peningkatan hasil belajar ipa materi sifat...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA
DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V
MI DARUSSALAM BANTAL KEC. BANCAK KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DWI ANA NURRACHMAWATI
NIM: 11514063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
يسسا فان مع العسر
“Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan.” (Q.S Asy Syarh ayat 5)
ومنجاهدفانمايجاهدلنفسه
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut
untuk kebaikan dirinya sendiri.” (Q.S Al-Ankabut ayat 6)
vii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya (Bapak Khozin(Alm) dan Ibu Salamah) yang telah
membesarkan, mendidik, membimbing, serta memberikan semangat, motivasi
dan doa tiada henti.
2. Kakak saya (Eva) yang memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
3. Para dosen dan dosen pembimbing saya Bapak Dr. Budiyono Saputro, S.Pd,
M.Pd yang telah sabar dalam membimbing dan memberi ilmu.
4. Sahabat-sahabat saya terutama Aisyah, Budiyani, Tari, Siska dan Tiwi yang
selalu memberi dukungan, semangat dan membantu menyelesaikan skripsi
ini.
5. Sahabat-sahabat mahasiswa pejuang skripsi serta keluarga besar PGMI
terutama angkatan 2014.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul peningkatan hasil belajar IPA sifat-sifat
cahaya metode demonstrasi pada siswa kelas V MI Darussalam Bantal tahun
2017/2018. Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam yang penuh ilmu
pengetahuan sehingga dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan di akhirat
kelak. .
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat motivasi, bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag.Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga
3. Ibu Peni Susapti, S.Si. selaku ketua jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah (PGMI).
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, S.Pd, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang
telah memberikan bimbingan, arahan dan motivasi serta pengorbanan
waktunya dalam upaya membimbing untuk menulis skripsi ini.
5. Bapak Drs. Ahmad Sultoni, M.Pd.selaku pembimbing akademik yang
telah membimbing penulis selama kuliah IAIN Salatiga.
ix
6. Kepada bapak ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu serta
pengalaman dengan penuh kesabaran.
7. Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan.
Atas bantuan yang telah diberikan, penulis hanya dapat berdoa semoga
amal mereka mendapat balasan yang lebih baik dan mendapat kesuksesan baik
di dunia maupun di akhirat.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tentu memiliki
kekurangan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca pada umumnya.
Salatiga, 29 Agustus 2019
Penulis,
Dwi Ana Nurrachmawati
Nim 11514063
x
ABSTRAK
Rachmawati, Dwi Ana Nur 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sifat-
sifat Cahaya Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas V MI
Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama
Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dr. Budiyono Saputro, S.Pd,
M.Pd
Kata kunci: hasil belajar, metode demonstrasi, sifat-sifat cahaya
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di MI Darussalam Bantal,
memiliki hasil belajar yang rendah. Hal ini tidak lepas dari proses pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya melalui metode
demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V MI
Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dengan dua siklus. Subyek dalam penelitian ini adalah guru IPA dan siswa kelas
V di MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang yang terdiri dari 14
siswa, 11 siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
pembelajaran demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat
cahaya pada siswa kelas V MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang
Tahun pelajaran 2017/2018. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil belajar siswa
dapat meningkat, dilihat dari hasil tes formatif pada setiap siklus yaitu pada siklus
I siswa tuntas sebanyak 8 siswa atau 57,1% dengan nilai rata-rata 69,2. Pada
siklus II meningkat menjadi 12 siswa atau 85,7% dengan nilai rata-rata 85. Nilai
akhir hasil belajar siswa siklus I dan II membuktikan bahwa penggunaan metode
pembelajaran demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi Sifat-sifat cahaya pada
siswa kelas V MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang Tahun
pelajaran 2017/2018 mengalami peningkatan.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL . i
LEMBAR BERLOGO ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING iii
LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN vi
KATA PENGANTAR viii
ABSTRAK ix
DAFTAR ISI x
DAFTAR TABEL xv
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK xiv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penelitian 4
D. Manfaat Penelitian 4
1. Manfaat teoritis 4
2. Manfaat praktis 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 6
1. Hipotesis Tindakan 6
xii
2. Hipotesis Keberhasilan 6
F. Definisi Operasional 7
1. Hasil belajar 7
2. Metode demonstrasi 8
G. Metodologi Penelitian 11
1. Rancangan Penelitian 11
2. Subjek Penelitian 11
3. Langkah-langkah penelitian 12
4. Instrumen Penelitian 14
5. Teknik pengumpulan Data 14
6. Analisis Data 15
H. Sistematika Penulisan 16
BAB II LANDASAN TEORI
1. Kajian Teori 18
A. Belajar & Hasil Belajar 18
1. Pengertian Belajar 18
2. Pengertian Hasil Belajar 19
a. Macam-macam Hasil Belajar 20
1. Pemahaman Konsep 20
2. Keterampilan Proses 21
3. Sikap 22
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 22
1. Faktor internal 23
xiii
2. Faktor eksternal 23
B. Pembelajaran IPA 24
1. Hakikat IPA 24
2. Karakteristik IPA 26
3. Tujuan pembelajaran IPA 26
C. Materi Yang Di Aplikasikan pada Penelitian 27
D. Metode Demonstrasi 31
1. Pengertian metode Demonstrasi 31
2. Tujuan Menggunakan Metode Demonstrasi 32
3. Langkah-langkah operasional dalam metode Demonstrasi 32
4. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi 34
2.Kajian Pustaka 35
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran umum lokasi MI Darussalam Bantal 39
1. Identitas Madrasah 39
2. Subjek Penelitian 40
3. Waktu Penelitian 41
B. Pelaksanaan Penelitian 42
1. Deskripsi Pra Siklus 42
2. Deskripsi Siklus I 43
3. Deskripsi Siklus II 49
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Papara Siklus 55
1. Deskripsi Pra Siklus 55
2. Deskripsi Data Siklus I 57
3. Deskripsi Data Siklus II 58
B. Pembahasan 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 64
B. Saran 65
DAFTAR PUSTAKA 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN 67
xv
DAFTAR GAMBAR DAN GRAFIK
Gambar 1.1 Tahap Rencana PTK 13
Gambar 2.1 Cahaya Merambat Lurus 28
Gambar 2.2 Cahaya Menembus Benda Bening 29
Gambar 2.3 Cahaya Dapat di Pantulkan 30
Gambar 2.4 Cahaya Dapat di Biaskan 30
Gambar 2.5 Cahaya Dapat di Uraikan 31
Grafik 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II 62
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas Madrasah 39
Tabel 3.2 Daftar Nama Guru 40
Tabel 3.3 Daftar jumlah peserta didik 40
Tabel 3.4 Daftar Nama Peserta Didik kelas V 41
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian 42
Tabel 3.6 Nilai Pra Siklus 43
Tabel 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus I 46
Tabel 3.8 Nilai Evaluasi Siklus I 48
Tabel 3.9 Lembar Observasi Guru Siklus II 52
Tabel 3.10 Nilai Evaluasi Siklus II 53
Tabel 4.1 Nilai Pra siklus 56
Tabel 4.2 Nilai Evaluasi siklus I 57
Tabel 4.3 Nilai Evaluasi siklusII 59
Tabel 4.4 Nilai Rekapitulasi Per Siklus 60
Tabel 4.5 Nilai Rekapitulasi Pra siklus, Siklus I, Siklus II 61
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 3 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 4 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 5 Dokumentasi
Lampiran 6 Rekapitulasi Nilai Pra Siklus, Siklus I, Siklus II
Lampiran 7 Surat Pembimbing Skripsi
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup Penulis
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 12 Nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina
kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan.
Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti
bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa
agar ia menjadi dewasa. Selanjutnya, pendidikan diartikan sebagai usaha yang
dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau
mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental
(Sudirman, 1992: 4).
Menurut Ki Hajar Dewantoro yang lebih akrab dijuluki sebagai Bapak
Pendidikan Indonesia, mengemukakan bahwa pengertian pendidikan adalah
tuntunan tumbuh dan berkembangnya anak. Artinya, pendidikan merupakan
upaya untuk menuntun kekuatan kodrat pada diri setiap anak agar mereka
mampu tumbuh dan berkembang sebagai manusia maupun sebagai anggota
masyarakat yang bisa mencapai keselamatan dan kebahagiaan dalam hidup
mereka. Seperti firman Allah SWT dan Al-Qur’an surat Al Mujadalah Ayat 11:
ياأيهاالرينآمنىاإذاقيللكمتفسحىافيالمجالس فافسحىايفسحللا
الرينآمنىامنكموالرينأوتىا لكموإذاقيلانشزوافانشزوايسفعللا
خبيسدزجاتواللهبماتعملىنالعلم
2
Artinya:“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan
memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah
kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-
orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa
yang kamu kerjakan. “Qs.Surat al mujadalah ayat 11”.
Menurut Robert M. Gagne (1970) Belajar adalah sebagai suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman.
Sedangkan Henry E. Garret berpendapat bahwa belajar merupakan proses yang
berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman
yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap
suatu perangsang tertentu.
Berdasarkan informasi yang di peroleh dari guru menunjukkan bahwa
permasalahan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya kelas V di Madrasah
Ibtidaiyah Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang adalah siswa sulit memahami
tentang materi sifat-sifat cahaya, dikarenakan guru menyampaikan materi sifat-
sifat cahaya cenderung bersifat abstrak dan hanya mengandalkan media
gambar saja. sehingga siswa kesulitan untuk memahami materi yang di ajarkan
tersebut, selain itu guru juga tidak memperagakan atau mempertunjukkan
kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang di pelajari
baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan, Khusus bagi siswa
sekolah dasar yang taraf berfikirnya masih cukup sederhana, untuk dapat
memahami materi dengan baik perlu adanya dukungan benda benda kongkret
atau model. Misalnya dalam mengajarkan materi sifat sifat cahaya pada siswa
kelas V Madrasah Ibtidayah Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang diperlukan
3
dukungan media pembelajara dan metode yang relevan dengan materi yang
akan di sampaikan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPA tentang
sifat sifat cahaya.
Pada dasarnya pendidikan Madrasah Ibtidaiyah menuntut seorang guru
memberikan pengalaman langsung untuk mencari tahu sebab-sebab gejala alam
dan memahami alam secara ilmiah. Siswa seharusnya aktif dalam pembelajaran
IPA, tidak hanya mendengarkan dan mengamati guru berceramah saja,
seharusnya guru dalam melakukan pembelajaran harus menggunakan media
dan metode yang menarik sehingga dapat menarik siswa untuk lebih semangat
dan giat dalam belajar.
Metode mengajar adalah suatu teknik penyampaian bahan pelajaran
kepada siswa, agar murid dapat menangkap pembelajaran dengan mudah,
efektif dan dapat dicerna oleh otak anak dengan baik. Metode demonstrasi
adalah system belajar mengajar dimana guru menyajikan bahan pelajaran tidak
dalam bentuknya final, tetapi peserta didik yang diberi peluang untuk mencari
dan menemukannya sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan
pemecahan masalah.
Dengan melihat masalah yang dialami siswa di Madrasah Ibtidaiyah
Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang, peneliti memiliki alternatif solusi untuk
memecahkan masalah tersebut. Metode yang tepat untuk melakukan
pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya di Madrasah Ibtidaiyah Bantal
Kec. Bancak Kab. Semarang adalah metode demonstrasi.
4
Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tergerak untuk melakukan
Penelitian Tindakan kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI METODE
DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V MI DARUSSALAM BANTAL
KEC BANCAK KAB SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di angkat permasalahan
penelitian yaitu: Apakah penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran
IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya pada siswa
kelas V Madrasah Ibtidaiyah Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang tahun
pelajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya melalui
metode demonstrasi pada siswa kelas V MI Darussalam Bantal Kec. Bancak
Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini, antara lain :
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan
pendidikan, khususnya peningkatan kemampuan belajar tentang sifat
sifat cahaya melalui metode demonstrasi.
5
b. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan perbandingan pada penelitian
selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis penelitian adalah sebagai berikut:
a. Bagi Siswa :
Siswa dapat merasakan dampak positif dari penelitian. Siswa
menjadi terpengaruh positif dengan melaksanakan model pembelajaran
yang digunakan, sehingga prestasi dan tanggung jawab belajar siswa
dapat di capai dengan maksimal.
b. Bagi Guru :
Guru dapat menerima pengaruh positif dari penggunaan metode-
metode pembelajaran yang sesuai digunakan untuk mengajarkan materi
tertentu dalam suatu mata pembelajaran.
c. Bagi Sekolah :
Penelitian yang dilaksanakan akan menjadi acuan sekolah dalam
memilih metode pembelajaran yang sesuai untuk pembelajaran pada
materi sifat-sifat cahaya, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa MI
Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang akan menjadi semakin
meningkat dan memuaskan.
d. Bagi Penulis :
Penelitian ini bermanfaat untuk mengembangkan dan
mengaplikasikan ilmu dan pengatahuan di Madrasah ibtidaiyah (MI)
Yang sudah di peroleh di perguruan tinggi. Mendapatkan pengalaman
6
penelitian sekaligus dapat menjadi bekal jika sudah menjadi tenaga
pendidik.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui Penelitian
Tindakan Kelas (Mulyasa, 2011: 105). Hipotesis tindakan ini adalah: jika
melalui penerapan metode pembelajaran demonstrasidilaksanakan dengan
baik di harapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi sifat-sifat
cahaya pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bantal Kec.
Bancak Kab. Semarang tahun pelajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolak ukur tingkat ketercapaian dari
tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83). Penerapan metode
pembelajaran demonstrasiini dikatakan efektif apabila indikator yang
diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut :
a. Secara Individual
Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada meteri sifat-sifat cahaya.
b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila ≥ 85% dari total siswa dalam satu
kelas mendapat nilai ≥ 70.
7
F. Definisi Operasional
1. Hasil belajar
a. Hasil Belajar
Belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya
interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan
lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam
kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan ketrampilan (psikomotorik).Perubahan
tingkah laku dalam kegiatan belajar disebabkan oleh pengalaman atau
latihan (Susanto, 2013: 3).
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).Jadi hasil belajar IPA adalah hasil
yang dicapai seorang siswa dalam memahami dan menguasai materi
pelajaran IPA dengan menggunakana tes sebagai alat ukur keberhasilan
siswa.
Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-
mata untuk menilai hasil belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor
lain, diantaranya kegiatan kegiatan pengajaran itu sendiri. Anggapan bahwa
kurang berhasilnya siswa mencapai hasil belajar yang diinginkan berarti
selalu siswa yang gagal menempuh mata pelajaran tersebut dan hal ini harus
diluruskan. Kurang berhasilnya siswa mencapai hasil belajar yang telah
ditargetkan belum tentu kesalahan semata-mata ada pada pihak siswa,
kemungkinan justru pada pihak guru yang kurang tepat dalam menerapkan
8
strategi dalam kegiatan belajar mengajar, atau mungkin factor lain menjadi
pendukung atau mungkin penghambatnya.
2. Metode Demonstrasi
Pengertian metode demonstrasi adalah sebuah upaya atau praktek
dengan menggunakan peragaan yang ditujukan pada siswa agar semua siswa
lebih mudah dalam memahami dan mempraktikkan apa yang telah diperoleh
dan di dapatkan ketika berhasil mengatasi suatu permasalahan ketika ada
perbedaan (Imas kurniasih, 2015: 84).
Untuk menggunakan metode demonstrasi seorang guru
mempersiapkan diri terlebih dahulu dan akan lebil jelas bila dilengkapi
dengan gembar dan alat peraga lainnya. Sesuatu yang meragukan harus
diulang kembali supaya jangan menyimpang dari pokok persoalannya. Apa
yang di demonstrasikan itu hendaknya dapat dilihat dengan jelas dan apa
yang diucapkan juga harus jelas dan terang di dengar.
a. Langkah-Langkah Metode Demonstrasi
Langkah-langkah perencanaan dan persiapan yang perlu ditempuh
agar metode demonstrasi dapat dilaksanakan dengan baik adalah;
1. Perencanaan
a. Merumuskan tujuan yang jelas baik dari sudut kecakapan dapat
ditempuh setelah metode demonstrasi berakhir.
b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilaksanakan.
c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan.
9
d. Selama demonstrasi berlangsung, seorang guru hendaknya
intropeksi diri apakah keterangan-keterangannya dapat di dengar
jelas oleh peserta didik.
e. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan peserta
didik.
2. Pelaksanaan
a. Memeriksa hal-hal di atas untuk kesekian kalinya.
b. Memulai demonstrasi dengan menarik perhatian peserta didik
c. Mengingatpokok-pokok materi yangakan didemonstrasikanagar
demonstrasi mencapai sasaran.
d. Memperhatikan keadaan peserta didik, apakah semuanya
mengikuti demonstrasi dengan baik.
e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk aktif
memikirkan lebih lanjut tentang apa yang dilihat dan didengarnya
dalam bentuk mengajukan pertanyaan.
f. Menghindari ketegangan, oleh karena itu guru hendaknya selalu
menciptakan suasana yang harmonis.
3. Evaluasi
Sebagai tindak lanjut setelah diadakannya demonstrasi sering
diiringi dengan kegiatan-kegiatan belajar selanjutnya. Kegiatan ini
dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan, menjawab
pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut. Selain itu, guru dan
peserta didik mengadakan evaluasi terhadap demonstrasi yang
10
dilakukan, apakah sudah berjalan efektif sesuai dengan yang
diharapkan.
b. Kelebihan Metode Demonstrasi
1. Keaktifan peserta didik akan bertambah, lebih-lebih kalau ada
peserta didik yang diikutsertakan.
2. Pengalaman peserta didik bertambah.
3. Dapat membantu peserta didik mengingat lebih lama tentang materi
pelajaran yang disampaikan, karena peserta didik tidak hanya
mendengar, tetapi melihat dan mempraktekkannya secara langsung.
4. Dapat mengurangi kesalah pahaman karena pelajaran menjadi lebih
jelas dan konkrit.
5. Dapat memusatkan perhatian anak didik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
demonstrasi, yaitu:
1. Mengatur latar belakang dan keperluan yang akan dihadapi.
2. Melukiskan pokok persoalan yang diperbincangkan di papan
tulisatau di kertas untuk dibagi-bagikan.
3. Mengatur waktu sedemikian rupa sehingga demonstrasi dapat
dijelaskan dan didiskusikan pada waktu yang ditentukan.
4. Adakan diskusi setelah demonstrasi berakhir, karena diskusi
banyak manfaatnya untuk mengevaluasi hal-hal yang telah maupun
yang akan dilakuakan kemudian.
11
5. Sediakan waktu untuk mengajuakn pertanyaan-pertanyaan yang
berkenaan dengan demonstrasi yang dilakukan.
6. Mengambil kesimpulan dan melakukan ulangan, termasuk hal-hal
yang diperlukan, untuk menanamkan pengertian yang lebih baik
terhadap anak-anak.
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakuakan menggunakan penelitian
tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang
dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2012:4)
Penelitian tindakan kelas yaitu kegiatan yang langsung
berhubungan dengan tugas guru di lapangan. Jadi penelitian tindakan
kelas merupakan penelitian yang dilakuakan di kelas dengan tujuan untuk
memperbaiki praktek pembelajaran yang ada, meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar guru sehingga mampu menghasilkan anak didik
yang berprestasi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak didik kelas V MI Darussalam
Bantal Kec Bancak Kab Semarang provinsi jawa tengah tahun pelajaran
2017/2018, dengan jumlah siswa 14, terdiri dari 11 perempuan dan 3 laki-
laki.
12
3. Langkah-langkah Penelitian
a. Perencanaan
Pada tahap ini dilakukan persiapan yang matang agar dapat
tercapai, kegiatan ini meliputi:
1). Peneliti menetapkan cara alternatif untuk meningkatkan hasil
belajar dalam pembelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya.
2). Peneliti membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan
metode demonstrasi pada materi sifat-sifat cahaya.
3). Peneliti melakukan simulasi pembelajaran IPA menggunakan
metode demonstrasi
4). Peneliti menyiapkan media pembelajaran
5). Peneliti membuat lembar observasi dan lembar evaluasi
b. Pelaksanaan tindakan
Tahap ini dilakukan proses belajar, apersepsi, pre-tes, pelajaran dan
evaluasi,. Pada tahan apersepsi guru mengkondisikan siswa untuk siap
ketika pembelajaran dimulai. Guru memberikan penjelasan tujuan dan
manfaat dari materi yang akan di sampaikan.
Dalam pelaksanaannya guru menggunakan metode demonstrasi
kemudian di variasikan dengan metode Tanya jawab dan ceramah agar
siswa lebih mudah memahami pembelajaran yang akan di sampaikan.
c. Observasi
13
Disini guru mengamati siswa saat pembelajaran berlangsung.Yang
diamati yaitu kegiatan dan tingkah lakunya, apakah siswanya
memperhatikan atau tidak.
d. Refleksi
Data yang sudah di peroleh dari observasi kemudian dikupulkan.
Secepatnya di analisa untuk mengetahui apakah tindakan yang
dilakukan telah mencapai tujuan. Berdasarkan hasil obsrvasi tersebut
guru dapat mereflesikan tentang kegiatan pembelajaran yang sudah
dilakukan. Sehingga dapat disajikan landasan ntuk melakukan tindakan
kelas pada siklus selanjutnya.Untuk lebih jelasnya tahapan-tahapan di
atas dapat di gambarkan dalam model hubungan antar tahapan dalam
siklus sebagai berikut:
Gambar 1.1. Bagan rencana PTK
(Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)
PERENCANAAN
REFLEKSI PELAKSANAAN SIKLUS I
PENGAMATAN
PERENCANAAN
SIKLUS II PELAKSANAAN REFLEKSI
PENGAMATAN
?
14
4. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data penelitian.
Instrumenyang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan media
audio visual
b. Soal materi sifat-sifat cahaya
c. Lembar observasi guru pada saat menerapkan media audio visual
5. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-infornasi tentang objek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah di rumuskan dan
untuk mengujin hipotesis. Pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan metode;
a. Tes
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian,
tes esai dengan jawaban bebas memberi siswa kebebasan yang luas
untuk merumuskan jawabannya. Meskipun kadang-kadang masih
tetap di beri batasan-batasan tertentu, seperti lama mengerjakan
soal dan jumlah halaman jawaban batasan untuk laporan dan isinya
dibuat seminimal mungkin.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data yang
menggunakan dokumen yang berupa catatan, transkip nilai.
15
Kamera, dokumen hasil kerja siswa, presensi dll. Digunakan untuk
mengetahui dan menggalu informasi entang pemahaman siswa
pada perolehan nilai sebagai hasil belajar. Selain itu uga berguna
sebagai bukti pelaksanaan tindakan.
c. Observasi
Observasi adalah tehnik pengumpulan data yang
dilakukannya dengan cara sistematis dan sengaja, yang dilakukan
melalui pengamatan dan pencatatan masalah-masalah yang
dimiliki.
Di dalam penelitian ini yang diobservasi adalah tingkah
laku siswa dan guru saat pembelajaran berlangsung. Dalam
observasi ini menggunakan alat untuk mengumpulkan data, alat
yang digunakan yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi
siswa.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses menyeleksi, memfokuskan,
menyederhanakan, mengabstraksikan, mengorganisasikan secara
urut/sistematis, dan rasional untuk menampilkan bahan-bahan yang dapat
digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan penelitian tindakan
kelas. (fita, 2017: 84).
Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan cara
memberikan soal tes formatif pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran.
Data yang terkumpul dianalisis per siklus untuk mengetahui peningkatan
16
hasil belajar yang dicapai siswa. Hal iniuntuk membuktikan hipotesis
tindakan maka hasil penelitiandianalisis menggunakan statistik untuk
menghitung ketuntasan klasikal. Apabila hasil belajar siswa secara klasikal
mencapai ≥ 85% maka siklus dihentikan. Rumus untuk menghitung
persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:
P=
× 100% (Daryanto, 2011: 192)
H. Sistematika Penulisan
Isi dan sistematika penulisan skripsi PTK dibagi menjadi tiga bagian
yaitu, bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari
halaman sampul, halaman judul, lembar logo IAIN, persetujuan bimbingan,
pernyataan keaslian tulisan, pengesahan kelulusan, motto dan persembahan,
kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran.
Bagian inti skripsi PTK ini memuat V bab yaitu pendahuluan, landasan
teori. Pelaksanaan penelitian,hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup.
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, definisi operasional, metodologi penulisan.
BAB II landasan teori. Bab ini memuat tentang : kajian teori dan kajian
pustaka.
BAB III Pelaksanaan penelitian. Bab ini memuat tentang : gambaran
umum lokasi MI Darussalam Bantal, subjek penelitian, pelaksanaan penelitian,
deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi pelaksanaan siklus II.
17
BAB IV. Hasil penelitian dan pembahasan. Bab ini memuat tentang :
deskripsi paparan persiklus, pembahasan hasil penelitian.
BAB V. Penutupan. Bab ini berisi tentang : kesimpulan, saran, daftar
pustaka.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Kajian Teori
A. Belajar dan Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Rahyubi (2011: 3) menyatakan bahwa belajar memiliki pengertian
memeroleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui
pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan
demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan
penguasaan tentang sesuatu. Belajar adalah proses transformasi ilmu
guna memperoleh kompetensi, keterampilan, dan sikap untuk membawa
perubahan yang lebih baik. Sedangkan kegiatan pembelajaran merupakan
suatu sistem dan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Hergenhahn dan Olson, (2011) menjelaskan belajar adalah
perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi
perilakuyang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan oleh
kondisi diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit,
kelelahan, atau obat-obatan. jelaslah bahwa belajar merupakan proses
internalisasi nilai, prngetahuan, dan pengalaman yang kemudian menyatu
dengan diri seseorang. Dari proses internalisasi nilai, pengetahuan, dan
pengalaman ini seseorang lantas mampu menjalani kehidupan secara
19
lebih baik dan berkualitas. Jadi belajar adalah proses perubahan manusia
kearah yang lebih baik, berkualitas, dan bermanfaat, baik bagi diri
pembelajar maupun orang lain.
Menurut Gagne, (2011) belajar merupakan aktivitas yang
kompleks. Hasil belajar berupa kapasitas. Setelah belajar, seseorang
memiliki keterampilan,pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya
kapasitas tersebut adalah dari stimulasi yang berasal dari lingkungan dan
proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian,
belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulus
lingkungan, melewati pengolahan informasi, kemudian menjadi kapasitas
baru.
Definisi-definisi di atas dapat di simpulkan bahwa belajar adalah
segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar
oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa
penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan
pengalamannya. Oleh sebab itu, apabila setelah belajar peserta didik
tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki
kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah, maka
dapat dikatakan bahwa belajarnya belum benar atau belum sempurna.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi kepada siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
yang telah dipelajari pada kegiatan belajar.Susanto (2013: 5) menyatakan
20
bahwa hasil belajar dapat diartiakan sebagai tingkat keberhasilan siswa
dalam mempelajari materi yang telah diajarkan di sekolah dan di
nyatakan dalam bentuk skor yang sudah diperoleh dari hasil tes mengenai
sejumlah materi pelajaran tertentu.
Hasil belajar sendiri tidak dapat di pisahkan dari kegiatan belajar,
karena belajar merupakan proses sedangkan hasil adalah perolehan atau
skor akhir dari proses belajar. Proses adalah kegiatan yang dilakukan
oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran, sedangkan hasil belajar
adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman dalam belajarnya.
a. Macam-Macam Hasil Belajar
Hasil belajar meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif),
keterampilan proses (aspek psikomotor), dan sikap siswa ( aspek
afektif).
1) Pemahaman Konsep
Pemaham diartiakan sebagai kemampuan untuk menyerap
arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini
maksudnya adalah seberapa besar siswa mampu menerima,
menyerap, dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru
kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta
mengerti apa yang di baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia
rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
lakukan (Susanto, 2013: 8)
21
Menurut Susanto (2013: 8), konsep merupakan sesuatu
yang tergambar dalam pikiran, suatu pemikiran, gagasan, atau
suatu pengertian. Jadi, konsep ini adalah sesuatu yang telah
melekat dalam hati seseorang dan tergambar dalam pikiran,
gagasan, atau suatu pengertian. Orang yang telah memiliki
konsep brarti orang tersebut telah memiliki pemahaman yang
jelas tentang suatu konsep atau citra mental tentang sesuatu.
Sesuatu tersebut dapat berupa obyek konkret ataupun gagasan
yang abstrak.
Jadi dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa,
pemahaman konsep adalah kemampuan menangkap pengertian-
pengertian seperti memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang di komunikasikan,
memberi penjelasan yang telah rinci dengan menggunakan
kata-kata sendiri, mampu menyatakan ulang suatu
konsep,mampu mengklasifikasikan suatu objek dan mampu
mengungkapkan suatu materi yang disajikan ke dalam bentuk
yang lebih dipahami.
2) Keterampilan Proses
Keterampilan proses yaitu keterampilan yang mengarah
kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan social
yang mendasar sebagai penggerak kemanapun yang lebih tinggi
dalam diri individu siswa. Keterampilan berarti kemampuan
22
menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu hasil tertentu,termasuk
kreativitasnya.Dengan melatih keterampilan propses, secara
bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki,
seperti kreativitas, kerjasama, bertanggung jawab, dan
berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang
bersangkutan (Susanto, 2013: 9)
3) Sikap
Sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu
dengan cara menggunakan metode, pola, dan teknik tertentu
faktorterhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu
ataupun objek-objek tertentu. Sikap menunjuk pada perbuatan
pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang.
Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini
lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dalam
pemahaman konsep maka domain yang sangat berperan adalah
domain kognitif.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil yang sudah dicapai oleh peserta didik merupakan
hasil Interaksi antara faktor yang mempengaruhi, baik faktor
internal maupun eksternal. Secara jelas, uraian mengenai faktor
internal dan eksternal, sebagai berikut :
23
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang bersumber dari dalam
diri peserta didik yang dapat mempengaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal meliputi : kecerdasan, motivasi
belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik
dan kesehatan.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan keluarga: lingkungan ini
sangatmempengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan
keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak
rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi
dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara
anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar
dengan baik.
b) Faktor lingkungan sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat mempengaruhi proses belajar
seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya
dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik
di sekolah.
c) Faktor lingkungan masyarakat, kondisi lingkungan
masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi
belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak
24
pengangguran dan anak terlantar juga dapat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-
alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.
B. Pembelajaran IPA
1. Hakikat IPA
Ilmu Pengetahuan Alam, yang sering disebut juga dengan istilah
pendidikan sains, disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata
pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk
pada jenjang sekolah dasar.
Sains atau IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam
semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan.
Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu
tentang alam yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu
pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu: ilmu
pengetahuan alam sebagai produk, proses, dan sikap.
Pertama, ilmu pengetahuan alam sebagai produk, yaitu kumpulan hasil
penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep
yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Bentuk
IPA sebagai produk, antara lain: fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-
teori IPA.
25
Kedua, ilmu pengetahuan alam sebagai proses, yaitu untuk
menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA
merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses
dalam menemukan fakta dan teori yang akan digeneralisasi oleh
ilmuwan. Adapun proses dalam memahami IPA disebut dengan
ketrampilan proses sains (science process skills) adalah keterampilan
yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur,
mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
Ketiga, ilmu pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah harus
dikembangkan dalam pembelajaran sains. Menurut Susanto (2013), ada
sembilan aspek yang dikembangkan dari sikap ilmiah dalam
pembelajaran sains, yaitu: sikap ingin tahu, ingin mendapat sesuatu yang
baru, sikap kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri,
bertanggung jawab, berpikir bebas, dan kedisiplinan diri. Dalam
kaitannya dengan tujuan pendidikan sains, maka pada anak sekolah dasar
siswa harus diberikan pengalaman serta kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dan bersikap terhadap alam,
sehingga dapat mengetahui rahasiadan gejala-gejala alam (Susanto, 2013:
165-169).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
26
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu
kesimpulan.
2. Karakteristik IPA
IPA juga memiliki karakteristik sebagai dasar untuk
memahaminya, meliputi:
a. IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hokum, dan teori.
b. Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya.
c. Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam.
d. IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau
beberapa saja.
e. Kebenaran IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat
objetif (Susanto, 2013: 170).
3. Tujuan Pembelajaran IPA
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar menurut Badan
Nasional Standar Pendidikan/BSNP dalam Susanto (2013) dimaksudkan
untuk:
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-
Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
27
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
tekhnologi, dan masyarakat.
4. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP (Susanto, 2013: 171).
C. Materi IPA yang di aplikasikan pada penelitian
Berdasarkan silabus, SK (Standar Kompetensi) yaitu “Menerapkan
sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya/model” dan KD
(Kompetensi Dasar) yaitu “mendiskripsikan sifat-sifat cahaya”
Cahaya adalah pancaran elektromagnetik yang dapat terlihat oleh mata
manusia sedangkan benda yang memancarkan cahaya disebut dengan sumber
cahaya. Cahaya memiliki beberapa sifat, diantaranya seperti di bawah ini.
1. Cahaya Merambat Lurus
Untuk membuktikan bahwa cahaya itu merambat lurus, bisa dilihat
dari cahaya matahari yang masuk lewat celah-celah atau melalui jendela
rumah kita. Dan jika kamu amati lampu kendaraan bermotor saat malam
hari, Cahaya lampu kendaraan bermotor tersebut merambat lurus. Banyak
28
sekali kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan yang dapat
membuktikan bahwa cahaya memiliki sifat yang dapat merambat lurus.
Gambar 2.1 cahaya merambat lurus
(Sumber: www.artikel-pendidikan.blogspot.com)
2. Cahaya Menembus Benda Bening
Cahaya dapat masuk ke sebuah rumah melalui jendela yang memiliki
kaca. Kaca jendela yang bening dapat ditembus oleh cahaya matahari, jika
kaca jendela itu ditutup dengan menggunakan kain warna hitam maka
cahaya tidak dapat menembus kaca jendela itu ditutup dengan
menggunakan kain warna hitam maka cahaya tidak dapat menembus kaca
jendela tersebut, peristiwa tersebut dapat membuktikan sifat-sifat cahaya
yang dapat menembus benda bening.
29
Gambar 2.2 cahaya menembus benda bening
(Sumber: www.irmavina28blog.wordpress.com)
3. Cahaya dapat Dipantulkan
Terdapat 2 pemantulan yaitu pemantulan baur dan pemantulan
teratur. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai permukaan yang
tidak rata, biasanya pemantulan ini sinar hasil pemantulannya tidak
beraturan. Dan pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai
permukaan yang rata dan sinar hasil yang dipantulkannya memiliki arah
yang teratur.
Berdasarkan bentuk permukaan cermin dibedakan menjadi 3
macam, yaitu:
a. Cermin datar, merupakan cermin yang permukaannya tidak
melengkung. Seperti cermin yang kita gunakan sehari-hari.
b. Cermin cembung, adalah cermin yang permukaannya melengkung
kearah luar. Biasa digunakan untuk kaca spion kendaraan.
30
c. Cermin cekung adalah cermin yang permukaannya melengkung
kearah bagian dalam. Biasa digunakan untuk reflector pada lampu
mobil, lampu senter dan pada sendok
Gambar 2.3 cahaya dapat di pantulkan
(Sumber: www.juraganles.com)
4. Cahaya dapat Dibiaskan
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah rambat dari cahaya
saat melewati medium rambatan yang berbeda. Contoh peristiwa
pembiasan cahaya: pensil yang dimasukkan ke air yang ada dalam gelas.
Gambar 2.4 cahaya dapat dibiaskan
(Sumber:www.juraganles.com)
31
5. Cahaya dapat Diuraikan
Penguraian cahaya (dispersi) yaitu merupakan penguraian cahaya
putih menjadi cahaya yang mempunyai bermacam-macam warna.
Misalnya seperti pelangi, pelangi terjadi akibat cahaya matahari yang
diuraikan titik-titik air hujan, peristiwa tersebut dapat memunjukkan
bahwa cahaya dapat diuraikan (Rositawaty, 2008: 99-105).
Gambar 2.5 cahaya dapai diuraikan
(Sumber:www.irmavina28blog.wordpress.com)
D. Metode Demonstrasi
1. Pengertian
Demonstrasi merupakan salah satu metode yang cukup efektif karena
membantu siswa untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan
fakta atau data yang benar. Metode demonstrasi merupakan mtode pnyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkkan kepada siswa
tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu, baik sebenarnya atau
hanya sekedar tiruan.
Menurut Saiful Sagala (2005) metode demonstrasi adalah petunjuk
tentang terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan
32
tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh
peserta didik secara nyata. Sebagai metode pnyajian, demonstrasi tidak
terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru, walaupun dalam proses
demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, tetapi demonstrasi
dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan
strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
2. Tujuan Menggunakan Metode Demonstrasi
a. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dikuasai siswa.
b. Mengkongkritkan informasi atau pelajaran kepada siswa.
c. Mengembangkan kemampuan pengamatan kepada siswa secara
bersama-sama.
3. Langkah-Langkah Operasional dalam Demonstrasi
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ada beberapa hal yang harusdilakukan:
1) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses
demonstrasi berakhir.
2) Mnyiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan
dilakukan.
3) Melakukan uji coba demonstrasi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Tahap Pembukaan
33
Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, di antaranya:
2) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memerhatikan dengan jelas apa yang di demonstrasikan.
3) Mengemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
4) Mengemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa,
misalnya ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang di anggap penting
dari pelaksanaan demonstrasi.
c. Langkah Pelaksanaan Demonstrasi
1. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
siswa untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik
memerhatikan demonstrasi.
2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana
yang menegangkan. Yakinlah bahwa semua siswa mengikuti jalannya
demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa. Berikan
kesempatan kapada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.
Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pmbejaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya
dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan
pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa
memahami proses demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan
34
tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi
bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya.
4. Kelebihan dan kekurangan Metode Demonstrasi
Sebagai suatu metode pembelajaran, demonstrasi memiliki
beberapa kelebihan diantaranya sebagai berikut :
1. Melalui metode demonstrasi, terjadinya verbalisme akan dapat dihindari
karena siswa disuruh langsung memerhatikan bahan pelajaran yang
dijelaskan.
2. Proses pembelajaran akan lebih menarik karena siswa tak hanya
mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
3. Dengan cara mengamati secara langsung, siswa akan memiliki
kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan, dengan
demikian, siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran.
Selain beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki
beberapa kelemahan, diantaranya :
1. Metode demonstrasi memerluikan persiapan yang lebih matang karena
tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Untuk menghasilkan
pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus beberapa kali mencobanya
terlebih dahulu sehingga dapat memakan waktu yang banyak.
35
2. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang
memadai yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiayaan
yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional. Di
samping itu, demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru
yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
2.Kajian Pustaka
Demi menjaga kemungkinan kesamaan tema penelitian, maka
dalam hal ini peneliti akan mengurai serta menyebutkan beberapa
penelitian yang memiliki keterkaitan dengan tema penelitian yang akan
peneliti lakukan, terdapat lima pustaka yakni:
Skripsi yang berjudul, “Penerapan metode demonstrasi untuk
meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas III MI Pesantren
Tanggung Kepanjen Kidul Blitar” oleh Siti Usriyah.Dalam skripsi ini,
Usriyah mencoba menggunakan metode demonstrasi untuk mengetahui
prestasi belajar siswa dapat meningkat pada pelajaran IPA pokok bahasan
sumber energi dan penggunaannya pada siswa kelas III Madrasah
Ibtidaiyah Pesantren kelurahan Tanggung Kecamatan Kepanjen Kidul
Kota Blitar.
Selanjutnya skripsi Masumah “Upaya meningkatkan hasil belajar
IPA tentang gaya melalui metode demonstrasi penelitian tindakan kelas
IV SDN Kertajaya 02 Rumpin Bogor” dalam skripsi tersebut metode
36
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas.Penelitian ini dilaksanakan sebagai upaya mengatasi permasalahan
pembelajaran yang terjadi di kelas.Metode ini dilakukan dengan empat
tahap yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan serta
refleksi tindakan. Keempat tahapan tersebut merupakan siklus yang
berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan menggunakan
langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran yang
menggunakan metode demonstrasi.
Skripsi karya Syarianti Devi yang berjudul, “Penerapan metode
demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada meteri
pelajaran matematika materi bangun ruang (kudus dan balok) kelas IV
MIN Medan Tembung Kecamatan Medan Tembung”. Dalam skripsi ini
diuraikan agar pembelajaran matematika tidak lagi dianggap sebagai
mata pelajaran yang membosankan. Salah satu usaha yang dapat
dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan
memanfaatkan metode demonstrasi dalam proses pembelajaran karena
metode demonstrasi ini mengajak siswa untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran oleh karena itu pembelajaran tidak lagi bersifat
monoton
Skripsi dengan judul “penerapan metode demonstrasi dalam
pembelajaran FIQH materi haji bagi siswa kelas VIII di MTs N Kepoh
Delanggu Klaten tahun pelajaran 2016/2017”. Dalam skripsi ini
duraikan bahwa mata pelajaran fiqih merupakan materi pelajaran yang
37
paling sulit .padahal materi tersebut tentang shoalt, puasa, zakat,
pengurusan jenazah, haji, dan umroh. Dimana materi tersebut merupakan
ajaran islam yang wajib bagi seluruh peserta didik. Mengingat banyaknya
pembahasan tentang fiqh, peneliti akan lebih focus meneliti pada bab haji
saja, untuk itu peneliti akan membahas tentang penerapan metode
demonstrasi dalam pembelajaran fiqh materi Haji bagi siswa kelas VIII
di MTs N Kepoh Delanggu Klaten Tahun Pelajaran 2016?2017.
Skripsi dengan judul “Pengaruh metode demonstrasi dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap kemampuan gerakan
salat siswa kelas V SD N 1 Panggang Gunung Kidul”. Oleh Dimas Endar
Septian. Dalam skripsi ini menggunakan penelitian Quasi Eksperimental
(Eksperimen semu) desainnya adalah suatu penelitian yang mempunyai
kelompok control dan kelompok eksperimen. Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas V SD N I Panggang.Metode yang
digunkan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan desain
satu factor dan dua sampel. Satu factor yang dimaksud adalah
menggunakan metode demonstrasi pada mata materi gerakan
salat,sedangkan dua sampel adalah siswa kelas V nomor apsen 1-16%
(kelas Kontrol) dan siswa kelas V nomor apsen 16-31 (kelas
eksperimen).
Dari keseluruhan judul skripsi yang peneliti sebutkan diatas
kesemuanya memiliki relevansi ataupun berkaitan dengan tema
penelitian yang penulis ambil.titik perbedaannya adalah pada target serta
38
lokasi penelitian, hal lain yang sangat mencolok perbedaannya adalah
terletak padamodel pembelajaran yang dipilih. Alasan peneliti
memaparkan penelitian di atas adalah untuk mendudukkan permasalah
tema kajian yang akan peneliti lakukan untuk tidsk memiliki kesamaan
secara plegiatif dengan skripsi yang sebelumnya.
39
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Bantal Kec.
Bancak Kab. Semarang
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah
Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang. Madrasah ini terletak di
jalan Potrojiwo Desa Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang, berada di dekat
jalan raya dan disampingnya terdapat Masjid utama di Desa Bantal. Dilihat
dari letak geografisnya keberadaan MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab.
Semarang ini sangat mudah di akses dari berbagai kecamatan di wilayah
kecamatan bancak.
1. Identitas Madrasah
Tabel 3.1
Identitas Madrasah
(Sumber: Administrasi sekolah)
NO Identitas Keterangan
1. Nama madrasah MI Darussalam Bantal
2. No. Statistik 111233220120
3. Propinsi Jawa Tengah
4. Kabupaten Semarang
5. Kecamatan Bancak
6. Desa Bantal
7. Status madrasah Swasta
8. Akreditasi B
9. Tahun berdiri 1965
10 Bangunan milik Yayasan
11. Jarak ke kecamatan ± 6,7 km
12. Jarak ke kabupaten ± 42,9 km
13. Jumlah guru 8
40
Tabel 3.2
Daftar Nama Guru MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab.
Semarang Tahun 2017/2018
No Nama L/P Jabatan
1. Muhlasin S.Pd.I P Kepala sekolah
2. Muhlisin Sap.I P Guru kelas VI
3. Siti Musiyam S.Pd.I L Guru kelas V
4. Siti Annisa’un S.PdI L Guru kelas IV
5. UswatunKhoiriyah S.Pd.I L Guru kelas III
6. Riska Fanti S.Pd L Guru kelas I
7. Indah Aryanto S.Pd.I P Guru kelas II
8. Slamet Aryanto S.Pd.I P Guru Olahraga
Keadaan peserta didik di MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab.
Semarang dari kelas I sampai kelas VI tahun pelajaran 2017/2018.
Tabel 3.3
Daftar jumlah peserta didik MI Darussalam Bantal Kec. Bancak
Kab. Semarang Tahun 2017/2018
Kelas Jumlah siswa
I 16
II 16
III 20
IV 15
V 14
VI 13
JUMLAH 94
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V MI Darussalam Bantal Kec.
Bancak Kab. Semarang dengan jumlah 14 siswa. Terdiri dari 11
perempuan dan 3 laki-laki. Penelitian dilakukan pada semester satu tahun
pelajaran 2018/2019. Alasan yang paling mendasar pemilihan subjek
penelitian ini adalah peneliti melihat keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas V kurang memuaskan, maka dari itu peneliti menggunakan metode
41
pembelajaran demonstrasi, dengan metode ini peneliti berharap dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA materi sifat-sifat cahaya
pada siswa kelas V MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang.
Tabel 3.4
Daftar nama Siswa Kelas V MI Darussalam Bantal Kec. Bancak
Kab. Semarang
No. Nama Siswa Jenis kelamin
1. A.A.A Perempuan
2. A.A Perempuan
3. A.Q Perempuan
4. C.Z.P Perempuan
5. E.D.F Perempuan
6. M.F.S Laki-laki
7. M.Q.W Laki-laki
8. M.A.A Laki-laki
9. M.P.S Perempuan
10. N.N.D Perempuan
11. S.A.J Perempuan
12. S.A.D Perempuan
13. S.A Perempuan
14. S.A.N Perempuan
3. Waktu Penelitian
Penelitian ini dillaksanakan pada mata pelajaran IPA semester
genap tahun pelajaran 2017/2018. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus. Penelitian menggunakan jam mata pelajaran IPA sesuai jadwal
pelajaran IPA kelas V. Waktu pelaksanaan sebagai berikut:
42
Tabel 3.5
Jadwal Penelitian
No Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Observasi awal Selasa 4 September 2018
2. Siklus I Jum’at, 7 September 2018
3. Siklus II Kamis, 13 September 2018
B. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dua siklus penelitian.
Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, danrefleksi. Sebelum mulai masuk pembelajaran
hasil belajar siklus I dan II diberikan, guru memberikan soal pra siklus
terlebih dahulu agar mengetahui peningkatan sebelum dan sesudah
memnggunakan strategi peta konsep siklus. Uraian dari kedua siklus tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi Pra Siklus
Pada tahap ini peneliti menggunakan nilai hasil belajara siswa mata
pelajaran IPA sebelum menggunakan media pembelajaran audio visual
untuk mengetahui kemampuan awal siswa kelas V MI Darussalam Bantal
Kec. Bancak Kab. Semarang. Tahun Pelajaran2017/2018. Berikut ini nilai
hasil belajar siswa sebelum menggunakan media pembelajaran audio
visual.
43
Tabel 3.6
Nilai Pra Siklus
No. Nama Siswa Nilai
1. A.A.A 40
2. A. A 80
3. A.Q 40
4. C.Z 50
5. E.D 80
6. M.F.S 70
7. M.Q.W 40
8. M.A.A 70
9. M.P.S 30
10. N.N.D 70
11. S.A.J 30
12. S.A 50
13. S.A 30
14. S.A.N 70
Rata-rata nilai 53,5
KETERANGAN
Siswa yang sudah tuntas : 6 orang
Siswa yang belum tuntas : 8 orang
Hasil data yang diperoleh membuktikan banyaknya hasil belajar
siswa yang masih rendah yang berada pada presentase sebesar 57,1%
yang masih jauh dari kriteria ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
Oleh karena itu, hasil data tersebut menjadi dasar bagi peneliti untuk
melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan tujuan agar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan metode
demonstrasi pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya di MI
Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang tahun pelajaran
2017/2018.
44
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
1. Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan dan absensi.
2. Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Standar kompetensi:Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui
kegiatan membuat suatu karya/model.
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya.
Indikator :
a. Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya.
b. Menjelaskan bahwa cahaya merambat lurus.
c. Menunjukkan cahaya menembus benda bening.
d. Menyebutkan benda-benda yang dapat menembus benda bening.
e. Menyimpulkan sifat-sifat cahaya.
3. Menyiapkan lembar-lembar observasi yang memuat aspek-aspek
4. pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi.
5. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk
mendukung kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi
6. Menyiapkan soal evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur
hasil belajar siswa.
b. Tindakan (Action)
45
Apersepsi guru terkait materi Tindakan kelas siklus
IBerlangsung pada hari jum’ar pada tahap ini mengiplementasikandari
rancangan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti yaitu guru
melaksanakan kegiatan pembelajaran IPA dengan metode
demonstrasi. Berikut ini langkah-langkah kegiatan siklus I.
1) Kegiatan Awal (15 menit)
a) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
b) Guru mmbimbing siswa untuk berdoa bersama-sama.
c) Guru menanyakan kabar dan mengabsensi siswa.
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, materi yang akan dipelajari adalah materi sifat-sifat
cahaya.
2) Kegiatan Inti (30 menit)
a) Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan media pembejaran audio visual kepada siswa
yang di tunjukan menggunakan LCD di depan kelas.
b) Guru meminta siswa untuk memperhatikan guru yang
sedang menjelaskan.
c) Guru menanyakan kepada siswa siapa yang belum faham
tentang materi yang sudah disampaik Guru membagikan
lembar soal evaluasi kepada masing masing siswa
d) Guru mempersilahkan siswa mengerjakan lembar soal
evaluasi.
46
e) Guru meminta 2 orang siswa untuk maju kedepan
mencocokan lembar soal evaluasi yang sudah dikerjakan
siswa.
3) Kegiatan Penutup (15 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi sifat-sifat
cahaya.
b) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam
penutup dan berdoa bersama.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti meneliti secara langsung
melalui lembar pengamatan yang telah di susun. Lembar pengamatan
tersebut digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam
melakukan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Hasil
pengamatan akan di tulis di lembar pengamatan lapangan. Aspek-
aspek yang diamati pada lembar observasi sebagai berikut:
Table 3.7
Lembar observasi Guru siklus I
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
Kemampuan guru membuka
pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
Sikap guru dalam proses
pembelajaran
5. Kejelasan artikulasi suara √
6. Antusiasme dalam penampilan √
47
7. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
8. Bahan belajar disajikan sesuai
dengan langkah-langkah yang
dibuat dalam RPP
√
9. Kejelasan dalam
menyampaikan materi ajar
√
10. Memiliki wawasan yang luas
dalam menyampaikan bahan
ajar
√
Kegiatan pembelajaran
11. Penyajian bahan pelajaran
sesuai sesuai dengan tujuan
atau indikator yang telah
ditetapkan
√
12. Penerapan metode
pembelajaran demonstrasi
√
13. Memiliki keterampilan dalam
merespon dan menanggapi
pertanyaan siswa
√
14. Ketepatan dalam penggunaan
alokasi waktu
√
Pemanfaatan sumber
belajar/ media pembelajaran
15. Menggunakan media secara
efektif dan efisien
√
16. Melibatkan siswa dalam
pemanfaatan media
√
Evaluasi pembelajaran
17. Penilaian relevan dengan
tujuan yang telah ditetapkan
√
18. Penilaian yang diberikan
sesuai dengan RPP
√
Kemampuan menutup
kegiatan pembelajaran
29. Meninjau kembali materi yang
telah diberikan
√
20. Memberikan kesempatan
bertanya dan menjawab
pertanyaan
√
21. Memberikan kesimpulan
kegiatan pembelajaran
√
Jumlah 45 12
Total 57
Kategori Baik
48
Keterangan:
Skor Nilai Kategori total kinerja guru
3 = Baik 50 - 63 = Baik
2 = Cukup 36 – 49 = Sedang
1 = Kurang 22 – 35 = Kurang
Table 3.8
Nilai Evaluasi Siklus I
No. Nama Siswa Nilai
1. A.A.A 60
2. A.A 80
3. A.Q 80
4. C.Z.P 70
5. E.D.F 90
6. M.F.S 80
7. M.Q.W 60
8. M.A.A 70
9. M.P.S 50
10. N.N.D 80
11. S.A.J 60
12. S.A.D 60
13. S.A 50
14. S.A.N 80
Rata-rata nilai 69,2
c. Refleksi (Reflection)
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan sesuai
dengan rencana penelitian tindakan kelas, maka pada akhir
pembelajaran siklus pertama diadakan refleksi dari
pembelajaran yang telah dilaksanakan. Adapun hal-hal yang
menghambat pelaksanaan pembelajaran dan perlu adanya
perbaikan adalah:
49
1. Adanya siswa yang kurang memperhatikan guru
2. Siswa belum berani mengemukakan pendapat dan harus
ditunjuk guru
3. Guru kurang mengikuti kegiatan pembelajaran yang sudah
di tulis di RPP
4. Guru yang kurang menguasai kelas terbukti masih banyak
siswa yang berbicara dengan teman saat pembelajaran
berlangsung
5. Guru kurang memperhatikan waktu pembelajaran, sehingga
sampai melebihi jam pelajaran.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti perlu melakukan
tindakan kembali pada siklus II. Tujuan dari siklus II adalah
meningkatkan hasil belajar dari siklus I dan agar semua siswa
dapat memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
1) Menyiapkan materi pelajaran yang akan disampaikan dan absensi.
2) Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Standar kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
Indikator :
a) Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya
50
b) Menjelaskan bahwa cahaya dapat dipantulkan
c) Menunjukkan cahaya dapat dibiaskan
d) Menyimpulkan sifat-sifat cahaya
3) Menyiapkan lembar observasi yang memuat aspek-aspek
pembelajaran yang menggunakan metode demonstrasi
4) Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan untuk
mendukung kegiatan pembelajaran dengan metode demonstrasi
5) Menyiapkan lembar soal evaluasi yang akan digunakan untuk
mengukur hasil belajar siswa.
b. Tindakan (Action)
Tindakan kelas siklus II berlangsung pada hari kamis pada tahap
ini mengimplementasikan dari rancangan pembelajaran yang telah
disusun oleh peneliti yaitu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
IPA dengan metode demonstrasi. Berikut ini langkah-langkah kegiatan
siklus I.
1) Kegiatan Awal (15 menit)
a) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
b) Guru mmbimbing siswa untuk berdoa bersama-sama.
c) Guru menanyakan kabar dan mengabsensi siswa.
d) Siswa mendengarkan dari sifat-sifat cahaya.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
materi yang akan dipelajari adalah materi sifat-sifat cahaya.
51
2) Kegiatan Inti (30 menit)
a) Guru menjelaskan materi tentang sifat-sifat cahaya dengan
menggunakan media pembejaran audio visual kepada siswa
yang di tunjukan menggunakan LCD di depan kelas.
b) Guru meminta siswa untuk memperhatikan guru yang sedang
menjelaskan.
c) Guru menanyakan kepada siswa siapa yang belum faham
tentang materi yang sudah disampaikan.
d) Guru membagikan lembar soal evaluasi kepada masing masing
siswa
e) Guru mempersilahkan siswa mengerjakan lembar soal evaluasi.
f) Guru meminta 2 orang siswa untuk maju kedepan mencocokan
lembar soal evaluasi yang sudah dikerjakan siswa.
3) Kegiatan Penutup (15 menit)
a) Guru bersama siswa menyimpulkan tentang materi sifat-sifat
cahaya.
b) Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam penutup
dan berdoa bersama.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti meneliti secara langsung
melalui lembar pengamatan yang telah di susun. Lembar pengamatan
tersebut digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam
52
melakukan pembelajaran menggunakan metode demonstrasi. Hasil
pengamatan akan di tulis di lembar pengamatan lapangan. Aspek-aspek
yang diamati pada lembar observasi sebagai berikut:
Table 3.9
Lembar Observasi Guru Siklus II
No. Aspek yang diamati Skor
3 2 1
Kemampuanguru membuka pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa √
2. Memberikan motivasi awal √
3. Memberikan apersepsi √
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
Sikapguru dalam proses pembelajaran
5. Kejelasan artikulasi suara √
6. Antusiasme dalam penampilan √
7. Mobilitas posisi mengajar √
Penguasaan bahan belajar
8. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang dibuat dalam RPP
√
9. Kejelasan dalam menyampaikan materi
ajar
√
10. Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar
√
Kegiatan pembelajaran
11. Penyajian bahan pelajaran sesuai sesuai
dengan tujuan atau indikator yang telah
ditetapkan
√
12. Penerapan metode pembelajaran
demonstrasi
√
13. Memiliki keterampilan dalam merespon
dan menanggapi pertanyaan siswa
√
14. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu
√
Pemanfaatan sumber belajar/media
pembelajaran
15. Menggunakan media secara efektif dan
efisien
√
16. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan
media
√
Evaluasi pembelajaran
17. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
√
53
18. Penilaian yang diberikan sesuai dengan
RPP
√
Kemampuan menutup kegiatan
pembelajaran
19. Meninjau kembali materi yang telah
diberikan
√
20. Memberikan kesempatan bertanya dan
menjawab pertanyaan
√
21. Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran
√
Jumlah 57 4
Total 61
Kategori Baik
Table 3.10
Nilai Evaluasi Siklus II
No. Nama Siswa Nilai
1. A.A.A 80
2. A.A 90
3. A.Q 100
4. C.Z.P 100
5. E.D.F 100
6. M.F.S 90
7. M.Q.W 70
8. M. A.A 80
9. M.P.S 60
10. N.N.D 90
11. S.A.J 80
12. S.A.D. 60
13. S.A 90
14. S.A.N 100
Rata-rata nilai 85
Keterangan
Skor Nilai kategori total kinerja guru
3 = Baik 50 - 63 = Baik
2 = Cukup 36- 49 = Sedang
1 = Kurang 22 – 35 =kurang
54
d. Refleksi
Hasil pengamatan dari penelitian siklus II sudah mengalami
peningkatan yang cukup baik dibandingkan pengamatan siklus I. siswa
antusias dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran audio
visual. Hal ini dapat terlihat siswa memperhatikan guru dan lebih serius
menjawab pertanyaan guru yang berisi materi pembelajaran.
Berdasarkan nilai pada tes evaluasi bahwa nilai yang di dapatkan lebih
baik dari siklus I. pelajaran sislus II telah mencapai tujuan yang
diharapkan yaitu keaktifan siswa, proses pembelajaran yang
menyenangkan siswa antusias dalam mengikuti pembelajaran dan
peningkatan hasil belajar. Selain itu nilai yang diperoleh siswa telah
mencapai KKM dan siswa telah mencapai kriteria klasikal sebesar 95%
dari jumlah siswa. Hal ini telah menu jukan bahwa tindakan yang
ditelah mencapai hasil yang bagus. Untuk itu peneliti dirasa telah cukup
dan berhenti pada siklus II.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
1. Deskripsi Pra Siklus
Sebelum kegiatan penelitian dilakukan, peneliti melakuakan
observasi terlebih dahulu di MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab.
Semarang. Berdasarkan hasil observasi, diperoleh data mengenai
kondisi pembelajaran di MI Darussalam Bantal. Proses pembelajaran
yang berlangsung masih terpusat pada guru, siswa kurang aktif dan
strategi pembelajaran yang digunakan masih tradisional. Siswa juga
masih kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang di tunjukkan
dengan masih banyak siswa yang berbicara sendiri ketika guru sedang
menjelaskan materi serta kurangnya minat siswa untuk mengajukan
pertanyaan kepada guru.
Data yang diperoleh dari observasi menunjukkan bahwa hasil tes
formatif siswa pada mata pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya masih
banyak yang belum dapat mencapai nilai KKM sebesar 70. Berikut ini
adalah daftar nilai hasil belajar pra siklus siswa kelas V MI Darussalam
Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang:
56
Tabel 4.1
Nilai Pra Siklus
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. A.A.A 70 40 Belum tuntas
2. A.A 70 80 Tuntas
3. A.Q. 70 40 Belum tuntas
4. C.Z.P 70 50 Belum tuntas
5. E.D.F 70 80 Tuntas
6. M.F.S 70 70 Tuntas
7. M.Q.W 70 40 Belum Tuntas
8. M.AA. 70 70 Tuntas
9. M.P.S 70 30 Tuntas
10. N.N.D 70 70 Belum tuntas
11. S.A.J 70 30 Belum Tuntas
12. S.A.D 70 50 Belum tuntas
13. S.A 70 30 Belum tuntas
14. S.A.N 70 70 Tuntas
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 30
Rata-rata 53,5
Keterangan
Tuntas : 6 siswa
Belum tuntas : 8 siswa
Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai pra siklus menunjukkan dari
14 siswa kelas V MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab. Semarang
tahun pelajaran 2017/2018 dengan standar KKM 70 hanya 42,8% (6
siswa). Yang tuntas, sedangkan 57,1% (8 siswa) belum tuntas.
57
2. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari jum’at, 7 September
2018. Pelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada siklus I adalah sifat-sifat cahaya. Hasil
pengamatan pada siklus I, peneliti mendapat gambaran bahwa para
siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan metode
demonstrasi. Meskipun belum semua siswa memperhatikan penjelasan
guru dan juga belum aktif apabila diberi kesempatan untuk bertanya
pada guru. Akan tetapi dalam proses pelaksanaan pembelajaran sudah
dianggap cukup baik dan lancar. Nilai hasil belajar siswa pada siklus I
dapat dilihat pada tabel 4.2
Table 4.2
Nilai evaluasi siklus I
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. A.A.A 70 60 Belum tuntas
2. A.A 70 80 Tuntas
3. A.Q 70 80 Tuntas
4. C.Z.P 70 70 Tuntas
5. E.D.F 70 90 Tuntas
6. M.F.S 70 80 Tuntas
7. M.Q.W 70 60 Belum tuntas
8. M.A.A 70 70 Tuntas
9. M.P.S 70 50 Belum Tuntas
10. N.N.D 70 80 Tuntas
11. S.A.J 70 60 Belum Tuntas
12. S.A.D 70 60 Belum Tuntas
13. S.A 70 50 Belum Tuntas
14. S.A.N 70 80 Tuntas
Nilai paling tinggi 90
Nilai paling rendah 50
Rata-rata 69,2
58
Keterangan:
Tuntas : 8 siswa
Belum tuntas : 6 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan =
x 100%
=
x 100%
= 57,1%
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus I mencapai 69,2% dan jumlah siswa kelas V
siswa yang tuntas belajar mencapai KKM terdapat 8 siswa (57,1%)
sedangkan siswa yang belum tuntas 6 siswa (42,8%). Siklus I ini
secara klasikal pembelajaran belum tuntas belajar, karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 57,1% dari
jumlah siswa secara keseluruhan. Hasil persentase belum mencapai
indikator keberhasilan yaitu ≥ 85% dari seluruh siswa tuntas
belajarnya, jadi harus dilaksanakan siklus selanjutnya yaitu siklus II
pada waktu yang telah ditentukan.
3. Deskripsi Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari kamis, 13 September
2018. Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit).
Materi pokok yang diajarkan pada siklus II adalah sifat-sifat cahaya.
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada siklus
II. Hasil pengamatan pada siklus II. Penelitian mendapat gambaran
59
bahwa guru mampu mengamati permasalahan siklus I. Nilai hasil
belajar siswa siklus II dapat dilihat di tabel 4.3
Tabel 4.3
Nilai evaluasi siklus II
No. Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. A.A.A 70 80 Tuntas
2. A.A 70 90 Tuntas
3. A.Q 70 100 Tuntas
4. C.Z.P 70 100 Tuntas
5. E.D.F 70 100 Tuntas
6. M.F.S 70 90 Tuntas
7. M.Q.W 70 70 tuntas
8. M.A.A 70 80 Tuntas
9. M.P.S 70 70 Tuntas
10. N.N.D 70 60 Belum Tuntas
11. S.A.J 70 80 Tuntas
12. S.A.D 70 60 Belum tuntas
13. S.A 70 90 Tuntas
14. S.A.N 70 100 Tuntas
Nilai paling tinggi 100
Nilai paling rendah 60
Rata-rata 85
Kererangan:
Tuntas : 12 siswa
Belum tuntas : 3 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan =
x 100%
=
x 100%
= 85,7%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada siklus II 85. siswa yang sudah tuntas belajar terdapat 12 siswa
(85,7%), sedangkan yang belum tuntas belajar 2 siswa (14,2%).
60
Berdasarkan data tersebut menujjukkan bahwa pada siklus II
pembelajaran sudah dianggap tuntas karena sudah mencapai kriteria
ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85% dari jumlah
siswa memperoleh nilai ≥ 85 pembelajaran pada siklus II dianggap
berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai siklus II.
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh
kesimpulan tentang data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar
siswa dapat dilihat tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Nilai rekapitulasi per siklus
No. Nama Siswa Pra siklus Siklus I Siklus II
1. A.A.A 40 60 80
2. A.A 80 80 90
3. A.Q 40 80 100
4. C.Z.P 50 70 100
5. E.D.F 80 90 100
6. M.F.S 70 80 90
7. M.Q.W 40 60 70
8. M.A.A 70 70 80
9. M.P.S 30 50 60
10. N.N.D 70 80 90
11. S.A.J 30 60 80
12. S.A.D 50 60 60
13. S.A 30 50 90
14. S.A.N 70 80 100
Rata-rata 53,5 69,2 85
Berdasarkan data rekapitulasi di atas dapat diketahui bahwa terjadi
peningkatan nilai rata-rata hasil belajar siswa dari pra siklus sebesar 53,5
ke siklus I yang meningkat menjadi 69,5. Pada siklus II juga terjadi
peningkatan nilai rata-rata jika dibandingkan dengan siklus I menjadi
61
sebesar 85. Berdasarkan data tersebut maka dapat diketahui bahwa
pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui metode demonstrasi siklus
berhasil meningkat hasil belajarnya.
Tabel 4.5
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus. Siklus I siklus II
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
Pra siklus
53,5
Tuntas 6 siswa 42,8%
Belum tuntas 8 siswa 57,1%
I
69,2
Tuntas 8 siswa 57,1%
Belum tuntas 6 siswa 42,8%
II
85
Tuntas 12 siswa 85,7%
Belum tuntas 2 siswa 14,2%
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi .
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada siklus I
terdapat 7 siswa (50%) tuntas belajar dan 6 siswa (42,8%) belum tuntas
belajar dengan nilai rata-rata 69,2%. Berdasarkan hasil tersebut belum
memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan, maka penelitian
dilanjutkan pada siklus II dengan materi dan waktu yang berbeda.
Hasil belajar siklus II diperoleh data 12 siswa (85,7%) tuntas
belajar dan 2 siswa (14,2%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 85.
62
Berdasarkan perolehan nilai tersebut, dapat diketahui bahwa hasil belajar
dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan.
Pelaksanaan pembelajaran siklus II sudah memenuhi kriteria
ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 85% dari jumlah seluruh
siswa sudah tuntas belajar sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan
pada siklus II ini. Siswa yang belum tuntas pada siklus II akan diberikan
mandiri berupa latihan-latihan atau remedial yang di pantau oleh guru
sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
Pembahasan tersebut dapat digambarkan dengan menggunakan
grafik 4.1
Grafik 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus I, Siklus II.
(Sumber Data Primer)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah
diterapkan metode Demonstrasi terjadi peningkatan dari Pra Siklus 42,8%
siswa tuntas belajar ke Siklus I menjadi 57,1% siswa tuntas belajar.
0.00%
10.00%
20.00%
30.00%
40.00%
50.00%
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Prasiklus Siklus I Siklus II
63
Kemudian diadakan lagi Siklus II dan meningkatkan hasil belajar sebesar
85,7%.
Didapatkan siswa yang berusaha aktif pada setiap pembelajaran
akan tetapi siswa tersebut belum bisa mendapatkan nilai sesuai KKM.
Siswa tersebut tetap harus mendapatkan remedial. Remedial dapat
dilakukan dengan menambah waktu belajar siswa atau memberikan soal-
soal pada siswa tersebut.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Budi Kurniawan (2013), dalam
penelitiannya menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, pada kondisi awal persiklus, perolehan
hasil belajar siswa kelas V SDN 03 Pelabai Kabupaten Lebong dalam mata
pelajaran IPA, hasil siklus I rata-rata 7,125 dengan ketuntasan klasikal
62,5% meningkat pada siklus II menjadi 8,2 dengan ketuntasan klasikal
sebesar 87,5%. Dari analisis data menunjukkan pada siklus I data hasil
aktivitas guru sebesar 31,5 dengan kategori baik dan meningkat pada
siklus II sebesar 35 dengan kategori baik. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan meningkatkan keaktifan guru dan siswa, khususnya
siswa kelas V SDN 03 Pelabai Kabupaten Lebong.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh kesimpulan
bahwa pembelajaran dengan menerapkan metode demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA materi sifat-sifat
cahaya pada siswa kelas V MI Darussalam Bantal Kec. Bancak Kab.
Semarang tahun pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang
diperoleh siswa pada nilai siklus I yaitu siswa yang tuntas KKM sebanyak 8
siswa dan yang tidak tuntas 6 siswa, dengan nilai rata-rata kelas 69,2 dan
persentase ketuntasan siswa 57,1%, selanjutnya pada siklus II siswa mampu
menunjukkan peningkatan hasil belajar yang baik yaitu siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM sebanyak 12 siswa dan yang tidak tuntas 2
siswa, dengan nilai rata-rata 85 dan persentase ketuntasan siswa 85,7%
B. Saran
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan peneliti diatas serta simpulan,
maka peneliti akan menuliskan beberapa saran yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan guru ketika melaksanakan pembelajaran dikelas:
1. Bagi Siswa
a. Sebaiknya siswa selalu aktif saat mengikuti pembelajaran
b. Sebaiknya siswa memperhatikan dan fokus saat pembelajaran IPA.
65
2. Bagi Guru
a. Guru sebagai mediator dan motivator bagi siswa sangat
mempengaruhi kemajuan siswa. Oleh sebab itu guru harus
pandai memilih metode pembelajaran agar siswa menjadi
tertarik dan senang dalam menerima materi pembelajaran
IPA.
b. Untuk siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran
diperlukan pendampingan, motivasi serta bimbingan dalam
belajar yang khusus dari siswa lainnya. Seperti dilakukan
remedial, pengulangan materi, dan sebagainya.
3. Bagi Madrasah
Sebaiknya sekolah menambah atau lebih melengkapi sarana
pembelajaran yang ada di sekolah, untuk menunjang proses
pembelajaran IPA. Seperti media, sumber belajar, dan lain-lain.
66
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. dkk. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Aulia, Khanza. 2013. Pengertian Sifat-sifat Cahaya. www.Juraganles.com.diunduh
30 agustus 2018.
Daryanto, 2016. Media Pembelajaran. jogyakarta: Gava Media.
Departemen Pendidikan Nasional. 2006. Strategi Pembelajaran Yang Mengaktifkan Siswa.
Jakarta: Depdiknas
Kurniasari imas & Relin Sari. 2005. Model Pembelajaran. jogja: Kata Pena.
Kurniawan, Budi. 2013. Penggunaan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil
Pembelajaran IPA pada Materi Gaya Magnet Siswa Kelas V. Pelabai: Pelabai
Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Kosda Karya.
Mulyasa. 2006. Kurikulum yang disempurnakan. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Ngalim, Purwanto. 1195. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda karya.
Rahyubi, Heri. 2011. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Majalengka:
Nusa media.
Rositawaty S. dkk.2008. IPA Saling Tema 5 untuk SD/MI Kelas V. Jakarta: Pusat
Pembukuan. Departemen Pendidikan.
Sagala, Syaiful. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu Memecahkan
Problematika Belajaran dan Mengajar. Bandung: Alfabeta Bandung.
Sudirman. 1992. Ilmu Pendidikan. Bandung: Remaja Kosda Karya.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Grup.
Usman, Basyiruddin. 2002. Media pembelajaran. Padang: Ciputat Pers.
Vina, Irma. 2013. Sifat-sifat Cahaya. www.Irmavina2blog.wordpress.com. diunduh pada 30
Agustus 2018.
Wardhani, IGAK. Kuswaya wihardit. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.
67
LAMPIRAN
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96