pengembangan variasi mengajar
DESCRIPTION
TUGAS IBMTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Guru merupakan jabatan profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru.
Dalam pelaksanaanya, guru dituntut memiliki berbagai keterampilan atau kreativitas
mengajar, strategi belajar mengajar yang tepat, dan kemampuan melaksanakan evaluasi yang
baik. Dengan wawasan yang luas diharapkan guru mampu memperhitungkan berbagai
kemungkinan yang akan terjadi dengan pertimbangan kondisi sekarang dan pengalaman masa
lalu. Tujuan ini adalah agar guru dapat memahami bahwa dalam melaksanakan fungsi dan
perannya merupakan fasilitator pendidikan, guru diharapkan mempunyai kemampuan dan
kreativitas dalam menjalankan kegiatan mengajar sebagai transforming science kepada siswa
sebagai penerima dan pengembang ilmu yang telah diberikan oleh guru selama kegiatan
pengajaran berlangsung di dalam kelas.
Pengembangan variasi mengajar merupakan suatu hal yang harus dimiliki seorang
pendidik, yang mana dengan kemampuan mengembangkan variasi mengajar, pendidik
mampu menciptakan suasana belajar yang diinginkan oleh peserta didik sehingga mereka
mampu menyerap pelajaran dengan baik. Namun, di sisi lain faktor kebosanan yang
disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang monoton mengakibatkan perhatian,
motivasi dan minat siswa terhadap pelajaran menurun. Untuk itu diperlukan adanya
keanekaragaman dalam penyajian variasi mengajar.
1.2 Batasan Masalah
Pengertian variasi mengajar
Tujuan variasi mengajar
Pengaplikasian variasi mengajar didalam kelas
1.3 Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan variasi mengajar?
Apa Tujuan variasi mengajar?
Bagaimana pengaplikasian variasi mengajar didalam kelas ?
[1]
1.4 Tujuan Penulisan Karya Ilmiah
1.4.1 Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas individu membuat makalah yang berjudul “Penerapan variasi belajar
dalam mata pelajaran teknik otomotif ”
1.4.1 Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pengaplikasian variasi belajar dalam mata pelajaran teknik
otomotif.
[2]
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Variasi Mengajar
Pengertian “variasi” menurut kamus istilah populer adalah “selingan, selang-seling, atau
pergantian”. Sedangkan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam
konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam
proses belajar mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta
berperan serta secara aktif. Variasi dapat berwujud perubahan-perubahan atau perbedaan-
perbedaan yang sengaja diciptakan atau dibuat untuk memberikan kesan yang unik.
Dalam proses belajar mengajar ada variasi apabila guru dapat menunjukkan adanya
perubahan dalam gaya mengajar, media yang berganti-ganti, dan ada perubahan dalam pola
interaksi antara guru-siswa dan siswa-siswa. Variasi lebih bersifat proses daripada produk.
Soetomo (1993) mengemukakan bahwa mengadakan variasi dalam proses pembelajaran
dapat diartikan sebagai perubahan cara/gaya penyampaian yang satu kepada cara/gaya
penyampaian yang lain dengan tujuan menghilangkan kebosanan/kejenuhan siswa saat
belajar sehingga menjadi aktif berpartisipasi dalam belajarnya.
Hal senada dikemukakan oleh Hamid Darmadi (2010): variasi dalam kegiatan
pembelajaran merujuk pada tindakan dan perbuatan guru yang disengaja ataupun secara
spontan dengan maksud meningkatkan perhatian siswa selama pelajaran berlangsung.
Dari pendapat tersebut dapat saya disimpulkan bahwa keterampilan mengadakan variasi
adalah penyampaian materi ajar dengan berbagai cara/gaya yang dilakukan guru yang
bertujuan untuk menghilangkan kebosanan/kejenuhan siswa sehingga siswa menjadi aktif dan
berpartisipasi dalam belajarnya.
2.2 Tujuan Variasi Mengajar
Penggunaan variasi mengajar adalah untuk menarik perhatian para anak didik agar
lebih berkonsentrasi kepada pelajaran yang diberikan oleh guru. Tujuan tersebut dapat adaah:
[3]
1. Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa terhadap Relevandi Proses Belajar
Mengajar.
Perhatian siswa dalam pelajaran yang diberikan oleh guru selama proses
pembelajaran amat penting karena mempengaruhi keberhasilan tujuan belajar
mengajar yang ditunjukan oleh penguasaan materi pelajaran pada setiap siswa.
Indikator penguasaan siswa terhadap materi pelajaran adalah terjadinya perubahan
didalam diri siswa.
2. Memberikan kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi
Siswa tidak akan belajar dengan baik dan tekun jika tidak ada dorongan kuat
yang menggerakan siswa tersebut , dorongan tersebut disebut Motivasi. Oleh sebab
itu motivasi memegang peranan penting dalam belajar. Motivasi setiap siswa berbeda
terhadap suatu bahan pelajaran , oleh karena itu seorang guru selalu ingin
memberikan motivasi terhadap siswa yang kurang memberikan perhatian terhadap
materi pelajaran yang diberikan.
Motivasi dapat dibedakan berdasarkan timbulnya yaitu :
Motivasi Intrinsik, motivaasi yang timbul dari diri sendiri
Motivasi Ekstrinsi yaitu motivasi yang timbul akibat dorongan dari pihak luar dirinya
Masalah akan muncul apabila ada siswa yang tidak ada motivasi di dalam dirinya,
maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya sangat
diperlukan, dan peranan guru pada saat seperti ini sebagai alat yang mendorong
manusia untuk berbuat dan sebagai arah yang menentukan arah perbuatan dan alat
unttuk menyeleksi perbuatan.
3. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Tanggap siswa kepada gurunya bermacam-macam, masalah akan muncul apabila ada
siswa tertentu yang kurang senang terhadap gurunya , yang mengakibatkan bidang
pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut menjadi tidak disenangi.
[4]
Ketidaksukaan siswa terhadap guru tersebut mungkin terjadi karena :
- guru tersebut kurang bervariasi dalam mengajar atau
- gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa.,
- guru kurang dapat menguasai keadaan kelas
- guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan
kegairahan belajar siswa
Hal ini kurang menguntungkan guru.
Oleh sebab itu jadilah guru yang bijaksana adalah guru yang pandai
menempatkan diri dan pandai mengambil hati siswa dengan cara mempunyai gaya
mengajar dan pendekatan yang sesuai dengan psikologis siswa misalnya disela-sela
pelajaran selalu diselingi humor dengan pendekatan edukatif.
4. Memberikan Kemungkian Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual
Seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai ketrampilan yang mendukung
dalam proses beajar mengajar. Penguasaan metode pelajaran yang dituntut kepada
guru tidak hanya satu atau dua metode , tetapi lebih banyak lagi. Selain itu, seorang
guru harus menguasai tiga ketrampilan meliputi :
Metode
Media
Pendekatan
Apabila seorang guru mengusai ketiga ketrampilan tersebut diatas, maka guru tersebut
sangat mudah melakukan pengembangan variasi mengajar untuk mencipkan
lingkungan belajar yang kondusif.
[5]
Fasilitas merupakan kelengkapan yang diperlukan disekolah. Fasilitas dapat berfungsi
sebagai :
§ Sebagai alat bantu pengajaran
§ Sebagai alat peraga
§ Sebagai sumber belajar
Kelengkapan fasilitas belajar tersebut mempengaruhi guru dalam pemilihan metode
pengajaran.
5. Mendorong Anak Didik untuk Belajar
Seorang guru harus menyediakan lingkungan belajar, kewajiban siswa adalah
belajaar, kedua kegiatan tersebut menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang
disebut interaksi edukatif. Lingkungan pengajaran yang kondusif adalah lingkungan
yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya
kegiatan belajar mengajar.
Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi anak didik adalah motivasi
intrinsik yang lahir dari kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan.Anak didik
yang kurang senang menerima pelajaran tidak harus terjadi , karena hal itu sangat
menghambat proses belajar mengajar, oleh sebab iu guru harus menciptakan
lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah
belajar. Untuk hal ini , cara akurat yang seharusnya dilakukan guru adalah
mengembangkan variasi belajar, baik dalam gaya mengajar,dalam penggunaan media
dan bahan pelajaran.
2.3 Pengaplikasian variasi mengajar didalam kelas
Lingkungan yang kondusif dan menyenangkan dalam suasana belajar sangat
diperlukan agar dapat menggariahkan belajar siswa dan merangsang siswa menjadi
aktif.
[6]
Prinsip - prinsip penggunaan variasi mengajar adalah sebagai berikut :
1. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua variasi
digunakan , selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk setiap
jenis variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar.
2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan , sehingga saat
proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan
proses belajar tidak terganggu
3. Penggunaan komponen variasi harus benar – benar terstruktur dan
direncanakan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes ,
spontan , sesuai dengan umpan balik yang diterima oleh siswa.
Bentuk umpan balik ada dua yaitu :
a. Umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa.
b. Umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajar.
Langkah penerapan didalam kelas
a. Variasi Gaya Mengajar
Variasi ini meliputi variasi suara , variasi gerakan anggota badan, dan variasi
perpindahan posisi guru dalam kelas. Bagi anak didik , variasi tersebut dilihat
sebagai suatu yang energik, antusias, bersemangat, dan semuanya memiliki relevansi
dengan hasil belajar. Perilaku guru seperti itu dalam proses belajar mengajar akan
menjadi dinamis dan mempertinggi komunikasi antara guru dan anak didik,
menolong penerimaan bahan pelajaran dan memberi stimulasi .
Variasi gaya mengajar ini adalah sebagai berikut :
1) Variasi Suara
Tekanan atau intonasi serta volume suara yang digunakan guru selama proses
pembelajaran, hendaknya tidak monoton. Tapi perlu divariasikan, kadang
intonasinya rendah, bila perlu dirubah agak tinggi, dan pada saat meminta
[7]
perhatian dalam suasana kelas ramai atau rebut dibutuhkan intonasi tinggi.
Intonasi tinggi bukan berarti marah.
Perubahan intonasi suara dari waktu ke waktu dibutuhkan agar tidak terkesan
datar. Kadang perlu intonasi yang menyejukan. Pada saat yang lain mungkin
dibutuhkan karena adanya penekanan tertentu atau bagian penting dari pelajaran,
guru merubah intonasi suara menjadi lebih tgas. Jadi perubahan intonasi disini
dimaksudkan untuk menysuaikan dengan kondisi kelas atau pemenuhan
kebutuhan siswa.
2) Pemusatan Perhatian
Pada saat memberikan penjelasan kepada siswa, guru tahu bahwa ada bagian-
bagian penting yang harus dicatat atau diingat secara khusus oleh siswa. Guru
melakukan perubahan tertentu, misalnya dengan volume suara dan mimik serius
guru mengatakan “anak-anak coba diperhatikan gambar ini, sambil menunjuk
bagian tertentu pada gambar yang ditampilkan. Bagian paling tinggi ini
dinamakan puncak gelombang, pada titik ini terjadi simpangan terbesar.”
Bila belum seluruh siswa yang memberikan perhatian, pada bagian yang
dianggap guru penting, guru mengatakan perhatian, perhatian …, anak-anak
semuanya lihat ke depan, guru memberi tanda khusus pada bagian yang dia
anggap penting tersebut. Mungkin guru melingkari, memberi tanda berbeda
dengan bagian lainnya, atau mungkin menebalkan bagian penting dimaksud.
Sehingga menarik perhatian siswa.
3) Kesenyapan
Perpindahan topik pembicaraan, perubahan strategi, pernggantian media
pelajaran, atau pemberian waktu sejenak kepada anak untuk berpikir setelah diberi
tugas, selayaknya diberi jedah waktu. Namanya jedah, tentu waktu tersebut tidak
lama, cukup beberapa saat saja, supaya kosentrasi siswa tidak bubar. Jedah waktu
tersebut disebut dengan istilah kesenyapan.
Jedah waktu atau kesenyapan dibutuhkan agar siswa tidak mernyimpan
pertanyaan, kok tiba-tiba sudah berganti topik? Apa maksud Ibu/ Bapak guru ya?
Kenapa bapak/ Ibu guru mundar mandir aja ya? Jedah waktu membantu guru dan
siswa untuk lebih menikmati manfaat variasi yang dilakukan.
[8]
4) Mengadakan Kontak pandang
Selama proses pembelajaran berlangsung, pasti terjadi kontak pandang antara
guru dengan siswa. Tapi kontak pandang yang dimaksudkan di sini adalah, kontak
pandang dengan siswa atau kelompok tertentu. Pada saat guru ingin meyakinkan
bahwa siswa pasti bisa menjawab pertanyaan, guru memandang siswa sejenak
dengan maksud member kekuatan mental.
Kontak pandang juga bermanfaat dalam memberikan perhatian khusus kepada
siswa yang berkelakuan menyimpang di kelas. Untuk menghentikan tingkah anak
atau kelompok yang mengganggu ketentraman kelas, sejenak guru memandang
satu per satu siswa tersebut sebelum menyampaikan teguran halus.
Guru juga bisa memanfaatkan kontak pandang untuk meyakinkan diri bahwa
siswa benar-benar telah mengerti dengan apa yang dijelaskan. Setelah
menjelaskan bagian materi tertentu atau memberikan contoh soal, guru bertanya
“apa kalian sudah paham?” sambil memandangi anak secara bergantian. Karena
mata bisa jujur mengungkap rahasia hati, dia masih bingung atau sudah mengerti
sering terlihat dari mata anak.
5) Gerakan badan dan Mimik
Mimik dan gerakan anggota badan dapat membantu guru mengatasi masalah
kebosanan anak dalam belajar. Guru mrmperlihatkan muka serius pada saat
menjelaskan. Begitu menjawab pertanyaan anak berubah ramah dan santun,
Begitu melihat anak sukses melakukan aktivitas yang ditugaskan kepadanya, guru
memperlihatkan mimik senang dan bangga.
Perubahan mimik muka bermanfaat di dalam mengatasi rasa jenuh, bosan atau
takut atau tegang.Karena mimik muka guru saat mengajar berdampak secara
psikologis terhadap anak. Ibarat seorang artis atau public figure lainnya, guru
sebaiknya tidak memperlihatkan kesedihan, kekecewaan, atau marah di hadapan
siswa. Sebaliknya mimic muka bersahaja, senang, bangga dengan anak akan
menumbuhkan motivasi belajar pada anak.
Variasi gerak tubuh juga dibutuhkan, sehingga tidak terkesan gerakan guru
sebagai gerakan sebuah robot. Anggukan, gekengan, acuangan jempol, senyuman
dan gerakan tubuh lainya harus ditampilkan secara bergantian.sehingga menarik
bagi anak.
[9]
6) Pergantian Posisi Guru
Rombongan belajar di Indonesia pada umumnya jumlahnya besar, lebih
kurang 40 orang. Tempat duduk kebanyakan disusun berjejer ke samping dan ke
belakang. Semua anak berhak mendengarkan penjelasan, mendapatkan perhatian
dan mengamati media dengan jelas. Oleh sebab itu guru harus memenuhi hak
mereka tersebut antara lain dengan mendatangi mereka sesekali ke sampimg atau
ke belakang. Jadi kadang kala guru berafa di depan, lalu pindah ke tengah dan
pindah lagi ke belakang. Begitu seterusnya sepanjang kegiatan pembelajaran. Jadi
guru tidak hanya berada di depan atau hanya menghadap papan tulis saja selama
mengajar.
a. Variasi Penggunaan Media
Fisika termasuk dalam kelompok ilmu yang berasal dari alam, hasil
pengamatan terhadap gejala dan kejadian di sekitar bahkan di dalam diri manusia.
Dengan karakter tersebut banyak sekali tersedia media pembelajaran di sekitar
siswa. Guru tinggal memilih media mana yang paling tepat digunakan untuk
materi ajar yang akan diberkan.
Diri dan pengalaman siswa dapat menjadi media pembelajaran. Misalnya
untuk mengajarkan pengertian dasar otomotif, yang berbicara tentang motor
bakar, guru dapat meminta pengalaman anak pada saat berada di kendaraan yang
dikendarai, dimana bensin dimasukkan dan kendaraan dapat bergerak.Dua orang
anak bisa diminta ke depan untuk melakukan peragaan tentang bagaimana proses
yang terjadi didalam ruang bakar.
Diantara media-media yang disebutkan di atas dan media jenis lain yang
belum disebutkan, media digolongkan sebagai berikut:
1) Media yang dapat dilihat
Media jenis ini hanya dapat dipandang oleh siswa. Media-media yang
tergolong media ini antara lain slide proyektor, power point, charta,
gambar, model, dan miniatur.
2) Media yang dapat didengar
Jenis media kedua adalah media yang dapatn didengar. Suara yang
diperdengarkan mungkin tentang komunikasi dua orang atau lebih yang
direkam. Suara tersebut kemungkinan juga penjelasan atau narasi yang
[10]
berkaitan dengan materi pelajaran. Media yang termasuk dalam kategori
ini adalah radio, tape recorder, MP3, MP4, dan media sejenis lainnya.
3) Media yang dapat didengar dan dilihat
Karena melibatkan dua indra manusia, penggunaan yang benar dalam
kegiata pembelajaran tentu akan memberikan hasil yang lebih baik
dibandingkan media pertama dan kedua. Media pelajaran yang termasuk
dalam kategori ini adalah video, film, dan program simulasi.
4) Media yang dapat diraba dan dimanipulasi
Media yang termasuk dalam kategori ini jauh lebih baik dari ketiga
media yang disebutkan sebelumnya. Karena siswa dapat berinteraksi
dengan media tersebut. Media yang termasuk dalam kategori ini adalah set
peralatan eksperimen, set peralatan demonstrasi, dan program simulas
interaktif. Program simulasi interaktif berbeda dengan program simulasi
saja, karena program ini menyediakan menu yang dapat diisi oleh siswa.
Jadi ada interaksi antara siswa dengan media tersebut.
Guru dapat memilih satu, dua atau lebih media di dalam suatu
pertemuan pembelajaran. Misalnya untuk mengajar pembiasan cahaya
guru menggunakan set eksperimen yang akan dilaksanakan berkelompok.
Pada saat member pengarahan cara menggunakan alat guru menggunakan
power point atau OHP atau Charta. Untuk penyampaian informasi lain
guru memanfaatkan papan tulis dan spidol. Sehingga ada variasi dan siswa
tidak bosan belajar.
b. Variasi Pola Interaksi dan Kegiatan Siswa
Kegiatan pembelajaran adalah proses mencari ilmu, keterampilan dan
pembentukan sikap. Proses yang baik akan memberikan pembelajaran yang
efektif. Dimana dalam waktu yang sudah ditetapkan didapatkan hasil
maksimal. Proses yang baik tergambar dari interaksi yang terjadi selama
proses pembelajaran.
Interaksi-interaksi yang dikembangkan oleh guru di dalam kegiatan
pembelajaran, mengacu pada empat interaksi; yaitu interaksi siswa-guru, guru-
siswa, siswa-siswa, dan siswa media pembelajaran. Imteraksi tersebut
dikembangkan lewat beberapa pola interaksi yang ditata oleh guru. Dalam hal
[11]
ini guru menjadi sutradara. Guru dapat memilih, menggabungkan,
menggunakan scara bergantian pola-pola berikut:
1) Diskusi Kelas
Pola interaksi ini tepat digunakan pada saat membuka, menutup,
memberikan penjelasan-penjelasan penting yang harus diketahui dan
dipahami oleh semua anak, mencari kesepakatan, merangkum dan
membuat kesimpulan. Seharusnya pola ini tidak digunakan sepanjang
proses pembelajaran, karena terlalu lama menggunakan ini bisa berakibat
muncul kejenuhan pada sebagian siswa.
Pola diskusi kelas dapat dikombinasikan dengan pola lain dengan
strategi yang disesuaikan dengan karakter anak dan kondisi kelas pada
saat pembelajaran berlangsung.
2) Diskusi Kelompok
Diskusi kelas dapat dikombinasikan dengan diskusi kelompok. Pada
diskusi kelompok kesempatan untuk aktif benjadi lebih besar. Terutama
bagi siswa yang pemalu dan pendiam. Di dalam kelompok kecil siswa
bertukar pikiran hanya dengan beberapa orang teman, sehingga
komunikasi menjadi lebih efektif.
Diskusi kelompok yang direncanakan secara matang, akan
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan diskusi kelas. Apalagi
kalau guru bisa menjalankan perannya sebagai fasilitator, motivator, dan
mediator. Menggabungkan diskusi kelompok dengan presentasi
membantu guru menyatukan pendapat siswa melalui pendapat mereka
sendiri. Jadi pada satu sisi anak lebih paham, pada sisi lain tugas guru
menjadi lebih ringan.
3) Demonstrasi
Menarik perhatian siswa, membuat siswa lebih mudah memahami
konsep-konsep fisika yang diajarkan, dan menghidupkan suasana kelas
dapat dilakukan guru melalui bantuan demonstrasi. Bila guru menguasai
tatacara demonstrasi dan cekatan di dalam memperagakan atau trampil
dalam menggunakan alat, membantu anak cepat menyerap materi ajar.
Guru dapat melibatkan anak di dalam melakukan demonstrasi. Guru
dapat memilih strategi demonstrasi yang cocok dengan karakter anak dan
kondisi kelas. Kegiatan demonstrasi yang dilengkapi dengan latihan
[12]
tentang konsep-konsep fisika dan aplikasinya, diharapkan memberikan
hasil yang lebih baik. Jadi ada tindak lanjut dari demonstrasi yang
dilakukan.
4) Pembelajaran perorangan
Selama proses pembelajaran berlangsung semua siswa berhak untuk
mendapatkan perhatian khusus dari guru. Di dalam kelas biasanya ada
anak yang butuh bantuan khusus untuk bisa aktif di dalam diskusi kelas
dan diskusi kelompok. Untuk itu guru perlu mendorong anak tersebut agar
berani mengemukakan pendapat di forum diskusi kelas maupun diskusi
kelompok.
Walaupun guru sedang menerapkan diskusi kelas atau diskusi
kelompok, anak yang terlalu aktif perlu disadarkan untuk berbagi
kesempatan dengan temannya. Sebaliknya anak yang terlalu pasif harus
didorong supaya menjadi aktif berpartisipasi. Dengan kata lain pendekatan
pribadi harus tetap ada di tengah pendekatan klasikal dan kelompok.
Sepanjang kegiatan pembelajaran diharapkan guru trampil
menvariasikan atau mengkombinasikan pendekatan klasikal, kelompok
dan perorangan. Agar siswa tidak bosan, guru memanfaatkan waktu secara
efektif, dan tujuan pembelajaran trcapai denga cara lebih mudah.
[13]
2.4 Contoh Rencana Pembelajaran
Rencana Mengajar ( DTMO )
Bidang Studi : Dasar Teknik Mekanik OtomotifMateri Pokok : Motor bakarSub Pokok Materi : Motor 4 tak dan 2 takSatuan Pendidika : SMKKelas/ Semester : X Semester 1Waktu : 45 menit
Standar KomptensiMenerapkan konsep dasar motor bakar dan prinsip kerja dari motor bakar. Kompetensi DasarMenganalisis cara kerja motor bakar
Indikator Pencapain1. Memahami pengertian motor bakar2. Mengkaji bagaimana prinsip kerja dari motor bakar3. Melakukan penelitian sederhana yang berhubungan dengan motor bakar
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu
1. Menjelaskan pengertian dari motor bakar4. Memberikan penjelasan bagaimana prinsip kerja dari motor bakar2. Menerapkan penelitian sederhana yang berhubungan dengan motor bakar.
Materi Pelajaran 1. Perpindahan kalor secara konduksi
Uraian materi terlampir !!
Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Keterampilan
1 Sejenak memperhatikan seluruh siswa secara bergantian dan mengucapkan salam.
Membalas salam Kontak pandang
2 Mendekati siswa yang terlihat belum siap mengikuti
Menjawab pertanyaan guru Variasi posisi
[14]
pembelajaran. Mengajukan pertanyaan “ Rahmi, sudah siap untuk belajar?”
4 Menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran
Menyimak apa yang disampaikan guru
5 Mengajukan pertanyaan tentang pengaruh dari bahan bakar yang tidak sempurna dan menunggu beberapa saat untuk memberi kesempatan kepada siswa memikirkan jawaban.
Menjawab pertanyaan guru
6 Bila siswa tidak ada yang menjawab, guru melemparkan pertanyaan pada siswa tetentu
Pola interaksi
7 Menyampaikan strategi pembelajaran dan mencatat hal-hal penting di papan tulis
Menyimak penjelasan guru
8 Menyampaikan penjelasan umum tentang prinsip kerja dari motor bakar 4 tak dan 2 tak
Menyimak penjelasan guru Variasi media dan metode
9 Mendemonstrasikan percobaan tentang motor bakar
Memperhatikan peragaan Variasi metode
10 Mengajukan pertanyaan “kecepatan mana yang lebih tinggi antara motor bakar 2 tak dan 4 tak
Menjawab pertanyaan guru Variasi pola interaksi
11 Mengajukan pertanyaan “kenapa terjadi perbedaan kecepatan antara motor bakar 4 tak dan 2 tak?
Menjelaskan bahwa proses langkah kerja dari motor 2 tak lebih cepat dari motor 4 tak, sehingga motor 2 tak memiliki kecepatan yang lebih ketimbang motor 4 tak
Memberikan tanggapan dengan mendekati anak tersebut lalu menepuk-nepuk pundaknya sambil mengucapkan tepat sekali!!
Variasi posisi
[15]
12 Menanyakan siswa yang belum mengerti dengan materi pelajaran
Bertanya tentang materi yang tidak dimengerti atau kurang dipahami
Kelompok
13 Memberi kesempatan kepada siswa lain untuk menjawab
Mencoba menjawab pertanyaan temanya.
Bila jawaban yang diberikan benar, guru mengucapkan “ya tepat sekali”
Perorangan
Menanyakan aplikasi komponen yang menyebabkan prinsip motor bakar dapat merubah energy panas menjadi energy gerak sehingga dapat bergerak ?
Anto Menjawab pertanyaan guru dengan menyebutkan secara benar aplikasi tersebut.
Klasikal
Guru mengatakan “karena jawabannya benar, bapak akan memberikan hadiah untuk anto ”. Memberikan hadiah sambil tersenyum
Menerima dengan senang perorangan
14 Mengajukan sejumlah pertanyaan tentang hal apa yang belum dimengerti oleh murid .
Mencatat dan mengerjakan latihan (bila waktu sudah habis, mengerjakan sebagai Pekerjaan Rumah)
Klasikal
15 Menutup pelajaran Mengucapkan salam menutup
Alat dan Sumber Belajar
Alat
white board, spidol, penghapus, power poin atau OHP, alat Muschenbroek, kapas, spiritus, korek api, lilin, stopwatch.
Sumber:
1. Buku modul dasar-dasar otomotif2. Sumber berupa LKS
[16]
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar . Komponen-
komponen variasi menajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media, dan bahan ajaran dan
variasi interaksi , mutlak dikuasi oleh guru untuk menggairahkan belajar anak didik dalam
waktu relatif lama dalam suatu pertemuan kelas
[17]
DAFTAR PUSTAKA
Drs Syaiful Bahri Djamara dan Drs Aswan Zain; Strategi Belajar Mengajar, :Penerbit
Rhineka Cipta, Cetakan ke tiga , Agustus 2006, Jakarta
Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata,; Landasan Psikologis Proses Pendidikan,;Penerbit PT
Remaja Rosdakarta, Cetakan ke dua, Oktober 2004, Bandung.
Roestiyah N K; Strategi Belajar Mengajar ; Penerbit Rhineka Cipta, Cetakan ke tujuh ,
Maret 2008, Jakarta
Moh Uzer Usman dan Lilis SEtiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,
,;Penerbit PT Remaja Rosdakarta, Cetakan pertama, 1993, Bandung.
Ibrahim, Perencanaan Pengajaran, Rineka Cipta, Jakarta, 2003
Hamalik, O, Psikologi Belajar dan Mengajar, Sinar Baru, 1992
Tohirin, Psikologi Pembelajaran PAI, Rineka Cipta, Jakarta, 2005
Prof. Dr Azhar Arsyad,M.A , Media Pembelajaran, PT Rajagrafindo, edisi ke 9 , 2007.
Jakarta
[18]