pengendali keran wudhu
TRANSCRIPT
SISTEM KENDALI KERAN WUDHUK MENGGUNAKAN SENSOR PIRBERBASIS MIKROKONTROLER AT89C2051
Disusun oleh
ANGGA NUR ABU YAZID
Teknik Elektro Universitas Negeri Jakarta
ABSTRAK
Sistem keran ini digerakkan secara manual oleh manusia dengan cara memutar atau menggerakkan keran ke atasatau ke bawah. Namun sistem keran secara manual ini memiliki kelemahannya yaitu keran yang mudah rusak danpemborosan air dikarenakan kelalaian menutup keran. Dengan memanfaatkan sensor Passive Infrared (PIR) sebagaipendeteksi objek berupa anggota tubuh manusia dan mengirimkan sinyal tersebut ke MikrokontrolerAT89C52051 sebagai pusat pengendalinya. Mikrokontroler ini akan mengirimkan instruksi untuk menggerakkan solenoid valve yang berfungsi sebagai katup aliran air. Hasil penelitian menunjukkan bahwasensor PIR ini dapat mendeteksi objek dalam jarak maksimum 3 meter. Ketika sensor PIR menerima radiasi panasdari objek, maka solenoide valve membuka katub untuk mengalirkan air. Di samping itu dibutuhkan debit airtertentu untuk dapat mengaktifkan solenoide valve.
Kata Kunci : Keran, PIR, dan Mikrokontroler AT89C511. Sensor Proximity2. Sensor Sinar3. Sensor Ultrasonik4. Sensor Tekanan5. Sensor Suhu
Dengan memanfaatkan suatu mikrokontroler sebagai pusat pengendalinya, maka dapat diperoleh suatusistem pengendalian keran yang lebih efektif dan efisisen dalam pengoperasiannya.
2. SENSOR PASSIVE INFRARED (PIR)
Cahaya merupakan suatu bentuk radiasi dari gelombang elektromagnetik yang pada prinsipnya samadengan gelombang radio, misalnya infrared, ultraviolet, dan sinar-X. Pada dasarnya yang membedakannya adalahpanjang gelombang dan frekuensinya.
Panjang gelombang dari cahaya tampak yakni 400nm hingga 800 nm, dan ultraviolet memiliki panjang gelombang lebih pendek dari 400 nm [2]. Hubungan antarafrekuensi dan panjang gelombang dapat dirumuskan dengan persamaan 1.
1. PENDAHULUAN
Keran merupakan salah satu katup yang digunakanc
f……………(1)
sebagai saklar untuk menutup dan membuka aliran air. Namun peralatanini sangat mudah mengalami kerusakan dikarenakan kurangbijak dalam mengoperasikannya. Di samping itu kerusakan dan kelalaian dalam penggunaan keran tersebut akan berdampak kepada pemborosan air.
Transduser adalah piranti atau alat yang berfungsi mengubah parameter fisis seperti suhu, tekanan, berat,magnetik, optik, kimia kedalam isyarat listrik yaitutegangan dan arus. Bentuk Transduser sangat bergantungkepada penomena fisis yang ada. Parameter yang sama dapat ditentukan dengan berbagai tipe transduser yangberbeda.[1].
Sensor adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi dan sering berfungsi untuk mengukurmagnitude sesuatu. Sensor adalah jenis tranduser yang digunakan untuk mengubah variasi mekanis, magnetis,
panas, sinar dan kimia menjadi tegangan dan arus listrik. Sensor biasanya dikategorikanmelalui pengukur, diantaranya adalah :
Dimana : c adalah kecepatan cahaya 3.108 m/sλ adalah panjang gelombang dalam meter ƒ adalah frekuensi dalam Hertz
LED (Light Emiting Dioda) infrared adalah suatu komponen yang tersusun dari sambungan P–N yang akanmemancarkan cahaya bila dialiri arus dengan bias maju. Proses pancaran cahaya berdasarkan perubahan tingkat energiketika elektron dan lubang bergabung atau berekombinasi di daerah N pada saat LED dibias maju. Selama perubahanenergi ini, proton akan dibangkitkan, sebagian akan diserap oleh bahan semi konduktor dan sebagian lagi akandipancarkan sebagai energi cahaya. Tingkatan energi dari proton dinyatakan dengan persamaan 2.
E hc…………….(2)
Dimana : E adalah energi dalam elektron voltc adalah kecepatan cahaya
panjang gelombang
h konstanta plank ( 6,62.10-34 Js)
Infra merah dapat digunakan baik untuk memancarkan data maupun sinyal suara.Keduanya membutuhkan sinyal carier untuk membawa sinyal data maupun sinyal suara hingga sampai pada receiver.Untuk transmisi sinyal suara biasanya digunakan rangkaian voltage to frekwensi converter yang berfungsi untukmengubah tegangan sinyal suara menjadi frekuensi.
Infra merah merupakan radiasi yang tidak tampak pada daerah spektrum elektromagnetik yang mempunyaipanjang gelombang antara 750 nm sampai 1000 m.Detektor panas memiliki respon terhadap sumber panas yang timbul dari suatu radiasi tertentu dan hasilnya diukurdengan peralatan temperatur. Tiga jenis detektor panas yang paling banyak dipakai adalah bolometer, thermocoupledan pyroelectric. Untuk masing – masing detektor yang telah disebutkan, penyerapan radiasi menimbulkan perubahan suhu pada detektor yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik dari bahan penyusunnya. Untukbolometer misalnya, akan terjadi perubahan resistansi (tahanan) listrik.
1
+Radiasi infra merah berada pada spektrum elektromagnetik dengan panjang gelombang lebih besar
daripada cahaya tampak. Radiasi infra merah tidak dapat dilihat tapi dapat dideteksi. Benda yang dapat memancarkan panas berarti memancarkan radiasi infra merah.Benda – benda ini termasuk makhluk hidup seperti binatang dan tubuh manusia. Tubuh manusia dan binatang dapatmemancarkan radiasi infra merah terkuatyaitu pada panjang gelombang 9,4 m. Radiasi inframerah yang dipancarkan inilah yang menjadi sumber pendeteksian bagi detektor panas yang memanfaatkan radiasiinfra merah.
3. METODOLOGI
Metodelogi yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Studi literatur
Tahapan ini mempelajari teori-teori dasar yang menunjang, yaitu tentang gelombang infra merah, teorimikrokontroler AT89C2051, relai, katupsolenoid, bahasa assembly MCS-51.
2. Perancangan sistemPada tahap perancangan ini terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak.
-- + Perangkat keras dirancang sesuai diagram blok yang
dibuat, serta pengujian pada papan PCB (PrintedIR
- +RG
+ -3
Gambar 1 Diagram internal rangkaian sensor PIR
PIR sensor mempunyai dua elemen sensing yang terhubungkan dengan masukan dengan susunan seperti yangterdapat dalam Gambar 1 Jika ada sumber panas yang lewat di depan sensor tersebut, maka sensor akanmengaktifkan sel pertama dan sel kedua sehingga akan menghasilkan bentuk gelombang seperti ditunjukkandalam Gambar 2 Sinyal yang dihasilkan sensor PIR mempunyai frekuensi yang rendah yaitu 0,2 – 5 Hz. [3]
2
Gambar 2. Arah jangkauan gelombang sensor PIRCircuit Board). Perangkat lunak dirancang dengan menggunakanassembly MCS-51.
3. Pembuatan perangkat kerasTahapan ini meliputi tata letak komponen, pembuatan
PCB dan penyolderan komponen pada PCB.4. Pembuatan perangkat lunak
Pada tahapan perancangan perangkat lunak dirancang sebuah programyang akan diinputkan pada mikrokontroler
denganmenggunakan
bahasa pemrograman assembly MCS-51, yaitu program untukmengolah
hasil sinyal yang diterima mikrokontroller.
5. Pengujian alatPada tahapan ini dilakukan pengujian terhadap masing-masing blok dan keseluruhan sistem yang diperolehpada penelitian, yang meliputi: pengujian rangkaian sensor passife infrared, pengujian sistem minimumAT89C2051, catu daya, penggerak relai, serta pengujian keran solenoid.
4. PERANCANGAN SISTEM
4. 1 Gambaran Umum Sistem
Perancangan alat ini meliputi perangkat keras dan perangkat lunak. Gambar 3 di bawah ini menunjukkandiagram blok dari sistem yang dirancang. Sistem tersebut terdiri dari sensor PIR,Mikrokontroler AT89C2051, rangkaian driver dan solenoide valve.
sebagai penerima informasi sinyal gelombang inframerah yang dapat dihubungkan ke mikrokontroler.
Sensor PIR MikrokontrolerAT89C2051
Driver SolenoidValve
Gambar 3. Blok diagram umum sistem
4.2 Sensor PIR
Sensor PIR merupakan komponen produksi COMedia Ltd., Sensor tersebut sudah dipabrikasi dandikemas dengan baik, sehingga dapat mengurangi inteferensi sinyal yang diterima. Pada perancangan inidibatasi area atau daerah yang dapat di deteksi oleh sensor PIR dengan cara memberikan pelindung padamasing-masing sisi kiri dan kanan sensor PIR. Hal dilakukan agar tidak terjadi gangguan terhadap sensoruntuk keran yang lain karena arah jangkauan sensor PIR dapat mencapai sudut 60o seperti terlihat pada Gambar 4 dibawah ini :
P I R S ens or
Gambar 6. Blok rangkaian penerima infra merah
Gambar 6 di atas menunjukkan blok rangkaianpenerima cahaya infra merah. Pada PIR sensorditambahkan fresnel lens yang berfungsi untukmengumpulkan radiasi infra red tepat ke sensor PIR
4.3 Sistem Minimum AT89C2051
Dalam perancangan ini digunakan mikrokontrolerAT89C2051, karena mikrokontroler tersebut memiliki15 bit I/O (port 1 dan 3), Hal ini cukup mewakili kebutuhan dari perancangan sistem yang akan dibuat,
P e l i n dung
J a n g k auan P I R s ens or d engan P e l i ndung
P e l i nd ung
yaitu hanya memerlukan 2 bit input dan 2 bit output. Dan untuk aplikasip a d a banyak keran cukup hanya membutuhkan satu mikrokontroler u n t u k mengontrolsejumlah keran
Tabel 1. Hubungan antara PIR sensor dengan mikrokontroler
J angk aua n P I R s ens or t anp a P e l i ndung
Gambar 4. Ilustrasipembatasan area sensor
Sensor PIRMikrokontroler
AT89C2051O/P Pin 12Vcc Pin 20
Rangkaian sensor PIR sudah merupakan suatu kesatuan dari hasil pabrifikasi. Konfigurasi pin sensor PIRseperti terlihat pada Gambar 5 Sensor ini memiliki 3 pin, yang masing-masingnya dihubungkan ke Ground, Vcc (5V)dan pin ketiga merupakan pin I/O.
Sistem minimum AT89C2051 sebagai basis pengontrol untuk keran solenoid. Rangkaian ini hanyaterdiri atas single chip mikrokontroler AT89C2051,sebuah osilator dan dua buah kapasitor yang berfungsi
untuk menstabilkan frekuensi. Gambar 7 menunjukkan skema darirangkaian tersebut.
2 P30 (RX)3 P31 (TX)6 P32 (INT0)7 P33 (INT1)8 P34 (T0)9 P35 (T1)
11 P375 XTAL-14 XTAL-21 RST
P1 12
P01 13P11 14
P21 15
P31 16P41 17
P51 18
P61 197 20
10
VCC GND
11 MHz
1uF
Vcc
AT89C2051
Gambar 5. Konfigurasi Pin Sensor PIR [3]30pF
1k30pF
Selain itu sensor tersebut juga sangat mudahdigunakan, karena hanya menggunakan 1 pin I/O
Gambar 7. Rangkaian Sistem Minimum AT89C2051[4]
Mikrokontroler AT89C2051 memiliki dua buah port I/O dua arah. Pin reset terhubung ke rangkaian reset sistem.Rangkaian sistem minimum ini menggunakan osilator kristal 11 MHz yang berfungsi membangkitkan sinyal clockinternal. Jadi setiap satu instruksi MCS-51 akan dilaksanakan dalam waktu 1 mikro detik.
4.4 Driver RelaiRangkaian driver relay (penggerak relai) yang dirancang terdiri dari dua buah transistor, transistor-
transistor difungsikan sebagai swicth yang bekerja untuk mengaktifkan relaidiberi energi, inti besi akan ditarik ke dalam kumparansolenoid untuk membukakan keran. Pegas atau per yang terdapat pada pangkal inti besi akan mengembalikan keranpada posisi semula, yaitu tertutup apabila arusberhenti. Keran solenoid dapat mengontrol hidrolis(cairan minyak), pneumatic (udara) atau aliran air.
Koil solenoid AC
12 V 12 V
10 K AC
1K
220 VPer
inti besi yg dapat digerakk anAT89C2051
TransistorC9013
1K TransistorC9013
m a suka n a irke lu aran air
Gamba
r 8. Penggerak relai
Alasan penggunaan dua buah transistor padarangkaian penggerak relai yaitu untuk mengatasi ketidakmampuan mikrokontroler membuat transistor saturasi karena mikrokontroler tergolong aktif low.
Ketika logika high diberikan pada salah satu pin mikrokontroler maka impedansinya akan tinggi sehingga arus yang dihasilkan oleh pin mikrokontroler tidak mampu membuat transistor saturasi disebabkanI B < I BSat jika rangkaian penggerak menggunakan satu transistor, oleh karena itu dirangkai rangkaian swicthingtransistor seperti pada Gambar 8. Pada perancangan ini, kita menggunakan dua buah relai untuk mengaktifkan dua buahkeran solenoid.
4.5 Keran Solenoid
Keran ini akan dihubungkan ke sumber arus AC dengan besar tegangan 220V. Pada perancangan sistem ini kitamemakai Normally Closed (NC Valve) yaitu katup pada posisi tertutup pada saat solenoid tidak bertegangan(deenergized), dan katup akan terbuka pada saat solenoid diberikan tegangan (solenoid energized). Pada solenoid terdapat dua buah terminal yang disambungkan ke sumber tegangan dan relai. Gambar 9 menunjukkan skemarangkaian keran solenoid.Keran solenoid adalah kombinasi dari dua dasar unit fungsional :1) Solenoid (elektromagnet) dengan inti atau plungernya.
2) Badan keran yang berisi lubang mulut pada tempat piringan atau stop-kontak ditempatkan untukmenghalangi atau mengizinkan aliran.Aliran melalui lubang mulut keran akan terbuka atau tertutup tergantung pada apakah solenoid diberi energi
atau dihilangkan energinya. Apabila kumparan
Gambar 9. Keran solenoid
Aplikasi standar dari keran solenoid biasanya menghendaki bahwa keran dipasang langsung pada saluran pipa atau pada pertengahan pipa yang menghubungkan air masuk dengan air keluar (Gambar 9). Badankeran biasanya kuningan yang ditempa. Dianjurkan menggunakan saringan untuk mencegah pasirhalus atau kotoran dari rumah pada lubang mulut dan menyebabkan kebocoran. Keran harus dipasang dengan arah aliran sesuai dengan anak panah yang tercetak pada sisi bodi keran, atau tanda “IN” dan “OUT” pada hubungan pipa. Keran solenoid cocok untuk menangani aliran pada satu arah saja. Dengan tekanan yangdiberikan pada bagian atas dari piringan keran.
4.6 Perangkat Lunak
Program yang akan diinputkan pada mikrokontroler, guna mengontrol kondisi keran solenoid untuk membuka ataumenutup sesuai dengan output dari sensor. Program ini dibuat dengan bahasa assembly MCS-51 dandimasukkan ke dalam Flash PEROM mikrokontroler.
Diagram Alir Program MCS-51 yang diinputkan pada Mikrokontroler AT89C2051 dapat dilihat padaGambar 10. Program tersebut diinputkan ke dalam memori flash PEROM mikrokontroler denganmenggunakan downloader. Tetapi sebelumnya harus dilakukan pengkonversian ke dalam bahasa mesin(hexadecimal) agar dimengerti oleh mikrokontroler.
Start
reset semua port
Input =logika 1?
Y
N Output = 0dari sumber panas serta luas area yang dapat dijangkau.Multimeter dihubungkan ke rangkaian seperti pada Gambar 11. Panas tubuh manusia yang digunakan dalampengujian ini mempunyai suhu normal sebesar 27 – 32 o C.
Jarak sumber panas terhadap sensor di ubah sampai jarak tertentu sampai multimeter tidak menunjukkanrespon tegangan yang dihasilkan oleh sensor. Ketika tidak ada objek yang di deteksi, maka keluaran teganganmenunjukkan angka 0,1 mV. Ini menunjukkan bahwa keluaran sensor PIR adalah logika 0 (rendah) ketika tidakmendeteksi objek.
Output = 1(keran
terbuka)
Delay 3detik
END
Gambar 10. Flowchart
5. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Pengujian Sistem
Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian sensor PIRsebagai rangkaian penerima gelombang infra merah, sistem minimum AT89C2051, keran solenoid dan pengujian sistem secara keseluruhan. Hasil pengujian kemudiandibandingkan dengan hasil perencanaan. Hasil perbandingan ini selanjutnya dianalisa.
5.1.1 Pengujian Sensor PIRGambar di bawah ini menunjukkan rangkaian sensor
PIR.
Gambar 11. Rangkaian sensor PIRPengujian sensor PIR bertujuan untuk mengetahui jarakmaksimal yang dapat dideteksi oleh sensor PIR
Gambar 12. Tegangan sensor PIR tanpa objek
Ketika ada objek berupa sumber panas dideteksisensor PIR, maka tegangan keluaran sensormenunjukkan 4,95 Volt. Ini menunjukkan sensor akanberlogika 1 (tinggi) ketika mendeteksi mendeteksi panastubuh. Pengujian juga dilakukan dengan melihat responsensor PIR terhadap sumber panas tubuh manusia padajarak tertentu. Hasil pengujian sensor PIR dapatdilihat pada Tabel 2 berikut ini.
Gambar 13. Keluaran tegangan sensor PIR ketika mendeteksi objek berupa panas tuibuh
Tabel 2. Respon sensor PIR terhadap jaraksensor), sedangkan output yang digunakan adalah pin
P3.0 dan P3.1 yang dihubungkan ke penggerak relai.
Vcc
100
2 P30 (RX)3 P31 (TX)6 P32 (INT0)7 P33 (INT1)8 P34 (T0)9 P35 (T1)
11P3
7
5XTAL-14XTAL-21RST
P1 12
P01 13P11 14P21 15P31 16P41 17P51 18P61 197 20
10
VCC GND
11 MHz
30pF1k
1uFVcc
AT89C205130pF
5.1.2 Pengujian Sistem Minimum AT89C2051
Listing program pengujian sistem minimum adalahsebagai berikut :
ORG 0H MULAI:MOV P1,#00000000B CALL DELAYMOV P1,#00000001BCALL DELAYMOV P1,#00000011B CALL DELAYMOV P1,#00000111B CALL DELAYMOV P1,#00001111BCALL DELAYMOV P1,#00011111B CALL DELAY
Jarak ukur(cm)
Tegangan(Volt)
Keterangan
30 4,95 Akurat60 4,95 Akurat90 4,94 Akurat
120 4,94 Akurat160 4,94 Akurat210 4,94 Akurat270 4,94 Akurat300 4,94 Akurat310 4,94 Tidak Akurat350 4 Tidak Akurat400 4 Tidak Akurat450 4 Tidak Akurat500 0 Tidak Akurat550 0 Tidak Akurat
MOV P1,#00111111B CALL DELAYMOV P1,#01111111BCALL DELAY AJMP MULAI
DELAY :MOV R0,#2
DELAY2:MOV R1,#FFH DELAY3:MOV R2,#0DJNZ R2,$DJNZ R1,DELAY3DJNZ R0,DELAY2RET END
Sebagai indikator output digunakan LED seperti terlihat pada Gambar 14. Pada perancangan ini pin yang digunakansebagai input adalah P1.2, P1.3 (sebagai input
Gambar 14. Rangkaian Pengujian Sistem Minimum
Instruksi yang dimasukkan tersebut akan memberikan keluaran yang ditampilkan oleh LEDdengan kombinasi yang yang berbeda seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Pengujian Sistem Minimum AT89C2051
Input Output
Desimal BinerKombinasi
LED0 00000000 11111111
1 00000001 11111110
3 00000011 11111100
7 00000111 11111000
15 00001111 11110000
31 00011111 11100000
63 00111111 11000000
127 01111111 10000000
5.1.3 PENGUJIAN DRIVER RELAI
Relai berfungsi sebagai penggerak aktuator berupa solenoide valve. Pengujian relai tampak seperti padagambar di bawah ini.
Gambar 15. Rangkaian pengujian relai
Ketika keluaran dari mikrokontroler high atau bertegangan 5 Volt maka ini akan menjadi input untuk kaki basis transistor pertama, yang menyebabkan transistor pertama mengalami saturasi, sehingga untuk kaki basis transistor yang kedua akan mendapatkan tegangan 0 Volt. Tegangan Vcc pada transistor yang kedua akan menggerakkan relai, sehingga relaidalam keadaan close, hal ini akan menghubungkan antara beban dengan sumber tegangan 220 volt dari PLN
5.1.4 Pengujian Keran Solenoid
Keran solenoid diberikan tegangan 220 V maka inti besi di antara kumparan akan bergerak ke atas membuka jalur keluar masukair dengan sedikit mengeluarkan bunyi hentakan. Hal ini juga bisa di uji dengan melakukan peniupan pada salah satupangkal keran, maka maka angin akan mengalir ke ujung keran Tapi akan berbeda ketika tidak diberikan tegangan 220 V, saatdilakukan uji coba dengan meniupkan angin dari pangkal maka gerak angin di batasi oleh inti besi sehingga tidak bisa mengalir ke ujungkeran.
5.2 PembahasanObjek berupa tangan didekatkan ke arah sensor maka PIR mendeteksi radiasi infra merah yang
dipancarkan dari tangan. Besarnya pancaran radiasi infra
merah terkuat dari tangan manusia maksimum pada panjang gelombang 9,4 m. Sedangkan sensor PIRsangat sensitif terhadap radiasi infra merah sehingga di tambahkan fresnel lens untuk membatasi radiasi yang masuk sehinggasensor hanya akan menerima radiasiinfra merah pada range panjang gelombang 8 - 14 m.
Radiasi infra merah tersebut diubah menjadi bentuk tegangan pada 5 Volt. Output dari sensor ini digunakan mikrokontroler sebagai sinyal high atau logika 1. Mikrokontroler melakukan proses manipulasi operasi untuk mendapatkan output yang dikehendaki. Pada pembuatan sistem ini dirancang dua buah keran otomatis dengan masing-masing sensor. Sehingga input yangdigunakan pada mikrokontroler adalah dua buah port. Ketika input logika 1 diterima oleh mikrokontroler, mikrokontroler mendelay atau menunda pembacaan selama 3 detik untuk pengkondisian.
Keluaran tinggi (5 Volt) mikrokontroler sebagai input kaki basis transistor pertama pada rangkaianpenggerak relai yang menyebabkan transistor beradapada keadaan saturasi. sehingga untuk kaki basis transistor yang kedua akan mendapatkan tegangan 0 Volt.Tegangan Vcc sebesar 12 volt pada transistor yangkedua akan menggerakkan relai, sehingga relai bekerjadan menghubungkan beban dengan sumber tegangan220 volt.
Tegangan 220 V AC yang mengalir ke kumparan lilitan kawat akan menimbulkan medan magnet sehingga akanmenarik inti besi yang ditempatkan bebas bergerakantara dua buah kumparan. Sehingga air yang beradapada pangkal keran bisa mengalir keluar.
6. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas maka ditarik kesimpulan sebagai berikut :1. Sistem kendali keran menggunakan sensor PIR yang dikendalikan oleh mikrokontroler AT89C2051 dapat menjadi
alternatif untuk keran air wudhuk yanglebih efektif dalam operasionalnya.
2. Sistem ini bekerja dengan cara mendeteksi panas dengan memanfaatkan radiasi infra merah yangdipancarkan oleh tubuh manusia dengan radiasi infra merah terkuat dengan p a n j a n g gelombang9,4 m.
3. Sistem ini memakai sensor Passive Infrared (PIR)sebagai detektor suhu yang bekerja pada -20oC -50oC, dengan jangkauan efektif sejauh 3 meter pada sudut 0o.
7. REFERENSI
[1] Carr, JJ, 1993, Sensor and Circuits: Sensors, transducers, and supporting circuits for electronicinstrumentation, measurement, and control, PTR Prentice Hall, New Jersey.
[2] Carr, JJ, 1979, Elements of Electronic Instrumentation and Measurement, PrenticeHall, New Jersey.
[3] COMedia Ltd, “Data Sheet Passive InfraredKC7783R”. Tersedia : http://www. alldatasheet.com,11 Januari 2007.
[4] Christanto, D & Pusporini, K, Panduan Dasar Mikrokontroller KeluargaMCS-51, Innovative Electronics, Surabaya, , 2004.