pengaruh ukuran perusahaan, porsi saham publik...
TRANSCRIPT
PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PORSI SAHAM PUBLIK DAN
STRUKTUR MODAL TERHADAP LUAS PENGUNGKAPAN LAPORAN
KEUANGAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR
INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2011-2014.
NUR YULLI YANI
120462201164
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, 2017
ABSTRAK
Nur Yulli Yani, 2017 : Pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan
Struktur Modal terhadap Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2011-2014.
Secara garis besar tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal terhadap Luas
Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014.
Data yang digunakan adalah data skunder berupa laporan keuangan
perusahaan manufaktur tahun 2011-2014 yang telah di audit dan dipublikasikan.
Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor barang konsumsi
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2011-2014 sebanyak 38
perusahaan. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling sehingga di
peroleh sampel sebanyak 23 perusahaan sektor barang konsumsi yg memenihi
kriteria dan menghasilkan 92 sampel penelitian dengan 4 tahun pengamatan
(2011-2014). Teknik analisis data penelitian menggunakan analisis regresi
berganda dengan bantuan SPSS versi 21.0.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan.
Sedangkan Porsi Saham Publik dan Struktur Modal secara parsial tidak
berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan.
Penelitian ini juga menunjukan bahwa Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik
dan Struktur Modal secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan
terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. Besarnya pengaruh yang
diberikan oleh variabel independen terhadap variabel dependen adalah 11,0%.
Sedangkan sisanya sebesar 89 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak dimasukkan dalam penelitian ini.
Kata Kunci : Luas Pengungkapan, Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan
Struktur Modal.
PENDAHULUAN
Pertumbuhan perekonomian di negara indonesia telah berkembang dengan
pesat, Sehingga persaingan global dalam dunia usaha yang berlangsung saat ini
menuntut suatu perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan
lain. Inilah yang menyebabkan banyaknya investor baik yang berasal dari dalam
negeri maupun luar negeri yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan-
perusahaan di indonesia. Perusahaan merupakan suatu entitas yang tidak dapat
dipisahkan dari lingkungan masyarakat sehingga perusahaan harus dapat
memberikan layanan yang memuaskan kepentingan stakeholders dengan cara
memenuhi kebutuhan informasi yang berkaitan dengan aktivitas bisnis
perusahaan.
Laporan keuangan merupakan jendela informasi yang memungkinkan
pengguna mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Sejauh mana informasi yang
dapat diperoleh akan sangat tergantung pada seberapa besar tingkat pengungkapan
(disclosure) laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Sejumlah
penelitian mengenai hal-hal di seputar tingkat kecukupan pengungkapan,
khususnya untuk perusahaan-perusahaan yang mencatatkan diri di pasar modal
telah dilakukan, baik di luar negeri maupun di Indonesia. Fitriany (2001).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti mengangkat hal ini dalam karya tulis
ilmiah dalam bentuk proposal dengan judul “Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Porsi Saham Publik dan Struktur Modal Terhadap Luas Pengungkapan
Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2014”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014?
2. Apakah Porsi Saham Publik berpengaruh signifikan terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014?
3. Apakah Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdafar di BEI periode 2011-2014?
4. Apaakah Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal
berpengaruh signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdafar di BEI
periode 2011-2014?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap luas pengungkapan
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.
2. Untuk mengetahui pengaruh Porsi Saham Publik terhadap luas pengungkapan
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.
3. Untuk mengetahui pengaruh Struktur Modal terhadap luas pengungkapan
laporan keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di BEI periode 2011-2014.
4. Untuk mengetahui pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan
Struktur Modal terhadap luas pengungkapan laporan keuangan pada
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI
periode 2011-2014.
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
Landasan Teori
Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengungkapan (disclosure) adalah mengkomunikasikan mengenai posisi dari
keuangan dengan tidak menyembunyikan informasi, apabila dikaitkan dengan
laporan keuangan, disclosure mengandung makna bahwa laporan keuangan harus
memberikan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit usaha
kondisi keuangan perusahaan kepada para pengguna laporan keuangan (Riny,
2010 dalam Daniel, 2013).
Menurut Marwata (2001) dalam Daniel (2013), luas pengungkapan
didefinisikan sebagai sejumlah informasi untuk membantu investor dalam
membuat prediksi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang. Luas
pengungkapan laporan keuangan mengukur berapa banyak butir laporan keuangan
yang secara material akan diungkapkan oleh suatu perusahaan. Ada 2 jenis
pengungkapan oleh perusahaan dalam hubungannya dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh standar dan regulasi, yaitu :
1. Pengungkapan Wajib (Mondatary Disclosure)
2. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)
Menurut Widati dan Wiganti (2011) dalam Istikomah (2014), Terdapat tiga
konsep pengungkapan dalam laporan tahunan yaitu :
1. Pengungkapan Memadai (Adequate Disclosure)
2. Pengungkapan Wajar (Fair Disclosure)
3. Pengungkapan Penuh (Full Disclosure)
Menurut Daniel (2013:7), perhitungan indeks luas pengungkapan laporan
keuangan dilakukan sebagai berikut:
1. Memberikan skor untuk setiap item pengungkapan, dimana jika suatu item
diungkapakan diberi nilai satu dan jika tidak diungkapakan akan diberi
nilai nol.
2. Skor yang diperoleh dari setiap perusahaan dijumlahkan untuk
mendapatkan skor total.
3. Menghitung indeks luas pengungkapan laporan keuangan
Adapun rumus index wallace menurut Soewardjono dalam Daniel (2013:7)
adalah :
Keterangan :
n : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
k : jumlah item yang dianjurkan untuk diungkapkan.
Ukuran Perusahaan (X1)
Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan oleh total aktiva (Yuniarsyah, 2014). Secara umum biasa size diproksi
dengan total aset. Asnawi dan Wijaya dalam Istikomah (2014:9).
Disclosure index = n
k x 100 %
Adapun Rumus ukuran perusahaan adalah :
Porsi Saham Publik (X2)
Porsi saham publik yang diukur dari seberapa besar proporsi saham yang
dimiliki oleh publik dalam sebuah perusahaan. Simanjuntak dan Widiastuti dalam
Budianto (2009).
Adapun Rumus porsi saham publik adalah :
Struktur Modal (X3)
Struktur modal (financial leverage) merupakan komposisi pendanaan didalam
suatu perusahaan. Menurut Na’im dan Rachman (2000) leverage didefinisikan
sebagai nilai buku total utang jangka panjang dibagi dengan total ekuitas. Dalam
hal ini diukur menggunakan Debt to Equity Ratio sebagai proksi dari leverage
keuangan perusahaan.
Adapun Rumus struktur modal (DER) adalah :
Size = Total Aktiva
Porsi Saham Publik = Jumlah Saham Publik
Jumlah Saham Yang Beredar
Debt to equity ratio = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
KERANGKA PEMIKIRAN
H1
H2
H3
H4
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan
Ukuran perusahaan menggambarkan besar atau kecilnya sebuah perusahaan
yang dapat diukur dengan mengetahui total aktiva yang dimiliki perusahaan.
Menurut Amran et al. (2009) dalam Suta dan Laksito (2012:2), semakin besar
ukuran perusahaan, maka akan semakin meningkat pula jumlah stakeholder yang
terlibat didalamnya. Mendorong perusahaan untuk melakukan pengungkapan
informasi lebih luas. Penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2013) menunjukan
Luas Pengungkapan
Laporan Keuangan
(Y)
Ukuran Perusahaan (X1 )
Porsi Saham Publik (X2 )
Struktur Modal (X3 )
hasil bahwa ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesisnya adalah :
H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh signifikan terhadap Luas
Pengungkapan Laporan Keuangan.
Pengaruh Porsi Saham Publik Terhadap Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan
Menurut Na’im dan Rachman (2000), mengemukakan adanya perbedaan
dalam proporsi saham yang dimiliki oleh investor luar dapat mempengaruhi
kelengkapan pengungkapan oleh perusahaan. Hal ini karena semakin banyak
pihak yang membutuhkan informasi tentang perusahaan, semakin banyak pula
detail-detail butir yang dituntut untuk dibuka dan dengan demikian pengungkapan
perusahaan semakin luas. Informasi tingkat kepemilikan saham akan digunakan
oleh investor pertanda prospek suatu perusahaan, dengan kata lain semakin
banyak saham yang dimiliki oleh publik berarti semakin tinggi perusahaan dalam
memberikan deviden dan layak beroperasi terus menerus untuk itu perusahaan
dituntut untuk memberikan informasi yang komprehensif. Penelitian yang
dilakukan oleh Safarin (2013) menunjukkan hasil bahwa porsi saham publik tidak
terdapat pengaruh secara signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan.
H2: Porsi Saham Publik tidak berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan
Laporan Keuangan.
Pengaruh Struktur Modal Terhadap Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan
Struktur modal adalah merupakan pembelanjaan jangka panjang yang
dinyatakan dengan hutang jangka panjang, saham preferen dan modal sendiri
(Na’im dan Rachman, 2000). Perusahaan yang mempunyai proporsi utang lebih
banyak dalam struktur permodalannya akan mempunyai biaya keagenan yang
lebih besar. Dalam penelitian ini, struktur modal dapat diukur dengan rasio total
hutang terhadap total ekuitas (total debt to equity ratio). Debt to equity ratio
merupakan ukuran yang dipakai dalam menganalisis laporan keuangan untuk
memperlihatkan besarnya jaminan yang tersedia untuk kreditor. Hasil penelitian
Zulaikha (2012) menunjukan bahwa Struktur Modal (DER) tidak berpengaruh
signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan.
H3: Struktur Modal tidak berpengaruh signifikan terhadap Luas
Pengungkapan Laporan Keuangan
Pengaruh Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal
Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
Penelitian ini tidak hanya menguji pengaruh ukuran perusahaan, porsi
saham publik dan struktur modal secara parsial (individual), tetapi juga menguji
pengaruh secara simultan (bersama-sama) dalam mempengaruhi luas
pengungkapan laporan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena
itu, diharapkan penelitian ini juga memberikan pengaruh secara simultan terhadap
luas pengungkapan laporan keuangan seperti penelitian terdahulu.
Penelitian Istikomah (2014), menyatakan bahwa secara bersama-sama
variabel ukuran perusahaan, current ratio, return on asset dan debt to asset ratio
mampu mempengaruhi index disclosure.
H4: Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal
berpengaruh signifikan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan
METODE PENELITIAN
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur yang bergerak di sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2014. Dimana populasi dalam kurun
waktu tahun 2011-2014 adalah berjumlah 38 perusahaan manufaktur sektor
industri barang konsumsi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode
purposive sampling sehingga diperoleh sampel penelitian sebanyak 23 perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi yang memenuhi kriteria dan
mengahsilkan 92 sampel penelitian dengan pengamtan selama 4 tahun (2011-
2014).
Laporan keuangan dan data-data yang berkaitan dengan penelitian diperoleh
dari situs Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan www.bapepam.co.id dan
situs-situs lain yang memberikan informasi yang berkaitan.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Uji statistik deskriptif adalah memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari minimum, maksimum, mean dan standar deviasi.
Tabel 4.1
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui
bahwa uji t dan f mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi
normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik (Ghozali,
2013:106).
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
LPLK 92 ,37 ,69 ,4990 ,07040
UP 92 87,42 85938,89 9597,8107 17133,74881
PSP 92 ,01 ,67 ,2201 ,15499
SM 92 ,11 9,47 ,9442 1,30320
Valid N (listwise) 92
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas dengan grafik P-P Plot
t
Dari gambar 4.1 grafik normal P-P Plot diatas, dapat diketahui bahwa data
ditunjukan berupa titik-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal. Dengan demikian berdasarkan gambar P-P Plot diatas, dapat
disimpulakan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini
memenuhi asumsi normalitas.
Tabel 4.2
Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 92
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,06532205
Most Extreme
Differences
Absolute ,074
Positive ,062
Negative -,074
Kolmogorov-Smirnov Z ,705
Asymp. Sig. (2-tailed) ,703
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai residual terdistribusi secara normal
dengan nilai signifikansi 0,703 yakni 0,703 > 0,05. Sehingga membuktikan bahwa
analisis data dapat dilanjutkan karena residual telah terdistribusi secara normal.
Hasil Uji Multikolinearitas
Menurut Priyatno (2011:288), uji ini digunakan untuk menguji apakah
model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang baik tidak seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel bebas.
Metode pengujian biasa digunakan yaitu untuk melihat nilai inflation faktor (VIF)
dan tolerance pada model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance
lebih 0.1 maka model regresi bebas dari multikolinearitas. Nilai tersebut
disimpulkan tidak terjadi masalah multikolinearitas.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonieritas
Sumber:output SPSS 21.0
Tabel 4.3 menunjukan bahwa variabel UP dengan tolerance 0,906 dan
nilai VIF 1,104, variabel PSP dengan dengan nilai tolerance 0,884 dan nilai VIF
1,131, variabel SM nilai tolerance 0,962 dan nilai VIF 1,039. Maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa keseluruhan variabel tidak terjadi multikolinearitas karena
masing-masing variabel nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.
Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Santoso (2014:192), uji autokorelasi digunakan untuk menguji
apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu (residual)
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya (t-1).
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan metode Durbin-Watson (Uji DW).
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) ,474 ,014 34,25
8
,000
UP 1,361E-
006
,000 ,331 3,188 ,002 ,906 1,104
PSP ,043 ,048 ,094 ,895 ,373 ,884 1,131
SM ,003 ,005 ,047 ,461 ,646 ,962 1,039
a. Dependent Variable: LPLK
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 ,373a ,139 ,110 ,06643 1,211
a. Predictors: (Constant), SM, UP, PSP
b. Dependent Variable: LPLK
Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai uji Durbin-Watson
adalah 1,211 atau berada diantara angka -2 sampai dengan +2 (-2 < 1,211 < +2).
Hal ini menunjukan bahwa pada model regresi tidak terdapat autokorelasi.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Menurut Priyatno (2011:296), uji ini digunakan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Correlations
Unstandardized Residual UP PSP SM
Spearm
an's rho
Unstandar
dized
Residual
Correlation
Coefficient
1,000 ,176 ,016 ,115
Sig. (2-tailed) . ,094 ,883 ,276
N 92 92 92 92
UP
Correlation
Coefficient
,176 1,000 ,171 ,267**
Sig. (2-tailed) ,094 . ,102 ,010
N 92 92 92 92
PSP
Correlation
Coefficient
,016 ,171 1,000 -,150
Sig. (2-tailed) ,883 ,102 . ,155
N 92 92 92 92
SM
Correlation
Coefficient
,115 ,267** -,150 1,000
Sig. (2-tailed) ,276 ,010 ,155 .
N 92 92 92 92
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber:output SPSS V.21.0
Dari tabel 4.5 menunjukan bahwa nilai signifikansi pada variabel
independen ukuran perusahaan adalah 0,094, porsi saham publik 0,883 dan
struktur modal 0,276. Maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
dikarenakan masing-masing variabel independen nilai signifikansinya > 0,05.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data bebas dari masalah
heteroskedastisitas.
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot
Sumber:output SPSS 21.0
Metode scatter plot dengan melihat pola titik-titik pada scatter plot regresi
dari gambar 4.2 diatas dapat dilihat titik menyebar, menyebar dengan pola yang
tidak jelas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Priyatno (2011), analisis ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh antara dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel
dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi.
Tabel 4.6
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Berdasarkan analisis hasil penelitian didapatkan semua variabel
independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen luas
pengungkapan laporan keuangan. Maka persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 0,474 + 1,361E-006 X1 + 0,043 X2 + 0,003 X3 + e
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji Statistik t (Uji Parsial)
Menurut Priyatno (2011:235), uji statistik t digunakan untuk mengetahui
pengaruh secara signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
Dalam penelitian ini, uji t digunakan untuk menguji pengaruh ukuran perusahaan,
porsi saham publik dan struktur modal terhadap luas pengungkapan laporan
keuangan dengan tingkat signifikan 5%.
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,474 ,014 34,258 ,000
UP 1,361E-006 ,000 ,331 3,188 ,002
PSP ,043 ,048 ,094 ,895 ,373
SM ,003 ,005 ,047 ,461 ,646
Tabel 4.7
Hasil Uji T
Dari data tabel 4.7 diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap luas pengungkapan
Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai signifikansi yakni 0,002 < 0,05
dan nilai 3,188 > 1,987, Jadi hipotesis diterima. Maka dapat
disimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan.
2. Pengaruh Porsi Saham Publik terhadap luas pengungkapan
Variabel porsi saham publik memiliki tingkat signifikansi yakni 0,373 >
0,05 dan nilai 0,895 < 1,987, Jadi hipotesis ditolak. Maka dapat
disimpulkan porsi saham publik tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap luas pengungkapan laporan keuangan.
3. Pengaruh Struktur Modal terhadap luas pengungkapan
Variabel struktur modal memiliki tingkat signifikansi yakni 0,646 > 0,05
dan nilai 0,461 < 1,987, Jadi hipotesis ditolak. Maka dapat
disimpulkan struktur modal tidak berpengaruh secara signifikan terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan.
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) ,474 ,014 34,258 ,000
UP 1,361E-006 ,000 ,331 3,188 ,002
PSP ,043 ,048 ,094 ,895 ,373
SM ,003 ,005 ,047 ,461 ,646
Hasil Uji Statistik F (Uji Simultan)
Menurut Priyatno (2011:258), uji F digunakan untuk menguji pengaruh
variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini, uji F bertujuan untuk mengukur pengaruh ukuran perusahaan, porsi
saham publik dan struktur modal secara bersama-sama atau simultan terhadap luas
pengungkapan laporan keuangan.
Tabel 4.8
Hasil Uji F
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara simultan variabel
independen memiliki signifikansi sebesar 0,004, yakni 0,004 < nilai signifikansi
0,05 dan nilai 4,735 nilai dfl (jumlah variabel-1) = 3 dan df2 (n-k-
1) 92-3-1= 88 yaitu 2,71. Jadi dapat disimpulkan yakni nilai 4,735 > 2,71.
Maka H0 diterima, jadi secara simultan variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression ,063 3 ,021 4,735 ,004b
Residual ,388 88 ,004
Total ,451 91
a. Dependent Variable: LPLK
b. Predictors: (Constant), SM, UP, PSP
Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted )
Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the
Estimate
1 ,373a ,139 ,110 ,06643
Berdasarkan tabel 4.10 diatas, dapat dilihat angka koefisien determinasi
yakni 0,110 atau 11,0 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel independen berupa
ukuran perusahaan, porsi saham publik dan struktur modal dapat menjelaskan
bahwa luas pengungkapan laporan keuangan sebesar 11,0 % dan sisanya sebesar
89 % dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar penelitian ini.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab-bab sebelumnya dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
a. Variabel Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan
Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
b. Variabel Porsi Saham Publik tidak berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan
Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
c. Variabel Struktur Modal tidak berpengaruh terhadap Luas Pengungkapan
Laporan Keuangan pada perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
d. Ukuran Perusahaan, Porsi Saham Publik dan Struktur Modal secara bersama-
sama berpengaruh signifikan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan
pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan diatas maka dapat
diberikan saran sebagai berikut :
a. Dapat menggunakan variabel indepnden lain yang berpengaruh secara
signifikan terhadap luas pengungkapan laporan keuangan.
b. Diharapkan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan jenis perusahaan
lain sebagai objek penelitian.
c. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas sampel dan
diharapakan memperpanjang periode penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Ardiana Renukti. 2008. Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal,
Profitabilitas, Rasio Saham Publik, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan
Terhadap Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan. Jurnal
Fakultas Ekonomi. Universitas Sebelas Maret.
Arif, Abubakar. 2006. Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Rasio Likuiditas,
Rasio Profitabilitas, Porsi Saham Publik dan Umur Perusahaan Terhadap
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar di BEI. Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas
Trisakti.
BAPEPAM. 2012. Penyajian Dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten
Atau Perusahaan Publik. http ://www.bapepam.co.id, Nomor : SE-
02/BL/2008 dan Nomor : Kep-347/BL/2012
Binsar H. Simanjuntak dan Lusy Widiastuti. 2004. Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol 7, No. 3, September 2004 Hal 351-366.
Budianto, Arief Satrya. 2009. Pengaruh Faktor-faktor Fundamental Terhadap
Kualitas Pengungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi Kontemporer Vol 1, No. 2. Hal: 123-142.
Daniel, Niko Ulfandari. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan
Likuiditas Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Padang.
Devi, Ida Ayu Sintia dan Suardana, Ketut Alit. 2014. Pengaruh Ukuran
Perusahaan, Likuiditas, Leverage, dan Status Perusahaan Pada
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.
Fahmi, Irham. 2012.”Analisis Laporan Keuangan”. Penerbit Alfabeta Bandung.
Fitriany, 2001. Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan
Wajib dan Sukarela Pada Laporan Keuangan Perusahaan Publik Yang
Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Proceedings Simposium Nasional
Akuntansi IV. Agustus: 133-154.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Haryanto dan Ira. 2008. Analisis Likuiditas, Leverage, Ukuran Perusahaan Dan
Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Sukarela Laporan Keuangan (Studi
Empiris Pada Perusahaan Real Estat). Jurnal Wahana Akuntansi, Vol. 3,
Hal 19-39. Jakarta.
Heizer, et.al. 2009. Operation Management. Buku 1. Edisi 9. Jakarta: Salemba
Empat.
Herdiani, Rini. 2015. Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Return On
Asset, Ukuran Perusahaan dan Porsi Saham Publik Terhadap Luas
Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Aneka Industri Yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2013.
Istikomah. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Current Ratio, Return On Asset
dan Debt To Asset Ratio Terhadap Luas Pengungkapan Laporan
Keuangan Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2013. Jurnal Fakultas
Ekonomi. UMRAH.
Indriani Erna Wati. Dkk. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Luas
Pengungkapan Sukarela Dan Implikasinya Terhadap Asimetri Informasi.
Jurnal Akuntansi Universitas Mataram.
Karuniasari, Putri. 2013. Pengaruh Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran
Perusahaan terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan pada
Perusahaan Manufaktur yang telah Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). Jurnal Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Na’im, Ainun dan Fuad Rachman. 2000. “Analisis Hubungan antara
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan Struktur Modal
dan Tipe Kepemilikan Perusahaan”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Indonesia Vol 15 No 1 pp 70-82.
Priyatno, Dwi. 2011. SPSS Analisis Statistik Data. Yogyakarta: Mediakom
Safarin, Sonya Nurinda. 2013. Pengaruh Leverage, Likuiditas, Ukuran
Perusahaan, Profitabiltas dan Porsi Saham Publik Terhadap
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Fakultas Ekonomi. UMRAH.
Sarwoko. 2007. Statistik Inferensi Untuk Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta: C.V
Andi Offset.
Santoso, Singgih. 2014. Statistik Parametik. Jakarta: PT. Elek Media
Komputindo.
Simanjuntak, Edi dan Ika Widyastuti. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis. Vol II. No.1. Maret: 38-50.
Susanto, Djoko dan Inge Gunawan. 2004. Pengaruh Kelompok Industri, Basis
Perusahaan, dan Tingkat Return Terhadap Pengungkapan Sukarela
Dalam Laporan Tahunan Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta. Jurnal
Akuntansi dan Manajemen: 75-85.
Suta, Anita Yolanda dan Laksito, Herry. 2012. Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Luas Pengungkapan Informasi Sukarela Laporan
Tahunan. Jurnal Fakultas Ekonomi Dan Bisnis. Universitas Diponegoro.
Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007. Pengaruh Struktur Kepemiliskan Saham,
Leverage, Faktor Interen dan Faktor Eksteren terhadap Nilai
Perusahan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9, No.1. Hal:
41-48.
Sugiyono. 2008. Metode Pengumpulan Kuantitatif, Kualitatif dan D & D, Penerbit
Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.
Alfabeta.
Tristanti, Leony Lovancy dan Zulaikha. 2012. Analisis Pengaruh Karakteristik
Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Sukarela (Studi
Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2006-2010). Fakultas Ekonomika dan Bisnis. Universitas
Diponegoro.
Wirartha I Made Ir., M.Si. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian Skripsi,
dan Tesis. Yogyakarta: Andi
Yuniarsyah, Dwi Harista. 2014. Pengaruh Likuditas, Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Luas Pengungkapan Laporan Keuangan. Jurnal
Fakultas Ekonomi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA)
Surabaya.
www.idx.co.id