penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe think pair ...€¦ · pembelajaran pkn[2]. selain...

25
i PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) BERBANTUKAN GESHOOL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL DI SMK N 3 SALATIGA ARTIKEL ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer oleh: Pinang Hiyu Shela Sitdhaya NIM: 702011098 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2015

Upload: others

Post on 09-Feb-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK

    PAIR SHARE (TPS) BERBANTUKAN GESHOOL UNTUK

    MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X

    PADA MATA PELAJARAN SIMULASI DIGITAL

    DI SMK N 3 SALATIGA

    ARTIKEL ILMIAH

    Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

    guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Komputer

    oleh:

    Pinang Hiyu Shela Sitdhaya

    NIM: 702011098

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

    FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI

    UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

    SALATIGA

    2015

  • ii

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

    Berbantukan Geschool Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X

    Pada Mata Pelajaran Simulasi Digital

    Di SMK N 3 Salatiga

    1)

    Pinang H. Shela Sitdhaya 2)

    Widya Damayanti, S.Pd., M.Sc.

    Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

    Email: 1)

    [email protected] 2)

    [email protected]

    Abstract

    Observations and interview to teachers and students on the subjects of digital simulation in SMK N 3

    Salatiga, shows that learning model still make less conventional students are interested in learning

    that the motivation to study students low. Needed renewal teaching methods that these problems can

    be completed. Change learning model to motivate students can be done by applying learning model

    cooperative type Think Pair Share (TPS) ( tps ) assisted geschool to improve the motivation to study

    student. Then testing done uses experimental methods by design non-equivalent control group design

    .Research done in four meetings , treat done in the second and third. Data collection using sheets

    observation and the survey. Preliminary observations showed motivation grade students learning

    experiment worth 36.43 % and grade control of 37.34 % .Next on the end of the show observation

    motivation class learning experiment % reach 84.11 and grade control 56.55 % , while the results of

    the poll a class experiment menunujukkan 81.51 % and grade control 77.00 % .The result showed that

    learning model with cooperative type Think Pair Share (TPS) assisted geschool motivation can

    improve student learning . Keyword : Think Pair Share (TPS) (TPS), geschool, motivation learning

    Abstrak

    Hasil observasi dan wawancara kepada guru dan siswa pada mata pelajaran simulasi digital di SMK N

    3 Salatiga, menunjukkan bahwa model pembelajaran yang masih konvensional membuat siswa kurang

    tertarik terhadap pembelajaran sehingga motivasi belajar siswa rendah. Dibutuhkan pembaharuan

    cara mengajar sehingga permasalahan tersebut dapat diselesaikan. Perubahan model pembelajaran

    untuk memotivasi siswa dapat dilakukan dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif tipe

    Think Pair Share (TPS) berbantukan Geschool untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Kemudian

    pengujian dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan desain non-equivalent control group

    design. Penelitian dilakukan dalam empat kali pertemuan, perlakukan dilakukan pada pertemuan kedua

    dan ketiga. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi dan angket. Observasi awal

    menunjukan motivasi belajar siswa kelas eksperimen sebesar 36.43% dan kelas kontrol sebesar

    37.34%. Selanjutnya pada observasi akhir menunjukkan motivasi belajar kelas eksperimen mencapai

    84.11% dan kelas kontrol 56.55%, sedangkan hasil angket menunujukkan kelas eksperimen 81.51%

    dan kelas kontrol 77.00%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran dengan

    Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan Geschool dapat meningkatkan motivasi belajar

    siswa.

    Kata Kunci : Think Pair Share (TPS), geschool, motivasi belajar

    1)

    Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Pendidikan Teknik Informatikadan Komputer,

    Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. 2)

    Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

    mailto:[email protected]:[email protected]

  • 1

    1. Pendahuluan Guru dan siswa adalah faktor penting dalam pendidikan. Dibutuhkan kerjasama

    antara guru dan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Guru sebagai pendidik harus

    bisa mengelola kelas serta membuat siswa merasa nyaman saat proses pembelajaran.

    Guru harus bisa mendesain pembelajaran menjadi menarik dan melibatkan siswa

    sehingga siswa membangun sendiri pengetahuannya. Salah satu upaya untuk menarik

    dan melibatkan siswa, salah satunya yaitu dengan model pembelajaran yang

    dipadukan dengan media.

    Berdasarkan observasi di SMK N 3 Salatiga kebanyakan siswa tidak tertarik

    dengan Simulasi Digital, karena model pembelajaran yang digunakan guru tidak

    menarik bagi siswa. Guru hanya menerangkan sedangkan siswa hanya mencatat

    tanpa ada aktivitas siswa. Hal ini menyebabkan rendahnya motivasi belajar siswa,

    karena siswa lebih senang bermain handphone di belakang atau ramai sendiri dengan

    teman ketika guru menjelaskan materi di depan, dan ketika guru melontarkan

    pertanyaan kepada siswa, siswa cenderung diam tidak mau menjawab.

    Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran simulasi digital di SMK N 3

    Salatiga, siswa ramai sendiri saat pembelajaran berlangsung. Ketika diberi soal atau

    tugas tidak langsung dikerjakan, dan tidak semua siswa mengumpulkan tugas yang

    diberikan. Selain itu ketika guru melontarkan pertanyaan untuk mengetes pemahaman

    siswa saat menjelaskan materi, siswa cenderung diam, hanya satu atau dua anak saja

    yang mau menanggapi dan mengeluarkan pendapatnya. Selain itu dari hasil

    wawancara dengan 10 orang siswa kelas X di SMK N 3 Salatiga menunjukkan bahwa

    metode pembelajaran masih menggunakan metode konvensional atau ceramah dan

    kurang memanfaatkan media. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik, merasa

    bosan, mengantuk dan bahkan siswa lebih memilih berbicara/bermain ketika guru

    memberikan penjelasan, serta tidak termotivasi untuk mengikut proses pembelajaran .

    Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas serta berdasarkan hasil observasi

    terlihat bahwa motivasi belajar siswa masih rendah.

    Salah satu upaya menciptakan pembelajaran yang menarik untuk

    meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menggunakan model

    pembelajaran kelompok (cooperative learning)[1]. Perubahan model pembelajaran

    untuk memotivasi siswa dapat dilakukan dengan menerapkan Model Pembelajaran

    Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Model pembelajaran kooperatif adalah

    metode pembelajaran dengan sistem pengelompokan yang beranggotakan

    beberapa siswa yang mempunyai latar belakang kemampuan heterogen, dan

    teknik Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu teknik yang dapat

    diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Teknik ini mengandung tiga unsur

    penting yaitu Think (Berpikir), Pair (Berpasangan) dan Share (Berbagi). Siswa

    mempunyai kesempatan untuk bekerja sendiri pada saat tahap Think dan

    memperoleh kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain pada tahap Pair dan

    Share.

  • 2

    Selain pemilihan model pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang

    digunakan diharapkan dapat menunjang kegiatan Think Pair Share (TPS) adalah

    Geroom Geschool karena merupakan teknologi berbasis internet yang sederhana,

    tidak memerlukan waktu yang lama untuk mengakses di situs tersebut sebelum

    menggunakannya. Geschool merupakan jejaring sosial pendidikan yang dibuat oleh

    Indonesia. Geroom merupakan salah satu fitur untuk belajar private atau semacam

    group pribadi untuk mengajar. Di dalam Geroom guru dapat membuat soal kuis, soal

    tugas, dan soal latihan, serta dapat mensharing materi dengan siswa yang menjadi

    member di Geroom guru tersebut. Dengan memanfaatkan Geroom itu, nantinya guru

    lebih mudah mensharing materi dengan siswa dan melakukan test atau kuis untuk

    mengukur kemampuan siswa.

    Rumusan Masalah

    Dalam penelitian ini yang menjadi masalah utama adalah rendahnya motivasi

    siswa dalam proses pembelajaran karena penggunaan metode pembelajaran yang

    kurang tepat. Sehingga siswa kurang tertarik, merasa bosan, mengantuk,

    berbicara/bermain ketika guru memberikan penjelasan, bahkan malas mengerjakan

    soal atau tugas yang diberikan oleh guru. Pertanyaan penelitian untuk masalah

    tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe Think Pair Share (TPS) Berbantukan Geschool dapat meningkatkan motivasi

    belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital di SMK N 3 Salatiga?.

    Tujuan Peneitian

    Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan motivasi belajar siswa pada

    mata pelajaran simuasi digital dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif

    tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan Geschool.

    2. Tinjauan Pustaka Penelitian Terdahulu

    Hasil penelitian yang dilakukan oleh I Gede Putu Ekadani Apriana, dkk

    dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Think Pair Share (TPS) terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas V Semester Genap

    SD di Gugus III Kecamatan Kubu Tahun Pelajaran 2014/2015, penelitian tersebut

    bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar PKn antara kelompok

    siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif

    tipe Think Pair Share (TPS) dan kelompok siswa yang belajar dengan Model

    Pembelajaran konvensional pada siswa kelas V semester genap SD di Gugus

    III Kecamatan Kubu tahun pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah

    penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V

    SD di Gugus III Kecamatan Kubu tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 7

    kelas dengan jumlah keseluruhan 167 orang. Ini ditentukan setelah dilakukan

    uji kesetaraan menggunakan ANAVA satu jalur. Sampel penelitian ini, yaitu

    siswa kelas V SDN 1 Tianyar dengan jumlah 25 orang sebagai kelompok

    eksperimen dan siswa kelas V SDN 6 Tianyar dengan jumlah 29 orang sebagai

    kelompok kontrol. Data tentang motivasi belajar dikumpulkan dengan

  • 3

    menggunakan angket motivasi belajar. Data yang diperoleh dianalisis dengan

    menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu

    uji-t. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan

    motivasi belajar siswa kelas V semester genap antara kelompok siswa yang

    dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

    (TPS) dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran

    konvensional. Hal ini ditunjukkan oleh skor rata-rata yang diperoleh siswa yang

    dibelajarkan menggunakan model kooperatif tipe Think Pair Share (TPS),

    yaitu 121,94 yang berada pada kategori tinggi dan model pembelajaran

    konvensional, yaitu 108,64 yang berada pada kategori sedang dan hasil dari

    uji t, yaitu thitung = 7,868 dan ttabel = 1,671 jadi t hitung > ttabel. Nilai uji-t

    tersebut menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

    Think Pair Share (TPS) berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa pada

    pembelajaran PKn[2].

    Selain itu dalam penelitian yang dilakukan oleh Kd.Jayanthi Riva Prathiwi,

    dkk (2014) yang berjudul Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Think Pair Share (TPS) terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

    Pembelajaran IPS pada Kelas V Sekolah Dasar Gugus VIII Kecamatan Buleleng.

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar dan

    prestasi belajar IPS antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPS

    dan pembelajaran konvensional. Sebanyak 62 siswa kelas V SD Gugus VIII

    Kecamatan Buleleng dipilih sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan desain

    eksperimen post test only control group design. Data motivasi belajar

    dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner dan data prestasi belajar

    dikumpulkan dengan tes pilihan ganda. Uji validitas kuesioner dan tes dianalisis

    dengan menggunakan Product Momentdan Point Biserial. Uji reliabilitas

    kuesioner dan tes dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbachdan KR-20. Uji

    hipotesis menggunakan MANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

    pertama, terdapat perbedaan motivasi belajar yang signifikan antara siswa yang

    mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPSdan siswa yang mengikuti

    pembelajaran konvensional (F=58,671); kedua, terdapat perbedaan restasi belajar

    IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe

    TPS dan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F=15,438); ketiga,

    secara simultan terdapat perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar IPS yang

    signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran kooperatif tipe TPS dan

    siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional (F=35,359)[3].

    Penelitian-penelitian terdahulu digunakan sebagai acuan pada penelitian

    yang dilakukan. Terdapat kesamaan pada penelitian yang ada dengan yang akan

    lakukan yaitu penerapan model belajar kooperatif tipe think pair share. Berbeda

    dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh (1) I Gede Putu Ekadani

    Apriana, dkk [1] meneliti motivasi belajar siswa (2) Kd.Jayanthi Riva Prathiwi,

    dkk [2] meneliti motivasi dan prestasi belajar, penelitian kali ini meneliti

  • 4

    penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

    berbantukan geschool untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata

    pelajaran simulasi digital.

    Motivasi Belajar

    Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak di dalam diri

    siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari

    kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga

    tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. seseorang

    yang memiliki motivasi belajar tinggi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

    2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas

    dengan prestasi yang telah dicapainya)

    3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah untuk orang dewasa (misalnya masalah pembangunan, agama, politik, ekonomi,

    keadilan, dan lain-lain)

    4. Lebih senang bekerja mandiri 5. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu) 6. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu 7. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal[4].

    Apabila seseorang mempunyai ciri-ciri dalam indikator tersebut, berarti

    siswa mempunyai motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan

    berhasil baik jika siswa memiliki motivasi untuk belajar, tekun dalam menghadapi

    tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam mengatasi kesulitan belajar. Hal-

    hal tersebut penting diperhatikan oleh guru agar dapat memberikan motivasi

    belajar yang tepat dan optimal[4].

    Pembelajaran Kooperatif

    Metode Pembelajaran Kooperatif adalah metode pembelajaran dengan

    sistem pengelompokan yang beranggotakan beberapa siswa yang mempunyai

    latar belakang kemampuan heterogen[1].

    Pembelajaran kooperatif dapat memberikan dampak positif terhadap

    peningkatan motivasi belajar, aktivitas belajar, prestasi belajar, hubungan

    sosial, serta menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang

    lain[6].

    Terdapat dua komponen utama Metode Pembeljaran Kooperatif yaitu

    komponen tugas kooperatif (cooperative task) dan komponen struktur insentif

    kooperatif (cooperative incentive structure). Tugas kooperatif berfungsi

    supaya anggota bekerja sama dalam menyelesaikan tugas, sedangkan struktur

    insentif berfungsi untuk membangkitkan motivasi individu sebagai bagian dari

    kelompok untuk menyelesaikan tugas kelompok. Salah satu hal yang menarik

    dari pembelajaran kooperatif yaitu adanya struktur insentif di atas, setiap

  • 5

    anggota kelompok akan berusaha untuk belajar, mendorong, dan memotivasi

    anggota lain untuk dapat menguasai materi pelajaran agar tujuan kelompok dapat

    tercapai[1].

    Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS)

    Teknik Think Pair Share (TPS) merupakan salah satu teknik yang dapat

    diterapkan dalam pembelajaran kooperatif. Teknik ini mengandung tiga unsur

    penting yaitu Think (Berpikir), Pair (Berpasangan) dan Share (Berbagi). Siswa

    mempunyai kesempatan untuk bekerja sendiri pada saat tahap Think dan

    memperoleh kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain pada tahap Pair

    dan Share. Teknik ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi

    siswa[5].

    Tahapan-tahapan dalam teknik Think Pair Share (TPS) ini adalah:

    1. Berpikir (Thinking) Guru mengajukan masalah atau pertanyaan yang dikaitkan dengan pelajaran

    dan meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir

    sendiri jawaban dari masalah. Dengan tahap ini, siswa akan berusaha

    menggali kemampuannya sendiri, sehingga secara tidak langsung sebenarnya

    siswa telah menyiapkan bahan untuk berdiskusi pada tahap pairing.

    2. Berpasangan (Pairing) Setelah siswa bekerja secara mandiri siswa akan bertukar pikiran dengan

    pasangannya. Oleh karena itu guru meminta siswa untuk berpasangan

    dengan teman sebangkunya dan mendiskusikan apa yang telah mereka

    peroleh. Siswa sebaiknya dipasangkan dengan siswa lain yang diharapkan

    ketika mereka berdiskusi akan ada hubungan saling menguntungkan di

    dalamnya. Untuk menciptakan kondisi semacam ini, guru dapat

    menentukan terlebih dahulu pasangan-pasangan dalam kelas tersebut.

    Salah satu alternatif cara untuk mencari pasangan dalam tahap ini yaitu:

    a. Membuat kartu-kartu yang sifatnya berpasangan. b. Setiap siswa memegang 1 buah kartu kemudian ditunjukkan ke teman-

    temannya.

    c. Sesuai dengan kartu masing-masing, siswa mencari pasangan dari kartunya. Siswa lain yang memperoleh pasangan kartunya ini akan

    berpasangan nantinya dalam berdiskusi.

    d. Siswa berdiskusi dengan pasangannya. 3. Berbagi (Sharing)

    Dengan berdiskusi bersama pasangannya, siswa tentu akan memperoleh

    tambahan pemikiran. Akan tetapi hasil diskusi pasangan-pasangan tersebut

    perlu untuk didiskusikan dalam kelompok yang lebih besar lagi. Hal ini

    dapat dilakukan dengan guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi

    dengan keseluruhan kelas mengenai apa yang telah mereka bicarakan.

    Beberapa teknik dalam tahap berbagi ini salah satunya yaitu setiap pasangan

  • 6

    berbagi dengan pasangan lain, sehingga dalam kelompok diskusi berjumlah

    4 siswa [6].

    Relevansi Think Pair Share (TPS) dengan Motivasi Belajar

    Dengan menerapakan metode Think Pair Share (TPS) diharapkan siswa

    lebih tertarik mengikuti pembelajaran, mengurangi siswa yang berbicara di luar

    materi karena siswa akan berdiskusi sesuai dengan materi. Selain itu karena

    kegiatan Think Pair Share (TPS) banyak melibatkan siswa, dengan seperti itu

    dapat mengurangi keramaian dan siswa akan lebih termotivasi untuk belajar

    karena sering dilibatkan dalam proses pembelajaran. Dalam proses diskusi siswa

    satu dengan yang lain akan saling memotivasi agar pekerjaan kelompok

    terselasaikan dengan baik.

    Geschool

    Geschool adalah jejaring sosial pendidikan bertujuan untuk pertemanan

    dengan berbagai fitur dan geschool menggabungkan kemampuan jejaring sosial

    Facebook dan Twitter sehingg layak untuk menjadi media sosial baik pelajar

    maupun masyarakat secara luas. Dan karena berbasis pendidikan ini Geschool

    secara khusus membangun komunitas sekolah – sekolah baik secara akademis

    maupun sosial. Untuk dapat mengakses geschool dapat melalui www.geschool.net

    seperti gambar 1 berikut ini : Gambar 1. Tampilan masuk geschool

    http://www.geschool.net/

  • 7

    Gambar 2. Tampilan awalan pada home geschool

    Di dalam Geschool tersebut juga terdapat Geroom yang digunakan untuk

    berlajar private atau semacam group pribadi untuk mengajar. Di dalam Geroom

    guru dapat membuat soal kuis, soal tugas, dan soal latihan, serta dapat mensharing

    materi dengan siswa yang menjadi member di Geroom guru tersebut. Dengan

    memanfaatkan Geroom itu, nantinya guru lebih mudah mensharing materi dengan

    siswa dan melakukan test atau kuis untuk mengukur kemampuan siswa. Tampilan

    Geroom dapat dilihat pada gambar 3 sebagai berikut: Gambar 3. Tampilan geroom

    3. Metodologi Penelitian

    Desain Penelitian

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif Quasi

    Experimental. Quasi experimental disebut juga eksperimen semu, yaitu metode

    penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

    yang lain dalam kondisi yang terkendali. Desain penelitian yang digunakan yaitu

    Nonequivalent Control Group Design, dimana terdapat dua kelompok sampel

    yang tidak dipilih secara acak[7]. Kemudian dilakukan observasi untuk

    mengetahui keadaan awal dan akhir kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

  • 8

    Tabel 1. Desain Nonequivalent Control Group Design

    Penelitian ini dilakukan empat kali perlakuan dengan menggunakan model

    pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Dalam

    penelitian eksperimen, jumlah perlakuan dilakukan berdasarkan paket eksperimen,

    apabila batas waktu sudah habis, maka eksperimen dianggap selesai[8].

    Metode Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode

    observasi dan angket. Observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara

    mengadakan pengamatan pengamatan secara teliti serta pencatatan. Observasi

    merupakan suatu metode pengumpulan data yang dilakukan secara sengaja dengan

    cara mengamati secara langsung objek yang akan diteliti, yaitu siswa[9]. Metode

    observasi pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui berlangsungnya proses

    pembelajaran. Metode observasi digunakan untuk untuk mengetahui motivasi

    belajar pada proses pembelajaran. Angket merupakan teknik pengumpulan data

    yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

    tertulis kepada responden untuk dijawabnya [7]. Angket motivasi siswa dilakukan

    dan pada pertemuan keempat untuk mengetahui tingkat akhir motivasi belajar

    siswa dan sebagai pendukung hasil observasi. Dalam kelas kontrol menerapkan

    pembelajaran dilaksanakan tanpa menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

    Think Pair Share (TPS).

    Teknik Pengumpulan data

    a. Observasi Indikator pada lembar observasi didasarkan pada indikator motivasi

    belajar. Indikator motivasi belajar siswa yang akan diteliti dapat dilihat pada

    tabel 2 berikut[4][10]: Tabel 2. Kisi-kisi lembar observasi motivasi belajar

    Indikator Uraian

    Tekun menghadapi tugas Siswa mengerjakan seluruh soal yang diberikan

    dengan tuntas

    Ulet menghadapi kesulitan Siswa berusaha mencari jawaban dari sumber

    referensi yang lain dan bertanya kepada

    Lebih senang belajar mandiri Siswa mengerjakan tugas secara mandiri dan

    tidak bertanya kepada teman.

    Menunjukkan minat terhadap

    pelajaran.

    Sisswa selalu memperhatikan pelajaran

    Siswa berdiskusi sesuai materi yang sedang

    diberikan guru

    Siswa sering menyumbangkan ide, sering

    Kelompok Observasi

    Motivasi awal

    Perlakuan Observasi

    Motivasi akhir

    Kelas

    Eksperimen

    √ √ √

    Kelas

    Kontrol

    √ - √

  • 9

    bertanya dan memberikan pendapat saat proses

    pembeajaran

    Dapat mempertahankan pendapatnya

    Siswa dapat menjelaskan alasan atau

    memberikan argument atas pekerjaannya

    dengan benar

    Tidak mudah melepas hal yang

    diyakini.

    Siswa memilih membuktikan perkerjaannya

    benar atau salah jika hasil pekerjaannya

    berbeda dengan teman

    Siswa berani mengutarakan pendapatnya

    meskipun pendapatnya berbeda dengan teman

    Senang mencari dan memecahkan

    masalah soal-soal.

    Siswa mengerjakan tugas dan mengumpulkan

    jika sudah selesai dengan segera.

    Observasi diakukan setiap kali pertemua mulai dari pertemuan pertama

    samapi ke empat. Lembar observasi penilaiannya diakukan oleh guru terhadap

    siswa kelas eksperimen dan kontrol yang mengikuti mata pelajaran simulasi

    digita. Dan penilaian pada masing-masing indikator dilakukan dengan skala

    guttman. Skala guttman adalah skala pengukuran dengan data yang diperoleh

    berupa data interval atau rasio dikotomi (dua alternatif). Jawaban dapat dibuat

    dengan skor tertinggi 1 (satu) dan terendah 0 (nol). Cara pemberian bobot nilai

    yaitu, nilai 1 untuk jawaban “ya” dan nilai 0 untuk jawaban “tidak”[7].

    b. Angket Indikator pada lembar angket didasarkan pada indikator motivasi

    belajar. Indikator motivasi belajar siswa yang akan diteliti dapat dilihat pada

    tabel 3 berikut[4][10]:

    Tabel 3. Kisi-kisi lembar angket motivasi belajar

    Indikator Pernyataan

    1. Tekun menghadapi tugas

    2. Ulet menghadapi kesulitan

    3. Lebih senang belajar mandiri

    4. Menunjukkan minat terhadap pelajaran

    1. Saya mengerjakan soal simulasi digital yang diperintahkan yang diberikan guru

    2. Saya tidak berhenti mengerjakan soal yang diperintahkan jika belum selesai

    3. Saya senang mengerjakan soal yang diperintahkan simulasi digital secara terus menerus dalam waktu yang lama

    4. Saya teliti dalam mengerjakan soal yang diperintahkan 5. Saya yakin bisa mengerjakan soal simulasi digital yang

    diperintahkan guru

    6. Saya bertanya kepada guru ketika ada penjelasan materi yang tidak saya pahami

    7. Saya berdiskusi dengan teman jika menemukan kesulitan dalam mengerjakan soal simulasi digital

    8. Saya berusaha mengerjakan sendiri pada saat menjawab soal individu.

    9. Saya memperhatikan setiap penjelasan materi yang disampaikan oleh guru

    10. Pada saat diskusi saya tidak mengobrol di luar materi 11. Sebelum pelajaran Simulasi Digital dimulai saya sudah

    menyiapkan buku-buku, peralatan dan belajar terlebih

    dahulu

  • 10

    5. Dapat mempertahankan pendapatnya

    6. Tidak mudah melepas hal yang diyakini

    7. Senang mencari dan memecahkan masalah

    soal-soal

    12. Saya tertarik mengikuti pelajaran simulasi digital 13. Saya bersemangat belajar saat pembelajaran

    dilaksanakan dengan metode yang bervariasi

    14. Saya menyampaikan pendapat saya jika ada pendapat yang tidak sesuai dengan pemikiran saya

    15. Saya dapat memberi alasan atau argumen atas jawaban saya

    16. Saya memilih membuktikan perkerjaan saya benar atau salah jika hasil pekerjaan saya berbeda dengan teman

    17. Jika saya mampu mengerjakan soal yang diperintahkan guru dengan mudah dan saya ingin mengerjakan soal

    yang lebih sulit

    18. Saya senang mencari dan memecahkan soal yang diberikan 19. Saya mengerjakan tugas dengan maksimal agar

    memperoleh nilai yang baik.

    20. Saya segera mengerjakan soal yang diperintahkan guru 21. Saya menyelesaikan tugas simulasi digital dengan baik

    untuk memperoleh nilai yang baik.

    Lembar angker dibagikan kepada siswa pada pertemuan ke empat.

    Lembar angket penilaiannya diakukan oleh siswa pada kelas eksperimen dan

    kontrol yang mengikuti mata pelajaran simulasi digital. Bentuk dan skor

    jawaban angket terdiri dari lima jawaban yaitu: sangat sesuai, sesuai, ragu

    ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Agar peryataan ini dapat dianalisis

    secara statistik maka ke lima kategori jawaban ini memiliki skor dari 1 sampai

    5. Cara untuk penyekoran dari masing-masing kategori jawaban dapat dilihat

    pada tabel 4 sebagai berikut[7]: Tabel 4. Cara Penyekoran dalam penilaian

    No Jawaban Skor

    1 Sangat Setuju 5

    2 Setuju 4

    3 Ragu-ragu 3

    4 Tidak Setuju 2

    5 Sangat Tidak Setuju 1

    Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil observasi dan

    angket adalah data kuantitatif, yang menunjukkan penilaian atas kemunculan

    kegiatan yang mencerminkan motivasi belajar.

    4. Hasil dan Pembahasan Penerapan Think Pair Share (TPS) berbantukan media Geschool

    Pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think

    Pair Share (TPS) dan guru bertindak sebagai pelaksana kegiatan belajar.

    Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dilakukan

    selama dua kali pertemuan dapat dilihat pada tabel berikut:

  • 11

    Tabel 5. Kegiatan Think Pair Share (TPS) di Kelas Eksperimen

    Tahapan

    Think Pair

    Share (TPS)

    (TPS)

    Kegiatan Proses Media

    Berpikir

    (Thinking)

    Guru memberi presepsi tentang

    materi pembelajaran dan

    memberi pertanyaan untuk

    merangsang daya pikir siswa.

    Siswa memikirkan tentang materi yang

    akan dibahas

    Berpasangan

    (Pairing)

    Siswa terbagi menjadi 19

    kelompok beranggotakan 2

    siswa

    Guru membagi kelompok

    Siswa berkelompok

    Kartu Acak

    Setiap kelompok

    mendiskusikan materi yang

    diberikan

    Menjadi fasilitator

    Siswa berdiskusi dengan kelompok

    Siswa mengumpulkan

    hasil diskusi

    kelompok

    Internet

    Modul Simulasi

    Digital

    Geroom Geschool

    Berbagi

    (Sharing)

    Guru meminta setiap kelompok

    presentasi hasil diskusinya

    didepan kelas

    Siswa mempresentasikan

    hasil diskusi

    kelompok

    Membuat pertanyaan untuk

    mengetes pemahaman siswa

    terhadap materi tersebut.

    Bentuk tes seperti pilihan

    ganda, mengisi titik-titik, benar

    salah atau istilah untuk

    didefinisi.

    Guru memberi kuis

    Siswa mengerjakan kuis

    Geroom Geschool

    Memberitahukan jawaban Guru memberi jawaban sambil

    mengulas kembali

    materi

    Geroom Geschool

    Umumkan skor tiap kelompok Guru mengumumkan

    skor akhir

    Berdasarkan tabel 5 proses pembelajaran pada pertemuan pertama dan

    perlakuan kedua sama. Pada kegiatan think guru memberi presepsi tentang materi

    pembelajaran, sedangkan siswa membuka materi yang sudah guru disediakan

    dalam Geroom agar lebir menarik minat siswa, selanjutnya guru memberi

    pertanyaan untuk merangsang daya pikir siswa, maka dengan begitu siswa akan

    lebih termotivasi untuk belajar agar dapat memahami materi yang akan dibahas

    dan sebagai bekal untuk mereka berdiskusi dengan teman berdasarkan presepsi

    dari guru. Kemudian pada kegiatan pair guru membagi siswa dalam kelompok

    berpasangan untuk mendiskusikan materi yang sedang dibahas, kemudian siswa

    mengumpulkan hasil diskusi mereka melalu Geroom yag tersedia dalam

    Geschool, dengan kegiatan diskusi ini maka siswa akan saling memovitasi satu

  • 12

    sama lain agar tugas kelompok dapat terselaikan dengan baik. Selanjutnya pada

    kegiatan share guru meminta setiap kelompok mempresntasikan hasil diskusinya

    di depan kelas, dengan kegiatan presentasi maka siswa akan belajar agar presentasi

    yang disampaikan didepan kelas bagus. Kemudia setelah kegiatan Think Pair

    Share (TPS) guru memberi penjelasan tentang materi yang sudah dibahas selama

    proses think pair share, kemudian memberikan kuis untuk mengetahui tingkat

    pemaham siswa. Kuis dilakukan secara online melalui Geroom.

    Penggunaan Think Pair Share (TPS) berbantukan geschool memotivasi

    belajar siswa, dengan diajak berfikir mereka akan termotivasi untuk belajar agar

    dapat memahami materi, dan jika siswa memahami maateri maka siswa satu

    dengan yang lain akan saling memotivasi untuk mengerjakan tugas kelompok

    dengan baik, dengan mengerjakan tugas dengan baik maka siswa akan lebih

    termotivasi belajar lagi agar presentasi yang akan disampaikan baik.

    Pada perlakuan pertama siswa mendiskusikan tentang macam-macam

    perangkat lunak pengolah angka, selanjutkan membahas tentang pengenalan

    Microsoft Excel. Pada perlakuan kedua siswa mendiskusikan tentang operasi

    aritmatika dan statistik.

    Hasil Penelitian

    Dari penelitian yang dilaksanakan telah diperoleh data seperti yang telah

    disebutkan pada data observasi Motivasi Belajar pada pertemuan pertama sampai

    keempat. Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share

    (TPS) menunjukkan adanya peningkatan Motivasi Belajar pada siswa di kelas

    eksperimen (X TSM 3) dibandingkan dengan kelas kontrol (X ATPH 1). Adapun

    perbandingan data Motivasi Belajar siswa di kelas eksperimen (X TSM 3) dan

    dikelas kontrol (X ATPH 1) pada pertemuan pertama sampai keempat dapat dilihat

    pada table 6 sebagai berikut:

    Tabel 6. Hasil Observasi Perbandingan Motivasi Belajar

    di Kelas Eksperimen dan di Kelas Kontrol

    Indikator Observasi Awal Perlakukan Pertama Perlakukan Kedua Observasi Akhir

    Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen

    1 75.00% 72.97% 80.00% 81.08% 77.50% 94.59% 77.50% 97.30%

    2 30.00% 24.32% 30.00% 89.19% 30.00% 94.59% 30.00% 97.30%

    3 25.00% 27.03% 45.00% 56.76% 45.00% 62.16% 45.00% 72.97%

    4 23.33% 22.52% 58.33% 62.16% 58.33% 70.27% 58.33% 79.28%

    5 0.00% 0.00% 55.00% 56.76% 60.00% 72.97% 60.00% 78.38%

    6 0.00% 0.00% 37.50% 41.89% 46.25% 58.11% 45.00% 66.22%

    7 67.50% 67.57% 80.00% 86.49% 80.00% 91.89% 80.00% 97.30%

    Rata-rata 37.34% 36.43% 55.12% 67.75% 56.73% 80.57% 56.55% 86.09%

    Keterangan Indikator: 1. Tekun menghadapi tugas

    2. Ulet menghadapi kesulitan

    3. Lebih senang belajar mandiri

    4. Menunjukkan minat terhadap pelajaran

    5. Dapat mempertahankam pendapatnya

    6. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

    7. Senang mencari dan memecahkan masalah

  • 13

    Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat pada observasi awal ini belum ada

    perlakukan pada kelas eksperimen. Terdapat dua indikator motivasi belajar siswa

    yang tidak muncul dalam observasi di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol

    yaitu dapat mempertahankan pendapatnya dan tidak mudah melepaskan hal yang

    diyakini, hal ini terjadi karena pada observasi awal pembelajaran masih

    menggunakan metode konvensional, siswa hanya mendengarkan, mencatat,

    kemudian mengerjakan soal. Secara keseluruhan hasil observasi awal adalah

    ketika pembelajaran berlangsung kebanyakan siswa cenderung tidak

    memperhatikan guru didepan dan kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh

    guru, ini juga dibuktikan dengan ramainya siswa didalam kelas. Ketika guru

    memberikan soal masih ada siswa yang tidak mengerjakan soal tersebut dengan

    tuntas dan masih ada juga siswa yang tidak mengerjakan baik pada kelas

    eksperimen maupun pada kelas kontrol. Selain itu ketika guru melontarkan

    pertanyaan untuk siswa, siswa terlihat diam. Secara keseluruhan motivasi belajar

    siswa pada observasi awal sebesar 36.43% pada kelas eksperimen dan 37.33%

    pada kelas kontrol, tingkat motivasi belajar kelas eksperimen lebih rendah dari

    kelas kontrol.

    Selanjutnya dilakukan observasi pada perlakukan pertama dengan

    menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

    berbantukan media Geschool, hasil observasi pada perlakuan pertama ini

    menunjukkan motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih meningkat

    dibandingkan dengan kelas kontrol, namun keseluruhan indikator motivasi belajar

    siswa pada observasi pertemuan pertama meningkat baik kelas eksperimen

    maupun kontrol. Dalam perkakuan ini, siswa tidak hanya mendengarkan ceramah

    dari guru, siswa juga dapat melihat materi yang disampai dalam geroom agar lebih

    tertarik, kemudian guru berikan pertanyaan untuk merangsang pikiran siswa

    (thnik), kemudian siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya (pair) dan

    mengumpulkannya melalui Geroom dalam Geschool, dan mempresentasikan hasil

    diskusi mereka (share), selain itu guru juga memberi kuis soal melalui Geroom

    dalam Geschool. Siswa juga tersambung dengan internet, ini bertujuan agar siswa

    mau mencari referensi-referensi lain. Siswa juga menunjukkan minat terhadap

    pembelajaran, siswa lebih memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh

    guru dan keramaian berkurang ketika kegiatan pair. Siswa juga mudah melepas

    hal yang diyakini, terdapat siswa yang memilih membuktikan pekerjaan mereka

    benar atau salah dan berani mengutarakan pendapatnya saat diskusi maupun

    presentasi saat pendapat mereka berbeda dengan teman. Namun walaupun

    mengalami peningkatan siswa masih kurang berani mengutarakan pendapatnya.

    Secara keselurahan motivasi belajar siswa pada pertemuan perlakuan pertama

    kelas eksperimen lebih meningkat yaitu sebesar 71.78% dibandingkan kelas

    kontrol sebesar 61.07%.

    Selanjutnya dilakukan observasi pada perlakukan kedua dengan menerapkan

    model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan media

  • 14

    Geschool, kegiatan pada perlakuan kedua ini sama dengan perlakuan pertama.

    Hasil observasi pada perlakuan kedua ini menunjukkan motivasi belajar siswa

    kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan dengan kelas kontrol. Secara

    keselurahan motivasi belajar siswa pada pertemuan perlakuan kedua kelas

    eksperimen lebih meningkat yaitu sebesar 77.80% dibandingkan kelas kontrol

    sebesar 56.73%. Hal ini karenakan siswa pada kelas eksperimen sudah mulai

    terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

    berbantukan Geschool. Motivasi belajar siswa meningkat dapat dilihat dari

    bayaknya siswa yang memgerjakan soal, banyaknya siswa yang memperhatikan

    pembelajaran, dan sampai bertambahnya siswa yag mau bertanya serta

    berpendapat ketika guru menjaskan atau presentasi.

    Kemudian pada observasi akhir juga menunjukkan menunjukkan motivasi

    belajar siswa kelas eksperimen lebih meningkat dibandingkan dengan kelas

    kontrol, kelas eksperimen sebesar 84.11% dan kelas kontrol sebessar 56.73%.

    Dari hasil observasi yang dilakukan telah diperoleh data seperti yang telah

    disebutkan pada data observasi motivasi belajar pada pertemuan pertama sampai

    keempat. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

    berbantukan Geschool menunjukkan adanya peningkatan motivasi melajar pada

    siswa di kelas eksperimen (X TSM 3) dibandingkan dengan kelas kontrol (X

    ATPH 1). Adapun perbandingan data Motivasi Belajar siswa di kelas eksperimen

    (X TSM 3) dan dikelas kontrol (X ATPH 1) pada pertemuan pertama sampai

    keempat dapat dilihat pada gambar 4 sebagai berikut:

    Gambar 4. Perbandingan Motivasi Belajar Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

    dari Observasi awal sampai Observasi Akhir

    Selain hasil dari lembar observasi, hasil angket juga digunakan untuk

    memperkuat data yang telah diperoleh berdasarkan lembar observasi. Hasil

    perhitungan angket dapat dilihat pada tabel 7 berikut:

    30.63%

    67.76% 77.80%

    84.11%

    31.55%

    55.12% 56.73% 56.55%

    0.00%

    20.00%

    40.00%

    60.00%

    80.00%

    100.00%

    Observasi

    Awal

    Perlakuan

    Pertama

    Perlakuan

    Kedua

    Observasi

    Akhir

    Ra

    ta-r

    ata

    Pre

    sen

    tase

    Mo

    tiv

    asi

    Bel

    aja

    r

    /In

    dik

    ato

    r

    Motivasi Belajar

    Eksperimen

    Kontrol

  • 15

    Tabel 7. Hasil lembar agket motivasi belajar siswa

    di kelas eksperimen dan kelas kontrol

    Indikator Pernyataan Kelas

    Kontrol Eksperimen

    Tekun menghadapi

    tugas.

    1. Saya mengerjakan soal simulasi digital yang diperintahkan yang diberikan guru

    2. Saya tidak berhenti mengerjakan soal yang diperintahkan jika belum selesai

    3. Saya senang mengerjakan soal yang diperintahkan simulasi digital secara terus

    menerus dalam waktu yang lama

    4. Saya teliti dalam mengerjakan soal yang diperintahkan

    81.50%

    80.50%

    71.89%

    80.00%

    91.89%

    84.32%

    73.50%

    81.00%

    Ulet menghadapi

    kesulitan.

    5. Saya yakin bisa mengerjakan soal simulasi digital yang diperintahkan guru

    6. Saya bertanya kepada guru ketika ada penjelasan materi yang tidak saya pahami

    7. Saya berdiskusi dengan teman jika menemukan kesulitan dalam mengerjakan

    soal simulasi digital

    72.50%

    71.00%

    78.50%

    80.00%

    81.62%

    85.41%

    Lebih senang

    belajar mandiri

    8. Saya berusaha mengerjakan sendiri padasaat menjawab soal individu.

    82.00% 84.86%

    Menunjukkan minat

    terhadap

    pelajaran.

    9. Saya memperhatikan setiap penjelasan materi yang disampaikan oleh guru

    10. Pada saat diskusi saya tidak mengobrol di luar materi

    11. Sebelum pelajaran Simulasi Digital dimulai saya sudah menyiapkan buku-buku,

    peralatan dan belajar terlebih dahulu

    12. Saya tertarik mengikuti pelajaran simulasi digital

    13. Saya bersemangat belajar saat pembelajaran dilaksanakan dengan metode

    yang bervariasi

    73.00%

    73.50%

    80.00%

    84.50%

    81.50%

    84.86%

    74.59%

    83.78%

    87.57%

    88.65%

    Dapat

    mempertahankan

    pendapatnya.

    14. Saya menyampaikan pendapat saya jika ada pendapat yang tidak sesuai dengan

    pemikiran saya

    15. Saya dapat memberi alasan atau argumen atas jawaban saya

    71.50%

    72.50%

    72.43%

    74.05%

    Tidak mudah

    melepas hal yang

    diyakini.

    16. Saya memilih membuktikan perkerjaan saya benar atau salah jika hasil

    pekerjaan saya berbeda dengan teman

    74.50% 78.92%

    Senang mencari dan

    memecahkan

    masalah soal-soal.

    17. Jika saya mampu mengerjakan soal yang diperintahkan guru dengan mudah dan saya

    ingin mengerjakan soal yang lebih sulit

    18. Saya senang mencari dan memecahkan soal

    74.50%

    73.50%

    75.68%

    78.38%

  • 16

    yang diberikan

    19. Saya mengerjakan tugas dengan maksimal agar memperoleh nilai yang baik.

    20. Saya segera mengerjakan soal yang diperintahkan guru

    21. Saya menyelesaikan tugas simulasi digital dengan baik untuk memperoleh nilai yang

    baik.

    83.50%

    87.00%

    90.00%

    92.97%

    88.11%

    91.35%

    Rata-rata 77.00% 81.51%

    Pada hasil angket juga menunjukkan bahawa motivasi belajar kelas

    eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Adapun perbandingan

    data Motivasi Belajar siswa di kelas eksperimen (X TSM 3) dan dikelas kontrol (X

    ATPH 1) berdasarkan hasil angket dapat dilihat pada gambar 5 berikut:

    Gambar 5. Perbandingan hasil angket motivasi belajar

    dikelas eksperimen dan kelas kontrol

    Berdasarkan data hasil analisis deskriptif tersebut dapat disimpulkan bahwa

    motivasi belajar simulasi digital siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe

    Think Pair Share (TPS) berbantukan geschool meningkat daripada motivasi belajar

    simulasi digital siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional.

    5. Simpulan dan Saran Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa

    motivasi belajar siswa pada mata pelajaran simulasi digital meningkat setelah

    penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan

    Geschool. Hal ini dibuktikan dari perolehan data pengamatan yang menunjukan

    adanya peningkatan motivasi belajar siswa pada setiap indikator yang diamati dari

    observasi awal, observasi pada perlakuan pertama, perlakuan kedua, dan observasi

    akhir. Hasil pengamatan observasi awal menunjukan motivasi belajar siswa sebesar

    30.63% di kelas eksperimen dan sebesar 31.55% di kelas kontrol. Setelah penerapan

    model pembeajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan Geschool

    82.03%

    82.34%

    84.86%

    83.89%

    73.24%

    78.92%

    85.30%

    79.13%

    74.00%

    82.00%

    78.50%

    71.75%

    74.50%

    81.60%

    60.00% 65.00% 70.00% 75.00% 80.00% 85.00% 90.00%

    Tekun menghadapi tugas

    Uet menghadapi kesulitan

    Lebih senang belajar mandiri

    Menunjukkan minat belajar

    Dapat memepertahankan pendapatnya

    Tidak mudah meepas yang diyakini

    Senang mencari dan memecahkan soal-soal

    Pre

    sen

    tase

    Mo

    tiv

    asi

    Bel

    aja

    r

    Motivasi Belajar Siswa

    kontrol eksperimen

  • 17

    pada perlakuan pertama motivasi belajar di kelas eksperimen lebih meningkat

    menjadi 67.76%, sedangkan di kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan sbesar

    55.12%. Selanjutnya pada perlakuan kedua menunjukan motivasi belajar siswa kelas

    eksperimen lebih meningkat lagi menjadi 77.80%%, sedangkan di kelas kontrol

    hanya mengalami sedikit peningkatan yaitu 56.73%. Pada observasi akhir

    menunjukan motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih meningkat lagi menjadi

    81.41%%, sedangkan di kelas kontrol tidak mengalami peningkatan yaitu masih

    tetap 56.55%.

    Selain melakukan observasi, pengumpulan data juga dilakukan menggunakan

    angket yang disebarkan di akhir pertemuan di kelas ekperimen dan di kelas kontrol.

    Data angket di kelas ekspermen berdasarkan rata-rata indikator menunjukkan

    persentase sebesar 81.51% dan di kelas kontrol menunjukkan persentase sebesar

    77.00%. Berdasarkan hasil observasi dan angket motivasi belajar siswa di kelas

    eksperimen lebih tinggi dibandingkan motivasi belajar siswa di kelas kontrol, dengan

    demikan dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) berbantukan media pembelajaran Geschool

    dapat meningkatkan Motivasi Belajar Simulasi Digital Siswa Kelas X TSM 3 SMK

    Negeri 3 Salatiga Tahun Ajaran 2015/2016.

    Saran Guru hendaknya mengembangkan metode pembelajaran dengan

    memanfaatkan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

    Metode pembelajaran yang baru dan menarik akan membuat siswa lebih

    termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran.

    6. Daftar Pustaka

    [1]Wina Sanjaya. (2013). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada

    Media Group.

    [2]I Gede Putu Ekadani Apriana, dkk.2014. Pengaruh Model Pembelajaran

    Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Motivasi Belajar Siswa

    Kelas V Semester Genap SD di Gugus III Kecamatan Kubu Tahun Pelajaran

    2014/2015. Jurnal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan

    PGSD, Vol.2, No.1.

    [3] Kd.Jayanthi Riva Prathiwi, dkk (2014). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Think Pair Share (TPS) terhadap Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

    Pembelajara IPS pada Kelas V Sekolah Dasar Gugus VIII Kecamatan

    Buleleng. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha

    Program Studi Pendidikan Dasar, Volume 4.

    [4] Sardiman A. M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

    Jakarta: Rajawali Pers.

    [5] Anita Lie. (2008). Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative

    Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Gramedia

    [6] Yatim Riyanto (2009). Pardigma Baru Pembelajaran. Surabaya: Kencana

  • 18

    [7] Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

    [8] Endang Mulyatiningsih (2013). Metode Penelitian Terapan Bidang Penelitian.

    Bandung: Alfabeta

    [9] Suharsimi Arikunto (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

    Yogyakarta: Rineka Cipta.

    [10] Hana Kurniawan. (2012). “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif

    Teknik Think Pair Share untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Akuntansi

    Kompetensi Dasar Menghitung Mutasi Dana Kas Kecil Siswa Kelas X

    Akuntansi V2 SMK NegeriI 7 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Jurnal

    Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. X, No. 1.