pengembangan pembelajaran...
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS
MULTIPLE INTELLIGENCES (MI) PADA MATERI POKOK
TERMOKIMIA KELAS XI IPA DI MAN 1 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2010/2011
SKRIPSIDiajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Strata 1
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh
SRI HANDAYANINIM 063711007
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
MOTTO
Ÿx sùr&tbrã• ÝàY tƒ’n<Î)È@Î/ M}$#y# ø‹ Ÿ2ôMs)Î=äzÇÊÐÈ’n<Î) urÏä !$uK ¡¡9$#y# ø‹ Ÿ2ôMyèÏùâ‘ÇÊÑÈ
’n<Î) urÉA$t6 Ågø:$#y# ø‹ x.ôMt6 ÅÁ çRÇÊÒÈ’n<Î) urÇÚö‘F{ $#y# ø‹x.ôMysÏÜß™ÇËÉÈ
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan. Danlangit, bagaimana ia ditinggikan?. Dan gunung-gunung bagaimana ia
ditegakkan?. Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?(QS.Al-Ghasyiyah 17-20) 1
1 Sonhadji dan Zaini Dahlan, Al Qur’an dan terjemahannya, (Yogyakarta: Dana BhaktiWakaf,tth), hlm.687
PERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati dan dengan iringan
doa, skripsi ini saya persembahkan kepada:
Ayah dan Ibunda tercinta
Adik-adikku dan kakak-kakakku tersayang
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang lain,
kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Desember 2010
Deklator,
Sri Handayani
NIM 063711007
ABSTRAK
Sri Handayani, 063711007, 2010, "Pengembangan PembelajaranBerbasis Multiple Intelligences (MI) Pada Materi Pokok Termokimia KelasXI IPA di MAN 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011". Rumusan masalahpenelitian ini adalah bagaimana skenario pembelajaran kimia berbasis MultipleIntelligences (MI) untuk dapat mencapai kompetensi siswa yang maksimal danseberapa besar tingkat efektivitas pembelajaran (MI) berbasis MultipleIntelligences (MI) pada siswa kelas XI IPA dalam materi pokok termokimia diMAN 1 Semarang tahun ajaran 2010/2011.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan pembelajaran berbasisMultiple Intelligences (MI) materi dan untuk mengetahui efektivitas penerapanpembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) pada materi pokok termokimiakelas XI IPA di MAN 1 Semarang. Populasi penelitian ini terdiri dari 10 kelasyang tiap kelas berjumlah sekitar 38-40 siswa. Sampel yang digunakan adalahkelas XI IPA 4 yang berjumlah 38 siswa yang diambil secara random. Padaujicoba pertama digunakan responden yang berjumlah 6 siswa dan 32 siswaberikutnya digunakan untuk ujicoba yang lebih luas (kelas besar).
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel input adalahpengembangan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI), dan variabeloutput yaitu hasil belajar siswa pada materi pokok termokimia. Penelitian inimerupakan penelitian Research and Development (R & D). Produk dalampenelitian ini adalah perangkat pembelajaran atau RPP dengan pendekatan MI.Penelitian dilakukan sebanyak dua kali ujicoba, ujicoba yang pertama dilakukanpada kelas yang terbatas (kelas kecil), ujicoba berikutnya dilakukan pada kelasbesar.
Metode pengumpulan data menggunakan teknik tes, dokumentasi, danobservasi. Metode analisis data menggunakan metode statistik deskriptif karenadata berupa kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan hasil tes Multiple intelligences(MI) pada siswa XI IPA 4 prosentase kecerdasan terbesar adalah KecerdasanMusikal sebesar 13,33% ,sedangkan yang terendah adalah kecerdasanMatematikal Logis hanya sebesar 8,99% . Berdasarkan hasil kemampuan ranahkognitif kelas kecil rata-rata nilai postest adalah 73,3 sedangkan kelas besar rata-rata nilai postest adalah 69,22. Hasil balajar pada aspek kognitif ini masihdikatakan kurang, karena dari hasil tes MI kecerdasan Matematikal Logis padakelas ini masih cukup rendah sehingga masih diperlukan pengembangan yanglebih lanjut untuk mendapatkan hasil belajar ranah kognitif yang optimal..
Berdasarkan hasil observasi ranah afektif dan ranah psikomorik dapatdisimpulkan pembelajaran berbasis MI pada kelas kecil maupun kelas besar dapatdikatakan efektif karena rata-rata prosentase observasi afektif dan psikomotoriksebesar 75% dengan kategori baik. Skor total efektivitas pembelajaran MI padakelas kecil sebesar 10 dengan kategori sangat efektif, sedangkan pada kelas besarskor totalnya adalah 9 dengan kategori efektif. Berdasarkan hasil keseluruhan,dapat disimpulkan bahwa “Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI)pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA 4 di MAN 1 Semarang pada kelaskecil maupun kelas besar adalah efektif”.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahim
Assalamu`alaikum Wr. Wb,
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat, nikmat, taufiq dan hidayah-Nya.
Sholawat dan salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa risalah islam yang penuh dengan
pengetahuan, sehingga dapat menjadi bekal hidup kita baik di dunia maupun di
akhirat. Akhirnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul
“Pengembangan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI) Materi Pokok
Termokimia Kelas XI IPA 1 di MAN 1 Semarang” yang merupakan tugas dan
syarat yang wajib dipenuhi guna memperoleh gelar kesarjanaan dari Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
Penulis merasa yakin bahwa dalam susunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Hal ini disebabkan keterbatasan penulis. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan penulisan skripsi ini baik berupa nasehat, saran, dan sebagainya
ataupun secara materiil dan spirituil.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada
semua pihak yang telah memberikan pengarahan, bimbingan dan bantuan dalam
bentuk apapun yang sangat besar artinya bagi peneliti. Ucapan terima kasih
terutama penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Suja’i, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Ibu Atik Rahmawati, M.Si selaku ketua Progdi Kimia IAIN Walisongo
Semarang.
3. Ibu Ratih Rizqi Nirwana, S.Si, M.Pd selaku dosen pembimbing I dan Bapak
Drs. Sajid Iskandar S. selaku dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen beserta karyawan di lingkungan Fakultas
Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai
pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Saefudin, M.Pd. selaku Kepala Sekolah MAN 1 Semarang, Bapak
Katibin, S.Pd. selaku Waka Kurikulum dan segenap guru, siswa serta
karyawan yang telah bersedia menerima dan membantu penulis mengadakan
penelitian.
6. Ibu Dra. Kanti Setiati selaku guru kimia di MAN 1 Semarang yang telah
banyak membantu menyelesaikan riset, sehingga data yang dibutuhkan dapat
terkumpul dengan cukup.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah memberikan kasih sayang yang
tulus serta do’a-do’a yang selalu dipanjatkan dengan tiada hentinya.
8. Adikku tersayang (Ayuk, Hesti, dan Lia), kakak-kakakku, dan tidak lupa Mas
Heri yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada peneliti hingga
terselesaikannya penulis skripsi ini.
9. Teman-teman Tadris Kimia angkatan 2006, canda tawa, sedih dan duka kita
bersama (Mb. Ifa, Mojes, Sopek, Pepi, Tholib, Jenx Fish, Ajis, Atik, Alsum,
Akyuni, Bang Aril, Canti, Kifa, Nujum imut, Fifi, Ahmadi, Qubes, Pak Po,
Sugi, dan tidak lupa Devi).
10. Bu Anita, Pak Wahono, dan tidak ketinggalan para asisten Lab Kimia ( Coliz,
Zami, dek Tri) terima kasih atas bimbingan dan bantuannya selama ini.
11. Teman-teman Tim PPL di SMAN 6 Semarang dan Tim KKN Posko 39
Tlogorejo, Bu Endang, Bu Khot, serta keluarga besar Mbah Rayi, terima
kasih atas kebersamaan yang telah kita lalui bersama walaupun hanya
sebentar tapi bagiku sangat mengesankan.
12. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa selain
ucapan terima kasih dan iringan do’a semoga allah SWT membalas semua amal
kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan.
Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Wassalamu alaikum Wr. Wb,
Semarang, Desember 2010
Penulis,
Sri Handayani
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii
HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
HALAMAN DEKLARASI .......................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK .............................................................................. vii
KATA PENGANTAR .................................................................................. viii
HALAMAN DAFTAR ISI ............................................................................ xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah................................................................. 4
C. Pembatasan Istilah ................................................................... 4
D. Perumusan Masalah ................................................................ 6
E. Manfaat Penelitian .................................................................. 7
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Belajar ..................................................................................... 8
1. Pengertian Belajar .............................................................. 8
2. Hasil Belajar ...................................................................... 9
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............... 10
B. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI) .................. 12
1. Pengertian Multiple Intelligences (MI) ............................... 12
2. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI) ............ 13
C. Materi Pokok Termokimia ....................................................... 17
1. Sistem dan Lingkungan...................................................... 17
2. Hukum Kekekalan Energi ................................................. 18
3. Reaksi Eksoterm dan Endoterm ......................................... 20
4. Perubahan Entalpi ............................................................. 21
5. Penentuan Kalor Reaksi .................................................... 23
D. Kajian Penelitian yang Relevan................................................ 29
E. Pengajuan Hipotesis................................................................. 30
BAB III : METODE PENELITIANA. Tujuan Penelitian ..................................................................... 32
B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................. 32
C. Variabel Penelitian................................................................... 32
D. Metode Penelitian .................................................................... 33
E. Populasi dan Sampel ................................................................ 36
F. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 37
G. Teknik Analisis Data ............................................................... 38
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian ............................................. 45
1. Kondisi Sebelum Penelitian............................................... 45
2. Implementasi..................................................................... 46
3. Hasil Penelitian ................................................................. 49
a. Analisis Butir Soal Hasil Ujicoba Instrumen Tes .......... 49
b. Analisis Data ............................................................... 51
1) Analisis Data Awal .................................................. 51
2) Analisis Tahap Akhir ................................................ 54
3) Analisis Deskriptif Jenis Kecerdasan Majemuk ........ 57
4) Analisis Deskriptif Observasi ................................... 59
B. Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 60
C. Keterbatasan Penelitian............................................................ 62
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................. 63
B. Saran ....................................................................................... 64
C. Penutup ................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Kriteria Validitas Butir Soal ........................................................ 50 4.2 Reabilitas Butir Soal ................................................................... 51 4.3 Daya Beda Butir Soal.................................................................. 51 4.4 Hasil Belajar Siswa Sebelum Perlakuan (Pre Test)....................... 52 4.5 Chi Kuadrat Hasil Uji Normalitas Pre Test .................................. 53 4.6. Uji Homogenitas......................................................................... 53 4.7 Uji Dua Rata-Rata Pretest........................................................... 54 4.8 Hasil Belajar Siswa Setelah Perlakuan (Postest) .......................... 55 4.9 Chi Kuadrat Hasil Uji Normalitas Postest .................................... 55 4.10 Uji Homogenitas Postest ............................................................ 56 4.11 Hasil Perhitungan t-test nilai Postest ........................................... 57 4.12 Rata-Rata Prosentase Aktifitas Siswa Ranah Afektif ................. 60 4.13 Rata-Rata Prosentase Aktifitas Siswa Ranah Psikomotorik......... 60 4.14 Perhitungan Analisa Keefektifan Pembelajaran MI Kelas Kecil ... 61 4.15 Perhitungan Analisa Keefektifan Pembelajaran MI Kelas Besar... 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Sistem Campuran Magnesium dan Larutan Asam Klorida......... 17 2. Sistem terbuka, tertutup dan terisolasi...................................... 18 3. Aliran Kalor Pada Reaksi Eksoterm dan Endoterm................... 20 4. Diagram Tingkat Energi Untuk Reaksi Eksoterm dan Endoterm .................................................................................................... 21 5. Kalorimeter Bomb ................................................................... 24 6. Bagan Desain Penelitian ........................................................... 34 7. Grafik Prosentase Jenis Kecerdasan Siswa................................ 18 8. Posentase Jenis Kecerdasan Siswa Kelas Besar......................... 58 9. Posentase Jenis Kecerdasan Siswa Kelas Kecil ......................... 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Nama Responden Uji Coba................................................... 67
2 : Silabus.................................................................................. 68
3 : RPP Kelas Kecil dan Kelas Besar.......................................... 70
4 : Instrumen Uji Coba dan Kisi-Kisi Soal Instrumen ................ 107
5 : Instrumen Multiple intelligences (MI) ................................. 120
6 : Perhitungan Soal Uji Coba.................................................... 125
7 : Soal Pre Test dan Kisi-Kisi Soal Pre Test ............................. 127
8 : Soal Post Test dan Kisi-Kisi Soal Post Test ........................... 135
9 : Lembar Jawab ...................................................................... 143
10 : Nama Sampel Responden ..................................................... 144
11 : Prosedur Praktikum.............................................................. 146
12 : Data Pre Test dan Post Test.................................................. 152
13 : Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Kecil ............................. 154
14 : Uji Normalitas Nilai Pre Test Kelas Besar ............................ 155
15 : Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Kecil ............................ 156
16 : Uji Normalitas Nilai Post Test Kelas Besar ........................... 157
17 : Uji Homogenitas Pre Test Antara Kelas Kecil Dan Kelas Besar
............................................................................................... 158
18 : Uji Homogenitas Post Test Antara Kelas Kecil Dan Kelas Besar
............................................................................................... 159
19: Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Pre Test Antara Kelas Kecil Dan
Kelas Besar ............................................................................ 160
20 : Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Post Test Antara Kelas Kecil Dan
Kelas Besar ............................................................................ 161
21 : Lembar Observasi Afektif dan Psikomotorik siswa................ 162
22 : Data Observasi Afektif dan Psikomotorik siswa .................... 167
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar dapat
menyesuaikan diri sebaik-baiknya terhadap lingkungannya. Dengan demikian
akan timbul perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk
berfungsi secara kuat dalam kehidupan bermasyarakat. Pengajaran bertugas
mengarahkan proses ini agar sasaran dari perubahan itu dapat tercapai
sebagaimana yang diinginkan.
Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan siswa tergantung pada
unsur yang saling mempengaruhi, salah satunya yakni bakat yang telah
dimiliki oleh siswa sejak lahir akan tumbuh dan berkembang berkat pengaruh
lingkungan. Sebaliknya, lingkungan akan lebih bermakna apabila terarah pada
bakat yang telah ada, walaupun tidak dapat dipungkiri adanya kemungkinan
pertumbuhan dan perkembangan itu semata-mata hanya disebabkan oleh
faktor bakat saja atau oleh lingkungan saja.2 Meskipun demikian menciptakan
kegiatan belajar yang mampu mengembangkan hasil belajar yang maksimal
merupakan tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu guru harus memikirkan
dan membuat perencanaan kegiatan belajar mengajar yang dapat merangsang
hasil belajar yang efektif dan efisien.
Setiap insan terlahir ke dunia dalam keadaan yang berbeda antara satu
dengan yang lain, di antaranya adalah perbedaan genetik. Perbedaan genetik
itu juga ditambah dengan pengaruh lingkungan yang melingkupi pengalaman
hidup manusia, baik keluarga, masyarakat, teman sepermainan, sekolah
maupun lingkungan lainnya. Alhasil, kombinasi perbedaan genetik dan
perbedaan pengalaman hidup tersebut mentransformasi seorang manusia
menjadi individu yang memiliki karakter dasar (potensi, minat dan bakat)
yang unik. Ini artinya, tidak ada seorang manusia pun yang memiliki karakter
2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2009), Cet. 9, hlm.79
2
yang benar-benar sama meskipun saudara kembar identik; mereka tetap
memiliki perbedaan karakter.3
Karena dalam setiap kelas berkumpul siswa dengan kemampuan yang
berbeda-beda (kecerdasan, bakat, kecepatan belajar, dan sebagainya), gaya
belajar mereka pun berbeda-beda. Gaya belajar adalah suatu cara yang
digunakan siswa untuk menerima informasi yang diberikan oleh guru. Sebagai
seorang guru ada baiknya juga memperhatikan cara belajar yang dilakukan
oleh siswa-siswanya selain memperhatikan bahan belajar dan kegiatan-
kegiatan belajar. Ini bertujuan agar guru dapat menentukan dengan seksama
bahan-bahan yang akan diberikan dengan menggunakan prosedur mengajar
yang serasi serta mengadakan diagnosis atas kesulitan yang dialami oleh
siswa.
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi perbedaan
individu tersebut yaitu dengan menggunakan pendekatan yang sesuai untuk
tiap siswa. Menurut Howard Gardner, seorang profesor pendidikan, setiap
individu setidaknya memiliki sembilan jenis kecerdasan. Di antaranya yaitu :
1) kecerdasan linguistik, 2) matematis logis, 3) spasial, 4) kinestetik jasmani,
5) musikal, 6) interpersonal, 7) intrapersonal, 8) ekstensial, dan 9) kecerdasan
naturalis (teori multiple intelligences). 4 Dengan teori Multiple Intelligences
(MI) ini, orang pada umumnya dianggap berpotensi untuk mengembangkan
tiap jenis kecerdasan (dari sembilan jenis itu) sampai ke tingkat yang
mengagumkan asalkan ia mendapat dukungan, pengayaan, dan pengajaran. Ini
artinya, tidak ada seorang pun yang bisa dikatakan benar-benar “bodoh” dalam
kesembilan jenis kecerdasan itu. Walaupun seseorang dikatakan memiliki
tingkat kecerdasan rendah dibidang tertentu (lewat pengujian IQ) hal itu lebih
merupakan akibat kekurangan dukungan, pengayaan, atau pengajaran.5
Dengan mengetahui bahwa terdapat lebih dari satu jenis kecerdasan
maka strategi yang tepat bagi setiap orang dalam mengembangkan potensi
3 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung : Kaifa, 2009), Cet. IV, hlm. 124 Paul Suparno, Teori Intelligensi Ganda, (Yogyakarta: Kanisius, 2004), hlm. 195Hernowo, Bu Slim dan Pak Biil : Kirah tentang Kiprah Guru Multiple Intellegences
di Sekolah, (Bandung : Mizan Learning Center, 2004), Cet. 1, hlm. 93
3
dirinya adalah berupaya mengetahui jenis-jenis kecerdasan yang memberikan
peluang terbesar untuk dikembangkan. Pada hakikatnya, pembelajaran
berbasis Multiple Intelligences (MI) adalah suatu upaya mengoptimalkan
kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk mencapai
kompetensi tertentu dengan cara mengombinasikan berbagai kecerdasan yang
dimiliki oleh siswa.
Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) pada prakteknya
adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa seoptimal
mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya pada standar
minimal yang telah ditentukan oleh sekolah atau lembaga. Dengan demikian,
dalam praktik pembelajaran di sekolah sudah selayaknya seorang guru
memiliki data tentang tingkat kecenderungan multiple intelligences yang
dimiliki oleh setiap siswa.
Materi pokok termokimia merupakan materi pokok yang diajarkan
pada kelas XI Semester Gasal. Dalam materi pokok termokimia siswa akan
mendalami energi yang dibebaskan atau diserap dalam suatu reaksi kimia.
Demikian juga satuan-satuan energi, terutama energi panas, siswa diharapkan
teliti dan terampil dalam menyetarakan persamaan reaksi baik menyangkut
koefisien ataupun kuantitas sebelum dan sesudah reaksi. Ketelitian dan
keterampilan inilah yang seringkali membuat siswa merasa kesulitan dalam
menempuh Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM) yang tiap tahunnya
meningkat.
Penerapan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences pada materi
termokimia dilakukan dengan tujuan untuk mengembangkan dan mencari
solusi atas kesulitan mengajarkan sains serta memenuhi kebutuhan siswa yang
beragam. Studi dilakukan dengan mempertimbangkan aspek-aspek positif dari
MI dalam pembelajaran, serta untuk menciptakan lingkungan pembelajaran
yang akan mendorong partisipasi aktif dalam belajar.
Dengan mempertimbangkan latar belakang di atas, penulis merasa
terdorong melakukan penelitian dengan judul : PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES (MI) PADA
4
MATERI POKOK TERMOKIMIA KELAS XI IPA DI MAN 1 SEMARANG
TAHUN AJARAN 2010/2011.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan
penelitian dapat diidentifikasikan sebagai berikut.
1. Adanya perbedaan kombinasi intelligensi yang dimiliki setiap siswa,
menyebabkan gaya belajar antara satu siswa dengan lainnya pun berbeda.
Oleh karena itu guru ada baiknya juga memperhatikan cara belajar yang
dilakukan oleh siswa-siswanya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan
untuk mengatasi perbedaan individu tersebut yaitu dengan menggunakan
pendekatan yang sesuai untuk tiap siswa, di antaranya yaitu dengan
menggunakan pembelajaran berbasis multiple intalligences (MI).
2. Adanya kesulitan atau hambatan siswa dalam mempelajari materi pokok
termokimia. Bagaimanakah hasil belajar siswa pada materi pokok
termokimia dengan menggunakan pembelajaran berbasis multiple
intalligences (MI) pada siswa kelas XI IPA semester gasal di MAN 1
Semarang, yang pada akhirnya akan diketahui efektivitas pembelajaran
berbasis MI pada materi pokok termokimia.
C. Pembatasan Istilah
Untuk memudahkan dan menghindari kesalahan dalam memahami
judul skripsi ini, maka penulis memberikan batasan-batasan istilah dalam
judul yang berbunyi “Pengembangan Pembelajaran berbasis Multiple
Intelligences (MI) Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA Semester Gasal di
MAN 1 Semarang Tahun ajaran 2010/2011” sebagai berikut.
Pengembangan pembelajaran
Pengembangan pembelajaran terdiri dari dua kata yaitu pengembangan
dan pembelajaran. Pengembangan yang dimaksud disini adalah penelitian
dan pengembangan yang dalam bahasa Inggris disebut Research and
Development (R&D) yaitu suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk
5
mengembangkan mutu kehidupan umat manusia, produk, faktor produksi,
laba, atau pengetahuan dasar. 6 Sedangkan pembelajaran dapat
didefinisikan sebagai kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut
kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa (PBS) yaitu, kegiatan
siswa yang direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar
mengajar. 7 Sehingga pengembangan pembelajaran yaitu suatu usaha
penelitian dalam bidang pembelajaran yang bertujuan untuk mendapatkan
produk pembelajaran berupa perangkat pembelajaran yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kompetensi siswa dalam mata pelajaran
tertentu.
Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI)
Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) adalah suatu upaya
mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu
(siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu yang dituntut oleh sebuah
kurikulum.8
Multiple Intelligences (MI)
Multiple Intelligences (MI) merupakan sebuah teori intellegences yang
ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner seorang ahli
psikologi perkembangan dan profesor pendidikan dari Graduate School of
Education,Harvard University. Menurut Gardner, intelegensi seseorang
tidak dapat hanya diukur dengan tes tertulis, melainkan lebih cocok
dengan cara bagaimana orang itu memecahkan persoalan dalam kehidupan
nyata; intelegensi seseorang dapat dikembangkan lewat pendidikan dan
intelegensi itu banyak jumlahnya.9
6 Prof.Komaruddin dan Dra.Yooke Tjuparmah S.K, M.Pd, Kamus Istilah Karya TulisIlmiah, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006) cet. 3, hlm.183
7 Mulyati Arifin, dkk, JICA Strategi Belajar Mengajar Kimia, (Bandung: Jurusan Pendi-dikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas PendidikanIndonesia , 2000), hlm. 8
8 Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Prenada Media,2004), cet. 1, hlm. 68
9Paul Suparno, ibid,hlm.19
6
Materi Pokok Termokimia
Materi pokok termokimia merupakan bagian dari materi ilmu
kimia yang disampaikan di kelas XI IPA pada awal semester I, dengan
standar kompetensi pada materi pokok termokimia sebagaimana tercantum
dalam buku yang disusun dengan acuan Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan yang terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia Nomor 22 dan 23 Tahun 2006.
Siswa Kelas XI IPA
Merupakan populasi penelitian, yang nantinya akan dikenai
generalisasi penelitian. Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah
kelas XI IPA di MAN 1 Semarang, sedangkan sampel pada penelitian ini
adalah kelas XI IPA 4 yang berjumlah 38 siswa.
MAN 1 Semarang
Menunjukkan wilayah penelitian atau tempat diadakannya suatu
penelitian. MAN 1 Semarang beralamat di Jln. Brigjen S.Sudiarto
Pedurungan Kidul Kec. Pedurungan Semarang.
Dari pembatasan istilah di atas maka dapat diambil satu pengertian
bahwa dalam studi ini penulis ingin menerapkan pembelajaran berbasis
Multiple Intelligences (MI) materi pokok termokimia pada kelas XI IPA
semester 1 MAN 1 Semarang tahun ajaran 2010/2011.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar yang telah diuraikan di atas, dirumuskan
permasalahan sebagai berikut .
1. Bagaimana skenario pembelajaran kimia berbasis Multiple Intelligences
(MI) untuk dapat mencapai kompetensi siswa yang maksimal pada kelas
XI IPA dalam materi pokok termokimia di MAN 1 SEMARANG tahun
ajaran 2010/2011?
2. Bagaimana pengembangan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences
(MI) dilihat dari tingkat efektivitas pada siswa kelas XI IPA dalam materi
pokok termokimia di MAN 1 SEMARANG tahun ajaran 2010/2011?
7
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengembangkan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences
(MI) materi pokok termokimia kelas XI di MAN 1 Semarang.
b. Untuk mengetahui efektivitas penerapan pembelajaran berbasis
Multiple Intelligences (MI) pada materi pokok termokimia kelas XI di
MAN 1 Semarang.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat bagi sekolah
1) Memberikan landasan dan argumentasi bagi kebijaksanaan yang
akan diambil guna meningkatkan mutu hasil belajar.
2) Memberikan kontribusi yang baik dalam peningkatan pembelajaran
untuk semua pelajar.
b. Manfaat bagi siswa
1) Memberikan peran aktif siswa dalam pembelajaran.
2) Meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Manfaat bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan dan informasi tentang alternatif
pembelajaran kimia untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan
menerapkan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI).
d. Manfaat bagi peneliti
Menambah pengetahuan khususnya dibidang pendidikan, yaitu
penerapan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences dalam proses
belajar mengajar.
8
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Belajar
1. Pengertian Belajar
Berikut ini beberapa definisi belajar menurut para pakar pendidikan,
diantaranya: Belajar adalah suatu proses perubahan, yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya.10
Menurut Morgan dalam bukunya "Introduction to Psychology"belajar adalah sebagai berikut "Learning may be defined as any relativelypermanent change in behavior which occurs as a result of experience orpractice".11
(Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetapyang terjadi sebagai akibat dari pengalaman atau praktek).
Menurut Ernest R. Hilgard dalam bukunya "Theories of Learning"yang dikutip oleh Abdur Rachman Abror, memberikan definisi sebagaiberikut. "Learning is the process by which an activity originates or ischanged through training procedurs (whether in the laboratory or in thenatural environment) as distinguished from change by factors notattributable to training".12
(Belajar adalah proses dengan suatu aktifitas memulai, atau aktifitas yangdiubah melalui beberapa prosedur latihan (baik itu terjadi di laboratoriumatau dalam lingkungan alamiah) sebagai pembeda dari perubahan yangdisebabkan oleh beberapa faktor bukan perubahan yang dihubungkandengan latihan).
Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan
nyata, proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami
belajar.13 Belajar juga merupakan suatu kegiatan dan bukan suatu hasil
10 Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),hlm. 2.
11 Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, Sixth edition, (New York: Mc. GrawHill International Book Company, 1971), hlm. 63.
12 Abdur Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993),hlm. 66
13Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 85
8
9
atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas lagi
dari itu, yakni mengalami dan memahami.14
Salah satu prinsip psikologi pendidikan dewasa ini adalah bahwa
guru tidak begitu saja memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi
siswalah yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka
sendiri. Belajar menurut teori konstruktivisme adalah membangun
pengetahuan sedikit demi sedikit, yang kemudian hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-
fakta, konsep-konsep atau kaidah yang siap untuk diambil atau diingat.
Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna
melalui pengalaman nyata.15 Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan
masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya. Guru tidak akan
mampu memberikan semua pengetahuan kepada siswa. Siswa harus
mengkonstruksikan pengetahuan di benak mereka sendiri.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya.16 Belajar itu sendiri adalah
suatu proses dalam diri seseorang yang berusaha memperoleh sesuatu
dalam bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap.
Dalam hal ini penekanan hasil belajar adalah terjadinya perubahan
dari hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan
masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional
tidak berpengaruh langsung terhadap besarnya usaha yang dicurahkan oleh
siswa untuk mencapai tujuan belajar. Perubahan itu terjadi pada seseorang
dalam disposisi, atau kecakapan manusia yang berupa penguasaan ilmu
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh melalui usaha yang
sungguh-sungguh dilakukan dalam satu waktu tertentu, atau dalam waktu
14 Oemar Hamalik, Ibid, hlm. 2715Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: Arra
Media, 2008), hlm. 11616Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2009), hlm. 22
10
yang relatif lama. Untuk itu diperlukan suatu proses yang dilakukan
dengan usaha dan disengaja untuk mencapai suatu perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar.17
Dengan berakhirnya suatu proses belajar, siswa memperoleh suatu
hasil belajar. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya puncak proses belajar.
Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran
dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki
seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari
perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian
terbesar dari kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang
merupakan hasil belajar. Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari
penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya.18
3. Faktor-Faktor Pemengaruh Hasil Belajar
Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar atas
dua kategori yaitu: faktor internal, dan eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
1) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang
17 Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran,(Jakarta : Pelia Press, 2004), hlm. 78
18 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung :Remaja Rosda Karya, 2004), hlm. 102
11
utama mempengaruhi proses belajar adalah motivasi, minat, dan
sikap.
Faktor fisiologis seperti kondisi fisik yang sehat dan bugar
akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan dan hasil belajar
individu. Sebaliknya jika kondisi lemah akan menghambat tercapainya
hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu perlu adanya usaha untuk
menjaga kondisi fisik, karena di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa
yang sehat. Faktor psikologi seperti motivasi, minat , dan sikap juga
sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Motivasi sebagai proses di
dalam diri individu yang aktif, motivasilah yang mendorong siswa
ingin melakukan kegiatan belajar. Minat juga memberi pengaruh
terhadap hasil belajar. Dalam proses belajar, sikap juga mempengaruhi
hasil belajar karna sikap merupakan gejala internal yang bereaksi
relatif tetap terhadap objek baik positif maupun negatif.
b. Faktor-Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar pun dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu :
3. Lingkungan sosial
a) Lingkungan sosial sekolah seperti guru, administrasi
dan teman-teman sekelas.
b) Lingkungan sosial masyarakat, kondisi lingkungan
sosial masyarakat tempat tinggal siswa akan
mempengaruhi belajar siswa.
c) Lingkungan sosial keluarga, hubungan antaranggota
keluarga, orang tua, kakak, atau adik yang harmonis
akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
4. Lingkungan non sosial
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara di sekitarnya.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam, pertama, perangkat lunak seperti
12
kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah. Kedua,
perangkat keras seperti gedung sekolah, alat-alat belajar.
c) Faktor materi pelajaran, guru dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap aktivitas belajar siswa.19
Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa, karena pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya
sistem lingkungan belajar yang kondusif. Lingkungan sosial seperti
sosial sekolah, sosial masyarakat, dan juga keluarga dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar. Hubungan yang harmonis antar
ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih
baik di sekolah. Begitu juga lingkungan non sosial, seperti kondisi
lingkungan yang tidak mendukung, juga akan mempengaruhi
proses belajar siswa.
B. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI)
1. Pengertian Multiple Intelligences (MI)
Inteligensi bukanlah suatu yang bersifat kebendaan, melainkan
suatu fiksi ilmiah untuk mendeskripsikan perilaku individu yang berkaitan
dengan kemampuan intelektual. Dalam mengartikan inteligensi
(kecerdasan) ini, para ahli mempunyai pengertian yang beragam.
Howard Gardner, profesor dari Harvard University
memperkenalkan delapan kecerdasan, yang disebut dengan kecerdasan
majemuk (Multiple Intelligences) yaitu sebagai berikut.
a. Linguistik intelligence: kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan
menangkap kata-kata dan kemampuan menyusun kalimat.
b. Logical-mathematical intelligence: kemampuan menghitung, aritmatik,
dan berpikir logis, analitis sampai pada sistem berpikir yang rumit.
c. Musical intelligence: kemampuan memahami nada musik, komposisi.
19Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Ibid, hlm. 19-28
13
d. Spatial intelligence: kemampuan untuk melihat sesuatu dalam
perspektif (think inpicture), mampu mempersepsi lingkungan,
mengekspresikan gagasan dalam gambar, coretan, atau lukisan.
e. Bodily kinesthetic intelligence: kemampuan mengkoordinasikan
fisik/tubuh, utamanya kita lihat dalam gerak para atlit, penari, dan
aktor.
f. Interpersonal intelligence: kemampuan memahami orang lain.
g. Intrapersonal intelligence: kemampuan memahami emosinya sendiri.
h. Naturalist intelligence: kemampuan mengenal dunia alamiah, alam
raya yang meliputi tanaman, binatang, alam, lingkungan, dan studi
sains tentang hal tersebut.20
Kecerdasan naturalis merupakan kecerdasan yang baru dalam daftar
kecerdasan ganda yang digagas oleh Howard Gardner. Ia juga
menambahkan adanya kemungkinan sebuah kecerdasan lain yaitu
kecerdasan eksistensial.
Howard Gardner mulai berbicara tentang kemungkinan adanya jenis
kecerdasan yang kesembilan yaitu kecerdasan eksistensial. Beliau
merumuskan kemampuan inti kecerdasan eksistensial ke dalam dua
bagian:
a. Menempatkan diri sendiri dalam jangkauan wilayah kosmos yang
terdekat hingga terjauh, yang tak terbatas hingga yang amat kecil.
b. Menempatkan diri sendiri kedalam ciri manusiawi yang paling
eksistensial-makna hidup, makna kematian, keberadaan akhir dari dunia
jasmani dan psikologi, pengalaman batin seperti kasih kepada manusia
lain, atau terjun secara total ke dalam suatu karya seni.
2. Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI)
Menurut Gardner inteligensi bukanlah kemampuan seseorang yang
sudah ada sejak lahir dan tetap sepanjang hidup, sehingga tidak dapat
dikembangkan. Inteligensi selalu dapat dikembangkan dan dipupuk lewat
pendidikan. Di sinilah pendidikan mempunyai andil yang besar, dan
20Paul Suparno, ibid,hlm.77
14
pendidik juga memiliki peran untuk membantu perkembangan inteligensi
siswa. Dalam diri seseorang setidaknya terdapat sembilan jenis inteligensi,
di antaranya 1) kecerdasan linguistik, 2) matematis logis, 3) spasial, 4)
kinestetik jasmani, 5) musikal, 6) interpersonal, 7) intrapersonal, 8)
ekstensial, dan 9) kecerdasan naturalis.
Dengan mengetahui bahwa terdapat lebih dari satu jenis kecerdasan
maka strategi yang tepat bagi setiap orang dalam mengembangkan potensi
dirinya adalah dengan berupaya mengetahui jenis-jenis kecerdasan yang
memberikan peluang terbesar untuk dikembangkan. Pada hakikatnya,
pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) adalah suatu upaya
mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki setiap individu
(siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu dengan cara
mengkombinasikan berbagai kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. 21
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan
kecerdasan/intelligences menurut Rusli Amin, antara lain sebagai berikut.
a. Penalaran
Penalaran adalah cara kerja kecerdasan intelektual. Orang yang
cerdas intelektual, salah satu kesenangannya adalah melakukan
penalaran. 22 Di dalam Al-Qur’an banyak ayat yang memerintahkan
kita untuk melakukan penalaran, seperti surah Al-Ghasiyah ayat 17-
20.23
Ÿx sùr&tbrã• ÝàY tƒ’n<Î)È@Î/ M}$#y# ø‹ Ÿ2ôMs)Î=äzÇÊÐÈ’n<Î) urÏä !$uK ¡¡9$#y# ø‹ Ÿ2
ôMyèÏùâ‘ÇÊÑÈ’n<Î) urÉA$t6 Ågø:$#y# ø‹ x.ôMt6 ÅÁ çRÇÊÒÈ’n<Î) urÇÚö‘F{ $#y#ø‹ x.
ôMysÏÜß™ÇËÉÈ
21 Dewi Salma Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, (Jakarta : Prenada Media,2004), cet. 1, hlm. 68
22Rusli Amin, Menjadi Remaja Cerdas, (Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2003), hlm.69-8123 Sonhadji dan Zaini Dahlan, Al Qur’an dan terjemahannya, (Yogyakarta: Dana Bhakti
Wakaf,tth), hlm.687
15
Artinya : Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimanadia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?. Dangunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?. Dan bumibagaimana ia dihamparkan? .(QS.Al-Ghasyiyah 17-20)
Demikianlah ayat yang menjelaskan tentang penalaran.
Karena penalaran merupakan cara kerja dan sekaligus karakteristik
kecerdasan intelektual.
b. Eksperimen
Disamping penalaran, eksperimen juga merupakan langkah untuk
mengembangkan kecerdasan intelektual dan menjadi kegiatan yang
paling disenangi oleh orang-orang yang cerdas dan intelek. Dorongan
dari rasa ingin tahu yang tinggi membuat mereka tidak terlalu
mempedulikan kegagalan di dalam bereksperimen , bahkan kegagalan
justru menjadi batu loncatan bagi penyempurnaan temuan mereka
selanjutnya.
c. Ingatan yang baik
Ingatan atau memori menunjuk pada proses penyimpanan atau
pemeliharaan informasi sepanjang waktu (maintaining information
overtime)24. Orang yang cerdas intelektual biasanya mempunyai daya
ingat yang baik. Daya ingat atau kemampuan mengingat itu sangat
penting, baik untuk kepentingan belajar, pengembangan ilmu
pengetahuan, dan lain-lain.
d. Rajin membaca
Surat Al-‘Alaq ayat 125
ùù&t• ø%$#ÉO ó™$$Î/y7În/ u‘“Ï% ©!$#t, n=y{ÇÊÈ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama tuhanmu yangmenciptakan . (QS. Al-‘Alaq:1)
24Suharman,MS, Psikologi Kognitif, (Surabaya: Srikandi, 2005), hlm.6725Sonhadji dan Zaini Dahlan,Op. Cit,hlm.747
16
Dengan demikian perintah Al- Qur’an salah satu cara orang yang
cerdas intelektual adalah rajin membaca, senang dan selalu membaca.
Lebih dari itu, sesungguhnya perintah membaca itu merupakan wahyu
pertama yang diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad dan
mampu membuat nabi bisa membaca sekalipun beliau belum pernah
membaca.
Pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) pada
prakteknya adalah memacu kecerdasan yang menonjol pada diri siswa
seoptimal mungkin, dan berupaya mempertahankan kecerdasan lainnya
pada standar minimal yang telah ditentukan oleh sekolah atau lembaga.
Selain itu pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) adalah
suatu upaya mengoptimalkan kecerdasan majemuk yang dimiliki
setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu yang
dituntut oleh sebuah kurikulum.
Menurut teori inteligensi ganda, siswa dapat belajar dan
memahami dengan baik suatu materi bila disajikan sesuai dengan
inteligensi mereka yang dominan. Agar dapat membantu siswa
belajar, pertama-tama siswa perlu dibantu untuk menganalisis
inteligensi mereka masing-masing. Selanjutnya, mereka dibantu untuk
belajar dengan inteligensi yang kuat pada mereka. Dengan demikian,
mereka dapat melihat kekuatan dan cara belajar mana yang cocok dan
mana yang kurang. Segi yang kurang itulah nanti yang perlu dibantu
oleh guru.26
Untuk membantu siswa belajar lebih baik, perlu juga bila materi
pelajaran atau dalam penyusunan buku pelajaran diperhatikan berbagai
model dan penjelasan inteligensi ganda. Proses pembelajaran juga
harus bervariasi sehingga setiap siswa dapat menyadari bahwa mereka
diperhatikan, dibantu untuk belajar, karena tidak ada satu pun model
pembelajaran yang sesuai dengan segala pelajaran dan semua siswa.
26Paul Suparno, ibid,hlm.59
17
C. Materi Pokok Termokimia
1. Sistem dan Lingkungan
Dalam termokimia ada dua hal yang perlu diperhatikan yang
menyangkut perpindahan energi, yaitu sistem dan lingkungan. Misal, Jika
sepotong pita magnesium dimasukkan ke dalam larutan asam klorida,
maka pita magnesium akan segera larut atau bereaksi dengan HCl disertai
pelepasan kalor yang menyebabkan gelas kimia beserta isinya menjadi
panas. Campuran pita magnesium dan larutan HCl itu kita sebut sebagai
Sistem. Sedangkan gelas kimia serta udara sekitarnya kita sebut sebagai
Lingkungan. Sistem kimia tersebut ditunjukkan pada Gambar 1 berikut:
Menurut Petter Atkins, dalam bukunya "The Elements of PhysicalChemistry" pengertian sistem dan lingkungan adalah: "A sistem is the partof the world in which we have a special interest. The surroundings arewhere we make our observations".27
(Sistem adalah bagian dari dunia di mana kita mempunyai suatu perhatian
yang khusus. Lingkungan adalah di mana kita membuat pengamatan).
Berdasarkan interaksinya dengan lingkungan, sistem dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu sistem terbuka, tertutup, dan terisolasi. Sistem
tersebut antara lain;
a. Sistem Terbuka
Sistem terbuka adalah jika materi dapat dipindahkan melalui batas
antara sistem dan lingkungannya.
27 Petter Atkins, The Elements of Physical Chemistry, (New York: W.H. Freeman andCompany, 1996), hlm. 36
18
b. Sistem Tertutup
Sistem tertutup adalah suatu sistem yang antara sistem dan lingkungan
dapat terjadi perpindahan energi, tetapi tidak dapat terjadi pertukaran
materi.
c. Sistem Terisolasi
Sistem terisolasi merupakan sistem yang tidak memungkinkan
terjadinya perpindahan energi dan materi antara sistem dan
lingkungan. 28 Ketiga sistem tersebut digambarkan pada Gambar 2
berikut ini.
2. Hukum Kekekalan Energi
Energi adalah kapasitas sistem untuk melakukan kerja. Pertukaran
energi antara sistem dan lingkungan dapat berupa kalor (q) atau bentuk-
bentuk energi lainnya yang secara kolektif kita sebut kerja (w). Adanya
pertukaran energi tersebut akan mengubah jumlah energi yang terkandung
dalam sistem. Kerja adalah pemindahan energi yang menggunakan
gerakan atom-atom yang teratur dalam lingkungannya.
Energi dalam adalah energi total dari suatu sistem. Jika kita
menulis w untuk kerja yang dilakukan pada sebuah sistem, q untuk energi
yang dipindahkan sebagai kalor pada sistem tersebut, E untuk perubahan
energi dalam yang dihasilkan, maka perubahan energi-dalam sistem
dituliskan melalui persamaan berikut ini: 29
28 P.W. Atkins, Kimia Fisika, Ed. 4, (Jakarta: Erlangga, 1996), Jil. 2., hlm. 3129 Ibid., hlm. 32-34
E = q + w
Gambar 2 a) Sistem terbuka, b) tertutup, c) terisolasi
19
dengan, E = Perubahan energi dalam sistem (Joule/J)
q = kalor (Joule/J)
w = kerja (Joule/J)
Jika reaksi dilakukan dalam wadah terbuka, pada umumnya
terdapat sedikit perbedaan kalor reaksi jika dibandingkan dengan reaksi
yang dilakukan dalam kalorimeter bom. Dalam hal ini, bukan volume
sistem yang tetap, melainkan tekanannya yang tetap (yaitu 1 atm). Kalor
reaksi pada tekanan tetap dilambangkan dengan qp.30 Pada reaksi yang
berlangsung dengan volume tetap tidak terjadi kerja ekspansi (W=0), maka
E = qv. Sedang pada reaksi yang berlangsung dengan tekanan tetap,
maka E = qp - P V.31
Pada titik ini, akan dikenalkan suatu sifat termokimia, yaitu entalpi,
H, yang akan didefinisikan sebagai jumlah energi dalam dan hasil kali
tekanan-volume suatu sistem. Sehingga entalpi dapat dinyatakan dengan
persamaan berikut:
dengan, H = entalpi (Joule/J)
E = energi dalam sistem (Joule/J)
P = tekanan (atm)
V = Volume (Liter/L)
Untuk perubahan pada tekanan tetap, dapat dirumuskan sebagai berikut:
dengan, H = perubahan entalpi (Joule/J)
E = perubahan energi dalam sistem (Joule/J)
P = tekanan (atm)
V = perubahan volume (Liter/L)
30Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Ed. 4,(Jakarta: Erlangga,1985), jil. 2, hlm. 226-227
31 Kasmadi IS, Gatot Luhbandjono, Kimia Dasar I, (Semarang: UPT UNNES Press,2004), Cet. 2, hlm. 13
H = E + PV
H = E + P V = qp
20
Karena E dan hasil PV keduanya merupakan fungsi keadaan, maka
jumlahnya H juga merupakan fungsi keadaan.32
Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi tidak dapat
diciptakan atau dimusnahkan tetapi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk lain. Misal, ketika kayu atau minyak tanah dibakar, dihasilkan
sejumlah kalor. Kalor yang dihasilkan kayu atau minyak tanah yang
terbakar mengakibatkan keadaan sekitarnya menjadi panas. Namun, ketika
api sudah padam, keadaan akan menjadi normal kembali. Jadi, kalor yang
dihasilkan pada pembakaran kayu atau minyak tanah, bukannya hilang
tetapi diserap oleh molekul-molekul udara atau benda-benda lain di
sekitarnya. Hukum kekekalan energi disebut juga hukum pertama
termodinamika. Oleh karena itu, jumlah energi yang diperoleh oleh sistem
akan sama dengan jumlah energi yang dilepaskan oleh lingkungan.
Sebaliknya, jumlah energi yang dilepaskan oleh sistem akan sama dengan
jumlah energi yang diperoleh oleh lingkungan.
3. Reaksi Eksoterm dan Endoterm
Reaksi eksoterm adalah proses pelepasan energi sebagai kalor,
sedangkan reaksi endoterm adalah proses yang menyerap energi sebagai
kalor. Aliran kalor pada kedua jenis reaksi itu dapat digambarkan pada
Gambar 3 sebagai berikut.33
Gambar 3 Aliran kalor pada reaksi eksoterm dan endoterm
Berikut adalah perbedaan antara reaksi eksoterm dan endoterm.
Pada reaksi endoterm, sistem menyerap energi sehingga entalpi sistem
32 Ralph H. Petrucci, op. cit., hlm. 22733P.W. Atkins, op. cit., hlm. 32
21
akan bertambah, artinya entalpi produk lebih besar daripada entalpi
pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda positif.
Sebaliknya, pada reaksi eksoterm, sistem membebaskan energi, sehingga
entalpi sistem akan berkurang, artinya entalpi produk lebih kecil daripada
entalpi pereaksi. Oleh karena itu, perubahan entalpinya bertanda negatif.
Perubahan entalpi pada reaksi eksoterm dan endoterm dapat dinyatakan
dengan diagram tingkat energi, seperti pada Gambar 4 berikut.
Gambar 4 Diagram tingkat energi untuk reaksi eksoterm dan endoterm
4. Perubahan Entalpi
Perubahan entalpi pada saat sistem mengalami perubahan fisika
dan kimia biasanya dilaporkan untuk proses yang terjadi pada sekumpulan
kondisi standar. Perubahan entalpi standar H0 yaitu perubahan entalpi
untuk proses yang zat awal dan akhirnya ada dalam keadaan standar.
Keadaan standar suatu zat pada temperatur tertentu adalah bentuk murni
zat tersebut pada tekanan 1 bar (sebagai ganti 1 atm).34
Beberapa jenis perubahan entalpi standar, yaitu perubahan entalpi
pembentukan standar ( Hfo), perubahan entalpi penguraian standar ( Hd
o),
dan perubahan entalpi pembakaran standar ( Hco). Diantaranya sebagai
berikut.
34P. W. Atkins, Kimia Fisika, (Jakarta: Erlangga, 1996), hlm. 48
Reaksi endoterm: H = Hp - HR > 0 (bertanda positif)
Reaksi eksoterm: H = Hp - HR < 0 (bertanda negatif)
22
a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar ( Hfo) 35
Perubahan entalpi pembentukan standar suatu zat adalah
entalpi reaksi standar untuk pembentukan zat itu dari unsur-unsurnya
dalam keadaan referensi-nya. Keadaan referensi suatu unsur adalah
keadaannya yang paling stabil pada temperatur tertentu dan tekanan 1
bar.
Contoh :
Pada pembentukan 1 gram NaCl dibebaskan 7,024 kJ. Tentukanlah
entalpi pembentukan dan tulislah persamaan termokimia reaksi
pembentukan NaCl. (Ar Na = 23; Cl = 35,5)!
Jawab:
Pada pembentukan 1 gram NaCl dibebaskan 7,024 kJ, berarti entalpi
pembentukan NaCl = -7,024 kJ g-1.
Entalpi pembentukan harus dinyatakan dalam satuan kJ mol-1.
Massa molar NaCl = 58,5 g mol-1.
Jadi, entalpi pembentukan 1 gram NaCl:
= -7,024 kJ g-1 x 58,5 g mol-1
= -410,9 kJ mol-1
Bentuk standar dari natrium adalah padatan, sedangkan klorin adalah
gas diatomik. Maka, persamaan termokimia pembentukan NaCl
adalah:
Na(s) + 21
Cl2(g) → NaCl(s) H = -410,9 kJ
b. Perubahan Entalpi Penguraian Standar Hdo)
Perubahan entalpi penguraian standar adalah perubahan entalpi
yang terjadi pada penguraian 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-
unsurnya yang paling stabil pada keadaaan standar.
Contoh:
Jika Hfo H2O(g) = -240 kJ mol-1, maka Hd
o H2O = +240 kJ mol-1
dan persamaan termokimianya adalah:
35 Ibid., hlm. 55
23
H2O(l) → H2(g) + 21
O2(g) Hdo = +240 kJ mol-1
c. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar Hco)36
Perubahan entalpi pembakaran standar adalah entalpi reaksi
standar untuk oksidasi zat organik menjadi CO2 dan H2O bagi
senyawa yang mengandung C, H dan O, dan menjadi N2 bagi
senyawa yang juga mengandung N. Contoh:
Jika diketahui Hco C = -393,5 kJ mol-1, berapa kalor yang terjadi
pada pembakaran 1 kg arang, jika dianggap bahwa arang
mengandung 48 % karbon dan massa molar C = 12?
Penyelesaian:
Diketahui: Hco C = -393,5 kJ mol-1
massa C = 10048
x 1000 gram
= 480 gram
Ditanya: Q
Jawab:
Pada pembakaran 1 mol karbon dibebaskan kalor 393,5 kJ maka
pada pembakaran karbon sebanyak 48/12 mol karbon dihasilkan
kalor sebanyak = 1248
mol x 393,5 kJ mol-1
= 1574 kJ
5. Penentuan Kalor Reaksi
Kalor reaksi dapat ditentukan melalui percobaan, yaitu dengan
kalorimeter. Namun demikian, penentuan kalor reaksi melalui percobaan
bukanlah pekerjaan yang mudah. Henry Hess, seorang ahli kimia dari
rusia kelahiran Swiss, menemukan cara lain yaitu berdasarkan data
termokimia yang ada, jadi tidak harus melalui percobaan. Di sini akan
dibahas tentang penentuan kalor reaksi melalui percobaan dan berdasarkan
penemuan Hess.
36 P. W. Atkins, op. cit., hlm. 53
24
a. Kalorimetri
Perubahan entalpi adalah perubahan kalor dalam suatu reaksi
kimia yang dilakukan pada suatu tekanan konstan. Jika energi itu harus
dikhususkan secara cermat, kondisi awal dan akhir dari tekanan dan
temperatur haruslah diketahui.37
Kalor adalah jumlah energi yang dipindahkan antara dua benda
yang pada awalnya mempunyai suhu yang berbeda.38 Jadi, perubahan
kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui pengukuran perubahan
suhu yang terjadi. Alat yang digunakan untuk mengukur perubahan
kalor selama reaksi kimia disebut kalorimeter.39
Kalorimeter bom (Bomb Calorimeter) merupakan suatu
kalorimeter yang dirancang khusus, sehingga sistem benar-benar dalam
keadaan terisolasi. Di dalam kalorimeter bom, terdapat ruang khusus
yang disebut bom, dan diisi dengan gas oksigen pada tekanan tinggi.
Bom yang dibenamkan dalam kalorimeter yang berisi air digunakan
untuk melangsungkan reaksi pembakaran sampel. Sistem dalam
kalorimeter bom adalah segala sesuatu yang ada di dalam kalorimeter
bom, meliputi: tempat reaksi (bom), air, termometer, pengaduk dan
lainnya yang ditunjukkan pada Gambar 5 berikut.
Gambar 5. Kalorimeter Bomb
37 Charles W. Keenan, Ilmu Kimia Untuk Universitas, Ed. 6, (Jakarta: Erlangga, 1984),jil. 1, hlm. 477
38 Oxtoby, Gillis, Nachtrieb, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, (Jakarta: Erlangga, 2001),hlm. 195
39Charles W. Keenan, op. cit., hlm. 474
25
Reaksi pembakaran yang terjadi di dalam bom, akan
menghasilkan kalor dan diserap oleh air dan bom pada suhu sama yang
ditunjukkan dengan adanya kenaikan suhu air. Oleh karena tidak ada
kalor yang terbuang ke lingkungan, maka kalor reaksi sama dengan
kalor yang diserap oleh air dan bom.
Jumlah kalor yang diserap oleh air dapat dihitung dengan
dengan, m = massa air dalam kalorimeter (g)
c = kalor jenis air dalam kalorimeter (J g-1 K-1 atau J g-1 oC-1)
T = perubahan suhu (K atau oC)
Jumlah kalor yang diserap oleh bom dapat dihitung dengan mengukur
kapasitas kalor bom.
dengan, Cbom = kapasitas kalor bom (J K-1 atau J oC-1)
T = perubahan suhu (K atau oC)
Kalorimeter yang baik memiliki kapasitas kalor kecil. Artinya,
kalorimeter tersebut benar-benar sebagai sistem yang terisolasi,
sehingga perubahan kalor yang terjadi dari reaksi dalam bom hanya
berpengaruh terhadap perubahan suhu air atau larutan yang ada di
dalam kalorimeter.
Reaksi yang berlangsung dalam kalorimeter bom merupakan
reaksi yang berlangsung pada volume konstan ( V = 0), maka,
perubahan kalor yang terjadi dalam sistem akan sama dengan
perubahan energi-dalamnya. Hal ini dirumuskan dengan persamaan
berikut;
Jika V = 0, maka w = 0
qbom = Cbom x T
qreaksi = -(qair + qbom)
qair = m x c x T
E = q + w, dimana w = -P V
26
Perubahan energi-dalam pada kalorimeter bom menjadi
Pengukuran kalor reaksi selain kalor reaksi pembakaran, dapat
dilakukan menggunakan kalorimeter pada tekanan konstan. Misalnya,
pada kalorimeter stirofoam yang dibuat dari gelas stirofoam.
Kalorimeter jenis ini umumnya dilakukan untuk mengukur kalor reaksi
di mana reaksinya berlangsung dalam bentuk larutan, misalnya untuk
mengukur perubahan kalor yang terjadi pada reaksi netralisasi asam-
basa.
Pada kalorimeter yang reaksi kimianya berlangsung pada
tekanan konstan ( P = 0), maka perubahan kalor yang terjadi dalam
sistem akan sama dengan perubahan entalpinya. Seperti dirumuskan;
Oleh karena dianggap tidak ada kalor yang diserap maupun dilepaskan
oleh sistem ke lingkungan selama reaksi berlangsung, maka;
qreaksi + qkalorimeter + qlarutan = qsistem
qreaksi + qkalorimeter + qlarutan = 0
atau
qreaksi = -( qkalorimeter + qlarutan)
Jika harga kapasitas kalor kalorimeter kecil, maka dapat diabaikan
sehingga perubahan kalor dapat dianggap hanya pada kenaikan suhu
larutan dalam kalorimeter.
dengan, m = massa larutan dalam kalorimeter (gram)
c = kalor jenis larutan dalam kalorimeter (J g-1 K-1 atau J g-1oC-1)
T = perubahan suhu (K atau oC)
E = qv
E = qp
qreaksi = - qlarutan
qlarutan = m x c x T
27
b. Hukum Hess
Dalam tahun 1840 ahli kimia Swiss-Rusia G. H. Hess
menyatakan salah satu generalisasi yang paling berguna dalam
termokimia. Versi modern hukum Hess adalah untuk suatu reaksi
keseluruhan tertentu, perubahan entalpi selalu sama, tak peduli apakah
reaksi itu dilaksanakan secara langsung ataukah secara tak langsung
dan lewat tahap-tahap yang berlainan. Misalnya reaksi antara belerang
dan oksigen yang menghasilkan sulfur dioksida, yang diikuti dengan
reaksi antara sulfur dioksida dan oksigen lagi untuk menghasilkan sulfur
trioksida:
S(s) + O2(g) SO2(g) H = -296,83 kJ
SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g) H = -98,9 kJ
Jika kedua tahap diatas dijumlahkan, maka diperoleh:40
S(s) + O2(g) SO2(g) H = -296,83 kJ
SO2(g) + ½ O2(g) SO3(g) H = -98,9 kJ
------------------------------------------------------------------ +
S(s) + 1½ O2(g) SO3(g) H = -395,73 kJ
c. Energi Ikatan
Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses, yang
pertama adalah pemutusan ikatan-ikatan antaratom dari senyawa yang
bereaksi dan yang kedua adalah proses penggabungan ikatan kembali
dari atom-atom yang terlibat reaksi sehingga membentuk susunan baru.
Proses pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan energi
(kalor), sedangkan proses penggabungan ikatan adalah proses yang
membebaskan energi (kalor).
Contoh:
Reaksi: H2(g) + Cl2(g) → 2HCl(g)
Tahap pertama: H2(g) → 2H (g) (diperlukan energi)
Cl2(g) → 2Cl(g) (diperlukan energi)
Tahap kedua: 2H (g) + 2Cl(g) → 2HCl(g) (dibebaskan energi)
40 Charles W. Keenan, op. cit., hlm. 481
28
Jadi, energi ikatan adalah kalor yang diperlukan untuk
memutuskan ikatan oleh satu mol molekul gas menjadi atom-atom atau
gugus dalam keadaan gas. Energi ikatan dibagi menjadi dua, yaitu
energi disosiasi ikatan dan energi ikatan rata-rata.
1) Energi Disosiasi Ikatan (Bond Dissociation Energies)
Suatu proses yang sangat penting dalam menafsirkan reaksi
kimia adalah disosiasi molekul menjadi atom dan radikal bebas.
Misalnya, reaksi
CH4(g) + Cl2(g) → CH3Cl(g) + HCl(g)
terjadi dalam deretan tahap, yang salah satunya melibatkan putusnya
ikatan dalam sebuah molekul klor untuk membentuk dua atom klor:
Cl2(g) → 2Cl(g)
Untuk molekul diatom, energi disosiasi ikatan, banyaknya energi per
mol yang diperlukan untuk memutuskan ikatan dan menghasilkan
dua atom, dengan pereaksi dan produk berupa gas ideal dalam
keadaan standar pada 25 oC.
2) Energi Ikatan Rata-Rata
Untuk molekul poliatom, energi ikatan rata-rata merupakan
energi rata-rata yang per ikatan yang diperlukan untuk
mendisosiasikan 1 mol molekul menjadi atom-atom penyusunnya.
Misalnya disosiasi 1 mol amonia menjadi 3 mol atom hidrogen dan 1
mol atom nitrogen:
NH3(g) → 3H(g) + N(g)
Energi yang diperlukan untuk melangsungkan proses ini, Hro,
dihitung sebagai berikut:
Hro = 3 Hf
o H(g) + Hfo N(g) - Hf
o NH3(g)
= 3 (218,0) + 472,6 – (- 46,11) = 1.172,7 kJ
Harga 1.172,7 kJ ini adalah energi total untuk memutuskan
ketiga ikatan N-H dalam 1 mol amonia. Sepertiga harga ini, = 390,9
29
kJ, merupakan energi ikatan rata-rata per mol 9,3903
7,172.1=
Kj
ikatan N-H.41
D. Kajian Penelitian Yang Relevan
Berangkat dari latar belakang dan pokok permasalahan, maka kajian
ini akan memusatkan penelitian tentang “Pengembangan Pembelajaran
berbasis Multiple Intelligences (MI) Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA
Semester Gasal di MAN 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011”. Untuk
menghindari kesamaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu,
penulis memberikan gambaran beberapa karya atau penelitian yang ada
relevansinya, antara lain:
1. Miftahul Jannah, (2009) mahasiswa Magister
IAIN Sunan Ampel, yang berjudul: Implementasi Multiple Intelligences
System pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Yayasan
Islam Malik Ibrahim (YIMI) Full Day School Gresik Jawa Timur, yang
menyimpulkan bahwa pengelolaan pembelajaran PAI (meliputi:
penyusunan Lesson Plan, materi, media/metode, guru, penilaian, dan
proses pembelajaran) terlaksana secara komprehensif. Seluruh aspek
tersebut berpijak pada MIS. Lesson Plan disusun berdasarkan kecerdasan
siswa, sehingga Lesson Plan setiap kelas berbeda, prinsip pemilihan dan
penyusunan materi adalah applied learning, metode/media pembelajaran
disesuaikan dengan gaya belajar siswa, guru PAI sebagai fasilitator dan
katalisator haruslah professional sehingga dapat mengajar dengan
menyesuaikan gaya belajar siswa, penilaian autentik menjadi salah satu
dasar penilaian PAI di SMP YIMI, dan proses pembelajaran PAI didesain
dengan pertimbangan keseimbangan komposisi pembelajaran jiwa,
pengembangan pemikiran, kreatifitas, kemampuan menyesuaikan masalah,
41Charles W. Keenan, op. cit., hlm. 485-488
30
aplikasi akhlakul karimah dan mempunyai daya manfaat untuk orang
banyak.42
2. Suci Sundusiah, S.Pd, (2005) yang berjudul:
Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat (Korespondensi) Siswa Kelas
IV A SDN Cimareme II Kabupaten Bandung dengan Pendekatan Multiple
Intelligences Howard Gardner, yang menyimpulkan bahwa dalam
penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan ini telah membuktikan
bahwa menuliskan cerita rakyat dapat memotivasi kegemaran siswa dalam
menulis. Hasil keseluruhan penelitian tindakan kelas melalui tiga kali
tindakan ini adalah bahwa pendekatan Multiple Intelligences dalam
pembelajaran menulis surat (korespondensi) telah mampu meningkatkan
minat serta motivasi siswa untuk menulis.43
3. Piping Sugiharti, S.Pd., (2005), yang berjudul:
Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran Fisika, yang
menyimpulkan bahwa Metode pengajaran fisika yang kreatif dan aplikatif
berdasarkan penerapan teori Multiple Intelligence ternyata dapat
meningkatkan aktivitas dan rasa senang para siswa terhadap mata
pelajaran fisika oleh karena di dalamnya ternyata diterapkan cara-cara
belajar fisika yang menarik dan sangat menyenangkan sesuai dengan
kecerdasan yang mereka miliki.44
E. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai suatu dugaan sementara yang
diajukan seorang peneliti yang berupa pernyataan-pernyataan untuk diuji
42 Miftahul Jannah, (2009), ”Implementasi Multiple Intelligences System padaPembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Yayasan Islam Malik Ibrahim (YIMI) Full DaySchool Gresik Jawa Timur , http://eprints.sunan-ampel.ac.id/id/eprint/166, (dikutip pada tanggal22 Nov 2010)
43 Suci Sundusiah, S.Pd, (2005), Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat(Korespondensi) Siswa Kelas IV A SDN Cimareme II Kabupaten Bandung dengan PendekatanMultiple Intelligences Howard Gardner ,http://file.upi.edu/Direktori/C%20%20FPBS/JUR.%20PEND.%20BHS.%20DAN%20SASTRA%20INDONESIA/SUCI%20SUNDUSIAH/artikel%20ilmiah/multiple%20intelligences.pdf, (dikutip pada tanggal 22 Nov 2010)
44 Piping Sugiharti, S.Pd., (2005), Penerapan Teori Multiple Intelligence dalamPembelajaran Fisika , Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV / Desember 2005.
31
kebenarannya. 45 Menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan yang
mungkin benar juga mungkin salah, akan ditolak jika salah dan akan diterima
jika fakta-fakta membenarkan.46
Berdasarkan paparan di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
penerapan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) yang diterapkan
pada kelas kecil dan kelas besar memiliki hasil belajar yang identik atau tidak
ada perbedaan diantara kedua kelas tersebut, dan pengembangan pembelajaran
berbasis Multiple Intelligences (MI) adalah efektif dilihat dari tingkat
efektivitas pada siswa kelas XI IPA dalam materi pokok termokimia di MAN
1 SEMARANG tahun ajaran 2010/2011.
45 Tulus Winarsunu, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, (Malang:UMM Press, 2007), Cet. 4, hlm. 9
46 Sutrisno Hadi, Metodologi Research I, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), hlm. 63
32
BAB III
METODE PENELITIAN
F. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan dan alasan pemilihan judul di atas, maka dalam
penelitian ini tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: Untuk
mengembangkan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) materi
pokok termokimia kelas XI di MAN 1 Semarang. Serta untuk mengetahui
efektifvitas penerapan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI) pada
materi pokok termokimia kelas XI di MAN 1 Semarang.
G. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada Tanggal 3 Agustus s.d. 25 September
2010.
2. Tempat penelitian
Penelitian ini berlokasi di MAN 1 Semarang.
H. Variabel Penelitian
Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang menjadi fokus
penelitian kuantitatif, pusat studi hampir sepenuhnya pada variabel. Studi
tentang variabel tersebut dilakukan secara individual (terisolasi dari variabel
lain) atau secara stimulan (dikaitkan dengan variabel lain) untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih luas. Kata variabel berasal dari bahasa inggris variable
dengan arti ubahan, faktor tak tetap, gejala yang dapat diubah-ubah, atau
keadaan yang kemunculannya berbeda-beda pada setiap subjek. 47
Sebagaimana judul yang tertera pada bagian awal skripsi dalam penelitian
pengembangan ini terdapat 2 variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah :
47 Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT. Angkasa, 1993), hlm.26
33
1. Variabel input
Variabel input dalam penelitian ini adalah pengembangan pembelajaran
berbasis multiple intelligences (MI). Pembelajaran tersebut akan
diterapkan di dalam kelas kecil terlebih dahulu yang kemudian akan
dikembangkan di dalam kelas besar.
2. Variabel output
Variabel output dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada materi
pokok termokimia, dengan pembelajaran bersasis Multiple Intelligences
(MI) yang diterapkan pada materi pokok termokimia. Setelah
pembelajaran MI di terapkan pada materi termokimia, kemudian dapat
dihitung efektivitas penerapan pembelajaran tersebut.
I. Metode Penelitian
Menurut Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian pendidikan dapat
diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan
tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan
tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan
mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. 48 Penelitian kali ini
merupakan penelitian pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya Research
and Development (R & D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk
menghasilkan produk rancangan pembelajaran, dan menguji keefektifan
produk tersebut.
Penelitian ini dititik beratkan pada pola pembelajaran melalui
pendekatan Multiple Intelligences (MI). Penelitian ini akan dilakukan
menggunakan desain yang diadaptasi dari model pengembangan pengajaran
yang di desain Sugiyono yang termodifikasi. Desain penelitian terdiri dari
sepuluh langkah yang dinyatakan dalam bentuk bagan pada Gambar 6.
48 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D), (Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. 5, hlm. 6.
34
Kebutuhan siswa(secara teoritis)
Identifikasi kecerdasan majemukSubjek Penelitian
Analisis kurikulum sains &ketersediaan fasilitas
Pembuatan RPP Model BerbasisMI
RPP yang telah diperbaiki
Evaluasi RPP oleh pakar
Uji coba 1
Revisi RPP hasil ujicoba 1
RPP yang telah teruji(kategori baik)
Penerapan
Hasil
Langkah 1
Langkah 2 Langkah 3
Langkah 4
Langkah 5
Langkah 6
Langkah 7
Langkah 8
Langkah 9
Langkah 10
Gambar 6. Bagan Desain Penelitian
35
Uraian Tahapan Penelitian
1. Tahap Pertama
Penelitian diawali dengan menganalisis secara teoritis kebutuhan siswa
sesuai dengan tingkat perkembangan berfikirnya. Tahap ini dilakukan
dengan observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Tahap Kedua
Tahap selanjutnya yaitu menganalisis kurikulum yang digunakan pada
pembelajaran kimia dan mendeskripsikan fasilitas pendukung
pembelajaran pendidikan kimia di MAN 1 Semarang. Langkah ini
dilakukan dengan berbagai cara diantaranya : dokumentasi, observasi, dan
wawancara.
3. Tahap Ketiga
Selanjutnya analisis kemampuan atau tingkah kecerdasan yang dimiliki
siswa yang menjadi subjek penelitian ini. Tahap ini dilakukan dengan
instrumen tes kecerdasan, dokumentasi bakat dan minat, serta wawancara.
4. Tahap Keempat
Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berbasis MI sesuai
dengan analisis data jenis kecerdasan majemuk yang dimiliki oleh siswa.
5. Tahap Kelima
Selanjutnya RPP model dievaluasi oleh pakar (pakar dibidang materi dan
pakar ahli dibidang pembelajaran MI).
6. Tahap Keenam
RPP model yang telah direvisi dan telah disetujui oleh kedua pakar.
7. Tahap Ketujuh
RPP model yang telah direvisi dan divalidasi selanjutnya diuji cobakan
kepada kelompok kelompok yang terbatas, uji coba pertama dilakukan
kepada 6 orang siswa kelas XI IPA 4 MAN 1 Semarang. Uji coba pertama
digunakan untuk menyenpurnakan model pembelajaran MI sebelum
dilakukan uji coba yang kedua. Pada tahap ini pula dapat dilakukan
pengujian efektivitas penggunaan pembelajaran MI di kelas kecil.
36
8. Tahap Kedelapan
Revisi RPP berdasarkan hasil uji coba dan didapatkan RPP dengan
kategori baik atau pembelajaran berbasis MI cukup efektif untuk di
terapkan.
9. Tahap Kesembilan
RPP berbasis MI yang telah divalidasi dan revisi dapat di implementasikan
kepada 38 orang siswa kelas XI IPA 4 MAN 1 Semarang, dan diamati
perubahan yang terjadi baik itu pada aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
10. Tahap Kesepuluh
Didapatkan hasil penelitian.
Penelitian ini berada dibawah pengawasan para pakar. Para pakar yang
dimaksud di sini adalah Ibu Ratih Rizqi Nirwana S.Si,M.Pd. selaku pakar
pendidikan kimia; Ibu Dra. Kanti Setiati selaku praktisi pembelajaran di
lapangan; serta Bapak Munif Chatib selaku pakar di bidang MI (konsultasi
dilakukan melalui email dan jejaring sosial), karena kesibukan dan
aktifitas beliau maka bimbingan dengan beliau berhenti sebelum penelitian
ini selesai.
J. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian.49 Dalam penelitian
ini populasinya adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN 1 Semarang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diteliti. 50 Penelitian
pengembangan pembelajaran ini menggunakan sampel kelas XI IPA 4
MAN 1 Semarang sebanyak 38 siswa yang dipilih secara random, dengan
6 siswa dipilih sebagai kelas ujicoba pertama (kelas kecil), dan sisanya
sebanyak 32 responden sebagai kelas besar atau kelas ujicoba kedua.
49Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,2002, hlm. 108
50Ibid., hlm. 109
37
K. Tehnik Pengumpulan Data
F. Metode pengumpulan data
a. Metode Observasi
Metode observasi yaitu metode yang digunakan melalui
pengamatan yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan keseluruhan alat indera.51 Metode
ini digunakan dalam rangka mengamati proses belajar mengajar,
termasuk sistem dan metode pembelajaran yang digunakan dan
kelengkapan sarana prasarana serta pengaturan kelas dan hal-hal lain
yang berkaitan dengan penelitian, sikap afektif, dan aktivitas
psikomotorik.
b. Metode Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah
pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen. Metode
ini digunakan untuk memperoleh data tentang analisis kemampuan
atau tingkat kecerdasan siswa, dokumentasi pembelajaran di MAN 1
Semarang, serta latar geografis dan profil sekolah.
c. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intellegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau
kelompok. 52 Dalam penelitian ini digunakan dua buah tes, yang
pertama yakni tes kecerdasan/ intelegensi (MI) siswa dan tes hasil
belajar siswa. Mengenal cara pengumpulan data hasil belajar siswa
diuji dengan menggunakan uji validitas, reabilitas, uji kesukaran, uji
daya beda, dan diuji coba pada kelas yang telah menerima materi
tersebut.
51Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT.Rineka Cipta, 1998), Cet. II, hlm. 149
52 Suharsimi Arikunto, Ibid, hlm. 150
38
G. Pengumpulan Data
a. Sebelum pembelajaran berlangsung dilakukan tes intelegensi (MI)
dengan soal-soal tes kecerdasan majemuk untuk mengetahui jenis
kecerdasan yang menonjol pada siswa sebagai dasar pembuatan
perencanaan pembelajaran.
b. Uji coba soal-soal tes siswa dilakukan pada awal dan akhir pertemuan.
c. Instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian
d. Instrumen berupa soal-soal untuk mengungkap hasil belajar siswa
(aspek kognitif) setelah mengikuti proses pembelajaran.
e. Instrumen untuk mengungkap ranah afektif dan psikomotorik
siswa berupa lembar observasi.
f. Instrumen untuk mengungkap tingkat kecerdasan/ jenis kecerdasan
majemuk yang dimiliki oleh siswa.
L. Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian ini, metode analisis data yang digunakan, yaitu
diarahkan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis. Karena
datanya kualitatif dan kuantitatif, maka metode analisis data menggunakan
metode deskriptif dan statistik.53 Cara mendeskripsikan data kuantitatif dan
kualitatif dapat digunakan dengan menggunakan tehnik statistik deskriptif.
Tujuan dilakukan analisis deskriptif dengan menggunakan tehnik stastistika
adalah untuk meringkas data menjadi lebih mudah dilihat dan dimengerti.54
2. Analisis Butir Soal
1) Analisis Validitas
Validitas butir soal adalah validitas yang menunjukkan bahwa
butir tes dapat menjalankan fungsi pengukurannya dengan baik. Hal ini
dapat diketahui dari seberapa besar peran yang diberikan oleh butir
53 Sugiono, op.cit., hlm. 33354 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 86
39
soal dalam mencapai keseluruhan skor. Uji validitas butir soal tes ini
menggunakan rumus sebagai berikut :55
qp
SMM
rt
tppbis
−=
Keterangan :
rpbis = koefisien korelasi biseral
Mp = rata-rata skor total yang menjawab benar pada butir soal
Mt = rata-rata skor total
St = standar deviasi skor total
p = proporsi siswa yang menjawab benar pada setiap butir soal
q = proporsi siswa yang menjawab salah pada setiap butir soal
Hasil perhitungan rpbis, kemudian digunakan untuk mencapai
uji signifikansi (t hitung) dengan rumus :
pbisrbishitung r1
2Nrt−
−=
Keterangan :
thitung = uji signifikansi
rpbis = koefisien korelasi berserial
N = jumlah siswa yang mengerjakan soal
Kriteria pengukurannya adalah jika t hitung > t1-f dengan dk = N
– 2, rpbis signifikan atau butir tes valid.
2) Analisis Reliabilitas
Sebuah tes dikatakan realiabel apabila tes tersebut dapat
memberikan hasil tetap dan ajeg, artinya jika digunakan pada sejumlah
subjek yang sama pada lain waktu maka hasilnya akan relatif tetap.
Untuk menentukan reliabilitas pada penelitian ini menggunakan K –
R.20, adapun langkahnya adalah :
1) Membuat tabel analisis butir tanpa harus dikelompokkan nomor
ganjil dan genap
55Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2006),Cet. VI, hlm. 79
40
2) Menghitung proporsi yang menjawab benar dan proporsi yang
menjawab salah pada masing-masing butir dalam tabel analisis
butir
3) Mengalikan proporsi yang menjawab benar dan proporsi yang
menjawab salah
4) Mencari varians (standar deviasi kuadrat) dari skor total
5) Menghitung reliabilitas tes dengan rumus K – R.20
Σ−
−= 2
t
2t
11 SDpqSD
1kkr
Keterangan :
r11 = reliabilitas tes
k = banyaknya butir pertanyaan (soal)
p = proporsi subjek yang menjawab betul dalam tiap butir
q = proporsi subjek yang menjawab salah dalam tiap item
pq = jumlah total p dan q pada masing-masing butir yang sudah
dikalikan (p x q)
Menurut Arikunto (1998) klasifikasi reliable soal adalah :
r = 0,800 – 1,000 : sangat tinggi
r = 0,600 – 0,799 : tinggi
r = 0,400 – 0,599 : cukup
r = 0,200 – 0,399 : rendah
r < 0,200 : sangat rendah
3) Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah angka yang menjadi indikator mudah
sukarnya soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah
atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan adalah :
BA
BA
JSJSJBJBIK
++
=
Keterangan :
IK = Indeks kesukaran
JSA = Banyaknya siswa pada kelompok atas
41
JSB = Banyaknya siswa pada kelompok bawah
JBA = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB = Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
Kriteria yang menunjukkan tingkat kesukaran soal adalah
(Suherman, 1990) termodifikasi :
IK = 0,00 Terlalu sukar
0,00 < IK < 0,30 Sukar
0,30 < IK < 0,70 Sedang
0,70 < IK < 1,00 Mudah
IK = 1,00 Terlalu mudah
4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa yang
berkemampuan rendah. Daya pembeda soal ditentukan dengan rumus
sebagai berikut :
DP =A
BA
JSJBJB −
Keterangan :
DP : Daya pembeda
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok atas
JBB : Jumlah yang benar pada butir soal pada kelompok bawah
JSA : Banyaknya siswa pada kelompok atas
Kriteria daya pembeda soal yang dipakai sebagai instrumen
diklasifikasikan sebagai berikut :
DP = 0,00 = Sangat jelek
0,00 < DP < 0,20 = Jelek
0,20 < DP < 0,40 = Cukup
0,40 < DP < 0,70 = Baik
0,70 < DP < 1,00 = Sangat baik
42
3. Uji Normalitas Data
Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan adalah uji chi kuadrat, persamaannya adalah sebagai berikut :56
( )∑=
−=
k
i i
ii
EEO
1
22χ
Keterangan:2χ = Normalitas sampel
Oi = Frekuensi hasil pengamatan
Ei = Frekuensi harapan
k = Banyaknya kelas interval
4. Analisis Deskriptif
a. Analisis jenis kecerdasan
Kecerdasan majemuk yang dimiliki siswa diukur melalui
lembar soal tes kecerdasan majemuk yang kemudian dituangkan dalam
prosentasi diskriptif. Prosentase deskriptif dituangkan dalam bentuk
grafik yang menggambarkan jenis-jenis kecerdasan majemuk siswa
dengan prosentase jumlah siswa. Grafik prosentase jenis kecerdasan
siswa dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini.
(Jenis kecerdasan) Gambar 7. Grafik Prosentase Jenis Kecerdasan Siswa
56 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: PT. Tarsito, 2001), Cet. 6, hlm. 273
1 2 3 4 5 6 7 8 9
10203040
Pros
enta
se K
ecer
dasa
n(%
)
43
Keterangan :
b. Kecerdasan linguistik
c. Kecerdasan matematis logis
d. Kecerdasan spasial
e. Kecerdasan kinestetik jasmani
f. Kecerdasan musikal
g. Kecerdasan intrapersonal
h. Kecerdasan interpersonal
i. Kecerdasan naturalis
j. Kecerdasan ekstensial
b. Analisis Uji Keberhasilan Penelitian
Efektivitas model pembelajaran pada penelitian ini ditentukan
oleh beberapa indikator berikut. Penelitian dilakukan pada kelas kecil
dan kelas besar, berikut kriteria keberhasilan tiap kelasnya57.
c. Banyaknya siswa yang mengalami ketuntasan belajar ranah
kognitif dengan nilai minimal 70 :
Kelas Kecil:
6 siswa : sangat efektif
5 siswa : efektif
3 – 4 siswa : cukup efektif
1 – 2 siswa : tidak efektif
Kelas Besar:
Lebih dari 25 siswa : sangat efektif
19 – 24 siswa : efektif
10 – 18 siswa : cukup efektif
4 – 9 siswa : tidak efektif
d. Banyaknya siswa yang termasuk dalam kategori tinggi dan sangat
tinggi dilihat dari ranah afektif (nilai > 70) diakhir pembelajaran :
Kelas Kecil:
57 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar,(Bandung, PT.RemajaRosdakarya, 2008), Cet.8, hlm.126
44
6 siswa : sangat efektif
5 siswa : efektif
3 – 4 siswa : cukup efektif
1 – 2 siswa : tidak efektif
Kelas Besar:
Lebih dari 25 siswa : sangat efektif
19 – 24 siswa : efektif
10 – 18 siswa : cukup efektif
4 – 9 siswa : tidak efektif
e. Banyaknya siswa yang termasuk dalam kategori tinggi dan sangat
tinggi dilihat dari ranah psikomotorik (nilai > 70) diakhir
pembelajaran :
Kelas Kecil:
6 siswa : sangat efektif
5 siswa : efektif
3 – 4 siswa : cukup efektif
1 – 2 siswa : tidak efektif
Kelas Besar:
Lebih dari 25 siswa : sangat efektif
19 – 24 siswa : efektif
10 – 18 siswa : cukup efektif
4 – 9 siswa : tidak efektif
f. Skor total efektivitas pembelajaran MI dilihat dari ketiga aspek di
atas.
10 – 12 : sangat efektif
7 – 9 : efektif
4 – 6 : cukup efektif
1 – 3 : tidak efektif
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian
1. Kondisi Sebelum Penelitian
MAN 1 Semarang merupakan salah satu Madrasah Aliyah Negeri
yang ada di Semarang. Dari hasil observasi, siswa MAN 1 Semarang
dalam kegiatan pembelajaran kimia sebelum tindakan menunjukkan
bahwa guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan kepada siswa. Selain
itu dalam kelas juga berkumpul siswa dengan keberagaman jenis
kecerdasan yang berbeda-beda, gaya belajar mereka pun berbeda-beda,
hal ini dapat dilihat dari hasil angket sederhana yang menunjukkan
keberagaman jenis kecerdasan yang dimiliki tiap siswa dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Berbagai kebijakan telah dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi
permasalahan pendidikan, salah satunya dengan memberlakukan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Begitu juga di MAN 1 Semarang,
KTSP sudah diberlakukan tetapi pembelajaran yang berlangsung masih
berorientasi guru sedangkan pembelajaran yang berorientasi siswa belum
maksimal. Padahal dalam kurikulum KTSP proses belajar mengajar
dituntut tidak hanya guru yang aktif tetapi siswa juga aktif dalam proses
belajar mengajar tersebut.
Mencermati masalah di atas, siswa membutuhkan suatu
penbelajaran yang dianggap cocok dengan materi termokimia dan jenis
kecerdasan yang mereka miliki. Pembelajaran yang dapat membantu
siswa untuk memahami konsep dengan cara belajar yang mereka masing-
masing. Pemahaman konsep dapat diketahui apabila siswa mampu
mengutarakan secara lisan, tulisan, maupun aplikasi dalam kehidupannya.
Berdasarkan kondisi siswa sebelum penelitian maka penulis tertarik untuk
mencoba menerapkan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences, yang
46
dapat membantu para siswa untuk mengoptimalkan kecerdasan majemuk
yang dimiliki setiap individu (siswa) untuk mencapai kompetensi tertentu.
Dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan MI ini siswa
diberi kesempatan untuk memahami, menganalisis, membuktikan dan
menarik kesimpulan sendiri tentang suatu materi dengan cara belajar
mereka sendiri. Menurut teori inteligensi ganda, siswa dapat belajar dan
memahami dengan baik suatu materi bila disajikan sesuai dengan
inteligensi mereka yang dominan.
2. ImplementasiPengembangan pembelajaran berbasis MI pada kelas XI IPA 1
materi pokok termokimia di MAN 1 Semarang semester gasal tahun
ajaran 2010/2011. penelitian ini dilaksanakan melalui dua kali ujicoba
yang telah dilaksanakan dengan tahapan perencanaan desain, validasi
desain, perbaikan desain, serta ujicoba. Pengujian pertama dilakukan pada
kelas kecil yang terdiri dari 6 siswa. Adapun rangkuman pembelajaran
yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Termokimia secara linguistik
Cara belajar terbaik siswa yang memiliki kecerdasan linguistik
adalah dengan mengucapkan, mendengar, dan melihat kata-kata. Cara
terbaik memotivasi mereka di antaranya mengajak bicara,
menyediakan bahan bacaan, rekaman dan menyediakan sarana untuk
menulis.
Dalam pembelajaran termokimia, siswa jenis ini dapat
diberikan waktu yang cukup dalam membaca referensi termokimia
kemudian guru menyediakan lembar isian yang berkenaan dengan
materi termokimia. Misalnya untuk memahami hukum kekekalan
energi, siswa diberi waktu sebentar untuk membaca dan menuliskan
hukum kekekalan energi sesuai dengan pemahaman masing-masing
siswa.
47
b. Termokimia secara logis-matematis
Dalam belajar termokimia, siswa yang memiliki kecerdasan
logis-matematis tinggi ini tidak terlalu sulit, karena materi yang
dimiliki memiliki karakteristik yang sama dengan kecerdasan yang
dimiliki siswa. Kegiatan yang dapat dilakukan, di antaranya
menggunakan latihan soal yang sebelumnya telah diberikan contoh
soal.
Misalnya dalam menghitung perubahan entalpi, siswa dapat
mengerjakan soal-soal mengenai perubahan entalpi setelah guru
memberikan contoh serta pengarahan dalam menghitung harga
perubahan eltalpi. Dengan cara ini diharapkan para siswa dapat
memahami konsep perubahan entalpi dengan mudah.
c. Termokimia secara visual-Spasial
Cara belajar bagi siswa visual-spasial ini biasanya melalui
gambar, metavora visual, dan warna. Dalam mempelajari termokimia,
guru dapat menggunakan beberapa gambar yang menjelaskan tentang
materi termokimia dan siswa mengamati gambar yang telah disediakan
oleh guru.
Misalnya dalam memahami sistem dan lingkungan, guru dapat
menyediakan beberapa gambar yang menunjukkan sistem dan
lingkungan. Setiap gambar akan memberikan gambaran grafis yang
berlainan dan berwarna-warni sehingga memudahkan siswa untuk
mengingat fakta-fakta dalam sistem dan lingkungan.
d. Termokomia secara Kinestetik
Siswa-siswa yang kecenderungannya dalam jenis kecerdasan
kinestetik ini biasanya belajar dengan cara menyentuh, memanipulasi,
dan bergerak. Cara terbaik memotivasi mereka adalah melalui
percobaan atau praktikum.
Misalnya dalam memahami reaksi eksoterm dan endoterm,
siswa dapat melakukan percobaan sederhana dengan melarutkan urea
dalam aquades (reaksi endoterm) dan melarutkan asam klorida pekat
48
dengan aquades (reaksi eksoterm). Dengan melakukan praktikum
siswa dapat melakukan semua jenis kegiatan yang melibatkan fisik
sehingga siswa akan mulai menginternalisasi konsep reaksi eksoterm
dan endoterm dalam diri mereka dengan mudah dan merasa senang.
e. Termokimia secara Musikal
Siswa dengan kecerdasan musikal biasanya belajar melalui
irama dan melodi. Mereka bisa mempelajari apa pun dengan lebih
mudah, jika pembelajaran diselingi dengan alunan musik yang serasi
dan teratur.
Misalnya dalam mengerjakan soal-soal termokimia, siswa
dapat mengerjakan soal-soal tersebut dengan iringan alunan musik.
Sehingga siswa dapat merasa senang dan tenang dalam
mengerjakannya.
f. Termokimia secara Interpersonal
Cara belajar terbaik siswa yang memiliki kecerdasan
interpersonal adalah dengan berhubungan dan bekerja sama. Dalam
belajar termokimia, pertama-tama guru mengajari konsep dasar
termokimia melalui berbagai cara seperti di atas, kemudian siswa
diminta untuk mengajarkannya kepada teman yang lain.
Misalnya dalam memahami penentuan kalor reaksi, siswa dapat
melakukan diskusi mengenai cara penentuan kalor reaksi baik dengan
menggunakan kolorimeter maupun dengan penggunaan hukum Hess.
Dengan berdiskusi, siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal
dapat dengan mudah memahami materi tersebut.
g. Termokimia secara Intrapersonal
Siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan ini paling
efektif belajar ketika diberi kesempatan untuk menetapkan target,
memilih kegiatan mereka, dan menentukan kemajuan mereka sendiri
melalui proyek apa pun yang mereka minati. Siswa–siswa ini
memotivasi diri mereka sendiri. Siswa juga diberi kesempatan untuk
belajar sendiri.
49
Misalnya dalam pembelajaran termokimia, pada akhir
pembelajaran selalu di akhiri dengan refleksi. Refleksi dilakukan
dengan tujuan agar para siswa yang memiliki kecerdasan ini dapat
mengembangkan pemahaman materi kimia dengan cara mereka
sendiri.
h. Termokimia secara Naturalis
Siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan naturalis akan
menjadi semangat dalam belajar ketika terlibat dalam pengalaman di
alam terbuka. Misalnya dalam menjelaskan materi termokimia selalu
disertai contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi di alam
sekitar, contohnya pada pembakaran bahan bakar fosil akan
menghasilkan karbon dioksida.
i. Termokimia secara Ekstensial
Siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan ektensial akan
selalu berfikir asal muasal teori itu dapat terjadi. Sehingga guru dapat
mengarahkan para siswa untuk berfikir tentang keadaan yang berkaitan
dengan materi termokimia.
Misalnya setiap permulaan pembelajaran selalu diserahi dengan
apersepsi, contoh apersepsi; Energi yang kita gunakan dalam
kehidupan sehari-hari berasal dari reaksi kimia. Misalnya, untuk
memasak kita gunakan energi dari pembakaran bahan bakar; untuk
melakukan aktivitasnya, tubuh kita menggunakan energi dari makanan
yang kita makan. Pengetahuan ini penting sehingga kita dapat
memperhitungkan kebutuhan energi kita.
3. Hasil PenelitianData-data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes secara rinci.
Adapun analisis hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut.
a. Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba Instrumen Tes
Sebelum instrumen diberikan pada kelas kecil maupun kelas
besar sebagai alat ukur prestasi belajar siswa, terlebih dahulu
dilakukan uji coba kepada kelas yang bukan sampel. Uji coba
50
dilakukan untuk mengetahui apakah butir soal tersebut sudah
memenuhi kualitas soal yang baik atau belum. Adapun yang digunakan
dalam pengujian ini meliputi: validitas tes, reliabilitas tes, indeks
kesukaran dan daya beda.
1) Analisis Validitas Tes
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid tidaknya
item-item soal. Soal yang tidak valid akan dibuang dan tidak
digunakan. Item soal yang valid berarti item soal tersebut dapat
digunakan dalam mengukur hasil belajar siswa pada kedua
kelompok (kelompok eksperimen dan kelompok kontrol).
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir soal, hasilnya
dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Kriteria validitas butir soal
No Kriteria Nomor soal Jumlah
1 Valid 1,2,3,7,8,11,15,17,18,20,21,23,25,28
,29,30,31,36,37,38,
20
2 Tidak
valid
4,5,6,9,10,12,13,14,16,19,22,24,26,2
7,32,33,34,35, 39,40
20
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 6.
2) Analisis Reliabilitas Tes
Setelah uji validitas dilakukan, selanjutnya uji reliabilitas
pada instrumen tersebut. Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui tingkat konsistensi jawaban instrumen.
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien reliabilitas butir soal
diperoleh r11 = 0,054 dan dapat disimpulkan bahwa instrumen
tersebut dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul
data karena instrumen tersebut sudah baik. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 6.
3) Analisis Indeks Kesukaran
Uji indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran soal itu apakah sedang, sukar atau mudah. Berdasarkan
51
hasil perhitungan koefisien indeks kesukaran butir soal, data dapat
dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2 Reliabilitas butir soal
No Kriteria Nomor soal Jumlah
1 Sangat Sukar 0
2 Sukar 2,9,12,13,16,22,24,26,27,32,33,34,
39
13
3 Sedang 4,5,6,7,10,11,20,29,30,31,36,37,38 13
4 Mudah 1,3,8,14,15,17,18,19,21,23,25,28,3
5,36,40
14
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 6.
4) Analisis Daya Beda
Berdasarkan hasil perhitungan daya beda butir soal,
hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3 Daya beda butir soal
No Kriteria Nomor soal Jumlah
1. Sangat Jelek 2,4,5,6,9,12,13,14,16,18,20,27,2
9,30,31,32,34,35,36,38,40
21
2. Jelek 1,3,7,10,11,15,17,19,21,22,24,26
,28,33,39
16
3. Cukup 8,23,25, 3
4. Baik 0
4. Baik sekali 0
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat di Lampiran 6.
b. Analisis Data
1) Analisis Data Awal
Analisis tahap awal dilakukan sebelum pelaksanaan
perlakuan kepada kelas kecil dan kelas besar. Analisis ini bertujuan
untuk mengetahui adanya kondisi awal populasi, sehingga dapat
disimpulkan bahwa kedua kelompok sampel yaitu kelas kecil dan
kelas besar berawal dari titik tolak yang sama. Data yang
52
digunakan pada analisis tahap awal adalah nilai pre test. Pada
analisis tahap awal dilakukan uji normalitas, homogenitas dan
kesamaan rata-rata populasi.
Hasil belajar awal siswa sebelum perlakuan dari kedua
kelompok terangkum pada Lampiran 12. Sedangkan analisis hasil
belajar awal siswa sebelum diberi perlakuan dari kedua kelompok
(kelas kecil dan kelas besar) terangkum pada Tabel 4.4 sebagai
berikut:
Tabel 4.4 Hasil belajar siswa sebelum perlakuan (pre-test)
No Sumber variasi Kelas kecil Kelas besar
1. N 6 32
2. Rata-rata hasil belajar 40 39,4
3. Varian 50,00 80,24
4. Standar deviasi 7,07 8,96
5. Nilai terbesar 50 556. Nilai terkecil 30 20
Perhitungan selengkapnya ada pada lampiran 6.
Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, dari 6 siswa kelas kecil rata-rata
hasil belajar siswa sebelum perlakuan (pre test) baru 40 dan dari 32
siswa kelas besar hanya mencapai 39,4.
a) Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan data
sebelum perlakuan dan setelah perlakuan dan untuk menentukan uji
hasil penelitian selanjutnya. Rumus yang digunakan adalah Chi
Kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho jika χ2hitung χ2
tabel untuk taraf nyata =0,05 dan dk = k - 3 dan terima Ho jika
χ2hitung < χ2
tabel. Hasil uji normalitas data pretest kelas kontrol dan
kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Chi Kuadrat hasil uji Normalitas
53
Kelas χ2hitung χ2
tabel Kriteria
Kecil 0,174 3,84 Normal
Besar 3,32 7,81 Normal
Perhitungan selengkapnya terdapat pada lampiran 13 dan 14.
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa kedua
kelompok yaitu kelas kecil dan kelas besar berdistribusi normal.
Perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 13.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas
sampel dari kedua kelas yaitukelas kecil dan kelas besar. Dengan
kriteria pengujian apabila Fhitung < Ftabel untuk taraf nyata = 0,05
dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Uji Homogenitas
Data K. Kecil K. Besar Kriteria
N 6 32
Rata-rata 40,0 39,5
Varians (s2) 50,00 80,24
Standar deviasi
(s)
7,07 8,96
Homogen
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 17.
Berdasarkan rumus:
terkeciliansterbesariansFhitung −
−=
varvar
Diperoleh F = 1,605
Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh Fhitung kurang dari
Ftabel (taraf signifikan 5%), maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima yang berarti varians dari populasi tidak berbeda satu dengan
yang lain (homogen) yaitu antara kelas kecil dan kelas besar.
2) Analisis Tahap Akhir
54
Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis
penelitian yang telah dikemukakan. Data yang digunakan pada
analisis tahap akhir ini adalah data nilai post test siswa kelas kecil
dan kelas besar yang dapat dilihat pada Lampiran 12. Analisis tahap
akhir meliputi uji normalitas, uji kesamaan dua varians, uji
perbedaan dua rata-rata hasil belajar.
Analisis hasil belajar akhir siswa setelah diberi perlakuan
dari kedua kelompok (kelas kecil dan kelas besar) terangkum pada
Tabel 4.7 sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil belajar siswa setelah perlakuan (post-test)
No Sumber Variasi Kelas kecil Kelas besar
1 N 6 32
2 Rata-rata 73,3 69,2
3 Varian 176,667 248,56
4 Standar deviasi 13,29 15,77
5 Nilai terbesar95 95
6 Nilai terkecil60 40
Perhitungan selengkapnya ada pada Lampiran 12.
Berdasarkan Tabel 4.8 tersebut, dari 6 siswa kelas kecil
rata-rata hasil belajar setelah perlakuan (post test) mencapai 73,3
dan dari 32 siswa kelas besar mencapai 69,2.
a) Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kenormalan
data apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.
Rumus yang digunakan adalah Chi Kuadrat. Dengan kriteria
pengujian adalah tolak Ho jika χ2hitung χ2
tabel untuk taraf nyata
=0,05 dan dk = k - 3 dan terima Ho jika χ2hitung < χ2
tabel. Hasil uji
55
normalitas data post test kelas kecil dan kelas besar dapat dilihat
pada Tabel 4.8. Perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran
15 dan 16. Berdasarkan Tabel 4.8 di bawah dapat dilihat bahwa
kedua kelompok yaitu kelas kecil dan kelas besar berdistribusi
normal.
Tabel 4.8. Chi Kuadrat hasil uji Normalitas
Kelas χ2hitung χ2
tabel Kriteria
Kecil 0,575 3,84 Normal
Besar 0,939 7,81 Normal
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas
kedua sampel yaitu kelas besar dan kelas kecil. Dengan kriteria
pengujian apabila Fhitung < Ftabel untuk taraf nyata = 0,05 dan dk
= k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9. Uji Homogenitas
Kelompok Varians N Dk Ftabel Fhitung Kriteria
Kecil 176,67 6 5
Besar 248,56 32 31 3,011,407 Homogen
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 20.
Berdasarkan rumus:terkeciliansterbesariansFhitung −
−=
varvar
Diperoleh F = 1,407
Berdasarkan analisis data di atas, diperoleh Fhitung lebih
kecil dari pada Ftabel (taraf signifikan 5%), maka dapat disimpulkan
bahwa Ho diterima yang berarti varians data hasil belajar kelas
kecil tidak berbeda dengan kelas besar (homogen).
3) Analisis Deskriptif Jenis Kecerdasan Majemuk Siswa
56
Sebelum menyusun rencana pembelajaran kecerdasan
majemuk yang dimiliki siswa terlebih dahulu diukur melalui lembar
soal tes kecerdasan majemuk yang dapat dilihat pada Lampiran 5,
kemudian hasil analisis kecerdasan majemuk (MI) dituangkan dalam
prosentasi diskriptif. Grafik prosentase jenis kecerdasan siswa dapat
dilihat pada Gambar 8 berikut ini.
Dari data prosentase tersebut didapatkan kebereragaman
Multiple Intelligences sampel adalah sebagai berikut.
k. Kecerdasan Linguistik sebesar 9,07%
l. Kecerdasan Matematis Logis sebesar 8,99%
m. Kecerdasan Visual-Spasial sebesar 10,96%
n. Kecerdasan Kinestetik Jasmani sebesar 10,68%
o. Kecerdasan Musikal sebesar 13,33%
p. Kecerdasan Intrapersonal sebesar 13,10%
q. Kecerdasan Interpersonal sebesar 11,72%
r. Kecerdasan Naturalis sebesar 9,92%
s. Kecerdasan Ekstensial sebesar 12%
Dengan mengetahui kombinasi kecerdasan sampel tersebut,
maka dalam memilih responden pada ujicoba terbatas yaitu sebanyak
6 siswa dari kelas XI IPA 4 MAN 1 Semarang juga harus sesuai
57
dengan kombinasi keberagaman tersebut. Data kecerdasan kelas
kecil dapat dilihat pada Lampiran 5 serta prosentase kombinasi
keberagaman kecerdasan siswa kelas kecil dapat dilihat pada Gambar
9 berikut ini.
Dari kedua data tersebut dapat diketahui bahwa
keberagaman kecedasan siswa kelas kecil dan kelas besar tidak jauh
berbeda. Sehingga dalam penerapan pembelajaran berbasis Multiple
Intelligences (MI) juga tidak berbeda jauh.
4) Analisis Deskriptif Observasi
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah
afektif dan ranah psikomotorik siswa. Observasi ranah afektif
diambil dari proses pembelajaran berbasis MI, sedang observasi
ranah psikomotorik diambil dari pembelajaran praktikum. Analisis
yang digunakan adalah analisis deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui apakah aktivitas siswa berupa hasil belajar ranah afektif
dan ranah psikomotorik pada kelas kecil maupun kelas besar
berkriteria efektif atau tidak. Hasil analisis deskriptif observasi siswa
kelas kecil dan kelas besar dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel
4.11.
58
Tabel 4.10 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Siswa Ranah
Afektif
Kelas Persentase Skor/nilai Kriteria
Kecil 76% Baik
Besar 74% Baik
Tabel 4.11 Rata-rata Persentase Observasi Aktivitas Ranah
Psikomotorik
Kelas Persentase Skor/nilai Kriteria
Kecil 78% Baik
Besar 73% Baik
Perhitungan prosentase aktifitas observasi ini dapat dilihat
pada Lampiran 22. Dari data tersebut dapat di ambil kesimpulan
bahwa rata-rata prosentase observasi ranah afektif maupun
psikomotorik siswa pada kelas kecil maupun kelas besar adalah 75%
dengan kriteria baik.
a) Analisis Deskriptif Keefektifan
Analisis keefektivan bertujuan untuk mengetahui apakah
pembelajaran berbasis MI ini cukup efektif. Hasil analisis
keefektivan pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang
berupa akumulasi dari hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotorik yang berupa presentasi rata-rata dari ketiganya
(hasil belajar ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik).
Analisis keefektifan pembelajaran berbasis MI pada kelas kecil dapat
dilihat pada Tabel 4.12. Sedangkan analisis keefektifan pembelajaran
berbasis MI pada kelas basar dapat dilihat pada Tabel 4.13.
Tabel 4.12 Perhitungan Analisa Keefektifan Pembelajaran Berbasis
MI Kelas Kecil
59
AspekBanyaknya siswa
Dengan nilai >70Kriteria Skor
Kognitif 4 Cukup Efektif 2
Afektif 6 Sangat Efektif 4
Psikomotorik 6 Sangat Efektif 4
Skor total - - 10
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan skor total berjumlah
10, hal tersebut dapat disimpulan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan MI terhadap hasil kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
pada kelas kecil adalah sangat efektif.
Tabel 4.13 Perhitungan Analisa Keefektifan Pembelajaran Berbasis
MI Kelas Besar
AspekBanyaknya siswa
Dengan nilai >70Kriteria Skor
Kognitif 18 Cukup Efektif 2
Afektif 27 Sangat Efektif 4
Psikomotorik 24 Efektif 3
Skor total - - 9
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut didapatkan skor total 9,
kesimpulannya bahwa pembelajaran dengan pendekatan MI terhadap
hasil kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa pada kelas besar adalah
efektif.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Research and development
(R&D), yakni menguji desain ke dalam dua kelompok (kelas) yang
dibedakan menjadi kategori kelas kecil dan kelas besar. Produk dalam
pengembangan ini adalah perangkat pembelajaran atau RPP dengan
pendekatan Multiple Intelligences (MI). Pada kelas kecil maupun kelas besar
di berikan pembelajaran berbasis MI pada materi yang sama. Sebelum
60
pembelajaran, terlebih dahulu diadakan pre test dan uji Multiple
Intelligences sederhana pada siswa kelas XI IPA 4 untuk mengetahui
kondisi awal siswa sebelum memperoleh pembelajaran.
Dari hasil tes Multiple Intelligences didapatkan prosentase rata-rata
tiap jenis kecerdasan. Kecerdasan yang paling besar prosentasenya adalah
kecerdasan musikal dengan prosentase sebesar 13,33%, sedangkan
kecerdasan yang kurang menonjol atau prosentase rata-rata yang paling
rendah adalah kecerdasan matematikal logis dengan prosentase sebesar
8,99%. Berdasarkan perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas data
hasil kemampuan awal (pre test) dari kedua kelompok adalah berdistribusi
normal dan homogen. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi kemampuan
awal siswa kelas kecil dan kelas besar sebelum dikenai pembelajaran adalah
setara atau sama.
Proses pembelajaran selanjutnya kelas kecil mendapat perlakuan
pembelajaran berbasis MI terlebih dahulu sebagai kelas ujicoba pertama
sebanyak 6 responden dari kelas XI IPA 4 yang diambil secara random.
Setelah diketahui efektivitas dan keberhasilan penelitian ujicoba pertama
selanjutnya dilakukan revisi perangkat pembelajaran. Di dalam pelaksanaan
pembelajaran pada kelas kecil tidak terdapat kenadala yang berarti namun
ada sedikit revisi yang peneliti lakukan pada perangkat pembelajaran. Revisi
dilakukan sebagai penyempurnaan perangkat untuk mendapatkan hasil
belajar yang optimal pada ketiga ranah penilaian yang dilakukan. Perangkat
yang telah direvisi selanjutnya dapat diujicobakan pada kelas yang lebih
besar yaitu pada kelas besar yang berjumlah 32 siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan kemampuan ranah kognitif kelas kecil
dengan pembelajaran MI diperoleh rata-rata nilai postest adalah 73,3
sedangkan kelas besar diperoleh rata-rata nilai postest adalah 69,22. Pada
hasil kognitif ini peneliti mengira masih diperlukan pengembangan lebih
lanjut karena pada hasil ranah kognitif masih dirasa kurang maksimal.
Dalam penelitian ini di samping menggunakan metode test juga
menggunakan metode observasi. Metode ini digunakan untuk mengetahui
61
aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar siswa ranah afektif dan ranah
psikomotorik siswa. Observasi ranah afektif diambil dari proses
pembelajaran termokimia. Sedangkan observasi ranah psikomotorik diambil
dari praktikum siswa.
Menurut hasil perhitungan observasi ranah afektif dan psikomotorik
yang dapat dilihat pada Tabel 4.10 dan Tabel 4.11, menunjukkan bahwa
hasil observasi aktivitas siswa pada ranah afektif maupun ranah
psikomotorik dalam kegiatan pembelajaran dapat dikatakan efektif karena
rata-rata prosentase observasi sebesar 75% dengan kategori baik. Sedangkan
dari skor total keefektifannya yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik pada kelas kecil dikategorikan sangat efektif (perhitungan
pada Tabel 4.12). Sehingga pembelajaran berbasis MI layak untuk di
kembangkan pada kelas yang lebih besar. Selanjutnya pembelajaran
diterapkan pada kelas besar atau ujicoba yang kedua. Dari hasil ujicoba yang
kedua didapatkan skor total keefektifan sebesar 9 (Tabel 4.13) dengan
kategori efektif.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
dengan pendekatan MI terhadap hasil kognitif, afektif, dan psikomotorik
siswa pada kelas besar adalah efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa
“Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI) dikategorikan efektif
diterapkan pada Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA 4 di MAN 1
Semarang”.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwasanya dalam penelitian ini pasti terjadi
banyak kendala dan hambatan. Hal ini bukan karena faktor kesengajaan,
akan tetapi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Meskipun penelitian ini sudah dikatakan seoptimal mungkin, akan
tetapi peneliti menyadari bahwa peneliti ini tidak terlepas adanya kesalahan
dan kekurangan, hal itu karena keterbatasan-keterbatasan di bawah ini:
1. Keterbatasan Lokasi
62
Penelitian ini hanya dilakukan di MAN 1 Semarang dan yang
menjadi populasi dalam penelitian kali ini adalah kelas XI IPA 4 MAN
1 Semarang. Oleh karena itu, hanya berlaku bagi siswa kelas XI IPA
MAN 1 Semarang saja dan tidak berlaku bagi siswa di sekolah lain.
2. Keterbatasan Kemampuan
Penelitian tidak bisa lepas dari teori, oleh karena itu penulis
menyadari keterbatasan kemampuan khususnya pengetahuan ilmiah dan
dalam metodologi pembelajaran masih banyak kekurangannya. Tetapi
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menjalankan
penelitian sesuai dengan kemampuan keilmuan, kemempuan serta
bimbingan dari dosen pembimbing.
3. Keterbatasan waktu
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terpancang oleh waktu,
karena waktu yang digunakan sangat terbatas. Maka peneliti hanya
memiliki waktu sesuai kemampuan yang berhubungan dengan
penelitian saja. Walaupun waktu yang peneliti gunakan cukup singkat
akan tetapi bisa memenuhi syarat-syarat dalam penelitian ilmiah.
63
BAB V
KESIMPULAN, SARAN DAN PENUTUPA. Kesimpulan
Dengan melihat hasil penelitian yang telah dibahas mengenai
"Penembangan Pembelajaran Berbasis Multiple Intelligences (MI) Pada
Materi Pokok Termokimia Kelas XI IPA 4 di MAN 1 Semarang tahun ajaran
2010/2011 , maka dapat ditarik kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai
berikut.
1. Pengembangan pembelajaran berbasis Multiple Intelligences (MI)
dilakukan sebanyak dua kali ujicoba, yaitu pada kelas kecil dan kelas
besar. Kedua kelas uji coba tersebut mendapat perlakuan yang sama
karena kedua kelas tersebut dipilih berdasarkan hasil tes kecerdasan
sederhana yang memiliki keberagaman kecerdasan MI yang hampir sama.
Selain itu dari perhitungan uji normalitas dan uji homogenitas data pada
kemampuan awal (pre test) dari kedua kelompok adalah berdistribusi
normal dan homogen. Hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi kemampuan
awal siswa kelas kecil dan kelas besar sebelum dikenai pembelajaran
adalah setara atau sama.
2. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang diperoleh
untuk kemampuan ranah kognitif kelas kecil dengan pembelajaran MI
diperoleh rata-rata nilai postest adalah 73,33 dan kelas besar dengan
pembelajaran MI diperoleh rata-rata nilai postest adalah 69,87. Dilihat
dari hasil kognitif tersebut dapat disimpulkan bahwa masih diperlukan
pengembangan lebih lanjut untuk mengoptimalkan hasil belajar ranah
kognitif tersebut.
3. Berdasarkan hasil observasi ranah afektif dan ranah psikomorik dapat
disimpulkan pada kelas kecil maupun kelas besar, pembelajaran berbasis
MI dapat dikatakan efektif karena rata-rata prosentase observasi sebesar
75% dengan kategori baik. Sedangkan dari skor total keefektifan
pembelajaran MI, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
64
pendekatan MI terhadap hasil kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa
pada kelas kecil maupun kelas besar adalah efektif.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah disajikan maka
selanjutnya peneliti menyampaikan saran-saran yang kiranya dapat
memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang terkait atas hasil penelitian ini.
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi para pendidik, khususnya bidang studi ilmu kimia hendaknya mampu
memilih cara atau pendekatan pembelajaran yang tepat dalam menyajikan
materi pelajaran kimia melalui kegiatan belajar mengajar, mengingat
sangat kompleknya materi bidang studi kimia. Dengan demikian hasil
belajar siswa dapat dicapai secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
2. Pihak Sekolah dapat menyediakan sarana prasarana yang mendukung agar
proses belajar mengajar dapat berjalan efektif dan kondusif.
3. Perlu adanya pengembangan penelitian lebih lanjut untuk menguji
keefektifan pembelajaran berbasis MI pada mata pelajaran yang lainnya
atau materi yang beragam.
C. PenutupBerkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, penulisan skripsi ini dapat
selesai walaupun banyak menemui kesulitan dan memerlukan tenaga yang
relatif banyak terutama dalam proses pengumpulan data. Akhirnya hanya
kepada Allah penulis memohon rahmat dan hidayah-Nya. Semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya.
65
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Angkasa, 1993
Amin, Rusli, Menjadi Remaja Cerdas, Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2003.
Arifin, Mulyati, dkk, JICA Strategi Belajar Mengajar Kimia, Bandung: JurusanPendi-dikan Kimia Fakultas Pendidikan Matematika dan PengetahuanAlam Universitas Pendidikan Indonesia , 2000.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara,2006, Cet. VI.
, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktek, Jakarta: RinekaCipta,
Atkins P.W., Kimia Fisika, Ed. 4, Jakarta: Erlangga, 1996, Jil. 2.
, The Elements of Physical Chemistry, New York: W.H. Freeman andCompany, 1996.
Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, Yogyakarta:Arra Media, 2008.
Chatib, Munif, Sekolahnya Manusia, Bandung : Kaifa, 2009, Cet. IV.
Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Yogyakarta: Andi Offset, 2001.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2009, Cet. 9.
Hernowo, Bu Slim dan Pak Biil : Kirah tentang Kiprah Guru MultipleIntellegences di Sekolah, Bandung : Mizan Learning Center, 2004, Cet.1.
Jannah, Miftahul, (2009), Implementasi Multiple Intelligences System padaPembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Yayasan Islam MalikIbrahim (YIMI) Full Day School Gresik Jawa Timur , http://eprints.sunan-ampel.ac.id/id/eprint/166, (dikutip pada tanggal 22 Nov 2010)
Kasmadi IS, Gatot Luhbandjono, Kimia Dasar I, Semarang: UPT UNNES Press,2004, Cet. 2.
Keenan, Charles W., Ilmu Kimia Untuk Universitas, Ed. 6, Jakarta: Erlangga,1984, jil. 1.
66
Komaruddin Prof. Yooke Tjuparmah Dra. S.K, M.Pd, Kamus Istilah Karya TulisIlmiah, Jakarta : Bumi Aksara, 2006, cet. 3.
Morgan, Clifford T., Introduction to Psychology, Sixth edition, New York: Mc.Graw Hill International Book Company, 1971.
Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran,Jakarta : Pelita Press, 2004.
Oxtoby, Gillis, Nachtrieb, Prinsip-Prinsip Kimia Modern, Jakarta: Erlangga,2001).
Petrucci, Ralph H., Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern, Ed. 4,Jakarta:Erlangga, 1985, jil. 2.
Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000.
Rachman, Abdur, Abror, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta: Tiara Wacana, 1993.
Salma, Dewi Prawiradilaga, Mozaik Teknologi Pendidikan, Jakarta : PrenadaMedia, 2004, cet. 1.
Slameto, Belajar dan Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,1995.
Sonhadji, Zaini Dahlan, Al Qur an dan terjemahannya, Yogyakarta: Dana BhaktiWakaf,tth.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: RemajaRosda Karya, 2009.
Sudjana, Metode Statistika, Bandung: PT. Tarsito, 2001, Cet. 6.
Sugiharti, Piping, S.Pd., (2005), Penerapan Teori Multiple Intelligence dalamPembelajaran Fisika , Jurnal Pendidikan Penabur - No.05/ Th.IV /Desember 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif danR&D), Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 5.
Suharman,MS, Psikologi Kognitif, Surabaya: Srikandi, 2005.
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Sundusiah, Suci, S.Pd, (2005), Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat(Korespondensi) Siswa Kelas IV A SDN Cimareme II Kabupaten Bandungdengan Pendekatan Multiple Intelligences HowardGardner ,http://file.upi.edu/Direktori/C%20%20FPBS/JUR.%20PEND.%
67
20BHS.%20DAN%20SASTRA%20INDONESIA/SUCI%20SUNDUSIAH/artikel%20ilmiah/multiple%20intelligences.pdf, (dikutip pada tanggal22 Nov 2010)
Suparno, Paul, Teori Intelligensi Ganda, Yogyakarta: Kanisius, 2004.
Syaodih, Nana, Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung :Remaja Rosda Karya, 2004.
Winarsunu, Tulus, Statistik Dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan, Malang:UMM Press, 2007, Cet. 4.
68
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Sri Handayani
Tempat /Tanggal Lahir : Semarang, 11 Agustus 1987
NIM : 063711007
Alamat : Plamongan Sari RT 01/RW03 Kec. Pedurungan
Kota Semarang 50193
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Jenjang Pendidikan Formal
1. Taman Kanak-kanak RA. INFARUL GHOY Kec. Pedurungan Kota
Semarang Lulus Tahun 1994/1995
2. Sekolah Dasar MI INFARUL GHOY Kec. Pedurungan Kota Semarang
Lulus Tahun 2000/2001
3. Sekolah Menengah Pertama SMP AT-THOHIRIYAH Kec. Pedurungan
Kota Semarang Lulus Tahun 2003/2004
4. Madrasah Aliyah MAN 1 Semarang Lulus Tahun 2006/2007
5. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Jurusan Tadris Kimia
Tahun 2006
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya dan semoga
dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Semarang, 13 Desember 2010
Penulis
Sri Handayani
063711007
127
Lampiran 1 :
NAMA RESPONDEN UJI COBA
No Nama Responden Kelas No Nama Responden Kelas1 Achmad Munif XII IPA 4 26 Rusdina Sabila XII IPA 42 Affrian Dhini W. XII IPA 4 27 Santi Nurani XII IPA 43 Agus Miftakhur R. XII IPA 4 28 Selma Masita W. XII IPA 44 Anindita Dwi H. XII IPA 4 29 Siti MalikhaturR. XII IPA 45 Annisa XII IPA 4 30 Umi Nadhifah XII IPA 46 Atik Rohmiyatun XII IPA 4 31 Uswatun Khasanah XII IPA 47 Durotul Farida XII IPA 4 32 Vina Fajar Wati XII IPA 48 Ellis Indriani XII IPA 4 33 Yuli Kurniawan XII IPA 49 Eni Nurhikmah XII IPA 4 34 Yulianto
10 Eri Nur Sofa XII IPA 4 35 Zulfa Rohmah11 Ganisti Adisha A. XII IPA 412 Haidar Erdi Antono XII IPA 413 Harlina Margarani XII IPA 414 Indah Mutiara P. XII IPA 415 Istriyani XII IPA 416 Khoirul Umaroh XII IPA 417 M.N Guruh Hentrista XII IPA 418 Muhammad Zainudin XII IPA 419 Munafidzah XII IPA 420 Naila Fauziatin XII IPA 421 Nita Hidayatul M. XII IPA 422 Paramita Purwanti XII IPA 423 Rina Kurnia XII IPA 424 Rosyidatul M. XII IPA 425 Royana Endah XII IPA 4
127
Lampiran 2:SILABUS
Nama Sekolah : MAN 1 SEMARANGmata Pelajaran : KIMIAKelas/Semester : XI/1Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dan cara pengukurannya.Alokasi waktu : 16 JP (UH 2 JP)
KompetensiDasar
MateriPembelajaran Kegiatan pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
waktuSumber/Ba
han/alat
oHukumkekekalanenergi
oSistem danlingkungan
oMenjelaskan hukumkekekalan energi, sistemdan lingkungan.
oMenjelaskan hukum/azaskekekalan energi
oMembedakan sistem danlingkungan
oReaksieksoterm danendoterm
oMerancang danmelakukan percobaantentang reaksi eksotermdan endoterm dalamkelompok di laboratorium
omenyimpulkan perbedaanantara reaksi eksoterm danendoterm dari datapercobaan
oMenjelaskan kalor reaksipada tekanan tetap sebagaiperubahan entalpi.
oMembedakan reaksi yangmelepas kalor (eksoterm)dengan reaksi yangmenerima kalor (endoterm)melalui percobaan.
2.1Mendeskripsikanperubahanentalpi reaksi,reaksieksoterm danreaksiendoterm
oPerubahanentalpi
oMenjelaskan macam-macam entalpi molar
oMenjelaskan macam-macamentalpi molar
Jenistagihan:TugasindividuTugaskelompokUlanganBentuktagihan:PerformansLaporantertulisTes tertulis
8 JP Sumber:Buku KimiaBahan:LKSAlat danbahan untukpercobaan
128
2.2Menentukan∆H reaksiberdasarkanpercobaan,hukum Hess,dataperubahanentalpipembentukanstandar, dandata energiikatan
oHukum Hess oMerancang danmelakukan percobaanuntuk menentukan Hreaksi dalam kalorimetermelalui kerja kelompok dilaboratorium.
oMenghitung harga H reaksimelalui percobaan.
oMenghitung H reaksidengan menggunakan:
-Data entalpi pembentukanstandar-diagram siklus/ diagramtingkat energi-energi ikatan
Jenistagihan:TugasindividuTugaskelompokUlanganBentuktagihan:PerformansLaporanTes tertulis
8 JPSumber:Buku KimiaBahan:LKSAlat danbahan untukpercobaan
127
Lampiran 3 :
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1(KELAS KECIL)
Nama Sekolah : MAN 1 SEMARANGMata Pelajaran : KIMIAKelas /Semester : XI/ 1Alokasi Waktu : 4X45 Menit (2 TM)
Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dengan carapengukurannya
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksieksoterm dan reaksi endoterm
I. Indikator
1. Menjelaskan Hukum/Asas Kekekalan Energi.
2. Membedakan sistem dan lingkungan.
3. Menyebutkan contoh sistem dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menjelaskan kalor reaksi pada tekanan tetap sebagai perubahan entalpi.
5. Membedakan kalor reaksi pembentukan, peruraian, dan pembakaran.
II. Tujuan Siswa dapat,
1. Mengidentifikasi hukum/azas kekekalan energi.2. Membedakan sistem dan lingkungan.
3. Menyebutkan contoh sistem dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.4. Menjelaskan perubahan entalpi ( H) sebagai kalor reaksi pada tekanan tetap.
5. Membedakan kalor reaksi pembentukan, peruraian, dan pembakaran.
III. Materi Pokok
1. Hukum Kekekalan Energi,
2. Sistem, Lingkungan
3. Kalor reaksi
IV. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan intelligensi ganda, inteligensi yang ditekankan diantaranya ;
linguistik, matematis-logis, ruang-visual, kinestetik-badani, interpersonal,
intrapersonal, musikal, lingkungan, dan eksistensial.
V. Langkah-langkah KegiatanPertemuan Pertama: (2 jam pelajaran)
128
Kegiatan Awal (Apersepsi)
1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensisiswa.
2. Guru memberikan motivasi kepada siswa.3. Guru menjelaskan prosedur pre test.
Kegiatan Inti4. Guru membagikan soal pre test materi termokimia. Pretest digunakan untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum mendapatkan pembelajaran.5. Siswa mengerjakan lembar pre test.
6. Siswa mengumpulkan lembar jawaban pre test.7. Guru mengenalkan materi termokimia secara global serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari.8. Siswa diminta mencari aplikasi termokimia lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Akhir9. Siswa diminta membentuk kelompok.
10.Refleksi dan pemberian tugas kelompok.Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Pengenalan materitermokimia
Ekstensial Mendengarkan motivasidari Guru
Matematis-logis Mengerjakan Pretest
Intrapersonal Berpikir sendiri
Linguistik Menuliskan jawaban,menuliskan dalamkalimat ketika gurumenjelaskan
Interpersonal Mencari temankelompok
Lingkungan Mencari aplikasitermokimia dalamkehidupan sehari-hari
Pertemuan Kedua: (2 jam pelajaran)Materi Pokok:
1. Azas kekekalan energi2. Sistem dan lingkungan
3. Kalor reaksi ( H)
129
Kegiatan awal
1. Salam pembuka2. Memeriksa kehadiran siswa
3. Apersepsi / motivasiEnergi yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari reaksi kimia.Misalnya, untuk memasak kita gunakan energi dari pembakaran bahan bakar;untuk melakukan aktivitasnya, tubuh kita menggunakan energi dari makanan yangkita makan. Pengetahuan ini penting sehingga kita dapat memperhitungkankebutuhan energi kita.
Kegiatan Inti4. Siswa diminta menjelaskan azas kekekalan energi yang mereka ketahui
5. Siswa mengamati benda-benda yang ada di lingkungan kelas6. Siswa mengelompokkan benda-benda tersebut dalam bagan sistem atau
lingkungan.7. Siswa menyanyikan yel-yel kelompok sambil diperagakan
8. Siswa berdiskusi mengenai kalor reaksi pembentukan, peruraian, danpembakaran
9. Tiap siswa diminta mencari kegunaan dari reaksi-reaksi tersebut dalam kehidupansehari-hari.
Kegiatan Akhir10. Menyimpulkan kata-kata kunci: Azas kekekalan energi, energi dalam, sistem,
lingkungan, kalor, kerja, entalpi dan perubahan entalpi.11. Memberi tugas untuk pertemuan berikutnya
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Azas kekekalan energi Ekstensial Mendengarkan motivasidari Guru
Sistem dan lingkungan Linguistik Menjelaskan azaskekekalan enegi
Kalor reaksi ( H) Spasial Mengamati benda dilingkungan
Matematis-logis
Lingkungan
Mengelompkkan bendakedalam sistem danlingkungan
MusikalKinestetik
Menyanyikan yel-yel ,diperagakan
Interpersonal Diskusi
130
Intrapersonal Mencari kegunaanreaksi tersebut dalamkehidupannya
VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar : Buku Kimia, LKS, Internet, dan buku lain yang relevan.
VII. Penilaian
a. Aspek yang dinilai :Kognitif
Afektif
Menyebutkan jenis – jenis energi, menjelaskan asaskekekalan energi, menjelaskan pengertian entalpi danperubahan entalpi, menyebutkan harga entalpi,membedakan sistem dan lingkungan,
Kegiatan yang dilakukan di dalam kelas/keaktifan
b. Jenis tagihan : Pre test, laporan diskusi kelompok.c. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
No SOAL Nilai1.
2.
3.
4.
5.
Hukum termodinamika I disebut pula sebagai….a. Hukum kekekalan massab. Hukum kekekalan massa jenisc. Hukum kekekalan massa dan jenisd. Hukum kekekalan energie. Hukum kekekalan massa dan energi
Kalor pembentukan adalah kalor yang dilepas ataudibutuhkan apabila 1 mol senyawa terbentuk dari….
a. ion positif dan negatifb. unsur-unsurnyac. senyawa-senyawa lebih sederhanad. molekul-molekul diatomice. atom-atomnya
Kalor yang dilepas atau dibutuhkan apabila 1 mol zatdibakar disebut….
a. kalor lebur d. kalor peruraianb. kalor laten e. kalor netralisasic. kalor pembakaran
Kalor yang diserap atau dilepas apabila 1 mol senyawaterurai menjadi unsur-unsurnya disebut….
a. kalor reaksi d. kalor netralisasb. kalor pembentukan e. Kalor ionisasic. kalor peruraian
Diketahui data persamaan termokimia:C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) H∆ = -x kJHarga x menyatakan….
131
a. kalor pembentukan CO2b. kalor pembentukan C2H4c. kalor pembakaran C2H4d. kalor pembentukan H2Oe. kalor penguraian C2H4
Jumlah 5x20 = 100
Semarang, Agustus 2010Guru Mata Pelajaran Kimia, Guru peneliti,
Dra.Kanti Setiati Sri HandayaniNIP 196403101994032002 NIM 063711007
132
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2(KELAS KECIL)
Nama Sekolah : MAN 1 SEMARANGMata Pelajaran : KIMIAKelas /Semester : XI/ 1Alokasi Waktu : 4X45 Menit (2 TM)
Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dengan carapengukurannya
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksieksoterm dan reaksi endoterm
I. Indikator
1. Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dan reaksi yang
membutuhkan kalor (endoterm) melalui percobaan.
2. Menyebutkan contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
3. Menjelaskan kegunaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Menjelaskan macam-macam entalpi molar.
5. Menjelaskan kegunaan entalpi molar dalam suatu reaksi.
II. Tujuan
Siswa dapat
1. Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dan reaksi yang
membutuhkan kalor (endoterm) melalui percobaan.
2. Menyebutkan contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
3. Menjelaskan kegunaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Menjelaskan macam-macam entalpi molar.
5. Menjelaskan kegunaan entalpi molar dalam suatu reaksi.
III. Materi Pokok
1. Reaksi eksoterm dan Endoterm
2. Entalpi molar
133
IV. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan intelligensi, inteligensi yang ditekankan diantaranya ;
linguistik, matematis-logis, ruang-visual, kinestetik-badani, interpersonal,
intrapersonal, musikal, lingkungan, dan eksistensial.
V. Langkah-langkah KegiatanPertemuan Pertama: (2 jam pelajaran)
Materi Pokok:Reaksi eksoterm dan endoterm
Kegiatan awal1. Salam pembuka2. Memeriksa kehadiran siswa.
Kegiatan Inti3. Siswa melakukan percobaan (praktikum) dan diskusi kelas untuk membahas
reaksi eksoterm dan endoterm4. Siswa menyanyikan yel-yel kelompok selanjutnya memaparkan hasil percobaan
yang telah dilakukan di depan kelasKegiatan Akhir5. Siswa menyimpulkan sifat-sifat reaksi eksoterm dan endoterm.6. Siswa diberi tugas untuk pertemuan berikutnya
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Reaksi eksoterm danendoterm
Linguistik Persiapan praktikum,membuat jurnalpraktikum
Matematis-logis Menyiapkan alat danbahan
Spasial Merangkai alat
Kinestetik Melakukan percobaan
Musikal Menyanyikan yel-yel,diperagakan
Interpersonal Kerja sama dalampraktikum dan diskusi
Intrapersonal Mencari kegunaanreaksi tersebut
Lingkungan Merapikan alat danbahan
134
Ekstensial Mengapa ada reaksitersebut
Pertemuan Kedua: (2 jam pelajaran)
Materi Pokok:Entalpi MolarKegiatan awal1. Salam pembuka2. Memeriksa kehadiran siswa.3. Apersepsi/Motivasi
Tuhan menciptakan alam dan seisinya dengan asas keseimbangan, apa jadinyajika Tuhan menciptakan alam seisinya tidak seimbang maka akan hancur danmusnahlah alam dan seisinya. Dalam ilmu kimia juga dikenal dangan persamaanreaksi, dimana reaksi sebelum dan setelah bereaksi jumlah energi akan tetap, halini menunjukkan tidak hanya Tuhan yang menerapkan asas keseimbangan, akantetapi alam juga berupaya melakukan asas keseimbangan tersebut.
Kegiatan Inti4. Siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan dari Guru mengenai persamaan
termokimia5. Siswa membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa6. Tiap kelompok harus membuat yel-yel, yang akan dinyanyikan sebelum
mengoreksi jawaban kelompok lainnya.7. Setelah mendapatkan penjelasan, tiap kelompok mendapatkan kartu soal. Tiap
kelompok mengerjakan kartu soal, kemudian menuliskan jawabannya di papantulis.
8. Setelah semua kelompok mengerjakan soal, selanjutnya tiap kelompokmengoreksi hasil jawaban dari kelompok lainnya.
Kegiatan Akhir9. Siswa diberi tugas untuk pertemuan berikutnya.
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Entalpi Molar Ekstensial Mendengarkanmotivasi
Linguistik Siswa mencatat
Spasial Mendengarkanpenjelasan dari guru
Matematis-logis Mengerjakan soal
Musikal
Kinestetik
Menyanyikan yel-yel,diperagakan
135
Interpersonal Kerja sama dalammenjawab soal
Intrapersonal Mencari jawabansendiri
Lingkungan -
VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar
Buku Kimia, LKS, Laboratorium, Petunjuk praktikum, dan sumber lainnya yang
relevan.
VII. Penilaiana. Aspek yang dinilai :
Kognitif
AfektifPsikomotorik
Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dengantes hasil belajar.Kegiatan siswa di dalam kelas/keaktifanMelakukan percobaan/praktikum
b. Jenis tagihan : Jurnal praktikum, laporan hasil percobaanc. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
Semarang, Agustus 2010Guru Mata Pelajaran Kimia, Guru peneliti,
Dra.Kanti Setiati Sri HandayaniNIP 196403101994032002 NIM 063711007
136
INSTRUMEN RPP 2
No SOAL1.
2.
3.
4.
5.
Suatu reaksi yang disertai pelepasan sejumlahenergi/kalor dari sistem ke lingkungan agar suatu sistemkembali seperti semula disebut….
a. reaksi endoterm d. reaksi pembakaranb. reaksi eksoterm e. reaksi peleburanc. reaksi higroskopis
Diketahui sifat reaksi sebagai berikut:2) perubahan entalpi berharga positif3) menyerap kalor dari lingkungan4) entalpi sistem berkurang5) sistem mengalami penurunan suhu
Dari pernyataan di atas, merupakan ciri suatu reaksiendoterm adalah....
a. 1 dan 3 d. 1,2 dan 4b. 1,2 dan 3 e. 2,3 dan 4c. 1 dan 2
Jika satu sendok serbuk seng dimasukkan ke dalam gelaskimia yang berisi larutan HCl, ternyata terjadi gelembunggas, dan dasar tabung terasa panas. Reaksi ini dapatdigolongkan….
a. eksoterm, energi berpindah dari sistem kelingkungan
b. endoterm, energi berpindah dari sistem kelingkungan
c. endoterm, energi tidak berpindahd. eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke
sisteme. endoterm, energi berpindah Kalor yang diserap
atau dilepas apabila 1 mol senyawa teruraimenjadi unsur-unsurnya disebut….
Pernyataan yang benar tentang reaksi endoterm adalah….
a. entalpi awal lebih besar daripada entalpi akhir danH∆ > 0
b. entalpi awal lebih kecil daripada entalpi akhir danH∆ > 0
c. entalpi awal lebih besar daripada entalpi akhir danH∆
d. entalpi awal lebih kecil daripada entalpi akhir danH∆
e. entalpi awal sama dengan entalpi akhir dan H∆ =0
137
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3(KELAS KECIL)
Nama Sekolah : MAN 1 SEMARANGMata Pelajaran : KIMIAKelas /Semester : XI/ 1Alokasi Waktu : 4X45 Menit (2 TM)
Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dengan carapengukurannya
Kompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hukumHess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dandata energi ikatan
I. Indikator
1. Menentukan harga H reaksi dengan melakukan percobaan sederhana(kalorimeter).
2. Menghitung H reaksi dengan menggunakan diagram siklus / diagram tingkatenergi.
3. Menghitung H reaksi dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar.4. Menghitung H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan.
II. Tujuan
Siswa dapat,
1. Menentukan entalpi reaksi melalui percobaan.2. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan diagram siklus /diagram tingkat energi.
3. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan standar.4. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan data energi ikatan.
III. Materi Pokok1. Penentuan entalpi reaksi melalui percobaan
2. Hukum Hess
IV. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan intelligensi, inteligensi yang ditekankan diantaranya ;
linguistik, matematis-logis, ruang-visual, kinestetik-badani, interpersonal,
intrapersonal, musikal, lingkungan, dan eksistensial.
V. Langkah – langkah KegiatanPertemuan Pertama: (2 jam pelajaran)Materi Pokok: Penentuan entalpi reaksi melalui percobaan
138
Kegiatan awal
1. Salam pembuka2. Memeriksa kehadiran siswa
3. Memberi motivasiKegiatan Inti
4. Siswa melakukan percobaan (praktikum) dan diskusi kelas untuk membahaspenentuan entalpi reaksi melalui percobaan
5. Siswa menyanyikan yel-yel kelompok selanjutnya memaparkan hasil percobaanyang telah dilakukan di depan kelas
Kegiatan Akhir6. Menyimpulkan cara penentuan entalpi reaksi melalui percobaan (kalorimeter).
7. Memberi tugas untuk pertemuan berikutnyaPembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Penentuan entalpireaksi melaluipercobaan
Linguistik Persiapan praktikum,membuat jurnalpraktikum
Matematis-logis Menyiapkan alat danbahan
Spasial Merangkai alat
Kinestetik Melakukan percobaan
Musikal Menyanyikan yel-yel,diperagakan
Interpersonal Kerja sama dalampraktikum dan diskusi
Intrapersonal Mencari kegunaanreaksi tersebut
Lingkungan Merapikan alat danbahan
Ekstensial Mengapa ada reaksitersebut
Pertemuan Kedua: (2 jam pelajaran)
Materi Pokok: Hukum hessKegiatan awal
1. Salam pembuka
139
2. Memeriksa kehadiran siswa.
3. Memeriksa PR sepintas dan memberi motivasiKegiatan Inti
4. Siswa diminta menerangkan pengertian hukum hess5. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru cara menentukan reaksi dengan
hukum Hess6. Siswa mencatat penjelasan dari guru
7. Siswa diminta mencari contoh reaksi pembentukan gas CO2
8. Siswa mengerjakan latihan soal menentukan entalpi reaksi berdasarkan diagramsiklus, diagram tingkat energi dan data kalor reaksi lain.
9. Siswa mengerjakan sambil diiringi alunan musik.
Kegiatan Akhir10. Siswa bersama-sama menyimpulkan cara menentukan reaksi dengan hukum
Hess.11. Memberi tugas untuk pertemuan berikutnya
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi BentukPembelajaran
Hukum hess Ekstensial Mendengarkanmotivasi dari Guru
Linguistik Menjelaskan HukumHess
Spasial Mendengarkanpenjelasan dari guru
Kinestetik Mencatat penjelasandari guru
Lingkungan Mencari contoh reaksipembentukan CO2
Matematis-logis
Musikal
Mengerjakan latihansoal, mendengarkanmusik
Intrapersonal Berpikir sendiriInterpersonal Bersama-sama
menyimpulkan
VI. Alat / Bahan / Sumber Belajar
Buku Kimia, LKS, Laboratorium, Petunjuk praktikum, dan sumber lainnya yangrelevan.
140
VII. Penilaian
d.Aspek yang dinilai :Kognitif
AfektifPsikomotorik
Menentukan H melalui percobaan, dan menghitung hargaH dan tes hasil belajar.
Kegiatan siswa di dalam kelas/keaktifanMelakukan percobaan/praktikum
e. Jenis tagihan : Jurnal praktikum, laporan hasil percobaanf. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
No SOAL Nilai1.
2.
3.
4.
Kalor yang diperlukan untuk memanaskan 250 mL air dari28 0C menjadi 100 0C dengan kapasitas kalor air sebesar 4,2J/g0C adalah….
a. 14,2 kJ d. 73,5 kJb. 29,4 kJ e. 75,6 kJc. 56,8 kJ
Diketahui reaksi:2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) H∆ = x kJ,Harga x menyatakan….
a. pembentukan gas NO2b. pembentukan gas NOc. peruraian gas NO2d. peruraian gas NOe. pembakaran gas NO
Jika diketahui energi ikatan rata-rata untuk:C – H = 413 kJ/molC = O = 799 kJ/molO – H = 463 kJ/mol
Jika pada reaksi: CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g) cH∆ = -808 kJMaka besarnya energi ikatan rata-rata O = O sekitar….
a. 243 kJ/mol d. 495 kJ/molb. 358 kJ/mol e. 596 kJ/molc. 464 kJ/mol
Perhatikan diagram energi berikut:
H1
C(g ) +O2(g )
H2
H3
CO(g ) + O2 (g )1 2
CO (g )2
Hubungan yang benar dari diagram energi tersebutadalah………
a. H2 = H3 + H1 d. H2 = H1b. H3 = H1 + H2 e. H2 = H31c. H1 = H3 + H2
Perhatikan diagram reaksi dibawah ini:
141
5.
2H∆ =….?
1H∆ = -787
3H∆ = -566 kJ
Dari diagram tersebut, maka besarnya 2H∆ adalah….a. -55 kJ d. -331 kJb. -110 kJ e. -442 kJc. -221 kJ
Jumlah 5x20=100
Semarang, Agustus 2010Guru Mata Pelajaran Kimia, Guru peneliti,
Dra.Kanti Setiati Sri HandayaniNIP 196403101994032002 NIM 063711007
2C(s) + 2O2(g)
2CO(g) + O2(g)
2CO2(g)
142
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4(KELAS KECIL)
Nama Sekolah : MAN 1 SEMARANGMata Pelajaran : KIMIAKelas /Semester : XI/ 1Alokasi Waktu : 4X45 Menit (2 TM)
Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dengan carapengukurannya
Kompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hukumHess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dandata energi ikatan
I. Indikator
1. Menentukan harga H reaksi dengan melakukan percobaan Hukum Hess2. Menghitung H reaksi dengan menggunakan diagram siklus / diagram tingkat
energi.3. Menghitung H reaksi dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar.4. Menghitung H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan.
II. Tujuan
Siswa dapat,1. Membuktikan Hukum Hess melalui percobaan.
2. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan diagram siklus /diagram tingkat energi.3. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan standar.
4. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan data energi ikatan.
III. Materi Pokok
1. Hukum Hess
IV. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan intelligensi, inteligensi yang ditekankan diantaranya ;
linguistik, matematis-logis, ruang-visual, kinestetik-badani, interpersonal,
intrapersonal, musikal, lingkungan, dan eksistensial.
V. Langkah – langkah KegiatanPertemuan Pertama: (2 jam pelajaran)Materi Pokok: Penentuan entalpi reaksi melalui percobaan
143
Kegiatan awal
1. Salam pembuka2. Memeriksa kehadiran siswa
3. Memberi motivasiKegiatan Inti
4. Siswa melakukan percobaan (praktikum) dan diskusi kelas untuk membahasHukum Hess melalui percobaan
8. Siswa menyanyikan yel-yel kelompok selanjutnya memaparkan hasil percobaanyang telah dilakukan di depan kelas
Kegiatan Akhir9. Menyimpulkan cara penentuan entalpi reaksi melalui percobaan (kalorimeter).
10. Memberi tugas untuk pertemuan berikutnyaPembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Penentuan entalpireaksi melaluipercobaan
Linguistik Persiapan praktikum,membuat jurnalpraktikum
Matematis-logis Menyiapkan alat danbahan
Spasial Merangkai alat
Kinestetik Melakukan percobaan
Musikal Menyanyikan yel-yel,diperagakan
Interpersonal Kerja sama dalampraktikum dan diskusi
Intrapersonal Mencari kegunaanreaksi tersebut
Lingkungan Merapikan alat danbahan
Ekstensial Mengapa ada reaksitersebut
Pertemuan Kedua (2 jam pelajaran)
Kegiatan Awal (Apersepsi)1. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi
siswa.2. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
144
3. Guru menjelaskan prosedur post test.
Kegiatan Inti4. Guru membagikan soal post test materi termokimia. Post test digunakan untuk
mengetahui pengetahuan siswa setelah mendapatkan pembelajaran.5. Siswa mengerjakan lembar post test.
6. Siswa mengumpulkan lembar jawaban post test.Kegiatan penutup
7. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Pengenalan materitermokimia
Ekstensial Mendengarkan motivasidari Guru
Matematis-logis Mengerjakan Pretest
Intrapersonal Berpikir sendiri
Linguistik Menuliskan jawaban,menuliskan dalamkalimat ketika gurumenjelaskan
Interpersonal -
Lingkungan Mencari aplikasitermokimia dalamkehidupan sehari-hari
VI. Alat / Bahan / Sumber BelajarBuku Kimia, LKS, Laboratorium, Petunjuk praktikum, dan sumber lainnya yangrelevan.
VII. Penilaiana. Aspek yang dinilai :
Kognitif
AfektifPsikomotorik
Membuktikan Hukum Hess melalui percobaan, danmenghitung harga H dan tes hasil belajar.Kegiatan siswa di dalam kelas/keaktifanMelakukan percobaan/praktikum
b. Jenis tagihan : Jurnal praktikum, laporan hasil percobaanc. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
Semarang, Agustus 2010
145
Guru Mata Pelajaran Kimia, Guru peneliti,
Dra.Kanti Setiati Sri HandayaniNIP 196403101994032002 NIM 063711007
Mengetahui,
Kepala Madrasah AliyahNegeri 1 Semarang
Drs. Syaefudin M.PdNIP 196510151992031003
146
Lampiran 4:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 1(KELAS BESAR)
Nama Sekolah : MAN 1 SEMARANGMata Pelajaran : KIMIAKelas /Semester : XI/ 1Alokasi Waktu : 4X45 Menit (2 TM)
Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dengan carapengukurannya
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksieksoterm dan reaksi endoterm
VII. Indikator
1. Menjelaskan Hukum/Asas Kekekalan Energi.
2. Membedakan sistem dan lingkungan.
3. Menyebutkan contoh sistem dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menjelaskan kalor reaksi pada tekanan tetap sebagai perubahan entalpi.
5. Membedakan kalor reaksi pembentukan, peruraian, dan pembakaran.
VIII. Tujuan Siswa dapat,
6. Mengidentifikasi hukum/azas kekekalan energi.7. Membedakan sistem dan lingkungan.
8. Menyebutkan contoh sistem dan lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.9. Menjelaskan perubahan entalpi ( H) sebagai kalor reaksi pada tekanan tetap.
10. Membedakan kalor reaksi pembentukan, peruraian, dan pembakaran.
IX. Materi Pokok
1. Hukum Kekekalan Energi,
2. Sistem, Lingkungan
3. Kalor reaksi
X. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan intelligensi ganda, inteligensi yang ditekankan diantaranya ;
linguistik, matematis-logis, ruang-visual, kinestetik-badani, interpersonal,
intrapersonal, musikal, lingkungan, dan eksistensial.
XI. Langkah-langkah KegiatanPertemuan Pertama: (2 jam pelajaran)
147
Kegiatan Awal (Apersepsi)
11.Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensisiswa.
12.Guru memberikan motivasi kepada siswa.13.Guru menjelaskan prosedur pre test.
Kegiatan Inti14.Guru membagikan soal pre test materi termokimia. Pretest digunakan untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum mendapatkan pembelajaran.15.Siswa mengerjakan lembar pre test.
16.Siswa mengumpulkan lembar jawaban pre test.17.Guru mengenalkan materi termokimia secara global serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari.18.Siswa diminta mencari aplikasi termokimia lainnya dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan Akhir19.Siswa diminta membentuk kelompok.
20.Refleksi dan pemberian tugas kelompok.Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Pengenalan materitermokimia
Ekstensial Mendengarkan motivasidari Guru
Matematis-logis Mengerjakan Pretest
Intrapersonal Berpikir sendiri
Linguistik Menuliskan jawaban,menuliskan dalamkalimat ketika gurumenjelaskan
Interpersonal Mencari temankelompok
Lingkungan Mencari aplikasitermokimia dalamkehidupan sehari-hari
Pertemuan Kedua: (2 jam pelajaran)Materi Pokok:
4. Azas kekekalan energi5. Sistem dan lingkungan
6. Kalor reaksi ( H)
148
Kegiatan awal
12. Salam pembuka13. Memeriksa kehadiran siswa
14. Apersepsi / motivasiEnergi yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari reaksi kimia.Misalnya, untuk memasak kita gunakan energi dari pembakaran bahan bakar;untuk melakukan aktivitasnya, tubuh kita menggunakan energi dari makanan yangkita makan. Pengetahuan ini penting sehingga kita dapat memperhitungkankebutuhan energi kita.
Kegiatan Inti15. Siswa diminta menjelaskan azas kekekalan energi yang mereka ketahui
16. Siswa mengamati benda-benda yang ada di lingkungan kelas17. Siswa mengelompokkan benda-benda tersebut dalam bagan sistem atau
lingkungan.18. Siswa menyanyikan yel-yel kelompok sambil diperagakan
19. Siswa berdiskusi mengenai kalor reaksi pembentukan, peruraian, danpembakaran
20. Tiap siswa diminta mencari kegunaan dari reaksi-reaksi tersebut dalamkehidupan sehari-hari.
Kegiatan Akhir21. Menyimpulkan kata-kata kunci: Azas kekekalan energi, energi dalam, sistem,
lingkungan, kalor, kerja, entalpi dan perubahan entalpi.22. Memberi tugas untuk pertemuan berikutnya
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Azas kekekalan energi Ekstensial Mendengarkan motivasidari Guru
Sistem dan lingkungan Linguistik Menjelaskan azaskekekalan enegi
Kalor reaksi ( H) Spasial Mengamati benda dilingkungan
Matematis-logis
Lingkungan
Mengelompkkan bendakedalam sistem danlingkungan
MusikalKinestetik
Menyanyikan yel-yel ,diperagakan
Interpersonal Diskusi
149
Intrapersonal Mencari kegunaanreaksi tersebut dalamkehidupannya
XII. Alat / Bahan / Sumber Belajar : Buku Kimia, LKS, Internet, dan buku lain yang relevan.
VII. Penilaian
d. Aspek yang dinilai :Kognitif
Afektif
Menyebutkan jenis – jenis energi, menjelaskan asaskekekalan energi, menjelaskan pengertian entalpi danperubahan entalpi, menyebutkan harga entalpi,membedakan sistem dan lingkungan,
Kegiatan yang dilakukan di dalam kelas/keaktifan
e. Jenis tagihan : Pre test, laporan diskusi kelompok.f. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
No SOAL Nilai1.
2.
3.
4.
5.
Hukum termodinamika I disebut pula sebagai….f. Hukum kekekalan massag. Hukum kekekalan massa jenish. Hukum kekekalan massa dan jenisi. Hukum kekekalan energij. Hukum kekekalan massa dan energi
Kalor pembentukan adalah kalor yang dilepas ataudibutuhkan apabila 1 mol senyawa terbentuk dari….
f. ion positif dan negatifg. unsur-unsurnyah. senyawa-senyawa lebih sederhanai. molekul-molekul diatomicj. atom-atomnya
Kalor yang dilepas atau dibutuhkan apabila 1 mol zatdibakar disebut….
d. kalor lebur d. kalor peruraiane. kalor laten e. kalor netralisasif. kalor pembakaran
Kalor yang diserap atau dilepas apabila 1 mol senyawaterurai menjadi unsur-unsurnya disebut….
a. kalor reaksi d. kalor netralisasb. kalor pembentukan e. Kalor ionisasic. kalor peruraian
Diketahui data persamaan termokimia:C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) H∆ = -x kJHarga x menyatakan….
150
f. kalor pembentukan CO2g. kalor pembentukan C2H4h. kalor pembakaran C2H4i. kalor pembentukan H2Oj. kalor penguraian C2H4
Jumlah 5x20 = 100
Semarang, Agustus 2010Guru Mata Pelajaran Kimia, Guru peneliti,
Dra.Kanti Setiati Sri HandayaniNIP NIM 063711007
151
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 2(KELAS BESAR)
Nama Sekolah : MAN 1 SEMARANGMata Pelajaran : KIMIAKelas /Semester : XI/ 1Alokasi Waktu : 4X45 Menit (2 TM)
Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dengan carapengukurannya
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan perubahan entalpi suatu reaksi, reaksieksoterm dan reaksi endoterm
VIII. Indikator
1. Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dan reaksi yang
membutuhkan kalor (endoterm) melalui percobaan.
2. Menyebutkan contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
3. Menjelaskan kegunaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Menjelaskan macam-macam entalpi molar.
5. Menjelaskan kegunaan entalpi molar dalam suatu reaksi.
IX. Tujuan
Siswa dapat
1. Membedakan reaksi yang melepaskan kalor (eksoterm) dan reaksi yang
membutuhkan kalor (endoterm) melalui percobaan.
2. Menyebutkan contoh reaksi eksoterm dan reaksi endoterm.
3. Menjelaskan kegunaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dalam kehidupan
sehari-hari.
4. Menjelaskan macam-macam entalpi molar.
5. Menjelaskan kegunaan entalpi molar dalam suatu reaksi.
X. Materi Pokok
3. Reaksi eksoterm dan Endoterm
4. Entalpi molar
152
XI. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan intelligensi, inteligensi yang ditekankan diantaranya ;
linguistik, matematis-logis, ruang-visual, kinestetik-badani, interpersonal,
intrapersonal, musikal, lingkungan, dan eksistensial.
XII. Langkah-langkah KegiatanPertemuan Pertama: (2 jam pelajaran)
Materi Pokok:Reaksi eksoterm dan endoterm
Kegiatan awal7. Salam pembuka8. Memeriksa kehadiran siswa.
Kegiatan Inti9. Siswa melakukan percobaan (praktikum) dan diskusi kelas untuk membahas
reaksi eksoterm dan endoterm10. Siswa menyanyikan yel-yel kelompok selanjutnya memaparkan hasil
percobaan yang telah dilakukan di depan kelas
Kegiatan Akhir11. Siswa menyimpulkan sifat-sifat reaksi eksoterm dan endoterm.12. Siswa diberi tugas untuk pertemuan berikutnya
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Reaksi eksoterm danendoterm
Linguistik Persiapan praktikum,membuat jurnalpraktikum
Matematis-logis Menyiapkan alat danbahan
Spasial Merangkai alat
Kinestetik Melakukan percobaan
Musikal Menyanyikan yel-yel,diperagakan
Interpersonal Kerja sama dalampraktikum dan diskusi
Intrapersonal Mencari kegunaanreaksi tersebut
Lingkungan Merapikan alat danbahan
153
Ekstensial Mengapa ada reaksitersebut
Pertemuan Kedua: (2 jam pelajaran)
Materi Pokok:Entalpi MolarKegiatan awal1. Salam pembuka2. Memeriksa kehadiran siswa.3. Apersepsi/Motivasi
Tuhan menciptakan alam dan seisinya dengan asas keseimbangan, apa jadinyajika Tuhan menciptakan alam seisinya tidak seimbang maka akan hancur danmusnahlah alam dan seisinya. Dalam ilmu kimia juga dikenal dangan persamaanreaksi, dimana reaksi sebelum dan setelah bereaksi jumlah energi akan tetap, halini menunjukkan tidak hanya Tuhan yang menerapkan asas keseimbangan, akantetapi alam juga berupaya melakukan asas keseimbangan tersebut.
Kegiatan Inti4. Siswa mendengarkan dan mencatat penjelasan dari Guru mengenai persamaan
termokimia5. Siswa membentuk kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa6. Tiap kelompok harus membuat yel-yel, yang akan dinyanyikan sebelum
mengoreksi jawaban kelompok lainnya.7. Setelah mendapatkan penjelasan, tiap kelompok mendapatkan kartu soal. Tiap
kelompok mengerjakan kartu soal, kemudian menuliskan jawabannya di papantulis.
8. Setelah semua kelompok mengerjakan soal, selanjutnya tiap kelompokmengoreksi hasil jawaban dari kelompok lainnya.
Kegiatan Akhir9. Siswa diberi tugas untuk pertemuan berikutnya.
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Entalpi Molar Ekstensial Mendengarkanmotivasi
Linguistik Siswa mencatat
Spasial Mendengarkanpenjelasan dari guru
Matematis-logis Mengerjakan soal
Musikal
Kinestetik
Menyanyikan yel-yel,diperagakan
154
Interpersonal Kerja sama dalammenjawab soal
Intrapersonal Mencari jawabansendiri
Lingkungan -
XIII. Alat / Bahan / Sumber Belajar
Buku Kimia, LKS, Laboratorium, Petunjuk praktikum, dan sumber lainnya yang
relevan.
XIV. Penilaiang.Aspek yang dinilai :
Kognitif
AfektifPsikomotorik
Membedakan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dengantes hasil belajar.Kegiatan siswa di dalam kelas/keaktifanMelakukan percobaan/praktikum
h. Jenis tagihan : Jurnal praktikum, laporan hasil percobaani. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
Semarang, Agustus 2010Guru Mata Pelajaran Kimia, Guru peneliti,
Dra.Kanti Setiati Sri HandayaniNIP NIM 063711007
155
INSTRUMEN RPP 2
No SOAL1.
2.
3.
4.
5.
Suatu reaksi yang disertai pelepasan sejumlahenergi/kalor dari sistem ke lingkungan agar suatu sistemkembali seperti semula disebut….
a. reaksi endoterm d. reaksi pembakaranb. reaksi eksoterm e. reaksi peleburanc. reaksi higroskopis
Diketahui sifat reaksi sebagai berikut:6) perubahan entalpi berharga positif7) menyerap kalor dari lingkungan8) entalpi sistem berkurang9) sistem mengalami penurunan suhu
Dari pernyataan di atas, merupakan ciri suatu reaksiendoterm adalah....
a. 1 dan 3 d. 1,2 dan 4b. 1,2 dan 3 e. 2,3 dan 4c. 1 dan 2
Jika satu sendok serbuk seng dimasukkan ke dalam gelaskimia yang berisi larutan HCl, ternyata terjadi gelembunggas, dan dasar tabung terasa panas. Reaksi ini dapatdigolongkan….
f. eksoterm, energi berpindah dari sistem kelingkungan
g. endoterm, energi berpindah dari sistem kelingkungan
h. endoterm, energi tidak berpindahi. eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke
sistemj. endoterm, energi berpindah Kalor yang diserap
atau dilepas apabila 1 mol senyawa teruraimenjadi unsur-unsurnya disebut….
Pernyataan yang benar tentang reaksi endoterm adalah….
f. entalpi awal lebih besar daripada entalpi akhir danH∆ > 0
g. entalpi awal lebih kecil daripada entalpi akhir danH∆ > 0
h. entalpi awal lebih besar daripada entalpi akhir danH∆
i. entalpi awal lebih kecil daripada entalpi akhir danH∆
j. entalpi awal sama dengan entalpi akhir dan H∆ =
156
0
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 3(KELAS BESAR)
Nama Sekolah : MAN 1 SEMARANGMata Pelajaran : KIMIAKelas /Semester : XI/ 1Alokasi Waktu : 4X45 Menit (2 TM)
Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dengan carapengukurannya
Kompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hukumHess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dandata energi ikatan
VIII. Indikator
1. Menentukan harga H reaksi dengan melakukan percobaan sederhana(kalorimeter).
2. Menghitung H reaksi dengan menggunakan diagram siklus / diagram tingkatenergi.
3. Menghitung H reaksi dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar.4. Menghitung H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan.
IX. Tujuan
157
Siswa dapat,
5. Menentukan entalpi reaksi melalui percobaan.6. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan diagram siklus /diagram tingkat energi.
7. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan standar.8. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan data energi ikatan.
X. Materi Pokok3. Penentuan entalpi reaksi melalui percobaan4. Hukum Hess
XI. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan intelligensi, inteligensi yang ditekankan diantaranya ;
linguistik, matematis-logis, ruang-visual, kinestetik-badani, interpersonal,
intrapersonal, musikal, lingkungan, dan eksistensial.
XII. Langkah – langkah KegiatanPertemuan Pertama: (2 jam pelajaran)
Materi Pokok: Penentuan entalpi reaksi melalui percobaanKegiatan awal
11. Salam pembuka12. Memeriksa kehadiran siswa
13. Memberi motivasiKegiatan Inti
14. Siswa melakukan percobaan (praktikum) dan diskusi kelas untuk membahaspenentuan entalpi reaksi melalui percobaan
15. Siswa menyanyikan yel-yel kelompok selanjutnya memaparkan hasil percobaanyang telah dilakukan di depan kelas
Kegiatan Akhir
16. Menyimpulkan cara penentuan entalpi reaksi melalui percobaan (kalorimeter).17. Memberi tugas untuk pertemuan berikutnya
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Penentuan entalpireaksi melaluipercobaan
Linguistik Persiapan praktikum,membuat jurnalpraktikum
158
Matematis-logis Menyiapkan alat danbahan
Spasial Merangkai alat
Kinestetik Melakukan percobaan
Musikal Menyanyikan yel-yel,diperagakan
Interpersonal Kerja sama dalampraktikum dan diskusi
Intrapersonal Mencari kegunaanreaksi tersebut
Lingkungan Merapikan alat danbahan
Ekstensial Mengapa ada reaksitersebut
Pertemuan Kedua: (2 jam pelajaran)
Materi Pokok: Hukum hessKegiatan awal
12. Salam pembuka13. Memeriksa kehadiran siswa.
14. Memeriksa PR sepintas dan memberi motivasiKegiatan Inti
15. Siswa diminta menerangkan pengertian hukum hess16. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru cara menentukan reaksi dengan
hukum Hess17. Siswa mencatat penjelasan dari guru
18. Siswa diminta mencari contoh reaksi pembentukan gas CO2
19. Siswa mengerjakan latihan soal menentukan entalpi reaksi berdasarkan diagramsiklus, diagram tingkat energi dan data kalor reaksi lain.
20. Siswa mengerjakan sambil diiringi alunan musik.Kegiatan Akhir
21. Siswa bersama-sama menyimpulkan cara menentukan reaksi dengan hukumHess.
22. Memberi tugas untuk pertemuan berikutnyaPembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk
159
Pembelajaran
Hukum hess Ekstensial Mendengarkanmotivasi dari Guru
Linguistik Menjelaskan HukumHess
Spasial Mendengarkanpenjelasan dari guru
Kinestetik Mencatat penjelasandari guru
Lingkungan Mencari contoh reaksipembentukan CO2
Matematis-logisMusikal
Mengerjakan latihansoal, mendengarkanmusik
Intrapersonal Berpikir sendiriInterpersonal Bersama-sama
menyimpulkan
XIII. Alat / Bahan / Sumber Belajar
Buku Kimia, LKS, Laboratorium, Petunjuk praktikum, dan sumber lainnya yangrelevan.
XIV. Penilaian
j. Aspek yang dinilai :Kognitif
AfektifPsikomotorik
Menentukan H melalui percobaan, dan menghitung hargaH dan tes hasil belajar.
Kegiatan siswa di dalam kelas/keaktifanMelakukan percobaan/praktikum
k.Jenis tagihan : Jurnal praktikum, laporan hasil percobaanl. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
No SOAL Nilai1.
2.
Kalor yang diperlukan untuk memanaskan 250 mL air dari28 0C menjadi 100 0C dengan kapasitas kalor air sebesar 4,2J/g0C adalah….
d. 14,2 kJ d. 73,5 kJe. 29,4 kJ e. 75,6 kJf. 56,8 kJ
Diketahui reaksi:2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) H∆ = x kJ,Harga x menyatakan….
a. pembentukan gas NO2b. pembentukan gas NO
160
3.
4.
5.
c. peruraian gas NO2d. peruraian gas NOe. pembakaran gas NO
Jika diketahui energi ikatan rata-rata untuk:C – H = 413 kJ/molC = O = 799 kJ/molO – H = 463 kJ/mol
Jika pada reaksi: CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g) cH∆ = -808 kJMaka besarnya energi ikatan rata-rata O = O sekitar….
a. 243 kJ/mol d. 495 kJ/molb. 358 kJ/mol e. 596 kJ/molc. 464 kJ/mol
Perhatikan diagram energi berikut:
H1
C(g ) +O2(g )
H2
H3
CO(g ) + O2 (g )1 2
CO (g )2
Hubungan yang benar dari diagram energi tersebutadalah………
a. H2 = H3 + H1 d. H2 = H1b. H3 = H1 + H2 e. H2 = H31c. H1 = H3 + H2
Perhatikan diagram reaksi dibawah ini:
2H∆ =….?
1H∆ = -787
3H∆ = -566 kJ
Dari diagram tersebut, maka besarnya 2H∆ adalah….d. -55 kJ d. -331 kJe. -110 kJ e. -442 kJf. -221 kJ
Jumlah 5x20=100
Semarang, Agustus 2010Guru Mata Pelajaran Kimia, Guru peneliti,
2C(s) + 2O2(g)
2CO(g) + O2(g)
2CO2(g)
161
Dra.Kanti Setiati Sri HandayaniNIP NIM 063711007
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 4(KELAS BESAR)
Nama Sekolah : MAN 1 SEMARANGMata Pelajaran : KIMIAKelas /Semester : XI/ 1Alokasi Waktu : 4X45 Menit (2 TM)
Standar Kompetensi : 2. Memahami perubahan energi dalam reaksi kimia dengan carapengukurannya
Kompetensi Dasar : 2.2 Menentukan ∆H reaksi berdasarkan percobaan, hukumHess, data perubahan entalpi pembentukan standar, dandata energi ikatan
VIII. Indikator
2. Menentukan harga H reaksi dengan melakukan percobaan Hukum Hess2. Menghitung H reaksi dengan menggunakan diagram siklus / diagram tingkat
energi.3. Menghitung H reaksi dengan menggunakan data entalpi pembentukan standar.4. Menghitung H reaksi dengan menggunakan data energi ikatan.
162
IX. Tujuan
Siswa dapat,5. Membuktikan Hukum Hess melalui percobaan.
6. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan diagram siklus /diagram tingkat energi.7. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan data entalpi pembentukan standar.
8. Menghitung entalpi reaksi berdasarkan data energi ikatan.
X. Materi Pokok
2. Hukum Hess
XI. Metode Pendekatan
Dengan pendekatan intelligensi, inteligensi yang ditekankan diantaranya ;
linguistik, matematis-logis, ruang-visual, kinestetik-badani, interpersonal,
intrapersonal, musikal, lingkungan, dan eksistensial.
XII. Langkah – langkah KegiatanPertemuan Pertama: (2 jam pelajaran)
Materi Pokok: Penentuan entalpi reaksi melalui percobaanKegiatan awal
1. Salam pembuka2. Memeriksa kehadiran siswa3. Memberi motivasi
Kegiatan Inti4. Siswa melakukan percobaan (praktikum) dan diskusi kelas untuk membahas
Hukum Hess melalui percobaan18. Siswa menyanyikan yel-yel kelompok selanjutnya memaparkan hasil percobaan
yang telah dilakukan di depan kelasKegiatan Akhir
19. Menyimpulkan cara penentuan entalpi reaksi melalui percobaan (kalorimeter).20. Memberi tugas untuk pertemuan berikutnya
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
163
Penentuan entalpireaksi melaluipercobaan
Linguistik Persiapan praktikum,membuat jurnalpraktikum
Matematis-logis Menyiapkan alat danbahan
Spasial Merangkai alat
Kinestetik Melakukan percobaan
Musikal Menyanyikan yel-yel,diperagakan
Interpersonal Kerja sama dalampraktikum dan diskusi
Intrapersonal Mencari kegunaanreaksi tersebut
Lingkungan Merapikan alat danbahan
Ekstensial Mengapa ada reaksitersebut
Pertemuan Kedua (2 jam pelajaran)
Kegiatan Awal (Apersepsi)8. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan presensi
siswa.9. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
10. Guru menjelaskan prosedur post test.Kegiatan Inti
11. Guru membagikan soal post test materi termokimia. Post test digunakan untukmengetahui pengetahuan siswa setelah mendapatkan pembelajaran.
12. Siswa mengerjakan lembar post test.13. Siswa mengumpulkan lembar jawaban post test.
Kegiatan penutup14. Guru menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
Pembelajaran tersebut dapat diringkas sesuai pendekatan inteligensi sebagai berikut:
Topik Inteligensi Bentuk Pembelajaran
Pengenalan materitermokimia
Ekstensial Mendengarkan motivasidari Guru
Matematis-logis Mengerjakan Pretest
164
Intrapersonal Berpikir sendiri
Linguistik Menuliskan jawaban,menuliskan dalamkalimat ketika gurumenjelaskan
Interpersonal -
Lingkungan Mencari aplikasitermokimia dalamkehidupan sehari-hari
XIII. Alat / Bahan / Sumber BelajarBuku Kimia, LKS, Laboratorium, Petunjuk praktikum, dan sumber lainnya yangrelevan.
XIV. Penilaiand. Aspek yang dinilai :
Kognitif
AfektifPsikomotorik
Membuktikan Hukum Hess melalui percobaan, danmenghitung harga H dan tes hasil belajar.Kegiatan siswa di dalam kelas/keaktifanMelakukan percobaan/praktikum
e. Jenis tagihan : Jurnal praktikum, laporan hasil percobaanf. Bentuk instrumen : Pilihan ganda.
Semarang, Agustus 2010Guru Mata Pelajaran Kimia, Guru peneliti,
Dra.Kanti Setiati Sri HandayaniNIP NIM 063711007
Mengetahui,Kepala Madrasah Aliyah
Negeri 1 Semarang
Drs. Saeful
165
NIP. 1966 1212 199203 1004
Lampiran 4:
Nama :
Kelas :
INSTRUMEN PENELITIAN
Soal Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d atau e pada jawaban yang benar!
2. Hukum termodinamika I disebut pula sebagai….
k. Hukum kekekalan massa
l. Hukum kekekalan massa jenis
m. Hukum kekekalan massa dan jenis
n. Hukum kekekalan energi
166
o. Hukum kekekalan massa dan energi
3. Suatu reaksi yang disertai pelepasan sejumlah energi/kalor dari sistem ke
lingkungan agar suatu sistem kembali seperti semula disebut….
g. reaksi endoterm d. reaksi pembakaran
h. reaksi eksoterm e. reaksi peleburan
i. reaksi higroskopis
4. Jika satu sendok serbuk seng dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi
larutan HCl, ternyata terjadi gelembung gas, dan dasar tabung terasa panas.
Reaksi ini dapat digolongkan….
k. eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
l. endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
m. endoterm, energi tidak berpindah
n. eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
o. endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
5. Pernyataan yang benar tentang reaksi endoterm adalah….
k. entalpi awal lebih besar daripada entalpi akhir dan H∆ > 0
l. entalpi awal lebih kecil daripada entalpi akhir dan H∆ > 0
m. entalpi awal lebih besar daripada entalpi akhir dan H∆ < 0
n. entalpi awal lebih kecil daripada entalpi akhir dan H∆ < 0
o. entalpi awal sama dengan entalpi akhir dan H∆ = 0
6. Kalor pembentukan adalah kalor yang dilepas atau dibutuhkan apabila 1 mol
senyawa terbentuk dari….
k. ion positif dan negatif
l. unsur-unsurnya
m. senyawa-senyawa lebih sederhana
n. molekul-molekul diatomik
o. atom-atomnya
7. Diketahui sifat reaksi sebagai berikut:
10) perubahan entalpi berharga positif
11) menyerap kalor dari lingkungan
12) entalpi sistem berkurang
167
13) sistem mengalami penurunan suhu
Dari pernyataan di atas, merupakan ciri suatu reaksi endoterm adalah....
a. 1 dan 3 d. 1,2 dan 4
b. 1,2 dan 3 e. 2,3 dan 4
c. 1 dan 2
8. Kalor yang diserap atau dilepas apabila 1 mol senyawa terurai menjadi unsur-
unsurnya disebut….
a. kalor reaksi d. kalor netralisasi
b. kalor pembentukan e. kalor ionisasi
c. kalor peruraian
9. Suatu proses berlangsung dengan sistem menyerap kalor sebanyak 10 kJ dan
menerima kerja sebesar 100 J. Perubahan energi dalam sistem itu adalah….
a. 9 kJ d. 11 kJ
b. 9,9 kJ e. 110 kJ
c. 10,1 kJ
10. Diketahui reaksi:
2HBr (g) H2 (g) + Br2 (g) H∆ = 72 kJ
Untuk dapat menggunakan 22,4 liter (STP) gas HBr diperlukan kalor
sebanyak….
a. 72 kJ d. -72 kJ
b. 36 kJ e. -36 kJ
c. 144 kJ
11. Diantara persamaan termokimia berikut yang perubahan entalpinya dapat
dikatakan sebagai entalpi pembentukan adalah….
a. 2H(g) + O(g) H2O(l) H∆ = -926 kJ
b. H+(aq) + OH-
(aq) H2O(l) H∆ = -926 kJ
c. C2(s) + O2(g) C2H4(g) H∆ = +54 kJ
d. 2H2(g) + O2(g) 2H2O(g) H∆ = -484 kJ
e. 2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(l) H∆ = -2559,1 kJ
12. Jika diketahui:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) H∆ = -92 kJ
168
Maka perubahan entalpi pada penguraian 1 mol gas NH3 menjadi unsur-
unsurnya adalah….
a. -92 kJ d. +92 kJ
b. -46 kJ e. +184 kJ
c. +46 kJ
13. Diketahui:
H2 (g) + O2 (g) H2O2 (l) H∆ = -187,43 kJ
H2O2 (l) H2O (l) + ½O2 (g) H∆ = -98,15 kJ
Maka perubahan entalpi untuk reaksi
H2O (l) H2 (g) + ½O2 (g) adalah….
k. +285,58 kJ d. -89,28 kJ
l. +89,28 kJ e. -285,58 kJ
m. -8,87 kJ
14. Diketahui )(3 go
f NHH∆ sama dengan -46 kJ/mol, maka perubahan entalpi reaksi
berikut: 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) adalah….
a. -46 kJ d. +92 kJ
b. +46 kJ e. +138 kJ
c. -92 kJ
15. Dibawah ini adalah reaksi pembakaran, kecuali….
a. C(s) + O2(g) CO2(g)
b. N2(g) + 2O2(g) 2NO2(g)
c. CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
d. C(s) + 2H2(g) CH4(g)
e. 2NO(g) + O2(g) N2O4(g)
16. Pada pembakaran 1 mol arang dihasilkan gas karbon dioksida, persamaan
termokimia pembakaran arang adalah….
a. C(s) + O2(g) CO2(g)
b. 2CO(g) + O2(g) 2CO2(g)
c. CO2(g) C(s) + O2(g)
d. 2CO2(g) 2CO(g) + O2(g)
e. CaO(s) + CO2(g) CaCO3(s)
169
17. Kalor yang dihasilkan pada pembakaran 18 gram gas etana (C2H6) menurut
reaksi:
2C2H6(g) + 7O2(g) 4CO2(g) + 6H2O(l) H∆ = -3083 kJ adalah….
a. -5126 kJ d. -1849,8 kJ
b. 51264 kJ e. 3083 kJ
c. -3083 kJ
18. Diketahui reaksi:
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) H∆ = x kJ,
Harga x menyatakan….
a. pembentukan gas NO2 d. peruraian gas NO
b. pembentukan gas NO e. pembakaran gas NO
c. peruraian gas NO2
19. Diketahui data persamaan termokimia:
C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) H∆ = -x kJ
Harga x menyatakan….
a. kalor pembentukan CO2
b. kalor pembentukan C2H4
c. kalor pembakaran C2H4
d. kalor pembentukan H2O
e. kalor penguraian C2H4
20. Kalor yang dilepas atau dibutuhkan apabila 1 mol zat dibakar disebut….
a. kalor lebur d. kalor peruraian
b. kalor laten e. kalor netralisasi
c. kalor pembakaran
21. Dalam kalorimeter, jumlah kalor yang dilepaskan suatu reaksi dipengaruhi oleh
faktor-faktor berikut, kecuali….
a. massa larutan d. kalor jenis
b. perubahan suhu e. kapasitas kalor
c. luas pemukaan
22. Diketahui entalpi pembakaran karbon/grafit = -393,5 kJmol-1. Banyaknya
karbon yang harus dibakar untuk menaikkan suhu 1 liter larutan air dari 40 0C
menjadi 100 0C adalah….
170
a. 9,6 gram d. 0,96 gram
b. 15,6 gram e. 1,56 gram
c. 7,68 gram
23. Pada pembakaran 10 gram gas metana (CH4) dibebaskan 556 kJ. Persamaan
termokimia yang menggambarkan reaksi pembakaran metana adalah….
a. CH4(g) 2C(s) + 2H2(g) H∆ = -55,6 kJ
b. CH4(g) + 2O2 CO2(g) + 2H2O(l) H∆ = -55,6 kJ
c. CH4(g) + 2O2 CO2(g) + 2H2O(l) H∆ = +55,6 kJ
d. CH4(g) + 2O2 CO2(g) + 2H2O(l) H∆ = -347.5 kJ
e. CH4(g) + 2O2 CO2(g) + 2H2O(l) H∆ = +889,6 kJ
24. Dalam suatu reaksi kimia dibebaskan 10,5 kJ energi. Jika kalor ini digunakan
untuk memanaskan 100 cm3 air, kalor jenis air = 4,2 J/g0C, maka kenaikan
suhunya sebesar….
a. 4,2 0C d. 25 0C
b. 10,5 0C e. 40 0C
c. 20 0C
25. Perhatikan diagram reaksi dibawah ini:
2H∆ =….?
1H∆ = -787 kJ 3H∆ = -566 kJ
Dari diagram tersebut, maka besarnya 2H∆ adalah….
a. -55 kJ d. -331 kJ
2C(s) + 2O2(g)
2CO(g) + O2(g)
2CO2(g)
171
b. -110 kJ e. -442 kJ
c. -221 kJ
26. Diketahui reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) H∆ = -56 kJ
Jika 100 mL larutan HCl 0,25 M direaksikan dengan 200 mL larutan NaOH 0,15
M, maka perubahan entalpi yang terjadi dalam reaksi tersebut adalah….
a. -2,80 kJ d. -1,68 kJ
b. -1,40 kJ e. -0,56 kJ
c. -3,08 kJ
27. Karbon dan karbon monoksida bereaksi dengan oksigen menghasilkan karbon
dioksida menurut persamaan reaksi:
C + O2 CO2 H∆ = -394 kJ
2CO + O2 2CO2 H∆ = -569 kJ
Kalor pembentukan 1 mol karbon monoksida adalah….
a. -219,0 kJ/mol d. +109,5 kJ/mol
b. +219,0 kJ/mol e. -87,5 kJ/mol
c. -291,0 kJ/mol
28. Diketahui:
H2(g) + ½O2(g) H2O(l) H∆ = a kJ
H2(g) + ½O2(g) H2O(g) H∆ = b kJ
H2(g) + ½O2(g) H2O(s) H∆ = c kJ
Kalor sublimasi es, dalam kJ/mol adalah….
a. a + b + c d. c - a
b. a – b – c e. c
c. a – c
29. Apabila 150 mL larutan NaOH 1 M direaksikan dengan 150 mL larutan HCl 1
M dalam sebuah bejana, ternyata suhu larutan naik dari 28 0C menjadi 37 0C.
Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air 4,2 J/g0C, maka
perubahan entalpi reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) adalah….
a. -93,1 kJ d. -53,2 kJ
b. -75,6 kJ e. -39,9 kJ
172
c. -66,5 kJ
30. Diketahui energi ikatan rata-rata untuk:
H – H = 435 kJ/mol
N –N = 946 kJ/mol
Untuk reaksi: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g) H∆ = -92,6 kJ
Dari persamaan tersebut, besarnya energi ikatan rata-rata N – H dalam NH3
adalah….
a. 65,1 kJ/mol d. 368 kJ/mol
b. 184 kJ/mol e. 390,6 kJ/mol
c. 247 kJ/mol
31. Diketahui:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O H∆ = -2820 kJ
C2H5OH + 3O2 2CO2 + 3H2O H∆ = -1380 kJ
Perubahan entalpi bagi reaksi fermentasi glukosa:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 adalah….
a. +2880 kJ d. -60 kJ
b. -1440 kJ e. +60 kJ
c. +1440 kJ
32. Kalor yang diperlukan untuk memanaskan 250 mL air dari 28 0C menjadi 1000C dengan kapasitas kalor air sebesar 4,2 J/g0C adalah….
a. 14,2 kJ d. 73,5 kJ
b. 29,4 kJ e. 75,6 kJ
c. 56,8 kJ
33. Diketahui energi ikatan rata-rata untuk:
C – H = 413 kJ/mol C – O = 358 kJ/mol
C – C = 348 kJ/mol C = O = 799 kJ/mol
O = O =495 kJ/mol O – H = 463 kJ/mol
Berdasarkan data tersebut, besarnya H∆ untuk reaksi berikut adalah....
2H C C H
H
O
H H
H H
H H
O
+ O O 2H C C H + 2H 2O
a. -1335 kJ/mol d. -436 kJ
b. -432 kJ/mol e. 470,5 kJ
173
c. 487 kJ/mol
34. Siklus suatu reaksi ditunjukkan dengan diagram di bawah ini:
A B
C D
H1= ........
H2 = 120 kJ
H3 = 45 kJ
H4 = 60 kJ
Dari siklus di atas harga 1H∆ adalah….
a.-225 kJ d.+105 kJ
b.-135 kJ e.+225 kJ
c.-105 kJ
35. Jika diketahui energi ikatan rata-rata untuk:
C – H = 413 kJ/mol
C = O = 799 kJ/mol
O – H = 463 kJ/mol
Jika pada reaksi: CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g) cH∆ = -808 kJ
Maka besarnya energi ikatan rata-rata O = O sekitar….
a. 243 kJ/mol d.495 kJ/mol
b. 358 kJ/mol e.596 kJ/mol
c. 464 kJ/mol
36. Diketahui energi ikatan rata-rata:
C – H = 414 kJ/mol C – O = 357 kJ/mol
C – C = 346 kJ/mol H – H = 436 kJ/mol
C = O = 740 kJ/mol O – H = 464 kJ/mol
Perubahan entalpi reaksi:
H C C H
H
H
H
H H
+ H C C OH
O
H H
H
a. -59 kJ d.+2410 kJ
b. +59 kJ e.-241 kJ
c. -2410 kJ
37. Pada reaksi:
174
CH3 CH2 CH2 C=O
H
+ H2 CH3 CH2 CH2 CH2 OH
Entalpi reaksi di atas ditentukan berdasarkan….
a. (3DC-C + 7DC-H + DC=O + DO-H + DH-H) – (4DC-C + 9DC-H + DC-O +
DO-H)
b. (3DC-C + 8DC-H + DC=O + DH-H) – (3DC-C + 9DC-H + DC-O + DO-H)
c. (3DC-C + 8DC-H + DC=O + DO-H) – (3DC-C + 8DC-H + DC=O + DH-H)
d. (3DC-C + 9DC-H + DC-O + DO-H) – (3DC-C + 8DC-H + DC=O + DH-H)
e. (4DC-C + 9DC-H + DC-O + DO-H) – (3DC-C + 7DC-H + DC=O + DO-H +
DH-H)
38. Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan kimia dalam 1 mol senyawa
berwujud gas menjadi atom-atom pada keadaan standar dinamakan….
a. energi potensial d. energi kimia
b. energi kinetik e. energi ikatan
c. energi mekanik
39. Diketahui diagram:
A B
C D
H = - x kJ
H1 = -a kJ
H2 = -b kJ
H3 = -c kJ
Menurut Hukum Hess H untuk reaksi A D adalah….
a. –x = (-a - b - c)kJ d. x = (a + b - c)kJ
b. –x = (a - b - c)kJ e. –x = (a + b + c)kJ
c. x = (a - b - c)kJ
40. Diketahui persamaan termokimia:
C(s) + O2(g) CO2(g) H = -393,5 kJ
Pernyataan yang benar dari reaksi di atas adalah….
a.pembakaran 1 mol karbon dihasilkan kalor sebesar 393,5 kJ
b.pembentukan 1 mol karbon dioksida dihasilkan kalor sebesar 393,5 kJ
c.pembakaran 1 mol karbon dibutuhkan kalor sebesar 393,5 kJ
d.pembentukan 1 mol karbon dioksida dibutuhkan kalor sebesar 786,6 kJ
e.pembentukan 1 mol karbon dioksida dibutuhkan kalor sebesar 196,65 kJ
175
41. Perhatikan diagram energi berikut:
H1
C(g ) +O2(g )
H2
H3
CO(g ) + O2 (g )1 2
CO (g )2
Hubungan yang benar dari diagram energi tersebut adalah….
a. H2 = H3 + H1 d. H2 = 2 H3 - H1
b. H3 = H1 + H2 e. H2 = H3 - 2 H1
c. H1 = H3 + H2
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN
1. d 11. c 21. c 31. e
2. b 12. a 22. d 32. a
3. a 13. d 23. d 33. d
4. b 14. d 24. c 34. d
5. b 15. a 25. d 35. a
6. c 16. d 26. d 36. b
7. c 17. e 27. c 37. e
8. c 18. c 28. b 38. a
9. b 19. c 29. c 39. a
176
10. d 20. c 30. d 40. c
KISI - KISI SOAL INSTRUMEN
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Termokimia
Kelas / Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 60 menit
Jenis Tes : Pilihan Ganda
AspekKompetensi
Dasar
Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Juml
ah
2.1.
Mendeskripsi
kan
- menjelaskan
hukum/azas
kekekalan energi
1 1
177
perubahan
entalpi reaksi,
reaksi
eksoterm dan
reaksi
endoterm
- membedakan
sistem dan
lingkungan
- menjelaskan
kalor reaksi pada
tekanan tetap
sebagai
perubahan
entalpi
- membedakan
reaksi yang
melepas kalor
(eksoterm)
dengan reaksi
yang menerima
kalor (endoterm)
melalui
percobaan
- menjelaskan
macam-macam
entalpi molar
2
5,7,15,19,
4
6
10,14,17,18,22,39
8,9
11,12,13,16,
3 1
3
2
14
2.2.
Menentukan
H reaksi
berdasarkan
percobaan,
hukum Hess,
data
perubahan
entalpi
pembentukan
- menghitung
harga H reaksi
melalui
percobaan
- menghitung
H reaksi
dengan
menggunakan:
• Data entalpi
20, 21,23,
25,31
26,30
28 6
2
178
standar dan
data energi
ikatan
pembentuka
n standar
• Diagram
siklus/diagra
m tingkat
energi
• Energi
ikatan
37
24
29,32,34,35
27,33
36,38,40,
3
8
Jumlah 8 8 19 5 40
Lampiran 5:Test Multiple Intelligence
Nama siswa :
Kelas :
erikut ini terdapat sejumlah pernyataan. Anda diminta untuk memberikannilai pada masing-masing pernyataan, sesuai dengan gambaran diri anda.Berilah tanda ( V ) pada pernyataan yang Anda anggap sesuai dengan diriAnda.
Penilaian:0: jika pernyataan tersebut sangat tidak menggambarkan diri anda.1: jika pernyataan tersebut tidak menggambarkan diri anda.2: jika pernyataan tersebut sedikit menggambarkan diri anda.3: jika pernyataan tersebut kurang lebih / kira-kira menggambarkan diri anda.4: jika pernyataan tersebut menggambarkan diri anda.
179
5: jika pernyataan tersebut sangat menggambarkan diri anda.
No Pernyataan 0 1 2 3 4 51. Saya sangat suka bekerja dengan objek2. Saya dapat dengan mudah mengenali
arah.3. Saya punya kemampuan untuk
membantu menyelesaikan perselisihandi antara kawan saya.
4 Saya dapat dengan mudah mengingatkata / lirik yang ada dalam sebuah lagu.
5 Saya dapat menjelaskan topik yangrumit menjadi sesuatu yang sederhanadan mudah dimengerti
6 Saya selalu mengerjakan sesuatuselangkah demi selangkah.
7 Saya selalu mengerjakan sesuatuselangkah demi selangkah.
8 Saya menyenangi kegiatan yangmelibatkan banyak orang.
9 Saya mudah belajar dengan caramendengarkan ceramah dan diskusi.
10 Saya merasakan perubahan mood saatmendengarkan musik.
11 Saya menikmati puzzle, TTS, danpersoalan yang melibatkan logika.
12 Saat belajar, grafik, gambar, diagram,penting bagi saya.
13 Saya peka terhadap mood dan perasaanorang di sekitar saya.
14 Saya belajar lebih maksimal bila sayadapat bergerak dan mengerjakannyasendiri.
15 Saya memelihara atau menyukai hewanatau tanaman.
16 Saya harus melihat manfaat yang bisasaya dapatkan sebelum saya memulaimempelajari sesuatu.
17 Saya membutuhkan privasi danketenangan saat bekerja dan berpikir.
18 Saat mendengarkan musik, saya tahualat musik apa saja yang digunakan.
19 Saya dapat dengan mudah mengingatdan melihat kembali kejadian yangpernah saya alami.
20 Saya suka dan tertarik dengan topikyang berhubungan dengan lingkungan.
180
21 Saya mempunyai perbendaharaan katayang luas dan dapat mengungkapkandiri dengan baik dengan menggunakankata-kata tersebut.
22 Saya suka mencatat.23 Saya memiliki keseimbangan tubuh
yang baik dan menikmati kegiatan fisik.24 Saya mengerti pola dan hubungan yang
terdapat dalam sebuah pengalaman ataukejadian.
25 Saya mampu bekerja sama dalam suatukelompok.
26 Saya mengerti cara kerja tubuh danmemperhatikan kesehatan saya.
27 Saya tanggap dan jeli, sering kalimelihat sesuatu yang terlewatkan olehorang lain.
28 Saya mudah gelisah (mis: karena harusduduk diam dalam waktu yang lama).
29 Saya suka bekerja atau belajar sendiri(tidak perlu ditemani orang lain).
30 Saya suka musik atau membuat lagu.31 Saya suka bekerja dengan angka dan
memecahkan soal matematika.32 Saya bisa membaca arah perubahan
cuaca berdasarkan kondisi alam.33 Saya tidak suka berlibur di pedesaan.34 Saya mempunyai kesulitan disekolah
dalam menguasai mata pelajaranmatematika.
35 Saya merasa kesulitan dalam merawatdan memelihara tanaman/ hawanpeliharaan.
36 Kadang-kadang saya tidak mengenaliwajah orang yang seharusnya sayakenal.
37 Saya menghadapi kesulitanmenerjemahkan gagasan saya kedalamkata-kata tertulis.
38 Saya menghadapi kesulitan mengikutiirama musik.
39 Saya mempunyai kesulitan dalammempelajari langkang tarian baru.
40 Saya sangat malu bila bertemu denganorang-orang baru.
41 Sering kali saya merasa rendah diri.42 Biasanya saya menjadi bingung jika
181
mengerjakan teke-teki asah otak yangmembutuhkan pemikiran logis dalambuku teke-teki.
43 Saya menghadapi kesulitan menemukanjalan di kota atau gedung yang kurangsaya kenal.
44 Saya sering merasa kesulitanmengeluarkan kata yang pas untukmenggambarkan sebuah benda, situasi,atau gagasan.
45 Saya akan menghadapi kesulitanmencocokkan suara saya dengan satunada di piano.
46 Saya canggung bila melakukan gerakanjasmani sederhana seperti berjalan, olahraga, atau senam.
47 Seringkali saya mempunyai kesulitanbesar untuk berempati pada orang lain.
48 Saya mudah terganggu oleh peristiwasederhana dalam hidup saya.
49 Saya sering merenung tentang apakahTuhan itu ada?
50 Saya sering berfikir tentang tujuanhidup ini.
51 Sebenarnya saya tidak tau mengapasaya terlahir di dunia.
52 Saya kadang berfikir bagaimana Tuhanbisa menciptakan alam semesta ini.
53 Saya tidak mau tau kenapa saya ada didunia ini.
54 Kadang saya berfikir, kenapa Tuhanmenciptakan manusia dengan beragamkarakter yang berbeda-beda.
Setelah anda memberikan nilai pada semua pernyataan di atas, sekarang jumlahkanangka-angka tersebut sesuai susunan di bawah ini untuk melihat di mana kecerdasanAnda yang menonjol.
Kecerdasan Linguistik = no. (5 + 9 + 21 + 22)- ( 37 + 44 )
Kecerdasan Logika - Matematika = no. 6 + 11 + 24 + 31- ( 34 + 42 )
Kecerdasan Visual - Spasial = no. 2 + 12 + 19 + 27- ( 36 + 43 )
Kecerdasan Musikal = no. 4 + 10 + 18 + 30- ( 38 + 45 )
Kecerdasan Interpersonal = no. 3 + 8 + 13 + 25- ( 40 + 47 )
Kecerdasan Intrapersonal = no. 7 + 16 + 17 + 29- ( 41 + 48 )
182
Kecerdasan Kinestetik – Jasmani = no. 1 + 14 + 23 + 28- ( 39 + 46 )
Kecerdasan Naturalis = no. 15 + 20 + 26 + 32 –( 33 + 35 )
Kecerdasan Ekstensial = no.49 + 50 + 52 + 54 – ( 51 + 53 )
127
DATA MULTIPLE INTELLIGENCESSISWA KELAS XI IPA 4
JENIS MULTIPLE INTELLIGENCESNO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 TOTAL
1AhmadSabilillah 9 11,39 13 16,46 12 15,19 3 3,80 12 6,49 7 8,86 6 7,59 10 12,66 7 8,86 79
2 Ana 6 7,79 4 5,19 8 10,39 13 16,88 5 6,49 13 16,88 11 14,29 12 15,58 5 6,49 773 Anggi 3 5,17 6 10,34 7 12,07 1 1,72 5 8,62 4 6,90 10 17,24 12 20,69 10 17,24 584 Annisa 6 7,79 6 7,79 8 10,39 13 16,88 10 12,99 8 10,39 6 7,79 6 7,79 14 18,18 775 Aris 7 14,58 7 14,58 5 10,42 3 6,25 9 18,75 7 14,58 5 10,42 3 6,25 2 4,17 486 Bilqis 4 4,30 14 15,05 16 17,20 3 3,23 7 7,53 16 17,20 10 10,75 9 9,68 14 15,05 937 Diana 3 6,25 9 18,75 2 4,17 4 8,33 10 20,83 9 18,75 0 0,00 -4 -8,33 15 31,25 488 Dinar 6 16,67 1 2,78 3 8,33 1 2,78 5 13,89 6 16,67 2 5,56 6 16,67 6 16,67 369 Dwi 2 3,33 6 10,00 8 13,33 7 11,67 11 18,33 8 13,33 5 8,33 4 6,67 9 15,00 60
10 Elva 5 9,62 6 11,54 8 15,38 6 11,54 6 11,54 6 11,54 5 9,62 6 11,54 4 7,69 5211 Farida 2 5,13 1 2,56 1 2,56 7 17,95 7 17,95 5 12,82 6 15,38 3 7,69 7 17,95 3912 Ike 7 6,54 17 15,89 14 13,08 11 10,28 11 10,28 17 15,89 9 8,41 14 13,08 7 6,54 10713 Islamatun 5 9,43 3 5,66 6 11,32 5 9,43 10 18,87 5 9,43 11 20,75 0 0,00 8 15,09 5314 Izmi 3 6,67 5 11,11 4 8,89 0 0,00 12 26,67 5 11,11 9 20,00 5 11,11 2 4,44 4515 Kholifatul 5 11,11 5 11,11 7 15,56 4 8,89 7 15,56 6 13,33 6 13,33 2 4,44 3 6,67 4516 Laila 11 14,67 4 5,33 5 6,67 9 12,00 10 13,33 8 10,67 12 16,00 8 10,67 8 10,67 7517 M.Aris 8 12,12 7 10,61 6 9,09 4 6,06 8 12,12 8 12,12 8 12,12 11 16,67 6 9,09 6618 Maslahul 6 9,84 4 6,56 6 9,84 10 16,39 8 13,11 7 11,48 9 14,75 9 14,75 2 3,28 6119 Misbahul 2 3,57 3 5,36 6 10,71 4 7,14 9 16,07 4 7,14 12 21,43 2 3,57 14 25,00 5620 M.Taufiq 4 6,90 9 15,52 1 1,72 8 13,79 12 20,69 9 15,52 9 15,52 3 5,17 3 5,17 5821 Nibras 10 12,35 9 11,11 7 8,64 10 12,35 9 11,11 9 11,11 9 11,11 7 8,64 11 13,58 8122 Ninin 14 20,00 6 8,57 15 21,43 13 18,57 15 21,43 5 7,14 1 1,43 -1 -1,43 2 2,86 7023 Nur 6 10,71 2 3,57 5 8,93 12 21,43 8 14,29 7 12,50 2 3,57 4 7,14 10 17,86 5624 Ratna 5 8,62 4 6,90 7 12,07 7 12,07 8 13,79 9 15,52 1 1,72 10 17,24 7 12,07 5825 Rizal 6 7,32 12 14,63 9 10,98 9 10,98 12 14,63 14 17,07 7 8,54 8 9,76 5 6,10 8226 Saadatun 10 16,39 0 0,00 10 16,39 14 22,95 4 6,56 2 3,28 10 16,39 2 3,28 9 14,75 6127 Sekar 5 8,47 2 3,39 6 10,17 1 1,69 7 11,86 9 15,25 8 13,56 9 15,25 12 20,34 5928 Siti Masruroh 5 11,36 1 2,27 4 9,09 7 15,91 2 4,55 7 15,91 1 2,27 10 22,73 7 15,91 44
128
29SitiMunawaroh 3 5,17 6 10,34 7 12,07 1 1,72 5 8,62 4 6,90 10 17,24 12 20,69 10 17,24 58
30 Sofia 1 1,59 9 14,29 9 14,29 5 7,94 9 14,29 11 17,46 4 6,35 11 17,46 4 6,35 6331 Tholib 6 9,23 7 10,77 8 12,31 12 18,46 8 12,31 5 7,69 10 15,38 8 12,31 1 1,54 6532 Uliana 9 13,64 5 7,58 9 13,64 3 4,55 8 12,12 8 12,12 11 16,67 6 9,09 7 10,61 6633 Ulis 14 16,47 1 1,18 12 14,12 14 16,47 17 20,00 11 12,94 3 3,53 3 3,53 10 11,76 8534 Uminatun 7 8,86 9 11,39 7 8,86 5 6,33 7 8,86 11 13,92 16 20,25 9 11,39 8 10,13 7935 Uswatun 5 7,69 6 9,23 5 7,69 8 12,31 10 15,38 7 10,77 10 15,38 5 7,69 9 13,85 6536 Wulandari 0 0,00 2 4,65 2 4,65 5 11,63 5 11,63 7 16,28 7 16,28 3 6,98 12 27,91 4337 Yesi 3 5,66 6 11,32 6 11,32 7 13,21 3 5,66 13 24,53 9 16,98 5 9,43 1 1,89 5338 Zulfa 6 8,11 6 8,11 10 13,51 9 12,16 7 9,46 17 22,97 7 9,46 7 9,46 5 6,76 74
% 9,07 8,99 10,96 10,68 13,33 13,10 11,72 9,92 12,00 99,77
DATA MULTIPLE INTELLIGENCES KELAS KECIL
JENIS MULTIPLE INTELLIGENCESNO NAMA 1 2 3 4 5 6 7 8 9 TOTAL
1 Bilqis 4 4,49 14 15,73 16 17,98 3 3,37 7 7,87 13 14,61 10 11,24 9 10,11 13 14,61 892 Diana 3 5,45 9 16,36 2 3,64 4 7,27 10 18,18 9 16,36 0 0,00 4 7,27 14 25,45 553 Dwi 2 3,33 6 10,00 8 13,33 7 11,67 11 18,33 8 13,33 5 8,33 4 6,67 9 15,00 604 Laila 11 14,67 4 5,33 5 6,67 9 12,00 10 13,33 8 10,67 12 16,00 8 10,67 8 10,67 755 Maslahul 6 9,84 4 6,56 6 9,84 10 16,39 8 13,11 7 11,48 9 14,75 9 14,75 2 3,28 616 Zulfa 6 8,96 6 8,96 10 14,93 9 13,4328 7 10,45 10 14,93 7 10,45 7 10,45 5 7,46 67
% 7,79 10,49 11,06 10,69 13,55 13,56 10,13 9,99 12,74 100,00
67
67
DATA PRE TEST DAN POST TEST
Kelas Kecil Kelas BesarNo Kode Pre Test Post test Gain No Kode Pre Test Post test Gain1 K-01 50 95 45 1 B-01 40 80 402 K-02 40 60 20 2 B-02 30 60 303 K-03 30 80 50 3 B-03 35 55 204 K-04 40 75 35 4 B-04 55 95 405 K-05 35 60 25 5 B-05 25 70 456 K-06 45 70 25 6 B-08 25 70 45S = 240 440 200 7 B-10 35 85 50n1 = 6 6 6 8 B-11 45 60 15x1 = 40,0 73,3 33,33 9 B-12 45 85 40s1
2 = 50,000 176,667 146,667 10 B-13 35 45 10s1 = 7,07 13,29 12,11 11 B-14 45 55 10
12 B-15 40 75 35
13 B-17 35 80 4514 B-19 35 80 4515 B-20 35 80 4516 B-21 40 50 1017 B-22 45 85 4018 B-23 55 90 3519 B-24 50 65 1520 B-25 20 75 5521 B-26 45 50 522 B-27 25 70 4523 B-28 45 75 3024 B-29 35 65 30
25 B-30 45 85 4026 B-31 30 45 1527 B-32 45 85 4028 B-33 45 40 -529 B-34 45 50 530 B-35 40 65 2531 B-36 35 50 1532 B-37 55 95 40S = 1260 2215 955n2 = 32 32 32x2 = 39,4 69,2 29,84s2
2 = 80,242 248,564 252,394s2 = 8,96 15,77 15,89
68
68
Lampiran 7:
SOAL PRETEST
Mata Pelajaran : KimiaPokok Bahasan : TermokimiaWaktu : 45 menit
Petunjuk mengerjakan soal:
1. Tulis terlebih dahulu nama, kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yangtelah disediakan
2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soalpahami dulu maknanya sebelum dijawab.
3. Dahulukan soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (x) pada jawaban a, b, c, d
atau e yang anda anggap benar.5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban yang
salah dan diberi tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar.Contoh : Pilihan semula : a b c d e Dibetulkan : a b c d e
6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada petugas
1. Hukum termodinamika I disebut pula sebagai….
p. Hukum kekekalan massa
q. Hukum kekekalan massa jenis
r. Hukum kekekalan massa dan jenis
s. Hukum kekekalan energi
t. Hukum kekekalan massa dan energi
2. Jika satu sendok serbuk seng dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi
larutan HCl, ternyata terjadi gelembung gas, dan dasar tabung terasa panas.
Reaksi ini dapat digolongkan….
p. eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
q. endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
r. endoterm, energi tidak berpindah
s. eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
t. endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
3. Suatu proses berlangsung dengan sistem menyerap kalor sebanyak 10 kJ dan
menerima kerja sebesar 100 J. Perubahan energi dalam sistem itu adalah….
d. 9 kJ d. 11 kJ
69
69
e. 9,9 kJ e. 110 kJ
f. 10,1 kJ
4. Suatu reaksi yang disertai pelepasan sejumlah energi/kalor dari sistem ke
lingkungan agar suatu sistem kembali seperti semula disebut….
j. reaksi endoterm d. reaksi pembakaran
k. reaksi eksoterm e. reaksi peleburan
l. reaksi higroskopis
5. Kalor yang diserap atau dilepas apabila 1 mol senyawa terurai menjadi unsur-
unsurnya disebut….
a. kalor reaksi d. kalor netralisasi
b. kalor pembentukan e. kalor ionisasi
c. kalor peruraian
6. Pada pembakaran 1 mol arang dihasilkan gas karbon dioksida, persamaan
termokimia pembakaran arang adalah….
a. C(s) + O2(g) CO2(g)
b. 2CO(g) + O2(g) 2CO2(g)
c. CO2(g) C(s) + O2(g)
d. 2CO2(g) 2CO(g) + O2(g)
e. CaO(s) + CO2(g) CaCO3(s)
7. Kalor yang dilepas atau dibutuhkan apabila 1 mol zat dibakar disebut….
a. kalor lebur d. kalor peruraian
b. kalor laten e. kalor netralisasi
c. kalor pembakaran
8. Diantara persamaan termokimia berikut yang perubahan entalpinya dapat
dikatakan sebagai entalpi pembentukan adalah….
a. 2H(g) + O(g) H2O(l) H∆ = -926 kJ
b. H+(aq) + OH-(aq) H2O(l) H∆ = -926 kJ
c. C2(s) + O2(g) C2H4(g) H∆ = +54 kJ
d. 2H2(g) + O2(g) 2H2O(g) H∆ = -484 kJ
e. 2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(l) H∆ = -2559,1 kJ
9. Dibawah ini adalah reaksi pembakaran, kecuali….
a. C(s) + O2(g) CO2(g)
70
70
b. N2(g) + 2O2(g) 2NO2(g)
c. CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
d. C(s) + 2H2(g) CH4(g)
e. 2NO(g) + O2(g) N2O4(g)
10. Diketahui reaksi:
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) H∆ = x kJ,
Harga x menyatakan….
a. pembentukan gas NO2 d. peruraian gas NO
b. pembentukan gas NO e. pembakaran gas NO
c. peruraian gas NO2
11. Diketahui data persamaan termokimia:
C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) H∆ = -x kJ,
Harga x menyatakan….
f. kalor pembentukan CO2
g. kalor pembentukan C2H4
h. kalor pembakaran C2H4
i. kalor pembentukan H2O
j. kalor penguraian C2H4
12. Jika diketahui:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) H∆ = -92 kJ
Maka perubahan entalpi pada penguraian 1 mol gas NH3 menjadi unsur-
unsurnya adalah….
d. -92 kJ d. +92 kJ
e. -46 kJ e. +184 kJ
f. +46 kJ
13. Diketahui entalpi pembakaran karbon/grafit = -393,5 kJmol-1. Banyaknya
karbon yang harus dibakar untuk menaikkan suhu 1 liter larutan air dari 40 0C
menjadi 100 0C adalah….
a. 9,6 gram d. 0,96 gram
b. 15,6 gram e. 1,56 gram
c. 7,68 gram
71
71
14. Dalam suatu reaksi kimia dibebaskan 10,5 kJ energi. Jika kalor ini digunakan
untuk memanaskan 100 cm3 air, kalor jenis air = 4,2 J/g0C, maka kenaikan
suhunya sebesar….
a. 4,2 0C d. 25 0C
b. 10,5 0C e. 40 0C
c. 20 0C
15. Diketahui reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) H∆ = -56 kJ
Jika 100 mL larutan HCl 0,25 M direaksikan dengan 200 mL larutan NaOH 0,15
M, maka perubahan entalpi yang terjadi dalam reaksi tersebut adalah….
a. -2,80 kJ d. -1,68 kJ
b. -1,40 kJ e. -0,56 kJ
c. -3,08 kJ
16. Kalor yang diperlukan untuk memanaskan 250 mL air dari 28 0C menjadi 1000C dengan kapasitas kalor air sebesar 4,2 J/g0C adalah….
a. 14,2 kJ d. 73,5 kJ
b. 29,4 kJ e. 75,6 kJ
c. 56,8 kJ
17. Apabila 150 mL larutan NaOH 1 M direaksikan dengan 150 mL larutan HCl 1
M dalam sebuah bejana, ternyata suhu larutan naik dari 28 0C menjadi 37 0C.
Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air 4,2 J/g0C, maka
perubahan entalpi reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) adalah….
a. -93,1 kJ d. -53,2 kJ
b. -75,6 kJ e. -39,9 kJ
c. -66,5 kJ
18. Diketahui:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O H∆ = -2820 kJ
C2H5OH + 3O2 2CO2 + 3H2O H∆ = -1380 kJ
Perubahan entalpi bagi reaksi fermentasi glukosa:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 adalah….
a. +2880 kJ d. -60 kJ
72
72
b. -1440 kJ e. +60 kJ
c. +1440 kJ
19. Diketahui diagram:
A B
C D
H = - x kJ
H1 = -a kJ
H2 = -b kJ
H3 = -c kJ
Menurut Hukum Hess H untuk reaksi A D adalah….
a. –x = (-a - b - c)kJ d. x = (a + b - c)kJ
b. –x = (a - b - c)kJ e. –x = (a + b + c)kJ
c. x = (a - b - c)kJ
20. Perhatikan diagram reaksi dibawah ini:
2H∆ =….?
1H∆ = -787 kJ 3H∆ = -566 kJ
Dari diagram tersebut, maka besarnya 2H∆ adalah….
a. -55 kJ d. -331 kJ
b. -110 kJ e. -442 kJ
c. -221 kJ
2C(s) + 2O2(g)
2CO(g) + O2(g)
2CO2(g)
73
73
KUNCI JAWABAN PRE TEST
1. d 11. c
2. a 12. c
3. c 13. c
4. b 14. d
5. c 15. d
6. a 16. e
7. c 17. b
8. d 18. d
9. d 19. a
10. a 20. c
74
74
KISI - KISI SOAL INSTRUMEN
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Termokimia
Kelas / Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 60 menit
Jenis Tes : Pilihan Ganda
AspekKompetensiDasar
IndikatorC1 C2 C3 C4 C5 C6
Jumlah
2.1.Mendeskripsikanperubahanentalpi reaksi,reaksieksoterm danreaksiendoterm
-menjelaskanhukum/azaskekekalan energi- membedakansistem danlingkungan- menjelaskankalor reaksi padatekanan tetapsebagaiperubahanentalpi- membedakanreaksi yangmelepas kalor(eksoterm)dengan reaksiyang menerimakalor (endoterm)melaluipercobaan
- menjelaskanmacam-macamentalpi molar
1
4
5,6,78,9,10,
11,
3
12
2
1
1
1
1
8
75
75
2.2.Menentukan
H reaksiberdasarkanpercobaan,hukum Hess,dataperubahanentalpipembentukanstandar dandata energiikatan
- menghitungharga H reaksimelaluipercobaan
- menghitungH reaksi
denganmenggunakan:
• Data entalpipembentukan standar
• Diagramsiklus/diagram tingkatenergi
• Energiikatan
13,14,15,16
18
17
19
20
5
1
1
1
Jumlah 5 4 7 4 20
76
76
Lampiran 8:
SOAL POST TES
Mata Pelajaran : KimiaPokok Bahasan : TermokimiaWaktu : 45 menit
Petunjuk mengerjakan soal:
1. Tulis terlebih dahulu nama, kelas dan nomor urut anda dalam lembar jawab yangtelah disediakan
2. Berdoalah sebelum mengerjakan dan kerjakan dengan baik. Tiap-tiap butir soalpahami dulu maknanya sebelum dijawab.
3. Dahulukan soal yang anda anggap mudah4. Pilihlah jawaban yang tepat dengan memberikan tanda (x) pada jawaban a, b, c,
d atau e yang anda anggap benar.5. Apabila anda ingin mengoreksi jawaban coretlah dua garis mendatar jawaban
yang salah dan diberi tanda silang pada jawaban yang anda anggap benar.Contoh : Pilihan semula : a b c d e Dibetulkan : a b c d e6. Periksalah kembali pekerjaan anda sebelum diserahkan kepada petugas
1. Hukum termodinamika I disebut pula sebagai….
u. Hukum kekekalan massa
v. Hukum kekekalan massa jenis
w. Hukum kekekalan massa dan jenis
x. Hukum kekekalan energi
y. Hukum kekekalan massa dan energi
2. Jika satu sendok serbuk seng dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi
larutan HCl, ternyata terjadi gelembung gas, dan dasar tabung terasa panas.
Reaksi ini dapat digolongkan….
u. eksoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
v. endoterm, energi berpindah dari sistem ke lingkungan
w. endoterm, energi tidak berpindah
x. eksoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
y. endoterm, energi berpindah dari lingkungan ke sistem
3. Suatu proses berlangsung dengan sistem menyerap kalor sebanyak 10 kJ dan
menerima kerja sebesar 100 J. Perubahan energi dalam sistem itu adalah….
77
77
g. 9 kJ d. 11 kJ
h. 9,9 kJ e. 110 kJ
i. 10,1 kJ
4. Suatu reaksi yang disertai pelepasan sejumlah energi/kalor dari sistem ke
lingkungan agar suatu sistem kembali seperti semula disebut….
m. reaksi endoterm d. reaksi pembakaran
n. reaksi eksoterm e. reaksi peleburan
o. reaksi higroskopis
5. Kalor yang diserap atau dilepas apabila 1 mol senyawa terurai menjadi unsur-
unsurnya disebut….
a. kalor reaksi d. kalor netralisasi
b. kalor pembentukan e. kalor ionisasi
c. kalor peruraian
6. Pada pembakaran 1 mol arang dihasilkan gas karbon dioksida, persamaan
termokimia pembakaran arang adalah….
f. C(s) + O2(g) CO2(g)
g. 2CO(g) + O2(g) 2CO2(g)
h. CO2(g) C(s) + O2(g)
i. 2CO2(g) 2CO(g) + O2(g)
j. CaO(s) + CO2(g) CaCO3(s)
7. Kalor yang dilepas atau dibutuhkan apabila 1 mol zat dibakar disebut….
a. kalor lebur d. kalor peruraian
b. kalor laten e. kalor netralisasi
c. kalor pembakaran
8. Diantara persamaan termokimia berikut yang perubahan entalpinya dapat
dikatakan sebagai entalpi pembentukan adalah….
f. 2H(g) + O(g) H2O(l) H∆ = -926 kJ
g. H+(aq) + OH-(aq) H2O(l) H∆ = -926 kJ
h. C2(s) + O2(g) C2H4(g) H∆ = +54 kJ
i. 2H2(g) + O2(g) 2H2O(g) H∆ = -484 kJ
j. 2C2H2(g) + 5O2(g) 4CO2(g) + 2H2O(l) H∆ = -2559,1 kJ
9. Dibawah ini adalah reaksi pembakaran, kecuali….
78
78
f. C(s) + O2(g) CO2(g)
g. N2(g) + 2O2(g) 2NO2(g)
h. CH4(g) + O2(g) CO2(g) + H2O(g)
i. C(s) + 2H2(g) CH4(g)
j. 2NO(g) + O2(g) N2O4(g)
10. Diketahui reaksi:
2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) H∆ = x kJ,
Harga x menyatakan….
a. pembentukan gas NO2 d. peruraian gas NO
b. pembentukan gas NO e. pembakaran gas NO
c. peruraian gas NO2
11. Diketahui data persamaan termokimia:
C2H4(g) + 3O2(g) 2CO2(g) + 2H2O(g) H∆ = -x kJ,
Harga x menyatakan….
k. kalor pembentukan CO2
l. kalor pembentukan C2H4
m. kalor pembakaran C2H4
n. kalor pembentukan H2O
o. kalor penguraian C2H4
12. Jika diketahui:
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g) H∆ = -92 kJ
Maka perubahan entalpi pada penguraian 1 mol gas NH3 menjadi unsur-
unsurnya adalah….
g. -92 kJ d. +92 kJ
h. -46 kJ e. +184 kJ
i. +46 kJ
13. Diketahui entalpi pembakaran karbon/grafit = -393,5 kJmol-1. Banyaknya
karbon yang harus dibakar untuk menaikkan suhu 1 liter larutan air dari 40 0C
menjadi 100 0C adalah….
a. 9,6 gram d. 0,96 gram
b. 15,6 gram e. 1,56 gram
c. 7,68 gram
79
79
14. Dalam suatu reaksi kimia dibebaskan 10,5 kJ energi. Jika kalor ini digunakan
untuk memanaskan 100 cm3 air, kalor jenis air = 4,2 J/g0C, maka kenaikan
suhunya sebesar….
d. 4,2 0C d. 25 0C
e. 10,5 0C e. 40 0C
f. 20 0C
15. Diketahui reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) H∆ = -56 kJ
Jika 100 mL larutan HCl 0,25 M direaksikan dengan 200 mL larutan NaOH 0,15
M, maka perubahan entalpi yang terjadi dalam reaksi tersebut adalah….
a. -2,80 kJ d. -1,68 kJ
b. -1,40 kJ e. -0,56 kJ
c. -3,08 kJ
16. Kalor yang diperlukan untuk memanaskan 250 mL air dari 28 0C menjadi 1000C dengan kapasitas kalor air sebesar 4,2 J/g0C adalah….
d. 14,2 kJ d. 73,5 kJ
e. 29,4 kJ e. 75,6 kJ
f. 56,8 kJ
17. Apabila 150 mL larutan NaOH 1 M direaksikan dengan 150 mL larutan HCl 1
M dalam sebuah bejana, ternyata suhu larutan naik dari 28 0C menjadi 37 0C.
Jika kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis air 4,2 J/g0C, maka
perubahan entalpi reaksi:
NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l) adalah….
d. -93,1 kJ d. -53,2 kJ
e. -75,6 kJ e. -39,9 kJ
f. -66,5 kJ
18. Diketahui:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O H∆ = -2820 kJ
C2H5OH + 3O2 2CO2 + 3H2O H∆ = -1380 kJ
Perubahan entalpi bagi reaksi fermentasi glukosa:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2 adalah….
a. +2880 kJ d. -60 kJ
80
80
b. -1440 kJ e. +60 kJ
c. +1440 kJ
19. Diketahui diagram:A B
C D
H = - x kJ
H1 = -a kJ
H2 = -b kJ
H3 = -c kJ
Menurut Hukum Hess H untuk reaksi A D adalah….d. –x = (-a - b - c)kJ d. x = (a + b - c)kJe. –x = (a - b - c)kJ e. –x = (a + b + c)kJf. x = (a - b - c)kJ
20. Perhatikan diagram reaksi dibawah ini:
2H∆ =….?
1H∆ = -787 kJ 3H∆ = -566 kJ
Dari diagram tersebut, maka besarnya 2H∆ adalah….d. -55 kJ d. -331 kJe. -110 kJ e. -442 kJf. -221 kJ
2C(s) + 2O2(g)
2CO(g) + O2(g)
2CO2(g)
81
81
KUNCI JAWABAN POST TEST
1. d 11. c
2. a 12. c
3. c 13. c
4. b 14. d
5. c 15. d
6. a 16. e
7. c 17. b
8. d 18. d
9. d 19. a
10. a 20. c
82
82
KISI - KISI SOAL INSTRUMEN
Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Termokimia
Kelas / Semester : XI/1
Alokasi Waktu : 60 menit
Jenis Tes : Pilihan Ganda
AspekKompetensi
Dasar
Indikator
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Juml
ah
2.1.
Mendeskripsi
kan
perubahan
entalpi reaksi,
reaksi
eksoterm dan
reaksi
endoterm
-menjelaskan
hukum/azas
kekekalan energi
- membedakan
sistem dan
lingkungan
- menjelaskan
kalor reaksi pada
tekanan tetap
sebagai
perubahan
entalpi
- membedakan
reaksi yang
melepas kalor
(eksoterm)
dengan reaksi
yang menerima
kalor (endoterm)
melalui
percobaan
- menjelaskan
1
4
5,6,7 8,9,10,
3
12
2
1
1
1
1
8
83
83
macam-macam
entalpi molar
11,
2.2.
Menentukan
H reaksi
berdasarkan
percobaan,
hukum Hess,
data
perubahan
entalpi
pembentukan
standar dan
data energi
ikatan
- menghitung
harga H reaksi
melalui
percobaan
- menghitung
H reaksi
dengan
menggunakan:
• Data entalpi
pembentuka
n standar
• Diagram
siklus/diagra
m tingkat
energi
• Energi
ikatan
13,14,
15,16
18
17
19
20
5
1
1
1
Jumlah 5 4 7 4 20
84
84
LEMBAR JAWABAN
Nama :
Kelas :
I. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang benar!
No11 a b c d e12 a b c d e13 a b c d e14 a b c d e15 a b c d e16 a b c d e17 a b c d e18 a b c d e19 a b c d e20 a b c d e
No1 a b c d e2 a b c d e3 a b c d e4 a b c d e5 a b c d e6 a b c d e7 a b c d e8 a b c d e9 a b c d e
10 a b c d e
85
85
Lampiran 10:
NAMA SAMPEL RESPONDEN KELAS KECIL
No Nama Responden Kelas1 Bilqis Suraya XI IPA 42 Diana Nur Aini XI IPA 43 Dwi Pamuji Adi XI IPA 44 Laila Lutfia Rahmawati XI IPA 45 Maslahul Huda XI IPA 46 Zulfa Andriani XI IPA 4
NAMA SAMPEL RESPONDEN KELAS BESAR
No Nama Responden Kelas No Nama Responden Kelas1 Ahmad Sabilillah XI IPA 4 17 Nibras Laila XI IPA 4
2 Ana Aisyah XI IPA 4 18 Ninin Dyah Ayu XI IPA 4
3 Anggi Ulzana XI IPA 4 19 Nur Hayati XI IPA 4
4 Annisa Nur Laila XI IPA 4 20 Ratna Ariyani XI IPA 4
5 Aris Ma’mun XI IPA 4 21 Rizal Khakim XI IPA 4
6 Dinar Robiatul XI IPA 4 22 Sekar Wulan XI IPA 4
7 Elva Afni XI IPA 4 23 Siti Masruroh XI IPA 4
8 Farida Agustina XI IPA 4 24 Siti Munawaroh XI IPA 4
9 Ike Nur Hayati XI IPA 4 25 Sofia Desi R. XI IPA 4
10 Islamatun XI IPA 4 26 Tholib Khaerudin XI IPA 4
11 Isna Afiatus XI IPA 4 27 Uliana Shofa XI IPA 4
12 Kholifatul Ulya XI IPA 4 28 Ulis Sofroh XI IPA 4
13 M. Aris Munandar XI IPA 4 29 Uminatun Khasanah XI IPA 4
14 Misbahul Munir XI IPA 4 30 Uswatun Khasanah XI IPA 4
15 M. Taufiq H. XI IPA 4 31 Wulandari XI IPA 4
16 M. Zarqoni XI IPA 4 32 Yesi Anggreani XI IPA 4
86
86
Lampiran 11:
PROSEDUR PRAKTIKUM
I. Judul : REAKSI EKSOTERM DAN ENDOTERM
II. Tujuan : Mengenalkan pengertian perubahan energi pada reaksi
kimia
III. Alat dan Bahan : - Tabung reaksi
- Gabus (sumbat tabung)
- Spatula kaca
- Larutan HCl 2 M
- Barium hidroksida hidrat (Ba(OH)2.8H2O)
- Amonium klorida (NH4Cl)
- Pita magnesium
IV. Cara Kerja :
1. Masukkan kurang lebih 3 mL larutan HCl 2 M ke dalam sebuah tabung reaksi,
kemudian tambahkan potongan pita magnesium sepanjang 4 cm. Amati
perubahan yang terjadi dan rasakan perubahan suhu tabung reaksi.
2. Masukkan Ba(OH)2. 8H2O sebanyak 2 spatula ke dalam tabung reaksi.
Tambahkan NH4Cl sebanyak 2 spatula. Aduk campuran itu kemudian tutuplah
dengan gabus. Pegang tabung itu dan rasakan suhunya. Biarkan sebentar, buka
tabung dan cium bau gas yang timbul. Catat pengamatan Anda.
Catatan: perhatikan cara mencium/membaui gas
V. Hasil Pengamatan
No. Kegiatan Perubahan
1. Pencampuran Mg dengan HCl ………………………………
………………………………2. Pencampuran Ba(OH)2. 8H2O dan
NH4Cl
………………………………
VI. Pertanyaan
87
87
1. Gejala apakah yang menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi kimia pada
percobaan 1 dan2?
2. Jika hasil-hasil reaksi dibiarkan beberapa jam, apa yang anda harapkan terjadi
dengan suhu campuran 1 dan 2?
3. Manakah percobaan di atas yang merupakan:
a. Reaksi eksoterm
b. Reaksi endoterm
88
88
PROSEDUR PRAKTIKUM
I. Judul : PERUBAHAN ENTALPI
II. Tujuan : Menentukan perubahan pada reaksi antara larutan
Natrium hidroksida dan asam klorida yang menghasilkan
1 mol air
III. Alat dan Bahan : - Bejana plastik
- Silinder ukur 50 mL
- Termometer
- Larutan NaOH 1 M
- Larutan HCl 1 M
IV. Cara Kerja :
1. Masukkan 50 mL larutan NaOH 1 M ke dalam bejana plastik dan masukkan 50
mL larutan HCl 1 M ke dalam silinder ukur.
2. Ukur kedua suhu larutan. Termometer harus dibersihkan dan dikeringkan
sebelum dipindahkan dari larutan yang lain. Jika suhu kedua larutan berbeda,
tentukan suhu rata-rata (suhu awal).
3. Tuangkan HCl ke dalam bejana plastik yang berisi larutan NaOH aduk dengan
termometer dan perhatikan suhu yang ditunjukkan oleh termometer itu, suhu
akan naik kemudian menjadi tetap selanjutnya turun. Catatlah suhu tetap itu
(suhu akhir)
V. Hasil Pengamatan
Suhu awal Suhu akhir Perbedaan suhu
t1 HCl 1 M =………0C
t1 NaOH 1 M =……….0C
t1 rata-rata =………..0C
t2 =……….0C
t = t2 – t1
= …....0C - ……..0C
= ………..0C
= ………..0K
Catatan:
Pada perhitungan perubahan entalpi untuk reaksi dianggap bahwa:
a. Campuran 50 mL HCl dan 50 mL NaOH dianggap sama dengan 100 mL air
b. Selama reaksi berlangsung, energi yang berpindah dari sistem ke lingkungan
dapat diabaikan.
89
89
c. Kalor jenis air = 4,2 J/gK-1
d. Massa jenis air = 1 gram/mL
e. Larutan NaOH 1 M adalah larutan yang mengandung 1 mol NaOH dalam 1000
mL larutan.
Perhitungan:
1. massa larutan (m) = volume larutan x massa jenis
= ……….mL x 1 gram/mL
= ………gram
Kalor yang dihasilkan dari percobaan (Q) = m x C x t
= ………x 4,2 x ………0K
= ……………..kJ
2. 50 mL NaOH 1 M = 0,05 x 1 = ………..mol NaOH
50 mL HCl 1 M = 0,05 x 1 = ………….mol HCl
3. Dari persamaan reaksi: NaOH(aq) + HCl(aq) NaCl(aq) + H2O(l)
……….mol NaOH = ………..mol HCl = …………mol H2O
H reaksi =..........
Q mol = ………….kJ/mol (tanda berlawanan)
VI. Pertanyaan
1. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka reaksi antara NaOH dan HCl
termasuk reaksi eksoterm atau reaksi endoterm? Jelaskan!
2. Tuliskan persamaan termokimia untuk reaksi tersebut!
90
90
PROSEDUR PRAKTIKUM
I. Judul : HUKUM HESS
II. Tujuan : Menentukan perubahan entalpi berdasarkan hukum Hess
III. Alat dan Bahan : - Gelas ukur
- Kalorimeter
- Gelas kimia
- Bejana pendingin
- Termometer
- Neraca
- KOH padat
- HCl 0,5 M
- HCl 0,25 M
- NaOH padat
- Akuades
IV. Cara Kerja :
1. Ambillah 50 mL larutan HCl 0,25 M, kemudian masukkan ke dalam kalorimeter
dan catatlah suhunya.
2. Timbanglah 1 gram NaOH padat dengan neraca, masukkan ke dalam
kalorimeter yang berisi larutan HCl, catatlah suhunya setelah NaOH larut!
3. Ambillah 100 mL akuades dan masukkan ke dalam kalorimeter. Ukurlah
suhunya!
4. Timbanglah 1 gram NaOH padat, masukkan ke dalam kalorimeter yang telah
berisi akuades dan ukurlah suhunya setelah NaOH larut!
5. Ambillah 50 mL larutan NaOH 0,5 M dan masukkan ke dalam gelas kimia.
Catatlah suhunya!
6. Ambillah 50 mL larutan HCl 0,5 M dalam gelas kimia yang lain. Catatlah
suhunya!
7. Tuangkan kedua larutan tersebut ke dalam kalorimeter, aduklah dan catatlah
suhunya!
V. Hasil Pengamatan
91
91
NaOH Suhu (0C)
Reaksi gram Mol awal akhir t (t2 –
t1)0C
Kalor untukperubahan t1menjadi t2
(kJ)
H(kJ/mol
)
Reaksi I
Reaksi II
Reaksi III
VI. Pertanyaan
1. Apakah H1 = H2 + H3?
2. Apakah H reaksi dipengaruhi oleh jalannya reaksi?
92
92
Lampiran 12:Data Pre Test dan Post Tes
Kelas KecilNo Nama Pre Test Post Test1. Bilqis Suraya 50 952. Diana Nur Aini 40 603. Dwi Pamuji 30 804. Laila Lutfia R. 40 755. Maslahul Huda 35 606. Zulfa Andriani 45 70
Kelas BesarNo Nama Pre Test Post Test1 Ahmad Sabilillah 40 802 Ana Aisyah 30 603 Anggi Ulzana 35 554 Annisa Nur Laila 55 955 Aris Ma’mun 25 706 Dinar Robiatul 25 707 Elva Afni 35 858 Farida Agustina 45 609 Ike Nur Hayati 45 8510 Islamatun 35 4511 Isna Afiatus 45 5512 Kholifatul Ulya 40 7513 M. Aris Munandar 35 8014 Misbahul Munir 35 8015 M. Taufiq Hidayatullah 35 8016 M. Zarqoni 40 5017 Nibras Laila 45 8518 Ninin Dyah Ayu 55 9019 Nur Hayati 50 6520 Ratna Ariyani 20 7521 Rizal Khakim 45 5022 Sekar Wulan 25 7023 Siti Masruroh 45 7524 Siti Munawaroh 35 6525 Sofia Desi R. 45 8526 Tholib Khaerudin 30 4527 Uliana Shofa 45 8528 Ulis Sofroh 45 4029 Uminatun Khasanah 45 5030 Uswatun Khasanah 40 6531 Wulandari 35 5032 Yesi Anggreani 55 95
67
67
67
67
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA PRE TEST ANTARA KELAS KECIL DAN KELAS BESAR
HipotesisHo : µ1 = µ2
Ha : µ1 µ2
Uji HipotesisUntuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ho diterima apabila -t(1-1/2α)< t < t(1-1/2α)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kecil Besar
Jumlah 240 1260n 6 32
x 40,00 39,38Varians (S2) 50,0000 74,0398
Standart deviasi (S) 7,07 8,96
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
6 1 50,0000 + 32 1 74,0398s = 6 + 32 2
= 8,40839
40,00 39,38t =
1 1= 0,167
8,40839 6
+32
Pada α = 5% dengan dk = 6 + 32 - 2 = 36 diperoleh t(0.975)(36) = 2,03
DaerahpenerimaanHo
DaerahpenerimaanHo
21 n1
n1s
xxt 21
+
−=
( ) ( )2nn
1n1ns
21
222
211
−+−+−
=ss
68
68
-2,03 0,167 2,028Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaanpre test dari kedua kelompok.
UJI PERBEDAAN DUA RATA-RATA HASIL BELAJAR ANTARA KELAS KECIL DAN KELASBESAR
HipotesisHo : µ1 < µ2
Ha : µ1 > µ2
Uji HipotesisUntuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Dimana,
Ha diterima apabila t > t(1-α)(n1+n2-2)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kecil Besar
Jumlah 440 2215n 6 32
x 73,33 69,22Varians (s2) 50,0000 248,5635
Standart deviasi (s) 7,07 15,77
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
6 1 50,0000 + 32 1 248,5635s = 6 + 32 2
= 14,8656
t = 73,33 69,22 = 0,622
DaerahpenerimaanHo
21 n1
n1s
xxt 21
+
−=
( ) ( )2nn
1n1ns
21
222
211
−+−+−
=ss
69
69
1 114,8656 6
+32
Pada α = 5% dengan dk = 6 + 32 - 2 = 36 diperoleh t(0.95)(36) = 1,69
0,622 1,688Karena t berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kelas kecil tidak adaperbedaan dengan kelas besar.
I HOMOGENITAS DATA PRE TEST ANTARA KELAS KECL DAN KELAS BESAR
Hipotesis
Ho : σ12 = σ2
2
Ha : σ12 = σ2
2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2α (nb-1):(nk-1)
F 1/2α (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kecil Besar
Jumlah 240 1260n 6 32
x 40,00 39,38Varians (s2) 50,0000 80,2419
Standart deviasi (s) 7,07 8,96
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
80,2419F =50,0000
= 1,605
DaerahpenerimaanHo
DaerahpenerimaanHo
terkecilVarians terbesarVarians
F =
70
70
Pada α = 5% dengan:dk pembilang = nb - 1 = 6 - 1 = 5dk penyebut = nk -1 = 32 - 1 = 31F (0.025)(37:37) = 3,01
1,6048 3,01
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompokmempunyai varians yang sama (Homogen).
UJI HOMOGENITAS DATA HASIL BELAJAR ANTARA KELAS KECIL DAN KELAS BESAR
Hipotesis
Ho : σ12 = σ2
2
Ha : σ12 = σ2
2
Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan rumus:
Ho diterima apabila F < F 1/2α (nb-1):(nk-1)
F 1/2α (nb-1):(nk-1)
Dari data diperoleh:
Sumber variasi Kecil Besar
Jumlah 440 2215n 6 32
x 73,33 69,22Varians (S2) 176,6667 248,5635
Standart deviasi (S) 13,29 15,77
DaerahpenerimaanHo
DaerahpenerimaanHo
terkecilVarians terbesarVariansF =
71
71
Berdasarkan rumus di atas diperoleh:
248,5635F =176,6667
= 1,407
Pada α = 5% dengan:dk pembilang = nk - 1 = 6 - 1 = 5dk penyebut = nb -1 = 32 - 1 = 31F (0.025)(5:31) = 3,01
1,4070 3,01
Karena F berada pada daerah penerimaan Ho, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelompokmempunyai varians yang sama (Homogen).
Uji Normalitas Nilai Pre TestKelas Besar
HipotesisHo: Data berdistribusi normalH1: Data tidak berdistribusi normalPengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan diterima jika H0 :Pengujian HipotesisNilai maksimal = 55Nilai minimal = 20Rentang nilai (R) = 55 -20 = 35Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 32 = 5,967 = 6 kelasPanjang kelas (P) = 35/6 = 5,8333333 = 5
Tabel distribusi nilai pre test kelas BeasarKelas fi Xi Xi
2 fi.Xi fi.Xi2
20 – 26 3 23 529 69 1587
27 – 33 3 30 900 90 2700
34 – 40 13 37 1369 481 17797
41 – 47 9 44 1936 396 17424
48 – 54 3 51 2601 153 7803
55 – 61 1 58 3364 58 3364
Jumlah 32 1247 50675
1247 = 38,96875
DaerahpenerimaanHo
X( )
)1(
22
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ∑
∑i
ii
ff χ
∑=
==
k
i i
ii
EEO
X1
22 )(
tabelhitung XX 22 <
72
72
X = = 32
S2 =
38*62312 - (1504)2S2 =
38(38 - 1)S2 = 67,128024S = 8,1931694
Daftar nilai frekuensi observasi kelas BesarOi
Kelas Bk Zi P(Zi) LuasDaerah Ei
19,5 -2,38 -0,491320 – 26 0,0553 1,7689 3 0,8568
26,5 -1,52 -0,436027 – 33 0,1882 6,0227 3 1,5171
33,5 -0,67 -0,247834 – 40 0,3219 10,3006 13 0,7074
40,5 0,19 0,074141 – 47 0,2770 8,8639 9 0,0021
47,5 1,04 0,351148 – 54 0,1199 3,8359 3 0,1822
54,5 1,90 0,471055 – 61 0,0247 0,7907 1 0,0554
60,5 2,63 0,4957 0,8#REF! X² 3,3209
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh X² tabel =Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal 7,81
Uji Normalitas Nilai Post TestKelas Besar
HipotesisHo: Data berdistribusi normalH1: Data tidak berdistribusi normalPengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan diterima jika H0 :Pengujian HipotesisNilai maksimal = 95Nilai minimal = 40Rentang nilai (R) = 95 -40 = 55Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 32 = 5,967 = 6 kelasPanjang kelas (P) = 95/6 = 9,1666667 = 9
( )i
ii
EEO 2−
∑=
==
k
i i
ii
EEO
X1
22 )(
tabelhitung XX 22 <
73
73
Tabel distribusi nilai pre test kelas BesarKelas fi Xi Xi
2 fi.Xi fi.Xi2
40 – 49 3 44,5 1980,25 133,5 5940,75
50 – 59 6 54,5 2970,25 327 17821,5
60 – 69 7 64,5 4160,25 451,5 29121,75
70 – 79 8 74,5 5550,25 596 44402
80 – 89 6 84,5 7140,25 507 42841,5
90 – 99 2 94,5 8930,25 189 17860,5
Jumlah 32 2204 157988
2204X = = 32 =
68,875
S2 =
38*193479,5 -(2661)2S2 =
38(38 - 1)S2 = 199,59677S = 14,127872
Daftar nilai frekuensi observasi kelas Besar
Kelas Bk Zi P(Zi) LuasDaerah Ei Oi
39,5 -2,08 -0,481240 – 49 0,0663 2,1224 3 0,3628
49,5 -1,37 -0,414950 – 59 0,1684 5,3873 6 0,0697
59,5 -0,66 -0,246560 – 69 0,2642 8,4532 7 0,2498
69,5 0,04 0,017670 – 79 0,2563 8,2032 8 0,0050
79,5 0,75 0,274080 – 89 0,1538 4,9231 6 0,2356
89,5 1,46 0,427890 – 99 0,0571 1,8263 2 0,0165
99,5 2,17 0,4849 1,8#REF! X² = 0,9395
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh X² tabel = 7,81Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
( )i
ii
EEO 2−
X( )
)1(
22
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ∑
∑i
ii
ff χ
74
74
Uji Normalitas Nilai Pre TestKelas Kecil
HipotesisHo: Data berdistribusi normalH1: Data tidak berdistribusi normalPengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan diterima jika H0 :Pengujian HipotesisNilai maksimal = 50Nilai minimal = 30Rentang nilai (R) = 50 - 30 = 20Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 6 = 3,568 = 4 kelasPanjang kelas (P) = 20/4 = 5 = 5
Tabel distribusi nilai pre test kelas KecilKelas fi Xi Xi
2 fi.Xi fi.Xi2
30 – 34 1 32 1024 32 1024
35 – 40 2 37,5 1406,25 75 2812,5
41 – 45 2 43 1849 86 3698
46 – 50 1 48 2304 48 2304
Jumlah 6 241 9838,5
241
X = = 6= 40,16666667
S2 =
6*9013,5 - (230)2S2 =
6(6 - 1)S2 = 31,6666667S = 5,62731434
Daftar nilai frekuensi observasi kelas Kecil
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas Daerah Ei Oi
29,5 -1,90 -0,471030 – 34 0,1280 0,7677 1 0,0703
34,5 -1,01 -0,343035 40 0,3666 2,1999 2 0,0182
40,5 0,06 0,023641 – 45 0,3048 1,8285 2 0,0161
45,5 0,95 0,328446 – 50 0,0217 0,7677 1 0,0703
(i
i
EEO −
X( )
)1(
22
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ∑
∑i
ii
ff χ
∑=
==
k
i i
ii
EEO
X1
22 )(
tabelhitung XX 22 <
75
75
46,0 1,04 0,3500X² = 0,1748
Untuk a = 5%, dengan dk =4 - 3= 1 diperoleh X² tabel = 3,84Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
Uji Normalitas Nilai Post TestKelas Kecil
HipotesisHo: Data berdistribusi normalH1: Data tidak berdistribusi normalPengujian Hipotesis
Kriteria yang digunakan diterima jika H0 :Pengujian HipotesisNilai maksimal = 95Nilai minimal = 60Rentang nilai (R) = 95 - 60 = 35Banyaknya kelas (k) = 1 + 3,3 log 6 = 3,568 = 4 kelasPanjang kelas (P) = 35/4 = 8,75 = 9
Tabel distribusi nilai post test kelas KecilKelas fi Xi Xi
2 fi.Xi fi.Xi2
60 – 68 2 64 4096 128 8192
69 – 75 2 72 5184 144 10368
76 – 82 1 79 6241 79 6241
83 – 89 1 86 7396 86 7396
Jumlah 6 437 32197
437
X = = 6= 72,83333333
S2 =
6*104313 - (1327)2S2 =
6(6 - 1)S2 = 73,7666667S = 8,58875233
Daftar nilai frekuensi observasi kelas Kecil
Kelas Bk Zi P(Zi) Luas Daerah Ei Oi
59,5 -1,55 -0,439760 – 68 0,2467 1,4800 2 0,1827
(i
i
EEO −
X( )
)1(
22
−
−∑ ∑nn
ffn iiii χχ∑
∑i
ii
ff χ
∑=
==
k
i i
ii
EEO
X1
22 )(
tabelhitung XX 22 <
76
76
68,5 -0,50 -0,193169 75 0,3150 1,8898 2 0,0064
75,5 0,31 0,121976 – 82 0,2479 1,4875 1 0,1597
82,5 1,13 0,369883 – 89 0,1040 0,6242 1 0,2263
89,5 1,94 0,4738X² = 0,5752
Untuk a = 5%, dengan dk =4 - 1 = 3 diperoleh X² tabel = 3,84Karena X² < X² tabel, maka data tersebut berdistribusi normal
77
77
KRITERIA PENILAIAN AFEKTIF SISWA
No Intelligensi Aspek Penilaian Skor Kriteria Penskoran1 Linguistik Membaca 1
2345
Tidak membaca sama sekali.Membaca layoutMembaca layout dan LKSKimiaMembaca layout, LKSKimia dan buku paketKimiaMembaca layout, LKSKimia, buku paket Kimiadan sumber bacaan lain yangrelevan
1 Membuat keramaian padasaat kegiatan pembelajaranpembelajaran.
2 Tidak ramai pada saatkegiatan pembelajaran tetapimelakukan kegiatan yangtidak ada hubungannyadengan kegiatanpembelajaran dan tidakmendengarkan penjelasanguru.
3 Mendengarkan penjelasanguru tetapi melakukankegiatan yang tidak adahubungannya dengankegiatan
4 Mendengarkan penjelasanguru dengan serius
2 Matematis-logisKinestetik-badani
Memperhatikan
5 Mendengarkan penjelasanguru dengan serius danberani bertanya sertamenjawab pertanyaan guru.
1 Membuat suasana menjadigaduh dan tidakmengerjakan tugas
2 Tidak membuat suasanamenjadi gaduh dan tidakmengerjakan tugas
3 Mengerjakan tugas.4 Aktif dalam bertanya dan
memecahkan masalah.
3 IntrapersonalEkstensial
Tanggung Jawab
5 Aktif dalam bertanya danmemecahkan masalah
78
78
1 Tidak ada yangmelaksanakan tugas.
2 Melaksanakan tugas sendiri3 Berdiskusi dengan beberapa
teman lain saja.4 Berdiskusi bersama namun
kurang kompak danmembuat yel-yel kelompok
5 Berdiskusi dengan kompakdan membuat yel-yelkelompok
4 InterpersonalMusikal
Kerjasama
1 Tidak mengikuti kegiatanpembelajaran dengan baik.
2 Mengikuti kegiatanpembelajaran dengan tertibtetapi tidak mengumpulkantugas
3 Mengikuti kegiatanpembelajaran dengan tertib.
4 Mengumpulkan tugas sesuaidengan waktu yang telahditentukan.
5 Spasial Kedisiplinan
5 Melaksanakan tugas denganbaik, tepat waktu dan tertib.
Kriteria Nilai Siswa A jika Nilai Total 21 - 25 B+ jika Nilai Total 16 -20 B jika Nilai Total 11 -15 C+ jika Nilai Total 6 - 10 C jika Nilai Total 1 - 5
Nilai Siswa = Nilai total X 4
79
79
LEMBAR OBSERVASI AFEKTIF SISWA
Aspek penilaianNo Nama Siswa1 2 3 4 5
JumlahSkor
Nilai/Kriteria
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Semarang, Agustus 2010Observer
80
80
KRITERIA PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWAPRAKTIKUM
No Intelligensi Aspek penilaian Skor Kriteria penskoran1 Tidak membuat jurnal
Praktikum dan tidak memakaijas praktikum
2 Tidak membuat jurnalPraktikum dan memakai jaspraktikum
3 Membuat jurnal praktikum dirumah dan tidak memakai jaspraktikum
4 Membuat jurnal praktikum dikelas dan memakai jaspraktikum
5 Membuat jurnal praktikum dirumah dan memakai jaspraktikum
1 Linguistik Persiapan Praktikum
1 Tidak menyiapkan alat danbahan
2 Menyiapkan alat dan bahandengan bantuan teman danguru
3 Menyiapkan alat dan bahandengan bantuan guru
4 Menyiapkan alat dan bahandengan bantuan teman
5 Menyiapkan alat dan bahantanpa bantuan siapapun
2 Matematis-logis
Menyiapkan alat danbahan
1 Tidak dapat merangkai alat2 Dapat merangkai alat dan
bahan dengan bantuan temandan guru
3 Dapat merangakai alat danbahan dengan bantuan guru
4 Dapat merangkai alat danbahan dengan bantuan teman
5 Dapat merangkai alat danbahan tanpa bantuan siapapun
3 Spasial Merangkai alat
1 Tidak melakukan percobaan4 Kinestetik-jasmani
Melakukan Percobaan2 Dapat melakukan percobaan
dengan bantuan guru danteman
81
81
3 Dapat melakukan percobaandengan bantuan guru
4 Dapat melakukan percobaandengan bantuan teman
5 Dapat melakukan percobaantanpa bantuan siapa pun
1 Membuat suasana praktikummenjadi gaduh
2 Tidak membuat suasanapraktikum menjadi gaduhtetapi tidak ikut serta dalamdiskusi.
3 Melakukan praktikum denganbaik
4 Melakukan praktikum denganbaik dan ikut serta dalammemecahkan masalah
5 Melakukan praktikum denganbaik dan ikut serta dalammemecahkan masalah danikut berdiskusi dalampembuatan laporan kelompok
5 InterpersonalMusikal
Kerjasama dankekompakan
1 Tidak merapikan alat danbahan
2 Merapikan alat dan bahandengan bantuan teman danguru
3 Merapikan alat dan bahandengan bantuan guru
4 Merapikan alat dan bahandengan bantuan teman
5 Merapikan alat dan bahantanpa bantuan siapapun
6 Lingkungan Merapikan alat
1 Tidak membuat laporan samasekali
2 Membuat laporan denganbantuan teman, tidak rapi dantidak lengkap
3 Membuat laporan denganbantuan teman, rapi dan tidaklengkap
4 Membuat laporan sendiri,rapi dan tidak lengkap
7 IntrapersonalEkstensial
Mengkomunikasikandatapercobaan
5 Membuat laporan sendiri,
82
82
rapi dan lengkapKriteria Nilai Siswa A jika Nilai Total 29 – 35 C+ jika Nilai Total 8 -14 B+ jika Nilai Total 22 -28 C jika Nilai Total 1 - 7 (Nilai Siswa = Nilai total X 3) B jika Nilai Total 15 -21
LEMBAR OBSERVASI PRAKTIKUM SISWA
Kriteria PenilaianNo Nama siswa1 2 3 4 5 6 7
JumlahSkor
Kriteria/Nilai
Semarang, Agustus 2010
Observer
(
83
83
67
67
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS BESAR PERTEMUAN 4
Aspek pengamatan siswaNo Kode1 2 3 4 5 Jumlah
1 KB-1 4 3 4 4 4 192 KB-2 4 4 4 3 4 193 KB-3 3 3 5 4 5 204 KB-4 4 4 4 5 3 205 KB-5 4 3 4 3 3 176 KB-6 3 4 3 5 4 197 KB-7 4 3 4 5 4 208 KB-8 3 4 3 4 3 179 KB-9 3 5 4 5 4 21
10 KB-10 4 4 3 4 4 1911 KB-11 3 3 4 3 3 1612 KB-12 4 5 3 4 4 2013 KB-13 3 4 5 4 5 2114 KB-14 5 4 4 3 4 2015 KB-15 3 4 4 5 3 1916 KB-16 4 5 5 4 4 2217 KB-17 4 3 4 3 4 1818 KB-18 3 4 5 4 4 2019 KB-19 4 5 5 4 3 2120 KB-20 5 4 4 5 4 2221 KB-21 4 5 5 4 4 2222 KB-22 5 4 3 4 4 2023 KB-23 4 3 3 4 4 18
68
68
24 KB-24 4 4 3 4 3 1825 KB-25 4 3 4 3 5 1926 KB-26 5 4 3 4 4 2027 KB-27 3 4 5 3 5 2028 KB-28 5 4 5 4 4 2229 KB-29 4 3 4 4 3 1830 KB-30 4 4 5 5 4 2231 KB-31 5 4 4 3 3 1932 KB-32 5 4 3 4 4 20
Jumlah 126 124 128 127 123 628Skor maksimal 160 160 160 160 160 800Skor rata-rata 3,9375 3,875 4 3,96875 3,84375 19,625
Prosentase 78,75 77,5 80 79,375 76,875 78,5
1
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS BESAR PERTEMUAN 6
Aspek pengamatan siswaNo Kode
1 2 3 4 5Jumlah
1 KB-1 3 4 4 5 5 212 KB-2 4 3 3 4 3 173 KB-3 5 5 3 3 4 204 KB-4 3 4 4 4 4 195 KB-5 5 4 4 3 3 196 KB-6 3 3 3 4 4 177 KB-7 4 3 5 3 3 188 KB-8 5 4 3 5 4 219 KB-9 3 4 4 3 3 17
10 KB-10 4 3 4 3 4 1811 KB-11 3 3 3 4 3 1612 KB-12 3 4 3 3 4 1713 KB-13 5 3 5 4 3 2014 KB-14 3 4 3 3 4 1715 KB-15 4 4 3 4 5 2016 KB-16 3 2 3 3 5 1617 KB-17 5 3 5 5 5 2318 KB-18 3 3 4 4 3 1719 KB-19 5 3 4 3 3 1820 KB-20 4 5 3 5 3 2021 KB-21 4 4 3 5 4 2022 KB-22 3 3 4 3 4 1723 KB-23 4 4 5 4 3 2024 KB-24 4 3 5 4 5 2125 KB-25 5 5 4 4 4 2226 KB-26 5 4 4 4 5 2227 KB-27 5 3 5 4 3 2028 KB-28 4 4 4 3 4 1929 KB-29 3 3 4 4 3 1730 KB-30 5 4 5 3 3 2031 KB-31 3 3 4 5 3 1832 KB-32 4 4 3 3 4 18
Jumlah 126 115 123 121 120 605Skor
maksimal 160 160 160 160 160 800
Skor rata-rata 3,9375 3,59375 3,84375 3,78125 3,75 18,9063
70
70
Prosentase 78,75 71,875 76,875 75,625 75 75,625
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS BESAR PERTEMUAN 1
Aspek pengamatan siswaNo Kode1 2 3 4 5 Jumlah
1 KB-1 4 3 3 4 3 172 KB-2 4 5 4 3 4 203 KB-3 3 5 5 4 4 214 KB-4 4 3 4 4 5 205 KB-5 3 4 3 3 3 166 KB-6 3 3 4 3 3 167 KB-7 4 5 4 5 4 228 KB-8 3 4 3 4 3 179 KB-9 3 3 4 5 3 18
10 KB-10 5 4 3 4 3 1911 KB-11 4 4 4 5 4 2112 KB-12 3 4 5 3 5 2013 KB-13 4 4 3 4 3 1814 KB-14 3 5 3 4 4 1915 KB-15 4 4 5 3 3 1916 KB-16 3 3 3 4 3 1617 KB-17 3 4 4 3 4 1818 KB-18 4 4 3 4 3 1819 KB-19 3 5 4 5 3 2020 KB-20 4 4 4 5 4 2121 KB-21 4 5 3 4 5 2122 KB-22 3 4 5 4 4 2023 KB-23 4 3 4 3 3 1724 KB-24 4 4 3 4 3 1825 KB-25 3 4 4 3 5 1926 KB-26 4 3 4 5 3 1927 KB-27 3 4 3 4 4 1828 KB-28 4 4 4 5 4 2129 KB-29 4 3 3 4 3 1730 KB-30 3 4 4 5 4 2031 KB-31 4 3 4 3 5 1932 KB-32 4 4 3 4 3 18
Jumlah 115 125 119 127 117 603Skor
maksimal 160 160 160 160 160 800
71
71
Skor rata-rata 3,59375 3,90625 3,71875 3,96875 3,65625 18,8438Prosentase 71,875 78,125 74,375 79,375 73,125 75,375
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS BESAR PERTEMUAN 8
Aspek pengamatan siswaNo Kode
1 2 3 4 5Jumlah
1 KB-1 3 4 4 5 5 212 KB-2 2 4 3 4 3 163 KB-3 2 3 4 2 4 154 KB-4 4 4 3 3 5 195 KB-5 3 5 4 3 5 206 KB-6 4 4 4 4 4 207 KB-7 4 4 4 4 5 218 KB-8 4 3 4 3 4 189 KB-9 4 3 4 4 5 20
10 KB-10 4 4 5 5 4 2211 KB-11 3 4 4 4 4 1912 KB-12 3 4 5 3 5 2013 KB-13 4 5 4 4 4 2114 KB-14 5 4 4 4 5 2215 KB-15 5 4 5 5 3 2216 KB-16 5 5 4 4 4 2217 KB-17 4 4 5 4 3 2018 KB-18 4 3 4 3 4 1819 KB-19 5 4 3 5 4 2120 KB-20 4 3 4 4 3 1821 KB-21 3 4 4 4 5 2022 KB-22 4 5 4 4 4 2123 KB-23 2 4 3 5 3 1724 KB-24 4 4 4 3 4 1925 KB-25 3 3 3 5 4 1826 KB-26 4 4 3 4 3 1827 KB-27 3 5 4 3 4 1928 KB-28 3 5 3 3 5 1929 KB-29 3 4 3 4 3 1730 KB-30 4 5 3 5 4 2131 KB-31 3 3 4 5 5 20
Jumlah 112 124 119 122 127 604
72
72
Skormaksimal 160 160 160 160 160 800
Skor rata-rata 3,6129 4 3,83871 3,93548 4,09677 19,4839Prosentase 70 77,5 74,375 76,25 79,375 75,5
HASIL PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS BESAR PERTEMUAN 2
Aspek pengamatan siswaNo Kode1 5 3 4 5 Jumlah
1 KB-1 4 3 4 3 3 172 KB-2 5 4 4 5 4 223 KB-3 3 3 3 4 3 164 KB-4 4 3 4 5 3 195 KB-5 5 4 4 3 3 196 KB-6 3 3 3 4 4 177 KB-7 4 3 4 4 4 198 KB-8 4 3 3 4 3 179 KB-9 3 4 4 3 4 18
10 KB-10 3 4 4 5 3 1911 KB-11 4 3 5 4 4 2012 KB-12 3 4 4 3 3 1713 KB-13 4 3 4 5 4 2014 KB-14 4 3 3 4 4 1815 KB-15 3 4 4 3 3 1716 KB-16 3 4 3 4 4 1817 KB-17 4 3 4 5 3 1918 KB-18 3 4 4 3 3 1719 KB-19 4 4 4 3 5 2020 KB-20 5 3 5 5 3 2121 KB-21 3 4 3 4 4 1822 KB-22 4 4 4 3 4 1923 KB-23 4 3 4 3 4 1824 KB-24 3 4 4 3 4 1825 KB-25 3 4 5 4 3 1926 KB-26 4 3 3 4 5 1927 KB-27 5 5 5 4 3 2228 KB-28 4 3 4 3 4 1829 KB-29 3 5 4 4 3 1930 KB-30 3 5 3 4 3 18
73
73
31 KB-31 4 4 5 3 4 2032 KB-32 4 5 4 3 4 20
Jumlah 119 118 125 121 115 598Skor
maksimal 160 160 160 160 160 800
Skor rata-rata 3,71875 3,6875 3,90625 3,78125 3,59375 18,6875Prosentase 74,375 73,75 78,125 75,625 71,875 74,75
REKAPITULASI PENGAMATAN KEAKTIFAN SISWA KELAS BESAR
Pertemuan Ke-No Kode
1 2 4 6 8Jumlah Nilai
1 KB-1 17 17 19 21 21 95 762 KB-2 20 22 19 17 16 94 75,23 KB-3 21 16 20 20 15 92 73,64 KB-4 20 19 20 19 19 97 77,65 KB-5 16 19 17 19 20 91 72,86 KB-6 16 17 19 17 20 89 71,27 KB-7 22 19 20 18 21 100 808 KB-8 17 17 17 21 18 90 729 KB-9 18 18 21 17 20 94 75,2
10 KB-10 19 19 19 18 22 97 77,611 KB-11 21 20 16 16 19 92 73,612 KB-12 20 17 20 17 20 94 75,213 KB-13 18 20 21 20 21 100 8014 KB-14 19 18 20 17 22 96 76,815 KB-15 19 17 19 20 22 97 77,616 KB-16 16 18 22 16 22 94 75,217 KB-17 18 19 18 23 20 98 78,418 KB-18 18 17 20 17 18 90 7219 KB-19 20 20 21 18 21 100 8020 KB-20 21 21 22 20 18 102 81,621 KB-21 21 18 22 20 20 101 80,822 KB-22 20 19 20 17 21 97 77,623 KB-23 17 18 18 20 17 90 7224 KB-24 18 18 18 21 19 94 75,225 KB-25 19 19 19 22 18 97 77,626 KB-26 19 19 20 22 18 98 78,427 KB-27 18 22 20 20 19 99 79,228 KB-28 21 18 22 19 19 99 79,229 KB-29 17 19 18 17 17 88 70,4
74
74
30 KB-30 20 18 22 20 21 101 80,831 KB-31 19 20 19 18 20 96 76,8
Jumlah 585 578 608 587 604 2962 2369,6Skor
maksimal 800 800 800 800 800 4000 3200
Skor rata-rata 18,871 18,6452 19,6129 18,9355 19,4839 95,5484 76,4387Prosentase 73,125 72,25 76 73,375 75,5 74,05 74,05