pengembangan sumber daya manusia di era industri...

44
Volume 6, No. 2, Oktober 2019 ISSN 9772685170002 STANDAR KOMPETENSI KERJA PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN MELALUI PELATIHAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DI ERA INDUSTRI 4.0

Upload: others

Post on 20-May-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Volume 6, No. 2, Oktober 2019

ISSN 9772685170002

Standar KompetenSi

Kerja

pengembangan Sdm pertanian melalui

pelatihan

Pengembangan Sumber Daya manuSia

Di era inDuStri 4.0

Page 2: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201944

penerbitDirektorat Pakan

penanggung jaWabDirektur Pakan

redaKturKoordinator Pengawas Mutu Pakan

KontributorKasubdit Bahan PakanKasubdit Pakan HijauanKasubdit Pakan Olahan

Kasubdit Mutu, Keamanan dan Pendaftaran pakan

KetuaKasubbag Tata Usaha

SeKretariSElly Dianita Sari, S.Pt, MBA

editorIr. Triastuti Andajani, M.SiRoy Malindo, S.pt, M.Si

redaKSi pelaKSanaHesty Natalia, S.Pt, MP

Rofiqoh Nurul Huda, S.PtAris Syukur Subagio, S.Pt, M.Si

Dwi Lestari, S.Pt, M.SiSilvia Wisnu K, S.pt

Kesturi Pandanwangi, S.Pt

laY out/deSign graFiSR. Gilar Gautama, S.Pt

pembantu umumNentin Surtini, S.Si

Mastina Rafidah, A.MdSukandiSumarna

alamatDirektorat Pakan

Gedung C, lantai 8Jl. Harsono RM No. 3, Pasar Minggu

Jakarta 12550e-mail redaksi:

[email protected]. (021)7815686, 78833804,

Fax (021)7815686

Daftar IsIRedaksiONal 1

Media Infofeed menerima tulisan dengan ketentuan sebagai berikut:1. Tulisan bersifat orisinil, aktual dan

informatif, diketik rapi 2 spasi.2. Panjang tulisan 2 halaman (maksimal

7000 karakter termasuk spasi) ukuran kertas a4.

3. Foto pendukung minimal 2 buah (high resolusi).

4. Redaksi berhak menyunting tulisan sepanjang tidak merubah isinya.

5. sumbangan tulisan beserta foto dan gambar dapat disampaikan dalam bentuk soft copy melalui e-mail ke redaksi.

TOPik UTaMa

laPORaN UTaMa

laPORaN

iNFO

2Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian Melalui Pelatihan

Kesiapan Industri Pakan Menghadapi Era Industri 4.0

n

5n

8Bisnis Pakan Berbasis Digitaln

10Peran Perguruan Tinggi Dalam Mempersiapkan SDM Pakan Di Era Industri 4.0n

14Standar Kompetensi Kerja

12Uji Kompetensi Metode CAT (Computer Assisted Test)n

n

n 16Membangun Sumber Daya Manusia Pengawas Mutu Pakan

n

n

n

n

n

n

18

20

222426

28

n

n

n

n

n

n

n

n

29

30

32

38

40

333436

Pentingnya Audit Cara Pembuatan Pakan Yang Baik (CPPB) Pada Proses Produksi Pakan Di Indonesia

Cara Membuat Press Release Dalam Waktu Singkat

Peran Dan Tantangan Pengawas Mutu Pakan Dalam Pengawasan Dan Peredaran Pakan Di Provinsi Bangka Belitung

Cara Pemberian Pakan Yang Baik Berdasarkan “Codex Code” (CAC/RCP 54-2004)Tanaman Buang-Buang Hijauan Lokal Kalimantan

Balai Pengujian Mutu Dan Sertifikasi Pakan

Software Aplikasi Pengolah Formulasi Pakan

Pertemuan Evaluasi Uji Profisensi Laboratorium Pakan Tahun 2019

SALAM REDAKSI

Para Pembaca INFOFeed yang berbahagia....

edisi iNFOFeed kai ini mengangkat tema Pengembangan sumber daya Manusia di era industri 4.0, sumber daya manusia sangat menentukan tercapainya tujuan suatu organisasi baik organisasi swasta maupun pemerintahan.

era revolusi industri 4.0 telah mempengaruhi sendi-sendi kehidupan termasuk metode atau prosedur orang dalam menyelesaikan pekerjaan. Personel yang bekerja atau beraktivitas tidak bisa hanya mengandalakan penguasaan pokok keahliannya saja tetapi juga penguasaan ilmu komunikasi dan teknologi informasi karena sarana prasarana dalam sistem manajemen organisasi dan proses produksi berbasis cyber.

dengan berbagai artikel yang kami sajikan dalam edisi ini dapat memberikan gambaran perkembangan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, pabrik pakan, perguruan tinggi, kegiatan diklat di direktorat pakan dan sebagainya.

Harapannya, semoga kehadiran iNFOFeed edisi ini akan memberikan informasi pengembangan sumber daya manusia di era industri 4.0 dan memberikan inspirasi untuk lebih mempersiapkan dalam menghadapi perubahan-perubahan akibat pengaruh dari revolusi industri 4.0.

akhir kata, salam sukses untuk kita semua! Tim Redaksi

Pelatihan Petugas Pengambil Contoh (PPC) Pakan

Kementan Dorong Penerapan Hasil Kajian Pakan Untuk Peningkatan Produktivitas Sistem Peternakan Berbasis Tanaman Pakan Ternak

Pendidikan Di Kementerian Pertanian

Pelatihan Formulator Pakan

Pemantapan Kompetensi Wastukan Melalui Diklat Dasar Pengawas Mutu Pakan Ahli 2019 Di BBPP Kupang, NTT

Survei Kepuasan Masyarakat Balai Pengujian Mutu Dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) Menuju Revolusi Industri 4.0

Page 3: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era revoluSi inDuStri 4.0

oleh : ir. rr. Sri Widayati, mma - direktur pakan

redaksional

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 1

Assalamu’alaikum Warohmatullohi WabarokatuhSobat Pakan, Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas terbitnya majalah Infofeed Volume 6 No. 2 Tahun 2019 dengan mengangkat tema Pengembangan Sumber Daya Manusia di Era Revolusi Industri 4.0. Sejalan dengan sasaran Prioritas Nasional dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 yaitu Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia, termasuk di dalamnya yang berperan di bidang pakan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat banyak perubahan besar dan cepat dalam kehidupan. Pada awalnya dunia industri yang terkena dampaknya lebih dahulu sehingga kemudian terjadi suatu Revolusi Industri, namun pada akhirnya perkembangan tersebut mempengaruhi semua sendi kehidupan. Saat ini kita telah memasuki era Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan perkembangan teknologi otomatisasi dan teknologi siber. Mesin dengan manusia dapat terhubung melalui internet sehingga penyelesaian dan pengendalian pekerjaan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja asal terhubung internet. Perkembangan yang kita temui di era Revolusi Industri 4.0 antara lain operasionalisasi mesin dari jarak jauh, kemampuan menyimpan seluruh informasi dalam cloud computing (big data), perdagangan secara elektronik (e-commerce), dan ditemukannya kecerdasan buatan (Artificial intelligence) yang mampu menerima, menafsirkan dan mengolah data sehingga diperoleh yang lebih akurat dan cepat (real time).

Kehadiran Revolusi Industri 4.0 bukanlah datang tiba-tiba karena diawali dengan Revolusi 1.0, Revolusi 2.0 dan Revolusi 3.0. Penemuan mesin uap oleh James Watt telah menggeser tenaga manusia atau tenaga hewan dengan mesin manufaktur, transportasi, pertanian yang mengawali Revolusi Industri 1.0. Penemuan listrik yang energinya bisa ditransfer dalam berbagai bentuk energi seperti gerak, suara, cahaya, dan panas. Dengan tersedianya listrik dapat dibuat teknologi lini produksi atau assembly line yang menggunakan ban berjalan atau conveyor, sehingga terjadi peningkatan produktivitas dalam industri yang luar

biasa dan ini menjadi pertanda masuknya Revolusi Industri 2.0. Penemuan komputer mengantarkan industri masuk ke dalam era Revolusi 3.0, sehingga banyak ditemukan mesin yang dapat bergerak secara otomatis (otomatisasi). Model kerja dengan robotisasi yang lebih teliti dengan kebutuhan energi yang lebih terukur yang mampu menggeser tenaga manusia yang profesional sekali pun.

Era globalisasi saat ini mendorong terbentuknya pasar bebas, tidak hanya pada bebasnya aliran barang dan modal lintas negara tetapi juga bebasnya aliran tenaga kerja, yang kemudian memunculan kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang menjadikan tenaga kerja di 12 bidang pekerjaan mengalir bebas antar negara Asean atau yang terkenal dengan free flow of labor skill. Kondisi ini menambah persaingan untuk memperoleh pekerjaan. Peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi hal yang tidak dapat ditawar dalam menghadapi kondisi lingkungan seperti ini.

Sobat pakan Untuk mampu menghadapi perubahan di era Revolusi 4.0 dan perdagangan bebas dibutuhkan sumber daya manusia bukan hanya ahli di bidangnya saja, namun juga kemampuan menguasai teknologi komunikasi dan informasi. Di bidang pertanian, industri penyebaran benih dengan drone, pengendalian traktor jarak jauh dengan remote control maupun satelit, pengontrolan kualitas bahan dan pakan dengan Near Infra Red Spectrocopy (NIRS) yang dapat dikontrol dari jarak jauh oleh pabrik pakan (feedmill), penjualan benih hijauan pakan ternak melalui online atau e-commerce telah banyak diimplementasikan. Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan dan menangkap peluang di era Revolusi Industri 4.0 sumber daya manusia di bidang pakan yang mampu menyediakan Pakan yang bermutu, aman serta berdaya saing. Pendidikan dan pelatihan baik formal dan non formal tidak hanya berbasis pada materi pokok tenik bidang pakan namun juga pada penguasaan perkembangan teknologi yang terkini.

Semoga Infofeed edisi kali ini membuka wawasan dan menginspirasi.

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh.

Page 4: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

pengembangan Sumber daYa manuSia pertanian melalui pelatihan

topik utama

Tim media Infofeed berkesempatan untuk melakukan wawancara dengan Kepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan), Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Bapak Ir. Bustanul Arifin Caya, M.D.M. Beliau lahir di Palembang 10 Januari 1965 dan memulai karir sebagai staff di Bidang Penyusunan Program BBP Alsintan pada Tahun 1990 dan pada November 2018 diangkat menjadi Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP. Pendidikan terakhir di S-2 Asian Institut of Manajemen dengan jurusan Development Management di Philipina. Dalam kunjungan singkat di ruang kerja beliau, ada hal-hal yang dapat kami sampaikan seputar pengembangan sumber daya pertanian Indonesia.

Bagaimana pengembangan sumber daya manusia pertanian di era revolusi industri 4.0?,

Sesuai Visi dari BPPSDMP adalah terwujudnya sumber daya manusia pertanian yang profesional, mandiri dan berdaya saing, serta wirausaha untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan kesejahteraan petani. Oleh karena itu dalam menyelenggarakan pelatihan menghasilkan manusia yang kompeten,

terampil di bidangnya sesuai dengan kebutuhan di era industri 4.0 dan mampu mendukung program strategis dari Kementerian Pertanian. Program strategis di bidang Peternakan ada namanya program Sapi Indukan Wajib Bunting (SIWAB) dan ada target swasembada daging sapi pada Tahun 2026. Untuk mendukung program tersebut harus tersedia tenaga yang terampil dan kompeten di bidang inseminasi buatan, pengawas mutu pakan dan seterusnya. Kita menyusun standarisasi dan sertifikasi dalam menyiapkan kurikulum dan modul untuk mencetak tenaga yang profesional tersebut termasuk mengupgrade kurikulum dan mengupgrade Widyaiswara.

Di BPPSDMP terdapat Pusat Pendidikan Pertanian yang telah melaksanakan revitalisasi pendidikan semua Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian (STPP) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan). Sistrem pendidikan yang dulu kegiatannya banyak teori di kelas sekarang dibalik banyak praktek di lapangan kurang lebih 70%, sehingga akan dihasilkan tenaga terdidik yang profesional di bidangnya. Sekarang telah berdiri pula Politeknik Enjinering Pertanian Indonesia (PEPI) yang khusus untuk mempelajari dan mengembangkan mekanisasi Pertanian dan

Ir. Bustanul Arifin Caya, M.D.MKepala Pusat Pelatihan Pertanian (Kapuslatan)

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 20192

Page 5: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

topik utamadiharapkan menjadi Universitas kelas dunia (world class) dan mampu menjawab era Industri 4.0.

Bagaimana strategi dalam pengembangan SDM pertanian?

Ada tiga pilar dalam pengembangan sumber daya manusia di BPPSDMP yakni penyuluhan, pendidikan, dan pelatihan. Ketiga pilar tersebut harus sama-sama kokoh dalam mendukung misi untuk mencetak sumber daya manusia yang profesional, mandiri dan berdaya saing. Kita bergerak seiring dan sejalan ketiga pilar tersebut dalam mencetak sumber daya manusia profesional, mandiri dan berdaya saing. Untuk melaksanakan fungsi tiga pilar di Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia memiliki Pusat Penyuluhan Pertanian, Pusat Pendidikan dan Pusat Pelatihan Pertanian.

Program utama di pusat pelatihan adalah pertama, melaksanakan pelatihan vokasi untuk mencetak tenaga kerja kompeten. Kedua, program standarisasi dan sertifikasi sehingga menghasilkan tenaga kerja yang clear profesinya di bidang pertanian seperti profesi dalam pupuk organik, tanaman pangan, teknisi alat pertanian, inseminator, butcher, transfer embrio dan sebagainya. Ketiga, Pengembangan kelembagaan pelatihan pedesaan, dengan program Pusat pelatihan Pertanian Pedesaan Swadaya (P4S) yang tumbuh dari petani atau kelompok tani yang melatih petani di sekitarnya dibawah pembinaan dan supervisi oleh unit pelaksana teknis-unit pelaksana teknis (UPT) dari BPPSDMP di daerah tersebut. Pusat Pelatihan memiliki UPT-UPT di daerah seperti: Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan di Cinagara, Balai Besar Pelatihan Pertanian di Lembang, Balai Besar Pelatihan Peternakan di Batu, Balai Besar Pelatihan Pertanian di Ketindan, Balai Pelatihan Pertanian di Lampung dan Balai Besar Pelatihan Peternakan Kupang.

Performa sumber daya manusia seperti apa yang diharapkan mampu menghadapi revolusi 4.0?

Di era revolusi 4.0 sudah menggunakan teknologi informasi yang bersifat Cyber System. Dahulu di era 2.0 menggunakan teknologi mekanikal dan era 3.0 menggunakan teknologi robotic, mengubah mekanikal menjadi robotic. Sekarang di era 4.0 berbasis internet dan Global Positioning System (GPS) orangnya dimana tetapi mampu mengoperasionalkan mesin di tempat lain. Oleh karena itu diharapkan tenaga kerja di era 4.0 harus terampil dalam menggunakan teknologi informasi, termasuk para penyuluh pertanian. Penyuluh harus mampu mengakses Cyber Extension, sehingga penyuluh melalui internet bisa mengakses materi-materi penyuluhan dan informasi-informasi pertanian. Selain penyuluh, para trainer dan widyaiswara mampu memahami dan mentransferkan teknologi-teknologi pertanian yang terbaru dan teknologi sistem informasi dan komunikasi dan mampu mengarahkan aplikasi-

aplikasi di lapangan betul-betul dapat dimanfaatkan oleh kelompok tani kita. Inovasi teknologi Era 4.0 itu bisa menjadikan obyek kita untuk bahan pelatihan dan penyusunan kurikulum.

Bagaimana Program Diklat Tahun 2020?Program pelatihan harus mendukung program

strategis Kementerian Pertanian, karena setiap Eselon satu harus mendukung kegiatan yang menjadi prioritas atau unggulan. Kementan memiliki program Upsus Pajale, Siwab, ada lagi Kelompok Tani Santri Milenial (KTSM). BPPSDMP menyiapkan sumber daya manusianya.

Program-program harus melalui perencanaan yang sesuai dengan Visi dan Misi-Misi Kementerian Pertanian. Programnya harus selaras dengan program Kementan dan UPT Pelatihan sesuai dengan Tupoksinya melakukan pelatihan, sesuai dengan spesifik komoditas yang harus mereka garap, dan menyiapkan kurikulum untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan nilai tambah komoditas tersebut melalui pendekatan inovasi teknologi yang mengadres teknologi era revolusi 4.0.

Sistem model penyusunan program pelatihan bagaimana?

UPT Pelatihan sudah memiliki kurikulum dan perencanaan pelatihan berdasarkan kebutuhan dari bawah (bottom up) dan program-program strategis dari pusat yang harus segera dilaksanakan. Identifikasi kebutuhan dari bawah seperti usulan dari daerah, identifikasi teman-teman di UPT melalui bidang programnya atau widyaiswaranya, menyerap aspirasi kelompok tani binaannya termasuk melalui pertemuan dengan Dinas Kabupaten/Provinsi setempat atau koordinasi dengan kita di tingkat pusat, Biro perencanaan, semua diramu menjadi program tahunan.

Bagaimana komposisi Diklat untuk Aparatur dan non aparatur diselenggarakan?

Komposisinya masih banyak diklat yang non aparatur, yang jelas diutamakan untuk end user yakni penyuluh dan petani walaupun Pusat Pelatihan Pertanian tetap harus meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN). Kita juga melatih para dosen dan widyaiswara. Mereka harus diupgrade baik oleh kita atau kerjasama dengan pihak swasta. Mengupgrade bidang teknologi, manajemen, atau pemberdayaan tergantung dari spesifik kebutuhan para dosen, widyaiswara maupun penyuluh.

Bagaimana tentang penyelengaraan dIkat untuk fungsional?

Diklat untuk fungsional termasuk diklat aparatur. Pelaksanaanya tergantung pada prioritas kebutuhan. Sebagai contoh karena calon widyaiswara akan diangkat menjadi widyaiswara harus diklat maka kita

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 3

Page 6: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

topik utamarevisi anggaran untuk penyelenggaraan diklat tersebut. Pusat Pelatihan Pertanian pada Bulan Agustus dan September 2019 menyelenggarakan pelatihan Formulasi Pakan di Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Malang dan Petugas Pengambilan Contoh (PPC) di Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara dan Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu, Malang untuk fungsional Pengawas Mutu Pakan.

Apakah ada sistem teknologi baru bagi penyuluh kita dalam menghadapi era revolusi 4.0?

Badan Litbang telah menghasilkan beberapa inovasi dan teknologi mekanisasi pertanian seperti robotisasi untuk traktor, mobilisasi Alat dan mesin pertanian dengan IT, penggunaan drown dan sebagainya. Semua inovasi tersebut harus ditransfer ke petani melalui penyuluh atau widyaiswara. Inovasi baru tidak mungkin langsung ke petani kecuali dalam bentuk demo atau demplot.

Apakah balai-balai pelatihan dalam menyelenggarakan pelatihan sudah tersertifikasi?

Dalam menyelenggarakan pelatihan balai-balai pelatihan sudah tersertifikasi. Selain itu terdapat Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang disertifikasi oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) dan kita memiiki asesor-asesor yang sudah tersertifikasi juga sesuai ruang lingkup bidang asesinya. Saya sebagai Kepala Pusat Pelatihan Pertanian juga sebagai kepala LSP Pertanian Kementerian Pertanian. Kita menyelenggarakan sertifikasi profesi di bidang pertanian baik untuk ASN maupun Non ASN.

Menurut Bapak apakah Revolusi Industri 4.0 akan menjadi sebuah hambatan, tantangan ataukah sebuah peluang bagi pengembangan sumber daya manusia pertanian?

Tentu saja revolusi industri 4.0 ini merupakan sebuah peluang untuk meningkatkan daya saing kita dalam mewujudkan SDM yang profesional, mandiri dan berdaya saing. Untuk mencapainya harus menguasai teknologi yang mengaddress pada kebutuhan pasar, kebutuhan teknologi, kebutuhan isu strategis 4.0. Ini merupakan peluang karena dengan menguasai teknologi informasi akan terwujud peningkatan efisiensi dalam menghasilkan komoditas. Pada akhirnya akan memberikan nilai daya ungkit dan nilai tambah. Sebagai contoh sebagian petani-petani Jawa Barat sudah bisa melakukan pemasaran produk pertanian dengan digital sehingga jangkauan pasarnya lebih luas dan pelayanannya lebih cepat.

Era globalisasi mendorong adanya aliran sumber daya manusia dari luar negeri, bagaimana cara mengantisispasinya?

Era globalisasi tidak bisa kita tolak, untuk menghadapinya tidak ada cara lain dengan cara

peningkatan kompetensi tenaga kerja kita. Untuk bersaing dengan tenaga kerja asing yang telah memenuhi persyaratan apalagi mereka merupakan ikutan dari investasi. Jika kita memiliki nilai lebih seperti di kelapa sawit, kalau tenaga kerja kita kompeten maka investor tidak akan menghadirkan tenaga kerja asing. Tenaga kerja kita memiliki keunggulan komparatif seperti sosial budaya karena mereka bekerja di negara sendiri maka tidak ada efek sosial budayanya. Para investor akan mempertimbangkan hal tersebut, sehingga para investor akan memaksimalkan penggunaan tenaga kerja dalam negeri.

Dalam menyediakan sumber daya manusia terjadi link and match dengan kebutuhan pasar. Setiap kali kita menyusun standar kompetensi kerja kita selalu melibatkan semua stakeholder, dunia usaha dan dunia industri. Dunia usaha dan dunia industri yang meminta profesi/pekerjaan yang dibutuhkan, kita yang menyiapkan Standar Kompetensinya tetapi jangan diingkari standar yang sudah disepakati. Jika sudah ditetapkan tenaga pemanen sawit atau operator sawit pada level tertentu kita gunakan ketetapan tersebut di lapangan. Penyusunan standar kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) sudah melbatkan pihak Akademisi dan Industri, seperti kemarin kita menyusun KKNI bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan kita melibatkan pihak akademisi, dunia usaha dan dunia industri isa sehingga terbentuk link and match antara kebutuhan pasar dengan penyediaan sumber daya manusia. Dalam pelaksanaan bisa terjadi deviasi tetapi kita sudah melalui koordinasi semua pihak, ini sudah tingkat kolaborasi maka diharapkan jika nanti sudah dieksekusi akan terjadi partisipasi.

Apa dasar regulasi tenaga kerja dari negara lain bisa keluar dan masuk ke Indonesia

Kalau regulasi hal tersebut ada di Kementerian Tenaga Kerja, kalau tugas kita adalah untuk menyediakan sumber daya manusia di bidang pertanian. Sumber daya manusia yang kita siapkan harus sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan Industri, sebagai contoh kita menyiapkan sumber daya manusia untuk budidaya, ternyata dunia usaha dan industri membutuhkan banyak sumber daya manusia untuk pengolahan. Ketidaksesuaian penyediaan tenaga kerja dengan kebutuhan di dunia usaha dan industri tidak boleh terjadi, maka dalam penyusunan perencanaan ataupun standar kompetensi kerja selalu melibatkan dunia usaha dan dunia industri.

Sumber daya manusia pertanian harus kompeten dan ketersediaanya sesuai dengan kebutuhan dari dunia usaha dan dunia industri. Sumber daya manusia pertanian Indonesia tidak boleh kalah dengan sumber daya manusia dari luar negeri.

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 20194

Page 7: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

topik utamaKeSiapan induStri paKan menghadapi era induStri 4.0

Oleh : Frieska Ayu Pamela, S.Pt Wastukan Muda Direktorat Pakan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 5

Era revolusi industri 4.0 sejatinya sudah dimulai tetapi belum nterlihat adanya perubahan yang signifikan dalam cara kita menghadapi era tersebut. Jangankan untuk tataran pelaksanaan bidang pakan, bahkan dalam tataran sekitar pertanian pun memasuki dan menjalani era industri 4.0 rasanya masih terbatas pada pemanfaatan teknologi pertanian dan sedikit dalam mengaplikasikan system digital market dalam perdagangan hasil pertanian termasuk peternakan. Padahal di Negara lain, apalagi Amerika dan China mereka sudah melaju pesat mengantisipasi era 4.0, bahkan di China pemanfaatan keuangan digital sudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari khususnya di kota-kota besar disana.

Sehubungan dengan hal tersebut, kontributor Infofeed telah melakukan wawancara dengan Ketua GPMT, Dr. Desianto, Ph.D untuk mengetahui kesiapan industri pakan termasuk kesiapan sumber daya manusia pakan di Indonesia dalam menghadapi era industri 4.0.

Mohon dapat diberi penjelasan tentang perkembangan industri pakan di Indonesia pada saat ini?

Pabrik pakan di Indonesia pada saat ini kalau boleh dikelompokkan berdasarkan kapasitas produksi dapat dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu pabrik pakan skala besar, skala medium, dan skala kecil, ini di luar self mixing. Perbedaan level pabrik besar dan kecil adalah pada pemberlakuan penggunaan/adopsi teknologi dalam proses produksi ataupun storage/warehousing. Untuk skala besar telah banyak menggunakan teknologi yang mutakhir sedangkan untuk skala kecil kebanyakan masih bersifat konvensional, seperti menggunakan mixer sederhana, proses produksi yang sangat sederhana dan kapasitasnya masih sangat kecil. Sedangkan untuk yang skala besar biasanya mulai mengarah pada teknologi yang telah mulai diterapkan beberapa tahun lalu, dimana kita bisa mengetahui dan memantau segala proses dimana pun selama terkoneksi dengan internet, termasuk diantaranya memantau ketersediaan bahan pakan.

Bagaimana pendapat Bapak tentang industri pakan di era industri 4.0?

Revolusi Industri 4.0 akan lebih banyak dicirikan dan ditandai dengan mengandalkan pada adopsi teknologi yang berbasis internet dan Artificial Intelligence (Kecerdasan buatan) yang ditanamkan di pusat olah data (server), sehingga mampu melakukan sebagian

dari fungsi kecerdasan manusia, misalnya dengan machine learning.

Disampng itu unsur Internet of Things (IOT), misalkan penggunaan Sensor, M2M, Control, dll. Jika semua perangkat telah ditanam sensor serta terhubung dengan protocol internet, dengan menggunakan Machine to Machine (M2M) Language, sehingga bisa saling berhubungan dan dikendalikan dari jarak jauh. Wearable (Augmented Reality / Virtual Reality), dalam penggunaan teknologi Wearable ini dapat digunakan pada proses produksi sehari-hari. Disamping itu Advanced Robotics Penggunaan teknologi robotik yang didukung oleh Artificial Intelligence atau Internet of Things. Ada juga 3D Printing Technology, dimana printer yang bisa membuat produk 3 dimensi, yang paling sederhana dengan Filament, Laser Engraving, hingga 3D Resin Printing Technology, misalnya: Stereolithography (SLA), Digital Light Processing (DLP), Liquid Cristal Display (LCD), dan lain-lain. Itu adalah penciri Revolusi Industri 4.0 yang tentunya belum semua bisa diadopsi oleh feedmillers.

Mungkin Bapak bisa menjelaskan terkait artificial intelligence di industri pakan?

Artifcial Intelligence (AI) secara terjemahan merupakan kecerdasan buatan. Maksudnya disini adalah simulasi kecerdasan manusia yang diproses dengan menggunakan mesin dalam sistem komputerisasi. Misal, AI yang ditanamkan di pusat olah data (server), sehingga mampu melakukan sebagian dari fungsi kecerdasan manusia, misalnya dengan machine learning Misalnya pada proses kontrol dalam proses pembuatan pakan dimana dulu kita melihat kualitas hasil akhir bahan pakan jadi secara manual, bila finished goods (pakan) tidak sesuai dengan spesifikasi ditolak. Namun dengan menggunakan AI maka proses kontrol diterapkan sejak pada proses tahapan produksi, misalnya pada saat proses mixing di dalam mixer ditemukan kualitas pakan yang tidak sesuai dengan spesifikasi, maka otomatis tidak akan diteruskan tapi dialihkan (switching) ke bagian lain, misal masuk ke dalam bin untuk remix. Hal ini menggunakan NIR (Near Infra Red) yang terhubung dengan sistem komputer yang dapat memindai kualitas pakan (proses Machine to Machine/M2M) apakah sudah sesuai dengan spesifikasi untuk diputuskan dapat diteruskan untuk diproduksi atau di blok. Dengan AI maka sebagian besar proses produksi akan ditangani dengan mekanisasi dan penggunaan robotic sehingga meminimalisasi

Page 8: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

topik utamakemungkinan kesalahan yang disebabkan oleh manusia (human error).

Kebijakan pemerintah apa saja yang dibutuhkan dan perlu dipersiapkan dalam menghadapi era industri 4.0?

Dalam industri 4.0, yang terpenting adalah meningkatkan presisi (ketepatan) termasuk dalam PPIC yaitu Production Planning and Inventory Control salah satu diantaranya adalah kepastian dalam ketersediaan bahan pakan selama 2 bulan pada perencanaan produksi dalam hal ini khususnya untuk jagung. Kepastikan data bahan pakan akan yang ditanamkan dan diolah di pusat olah data (server), sehingga server mampu melakukan sebagian dari fungsi kecerdasan manusia., misalnya dengan machine learningOleh karena itu sangat diperlukan kebijakan pemerintah untuk dapat menjamin ketersedian bahan pakan khususnya jagung. Diharapkan peran pemerintah terhadap kepastian kuantitas dan ketersediaan jagung yang tersedia dan stabilisasi harga.

Menurut bapak industri pakan di Indonesia sekarang sudah mengarah ke era industri 4.0? dan sudah sesiap apa industri pakan kita menghadapi era industri 4.0?

Untuk industri yang besar, ada yang sudah menerapkan walaupun belum semuanya; dan ada juga mulai menjajaki teknologi near infra-red (NIR) yang berbasis real time. Sehingga kontrol produk sudah dilakukan sejak dalam proses pencampuran sehingga produk hasil akhirnya lebih sesuai dengan spesifikasi. Untuk menghadapi era industri 4.0 maka semua harus terkoneksi dengan data dan terkoneksi dengan jaringan internet sehingga dibutuhkan jaringan internet yang reliable dan tidak terputus putus karena sekarang sudah mulai menggunakan sistem mobile dan dikontrol dengan remote control sehingga semua proses produksi dapat dikontrol dari jarak jauh dan real time. Misalnya pada farm dimana pakan akan diberikan kepada ayam, maka dapat dimonitor pengiriman pakan melalui Global Positioning System (GPS), sehingga dapat diketahui pakan telah dituangkan ke silo farm atau belum. Semua itu sangat membutuhkan koneksi internet. Sehingga dengan adanya black out yang terjadi sebulan lalu, dimana semua jaringan internet di pulau Jawa terganggu hal ini sangat mengganggu dan merugikan karena tidak ada sistem yang dapat berjalan tanpa internet, sehingga infrastruktur kita harus selalu menjamin jaringan koneksi internet. Dalam era industri 4.0 insfrastruktur kita harus bisa expect the unexpected (mampu menduga sesuatu yang tidak terduga). Namun disisi lain masih banyak pabrik yang masih belum siap mengadopsi era industri 4.0 yaitu pabrik skala menengah dan kecil dimana proses produksi masih belum siap untuk menerapkan Revolusi Industri 4.0.

Bagaimana pendapat Bapak, dengan adanya perbedaan penerapan industri 4.0 antara pabrik skala besar, menengah dan kecil, apakah era industri 4.0 dapat “mengancam” keberlanjutan usaha pakan skala menengah dan kecil?

Dalam naungan satu grup GPMT, yang dihitung tidak serta merta tentang “siapa yang paling cepat mencapai garis finish”. Sebagai satu grup, ditentukan waktunya berdasarkan yang paling lambat akan menentukan secepat apa kita bisa menghadapi era industri 4.0. Oleh karena itu, diperlukan penyesuaian bagi mereka yang lambat dengan pengadopsian teknologi yang berarti mereka harus berinvestasi cukup besar di dunia industri. Pembinaan, perhatian dan mengajak penanaman modal asing juga dapat mendongkrak daya saing pabrik pakan dalam negeri. Daripada kita mengimpor ayam dari Brazil atau pakan dari i luar, lebih baik kita mengajak pihak asing untuk berinvestasi di sini, maka mereka berproduksi disini, sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan disini dan nantinya akan meningkatkan efisiensi produksi sehingga dapat menambah daya saing pabrik pakan di Indonesia.

Berdasarkan basis data di GPMT, berapa jumlah pabrik pakan anggota GPMT yang telah menerapkan teknologi mutakhir dalam memproduksi pakan yang telah siap mengadopsi industri 4.0?

Berdasarkan data jumlah pabrik pakan di Indonesia yang telah siap mengadopsi industri 4.0 adalah sekitar 15-20%. Baru sekitar 15 pabrik yang sedang berbenah diri untuk menerapkan teknologi mutakhir dalam proses produksinya.

Menurut prediksi Bapak, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk industri-industri pakan di Indonesia dapat menerapkan era industri 4.0 secara utuh?

Pada kenyataannya, industri pakan kita tertinggal sekitar 10 tahun dari Thailand. Sehingga diprediksikan mungkin baru sekitar 10 tahun lagi industri pakan di Indonesia secara mayoritas dapat menerapkan industri 4.0

Dengan fakta penerapan teknologi yang mutakhir dapat membuat pekerjaan lebih efisien, lalu disisi lain apakah akan berdampak pada pengurangan jumlah tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi pakan?

Pengurangan tenaga kerja sebagai akibat mekanisasi dan robotisasi sudah mulai terlihat dalam era industri 3.0 dimana industri 3.0 ditandai dengan mekanisasi dan penggunaan teknologi robotik. Sejak beberapa tahun lalu sudah ada persaingan antara manusia dengan mesin sebagai dampak dari mekanisasi dan robotisasi. Seperti halnya sekarang penjaga tol sudah tidak ada lagi orang/petugas namun digantikan dengan mesin. Juga jumlah ATM dan teller bank mulai menurun pertumbuuhannya. Hal tersebut merupakan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 20196

Page 9: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

topik utamasesuatu yang tidak bisa dihindari. Kita tidak bisa membandingkan antara manusia dengan mesin dan robot, karena mesin dan robot memiliki presisi lebih tinggi, sehingga dapat mengurangi potensi human error. Apalagi generasi mileneal sudah mulai menuntut serba instan (cepat) sebagai bagian dari life style. Kita sadari bahwa dengan mekanisasi dapat meningkatkan efisiensi namun disisi lain mengurangi jatah pekerjaan bagi manusia. Nah artinya kita harus jeli, mungkin satu sisi kita meningkatkan efisiensi dengan mekanisasi tetapi di sisi lain lapangan kerja dapat ditingkatkan dengan peningkatan atau pengembangan jumlah pabrik, dan silo danserta (corn) dryer melalui ekspansi besar-besaran untuk membangun pabrik di luar Pulau Jawa, Jadi bukan hanya dalam bentuk penambahan pabrik pabrik baru tetapi juga bisa berupa pembangunan infrastruktur (gudang/silo/dryer) dengan tujuan untuk meningkatkan kapasitas penyimpanan atau produksi sehingga dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja, karena adanya demand yang terus meningkat.

Terkait dengan efisiensi produksi tersebut, bagaimana dengan biaya produksi? Apakah kemudian menjadi lebih murah?

Disadari memang penerapan teknologi memerlukan investasi yang lebih besar, namun dapat meningkatkan efisiensi sehingga pengembalian investasi lebih cepat. Sebagai contoh dulu pabrik produksi per jam adalah 10 -13 ton, dengan penerapan teknologi mutakhir pabrik dapat berproduksi 18 ton atau bahkan bisa mencapai 17 - 20 ton per jam. Sehingga meskipun investasi lebih tinggi namun semakin tinggi outputnya maka biaya produksi pakan per kilogramnya akan turun. Namun sayangnya biaya produksi pakan (feed cost structure) sangat tergantung pada bahan pakan, yaitu sekitar 85-90%, sedangkan manufacture dan teknologi hanya mengambil porsi 3-4% dari struktur harga pakan. Namun dengan penggunaan teknologi mutakhir dapat meningkatkan 30% lebih tinggi terhadap output produksi.

Menurut Bapak, terkait dengan personel sebagai tenaga kerja dituntut memiliki spesifikasi yang seperti apa untuk menghadapi industri 4.0?

Sebenarnya dalam industri 4.0 teknologi adalah sebagai senjata/tools pemutus bagi para pebisnis untuk meminimalkan biaya tenaga kerja. Namun yang perlu disadari adalah teknologi itu adalah sebagai senjata sedangkan yang terpenting adalah siapa yang memegang dan menggunakan senjata tersebut, sehingga orang/-(SDM)sumber daya manusia yang perlu diperhatikan. Sehingga kalau dibaratkan teknologi itu bak pisau bermata dua. Di tangan yang benar maka teknologi dapat bermanfaat dan mensejahterakan manusia. Dengan demikian orang yang memegang atau menggunakan teknologi harus memiliki keahlian dan kemampuan yang mumpuni untuk menggunakan teknologi tersebut.

Menyambung dengan yang disampaikan Bapak, bahwa personel tersebut harus memiliki keahlian, menurut bapak apakah personel dalam proses produksi dan kontrol kualitas pakan/bahan pakan yang bekerja di pabrik perlu di sertifikasi? Bila belum perlu, bisa dijelaskan alasannya

Perlu petugaspersonel yang menangani proses produksi dan kontrol kualitas pakan yang bersertifikat, yang menunjukkan bahwa personel tersebut sudah memiliki keahlian sehingga berkompetensi sesuai dengan profesi/bidang pekerjaannya, sehingga mampu menyelesaikan tugas dan fungsinya.Tusi-nya

Jika memang perlu ada sertifikasi bagi personel, apakah pihak pabrik pakan berkenan untuk memfasilitasi?

Melalui Asosiasi kami akan senang bisa memberikan bantuan fasilitas yang saling menguntungkan dengan memberikan bekal tehnis kepada personel/petugas (Wastukan) untuk lebih dapat memahami nature of the business dari pabrik pakan ternak.

Menurut Bapak, hal-hal apakah yang perlu diwaspadai oleh kita sebagai sumber daya manusia pakan dalam menghadapi era industri 4.0

Petugas harus tahu dengan precise dimana letakka critical control point yang harus dievaluasi dan sebaliknya juga bisa lebih memahami apa yang harus dilakukan dan yang harus tTidak boleh dilakukan (doDO’ses and don’tDONTs) ketika melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi di lapangan (pabrik pakan).

Kementerian Pertanian memiliki pejabat fungsional Pengawas Mutu Pakan yang bertugas untuk mengawasi dan mengontrol mutu pakan yang diproduksi dan beredar di Indonesia. Menurut Bapak, apa saja peran wastukan yang diharapkan untuk mempermudah industri pakan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat?

Batasan wewenang, ketrampilan dan pemahamam atas business process di pabrik pakan, komunikasi yang efektif dengan pihak pabrik pakan yang sifatnya pembinaan.

Apakah ada saran saran agar wastukan menjadi lebih baik dan lebih professional dalam menjalankan tugasnya?

Perannya mungkin lebih di kedepankan tentang pembinaan dan continous improvement dalam upaya untuk meningkatkan mutu pakan dan mutu pelayanan, sehingga ada jaminan bagi peternak untuk mendapatkan pakan ternak yang bermutu sehingga bisa mendapatkan keuntungan melaui bisnis peternakannya; di lain pihak dapat menempakan diri sebagai mitra feedmiller dalam kaitan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pakan, continous improvement.

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 7

Page 10: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Oleh : Silvia Wisnu Kusumawardhani, Wastukan Pertama Direktorat Pakan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 20198

biSniS PaKan berbaSiS DigitaL

Sektor pertanian merupakan penyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia. Salah satu sub sektor pertanian adalah peternakan. Permintaan akan produk peternakan sangat tinggi dan mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Namun, dibalik tingginya permintaan tersebut belum diikuti suplai yang memadai. Salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya produktivitas ternak dalam negeri karena rendahnya kualitas pakan ditingkat peternak. Salah satu solusi permasalahan diatas adalah dengan menyediakan aplikasi berbasis Android yang membantu peternak dalam mendapatkan produk pakan dengan kualitas yang baik dengan harga terbaik dan mudah dalam pembelian hingga pendistribusiannya. Di tengah hype startup teknologi yang umumnya menggarap sektor sosial, perdagangan, permainan dan hiburan, ternyata tak sedikit yang mau memfokuskan diri untuk mengembangkan sistem yang membantu tata kelola pertanian, perikanan, perindustrian agro lainnya, dan khususnya bidang peternakan.

Konsep baru di sektor peternakan ini dapat terus digalakkan untuk mencapai swasembada khususnya bidang peternakan. Inovasi tersebut dinilai akan mampu membuat sektor peternakan terlihat mentereng, terutama memudahkan jalur investasi. Faktanya di lapangan peternak membutuhkan banyak sokongan dan akses baik bahan

topik utama

Berbagai pendidikan terus diasah oleh putra-putri bangsa guna memastikan aset bangsa tersebut terkelola dengan baik dalam ilmu pertanian, perikanan, maupun peternakan. Tak berhenti di sana, di era modern ini, dengan pendekatan digital, para inovator muda pun tak mau kalah berlomba – lomba menciptakan berbagai jenis produk teknologi dan mereka mencoba memberikan solusi terpadu untuk menguatkan sektor agro tersebut.

Page 11: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 9

baku maupun permodalan untuk memaksimalkan budidayanya. Memiliki visi untuk memotong rantai distribusi komoditas peternakan, solusi ini memungkinkan peternak untuk langsung menjual hasil panennya ke konsumen dengan harga yang kompetitif.

Menitikberatkan pada tiga rantai bisnis utama dari industri peternakan, yakni rantai pasokan di hulu meliputi digitalisasi kegiatan produksi peternakan, manajemen logistik selepas panen, sistem distribusi hingga ke tangan konsumen di bagian hilir. Semua itu diharapkan dapat membantu para konsumen dan juga menjaga proses produksi serta distribusi dengan membentuk jaringan penyediaan kebutuhan para peternak. Investasi, ketersediaan dan akses tentu menjadi poin yang sangat penting dalam upaya peternak mengembangkan usahanya. Ketiga hal tersebut difasilitasi secara digital dengan berbagai macam startup-startup antara lain :1. ePakan.id ePakan membantu peternak dalam

mendapatkan produk pakan dengan kualitas yang baik dan mudah dalam pembelian hingga pendistribusiannya. Sebagai salah satu media jual beli online pakan dan produk hasil ternak yang mempertemukan peternak, produsen pakan, petani dan masyarakat umum.

2. Pantau Harga Sebuah aplikasi yang bisa digunakan untuk

tempat tawar menawar dan melakukan jual beli antara penyedia bahan baku dengan petani/peternak, dilengkapi dengan basis data harga yang menjadi acuan aplikasi ini diharapkan untuk memudahkan petani dalam transaksinya. Pantau Harga menargetkan empat pengguna sekaligus,

yakni konsumen, petani, Kantor Unit Desa (KUD) dan pemerintah.

3. Forpate Forpate adalah sebuah aplikasi yang dirancang

untuk memudahkan dalam mengelola usaha peternakan ruminansia dengan fokus utamanya pada formulasi pakan, berikut sarana dan prasarana pendukungnya.

Startup dengan model investasi juga telah banyak ditawarkan bagi mereka yang tidak memiliki lahan untuk beternak namun masih ingin berinvestasi dalam dunia peternakan antara lain:

1. Vestifarm.com (sistem bagi hasil)2. Sevendream Farm (sdf digital) (usaha ternak

unggas)3. Kandang.in4. Desaternak.com5. TernaKu6. Pengusahaternak.com7. TernaknesiaPenting sekali bagi pengguna untuk memilih

dengan baik aplikasi atau startup yang mudah dalam bertransaksi, aman dan nyaman.

topik utama

Di tengah hype startup teknologi yang umumnya menggarap sektor sosial, perdagangan, permainan dan hiburan, ternyata tak sedikit

yang mau memfokuskan diri untuk mengembangkan sistem yang

membantu tata kelola pertanian, perikanan, perindustrian agro lainnya,

dan khususnya bidang peternakan

Page 12: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Oleh : Ir. Triastuti Andajani, M.Si

Perubahan yang signifikan terjadi di berbagai bidang, khususnya di bidang industri di era

revolusi industri 4.0. Untuk mengantisipasi perubahan yang sangat cepat, SDM bidang peternakan, khususnya bidang pakan seyogyanya terus berbenah secara cepat dimulai dari menyelaraskan berbagai regulasi, memperbaharui sistem diklat dan meningkatkan kompetensi dan profesionalitas SDM agar kita tidak gagap dalam menghadapi semua perubahan yang terjadi dan mampu mengisinya dengan baik, supaya hasil yang didapat lebih optimal.

Untuk mengetahui bagaimana kesiapan SDM para lulusan Fakultas Peternakan, saya berkesempatan menemui dan mewawancarai Prof. Dr. Ir. Nahrowi Ramli, M.Sc, Ketua Umum AINI (Asosiasi Ahli Nutrisi dan Pakan Indonesia) yang ditengah kesibukannya bisa menerima saya untuk bincang-bincang soal industri peternakan 4.0. Pada saat tersebut hadir juga 2 orang mahasiswa semester 7 Fapet IPB : mas Rahmadani dan mbak Husnul serta seorang staf AINI yaitu mbak Febri yang ikut serta dalam pembicaraan kami, kadang pertanyaan yang saya ajukan dilempar kembali oleh Prof. Nahrowi kepada mas Dani dan mbak Husnul dan meminta mereka turut merespons beberapa pertanyaan yang saya ajukan.

Bagaimana sih Pak gambaran industri peternakan dan industri pakan di era industri 4.0 ini ?

“Industri peternakan dan pakan di negara maju sudah mengikuti era industry 4.0, namun di Indonesia hanya industri peternakan unggas dan industri pakan skala besar saja yang sudah mengikuti era industri 4.0 meskipun belum secara menyeluruh. Sedangkan industri peternakan lainnya seperti peternakan ruminansia belum menerapkan industri 4.0 sama sekali”

Bicara tentang industri pakan ternak, sebetulnya apakah ada perbedaan dalam penerapan industri 4.0 antara pabrik pakan skala besar, menengah dan skala kecil ?

“Tidak ada. JIka semua indusri pakan baik besar, menengah dan kecil sudah menerapkan industri 4.0, maka semua proses yang dilakukan harusnya sama. Namun kenyataannya saat ini baru industri pakan skala besar yang sudah menerapkan penuh industri 4.0, sedangkan industri skala menengah dan kecil belum sepenuhnya karena masih semi-otomatis bahkan pabrik pakan skala kecil masih ada yang proses produksinya dilakukan secara manual”.

Dari perspektif Perguruan Tinggi, kebijakan atau program

apa saja yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi era industri 4.0 ?

“Perguruan Tinggi harus menyesuaikan kurikulumnya sesuai dengan kebijakan pemerintah dalam menghadapi era industri 4.0. Dalam hal ini, IPB sedang mempersiapkan kurikulum yang sesuai agar dapat mempersiapkan SDMnya untuk menghadapi era industri 4.0. Salah satu bentuk nyata IPB dalam menghadapi era industri 4.0 adalah dengan mempersiapkan perangkatnya untuk dapat melaksanakan perkuliahan jarak jauh dan merubah kurikulum”.

Apakah lulusan Fapet, selain mempunyai bekal ilmu pengetahuan bidang peternakan yang bersifat umum, masih memerlukan pemantapan kompetensi yang lebih spesifik ? Apa saja ? dan bagaimana legalisasi dari kompetensi tersebut ?

“Ya, para sarjana yang lulus dari Fakultas Peternakan tentu saja masih perlu dibekali pemantapan kompetensi teknis yang lebih spesifik, agar siap bekerja di lapangan sesuai kompetensi yang dibutuhkan, misal kompetensi sebagai pembibit (breeder), formulator, nutritionis, dll. Kompetensi tersebut bisa dikembangkan sendiri oleh Perguruan Tinggi

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201910

topik utama

Peran Perguruan tinggi DaLam memPerSiaPKan SDm PaKan Di era inDuStri 4.0

Page 13: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

seperti program profesi atau bisa juga dikembangkan oleh institusi resmi lainnya”

Jika demikian, apakah saat ini Perguruan Tinggi juga memfasilitasi kebutuhan pemantapan kompetensi tersebut dan apa bentuknya Prof ?

“Ya tentu saja, kita di Fakultas Peternakan akan memfasilitasi kebutuhan para lulusan Fapet tersebut, bentuknya seperti program profesi (insinyur, formulator, nutrisionis)”.

Jika misalnya sebuah Perguruan Tinggi belum dapat memfasilitasi kebutuhan tersebut, apa yang harus dilakukan ?

“Jika seumpamanya Perguruan Tinggi belum dapat memfasilitasi pemantapan kompetensi, maka seyogyanya Perguruan Tinggi perlu memfasilitasi mahasiswa dan fresh graduatenya dengan program penguatan kapasitas atau capacity building melalui pelatihan-pelatihan atau workshop (misalnya tentang leadership, integrity, mengenal jati diri), career development and assessment, kuliah dengan sistem daring/online, memperbaiki sarana dan prasarana digital, networking, program kreatif, dan sebagainya.

Menurut bapak, perlukah Pemerintah memfasilitasi pelatihan khusus bagi para lulusan Fakultas Peternakan ?

“Tentu saja perlu, Pemerintah bersama dengan pihak Perguruan Tinggi dalam hal ini Fakultas Peternakan dapat membantu para lulusan Fakultas Peternakan”

Kira-kira instansi pemerintah yang mana yang diharapkan dapat memberikan fasilitasi tersebut ? Apa saja jenis pelatihannya ?

“Ada beberapa pihak

Kementerian seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian ESDM, Kementerian RistekDikti. Jenis pelatihan disesuaikan dengan kebutuhan para lulusan Fapet agar tidak gagap dan siap menghadapi dunia kerja, dapat berupa kompetensi teknis terkait bidang peternakan atau pelatihan yang dapat mendukung penguatan karakter sebagaimana telah saya sebutkan sebelumnya” (capacity building, career development and assessment, internship).

Bagaimana peran pihak swasta ? apakah juga memungkinkan bisa memfasilitasi pelatihan tersebut ?

“Ya tentu saja, pihak swasta perlu ikut mengembangkan kompetensi mahasiswa dan jangan hanya sebagai pihak yang menuntut lulusan berkualitas. Magang (internship) di perusahaan terkait dengan ilmu peternakan merupakan hal yang mungkin ditawarkan oleh pihak swasta, misalnya di pabrik pakan, di perusahaan pembibitan ternak, di perusahaan pengolahan hasil peternakan”

Bapak pasti sudah mengetahui bahwa di Kementerian Pertanian ada pejabat fungsional pengawas mutu

pakan atau Wastukan. Menurut Bapak apa saja peran wastukan yang diharapkan untuk mempermudah industri pakan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat saat ini ?

“Wastukan ke depan harus lebih proaktif dalam mengawasi setiap proses, tidak hanya dalam proses menghasilkan produk pakan berkualitas tetapi dari proses pemilihan bahan baku, sampai kepada kualitas produk pakan yang dihasilkan oleh sebuah pabrik. Oleh karenanya menurut saya para Wastukan harus secara rutin mendapatkan pelatihan, disertifikasi kompetensinya oleh Lembaga Sertfikasi Profesi dan diberi wewenang yang lebih agar para Wastukan ini lebih berwibawa dan dapat melakukan pekerjaannya secara professional. Pengawasan mutu pakan di era industri 4.0 dapat dilakukan secara offline dan online sehingga Wastukan perlu dibekali dengan ilmu IT dan ilmu lainnya yang terkait dengan industri 4.0”

Tidak terasa bincang-bincang saya dengan Prof. Nahrowi yang dilakukan di café Nays dan lanjut di kantor Sekretariat AINI yang bertempat di lingkungan kampus Fakultas Peternakan Darmaga sudah berlangsung cukup lama hingga menjelang makan siang dan terpaksa harus diakhiri karena beliau punya kesibukan lainnya.

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 11

topik utama

Page 14: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Oleh: Rofiqoh Nurul Huda,S.Pt; Calon Pengawas Mutu Pakan Ahli Direktorat Pakan

INFOVolume 6 No. 1 Juni 201912

laporan utama

UJI KOMPETENSI METODE CAT (COMPUTER ASSISTED TEST)

Kompetensi adalah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu competence yang berarti kecakapan,

kemampuan dan kewenangan. Dalam Permenpan RB Nomor 22 tahun 2013 Tentang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan dan Angka Kreditnya disebutkan bahwa pengertian kompetensi adalah kemampuan yang disyaratkan untuk dapat melakukan kegiatan pengawasan dan pengujian mutu pakan yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan/atau keahlian, serta sikap kerja tertentu yang relevan dengan tugas dan syarat jabatan. Dalam peraturan menteri tersebut disebutkan juga bahwa ujian kompetensi ini dilaksanakan oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) dari jabatan lain yang akan diangkat dalam jabatan Pengawas Mutu Pakan, serta Pengawas Mutu Pakan yang akan naik jenjang jabatan setingkat lebih tinggi.

Dalam perkembangannya, terbitlah PP Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Dalam peraturan pemerintah tersebut dijelaskan bahwa setiap PNS yang akan menduduki jabatan tinggi, administrasi serta fungsional harus mengikuti dan lulus uji kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosio kultural sesuai standar kompetensi yang telah disusun oleh

instansi Pembina. Kementerian Pertanian sebagai Instansi Pembina 16 (enam belas) jabatan fungsional telah melaksanakan uji kompetensi dalam rangka peningkatan profesionalisme dan pengembangan karir pejabat fungsional dengan ketentuan sebagai berikut: Uji Kompetensi dilaksanakan sebagai syarat pengangkatan dalam jabatan fungsional bidang pertanian, kenaikan jenjang jabatan setingkat lebih tinggi, perpindahan dari jabatan fungsional kategori keterampilan ke dalam jabatan fungsional kategori keahlian dan maintain performance.

Tahun 2019 ini, bangsa Indonesia merayakan Kemerdekaan Indonesia yang ke 74 tahun. Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kemerdekaan Republik Indonesia mengambil Tema SDM Unggul Indonesia Maju. Salah satu upaya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, adalah dengan menyelenggarakan uji kompetensi bagi pejabat fungsional.

Dalam menyongsong era revolusi industri 4.0 atau fourth industrial revolution (4IR), dalam hal peningkatan kualitas SDM maka, ada hal yang berbeda dalam uji kompetensi tahun ini, dimana sebelumnya dengan sistem manual, maka sekarang metode pelaksanaan uji kompetensi adalah dengan

Computer Assisted Test (CAT). CAT merupakan metode ujian dengan menggunakan alat bantu computer. CAT lebih dulu dikenal sebagai metode uji bagi pelamar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dalam menentukan standar minimal kompetensi dasar bagi pelamar CPNS. Dalam perkembangannya sistem uji dengan CAT diadopsi untuk uji kompetensi bagi jabatan fungsional.

Perbedaan uji kompetensi manual dengan CAT

Kelebihan sistem CAT pada uji kompetensi jabatan fungsional dengan sistem manual adalah sistem CAT lebih menguntungkan bagi peserta karena penilaian dilakukan secara obyektif, lebih mudah dilakukan karena hanya perlu meng-klik jawaban pilihan ganda, lebih murah biaya serta peserta ujian dapat mengakses dengan mudah terhadap skor yang diperoleh. Soal uji kompetensi terdiri dari 100 soal pilihan ganda yang harus dikerjakan dalam waktu 90 menit. Sebelum tes dimulai, peserta yang terdiri dari pegawai negeri sipil (PNS) akan diminta untuk registrasi serta menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada panitia. Panitia akan memberikan kode PIN sesuai dengan Nomor Induk Pegawai (NIP) masing-masing peserta. Nantinya PIN tersebut akan digunakan pada

Page 15: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 13

laporan utama

saat login ke aplikasi CAT. Kode PIN tersebut tidak akan sama antara peserta satu dengan yang lainnya. Kode PIN berfungsi memastikan bahwa soal yang dikerjakan sesuai dengan jabatan fungsional tiap-tiap peserta, serta soal yang dikerjakan oleh peserta dari jabfung yang sama akan berbeda. Sebab bank soal dari BKN berjumlah 1000 soal

Tampilan aplikasi CATPada aplikasi sistem CAT,

peserta akan melihat nomor-nomor soal baik yang sudah dijawab atau belum. Soal yang sudah dijawab akan berwarna hijau sementara soal yang belum dijawab akan berwarna merah. Dalam sistem CAT jawaban benar akan memperoleh nilai 1 sementara jawaban salah akan memperoleh nilai 0, sehingga diharapkan semua peserta menjawab semua soal tanpa perlu ada yang dikosongi. Dalam aplikasi CAT ini juga akan terlihat tampilan menu waktu yang menunjukkan durasi selama peserta mengerjakan tes. Durasi waktu 90 menit akan berjalan mundur sejak peserta mulai meng-klik soal. Setelah durasi waktu mengerjakan soal habis, maka di tampilan layar akan muncul nilai dari soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta.

Passing GradeUntuk kategori keterampilan

dan keahlian dipersyaratkan nilai passing grade yang berbeda.

Passing grade adalah batas minimal yang harus dicapai oleh peserta agar dapat lulus dalam

ujian kompetensi sesuai dengan jenjang jabatan. Hal ini sesuai dengan Permentan 35 tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Uji Kompetensi Bidang Pertanian yang memuat nilai ambang batas untuk masing-masing kategori.

Bagi para peserta ujian jenjang madya, maka setelah memperoleh nilai yang lolos passing grade maka akan dilakukan ujian wawancara oleh Biro Organisasi dan Kepegawaian.

Dengan makin Cepat, Akuntabel, serta Transparansinya sistem uji kompetensi bagi jabatan fungsional RIHP dibawah binaan Kementerian Pertanian ini diharapkan akan semakin meningkatkan profesionalitas dan pengembangan karir para pejabat fungsional. (AG)

Kategori Jenjang Jabatan Skor CAT Skor Wawancara

Ketrampilan Pemula 60Terampil 65Mahir 70Penyelia 75

Keahlian Pertama 70Muda 75Madya 75

IV/a 65IV/b 70IV/c 75

Utama 80IV/d 80IV/e 85

Dalam menyongsong era

revolusi industri 4.0 atau fourth industrial

revolution (4IR), dalam hal peningkatan

kualitas SDM maka, ada hal yang berbeda dalam uji kompetensi

tahun ini, dimana sebelumnya dengan sistem manual, maka

sekarang metode pelaksanaan uji

kompetensi adalah dengan Computer Assisted Test (CAT)

Page 16: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201914

laporan utama

STANDAR KOMPETENSI KERJASumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan tercapai tujuan organisasi maupun tercapainya tujuan suatu bangsa. Manusia yang memiliki kompetensi dan daya saing unggul akan meningkatkan produksi dan produktivitas organisasi maupun suatu bangsa, Sumber daya manusia merupakan “intelectual asset” yang memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi personel yang kompeten dalam suatu pekerjaan atau profesi, sehingga mampu menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Perkembangan ilmu pengetahuan yang pesat khususnya di bidang teknologi informasi dan komunikasi serta tersedianya layanan internet yang luas memberikan banyak perubahan-perubahan teknik menyelesaikan pekerjaan. Proses kerja dalam suatu sistem dapat dihubungkan dan ditindaklanjuti atau dieksekusi melalui suatu aplikasi, sehingga pekerjaan dapat terselesaikan lebih cepat dan tanpa harus saling bertatap muka. Suatu proses atau pekerjaan dapat dilihat dan dikendalikan dari jauh, sehingga bisa dikendalikan dimana saja (controlled anywhere). Bahkan pemecahan suatu masalah dapat diselesaikan oleh instrumen yang memiliki sistem untuk mengenal data eksternal dengan benar, mempelajari data dan mengolahnya untuk mencapai tujuan atau menyelesaikan kegiatan tertentu (Artificial intelligence). Kondisi ini menjadi ciri kehidupan di era revolusi industri 4.0. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang informasi dan komunikasi ini sedang dan akan tetap berkembang terus sehingga akan dilanjutkan dengan era revolusi 5.0, 6.0 dan seterusnya di masa yang akan datang.

Persaingan global di era pasar bebas telah membuka persaingan tidak hanya aliran modal tetapi juga persaingan sumber dayanya manusianya. Resiko persaingan global tenaga kerja memberikan dampak pengangguran bagi sumber daya manusia kurang kompetensi dan lemah informasi. Di era revolusi industri 4.0 banyak tersedia aplikasi-aplikasi yang membantu para pencari kerja untuk memberikan informasi kompetensi dan pengalaman kerjanya dan dapat diakses oleh pihak-pihak yang membutuhkan kerja. Istilah “dari pintu ke pintu membawa map lamaran kerja” tidak ada lagi karena

pengumuman lowongan pekerjaan dan pengajuan lamaran pekerjaan terjadi di alam maya. Personel yang mampu mengisi lowongan kerja bisa dari negara lain asalkan dapat memenuhi persyaratan yang diminta dari pemilik pekerjaan dan memenuhi regulasi negara setempat, terasa batas negara tidak ada lagi (borderless).

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sebagai sistem perdagangan bebas di tingkat regional negara-negara ASEAN telah mensepakati aliran bebas tenaga kerja terampil (free flow of labor skill) menambah derasnya aliran tenaga kerja baik ke dan dari Indonesia. Tedapat 12 sektor prioritas arus bebas tenaga kerja terampil yakni tenaga kerja perawatan kesehatan (health care), turisme (tourism), jasa logistik (logistic services), e-ASEAN, jasa angkutan udara (air travel transport), produk berbasis agro (agrobased product), barang-barang elektronik (electronics), perikanan (fisheries), produk berbasis karet (rubber based products), tekstil dan pakaian (textile and apparels), otomotif (automotive) dan produk berbasis kayu (wood based products)

Tiga Pilar Pengembangan SDMKondisi dinamika dan aliran tenaga kerja

yang cukup deras, menuntut adanya regulasi di bidang tenaga kerja, khususnya tersedia, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), Kerangka Kerja Nasional Indonesia (KKNI) dan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). SKKNI merupakan rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan dan/atau keahlian serta sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan. SKKNI ditetapkan oleh Kementerian yang membidangi ketenagakerjaan, sedangkan pengembangan dan penetapan pemberlakuan SKKNI adalah di Kementerian atau Lembaga Non Kementerian teknis yang membidangi pekerjaan tersebut. SKKNI akan menjadi acuan kompetensi bagi calon tenaga kerja yang akan menduduki suatu pekerjaan/okupasi. KKNI adalah penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapt menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi

Oleh : Dr. Agus Susanto, Wastukan Madya Direktorat Pakan

Page 17: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 15

laporan utama

kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor. Indonesia menggunakan KKNI 9 level dengan mempertimbangkan pendidikan formal (program akademik,kejuruan, vokasi dan profasi) dan pendidikan nonformal (pelatihan dan pengalaman).

Dengan adanya standar kompetensi Kerja akan memudahkan pihak pencari pekerjaan dan pencari tenaga kerja. Orang yang bekerja dalam suatu jenis pekerjaan harus mampu memenuhi standar kompetensi pekerjaan tersebut supaya pekerjaan dapat diselesaikan dengan benar, cepat dan hasil kerja yang optimal. Standar kompetensi kerja dibutuhkan pula oleh pihak-pihak yang mengembangkan sumber daya manusia yakni lembaga pendidikan dan pelatihan. Lembaga penyelenggara pendidikan dasar, menengah dan perguruan tinggi maupun lembaga penyelenggara pelatihan menyusun kurikulumnya berbasis Standar Kompetensi Kerja, sehingga terjadi link and match antara dunia pendidikan dengan dunia kerja.

Pengakuan seseorang memiliki kompetensi di suatu pekerjaan adalah sertifikat kompetensi profesi yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP) yang memiliki ruang lingkup pengujian pada pekerjaan tersebut. Personel yang ingin mendapatkan sertifikasi profesi harus mengikuti ujian kompetensi di LSP. Dasar ujian kompetensi adalah membandingkan kemampuan personel yang bersangkutan dengan persyaratan SKKNI. Kewenangan menyatakan seseorang kompeten atau tidak kompeten adalah LSP. Untuk menjamin bahwa LSP mampu memenuhi syarat dalam menyelenggarakan uji kompetensi, maka LSP harus

dilakukan proses akreditasi oleh badan independen yakni Badan Nasional Standarisasi Profesi (BNSP). Bagi LSP yang terakreditasi maka akan memperoleh lisensi yakni pendelegasian wewenang sertifikasi profesi dari BNSP. Untuk terselenggaranya dunia ketenagakerjaan yang berbasis kompetensi, dibutuhkan tiga pilar.

Pengawas Mutu PakanPengawas Mutu Pakan telah memiliki standar

Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) berdasarkan Surat keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2013 tentang Penetapan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Pertanian Golongan Pokok Peternakan Golongan Pakan dan Bahan Pakan Ternak Sub Golongan Pengawasan Mutu Pakan menjadi Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. SKKNI berlaku secara Nasional dan menjadi acuan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan profesi, uji kompetensi dan sertifikasi profesi.

SKKNI Pengawas Mutu Pakan menjadi acuan baku bagi Institusi pendidikan dan pelatihan, dunia usaha/industri/ penggunaan tenaga kerja dan institusi penyelenggara pengujian dan sertifikasi. Semua stakeholder berperan dalam ketersediaan pengawas mutu pakan yang kompeten dan profesional dalam melaksanaan pengawas mutu pakan mulai dari proses produksi dan peredaran hingga penggunaan pakan. Peninjauan SKKNI dapat dilakukan setiap 5 (lima) tahun atau sesuai kebutuhan untuk melakukan penyesuaian dengan perubahan kondisi yang ada.

Sumber:BNSP

bNsP/lsPleMbaga

diklaT

cOMPeTeNcy based

TRaiNiNg/edUcaTiON

cOMPeTeNcy based

assesMeNT

iNdUsTRi

kkNiskkNi

Tiga Pilar Pengembangan Sumber Daya Manusia berbasis Kompetensi

laporan utama

Page 18: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Pejabat Fungsional Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengujian mutu pakan sesuai dengan peraturan undang-undang. Kegiatan pengawasan meliputi kegiatan pengawasan pembuatan dan peredaran bahan pakan dan pakan. Tujuan pengawasan adalah agar bahan pakan dan pakan yang dikonsumsi oleh ternak aman, berkualitas serta memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Pengawasan dilakukan secara menyeluruh, meliputi penyiapan, pengolahan, penggilingan, pencampuran, pengepakan, penyimpanan, pendistribusian dan pemberian bahan pakan dan pakan, formulasi pakan serta bimbingan dan pembinaan terhadap pelaku usaha bahan pakan dan pakan serta peternak. Pengawas mutu pakan juga memiliki tugas dalam penegakan pelarangan penggunaan antibiotik dan hormon tertentu pada pakan ternak. Intinya Pengawas Mutu Pakan wajib berperan dalam menjaga keamanan pakan sehingga terwujud keamanan pangan (feed safety for food safety.

Kegiatan pengujian mutu pakan yang dilaksanakan oleh pengawas mutu pakan adalah pengujian dengan menggunakan rapid test maupun pengujian di laboratorium pakan. Kegiatan pengujian meliputi penerimaan sampel, penyiapan sampel, pengarsipan sampel, penyiapan bahan kimia, penentuan metode analisis, analisis, pelaporan hasil analisis, pengecekan kelayakan data analisis serta interpretasi hasil analisis.

Selain melaksanakan kegiatan pengawasan dan pengujian bahan pakan dan pakan, Wastukan juga mempunyai tugas untuk mengembangkan sistem dan metode pengawasan dan pengujian, agar pelaksanaan pengawasan dan pengujian dapat terus berkembang dan bersinergi dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, para Wastukan diwajibkan untuk menyampaikan laporan kegiatan

yang dilaksanakan kepada instansi pembina (Direktorat Pakan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian) minimal per semester dan maksimal per tahun dalam bentuk Daftar Usulan Penilaian Angka Kredit (DUPAK) melalui sistem online.

Tugas dan fungsi pengawas mutu pakan yang sangat banyak dan kompleks serta tuntunan perkembangan arus teknologi yang cepat, mengharuskan Wastukan untuk semakin mengasah dan meningkatkan kemampuan diri, ketrampilan dan keahliannya. Peningkatan kompetensi Wastukan wajib dilakukan agar Wastukan memiliki ketrampilan, keahlian, kemampuan kerja, loyalitas dan bekerja secara profesional.

Pengembangan kompetensi SDM di bidang peternakan diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan hewan pasal 78 ayat (2) yang berbunyi “sumber daya manusia dibidang peternakan dan kesehatan hewan perlu ditingkatkan dan dikembangkan kualitasnya untuk meningkatkan ketrampilan, keprofesionalan, dedikasi dan aklak mulia”. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi pada era industri 4.0, Pemerintah menjadikan pembangunan SDM sebagai target utama dan tertuang dalam rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2020.

Pegawai Negeri Sipil memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi. Hal tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil pada pasal 112 ayat (3) dan (4). Ayat 3 menyebutkan bahwa setiap PNS memiliki hak dan kesempatan yang sama untuk diikutsertakan dalam pengembangan kompetensi dengan memperhatikan hasil penilaian kinerja dan penilaian kompetensi PNS yang bersangkutan, sedangkan ayat (4) menyebutkan bahwa pengembangan kompetensi bagi setiap PNS sebagaimana pada ayat (3) dilakukan paling sedikit 20 (dua puluh) jam pelajaran dalam 1 (satu) tahun. Kesamaan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201916

MEMBANGUN SUMBER DAYA MANUSIA PENGAWAS MUTU PAKAN

Oleh : Nur Heni, S.Pt, M.Si; Wastukan Muda Kabupaten Semarang

laporan utama

Page 19: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

hak untuk mengembangkan kompetensi antara wastukan di kabupaten, kota, provinsi dan pusat diharapkan dapat membuat pemerataan kualitas dan kompetensi SDM wastukan.

Pengembangan kompetensi SDM wastukan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

• Pendidikan Pengembangan SDM wastukan melalui pendidikan formal yang sesuai dengan jabatan fungsional wastukan bertujuan untuk meningkatkan ilmu, pengetahuan, kemampuan kerja dan kemampuan berfikir.

• PelatihanPelatihan bertujuan untuk mengembangkan individu dalam bentuk peningkatan keterampilan, pengetahuan dan sikap. Pelatihan dapat dilaksanakan dengan klasikal dan non klasikal. Pelatihan klasikal merupakan pengembangan kompetensi yang dilakukan dengan tatap muka di dalam kelas, seperti : bimbingan teknis, kursus, seminar, pelatihan, workshop, lokakarya dan sosialisasi. Pelatihan non klasikal merupakan pengembangan kompetensi yang dilakukan di alam bebas, di tempat kerja (inhouse training) dan sistem jarak jauh. Pelatihan non klasikal antara lain outbound, studi banding, magang, belajar secara mandiri dengan membaca buku terkait teknis maupun peraturan, mengajar atau memberi bimbingan.

Pelatihan yang dapat diikuti wastukan meliputi pelatihan dibidang pengawasan, pengujian maupun pengembangan sistem dan metode. Pelatihan di bidang pengawasan mutu pakan yang dapat diikuti antara lain : pelatihan petugas pengambil contoh, formulasi pakan, pengembangan tanaman pakan ternak, pengembangan padang penggembalaan, teknologi pengolahan dan penyimpanan pakan.Pelatihan yang berkait dengan pengujian yang dapat diikuti wastukan antara lain : pelatihan teknis pengujian mutu pakan serta pelatihan manajerial dan pengembangan laboratorium.

• PembinaanPembinaan SDM wastukan dapat diberikan oleh instansi terkait, instansi pembina, Badan Kepegawaian Negara (BKN) atau Badan Kepegawaian Daerah (BKD), sehingga wastukan dapat mengetahui peraturan-peraturan baru terkait jabatannya, memperoleh motivasi untuk berkinerja baik, profesional dan disiplin.

• PenghargaanPemberian penghargaan dari institusi daerah

maupun pusat kepada wastukan yang berprestasi merupakan bentuk apresiasi yang akan berdampak kepada motivasi, sehingga meningkatkan kinerja wastukan.

Berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SDM wastukan dan mengoptimalkan keberadaan wastukan adalah :

1. Kegiatan yang dilaksanakan oleh wastukan harus bersinergi dengan tugas dan fungsi unit kerjanya

2. Dukungan dan sinergi pemerintah daerah dengan pusat dalam peningkatan kompetensi SDM wastukan

3. Peran aktif wastukan untuk mencari informasi dan mengikuti kegiatan peningkatan SDM dan jejaring wastukan di Indonesia

4. Wastukan harus memiliki kepekaan terhadap dinamika perubahan yang terjadi dalam proses penyelenggaraan tugas serta inovatif

5. Keberadaan wastukan yang masih minim, diharapkan dioptimalkan fungsinya oleh instansi terkait dengan menempatkan dan menugaskan wastukan sesuai dengan tugas dan fungsinya

Pengembangan kompetensi SDM wastukan diperlukan mengingat tuntutan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, globalisasi, peningkatan daya saing bangsa, serta harapan masyarakat terhadap kinerja aparatur pemerintah pusat dan daerah yang terus berkembang sejalan dengan perkembangan dan dinamika masyarakat. Kompetensi SDM wastukan bukan lagi tentang banyaknya jam kerja atau masa kerja tetapi bagaimana wastukan senantiasa belajar, meningkatkan kompetensi diri dan kinerja. Dengan bekal kompetensi dan tugas yang kompleks wastukan menjadi aset berharga bagi Negara.

Tugas dan fungsi pengawas mutu pakan yang sangat

banyak dan kompleks serta tuntunan perkembangan

arus teknologi yang cepat, mengharuskan

Wastukan untuk semakin mengasah dan

meningkatkan kemampuan diri, ketrampilan dan

keahliannya.

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 17

laporan utama

Page 20: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201918

laporan

PELATIHAN PETUGAS PENGAMBIL CONTOH (PPC) PAKAN

Oleh : Conny Aprilia, S.Pt; Wastukan Pertama Provinsi Kalimantan Barat

Manajemen sebuah laboratorium pengujian pakan yang baik harus memastikan bahwa bahan yang diambil dan disampaikan kepada petugas laboratorium telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan serta seluruh

proses pengujian dilaksanakan dengan baik dan benar, agar hasil pengujian yag dilaporkan dan sertifikat hasil uji yang dikeluarkan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Oleh karenanya petugas laboratorium pakan, petugas teknis pakan maupun seorang pejabat fungsional pengawas mutu pakan yang diberi tugas untuk pengambilan contoh pakan haruslah kompeten. Kompetensi dapat dibuktikan dengan cara antara lain pada saat proses pengambilan contoh maka contoh yang diambil harus dapat mewakili populasi sehingga menjamin objektivitas hasil pengujian.

Sebagai upaya meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan serta mencapai kompetensi tersebut maka Balai Besar Pelatihan Kesehatan Hewan Cinagara (BBPKH) Kementerian Pertanian melaksanakan pelatihan teknis petugas pengambil contoh (PPC) pakan pada tanggal 2-6 September 2019. Pelatihan PPC Pakan dibuka secara resmi oleh Direktur Pakan (Ir. Sri Widayati, MMA) dan dihadiri oleh Kepala Bidang Penyelenggaraan Pelatihan yang mewakili Kepala BBPKH, panitia penyelenggara, dengan jumlah peserta 30 orang yang berasal dari berbagai instansi pemerintah.

Foto Bersama Direktur Pakan Pada Pembukaan Pelatihan Petugas Pengambil Contoh Di BBPKH Cinagara

Page 21: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 19

laporan

Dalam paparannya, Direktur Pakan menyampaikan kebijakan pengawasan mutu dan keamanan pakan yang wajib diketahui oleh para PPC Pakan sebagai dasar hukum dalam melaksanakan tugas di instansi masing-masing. Narasumber pelatihan berasal dari Direktorat Pakan (Yelly, S.Pt), BMPSP Bekasi (Bondan, S.Pt), LSP Pertanian (drh. Bintang), Kepala BBPKH (drh. Wisnu Wasisa Putra, MP), serta perwakilan PT. Welgro Feedmill Indonesia dan PT. Soegio Sukses Sejahtera yang mendampingi dalam kunjungan praktek lapangan.

Hal yang penting untuk dipahami seorang PPC Pakan adalah bagaimana menetapkan produk, membuat sampling plan, menetapkan metode pengambilan contoh, menyiapkan sarana pengambilan contoh, menetapkan unit contoh, melakukan pengemasan unit contoh, melakukan distribusi unit contoh dan menerapkan metode pengambilan contoh.

Hasil pengujian laboratorium hanya akan sia-sia apabila sampelnya tidak dikumpulkan dengan benar, tidak ditangani dengan benar dan tidak mewakili populasi. Semua rangkaian kegiatan harus dilakukan secara optimal agar contoh yang diambil dapat dijamin keterwakilan populasinya. Selain itu, diperlukan sertifikasi/registrasi kompetensi seorang PPC yang dapat dilakukan dengan pendaftaran secara mandiri kepada pihak Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), baik LSP Peternakan atau LSP Pertanian atau lembaga independen lain yang telah terakreditasi sebagai lembaga sertifikasi profesi. Lembaga tersebut akan mengeluarkan sertifikat kompetensi apabila hasil asesmen seorang PPC Pakan memenuhi persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam standar yang berlaku.

Praktek pengambilan contoh pakan dilakukan di pabrik pakan PT. Welgro Feedmill Indonesia di Cibinong dan PT. Soegio Sukses Sejahtera di Cimande Hilir. Secara praktis, peserta pelatihan menerapkan materi yang diperoleh selama pembelajaran yang didampingi oleh narasumber, praktisi dan panitia penyelenggara kegiatan pelatihan.

Evaluasi kegiatan pelatihan PPC Pakan dilakukan

pada akhir kegiatan dengan melakukan seminar hasil kegiatan praktek lapangan secara kelompok dan uji kompetensi secara individu (Post Test dalam pilihan ganda, Essay, Wawancara). Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta pelatihan dalam menyerap materi pelajaran dan penerapannya di lapangan. Seluruh peserta pelatihan (30 orang) dinyatakan LULUS dan berhak memperoleh sertifikat.

Sebagai outcome dari kegiatan pelatihan PPC Pakan, peserta diminta membuat rencana tindak lanjut yang akan diaplikasikan di unit kerja masing-masing seperti menyiapkan sarana pengambilan contoh pakan, melakukan pengawasan pakan yang beredar di tingkat produsen, distributor dan peternak, mengambil contoh sesuai dengan metode yang telah ditetapkan, melakukan pengujian pakan di laboratorium terakreditasi, serta membuat rekomendasi terkait contoh yang diambil.

Pelatihan Petugas Pengambil Contoh (PPC) Pakan dirasakan sangat bermanfaat dan telah meningkatkan kompetensi peserta pelatihan dalamproses pengambilan contoh pakan yang pada akhirnya diharapkan akan dapat menjamin mutu dan keamanan pakan yang beredar di Indonesia. (TAF)

Suasana Diskusi Di Ruang Belajar

Praktek Menerapakan Metode Pengambilan Contoh

Page 22: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201920

laporan

Oleh : Elly Dianita Sari, S.Pt, MBAWastukan Muda – Direktorat Pakan

Kementan Dorong Penerapan Hasil Kajian Pakan Untuk Peningkatan Produktivitas Sistem Peternakan Berbasis Tanaman Pakan Ternak

Kupang-NTT,_ Sinergisitas sangat diperlukan dalam membangun negeri, utamanya untuk pelaksanaan suksesnya program Pemerintah. “Keberhasilan program yang telah dicanangkan Pemerintah mustahil tercapai tanpa sinergitas seluruh elemen”, kata Direktur Pakan Sri Widayati saat mewakili Dirjen PKH pada Seminar Nasional HITPI ke-VIII, yang berlangsung di Hotel Neo Aston Kupang pada 5-6 November 2019

“Kami memberikan apresiasi atas penyelenggaraan Seminar Nasional Himpunan Ilmuwan Tanaman Pakan Indonesia (HITPI) ini, dengan sinergitas seluruh elemen fungsi peternakan dan kesehatan hewan, kita harapkan dapat mendukung pencapaian keberhasilan program-program pemerintah”, ucap Sri Widayati.

Menurutnya, seminar ini adalah salah satu bentuk nyata sinergitas, karena di dalamnya ada keterlibatan peran para ilmuwan dari unsur perguruan tinggi dan peneliti, pelaku (peternak), pemerintah daerah, dan Pemerintah (Kementerian Pertanian) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) dalam pemenuhan kebutuhan pakan berkualitas untuk mensukseskan program-program pemerintah.

Dalam seminar tersebut Sri Widayati berharap

agar melalui seminar ini dapat dihasilkan sumbang saran, gagasan dan ide kreatif yang selanjutnya dapat diformulasikan menjadi usulan kebijakan operasional dalam mendukung pembangunan pakan Indonesia. “Penerapan hasil-hasil kajian para pakar di lapangan, kita harapkan akan dapat mendorong perkembangan tanaman pakan berkualitas pada skala industri” lanjut Widayati dihadapan audiens yang terdiri pakar, birokrat dan praktisi peternakan yang hadir pada seminar tersebut.

Seminar Nasional HITPI merupakan agenda tahunan yang digelar rutin sejak tahun 2011, setelah dibentuk setahun sebelumnya yakni pada tahun 2010. Seminar Nasional ini sebagai forum menggali dan menyebarluaskan hasil-hasil penelitian dan kajian kepada stakeholders, serta sekaligus sebagai bentuk tanggungjawab dan sumbangsaran HITPI kepada masyarakat dalam pengembangan pakan untuk mendukung kemajuan peternakan dan kesehatan hewan.

Keynote Speaker Seminar Nasional HITPI yakni Prof. Luki Abdullah - Ketua Umum HITPI (IPB), Ir. Dany Suhadi - Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT, Dosen Fapet Universitas Mataram - Prof. Dahlanuddin, Dosen Fapet Universitas Nusa Cendana - Prof. J.F Bale Therik, dan Ir. RR. Sri Widayati, MMA - Direktur Pakan, Ditjen Peternakan

Page 23: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 21

laporan

dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian RI.Sebanyak 91 artikel hasil penelitian yang

diplenokan secara pararel dalam rangkaian seminar, berasal dari ilmuwan tanaman pakan ternak Universitas Nusa Cendana, IPB, UGM, Universitas Udayana, Universitas Sam Ratulangi, Universitas Mataram, Universitas Jambi, Universitas Andalas, Universitas Papua, dan BPTP Naiboat membahas tanaman pakan, pakan & nutrisi, produksi dan kesehatan ternak, reproduksi dan pemuliabiakan ternak, pengolahan hasil dan limbah ternak, sosial ekonomi peternakan, lingkungan peternakan. Demikian disampaikan oleh Ketua HITPI NTT Dr. Ir. Twen Dami Dato, MP, di sela-sela acara yang menyatukan beberapa even yakni Seminar Nasional Peternakan ke-V, Seminar Nasional HITPI ke-VIII, dan Kongres Nasional HITPI ke-III. “Acara ini dimulai dengan ide menyatukan beberapa event, sekaligus

memperingati HUT Universitas Nusa Cendana Ke-56” jelasnya.

“Kami berharap seminar ini dapat menghasilkan rekomendasi yang dapat dikirimkan kepada Pemda dan Kementerian Pertanian bagaimana kolaborasi bersama Perguruan Tinggi untuk menyejahterakan masyarakat.” beber Twen.

Ketua Umum HITPI Prof. Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc, Agr berharap agar dalam usia HITPI yang ke delapan, melalui seminar ini akan dapat disosialisasikan dan lebih banyak dimanfaatkan hasil kajiannya bagi pengembangan tumbuhan pakan berbasis sumberdaya lokal yang semakin efisien.

Dalam kesempatan yang sama Kepala Dinas Peternakan Provinsi NTT Ir. Dany Suhadi juga menyampaikan harapannya “Agar ke depan HITPI sebagai mitra pemerintah diharapkan mampu mendorong optimalisasi pemanfaatan dan peran tanaman pakan dalam meningkatkan produktivitas ternak, serta bersinergi dalam mendukung program-program pemerintah untuk mewujudkan ketahanan pangan”.

Dengan nuansa berbeda dari event sebelumnya, Semnas HITPI pada kali ini juga memberikan pelatihan pembenihan tanaman pakan kepada peternak dan kunjungan lapang ke Kabupaten Kupang, yaitu ke Kelompok Tani Ternak Setetes Madu yang melaksanakan usaha pembenihan tanaman pakan ternak Lamtoro Tarramba (Leucaena leucochepala cv Tarramba) dan dalam waktu dekat akan segera mengajukan sertifikasi benih, serta Kelompok Tani Ternak Kaifo Ingu yang melaksanakan Program Kemitraan Wilayah (PKW) dengan tema “Membangun Model Agroeduwisata di Kabupaten Kupang.

“Penerapan hasil-hasil kajian para pakar di

lapangan, kita harapkan akan dapat mendorong

perkembangan tanaman pakan

berkualitas pada skala industri”

Page 24: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201922

laporan

Kebutuhan SDM pertanian Indonesia untuk menguasai produksi alat dan mesin pertanian (alsintan), melakukan modernisasi pertanian di pedesaan, dan memberdayaan masyarakat petani kian mendesak untuk menjawab tantangan pertanian di era industrialisasi 4.0. Pengembangan pertanian modern berbasis teknologi (mekanisasi dan digitalisasi) akan menjadikan pendidikan pertanian menjadi semakin menarik bagi generasi muda.

Dalam salah satu kesempatan, Presiden RI menyatakan bahwa dalam mewujudkan Visi Indonesia tahun 2020 – 2024 maka “pendidikan vokasi harus dihubungkan dengan industri-industri agar lulusannya sesuai dengan kebutuhan dan mereka siap menghadapi hal-hal yang baru”. Kebutuhan SDM dengan keahlian keteknikan pertanian untuk sangat diperlukan untuk mendukung produksi alat dan mesin pertanian, pengelolaan irigasi pertanian (water management), peningkatan added value produk hasil pertanian, modernisasi pertanian di pedesaan, dan pemberdayaan masyarakat tani.

Terkait dengan pecapaian visi misi tersebut maka Kementerian Pertanian memperkuat pendidikan serta pelatihan vokasi untuk melahirkan SDM terampil yang siap memasuki dunia kerja serta mampu menumbuhkan lebih banyak lagi wirausahawan muda, dan menumbuh kembangkan petani milenial untuk mensukseskan Program Pembangunan Pertanian Menuju Lumbung Pangan Dunia 2045. Pendidikan vokasi memiliki peran strategis dan berada di garda terdepan untuk penanganan usia angkatan kerja dan mendidik mereka menjadi tenaga-tenaga terampil, profesional dan memiliki daya kompetitif tinggi yang akan meningkatkan daya saing bangsa.

Menjawab tantangan tersebut maka Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mendirikan Politeknik Enjiniring

Pertanian Indonesia (PEPI). Selain itu Kementerian Pertanian juga melakukan perubahan pada nomenklatur STPP (Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian) menjadi Politeknik Pembangunan Pertanian dan STPP ini telah berhasil meningkatkan pendaftar dari 13.111 orang di tahun 2018 menjadi 17.221 orang di tahun 2019.

Pendirian PEPI dan penguatan STPP mempunyai arti penting untuk menjawab tantangan dunia akan kebutuhan pangan sehingga Indonesia sudah saatnya menyiapkan para unggulan di bidang pertanian yang kreatif dan inovatif

PEPI yang terletak di Jalan Sinarmas Boulevard, Situ Gadung Kecamatan Pagedangan Tangerang Banten 15338, disahkan melalui (1) Permentan Nomor 28 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja PEPI; (2) Permentan Nomor 37 Tahun 2019 tentang Statuta PEPI, dan (3) Keputusan Menristekdikti Nomor 663/KPT/I/2019 tentang Izin Pembukaan Program Studi PEPI. Bekerjasama dengan Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, PEPI mempunyai program studi Teknologi Mekanisasi Pertanian, Tata Air Pertanian, dan Teknologi Hasil Pertanian.

Penggunaan alsintan sudah sejak lama digunakan dan terus berkembang mengikuti perkembangan kebudayaan manusia. Setiap perubahan usaha tani

PENDIDIKAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN

Oleh : R. Gilar Gautama, S.Pt, Wastukan Muda Direktorat Pakan

Page 25: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 23

laporan

melalui mekanisasi pertanian didasari tujuan tertentu yang membuat perubahan tersebut bisa dimengerti, logis, dan dapat diterima. Diharapkan dengan berdirinya PEPI akan memberikan perubahan sistem yang lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Secara umum, tujuan mekanisasi pertanian adalah :

a. meningkatkan efisiensi tenaga manusiab. mengurangi kerusakan produksi pertanianc. menurunkan ongkos produksid. menjamin kenaikan kualitas dan kuantitas

produksie. meningkatkan taraf hidup petanif. memungkinkan pertumbuhan ekonomi pertanian

kebutuhan keluarga menjadi pertanian komersil (comercial farming)

Pemerintah berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan pangan dan mewujudkan kedaulatan pangan, diantaranya melalui produksi dan distribusi 284 ribu unit alsintan untuk menurunkan biaya tenaga kerja dan loses saat panen. Lulusan PEPI dan STPP dapat memberikan kontribusi nyata dalam operasionalisasi alsintan, atara lain

dalam subsektor peternakan yaitu dalam proses pembuatan bahan pakan dan pakan, sehingga peternak dapat memproduksi pakan sendiri dengan kualitas yang tidak kalah dengan produksi pakan pabrikan. Contoh alsintan untuk penanganan dan pengolahan hasil tanaman dan ternak adalah rice milling unit, pengering (dryer), thresher, mesin sortasi, mesin pengolah biji sawit, mesin perajang rumput (chopper), dsb.

Mesin perajang rumput (chopper) dapat difungsikan untuk merajang rumput dan dedaunan kecil untuk pakan ternak ataupun kompos sehingga ternak bisa mencerna makanan dengan mudah, karena rumput atau dedaunan akan dipotong menjadi ukuran yang paling kecil dan halus. Cara untuk merawat mesin ini cukup mudah, mesin harus dibersihkan dari sisa rumput yang menempel setelah digunakan agar tidak mengganggu kerja mesin. Mesin digunakan sesuai dengan kapasitas yang dimiliki agar tidak mengalami kerusakan. Agar petani atau peternak dapat menggunakan dan merawat alsintan dengan baik dan benar maka diperlukan pendampingan dari lulusan PEPI atau STPP. (TAF)

Page 26: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Peningkatan Pelayanan Melalui Peningkatan

Kompetensi Pengawas Mutu Pakan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201924

laporan

PELATIHAN FORMULATOR PAKAN

Oleh : Hesty Natalia, S.Pt, MP; Wastukan Madya Direktorat Pakan

Ternak sering dianalogikan sebagai pabrik biologis yang akan memproduksi Pangan Asal Hewan (PAH)

yaitu daging, susu dan telur. Seberapa optimal dan efisien produksi daging, susu dan telur dari seekor ternak tentu saja akan dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu : teknis, genetis dan lingkungan. Aspek teknis yang sangat berpengaruh dalam produksi ternak adalah pakan. Jumlah yang cukup, kualitas yang terpenuhi dan jaminan keamanan pakan yang diberikan sesuai dengan standar kebutuhan ternak dan fase fisiologisnya merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan.

Banyak kejadian di lapangan kita temukan, ternak dengan pertumbuhan yang tidak optimal akibat pemberian pakan ala kadarnya yang mengakibatkan ternak defisiensi nutrisi (malnutrisi). Bahkan beberapa peternak ada yang berhenti melakukan usaha budidaya ditengah jalan, akibat tidak berdaya saing karena

harga pakan yang mahal. Hal ini disebabkan banyak peternak tidak mampu menyusun formulasi pakan yang memenuhi standar nutrisi ternaknya dengan harga yang kompetitif. Kondisi yang demikian tentu saja memerlukan perhatian dari Pemerintah dan pihak terkait lainnya. Pemerintah perlu turun tangan membantu dan membimbing peternak bagaimana caranya membuat pakan yang ekonomis dan bernutrisi sesuai kebutuhan ternak. Salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan menurunkan Wastukan dan para petugas pakan untuk melakukan pendampingan langsung atau mengadakan pelatihan-pelatihan sederhana untuk para peternak. Wastukan dan Petugas Pakan perlu terus ditingkatkan kompetensi teknisnya agar dalam melakukan pendampingan dan melayani kebutuhan informasi peternak dengan baik, serta mengambil peran sebagai pemberi solusi ditengah permasalahan peternak dilapangan.

Page 27: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 25

laporan

Dalam rangka peningkatan kompetesi teknis para Wastukan dan Petugas Pakan, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manuasia Pertanian mengadakan Pelatihan Formulator Pakan di Balai Besar Pelatihan Peternakan – Batu, Malang pada tanggal 26 Agustus 2019 s.d 09 September 2019. Pelatihan ini bertujuan agar Wastukan mampu menyusun formulasi pakan (ruminansia dan unggas) yang memenuhi persyaratan mutu dan keamananan pakan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM) dengan harga yang kompetitif. Sehingga Wastukan diharapkan mampu dan memiliki kompetensi untuk menjawab permasalahan pakan yang ditemukan di peternak.

Pelatihan Formulator Pakan Angkatan I dibuka oleh Direktur Pakan yang diwakili oleh Koordinator Wastukan Nasional Dr. Agus Susanto dan dihadiri oleh widyaiswara, panitia penyelenggara serta diikuti oleh 30 orang peserta yang berasal dari perwakilan Wastukan Ditjen PKH dan UPT lingkup Ditjen PKH serta perwakilan Wastukan/Petugas Pakan dari Dinas Propinsi/Kabupaten/Kota yang membidangi peternakan. Dalam sambutannya Koordinator Wastukan menyampaikan penting dan strategisnya kemampuan meramu pakan yang bermutu dengan harga yang kompetitif bagi perkembangan usaha budidaya peternakan. Bahkan seorang formulator bagi industri feedmill memegang peranan penting dalam menentukan

profit perusahaan. Koordinator Wastukan juga berpesan agar Wastukan jeli melihat dan memanfaatkan peluang/potensi bahan pakan disekitar. Memahami pola produksi bahan pakan dan manajemen antisipasinya adalah penting untuk memastikan kontinyunitas produksi dan stabilisasi harga pakan yang diproduksi. Mereka yang dapat memproduksi pakan dengan harga yang paling efisien akan menghasilkan keuntungan yang terbesar, mengingat pakan adalah biaya variable terbesar dalam total biaya produksi.

Selama masa pelatihan peserta dibimbing langsung oleh Tim Widyaiswara bidang pakan BBPP Batu dan beberapa dosen tamu dari Universitas Brawijaya Malang. Materi pelatihan cukup padat, peserta disegarkan dan memperdalam kembali beberapa materi terkait, antara lain materi Anatomi dan Fisiologi Nutrisi Ternak, Pemilihan Bahan Pakan, Penghitungan Kebutuhan Nutrisi, Penyusunan Formulasi Pakan, Pembuatan Pakan dan Evaluasi Pakan dengan Uji Proksimat. Selain materi teknis peserta juga dibekali materi tentang Dinamika Kelompok dan Motivasi Berprestasi. Metoda pelatihan disampaikan dalam bentuk kuliah, tugas kelompok, tugas mandiri dan praktek langsung baik di laboratorium BBPP Batu maupun kunjungan lapangan ke produsen pakan skala kecil dan Industri (Koperasi SAE Pujon, Greenfiedls, CJ Feed Jombang dan CV. Rahmat Blitar).

Hasil evaluasi pelatihan formulasi pakan, membutuhkan banyak latihan (trial and error) agar dapat menyusun formula pakan yang tepat nutrisi dengan harga yang kompetitif. Selain itu perlu ketelitian dalam menginput data kandungan nutrisi dan harga bahan pakan dalam penyusunan formulasi ransum, baik yang

menggunakan metode Excel maupun aplikasi sederhana seperti hasil pengembangan Dr. Osfar Sjofjan. Beberapa materi perlu mendapat porsi lebih banyak dan dibahas lebih mendalam sehingga menghasilkan formulasi pakan yang efektif dan efisien, antara lain pengenalan nutrisi komparatif antar jenis ternak; pemahaman imbangan nutrisi makro, mikro dan interaksi antar nutrisi; pembuatan mineral mix, mengingat banyaknya kasus penyakit ternak yang disebabkan defisiensi atau unbalance mineral dan vitamin; serta manajemen antinutrisi bahan pakan dan penerapan enzim sehingga pakan yang disusun dapat dicerna dengan baik.

Secara umum peserta merasakan pelatihan penyusunan formulasi pakan sangat bermanfaat dan dapat meningkatkan kompetensi Wastukan dalam melayani peternak dilapangan. Namun ada beberapa catatan penulis terkait pentingnya penyusunan database kandungan nutrisi bahan pakan hasil pengujian laboratorium pakan seluruh Indonesia. Database harga bahan pakan per wilayah, serta penambahan peserta untuk pelatihan formulator pada tahun mendatang terkhusus bagi para Wastukan. Semoga dengan pelatihan formulator ini, Wastukan semakin kompeten dalam menjalankan tugasnya sebagai garda terdepan pengawalan penyediaan pakan yang bermutu dan aman, Semoga (TAF).

Page 28: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

laporan

INFO26

Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan (Wastukan) adalah jabatan yang diduduki oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan ruang lingkup tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan dan pengujian mutu pakan sebagaimana tertuang dalam (1) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 22 tahun 2013 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Mutu Pakan dan Angka Kreditnya, dan (2) Peraturan Bersama Menteri Pertanian dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 114/Permentan/OT.114/11/2013 dan Nomor 28 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara.

Jenjang jabatan Wastukan terbagi menjadi jabatan kelompok terampil, yaitu Pelaksana Pemula, Pelaksana, Pelaksana Lanjutan (Mahir) dan Penyelia, serta jabatan kelompok Ahli yaitu Pertama, Muda dan Madya.

Untuk meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Wastukan yang akan diangkat, yang akan naik jenjang jabatan setingkat lebih tinggi, dan juga Wastukan yang akan alih jenjang jabatan, diharuskan untuk mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan (Diklat) fungsional Wastukan serta harus mengikuti dan lulus ujian kompetensi.

Diklat Dasar Fungsional merupakan salah satu Diklat SDM Pertanian selain Diklat Teknis dan Kepemimpinan yang diperuntukkan bagi seluruh pejabat fungsional Rumpun Ilmu Hayati Pertanian (RIHP). Tujuan dari Diklat Dasar Fungsional, khususnya jabatan kelompok Ahli Wastukan adalah :

1. Membangun landasan untuk pelaksanaan tugas Wastukan;

2. Menyamakan persepsi terhadap tugas dan fungsi, organisasi, tata kerja, dan tata hubungan kerja Wastukan;

3. Meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai Wastukan.

Diklat Dasar Wastukan Ahli Pada tahun 2019 Diklat Dasar Wastuian Ahli

dilaksanakan di Balai Besar Peternakan (BBPP) Kupang pada tanggal 1-21 Juli 2019 diikuti oleh 30 orang peserta dari Direktorat Pakan, UPT Pusat, UPTD dan Dinas yang membidangi fungsi Peternakan di Provinsi/Kabupaten. Diklat dibuka oleh Plh. Kepala Balai Besar Peternakan (BBPP) Kupang Muhammad Ukkas, S.Pi, M.Si.

Kurikulum Diklat terdiri dari kelompok dasar, inti dan penunjang dengan jumlah jam berlatih sejumlah 168 jam pelajaran dengan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan yaitu ceramah dan tanya jawab, diskusi, penugasan, demonstrasi, studi kasus, simulasi, praktek serta pemecahan masalah

Pengajar atau fasilitator terdiri dari widyaiswara, koordinator Wastukan, pakar/praktisi di bidang pakan serta pejabat pemerintah yang kompeten dan memiliki kemampuan mengajar. Asal instansi tenaga fasilitator antara lain dari Direktorat Pakan, Fakultas Peternakan Universitas Nusa Cendana Kupang, Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Balai Penelitian dan Pengkajian Teknologi (BPTP) NTT serta BBPP Kupang.

Kegiatan di dalam kelas berlangsung selama 2 minggu (1 – 12 Juli 2019) sedangkan kegiatan lapang dilaksanakan selama 4 hari (13 – 17 Juli 2019) ke Laboratorim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Nusa Tenggara Timur, Kelompok Ternak (KT) Setetes Madu , PT Unggas Timor Jaya Kupang dan Instalasi Lili UPTD Pembibitan Ternak dan HPT Provinsi NTT. Setelah kegiatan dilakukan diskusi hasil pembelajaran dan membuat laporan serta presentasi masing-masing laporan dari hasil kunjungan lapagan, serta latihan soal dan study kasus/ pemecahan masalah di lapangan (18 – 21 Juli 2019).

Kunjungan ke BPTP Naibonat KupangDi BPTP ini peserta pelatihan melakukan praktek

PEMANTAPAN KOMPETENSI WASTUKAN MELALUI DIKLAT DASAR PENGAWAS MUTU PAKAN AHLI 2019DI BBPP KUPANG, NTT

Oleh : Nentin Surtini,S.Si, Wastukan Penyelia Direktorat Pakan

Volume 6 No. 2 Oktober 2019

Page 29: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

laporan

pengujian kandungan protein pada daun lamtoro tarramba (Leucaena leucocephala cv tarramba) atau petai cina. Tanaman ini adalah leguminosa pohon yang keras dan tahan kering, mengandung protein yang tinggi dan biasa digunakan sebagai pakan ruminansia di daerah tropis (Nuttaporn and Naiyatat, 2009). Praktikum pengujian protein yang di bimbing langsung oleh petugas Laboratorium (ibu Wis alosia sebagai penanggung jawab Lab, dan ibu Narti sebagai analis) dan juga bapak Arfonso manajer mutu di BPTP Naibonat. Sampel yang di analisa adalah daun taramba muda dan daun taramba tua, hingga diketahui hasil kandungan proteinnya.

Kunjungan ke Kelompok Ternak (KT) Setetes Madu

Kelompok Ternak (KT) Setetes yang terletak di desa Camplong Kupang beranggotakan 20 orang telah membudidayakan lamtoro tarramba seluas 50 Ha. Selain untuk memenuhi kebutuhan pakan masing-masing anggota kelompok, mereka juga telah berhasil mengkomersialisasikan bibit lamtoro tarramba dengan harga jual Rp 50.000/kg. Bahkan kini kelompok binaan BPTP, Dinas Provinsi dan Dinas kabupaten ini dijadikan sebagai kelompok percontohan yang berhasil dalam membangun dan mengembangkan lahan

tidur dan kering dengan membudidayakan tanaman lamtoro tarramba. Pemberian lamtoro tarramba sebesar 100% dalam bentuk segar pada sapi Bali dapat meningkatkan pertambahan bobot badan (PBB) sebesar 0,5-0,7 kg/ekor/hari.

Kunjungan ke PT Unggas Timor Jaya

PT Unggas Timor Jaya berlokasi di Kel. Oesapa Barat Kupang, merupakan perusahaan self mixer pakan ayam petelur yang mencampur pakan jadi pabrikan dengan produksi 8 ton per hari. Pemilik PT Unggas Timor Jaya adalah Bapak Stefen Agustinus

Wailandu yang juga memiliki usaha budidaya ayam.

Kunjungan ke Instalasi Lili UPTD Pembibitan Ternak dan HPT Provinsi NTT

UPTD milik Provinsi dengan populasi sapi Bali sebesar 105 ekor dan menerapkan sistem gaduh kepada kelompok ternak binaan.

Pelatihan ditutup pada tanggal 21 Agustus 2019 dengan pelepasan kartu peserta dan penyerahan sertifikat peserta pelatihan secara simbolik. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini seluruh peserta dapat menerapkan semua ilmu dan ketrampilan yang telah didapatkan dan menjadikan Wastukan kompeten dan profesional. Semoga ! (TAF)

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 27

Page 30: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT BALAI PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI PAKAN (BPMSP)MENUJU REVOLUSI INDUSTRI 4.0

Oleh : Imbuh Wibowo, S.Pt; Wastukan Pertama BPMSP Bekasi

Istilah pelanggan adalah raja merupakan jargon yang selalu sering terdengar dibidang penjualan maupun jasa. Mendapatkan keluhan dan kritikan dari konsumen mengenai produk atau jasa yang ditawarkan merupakan “vitamin” yang sangat berguna untuk keberlangsungan usaha. Hal ini juga berlaku pada sebuah laboratorium yang berhubungan erat dengan konsumen. Pada dasarnya keluhan dan kritikan dari konsumen memiliki arti bahwa konsumen tersebut merupakan konsumen loyal yang mengungkapkan kekecewaannya dari pelayanan laboratorium. Konsumen loyal merupakan konsumen yang penting untuk dipertahankan oleh perusahaan, karena mereka memiliki kemungkinan yang besar untuk kembali menggunakan jasa atau produk dari Laboratorium.

Laboratorium pengujian yang telah mendapatkan pengakuan dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang menerapkan ISO/IEC 17025:2017 harus melakukan umpan balik kepada konsumen sesuai yang tertera dalam klusul Dalam ISO/IEC 17025 : 2017 klausul 8.6 Peningkatan poin 2 disebutkan bahwa:

8.6.2 Laboratorium harus mencari umpan balik, baik positif maupun negatif, dari pelanggannya. Umpan balik harus dianalisis dan digunakan untuk memperbaiki sistem manajemen, aktivitas laboratorium dan layanan pelanggan.

Perubahan yang sangat cepat pada sektor teknologi digital dan internet atau yang dikenal dengan Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan berkembangnya Internet of/for Things, kehadirannya begitu cepat akan membawa banyak perubahan dengan segala konsekuensinya, industri akan semakin efisien. Namun ada pula risiko yang mungkin muncul, misalnya berkurangnya Sumber Daya Manusia karena digantikan oleh mesin atau robot.

BPMSP merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian. Kementerian Pertanian yang telah memulai Revolusi Industri 4.0 yang ditandai dengan beberapa aplikasi yang berbasis internet (online) misalnya untuk mengetahui

survei terhadap kepuasan masyarakat. BPMSP telah melakukan metode pengisian survei melalui laman dengan link http://ikm.pertanian.go.id/?u=EQ

Dengan dimulainya kuisoner kepuasan masyarakat/pelanggan BPMSP yang berbasis internet of things (IoT) maka pengiriman data akan cepat, mengurangi beban kerja pemasukan data, mempercepat pengolahan data dan menghasilkan laporan rutin secara otomatis sehingga diharapkan akan terjadi otomatisasi pengukuran terhadap kinerja BPMSP akan menjadi bahan evaluasi untuk membuat keputusan untuk perbaikan di masa yang akan datang. (AGT)

Tampilan kuisioner survei kepuasan masyarakat BPMSP

KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIABALAI PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI PAKAN (BPMSP) BEKASI

--Pilih Jenis Layanan--

Data Responden

Nama

Pendidikan Terakhir

SurveY KepuaSan maSYaraKat

--Pilih--Umur

--Pilih--Jenis Kelamin

--Pilih----Pilih--

Pekerjaan Utama

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201928

laporan

Page 31: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Oleh: Usman Ali, S.PtWastukan Muda Direktorat Pakan

Pakan merupakan faktor penting yang strategis dalam peningkatan produksi dan produktivitasternak. Pakansangat mempengaruhiefisiensi dalam budidaya ternak

karena biayabudidaya ternakmenempatiporsiterbesardari total biaya produksiyaitu 70–80%, sehinggadalam memproduksi pakan harusbaikkualitasnyacukup jumlah dan ketersediaannya sertaharga yang terjangkau. Industri peternakan di dalam negeridari tahun ke tahun terus meningkat, ini disebabkan karena permintaan masyarakat terhadap protein asal hewan seperti daging, susu dan telur memang terus meningkat, sehingga dituntut untuk terus meningkatkan populasi ternak untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk mewujudkan keberhasilan tersebut salah satu faktor pendukungnya adalah ketersediaan pakan yang bermutu dan aman bagi ternak, hewan dan lingkungannya.

Untuk memenuhi ketentuan Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan HewanPasal disebutkan bahwa pakan yang dibuat untuk diedarkan secarakomersial harus memenuhi standar ataupersyaratan teknis minimal dan keamanan pakanserta memenuhi ketentuan cara pembuatanpakan yang baik yang ditetapkan denganPeraturan Menteri.Untuk menjamin agar pakan yang dibuat dan diedarkan memenuhi standar mutu dan keamanan pakan, Kementerian Pertanian telah menerbitkan Keputusan Menteri Pertanian No. 240/Kpts/OT.210/4/2013 tentang Pedoman Cara Pembuatan Pakan yang Baik.

Kebijakan tersebut diatas tujuannya untuk menjamin mutu dan keamanan pakan, dalam rangka melindungi konsumen dari kerugian akibat pakan yang dihasilkan bermutu rendah. Mengingat pakan yang tidak memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM), dapat mengakibatkan kerugian terhadap peternak karena produksi dan produktivitas ternak yang diharapkan tidak dapat tercapai secara optimal.

Untuk melindungi konsumen dari kerugian akibat mutu pakan yang tidak memenuhi syarat, maka dipandang perlu menetapkan Pedoman Cara Pembuatan Pakan Yang Baik (CPPB) dengan Keputusan Menteri Pertanian. CPPB menyangkut seluruh aspek produksi dan pengendalian mutu pakan yang bertujuan untuk menjamin agar pakan yang dibuat untuk diedarkan memenuhi standar mutu dan tujuan penggunaannya, dalam rangka melindungi konsumen dari kerugian akibat pakan yang dihasilkan bermutu rendah. Parameter yang dinilai pada penilaian

No Tahun Penilaian

Jumlah Pabrik yang dinilai Hasil Penilaian

Lulus Tidak Lulus

1 2014 6 6 02 2015 15 8 73 2016 11 9 24 2017 22 18 46 2018 14 11 3

Total 68 52 16

Sumber: Direktorat Pakan

CPPB meliputi: (1) bahan pakan; (2) lokasi; (3) bangunan; (4) personalia; (5) higiene dan sanitasi; (6) produksi pakan; (7) pengawasan mutu; (8) tata cara pengawasan dan (9) pelayanan prima.

Berdasarkan data Gabungan Pengusahan Makan Ternak (GPMT) jumlah pabrik pakan berjumlah 84yang terbesar di 11 Provinsi, dan penilaian CPPB di pabrik pakan sudah dimulai sejak Tahun 2014 s.d 2018. Jumlah pabrik pakan yang sudah dilakukan penilaianCPPB sebanyak 68pabrik yang terdiri dari pabrik pakan skala besar dan menengah.

Adapun rincian pabrik pakan yang telah CPPB yang lulus dan tidak lulus dapat dilihat pada tabel berikut:

Berdasarkan tabel diatas sebanyak 68 pabrik pakan yang telah dilakukan penilaian CPPB, sebanyak 52 pabrik pakan dinyatakan lulus dan 16 pabrik pakan tidak lulus. Secara persentase sudah banyak pabrik pakan yang telah CPPB. Untuk pabrik pakan yang memenuhi persyaratan CPPBakan diberikan sertifikat CPPBdengan masa berlaku selama 5 Tahun, sedangkan belum memenuhi dapat mengajukan kembali untuk dilakukan penilaian CPPB.

Pada prinsipnya penilaian CPPB akan memberi manfaat bagi pabrik pakan karena akan memberi informasi baik yang bersifat manajerial maupun teknis untuk perbaikan atau peningkatan dalam hal memproduksi pakanagar sesuaidengan persyaratan mutu dan keamanan pakan, sebagaimana telah ditetapkan dalam SNI pakan.Disisi lain pihak pemerintah melalui penilaian CPPB melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara menyeluruh sebagai suatu sistem manajemen mutu yang dimulai dari pengadaan bahan pakan, penyiapan bahan pakan, penyimpanan bahan pakan, penggilingan, pencampuran, pembuatan pellet (pelleting), pengepakan, pelabelan, penyimpanan pakan dan pengeluaran pakan/ pendistribusian.

Pedoman Cara Pembuatan Pakan yang Baik (CPPB) merupakan acuan bagi perorangan atau pabrik pakan yang akan melakukan kegiatan pembuatan pakan. Selanjutnya untuk peredarannya pakan itu sendiri di atur dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/PK.110/6/2017 Tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan. Kebijakan tersebut bertujuan agar pakan yang beredar harussudah memiliki Nomor Pendaftaran Pakan atau NPP.

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 29

infoPENTINGNYA AUDIT CARA PEMBUATAN PAKAN YANG BAIK (CPPB)PADA PROSES PRODUKSI PAKAN DI INDONESIA

Page 32: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

info

oleh : r. gilar gautama, S.pt, Wastukan muda direktorat pakan

Buat Daftar Belanja Data dan Informasi

SIAPA ? Orang, lembaga, komunitas, kelompok, dan sejenisnyaDirektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH)Balai Unit Pelaksana Teknis (UPT)

APA ? Kegiatan, program, kejadian, acara, dan lain-lainWorkshop Optimalisasi Kehumasan dengan tema Penderasan Informasi yang Efektif

DIMANA ? Jalan, desa, kecamatan, kabupaten, kota, provinsi, negara, gedung.IPB Convention Centre, Jalan Pajajaran Raya Tegallega, Kota Bogor, Jawa Barat

KAPAN ? Jam, hari, tanggal, bulan, tahun, pagi, siang, sore, malam, dan sejenisnya.Rabu - Jumat, tanggal 2 – 4 Oktober 2019

MENGAPA ? tujuan, maksud, penyebab, latar belakang, dan lain-lain.Kegiatan informasi yang telah dilakukan oleh Ditjen PKH belum tersampaikan ke masyarakat.Agar meningkatnya informasi kegiatan humas

BAGAIMANA ? Kronologi kejadian, urutan kegiatan, urutan acara, dari awal mula hingga akhir, situasi kejadian/kegiatan, kesan, kesimpulanKegiatan dimulai dari jam 13.00 wib, Sesi 1 dengan materi Dasar-dasar Jurnalistik Sesi 2 Pengenalan Jurnalisme Warga Narasumber Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc. Peserta sangat antusias dan mendapatkan

informasi yang sangat berharga.

Penulis pemula biasanya menghadapi kendala untuk memulai menulis, karena penulis melakukan dua pekerjaan sekaligus yakni menuangkan gagasan dan mengedit tulisan. Penuangan gagasan dan mengedit tulisan dapat dianalogikan dengan kita berbelanja, dan padasaat yang sama kita juga harus meracik bahan dan bumbu dalam proses memasak. Dalam proses belanja kita belum bicara kelezatan, yang penting bahan-bahan terhimpun lebih dulu. Menyusun naskah sebuah siaran pers merupakan pekerjaan yang susah-susah gampang dan tidak semua orang dapat menyusunnya dengan tepat dan benar.

Siaran pers (pers release) sangat penting untuk membuat informasi yang disampaikan diketahui dan dikenal publik dengan baik. Oleh karenanya sebelum membuat sebuah siaran pers kita harus mengetahui prinsip siaran pers yang mengacu pada prinsip universal sebuah berita. Siaran pers harus berdasar pada prinsip 5W1H (What, Where, When, Why, Who, How). Tanpa mengikuti prinsip ini, maka sebuah siaran pers berpotensi gagal dalam memenuhi tujuannya.

Untuk meningkatkan kemampuan staf Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam mengelola siaran pers, telah dilaksanakan Workshop Kehumasan dengan tema “Penderasan Informasi yang Efektif” di Bogor pada tanggal 2-4 Oktober 2019. Penulis coba berbagi ilmu tentang cara yang cukup sederhana bagaimana cara menulis naskah siaran pers beserta contohnya.

TIPS : 1. Jangan ada kesalahan penulisan nama,

gelar, pendidikan, alamat atau background lain dari narasumber.

2. Jangan melakukan pengulangan kalimat/bahasan.

3. Hindari penggunaan bahasa alay, 4. Jangan menggunakan tulisan besar kecil

atau warna-warni. 5. Hindari pemakaian kata yang disingkat-

singkat. 6. Hindari penggunaan kata-kata vulgar,

seronok atau berbau SARA.7. Jangan Lupakan Gambar.8. Periksa Kembali Ejaan9. Jangan Lupa untuk Mencantumkan Contact

Person

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201930

CARA MEMBUAT PRESS RELEASE DALAM WAKTU SINGKAT

1

Page 33: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

info

1. WHAT Apa yang terjadi ?

2. WHO Siapa yang terlibat dalam

yang peristiwa itu ?Siapa yang terkena

dampaknya ?3. WHERE

Di mana hal itu terjadi ?Ke mana selanjutnya cerita ini

akan menuju ?Bagaimana ini akan berakhir ?

4. WHEN Kapan hal itu terjadi ?Kapan titik balik dalam berita

ini terjadi ?5. WHY

Mengapa hal itu terjadi ?

Apakah ini sebuah kasus tersendiri atau bagian dari tren ?

Mengapa orang bertingkah laku seperti itu ?

Adakah motif tertentu ?Mengapa hal ini pentingMengapa pula orang

harus membaca, membaca menonton atau mendengarkan?

6. HOW Bagaimana hal itu terjadi ? Akankah ada perubahan yang

terjadi setelah peristiwa itu ? Bagaimana hal itu akan

berdampak pada pembaca, penonton, pendengar ?

JUDUL BERITA (siapa melakukan apa):“Ditjen PKH Melaksanakan Workshop Kehumasan“

Subbag Humas Ditjen PKH melaksanakan Workshop Optimalisasi Kehumasan dengan tema Penderasan Informasi yang Efektif dengan mengundang tim humas dari UPT Ditjen PKH dan Direktorat lingkup Ditjen PKH. Workshop dilaksanakan di IPB Convention Centre, Jalan Pajajaran Raya Tegallega, Kota Bogor, Jawa Barat, yang dimulai dari Rabu sampai Jumat, tanggal 2 – 4 Oktober 2019. Hasil wawancara dengan salah satu panitia yaitu Kasubag Humas Ditjen PKH drh Feby Purwaseno mengatakan bahwa banyak informasi kegiatan Ditjen PKH belum tersampaikan ke masyarakat dan untuk itu perlu dilakukan pelaksanaan Workshop Kehumasan agar informasi kegiatan humas meningkat.

Kegiatan dimulai jam 13.00 WIB, selanjutnya acara dibuka oleh MC dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada sesi 1 diisi dengan materi Dasar-dasar Jurnalistik dan Pengenalan Jurnalisme Warga dan sesi 2 dengan narasumber Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc. Peserta sangat antusias dan mendapatkan informasi yang sangat berharga bagaimana membuat informasi secara baik dan efisien.

Penulisan siaran pers tidak perlu terlalu panjang karena akan membuat pembaca bosan dan berhenti membaca walaupun masih di tengah cerita. Alhasil, pesan pun tidak tersampaikan dengan baik kepada pembaca. Pada umumnya, siaran pers terdiri dari maksimal 2 halaman, karena jika terlalu banyak akan membuat pembaca bosan, namun jika terlalu pendek membuat info yang disajikannya dangkal sehingga kurang menarik. (TAF)

Buat Berita Singkat dengan menggabungkan kalimat 1, 2, dan 3

AYO MULAI MENULIS DARI HAL-HAL SEDERHANA, TUANGKAN PENGALAMANMU SENDIRI...

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 31

CARA MEMBUAT PRESS RELEASE DALAM WAKTU SINGKAT

2 3

Format Kalimat Berita

Kalimat 1: Siapa melakukan apa, dimana, kapan.Subag Humas Ditjen PKH melaksanakan Workshop Optimalisasi Kehumasan dengan tema Penderasan Informasi yang Efektif, mengundang tim humas dari UPT Ditjen PKH dan Direktorat lingkup Ditjen PKH. Pelaksanan di IPB Convention Centre, Jalan Pajajaran Raya Tegallega, Kota Bogor, Jawa Barat, yang dimulai dari Rabu-Jumat, tanggal 2 – 4 Oktober 2019

Kalimat 2: Mengapa hal itu dilakukan ?Hasil wawancara dengan Kasubag Humas Ditjen PKH, drh Feby Purwaseno, mengatakan bahwa banyak informasi kegiatan Ditjen PKH belum tersampaikan ke masyarakat sehingga perlu dilakukan Workshop Kehumasan agar informasi kegiatan humas meningkat.

Kalimat 3: Bagaimana jalannya kegiatan/kejadiannya ?Kegiatan dimulai Jam 13.00 WIB, acara dibuka oleh MC selanjutnya dimulai sesi 1 dengan materi Dasar-dasar Jurnalistik dan Pengenalan Jurnalisme Warga, sesi 2 dengan narasumber Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc. Peserta sangat antusias dan mendapatkan informasi yang sangat berharga bagaimana membuat informasi secara baik dan efisien.

Page 34: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

infoPERAN DAN TANTANGAN PENGAWAS MUTU PAKAN DALAM PENGAWASAN DAN PEREDARAN PAKAN DI PROVINSI BANGKA BELITUNG

oleh : gusva Yetty, S.pt, mm; Wastukan muda provinsi bangka belitung

Pembangunan sub sektor Peternakan membawa dampak dalam berbagai hal, bukan hanya dapat menyediakan sumber protein bagi masyarakat tetapi juga ikut menggerakan sektor pertanian lainya karena dapat menghasilkan pupuk organik, sumber pendapatan karena dapat menghasilkan income keluarga baik pada segmen budidaya, hulu maupun hilir dan didaerah tertentu pemilikan ternak dapat dijadikan status sosial dimasyarakat dan tabungan keluarga. Di Provinsi Bangka Belitung, pertumbuhan sub sektor peternakan semakin meningkat setiap tahunnya, dibuktikan dengan semakin banyaknya Poultry Shop yang menjual sarana dan prasarana pakan, bibit, alat, obat dan vaksin untuk ternak. Peluang bisnis ini semakin dilirik oleh masyarakat.

Pada saat ini, belum ada pabrik pakan yang berdiri di Provinsi Bangka Belitung, sehingga pakan dan sebagian besar bahan pakan yang dibutuhkan oleh peternak masih didatangkan dari luar wilayah Bangka Belitung karena bahan pakan lokal masih terbatas dan belum dapat disediakan secara kontinu. Hal ini menyebabkan harga pakan cenderung mahal, stok yang tersedia tidak kontinu dan menyebabkan peternak membuat pakan sendiri yang kualitasnya kurang memadai, bahkan kadang-kadang peternak membuat pakan oplosan yang kemungkinan juga dicampurkan dengan obat-obatan, feed additive atau feed supplement yang dilarang untuk dicampur dalam pakan.

Menyikapi hal tersebut maka kegiatan pengawasan terhadap kualitas dan keamanan pakan mutlak dilakukan mulai dari tingkat produsen pakan, agen/distributor, poultry shop dan peternak. Selain kondisi diatas, beberapa permasalahan terkait peredaran pakan yang sering ditemui di lapangan saat ini adalah masih belum tertibnya pencantuman NPP (Nomor Pendaftaran Pakan) pada label pakan, NPP yang kadaluwarsa, beredarnya pakan dengan kode/merek baru, kandungan nutrisi pakan yang tidak sesuai dengan label pakan dan kualitas pakan yang diproduksi tidak sesuai SNI/PTM. Untuk itu diperlukan SDM Wastukan yang mencukupi jumlahnya dan

kompeten dalam melakukan tugas dan fungsinya dan mendasarkan pekerjaannya pada Undang Undang No 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan semua regulasi dibawahnya yang mengatur tentang pakan, khususnya Permentan 65/Permentan/OT.140/9/2007 tentang pengawasan mutu pakan.

Didalam Permentan tersebut dijelaskan bahwa pengawasan mutu pakan hanya dapat dilakukan oleh Pejabat Fungsional Pengawas Mutu Pakan (Wastukan), namun apabila di suatu Dinas yang membidangi fungsi peternakan dan/atau kesehatan hewan belum mempunyai Pejabat Fungsional Wastukan, maka pengawasan dapat dilakukan oleh Petugas Pengawas Mutu Pakan. Wastukan atau petugas pakan mempunyai tugas melakukan pengawasan di tingkat produsen, distributor/agen/pengecer, alat transportasi dan peternak/pengguna bahan baku pakan dan pakan.

Untuk menjadi SDM Wastukan yang profesional khususnya dalam menyonsong era industri 4.0 diperlukan Wastukan yang handal dengan peningkatan pengetahuan, keterampilan teknis baik melalui pelatihan, bimbingan teknis, seminar maupun wokshop. Selain itu tentu saja diperlukan dukungan dari pembina dan stakeholder terkait sehingga keberadaan Wastukan dapat memberikan kontribusi dalam pembangunan peternakan demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. (TAF)

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201932

Page 35: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

info

BALAI PENGUjIAN MUTU DAN SERTIfIKASI PAKANoleh : Febi tri Wahyudi, S.pt, Wastukan penyelia

Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) Bekasi merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. BPMSP semula merupakan instalasi atau unit laboratorium dari UPT Balai Pembibitan Ternak dan Hijauan Makanan Ternak Cisarua yang berlokasi di Tambun – Bekasi. BPMSP mempunyai tugas diantaranya melaksanakan pengujian mutu dan keamanan pakan, sertifikasi mutu dan keamanan, fungsi laboratorium rujukan dan acuan, pengembangan teknik dan metode pemeriksaan serta pengujian mutu dan keamanan pakan, bimbingan teknis laboratorium pakan dan mutu pakan yang ada di beberapa dinas yang menangani fungsi bidang peternakan.

Adapun sejarah berdirinya BPMSP, sebagai berikut :1. Pada tahun 1994, sesuai dengan

Keputusan Menteri Pertanian Nomor 465/Kpts/OT.210/6/94 instalasi unit laboratorium berubah menjadi Loka Pengujian Mutu Pakan (LPMP), Eselon IV. Pada tahun 1997 lokasi LPMP dipindahkan ke Desa Burangkeng, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi karena terjadinya tukar guling (ruislag) yang dilakukan oleh Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat.

2. Pada tahun 2001, LPMP ditingkatkan menjadi Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (Eselon IIIA) dengan Kepmentan No. 458/Kpts/OT.210/8/2001, dan telah dilakukan perubahan dengan Permentan No. 65/Kpts/OT.210/8/2006 yang merupakan UPT Direktorat Jenderal Peternakan Departe-men Pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Budidaya Ternak Non Ruminansia.

3. Berdasarkan Peraturan

Menteri Pertanian Nomor 59/Permentan/OT.140/ 5/ 2013 tanggal 24 Mei 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan, BPMPT berubah nomenklatur menjadi Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) Bekasi yang merupakan unit pelaksana teknis di bidang peternakan dan kesehatan hewan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dan secara teknis dibawah Direktorat Pakan Ternak. Berdasarkan Surat Keputusan

Kementerian Pertanian RI tanggal 26 September 2019 Nomor: 687/KPTS/KP.230/A/9/2019 tentang Pemberhentian, Pemindahan, dan Pengangkatan Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas di Lingkup Ditjen PKH Ir. H. Irwandi, MP ditunjuk sebagai Kepala BPMSP Bekasi yang menggantikan Ir. Junaida yang pindah tugas ke Balai Pembibitan Ternak Unggul Hijauan Pakan Ternak Denpasar. Ir. H. Irwandi, MP lahir di Kuranji. Kab.50 Kota pada tanggal 4 Desember 1962.

Saat ditemui diruang kerjanya Irwandi mengatakan kedepan BPMSP akan melakukan terobosan-terobosan khususnya peningkatan kompetensi laboratorium dan pelayanan pelanggan. Disamping itu BPMSP akan menjadi institusi sumber informasi pakan nasional sehingga data-data mengenai nutrisi pakan, bahan pakan dan keamanan pakan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam p e n g o l a h a n pakan, formulasi

p a k a n

dan penanganan pakan yang baik. Sesuai dengan arahan Direktur

Pakan agar BPMSP dapat mendorong laboratorium daerah di Indonesia berkinerja lebih baik dalam melakukan pengujian mutu dan keamanan pakan serta terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN).

Sesuai dengan program pemerintah untuk peningkatan sumber daya manusia unggul, Kepala Balai BPMSP berupaya meningkatkan kompetensi dari wastukan sehingga lebih kompeten dalam melakukan pengujian mutu dan keamanan pakan. Selain itu dilakukan penambahan alat laboratorium, sehingga dapat meningkatkan kecepatan dan keakuratan pengujian. Untuk mendukung program pembangunan peternakan Nasional khususnya di bidang pakan keberadaan laboratorium pusat maupun laboratorium daerah sangat dibutuhkan karena produksi pakan dari industri pakan di Indonesia meningkat setiap tahunnya. (AGT)

Kepala balai bpmSp ir. irwandi, mp

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 33

Page 36: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Software Aplikasi Pengolah Formulasi Pakan

oleh : riza iman nugraha, S.pt, Wastukan muda direktorat pakan

Industri pakan ternak baik itu pakan unggas (poultry), babi (swine), sapi potong (beef cattle), sapi perah (dairy cattle) atau bahkan perusahaan peternakan yang memiliki pabrik pakan sendiri (self mix), membutuhkan suatu sistem yang memberikan kemudahan dalam melakukan kalkulasi formulasi pakan. Data kadar nutrisi bahan pakan harus valid agar tercapai suatu formulasi yang cocok dengan kebutuhan ternak, sehingga memberikan nilai tambah bagi ternak. Formuasi pakan yang tepat akan memberikan nilai ROI (Return on Investment) yang tinggi, sehingga usaha bisa tetap berjalan bahkan berkembang. Perlu diketahui, dalam usaha peternakan, komponen biaya pakan bisa mencapai 60-70% dari total biaya usaha. Karena itu kalkulasi formula pakan harus benar-benar tepat.

Sistem yang memberikan kemudahan dalam memformulasikan pakan adalah tersedianya software formulasi pakan. Dengan software formulasi pakan yang canggih, seorang nutritionist akan lebih dimudahkan dalam melakukan formulasi, terutama secara matematis. Kemudahan dalam update kandungan essensial nutrient dan harga bahan pakan menjadi salah satu daya tarik utama software formulasi. Banyak software formulasi pakan yang beredar di pasaran. Semua memiliki kelebihan, kelemahan dan keunikan masing-masing. Setiap industri akan memilih software yang paling sesuai dengan sistem yang sudah dimiliki, agar dapat support dalam menjalankan laju usaha dan memperbesar profit perusahaan. Ada beberapa aplikasi formulasi pakan yang cukup populer yakni:1. FORSUM Aplikasi ini dapat diakses di http://dairyfeed.

ipb.ac.id/page/about. Sistem informasi pakan sapi perah dan ternak ruminansia lainnya dapat diakses oleh para mahasiswa, praktisi, peternak dan pengelola koperasi sapi perah dan ruminansia lainnya. Di dalamnya terdapat aplikasi penghitung bahan pakan dan pakan sesuai spesifikasi kebutuhan ternak. Aplikasi online ini dikembangkan oleh Dosen Fapet IPB yaitu Dr. Idat Galih Permana dan Dr. Despal dari Fapet IPB.

2. WUFFDA Sistem informasi pengolah ransum pakan ini

dikembangkan oleh Peneliti di Baai Penelitian Ternak (Balitnak) Ciawi dengan berbasis MS.

Excel dan menggunakan add ins Solver. Di dalamnya terdapat aplikasi penghitung bahan pakan dan pakan sesuai spesifikasi kebutuhan ternak untuk unggas maupun ruminansia.

3. Ruff Ruff berasal dari kata Ruminant Feed

Formulation, software aplikasi formulasi pakan ini dikembangkan oleh Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Peternakan & Kesehatan Hewan. Aplikasi software ini dikhususkan untuk formulasi pakan ternak ruminansia jenis potong, namun dalam pengembangannya akan dimunculkan juga untuk ternak perah. Features yang ada pada apikasi Ruff antara lain penghitung dan penyusun resep untuk pakan, daftar kandungan nutrisi pada bahan pakan, daftar kebutuhan nutrisi masing-masing ternak, resep dapat menyesuaikan ketersediaan bahan pakan lokal.

4. BESTMIX Software formulasi pakan BESTMIX merupakan

produk perusahaan software bernama ADIFO yang berasal dari negara Belgia. Perusahaan yang berdiri sejak 1974 ini menawarkan BESTMIX dengan sistem least-cost formulation (sistem formulasi berbasis harga pakan termurah) dan model kalkulasi matematis yang sangat kuat dan unik karena dapat mendukung MRP (Material Requirement Planning). Dengan MRP, seorang nutrisionist dapat menghubungkan aktivitas product development dengan purchasing team, production team dan sales team. Dengan kemampuannya yang cukup canggih, BESTMIX layak bersaing dengan software formulasi lain di pasar internasional. Informasi yang lebih lengkap tentang BESTMIX dapat dilihat pada web site resminya di http://www.adifo.be

5. CONCEPT4 dan CONCEPT5 Perusahaan software formulasi CREATIVE

FORMULATION CONCEPTS yang berasal dari Maryland, USA ini mengeluarkan dua jenis produk software formulasi yang berbeda. CONCEPT4 dirilis untuk segmen pabrik pakan kecil atau single user di sebuah

info

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201934

Page 37: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

infopeternakan. Fasilitasnya sangat sederhana, karena memang untuk skala usaha kecil sehingga tidak membutuhkan sistem yang kompleks. CONCEPT4 hanya menawarkan konsep formulasileast-cost dasar.

Berbeda dengan CONCEPT4, CONCEPT5 dirilis untuk segmen pabrik pakan besar dan multi-user. Memiliki fungsi standar formulasi dengan cover-range yang lebih luas. Fungsi database terintegrasi, kemampuan melakukan mix-formulasi untuk lebih dari satu pabrik pakan dan costing produk sudah tertanam di dalamnya. CONCEPT5 adalah rival satu kelas dengan BESTMIX. Jika anda tertarik mendapatkan software trial-nya, klik aja disini http://www.creativeformulation.com.

6. FEEDSOFT FORMULATION Feedsoft Corporation dari Texas, USA juga

mengeluarkan dua tipe software yaitu Feedsoft Standard Edition dan Feedsoft Advance Professional Edition.Feedsoft Standard Edition dirilis untuk segmen peternak kecil/pengusaha pabrik pakan skala kecil yang ingin membuat formulasi pakan ternak dengan cara yang lebih mudah dan praktis tapi sesuai prinsip least-cost formulation. Sedangkan Feedsoft Advance Professional Edition dirilis untuk segmen perusahaan besar yang memiliki database bahan baku yang kompleks dan terintegrasi. Jika anda tertarik belajar software ini dan ingin memiliki trial softcopy-nya bisa di download di http://www.feedsoft.com/

7. OPTIMIX Software formulasi Optimix ini didesain untuk

segmen peternak kecil/single-user hingga industri pakan besar, jadi ada lebih dari 1 varian juga. Domit & Domit Ltd sebagai produsen software, menawarkan kemudahan penggunaan (user-friendly) serta kemampuan besar untuk melakukan kerjamulti-plant, multi-user, multi-client dan multi-formula. Tampilannya yang user-friendly terutama bagi yang sudah akrab dengan MS Office semakin memberikan daya tarik lebih bagi calon penggunanya. Fleksibilitas software tinggi, karena data bahan pakan dan data hasil formulasi bisa di-export ke bentuk file MS Excel dan MS Word. Jadi data masih dibaca dan di-edit di perangkat lain yang tidak ter-install Optimix. Untuk Optimix versi khsusus segmen industri besar, juga diberi tambahan kemampuan untuk bisa bekerja dengan jaringan komputer (computer network) dan terintegrasi dengan software database-management seperti Oracle, MS SQL dll. Agar tidak kalah dengan software lain, Domit & Domit Ltd memberikan Optimix kemampuan untuk tetap terhubung

dengan internet, sehingga seorang nutritionist bisa keep online dimana saja dan menyelesaikan pekerjaannya dari jarak jauh. Selengkapnya bisa didownload di www.optimix.com.br

8. BRILL FORMULATION Beberapa perusahaan pakan besar di Indonesia

menggunakan software ini. Dan di lab komputer di Jurusan Nutrisi dan Pakan Ternak di beberapa Fakultas Peternakan seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) juga sudah dilengkapi software ini sebagai bahan praktikum. Bagian data entry dan formulasi terpisah pada window yang berbeda, namun terintegrasi karena masih satu paket software. Ada fitur khas yang pada software aplikasi ini yaitu fitur multi-blend, artinya seorang nutritionist dapat memformulasikan satu kelompok bahan pakan menjadi lebih dari satu hasil formulasi, dan dapat dipilih mana formulasi yang paling feasible untuk diproduksi. Informasinya selengkapnya bisa dilihat di http://www.feedsys.com/

9. SINGLE MIX Single Mix merupakan salah satu produk dari

Format International, sebuah perusahaan software dari Missouri, Amerika Serikat. Single Mixsendiri dipromosikan sangat cocok untuk kebutuhan formulasi pakan kecil dan sederhana seperti untuk pet feed. Di sumber lain disebutkan jika Single Mix ini adalah program inti yang mengendalikan dan me-maintain database produk dan bahan baku di semua program optimasi lain yang diproduksi oleh Format International seperti Multi Mix, Global Mix, Integra Mix, Parametrix, dan QC Mix. Pada software level advance, juga dilengkapi dengan fitur multi-product handling, multi-plant handling, dan optimasi multi-time period. Seperti pada Brill Formulation dengan fitur Multi-blend-nya, fitur advance seperti padaParametrix juga dilengkapi dengan multi-component formulation. Untuk info yang lebih lengkap lagi tentang aplikasi software Single Mix dan Format International bisa di akses di http://www.formatinternational.com

10. WINFEED ver.2.8 Software Winfeedmenggunakan fitur yang

simple. Winfeed paling cocok bagi mahasiswa/pelajar yang ingin belajar melakukan formulasi pakan secara profesional, terutama formulasi pakan ternak. Sistem perhitungannya juga mirip dengan software berbayar lain yang lebih mahal. Selain versi berbayar, ada versi demonya pada software ini, dan bisa di-download gratis dihttp://www.winfeed.com/. Bahkan versi demonya bisa sampai 16 bahan pakan (ingredients) untuk diformulasi. (AGT)

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 35

Page 38: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

info

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201936

Issu pakan yang berkembang saat ini adalah menyangkut ketahanan pakan (feed security) dan keamanan pakan (feed safety) yang bertujuan untuk tercapainya mandiri pakan artinya kebutuhan pakan dapat disediakan secara mandiri. Untuk mencapai hal tersebut ditempuh melalui kebijakan yaitu optimalisasi pemanfaatan bahan pakan lokal, pengembangan pabrik pakan/unit pengolah pakan dan pengembangan kelembagaan, pengembangan mutu pakan, pengembangan SDM Wastukan, pengembangan regulasi, norma, standar, pedoman, kebijakan, peraturan dan yang tidak kalah penting pengembangan laboratorium pakan daerah.

Laboratorium pakan daerah merupakan laboratorium yang dimiliki Dinas Provinsi atau Kabupaten/Kota yang mempunyai tugas melakukan pengujian bahan pakan/pakan. Kehadiran laboratorium pakan daerah diharapkan dapat mendukung kinerja dan mengurangi beban kerja Laboratorium pemerintah yang telah ada yaitu Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) Bekasi. Oleh sebab itu Laboratorium pakan daerah diharapkan terus meningkatkan kemampuannya antara lain dengan cara mengembangkan metode pengujian dan peningkatan kapasitas sumber daya

manusianya.

Persyaratan laboratorium pakan yang kompeten sesuai dengan ISO/IEC 17025: 2017 adalah (1) mempunyai SDM yang memadai dan kompeten, (2) mempunyai metode uji yang valid dan alat laboratorium yang memadai, dan (3) memiliki kinerja dalam hasil uji profisiensi yang baik (inlier).

Uji Profisiensi Laboratorium Pakan Tahun 2019Uji profisensi merupakan uji banding antar

beberapa laboratorium. Berdasarkan ISO/IEC 17043:2010 tujuan pelaksanaan uji profisiensi adalah untuk: (1) evaluasi kinerja laboratorium dalam pengujian atau pengukuran tertentu dan pemantauan kinerja laboratorium berkelanjutan; (2) identifikasi permasalahan di laboratorium serta inisiasi tindakan untuk peningkatan; (3) penetapan efektivitas dan kesebandingan metode uji atau pengukuran; (4) peningkatan kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium; (5) identifikasi perbedaan antar laboratorium; (6) edukasi bagi laboratorium yang berpartisipasi berdasarkan hasil uji banding; dan (7) validasi klaim ketidakpastian.

Penyelenggaraan uji profisiensi bidang pakan merupakan salah satu tugas dan fungsi Unit

PERTEMUAN EVALUASI UJI PROFISENSILABORATORIUM PAKAN TAHUN 2019 Oleh : Yelly Refita, S.Pt,M.Si;

Kepala Seksi pendaftaran dan peredaran pakan direktorat pakan

Page 39: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

info

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 37

Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang menangani fungsi pakan yaitu Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP), Bekasi. Dalam pelaksanaan tugas tersebut BPMSP Bekasi telah terakreditasi SNI ISO/IEC 17043:2010 dengan nomor PUP-004-IDN pada tahun 2013 dan reakreditasi tahun 2018 dengan komoditi pakan dan bahan pakan.

Pertemuan Evaluasi Uji Profisiensi Laboratorium Pakan Tahun 2019

Pertemuan evaluasi uji profisiensi laboratorium pakan tahun 2019 dilaksanakan dengan tujuan untuk membahas hasil pelaksanaan uji profisiensi, sekaligus sebagai media sosialisasi kebijakan pembangunan pakan kepada laboratorium pakan, utamanya kepada laboratorium pabrik pakan dan swasta.

Pertemuan ini diselenggarakan pada tanggal 30 Juli 2019 di Hotel Grand Inna Kuta, Bali. Pertemuan dibuka oleh Direktur Pakan mewakili Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, dengan Narasumber Direktur Pakan, Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan BPOM Denpasar. Peserta yang hadir adalah Kepala Laboratorium atau Quality Control (QC) Laboratorium Pakan Kementerian Lembaga (Kementerian Kelalutan Perikanan, Kementerian Perindustrian, dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia), Laboratorium Pakan Daerah, Swasta, Perguruan Tinggi, dan pabrik pakan.

Dalam pertemuan tersebut, Direktur Pakan kembali menekankan bahwa laboratorium pakan memiliki peran penting dalam pengawasan mutu dan keamanan pakan diantaranya: (1) melakukan pengujian mutu dan keamanan bahan pakan dan pakan; (2) memberikan advokasi penggunaan formulasi pakan; (3) peningkatan kompetensi dan metode pengujian bahan pakan dan pakan; (4) aktif sosialisasi peran, tugas, kontribusi laboratorium pakan kepada pemerintah daerah dan stakeholders; (5) meningkatkan nilai tambah produk; (6) meningkatkan bisnis dan perdagangan pakan/bahan pakan; dan (7) pintu gerbang jaminan kualitas

pakan/bahan pakan serta produk peternakan. Untuk mendukung peran penting tersebut maka penting bagi laboratorium pakan untuk mengikuti uji profisiensi.

Peserta uji profisiensi laboratorium pakan terdiri dari laboratorium kementerian/lembaga, laboratorium pakan daerah, perguruan tinggi, swasta, dan pabrik pakan. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah peserta rata-rata 24%, dimana uji profisiensi pada tahun 2017 diikuti oleh 55 laboratorium pakan, tahun 2018 diikuti 77 laboratorium, dan 83 laboratorium pakan tahun 2019, untuk lebih jelasnya kami sajikan dalam Gambar 1. Dengan ikut sertanya laboratorium di luar pemerintah utamanya laboratorium pabrik pakan dalam uji profisiensi, merupakan respons positif dari pelaku usaha untuk bersama-sama pemerintah dalam penjaminan mutu dan keamanan pakan yang beredar.

Selain peningkatan jumlah peserta, hasil uji profisensi juga menunjukkan trend positif pada 3 tahun terakhir. Pada tahun 2017, hasil uji yang baik (in lier) sebesar 72,97%, meningkat menjadi 80,89% pada tahun 2018, dan 86,76% pada tahun 2019. Hasil ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengujian di laboratorium pakan tersebut sudah cukup baik. (TAF)

Jumlah peserta dan hasil uji profisiensi tahun 2017-2019

Page 40: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

THE CODEx CODE OF PRACTICE ON GOOD ANIMAL FEEDING CARA PEMBERIAN PAKAN YANG BAIK BERDASARKAN “CODEx CODE” (CAC/RCP 54-2004)PART-2

1.1.1 Kondisi khusus berlaku untuk situasi darurat

13. Operator harus segera memberitahu pihak yang berwenang di negara tersebut jika dianggap bahwa bahan pakan tidak memenuhi persyaratan keamanan pakan yang ditetapkan dalam Pedoman ini. Informasi harus serinci mungkin dan setidaknya harus berisi deskripsi tentang sifat masalah, uraian tentang bahan pakan atau pakan, bahan yang dimaksudkan, identifikasi dari kemasan, nama pabrik dan tempat asal. Pihak yang berwenang dan berkompeten harus segera mengambil tindakan yang efektif untuk memastikan bahwa bahan pakan atau pakan tidak menimbulkan bahaya bagi kesehatan konsumen.

14. Segera setelah diketahui bahwa ada kemungkinan bahan pakan atau pakan yang akan diperdagangkan secara internasional dan dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan konsumen, maka Otoritas yang berwenang dari negara pengekspor, atau setidaknya, Otoritas yang berwenang dari negara pengimpor yang relevan harus memberi tahu. Notifikasi harus disampaikan secara rinci dan setidaknya harus mengandung informasi spesifik sebagaimana dinyatakan dalam paragraf sebelumnya.

1.3 Prosedur Inspeksi (Pemeriksaan) dan Kontrol (Pengecekan)

15. Produsen pakan dan bahan pakan dan pihak industri terkait lainnya harus mempraktekkan self-regulation (pengaturan diri sendiri) atau auto-control (pengaturan secara otomatis) untuk memastikan kepatuhan dengan standar yang diperlukan untuk produksi, penyimpanan dan transportasi. Hal yang penting juga adalah mengembangkan program peraturan resmi berbasis risiko untuk memeriksa bahwa bahan pakan dan pakan yang diproduksi, didistribusikan dan digunakan aman dan sesuai untuk digunakan sebagai pangan asal hewan untuk konsumsi manusia. Prosedur inspeksi dan kontrol harus digunakan untuk memverifikasi bahwa bahan pakan dan pakan memenuhi persyaratan untuk melindungi konsumen terhadap pangan yang berbahaya 7). Sistem inspeksi harus dirancang dan dilaksanakan berdasarkan penilaian risiko yang obyektif sesuai keadaan 8). Lebih baik jika metodologi penilaian risiko yang digunakan konsisten dengan pendekatan yang diterima secara internasional. Penilaian risiko harus didasarkan pada bukti ilmiah yang tersedia saat ini.

16. Pemantauan bahan pakan dan pakan, baik oleh industri atau badan inspeksi resmi, harus mencakup inspeksi dan pengambilan sampel serta analisis untuk

mendeteksi tingkat yang tidak dapat diterima dari zat yang tidak diinginkan.

4.5 Bahaya kesehatan yang terkait dengan pakan hewan

17. Semua bahan pakan dan pakan harus memenuhi standar keamanan minimum. Sangat penting untuk dipastikan bahwa tingkat zat yang tidak diinginkan dalam bahan pakan dan pakan harus cukup rendah sehingga secara konsisten konsentrasinya dalam makanan untuk konsumsi manusia berada di bawah tingkat yang ditentukan. Batas cemaran maksimum dan tingkat cemaran maksimum lainnya yang ditetapkan oleh Codex harus diterapkan pada pakan. Batas cemaran maksimum yang ditetapkan pada pakan, sebagaimana yang dibuat oleh Codex Alimentarius Commission, akan bermanfaat untuk menetapkan standard minimum keamanan pakan.

1.1.1 Imbuhan Pakan (Feed Additives) dan Obat Hewan yang Digunakan Sebagai Medicated Feed

18. Imbuhan pakan (feed additives) dan obat hewan yang digunakan untuk medicated feed harus dinilai keamanannya dan digunakan sesuai dengan pernyataan yang disetujui sebelumnya oleh pihak yang berkompeten.

19. Obat hewan yang digunakan pada medicated feed harus memenuhi ketentuan dalam Codex Recommended International Code of Practice for the Control of the Use of Veterinary Drugs 9).

20. Batas antara imbuhan pakan (feed additives) dan obat hewan yang digunakan dalam medicated feed harus diatur untuk menghindari penyalahgunaan.

21. Imbuhan pakan (feed additives) harus diterima, ditangani dan disimpan untuk menjaga penggunaannya yang sesuai, meminimalisir penyalahgunaan pemanfaatannya atau terkontaminasi. Pakan yang didalamnya terdapat feed additives harus digunakan dengan ketat sesuai dengan aturan cara penggunaannya.

22. Antibiotik tidak boleh digunakan pada pakan dengan tujuan sebagai “growth promoters” apabila tidak ada penilaian terhadap keamanan kesehatan masyarakat.

4.5.2 Pakan dan Bahan Pakan

23. Pakan dan bahan pakan hanya boleh diproduksi, dijual dan disimpan serta digunakan apabila barang tersebut dinyatakan sesuai dan aman.

24. Pakan dan bahan pakan tidak boleh disajikan atau

Oleh : Ir. Triastuti Andajani, M.Si

info

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201938

Page 41: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

dipasarkan dengan cara yang dapat menyesatkan atau dapat disalahgunakan

1.1.3 Zat yang Tidak Diinginkan (Undesirable substances)

25. Keberadaan zat yang tidak diinginkan dalam pakan dan bahan pakan seperti kontaminan yang berasal dari industri dan lingkungan, pestisida, radionuklida, polutan organik yang persisten, agen patogenik dan racun harus diidentifikasi, diawasi dan diminimalisir. Produk ternak yang mungkin menjadi sumber agen BSE (Bovine Spongiform Encephalopathy) tidak boleh digunakan secara langsung sebagai pakan ruminansia atau sebagai bahan pakan pembuatan pakan ruminansia. Tindakan pengendalian yang diberlakukan untuk mengurangi tingkat yang tidak dapat diterima dari zat yang tidak diinginkan harus dinilai, terkait dampaknya terhadap keamanan pangan

26. Risiko dari setiap zat yang tidak diinginkan terhadap kesehatan konsumen harus dinilai dan penilaian tersebut dapat mengarah pada pengaturan batas maksimum untuk bahan pakan dan pakan atau larangan bahan tertentu sebagai pakan ternak

BAGIAN-5 : PRODUKSI, PROSES PEMBUATAN, PENYIMPANAN, TRANSPORTASI DAN DISTRIBUSI PAKAN DAN BAHAN PAKAN

27. Produksi, pembuatan, penyimpanan, transportasi dan distribusi bahan pakan dan pakan yang baik dan aman merupakan tanggung jawab dari semua pihak terkait dalam rantai pasok pakan, termasuk peternak, pengusaha bahan pakan dan pakan, pengemudi truk, dsb. Setiap pihak yang terlibat pada rantai pasok, bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dibawah rentang kendali masing-masing, termasuk kepatuhan terhadap semua persyaratan hukum yang berlaku

28. Pakan dan bahan pakan tidak boleh diproduksi, dibuat, disimpan, ditransportasikan dan didistribusikan pada fasilitas atau menggunakan peralatan yang tidak sesuai dan dapat berdampak kepada keamanan serta kepada kesehatan kesehatan konsumen.

29. Jika pendekatan dasar GMP dan HACCP telah diterapkan, maka harus dipastikan bahwa bidang-bidang berikut ini ditangani.

5.1 Unit Usaha (Premises)

30. Bangunan dan peralatan yang digunakan untuk pengolahan bahan pakan dan pakan harus dibangun dengan cara yang memungkinkan untuk memudahkan proses operasionalisasi, pemeliharaan dan pembersihan serta meminimalkan kontaminan pakan. Aliran proses dalam fasilitas pabrik juga harus dirancang untuk meminimalkan kontaminasi pakan.

31. Air yang digunakan dalam pembuatan pakan harus memenuhi standar higienis dan kualitas yang sesuai untuk ternak. Tangki, pipa dan peralatan lain yang digunakan untuk menyimpan dan mengalirkan air harus menggunakan bahan yang tepat yang tidak mengakibatkan tingkat kontaminasi yang tidak aman.

32. Kotoran, limbah dan hujan harus dibuang dengan cara tertentu untuk menghindari kontaminasi peralatan, pakan dan bahan pakan.

33. Kotoran, limbah dan air hujan harus dibuang dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari kontaminasi peralatan, pakan dan bahan pakan

5.2 Penerimaan, Penyimpanan dan Transportasi

34. Pupuk kimia, pestisida dan bahan lain yang tidak digunakan sebagai pakan dan bahan pakan harus disimpan secara terpisah dari pakan dan bahan pakan, untuk menghindari potensi kesalahan pembuatan dan mencegah terjadinya kontaminasi terhadap pakan dan bahan pakan.

35. Pakan olahan dan bahan pakan harus disimpan secara terpisah dari bahan pakan yang belum diproses dan harus menggunakan bahan kemasan yang sesuai. Pakan dan bahan pakan harus diterima, disimpan dan di transportasikan dengan cara sedemikian rupa sehingga meminimalisir kemungkinan adanya kontaminasi silang yang dapat menyebabkan dampak negatif ada keamanan pakan.

36. Keberadaan zat yang tidak diinginkan dalam pakan dan bahan pakan harus dipantau dan diawasi.

37. Pakan dan bahan pakan harus dikirim dan digunakan dengan segera. Seluruh pakan dan bahan pakan harus disimpan dan ditransportasikan dengan cara sedemikian rupa yang meminimalkan kerusakan dan kontaminasi serta pakan dikirim kepada ternak yang tepat.

38. Perawatan harus dilakukan untuk meminimalkan kerusakan dan pembusukan pada semua tahap penanganan, penyimpanan dan pengangkutan bahan pakan dan pakan. Tindakan pencegahan khusus harus dilakukan untuk membatasi pertumbuhan jamur dan bakteri dalam pakan lembab dan agak lembab. Kondensasi harus diminimalkan pada fasilitas pembuatan dan pengolahan pakan dan bahan pakan. Pakan kering dan bahan pakan harus dijaga tetap kering untuk membatasi pertumbuhan jamur dan bakteri

39. Limbah pakan dan bahan pakan serta bahan lain yang mengandung zat yang tidak diinginkan pada tingkat yang tidak aman serta bahaya lainnya tidak dapat digunakan sebagai pakan, tapi harus dibuang dengan cara yang sesuai termasuk mematuhi semua persyaratan hukum yang berlaku

5.3 Pelatihan Pegawai

40. Seluruh personel yang terlibat dalam proses pembuatan pakan, penyimpanan dan penanganan pakan dan bahan pakan harus mendapatkan pelatihan yang memadai dan menyadari peran dan tanggung jawab mereka untuk menjaga keamanan pangan

info

7) Priciples for Food Import and Export Inspection and Certification (CAC/GL 20-1995)

8) Guidelines for the Design, Operation, Assessment and Accreditation of Food Import and Export Inspection and Certification Systems (CA/GL 26-1997)

9) CAC/RCP 38-1993

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 39

Page 42: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Kalimantan Barat merupakan suatu daerah yang kaya akan sumber daya alam, berbagai jenis tumbuhan dengan keanekaragaman spesies tumbuh subur pada daerah ini. Salah satunya adalah Tanaman Buas-Buas yang biasa dikenal juga dengan sebutan beruas, ambong-ambong laut, pecah piring, singkil atau limau pantau, sedangkan nama ilmiahnya adalah Premna sp.

Tanaman buas-buas adalah tumbuhan yang biasa tumbuh secara alami di daerah rawa-rawa yang pada awalnya hanya dikenal sebagai tumbuhan yang hidup liar ini keberadaannya tidak terlalu menjadi perhatian dan habitatnya sering dijumpai dihutan-hutan. Tanaman ini belum banyak dikenal dan dimanfaatkan orang namun pucuk daunnya sudah dimanfaatkan di daerah Kalimantan Barat sebagai lalapan, sebagai obat tradisional dan sering digunakan oleh peternak sebagai hijauan pakan untuk ternak kambing

Tanaman buas-buas merupakan tanaman semak dengan tinggi bisa mencapai 7-10 meter, mempunyai bunga berwarna putih berbentuk seperti lonceng sepanjang 1 cm, daun bewarna hijau kekuningan ketika muda dan hijau tua setelah tua. Daunnya tunggal, lebar, dan saling berhadapan dan ujung daun meruncing tajam serta mempunyai aroma yang khas. Pohon muda berbatang coklat tetapi jika sudah tua bewarna kelabu. Tanaman buas-buas dapat dikembangbiakan dengan biji dan stek.

Jika dilihat dari kandungan protein kasar dengan hasil 20,17% maka tanaman buas-buas ini termasuk bahan pakan sumber protein yang berasal dari hijauan. Golongan bahan pakan sumber protein meliputi semua bahan pakan ternak yang mempunyai kandungan protein minimal 20% (berasal dari hewan/tanaman).

Menurut beberapa literatur, tanaman buas-buas banyak mengandung bahan kimia yang merupakan produksi metabolit sekunder dan digunakan sebagai alat pertahanan dari serangan organisme pengganggu atau pelindung bagi tumbuhan. Tanaman ini juga dapat dimanfaatkan manusia sebagai obat-obatan karena adanya senyawa bioaktif yang spesifik yaitu kelompok flavonoid yang bermanfaat sebagai obat, insektisida, anti mikroba, anti virus, anti jamur, obat infeksi pada

luka, mengurangi pembekuan darah di dalam tubuh, anti oksidan, anti tumor, dan anti kanker. Masih diperlukan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh pemberian daun buas-buas pada ternak karena daun ini dapat digunakan sebagai alternatif hijauan pakan. (TAF)

TANAMAN BUANG-BUANGHIjAUAN LOKAL KALIMANTAN BARAT

Oleh : Hartanti Ayu Wulandari, S.Pt; Wastukan Pertama Provinsi Kalimantan Barat

info

Kandungan nutrisi dari daun buas-buas : Kadar Air : 44,19%

Kadar Abu : 8,3%,

Kadar Protein Kasar : 20,17%

Kadar Serat Kasar : 16,14%,

Kadar Lemak Kasar : 1,75%

Kadar Ca : 1,21%

Kadar P : 0,28%

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 201940

Page 43: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 45

INFOVolume 6 No. 2 Oktober 2019 41

Selayang Pandang

Page 44: Pengembangan Sumber Daya manuSia Di era inDuStri 4pakan.ditjenpkh.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2020/... · 2020-01-21 · berperan di bidang pakan. Perkembangan ilmu pengetahuan

Masyarakat diminta Lapor jika ada PNS yang Sebar Ujaran

Kebencian dan Intoleransi.Salurkan SSnya ke :

- Div. IT Menkominfo WA 08119224545- lapor.go.id

- Email [email protected] Twitter BKN twitter.com/bkngoid

- Facebook BKN Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia

PNS yang Sebar Ujaran Kebencian di Medsos Terancam

Dipecat

#ASN