pengaruh stres kerja dan motivasi terhadap...
TRANSCRIPT
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
376
PENGARUH STRES KERJA DAN MOTIVASI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN
Fandi Ardilen1, Mei Ie2
1Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected]
2Universitas Tarumanagara, Jakarta, [email protected]
ABSTRAK: Keberlangsungan hidup perusahaan tidak terlepas dari usaha perusahaan dalam
memcapai tujuannya. Setiap perusahaan menginginkan bisnisnya dapat terus bertahan,
tumbuh dan berkembang. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan mengandalkan
sumber daya manusia sebagai aset penting perusahaan untuk menjalankan bisnis.
Kinerja karyawan memainkan peran penting dalam pencapaian hasil perusahaan. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, diantaranya adalah stres dan
motivasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stres kerja dan
motivasi terhadap kinerja karyawan. Responden dalam penelitian ini adalah 50 orang
barista pada PT Sari Coffee di Jakarta Utara. Data dianalisis menggunakan metode
regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan stres dan motivasi mempengaruhi kinerja
karyawan, baik secara parsial maupun bersama-sama.
Kata Kunci : Stres, Motivasi, Kinerja karyawan
ABSTRACT: The existence of company right now can’t be separated from their effort to reach their
goals. Every company wants their business can be last, grow and evolve. To achieve it’s
goals, company rely on human resource as an important asset for company in order to
conduct business. Employee performance plays an important role to decide overall
company work result. There’s many factors that can affect employee performance and
some of these factors are stress and motivation. This research purpose is to find out the
effect of work stress and motivation to employee performance. There’s 50 barista on
PT. Sari Coffee Indonesia in North Jakarta that participate as respondent in this
research. Data was analyzed by multiple regression linear. The research show that
there’s an effect of stress and motivation to employee performance either partially or
simultaneously.
Keywords : Stress, Motivation, Employee performance
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Keberadaan sebuah perusahaan saat ini tidak bisa dipisahkan dari usaha mereka
dalam mencapai tujuannya. Semua perusahaan ingin usahanya terus bertahan,
bertumbuh dan berkembang. Dalam mencapai tujuannya, perusahaan mengandalkan
sumber daya manusia sebagai aset penting perusahaan guna menjalankan bisnis
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
377
perusahaan. Untuk mencapai tujuannya, perusahaan sangat bergantung pada kinerja
sumber daya manusia di dalam organisasi. Sumber daya manusia yang baik akan
membuat perusahaan yang ditempatinya menjadi berkembang dan dapat mencapai
tujuannya.
Kinerja karyawan menjadi perhatian utama dari pemimpin perusahaan. Bila
kinerja karyawannya baik, maka perusahaan juga akan berjalan dengan baik. Namun
apabila kinerja karyawannya buruk, maka akan berdampak negatif terhadap perusahaan.
Banyak faktor yang menyebabkan seorang karyawan tidak dapat berkerja dengan baik.
Misalnya, penempatan pegawai di perusahaan pada posisi yang salah, dapat membuat
potensi yang ada dalam dirinya tidak bisa dikeluarkan secara maksimal. Lalu ada juga
faktor lainny,a seperti tekanan dalam bekerja, baik dari atasan maupun rekan kerja yang
membuat karyawan tersebut dalam keadaan tertekan dan bisa membuat karyawan
tersebut mengalami stres. Selain itu, kurangnya motivasi yang diberikan dari atasan
maupun rekan kerja akan membuat karyawan menjadi kurang termotivasi untuk bekerja
dengan sebaik-baiknya. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kinerja dari karyawan
tersebut. Banyak perusahaan saat ini yang memberikan penghargaan kepada
karyawannya, seperti penghargaan pegawai terbaik setiap bulan dengan harapan akan
memacu semangat mereka dalam bekerja dan memberikan yang terbaik kepada
perusahaan.
Bekerja di kantor dengan di cafe sangat berbeda. Karyawan yang bekerja di
kantor lebih banyak menghabiskan waktunya untuk duduk di depan komputer dan
menunggu perintah dari atasan. Sedangkan, bekerja di cafe membutuhkan lebih banyak
tenaga karena banyaknya aktivitas kerja yang harus dilakukan. Seorang karyawan yang
bekerja di cafe, atau yang biasa kita sebut barista, harus bisa membuat minuman,
mengoperasikan mesin kasir, membersihkan meja dan juga mencuci peralatan. Hal ini
tentunya sangat berbeda dengan karyawan kantor yang pekerjaannya telah diatur sesuai
dengan jabatannya. Di cafe, jumlah pembeli tidak bisa diprediksi setiap waktunya.
Namun, kita mengetahui satu hal yang pasti yaitu saat hari libur akan lebih banyak
orang yang datang untuk sekedar minum atau bersantai dibandingkan dengan hari kerja
yang biasanya hanya diisi pekerja lainnya untuk bertemu klien atau sesama kerabat
kerja. Kita bisa melihat ada banyak sekali pelanggan yang mengantri untuk membeli
minum saat hari libur. Pada saat-saat seperti ini, akan muncul tekanan untuk melayani
dan menyajikan minuman secara cepat. Kegelisahaan juga akan muncul dalam pikiran
pekerja apabila pekerjaan mereka diawasi langsung oleh atasan. Tekanan waktu dan
kegelisahan ini bisa membuat seorang karyawan menjadi stres. Stres muncul sebagai
hasil dari keterlibatan seseorang dengan sesuatu.Sesuatu disini bisa berupa orang,
kejadian, ataupun masalah (Ivancevich et. al. 2014: 233). Stres di lingkungan kerja
memang tidak dapat dihindarkan, yang dapat dilakukan adalah bagaimana mengelola,
mengatasi atau mencegah terjadinya stres tersebut, sehingga tidak menganggu
pekerjaan.
Selain stres kerja, faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu
motivasi. Motivasi menjadi suatu hal yang penting karena menyangkut psikologis
seseorang. Orang yang memliki motivasi tinggi cenderung akan menyelesaikan
tugasnya dengan hasil yang baik. Sedangkan orang yang bermotivasi rendah cenderung
menyelesaikan tugasnya dengan hasil yang kurang memuaskan. Motivasi sendiri bisa
berasal dari diri sendiri maupun orang lain. Motivasi yang berasal dari diri sendiri
biasanya muncul dari tekad seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan,
motivasi dari orang lain biasanya diberikan agar orang tersebut merasa didukung oleh
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
378
orang sekitar sehingga mampu untuk menyelesaikannya dengan baik. Banyak atasan
yang memberikan motivasi kepada bawahannya. Hal ini dilakukan supaya mereka
selalu termotivasi dalam bekerja dan bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya untuk
perusahaan. Selain dengan kata-kata, ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk
memotivasi pekerja, diantaranya adalah penghargaan, hubungan yang baik dengan
rekan kerja, keamanan dalam bekerja dan juga adanya peluang promosi jabatan.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
a. Apakah stres dan motivasi secara bersama-sama mempengaruhi kinerja
karyawan?
b. Apakah stres secara parsial mempengaruhi kinerja karyawan?
c. Apakah motivasi secara parsial mempengaruhi kinerja karyawan?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pengaruh stres dan motivasi secara bersama-sama terhadap
kinerja karyawan.
b. Untuk mengetahui pengaruh stres secara parsial terhadap kinerja karyawan.
c. Untuk mengetahui pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja karyawan.
TINJAUAN LITERATUR
Stres Kerja
Menurut McShane (2003: 198), stres adalah respon adaptif terhadap situasi yang
dirasa sebagai tantangan atau ancaman terhadap kesejahteraan orang tersebut.
Menurut Muchlas (2005: 491), stres adalah respons yang adaptif, dimediasi oleh
perbedaan-perbedaan individual, dan atau proses-proses psikologis yang merupakan
sebuah konsekuensi dari tindakan atau situasi eksternal, atau peristiwa yang
menempatkan seseorang pada tuntutan psikologis dan atau fisik secara eksesif.
Menurut Ivancevich et. al. (2014: 232), stres adalah respon adaptif oleh
perbedaan individu, yang merupakan konsekuensi dari berbagai tindakan, situasi, atau
kejadian yang membutuhkan perhatian lebih dari seseorang.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa stres adalah
suatu kondisi ketegangan yang dirasakan seseorang dan berpengaruh terhadap emosi,
kondisi fisik, dan jalan pikirannya.
Motivasi
Menurut Sardiman (2006: 73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan
terhadap adanya tujuan.
Menurut Mulyasa (2003: 112), motivasi adalah tenaga pendorong atau penarik
yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu.
Menurut Hasibuan (2008: 141), motivasi adalah pemberian daya penggerak yang
menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif,
dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
379
Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
rangsangan atau dorongan yang ada pada diri manusia untuk melakukan suatu kegiatan
dengan efektif untuk menyelesaikan suatu tujuan.
Kinerja
Menurut Luthans (2005: 165), kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu
yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan.
Menurut Veithzal dan Basri (2005: 50), kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu dalam melaksanakan
tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target
atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu telah disepakati bersama.
Menurut Mathis dan Jackson (2006: 65), kinerja adalah apa yang dilakukan atau
tidak dilakukan pegawai.
Berdasarkan beberapa definisi diatas, penulis menyimpulkan bahwa kinerja
adalah hasil kerja seseorang baik secara kualitas ataupun kuantitas dalam melakukan
tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
Pengaruh Stres Kerja dan Motivasi terhadap Kinerja Karyawan
Stres kerja dan motivasi menjadi faktor yang penting untuk mempengaruhi
kinerja karyawan. Stres kerja yang terlalu tinggi bisa membuat kinerja karyawan
menjadi menurun karena adanya tekanan psikologis dalam dirinya, sedangkan motivasi
yang tinggi bisa membuat kinerja karyawan meningkat karena adanya dorongan
semangat yang diberikan untuk menyelesaikan tugasnya.
Menurut Noermijati dan Primasari (2015: 8), dalam penelitiannya, stres kerja
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan dengan korelasi negatif
yang berarti semakin rendah stres yang dialami karyawan, semakin tinggi hasil kinerja
mereka, sedangkan motivasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan dengan korelasi positif yang berarti semakin tinggi motivasi yang diterima
karyawan, semakin baik hasil kinerja mereka.
Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Dalam dunia kerja, setiap karyawan pasti pernah mengalami stres. Stres yang
berlebihan dapat menyebabkan seseorang menjadi depresi dan depresi bisa membuat
seseorang menjadi terguncang jiwanya.
Menurut Robbins dan Judge (2015: 583), semakin tinggi stres yang dialami
karyawan, semakin rendah hasil kinerjanya. Sedangkan semakin rendah stres yang
dialami, semakin tinggi kinerja yang dihasilkan.
Menurut Awadh et. al. (2015: 7), dalam penelitiannya, tekanan waktu merupakan
faktor utama karyawan merasa stres dan membuat kinerjanya menjadi tidak efektif.
Tekanan waktu ini muncul karena karyawan sulit membagi waktu antara pekerjaan
dengan keluarga.
Pengaruh Motivasi terhadap Kinerja Karyawan
Dalam melakukan pekerjaan, banyak karyawan yang merasa hasil pekerjaannya
tidak dihargai oleh orang lain. Hal ini membuat karyawan merasa pekerjaannya tidak
baik dan mempengaruhi mentalnya. Setiap karyawan butuh motivasi agar mereka
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
380
merasa dihargai dan membuat perasaan mereka menjadi bahagia. Perasaan yang baik
bisa membuat karyawan melakukan pekerjaannya dengan sangat baik karena mereka
merasa pekerjaannya dihargai oleh orang lain.
Menurut teori Maslow dalam Robbins dan Judge (2015: 217), manusia memiliki
sifat dasar yang tidak akan pernah sepenuhnya merasa puas, karena kepuasan bagi
manusia bersifat sementara. Ketika suatu kebutuhan terpuaskan, maka akan muncul
kebutuhan lain yang lebih tinggi nilainya, yang menuntut untuk dipuaskan, begitu pula
seterusnya. Oleh karena itu, Maslow membuat lima tingkat hierarki kebutuhan sebagai
pedoman dalam pemenuhan kebutuhan.Tingkat kebutuhan ini membuat manusia terus
termotivasi untuk mencapai puncak. Semakin tinggi motivasi yang diterima, maka akan
semakin baik juga kinerjanya. Sedangkan semakin rendah motivasi yang diterima, maka
akan semakin buruk juga kinerjanya.
Menurut Noermijati dan Primasari (2015: 7), dalam penelitiannya, motivasi
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan. Motivasi memiliki
korelasi positif dengan kinerja karyawan dimana jika motivasi semakin tinggi, maka
kinerja akan semakin baik. Karyawan yang merasa perusahaan mampu memenuhi
kebutuhan hidupnya memiliki motivasi yang tinggi dalam bekerja. Karyawan juga
membutuhkan penghargaan dan hubungan yang baik dengan rekan kerja sehingga
mereka bisa lebih termotivasi lagi dan memiliki kinerja yang lebih baik lagi.
Kerangka Pemikiran
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Hipotesis dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1= Terdapat pengaruh stres dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kinerja
karyawan.
H2= Terdapat pengaruh stres secara parsial terhadap kinerja karyawan.
H3= Terdapat pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja karyawan.
Stres Kerja
Motivasi
Kinerja Karyawan H1
H2
H3
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
381
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pemilihan sampel tak acak
bertujuan (purposive sampling) dengan jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 50
orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner. Kuesioner ini akan berisi beberapa pertanyaan yang menyangkut tentang
variabel-variabel yang akan diteliti. Berikut adalah tabel untuk operasionalisasi variabel
Tabel 1.
Operasionalisasi Variabel Stres Kerja
Dimensi Pernyataan
Beban kerja - Tugas yang diberikan tidak melewati batas kemampuan
- Tugas yang diterima sesuai dengan job description
Konflik kerja - Tugas yang dikerjakan sesuai dengan perintah atasan
- Memiliki konsep yang sama dengan atasan tentang pengerjaan tugas
Ambiguitas
peran
- Mengetahui tugas yang dikerjakan secara pasti
- Tidak mengerjakan dua tugas atau lebih dalam waktu yang
bersamaan
Sumber: Michael et. al. (2009: 266)
Tabel 2.
Operasionalisasi Variabel Motivasi
Dimensi Pernyataan
Kebutuhan
fisiologis
- Gaji yang diberikan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
- Gaji yang diberikan sesuai dengan pekerjaan
Kebutuhan akan
rasa aman
- Pemberian asuransi kesehatan dari perusahaan
- Lingkungan kerja terbebas dari bahaya
Kebutuhan
sosial
- Memiliki hubungan yang baik dengan rekan kerja
- Siap membantu rekan kerja yang sedang kesulitan
Kebutuhan akan
penghargaan
- Menerima penghargaan dari hasil kerja
- Mendapat penilaian kinerja yang baik
Kebutuhan akan
aktualisasi diri
- Membimbing rekan kerja yang baru
- Menerima tanggung jawab yang lebih besar
Sumber: Robbins dan Judge (2015: 217)
Tabel 3.
Operasionalisasi Variabel Kinerja
Dimensi Pernyataan
Kuantitas kerja - Jam kerja sesuai dengan kesepakatan kerja
- Jam kerja yang fleksibel
Kualitas kerja - Membuat minumam dalam waktu yang singkat
- Dapat memenuhi permintaan konsumen dengan baik
Pengetahuan kerja - Mengetahui prosedur yang telah ditetapkan perusahaan
- Memahami tugas dan tanggung jawabnya dengan baik
Kreativitas - Mampu menciptakan minuman baru
- Mampu memberikan ide-ide baru kepada atasan
Kerja sama - Mampu bekerja sama dengan baik dengan rekan kerja
- Mau memberikan bantuan kepada rekan kerja
Dependability - Selalu datang tepat waktu ke tempat kerja
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
382
- Dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya
Inisiatif - Memiliki kemauan untuk belajar hal yang baru
- Memiliki kemauan untuk berdiskusi untuk menyelesaikan
masalah
Kualitas pribadi - Memiliki kualifikasi yang cocok untuk bekerja di perusahaan
- Percaya pada diri sendiri untuk membuat perusahaan menjadi
lebih baik
Sumber: Gomes (2003: 134)
Metode analisis data dalam penelitian adalah analisis regresi ganda. Pengujian hipotesis
menggunakan uji F dan uji t.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 24.392 9.420 2.589 .013
Total Stres .603 .225 .344 2.685 .010
Total Motivasi
.675 .168 .513 4.013 .000
a. Dependent Variable: Total Kinerja
Berdasarkan Tabel 4., maka dapat dihasilkan persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 24,392 + 0,603X1 + 0,675X2 + e
Tabel 5.
Koefisien Determinasi
Dari tabel 5, dapat diketahui bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0,256. Hal ini berarti
25,6% variabel dependen (kinerja) dapat dijelaskan oleh variabel stres dan motivasi,
sedangkan sisanya 74,4% dapat dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak termasuk
dalam penelitian ini, seperti kompensasi, gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan lain-
lain.
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .535a .286 .256 3.640
a. Predictors: (Constant), Total Motivasi, Total Stres b. Dependent Variable: Total Kinerja
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
383
Tabel 6.
Hasil Uji F
Dari tabel 6, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 (lebih kecil dari
0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh stres dan motivasi secara
bersama-sama terhadap kinerja karyawan dengan tingkat keyakinan sebesar 95%.
Tabel 7
Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 24.392 9.420 2.589 .013
Total Stres .603 .225 .344 2.685 .010
Total Motivasi
.675 .168 .513 4.013 .000
a. Dependent Variable: Total Kinerja
Dari tabel 7, dapat diketahui bahwa:
1. Nilai sig untuk variabel stres adalah 0,010. Nilai ini lebih rendah daripada nilai α
sebesar (0,05), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
stres secara parsial terhadap kinerja karyawan dengan tingkat keyakinan sebesar
95%.
2. Nilai sig untuk variabel motivasi adalah 0,000. Nilai ini lebih rendah daripada
nilai α sebesar (0,05), sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja karyawan dengan tingkat
keyakinan sebesar 95%.
ANOVAa
Model Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
1 Regression
250.044 2 125.022 9.434 .000b
Residual 622.836 47 13.252
Total 872.880 49
a. Dependent Variable: Total Kinerja
b. Predictors: (Constant), Total Motivasi, Total Stres
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
384
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berdasarkan deskripsi subjek penelitian, kriteria responden terbanyak berusia
diantara 21-25 tahun (94%), jenis kelamin laki-laki (66%), belum menikah (100%), S1
(42%), dan sudah bekerja selama 1=5 tahun (62%).
Berdasarkan hasil analisis regresi ganda, didapat persamaan sebagai berikut: Y =
24,392 + 0,603X1 + 0,675X2 + e. dan nilai koefisien determinasi R2sebesar 0,256. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel kinerja dapat dijelaskan oleh variabel stres dan
motivasi sebesar 25,6% dan sisanya sebesar 74,4% dapat dijelaskan oleh variabel
lainnya, seperti kompensasi, gaya kepemimpinan, disiplin kerja, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil uji F dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh stres dan
motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Noermidjati dan Primasari (2015). Tingkat stres dan motivasi yang
diterima dapat mempengaruhi kinerja karyawan. Semakin rendah stres yang dialami
karyawan, maka akan semakin baik juga tingkat kinerja karyawan. Stres juga dapat
dikurangi dengan pemberian motivasi baik dari atasan maupun rekan kerja, sehingga
karyawan mendapat dorongan moral untuk menyelesaikan tugas yang diterimanya.
Berdasarkan hasil uji t terhadap variabel stress, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh stres secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian ini
sesuai dengan penelitian Awadh et. al. (2015). Faktor utama yang dapat menimbulkan
stress, yaitu tekanan waktu dan ketidakseimbangan antara kehidupan di rumah dan di
tempat kerja. Stres dapat dikurangi dengan tidak memberikan tugas yang melewati
kemampuan karyawan. Selain itu, fleksibilitas jam kerja dapat menjadi alternatif jika
tugas yang diberikan berorientasi pada hasil.
Berdasarkan hasil uji t terhadap variabel motivasi, dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitian
ini sesuai dengan penelitian Noermidjati dan Primasari (2015). Motivasi memiliki
pengaruh yang sangat tinggi terhadap kinerja karyawan. Semakin tinggi motivasi yang
diterima, maka akan semakin tinggi juga kinerja yang akan dihasilkan. Motivasi tidak
hanya diberikan kepada karyawan yang berkinerja rendah saja, tetapi juga kepada
karyawan yang memiliki kinerja baik. Hal ini ditujukan supaya karyawan yang sudah
memiliki kinerja yang baik dapat terus berkembang ke tahap yang lebih baik lagi.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
385
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat dihasilkan beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Terdapat pengaruh stres kerja dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja
karyawan.
2. Terdapat pengaruh stres secara parsial terhadap kinerja karyawan.
3. Terdapat pengaruh motivasi secara parsial terhadap kinerja karyawan.
Saran
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Stres kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu,
diharapkan agar perusahaan bisa lebih memperhatikan tugas-tugas yang diberikan
agar tidak melampaui kemampuan mereka dan juga supaya tugas-tugas tersebut
tidak menjadi beban dan mempengaruhi kondisi psikologisnya karena semakin
rendah stres yang diterima oleh karyawan, maka semakin tinggi juga kinerja yang
mereka hasilkan.
2. Motivasi memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu,
diharapkan agar perusahaan terutama untuk para atasan yang membawahi langsung
karyawannya untuk terus memberikan motivasi baik dari segi dukungan moral
maupun yang berbentuk kompensasi karena semakin tinggi motivasi yang diterima
karyawan, maka semakin tinggi juga kinerja yang mereka hasilkan.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
386
DAFTAR PUSTAKA
Awadh, I. M., Gichinga, L., Ahmed, A. H. (2015). Effect of workplace stress
onemployee performance in the county Kenya. International Journal ofScientific
and Research Publications, Vol 5 (10).
Gomes, F. C. (2003). Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: Andi.
Hasibuan, M. S. (2008). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Ivancevich, J. M., Konopaske, R., & Matteson, T. M. (2014). Organizational behavior
& management. Harlow: McGraw-Hill.
Luthans, F. (2005). Organizational behavior. New York: McGraw-Hill.
Mathis, R. L., & Jackson, J. H. (2006). Sumber daya manusia. Jakarta: Salemba Empat.
Michael, O., Court, D., Petal, P. (2009). Job stress and organizational
commitmentamong mentoring coordinators. International Journal of Educational
Management, Vol. 3 (3), 266-288.
Conference on Management and Behavioral Studies Universitas Tarumanagara, Jakarta, 12 Oktober 2017
ISSN NO: 2541-3406 e-ISSN NO: 2541-285X
387
McShane, S. L., & Glinow, M. A. (2003). Organizational behavior. New
York:McGraw-Hill.
Muchlas, M. (2005). Perilaku organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress.
Noermijati & Primasari, D. (2015). The effect of job stress and job motivation
onemployees’ performance through job satisfaction (A study at PT Jasa Marga
(Persero) Tbk. Surabaya – Gempol branch). Journal of Economics, Business, and
Accountancy Ventura, Vol. 18 (1), 231-240.
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2015). Organizational behavior. London: Pearson.
Veithzal, R., & Fauzi, A., F., B. (2005). Performance appraisal. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.