolong rendah. Tinggi rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi banyak
faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal. Salah satu faktor internal
yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah regulasi diri. Regulasi diri
merupakan suatu kemampuan dalam mengatur diri dan mengelola proses
belajar, emosi, pikiran dan juga perilaku dalam suatu bentuk aktivitas untuk
mencapai suatu tujuan. Siswa yang memiliki kemampuan regulasi diri, akan
mampu mengatur aktivitas belajarnya dengan efektif dan efisien, karena
siswa dapat mengenal dirinya sendiri, mampu mengetahui cara belajar terbaik
bagi dirinya, apa yang mudah dan sulit bagi dirinya, bagaimana cara
mengatasi bagian-bagian sulit, serta mengetahui bagaimana cara
memanfaatkan kekurangan/kelebihannya.
Faktor internal yang juga mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar
adalah sikap pada mata pelajaran. Sikap menentukan bagaimana reaksi
individu terhadap objek, apakah reaksi tersebut bersifat positif atau negatif.
Seseorang akan memiliki sikap positif jika dalam penilaiannya objek tersebut
dianggap penting dan berharga, dan akan bersikap negatif terhadap objek
yang dianggapnya tidak bernilai bahkan merugikan. Sikap positif terhadap
pelajaran akan medorong siswa untuk berusaha memperoleh hasil belajar
yang memuaskan serta meningkatkan hasil belajar menjadi lebih baik.
Sebaliknya, siswa yang memiliki sikap negatif pada pelajaran, akan
mengabaikan dan tidak akan merespon pelajaran serta tugas yang diberikan
guru.
33
Selain faktor internal, adapula faktor eksternal yang mempengaruhi
keberhasilan siswa dalam belajar, yaitu fasilitas belajar. Fasilitas belajar
merupakan sarana dan prasarana baik berupa bangunan, alat pengajar,
maupun media yang digunakan untuk mempermudah dan menunjang proses
pembelajaran. Tanpa adanya fasilitas belajar, kegiatan balajar siswa akan
terhambat dan tidak akan berjalan dengan lancar sehingga mempengaruhi
hasil yang diperoleh siswa tidak maksimal. Dengan demikian, keterkaitan
antara rgulasi diri, sikap pada mata pelajaran, dan fasilitas belajar terhadap
hasil belajar siswa dapat dirumuskan dalam kerangka pikir sebagai berikut.
Gambar 1. Paradigma Penelitian
D. Hipotesis
Berdasarkan tinjauan pustaka, penelitian yang relevan dan kerangka pikir
yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Ada pengaruh regulasi diri terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa
kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019.
Regulasi Diri
(X1)
Sikap Pada Mata
Pelajaran
(X2)
Fasilitas Belajar
(X3)
Hasil Belajar IPS
Terpadu
(Y)
34
2. Ada pengaruh sikap pada mata pelajaran terhadap hasil belajar IPS
Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun
Pelajaran 2018/2019.
3. Ada pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada
siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran
2018/2019.
4. Ada pengaruh regulasi diri, sikap pada mata pelajaran, dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP
Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019.
35
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan
pendekatan ex post facto dan survey. Penelitian deskriptif adalah penelitian
yang menggambarkan kondisi objek maupun subjek penelitian yang terjadi
pada saat sekarang berdasarkan fakta yang ada. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh di antara variabel-variabel penelitian. Senada
dengan pendapat Silaen & Widiyono (2013: 19) yang menyatakan bahwa
penelitian deskriptif verifikatif bertujuan untuk memberikan deskripsi,
gambaran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar-fenomena
yang diteliti, termasuk hubungan kegiatan, sikap serta proses yang sedang
berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena tertentu.
Menurut Sudjana & Ibrahim (2010: 56), pendekatan ex post facto adalah
penelitian yang menunjuk kepada perlakuan variabel bebas x telah terjadi
sebelumnya sehingga peneliti tidak perlu memberikan perlakuan lagi,
melainkan melihat efeknya pada variabel terikat. Pendekatan ini dilakukan
dengan mengambil data secara langsung di lapangan yang menggambarkan
kondisi lapangan. Sedangkan pendekatan survey adalah pendekatan yang
digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan
36
buatan) tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam pengumpulan data,
misalnya dengan mengedarkan kuesioner, tes, wawancara terstruktur, dan
sebagainya (Sugiyono, 2011: 6).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Tunas
Dharma Way Galih tahun pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 139 siswa,
sebagaimana yang tertera pada tabel berikut.
Tabel 6. Data Jumlah Siswa Kelas VIII SMP Tunas Dharma Way
Galih Tahun Pelajaran 2018/2019
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1. VIII A 19 17 36
2. VIII B 18 15 33
3. VIII C 17 19 36
4. VIII D 21 13 34
Jumlah Populasi 75 64 139
Sumber: Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu SMP Tunas Dharma Way
Galih Tahun Pelajaran 2018/2019
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah simple random
sampling. Dalam teknik ini, setiap individu memiliki peluang atau
kesempatan yang sama untuk dijadikan subjek penelitian (Setyosari,
2010: 190).
Besarnya sampel dalam penelitian ini ditentukan oleh rumus Taro
Yamane (dalam Silaen & Widiyono, 2013: 91) sebagai berikut.
𝑛 = 𝑁
𝑁. 𝑑2 + 1
37
Dimana:
𝑛 = Jumlah sampel
𝑁 = Jumlah populasi
𝑑2 = Presisi yang ditetapkan
Terdapat populasi sebesar 139 siswa dan presisi yang ditetapkan adalah
0,05, maka besarnya sampel pada penelitian ini adalah:
139
n = = 103,15 dibulatkan menjadi 103
139 (0,05)2
+ 1
Kemudian karena populasi terdiri dari 4 kelompok, maka dilakukan
penentuan jumlah sampel setiap kelompoknya dengan menggunakan
rumus:
𝑛𝑖 = 𝑁𝑖
𝑁 𝑛
Keterangan:
𝑛𝑖 = Jumlah sampel tiap kelompok
𝑛 = Jumlah sampel seluruhnya
𝑁𝑖 = Jumlah populasi tiap kelompok
𝑁 = Jumlah populasi seluruhnya
Tabel 7. Perhitungan Sampel Setiap Kelas
Kelas Perhitungan Sampel
VIII A 𝑛𝑖 = 36 / 139 x 103 = 26,68 27
VIII B 𝑛𝑖 = 33 / 139 x 103 = 24,45 24
VIII C 𝑛𝑖 = 36 / 139 x 103 = 26,68 27
VIII D 𝑛𝑖 = 34 / 139 x 103 = 25,19 25
Jumlah sampel 103
Sumber: Hasil Pengolahan Data
38
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat dua jenis variabel yang akan diteliti yakni
variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent
variable).
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang berdiri sendiri dan mempengaruhi
variabel lainnya. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas
adalah Regulasi Diri (X1), Sikap Pada Pelajaran (X2), dan Fasilitas
Belajar (X3).
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain
dan dalam hal ini adalah variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ini adalah Hasil Belajar IPS Terpadu (Y).
D. Definisi Konseptual dan Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual Variabel
a. Regulasi Diri
Regulasi diri adalah kemampuan siswa untuk mengatur diri dan
mengelola proses belajar, pikiran, emosi, serta perilakunya dalam
suatu bentuk aktivitas untuk mencapai suatu tujuan dan keberhasilan.
b. Sikap Pada Mata Pelajaran
Sikap pada mata pelajaran adalah kecenderungan siswa dalam
merespon dan bertindak secara positif atau negatif serta bereaksi suka
39
atau tidak suka terhadap suatu mata pelajaran dalam hal ini IPS
Terpadu.
c. Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar merupakan sarana dan prasarana yang dapat berupa
bangunan, alat pengajaran serta media yang harus tersedia demi
mewujudkan dan menunjang kelancaran proses pembelajaran.
d. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh dari berakhirnya proses
belajar yang membawa perubahan pada diri seseorang, baik
pencapaian pengetahuan, sikap maupun keterampilan yang diperoleh.
2. Definisi Operasional Variabel
a. Regulasi Diri
Regulasi diri adalah usaha yang dilakukan secara sistematis untuk
memfokuskan pikiran, perasaan dan perilaku pada pencapaian tujuan
khususnya mengelola diri siswa dalam bidang belajar.
b. Sikap Pada Mata Pelajaran
Sikap pada mata pelajaran merupakan kecenderungan respon yang
diberikan siswa terhadap mata pelajaran, apakah respon tersebut
positif atau lebih cenderung negatif, hal tersebut dapat terlihat dari
penilaian hasil belajar yang diperoleh siswa.
c. Fasilitas Belajar
Fasilitas belajar merupakan segala sesuatu baik berupa fisik maupun
material, seperti gedung, alat pengajaran, serta media yang digunakan
untuk menunjang dan memperlancar proses pembelajaran.
40
d. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan pencapaian yang diperoleh siswa dalam
belajar dan membawa perubahan pada diri siswa.
Tabel 8. Definisi Operasional Variabel
Variabel Indikator Sub Indikator Skala
Regulasi
Diri
1. Metakognisi
2. Motivasi
3. Perilaku
1. Kemampuan siswa
merancanakan belajarnya
2. Menetapkan tujuan belajar
3. Mengatur diri dalam belajar
4. Mengevaluasi diri dalam
belajar
1. Self efficacy
2. Atribusi diri
3. Minat belajar
1. Kebiasaan dalam belajar
2. Memilih dan menciptakan
lingkungan yang
mengoptimlkan belajar
Interval
Sikap
Pada
Mata
Pelajaran
1. Kognitif
(perseptual)
2. Afektif
(emosional)
3. Konatif
(perilaku)
1. Keyakinan siswa dalam
menerima materi yang
diberikan
2. Respon siswa terhadap isi
materi yang disampaikan
1. Reaksi yang menunjukkan
rasa senang belajar
2. Reaksi yng menunjukkan
rasa tidak senang belajar
1. Reaksi berupa perilaku baik
siswa yang ditunjukkan
dengan sikap positif dan
belajar sungguh-sungguh
2. Reaksi berupa perilaku tidak
baik siswa dalam menerima
pelajaran
Interval
41
Tabel 8. Lanjutan
Fasilitas
Belajar
1. Keadaan
gedung sekolah
2. Kualitas ruang
kelas
3. Keberfungsian
perpustakaan
4. Keberfungsian
fasilitas kelas
dan
laboratorium
5. Ketersediaan
buku-buku
6. Optimalisasi
media/alat
Kelayakan dan kenyamanan
gedung
Kenyamanan ruang kelas
(pencahayaan, kondisi udara,
bebas dari gangguan)
1. Optimalisasi penggunaan
perpustakaan
2. Kenyamanan perpustakaan
1. Ketersediaan alat-alat tulis
dan komputer serta
pemanfaatannya
2. Meja dan kursi yang
nyaman
1. Kelengkapan buku cetak
IPS Terpadu
2. Adanya lembar kerja siswa
(LKS)
1. Ketersediaan LCD dan
proyektor
2. Ketersediaan koneksi
internet (hotspot area)
Interval
Hasil
Belajar
Hasil ulangan
semester ganjil
mata pelajaran IPS
Terpadu siswa
kelas VIII SMP
Tunas Dharma
Way Galih
Tingkat besarnya hasil
ulangan semester ganjil mata
pelajaran IPS Terpadu siswa
kelas VIII SMP Tunas
Dharma Way Galih
Interval
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data diklasifikasikan menjadi dua,
yaitu data utama dan data pendukung.
1. Data Utama (Kuesioner/Angket)
Teknik pengumpulan data utama yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan kuesioner atau angket. Kuesioner atau
42
angket digunakan untuk mendapatkan data mengenai regulasi diri, sikap
pada mata pelajaran dan fasilitas belajar di sekolah.
2. Data Pendukung
Teknik pengumpulan data pendukung dalam penelitian ini menggunakan
tiga macam teknik, yaitu:
a. Wawancara
Teknik wawancara pada penelitian ini adalah interview bebas pada
guru mata pelajaran IPS Terpadu, siswa dan wakil kepala sekolah
bidang kesiswaan tanpa menggunakan pedoman wawancara sistematis
(wawancara tidak berstruktur).
b. Observasi
Teknik observasi yang dilakukan adalah observasi secara langsung
mengenai kegiatan belajar mengajar yang ada di SMP Tunas Dharma
Way Galih.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan
dengan jumlah siswa, fasilitas, profil serta gambaran umum sekolah.
F. Uji Persyaratan Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji apakah setiap butir soal maupun
pertanyaan dalam instrumen yang dibuat valid atau tidak. Rusman (2015:
37) mengatakan bahwa instrumen dapat dikatakan valid jika instrumen
tersebut bisa mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengukur uji
validitas dalam penelitian ini digunakan rumus korelasi Product Moment
43
Pearson. Adapun rumus korelasi Product Moment Pearson sebagai
berikut.
n ∑XY – (∑X) (∑Y)
rxy =
√{n ∑X2
– (∑X)2}
√{n∑Y
2 – (∑Y)
2}
Keterangan:
rxy = koefisien korelasi antara variabel x dan y
n = jumlah sampel yang diteliti
X = skor item
Y = skor total
(Purnomo, 2016: 145)
Kriteria pengujian jika harga rhitung > rtabel maka alat ukur tersebut valid,
begitu pula sebaliknya jika harga rhitung < rtabel maka alat ukur tersebut
tidak valid.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil uji coba pada variabel X1, X2,
X3 kepada 20 responden, kemudian dihitung dengan menggunakan
perangkat lunak SPSS. Hasil perhitungan kemudian dicocokkan dengan
Tabel r Product Moment dengan α = 0,05.
a. Regulasi Diri (X1)
Berdasarkan kriteria pengujian yang telah disebutkan, hasil pengujian
validitas angket regulasi diri dari 15 item pernyataan terdapat 13
item pernyataan yang valid (2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 15)
dan 2 item pernyataan tidak valid (1, 14). Item pernyataan yang tidak
valid tersebut kemudian didrop atau tidak digunakan sehingga angket
44
yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel regulasi diri
berjumlah 13 item pernyataan.
b. Sikap Pada Mata Pelajaran (X2)
Berdasarkan kriteria pengujian yang telah disebutkan, hasil pengujian
validitas angket sikap pada mata pelajaran dari 14 item pernyataan
terdapat 12 item pernyataan yang valid (1, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 14) dan 2 item pernyataan yang tidak valid (2, 13). Item
pernyataan yang tidak valid kemudian didrop atau tidak digunakan
sehingga agket yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel
sikap pada mata pelajaran berjumlah 12 item pernyataan.
c. Fasilitas Belajar (X3)
Berdasarkan kriteria pengujian yang telah disebutkan, hasil pengujian
validitas angket fasilitas belajar dari 19 item pernyataan terdapat 15
item pernyataan yang valid (1, 2, 3, 4, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 15, 16,
18, 19) dan 4 item pernyataan yang tidak valid (5, 8, 14, 17). Item
pernyataan yang tidak valid kemudian di drop atau tidak digunakan
sehingga angket yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel
fasilitas belajar berjumlah 15 item pernyataan.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah adalah alat ukur yang memberikan ketetapan pada
hasil pengukuran instrumen dalam penelitian. Arifin (dalam Purnomo,
2016: 148) menyatakan bahwa suatu tes dapat dikatakan reliabel jika
selalu memberikan hasil yang tetap bila diteskan pada kelompok yang
45
sama dengan waktu dan kesempatan yang berbeda. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan rumus Alpha Cronbach. Adapun rumus
Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
𝑟11 = (𝑘
(𝑘 − 1)) (1 −
∑𝜎2𝑏
𝜎2 𝑡)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrument
k = banyaknya butir pertanyaan
∑𝜎2𝑏 = jumlah varians butir
𝜎2 𝑡 = varians total
(Purnomo, 2016: 156)
Kriteria pengujiannya apabila ralfa > rtabel dengan rata-rata kesalahan/taraf
signifikansi 0,05 maka instrumen yang diteliti adalah reliabel, sebaliknya
jika ralfa < rtabel maka instrumen tidak reliabel.
Kemudian untuk menginterpretasikan besarnya korelasi dapat dilihat dari
tebel berikut.
Tabel 9. Daftar Interpretasi Koefisien r
Koefisien r Reliabilitas
0.8000 – 1.0000 Sangat Tinggi
0.6000 – 0.7999 Tinggi
0.4000 – 0.5999 Sedang/Cukup
0.2000 – 0.3999 Rendah
0.0000 – 0.1999 Sangat Rendah
(Tedi Rusman, 2015: 42)
46
Berikut adalah hasil uji reliabilitas terhadap 13 item pernyataan pada 20
responden yang telah dinyatakan valid.
Tabel 10. Hasil Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X1
Reliability Statistic
Cronbach’s Alpha N of Item
,885 13
Sumber: Hasil Pengolahan Data Tahun 2019
Berdasarkan informasi di atas, dapat diketahui bahwa harga koefisien
alpha hitung untuk variabel regulasi diri (X1) adalah sebesar 0,885 yang
artinya memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.
Barikut adalah hasil uji reliabilitas terhadap 12 item pernyataan pada 20
responden yang telah dinyatakan valid.
Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X2
Reliability Statistic
Cronbach’s Alpha N of Item
,911 12
Berdasarkan informasi di atas, dapat diketahui bahwa harga koefisien
alpha hitung untuk variabel sikap pada mata pelajaran (X2) adalah
sebesar 0,911 yang artinya memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.
Berikut adalah hasil uji reliabilitas terhadap 15 item pernyataan pada 20
responden yang telah dinyatakan valid.
Tabel 12. Hasil Uji Reliabilitas Angket Untuk Variabel X3
Reliability Statistic
Cronbach’s Alpha N of Item
,912 15
47
Berdasarkan informasi di atas, dapat diketahui bahwa harga koefisien
alpha hitung untuk variabel fasilitas belajar (X3) adalah sebesar 0,912
yang artinya memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.
G. Uji Persyaratan Analisis Data
Uji persyaratan analisis data yang digunakan adalah statistik parametik.
Untuk dapat menggunakan alat statistik parametik diperlukan persyaratan
yang harus dipenuhi selain berskala interval, yaitu sampel berdistribusi
normal dan homogen. Maka diperlukan adanya uji normalitas dan uji
homogenitas data.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakan dalam pengumpulan data berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas dalam penelitian ini menggunakan One Sample Kolmogorov-
Smirnov ( Uji K-S).
Untuk menguji normalitas data diajukan hipotesis sebagai berikut.
H0 : data yang berasal dari populasi berdistribusi normal
H1 : data yang berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
Kriteria pengujian :
- Tolak H0 apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,025 berarti distibusi
sampel tidak normal.
- Terima H0 apabila nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,025 berarti
distibusi sampel normal.
48
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah variansi-variansi
dua buah distribusi atau lebih dinyatakan sama atau tidak. Dalam
penelitian ini, uji homogenitas dilakukan dengan rumus Levene’s Statistic,
yaitu:
Keterangan:
N = jumlah sampel
k = banyaknya kelompok
Zij = Yij – Y1
Y1 = rata-rata kelompok ke i
Zt = rata-rata kelompok Z1
Z = rata-rata menyeluruh dari Zij
Rumusan hipotesis:
H0 : Varians populasi adalah homogen
H1 : Varians populasi adalah tidak homogen
Dengan kriteria pengujian:
- Terima H0 apabila nilai probabiliti (Sig.) > 0,05 maka varians populasi
homogen
- Tolak H0 apabila nilai probabiliti (Sig.) < 0,05 maka varians populasi
tidak homogen
49
H. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Linearitas Garis Regresi
Uji kelinieran regresi dilakukan untuk mengetahui apakah pola regresi
bentuknya linier atau tidak. Rusman (2016: 88) mengatakan bahwa uji
linearitas garis regresi dilakukan untuk memastikan apakah suatu regresi
dikatakan linear dan berarti atau tidak. Uji ini dihitung dengan
menggunakan statistik F dengan rumus sebagai berikut.
𝐹 = 𝑆2𝑇𝐶
𝑆2𝑇𝐺
Keterangan:
S2
TC = Varian Tuna Cocok
S2 TG = Varian Galat
Untuk melakukan uji linearitas diperlukan hipotesis sebagai berikut.
H0 : model regresi berbentuk linier
H1 : model regresi berbentuk non linier
Untuk mencari F hitung digunakan tabel Analisis Varians (ANAVA)
sebagai berikut.
Tabel 13. Analisis Varians (ANAVA) untuk Uji Kelinearan dan
Keberartian Regresi
Sumber
Variasi Dk JK KT F Keterangan
Total N ∑Y2
∑Y2
Regresi (a)
Regresi (b/a)
Sisa
1
1
n-2
JK (a)
JK (b/a)
JK (S)
JK (a)
S2
reg = JK (b/a)
S2
sisa = 𝐽𝐾 (𝑆)
𝑛−2
S2
reg
S2
sis
Untuk
menguji
keberartian
50
Tabel 13. Lanjutan
Tuna Cocok
Galat
k-2
n-k
JK (TC)
JK (G)
S2
TC = 𝐽𝐾 (𝑇𝐶)
𝑘−2
S2
G = 𝐽𝐾 (𝐺)
𝑛−𝑘
S2
TC
S2
G
Untuk
menguji
kelinieran
regresi
Keterangan :
JK (a) = ∑[(𝑌)2 ]
𝑛
JK (b/a) = b {∑𝑋𝑌 − (∑𝑋) (∑𝑌)
𝑛 }
JK (G) = b { ∑𝑌2 − (∑𝑌)2
𝑛 }
JK (T) = ∑Y2
JK (TC) = JK (S) – JK (G)
S2reg = Varians Regresi
S2sis = Varians Sisa
n = Banyaknya Responden
Kriteria pengujian:
1. Jika Fhitung > Ftabel dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut n-2 dan α
tertentu maka regresi berarti, sebaliknya tidak berarti
2. Jika Fhitung > Ftabel dengan dk pemnilang (k-2) dan dk penyebut (n-k)
maka regresi linier, sebaliknya tidak linier.
2. Uji Multikolinearitas
Menurut Sudarmanto (dalam Rusman, 2015: 59) uji asumsi tentang
multikolinearitas dimaksudkan untuk membuktikan atau menguji ada
tidaknya hubungan yang linear antara variabel bebas (independen) satu
dengan variabel bebas (independen) lainnya. Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan analisis regresi linear ganda.
51
Adanya hubungan yang linear antarvariabel independen, akan
mengakibatkan kesulitan dalam memisahkan pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independennya.
Jika terjadi hubungan yang linear (multikolinearitas) akan mengakibatkan:
a. Tingkat ketelitian koefisien regresi sebagai penduga sangat rendah,
dengan demikian menjadi kurang akurat.
b. Koefisien regresi serta ragamnya akan bersifat tidak stabil, sehingga
adanya sedikit perubahan pada data akan mengakibatkan ragamnya
berubah sangat berarti.
c. Tidak dapat memisahkan pengaruh tiap-tiap variabel independen
secara individu terhadap variabel dependen. (Sudarmanto dalam
Rusman, 2015: 59)
Metode uji multikolinearitas dalam penelitian ini ada dua yaitu :
1. Menggunakan koefisien signifikansi dan kemudian dibandingkan
dengan tingkat alpha.
2. Menggunakan harga koefisien Pearson Correlations. Penentuan harga
koefisien menggunakan rumus (Sugiyono, 2011: 183):
n ∑XY – (∑X) (∑Y)
rxy =
√{n ∑X2
– (∑X)2}
√{n∑Y
2 – (∑Y)
2}
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y
X = Skor butir soal
52
Y = Skor total
n = Jumlah sampel
Rumusan hipotesisnya yaitu :
H0 : tidak terdapat hubungan antarvariabel independen
H1 : terdapat hubungan antarvariabel independen
Kriteria pengujian :
1. Jika koefisien signifikansinya <α = 0,05 maka terjadi multikolinearitas
antarvariabel independennya.
2. Jika rhitung < rtabel dengan df n-1-1 maka H0 diterima dan H1 ditolak
sehingga tidak terjadi multikolinearitas, dan sebaliknya.
3. Uji Autokorelasi
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
diantara data pengamatan atau tidak. Adanya autokorelasi dapat
mengakibatkan penaksir mempunyai varians minimum (Gujarati dalam
Rusman, 2015: 62). Metode uji autokorelasi dalam penelitian ini
menggunakan statistik Durbin-Waston.
Rumusan hipotesis:
H0 : tidak terjadinya autokorelasi di antara data pengamatan
H1 : terjadi autokorelasi di antara data pengamatan
53
Dengan kriteria pengujian:
Apabila nilai statistik Durbin-Waston berada di antara angka 2 atau
mendekati angka 2 maka dapat dinyatakan data pengamatan tersebut tidak
memiliki autokorelasi, dan sebaliknya maka dinyatakan terdapat
autokorelasi (Rietveld dan Sunarianto dalam Rusman, 2015: 62).
4. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah variasi
residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan. Apabila
asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas ini tidak terpenuhi, maka penaksir
menjadi tidak lagi efisien baik dalam sampel kecil maupun besar estimasi
koefisien dapat dikatakan menjadi kurang akurat (Rietveld dan
Sunaryanto dalam Rusman, 2015: 63). Pengujian heteroskedastisitas
dalam penelitian ini menggunakan metode rank korelasi spearman
(spearman’s rank correlation) yang didefinisikan sebagai berikut.
𝑟𝑠 = 1 − 6 ∑𝑑2
𝑛 (𝑛2−1)
(Silaen & Widiyono, 2013: 248)
Keterangan:
𝑟𝑠 = Koefisien korelasi spearman
d = Perbedaan rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda
dari individu
𝑛 = Banyaknya individu yang diberi rank dimana nilai 𝑟𝑠 adalah -1 ≤ r ≤ 1
54
Dengan hipotesis sebagai berikut.
H0 : Tidak ada hubungan yang sistematik antara variabel yang
menjelaskan dan nilai mutlak dari residual
H1 : Ada hubungan yang sistematik antara variabel yang menjelaskan
dan nilai mutlak dari residual
Kriteria pengujian hipotesis:
Apabila koefisien signifikansi (Sig.) hubungan antara variabel bebas
dengan residual absolutnya lebih besar dari α yang dipilih (misalnya 0,05)
maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas di antara data
pengamatan yang berarti menerima H0 dan menolak H1
I. Pengujian Hipotesis
Untuk mengukur besarnya pengaruh antara variabel bebas dan terikat serta
mengukur keeratan hubungan antara X dan Y digunakan analisis regresi. Uji
analisis regresi dalam penelitian ini ada dua cara, yaitu:
1. Regresi Linear Sederhana
Untuk pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga penulis
menggunakan rumus regresi linear sederhana, yaitu:
Ŷ = a + Bx
Dan untuk mengetahui nilai a dan b dapat ditentukan dengan rumus:
a = (∑𝑌) (∑𝑋2 )−(∑𝑋) (∑𝑋𝑌)
𝑛(∑𝑋2 )−(∑𝑋)2
b = 𝑛 (∑𝑋𝑌)−(∑𝑋) (∑𝑌)
𝑛 (∑𝑋2)−(∑𝑋)2
55
Keterangan :
Ŷ = Variabel dependen sebagai variabel yang diduga/diprediksi
a = Koefisien sebagai intercept; jika nilai X = 0 maka nilai Y = a.
b = Koefisien regresi.
X = Variabel independen
(Silaen & Widiyono, 2013: 206-207)
2. Regresi Linear Berganda
Untuk pengujian hipotesis keempat penulis menggunakan analisis regresi
berganda, karena hipotesis keempat merupakan hipotesis yang
menunjukkan hubungan antara variabel bebas (X1,X2,X3) terhadap
variabel terikat (Y). Persamaan regresi berganda yang dikutip dari Silaen
& Widiyono (2013: 213) yaitu:
Ŷ = a + b1X1 + b2X2 + b3X
Keterangan:
Ŷ = Variabel dependen sebagai variabel yang diduga/diprediksi
a = Koefisien sebagai intercept; jika nilai X = 0 maka nilai Y = a.
b1-b4 = Koefisien regresi
x1-x4 = Variabel independen
Jika dirumuskan, maka akan tampak pada persamaan sebagai berikut.
1. ∑X1Y = b1∑X12 + b2∑X1X2 + b3∑X1X3
2. ∑X2Y = b1∑X1X2 + b2∑X22 + b3∑X2X3
3. ∑X3Y = b1∑X1X3 + b2∑X2X3 + b3∑X32
102
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
maka kesimpulan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Ada pengaruh regulasi diri terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa
kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Ada pengaruh sikap pada mata pelajaran terhadap hasil belajar IPS
Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun
Pelajaran 2018/2019.
3. Ada pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada
siswa kelas VIII SMP Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran
2018/2019.
4. Ada pengaruh regulasi diri, sikap pada mata pelajaran, dan fasilitas
belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP
Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019.
B. SARAN
Berdasarkan penelitian mengenai regulasi diri, sikap pada mata pelajaran, dan
fasilitas belajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu pada siswa kelas VIII SMP
Tunas Dharma Way Galih Tahun Pelajaran 2018/2019, maka penulis
memberikan saran sebagai berikut.
103
1. Regulasi diri siswa harus ditingkatkan, karena dengan adanya regulasi diri
yang baik maka hasil belajar IPS Terpadu siswa juga semakin meningkat.
Kepada siswa yang masih mempunyai regulasi diri kurang baik
hendaknya melakukan pengaturan diri yaitu dengan membuat
perencanaan-perencanaan dalam diri, memotivasi diri, dan menjauhkan
diri dari perilaku buruk. Sehingga dapat membentuk perilaku yang sesuai
dengan harapan yang diinginkan.
2. Sikap positif siswa pada mata pelajaran harus ditingkatkan guna
meningkatkan hasil belajar. Sikap positif siswa terhadap pelajaran IPS
Terpadu dapat ditingkatkan dengan cara memandang pelajaran IPS
Terpadu bernilai untuk kehidupan, terus berusaha untuk lebih semangat
dalam belajar, mengikuti setiap proses pembelajaran dengan baik seperti
menyimak secara seksama penjelasan dari guru, mencatat hal-hal penting
yang dijelaskan oleh guru IPS Terpadu, mengerjakan tugas dan pekerjaan
rumah dengan sebaik mungkin, berusaha mengingat dan mencerna materi
yang diberikan guru dengan sebaik-baiknya, dan dapat mengaitkan
pelajaran IPS Terpadu dengan kehidupan sehari-hari.
3. Kepada sekolah diharapkan dapat memperhatikan dan meningkatkan
kelengkapan serta kelayakan dari berbagai fasilitas belajar di sekolah.
Fasilitas belajar yang telah ada dan tersedia di sekolah hendaknya
dimanfaatkan secara baik dan optimal, demi terwujudnya keberhasilan
dalam proses pembelajaran dan tercapainya hasil belajar yang optimal
pula.
104
4. Regulasi diri, sikap pada mata pelajaran, dan fasilitas belajar hendaknya
lebih diperhatikan lagi baik oleh siswa, guru, pihak sekolah dan orang tua
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik yang pada
akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta kualitas
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
A, Wawan , Dewi M. 2010. Teori dan pengukuran Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuhu Medika.
Amah, Nik., & Nugroho, Angga. Dwi. 2015. Pengaruh Fasilitas Sekolah
Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Dengan Lingkungan Sosial Sebagai
Pemoderasi. Madiun: IKIP PGRI Madiun
Astutik, Sri Marta. 2016. Pegaruh Self Regulated Learning dan Ketersediaan
Fasilitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Otomatisasi Perkantoran. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Vol.
2 No. 1, 50-57.
Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Baharuddin, & Wahyuni, Esa Nur. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Asdi
Mahasatya.
Elfiadi. 2015. Pengaruh Regulasi Diri dan Sikap Pada Matematika Terhadap
Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika (Survei di Kelas III SDN
Kecamatan Kota Juang-Bireuen). JUPENDAS, ISSN 2355-3650, Vol. 2,
No. 2, 22-30.
Ergen, Binnur., & Kanadli, Sedat. 2017. The Effect of Self-Regulated Learning
Strategies on Academic Achievement: A Meta-Analysis Study. Eurasian
Journal of Educational Research 69, 55-74.
Febriani, P. S., & Sarino, A. 2017. Dampak Cara Belajar dan Fasilitas Belajar
Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Sekolah Menengah
Kejuruan. Manajerial, Vol. 2 No. 2, 163-172.
Friskilia S, O., & Winata, H. 2018. Regulasi Diri (Pengaturan Diri) Sebagai
Determinan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran Vol.1_No.2, 37-44.
Fuente, Jesus de la., Zapata, Lucia., Peralta, Fransisco J., & Lopez, Mireia.
(2014). Personal Self-Regulation, Academic Achievement and Statisfaction
of Learning (Product) . International Journal of Developmental and
Educational Psychology Vol. 4 No. 1, 187-196.
Gerungan, W.A. 2009. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Ghufron, M. N., & Risnawita, R. 2010. Teori-Teori Psikologi. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Husna, Aftina Nurul., Hidayati, Frieda N.R., & Ariati, Jati. 2014. Regulasi Diri
Mahasiswa Berprestasi. Jurnal Psikologi Undip Vol.13 No.1, 50-63.
Ilhamsyah. 2014. Pengaruh Efikasi Diri, Metakognisi, dan Regulasi Diri
Terhadap Prestasi Belajar Maatematika Siswa Kelas X SMA Negeri Di
Kabupaten Wajo. Jurnal Keguruan dan Ilmu Pendidikan (JKIP) FKIP
Unismuh Makassar, Vol. 1 No. 1, 10-20.
Illahi, Muhammad Takdir. 2012. Revitalisasi Pendidikan Berbasis Moral.
Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.
Jayanti, Anggita Dwi. 2016. Pengaruh Persepsi Siswa tentang Kompetensi
Guru, Motivasi Berprestasi dan Sikap Siswa pada Mata Pelajaran
terhadap Hasil Belajar Ekonomi Kelas X MAN 1 Pesawaran Tahun
Pelajaran 2015/2016. Lampung: Universitas Lampung.
Olyvia, Marena., Gimin., & Hendripides. 2014. Pengaruh Fasilitas Belajar,
Minat Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
Kelas XI IPS Di SMA Negeri 12 Pekanbaru. Pekanbaru: Universitas Riau.
Prihatin, Meita Satri. 2017. Pengaruh Fasilitas Belajar, Gaya Belajar, dan Minat
Belajar Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X
IIS SMA Negeri 1 Seyegan. Jurnal Pendidikan dan Ekonomi, Vol. 6 No. 5,
443-452.
Purnomo, Edy. 2016. Dasar-dasar Dan Perancangan Evaluasi Pembelajaran.
Yogyakarta: Media Akademi.
Rahayu, Risa., Yusmansyah., & Utaminingsih, Diah. 2017. Hubungan Antara
Regulasi Diri Dengan Prestasi Belajar Siswa. Lampung: Universitas
Lampung
Rusman, Tedi. 2015. Statistika Penelitian Aplikasinya Dengan SPSS. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Rusman, Tedi. 2016. Statistik Parametik. Bandarlampung: tidak diterbitkan.
Sabri, M. Alisuf. 2010. Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional.
Jakarta: Pedoman Ilmu Raya.
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung: Rosda Karya.
Setyosari, Punaji. 2012. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Silaen, S., & Widiyono. 2013. Metodologi Penelitian Sosial Untuk Penulisan
Skripsi Dan Tesis. Jakarta: In Media.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, N., & Ibrahim. 2010. Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algensindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenadamadia Group.