penggunaan media kartu bergambar untuk meningkatkan …journal.unisla.ac.id/pdf/1422/muntri.pdf ·...
TRANSCRIPT
58
Penggunaan Media Kartu Bergambar untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Jenis-Jenis Usaha dan Kegiatan Ekonomi di
Indonesia Mata Pelajaran IPS
MUNTRI
Pendahuluan
Semua guru atau siswa pasti selalu
mengharapkan agar setiap proses belajar
mengajar dapat mencapai hasil belajar
yang sebaik-baiknya. Guru
mengharapkan agar siswa dapat
memahami setiap materi yang diajarkan,
siswapun mengharapkan agar guru dapat
menyampaikan atau menjelaskan
pelajaran dengan baik, sehingga
memperoleh hasil belajar yang
memuaskan. Akan tetapi harapan-
harapan itu tidak selalu dapat terwujud.
Masih banyak siswa yang kurang
memahami penjelasan guru. Ada siswa
yang nilainya selalu rendah, bahkan ada
siswa yang tidak bisa mengerjakan soal
atau jika mengerjakan soalpun
jawabannya asal-asalan.
Pembelajaran IPS masih menekan-
kan pada konsep-konsep yang terdapat di
dalam buku, dan juga belum memanfaat-
kan pendekatan media dalam pembelajar-
an secara maksimal. Mengajak siswa
berinteraksi langsung dengan media
pembelajaran jarang dilakukan. Guru IPS
sebagian masih mempertahankan urutan-
urutan dalam buku tanpa memperdulikan
kesesuaian dengan lingkungan belajar
siswa. Hal ini membuat pembelajaran
tidak efektif, karena siswa kurang
merespon terhadap pelajaran yang
disampaikan. Maka pengajaran semacam
ini cenderung menyebabkan kebosanan
kepada siswa pada saat berada di dalam
kelas. Semua itu menunjukkan bahwa
guru harus selalu mengadakan perbaikan
secara terus menerus dalam
pembelajarannya, agar masalah–masalah
kesulitan belajar siswa dapat diatasi,
sehingga hasil belajar siswa mencapai
tujuan yang diharapkan.
Hal ini juga berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa yang kurang dari
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 65. Hasil
penelitian menunjukkan (1) Pemanfaatan
media kartu bergambar dalam
pembelajaran IPS sangat efektif dan
efisien karena dapat dilaksanakan dalam
materi jenis-jenis pekerjaan untuk
membedakan jenis pekerjaan yang
menghasilkan barang maupun jasa (2)
memanfaatan media kartu bergambar
dapat meningkatkan aktifitas, partisipasi
dan motivasi belajar siswa di SDN Kramat
II Dan (3) secara kuantitatif hasil belajar
siswa di SDN Kramat II setelah
memanfaatkan media kartu bergambar
dalam pembelajaran IPS menunjukkan
tingkat ketuntasan belajar yang tinggi.
Karena pada prosentase ketuntasan
belajar sebelum memanfaatkan media
kartu bergambar mencapai 50%, dan
setelah memanfaatkan media kartu
bergambar meningkat menjadi 70%.
Siklus Iprosentase ketuntasan belajar
58
sebelum memanfaatkan media kartu
bergambar sebanyak 70% dan meningkat
menjadi 100% pada siklus II setelah
memanfaatkan media kartu bergambar.
Masalah-masalah yang dialami
oleh siswa dalam pembelajaran tidak
muncul begitu saja, tetapi ada faktor–
faktor penyebabnya. Apabila guru
mampu mengidentifikasi penyebab
timbulnya masalah yang dialami oleh
siswa , maka guru tersebut akan dapat
melakukan penanganan–penanganan
yang tepat dalam memecahkan masalah
pembe-lajarannya. Contoh masalah yang
sering muncul dalam pembelajaran yaitu
siswa kurang memahami penjelasan guru,
siswa tidak mengerti kata, kalimat, bentuk
kalimat, yang diucapkan ataupun yang
ditulis. HalIni mungkin karena
penjelasan guru tidak disertai alat
peraga atau alat peraga kurang atau
bahkan tidak sesuai.
Sejujurnya penggunaan alat peraga
untuk pembelajaran IPS di SD jarang
bahkan hampir tidak pernah digunakan
oleh guru-guru SD, padahal alat peraga
itu bisa dibuat atau diciptakan oleh
seorang guru.Alat peraga IPS tidak perlu
mahal, kita bisa menemukannya di sekitar
kita seperti mencari referensi melalui
internet, majalah koran bekas ataupun
mengcopy dari buku-buku pelajaran.
Oleh karena itu penelitian yang kami
laksanakan ini mencoba menggunakan
alat peraga atau media kartu bergambar
sederhana ditunjang oleh metode yang
sesuai dengan materi pelajaran yang
diharapkan dapat membantu pemahaman
siswa tentang jenis-jenis pekerjaan dan
membatu meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III di SDN Kramat II ini
dengan memper-timbangkan usaha-usaha
agar siswa dapat belajar dengan
menyenang-kan, agar siswa dapat dengan
jelas membedakan jenis-jenis pekerjaan
yang menghasilkan barang ataupun yang
menghasilkan jasa. Pola pembelajaran
seperti ini akan membantu siswa dalam
proses berpikir dan pada gilirannya siswa
aktif dalam belajar.
Pengertian media kartu bergambar
adalah alat bantu yang dipergunakan
dalam proses pembelajaran, sehingga
tujuan pembelajaran akan lebih mudah
tercapai. misalnya kartu gambar, kartu
huruf, kartu kata dan kartu huruf. Briggs
(1977) berpendapat bahwa media
pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran
dengan menggunakan buku, film, video
dan bisa juga berupa kartu bergambar.
Berdasarkan uraian diatas maka
peneliti merasa terpacu untuk membuat
perubahan dalam pembelajaran yang
semula hanya terpaku dengan metode
ceramah dan tanya jawab menjadi
pembelajaran yang PAKEMI (Pembelajar-
an yang aktif, kreatif, efektif,
menyenangkan dan inovatif) dengan
menggunakan media kartu bergambar
dengan harapan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang
diatas maka penelitian ini rumusan
masalahnya adalah:
“Bagaimana penggunaaan media
kartu bergambar dapat meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi jenis-jenis
pekerjaan mata pelajaran IPS Kelas III
SDN Kramat II Lamongan?”
Tujuan Penelitian
58
Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Meningkatkan pemahaman siswa
tentang jenis-jenis pekerjaan baik yang
menghasilkan barang maupun yang
menghasilkan jasa dengan mengguna-
kan media pembelajaran berupa kartu
bergambar pada materi jenis-jenis
pekerjaan pada pelajaran IPS Kelas III
SDN Kramat II Lamongan tahun
pelajaran 2015 /2016.
2. Meningkatan hasil belajar siswa kelas
III SDN Kramat II setelah dilaksana-
kan pembelajaran dengan mengguna-
kan media pembelajaran berupa kartu
bergambar.
Manfaat Penelitian
Manfaat perbaikan penelitian
sebagaai berikut:
1. Dapat memberikan sumbangan bagi
guru khususnya dalam memilih
metode pembelajaran yang tepat.
2. Dapat memberikan informasi
kepada guru dan semua pengajar
mengenai manfaat pembelajaran
melalui media bergambar dalam
meningkatkan prestasi belajar pada
pada materi jenis-jenis pekerjaan.
3. Siswa dapat lebih memahami
tentang materi yang di berikan
dengan suasana belajar yang
menyenangkan sehingga dapat
berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran khususnya pada
materi jenis-jenis pekerjaan.
4. Bagi sekolah penelitian ini
diharapkan dapat menjadi alternatif
untuk meningkatkan hasil belajar
siswa yang rendah.
Kajian Pustaka
Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah alat atau sarana untuk
menyebarluaskan informasi, seperti surat
kabar, radio, gambar dan televisi.
Menurut Martin, Schram, Gagne
(dalam Sutarsih, 2008) media adalah
mencakup semua sumber yang
diperlukan untuk melakukan komunikasi
dengan siswa, ini bisa berupa perangkat
keras dan perangkat lunak, seperti
komputer, televisi, OHP, video tape, slide,
buku, film, model, gambar, transparansi,
dan lain-lain.
Kata media berasal dari Bahasa latin
medius yang secara harfiah berarti"
tengah", "perantara" atau "pengantar".
Dalam Bahasa Arab, media adalah
perantara atau pengantar pesan dari
pengirim kepada penerima pesan. Media
adalah perantara atau pengantar pesan
dari sumber dari penerima. Gagne (dalam
Hermawan, 2011) menyatakan bahwa
media adalah segala macam komponen
dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Persamaan
dapat ditarik bahwa media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengiriman
kepada penerima sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
dan minat sedemikian rupa sehingga
proses belajar mengajar berlangsung.
Meskipun media banyak ragamnya
akan tetapi kenyataanya tidak banyak
jenis media yang bisa digunakan oleh
guru sekolah. Beberapa media yang
paling akrab dan hampir semua sekolah
memanfaatkanya adalah media cetak
(buku) dan papan tulis. Media
pembelajaran memiliki tiga peranan, yaitu
peran sebagai penarik perhatian
(attentional role), peran komunikasi
58
(Communications role), dan peran retensi
(retention role). Dalam peranannya sebagai
penarik perhatian siswa, media bersifat
mengundang perhatian peserta didik,
meningkatkan rasa keingin tahuan siswa,
serta menyampaikan informasi.
Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum media pembelajaran
mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian suatu pesan
agar tidak terlalu bersifat verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu
dan daya indera seperti :
a. Obyek yang terlalu besar, dapat
digantikan dengan realita,
gambar, film bingkai, film,
gambar video, atau model
b. Obyek yang kecil dibantu dengan
proyektor mikro, film slide,
gambar video atau gambar
c. Gerak yang terlalu lambat atau
terlalu cepat dapat dibantu
dengan timelapse, highspeed
photografi atau slow motion
playback video
d. Kejadian atau peristiwa yang
terjadi pada masa lalu dapat
ditampilkan lagi melalui rekaman
film, video, atau foto
e. Obyek yang terlalu kompleks dapat
disajikan dengan model, diagram,
dll
f. Konsep yang terlalu luas dapat
divisualkan dalam bentuk film,
slide, gambar atau video
3. Dengan menggunakan media
pembelajaran secara tepat dan
bervariasi dapat mengatasi sikap pasif
siswa. Dalam hal ini media
pembelajaran berguna untuk:
a. Menimbulkan gairah belajar
b. Memungkinkan interaksi lang-sung
antara siswa dengan lingkungan
dan kenyataan
c. Memungkinkan siswa belajar
sendiri menurut minat dan
kemampuannya
4. Dengan sifat yang unik pada siswa
juga dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda-beda,
sedangkan kurikulum dan materi
pembelajaran yang sama untuk setiap
siswa, masalah ini dapat diatasi
dengan media pembelajaran dalam
kemampuannya:
a. Memberikan perangsang yang
sama
b. Menyamakan pengalaman
c. Menimbulkan persepsi yang sama
Dilihat dari keistimewaan ini, media
pembelajaran mempunyai fungsi yang
jelas untuk menghindari atau
memperkecil gangguan, komunikasi
penyampaian pesan belajar.
Menurut Degeng, 1990 (dalam
Sutarsih, 2008) Hal-hal perlu
dipertimbangkan oleh guru/pendidik
dalam memilih dan menggunakan media
pembelajaran antara lain :
a) Tidak ada satu media yang paling
unggul untuk semua tujuan. Suatu
media hanya cocok untuk tujuan
pembelajaran tertentu, tetapi mungkin
tidak cocok untuk tujuan yang lain.
b) Media adalah bagian integral dari
proses belajar-mengajar. Hal ini berarti
media bukan hanya sekedar alat bantu
mengajar guru saja, tetapi merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari proses
belajar-mengajar.
c) Media apapun yang hendak
digunakan, sasaran akhirnya adalah
untuk memudahkan belajar siswa.
58
Kemudian belajar siswa haruslah
dijadikan acuan utama pemilihan dan
penggunaan media.
d) Penggunaan berbagai media dalam
satu kegiatan pembelajaran bukan
hanya sekedar selingan/pengisi waktu.
Melainkan mempunyai tujuan menyatu
dengan pembelajaran yang sedang
berlangsung.
e) Pemilihan media pembelajaran
hendaknya obyektif dan tidak
didasarkan pada keinginan pribadi.
f) Penggunaan beberapa media
pembelajaran akan membingungkan
siswa. Penggunaan multimedia bukan
berarti menggunakan media yang
banyak sekaligus.
g) Kebaikan dan keburukan media
pembelajaran tidak tergantung pada
kekongritan dan keabstrakan media
yang konkrit wujudnya, mungkin
sukar dipahami karena rumitnya, tetapi
media abstrak dapat pula memberikan
pengertian yang tepat.
Tujuan Media Pengajaran
Tujuan utama dalam menggunakan
media adalah agar pesan atau informasi
yang dikomunikasikan tersebut dapat
diserap semaksimal mungkin oleh para
siswa sebagai penerima informasi
Soeparno (dalam, Mahmuda, 2008)
Dengan demikian informasi akan lebih
cepat dan mudah untuk diproses oleh
peserta didik tanpa harus melalui proses
yang panjang yang akan menjadikannya
menjadi jenuh, apalagi dalam proses
pembelajaran Bahasa, dimana peserta
didik dibekali keterampilan Berbahasa
dengan cara berlatih secara kontinyu
untuk memperoleh keterampilan tersebut.
Padahal berlatih secara kontinyu adalah
hal yang membosankan, sehingga
kehadiran media sangat diperlukan.
Kegunaan Media Pembelajaran Dalam
Proses Belajar Mengajar
Secara umum media pembelajaran
mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai
berikut:
a) Memperjelas penyajian pesan agar
tidak terlalu bersifat verbalistis.
b) Mengatasi keterbatasan ruang,
waktu dan daya indera.
c) Dengan menggunakan media
pembelajaran secara tepat dan
bervariasi dapat diatasi sikap pasif
peserta didik Arif (dalam Mahmuda,
2008).
Demikian kegunaan media
pembelajaran dalam proses belajar sangat
urgen sekali untuk menghadirkan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif
dan menyenangkan, utamanya untuk
belajar Bahasa bahkan terkadang tanpa
memerlukan biaya sama sekali. Seperti
papan tulis, benda peraga, gambar dan
foto serta kartu.
Cara Memilih Media
Secara ringkas mengenalkan
bagaimana cara memilih media sebagai
berikut :
a) Hendaknya mengetahui karekteristik
setiap media.
b) Hendaknya memilih media yang
sesuai dengan tujuan yang hendak
dicapai.
c) Hendaknya memilih media yang
sesuai dengan metode yang
dipergunakan.
d) Hendaknya memilih media yang
sesuai dengan materi yang akan
dikomunikasikan.
58
e) Hendaknya memilih media yang
sesuai dengan keadaan siswa, jumlah,
usia maupun tingkat pendidikannya.
f) Hendaknya memilih media yang
sesuai dengan situasi kondisi
lingkungan tempat media
dipergunakan.
g) Janganlah memilih media dengan
alasan barang tersebut baru atau
barang tersebut satu-satunya yang
kita miliki Soeparno (dalam
Mahmuda, 2008).
Media Kartu Bergambar
Pengertian media kartu bergambar
adalah alat bantu yang dipergunakan
dalam proses pembelajaran, sehingga
tujuan pembelajaran akan lebih mudah
tercapai. misalnya kartu gambar, kartu
huruf, kartu kata dan kartu huruf.
Briggs (1977) berpendapat bahwa
media pembelajaran adalah sarana fisik
untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran dengan menggunakan
buku, film, video dan bisa juga berupa
kartu bergambar.
Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar
Menurut Basuki dan Farida
(2001:42), mengemukakan kelebihan dan
keterbatas-an media gambar, yaitu :
Kelebihan media gambar :
1. Umumnya murah harganya
2. Mudah didapat
3. Mudah digunakan
4. Dapat memperjelas suatu masalah
5. Lebih realistis
6. Dapat membantu mengatasi keter-
batasan pengamatan
7. Dapat mengatasi keterbatasan ruang
Keterbatasan media gambar :
a. Semata-mata hanya medium visual
b. Ukuran gambar seringkali kurang
tepat untuk pengajaran dalam
kelompok besar
c. Memerlukan ketersediaan sumber
ketrampilan dan kejelian guru untuk
dapat memanfaatkannya.
Menurut Arif S. Sadiman (1992)
mengemukakan kelebihan dan
keterbatasan media gambar adalah:
Kelebihan media gambar :
1) Sifatnya konkrit : lebih realistis
menunjukkan pokok masalah yang
dibandingkan dengan gambar verbal
semata
2) Gambar dapat mengatasi batasan
ruang dan waktu
3) Gambar dapat mengatasi keterbatasan
pengamatan kita
4) Dapat memperjelas suatu masalah
kesalah pahaman dalam bidang apa
saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalah pahaman
5) Murah harganya dan gampang di
dapat serta digunakan, tanpa
memerlukan peralatan khusus
Kelemahan media gambar :
a) Hanya menekankan persepsi indra
mata
b) Gambar benda yang terlaku
kompleks kurang efektif untuk
kegiatan pembelajaran
c) Ukurannya sangat terbatas untuk
kelompok besar
d) Memerlukan keterbatasan sumber dan
ketrampilan kejelian untuk dapat
memanfaatkannya.
Dagne (dalam Mahmuda, 2008)
menyatakan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar.
58
Namun pada dasarnya media
pembelajaran tersebut dipakai oleh
seorang guru untuk:
1) Memperjelas informasi/pesan peng-
ajaran
2) Memberi tekanan pada bagian-bagian
yang penting
3) Memberi variasi pengajaran
4) Memperjelas struktur pengajaran
5) Memotivasi proses belajar siswa
dalam (Mahmuda,2008).
Pembelajaran IPS di SD
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) di SD harus memperhatikan
kebutuhan anak yang berusia antara 6-12
tahun. Anak dalam kelompok usia 7-11
tahun menurut Piaget (1963) berada
dalam perkembangan kemampuan
intelektual/ kognitifnya pada tingkatan
kongkrit operasional. Mereka memandang
dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan
menganggap tahun yang akan sebagai
waktu yang masih jauh. Yang mereka
perdulikan adalah sekarang (kongkrit),
dan bukan masa depan yang belum
mereka pahami (abstrak). Padahal bahan
materi IPS penuh dengan pesan-pesan
yang bersifat abstrak.
Konsep-konsep seperti waktu,
perubahan, kesinambungan (continuity),
arah mata angin, lingkungan, ritual,
akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai,
peranan, permintaan, atau kelangkaan
adalah konsep-konsep abstrak yang
dalam program studi IPS harus
dibelajarkan kepada siswa SD.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar
anak didik memiliki kemampuan sbb :
1. Mengenal konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyara-
kat dan lingkungannya.
2. Memiliki kemampuan dasar untuk
berpikir logis dan kritis, rasa ingin
tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
dan keterampilan dalam kehidupan
sosial .
3. Memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanu-
siaan
4. Memiliki kemampuan berkomonikasi,
bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, ditingkat
lokal, nasional, dan global yang
memiliki ruang lingkup meliputi
aspek-aspek sbb :
Manusia, tempat, dan lingkungan.
Waktu, keberlanjutan, dan
perubah-an .
Sistem sosial dan budaya.
Perilaku ekonomi dan kesejah-
teraan.
Metode Penelitian
Subyek Penelitian
Sesuai dengan tujuan penelitian
tindakan kelas ini untuk memperbaiki
proses belajar mengajar maka yamg
menjadi subyek penelitian ini adalah
siswa kelas III SDN Kramat II Kecamatan
Lamongan Kabupaten Lamongan Tahun
2015/ 2016 yang berjumlah 17 siswa. Rata-
rata usia mereka antara 8 dan 9 tahun.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN
Kramat II Kecamatan Lamongan
Kabupaten Lamongan.
Waktu Penelitian
58
Pelaksanaan waktu Penelitian
dilaksanakan sebanyak 2 siklus:
Siklus pertama dilaksanakan pada
tanggal 17 Pebruari 2016
Siklus pertama dilaksanakan pada
tanggal 24 pebruari 2016
Mata Pelajaran
Penelitian ini mengkhususkan pada
mata pelajaran IPS dengan Kompetensi
Dasar mengenal jenis-jenis pekerjaan pada
indikator menjelaskan jenis-jenis
pekerjaan yang menghasilkan barang dan
menghasilkan jasa.
Desain Prosedur dan Penelitian
Dalam suat penelitian dibutuhkan
suat rancangan dan pelaksanaan prosedur
penelitian yang baik. Oleh karena itu suat
penelitian harus benar-benar dipersiapkan
dengan baik sebelum dilaksanakan di
lapangan. Kegiatan penelitian ini
dilaksanakan melalui 2 siklus, setiap
siklus memiliki tahapan sebagai berikut:
1. Perencaanaan (Planning)
2. Pelaksanaan (Action)
3. Pengamatan (Obsevasing)dan
4. Refleksi (Reflecting)
Tehnik analisis Data
Dalam melaksanakan penelitian ini
guru melaksanakan metode tanya jawab
yang bertujuan menggali pengetahuan
dan menarik keaktifan siswa dalam
mengenal materi yang akan disajikan oleh
guru. Menggunakan metode ceramah
beserta alat peraga berupa media kartu
bergambar dengan tujuan memberi
pemahaman kepada siswa dengan
memberi penjelasan lebih detail mengenai
materi agar tercapai hasil yang maksimal.
Penelitian ini menggunakan
instrumen penilaian sebagai berikut:
a. Lembar pengamatan kegiatan siswa
b. Lembar pengamatan kegiatan Guru
c. Tes Lembar Kerja Siswa berupa rubrik
penilaian
Hasil dan Pembahasan
Penelitian ini menghasilkan data
berupa hasil tes akhir siswa, hasil
pengamatan terhadap penggunaan media
kartu bergambar, pengamatan kegiatan
guru, dan kegiatan siswa pada proses
pembelajaran pada setiap siklus.
Data berupa hasil tes akhir siswa
digunakan untuk mengukur hasil belajar
siswa apakah sudah sesuai dengan yang
diharapkan guru, sedangkan data hasil
pengamatan baik pengamatan terhadap
penggunaan media kartu bergambar,
maupun pengamatan terhadap kegiatan
guru, dan siswa digunakan untuk
mengetahui pengaruhnya terhadap
peningkatan hasil belajar siswa.
1. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Tahapan ini peneliti menyiapkan
perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
yaitu RPP, Buku Pelajaran IPS, LKS, Soal
lembar kerja siswa, media kartu
bergambar dan alat-alat pendukung yang
lain.
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 17
Pebruari 2016 di kelas III dengan jumlah
17 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak
sebagai guru. Pengamatan dilaksanakan
pada waktu yang bersamaan dengan
proses pembelajaran berlangsung.
58
Tes berupa soal lembar kerja siswa
diberikan pada proses akhir dari
pembelajaran dengan tujuan untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam
menguasai materi yang telah diberikan.
Tabel 1 : Hasil Tes Siswa pada Siklus I
No Nama Nilai KKM (65)
T TT
1 Ach. Fatkhul Rizqi 60 √
2 Ach.Nur Misyhad 20 √
3 Ach. Ferdiansyah 90 √
4 Aldi Imam Saputra 70 √
5 Alya Nisa Aurindah 80 √
6 Alivia Gladis N. 60 √
7 Bunga Citra Lstri 80 √
8 Hidayatul Nikmah 80 √
9 Irma Dwi Ramadani 90 √
10 Ma'rufah 90 √
11 Mayang Dwi R. 70 √
12 M.Mukhlis M. 60 √
13 Neni Mufarrikha 100 √
14 Raditya Aurel M 80 √
15 Safrina Nurcahyati 90 √
16 Sella Yulia R 90 √
17 Zidatul Ilmiyah 60 √
Jumlah 1270
Rata-rata 74,71
Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
Dari tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa dengan menggunakan media kartu
bergambar diperoleh nilai rata-rata hasil
tes akhir siswa adalah rata-rata
mendapatkan nilai 70 akan tetapi ada
beberapa siswa yang belum tuntas.
Persentase ketuntasan tersebut
merupakan bukti bahwa pada siklus I
secara klasikal siswa belum tuntas belajar.
Hal itu masih sangat jauh dari nilai
ketuntasan yang ditetapkan yaitu 80%.
Penyebab rendah-nya nilai ketuntasan
tersebut karena siswa belum dapat
memahami materi yaitu antara pekerjaan
yang menghasilkan barang ataupun yang
menghasilkan jasa.
c. Pembahasan
Hasil yang diperoleh pada Siklus I
pengamat bersama pengamat mendapat-
kan bahwa:
1. Hasil tes evaluasi belajar siswa
menunjukkan bahwa masih ada 5
siswa yang belum mendapatkan nilai
yang mencapai KKM. Nilai terendah
yaitu 20.
2. Interaksi siswa dengan guru jarang
terjadi, hal ini karena guru menguasai
kelas dan mendominasi pembelajaran.
3. Guru kurang membimbing siswa dan
memperhatikan siswa, sehingga siswa
kurang terdorong untuk lebih aktif
dalam pembelajaran.
4. Penggunaan media Kartu Bergambar
kurang maksimal, karena guru lebih
banyak berceramah sehingga siswa
hanya mendengarkan saja.
5. Penggunaan waktu kurang maksimal
sehingga melebihi alokasi waktu yang
diberikan.
6. Sebagian besar siswa sudah
mendapatkan nilai mencapai KKM,
sedangkan 5 anak mendapatkan nilai
kurang dari KKM.
Melihat hal ini saran dari Pengamat
2 hendaknya melaksanakan perbaikan
pembelajaran agar 5 siswa yang kurang
mencapai KKM bisa mendapatkan nilai
yang diharapkan, yaitu dengan
melaksanakan Siklus ke II.
2. Tahap Pelaksanaan Siklus II
a. Tahap Perencanaan
Tahapan ini peneliti menyiapkan
perangkat pembelajaran yang dibutuhkan
yaitu RPP, Buku Pelajaran IPS, LKS, Soal
lembar kerja siswa, media kartu
bergambar dan alat-alat pendukung yang
lain.
b. Tahap Pelaksanaan
58
Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 24
Pebruari 2016. Dalam hal ini peneliti
memperbaiki rencana pembelajaran atau
RPP yaitu dengan menambahkan jumlah
kartu bergambar untuk menambah
wawasan siswa agar memiliki
pemahaman tentang materi lebih luas lagi.
Tes berupa soal lembar kerja siswa
diberikan pada proses akhir dari
pembelajaran dengan tujuan untuk
mengetahui keberhasilan siswa dalam
menguasai materi yang telah diberikan.
Tabel 2 : Hasil Tes Akhir SiswaSiklus II
No
Nama Nilai KKM (65)
T TT
1 Ach. Fatkhul Rizqi 70 √
2 Ach.Nur Misyhad 70 √
3 Ach. Ferdiansyah 100 √
4 Aldi Imam Saputra 80 √
5 Alya Nisa Aurindah 80 √
6 Alivia Gladis N. 70 √
7 Bunga Citra Lstri 90 √
8 Hidayatul Nikmah 90 √
9 Irma Dwi Ramadani 90 √
10 Ma'rufah 90 √
11 Mayang Dwi R. 100 √
12 M.Mukhlis M. 80 √
13 Neni Mufarrikha 90 √
14 Raditya Aurel M 80 √
15 Safrina Nurcahyati 90 √
16 Sella Yulia R 90 √
17 Zidatul Ilmiyah 90 √
Jumlah 1450
Rata-rata 85,29
Keterangan: T : Tuntas TT : Tidak Tuntas
Dari tabel di atas dapat dijelaskan
bahwa dengan menggunakan media kartu
bergambar diperoleh nilai rata-rata hasil
tes akhir siswa adalah rata-rata
mendapatkan nilai 83 dan semua siswa
mencapai hasil diatas nilai KKM yang
ditentukan yaitu 65. Persentase
ketuntasan tersebut merupakan bukti
bahwa pada siklus II secara klasikal siswa
sudah tuntas belajar. Hal berarti berarti
hasil siswa secara keseluruhan dinyatakan
tuntas.
c. Pembahasan
Berdasarkan hasil tes siswa kelas III
pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas
adalah 75 dan siswa yang mencapai
ketuntasan belajar adalah 85,29% seluruh
siswa mencapai ketuntasan belajar dan
mencapai nilai lebih dari KKM.
Sedangkan data hasil pengamatan
kegiatan Peneliti sudah maksimal karena
diperoleh hasil ketepapatan dalam
penggunaan alokasi waktu, interaksi
dengan siswa lebih sering terjadi daripada
siklus sebelumnya.
Dari data perbaikan pembelajaran
siklus II nilai siswa dianggap sudah
mencapai hasil yang diharapkan, karena
semua mencapai nilai KKM.Hal ini dapat
dikatakan pembelajaran pada siklus II ini
sudah berhasil dan metode ini dapat
diterapkan atau dicoba pada
pembelajaran mata pelajaran yang lain.
Oleh karena itu agar siswa dapat
mencapai hasil belajar sesuai harapan,
maka diputuskan untuk melakukan siklus
II dengan memperbaiki kekurangan yang
terjadi di siklus I.
Hasil yang diperoleh pada Siklus II
pengamat bersama Pengamat 2
mendapat-kan bahwa:
1. Hasil tes evaluasi belajar siswa
menunjukkan bahwa semua siswa
mendapatkan nilai lebih daari KKM
yang ditentukan yakni 65. Nilai
terendah yaitu 70 dan tertinggi 100.
2. Interaksi siswa dengan guru lebih
sering terjadi, hal ini karena guru
mampu menguasai kelas dan
mengajak siswa untuk lebih aktif
dalam pembelajaran.
58
3. Guru sering membimbing siswa dan
memperhatikan siswa, sehingga siswa
kurang terdorong untuk lebih aktif
dalam pembelajaran.
4. Penggunaan media kartu bergambar
sudah maksimal, karena guru
mengurangi metode berceramah dan
lebih sering aktif terlibat dengan
siswa.
5. Guru menambahkan jumlah kartu
bergambar yang sebelumnya hanya 5
gambar, pada siklus ini ditambah
menjadi 10 gambar dengan tujuan
memberikan pengetahuan yang lebih
luas lagi kepada siswa agar siwa lebih
memahami akan materi yang
disampaikan.
6. Penggunaan waktu sudah maksimal
sesuai dengan alokasi waktu yang
diberikan.
7. Siswa dapat mengerjakan soal yang
diberikan guru dalam bentuk rubrik,
hal ini dimaksudkan agar siswa lebih
fokus pada materi jenis-jenis
pekerjaan yang menghasilkan barang
ataupun menghasilkan jasa.
8. Seluruh siswa sudah mendapatkan
nilai mencapai KKM. Nilai terendah
yaitu 70 dan nilai tertinggi adalah 100.
Dari hasil yang diperoleh ini
menunjukkan paada siklus ke II ini
peneliti berhasil melaksanakan perbaikan
pembelajaran dan saran dari pengamat 2,
hendaknya media kartu bergambar ini
dapat dimanfaatkan untuk perbaikan
pembelajaran pada materi dan pada mata
pelajaran yang lain.
Tabel 3 : Tabel Analisis Ketuntasan Kelas No Keterangan Siklus
I Siklus
II Rata-rata
1 Jumlah Siswa 17 17 -
2 Siswa yang mendapat nilai kurang dari 65
5 - 74,71
No Keterangan Siklus I
Siklus II
Rata-rata
3 Siswa yang mendapat nilai lebih dari 65
17 - 85,29
4 Persentase Ketuntasan Kelas
70,85% 100% 85,43%
Gambar 1 : Diagram Tes hasil Belajar pada
siklus I dan siklus II
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Siklus I Siklus II
persentase ketuntasan kelas
persentaseketuntasankelas
Gambar 2 : Diagram Persentase Ketuntasan pada siklus I dan siklus II
Simpulan dan Saran
Simpulan Dari hasil pembelajaran yang
dilakukan oleh peneliti selama dua siklus,
dan berdasarkan seluruh pembahasan dan
analisis yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pembelajar
an menggunakan media kartu
bergambar dalam materi jenis-jenis
58
pekerjaan pada mata pelajaran IPS
mempunyai pengaruh yang signifikan
dalam meningkatkan pemahaman
siswa dan dapat meningkatkan prestasi
hasil belajar sesuai dengan KKM yang
ditentukan.
2. Media
kartu bergambar yang digunakan oleh
peneliti sudah efektif karena sudah
memenuhi syarat-syarat yang meliputi
kese-suaian dengan tujuan
pembelajaran yang dicapai dan
kesesuaian penggunaan alokasi waktu.
3. Aktifitas
siswa kelas II selama pembelajaran
terjadi peningkatan, siswa cenderung
aktif dan interaktif dalam
pembelajaran.
4. Aktifitas
guru dalam melaksanakan
pembelajaran dengan mengguna-kan
media pembelajaran media kartu
bergambar berhasil karena
menunjukkan hasil yang meningkat
dan interaksi yang baik antara guru
dengan siswa di kelas.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas,
penulis ingin memberikan saran untuk
peningkatan mutu pendidikan di Sekolah
Dasar yaitu:
1. Guru
hendaknya senantiasa mengguna-kan
media dalam setiap pembelajaran,
karena pemanfaatan media dalam
proses belajar mengajar mampu
meningkatkan motivasi dan
meningkat-kan hasil belajar siswa serta
dapat memahami materi dengan cepat.
2. Guru
diharapkan dapat menguasai kelas
dengan baik agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik sehingga
para siswa atau anak didik kita dapat
menerima materi pembelajaran dengan
maksimal.
Daftar Pustaka
Andayani,dkk. 2008. Pemantapan
Kemam-puan Profesional. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Depdiknas, 2006. Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan SD. Jakarta:
Depdiknas.
Sri Anitah, dkk. 2008. Strategi Pembe-
lajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sadiman, Arif.2008. Media Pembelajaran.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Suryanto, Adi, Djatmiko T. 2009. Evaluasi
Pembelajaran di SD. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK. J. Wihardit K, 2010.
Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Wardani, IGAK. J. Wihardit K, 2011.
Tehnik Menulis Karya Ilmiah.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim FKIP, 2008. Pemantapan Kemampuan
Mengajar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Asep herry Hermawan, Novi Resmini,
Andayani. 2008. Pembelajaran IPS
Terpadu. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Resipository,Google/wikipediaindonesi/
mediapembelajaran/diakses pada
tanggal 11 maret 2016.
R E F O R M A J u r n a l P e n d i d i k a n & P e m b e l a j a r a n
38