pengukuran keberhasilan penerapan pada...
TRANSCRIPT
i
PENGUKURAN KEBERHASILAN PENERAPAN E-RESOURCES PADA
PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
INDRIYANI ETA RAHASTRI
11140930000015
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M / 1439 H
ii
PENGUKURAN KEBERHASILAN PENERAPAN E-RESOURCES PADA
PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESA
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem
Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh:
INDRIYANI ETA RAHASTRI
11140930000015
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2018 M / 1439 H
iii
iv
v
vi
ABSTRAK
INDRIYANI ETA RAHASTRI – 11140930000015, Pengukuran Keberhasilan
Penerapan e-Resources pada Perpustakaan Nasional Republik Indonesia di bawah
bimbingan A’ANG SUBIYAKTO, M.KOM dan QURROTUL AINI, MT.
Evaluasi keberhasilan sistem merupakan cara untuk mengetahui tingkat
keberhasilan suatu sistem. Portal e-Resources Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia (PNRI) merupakan layanan dari PNRI untuk mempermudah pemustaka
dalam mengakses e-book, e-journal, dan e-video berbayar. Masih sedikitnya
pemustaka yang mengetahui adanya layanan e-resources, dan belum dilakukan
evaluasi pengukuran keberhasilan, menyebabkan masih ada beberapa kekurangan
pada e-resources dan jumlah pengakes e-resources yang semakin menurun. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengetahui status keberhasilan penerapan e-resources
PNRI berdasarkan persepsi pengguna dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhinya. Metode penelitian ini menggunakan model Subiyakto et al
(2015). dengan pendekatan kuantitatif. Penyebaran kuesioner dilakukan secara
online dan offline serta teknik pengumpulan sampel menggunakan teknik purposive
sampling dan snowball sampling. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis
dengan menggunakan Ms. Excel 2013 dan pendekatan PLS-SEM menggunakan
SmartPLS 3.0. Hasil dari penelitian ini adalah ditolaknya 2 dari 16 hipotesis yang
diuji. Sehingga secara analisis statistik, faktor-faktor yang mempengaruhi
keberhasilan penerapan e-resources adalah konteks organisasi serta orang dan
tindakan berpengaruh secara tidak langsung terhadap keberhasilan penerapan e-
resources, kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas layanan berpengaruh
melalui kepuasan pengguna, serta kepuasan pengguna berpengaruh terhadap
keberhasilan penerapan e-resources. Manfaat dari penelitian ini dapat memberikan
bahan pertimbangan bagi pihak PNRI dalam rencana pengembangan sistem e-
resources agar lebih baik lagi.
Kata kunci: e-Resources, Keberhasilan Sistem, Model Keberhasilan SI, PLS-SEM,
SmartPLS.
BAB 1-5 + 104 Halaman + xv Halaman + 11 Gambar + 8 Tabel + Daftar Pustaka
+ Lampiran
Pustaka Acuan (61, 2003-2018)
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan nabi besar kita
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah memberikan tuntunan dan petunjuk kepada
umat manusia menuju kehidupan dan peradaban, serta para keluarga, serta para
sahabat Nabi.
Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Hal ini semata-mata karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki peneliti. Namun demikian peneliti berharap skripsi ini dapat
memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana (S-1) dalam bidang Sistem
Informasi dari Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi yang berjudul ”Pengukuran Keberhasilan Penerapan e-
Resources di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia”, akhirnya dapat
dislesaikan sesuai yang diharapkan. Selama penyusunan skripsi ini tentunya
terdapat banyak kesulitan dan hambatan yang dihadapi, baik dalam pengumpulan
data dan lain sebagainya. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan
tersebut dapat diatasi. Kebahagiaan yang tak ternilai secara pribadi dapat
dipersembahkan kepada kedua orang tua, seluruh keluarga, dan pihak-pihak yang
telah ikut andil dalam penyelesaian skripsi ini.
viii
Sebagai bentuk penghargaan, izinkan peneliti menuangkan dalam bentuk
ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Agus Salim, M.Si selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Bapak A’ang Subiyakto, M.Kom sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu
Qurrotul Aini, M.T sebagai Dosen Pembimbing II yang tidak pernah lelah
dan bosan untuk membimbing, memotivasi, dan mengingatkan peneliti
untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Peneliti mengucapkan banyak
terima kasih untuk waktu, tenaga, dukungan, arahan, saran, kritik yang
membangun agar skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
4. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah memberikan
ilmunya selama penulis menuntut ilmu di UIN Jakarta.
5. Bapak Aristianto Hakim, S.IPI selaku kepala Sub Bidang Otomasi dan Ibu
Rifa Selaku staf Otomasi PNRI yang banyak membantu penulis dalam
memperoleh data-data PNRI yang dibutuhkan dalam penyusunan skripsi
ini.
6. PT. Angkasa Pura II yang telah memberikan beasiswa selama penulis
menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
ix
7. Bapak Durachim dan Ibu Suerni selaku orangtua yang selalu menyayangi,
mendidik, memberikan motivasi, nasihat, doa dan dukungan serta bantuan
baik moril maupun materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi
ini. Serta Kakak-kakak peneliti, Nita, Agung, Parjo, Ria serta Adik
tersayang Thomas yang selalu menyanyangi, memberikan semangat,
motivasi, dan doa agar peneliti dapat menjadi kebanggan orang tua.
8. Big Family SI-A dan Mahasiswa Sistem Informasi Angkatan 2014 yang
telah memberikan dukungan, semangat, bantuan, doa, ilmu dan motivasi
dalam penyelesaian skripsi ini. Sukses untuk kalian semua.
9. Hilda, Redno, Nandita, Putri, Darnilia, Ika, Tiara, Khairunisa, Dian, Wafi
Dedy, Ardi, dan Adriansyah, serta teman-teman beasiswa BUMN yaitu
Ajelita, Raspiani dan Kak Nurholipah yang selalu dijadikan tempat keluh
kesah selama menuntut ilmu di UIN Jakarta, terima kasih atas kerjasama,
pelajaran, doa, motivasi dan dukungannya.
10. Sahabat Penulis, Sandi, Buhori, Menik, Dini, Dedi, dan Susi yang selalu
sabar mendengarkan keluh kesah serta tak henti-hentinya memberikan
semangat kepada penulis meskipun kalian semua jauh disana.
11. Senior-senior yang telah bersedia memberikan ilmu tambahan dalam
menuntut ilmu di UIN Jakarta, serta Kak Rosalina dan Kak Rasyid yang
telah memberikan ilmu dan bantuan dalam menyusun skripsi ini.
12. Teman-teman dan responden yang telah membantu menyebar dan mengisi
kuesioner penelitian ini. Semoga Allah membalas perbuatan baik kalian.
Aamiin. serta seluruh pihak yang telah banyak berjasa terhadap proses
x
penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu namun
tidak mengurangi sedikitpun rasa terimakasih peneliti
Atas segala bantuan dari semua pihak, penulis berterima kasih dan berdoa
kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan dijadikan amal kebaikan dan
bermanfaat, serta mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin. Akhir kata peneliti menyadari
bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu peneliti mengharapkan
kritik dan saran yang bisa disampaikan melalui email ke
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Jakarta, September 2018
Indriyani Eta Rahastri
11140930000015
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii
PENGESAHAN UJIAN ........................................................................................ iv
PERNYATAAN ...................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................. 5
1.3 Perumusan Masalah .................................................................................. 6
1.4 Tujuan dan Sasaran .................................................................................. 6
1.5 Model Penelitian ....................................................................................... 6
1.6 Pertanyaan Penelitian ............................................................................... 7
1.7 Ruang Lingkup dan Batasan ..................................................................... 9
1.8 Metodologi Penelitian ............................................................................ 10
1.9 Manfaat Penelitian .................................................................................. 11
1.10 Sistematika Penulisan ............................................................................. 12
BAB 2 LANDASAN TEORI ................................................................................ 15
2.1 Pengukuran Keberhasilan Sistem Informasi ............................................... 15
2.1.1 Definisi pengukuran .............................................................................. 15
xii
2.1.2 Definisi Keberhasilan Sistem Informasi ............................................... 16
2.1.3 Teori Model Pengukuran Keberhasilan Sistem Informasi Delone dan
McLean .......................................................................................................... 16
2.1.4 Model Subiyakto et al. (2015) .............................................................. 20
2.2 E-Resources ................................................................................................. 24
2.2.1 Definisi E-Resources ............................................................................ 24
2.2.2 E-Resources Perpustakaan Nasional Republik Indonesia .................... 27
2.3 Definisi Perpustakaan .................................................................................. 29
2.3.1 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia .......................................... 31
2.4 Metode Kuantitatif Penelitian Sistem Informasi ......................................... 31
2.4.1 Metode Pengumpulan Data ................................................................... 32
2.4.2 Skala Likert ........................................................................................... 34
2.5 Populasi dan Teknik Sampling .................................................................... 35
2.6 PLS-SEM ..................................................................................................... 39
2.7 Pengembangan Model dan Hipotesis Penelitian ......................................... 45
2.7.1 Pengembangan Model Penelitian.......................................................... 45
2.7.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian ..................................................... 47
2.8 Penelitian Sejenis ....................................................................................... 53
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN................................................................ 58
3.1 Pendekatan Penelitian .................................................................................. 58
3.2 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 58
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 59
3.4 Instrumen Penelitian .................................................................................... 61
3.5 Pengumpulan dan Pemrosesan Data ............................................................ 65
3.6 Analisis Data dan Intepretasi Hasilnya........................................................ 66
xiii
BAB 4 HASIL PENGUKURAN KEBERHASILAN PENERAPAN E-
RESOURCES PNRI .............................................................................................. 68
4.1 Hasil Analisis .............................................................................................. 68
4.1.1 Hasil Analisis Demografi...................................................................... 68
4.1.2 Hasil Analisis Pengukuran Model ........................................................ 72
4.1.3 Hasil Analisis Struktur Model .............................................................. 77
4.2 Intrepetasi dan Diskusi Hasil Analisis ......................................................... 82
4.2.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Data Demografis .................... 82
4.2.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Model Pengukuran ................. 85
4.2.3 Interpretasi dan Diskusi Haisil Analisis Struktur Model ...................... 86
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 100
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 100
5.2 Saran .......................................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 105
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Jumlah Pemustaka dan Jumlah Kunjungan e-Resources Tahun 2014-
2017 (PNRI, 2018) ................................................................................................. 3
Gambar 1.2 Model Penelitian (Subiyakto et al., 2015) ......................................... 7
Gambar 2.1 Model Keberhasilan SI Delone dan McLean 1992 (Delone &
McLean, 2003) ...................................................................................................... 17
Gambar 2.2 Model Keberhasilan SI Delone dan McLean diperbarui (Delone &
McLean, 2003) ...................................................................................................... 20
Gambar 2.3 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO
(Subiyakto & Ahlan, 2014) ................................................................................... 23
Gambar 2.4 Revisi Model (Subiyakto et al., 2015) ............................................. 24
Gambar 2.5 Tampilan e-Resources PNRI ........................................................... 30
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian (Subiyakto et al., 2015a) .................................. 59
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden ............................... 69
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Jenis Anggota Responden ............................... 69
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Lama Penggunaan e-Resources ....................... 70
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Keberhasilan e-Resources ............................... 71
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Peranan e-Resources ....................................... 71
Gambar 4.6 Analisis Hasil dengan SmartPLS ..................................................... 75
Gambar 4.7 Hasil Analisis Path Coefficient ........................................................ 78
Gambar 4.8 Hasil Analisis t-test .......................................................................... 79
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Koleksi e-Resources Tahun 2014-2015 ................................................. 3
Tabel 2.1 Sumber Elektronik PNRI ..................................................................... 28
Tabel 2.2 Referensi Indikator ............................................................................... 52
Tabel 3.1 Indikator dan Butir Pertanyaan Pengujian........................................................ 62
Tabel 3.2 Data Kuesioner Kembali .................................................................................. 66
Tabel 4.1 Hasil Analisis Pengukuran Model .................................................................... 74
Tabel 4.2 Discriminant Validity Fornell-Lacker’s ........................................................... 76
Tabel 4.3 Hasil Analisis Struktur Model .......................................................................... 81
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 Data Anggota PNRI
Lampiran 3 Data Kunjungan e-Resources PNRI
Lampiran 4 Data 250 Responden
Lampiran 5 Surat-Surat Pendukung Penelitian
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Rodin (2017), keberadaan perpustakaan sangat berpengaruh bagi
dunia pendidikan, perpustakaan merupakan gerbang masa depan (Gaiman, 2013).
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) terus berupaya untuk
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan Republik Indonesia melalui fasilitas-
fasilitas yang diberikan kepada pemustaka. Pada website PNRI dijelaskan bahwa
fungsi perpustakaan nasional adalah sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan
rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian,
dan pusat jejaring perpustakaan. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan
koleksi digital maupun koleksi cetak PNRI, sehingga dapat dijadikan perpustakaan
rujukan bagi masyarakat Indonesia terutama para mahasiswa dan para peneliti
dalam mencari sumber informasi yang diperlukan. Perpustakaan tidak hanya simbol
stabilitas pendidikan, tetapi juga sebagai inovasi yang dapat memimpin revolusi
teknologi yang ada (Massis, 2014). Oleh sebab itu, perlu adanya sumber daya
informasi yang berkualitas. Salah satu sumber daya tersebut adalah e-resources.
Menurut Allen & Seaman (2013) pertumbuhan layanan online
perpustakaan terus berkembang dengan cepat. PNRI mengalami dampak dari
perkembangan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Dimana
perpustakaan perlu memberikan inovasi guna perkembangan perpustakaan yang
lebih baik lagi (Massis, 2014), salah satunya dalam hal penyebaran informasi.
2
Permintaan akan informasi dalam bentuk elektronik banyak diminta oleh
pemustaka yang membutuhkan informasi. Hal ini mengharuskan PNRI menerapkan
koleksi eketronik dalam bentuk portal e-resources untuk memenuhi informasi
kebutuhan pemustaka. Dengan adanya portal e-resources ini, para pemustaka yang
berada jauh dari gedung PNRI dapat menggunakan fasilitas yang ada berupa e-
journal, e-book, e-video dan sumber informasi elektronik lainnya yang dapat
diunduh secara gratis.
Dalam portal e-resources, dijelaskan bahwa e-resources PNRI merupakan
sumber elektorink bahan-bahan perpustakaan baik e-journal, e-book, e-video, dan
karya-karya referensi online lainnya yang dilanggan guna memenuhi kebutuhan
pemustaka. Hal ini tentu saja dapat mempermudah dalam pengumpulan,
penyimpanan, manajemen pengetahuan sumber daya agar lebih mudah tersedia
serta kemudahan pengaksesan (Alzahrani et al., 2017). Dengan diterapkannya e-
resources pada PNRI, dapat memenuhi kebutuhan infomasi yang diperlukan
pemustaka. E-resources juga dapat menjembatani dan membantu perpustakaan
yang belum memiliki portal e-resources. Pemustaka dapat menggunakan e-
resources untuk kebutuhan mereka, karena banyak jurnal berbayar yang tidak
disediakan oleh perpustakaan universitas maupun perpustakaan umum.
Berdasarkan informasi yang ada di portal e-resources, terdapat 32 lebih
terbitan elektronik yang dilanggan oleh PNRI. Tentu saja hal ini sesuai dengan
beberapa misinya yaitu, mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutahir,
mengembangkan diversifikasi layanan perpustakaan berbasis informasi dan
komunikasi, serta mengembangkan perpustkakaan yang menjangkau masyarakat
3
luas. Tabel 1.1 menampilkan data jumlah koleksi yang ada di e-Resources PNRI
dari tahun 2014 hingga 2015 yang terdiri dari koleksi e-journal, e-book, dan e-
video. Jumlah e-Resources meningkat dari 118.982 koleksi menjadi 157.594
koleksi.
Tabel 1.1 Koleksi e-Resources Tahun 2014-2015
Koleksi e-Resources Tahun 2014 Tahun 2015
e-Journal 118.187 156.372
e-Book 795 1153
e-Video 0 69
Total 118.982 157.594
(Sulasmi et al., 2016)
Gambar 1.1 Jumlah Pemustaka dan Jumlah Kunjungan e-Resources Tahun 2014-
2017 (PNRI, 2018)
0
50000
100000
150000
200000
250000
300000
350000
400000
2014 2015 2016 2017
Pemustaka Kunjungan
Tahun
Jumlah
4
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti, penerapan e-
Resources PNRI belum pernah diukur terkait dengan keberhasilan penerapannya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sulasmi et al. (2016) juga menunjukkan belum
optimalnya penggunaan koleksi e-resources oleh para pemustaka. Hal ini
tergambar dari data yang peneliti peroleh mengenai perbandingan jumlah anggota
PNRI dengan jumlah kunjungan anggota yang mengakses e-resources. Padahal,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Silk et al. (2015) menunjukkan bahwa
siswa maupun mahasiswa akan lebih mudah sebanyak 10% dalam mendapatkan
dan menemukan sumber informasi yang mereka perlukan untuk studi mereka secara
online. Dalam data Gambar 1.1 menjelaskan bahwa jumlah anggota dari tahun 2014
sampai dengan tahun 2017 terus meningkat, berbanding terbalik dengan jumlah
kunjungan anggota ke e-Resources PNRI. Selain itu, masih ditemukan beberapa
masalah pada e-resources seperti misalnya ada beberapa koleksi terbitan tertentu
yang tidak dapat diakses, ketika memasukkan kata kunci tidak menampilkan hasil,
namun hasil dapat terlihat jika mengulang memasukkan kata kunci yang sama, serta
beberapa kali terjadi kesulitan ketika mengklik tombol “lupa password”. Masalah-
masalah yang ada dapat disebabkan karena e-resources belum pernah dilakukan
evaluasi keberhasilan berdasarkan persepsi pengguna.
Organisasi perlu mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk menerapkan
sebuah sistem informasi (Standaert et al., 2016). Keberhasilan sistem informasi
dapat mempermudah kinerja dari suatu organisasi. Suatu organisasi maupun
pengguna sistem informasi dapat merasakan manfaat dari sistem tersebut apabila
sistem telah berhasil diterapkan (Subiyakto & Ahlan, 2014). Oleh karena itu,
5
keberhasilan sistem informasi yang digunakan pada sebuah organisasi adalah hal
yang penting bagi organisasi tersebut (Wisudiawan, 2015), termasuk PNRI.
Keberhasilan dari penerapan e-resources dapat membantu PNRI untuk
mewujudkan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir, serta mengembangkan
layanan perpustakaan berbasis TIK. Keberhasilan sistem informasi ditentukan oleh
berbagai faktor (Saleh et al., 2014; Ramayasa, 2017; Alzahrani et al., 2017).
Keberhasilan sistem informasi dikaitkan dengan kepuasan pengguna.
Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Wicaksana et al. (2017), Flack (2016)
dan Alzahrani et al. (2017) menyebutkan bahwa tiga faktor dari keberhasilan suatu
sistem informasi adalah kualitas layanan, kualitas sistem dan kualitas informasi.
Subiyakto & Ahlan (2014) menambahkan bahwa selain ketiga faktor tersebut, perlu
juga memperhatikan teori lain berupa teori pemrosesan informasi atau model IPO
Davis, model keberhasilan DeLone dan McLean (2003) dan framework
pengklasifikasian proyek McLeod dan MacDonell (2011) . Oleh sebab itu, dalam
penelitian ini menggunakan model Subiyakto et al. (2015). Berdasarkan latar
belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
keberhasilan penerapan e-resources di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
dari perspektif pengguna dengan judul “Pengukuran Keberhasilan Penerapan e-
Resources pada Perpustakaan Nasional Republik Indonesa”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifiksai
beberapa permasalahan sebagai berikut:
6
a. Masih ditemukan beberapa kekurangan pada e-resources
b. Belum optimalnya penggunaan e-resources, dan menurunnya jumlah
kunjuangan ke e-resources
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan sebelumnya,
perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana status keberhasilan e-
resources PNRI dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya.
1.4 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui status keberhasilan penerapan e-Resources Perpustakaan
Nasioal Republik Indonesia berdasarkan persepsi penguna.
b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan e-
Resources Perpustakaan Nasioal Republik Indonesia menggunakan model
keberhasilan sistem informasi yang diajukan berdasarkan persepsi
pengguna.
1.5 Model Penelitian
Penelitian ini menggunakan model dari Subiyakto et al. (2015). Dalam
penelitian ini, ada 8 variabel yang digunakan yaitu Orang dan Aksi (OA), Konteks
Organisasi (KO), Kualitas Informasi (KI), Kualitas Sistem (KS), Kualitas
7
Pelayanan (KL), Penggunaan Sistem (PS), Kepuasan Pengguna (KP), dan
Keberhasilan Sistem (KES).
Gambar 1.2 Model Penelitian (Subiyakto et al., 2015)
1.6 Pertanyaan Penelitian
Mengacu pada tujuan dan sasaran penelitian yang telah disebutkan
sebelumnya, maka dua pertanyaan utama dalam penelitian ini adalah:
Q1 Bagaimana status keberhasilan penerapan e-Resources Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia berdasarkan persepsi pengguna?
Q2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penerapan e-
Resources Perpustakaan Nasional Republik Indonesia berdasarkan model
dari Subiyakto et al. (2015)?
Selanjutnya, berdasarkan model keberhasilan sistem informasi yang telah
dipaparkan, berikut adalah pertanyaan penelitian terkait faktor-faktor yang
8
mempengaruhi keberhasilan penerapan e-Resources Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia.
Q2.1 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Orang dan Tindakan (OA)?
Q2.2 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Informasi (KI)?
Q2.3 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Sistem (KS)?
Q2.4 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Pelayanan (KL)?
Q2.5 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Keberhasilan Sistem (KES)?
Q2.6 Apakah Orang dan Tindakan (OA) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Informasi (KI)?
Q2.7 Apakah Orang dan Tindakan (OA) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Sistem (KS)?
Q2.8 Apakah Orang dan Tindakan (OA) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Pelayanan (KL)?
Q2.9 Apakah Kualitas Informasi (KI) berpengaruh secara signifikan terhadap
Penggunaan Sistem (PS)?
9
Q2.10 Apakah Kualitas Informasi (KI) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kepuasan Pengguna (KP)?
Q2.11 Apakah Kualitas Sistem (KS) berpengaruh secara signifikan terhadap
Penggunaan Sistem (PS)?
Q2.12 Apakah Kualitas Sistem (KS) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kepuasan Pengguna (KP)?
Q2.13 Apakah Kualitas Pelayanan (KL) berpengaruh secara signifikan
terhadap Penggunaan Sistem (PS)?
Q2.14 Apakah Kualitas Pelayanan (KL) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kepuasan Pengguna (KP)?
Q2.15 Apakah Penggunaan Sistem (PS) berpengaruh secara signifikan terhadap
Keberhasilan Sistem (KES)?
Q2.16 Apakah Kepuasan Pengguna (KP) berpengaruh secara signifikan
terhadap Keberhasilan Sistem (KES)?
1.7 Ruang Lingkup dan Batasan
Dalam penelitian ini, adapun ruang lingkup dan batasannya adalah sebagai
berikut:
a. Secara teori penelitian ini menggunakan delapan variabel dari model
Subiyakto et al. (2015).
10
b. Secara metodologi, metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif (Creswell, 2014; Sugiyono, 2013; Indrawan
& Yaniawati, 2014) dengan menggunakan teknik pengambilan sampel
purposive sampling (Nursiyono, 2015; Serra et al., 2018) dan tahap
selanjutnya snowball sampling (Nursiyono, 2015; Gray et al., 2016), serta
analisis data menggunakan pendekatan PLS-SEM dengan SmartPLS versi
3.0 (Yamin & Kurniawan, 2011; Afthanorhan, 2013; Ringle et al., 2014).
1.8 Metodologi Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuanitatif (Creswell, 2014;
Sugiyono, 2013; Indrawan & Yaniawati, 2014). Model keberhasilan sistem
informasi akan dikembangkan sebagai sumber rumusan hipotesis. Selanjutnya
hipotesis diuji dengan data yang telah terkumpul dari kuesioner. Kuesioner ini
berbentuk pernyataan dan pertanyaan yang sesuai dengan pendekatan kuantitatif.
Kuesioner ini kemudian disebarkan kepada responden yang menjadi target dalam
penelitian ini.
Sebelumnya dilakukan pengujian awal untuk mengukur dan mengetahui
validitas kuesioner yang telah dirancang. Tujuan lainnya adalah agar responden
mengerti isi pernyataan-pernyataan yang ada pada kuesioner penelitian. Responden
pada penelitian ini adalah anggota Perpustakaan Nasional Repubilk Indonesia yang
pernah mengakses e-resources. Teknik pengambilan sampling yang dilakukan
dengan cara purposive sampling (Nursiyono, 2015; Serra et al., 2018) dan tahap
selanjutnya snowball sampling (Nursiyono, 2015; Gray et al., 2016). Tahap pertama
11
dilakukan dengan memilih anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
yang pernah menggunakan e-Resources PNRI. Pada tahapan selanjutnya,
pengambilan sampel dilakukan dengan cara meminta bantuan responden yang
terpilih untuk ikut menyebarkan dan menunjuk responden lainnya secara berantai.
Kuesioner disebarkan secara langsung dan tidak langsung kepada
responden. Penyebaran secara langsung dilakukan untuk mencari responden yang
tepat melalui tatap muka. Penyebaran secara tidak langsung dilakukan dengan cara
menyebarkan link melalui media sosial dengan bantuan google form untuk
pengisian kuesionernya. Selanjutnya setelah semua kuesioner terkumpul akan
diklasifikasikan menggunakan perangkat lunak pengelola angka Ms. Excel 2013.
Kemudian dilakukan proses analisis dengan pendekatan PLS-SEM degan bantuan
SmartPLS 3.0 (Yamin & Kurniawan, 2011; Afthanorhan, 2013; Ringle et al., 2014).
Interpretasi dilakukan berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan.
Selanjutnya kesimpulan disusun sesuai dengan pertanyaan yang ada pada penelitian
yang telah dibahas dan didiskusikan sesuai dengan batasan penelitian yang telah
dibuat.
1.9 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara metodologi, penelitian ini dapat mendukung pemanfaatan metode
pendekatan kuantitatif pada riset atau penelitian bidang sistem informasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta dapat digunakan sebagai referensi
penelitian sejenis berikutnya
12
b. Secara praktis, hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi pihak
terkait yaitu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dalam rencana
perbaikan dan pengembangan sistem berikutnya.
1.10 Sistematika Penulisan
Penyusunan laporan penelitian ini terbagi dalam lima bab yang terdiri atas
pendahuluan, kajian pustaka, metodologi penelitian, hasil pengukuran keberhasilan
penerapan e-resources PNRI, serta kesimpulan dan saran. Adapun penjelasan
singkat terkait kelima bab tersebut adalah:
Bab 1 Pendahuluan
Bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian,
model keberhasilan sistem informasi, pertanyaan penelitian, ruang lingkup dan
batasan penelitian, metodologi penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan laporan hasil penelitian.
Bab 2 Kajian Pustaka
Bab ini menjelaskan teri-teori yang berkaitan dengan landasan penelitian. Meliputi
teori keberhasilan sistem informasi, e-resources, perpustakaan, metode
pengumpulan data, populasi dan teknik sampling, PLS-SEM, pengembangan model
keberhasilan sistem informasi dan hipotesisnya.
13
Bab 3 Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan metode proses pelaksanaan penelitian, yang terdiri atas
penjelasan-penjelasan mengenai pendekataan, prosedur, populasi dan sampel,
instrumen penelitian, pengumpulan dan pemrosesan data, serta analisis data.
Bab 4 Pengukuran Keberhasilan Penerapan e-Resources PNRI
Bab ini menjelaskan mengenai analisis data dan hasilnya, interpretasi, dan diskusi
hasil penelitian. Dalam menganalisis data utamanya menggunakan metode PLS-
SEM dibantu dengan menggunakan perangkat lunak SmartPLS. Analisis data yang
dilakukan terdiri dari analisis pengukuran model dan struktur model. Selanjutnya
interpretasi dan diskusi dilakukan dengan merujuk teori sebelumnya,
memperhatikan dan menimbang pelaksanaan penelitian secara praktis di lapangan,
serta rekomendasi bagi pihak Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.
Bab 5 Kesimpulan dan Saran
Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran terhadap hasil pelaksanaan
penelitian serta kelanjutan untuk kajian selanjutnya.
15
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengukuran Keberhasilan Sistem Informasi
2.1.1 Definisi pengukuran
Pengukuran merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menetapkan
bilangan-bilangan pada kejadian empiris sesuai norma yang disepakati, dan
menjadikan data memiliki kualitas tinggi dengan tingkat kesalahan rendah. Dengan
pengukuran tersebut, peneliti dapat melakukan pengujian pada suatu hipotesis.
Pengukuran merupakan bagian penting dari sebuah penelitian (Indrawan &
Yaniawati, 2014).
Indrawan & Yaniawati (2014) menjelaskan bahwa pengukuran dilakukan
terhadap objek atau sifat. Objek misalnya kendaraan, rumah sakit, motivasi, sikap,
kepuasan kerja, dan lain-lain. Sedangkan sifat merupakan karakteristik dari suatu
objek. Misalnya berat, tinggi, postur, dan lain-lain. Namun dalam penelitian, tidak
selalu mengukur objek ataupun sifat. Adakalanya yang diukur adalah indikasi dari
sifat-sifat ataupun indikasi dari objek. Hal ini terjadi karena ada sifat yang tidak
dapat diukur secara langsung, misalnya efektivitas, pendekatan, dan pendapat
mengenai sesuatu.
16
2.1.2 Definisi Keberhasilan Sistem Informasi
Wisudiawan (2015) menjelaskan bahwa dalam melaksanakan pengukuran
evaluasi keberhasilan sistem informasi, memerlukan langkah yang panjang. Hal ini
terjadi karena kegiatan tersebut terdiri dari berbagai langkah dan dimensi yang perlu
digunakan. Keberhasilan sistem informasi berkaitan dengan dampak positif yang
diberikan oleh sistem tersebut melalui manfaat bersih dan kepuasan pengguna
sistem tersebut (Admaja, 2014; Alzahrani et al., 2017; Subiyakto et al., 2018).
Keberhasilan suatu sistem informasi juga didasarkan pada persepsi pihak-pihak
yang berkepentingan dan menggunakan sistem tersebut (Subiyakto et al., 2014;
Subiyakto et al., 2017). Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya,
menyimpulkan bahwa salah satu keberhasilan sistem informasi adalah kepuasan
para pihak yang berkepentingan (Subiyakto & Ahlan, 2014; Subiyakto, 2018).
2.1.3 Teori Model Pengukuran Keberhasilan Sistem Informasi Delone dan
McLean
Tahun 1992 Delone dan McLean mengembangkan model pengukuran
keberhasilan SI yang terdiri atas enam elemen, daintaranya (Jogiyanto, 2007):
a. Kualitas sistem
b. Kualitas iformasi
c. Penggunaan
d. Kepuasan pengguna
e. Dampak individu
f. Dampak organisasi
17
Gambar 2. 1 Model Keberhasilan SI Delone dan McLean 1992 (Delone &
McLean, 2003)
Sementara itu, ada argumentasi lain yang menyatakan bahwa suatu sistem
terdiri dari beberapa proses. Proses tersbut antara lain:
a. Pembuatan dari suatu sstem informasi
b. Penggunaan sistem informasi
c. Konsekuensi atau dampak dari penggunaan sistem
Dari model kausal dan proses, dapat dijelaskan bahwa kualitas sistem dan
kualitas informasi secara mandiri dan bersama-sama mempengaruhi penggunaan
dan kepuasan pengguna. Penggunaan dapat mempengaruhi kepuasan pengguna.
Penggunaan dan kepuasan pengguna akan mempengaruhi dampak individual dan
organisasional.
Seddon (1997) dalam Jogiyanto (2007) menjelaskan bahwa masalah utama
yang ada pada model Delone dan McLean adalah berusaha untuk
mengkombinasikan proses dan penjelasan kausal dari keberhasilan sistem
informasi berdasarkan model mereka. Sehingga menyebabkan model tersebut
18
tercampur dengan model proses dan model varian. Proses dan kausal merupakan
dua konsep yang berbeda dan membingungkan jika digabungkan. Kemudian
Delone dan McLean (2003) menyetujui kritikan tesebut.
Model keberhasilan sistem informasi Delone dan McLean didasari oleh
suatu proses pembuatan informasi dan dampak dari penggunaan sistem
informasinya. Tiga komponen model proses yang mendasari model keberhasilan
Delone dan McLean telah disebutkan sebelumnya. Dari tiap proses tersebut
memang diperlukan, namun masih belum cukup untuk suati kondisi agar dapat
memberikan hasil. Misalnya saja, tanpa adanya penggunaan sistem, maka tidak
akan ada manfaat atau konsekuensinya. Oleh karena itu, untuk memenuhi seluruh
dimensi dari keberhasilan sistem informasi, model kausal atau model varian
diperluakan.
Kritikan lain dari Sedon (1997) dalam Jogiyanto (2007) adalah, bahwa
pemakaian sistem merupakan suatu perilaku (behavior), sehingga lebih tepat jika
dimasukkan kedalam model proses bukan model kausal. Delone dan McLean
(2003) tidak sependapat dengan kritikan ini. selain itu, Sedon juga mengkritik
bahwa pada model Delone dan McLean kesulitan dalam menentukan variabel
independen dan variabel dependen.
Selama 10 tahun setelah model Delone dan McLean diperkenalkan, peran
sistem informasi telah banyak berubah. Dengan mengkaji lebih dari 100 artikel
yang telah dipublikasikan pada jurnal sistem informasi yang terkenal, Delone dan
McLean melakukan perbaikan terhadap modelnya dan mengusulkan model yang
telah diperbaiki. Model tersebut diberi nama model kesuksesan sistem informasi
19
D&M diperbarui (updated D&M IS success model). Hal-hal yang diperbarui di
antaranya adalah (Jogiyanto, 2007):
a. Menambah dimensi kualitas pelayanan (service quality) sebagai
tambahan dari dimensi-dimensi kualitas yang sudah ada
b. Menggabungkan dampak individual (individual impact) dan dampak
organisasional (organizational impact) menjadi satu variabel. Variabel
tersebut adalah manfaat bersih (net benefits)
c. Menambahkan dimensi minat memakai (intention to use) sebagai
alternatif dari dimensi penggunaan (use)
d. Penggunaan (use) dan kepuasan pengguna (user satisfaction) memiliki
hubungan yang erat. Peningkatan kepuasan pengguna akan
mengakibatkan peningkatan minat menggunakan dan kemudian akan
menggunakan
e. Jika net benefits positif, akan meningkatkan minat pengguna, dan
menggunakan serta tingkat kepuasan penguna. Hal ini masih valid
bahkan untuk kondisi net benefits yang negatif
f. Memiliki arah panah untuk mendemonstrasikan hubungan yang
diusulkan antar dimensi-dimensi kesuksesan dalam bentuk proses,
tetapi tidak menunjukkan arah hubungan yang positif maupun negatif
dalam bentuk kausal.
Gambar 2.2 menampilkan model keberhasilan sistem informasi D&M
yang telah diperbarui.
20
Gambar 2. 2 Model Keberhasilan SI Delone dan McLean diperbarui (Delone &
McLean, 2003)
2.1.4 Model Subiyakto et al. (2015)
Subiyakto & Ahlan (2014) mengembangkan model alternatif untuk
mengukur keberhasilan dari suatu proyek sistem informasi berdasarkan input-
proccess-output (IPO) model. Hal tersebut dilakukan dengan membandingkan,
mengadopsi, mengadaptasi, dan mengkombinasi teori sebelumnya dari Davis’s IPO
model), teori keberhasilan proyek (Judgev & Muller, 2005), model Delone &
McLean (2003), serta kerangka klasifikasi proyek (McLeod & MacDonell, 2011).
Beberapa model SI dikembangkan berdasarkan teori sebelumnya dari pada studi
empiris (Subiyakto, 2017)
Ketika membandingkan dua model, yaitu model Delone dan McLean dan
Model IPO, Subiyakto & Ahlan (2014) menemukan bahwa model proses dan model
kausal Delone dan McLean kurang lengkap dalam istilah model IPO sebuah proyek.
Model Delone dan McLean hanya berfokus pada pemanfaatan dan layanan dari
produk. Hal ini kurang menjelaskan dimensi input dari model IPO. Hal ini
21
menggambarkan bahwa model Delone dan McLean kurang komprehensif
dibandingkan model IPO.
Selanjutnya, Subiyakto & Ahlan (2014) melakukan pengadopsian terhadap
teori keberhasilan proyek, pengukuran keberhasilan sistem informasi Delone dan
McLean, serta kerangka klasifikasi proyek. Hal ini dilakukan untuk
mengembangkan aspek kasualitas model. Pengadopsian dilakuakn terhadap semua
variabel model Delone dan McLean, serta tiga dari empat variabel kerangka
klasifikasi proyek (McLeod & McDonell, 2011) yaitu konten proyek, orang dan
aksi, konteks organisasi.
Kemudian, dilakukan tiga penyesuaian penempatan variabel agar sejalan
dengan logika IPO dan definisi keberhasilan proyek. Tiga penyesuaian tersebut
adalah:
a. Menempatkan dua dimensi model Delone dan McLean yaitu system creation
dan system utilization ke dalam dimensi proses dari model. Dimensi dampak
sistem dari model Delone dan McLean diposisikan sebagai dimensi output
dari model sejalan dengan definisi keberhasialn proyek.
b. Dilakukan pengembangan terhadap hubungan antara variabel dimensi input
terhadap variabel dimensi proses. Masing-masing variabel dimensi input
memiliki hubungan terhadap masing-masing variabel dari dimensi proses
yang sejalan dengan model proses dan kausal dari IPO model.
c. Dilakukan pengembangan terhadap hubungan antara konteks organisasi
terhadap semua variabel dalam model yang didasarkan pada konsep pengaruh
lingkungan sistem.
22
Selanjutnya, dilakukan pengembangan berdasarkan kombinasi dari empat
teori yang telah disebutkan. Hal ini untuk menanggapi isu utama di lingkup model
keberhasialn proyek sistem informasi, yaitu validitas dan kelengkapan pengukuran
model. Kelengkapan model diartikan bahwa model dikembangkan untuk mencakup
semua dimensi proyek dalam konteks aspek proyek dan kausal. Validitas diartikan
bahwa model memiliki teori keberhasilan proyek. Penggunaan tiga dimensi dari
model ini adalah dimensi input, proses, dan output.
Pada dimensi proses terdiri atas dua subdimensi yaitu system creation dan
system utilization. Gambar 2.3 Merupakan model pengukuran keberhasilan proyek
sistem informasi berdasarkan model IPO. Model ini memiliki Sembilan variabel
dan 36 hubungan antar variabel. Dimensi input terdiri atas variabel project content,
people and action, dan institutional contexts. Dimensi proses terdiri atas variabel
information quality, system quality, service quality, system use, dan user
satisfaction. Sedangkan dimensi output terdiri dari variabel net benefit.
Subiyakto et al. (2015) melakukan validasi model baru secara kualitatif
untuk mengetahui kelayakan yang ada pada model tersebut melalui focus group
study (FGS). Teknik yang dilakukan pada FGS adalah interview, konsultasi,
diskusi, dan seminar. Terdapat 16 partisipan dan 20 anggota yang tergabung dalam
kelompok penelitian tersebut. 16 pasrtisipan tersebut terdiri sembilan doktor, tiga
calon doktor, dan empat akademisi. Mereka memiliki kepentingan, ketrampilan,
pengetahuan, dan pengalaman dalam bidang penelitian sistem informasi.
Dari hasil FGS, Subiyakto et al. (2015) menyimpulkan ke dalam empat
poin validasi. Keempat poin tersebut adalah proses pemodelan, peggunaan dasar
23
teoritis, kewajaran metode penelitian, dan ketersediaan sumber daya penelitian.
Keempat poin tersebut dijadikan dasar atas perevisian model yang sebelumnya
telah dipaparkan melalui penyederhanaan jumlah hubungan antar variabel dengan
menghapus enam hubungan. Selain itu, terjadi perubahan penamaan variabel Net
Benefit diubah menjadi Project Success. Revisi model keberhasilan sistem
informasi Subiyakto et al. dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Meskipun definisi dari keberhasilan proyek sistem informasi dan
keberhasilan sistem informasi berbeda, namun dalam pengukuran keberhasilan
sistem informasi dapat menggunakan model yang dikembangkan oleh Subiyakto et
al. (2015). Hal ini disebabkan karena model tersebut merupakan pengadopsian, dan
penggabungan dari beberapa teori, salah satunya adalah model keberhasilan sistem
informasi DeLone dan Mclean (2003).
Gambar 2. 3 Model Pengukuran Keberhasilan Proyek SI Berdasarkan Model IPO
(Subiyakto & Ahlan, 2014)
24
Gambar 2. 4 Revisi Model (Subiyakto et al., 2015)
2.2 E-Resources
2.2.1 Definisi E-Resources
E-resources merupakan koleksi perpustakaan yang memiliki konten
elektronik. Konten elektronik ini diseleksi oleh pustakawan dan disediakan untuk
pemustaka. Johnson (2013) dalam Sulasmi et al. (2016) menjelaskan bahwa
koleksi-koleksi yang ada di e-resources diperoleh dengan cara pembelian leasing
atau secara gratis tersedia dan memungkinkan adanya penyeleksian berdasarkan
judul per judul maupun per paket. Berdasarkan panduan International Federation of
Library Associations and Institutions (IFLA), Sulasmi et al. (2016) menjelaskan
25
bahwa definisi e-resources merupakan semua bahan perpustakaan yang dalam
pengakesannya membutuhkam akses komputer secara jauh maupun personal
komputer, mainframe, atau perangkat mobile.
E-resources memiliki cakupan yang sangat luas di antaranya berbagai
model penerbitan yang berbeda, termasuk OPACs, CD-ROM, database sambung
jaring, buku dan jurnal elektronik, sumber daya internet, print on demand, email
penerbitan, hubungan elektornik dan website, serta penerbitan nirkabel. (Sulasmi et
al., 2016).
E-Resources PNRI terdiri dari tiga jenis yaitu, jurnal elektronik (e-journal),
buku elektronik (e-book) dan sumber daya audio/visual elektronik (e-video).
Berdasarkan pedoman IFLA, e-resources di perpustakaan terdiri atas 8 jenis, di
antaranya adalah sebagai berikut (IFLA, 2012):
1. Jurnal elektronik (e-journal)
Akses dapat dilakukan dengan cara mengunduh file tersebut maupun
membacanya secara online.
2. Buku elektronik (e-books)
Aksesnya dapat dilakukan dengan cara mengunduh file secara utuh maupun
membacanya tiap bagian. Contoh dari e-books adalah wiley e-book, springer e-
book, ebscohost books.
3. Basis data naskah lengkap (agregasi)
Biasanya menyediakan bermacam-macam jenis e-resources dari berbagai
sumber penyedia konten elektronik yang ditampungnya dalam satu tempat.
Contoh pangkalan datanya adalah proquest & ebsco.
26
4. Basis data indeks dan abstrak
Sumber daya informasi ini hanya terdiri abstrak maupun indeks saja. Meskipun
demikian, tetap dilengkapi dengan analisis terhadap dokumen yang ada.
Contoh dari sumber daya informasi ini adalah scopus dan proquest abstract.
5. Basis data referensi (biografi, kamus, direktori, ensiklopedi, dll)
Merupakan sumber daya informasi yang menampilkan informasi biografi,
kamus, enslikopedi dan sejenisnya. Britannica online merupakan salah satu
contohnya.
6. Basis data statistik dan angka
Menyediakan berbagai data statistik dan angka. Adapun contohnya adalah
osiris, ceic data, bps databse, imf statistic.
7. Gambar elektronik
Sumber daya informasi ini menyediakan berbagai gambar. Contohnya google
images, instagram, flickr.
8. Sumber daya audio/visual elektronik
Sumber daya informasi ini berbentuk audio visual seperti film, musik,
dokumenter, dan sejenisnya. Contoh dari e-resources ini adalah youtube,
itunes, imdb.
Johnson (2013) dalam Sulasmi et al. (2016) menjelaskan bahwa kriteria
informasi yang ada pada pangkalan data e-resources harus memiliki kriteria sebagai
berikut:
1. Relevansi dan munjunjung kegiatan pokok organisasi
2. Diperoleh dari sumber informasi yang terpercaya
27
3. Informasi yang ada dapat diakses secara online dalam format full-text
4. Informasi bersifat terbaru dan terkini
5. Informasi dapat diakses 24jam/7hari, kapanpun dan di manapun.
2.2.2 E-Resources Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Pengadaan bahan perpustakaan e-resources memerlukan biaya yang
sangat tinggi. Hal ini yang menjadi alasan mengapa masih banyak perpustakaan
pada instansi pemerintah atau perpustakaan umum yang belum menyediakan
koleksi e-resources. Keberadaan koleksi e-resources pada Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia (PNRI) ini dapat menjembatani kesenjangan yang ada. PNRI
melakukan pemgembangan bahan perpustakaan digital melalui dua cara. Cara yang
pertama dengan cara mengalihkan media bahan perpustakaan. Media ini awalnya
berbentuk cetak dan analog dialihkan ke media yang berformat digital dengan
perangkat keras dan program aplikasi yang sesuai. Cara ini juga dijadikan sebagai
sarana bahan preservasi bahan perpustakaan agar tetap lestari. Cara yang kedua
adalah pengadaan koleksi e-resources dengan melanggan jurnal dan karya rujukan
online (Sulasmi et al., 2016).
E-resources ini dapat diakses oleh anggota perpustakaan yang telah
melakukan registrasi keanggotaan secara online maupun datang langsung ke
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Pemustaka juga dimudahkan
mengakses e-Resources PNRI dengan tersedianya panduan penggunaan koleksi e-
resources yang dapat diunduh pada portal e-resources. Dalam pencarian sumber
28
elektronik, pemustaka dapat memasukkan kata kunci pada kolom yang telah
disediakan atau bisa juga mengklik nama penerbit yang di bawah tombol “search”.
Tabel 2.1 Sumber Elektronik PNRI
No Sumber Elektronik No Sumber Elektronik
1 Alexander Street Press 19 University of California Press
2 Alexander Street Video 20 Riba Architecture
3 ASTD (American Society
for Training & Development 21 IGI Global
4 Balai Pustaka 22 Indonesia Heritage
5 Angkasa Bandung 23 Taylor & Francis
6 Brill Online 24 Lexis Nexis
7 Business Expert Press 25 Myilibrary
8 Cambridge University Press 26 ScienceDirect
9 Cenage Learning 27 ProQuest
10 Columbia University Press 28 Sage
11 Ebrary 29 Carno Pustaka Universitas Andalas
12 Ebsco Host 30 Britanica Library Adults
13 ALA (American Library
Association 31 Britanica Library Teens
14 Nias Press 32 Britanica Library Kids
15 Amsterdam University Press 33 Neliti
16 Liverpool University Press 34 Westlaw
17 Hawai 35 IG Library
18 Princeton University Press
(PNRI, 2018)
29
E-resources pertama kali diadakan di PNRI pada tahun 2009. Koleksinya
hanya terdiri e-journal dan e-book. Kemudian di tahun 2014, PNRI menambah jenis
koleksinya seperti dalam bentuk e-video. Ketiga bentuk e-resources tersebut terus
diperbaiki setiap tahunnya. Semakin berkembang dan bertambahnya ketersediaan
koleksi e-resources PNRI, dapat menjadi solusi bagi perpustakaan lain yang belum
memiliki e-resources.
Dalam portal e-resources terdapat form survei untuk mengetahui bahan
perpustakaan sumber elektronik mana yang diinginkan dan dibutuhkan oleh para
pemustaka, sehingga nantinya pihak pengelola yaitu kelompok kerja e-resources di
bawah Sub Bidang Akuisisi akan mempertimbangkan dan menganggarkannya. Saat
ini PNRI telah melanggan lebih dari 32 terbitan online atau sumber elektronik.
Tabel 2.1 menampikan daftar terbitan online atau sumber elektronik yang dilanggan
oleh PNRI.
2.3 Definisi Perpustakaan
Perpustakaan pada dasarnya merupakan lembaga yang berfungsi
mengelola informasi, dimana informasi dianggap sebagai produk jasa yang
diunggulkan. Perpustakaan juga dijadikan sebagai media perantara yang dianggap
penting dalam penyebaran informasi koleksi-koleksi yang dimiliki perpustakaan.
Berdasarkan Undang-Undang Perpustakaan No. 43 tahun 2007, perpustakaan
merupakan institusi yang mengelola koleksi karya tulis, cetak, dan/atau karya
rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Perpustakaan merupakan tempat dimana menjadi pusat kegiatan penghimpunan,
30
pengelolaan, serta penyebarluasan berbagai jenis informasi yang ada dalam bentuk
cetak maupun terekam dalam beragam jenis media. Media yang digunakan di
antaranya adalah buku, majalah, surat kabar, film, kaset, tape recorder, serta video
(Oktaviani et al., 2018).
Gambar 2. 5 Tampilan e-Resources Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
31
Konsep dari perpustakaan sendiri adalah sebagai tempat pengumpulan
informasi. Peran perpustakaan sangatlah luar biasa, dimana perpustakaan
memungkinkan seseorang untuk mengakses dan terlibat dalam pertukaran
pengetahuan dari berbagai jenis sumber (Alzahrani et al., 2017).
Dalam Undang-Undang No.43 tahun 2007 disebutkan bahwa ada berbagai
macam jenis-jenis perpustakaan, di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Perpustakaan Nasional
b. Perpustakaan Umum
c. Perpustakaan Sekolah/Madrasah
d. Perpsutakaan Perguruan Tinggi
e. Perpustakaan Khusus
2.3.1 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Undang-Undang No. 43 Bab I Pasal 1 ayat 5 tahun 2007 menjelaskan
bahwa perpustakaan Nasional merupakan lembaga pemerintah non departemen
(LPND) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang
berfungsi sebagai perpustakaan Pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan
deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring
perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara.
2.4 Metode Kuantitatif Penelitian Sistem Informasi
Metode penelitian kuantitatif merupkan penelitian yang mengkaji satu
permasalahan dari suatu fenomena, serta melihat kemungkinan kaitan atau
32
hubungan-hubungannya antarvariabel dalam permasalahan yang ditetapkan.
Tujuan dari peneliltian kuantitatif adalah menjelaskan besarnya kebermaknaan
(significance) dalam model yang dihipotesiskan sebagai jawaban dari masalah yang
sebelumnya telah dirumuskan (Indrawan & Yaniawati, 2014).
2.4.1 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah memperoleh data. Dengan
metode pegumpulan data yang tepat, dapat memungkinkan peneliti memperoleh
data yang valid sehingga dapat membantu penelitian (Sugiyono, 2013). Dalam
penelitian kuantitatif, survei merupakan salah satu metode yang sering digunakan
oleh peneliti pemula. Tujuan dari metode ini adalah melihat apa adanya keadaan
objek yang menjadi penelitian, dengan memperhatikan data informasi yang
didapatkan dari sampel. Pada metode survei, sering menggunakan teknik
pengumpulan data melalui wawancara, kuesioner, maupun survei melalui telepon
(Indrawan & Yaniawati, 2014).
Pengumpulan data dengan pendekatan kuantitatif merupakan upaya guna
mengumpulkan data yang bersifat angka, atau bisa juga bukan angka namun dapat
dikuantifikasikan. Jika dilihat dari lokasi penelitian, data dapat diperoleh di
laboratorium dengan metode eksperimen, maupun di perusahaan, perpustakaan,
rumah sakit, dan suatu komunitas dengan menggunakan metode survei. Apabila
dilihat dari sumber, data dapat dibedakan menjadi sumber primer dan sumber
sekunder (Indrawan & Yaniawati, 2014).
33
1. Teknik pegumpulan data primer
Sumber data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data.
Dalam pengumpulan data primer, angket merupakan teknik pengumpulan data
yang paling populer di samping teknis observasi, wawancara maupun FGD.
Hal yang harus diperhatikan dalam menyusun angket adalah pahami dan
operasionalkan variabel, pilih skala pengukuran dan rekrut tenaga lapangan.
Dalam pengumpulan data primer harus memperhatikan faktor etis dan
menghormati narasumber ataupun institusinya. Beberapa tindakan dapat
dilakukan dalam menjujung etika dan hubungan baik dengan narasumber,
misalnya dengan melindungi anonimitas.
2. Teknik pengumpulan data sekunder
Sumber data yang didapatkan secara tidak langsung, misalnya melalui orang
lain maupun dokumen. Pengumpulan data sekunder dan kajian kepustakaan
(literatur), merupakan penelusuran yang dilakukan terhadap sumber
pendukung untuk kepentingan penelitian. Terdapat tiga tingkatan dalam data
sekunder, dimana semakin kecil tingkatan tersebut, maka akan semakin
bernilai. Tingkatan dari data penelitian adalah sebagai berikut (Indrawan &
Yaniawati, 2014):
a. Tingkatan pertama
merupakan data sekunder dari sumber primer, misalnya penelitian
terdahulu, atau data yang masih mentah tanpa interpretasi atau
pertanyaan yang mewakili suatu opini atau posisi resmi. Contohnya
34
seperti memo, catatan medis, data sensus, wawacara atau pidato
lengkap, penilaian kinerja, dan lain-lain.
b. Tingkatan kedua
merupakan data sekunder dari sumber sekunder, seperti interpretasi data
primer. Contohnya adalah ensiklopedia, buku teks, buku pegangan,
artikel di majalah, laporan pertanggung jawaban kepala daerah, dan lain-
lain.
c. Tingkatan ketiga
merupakan data sekunder dari sumber tersier seperti interpretasi dari
sumber sekunder. Pada umumnya disajikan dalam bentuk indeks,
bibliografi, alat bantu pencarian data.
2.4.2 Skala Likert
Skala merupakan teknik penetapan data yang bersifat mengukur, karena
diperoleh hasil ukur yang berbentuk angka-angka (Indrawan & Yaniawati, 2014).
Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang maupun kelompok mengenai fenomena sosial (Sugiyono, 2013).
Skala likert merupakan skala psikometrik yang telah umum digunakan dalam
kuesioner dan skala yang paling banyak digunakan dalam riset beberapa survei.
Skala ini memiliki nilai/skor yang dapat mempresentasikan sifat individu, seperti
pengetahuan, sikap, dan perilaku (Syofian et al., 2015).
Ada beberapa asumsi yang menjadi ciri dari skala likert, yaitu (Indrawan &
Yaniawati, 2014):
35
a. Sikap merupakan prakondisi dari perilaku dan ada pada ranah personality
b. Sikap manusia terhadap objek terdiri atas sikap positif, negatif, dan netral
c. Data sikap memiliki skala ukur ordinal yang mewakili tiga pilihan sikap
d. Variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel,
selanjutnya indikator tersebut dijadikan sebagai bahan untuk menyusun
butir-butir instrumen
e. Banyaknya butir dalam satu variabel ditentukan oleh tingkat keterukuran
validitas dan reliabilitasnya masing-masing.
f. Butir-butir instrumen dapat berupa pertanyaan maupun pernyataan
Dalam skala likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka
terhadap suatu pertanyaan maupun pernyataan dengan memilih salah satu nilai yang
tersedia. Biasanya akan disediakan lima pilihan skala seperti: “sangat tidak seuju”
dengan niali satu (1), “setuju” dengan nilai dua (2), “netral” dengan nilai tiga (3),
“setuju” dengan nilai empat (4) dan “sangat setuju” dengan nilai lima (5) (Syofian
et al., 2015). Selain kelima skala tersebut, terkadang digunakan pula skala dengan
empat (menghilangkan pilihan “netral”), tujuh maupun sembilan tingkat.
2.5 Populasi dan Teknik Sampling
Populasi merupakan kumpulan dari keseluruhan elemen yang dijadikan
objek penelitian yang nantinya akan ditarik kesimpulannya (Indrawan & Yaniawati,
2014). Dalam penelitian maupun survei, penggunaan sampel merupakan suatu
konsekuensi logis dari adanya keterbatasan sumber daya manusia, tenaga, waktu,
36
serta biaya. Penggunaan sampel merupakan satu-satunya pilihan untuk mencapai
efisiensi teknis kegiatan statistik di lapangan (Nursiyono, 2015).
Teknik pengambilan sampel adalah tata cara mengambil data dari sebagian
anggota populasi. Berbagai macam teknik pengambilan sampel telah
dikembangkan secara ilmiah oleh para ahli statistik. Pada dasarnya tidak ada teknik
pengambilan sampel yang paling sempurna untuk digunakan dalam menganalisis
gejala atau fenomena yang terjadi (Nursiyono, 2015). Teknik pengambilan sampel
(sampling) dikelompokkan menjadi dua, yaitu (Sugiyono, 2013):
1. Probability sampling
Merupakan tenik pengambilan sampel dengan menggunakan kaidah-kaidah
peluang (Nursiyono, 2015). Probability sampling memberikan peluang yang
sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik ini
terdiri:
a. Simple random sampling
Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakuakn dengan cara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi tersebut (Sugiyono,
2013). Teknik ini merupakan teknik yang paling mudah dan dapat
digunakan pada populasi yang memiliki karakteristik relatif homogen
(Nursiyono, 2015).
b. Proportionate stratified random sampling
Teknik ini dapat dilakukan ketika populasi memiliki anggota yang tidak
homogen dan memiliki strata secara proposiaonal. Misalnya saja sebuah
37
organisasi yang memiliki pegawai dari latar belakang pendidikan yang
berstarata (Sugiyono, 2013).
c. Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini dilakukan jika populasi memiliki strata namun kurang
proposional.
d. Cluster sampling
Teknik ini digunakan ketika akan menentukan sampel pada obyek yang
memiliki data atau sumber yang luas. Teknik ini sering dilakukan dengan
dua tahap, yaitu menentukan wilayah sampel dan menentukan orang-
orang yang ada pada wilayah tersebut secara sampling.
2. Nonprobability sampling
Merupakan cara pengambilan sampel tanpa menggunakna kaidah-kaidah
peluang. Pengambilan sampel ini bersifat subyektif. Probabilitas pemilihan
elemen-elemen populasi tidak dapat ditentukan. Hal ini terjadi karena setiap
elemen populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi
sampel (Nursiyono, 2015). Beberapa teknik yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Convenience sampling
merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kemudahan. Hal ini
dilakukan dengan cara langsung menghubungi unit-unit pengambilan
sampel yang mudah dijumpai. Pengambilan sampel ini tida mewakili
populasi dan hanya cocok untuk penelitian yang siftnya eksploratif atau
untuk pilot study (Nursiyono, 2015).
38
b. Quota sampling
teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan kuota
(menentukan jumlah sampel terlebih dahulu). Pengambilan sampel ini
sering dilakukan dalam survei opini publik (Nursiyono, 2015).
c. Purposive sampling
merupakan pengambilan sampel yang didasarkan pada kritria tertentu,
pemikiran atau pengetahuan pengambil sampel (Nursiyono, 2015).
Dalam teknik ini, pemilihan sekelompok subjek didasarkan pada ciri-ciri
maupun sifat-sifat tertentu yang dianggap memiliki hubungan yang erat
dengan ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
d. Snowball sampling
teknik ini merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara responden
yang berhasil diperoleh diminta menujukan responden lainnya secara
berantai. Tenik ini dilakukan ketika peneliti kurang mengerti mengenai
kondisi dan data popluasi yang menjadi target penelitiannya (Nursiyono,
2015).
e. Insindental sampling
Teknik pengambilan sampel berdasarkan kebetulan siapa saja responden
yang kebetulan bertemu dengan peneliti yang dapat digunakan sebagai
sampel, apabila orang tersebut cocok sebagai sumber data (Sugiyono,
2013).
39
f. Sampling jenuh
merupakan teknik pengambilan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Biasanya teknik ini dilakukan apabila jumlah
populasinya relatif kecil.
Dalam Indrawan & Yaniawati (2014), Champion (1981) menjelaskan
bahwa uji statistik akan efektif jika sampel yang digunakan berjumlah 30 sampai
dengan 60, atau 120 sampai dengan 250. Sedangkan Maholtra (1993) dalam
Indrawan & Yaniawati (2014) menjelaskan bahwa ukuran sampel yang diambil
dapat ditentukan dengan mengalikan jumlah variabel yang diamati dengan angka
lima.
2.6 PLS-SEM
Metode analisis yang dapat digunakan pada segala jenis skala data seperti
nominal, ordinal, interval dan rasio adalah PLS-SEM. Selain itu, penggunaan PLS-
SEM juga dapat mengkonfirmasi seperti halnya pengujian hipotesisi serta dapat
megeksplorasi. Namun PLS-SEM lebih diutamakan untuk tujuan eksplorasi dari
pada konfirmasi. Tujuan utama dari PLS-SEM adalah menjelaskan mengenai
hubungan antar konstrak dan penekanan pada pengertian mengenai nilai hubungan
tersebut. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu adanya teori yang
mengasumsikan gambaran model, pemilihan variabel, pendekatan analisis, dan
interpretasi hasil (Yamin & Kurniawan, 2011).
40
PLS-SEM berfokus pada variabel target dan bertujuan untuk
memaksimalkan varian variabel (Alzahrani et al., 2017) atau mengidentifikasi
variabel yang mampu memaksimalkan kekuatan prediksi model. PLS dapat
melakukan pengujian model pengukuran dan pengujiam model struktural. Model
pengukuran digunakan untuk menguji validitas dan reliabilitas. Model struktural
digunakan untuk uji kausalitas, yaitu pengujian hipotesis dengan model prediksi
(Abdillah & Jogiyanto, 2015). Empat alasan mengapa PLS-SEM sangat populer di
kalangan peneliti dan praktisi adalah sebagai berikut (Yamin & Kurniawan, 2011;
Alzahrani et al., 2017):
a. Algoritma PLS tidak terbatas pada hubungan antar indikator dengan konstrak
latennya yang memiliki sifat reflektif, melainkan dapat juga digunakan untuk
hubungan yang bersifat formatif.
b. PLS dapat digunakan untuk memperkirakan model jalur (path) dengan sample
size yang kecil.
c. PLS dapat digunakan untuk model yang sangat kompleks tanpa mengalami
masalah dalam estimasi data.
d. PLS dapat digunakan ketika distribusi data sangat miring (skew)
Evaluasi model pada PLS terdiri atas dua tahap yaitu:
1. Outer model (model pengukuran)
Evaluasi pengukuran ini meliputi pemerikasaan convergent validity yang
terdiri individual item reliability, internal consistency atau construct reliability,
average variance extracted, dan pemerikasaan discriminant validity.
41
a. Convergent validity
Pengukuran convergent validity dilakukan untuk mengukur besarnya
korelasi antara konstrak dengan variabel laten. Pengukuran convergent
validity adalah sebagai berikut:
1) Individual item reliability
Dalam pemeriksaan individual item reliability dapat dilihat pada nilai
standardized loading factor, nilai ini menggambarkan besarnya korelasi
pada setiap indikator dengan konstraknya. Niali 0,7 pada nilai loading
factor dapat dikatakan ideal, dimana nilai tersebut dikatakan valid
sebagai indikator yang mengukur konstrak (Yamin & Kurniawan, 2011;
Afthanorhan, 2013; Wong, 2013; Ringle et al., 2014). Namun, Yamin &
Kurniawan (2011) menjelaskan bahwa nilai di atas 0,5 masih bisa
digunakan dan dipertimbangkan.
2) Internal consistency reliability
Pada pengukuran internal consistency reliability dilihat dari nilai
composite reliability. Nilali tersebut lebih baik untuk mengukur internal
consistency dibandingkan dengan menggunakan cronbach’s alpha dalam
model PLS-SEM. Hal ini karena nilai composite reliability tidak
mengasumsikan kesamaan boot dari tiap indikator (Yamin & Kurniawan,
2011; Abdillah & Jogiyanto, 2015). Nilai batas yang digunakan adalah
diatas 0,7 yang berarti dapat diterima, sedangkan diatas 0,8 berarti sangat
memuaskan (Hair et al., 2014; Ringle et al., 2014; Subiyakto et al.,
2015b; Hudin & Riana, 2016).
42
3) Average variance extracted
Pengukuran ketiga dari convergent validity adalah average variance
extracted (AVE). Nilai pada AVE menggambarkan besaran varian
variabel yang dapat dikandung oleh konstrak laten. Nilai minimal yang
digunakan pada AVE agar menunjukan ukuran yang baik adalah adalah
0,5 (Wong, 2013; Afthanorhan, 2013; Subiyakto et al., 2016; Ringle et
al., 2014; Hudin & Riana, 2016). Hal ini berarti variabel laten dapat
menjelaskan rata-rata lebih dari setengah variance dari indikatornya
(Yamin & Kurniawan, 2011).
b. Discriminat Validity
Pengevaluasian discriminant validity dilakukan dengan dua tahap, yaitu
melihat nilai cross loading antar indikator, serta cross loading Fornell-
Lacker’s (Yamin & Kurniawan, 2011; Hair et al., 2014). Pada pengukuran
cross loading antar indikator, dilakukan dengan cara membandingkan
korelasi antar indikator dengan konstraknya dan konstrak blok lainnya.
Apabila korelasi antar indikator dengan konstraknya lebih tInggi dari
korelasi dengan konstrak blok lainnya, maka konstrak tersebut memprediksi
ukuran pada blok tersebut lebih baik dari blok lainnya. Pemeriksaan nilai
cross loading Fornell-Lacker’s dilakukan dengan melihat nilai akar dari
AVE. Nilai akar AVE harus lebih tinggi dari korelasi antar kontsrak dengan
konstrak lainnya (Yamin & Kurniawan, 2011; Afthanorhan, 2013; Wong,
2013; Ringle et al., 2014; Subiyakto et al., 2016).
43
2. Inner model (model struktural)
Tahapan yang perlu dilakukan untuk mengevaluasi model struktural adalah
melalui signifikansi hubungan antar konstrak, niali R2 (coefficient of
determination), niali t-test, pengujian f 2 (effect size), Q2 (predictive relevance),
dan q2 (Relative Impact) (Subiyakto et al., 2015a). Penjelasan dari tahapannya
adalah sebagai berikut:
a. Path coefficient (β)
Mengevaluasi signifikansi hubungan antar konstrak dapat dilakukan degan
cara melihat path coefficient (β). Hal ini dilakukan untuk menggambarkan
kekuatan hubungan antar konstrak (Yamin & Kurniawan, 2011). Pengujian
path coefficient (β) dengan nilai ambang batas di atas 0,1 mengartikan
bahwa path yang dimaksud berpengaruh di dalam model (Subiyakto et al.,
2016).
b. R2 (coefficient of determination)
Mengevaluasi niali R2 (coefficient of determination) menjelaskan varian dari
tiap target endogenous variabel menggunakan standar pengukuran 0,67
akurat, 0,33 moderat, dan di bawah 0,19 menunjukan varian yang lemah
(Yamin & Kurniawan, 2011).
c. t-test
Niali t dilakukan dengan metode bootsrapping (Yamin & Kurniawan, 2011)
melalui uji two-tailed dengan tingkat signifikansi sebesar 5% yang
digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Hipotesis yang diterima
adalah jika nilai t-test lebih dari 1,96 (Abdillah & Jogiyanto, 2015).
44
d. Pengujian f2 (effect size)
Pengujian f2 (effect size) dilakukan untuk memprediksi pengaruh suatu
variabel terhadap variabel lainnya. Nilai ambang batas yang digunakan
adalah 0,02 yang berarti berpengaruh kecil, 0,15 berpengaruh menengah,
dan 0,35 berpengaruh besar. Rumus perhitungan f2 adalah sebagai berikut
(Yamin & Kurniawan, 2011):
𝑓2 =𝑅2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒− 𝑅2 𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
1−𝑅2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 (2.1)
Dengan R2 include adalah coefficient of determination, R2 exclude adalah
nilai yang ada pada luar R.
e. Pengujian Q2 (predictive relevance)
Pengujian Q2 (predictive relevance) dilakukan dengan metode blindfolding
untuk memberikan bukti jika variabel tertentu yang digunakan memiliki
keterkaitan prediktif dengan variabel lainnya. Ambang batas yang
digunakan adalah di atas nol (Yamin & Kurniawan, 2011; Abdillah &
Jogiyanto, 2015).
f. Uji q2 (relative impact)
Uji q2 (relative impact) dilakukan dengan metode yang sama seperti
pengujian Q2, yaitu blindfolding. Tujuannya mengukur pengaruh relatif dari
sebuah keterkaitan prediktif variabel tertentu dengan variabel lainnya. Nilai
ambang batas yang digunakan sekitar 0,02 yang berarti memiliki pengaruh
kecil, 0,15 berpengaruh menengah/sedang, dan 0,35 berpengaruh besar
45
(Subiyakto & Ahlan, 2014; Subiyakto et al 2016). Rumus perhitungan q2
adalah sebagai berikut:
𝑞2 =𝑄2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒− 𝑄2 𝑒𝑥𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒
1−𝑄2 𝑖𝑛𝑐𝑙𝑢𝑑𝑒 (2.2)
Dengan Q2 include adalah predictive relevance, Q2 exclude adalah nilai yang
ada pada luar Q
2.7 Pengembangan Model dan Hipotesis Penelitian
2.7.1 Pengembangan Model Penelitian
Penelitian ini hanya menggunakan 8 variabel dari teori model Subiyakto
et al. (2015). Variabel tersebut antara lain adalah konteks organisasi (KO), orang
dan tindakan (OA), kualitas informasi (KI), kualitas sistem (KS), kualitas pelayanan
(KL), penggunaan sistem (PS), kepuasan pengguna (KP), dan keberhasilan sistem
(KES). Berikut merupakan devinisi dari variabel yang digunakan.
a. Konteks organisasi (KO)
Subiyakto & Ahlan (2014) menjelaskan bahwa konteks organisasi berkenaan
dengan sifat organisasi itu sendiri, baik kondisi internal maupun eksternal yang
dapat mempengaruhi sistem informasi.
b. Orang dan tindakan (OA)
Subiyakto & Ahlan (2014) juga menjelaskan bahwa orang dan tindakan
berhubungan dengan karakteristik sesorang, tindakan, interaksi dan hubungan
yang membentuk lintasan pengembangan serta hasil melalui berbagai cara.
46
c. Kualitas informasi (KI)
Kualitas informasi merupakan karakteristik dari suatu informasi guna
memenuhi kebutuhan individu saat dibutuhkan (Dewi & Dwirandra, 2013).
Menurut Petter et al. (2008) dalam Subiyakto & Ahlan (2014) kualitas
informasi merupakan derajat yang berhubungan dengan permintaan dan
ekspektasi dari pengguna dalam melakukan pekerjaan mereka.
d. Kualitas sistem (KS)
Kualitas sistem merupakan semua yang berhubungkan dengan fungsi dan fitur
dari sebuah sistem dimana berkaitan dengan komponen hardware dan software
(Al-debei et al., 2013). Menurut Subiyakto & Ahlan (2014), derajat yang
berhubungan dengan kemudahan dalam penggunaan.
e. Kualitas pelayanan (KL)
Menurut Subiyakto & Ahlan (2014) kualitas layanan merupakan keunggulan
layanan sistem kepada pengguna.
f. Penggunaan sistem (PS)
Menurut Petter et al. (2008) dalam Subiyakto & Ahlan (2014), penggunaan
sistem adalah tingkat pemanfaatan IT yang digunakan oleh pengguna.
g. Kepuasan pengguna (KP)
Menurut Subiyakto & Ahlan (2014) kepuasan pengguna merupakan derajat
kepuasan pengguna ketika memanfaatkan TI. Menurut (Saputro et al., 2016)
kepuasan pengguna adalah respon dari pengguna terhadap kegunaan sistem.
47
h. Keberhasilan sistem (KES)
Keberhasilan sistem informasi berkaitan dengan dampak positif yang diberikan
oleh sistem tersebut melalui manfaat bersih dan kepuasan pengguna sistem
tersebut (Admaja, 2014).
2.7.2 Pengembangan Hipotesis Penelitian
Konteks organisasi dinilai sebagai landasan gerak suatu organisasi, dimana
dijadikan dasar dalam pengarahan, koordinasi, dan komunikasi dari tindakan-
tindakan orang-orang di dalamnya (Anshari et al., 2014). Terciptanya kepuasan
didukung oleh sifat organisasi yang dapat diterapkan dengan baik (Satyawati &
Suartana, 2014; Arofah et al., 2015). Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa
kepuasan pengguna akhir akan berpengaruh dan mendukung terhadap keberhasilan
sistem informasi. Merujuk pada penjelasan tersebut, peneliti menggunakan konteks
organisasi (KO) sebagai variabel yang digunakan dalam penelitian ini, seperti pada
penelitian yang dilakukan oleh Subiyakto & Ahlan (2014) dan Subiyakto et al.
(2016). Serta mengadopsi indikator dalam penelitian Hussein & Klakegg (2014),
Subiyakto & Ahlan (2014), Subiyakto et al. (2016) diantaranya yaitu Budaya
Organisasi (KO1), Kebijakan Pimpinan (KO2), Pengalaman Organisasi (KO3),
Konteks Eksternal (KO4), dan Keberadaan Sistem dan Ketersediaan Infrastruktur
(KO5) sebagai indikator KO dan menghipotesis bahwa:
H1: Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan terhadap Orang
dan Tindakan (OA)
48
H2: Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Informasi (KI)
H3: Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Sistem (KS)
H4: Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Pelayanan (KL)
H5: Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan terhadap
Keberhasilan Sistem (KES)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh McLeod & MacDonell (2011),
serta Subiyakto et al. (2015a), faktor orang dan tindakan secara tidak langsung
mempengaruhi keberhasilan sistem informasi. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa indikator dari penelitian yang telah dilakukan oleh McLeod
& MacDonell (2011), Subiyakto & Ahlan (2014), serta Subiyakto et al, (2015a).
Inidkator tersebut yaitu Profesionalitas (OA1), Integritas (OA2), Norma (OA3),
Kejelasan Struktur Sistem (OA4), dan Manajemen Konflik (OA5) sebagai indikator
Orang dan Tindakan (OA) dan menghipotesis bahwa:
H6: Orang dan Tindakan (OA) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Informasi (KI)
H7: Orang dan Tindakan (OA) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Sistem (KS)
49
H8: Orang dan Tindakan (OA) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kualitas Pelayanan (KL)
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa kualitas informasi
memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kepuasan pengguna (Nugroho et
al., 2013; Wisudiawan, 2015; Shaltoni et al., 2015; Hudin & Riana, 2016) dan
penggunaan sistem (Subiyakto et al., 2016; Hudin & Riana, 2016; Antong &
Usman, 2017) serta secara tidak langsung memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap keberhasilan sistem informasi (Subiyakto & Ahlan, 2014; Subiyakto et al.,
2016). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa indikator dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho et al. (2013), Subiyakto & Ahlan
(2014), (Hudin & Riana, 2016), dan Subiyakto et al. (2016). Indikator tersebut
adalah Akurasi (KI1), Konsistensi (KI2), Ketepatan Waktu (KI3), Kelengkapan
(KI4), Relevan (KI5), dan Mudah dipahami (KI6) sebagai indikator Kualitas
Informasi (KI) dan menghipotesis bahwa:
H9: Kualitas Informasi (KI) berpengaruh secara signifikan terhadap
Penggunaan Sistem (PS)
H10: Kualitas Informasi (KI) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kepuasan Pengguna (KP)
Penelitian yang dilakukan oleh Subiyakto et al. (2015b) kualitas sistem
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan sistem dan kepuasan
50
pengguna. Serta secara tidak langsung berpengaruh terhadap keberhasilan sistem
informasi. Peneliti menggunakan indikator dari penelitian Al-debei et al. (2013),
Nugroho et al. (2013), Subiyakto & Ahlan (2014), Saputro et al. (2016), Hudin &
Riana (2016), dan Subiyakto et al. (2016). Indikator tersebut antara lain Kemudahan
Penggunaan (KS1), Reliabilitas (KS2), Fleksibilitas (KS3), Kemampuan
Penelusuran (KS4), Aksesbilitas (KS5), Response Time (KS6), Functionality
(KS7), Bahasa (KS8) sebagai indikator dari Kualitas Sistem (KS) menghipotesis
bahwa:
H11: Kualitas Sistem (KS) berpengaruh secara signifikan terhadap
Penggunaan Sistem (PS)
H12: Kualitas Sistem (KS) berpengaruh secara signifikan terhadap Kepuasan
Pengguna (KP)
Penelitian yang dilakukan oleh Subiyakto et al. (2015b) menjelaskan bahwa
kualitas pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap penggunaan sistem dan
kepuasan pengguna, serta secara tidak langsung mempengaruhi keberhasilan
sistem. Hal ini didukung pula oleh penelitian yang dilakukan oleh Nugroho et al.
(2013), Wisudiawan (2015), Shaltoni et al. (2015), Hudin & Riana (2016), Antong
& Usman (2017). Peneliti menggunakan indikator dari penelitian yang telah
dilakukan oleh Subiyakto et al. (2015b). Indikator Responsive (KL1), Empati
(KL2), Asuransi (KL3), dan Keamanan (KL4) sebagai indikator dari Kualitas
Pelayanan (KL) serta menghipotesis bahwa:
51
H13: Kualitas Pelayanan (KL) berpengaruh secara signifikan terhadap
Penggunaan Sistem (PS)
H14: Kualitas Pelayanan (KL) berpengaruh secara signifikan terhadap
Kepuasan Pengguna (KP)
Selanjutnya peneliti menggunakan dan mengadopsi penelitia yang telah
dilakukan oleh Subiyakto et al (2016), Hudin & Riana (2016), Al-debei et al. (2013)
yaitu Pengulangan Penggunaan (PS1), Intensity of Use (PS2), Nature of Use (PS3),
Rekomendasi Penggunaan (PS4) sebagai indikator dari Penggunaan Sistem (PS)
serta menghipotesis bahwa:
H15: Penggunaan Sistem (PS) berpengaruh secara signifikan terhadap
Keberhasilan Sistem (KES)
Subiyakto et al. (2016) Menjelaskan bawa kepuasan pengguna sangat
berpengaruh atau berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan sistem
informasi. peneliti menggunakan beberapa indikator dari penelitian yang telah
dilakukan oleh Al-debei et al. (2013), Subiyakto et al. (2016), serta Hudin & Riana
(2016). Kecukupan (KP1), Efektifitas (KP2), efisiensi (KP3), Kepuasan Secara
Menyeluruh (KP4), Kenyamanan (KP5), Sistem Useful dan Powerful (KP6). Enam
indikator tersebut digunakan sebagai indikator Kepuasan Pengguna (KP) serta
menghipotesis bahwa:
52
H16: Kepuasan Pengguna (KP) berpengaruh secara signifikan terhadap
Keberhasilan Sitem (KES)
Selanjutnya untuk indikator keberhasilan sistem, peneliti mengadopsi dari
penelitian yang telah dilakukan oleh Nugroho et al. (2013), Subiyakto et al. (2016),
Saputro et al. (2016), Hudin & Riana (2016). Indikator tersebut adalah Resources
Savings (KES1), Managerial Effectiveness (KES2), Productivity Improvement
(KES3), Competitive Advantage (KES4), Improve Knowledge Sharing (KES5),
Cost Savings (KES6).
Tabel 2.2 Referensi Indikator
Kode Indikator Referensi
KO1 Budaya Organisasi McLeod & MacDonell (2011),
KO2 kebijakan pimpinan Hussein & Klakegg (2014),
KO3 pengalaman organisasi Subiyakto et al. (2016)
KO4 konteks eksternal
KO5
keberadaan sistem dan ketersediaan
infrastruktur
OA1 Profesionalitas McLeod & MacDonell (2011),
OA2 integritas Subiyakto et al. (2015a),
OA3 norma Subiyakto & Ahlan (2014)
OA4 kejelasan struktur sistem
OA5 manajemen konflik
KI1 Akurasi Subiyakto et al. (2016),
KI2 konsistensi Hudin & Riana (2016),
KI3 ketepatan waktu Delone & McLean (2003),
KI4 kelengkapan Nugroho et al. (2013),
KI5 relevan Subiyakto & Ahlan (2014)
KI6 mudah dipahami
KS1 kemudahan pengguna Subiyakto et al. (2016),
KS2 reliabilitas Saputro et al. (2016),
KS3 fleksibilitas Delone & McLean (2003),
53
KS4 kemampuan penelusuran Hudin & Riana (2016),
KS5 aksesbilitas Nugroho et al. (2013),
KS6 response time Al-debei et al. (2013)
KS7 functionality
KS8 bahasa
KL1 responsive Subiyakto et al. (2015b),
KL2 empati Delone & McLean (2003)
KL3 asuransi
KL4 keamanan
PS1 pengulangan penggunaan Subiyakto et al. (2016),
PS2 intensity of use Hudin & Riana (2016),
PS3 nature of use Delone & McLeon (2003),
PS4 rekomendasi penggunaan Al-debei et al. (2013)
KP1 Kecukupan (adequacy) Subiyakto et al. (2016),
KP2 efektifitas Al-debei et al. (2013),
KP3 efisiensi Hudin & Riana (2016)
KP4 kepuasan secara menyeluruh
KP5 kenyamanan
KP6 sistem useful and powerful
KES1 resources savings Subiyakto et al. (2016),
KES2 managerial effectiveness Saputro et al. (2016),
KES3 productivity improvement Nugroho et al. (2013),
KES4 competitive advantage Hudin & Riana (2016)
KES5 improve knowledge sharing
KES6 cost savings
2.8 Penelitian Sejenis
Penelitian mengenai pengukuran keberhasilan sistem telah banyak
dilakukan, seperti pada Gambar 2.6 menyebutkan penelitian terdahulu yang sesuai
dengan penelitian ini. Penelitian yang menghsilkan berupa faktor kualitas sistem,
kualitas informasi, dan kualitas layanan berpengaruh terhadap niat untuk
menggunakan. Niat untuk menggunakan juga memiliki pengaruh terhadap
kepuasan pengguna, dimana kepuasan pengguna sangat penting bagi keberhasilan
54
suatu sistem informasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model
pengukuran keberhasilan sistem informasi Delone dan McLean (Alzahrani et al.,
2017; Wicaksana et al., 2017; Putra et al., 2017; Mukred & Yusof, 2017). Pada
penelitian yang telah dilakukan oleh Alzahrani et al. (2017) menggunakan model
pengukuran keberhasilan yang telah dimodifikasi, dimana pada variabel intention
to use diubah menjadi variabel behavioural intention, serta variabel use diubah
menjadi variabel actual use. Dimana variabel intention to use dan use dipisah, serta
menghilangkan variabel net benefits. Pada penelitian yang dilakukan oleh Mukred
& Yusof (2017) menghapus variabel user satisfaction dan net benefits, serta
menambahkan variabel baru yaitu decision making process. Penelitian yang
dilakukan oleh Wicaksana et al. (2017) melakukan modifikasi pada jalur (path)
model. Dimana dihilangkanya hubungan antara variabel user satisfaction dengan
variabel intention to use. Selain itu melakukan perubahan pada variabel intention to
use menjadi intention to reuse. Pada penelitian yang dilakukan oleh Putra et al.
(2017) memisahkan variabel intention to use dan use, serta menggunakan kedua
variabel tersebut tanpa menggantinya dengan salah satu di antaranya.
Penelitian lain yang berkaitan dengan faktor yang menyebabkan kepuasan
pengguna, dimana kepuasan pengguna mempresentasikan keberhasilan sistem.
Faktor tersebut adalah kualitas sistem, kualitas layanan dan kualitas informasi.
(Nugroho et al., 2013; Wisudiawan, 2015; Shaltoni et al., 2015). Kemudian pada
penelitian yang dilakukan oleh Hudin & Riana (2016) selain ketiga faktor tersebut,
terdapat faktor lain yaitu, faktor penggunaan. Antong & Usman (2017) melakukan
penelitian dengan hasil bahwa selain tiga faktor tersebut, keberhasilan sistem
55
informasi ditentukan pula oleh sumber daya manusia yang mengoperasikannya.
Peneltian yang dilakuakan oleh Nugroho et al. (2013) menggunakan model murni
dari model pengukuran Delone dan McLean dengan menggunakan alternatif
variabel use dan tidak menggunakan variabel intention to use. Pada penelitian yang
dilakukan oleh Wisudiawan (2015) mengganti variabel intention to use dan use
dengan variabel perceived usefulness. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh
Shaltoni et al. (2015) menggunakan model pengukuran yang hanya fokus pada
variabel kualitas informasi, kualitas sistem, dan kualitas layanan. Penelitian ini
menghapuskan variabel intention to use atau use, user satisfaction, dan net benefits,
namun menambahkan variabel baru yaitu user ability. Penelitian yang dilakukan
oleh Antong & Usman (2017) hanya menggunakan variabel kualitas sistem,
kualitas informasi. kepuasan pengguna, dan dampak individu (net benefits).
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Hudin & Riana (2016) menggunakan
model pengukuran keberhasilan murni Delone dan McLean dan memilih
menggunakan alternatif variabel use dari pada intention to use.
Faktor keberhasilan sistem informasi tidak sama pada setiap sistem
informasi (Subiyakto et al., 2015; Wisudiawan, 2015). Dalam penelitiannya
menjelaskan bahwa faktor keberhasilan dari sistem informasi adalah sistem konten,
orang dan tindakan, dan konteks organisasi. Sementara penelitian yang dilakukan
Ramayasa (2017) menghasilkan faktor keberhasilan sistem informasi adalah
kualitas sistem. Kualitas informasi, kualitas layanan, penggunaan, kepuasan
pengguna, dampak invidual dan dampak organisasi. Penelitian yang dilakukn oleh
Ramayasa (2017) menggunakan model pengukuran keberhasilan Delone dan
56
McLean tahun 1992, dimana model pengukuran tersebut tidak memasukan variabel
kualitas layanan, tidak adanya variabel intention to use, dan variabel net benefits.
Dimana variabel net benefits masih terpisah menjadi individual impact dan
organizational impact. Peneitian yang dilakukan oleh Subiyakto et al. (2015a)
menggunakan model pengukuran keberhasilan yang terdiri dari variabel project
conten, people and actions, institutional contexts dan project success. Dimana
mengadopsi dari pengaruh masukan IPO logic dalam sebuah model proyek sistem
informasi. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Subiyakto et al. (2016)
menggabungkan model pengukuran keberhasilan sistem informasi Delone dan
McLean dengan IPO logic, dimana variabel yang ada dikelompokkan menjadi tiga
dimensi yaitu dimensi input, process, dan output. Dimensi input terdiri atas project
contents, institutional contexts, dan people and action. Dimensi process terdiri atas
system use, user satisfaction, system quality, information quality, dan service
quality. Dimensi output terdiri dari project success.
57
Gambar 2.1 Penelitian Sejenis
58
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini secara umum dilakukan dengan menggunakan metode
pendekatan kuantitatif (Creswell, 2014) untuk melakukan uji teori keberhasilan dan
meneliti hubungan antar variabel (Indrawan & Yaniawati, 2014) Hal ini sesuai
dengan tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui status keberhasilan penerapan e-
Resources PNRI dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat
mempengaruhinya.
Berdasarkan pendekatan tersebut, tahapan penelitian ini tentu saja
menerapkan metode, teknik, dan alat secara kuantitaif. Seperti misalnya teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara survei dengan menggunakan instrumen
penelitian berupa kuesioner, serta analisis data dilakukan secara statistik dengan
perangkat lunak komputer (Indrawan & Yaniawati, 2014).
3.2 Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari delapan tahapan secara berurutan
(Subiyakto et al, 2015a). Tahapan tersebut mencakup kajian pustaka,
pengembangan model, perancangan penelitian, pembutan instrumen, pengumpulan
data, analisis data, intertpretasi, dan yang terakhir adalah pembuatan laporan.
Prosedur penelitian ini dapat dilihat di Gambar 3.1.
59
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian (Subiyakto et al., 2015a)
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggota
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (PNRI) yang menggunakan e-
resources. Berdasarkan data yang diperoleh dari Sub Bidang Otomasi dari tahun
2013 hingga 8 April 2018 sebanyak 1.114.462 orang terdaftar sebagai anggota
PNRI. Namun, tidak semua aggota megakses e-resources. Jumlah kunjungan portal
e-resources dari tahun 2014 hingga 8 April 2018 hanya mencapai 831.376 kali
kunjungan (tidak dihitung berdasarkan satu akun anggota, kemungkinan satu akun
60
dapat mengakses e-resources beberapa kali dalam sehari). Kemudian peneliti
melakukan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling
(Nursiyono, 2015; Serra et al., 2018) guna memilih responden yang disyaratkan
yaitu anggota PNRI yang pernah menggunakan e-resources. Pada tahap kedua,
dilakukan pengambilan sampel secara snowball sampling (Nursiyono, 2015; Gray
et al., 2016). Pengambilan sampel secara snowball sampling dilakukan dengan cara
mencari beberapa sampel terlebih dahulu, selanjutnya sampel tersebut membantu
untuk mencari sampel lainnya baik secara langsung maupun melalui sosial media.
Hal ini dilakukan karena peneliti tidak mengetahui pasti jumlah dan siapa saja
anggota PNRI yang mengakses e-resources.
Dengan mempertimbangkan banyaknya jumlah populasi, keterbatasan
waktu dan biaya, sejumlah 250 anggota PNRI menjadi sampel dalam penelitian ini.
menurut peneliti, jumlah ini sudah cukup untuk mewakili populasi. Hal ini
didukung pula oleh beberapa teori. Teori tersebut yaitu (Wong, 2013) menjelaskan
bahwa SEM (Structural Equation Model) memerlukan sampel dalam penelitian
sekitar 100 sampai 200 sampel. Hair et al. (2014) menjelaskan bahwa ukuran
sampel minimum dalam analisis SEM-PLS yaitu 10 kali dari jumlah maksimum
anak panah (jalur) yang mengenai variabel laten dalam model SEM-PLS.
Champion (1981) dalam Indrawan & Yaniawati (2014) menjelaskan bahwa uji
statistik akan efektif jika sampel yang digunakan antara 120 sampai dengan 250.
Maholtra (1993) dalam Indrawan & Yaniawati (2014) menjelaskan bahwa ukuran
sampel adalah lima kali dari jumlah variabel yang digunakan. Dalam penelitian ini,
digunakan sejumlah 16 anak panah (jalur) yang mengenai variabel laten.
61
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah berupa kuesioner (Sugiyono, 2013;
Nursiyono, 2015) yang terbagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah lembar
surat pengantar dari peneliti yang digunakan sebagai permohonan untuk pengisian
kuesioner. Pada bagian kedua adalah berisi mengenai pertanyaan-pertanyaan yang
terkait dengan penelitian. Bagian kedua ini terdiri dari lima pertanyaan yang
berhubungan dengan profil responden, dua pertanyaan mengenai e-Resources
PNRI, serta 40 pertanyaan pengujian.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan lima poin skala likert yang
telah dijelaskan oleh Syofian et al. (2015), Awang et al., (2016) dan Willits et al.,
(2016). Dalam skala likert menggunakan lima alternatif jawaban untuk setiap
pertanyaannya, yaitu “sangat tidak seuju” dengan nilai satu (1), “setuju” dengan
nilai dua (2), “tidak tahu” dengan nilai tiga (3), “setuju” dengan nilai empat (empat)
dan “sangat setuju” dengan nilai lima (5).
Untuk menjamin validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini, peneliti
mengadopsi dan menggunakan beberapa item indikator dari penelitian sebelumnya.
Penelitian tersebut antara lain McLeod & MacDonell (2011), Nugroho et al. (2013),
Al-debei et al. (2013), Hussein & Klakegg (2014), Subiyakto & Ahlan, (2014),
Subiyakto et al. (2015), (2015a), (2015b), Subiyakto et al. (2016), Hudin & Riana
(2016), Saputro et al. (2016). Daftar indikator dan pertanyaan pengujian dapat
dilihat pada Tabel 3.1
62
Tabel 3.1 Indikator dan Butir Pertanyaan Pengujian
Variabel Indikator Pertanyaan Pengujian
Konteks
organisasi
Budaya organisasi Budaya organisasi berpengaruh
terhadap kesuksesan sistem
Kebijakan pimpinan Sistem digunakan sesuai dengan
prosedur operasional yang berlaku
Pengalaman organisasi Organisasi memiliki kemampuan
dan pengalaman dalam penerapan
sistem
Keberadaan sistem dan
ketersediaan infrastruktur
Sistem didukung oleh kepemilikan
TIK serta infrastrukturnya
Konteks eksternal Kondisi eksternal berpengaruh
terhadap kesuksesan sistem
Orang dan
Tindakan
Profesionalitas Orang-orang yang terlibat dalam
sistem bertindak secara profesional
Integritas Orang yang terlibat dalam sistem
memiliki kualitas moral yang baik
Norma Orang yang terlibat dalam sistem
bertindak sesuai aturan dan
ketentuan yang berlaku
Kejelasan struktur sistem Struktur organisasi pengembangan
sistem telah diatur dengan jelas
Manajemen konflik Pengelolaan konflik dijalankan
dengan baik dalam pengembangan
sistem
Kualitas
informasi
Akurasi Sistem memberikan informasi yang
akurat
Konsistensi Sistem memberikan informasi yang
konsisten
Ketepatan waktu Ketika saya membutukan
informasi, saat itu pula saya dapat
memperolehnya
Kelengkapan Sistem meberikan informasi yang
lengkap sesuai kebutuhan, tugas
dan studi saya
63
Relevan Sistem memberikan informasi yang
relevan dengan kebutuhan, tugas
dan studi saya
Mudah dipahami Sistem memberikan informasi yang
mudah dipahami
Kualitas
sistem
kemudahan penggunaan Sistem mudah digunakan
reliabilitas Sistem dapat diandalkan
fleksibilitas Sistem dapat diakses baik dari
personal computer maupun
smartphone
kemampuan penelusuran sistem memungkinkan saya untuk
menemukan informasi yang saya
butuhkan
aksesbilitas Sistem dapat diakses dimana saja
response time Saya tidak memerlukan waktu lama
untuk mencari informasi yang saya
butuhkan
Functionality Sistem sesuai dengan kebutuhan,
tugas dan studi saya
bahasa Saya mudah memahami bahasa
yang dimaksud oleh sistem
Kualitas
layanan
Responsive Sistem memberikan tanggapan
sesuai apa yang saya perintahkan
Empati Layanan sistem memahami
keperluan saya dalam memenuhi
kebutuhan, tugas dan studi saya
Asuransi (jaminan) Jaminan sistem ini mencakup
pengetahuan, dan bebas dari
keraguan pengetahuan
kemanan Sistem meberikan layanan yang
aman
Penggunaa
n sistem
Pengulangan penggunaan Saya akan menggunakan sistem ini
kembali
Intensity of use Saya sering menggunakan sistem
ini
64
Nature of use Informasi sesuai dengan maksud
penggunaan untuk menyelesaikan
kebutuhan, tugas dan studi saya
Rekomendasi penggunaan Saya akan merekomendasikan
orang lain untuk menggunakan
sistem ini
Kepuasan
pengguna
Kecukupan (Adequacy) Sistem memenuhi kebutuhan tugas
dan studi saya
efektifitas Sistem efektif dalam memenuhi
kebutuhan, tugas dan studi saya
efisiensi Sistem efisiensi dalam memenuhi
kebutuhan, tugas dan studi saya
kepuasan secara
menyeluruh
Secara menyeluruh sistem ini
memuaskan
Kenyamanan Sistem nyaman digunakan
sistem useful and powerful Sistem berguna dan dapat
diandalkan
Keberhasil
an sistem
Resources savings Menghemat tenaga saya dalam
pencarian informasi
Managerial Effectiveness Sistem mempermudah dalam
pengelolaan kebutuhan tugas dan
studi saya terkait dengan informasi
sistem yang diberikan
Productivity improvement Kinerja dan produktivitas saya
menjadi meningkat
Competitive advantage Sistem memberikan keuntungan
secara kompetittif untuk saya
Improve knowledge
sharing
Sistem meningkatkan sharing
pengetahuan
Cost savings sistem dapat menghemat biaya
dalam memenuhi kebutuhan tugas
dan studi saya
65
Peneliti juga melakukan pengujian pendahuluan terlebih dahulu
menggunakan evaluasi pengukuran model (outer model) terhadap desain awal
kuesioner (Subiyakto et al., 2017). Pengujian ini dilakukan terhadap 30 anggota
PNRI yang menggunakan e-resources. Tujuan dari pengujian awal ini adalah untuk
memperoleh masukan perbaikan sebelum kuesioner tersebut disebarluaskan
(Afthanorhan, 2013). Dalam evaluasi pengukuran model ini, dilakukan melalui
beberapa tahap, diantaranya pemeriksaan individual item reliability, internal
consistency, average variance extracted, dan discriminant validity. (Yamin &
Kurniawan, 2011; Afthanorhan, 2013; Hair et al., 2014; Wong, 2013; Ringle et al.,
2014). Hasilnya berupa dihapuskannya empat indikator yaitu KS2, KS3, KS8, dan
KES 5 karena belum memenuhi syarat yang telah ditentukan. Setelah dulakukan
pengujian pendahuuan, dilakukan pengujian kembali dengan menyebarkan
kuesioner yang telah diperbaiki. Hasilnya berupa penghapusan satu indikator yaitu
KO4 karena belum memenuhi syarat yang telah idtentukan.
3.5 Pengumpulan dan Pemrosesan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara
langsung dan tidak langsung kepada responden guna mendapatkan data primer.
Teknik gabungan untuk penyebaran kuesioner ini seperti yang telah dijelaskan oleh
Subiyakto et al. (2016), teknik ini digunakan sehubungan dengan kedalaman dan
luasnya informasi, tingkat respon dari responden dan kualitas data, serta efisiensi
dan efektifitas dalam pengumpulan data. Peneliti melakukan penyebaran kuesioner
secara langsung di PNRI Jl. Medan Merdeka Selatan No.11 Jakarta Pusat.
66
Kemudian untuk penyebaran tidak langsung dilakukan dengan menyebarkan link
kueisoner melalui media sosial dan group chatting dengan bantuan google form.
Penyebaran kuesioner ini dilakukan mulai dari tanggal 18 Maret 2018 sampai 1 Mei
2018 guna mencapai target dari jumlah sampel yang diinginkan.
Jumlah kuesioner yang terkumpul akan diklasifikasikan menggunakan
perangkat lunak pengolah angka MS. Excel 2013. Berdasarkan pengumpulan data
yang telah dilakukan, peneliti berhasil mendapatkan 254 kueisioner. Sejumlah 33
data kuesioner berasal dari penyebaran kuesioner langsung dan 221 berasal dari
penyebaran secara tidak langsung (online). Dari 254 kuesioner yang terkumpul,
sebanyak 4 diantaranya dinyatakan tidak valid karena terjadi penginputan ganda
pada google form. Sehingga kusioner yang dinyatakan valid untuk digunakan
berjumlah 250 kuesioner. Jumlah responden dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Data Kuesioner Kembali
Metode penyebaran 𝚺 Valid 𝚺 Tidak valid Ket.
Penyebaran secara langsung 33 0
Penyebaran secara tidak
langsung
217 4 Penginputan
ganda
Total 250 4
3.6 Analisis Data dan Intepretasi Hasilnya
Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Subiyakto et al. (2015b)
proses analisis dilakukan dengan membagi dua bagian. Bagian pertama adalah
analisis demografi dengan menggunakan perangkat lunak pengolah angka Ms.
67
Excel 2013. Data responden yang telah terkumpul, dikelompokkan berdasarkan
jenis kelamin, jenis keanggotaan, lama penggunaan, peranan e-rsources dan status
keberhasilan penerapan e-resources.
Selanjutnya setelah melakukan analisis demografi, peneliti melakukan
analisis statistik dengan menggunakan SmartPLS versi 3.0 (Yamin & Kurniawan,
2011). Dalam analisis ini, peneliti melakukan dua tahap pengukuran. Pertama,
melakukan analisis measurement model dan yang kedua melakukan analisis
structur model. Dalam measurement model, dilakukan pengujian reliabilitas dan
validitas outer model. Pengujian tersebut dilakukan dengan indicator reliability,
internal consistency reliability, convergent vaidity, dan discriminant validity.
Pengujian structural model dilakukan dengan menguji path coefficient (β),
coefficient of determiniation (R2), t-test dengan menggunakan method
bootstrapping, effect size (f2), predictive relevance (Q2), dan relative impact (q2)
dengan menggunakan metode pengujian blindfolding (Yamin & Kurniawan, 2011;
Wong, 2013; Subiyakto & Ahlan, 2014; Subiyakto et al., 2015; Ringle et al., 2014;
Abdillah & Jogiyanto, 2015; Subiyakto et al., 2016)
Interpretasi hasil dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil analisis
demografi responden dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan, serta
mengartikan hasil analisis model yang telah dilakukan secara statistik-kuantitatif
dan membandingkan serta mempertimbangkan literatur sebelumnya yang masih
terkait dengan penelitian ini. Hasil analisis dan interpretasi selajutnya akan dibahas
secara lengkap pada Bab 4.
68
BAB 4
HASIL PENGUKURAN KEBERHASILAN PENERAPAN E-RESOURCES
PNRI
4.1 Hasil Analisis
4.1.1 Hasil Analisis Demografi
Pada tahapan ini, dilakukan penganalisisan jawaban dari responden
terhadap pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan profil responden dan e-
resources dalam kuesioner. Hal ini dilakukan guna menghasilkan informasi
demografis berkenaan karakteristik responden, status keberhasilan e-resources dan
faktor-faktor keberhasilannya. Data responden yang berhasil diperoleh peneliti
dalam waktu 45 hari (18 Maret 2018 sampai 1 Mei 2018) adalah sebanyak 254
responden, namun empat diantaranya tidak valid. Informasi demografis yang
dihasilkan berupa jenis kelamin, status anggota, sudah berapa lama menggunakan
e-resources, status keberhasilan e-resources, serta peranan e-resources. Hasil
analisis sebagai berikut:
1. Jenis kelamin
Gambar 4.1 Menampilkan bahwa dari sejumlah 250 responden valid yang
dilibatkan dalam penelitian ini, sebagian besar di dominasi oleh responden
perempuan sebanyak 169 orang (68%) dan sisanya merupakan responden
laki-laki dengan jumlah 81 orang (32%)
69
2. Jenis anggota
Berdasarkan Gambar 4.2 Dapat kita ketahui bahwa mayoritas jenis anggota
yang mengakses e-resources adalah mahasiswa. Sebanyak 222 orang (89%)
merupakan kelompok mahasiswa, 25 (10%) orang merupakan kelompok
umum, dan 3 orang (1%) merupakan pelajar.
Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Jenis Kelamin Responden
Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Jenis Anggota Responden
68%
32%
Perempuan Laki-laki
89%
10%1%
Mahasiswa Umum Pelajar
70
3. Lama penggunaan
Dari Gambar 4.3 kita dapat mengetahui bahwa lama penggunaan e-
reosurces didominasi pada rentang waktu kurang dari satu tahun. Sebanyak
130 responden (52%) telah menggunakan e-resources selama kurang dari
satu tahun. Sebanyak 99 responden (40%) telah menggunakan e-resources
selama rentang waktu 1-3 tahun. Sebanyak 17 responden telah
menggunakan e-resources selama rentang waktu 3-6 tahun. Penggunaan e-
resources dengan rentang waktu lebih dari 6 tahun merupakan jumlah yang
paling sedikit, yaitu 4 responden.
Gambar 4.3 Diagram Lingkaran Lama Penggunaan e-Resources
4. Keberhasilan e-resources
Dari Gambar 4.4 kita dapat mengetahui bahwa sebanyak 108 responden
(43%) merasa e-resources telah berhasil diterapkan sebesar 61%-80%.
Bahkan sebanyak 41 responden (16%) merasa e-resources telah berhasil
diterapkan sebesar 81%-100%. Sebanyak 76 responden (31%) merasa e-
52%
40%
7%1%
<1 Tahun 1-3 Tahun 3-6 Tahun >6 Tahun
71
resources telah berhasil diterapkan sebesar 41%-60%. Serta sebanyak 25
(10%) responden merasa keberhasilan penerapan e-resources hanya
mencapai 21%-40%.
Gambar 4.4 Diagram Lingkaran Keberhasilan e-Resources
Gambar 4.5 Diagram Lingkaran Peranan e-Resources
10%
31%
43%
16%
21%-40% 41%-60% 61%-80% 81%-100%
1% 1%10%
68%
20%
STS TS N S SS
72
5. Peranan e-resources
Dari Gambar 4.5 kita dapat mengetahui bahwa sebanyak 171 responden
(68%) yang terlibat dalam penelitian ini setuju jika e-resources telah
membantu dalam memenuhi kebutuhan tugas dan studi mereka. Bahkan
sebanyak 51 responden (20%) merasa sangat setuju. Sebenyak 24 responden
(10%) berpendapat netral. Namun ada sebanyak 2 responden (1%) merasa
tidak setuju dan sebanyak 2 responden (1%) merasa sangat tidak setuju.
4.1.2 Hasil Analisis Pengukuran Model
Dalam melakukan analisis pengukuran model (measurement model)
dilakukan dengan melalui empat tahap pengujian. Empat pengujian tersebut adalah
individual item reliability, internal consistency reliability, average variance
extracted, dan discriminant validity. Tabel 4.1 menampikan hasil dari analisis
pengukuran model yang telah dilakukan. Sedangkan Gambar 4.6 memperlihatkan
hasil analisis dengan menggunakan SmartPLS Versi 3.0 Penjelasan dari
pelaksanaan dan hasil penelitian dari empat pengujian tersebut adalah:
1. Individual item reliability
Dalam pengujian ini, dilakukan dengan melihat nilai dari standardized
loading factor. Nilai tersebut akan menunjukkan besarnya korelasi antara
tiap item pengukuran atau indikator dengan konstraknya. Nilai yang
dikatakan ideal adalah di atas 0,7. Namun Yamin & Kurniawan (2011) juga
menjelaskan bahwa nilai di atas 0,5 masih bisa digunakan dan
dipertimbangkan. Pada pengujian pendahuluan, menghasilkan berupa
empat indikator yang dihapus, yaitu KS2, KS3, KS8, dan KES5. Kemudian
73
pengujian kembali dilakukan terhadap data dengan instrumen yang telah
diperbaiki. Hasilnya dihapuskannya satu indikator yaitu KO4 dengan nilai
0,586. Pada Tabel 4.1 diperlihatkan nilai loading factor dari KO5 sebesar
0,643. Nilai tersebut berada di bawah 0,7 namun tidak dilakukan
penghapusan karena nilai composite reliability (CR) dari variabel Konteks
Organisasi masih di atas 0,7.
2. Internal consistency
Pada pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai composite reliability
(CR). Untuk nilai CR, ambang batas yang digunakan adalah di atas 0,7.
Hasil dari analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Pada tabel tersebut
diperlihatkan bahwa semua nilai CR dari variabel yang digunakan telah
memenuhi nilai ambang batas yaitu 0,7. Dengan demikian, variabel tersebut
memenuhi syarat untuk digunakan.
3. Average variance extracted
Pengujian pada tahapan ini adalah dilakukan dengan meilhat nilai average
variance extracted (AVE). Nilai AVE menjelaskan besaran varian atau
keragaman variabel manifes (indikator) yang terkandung oleh variabel laten
(konstrak). Nilai minimal yang digunakan agar menunjukkan ukuran
convergent validity yang baik adalah 0,5. Hasil dari analisis data AVE yang
terkumpul dapat dilihat pada Tabel 4.1. Pada tabel tersebut, menunjukkan
bahwa nilai AVE dari semua variabel yang digunakan di atas 0,5, hal ini
berarti telah memenuhi syarat untuk digunakan.
74
Tabel 4.1 Hasil Analisis Pengukuran Model
VAR IND OL CL
AVE CR R² Q² KES KI KL KO KP KS OA PS
KES
KES1 0.80 0.80 0.45 0.39 0.35 0.59 0.49 0.23 0.51
0.67 0.91 0.63 0.39
KES2 0.87 0.87 0.50 0.48 0.35 0.68 0.52 0.29 0.54
KES3 0.85 0.85 0.54 0.58 0.41 0.68 0.47 0.37 0.52
KES4 0.78 0.78 0.49 0.55 0.34 0.62 0.43 0.31 0.50
KES5 0.80 0.80 0.42 0.44 0.36 0.63 0.56 0.28 0.51
KI
KI1 0.82 0.45 0.82 0.49 0.36 0.53 0.45 0.38 0.53
0.63 0.91 0.26 0.15
KI2 0.82 0.52 0.82 0.51 0.39 0.56 0.50 0.38 0.53
KI3 0.81 0.48 0.81 0.52 0.33 0.53 0.48 0.41 0.47
KI4 0.80 0.41 0.80 0.48 0.29 0.48 0.39 0.34 0.49
KI5 0.76 0.48 0.76 0.51 0.31 0.51 0.45 0.34 0.48
KI6 0.72 0.44 0.72 0.46 0.35 0.50 0.42 0.34 0.41
KL
KL1 0.80 0.47 0.47 0.80 0.35 0.59 0.56 0.31 0.52
0.70 0.90 0.29 0.19 KL2 0.88 0.55 0.59 0.88 0.42 0.61 0.55 0.40 0.54
KL3 0.89 0.53 0.57 0.89 0.42 0.65 0.55 0.40 0.55
KL4 0.75 0.42 0.44 0.75 0.42 0.49 0.43 0.43 0.47
KO
KO1 0.72 0.40 0.30 0.36 0.72 0.37 0.38 0.34 0.36
0.51 0.81 0.00 0.00
KO2 0.75 0.28 0.33 0.40 0.75 0.35 0.41 0.43 0.26
KO3 0.74 0.31 0.33 0.36 0.74 0.37 0.43 0.37 0.36
KO4*
KO5 0.64 0.27 0.25 0.23 0.64 0.18 0.32 0.35 0.25
KP
KP1 0.84 0.66 0.58 0.56 0.37 0.84 0.59 0.31 0.59
0.67 0.93 0.67 0.42
KP2 0.85 0.61 0.57 0.59 0.39 0.85 0.63 0.36 0.57
KP3 0.85 0.70 0.56 0.60 0.37 0.85 0.63 0.30 0.61
KP4 0.79 0.56 0.52 0.60 0.33 0.79 0.55 0.29 0.54
KP5 0.77 0.59 0.45 0.57 0.35 0.77 0.60 0.34 0.53
KP6 0.83 0.71 0.53 0.57 0.45 0.83 0.62 0.34 0.64
KS
KS1 0.78 0.38 0.34 0.45 0.36 0.54 0.78 0.25 0.44
0.65 0.90 0.31 0.18
KS2 0.82 0.51 0.57 0.55 0.39 0.64 0.82 0.31 0.52
KS3 0.80 0.42 0.43 0.50 0.45 0.52 0.80 0.37 0.51
KS4 0.81 0.57 0.44 0.45 0.48 0.61 0.81 0.31 0.59
KS5 0.81 0.52 0.49 0.56 0.47 0.64 0.81 0.38 0.50
OA
OA1 0.82 0.29 0.35 0.41 0.48 0.35 0.35 0.82 0.35
0.66 0.91 0.27 0.17
OA2 0.86 0.30 0.39 0.35 0.42 0.33 0.35 0.86 0.33
OA3 0.84 0.31 0.41 0.42 0.46 0.32 0.36 0.84 0.40
OA4 0.75 0.29 0.36 0.33 0.40 0.28 0.28 0.75 0.27
OA5 0.78 0.26 0.36 0.34 0.34 0.31 0.28 0.78 0.29
PS
PS1 0.82 0.50 0.49 0.47 0.37 0.55 0.52 0.38 0.82
0.64 0.88 0.53 0.32 PS2 0.75 0.46 0.50 0.53 0.28 0.56 0.50 0.34 0.75
PS3 0.80 0.52 0.47 0.45 0.34 0.54 0.49 0.25 0.80
PS4 0.83 0.53 0.51 0.54 0.39 0.62 0.54 0.34 0.83
Keterangan :
* : Dihaus CL : Cross Loading
VAR : Variabel AVE : Average Variance Extracted
IND : Indikator CR : Composite Reliability
OL : Outer Loading R² : Coefficient of Determination
Q² : Predictive Relevance
75
Gambar 4.6 Analisis Hasil dengan SmartPLS
76
4. Discriminant validity
Uji discriminant validity dilakukan dengan dua tahap pemeriksaan nilai
cross loading. Tahapan yang pertama adalah dengan melakukan
pemeriksaan pada nilai cross loading antar indikator dan cross loading
Fornell-Lacker’s. Cross loading indikator diperiksa dengan
membandingkan korelasi indikator dengan konstraknya dan konstrak blok
lainnya. Konstrak diprediksi memiliki ukuran blok yang lebih baik dari blok
lainnya apabila nila korelasi antara indikator dengan konstraknya lebih
tinggi dari korelasi dengan konstrak blok lainnya. Pada pemeriksaan cross
loading Fornell-Lacker’s dilakukan dengan cara melihat nilai akar dari
AVE. Nilai akar dari AVE harus lebih tinggi dari korelasi antara konstrak
dengan kontrak lainnya. Tabel 4.1 memperihatkan bahwa semua nilai cross
loading indikator dengan konstrak lebih tinggi dari korelasi dengan konstrak
blok lain. Sedangkan pada Tabel 4.2 memperlihatkan nilai akar AVE lebih
tinggi jika dibandingkan dengan korelasi antar konstrak dengan konstrak
lainnya.
Tabel 4.2 Discriminant Validity Fornell-Lacker’s
KES KI KL KO KP KS OA PS
KES 0.82
KI 0.59 0.79
KL 0.60 0.62 0.83
KO 0.44 0.43 0.48 0.71
KP 0.78 0.65 0.71 0.46 0.82
KS 0.60 0.57 0.62 0.54 0.74 0.80
OA 0.36 0.46 0.46 0.52 0.39 0.40 0.81
PS 0.63 0.61 0.62 0.43 0.71 0.64 0.41 0.80
77
Analisis pengukuran model yang telah dilakukan menampilkan bahwa
model yang digunakan dalam penelitian ini memiliki karakteristik yang baik
menurut perhitungan statistik meskipun dengan penghapusan satu indikator yaitu
KO4. Pada Tabel 4.1, Tabel 4.2 dan Gambar 4.6 memperlihatkan hasil dari
pengujian pengukuran model yang telah dilakukan. Dengan demikian, model
tersebut telah memenuhi persyaratan untuk dilakukan pengujian selanjutnya ke
tahap pengujian struktur model.
4.1.3 Hasil Analisis Struktur Model
Pada analisis struktur model dilakukan dengan enam tahapan pengujian.
Enam tahapan pengujian tersebut adalah pengujian path coefficient (β), coefficient
of determination (R2), t-test dengan metode bootstrapping, effect size (f2), predictive
relevance (Q2), serta relative impact (q2). Hasil dari analisis struktur model, dapat
dilihat pada Tabel 4.3.
1. Path coefficient (β)
Pada pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai pada jalur (path). Nilai
ambang batas diatas 0.1 berarti bahwa jalur (path) tersebut memiliki
pengaruh dalam model penelitian. Dari analisis ini menghasilkan bahwa 1
dari 16 jalur tidak signifikan, yaitu KO → KES dengan niali 0,088. Artinya,
jalur tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Nilai dan hasil dari
path coefficient (β) dapat dilihat pada Tabel 4.3. dan Gambar 4.7.
78
2. Coefficient of determination (R2)
Pada pengujian ini dilakukan guna menjelaskan varian dari tiap target
endogenous variabel. Hal ini berarti variabel yang dianggap dipengaruhi
oleh variabel lain. Standar pengukuran yang digunakan adalah sekitar 0,670
artinya kuat, sekitar 0,333 artinya moderat, dan 0,190 atau di bawahnya
berarti menunjukkan tingkat varian yang lemah. Pada Tabel 4.3 dan gambar
4.6 dapat dilihat bahwa R2 dari KI merupakan yang terlemah dengan nilai
0,262. Hal ini menjelaskan bahwa KO, dan OA menjelaskan secara lemah
(26%) varian dari KI. KES dan PS memiliki nilai R2 yang moderat yaitu
0,626 dan 0,534. Artinya, KO, PS dan KP menjelaskan secara moderat
(62%) varian dari KES. Serta KI, KS dan KL menjelaskan secara moderat
(53%) varian dari PS. Sedangkan KP memiliki niali R2 yang akurat yaitu
dengan niali 0,673. Artinya KI, KS dan KL menjelaskan secara akurat
(67%) varian dari KP.
Gambar 4.7 Hasil Analisis Path Coefficient
79
3. t-test
Pada pengujian t-test dilakukan dengan metode bootstrapping. Nilai yang
diterima pada pengujian t-test adalah di atas 1,96. Pada Tabel 4.3 dan
Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa 2 dari 16 hipotesis ditolak. Hipotesis
tersebut diantaranya adalah KO→KES dengan nilai 1,681 dan PS→KES
dengan nilai 1,885.
Gambar 4.8 Hasil Analisis t-test
4. Effect size (f2)
Pada tahap pengujian ini dilakukan guna memprediksi pengaruh variabel
tertetu terhadap variabel lainnya. Nilai ambang batas yang digunakan adalah
sekitar 0,02 berpengaruh kecil, 0,15 berpengaruh menengah, dan 0,35
berpengaruh besar. Pada Tabel 4.3 memperlihatkan hasil dari analisis ini.
Dua jalur memliki pengaruh besar, yaitu KO→OA, dan KP→KES. Dua
jalur memiliki pengaruh yang menengah, yaitu KO→KS dan KS→KP.
80
Sementara sisanya sebanyak 12 jalur memiliki pengaruh yang kecil, yaitu
KO→KI, KO→KL, KO→KES, OA→KS, OA→KI, OA→KL, KI→PS,
KI→KP, KS→PS, KL→PS, KL→KP dan PS→KES.
5. Predictive relevance (Q2)
Pada pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode blindfolding
guna memberikan bukti jika variabel tertentu memiliki keterkaitan prediktif
(predictive relevance) dengan variabel lainnya. Nilai ambang batas yang
digunakan adalah di atas nol (0). Pada Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa
nilai Q2 dari semua variabel yang digunakan memiliki keterkaitan prediktif.
6. Relative impact (q2)
Pengujian ini dilakukan sama dengan pengujian Q2 yaitu dengan metode
blindfolding. Pengukuran ini dilakukan guna mengukur relatif pengaruh
dari sebuah keterkaitan prediktif suatu variabel dengan variabel lainnya.
Ambang batas yang digunakan sama dengan f2 yaitu sekitar 0,02 pengaruh
kecil, sekitar 0,15 memiliki pengaruh menengah, dan sekitar 0,35 memiliki
pengaruh yang besar. Pada Tabel 4.3 memperlihatkan bahwa tidak ada yang
memiliki pengaruh besar. KO→OA dan KP→KES memiliki pengaruh yang
menengah dengan nilai 0,198 dan 0,267. Sisanya sebanyak 14 jalur
memiliki nilai pengaruh yang kecil dengan niali terendah ada pada jalur
KO→KES yaitu 0,005.
81
Tabel 4.3 Hasil Analisis Struktur Model
Hipotesis β t-test R²
f² Q²
q² analisis
Hip Jalur R²-in R²-ex Σf² Q²-in Q²-ex Σq² β t-test R² f² Q² q²
H1 KO -> OA 0.520 10.538 0.271 0.271 0.000 0.372 0.165 0.165 0.000 0.198 Sign Diterima L b Predictive Relvance m
H2 KO -> KI 0.259 3.495 0.262 0.262 0.213 0.066 0.152 0.152 0.124 0.033 Sign Diterima L k Predictive Relvance k
H3 KO -> KS 0.452 5.806 0.312 0.312 0.163 0.217 0.183 0.183 0.095 0.108 Sign Diterima L m Predictive Relvance k
H4 KO -> KL 0.328 4.443 0.291 0.291 0.212 0.111 0.187 0.187 0.136 0.063 Sign Diterima L k Predictive Relvance k
H5 KO -> KES 0.088 1.681 0.626 0.626 0.620 0.016 0.391 0.391 0.388 0.005 Insign Ditolak M k Predictive Relvance k
H6 OA -> KI 0.327 5.467 0.262 0.262 0.184 0.106 0.152 0.152 0.107 0.053 Sign Diterima L k Predictive Relvance k
H7 OA -> KS 0.169 2.448 0.312 0.312 0.292 0.029 0.183 0.183 0.172 0.013 Sign Diterima L k Predictive Relvance k
H8 OA -> KL 0.290 4.413 0.291 0.291 0.230 0.086 0.187 0.187 0.149 0.047 Sign Diterima L k Predictive Relvance k
H9 KI -> PS 0.272 4.407 0.534 0.534 0.492 0.090 0.315 0.315 0.291 0.035 Sign Diterima M k Predictive Relvance k
H10 KI -> KP 0.228 3.364 0.673 0.673 0.644 0.089 0.419 0.419 0.401 0.031 Sign Diterima A k Predictive Relvance k
H11 KS -> PS 0.332 4.796 0.534 0.534 0.472 0.133 0.315 0.315 0.278 0.054 Sign Diterima M k Predictive Relvance k
H12 KS -> KP 0.420 7.373 0.673 0.673 0.574 0.303 0.419 0.419 0.357 0.107 Sign Diterima A m Predictive Relvance k
H13 KL -> PS 0.247 4.272 0.534 0.534 0.503 0.067 0.315 0.315 0.297 0.026 Sign Diterima M k Predictive Relvance k
H14 KL -> KP 0.302 5.406 0.673 0.673 0.627 0.141 0.419 0.419 0.390 0.050 Sign Diterima A k Predictive Relvance k
H15 PS -> KES 0.127 1.885 0.626 0.626 0.619 0.019 0.391 0.391 0.387 0.007 Sign Ditolak M k Predictive Relvance k
H16 KP -> KES 0.651 10.895 0.626 0.626 0.429 0.527 0.391 0.391 0.267 0.204 Sign Diterima M b Predictive Relvance m
Keterangan:
Sign : Signifikan
A :
Akurat L : Lemah
m : Mengengah
Insign : Insignifikan M : Moderat b : Besar k : Kecil
82
4.2 Intrepetasi dan Diskusi Hasil Analisis
4.2.1 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Data Demografis
Dari hasil analisis yang telah dilakukan terhadap informasi demografis
profil responden, peneliti melakukan interpretasi dan mendiskusikan hasil analisis
tersebut.
1. Jenis kelamin
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan pada Gambar 4.1 mengenai jenis kelamin
responden, dapat diketahui bahwa responden dalam penelitian ini didominasi
oleh perempuan sebanyak 68% atau sejumlah 169 orang serta sisanya laki-laki
sebanyak 32% atau sejumlah 81 orang. Data tersebut sesuai jika dibandingkan
dengan jumlah data anggota Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dari
tahun 2013 sampai dengan 8 April 2018 yang menyebutkan bahwa jumlah
populasi dari responden perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
populasi laki-laki. Jumlah populasi perempuan sejumlah 633.119 orang,
sedangkan jumlah populasi laki-laki sejumlah 481.343 orang. Hal ini juga
sesuai dengan jumlah kunjungan e-resources dari tahun 2014 sampai dengan 8
April 2018 yang menyebutkan bahwa jumlah kunjungan anggota berjenis
kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jumlah kunjungan
anggota laki-laki. Jumlah kunjungan anggota berjenis kelamin perempuan
sejumlah 449.450 kali dan berjenis kelamin laki-laki sejumlah 381.931 kali.
2. Jenis keanggotaan
Pada Gambar 4.2 menampilkan bahwa jumlah jenis anggota yang
menggunakan e-resources didominasi oleh kelompok mahasiswa sebesar 89%
83
atau sebanyak 222 orang. Jumlah terbanyak kedua adalah kelompok umum
sebesar 10% atau sebanyak 25 orang. Kemudian jumlah terkecil adalah pelajar
sebesar 1% atau tiga orang. Jika kita lihat pada jumlah keseluruhan anggota
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, data menyebutkan bahwa jumlah
anggota kelompok mahasiwa dari tahun 2013 sampai dengan 8 April 2018
merupakan jumlah terbanyak, yaitu 908.500 orang, disusul diperingkat kedua
yaitu kelompok umum dengan jumlah 224.885 orang. Jumlah terkecil adalah
kelompok pelajar dengan total 106.540. Selain data tersebut, data jumlah
kunjungan e-resourcces dari tahun 2014 hingga 8 April 2018 juga
menyebutkan bahwa jumlah terbanyak adalah kelompok mahasiswa sebesar
400.056 orang, disusul jumlah kelompok umum sebanyak 106.881 orang, dan
yang terakhir adalah kelompok pelajar sebanyak 21.936 orang.
3. Lama penggunaan
Gambar 4.3 menampilkan bahwa lama penggunaan e-resources didominasi
oleh anggota yang baru menggunakan e-resources kurang dari satu tahun, yaitu
sebanyak 52% atau 130 orang. Sedangkan jumlah terkecil adalah anggota yang
telah menggunakan e-resources selama lebih dari enam tahun, yaitu sebesar
1% atau 4 orang. Anggota yang telah menggunakan e-resources selama 1-3
tahun sebesar 40% atau 99 orang, dan antara 3-6 tahun sebesar 7% atau 17
orang. Peneliti menganggap bahwa hal ini mungkin terjadi karena sulitnya
menemukan sampel yang telah lama meggunakan e-resources. Selain itu,
ketika peneliti melakukan penyebaran kuesioner secara langsung di dalam
gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesa, banyak pengguna e-
84
resources yang masih berstatus sebagai mahasiswa, sehingga memungkinkan
bahwa sampel yang didapatkan oleh peneliti adalah anggota yang belum lama
menggunakan e-resources.
4. Keberhasilan e-resources
Pada Gambar 4.4 menampilkan presentasi keberhasilan penerapan e-resources
berdasarkan persepsi pengguna. Sebanyak 43% atau sekitar 108 orang merasa
bahwa e-resources telah berhasil diterapkan sekitar 61%-80%. Bahkan
sebanyak 16% beranggapan bahwa e-resources telah berhasil diterapkan
sekitar 81%-100%. Sebanyak 31% beranggapan bahwa penerapan e-resources
telah berhasil sebesar 41%-60%, dan 10% beranggapan bahwa keberhasilan e-
resources baru mencapai 21%-40%. Peneliti beranggapan hal ini terjadi karena
adanya kesenjangan antara harapan pengguna dengan kenyataan yang ada. Hal
ini juga dapat menjelaskan mengenai status keberhasilan penerapan e-
Reosurces Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menurut persepsi
pemustaka sesuai dengan tujuan dan sasaran penelitian yang tertulis dalam Bab
1.
5. Peranan e-resources
Pada Gambar 4.5 menampilkan hasil survei yang menjelaskan mengenai
peranan dari e-Resources Perpsutakaan Nasional Republik Indonesia. Dari
gambar tersebut dapat kita ketahui bahwa sebagian besar yaitu 68% pengguna
setuju jika e-resources dapat membantu mereka dalam memenuhi kebutuhan
tugas dan studi mereka. Bahkan 20% beranggapan bahwa e-resources sangat
berperan dalam membantu memenuhi kebutuhan tugas dan studi mereka. Hal
85
ini telah sesuai dengan tujuan dari penerapan e-resources yaitu memenuhi
kebutuhan dari pemustaka atau anggota perpustakaan mengenai sumber
referensi online. Namun, selain itu ada 1% yang merasa tidak terbantu dengan
adanya penerapan e-resources ini, peneliti beranggapan hal ini terjadi karena
keterbatasan kemampuan berbahasa, karena sebagian besar terbitan online
yang dilanggan adalah berbahasa Inggirs.
4.2.2 Interpretasi dan Diskusi Hasil Analisis Model Pengukuran
Dari hasil analisis model pengukuran yang telah dilakukan, terdapat dua hal
penting yang harus diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1. Hasil dari analisis menujukkan bahwa pengukuran model dari penelitian ini
sudah memenuhi syarat serta memiliki karakteristik statistik yang baik dan
layak dilanjutkan ke tahapan analisis struktur model. Analisis struktur model
ini dilakukan guna menguji inner model dari model penelitian yang digunakan.
2. Dihapuskannya satu indikator yaitu KO4 dalam model penelitian ini.
Peneliti beranggapan bahwa penghapusan satu indikator ini adalah sebagai
berikut:
1. Hampir sebagian besar data hasil kuesioner didapatkan secara online (87%),
dan sisanya secara langsung. Hal ini memungkinkan terjadinya penafsiran yang
bias oleh responden.
2. Pemilihan dan penggunaan item indikator yang kurang tepat dalam kuesioner
86
Oleh sebab itu, perlu adanya peninjauan kembali serta pengembangan
instrumen penelitian ini baik melalui saran dari para ahli seperti dosen, peneliti
sebelumnya, atau pihak berkompeten lainnya agar diperoleh model penelitian yang
lebih tepat. Terlebih dikhususkan pada penggunaan satu indikator tersebut
dipenelitian selanjutnya. Meskipun dalam pembuatan instrumen penelitian dan
pemilihan responden telah dilakukan dengan sebaik-baiknya, hal-hal di luar
rencana yang berkaitan dengan penelitian ini masih terjadi khususnya ketika
pelaksanaan penelitian di lapangan.
4.2.3 Interpretasi dan Diskusi Haisil Analisis Struktur Model
Dalam subbab ini akan dipaparkan mengenai interpretasi dan diskusi yang
didasarkan pada hasil dari enama tahapan analsisis struktur model yang telah
dilakukan. Keenam tahapan analisis tersebut adalah path coefficient (β), coefficient
of determination (R2), t-test dengan metode bootstrapping, effect size (f), predictive
relevance (Q2), dan relative impact (q2). Berikut adalah pemaparan dari hipotesis
yang telah dirumuskan berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
Q2.1 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Orang dan Tindakan (OA)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model pada pengujian t-test,
hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa H1 diterima. Hal ini
berarti KO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap OA. Selain
itu, jalur KO→OA juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
87
model yang digunakan. Berdasarkan pengujian f2 pengaruh KO
terhdapa OA adalah besar, serta berdasarkan pengujian q2 pengaruh
KO terhadap OA adalah medium. Hasil ini konsisten dengan kerangka
model Subiyakto et al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini.
Selain itu juga konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah
dilakukan oleh Subiyakto et al. (2015) dan Subiyakto et al. (2016).
Q2.2 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Informasi (KI)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H2 diterima. Hal ini
berarti KO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KI.
Berdasarkan nilai β, Jalur KO→KI juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
berdasarkan pengujian f2 dan q2, KO memiliki pengaruh yang kecil
terhadap KI. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga
konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
Subiyakto et al. (2016). Peneliti juga beranggapan bahwa hasil dari
analisis ini sesuai dengan misi Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia yaitu mewujudkan koleksi nasioanal yang lengkap dan
mutahir. Dalam poin tersebut, secara konteks Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia menginginkan adanya kualitas informasi yang
88
baik, sehingga segala informasi yang akan disajikan dalam sistem
diupayakan untuk selalu terjaga kualitasnya.
Q2.3 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Sistem (KS)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H3 diterima. Hal ini
berarti KO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KS.
Berdasarkan nilai β, jalur KO→KS juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
berdasarkan pengujian f2, KO memiliki pengaruh menengah terhadap
KS. Sedangkan berdasarkan pengujian q2 KO memiliki pengaruh
yang kecil terhadap KS. Hasil ini konsisten dengan kerangka model
Subiyakto et al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain
itu juga konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan
oleh Subiyakto et al. (2016) dan Subiyakto et al (2016). Peneliti juga
beranggapan bahwa hasil dari analisis ini sesuai dengan misi PNRI
yang menginginkan pengembangan layanan perpustakaan berbasis
teknologi, informasi dan komunikasi serta mengembangkan
perpustakaan yang menjangkau masyarakat luas. Sehingga kualitas
sistem e-resources diupayakan agar mampu memenuhi misi tersebut
guna memenuhi kebutuan pemustaka.
89
Q2.4 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kualitas Pelayanan (KL)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H4 diterima. Hal ini
berarti KO memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KL.
Berdasarkan nilai β, jalur KO→KL juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
berdasarkan pengujian f2 dan q2, KO memiliki pengaruh yang kecil
terhadap KL. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga
konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
Subiyakto et al. (2015a) Subiyakto et al. (2016). Peneliti juga
menganggap hasil analisis ini sesuai dengan tujuan diterapkannya e-
resources yaitu guna memenuhi kebutuhan pemustaka. Selain itu,
sesuai juga dengan kriteria pangkalan data e-resources yaitu informasi
dapat diakses 24 jam. Melalui hal ini, Perpustakaan Nasional
Republik Indonesia terus berupaya meningatkan Kualitas layanannya.
Q2.5 Apakah Konteks Organisasi (KO) berpengaruh secara signifikan
terhadap Keberhasilan Sistem (KES)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H5 ditolak. Hal ini
berarti KO tidak berpengaruh terhadap KES. Berdasarkan nilai β, jalur
90
KO→KES tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam model.
Berdasarkan pengujian f2 dan q2, KO memiliki pengaruh yang kecil
terhadap KES. Hasil ini tidak konsisten dengan kerangka model
Subiyakto et al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti
beranggapan bahwa mungkin saja hal ini terjadi karena kurang
digerakannya lagi kegiatan yang berkaitan dengan sosialisasi adanya
e-reources dan edukasi cara penggunaan e-resources kepada para
anggota PNRI terlebih kepada para anggota baru.
Q2.6 Apakah Orang dan Tindakan (OA) berpengaruh secara
signifikan terhadap Kualitas Informasi (KI)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H6 diterima. Hal ini
berarti OA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KI.
Berdasarkan nilai β, jalur OA→KI juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
berdasarkan pengujian f2 dan q2, OA memiliki pengaruh yang kecil
terhadap KI. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti beranggapan
bahwa hal ini sesuai dengan apa yang diamati oleh peneliti bahwa
orang dan aksi mempengaruhi kualitas informasi e-resources, dimana
informasi yang ada pada e-resources akan disasjikan sesuai dengan
kebutuhan pemustaka.
91
Q2.7 Apakah Orang dan Tindakan (OA) berpengaruh secara
signifikan terhadap Kualitas Sistem (KS)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H7 diterima. Hal ini
berarti OA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KS.
Berdasarkan nilai β, jalur OA→KS juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2 dan q2, OA memiliki pengaruh yang kecil
terhadap KS. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti beranggapan
bahwa hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa orang dan
aksi mempengaruhi kualitas sistem e-resources. Sistem disajikan
sesuai dengan kebutuhan pemustaka. Seperti adanya fitur pencarian
koleksi digital yang ada didalam e-resources. Fitur pencarian ini
tersedia secara sederhana, dan advance. Selain itu, tersedia pula fitur
download, fitur survei serta e-resources dapat diakses di mana saja
selama ada koneksi internet.
Q2.8 Apakah Orang dan Tindakan (OA) berpengaruh secara
signifikan terhadap Kualitas Pelayanan (KL)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H8 diterima. Hal ini
berarti OA memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KL.
92
Berdasarkan nilai β, jalur OA→KL juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2 dan q2, OA memiliki pengaruh yang kecil
terhadap KL. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Peneliti beranggapan
hal ini sesuai dengan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bahwa
orang dan aksi mempengaruhi kualitas layanan e-resources, dimana
layanan ini akan disajikan sesuai dengan kebutuhan guna membantu
memenuhi tugas dan studi pemustaka. Seperti halnya e-resources
yang memberikan layanan akses sumber elektronik secara gratis
kepada pemustaka.
Q2.9 Apakah Kualitas Informasi (KI) berpengaruh secara signifikan
terhadap Penggunaan Sistem (PS)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H9 diterima. Hal ini
berarti KI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PS.
Berdasarkan nilai β, jalur KI→PS juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2 dan q2, KI memiliki pengaruh yang kecil
terhadap PS. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga
konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
93
Subiyakto et al. (2016), Hudin & Riana (2016), dan Alzahrani et al.
(2017) Putra et al. (2017), Mukred & Yusof (2017). Peneliti
beranggapan hal ini sesuai dengan pengamatan peneliti, dengan
kualitas informasi yang baik, maka pemustaka akan menggunakan
kembali e-resources dalam memenuhi kebutuhan tugas dan studi
mereka serta memungkinkan menyarankan orang lain untuk
menggunakan e-resources.
Q2.10 Apakah Kualitas Informasi (KI) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kepuasan Pengguna (KP)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H10 diterima. Hal ini
berarti KI memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KP.
Berdasarkan nilai β, jalur KI→KP juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2 dan q2, KI memiliki pengaruh yang kecil
terhadap KP. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga
konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Al-
debei et al. (2013), Subiyakto et al. (2016), dan Alzahrani et al. (2017),
Nugroho et al., (2013), Shaltoni et al. (2015), Wicaksana et al. (2017),
Hudin & Riana (2016), Putra et al. (2017). Peneliti beranggapan hal
ini sesuai dengan pengamatan peneliti, informasi yang disajikan oleh
94
e-resources berguna serta dapat memenuhi kebutuhan tugas dan studi
pengguna. Sehingga pengguna merasa puas dengan informasi yang
diperoleh dari e-resources.
Q2.11 Apakah Kualitas Sistem (KS) berpengaruh secara signifikan
terhadap Penggunaan Sistem (PS)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H11 diterima. Hal ini
berarti KS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PS.
Berdasarkan nilai β, jalur KS→PS juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2 dan q2, KS memiliki pengaruh yang kecil
terhadap PS. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga
konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
Shaltoni et al. (2015), Flack (2016), Hudin & Riana (2016), Alzahrani
et al. (2017), Mukred & Yusof (2017). Berdasarkan hasil pengamatan,
peneliti beranggapan bahwa hal ini telah sesuai dengan kondisi yang
ada dilapangan. Misalnya saja, ketika pengguna merasa kesulitan
dalam menggunakan e-resources, terdapat menu bantuan untuk
membantu pengguna dalam kemudahan menggunakan e-resources,
memiliki respon yang baik ketika digunakan serta e-resources dapat
95
dengan mudah diakses dimana saja. Hal ini telah memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap penggunaan e-resources.
Q2.12 Apakah Kualitas Sistem (KS) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kepuasan Pengguna (KP)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H12 diterima. Hal ini
berarti KS memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KP.
Berdasarkan nilai β, jalur KS→KP juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2, KS memiliki pengaruh yang menengah
terhadap KP, serta berdarsarkan pengujian q2, KS memiliki pengaruh
yang kecil terhadap KP. Hasil ini konsisten dengan kerangka model
Subiyakto et al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain
itu juga konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan
oleh Al-debei et al. (2013), Shaltoni et al. (2015), Subiyakto et al.
(2016), Hudin & Riana (2016), Flack (2016) dan Alzahrani et al.
(2017). Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti beranggapan bahwa
hal ini telah sesuai dengan kondisi yang ada dilapangan, dimana e-
resources ini dapat diakases dimana saja selama dalam lingkungan
tersebut memungkinkan untuk akses internet, mudah digunakan, serta
dapat memenuhi keubutuan tugas dan studi pemustaka, selain itu
tersedia pula menu bantuan yang dapat membantu pemustaka jika
96
merasa kesulitan menggunakan e-resources. Oleh karena itu dengan
adanya hal-hal yang telah disebutakan, pemustaka merasa puas
dengan kualitas sistem dari e-resources.
Q2.13 Apakah Kualitas Pelayanan (KL) berpengaruh secara signifikan
terhadap Penggunaan Sistem (PS)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H13 diterima. Hal ini
berarti KL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PS.
Berdasarkan nilai β, jalur KL→PS juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2 dan q2, KL memiliki pengaruh yang kecil
terhadap PS. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga
konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh
Subiyakto et al. (2016), Flack (2017), Alzahrani et al. (2017), Mukred
& Yusof (2017). Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti beranggapan
bahwa hal ini telah sesuai. Dengan adanya kualitas layananan yang
baik dimana e-resources dapat memberikan respon yang baik, mampu
memenuhi layanan dalam pencarian e-journal, e-book, e-video
maupun koleksi digital lainnya secara gratis, akan berpengaruh
terhadap penggunaan sistem. Pengguna akan menggunakan sistem
97
tersebut berulang kali, dan memungkinkan menyarankan orang lain
untuk memanfaatkan e-resources.
Q2.14 Apakah Kualitas Pelayanan (KL) berpengaruh secara signifikan
terhadap Kepuasan Pengguna (KP)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H14 diterima. Hal ini
berarti KL memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KP.
Berdasarkan nilai β, jalur KL→KP juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2 dan q2, KL memiliki pengaruh yang kecil
terhadap KP. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et
al. (2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga
konsisten dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Al-
debei et al. (2013), Shaltoni et al. (2015), Subiyakto et al. (2016),
Flack (2016), dan Alzahrani et al. (2017). Peneliti beranggapan hal ini
sesuai dengan pengamatan peneliti bahwa layanan yang diberikan
oleh e-resources adalah gratis dan dapat diakses di mana saja dan
kapan saja selama masih ada koneksi internet. Hal ini berpengaruh
terhadap kepuasan pengguna e-resources. Melalui kualitas
pelayananan yang baik, pemustaka akan merasa puas dengan adanya
e-resources.
98
Q2.15 Apakah Penggunaan Sistem (PS) berpengaruh secara signifikan
terhadap Keberhasilan Sistem (KES)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H15 ditolak. Hal ini
berarti PS tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KP.
Berdasarkan nilai β, jalur PS→KES juga tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2 dan q2, PS memiliki pengaruh yang kecil
terhadap KES. Hal ini konsisten dengan penelitian yang telah
dilakukan oleh Subiyakto et al. (2016). Peneliti beranggapan hal ini
terjadi karena ketidaktepatan penggunaan indikator variabel PS ke
dalam instrumen penelitian. Penyebab lain yang memungkinkan ini
terjadi adalah bahwa PS tidak menjadi salah satu faktor penentu
keberhasilan penerapan e-resources.
Q2.16 Apakah Kepuasan Pengguna (KP) berpengaruh secara signifikan
terhadap Keberhasilan Sistem (KES)?
Berdasarkan hasil pengujian struktur model yang telah dilakukan,
hasil dari pengujian t-test menunjukkan bahwa H16 diterima. Hal ini
berarti KP memiliki pengaruh yang signifikan terhadap KES.
Berdasarkan nilai β, jalur KP→KES juga memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap model yang digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengujian f2, KP memiliki pengaruh yang besar terhadap
99
KES. Hasil ini konsisten dengan kerangka model Subiyakto et al.
(2015) yang digunakan dalam penelitian ini. Selain itu juga konsisten
dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Subiyakto et al.
(2015b), Subiyakto et al. (2016), Flack (2017) dan Subiyakto et al.
(2017). Hal ini sesuai dengan studi pendahulu yang telah dilakukan
oleh Subiyakto & Ahlan (2014), Joy & Idowu (2014) Admaja (2014)
serta Alzahrani et al. (2017) yang menyatakan bahwa kepuasan
pengguna sebagai ukuran utama yang mempengaruhi keberhasilan
penerapan suatu sistem informasi.
Kesimpulannya, dari 16 hipotesis 2 di antaranya ditolak karena memiliki
pengaruh kecil dalam pengujian struktur model khususnya f2 dan q2. Selain itu, hasil
pengujian t-test juga menyebutkan bahwa dua hipotesis tersebut ditolak. Ditolaknya
hipotesis tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil atau ketidak konsistennya
dengan penelitian sebelumnya (Subiyakto et al, 2016). Peneliti berpendapat bahwa
kejadian ini merupakan hal yang wajar, karena perbedaan objek, sampel dan
isntrumen penelitian yang digunakan. Selain itu, keterbatasan dan kendala ketika
pelaksanaan penelitian juga merupakan faktor yang mempengaruhi hasil dari
penelitian ini.
100
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dari penelitian yang telah dilakukan, kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dari hasil pengolahan data yang telah diperoleh, sebanyak 68% responden
merasa terbantu, bahkan sebanyak 20% reponden merasa sangat terbantu
dengan adanya e-resources dalam memenuhi tugas dan studi mereka. Selain
itu, 43% responden merasa e-resources telah mencapai keberhasilannya
sebesar 61%-80%, bahkan 16% responden merasa keberhasilan e-resources
telah mencapai 81%-100%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem e-
resources dapat membantu responden dalam memenuhi kebutuhan tugas dan
studi mereka, dan e-resources telah berhasil diterpakan di Perpustakaan
Nasional Republik Indonesia.
2. Dihapuskannya satu dari 40 indikator yaitu KO4 dalam model penelitian ini.
Peneliti beranggapan bahwa hal ini terjadi kemungkinan disebabkan karena
penggunaan beberapa indikator yang kurang tepat dalam kueisoner ini. Selain
itu, karena hampir sebagian besar kuesioner (87%) diperoleh secara online,
sehingga memungkinkan terjadinya penafsiran yang bias bagi responden
karena tidak ada pendampingan secara langsung.
101
3. Ditolaknya dua dari 16 hipotesis yaitu, KO→KES dan PS→KES karena
berdasarkan pengujian t-test, kedua jalur tersebut ditolak. Sementara
berdasarkan pengujian path coefficient (β), KO→KES tidak memiliki pengaruh
yang signifikan. Hasil analisis statistik tersebut menunjukkan bahwa faktor
konteks organisasi dan faktor penggunaan sistem secara langsung tidak
berpengaruh terhadap keberhasilan sistem.
4. Empat belas hipotesis yang diterima yaitu KO→OA, KO→KI, KO→KS,
KO→KL, OA→KI, OA→KS, OA→KL, KI→PS, KI→KP, KS→PS,
KS→KP, KL→PS, KL→KP, KP→KES. Sehingga secara analisis statistik,
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan penerapan e-resources di
PNRI adalah:
a. KO (konteks organisasi) dan OA (orang dan tindakan) berpengaruh
terhadap keberhasilan sistem e-resources secara tidak langsung
b. KI (kualitas informasi), KS (kualitas sistem), KL (kualitas layanan)
berpengaruh terhadap keberhasilan sistem e-resources melalui KP
(kepuasan pengguna)
c. KP (kepuasan pengguna) berpengaruh terhadap keberhasilan sistem e-
resources secara langsung
Berdasaran hasil penelitian yang telah dilakukan, penelitian ini telah
memberikan kontribusi berupa:
102
a. Secara metodologi, penelitian ini berperan dalam mendorong penggunaan
metode kuantitatif pada riset atau penelitian bidang sistem informasi di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
b. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Sub
Bidang Otomasi Perpustakaan Nasioanl Republik Indonesia dalam
pengembangan e-resources agar tingkat keberhasilan penerapan e-resources
meningkat.
Selain itu, penelitian ini memiliki keterbatasan yang berpengaruh kepada
hasil penelitian, dimana penelitian ini menjadi kurang optimal. Berikut merupakan
keterbatasan pada penelitian ini:
a. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana menghasilkan
temuan berupa angka statistik yang selanjutnya diinterpretasikan menjadi
kata-kata. Kata-kata ini merupakan asumsi atau angggapan terhadap apa
yang terjadi.
b. Penelitian ini hanya menggunakan delapan variabel dari model Subiyakto
et al. (2015) tanpa memodifikasi atau menambahkan variabel lain.
c. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan snowball sampling,
sehingga memerlukan waktu yang lama dalam memperoleh data, serta
hasil kurang mewakili populasi sehingga mengakibatkan kurang optimal
dalam memberikan analisis dan interpretasi pada demografis tertentu.
Misalnya saja pada lama penggunaan, peneliti kesulitan dalam
mendapatkan responden yang telah menggunakan e-resources selama
103
lebih dari 3 tahun, serta pada jenis anggota, peneliti kesulitan menemukan
responden dari kelompok pelajar.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, adapun saran yang
perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi para akademisi dan penelitian berikutnya, khususnya pada penelitian
sejenis sebaiknya mempertimbangkan dan memperbaiki hal-hal sebagai
berikut:
a. Berdasarkan hasil penelitian terutama pada pengujian kuesioner, agar
meninjau kembali indikator yang digunakan. Masukan dan saran dari
para ahli sebaiknya dperhatikan guna menguatkan indikator agar
mengurangi terjadinya penghapusan indikator. Selain itu,
penambahan indikator maupun variabel diperlukan agar penilaian
terhadap sistem dapat tergali lebih dalam dan rinci.
b. Ketika proses pengumpulan data responden, sebaiknya
memperhatikan perbandingan data responden dengan sampel, baik
jenis kelamin maupun data demografis lainnya.
c. Melakukan peninjauan kembali terhadap variabl PS (penggunaan
sistem) dan KO (konteks organisasi). Karena berdasarkan analisis
statistik, kedua variabel tersebut tidak berpengarh terhadap
keberhasilan e-resources. Meskipun KO (konteks organisasi) secara
tidak langsung berpengaruh.
104
d. Dilakukan pengembangan model pengukuran dengan menambahkan
variabel baru, maupun melakukan perbandinagn dengan
menggunakan model pengukur keberhasilan lainnya seperti HOT FIT.
e. Dilakukan penelitian dengan menggunakan metode kualitatif
f. Membandingkan hasil analisis dengan menggunakan tools
perhitungan statistik yang lain seperti SPSS
2. Bagi pihak Peprustakaan Nasional Republik Indonesia, terutama bagi
Sub Bidang Otomasi PNRI, adapun saran yang perlu diperhatikan adalah
sebagai berikut:
a. Meningkatkan keberhasilan penerapan e-resources melalui
peningkatan kepuasan pengguna dengan melakukan perbaikan pada
variabel konteks organisasi, orang dan tindakan, kualitas informasi,
kualitas layanan, dan kualitas sistem. Karena berdasarkan hasil
penelitian, kelima variabel tersebut mempengaruhi kepuasan
pengguna secara signifikan, di mana kepuasan pengguna berpengaruh
secara signifikan dengan keberhasilan penerapan e-resources.
b. Tetap memperhatikan faktor konteks organisasi dan penggunaan
sistem karena kedua hal tersebut dapat meningkatkan keberhasilan
penerapan e-resources. Hal yang dapat dilakukan bagi pihak PNRI
misalnya, memperbaiki tombol lupa password dan mengadakan
kembali sosialisasi maupun pelatihan e-resources terhadap anggota
baru PNRI.
105
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, W., Jogiyanto. (2015). Partial Least Square (PLS) Alternatif Structural
Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.
Admaja, A. F. S. (2014). Analisis Kesuksesan Sistem Informasi Manajemen
Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SIMS). Buletin Pos dan
Telekomunikasi, 12(2), 105-118.
Afthanorhan, W. M. A. B. W. (2013). A Compariosn of Partial Least Square
Structural Equation Modeling (PLS-SEM) and Covariance Based Structural
Equation Modeling (CB-SEM) for Confirmatory Factor Analysis.
International Journal of Engineering Science and Innovative Technology, 2(5),
198-205.
Al-Debei, M. M., Jalal, D., & Enas, A. L. (2013). Measuring web portals success:
a respecification and validation of the Delone and McLean Information
Systems Success Model. International Journal Business Information Systems,
14(1), 96-133. Doi: 10.1504/IJBIS.2013.055555
Allen, I. E., & Seaman, J. (2013) Changing Course: Ten Years of Tracking
Online Education in the United States. Babson Survey Research Group and
Quahog Research Group : Sloan Consortium. Retrieved from:
https://www.onlinelearningsurvey.com/reports/changingcourse.pdf
Alzahrani, A. I., Mahmud, I., Ramayah, T., Alfarraj, O., & Alalwan, N. (2017).
Modelling Digital Library Success Using The Delone And Mclean Information
System Success Model. Journal of Librarianship and Information Science
(JOLIS), 1-16. DOI: https://doi.org/10.1177/0961000617726123
Anshari, H., & Amin, H. J. (2014). Pengaruh Komunikasi Organisasi dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Bagian Sosial Sekretariat Daerah
Kabupaten Kutai Timur, E-jurnal Administrative Refrom, 2(4), 2483-2496.
Retrieved from http://e-
journals.unmul.ac.id/index.php/JAR/article/view/528/480 ISSN: 2338-7637
Antong, & Usman, H. (2017). Pengaruh Kualitas Sistem Dan Kualitas Informasi
Terhadap Keputusan Pemakai Dan Dampak Individu: Persprektif Model
Kesuksesan Delone & Mclean. Jurnal Akuntansi. 03(01), 12-23. Retrieved
from https://journal.stiem.ac.id/index.php/jurakun/article/view/175 ISSN :
2339-1502
Arofah, S., Fathoni, A., & Minarsih, M. M. (2015). Pengaruh Kompensasi,
Keahlian dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada
Bank Permata Cabang Bangkong Semarang. Journal of management, 1(1), 1-
13. Retrieved from
https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/MS/article/view/179/175
Awang, Z., Afthanorhan, A., & Mamat, M. (2016). The Likert scale analysis using
parametric based Structural Equation Modeling ( SEM ). Computational
Methods in Social Sciences, 4(1), 13–21. Retrieved from ttps://e-
resources.perpusnas.go.id:2057/docview/1813897378?accountid=25704
106
Creswell, J. W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and, mixed
methods approaches (4th ed.). SAGE Publications. Retrieved from
https://ia800408.us.archive.org
Delone, W. H., & McLean, E. R. (2003). The DeLone and McLean Model of
Information Systems Success: A Ten-Year Update. Journal of Management
Information Systems, Spring, 19(4), 9-30. Retrieved from
http://dx.doi.org/10.1080/07421222.2003.11045748
Dewi, S. A. N. T., & Dwirandra, A. (2013) Pengaruh Dukungan Manajemen
Puncak, Kualitas Sistem, Kualitas Informasi, Pengguna Aktual dan Kepuasan
Pengguna terhadap Implementasi Sistem Informasi Keuangan Daerah di Kota
Denpasar. E-Jurnal Akuntantsi, 4(1), 196-214. Retrieved from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/5926
Flack, C. K. (2016). IS Success Model for Evaluating Cloud Computing for Small
Business Benefit: A Quantitative Study. Coles College of Business Kennesaw
State University. Retrieved from http://digitalcommons.kennesaw.edu/dba_etd
Gaiman, N. (2013). Neil Gaiman: why our future depends on libraries, reading and
daydreaming. The Guardian. Retrieved from:
www.theguardian.com/books/2013/oct/15/neil-gaiman-futurelibraries-
reading-daydreaming on 23 Mei 2018
Gray, B. J., Weal, M. J., & Martin, D. (2016). Social Media and Disasters: Applying
a New Conceptual Framework to The Case of Storm Desmond. International
Journal of Information Systems for Crisis Response and Management, 8(4),
41-55. DOI: https:/doi.org?10.4018/IJISCRAM.2016100103
Hair, J. F., Sarstedt, M., Hopkins, L., & Kuppelwieser, V. G. (2014). Partial Least
Squares Strucrtural Equation Modelling (PLS-SEM): An Emerging Tool in
Business Research. European Business Review, 26(2), 106-121. Retrieved
from https://doi.org/10.1108/EBR-10-2013-0128
http://e-resources.perpusnas.go.id/ (diakses pada : 22 Mei 2018)
Hudin, J. M., & Riana, D. (2016). Kajian Keberhasilan Pengginaan Sistem
Informasi Accurate dengan Menggunakan Model Kesuksesan Sistem
Informasi Delone dan McLean. Journal Information Systems, 12(1), 1-9.
Retrieved from https://doi.org/10.21609/jsi.v12i.444
Hussein, B. A., Klakegg, O. J. (2014). Measuring The Impact of Risk Factors
Associated With Project Success Criteria in Early Phase. Procedia-Social and
Behavioral Sciences, 119(1877), 711-718. doi: 10.1016/j.sbspro.2014.03.079
IFLA, International Federation of Library Associations and Institutions. (2012).
Key issues for e-resources collection development : a guide for libraries.
Acquisition and collection development section, August 2012 Retrieved from
https://www.ifla.org/ on 23 Mei 2018
Indrawan, R., & Yaniawati, P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan Pendidikan.
Bandung: Refika Aditama.
Jogiyanto. (2007). Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi (Edisi 1).
Yogyakarta : Andi.
Joy, I. I., & Idowu, A. (2014). Utilization and User Satisfaction of Public Library
Services in South-West , Nigeria in the 21 st Century : A Survey, 3(1), 1–6.
107
Judgev, K., & Muller, R. (2005). A retrospective look at our evolvingunderstanding
of project success. Project Management Journal, 36(3), 19-31. doi:
10.1109/EMR.2006.261387
Massis, E. B. (2014). What’s new in libraries: Innovation and rationalization to
sustain the library’s future. New Library World. New Library World,
115(5/6), 285–288. doi: https://doi.org/10.1108/NLW-03-2014-0030
McLeod, L., & MacDonell, S. G. (2011). Factor That Affect Software Systems
Development Project Outcomes: A Survey Of Research. ACM Computing
Surveys, 43(4), 24. Doi: 10.1145/1978802.1978803. Retrieved from
http://doi.acm.org/10.1145/1978802.1978803
Mukred, M., & Yusof, Z. M. (2017). The DeLone – McLean Information System
Success Model for Electronic Records Management System Adoption in
Higher Professional Education Institutions of Yemen. In 2nd International
Conference of Realibility Information and Communication Technology (IRICT
2017) (Vol. 5). https://doi.org/10.1007/978-3-319-59427-9
Nugroho, N., Utami, E., & Taufiq, E. (2013). Analisis Perbandingan Kualitas
Pelayanan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Online Menggunakan Model
Kesuksesan Sistem Informasi Delonde dan Mclean (D&M) (Studi kasus : PMB
UKDW dan PMB STIMIK AMIKOM Yogyakarta, Jurnal Teknologi
Informasi, 8(24), 45-66. Retrieved from
http://jti.respati.ac.id/index.php/jurnaljti/article/view/70/62 ISSN : 1907-2430
Nursiyono, J. A. (2015). Kompas Teknik Pengambilan Sampel. Bogor: In Media.
Oktaviani, F. D., Yusup, P. M., & Khadijah, U. L. S. (2018). Penggunaan Layanan
Open Library dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Mahasiswa Telkom
University. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan, 5(2), 127-140. Retrieved
from https://doi.org/10.24198/jkip.v5i2.12856 ISSN: 2540-9239.
Petter, S., DeLone, W., & McLean, E. (2008). Measuring Information Systems
Success: Models, Dimensions, Measures, and Interrelationships. European
Journal of Information Systems, 17, 236-263. Doi: 10.1057/ejis.2008.15
PNRI, Sub Bidang Otomasi Perpustakaan Nasional Republik Indonesa. (2018).
Laporan Kunjungan e-Resources dan Jumlah Anggota. Jakarta
Putra, D. S. H., Seosetidjo, A., & Bukhori, S. (2017). Penerapan Path Analysis
Kualitas Informasi Terhadap Kepuasan Pengguna Dan Intentsitas Pengguna
Dengan Metode Delone & Mclean Di Rumah Sakit Paru Jember Tahun 2017.
Jurnal Kesehatan. 5(2), 1-8. Retrieved from
https://publikasi.polije.ac.id/index.php/jurnal_kesehatan/article/view/456
ISSN: 2354-5852
Ramayasa, I. P. (2017). Evaluasi Sistem Informasi Onlie Di STMIK STIKOM Bali
dengan Model Delone dan Mclean. Jurnal sistem dan infromatika, 11(2), 80-
89. Retrieved from http:/jsi.stikom-bali.ac.id/index.php/jsi/article/view/115
Ringle, C. M., Bido, D. D. S., & Silva, D. Da. (2014). Structural Equation Modeling
With the SmartPLS. REMark – Revista Brasileira De Marketing, 13(2), 56-73.
DOI: https://doi.ord/10.5585/remark.v13i2.2717
Rodin, R. (2017). Peran Strategis E-Resources Perpustakaan Perguruan Tinggi
dalam Menunjang Akreditasi Program Studi. Tik Ilmeu : Jurnal Ilmu
108
Perpustakaan dan Informasi. 1(2), 103-117.
http://dx.doi.org/10.29240/tik.v1i2.266 ISSN : 1496125591
Saleh, A. R., Sumarni, E., & Safitri, S. R. (2014). Kajian Analisis Kepuasan
Pelanggan pada Layanan Perpustakaan Badan Standardisasi Nasional. Jurnal
Pustakawan Indonesia. 13(2), 15-27.
Saputro, P. H., Budiyanto, A. D., & Santoso, A. J. (2016). Model Delone and
Mclean untuk Mengukur Kesuksesan E-Government Kota Pekalongan.
Scientific Journal of Informatics, 2(1), 1-8. doi: 10.15294/sji.v2i1.4523
Satyawati, N. M. R., & Suartana, I. W. (2014). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja yang Berdampak pada Kinerja
Keuangan. E-journal Akuntansi, 6(1), 17-32. Retrieved from
https://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/7776
Serra, M., Psarra, S., & O’Brien, J. (2018) Social and Physical Characterization of
Urban Contexts: Techniques and Methods for Quantification, Classification
and Purposive Sampling. Cogitatio Urban Planning. 3(1), 58-74. DOI:
https://doi.org/10.17645/up.v3i1.1269
Shaltoni, A. M., Khraim, H., Abuhamad, A., & Amer, M. (2015) Exploring
students’ satisfaction with universities’ portals in developing countries. The
International Journal of Information and Learning Technology, 32(2), 82-93.
doi: 10.1108/IJILT-12-2012-0042
Silk, K. J., Perrault, E. K., Ladenson. S., & Nazione, S. A. (2015) The effectiveness
of online versus in-person library instruction on finding empirical
communication research. Journal of Academic Librarianship, 41(2), 149–
154. doi: 10.1016/j.acalib.2014.12.007
Standaert, W., Muylle, S., & Basu, A. (2016). An Empirical Study of The
Effectiveness of Telepresence as a Business Meeting Mode. Information
Technology and Management, (January), 323-339. doi: 10.1007/s10799-015-
0221-9
Subiyakto, A. (2017). Development of The Readiness and Success Model for
Assessing the Information System Integration. Paper presented at the
International Conference on Science and Technology (ICOSAT) 2017, Jakarta.
Subiyakto, A. (2018). Assessing Information System Integration Using
Combination of the Readiness and Success Models. Bulletin of Electrical
Engineering and Informatics, 7(3), 400-410. doi: 10.11591/eei.v7i3.1182
Subiyakto, A., & Ahlan, A. R. (2014). Implementation of Input-Process-Output
Model for Measuring Information System Project Success. TELKOMNIKA
Indonesian Journal of Electrical Engineering, 12(7), 5603-5612. doi:
http://doi.org/10.11591/ijeecs.v12.i7.pp5603-5612
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., & Sukmana, H. T. (2014). An Alternative Method for
Determining Critical Success Factors of Information System Project.
TELKOMNIKA Telecommunication, Computing, Electronics and Control,
12(3), 665-674. doi: http://dx.doi.org/10.12928/telkomnika.v12i3.105
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Putra, S. J. (2016). Measurement of the
information system project success of the higher education institutions in
Indonesia: a pilot study. International Journal of Business Information System,
23(2), 229-247. doi: https://doi.org/10.1504/IJBIS.2016.078908
109
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Sukmana, H. T. (2015a). Influences of
the Input Factors towards Success of An Information System Project.
TELKOMNIKA (Telecommunication Computing Electronics and Control),
13(2), 686-693. doi: http://dx.doi.org/10.12928/telkomnika.v13i2.1323
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., & Sukmana, H. T. (2015b). Measurement
of Information System Project Success Based on Perceptions of the Internal
Stakeholders. International Journal of Electrical and Computer Engineering
(IJECE), 5(2), 271-279.
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., Hakiem, N., Huda, M. Q., & Susanto, A.
(2018). The Information System Project Profiles among Universities in
Indonesia. Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer
Science, 12(2), 865-872. doi: 10.11591/ijeecs.v12.i2.pp865-872
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Kartiwi, M., Putra, S. J., & Durachman, Y. (2016).
The User Satisfaction Perspectives of the Information System Projects.
Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science, 4(1). doi:
http://doi.org/10.11591/ijeecs.v4.i1.pp215-223
Subiyakto, A., Ahlan, A. R., Putra, S. J., & Kartiwi, M. (2015). Validation of
Information System Project Success Model. SAGE Open, 5(2), 1-14. doi:
https://doi.org/10.1177/2158244015581650
Subiyakto, A., Rosalina, R., Utami, M. C., Kumaladewi, N., & Putra, S. J. (2017).
The Psychometric and Interpretative Analyses for Assessing the End-User
Computing Satisfaction Questionnaire. Paper presented at the 5th International
Conference on Information Technology for Cyber and IT Service Management
(CITSM) 2017 Denpasar, Bali.
Subiyakto, A., Septiandani, D., Nurmiati, E., Durachman, Y., Kartiwi, M., & Ahlan,
A. R. (2017). Managers Perceptions towards the Success of E-Performance
Reporting System. TELKOMNIKA (Telecommunication Computing
Electronics and Control), 15(3), 1389-1396. doi:
http://dx.doi.org/10.12928/telkomnika.v15i3.5133
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Sulasmi, I. N., Kustiyo, A., & Basuki, S. (2016). Evaluasi Penggunaan Koleksi E-
Resources Menggunakan Standar Indikator Kinerja (ISO 1162:2014) di
Perpustakaan Nasional RI. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Retrieved from
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/81559
Syofian, S., Setyaningsih, T., & Syamsiah, N. (2015). Otomatisasi Metode
Penelitian Skala Likert Berbasis Web. In Prosiding Seminar Nasional Sains
dan Teknologi (Semnastek) 2015 (pp.1-8). Retrieved from http://
jurnal.ftumj.ac.id/index.php/semnastek ISSN: 2407-1846
Undang-Undang Perpustakaan No. 43 Tahun 2007 (diakses 23 mei 2018)
Wicaksana, I. S., Hartanto. R., & Nugroho, L. E. (2017). Mengukur Kesuksesan
Layanan Digital Library Universitas Gadjah Mada (UGM). In Prosiding
SNATIF Ke-4, ISBN : 978-602-1180-50-1 (pp.217-221)
Willits, F. K., Theodori, G. L., & Luloff, A. (2016). Another Look At Likert Scales.
Journal of Rural Social Sciences, 31(3), 126–139. Retrieved from https://e-
resources.perpusnas.go.id:2057/docview/1872116904?accountid=25704
110
Wisudiawan, G. A. A. (2015). Analisis Fktor Kesuksesan Sistem Informasi
Menggunakan Model Delone and McLean. Jurrnal Ilmiah Teknologi Informasi
Terapan (JITTER), 2(1), 55-59
Wong, K. K. K. (2013). Partial Least Squares Structural Equation Modeling (PLS-
SEM) Techniques Using SmartPLS. Marketing Bulletin, 24(1), 1-32. Retrieved
from http://marketing-bulletin.massey.ac.nz
Yamin, S., & Kurniawan, H. (2011). Generasi Baru Mengelola Data Penelitian
dengan Partial Least Square Path Modeling: Aplikasi dengan Software
XLSTAT, SmartPLS, dan Visual PLS. (Edisi 1). Jakarta: Salemba Infotek.