pengembangan bahan ajar dengan metode investigasi kelompok …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. tesis...

97
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018) (Tesis) Oleh SUSLINA YANTI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019

Upload: others

Post on 03-Aug-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASIKELOMPOK UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISIMATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Al-Kautsar BandarLampung Tahun Pelajaran 2017/2018)

(Tesis)

Oleh

SUSLINA YANTI

MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

i

ABSTRACT

DEVELOPING TEACHING MATERIALS USING GROUPINVESTIGATION METHOD TO FACILITATE STUDENTS’ ABILITY

IN PROBLEM SOLVING AND MATHEMATICAL DISPOSITION

By

SUSLINA YANTI

This research and developmental study (R&D study) aimed to develop teachingmaterials using group investigation methods to facilitate students' problem solvingabilities and mathematical dispositions. The group investigation method imposedin this study was a problem-based learning material. Teaching materials using theinvestigation method are a learning method that leads to the topic of the problem,planning, investigation, report, presentation, and evaluation. Problem solvingability is the ability of the students to understand problems, plan problem solving,implement problem solving plans, re-check the truth of the resolution of allaspects that exist in a situation or a given problem. Mathematical disposition is theview and behavior of the students to solve the problems presented. The subject ofthis study was the eighth grade students of Junior High School of Al-KautsarBandar Lampung in Academic Year 2017/2018. The data was obtained throughthe result of post-test. The results showed that the Teaching Materialsaccompanied by instructions with lower middle level ability had the optimal effectof making the students work together in groups and challenged to solve them.The questions presented were also supported in the form of short dialogues withinteresting color images, using languages that were often heard by the students ineveryday life. Teaching materials using group investigation methods can facilitatestudents' problem solving abilities.

Key words: Group Investigation, Mathematical Disposition, Teaching materialsUsing Group Investigation.

Page 3: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

ii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASIKELOMPOK UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISIMATEMATIS SISWA

Oleh

SUSLINA YANTI

Penelitian pengembangan (Research & Development) ini bertujuan untukmengembangkan Bahan Ajar dengan metode investigasi kelompok untukmemfasilitasi kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa.Metode investigasi kelompok yang dimaksud adalah suatu bahan pembelajaranyang berorientasi pada pemecahan masalah. Bahan ajar dengan metode investigasiadalah suatu metode pembelajaran yang mengarah pada topik permasalahan,perencanaan, investigasi, laporan, persentasi, dan evaluasi. Kemampuanpemecahan masalah adalah kemampuan siswa dalam memahami masalah,merencanakan pemecahan masalah, melaksanakan rencana penyelesaian masalah,melakukan pengecakan kembali kebenaran penyelesaian terhadap semua aspekyang ada dalam suatu situasi ataupun suatu masalah yang diberikan. Disposisimatematis adalah pandangan dan prilaku dalam diri siswa untuk menyelesaikanpermasalahan yang disajikan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPAl-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018. Data penelitiandiperoleh melalui hasil posttest. Berdasarkan hasil penelitian Bahan Ajarmenggunakan metode pemecahan masalah menunjukkan bahwa Bahan Ajar yangdisertai petunjuk dengan tingkat kemampuan menengah ke bawah memilikipengaruh maksimal yaitu membuat siswa dapat bekerja sama dalam kelompokdan tertantang menyelesaikannya. Soal yang disajikan di dukung juga dalambentuk dialog singkat disertai gambar berwarna yang menarik, menggunakanbahasa yang sering di dengar oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Bahan Ajardengan metode investigasi kelompok dapat memfasilitasi kemampuan pemecahanmasalah siswa.

Kata kunci: Invetigasi Kelompok, Bahan Ajar dengan Investigasi Kelompok,Disposisi Matematis

Page 4: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASIKELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISIMATEMATIS SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Al-Kautsar BandarLampung Tahun Pelajaran 2017/2018)

Oleh

SUSLINA YANTI

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarMAGISTER PENDIDIKAN

Pada

Program Pascasarjana Magister Pendidikan MatematikaJurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNGBANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat
Page 6: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat
Page 7: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat
Page 8: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Suslina Yanti dilahirkan pada tanggal 05 Mei 1987 di Desa Pelita

Jaya, Kecamatan Pesisir Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung. Penulis

merupakan anak pertama dari lima bersaudara buah hati dari hasil pernikahan Bapak

Muslihun dengan ibu Zuani.

Riwayat Pendidikan:

1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat dan berijazah tahun 2001.

2. SMP Negeri 1 Sumber Agung Lampung Barat, tamat dan berijazah tahun 2003.

3. SMA Perintis 1 Bandar Lampung, tamat dan berijazah tahun 2006.

4. S.1 Jurus Pendidikan MIPA Program Studi Pendidikan Matematika. STKIP-PGRI

Bandar Lampung, tamat dan berijazah tahun 2010.

Pada tahun 2014, penulis diterima sebagai mahasiswa di Program Studi Magister

Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Page 9: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

MOTO

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia”

(HR. Ahmad : At-Thabrani)

Page 10: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

Persembahan

Dengan Mengucap Syukur Kepada Allah SWT

Kupersembahkan karya kecil ini sebagai tanda cinta & kasih sayangku kepada :

Ayah (Muslihun) dan emak tercinta (Zuaini) yang telah membesarkan,mendidik, mencurahkan kasih sayang, dan selalu mendoakan kebahagiaan

dan keberhasilanku.

Suamiku Tri Damanhuri tercinta, sebagai partner terbaik sepanjang masaselalu bersedia mendampingiku dalam menyelesaikan tesis ini sehingga

terasa ringan. Yakin bahwasanya setiap masalah pasti ada jalankeluarnya. Terima kasih atas dorongan semangat yang telah di berikan.

Putra-Putriku (Syahdu Aulia Il Ashfiya dan M. Kayyis Al-Faqih) yangmemberikan senyuman terindah sebagai pengobat lelah untuk Umi dalam

menyelesaikan kuliah. Insyaallah Soleh soleha ... Aamiin!.

Adik-adikku (Mirwansyah, Hasan, Mina Eliza, Yudi Efendi dan sibungsu Asef Hariyadi) yang selalu memberi semangat untuk terus

menyelesaikan kuliahku. Semoga kita semua bisa membanggakan keduaorang tua kita dengan menjadi anak yang soleh dan soleha... Aamiin!.

Sahabat-sahabatku Mbak Rizki Wahyuni, Ibu Siti Rohani, Sri Wahyuni,dan Masniari yang memberikan semangat dan masukan dalam

mengerjakan tesis ini.

Sahabat-sahabat seangkatan selama menempuh pendidikan yang telahmemberikan warna setiap harinya.

dan

Almamater Universitas Lampung tercinta.

Page 11: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

i

SANWACANA

Alhamdulillah, segala puji dan sanjungan hanya milik Allah SWT yang

menguasai alam jagat raya. Berkat rahmat dan inayah-Nya jualah, Penulis dapat

menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar dengan Metode

Investigasi Kelompok untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah dan

Disposisi Matematis Siswa (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP

Al-Kautsar Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2017/2018)” sebagai syarat untuk

mencapai gelar Magister pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Lampung. Sholawat beriring salam semoga senantiasa

tercurah pada junjungan dan tauladan kita, Nabi Allah Muhammad SAW.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan tesis ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si, selaku Pembimbing Akademik sekaligus Dosen

Pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk konsultasi

dan memberikan bimbingan, memberikan perhatian, motivasi, dan semangat

kepada penulis, sumbangan pemikiran, kritik, dan saran selama penyusunan

tesis, sehingga tesis ini menjadi lebih baik.

Page 12: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

ii

2. Ibu Dr. Asmiati, S.Si., M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia

meluangkan waktu dan pemikirannya untuk membimbing demi terselesai-

kannya tesis ini.

3. Bapak Dr. Caswita, M.Si, selaku ketua jurusan Pendidikan MIPA sekaligus

dosen pembahas yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran kepada

penulis.

4. Bapak Dr. Sugeng Sutiarso, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Magister

Pendidikan Matematika dan validator Bahan Ajar sekaligus dosen pembahas

yang telah memberikan masukan, kritik, dan saran kepada penulis.

5. Bapak Dr. Suharsono, M.S.M.Sc.Ph.D, selaku validator Bahan Ajar dalam

penelitian ini yang telah memberikan waktu untuk menilai dan memberi saran

perbaikan Bahan Ajar.

6. Bapak Prof. Dr. Sudjarwo, M.S, selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Lampung, beserta staf dan jajarannya.

7. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum, selaku Dekan FKIP Universitas

Lampung, beserta staf dan jajarannya.

8. Bapak dan Ibu dosen pendidikan matematika di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

9. Ibu Dra. Hj. Tri Purwaningsih selaku SMP Al-Kautsar Bandar Lampung

beserta guru, staff, dan karyawan yang telah memberikan izin dan kemudahan

selama penelitian.

10. Ibu Berta Khoiriyati, M.Pd, selaku guru matematika di SMP Al-Kautsar

Bandar Lampung yang membantu dalam penelitian berlangsung.

Page 13: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

iii

11. Siswa kelas VIII.B dan VIII.E SMP Al-Kautsar Bandar Lampung yang selalu

semangat.

12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna baik

dalam isi maupun kalimatnya. Karenanya dengan rasa penuh rendah hati penulis

menerima kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan tesis

ini.

Semoga bantuan dan amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis akan

memperoleh pahala yang berlimpah dari Tuhan Yang Maha Esa. Semoga tesis ini

dapat bermanfaat bagi para pembaca, Aamiin.

Bandar Lampung, 27 Juni 2019Penulis,

Suslina YantiNPM 1423021062

Page 14: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xv

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 14

C. Tujuan Penelitian ............................................................................... 15

D. Manfaat Penelitian............................................................................. 15

E. Definisi Operasional .......................................................................... 16

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Bahan Ajar ............................................................. 18

B. Metode ............................................................................................. 21

1. Pengertian Metode Pembelajaran ............................................... 21

2. Ciri-ciri Metode Pembelajaran yang baik .................................. 23

3. Pengertian Investigasi Kelompok ................................................ 24

4. Karakteristik Metode Investigasi Kelompok ............................. 26

5. Tujuan Metode Investigasi Kelompok ........................................ 28

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Investigasi Kelompok ....... 29

Halaman

Page 15: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

7. Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok ....................... 31

C. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis .................................. 35

1. Pengertian Pemecahan Masalah................................................... 35

2. Kemampuan Pemecahan Matematis ............................................ 36

D. Disposisi Matematis ...................................................................... 39

E. Hubungan Investigasi Kelompok dengan Kemampuan

Pemecahan Masalah ......................................................................... 42

F. Hubungan Investigasi Kelompok dengan Disposisi Matematis ...... 44

G. Penelitian yang Relevan .................................................................. 44

H. Kerangka pikir ................................................................................ 47

I. Hipotesis Penelitian ........................................................................ 50

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ................................................................................. 51

B. Subjek Penelitian .............................................................................. 52

C. Sumber Data ...................................................................................... 53

D. Prosedur Penelitian ........................................................................... 54

E. Instrumen Penelitian ......................................................................... 61

F. Analisis Data Penelitian ................................................................... 67

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ............................................................................... 69

1. Hasil Pengenbangan Produk ........................................................ 69

2. Proses Pembelajaran .................................................................... 72

B. Pembahasan ..................................................................................... 77

1. Pengembangan Bahan Ajar.......................................................... 77

2. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian................................................. 80

3. Kemampuan Pemecahan Masalah ............................................... 106

Page 16: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

4. Disposisi Matematis..................................................................... 108

5. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 77

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ........................................................................................... 110

B. Saran ................................................................................................. 112

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 17: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Investogasi Kelompok ......... 35

3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Bahan Ajar .......... 55

3.2 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ........................................................ 65

3.3 Daya Pembeda Butir Soal ................................................................... 66

3.4 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran .................................................. 67

3.5 Tingkat Kesukaran Butir Soal ............................................................. 67

3.6 Saran dari Ahli untuk Bahan Ajar dan Keputusan Revisi .................. 69

4.1 Tahapan Pengembangan Bahan Ajar .................................................. 70

4.2 Hasil Kemampuan Pemecahan Masalah ............................................. 72

4.3 Rekapitulasi Hasil Posttest Pencapaian Indikator Kemampuan

Pemecahan Masalah Siswa kelas Uji Coba Lapangan ...................... 73

4.4 Pencapaian Disposisi Pemecahan Masalah Pertemuan 1 ................... 74

4.5 Pencapaian Disposisi Pemecahan Masalah Pertemuan 2 ................... 75

4.6 Pencapaian Disposisi Pemecahan Masalah Pertemuan 3 ................... 76

4.7 Pencapaian Disposisi Pemecahan Masalah Pertemuan 4 .................. 77

Page 18: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Cuplikan 1 Bahan Ajar Materi Lingkaran 9

1.2 Cuplikan 2 Bahan Ajar Materi Lingkaran 10

2.1 Diagram Kerangka Pikir Penelitian .................................................... 50

3.1 Prosedur Pengembangan Produk menurut Borg and Gall 2008 .......... 61

4.1 Situasi Ketika Peneliti sedang Menyelidiki Kegiatan Kerja Kelompok 83

4.2 Masalah Tugas Siswa pada Bahan Ajar 1........................................... 84

4.3 Hasil Pengerjaan Siswa 1 ................................................................... 85

4.4 Keasikan siswa dalam berdiskusi ....................................................... 88

4.5 Masalah Tugas Siswa pada Bahan Ajar 2........................................... 90

4.6 Hasil Pengerjaan Siswa 2..................................................................... 91

4.7 Permasalah Tugas Siswa pada Bahan Ajar 3 ...................................... 91

4.8 Hasil Pengerjaan Siswa 3...................................................................... 92

4.9 Semua Siswa dalam Berdiskusi pada Kelompok masing-masing .... 95

4.10 Keantusian siswa dalam berdiskusi pada kelompok ............................ 96

4.11 Uji Pemahaman Siswa ......................................................................... 97

4.12 Hasil Pengerjaan Siswa pada Uji Pemahaman..................................... 98

4.13 Semua Siswa dalam Berdiskusi pada Kelompok masing-masing .... 101

Page 19: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

ix

4.14 Permasalah Tugas Siswa pada Panjang Garis Singgung Persekutuan

Dua Katrol ........................................................................................... 102

4.15 Hasil Pengerjaan Siswa pada Panjang Garis Singgung Persekutuan

Dua Katrol ........................................................................................... 102

4.16 Suasana Posttest ............................................................................... 105

Page 20: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A.1 Silabus ............................................................................................... 120

A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ...................................... 126

A.3 Bahan Ajar Siswa ............................................................................. 183

A.3 Bahan Ajar Guru .............................................................................. 227

B.1 Kisi-Kisi Soal Post-test .................................................................... 275

B.2 Soal Postest ....................................................................................... 281

B.3 Rubrik Penilaian Soal-Soal................................................................ 284

B.4. Pedoman Penskoran Soal Post-Test .................................................. 288

B.5 Angket Analisis Kebutuhan Guru ..................................................... 292

B.6 Pedoman Wawancara ........................................................................ 295

B.7 Lembar Observasi Disposisi Matematis Siswa ................................. 297

B.8 Instrumen Penilaian Validasi Bahan Ajar dengan Metode Investigasi

Kelompok ......................................................................................... 302

C.1 Analisis Validasi Bahan Ajar dengan Metode Investigasi Kelompok

Ahli Materi dan Bahasa..................................................................... 315

C.2 Analisis Validasi Bahan Ajar dengan Metode Investigasi Kelompok

Ahli Media ........................................................................................ 318

C.3 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah, Perhitungan Reliabilitas

Tes Hasil Uji Coba ............................................................................ 321

C.4 Pencapaian Indikator Disposisi Matematis ....................................... 326

D.1 Surat Izin Penelitian .......................................................................... 330

D.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian............................ 331

Page 21: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

xii

D.1 Surat Izin Penelitian ................................................................................... 164

D.2 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .................................... 165

Page 22: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kekuatan yang dinamis dalam kehidupan setiap

individu dan memengaruhi aspek kepribadian. Perkembangan individu baik fisik,

emosional, sosial dan etika terjadi karena pendidikan yang dialaminya. Berhasil

tidaknya pembelajaran yang ada di kelas, tak terlepas dari apa yang ada dalam

rantai proses belajar mengajar. Rantai proses belajar mengajar meliputi guru,

siswa, kurikulum, sarana dan prasarana. Guru sebagai mata rantai utama di kelas

memiliki peran penting untuk memilih metode pembelajaran yang tepat dan sesuai

dengan materi yang disampaikan demi tercapainya tujuan pembelajaran.

Keyakinan akan kekuatan pendidikan yang maksimal, dapat mendorong potensi

siswa yang memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan

kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar

siswa dapat memiliki kemampuan, memperoleh, mengelola dan memanfaatkan

informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan

kompetitif. Untuk hal tersebut perlu dibekali suatu pendidikan diantaranya,

pendidikan matematika. Tidak ada pengecualian untuk setiap orang yang

seharusnya mempelajari matematika, karena matematika merupakan ilmu dasar

yang memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia terutama dalam

kehidupan sehari-hari.

Page 23: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

2

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mencakup kompetensi pengetahuan,

keterampilan dan sikap secara terpadu. Penilaian pada kurikulum 2013

menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik didefinisikan untuk mengukur

kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang

relevan dalam pembelajaran (Kemendikbud, 2013).

Sejalan dengan penilaian autentik yang tidak hanya mengukur salah satu

kompetensi saja tetapi mengukur seluruh kompetensi yaitu kompetensi

pengetahuan, keterampilan dan sikap (Kunandar, 2013). Standar isi dan

kompetensi dasar matematika yang disusun dalam pengembangan kurikulum

matematika pada dasarnya digunakan sebagai tolok ukur dalam upaya

pengembangan aspek pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh siswa.

Disamping itu, untuk mengembangkan kemampuan itu khususnya kemampuan

memahami dan memaknai materi dalam proses pemecahan masalah maka di

perlukan upaya untuk menuangkan ide atau pendapat dengan menggunakan

berbagai rumus, simbol, tabel, dan media lain. Pengembangan dalam hal

kurikulum juga menuntut pendekatan pemecahan masalah yang merupakan fokus

dalam pembelajaran matematika.

Perkembangan sains dan teknologi merupakan salah satu alasan tentang perlu

dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal yang

mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam

berbagai disiplin ilmu dan memajukan daya pikir manusia. Dengan belajar

matematika siswa dapat berlatih menggunakan pikirannya secara logis, analitis,

sistematis, kritis dan kreatif serta memiliki kemampuan bekerjasama dalam

Page 24: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

3

menghadapi berbagai masalah serta mampu memanfaatkan informasi yang

diterimanya. Menurut National Council of Teachers of Mathematics/NCTM

(2000), dalam belajar matematika siswa dituntut untuk memiliki kemampuan

pemahaman, pemecahan masalah, komunikasi, dan koneksi matematis.

Jenis kemampuan yang mampu mengembangkan daya pikir anak dalam

menyelesaikan masalah matematika diantaranya adalah kemampuan pemecahan

masalah. Berdasarkan data PISA (2015) Indonesia menduduki peringkat 51 dari

72 negara. Soal-soal PISA terdiri dari soal rutin dan non rutin yang merupakan

soal pemecahan masalah. Oleh karena itu, siswa dituntut untuk memahami

konsep, menganalisis masalah dan menyelesaikan masalah yang ada pada soal.

Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan pemecahan masalah siswa Indonesia

masuk pada kategori rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran matematika

yang dilakukan selama ini pada umumnya menitikberatkan pada soal-soal yang

sifatnya algoritmis serta rutin sehingga tidak dapat memicu dan menumbuh

kembangkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

Kondisi ini menyebabkan hasil pendidikan sekolah hanya mampu menghasilkan

insan-insan yang kurang memiliki kesadaran diri, kurang memahami masalah,

kurang mandiri, kurang aktif, dan kurang mampu berkomunikasi secara luwes

dengan lingkungan pembelajaran atau kehidupan sosial masyarakat. Sehingga

tidak heran bila dalam kehidupan masyarakat, sebagai refleksi prilaku dari

sekolah, sering terjadi konflik baik secara horizontal maupun vertikal. Jadi,

memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah sangat perlu dan urgen untuk

dikembangkan terlebih pada masa sekarang yang penuh dengan permasalahan-

Page 25: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

4

permasalahan atau tantangan-tantangan hidup. Agar kemampuan pemecahan

masalah dapat maksimal dalam proses pembelajaran. Guru perlu mendorong

siswa untuk terlibat aktif dalam diskusi, bertanya serta menjawab pertanyaan,

menjelaskan setiap jawaban yang diberikan dan memberikan alasan untuk setiap

jawaban yang diajukan. Selain itu, diharapkan pembelajaran hendaknya dimulai

dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (contextual problem) yang

dihadapi oleh siswa.

Dengan demikian, tampak jelas bahwa kemampuan memecahkan masalah,

merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi

yang diperoleh sangat penting untuk dikuasai siswa. Kemampuan pemecahan

masalah sangat diperlukan untuk mempelajari materi yang baru. Gagne

menyatakan bahwa ketika seorang siswa dihadapkan pada suatu masalah, tetapi

juga belajar sesuatu yang baru (Wena, 2010 : 52).

Kemampuan literasi sains dalam PISA terkait dengan keterampilan proses sains,

dimana setiap individu siswa mampu mendefinisikan masalah yang ada di

sekelilingnya, mengamati, membuat hipotesis, melakukan eksperimen, dan

membuat kesimpulan (DeBoer, 2000). Salah satu penyebab keberhasilan

kemampuan literasi sains negara-negara yang mampu mencapai skor tinggi dalam

PISA adalah sangat ditentukan oleh kualitas guru dan metode mengajarnya

(Stacey, 2011; McFarlane, 2013).

Tugas utama guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar

belajar aktif sehingga potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal.

Dengan belajar aktif, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan

Page 26: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

5

terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan siswa untuk melakukan

sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill

sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru

seyogyanya mengetahui bagaimana cara siswa belajar dan menguasai berbagai

cara membelajarkan siswa.

Guru sebagai pelaksana langsung kurikulum yang ditetapkan “memiliki

kemampuan menganalisa secara kritis dan cermat serta mampu mengelola

kemampuan mengelola program belajar mengajar. Dalam hal ini, siswa dituntut

lebih aktif dalam proses pembelajaran, sedangkan guru memberikan pengarahan

dan bimbingan serta mengupayakan agar siswa dapat mempelajari dan

mengembangkan bahan pelajaran dan pada akhirnya siswa dapat memecahkan

masalahnya sendiri.

Suharsono (Wena, 2010 : 53), menyatakan bahwa kemampuan pemecahan

masalah sangat penting artinya bagi siswa dan masa depannya. Para ahli

pembelajaran sependapat bahwa kemampuan pemecahan masalah dalam batas-

batas tertentu, dapat dibentuk melalui bidang studi dan disiplin ilmu yang

diajarkan. Ketika mempelajari pemecahan masalah matematis, para siswa akan

mendapatkan cara berfikir, kebiasaan tekun, dan keingintahuan, serta kepercayaan

diri di dalam situasi-situasi yang tidak biasa, sebagaimana situasi yang yakin

mereka hadapi di luar ruang kelas matematika.

Dengan demikian, dalam pembelajaran matematika dengan kemampuan

pemecahan masalah sangatlah penting. Siswa di tuntut dapat bekerjasama

memahami satu pokok bahasan dengan tuntas secara berkelompok, bukan hanya

Page 27: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

6

saling mengandalkan kemampuan satu dengan yang lain karena nantinya pokok

bahasan yang sedang dipelajari akin menjadi dasar untuk mempelajari

permasalahan berikutnya. Kemampuan pemecahan masalah yang telah dipahami

siswa selanjutnya dijadikan dasar untuk memahami bagaimana memecahkan

permasalahan yang baru pada materi berikutnya.

Pembelajaran matematika sebagai suatu sistem yang menyeluruh tidak terlepas

dari komponen-komponen pendukung pembelajaran. Komponen pendukung

pembelajaran tersebut diantaranya adalah sumber belajar. Sumber belajar

merupakan daya dukung yang dapat dimanfaatkan oleh guru dalam

mendukung proses pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung

dengan tujuan memfasilitasi efektivitas dan efisiensi tujuan pembelajaran.

Sumber belajar memiliki hubungan dengan penyusunan media pembelajaran.

Dari sumber belajar, dapat diperoleh berbagai macam kebutuhan media

pembelajaran. Media pembelajaran merupakan alat penunjang terlaksananya

pembelajaran. Dengan adanya media pembelajaran diharapkan siswa akan lebih

memahami mengenai materi pelajaran yang sedang mereka pelajari. Salah satu

jenis media pembelajaran yang biasanya digunakan di sekolah di antaranya

adalah Bahan ajar yang berupa bahan guru dan dan bahan siswa.

Pada saat ini, dalam realitas pendidikan di lapangan, banyak guru yang masih

menggunakan bahan ajar konvensional yaitu bahan ajar yang tinggal pakai,

tinggal beli, tanpa merencanakan, menyiapkan dan menyusun sendiri. Pada

dasarnya guru menyadari dan mengetahui bahwa bahan ajar yang sering

digunakan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa dan tidak kontekstual, sehingga

Page 28: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

7

kurang memfasilitasi kompetensi siswa yang seharusnya dapat ditingkatkan

semaksimal mungkin. Padahal telah diketahui bahan ajar disusun untuk

membantu memfasilitasi kemampuan siswa dalam menafsirkan dan

menjelaskan objek dan peristiwa yang dipelajari khususnya di pelajaran

matematika.

Bahan ajar sangat penting artinya bagi guru maupun juga bagi siswa dalam proses

pembelajaran. Tanpa bahan ajar, tentu akin sulit untuk memfasilitasi efektifitas

pembelajaran. Tanpa bahan ajar juga siswa tentu akin sulit untuk menyesuaikan

diri dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, bahan ajar dianggap sebagai

bahan yang dapat dimanfaatkan baik oleh guru maupun siswa, sebagai salah satu

upaya untuk memperbaiki mutu pembelajaran (Belawati, 2013:14). Namun, tidak

semua bahan ajar yang dikembangkan ternyata mampu memfasilitasi kemampuan

pemecahan masalah siswa. Kualitas bahan ajar yang dikembangkan untuk

memperbaiki masalah tersebut tanpa melihat proses yang dilaksanakan selama

pembelajaran menggunakan bahan ajar.

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang meningkat, tentunya

bukan salah satu faktor penentu sebuah bahan ajar dikatakan berkualitas. Faktor

lain yang sangat memungkin untuk mempengaruhi proses pembelajaran sehingga

memiliki peranan untuk mendapatkan hasil yang baik, dan tidak semata yang

dipengaruhi oleh bahan ajar yang dikembangkan tentunya memiliki peranan

penting dalam menyelesaikan permasalahan pendidikan. Melalui pengamatan

proses maka akin diperoleh efektifitas dari penggunaan bahan ajar dan hasil yang

Page 29: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

8

diperoleh siswa selama proses pembelajaran yang akan menentukan kualitas

bahan ajar tersebut.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada tanggal 18 hingga 20 April 2017

terhadap 10 orang guru SMP dari beberapa sekolah negeri dan swasta di Bandar

Lampung. Menurut persepsi 10 guru SMP, 60% mengatakan bahwa bahan ajar

merupakan salah satu sumber belajar yang digunakan siswa. Siswa biasanya lebih

tertarik menggunakan bahan ajar dibandingkan menggunakan buku paket yang

tebal. Bahkan ketika siswa memiliki buku paket sendiri, kebanyakan buku paket

tersebut hanya mereka tinggal dilaci meja kelasnya. Bahan ajar yang beredar saat

ini juga belum dapat memfasilitasi kebutuhan siswa secara optimal sehingga

walaupun menggunakan bahan ajar tetapi peran guru masih harus dominan. Siswa

juga belum bisa langsung paham ketika hanya sekedar menggunakan bahan ajar.

Hingga saat ini guru belum bisa mengembangkan bahan ajar sendiri dikarenakan

waktu yang kurang memungkinkan. Selanjutnya, menurut persepsi 30 orang siswa

SMP 65,13%, guru belum pernah memperhatikan aspek penggunaan metode

dalam pembelajaran.

Selain itu rata-rata guru di Bandar Lampung belum melakukan proses

pembelajaran yang berorientasi pada pencapaian kemampuan pemecahan masalah

matematis. Secara keseluruhan hasil survei menunjukkan bahwa guru-guru

matematika di Bandar Lampung menyetujui perlu dikembangkannya bahan ajar

berupa bahan ajar guru dan siswa yang berdasarkan pembelajaran berbasis

pendekatan kontekstual dengan mengakomodasi metode investigasi kelompok

Page 30: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

9

untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP pada

pokok bahasan garis singgung lingkaran.

Hasil survei terhadap 10 orang guru SMP dari beberapa sekolah negeri dan swasta

di Bandar Lampung diantaranya adalah SMP Al-Kautsar Bandar Lampung

sebagai lokasi dari kegiatan studi pendahuluan. Melalui wawancara dengan

seorang guru matematika kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung bahwa:

Jika ditinjau dari proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan di

sekolah masih berpusat pada guru, metode yang digunakan masih kurang

variasi dalam hal ini metode ceramah.

Ditinjau dari segi bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran lebih

banyak menggunakan bahan paket jarang menggunakan bahan ajar. Terkadang

menggunakan bahan ajar hanya pada materi tertentu saja misalnya pada pokok

bahasan garis singgung lingkaran pernah menggunakan bahan ajar. Berikut contoh

gambar dari bahan ajar berupa bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran

garis singgung lingkaran :

Gambar 1.1 Bahan Ajar Materi Lingkaran

Page 31: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

10

Gambar 1.2 Bahan Ajar Materi Lingkaran

Cuplikan gambar 1 dan 2 pada bahan di atas jika di amati, materi yang

disajikan cukup singkat dan kurang mengembangkan kegiatan pembelajaran.

Pada bahan ajar tersebut tampak bahwa kedua bahan ajar tersebut tampak

berbeda, namun kegiatan menemukan rumus panjang garis singgung lingkaran

tetap disampaikan secara langsung sehingga belum mencukupi dari segi variasi

aktivitas siswa. Pengemasan bahan yang demikian belum sepenuhnya cocok

apabila digunakan dalam kegiatan diskusi sehingga pembelajaran yang dilakukan

selama ini hanya berpusat pada guru yang menyebabkan sehingga siswa kurang

aktif dan antusias dalam mengikuti proses pembelajaran.

Jika ditinjau dari bahan ajar yang digunakan belum disesuaikan dengan latar

belakang pemahaman siswa, belum mampu menghubungkan antara apa yang

mereka pelajari dengan pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Dari

beberapa materi pokok matematika diantaranya materi garis singgung

lingkaran, pada dasarnya siswa sudah dapat memahami materi-materi yang

dipelajari dalam garis singgung lingkaran. diantaranya adalah siswa sudah

Page 32: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

11

dapat memahami sifat-sifat garis singgung lingkaran, kedudukan dua

lingkaran, dan menentukan panjang garis singgung lingkaran.

Jika ditinjau dari aktivitas siswa selama pembelajaran masih kurang aktif

terutama dalam kegiatan diskusi dan mengerjakan soal latihan yang diberikan

oleh guru.

Fakta lain secara umum juga memperlihatkan kurangnya ketertarikan dan

keinginan siswa dalam mempelajari matematika. Untuk menciptakan situasi yang

menyenangkan, seorang guru harus mampu membangun euphoria siswa yang

sangat diperlukan dalam membangun pembelajaran yang efektif dan terpadu

efektif di kelas. Selain itu, guru juga harus membangun suasana agar siswa dapat

saling bekerjasama dalam belajar kelompok.

Berdasarkan keterangan di atas, perlu dilakukan kegiatan membuat analisis

kebutuhan dengan cara menghimpun elemen–elemen strength (kekuatan),

weakness (kelemahan), opportunity (peluang), dan threat (ancaman) yang diambil

dari data atau dokumen yang ada.

Penggunaan bahan ajar dengan metode investigasi kelompok dapat

menumbuhkan ide, kreatifitas serta sikap kritis siswa. Sehingga siswa dapat

menginternalisasi konsep melalui penemuan, penguatan, dan keterhubungan

sehingga siswa dapat mengembangkan berbagai cara dalam memperoleh jawaban,

sehingga pembelajaran lebih mementingkan proses dari pada hasil. Hal ini akan

membentuk pola pikir siswa dalam memecahkan permasalahan matematika.

Page 33: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

12

Menurut Vygotsky (Hamruni, 2012:174), pengetahuan dan pemahaman anak

ditopang banyak oleh komunikasi dengan orang lain. Suatu permasalahan tidak

dapat dipecahkan secara sendiri , tetapi membutuhkan bantuan orang lain. Kerja

sama saling memberi dan menerima sangat dibutuhkan untuk memecahkan suatu

persoalan. Oleh karena itu kebutuhan akan metode pembelajaran yang dapat

membuat siswa aktif bekerja sama untuk memecahkan masalah dalam

pembelajaran matematika yaitu dengan metode investigasi kelompok. Metode

pembelajaran ini merupakan metode pembelajaran berkelompok yang

menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi

pelajaran yang akan dipelajari. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki

kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses

kelompok. Metode investigasi kelompok dapat melatih siswa untuk menemukan

kemampuan berpikir mandiri dalam memecahkan masalah matematika.

Pembelajaran secara berkelompok akan lebih efektif dari pada siswa memahami

materi dari bahan ajar berbasis kontekstual tersebut secara individu. Jika ada

siswa yang belum paham dalam memecahkan masalah matematika maka dia bisa

bertanya dengan teman lain dalam kelompoknya. Mereka akan saling berbagi

pendapat dan saling membantu, sehingga pada akhirnya mereka semua dapat

memecahkan masalah tersebut. Selain itu dengan bekerja sama tidak hanya

membantu siswa menguasai materi pembelajaran, tetapi sekaligus memberikan

wawasan pada dunia nyata bahwa untuk menyelesaikan suatu tugas akan lebih

berhasil jika dilakukan secara bersama-sama atau bekerjasama dalam bentuk tim

kerja (Komalasari, 2010:10).

Page 34: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

13

Dalam pembelajaran ini siswa diberikan bahan ajar untuk didiskusikan secara

berkelompok diharapkan siswa dengan mudah dapat memahami konsep materi

sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah matematika. Siswa diajak

belajar mandiri, dilatih untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam menyerap

isi materi pelajaran, dilatih untuk menjelaskan temuannya pada pihak lain, dan

dilatih untuk memecahkan masalah. Jadi, melalui pengembangan bahan ajar

dengan metode investigasi kelompok akan tercipta suatu proses pembelajaran

penuh keaktifan, kemandirian dan keterampilan. Sehingga pemecahan masalah

matematika dapat berkembang secara efektif.

Hal ini diperkuat pendapat Slavin dalam implementasi teknik group investigation

dapat dilakukan melalui 6 (enam) tahap. Tahapan tersebut adalah: 1) identifying

the topic and organizing pupils into groups, 2) planning the learning task, 3)

carrying out the investigation, 4) preparing a final report, 5) presenting the final

report, and 6) evaluation. D engan melihat tahapan tersebut, maka pembelajaran

dengan teknik group investigation berawal dari mengidentifikasi topik dan

mengatur murid ke dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari,

melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan

akhir dan berakhir pada evaluasi (Slavani, 1995 : 113-114) .

Pengembangan bahan ajar matematika yang berupa bahan siswa dan bahan guru

memperhatikan kurikulum yang sedang berlaku yakni Kurikulum 2013 (K13).

Bahan ajar matematika yang digunakan berupa bahan siswa dan bahan guru

memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi siswa untuk mengkonstruksi

pemahaman baik secara mandiri maupun secara berkelompok bukan hanya

Page 35: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

14

menerima pengetahuan dari guru, karena bahan ajar berbasis kontekstual dengan

metode investigasi kelompok merupakan media yang tepat sebagai sarana

penyimpanan konsep pembelajaran Matematika. Adapun materi yang akan

disampaikan adalah garis singgung lingkaran, karena materi ini sangat tepat

dengan kondisi dan lingkungan sekitar siswa sehari-hari yang sering dijumpai.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti menganggap perlu untuk

mengembangkan suatu bahan ajar matematika yang berupa bahan siswa dan

bahan guru. Pada tahapan pengembangan bahan ajar matematika yang berupa

bahan siswa dan bahan guru, diperlukan kesesuaian dengan permasalahan yang

ada dengan metode atau pendekatan pembelajaran yang dikombinasikan.

Komponen-komponen pada metode investigasi kelompok dapat digunakan

dalam mengembangkan bahan ajar matematika yang berupa bahan siswa ajar dan

bahan ajar guru, dimana metode investigasi merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia

nyata siswa dan motivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya secara diskusi. Dengan begitu, mereka dapat saling berbagi pendapat

dan saling membantu. Sehingga mereka semua dapat memecahkan masalah pada

materi yang sebelumnya belum mereka pahami serta menjadikannya materi

tersebut sebagai materi yang disukai. Penelitian ini berjudul “Pengembangan

Bahan ajar Metode Investigasi Kelompok untuk Memfasilitasi Kemampuan

Pemecahan Masalah dan Disposisi Matematis Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah :

Page 36: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

15

1. Bagaimana bentuk dan hasil (produk) bahan ajar matematika dengan metode

investigasi kelompok?

2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan

pengembangan bahan ajar matematika dengan metode investigasi kelompok?

3. Bagaimana disposisi matematis siswa dengan pengembangan bahan ajar

matematika dengan metode investigasi kelompok?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian adalah :

1. Untuk mengetahui bentuk dan hasil (produk) bahan ajar matematika dengan

metode investigasi kelompok

2. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan

pengembangan bahan ajar matematika dengan metode investigasi kelompok

3. Untuk mengetahui disposisi matematis siswa dengan pengembangan bahan

ajar matematika dengan metode investigasi kelompok

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1. Siswa, untuk memberi suasana baru guna melatih siswa aktif dalam belajar

berdiskusi dengan kelompoknya dan dapat menyelesaikan suatu tugas secara

relevasi terhadap bentuk nyata dalam kehidupan sehari-hari secara bersama-

sama.

2. Guru, sebagai bahan referensi untuk mengajarkan materi pembelajaran yang

sesuai dengan kebutuhan siswa dan referensi bagi guru dalam

Page 37: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

16

mengembangkan bahan ajar untuk memfasilitasi kualitas belajar dan

pembelajaran melalui metode investigasi kelompok.

3. Sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan dan

penyempurnaan program pengajaran matematika di sekolah.

4. Peneliti lainnya, dapat menggunakan informasi dari penelitian ini untuk

mengembangkan bahan ajar pada metode, pokok bahasan, dan pada

kemampuan kognitif yang lainnya.

E. Definisi Operasional

Istilah-istilah yang perlu dijelaskan dalam pengembangan bahan ajar matematika

yang akan dibuat adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan bahan ajar matematika adalah suatu usaha penyusunan

kegiatan belajar guru maupun siswa yang disusun untuk membantu siswa

mencapai sejumlah tujuan pembelajaran matematika yang dirumuskan secara

khusus dan jelas.

2. Metode investigasi kelompok adalah siasat atau cara yang sengaja digunakan

oleh guru dalam melakukan pembelajaran di kelas secara berkelompok dalam

menyelesaikan suatu permasalahan yaitu melalui tahap membagi kelompok,

merencanakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi,

penyusunan laporan, presentasi dan evaluasi.

3. Kemampuan pemecahan masalah matematika dipandang sebagai proses di

mana siswa menemukan kombinasi aturan-aturan yang telah dipelajarinya

terlebih dahulu yang digunakan untuk memecahkan masalah. Kemampuan

pemecahan masalah diukur melalui indikator : (1) mengidentifikasi unsur-

unsur yang diketahui, yang ditanyakan, dan kecukupan unsur yang

Page 38: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

17

diperlukan, (2) merumuskan masalah matematika atau menyusun model

matematika, (3) menempatkan strategi untuk menyelesaikan berbagai

masalah (sejenis dan masalah baru) dalam atau di luar matematika, (4)

menjelaskan atau menginterpretasikan hasil sesuai permasalahan asal.

4. Disposisi matematis merupakan kecenderungan sikap individu dalam

mengembangkan kebiasaan baik pada matematika.

Page 39: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengembangan Bahan Ajar

Penelitian pengembangan merupakan jenis penelitian yang berorientasi pada

pengembangan dan validasi produk. Penelitian pengembangan sering dikenal

dengan Research and Development (R&D). Penelitian pengembangan merupakan

proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk

yang telah ada dan memvalidasi produk tersebut untuk mengetahui layak atau

tidak untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

Menurut Gay, (1991) Penelitian Pengembangan adalah suatu usaha untuk

mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan

untuk menguji teori. Sedangkan Borg and Gali (2003:572), mendefinisikan

penelitian pengembangan sebagai berikut: Penelitian Pendidikan dan

pengembangan (R & D) adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan

dan memvalidasi produk pendidikan. Hakikatnya, yang dimaksud dengan produk

dalam konteks ini adalah tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat

bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium). Dapat juga berupa perangkat

lunak (software) seperti program untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas,

perpustakaan atau laboratorium, ataupun model- model pendidikan, pembelajaran

pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen. Langkah-langkah dari proses ini

biasanya disebut sebagai siklus R & D. Siklus R & D terdiri dari cara mempelajari

temuan penelitian yang berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan,

Page 40: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

19

mengembangkan produk berdasarkan temuan, pemantapan produk pengujian yang

akin digunakan, dan merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan

dalam tahap mengajukan pengujian. Langkah-langkah yang ada R & D sangat

ketat, karena diulang sampai bidang data uji menunjukkan bahwa produk tersebut

memenuhi tujuan penelitian.

Sedangkan menurut Sugiyono (2014), penelitian dan pengembangan merupakan

metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan

penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil

penelitian dasar yang bersifat teoritis dengan penelitian terapan yang bersifat

praktis.

Bahan ajar adalah segala bentuk bahan atau materi yang disusun secara sistematis

yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan

belajar mengajar sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan

siswa untuk belajar, bahan tersebut dapat berupa bahari tertulis maupun bahan

tidak tertulis (Depdiknas, 2008). Hal ini sejalan juga dengan dengan pendapat

National Centre for Competency Based Training (2007), bahan ajar adalah seperangkat

bahan tertulis maupun tidak tertulis yang digunakan oleh guru atau instruktur

untuk melangsungkan proses pembelajaran di kelas (dalam Prastowo, 2012: 16).

Selanjutnya, menurut Prastowo (2012: 31), sumber belajar merupakan bahan

mentah untuk penyusun bahan ajar, sehingga agar bisa disajikan kepada siswa

atau peserta didik, maka sumber belajar harus diolah atau dikelola terlebih dahulu.

Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah.

Melalui bahan ajar guru akan lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan

Page 41: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

20

siswa akan lebih terbantu dan mudah dalam belajar. Bahan ajar dapat di buat

dalam berbagai bentuk sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik materi ajar yang

akan disajikan. Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan

guru/instruktur untuk perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.

Depdiknas (2008), ada beberapa fungsi bahan ajar antara lain sebagai berikut:

(1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktifitas dalam proses

pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

diajarkan kepada siswa, (2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua

aktifitas dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi

yang seharusnya dipelajari/dikuasai, (3) Sebagai alat evaluasi pencapaian hasil

pembelajaran.

Rezeki (2012), penyusunan bahan ajar bertujuan untuk: (1) Menyediakan bahan

ajar yang sesuai dengan tuntunan kurikulum dengan mempertimbangkan

kebutuhan siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik dan Setting

atau lingkugan sosial siswa, (2) Membantu siswa dalam memperoleh alternatif

bahan ajar di samping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh,

(3) Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Sumarno (2007), bahan ajar memiliki ciri-ciri antara lain sebagai berikut: (1)

berisi informasi atau pesan dalam bentuk rangkaian konsep-konsep atau teori

dalam bidang pengetahuan dan keterampilan tertentu, (2) disusun secara

sistematis, (3) disajikan dan dikemas berdasarkan teori belajar dan membelajarkan

yang sesuai dengan sifat pengetahuan atau keterampilan tertentu, (4) disususn

sesuai/relevan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Page 42: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

21

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

pengembangan bahan ajar adalah serangkaian proses untuk menghasilkan atau

memperbaiki suatu produk pembelajaran yang sudah ada kemudian divalidasi

berdasarkan teori pengembangan yang telah ada melalui beberapa proses atau

tahapan-tahapan agar sesuai sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan dapat

digunakan dalam proses pembelajaran.

B. Metode

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan bagian sistem yang tidak lepas dari komponen-

komponen lain dalam proses pembelajaran. Dalam dunia pendidikan dikenal

metode-metode pembelajaran yang sangat beragam dan dengan adanya metode

tersebut diharapkan proses pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

Salah satu metode yang ada adalah metode investigasi kelompok. Ide model

pembelajaran ini bermula dari perspektif filosofis terhadap konsep belajar, yaitu

untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan atau teman. Pada tahun

1916, John Dewey, menulis sebuah buku Democracy and Education. Dalam buku

itu, Dewey mempunyai gagasan tentang konsep belajar, bahwa kelas seharusnya

merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar

tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey yang utama tentang konsep belajar

ini adalah:

a. Siswa hendaknya selalu aktif (Jearning by doing).

b. Saat belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik.

c. Sifat pengetahuan adalah berkembang, bukan bersifat tetap.

d. Kegiatan belajar hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa.

Page 43: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

22

e. Proses pendidikan harus mencakup kegiatan belajar dengan prinsip,

saling memahami dan saling menghormati satu sama lain.

f. Proses kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia luar.

g. Gagasan-gagasan Dewey kemudian dikembangkan oleh Hebert Thelen. Thelen

ini menyatakan bahwa kelas hendaknya merupakan miniatur demokrasi yang

bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial antar pribadi.

Metode mengajar merupakan suatu komponen di dalam kurikulum Matematika.

Agar suatu kurikulum Matematika dapat tersusun menjadi suatu satuan yang utuh,

maka diperlukan cara bagaimana seorang guru menyampaikan struktur-struktur

dan konsep-konsep Matematika kepada siswa sedemikian rupa hingga mereka

ikut aktif berpartisipasi di dalam proses belajarnya. Menurut Sanjaya (2008: 147),

metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara

optimal. Ini berarti metode digunakan untuk merealisasikan proses belajar

mengajar yang telah ditetapkan.

Sedangkan menurut Ginting (2008: 42), metode pembelajaran dapat diartikan cara

atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta

berbagai teknik dan sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran

pada diri pembelajar. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik

penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran

kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar

materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan

baik.

Page 44: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

23

Berdasarkan pemaparan dari beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran adalah rangkaian sistem pembelajaran yang memegang

peran teramat penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada

cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran untuk menyajikan materi

pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara

kelompok.

2. Ciri-Ciri Metode Pembelajaran yang Baik

Banyak metode yang bisa dipilih oleh seorang guru dalam kegiatan belajar

mengajar. Oleh karena itu setiap guru yang akan mengajar diharapkan untuk

memilih metode yang baik. Karena Baik dan tidaknya suatu metode yang akan

digunakan dalam proses belajar mengajar terletak pada ketepatan memilih suatu

metode sesuai dengan tuntutan proses belajar mengajar. Adapun ciri-ciri metode

yang baik untuk proses belajar mengajar adalah Fathurohman adalah sebagai

berikut:

a. Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak murid

dan materi.

b. Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan mengantarkan

murid pada kemampuan praktis.

c. Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.

d. Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.

e. Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam

keseluruhan proses pembelajaran.

Fathurohman, (2007:31)

Page 45: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

24

Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai serta

sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara bekerja yang baik dalam

kehidupan sehari-hari.

Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu metode yang akan

digunakan dalam proses belajar mengajar bisa dikatakan baik jika metode itu bisa

mengembangkan potensi siswa.

Prinsip-prinsip penentuan metode pembelajaran dalam proses belajar mengajar

guru dalam menentukan metode hendaknya tidak asal pakai, guru dalam

menentukan metode harus melalui seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan

pembelajaran. Metode pembelajaran yang diperlukan dalam pembelajaran

Matematika adalah metode pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa-

siswanya dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya adalah metode invetigasi

kelompok. Metode pembelajaran investigasi kelompok merupakan metode

pembelajaran yang terstruktur dan sistematis, di mana kelas terdiri dari kelompok-

kelompok kecil yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan bersama.

3. Pengertian Investigasi Kelompok

Metode investigasi merupakan sebuah bentuk pembelajaran kooperatif yang

berasal dari jamannya John Dewey. Kemudian dikembangkan oleh Thelandan

diperluas serta dipertajam oleh Shlomo, Yael Sharan, dan Rachel- Lazarowitz.

Peran guru dalam investigasi kelompok adalah sebagai nara sumber dan

fasilitator. Dasar pemikiran tentang pembelajaran investigasi kelompok

dikemukakan oleh Dewey (Slavin, 2005: 214) yang berpandangan bahwa

kooperasi di dalam kelas merupakan sebuah prasyarat untuk bisa menghadapi

Page 46: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

25

masalah kehidupan yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Selanjutnya

Dewey (Slavin, 2005: 215) juga mengungkapkan bahwa kelas adalah sebuah

tempat kreatifitas kooperatif bagi guru dan siswa untuk membangun proses

pembelajaran, didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai pengalaman,

kapasitas, dan kebutuhan mereka masing-masing.

Menurut Sharan and Sharan (Slavin 2005: 24), investigasi kelompok merupakan

perencanan pengaturan kelas yang umum di mana para siswa bekerja sama dalam

kelompok kecil menggunakan pertanyaan kooperatif, diskusi kelompok, serta

perencanaan dan proyek kooperatif. Dalam model ini siswa dibebaskan untuk

membentuk kelompoknya sendiri yang terdiri dari dua sampai enam orang

anggota, yang kemudian memilih topik-topik yang akan dipelajari seta

membahasanya sampai akhirnya menyimpulkan hasil pembahasan tersebut.

Aunurrahman (2010: 151), melalui pembahasannya mengungkapkan bahwa:

Investigasi kelompok merupakan media organisasi untuk mendorong dan

membimbing keterlibatan siswa dalam belajar. Siswa terlibat aktif dalam berbagai

peristiwa di kelas. Mereka berkomunikasi secara bebas dan bekerjasama dalam

merencanakan dan melaksanakan topik yang mereka pilih untuk penyelidikan,

mereka dapat mencapai hal yang lebih dari mereka yang melakukannya secara

individu. Hasil kerja kelompok mencerminkan kontribusi masing-masing anggota,

tetapi secara intelektual lebih kaya dari kerja yang dilakukan secara individual

oleh siswa yang sama.

Selanjutnya, menurut Miftahul Huda (2011: 16), "Investigasi kelompok

diklasifikasikan sebagai metode investigasi kelompok karena tugas-tugas yang

Page 47: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

26

diberikan sangat beragam, mendorong siswa untuk mengumpulkan dan

mengevaluasi informasi dari beragam sumber, komunikasinya bersifat bilateral

dan multilateral, serta penghargaan yang diberikan sangat implisit". Dalam

pembelajaran investigasi kelompok, siswa memiliki pilihan penuh untuk

merencanakan apa yang dipelajari dan diinvestigasi. Siswa dibentuk dalam

kelompok-kelompok kecil secara heterogen dan masing-masing kelompok diberi

tugas dengan proyek yang berbeda-beda.

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metode

investigasi kelompok merupakan metode pembelajaran yang melibatkan siswa

secara maksimal dalam kegiatan pembelajaran mulai dari merencanakan topik-

topik yang akan dipelajari, bagaimana melaksanakan investigasinya, hingga

melakukan presentasi kelompok dan evaluasi. Metode ini menekankan pada

partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran

yang akan dipelajari melalui ajar yang tersedia, dalam hal ini bahan ajar guru dan

siswa. Metode pembelajaran investigasi kelompok sangat diperlukan untuk

memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah matematis.

4. Karakteristik Metode Investigasi Kelompok

Menurut Sharan dan Slavin (Tukiran, Taniredja dkk, 2011: 75), investigasi

kelompok merupakan "karakteristik unit investigasi kelompok ada pada integrasi

dari empat fitur dasar yaitu investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi

intrinsik". Berikut adalah pemaparan dari karekteristik dari metode investigasi

kelompok yaitu:

Page 48: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

27

a. Investigasi

Investigasi dimulai ketika guru memberikan masalah. Disaat melakukan

penelitian mereka untuk mencari jawaban masalah, siswa mencari pengetahuan

yang mereka peroleh untuk mendapatkan informasi, gagasan, ketertarikan dan

pengalaman yang masing-masing mereka bawa ketika mengerjakan tugas.

b. Interaksi

Interaksi diantara adalah siswa saling memberikan dorongan, saling

mengembangkan gagasan, saling membantu untuk memfokuskan perhatian

mereka terhadap tugas, dan saling mempertentangkan gagasan. Menurut Thalen

bahwa interaksi sosial dan intelektual merupakan cara yang digunakan siswa

untuk mengolah lagi pengetahuan personal mereka dihadapan pengetahuan baru

yang didapatkan oleh kelompok, selama berlangsungnya penyelidikan.

c. Penafsiran

Pada saat para siswa menjalankan penelitian, mereka secara individual,

berpasangan dan mereka mengumpulkan informasi dari berbagai sumber berbeda.

Mereka bertemu anggota kelompok untuk bertukar informasi dan gagasan.

Bersama-sama mereka mencoba membuat penafsiran atas hasil penelitian mereka.

Penafsiran atas temuan-temuan yang telah mereka gabung merupakan proses

negosiasi antara tiap-tiap pengetahuan pribadi siswa dengan pengetahuan baru

yang dihasilkan, dan antara tiap- tiap siswa dengan gagasan dari informasi yang

diberikan oleh anggota lain dalam kelompok itu. Dalam konteks ini, penafsiran

merupakan proses sosial intelektual yang sesungguhnya interaksi-interaksi di

antara siswa.

Page 49: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

28

d. Motivasi Intrinsik

Dengan mengundang siswa untuk menghubungkan masalah-masalah yang akan

mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan dan perasaan mereka,

informasi yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka mendatangkan motivasi

kuat lain yang muncul dari interaksi mereka dengan yang lain. Metode

pembelajaran investigasi kelompok merupakan bentuk pembelajaran dengan

metode tugas khusus.

5. Tujuan Metode Investigasi Kelompok

Pembelajaran investigasi kelompok memiliki beberapa tujuan utama diantaranya

hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, keterampilan-

keterampilan sosial dan kerjasama. Tipe pembelajaran pada investgasi kelompok

yaitu menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran,

sedangkan guru berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator. Pelaksanaan

investigasi kelompok akan berhasil jika didukung dengan latihan-latihan

berkomunikasi guna memecahkan suatu masalah. Dalam pelaksanakan investigasi

melalui beberapa tahap seperti mengidentifikasi topik dan mengorganisasikan ke

dalam kelompok kerja, merencanakan investigasi dalam kelompok, melaksanakan

investigasi, mempersiapkan laporan akhir, menyajikan laporan akhir

(mempresentasikan), dan evaluasi.

Metode pembelajaran dapat dikembangkan dalam tipe investigasi kelompok guna

membantu siswa dalam memperoleh pengetahuan baru melalui pengalamanya

dalam berkelompok. Kemudian melalui proses investigasi kelompok juga, siswa

akan saling bekerja bersama menyelesaikan tugas kelompok sehingga tercipta

kehangatan interpersonal siswa. Selanjutnya investigasi kelompok juga dapat

Page 50: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

29

melatih siswa menjadi pembelajar yang mandiri karena siswa yang aktif dalam

mencari informasi-informasi yang berkaitan dengan materi pembelajaran melalui

bahan ajar yang tersedia. Melalui interaksinya dalam kelompok akan menjadikan

siswa lebih komunikatif dan berani dalam mengemukakan ide maupun

pendapatnya di dalam kelompok.

Dari empat fitur dasar karakteristik unit investigasi kelompok yang dipaparkan

oleh Sharan dan Slavin di atas. Maka penulis dapat simpulkan bahwa

karakteristik. Selain itu, pembentukan kelompok secara heterogen dapat melatih

siswa bersikap saling menghormati dan toleransi terhadap keragaman misalnya

perbedaan latar belakang siswa, agama, suku, budaya, dan sebagainya. Siswa akan

tetap bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok dan tidak memandang

adanya perbedaan. Ketika mengembangkan metode pembelajaran, diharapkan

proses pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Proses pembelajaran tidak lagi

semata-mata berpusat pada guru, akan tetapi menciptakan pembelajaran yang

interaktif antara siswa dengan guru, dan antara siswa dengan siswa. Dengan

demikian pembelajaran Matematika akan lebih bernakna bagi siswa, sehingga

siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal atau maksimal.

6. Kelebihan dan Kekurangan Metode Investigasi Kelompok

a. Kelebihan

Menurut Miftahul Huda (2011: 164), investigasi dianggap sebagai metode yang

paling sesuai bagi guru yang baru belajar menggunakan pembelajaran kooperatif.

Pada dasarnya Investigasi kelompok memiki prosedur-prosedur tersendiri, jika

guru memahami setiap prosedur dengan jelas maka dengan mudah guru dapat

menerapkan Investigasi kelompok dalam pembelajaran. Selanjutnya

Page 51: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

30

Aunurrahman (2010: 152), mengungkapkan beberapa kelebihan dari model

investigasi yaitu sebagai berikut. Metode pembelajaran ini juga akan mampu

menumbuhkan kehangatan hubungan antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat

terhadap aturan dan kebijakan, kemandirian dalam belajar serta hormat terhadap

harkat dan martabat orang lain. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa model

investigasi kelompok dapat dipergunakan pada seluruh areal subyek yang

mencakup semua anak pada segala tingkatan usia dan peristiwa sebagai model inti

untuk semua sekolah.

Dalam investigasi kelompok siswa diorganisir ke dalam kelompok-kelompok

kecil. Seperti yang diungkapkan oleh Sharan (Miftahul Huda, 2011: 17), bahwa

"performa siswa lebih efektif justru ketika mereka berada dalam kelompok-

kelompok kecil (seperti, peer tutoring dan investigasi kelompok) dibandingkan

dengan mereka yang bekerja dalam suasana tradisional ruang kelas yang

mengikutsertakan seluruh anggotanya". Dalam kelompok-kelompok kecil terdapat

hubungan interpersonal yang lebih intens dan lebih kompleks. Selanjutnya siswa-

siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok kecil memiliki rasa tanggung

jawab lebih besar untuk membantu siswa lain. Selain itu, siswa berada dalam

kelompok kecil lebih komunikatif satu sama lain.

Dalam kajian yang mendalam tentang investigasi kelompok Joyce dan Weil

(Aunurrahman, 2010: 153), menyimpulkan bahwa model investigasi kelompok

memiliki kelebihan dan komprehensivitas, di mana model ini memadukan

penelitian akademik, integrasi sosial, dan proses belajar sosial. Siswa

diorganisasikan ke dalam kelompok untuk melakukan penelitian bersama terhadap

masalah-masalah sosial maupun akademik.

Page 52: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

31

Berdasarkan pemaparan dari kelebihan metode pembelajaran investigasi di atas

dapat disimpulkan bahwa secara tidak langsung siswa melakukan integrasi sosial

dan proses belajar sosial melalui interaksinya dalam kelompok, sehingga siswa

mampu dengan mudah menyerap mata pelajaran yang disajikan.

b. Kekurangan

Metode ini sangatlah komplek, karena para siswa bekerja secara kelompok mulai

dari tahap perencanaan sampai investigasi untuk menemukan hasil.

7. Langkah-langkah Metode Investigasi Kelompok

Langkah-langkah investigasi dikembangkan oleh beberapa ahli di antaranya oleh

Robert E. Slavin, Shlomo dan Yael Sharan, serta Bruce Joyce dan koleganya.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan langkah-langkah yang telah

dikembangkan oleh Robert E. Slavin. Sebelum melalui tahap-tahapan pada

investigasi kelompok, Slavin (2005: 215) mengatakan bahwa: "Investigasi

kelompok tidak dapat diimplementasikan dalam lingkungan pendidikan yang

tidak mendukung dialog interpersonal atau yang tidak memperhatikan dimensi

rasa sosial dari pembelajaran di dalam kelas".

Oleh karena itu, guna mendukung dialog interpersonal dari pembelajaran di dalam

kelas, siswa tentunya harus melewati tahapan-tahapan pada proses pembelajaran

tersebut. Proses pembelajaran yang dimaksud adalah proses pembelajaran pada

investigas kelompok. Menurut Slavin (2005: 218), dalam Investigasi kelompok

para siswa bekerja melalui enam tahap yaitu:

a. Mengidentifikasikan topik dan mengatur murid ke dalam kelompok.

b. Merencanakan tugas yang akan dipelajari,

Page 53: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

32

c. Melaksanakan investigasi.

d. Menyiapkan laporan akhir.

e. Mempresentasikan laporan akhir.

f. Evaluasi

Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan

metode investigasi kelompok yaitu:

a. Tahap mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok

Adapun kegiatan pada tahap ini yaitu:

1) Siswa mengamati sumber, memilih topik, dan menentukan kategori topik

permasalahan.

2) Siswa bergabung pada kelompok belajar berdasarkan topik yang mereka pilih

atau menarik untuk diselidiki.

3) Guru harus membatasi jumlah anggota antara 4 sampai 5 orang berdasarkan

keterampilan dan kemampuan yang heterogen.

b. Tahap merencanakan tugas yang akan dipelajari

Tahap ini merupakan tahapan untuk proses perencanaan tugas-tugas

pembelajaran. Para siswa beserta para guru merencanakan berbagai prosedur

belajar khusus, tugas dan tujuan yang sesuai dengan topik. Pada tahap ini siswa

bersama-sama merencanakan tentang:

1) Apa yang mereka pelajari?

2) Bagaimana mereka belajar?

3) Siapa saja dan apa saja yang mereka lakukan?

4) Apa tujuan mereka menyelidiki topik tersebut?

Page 54: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

33

c. Tahap melaksanakan investigasi

Tahap ini merupakan tahapan pelaksanaan proyek siswa. Pada tahap ini kegiatan

yang ada adalah:

1) Siswa mengumpulkan informasi, kemudian menganalisis dan mensintesis

serta membuat kesimpulan terkait dengan permasalahan yang diselidiki.

2) Masing-masing anggota kelompok memberikan masukan pada tiap kegiatan

kelompok.

3) Siswa melakukan diskusi, mengklarifikasi, dan mempersatukan ide pendapat

untuk dapat diringkas dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

d. Tahap Pengorganisasian

Tahap ini untuk mempersiapkan hasil akhir. Ada beberapa kegiatan pembelajaran

pada tahap ini, yaitu:

1) Anggota kelompok menentukan pesan-pesan penting dalam hasil diskusi

masing-masing.

2) Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporakan dan

bagaimana mempresentasikannya.

3) Wakil dari masing-masing kelompok membentuk panitia diskusi kelas dalam

presentasi investigasi.

e. Tahap mempersentasikan laporan akhir

Penyajian hasil akhir merupakan tahapan dari hasil stiap kelompok kemudian di

diskusi kemudian hasil diskusi dipresentasikan oleh masing-masing di depan

kelas. Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai

topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam kelas dalam saling terlibat dan

mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut. Kegiatan ini

Page 55: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

34

dikoordinir oleh guru. Adapun Kegiatan pembelajaran yang ada pada tahap ini

adalah :

1) Penyajian kelompok pada keseluruhan kelas dalam berbagai variasi bentuk

penyajian.

2) Kelompok yang bukan giliran sebagai penyaji terlibat langsung sebagai

pendengar.

3) Pendengar mengevaluai, mengklarifikasi, dan mengajukan pertanyaan

atau tanggapan terhadap topik yang disajikan.

f. Tahap Evaluasi

Merupakan tahap penilaian proses kerja dan hasil proyek siswa. Guru beserta

siswa melakukan evaluasi tentang kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan

kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara

individu, kelompok, ataupun keduanya. Kegiatan yang dilakukan guru dan siswa

pada tahap ini adalah:

1) Siswa menggabungkan masukan-masukan tentang topiknya, pekerjaan yang

telah mereka lakukan, dan tentang pengalaman-pengalaman efektifnya.

2) Guru dan siswa mengkolaborasi, dan mengevaluasi tentang pembelajaran

yang telah dilaksanakan.

3) Penilaian hasil belajar dengan mengevaluasi tingkat pemahaman siswa.

Tahapan-tahapan siswa di dalam pembelajaran metode investigasi kelompok

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.1

Page 56: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

35

Tabel 2.1 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Investigasi Kelompok

Tahap IMengidentifikasi topikdan membagi siswa kedalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untukmemberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki.Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.

Tahap IIMerencanakan tugas.

Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruhanggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalahyang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apayang akan dipakai.

Tahap IIIMembuatpenyelidikan.

Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasiinformasi, membuat kesimpulan dan mengaplikasikanbagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalammencapai solusi masalah kelompok.

Tahap IVMempersiapkan tugasakhir.

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akandipresentasikan di depan kelas.

Tahap VMempresentasikantugas akhir.

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok laintetap mengikuti.

Tahap VIEvaluasi.

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telahdiselidiki dan dipresentasikan.

Sumber: Slavin, 2005

C. Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis

1 . Pengertian Pemecahan Masalah

Pemecahan masalah adalah keikutsertaan dalam suatu tugas yang metode

pemecahanya tidak diketahui sebelumnya. Agar menemukan suatu pemecahan,

para siswa harus menarik pengetahuan yang mereka ketahui dan melalui proses

ini mereka sering kali akan membangun pemehaman-pemahaman baru.

Memecahkan masalah bukan saja merupakan suatu sasaran belajar tetapi sekaligus

merupakan alat utama dalam proses belajar. Para siswa harus sering mendapatkan

kesempatan untuk merumuskan, bergulat dan memecahkan masalah yang

kompleks guna menuntut usaha yang leb ih besar serta harus didorong untuk

merefleksi pada pemikiran mereka sendiri.

Page 57: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

36

Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu roses untuk menentukan kombinasi

dari sejumlah aturan yang diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru,

pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan

aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terdahulu,

melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat

aturan-aturan pada tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi Gagne (Wena, 2010: 52).

Menurut Gagne et;al (Kesumawati, 2010: 33), pemecahan masalah merupakan

salah satu tipe keterampilan intelektual yang lebih tinggi derajatnya dan lebih

kompleks dari tipe intelektual lainya.

Selanjutnya Kesumawati (2010: 33), menyatakan bahwa pemecahan masalah

merupakan komponen yang penting yang memungkinkan siswa memperoleh

pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki

untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang rutin sehingga dapat membantu

orang tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pemecahan masalah

adalah aplikasi dari konsep keterampilan bukan hanya metode mengajar, tetapi

juga merupakan metode berpikir dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai

masalah yang tidak rutin baik masalah secara indifidu maupun secara

berkelompok untuk dipecahkan secara mandiri atau bersama-sama sehinga dapat

membantu keberhasilan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kemampuan Pemecahan Matematis

Kemampuan pemecahan masalah matematis sangat bergantung dengan adanya

masalah yang ada di dalam Matematika. Pemecahan masalah erat kaitannya

Page 58: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

37

dengan berfikir rasional dan kritis. Pada umumnya siswa yang berfikir rasional

akan menggunakan prinsip-prinsip dan dasar-dasar pengertian dalam menjawab

pertanyaan "Bagaimana" (how) dan "Mengapa" (why). Dalam berfikir rasional

siswa dituntut menggunakan logika (akal sehat) untuk menentukan sebab-akibat,

menganalisis, dan menarik kesimpulan.

Seperti yang diungkapkan S. Nasution (2008: 170), memecahkan masalah dapat

dipandang sebagai proses di mana pelajar menemukan kombinasi aturan-aturan

yang telah dipelajarinya lebih dahulu yang digunakannya untuk memecahkan

masalah yang baru. Namun memecahkan masalah tidak sekedar menerapkan

aturan-aturan yang diketahui, akan tetapi juga menghasilkan pelajaran baru.

Melalui pemecahan masalah Matematika siswa-siswi dapat berlatih dan

mengintegrasikan konsep-konsep, teorema dan keterampilan yang telah dipelajari.

Arifin (Kesumawati 2010: 36), mendefinisikan kemampuan pemecahan masalah

matematis dalam penelitiannya dalam kemampuan seseorang dalam memecahkan

masalah-masalah yang tidak dapat segera diselesaikan.

John Dewey (dalam S. Nasution 1995: 171) menyatakan bahwa: "Dalam

pemecahan masalah ada empat langkah yang harus diikuti yaitu: (1) Pelajar

dihadapkan dengan masalah; (2) Pelajar merumuskan masalah itu; (3) Ia

merumuskan hipotesis; dan (4) Menguji hipotesisi itu". Empat tahap pemecahan

masalah dari kedua pendapat tersebut di atas merupakan satu kesatuan yang

sangat penting untuk dikembangkan. Salah satu cara untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah adalah melalui penyediaan

pemecahan masalah yang memerlukan strategi yang berbeda-beda dari suatu

Page 59: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

38

masalah ke masalah lainnya. Jadi, dalam pemecahan masalah siswa perlu

diberikan kesempatan berulang-ulang.

Menurut kesumawati dalam penelitianya, indikator kemampuaan pemecahan

matematis sebagai berikut:

a. Menunjukkan pemahaman masalah, meliputi kemampuan mengidentifikasi

unsur-unsur yang diketahui, ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan.

b. Mampu membuat atau menyusun model Matematika, meliputi kemampuan

marumuskan masalah dalam Matematika.

c. Memilih dan mengembangkan strategi masalah meliputi kemampuan

memunculkan berbagai alternatif cara penyelesaian rumus-rumus atau

pengetahuan mana yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah tersebut.

d. Mampu menjelaskan dan memeriksa kebenaran jawaban yang diperoleh,

meliputi kemampuan mengidentifikasi kesalahan- kesalahan perhitungan,

kesalahan pengunaan rumus, memeriksa kecocokan antara yang telah

ditemukan dengan apa yang ditanyakan, dan dapat menjelasakan jawaban

tersebut.

Sementara menurut Wardhani (2008: 18), indikator yang menunjukkan

kemampuan pemecahan masalah antara lain:

a. Menunjukkan pemahaman masalah.

b. Mengorganisasikan data dan memilih informasi yang relevan dalam

pemecahan masalah.

c. Menyajikan masalah secara Matematika dalam berbagai bentuk.

d. Memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat.

e. Mengembangkan strategi pemecahan masalah.

Page 60: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

39

f. Membuat dan menafsirkan model Matematika dari suatu masalah.

g. Menyelesaikan masalah yang tidak rutin.

Dalam penelitian ini yang menjadi indikator kemampuan pemecahan masalah

matematis diambil dari indikator yang telah dikemukakan oleh kesumawati di

atas. Untuk mengukur kemampuan pemecahan matematis siswa diberikan post-tes

berupa soal-soal tentang materi yang diajarkan dalam hal ini materi garis

singgung lingkaran.

D. Disposisi matematis

Disposisi matematis merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan

keberhasilan belajar siswa. Siswa memerlukan disposisi yang akan menjadikan

mereka gigih menghadapi masalah yang lebih menantang, untuk bertanggung

jawab terhadap belajar mereka sendiri, dan untuk mengembangkan kebiasaan baik

pada Matematika. Hal ini sejalan dengan National Council of Teachers of Matematics

atau NCTM (2000) yang menyatakan bahwa sikap siswa dalam menghadapi

Matematika dan keyakinannya dapat mempengaruhi prestasi mereka dalam

Matematika.

Menurut NCTM (2000) disposisi Matematika mencakup beberapa komponen

sebagai berikut:

1. Percaya diri dalam menggunakan Matematika untuk menyelesaika masalah,

mengkomunikasikan ide-ide matematis dan memberikan argumentasi.

2. Berpikir fleksibel dalam mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba

metode alternatif dalam menyelesaikan masalah.

3. Gigih dalam mengerjakan tugas Matematika.

Page 61: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

40

4. Berminat, memiliki keingintahuan (coriousity) dan memiliki daya cipta

(inventiveness) dalam aktivitas berMatematika,

5. Memonitor dan merefleksi pemikiran dan kinerja.

6. Menghargai aplikasi Matematika pada disiplin ilmu lain atau dalam

kehidupan sehari-hari.

7. Mengapresiasi peran Matematika sebagai alat dan sebagai bahasa

Menurut Maxwell (2001), disposisi terdiri dari (l) inclination (kecenderungan),

yaitu bagaimana sikap siswa terhadap tugas-tugas; (2) sensitivity (kepekaan), yaitu

bagaimana kesiapan siswa dalam menghadapi tugas; dan (3) ability (kemampuan),

yaitu bagaimana siswa fokus untuk menyelesaikan tugas secara lengkap; dan (4)

enjoyment (kesenangan), yaitu bagaimana tingkah laku siswa dalam menyelesaikan

tugas.

Disposisi matematis siswa dikatakan baik jika siswa tersebut menyukai masalah-

masalah yang merupakan tantangan serta melibatkan dirinya secara langsung

dalam menemukan/menyelesaikan masalah. Selain itu siswa merasakan dirinya

mengalami proses belajar saat menyelesaikan tantangan tersebut. Dalam

prosesnya siswa merasakan munculnya kepercayaan diri, pengharapan dan

kesadaran untuk melihat kembali hasil berpikirnya. Polking (Syaban, 2008: 32),

menyatakan disposisi matematis meliputi: (1) kepercayaan dalam menggunakan

matematika untuk memecahkan permasalahan, untuk mengkomunikasikan

gagasan, dan untuk memberikan alasan; (2) fleksibilitas dalam menyelidiki

gagasan matematis dan berusaha mencari metoda alternatif dalam memecahkan

permasalahan; (3) tekun untuk mengerjakan tugas matematika; (4) mempunyai

minat, keingintahuan (curiosity), dan daya temu dalam melakukan pekerjaan

Page 62: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

41

matematika; (5) kecenderungan untuk memonitor dan merefleksikan performance

dan penalaran mereka sendiri; (6) menilai aplikasi matematika ke situasi lain yang

timbul dalam matematika dan pengalaman sehari-hari; (7) penghargaan

(appreciation) peran matematika dalam kultur dan nilai, baik matematika sebagai

alat, maupun matematika sebagai bahasa.

Disposisi merupakan karakter atau kepribadian yang diperlukan seorang individu

untuk sukses. Siswa memerlukan disposisi matematis untuk bertahan dalam

menghadapi masalah, mengambil tanggung jawab dalam belajar mereka dan

mengembankan kebiasaan kerja yang baik dalam Matematika. Karakeristik

demikian penting dikembangkan dan dimiliki siswa. Kelak siswa belum tentu

akan meggunakan semua materi yang mereka pelajari di sekolah. Tetapi dapat

dipastikan bahwa mereka memerlukan disposisi positif untuk menghadapi situasi

problematik dalam kehidupan mereka.

Dalam 10 standar NCTM (2000) dikemukakan bahwa disposisi matematik

meunjukkan rasa percaya diri, ekspektasi dan metakognisi, perhatian serius dalam

belajar Matematika, kegigihan dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah,

rasa ingin tahu yang tinggi serta kemampuan berbagi pendapat dengan orang lain.

Selanjutnya, NCTM (2000) menyatakan bahwa sikap siswa dalam menghadapi

Matematika dan keyakinannya dapat mempengaruhi prestasi mereka dalam

Matematika. Sikap siswa terhadap Matematika tidak dapat dipisahkan dari

kemampuan matematis siswa. Siswa yang memiliki kemampuan lemah cenderung

akan bersikap negatif terhadap Matematika, sebaliknya siswa yang memiliki

kemampuan Matematika yang baik cenderung akan bersikap positif terhadap

Matematika. Namun dapat pula terjadi sebaliknya, siswa yang bersikap negatif

Page 63: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

42

terhadap Matematika akan cenderung memiliki kemampuan Matematika yang

lemah, sedangkan siswa yang bersikap positif terhadap Matematika akan

cenderung makin memiliki kemampuan yang baik pula.

Sumarmo (dikutip Kesumawati, 2010: 42), mendefinisikan disposisi matematis

adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar

Matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan Matematika. Sedangkan

Kilpatrick, Swafford, dan Findell (2001) menanamkan disposisi matematis

sebagai productive position (disposisi produktif), yakni pandangan terhadap

Matematika sebagai sesuatu yang logis dan menghasilkan sesuatu yang berguna.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disposisi matematis

merupakan sikap siswa yang memiliki kecenderungan berupa keterkaitan,

ketertarikan, dan aspresiasi terhadap Matematika untuk berfikir dan bertindak

secara positif dalam bentuk kepercayaan diri secara aktif, kerjasama, dan toleran.

E. Hubungan Investigasi Kelompok dengan Kemampuan Pemecahan Masalah

Guru merupakan salah satu komponen penting yang mendukung proses

pembelajaran, berkewajiban menciptakan suasana proses belajar mengajar yang

baik agar tujuan proses pendidikan dapat berhasil. Guru yang baik adalah guru

yang memiliki kemampuan dalam mengolah proses pendidikan.

Dalam penelitian ini akan dikembangkan metode investigasi kelompok untuk

memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah. Pembelajaran investigasi

kelompok merupakan suatu metode yang menekankan pada pengintegrasian

secara aktif guna membangun pengetahuan baru dengan menggunakan

pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya baik secara individu maupun

Page 64: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

43

secara berkelompok. Pengetahuan baru itu akan diuji dengan cara dalam

menjawab permasalahan-permasalahan secara runtun. Jika pengetahuan baru itu

berhasil menjawab permasalahan-parmasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan

baru yaitu akan disimpan dalam memori jangka panjan. Kemampuan pemecahan

masalah adalah kemampuan mengidentuifikasi unsur-unsur yang diketahui,

ditanyakan, dan kecukupan unsur yang diperlukan. Komponen yang

memungkinkan siswa memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta

keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang

tidak rutin.

Dengan demikian sangat jelas bahwa metode investigasi kelompok sangat

berhubungan dengan kemampuan pemecahan masalah, karena dengan

menggunakan pembelajaran investigasi kelompok akan memunculkan berbagai

dedikasi dari potensi maupun bakat yang tersembunyi dalam diri para siswa.

Dedikasi tersebut dikatakan baik jika siswa merasa tertarik untuk memecahkan

permasalahan Matematika baik secara individu maupun secara kelompok.

F. Hubungan Investigasi Kelompok dengan Disposisi Matematis

Proses kegiatan pembelajaran investigasi kelompok memiiki landasan teoritik

yang berakar pada teori-teori belajar kostruktivis. Pada pembelajaran ini,

perubahan sikap siswa hanya dapat terjadi jika konsep-konsep yang telah

dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses pembelajaran dalam

menyelesaikan pemecahan masalah yang ada.

Guru sangat berperan penting dalam hal tersebut, di mana peran guru adalah

membantu para siswa yang dalam menghasilkan rangkaian demi rangkaian yang

Page 65: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

44

ada pada pokok bahasan yang sedang di pelajari, dalam hal ini adalah garis

singgung lingkaran. Sedangkan disposisi matematis merupakan bentuk karakter

yang tumbuh dalam diri siswa berupa rasa keingintahuan, kesadaran, dan dedikasi

yang kuat pada diri siswa untuk belajar Matematika untuk diamati oleh guru.

Dengan demikian metode investigasi kelompok sangat berhubungan dengan

disposisi matematis siswa, karena dengan menggunakan pembelajaran investigasi

kelompok akan memunculkan berbagai sikap siswa pada pembelajaran investigasi

kelompok potensi maupun bakat yang tersembunyi dalam diri seseorang siswa.

G. Penelitian yang Relevan

Berawal dari buku karangan John Dewey yang berasal Amerika Serikat pada

tahun 1916 dengan judul Democracy and Education. Buku ini berisikan tentang

gagasan tentang konsep belajar, bahwa kelas seharusnya merupakan cermin

masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan

nyata. Kemudian dikembangkan oleh Hébert Thelen tahun (1954, 1960) dengan

judul Promote the Concept of Démocratie Classes And Develop Spécifie Processes And

Structures To Complète The Work Group. Pada penelitian tersebut Thelen

mempromosikan konsep kelas demokratis dan mengembangkan proses dan

struktur tertentu untuk menyelesaikan pekerjaan kelompok. Thelen (Siddiqui:

2013), mengusulkan agar kelas diatur sehingga akan sama dengan masyarakat

yang lebih luas dan memiliki tatanan sosial dan budaya yang memungkinkan

siswa untuk berpartisipasi dalam menetapkan standar dan harapan.

Tahun 1991 Gay, berasal dari Negara yang sama dengan John Dewey melakukan

penelitian tentang Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for

Page 66: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

45

Analysis and Application guna menghasilkan prinsip untuk desain program

pembelajaran dari pengembangan kemampuan pemecahan masalah yang efektif

untuk digunakan sekolah. Cobelens dan Nebraska (2006) juga membuat suatu

laporan tentang proyek penelitian tindakan tentang kemampuan pemecahan

masalah siswa. Selain itu, Zinggoro (2008) melakukan penelitian yang

menghasilkan prinsip untuk desain program pembelajaran yang mendorong

kemampuan pemecahan masalah yang mengacu pada pembelajaran investigasi

kelompok.

Berdasarkan pemaparan dari buku dan artikel yang ada, telah dijelaskan bukti-

bukti yang menunjukkan tentang penilaian kognitif siswa pada kemampuan

pemecahan masalah yang mengacu pada proses pembelajaran metode investigasi

kelompok.

Syaban (2008), menumbuhkan daya dan disposisi siswa SMP melalui

pembelajaran investigasi, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

disposisi matematis antara siswa yang pembelajarannya menggunakan

pembelajaran investigasi dan pembelajaran konvensional. Disposisi matematis

siswa secara keseluruhan yang pembelajarannya menggunakan model

pembelajaran investigasi lebih baik daripada siswa yang menggunakan

pembelajarannya secara konvensional.

Kesumawati (2010), peningkatan kemampuan pemahaman, pemecahan masalah,

dan disposisi matematis siswa SMP melalui pendekatan pendidikan Matematika

Realistis. Dalam hasil penelitiannya tersebut, kesumawati menjelaskan tentang

bagaimana cara mengetahui perkembangan interaksi siswa dalam kemampuan

Page 67: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

46

pemahaman, pemecahan masalah, dan disposisi matematis siswa. Yunairi (2011),

menyarankan hasil penelitiannya yang berjudul "Strategi TTW (Think-Talk-Write)

sebagai upaya memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah dan disposisi

matematis siswa kelas VIII SMP N 5 Wates Kulonprog" dapat dijadikan masukan

dan pertimbangan bagi guru agar dapat merancang soal-soal kemampuan

pemecahan masalah sehingga dapat meningkatakan kualitas pembelajaran

Matematika.

Selanjutnya, Rezeki (2012) dalam penelitiannya Pengembangan Bahan Ajar

Pokok Bahasan Garis Singung Lingkaran Berbasis Pendekatan Pendidikan

Matematika Realistik Indonesia (PMRI), merupakan upaya dalam

pengembangan bahan ajar diajarkan dengan pokok bahasan garis singung

lingkaran.

H. Kerangka Pikir

Kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada saat ini masih

dikatagorikan rendah. Hal ini disebabkan karena pembelajaran Matematika yang

dilakukan selama ini pada umumnya menitikberatkan pada soal-soal yang sifatnya

algoritmis serta rutin. Sehingga tidak dapat memicu dan menumbuhkembangkan

kemampuan matematis siswa. Dalam pembelajaran Matematika siswa merasa

puas jika gurunya yang menjelaskan. Hal ini menyebabkan hasil pendidikan

sekolah hanya mampu menghasilkan insan-insan yang kurang memiliki kesadaran

diri, kurang kreatif, kurang mandiri, kurang mampu berinteraksi terutama secara

berkelompok, dan kurang dalam menyelesaikan permasalahan yang ada dalam

kehidupan sehari-hari. Khususnya kemampuan dalam menyelesaikan masalah

matematis baik secara mandiri maupun berkelompok.

Page 68: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

47

Investigasi Kelompok adalah pembelajaran yang didasarkan pada masalah. Siswa

akan membangun pengetahuannya melalui masalah yang diberikan. Dari masalah

yang disajikan, siswa akan bersama-sama menyelidiki masalah tersebut

berdasarkan pengetahuan yang telah ada, kemudian membentuk pengetahuan-

pengetahuan baru sehingga siswa mampu dengan mudah menyerap mata pelejaran

yang disajikan.

Investigasi kelompok diawali dengan pemberian masalah atau situasi masalah

kepada siswa. Siswa kemudian diajak untuk memahami masalah tersebut dan

mulai melakuan penyelidikan bagaimana cara menyelesaikan masalah yang

diberikan. Dalam permasalahan juga ada petunjuk dari bahan ajar yang menantang

siswa untuk menyelesai-kannya. Ketika siswa memperoleh ide atau gagasan

tentang solusi masalah yang diharapkan, maka siswa tersebut siap

mengidentifikasikan topik terhadap masalah yang disajikan dimana

mengidentifikasikan topik merupakan salah satu indikator kemampuan

pemecahan masalah.

Tahapan selanjutnya dalam investigasi kelompok adalah mengorganisasi siswa

untuk belajar dan membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Pada

tahapan ini, siswa dikelompokkan secara heterogen. Selama diskusi berjalan,

siswa mendiskusikan masalah yang diberikan dan saling menyampaikan pendapat.

Masing-masing siswa mungkin memiliki cara yang berbeda dalam menyelesaikan

masalah. Hal ini berkaitan dengan salah satu indikator kemampuan pemecahan

masalah yaitu melaksanakan investigasi. Ketika solusi masalah tersebut tidak

logis maka siswa dalam kelompok-nya melakukan menyiapkan laporan. Hal ini

Page 69: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

48

terkait dengan indikator kemampuan pemecahan masalah yaitu menyiapkan

laporan. Cara-cara setiap siswa dibahas bersama-sama dalam kelompok untuk

diambil kesimpulan cara mana yang benar dan logis sebagai solusi masalah yang

diberikan. Hal ini terkait dengan indikator kemampuan pemecahan masalah siswa

yaitu penarikan mempersentasikan laporan akhir.

Salah satu bahan yang menunjang siswa untuk dapat menyelesaikan masalah

dalam kehidupan sehari-hari adalah bahan ajar guru dan siswa dengan metode

investigasi kelompok. Pembelajaran menggunakan bahan ajar guru dan siswa

dengan metode investigasi kelompok adalah pembelajaran yang dikemas sesuai

dengan kebutuhan dan proses pembelajaran yang lebih bermakna, menarik, dan

dapat membantu siswa untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan masalah

matematis.

Bentuk pengembangan bahan ajar pada penelitian ini adalah pengembangan bahan

ajar guru dan siswa dengan metode investigasi kelompok. Komponen-komponen

Bahan ajar yang dikembangkan digunakan untuk menuntun dan mengarahkan

siswa untuk memecahkan permasalahan matematis dengan metode investigasi

kelompok. Aktivitas-aktivitas pada langkah kegiatan yang ada pada bahan ajar

tidak hanya melibatkan kemampuan pemecahan masalah matematis tentunya

melibatkan pula disposisi matematis siswa.

Selain itu, siswa dengan disposisi matematis yang baik, akan lebih mampu

menyelesaikan permasalahan matematis baik secara lisan maupun tulisan.

Sebaliknya siswa dengan disposisi matematis yang kurang, akan kurang mampu

Page 70: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

49

dalam menyelesaikan permasalahan matematis matematis dengan baik dan

cenderung lebih cepat menyerah sebelum mencoba.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikatakan bahwa investigasi kelompok diduga

dapat memfasilitasi kemampuan mengidentifikasi topik permasalahan,

merencanakan tugas, membuat penyelidikan, mempersiapkan tugas akhir,

mempersersentasikan tugas akhir dan evaluasi yang merupakan indikator

kemampuan pemecahan masalah. Dalam investigasi kelompok siswa juga

memfasilitasi percaya diri terhadap kemampuan, fleksibel dalam melakukan kerja

matematika, gigih dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugas matematika,

melakukan refleksi atas kemampuan berfikir, menghargai aplikasi matematika,

dan mengapresiasi peranan matematika. Aspek-aspek tersebut merupakan

indikator dari disposisi matematis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa investigasi

kelompok dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi

matematis siswa.

Page 71: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

50

Berikut adalah gambar hasil pemaparan alur kerangka pikir peneliti.

Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pikir Peneliti

I. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan hasil kajian teoritis, maka

hipotesis dalam peneitian ini adalah bahan ajar dengan Metode Investigasi

Kelompok untuk Memfasilitasi Kemampuan Pemecahan Masalah dan Disposisi

Matematis Siswa.

KemampuanPemecahan Masalah

Kreativitas Kontekstual(Contextual creativity)

KompetensiSiswa

Kinerja BelajarSiswa

KMBMetode

PembelajaranInvestigasiKelompok

Standar ProsesStudent centeredlearning berbasiskonstruktivisme

Standar Isi Standar

Kelulusan SK, SD,

Indikator Materi

Pembelajaran

Bahan ajarguru dan

siswametode

investigasikelompok

Bias MetodeInvestigasiKelompok dalamPembelajaran

KemampuanPemecahan Masalah

Disposisi Matematis

Page 72: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian Research and Development (R & D) atau penelitian

pengembangan. Model pengembangan bahan ajar yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan model menurut Borg and Gall dalam Sukmadinata

(2008) ada 10 langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan, yaitu:

1. Melakukan penelitian pendahuluan (Prasurvei).

2. Melakukan perencanaan tujuan (Planning).

3. Mengembangkan jenis/bentuk produk awal (Develop preliminary form of

product).

4. Uji coba lapangan tahap awal {Preliminary field testing).

5. Melakukan revisi terhadap produk utama (Main product revision).

6. Melakukan uji coba lapangan utama (Main field testing).

7. Melakukan revisi terhadap produk operasional (Operasional product revision).

8. Melakukan uji lapangan operasional (Operasional field testing).

9. Melakukan revisi terhadap produk akhir (Final product revision).

10. Mendesiminasikan dan mengimplementasikan produk (Dissemination and

implementation).

Namun, pada penelitian dan pengembangan ini peneliti hanya sampai pada

tahapan ke-7 karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya dari peneliti.

Page 73: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

52

Desain penelitian dan pengembangan pendidikan yang dikembangkan oleh Gall

and Borg (2003) dengan langkah-langkah yaitu: (1) analisis kebutuhan: studi

literatur dan studi lapangan; (2) perencanaan produk dan desain; (3)

pengembangan produk awal; (4) uji lapangan awal (5) revisi produk; (6) uji

lapangan (7) dan revisi produk akhir. Model ini dipilih karena langkah-langkah

pengembangannya sesuai dengan rancangan penelitian untuk menghasilkan bahan

ajar yang bermanfaat bagi pengembangan kemampuan pemecahan masalah

matematis siswa. Produk yang dikembangkan oleh peneliti adalah bahan ajar

dengan metode investigasi kelompok untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa.

B. Subjek Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2017/2018.

Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Al-Kautsar Bandar Lampung

dengan alasan rasa keingintahuan siswa di sekolah yang tinggi, memiliki

pengetahuan dasar yang kuat pada pembelajaran sebelumnya, keadaan siswa yang

heterogen, dan letak sekolah ini dapat mewakili sekolah yang ada di Bandar

Lampung. Letak yang strategis serta karakteristik sama yang dimiliki sama

dengan sekolah menengah pertama lain. Sebelumnya penelitian ini dilakukan di

beberapa sekolah dengan dilakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu yakni

berupa angket dan wawancara yang bertujuan untuk mendapatkan informasi yang

berkaitan dengan proses pembelajaran, kurikulum yang diterapkan, dan bahan ajar

yang dipakai dalam proses pembelajaran.

Page 74: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

53

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan bahwa kelas yang dapat digunakan untuk

kelas pengambilan data adalah VIII.E dengan jumlah siswa 36 orang di SMP

Al-Kautsar Bandar Lampung. Sedangkan siswa kelas VIII.B dengan jumlah siswa

32 merupakan kelas uji lapangan yang memiliki kemampuan sama dengan kelas

VIII.E. Pemilihan siswa kelas kelas VIII.E sebagai subjek penelitian karena siswa

kelas tersebut dalam proses pembelajaran hanya berpusat kepada guru sehingga

siswa kurang maksimal dalam memahami pelajaran matematika dan siswa

cenderung bersikap pasif.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa sumber data primer dan sumber data

skunder. Menurut Arikunto (2006:129), yang dimaksud dengan sumber data

adalah "Subjek dari mana data dapat diperoleh". Pengumpulan data dapat

menggunakan sumber primer dan sumber sekunder, yang terdiri dari:

1. Data Primer

Data Primer adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan

secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat

dipercaya, yakni subjek penelitian atau informan yang berkenaan dengan variabel

yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung (Arikunto,

2010:172). Data ini diperoleh dengan cara. pengamatan langsung maupun dengan

cara observasi, wawancara, jurnal harian, angket, ataupun dokumentasi kepada

informan atau responden yang dipilih.

Informan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII.E, guru mitra, dan guru-

guru lain yang mengetahui latar belakang siswa-siswa di kelas VIII.E. Dari para

Page 75: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

54

informan tersebut dapat dihasilkan data yang akurat Data primer yang diperoleh

dalam penelitian meliputi data identitas masing-masing siswa kelas VIII.E, latar

belakang siswa tersebut, dan relevansi latar belakang dengan penilaian dirinya

terhadap kemampuan pemecahan masalah saat di lapangan.

2. Data Sekunder

Data sekunder tidak langsung diperoleh dari responden dan digunakan sebagai

data pendukung data primer. Data sekunder biasanya berasal dari dokumen-

dokumen seperti catatan, foto, dan lain-lain.

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian pengembangan menurut Borg dan Gall dalam Sukmadinata

(2008) dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan penelitian yang akan dilakukan.

Pada penelitian ini hanya melakukan sampai tahap ketujuh yaitu melakukan revisi

terhadap produk operasional.

Tabel 3.1 Langkah-Langkah Penelitian Pengembangan Bahan Ajar

LANGKAH PENELITIAN KETERANGAN

1. Penelitian PendahuluanAnalisis Kebutuhan:a. Studi literaturb. Studi lapangan

2. PengembanganPembelajaran

Pengembangan Pembelajaran:a. Bahan ajar dengan motode investigasi

kelompokb. Materi Garis Singgung Lingkaran

3. Desain Produk Awal

Desain produk dan instrumen:a. Pembuatan Bahan Ajarb. Penyusunan perencanaan pembelajaran

(silabus, RPP, dan intrumen penilaian)c. Instrumen validasi produk

4. Uji Coba Tahap Awal

a. Uji ahli yang dilakukan oleh dua orangahli yaitu ahli desain pembelajaran danahli materi

b. Uji keterbacaan dilakukan pada siswa

Page 76: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

55

yang telah menempuh materi pelajaranyang akan digunakan pada penelitian(dipilih beberapa siswa dengankemampuan rendah, sedang, dan tinggi)

c. Uji kelompok terbatas dilakukan padasiswa yang belum menempuh materipelajaran yang akan digunakan padapenelitian (dipilih paling sedikit enamsiswa dengan kemampuan rendah,sedang, dan tinggi)

5. Revisi Produk AwalRevisi produk awal dilakukan berdasarkanuji tahap awal

6. Uji Coba LapanganUji kelompok kecil dilakukan pada kelasyang menjadi subyek penelitian.

7. Penyempurnaan ProdukRevisi akhir dilakukan denganmemperhatikan catatan-catatan padapenelitian.

Pengembangan bahan ajar matematika dengan metode investigasi kelompok pada

materi garis singgung lingkaran, dilakukan dengan cara menyederhanakan tahap

pengembangan Borg and Gall melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Analisis Kebutuhan

Pada tahap penelitian dan pengumpulan data kegiatan yang dilakukan adalah

analisis kebutuhan yang meliputi analisis literatur dan analisis lapangan. Uraian

kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Studi Literatur

Studi literatur yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kebutuhan dalam

pembelajaran matematika, kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan

penelitian yang mencakup tentang media pembelajaran yang dikembangkan sesuai

dengan kebutuhan di SMP Al-Kautsar Bandar Lampung. Studi literatur dilakukan

dengan cara mengkaji basis dari bahan pembelajaran yang relevan dikaji dari

jurnal penelitian yang relevan dengan penelitian dan pengembangan yang

dikembangkan serta kajian pustaka yang mendukung data yang dapat digunakan

Page 77: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

56

sebagai bahan untuk mengembangkan produk yang dapat digunakan untuk

mengatasi permasalahan.

b. Studi Lapangan

Studi lapangan bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di sekolah.

Kegiatan yang dilakukan pada studi lapangan meliputi wawancara, pemberian

angket (kuesioner) kepada guru dan siswa. Tujuan dilakukan penyebaran angket

dan wawancara adalah untuk mengetahui beberapa kebutuhan bahan pembelajaran

untuk menganalisis penyebab dari kesulitan yang dihadapi oleh siswa.

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan wawancara telah dilakukan, bahwasanya

keberadaan bahan ajar guru dan siswa diharapkan dapat memberikan variasi atau

pengalaman yang berbeda dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat lebih

mudah memahami konsep materi yang dipelajari dan dapat memfasilitasi pestasi

belajar siswa.

2. Perencanaan Pengembangan Produk Awal

a. Perencanaan

Tahap perencanaan bertujuan untuk merancang bahan pembelajaran yang berupa

bahan ajar guru dan siswa dan memilih basis bahan ajar yang sesuai dengan

kebutuhan serta pemilihan format bahan ajar. Kegiatan yang dilakukan pada tahap

perencanaan adalah penulisan, pengadopsian metode, dan penyusunan bahan ajar

serta konsultasi dengan dosen pembimbing. Penulisan dan pengadopsian

dilakukan dengan cara mengumpulan materi pembelajaran. Tahap ini juga

dilakukan penyusunan instrumen pembelajaran.

Page 78: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

57

b. Pengembangan produk

Tahap ini peneliti membuat desain atau konsep produk bahan yang

dikembangkan. Produk yang dikembangkan berupa bahan ajar berbasis

kontekstual dengan mengadopsi metode investigasi kelompok. Selanjutnya

produk tersebut dilakukan penilaian oleh validator yang meliputi ahli materi, ahli

media, ahli bahasa dan praktisi pendidikan. Adapun desain dari bahan ajar yang

ingin dikembangkan berdasarkan pada basis kontekstual dengan mengadopsi

metode investigasi kelompok yaitu sebagai berikut:

1) Masyarakat belajar

Kegiatan pembelajaran di mulai dengan pembagian kelompok yang dilakukan

oleh guru. Guru membagi kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa tiap

kelompok. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus

bersifat heterogen. Hasil diperoleh melalui shering antar teman, antar kelompok

yang tahu ke yang belum tahu.

2) Konstruktivisme (topik permasalahan dan perencanaan)

Dalam proses pembelajaran, siswa membuat perencanaan dalam membangun

pengetahuan mereka secara aktif melalui topik permasalahan pada bahan ajar,

baik secara mandiri maupu secara berkelompok selama dalam proses

pembelajaran. Sehingga siswa menjadi pusat kegiatan.

3) Penemuan (melaksanakan investigasi)

Pada kegiatan ini penemuan diawali dengan pengetahuan dan keterampilan dari

masing-masing siswa dengan cara melaksanakan investigasi. Dimulai dengan

merumuskan masalah, mengamati, menganalisis, dan mengkomunikasikan

permasalahan yang terdapat pada bahan ajar siswa.

Page 79: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

58

4) Bertanya (melaksanakan investigasi)

Pada kegiatan ini melalui pertanyaan yang terarah, guru membimbing siswa untuk

dapat menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada bahan ajar siswa sekaligus

menyiapakan laporan hasil kerja kelompok.

5) Pemodelan

Pada kegiatan ini, hasil dari laporan yang telah dibuat berupa penyelesaian

permasalahan yang ada pada bahan ajar dipersentasikan.

6) Refleksi (evaluasi)

Kegiatan refleksi ini adalah untuk melihat sudah sejauh mana pengetahuan yang

dibangun sebelumnya dapat meresap dibenak siswa. Kegiatan refleksi diwujudkan

dengan latihan soal pemecahan masalah dalam bahan ajar. Kemudian

dilaksanakan evaluasi bagaimana cara mengerjakan soal secara runtut oleh guru,

agar pada pokok permasalahan yang berbeda langkah tersebut dapat diikuti oleh

siswa.

7) Penilaian yang sebenarnya

Kegiatan ini dilalaikan guru untuk mengetahui dan memastikan bahwa siswa telah

mengalami proses pembelajaran dengan benar.

3. Uji Ahli

Setelah perencanaan dan pengembangan produk awal telah usai, maka produk

divalidasi oleh ahli materi, ahli bahasa dan praktisi pendidikan.

4. Revisi Produk Awal

Tahap revisi bertujuan untuk memperbaiki dan memfasilitasi kualitas dari bahan

ajar yang ada pada produk awal.

Page 80: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

59

5. Uji Coba Lapangan Awal

Setelah produk divalidasi oleh ahli materi, ahli media, ahli bahasa dan praktisi

pendidikan, selanjutnya dilakukan uji coba lapangan awal terhadap produk yang

dihasilkan. Tujuan dari uji coba lapangan awal adalah untuk mengetahui kualitas

bahan yang dikembangkan.

6. Revisi Produk Hasil Uji Awal

Tahap revisi bertujuan untuk memperbaiki dan memfasilitasi kualitas dari bahan

ajar yang dihasilkan. Saran/masukan pada uji coba lapangan digunakan untuk

melakukan perbaikan terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan dengan tujuan

memfasilitasi kualitas yang dihasilkan. Produk yang telah diperbaiki selajutnya

digunakan untuk uji coba pelaksanaan lapangan.

7. Uji Coba Pelaksanaa Lapangan

Bahan ajar yang telah diperbaiki pada tahap penyempurnaan, digunakan untuk uji

coba pelaksanaan lapangan. Uji coba pelaksanaan lapangan bertujuan untuk

mendapatkan saran/masukan dan penilaian dari siswa terhadap bahan ajar yang

dikembangkan serta untuk mengetahui efektivitas dari produk yang telah

dikembangkan. Efekfektifitas dalam penelitian ini, akan dilihat dari hasil uji coba

pelaksanaan lapangan, dari hasil uji coba pelaksanaan lapangan tersebut akan

dianalisis.

8. Revisi Produk Akhir

Pada uji coba pelaksanaan lapangan siswa juga memberikan saran/masukan untuk

perbaikan terhadap bahan ajar yang dikembangkan. Saran/masukan dari siswa

digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan produk

Page 81: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

60

yang telah dihasilkan. Setelah dilakukan revisi dan penyempurnaan diperoleh

produk yang siap digunakan untuk bahan pembelajaran siswa. Berikut adalah

skema langkah-langkah dalam penelitian pengembangan bahan ajar yang diadopsi

dari Borg and Gall yang telah disederhanakan:

Gambar 3.1 Prosedur Pengembangan produk menurut Borg and Gall (2008)

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari dua jenis instrumen,

yaitu nontes dan tes. Instrumen-instrumen tersebut akan dijelaskan sebagai

berikut:

1. Instrumen Nontes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini ada 3 jenis,

yaitu observasi, dokumentasi, wawancara dan angket.

a. Observasi

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran untuk mengamati kemunculan

disposisi matematis siswa selama proses pembelajaran. Pengamatan ini dilakukan

Analisiskebutuhan

studi literaturdan studi

Perancanaganpengembangan

produk awaldan akhir

Ujiahli

Revisiprodukawal

Ujilapangan

awalRevisiProduk

Ujilapangan

RevisiProduksi

Akhir

Page 82: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

61

untuk setiap indikator matematis yang muncul selama proses pembelajaran

berlangsung, serta dianalisis pada setiap pertemuan. Dalam penelitian ini, salah

satu guru sekolah lain ikut terlibat sebagai observer mengamati perilaku siswa

selama proses belajar, sedangkan peneliti berperan sebagai guru, membantu siswa

dalam proses belajar. Mengingat keterbatasan waktu dan tenaga, peneliti

membatasi subjek yang diamati hanya 9 siswa, yaitu masing-masing tiga siswa

dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah.

b. Dokumentasi

Dokumentasi berfungsi sebagai data dalam bentuk fisik berupa dokumen-

dokumen yang terkait dengan penelitian yang dilakukan, diantaranya adalah

jawaban siswa, dan foto kegiatan.

c. Wawancara

Instrumen ini digunakan saat studi pendahuluan berupa pedoman wawancara.

Instrumen digunakan untuk melakukan wawancara dengan guru saat observasi

mengenai kondisi awal siswa, pembelajaran yang dilakukan di kelas dan

pemakaian bahan ajar di sekolah.

d. Angket

Instrumen ini digunakan pada beberapa tahapan penelitian. Angket ini

menggunakan skala Likert sesuai tahapan penelitian dan tujuan pemberian angket.

1) Angket Kebutuhan Guru

Angket kebutuhan guru digunakan untuk menganalisis kebutuhan perangkat

pembelajaran yang berupa bahan ajar matematika. Angket kebutuhan guru

menggunakan tiga pilihan jawaban yaitu Tidak Perlu, Perlu dan Sangat Perlu.

Page 83: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

62

Angket ini diisi oleh guru mata pelajaran matematika yaitu Berta Khoiriyati,

M.Pd. Guru tersebut memberikan jawaban bahwa di sekolah perlu

dikembangkan bahan ajar untuk memfasilitasi kemampuan pemecahan

masalah dan disposisi matematis siswa .

2) Angket Validasi Bahan Ajar

Instrumen dalam validasi desain menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu

Sangat Baik (4), Baik (3), Kurang Baik (2), dan Sangat Tidak Baik (1),

sedangkan pada validasi materi menggunakan empat pilihan jawaban, yaitu

Sangat Menarik (4), Menarik (3), Cukup Menarik (2), dan Kurang Menarik

(1) yang diserahkan kepada ahli materi dan ahli desain. Kriteria dari ahli

desain meliputi aspek kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD,

sistematika pembelajaran, evaluasi, ketersediaan latihan, dan efesiensi media.

Sementara kriteria yang menjadi penilaian dari ahli materi meliputi aspek

kualitas isi bahan ajar, kebenaran konsep, kedalaman konsep, keluasan

konsep, penggunaan bahasa, kualitas kelengkapan bahan/penunjang

perangkat pembelajaran, serta komentar dan saran dari ahli desain maupun

materi.

2. Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah tes

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Tes kemampuan pemecahan

masalah matematis siswa yang digunakan berbentuk tes uraian. Materi yang akan

diujikan dalam tes ini adalah garis singgung lingkaran. Tes ini bertujuan untuk

mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Saat penyusunan

soal, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi tes yang disesuaikan dengan indikator

Page 84: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

63

kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Instrumen tes yang digunakan

harus memenuhi kriteria tes yang baik, yaitu reliabel, memiliki daya pembeda

yang baik, dan memiliki tingkat kesukaran sedang.

a) Validitas Instrumen

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas ini

didasarkan judgment guru dengan asumsi bahwa guru kelas VIII mengetahui

dengan benar kurikulum yang digunakan, maka penilaian terhadap butir tes

dilakukan oleh guru kelas VIII tempat penelitian ini dilakukan. Penilaian guru

menyatakan bahwa butir-butir tes telah sesuai dengan kompetensi dasar dan

indikator yang diukur maka tes tersebut dikategorikan valid. Tes yang digunakan

diuji terlebih dahulu di kelas VIII.B sebagai kelas uji coba. Uji coba tes

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat reliabilitas tes, daya beda butir tes, dan

tingkat kesukaran butir tes.

b) Reliabilitas (Reliability)

Sebelum menghitung nilai reliabilitas, dilakukan uji coba soal terlebih dahulu.

Menurut Sudijono (2013: 207-209) nilai reliabilitas dapat dihitung dengan

menggunakan rumus Alpha-Cronbach’s sebagai berikut.

r = 1 − ∑σσ

Keterangan:= koefisien reliabilitas tes

n = banyaknya butir soal∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item= varians total

dimana:

= ∑ − ∑

Page 85: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

64

Keterangan := varians total= banyaknya data∑ = jumlah semua data∑ = jumlah kuadrat semua data

Sudijono berpendapat bahwa suatu tes dikatakan baik apabila memiliki nilai

reliabilitas ≥ 0,70. Berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen kemampuan

pemecahan masalah matematis siswa, diperoleh nilai koefisien reliabilitas sebesar

0,79 (Lampiran C.3). Hal ini menunjukkan bahwa instrumen yang diujicobakan

memiliki reliabilitas yang tinggi sehingga instrumen tes ini dapat digunakan untuk

mengukur kemampuan pemecahan masalah matematis siswa.

c) Daya Pembeda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik

yang mempunyai kemampuan tinggi dan peserta didik yang mempunyai

kemampuan rendah. Daya pembeda butir dapat diketahui dengan melihat besar

kecilnya angka indeks diskriminasi item atau angka yang menunjukkan besar

kecilnya daya pembeda. Sudijono (2008: 120) mengungkapkan untuk mengetahui

besar kecilnya angka indeks diskriminasi item dapat digunakan rumus sebagai

berikut:

DP = JA − JBIAKeterangan :DP : indeks daya pembeda satu butir soal tertentuJA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolahJB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolahIA : jumlah skor ideal kelompok (atas/bawah)Menurut Sudijono (2013: 389) hasil perhitungan indeks daya pembeda

diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam Tabel 3.2.

Page 86: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

65

Tabel 3.2 Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Hasil perhitungan daya pembeda butir soal yang telah diujicobakan disajikan pada

Tabel 3.3. berikut:

Tabel 3.3 Daya Pembeda Butir Soal

No. Butir Soal Nilai DP Interpretasi1 0,42 Baik2 0,04 Sangat buruk3 0,22 Sedang4 0,91 Baik Sekali

Melihat hasil perhitungan daya pembeda butir soal yang diperoleh, maka

instrumen tes yang sudah diujicobakan telah memenuhi kriteria daya pembeda

soal yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan.

d) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran digunakan untuk mengetahui bermutu atau tidaknya suatu item

tes. Sudijono (2013: 370) mengatakan bahwa butir-butir item tes dinyatakan

sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu

sukar dan tidak terlalu mudah, dengan kata lain derajat kesukaran item itu adalah

sedang atau cukup. Indeks tingkat kesukaran butir soal dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut (Sudijono, 2008: 372).

TK = JT

IT

Keterangan:TK : tingkat kesukaran suatu butir soalJT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperolehIT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal

Indeks Daya Pembeda Interpretasi

DP < 0,20 Sangat buruk0,20 – 0,39 Sedang0,4 – 0,69 Baik0,70 – 1,00 Baik Sekali

Page 87: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

66

Interpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal dapat menggunakan kriteria indeks

kesukaran yang disajikan pada Tabel 3.4. Kriteria soal yang digunakan dalam

penelitian ini adalah soal dengan interpretasi sedang, yaitu memiliki nilai tingkat

kesukaran 0,25 ≤ TK ≤ 0,75. Witherington (Sudijono, 2013: 373) tertera pada

tabel berikut:

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai Tingkat KesukaranIndeks Tingkat Kesukaran (TK) Interpretasi

TK < 0,25 Terlalu Sukar0,25≤ TK ≤ 0,75 Cukup (Sedang)

TK > 0,75 Terlalu Mudah

Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal yang diperoleh memenuhi kriteria

sedang, maka instrumen tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang sudah

diujicobakan telah memenuhi kriteria tingkat kesukaran soal yang sesuai dengan

kriteria yang diharapkan. Hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal dapat

dilihat pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 Tingkat Kesukaran Butir SoalNo. Butir Soal Indeks TK Interpretasi

1 0,67 Sedang2 0,68 Sedang3 0,71 Sedang4 0,46 Sedang

F. Analisis Data Penelitian

Analisis data hasil penelitian ini menggunakan analisis statistik deskriptif yaitu

analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Page 88: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

67

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data-data kualitatif diperoleh dari data hasil wawancara dan observasi

pada tahap studi lapangan, hasil review berbagai jurnal penelitian yang relevan,

dan hasil penelaahan buku teks matematika kelas VIII SMP/MTs kurikulum 2013.

Data ini digunakan sebagai acuan untuk menyusun bahan ajar pembelajaran.

Data hasil pemberian angket yang diperoleh pada tahap validasi bahan ajar

dianalisis secara deskriptif kualitatif. Pada tahap validasi bahan ajar diperoleh

data berupa saran dan komentar ahli yang digunakan sebagai panduan untuk

memperbaiki bahan ajar. Angket uji validasi ahli digunakan untuk menguji

kesesuaian isi materi pada bahan, konstruksi (yang terdiri dari konstruksi sesuai

format bahan ajar yang ideal dan konstruksi sesuai dengan investigasi kelompok

dan kemampuan pemecahan masalah), dan menguji aspek keterbacaan bahan ajar

yang dikembangkan. Selanjutnya saran berupa komentar dari ahli disajikan pada

tabel 3.6

Tabel 3.6 Saran dari ahli untuk bahan ajar dan keputusan revisi

Belum dapat digunakan

Dapat digunakan dengan revisi

Dapat digunakan tanpa revisi

Analisis data angket respon guru dan tingkat keterbacaan siswa juga dilakukan

secara deskriptif kualitatif. Analisis data kemampuan dan disposisi matematis

siswa setelah menggunakan bahan ajar dilakukan dengan cara yang sama seperti

analisis data pada validasi bahan ajar.

2. Analisis Data Kuantitatif

Teknik analisis data pada tahap ini, yaitu analisis data akhir setelah uji

pelaksanaan lapangan. Data akhir setelah melakukan pelaksanaan lapangan

Page 89: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

68

diperoleh dari skor posstest. Data tes kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa pada materi pokok garis singgung lingkaran diperoleh dari hasil posstest

setelah melaksanakan pembelajaran matematika materi garis singgung lingkaran.

Page 90: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

111

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil penelitian pengembangan ini adalah Bahan Ajar materi Garis Singgung

Lingkaran dengan metode Investigasi Kelompok untuk memfasilitasi

kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswa. Bahan ajar

yang disertai petunjuk dengan tingkat kemampuannya siswa dalam penelitian

ini adalah menengah ke bawah. Pengembangan Bahan Ajar ini meliputi:

a. Sistematika penyajian materi di awali dengan mengingatkan kembali

materi prasyarat dilanjutkan dengan 3 tema dalam 4 pertemuan. Dari

beberapa tema Bahan Ajar yang digunakan yang paling menarik adalah

pada Bahan Ajar tema dua pertemuan ketiga.

b. Pada Bahan Ajar tema dua pertemuan ketiga siswa diminta untuk

menyelesaikan masalah yang terkait dengan panjang sabuk lilitan

minimal.

c. Saat menyelesaikan panjang sabuk lilitan minimal mereka saling beradu

argumen. Siswa mengerjakan dengan menggunakan dan mengaplikasikan

rumus panjang sabuk lilitan minimal = nd+π akan tetapi rumit, berkali-

kali mereka mengerjakan. Akhirnya siswa mengerjakan lagi walaupun

berkali-kali kurang percaya diri, namun mereka tetap mengerjakan.

Page 91: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

112

d. Bahasa pada uji pemahaman sebaiknya menggunakan bahasa yang sering

di dengar dan digunakan namun tetap mengarah pada kaidah EYD.

e. Siswa lebih tertantang dalam berdiskusi memahami masalah. Secara

tidak langsung siswa sudah terlatih dalam merencanakan pemecahan,

melaksanakan rencana penyelesaian masalah, dan melalukan pengecekan

kembali kebenaran penyelesaian sehingga mampu mengembangkan

kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis.

2. Kemampuan pemecahan masalah siswa cukup baik terlihat dari lebih dari

70% siswa mencapai KKM. Indikator yang mempunyai presentase paling

tinggi yaitu memahami masalah. Indikator yang mempunyai presentase

paling rendah yaitu indikator pengecekan kembali kebenaran penyelesaian.

3. Disposisi matematis rata-rata seluruh indikator dari setiap pertemuan

mengalami peningkatan dalam memunculkan disposisi matematis. Indikator

yang paling rendah presentase rata-ratanya adalah indikator fleksibel dalam

melakukan kerja matematika. Indikator yang paling tinggi presentase rata-

ratanya adalah indikator percaya diri terhadap kemampuan. Pada siswa dengan

kemampuan rendah, sedang dan tinggi sudah memiliki rasa percaya diri

terhadap kemampuan yang tinggi.

B. Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan ada beberapa saran yaitu :

1. Bagi peneliti lain yang ingin mengembangkan Bahan Ajar dengan metode

investigasi kelompok sebaiknya menggunakan observer minimal dua

kelompok satu observer, memberikan ice breaking atau kata motivasi yang

bervariasi sehingga siswa tetap semangat dan fokus pada proses pembelajaran.

Page 92: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

113

2. Matematika adalah ilmu yang bersifat abstrak maka disarankan untuk guru-

guru yang ingin menggunakan atau mengembangkan Bahan Ajar metode

Investigasi Kelompok ini sebaiknya lebih menanamkan konteks matematika

yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, sesuai dengan tarap

perkembangannya. Pelajaran matematika akan mudah diterima bila kejadian

dan contoh berada disekeliling siswa. Untuk itu diperlukan suatu bahan ajar

dalam proses pembelajaran yang mampu membuat siswa tertarik dan

tertantang.

Demikianlah hasil dan kesimpulan serta saran yang dapat penulis kemukakan dari

hasil penelitian yang dilaksanakan di Al-Kautsar Bandar Lampung dengan

harapan dapat bermanfaat dalam mamfasilitasi mutu pendidikan, khususnya

bidang studi matematika.

Page 93: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

DAFTAR PUSTAKA

Akker, J.V.D., Bannan,B., Kelly A.E., Nieveen, N., dan Plomp, T. 2013.introduction to educational design research. Enschede, the Netherlands:SLO.

Arikunto. Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Rineka cipta.

Arikunto. Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Aneka Cipta: Jakarta.

Arikunto. Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Belawati, Jian . 2003. Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat PenerbitanUniversitas Terbuka.

Borg & Gall. 2008. Education Research. New York : Allyn and Bacon.

Breakspear, S. 2012. "The Policy Impact of PISA: An Exploration of InternasionalBenchmarking in School System Performance", OECD Education WorksPaper, N.17, OECD Publishing.

Cobelens, Michael A. 2006. "Student Problem Solving". Summative Projects forMA Degree. 20.

Darmadi, Hamid. 2009. Kemampuan Dasar Mengajar: Landasan Konsep danImplementasi. Bandung: Alfabeta.

Djaali dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta : PT.Grasindo.

Djaali dan Pudji Muljono. 2008. Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.. Jakarta: PT.Grasindo.

Djumanta, Wahyudin. 2005. Mari Memahami Konsep Matematika untuk Kelas VIII.Bandung : Grafindo Media Pratama.

Page 94: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

Fathurrahman, Pupuh. 2007. Strategi Pembelajaran.. Bandung : Insani Media.

Gay, L.R. 1991. Educational Evaluation and Measurement: Com-petencies for Analysisand Applicatiori.Second edition. New York: Macmillan Publishing Compan.

Ginting, Abdurrahman. 2008. Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran.. Bandung:Humaniora.

Hamalik, Oemar. 2006 Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,Jakarta: Bumi Aksara.

Hamruni. 2012. Strategi dan Model-model Pembelajaran aktif dan menyenangkan.Yogyakarta: Investidaya.

Herman, T. 2005. Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan KemampuanBerpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Disertasipada PPs UPI Bandung.

Kilpatrick, J., Swafford, J., & Findell, B. (2001). Adding It Up: Helping ChildrenLearn Mathematics. Washington, DC: National Academy Press.

Kisiel, J. F. 2003. Teachers, Museums and Worksheets: a Closer Look at aLearning Experience. Journal of Science Teacher Education, 14(1): 3-21.

Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor 58,Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama (SMP) /Madrasah Tsanawiyah (MTs).

Kemendikbud. 2013. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor81A, Tahun 2013, tentang Implementasi Kurikulum Pedoman UmumPembelajaran.

Kesumawati, Nila. 2010. Peningkatan Kemampuan Pemahaman, pemecahanmasalah, dan disposisi matematis siswa SMP melalui pendekatanpendidikan matematika Realistis. Deserfasi pascasarjana UPI).http://repository.upi.edu/.pdf.

Komalasari, kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual, Konsep dan Aplikasi.. Bandung:PT Refika Aditama.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didikberdasarkan Kurikulum 2013). Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Page 95: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

Maesaroh, Siti. 2005. Efektivitas Penerapan Pembelajaran Kooperatif Dengan MetodeGroup Investigation Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa. Jakarta:Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Marhamah, 2009. Pengembangan materi ajar pecahan dengan pendekatan PMRI.Tesis. Palembang : Universitas Sriwijaya.

Maxwell, C. John. 2001. The 21 Irrefutable Laws Of Leadership, Terjemahan: Drs.Arvin Saputra, Batam: Interaksa.

Mortensen MF & K Smart. 2007. Free-Choice Worksheets Increase Students1

Exposure to Curricullum during Museum Visits. J. Research in ScienceTeaching. DOI 10.1002/tea. http://www. mariannemortensen.com/Mortensen & Smart%20%26%20 Smartpdf.

Nasution, S. 2008. Berbagai Pendekalan dalam Proses Belajar & Mengajar.Jakarta: Bumu Aksara.

National Council of Teachers of Mathematics (NCTM). 2000. Principles andStandards for School Mathematics. Reston. VA: NCTM.

OECD. 2013. PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics,Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy. Paris: OECDPublishing.

Prastowo, Audi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:Diya Press.

Purwanto, Drs. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika. Surakarta: Sebelas MaretUniversity Press.

Redfield, DL. 1981. A comparison of the effect of using various types ofworksheet on pupil achievement. Annual meeting of the Americaneducational research association, LA, California.

Rezeki. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Garis SingungLingkaran Berbasis Pendekatan Pendidikan Matematika RealistikIndonesia (PMRI). Tesis Pendidikan Matematika Pps UNSRI.

Rosli, R., Goldsby, D., & Capraro, MM. 2013. Assessing Students'MathematicalProblem-Solving and Problem-Posing Skills. Asian Social Science; Vol: 9No: 16, 54-60.

Page 96: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Satori, Djam'an. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Savery, J. R. 2006. Overview of Problem-based Learning: Definitions and Distictions.Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning, 1 (1) : 10 -20.

Slavin, Robert E., Penerjemah: Naruiita Yusron. 2005. Cooperative Learning: Teori,Riset dan praktik. Bandung: Nusa Media.

Stacey, K. 2011. "The PISA View of Mathematical Literacy in Indonesia". IndoMS.J.M.E Vol. 2 No. 2 July 2011, pp.95-126.

Setiawan, Udin. 2001. Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: Universitas / Terbuka.Cet. Ke-I..

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif kualitatif dan R & D.Bandung: Alfabet.

Sudjana, Nana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: RosaKarya.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sumarno. 2007. Pengembangan Bahan Ajar. Modul Diklat Widyaiswara LembagaAdministrasi Negara: Jakarta.

Syaban, M. 2008. Menumbuhkan daya dan disposisi siswa SMA melalui pembelajaraninvestigasi, http://www.uai.no/no/content/download/2math

Tukiran. 2011. Model - Model Pembelajaran Inovatif. Bandung: Alfabeta.

Van Den Akker J. 1999. Principles and Methods of Development Research. J. van denAkker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), DesignApproaches and Tools in Education and Training (pp. 1-14). Dortrech: KluwerAcademic Publishers.

Wardhani, S. 2002. Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematka melaluiModel kooeratif Tipe Jigsaw.ht://www.ntedu.cinvestav.mx/adalira.pdf.

Page 97: PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DENGAN METODE INVESTIGASI KELOMPOK …digilib.unila.ac.id/58162/3/3. TESIS FULL TANPA BAB PEMBAHASAN.… · 1. SD Negeri 1 Translok Sp. 2 Lampung Barat, tamat

Wena, Made. 2011. Strategi pembelajaran Inovatif kontemporer. Bumi Aksara.

Yael, Sharanand Sholomo, Sharan. 1989. Group Investigation: ExpandsCooperative Learning (online). http://www.ascd.org/ASCD/pdfijournals/ed_lead/el_l 98912_sharan.pdf.

Yunairi, Novita. 2011. Penerapan Strategi TTW (Think-Talk-Write) sebagai upayameningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan disposisi matematis siswakelas VIII SMP N 5 Wates Kulonprogo

Zingaro, Daniel. 2008. Group Investigation: Theory and Practice, Canada: OntarioInstitute for Studies in Education (online). http://www.danielzingaro.com