penggunaan jamur paecilomyces fumoso roseus (pfr) untuk pengendalian hama tanaman teh
DESCRIPTION
Poicilocorys sp pada teh,Spodoptera litura pada petsai, bawangmerah, kedelai, Moloidogyne sp pada teh,kentang, dll.TRANSCRIPT
MEKANISME KERJA PFR
ama pada tanaman teh merupakan salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan produksi
serta tingginya biaya yang harus dikeluarkan untuk pengendalian yaitu berkisar antara 10-15% dari harga pokok. Hama utama yang menyerang teh adalah Helopeltis antonii, ulat jengkal, ulat api, ulat kompeni dan ulat penggulung daun. Bagian tanaman teh yang diserang ialah tunas dan daun-daun muda. Kehilangan hasil yang diakibatkan Helopeltis antonii dapat mencapai 40% atau lebih. Pada umumnya pengendalian hama/penyakit di perkebunan teh dilakukan dengan menggunakan insektisida kimia, sehingga dapat menimbulkan efek negatif yaitu munculnya ledakan hama dan sifatnya resisten, terbunuhnya musuh-musuh alami yang bukan merupakan sasaran, pencemaran lingkungan serta menimbulkan residu efek terhadap produk teh.
Salah satu cara pengendalian hama tanaman the yang aman adalah menggunakan Jamur Paecilomyces fumoso roseus (PFR). Jamur ini selain dapat digunakan untuk tanaman teh, juga dapat dipakai untuk kina, kelapa sawit, petsai, bawang merah, kedelai dan kentang.
Kegunaan PFR adalah untuk mengendalikan hama Helopeltis antonii pada tanaman teh, coklat, ulat api pada teh, kina, kelapa sawit, Ectropis bhumitra pada teh dan kina, Hyposidra talaca pada teh dan kina, Metanastria hyaeta pada kina, Homona
coffearia pada teh, Poicilocorys sp pada teh, Spodoptera litura pada petsai, bawang merah, kedelai, Moloidogyne sp pada teh, kentang, dll.
Paecilomyces fumoso roseus (PFR) menginfeksi serangga sasaran melalui kontak, dan mulut. Melalui kontak spora PFR yang menempel pada permukaan kulit pada kondisi yang baik akan berkecambah dan melakukan penetrasi kedalam tubuh. Dalam tubuh serangga jamur memperbanyak diri, hifanya berkembang mengisi seluruh jaringan
H No.: 03/1999 Seri: Perkebunan/P2TP2/1999-2000/jsh Agdex: 624 November 1999
Penggunaan JAMUR Paecilomyces Fumoso Roseus (PFR) untuk Pengendalian Hama Tanaman Teh
LIPTAN LEMBAR INFORMASI PERTANIAN
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAWA BARAT Jl Kayuambon No. 80 Lembang 40391
E-mail : [email protected]
KEGUNAAN
Gambar PFR
Sporangium
Spora
Konidiapora
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com
GEJALA PADA HAMA YANG TERINFEKSI
tubuh akhirnya menyebabkan kematian. Pada kondisi lembab hifa jamur akan muncul ke permukaan kulit dan akan membentuk konidiofor yang merupakan sumber penularan selanjutnya terhadap serangga yang lain. Sedangkan melaui serangga jamur PFR menginfeksi jaringan usus dan berkembang di dalam tubuh serangga tersebut.
• Gerakan hama jadi lambat • Aktivitas makan turun sampai tidak mau
makan • Dalam kondisi yang lembab seluruh
permukaan tubuh serangga diselimuti pertumbuhan jamur yang warna putih dan selanjutnya berubah menjadi ke abu-abuan (seperti bertepung)
• Proses infeksi sampai kematian hama hingga 4-10 hari.
Perbanyakan PFR ditujukan untuk memproduksi jamur dengan melalui tahamapn : 1. Penularan PFR ke serangga hama 2. Pembuatan media PDA (potato dektrosa
agar) 3. Pembibitan atau starter 4. Perbanyakan pestisida hayati PFR Penularan PFR
Penularan bertujuan untuk memperoleh jamur PFR yang murni sehingga vilurensinya meningkat. Hal ini dilakukan dengan menyemprotkan agensia hayati PFR terhadap serangga yang cocok untuk tumbuhnya jamur PFR seperti ulat api, Helopeltis dll, hama yang telah ditulari PFR disimpan dalam petridish yang diberi bahan pelembab (kapas basah) tidak menempel pada hama dimaksud. Dalam waktu 6-12 hari jamur sudah menghasilkan misellium pada tubuh serangga yang berwarna putih sampai keabu-abuan. Pembuatan media PDA
Bahan yang dipergunakan untuk pembuatan media PDA ialah kentang,
dektrosa, agar murni dan air dengan perbandingan 200:20:20 gr dan air 1 liter. PDA yang sudah jadi digunakan untuk media pertumbuhan PFR dengan dosis 5-10 cc per petridish. PDA yang sudah membeku dapat diinokulasi dengan PFR murni secukupnya. Lama pemeliharaan didalam inkubator 2-3 minggu dengan temperatur 300C dapat menghasilkan pertumbuhan misellium + 90%. Pembibitan
Pembibitan PFR dilakukan pada media jagung setengah matang steril untuk memperoleh starter atau bibit yang akan digunakan pada perbanyakan agensia hayati yang diinginkan. Perbanyakan
Untuk menghasilkan insektisida hayati PFR dapat dilakukan dengan menginokulasikan stater (bibit) PFR pada media beras atau jagung. Media yang digunakan ialah beras, jagung setengah matang yang steril dengan volume kemasan 50, 75, 100 gram per kantong plastik. PDA yang ditumbuhi PFR diinokulasikan kedalam media dosis 3-5 cemplongan (diameter 0,8 cm) per 50 gr jagung. Lama pemeliharaan 2-3 minggu dalam inkubator dengan temperatur ± 300C. Bahan yang jadi ditandai adanya misellium berwarna putih sampai kecoklatan pada permukaan partikel-partikel jagung. Perbanyakan PFR dapat dibagi dua yaitu dengan cara modern dan sederhana. Perbedaan kedua cara ini adalah dari segi peralatan.
Cara sederhana adalah dengan menggunakan alat cara modern adalah dengan menggunakan alat-alat seperti autoclave, entkas, inkubator, gelas viala, eleyer meyer, lampu benson. Sedangkan mekanisme pembuatan relatif sama.
PUSTAKA: Wahyu. W, dkk 1996. Penggunaan jamur
Paecilomyces fumoso roseus (PFR), sebagai teknologi alternatif pengendalian hama non-kimiawi pada tanaman the dalam Prosiding Seminar Sehari PPTK Gambung.
Laporan Pelaksana Proyek, TA 1998/1999. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lembang 1999.
METODA PERBANYAKAN
PDF created with FinePrint pdfFactory Pro trial version http://www.softwarelabs.com