penuntun praktikum mikrobiologi dasarinfo.trilogi.ac.id/repository/assets/uploads/itp/a14b0... ·...
TRANSCRIPT
PENUNTUN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI DASAR
Disusun oleh :
Seveline, S.TP., M.Si.
Teknologi Pangan
Fakultas Bioindustri
Universitas Trilogi
Jakarta
2018
i
Kata Pengantar
Buku petunjuk praktikum Mikrobiologi Dasar adalah buku yang dibuat untuk
mempermudah mahasiswa dan mahasiswi program studi Teknologi Pangan Fakultas
Bioindustri Universitas Trilogi untuk praktikum pada mata kuliah Mikrobiologi Dasar. Buku
ini merupakan buku penuntun untuk mempermudah mahasiswa dalam mempersiapkan hal-
hal yang berkaitan dengan praktikum Mikrobiologi Dasar.
Setiap topik praktikum dibagi dalam bagian yang berbeda-beda. Topik dimulai dari
yang sederhana berupa dasar pengenalan alat berupa mikroskop dan dilanjutkan dengan
topik-topik lanjutan yang agak rumit dan butuh persiapan yang lebih banyak. Topik
praktikum menyertakan pendahuluan dari topik yang dipraktikumkan, tujuan dari topik yang
dipraktikumkan, bahan dan metode yang digunakan dalam praktikum dan ada pula
pertanyaan yang menunjang topik yang dipraktikumkan untuk mempermudah mahasiswa
dalam mengembangkan pembahasan.
Akhir kata tidak ada gading yang tak retak tidak ada sesuatu yang sempurna, buku
petunjuk ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga buku petunjuk praktikum
Mikrobiologi Dasar ini mempermudah para mahasiswa untuk melakukan praktikum dan
menyambungkan antara praktikum dengan teori yang diajarkan pada mata kuliah
Mikrobiologi Dasar.
Jakarta, Januari 2018
Penyusun
Seveline
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Tata Tertib Laboratorium Mikrobiologi iii
I. Mikroskop
Melihat Bentuk dan Ukuran Mikroba dengan Mikroskop 1
Pengecatan Tunggal 5
Pengecatan Majemuk 8
Pengecatan Spora Bakteri Menurut Metode Klein dan Metode Wirtz 11
II. Media
Pembuatan Media Sederhana 14
III. Teknik Pembiakan
Teknik Pembiakan Murni 18
Penghitungan Koloni Bakteri 23
IV. Pengaruh Internal dan Eksternal pada Pertumbuhan Mikroorganisme
Pengaruh Oksigen pada Pertumbuhan Mikroorganisme 26
Pengaruh Tekanan Osmotik pada Pertumbuhan Bakteri (Pengaruh Penambahan Gula) 29
Pengaruh Tekanan Osmotik (Pengaruh Penambahan NaCl) 32
Pengaruh pH pada Pertumbuhan Bakteri 35
Pengaruh Suhu pada Pertumbuhan Mikroorganisme 38
V. Pengujian Biokimia pada Mikrooganisme
Uji IMViC (Indole-Methyl Red-Voges Proskauer-Citrate) 40
Pengujian TSIA (Triple Sugar-Iron Agar) 45
Pengujian Katalase 49
Fermentasi Gula-Gula Sederhana 52
Distribusi Mikroorganisme di Alam 55
iii
TATA TERTIB LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
1. DILARANG MAKAN, MINUM dan MEROKOK DI DALAM LAB 2. TAS DAN ALAT-ALAT YANG TIDAK DIPERLUKAN PADA SAAT PRAKTIKUM LETAKKAN
DI TEMPAT YANG TELAH DISEDIAKAN 3. KENAKANLAH JAS LAB SEWAKTU ANDA MASUK 4. SETIAP KELOMPOK MENDAPAT 1 BAKI YANG BERISI KEBUTUHAN PRAKTIKUM DAN
BERTANGGUNG JAWAB DENGAN ISI BAKI TERSEBUT : lap, Bunsen, ose, cawan petri dan tabung reaksi dll. BILA RUSAK/PECAH MAKA ANDA WAJIB MENGGANTI
5. SIAPKAN LOG BOOK YANG SUDAH ANDA TULIS PROSEDUR PRAKTIKUM 6. CUCI TANGAN DENGAN AIR SABUN SEBELUM DAN SESUDAH PRAKTIKUM (LAKUKAN
HAL YANG SAMA BILA ANDA MENINGGALKAN LABORATORIUM UNTUK PERGI KE KAMAR KECIL)
7. HINDARI BICARA BERLEBIHAN 8. GUNAKAN SARUNG TANGAN, MASKER SERTA HAIR NET 9. JAUHKAN TANGAN ANDA DARI MULUT, HIDUNG DAN TELINGA SELAMA ANDA
BEKERJA DI LAB 10. PERLAKUKAN ORGANISME YANG ANDA TANGANI SEBAGAI PATOGEN (MAMPU
MENIMBULKAN PENYAKIT), MESKIPUN KEBANYAKAN BIAKAN YANG DISEDIAKAN DI LAB TIDAK BERBAHAYA TETAPI MUNGKIN DIANTARANYA BERBAHAYA
11. TIDAK DIPERKENANKAN MEMBAWA KE LUAR BIAKAN MIKROORGANISME APAPUN DARI RUANGAN LAB
12. MIKROORGANISME YANG ANDA TANGANI TIDAK SAMPAI TERCECER DAN TIDAK TERCAMPUR DENGAN MIKROORGANISME LAINNYA
13. BILA MEMECAHKAN TABUNG BERISI MIKROORGANISME, ATAU BILA BIAKAN MIKROORGANISME TERCECER SEGERA TUANGKAN DESINFEKTAN KE ATASNYA, SEKA DENGAN KERTAS SERAP ATAU LAP KERTAS DAN BUANG KE TEMPAT YANG TELAH DISEDIAKAN
14. ANDA BEKERJA DENGAN API/DEKAT DENGAN API, HATI-HATI JANGAN SAMPAI ADA KERTAS, RAMBUT ATAU BAHAN YANG MUDAH TERBAKAR
15. KALAU TERJADI KESALAHAN ATAU KECELAKAAN SEGERA LAPOR KEPADA PEMBIMBING PRAKTIKUM
16. ALAT-ALAT DAN BAHAN YANG SUDAH DIPAKAI KEMBALIKAN KE TEMPAT SEMULA 17. TABUNG REAKSI/ CAWAN PETRI ATAU ERLENMEYER YANG TERDAPAT BIAKAN
MIKROORGANISME YANG SUDAH TIDAK DIPAKAI UNTUK PRAKTIKUM HARUS DISTERILKAN DAHULU DENGAN AUTOKLAF, KEMUDIAN DICUCI BERSIH
18. MEJA LAB HARUS DALAM KEADAAN BERSIH SETELAH PRAKTIKUM 19. DILARANG MEMBUANG BENDA PADAT DAN CAIR DI WASTAFEL
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 1
Melihat Bentuk dan Ukuran Mikroba dengan Mikroskop
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Mikroorganisme yang tersebar di seluruh alam ini memiliki berbagai macam
jenis, hal ini tidak dapat kita lihat langsung dengan kasat mata. Hal ini dapat dilihat
dengan bantuan mikroskop walaupun dengan uji-uji yang lain tentu juga akan sangat
membantu.
Pengenalan terhadap mikroskop perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana
kerja dari mikroskop ini maka kita akan melihat bagian-bagian dalam mikroskop.
Mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang banyak digunakan dalam praktikum
sederhana. Mikroskop ini mempunyai kaki yang berat dan kokoh dengan tujuan agar
dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop cahaya memiliki tiga lensa yaitu lensa objektif,
okuler dan kondensor. Lensa okuler adalah lensa yang dekat dengan mata,berbentuk
lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung bawah mikroskop
terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga lensa atau lebih. Sistem
lensa yang ketiga adalah kondensor yang berperan untuk menerangi obyek dan lensa-
lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal
dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar atau cekung yang
terdapat dibawah kondensor, sedangkan pada mikroskop modern sudah dilengkapi
lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari.
Klasifikasi mikroorganisme dapat kita lihat dengan bantuan mikroskop. Dengan
mikroskop kita dapat mengetahui apakah yang kita teliti berupa bakteri, kapang atau
khamir. Bakteri, kapang serta khamir memiliki ciri-ciri tertentu yang dengan mudah
dapat kita lihat dari morfologi dan bentuk mikroorganisme tersebut. Bakteri bisa
berbentuk batang, bulat, spiral, koma baik secara berpasang-pasangan atau tunggal.
Untuk kapang umumnya berupa jamur multiseluler maka akan terlihat apakah
berbentuk askus atau basidium dan begitu pula khamir yang berupa jenis jamur
uniseluler. Khamir umumnya digunakan untuk bentuk-bentuk yang menyerupai jamur
dari kelompok Ascomycetes yang tidak berfilamen tetapi uniseluler berbentuk ovoid
atau spheroid. Hal ini dapat menjadikan dasar dari pengklasifikasian suatu
mikroorganisme.
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 2
Tujuan Instruksional
1. Mahasiswa mampu untuk mengetahui kerja dari mikroskop dan bagian-bagiannya
2. Mahasiswa mampu untuk membandingkan bakteri, kapang dan khamir
3. Mahasiswa mampu menggambarkan morfologi bakteri, kapang dan khamir
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 3
B. Bahan dan Alat
Bahan :
1. Preparat jadi dari bakteri misalnya E.coli, kapang Tempe dan khamir Roti
2. Oil immersion
Alat :
Mikroskop
C. Prosedur kerja :
Cara kerja praktikum ini mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Amati mikroskop dan menuliskan komponen-komponen yang ada pada
mikroskop
2. Amati preparat yang sudah disediakan dengan perbesaran yang sesuai
dengan cara melakukan fiksasi sederhana dan diberi minyak imersi
3. Bandingkan bentuk, ukuran dan susunan dari mikroorganisme yang anda
lihat
4. Catat dan gambar apa yang anda lihat
D. Hasil Pengamatan
Gambar Bakteri
Gambar Kapang
Gambar Khamir
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 4
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium.Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
PublishingPelczar, M.E dan Chan, E.C.S. Dasar-dasar Mikrobiologi. 2006. UI Press
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 5
Pengecatan Tunggal
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Bakteri bersifat transparan, berukuran kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan
mata telanjang. Untuk mengetahui struktur, morfologi dan sifat kimia bakteri sehingga
kita perlu melakukan suatu pengecatan terhadap bakteri tersebut.
Pengecatan bakteri tergantung dari sifat fisik dan kimiawi zat warna tersebut.
Persenyawaan zat warna harus memiliki komponen-komponen warna dalam tiap
molekulnya.
Pada pokoknya zat warna untuk melihat bakteri adalah bahan kimia dari
golongan anilin dan secara garis besar zat warna dibagi atas dua golongan, yaitu zat
warna asam dan zat warna basa. Istilah asam dan basa tidaklah menunjukkan reaksi
kimianya, melainkan untuk menunjukkan apakah zat warna tersebut bersatu dengan
anion atau kation. Sebagai contoh dalam reaksi zat warna methylene blue chlorida,
yang bertindak sebagai zat warnanya adalah kation methylene blue+.
Methylene blue chlorida ==== methylene blue+ +chlorida
Jadi dalam hal ini zat warna tersebut termasuk zat warna basa.
Pengecatan memiliki bermacam-macam jenis, ada pengecatan tunggal atau sederhana
dan pengecatan majemuk. Pengecatan tunggal atau sederhana biasanya pengecatan
yang menggunakan satu macam zat warna saja, misalnya carbol fuchsin, crystal violet
atau methylene blue. Sedangkan pengecatan majemuk ialah pengecatan yang
menggunakan lebih dari satu macam zat warna
Tujuan Intruksional
1. Mengerti teknik membuat preparasi dan dan pewarnaan dengan satu macam zat
warna
2. Mengetahui morfologi (bentuk susunan) bakteri dengan menggunakan suatu macam
zat warna
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 6
B. Alat dan Bahan
Bahan :
1. Biakan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus
2. Zat warna crystal violet, methylene blue, safranin
3. Minyak imersi
Alat :
Gelas objek - ose
Gelas penutup -lampu spiritus
Mikroskop
C. Prosedur kerja :
Pembuatan film
Untuk mendapatkan hasil pengamatan yang baik, pembuatan film memegang peranan
penting. Bakteri yang terlalu bertumpuk atau terlalu tipis di atas gelas objek akan
menghasilkan gambaran yang kurang jelas setelah pengecatan
Cara membuat film
1. Bersihkan gelas objek dengan kapas yang sudah diberi alkohol 95% untuk
menghilangkan lemak dan mikroorganisme yang menempel, lalu keringkan di udara
2. Buat lingkaran kecil di bagian bawah gelas objek untuk membatasi film
3. Ambil satu ose suspensi bakteri secara aseptik (ose dibakar di atas lampu spiritus
sampai memijar, kemudian didinginkan sebentar), lalu tempelkan pada bagian dalam
dari tabung biakan sebelum mengambil suspensi bakteri. Buat film setipis mungkin di
atas gelas objek di dalam batas lingkaran tadi
4. Lakukan fiksasi dengan cara melakukan film di atas api secara cepat 2 sampai 3 kali.
Maksudnya untuk membunuh bakteri secara cepat sehingga tidak mengalami
perubahan bentuk. Disamping itu fiksasi dapat melekatkan bakteri pada gelas objek.
Langkah-langkah pembuatan film di atas senantiasa dilakukan sebelum kita melakukan
pengecatan
2. Pengecatan
1. Tambahkan salah satu zat warna di atas film tadi dengan waktu yang sesuai, yaitu
untuk carbol fuchsin 15-20 detik, untuk gentian violet 30-45 detik dan methylene blue
3-5 menit
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 7
2. Buang zat warna tersebut lalu cuci dengan air untuk menghilangkan zat warna yang
tidak terpakai
3. Keringkan dengan kertas saring
4. Amati di bawah mikroskop dengan perbesaran kuat (lensa objektif 100x). Untuk
perbesaran kuat (lensa objektif 100x). Untuk perbesaran kuat ini harus selalu dipakai
immersion oil yang berguna untuk mengumpulkan cahaya
5. Catat dan gambar apa yang anda lihat
D. Hasil Pengamatan
Jenis Bakteri Deskripsi Mikroba Gambar Mikroba
E. coli
Bacillus subtilis
Pertanyaan :
1. Bagaimana morfologi dari kedua bakteri tersebut? Bisa anda deskripsikan!
2. Apakah ada perbedaan dari kedua bakteri tersebut ketika dilihat di bawah mikroskop?
Jelaskan!
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. Dasar-dasar Mikrobiologi. 2006. UI Press Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 8
Pengecatan Majemuk
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Christian Gram seorang bakteriologi pada tahun 1844 menemukan
penggolongan bakteri Gram positif dan Gram negatif. Pewarnaan Gram merupakan
contoh pewarnaan diferensial yang memilahkan bakteri menjadi kelompok Gram positif
dan Gram negatif. Teknik pewarnaan Gram ini dikembangkan oleh Christian Gram untuk
mencari suatu metode untuk memperlihatkan bakteri pneumokokus pada jaringan paru-
paru pasien yang mati karena pneumonia. Selain itu dia melihat bahwa beberapa
spesies bakteri dapat dibedakan dengan prosedur pewarnaan ini.
Bakteri yang diwarnai dengan metoda Gram ini dibagi menjadi dua kelompok.
Salah satu di antaranya, bakteri Gram positif, yang mempertahankan zat pewarna ungu
kristal dan karenanya tampak ungu tua. Kelompok yang lain, bakteri Gram negatif,
kehilangan ungu kristal ketika dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi pewarna
tandingan dengan warna merah safranin, tampak berwarna merah. Bakteri Gram positif
banyak ditemukan Mg, sedangkan pada bakteri Gram negatif tidak.
Pewarnaan Gram masih merupakan salah satu prosedur yang paling banyak
digunakan untuk mencirikan banyak bakteri, terutama sangat diperlukan di
laboratorium diagnostik rumah sakit karena informasi yang diperoleh dari pengamatan
spesimen yang diwarnai dengan pewarnaan Gram dengan cepat dapat memberi
petunjuk akan organisme penyebab suatu infeksi.
Bakteri Gram positif dan Gram negatif berbeda dari struktur dan komposisi
dinding sel, kerentanan terhadap antibiotik pun berbeda-beda serta persyaratan
nutrisinya pun antara Gram positif dan negatif juga berbeda.
Banyak pewarnaan differensial lain digunakan secara luas dalam bakteriologi,
contohnya pewarnaan Ziehl-Nielsen, yaitu pewarnaan tahan asam.
Tujuan Intruksional
1. Mahasiswa mampu mengetahui pewarnaan Gram
2. Mahasiswa mampu mengetahui bakteri Gram positif dan Gram negatif
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 9
B. Alat dan Bahan
Bahan : Alat :
Biakan murni Bacillus subtilis dan Esherichia coli Gelas objek
Zat kimia/warna carbol gentian violet, Ose
Fuchsin/safranin, Lampu spiritus
Larutan lugol
alkohol 95%
C. Prosedur Kerja
1. Buat film (seperti pada praktikum pengecatan tunggal)
2. Tambahkan pewarna crystal violet selama 3 menit, buang pewarna
3. Tambahkan larutan lugol 1 menit
4. Cuci dengan alkohol sampai tidak ada zat warna yang larut
5. Cuci dengan air dan tambahkan fuchsin/safranin 1-2 menit
6. Cuci dengan air lagi dan keringkan dengan kertas saring (dilap pelan dan lembut saja)
7. Beri minyak imersi 1-2 tetes untuk perbesaran kuat (1000x)
8. Amati dengan mikroskop. Gram positif akan berwarna ungu (violet ) dan Gram
negatif akan berwarna merah
9. Tuliskan reaksi pengikatan antara zat warna dan bakteri (baik bakteri Gram positif
dan Gram negatif)
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 10
D. Hasil Pengamatan
Bakteri Perbesaran Gambar dan Warna
E.coli
B.subtilis
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. Dasar-dasar Mikrobiologi. 2006. UI Press Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 11
Pengecatan Spora Bakteri Menurut Metoda Klein dan Metode Wirtz
A. Pendahuluan
Beberapa bakteri memiliki spora dimana spora tersebut dapat berada di tengah
(central), berada di pinggir (terminal) atau tepi sel. Pelczar (1986), menyatakan bahwa
spora merupakan tubuh bakteri yang secara metabolik mengalami dormansi, dihasilkan
pada fase lanjut dalam pertumbuhan sel bakteri yang sama seperti asalnya, yaitu sel
vegetatif. Spora bersifat tahan terhadap tekanan fisik maupun kimiawi.
Struktur spora yang terbentuk di dalam tubuh vegetatif bakteri disebut sebagai
‘endospora’ (endo=dalam, spora=spora) yaitu spora yang terbentuk di dalam tubuh.
Secara sederhana, dapat dikatakan bahwa endospora merupakan sel yang mengalami
dehidrasi dengan dinding yang mengalami penebalan serta memiliki beberapa lapisan
tambahan.
Pengamatan spora bakteri diperlukan pewarnaan tertentu yang dapat
menembus dinding tebal spora. Contoh dari pewarnaan yang dimaksudkan tersebut
adalah dengan penggunaan larutan hijau malakit 5% carbol fuchsin dan untuk
memperjelas pengamatan. Sel vegetatif juga diwarnai dengan larutan safranin 0,5%
sehingga sel vegetatif ini berwarna merah. Dengan demikian ada atau tidaknya spora
dapat teramati, bahkan posisi spora di dalam tubuh sel vegetatif juga dapat
diidentifikasi.
Tujuan Intruksional
1. Mahasiswa mampu melakukan pengecatan pada bakteri yang berspora
2. Mahasiswa mampu melihat posisi spora yang berada di dalam sel
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 12
B. Alat dan Bahan
Bahan : Alat :
Biakan murni Bacillus subtilis atau spesies Bacillus lainnya Gelas objek
Zat kimia/warna carbol gentian violet, Ose
Malachite green, Lampu spiritus
Methylene blue Tabung reaksi
Safranin Penangas air
Asam Sulfat Termometer
alkohol 95%
C. Prosedur Kerja
I. Metode Klein I
1. Campuran suspensi bakteri dengan carbol fuchsin dalam tabung reaksi dengan
perbandingan 1:1, panaskan dalam penangas air selama 10 menit pada suhu 60oC
2. Buat film dari campuran suspensi tadi
3. Celupkan ke dalam asam sulfat selama 1-2 detik
4. Cuci dengan air, tambahkan metilen biru 3 menit
5. Cuci dengan air, keringkan dengan kertas saring
6. Amati dengan perbesaran kuat. Spora berwarna merah sedangkan bentuk vegetative
berwarna biru
II. Metode Klein II
1. Buat film dari suspensi bakteri
2. Tambahkan carbol fuchsin, panaskan sampai keluar uap (80oC selama 10 menit)
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 13
3. Langkah-langkah selanjutanya sama dengan metode Klein I dari langkah 3-6
4. Amati dengan perbesaran kuat, spora merah, vegetative biru
III. Metode Wirtz
1. Buat film dengan cara difiksasi dahulu
2. Tambahkan malachite hijau, panaskan sampai menguap 2 menit
3. Cuci dengan air, tambahkan safranin selama 39 detik
4. Cuci dengan air, keringkan dengan kertas saring dan
5. Amati dengan perbesaran kuat. Spora berwarna hijau dan badan bakteri berwarna
merah muda
D. Hasil Pengamatan
Bakteri Perbesaran Gambar dan Warna
Bacillus subtilis
Bacillus spp
E. Daftar Pustaka
Cappucino, J.G. dan Sherman N., 2005. Microbiology, A Laboratory Manual. Pearson Inc. Publishing.
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing. Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. Dasar-dasar Mikrobiologi. 2006. UI Press. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein.
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 14
Pembuatan Media Sederhana
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Mikroorganisme memerlukan media untuk pertumbuhannya. Media agar,
media cair dan media semisolid merupakan media yang sering digunakan untuk
pertumbuhan mikroorganisme. Penggunaan media harus sesuai dengan kebutuhan.
Mikroorganisme harus dibiakkan di laboratorium pada bahan dengan nutrien yang
berperan penting untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya. Susunan bahan
nutrien, baik bahan alami maupun sintetik/buatan, yang dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan bakteri harus sesuai dengan kebutuhan
mikroorganisme.
Penggunaan medium pertumbuhan, aktivitas mikroba dapat dipelajari dan
dengan menggunakan medium pertumbuhan dapat dilakukan isolasi mikroba menjadi
biakan murni. Pada dasarnya bahan-bahan untuk pertumbuhan medium dapat
dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu bahan dasar yang meliputi air, agar bersifat
tidak diuraikan oleh mikroba, gelatin yang merupakan protein yang dapat diuraikan oleh
mikroba, dan silika gel yaitu bahan yang mengandung natrium silikat khusus untuk
menumbuhkan mikroba yang bersifat obligat ototrof, unsur-unsur nutrient yang dapat
diambil dari bahan alam, meliputi karbohidrat, lemak dan asam-asam organic, sumber
nitrogen yang mencakup pepton dan protein, garam-garam kimia ( K, Na, Fe dan Mg),
vitamin dan dari buah, ekstrak sayuran dan susu.
Media-media sederhana dan alami bisa digunakan untuk pertumbuhan mikroba,
begitu pula dengan media-media sintetik dan buatan yang biasanya memiliki kandungan
bahan tertentu. Media-media tersebut ada yang sebagai media umum, media
pengkayaaan atau media khusus (diferensiasi).
Tujuan Intruksional
1. Mahasiswa mengerti bagaimana pembuatan media sederhana
2. Mahasiswa mengerti bahan-bahan apa saja untuk dapat membuat media
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 15
B. Alat dan Bahan
Bahan : Alat :
Ekstrak toge Panci
Ekstrak kentang Kompor
Ekstrak daging Autoklaf
Aquadest
Agar-agar swallow
C. Prosedur kerja :
Pembuatan Agar toge
1. Ekstrak toge :
Ekstrak toge dibuat dengan bahan dan cara sebagai berikut :
Bahan :
Toge 500 gram
Aquadest 1 liter
Cara :
-Toge digodog dengan aquadest selama satu jam
-Saring dan tambahkan lagi aquadest sampai volume tepat satu liter
-Atur pH sampai 7.4-7.5
-Sterilkan dalam autoklaf
Agar toge :
Esktrak toge 1 liter dan agar 15 gram digodog sampai agarnya larut, disaring waktu
masih panas dan sterilkan dalam autoklaf
2. Ekstrak kentang
Ekstrak kentang dibuat dengan bahan dan cara sebagai berikut :
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 16
Bahan :
Kentang 500 gram
Aquadest 1 L
Cara :
-Kentang yang sudah dikupas dipotong kecil-kecil
-Godog dengan aquadest selama satu jam
-Saring dan tambahkan lagi akuadest sampai volume tepat satu liter
-Atur pH sampai 7.4-7.6
Agar kentang :
Ekstrak kentang 1 liter dan 15 gram agar digodog sampai semua agar larut, saring dan
sterilkan dalam autoklaf
3. Ekstrak daging (bulyon)
Bahan :
Daging sapi segar 500 g
Akuadest 1 liter
Pepton 5 gram
NaCl 5 gram
Cara :
-Daging segar dibersihkan dari lemak kemudian dicincang halus, digodog dengan
akuadest selama 30 menit
-Saring dengan kain kasar, lalu saring lagi dengan kertas saring
-Tambahkan lagi akuadest sampai volume tepat satu liter
-Tambahkan pepton dan NaCl
-Atur pH sampai 7,4-7-6
-Sterilkan dalam autoklaf
Bulyon agar :
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 17
Ekstrak daging 1 liter dan agar 15 gram digodog sampai larut semua, saring dan sterilkan
dalam autoklaf
Bulyon agar semi solid :
Ekstrak daging 1 liter dan agar 4 gram digodog sampai larut semua, disaring dan
disterilkan dalam autoklaf
D. Hasil Pengamatan
Karakteristik /Penampakan Warna Kelarutan
Agar toge
Agar kentang
Agar bulyon
-Simpan agar yang telah steril tersebut pada inkubator dan siap digunakan dalam
praktikum selanjutnya
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. Dasar-dasar Mikrobiologi. 2006. UI Press Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 18
Teknik Pembiakan Murni
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Pada praktikum mikrobiologi kali ini maka kita akan mempraktikkan teknik
biakan murni. Teknik biakan murni digunakan untuk memperoleh kultur bakteri murni
tetapi juga digunakan untuk memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Media
untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum digunakan. Pencemaran dari luar
terutama berasal dari udara yang mengandung mikroorganisme. Secara alami, bakteri di
alam ditemukan dalam populasi campuran. Hanya dalam keadaan tertentu saja populasi
ini ditemukan dalam keadaan murni. Untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi
dan sifat faalinya maka mikroorganisme yang akan diteliti harus dapat dipisahkan. Ini
berarti bahwa harus diperoleh biakan murni yang hanya mengandung satu macam
bakteri.
Untuk memperoleh biakan murni dapat dilakukan pengenceran dengan
menggunakan bahan cair atau padat. Pada mula-mula digunakan gelatin sebagai bahan
pemadat. Gelatin terdiri dari protein sehingga dapat dicerna ataupun dicairkan oleh
bakteri. Bahan pemadat yang kemudian ditemukan ialah agar yang merupakan
polisakarida dari rumput laut. Agar akan mencair pada suhu 100oC, sedangkan pada
suhu 44oC masih dalam bentuk cair. Suhu ini masih memungkinkan bakteri dapat
tumbuh, sehingga prinsip ini dipakai untuk mengisolasi bakteri dengan cara agar tuang.
Pada umumnya bakteri tidak dapat mencerna atau mencairkan agar.
Dalam praktikum ini ada beberapa cara untuk mendapatkan biakan murni, yaitu
: 1. Teknik penggoresan agar (dengan agar tuang atau agar sebar)
2. Teknik agar tabung (agar semi solid, agar cair (broth) dan agar miring (slant
agar)
3. Teknik goresan kuadran
Tujuan Intruksional
1. Praktikan mampu melakukan goresan agar
2. Praktikan mampu melakukan metode agar tuang
3. Praktikan mampu melakukan metode agar sebar
4. Praktikan mampu membedakan metode tersebut dan penggunaannya
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 19
B. Alat dan Bahan
Alat : Bahan :
Lampu spiritus Media agar
Ose larutan broth (cair)
cawan petri agar semi solid
Biakan kultur agar padat (agar miring/slant agar)
Alkohol
Pipet dan tips steril
C. Prosedur
C.1. Teknik Goresan Agar
1. Pijarkan ose pada lampu spiritus, dinginkan sebentar, kemudian ambil seulas ose dari
biakan kultur
2. Sentuhkan ose pada lempengan agar , sewaktu menggores ose dibiarkan meluncur di
atas permukaan lempengan. Agar yang luka menganggu pertumbuhan mikroorganisme
sehingga sulit diperoleh koloni terpisah
3. Pijarkan ose setelah menggores satu daerah, pemijaran ose mematikan
mikroorganisme yang melekat pada mata ose dan mencegah pencemaran pada
penggoresan daerah berikutnya
4. Gunakan tutup cawan petri untuk melindungi permukaan agar dari pencemaran
5. Balikkan lempengan agar untuk mencegah air kondensasi jatuh ke atas permukaan
agar sehingga dapat terjadi penyebaran koloni
Beberapa teknik goresan terlihat sebagai berikut ini
a. Goresan T
1. Lempengan dibagi menjadi tiga bagian dengan membentuk huruf T pada bagian luar
dasar cawan (Gambar 6.2)
2. Inokulasi daerah I sebanyak mungkin dengan gerakan sinambung
3. Panaskan ose dan biarkan dingin kembali
4. Gores ulang daerah I sebanyak 3-4 kali dan teruskan goresan di daerah II
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 20
5. Pijarkan ose dan biarkan dingin kembali
6. Ulangi prosedur 3-5 untuk menggores daerah III
7. Pijarkan ose
b. Goresan Kuadran
Teknik ini sama saja dengan goresan T, hanya lempengan agar dibagi 4
Setiap selesai menggores dipijarkan lagi, kemudian ditunggu dingin baru digores kembali
C.2. Teknik Agar Tuang
1. Pada agar tuang dilakukan pengenceran 1 mL suspensi bakteri ke dalam tiga tabung
pengencer untuk dituang dengan metode agar tuang, sehingga akan diperoleh
lempengan dengan jumlah bakteri yang optimum untuk isolasi
2. Beri tanda kepada tabung pengencer I, II dan III dan cawan petri I, II dan III
3. Agar yang steril harus dalam keadaan tetap cair, oleh karena itu simpanlah pada suhu
50oC di inkubator
4. Beri tanda pada cawan petri I, II dan III
5. Inokulasi tabung I dengan 1 mL suspensi biakan
6. Jangan lupa memanaskan mulut tabung sewaktu membuka dan juga sewaktu akan
ditutup. Goyangkan tabung dengan teknik seperti pada penggoresan dengan
menggunakan vortex atau putarlah tabung di antara kedua telapak tangan. Hati-hati
agar tidak boleh menyentuh tutup kapas
7. Inokulasi tabung pengencer II dengan 1 mL suspensi bakteri pada larutan pengencer I
yang telah tercampur dengan baik
9. Kembalikan tabung agar tuang I ke rak tabung
10.Goyang atau putarlah tabung II di antara kedua telapak tangan sehingga tercampur
dengan baik
11.Inokulasi tabung pengencer III dengan 1 mL suspensi tabung pengencer II
12. Goyang atau putar tabung III sehingga tercampur dengan baik, kemudian buka tutup
tabung dan panaskan mulut tabung; pindahkan dengan mikropipet sebanyak 1 mL ke
dalam cawan petri III
13.Cara yang sama dipergunakan untuk menuang tabung I ke cawan petri I dan tabung II
ke cawan petri II
14.Setelah agar membeku, baliklah cawan petri dan masukkan ke dalam lemari inkubasi
pada suhu 37oC selama 24 – 48 jam
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 21
C.3. Teknik Agar Sebar
1. Pengenceran sampel dilakukan seperti pada gambar. Pipet 0,1 mL cairan dari botol
pengencer dan biarkan cairan mengalir ke atas permukaan agar
2. Cairan contoh disebarkan dengan penyebar yang terbuat dari gelas (hockey
stick/spreader). Pada teknik ini sterilisasi penyebar dilakukan dengan mencelupkan ke
dalam alkohol dan kemudian dipanaskan sehingga alkohol terbakar habis.
3. Penyebar didinginkan dahulu sebelum digunakan untuk menyebarkan cairan contoh
pada permukaan agar. Penyebaran cairan contoh dilakukan dengan memutar agar
lempengan
C.4. Menanam bakteri pada berbagai tabung berisi agar
4.1. Tabung agar tegak semi solid
1. Sediakan media agar semi solid kurang lebih 5 ml dalam tabung reaksi, kemudian
sterilkan
2. Setelah dingin, tusukkan satu ose jarum suspensi bakteri pada bagian tengah media
secara aseptik
3. Inkubasikan paling sedikit 24 jam,37oC
4. Lihat penyebaran pertumbuhan bakteri tersebut. Bila pertumbuhannya banyak
terlihat pada permukaan media, bakteri tersebut disebut mempunyai gerak positif, dan
bila pertumbuhannya hanya terdapat di sekitar bekas tusukan, maka bakteri tersebut
disebut mempunyai gerak negatif
4.2. Menanam bakteri pada agar miring
1. Sediakan kurang lebih 5 ml media agar bulyon pada tabung reaksi, lalu sterilkan.
Pada waktu media masih panas, tabung diletakkan miring (sudut kurang lebih 15oC)
sampai media membeku
2. Ambil satu ose bakteri secara aseptik, buatlah goresan sebanyak mungkin pada
permukaan media (garis zigzag). Jagalah supaya tidak tercongkel
3. Inkubasikan 24 jam,37oC
4. Lihat apakah ada pertumbuhan atau tidak
4.3. Menanam Bakteri pada media cair (broth)
1. Sediakan media cair yang sudah disterilkan pada tabung reaksi
2. Tambahkan satu ose bakteri pada media tersebut
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 22
3. Inkubasikan 24 jam, 37oC
4. Lihat apakah ada pertumbuhan atau tidak. Apabila terdapat pertumbuhan, cairan
akan kelihatan keruh
D. Hasil Pengamatan
I. Pembiakan bakteri pada cawan petri
Goresan T Goresan kuadran Agar Tuang Agar Sebar
II. Pembiakan bakteri pada tabung agar
Keterangan/ Karaktetistik
Tabung agar semi solid
Tabung broth Tabung agar miring
Pertanyaan
1. Apakah yang membedakan teknik agar tuang dan agar sebar selain caranya yang
berbeda?
2. Untuk goresan kuadran, sering digunakan untuk apa sajakah?
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi.. UI Press Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS TRILOGI 23
Penghitungan Koloni Bakteri
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Kuantifikasi populasi mikroorganisme sering dilakukan untuk mendapatkan
jumlah kuantitatif mikroorganisme target. Kuantifikasi tersebut dapat berupa
penentuan jumlah sel dan penentuan massa sel. Penentuan jumlah sel dapat dilakukan
pada mikrorganisme bersel tunggal. Penentuan massa sel dilakukan bagi
mikroorganisme bersel tunggal dan mikroorganisme berfilamen.
Penghitungan jumlah sel dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya
metode hitungan cawan (Total Plate Count), hitungan mikroskopis langsung (Direct
count) dan penghitung (counter). Cara lain penentuan jumlah sel adalah dengan
menyaring sampel dengan saringan membran kemudian saringan tersebut diinkubasi
pada permukaan media yang sesuai. Koloni-koloni yang terbentuk berasal dari satu sel
tunggal yang dapat hidup.
Metode hitungan cawan menggunakan anggapan bahwa setiap sel akan hidup
berkembang menjadi satu koloni. Jumlah koloni yang muncul menjadi indeks bagi
jumlah organisme yang terkandung di dalam sampel. Teknik penghitungan ini
membutuhkan kemampuan melakukan pengenceran dan mencawankan hasil
pengenceran. Cawan-cawan tersebut kemudian diinkubasi dan dihitung jumlah koloni
yang terbentuk. Cawan yang dipilih untuk penghitungan koloni, sesuai dengan kaidah
statistik adalah cawan yang berisi 30-300 koloni. Jumlah organisme yang terdapat dalam
sampel asal dihitung dengan cara mengalikan jumlah koloni yang terbentuk dengan
faktor pengenceran pada cawan bersangkutan.
Cara perhitungan kuantitas/densitas sel bakteri pada kultur cair yang paling
umum adalah dengan menggunakan nilai kekeruhan suspensi sel yang didapatkan
dengan pengukuran menggunakan spektrofotometer. Sel bakteri dihitung dengan
panjang gelombang 600nm dan nilai absorbansi yang muncul kemudian dikonversi untuk
mendapatkan nilai densitas sel bakteri dalam kultur.
Tujuan Intruksional
1. Mahasiswa mampu menghitung bakteri dari metode tuang maupun sebar
2. Mahasiswa mampu menghitung bakteri dengan cara langsung
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS TRILOGI 24
B. Alat dan Bahan
Bahan Alat :
Cawan Petri Nutrient Agar
Colony counter Larutan pengencer buffered pepton water
Bunsen Biakan bakteri dalam nutrient broth
Spreader
C. Prosedur Kerja
A. Larutan pengencer
1. Buat larutan pengencer fisiologis, larutan ini dibutuhkan agar bakteri yang
dipindahkan dari nutrient broth tidak shock mengalami perubahan media
2. Timbang 2 gram Buffered Peptone Water dan larutkan dalam 100 ml akuadest
3. Pipet sebanyak 9 ml dan masukan dalam tabung reaksi
B. Metode tuang
1. Dari biakan bakteri di Nutrient Broth,ambil 1 ml masukkan ke dalam larutan
pengencer, goyang-goyang sebanyak 8 kali-10 kali
2. Kemudian lakukan hal yang sama sampai tabung yang ke-4
3. Ambil 1 ml larutan pengencer tadi, masukkan ke dalam cawan petri dan tuangkan
agar ke atasnya. Ingat agar tidak boleh panas.
4. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24-48 jam,kemudian setelah itu dihitung
berdasarkan jumlah koloni yang hidup dengan hand counter
C. Metode Sebar
1. Dilakukan hal yang sama dengan metode tuang, hanya saja pada metode sebar maka
disiapkan terlebih dahulu agar yang sudah dingin di dalam cawan petri
2. Kemudian secara aseptis diambil 0,1 mL bakteri pada masing-masing larutan
pengencer kemudian dengan menggunakan spreader diratakan.
3. Inkubasi pada suhu 37oC selama 24-48 jam, kemudian setelah itu dihitung
berdasarkan jumlah koloni yang hidup dengan hand counter
Perlakuan dilakukan duplo, dan dirata-ratakan dengan jumlah bakteri harus berkisar 25-
250 dikalikan faktor pengenceran
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS TRILOGI 25
D. Hasil Pengamatan
Nama Bakteri Jumlah koloni pada metode agar tuang
Jumlah koloni pada metode agar sebar
Rerataan
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi.. UI Press Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 26
Pengaruh Oksigen pada Pertumbuhan Mikroorganisme
A. Latar Belakang
Pendahuluan
Laju pertumbuhan dan aktivitas bakteri dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara
lain: pH, suhu, kebutuhan akan oksigen, nutrisi, tekanan osmosis, pengeringan dan lain
sebagainya. Pertumbuhan mikroorganisme berbeda pada kebutuhan akan oksigen (O2)
sehingga dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Aerob: keperluan akan oksigen. Mikroorganisme membutuhkan oksigen untuk
pertumbuhan dan sistem enzimnya dan menggunakan O2 sebagai penerima hydrogen
terakhir pada perubhana oksidasi lengkap pada molekul tingkat tinggi contohnya
berupa glukosa.
2. Obligat anaerob: mikroorganisme yang tidak memerlukan oksigen, tidak
membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya. Sistem enzim oksidatif memerlukan
kehadiran molekul lain dan bukan oksigen. Pada mikroorganisme ini sebagaimana
aerob, kehadiran oksigen akan menyebabkan terbentuknya metabolit beracun.
3. Fakultatif anaerob: mikroorganisme ini dapat tumbuh karena kehadiran atau
ketidakhadiran oksigen bebas. Biasanya mikroba lebih menyukai menggunakan oksigen
untuk respirasi aerob. Bagaimanapun juga pada lingkungan yang miskin oksigen,
respirasi seluler dapat terjadi secara anaerob, dengan menggunakan komponen seperti
Nitrat (NO3-) atau sulfat (SO42-)
Kebutuhan akan oksigen dapat diekatahui dengan cara menghidupkan mikroba
pada gaspak atau dengan menggunakan thioglikolat cair.
Tujuan Instruksional
1. Mahasiswa mengerti bahwa pertumbuhan mikroorganisme dapat dipengaruhi oleh
oksigen
2. Mahasiswa dapat membedakan bakteri anaerob, aerob atau fakultatif anaerob
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 27
B. Bahan dan Alat
Bahan : Alat :
Media PCA Ose
Media MRSA Lampu spiritus
Alkohol teknis 70% Cawan petri
Kultur bakteri : Anaerobic jar
E.coli, Anaerobic strip
Bacillus subtilis
Pediococcus sp,
Lactococcus sp
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan kultur bakteri yang akan kita gunakan
2. Ambil 1 ose kultur bakteri goreskan ke dalam media agar yang telah ada
3. Inkubasikan dalam incubator biasa dan inkubasikan dalam anaerobic jar yang telat
dimasukan anaerobic kit nya (berupa anaerobic cult dan strip)
4. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam
5. Lihat hasil dari masing-masing bakteri tersebut, catat hasilnya dan bahas
D. Tabel Pengamatan
Nama bakteri Inkubator biasa Anaerobic jar
Pertanyaan :
1. Apakah fungsi alat anaerobic jar dan anaerobic kit tersebut?
2. Apakah oksigen dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri? Bisa anda jelaskan
kebutuhan akan oksigen terhadap pertumbuhan bakteri?
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 28
E. Daftar Pustaka
Cappucino dan Sherman. 2005. Microbiology, A Laboratory Manual. Pearson : New York.
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi.. UI Press Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 29
Pengaruh Tekanan Osmotik pada Pertumbuhan Bakteri
(Pengaruh Penambahan Gula)
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Pada pertumbuhan mikroorganisme memerlukan makroelemen dan
mikroelemen, tetapi selain itu juga memerlukan faktor-faktor lain dalam
pertumbuhannya seperti kebutuhan akan oksigen, kebutuhan akan larutan dan aktivitas
air, pengaruh suhu dan pH selain hal-hal tersebut ternyata dapat dipengaruhi juga oleh
garam dan gula (tekanan osmotik). Tekanan osmosis sangat erat hubungannya dengan
kandungan air. Apabila mikroba diletakkan pada larutan hipertonis, maka selnya akan
mengalami plasmolisis, yaitu terkelupasnya membran sitoplasma dari dinding sel akibat
mengkerutnya sitoplasma.
Konsentrasi tinggi garam dan gula mampu mengawetkan makanan karena
kemampuannya menyerap cairan internal mikroorganisme sehingga menyebabkannya
mengerut dan akhirnya mati. Ketika larutan garam atau gula konsentrasi tinggi
digunakan pada makanan, makanan akan terlindung dari invasi mikroba.
Menggunakan garam dan gula merupakan cara yang lebih maju untuk
mengawetkan makanan daripada sekedar membiarkannya mengering. Secara teori,
mengawetkan makanan dengan garam dan gula bisa membuat makanan bertahan
hingga beberapa tahun. Mengawetkan dengan garam dan gula juga telah menjadi
metode yang digunakan selama berabad-abad sebelum adanya lemari es yang baru
ditemukan seabad lalu.
Tujuan Instruksional
1. Mahasiswa mampu menumbuhkan mikroba pada media yang ditambahkan sukrosa
(gula)
2. Mahasiswa mampu membedakan pertumbuhan mikroba dengan konsentrasi sukrosa
yang berbeda pada media
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 30
B. Bahan dan Alat
Bahan: Alat:
Biakan bakteri murni Volume pipet
Larutan pengencer Lampu spiritus
Media NA dengan penambahan sukrosa 10%, 20%, 30% dan 40%
Alkohol teknis
C. Prosedur kerja
1. Pipet biakan bakteri sebanyak 1 mL, pindahkan ke larutan pengencer tandai sebagai
larutan pengencer 101
2. Pipet lagi sebanyak 1 mL dari tabung 101 dan pindahkan ke larutan pengencer lagi
dan tandai sebagai larutan pengencer 102, lakukan sampai 106
3. Kemudian pipet 1 mL dari larutan-larutan pengencer tadi dan taruh di dalam cawan
petri
4. Tambahkan NA yang sudah diberi sukrosa dengan konsentrasi berbeda-beda, lakukan
secara duplo
5. Lakukan semua perkerjaan secara aseptis dan lakukan juga untuk kontrol (tanpa
penambahan apapun)
5. Inkubasi pada 37oC selama 24-48 jam dan hitunglah koloninya
D. Hasil Pengamatan
Konsentrasi Gula Biakan Bakteri 1 Biakan Bakteri 2
10%
20%
30%
40%
Pertanyaan :
1. Apakah gula dapat mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme? Bagaimana
mekanismenya?
2. Selain gula apakah ada senyawa lain yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroba? Sebutkan!
3. Bisa anda sebutkan salah satu aplikasi penggunaan gula ini dalam proses pengolahan
pangan? Atau produk-produk lainnya
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 31
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi. UI Press Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 32
Pengaruh Tekanan Osmotik (Pengaruh Penambahan NaCl)
I. Pendahuluan
Latar Belakang
Mikroba memiliki karakteristik dan ciri yang berbeda-beda di dalam persyaratan
pertumbuhannya. Bakteri juga memiliki kebutuhan dasar yang sama meliputi air,
karbon, energi, mineral, dan faktor tumbuh. Bakteri merupakan organisme yang bersifat
prokariotik dengan inti tidak berselaput. Dalam lingkungannya, bakteri ini berperan
sangat penting dalam menguraikan zat-zat organik.
Bakteri dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang
terbagi menjadi dua bagian, yaitu faktor yang meliputi kimia dan fisika serta faktor yang
berhubungan dengan makhluk hidup lain. Faktor kimia mencakup pH, CO, amonia, dan
lain-lain. Sedangkan faktor fisika mencakup suhu, salinitas, tekanan osmotik,
pengeringan, dan lain-lain.
Bakteri mempunyai kisaran tertentu dalam suhu. Dalam pertumbuhannya, suhu
bakteri terbagi 3 macam, yaitu minimum, optimum, dan maksimum. Bakteri akan
tumbuh dengan baik pada suhu optimum.
Selain suhu, bakteri juga dipengaruhi oleh salinitas atau tekanan osmotik.
Tekanan osmotik terbagi 3, yaitu hipotonis, isotonis, dan hipertonis. bakteri akan
tumbuh dengan baik atau akan hidup pada keadaan isotonis, karena pada keadaan
hipotonis ataupun hipertonis sel bakteri tidak akan mampu menahannya lalu kemudian
pecah atau mati kehabisan cairan. Oleh karena itu perlu diketahui pengaruh salinitas
dan suhu terhadap viabilitas bakteri.
Tujuan Instruksional
1. Mahasiswa mampu menghidupkan bakteri pada media yang mengandung berbagai
macam konsentrasi NaCl
2. Mahasiswa mampu mengetahui perbedaan pertumbuhan bakteri pada berbagai
konsentrasi media tersebut
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 33
B. Bahan dan Alat
Bahan : Alat:
Nutrient agar 100 mL Ose
Larutan pengencer Lampu Spiritus
NaCl 1%, 5%. dan 10% Cawan petri
Inkubator
C. Prosedur
1. Ambil bakteri 1 mL dari biakan murni, kemudian pindahkan 1 mL ke dalam larutan
pengencer 1 (tulis 101) kemudian ambil lagi 1 mL pindahkan ke tabung pengencer 2 (tulis
102) dan seterusnya sampai 105
2. Pipet 1 mL dari larutan pengencer 104 dan larutan 105, masukkan ke dalam cawan
petri
3. Tuang media agar yang telah diberi NaCl 1%, 5% dan 10%
4. Goyang merata ke seluruh cawan petri
5. Inkubasikan pada suhu 37oC selama 24-48 jam, lakukan pula untuk kontrol (tanpa
penambahan apapun)
6. Laporkan hasil pertumbuhan dengan menghitung koloni dari cawan petri tersebut
D. Hasil Pengamatan
Jenis Bakteri NaCl 1% NaCl 5% NaCl 10%
Biakan bakteri 1
Biakan bakteri 2
Biakan bakteri 3
Pertanyaan :
1. Media dengan penambahan NaCl konsentrasi berapakah yang dapat menghambat
pertumbuhan mikroba?
2. Selain NaCl apakah ada jenis garam lain yang dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme? Jelaskan dan sebutkan!
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 34
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi.. UI Press Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 35
Pengaruh pH pada Pertumbuhan Bakteri
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Faktor pertumbuhan mikroorganisme selain dipengaruhi oleh faktor internal
maka faktor eksternal juga sangat mempengaruhi laju pertumbuhannya. Faktor
eksternal yang mempengaruhi laju pertumbuhan dan aktivitas bakteri antara lain: pH,
suhu, nutrisi, tekanan osmosis, pengeringan dan lain sebagainya. Suhu dan pH adalah
faktor penting bagi pertumbuhan bakteri, karena masing-masing spesies bakteri
mempunyai suhu dan pH optimum untuk pertumbuhannya.
Pada saat pertumbuhan mikororganisme sering kali terjadi perubahan pH
media. Mikroorganisme yg melaksanakan proses fermentasi menghasilkan asam
sehingga pH dapat turun menjadi 3.5. Sebaliknya, sewaktu metabolisme protein dan
asam amino dilepaskan ion amonium sehingga pH media menjadi basa.
Perubahan pH terjadi dengan cepat dalam lingkungan tertutup seperti misalnya
kaldu nutrien dalam tabung, sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
Untuk mencegah perubahan pH seringkali ditambahkan larutan penyangga pada media.
Pada umumnya bakteri tumbuh baik pada pH sekitar 7 meskipun masih dapat tumbuh
pada kisaran 5,0 sampai dengan 8,0. Untuk melihat pengaruh pH, bakteri ditumbuhkan
pada berbagai pH, baik dengan penambahan asam maupun penambahan basa.
Tujuan Instruksional
1. Mahasiswa dapat melihat perubahan pH pada media sebagai salah satu penghambat
pertumbuhan mikroorganisme
2. Mahasiswa dapat melihat pertumbuhan mikroorganisme pada pH asam
3. Mahasiswa dapat melihat pertumbuhan mikroorganisme pada pH basa
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 36
B. Bahan dan Alat
Bahan : Alat :
Media PCA dengan penambahan asam 10%,20%,30% (HCl) Pipet volume
Media PCA dengan penambahan basa 10%,20%,30% (NaOH) Lampu spiritus
Alkohol teknis Cawan petri
Larutan pengencer Inkubator
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan media yang telah ditambahkan larutan asam dengan konsentrasi 10%, 20%
dan 30%
2. Siapkan kembali media yang telah ditambahkan larutan basa dengan konsentrasi
10%, 20% dan 30%
3. Pipet 1 mL biakan murni bakteri dan masukkan ke dalam larutan pengencer, tandai
sebagai 101, goyang-goyang tabung dengan larutan pengencer tadi sebanyak 8-10 kali
4. Pipet secara aseptis dari larutan pengencer 101 sebanyak 1 mL dan masukkan ke
dalam tabung larutan pengencer kembali dan tandai dengan 102, lakukan hal yang sama
sampai 105
5. Kemudian ambil 1 mL dari masing-masing tabung dan secara aseptis masukkan ke
dalam cawan petri
6. Tambahkan agar PCA yang diberi larutan asam, kemudian di cawan petri yg lain
dimasukkan PCA yang diberi larutan basa
7. Goyang-goyang pelan dan biarkan sampai agar mengeras
8. Lakukan secara duplo, dan lakukan juga untuk kontrol (tanpa penambahan apapun)
9. Inkubasi pada suhu 37oC selama 24 sampai 48 jam
10. Hitung total koloni pada cawan petri tersebut
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 37
D. Tabel Pengamatan
Bakteri Konsentrasi penambahan larutan
asam Konsentrasi penambahan larutan
basa
10% 20% 30% 10% 20% 30%
Pertanyaan :
1. Pada media dengan penambahan asam/basa, maka konsentrasi asam/basa berapa
yang sudah dapat menghambat pertumbuhan mikroba?
2. Media asam/basa dengan konsentrasi berapa yang paling besar daya hambatnya
terhadap pertumbuhan mikroba?
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi.. UI Press Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 38
Pengaruh Suhu Pada Pertumbuhan Mikroorganisme
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Mikroorganisme dapat dipilah berdasarkan pertumbuhannya pada suhu
tertentu. Seperti makhluk hidup pada umumnya, pertumbuhan mikroba tentunya tidak
lepas dari pengaruh lingkungan (eksternal) selain faktor internal dari mikroba tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi itu dapat berupa faktor fisika, faktor kimia, maupun
faktor biologi. Namun, pertumbuham mikroba ini tidak hanya dipengaruhi faktor
lingkungan, tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Karena ukurannya yang
sangat mikroskopis, pertumbuhan mikroba sangat tergantung pada keadaan
sekelilingnya (Pelczar dan Chan, 2006). Faktor suhu merupakan faktor lingkungan
terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kehidupan mikroba karena enzim
yang menjalankan metabolisme sangat peka terhadap suhu. Berdasarkan suhu
minimum, optimum dan maksimum yang dimiliki mikrobia digolongkan ke dalam tiga
kelompok yaitu mikrobia psikrofil, mikrobia mesofil, dan mikrobia termofil (Madigan
et.al., 2012).
Setelah mengetahui suhu optimum bagi mikroba untuk hidup, kita dapat
mengatur suhu yang tepat untuk mengembangbiakan mikroba untuk keperluan industri.
Dalam pertumbuhan mikroorganisme bukan hanya suhu saja yang berpengaruh tetapi
masih banyak faktor-faktor eksternal lainnya. Latar belakang praktikum kali ini adalah
agar praktikan dapat mengetahui kemampuan mikroba hidup dari nutrisi serta bahan-
bahan yang mempengaruhi keadaan fisiologi dan morfologi dari suatu mikroba
Tujuan Instruksional
1. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh suhu lingkungan terhadap pertumbuhan
bakteri
2. Mahasiswa mampu mengetahui suhu optimum pertumbuhan bakteri
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 39
B. Bahan dan Alat
Bahan : Alat :
Larutan pengencer Ose
Biakan murni E.coli, S.aureus, S.typhimurium Lampu spiritus
Media Plate Count Agar 100 mL Alkohol 70%
Cawan petri
Inkubator
C. Prosedur
1. Pipet biakan murni bakteri sebanyak 1 mL pada larutan pengencer 1 tandai 101,
kemudian pipet 1 mL pada larutan pengencer 2 tandai 102, lakukan hal yang sama
sampai larutan pengencer ke 5 atau 105
2. Pipet 1 mL larutan 104ke dalam cawan petri, tuang agar PCA
3. Kemudian inkubasi pada suhu 10oC, 25oC, 37oC dan 70oC selama 24-48 jam
4. Amati hasilnya dan hitung koloni yang ada di cawan petri. Lakukan pula untuk
kontrol.
D. Hasil Pengamatan
Suhu Biakan bakteri 1 Biakan bakteri 2 Biakan bakteri 3
10oC
25oC
37oC
70oC
Pertanyaan :
1. Kisaran suhu berapa yang optimum untuk pertumbuhan mikroba?
2. Dan kisaran suhu berapa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba?
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 40
Uji IMViC (Indole- Methyl Red- Voges Proskauer-Citrate)
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Uji IMViC adalah uji untuk membedakan antara Enterobactericeae dan
Escherichia coli yang terdiri dari uji-uji Indol Methyl Red Voges Proskauer Citrate.
Uji indol digunakan untuk mengetahui bakteri yang mampu menggunakan
triptofan (komponen asam amino), sehingga asam amino ini dengan mudah dapat
digunakan oleh mikroorganisme akibat penguraian protein. Bakteri tertentu seperti
misalnya Escherichia coli mampu menggunakan triptofan sebagai sumber karbon. Untuk
mengetahui penumpukan indol dalam media biakan dapat diketahui dengan
penambahan berbagai reagens contohnya Kovacs, Gore, Ehrlich dan Ehrlich-Bohme.
Reagens bereaksi dengan indol dengan menghasilkan senyawa yang tidak larut dalam air
dan berwarna merah pada permukaan medium.
Uji metil red digunakan untuk menentukan adanya fermentasi asam campuran.
Dimana beberapa bakteri dapat memfermentasikan glukosa dan menghasilkan berbagai
produk yang bersifat asam sehingga akan menurunkan pH media pertumbuhannya
menjadi 5.0 atau lebih rendah. Penambahan indikator pH metil red dapat menunjukkan
adanya perubahan pH menjadi asam. Metil red berwarna merah pada lingkungan
dengan pH 4.4 dan berwarna kuning dalam lingkungan dengan pH 6.2.
Fermentasi asam campuran ditentukan dengan cara menumbuhkan
mikroorganisme dalam kaldu yang mengandung glukosa, dan setelah masa inkubasi
menambahkan reagens metil merah ke dalam kaldu. Bila terjadi fermentasi asam
campuran maka kaldu biakan berubah menjadi kuning setelah penambahan reagens
metil red. Bila tidak terjadi fermentasi asam campuran maka kaldu biakan berubah
menjadi kuning setelah penambahan reagens metil red. Uji ini sangat berguna dalam
identifikasi kelompok bakteri yang menempati saluran pencernaan.
Uji Voges Proskauer digunakan untuk mengidentifikasi mikroorganisme yang
melaksanakan fermentasi 2-3 butanadiol. Bila bakteri memfermentasikan karbohidrat
menjadi 2-3 butanadiol sebagai produk utama, akan terjadi penumpukan bahan tersebut
dalam media pertumbuhan. Penambahan 40% KOH dan 5% larutan alfanaftol dalam
etanol dapat menentukan adanya asetoin (asetilmetilkarbinol), suatu senyawa awal
dalam sintesis 2-3 butanadiol.
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 41
Pada penambahan KOH adanya asetoin ditunjukkan oleh perubahan warna
kaldu menjadi merah muda. Perubahan warna ini diperjelas dengan penambahan
larutan α-naftol. Perubahan warna kaldu biakan ini lebih jelas pada bagian yang
berhubungan dengan udara, karena sebagian 2-3 butanadiol dioksidasikan kembali
menjadi asetoin sehingga memperjelas reaksi. Berdasarkan hal ini tabung yang berisi
kaldu dikocok sehingga berbuih, kemudian dibuka tutup tabungnya dan dimiringkan di
atas meja. Uji Voges Proskauer sebenarnya merupakan uji tidak langsung untuk
mengetahui adanya 2-3 butanadiol. Asetoin adalah senyawa pendahulu 2-3 butanadiol
dan selalu didapatkan secara serentak, sehingga uji VP sah untuk menentukan adanya 2-
3 butanadiol.
Uji sitrat dengan menggunakan simmons citrate agar, digunakan untuk
mengetahui bakteri yang dapat menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber
karbon. Bila mikroorganisme mampu menggunakan sitrat, maka asam akan dihilangkan
dari medium biakan, sehingga menyebabkan peningkatan pH dan mengubah warna
medium dari hijau menjadi biru.
Tujuan Intruksional
1. Mahasiswa mampu mengetahui uji IMViC dan kegunaan uji tersebut
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan mengidentifikasi jenis bakteri E.coli atau bukan
jenis E.coli
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 42
B. Alat dan Bahan
Bahan Alat :
Media yang mengandung trypton (triptofan) misalnya TSA atau TSB Tabung reaksi
Media broth MR-VP (Methyl Red – Voges Proskauer) Ose
Media simmons citrate agar Lampu Bunsen
Indikator Metil Merah Rak tabung
KOH 40% Inkubator
Alfanaftol 5%
Reagens Kovacs
Bakteri E.coli
Bakteri Enterococcus aerogenes
C. Prosedur Kerja
A. Uji Indol
Cara Mengerjakan :
Hari Pertama :
1. Tandai tabung dengan nama, tanggal, dan mikroorganisme yang digunakan
2. Inokulasi biakan semi padat dengan cara menusukkan jarum sampai pada kedalaman
¾ bagian dari permukaan media
3. Inkubasikan pada suhu 35-37oC selama 48 jam atau lebih (24x5)
Hari Kedua
1. Tambahkan reagens Kovacs setetes-setetes ke dalam biakan semi padat (6 tetes).
Penumpukan indol dalam media ditandai oleh warna merah pada permukaan media
beberapa menit setelah penambahan reagens
2. Laporkan hasil pengujian, jika terdapat pembentukan indol akan terlihat warna
merah/merah muda pada bagian atas media biakan
B. Uji Metil Red
Hari Pertama
1. Tandai tabung kaldu MR-VP dengan biakan bakteri yang digunakan
2. Inokulasi kaldu MR-VP dengan biakan bakteri
3. Inkubasikan dalam suhu 37oC selama 5x24 jam
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 43
Hari Kelima
1. Tambahkan 5 tetes reagens metil red ke dalam tabung MR VP
2. Laporkan hasil. Uji bersifat positif bila kaldu berwarna merah setelah penambahan
reagens metil red. Uji bersifat negatif bila kaldu MR-VP berubah menjadi kuning atau
jingga setelah penambahan reagens
C. Uji Voges Proskauer
Hari Pertama
1. Tandai kaldu MR-VP dengan biakan bakteri yang digunakan
2. Inokulasi kaldu MR-VP dengan biakan bakteri
3. Inkubasikan dalam 37oC selama 24-48 jam
Hari Kedua
1. Tambahkan 10 tetes larutan 40% KOH dan 15 tetes larutan alfanaftol dalam kaldu
MR-VP
2. Kocok tabung sehingga kaldu terlihat berbuih. Pengocokan dengan baik
meningkatkan aerasi sehingga terjadi peningkatan oksidasi 2-3 butanadiol menjadi
asetoin dan memperjelas hasil reaksi uji ini. Hasil reaksi dapat terlihat paling lambat
setelah 30 menit
3. Uji bersifat positif bila kaldu berwarna merah dalam waktu 30 menit setelah
penambahan reagens. Uji bersifat negatif bila kaldu MR-VP tidak memperlihatkan
perubahan warna setelah penambahan reagens
D. Uji Sitrat
Hari Pertama :
1. Tandai Tabung Simmons citrate agar dengan nama, tanggal dan nama mikroorganisme
yang diuji
2. Inokulasi tabung agar dengan inoculum yang tipis. Inokulum yang tebal kadangkala
menyebabkan mikroorganisme seakan-akan dapat tumbuh dalam SC agar, sehingga hasil
pengujian dapat memberikan hasil yang tidak benar
3. Inkubasi pada suhu 35-37oC selama 48 jam
Hari Kedua :
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 44
1. Perhatikan perubahan warna dengan melihat pertumbuhan dan perubahan warna
dari hijau ke biru
2. Laporkan hasil pengujian
Hasil IMVIC :
E. coli = + + - -
E. aerogenes = - - + +
D. Hasil Pengamatan
Keterangan Indol MR VP Citrate
E.coli
Enterobacter aerogenes
Pertanyaan :
1. Materi (bahan) apa yang diubah menjadi indol? Dan zat apa yang mengubah sehingga
menjadi indol?
2. Mikroorganisme apa saja yang hasil ujinya positif terhadap Methyl Red? Tuliskan
reaksinya!
3. Dan bakteri apakah yang hasil ujinya negatif terhadap uji Voges Proskauer? Tuliskan
reaksinya?
4. Pada uji sitrat, apakah E.coli menggunakan sitrat sebagai sumber nutrisi?
E. Daftar Pustaka
Cappucino, J.G. dan Sherman N., 2005. Microbiology, A Laboratory Manual. Pearson Inc. Publishing.
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi.. UI Press Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 45
Pengujian TSIA (Triple Sugar-Iron Agar)
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Uji Triple sugar-iron agar (TSIA) digunakan untuk membedakan diantara grup
atau genera dari Enterobacteriaceae, yang mana semuanya berbentuk batang dan
berupa gram negatif yang mampu mengubah glukosa dengan cara memfermentasinya
dan menghasilkan asam, yang merupakan pembeda dari gram negatif saluran
pencernaan lainnya.
Uji pembeda ini dengan menggunakan pola fermentasi karbohidrat dan produksi
hidrogen sulfida oleh beberapa grup mikroorganisme saluran pencernaan. Untuk
memfasilitasi penggunaan karbohidrat pada mikroorganisme, maka TSI agar miring
mengandung konsentrasi 1% laktosa dan sukrosa dan mengandung konsentrasi glukosa
sebesar 0.1%. Indikator asam basa yaitu fenol red juga disertakan untuk mendeteksi
perubahan media dari oranye-merah menjadi kuning karena adanya asam. Agar miring
diinokulasi dengan cara menusuk dan menggores agar tersebut. Hal ini memerlukan
jarum ose lurus yang steril, dengan menusuk lurus sampai bawah dan kemudian
dilakukan penggoresan pada permukaan agar miring. Sehingga dihasilkan hal sebagai
berikut :
1. Agar bagian miring basa (merah) dan dasarnya asam (kuning) dengan atau tidak
dengan produksi gas (terjadinya pemecahan di dasar agar): Hanya fermentasi glukosa
terjadi. Mikroba lebih menyukai menurunkan glukosa dahulu.
2. Agar miring asam (kuning) dan dasar asam (kuning) atau tidak dengan produksi gas.
Fermentasi laktosa atau sukrosa terjadi.
3. Agar miring basa (merah) dan dasar basa (merah) dengan tidak ada perubahan pada
dasar (oranye-merah). Tidak ada fermentasi karbohidrat terjadi, malah sebaliknya
pepton dikatabolik dalam keadaan anaerob dan atau dalam kondisi aerob,
menghasilkan pH basa dengan tujuan produksi ammonia.
TSI juga mengandung natrium tiosulfate, substrat untuk produksi H2S
menunjukkan perubahan kehitaman pada dasar karena presipitasi besi sulfit yang tidak
larut. Hanya organisme yang dapat memproduksi H2S akan menghasilkan perubahan
menjadi warna hitam di dasar agar.
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 46
Tujuan Intruksional
1. Mahasiswa mampu mengetahui uji pembedaan pada grup Enterobacteriaceae
2. Mahasiswa mampu melakukan pembedaan terhadap jenis bakteri
Enterobacteriaceae dan grup bakteri batang pada saluran pencernaan
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 47
B. Alat dan Bahan
Bahan Alat :
Triple Sugar Iron Agar Tabung reaksi
Buffered pepton water Bunsen
Aquadest ose
inkubator
kultur bakteri : biakan bakteri dalam broth ( E.coli, Enterobacter, Klebsiella, Proteus,
S.typhi, Shigella dll)
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan TSI agar miring yang telah steril, beri label.
2. Ambil kultur yang akan digunakan, gunakan ose untuk menginokulasi ke agar TSI
dengan cara menusuk dan menggores agar TSI dan tutup dengan baik, siapkan pula
untuk kontrol
3. Inkubasi selama 18 sampai 24 jam pada suhu 37oC
D. Hasil Pengamatan
Jenis Bakteri Fermentasi Karbohidrat Produksi H2S
Warna dasar agar dan reaksi
Warna agar miring dan reaksi
Fermentasi Karbohidrat
Menghitam H2S + atau -
E. coli
Enterobacter aerogenes
Proteus vulgaris
dll
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 48
Catatan :
-Bagian miring asam -Dasar agar asam -Tidak terbentuk H2S
-Bagian miring asam -Dasar agar asam -Terbentuk H2S
-Bagian miring basa -Dasar agar asam -Tidak terbentuk H2S
-Bagian miring basa -Dasar agar asam -Terbentuk H2S
-Bagian miring basa -Dasar agar basa atau tidak ada perubahan pada dasar agar
Escherichia Klebsiella Enterobacter
Citrobacter Arizona Beberapa Proteus spp
Shigella Beberapa Proteus spp
Kebanyakan Salmonella Arizona Citrobacter
Alcaligenes Pesudomonas Acinetobacter
Pertanyaan :
1. Untuk tujuan apakah uji TSI tersebut?
2. Indikator fenol red pada media berfungsi sebagai apa?
3. Mengapa waktu inkubasinya harus selama 18 sampai 24 jam?
E. Daftar Pustaka
Cappucino, J.G. dan Sherman N., 2005. Microbiology, A Laboratory Manual. Pearson Inc. Publishing.
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 49
Pengujian Katalase
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang
diuji. Keberadaan H2O2 pertama kali dideteksi pada kultur Pneumococcus, sebuah
organisme yang tidak memproduksi katalase dan sedikit sensitif terhadap peroksida.
Organisme yang tidak memproduksi katalase dilindungi oleh penumbuhan dengan
jaringan hewan atau tumbuhan atau organisme lain yang mempunyai kemampuan
memproduksi enzim. Katalase diproduksi oleh beberapa bakteri. Beberapa bakteri
diantaranya memproduksi katalase lebih banyak daripada yang lain. Ini ditunjukkan
dengan jumlah yang banyak pada bakteri aerob. Sedangkan enzim tidak diproduksi oleh
bakteri anaerob obligat karena mereka tidak memerlukan enzim tersebut.
Umumnya bakteri memproduksi enzim katalase yang dapat memecah
H2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase diduga penting untuk pertumbuhan aerobik
karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan berbagai enzim pernafasan bersifat
racun terhadap sel mikroba. Beberapa bakteri yang termasuk katalase negatif
adalah Streptococcus dan Enterococcus.
Bakteri katalase negatif tidak menghasilkan gelembung-gelembung gas
sedangkan pada katalase positif maka akan menghasilkan gelembung-gelembung gas.
Pada percobaan kali ini kita akan melihat bakteri apa saja yang bersifat katalase positif
atau katalase negatif.
Tujuan Instruksional
1. Mahasiswa mampu mengetahui mikroorganisme apa saja yang dapat mendegradasi
hidrogen peroksida dengan memproduksi enzim katalase
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 50
B. Alat dan Bahan
Bahan Alat :
H2O2 3% Ose
Beragam biakan bakteri Kaca preparat
C. Prosedur Kerja
1. Ambil satu lop biakan bakteri dari agar dan taruh di atas preparat
2. Kemudian tetesi dengan hidrogen peroksida
3. Jika mengeluarkan gelembung gas maka katalase positif, jika gelembung gas tidak
terbentuk maka katalase negatif
4. Lakukan pada beberapa bakteri dan catat hasilnya pada tabel
D. Hasil Pengamatan
Nama Bakteri Timbul Gelembung Tidak Timbul Gelembung
E.coli
B.subtilis
Shigella
Lactobacillus casei
Staphylococcus aureus
Pertanyaan :
1. Untuk apakah bakteri memproduksi katalase?
2. Apakah ada manfaat katalase tersebut untuk pertumbuhan bakteri?
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi.. UI Press Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 52
Fermentasi Gula-gula Sederhana
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Uji fermentasi karbohidrat bertujuan untuk mengetahui kemampuan suatu
bakteri dalam memfermentasikan karbohidrat . Ada beberapa cara uji fermentasi
karbohidrat. Kemampuan memfermentasikan berbagai karbohidrat dan produk
fermentasi yang dihasilkan merupakan ciri yang sangat berguna dalam identifikasi
mikroorganisme. Hasil akhir fermentasi karbohidrat ditentukan oleh sifat mikroba,
media biakan yang digunakan serta faktor lingkungan, antara lain suhu dan pH. Media
fermentasi harus mengandung senyawa yang dapat dioksidasikan dan difermentasikan
oleh mikroorganisme. Untuk menentukan adanya fermentasi karbohidrat maka
digunakan gula sederhana yang berupa glukosa, sukrosa, laktosa, manitol dan maltosa.
Selain karbohidrat ke dalam media ditambahkan juga ekstrak daging dan pepton sebagai
sumber nitrogen, vitamin dan mineral.
Bakteri yang ditumbuhkan dalam media biakan cair karbohidrat, akan
mengalami fermentasi dan menghasilkan asam. Asam yang dihasilkan akan menurunkan
pH media biakan. Untuk mendeteksi ada tidaknya penurunan pH maka digunakan
indikator. Indikator yang sering digunakan ialah merah fenol, brom kresol ungu atau
brom timol biru.
Kaldu karbohidrat selain digunakan untuk uji pembentukan asam juga digunakan
untuk uji pembentukan gas. Pembentukan gas dapat ditentukan dengan menggunakan
tabung Smith atau tabung Durham. Tabung Smith digunakan bila jumlah dan macam
gas yang dihasilkan harus ditentukan, sedangkan tabung Durham digunakan bila hanya
ingin mengetahui ada tidaknya gas yang terbentuk tanpa harus mengetahui jumlah gas
yang terbentuk dan jenis gas yang terbentuk. Bila terbentuk gas, maka gas akan masuk
ke dalam tabung Durham dan mendesak cairan dalam tabung Durham. Gas yang
terbentuk terlihat sebagai gelembung udara yang terperangkap dalam tabung Durham.
Hal ini dapat menjadi tanda senyawa apa yang difermentasikan dan dapat menjadi dasar
acuan dalam identifikasi bakteri
Tujuan Intruksional
1. Mahasiswa mampu mengetahui uji-uji biokimia
2. Mahasiswa mampu melakukan pengujian dengan gula-gula sederhana
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 53
B. Alat dan Bahan
Bahan Alat :
Phenol red Tabung reaksi
Buffered pepton water Bunsen
Aquadest Ose
Glukosa Inkubator
Laktosa Tabung durham
Maltose
Sukrosa
Biakan bakteri dalam broth ( E.coli, B.subtilis, S.typhi, Shigella dll)
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan larutan gula-gula yang telah diberi dengan indikator fenol red dan masukkan
sebanyak 1mL ke dalam tabung reaksi yang telah dimasukkan tabung durham terbalik
2. Deretkan tabung gula-gula tersebut secara abjad
3. Inokulasi bakteri uji 1 mata lop ke dalam tabung reaksi, dan jangan dikocok atau
diaduk, karena ditakutkan adanya gelembung gas yang akan mempengaruhi hasil dari
inokulasi
4. Inkubasikan selama 24 jam dengan suhu 37oC
5. Catat hasilnya dalam tabel
D. Hasil Pengamatan
Spesies Bakteri
Glukosa Laktosa Maltosa Manitol Sukrosa
Warna Gas Warna Gas Warna Gas Warna Gas Warna Gas
E.coli
B.subtilis
S.typhi
dan lain-lain
Catatan :
bila cairan berubah kuning = berubah menjadi asam
bila cairan tetap berwarna merah = berubah menjadi basa
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 54
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi.. UI Press Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 55
Distribusi Mikroorganisme di Alam
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Mikroorganisme tersebar luas di alam bahkan mikroorganisme dapat dibedakan
dari tempat mereka hidup atau membentuk koloni. Mikroorganisme terdapat dalam
populasi yang besar dan beragam, dan mereka terdapat hampir di mana-mana di alam
ini. Mereka merupakan bentuk kehidupan yang tersebar paling luas dan terdapat paling
banyak di planet ini (Fardiaz, 2006).
Sesungguhnyalah telah dihitung bahwa massa mikroorganisme di bumi melebihi
massa semua organisme lain. Di dalam setiap gram tanah subur terdapat berjuta-juta
mikroorganisme. Mereka terdapat di aliran air, danau, sungai, laut bahkan tersebar
dimana-mana. Mereka terdapat di permukaan tubuh kita dan di dalam mulut, hidung
dan rongga-rongga tubuh lainnya. Satu kali bersin dapat melontarkan berjuta-juta
mikroorganisme ke lingkungan sekitarnya. Bagian terbesar bahan di dalam tinja terdiri
atas sel-sel mikroba sampai bermilyar-milyar per gram.
Mikroorganisme paling banyak di tempat-tempat yang mengandung nutrisi,
kelembaban, dan suhu yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangbiakannya.
Jumlah dan jenis mikroorganisme tergantung dari banyak faktor, seperti lingkungan,
tempat dan sebagainya. Untuk mengetahui keberadaan mikroorganisme di alam ini
maka kita menguji pada beberapa tempat yang diduga memiliki kandungan
mikroorganisme yang tinggi.
Tujuan Intruksional
1. Mahasiswa mampu mengetahui penyebaran mikroorganisme di alam
2. Mahasiswa mampu membedakan tempat-tempat yang paling banyak sebaran
mikroorganismenya
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 56
B. Alat dan Bahan
Bahan Alat :
Agar lempeng steril dalam cawan petri Cawan Petri
Alkohol Colony counter
Beberapa specimen manusia
C. Prosedur Kerja
1. Ambil cawan petri yang sudah dituang agar kemudian lakukan beberapa hal dibawah
ini :
a. Ambil rambut salah satu praktikan dan taruh di cawan petri secara steril
b. Hembuskan nafas pada cawan petri
2. Ambil cawan petri dan buka dengan diapaparkan pada tempat-tempat di bawah ini :
a. Di kamar mandi
b. Di laboratorium
c. Di kantin kampus
d. Ruang kuliah
e. Ruang administrasi kampus
Tuliskan pada laporan pengamatan, deskripsikan koloninya,tuliskan jenisnya, hitung
jumlah koloninya dan bandingkan hasilnya, dan bahas!
D. Hasil Pengamatan
Perlakuan Keterangan jumlah koloni dan jenis koloni
Inokulasi spesimen pada agar lempeng a. Rambut :
b. Nafas :
dan lain-lain
Cawan petri yang dibuka biasa a. Kamar mandi :
b. Laboratorium :
c. Kantin kampus :
dan lain-lain
MIKROBIOLOGI DASAR TEKNOLOGI PANGAN TRILOGI 57
Pertanyaan :
1. Pada hasil di atas, mikroorganisme apa saja yang tumbuh di lempeng agar? Bakteri?
Kapang atau khamir? Atau semua jenis tersebut?
2. Pada cawan petri yang mana yang paling banyak ditumbuhi oleh mikroorganisme?
E. Daftar Pustaka
Lay. W. B., 1990. Analisis Mikroba di Laboratorium. IPB. Madigan, Martinko, Stahl dan Clark. 2012. Biology of Microorganisms. Pearson Inc.
Publishing Pelczar, M.E dan Chan, E.C.S. 2006. Dasar-dasar Mikrobiologi.. UI Press Srikandi Fardiaz. 1989. Mikrobiologi Pangan. IPB. Willey, J.M., Sherwood L.M., Woolverton, C.J., 2008. Microbiology. Prescott, Harley &
Klein