pengembangan media buku pengayaan kolase pada … · pembelajaran seni budaya dan prakarya kelas iv...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN MEDIA BUKU PENGAYAAN KOLASE
PADA PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN PRAKARYA
KELAS IV SD KRAPYAK KOTA SEMARANG
SKRIPSI
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Windi Fitriani
1401413007
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
ii
iii
iv
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan.” (QS Al Insyiroh: 5-6)
“Bangkitlah sekali lagi setiap kali terjatuh, jadikan kegagalan sebagai proses
untuk lebih baik lagi.” (Windi Fitriani)
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah Swt. serta sholawat kepada Nabi
Muhammad Saw., skripsi ini peneliti persembahkan untuk kedua orang tua
(Bapak Mustolih dan Ibu Partimah) beserta keluaga dan Universitas Negeri
Semarang.
vi
PRAKATA
Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah Swt. atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi dengan judul “Pengembangan Media Buku Pengayaan Kolase
pada Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya Kelas IV SD Krapyak Kota
Semarang”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi
program S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
Kesuksesan dalam penyususunan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan dan dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan
terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk
menempuh studi di Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan izin penelitian.
3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
yang telah memberikan izin penelitian.
4. Dra. Yuyarti, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan, saran, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
5. Susilo Tri Widodo, M.Pd., M.H., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, saran, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Putri Yanuarita Sutikno, S.Pd., M.Sn., selaku Dosen Penguji Utama yang
telah memberikan masukan dan saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
7. Eny Anggorowati, S.Pd., selaku Kepala SD Krapyak Kota Semarang yang
telah memberikan izin peneliti untuk melaksanakan penelitian.
vii
8. Laili Hidayah, S.Pd., selaku guru kelas IV SD N Krapyak Kota Semarang
yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
9. Tiyas Suprapti, S.Pd., selaku kepala SD N Jatibarang 02 yang telah
memberikan izin peneliti untuk melaksanakan penelitian.
10. Nuryanto, S.Pd., selaku guru kelas IV SD N Jatibarang 02 yang telah
membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.
11. Guru, staff, dan peserta didik SD Krapyak Kota Semarang dan SD N
Jatibarang 02 yang telah bersedia bekerjasama dan membantu peneliti dalam
melaksanakan penelitian.
12. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa peneliti sebut satu-persatu.
Semoga bimbingan, dukungan, dan bantuan yang telah diberikan kepada
peneliti mendapatkan balasan dari Allah Swt. Peneliti berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Semarang, Agustus 2017
Peneliti
viii
ABSTRAK
Fitriani, Windi. 2017. Pengembangan Media Buku Pengayaan Kolase pada
Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya Kelas IV SD Krapyak Kota
Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I, Dra. Yuyarti,
M.Pd., Pembimbing II, Susilo Tri Widodo, S.Pd., M.H. 252
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) merupakan salah satu mata pelajaran
yang wajib diajarkan di Sekolah Dasar. Kenyataan di lapangan menunjukkan
pembelajaran SBdP belum berjalan maksimal, termasuk di SD Krapyak Kota
Semarang. Permasalahan pembelajaran di SD Krapyak Kota Semarang pada
materi kolase, ditunjukkan dari hasil belajar peserta didik yang belum memenuhi
KKM. Solusi yang diberikan dalam penelitian ini adalah mengembangkan media
buku pengayaan.
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development yang
dikembangkan Sugiyono, dimodifikasi menjadi delapan langkah. Tujuan
penelitian untuk mengembangkan, menguji kelayakan, dan menguji keefektifan
penggunaan buku pengayaan dalam pembelajaran. Subjek penelitian adalah guru
dan peserta didik SD Krapyak Kota Semarang.
Hasil penelitian, buku pengayaan mendapatkan penilaian sangat layak dari
ahli media, materi, bahasa, masing-masing sebesar 98,2%, 95%, 89,2% serta
penilaian cukup layak berdasarkan angket tanggapan peserta didik dalam uji skala
kecil dengan persentase 85%. Hasil uji keefektifan dengan uji t diperoleh
signifikansi 0,000 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
pretest dan posttest. Hasil uji peningkatan rata-rata pretest dan posttest yang
dihitung menggunakan Ngain adalah 0,64 termasuk kategori sedang. Hasil angket
tanggapan guru dan peserta didik memperoleh persentase 97,5% dan 94%,
termasuk kategori sangat efektif. Keefektifan penggunaan buku pengayaan dalam
pembelajaran juga didukung dari hasil unjuk karya peserta didik yang telah
memenuhi KKM dengan rata-rata klasikal 82,29.
Simpulan penelitian ini adalah buku pengayaan kolase layak dan efektif
digunakan sebagai media pembelajaran SBdP materi kolase pada peserta didik
kelas IV SD Krapyak Kota Semarang.
Kata kunci: buku pengayan, kolase, media
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ......................... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN ................................................................................ iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................................ v
PRAKATA ...........................................................................................................vi
ABSTRAK .........................................................................................................viii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR BAGAN.................................................................................................xv
DAFTAR DIAGRAM...........................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR ...... ....................................................................................xvii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................................. 6
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................................. 7
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................................. 7
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 8
1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 8
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan .............................................................. 9
BAB IIKAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 11
2.1 Kajian Teori ........................................................................................................ 11
2.1.1 Pengembangan .................................................................................................... 11
2.1.1.1 Pengertian Pengembangan .................................................................................. 11
2.1.1.2 Model Pengembangan ......................................................................................... 12
2.1. Hakikat Media Pembelajaran .............................................................................. 14
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran .......................................................................... 14
2.1.2.2 Landasan Penggunaan Media .............................................................................. 15
2.1.2.3 Manfaat Media Pembelajaran ............................................................................. 17
x
2.1.2.4 Klasifikasi Media Pembelajaran ......................................................................... 18
2.1.2.5 Kriteria Pemilihan Media .................................................................................... 19
2.1.3 Buku Pengayaan .................................................................................................. 20
2.1.3.1 Pengertian Buku Pengayaan ................................................................................ 20
2.1.3.2 Penyusunan Buku Pengayaan ............................................................................. 21
2.1.3.3 Penilaian Buku .................................................................................................... 27
2.1.3.4 Pengembangan Buku Pengayaan Kolase ............................................................ 30
2.1.4 Hakikat Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) ........................................................ 33
2.1.4.1 Pengertian Seni Budaya dan Prakarya (SBdP).................................................... 33
2.1.4.2 Fungsi, Tujuan, dan Peran Mata Pelajaran SBdP ............................................... 34
2.1.4.3 Ruang Lingkup Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) ............................ 35
2.1.5 Kolase ................................................................................................................. 35
2.1.5.1 Pengertian Kolase ............................................................................................... 35
2.1.5.2 Jenis-jenis Kolase ................................................................................................ 36
2.1.5.3 Unsur Dasar Kolase ............................................................................................ 37
2.1.5.4 Prinsip Kolase ..................................................................................................... 38
2.2 Kerangka teori ..................................................................................................... 40
2.3 Kajian Empiris .................................................................................................... 43
2.4 Kerangka Berpikir ............................................................................................... 50
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 52
3.1 Desain Penelitian ................................................................................................ 52
3.2 Posedur Penelitian ............................................................................................... 53
3.3 Sumber Data dan Subjek Penelitian .................................................................... 57
3.3.4 Sumber Data Keefektifan Buku Pengayaan ........................................................ 58
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 58
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 58
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................. 60
3.5 Uji Keabsahan ..................................................................................................... 62
3.5.1 Uji Validitas ........................................................................................................ 62
3.5.2 Uji Reliabilitas .................................................................................................... 64
3.5.3 Taraf Kesukaran ................................................................................................. 66
3.5.4 Daya Beda ........................................................................................................... 67
3.6 Teknik Analisis Data .......................................................................................... 69
xi
3.6.1 Analisis Data Awal ............................................................................................. 69
3.6.2 Analisis Data Produk .......................................................................................... 70
3.6.3 Analisis Data Akhir ............................................................................................. 71
3.6.3.1 Uji t ..................................................................................................................... 71
3.6.3.2 Uji Peningkatan Rata-rata ................................................................................... 72
3.6.3.3 Analisis Tanggapan Guru dan Peserta Didik ...................................................... 73
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 74
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................................... 74
4.1.1 Desain Pengembangan Media Buku Pengayaan ................................................. 74
4.1.1.1 Hasil Analisis Angket Kebutuhan ....................................................................... 74
4.1.1.1.1 Hasil Angket Kebutuhan Guru ........................................................................... 74
4.1.1.1.2 Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik ............................................................. 78
4.1.1.2 Rancangan Desain Media Buku Pengayaan Kolase ............................................ 82
4.1.1.3 Implementasi Rancangan Desain Media Buku Pengayaan Kolase ..................... 86
4.1.2 Kelayakan Media Buku Pengayaan .................................................................... 89
4.1.2.1 Penilaian Ahli Media .......................................................................................... 90
4.1.2.2 Penilaian Ahli Materi .......................................................................................... 91
4.1.2.3 Penilaian Ahli Bahasa ......................................................................................... 93
4.1.2.4 Rekapitusai Hasil Penilaian Ahli Media, Materi, dan Bahasa terhadap Media
Buku Pengayaan Kolase ....................................................................................... 94
4.1.2.5 Hasil Angket Tanggapan Peserta Didik terhadap Media Buku Pengayaan
Kolase....................................................................................................................95
4.1.2.6 Saran Perbaikan secara Umum terhadap Prototype Media Buku Pengayaan
Kolase....................................................................................................................96
4.1.3 Keefektifan Media Buku Pengayaan Kolase..................................................... 111
4.1.3.1 Hasil Uji Normalitas ......................................................................................... 111
4.1.3.2 Hasil Uji t .......................................................................................................... 112
4.1.3.3 Hasil Uji Peningkatan Rata-rata ........................................................................ 112
4.1.3.4 Hasil Unjuk Karya Membuat Kolase ................................................................ 113
4.1.3.5 Hasil Analisis Angket Tanggapan ..................................................................... 114
4.1.3.5.1 Hasil Analisis Angket Tanggapan Guru .......................................................... 114
4.1.3.5.2 Hasil Analisis Angket Tanggapan Peserta Didik ............................................. 115
4.2 Pembahasan ....................................................................................................... 117
xii
4.2.1 Pemaknaan Hasil Penelitian .............................................................................. 117
4.2.1.1 Pengembangan Media Buku Pengayaan Kolase ............................................... 117
4.2.1.2 Kelayakan Media Buku Pengayaan Kolase ...................................................... 119
4.2.1.3 Keefektifan Pembelajaran SBdP Menggunakan Media Buku Pengayaan
Kolase...............................................................................................................124
4.3.1.3.1 Analisis Hasil Pretest-Posttest ......................................................................... 124
4.3.2.3.2 Analisis Hasil Tanggapan Guru dan Peserta Didik .......................................... 126
4.2.2 Implikasi Hasil Penelitian ................................................................................. 127
4.2.2.1 Implikasi Teoritis .............................................................................................. 127
4.2.2.2 Implikasi Praktis ................................................................................................ 128
4.2.2.3 Implikasi Pedagogis ........................................................................................... 128
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 129
5.1 Simpulan ........................................................................................................... 129
5.2 Saran ................................................................................................................. 130
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 131
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Persentase Kemampuan Daya Serap Manusia dari Penggunaan Indera 16
Tabel 2.2 Ukuran dan Bentuk Buku Teks Pelajaran ............................................. 24
Tabel 2.3 Ukuran Huruf dan Bentuk Huruf Buku................................................. 25
Tabel 2.4 Perbandingan Ilustrasi dan Teks dalam Buku ....................................... 26
Tabel 2.5 Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Kolase ................................... 30
Tabel 3.1 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ............................................ 62
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Instrumen ............................................................... 64
Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Reliabilitas ......................................................... 65
Tabel 3.4 Indeks Kesukaran .................................................................................. 66
Tabel 3.5 Hasil Uji Taraf Kesukaran .................................................................... 67
Tabel 3.6 Indeks Diskriminasi .............................................................................. 68
Tabel 3.7 Hasil Uji Beda Soal ............................................................................... 69
Tabel 3.8 Kriteria Penilaian Kelayaka Ahli .......................................................... 70
Tabel 3.9 Kriteria Peningkatan Hasil Belajar ....................................................... 73
Tabel 3.10 Kriteria Penilaian Tanggapan Guru dan Peserta Didik ....................... 73
Tabel 4.1 Rekapitulasi Angket Kebutuhan Guru terhadap Media Buku Pengayaan
Kolase...............................................................................................75
Tabel 4.2 Rekapitulasi Angket Kebutuhan Peserta Didik terhadap Buku
Pengayaan Kolase ............................................................................ 78
Tabel 4.3 Hasil Angket Penilaian Ahli Media terhadap Buku Pengayaan Kolase 90
Tabel 4.4 Hasil Angket Penilaian Ahli Materi terhadap Buku Pengayaan Kolase 92
Tabel 4.5 Hasil Angket Penilaian Ahli Bahasa terhadap Buku Pengayaan Kolase
......................................................................................................... 93
Tabel 4.6 Rekapitulasi Penilaian Ahli Media, Materi, dan Bahasa ...................... 94
Tabel 4.7 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Peserta Didik pada Uji Skala
Kecil..................................................................................................95
Tabel 4.8 Saran dan Perbaikan secara Umum terhadap Prototype Media Buku
Pengayaan Kolase ............................................................................ 97
Tabel 4.9 Penyederhanaan Penggunaan Bahasa dalam Materi ........................... 106
Tabel 4.10 Uji Normalitas Pretest Kelas IV SD Krapyak Kota Semarang ........ 111
xiv
Tabel 4.11 Uji Normalitas Posttest Kelas IV SD Krapyak Kota Semarang ....... 112
Tabel 4.12 Hasil t-test ......................................................................................... 112
Tabel 4.13 Hasil Pretest dan Posttest Peserta Didik ........................................... 113
Tabel 4.14 Hasil Ngain.......................................................................................... 113
Tabel 4.15 Hasil Unjuk Karya ............................................................................ 113
Tabel 4.16 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Guru pada Uji Skala Besar .. 114
Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Angket Tanggapan Peserta Didik pada Uji Skala
Besar...............................................................................................116
Tabel 4.18 KD, Indikator, dan Tujuan ................................................................ 121
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerangka Teoritis.............................................................................. 43
Bagan 2.2 Fishbone Kerangka Berpikir ............................................................. 51
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Sugiyono ............. 52
Bagan 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan Media Buku Pengayaan
Kolase ..............................................................................................56
xvi
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Persentase Kelayakan Media Buku Pengayaan Kolase ................... 94
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Dale ................................................................. 16
Gambar 2.2 Kolase Dua Dimensi “Rumahku yang Asri” ..................................... 40
Gambar 2.3 Kolase Dua Dimensi “Pak Telur” ..................................................... 40
Gambar 2.4 Kolase Tiga Dimensi pada Tempat Pensil ........................................ 41
Gambar 2.5 Boneka Kolase Tiga Dimensi ............................................................ 41
Gambar 2.6 Kolase pada Pigura ............................................................................ 42
Gambar 4.1 Rancangan Desain Sampul Depan .................................................... 83
Gambar 4.2 Rancangan Desain Sampul Belakang ................................................ 84
Gambar 4.3 Rancangan Desain Tampilan Isi ........................................................ 85
Gambar 4.4 Desain Sampul Depan ....................................................................... 86
Gambar 4.5 Desain Sampul Belakang .................................................................. 87
Gambar 4.6 Desain Tampilan Isi .......................................................................... 88
Gambar 4.7 Sampul Depan sebelum Revisi .......................................................... 98
Gambar 4.8 Sampul Depan setelah Revisi ............................................................ 99
Gambar 4.9 Ukuran Gambar sebelum Revisi ..................................................... 100
Gambar 4.10 Ukuran Gambar setelah Revisi ...................................................... 101
Gambar 4.13 Keterangan Gambar sebelum Revisi ............................................. 104
Gambar 4.14 Keterangan Gambar setelah Revisi ............................................... 105
Gambar 4.15 Format Profil Penulis sebelum Revisi ........................................... 107
Gambar 4.16 Format Profil Penulis setelah Revis .............................................. 108
Gambar 4.17 Format Daftar Pustaka sebelum Revisi ......................................... 109
Gambar 4.18 Format Daftar Pustaka setelah Revisi ........................................... 110
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rekapitulasi Hasil Wawancara ........................................................ 135
Lampiran 2 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Guru .................................................. 138
Lampiran 3 Angket Kebutuhan Guru .................................................................. 139
Lampiran 4 Hasil Angket Kebutuhan Guru ........................................................ 143
Lampiran 5 Kisi-Kisi Angket Kebutuhan Peserta Didik .................................... 146
Lampiran 6 Angket Kebutuhan Peserta Didik .................................................... 147
Lampiran 7 Hasil Angket Kebutuhan Peserta Didik ........................................... 150
Lampiran 8 Kisi-Kisi Angket Penilaian Ahli Media........................................... 153
Lampiran 9 Angket Penilaian Ahli Media .......................................................... 154
Lampiran 10 Hasil Angket Penilaian Ahli Media ............................................... 159
Lampiran 11 Kisi-Kisi Angket Penilaian Ahli Materi ........................................ 162
Lampiran 12 Angket Penilaian Ahli Materi ........................................................ 163
Lampiran 13 Hasil Angket Penilaian Ahli Materi .............................................. 167
Lampiran 14 Kisi-Kisi Angket Penilaian Ahli Bahasa ....................................... 169
Lampiran 15 Angket Penilaian Ahli Bahasa ....................................................... 170
Lampiran 16 Hasil Angket Penilaian Ahli Bahasa ............................................. 173
Lampiran 17 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Guru ................................................ 175
Lampiran 18 Angket Tanggapan Guru ............................................................... 176
Lampiran 19 Hasil Angket Tanggapan Guru ...................................................... 178
Lampiran 20 Kisi-Kisi Angket Tanggapan Peserta Didik .................................. 179
Lampiran 21 Angket Tanggapan Peserta Didik .................................................. 180
Lampiran 22 Hasil Angket Tanggapan Peserta Didik Uji Skala Kecil ............... 182
Lampiran 23 Hasil Angket Tanggapan Peserta Didik Uji Skala Besar .............. 183
Lampiran 24 Silabus ........................................................................................... 184
Lampiran 25 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 187
Lampiran 26 Soal Uji Coba................................................................................. 211
Lampiran 27 Kunci Jawaban ............................................................................... 216
Lampiran 28 Hasil Soal Uji Coba ....................................................................... 217
Lampiran 29 Validitas Dan Daya Beda Instrumen ............................................. 220
xix
Lampiran 30 Reliabilitas Instrumen .................................................................... 223
Lampiran 31 Taraf Kesukaran Soal .................................................................... 224
Lampiran 32 Soal Pretest-Posttest ...................................................................... 225
Lampiran 33 Kunci Jawaban Soal Pretest-Posttest ............................................ 228
Lampiran 34 Hasil Pretest .................................................................................. 229
Lampiran 35 Hasil Posttest ................................................................................. 230
Lampiran 36 Rekapitulasi Hasil Pretest-Posttest ............................................... 231
Lampiran 37 Hasil Uji Normalitas Pretest-Posttest ........................................... 232
Lampiran 38 Hasil T-Test ................................................................................... 234
Lampiran 39 Hasil Ngain ...................................................................................... 234
Lampiran 40 Rubrik Penilaian Unjuk Kerja ....................................................... 235
Lampiran 41 Hasil Rubrik Penilaian Unjuk Kerja .............................................. 236
Lampiran 42 Rekapitulasi Hasil Penilaian Unjuk Kerja ..................................... 237
Lampiran 43 Lembar Validasi Instrumen ........................................................... 239
Lampiran 44 Surat Izin Validator Ahli ............................................................... 240
Lampiran 45 Surat Izin Penelitian....................................................................... 243
Lampiran 46 Surat Keterangan Uji Coba Instrumen........................................... 244
Lampiran 47 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................. 245
Lampiran 48 Surat Keterangan Kurikulum ......................................................... 247
Lampiran 49 Dokumentasi Penelilitian ............................................................... 248
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Upaya pembangunan karakter suatu bangsa tidak terlepas dari
pemberdayaan nilai budaya masyarakat bangsa itu sendiri. Pemberdayaan nilai-
nilai budaya salah satunya ditempuh melalui pendidikan, khususnya pendidikan
seni danbudaya. Undang-undang RI Nomor 20 Pasal 1 tahun 2003 mengartikan:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan masyarakat, bangsa, dan negara.
Sementara itu, tujuan pendidikan nasional seperti tercantum dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 adalahberkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Seni Budaya dan Prakarya (SBdP) merupakan salah satu muatan yang
diajarkan di Sekolah Dasar, diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Pasal
77Itahun 2013,Kurikulum Pendidikan Dasar wajib memuat: (a) Pendidikan
Agama, (b) Pendidikan Kewarganegaraan, (c) Bahasa, (d) Matematika, (e) Ilmu
Pengetahuan Alam, (f) Ilmu Pengetahuan Sosial, (g) Seni Budaya, (h) Pendidikan
Jasmani dan Olahraga, (i) Keterampilan/ Kejuruan, dan (j) Muatan Lokal.
2
Soehardjo (dalam Sobandi, 2008: 44) pendidikan seni merupakan usaha
sadar untuk mempersiapkan peserta didik melalui bimbingan, pengajaran atau
latihan agar menguasai kemampuan kesenian sesuai perannya. Susanto (2013:
266) pendidikan seni budaya bertujuan mengembangkan kemampuan berkreasi,
peka berkesenian, serta kemampuan berkarya dan berapresiasi.Pendidikan seni di
SD diutamakan pada pembentukan kesadaran estetis terhadap diri dan
lingkungannya melalui aktivitas seni yang ekspresif dan kreatif.
Setiawan (2017: 4) menyebutkan ruang lingkup pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP) meliputi: seni rupa, seni musik, seni tari, seni
drama, dan keterampilan berkarya yang berorientasi pada kebudayaan lokal.
Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SD bukan sekadar upaya transformasi
pengetahuan seni dan budaya, tetapi lebih pada pengembangan sikap secara aktif,
kritis, dan kreatif. Pembelajaran sebaiknya berorientasi pada kebutuhan peserta
didik, sedangkan guru berperan sebagai pembimbing dan fasilitator mencapai
tujuan. Kegiatan pembelajaran, termasuk pembelajaran seni, dilakukan dengan
melibatkan berbagai komponen. Peserta didik melakukan kegiatan belajar secara
aktif, menggali potensi yang dimiliki dengan memanfaatkan berbagai sumber
belajar secara optimal, meliputi: guru, buku sumber, maupun lingkungan. Selain
sumber belajar, diperlukan media untuk mempermudah menyampaikan materi
kepada peserta didik.
Media merupakan salah satu komponen yang penting, mengingat
pembelajaran merupakan proses komunikasi yang berlangsung dalam suatu
sistem. Tanpa media, pembelajaran sebagai proses komunikasi tidak akan
3
berlangsung optimal. Media yang umum digunakan guru dan peserta didik adalah
buku, yang termasuk dalam kategori media cetak. Sitepu (2015: 13) buku
merupakan informasi tercetak di atas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan(1)
berisi informasi, (2) informasi itu ditampilkan dalam wujud cetakan, (3) media
yang digunakan adalah kertas, dan (4) lembaran-lembaran kertas dijilid dalam satu
kesatuan. Disimpulkan buku merupakan kumpulan kertas berisi informasi,
tercetak, disusun secara sistematis, dijilid, bagian luarnya diberi pelindung terbuat
dari kertas tebal, karton, atau bahan lain. Prastowo (2015: 17-42) buku merupakan
salah satu bahan ajar cetak. Bahan ajar diartikan segala bahan yang disusun
sistematis, menampilkan sosok utuh kompetensi yang dikuasai peserta didik,
digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan
penelaahan implementasi pembelajaran.
Guru SD terdiri atas guru kelas yang mengajar semua mata pelajaran dan
guru yang telah disiapkan dengan kompetensi khusus pada mata pelajaran
tertentu, yaitu agama dan Penjasorkes. Sementara Seni Budaya dan Prakarya,
sekolah tidak difasilitasi guru khusus mata pelajaran tersebut. Berdasarkan SKGK
yang dikeluarkan Dikti, kompetensi guru kelas mencakup lima mata pelajaran,
yaitu: Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn. Hal ini menyebabkan
guru kelas di SD kurang menguasai teori dan praktik mata pelajaran Seni Budaya
dan Prakarya, sehingga pembelajaran tidak berjalan maksimal.
Belum maksimalnya pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya juga terjadi
di SD Krapyak Semarang. Berdasarkan hasil prapenelitian yang dilakukan tanggal
9 Januari 2017 di SD Krapyak Kota Semarang,diperoleh data dokumentasi nilai
4
Seni Budaya dan Prakarya belum mencapai KKM pada dua kompetensi dasar.
Kompetensi Dasar tersebut adalah kompetensi dasar 3.4 Memahami karya seni
rupa teknik tempel dengan rata-rata klasikal 73 dan persentase ketuntasan 40%;
dan kompetensi dasar 4.4 Membuat karya kolase, montase, aplikasi, dan mozaik,
dengan rata-rata klasikal 73,9 dan persentase ketuntasan 42,3%. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru kelas IV, diperoleh informasi guru kurang menguasai
materi SBdP karena tidak memiliki kompetensi khusus di bidang seni; kurang
optimalnya pemanfaatan perpustakaan sebagai penyedia buku pendukung
pembelajaran, koleksi buku-buku di perpustakaan tidak lengkap; belum
optimalnya penggunaan media, dibuktikan guru jarang menggunakan media
dalam pembelajaran. Tidak tersedianya media berupa buku di SD Krapyak yang
secara khusus berisi materi mengenai seni khususnya seni kolase, guru hanya
berpedoman pada buku guru; kurangnya kreativitas guru dan peserta didik, karena
karya seni yang dibuat dalam satu kelas hampir sama.
Berdasarkan permasalahan, solusi yang diberikan melalui penelitian
adalah mengembangkan media pembelajaran yang menarik, praktis, dan mudah
dipelajari. Media yang dimaksud adalah bahan ajar berupa buku pengayaan yang
befungsi memperkaya wawasan, pengalaman, dan pengetahuan pembacanya.
Pusat Perbukuan (2008: 12) buku pengayaan adalah buku yang digunakan sebagai
rujukan standar pada mata pelajaran tertentu dengan sumber materi ajar berupa
referensi buku mapel yang disusun sistematis, sederhana, disertai petunjuk
pembelajaran, serta dapat meningkatkan , mengembangkan, dan memperkaya
kemampuan peserta didik. Buku pengayaan yang dikembangkan dalam penelitian
5
ini memuat materi kolase, meliputi pengertian kolase, jenis, alat bahan,
sertalangkah pembuatan kolase.
Penelitian yang mendukung digunakannya buku pengayaan dalam
pembelajaran adalah penelitian Agus Riyanto tahun 2013 “Pengembangan Buku
Pengayaan Keterampilan Membaca Bahasa Indonesia yang Bermuatan Nilai
Kewirausahaan”. Penelitian ini menggunakan metode Research and Development
(R&D) dari Borg dan Gall, terdiri atas sepuluh tahap yang dimodifikasi menjadi
enam tahap. Hasil angket pada 82 subjek penelitian menunjukkan persentase
kebutuhan peserta didik terhadap buku pengayaan mencapai 28,77% yang
termasuk dalam kategori diperlukan. Hasil uji efektifitas penggunaan buku
menunjukkan adanya keberhasilan penanaman nilai kewirausahaan dengan
indikasi meningkatkan motivasi, antusias, dan minat belajar peserta didik.
Diperkuat oleh penelitian Ana Rediati tahun 2015 “Pengembangan Buku
Pengayaan Cara Menulis Teks Penjelasan Bermuatan Nilai Budaya Lokal untuk
Peserta Didik Kelas V Sekolah Dasar”. Penelitian ini menggunakan
metodeResearch andDevelopment (R&D) yang dikemukakan Borg dan Gall
dengan tiga kategori sumber data, meliputi sumber data analisis kebutuhan
terhadap buku pengayaan, sumber data validasi produk, dan sumber data
keefektifan buku pengayaan. Hasil penelitian menujukkan terdapat perbedaan
signifikan antara rata-rata nilai peserta didik sebelum dan setelah pembelajaran
menggunakan buku pengayaan, yaitu berdasarkan harga uji t sebesar 10,242
dengan tingkat signifikansi 0,000 dan derajat kebebasan (df)=29 dengan taraf
kepercayaan 95%.
6
Teori dan hasil penelitian yang telah dipaparkan mengenai efektivitas
penggunaan buku pengayaan dalam pembelajaran, dijadikan pertimbangan
peneliti dalam memberikan solusi permasalahan pembelajaran Seni Budaya dan
Prakarya di kelas IV SD Krapyak Kota Semarang, melalui pengembangan buku
pengayaan kolase. Peneliti melakukan kajian permasalahan menggunakan metode
Research and Development (R&D) dengan judul “Pengembangan Media Buku
Pengayaan Kolase pada Pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya Kelas IV SD
Krapyak Kota Semarang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil prapenelitian yang dilakukan di SD Krapyak Kota
Semarang, teridentifikasi permasalahan sebagai berikut.
1.2.1 Latar belakang pendidikan guru yang tidak memiliki kompetensi khusus
di bidang seni, sehingga kurang menguasai materi SBdP.
1.2.2 Kurang optimalnya pemanfaatan perpustakaan sebagai penyedia buku
pendukung pembelajaran, koleksi buku-buku di perpustakaan tidak
lengkap, termasuk buku SBdP materi kolase
1.2.3 Belum optimalnya penggunaan media, dibuktikan guru jarang
menggunakan media dalam pembelajaran. Di SD Krapyak tidak tersedia
media berupa buku yang secara khusus berisi materi mengenai karya
seni, khususnya seni kolase, guru hanya berpedoman pada buku guru.
1.2.4 Kurangnya kreativitas guru dan peserta didik, karya seni yang dibuat
dalam satu kelas hampir sama.
7
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan beberapa identifikasi masalah yang telah dikemukakan,
peneliti membatasi pada permasalahan tidak tersedianya media buku di SD
Krapyak Kota Semarang yang secara khusus berisi materi mengenai karya seni
kolase. Permasalahan ini perlu segera diselesaikan karena di antara mata pelajaran
yang diajarkan di SD Krapyak Kota Semarang, hanya mata pelajaran SBdP yang
tidak memiliki buku pendamping khusus. Oleh karena itu, peneliti memberikan
solusi dengan mengembangkan media berupa buku pengayaan yang disesuaikan
dengan permasalahan tersebut.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dirumuskan permasalahan penelitian sebagai
berikut.
1.4.1 Bagaimanakah desain pengembangan media buku pengayaan kolase pada
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya kelas IV SD Krapyak Kota
Semarang?
1.4.2 Apakah bukupengayaan kolase layak digunakan sebagai media
pembelajaran di kelas IV SD Krapyak Kota Semarang?
1.4.3 Apakah media buku pengayaan kolase efektif digunakan dalam
pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya di kelas IV SD Krapyak Kota
Semarang?
8
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan:
1.5.1 Mengembangkan desain media buku pengayaan kolase kelas IV SD
Krapyak Kota Semarang.
1.5.2 Menguji kelayakan desain media buku pengayaan kolase kelas IV SD
Krapyak Kota Semarang.
1.5.3 Menguji keefektifan media buku pengayaan kolase dalam pembelajaran
Seni Budaya dan Prakarya di kelas IV SD Krapyak Kota Semarang.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi ilmu di
bidang pendidikan, khususnya dalam pengembangan media pembelajaran Seni
Budaya dan Prakarya materi membuat kolase, serta mendukung kegiatan
penelitian selanjutnya.
1.6.2 Manfaat Praktis
1.6.2.1 Bagi Peserta Didik
Pengembangan media buku pengayaan ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan peserta didik dalam berkarya seni kolase.
1.6.2.2 Bagi Guru
Guru dapat menjadikan buku pengayaan ini sebagai media pembelajaran
untuk mempermudah menyampaikan materi kepada peserta didik.
9
1.6.2.3 Bagi Sekolah
Mendorong sekolah untuk senantiasa meningkatkan kualitas
pembelajaran dengan selalu memerhatikan ketersediaan media yang
menunjang keberhasilan pembelajaran.
1.6.2.4 Bagi Peneliti
Menambah wawasan mengenai pengembangan media yang disesuaikan
dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik dalam pembelajaran.
1.7 Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan merupakan media cetak berbentuk buku,
berisi materi kolase pada pembelajaran Seni Budaya dan Prakarya kelas IV SD.
Sesuai jenisnya, buku pengayaan merupakan buku pendamping yang berfungsi
sebagai bahan pengayaan untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan peserta
didik. Pengembangan buku ini disesuaikan dengan KD yang telah ditetapkan
untuk kelas IV. Desain buku menarik, disertai gambar dan ilustrasi “Ola” yang
menjadi ciri khas, sehingga dapat menambah minat peserta didik untuk
mempelajarinya. Penggunaan bahasa disesuaikan tingkat perkembangan peserta
didik, sehingga materi yang disajikan lebih mudah dipahami.
Berikut rincian profil media buku pengayaan:
1. Judul buku : Kreatif Berkarya Seni Kolase
2. Fisik buku
bentuk : persegi panjang
ukuran : 14,8 x 21 cm (A5)
jumlah halaman : 46 halaman
10
jenis kertas : Ivory (pada sampul) dan HVS 100 gram (isi buku)
3. Konten/ isi buku
Media buku pengayaan terdiri atas sampul depan, prakata, daftar isi, materi,
langkah pembuatan karya seni kolase, soal, daftar pustaka, pemetaan
kompetensi dasar dan indikator, profil penulis, dansampul belakang.
Pengembangan media buku pengayaan “Kreatif Berkarya Seni Kolase”
didasarkan pada hasil analisis kebutuhan guru dan peserta didik, sehingga media
yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan dapat mengatasi permasalahan
yang ada.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Pengembangan
2.1.1.1 Pengertian Pengembangan
Pengembangan dalam konteks penelitian merupakan salah satu jenis
metode untuk menghasilkan dan menguji keefektifan suatu produk. Sugiyono
(2015: 5-28) mengartikan pengembangan sebagai berikut.
Mengembangkan berarti memperdalam, memperluas, dan
menyempurnakan pengetahuan, teori, tindakan dan produk yang telah
ada, sehingga menjadi lebih efektif dan efisien. Mengembangkan produk
dalam arti yang luas dapat berupa memperbarui produk yang telah ada
(sehingga menjadi lebih praktis, efektif, dan efisien) atau menciptakan
produk baru (yang sebelumnya belum pernah ada).
Menurut Borg and Gall (Sugiyono, 2015: 28) penelitian dan
pengembangan merupakan proses/ metode yang digunakan untuk memvalidasi
dan mengembangkan produk. Produk-produk pendidikan yang dikembangkan
seperti kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode
mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, kompetensi tenaga kependidikan,
sistem evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas untuk model
pembelajaran tertentu, unit produksi, manajemen, sistem pembinaan pegawai,
sistem panggajian, dll. Produk yang dihasilkan melalui penelitian dan
pengembangan bidang pendidikan diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak, berkualitas, dan relevan dengan
kebutuhan.
12
2.1.1.2 Model Pengembangan
Beberapa model penelitian dan pengembangan yang dikemukakan para
ahli (Sugiyono, 2015: 35-38), antara lain:
a. Borg dan Gall
Borg and Gall mengemukakan sepuluh langkah dalam penelitian
pengembangan:
a) research and information collecting/ penelitian dan pengumpulan
informasi, meliputi analisis kebutuhan, review literatur, penelitian dalam
skala kecil, dan persiapan membuat laporan terkini;
b) planning/ perencanaan, meliputi pendefinisian keterampilan yang harus
dipelajari, perumusan tujuan, penentuan urutan pembelajaran, dan uji coba
kelayakan dalam skala kecil;
c) develop preliminary form a product/ mengembangkan produk awal,
meliputi penyiapan materi pembelajaran, prosedur/ penyusunan buku
pegangan, dan instrumen evaluasi;
d) preliminary field testing/ pengujian lapangan awal, dilakukan pada 1 s.d. 3
sekolah, menggunakan 6 s.d. 12 subjek melalui wawancara, observasi, dan
kuesioner;
e) main product revision/ revisi utama produk berdasarkan saran pada uji
coba;
f) main field testing/ uji coba lapangan utama pada 5 s.d. 15 sekolah dengan
30-100 subjek, kemudian dilakukan analisis kuantitatif tentang
performance subjek sebelum dan setelah pelatihan;
13
g) operational product revision/ revisi produk yang siap dioperasionalkan
berdasar saran dari uji coba;
h) operational field testing/ uji lapangan operasional pada 10 s.d. 30 sekolah
dengan 40 s.d. 400 subjek. Data wawancara, observasi, dan kuesioner
dikumpulkan dan dianalisis;
i) final product revision/ revisi produk akhir, berdasarkan saran dari uji
lapangan;
j) dissemination and implementation/ mendesiminasikan dan
mengimplementasikan produk, meliputi kegiatan membuat laporan
mengenai produk pada pertemuan profesional dan jurnal, bekerjasama
dengan penerbit untuk melakukan distribusi secara komersial, dan
memonitor produk yang telah didistribusikan.
b. Thiagaran
Penelitian dan pengembangan yang dikemukakan Thiagaran memiliki empat
langkah yang disingkat 4D (Define, Design, Development, and Dissemination).
a) define/ pendefinisian, berisi kegiatan untuk menetapkan produk apa yang
akan dikembangkan beserta spesifikasinya;
b) design/ perancangan, berisi kegiatan membuat rancangan terhadap produk
yang telah ditetapkan;
c) development/ pengembangan, berisi kegiatan membuat rancangan menjadi
produk dan menguji vaiditas produk secara berulang-ulang hingga
dihasilkan produk sesuai spesifikasi yang ditentukan;
14
d) dissemination/ diseminasi berisi kegiatan menyebaruaskan produk yang
telah teruji untuk dimanfaatkan orang lain.
c. Sugiyono
Sugiyono mengemukakan sepuluh langkah dalam penelitian dan
pengembangan, meliputi: (1) potensi dan masalah; (2) pengumpulan data; (3)
desain produk; (4) validasi desain; (5) revisi desain; (6) uji coba produk; (7)
revisi produk; (8) uji coba pemakaian; (9) revisi produk; dan (10) produksi
massal.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli, disimpukan penelitian dan
pengembangan intinya memiliki empat prinsip utama yaitu meneliti, merancang,
memproduksi, dan menguji. Penelitian ini menggunakan model pengembangan
Sugiyono yang dimodifikasi menjadi delapan langkah disesuaikan kebutuhan,
dikombinasikan dengan model Borg and Gall untuk menentukan banyaknya
subjek yang diperlukan untuk pengujian skala kecil dan besar. Produk yang
dikembangkan adalah media pembelajaran berupa buku pengayaan.
2.1. Hakikat Media Pembelajaran
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah alat yang digunakan untuk mempermudah menyampaikan
pesan. Hamdani (2011: 243) media berarti perantara atau pengantar, yaitu
perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.
Daryanto (2015: 4) mengartikan media sebagai sarana perantara dalam proses
pembelajaran. Lebih lanjut, Cholid (2015: 10) media adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menjelaskan konsep pembelajaran dari materi yang bersifat
15
abstrak menjadi nyata sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat peserta didik dalam proses pembelajaran. Penggunaan media secara
kreatif akan memungkinkan peserta didik belajar lebih baik dan meningkatkan
performan mereka sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli, disimpulkan media adalah segala
sesuatu yang dijadikan perantara untuk mempermudah penyampaian pesan dari
guru kepada peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan.
2.1.2.2 Landasan Penggunaan Media
Daryanto (2015: 12-16) terdapat empat landasan penggunaan media
pembelajaran, meliputi:
a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis berkaitan dengan cara pandang guru terhadap peserta didik
yang memiliki kepribadian, harga diri, motivasi, dan kemampuan pribadi yang
beaneka ragam, sehingga penggunaan media pembelajaran tetap dilakukan
dengan pendekatan yang humanis.
b. Landasan Psikologis
Kajian psikologi menyatakan bahwa anak akan lebih mudah mempelajari hal
yang konkret daripada yang abstrak. Salah satu ahli yang mengungkapkan
jenjang konkret-abstrak adalah Edgar Dale, ditunjukkan dengan bagan kerucut
pengalaman (cone of experience).
16
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Dale
Selain itu, terdapat tingkatan persentase kemampuan daya serap manusia
berdasarkan alat indera, ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Persentase Kemampuan Daya Serap Manusia
dari Penggunaan Indera
Indera Persentase
Penglihatan 82%
Pendengaran 11%
Perabaan 3,5%
Pencecapan 2,5%
Penciuman 1%
c. Landasan Teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktik perancangan, pengembangan,
penerapan, pengelolaan, serta penilaian proses dan sumber belajar. Teknologi
pembelajaran merupakan proses kompleks dan terpadu yang melibatkan orang,
prosedur, ide, peralatan, dan organisasi untuk menganalisis masalah, mencari
cara pemecahan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan
masalah-masalah dalam kegiatan belajar yang memiliki tujuan.
17
d. Landasan Empiris
Landasan empiris berkaitan dengan temuan penelitian yang menunjukkan
adanya interaksi antara penggunaan media pembelajaran dan karakteristik
belajar peserta didik dalam menentukan hasil belajar. Peserta didik akan
memperoleh hasil belajar yang baik apabila menggunakan media yang tepat
sesuai karakteristik dan gaya belajarnya.
2.1.2.3 Manfaat Media Pembelajaran
Belajar mengajar merupakan proses komunikasi penyampaian pesan,
baik verbal maupun nonverbal dari pengantar ke penerima untuk ditafsirkan,
salah satunya menggunakan media.
Daryanto (2015: 5) mengemukakan manfaat media sebagai berikut.
a. memperjelas pesan agar tidak verbalistis;
b. mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan daya indera;
c. menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik
dan sumber belajar;
d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai bakat dan kemampuan visual,
auditori, dan kinestetiknya;
e. memberi rangsangan, pengalaman, dan persepsi yang sama;
f. menyalurkan pesan sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan peserta didik.
Berdasarkan uraian, disimpulkan manfaat media adalah memungkinkan
terjadinya pembelajaran secara mandiri, meningkatkan gairah belajar, mengatasi
18
keterbatasan ruang, waktu, dan pancaindera, serta sebagai perantara untuk
menyamakan persepsi sehingga dapat memperjelas pesan.
2.1.2.4 Klasifikasi Media Pembelajaran
Gagne dalam Daryanto (2015: 17) media diklasifikasi menjadi menjadi
tujuh, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak,
gambar diam, gambar bergerak, film bersuara, dan mesin belajar.
Sedangkan pengelompokkan media menurut Kemp dan Dayton dalam
Arsyad (2014: 37) adalah:
a. media cetak yang dapat memberikan informasi tertulis antara lain buku teks,
pamflet, koran;
b. media pajang, seperti papan tulis, papan diagram, papan magnet, papan kain,
mading, dan pameran;
c. overhead transparancies (OHP). Transparansi yang diproyeksikan dapat
berupa huruf, lambang, gambar, grafik, atau kombinasinya;
d. rekaman audiotape berisi pesan yang dapat didengar sesuai kebutuhan;
e. seri slide dan filmstrips, penyajian multi-image, rekaman video dan film hidup;
f. komputer.
Pemahaman atas klasifikasi media akan mempermudah guru dalam
memilih media yang tepat saat merencanakan pembelajaran untuk mencapai
tujuan. Pemilihan media yang disesuaikan dengan tujuan, materi, serta
kemampuan dan karakteristik pebelajar akan menunjang efisiensi serta efektivitas
proses dan hasil belajar.
19
2.1.2.5 Kriteria Pemilihan Media
Pemilihan media hendaknya sesuai tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang akan dicapai. Sanjaya dalam Hamdani (2010: 257) mengungkapkan
pertimbangan pemilihan media menggunakan kata ACTION (Acces, Cost,
Technology, Interactivity, Organization, Novelty)
a. acces, artinya kemudahan akses meliputi ketersediaan, kemudahan, dan
kemanfaatan menjadi pertimbangan pertama dalam pemilihan media.
b. cost, artinya pertimbangan biaya yang dikeluarkan untuk media sesuai
manfaatnya;
c. technology, artinya ketersediaan teknologi dan kemudahan dalam
penggunaannya;
d. interactivity, artinya dapat menghadirkan komunikasi dua arah;
e. organization, artinya dukungan organisasi atau lembaga dan cara
pengorganisasiannya;
f. novelty, terkait kebaruan media yang dipilih.
Sejalan, Asnawir (2013: 35) mengemukakan beberapa pertimbangan
dalam pemilihan media:
a. selaras dan menunjang tujuan yang telah ditetapkan;
b. sesuai materi yang diajarkan;
c. mempertimbangkan kondisi peserta didik dari segi subyek belajar, meliputi
faktor umur, intelegensi, latar belakang pendidikan, budaya, dan lingkungan;
d. ketersediaan media di sekolah,serta kemampuan guru mendesain sendiri media
yang akan digunakan;
20
e. dapat menjelaskan apa yang akan disampaikan kepada peserta didik secara
tepat dan berhasil guna;
f. keseimbangan antara biaya yang dikeluarkan dalam pemanfaatan media dan
hasil yang dicapai.
Beberapa kriteria pemilihan media hendaknya dapat dijadikan pedoman
guru untuk memilih media yang tepat sesuai tujuan pembelajaran untuk mencapai
tercapai hasil belajar maksimal. Media yang akan dikembangkan
dalampenelitianini adalah mediabukupengayaan. Selain disesuaikan dengan
kebutuhan, buku pengayaan sebagai media cetak telah memenuhi beberapa
kriteria pemilihan media, antara lain dari segi kemudahan penyediaan dan
penggunaan, biaya, serta unsur kebaruan media.
2.1.3 Buku Pengayaan
2.1.3.1 Pengertian Buku Pengayaan
Buku pengayaan tergolong buku pendidikan, sejalan dengan klasifikasi
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1) yang membagi buku
pendidikan menjadi empat, yaitu: buku teks pelajaran, buku pengayaan, buku
referensi, dan buku panduan pendidik. Diperkuat Permendiknas No. 2 tahun 2008
pasal 6 (2) selain buku teks pelajaran, pendidik dapat menggunakan buku panduan
pendidik, buku pengayaan, dan buku referensi dalam proses pembelajaran.
Guna memudahkan klasifikasi dan pengertian buku pendidikan, Permendikbud RI
No. 8 tahun 2016 membagi buku menjadi:
21
a. buku teks pelajaran, merupakan sumber pembelajaran utama untuk mencapai
kompetensi dasar dan kompetensi inti dan dinyatakan layak oleh kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan untuk digunakan pada satuan pendidikan;
b. buku nonteks pelajaran adalah buku pengayaan untuk mendukung proses
pembelajaran pada setiap jenjang pendidikan dan jenis buku lain yang tersedia
di perpustakaan sekolah.
Pusat Perbukuan (2008: 12) menjelaskan buku pengayaan adalah buku
yang digunakan sebagai rujukan standar pada mata pelajaran tertentu dengan
sumber materi ajar berupa referensi baku mapel tertentu yang disusun sistematis,
sederhana, disertai petunjuk pembelajaran, serta dapat meningkatkan,
mengembangkan, dan memperkaya kemampuan peserta didik.
Berdasarkan beberapa pengertian, disimpulkan buku pengayaan
merupakan buku pendidikan yang tergolong buku nonteks pelajaran, digunakan
sebagai pendukung sumber pembelajaran utama guna meningkatkan,
mengembangkan, dan memperkaya kemampuan peserta didik.
2.1.3.2 Penyusunan Buku Pengayaan
Penyusunan buku pengayaan mengacu pada penyusunan bahan ajar,
karena buku pengayaan merupakan salah satu bentuk bahan ajar. Hal ini mengacu
pada pengertian bahan ajar merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan
untuk disajikan dalam pembelajaran. Hamdani (2010: 218) bahan ajar adalah
seperangkat materi yang disusun sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis
sehingga tercipta suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar. Jadi,
22
buku pengayaan merupakan salah satu bentuk bahan ajar, karena dapat membantu
mempermudah peserta didik dalam pembelajaran.
Prastowo (2015:50-65) mengemukanan langkah-langkah dalam
menyusun bahan ajar sebagai berikut.
a. Melakukan analisis kebutuhan bahan ajar, terdiri atas tiga tahapan:
a) Menganalisis kurikukulum
Analisis kurikulum berkaitan dengan menentukan spesifikasi kopetensi inti,
kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok yang akan dikuasai peserta
didik, disesuaikan dengan pengalaman belajar peserta didik sehingga dapat
ditentukan jenis bahan ajar yang cocok.
b) Menganalisis sumber belajar
Perlu diperhatikan mengenai ketersediaan, kesesuaian, dan kemudahan
pemerolehan sumber belajar yang akan digunakan dalam penyusunan bahan
ajar.
c) Memilih dan menentukan bahan ajar
Pembuatan bahan ajar disesuaikan kebutuhan peserta didik dengan
memerhatikan prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan.
b. Memahami kriteria pemilihan sumber belajar yang disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran, yaitu:
a) kriteria umum, meliputi keekonomisan pengadaan sumber belajar,
kepraktisan penggunaan, kemudahan pemerolehan, dan fleksibilitas untuk
berbagai tujuan pembelajaran;
23
b) kriteria khusus. Sumber belajar yang dipilih hendaknya dapat: (a)
memotivasi peserta didik; (b) mendukung kegiatan belajar mengajar; (c)
dapat diobservasi, dianalisis, dan dicatat secara teliti; (d) dapat memecahkan
masalah; (e) berfungsi sebagai alat, metode, atau strategi penyampaian
pesan.
c. Menyusun peta bahan ajar dengan memerhatikan urutan dan sifat bahan ajar.
Bahan ajar memiliki dua sifat: (a) dependent, adalah bahan ajar yang ada
kaitannya dengan bahan ajar lain; dan (b) bahan ajar independent, adalah bahan
ajar yang berdiri sendiri dan tidak terikat dengan bahan ajar lain.
d. Memahami struktur bahan ajar
Struktur bahan ajar terdiri atas judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar atau
materi pokok, informasi pendukung, latihan, tugas atau langkah kerja, dan
penilaian.
Langkah-langkah pokok yang telah dijelaskan merupakan langkah dalam
penyusunan bahan ajar secara umum, baik bahan ajar cetak, bahan ajar maket,
bahan ajar audio, bahan ajar audiovisual, bahan ajar interaktif, maupun bahan ajar
lingkungan. Buku pengayaan termasuk dalam kategori bahan ajar cetak.
Secara spesifik, terdapat teknik penyusunan bahan ajar cetak (Prastowo, 2015: 73-
74) sebagai berikut.
a. Judul dan materi yang disajikan mengacu kompetensi dasar dan materi pokok
sesuai tujuan yang akan dicapai peserta didik;
b. susunan tampilannya jelas, menarik, judul singkat, terdapat daftar isi, struktur
kognitifnya jelas;
24
c. bahasa yang digunakan mudah, jelas, dan menggunakan efektif;
d. dapat digunakan untuk menguji pemahaman;
e. terdapat stimulan, berkaitan dengan kemenarikan tampilan dan kualitas isi
bahan ajar;
f. kemudahan dibaca, berkaitan dengan pemilihan huruf yang mudah untuk
dibaca dan sistematika/ urutan teks bacaan;
g. materi instruksional, menyangkut pemilihan teks, bahan kajian, dan lembar
kerja (work sheet);
Penyusunan buku menurut Sitepu(2015: 127-162) perlu memerhatikan
prinsip-prinsip rancangan buku meliputi:
a. Ukuran Buku
Ukuran buku mengacu pada standar ukuran kertas ISO (International
Organization for Standardization) yang disesuaikan jenis/ isi buku serta
pembaca sasaran.
Tabel 2.2 Ukuran dan Bentuk Buku Teks Pelajaran
Sekolah Ukuran Buku Bentuk
SD/ MI kelas 1-3 A4 (210 x 297 mm) Vertikal atau landscape
A5 (148 x 210 mm) Vertikal atau landscape
B5 (176 x 250 mm) Vertikal atau landscape
SD/ MI kelas 4-6 A4 (210 x 297 mm) Vertikal atau landscape
A5 (148 x 210 mm) Vertikal
B5 (176 x 250 mm) Vertikal
b. Tata Letak
Berkaitan dengan kemudahan pembaca melihat secara cepat keseluruhan judul,
subjudul, perincian subjudul, tabel, diagram, dsb., sehingga dapat mendukung
situasi belajar peserta didik.
25
c. Ukuran Huruf dan Spasi Baris
Memilih ukuran huruf yang perlu diperhatikan adalah dapat memuat banyak
kata dalam satu baris tanpa melanggar ketentuan jumlah kata dalam satu baris,
serta keseimbangan antara spasi kata dan spasi baris.
d. Jenis Huruf
Tabel 2.3 Ukuran Huruf dan Bentuk Huruf Buku
Sekolah Kelas Ukuran huruf Bentuk huruf
SD/ MI 1 16Pt-24Pt Sans-serif
SD/ MI 2 14Pt-16Pt Sans-serif dan serif
SD/ MI 3-4 12Pt-14Pt Sans-serif dan serif
SD/ MI 5-6 10Pt-11Pt Sans-serif dan serif
Ket:
a) Serif adalah huruf yang memiliki kait pada setiap ujung huruf.
Contoh Aa Bb Cc Dd, Aa Bb Cc Dd
b) Sans-serif adalah huruf yang tidak memiliki kait pada setiap ujung huruf.
Contoh Aa Bb Cc Dd, Aa Bb Cc Dd
e. Spasi dan Struktur
Spasi digunakan untuk memperjelas dan memahami struktur isi teks secara
sistematis sehingga akan membantu pembaca untuk mengidentifikaasi struktur
gagasan dalam teks, mempercepat laju membaca, dan menentukan bagian
penting.
f. Diagram dan Ilustrasi
Informasi disajikan dalam bentuk teks, ilustrasi, atau teks dan ilustrasi. Teks
yang dilengkapi ilustrasi akan paling lama diingat dibandingkan kedua
penyajian lainnya. Ilustrasi berperan untuk menarik perhatian pembaca;
membuat konsep lebih konkret; menghindarkan istilah-istilah teknis;
26
menjelaskan konsep visual; menjelaskan konsep spasial. Ilustrasi dapat juga
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Perbandingan antara ilustrasi dan teks dalam buku dijelaskan dalam tabel
berikut.
Tabel 2.4 Perbandingan Ilustrasi dan Teks dalam Buku
Sekolah Ilustrasi : Teks
Prasekolah 90 : 10
SD/ Mi kelas I-III 60 : 40
SD/ MI kelas I-IV 30 : 70
SMP/ MTs 20 : 80
SMA/ MA/ SMK/ MAK 10 : 90
g. Anatomi Buku
Terdapat dua unsur pokok yaitu kulit dan isi buku.
a) Kulit buku terdiri atas kulit depan (memuat judul buku, subjudul, nama
penulis, ilustrasi, nama penerbit, logo penerbit); kulit punggung (memuat
judul buku, subjudul, nama penulis, logo penerbit); dan kulit belakang
(memuat sinopsis buku, pembaca sasaran, riwayat singkat dan foto penulis,
nomor ISBN).
b) Bagian depan memuat halaman judul separuh/ perancis (halaman kanan: i);
halaman kosong (halaman kiri: ii); halaman judul utama (halaman kanan:
iii); halaman hak cipta (halaman kiri: iv); halaman daftar isi (halaman
kanan: v); halaman kata pengantar (halaman kanan: vi).
c) Bagian teks buku memuat bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik.
d) Bagian belakang memuat glosari (bila perlu), daftar pustaka, dan indeks
(bila perlu).
27
2.1.3.3 Penilaian Buku
Buku yang baik memiliki empat aspek yang dinilai dari segi kelayakan
isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikan (Depdiknas 2008: 28). Muslich (292-
313) penilaian buku mengacu pada instrumen penilaian buku dari Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) sebagai berikut.
a. Penilaian ahli materi, meliputi
a) Kelayakan isi
(a) Kesesuaian materi dengan KI dan KD (kelengkapan materi; keluasan
materi; kedalaman materi)
(b) Keakuratan materi (keakuratan konsep dan definisi; keakuratan data
dan fakta; keakuratan contoh dan kasus; keakuratan gambar, diagram,
dan ilustrasi; keakuratan istilah; keakuratan notasi, simbol, dan ikon;
keakuratan acuan pustaka)
(c) Kemutakhiran materi (kesesuaian materi dengan pekembangan ilmu;
contoh dan kasus dalam kehidupan sehari-hari; gambar, diagram, dan
ilustrasi dalam kehidupan sehari-hari; menggunakan contoh kasus yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari kemutakhiran pustaka)
(d) Mendorong keingintahuan (mendorong rasa ingin tahu; menciptakan
kemampuan bertanya)
b) Kelayakan penyajian
(a) Teknik penyajian (konsistensi sistematika sajian dalam kegiatan
belajar; keruntutan konsep)
28
(b) Pendukung penyajian (contoh soal dalam setiap kegiatan belajar; soal
latihan pada akhir kegiatan belajar; kunci jawaban soal latihan; umpan
balik soal latihan; pengantar; glosarium; daftar pustaka; rangkuman)
(c) Penyajian pembelajaran (keterlibatan peserta didik)
(d) Koherensi dan keruntutan alur pikir (ketertautan antarkegiatan belajar/
sub kegiatan belajar/ alinea; keutuhan makna dalam kegiatan belajar/
sub kegiatan belaar/ alinea)
c) Penilaian kontekstual
(a) Hakikat kontekstual (keterkaitan antara materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata peserta didik; kemampuan mendorong siswa
membuat hubungan antarpengetahuan yang dimiliki peserta didik
dengan penerapannya dalam keidupan sehari-hari)
(b) Komponen kontekstual (konstruktivisme, menemukan, bertanya,
masyarakat belajar, pemodelan, refeleksi, penilaian yang sebenarnya)
b. Penilaian ahli media
a) Kelayakan kegrafikan
(a) Ukuran buku (kesesuaian ukuran buku dengan standar ISO; kesesuaian
ukuran dengan materi isi buku)
(b) Desain sampul buku (penampilan tata letak sampul muka, belakang dan
punggung secara harmonis memiliki irama dan kesatuan serta
konsisten; menampilkan pusat pandang yang baik; warna unsur tata
letak harmonis dan memperjelas fungsi; ukuran huruf judul dominan
dan proporsional dibanding ukuran buku dan nama pengarang; warna
29
judul kontras dengan latar belakang; tidak banyak kombinasi jenis
huruf; menggambarkan isi/ materi ajar dan mengungkapkan karakter
objek; bentuk, warna, ukuran, proporsi objek sesuai realita)
(c) Desain isi buku (penempatan unsur tata letak konsisten berdasar pola;
pemisahan antarparagraf jelas; bidang cetak dan marjin proporsional;
marjin dua halaman yang berdampingan proporsional; spasi antar teks
dan ilustrasi sesuai; judul, subjudul, dan angka halaman; ilustrasi dan
keterangan gambar; penempatan ilustrasi sebagai latar belakang tidak
mengganggu judul, teks angka halaman; penempatan jusul, subjudul,
ilustrasi, dan keterangan gambar tidak mengganggu pemahaman; tidak
terlalu banyak jenis huruf; penggunaan variasi huruf tidak berlebihan;
lebar susunan teks normal; spasi antarbaris susunan teks normal; spasi
antarhuruf normal; hierarki judul-judul jelas, konsisten, dan
proporsional; tanda pemotongan kata; mampu menangkap makna/ arti
objek; bentuk akurat dan proporsional sesuai kenyataan; kreatif dan
dinamis)
b) Kelayakan bahasa
(a) Lugas (ketepatan struktur kalimat; keefektifan kalimat; kebakuan
istilah)
(b) Komunikatif (pemahaman terhadap pesan/ informasi)
(c) Dialogis dan interaktif (kemampuan memotivasi peserta didik;
kemampuan mendorong berpikir kritis)
30
(d) Kesesuaian dengan perkembangan peserta didik (kesesuaian dengan
perkembangan intelektual dan emosional peserta didik)
(e) Kesesuaian dengan kaidah bahasa (ketepatan tata bahasa dan ejaan)
(f) Penggunaan istilah, simbol, atau ikon (konsistensi penggunaan istilah;
konsistensi penggunaan simbol atau ikon)
2.1.3.4 Pengembangan Buku Pengayaan Kolase
Mengacu pada manfaat buku pengayaan yang telah dijelaskan, buku
pengayaan kolase dimaksudkan untuk meningkatkan, mengembangkan, dan
memperkaya kemampuan peserta didik mengenai materi kolase. Pengembangan
buku pengayaan ini dilatarbelakangi oleh tidak tersedianya buku pendamping
mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya, khususnya pada materi kolase di SD
Krapyak Semarang. Materi kolase dalam kurikulum 2013 diajarkan di kelas
empat, tema III (Peduli terhadap Makhluk Hidup), Subtema I (Hewan dan
Tumbuhan di Lingkungan Rumahku), Pembelajaran II dengan rincian Kompetensi
Dasar dan Indikator sebagai berikut.
Tabel 2.5 Kompetensi Dasar dan Indikator Materi Kolase
Kompetensi Dasar Indikator
3.4 Memahami karya seni rupa teknik
Tempel
3.4.1 Menjelaskan pengertian kolase
3.4.2 Menyebutkan jenis kolase
3.4.3 Menyebutkan bahan dan alat
untuk membuat kolase
4.4 Membuat karya kolase, montase,
aplikasi, dan mozaik
4.4.1 Membuat karya seni kolase
Indikator 4.4.1, bahan yang digunakan untuk membuat kolase adalah
bahan alam. Buku pengayaan kolase yang dikembangkan ini, selain mengacu pada
kompetensi yang telah ditentukan, peneliti melakukan perluasan materi, sehingga
31
wawasan dan pengetahuan peserta didik tidak hanya terbatas pada kompetensi
yang ada dalam pembelajaran. Buku pengayaan kolase berisi materi mengenai
pengertian kolase, jenis, bahan dan alat membuat kolase, disertai dengan gambar
yang medukung materi, serta langkah-langkah pembuatan kolase. Buku
pengayaan dikemas secara menarik disesuaikan tingkat perkembangan peserta
didik. Pemunculan karakter baru “Ola” yang menjadi ciri khas, sehingga dapat
menarik minat baca peserta didik. Bahasa yang digunakan dalam buku pengayaan
disesuaikan tingkat usia siswa, sehingga mudah dimengerti. Depdiknas (2008: 12)
buku yang baik adalah buku yang ditulis menggunakan bahasa yang baik dan
mudah dimengerti, disajikan secara menarik dilengkapi gambar dan keterangan-
keterangannya, isi buku menggambarkan sesuatu yang sesuai dengan ide
penulisnya.
Buku pengayaan kolase sebagai media pembelajaran memiliki fungsi
sebagai berikut.
a) Fungsi atensi
Buku pengayaan disajikan secara berbeda dengan buku teks pelajaran yang
biasa digunakan (buku guru/ buku siswa), sehingga membuat peserta didik
tertarik untuk mempelajari materi yang ada di dalamnya.
b) Fungsi afektif
Buku pengayaan disusun sesuai kebutuhan peserta didik, sehingga mereka
dapat menerima materi yang disampaikan melalui buku tersebut dengan baik.
32
c) Fungsi kognitif
Materi dalam buku pengayaan disertai dengan penjelasan agar peserta didik
memperoleh gambaran mengenai objek yang dimaksud, sehingga pikiran dan
gagasannya berkembang/ alam kognitifnya semakin kaya dan luas.
d) Fungsi imajinatif
Buku pengayaan dilengkapi dengan gambar-gambar yang dapat menarik
perhatian siswa. Gambar-gambar tersebut juga akan menstimulus siswa untuk
mengembangkan karya-karya yang beraneka ragam, tidak terpaku pada
kompetensi yang telah ditentukan dalam pembelajaran.
e) Fungsi motivasi
Buku pengayaan sebagai media pembelajaran akan mempermudah siswa dalam
menerima pelajaran, sehingga menimbulkan dorongan dari dalam diri peserta
didik untuk belajar.
f) Fungsi sosio-kultural
Buku pengayaan memiliki kemampuan memberikan rangsangan karena
disusun dengan memerhatikan karakteristik dan latar belakang masing-masing
peserta didik, sehingga dapat menyamakan persepsi dan pegalaman belajar.
Jadi, buku pengayaan kolase memiliki fungsi atensi, afektif, kognitif,
imajinatif, motivasi, dan sosio-kultural, yang akan memengaruhi aktivitas peserta
didik dalam pembelajaran.
33
2.1.4 Hakikat Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
2.1.4.1 Pengertian Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) merupakan pendidikan
seni yang berbasis budaya meliputi aspek seni rupa, musik, tari, dan keterampilan
(Susanto, 2013: 261). Pendidikan seni bagi anak, sebagaimana dinyatakan
Setiawan (2017: 23) dapat melatih ranah motorik, afektif, dan psikomotorik
melalui bimbingan terstruktur dari para pendidik. Berbeda dengan mata pelajaran
lain, pendidikan SBK dapat memberikan pengalaman estetik melalui kegiatan
berkreasi/ berekspresi dan berapresiasi dengan pendekatan “belajar dengan seni”,
“belajar melalui seni”, dan belajar tentang seni” yang bermanfaat terhadap
kebutuhan perkembangan peserta didik.
Berdasarkan struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
materi Seni dan Budaya dikemas dalam mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan (SBK), sementara dalam kurikulum 2013 berubah menjadi Seni
Budaya dan Prakarya (SBdP). Seni Budaya dan Prakarya pada Permendikbud No.
57 tahun 2014 dikategorikan dalam mata pelajaran kelompok B meliputi: (a) Seni
Budaya dan Prakarya; dan (b) Pendidikan Jasmani, olahraga, dan kesehatan yang
diperkaya dengan muatan lokal, serta bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik terkait lingkungan
dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Kamus Bahasa Indonesia (2012: 324) kata prakarya memiliki arti
pekerjaan tangan. Jadi, Seni Budaya dan Prakarya merupakan pendidikan seni
berbasis budaya yang melibatkan siswa untuk memberikan pengalaman estetis
34
melalui kegiatan bekreasi dan berapresiasi (menghargai karya seni) menghasilkan
suatu produk hasil pekerjaan tangan yang bermanfaat dan memiliki nilai estetis
bagi siswa maupun orang lain.
Seni erat kaitannya dengan lingkungan dan budaya, sehingga bahan
kajiannya perlu dikembangkan dari lingkungan alam budaya setempat di mana
proses pembelajaran dilaksanakan.
2.1.4.2 Fungsi, Tujuan, dan Peran Mata Pelajaran SBdP
Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan di sekolah dasar memiliki
fungsi untuk mengembangkan sikap dan kemampuan dalam berkarya dan
berapresiasi. Tercantum dalam Permendiknas nomor 23 tahun 2006 tujuan
pendidikan mata pelajaran SBK adalah: (a) memahami konsep dan pentingnya
seni budaya dan keterampilan; (b) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni
budaya dan keterampilan; (c) menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan
keterampilan; (d) menampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan
dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
Susanto (2013: 263) pendidikan SBK berperan dalam pembentukan
pribadi peserta didik yang harmonis dengan memerhatikan kebutuhan
perkembangan anak dalam mencapai multi-kecerdasan yang terdiri atas
kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual, spasial, moral, emosional, muskal,
logik, kinestetik, linguistik, metematis dan naturalis.
35
2.1.4.3 Ruang Lingkup Pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)
Secara konseptual, ruang lingkup pembelajaran seni di sekolah dasar
sangat luas. Adapun ruang lingkup materi pembelajaran kesenian di sekolah dasar
adalah:
a. senirupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasikan
karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dsb.;
b. seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai vokal, memainkan alat
musik, apresiasi karya musik;
c. seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari;
d. seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni
musik, seni tari, dan peran;
e. keterampilan, mencakup segala aspek kecapakapan hidup (life skills) yang
meliputi keterampilan personal, sosial, vokasional, dan akademik.
Sekolah diberi kesempatan mengajarkan minimal satu dari lima bidang
seni sesuai kemampuan sumber daya manusia dan fasilitas yang tersedia. Salah
satu kompetensi yang termasuk dalam kajian seni rupa di kelas IV adalah seni
menempel meliputi kolase, mozaik, dan montase. Dalam penelitian ini, peneliti
akan mengembangkan buku pengayaan seni menempel, yaitu kolase.
2.1.5 Kolase
2.1.5.1 Pengertian Kolase
Kolase merupakan teknik seni menempel berbagai macam materi seperti
kertas, kain, kaca, logam, dsb., atau dikombinasikan menggunakan cat atau teknik
36
lainnya ke dalam suatuframe sehingga menghasilkan karya seni baru (Susanto
dalam Muharrar, 2012). Sukardi (2008: 54) kolase merupakan karya seni dua
dimensi yang menggunakan bahan bermacam-macam yang dipadukan dengan
bahan dasar lain menjadi karya utuh. Kolase adalah komposisi artistik yang dibuat
dari berbagai bahan, seperti kertas, kain, kaca, logam, kayu, dan lainnya yang
ditempelkan pada permukaan gambar (Wikipedia, 2016).
Dari beberapa pendapat, disimpulkan kolase adalah teknik seni tempel
berbagai macam bahan yang dikombinasikan sehingga menghasilkan karya seni
baru. Karya kolase bisa berwujud sebuah karya utuh atau merupakan bagian dari
sebuah karya, seperti lukisan yang menambahkan unsur tempelan sebagai elemen
estetis.
2.1.5.2 Jenis-jenis Kolase
Muharrar dan Sri (2012: 14), membagi kolase menjadi beberapa jenis,
sebagai berikut.
a. menurut fungsi, dibagi menjadi dua yaitu: (a) seni murni (fine art) yang
menampilkan komposisi dengan kualitas artistik dan keindahan bersifat
dekoratif, tanpa ada pertimbangan fungsi praktis; dan (b) seni terapan (applied
art) yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan praktis;
b. menurut matra, dibagi menjadi dua yaitu: (a) kolase pada permukaan bidang
dua dimensi (dwimatra) seperti kolase pada permukaan datar untuk hiasan
dinding; dan (b) kolase pada permukaan bidang tiga dimensi (trimatra) seperti
kolase untuk menghias kendi;
37
c. menurut corak, dibagi menjadi dua yaitu: (a) representatif yang
menggambarkan wujud nyata dan bentuknya masih bisa dikenali; dan (b)
nonrepresentatif tanpa menampilkan bentuk nyata, bersifat abstrak, dan hanya
menampilkan komposisi unsur visual yang indah;
d. menurut material, dikelompokkan menjadi dua, yaitu:(a) bahan-bahan alam
(daun, ranting, bunga kering, kerang, biji-bijian, kulit, batua-batuan, dan lain-
lain); dan (b) bahan bekas sintetis (plastik, serat sintetis, logam, kertas bekas,
tutup botol, bungkus permen cokelat, kain perca, dan lain-lain).
2.1.5.3 Unsur Dasar Kolase
Kolase memiliki susunan unsur-unsur dasar visual yang berbeda
karakternya dan dipadukan dalam satu komposisi untuk mengekspresikan makna
tertentu. Unsur rupa yang terdapat pada kolase meliputi:
a. titik dan bintik. Titik adalah unit unsur rupa terkecil yang tidak memiliki
ukuran panjang dan lebar, contoh pasir laut. Sedangkan bintik adalah titik yang
lebih besar, contoh kerikil kecil atau biji-bijian kecil;
b. garis, merupakan perpanjangan dari titik yang memiliki ukuran panjang namun
relatif tidak memiliki lebar, dibedakan menjadi garis lurus, lengkung, putus-
putus, dan spiral. Unsur garis pada kolase diwujudkan dengan potongan kawat,
lidi, batang korek, benang, maupun batas warna yang berdempetan;
c. bidang, merupakan unsur rupa yang terjadi karena pertemuan beberapa garis
yang memiliki dimensi panjang dan lebar, dibedakan menjadi bidang vertikal,
horizotal, diagonal, geometris, dan non-geometris. Yang termasuk bidang
geometris adalah lingkaran, segitiga, segi empat, elips, dan setengah lingkaran.
38
Bidang non-geometris bentukanya tak beraturan, santai, dan dinamis. Aplikasi
unsur bidang padakolase dapat berupa bidang datar (dua dimensi) dan bidang
bervolume (tiga dimensi);
d. warna, merupakan unsur rupa yang dapat dicerap oleh indera penglihatan,
dibedakan menjadi warna primer, sekunder, dan tersier. Unsur warna dalam
kolase dapat diwujudkan dari cat, pita/ renda, kertas warna, kain warna-warni,
dsb.;
e. bentuk. Terbagi menjadi bentuk geometris, non-geometris, dua dimensi yang
berupa gambar tak bervolume dan tiga dimensi yang memiliki ruang dan
volum;
f. gelap terang, adalah tingkat value yang terjadi antara warna gelap dan warna
terang. Unsur gelap terang memberikan kesan kontras, kesan ruang, kesan
jauh-dekat, dan kesan volume atau gempal;
g. tekstur, merupakan nilai, sifat, atau karakter dari permukaan benda, seperti
halus, kasar,bergelombang, lembut, lunak, keras, dan sebagainya. Tekstur
dibedakan menjadi tekstur nyata (terlihat kasar, diraba kasar) berupa kapas,
karung goni, kain sutera, ampelas, sabut kelapa, karet busa dan tekstur semu
(terlihat kasar, diraba halus)berupa hasil cetakan irisan belimbing, tekstur koin
kertas, tekstur anyaman bambu di kertas, dsb.
2.1.5.4 Prinsip Kolase
Keindahan struktur dan keutuhan makna kolase ditentukan oleh
ketepatan dalam mengolah beragam unsur rupa sesuai prinsip rancangan, yang
meliputi:
39
a. irama, adalah pengulangan unsur-unsur rupa yang diatur sedemikian rupa.
Jenis pengulangan meliputi pengulangan sejenis (repetitif), pengulangan
alternatif, dan pengulangan progresif;
b. keseimbangan, adalah kesamaan bobot berbagai unsur rupa yang dipadukan
sehingga menjadi sebuah komposisi yang harmonis. Beberapa jenis
keseimbangan, antara lain: keseimbangan sentral/ terpusat, keseimbangan
diagonal, keseimbangan simetris, dan keseimbangan asimetris;
c. kesatuan, adalah susunan unsur-unsur rupa yang saling bertautan, membentuk
komposisi yang harmonis dan utuh, sehingga tidak ada bagian yang berdiri
sendiri. Unsur rupa yang digunakanuntuk menciptakan kesatuan tidak harus
seragam, tetapi bervariasi dalam bentuk, warna, tekstur, dan bahan;
d. pusat perhatian, merupakan unsur yang menonjol atau berbeda dengan unsur
yang ada di sekitarnya. Untuk menciptakan pusat perhatian dalam kolase, dapat
ditempatkan unsur paling dominan atau kontras di sekitar unsur lainnya dengan
cara memberikan perbedaan dari segi tekstur, bentuk, ukuran, atau warna.
Pembuatan kolase hendaknya memerhatikan prinsipdanunsur, sehingga
akan menghasilkan karya yang baik. Sebelum melakukan unjuk kerja, guru
hendaknya membekali peserta didik dengan materi yang berkaitan dengankarya
yang akan dibuat.
40
2.1.5.5 Contoh Kolase
1. Kolase Dua Dimensi
Gambar 2.2 Kolase Dua Dimensi “Rumahku yang Asri”
Gambar 2.3 Kolase Dua Dimensi “Pak Telur”
41
2. Kolase Tiga Dimensi
Gambar 2.4 Kolase Tiga Dimensi pada Tempat Pensil
Gambar 2.5 Boneka Kolase Tiga Dimensi
42
3. Kolase sebagai Seni Terapan
Gambar 2.6 Kolase pada Pigura
2.2 Kerangka teori
Kegiatan pembelajaran, tak terkecuali pembelajaran SBdP, selalu
melibatkan berbagai komponen yang saling memengaruhi, salah satunya media.
Penggunaan media dimaksudkan untuk memberikan stimulus dari luar sehingga
terjadi prubahan perilaku dari diri peserta didik. Hal ini didasarkan pada teori
belajar behavioristik (Rifa’i, 2012: 90), bahwa perubahan perilaku bukan
disebabkan oleh kemampuan internal manusia. Di sisi lain, teori konstruktivistik
(Rifai’i, 2012: 189) juga menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik, sehingga media memiliki peranan yang penting. Dalam penelitian
ini, peneliti akan mengembangkan media pembelajaran yang disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik. Pengembangan media mengacu pada langkah
pengembangan Sugiyono dan Borg and Gall.
43
Bagan 2.2 Kerangka Teoritis
2.3 Kajian Empiris
Penelitian ini didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan mengenai
pengembangan buku pengayaan. Beberapa penelitian yang dijadikan acuan dalam
pengembangan buku pengayaan kolase adalah:
Penelitian oleh Jessica Mantei dan Lisa Kervin tahun 2014 “Interpreting
the Image in a Picturebook: Student make Connections to Themselves, their Lives,
and Experience”. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan buku bergambar
dapat menyamakan persepsi anak dengan latar belakang yang berbeda. Buku
bergambar juga dapat membantu siswa menghubungkan dunia nyata mereka
Langkah pengembangan
Sugiyono dan Borg and Gall
Pembelajaran
SBdP
Komponen pembelajarn
Media
Pengembangan
media buku
pengayaan
Teori behavioristik Teori konstruktivistik
Pemberian stimulus
dari luar diri peserta
didik Hasil belajar
Pembelajaran
berlangsung interaktif
terpusat pada peserta
didik
44
dengan apa yang mereka pelajari, sehingga dapat memberikan pemahaman yang
lebih baik. Meskipun tidak menggunakan metode yang sama dengan penelitian
yang dilakukan peneliti, namun hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu
pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan buku pengayaan. Buku
pengayaan yang dikembangkan disertai banyak gambar agar menghilangkan
kesan verbalisme pada peserta didik. Gambar dapat memperjelas instruksi yang
ada dalam buku, sehingga peserta didik tidak menebak-nebak yang pada akhirnya
dapat memunculkan persepsi yang berbeda antarpeserta didik.
Penelitian oleh Qurrota Ayu Neina, dkk. tahun 2015 dengan judul
“Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Cerita Anak Bermuatan Nilai Karakter
Berdasarkan Content and Languange Integrated Learning (CLIL) untuk Siswa
Sekolah Dasar Kelas Tinggi”. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian
Research and Development (R&D). Hasil penilaian kelayakan buku pengayaan
dinilai dari aspek isi mendapat skor 88,33; penyajian mendapat skor 87,78; bahasa
mendapatkan skor 90; dan kegrafikan mendapatkan skor 86,67. Keefektifan
dengan uji terbatas di SD Bringin 2 dengan memberikan pretest dan posttest,
kemudian dilakukan uji t. Hasil uji t adalah 9,91 yang berada pada daerah
penerimaan Ha, berarti buku pengayaan efektif karena terdapat perbedaan yang
signifikan antara hasil pretest dan posttest. Penelitian ini mengunakan prosedur
yang sama dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu Research and
Development. Uji kelayakan pada penelitian oleh Qurrota Ayu Neina dilakukan
oleh ahli, sedangkan pada penelitian ini dilakukan oleh ahli dan peserta didik pada
uji coba skala kecil, sehingga benar-benar dapat diketahui kelayakan buku
45
menurut tanggapan dari pengguna secara langsung. Uji keefektifan dalam
penelian ini hanya menggunakan uji t, sedangkan penelitian yang dilakukan
peneliti menggunakan uji t; uji Ngain untuk mengetahui besarnya koefisien
peningkatan; tanggapan guru dan peserta didik pada uji skala besar; dan didukung
dengan nilai hasil unjuk karya.
Penelitian yang dilakukan Tri Jayanti, dkk. tahun 2015 “Pengembangan
Buku Pengayaan Menulis Cerita Biografi Bermuatan Nilai-nilai Pendidikan
Karakter bagi Peserta Didik Kelas VIII SMP”. Penelitian ini menggunakan
pendekatan Research and Development (R&D) yang dikemukakan Sugiyono.
Hasil analisis kebutuhan melalui angket pada guru dan peserta didik dari tiga
sekolah (SMP N 2 Demak, SMP N 2 Welahan, dan SMP Muhammadiyah 1
Semarang) menyatakan dibutuhkannya buku penganyaan menulis cerita biografi
bermuatan nilai-nilai pendidikan karakter bagi peserta didik kelas VIII SMP.
Hasil uji coba terbatas pada peserta didik kelas VIII SMP N 2 Demak melalui
pretes-posttest menyatakan buku pengayaan menulis cerita biografi bermuatan
nilai-nilai pendidikan karakter bagi peserta didik kelas VIII SMP efektif
digunakan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti
adalah adalah pada penyebaran angket kebutuhan, uji kelayakan, dan uji
keefektifan. Penelitian oleh Tri Jayanti, angket kebutuhan disebarkan di tiga
sekolah, namun uji keefektifan hanya dilakukan di satu sekolah, sedangkan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti, pada angket kebutuhan dan uji keefektifan
diberikan pada subjek yang sama (satu sekolah), sehingga hasil yang didapat
dapat lebih terpercaya dalam menyelesaikan permasalahan. Dari segi kelayakan,
46
penelitian oleh Tri Jayanti dinilai oleh ahli, sedangkan penelitian oleh peneliti
dinilai oleh ahli dan peserta didik.
Penelitian oleh Pajar Purnomo, dkk. tahun 2015 “Pengembangan Buku
Pengayaan Menulis Teks Eksposisi Bermuatan Nilai-nilai Sosial untuk Siswa
SMP”. Penelitian ini menggunakan desain Research and Development (R&D)
mengacu pada teori Sugiyono, yang dimodifikasi menjadi tujuh tahap sesuai
kebutuhan. Hasil uji validasi buku oleh ahli pengayaan mendapatkan nilai dengan
rata-rata baik. Hasil uji keefektifan dengan uji t diperoleh nilai t hitung sebesar
16,370 dan t tabel sebesar 2,1032, yang berarti terdapat peningkatan nilai rata-rata
siswa pada tes awal dan tes akhir. Simpulan dari penelitian ini adalah buku
pengayaan terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami
materi menulis teks eksposisi. Modifikasi langkah penelitian yang awalnya
sepuluh menjadi tujuh digunakan acuan oleh peneliti untuk melakukan tahap
penelitian disesuaikan kebutuhan. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti, setelah
uji coba skala kecil dan skala besar tidak dilakukan revisi lagi. Pada tahap
terakhir, tidak dilakukan produksi secara masal, hanya berupa produk final.
Penelitian yang dilakukanoleh Marilyn M. Blakeneydan William tahun
2015 “Picturebooks in Teacher Education: Eight Teacher Educators Thare their
Practice”.Penelitianiniadalahpenelitiankualitatif untuk mendeskripsikan
penggunaan bukubergambar. Hasil penelitian menyatakan buku bergambar
memberikan kemudahan dalam menyajikan pembelajaran secara kontekstual dan
menghilangkan kesenjangan pengetahuan. Selain itu, buku bergambar
memberikan kemudahan bagi anak untuk belajar dan mempelajari sendiri
47
bukunya, serta menjelaskan konsep-konsep yang asing. Meskipun menggunakan
metode yang berbeda, hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti dalam
membantu mengembangkan buku pengayaan, terutama dalam menyajikan materi
dalam buku. Berdasarkan hasil penelitian, adanya buku bergambar dapat
menyajikan pembelajaran secara kontekstual dan menghilangkan kesenjangan
pengetahuan, sehingga dalam mengambangkan buku pengayaan, peneliti tidak
hanya menggunakan tulisan yang berbentuk penjelasan maupun instruksi, tetapi
dilengkapi gambar yang sesuai sehingga tidak menimbulkan persepsi yang salah
dalam pikiran peserta didik.
Penelitian olehChing-Yuan Hsiao dan Pei-Yu Shih tahun 2015 “The
Impact of Using Picture Books with Preschool Students in Taiwan on the
Teaching of Enviromental Concepts”. Penelitian ini dilakukan selama delapan
minggu terhadap 12 anak berusia 5-6 tahun dengan tujuan untuk mengetahui
apakah instruksi yang diberikan menggunakan buku bergambar berpengaruh
terhadap pemahaman anak mengenai pentingnya menjaga sumber daya alam.
Hasil dari penelitian ini adalah hasil posttest mengenai konsep lingkungan lebih
baik dibandingkan pretest, dibuktikan dengan siswa lebih mahir untuk menjaga
sumber daya melalui praktik secara langsung. Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif, berbeda dengan metode yang digunakan oleh peneliti, yaitu metode
R&D. Pada dasarnya, penelitian yang dilakukan oleh Ching-Yuan Hsiao memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Marilyn M. Blakeneydan
William, maupun penelitian yang dilakukan oleh Jessica Mantei, yaitu sama-sama
membahas mengenai kemanfaatan penggunaan gambar dalam buku dan kaitannya
48
dengan pembejaran. Ketiga penelitian ini dijadikan pertimbangan dan dasar bagi
peneliti dalam mengembangkan buku pengayaan yang tidak hanya berisi teks,
tetapi disertai gambar maupun ilustrasi.
Penelitian oleh Sungging Widagdo dan Teguh Supriyanto tahun 2016
“Buku Pengayaan Menulis Naskah Ketoprak Berbasis Pembelajaran Penemuan
(Discovery Learning)”. Penelitian ini dicapai melalui teknik educational R&D
adaptasi model Dick & Carey. Pada tahap uji ahli, buku yang dikembangkan
dinilai layak oleh semua ahli. Pada tahap uji kelompok kecil, buku yang
dikembangkan dinilai sangat layak oleh semua kelompok sasaran pengembangan,
dosen, maupun mahasiswa. Uji kelompok besar, dari 30 partisipan, 8 partisipan
(27 %) menilai layak dan 22 partisipan (82.13%) menilai sagat layak. Keefektifan
buku diuji melalui metode quasi eksperimen pretest-posttest. Hasil menunjukan
skor pretest (36.73) meningkat menjadi skor possttest (80.90) dengan t hitung
91.622 > t tabel 2.045 (α 0.000). Simpulan penelitian ini yaitu buku pengayaan
menulis naskah ketoprak berbasis discovery learning dinyatakan valid dan efektif.
Perbedaan penelitian Sungging Widagdo dengan penelitian yang dilakukan
peneliti adalah pada teori yang diadaptasi, namun pada intinya memiliki kesamaan
alur, dimulai dari analisis kebutuhan, uji kelayakan,dan uji efektivitas. Uji
keefektifan sama-sama dilakukan melalui quasi eksperimen, dengan desain one
group pretest-posttest. Buku yang dikembangkan oleh Sungging berbasis
discovery learning, sehingga pada uji kelayakan, selain melibatkan ahli media,
materi, dan bahasa, juga melibatkan ahli ilmu pembelajaran (discovery learning).
49
Sementara pada penelitian ini peneliti hanya menggunakan tiga ahli yaitu ahli
media, materi, dan bahasa.
Penelitian oleh Prasetyo Yuli Kurniawan dan Subyantoro tahun 2016
“Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Teks Prosedur Kompleks yang
Bermuatan Nilai-nilai Kewirausahaan”. Penelitian ini menggunakan metode
Research and Development (R&D) yang diadaptasi dari teori Borg dan Gall.
Keefektifan buku pengayaan yang diuji menggunakan Independent Sample Tes
menunjukkan bahwa t hitung = 6,214 sedangkan t tabel= 2,00. Artinya t hitung > t
tabel, yang berarti ada pengaruh antara variabel bebas dengan tingkat kepercayaan
95% atau α = 5% dengan (df) = 58. Disimpulkan terdapat perbedaan yang
signifikan antara rata-rata nilai peserta didik kelas eksperimen dan kelas kontrol
dengan menggunakan buku pengayaan. Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo
Y.K. dengan penelitian yang dilakukan peneliti sama-sama menggunakan metode
Research and Development (R&D), perbedaannya adalah teori yang digunakan
dan prosedur saat uji t. Penelitian yang dilaukan peneliti menggunakan teori
penelitian Sugiyono dengan modifikasi, dan pada uji t menggunakan Paired
Sample Test. Hal ini sesuai dengan teori Sugiyono, bahwa uji keefektifan dapat
dilakukan dengan one group pretest-posttest design, yaitu pada suatu kelompok
diberikan pretest, kemudian diberi treatment, dan diberi posttset.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pada intinya metode Research and
Development memuat tiga rumusan, yaitu analisis kebutuhan, uji kelayakan, dan uji
keefektifan. Selain itu, teori-teori yang dikemumakan oleh ahli tidak selamanya
diadaptasi semua, akan tetapi disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Perbedaan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian sebelumnya adalah pada subjek
50
yang diteliti; lokasi; tata cara uji kelayakan, karena pada penelitian ini melibatkan peserta
didik dalam uji kelayakan; serta pada uji keefektifan, karena keefektifan penelitian ini
tidak hanya menggunakan pretest-posttest, tetapi didukung angket tanggapan dan unjuk
karya.
2.4 Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil prapenelitian, diperoleh data dokumentasi berupa
rendahnya nilai peserta didik pada muatan Seni Budaya dan Prakarya. Hasil
belajar Seni Budaya dan Prakarya pada semester 1, dari empat kompetensi dasar
dengan kriteria ketuntasan minimum 75, terdapat dua kompetensi dasar yang
persentase ketuntasan klasikalnya kurang dari 50%. Kompetensi dasar yang
dimaksud adalah kompetensi dasar 3.4 Memahami karya seni rupa teknik tempel
dengan rata-rata klasikal 73 dan persentase ketuntasan 40%; dan kompetensi dasar
4.4 Membuat karya kolase, montase, aplikasi, dan mozaik, dengan rata-rata
klasikal 73,9 dan persentase ketuntasan 42,3%. Berdasarkan wawancara dengan
guru kelas IV, diperoleh beberapa informasi belum optimalnya penggunaan
media, yaitu media buku yang dijadikan pegangan peserta didik dan guru dalam
pembelajaran SBdP, khususnya materi kolase. Guru dan peserta didik
menggunakan buku pegangan wajib yaitu buku guru dan buku siswa, tanpa ada
buku pendukung lain. Pengetahuan peserta didik terbatas pada apa yang
disampaikan guru. Padahal, latar belakang pendidikan guru bukanlah di bidang
seni, sehingga guru kurang menguasai materi mengenai kesenian.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti memberikan solusi melalui
pengembangan media buku pengayaan kolase mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya. Buku pengayaan merupakan buku yang digunakan sebagai pendukung
51
buku teks yang menjadi acuan utama dalam pembelajaran, serta berfungsi untuk
memperluas pengetahuan, wawasan, dan pemahaman peserta didik pada materi
tertentu. Buku pengayaan yang dikembangkan diharapkan dapat meningkatkan
motivasi, minat baca, dan stimulus kepada siswa untuk mengembangkan karya
yang tidak hanya mengacu pada kompetensi yang diharapkan dalam
pembelajaran.
Alur penelitian digambarkan dalam fishbone kerangka berpikir berikut.
Bagan 2.2 Fishbone Kerangka Berpikir
129
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang mengacu pada
rumusan masalah dan tujuan penelitian, dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut.
5.1.1 Berdasarkan analisis terhadap kebutuhan buku pengayaan kolase, guru dan
peserta didik membutuhkan media buku pengayaan yang memuat materi
secara ringkas disertai gambar, contoh, dan langkah pembuatan kolase,
serta dapat menguji pemahaman. Dari segi fisik, buku yang dibutuhkan
adalah ukuran A5 dengan ketebalan 46 halaman.
5.2.1 Media buku pengayaan kolase yang dikembangkan dinilai layak oleh ahli
media, materi, dan bahasa serta peserta didik. Persentase penilaian ahli
media sebesar 98,2% termasuk kategori sangat layak, penilaian ahli
materi sebesar 95% termasuk kategori sangat layak, dan penilaian ahli
bahasa sebesar 89,2 % termasuk kategori layak. Tanggapan peserta didik
pada uji skala kecil memperoleh persentase 85% termasuk kategori
cukup layak.
5.3.1 Media buku pengayaan kolase efektif digunakan dalam pembelajaran
SBdP materi kolase yang dibuktikan dengan adanya perbedaan yang
signifikan antara hasil pretest dan posttest dengan nilai sig. (2-tailed)
0,000; peningkatan rata-rata hasil pretest-posttest peserta didik sebesar
0,64 yang termasuk kategori sedang dan didukung dengan hasil unjuk
130
karya peserta didik dengan rata-rata kelas yang telah memenuhi KKM
yaitu, 82,29. Persentase hasil angket tanggapan guru terhadap buku
pengayaan sebesar 97,5% termasuk kategori layak, dan persentase hasil
angket tanggapan peserta didik pada uji skala besar sebesar 94%
termasuk kategori sangat layak.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memberikan saran
sebagai berikut.
5.2.1 Hasil pengembangan media buku pengayaan ini dapat dijadikan sebagai
salah satu bahan kajian untuk mengembangkan media-media lain yang
inovatif demi tercapainya pembelajaran yang efektif.
5.2.2 Penggunaan media buku pengayaan dapat dipadukan dengan model dan
metode pembelajaran yang sesuai, sehingga hasil pembelajaran
maksimal.
5.2.3 Guru hendaknya memerhatikan segala faktor yag dapat memengaruhi hasil
belajar peserta didik, baik internal maupun eksternal.
131
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, S. 2015. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Arikunto, S. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arsyad, A. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Asnawir & Usman, B. 2013. Media pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers
Cholid. 2015. Pengembangan Multimedia Pembelajaran. Semarang: Fatawa
Publishing
Dali, N. 2015. “Picturebooks in teacher Education: Eight Teacher Educators Share
their Practice”. Australian Journal of Teacher Education. 40(3): 89-99
Daryanto. 2015. Media Pembelajaran. Bandung: PT. Sarana Tutorial Nurani
Sejahtera
Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 tentang Bahan Ajar
Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka
Setia Hsiao, C. & Shih, P. 2015. “The Impact of Using Picture Books with
Preschool Students in Taiwan on the Teaching of Enviromental Concepts”.
8(3): 14-21
Jayanti, Tri. 2015. “Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Cerita Biografi
Bermuatan Nilai-nilai Pendidikan Karakter bagi Peserta Didik Kelas VIII
SMP”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4 (2): 70-71
Kurniawa, Prasetyo Yuli dan Subyantoro. 2016. “Pengembangan Buku Pengayaan
Menulis Teks Prosedur Kompleks yang Bermuatan Nilai-nilai
Kewirausahaan”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 5(1):
73-79
Lestari, K.A., dkk. 2015. Penelitian Pendidikan Matematika. Karawang: PT
Refika Aditama
Mantei, J. & Kevin, L. 2014. “Interpreting the Images in a Picture Book: Students
Make Connection to Themselves, Their Lives, and Experience”.
University of Wollongong Journal. 13 (2): 76-92
132
Muslich, Masnur. 2010. Text Book Writing. Jugjakarta: Ar-Ruzz Media
Muharrar, Syakir, dkk. 2013. Kreasi Kolase,Montase, dan Mozaik Sederhana.
Semarang: Esensi
Neina, Qurrota Ayu. 2015. “Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Cerita
Anak Bermuatan Nilai Karakter Berdasarkan Content and Language
Integrated Learning (CLIL) untuk Siswa Sekolah Dasar Kelas Tinggi”.
Jurnal PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia. 4(2): 52-57
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Buku
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Pendidikan SD/ MI
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 2 Tahun 2008 tentang Buku
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar
Kompetensi Lulusan
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional
Prastowo, A. 2015. Panduan Kreatif Membuat bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta:
DIVA Press
Piyatno, Duwi. 2016. Belajar Alat Analisis Data dan Cara Pengolahannya dengan
SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media
Purnomo, P. 2015. “Pengembangan Buku Pengayaan Menulis Teks Eksposisi
Bermuatan Nilai-nilai Sosial untuk Siswa SMP”. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. 4(2): 121-124
Redaksi Sinar Grafika. 2011. Undang-undang Sisdiknas. Jakarta: Sinar Grafika
Rediati, A. 2015. “Pengembangan Buku Pengayaan Cara menulis Teks Penjelasan
Bermuatan Nilai Budaya Lokal untuk Peserta Didik Kelas V Sekolah
Dasar”. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 4(1): 3-6
Riyanto, Agus. 2015. “Pengembangan Buku Pengayaan Keterampilan membaca
Bahasa Indonesia yang Bermuatan Nilai Kewirausahaan”. Jurnal
PendidikanBahasa dan Sastra Indonesia. 2(1): 29-32
Rofia, A., dkk. 2015. “Pengembangan Buku Pengayaan Pengetahuan Berbasis
Kontekstual pada Materi Optik”. Prosiding Seminar Nasional. IV: 2-4
133
Setiawan, D., dkk. 2017. Pengetahuan Seni dan Gambar Ekspresi di Sekolah
Dasar. Yogyakarta: AG PUBLISHER
Sitepu. 2015. Penulisan Buku teks Pelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Sobandi, B. 2008. Model Pembelajaran Kritik dan Apresiasi Seni Rupa. Solo:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Sopandi, A. T. & Prabowo, S. 2008. “Penerapan Kurikulum 2013 dalam Proses
Pembelajaran Seni Budaya di SD (Kajian Deskriptif Kualitatif di
Lingkungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kab./ Kota Bandung”.
Laporan Penelitian Dosen Pemula. Bandung: Universitas Terbuka
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta CV
Sukardi, Evan S. & Hajar, Pamandhi. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka
Tim Permata Press. Undang-undang Sisdiknas Sistim Pendidikan Nasional & PP
No 32 tahun 2013 tentang Perubahan PP No 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Pendidikan Nasional. Permata Press
Widagdo, S. & Supriyanto, T. 2016. “Buku Pengayaan Menulis Naska Ketoprak
Berbasis Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning)”. Jurnal
Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia. 5(1): 33-36
Widoyoko, E.P. 2016. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta
Pustaka Pelajar