pengendalian banjir sungai karema kabupaten …
TRANSCRIPT
PENGENDALIAN BANJIR SUNGAI KAREMA KABUPATEN MAMUJU
PROVINSI SULAWESI BARAT
WRE RESEARCH Divisi Riset dan Pelatihan
HIMPUNAN MAHASISWA PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Paper WRE
RESEARCH yang berjudul “Pengendalian Banjir Sungai Karema Kabupaten Mamuju Provinsi
Sulawesi Barat”.
WRE RESEARCH merupakan program kerja dari Divisi Riset dan Pelatihan Himpunan
Mahasiswa Pengairan periode 2020/2021. Tujuan dari WRE RESEARCH ini adalah untuk
mengembangkan minat dalam penelitian sekaligus menambah pengetahuan seputar
permasalahan dan penyelesaian di bidang sumber daya air.
Dalam penyusunan Paper WRE RESEARCH ini, penulis ingin berterima kasih kepada:
1. PT. Sri Agung Jaya selaku Konsultan Konstruksi dalam proyek terkait.
2. Dr. Ir. Ussy Andawayanti, MS. selaku Ketua Jurusan Teknik Pengairan FT-UB.
3. Damarendro Wihandaru Putra selaku Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Pengairan
periode 2020/2021.
4. Staff Divisi Riset dan Pelatihan Himpunan Mahasiswa Pengairan periode 2020/2021.
Penulis menyadari bahwa dalam proses laporan ini masih banyak kekurangan sehingga
masih jauh dari sempurna, hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang
dimiliki penulis.
Malang, Februari 2021
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
DESKRIPSI LOKASI STUDI .................................................................................................... 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................................... 4
ANALISIS HIDROLOGI ........................................................................................................ 4
ANALISIS HIDROLIKA ........................................................................................................ 6
DESAIN PENGENDALIAN BANJIR ................................................................................... 9
KESIMPULAN ......................................................................................................................... 12
1
PENDAHULUAN
Sungai-sungai yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Barat memiliki fungsi dan
pemanfaatan yang beragam, seperti untuk keperluan sumber air bersih, keperluan irigasi, sarana
transportasi serta keperluan lainnya. Akibat dari eksploitasi yang berlebihan, mengakibatkan
Daerah Aliran Sungai (DAS) mengalami kerusakan. Indikator kerusakan DAS diantaranya yaitu
berubahnya morfologi sungai seperti pendangkalan sungai. Hal ini terjadi pada Kabupaten
Mamuju.
Kabupaten Mamuju merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Barat yang hampir seluruh
kecamatannya dilintasi oleh sungai. Sebagai wilayah strategis dalam pengembangan
perekonomian dan pertumbuhan, tentunya tingkat eksploitasi sumber daya alam dan
pembangunan cenderung tinggi, sehingga menyebabkan Kabupaten Mamuju masuk dalam
kawasan rawan banjir. Salah satu sungai yang menyebabkan banjir Kabupaten Mamuju adalah
Sungai Karema.
Saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi dan waktu yang lebih dari 1 (satu) jam air Sungai
Karema akan meluap dan terjadi banjir yang akan menggenangi pusat perkotaan Mamuju. Hal
ini juga diperburuk dengan kondisi drainase perkotaan yang belum memadai. Dari uraian
permasalahan diatas diperlukan solusi atau penyelesaian untuk mengendalikan banjir Sungai
Karema.
Gambar 1. Banjir Merendam Kecamatan Simboro dan Kecamatan Mamuju di Kabupaten
Mamuju
2
DESKRIPSI LOKASI STUDI
Lokasi studi berada di wilayah Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Kabupaten Mamuju
memiliki luas wilayah sebesar 4.954,57 km2 yang secara administratif terbagi ke dalam 11
kecamatan. Kabupaten Mamuju sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perbukitan,
hanya sebagian kecil dari wilayah ini yang memiliki topografi datar. Daerah dengan topografi
datar sebagian besar merupakan daerah pedataran pantai, yang memanjang sejajar garis pantai
dengan lebar hanya sekitar 4 km. Banyak dari kondisi sungai di Mamuju saat ini secara fisik
telah mengalami gangguan akibat dari deforestasi hutan.
Kabupaten Mamuju terdapat banyak sungai-sungai kecil yang berfungsi sebagai drainase
bagi daerah pedataran pantai. Berdasarkan pengamatan lapangan, sungai-sungai ini banyak
menyempit akibat pendangkalan dan juga limbah sampah. Pada pekerjaan ini yang menjadi
fokus utama adalah Sungai Karema dengan luas DAS 83,36 km2. Sungai Karema mempunyai
lebar di muara 70 m, sedangkan lebar di hulu 40 m. Beberapa ruas telah dibangun parapet beton.
Sedangkan di bagian hulu sebelah kiri telah dibuat tanggul beton yang diberi pengaman boulder
pada sisi tebing drainase.
Menurut Komaruddin (Pegawai Dinas Pertanian Kab. Mamuju) pada bulan Februari 2018
terjadi banjir dengan ketinggian mencapai 4 m di atas tanggul. Banjir tersebut mengarah ke
pemukiman di sebelah kiri, sedangkan di sebelah kanan banjir terhalang oleh tebing. Banjir yang
terjadi pada bulan Maret 2018 termasuk katagori bencana. Hasil wawancara dengan masyarakat
banjir serupa pernah terjadi sekitar 30 tahun silam.
3
Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Mamuju
Gambar 3. Peta DAS Sungai Karema Kabupaten Mamuju
4
HASIL DAN PEMBAHASAN
Studi ini menitikberatkan pada analisis data survei hidrologi, hidrolika, dan desain penanganan
banjir Sungai Karema Kabupaten Mamuju.
ANALISIS HIDROLOGI
Data yang dibutuhkan:
1. Data hujan harian Stasiun Hujan Mamuju untuk periode tahun 2007 sampai 2018.
2. Data klimatologi Majene dari tahun 2009 sampai 2019.
3. Data peta Wilayah Sungai (WS) Kalukku – Karema.
4. Data peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Karema.
5. Data Digital Elevation Model Nasinonal (DEMNAS) dari BIG.
6. Data topografi dari hasil pengukuran tim konsultan.
DAS yang digunakan merupakan DAS Karema dengan Luas DAS 83,36 km2 dan Panjang
sungai utama 18,86 km.
Gambar 4. DAS Sungai Karema
5
Analisis hidrologi dilakukan untuk mendapatkan hidrograf banjir Sungai Karema. Data hujan
10 tahun yang sudah didapatkan terlebih dahulu dilakukan uji konsistensi dan diolah menjadi
distribusi hujan jam-jaman, sehingga dapat dilakukan analisis selanjutnya untuk mendapatkan
debit banjir rencana sesuai dengan SNI 2415:2016 tentang Tata Cara Perhitungan Debit Banjir
Rencana. Dalam studi ini menggunakan metode Hidrograf Satuan Sintetis (HSS) Snyder.
Gambar 5. Hidrograf Banjir Sungai Karema Metode HSS Snyder
Data aliran ini diberikan untuk menampilkan perhitungan profil muka air banjir. Data aliran ini
terdiri dari regim aliran, kondisi batas dan informasi debit puncak. Data debit yang digunakan
pada pemodelan ini adalah dari perhitungan debit banjir rencana dengan periode kala ulang 50
tahun. Debit dengan periode kala ulang 50 tahun ini dipilih karena Kabupaten Mamuju
merupakan ibukota provinsi. Dalam perencanaan bangunan pengendali debit rencana yang
digunakan adalah debit dengan periode kala ulang 50 tahun yaitu 303,98 m3/dt.
0.0
50.0
100.0
150.0
200.0
250.0
300.0
350.0
0.0 24.0 48.0 72.0
De
bit
(m
3/d
et)
Waktu (jam)
Q2 m3/det
Q5 m3/det
Q10 m3/det
Q20 m3/det
Q25 m3/det
Q50 m3/det
Q100 m3/det
6
ANALISIS HIDROLIKA
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui kapasitas saluran terhadap debit aliran yang masuk
dengan suatu periode kala ulang tertentu serta penentuan elevasi muka air sebagai dasar
perencanaan bangunan fisik yaitu metode perhitungan saluran alam yang memiliki karakteristik
hidrolis tidak beraturan dan tidak dapat dihitung dengan rumus perhitungan aliran seragam
(uniform flow). HEC-RAS dapat dipergunakan untuk menganalisis profil muka air baik pada
saluran maupun sungai. HEC-RAS menggunakan metode tahapan standar dalam proses
perhitungannya, dengan parameter hidrauliknya dihitung untuk masing-masing penampang.
Pemodelan HEC-RAS
Untuk melakukan analisis, yang dilakukan adalah memasukkan data geometri sungai
berdasarkan survei topografi sungai yang telah dilakukan.
Gambar 6. Skema Sungai Karema Pada HEC-RAS
Hasil perhitungan profil aliran muka air banjir Sungai Karema dengan menggunakan software HEC-
RAS 6.0 disajikan pada Gambar 7. Elevasi muka air banjir dan daerah yang terjadi luapan untuk tiap
penampang melintang sungai selengkapnya ditampilkan pada Gambar 8.
7
Gambar 7. Perspektif Profil Aliran Setelah Permodelan Sungai Karema
Gambar 8. Citra dan Cross section Sungai Karema
8
Dari hasil permodelan beberapa cross section mengalami luapan air seperti ditunjukkan pada
Gambar 9 di bawah ini.
Gambar 9. Contoh Cross section yang Mengalami Over Capacity
Aliran Sungai Karema meluap pada simulasi dengan debit Q50 dengan kedalaman air lebih dari
1 (satu) meter, perlu adanya bangunan yang dapat menangani luapan air tersebut dan tidak
menggenangi ke sekitar permukiman warga.
Gambar 10. Aliran Sungai Masuk ke Saluran Drainase
Ketika disimulasikan dengan debit banjir Q5 aliran Sungai Karema masuk ke saluran drainase
di sekitar jembaran Soekarno-Hatta perbatasan Kecamatan Simboro dengan Kecamatan
Mamuju, hal tersebut mengakibatkan banjir dan tidak berfungsinya saluran drainase yang
seharusnya mengalirkan air hujan ke sungai namun malah sebaliknya. Perlu adanya penanganan
9
khusus dalam menangani masalah tersebut seperti pintu klep drainase serta perbaikan sistem
saluran drainase.
DESAIN PENGENDALIAN BANJIR
A. Penanganan dengan Tanggul
Gambar 11. Penanganan Banjir dengan Tanggul pada Software HEC-RAS
Penanganan banjir menggunakan tanggul dapat menjaga aliran air melimpah ke sisi kanan dan
kiri sungai, desain tanggul dapat didesain dengan tanggul beton, tanggul timbunan, atau sheet
pile sesuai dengan kebutuhan dan persetujuan dari pemangku kebijakan terkait.
10
B. Penanganan dengan Sudetan
Gambar 12. Lengkung S di Hilir Sungai Karema
Pada letter S di hilir Sungai Karema dicoba penanganan dengan sudetan agar aliran dapat lancar
tanpa hambatan mengitari lengkung S, dalam penanganan ini kami menggunakan fitur Terrain
Modification pada HEC-RAS 6.0, sehingga kami membuat simulasi galian pada lengkung S
tersebut sehingga menjadi membelah lurus yang diharapkan dapat melancarkan aliran sungai.
Gambar 13. Simulasi Sudetan pada Sungai Karema
11
Hasil simulasi sudetan pada lengkung S tersebut menghasilkan reduksi ketinggian banjir yang
signifikan namun di beberapa titik tetap perlu adanya tanggul. Adanya halangan besar pada
penanganan ini yaitu pembebasan lahan pada lengkung S tersebut, perlu adanya pendekatan
persuasif antara pemerintah setempat dengan warga terdampak apabila menggunakan
penanganan banjir dengan sudetan ini.
12
KESIMPULAN
Penanganan banjir Sungai Karema dapat dilaksanakan dengan 2 (dua) alternatif yaitu:
1. Tanggul secara keseluruhan, alternatif ini dapat menggunakan tanggul beton, tanggul
timbunan, sheet pile ataupun campuran.
2. Sudetan namun disertai di beberapa titik saja, penanganan sudetan merupakan alternatif
terbaik karena tidak perlu menanggul secara kesuluruhan dengan kuantitas yang cukup
besar, namun pembebasan lahan terdampak sudetan merupakan permasalahan terbesar
dalam alternatif ini, perlu adanya pendekatan persuasif ke pemilik lahan dan kerja sama
antara pemangku kebijakan.