penyebaran informasi ham oleh direktorat informasi …

64
PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI HAM DI MASA PANDEMI COVID-19 MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI PADA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 @ditjenham /ditjen.ham @ditjenham http://ham.go.id

Upload: others

Post on 18-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

PENYEBARAN INFORMASI HAM

OLEH DIREKTORAT INFORMASI HAM

DI MASA PANDEMI COVID-19

MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI

PADA REVOLUSI INDUSTRI 4.0

@ditjenham /ditjen.ham @ditjenham http://ham.go.id

Page 2: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

TIM PENYUSUN

Pengarah:

Dr. Mualimin Abdi, SH, MH

Direktur Jenderal HAM

RR. Risma Indriyani, SH, M.Hum

Sekretaris Direktorat Jenderal HAM

Penanggung Jawab:

Hajerati, SH, MH

Direktur Informasi HAM

Redaktur:

Diyah Pramusari, SE, SH, MBA

Syarifah Herlina, SH, MH

Tim Editor:

Ratih Ekarini Savitri, SH., CN., MSi

Setiaji Wibowo, SIP

Ilham, SH

Layouting:

Ginanjar Mulyo Utomo, S.Kom

Page 3: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

i

Kata Pengantar

Terima kasih atas Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya

lah dapat diselesaikan pembuatan Modul “Penyebaran Informasi

Ham Oleh Direktorat Informasi Ham Di Masa Pandemi Covid-19

Melalui Teknologi Informasi Pada Revolusi Industri 4.0”. Tujuan dari

pembuatan modul iniialah sebagai perwujudan dari konsep

Corporate University yang telah dicanangkan oleh Kementerian

Hukum dan HAM. Corporate University merupakan sebuah babak

baru metode pembelajaran bagi Aparatur Sipil Negara di mana

pembelajaran tidak lagi terikat oleh keterbatasan ruang dan waktu.

Pembelajaran tidak lagi harus dilaksanakan di dalam ruang kelas,

dengan waktu yang sudah ditentukan. Pembelajaran dalam konsep

corporate university dilaksanakan secara fleksibel dengan

menggunakan sarana teknologi. Para peserta didik bisa

melakukan pembelajaran melalui sarana e-learning, online

meeting, dan sebagainya. Waktu belajar juga bisa dijalankan

secara lebih fleksibel dengan fokus pada ouput pembelajaran,

bukan hanya sekedar penyampaian materi.

Pembelajaran dalam konteks Corpu bisa dilakukan dalam berbagai

macam tema. Salah satunya ialah mengenai pengenalan secara

Page 4: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

ii

mendalam unit-unit kerja di lingkungan Kementerian Hukum dan

HAM. Dalam hal ini disusunlah modul ini sebagai salah satu bahan

untuk lebih mengenal Direktorat Informasi, salah satu unit eselon II

di bawah Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia. Karena memang

untuk bisa menjalankan pembelajaran melalui corporate university

ini dibutuhkan materi pembelajaran yang lengkap agar para

peserta didik dapat mempelajari secara mandiri material yang

diberikan.

Besar harapan agar modul ini dapat mendukung pembelajaran

melalui metode corporate university yang diterapkan Kementerian

Hukum dan HAM RI.

Akhir kata, sekian, dan terima kasih.

Daftar Isi

Tim Penyusun

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Tujuan Pembuatan Modul 6

BAB II KONSEP CORPORATE UNIVERSITY DAN REVOLUSI 7 INDUSTRI 4.0 DALAM RANGKA PENYEBARAN INFORMASI HAM

Konsep Teori 7

Konsep Dasar Corporate University 7

Konsep Dasar Revolusi Industri 4.0 13

Tugas dan Fungsi 14

Tugas dan Fungsi Subdirektorat Pengembangan 14 dan Pengelolaan Teknologi Informasi Komunikasi

Tugas dan Fungsi Subdirektorat Publikasi 21

Tugas dan Fungsi Subdirektorat Perpustakaan 23 dan Dokumentasi

BAB III KINERJA 25

Subdirektorat Pengembangan dan Pengelolaan TIK 25

Subdirektorat Publikasi Media 30

Seksi Publikasi Media Cetak 30

Seksi Publikasi Media Elektronik 35

Seksi Publikasi Media Online 37

Subdirektorat Perpustakaan dan Dokumentasi 43

Seksi Perpustakaan 43

Seksi Dokumentasi 46

Page 5: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

iv

BAB IV STRATEGI MENCAPAI TUJUAN DAN TANTANGAN 51 YANG DIHADAPI (TANTANGAN DAN PERKEMBANGAN KE DEPANNYA)

Best Practice Subdirektorat Pengembangan dan 51 Pengelolaan TIK

Metode Pengembangan Sistem Informasi 51

Pengelolaan dan Pemeliharaan Sistem dan 62 Jaringan TIK

Dokumentasi

Daftar Pustaka 93

Glosarium 94

4.2. Best Practice Subdirektorat Publikasi Media 75

4.2.1. Seksi Publikasi Media Cetak 75

4.2.2. Seksi Publikasi Media Elektronik 76

4.2.3. Seksi Publikasi Media Online 79

4.3. Best Practice Subdirektorat Perpustakaan dan 81

4.3.1 Seksi Perpustakaan 81

2.2.3. Seksi Dokumentasi 87

BAB V PENUTUP 91

5.1. Kesimpulan 91

5.2. Saran 92

Page 6: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

Latar Belakang

Teknologi informasi di saat sekarang ini sudah bukan menjadi hal yang

asing lagi. Seiring dengan perkembangan zaman kemajuan teknologi

menjadi suatu kebutuhan. Teknologi informasi sangat diperlukan untuk

menunjang kinerja Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia. Sesuai

dengan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 29 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan HAM

Republik Indonesia, Direktorat Informasi merupakan salah satu unit kerja

yang ada di Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia yang bertugas untuk

menyebarluaskan informasi HAM. Pandemi COVID-19 mengubah cara

BAB 1

Pendahuluan

Page 7: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

1

Page 8: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

2 3 Pendahuluan Pendahuluan

hidup kita dalam berbagai macam bidang, termasuk juga soal metode

kerja. Bekerja dari rumah (work from home) saat ini menjadi sebuah

norma baru untuk mendukung kinerja pegawai. Presiden Joko Widodo

meminta kita hidup berdampingan dengan virus corona. Konsep new

normal kemudian diperkenalkan. Menurut Ketua Tim Pakar Gugus

Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Wiku

Adisasmita, new normal adalah perubahan perilaku

untuk tetap menjalankan aktivitas normal, tapi

ditambah dengan penerapan protokol

kesehatan guna mencegah terjadinya

penularan COVID-19.

Prinsip new normal adalah bisa

menyesuaikan dengan pola hidup.

"Transformasi ini adalah untuk menata

kehidupan dan perilaku baru, ketika

pandemi, yang kemudian akan dibawa terus

ke depannya sampai ditemukannya vaksin

untuk COVID-19.¹

Dalam menanggapi terkait New Normal, Menteri

Keuangan Sri Mulyani akan memberlakukan kebijakan flexible

working space atau FWS untuk pegawai di Kementeriannya setelah

pandemi virus Corona berakhir. Dengan kebijakan tersebut, pegawai bisa

bekerja dari mana pun, seperti dari ruang kerja bersama Kementerian

Keuangan, tempat yang menunjang fasilitas FWS, hingga rumah masing-

masing. Sistem itu merupakan terobosan penting sebagai bentuk

adaptasi akan wabah pandemi Corona atau Covid-19. Perubahan ini

telah mendorong semua pihak untuk melakukan suatu terobosan penting

tentang cara kita bekerja ke depannya. Dikatakan oleh Sri Mulyani

melalui akun Instagram resminya @smindrawati pada Jumat, 15 Mei

2020, Kemenkeu menerapkan kebijakan FWS sebagai new normal

setelah pandemi ini berakhir.²

1 Redaksi Indonesia.go.id, (31 Mei 2020). Mengenal Konsep New Normal. Diakses 7 Agustus 2020, dari https://indonesia.go.id/ragam/komoditas/ekonomi/mengenal-konsep-new-normal

2 Rosana, F. (15 Mei 2020). Sri Mulyani Atur Pegawai Bisa Bekerja dari Rumah, Apa Syaratnya? Diakses 7 Agustus 2020, dari https://bisnis.tempo.co/read/1342506/sri-mulyani-atur-pegawai- bisa-bekerja-dari-rumah-apa-syaratnya

smindrawati

Keberadaan COVID-19 memberikan banyak pelajaran baru. Kita dipaksa untuk berubah dan beradaptasi dengan cepat. Perubahan ini juga telah mendorong kita untuk melakukan suatu terobosan penting tentang cara kita bekerja ke depannya, yaitu dengan memberlakukan Flexible Working Space (FWS) sebagai new normal setelah pandemi ini berakhir.

FWS bukanlah sesuatu yang bersifat hak melainkan sebuah privilege yang diberikan agar kita dapat bekerja lebih produktif.FWS memungkinkan kita untuk dapat bekerja dari mana saja.

Sudah siapkah anda?

15 Mei

Page 9: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

4 5 Pendahuluan Pendahuluan

i

Guna mendukung tercapainya proses kerja dan mempersiapkan New

Normal tersebut diperlukan adanya teknologi Informasi yang mumpuni.

Begitu juga dalam hal penyebaran Informasi HAM, teknologi Informasi

menjadi semakin relevan di tengah masa pandemi ini. Sudah terbukti

bahwa memaksimalkan teknologi Informasi dapat menunjang

penyebaran Informasi secara efektif dan e�sien.

Seiring dengan adanya Corporate University dari kementerian Hukum

dan HAM, maka diadakanlah kegiatan untuk mengembangkan

pembelajaran, pengetahuan, dan kebijaksanaan

organisasi dan individu untuk mencapai misi dar

organisasi induk. Maka dari itu Direktorat

Informasi berkolaborasi dengan BPSDM

Kemenkumham untuk membuat modul guna

menunjang Corporate University.

Dengan adanya revolusi industri 4.0 diharapkan adanya teknologi cyber

dan teknologi otomatisasi. di mana dalam penerapannya berpusat pada

konsep otomatisasi yang dilakukan oleh teknologi tanpa memerlukan

Manusia. Contohnya ada aplikasi SIMASHAM untuk mendukung kinerja

Direktorat Pelayanan Komunikasi Masyarakat. Selain itu ada juga aplikasi

KKPHAM (Kabupaten Kota Peduli HAM) yang digunakan oleh Direktorat

Kerja Sama untuk melakukan penilaian KKPHAM.

SIMASHAM dan Aplikasi Penilaian Kabupaten/Kota Peduli HAM

Selain itu untuk mengembangkan penyebarluasan informasi HAM, juga

digunakan sarana website Ditjen HAM yang beralamatkan http://

ham.go.id . Di dalam website tersedia berbagai macam informasi mulai

dari berita HAM secara umum, kegiatan Ditjen HAM dalam hal pemajuan

HAM, dan juga bahan-bahan tentang HAM. Berita mengenai isu HAM

selalu di-update secara berkala jika

ada isu baru yang berkembang atau

jika Ditjen HAM baru saja melakukan

kegiatan yang berhubungan dengan

tenaga kerja manusia dalam proses pengaplikasiannya.

Direktorat Informasi selaku pihak yang memiliki fungsi untuk

pemajuan HAM. ham.go.id

menyebarkan Informasi HAM dalam hal ini telah menerapkan

penggunaan teknologi informasi dengan mengembangkan aplikasi-

aplikasi untuk mendukung kinerja Direktorat Jenderal Hak Asasi

Untuk mendapatkan informasi mengenai koleksi buku hukum dan hak

asasi manusia terdapat pelayanan perpustakaan Ditjen HAM di mana

katalognya dapat diakses di situs http://perpustakaan.ham.go.id. Selain

Page 10: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

itu untuk mendapatkan informasi mengenai dokumen-dokumen hukum

secara tertib terpadu dan berkesinambungan serta merupakan sarana

pemberian pelayanan informasi hukum secara lengkap terdapat fasilitas

Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum (JDIH) Ditjen HAM yang

dapat diakses melalui http://jdih.ham.go.id

Dengan adanya website dan berbagai macam aplikasi yang tersedia

diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan publik yang diberikan

oleh Direktorat Informasi HAM.

Perpustakaan dan JDIH Ditjen HAM

Tujuan Pembuatan Modul

Modul ini dibuat dengan tujuan menambah wawasan masyarakat luas

dan ASN di lingkungan Kemenkumham melalui corporate university, dan

dengan adanya revolusi industri penyampaian informasi akan lebih

mudah melalui sarana digital. Dengan adanya modul ini diharapkan ASN

dapat menambah informasi dan meningkatkan kompetensi tanpa harus

mengikuti diklat yang menghabiskan banyak waktu dan anggaran

sehingga e�siensi dan optimalisasi dapat tercapai dengan baik.

6 Pendahuluan

Konsep Teori

Konsep Dasar Corporate University

Corporate University (Corpu) merupakan strategi pengembangan SDM

yang mengedepankan program terarah dan sistematis dalam

pencapaian tujuan suatu organisasi. Pembelajaran dalam Corpu

merupakan rangkaian dari manajemen perubahan yang dilakukan untuk

menutup kesenjangan kompetensi. Dalam konteks manajemen

perubahan, kompetensi yang timpang atau surplus SDM maka dapat

dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi lain dalam

7

BAB II

Konsep Corporate

University dan

Revolusi Industri 4.0

Dalam Rangka

Penyebaran Informasi

HAM

Page 11: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

Informasi HAM Informasi HAM

pendekatan kesisteman. Penting untuk memahami hubungan antara

Corpu dengan manajemen talenta, bahwa Corpu adalah wadah

pendidikan terkait dengan penjenjangan karir. (Khamdan: 3)

Manajemen talenta merupakan salah satu prasyarat menuju Smart ASN.

Hal tersebut adalah amanat dari RPJMN 2020-2024 berupa world class

government. Capaian demikian mengacu pada empat buah indikator:

percepatan layanan, efisiensi layanan, akurasi layanan dan fleksibilitas

kerja. Dalam hal ini menjadi penting untuk melakukan pemetaan

kompetensi bagi seluruh pegawai sehingga mudah dilakukan treatment

pada kekurangan kompentensi atau untuk melakukan distribusi

kompetensi strategis (Khamdan: 11).

Indikator tercapainya world class government ialah selain memiliki

wawasan global juga harus menguasai teknologi informasi. Kualitas

aparatur dipengaruhi kemampuan untuk mendapatkan pengetahuan

serta keterampilan yang sesuai dengan tugas dan fungsi.

Pengembangan SDM harus fokus kepada pencapaian target kinerja

didukung dengan model pembelajaran Applicative, Impactful, Relevant,

Accessible (AIRA) (Khamdan: 12-13).

Konsep Kumham Corporate University merupakan manajemen strategis

pengembangan Sumber Daya Manusia yang fokus pada program

strategis kementerian, dengan mengelola individu pegawai dalam

8 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran

ekosistem organisasi pembelajar, serta pengelolaan pengetahuan untuk

pencapaian karakter unggul di bidang hukum dan HAM.

Corporate university tidak mengacu kepada Lembaga atau institusi

Pendidikan dan pelatihan yang menempel (embedded), tetapi strategi

manajemen agar terjadi pembelajaran individu dan pembelajaran dalam

organisasi, serta pengelolaan pengetahuan individu dan pengetahuan

strategis organisasi. Pembentukan ekosistem organisasi pembelajar

memberikan kesempatan bagi seluruh komponen untuk belajar setiap

saat dan mengembangkan diri untuk memenuhi standardisasi potensi

atau talenta (Khamdan: 22).

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 9

Page 12: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

10 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 11 Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

Tujuan kebijakan dan output strategi corporate university adalah

kebijakan sertifikasi kompetensi, inovasi pembelajaran strategi

pengembangan dan kerja sama, serta implementasi manajemen

pengetahuan. Kejelasan tugas dan proses koordinasi merupakan kunci

kesuksesan strategi corporate university. Secara struktur, Menteri

Hukum dan HAM merupakan pemimpin tertinggi di Kementerian sebagai

CEO dan Sekretaris Jenderal sebagai Vice Executive Officer. Chief

Knowledge dan Learning Officer dikendalikan oleh Kepala BPSDM

Hukum dan HAM. Sedangkan para dekan dijabat oleh pimpinan di

masing-masing unit eselon I. (Khamdan: 21-22).

Ada 3 aspek yang perlu dikembangkan dalam desain arsitektur

pengembangan. Pertama, Learning Driver. Mekanisme yang

memastikan selaras dan terintegrasinya human capital learning dan

pengembangan program prioritas. Kedua, Organization yaitu BPSDM

bertanggung jawab dalam operasionalisasi strategi dan koordinasi

dalam human capital learning dan pengembangan SDM. Ketiga, Strategi

yaitu mengembangkan strategi pembelajaran dan pengembangan SDM

yang terintegrasi dengan pencapaian tujuan prioritas dan tujuan

strategis organisasi (Khamdan: 24).

Corporate University tidak harus berbentuk sekolah, tetapi lebih pada

fasilitas pelatihan yang mendorong seluruh anggota organisasi untuk

terus menerus mencari, mengumpulkan, menyimpan, mengolah,

mendistribusikan, dan menerapkan sejumlah pengetahuan yang

diperoleh secara berkesinambungan. Strategi Corpu adalah untuk

memberikan kesempatan pada seluruh komponen organisasi untuk

selalu belajar (Khamdan: 27).

Dalam mendukung pelaksanaan Corpu, salah satu pilarnya adalah

manajemen pengetahuan. Hal yang vital dalam manajemen

pengetahuan adalah terbentuknya lingkungan belajar yang kondusif,

sehingga para pegawai termotivasi untuk terus belajar, memanfaatkan

informasi atau pengetahuan yang disediakan organisasi, dan

menumbuhkembangkan pengetahuan individualnya sehingga mau

Page 13: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

12 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 13 Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

berbagi pengetahuan baru yang didapatnya untuk menjadi pengetahuan

organisasi. Manajemen pengetahuan fokus agar pegawai produktif

menumbuhkembangkan pengetahuan dan mau berbagi pengetahuan

yang dimilikinya (Khamdan: 45).

Selanjutnya terkait pengembangan Corpu dibutuhkan pengembangan

talenta. Istilah ini diperkenalkan oleh Ed Michaels, dkk, tahun 2001.

Praktik manajemen talenta menekankan persaingan di level

kemampuan individu. Manajemen talenta sebagai bentuk proses

manajemen SDM sangat terkait dengan tiga proses pengelolaan SDM.

pertama, proses pengembangan dan penguatan pegawai saat pertama

kali masuk perusahaan. Kedua, memelihara sekaligus mengembangkna

pegawai yang sudah ada dalam perusahaan, Ketiga, menarik sebanyak

mungkin pegawai yang memiliki kompetensi, komitmen, karakter, dan

potensi terbaik perusahaan. Ketiga, menarik sebanyak mungkin

pegawai yang memiliki kompetensi, komitmen, karakter, dan potensi

terbaik perusahaan (Khamdan: 57-58).

Praktik manajemen talenta adalah untuk mengoptimalkan peran SDM

yang dimiliki organisasi. Pengelolaan SDM dalam konteks manajemen

talenta menggunakan proses analisis, pengembangan, dan

pemanfaatan talenta yang berkelanjutan dan efektif untuk

mengembangkan keunggulan kompetitif (competitive advantage)

organisasi. Dalam prosesnya, manajemen talenta membagi sejumlah

pegawai masuk dalam kotak kompetensi yang telah diuji dan diukur

dengan beberapa instrumen. Proses pemetaan SDM organisasi itu lebih

dikenal dengan talent mapping melalui assessment center (Khamdan:

58).

Konsep Dasar Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 menerapkan konsep otomatisasi yang dilakukan

oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam

pengaplikasiannya. Dimana hal tersebut merupakan hal vital yang

dibutuhkan oleh para pelaku industri demi e�siensi waktu, tenaga kerja,

dan biaya. Penerapan Revolusi Industri 4.0 di pabrik-pabrik saat ini juga

Page 14: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

14 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 15 Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

dikenal dengan istilah Smart Factory. Tidak hanya itu, saat ini

pengambilan ataupun pertukaran data juga dapat dilakukan on time saat

dibutuhkan, melalui jaringan internet. Sehingga proses produksi dan

pembukuan yang berjalan di pabrik dapat termotorisasi oleh pihak yang

berkepentingan kapan saja dan dimana saja selama terhubung dengan

internet.³

Revolusi Industri Inggris abad ke-18.

Revolusi Industri yang pertama terjadi pada abad ke-18 ditandai dengan

penemuan mesin uap yang digunakan untuk proses produksi barang.

Saat itu, di Inggris, mesin uap digunakan sebagai alat tenun mekanis

Bohlam Lampu ciptaan Thomas Alva Edison disebut sebagai awal listrik ditemukan.

Peralatan kerja yang awalnya bergantung pada tenaga manusia dan

hewan akhirnya digantikan dengan mesin tersebut.

Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Revolusi industri ini

ditandai dengan penemuan tenaga listrik. Tenaga otot yang saat itu

sudah tergantikan oleh mesin uap,

perlahan mulai tergantikan lagi

oleh tenaga listrik.

Revolusi industri 3.0 dipicu oleh

mesin yang dapat bergerak dan

pertama yang dapat meningkatkan produktivitas industri tekstil. berpikir secara otomatis, yaitu Apple II, Personal Computer pertama yang

sukses di pasaran.

3 Baenanda, L. (2 Mei 2019). Mengenal lebih jauh Revolusi Industri 4.0. Diakses 7 Agustus 2020, dari https://binus.ac.id/knowledge/2019/05/mengenal-lebih-jauh-revolusi-industri-4-0/

komputer dan robot. Pada Revolusi Industri 3.0 yang digantikan adalah

manusianya. Di saat ini, dunia bergerak memasuki era digitalisasi.

Sebagian akti�tas yang sebelumnya hanya dapat dilakukan manusia

Page 15: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

16 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 17 Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

seperti menghitung atau menyimpan hal penting seperti dokumen, mulai

dapat dilakukan oleh computer. Revolusi yang terjadi juga bergerak, tidak

Belanja online, salah satu aktivitas yang lahir setelah hadirnya Internet dan jamak dilakukan di era Industri 4.0

hanya mengenai revolusi di bidang industry namun juga di bidang

informasi.

Revolusi industri 4.0 e�siensi mesin dan manusia sudah mulai

terkonektivitas dengan internet of things. Revolusi industri 4.0

menanamkan teknologi cerdas yang dapat terhubung dengan berbagai

bidang kehidupan manusia.

Revolusi industri 4.0 membawa banyak perubahan yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali dalam lingkungan kerja ASN.

Kehadiran teknologi informasi akan menggantikan beberapa rangkaian

fungsi pekerjaan manual. ASN membutuhkan teknologi informasi untuk

mendukung kenyamanan dalam berakti�tas di kantor. Tugas dan fungsi

ASN sebagai pembuat dan pelaksana kebijakan publik dan perekat

pemersatu bangsa serta pelayan publik, Berkaitan dengan era Revolusi

Industri 4.0 maka sebagai pelayan publik tentunya ASN dituntut untuk

bekerja lebih maksimal lagi agar ekspektasi masyarakat terhadap ASN

semakin terjawabkan. Revolusi Industri 4.0 secara fundamental

mengakibatkan berubahnya cara ASN berpikir atau mind set, cara ASN

dalam menyikapi kemajuan zaman, dan cara ASN dalam berinteraksi

satu dengan yang lain. Bagaimanapun semua akan mengalami

perubahan. Perubahan adalah sesuatu yang harus dilakukan. Bahkan

ada ahli administrasi manajemen yang mengatakan bahwa jika kita tidak

berubah maka kita akan tertinggal. (Petter Sange, 2008)

Dari pola pikir,ASN harus mulai meninggalkan rutinitas kerja yang tidak

efektif dan e�sien. Pola pikir masuk pagi pulang sore, gajian awal

bulan,tanpa ada hasil harus disingkirkan.

Teknologi informasi merupakan indikator dari revolusi industri 4.0. ASN

harus bisa menggunakan dan memanfaatkan teknologi informasi yang

ada. Jangan sampai teknologi informasi yang ada, pemanfaatan hanya

untuk bermedia sosial atau berselancar di dunia maya tanpa adanya hasil

yang bermanfaat. Jika ASN tidak menguasai teknologi maka pekerjaan

yang dilakukannya akan tertinggal dan menghilang. Apalagi ini pernah

di-statement-kan oleh Kepala Badan Kepegawaian Negara Republik

Page 16: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

18 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 19 Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

Indonesia yang menyatakan bahwa 65% pekerjaan saat ini akan hilang

dalam kurun waktu 10 tahun mendatang. (Bima Harya Wibisana, 2018).

Begitu pentingnya peran asn dalam menguasai teknologi ini karena

kedepan, diprediksi bahwa 75% pekerjaan selain melibatkan

kemampuan sains, teknik dan matematika, juga teknologi dan internet of

things (Zimmerman, 2018)

Pada konteks hubungan kerja baik antara pimpinan dengan bawahan,

antara pimpinan dengan teman sekerja, antara satu unit kerja dengan

unit kerja lain, jangan lagi terjadi egoisme kerja. Jangan lagi terjadi

egoisme antar bidang, egoisme antar unit kerja, jangan lagi terjadi

kompetisi yang saling sikut menyikut. pola kerja ‘asal bos senang” dan

cari muka ke atasan harus segera dihilangkan. Yang dibutuhkan adalah

kesamaan visi dan misi untuk mencapai tujuan bersama.

Di era digital ini banyak memberikan dampak positif dan juga dampak

negatif. Kita sebagai ASN harus bisa menyikapinya secara positif agar

dapat bersaing di era globalisasi ini.Kita harus melakukan perubahan di

segala lini. Dalam melakukan perubahan dalam menghadapi revolusi

industri 4.0, atasan harus bergerak lebih aktif dan bisa jadi percontohan

bagi bawahannya. Jangan sampai atasan membawa keruntuhan

terhadap organisasi ini. Selain itu untuk meningkatkan kemampuan ASN

dalam menghadapi revolusi industri 4.0, perlu diberikan pendidikan dan

pelatihan kepada ASN. Untuk mendukung ini diperlukan kerjasama

Page 17: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

18 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 19 Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

antara Pejabat Pembina

Kepegawaian, atasan dan ASN

yang bersangkutan.

Tugas dan Fungsi

Tugas dan Fungsi

Subdirektorat

Pengembangan dan

Pengelolaan Teknologi

Informasi Komunikasi

Dalam Peraturan Menteri Hukum

dan HAM tentang Organisasi

Tata Laksana No 29 Tahun 2015

Pasal 935 Subdirektorat

Pengembangan dan Pengelolaan

Teknologi Informasi dan

Komunikasi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan

perumusan kebijakan,

pelaksanaan kebijakan,

pelaksanaan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta

pelaksanaan

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di

bidang perancangan, pembangunan,

pengembangan, dan pengujian serta

pengelolaan teknologi informasi dan

Page 18: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

20 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 21 Informasi HAM

komunikasi, aplikasi, basis data, dan jaringan teknologi informasi dan

komunikasi.

Pasal 936 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 935, Subdirektorat Pengembangan dan Pengelolaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,

pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta

pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

pengembangan teknologi informasi dan komunikasi; dan

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,

pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta

pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi.

Pada Subdit PPTIK terdiri atas dua seksi yaitu :

a. Seksi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi:

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan

kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi serta pelaksanaan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan teknologi

informasi dan komunikasi.

Page 19: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

20 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 21 Informasi HAM

b. Seksi Pengelolaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi:

Mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan

kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, pelaksanaan

pemberian bimbingan teknis

dan supervisi serta

pelaksanaan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di

bidang pengelolaan teknologi

informasi dan komunikasi.

Tugas dan Fungsi

Subdirektorat Publikasi

Pasal 939 Subdirektorat

Publikasi Media mempunyai

tugas melaksanakan penyiapan

bahan perumusan kebijakan,

pelaksanaan kebijakan,

pelaksanaan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta

pelaksanaan

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di

bidang publikasi media cetak, media

elektronik, dan media online.

Page 20: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

22 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 23 Informasi HAM

Pasal 940 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 939, Subdirektorat Publikasi Media menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,

pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

publikasi media cetak;

b. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,

pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

publikasi media elektronik;

c. Penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,

pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta

pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang

publikasi media online.

Pasal 941 Subdirektorat Publikasi Media, terdiri atas:

a. Seksi Publikasi Media Cetak mempunyai tugas melakukan penyiapan

bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan

pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan

pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang publikasi media

cetak.

b. Seksi Publikasi Media Elektronik mempunyai tugas melakukan

Page 21: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

22 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran Informasi HAM

Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran 23 Informasi HAM

penyiapan bahan perumusan

kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, pelaksanaan

pemberian bimbingan teknis

dan supervisi, serta

pelaksanaan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di

bidang publikasi media

elektronik.

c. Seksi Publikasi Media Online

mempunyai tugas melakukan

penyiapan bahan perumusan

kebijakan, pelaksanaan

kebijakan, pelaksanaan

pemberian bimbingan teknis

dan supervisi, serta

pelaksanaan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di

bidang publikasi media

online.

Tugas dan Fungsi

Subdirektorat Perpustakaan dan

Dokumentasi

Pasal 943 Subdirektorat Perpustakaan

dan Dokumentasi mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan

Page 22: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

Informasi HAM

perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di bidang pemberian layanan perpustakaan, dan

dokumentasi hak asasi manusia.

Pasal 944 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

pasal 943, Subdirektorat Perpustakaan dan Dokumentasi,

menyelenggarakan fungsi: a. penyiapan bahan perumusan kebijakan,

pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan

supervisi, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di

bidang pemberian layanan perpustakaan; dan b. penyiapan bahan

perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di bidang dokumentasi hak asasi manusia.

Pasal 945 Subdirektorat Perpustakaan dan Dokumentasi terdiri atas: a.

Seksi Perpustakaan; dan b. Seksi Dokumentasi. Pasal 946 (1) Seksi

Perpustakaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di bidang pemberian layanan perpustakaan. (2)

Seksi Dokumentasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan

perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi, serta pelaksanaan pemantauan,

24 Konsep Corporate University dan Revolusi Industri 4.0 Dalam Rangka Penyebaran

BAB III

Kinerja

Page 23: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

Informasi HAM

Subdirektorat Pengembangan dan Pengelolaan

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi semakin berkembang pada masa sekarang

ini, hal ini disebabkan manusia yang menuntut kecepatan untuk

memenuhi segala kebutuhannya. Demikian pula halnya dengan

organisasi yang sangat membutuhkan kecepatan untuk

mendukung seluruh aktivitasnya dapat dilaksanakan secara

cepat dan tentu saja dengan hasil yang baik, efektif, dan e�sien.

Inilah penyebab mengapa teknologi sangat diperlukan dan

semakin diperbarui.

25

Page 24: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

Teknologi dalam organisasi memiliki peran penting dalam mempelajari

sifat-sifat dari teknologi suatu organisasi dan hubungan teknologi

terhadap struktur organisasi, tetapi dalam penerapannya harus

didasarkan karakteristik dari organisasi tersebut. Organisasi adalah

sebuah sistem terbuka, dan teknologi organisasi merupakan jenis

kegiatan internal yang terjadi dalam organisasi tersebut, dalam hal ini

jelas sangat keterkaitan satu sama lain.

Penerapan teknologi dalam organisasi dapat memberikan dampak yang

signi�kan pada efekti�tas dan e�siensi serta meningkatkan daya saing

karena teknologi informasi memberikan sejumlah data mengenai

jalannya organisasi tersebut sehingga organisasi dapat memperoleh

data-data yang diperlukan sebagai dasar mereka dalam mengambil

keputusan strategis.

Dalam penerapan teknologi pada organisasi, terdapat pengaruh positif

dan negatif. Contoh positif dalam penerapan teknologi ini seperti:

a. Sebagai media untuk mengawasi kinerja organisasi.

b. Sebagai media untuk meningkatkan kualitas informasi.

c. Sebagai media untuk menganalisa daya saing organisasi.

d. Penghematan biaya, waktu, dan peningkatan produktivitas.

e. Untuk membantu aktivitas manajemen sumber daya manusia.

26 Kinerja

Selain pengaruh positif terdapat juga pengaruh negatif dalam penerapan

teknologi, seperti:

a. Kemungkinan penyalahgunaan teknologi.

b. Tingginya kemungkinan masalah penolakan penggunaan teknologi.

c. Mengurangi sifat sosial.

Penerapan teknologi informasi pada organisasi sesungguhnya sangat

diperlukan dan penting, karena dapat membantu jalannya organisasi

menjadi lebih baik. Namun, penerapannya perlu dikendalikan dengan

baik pula agar dampak negatif dapat diminimalisir.

Peran Subdirektorat Pengembangan dan Pengelolaan TIK dalam

organisasi adalah sebagai unit yang bertanggung jawab atas

pengelolaan sistem tata kelola pemerintahan berbasis elektronik pada

Direktorat Jenderal HAM. Subdirektorat Pengembangan dan

Pengelolaan TIK memiliki peran penting dalam pengelolaan Teknologi

informasi sebagai fasilitator penyedia teknologi informasi guna

menunjang tugas dan fungsi organisasi.

Subdirektorat Pengembangan dan Pengelolaan Teknologi Informasi dan

Komunikasi terdiri atas :

1. Seksi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Seksi Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kinerja 27

Page 25: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

28 29 Kinerja Kinerja

mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan

kebijakan, pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian

bimbingan teknis dan supervisi serta pelaksanaan pemantauan,

evaluasi, dan pelaporan di bidang pengembangan teknologi

informasi dan komunikasi.

2. Seksi Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Seksi Pengelolaan Teknologi Informasi dan Komunikasi mempunyai

tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan,

pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pemberian bimbingan teknis

dan supervisi serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan

pelaporan di bidang pengelolaan teknologi informasi dan komunikasi.

Sistem informasi mempunyai peranan yang sangat penting, semakin

besar suatu organisasi maka semakin besar juga sistem Informasi yang

dimiliki dan memiliki peranan yang semakin penting. Tuntutan

keberadaan sistem informasi yang semakin baik adalah akibat adanya

tuntutan perkembangan organisasi, perkembangan teknologi, kebijakan

pemerintah, perubahan prosedur serta tuntutan kebutuhan informasi.

Adapun pengertian pengembangan sistem informasi, adalah:

Kumpulan kegiatan para analis sistem, perancang dan pemakai yang

mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi

• Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem

informasi

• Proses merencanakan, mengembangkan dan mengembangkan dan

mengimplementasikan sistem informasi dan menggunakan metode,

teknik dan alat bantu pengembangan tertentu.

Pengembangan Sistem Informasi perlu dilakukan, hal tersebut

disebabkan oleh beberapa hal:

• Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di

sistem yang lama.

• Untuk meraih kesempatan-kesempatan

• Adanya instruksi dari pimpinan/ adanya peraturan pemerintah

Page 26: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

30 31 Kinerja Kinerja

Pengembangan sistem informasi dilakukan melalui beberapa tahap,

dimana masing-masing langkah menghasilkan suatu yang lebih rinci dari

tahap sebelumnya. Tahap awal dari pengembangan sistem umumnya

dimulai dengan mendeskripsikan kebutuhan pengguna dari sisi

pendekatan sistem rencana stratejik yang bersifat makro, diikuti dengan

penjabaran rencana stratejik dan kebutuhan organisasi jangka

menengah dan jangka panjang, lazimnya untuk periode 3 (tiga) sampai 5

(lima) tahun.

Subdirektorat Publikasi Media

Seksi Publikasi Media Cetak

Publikasi media cetak pada Direktorat Jenderal HAM dikelola oleh Seksi

Publikasi Media Cetak yang berada dibawah Subdirektorat Publikasi

Media pada Direktorat Informasi HAM. Publikasi media cetak diwujudkan

melalui kegiatan penerbitan Majalah Mediasi HAM setiap tahunnya.

Mungkin muncul pertanyaan, mengapa masih perlu menerbitkan media

cetak di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital saat ini.

Di masa sekarang ini banyak orang lebih memilih media online karena

hal e�siensi dan kepraktisan. Akan tetapi publikasi media cetak memiliki

kelebihan tersendiri. Pada beberapa media online, kontennya agak sulit

dipertanggungjawabkan karena masih banyak juga yang belum

memahami kode etik jurnalistik, sehingga dapat memungkinkan

terjadinya kesalahan penyedia informasi. Media cetak lebih mampu

mencegah informasi yang tidak layak serta menyajikan berita secara

lebih akurat.

Kelebihan media online adalah semua informasi bisa didapatkan dalam

waktu yang relatif cepat. Berbeda dengan media digital, informasi dari

media cetak yang tidak bisa didapatkan dalam waktu yang relatif cepat.

Hal ini dikarenakan hampir seluruh berita/artikel yang disajikan

melalui proses editing oleh tim redaksi sehingga

isinya lebih bisa

d i p e r t a n g g u n g j a w a b k a n .

Sedangkan beberapa

media online, agak sulit

dipertanggungjawabkan

karena masih banyak juga

yang belum memahami kode

etik jurnalistik, sehingga dapat

memungkinkan terjadinya kesalahan

penyedia informasi. Media cetak lebih

mampu mencegah informasi yang tidak

layak serta menyajikan berita secara lebih

akurat.

Page 27: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

32 33 Kinerja Kinerja

Menurut Gumelar dan Maulana (2013), media cetak masih menjadi

menarik karena informasi yang diterbitkan bisa disimpan tanpa harus

melakukan "recording" seperti dalam media siaran, dan informasi

tersebut masih bisa didapatkan kembali jika suatu saat diperlukan.

Dengan beberapa alasan diatas publikasi media cetak masih tetap

dipertahankan di Direktorat Jenderal HAM. Walaupun begitu, Direktorat

Jenderal HAM tidak melawan arus perkembangan teknologi digital, alih-

alih menerapkan konsep konvergensi media untuk memperluas

jangkauan pembaca informasi seputar HAM yang diterbitkan melalui

media cetak.

Produk utama media cetak yang dimaksud adalah Majalah Mediasi HAM.

Majalah Mediasi HAM adalah majalah yang berisi artikel-artikel terkait isu

HAM. Setiap tahunnya, Majalah Mediasi HAM mengangkat tema yang

berbeda. Sebagai gambaran, empat tahun terakhir Majalah Mediasi HAM

membahas mengenai Menurunkan Derajat Kemiskinan dan Solusinya

di Indonesia (2017), Peran Kementerian Hukum dan HAM dalam

Tindak Lanjut Universal Periodic Review (2018), P5HAM bagi

penyandang disabilitas (2019), dan Perlindungan dan Pemenuhan

Hak Anak di Indonesia (2020). Tema-tema tersebut merupakan hasil

dari rapat Dewan Redaksi Majalah Mediasi HAM. Tema yang terpilih

merupakan tema terbaik dari usulan-usulan tema yang muncul dalam

diskusi dengan berbagai pertimbangan utamanya urgensi tema tersebut.

(Dari kiri) Majalah Mediasi Edisi 2017, 2018, dan 2019

Dalam rapat Dewan Redaksi ditentukan pula materi yang akan menjadi

sub tema Majalah Mediasi HAM. Penentuan sub tema dilakukan untuk

memudahkan proses penulisan hingga editing sehingga antara satu

artikel dan lainnya menjadi satu kesatuan. Disamping itu, ketentuan

penulisan juga disusun untuk mempermudah penulisan. Salah satu poin

utama dalam ketentuan penulisan tersebut adalah artikel/tulisan bukan

merupakan jiplakan tulisan lain dan belum pernah dipublikasikan

sebelumnya.

Setelah tema dan sub tema ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah

menyebarkan informasi terkait penulisan artikel untuk Majalah Mediasi

HAM baik di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM (pusat dan kantor

wilayah) maupun kepada publik yang berkompeten dalam bidangnya

untuk menulis artikel terkait tema yang sudah ditentukan. Keterlibatan

penulis dari berbagai kalangan dimaksudkan untuk memperkaya isi

Page 28: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

34 35 Kinerja Kinerja

tulisan dan menyeimbangkan sudut pandang

dari masing-masing artikel yang akan

dipublikasikan. Waktu penulisan adalah tidak

lebih dari satu bulan.

Artikel-artikel yang masuk ke sie publikasi

media cetak selanjutnya akan disortir untuk

diambil enam artikel terbaik. Artikel-artikel

terbaik ini merupakan hasil keputusan dari

Dewan Redaksi Majalah Mediasi HAM.

Keenam penulis artikel ini akan dibuatkan

Surat Keputusan yang berkaitan dengan

honor penulis. Melalui Rapat Dewan Redaksi

selanjutnya, keenam artikel akan dicermati

lebih dalam untuk proses revisi jika

dibutuhkan. Revisi dilakukan untuk

memperbaiki baik struktur tulisan maupun

substansi tulisan dengan kesepakatan

bersama antara penulis dan Dewan Redaksi.

Setelah proses revisi selesai, Dewan Redaksi

akan memulai proses penyusunan artikel ke

dalam bentuk Majalah. Hal ini termasuk

layout-ing dan pembuatan sampul Majalah

Page 29: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

34 35 Kinerja Kinerja

Mediasi

HAM.

Bersamaan

dengan

penyusunan

tersebut,

para penulis

juga akan

diminta

untuk

mengirimka

n surat

pernyataan

ditandatang

ani diatas

materai

yang berisi

bahwa

artikel yang

ditulis

adalah asli,

bukan hasil

plagiat dan belum pernah dipublikasikan

sebelumnya. Majalah Mediasi yang siap cetak

akan dimasukkan ke percetakan untuk dicetak.

Seksi Publikasi Media Elektronik

Negara melalui Pemerintah Republik Indonesia

memegang amanah berdasarkan Undang-

Undang Dasar Tahun 1945 untuk menghormati,

memenuhi, melindungi, menegakkan, dan

memajukan Hak Asasi Manusia (HAM). Dalam

rangka Pemajuan HAM, Direktorat Jenderal

HAM melalui Direktorat Informasi HAM

menyelenggarakan tugas salah satunya

mengembangkan dan menyebarluaskan

informasi tentang Hak Asasi Manusia (HAM).

Salah satu strategi dalam melakukan publikasi

berbagai informasi dan kebijakan Direktorat

Page 30: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

36 37 Kinerja Kinerja

Jenderal HAM baik internal maupun eksternal yaitu dengan

menggunakan media elektronik.

Dalam rangka publikasi informasi HAM yang berkualitas dan akurat

dibutuhkan penyusunan data atau Informasi yang terkait dengan HAM

sebagai bahan publikasi sehingga menjadi informasi yang siap

disampaikan kepada masyarakat luas khususnya dalam format media

elektronik.

Dulunya Direktorat Jenderal HAM melaksanakan Publikasi media

elektronik melalui berbagai kanal media elektronik, diantaranya televisi,

radio, website Direktorat Jenderal HAM. Namun dengan semakin

berkembangnya dinamika organisasi, terjadi pengurangan anggaran

yang berakibat tidak ada lagi anggaran untuk melakukan publikasi ham

di televisi. Dengan semakin terbatasnya anggaran maka seksi publikasi

media elektronik harus mencari cara untuk bisa tetap bisa melakukan

kegiatan see�sien mungkin.

Seksi Publikasi Media Elektronik memiliki sasaran kerja tahunan yang

diwujudkan melalui SKP (Sasaran Kinerja Pegawai). SKP ini mencakup

target kinerja yang ingin dicapai di dalam satu tahun anggaran. Untuk

mewujudkan SKP tersebut maka dilaksanakan proses kerja harian yang

mencakup:

a. Menyiapkan bahan permohonan pengajuan kegiatan seksi publikasi

media online;

b. Menyiapkan pelaksanaan kegiatan rapat koordinasi dalam

rangka publikasi media online;

c. Menyusun notula rapat dalam rangka publikasi media online;

d. Mengupload materi berita/kegiatan ke dalam website Ditjen HAM;

e. Menyiapkan bahan laporan kegiatan publikasi media online;

f. Inventarisasi dan pembuatan database arsip publikasi berita/kegiatan

dari Unit eselon II Direktorat Jenderal HAM dan terkait dengan

bidang HAM Kanwil Seluruh Indonesia.

g. Membuat Konten Digital untuk diupload di Sosial Media Direktorat

Jenderal HAM;

h. Melakukan Back Up data Website Ditjen HAM

Seksi Publikasi Media Online

Pada era digitalisasi saat ini, media online mampu menjadi sarana

publikasi yang efektif. Berbagai instansi pendidikan, swasta, maupun

pemerintah sudah mulai beralih menggunakan media online sebagai

sarana publikasi. Hal ini dilakukan bukan tanpa alasan, karena menurut

Page 31: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

38 39 Kinerja Kinerja

data dari Kementerian Kominfo Republik Indonesia, pada tahun 2018

pengguna internet di Indonesia mencapai 54 persen atau 143 juta dari

265 juta jiwa penduduk Indonesia. Artinya penyebaran informasi melalui

media online memiliki potensi jumlah penerima data yang begitu besar.

Selain itu media online sebagai sebuah platform mampu menyajikan

konten-konten menarik memiliki peranan penting sebagai sarana yang

efektif dan e�sien dalam kegiatan publikasi untuk melakukan penyebaran

informasi kepada publik.

Direktorat Jenderal HAM berperan serta dalam menyebarluaskan

informasi tentang HAM kepada masyarakat. Dalam hal ini yang berperan

serta terutama di bidang media online ialah Direktorat Informasi c.q.

Subdirektorat Publikasi Media c.q Seksi Publikasi Media Online.

Penyebarluasan informasi ini terutama dilakukan melalui media website.

Konten yang diunggah adalah berita dan kegiatan yang dilakukan oleh

Ditjen HAM Manusia maupun kegiatan seputar Hak Asasi Manusia yang

dilakukan oleh Kantor Wilayah (kanwil) Kemenkumham, informasi

pelayanan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia,

dan informasi seputar Hak Asasi Manusia.

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses penyebarluasan informasi HAM

melalui website termasuk di dalamnya: internal subdirektorat publikasi,

perwakilan dari subdirektorat PPTIK, perwakilan dari unit eselon II di

Direktorat Jenderal HAM, dan perwakilan dari Kantor Wilayah.

Rapat rutin antar direktorat mengenai pengelolaan website untuk bertukar pikiran mengenai konten.

Perwakilan PPTIK bertugas ata maintenance website, perwakilan unit

eselon II dan kanwil bertugas untuk mengupload berita, dan internal

subdit publikasi bertugas untuk meng-approve dan mengedit berita yang

dikirim oleh perwakilan kanwil dan perwakilan unit eselon II.

Proses pembuatan berita kegiatan dalam website Ditjen HAM ada alur

yang harus dilakukan oleh administrator/operator. Alur proses publikasi

berita pada website Ditjen HAM adalah sebagai berikut:

1. Inventarisasi jadwal kegiatan

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil melakukan inventarisasi kegiatan

Page 32: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

40 41 Kinerja Kinerja

yang dilakukan oleh masing-masing unit eselon 2 atau Kantor Wilayah

Kemenkumham yang berkaitan dengan HAM, seperti Bidang HAM

mengadakan rapat pembahasan Rancangan Aksi Nasional Hak Asasi

Manusia (RANHAM), Bidang HAM mengadakan sosialisasi

Penghormatan, Perlindungan, Pemajuan, Penegakan, dan Pemenuhan

Hak Asasi Manusia (P5 HAM), atau Kakanwil membuka sosialisasi P5

HAM.

2. Membuat berita kegiatan

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil membuat berita terkait kegiatan yang

telah dilaksanakan sesuai dengan standar dan kriteria penulisan berita

pada website Ditjen HAM.

3. Meminta Persetujuan

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil meminta persetujuan kepada

penyelenggara kegiatan untuk memastikan bahwa berita yang akan

diunggah ke dalam website Ditjen HAM merupakan berita yang dapat

dipertanggung jawabkan informasinya.

4. Mengunggah berita

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil mengunggah berita yang telah dibuat

dan disetujui oleh penanggung jawab kegiatan atau atasannya ke dalam

website Ditjen HAM dengan URL www.ham.go.id.

5. Mengirim surat persetujuan.

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil mengunggah surat persetujuan

penayangan berita ke email [email protected].

6. Inventarisasi jadwal kegiatan

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil melakukan inventarisasi kegiatan

yang dilakukan oleh masing-masing unit eselon 2 atau Kantor Wilayah

Kemenkumham yang berkaitan dengan HAM, seperti Bidang HAM

mengadakan rapat pembahasan Rancangan Aksi Nasional Hak Asasi

Manusia (RANHAM), Bidang HAM mengadakan sosialisasi

Penghormatan, Perlindungan, Pemajuan, Penegakan, dan Pemenuhan

Hak Asasi Manusia (P5 HAM), atau Kakanwil membuka sosialisasi P5

HAM.

7. Membuat berita kegiatan

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil membuat berita terkait kegiatan yang

telah dilaksanakan sesuai dengan standar dan kriteria penulisan berita

pada website Ditjen HAM.

Page 33: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

42 43 Kinerja Kinerja

8. Meminta Persetujuan

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil meminta persetujuan kepada

penyelenggara kegiatan untuk memastikan bahwa berita yang akan

diunggah ke dalam website Ditjen HAM merupakan berita yang dapat

dipertanggung jawabkan informasinya.

9. Mengunggah berita

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil mengunggah berita yang telah dibuat

dan disetujui oleh penanggung jawab kegiatan atau atasannya ke dalam

website Ditjen HAM dengan URL www.ham.go.id.

10. Mengirim surat persetujuan.

Administrator/operator masing-masing unit eselon 2 pada Ditjen HAM

atau administrator/operator kanwil mengunggah surat persetujuan

penayangan berita ke email [email protected].

11. Menggunggah berita

Setelah proses itu sudah dilakukan, administrator/operator akan

mengunggah berita kegiatan.

Subdirektorat Perpustakaan dan Dokumentasi

Seksi Perpustakaan

Seksi Perpustakaan mempunyai tugas utama melakukan layanan

perpustakaan. Perpustakaan Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia

terletak di Lantai 3 Gedung Ditjen HAM. Lokasinya terletak di sebelah kiri

saat keluar dari lift. Perpustakaan Ditjen HAM memberikan layanan

perpustakaan untuk pegawai internal Ditjen HAM dan juga untuk

masyarakat umum. Jam buka perpustakaan ialah setiap Senin-Jumat jam

08.00-16.00 dengan waktu istirahat jam 12.00-13.00.

Masyarakat umum bisa melakukan kunjungan setiap saat selama jam

buka perpustakaan. Di dalam perpustakaan tersedia fasilitas meja dan

kursi, wi�, dan juga air conditioner untuk mendukung kenyamanan

Page 34: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

42 43 Kinerja Kinerja

pengunjung. Masyarakat umum tidak bisa melakukan

peminjaman buku.

Page 35: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

44 45 Kinerja Kinerja

Akan tetapi seksi perpustakaan menyediakan fasilitas fotokopi untuk

halaman-halaman tertentu yang diperlukan.

Keanggotaan perpustakaan terbatas hanya kepada para pegawai Ditjen

HAM. Fasilitas yang membedakan untuk anggota dan bukan anggota

adalah soal peminjaman. Untuk para pegawai internal Ditjen HAM,

mereka bisa melakukan peminjaman buku dengan syarat masa

peminjaman hanya selama seminggu. Peminjaman bisa diperpanjang

sekali lagi untuk minggu selanjutnya. Setiap pegawai Ditjen HAM

otomatis langsung menjadi anggota perpustakaan. Pegawai hanya perlu

datang ke perpustakaan untuk melakukan registrasi sebelum melakukan

peminjaman.

Prosedur yang ditetapkan untuk melakukan peminjaman ialah

pengunjung perlu melakukan kunjungan langsung ke perpustakaan,

membuat kartu anggota (bagi yang belum mempunyai), mencari buku di

aplikasi katalog, melakukan transaksi peminjaman melalui staf seksi

perpustakaan, mengembalikan buku sesuai jadwal peminjaman. Setelah

selesai melakukan peminjaman anggota perpustakaan kemudian

mengembalikan buku secara langsung ke perpustakaan Ditjen HAM.

Perpustakaan Ditjen HAM telah telah memiliki sistem katalog digital dari

yang sebelumnya bersifat manual. Dulunya untuk mencari buku, anggota

perpustakaan harus mencarinya satu persatu di rak yang tersedia.

Memang terdapat data buku berbentuk soft copy tetapi data tersebut

Page 36: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

44 45 Kinerja Kinerja

hanya bisa dilihat secara offline di komputer yang terletak di

perpustakaan Ditjen HAM. Berbeda dengan saat ini di mana

sistem katalognya telah menjadi benar-benar digital.

Pengunjung perpustakaan bisa mencari data buku secara

online melalui alamat website http:// perpustakan.ham.go.id.

Sebelum melakukan kunjungan secara langsung ke

perpustakaan, pengunjung bisa mengecek apakah buku yang

dicari ada di database perpustakaan. Jika memang buku yang

dicari terdapat di perpustakaan, pengunjung bisa kemudian

datang ke perpustakaan sehingga tidak ada lagi ada kasus

buku yang dicari tidak ada di tempat.

Page 37: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

46 47 Kinerja Kinerja

Koleksi buku di perpustakaan Ditjen HAM sebagian besar merupakan

koleksi buku dengan tema hukum dan HAM. Jumlah judul buku terdapat

sekitar 3000 judul buku dengan jumlah eksemplar sekitar 6000 buah.

Selain buku teks juga terdapat koleksi jurnal, majalah, buletin, kamus,

ensiklopedia, novel, koran mingguan, dan tabloid. Selain terdapat

terbitan secara umum, juga terdapat terbitan internal Ditjen HAM atau

internal Kemenkumham.

Subdit Perpustakaan dan Dokumentasi secara rutin melakukan

kunjungan ke perpustakaan-perpustakaan instansi pemerintahan yang

terletak di daerah DKI Jakarta. Kunjungan ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana praktek pengelolaan perpustakaan di instansi

pemerintahan. Setiap instansi pastinya memiliki gaya pengelolaan

perpustakaan yang berbeda-beda. Setiap gaya memiliki plus dan

minusnya. Kunjungan ini dapat digunakan untuk mempelajari gaya

pengelolaan tersebut untuk diambil sisi mana yang dapat diterapkan di

perpustakaan Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia. Contoh dari

instansi yang pernah dikunjungi misalnya perpustakaan Mahkamah

Konstitusi, perpustakaan Kementerian BUMN, perpustakaan

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan anak, dan lain-lain.

Seksi Dokumentasi

Belajar dari kesulitan yang dihadapi saat melakukan kerja rutin,

Subdirektorat Perpustakaan dan Dokumentasi melakukan kebijakan

Page 38: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

46 47 Kinerja Kinerja

berbeda terkait pengumpulan data. Pertama, terkait jangka

waktu data yang dikumpulkan bukan lagi didasarkan di tahun

yang berjalan tetapi dipilih dari tahun sebelumnya. Misalnya di

tahun 2020 saat ini, data yang dikumpulkan berarti dari data

tahun sebelumnya yaitu 2019.

Selain itu untuk bentuk data tidak lagi berupa laporan kegiatan, foto-

foto,

�le presentasi yang dilakukan saat kegiatan, dan notulensi.

Akan tetapi data yang dikumpulkan berupa data dokumentasi

produk hukum dan HAM. Data yang dikumpulkan adalah

misalnya peraturan menteri hukum dan ham tentang tusi Ditjen

HAM, peraturan presiden terkait tusi Ditjen HAM, UU terkait

dengan HAM, kovenan internasional, dan juga produk- produk

HAM yang dihasilkan oleh setiap direktorat.

Page 39: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

48 49 Kinerja Kinerja

Perubahan cara kerja ini didasarkan kepada terintegrasinya data

dokumentasi Ditjen HAM dengan sistem Jaringan Dokumentasi dan

Informasi Hukum Nasional (JDIHN). Berdasarkan Peraturan Presiden

Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi

Hukum Nasional (JDIHN), JDIH adalah wadah pendayagunaan bersama

atas dokumen hukum secara tertib, terpadu, dan berkesinambungan,

serta merupakan sarana pemberian pelayanan informasi hukum secara

lengkap, akurat, mudah, dan cepat.

Menurut pasal 4 Perpres No. 33 Tahun 2012, pengelolaan JDIH ini

penanggungjawabnya di biro hukum dan/atau unit kerja yang tugas dan

fungsinya menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan

dokumentasi hukum; perpustakaan hukum pada perguruan tinggi negeri

dan perguruan swasta; lembaga lain yang bergerak di bidang

pengembangan dokumentasi dan informasi hukum yang ditetapkan oleh

Menteri Di lingkungan Kementerian hukum dan HAM terkait teknis JDIH

ini, dihasilkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 02 Tahun 2013

tentang Standarisasi Pengelolaan Teknis Dokumentasi dan Informasi

Hukum. Berdasarkan Permenkumham tersebut, pengelolaan JDIH yang

melekat dengan tugas dan fungsi Direktorat informasi HAM dalam hal ini

pengelolaan JDIH berada pada Subdirektorat Perpustakaan dan

Dokumentasi, khususnya di seksi dokumentasi.

Seksi Dokumentasi memiliki tugas utama untuk mengumpulkan data

dokumentasi di bidang hak asasi manusia di lingkungan Direktorat

Jenderal Hak Asasi Manusia. Pengumpulan data ini utamanya dilakukan

pada direktorat Teknis yang terdiri lima direktorat: Direktorat Informasi,

Direktorat Pelayanan Komunikasi Masyarakat, Direktorat Diseminasi dan

Penguatan, Direktorat Kerja Sama, dan Direktorat Instrumen.

Data dokumentasi yang dikumpulkan di kategorisasi berdasarkan dari

direktorat masing-masing termasuk di dalamnya:

• dokumentasi mengenai pelayanan komunikasi masyarakat di bidang

HAM

• dokumentasi mengenai instrumen peraturan perundang-undangan

berbasis HAM

• dokumentasi mengenai kerja sama HAM

• dokumentasi mengenai materi penguatan dan diseminasi HAM

• dokumen mengenai penyebaran informasi terkait materi dan berita

HAM

Pengumpulan data dokumentasi ini dilakukan dengan meminta data

kepada para perwakilan di masing-masing direktorat. Secara berkala

seksi dokumentasi akan melakukan koordinasi dengan para perwakilan

di masing-masing direktorat melalui undangan rapat. Dalam rapat ini

Page 40: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

akan dibahas data-data yang dibutuhkan. Kemudian setelah rapat,

anggota dari seksi dokumentasi akan menghubungi para perwakilan itu

untuk meminta data yang telah disepakati pada saat rapat.

Dulunya data yang diminta adalah data di tahun berjalan. Misalkan di

tahun 2020. berarti data yang diminta adalah data-data yang dikeluarkan

di tahun 2020 dari awal tahun sampai akhir tahun. Bentuk data yang

diminta adalah seluruh data kegiatan yang dilakukan bisa berupa laporan

kegiatan, foto-foto, �le presentasi yang dilakukan saat kegiatan, dan

notulensi.

Kesulitan dari pengumpulan data di tahun berjalan ialah data yang

diharapkan bisa didapatkan ternyata sulit dikumpulkan karena masih

dikerjakan oleh masing-masing direktorat. Walhasil akhirnya data yang

dikumpulkan kurang bisa maksimal karena proses pendokumentasian di

masing-masing direktorat juga belum berjalan maksimal.

Selain itu kesulitan dari pengumpulan data melalui bentuk (laporan

kegiatan, foto-foto, �le presentasi yang dilakukan saat kegiatan, dan

notulensi) ternyata sudah dilakukan juga oleh Bagian Program dan

Pelaporan (PPL). Akibatnya pekerjaan yang dilakukan oleh seksi

dokumentasi menjadi redundan dengan apa yang dilakukan oleh Bagian

PPL.

50 Kinerja

Page 41: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

Best practice Subdirektorat Pengembangan dan

Pengelolaan TIK

Metode Pengembangan Sistem Informasi

Pengembangan sistem informasi adalah Pengembangan sistem

Informasi sering disebut sebagai proses pengembangan sistem

(System Development). untuk menghasilkan sistem informasi

tersebut terdiri dari:

a. System analysis

upaya mendapatkan gambaran bagaimana sistem bekerja dan masalah-

masalah apa saja yang ada pada system dalam hal ini Subdirektorat

51

BAB IV

Strategi Mencapai

Tujuan dan

Tantangan yang

Dihadapi (Tantangan

dan Perkembangan

ke Depannya)

Page 42: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

52 53 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Informasi HAM melakukan analisis permasalahan dan kebutuhan dengan

melibatkan unit Eselon II lainnya sebagai pengguna layanan.

b. System development

adalah langkah-langkah mengembangkan sistem informasi yang baru

berdasarkan gambaran cara kerja sistem dan permasalahan yang ada.

Berdasarkan hasil pembahasan pada tahapan analisis permasalahan

bersama dengan Unit Eselon II pengguna layanan menghasilkan

spesi�kasi teknis aplikasi berdasarkan tingkat kesulitannya yang

kemudian akan menjadi bahan pertimbangan apakah akan melakukan

pembuatan sistem secara mandiri atau melibatkan pihak ke-3 (vendor).

Tahapan-tahapan Pengembangan Sistem Informasi

1) Daur Hidup Pengembangan Sistem: Metode daur hidup ini terdiri

dari beberapa tahapan proses, yaitu: yaitu tahap perencanaan, analisis,

perancangan, penerapan, evaluasi, penggunaan dan pemeliharaan.

2) Tahap perencanaan sistem Informasi: Pada tahap ini, tim pembuat

sistem mencoba memahami permasalahan yang muncul dan

mende�nisikannya secara rinci, kemudian membentuk tujuan pembuatan

sistem dan mengidenti�kasi kendala-kendalanya.

3) Tahap analisis sistem Informasi: Pada tahapan ini dilakukan

penganalisisan terhadap berbagai macam bentuk masalah yang ada dan

lebih mendalam lagi dengan cara melakukan penyusunan sebuah studi

akan kelayakan.

4) Tahapan perancangan sistem Informasi: Pada tahapan ini haruslah

memperhatikan kebutuhan operator, pemakai, hingga hal teknis

sekalipun.

5) Tahap evaluasi: Yang dimana dilakukan proses uji coba bahwa apa

yang dibuat telah benar.

6) Tahap penggunaan dan pemeliharaan: Yang dimana melakukan

penerapan aplikasi sesungguhnya dan melakukan penataan ulang

database, backup hingga scanning virus.

Model Pengembangan Sistem

Model Waterfall

Waterfall merupakan salah satu metode dalam SDLC yang mempunyai

ciri khas pengerjaan setiap fase dalam waterfall harus diselesaikan

terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke fase selanjutnya. Artinya fokus

terhadap masing-masing fase dapat dilakukan maksimal karena tidak

adanya pengerjaan yang sifatnya paralel.

Tahapan tahapan dari metode waterfall adalah sebagai berikut:

Page 43: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

54 55 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

1. Requirement Analysis: Seluruh kebutuhan software harus bisa

didapatkan dalam faseini, termasuk didalamnya kegunaan software

yang diharapkan pengguna dan batasan software. Informasi ini

biasanya dapat diperoleh melalui wawancara dalam bentuk rapat ,

survey atau diskusi dengan melibatkan unit teknis Eselon II

(Pengguna aplikasi). Informasi tersebut dianalisis untuk

mendapatkan dokumentasi kebutuhan pengguna untuk digunakan

pada tahap selanjutnya.

2. System Design: Tahap ini dilakukan sebelum melakukan coding.

Tahap ini bertujuan untuk memberikan gambaran apa yang

seharusnyadikerjakan dan bagaimana tampilannya. Tahap ini

membantu dalam menspesi�kasikan kebutuhan hardware dan sistem

serta mende�nisikan arsitektur sistem secara keseluruhan.

3. Implementation: Dalam tahap ini dilakukan pemrograman.

Pembuatan software dipecah menjadi modul-modul kecil yang

nantinya akan digabungkan dalam tahap berikutnya. Selain itu dalam

tahap ini juga dilakukan pemeriksaaan terhadap modul yang dibuat,

apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum.

4. Integration & Testing: Di tahap ini dilakukan penggabungan modul-

modul yang sudah dibuat dan dilakukan pengujian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah software yang dibuat telah sesuai dengan

desainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak.

5. Operation & Maintenance: Ini merupakan tahap terakhir dalam

model waterfall. Software Yang sudah jadi dijalankan serta dilakukan

pemeliharaan. Pemeliharaan termasuk dalam memperbaiki

kesalahan yang tidak ditemukan pada langkah sebelumnya.

Perbaikan implementasi unit sistem dan peningkatan jasa sistem

sebagai kebutuhan baru

Page 44: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

56 57 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Model Prototipe

Prototype adalah suatu proses yang memungkinkan developer membuat

sebuah model software,metode ini baik digunakan apabila client tidak

bisa memberikan informasi yang maksimal mengenai kebutuhan yang

diinginkannya.

Prototype dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Paper Prototype, menggambarkan interaksi manusia dan mesin

dalam sebuah bentuk yang memungkinkan user mengerti

bagaimana interaksi itu terjadi.

2. Working Prototype, adalah prototype yang mengimplementasikan

beberapa bagian dari fungsi software yang diinginkan seperti pada

pendekatan pengembangan software.

Proses-proses dalam model prototyping yaitu:

• Komunikasi terlebih dahulu yang dilakukan antara pelanggan dengan

tim pemgembang perangkat lunak mengenai spesi�kasi kebutuhan

yang diinginkan.

• Akan dilakukan perencanaan dan pemodelan secara cepat berupa

rancangan cepat(quick design) dan kemudian akan memulai

konstruksi pembuatan prototype.

• Prototipe kemudian akan diserahkan kepada para stakeholder untuk

dilakukan evaluasi lebih lanjut sebelum diserahkan kepada para

pembuat software.

• Pembuatan software sesuai dengan prototype yang telah dievaluasi

yang kemudian akan diserahkan kepada pelanggan.

• Jika belum memenuhi kebutuhan dari pelanggan maka akan kembali

ke proses awal sampai dengan kebutuhan dari pelanggan telah

terpenuhi.

tahapan-tahapan dalam prototyping tersebut adalah sebagai berikut :

Page 45: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

58 59 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

1. Pengumpulan kebutuhan: Pelanggan dan pengembang bersama-

sama mende�nisikan format dan kebutuhan keseluruhan perangkat

lunak, mengidenti�kasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem

yang akan dibuat

2. Membangun prototyping: Membangun prototyping dengan

membuat perancangan sementara yang berpusat pada penyajian

kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan contoh

outputnya).

3. Evaluasi prototyping: Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah

prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan

pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah keempat akan diambil.

Jika tidak, maka prototyping diperbaiki dengan mengulang langkah

1, 2 , dan

4. Mengkodekan system: Dalam tahap ini prototyping yang sudah

disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang

sesuai.

5. Menguji system: Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat

lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan.

Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path,

pengujian arsitektur dan lain-lain.

6. Evaluasi Sistem: Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang

sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika sudah, maka

langkah ketujuh dilakukan, jika belum maka mengulangi langkah 4

dan 5.

7. Menggunakan system: Perangkat lunak yang telah diuji dan

diterima pelanggan siap untuk digunakan.

Model Rapid Application Development (RAD)

Rapid Application Development adalah seperangkat strategi yang

terintegrasi yang ada dalam suatu kerangka kerja menyeluruh yang

disebut Information Engineering (IE).

pendekatan RAD melingkupi fase – fase sebagai berikut :

Page 46: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

60 61 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

1. Bussiness modeling: Aliran informasi di antara fungsi – fungsi bisnis

dimodelkan dengan suatu cara untuk menjawab pertanyaan –

pertanyaan berikut : informasi apa yang mengendalikan proses

bisnis? Informasi apa yang dimunculkan? Siapa yang

memunculkannya? Ke mana informasi itu pergi? Siapa yang

memprosesnya?

2. Data modeling: Aliran informasi yang dide�nisikan sebagai bagian

dari fase bussiness modelling disaring ke dalam serangkaian objek

data yang dibutuhkan untuk menopang bisnis tersebut. Karakteristik

(disebut atribut) masing – masing objek diidenti�kasi dan hubungan

antara objek – objek tersebut dide�nisikan.

3. Prosess modelling: Aliran informasi yang dide�nisikan di dalam fase

data modeling ditransformasikan untuk mencapai aliran informasi

yang perlu bagi implementasi sebuah fungsi bisnis. Gambaran

pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodi�kasi,

menghapus, atau mendapatkan kembali sebuah objek data.

4. Aplication generation: RAD mengasumsikan pemakaian teknik

generasi ke empat. Selain menciptakan perangkat lunak dengan

menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga yang

konvensional, RAD lebih banyak memproses kerja untuk memakai

lagi komponen program yang ada ( pada saat memungkinkan) atau

menciptakan komponen yang bisa dipakai lagi (bila perlu). Pada

semua kasus, alat – alat bantu otomatis dipakai untuk memfasilitasi

konstruksi perangkat lunak.

5. Testing and turnover: Karena proses RAD menekankan pada

pemakaian kembali, banyak komponen program telah diuji. Hal ini

mengurangi keseluruhan waktu pengujian. Tetapi komponen baru

harus di uji dan semua interface harus dilatih secara penuh.

Page 47: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

62 63 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Pengelolaan dan Pemeliharaan Teknologi Informasi dan

Komunikasi

Pengelolaan dan Pemeliharaan Sistem dan Jaringan

Meminta pendapat dan masukkan terkait sistem dan jaringan dari para

pegawai juga dilakukan dalam menentukan langkah apa yang

selanjutnya harus dijalankan. Tidak jarang pemeliharaan melibatkan

pihak ketiga karena sumber daya manusia yang ada belum capable

untuk mengerjakannya.

Menampung masukkan pegawai terkait sistem dan jaringan dalam forum rapat.

Selain pendekatan insidentil tersebut, beberapa langkah rutin juga

dilakukan, di antaranya:

Backup (pencadangan)

dalam dunia komputer ialah sebuah salinan dari program atau berkas

yang disimpan terpisah dari tempat asalnya.4

Hasil dari data yang disalin tersebut digunakan apabila terjadi masalah

pada server aplikasi sehingga harus dilakukan rollback data ke backup

terbaru. Hal ini juga berlaku untuk server aplikasi yang mengalami data

loss. Oleh karena itu, maka Backup harus dilakukan rutin untuk

mencegah hal yang tidak diinginkan.

Copy data untuk backup.

Metoda yang biasa digunakan Subdirektorat Pengembangan dan

Pengelolaan TIK ialah Full Backup di mana aplikasi di-backup secara

4 Houghton Mifflin Harcourt Publishing Company. (n.d.). The American Heritage Dictionary entry: Backup. Diambil tanggal 13 Juni 2020, dari https://ahdictionary.com/word/ search.html?q=backup

Page 48: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

64 65 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

keseluruhannya. Dalam Full Backup tersebut, ada dua pendekatan yang

ditempuh, yakni pengambilan data di �le system atau system image.

Pengambilan data di �le system dilakukan dengan cara mengambil �le

copy dan database via FTP (File Transfer Protocol) dari aplikasi tersebut

ke dalam media penyimpanan terpisah. Apabila terjadi masalah dan

sistem harus dibuat kembali, maka kon�gurasi tetap harus dilakukan

sebelum mengembalikan data-data tersebut.

System Image ialah salinan dari keadaan seutuhnya dari sebuah system

komputer yang disimpan dalam bentuk yang tidak temporer seperti

sebuah �le. Apabila terjadi kegagalan dan tidak bisa diperbaiki

sebagaimana mestinya, sistem dapat dikembalikan dengan cara

System Image snapshots.

membuat sistem baru dari system image tersebut dan sistem tersebut

akan melanjutkan pekerjaannya sebagaimana waktu ia di-backup.

Pengecekan Suhu Ruang Server

Carnot (1796-1832) menemukan bahwa ada batas atas dari sebuah

mesin dan batas atas tersebut tergantung dari di mana di antara dua

temperatur mesin tersebut dapat berjalan.6 Penemuan ini menjadi cikal

bakal dari apa yang selanjutnya Rudolf Clausius (1822-1888) sampaikan

dalam Hukum Kedua Termodinamika, yakni:

Dari kedua pendapat tersebut, energi akan senantiasa menghasilkan

panas, dan panas itu harus mencari tempat yang dingin agar dapat lepas

“Tidak akan ada proses yang menghasilkan dari

aliran energi sesuatu yang dingin ke sesuatu yang

panas.” 7

dari sumber panas itu dan menjaga keseimbangan lingkungan di

sekitarnya.

Hukum kedua termodinamika.

5 System image. (2019, 11 Desember). Diambil tanggal 13 Juni 2020, dari https:// en.wikipedia.org/wiki/System_image

6 Ben-Na ʻım, A. (2010). Discover entropy and the second law of thermodynamics: A playful way of discovering a law of nature. New Jersey: World Scientific.

7 Ben-Na ʻım, A. (2010). Discover entropy and the second law of thermodynamics: A playful way of discovering a law of nature. New Jersey: World Scientific.

Page 49: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

66 67 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Panas masih menjadi isu utama dalam semua mesin, mulai dari mesin

produksi, kendaraan, sampai elektronik, meskipun penggunaan energi

saat ini sudah jauh lebih e�sien dan efektivitas daya semakin tinggi serta

sisa panas yang dihasilkan semakin rendah.

Dalam prakteknya, perangkat server dan pendukung jaringan biasanya

disimpan dalam ruangan, mulai dari Ruang Server dalam skala kecil,

sampai Pusat Data (Data Center) dalam skala besar. Ruangan tersebut

harus senantiasa didinginkan untuk menjaga agar mesin tetap berjalan

dan tidak terjadi overheating sehingga kebakaran dapat dihindari.

Server fan grill

Untuk memonitor suhu ruang server tersebut, maka pengecekan suhu

dilakukan. Langkah yang dapat dilakukan ialah dengan memasang

perangkat thermometer dan mengeceknya secara berkala.

Apabila suhu dirasa terlalu panas dan mengkhawatirkan untuk server

dan perangkat pendukung jaringan, maka Subdirektorat Pengembangan

dan Pengelolaan TIK akan berkoordinasi dengan Bagian Pengelolaan

BMN dan Umum agar dapat dilakukan langkah segera, seperti perbaikan

AC atau penggantian AC apabila AC sudah usang dan tidak optimal lagi.

Tweaking

Tweak adalah proses pengubahan kecil untuk membuat sesuatu (dalam

konteks modul ini, sistem dan jaringan) menjadi lebih baik, lebih efektif,

dan lebih sesuai.

Proses ini dilakukan sesuai kebutuhan tergantung dari permintaan

pengguna, atau tergantung kondisi saat itu.

Pelayanan Keluhan Jaringan

Subdirektorat Pengembangan dan Pengelolaan TIK juga menerima

pengaduan keluhan jaringan internet. Hal ini pada dasarnya merupakan

IT Support secara umum.

Apabila pegawai mengalami masalah dalam mengakses internet dan

meminta bantuan dari Subdirektorat Pengembangan dan Pengelolaan

TIK, maka petugas yang menangani akan datang dan akan memperbaiki

masalah tersebut.

Page 50: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

68 69 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Pegawai juga sesekali akan diedukasi untuk dapat melakukan

pemecahan masalah awal, seperti mengecek situs yang stabil untuk

meruncingkan pencarian masalah yang dialami, dan melakukan

shutdown pada perangkat dahulu. Hal ini dilakukan agar proses

perbaikan dapat lebih cepat.

Beberapa masalah yang sering dialami oleh pegawai ialah:

Terjadinya anomali temporer pada sistem

Meskipun shutdown dilakukan, seringkali pengguna tetap mengeluh

masalah tidak selesai. Hal ini terjadi karena sistem Shutdown beberapa

sistem operasi tidak benar-benar mematikan sistem. Sistem operasi

yang dimaksud ialah Microsoft Windows 8, 8.1, dan 10. Ketiga sistem

operasi tersebut melakukan shutdown hanya pada level sesi pengguna,

sedangkan relasi antara sistem operasi dengan perangkat pengguna

hanya dimasukkan pada system image dan disimpan di dalam

penyimpanan komputer tersebut sehingga sewaktu dinyalakan Kembali,

Ketika perangkat komputer berjalan, terkadang ada masalah yang tidak prosesnya akan lebih cepat.8 Untuk shutdown yang lebih pasti,

dapat diketahui, selayaknya manusia berjalan lalu tersandung batu.

Beberapa solusi yang dilakukan pada umumnya ialah merestart

perangkat jaringan di perangkat komputer dimaksud atau perangkat

komputer tersebut hanya perlu di-shutdown.

Disable lalu Enable perangkat jaringan. Salah satu langkah yang digunakan dalam memecahkan masalah jaringan di perangkat pengguna.

gunakanlah perintah berikut pada Run:

Shutdown yang lebih hakiki.

8 Kexugit. (9 Agustus 2011). Delivering fast boot times in Windows 8. Diambil tanggal 13 Juni 2020, dari https://docs.microsoft.com/en-us/archive/blogs/b8/delivering-fast-boot-times-in- windows-8

Page 51: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

70 71 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Tidak login di captive portal

Akses internet di Direktorat Jenderal HAM dilengkapi dengan captive

portal yang akan mengizinkan pengguna yang hendak menggunakan

internet apabila memasukkan username dan password yang diberikan

khusus untuk pegawai tersebut.

Captive Portal

Beberapa pegawai terkadang mengeluh tidak dapat mengakses internet.

Setelah dilakukan pengecekan, ternyata status pegawai tersebut tidak

login sehingga harus dilakukan login ulang. Hal ini bisa disebabkan

karena pegawai memang belum login, atau komputer yang masuk modus

siaga (standby mode) karena terlalu lama didiamkan. Meskipun

demikian, hal ini sudah jarang terjadi setelah dilakukan kon�gurasi yang

memperpanjang sesi login pegawai.

Sinyal WiFi lemah

Lemahnya sinyal WiFi merupakan masalah yang paling sering dikeluhkan

pegawai. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, yakni:

1. Pemancar WiFi yang lemah;

2. Modul WiFi pada perangkat pengguna yang sudah melemah;

Ketika melakukan pengecekan di sisi pengguna, beberapa langkah yang

diambil ialah:

1. Mengecek apakah pemancar WiFi tersebut melemah dengan

menggunakan perangkat penerima sinyal WiFi lain seperti

smartphone. Apabila sinyal WiFi lemah, maka penambahan

pemancar akan dilakukan sebagai solusi sementara apabila belum

ada pemancar baru.

2. Mengecek bagaimana perangkat pengguna menangkap sinyal WiFi

yang terpancar. Apabila memang modul WiFi pada perangkat

melemah, dapat menggunakan USB WiFi Receiver atau

menggunakan metoda sambungan lain seperti melalui kabel

Ethernet.

Dalam menangani diagnosis pengecekan nomor 1 di atas, Subdirektorat

Pengembangan dan Pengelolaan TIK melakukan pemetaan sinyal

jaringan menggunakan perangkat lunak yang dapat membuat heatmap.

Page 52: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

72 73 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Heatmap

Hasil pemetaan tersebut dapat dijadikan dasar untuk langkah

selanjutnya, seperti penggantian pemancar WiFi.

Situs yang dituju yang sedang bermasalah

Dalam penggunaan internet, terkadang situs yang kita tuju sedang

mengalami masalah, entah melakukan pemeliharaan berkala, atau

sedang ada gangguan. Apabila tidak dapat menggunakan situs yang

ingin dituju, maka cek dengan membuka situs lain.

Biasanya, peramban (browser) akan mengembalikan pesan error apabila

hal itu terjadi, dan disertai Kode HTTP (Hypertext Transfer Protocol) yang

diterima peramban tersebut.

HTTP Error 500

Adapun beberapa pesan error yang berasal dari situs yang dituju dan

lazim diterima pengguna ialah:

1. 404 (Not Found): Kode status error 404 mengindikasikan bahwa

peramban dapat menemukan alamat yang dituju, namun belum

tersedia saat ini. Kejadian seperti tidak adanya �le yang dimaksud

dapat mengembalikan error 404.

2. 500 (Internal Server Error): 500 error adalah respon error dasar.

Bisa terjadi apabila program di dalam server situs yang dituju

menemui masalah atau terjadinya gangguan-gangguan lain yang

tidak dapat dijabarkan. Apabila server situs yang dituju kewalahan

menangani permintaan klien dan hang, maka pesan error ini juga

dapat muncul.

Page 53: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

74 75 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Subdirektorat Penembangan dan Pengelolaan TIK sebagai sub unit

teknis yang membidangi pengembangan dan pengelolaan TIK di

Direktorat Jenderal HAM telah mengembangkan dan mengelola

beberapa aplikasi antara lain:

Subdirektorat Publikasi Media Online

Seksi Publikasi Media Cetak

Mengingat keterbatasan biaya yang ada, Majalah Mediasi HAM dicetak

sebanyak 100-150 eksemplar setiap tahunnya. Majalah-majalah ini

selanjutnya akan didistribusikan bagi lingkungan Kementerian Hukum

dan HAM dan juga masyarakat umum.

Publikasi bagi lingkungan Kementerian Hukum dan HAM dilakukan

karena mengingat pentingnya kegiatan pengayaan untuk meningkatkan

pengetahuan ASN. Majalah-majalah ini akan hadir dalam setiap

pameran-pameran yang Direktorat Jenderal HAM ikuti, sehingga

masyarakat umum dapat mengaksesnya dengan mudah.

Jumlah 150 eksemplar tentu tidak memenuhi kebutuhan publik secara

meluas. Jika dikaitkan kembali dengan bahasan awal artikel ini, maka

konsep konvergensi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan publik secara

meluas tersebut. Majalah Mediasi HAM dikonversikan dalam bentuk

elektronik dan diunggah melalui website Direktorat Jenderal HAM

(www.ditjenham.go.id). Untuk melakukan pengunggahan maka

dilakukan koordinasi dengan seksi publikasi media online. Tidak terhenti

pada konvergensi media cetak kedalam bentuk digital, melalui koordinasi

dengan Sie Publikasi Media Elektronik,

Page 54: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

76 77 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Selain itu untuk kepentingan promosi, Majalah Mediasi HAM

dipublikasikan melalui akun sosial media DIrektorat Jenderal HAM dan

juga melalui SMS Blast ke nomor-nomor HP masyarakat yang pernah

bersinggungan dengan Direktorat Jenderal HAM melalui berbagai

macam kegiatan.

Dengan koordinasi-koordinasi yang dilakukan antar sie, semakin banyak

masyarakat yang dapat mengakses Majalah Mediasi HAM dan

memperoleh manfaat dari artikel di dalamya. Kegiatan publikasi melalui

media cetak menjadi sinergi dengan kegiatan publikasi media online dan

media elektronik. Selain sinergitas yang terwujud, pemenuhan

kebutuhan publik atas artikel-artikel yang mengangkat isu HAM juga

terpenuhi.

Seksi Publikasi Media Elektronik

Media sosial yang diberdayakan oleh

Direktorat Jenderal HAM antara lain

Facebook dan Instagram. Instagram

merupakan kanal media elektronik yang

memiliki jangkauan luas, dapat diakses

siapa saja, kapan saja, dan di mana saja,

dengan biaya rendah.

Pengelolaan Konten Digital Dalam

Publikasi Media Elektronik dilakukan

melalui beberapa tahapan, mulai dari

tahap penyusunan draft konten digital

untuk menginventarisir data/informasi

maupun masukan-masukan (sharing ide),

Instagram Story dari akun

@ditjenham

Terbatasnya anggaran Seksi Publikasi Media Elektronik membuat

mereka menciptakan solusi untuk melakukan penyebaran informasi HAM

melalui satu kanal baru yaitu media sosial. Kanal ini dipilih karena tidak

memerlukan anggaran seperti pada kanal media televisi atau radio.

Karena keterbatasan anggaran, penyebaran ham melalui televisi

ditiadakan. Penyebaran melalui media radio masih dilakukan setahun

sekali. Selain itu ada juga media SMS blast yaitu mengirimkan informasi

HAM melalui SMS yang di broadcast kepada masyarakat yang pernah

bersinggungan dengan Ditjen HAM.

menyusun draft, pengumpulan data dan informasi serta pengolahan

bahan dan materi menjadi konten digital. Proses pengelolaan konten

digital diakhiri dengan proses update dan loading konten ke media

elektronik yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal HAM.

Unit publikasi media khususnya media elektronik telah berusaha untuk

mengoptimalkan tingkat keaktifan publikasi pada website dan media

sosial Ditjen HAM dengan meminimalisir kendala-kendala yang dialami.

Sebagaimana telah disebutkan di atas, berikut rincian kegiatan yang

dilaksanakan dalam pengelolaan konten digital pda Publikasi media

Page 55: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

78 79 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

elektronik, yaitu: menyiapkan kerangka powerpoint mengenai target

visual yang ingin dicapai, membuat daftar hal-hal yang akan dilakukan

dengan metode SMART untuk mencapai target dengan spesi�k

(Speci�c) dan jelas, terukur (Measurable), dapat dicapai (Achievable),

relevan (Relevant) dan tepat waktu (Time Bount), melakukan pekerjaan

dengan sistem tim publikasi media, menyiapkan rencana schedule kerja

tim yang terstruktur, menyiapkan list schedule mengenai beban tugas

kerja tim mulai dari pengumpulan bahan, mengolah bahan dari bentuk

mentah ke dalam visual dan masuk kedalam tahapan �nishing/publish,

membuat checklist terhadap tugas yang telah diselesaikan dan siapa

yang menyelesaikan agar apabila terjadi perubahan atau terdapat

gangguan kondisi dan situasi terdapat tim yang solid untuk meng-

handle-nya dan saling dukung/backup kelebihan dan kekurangan

anggota tim dengan membangun sistem kerja tim yang berasaskan

kekeluargaan, melakukan pengaturan bahan mentah dan bahan yang

telah diolah. Diharapkan melalui pengaturan bahan pembuatan konten

digital tersebut dapat meningkatkan mutu layanan informasi HAM melalui

publikasi media khususnya media elektronik.

Pengelolaan Konten Digital Dalam Publikasi Media Elektronik hingga saat

ini telah mendapat respon positif masyarakat. Hal ini terlihat dengan

semakin meningkatnya jumlah pengikut/Followers di kanal media sosial

Ditjen HAM. Selain itu setiap postingan yang di post oleh admin

Instagram juga mendapatkan feedback yang baik dari masyarakat dilihat

dari jumlah like dan comment.

Seksi Publikasi Media Online

Proses pembuatan atau pengunggahan berita ke website Ditjen HAM

tidak selalu berjalan dengan baik, kadang ada hambatan dalam proses

pembuatan berita kegiatan di website Ditjen HAM. Mulai dari masih

kurang terjalinnya koordinasi yang baik antara atasan administrator/

operator pada masing-masing unit eselon II Ditjen HAM maupun

administrator/operator di kanwil. Dalam situasi tertentu, para atasan

masih tidak mau memberitahukan kegiatannya dengan alasan tertentu.

Hal ini berakibat pada pengunggahan atau pembuatan berita menjadi

tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, sekitar 1-3 hari setelah

kegiatan dilakukan

Tampilan penulisan post pada web ham.go.id

Page 56: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

80 81 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Untuk mengatasi permasalahan ini Seksi Publikasi Media Online

mencoba untuk melakukan koordinasi secara intensif dengan para

perwakilan unit eselon II Ditjen HAM dan perwakilan kanwil. Subdit

Publikasi secara rutin melakukan rapat dengan para perwakilan unit

eselon II setiap bulan sebanyak dua kali. Sedangkan untuk koordinasi

dengan para perwakilan kanwil, Subdit Publikasi tergabung dengan grup

Whatsapp pemajuan HAM yang di mana di dalamnya terdapat

Rapat pengelolaan website untuk bertukar pikiran mengenai konten website.

perwakilan dari Bidang HAM dari setiap Kanwil. Di situ para perwakilan

Bidang HAM rutin mengirimkan berita kegiatan HAM yang dilakukan di

Kanwil. Berita tersebut kemudian diteruskan untuk ditampilkan di

website.

Selain itu, secara prosedural Direktorat Informasi jugai membuat suatu

Surat Himbauan atau Surat Edaran ke masing-masing unit eselon II pada

Ditjen HAM maupun ke Kanwil Seluruh Indonesia untuk bisa

mendapatkan perhatian para pimpinan unit eselon II Ditjen HAM dan

Kanwil demi terjalin koordinasi yang lebih baik..

Pentingnya informasi berupa berita kegiatan ini pada website Ditjen

HAM, www.ham.go.id, bertujuan untuk memberikan informasi yang

lengkap dan akurat kepada masyarakat guna menunjang keterbukaan

informasi publik dan untuk memberitakan aktivitas aparatur pemerintah

di tingkat pusat dan daerah sehingga memberikan citra positif

kelembagaan khususnya Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM.

Best Practise Subdit Perpustakaan Dokumentasi

Seksi Perpustakaan

Kemajuan teknologi menuntut masyarakat untuk dapat mengikuti

perkembangan teknologi dan informasi. hal ini untuk menciptakan

sumber daya manusia yang handal untuk memenuhi kebutuhan

informasi yang dibutuhkan.Perpustakaan yang berperan sebagai sumber

informasi, sumber ilmu pengetahuan,penelitian juga mengalami

perubahan dan perkembangan terutama dalam hal layanan dan jasanya.

Perpustakaan Ditjen HAM pun mengalami perubahan. Perubahan yang

terjadi adalah dari perpustakaan manual, perpustakaan terotomasi

hingga perpustakaan digital. Namun dalam melaksanakan perubahan ini,

perpustakaan Ditjen HAM menghadapi beberapa kendala seperti tidak

adanya tenaga pustakawan dan anggaran yang terbatas. Dengan kondisi

Page 57: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

82 83 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

perpustakaan yang tidak begitu besar dan koleksi yang cukup banyak,

seksi perpustakaan harus bisa mengelola perpustakaan dengan baik.

Best Practise

Pada awal berdirinya perpustakaan Ditjen HAM, pengelolaanya masih

manual. Sistem temu kembali koleksi pada Perpustakaan Ditjen HAM

masih dilakukan secara manual. Namun seiring dengan perkembangan

teknologi informasi, maka Perpustakaan Ditjen HAM membuat

perubahan. Berawal dari proyek perubahan Diklat Kepemimpinan IV

Kepala Seksi Perpustakaan, Saudari Diyah Pramusari SE, SH, MBA, yang

memiliki ide perubahan dari manual ke digital melalui automasi

perpustakaan. Perpustakaan Ditjen HAM membuat aplikasi sistem temu

kembali informasi yang bersifat automasi yang menggunakan open

source yaitu Senayan Library Manajemen Sistem (SLiMS). Kelebihan

SLiMS antara lain dapat dimodi�kasi, berbasis free, dan dapat

dikembangkan. Hal ini berguna untuk mengautomasi seluruh koleksi

bahan pustaka baik �sik maupun digital pada Perpustakaan Ditjen HAM.

Dalam pengembangan aplikasi SLiMS, seksi Perpustakaan dibantu oleh

Subdit PPTIK tampilan halaman depan SLiMS Perpustakaan Ditjen HAM

Cakupan otomasisasi layanan perpustakaan dengan menggunakan

teknologi informasi dapat untuk menjalankan sistem layanan secara

otomatis mulai dari :

• pengadaan koleksi

• katalogisasi

• sirkulasi

• pengelolaan penerbitan berkala

• penyediaan katalog (OPAC)

• pengelolaan anggota

Perangkat yang dibutuhkan untuk otomasi adalah :

1. Perangkat keras (hardware): yang dimaksud perangkat keras di sini

adalah sebuah komputer dan alat bantunya seperti printer, barcode,

scanner dan yang lainnya.

2. Perangkat lunak (software): perpustakaan yang akan menjalankan

proses automasi maka harus ada sebuah perangkat lunak sebagai

alat bantu.

Komputer perpustakaan

Page 58: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

84 85 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Tampilan muka SLIMS

Layanan yang ada pada sistem otomasi SLiMS perpustakaan Ditjen HAM

3. Cetak barcode eksemplar: Pencetakan

barcode menggunakan kode unik untuk

masing-masing barcode. Setiap anggota

dan dokumen yang akan diberikan barcode

harus memiliki kode barcode yang

berbeda. Di perpustakaan Ditjen HAM

dengan adanya barckod ini, peminjaman

buku dapat dilakukan dengan digital

dengan cara scan barcode lewat mesin

barcode

Buku perpustakaan yang telah dibubuhi barcode.

:

1. Bibliogra�: Bibliogra� merupakan kegiatan teknis membuat deskripsi

untuk suatu cantuman tertulis atau pustaka yang telah diterbitkan.

Tujuan bibliogra� ini adalah untuk mengetahui adanya suatu buku

yang telah pernah diterbitkan

2. Pembuatan/pencetakan label

pada buku: Label buku adalah

label label yang berisi nomor

panggil buku atau call number.

Label buku dibuat dengan kertas

berukuran 3x4 cm kemudian

4. Keanggotaan: Perpustakaan Ditjen HAM telah membuat kartu

anggota untuk semua anggota Perpustakaan Ditjen HAM.

Kartu anggota perpustakaan

Selanjutnya Untuk pengatalogan buku di buku Perpustakaan Ditjen

HAM, sesuai dengan aktualisasi saudara Ilham dalam Pelatihan Dasar

CPNS 2019, maka untuk pengklas�kasian buku di Perpustakaan Ditjen

HAM memakai sistem Klasi�kasi Desimal Universal terbitan Badan

ditempel di bagian punggung buku. Buku perpustakaan yang telah dilabeli.

Pembinaan Hukum Nasional Kemenkumham RI. Dalam proses

Page 59: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

86 87 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

pengatalogan ini Seksi Perpustakaan Ditjen HAM selalu berkoordinasi

dengan pustakawan BPHN dan Pustakawan BPSDM Kemenkumham.

Pustakawan tersebut memberikan pelatihan bagaimana cara

penginputan pengkatalogan buku sesuai dengan Klasi�kasi Desimal

Universal.

Buku Klasi�kasi Desimal Universal terbitan BPHN Kemenkumham

Setiap buku yang ada di Perpustakaan Ditjen HAM akan di klasi�kasikan

sesuai dengan pelatihan yang telah diberikan oleh para pustakawan.

Mengenai anggaran pembelian buku yang terbatas, seksi perpustakaan

mendapatkan tambahan dengan cara menerima buku hibah dari

direktorat lain atau dengan cara mengikuti pameran buku dimana dalam

acara pameran buku seksi perpustakaan bisa mendapatkan buku

dengan harga yang lebih murah.

Seksi Dokumentasi

Belajar dari kesulitan yang dihadapi saat melakukan kerja rutin,

Subdirektorat Perpustakaan dan Dokumentasi melakukan kebijakan

berbeda terkait pengumpulan data. Pertama, terkait jangka waktu data

yang dikumpulkan bukan lagi didasarkan di tahun yang berjalan tetapi

dipilih dari tahun sebelumnya. Misalnya di tahun 2020 saat ini, data yang

dikumpulkan berarti dari data tahun sebelumnya yaitu 2019.

Selain itu untuk bentuk data tidak lagi berupa laporan kegiatan, foto-foto,

�le presentasi yang dilakukan saat kegiatan, dan notulensi. Akan tetapi

data yang dikumpulkan berupa data dokumentasi produk hukum dan

HAM. Data yang dikumpulkan adalah misalnya peraturan menteri hukum

dan ham tentang tusi Ditjen HAM, peraturan presiden terkait tusi Ditjen

HAM, UU terkait dengan HAM, kovenan internasional, dan juga produk-

produk HAM yang dihasilkan oleh setiap direktorat.

Perubahan cara kerja ini didasarkan kepada terintegrasinya data

dokumentasi Ditjen HAM dengan sistem Jaringan Dokumentasi dan

Informasi Hukum Nasional (JDIHN). Berdasarkan Peraturat Presiden

Nomor 33 Tahun 2012 tentang Jaringan Dokumentasi dan Informasi

Hukum Nasional (JDIHN), JDIH adalah wadah pendayagunaan bersama

atas dokumen hukum secara tertib, terpadu, dan berkesinambungan,

serta merupakan sarana pemberian pelayanan informasi hukum secara

lengkap, akurat, mudah, dan cepat.

Page 60: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

88 89 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan Perkembangan ke Depannya)

Menurut pasal 4 Perpres No. 33 Tahun 2012, pengelolaan JDIH ini

penanggungjawabnya dibebankan kepada:

1. Biro hukum dan/atau unit kerja yang tugas dan fungsinya

menyelenggarakan kegiatan yang berkaitan dengan dokumentasi

hukum;

2. Perpustakaan hukum pada perguruan tinggi negeri dan perguruan

swasta;

3. Lembaga lain yang bergerak di bidang pengembangan dokumentasi

dan informasi hukum yang ditetapkan oleh Menteri

Di lingkungan Kementerian hukum dan HAM terkait teknis JDIH ini,

dihasilkan Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 02 Tahun 2013

tentang Standarisasi Pengelolaan Teknis Dokumentasi dan Informasi

Hukum. Berdasarkan Permenkumham tersebut, pengelolaan JDIH yang

melekat dengan tugas dan fungsi Direktorat informasi HAM dalam hal ini

pengelolaan JDIH berada pada Subdirektorat Perpustakaan dan

Dokumentasi, khususnya di seksi dokumentasi.

JDIH Ditjen HAM fokus untuk mengumpulkan dokumen yang terkait

dengan dokumen hukum. Yang dimaksud dengan dokumen hukum

menurut Permenkumham Nomor 2 Tahun 2013 tentang Standardisasi

Dokumentasi dan Informasi, adalah produk hukum yang berupa

peraturan perundang-undangan dan instrumen hukum lainnya atau

Mencari dokumen di JDIH Ditjen HAM

produk hukum selain peraturan perundang-undangan yang meliputi

namun tidak terbatas pada putusan pengadilan, yurisprudensi,

monogra� hukum, artikel majalah hukum, penelitian hukum, pengkajian

hukum, naskah akademis, dan rancangan peraturan perundang-

undangan.

Direktorat Informasi c.q. Subdit Perpustakaan dan Dokumentasi c.q.

Seksi Dokumentasi merupakan unit yang diserahkan untuk mengelola

JDIH di lingkungan Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia menurut pasal

2 ayat (3) Permenkuman No. 30 Tahun 2013 tentang Jaringan

Dokumentasi dan Informasi Hukum di lingkungan Kementerian Hukum

dan HAM. Dokumen hukum menurut pasal 4 ayat (1) Permenkuman No.

30 Tahun 2013 yang dikumpulkan adalah dokumen yang dihasilkan oleh

internal unit kerjanya.

Page 61: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

Perkembangan ke Depannya)

Dalam hal ini, Subdirektorat Perpustakaan dan Dokumentasi

mengumpulkan data dari tiap direktorat di lingkungan Direktorat

Jenderal Hak Asasi Manusia dan juga Sekretariat Direktorat Jenderal

Hak Asasi Manusia. Dari tiap direktorat diambil dokumen dan informasi

hukum dari program-program unggulan masing-masing direktorat untuk

dimasukkan ke dalam Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

Kesimpulan

Ketiga subdirektorat telah menunjukkan perkembangan yang baik

menuju skema kerja revolusi industri 4.0. Subdirektorat PPTIK sampai

saat ini telah membuat dan mengembangkan aplikasi-aplikasi untuk

mendukung kinerja Ditjen HAM berupa SimasHAM, P2HAM, KKP,

RANHAM, pembuatan Website, pendaftaran duta HAM, e-dashboard

pimpinan, aplikasi SLIMS untuk perpustakaan, dan aplikasi JDIH untuk

dokumentasi hukum dan HAM.

90 Strategi Mencapai Tujuan dan Tantangan yang Dihadapi (Tantangan dan

BAB V

Penutup

Page 62: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

Perkembangan ke Depannya)

Subdirektorat Publikasi telah melakukan inovasi-inovasi digital

untuk mempermudah penyebaran data dan informasi HAM kepada

91

Page 63: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

masyarakat. Seksi Media Cetak telah menerapkan digiitalisasi majalah

mediasi HAM sehingga mempermudah pengguna dalam mengakses

majalah Mediasi HAM. Seksi Publikasi Media Elektronik sudah

menggunakan media sosial untuk menyebarluaskan informasi HAM

melalui Instagram dan Facebook. Seksi Publikasi Media Online telah

menampilkan informasi HAM terkini yang dapat diberikan kepada

masyarakat.

Subdirektorat Perpustakaan dan Dokumentasi telah menerapkan

digitalisasi sehingga dapat mempermudah pencarian akses buku dan

dokumentasi HAM. Seksi Perpustakaan telah mengembangkan

Perpustakaan untuk berubah dari sistem manual menjadi otomatisasi

dan akan menuju ke perpustakaan digital. Seksi dokumentasi sudah

menyediakan portal JDIH untuk menampilkan dokumen dan informasi

hukum

Saran

Pengembangan teknologi informasi yang lebih baik ke depannya dengan

meningkatkan kualitas SDM di Direktorat Informasi melalui mekanisme

Corporate University supaya dapat secara fleksibel melaksanakan

pekerjaan di manapun terutama dalam menghadapi situasi pandemi

Covid yang belum diketahui kapan berakhirnya dan untuk mendukung

revolus industri 4.0.

92 Penutup

Daftar Pustaka

M. Khamdan. (2020). Corporate University. Depok: BPSDM Hukum dan

HAM.

Daftar Pustaka 93

Page 64: PENYEBARAN INFORMASI HAM OLEH DIREKTORAT INFORMASI …

Glosarium

Ditjen HAM : Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia

AIRA : Applicative, Impactful, Relevant, Accessible

Corporate University : Corpu

Dit : Direktorat

HTTP : Hypertext Transfer Protocol)

IE : Information Engineering

JDIH : Jaringan Dokumentasi dan Informasi Hukum

Perpusdok : Perpustakaan dan Dokumentasi

PPTIK : Pengembangan dan Pengelolaan Teknologi

Informasi dan Komunikasi

RAD : Rapid Application Development

Sie : Seksi

SLIMS : Senayan Library Manajemen Sistem

SMART : Speci�c, Measurable, Achievable, Relevant,

Time Bound

Subdit : Subdirektorat

94 Glosarium

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA RI

DIREKTORAT JENDERAL HAK ASASI MANUSIA Gedung Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia Jl. HR. Rasuna Said Kav – 4 -5 Kuningan Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia

@ditjenham /ditjen.ham @ditjenham