pengawasan keamanan, mutu dan gizi pangan ega presentasi pengawasan pangan... · komitmen keamanan...
TRANSCRIPT
1 1
Disampaikan oleh:
Yusra Egayanti, S.Si., Apt.
Kasubdit Standardisasi Pangan Khusus
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI
TEMU ILMIAH
STRATEGI PENANGANAN BALITA GIZI KURUS DI PERKOTAAN
Jakarta, 27 Agustus 2016
PENGAWASAN KEAMANAN, MUTU dan GIZI PANGAN
2
•Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan •Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan •Peraturan Kepala Badan POM No. HK.00.06.51.0475 tentang Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi pada Label Pangan dan Revisinya •Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor Hk.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2011 Tentang Pengawasan Klaim Dalam Label Dan Iklan Pangan Olahan •Lampiran Peraturan Ka BPOM tentang Pendaftaran Pangan Olahan
2
DASAR HUKUM
3
Pangan olahan untuk Penanganan Gizi Kurang/Gizi Buruk
• Digolongkan sebagai Pangan untuk keperluan medis khusus (Food for special medical purposes)
4
Pangan Olahan untuk Keperluan Medis Khusus adalah pangan olahan yang diformulasikan sesuai dengan prinsip gizi dan kondisi medis tertentu yang diperuntukkan bagi pasien dalam pengelolaan diet dan hanya digunakan dibawah pengawasan medis.
Rancangan Peraturan kepala Badan
POM tentang Pangan Olahan untuk
Keperluan Medis Khusus
5
They are intended for the exclusive or partial feeding of patients with limited or impaired capacity to take, digest, absorb or metabolize ordinary foodstuffs or certain nutrients contained therein, or who have other special medically-determined nutrient requirements, whose dietary management cannot be achieved only by modification of the normal diet, by other foods for special dietary uses, or by a combination of the two.
Foods for special medical purposes are a category of foods for special dietary uses which are specially processed or formulated and presented for the dietary management of patients and may be used only under medical supervision.
CODEX STAN 180-1991
6
REGULATION (EU) No 609/2013
food for special medical purposes’ means food specially processed or formulated and intended for the dietary management of patients, including infants, to be used under medical supervision; it is intended for the exclusive or partial feeding of patients with a limited, impaired or disturbed capacity to take, digest, absorb, metabolise or excrete ordinary food or certain nutrients contained therein, or metabolites, or with other medically-determined nutrient requirements, whose dietary management cannot be achieved by modification of the normal diet alone;
7
FSANZ Standard 2.9.5 Food For Special Medical Purposes
food is a food for special medical purposes if the food is – (a) specially formulated for the dietary management of individuals – (i) by way of exclusive or partial feeding, who have special medically determined nutrient requirements or whose capacity is limited or impaired to take, digest, absorb, metabolise or excrete ordinary food or certain nutrients in ordinary food; and (ii) whose dietary management cannot be completely achieved without the use of the food; and (b) intended to be used under medical supervision; and (c) represented as being a food for special medical purposes or for the dietary management of a disease, disorder or medical condition. A food is not a food for special medical purposes if the food is – (a) formulated and represented as being for the dietary management of obesity or overweight; or (b) an infant formula product as defined in Standard 2.9.1.
8
Persyaratan Pangan umtuk Keperluan Medis Khusus meliputi:
9
Restriction on the persons by whom, and the premises at which, food for special medical purposes may be sold (1) A food for special medical purposes must not be sold to a consumer, other than from or by- (a) a medical practitioner or dietitian; or (b) a medical practice, pharmacy or responsible institution; or (c) a majority seller of that food for special medical purposes. (2) In this clause, medical practitioner means a person registered or licensed as a medical practitioner under legislation in Australia or New Zealand, as the case requires, for the registration or licensing of medical practitioners. (3) In this clause, a person is a majority seller of a food for special medical purposes during any [24] month period if – (a) during the period, the person sold that food for special medical purposes to medical practitioners, dietitians, medical practices, pharmacies or responsible institutions; and (b) the sales mentioned in paragraph (a) represent more than one half of the total quantity of that food for special medical purposes sold by the person during the period.
PEREDARAN
FSANZ Standard 2.9.5 Food For Special Medical Purposes
REGULATION
(EU) No
609/2013
1. may only be placed on the market if it complies with this Regulation. 2. shall only be allowed on the retail market in the form of prepacked food. 3. Member States may not restrict or forbid the placing on the market of food which complies with this Regulation, for reasons related to its composition, manufacture, presentation or labelling.
10
LABEL
Dalam pemberian produk PKMK kepada pasien, dokter berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain termasuk Ahli Gizi.
pelabelan Produk: “tulisan “PENGGUNAAN HARUS DIBAWAH PENGAWASAN DOKTER, AHLI GIZI (DIETISIEN), ATAU TENAGA MEDIS LAINNYA”, dicetak tebal dan dicantumkan terpisah dari informasi lain;”.
Ruang lingkup Tenaga Medis dapat merujuk pada UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.
11
IKLAN
The advertising of these products to the general public should be prohibited.
CODEX STAN 180-1991
12 12
Pangan untuk keperluan Medis
khusus (Food for special medical
purposes)
dalam tahap pembahasan
Selain persyaratan keamanan, mutu, gizi, label, cara produksi
PERSYARATAN IKLAN (Dilarang?) PEREDARAN (dengan resep dokter, di apotik/sarana pelayanan kesehatan? Label : ...berkonsultasi dengan dokter? ahli gizi? farmasis? (tenaga medis)
13
Pangan diet khusus atau untuk keperluan gizi khusus lainnya
• formula bayi
• formula lanjutan
• formula pertumbuhan
• Makanan Pendamping ASI
• dlll
14 14
ASI MAKANAN TERBAIK UNTUK BAYI
WHO-UNICEF TAHUN 2009 “Acceptable Medical Reason for Use of Breast Milk Substitues” Contoh bayi dengan kondisi:
Galaktosemia.
Fenilketonuria.
berat lahir kurang dari 1500 g.
lahir kurang dari 32 minggu gestasi.
FORMULA
BAYI
FORMULA
LANJUTAN
FORMULA
PERTUMBUHAN
15 15
Formula Bayi
15
16 16 16
Formula Bayi
17 17
Pelabelan Formula Bayi
• Mencantumkan tulisan “Produk Formula Bayi bukan merupakan produk steril oleh karena itu perhatikan petunjuk penyiapan”.
• Mencantumkan kalimat “ASI adalah makanan terbaik untuk bayi anda” atau kalimat sejenis yang menyatakan keunggulan menyusui/ASI.
• Pernyataan bahwa produk hanya digunakan atas anjuran dokter, bidan, perawat independen berdasarkan indikasi medis dan disertai penjelasan cara penggunaan yang benar.
• Mencantumkan informasi bahwa bayi usia 6 (enam) bulan keatas harus diberi MP-ASI selain susu formula. Pemberian sebelum usia 6 (enam) bulan harus atas petunjuk dokter, bidan dan perawat independen.
• Label produk harus jelas antara Formula Bayi, Formula Lanjutan dan Formula Untuk Keperluan Medis Khusus Bagi Bayi.
17
18 18
Pelabelan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus
– Tulisan “GUNAKAN DI BAWAH PENGAWASAN DOKTER” dicantumkanterpisah dari tulisan dan informasi lain.
– Pada label harus dicantumkan peringatan tambahan mengenai bahaya penggunaan pangan khusus jika dikonsumsi oleh konsumen yang tidak memiliki penyakit, gangguan medis atau kondisi medis lain. Tulisan harus dicantumkan dengan jelas pada label dengan huruf tebal pada area yang terpisah dari tulisan, gambar atau informasi lain.
– Pernyataan bahwa produk bukan untuk pemberian secara parenteral harus dicantumkan.
18
19 19
Pelabelan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus (lanjutan)
– Pernyataan “Untuk kontrol diet pada ...” diisi dengan nama penyakit, gangguan medis atau kondisi medis lain sesuai dengan peruntukan pangan tersebut.
– Pernyataan yang menjelaskan tentang zat-zat gizi yang telah mengalami pengurangan, penghapusan, peningkatan atau modifikasi lain dibandingkan terhadap persyaratan normal dan alasan pengurangan, penghapusan, peningkatan atau modifikasi lain.
19
20 20
PENGAWASAN FORMULA BAYI,
LANJUTAN & PERTUMBUHAN
PRODUK HARUS
MEMENUHI
PERSYARATAN :
21 21
PERSYARATAN KEAMANAN:
Harus Menerapkan
GMP dan HACCP
Harus Memenuhi
batas maksimum
penggunaan BTP
yg diizinkan
Harus memenuhi batasan persyaratan cemaran Contoh : E. sakazakii pada FB harus negatif/10g sampel
22 22
PERSYARATAN MUTU & GIZI:
Contoh Pehitungan Kandungan Protein
Faktor Konversi Nitrogen Susu Sapi N x 6,25 Susu Lain N x 6,38 Kedelai N x 5,71
23 23
PERSYARATAN LABEL:
Pelabelan harus memenuhi ketentuan ttg Pelabelan yang berlaku
seperti : Nama Produk, Informasi nilai Gizi, Tanggal Kedaluwarsa,
petunjuk penyimpanan, petunjuk penggunaan, dll
Khusus untuk Formula bayi & Lanjutan WAJIB mencantumkan cara membersihkan dan mensterilisasi peralatan serta cara penyiapan dan menyajikan Formula Bayi
70oc
24 24
Larangan terkait label dan iklan
Mengacu pada: WHO International Code of Marketing of Breastmilk Substitutes
25 25
Larangan
Mengiklankan Formula Bayi dan Formula Bayi Untuk Keperluan Medis Khusus, selain pada media ilmu kesehatan sesuai dengan ketentuan.
Mencantumkan klaim gizi dan klaim kesehatan pada label Formula Bayi.
Mencantumkan klaim kesehatan pada Formula BayiUntuk Keperluan Medis Khusus.
Menggunakan perlakuan iradiasi terhadap produk dan bahan Formula Bayi dan Formula BayiUntuk Keperluan Medis Khusus.
25
26 26
Memuat gambar bayi dan
wanita atau gambar lain.
Kalimat yang
mengunggulkan
penggunaan formula bayi.
Menyatakan Formula Bayi
memiliki kualitas yang
sama dengan ASI.
Istilah menyetarakan
dengan manusia, ibu atau
istilah serupa / semakna.
26
Larangan (lanjutan)
27 27
Makanan Pendamping ASI
Makanan bergizi yang diberikan disamping ASI kepada bayi usia 6 bulan sampai 24 bulan atau berdasarkan indikasi medik untuk mencapai kecukupan gizi.
28 28
WHO Guiding Principles for Complementary Feeding of Breastfed Child
• Complementary feeding is defined as
the process starting when breast milk alone is no longer sufficient to meet the nutritional requirements of infants, and therefore other foods and liquids are needed, along with breast milk. The target age range for complementary feeding is generally taken to be 6 to 24 months of age, even though breastfeeding may continue beyond two years.
29 29
ACUAN
SNI 01-7111.1 – 2005 MP ASI Bubuk Instan
SNI 01-7111.2 – 2005 MP ASI Biskuit
SNI 01-7111.3 – 2005 MP ASI Siap Masak
SNI 01-7111.3 – 2005 MP ASI Siap Santap
30 30
PERSYARATAN KEAMANAN MP ASI:
Harus Menerapkan
GMP dan HACCP
Harus Memenuhi
batas maksimum
penggunaan BTP
yg diizinkan
Harus memenuhi batasan persyaratan cemaran
kimia dan mikroba
31 31
PERSYARATAN MUTU & GIZI MP ASI:
Bahan utama dan bahan lain
Komposisi gizi (karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral, dll)
Tekstur
faktor mutu lain (kadar air, kadar abu dll)
32 32
Label dan Iklan MPASI
• Pangan untuk bayi yang boleh diiklankan hanya makanan pendamping ASI (MP-ASI).
• Iklan MP-ASI wajib memuat keterangan peruntukannya.
• Keterangan peruntukan harus jelas dinyatakan bahwa produk tersebut ditujukan untuk bayi berusia 6 bulan ke atas atau berdasarkan indikasi medik, sampai anak berusia 24 bulan
33 33
PENGAWASAN PRODUK
“PROGRAM MAKANAN TAMBAHAN
(PMT)”
PERSYARATAN MUTU, GIZI & LABEL
Sesuai dengan Spesifikasi Teknis yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan
PERSYARATAN KEAMANAN
Harus Menerapkan GMP dan
HACCP
Harus Memenuhi batas
maksimum penggunaan
BTP yg diizinkan
Harus memenuhi batasan persyaratan cemaran kimia dan mikroba
34 34 34
Pengawasan Pre dan Post Market
35 35 35
Pengajuan oleh produsen pangan / importir / distributor
Pengawasan
Pre Market
• tidak memenuhi persyaratan keamanan, mutu,
gizi
• Tidak ada petunjuk penyimpanan produk.
• Ketidaksesuaian label, dll.
Nomor Registrasi
PENOLAKAN KARENA:
PRE MARKET EVALUATION
YES
NO
36 36 36
FOOD SAFETY, QUALITY, EFFICACY AND LABEL CONTROL
TRADITIONAL MARKET
PRODUCTION FACILITY (MD)
Pengawasan
Post Market
• Food sampling and testing in distribution channels
• Inspection in production and distribution channels
37
Peraturan Perundangan dan Pelaksanaannya
Bimbingan bagi Industri/
Perdagangan
Pendidikan bagi
Konsumen
Pengumpulan Informasi dan
Penelitian
Penyediaan Jasa terkait dengan
Kesehatan
Masyarakat Terdidik dan Berpengetahuan
Konsumen yang Selektif dan
Waspada
Cara Penanganan Pangan yang Aman
di Rumah
Partisipasi Masyarakat
Kelompok Konsumen Aktif
Cara Penanganan yang Baik oleh
Produsen
Jaminan Mutu dan Pengawasan Pangan
Olahan
Pengolahan dan Teknologi yang Tepat
Manajer dan Pengolah Pangan
yang Terlatih
Label Informatif dan Pendidikan Konsumen
KONSUMEN
PEMERINTAH
INDUSTRI/ PERDAGANGAN
KOMITMEN KEAMANAN PANGAN NASIONAL
TANGGUNG JAWAB BERSAMA
PANGAN YANG AMAN UNTUK SEMUA
WHO, 1996
38
Peraturan Perundangan dan Pelaksanaannya
Saran bagi Industri/ Perdagangan
Pendidikan bagi
Konsumen
Pengumpulan Informasi dan
Penelitian
Penyediaan Jasa terkait dengan
Kesehatan
Masyarakat Terdidik dan Berpengetahuan
Konsumen yang Selektif dan
Waspada
Cara Penanganan Pangan yang Aman
di Rumah
Partisipasi Masyarakat
Kelompok Konsumen Aktif
Cara Penanganan yang Baik oleh
Produsen
Jaminan Mutu dan Pengawasan Pangan
Olahan
Pengolahan dan Teknologi yang Tepat
Manajer dan Pengolah Pangan
yang Terlatih
Label Informatif dan Pendidikan Konsumen
KONSUMEN
PEMERINTAH
INDUSTRI/ PERDAGANGAN
JAMINAN KEAMANAN PANGAN
PENGAWASAN OLEH PEMERINTAH
39