peningkatan keaktifan belajar siswa melalui …
TRANSCRIPT
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
JIGSAW PADA MATA PELAJARAN PKN
SISWA KELAS IV SDN 06 BOGAR
KOTA PALOPO
FITRIANI
1601414071
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA MELALUI
PENGGUNAAN MODELPEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW
PADA MATA PELAJARAN PKN SISWA
KELAS IV SDN 06 BOGAR
KOTA PALOPO
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan
Dan Ilmu PendidikanUniversitas Cokroaminoto Palopo
FITRIANI
1601414071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
COKROAMINOTO PALOPO
2020
ABSTRAK
FITRIANI. 2020. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa dengan Pembelajaran
PKn Melalui Model Kooperatif Jigsaw Pada Siswa Kelas Iv Sdn 06 Bogar Kota
Palopo (dibimbing oleh Sri Damayanti Dan Jusrianto)
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keaktifan belajar siswa
pada pembelajaran PKn melalui model kooperatif jigsaw di kelas IV SDN 06
Bogar Kota Palopo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian tindakan kelas ( PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk
mengatasi permasalahan yang muncul di dalam kelas. Metode ini dilakukan dalam
4 (empat) tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Ke
empat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan
dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada peningkatan
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn sebagai tujuan dari penelitian
yang dilakukan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2020 di
SDN 06 Bogar Kota Palopo. Dengan subjek penelitian kelas IV-A. Penelitian
dilakukan selama 2 (dua) siklus dengan masing-masing siklus selama 2 (dua)
pertemuan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat peningkatan keaktifan
belajar siswa pada setiap siklusnya. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang aktif pada
siklus I sebanyak 5 (lima) orang siswa yang aktif 16,66% siswa yang tidak aktif
12 (dua belas) orang dengan persentase 40,00% dan siswa yang kurang aktif 13 (
tiga belas) orang dengan persentase 43,33% dengan rata-rata keaktifan belajar
siswa sebesar 64,77%. Pada siklus II keaktifan belajar siswa meningkat dengan
terdapatnya siswa yang aktif sebesar 24 ( dua puluh empat ) orang dengan
persentase 80,00%, dan siswa yang cukup aktif ada 2 (dua) siswa dengan
persentase 6,66%. Hasil persentase rata-rata keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran PKn pada siklus II ini sebesar 86,92% dengan dikategorikan baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa penerapan model kooperatif jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn kelas IV SDN 06
Bogar Kota Palopo, karena rata-rata persentase siswa aktif telah mencapai hasil
intervensi tindakan yang diharapkan yaitu > 80%.
Kata Kunci : Keaktifan Belajar, Model Kooperatif Jigsaw.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat
limpahan rahmat, hidayah dan karuni-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi penelitian yang berjudul “ Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dengan
Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Jigsaw Pada Siswa Kelas IV Sdn 06
Bogar Kota Palopo”.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat selesai tanpa adanya
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya atas segala bantuan, bimbingan serta saran-saran dalam
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih ini peneliti sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Hanafie Mahtika, M.S., Selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo
2. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum, M.A,. Selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Iilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo.
3. Ibu Erni, S.Pd., M.Pd, Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
4. Ibu Sri Damayanti, S.S., M.Hum, Selaku Dosen Pembimbing I yang
senantiasa memotivasi, memberi petunjuk dan ilmu serta senantiasa
membimbing peneliti selama menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
5. Bapak Jusrianto, S,Pd., M.Pd, Selaku Dosen Pembimbing 2 yang
senantiasa memotivasi, memberi petunjuk dan ilmu serta senantiasa
membimbing dengan ikhlas dan sabar sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang
telah memberikan dorongan semangat dan motivasi untuk peneliti agar
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu.
7. Staf Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan Staf Perpustakan yang telah
memberikan fasilitas kepada peneliti dengan baik untuk menyelesaikan
skripsi ini tepat waktu.
8. Kedua Orang Tua dan Seluruh Keluargaku yang telah mendoakan dan
memberikan saya motivasi untuk tetap semangat selama penyusunan
skripsi ini.
9. Teman-teman satu bimbingan yang telah menyemangati dan berjuang
bersama-sama dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Oleh karena itu, kritik dari pembaca
sangat peneliti harapkan guna untuk penyempurnaann skripsi selanjutnya. Akhir
kata semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian. Aamiin.
Palopo, 18 Maret 2020
FITRIANI
RIWAYAT HIDUP
Fitriani, Lahir di Palopo Pada Tanggal 02 Desember 1996,
anak ke empat dari 10 bersaudara. Buah kasih pasangan dari
Ayahanda “Hasbi” dan Ibunda “Lisda” Penulis pertama
kali menempuh pendidikan tepat pada umur 7 tahun di
Sekolah Dasar (SD) Pada SDN 252 Sabamparu tahun 2004
dan selesai pada tahun 2009, dan pada tahun yang sama
peneliti melanjutkan di Sekolah Menengah Pertama di
Madrasah Tsanawiyah Model di Kota Palopo dan selesai
pada tahun 2012, dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah atas ( SMA ) pada SMAN 01 Garawangi di Jawa Barat
penulis mengambil jurusan IPS dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2016
penulis terdaftar pada salah satu perguruan tinggi swasta jurusan Pendidikan
Guru Sekolah Dasar di Universitas Cokroaminoto Palopo, dan Alhamdulillah
selesai tahun 2020.
Berkat petunjuk dan pertolongan Allah SWT, usaha dan disertai doa dan
kedua orang tua dalam menjalani aktifitas akademik di perguruan tinggi
Universitas Cokroaminoto Palopo penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
dengan skripsi yang berjudul “ Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran PKn Melalui Model Kooperatif Jigsaw Pada Siswa Kelas IV SDN
06BogarKotaPalopo.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ..........................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori ..................................................................................................8
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................9
2.3 Kerangka Pikir ..............................................................................................20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ..............................................................................................23
3.2 Desain Penelitian ...........................................................................................23
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................24
3.4 Subjek Penelitian ...........................................................................................25
3.5 Instrumen Penelitian......................................................................................26
3.6 Tehnik Pengumpulan Data ............................................................................26
3.7 Tehnik Analisis Data .....................................................................................27
3.8 Indikator Keberhasilan ..................................................................................29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................................30
4.2 Pembahasan ...................................................................................................50
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................................54
5.2 Saran ..............................................................................................................54
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................57
LAMPIRAN ........................................................................................................58
DAFTAR TABEL
Keberhasilan Keaktifan Belajar Siswa ..............................................................37
Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa ................................... 37
Refleksi Tindakan Pembelajaran Pada Siklus I ................................................ 38
Klasifikasi Keaktifan Belajar Siswa................................................................. 39
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Guru ........................................... 41
Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa .......................................................... 42
Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I .................................. 43
Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II ................................. 43
Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II .................................................. 45
DAFTAR GAMBAR
Kerangka Fikir ................................................................................................. 46
Desain Penelitian Menurut Kemmis dan Mc. Taggart ..................................... 47
Keberagaman Suku Bangsa............................................................................... 48
Baju Adat ......................................................................................................... 49
DAFTAR LAMPIRAN
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................ 50
Observasi Kegiatan Siswa ................................................................................ 51
Surat Izin Penelitian Dari Kampus ................................................................... 52
Surat Izin Telah Melakukan Penelitian disekolah ............................................ 52
Buku Cetak PKn ............................................................................................... 53
Materi Siklus I ...................................................................................................53
Suasana Kelas IV Proses Pembelajaran ........................................................... 53
Hasil Lembar Siswa ......................................................................................... 54
Hasil Mendiskusikan kelompok ....................................................................... 54
Hasil Tugas Kelompok ......................................................................................55
Lembar observasi keaktifan siswa ................................................................... 55
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah suatu proses kegiatan interaksi antara guru dengan siswa
yang bertujuan meningkatkan perkembangan siswa (Dimyati dan Mudjiono, 2009:
5-7). Pendidikan mempunyai peran penting dalam pengembangan potensi diri
pada setiap individu. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas No. 20
Tahun 2013 Bab 1 pasal 1 yang menyebutkan bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (BSNP, 2006).
Proses pembelajaran di sekolah melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa
sebagai peserta didik. Proses pembelajaran dikatakan baik jika kegiatannya dapat
merangsang siswa dalam mengembangkan segala potensi dirinya untuk meraih
prestasi. Kegiatan belajar tersebut dapat terwujud dengan menerapkan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM). Utami
(2010: 23) menjelaskan PAKEM adalah satu pendekatan dalam pembelajaran
yang dianggap efektif, karena dapat membentuk otonomi diri siswa. Proses
pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi antara pendidik yang melaksanakan
tugas pembelajaran siswa melaksanakan tugas belajar. Proses kegiatan belajar.
PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang tidak hanya mengajarkan
tentang pengetahuan saja tetapi juga dapat membentuk karakter siswa. Utami
(2010: 66-68) mengemukakan tujuan pelajaran PKn adalah agar peserta didik
memiliki kemampuan untuk berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan; berpartisipasi secara aktif dan bertanggung
jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti korupsi; berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; dan berinteraksi dengan bangsa-
bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi. Seorang siswa tidak hanya dibimbing untuk
memiliki kualitas intelektual tetapi juga memiliki karakter-karakter masyarakat
2
Indonesia yang demokratis dan dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa
lainnya (Utami, 2010: 67).
Pelajaran PKn juga menuntut peran aktif siswa, karena pada dasarnya siswa
memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan kuat. Hal ini ditunjukkan oleh
kecenderungan heran dan kagum pada hal-hal yang baru dan menantang
(Purnomo, 2006: 2). Keaktifan siswa dalam pembelajaran PKn dapat diwujudkan
dengan menerapkan pendekatan, model, atau metode belajar yang menarik dan
inovatif dalam proses pembelajaran.
Keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan
minat untuk belajar dalam diri siswa, yang akan berpengaruh dalam proses
pembelajaran. Slameto (2010: 180), mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki
minat yang tinggi dalam proses pembelajaran akan cenderung termotivasi dari
dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan antusias,
sebaliknya apabila minat siswa dalam proses pembelajaran rendah akan
ditunjukkan dengan perilaku yang mengarah pada hal-hal yang negatif, misalnya
melamun, berbicara dengan teman, bercanda dengan teman, dan tidak
memperhatikan guru yang sedang mengajar. Keaktifan merupakan modal awal
untuk mendorong siswa melakukan suatu kegiatan belajar.
Silberman (Widharyanto, 2002: 63) menjelaskan bahwa pembelajaran yang
berorientasi pada siswa (student centered learning) adalah pembelajaran yang
mengaktifkan siswa dan siswa banyak melakukan aktivitas, siswa menggunakan
otaknya untuk mengkaji ide-ide, memecahkan masalah, dan menerapkan apa yang
mereka pelajari.
Masalah kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran menyebabkan
rendahnya prestasi belajar siswa. Hal tersebut menjadi dasar dalam menentukan
tindakan untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran. Solihatin
(2007: 23) mengungkapkan dengan siswa aktif maka siswa akan berusaha untuk
menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat
benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar dapat tercapai
dengan baik.
Menurut (Stella van petten henderson 20th 2003), pendidikan yaitu suatu
kombinasi dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.
3
Dimana dilihat sekarang sudah banyak warisan sosial yang tumbuh dan
berkembnag secara pesat dan secara kombinasi hidup di lingkungan sosial yang
dibutuhkan adanya pendidikan yang mendorong anak untuk mengetahui jenjang
pendidikan yang awal (TK,SD).
Pembelajaran keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran Pkn
mengarahkan setiap siswa untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara
lisan dengan baik dan benar di hadapan guru dan sesama siswa lainnya. Cara
keaktifan dilingkungan sekolah baik antara siswa dengan siswi, siswa dengan
guru, siswa dengan kepala sekolah tentu ada aturan dan punya etika. Selain itu,
keaktifan belajar ini juga mampu melahirkan generasi yang kritis karena karena
siswa memiliki kemampuan yang sangat tinggi untuk mengekspresikan gagasan,
pikiran, dan perasaan siswa kepada orang lain secara rasional, kritis dan
mendalam serta mampu melahirkan generasi yang membudidaya karena siswa
sudah tidak terbiasa dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai
konteks situasi tutur dimana dan kapan.
Kepentingan aktif sangat penting bagi sesama manusia karena tidak dapat
di pungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat lepas dari
kegiatan interaksi dengan sesama manusia, seseorang harus menggunakan suatu
bentuk atau cara yang di sebut dengan komunikasi khususnya dengan bhasa lisan.
Hampir kegiatan manusia membutuhkan komunikasi, seseorang yang mempunyai
keaktifan yang baik akan memiliki kemudahan dalam bergaul baik di rumah , di
sekolah, di tempat kerja, atau di tempat-tempat yang lain.
Kegiatan pembelajaran keaktifan adalah untuk berkomunikasi agar dapat
menyampaikan informasi secara efektif, sebaiknya memahami isi dari pembicara
tersebut. Disamping itu juga dapat mengevaluasi efek dari komunikasinya
terhadap pendengar. Jadi bukan hanya sekedar apa yang didiskusikan saja, tetapi
juga bagaimana cara siswa menegmukakan pendapatnya, sebab hal itu
menyangkut masalah bahasa dan pengucapan.
Pelajaran pkn yang menuntut peran aktif siswa, karena pada dasarnya siswa
memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan kuat. Hal ini ditunjukan oleh
kecenderungan heran dan kagum pada hal-hal yang baru dan menantang (
purnomo 2006 :2 ). Keaktifan siswa dalam pembelajaran pkn dapat di wujudkan
4
dengan menerapkan pendekatan, model, atau metode belajar yang menarik dan
inovatif dalam proses pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dalam proses
pembelajaran dapat menumbuhkan minat untuk belajar dalam diri siswa, yang
akan berpengaruh dalam proses pembelajaran.
Slameto ( 2010 ; 180 ), mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki minat
belajar yang tinggi dalam proses pembelajaran akan cenderung termotivasi dari
dalam dirinya untuk mengikuti proses pembelajaran dengan baik dan antusias,
sebaliknya apabila minat siswa dalam proses pembelajaran rendah akan
ditunjukan dengan perilaku yang mengarah pada hal-hal yang negatif misalnya
melamun, berbicara dengan teman, bercanda dengan teman, dan tidak
memperhatikan guru yang sedang mengajar. Keaktifan merupakan modal awal
untuk mendorong siswa melakukan suatu kegiatan untuk belajar.
Faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keaktifan siswa dalam
berkelompok, yaitu faktor eksternal. Faktor eksternal diantaranya pengaruh
penggunaan bahasa indonesia dilingkungan keluarga dan masyarakat. Proses
komunikasi sehari-hari banyak keluarga yang menggunakan bahasa ibu (bahasa
daerah ) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga.
Dalam proses belajar mengajar terjadi aktifitas guru dan siswa. Hal ini
yang cenderung aktif dalam belajar. yang menggunakan sesuai dengan konteks
dan situasi tutur yang benar dalam bhasa indonesia. Kalau diamati secara cermat
dalam kehidupan sehari-hari banayak orang yang aktif. Namun tidak semua orang
memiliki kemampuan yang baik dalam beraktif sehingga apa yang dikatakannya
seringkali tidak mudah untuk di menegrti oleh orang lain dan menimbulkan
pemahaman berbeda. Penulis dapat mengulang kembali bahwa keaktifan belajara
seseorang sangat di pengaruhi oleh faktor yakni eksternal. Faktor eksternal yaitu
pendekatan pembelajaran, metode, media, strategi atau sumber pembelajaran yang
di gunakan oleh guru memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap tingkat
keaktifan belajar bagi siswa.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan menunjukan keadaan keaktifan
belajar siswa di sekolah SDN 06 Bogar Palopo masih berada pada tigkat yang
kurang maksimal dalam beraktif . hasil survei awal yang dilakukan oleh peneliti
menunjukan bahwa kualitas pembelajaran keaktifan di sekolah SDN 06 Bogar
5
Palopo dapat dikatakan rendah , karena menurut hasil pengamatan yang dilakukan
oleh peneliti hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran pkn. Adapun
indikator keaktifan belajar siswa adalah; 1) perhatian siswa terhadap penjelasan
guru, 2) kerjasamanya dalam kelompok, 3) kemampuan siswa mengemukakan
pendapat dalam kelompok ahli, 4) kemampuan siswa mengemukakan pendapat
dalam kelompok asal, 5) memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam
kelompok, 6) mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat, 7) memberi
gagasan yang cemerlang, 8) membuat perencanaan dan pembagian kerja yang
matang, 9) keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain, 10)
memanfaatkan potensi anggota kelompok, 11) saling membantu dan
menyelesaikan masalah.
Oleh karena itu, ketika terjadi proses belajar mengajar siswa masih banyak
yang belm aktif karena adanya sifat cara mengajar guru yang kurang memadai
karena guru sekarang kebanyakn menggunakan metode ceramah jadi siswa cepat
bosan dan tidak menanggapi guru menjelaskan diatas, jika anak kurang aktif
dalam pembelajaran di kelas maka siswa kurang memahami apa yang sudah di
pelajari hari ini dan seterusnya. Apa bila hal tersebut di biasakan maka
mengakibatkan dampak yang tidak baik pada siswa yaitu kurangnya pemahaman
siswa, kurangnya keterlibatan siswa dalam proses belajar. Apabila hal di atas
dibiarkan terjadi berlarut-larut maka dapat mengakibatkan dampak seperti
menurunnya keaktifan belajar siswa, terjadinya putus sekolah karena diakibatkan
rendahnya keaktifan belajar siswa.
Perlu adanya pemecahan masalah yang tepat untuk meningkatkan
kemampuan keaktifan belajar siswa dalam proses belajar mengajar. Salah satu
alternatif yang bisa dilakukan yaitu dengan menggunakan model kooperatif
jigsaw yang diterapkan dalam proses belajar mengajar adalah dengan meminta
siswa untuk bergabung bersama temannya membentuk kelompok diskusi. Model
pembelajaran tersebut diharaapkan dapat mengatasi rasa malu, rasa canggung,
rasa ketidakpercayaan diri, dan rasa takut siswa yang selalu mengganggu
keberaniannya dalam proses belajar mengajar di kelas.
Tipe Jigsaw adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif di mana
pembelajaran melalui penggunaan kelompok kecil siswa yang bekerja sama dalam
6
memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dan
mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal, baik pengalaman individu
maupun pengalaman kelompok. Pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini
setiap siswa menjadi anggota dari 2 kelompok, yaitu anggota kelompok asal dan
anggota kelompok ahli. Anggota kelompok asal terdiri dari 3-5 siswa yang setiap
anggotanya diberi nomor kepala 1-5. Nomor kepala yang sama pada kelompok
asal berkumpul pada suatu kelompok yang disebut kelompok ahli.
Berdasarkan observasi yang saya dapat saya mengambil keputusan untuk
mengambil model kooperatif jigsaw ini untuk menangani siswa yang kurang aktif
dalam proses belajar di dalam kelas semoga apa yang saya gunakan ini dapat
membantu perkembangan keaktifan belajar siswa di kelas.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian yang berkaitan
dengan keaktifan siswa terhadap pembelajaran Pkn dengan judul: Peningkatan
Keaktifab Belajar Siswa dengan Pembelajran Pkn Melalui Model Kooperatif
Jigsaw pada Siswa kelas IV SDN 06 BOGAR PALOPO.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah
Bagaimana keaktifan belajar siswa melalui penggunaan model pembelajaran
kooperatif jigsaw pada mata pelajaran Pkn kelas IV SDN 06 Bogar Palopo.
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini yaitu untuk
mengetahui bagaimana metode kooperatig jigsaw dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Secara teoritis manfaat hasil penelitian ini untuk menambah khasana ilmu
pengetahuan terutama dalam bidang pendidikan. Secara praktis, kegunaan hasil
penelitian ini dapat berguna berbagai pihak diantaranya;
1. Bagi Siswa
Membantu dalam meningkatkan proses belajar mengajar yang aktif di dalam kelas
antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru.
2. Bagi Guru
7
Penelitian ini dapat menjadi acuan mengenai penggunaan metode kooperatif
jigsaw dalam pengajaran sehingga memperkaya referensi guru dalam merancang
kegiatan pembelajaran.
3. Bagi Sekolah
Bila penelitian ini selesai dilaksanakan disekolah, dalam hal ini SDN 06 BOGAR
PALOPO dapat mengambil manfaat dengan adanya peningkatan pembelajaran
yang aktif didalam kelas bagi siswa.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan
keaktifan berasal dari kata aktif yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2008 : 31 ) mengandung arti giat ( bekerja , berusaha ). Sedangkan
keaktifan merupakan kegiatan atau kesibukan. Jadi, keaktifan siswa dapat
dikatakan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk memahami
materi pelajaran.
Sardiman ( 2001 : 98 ) mengungkapkan bahwa keaktifan adalah kegiatan
yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan berfikir sebagai suatu
rangkaian yang tidak dapat dipisahkan.
Thorndike ( dimyati dan mudjiono, 2009 : 45 ) mengungkapkan keaktifan
belajar siswa dalam belajar dengan hukum “ law of exercise “ –nya berkenaan
dengan prinsip keaktifan mengungkapkan bahwa individu merupakan “ manusia
yang belajar aktif selalu rasa ingin tahu “. Keaktifan siswa akan terlihat bila model
pembelajaran yang digunakan berpusat pada siswa, pembelajaran terkait dengan
kehidupan nyata, pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi dengan
sekitarnya, pembelajaran berpusat pada anak, pembelajaran menggunakan media
untuk membantu anak menjelaskan materi, dan pembelajaran mampu memberikan
umpan balik terhadap hasil kerja siswa ( uno&Mohamad, 2011 :76 ).
Belajar “aktif” belajar langsung adalah belajar yang membuat pelajaran
yang melekat. Artinya bahwa mencari dan menggabungkan informasi secara aktif
akan menyelamatkan informasi tersebut dalam dalam ingatan ( souders and
prescott dalam johnson, 2010:155). Proses pembelajaran pada hakekatnya untuk
mengembangkan aktivitas dan kreatifitas peserta didik melalui berbagai interaksi
dan pengalaman belajar. Keaktifan belajar siswa merupakan unsur dasar yang
penting bagi keberhasilan proses pembelajaran.
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan
berfikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan (Sardiman, 2001:
9
98). Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktifitas, baik aktifitas
fisik maupun psikis.
Aktifitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan, membuat
sesuatu, bermain maupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan,
melihat atau hanya pasif. Siswa yang memiliki aktifitas psikis (kejiwaan) adalah
jika daya jiwanya bekerja sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam
rangka pembelajaran ( kamus besar bahasa indonesia 2005:23)
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif membangun
pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam proses
pembelajaran ( Kamus Besar Bahasa indonesia 2005:23).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja,
berusaha). Keaktifan diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif.
Rousseau dalam (Sardiman, 1986: 95) menyatakan bahwa setiap orang yang
belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktifitas proses pembelajaran tidak akan
terjadi. Thorndike mengemukakan keaktifan belajar siswa dalam belajar dengan
hukum “law of exercise”-nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya
latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan prinsip keaktifan
mengemukakan bahwa individu merupakan “manusia belajar yang aktif selalu
ingin tahu” (Dimyati,2009:45). Segala pengetahuan harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja
sendiri dengan fasilitas yang diciptakan sendiri , baik secara rohani maupun
teknik.
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala
kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi
kondusif.
B. Indikator Keaktifan Belajar
Uno dan Mohamad (2011:33) menyebutkan ciri atau kadar dari proses
pembelajaran yang lebih mengaktifkan siswa yaitu; 1) siswa aktif mencari atau
memberikan informasi, bertanya bahkan membuat kesimpulan, 2) adanya
10
interaksi aktif secara terstruktur dengan siswa, 3) adanya kesempatan bagi siswa
untuk menilai hasil karyanya sendiri, 4) adanya pemanfaatan sumber belajar
secara optimal.
Dimyati dan Mudjiono ( 2009 : 45 ) menjelaskan bahwa indikator keaktifan
meliputi:, 1) mencatat atau sekedar mendengarkan pemberitahuan, 2)
memperhatikan hal-hal yang dijelaskan guru, 3) mencatat tugas yang diberikan
dan mengerjakan tugas dirumah, 4) berdiskusi dalam kelompok, 5) melibatkan
diri dalam proses tanya jawab dan, 6) terlibat dalam menyimpulkan pembelajaran.
Rosdijati ( 2019 : 10 ) mengemukakan bahwa pembelajaran yang dapat
mengaktifkan siswa yaitu, 1) memberikan motivasi dalam diri peserta didik, 2)
siswa aktif dalam bertanya dan mempertanyakan, 3) siswa menemukakan
gagasan, 4) siswa berinteraksi dengan lingkungan, 5) keterlibatan guru dalam
merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran.
C. Pengertian Belajar
Belajar adalah key term, “istilah kunci” yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada
pendidikan (Syah, 2003: 59). Belajar merupakan serangkaian aktivitas yang dapat
menimbulkan adanya perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut dihasilkan
karena adanya respon yang diperkuat (Suparno, 2001: 2). Bloom (Suparno, 2001:
6) membagi belajar ke dalam tingkatan-tingkatan yang disebut sebagai ranah
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pembagian tingkatan-tingkatan dalam belajar
tersebut sejalan dengan pengertian belajar menurut Dimyati (2009: 15) yaitu suatu
kegiatan individu yang menggunakan ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Akibat belajar tersebut kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif semakin
bertambah.
Slameto (2010: 2) merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam inetraksi dengan
lingkungannya. Ciri-ciri perubahan tingkah laku tersebut yaitu: terjadi secara
sadar, bersifat kontinu dan fungsional, bersifat positif dan aktif, bukan sementara,
bertujuan dan terarah, dan mencakup seluruh aspek tingkah laku (Slameto,
2010:2).
11
Belajar menurut Gagne (Dimyati dan Mudjiono, 2009:14) merupakan proses
kegiatan kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas, setelah belajar seseorang
akan memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya
kapabilitas, berasal dari stimulasi yang berasal dari lingkungannya dan proses
kognitif yang dilakukan oleh siswa. Maka, belajar merupakan seperangkat proses
kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melalui pengolahan informasi
menjadi kapasitas baru.
Beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa
belajar merupakan suatu proses dimana pembelajar (siswa) harus mengalami,
berbuat, mereaksi, dan melalui berbagai mata pelajaran yang berpusat pada tujuan
tertentu yang bermakna dan dipengaruhi oleh pembawaan serta lingkungan,
kemudian menghasilkan sikap, perilaku, pengetahuan, keterampilan, kecakapan,
pemahaman, serta perubahan pada aspek-aspek yang ada pada diri siswa.
Perubahan tersebut terjadi secara sadar serta berkelanjutan yang bersifat aktif,
positif, dan menetap.
D. Pembelajaran
Pembelajaran menurut Jihad (20012:18) adalah suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal
balik yang berlangsung dalam situasi edukasi untuk mencapai tujuan tertentu.
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek yaitu
belajar, yang berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai
pemberi pelajaran.
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses komunikasi antara peserta
didik dan pendidik dalam rangka perubahan sikap. Komunikasi di sini
didefinisikan sebagai proses dimana para siswa menciptakan dan saling berbagi
informasi satu sama lain guna mencapai pertimbangan timbal balik. Pembelajaran
yang efektif menurut Bloom (Suparno, 2001:102) memiliki 4 komponen, yaitu
adanya orientasi yang jelas dan menggugah, adanya keterlibatan siswa secara
aktif, adanya proses penguatan, serta adanya umpan balik dan perbaikan.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan
mengembangkan bakat yang dimilikinya, peserta didik juga dapat berlatih untuk
12
berfikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga dapat merekayasa sistem
pembelajaran secara sistematis, sehingga merangsang keaktifan peserta didik
dalam proses pembelajaran.
Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang
mempengaruhi keaktifan belajar siswa adalah 1) Memberikan motivasi atau
menarik perhatian peserta didik, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran; 2) Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada
peserta didik); 3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada peserta didik; 4)
Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari); 5)
Memberikan petunjuk kepada peserta didik cara mempelajari; 6) Memunculkan
aktifitas, partisipasi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, 7) Memberikan
umpan balik (feedback); 8) Melakukan tagihan-tagihan kepada peserta didik
berupa tes sehingga kemampuan peserta didik selalu terpantau dan terukur; 9)
Menyimpulkan setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan siswa pada
saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Moh. Uzer Usman (2009:26-27)
cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya yaitu abadikan waktu yang
lebih banyak untuk kegiatan belajar mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara
efektif dalam kegiatan belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas
dan tepat sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain memperbaiki
keterliban siswa juga dijelaskan cara meningkatkan keterlibatan siswa atau
keaktifan siswa dalam belajar. Cara meningkatkan keterlibatan atau keaktifan
siswa dalam belajar adalah mengenali dan membantu anak-anak yang kurang
terlibat dan menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan untuk
meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan kebutuhan-
kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk meningkatkan usaha dan
keinginan siswa untuk berfikir secara aktif dalam kegiatan belajar.
Keaktifan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti menarik atau
memberikan motivasi kepada siswa dan keaktifan juga dapat ditingkatkan, salah
satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan mengenali keadaan siswa yang
kurang terlibat dalam proses pembelajaran.
13
F. Hakikat Pembelajaran Pkn
a. Pengertian pembelajaran pkn
Pendidikan Kewarganegaraan (Citizenship) merupakan mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-
kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945
(Kurikulum Berbasis Kompetensi, 2004). Pendidikan Kewarganegaraan
mengalami perkembangan sejarah yang sangat panjang, yang dimulai dari Civic
Education (membangun karakter bangsa), Pendidikan Moral Pancasila,
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, sampai yang terakhir pada
Kurikulum 2004 berubah namanya menjadi mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk
perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik sebagai individu, anggota masyarakat
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ( Depdikbud 1992:2).
Landasan PKn adalah Pancasila dan UUD 1945, yang berakar pada nilai-nilai
agama, kebudayaan nasional Indonesia, tanggap pada tuntutan perubahan zaman,
serta Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Kurikulum Berbasis Kompetensi tahun 2004 serta Pedoman Khusus
Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata Pelajaran Kewarganegaraan yang
diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional-Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar Menengah-Direktorat Pendidikan Menengah Umum. Menurut Azyumardi
Azra ,Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan mempelajari dan juga mengkaji
serta membahas segala sesuatu mengenai pemerintahan, lembaga-lembaga
demokrasi, konstitusi, rule of law, hak dan kewajiban warga negara serta
demokrasi. Secara substantif, pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan guna
membangun karakter bangsa dalam perkembangan di era globalisasi.
Menurut Kerr, J.F (1968), Pengertian Pendidikan kewarganegaraan
memiliki sebuah definisi yang luas dalam perumusannya, melingkupi tahapan
penyiapan generasi penerus bangsa yang memiliki peran serta tanggung jawab
14
sebagai seorang warga negara. Dalam arti khusus, pendidikan kewargganegaraan
merupakan segala materi yang ada dalam persekolahan, pengajaran dan belajar,
sebagai bagian dari proses mempersiapkan warga negara. Menurut Azis Wahab
dan Cholishin , Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan seperti penuturan Azis
Wahab ialah sebuah sarana untuk meng-Indonesiakan para warga negara
khususnya melalui siswa di sekolah dengan sadar, cerdas, serta penuh tanggung
jawab. Dan Cholishin berpendapat (200:18) bahwa pendidikan kewarganegaraan
merupakan sebuah program yang berisi beberapa konsep secara umum mengenai
ketatanegaraan, politik serta hukum negara, maupun teori umum lainnya
berkenaan dengan kewarganegaraan.
Menurut Permendikbud Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendikbud) No. 22 Tahun 2006 mengenai standar isi untuk satuan pendidikan
dasar dan menengah, pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang berfokus untuk membentuk warga negara supaya lebih memahami serta
dapat melaksanakan segala hak dan kewajiban sebagai seorang warga negara.
Demi menjadi seorang warga negara yang berkarakter, memiliki kecerdasan,
keterampilan, sebagai mana berdasar pada kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dan pandangan hidup bangsa. Menurut Samsuri, Samsuri (2011:28)
berpendapat bahwa pendidikan kewarganegaraan dapat diartikan sebuah cara
untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa demi menjadi seorang warga
negara yang memiliki kecakapan, dan pengetahuan serta nilai-nilai yang guna
berpartisipasi aktif di dalam masyarakat.
B. Tujuan Pembelajaran Pkn
Tujuan mata pelajaran Kewarganegaraan menurut Zamroni (2005:7) adalah
sebagai berikut ini:
1. Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menangggapi isu
kewarganegaraan.
2. Berpartisipasi secara bermutu dan bertanggungjawab, dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa-bangsa lain.
15
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. (Kurikulum
KTSP, 2006)
C. Fungsi Pkn di SD
Fungsi pembelajaran Kewarganegaraan diSD menurut Djahiri (1995:10) yaitu
sebagai berikut :
a) Membina, mengembangkan dan melestarikan konsep nilai moral dan
norma Pancasila secara dinamik dan bertanggung jawab.
b) Membina, dan mengembangkan jati diri manusia Indonesia seutuhnya,
khususnya guru PPKn Profesional yang berkepribadian pancasila dan melek
politik ( political literate ) yang mampu menjadi ingsan teladan dan narasumber
dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
c) Memuat acuan pokok pola pembinaan dan pengembangan program dan
pengajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan serta ketatanegaraan dan
hukum persekolahan, disamping acuan pokok formal lainnya.
d) Membina perbekalan pengetahuan dan keterampilan okupasional selaku guru
PPKn dan Tatnegara RI pada persekolahan.
Tujuan PKn di SD adalah:
Pendidikan kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan warga Negara
Indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pendidikan kewarganegaraan bertujuan :
a) Membentuk kecakapan partisipatis yang bermutu dan bertanggung jawab
b) Menjadikan warga yang baik dan demokratis
c) Menghasilkan mahasiswa yang berfikir komprehensif, analiis dan kritis
d) Mengembangkan kultur demokrasi
e) Membentuk siswa menjadi good and responsible citizen.
Dapat disimpulkan bahwa:
Hakikat pendidikank merupakan pendidikan/pembelajaran demokrasi yang
bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat berfikir kritis dan bertindak
demokratis, melalui aktivitas menanamkan keasadaran kepada genersi baru
kesadaran bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang menjamin
hak – hak warga masyarakat.yaitu, pembelajaran yang mampu menjadikan warga
16
negara yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam berbangsa dan bernegara dengan
cara mengembangkan dan membina sikap mulai dari tingkatan yang belum tahu
terhadap suatu nilai sampai siswa itu menyadari dan melakukan nilai moral itu
dalam tingkah laku kehidupan sehari – hari.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan pada dasarnya adalah menjadikan
warga negara indonesia yang cerdas, bermartabat dan aktif dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara (Permendiknas No.22 Tahun 2006).
Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan yaitu: membina, mengembangkan
dan melestarikan konsep, nilai, dan norma Pancasila secara dinamik dan
bertanggung jawab (Seminar Tawagmangu 1972:11).
D. Model Kooperatif
a. Pengertian model
Dari sisi etimologi Jigsaw berasal dari bahasa ingris yaitu gergaji ukir dan
ada juga yang menyebutnya dengan istilah (Fuzzle), yaitu sebuah teka teki yang
menyususn potongan gambar.
Pembelajaran kooperatif model jigsaw ini juga mengambil pola cara
bekerja sebuah gergaji ( jigsaw), yaitu siswa melakukan sesuatu kegiatan belajar
dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai tujuan bersama.
Model pemebelajaran kooperatif model jigsaw adalah sebuah model
belajar kooperatif yang menitik beratkan kepada kerja kelompok siswa dalam
bentuk kelompok kecil, seperti yang diungkapkan Lie (1993: 73), bahwa
pembelajaran kooperatif model jigsaw ini merupakan model belajar kooperatif
dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai
dengan enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling
ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri.
b. Model Kooperatif Tipe Jigsaw
Dalam model pembelajaran jigsaw ini siswa memiliki banyak kesempatan
untuk mengemukanakan pendapat, dan mengelolah informasi yang didapat dan
dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasii, anggota kelompok
bertanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi
yang dipelajari, dan dapat menyampaikan kepada kelompoknya (Rusman,
2008:203). Menurut Rusman (2008 : 205) model pembelajaran jigsaw ini dikenal
17
juga dengan kooperatif para ahli. Karena anggota setiap kelompok dihadapkan
pada permasalahan yang berbeda. Namun, permasalahan yang dihadapi setiap
kelompok sama, kita sebut sebagai team ahli yang bertugas membahas
permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, hasil pembahasan itu di bawah
kekelompok asal dan disampaikan pada anggota kelompoknya. Kegiatan yang
dilakukan pada model pembelajaran kooperatif Jigsaw sebagai berikut:
Melakukan mambaca untuk menggali informasi. Siswa memeperoleh topik
– topik permasalahan untuk di baca sehingga mendapatkan informasi dari
permasalahan tersebut. Diskusi kelompok ahli Siswa yang telah mendapatkan
topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok atau kita sebut
dengan kelompok ahli untuk membicaran topik permasalahan tersebut.
C. Langkah-langkah Model Kooperatif Jigsaw
Menurut Agus Suprijono (2009:89) langkah-langkah model pembelajaran Jigswa
adalah sebagai berikut :
1. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 5
tiap kelompok
2. Masing-masing siswa dalam tiap kelompok diberi bagian materi yang
dilainkan
3. Masing-masing siswa dalam tiap kelompok diberi bagian materi yang
ditugaskan
4. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab bagian yang
sama berkumpul dalam setiap kelompok baru yang disini yang disebut
sebagai kelompok ahli untuk mendiskusikan sub bab mereka
5. Setelah anggota dari kelompok ahli selesai mendiskusikan sub bab bagian
mereka maka masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali ke
dalam kelompok asal dan secara bergantian mengajar teman dalam satu
kelompok mengenai sub bab yang telah dikuasai sedangkan anggota
lainnya mendengarkan penjelasan yang seksama
6. Masing-masing kelompok ahli melakukan prsesntasi hasil diskusi yang
telah dilakukan
7. Guru melakukan kegiatan evaluasi
8. penutup
18
D. Kelebihan Model Kooperatif Jigsaw
Kelebihan model kooperatif Jigsaw menurut Nurhadi (2004:64) adalah sebagai
berikut :
1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada
kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya
2. Mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan ide atau gagasan
dalam memecahkan masalah tanpa takut membuat salah
3. Dapat meningkatkan kemampuan sosial mengembangkan rasa harga diri
dan hubungan interpersonal yang positif
4. Siswa lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat karena siswa diberikan
kesempatan untuk berdiskusi dan menjelaskan materi pada masing-masing
kelompok
5. Siswa lebih memahami materi yang diberikan karena dipelajari lebih
dalam dan sederhana dengan anggota kelompoknya
6. Siswa lebih menguasai materi karena mampu mengajarkan materi tersebut
kepada teman kelompok belajarnya
7. Siswa diajarkan bagaimana bekerja sama dengan kelompoknya
8. Materi yang diberikan kepada siswa dapat merata
9. Dalam proses belajar mengajar siswa saling bergantungan positif
E. Kekurangan model kooperatif jigsaw
Kekurangan model pembelajaran Jigsaw menurut Nurhadi (2004:64) adalah
sebagai berikut :
a. Siswa yang tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi maka akan
sulit dalam menyampaikan materi pada teman
b. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung
mengontrol jalannya diskusi
c. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan
mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai
tenaga ahli
d. Siswa yang cerdas cenderung bosan
e. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti
proses pembelajaran
19
f. Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai
antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari
g. Keadaan kondisi kelas yang ramai, sehingga membuat siswa kurang bisa
berkonsentrasi dalam menyampaikan pembelajaran yang dikuasainya
h. Jika jumlah anggota kelompok kurang akan menimbulkan masalah, minat
jika ada anggota yang hanya membonceng dalam menyelesaikan tugas-
tugas dan pasif dalam diskusi
i. Membutuhkan waktu yang lebih lama apalagi kita bila penataan ruang
belum terkondisi dengan baik, sehingga perlu waktu merubah posisi yang
dapat juga menimbulkan gaduh serta butuh waktu dan pesiapan yang
matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
1) Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh Agus Cipto Pratomo dalam
skripsinya mengenai peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi
dengan menggunakan model kooperatif jigsaw di SDN 06 BOGAR PALOPO
Berdasarkan hasil penelitian penerapan model kooperatif jigsaw dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan rata-rata nilai
postest; nilai rata-rata pada siklus I 6,9 dan ketuntasan belajar sebesar 68,75%;
pada siklus II nilai rata-rata 7,52 dan ketuntasan belajar 78,13%; dan pada siklus
III nilai rata-rata 7,84 dan ketuntasan belajar 87,50%. Hal tersebut menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar siswa.
2) Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan oleh Siwi Purwaningsing dalam
pembelajaran Sejarah ( skripsi 2010 / 2011 ) hasil yang didapatkan yaitu dengan
model kooperatif jigsaw dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari rata – rata nilai motivasi belajar sejarah siswa kelas IV mengalami
peningkatan yang signifikan, pada siklus I rata – rata nilai motivasi siswa adalah
73,90 % atau mengalami peningkatan sebesar 5,19 %. Pada siklus II rata – rata
nilai motivasi sebelum tindakan adalah 69,72 % setelah tindakan rata – rata nilai
motivasi adalah 76,38 % atau mengalami peningkatan sebesar 6,66 %. Pada siklus
III rata– rata nilai motivasi sebelum tindakan adalah 73,71 % setelah tindakan
adalah 81,13 % atau mengalami peningkatan sebesar 7,42 %, maka dapat
20
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran model kooperatif jigsaw dapat
meningkatkan motivasi siswa.
3) Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan model kooperatif jigsaw
yang dilakukan oleh Kusuma Widagdo Bayu dalam pembelajaran PKN di SDN
Purworejo (Skripsi 2009/2010) adalah Jenis penelitian yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan kelas (PTK). Hasil dari penelitian tersebut yaitu minat siswa
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sosiologi dengan penerapan model
kooperatif jigsaw yang diungkap dengan angket menunjukkan skor rata – rata
minat siswa pada siklus I yaitu 64, dan pemberian angket pada siklus II
menunjukkan skor rata–rata minat siswa 67, sedangkan pemberian angket pada
siklus III menunjukkan skor rata–rata minat siswa. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan minat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Pkn dengan
penerapan model kooperatif jigsaw.
2.3 Kerangka Berfikir
Pendidikan Pkn adalah penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin
ilmu– ilmu social dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang
diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan
pendidikan. PKN ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk
mempersiapkan para peserta didik sebagai warga negara yang menguasai
pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skills), sikap dan nilai (attitudes and
values) yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah
pribadi atau masalah social serta kemampuan mengambil keputusan dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan dalam masyarakat sehingga menjadi warga
yang baik.
Guru yang kreatif senantiasa mencari pendekatan baru dalam
memecahkan masalah, tidak terpaku pada cara tertentu yang monoton, melainkan
memilih variasi lain yang sesuai. Dalam pembelajaran PKn kemampuan siswa
hanya dibentuk melalui kemampuan menghafal konsep-konsep yang telah
diberikan kepada guru. Hal ini membuat siswa menjadi terbebani dengan segala
hafalan materi yang telah disampaikan oleh guru sehingga keaktifan belajar siswa
menjadi rendah.
21
Model kooperatif jigsaw merupakan salah satu alternatif yang
dapat ditempuh. Tujuan dari penggunaan model kooperatif jigsaw adalah melatih
kesiapan siswa dalam mengemukakan pendapat, menjawab pertanyaan maupun
melakukan interaksi dengan temannya dengan bersumber pada materi yang
diajarkan serta saling memberikan pengetahuan.
Model kooperatif jigsaw berusaha untuk menuntut perhatian siswa yang
tinggi dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Disamping itu dapat
membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan dengan
tuntutan pertanyaan kepada teman lain maupun guru. Model ini juga melatih
siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya dengan baik, dapat pula
merangsang siswa mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang
dibicarakan dalam pelajaran tersebut.
Berikutnya dapat mengurangi rasa takut siswa dalam bertanya kepada
teman maupun guru serta melatih kesiapan siswa. Pembelajaran dengan model
kooperatif jigsaw akan berlangsung hidup dan menggairahkan para siswa yang
padaakhirnyakeaktifan siswa pada proses pembelajaran akan meningkat.
22
Gambar 1. Kerangka fikir
Dalam pembelajaran PKN
guru menggunakan metode
ceramah
Keaktifan belajar siswa pada
mata pelajaran PKN rendah
Perencanaan tindakan
dengan menggunakan
Model kooperatif jigsaw
Pelaksanaan tindakan
Keaktifan Belajar siswa
meningkat
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 06 Bogar Kota Palopo Kecamatan Wara
Utara Kabupaten Kota Palopo. Peneliti memilih lokasi sekolah tersebut karena
sekolah berada di pertengahan kota palopo yang masih kurang aktif fasilitas
sekolah yang memadai, dan guru-guru yang masih sedikit kurang aktif. Waktu
penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2018/2019.
3.2 Jenis dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).
Sarwijaya Suwandi (2011 : 12) mengemukakan bahwa PTK merupakan suatu
pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja
dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan kelas
tersebut diberikan oleh guru atau arahan guru yang dilaksanakan oleh siswa.
PTK bertujuan untuk perbaikan dan peningkatan layanan proposional guru
dalam kegiatan belajar mengajar dalam proses pembelajaran. Fokus penelitian ini,
pada aktivitas siswa dalam proses belajar.
a. Fokus perhatian siswa dalam proses pembelajaran
b. Fokus peneliti hasil siswa pada keaktifan belajar siswa apakah meningkat
melalui model kooperatif jigsaw
2. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dilaksanakan dalam 2 bentuk siklus, setiap
siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan. Setiap siklus tersebut dilaksanakan empat
kegiatan utama perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Namun
sebelum melakukan kedua siklus tersebut, maka peneliti terlebih dahulu
melaksanakan pembelajaran awal/prapenelitian, hal ini dilakukan agar peneliti
memiliki gambaran untuk melaksanakan siklus 1 dan siklus II. Desain penelitian
dapat dilihat pada gambar 2 berikut.
24
Gambar 2 model kemmis & taggart.
a. Tahap Penelitian
1) Mengadakan konsultasi dengan kepala sekolah dalam hal penelitian
2) Melakukan diskusi dengan pihak guru kelas III untuk mendapatkan gambaran
bagaimana pelaksanaan model-model dalam pembelajaran PKN
3) Mengadakan observasi awal terhadap pelaksanaan model kooperatif jigsaw
dalam pembelajaran dikelas agar d apat memahami karakteristik pembelajaran
serta gambaran pelaksanaan PKN dikelas sebagai langkah awal yang akan
digunakan dalam pelaksanaan tindakan.
b. Siklus I
Rincian kegiatan setiap tahapan dalam penelitian tindakan kelas ini sebagai
berikut:
1) Persiapan perencanaan
25
a) Menyusun rancangan tindakan penelitian yang menggunakan model kooperatif
jigsaw
b) Membuat perangkat atau rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
berisikan langkah-langkah yang dilakukan guru, disamping bentuk-bentuk
kegiatan yang dilakukan siswa.
2) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan implementasi dan pelaksanaan perencanaan yang telah
disusun secara kolaboratif antar peneliti, sekolah, guru dengan menggunakan
model kooperatif jigsaw. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah
melaksanakan pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah dibuat
kegiatan meliputi :
a) Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti memberikan tes awal kepada siswa,
untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa
b) Pada awal tatap muka peneliti menyampaikan materi yang sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat.
3) Observasi (pengamatan)
Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan selama pembelajaran
berlangsung, dalam pengamatan yang perlu dicatat oleh peneliti sebagai berikut:
a) Peneliti mengamati seluruh siswa untuk mengetahui siapa yang hadir dan siapa
tidak hadir.
b) Pemantauan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung berdasarkan
observasi
4) Refleksi (evaluasi)
Evaluasi dimaksudkan untuk mengukur dan mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap materi. Evaluasi dilakukan pada setiap akhir siklus pembelajaran.
c. Siklus II
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II ini hampir sama dengan pelaksanaan
siklus I. Namun, ada beberapa lamgkah dilakukan perbaikan, penyempurnaan
tindakan sesuai dengan kenyataanatas fakta yang ditemukan dilokasi penelitian.
Langkah-langkah yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
1) Tahap perencanaan
26
a) Mengidentifikasi kembali faktor-faktor yang menghambat guru dalam proses
pembelajaran menyimak pada siklus pertama
b) Merumuskan alternatif tindakan lanjutan dalam meningkatkan proses
pembelajaran PKN
c) Menyempurnakan panduan pembelajaran PKN berdasarkan hasil refleksi siklus
I sehingga siswa memiliki rasa kepercayaan diri, dan meningkatkan
kemampuan berpikir kritis dalam mengontroltruksikan sendiri pengetahuan
baru tentang pembelajaran PKN
2) Tahap pelaksanaan tindakan
Tahap tindakan yang dilakukan pada siklus II ini melanjutkan langkah-
langkah yang telah dilakukan pada siklus pertama.
3) Tahap observasi (pengamatan)
Secara umum tahap observasi pada siklus II ini adalah lanjutan dari siklus I
sehingga hasil yang diperoleh benar-benar akurat.
4) Tahap analisis data dan refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dikumpulkan serta
dianalisis, hal-hal yang dianalisis adalah: (1) menganalisis dan menjelaskan hasil
yang diperoleh pada tindakan yang dilakukan. (2) mendapatkan kesimpulan
tentang hasil yang dicapai dalam peningkatan keaktifan belajar siswa dengan
pemanfaatan model kooperatif jigsaw . jika indikator yang ditetapkan telah
mencapai berarti peneliti ini tidak lanjut di siklus berikutnya.
3.3 Subjek penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada kelas IV SDN 06 Bogar Kota Palopo
Kecamatan Wara Utara Kabupaten Kota Palopo. Peneliti memilih kelas IV
dengan jumlah siswa 30 orang siswa, jumlah perempuan 15 siswa, dan jumlah
laki-laki 15 siswa. Peneliti memilih kelas IV karena mengaggap bahwa kelas
tersebut rendah dalam keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKN.
3.4 Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Tes
27
Penelitian dimaksudkan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan
tes, tes ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada kedua siklus dilakukan tes
pemahaman keaktifan belajar siswa melalui model kooperatif jigsaw. Kekurangan
yang didapat pada siklus pertama harus dapat diperbaiki pada siklus kedua.
Penelitian ini siswa melaksanakan tugas untuk memahami gambar sebagai media
pembelajaran.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan tes
adalah sebagai berikut:
a. Memahami materi pembelajaran tentang PKN
b. Memberikan teks berupa gambar kepada siswa
c. Siswa diberikan kesempatan untuk melihat gambar yang telah diberikan
d. Meneliti dan mengolah data dari hasil peneliti
e. Peneliti mengukur kemampuan siswa aktif dalam proses pembelajaran
berdasrkan hasil pada siklus I dan siklus II. Target keberhasilan siswa
ditetapkan jika tidak mencapai nilai rata-rata kelas IV dan batas ketentuan yang
dicapai siswa adalah 65.
2. Observasi dapat dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Observasi diawali dengan perencanaan pembelajaran terlebih dahulu.
Observasi dalam kegiatan pembelajaran harus menguasai pembelajaran melalui
model kooperatif tipe jigsaw. Hal ini penting karena penelitian pada saat
mengamati sangat berpengaruh, apakah pembelajaran dapat berjalan dengan
baik atau tidak.
3. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data melalui arsip-arsip catatan,
agensi yang digunakan dan gambar, atau catatan lain yang berkaitan dengan
perilaku siswa, keaktifan siswa, dan orientasi siswa berguna untuk melengkapi
dan mendapatkan data yang berkaitan dengan penilaian.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Lembar observasi
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu lembar
observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi guru digunakan
untuk mengumpulkan data tindakan yang dilakukan guru dalam siklus
28
pembelajaran, lembar observasi guru siswa digunakan untuk mengumpulkan
informasi atau data siswa akibat pengaruh dari tindakan-tindakan yang diberikan
guru dalam siklus pembelajaran dalam rangka meningkatkan keaktifan
keterlibatan belajar siswa dalam proses pembelajaran melalui model kooperatif
jigsaw. Lestari, A.P (isnani,2013:54), untuk mempermudah pengalaman peneliti
dalam menentukan skor hasil observasi kegiatan siswa.
2. Tes
Tes kinerja atau tugas-tugas yang memakai bahasa lisan seperti berbicara,
menceritakan kembali gambar yang dilihat, atau benda yang sudah dilihat yang
sudah disiapkan oleh guru sebagai media pembelajaran. Penilaian yang nilai
mengacu kepada: ucapan, nada, dan irama, penguasaan materi, keberanian untuk
berbicara, sikap, Nurgiyantoro (dalam isnani, 2013:54-55).
3. Dokumentasi
Sugiyono (2009:2003), alat untuk mengumpulkan dokumen yang berbentuk
tulisan misalnya, catatan harian, media gambar, rancana pelaksanaan
pembelajaran(RPP) data hasil penelitian siswa, gambar foto selama kegiatan
pembelajaran. Gambar foto dalam penelitian ini diambil menggunakan kamera
handphone.
3.6 Tehnik Analisis Data
Analisis data merupakan hal penting bagi proses penelitian tindakan kelas
(PTK) tehnik yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah tehnik
kualitatif dan tehnik kuantitatif.
1. Tehnik Kualitatif
Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ialah untuk
mendeskripsikan aktifitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran meliputi
perubahan sikap siswa dan kegiatan guru.
2. Tehnik Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif dipakai untuk menganalisis hasil tes siswa yang
diperoleh dalam meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKN
melalui model kooperatif jigsaw.
Keberhasilan keaktifan belajar siswa dengan rumus:
P F x 100
N
29
Keterangan P: persentase
F: frekuensi
N: jumlah maksimal
3.7 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan penelitian adalah jika 75% dari siswa mencapai
kriteria ketuntasan minimal (KKM) 70 untuk mata pelajaran PKN, dan apabila
melebihi nilai minimal dari keaktifan belajar siswa (mencapai ketuntasan) jika
paling sedikit 75% dari jumlah siswa mendapatkan nilai 70. KKM 70 ditetapkan
oleh pihak sekolah di SDN 06 Bogar Kota Palopo.
Indikator proses pembelajaran yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah
jika keterlibatan guru dan siswa pada proses pembelajaran 75% (berkritria cukup).
Indikator proses pembelajaran dalam penelitian ini akan dilihat dari hasil
persentase keberhasilan tindakan yang didasarkan pada data skor yang diperoleh
dari hasil observasi gur/peneliti dan siswa.
Persentase ketuntasan = ∑pesertadidikyangtuntas x 100
∑pesertadidikmaksimal
Tabel 1. Keberhasilan Keaktifan Belajar siswa
Tingkat kategori keberhasilan Predikat keberhasilan
86-100 Sangat baik
76-85 Baik
60-75 Kurang baik
40-59 Tidak baik
Sumber : Nurhasanah (2018:353)
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini (PTK) ini dilaksanakan di SDN 06 Bogar
Kota Palopo. Jumlah siswa kelas 04 SDN 06 Bogar Kota Palopo sebanyak 30
siswa, yang dimana jumlah siswa laki-laki sebanyak 10 dan jumlah siswa
perempuan sebanyak 20 siswa dan pelaksanaan tindakan kelas ini dimulai dari
tanggal 18 februari sampai 18 maret 2020.
Proses penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai bentuk tindakan
yang dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa di dalam kelas
dalam mengikuti pembelajaran. Proses penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan, digunakan sebagai sumber bagi peneliti untuk mengobservasi
keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran.
4.1.1 deskripsi pelaksanaan pembelajaran di SDN 06 Bogar Kota Palopo
1. Pelaksanaan Tindakan Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan yang telah dibuat oleh peneliti, dikonsultasikan kepada guru
pembelajaran Pkn. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru Pkn,
disepakati bahwa siklus I dan II materi yang akan dipelajari adalah tentang
keputusan bersama. Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan, pada tahap
perencanaan ini diantara lain sebagai berikut;
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan media yang akan digunakan seperti buku dan kertas berisikan
materi
3) Menyiapkan daftar kelompok yang telah ditentukan sebelumnya
4) Menyiapkan lembar observasi keaktifan siswa selama proses pembelajaran
Pkn berlangsung dan lembar observasi proses belajar mengajar
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan, pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari jumat tanggal 18 februari dan hari jumat tanggal
25 2020. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan Rpp yang telah disusun.
Peneliti dibantu oleh observer yang juga sebagai guru Pkn (guru kelas). Setiap
proses pelaksanaan pembelajaran peneliti selalu mengamati keaktifan belajar
31
siswa dengan menggunakan lembar observasi keaktifan belajar siswa yang telah
dibuat.
1) Pertemuan Pertama (18 februari 2020)
Pada pertemuan pertama pembelajaran Pkn membahas materi tentang
keberagaman suku bangsa indonesia. Pembelajaran dimulai dengan salam
pembuka dan membaca basmalah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa dan
menecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini ada dua
siswa yang tidak hadir dalam keterangan yaitu (izin). Kemudian guru
menkondisikan siswa agar aktif dan semangat pada saat proses pembelajaraan Pkn
berlangsung dan memberikan ice breaking berupa gerakan refleksi, yaitu semua
berdiri dan menghadap ke kanan dan kemudian pijat bahu teman di depannya,
setelah itu bergantian.
Selanjutnya guru menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu
menjelaskan tentang keberagaman suku bangsa. Prinsip-prinsip, manfaat dan
kelebihan dan kekurangan dalam kegiatan berdiskusi. Setelah itu guru membentk
kelompok menjadi 5 kelompok pembentuk kelompok dengan bentuk melingkar
saling berhadapan.
Satu kelompok terdiri dari 5 orang siswa pada saat pengelompokan terjadi
sedikit keributan karena ada beberapa siswa yang tidak mau satu kelompok sama
temannya. Guru memberikan intruksi kepada tiap masing-masing kelompok,
setelah membagi kelompok guru menjelaskan tata cara kerja dan kerja kelompok.
Setelah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, guru melanjutkan proses
pembelajaran dengan memperlihatkan gambar tentang keberagaman suku bangsa
di indonesia.
Gambar. 4.1 keberagaman suku bangsa
Selanjutnya guru memberikan permasalahan berupa pertanyaan tentang
materi keberagaman suku bangsa. Ibu guru bertanya, “Anak-anak ku sekalian
coba perhatikan ibu yah, gambar apakah yang ada ditangan ibu”? para siswa
menjawab secara bersama-sama ‘Gambar orang pakai baju adat yang beda-beda
bu”, Ibu guru melanjutkan pertanyaannya, “Apa yang kamu ketahui tentang
32
keberagaman”? siswa menjawab “Keberagaman itu berbeda-beda tapi tetap satu
bu”Ibu menjawab Iya, betul nak. Sekarang perhatikan lagi yah semua fokus ke
depan jangan ada yang main-main dibelakang kalo ada yang main-main di
belakang ibu hukum yah. Siswa menjawab” baik bu. Nah sekarang jawab lagi
yah”Apa lambang negara kita”? para siswa menjawab, “Burung garuda bu” Iya
betul nak sekarang berikan aplos untuk kita semua. Nah sekarang Ibu akan
membagikan materi yang dimana disini ada pembahasan tentang keberagaman
suku bangsa disini ibu punya 5 kertas yah jadi ibu akan membagikan satu
kelompok satu materi, nah tugas kalian adalah silahkan dibaca setelah di baca dan
dipahami kalian akan disuruh untuk mencari gagasan pokok dan gagasan
pendukungnya.
Apakah kalian semua mengerti yang ibu katakan?, “Jawab siswa, Iya bu
mengerti”. Setelah kalian mengeri ibu akan membagikan materinya satu
kelompok dapat satu materi yah cara kerjanya kalian berdiskusi sama masing-
masing teman kelompok kalian yah?, Ucap Ibu guru. Selama proses pembelajaran
ibu akan membagi ulang kelompokya tetapi hanya ada dua nomor yaitu nomor
satu dan dua yang dimana yang mendapatkan nanti nomor satu adalah yang
mencari gagasan pokoknya sementara yang mendapatkan nomor dua adalah
bertugas mencari gagasan pendukungnya. Setelah ibu selesai membagikan
masing-masing siswa mencari teman kelompoknya dan pelajaranpun dapat
dimulai. Ibu guru memberikan kesemapatan untuk membaca bahan bacaan
tersebut dan memerintahkan pada setiap kelompok untuk membuat peta konsep
tentang keberagaman suku bangsa. Selama siswa membuat tugasnya guru
berkeliling memperhatikan siswa. Setelah selesai membuat setiap kelompok
memperlihatkan hasilnya. Kemudian guru bertanya “Apakah masih ada yang
belum paham,”Sudah paham bu”, baiklah kalau sudah paham silahkan dilanjut,
ingat yah diskusi sama temannya masing-masih atau kalau ada yang tidak
mengerti silahkan tanya ke ibu.
Setelah proses kerja kelompok selesai ibu akan kembalikan pada ke
kelompok semula yang di mana di sebut kelompok asal yah, silahkan semua
berdiri dan kembali pada kelompok sebelumnya temannya diingat yah jangan
sampai lupa teman kelompoknya, Ucap ibu. Pembelajaran dilanjutkan, dengan
guru memberikan lembar kertas yang ditugaskan untuk mencari gagasan pokok
dan gagasan pendukung yang telah diselesaikan secara berkelompok. Selama
proses kerja kelompok, guru mengawasi, membimbing, dengan berkeliling ke
setiap kelompok serta menilai keaktifan siswa sesuai indikator keaktifan yang
telah dibuat. Setelah beberapa saat mereka berdiskusi, kemudian ibu guru
bertanya “Apakah diskusinya sudah selesai”? ada yang menjawab sudah dan ada
yang menjawab belum.
33
Setelah proses kerja kelompok selesai, guru memerintahkan untuk
kelompok satu untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka. Posisi guru
adalah menyimak dan mengevaluasi atau meluruskan jawaban siswa yang kurang
tepat. Selama proses presentasi berlangsung suasana kelas menjadi agak berisik,
beberapa siswa mengambil kesempatan untuk bercanda dan mengobrol untuk
bercanda dan mengobrol bersama temannya. Lalu guru mengingatkan agar
kelompok yang lain untuk memperhatikan, karena nanti akan diberi kesempatan
untuk berpendapat atau ditunjuk oleh guru untuk berpendapat.
Salah seorang dari kelompok empat berteriak, “Suaranya kurang keras”
yang lain menimpali “Iya yang keras dong” . Ibu guru menenangkan dengan
berkata, ayo lanjutkan dan keraskan suaranya dan yang lain tenang jangan berisik
agar suaranya terdengar” setelah itu presentasi dilanjutkan kelompok dua, tiga,
empat dan lima. Setelah presentasi selesai guru memberikan pujian, “Ya
semuanya prsesentasinya bagus, tepuk tangan untuk kita semua!” Ibu guru
melanjutkan dengan memberikan pertanyaan, “Masih ada yang kurang paham
tentang materi kita hari ini”? Siswa menjawab secara bersama-sama, “Sudah
paham bu”. Untuk mengetahui siswa apakah sudah benar-benar paham, maka
guru bertanya kepada siswa terkait dengan hasil kerja kelompok mereka.
Setelah itu pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama
entang materi keputusan bersama secara berkelompok. Kemudian guru
memberikan reward bagi siswa dan kelompok yang telah berpartisifasi aktif dalam
proses pembelajaran dan memberikan motifasi bagi siswa yang belum aktif.
Setelah itu guru memberitahu materi yang akan dipelajari dipertemuan
selanjutnya yakni tentang keputusan bersama-sama secara voting dan aklamasi
dan menugaskan siswa untuk membaca materi yang akan disampaikan
dipertemuan selanjutnya. Selanjutnya pembelajaran ditutup dengan mengucapkan
hamdallah dan mengucapkan salam.
Dari pertemuan ini dijumpai beberapa kendala yang dapat menghambat
usaha untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa diantaranya guru kurang bisa
mengontrol waktu pembelajaran, kurang bisa mendisiplinkan siswa sehingga
suasana kelas menjadi gaduh dan siswa masih kurang aktif. Dan selain itu siswa
masih belum terbiasa dengan metode kerja kelompok sehingga siswa masih
mengadalkan satu sama lain.
2) Pertemuan kedua (25 februari 2020)
Pertemuan kedua ini sama seperti pertemuan sebelumnya. Pembelajaran
dimulai dengan salam pembuka dan membaca basmallah, guru menanyakan
kesiapan belajar siswa dan mengecek kehadiran siswa dengan mengabsen satu
persatu, dan guru mempersiapkan kondisi siswa dengan melakukan ice breaking
agar siswa bersemangat mengikuti pelajaran. Selanjutnya guru menyebutkan
34
tujuan pembelajaran hari ini yaitu siswa mampu menjelaskan pengertian tentang
adat istiadat di setiap daerah kemudian siswa dibagi lagi menjadi 5 kelompok
Gambar. 4.2 baju adat
35
Setelah kelompok semua di bagi menjadi 5 kelompok sebelumnya disini
ibu akan menjelaskan materi kita hari ini tentang adat istiadat budaya di indonesia
nah, kalian ibu minta perhatikan ibu di atas yah karna ini adalah hal penting yang
harus kalian tahu agar kalian tahu nama-nama baju adat di setiap daerah mulai
dari sekarang. “ Iya bu”jawab siswa. Pada pembelajaran hari ini dimana kalian
diminta untuk menyebutkan nama-nama baju adat yang ada di daerah yang kalian
ketahui beserta nama makanan khas di daerah tersebut. Sebelumnya pehatikan ibu
disini ada 4 buah gambar yang pertama ada gambar budaya khas bugis,
kalimantan, toraja, dan budaya lainnya.
Dan ibu akan memberi pertanyaan “ Disini ada yang tahu apa nama
makanan khas daerah kota palopo?” yg jawab silahkan angkat tangan dan sebut
nama yah. “Makanan khasnya kota palopo adalah Kapurung bu”, betul berikan
tepuk tangan pada temannya yang menjawab. Semua murid pun tepuk tangan,
setelah itu ibu sudah siapkan 5 lembaran kertas tentang materi kita hari ini yakni
pembelajaran adat istiadat budaya indonesia dan mencocokan jawaban kalian dan
jawabannya sudah ada disamping tinggal kalian mencocokan setiap jawabannya
dengan benar”Jika ada yang belum paham silahkan di tanyakan pada ibu jangan
tanyakan pada temannya yah”, Ucap Ibu. “Iya bu”, setelah semua lembar kertas
dibagikan siswa diminta untuk membaca dulu materi dan cara kerjanya yang ada
dikertas tersebut.
Sambil semua kelompok mengerjakannya sambil saya kasihkan
pertanyaan guru menanyakan masing-masing siswa dari mana dia berasal dan
setelah saya menanyakan dari mana dia berasal kebanyakan menjawab dari kota
palopo adapun yang bukan dari kota palopo tapi mereka menetap dikota palopo
karna orang tua mereka kerja di palopo. Dan guru memberikan lagi pertanyaan, “
Di palopo ada tempat wisata apa saja?”, “ Ada banyak bu, latuppa dan pantai
labombo”, jawaban dari salah satu siswa. Dan ada juga yang jawab, “Banyak lagi
bu seperti taman dan banyak lagi bu’. seperti itu jawaban dari beberapaa siswa
yang saya tanyakan.
Selama proses pembelajaran berlangsung siswa nampak aktif berdiskusi
dan bekerja sama teman kelompoknya dan tidak berisik melainkan mereka bicara
seperti berbisik-bisik ke teman se kelompoknya. Sementara itu juga guru
berkeliling ke setiap kelompok untuk melihat siapa saja yang sudah selesai dan
yang belum ternyata hampir semuanya sudah selesai karna hasil diskusi mereka
yang dikerjakan dengan serius dan tidak berisik, setelah itu guru menunjuk salah
satu kelompok untuk membacakan hasil diskusinya bersama teman kelompoknya
setelah kelompok satu sudah selesai membacakan hasil diskusinya lanjut giliran
teman kelompok yang lainnya tetapi tidak maju ke depan melainkan hanya dibaca
dan berdiri di tempat duduknya saja dengan membaca secara keras agar teman
kelompok yang lain mendengarkan.
Ternyata ada bagian kelompok yang ada salah jawabannya karna mungkin
kurang fokus atau karna belum di pahami, guru bertanya “Apa yang membuat
36
jawabannya sampai salah?” siswa menjawab “Teman kelompok ada yang tidak
bantu kerja bu, hanya liat saja mungkin krna saya juga salah bu tidak fokus”,
jawab siswa. Guru pun menjawab, “ibu tadi sudah bilang kalau masih ada yang
kurang paham silahkan ditanyakan nak jangan tanya kepada temannya”. “Iya bu
maaf ya bu”. iya nak.
Setelah ssemua kelompok selesai presentasi saya perhatikan kembali hasil
diskusi mereka yang hampir semua sudah benar cuman ada 2 kelompok yang
kurang tepat jawabannya tapi tidak semuanya salah hanya saja dari kelompok ada
yang salah satu saja. Kemudian guru memberikan spresiasi bagi siswa dan
kelompok yang telah terlibat dalam hasil pertemuan satu dan dua. Guru pun
menutup pembelajaran pada hari ini dan mengucapkan hamdallah dan salam
kepada murid.
Dari pertemuan ini keaktifan belajar siswa sudah sedikit meningkat,
seperti yang dilihat siswa nampak berdiskusi dan bekerja sama masing-masing
teman kelompoknya tanpa ada yang berisik karna telah diawasi dan dibimbing.
c. Tahap Observasi
Selama proses pembelajaran berlangsung peneliti dan observer yaitu guru
Pkn (guru kelas) melakukan penilaian dan pengamatan selama proses
pembelajaran dengan meggunakan lembar observasi yang telah disediakan
observer mengamati aktifitas siswa dan guru (peneliti) dalam proses pembelajaran
Pkn berlangsung. Setelah itu peneliti melakukan pengamatan dan penilaian
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn. Observes tersebut untuk
mengetahui hal-hal yang kurang atau yang harus diperbaiki.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus I masih terdapat beberapa
kekurangan dalam setiap pertemuan. Beberapa kejadian yang terjadi pada proses
pembelajaran antara lain:
1) Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompoknya karena
saling mengandalkan teman yang lain
2) Masih ada siswa yang kurang percaya diri dalam mengajukan pendapat,
atau pertanyaan karena takut salah
3) Tidak meratanya siswa yang diberikan kesempatan untuk berpendapat,
bertanya , dan menjawab
37
TABEL 3.2
Kisi-kisi Pedoman Observasi Keaktifan Belajar Siswa
Variabel Sub
Variabel Indikator
Keaktifan
Belajar
Siswa
Keaktifan
Visual
1. Siswa memperhatikan media yang
digunakan sewaktu guru menjelaskan
materi.
2. Siswa membaca buku sesuai dengan materi
Keaktifan
Lisan
3. Siswa memberikan ide atau usulan
dalam proses kerja kelompok.
4. Siswa mengajukan pertanyaan atau pendapat.
5. Siswa menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru.
Keaktifan
Mendengar
6. Siswa menyimak atau memperhatikan
ketika guru menjelaskan materi
7. Siswa mendengarkan teman yang
sedang presentasi.
Keaktifan
Menulis
8. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan
oleh guru.
9. Siswa membuat laporan hasil kerja kelompok.
Keaktifan
Menggambar
10. Siswa membuat peta konsep sesuai materi
yang sedang atau akan dibahas.
Keaktifan
Motorik
11. Siswa melakukan percobaan atau
melakukan demonstrasi saat proses
pembelajaran.
Keaktifan
Mental
12. Siswa mampu mengingat materi yang
telah dibahas.
13. Siswa mampu memecahkan masalah
yang dihadapi serta membuat
keputusan secara bersama atau
membuat kesimpulan.
Keaktifan
Emosional
14. Siswa berani mengemukakan pendapat atau
bertanya.
15. Siswa merasa senang ketika belajar PKn
dengan menggunakan metode kerja
kelompok.
38
d. Tahap Refleksi
Tahap refleksi ini, peneliti bersama guru mata pelajar Pkn (Pkn) yang
bertugas sebagai observer menganalisis sekaligus mengevaluasi proses pada
pembelajaran siklus 1. Tahap refleksi ini bertujuan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan siklus I dan akan dilakukan pada siklus II.
Berdasarkan hasil analisis siklus I yang dilaksanakan pada dua kali pertemuan
dengan menggunakan metode kooperatif jigsaw sudah berjalan sesuai dengan
prosedur yang telah direncanakan. Walaupun demikian, masih terdapat beberapa
permasalahan yang harus diselesaikan supaya pada siklus I dapat diperbaiki.
Permasalahan tersebut antara lain:
No Permasalahan Rencana Perbaikan
1. Masih banyak siswa yang
kurang aktif dalam kerja
kelompoknya karena saling
mengandalkan teman yang lain
Memperhatikan jalannya kerja
kelompok sehingga terlibat siapa
yang aktif. Dan bagi yang aktif di
dalam kelompoknya mendapatkan
point atau nilai tambahan
2. Masih ada siswa yang kurang
percaya diri dalam mengajukan
pendapat atau pertanyaan karena
takut salah
Memberikan motivasi bahwa kita
semua sedang belajar, jadi wajar
apabila jawaban salah, serta
memberikan reward bagi mereka
yang berani bertanya, berpendapat,
atau berpendapat.
3. Tidak meratanya siswa yang
diberikan kesempatan untuk
berpendapat, bertanya, dan
menjawab
Untuk menghindari ketidakadilan
dalam memberikan kesempatan
maka guru memegang absen untuk
menandai siswa berpendapaat,
bertanya dan menjawab sehingga
terlihat siapa siapa yang sudah dan di
beri kesempatan
Tabel 4.1 Refleksi tindakan pembelajaran pada siklus I
Berdasarkan data tabel 4.1 mengenai keaktifan belajar siswa pada siklus I.
Peneliti merasa bahwa siklus I belum mencapai hasil interventasi tindakan yang
diharapkan yaitu siswa yang aktif mencapai > 80% jumlah siswa yang ada
dikelas.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus 2
39
Untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I maka dilakukan tindakan
pembelajaran pada siklus II. Tindakan pada siklus II ini untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tindakan yang sudah dilakukan pada siklus I. Tindakan ini
diharapkan dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dengan menggunakan
metode kooperatif jigsaw. Siklus ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang
dilaksanakan pada tanggal 6 maret dan sampai tanggal 18 maret 2020.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II didasarkan pada hasil refleksi dari
tindakan yang dilakukan pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada tahap
perencanaan ini adalah:
1) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti rencana pelaksanaan
pembelajaran (Rpp)
2) Menyiapkan media pembelajaran seperti buku cetak dan lembar kertas
berisikan materi
3) Menyiapkan daftar kelompok yang telah ditentukan sebelumnya
4) Menyiapkan lembar observasi keaktifan belajar siswa selama proses
pembelajaran Pkn berlangsung dan lembar observasi proses belajar
mengajar
b. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan kelas siklus II dilaksanakan dua kali pertemuan,
pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jumat tanggal 5 maret 2020 dan hari
sabtu tanggal 18 maret 2020. Peneliti melaksanakan tindakan sesuai dengan Rpp
yang telah disusun. Peneliti oleh seorang observer yang juga sebagai guru
pembelajaran Pkn (guru kelas). Setiap pelaksanaan proses pembelajaran peneliti
selalu mengamati keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi
keaktifan siswa yang telah dibuat
1) Pertemuan Pertama (5 Maret 2020)
Pada pertemuan pertama di Siklus II Pembelajaran Pkn membahas Materi
tentang Budaya. Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dan membaca
basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa dan menecek kehadiran siswa
dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini ada 1(satu) siswa yang tidak hadir
dikarenakan sakit, kemudian guru mengkondisikan siswa agar aktif dan semangat
pada saat proses pembelajaran Pkn berlangsung dan memberikan ice breaking.
Selanjutnya guru menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu
menjelaskan pengertian budaya, menyebutkan nilai yang terkandung dalam sila ke
empat pancasila dan dapat menentukan sikap yang tepat terhadap budaya.
40
Setelah itu guru membentuk kelompok, berdasarkan refleksi pada siklus I
yaitu pemilihan kelompok yang tidak tepat, maka untuk pertemuan kali ini guru
membagi kelompok dengan memilih sesuai dengan memilih sesuai dengan
kemampuan siswa, sehingga pembagian kelompok menjadi homogen. Kelompok
dibagi menjadi 4 kelompok, satu kelompok terdiri 6 sampai 7 siswa. Setelah
membentuk kelompok guru menjelaskan tata cara kerja dalam kerja kelompok.
Ketika masuk kegiatan inti, guru memberikan suatu permasalahan berupa sebuah
kasus. Setiap siswa mendapatkan teks kasus tersebut.
Sebelum membahas kasus tersebut, terlebih dahulu siswa membaca teks
tersebut secara estafet sehingga semua siswa fokus dan tidak ada yang bercanda
maupun mengobrol dengan temannya. Ada 10 siswa yang membaca dengan
pengulangan sebanyak 3 (tiga) kali. Setelah semua memahami kasus guru
memberikan pertanyaan mengenai sikap yang terlihat dari kasus tersebut daan
sikap yang tepat. Dalam proses tanya jawab tersebut terlihat hampir semua siswa
mengancungkan tangannya untuk menjawab dan mengeluarkan pendapatnya.
Kemudian guru melihat daftar hadir siswa untuk memilih siswa yang belum sama
sekali mendapat kesempatan. Ada 10(sepuluh) orang yang diberikan kesempatan
menjawab dan menegluarkan pendapatnya, selanjutnya guru menjelaskan tentang
teks budaya.
Guru mengajukan pertanyaan “jadi pengertian tentang budaya ialah”, kita
sudah mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam sila ke berapa”. Semua
siswa menjawab secara bersama-sama “sila ke empat”. “apa bunyi sila ke empat?”
tanya bu guru. “kerakyatan yang dipimpin oleh himat kebijaksanaan dalam
permusyarwatan dan perwakilan”. Jawab siswa serentak. “sampai sini ada
pertanyaan,? Lanjut bu guru. “tidak ada”, Jawab siswa. Setelah membahas suatu
kasus dan memberikan penjelasan, siswa mendemonstrasikan organisasi siswa
untuk membuat peraturan dikelas dengan cara pengambilan keputusan yang
berbeda-beda. Setiap kelompok harus memilih tiga (tiga) orang temannya untuk
dijadikan ketua, sekretaris dan juru bicara.
Selama siswa mengerjakan tugas guru berkeliling mengawasi jalannya
proses kerja kelompok. Terlihat dalam proses kerja kelompok semua anggota
kelompok sudah ikut andil atau mau berpendapat untuk meyelesaikan tugas
kelompok tersebut. Selama 20 (dua puluh) siswa berdiskusi, kemudian dilanjutkan
dengan membacakan hasil laporan kerja kelompok. Setiap kelompok memberikan
suaranya untuk memberikan hasil keputusan bersama. Setelah semua kelompok
membacakan hasil kerja kelompoknya, siswa mendapatkan produk berupa sebuah
peraturan yang telah disepakati bersama diantaranya yaitu (1) tidak boleh
bertengkar dikelas maupun disekolah, (2) tidak boleh berkata-kata kasar, (3) tidak
boleh membuang sampah sembarangan, (4) tidak boleh bercanda atau mengobrol
41
ketika proses pembelajaran berlangsung. Apabila melanggar peraturan yang telah
disepakati maka akan dikenakan sanksi
Kemudian pelajaran di akhiri dengan menyimpulkan bersama-sama
tentang materi budaya. Kemudian guru memberikan apresiasi bagi siswa dan
kelompok yang aktif dalam proses pembelajaran dan memberikan motifasi bagi
siswa yang belum aktif. Selanjutnya pelajaran di tutup dengan mengucapkan
hamdallah dan mengucapkan salam.
1) Pertemuan ke dua (18 Maret 2020)
Pada pertemuan ke dua (2) di siklus II pembelajaran Pkn masih membahas
tentang materi budaya. Pembelajaran dimulai dengan salam pembuka dan
membaca basmallah, guru menanyakan kesiapan belajar siswa dan mengecek
kehadiran siswa dengan mengabsen satu persatu, pada hari ini ada satu, siswa
yang tidak hadir dikarenakan sakit, kemudian guru mengkondisikan agar aktif dan
semangat pada saat proses pembelajaran Pkn berlangsung dan memberikan ice
breaking. Selanjutnya guru menyebutkan tujuan pembelajaran yaitu siswa mampu
menyebutkan contoh-contoh budaya yang ada di setiap daerah, manfaat budaya,
ciri-ciri budaya dan fungsi budaya karena guru akan melakukan kuis secara lisan
untuk menilai sejauh mana keaktifan belajar siswa pada pembelajaran PKn.
Sebelum memulai kuis, guru mengulas kembali materi-materi sebelumnya
pada pertemuan sebelumnya siswa diberikan tugas untuk menjelaskan pengertian
tentang budaya. Pembelajaran dilanjtkan dengan kuis untuk mengetahui keaktifan
belajar siswa. Guru meminta bantuan pada observes yaitu guru kelas untuk
mengamati siapa siswa yang cepat mengacungkan tangannya. Kuis ini dibagikan
menjadi dua(2) bagian.
Bagian pertama setiap siswa diberikan satu pertanyaan dan yang lain
memperhatikan, karena apabila siswa tersebut tidak bisa menjawab maka soal
akan diperebutkan. Bagian kedua soal rebutan siapa yang lebih cepat
mengacungkan tangannya maka siswa tersebut yang menjawab. Pada proses kuis
ini terlihat siswa sangat berantusias untuk mengikutinya. Hal ini pun terlihat
banyak siswa yang mengacungkan tangannya dengan mengucapkan “saya
bu....saya bu”?. setelah selesai pemenang kuis tersebut mendapatkan
hadiah.pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan bersama-sama tentang semua
materi yang telah dibahas pada semester II ini. Kemudian guru memberikan
apresiasi bagi siswa dan kelompok yang telah berperan aktif dalam proses
pembelajaran Pkn selama ini. Selanjutnya pembelajaran di tutup dengan
mengucapkan hamdallah dan salam.
42
c. Tahap Observasi
Tahap observasi pada siklus II ini sama seperti siklus I yaitu dilaksanakan
pada saat proses belajar mengajar berlangsung dan yang melakukan pengamatan
adalah peneliti dan observer. Berdasarkan hasil pengamatan diharapkan keaktifan
belajar dalam pembelajaran Pkn meningkat. Setelah dilaksanakannya kuis diakhir
siklus II hasil keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn sudah mencapai
hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif mencapai >
80% dari jumlah siswa yang ada di dalam kelas.
d. Tahap Refleksi
Berdasrkan pada pengamatan siklus II, diperoleh deskripsi bahwa
pembelajaran dimulai dengan menggunakan model kooperatif jigsaw sangat
memberikan efek positif terhadap siswa, sehingga siswa begitu semangat dan aktif
selama proses pembelajaran Pkn berlangsung, serta timbulnya sikap kebersamaan,
tanggung jawab, dan jauh lebih kompak. Hasil keaktifan belajar siswa pada siklus
II sudah menunjukan peningkatan dibandingkan pada siklus I dengan penerapan
model kooperatif jigsaw, sehingga sesuai dengan tujuan yang diharaapkan yaitu
meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn.
e. Analisis Data
Tahap analiis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang diperoleh
dari berbagai siklus, diantaranya sebagai berikut.
Skor Kategori
3 Baik
2 Cukup
1 Kurang
Tabel 3.3 Klasifikasi Keaktifan Belajar Siswa
Analisis data keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn
menggunakan format observasi. Observasi dilakukan pada setiap pertemuan
ketika proses belajar mengajar berlangsung. Data yang diperoleh dari observasi
merupakan data kualitatif dan dikonversi ke dalam bentuk penskoran kuantitatif
berdasarkan jumlah siswa yang memunculkan tiap indikator. Pada pengolahan
data ini digunakan rumus:
43
Adapun Kriteria Pengujian:
80 – 100 = Baik
60 – 79 = Cukup
< 60 = Kurang
1. Lembar Observasi
a) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Guru
Lembar kegiatan guru diberikan kepada observer setiap siklusnya, yaitu
siklus I dan siklus II. Berikut ini adalah tabel kegiatan belajar mengajar guru
siklus I dan II dapat dilihat sebagai berikut:
No Aspek yang Diamati Siklus I Siklus 2
Pert 1 Pert 2 Pert
1
Pert
2
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mengondisikan kelas. 1 2 2 3
2. Memberikan apersepsi dan motivasi. 2 2 2 2
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran. 2 2 2 3
4. Menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran PKn dengan
menggunakan metode kerja kelompok.
2
2
3
2
II Kegiatan Inti
1. Menjelasan secara umum topik yang
akan dibahas 2 2 3 3
2. Mengajukan pertanyaan terkait materi 2 3 3 3
3. Membagi siswa ke dalam beberapa
kelompok. 3 3 3 3
4. Memfasilitasi dan memberikan
kesempatan setiap kelompok
untuk
berfikir dan menganalisis tugas
1
3
3
3
44
Keterangan Cukup Baik
Tabel 4.2 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Mengajar Guru
Dari tabel 4.2 terlihat peningkatan dari setiap pertemuan pada setiap
siklusnya. Pada siklus I pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 60,41%
dan pertemuan kedua sebesar 83.33%, sehingga menghasilkan rata-rata persentase
kegiatan belajar mengajar guru sebesar 71,85% dengan kategori cukup baik.
Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh persentase sebesar 89,58%
5. Membimbing dan mengawasi siswa
berdiskusi dan mengerjakan tugas
secara
berkelompok.
2
3
3
3
6. Memberikan kesampatan siswa untuk
bertanya, menjawab dan
memberikan pendapat atau
tanggapan.
2
2
3
3
7. Memberikan respon terhadap pertanyaan,
jawaban atau tanggapan siswa.
2 2 3 3
8. Memotivasi siswa untuk bertanya,
menjawab, atau berpendapat. 1 2 2 3
9. Memberikan kesempatan siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja
kelompok.
3 3 3 3
10. Mengevaluasi hasil kerja kelompok
siswa. 1 2 3 3
III Kegiatan Penutup
1. Melakukan konfirmasi 1 2 3 3
2. Memberikan kesimpulan dan tindak
Lanjut 2 3 2 3
Jumlah Skor 29 40 43 46
Persentase Nilai (Jumlah Skor/Skor Maksimum)
x 100%
60,41
%
83,33
%
89,58% 95,83%
Rata-rata 71,85% 92,71%
45
dan pertemuan kedua sebesar 95,83% sehingga menhasilkan rata-rata 92,71%
dengan kategori baik. Jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan mengajar guru dari
siklus I ke siklus II meningkat dari kategori cukup menjadi baik.
b) Lembar Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Adapun hasil pengamatan penerapan metode kerja model kooperatif
jigsaw pada kegiatan belajar siswa melalui lembar observasi terkait dengan
penerapan sesuai dengan perencanaan dapat dilihat dalam tabel 4.3 berikut:
NO Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II
Pert
1
Pert
2
Pert
1
Pert
2
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mematuhi guru dalam mengondisikan
kelas. 1 2 2 3
2. Menanggapi apersepsi dan motivasi
yang
diberikan guru.
2 2 2 2
3. Menyimak tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru. 2 2 2 3
4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran
PKn dengan menggunakan metode
kerja
2 2 3 3
kelompok yang disampaikan guru.
II Kegiatan Inti
1. Menyimak penjelasan secara umum
topik
yang akan dibahas oleh guru.
2 2 3 3
2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang
berikan guru.
2 2 2 3
3. Saling berbagi dan bekerja sama antar
siswa dalam kelompok. 1 2 2 3
46
4. Setiap kelompok berfikir dan
menganalisis tugas. 3 3 2 3
5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas
secara berkelompok.
3 3 3 3
6. Siswa bertanya, menjawab dan
memberikan pendapat atau tanggapan. 1 2 2 3
7. Menyimak respon yang diberikan guru
atas pertanyaan, jawaban atau
tanggapan siswa.
2
2
3
3
8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab,
atau berpendapat. 1 2 2 2
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompok. 3 3 3 3
10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok
siswa yang disampaikan guru.
2 2 3 3
III PENUTUP
1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan
guru. 2 2 3 3
2. Memberikan kesimpulan materi yang
sudah dipelajari. 2 2 2 3
Jumlah Skor 31 35 39 46
Persentase Nilai (Jumlah Skor/Skor Maksimum)
x 100%
64,58
%
72,91
%
81,25
%
95,83
%
Rata-rata 68,75% 88,54%
Keterangan Cukup Bai
k
Tabel 4.3 Hasil Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Jumlah Skor 31 35 39 46
47
Dari tabel 4.3 terlihat peningkatan dari setiap pertemuan pada setiap
siklusnya. Pada siklus I pertama diperoleh presentase sebesar 64,58% dan
pertemuan kedua sebesar 72,75% sehingga menhasilkan rata_rata 68,75% dengan
kategori cukup baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan pertama diperoleh
persentase sebesar 81,25% dan pertemuan kedua sebesar 95,83% sehingga
menghasilkan rata-rata 88,54% dengan kategori baik. Jadi dapat dikatakan bahwa
kegiatan belajar siswa dari siklus I ke siklus II meningkat dari kategori cukup
menjadi baik.
c. Lembar Observasi Keaktifan Belajar Siswa
1) Siklus I
Adapun hasil pengamatan Keaktifan belajar siswa dengan penerapan
model kooperatif jigsaw pada siklus I melalui lembar observasi terkait dengan
indikator keaktifan belajar sesuai dengan perencanaan dapat dilihat dalam Tabel
4.4 sebagai berikut:
Subjek Penilaian
Jumlah Persentase Keterangan Pert 1 Pert 2
S 1 22 27 49 51,41% kurang
S 2 25 28 53 53,20% Kurang
S 3 21 23 44 45,83% kurang
S 4 22 25 47 48,95% Kurang
S 5 23 28 51 53,12% Kurang
S 6 23 28 51 53,12% Kurang
S 7 21 25 46 47,91% Kurang
S 8 27 33 60 62,5% Cukup
S 9 23 25 48 50,00% Kurang
S 10 33 37 70 72,91% Cukup
S 11 33 33 66 68,75% Cukup
S 12 27 33 60 62,5% Cukup
S 13 20 25 45 46,87% Kurang
S 14 35 39 74 77,83% Cukup
S 15 23 25 48 50,00% Kurang
S 16 20 22 42 43,75% Kurang
S 17 22 26 48 50,00% Kurang
S 18 20 26 46 47,91% Kurang
S 19 30 34 64 66,66% Cukup
S 20 23 24 47 48,95% Kurang
S 21 35 39 74 77,83% Cukup
48
S 22 20 25 45 46,87% Kurang
S 23 20 23 43 44,79% Kurang
S 24 35 39 74 77,83% Cukup
S 25 33 34 67 69,79% Cukup
S 26 32 39 71 73,95% Cukup
S 27 34 41 75 78,12 cukup
S 28 33 37 70 72,91% Cukup
S 29 28 29 57 59,37% Kurang
S 30 28 33 61 63,54% Cukup
Jumlah 1637
Rata-rata 64,77%
Tabel 4.4 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I
Berdasarkan Tabel 4.4 hasil keseluruhan observasi keaktifan belajar siswa
dalam pembelajaran Pkn menggunakan model Kooperatif Jigsaw pada siklus I
diatas diperoleh data sebagai berikut :
Keaktifan
Belajar Siswa Frekuensi Jumlah Persentase
Aktif 5 30
16,66%
Cukup Aktif 12 40,00%
Kurang Aktif 13 43,33%
Tabel 4.5 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus I
Di lihat dari tabel 4.5 hasil keaktifan belajar siswa secara keseluruhan pada
siklus I terlihat bahwa hanya 5 (lima) orang siswa yang baru aktif (16,66%), 12
0dua belas) orang siswa yang cukup aktif (40,00%), dan 13 (tiga belas) orang
siswa yang kurang aktif (43,33%). Dengan rata-rata persentase keaktifan belajar
siswa (64,77%) dengan kategori cukup. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan
model kooperatif jigsaw pada pembelajaran Pkn siklus I masih kurang berhasil,
karena tidak sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang diharapkan yaitu siswa
yang aktif harus dalam kategori baik atau aktif dengan lebih besar atau sama
dengan 80% dari jumlah siswa dikelas. Maka dari itu peneliti memandang perlu
untuk melanjutkan ke pelaksanaan siklus II.
2) Siklus II
49
Pada siklus I Keaktifan belajar siswa tidak sesuai dengan hasil intervensi
tindakan yang diharapkan. Oleh karena itu peneliti melakukan kegiatan siklus II,
berikut hasil observasi keaktifan belajar siswa pada siklus II
Subjek Penilaian
Jumlah Persentase Keterangan Pert 1 Pert 2
S 1 37 40 77 80,20% Baik
S 2 44 45 89 92,70% Baik
S 3 34 45 79 82,29% Baik
S 4 33 40 73 76,41% Baik
S 5 44 45 89 92,70% Baik
S 6 36 39 75 78,12% Baik
S 7 43 46 89 92,70% Baik
S 8 41 45 86 89,58% Baik
S 9 37 39 76 79,16% Cukup
S 10 42 45 87 90,62% Baik
S 11 42 43 85 88,54% Baik
S 12 40 42 82 85,41% Baik
S 13 37 45 82 85,41% Baik
S 14 43 46 89 92,70% Baik
S 15 37 39 76 79,16% Cukup
S 16 42 46 88 91,66% Baik
S 17 42 45 87 90,62% Baik
S 18 41 44 85 88,54% Baik
S 19 42 45 87 90,62% Baik
S 20 41 44 85 88,54% Baik
S 21 42 45 87 90.62% Baik
S 22 40 44 84 87,5% Baik
S 23 34 40 74 77,83% Cukup
S 24 27 30 57 59,37% Kurang
50
S 25 25 30 55 57,29% Kurang
S 26 31 36 67 69,79% Cukup
S 27 42 43 85 88,54% Baik
S 28 40 43 83 86,45% Baik
S 29 40 44 84 87,5% Baik
S 30 41 46 87 90,62% Baik
Jumlah 2744
Rata-rata 86,92% Baik
Tabel 4.6 Hasil Observasi Keaktifan Belajar Siswa Siklus II
Berdasarkan tabel 4.6 hasil keseluruhan observasi keaktifan belajar siswa dalam
pembelajaran Pkn menggunakan model kooperatif jigsaw pada siklus II diatas
diperoleh data sebagai berikut :
Keaktifan
Belajar Siswa Frekuensi Jumlah Persentase
Aktif 24 30
80,00%
Cukup Aktif 4 13,33%
Kurang Aktif 2 6,66%
Tabel 4.6 Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pada Siklus II
Dilihat dari tabel 4.6 hasil keaktifan belajar siswa secara keseluruhan pada
siklus II terlihat bahwa hanya 24 (dua puluh empat) orang siswa yang aktif
(80,00%), 4(empat) orang siswa yang cukup aktif (13,33%), 2(dua) orang siswa
yang kurang aktif. Dengan hasil rata-rata persentase sebesar 86,92%. Jadi dapat
dikatakan bahwa penerapan model kooperatif jigsaw pada pembelajaran Siklus II
sudah dikatakan berhasil, karena sesuai dengan hasil intervensi tindakan yang
diharapakan yaitu siswa yang aktif harus dikatakan baik atau aktif dengan lebih
besar atau sama dengan 80% dari jumlah siswa di dalam kelas. Pada siklus II
siswa aktif dan dalam kategori baik ada 24 (dua puluh empat) orang siswa dengan
persentase sebesat 80.00%.
d. Pembahasan
Dari penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti dikelas 4 SDN
06 Bogar Kota Palopo dengan menggunakan model kooperatif jigsaw dapat
dilihat adanya perbedaan hasil rata-rata kegiatan proses belajar mengajar dan
keaktifan belajar siswa pada siklus I dan siklus II. Hasil rata-rata persentase
persentase kegiatan belajar mengajar guru pada siklus I 64,77% dengan kategori
51
cukup. Sedangkan pada siklus II menghasilkan rata-rata persentase kegiatan
mengajar guru sebesar 86,92% dengan kategori baik. Kemudian keaktifan siswa
yang mengalami peningkatan yang semula pada silus I terdapat siswa yang aktif
atau dalam kategori baik sebanyak 5(lima) orang siswa yang aktif 16,66% siswa
yang cukup aktif 12(dua belas) 40,00% dan 13(tiga belas) siswa yang kurang aktif
43,33%. Dengan rata-rata keaktifan belajar siswa sebesar 64,77% dalam kategori
cukup. Pada siklus II keaktifan belajar siswa meningkatnya dengan terdapatnya
siswa yang aktif sebesar 24(dua piluh empat) orang siswa yang aktif dengan
persentase 80,00%, dan siswa yang cukup aktif ada sebesar 4(empat) dengan
persentase 13,33% dan siswa yang kurang aktif ada 2(dua) dengan persentase
6,66%. Dengan rata-rata keaktifan belajar siswa 86,92% dalam kategori baik. Dan
sebelum itu terdapat permasalahan pada siklus I sebagai berikut;
1) Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompoknya karena
saling mengandalkan teman yang lain
2) Masih ada siswa yang kurang percaya diri dalam mengajukan pendapat
atau pertanyaan karena takut salah
3) Tidak meratanya siswa yang diberikan kesempatan untuk berpendapat,
bertanya, dan menjawab
Pada awal pertemuan guru menjelaskan materi pembelajaran dan langkah-
langkah dalam melaksanakan model kooperatif jigsaw, pada awal pembelajaran
siswa mengalami kesulitan dalam melaksnakan model kooperatif jigsaw, hal ini
terjadi karena adanya perubahan kondisi belajar di dalam ruang kelas yang
berbeda dengan suasananaya belajar biasanya. Pada saat pembentukan kelompok
terlihat sangat pilih-pilih dalam menentukan anggota sehingga suasana menjadi
berisik. Pada saat proses kerja kelompok pun terlihat siswa yang pintar
mendominasi kegiatan pembelajaran. Bebarapa siswa yang sudah selesai
mengerjakan tugas yang diberikan selalu mengganggu temannya yang belum
selesai. Siswa yang aktif bercanda dikelas mengambil kesempatan untuk bercanda
dengan teman sekelompoknya, sehingga suasana belajar pada siklus I terkesan
gaduh dan ribut. Jumlah siswa yang mendapatkan hasil keaktifan belajar yang
baik hanya 5(lima) orang siswa yang aktif dengan persentase 16,66% siswa yang
cukup aktif 12(dua belas) dengan persentase 40,00% dan 13(tiga belas) siswa
yang kurang aktif dengan persentase 43,33%.
Masih banyaknya hasil keaktifan siswa yang tidak sesuai dengan hasil
intervensi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus dalam kategori
baik atau aktif dengan lebih besar atau sama dengan 80% pada siklus I ini,
disebabkan siswa masih malu-malu atau belum berani atau belum terbiasa dengan
model kooperatif jigsaw. Selanjutnya, kegiatan pembelajaran PKn dengan
menggunakan metode kooperattif jigsaw yang dilakukan oleh guru dan siswa,
serta dilakukannya observasi kegiatan pembelajaran dan observasi keaktifan
52
belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi siswa terlihat lebih aktif dan
merasa senang karena dilibatkan dalam proses pembelajaran. Sebelumnya siswa
tergolong pasif dan terlihat bosan dalam kegiatan pembelajaran, meskipun ada
beberapa siswa terlihat aktif bertanya dan menanggapi pertanyaan guru.
Sehingga kegiatan tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Abu
Ahmadi dan Joko Tri Prasetya bahwa “ manfaat dari model kooperatif jigsaw
diantaranya adalah (1) Dapat mendorong tumbuh dan berkembangnya potensi
berfikir kritis dan analisis siswa secara optimal, (2) Melatih siswa aktif, kreaktif
dan aktif dalam menghadapi setiap permaslahan, (3) Mendorong tumbuhnya sikap
tenggang rasa mau mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain, (4)
Mendorong tumbuhnya sikap demonstrasi dikatakan siswa, (5) Melatih sisw untuk
meningkatkan kemampuan saling bertukar pendapat secara objektif, rasional dan
sistematis dan beragumentasi guna menemukan suatu kebenaran dalam kerja sama
antar anggota kelompok, (6) Mendorong tumbuhnya keberanian mengutarakan
pendapat siswa secara terbuka, (7) Melatih siswa untuk dapat mandiri dalam
menghadapi setiap masalah, (8) Melatih kepemimpinan siswa, (9) Memperluas
wawasan siswa melalui kegiatan saling tukar informasi, pendapat, dan
pengalaman antar mereka, (10) Merupakan wadah yang efektif untuk kegiatan
belajar mengajar. Dari proses belajar menggunakan model kooperatif jigsaw siswa
bisa belajar secara bersama-sama dan mampu memecahkan secara bersama-sama
demi tercapainya tujuan pembelajaran. Hal itu senada dengan yang dikatakan
Zulfianai bahwa “ Model kooperatif jigsaw adalah metode mengajar yang
menyampaikan bahan ajar dengan cara membentuk kelompok belajar. Tidak
semua kelompok pasti kelompok belajar, karena sebuah kelompok baru disebut
kelompok belajar jika anggotanya merupakan siswa yang secara bersama-sama
mengerjakan kegiatan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran
yang sudah ditetapkan.
Setelah melakukan tindakan siklus I dan hasilnya masih kurang sesuai
dengan hasil interventasi tindakan yang diharapkan, maka peneliti melanjutkan
tindakan pada siklus II. Maka pada siklus II guru lebih aktif dalam menguasai
kelas dan mampu menarik perhatian siswa dan pada siklus II ini keaktifan belajar
siswa pada pembelajaran PKn meningkat. Siswa yang aktif sebesar 24(dua puluh
empat) orang 80,00% siswa yang cukup aktif ada 4(empat) orang 13,33% dan
siswa yang kurang aktif ada 2 (dua) orang 6,66%. Hasil persentase rata-rata
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran PKn pada siklus II ini sebesar 86,92%
dengan dikategorikan baik. Keaktifan dikategorikan baik sesuai dengan kriteria
keaktifan belajar yang dikatakan Paul B. Diedrich yaitu kegiatan belajar siswa
dibagi menjadi 8 kelompok sebagai berikut:
1. Visual Activities (kegiatan-kegiatan visual) seperti membaca,
memperhatikan gambar demonstrasi percobaan, pekerjaan orang lain
53
2. Oral Activities (kegiatan-kegiatan lisan) seperti menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi,
dan interupsi
3. Lintening Activities (kegiatan-kegiatan mendengar) seperti mendengarkan
uraian, percakapan, diskusi, musik dan sebagainya
4. Writting Activities (kegiatan-kegiatan menulis) seperti menulis cerita,
karangan, laporan, menyalin dan sebagainya
5. Drawing Activities (kegiatan-kegiatan menggambar) seperti menggambar,
membuat peta, diagram, dan sebagainya
6. Motor Activities (kegiatan-kegiatan motorik) seperti melakukan percobaan
membuat media pembelajaran, bermain, berkebun, beternak
7. Mental Activities (kegiatan-kegiatan mental) seperti menanggapi,
mengingat, memecahkan masalah atau soal, menganalisis, mengambil
keputusan
8. Emotional Activities (kegiatan-kegiatan emosional) seperti menaruh minat,
merasa bosan, gembira, berani, gugup dan sebagainya.
Berdasarkan data-data hasil pengamatan menunjukan bahwa penerapan
model kooperatif jigsaw pada pembelajaran Pkn dapat meningkatkan keaktifan
belajar siswa. Jadi dapat dikatakan bahwa penerapan model kooperatif jigsaw
pada pemmbelajaran Pkn siklus II sudah dikatakan berhasil, karena sesuai hasil
dengan hasil interventasi tindakan yang diharapkan yaitu siswa yang aktif harus
dalam kategori baik atau aktif dengan lebih besar atau sama dengan 80% dari
jumlah siswa dalam kelas.
Dari penjelasan-penjelasan diatas, menunjukan bahwa pembelajaran Pkn
dengan menggunakan model kooperatif jigsaw memberikan peluang besar kepada
siswa untuk berperan aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Hal
tersebut dengan Masitoh dan Laksmi Dewi yang mengatakan alasan mengapa
guru memilih kooperatif jigsaw sebagai metode pembelajaran karena: (1) Kerja
kelompok dapat mengembangkan perilaku gotong royong dan demokratis, (2)
Kerja kelompok dapat memacu siswa aktif belajar:, dan (3) Kerja kelompok tidak
membosankan siswa melakukan kegiatan belajar di luar kelas bahkan di luar
sekolah yang bervariasi, seperti observasi, wawancara, cari buku diperpustakaan
umum dan sebagainya.
54
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa
penerapan model kooperatif jigsaw pada pembelajaran Pkn dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa kelas IV SDN 06 Bogar Kota Palopo. Hal ini dapat terlihat
dari keaktifan siswa yang mengalami peningkatan yang semula pada siklus I
terdapat siswa yang aktif atau dalam kategori baik sebanyak 5 orang (16,66%)
siswa yang cukup aktif 12 orang dengan persentase (40,00%) dan siswa yang
kurang aktif 13 orang dengan persentase (43,33%). Dengan rata-rata keaktifan
belajar siswa sebesar 64,77%.
Pada siklus II keaktifan belajar siswa meningkat dengan terdapatnya siswa
yang aktif sebesar 24 (dua puluh empat) orang dengan persentase 80,00%, dan
siswa yang cukup aktif ada 4 (empat) dengan persentase 13,33% dan siswa yang
kurang aktif ada 2(dua) siswa dengan persentase 6,66%. Hasil persentase rata-rata
keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Pkn pada siklus II ini sebesar 86,92%
dengan dikategorikan baik. Dari hasil yang di dapat terlihat perbedaan dan
peningkatan keaktifan belajar siswa dalam sebelum menggunakan model
kooperatif jigsaw dan sesudah menggunakan model kooperatif jigsaw.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat disarankan sebagai berikut;
1. Dalam pembentukan kelompok belajar tidak mudah dilakukan, oleh
karena itu guru harus mengetahui karakteristik dan kemampuan siswa
sehingga pembagian kelompok belajar menjadi homogen
2. Dengan menggunakan model kooperatif jigsaw, membutuhkan waktu yang
lama, maka dari itu guru harus menyiapkan perencanaan yang matang
seperti membuat RPP dan menyiapkan media yang akan di gunakan.
3. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif
jigsaw terkadang terdapat anggota kelompok bersifat pasif yang
merugikan kinerja kelompok, oleh karena itu guru harus memberikan
penghargaan untuk setiap kelompok yang terbaik dan memberikan
penilaian keaktifan belajar siswa bagi setiap individu.
55
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Sari. 2013. Upaya Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Melalui
Cooperative Learning Jigsaw Pada Mapel IPS Kelas VIII SMP Negri 1
Puring Kab. Kebumen. Purworejo: Universitas Muhamadiyah.
Arifin, Z. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar
Kompetensi dan Kompetensi Dasar SD/MI. Jakarta: BSNP.
Darmadi, Hamid. 2010. Pengantar Pendidikan Kewarganaegaraan. Bandung:
Alfabeta.
Departemen Pendikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati
dan Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamdayana, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Harmianto, dkk. 2011. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.
Bandung: Alfabeta.
Indratno, Ferry T. 2009. Ayo Belajar PKn 5. Yogyakarta: Kanisius
Jihad dan Haris. 2011. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multipresindo.
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kusumah dan Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
PT Indeks.
56
Lie, Anita. 2007. Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-ruang Kelas. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Margono. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Masidjo, Ign. 2006. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Masriyah, Siti. 2012. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Pada Pelajaran IPA.
Cirebon: Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayattulah.
Mulyasa, E. 2006. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Laporan Penelitian;
UNY.
Purnomo, Puji. 2006. Model Pembelajaran Tematik Sekolah Awal SD. Pusat
Bahan Penelitian Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional.
Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Rahayu, Setyo Dwi. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Jigsaw Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar PKn bagi Siswa Kelas IV SDN Pisang
Kabupaten Nganjuk. Surabaya: Universitas Muhamadiyah.
Rosdijati, dkk. 2010. Panduan PAKEM IPS SD. Jakarta: Erlangga.
Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran Pengembangan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Group.
Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
57
Solihatin, Etin 2007. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara.
Sudjana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Remaja
Rosdakarya.
Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sugiyanto. 2010. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka
Metode Penelitian
Sugiyono. 2008. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. 2011. MetodePenelitian Kombinasi (Mixed Methods).
Bandung:Alfabeta.
Suparno, P. 2001. Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Kanisius.
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Tim Penyusun KTSP. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk
satuan pendidikan dasar SD/MI semester I dan II. Jakarta: BP Cipta
Jaya.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: konsep,
landasan, dan implemnetasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Pernada Media Group.
Uno dan Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran
aktif, inovatif, Lingkungan, Kreatif, Afektif, Menarik. Jakarta: Bumi
Aksara.
Utami, Cicilia Yuli. 2010. Peningkatan Keaktifan Siswa Kelas IVA Dalam
Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Model Pembelajaran
Kooperatif Teknik Jigsaw di Sd Negeri Ringianom 2 Kecamatan
Tempuran Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
58
Utami, Dwi Tyas. 2010 Panduan PAKEM PKn dengan Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan. Jakarta: Erlangga.
L
A
M
P
I
R
A
N
59
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN 6 BOGAR PALOPO
Kelas / Semester : IV / 2
Tema 7 : Indahnya Keragaman di Negeriku
Sub Tema 1 : Keragaman Suku Bangsa dan Agama di
Negeriku
Pembelajaran : 2
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Kompetensi Dasar ( KD ) Indikator Pencapaian Kompetensi (
IPK )
PKN
3.7 Menggali pengetahuan baru yang
❖ Menemukan informasi tentang
60
terdapat pada teks.
4.7 Menyampaikan pengetahuan baru
dari teks nonfiksi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri.
suku bangsa di Indonesia.
❖ Menyebutkan informasi baru
mengenai suku bangsa di
Indonesia.
❖ Menuliskan kata sulit dalam
bacaan dan mampu
menjelaskan artinya dengan
tepat.
❖ Menjelaskan dan menuliskan
pokok pikiran setiap paragraf
dalam bacaan dengan benar.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu
menemukan informasi tentang suku bangsa di Indonesia dengan benar.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Aloka
s
i
Wakt
u
Pendahuluan ▪ Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing.
▪ Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
▪ Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Indahnya Keragaman di Negeriku”.
▪ Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
10
menit
Inti ▪ Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6
kelompok masing-masing siswa dalam tiap kelompok
diberi bagian materi yang dilainkan
▪ Masing-masing siswa dalam tiap kelompok diberi
bagian materi yang ditugaskan dan anggota dari
kelompok lain yang telah mempelajari sub bagian
yang sama berkumpul dalam setiap kelompok baru
yang disini yang disebut sebagai kelompok ahliuntuk
15
menit
61
2. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan informasi baru
mengenai suku bangsa di Indonesia dengan tepat.
3. Setelah berdiskusi, siswa mampu menuliskan kata sulit dalam bacaan
dan mampu menjelaskan artinya dengan tepat.
4. Setelah berdiskusi, siswa mampu menjelaskan dan menuliskan pokok
pikiran setiap paragraf dalam bacaan dengan benar.
5. Setelah melakukan percobaan, siswa mampu menjelaskan pengertian
gaya dengan tepat.
6. Setelah melakukan pengamatan dan diskusi, siswa mampu menjelaskan
pengertian gaya otot dan pengaruhnya terhadap benda dengan tepat.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
Buku Siswa Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017).
mendiskusikan sub bab mereka.
▪ Setelah itu setiap anggota dari kelompok ahli selesai
mendiskusikan sub bab bagian mereka maka masing-
masing anggota dari kelompok ahli kembali ke dalam
kelompok asli dan secara bergantian mengajar teman
dalam satu kelompok mengenai sub bab yang telah
dikuasai sedangkan anggota lainnya mendengarkan
penjelasan yang saksama.
▪ Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi
hasil diskusi yang telah dilakukan.
Penutup ▪ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari
▪ Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
▪ Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
▪ Melakukan penilaian hasil belajar
▪ Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
15
menit
62
Buku siswa, buku bacaan tentang suku bangsa di Indonesia,
Palopo, 18 Februari 2020
Mengetahui
Guru kelas IV,
(MUKADDIMAH, S.Pd)
NIP.19700720 201001 2 001
Mahasiswi.
FITRIANI
NIM: 1601414071
LAMPIRAN 1
F. MATERI PEMBELAJARAN
▪ Menemukan informasi tentang suku bangsa yang ada di Indonesia.
▪ Menuliskan kata sulit dalam bentuk tabel dan dapat memahami artinya.
▪ Menyebutkan pokok pikiran dalam setiap paragraf dalam teks bacaan.
G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
RPP SIKLUS I
63
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SDN 6 BOGAR PALOPO
Kelas / Semester : IV / 2
Tema 7 : Indahnya Keragaman di Negeriku
Sub Tema 1 : Keragaman Suku Bangsa dan Agama di
Negeriku
Pembelajaran : 2
Alokasi Waktu : 1 Hari
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangganya.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati
(mendengar, melihat, membaca dan menanya) dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan
dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah, dan tempat bermain.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR (KD)
Kompetensi Dasar ( KD ) Indikator Pencapaian Kompetensi (
IPK )
PKN
64
3.8 Menggali pengetahuan baru yang
terdapat pada teks.
4.8 Menyampaikan pengetahuan baru
dari teks nonfiksi ke dalam tulisan
dengan bahasa sendiri.
❖ Menemukan informasi tentang
pengertian budaya
❖ Menyebutkan contoh budaya
yang ada di daerah yang
diketahui
❖ Menjelaskan dan menuliskan
pokok pikiran setiap paragraf
dalam bacaan dengan benar.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
7. Setelah mencermati teks bacaan yang disajikan, siswa mampu
menemukan informasi tentang suku bangsa di Indonesia dengan benar.
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan ▪ Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa
berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-
masing.
▪ Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi
dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan
pembelajaran.
▪ Menginformasikan tema yang akan dibelajarkan yaitu
tentang ”Indahnya Keragaman di Negeriku”.
▪ Guru menyampaikan tahapan kegiatan yang meliputi
kegiatan mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengomunikasikan dan menyimpulkan.
▪ Guru melakukan ice breaking untuk memulai
pembelajaran agar semua siswa semangat dalam
mengikuti pembelajaran
10 menit
Inti ▪ Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok 5-6
kelompok masing-masing siswa dalam tiap kelompok
diberi bagian materi yang dilainkan
▪ Masing-masing siswa dalam tiap kelompok diberi
bagian materi yang ditugaskan dan anggota dari
kelompok lain yang telah mempelajari sub bagian
yang sama berkumpul dalam setiap kelompok baru
yang disini yang disebut sebagai kelompok ahliuntuk
mendiskusikan sub bab mereka.
▪ Setelah itu setiap anggota dari kelompok ahli selesai
15 menit
65
8. Setelah membaca teks, siswa mampu menyebutkan informasi baru
mengenai kebudayaan yang ada di indonesia
9. Setelah berdiskusi, siswa mampu menuliskan budaya apa saja yang ada
di daerah mereka
10. Setelah berdiskusi, siswa mampu menjelaskan dan menuliskan pokok
pikiran setiap paragraf dalam bacaan dengan benar.
D. KEGIATAN PEMBELAJARAN
E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
Buku Pedoman Guru Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas 4
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017).
Buku Siswa Tema : Indahnya Keragaman di Negeriku Kelas 4 (Buku
Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, 2017).
Buku siswa, buku bacaan tentang suku bangsa di Indonesia,
Palopo 18 Maret 2020
mendiskusikan sub bab bagian mereka maka masing-
masing anggota dari kelompok ahli kembali ke dalam
kelompok asli dan secara bergantian mengajar teman
dalam satu kelompok mengenai sub bab yang telah
dikuasai sedangkan anggota lainnya mendengarkan
penjelasan yang saksama.
▪ Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi
hasil diskusi yang telah dilakukan.
Penutup ▪ Bersama-sama siswa membuat kesimpulan /
rangkuman hasil belajar selama sehari
▪ Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
(untuk mengetahui hasil ketercapaian materi)
▪ Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran
yang telah diikuti.
▪ Melakukan penilaian hasil belajar
▪ Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran)
15 menit
66
Mengetahui
Guru kelas IV,
(MUKADDIMAH, S.Pd)
NIP.19700720 201001 2 001
Mahasiswi.
FITRIANI
NIM: 1601414071
LAMPIRAN 1
F. MATERI PEMBELAJARAN
▪ Menemukan informasi tentang pengertian budaya
▪ Menuliskan paragraf pokok gagasan dan gagasan pendukung
▪ Menyebutkan pokok pikiran dalam setiap paragraf dalam teks bacaan.
G. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Saintifik
Metode : Permainan/simulasi, diskusi, tanya jawab, penugasan
dan ceramah
RPP SIKLUS II.
67
68
Surat Izin Penelitian Dari Kampus.
69
Surat Izin Penelitian Dari Sdn 06 Bogar Kota Palopo.
70
Buku Cetak Pkn.
71
Materi Siklus I.
72
73
Suasana Kelas IV Proses Pembelajaran.
74
Hasil lembar Siswa.
75
HASIL SIKLUS I.
76
77
Proses Pembelajaran kelompok Mendiskusikan Hasil Tugasnya.
78
79
Hasil Tugas Kelompok Siswa.
80
SIKLUS II
NO Aspek yang Diamati Siklus I Siklus II
Pert
1
Pert 2 Pert
1
Pert
2
I Kegiatan Pendahuluan
1. Mematuhi guru dalam mengondisikan kelas.
2. Menanggapi apersepsi dan motivasi
yang diberikan guru.
3. Menyimak tujuan pembelajaran yang
disampaikan guru.
4. Menyimak langkah-langkah pembelajaran PKn dengan menggunakan metode kerja kelompok yang disampaikan guru
Kegiatan Inti
1. Menyimak penjelasan secara umum
topik yang akan dibahas oleh guru.
2. Menjawab pertanyaan terkait materi yang berikan guru.
3. Saling berbagi dan bekerja sama antar siswa dalam kelompok.
4. Setiap kelompok berfikir dan menganalisis tugas.
5. Siswa berdiskusi dan mengerjakan tugas secara berkelompok.
81
6. Siswa bertanya, menjawab dan
memberikan pendapat atau
tanggapan.
7. Menyimak respon yang diberikan guru atas pertanyaan, jawaban atau tanggapan siswa.
8. Termotivasi untuk bertanya, menjawab, atau berpendapat.
9. Siswa mempresentasikan hasil kerja
kelompok.
10. Menyimak evaluasi hasil kerja kelompok siswa yang disampaikan guru.
PENUTUP
1. Menyimak klasifikasi dan penjelasan
guru.
2. Memberikan kesimpulan materi yang sudah dipelajari.
Jumlah Skor
Persentase Nilai (Jumlah Skor/Skor Maksimum)
x 100%
Rata-rata
Keterangan
Lembar observasi keaktifan belajar siswa.