pengertian logistik4.doc
TRANSCRIPT
MAGISTER ILMU MANAJEMENUNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG 2011
PENGELOLAAN FUNGSI-FUNGSI LOGISTIK PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL
ABSTRACT
Tujuan - Tujuan dari makalah ini adalah untuk meninjau dan menganalis literatur logistik dan aplikasinya terhadap pengelolaan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Multinasional khususnya yang ada di Indonesia. Selain itu makalah ini juga ingin melihat bagaimana business performance yang dihasilkan dari pengelolaan logistik perusahaan tersebut.
Permasalah yang diangkat – Bagaimana struktur dan pemilihan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Multinasional di Indonesia dan gambarannya terhadap performance perusahaan.
Desain / metodologi / pendekatan - Makalah ini membahas dan menyajikan dalam bentuk tabel, ikhtisar, literatur akademis tentang fungsi-fungsi logistik dan aplikasinya ke dalam perusahaan Multinasional yang ada di Indonesia. metode yang digunakan dalam makalah ini adalah studi literatur melalui pengumpulan data sekunder.
Aplikasi Praktis pada Industri – Makalah ini menggambarkan applikasi sistim pengelolaan logistik di Indonesia pada perusahaan Multinasional dan permasalahan-permasalah yang muncul di dalamnya.
Kontribusi Orisinal tulisan Makalah – Makalah ini menyajikan sebuah gambaran kondisi dan permasalahan logistik di Indonesia dan aktivitasnya pada sebuah perusahaan Multinasional yang ada di Indonesia sehingga memberikan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kelancaran proses logistic dan permasalahan-permasalah dalam integrasi fungsi-fungsi logistik.
Keywords : Logistic, Global Marketing, Multinational Company
PENGELOLAAN FUNGSI-FUNGSI LOGISTIK PADA PERUSAHAAN MULTINASIONAL
I. PENDAHULUAN 1.1. Penjelasan Fenomena atas Topik
Distribusi dan logistik yang mendunia telah memainkan peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan perdagangan dunia. Terlebih
lagi persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi ini menuntut
perusahaan untuk menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya khususnya
dari segi distribusi dan logistik.
Esensi dari sebuah persaingan adalah terletak dari bagaimana sebuah
perusahaan dapat mengimplementasikan proses-proses dari penciptaan produk
atau jasa yang lebih murah, memiliki mutu lebih baik, dan lebih cepat untuk
memperolehnya (cheaper, better and faster) dibandingkan pesaing bisnisnya.
Global logistik merupakan suatu disain dan pengelolaan dari suatu
sistem yang mengarahkan dan mengontrol aliran dari bahan ‘menuju-melalui-
keluar’ dari perusahaan dengan melintasi batas-batas negara dalam upaya
mencapai tujuan perusahaan yaitu meminimumkan biaya total
(Soebijantoro,1999;p.3). Logistik melibatkan integrasi informasi, transportasi,
persediaan, pergudangan, penanganan material, kemasan, dan keamanan.
Banyak sekali penelitian-peneliatian yang membahas tentang
integrated dari fungsi-fungsi logistik seperti Kahn and Mentzer (1996, p. 6 dalam
van Hoek et al 2008, p.2) yang meneliti tentang integrasi saluran dari fungsi-
fungsi internal logistik yang masih sangat terbatas. Sedangkan menurut
penelitian Ellinger et al., 2006; van Hoek and Mitchell,2006; Piercy, 2007 dalam
van Hoek et al 2008, p.2 mengatakan bahwa penelitian yang ada saat ini
menunjukkan bahwa kurangnya keselarasan antara area
fungsional disebabkan karena faktor-faktor seperti sistem penghargaan yang
bertentangan, kurangnya pemahaman antara area fungsional rekan,
pemisahan fungsional, politik dan alokasi sumber daya serta ketidak
pedulian manajemen senior.
Oleh karena itu logistik memerlukan sebuah pengelolaan yang
terintegrasi dari beberapa proses distribusi yang ada mulai dari aktifitas yang
melibatkan perpindahan fisik bahan mentah sampai dengan perpindahan barang
jadi dari tempat produksi ke tempat konsumen (Donald F. Wood et al 2002,
dalam Cateora,Graham 2007, p.188).
Logistik dianggap sebagai suatu proses yang sangat penting, karena
dengan pengelolaan yang efektif dan efisien akan menjadi salah satu sumber
keunggulan kompetitif yang dapat diciptakan oleh perusahaan. Dasar-dasar
kesuksesan dalam kompetisi di pasar dapat digambarkan dalam suatu model
sederhana yang dinamakan sebagai “the triangular linkage of the company” atau
“the Three C’s” yaitu customers, competition dan company dengan hubungan
keterkaitan diantara ketiganya seperti yang diperlihatkan pada Gambar berikut :
Sumber : www.ebizzasia.com
Pada umumnya, kemacetan dalam mendistribusikan barang-barang dan
jasa-jasa akan banyak menimbulkan kesulitaan baik dipihak konsumen maupun
produsen. Kesulitan yang akan terjadi di pihak produsen meliputi terganggunya
penerimaan penjualan sehingga target penjualan yang telah di tentukan tidak
dapat terpenuhi. Hal ini akan menyebabkan arus pendapatan yang dibutuhkan
oleh perusahaan untuk melangsungkan kontinuitasnya tidak dapat diharapkan.
Sedangkan kesulitan yang akan timbul di pihak konsumen akan menyebabkan
tendensi harga yang meningkat. Tendensi harga yang meningkat terjadi akibat
berkurangnya barang yang ditawarkan di pasar.
Logistik secara terus menerus mengalami tantangan baru dan sekarang
ini berubah lebih cepat daripada masa-masa sebelumnya. Barangkali perubahan
yang paling tampak adalah meningkatnya pemanfaatan teknologi. Beberapa
diantaranya langsung tampak dalam pergerakan barang, misalnya identifikasi
paket secara elektronik, penjejakan truk troli lewat satelit dan system pemanduan
otomatis. Selain itu perdagangan secara elektronik menjadi jauh lebih canggih
dan tersebar luas. Menjamurnya e-mail diikuti dengan segala macam e-business,
e-commerce dan sebagainya memberikan manfaat yang efisien bagi
transformasi informasi terutama untuk pembelian yang kemudian berkembang
menjadi e-purchasing dan e-procurement. Selain itu adanya tuntutan dalam
memperbaiki pelayanan kepada pelanggan dimana pelanggan menuntut kualitas
yang lebih tinggi, biaya yang lebih rendah, dan pelayanan yang lebih baik
dengan meningkatkan tingkat pelayanan melalui pengurangan lead time yaitu
waktu total dari pemesanan material, pengiriman dan sampai barang tersedia
untuk digunakan tetapi dengan biaya atau harga serendah mungkin. Sehingga
perusahaan untuk menghadapi tuntutan tersebut semaksimal mungkin
menjadikan biaya logistik serendah mungkin dengan lead time sedapat mungkin
mendekati nol.
Selain itu kecenderungan lainnya adalah globalisasi. Dengan
meningkatnya komunikasi dan makin baiknya pengangkutan berarti bahwa jarak
fisik menjadi kurang signifikan, sehingga perusahaan khususnya bagi
perusahaan yang bergerak dalam multinational company harus memperhatikan
kecenderungan di pasar global agar dapat bersaing dengan perusahaan-
perusahaan lain karena dengan terbukanya pasar global mengakibatkan
kompetisi makin keras dan perusahaan harus melihat setiap peluang agar tetap
kompetitif. Selain itu terdapat perubahan kekuatan dalam rantai pasokan yang
mengakibatkan perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam multinational
company mensyaratkan logistik yang sesuai dengan pesanan dari para
pemasok.
Kecenderungan lain yang terjadi bagi perusahaan multinasional adalah
mendirikan lokasi produksi yang berbiaya rendah dengan logistik yang efisien
sehingga mendorong harga jual produk yang rendah. Selain itu perusahaan
multinasional juga memanfaatkan sedikit pemasok dan mengembangkan
hubungan jangka panjang dengan pemasok yang terbaik dan juga
memanfaatkan pihak ketiga atau Outsourcing untuk mengambil alih sebagian
atau keseluruhan logistik mereka agar perusahaan leluasa berkonsentrasi pada
kegiatan intinya.
Tetapi terlepas dari kecenderungan-kecenderungan diatas, faktor-faktor
yang mendorong suatu perusahaan khususnya perusahaan multinasional
memperbaiki sistim logistik mereka adalah adanya tuntutan penghematan,
karena pada tahun 1970an sampai 1980an berdasarkan survey yang dilakukan
para peneliti menunjukkan bahwa logistik dikenal sebagai fungsi yang berbiaya
tinggi sehingga pada tahun 1990an terjadi dorongan untuk memperbaiki logistik.
Selain tuntutan penghematan, dorongan atau tekanan-tekanan lain yang harus
diperhatikan perusahaan khususnya perusahaan multinasional yaitu bagaimana
aktivitas-aktivitas yang terkait dalam logistik perusahaan dapat dikelola dengan
lebih terintegrasi sehingga meminimalisir sejumlah masalah yang diakibatkan
pengelolaan aktivitas-aktivitas logistik secara terpisah seperti adanya perbedaan
kepentingan pada departemen-departemen yang mengelola masing-masing
aktivitas-aktivitas logistik seperti departemen pembelian, departemen
transportasi, pergudangan. armada distribusi, dan sebagainya, dimana bagian
pembelian mungkin mencari pemasok yang paling andal, bagian pengendalian
persediaan mencari biaya unit yang rendah, bagian pengelolaan material
berupaya mendapatkan cara penanganan yang mudah, bagian transport
berupaya agar setiap kendaraan memuat secara penuh dan sebagainya.
Masing-masing departemen akan menilai kinerjanya menurut tujuan yang ingin
dicapai masing-masing departemen sehingga permasalahan akan timbul jika
tujuan-tujuan dari masing-masing departemen mengalami konflik.
Sudah dapat dipastikan jika fungsi logistik di pisah-pisah, masalah pasti
akan muncul karena tiap bagian akan bergerak kearah yang berbeda dan akan
ada duplikasi upaya serta sumber daya yang terbuang. Selain itu fungsi logistik
yang dilaksanakan terpisah akan menyulitkan dalam koordinasi arus informasi,
mengakibatkan ketidakpastian, terjadinya penundaan dan ketidakefisienan yang
pada akhirnya mengakibatkan terlambatnya pengiriman, order darurat, ekspedisi
dan kekurangan.
Oleh karena itu jalan untuk menghindari masalah ini adalah dengan
memandang logistik sebagai suatu fungsi tunggal yang terpadu yang seluruh
bagian bekerja sama untuk mendapatkan hasil keseluruhan yang terbaik bagi
organisasi. Maka dari itu saya tertarik untuk membahas bagaimana pengelolaan
fungsi-fungsi logistik pada perusahaan multinasional.
1.2.Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan di bahas dalam makalah ini adalah
bagaimana pengelolaan fungsi-fungsi logistik pada perusahaan Mutinasional
yang beroperasi di Indonesia. Rumusan masalah akan di paparkan dalam bentuk
pertanyaan sebagai berikut :
1. Bagaimana Konsep logistik dan perkembangan logistik?
2. Apa saja fungsi-fungsi logistik:
3. Bagaimana aplikasi pengelolaan logistik pada perusahaan multinasional?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep logistik dan perkembangan logistik
2. Untuk mengetahui apa saja fungsi-fungsi logistik
3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi dari pengelolaan logistik pada perusahaan
Multinasional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Analisis Literatur
Model Penelitian Variabel Inti Metode Penelitian dan Industri
Penelitian Deskriptif dari sebuah model strategi management dari fungsi-fungsi logistik
Alur model strategi manajemen dari fungsi-fungsi logistik pada perusahaan yang mempunyai banyak lini produk
Bagi sejumlah perusahaan pengelolaanfungsi-fungsi logistik telah berkembang menjadi aktifitas pemotongan biaya. Khususnya bagi perusahaan yang memegang strategi cost leadership. Sehingga diberikan sebuah model dalam proses management strategis untuk pengelolaan fungsi-fungsi logistik sehingga diharapkan model inidapat di praktekkan dan mampu meningkatkan kesempatan bagi perusahaan untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya.
Kualitatif study Mereview beberapa Integrasi supply cahain manajemen dan Memeriksa sejumlah studi kasus Sangat sedikit bukti yang mengeksplore
literature yang di publikasikan diantara dua bidang yaitu integrasi dari supply chain manajemen dan aktivitas-aktivitas dari manajemen
aktivitas proses bisnis serta sejumlah area supporting lainnya.
tentang permasalahan reposisi pasar dari Nortel Network Corporation dan aktivitas-aktivitas integrasi supplay chain
tentang integrasi dari proses perluasan supply chain management tetapi beberapa bisnis memperoleh competitive advantage melalui maksimalisasi dari efisiensi global supply chain atau organisasi virtual.
membahas dalam bentuk
literatur akademis pada internal antara fungsi-
logistik dan mengintip ke perusahaan;
metode yang digunakan literatur yang
dipelajari dengan diperiksa antarmuk
sebaya; dan kesejajaran
/disarankan.
Penelitian-penelitian mengenai keselarasan internal antara fungsi-fungsi logistik dalam literatur yang di bahas
Metode yang digunakan adalah review dari penelitian-penelitian logistik
Sebagian besar penelitiandifokuskan padadanpenjualan /demikian,fungsionalperusahaanketergantungandengan operasional logistikterbatas.kekuranganberartikulasimeningkatkanlogistik danfungsionaldiidentifikasi menggunakan-survei berbasismetodologidikumpulkansatu (bukanfungsionalTeknik kuantitatifmemberikanmampu memberikandiperlukan untukini interdisipliner
Mereview, memeriksa dan menganalisis literature yang berhubungan dengan supply chain management dari tiga perspektif yaitu : 1. integrasi supply chain yang mengcover isu-isu yang berhubungan dengan integrasi core proses melintasi batas-batas organisasi melalui peningkatan
Literatur yang berhubungan dengan tiga perspektif: 1. integrasi supply chain yang mengcover isu-isu yang berhubungan dengan integrasi core proses melintasi batas-batas organisasi melalui peningkatan komunikasi, partnership, aliansi dan kerjasama.2. strategi dan perencanaan dari supply cahain management sebagai sebuah model
Mereview literatur-literatur yang ada Implementasi dari teknologi dan metodolologi untuk supply chain adalah seperti disertai dengan perubahan yang signifikan dari organisasiakan memanifestasikan dirinyakhusus dari proses desain ulang, dan dalam banyak kasus pengembangan proses baru secara penuh. Faktor yang paling penting dalam menentukan sukses (atau sebaliknya)
komunikasi, partnership, aliansi dan
2. strategi dan perencanaan dari supply cahain management sebagai sebuah model strategi untuk kerjasama perdagangan, bersama
yang berkaitan jumlah perencanaan yang
3. implementasi isu-isu yang concern dengan faktor-faktor kritikal untuk kesuksesan implementasi, sama baiknya dengan isu-isu yang spesifik untuk antar dan intra aspek-aspek organisasi dari inisiatif supply chain yang terkandung dalam sub-
strategi untuk kerjasama perdagangan, bersama dengan faktor yang berkaitan dengan jumlah perencanaan yang diperlukan.3.implementasi isu-isu yang concern dengan faktor-faktor kritikal untuk kesuksesan implementasi, sama baiknya dengan isu-isu yang spesifik untuk antar dan intra aspek-aspek organisasi dari inisiatif supply chain yang terkandung dalam sub-grup ini.
dari sejumlah implementasi akan dipilih area yang tepat sebagai fokusnya, dan memahami implikasi dari implementasipartner dagang. Kesulitan dan kompleksitas yang melekat dalam implementasi telah menyebabkan pengembangan (contoh SCOR) untuk mengaktifkan proses ini. Hal ini sangat menarik sebagai catatan bukti/fakta menyarankan bahwa adopsi dan aplikasi dari framework tersebut sangat baik pada saat terbatas. Literatur menyarankan , karenya implementasi sangat baik dicoba melalui sebuah tahapan daripada pendekatan “big bang”.
Kuantitatif dan Kualitatif studi dengan menyelidiki aliran yang
dari produsen
mengembangkan koordinasidistribusi yang
kawasan Halland,
Sebuah jaringan logistik terpadu (ILN) merangkulprodusen, pengecer, pusat koleksi (CC) dan pusat distribusi (DC).di Wilayah proyek yang terletak di Kabupaten Halland yangterletak antara 56 ° 19'07 "N 57 ° 35'56 dan" N lintang11 ° 27'37 dan "E ° 42'08 and13" bujur E.Ada 14 produsen dipertimbangkan dalam studi ini dan semuadari mereka yang terletak di Halland County. Selama empat dari mereka,hanya mereka alamat dan jumlah produksi tahunanyang tersedia. Tersisa sepuluh produsen memiliki informasitermasuk alamat pengiriman masing-masingpoin. Ada 44 poin pengiriman(alamat pelanggan yang sudah ada) dan kebanyakan mereka adalahterletak di Vastra Gotland, Halland dan kabupaten Skåne
Pengumpulan data,lokasi dan analisis rute optimasi dilakukan. Sistem informasi geografis (GIS) dan RouteLogix perangkat lunak yang digunakan untuk analisis. Empat skenario distribusi pangan diidentifikasi dan dianalisis dan dibandingkan dengan sistem yang ada.
Penelitian iniuntuk menyelidikialiran LPFuntukmengembangkanpangan terkoordinasisistem untukwilayah Halland.tujuan ini,belas produsen,PenyampaianDC dibentuk.produsendariCC. Sebagian besarada mereka ditemukanHalland kabupatenbersebelahandalam radiusCC dioptimalkan° 55'15 "N12 ° 34'15jauh daripusat jaringansistem lokalPembentukandan ruteanalisis, skenario
memanfaatkandan Logixperangkat lunak,mendapatkandampak daripangan lokal.ke sistem, pengirimanterkoordinasiyang paling mirip dengan skenario(skenarioyang signifikan.Opsi II darimenjadiskenariok transportasijarak, 92% untukuntuk jumlahrute. Opsiefisiensi kendaraan
2.2 Analisis Definisi, Konsep dan Perkembangan Teori atas Topik yang sedang
diteliti
2.2.1 Sejarah Logistik
Secara historis terminology logistik sudah dikenal sangat lama terutama
sekali dalam bidang militer. Logistik berasal dari bahasa Yunani "Logos" yang
berarti rangsum, kata, kalkulasi, alasan, cara berbicara, dan orasi. Dalam sejarah
Yunani dan Romawi kuno, istilah logistik digunakan sebagai pasokan senjata
bagi para prajurit yang bertempur, yang berpindah dari satu tempat ke tempat
lainnya. Pada abad XIX logistik dalam militer disebut sebagai seni
menggabungkan semua sarana transportasi, revictualling dan melindungi
pasukan.
Pasukan Romawi kuno dalam berperang selalu berpindah dari satu
daerah ke daerah lain untuk menuntaskan ambisi Julius Caesar dalam
menguasai dunia. Untuk itulah diperlukan tenaga logistik yang handal, atau yang
dahulu disebut sebagai "Logistikas". Tim logistikas bertugas untuk memberikan
pasokan atau supply kepada prajurit yang bertempur. Istilah ini kemudian
digunakan oleh militer modern dalam melakukan supply untuk keadaan perang,
mulai dari informasi, transportasi, senjata, bahan makan, dan masih banyak lagi.
Saat ini logistik sudah diterapkan bukan hanya pada bidang militer saja tetapi juga pada
bidang usaha atau bisnis. Pada dasarnya tujuan utama penerapan konsep logistik pada
bidang usaha atau bisnis adalah untuk meningkatkan nilai produk dan jasa untuk para
pelanggan melalui penyediaan pelayanan dan kualitas terbaik dengan inventory carrying
cost yang lebih
rendah (Wisner,2003 dalam Panduan dan Direktori Logistik
Indonesia;2011,p.21). Dengan demikian konsepsi logistik menekankan
pentingnya end-to end process business control secara efisien yang dalam
terminilogi logistik dikenal sebagai managing nodes and links
(Bowessox,2007;Chopra,2007;Ling li,2007; Li,2002; Power,2005 dalam Nofrisel,
2011; Panduan dan Direktori logistik Indonesia; p.22). Nodes direfleksikan oleh
warehouse atau distribution center dalam berbagai bentuk sedangkan links
direfleksikan oleh intermodal transportation system dengan segala tipe alat
transportasinya (ships, train, pipeline,water, lane and plane).
Evolusi pemikiran tentang logistik didasarkan atas bagaimana melakukan
pengelolaan yang paling efektif dan efisien atas pendistribusian barang dari
produsen sampai ke konsumen akhir dengan perkembangan orientasi
pentahapan berupa (Hesse dan Rodrique; 2004 dalam Panduan dan direktori
logistik Indonesia,2011; p.22) :
1. Tahun 1950an, workplace logistics,
2. Tahun 1960an, facility logistics,
3. Tahun 1970an, corporate logistics,
4. Tahun 1980an, Supply chain logistics,
5. Tahun 1990an, Global logistics,
6. Tahun 2000an, Supply chain management
Secara khusus integrasi logistik dari tahun 1960an sampai tahun 200an
menurut Hesse & Rodrique;2004 dalam Panduan dan direktori logistik Indonesia;
2011,p.23, dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar Evolusi Definisi Logistik
Sumber : Panduan dan direktori Logistik, 2011
2.2.1 Beberapa Definisi logistik menurut para ahli :
Penulis (tahun;Halaman) Kutipan DefinisiChristopher,Martin,
2011,p.2Logistics is the process of strategically managing the procurement, movement
and storage of materials, parts and finished inventory (and the related
information flows) through the organisation and its marketing channels in
such a way that current and future profitability are maximised through the
cost-effective fulfilment of orders.Logistik adalah sebuah proses strategis
dalam mengelola pengadaan, perpindahan dan penyimpanan bahan,
suku cadang dan persediaan barang jadi (dan arus informasi yang terkait) melalui
organisasi dan saluran pemasaran sehingga menciptakan profitabilitas yang maksimal pada masa sekarang dan masa
depan melalui efektifitas biaya dalam hal pemenuhan pesanan.
Alan Rushton and Steve Walker,2007; p.4;
Logistics can be defined as the process of planning, implementing and managing the movement and storage of raw materials,
work-in-progress inventory, finished goods and the associated information from the
point of origin to the point of consumption.Logistik dapat di definisikan sebagai
sebuah proses dari perencanaan, implementasi dan pengelolaan dari
perpindahan dan penyimpanan bahan mentah, barang setengah jadi sampai
dengan barang jadi dan terkait informasi dari titik asal ke titik konsumsi.
Japan Institute of logistics systems; 2006;p.2
Logistics is the management which synchronizes such providing actions as procurement,production, sales, and distribution with demands. It aims to enhance corporatecompetitiveness and increase corporate value by realizing fulfillment of customers’satisfaction, cutback of unprofitable inventory and minimization of its transfer, andmreduction of supply costs.
Logistik adalah pengelolaan yang mana mensinkronisasikan aktivitas-
aktivitas seperti pengadaan,produksi, penjualan, dan distribusi dengan
permintaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing perusahaan
dan meningkatkan nilai perusahaan dengan mewujudkan pemenuhan
kepuasan pelanggan, pengurangan persediaan yan
g tidak menguntungkan dan meminimalkan transfer, dan
pengurangan biaya pasokan.
Hirdini M.SE.MM;2008;p.1 Logistik Global adalah sebuah system desain dan manajemen yang secara langsung mengendaalikan aliran material kedalam dan keluar perusahaan lintas batas nasional, untuk mencapai tujuan
perusahaan dengan biaya total minimum. Logistik global meliputi manajemen material dan distribusi fisik.
Henry Simamora,2000;p.13 Perusahaan Multinasional (Multinational Corporation) adalah perusahaan yang memproduksi dan memasarkan barang atau jasa di beberapa Negara dengan memiliki sejumlah pabrik di luar negeri dan memasarkan produknya melalui jaringan besar anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya.
Logistik berarti gerakan terorganisir dari barang, jasa dan kadang-kadang
orang. Dalam perdagangan, logistik menangani gerakan fisik antara satu atau
lebih peserta dalam rantai pasokan. Ketika kita berbicara mengenai sistim
logistik internasional maka logistik melibatkan seperangkat macam kegiatan
yang didedikasikan untuk transformasi dan distribusi barang, dari sumber bahan
baku untuk distribusikan pada pasar akhir serta arus informasi yang terkait. Jika
digambarkan aktivitas logistik akan terlihat pada gambar berikut :
Gambar Aktivitas Logistik
Sumber : Panduan dan Direktori Logistik Indonesia,2011
Aplikasi logistik memungkinkan efisiensi yang lebih besar dari setiap
pilihan-pilihan yang tepat dari mode, terminal, rute dan penjadwalan pada
distribusi barang atau jasa. Tujuan yang tersirat dari logistik adalah untuk
membuat barang yang tersedia, bahan baku dan komoditas, memenuhi empat
persyaratan utama yaitu (Rodrigue, J-P et al.(2009) The Geography of Transport
Systems, Hofstra University, Department of Global Studies & Geography) :
Pemenuhan order: menyiratkan bahwa transaksi antara pemasok dan
pelanggan agar pelanggan merasa puas dengan produk tertentu adalah jika
order dapat dipenuhi atau disediakan dalam jumlah yang disepakati.
Pemenuhan Pengiriman: Pengiriman barang juga harus disampaikan di
lokasi yang tepat dan pada waktu yang tepat. Dimana keduanya melibatkan
penjadwalan kegiatan distribusi, transportasi dan pengiriman.
Pemenuhan kualitas: Order harus diberikan utuh (dalam kondisi baik),
menyiratkan bahwa setiap bentuk kerusakan harus dihindari selama transportasi
dan pengiriman. Hal ini sangat penting untuk produk-produk yang rapuh, rusak
atau sensitif terhadap fluktuasi suhu.
Biaya pemenuhan: Biaya akhir urutan, termasuk biaya produksi dan
distribusi, harus kompetitif. Jika tidak, opsi lain akan dipertimbangkan.
Logistik adalah multidimensi yang memberikan nilai tambah pada kegiatan
produksi, waktu, lokasi, dan kontrol elemen dari rantai suplai. Kegiatan dari
logistik ini meliputi distribusi fisik; segmen transportasi diasal, dan manajemen
material; segmen transportasi diinduksi.
Logistik dan manajemen rantai pasokan dapat menyediakan banyak cara
untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dan karenanya memberikan
kontribusi signifikan terhadap mengurangi biaya per unit (Martin
Christopher;2011;p.6).
Pengintegrasian secara optimal dari proses-proses logistik di dalam
perusahaan Multinasional tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan efisiensi,
efektifitas dan mutu internal semata tetapi lebih jauh lagi menciptakan suatu
keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Disamping itu perusahaan multinasional
yang ingin bersaing dalam bisnis global harus memperhatikan strategi bisnis
internasional apakah perusahaan akan mengejar biaya rendah, diferensiasi atau
pasar niche dengan menetapkan bagaimana produk, pasar dan dasar
persaingan akan di tangani melintasi negara-negara yang berbeda.
Secara Konseptual integrasi dari fungsi-fungsi logisik sudah ada pada
awal tahun1970-an, walaupun dalam prakteknya tidak banyak perusahaan
mampu membangun sebuah integrasi fungsi-fungsi logistik untuk memperoleh
competitive advantage secara efektif. ( Brian F. O’neil dan Jon L. iveson,1991).
Untuk sukses dalam lingkungan bisnis yang kompetitif saat ini, sebagian
besar perusahaan melihat sejauh mana perusahaan mampu mengintegrasikan
lintas batas-batas fungsional untuk menghasilkan layanan terbaik bagi customer
(Remko Van Hoek,Alexander E. Ellinger,et.al, 2008).
2.2.2 Fungsi dan Aktivitas Logistik :
Fungsi dan aktivitas logistik pada dasarnya mencakup (Ganeshan et
al,1999;Johnson and Pyke,2000) :
Location
transportations and logistics.
Inventory and forecasting.
Marketing and channel restructuring.
sourcing and supplier management
Information and electronic mediated environments.
Product design and new product introduction.
Service and aftersales support.
reserve logistics and green issues.
Outsourcing and strategic alliancies
Metrics and incentives
Global issues
2.2.3 Mengelola Logistik Global
Dalam mengelola logistik global, manajemen logistik harus merencanakan
tanggapan terhadap perubahan yang terjadi. Faktor-faktor yang memberikan
kontribusi dalam meningkatkan kompleksitas dan biaya logistik global sebagai
pembanding dengan logistik domestic adalah :
1. Jarak, Logistik Global membutuhkan transportasi yang lebih teratur untuk
komponen, supplies dan produk akhir dibanding logistik akhir.
2. Fluktuasi nilai tukar mata uang sehubungan dengan variasi mata uang dalam
logistik global perusahaan harus menyesuaikan perencanaannya terhadap
keberadaan mata uang dan perubahan dalam tingkat nilai tukar.
3. Perantara asing, penambahan partisipasi perantara dalam proses logistik global
karena kebutuhan negosiasi terhadap batas regulasi Negara dan persetujuan
dengan staf pemerintah local dan distributor.
4. Regulasi, yang dibuat oleh pemerintah memberikan pengaruh terhadap
peningkatan aktifitas ekspor impor.
5. Keamanan, dimana masalah keamanan menjadi penting bagi eksportir dalam
mengirim produk ke luar negeri. Untuk itu perusahaan harus menanggung biaya
transportasi yang meningkat karena biaya asuransi yang meningkat sehubungan
dengan masalah keamanan.
2.2.4 Ruang Lingkup Logistik
Ruang lingkup logistik mencakup seluruh
perusahaan, dari manajemen bahan baku
sampai ke pengiriman produk akhir dimana lingkup Logistik terdiri atas
pemrosesan order, pengendalian inventory, pembelian, pergudangan dan
distribusi/transportasi.
Inti dari logistik adalah konsep integrasi yang berusaha mengembangkan
seluruh system perusahaan. Logistik ini merupakan perencanaan fundamental
untuk menciptakan kerangka strategi manufaktur dan perencanaan melalui
penerjemahan kebutuhan pasar yang pada gilirannya menghubungkannya
kedalam strategi dan perencanaan pengadaan. Idealnya dalam logistik harus
ada satu rencana mentalitas dalam bisis yang berusaha menggantikan strategi
konvensional yang tidak terintegrasi antara rencana pemasaran, produksi,
distribusi dan pengadaan dan ini merupakan misi dari manajemen logistik.
2.2.5 Perkembangan Manajemen Logistik dan Manajemen Rantai Pasokan
(Supply Chain Management)
Perkembangan Logistik dan konsep Supply Chain merupakan kolaborasi yang
saling mengisi satu sama lainnya. Konsep Supply Chain yang relatif baru merupakan
perpanjangan dari konsep logistik. Hanya saja manajemen logistik lebih terfokus pada
pengaturan aliran barang di dalam suatu perusahaan atau instansi, sedangkan
manajemen Supply Chain menganggap pengaturan secara internal tidaklah cukup.
Integrasi harus dicapai untuk seluruh mata rantai pengadaan barang mulai dari yang
paling hulu sampai ke yang paling hilir atau sampai kepada pelanggan terakhir.
Perkembangan-perkembangan terbaru dalam Supply Chain Management terus
bermunculan dan menjadi competitive advantage. Supply Chain Management adalah
kebutuhan untuk melakukan koordinasi rencana-rencana kerja antar pihak-pihak yang
berbeda organisasi. Banyak organisasi yang gagal mengimplementasikan Supply Chain
Management karena ketidakmampuannya melakukan koordinasi antar-organisasi.
Konsep Supply Chain Management didasarkan pada teori kontrol, di mana aliran
material/produk akan optimal apabila dikontrol dari satu titik. Sejalan dengan konsep ini,
Supply Chain Management merekomendasikan bahwa aliran material/produk
hendaknya dikendalikan oleh satu pihak atau channel dalam Supply Chain dan semua
channel yang lain mengikuti dan mendukung dengan memberikan informasi yang
diperlukan.
Tidak semua kebutuhan pelanggan dan produk dipertimbangkan ketika
mengukur kinerja Supply Chain. Pendekatan menyeluruh memungkinkan perusahaan
untuk berfokus pada segmen utamanya dan menentukan target kinerja Supply Chain
sehingga dapat dicapai perubahan berarti pada kinerja Supply Chain. Banyak
perusahaan terkemuka telah menggunakan pendekatan ini untuk memperoleh manfaat
utama dari desain ulang strategi Supply Chain sekarang adalah waktunya untuk
memperoleh manfaat lebih melalui pendekatan serupa.
Manajemen Supply Chain adalah sebuah proses di mana produk diciptakan dan
disampaikan kepada konsumen dari sudut struktural. Sebuah Supply Chain (rantai
suplai) merujuk kepada jaringan yang rumit dari hubungan di mana organisasi
mempertahankan dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dan
menyampaikan kepada konsumen.
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap Supply Chain adalah untuk
memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan. Supply Chain yang
terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai
tersebut.
Beberapa teknik yang biasa digunakan dalam memenuhi pasokan barang antara
lain sebagai berikut.
1. System MRP, Material requirements planning (MRP) adalah program yang
berdasar kepada program dasar perencanaan produksi dan sistem kontrol
logistik yang digunakan untuk mengatur proses manufaktur.
2. Just In Time(JIT), adalah sistem manajemen yang menyediakan barang sesuai
dengan yang dibutuhkan, jumlah, kualitas, dan pada waktu yang tepat (Quantity,
Quality, Time Delivery). JIT merupakan sistem manajemen pabrikasi yang
bertumpu pada usaha peningkatan efisiensi secara berkesinambungan sehingga
pabrik hanya menyediakan jenis barang yang diminta, sejumlah yang diperlukan
dan saat yang dibutuhkan oleh konsumen.
3. Sistem Kanban, Kanban adalah sistem sinyal. Seperti namanya, kanban
menggunakan kartu untuk mengirimkan sinyal tentang apa yang dibutuhkan.
Alternatif lain, seperti menggunakan pembuat plastik atau bola (biasanya bola
golf) dapat langsung digunakan untuk bergerak cepat, memproduksi atau
mengirimkan barang ke toko.
Kanban diatur sehingga hanya dapat melayani beberapa hal yang dibutuhkan
oleh pelanggan (biasanya satu). Pada saat operator memulai pekerjaan, dia
mengambil bahan dari kanban yang masuk, lalu memberitahukan kepada
supplier apa yang dibutuhkan.
Kanban secara berkala mengetahui barang apa yang telah "ditarik". Perkiraan
jumlah tidaklah berlaku dalam sistem kanban. Hal ini berlawanan dari sistem
tradisional yang "mendorong" filosofi pembuatan, yang semuanya dibuat
berdasarkan perkiraan kebutuhan.
4. Supplier Product Integration (SPI), Supplier Product Integration mengandalkan
kehandalan dari komponen dibandingkan dengan komponen sendiri. SPI pada
dasarnya focus kepada outsourcing produksi dari kumpulan, sebagaimana
Supply Chain Management memfokuskan pada outsourcing barang selama
perawatan, kerusakan, dan pengoperasian komponen.
2.2.6 Isu-Isu Masa Depan dalam Logistik Internasional
Deutsche Post DHL telah mempublikasikan sebuah studi baru, "Delivering
Tomorrow - Customer Needs in 2020 and Beyond. (delivering tomorrow
Customer Needs in 2020 and Beyond A Global Delphi Study; Deutsche Post AG,
Headquarters; Edition June 2009). Riset ini memuat sejumlah pendapat dan
analisis pakar yang diperoleh dari 900 responden internasional, termasuk CEO
dari berbagai perusahaan multinasional terkemuka dan ilmuwan, mengenai isu-
isu seperti globalisasi, ekonomi, teknologi, logistik, lingkungan hidup serta
masyarakat. Studi ini menunjukkan tren dalam bidang-bidang tersebut sampai
dengan tahun 2020 dan seterusnya, yang juga berfungsi sebagai pedoman untuk
strategi bisnis di masa depan.
Isi laporan tersebut mencakup revolusi produk ramah lingkungan,
transformasi teknologi terhadap kebiasaan dan ekspektasi pelanggan yang luas,
didorong oleh teknologi; serta kemunculan Cina sebagai pemimpin ekonomi dan
teknologi. Studi tersebut menunjukkan perbedaan yang menarik dari beberapa
negara, dengan membandingkan tren yang disampaikan oleh responden dari
Asia dengan yang disampaikan oleh responden dari negara Barat. Banyak
responden, tanpa menghubungkan dengan asalnya, mengemukakan hipotesis
ketertarikan tertentu pada perusahaan dan individu di Asia.
Hasil studi menunjukkan bahwa isu seperti keberlanjutan, pendidikan dan
tanggung jawab sosial akan semakin penting bagi perusahaan di masa depan.
Dengan adanya program seperti GoGreen dan Teach First yang
diimplementasikan sekarang ini.
Deutsche Post DHL, pada presentasi studi di Forum Dunia di Stockholm.
Riset dan analisis untuk studi "Delivering Tomorrow - Customer Needs in 2020
and Beyond" yang dilaksanakan pada Juni 2008 - Januari 2009. Menampilkan 81
tesis tentang masa depan yang disusun dan kemudian akhirnya dibahas oleh
para peserta yang berjumlah 900 orang dari seluruh penjuru dunia, termasuk
CEO dari berbagai perusahaan internasional terkemuka dan ilmuwan dari
bidang ekonomi, futurology, dan logistik serta pakar yang dihadirkan oleh
pelanggan terpilih dari berbagai sektor dengan diberikan kuesioner komprehensif
untuk evaluasi. Studi tersebut memanfaatkan metodologi Delphi, yang telah
digunakan sejak awal 1950an. Metodologi Delphi terdiri dari proses penilaian
multitahap, di mana para pakar diberikan berbagai tesis dan diminta untuk
memberikan pendapat mereka. Pendekatan sistematis ini membantu
memastikan studi Delphi menghasilkan prediksi yang umumnya lebih tepat dan
konsisten daripada studi yang menggunakan survei umum. Prediksi utama yang
muncul dari studi ini berfokus pada tantangan perubahan iklim, pengaruh
peningkatan jaringan Internet, dan semakin pentingnya industri logistik.
Isu-Isu tersebut antara lain :
2.2.6.1 Perubahan iklim dan pengurangan CO2
Perubahan iklim telah dikenal luas sebagai salah satu tantangan terbesar
yang dihadapi oleh umat manusia. Peserta studi memprediksikan bahwa, pada
tahun-tahun mendatang, keputusan membeli tidak akan lagi didasarkan pada
merek kualitas atau harga semata,. Di masa depan, pengaruh produk dan
layanan terhadap lingkungan hidup akan berperan penting. Pada tahun 2020,
kemungkinan besar label juga akan menunjukkan berapa banyak karbon
dioksida dikeluarkan untuk memproduksi dan mengantarkan barang tersebut.
Sampai tahap tertentu, konsumen akan bersedia membayar lebih untuk produk
dan layanan yang ramah lingkungan. Dengan sedikitnya penyedia layanan yang
peduli terhadap lingkungan yang berusaha untuk mengatasi kelemahan daya
saingnya sesegera mungkin, perilaku konsumen secara efektif akan membawa
peningkatan standar lingkungan hidup.
Hasil riset dan analisis terlihat sedikit perbedaan antara respon dari Timur
dan Barat. Misalnya, pakar dari Asia lebih cenderung mempercayai kemunculan
"kota-kota beremisi nol" di seluruh dunia daripada pakar di Eropa, Afrika, dan
Amerika. Pakar Asia juga mempercayai bahwa pelanggan siap untuk menerima
waktu kirim yang lebih lama untuk pesanan mereka demi logistik yang lebih
ramah lingkungan.
2.2.6.2 Perusahaan logistik berada di depan
Terlepas dari krisis keuangan saat ini, pakar Delphi tidak melihat gangguan
besar dalam sistem sosial dan politik yang ada saat ini-pada 2020 dunia tetap
akan menjadi ekonomi pasar. Persaingan demi pertumbuhan, kekayaan dan
sumber daya akan terus berlanjut, dengan negara dan perusahaan sebagai
pemain utama. Tren menuju produksi outsourcing akan berlanjut, dan banyak
perusahaan akan bergantung pada jalur global untuk mencari kelebihan
kompetitif. Di lain sisi, studi Delphi juga memprediksikan bahwa perusahaan-
perusahaan harus bekerja sama lebih sering dan lebih erat daripada
sebelumnya. Untuk mengatasi biaya energi yang tinggi, perusahaan logistik akan
menginvestasikan lebih banyak sumber daya dibandingkan sebelumnya untuk
mengembangkan dan menjalankan jaringan bersama. Memastikan bahwa
logistik di masa depan semakin ramah lingkungan merupakan salah satu tujuan
strategis perusahaan saat ini. Sebagai contoh, sekarang telah ada metode
pengiriman carbon-neutral yang merupakan program perlindungan iklim yang
mengikat pada target pengurangan emisi tertentu.
2.2.6.3 Bisnis melalui Internet - kapanpun, di manapun
Pelanggan pada tahun 2020 akan semakin menghargai lingkungan hidup,
tetapi tidak mengorbankan kecepatan pengiriman. Mereka ingin semua produk
dan layanan tersedia dengan cepat. Akibatnya, konsumen akan menuntut
keterbukaan dan informasi real time yang lebih besar dari pemasok. Hal ini akan
membuat Internet menjadi lebih penting daripada sebelumnya: pada 2020,
banyak penduduk dunia, terutama di negara maju dan berkembang, akan online
dan sekitar tiga miliar orang akan menjalankan bisnisnya di World Wide Web.
Kecepatan kejadian tersebut akan terus meningkat - bukan hanya di dunia
bisnis, tetapi hampir di semua sektor kehidupan. Tuntutan untuk fleksibilitas dan
ketersediaan permanen akan meningkat.
2.2.6.4 Prediksi optimis
Meskipun serangan teroris dan pandemi global akan tetap menjadi ancaman
di masa depan, para pakar percaya bahwa berbagai kondisi ini dapat diawasi
melalui investasi finansial dan teknologi. Menariknya, walau para pakar Asia
lebih pesimis daripada pakar Barat terkait dengan keamanan dan kesehatan
masyarakat, mereka cenderung memiliki keyakinan yang kuat terhadap
kemampuan teknologi untuk mentransformasikan bisnis praktis dan memainkan
peran inovatif dalam dunia bisnis. Tren serupa berlaku untuk peningkatan
penduduk dunia. Responden dari Asia percaya bahwa kontrol populasi yang
dilakukan oleh negara akan menjadi alat yang efektif untuk menahan
pertumbuhan penduduk, dan sebagian besar memprediksikan bahwa penduduk
dunia akan stabil pada tujuh dan delapan miliar. Namun, responden dari belahan
dunia yang lain percaya bahwa populasi akan terus meningkat, dan dengan
demikian konsumsi sumber daya juga akan meningkat. Namun, para pakar
logistik pada umumnya optimis, Mereka percaya bahwa tantangan-tantangan di
masa depan tersebut dapat dikontrol oleh ekonomi pasar.
BAB III
Pengelolaan Fungsi-Fungsi Logistik Pada Perusahaan Multinasional
1.1.Profil KFC Indonesia
PT. Fastfood Indonesia, Tbk. Didirikan oleh Kelompok Usaha Gelael
pada tahun 1978, dan terdaftar sebagai perusahaan publik sejak tahun 1994.
Perseroan mengawali usaha warabala dengan pembukaan restoran KFC
pertama pada bulan Oktober 1979 di Jalan Melawai, Jakarta. Keberhasilan
restoran QSR (Quick Service Restaurant) pertama ini kemudian diikuti dengan
pembukaan restoran KFC di kota-kota besar lainnya di Indonesia. Sebagai
pemegang hak waralaba tunggal KFC hingga saat ini, Perseroan senantiasa
membangun brand KFC dan berbekal keberhasilan Perseroan selama 32 tahun,
KFC telah menjadi brand hidangan cepat saji yang paling dominan, dan dikenal
luas sebagai jaringan restoran cepat saji di Indonesia. Pada tahun 2010
PT.Fastfood Indonesia telah mencapai total penjualan lebih dari Rp2.913.605
triliun.
3.2 Visi, Misi dan Objektive Perusahaan
3.2.1 Visi :
Mempertahankan kepemimpinan KFC dalam industry restoran cepat saji dan
selalu menjadi brand Nomor 1 yang termodern dan terfavorit dalam segi produk,
harga, layanan, dan fasilitas restoran.
3.2.2 Misi :
Memperkokoh citra brand KFC dengan strategistrategi dan ide-ide yang inovatif,
meningkatkan suasana bersantap yang tak terlupakan dengan terus memberikan
produk, layanan, serta fasilitas restoran yang selalu berkualitas mengikuti
kebutuhan dan selera konsumen yang terus berubah.
3.2.3 Objektive :
Terus melakukan peremajaan restoran dengan tampilan dan desain yang
termodern, sesuai dengan trend masa kini, dan memberikan suasana yang
menyenangkan, nyaman, dan menyajikan produk berkualitas tinggi yang paling
digemari oleh konsumen dengan kecepatan dan keramahtamahan yang tak
tertandingi.
3.3 Strategi dan Nilai-nilai Perusahaan
3.3.1 Strategi Perusahaan
Selalu memberikan kepuasan “Yum!” yang tak terhingga di wajah setiap
konsumen untuk menjaga kepemimpinan pasar dengan strategi-strategi sebagai
berikut:
Menciptakan dan mengembangkan budaya yang kokoh di dalam organisasi
dimana setiap karyawan memberikan perbedaan dengan berinovasi dan selalu
berpikir di luar kebiasaan.
Membangun pola pikir yang berorientasi pada “Customer and Sales Mania”
dengan kesadaran tinggi untuk memberikan kepuasan kepada konsumen
melebihi dari yang diharapkan.
Memberikan perbedaan brand KFC yang sangat kompetitif dengan berbagai ide
dan strategi yang inovatif.
Mengembangkan kesinambungan dalam sumber daya manusia dan proses
yang kuat berfokus pada pengembangan kompetensi dan kemampuan.
Mempertahankan konsistensi dalam pencapaian prestasi yang terbaik.
3.3.2 Nilai-Nilai Perusahaan
Budaya Perusahaan “We are the Owners of KFC” ditanamkan dalam pemikiran
setiap karyawan untuk menciptakan rasa memiliki, yang bertujuan untuk
memberikan performa terbaik dalam mengerjakan semua tugas dan tanggung
jawabnya, khususnya dalam menyiapkan produk berkualitas dengan layanan
yang cepat dan ramah.
Menjaga hubungan baik dan memberikan kepuasan melebihi yang diharapkan
dengan menjalankan program CHAMPS untuk memastikan kebersihan restoran
(Cleanliness) , keramahtamahan dalam melayani konsumen (Hospitality),
ketepatan dalam menerima dan menyiapkan pesanan (Accuracy), memastikan
perawatan restoran yang terbaik (Maintenance), konsistensi dalam menyajikan
produk bermutu tinggi setiap saat (Product), dan kecepatan layanan selalu
dijalankan (Speed of Service).
Inovasi tidak semata-mata diartikan sebagai ideide, langkah-langkah, strategi-
strategi atau terobosan baru untuk mencapai obyektif seseorang, tetapi juga
meliputi perubahan pola pikir yang dimulai dari diri sendiri agar bisa sukses
menghasilkan perubaha
Pada 2010, Indonesia mencatat pertumbuhan Gross Domestic Product
(GDP) sebesar 6,1%. Pada tahun yang sama, PT Fastfood Indonesia Tbk
meneruskan kinerja yang baik, hasil dari kenaikan penjualan gerai-gerai yang
baru dibuka dan yang sudah dibuka sebelumnya. Dari aspek biaya, Perseroan
berhasil mempertahankan harga pokok penjualan sebagai persentase terhadap
penjualan, menunjukkan upaya berkelanjutan untuk mengendalikan biaya dan
menjadikan supply chain management semakin efisien dan efektif.
Sepanjang 2010, terjadi pasang surut perekonomian global yang
mencoba bangkit dari keterpurukan krisis keuangan terburuk pada generasi ini.
Pemulihan yang terjadi tidak merata di negara-negara berkembang yang masih
berjuang mengatasi kegiatan ekonomi yang lesu dan tingkat pengangguran yang
tinggi, meskipun dengan ekonomi-ekonomi baru yang terus berjuang
mengendalikan tekanan inflasi. Kekuatiran terhadap resesi yang berulang, dipicu
oleh krisis fiscal di Eropa dan melemahnya perekonomian di Amerika Serikat
yang diperburuk dengan menurunnya ketersediaan lapangan kerja. Kelayakan
hutang jangka panjang di negara-negara ekonomi maju, khususnya di Eropa,
menjadi pusat perhatian sepanjang 2010, dan kekhawatiran akan pengaruh
buruknya masih meluas. Di tengah tantangan perekonomian ini, PT Fastfood
Indonesia Tbk terus mencatat kinerja yang baik selama 2010. Perseroan
melanjutkan pertumbuhan yang kuat dan dapat melanjutkan kemajuan kemajuan
dan hasil-hasil yang baik dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa keberhasilan
yang dicapai sepanjang tahun 2010 antara lain:
Hasil penjualan pada 2010 tercatat Rp2,914 triliun atau sekitar 18,7% lebih
tinggi dari hasil penjualan pada 2009 sebesar Rp2,454 triliun. Kenaikan Rp459,2
milyar tersebut adalah kontribusi dari lonjakan harga jual sepanjang tahun 2010
sekitar rata-rata 6%, hasil penjualan dari gerai-gerai yang baru dibuka,
pertumbuhan yang kuat dari gerai-gerai yang sudah dibuka sebelumnya yang
sudah dilakukan peremajaan tampilannya menjadi lebih segar dan modern,
usaha pemasaran yang sukses, dan penambahan variasi produk dan layanan
yang baru.
Peningkatan juga terjadi pada sejumlah indicator operasional utama lainnya.
Secara keseluruhan, transaksi naik 12,6%, konsumen naik 20,7%, sementara
rata-rata belanja naik 5,4%. Secara same-store sales (SSS), transaksi naik
5,2%, konsumen naik 12,7%, dan rata-rata belanja naik 5,5%.
Laba bersih sebelum pajak 2010 naik menjadi Rp261,59 milyar, atau naik 5,8%
dari laba bersih sebelum pajak 2009 sebesar Rp247,15 milyar.
Harga pokok penjualan sebagai persentase penjualan naik dari 40,2% pada
2009 menjadi 42,5% pada 2010, terutama disebabkan kenaikan harga bahan
baku akibat tekanan inflasi.
Beban usaha naik menjadi Rp1,437 triliun pada 2010 dari Rp1,247 triliun pada
2009, atau sekitar 15,3%, disebabkan tekanan harga akibat inflasi dan regulasi
Pemerintah yang baru terkait upah minimum.
Aktiva naik menjadi Rp1,236 triliun pada 2010 dari Rp1,041 triliun pada 2009,
atau naik 18,7%, hasil dari investasi yang berkelanjutan dalam ekspansi jaringan
restoran.
Jumlah karyawan Perusahaan meningkat menjadi 15.840 pada akhir 2010 dari
13.229 pada 2009, sesuai komitmen Perusahaan untuk merekrut dan melatih tim
yang handal untuk memberikan dukungan kepada jaringan restoran KFC yang
tersebar luas di seluruh Indonesia dengan standar layanan yang memuaskan.
Perusahaan meneruskan ekspansi jaringan restorannya untuk mendominasi
pangsa pasar di Indonesia agar dapat memaksimalkan brand opportunity KFC
dan meminimalkan potensi kompetitor untuk mendirikan bisnis ayam goreng.
Selama 2010, Perusahaan membuka 30 gerai baru di Jakarta dan di kota-kota
lainnya di Indonesia. Selain itu, Perusahaan melakukan image enhancement dan
renovasi berskala besar pada sekitar 50 gerainya untuk meremajakan tampilan
gerainya dan meningkatkan kenyamanan konsumen. Pada akhir 2010, jaringan
restoran KFC di Indonesia berjumlah 398 gerai yang tersebar di 93 kota di
seluruh Indonesia.
Bergabungnya Salim Group pada 1990 sebagai salah satu pemegang saham
utama semakin mendorong inisiatif ekspansi bisnis PT. Fastfood Indonesia, dan
pada 1993 PT.Fastfood Indonesia terdaftar sebagai emiten di Bursa Efek Jakarta
(sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan saham mayoritas 80% pada saat
ini terdistribusi 43,84% kepada PT. Gelael Pratama dari Gelael Group dan
35,84% kepada PT. Megah Eraraharja dari Salim Group; sementara saham
minoritas (20%) terbagi kepada Masyarakat dan Koperasi Karyawan.
PT.Fastfood Indonesia mendapatkan ijin memakai brand KFC dari franchisor,
Yum! Restaurants International (YRI), sebuah badan usaha dari Yum! Brands
Inc., perusahaan publik di Amerika Serikat dan pemilik waralaba dari empat
brand ternama lainnya, yaitu: Pizza Hut, Taco Bell, A&W, dan Long John Silvers.
Lima brand di bawah satu kepemilikan ini telah memproklamirkan Yum! Group
sebagai jaringan restoran cepat saji terbesar dan terbaik di dunia dalam
memberikan variasi pilihan restoran ternama.
Data Pemegang Saham PT. Fastfood Indonesia
Sumber : annual report PT.Fastfood Indonesia 2010
Produk-produk utama KFC adalah, Colonel's Original Recipe dan Hot &
Crispy, yang tetap menjadi produk ayam goreng paling disukai di antara semua
brand restoran cepat saji di seluruh Indonesia, yang konsisten dinilai ayam
goreng paling enak versi berbagai survey konsumen di Indonesia. Selain produk-
produk utama ini, juga tersedia Colonel Burger, Crispy Strips, Twister, dan
Colonel Yakiniku. Sebagai pelengkap produk produk utama ini, juga tersedia
produk-produk yang disesuaikan dengan selera lokal, antara lain: Perkedel, Nasi,
Salad, dan KFC Soup. Untuk menambahkan variasi menu paket kombinasi
dengan harga terjangkau bernilai tambah, Super Panas dan KFC Attack terus
ditawarkan.
Untuk memberikan perbedaan brand, KFC dan menanamkan dalam
kesadaran konsumen bahwa KFC itu bernilai tambah, Perseroan meluncurkan
sederetan produk Goceng, yang terdiri atas 12 pilihan menu yang dihargai
Rp5.000. Variasi pilihan menu Goceng diganti dari waktu ke waktu untuk
mengikuti perubahan selera konsumen. Tahun 2010, dua produk Goceng
mendapatkan penerimaan tertinggi dalam uji produk, Spaghetti dan Burger
Deluxe yang ditambahkan dalam deretan produk Goceng terbukti sukses
menyumbangkan kenaikan tajam pada Goceng menumix. Selain itu, pada 2010,
Perseroan mulai mengembangkan KFC Coffee, sebagai layanan baru di semua
gerai KFC bertipe free-standing, menyajikan rangkaian produk kopi berkualitas,
disajikan panas maupun dingin, dilayani di counter terpisah dengan ruangan
duduk tersendiri untuk para pecinta kopi. Untuk menarik konsumen pada jam-jam
sepi, Perseroan juga mengenalkan minuman bernama Krushers dengan aneka
pilihan rasa.
3.4 Pengawasan Mutu (Quality Assurance) dan Logistik KFC Indonesia
Pada 2010, untuk pertama kalinya KFC Indonesia mendapatkan Sertifikat
Sistem Jaminan Halal (SJH) dari LPPOM MUI, disamping Sertifikat Halal
Restoran yang telah dimiliki oleh PT.Fastfood Indonesia sejak 1995. Pada audit
Sistem Jaminan Halal tersebut,KFC Indonesia mendapatkan predikat nilai A.
Pencapaian ini berkat dukungan manajemen yang besar terhadap kelanjutan
status halal restoran. Hal ini menjadi nilai tambah bagi KFC Indonesia di tengah
persaingan industry restoran cepat saji. KFC Indonesia melakukan sosialisasi
Sistem Jaminan Halal yang dilakukan Regional Quality Assurance (RQA) di
setiap daerah supaya seluruh pihak terkait, seperti Purchasing, Logistic, dan
Operation memiliki kesamaan pemahaman mengenai Sistem Jaminan Halal.
Sistem pengawasan terhadap supplier dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan. Pada awal tahun 2010, KFC Indonesia, melalui Departemen QA,
melakukan refreshment training mengenai Cutting Sheet kepada seluruh supplier
ayam, yang merupakan pelatihan ulang terhadap standar kualitas ayam. Tujuan
pelatihan Cutting Sheet adalah supaya bahan baku dari seluruh supplier ayam
memenuhi standar kualitas.
KFC Indonesia menetapkan sistem pengawasan kualitas terhadap
seluruh supplier. Sistem pengawasan ini dilakukan melalui audit yang disebut
Supplier Tracking, Assessment & Recognition (STAR Audit). Pada Januari Juni
2010 dilakukan Food Safety Audit (FSA) dan pada Juli Desember 2010 dilakukan
Quality System Assessment (QSA). Selama 2010, QA mengaudit 29 supplier
kelas 1 dan kelas 2, serta 5 supplier kelas 3 dan kelas 4. Untuk 18 supplier yang
belum mengetahui dengan jelas tentang STAR Audit dilakukan Pre-Assessment
Audit. Melalui audit diharapkan supplier dapat meningkatkan kualitas bahan
baku. Pemahaman staff QA untuk meningkatkan kualitas supplier dan gudang
selalu dilakukan. Pada Februari 2010, staff QA mengikuti refreshment training
mengenai perkembangan terbaru teknik mengaudit supplier dan gudang yang
diselenggarakan oleh QA dari YRI. Sebagai pengawasan kualitas Gudang
Logistik, KFC Indonesia menetapkan sistem audit yang disebut Distribution
Quality Audit (DQA) yang diaudit oleh QA pada 13 gudang di seluruh Indonesia.
Di masa yang
3.5 Penentuan Lokasi Gerai
Pertumbuhan total penjualan juga berasal dari pengembangan restoran
menjadi 398 gerai di akhir 2010, yang berarti bertambah 30 gerai di sepanjang
2010. Sebagian besar restoran yang dibuka pada 2010 dapat memberikan
kontribusi penjualan yang lebih besar, walaupun sebagian besar restoran dibuka
pada kwartal ke-4 2010, karena memerlukan persiapan yang lebih panjang
dalam pengurusan perijinan dan permasalahan dengan ketersediaan listrik.
Penambahan 30 gerai pada 2010, masih didominasi pada lokasi free-standing,
ini menunjukkan kemampuan dan kapasitas KFC Indonesia dalam melakukan
ekspansi restoran di lokasi-lokasi prima yang mendukung pencapaian hasil
penjualan yang optimal, peningkatan peluang prestasi, motivasi, dan promosi
kepada 30 RM, sekitar 60 lebih ARM, posisi baru untuk Shift Leader yang sangat
membantu operasi restoran, 3 AM, dan sekitar 1.000 lowongan kerja yang
tersedia untuk karyawan restoran. Ini memperlihatkan hasil dari pengalaman
kerja dan kerjasama tim di Operation, Human Resources, dan Training dalam
menyiapkan tenaga kerja yang dibutuhkan dalam waktu yang cukup sebelum
pembukaan restoran baru.
Potensi pasar yang ada yang tersebar di berbagai daerah merupakan
suatu tantangan bagi Perusahaan untuk melakukan penetrasi pasar, membidik,
dan menyeleksinya, dimana kesemuanya ini merupakan strategi Perusahaan
dalam mengembangkan usahanya.
Langkah awal dari pengembangan pasar yang ada adalah dengan
menyeleksi lokasi, dengan melihat dari berbagai aspek, mulai dari potensi
usahanya dengan mempertimbangkan jumlah penduduk yang ada, mata
pencarian, pusat bisnis, pengembangan demografi untuk masa yang akan
datang, sampai kepada ketersediaan dan memadainya jalur Logistik. Selanjutnya
adalah evaluasi terhadap pemasaran, operasional, finansiil, sampai kepada
aspek teknis yang harus dipersiapkan secara terinci dan terorganisasi. Setelah
merampungkan semua ini barulah diambil suatu kesimpulan apakah lokasi
tersebut layak untuk dibuka usaha baru dengan membuka gerai di daerah
tersebut.
Langkah selanjutnya setelah penentuan lokasi, diteruskan dengan
persiapan yang dimulai dengan rencana tipe restoran yang akan dibangun dan
diteruskan dengan perencanaan lay-out restoran, fasilitas infrastuktur, interior,
dan sebagainya. Setelah perencanaan ini selesai, tahap berikutnya adalah
perhitungan investasi,penjadwalan proyek, proses eksekusi, dan pelaksanaan
pekerjaan di lapangan / lokasi. Setelah pekerjaan di lapangan / lokasi selesai,
dilakukan supervisi dan evaluasi untuk memastikan hasilnya sesuai dengan
perencanaan dan standar yang ada, maka restoran KFC tersebut siap untuk
dioperasikan untuk melayani konsumen. Restoran yang selalu tampak segar dan
nyaman adalah target penampilan yang harus dijaga dan dirawat secara
konsisten agar kepuasan konsumen ketika berkunjung ke KFC terpenuhi, dan
hal ini yang akan menjadi nilai tambah restoran KFC dibandingkan dengan
restoran lainnya.
3.6 Pemasok
KFC Indonesia memasok ayam karkas segar dan ayam potong beku dari
sekitar lima belas supplier di seluruh Indonesia. Banyaknya supplier di dalam
negeri tidak menjamin kelangsungan pasokan. Pasokan sering terputus pada
hari-hari libur seperti Idul Fitri, Natal & Tahun Baru, dan liburan sekolah. Untuk
mengantisipasi gangguan pasokan selama hari-hari tersebut, perusahaan
membuat kontrak jangka panjang dengan merencanakan pesanan lebih awal
dan menyimpan persediaan ayam yang cukup sebelum hari-hari libur tersebut.
Beberapa bumbu untuk produk-produk utama KFC, khususnya Original Recipe
dan Hot & Spicy diimpor dari Amerika Serikat, Singapura, dan Malaysia melalui
beberapa importir yang wajib mengikuti standar YRI. Bahkan untuk produk-
produk baru, beberapa bahan bakunya biasanya diimpor. Dengan kemajuan
yang telah dicapai oleh supplier lokal dalam memproduksi substitusi produk-
produk impor mengikuti standar yang diberikan, Perusahaan secara bertahap
dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku impor.
3.7 Pengadaan
Pengadaan ayam karkas segar atau ayam potong beku dalam jumlah
besar sudah diharapkan dari restoran cepat saji yang mengoperasikan hampir
400 gerai di seluruh Indonesia yang menyajikan produk ayam sebagai produk
utama. Walaupun kebutuhan dalam jumlah besar ini umumnya tersedia di pasar
sepanjang tahun, terkecuali pada hari-hari libur ketika pasokan sering terputus,
namun harga ayam berfluktuasi setiap minggu tergantung pada ketersediaan
ayam potong dari peternak di Indonesia. Untuk menstabilkan kondisi ini,
Perusahaan melakukan kontrak pembelian dengan supplier terpilih untuk periode
tetentu. Selain itu, Perusahaan juga memanfaatkan peluang untuk menyimpan
persediaan produk ayam dari pasar terbuka pada saat harga rendah atau pada
saat pasokan melebihi permintaan
3.8 Pergudangan Sistem pergudangan Pada PT. Fast food Indonesia dilakukan pada gerai
masing-masing khusus untuk bahan-bahan yang tidak tahan lama dan mudah
rusak (wet good) sedangkan untuk bahan makanan yang tahan lama (dry good)
diperoleh dari pusat yang diimpor dari KFC internasional sesuai kebutuhan
masing-masing wilayah.
1. KFC China
Globalisasi adalah salah satu strategi pertumbuhan dalam perusahaan,
dan salah satu yang paling sukses "akan global" adalah KFC . KFC merupakan
sebuah rantai restoran ayam goreng Amerika yang mendominasi industri
restoran di beberapa negara termasuk di Cina.
Perusahaan global menghadapi pertanyaan-pertanyaan kritis ketika
mereka memasukii pasar baru seperti bagaimana mereka melakukan lokalisasi
terhadap produk yang ditawarkan apakah mereka akan melakukan adaptasi
terhadap produk yang telah ada hanya untuk sebagai pembanding bagi
konsumen pada pasar tersebut atau haruskah mereka memikirkan kembali
business model dari bawah ke atas?
Tipikal dari pendekatan western untuk aktivitas foreign expansion adalah
bagaimana menjual core product atau jasa yang bagus dengan cara yang sama
seperti ketika mereka melakukan penjualan di Eropa atau Amerika,dan kantor
pusat mengawasi dengan cermat untuk memastikan model ini diekspor dengan
benar. Cara ini seringkali dimulai dengan menjual barang-barang impor kepada
expat community (komunitas asing) atau dengan membuka satu atau dua toko
sebagai percobaan.
Seperti kebanyakan perusahaan multinasional, KFC pertama kali tertarik
ke China dengan ukuran potensi pasar negara: 1,3 miliar orang, 20% dari total
dunia. Bahkan setelah reformasi ekonomi China yang dimulai pada tahun 1978,
Cina tetap tinggi risiko investasinya sehingga sebagai negara tujuan untuk
perusahaan multinasional selama dekade berikutnya Cina masih tetap beresiko
akibat ketidak pastian politik dan ekonominya.
KFC masuk ke Cina pada tanggal 12 Januari 1987. KFC merupakan
restoran quick-service pertama yang masuk ke cina. Saat ini KFC adalah
restoran quick-service nomor satu di Cina dengan hampir 3.500 restoran di lebih
700 kota. Bahkan setiap hari restoran KFC di cina selalu bertambah satu. Selain
ayam sebagai resep asli KFC, KFC di Cina juga memiliki menu ekstensif yang
menampilkan daging sapi, seafood, hidangan nasi, sayuran segar, sup sarapan,
makanan pencuci mulut dan produk lain yang sesuai dengan selera konsumen di
Cina.
Karyawan KFC di Cina adalah para penduduk lokal, yang di pimpin oleh
Sam Su sebagai Ketua dan Chief Eksekutif Officer dari Yum! Brands yang
merupakan Induk perusahaan KFC. Di tangan Sam Su, KFC di Cina tumbuh
sangat pesat dan menempatkan Cina sebagai peringkat pertama dari
empat Yum!"s Growth Strategies. Dengan Rinciannya; (1) Build dominant China
brands; (2) Drive profitable international growth; (3) Run great restaurants; dan
(4) Expand U.S. multibrand concepts. Ini menjadikan Cina ultimate market
place buat Yum!. (Teguh S Pambudhi;2005, SWA Sembada). Laba operasi KFC
di Cina telah mencapai dua kali lipat dalam tiga tahun terakhir mencapai $755
juta sehingga Divisi KFC di China menjadi penyumbang keuntungan terbesar
bagi Yum!.
Pada awal-awal Yum! Brands yang merupakan induk perusahaan KFC masuk
ke Cina, manajemen pusat memberikan perhatian khusus pada pelatihan dan
pengembangan serta rekruitmen dari karyawan dan manajemen untuk merekruit
manajemer-manajer berbakat dan mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan standar
operasi Yum! internasional.
Ada tiga kategori besar penekanan kegiatan bisnis KFC di Cina yaitu,
Pembangunan Manusia dan Talenta, Lokalisasi, Distribusi & Logistik.
2.1 Lokalisasi
Model bisnis yang di jalankan KFC di Cina adalah lokalisasi. Artinya, bahwa
perusahaan harus siap untuk menyesuaikan produk, jasa, praktek bisnis, bahkan sistem
manajemen dan proses agar sesuai dengan konteks lokal, kebiasaan dan kebutuhan
pelanggan yang berbeda, nilai-nilai sosial dan budaya, sistem politik, peraturan
pemerintah, struktur industri dan driver, dan kekuatan kompetitif. Lokalisasi yang di
lakukan KFC di Cina bukan hanya dari manajemen maupun karyawan (lokalisasi bakat)
tetapi juga lokalisasi produk. Setelah mendirikan dapur tes pertama di Shanghai pada
akhir 1990-an, KFC telah sibuk dengan sering pengenalan produk baru - produk yang
dikembangkan di Cina, karena Cina. Semua produk baru telah dirancang dan
dikembangkan dengan karakteristik Cina lokal, dari konten dan rasa, rupa dan
nama. Produk seperti Ayam Gulung Beijing, Golden Kupu-kupu Udang, Four Seasons
Salad Sayuran Segar, Beras Wangi Jamur, Sup Tomat Telur Jatuhkan, diawetkan
Sichuan Pickle Dan Irisan daging babi Sup, Makanan Laut bubur Telur Drop, dan bubur
Ayam Jamur membuat beberapa orang bertanya-tanya: apakah KFC balik ke dalam
rantai makanan Cina cepat? Disitulah menandai esensi, dan keberhasilan, program
lokalisasi produk KFC di Cina.
Selain bakat dan produk, program lokalisasi KFC di Cina menyentuh pada hampir setiap
aspek operasi, dari pemasaran, iklan, positioning merek untuk rantai pasokan, distribusi,
dan logistik.
2.2 Distribusi & Logistik
Distribusi dan sistem logistik KFC Cina adalah salah satu yang paling penting,
dan paling diakui sebagai kontributor untuk kesuksesan KFC di Cina. Pada saat pertama
kali memasuki Cina pada tahun 1987, KFC dihadapkan dengan dua fakta dasar:
1. Kualitas dan jangkauan jalan raya di China jauh lebih rendah
dibandingkan dengan negara-negara maju. Tidak ada jalan raya pada
saat itu. Sebagai fakta, jalan raya pertama di Cina hanya muncul di akhir
1990-an, tetapi akibat langsung dari pembangunan infrastruktur di Cina
yang selesai pada tahun 2000 maka sistem jalan raya saat ini di Cina
telah berjumlah sekitar 60.000 km,. Dengan kata lain, Cina butuh waktu
sekitar sepuluh tahun atau lima belas tahun paling banyak untuk
membangun jaringan jalan raya nasional dan ini merupakan contoh yang
jelas dari kecepatan pembangunan di Cina.
2. Kurangnya penyedia layanan pihak logistik yang berkualitas yang
menawarkan penyimpanan, transportasi, dan jasa pengiriman di semua
propinsi. Bahkan sampai dengan saat ini sangat sedikit perusahaan yang
menyediakan layanan logistik .
Dihadapkan dengan dua tantangan tersebut, KFC mengadopsi pendekatan yang
dimulai dengan memanfaatkan aset yang ada : Gudang, truk, dan tenaga kerja yang
diwarisi dari KFC mitra lokal dengan system patungan. Selain itu ditambah dengan
instalasi pelatihan karyawan sendiri dan kontrol kualitas dan sistem manajemen. Dalam
beberapa tahun, standar operasional dari gudang dan armada truk yang diambil dari
standar operasional lokal kemudian dibawa ke standar global KFC internasional.
Dengan distribusi dan sumber daya logistik secara langsung dan sepenuhnya di bawah
kendali sendiri oleh KFC lokal, KFC Cina mampu mengembangkan lebih jauh dan lebih
cepat ke wilayah geografis yang baru daripada pesaingnya. Hal ini memungkinkan
perusahaan untuk membangun keunggulan kompetitif melalui volume usaha, skala,
efisiensi biaya, dan kepemimpinan merek dari waktu ke waktu. Sebuah sistem distribusi
dan logistik yang di adaptasi dari kondisi local dan dilengkapi dengan strategi bisnis KFC
Internasional, KFC Cina mampu membangun skala dan kecepatan bisnisnya melalui
ekspansi restoran dengan cepat. dan berhasil menjadi penyumbang laba terbesar bagi
perusahaan induknya yaitu Yum!.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Soebijantoro,Doddy. (1999). Pemasaran Internasional:Global Logistics and Distribution, Pusat
Pengembangan Bahan Ajar-Universitas Mercu Buana.
Van Hoek, Remko, Alexander E. Ellinger,et.al, (2008). “Great divides: internal alignment between logistics and peer functions”.The International Journal of Logistics Management, Vol.19 No.2, pp. 110-129
Graham, Cateora. (2007). Pemasaran Internasional. Jakarta: Salemba Empat. Buku 2.
Edisi 13
Eko Indrajit, Richardus. (2003). Rubrik Tanya Jawab E-Business, Vol. II No.12.
http://www.ebizzasia.com/0212-2003/q&a,0212.html.
Penerbit PPM dan Asosiasi Logistik Indonesia. (2011). Panduan & Direktori Logistik
Indonesia. Jakarta: Penerbit PPM.
O’neil, Brian F & Jon L. Iveson, (1991). “Strategically Managing The Logistics Functions”. Logistics and Transportation Review; 27, 4; ABI/INFORM Global. pg. 359-377
Rodney Mc. Adam & Daniel Mc. Cormack, (2001). “Integrating business processes for global alignment and supply chain management”. Business Process Management Journal. Vol.7 No.2, pp. 113-130. MCB University.
Damien Power,( 2005). Supply chain management integration and implementation: a literature review. Supply Chain Management: an International Journal 10/4. pp. 252-263.
Techane Bosona, Girma Gebresenbet, Ingrid Nordmark & David Ljungberg, (2011). “Integrated Logistics Network for the Supply Chain of Locally Produced Food, Part I: Location and Route Optimization Analyses”. Journal of Service Science and Management, pp.174-183.
Deutsche Post AG, Headquarters. (2009). Delivering Tomorrow Customer Needs in 2020 and Beyond A Global Delphi Study, Publisher: Deutsche Post AG, Bonn, Germany
Laporan Tahunan PT. FastFood Indonesia, Tbk,( 2010) .
http://202.155.2.90/corporate_actions/new_info_jsx/jenis_informasi/
01_laporan_keuangan/04_Annual%20Report/2010/FAST/FAST_Annual
%20Report_2010.pdf
Laporan Tahunan Yum! . (2010).
http://www.yum.com/annualreport/downloads/pdf/2010AnnualReport.pdf