pengoperasian gi
DESCRIPTION
Pengoperasian GITRANSCRIPT
PENGOPERASIAN GARDU INDUK
Mengoperasikan GI
Wewenang danTanggung Jawab
Wewenang dantanggung jawaboperator dalam
pengoperasian GI
Wewenang dantanggung jawab
unit GI dalamsistem
Wewenang dan Tanggung Jawab Operator dalamPengoperasian GI
Bertanggung jawab thd kelangsungan operasi GI dengan menjaga keandalan & penampilan peralatan setiap saat;
Bertanggung jawab thd keamanan peralatan listrik yang terpasang;
Mencatat dan melaporkan hasil penunjukan meter ke piket system secaraperiodik;
Melaksanakan perintah piket yang sesuai dengan prosedur dan melaporkan pelaksanaannya ke piket system;
Mencatat dan mereset alarm yang muncul, annunciator yang muncul, relay yang kerja bila terjadi gangguan;
Mengambil tindakan penyelamatan bila kondisi darurat tanpa terlebih dahulumemberi tahu kepada piket;
Menolak perintah bila tidak sesuai prosedur yang berlaku
Wewenang dan Tanggung Jawab Unit GI dalamSistem
Menjamin keandalan suplai daya yang kontinu kepada konsumen;
Mengatur sistem aliran daya dengan menjamin kapasitas kemampuan GI dari daya yang masuk dengan daya yang dikirim ke GI atau ke konsumen;
Menjaga keseimbangan/kestabilan sistem suplai daya pada area/daerah operasi GI melalui pengaturan piket sistem;
Menjaga kondisi sistem tetap baik agar tidak terjadi gangguan yang diakibatkan: beban lebih, kesalahan manuver dan kesalahan internal lainnya.
Macam-Macam Kondisi Operasi Gardu Induk
Operasi GI Kondisi Normal
Operasi GI Kondisi tidak normal
Operasi GI Kondisi baru
Operasi GI Kondisi Normal
• GI beroperasi sesuai SOP normal, konfigurasi normal dan peralatan dalamkondisi baik serta mampu sesuai ratingnya
Pengamatan, Pemeriksaan Dan Pengendalian Operasi Kondisi Normal
Pemeriksaan Dan Pengaturan Tegangan
Pengamatan Beban
Pemeriksaan Kabel TT
Pemeriksaan Transformator Tenaga
Pemeriksaan PMT
Pemeriksaan Sumber DC
Pencatatan Energi Listrik
Pemeriksaan Dan Pengaturan Tegangan
• Tegangan harus diperiksa, dicatat dan dilaporkan secara periodik atausewaktu-waktu dibutuhkan baik pada penghantar, rel, maupun sekundertrafo;
• Dalam kondisi normal tegangan menunjukkan simetris baik Ph-n dan Ph-ph;bila tegangan tidak simetris dibandingkan dengan penghantar yang lainnya, akan tetapi tegangan yang lain normal kemungkinan sistem pengukurannyakurang baik;
• Bila tegangan sisi sekunder trafo terlalu rendah/tinggi maka aturlah tap trafonya.
Pengamatan Beban
• Beban dan daya, dicatat dan dilaporkan secara berkala atau sewaktu-waktudibutuhkan pada penghantar dan trafo;
• Dalam kondisi normal beban diperbolehkan sebesar nominal dan simetris;
• Bila beban mencapai nominal/lebih informasikan pada UPB/UPD agar tidakmenambah beban;
• Bila beban melampaui nominal maka segera informasikan kepada UPB/UPD untuk ditindaklanjuti.
Pemeriksaan Kabel TT
• Pemeriksaan manometer, tekanan gas SF6 pada terminal bushing kabel.
Pemeriksaan Transformator Tenaga
• Pemeriksaan secara visual kondisi transformator, sistem pendinginnya(kipas, radiator, pompa), level minyak trafo, posisi tap changer, kondisisilicagel (kondisi biru/merah)
Pemeriksaan PMT
• Indikator tinggi minyak, tekanan gas SF6, tekanan udara
• Pencatatan counter PMT
Pemeriksaan Sumber DC
• Pemeriksaan lampu indikator, level elektrolit, tegangannya
• Pemeriksaan DC untuk rel, motor PMT, lampu darurat, alarm dan lain-lain
Pencatatan Energi Listrik
• Energi listrik (kWh) dicatat secara berkala baik pada penghantar, sekundertrafo dan pelanggan.
Operasi GI Kondisi Tidak Normal
• GI beroperasi akan tetapi salah satu atau beberapa peralatan yang beroperasi sedang keluar akibatadanya pemeliharaan atau gangguan
• Upaya menekan jumlah gangguan:
• Merencanakan dan melaksanakan pemeliharaan peralatan sesuai dengan buku petunjuk;
• Membuat rencana operasi;
• Mengadakan pemeliharaan relai secara periodik dan insidentil bila terdapat kecurigaan atas unjuk kerjarelai;
• Dalam melaksanakan operasi real time selalu mengikuti perkembangan cuaca;
• Mengadakan analisa gangguan;
• Mengembangkan sistem seirama dengan pertumbuhan beban;
• Mengadakan pemeliharaan daerah bebas sekitar SUTT, SUTM dan SUTR secara periodik;
• Mengadakan pendidikan secara berkesinambungan
Prosedur Operasi GI Dalam Kondisi Pemeliharaan
• Tujuan:
• tidak mengganggu operasi
• menjamin keamanan dan keselamatan personil
• koordinasi antara kesiapan operasi dengan kesiapan pemeliharaan
• Prosedur Pemeliharaan dalam GI meliputi:
• Koordinasi pengaturan operasi dengan rencana pemeliharaan
• Tata cara kerja pengaman/pelaksanaan pemeliharaan
• Tata cara manuver peralatan yang akan dipelihara
Koordinasi Pengaturan Operasi dengan RencanaPemeliharaan
Operasi dengan rencana pemeliharaan dilakukan oleh UPT dengan UPB dan Distribusi
Koordinasi antara PJ pelaksanaanpemeliharaan/operator GI denganpengatur operasi sistem real time
Tata Cara Pengamanan Pelaksanaan Pemeliharaan
• Rencana Kerja Pemeliharaan Harus Jelas
• SPK yang telah disahkan, jadwal kerja yang telah disahkan dan dikoordinasikan, rencana urutanmanuver
• Penunjukan pengawas manuver, pengawas pemeliharaan, pengawas keselamatan kerja.
• Rencana Pengamanan Instalasi
• Penanggung jawab/pengawas pemeliharaan harus menjelaskan rencana pengamanan instalasikepada pelaksana manuver/operator tentang rencana pengamanan meliputi:
• Bagian – bagian peralatan yang bebas tegangan
• Bagian – bagian peralatan yang harus diperiksa tegangannya
• Bagian – bagian peralatan yang harus ditanahkan
• Pemasangan rambu – rambu peringatan
• Peralatan kerja yang harus dipergunakan.
Tata Cara Manuver Peralatan
Tata Cara Manuver Peralatan
Menerima perintah
Mempersiapkan peralatan
Melaksanakan manuver
Memberikan laporan
Prosedur Manuver PMT Dan PMS Untuk PengoperasianDan Pembebasan Peralatan di Jaringan GI
Prosedur Operasi GI dalam Kondisi Gangguan
• Kondisi gangguan
• suatu kondisi berubahnya status dan fungsi peralatan karena pengaruh alam danatau peralatan itu sendiri yang mengakibatkan kondisi menjadi tidak semestinya
• Prosedur operasi GI dalam kondisi gangguan
• rangkaian tata cara yang dilakukan operator dalam mengatasi gangguan di GI
Gangguan yang Ditimbulkan oleh Sistem Luar
Gangguan yang Ditimbulkan oleh Sistem Setempat
Tindakan dan Pemulihan Gangguan
Pembukaan Pemeriksaan Pelaporan
PenormalanPelaporan
Pembukaan PMT
• Tindakan ini hanya dilakukan pada gangguan-gangguan yang mengakibatkan kehilangan beban/pemadaman GI.
• Pembukaaan PMT-PMT sebagai langkah pengamanan jaringan dalamkondisi gangguan, pelaksanaannya tergantung pada jenis gangguan
Pemeriksaan dan Pencatatan Gangguan
• Pemeriksaan dan pencatatan kejadian gangguan meliputi:
• Pemeriksaan dan pencatatan PMT yang trip baik nama dan kondisinya;
• Pemeriksaan dan pencatatan relai yang kerja dan announciator yang muncul baiktempat/lokasi, jenis, fasanya dan waktu kerja relai (TD/moment);
• Pemeriksaan dan pencatatan kondisi fisik peralatan;
• Pencatatan waktu kejadian baik tanggal dan jam.
• Relay dan announciator yang bekerja setelah dicatat segera direset kecualiannounciator tertentu tidak dapat direset sebelum gangguan diatasi/dilokalisir.
• Pencatatan dan pemeriksaan gangguan harus jelas, lengkap dan akurat agar dapatdianalisa secara baik.
Pelaporan Data/Informasi Gangguan
• Waktu gangguan (hari, tanggal, bulan, jam);
• Nama PMT yang trip dan relay/announciator yang bekerja;
• Beban sebelum gangguan;
• Kondisi fisik peralatan;
• PMT-PMT yang dibuka;
• Penyebab gangguan/kerusakan (bila sudah diketahui)
Penormalan Dalam Mengatasi Gangguan
• Usaha penormalan kembali setelah terjadi gangguan antara lain:
• Mereset relai dan announciator yang bekerja;
• Memasukkan kembali PMT trip atau yang dibuka.
• Dalam memasukkan PMT terlebih dahulu mendapat persetujuan dengan UPB dantelah diadakan pemeriksaan secara seksama bahwa:
• Tidak ada kerusakan pada peralatan;
• Tidak ada indikasi gangguan berat seperti relai pengaman internal trafo;
• Setelah gangguan telah diatasi/dilokalisir.
• Bila relai dan announciator menyatakan gangguan pada tingkat peringatan/alarm dantidak menjatuhkan (trip) PMT, maka relai dapat direset kembali. Bila gagal segeradilakukan perbaikan.
Pelaporan Hasil Penormalan Mengatasi Gangguan
• Bila penormalan berhasil dilakukan maka segera dilaporkan:
• Waktu/jam PMT/PMS masuk
• Beban setelah normal/masuk
• Lokasi gangguan dan penyebabnya
• Bila penormalan gagal/tidak berhasil laporkan:
• Waktu (jam) PMT dicoba dimasukkan
• Hasil pemasukan (trip kembali)
• Relai yang bekerja
• Permintaan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Operasi GI Kondisi Darurat
• Kondisi darurat (emergency) adalah musibah yaitu:
• pendudukan/huru-hara, kebakaran, bencana alam (banjir, gempa) yang dapatmembahayakan jiwa manusia dan kerusakan peralatan instalasi listrik aset PLN.
• Yang harus dilakukan Operator Gardu Induk:
• Membebaskan peralatan Gardu Induk yang terganggu dari tegangan (jikamemungkinkan);
• Melaporkan kepada Dispatcher, Piket/As.Man.Har/Manager UPT;
• Melakukan evakuasi (meninggalkan tempat) untuk menyelamatkan diri.
Prosedur mengatasi kondisi darurat
• Langkah pengamanan:
• Pengendalian dari jaringan luar;
• Pembebasan tegangan atau membuka PMT tertentu
• Pemeriksaan kondisi peralatan
• Peralatan yang mengalami kelainan/rusak (nama, jenis dan banyaknya);
• Indikasi pada peralatan (terbakar, flashover, putus, retak dan lain-lain);
• Penyebabnya dan akibat dari kondisi darurat;
• Kondisi peralatan dalam kaitannya untuk kesiapan pengoperasian kembali.
• Pelaporan data/informasi kondisi darurat
• Hasil pemeriksaan segera dilaporkan ke UPB mengenai kondisi peralatan dan kemungkinan siap tidaknya untuk diopersikan kembali;
• Bila peralatan yang terganggu mengalami kerusakan dan perlu adanya perbaikan maka informasikan ke Asman OPHAR UPT untuk ditindak lanjuti.
• Penormalan
• Pelaporan hasil penormalan
Operasi GI Kondisi Baru
• GI beroperasi dalam keadaan semua/sebagian peralatan baru pertama kali dioperasikan
• Masalah umum:
• Masalah kontrak pembangunan dan pengoperasian;
• Masalah kelayakan operasi dan kesiapan perangkat proteksi dan operatornya;
• Masalah yang timbul akibat adanya pemasangan alat baru;
• Kesiapan peralatan penunjang seperti telemetering & telekomunikasinya.
Prosedur Operasi Gardu Induk Dalam Kondisi Baru
Kelayakanoperasi
Koordinasirencanaoperasi
Pelaksanaanoperasi
Kelayakan Operasi
• Hasil pengujian peralatan/instalasi baru yang telah memenuhi standartertentu
• Data kapasitas peralatan/instalasi, gambar single line diagram dan control
• Relai yang terpasang dan yang terkait telah disetting dan dikoordinasikan
• Terdapat petunjuk operasi/pembebanan dan pemeliharaannya.
Koordinasi Rencana Operasi
• Koordinasi dilakukan dengan cara pemberian informasi berupa:
• Jadwal pengoperasian
• Rencana konfigurasi jaringan
• Rencana pembebanan
• Pernyataan laik operasi
Pelalaksanaan Operasi
• Pengecekan ulang peralatan:
• Sumber DC/Battere ke relai, PMT dan lain-lain;
• Sistem proteksi dan control (relai, meter, alarm);
• Sistem pemadam kebakaran
• Bila normal catat hasil pengamatan dan lapor ke UPB.
• Bila terdapat kelainan, dilakukan pelepasan PMT/jaringan.
Sistem Pendinginan Trafo • Media yang dipakai pada sistem pendingin dapat berupa:
– Udara/gas
– Minyak.
– Air.
– Dan lain sebagainya.
• Sedangkan pengalirannya (sirkulasi) dapat dengan cara:
– Alamiah (natural)
– Tekanan/paksaan.
Single Line Diagram
Single Line Diagram