penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan … pdf/f. psikologi/psikologi/019114063... ·...
TRANSCRIPT
PENYESUAIAN DIRI
TERHADAP HILANGNYA PASANGAN HIDUP
PADA LANSIA
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh:
Carolina Retno Ekowati
NIM : 019114063
NIRM :
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2008
iv
Karya ini penulis persembahkan untuk Ibu dan Bapak, adik-adik,
juga untuk Mas Budi
Untuk Mbah Se, sampai karya ini selesai kau telah dipanggil Bapa ke surga…
Untuk Mbah Somo Putri yang menjadi inspirasi dan kekuatan...
v
Motto
TUHAN sudah dekat !
Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,
Tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu
Kepada ALLAH dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.
Damai sejahtera Allah,
Yang melampaui segala akal,
akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.
Filipi 4 : 6 – 7
vi
ABSTRAK Penyesuaian Diri Terhadap Hilangnya Pasangan Hidup Pada Lansia
Carolina Retno Ekowati
019114063 Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan penyesuaian diri terhadap
hilangnya pasangan hidup pada lansia. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan lansia menghadapi banyak perubahan dalam hidupnya, salah satunya kehilangan pasangan hidup.
Penelitian ini dilakukan di Bantul. Responden penelitian ini sebanyak 68 orang dengan rincian 32 subjek pria dan 36 subjek wanita. Pengambilan data dilakukan dengan alat ukur skala penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup. Kesahihan item bergerak antara 0,377 sampai dengan 0,823. Uji reliabilitas dengan teknik Alpha Cronbach menghasilkan koefisien reliabilitas skala sebesar 0,970.
Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa secara umum subjek penelitian ini memiliki penyesuaian diri yang positif terhadap hilangnya pasangan hidup. Hal ini terlihat dari hasil mean empirik = 121,13 > mean teoritik = 100. Bila dilihat dari tiap aspek penyesuaian diri menunjukkan aspek yang menonjol adalah aspek penerimaan sosial dengan mean empirik 31,75. Hasil uji t menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia antara lansia pria dan lansia wanita (t = 2,069, p = 0,042; p < 0,05). Penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia pria lebih tinggi dibanding lansia wanita yang ditunjukkan dengan mean empirik pria > mean empirik wanita = 126,13 > 117,03.
vii
ABSTRACT Self Adjustment Of The Elders About The Losing Of The Spouse
Carolina Retno Ekowati
019114063 Faculty of Psychology
Sanata Dharma University Yogyakarta
This research is aimed to describe the self adjustments of the elders due to
their lost of their spouse. The background of this study was the problem of the elders to face many changes in their lives and one of them is to lose their spouse.
This research was conducted at Bantul, including 68 subjects of respondent that consist of 32 males and 36 females. The data that has been taken is measured by the scale of self adjustment due to the lost of spouse. The validity items move from 0,377 to 0,823 of the scale. The reliability test that used Cronbach Alpha Technique gives result 0,970 of reliability coefficient of the scale.
Based on the data analysis we have general conclusion that the subjects of the research have positive tendencies of self adjustments of losing their spouse. This is shown from the result of empirical mean = 121,13 > theoretical mean = 100. The most significant aspect is the social acceptance with empirical mean = 31,75, examined from each aspect of self adjustment. The t-test result shows that there is a clear difference of self adjustments due to the lost of the spouse between male and female subjects with t = 2,069, p = 0,042 (p < 0,05). The self adjustments of male subjects is higher than the female subjects, this is shown from the result of males empirical mean > females empirical mean = 126, 13 > 117,03.
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, terima
kasih karena berkah dan anugerah yang diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini. Penulisan karya tulis ini diajukan untuk memenuhi
syarat untuk memperoleh gelar sarjana.
Karya tulis berbentuk skripsi ini mengambil topik tentang penyesuaian diri
terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia. Dalam penulisan tugas akhir ini,
penulis mendapat bimbingan, semangat, inspirasi, dan dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis ingin sampaikan kepada :
1. Bapak Edi Suhartanto, S. Psi, M. Si sebagai Dekan Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma.
2. Ibu Silvia Carolina MYM, S. Psi, M, Si sebagai Kaprodi Fakultas Psikologi
Universitas Sanata Dharma yang memberikan dukungan begitu besar untuk
penulis dalam menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini.
3. Ibu Dra. Lucia Pratidarmanstiti M.S yang telah dengan sabar menghadapi
penulis, membantu dan membimbing tiada henti penulisan ini sampai akhir.
Terima kasih banyak ibu.....Terima kasih banyak. Tuhan memberkati.
x
4. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto, M. Si dan Ibu ML. Anantasari, S. Psi., M. Si.,
sebagai tim penguji. Terima kasih bapak dan ibu.
5. Dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma, atas bimbingan,
pelajaran “hidup” yang tak terlupakan untuk penulis. Bu Agnes, Pak Sis, Bu
Nimas, Bu Tanti, semuanya saja......terima kasih.
6. Kedua orang tua, Bapak Ag. Sudaryadi dan Ibu LM. Siti Lumantari atas
segala cinta, perhatian, dukungan, kesabaran, dan doa yang tiada henti.
7. Kedua adikku L. Octa Dwi Prasetyo dan Y. Yesse Pungkar Heryadi. De’,
terima kasih banyak untuk tawa, canda, marah-marahan, terlebih atas
pengertian kalian. Yesse, semangat kuliah yaaa....
8. Untuk nenek, kakek, eyang, bapak, dan ibu yang telah membantu penulis
dalam penelitian. Tanpa kalian semua ini tidak akan ada. Semoga Tuhan
selalu memberkati.....
9. Untuk karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang dengan
sabar membantu penulis selama belajar dan penulisan Tugas Akhir. Mas
Gandung, Mbak Nanik, Pak Gik, Mas Muji, dan Mas Doni.
10. Untuk teman-teman Psikologi USD, Rani (kamu pasti juga bisa....semangat
terus.....GBU), Mita, Dina, Devi, Tien, Diana, Juli (Thank’s Jul), James, Novi,
Yasinta, Dian, Reni, Rini, Ida, Nana, Ndus, Wiwin, Bona, Vonny (semangat
xi
terus de’), Jane, Mellisa, Melati, mbak Dini, Komeng dan masih banyak lagi,
maaf kalau ada yang tidak disebut.....thank’s kawan!!!
11. Untuk keluarga besar Mbah Sewaya, mbah kakung putri di surga, Sr.
Angelina CB, juru doaku paling setia.....sembah nuwun budhe.... Budhe Niek
dan Pakdhe Wiek atas doa dan semangatnya, juga Inar-Inu dan Banu (thanks
bro, abstraknya), keluarga Budhe Noek, Bulik Ipho dan Alm. Om Jar. D’
Erdha atas izin ngeprint setiap saat, thank’s banget.... Vita-Mas Wuri (kapan
kalian nikah??). Sr. Alexia CB, Sr. Adolpin CB(eyang, semoga lekas sembuh
n pulih lagi). Keluarga Wijaya Merauke, Om Eddy Bulik Martha dan
Lady....terima kasih atas tawaran hijrahnya, tapi......ga deh kayaknya.
12. Untuk keluarga besar Mbah Somo, mbah kakung di surga, mbah putri (atas
inspirasi dan semangat hidupmu....), keluarga pakdhe Sudaryono, keluarga
Bulik Tini, keluarga bulik Yanti, bulik Yam.
13. Untuk Rm. Willem Tee Daia, Pr. (terima kasih untuk segala bentuk
pencerahan, penguatan, dan doa), Rm. Ece muda-seorang sahabat jauh.
14. Untuk keluarga Mbah Parto, Ibu Warjiyati (selalu sehat ya bu…), Mbah Ro,
keluarga bulik War, Iik, Nunung, Maya, om Kartono, keluarga Om Karyono,
terima kasih semangat dan dukungan kalian.
15. Untuk keluarga Mas Mul alias Indah Cell untuk numpang ngeprint juga untuk
servis yang luar biasa untuk pelanggan aneh.
xii
16. Untuk AB 4663 BG, “pacar” yang dengan setia dan tidak pernah rewel
mengantar kemanapun...
17. Keluarga Shinta, Caca, dan Nana....yang dah jadi semangat lain dalam hidup
Bulik Tiwuk.
18. Untuk sahabat-sahabatku, Aan (sms inspiratifmu….), mbak Nuri, Simon,
Ami, mas Yuni, Umi (juragan lombok), Om Wid, mbak Asih dan baby dalam
rahimmu...... terima kasih, dukungan kalian luar biasa, terima kasih telah
menjadi bagian hidupku....God bless u all....
19. Untuk yang tercinta, mas Yustinus Budi Wiarso....terima kasih atas segala
bentuk cinta, perhatian, doa yang tiada putus, semangat, kesabaran menunggu
dan kesetiaan yang luar biasa....menjadi orang yang selalu ada..... terima kasih
karena mau menjadi tumpahan segala bentuk emosi, tetes air mata, suka dan
duka. Tunggu di Ciputat yaaa…. Terima kasih......nuwun ☺☺☺. Tuhan
memberkati.
Tak ada gading yang tak retak, pepatah ini menyadarkan penulis
bahwa karya ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mohon maaf
apabila terdapat kesalahan. Semoga berguna untuk para pembaca.
Yogyakarta, September 2008
Penulis
xiv
DAFTAR ISI
halaman
Halaman judul………………………………………………………………………….. i
Halaman pengesahan dosen..…………………………………………………………... ii
Halaman pengesahan dosen penguji…………………………………………………….iii
Halaman persembahan…………………………………………………………………..iv
Motto……………………………………………………………………………………v
Abstrak………………………………………………………………………………….vi
Abstact………………………………………………………………………………….vii
Lembar pernyataan persetujuan publikasi karya ilmiah……………………………….. viii
Kata pengantar…………………………………………………………………………. ix
Surat pernyataan keaslian karya ilmiah………………………………………………... xii
Daftar isi……………………………………………………………………………….. xiv
Daftar tabel……………………………………………………………………………...xvii
Daftar skema……………………………………………………………………………xviii
Daftar lampiran………………………………………………………………………… xix
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang………………………………………………………………1
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….. 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 8
D. Manfaat Penelitian…………………………………………………………. 8
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………… 10
xv
A. Lansia………………………………………………………………………. 10
1. Pengertian lansia……………………………………………………….. 10
2. Tugas-tugas perkembangan lansia……………………………………... 13
3. Teori-teori penuaan…………………………………………………….. 13
B. Penyesuaian Diri Terhadap Hilangnya Pasangan Hidup…………………... 15
1. Pengertian penyesuaian diri……………………………………………..15
2. Aspek-aspek penyesuaian diri…………………………………………..17
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri…………………... 18
4. Ciri-ciri penyesuaian diri yang baik……………………………………. 21
C. Penyesuaian Diri terhadap Hilangnya Pasangan Hidup pada Lansia……….24
D. Pertanyaan Penelitian………………………………………………………. 29
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN…………………………………………….. 31
A. Jenis Penelitian………………..……………………………………………. 31
B. Identifikasi Variabel Penelitian…………………………………………….. 32
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian…………………………………... 32
1. Variabel utama atau variabel pokok…………………………………….32
2. Variabel kontrol………………………………………………………... 34
D. Subjek Penelitian…………………………………………………………... 35
E. Metode Pengambilan Data………………………………………………….36
F. Pertanggungjawaban Mutu………………………………………………….38
1. Validitas…………………………………………………………………38
2. Seleksi item…………………………………………………………….. 39
3. Reliabilitas………………………………………………………………41
xvi
G. Analisis Data……………………………………………………………….. 42
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………………………46
A. Pelaksanaan Penelitian……………………………………………………... 46
B. Hasil Penelitian…………………………………………………………….. 47
1. Deskripsi Subjek Penelitian……………………………………………. 47
2. Deskripsi Data Penelitian secara Umum………………………………. 49
3. Analisa Uji t Mean Empirik Pria dan Mean Empirik Wanita………….. 51
4. Deskripsi Data Penelitian Ditinjau Dari Tiap Aspek…………………... 52
C. Pembahasan…………………………………………………………………53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………………. 58
A. Kesimpulan………………………………………………………………….58
B. Kelemahan Penelitian……………………………………………………… 58
C. Saran……………………………………………………………………….. 59
1. Bagi Subjek Penelitian…………………………………………………..59
2. Bagi Keluarga……………………………………………………………59
3. Bagi Peneliti Selanjutnya yang Tertarik Pada Topik Penelitian Ini…… 60
Daftar pustaka………………………………………………………………………….. 61
xvii
DAFTAR TABEL
halaman
Tabel 1. Blue print item sebelum uji coba Penyesuaian Diri
terhadap Kehilangan Pasangan Hidup pada Lansia………………………………….38
Tabel 2. Blue print item setelah uji coba Penyesuaian Diri terhadap
Kehilangan Pasangan Hidup pada Lansia……………………………………………41
Tabel 3. Perbandingan Mean Empirik dan Mean Teoritik…………………………..44
Tabel 4. Deskripsi Data Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Subjek……………….47
Tabel 5. Deskipsi Data Subjek Penelitian Berdasarkan Lama ditinggalkan Pasangan
Hidup…………………………………………………………………………………48
Tabel 6. Deskripsi Data Subjek Penelitian Berdasarkan Usia dan Lama Ditinggalkan
Pasangan Hidup………………………………………………………………………48
Tabel 7. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum…………………………………....49
Tabel 8. Perbandingan Mean Empirik dan Mean Teoritik……………….…………...49
Tabel 9. Uji t Mean Empirik dengan Mean Teoritik ………………………………...50
Tabel 10. Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritik Pria dan Wanita………………….51
Tabel 11. Deskripsi Data Penelitian Ditinjau Tiap Aspek …………………………...52
xviii
DAFTAR SKEMA
halaman
Skema 1. Proses Penyesuaian Diri Terhadap Hilangnya Pasangan Hidup Pada Lansia...30
xix
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Lampiran 1. Skala uji coba………………………………………..…………… 64
Lampiran 2. Data uji coba dan Reliabilitas item total statistik………………… 70
Lampiran 3. Skala penelitian…………………………………………………... 94
Lampiran 4. Data penelitian dan Statistik deskriptif data penelitian,
uji t with one sample, uji t with independent sample, deskripsi data penelitian
ditinjau tiap aspek………………………………………………………………100
Lampiran 5. Surat ijin penelitian………………………………………………. 118
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap orang mengalami proses perkembangan dalam kehidupannya, baik
secara fisik maupun psikologis. Perkembangan yang terjadi tersebut akan
membawa perubahan bahkan dapat menyebabkan munculnya masalah. Hal
tersebut sangat normal. Seiring dengan perubahan yang terjadi, maka seseorang
akan membentuk reaksi-reaksi tertentu untuk menghadapinya. Mekanisme
tersebut dinamakan penyesuaian diri. Penyesuaian diri merupakan proses yang
berkesinambungan berupa reaksi individu terhadap berbagai stress yang muncul
dalam kehidupan individu (Pettijohn, 1992: 282).
Ada berbagai perubahan dalam kehidupan seseorang, mulai dari bayi yang
baru lahir sampai dengan orang pada tahap akhir kehidupan atau yang kita sebut
sebagai lansia, yang membutuhkan penyesuaian diri yang baik. Seorang lansia
mengalami banyak perubahan, bahkan pada tahap ini dicirikan sebagai tahap
kemunduran karena pada tahap ini, seseorang mengalami kemunduran baik
kemunduran secara fisik maupun mental, sehingga hal tersebut membawa
permasalahan yang sulit dan unik bagi seseorang yang tidak siap menghadapinya.
Lansia dapat mengalami permasalahan psikologis (Hurlock, 1999: 380), seperti
adanya perasaan tak berguna, perubahan pada pola hidup, kecenderungan untuk
berpikir dan berperasaan bahwa ia tidak dibutuhkan lagi, merasa sedih dan
2
kesepian karena kehilangan pasangan hidup dan teman sebaya. Berbagai
perubahan dan rasa kehilangan yang dialami oleh lansia membuat mereka harus
banyak melakukan penyesuaian diri. Lansia yang tidak siap menghadapi
permasalahan psikologis akan mengalami permasalahan-permasalahan baru
dalam kehidupannya bahkan dapat mempengaruhi keluarga dimana lansia berada.
Permasalahan lansia dan keluarga ini dapat menjadi permasalahan sosial baru
dalam masyarakat.
Salah satu tugas perkembangan lansia adalah menyesuaikan diri terhadap
hilangnya pasangan hidup. Kehilangan pasangan hidup dapat disebabkan
perceraian atau karena kejadian kematian, akan tetapi pada lansia kehilangan
pasangan hidup lebih banyak disebabkan oleh kematian pasangan hidup (Hurlock,
1999: 425; Zimbardo, 1979: 218).
Penyesuaian diri membutuhkan kemampuan yang baik. Penyesuaian diri
yang baik akan membawa dampak yang baik pula bagi seseorang yaitu
tercapainya kebahagiaan hidup, tetapi sebaliknya, apabila seseorang tidak dapat
menyesuaikan diri dengan baik maka akan mengalami masalah baru, misalnya
penyesuaian diri yang buruk karena ditinggalkan pasangan hidup pada lansia akan
menimbulkan masalah baginya dalam menjalin relasi sosial (Hurlock, 1999 :
408).
Pengalaman akan kematian orang lain terutama orang terdekat atau
keluarga mampu menimbulkan trauma dan akan mempengaruhi perspektif
individu terhadap kematian. Individu sangat mungkin mengalami ketakutan
3
terhadap kematian baik ketakutan dirinya yang akan mati maupun ketakutan akan
kematian orang lain. Oleh karena itu, kematian pasangan hidup merupakan
peristiwa yang paling sulit untuk dihadapi sehingga sulit juga untuk melakukan
penyesuaian diri (Holmes and Rahe dalam Calhoun and Acocella, 1996: 14).
Kematian pasangan hidup menempati urutan teratas penyebab stress dalam
kehidupan karena adanya perasaan kehilangan terhadap orang yang dicintai yang
telah hidup bersama selama bertahun-tahun (Santrock, 1995: 271).
Kehilangan pasangan hidup membuat lansia merasa kesepian dan sedih,
bahkan tidak jarang mengalami stress dan depresi dalam kehidupannya. Depresi
merupakan suatu gangguan suasana hati di mana individu merasa tidak bahagia,
kehilangan semangat, merasa terhina, dan bosan. Depresi membawa dampak yang
buruk bagi individu yang mengalaminya karena individu tidak hanya mengalami
kesedihan, tetapi individu juga dapat memiliki kecenderungan melakukan bunuh
diri. Faktor resiko dari bunuh diri diantaranya adalah laki-laki (being male) yang
kehilangan pasangan hidup (Santrock, 1995: 230). Rasa kesepian akibat
hilangnya pasangan hidup merupakan masalah utama yang dihadapi oleh lansia
(Treas dalam Zimbardo, 1979: 218) hal ini sejalan dengan penelitian
Listyaningsih (1999: 38) terhadap 300 orang lansia yang tinggal di Kecamatan
Kraton, Pakualaman, dan Umbulharjo menunjukkan bahwa kesepian timbul
akibat kehilangan berbagai aspek kehidupan, kehilangan teman akrab, kehilangan
pekerjaan karena pensiun, dan ragu-ragu akan kemampuan seksualnya yang
4
tersembunyi dalam pikiran dan hati para lansia, tetapi yang paling utama adalah
kehilangan suami atau istri karena meninggal.
Kenyataan yang dihadapi oleh seseorang yang pasangan hidupnya sudah
meninggal adalah bahwa ia harus melanjutkan hidupnya tanpa pasangannya lagi.
Beberapa orang memilih untuk menikah lagi setelah kehilangan pasangan hidup,
tetapi lansia banyak yang memilih untuk menduda atau menjanda di sisa
hidupnya. Lansia lebih banyak menggunakan waktu untuk melakukan kegiatan
sosial, mendekatkan diri pada Tuhan, dan menjalin relasi sosial (Prawitasari,
1994: 32). Salah satu bentuk adanya kemampuan menjalin relasi sosial yang baik
adalah persahabatan. Persahabatan dapat menjadi sistem pendukung yang penting
ketika seseorang mengalami peristiwa kehidupan termasuk salah satunya
kematian pasangan hidup (Santrock, 1995: 246), karena melalui persahabatan
yang terjalin, maka lansia akan mendapatkan dukungan sosial yang dibutuhkan
dalam melakukan penyesuaian diri.
Lingkungan dapat mempengaruhi bagaimana seseorang akan
menyesuaikan diri. Apabila lingkungan tempat tinggal mendukung, maka
kemungkinan besar seseorang yang tinggal di dalamnya dapat menyesuaikan diri
dengan baik pula. Penyesuaian diri akan terwujud dalam perilaku individu yang
mampu menerima diri sendiri, memiliki hubungan positif dengan orang lain,
mandiri, dapat menguasai lingkungan, memiliki tujuan hidup dan masih mampu
untuk mengembangkan diri. Lansia masih mendapat perhatian yang cukup dalam
masyarakat kita karena mereka dihormati sebagai orang tua (Monks, 2001: 337).
5
Banyak lansia yang tinggal bersama keluarga, meskipun ada juga dari lansia yang
memilih tinggal di rumah sendiri karena merasa sayang dengan rumahnya dan
tidak mau merepotkan anak-anaknya. Hal tersebut kadang membawa dampak
lain, yaitu lansia merasa kesepian karena tinggal sendiri dan menghadapi masalah
dalam menjalani hidup mereka selanjutnya sendirian, dan dapat pula terjadi,
mereka mudah sakit karena kesepian. Lansia yang tinggal dalam keluarga
biasanya tinggal bersama anaknya (ikut anak) sehingga ada yang memperhatikan
dan lebih mungkin terkontrol kesehatannya dibanding dengan lansia yang tinggal
sendiri.
Penyesuaian diri karena kehilangan pasangan pada lansia perlu cara yang
berbeda antara pria dan wanita. Para ahli berpendapat bahwa cara pria dan wanita
mengatasi pengalaman yang menyebabkan stress amat dipengaruhi oleh proses
belajar sejak kecil (Sebatu, 1994: 28). Pria akan mengalami masalah karena
adanya perasaan kesepian, sedangkan wanita bermasalah karena berkurangnya
pendapatan.
Pria merasa kesepian seiring dengan menyusutnya kegiatan dan merasa
tidak siap untuk hidup sendiri serta mengatur hidupnya, yang biasanya dilakukan
dengan istri. Pria juga menjalani penyesuaian diri dengan masa pensiun. Pria yang
biasa bekerja, kemudian kehilangan kegiatan akan membuatnya menganggur.
Apabila tidak memiliki kegiatan yang menyenangkan maka akan merasa
kesepian. Pria akan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan tempat
tinggalnya, terlebih apabila setelah tidak ada istri, pria harus hidup dengan
6
keluarga anaknya atau kerabat dekat lainnya. Hal ini disebabkan karena pria
merasa kemerdekaannya telah dirampas. Pria menganggap kehidupan sebagai
suatu peristiwa yang otonom dan ingin menguasai dunia (Kartono, 1980: 142).
Pria lebih dapat menyesuaikan diri dalam hal keuangan atau segala sesuatu
menyangkut ekonomi dibanding dengan wanita karena pria sudah terbiasa bekerja
dan mendapatkan penghasilan sendiri atau karena memiliki pensiun.
Wanita mengalami masalah ketika tidak lagi memiliki pasangan hidup,
karena wanita akan mengalami berkurangnya pendapatan. Wanita, terlebih dalam
budaya Timur, banyak bergantung pada penghasilan suami sehingga akan
mengalami masalah dalam hal ekonomi ketika sudah tidak memiliki suami
(Hurlock, 1999: 425 ; Santrock, 1995: 229). Wanita lebih dapat menyesuaikan
diri dengan keluarga anaknya apabila harus tinggal bersama. Hal ini disebabkan
karena wanita pada umumnya memiliki sifat keibuan yang lebih tinggi (Kartono,
1980: 143). Wanita mencurahkan hidupnya untuk keluarganya karena keluarga
merupakan sumber kepuasan dan harga diri (Calhoun and Acocella, 1996: 439).
Wanita dinilai lebih luwes dalam menyelesaikan soal karena lebih fleksibel.
Wanita cenderung tidak diam pada suatu posisi akan tetapi dengan rela mau
mengubah sesuatu jika dirasakan kurang bijaksana. Wanita sering hidup dalam
sikap responsif, mau mendengar dan mengerti perasaan orang lain, selain itu
wanita dinilai memiliki kemampuan mengatasi situasi dan berfirasat tinggi (Moris
dalam Sebatu, 1994: 97). Wanita dinilai mampu mengatasi stress yang mereka
alami (Blood dalam Sebatu, 1994: 28) karena wanita ditempatkan pada posisi di
7
mana wanita boleh memiliki keterbatasan sehingga mudah mendapatkan bantuan
dari orang lain, sementara untuk pria hal tersebut tidak diperbolehkan. Pria
dituntut untuk tidak bergantung pada orang lain, dan harus bergantung pada
kompetensinya sendiri. Masyarakat patriarkhat menuntut pria tidak boleh
mengeluh dalam kesulitan, apabila pria mengeluh dan mencari bantuan pada
wanita maka dianggap sebagai tindakan yang memalukan.
Faktor lain yang dapat menentukan kemampuan untuk menyesuaikan diri
terhadap hilangnya pasangan selain lingkungan tempat tinggal adalah lamanya
waktu telah ditinggalkan. Semakin lama waktu sudah ditinggalkan, harapan
penyesuaian diri yang dilakukan juga semakin baik, karena seiring dengan
berjalannya waktu, seseorang akan dapat menerima kematian pasangan hidup dan
kemudian dapat menyesuaikan diri dengan keadaannya yang baru, yaitu hidup
tanpa pasangan hidup lagi atau menjanda (Averill dalam Santrock, 1995: 272).
Setiap orang membutuhkan waktu yang berbeda-beda untuk dapat menyesuaikan
diri. Di Jawa, terdapat tradisi seseorang yang sudah meninggal akan diperingati
sampai seribu hari meninggalnya dengan upacara-upacara tertentu. Rentang
waktu kurang lebih tiga tahun tersebut merupakan proses untuk dapat menerima
dan menyesuaikan diri, karena selama tiga tahun itu kemungkinan untuk masih
mengingat-ingat seseorang yang sudah meninggal akan lebih sering dilakukan.
Melihat berbagai masalah yang dapat terjadi pada lansia ketika pasangan
hidupnya meninggal, peneliti ingin melihat dan meneliti lebih lanjut mengenai
penyesuaian diri lansia yang sudah kehilangan pasangan karena kematian.
8
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah penyesuaian diri lansia terhadap kematian pasangan
hidup?
2. Apakah terdapat perbedaan penyesuaian diri terhadap kematian pasangan
hidup pada lansia pria dan lansia wanita ?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penyesuaian diri
terhadap kematian pasangan hidup pada lansia dan mengetahui apakah terdapat
perbedaan dalam hal menyesuaikan diri terhadap kematian pasangan hidup pada
lansia pria dan lansia wanita.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Secara teoretis, penelitian ini dapat menambah khasanah wawasan
ilmu pengetahuan dan mendukung kemajuan ilmu pengetahuan khususnya
Psikologi Perkembangan tentang lansia.
2. Manfaat praktis
a. Bagi subjek
Bagi subjek, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang
aspek-aspek penyesuaian diri yang baik beserta faktor-faktor yang
9
mempengaruhi penyesuaian diri sehingga mereka dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari dan menemukan solusi yang tepat bagi
masalah yang mereka hadapi.
b. Bagi keluarga
Bagi keluarga, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan berupa aspek-aspek yang mendukung penyesuaian diri yang
baik kepada anggota keluarga yang memiliki lansia yang sudah tidak
memiliki pasangan, sehingga dapat membantu lansia dalam menyesuaikan
diri terhadap hilangnya pasangan hidup dengan baik.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Lansia
1. Pengertian Lansia
Lansia merupakan tahap terakhir dalam kehidupan seseorang sebelum
meninggal. Hurlock (1999: 380) membagi rentang kehidupan terakhir ini
dalam dua tahap. Pertama, usia lanjut dini yang berkisar antara usia enam
puluh sampai tujuh puluh tahun. Kedua, usia lanjut yang berkisar antara usia
tujuh puluh sampai akhir kehidupan seseorang. Tahap akhir dari rentang
kehidupan seseorang ini biasanya berupa periode di mana seseorang merasa
“beranjak jauh” dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau
beranjak dari waktu yang penuh dengan manfaat. James N. Lapsley (dalam
Widjojo, 2000: 152) mengatakan, di Amerika Serikat orang yang disebut
lansia adalah orang yang berumur antara 65 sampai dengan 70 tahun.
Sedangkan menurut Gary R. Collins (dalam Widjojo, 2000: 152), lansia
berkisar antara 60 sampai dengan 65 tahun.
Ahli psikologi perkembangan (dalam Santrock, 1995: 193) membagi
periode lansia dalam tiga bagian atau sub periode, yaitu:
a. The young old or old age
Lansia yang termasuk dalam sub periode ini adalah lansia
dengan usia 65 sampai dengan 74 tahun. Lansia pada usia ini mulai
11
dihadapkan pada masalah berkurangnya peran, aktivitas, teman, dan
penghasilan sebagai konsekuensi masa pensiun yang juga baru
dimasukinya. Lansia pada usia ini juga mengalami kondisi yang
mulai menurun tetapi masih memiliki kekuatan untuk beraktivitas.
b. The old old or late old age (75 years and older)
Lansia pada usia ini mengalami penurunan kondisi fisik secara
nyata mulai dari tidak berfungsi dengan baik organ-organ tubuhnya
sampai munculnya penyakit-penyakit. Produktivitas mengalami
penurunan karena daya tahan kerja juga menurun, kecepatan dan
ketepatan gerak pun menurun.
c. The oldest old (85 years and older)
Lansia pada usia ini semakin mengalami keterbatasan fisik
yang berat, ketergantungan pada orang lain pun juga semakin besar.
Para ahli perkembangan menyatakan, penting membuat pembagian ini
agar lebih nyata ketika akan membedakan antara the oldest old (85 years and
older) dengan the young old (Santrock, 1997: 194), selain itu juga terdapat
heterogenitas pada setiap periode atau sub periode perkembangan.
Erikson membagi rentang kehidupan dalam 8 tahap perkembangan
psikososial. Tahap yang terakhir dalam dalam pembagiannya adalah integrity
versus despair yaitu tahap yang dialami pada usia tua atau lansia. Tahap
integritas versus keputusasaan di mana integritas merupakan keadaan yang
dicapai seseorang setelah memelihara hidup dan mempertahankannya dari
12
ancaman. Integritas dicapai setelah berhasil menyesuaikan diri dengan
peristiwa hidup dan melakukan refleksi serta evaluasi atas peristiwa hidup
tersebut (Hall dalam Supratiknya, 1993: 154). Lawan integritas adalah
keputusasaan tertentu menghadapi perubahan siklus kehidupan. Keputusasaan
terjadi karena terdapat ketakutan akan kematian dan diperburuk dengan
adanya perasaan bahwa kehidupan ini tidak berarti. Lansia yang terintegrasi
akan mencapai kebahagiaan.
Peck (dalam Santrock, 1995: 250) mengolah kembali tahapan akhir
Erikson dan membaginya dalam 3 tugas perkembangan yang dihadapi pria
dan wanita saat mereka tua. Pertama, diferensiasi versus kesibukan terhadap
peran (differentiation versus role preoccupation) merupakan tugas
perkembangan di mana lansia harus mendefinisikan nilai dirinya dalam istilah
yang berbeda dari peran-peran kerja. Pada tahap sebelumnya, lansia
menghabiskan waktu dengan bekerja dan anak-anaknya oleh karena itu untuk
mengganti kegiatannya yang hilang itu maka lansia membutuhkan
serangkaian aktivitas yang bernilai. Kedua, kekuatiran pada tubuh versus
kesibukan dengan tubuh (body trancendence versus body preoccupation)
merupakan tugas perkembangan dari Peck di mana lansia harus mengatasi
penurunan kesehatan fisik termasuk penyakit baru yang muncul. Ketiga,
melampaui ego versus kesibukan dengan ego (ego trancendence versus ego
preoccupation) merupakan tugas perkembangan dari Peck, di mana lansia
harus menyadari kematian sudah dekat dan tidak terelakkan agar dapat merasa
13
tentram dan bahagia karena telah memberi sumbangan untuk masa depan
melalui pekerjaan dan pengasuhan anak yang sudah dilakukan.
2. Tugas Perkembangan Lansia
Havighurst (dalam Hurlock, 1996: 10) menyebutkan tugas-tugas
perkembangan usia lanjut adalah sebagai berikut :
a. Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan fisik dan
kesehatan.
b. Menyesuaikan diri dengan masa pensiun dan berkurangnya
pendapatan (income) keluarga.
c. Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan hidup.
d. Membentuk hubungan dengan orang-orang yang seusia.
e. Membentuk pengaturan kehidupan fisik yang memuaskan, dan
menyesuaikan diri dengan peran social secara luwes.
3. Teori-Teori Penuaan
Teori-teori mengenai penuaan banyak disampaikan oleh ahli
perkembangan, diantaranya adalah mengenai teori-teori sosial mengenai
penuaan (dalam Santrock, 1995: 239).
a. Teori aktivitas (activity theory)
Teori ini mengemukakan bahwa semakin lansia melakukan
banyak aktivitas dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan, maka semakin
kecil kemungkinan lansia tersebut menjadi renta dan semakin besar
pula kemungkinannya merasa puas dengan kehidupannya. Individu
14
harus terus meneruskan peran-peran dan tugas perkembangan
selanjutnya dan memelihara hubungan sosial yang baik.
b. Teori rekonstruksi gangguan sosial (social breakdown-reconstruction
theory)
Penuaan dikembangkan melalui fungsi psikologis yang negatif
yang dibawa oleh pendangan negatif tentang dunia sosial dari orang-
orang lansia dan tidak memadainya penyediaan layanan untuk
mereka. Rekonstruksi sosial terjadi dengan mengubah pandangan
dunia sosial dari orang-orang lansia dan menyediakan sistem yang
mendukung para lansia. Menurut teori ini, gangguan sosial dimulai
dari pandangan dunia sosial yang negatif mengakibatkan identifikasi
dan pemberian label untuk seseorang sebagai individu yang tidak
mampu. Rekonstruksi sosial dapat mengembalikan gangguan sosial.
Teori aktivitas dan teori rekonstruksi gangguan sosial menunjukkan
kapasitas dan kompetensi lansia jauh lebih tinggi daripada pengakuan
masyarakat masa lampau.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan yang
dimaksud lansia adalah seseorang yang berumur 60 sampai akhir kehidupan
seseorang atau meninggalnya seseorang di mana pada rentang usia ini
seseorang mengalami kemunduran baik secara fisik maupun mental sehingga
pada tahap ini seseorang harus melakukan penyesuaian diri karena
kemunduran yang ia alami. Lansia yang dapat menyesuaikan diri terhadap
15
berbagai kemunduran yang ia alami ditandai dengan adanya aktivitas yang
kontinyu.
B. Penyesuaian Diri terhadap Hilangnya Pasangan Hidup
1. Pengertian Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri diperlukan dalam menghadapi masalah dalam hidup.
Calhoun dan Accocella (1990: 13) mendefinisikan penyesuaian diri adalah
proses interaksi yang berkelanjutan terhadap diri sendiri, orang lain, serta
dunia sekitar. Penyesuaian diri dapat dilakukan dengan mengubah tingkah
laku sampai ditemukan reaksi yang tepat, sehingga masalah dapat
diselesaikan.
Ahli-ahli psikologi humanistic seperti Abraham Maslow dan Carl
Rogers (dalam Calhoun dan Accocella 1990: 23) mengatakan bahwa
penyesuaian yang baik adalah aktualisasi diri, yakni seseorang mampu
mengembangkan potensi unik menjadi suatu realisasi yang penuh, oleh karena
itu diperlukan konsep diri yang luas dan fleksibel. Penyesuaian diri
merupakan suatu proses yang dialami individu dalam usaha melakukan
keseimbangan fisiologis dan psikologis serta mendorong dirinya menuju
peningkatan diri. Hal tersebut didukung oleh ahli psikologi eksistensial yang
menyamakan penyesuaian diri yang baik dengan realisasi potensi diri.
Menurut Hurlock (1999: 3) penyesuaian diri diperlukan untuk
menghadapi perubahan dalam perkembangan dan lingkungan tempat individu
16
hidup. Keberhasilan penyesuaian diri memungkinkan terjadinya keberhasilan
menghadapi perubahan perkembangan selanjutnya.
Penilaian terhadap penyesuaian diri merupakan penilaian mengenai
kualitas, yaitu penyesuaian diri yang baik dan penyesuaian diri yang buruk
(maladjusment). Calhoun dan Accocella (1990: 16) menyebutkan dalam
mengevaluasi penyesuaian diri ditentukan oleh situasi dan nilai di mana
tingkah laku itu terjadi. Tingkah laku yang dianggap baik dalam satu situasi
tertentu bisa jadi dikatakan tingkah laku yang buruk dalam situasi lain.
Penyesuaian diri yang baik berdasar satu set nilai tertentu bisa jadi kelihatan
buruk bagi satu set nilai yang lain.
Thomae (dalam Monks, dkk., 2001: 339) mengungkapkan bahwa
penyesuaian diri dan keseimbangan akan dapat dicapai bila seseorang dapat
memadukan keinginan dan pengharapannya dengan apa yang ia lihat dan
dialaminya sehingga seseorang dapat mengubah keinginan ataupun
persepsinya. Keseimbangan akan terwujud bila orang tersebut memperoleh
apa yang diinginkannya dan menginginkan apa yang diperolehnya.
Individu dalam kehidupannya akan mencapai tahap di mana individu
menikah atau berpasangan dengan orang lain. Pada waktu tertentu, individu
juga akan mencapai tahap kehilangan pasangannya. Penyesuaian diri terhadap
hilangnya pasangan hidup merupakan proses penerimaan secara sadar dari
individu terhadap lingkungan, baik secara fisik, psikis, maupun sosial sesuai
dengan kondisi yang dimiliki dan membutuhkan perhatian dan pengertian dari
17
lingkungannya karena hal-hal negatif dapat terjadi pada seseorang yang
kehilangan pasangan hidup, antara lain : menjadi sangat perasa dan banyak
menuntut pada orang-orang di sekitarnya. Perhatian dan pengertian dari
lingkungan tempat individu berada dapat membantu individu tersebut dalam
mengatasi perasaan sedih, perasaan kesepian, bahkan stress yang dapat
muncul akibat hilangnya pasangan hidup (Santrock, 1995: 271).
2. Aspek-Aspek Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyesuaian diri
yang baik dan penyesuaian diri yang buruk. Vembriarto (1993: 17)
mengemukakan kriteria-kriteria penyesuaian diri. Kriteria-kriteria tersebut
adalah sebagai berikut :
a. Kepuasan psikis
Penyesuaian diri yang baik akan menimbulkan kepuasan psikis
sehingga menimbulkan kebahagiaan, yang tampak dengan tidak
terdapatnya perasaan kecewa, gelisah, lesu, depresi, dan tidak
bersemangat.
b. Efisiensi kerja
Penyesuaian diri yang baik akan tampak dalam kerja atau kegiatan
yang efisien. Aktivitas yang dilakukan, merupakan aktivitas yang
berdasarkan minat yang kuat dan mampu menikmatinya, sehingga mampu
menciptakan produktivitas yang stabil bahkan cenderung meningkat.
18
c. Gejala fisik
Penyesuaian diri yang baik akan memunculkan gejala fisik yang
positif dan sehat, tidak mudah sakit kepala ataupun perut, tidak
mengalami gangguan pencernaan, dan gejala fisik yang positif lainnya.
d. Penerimaan sosial
Penyesuaian diri yang baik akan menimbulkan reaksi setuju dari
masyarakat sehingga akan tampak adanya dukungan sosial. Individu
mampu berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, dan membangun
relasi yang baik dengan orang lain.
3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri
Penyesuaian diri merupakan suatu proses mental dan tingkah laku yang
mendorong seseorang untuk melakukan reaksi terhadap kejadian-kejadian
dalam kehidupan. Reaksi yang dilakukan sesuai dengan keinginan yang
berasal dari dalam diri dan dapat diterima oleh lingkungannya. Kemampuan
penyesuaian diri antara individu satu dengan yang lain dapat berbeda-beda
tingkatnya. Schneiders (1964: 122) menyebutkan faktor – faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan seseorang dalam menyesuaikan diri antara lain :
a. keadaan fisik dan faktor genetik yang diturunkan meliputi: persyarafan,
kelenjar, otot – otot, serta kesehatan dan penyakit yang menurun.
b. Perkembangan kematangan, khususnya kematangan intelektual, sosial,
dan emosi.
19
c. Faktor psikologis meliputi: pengalaman belajar, kondisioning, frustrasi,
konflik, dan self determination.
d. Kondisi lingkungan meliputi: rumah, keluarga, sekolah, dan lingkungan
pergaulan.
e. Faktor kebudayaan yang berlaku di rumah, keluarga, lingkungan
pergaulan, dan sekolah.
Sedangkan Darajad (1996: 24-27) menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi penyesuaian diri lebih banyak berasal dari internal individu
yang bersangkutan seperti:
a. frustrasi (tekanan terhadap perasaan)
b. konflik (pertentangan batin)
c. kecemasan
Penyesuaian diri secara terus menerus diupayakan oleh setiap individu
untuk mencapai keseimbangan hidup setelah mengalami perubahan, salah
satunya adalah penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup. Faktor-
faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan
hidup antara lain adalah sebagai berikut :
a. Kondisi ekonomi
Individu yang menjanda (duda ataupun janda) akan mengalami
berkurangnya pendapatan. Berkurangnya pendapatan dapat mempengaruhi
kelangsungan pemenuhan kebutuhan individu tersebut terlebih bagi individu
20
yang sebelumnya bergantung pada penghasilan pasangan hidup (Santrock,
1995: 229; Hurlock, 1999: 425)
b. Lamanya ditinggalkan pasangan hidup
Lamanya ditinggalkan pasangan hidup merupakan faktor yang
mempengaruhi penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup terlebih
yang sangat dicintai karena akan meninggalkan duka cita. Fase duka cita
menurut Averill (dalam Santrock, 1995: 272) adalah terkejut, putus asa, dan
pulih kembali. Fase pertama, terkejut, orang yang ditinggalkan akan merasa
terkejut, tidak percaya, dan lumpuh emosi, serta menolak, sehingga akan
membuatnya sering menangis, atau bahkan mudah marah dan tersinggung.
Fase ini biasanya terjadi 1 – 3 hari setelah kematian orang yang disayangi.
Fase kedua, putus asa, ditandai dengan perasaan sakit yang berkepanjangan
atas kematian, memori yang indah, kesedihan, kegelisahan, susah tidur, dan
mudah tersinggung. Fase putus asa ini dapat terjadi beberapa minggu saja,
tetapi ada yang mengalami 1 – 2 tahun setelah kematian. Fase ketiga, pulih
kembali, biasanya terjadi 1 tahun setelah kematian. Fase pulih kembali
diiringi dengan penerimaan dan meningkatnya aktivitas kembali sehingga
semakin waktu berjalan, diharapkan seseorang yang kehilangan pasangan
dapat menyesuaikan diri kembali.
c. Tempat tinggal atau lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri karena lingkungan memberikan batasan-batasan terhadap
21
individu yang ada di dalamnya (Vembriarto, 1993: 22). Individu
menyesuaikan diri dengan cara-cara yang dapat diterima oleh lingkungannya,
sehingga dukungan dan penerimaan sosial turut membantu lansia dalam
menyesuaikan diri terhadap hilangnya pasangan hidup.
Dari beberapa uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor internal berupa faktor fisik, psikis,
dan kognitif serta faktor eksternal berupa kondisi lingkungan sekitar individu,
rumah, keluarga, lingkungan pergaulan, dan kebudayaan yang berlaku
didalamnya. Penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup dipengaruhi
oleh kondisi ekonomi, lamanya ditinggalkan pasangan hidup, dan lingkungan
tempat tinggal.
4. Ciri – Ciri Penyesuaian Diri Yang Baik
Penyesuaian diri yang efektif dapat memberikan pengaruh yang positif,
seperti tercapainya kepuasan hidup dan tujuan hidup. Individu dapat mencapai
kesejahteraan psikologis yang diinginkan. Penyesuaian diri yang efektif
menjadi tanda adanya kemampuan individu dalam menyesuaikan diri terhadap
apa yang sedang dihadapinya.
Warga (1983: 24) menyebutkan ciri – ciri individu yang dapat
menyesuaikan diri dengan baik yaitu:
a. Memperlakukan orang lain sebagai individu.
b. Bekerja dengan kemampuan penuh.
c. Produktif dalam masyarakat.
22
d. Mampu menikmati banyak hal.
e. Mampu memecahkan masalah internal dan eksternal.
f. Mengenal dengan baik, memahami, dan menerima orang lain.
g. Melakukan aktivitas yang sesuai minatnya.
h. Emosi yang dimiliki stabil.
i. Rasa ingin tahu terhadap banyak hal cukup besar.
Haber dan Ruyon (1984: 10-18) mengungkapkan cirri-ciri penyesuaian
diri yang sehat sebagai berikut :
a. Terdapatnya akurasi persepsi terhadap realitas.
b. Mampu mengatasi stress dan kecemasan.
c. Mempunyai self image yang positif.
d. Mampu mengekspresikan emosi secara tepat.
e. Mampu menjalin hubungan interpersonal dengan baik.
Hurlock (1999: 258) menjabarkan ciri – ciri individu yang mempunyai
kemampuan menyesuaikan diri dengan baik sebagai berikut:
a. Mampu dan bersedia bertanggung jawab.
b. Mampu perpartisipasi dalam kegiatan yang sesuai dengan tingkatan
usianya.
c. Mampu mengatasi masalah dengan segera.
d. Mampu mengambil keputusan tanpa konflik dan banyak pertimbangan
orang lain.
e. Mampu mengambil hikmah dari kegagalan.
23
f. Mempunyai sikap sesuai dengan situasi dan kondisinya.
g. Mampu menunjukkan kemampuan afeksinya berupa kasih sayang dan
empatinya secara langsung.
h. Mampu menunjukkan reaksi emosi secara positif.
i. Mampu menerima kenyataan hidupnya sendiri.
j. Mempunyai konsentrasi pada tujuan yang hendak dicapai.
Uraian mengenai ciri – ciri individu yang dapat menyesuaikan diri
dengan baik di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang mempunyai
kemampuan yang baik dalam menyesuaikan diri adalah individu yang dapat
mengatasi diri dan masalah yang sedang dihadapi dengan cara yang tepat
tanpa mengganggu aktivitas ataupun hubungannya dengan orang lain.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan yang dimaksud
dengan penyesuaian diri merupakan proses tercapainya keseimbangan antara apa
yang diinginkan individu dan harapannya dengan apa yang dilihat dan dialami
individu. Penyesuaian diri merupakan proses yang berkelanjutan antara diri
sendiri, orang lain, dan dunia sekitar. Penyesuaian diri dilakukan untuk
menghadapi perubahan dalam perkembangan lingkungan. Penyesuaian diri yang
baik ditandai dengan adanya indikasi sebagai berikut:
1). kepuasan psikis
2). efisiensi kerja
3). gejala fisik
4). penerimaan sosial
24
C. Penyesuaian Diri Terhadap Hilangnya Pasangan Hidup Pada Lansia
Penyesuaian diri merupakan proses tercapainya keseimbangan antara apa
yang diinginkan individu dan harapannya dengan apa yang dilihat dan dialami
individu dan merupakan proses yang berkelanjutan antara diri sendiri, orang lain,
dan dunia sekitar. Penyesuaian diri dipengaruhi oleh faktor internal berupa faktor
fisik, psikis, dan kognitif serta faktor eksternal berupa kondisi lingkungan sekitar
individu, rumah, keluarga, lingkungan pergaulan, beserta kebudayaan yang
berlaku didalamnya. Ciri – ciri individu yang dapat menyesuaikan diri dengan
baik adalah individu yang dapat mengatasi diri dan masalah yang sedang dihadapi
dengan cara yang tepat tanpa mengganggu aktivitas ataupun hubungannya dengan
orang lain.
Penyesuaian diri yang baik ditandai dengan adanya indikasi kepuasan
psikis, efisiensi kerja, gejala fisik, dan penerimaan sosial. Penyesuaian diri yang
baik akan menimbulkan kepuasan psikis sehingga menimbulkan kebahagiaan,
yang tampak dengan tidak terdapatnya perasaan kecewa, gelisah, lesu, depresi,
dan tidak bersemangat. Penyesuaian diri yang baik juga akan tampak dalam kerja
atau kegiatan yang efisien. Aktivitas yang dilakukan, merupakan aktivitas yang
berdasarkan minat yang kuat dan mampu menikmatinya, sehingga mampu
menciptakan produktivitas yang stabil bahkan cenderung meningkat. Gejala fisik
yang positif dan sehat, tidak mudah sakit kepala ataupun perut, tidak mengalami
gangguan pencernaan, dan gejala fisik yang positif lainnya. Selain itu
penyesuaian diri yang baik menimbulkan reaksi setuju dari masyarakat sehingga
25
akan tampak adanya dukungan sosial. Individu mampu berpartisipasi dalam
kegiatan kemasyarakatan, dan membangun relasi yang baik dengan orang lain.
Individu dalam kehidupannya akan mencapai tahap di mana individu
menikah atau berpasangan dengan orang lain. Pada waktu tertentu, individu juga
akan mencapai tahap kehilangan pasangannya. Peristiwa hilangnya pasangan
hidup dapat terjadi kapan saja, dapat terjadi ketika seseorang masih dalam tahap
usia dewasa maupun lansia. Hilangnya pasangan dapat dikarenakan oleh peristiwa
perceraian maupun peristiwa kematian, akan tetapi pada lansia, kehilangan
pasangan hidup lebih banyak dikarenakan oleh peristiwa kematian (Hurlock,
1999: 425; Zimbardo, 1979: 218).
Lansia melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan yang ia alami
salah satunya penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup. Upaya
penyesuaian diri pada lansia meliputi penerimaan secara sadar dari individu
terhadap lingkungan, baik secara fisik, psikis, maupun sosial sesuai dengan
kondisi yang dimiliki dan membutuhkan perhatian dan pengertian dari
lingkungannya (Abbas, 1999: 2) karena hal-hal negatif dapat terjadi pada lansia,
antara lain : menjadi sangat perasa dan banyak menuntut pada orang-orang di
sekitarnya. Lain halnya dengan lansia yang memiliki kematangan sebagai
individu. Lansia yang matang dapat mengalami vitalitas yang baru, harapan baru,
dan perhatian baru, yang memungkinkan lansia tersebut menerima dan
memahami realitas dengan lebih jernih dan bijaksana ( Koeswara, 1985: 37)
26
Kemampuan dan jenis penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan
hidup pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah
jenis kelamin dan kondisi ekonomi, lamanya sudah ditinggalkan pasangan, serta
lingkungan tempat tinggal.
Troll (dalam Zimbardo, 1979: 218) mengungkapkan bahwa kehilangan
pasangan hidup karena kematian lebih banyak terjadi pada lansia dan lebih
banyak dialami oleh wanita daripada pria. Hal ini disebabkan karena beberapa
sebab. Pertama, usia wanita ketika menikah lebih muda daripada pria. Kedua,
wanita mempunyai harapan hidup lebih panjang daripada pria. Ketiga, duda yang
masih muda akan senang menikah lagi daripada janda karena suami tergantung
pada istri dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan, perawatan rumah, dan tugas
– tugas ibu rumah tangga yang lain; selain itu istri juga sering lebih bertanggung
jawab menjaga hubungan dengan keluarga dan sanak saudara. Sedangkan
menurut Hurlock (1999: 425), jenis kelamin lansia dalam menyesuaikan diri
dibedakan karena antara pria dan wanita mengalami masalah yang berbeda dalam
menghadapi hilangnya pasangan karena pasangan meninggal. Wanita mengalami
masalah karena kesepian dan pendapatan yang berkurang, sedangkan pria karena
merasa kesepian.
Pria merasa kesepian seiring dengan menyusutnya kegiatan dan merasa
tidak siap untuk hidup menyendiri serta mengatur hidupnya yang biasanya ia
lakukan dengan istri. Pria dalam hal keuangan atau segala sesuatu menyangkut
ekonomi lebih dapat menyesuaikan diri dibanding dengan wanita karena ia sudah
27
terbiasa bekerja dan mendapatkan penghasilan sendiri atau apabila ia memiliki
pensiun.
Wanita merasa kesepian ketika ia tidak lagi memiliki pasangan hidup, ia
akan mengalami kurangnya pendapatan. Wanita, terlebih dalam budaya timur,
hidup bersama pasangan dan banyak bergantung pada penghasilan suami
sehingga mengalami masalah dalam hal perekonomiannya ketika sudah tidak
memiliki suami, meskipun ada juga yang dapat hidup secara mandiri karena
memiliki pekerjaan. Wanita lebih dapat menyesuaikan diri dengan keluarga
anaknya apabila ia harus tinggal bersama. Hal ini dapat disebabkan karena wanita
pada umumnya memiliki sifat keibuan yang lebih tinggi (Kartono, 1980: 142).
Wanita mencurahkan hidupnya untuk keluarganya karena keluarga merupakan
sumber kepuasan dan harga diri (Calhoun and Acocella, 1996: 439).
Atwater (1979: 414) menyatakan bahwa wanita lebih siap menyesuaikan
diri kehilangan pasangan hidup daripada pria meskipun duda biasanya lebih baik
secara finansial daripada janda, tetapi duda lebih sulit menghadapi tugas-tugas
rumah tangga.
Lamanya ditinggalkan pasangan hidup merupakan faktor yang
mempengaruhi penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup terlebih yang
sangat dicintai karena akan meninggalkan duka cita. Fase duka cita menurut
Averill (dalam Santrock, 1995: 272) adalah terkejut, putus asa, dan pulih kembali.
Fase pertama, terkejut, orang yang ditinggalkan akan merasa terkejut, tidak
percaya, dan lumpuh emosi, serta menolak, sehingga akan membuatnya sering
28
menangis, atau bahkan mudah marah dan tersinggung. Fase ini biasanya terjadi 1
– 3 hari setelah kematian orang yang disayangi. Fase kedua, putus asa, ditandai
dengan perasaan sakit yang berkepanjangan atas kematian, memori yang indah,
kesedihan, kegelisahan, susah tidur, dan mudah tersinggung. Fase putus asa ini
dapat terjadi beberapa minggu saja, tetapi ada yang mengalami 1 – 2 tahun setelah
kematian. Fase ketiga, pulih kembali, biasanya terjadi 1 tahun setelah kematian.
Fase pulih kembali diiringi dengan penerimaan dan meningkatnya aktivitas
kembali sehingga semakin waktu berjalan, diharapkan seseorang yang kehilangan
pasangan dapat menyesuaiakan diri kembali.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyesuaian
diri karena lingkungan memberikan batasan-batasan terhadap individu yang ada
di dalamnya (Vembriarto, 1993: 22). Individu menyesuaikan diri dengan cara-
cara yang dapat diterima oleh lingkungannya, sehingga dukungan dan penerimaan
sosial turut membantu lansia dalam menyesuaikan diri terhadap hilangnya
pasangan hidup.
Atwater (1979: 415) mengungkapkan bahwa teman memegang peranan
penting dalam menghadapi kesendirian dan perasaan kesepian pada lansia yang
kehilangan pasangan hidup karena teman dapat menjadi tempat berbagi kisah bagi
lansia.
Lingkungan tempat tinggal lansia sangat beragam. Lansia dapat tinggal di
rumahnya sendiri, atau tinggal bersama keluarga sehingga ada yang mengawasi
dan memenuhi kebutuhannya karena lansia sangat membutuhkan perhatian dan
29
dukungan dari keluarga sebagai tempat bergantung yang terdekat. Hubungan yang
baik di antara semua anggota keluarga merupakan suatu kebahagiaan yang besar
bagi lansia. Lansia juga dapat memilih tinggal di panti sosial tresna wreda karena
alasan-alasan tertentu (Monks, dkk., 2001: 351).
Penelitian ini mengambil lansia yang tinggal di rumah sendiri bersama
keluarga sebagai subjek penelitian.
D. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian yang muncul dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimanakah penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada
lansia?
2. Apakah ada perbedaan penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup
pada lansia antara lansia pria dan lansia wanita?
30
Skema 1: Proses Penyesuaian Diri Terhadap Hilangnya Pasangan Hidup Pada Lansia
LANSIA
Kehilangan Pasangan Hidup
PENYESUAIAN DIRI Aspek-aspek :
- kepuasan psikis - efisiensi kerja - gejala fisik - penerimaan sosial
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup :
- Kondisi ekonomi - Lama
ditinggalkan pasangan hidup
- Tempat tinggal atau lingkungan
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif tentang
penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran terhadap satu objek penelitian melalui data sampel atau
populasi sebagaimana adanya, dengan melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 2000: 29).
Suryabrata (1998: 18) mengatakan bahwa tujuan penelitian deskriptif
adalah untuk membuat penjabaran secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Berdasarkan teori tersebut maka penelitian ini menggunakan data
kuantitatif yaitu data yang diperoleh melalui analisis skor jawaban subjek pada
skala sebagaimana adanya. Hal ini ditujukan untuk menggambarkan
penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia dan membuat
kesimpulan secara umum berdasarkan skor item pada skala penyesuaian diri
terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia.
32
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang tercakup dalam penelitian ini adalah
1. Variabel utama atau pokok
Penyesuaian diri lansia terhadap kematian pasangan hidup pada lansia
2. Variabel kontrol
a. jenis kelamin lansia (pria dan wanita)
b. tempat tinggal lansia (non panti)
c. lama ditinggalkan pasangan (1-3 tahun)
d. status ekonomi (punya penghasilan sendiri)
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel utama atau pokok
Variabel utama atau pokok dalam penelitian ini adalah penyesuaian
diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia. Penyesuaian diri
terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia merupakan proses penerimaan
secara sadar dari individu terhadap lingkungan, baik secara fisik, psikis,
maupun sosial sesuai dengan kondisi yang dimiliki dan membutuhkan
perhatian dan pengertian dari lingkungannya karena hal-hal negatif dapat
terjadi pada lansia, antara lain : menjadi sangat perasa dan banyak menuntut
pada orang-orang di sekitarnya. Aspek-aspek penyesuaian diri yang akan
diukur meliputi :
33
a. Kepuasan psikis, di mana penyesuaian diri yang baik akan
menimbulkan kepuasan psikis sehingga menimbulkan kebahagiaan,
yang tampak dengan tidak terdapatnya perasaan kecewa, gelisah,
lesu, depresi, dan tidak bersemangat.
b. Efisiensi kerja, di mana penyesuaian diri yang baik akan tampak
dalam kerja atau kegiatan yang efisian. Aktivitas yang dilakukan,
merupakan aktivitas yang berdasarkan minat yang kuat dan mampu
menikmatinya, sehingga mampu menciptakan produktivitas yang
stabil bahkan cenderung meningkat.
c. Gejala fisik, di mana penyesuaian diri yang baik akan memunculkan
gejala fisik yang positif dan sehat, tidak mudah sakit kepala ataupun
perut, tidak mengalami gangguan pencernaan, dan gejala fisik yang
positif lainnya.
d. Penerimaan sosial, di mana penyesuaian diri yang baik akan
menimbulkan reaksi setuju dari masyarakat sehingga akan tampak
adanya dukungan sosial. Individu mampu berpartisipasi dalam
kegiatan kemasyarakatan, dan membangun relasi yang baik dengan
orang lain.
Untuk mengukur penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup
pada lansia yang diungkap dengan 4 aspek ini dengan menggunakan skala
penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup yang disusun oleh
34
peneliti. Skor rendah mengindikasikan penyesuaian diri yang cenderung
negatif atau buruk, sebaliknya skor tinggi mengindikasikan penyesuaian diri
yang positif atau baik.
2. Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu :
a. Tempat tinggal lansia
Penelitian ini menggunakan subjek penelitian lansia yang
tinggal atau hidup di rumah sendiri bersama keluarga (non panti).
b. Lama ditinggal pasangan
Penelitian ini menggunakan subjek penelitian lansia yang
sudah pernah menikah dan sudah ditinggalkan pasangannya kurang
dari 3 tahun. Pada kurun waktu tersebut seseorang yang sudah
ditinggalkan sedang mengalami masa penyesuaian dan proses
penerimaan akan kepergian pasangannya untuk selama-lamanya.
Seseorang mengalami fase putus asa dan kesedihan ditinggalkan
pasangan.
c. Status ekonomi
Ekonomi merupakan kebutuhan yang tidak terelakkan bagi
setiap orang. Penelitian ini menggunakan subjek penelitian yang
memiliki penghasilan sendiri (bukan berasal dari penghasilan
pasangan seperti tunjangan istri, dan pensiunan janda). Apabila subjek
35
mempunyai penghasilan dari pensiun, maka pensiun tersebut
merupakan pensiun sendiri (hasil dari pekerjaan subjek di masa
lampau katika subjek masih bekerja). Hal ini untuk mengurangi bias
yang dapat mempengaruhi variabel utama.
D. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia yang sudah
tidak mempunyai pasangan hidup karena pasangannya meninggal.
Metode pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah purposive sampling, yaitu mengambil sejumlah sampel dengan
mengikuti ciri-ciri yang diketahui sebelumnya.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia yang
memenuhi ciri-ciri sebagai berikut :
a. Lansia dengan umur 60-75 tahun
b. Jenis kelamin pria dan wanita
c. Dapat diajak berkomunikasi dengan baik
d. Pernah menikah dan saat ini sudah tidak memiliki pasangan karena
suami atau istrinya meninggal
e. Lama ditinggalkan pasangan hidupnya di bawah 3 tahun
f. Mempunyai penghasilan dari pekerjaannya sendiri
36
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode rating
yang dijumlahkan (method of summate rating) atau populasi dengan nama
penskalaan respons atau penskalaan Likert (Gable dalam Azwar, 2003: 46).
Metode ini merupakan metode pengukuran sikap yang mengusahakan respon
subjek sebagai dasar penentuan nilai skala 4 kategori kesesuaian dan
ketidaksesuaian. Skala terdiri dari sejumlah item favorable dan unfavorable.
Ketentuan penilaian adalah sebagai berikut:
Favorable
Sangat Sesuai (SS) : apabila subjek memberi respon ini mendapat nilai 4
Sesuai (S) : apabila subjek memberi respon ini mendapat nilai 3
Tidak Sesuai : apabila subjek memberi respon ini mendapat nilai 2
Sangat Tidak Sesuai (STS): apabila subjek memberi respon ini mendapat
nilai 1
Unfavorable
Sangat Sesuai (SS) : apabila subjek memberi respon ini mendapat nilai 1
Sesuai (S) : apabila subjek memberi respon ini mendapat nilai 2
Tidak Sesuai (TS) : apabila subjek memberi respon ini mendapat nilai 3
Sangat Tidak Sesuai (STS): apabila subjek memberi respon ini mendapat
nilai 4
37
Maka bila seseorang mempunyai penyesuaian diri yang baik akan
mendapat skor yang tinggi dan sebaliknya, apabila seseorang mempunyai
penyesuaian diri yang buruk memiliki skor yang rendah.
Modifikasi skala Likert yang terdiri dari 4 kategori jawaban
dimaksudkan untuk menghilangkan kelemahan yang dikandung oleh skala 5
tingkat atau yang disebut central tendering effect di mana kategori netral
mempunyai arti ganda, yakni dapat diartikan belum mampu memutuskan,
atau bisa juga netral atau ragu-ragu (Hadi, 1991: 47). Tersedianya jawaban di
tengah juga menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah terutama bagi
mereka yang ragu-ragu atas kecenderungan arah jawaban sehingga akan
menghilangkan banyak data penelitian bahkan dapat mengurangi informasi
yang sesungguhnya dapat diperoleh dari responden. Item disusun secara acak
dengan maksud agar subjek menjawab atau memberikan respon secara
spontan, tidak dipengaruhi oleh item-item yang lain, yang kemungkinan
disebabkan adanya pengelompokan.
38
Tabel 1 Blue print item sebelum uji coba
Penyesuaian Diri terhadap Kehilangan Pasangan Hidup pada Lansia
No Komponen aspek yang hendak
diukur
Nomor pernyataan Jumlah
Favorable Unfavorable
1. Penyesuaian
diri
Kepuasan psikis 1,2,4,10,12,15,20, 22,33
3,5,11,14,16,23,37,44,53
18
2. Efisiensi kerja 8,17,18,29,30, 34,36,55,57
6,7,9,19,32,56,58,67,68
18
3. Gejala fisik 24,25,26,28,41,51,52,54,60
27,31,35,38,39,40,45,46,59
18
4. Penerimaan sosial 13,43,47,48,49,50,61,64,69
21,42,62,63,65,66,70,71,72
18
Jumlah 36 36 72
F. Pertanggungjawaban Mutu
1. Validitas
Validitas merupakan tingkat kemampuan suatu alat penelitian untuk
mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang
dilakukan dengan alat ukur atau ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran yang
dilakukan dengan alat ukur tersebut (Azwar,2003: 99).
Validitas isi suatu alat ukur harus menjawab pertanyaan “sejauh mana
item-item alat ukur mencakup keseluruhan situasi yang ingin diukur oleh alat
ukur tersebut”. Sejauh mana suatu alat ukur memiliki validitas isi ditetapkan
menurut analisis rasional terhadap isi alat ukur, yang penilaiannya didasarkan
39
atas pertimbangan subjektif individual, dan prosedur validasinya tidak
melibatkan perhitungan statistik apapun (Azwar, 1986: 57). Penelitian ini
menggunakan prosedur validasi isi berdasarkan professional judgement yang
dilakukan oleh dosen pembimbing.
2. Seleksi item
Seleksi item bertujuan untuk meningkatkan kualitas skala psikologi
karena kualitas skala psikologi ditentukan oleh kualitas item yang ada
didalamnya. Prosedur seleksi item dapat dilakukan dengan analisis dan
seleksi berdasarkan evaluasi kualitatif yang melihar apakah item yang ditulis
sudah sesuai dengan blue print dan indikator atau komponen perilaku yang
hendak diungkapnya, melihat apakah item telah ditulis sesuai dengan kaidah
penulisan yang benar, dan melihat apakah item yang ditulis masih
mengandung social desirability yang tinggi. Prosedur ini dapat dilakukan
oleh suatu panel ahli (Azwar, 2002: 55). Setelah dilakukan evaluasi kualitatif,
tahap selanjutnya adalah seleksi item berdasarkan data empiris atau data hasil
uji coba item pada kelompok subjek yang karakteristiknya setara dengan
subjek yang hendak dikenai skala itu nantinya dengan melakukan analisis
secara kuantitatif terhadap parameter item.
Prosedur seleksi item dapat dilakukan dengan melihat daya
diskriminasinya. Daya diskriminasi ini diperlihatkan oleh indeks atau
koefisien yang dihitung menurut formula tertentu. Komputasi koefisien yang
40
dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan penghitungan koefisien
korelasi item total (r it). Koefisien korelasi item total adalah koefisien korelasi
antara item dan skor total yang merupakan indeks validitas item dalam arti
kesesuaian item dengan skor total dalam membedakan subjek yang mendapat
skor tinggi dan yang mendapat skor rendah (Azwar, 1986: 75). Item yang
dikatakan telah dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap suatu alat
ukur memiliki koefisien yang berkisar antara 0,30-0,50 (Cronbach dalam
Azwar, 2002: 103).
Uji coba terhadap skala penelitian ini dilakukan pada tanggal 10
Agustus 2005 sampai 1 Oktober 2005. Subjek yang dikenakan alat ukur
berdomisili di Kabupaten Bantul. Analisa yang dilakukan menggunakan
program SPSS 12.0 for windows.
Item sebanyak 72 buah diujicobakan terhadap 58 subjek menunjukkan
koefisien korelasi item total yang bergerak antara – 0,528 sampai 0,829. item
yang memiliki nilai koefisien korelasi item total di bawah 0,30 sebanyak 10
buah, yaitu item nomor 4, 12, 22, 47, 48, 49, 53, 60, 64, dan 66. Selanjutnya
item yang digunakan dalam penelitian adalah item yang memiliki nilai
koefisien di atas 0,30. Dari 62 item lulus uji coba diambil sebanyak 40 buah
item karena menghindari kejenuhan responden dalam pengisian skala terlebih
skala ini mengukur tentang penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan
41
hidup pada lansia. Masing-masing komponen yang hendak diukur terdiri dari
10 buah item, 5 favorabel dan 5 unfavorabel.
Tabel 2 Blue print item setelah uji coba
Penyesuaian Diri terhadap Kehilangan Pasangan Hidup pada Lansia
No Komponen aspek yang hendak
diukur
Nomor pernyataan Jml
Favorable Unfavorable
1.
Penyesuaian
diri
Kepuasan psikis 1, 4, 9, 10, 20 3, 8, 11, 17, 30 10
2. Efisiensi kerja 5, 7, 15,18, 25 2, 12, 16, 37, 39 10
3. Gejala fisik 6, 13, 21, 34, 38 14, 23, 26, 29, 40 10
4. Penerimaan sosial 19, 24, 27, 31, 33 22, 28, 32, 35, 36 10
Jumlah 20 20 40
3. Reliabilitas
Reliabilitas adalah keajegan atau stabilitas hasil pengukuran.
Reliabilitas sebenarnya mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil
ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran. Sejauh mana hasil
suatu pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan
pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif
sama, selama aspek dalam diri subjek yang hedak diukiur belum berubah
(Azwar, 2003: 83).
42
Dalam penerapannya, reliabilitas dinyatakan oleh koefisien
reliabilitas. Pengujian reliabilitas alat ukur dilakukan dengan teknik
pengujian konsistensi internal (menganalisis konsistensi antar item) Alpha
Cronbach. Pendekatan Alpha mempunyai nilai praktis dan efisiensi tinggi
karena hanya didasarkan pada pengukuran satu kali pada sekelompok
individu sebagai subjek penelitian (single trial administration). Nilai
reliabilitas skala dianggap memuaskan apabila koefisien Alpha lebih dari
0,90 karena dengan demikian perbedaan atau variasi yang tampak pada skor
tes tersebut mampu mencerminkan 90 % dari variasi yang terjadi pada skor
murni subjek yang bersangkutan, dan 10 % dari perbedaan skor yang tampak
disebabkan oleh variasi error pengukuran (Azwar, 2003: 86). Alat ukur yang
digunakan dalam penelitian ini mendapatkan hasil berupa koefisien Alpha
Cronbach sebesar 0,970.
G. Analisis Data
Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan
penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia, maka uji
statistik yang digunakan adalah metode statistik deskriptif, meliputi penyajian
data melalui tabel, penghitungan modus, median, mean, dan standar deviasi.
Mean adalah nilai rata-rata hitung dari suatu kelompok. Modus adalah nilai
yang paling sering terjadi atau yang meliputi frekuensi paling tinggi. Median
43
adalah nilai tengah setelah data diurutkan dari yang terkecil sampai terbesar
atau sebaliknya.
Hasil penelitian ditentukan dengan membandingkan antara mean
teoritik dan mean empirik. Untuk mengetahui data teoritik maka dilakukan
perhitungan sebagai berikut :
a. Skor maksimum : 40 x 4 = 160
b. Skor minimum : 40 x 1 = 40
c. Range : 160 – 40 = 120
d. SD : 120 ----- = 20 6 e. Mean teoritik : 160 + 40 ----------- = 100 2 Data teoritik di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Skor maksimum : skor paling tinggi yang mungkin diperoleh subjek
pada skala, dalam hal ini X max teo 4
b. Skor minimum : skor paling rendah yang mungkin diperoleh subjek
pada skala. Dalam hal ini X min teo 1
c. Range : luas jarak sebaran antara skor maksimum dan skor
minimum
d. Standar deviasi (SD) : luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan
standar deviasi
44
e. Mean teoritik : rata-rata teoritik dari skor maksimum dan skor
minimum.
Selain analisis statistik deskriptif, penelitian ini ingin melihat apakah
ada perbedaan penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada
lansia antara pria dan wanita, maka digunakan analisis uji t sebagai bentuk
pembuktiannya. Adapun rancangan penyajian dalam tabel perbandingan
mean empirik dan mean teoritik adalah sebagai berikut :
Tabel 3
Perbandingan Mean Empirik dan Mean Teoritik
Mean
teoritik
Mean
empirik Keterangan
Pria 100 X1 Penyesuaian diri positif bila
mean empirik > mean teoritik
Wanita 100 X2 Penyesuaian diri positif bila
mean empirik > mean teoritik
Total 100 Xtot Penyesuaian diri positif bila
mean empirik > mean teoritik
Keterangan : X1 = besarnya mean empirik pria
X2 = besarnya mean empirik wanita
Xtot = besarnya mean empirik seluruh data penelitian
45
Uji t dilakukan untuk pembuktian ada atau tidaknya perbedaan
penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada lansia pria dan
wanita. Apabila mean empirik pria > mean empirik wanita maka penyesuaian
diri pria lebih baik dari wanita.
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2006 sampai dengan 4
Februari 2006 di Kecamatan Bambanglipuro, Kecamatan Pandak, dan
Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul dengan menggunakan surat izin
penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma dengan nomor
surat 95a/D/Psi/USD/ix/2005 untuk subjek penelitian. Subjek penelitian
memiliki karakteristik sesuai dengan tujuan dan sasaran penelitian yakni
lansia dengan umur 60 – 75 tahun, jenis kelamin pria dan wanita, lama
ditinggalkan pasangan hidupnya karena meninggal maksimal 3 tahun, tinggal
di rumah, dan mempunyai penghasilan sendiri dari pekerjaan sendiri, apabila
subjek mendapat penghasilan berupa pensiun, maka pensiun tersebut adalah
hasil dari pekerjaan subjek di masa lalu.
Pengambilan sampel penelitian dilakukan dengan door to door dengan
informasi awal tentang ciri-ciri subjek yang diinginkan dalam penelitian yang
sesungguhnya dari bantuan beberapa teman, dan kerabat peneliti. Sebelum
subjek diberikan skala peneliti melakukan wawancara singkat untuk
mengetahui data awal berupa kriteria subjek penelitian yang sesuai dengan
kriteria subjek penelitian yang sesungguhnya.
47
Skala yang disebarkan dalam penelitian ini sebanyak 70 eksemplar
untuk 70 responden, akan tetapi 2 responden gugur karena tidak
mengembalikan skala sehingga tersisa 68 responden sebagai subjek penelitian
yang terdiri dari 32 orang pria dan 36 orang wanita. Seluruh subjek penelitian
yang di dapat mempunyai Suku Bangsa Jawa. Tiap eksemplar terdiri dari
petunjuk pengisian dan skala penyesuaian diri sebanyak 40 item yang terdiri
dari 20 item favourable dan 20 item unfavourable.
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Berikut ini adalah tabel yang berisi deskripsi subjek penelitian:
Tabel 4
Deskripsi Data Subjek Penelitian Berdasarkan Usia Subjek
Usia (dalam tahun)
Jenis kelamin Jumlah Pria Wanita 60 – 64 10 (14,70%) 11 (16,18%) 21 (30,88%) 65 – 69 12 (17,65%) 18 (26,47%) 30 (44,12%) 70 – 74 9 (13,24%) 7 (10,29%) 16 (23,53%) 75 – 80 1 (1,47%) 0 (0%) 1 (1,47%) Jumlah 32 (47,06%) 36 (52,94%) 68 (100%)
48
Tabel 5
Deskripsi Data Subjek Penelitian
Berdasarkan Lama Ditinggalkan Pasangan Hidup
Lamanya ditinggalkan
pasangan hidup (dalam bulan)
Jenis kelamin Jumlah Pria Wanita
1 – 5 9 (13,24%) 6 (8,82%) 15 (22,06%) 6 – 10 5 (7,352%) 8 (11,764%) 13 (19,116%) 11 – 15 9 (13,24%) 10 (14,71%) 19 ( 27,95%) 16 – 20 6 (8,82%) 4 (5,88%) 10 (14,7%) 21 – 25 3 (4,41%) 8 (11,764%) 11 (16,174%) Jumlah 32 (47,062%) 36 (52,938%) 68 (100%)
Tabel 6
Deskripsi Data Subjek Penelitian
Berdasarkan Usia dan Lama Ditinggalkan Pasangan Hidup
Usia dan Jenis kelamin
Lama ditinggalkan pasangan hidup Jumlah 1 – 5 6 – 10 11 – 15 16 – 20 21 – 25
60 – 64 P 4 (5,88%)
2 (2,94%)
2 (2,94%)
1 (1,47%)
1 (1,47%)
10 (14,71%)
W 5 (7,36%)
2 (2,94%)
3 (4,41%)
0 (0%)
1 (1,47%)
11 (16,18%)
65 – 69 P 4 (5,88%)
0 (0%)
4 (5,88%)
2 (2,94%)
2 (2,94%)
12 (17,65%)
W 0 (0%)
5 (7,36%)
7 (10,29%)
3 (4,41%)
3 (4,41%)
18 (26,46%)
70 – 74 P 1 (1,47%)
2 (2,94%)
3 (4,41%)
3 (4,41%)
0 (0%)
9 (13,23%)
W 1 (1,47%)
1 (1,47%)
2 (2,94%)
1 (1,47%)
2 (2,94%)
7 (10,29%)
75 – 80 P 0 (0%)
1 (1,47%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
1 (1,47%)
W 0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
0 (0%)
Jumlah 15 (22,06%)
13 (19,12%)
21 (30,87%)
10 (14,71%)
9 (13,24%)
68 (100%)
49
2. Deskripsi Data Penelitian Secara Umum
Berikut ini adalah tabel yang berisi data penelitian berdasarkan
perhitungan komputerisasi dengan SPSS versi 12.0 :
Tabel 7
Deskripsi Data Penelitian Secara Umum
Pria Wanita Skor minimum teoritik 40 40 Skor minimum empirik 86 80 Skor maksimum teoritik 160 160 Skor maksimum empirik 156 150 Mean teoritik 100 100 Mean empirik 126.13 117.03 Median 127.50 121.50 Modus 123 123 Standar deviasi 16.867 19.118 Variance 284.500 368.513 N 32 36
Tabel 8
Perbandingan Mean Empirik dan Mean Teoritik
Mean
teoritik
Mean
empirik Kesimpulan
Pria 100 126,13 Penyesuaian diri positif karena
mean empirik > mean teoritik
Wanita 100 117,03 Penyesuaian diri positif karena
mean empirik > mean teoritik
Total 100 121,31 Penyesuaian diri positif karena
mean empirik > mean teoritik
50
Berdasarkan hasil analisis deskriptif data diperoleh bahwa nilai mean
empirik pria (126,13) lebih besar dari nilai mean teoritik pria (100) dan mean
empirik wanita (117,03) lebih besar dari mean teoritik wanita (100). Mean
empirik total dari data penelitian sebesar 121,31 lebih besar dari mean teoritik
(100). Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata – rata subjek penelitian
kelompok data lebih tinggi dari nilai rata – rata toeritik, yang berarti subjek
penelitian secara umum memiliki penyesuaian diri yang positif baik pada
subjek pria maupun wanita.
Uji signifikansi perbedaan mean empirik dan mean teoritik yang
membuktikan bahwa mean empirik lebih besar dari mean teoritik secara
signifikan dilakukan dengan t test one sample dengan menggunakan SPSS for
windows versi 12.0 yang hasilnya adalah sebagai berikut :
Tabel 9
Uji t Mean Empirik dengan Mean Teoritik One-Sample Statistics
N Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean jumlah 68 121.31 18.534 2.248
One-Sample Test
Test Value = 100
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper jumlah 9.481 67 .000 21.309 16.82 25.79
51
Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa nilai t = 9.481 dengan
probabilitas sebesar 0,000. Oleh karena p < 0,05 maka terdapat perbedaan
yang signifikan antara mean empirik dengan mean teoritik.
3. Analisa Uji t Mean Empirik Pria dan Mean Empirik Wanita
Berikut adalah tabel uji t hasil analisis dengan menggunakan program
SPSS for windows versi 12.0 :
Tabel 10
Uji t Mean Empirik dan Mean Teoritik
Group Statistics
JK N Mean Std. Deviation Std. Error Mean jumlah 1 32 126.13 16.867 2.982 2 36 117.03 19.118 3.186
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper jumlah Equal
variances assumed
.160 .690 2.069 66 .042 9.097 4.397 .319 17.875
Equal variances not assumed
2.085 65.998 .041 9.097 4.364 .384 17.810
52
Berdasar hasil penghitungan diperoleh mean empirik subjek penelitian
pria sebesar 126,13 dan mean empirik subjek penelitian wanita sebesar
117,03. Hasil ini menunjukkan adanya perbedaan penyesuaian diri pada pria
dan wanita dan penyesuaian diri pria lebih tinggi disbanding penyesuaian diri
wanita. Pembuktian dilanjutkan dengan uji t untuk membuktikan adanya
perbedaan penyesuaian diri pada pria dan wanita dan hasil penghitungan uji t
didapatkan t = 2,069, p = 0,042 (p < 0,05), maka menunjukkan adanya
perbedaan secara signifikan dalam melakukan penyesuaian diri subjek pria
dan wanita.
4. Deskripsi Data Penelitian Ditinjau Dari Tiap Aspek Penyesuaian
Diri
Berikut adalah tabel hasil analisis data ditinjau dari tiap aspek
penyesuaian diri dari hasil penghitungan dengan bantuan program SPSS for
windows versi 12.0:
Tabel 11
Deskripsi Data Tiap Aspek Penyesuaian Diri
Aspek penyesuaian diri
Mean empirik
Standar deviasi Range Variance N
Kepuasan psikis 29,31 4,585 20 21,023 68 Efisiensi kerja 30,32 5,106 19 26,073 68 Gejala fisik 29,93 4,669 21 21,800 68 Penerimaan sosial 31,75 4,823 18 23,265 68
Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh mean empirik pada aspek
penerimaan sosial paling tinggi (31,75) dibanding mean empirik pada aspek
53
penyesuaian diri yang lain yakni aspek kepuasan psikis (29,31), efisiensi kerja
(30,32), dan gejala fisik (29,23). Hal ini menunjukkan bahwa aspek
penerimaan sosial adalah aspek yang paling menonjol dalam memberikan
kontribusi dalam penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup pada
lansia pada subjek penelitian.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data deskriptif diketahui bahwa mean
empirik lebih besar dari mean teoritik yaitu Mean empirik = 121,31 > Mean teoritik
= 100. Hal ini menunjukkan bahwa subjek penelitian secara umum mampu
melakukan penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup secara baik
atau positif. Penyesuaian diri yang positif mengindikasikan subjek mampu
menerima secara sadar keadaan lingkungan, baik secara fisik, psikis, maupun
sosial sesuai dengan kondisi yang dimiliki yakni kondisi lansia yang sudah
tidak memiliki pasangan hidup lagi. Mean empirik pria = 126,13 > Mean teoritik
pria= 100 dan Mean empirik wanita = 117,03 > Mean teoritik wanita = 100
menunjukkan baik subjek penelitian pria maupun subjek penelitian wanita
memiliki penyesuaian diri yang positif terhadap hilangnya pasangan hidup.
Kemampuan penyesuaian diri yang positif baik pada lansia pria dan lansia
wanita dalam penelitian ini berarti menunjukkan bahwa individu tersebut
mampu menyesuaikan diri terhadap permasalahan baru yang timbul yakni
hilangnya pasangan hidup. Penyesuaian diri yang efektif memberikan
54
pengaruh yang positif terhadap individu yang bersangkutan, seperti
tercapainya kepuasan hidup dan tujuan hidup.
Parkes (dalam Santrock, 1995 : 272) menyebutkan empat fase yang
dilalui ketika seseorang kehilangan orang yang dicintai, yaitu : kelumpuhan,
rindu, depresi, dan pulih kembali.kerinduan terhadap orang yang meninggal,
rasa cemas akan perpisahan, emosi yang tumpul atau ketidakpercayaan, dan
ledakan kepanikan, keputus-asaan dan kesedihan, depresi, kehilangan arti, dan
kerinduan akan pulih kembali untuk kemudian bangkit kembali. Inilah yang
menunjukkan adanya penyesuaian diri yang positif.
Salah satu tugas perkembangan lansia menurut Havighurst (dalam
Hurlock, 1999 : 10) adalah menyesuaikan diri terhadap kematian pasangan
hidup. Kemampuan menyesuaikan diri yang positif ditunjang oleh
kemampuan individu dan lingkungan. Lansia mengalami banyak perubahan
kegiatan dan memiliki lebih banyak waktu luang daripada tahap
perkembangan sebelumnya. Bagi lansia yang mampu menerima perubahan
hidupnya banyak yang mengisi kehidupan dengan kegiatan – kegiatan yang
positif seperti berkumpul dalam kelompok – kelompok doa untuk
meningkatkan religiusitasnya, kegiatan sosial kemasyarakatan worokawuri,
pelatihan ketrampilan – ketrampilan sederhana merangkai bunga dan
menyulam, bakti sosial, kerja bakti, bekerja sambilan mengurus kebun atau
tanah pekarangan sehingga menghasilkan tambahan pendapatan, dan lain-lain
sehingga pada umumnya kelompok lansia ini mampu menunjukkan
55
kebahagiaan di masa tua. Teori sosial mengenai penuaan dari ahli
perkembangan menyatakan adanya teori aktivitas (activity theory) (Santrock,
1995: 239) yang mengatakan semakin lansia banyak melakukan aktivitas dan
terlibat dalam kegiatan-kegiatan maka semakin kecil kemungkinan lansia
tersebut menjadi renta serta mengalami kesepian dan semakin besar pula
kemungkinannya untuk merasa puas dengan kehidupannya. Individu harus
terus meneruskan peran-peran dan tugas perkembangan selanjutnya dan
memelihara hubungan sosial yang baik. Banyaknya kegiatan akan membantu
lansia untuk melupakan perasaan negatif seperti perasaan kehilangan dan
kesepian akan kehilangan pasangan hidup.
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
penyesuaian diri karena lingkungan memberikan batasan – batasan terhadap
individu yang ada didalamnya (Vembriarto 1993: 22). Hasil penelitian
menunjukkan aspek penerimaan sosial menjadi aspek yang paling menonjol
dengan ditunjukkan mean empirik aspek penerimaan sosial paling tinggi
(31,75) dibanding mean empirik aspek penyesuaian diri yang lain. Hal ini
menunjukkan dukungan dan penerimaan orang – orang disekitar tempat
tinggal lansia sangat berati dalam membantu lansia dalam melakukan
penyesuaian diri. Dukungan dan penerimaan sosial dapat berupa adanya
fasilitas berkumpulnya lansia untuk melakukan aktivitas yang diminati.
Sekedar berkumpul untuk membagikan pengalaman-pengalaman yang telah
dialami dan perasaan yang dirasakan saat kehilangan pasangan hidup akan
56
dapat memberikan rasa dihargai karena pengalaman ditinggalkan oleh
pasangan hidup merupakan pengalaman kehilangan yang paling sulit diterima
(Santrock 1995 : 273). Hadirnya anak-anak dan cucu akan membantu lansia
karena kehadiran cucu biasanya menjadi suatu kebanggaan akan keberadaan
lansia dalam keluarga.
Prinsip hidup dan pandangan hidup orang Jawa yang nrimo dan pasrah
( Herusatoto, 2008: 127) pada umumnya membuat orang Jawa mempunyai
sikap menerima hidup dengan senang hati dan tidak mudah mengeluh. Hal ini
juga tampak pada lansia dalam penelitian ini yang seluruhnya memiliki Suku
Bangsa Jawa. Lansia pada umumnya lebih dapat menerima dan mempunyai
kepasrahan diri pada hidupnya terlebih menyangkut apa yang terjadi dalam
kehidupannya termasuk memiliki kesadaran suatu hari akan kehilangan
pasangan hidup.
Berdasarkan analisa uji t didapatkan t = 2,069, p = 0,042 (p < 0,05)
maka menunjukkan adanya perbedaan secara signifikan dalam melakukan
penyesuaian diri subjek pria dan wanita. Perbedaan penyesuaian diri pada
lansia dapat didasari oleh adanya perbedaan masalah yang dihadapi antara
lansia pria dan lansia wanita (Hurlock 1999: 425). Wanita mengalami masalah
karena kesepian dan berkurangnya pendapatan sedangkan pria karena
kesepian dan tidak siap hidup sendiri serta mengatur hidupnya sendiri.
Penelitian ini menunjukkan hasil penyesuaian diri pria lebih tinggi
dibanding wanita, yang ditunjukkan dari mean empirik pria lebih tinggi
57
dibanding mean empirik wanita (126,13 > 117,03) hal ini dapat disebabkan
karena kesulitan ekonomi yang semakin berat dari hari ke hari. Bagaimanapun
juga berkurangnya pendapatan mempengaruhi penyesuaian diri meskipun
wanita dapat mencari penghasilan sendiri. Dalam kebiasaan yang terjadi di
Jawa, pria biasanya tidak begitu peduli dengan kebutuhan keluarga sedangkan
wanita memikirkan anak dan memberi uang saku kepada cucu-cucunya.
Kelemahan penelitian ini adalah tidak adanya kontrol terhadap besaran
dukungan finansial atau pendapatan yang dimiliki subjek.
Berdasarkan penjelasan di atas, subjek penelitian baik pria maupun
wanita memiliki penyesuaian diri yang positif terhadap hilangnya pasangan
hidup meskipun ada perbedaan penyesuaian diri antara subjek penelitian pria
dan subjek penelitian wanita.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyesuaian diri terhadap hilangnya
pasangan hidup pada lansia baik lansia pria maupun wanita positif, hal ini
berarti bahwa lansia pada umumnya mampu menyesuaikan diri terhadap
hilangnya pasangan hidup.
2. Aspek yang menonjol dalam upaya penyesuaian diri terhadap hilangnya
pasangan hidup adalah aspek penerimaan sosial.
3. Ada perbedaan penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup antara
lansia pria dan wanita yang signifikan di mana lansia pria lebih positif
penyesuaian diri terhadap hilangnya pasangan hidup dibanding wanita.
B. Kelemahan Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa kelemahan, yakni :
1. Penelitian ini tidak mempunyai kontrol terhadap besaran dukungan
finansial terhadap lansia yang kehilangan pasangan hidup. Penelitian
ini hanya melihat subjek penelitian memiliki pendapatan yang berasal
dari pekerjaan sendiri, sementara terdapat kemungkinan lansia
mendapat dukungan finansial dari anak atau sanak keluarga yang lain
sehingga kondisi ekonomi stabil dan kebutuhan ekonomi lansia
terjamin.
59
2. Penelitian ini tidak memperhatikan kebudayaan dan suku bangsa yang
dimiliki oleh subjek penelitian, hanya saja secara kebetulan penelitian
mendapatkan subjek penelitian yang memiliki Suku Bangsa Jawa.
C. Saran
1. Bagi subjek penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan subjek penelitian
dalam menyesuaikan diri terhadap hilangnya pasangan hidup positif, hal ini
perlu dipertahankan. Baik pria maupun wanita menyesuaikan diri terhadap
hilangnya pasangan hidup akan memakan waktu dan melewati beberapa fase
yang sulit untuk dilalui akan tetapi hal itu dapat diminimalisir dengan mengisi
waktu luang untuk kegiatan-kegiatan yang positif seperti mengikuti
perkumpulan doa bersama, aksi-aksi sosial kemasyarakatan dan bakti sosial,
kursus-kursus sederhana seperti merangkai bunga dan menyulam, berkebun
dan bercocok tanam, bahkan mengasuh cucu untuk menghibur diri.
2. Bagi keluarga
Sebagai anak atau sanak saudara yang memiliki orang tua yang
pasangan hidupnya baru saja meninggal ataupun sudah lama meninggal perlu
menerapkan pemahaman diri bahwa orang tua membutuhkan dukungan dari
keluarga dalam menyesuaikan diri terhadap hilangnya pasangan hidup.
Merawat dan tinggal bersama akan membantu orang tua atau lansia
meningkatkan penyesuaian dirinya dibanding membiarkan lansia tinggal
60
sendiri karena dengan tinggal bersama maka akan ada yang membantu dan
memberikan pertolongan sesegera mungkin apabila orang tua atau lansia
mengalami kesulitan. Orang tua atau lansia dapat merasakan kebahagiaan,
harga diri yang meningkat, dan merasa diterima oleh lingkungannya, selain itu
ada yang mengawasi kegiatan orang tua atau lansia serta mendukung mereka
beraktivitas secara positif.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik pada topik yang sama
Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yang sudah diuraikan di
atas. Peneliti selanjutnya yang tertarik pada topik yang sama dapat melakukan
kontrol terhadap beberapa hal tersebut sehingga didapatkan hasil penelitian
yang optimal dan lebih mendetail atau spesifik, tidak hanya deskripsi secara
umum saja. Hasil penelitian yang lebih spesifik akan menyumbangkan
khasanah wawasan lebih luas pada ilmu pengetahuan terutama dalam hal ini
ilmu pengetahuan psikologi perkembangan tentang lansia.
61
Daftar Pustaka
Abbas, Komalia (1999). Penyesuaian Diri Lanjut Usia terhadap Pelayanan di Panti Sosial Tresna Wredha “Sejahtera” Pandaan Jawa Timur. Laporan Penelitian. Yogyakarta : Media Informasi Penelitian Kesehatan Sosial, No 160.
Alwater, Eastwood. (1979). Psychology for Living Adjustment. Grow, and Behaviour
Today, 5th edition. New Jersey : Prentice Hall. Avida, N. dkk. Hubungan Antara Pemenuhan Kebutuhan Berafiliasi dengan Tingkat
Depresi pada Wanita Lanjut Usia di Panti Wredha. Jurnal Penelitian Anima, Indonesian Psychological Journal 2000, vol 15 No. 2
Azwar, S. (1986). Reliabilitas dan Validitas Interpretasi dan Komputasi. Yogyakarta
: Penerbit Liberty. -----------. (2001). Tes Prestasi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. -----------. (2002). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. -----------. (2003). Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset. Calhoun, James. F and Acoccella, J. Ross (1990). Psychological of Adjustment and
Human Relationship (third edition). New York : mc Graw-Hill Publishing Company.
Darajat, Z. (1996). Kesehatan Mental. Jakarta : PT: Gunung Agung. Gunarsa, S dan Gunarsa, Y. (1986). Psikologi Perawatan. Jakarta : BPK Gunung
Mulia. Hadi, S. (1991). Analisis Butir untuk Instrumen. Yogyakarta : Andi Offset. Huber, Audrey and Richard P. Runyon. (1984). Psychology of Adjustment. Illinois :
The Dorsey Press. Hurlock, E.B (1999). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Edisi kelima. Jakarta : Penerbit Erlangga.
62
Indriana, Yeniar (2003). Kepuasan Hidup Orang LAnjut Usia dalam Hubungannya dengan Jenis Aktivitas, Kenis Kelamin, Religiositas, Status Perkawinan, Tingkat Kemandirian, Tingkat Pendidikan dan Daerah Tempat Tinggal. Jurnal Penelitian. Bandung : Jurnal Psikologi UNDIP, Vol. 1, No. 1, Agustus 2003.
Koeswara, E (1985). Teori-Teori Kepribadian. Bandung : Eresco. Kartono, Kartini. Dra., (1980). Psikologi Wanita Gadis Remaja dan Wanita Dewasa.
Bandung : Penerbit Alumni. Listyaningsih, U., (1999). Persepsi Tentang Peranan Perawatan yang Diinginkan dan
Kondisi Psikologis Penduduk Lanjut Usia di Kotamadya Yogyakarta. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Monks, FJ., Knoers, AMP., dan Haditono, S. Rahayu (2001). Psikologi
Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Murphy, RW (1988). Life and Adjustment. Virginia : Time-Life Books. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Psikologi. (2003). Yogyakarta : Penerbit
Universitas Sanata Dharma. Pettijohn, Terry. F (1992). Psychology A Concise Introduction, 3rd edition. Sluice
Dock, Guilford, Connecticut : The Dushkin Publishing Goup. Inc. Prawitasari, Johana. E. (1994). Aspek Sosio-Psikologis Lansia di Indonesia. Jurnal
Penelitian. Yogyakarta : Buletin Psikologi, No 1. Santrock, John. W. (1995). Life-Span Development Perkembangan MAsa Hidup,
edisi kelima, jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga. Scheneider, A. A (1964). Personal Adjustment and Mental Helth. New York : Holt,
Rinehart and Wiston. Schultz, Duane (2001). Psikologi Pertumbuhan Model-Model Kepribadian Sehat.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius. Sears, O. (1991). Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga. Sebatu, Alfons (1994). Psikologi Jung Aspek Wanita dalam Kepribadian Manusia.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
63
Sugiyono. (1999). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Supratiknya, A., Dr. (2001). Teori-Teori Psikodinamik (Klinis). Yogyakarta :
Penerbit Kanisius. Suryabrata, Sumadi. (1998). Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada. Trihendardi, Cornelius. (2004). Memecahkan Kasus Statistik : Deskriptif, Parametrik,
dan Non-Parametrik dengan SPSS 12. Yogyakarta : Penerbit Andi. Vembriarto, S. T (1993). Sosiologi Pendidikan. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia. Warga, Richard G. (1983). Personal Awarness : A Psychology of Adjustment, 3rd
edition. Boston : Hougton Mifflin Com. Widiyanti, A.Y. (2001). Perbedaan Kemandirian antara Lansia Pria dan Wanita yang
Tinggal Di Rumah Sendiri dan Di Panti Sosial Tresna Wreda. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
Widjojo, F.S. (2000). Memahami Gerontologi Suatu Usaha Pandekatan Pastoral Usia
Lanjut. Bunga Rampai Psikologi. Yogyakarta : Penerbitan Universitas Sanata Dharma.
Zimbardo, Philip G. (1979). Essentials of Psycology and Life, 10th edition. England :
Scott, Forestman an Company.
LAMPIRAN-LAMPIRAN :
LAMPIRAN 1
SKALA UJI COBA
Usia :
Jenis kelamin :
Alamat tempat tinggal :
Lama ditinggalkan pasangan :
Pekerjaan :
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan tentang situasi yang dapat terjadi pada siapa
saja. Baca dan pahamilah setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan
apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda saat ini. Cara memberikan
respon dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan
anda saat ini.
Adapun pilihan jawaban tersebut adalah :
SS : apabila jawaban SANGAT SESUAI
S : apabila jawaban SESUAI
TS : apabila jawaban TIDAK SESUAI
STS : apabila jawaban SANGAT TIDAK SESUAI
Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda-beda atas pernyataan yang
tersedia, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda saat ini.
Dalam hal ini tidak terdapat jawaban yang dianggap salah.
SELAMAT MENGERJAKAN
TERIMA KASIH
LEMBAR PERNYATAAN DAN JAWABAN
NO PERNYATAAN SS S TS STS 1. Saya dapat merasakan bahagia meskipun
ditinggalkan pasangan hidup saya karena ada anak-anak dan cucu yang selalu menghibur saya.
2. Saya tidak merasa gelisah tanpa adanya pasangan hidup saya.
3. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk segera bangkit dari kesedihan setelah kepergian pasangan saya..
4. Setelah kepergian pasangan hidup, saya merasa terhibur ketika melihat anak-anak dan cucu tumbuh berkembang.
5. Saya membenci keadaan saya tanpa pasangan hidup.
6. Saya menggunakan sebagian besar waktu untuk mengenang pasangan hidup.
7. Saya banyak menggunakan waktu untuk mengenang pasangan hidup.
8. Saya mampu menikmati kesendirian tanpa pasangan saya.
9. Saya kehilangan banyak waktu untuk bekerja karena kesedihan setelah kepergian pasangan saya.
10. Walaupun saya merasa sedih atas kepergian pasangan hidup, saya segera bangkit karena hidup saya masih panjang.
11. Saya merasa putus asa ditinggalkan pasangan hidup saya.
12. Saya bahagia memiliki anak-anak dan cucu yang menyayangi saya walaupun pasangan saya sudah meninggalkan saya.
13. Saya tidak merasa kesepian tanpa pasangan saya sudah meninggalkan saya.
14. Hidup saya hampa tanpa ada pasangan hidup. 15. Saya dapat menerima kepergian pasangan
hidup saya.
16. Saya belum dapat menerima kepergian pasangan hidup saya.
17. Setelah ditinggalkan pasangan, saya punya banyak waktu luang untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat.
18. Saya bersemangat ketika beraktivitas karena dengan begitu saya dapat melupakan
kesedihan atas kepergian pasangan saya. 19. Saya membutuhkan waktu yang lama setelah
kepergian pasangan hidup untuk kembali beraktivitas.
20. Saya tetap tenang ketika pergi tidur tanpa pasangan saya lagi.
21. Saya tidak bersemangat menjalin relasi sosial lagi ketika menyadari bahwa saya ditinggal pasangan hidup saya.
22. Saya senang mengenang masa-masa indah bersama pasangan hidup sehingga saya sadar bahwa saya pernah mendapat anugerah dengan hidup bersama pasangan hidup saya.
23. Kepergian pasangan hidup membuat saya merasa kecewa karena kemudian saya harus hidup sendiri.
24. Saya dapat mengatasi rasa pening akibat ingatan akan kenangan bersama pasangan hidup.
25. Saya tidak mengalami gangguan kesehatan setelah kepergian pasangan hidup.
26. Rasa sedih akibat kepergian pasangan hidup tidak membuat saya mengalami gangguan pencernaan.
27. Rasa sedih akibat kepergian pasangan hidup membuat saya pusing.
28. Rasa sedih akibat kepergian pasangan hidup tidak membuat saya pusing.
29. Saya tetap semangat dalam beraktivitas sesuai minat saya setelah kepergian pasangan hidup.
30. Saya dapat membagi waktu untuk bekerja sehingga tidak ada waktu lagi untuk merenungi nasib atas kepergian pasangan hidup.
31. Saya mengalami gangguan kesehatan yang cukup berarti setelah kepergian pasangan hidup.
32. Saya kehilangan minat untuk melakukan kegiatan setelah kepergian pasangan hidup.
33. Kenangan akan pasangan hidup membuat saya bergairah kembali.
34. Pekerjaan mampu menyita perhatian saya dari rasa kesepian setelah kepergian pasangan saya.
35. Saya sering melamun kemudian menangis ketika memikirkan pasangan hidup saya.
36. Saya menikmati kegiatan yang saya lakukan setelah kepergian pasangan saya.
37. Saya membutuhkan waktu yang lama untuk menerima kepergian pasangan hidup saya.
38. Kepergian pasangan hidup membuat saya mudah jatuh sakit karena terus mengingatnya.
39. Saya lebih sering murung setelah kepergian pasangan hidup sehingga mudah sakit.
40. Saya merasa pusing mengingat pasangan hidup.
41. Saya tidak perlu menjalani tes kesehatan setelah mengalami duka atas kepergian pasangan hidup.
42. Saya merasa kesepian karena tidak punya teman setelah kepergian pasangan hidup.
43. Saya memiliki minat yang besar terhadap kegiatan sosial meski pasangan hidup saya sudah tiada.
44. Saya tidak mampu menikmati hidup setelah kepergian pasangan hidup.
45. Saya tidak punya nafsu makan ketika mengingat pasangan hidup.
46. Saya sering tidak enak badan memikirkan pasangan hidup yang sudah tiada.
47. Saya mendapat simpati atas kepergian pasangan hidup.
48. Saya mendapat bantuan dan dukungan moril yang besar ketika pasangan hidup meninggalkan saya.
49. Saya mendapat dukungan yang besar dari masyarakat untuk menerima kepergian pasangan hidup.
50. Saya dapat berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat walau pasangan hidup saya sudah tiada.
51. Saya tidak mudah pusing ketika mengingat pasangan hidup yang sudah tiada.
52. Kenangan akan pasangan hidup tidak membuat jantung saya berdebar-debar.
53. Saya hanya dapat merasakan bahagia ketika pasangan masih hidup.
54. Setelah saya menyadari kepergian pasangan hidup, saya tidak mengalami gangguan kesehatan yang berarti.
55. Saya berminat menghabiskan waktu untuk bekerja walau pasangan saya sudah tiada.
56. Pekerjaan membuat saya bertambah sedih atas kepergian pasangan hidup.
57. Saya dapat melakukan aktivitas sesuai minat saya setelah kepergian pasangan hidup.
58. Saya mudah mengeluh karena pekerjaan tidak menyenangkan lagi setelah kepergian pasangan hidup.
59. Saya perlu pergi ke dokter untuk melakukan tes kesehatan setelah kepergian pasangan hidup.
60. Saya sering berdebar-debar ketika mengingat kenangan akan pasangan hidup.
61. Saya tetap mempunyai banyak teman setelah kepergian pasangan hidup.
62. Saya sering menolak ikut kegiatan sosial setelah kepergian pasangan hidup.
63. Saya ditinggalkan teman-teman setelah kepergian pasangan hidup.
64. Teman saya membantu saya dalam mengatasi kesedihan akibat kepergian pasangan hidup.
65. Saya tidak dapat menikmati kegiatan kemasyarakatan setelah kepergian pasangan hidup.
66. Saya selalu mengenang masa lalu bersama pasangan yang sudah meninggalkan saya sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan sosial lagi.
67. Saya mudah mengeluh akibat keadaan baru saya yang tanpa pasangan lagi.
68. Saya akan sangat marah jika tidak mampu menyelesaikan pekerjaan karena selalu teringat pada pasangan hidup.
69. Saya merasa kuat menjalani hidup melihat dukungan yang diberikan kepada saya yang begitu besar ketika pasangan hidup sudah tiada.
70. Waktu saya hanya saya gunakan untuk merenungi nasib ditinggalkan pasangan saya sehingga saya kurang bersosialisasi dalam masyarakat.
71. Saya merasa jauh dengan orang di sekitar saya setelah kepergian pasangan saya.
72. Saya tidak mempunyai teman yang membantu dalam mengatasi rasa kesepian akibat kepergian pasangan saya.
SELESAI dan TERIMA KASIH
LAMPIRAN 2
DATA UJI COBA
ANALISIS RELIABILITAS
ITEM TOTAL STATISTIK
71
subjek item1 item2 item3 item4 item5 item6 item7 item8subjek1 2 2 1 3 1 2 1 2subjek2 2 1 1 3 1 1 1 2subjek3 3 2 3 3 2 2 3 2subjek4 2 2 2 3 2 3 3 2subjek5 2 1 2 3 2 2 2 1subjek6 2 3 2 3 3 3 3 2subjek7 3 2 2 3 3 3 3 2subjek8 3 1 3 3 3 3 3 1subjek9 2 1 2 2 2 2 1 1subjek10 3 2 2 3 2 2 2 1subjek11 3 2 3 3 3 2 3 2subjek12 1 3 3 3 3 4 3 3subjek13 2 2 3 3 3 2 3 2subjek14 2 1 3 4 2 3 3 2subjek15 2 2 2 3 2 2 2 1subjek16 3 2 1 3 3 3 3 3subjek17 3 3 1 3 3 3 3 2subjek18 2 2 3 4 4 4 4 3subjek19 1 1 1 3 4 3 3 2subjek20 3 2 2 3 3 3 2 2subjek21 3 2 1 3 1 2 2 2subjek22 3 2 3 3 3 2 3 1subjek23 3 3 3 4 3 4 4 2subjek24 3 2 3 3 4 2 3 2subjek25 2 1 2 3 1 1 3 2subjek26 3 1 2 4 2 2 3 1subjek27 2 3 3 3 2 3 3 1subjek28 2 2 2 3 3 3 3 4subjek29 3 2 3 4 3 4 4 1subjek30 3 2 2 4 2 2 2 1subjek31 3 3 4 3 2 4 4 2subjek32 3 3 3 3 3 3 3 2subjek33 3 3 3 3 3 3 3 2subjek34 2 2 2 3 2 2 3 1subjek35 2 1 1 4 1 2 2 1subjek36 1 2 2 3 2 2 2 1subjek37 2 1 2 3 1 3 3 1subjek38 1 1 2 3 2 2 2 1subjek39 2 1 3 3 2 3 3 1subjek40 1 1 1 3 1 2 2 1subjek41 3 1 3 3 2 3 3 2subjek42 3 3 3 3 3 2 3 3subjek43 2 2 4 3 3 3 3 2subjek44 1 1 3 3 3 3 3 2subjek45 2 2 2 3 2 2 3 2subjek46 2 2 3 3 2 3 3 2subjek47 3 3 3 3 4 3 3 4subjek48 2 2 3 2 2 3 4 3
72
subjek49 2 3 3 3 3 3 2 3subjek50 3 4 3 4 3 3 3 3subjek51 2 1 2 2 1 2 1 2subjek52 3 3 3 3 2 2 2 3subjek53 1 3 3 3 3 3 3 2subjek54 2 2 2 2 1 1 2 2subjek55 2 2 1 1 1 2 2 2subjek56 2 2 1 1 2 2 2 3subjek57 3 2 3 2 3 3 3 3subjek58 3 3 2 3 3 3 3 2
73
item9 item10 item11 item12 item13 item14 item15 item16 item173 3 2 3 1 1 2 2 23 3 3 3 1 1 2 2 23 3 3 3 2 3 3 3 32 3 3 3 1 3 3 3 32 3 3 3 1 2 2 2 33 3 4 2 2 3 3 3 33 3 3 3 2 3 3 3 33 3 4 3 2 3 2 2 22 2 2 2 1 1 2 2 12 3 3 4 2 2 3 3 34 4 3 3 3 3 3 4 33 4 2 3 2 3 3 4 33 4 3 3 2 2 3 3 33 3 3 2 2 2 3 3 32 3 3 3 2 2 2 2 23 3 4 3 3 3 3 3 33 2 4 4 4 3 3 3 34 3 4 4 2 4 4 4 43 2 3 3 3 3 3 3 33 3 2 3 2 2 2 2 33 2 3 3 2 2 1 1 23 3 3 3 1 2 3 3 33 4 4 4 3 3 3 3 33 4 3 4 3 3 3 4 32 3 3 3 2 2 2 2 22 2 4 4 2 2 2 1 23 4 3 3 1 2 3 3 33 3 3 3 2 2 3 2 34 4 3 4 3 2 3 3 43 3 2 4 1 1 2 3 33 4 4 3 2 2 3 3 43 3 2 3 3 3 2 3 33 3 3 3 3 3 3 3 32 3 2 3 2 2 2 1 23 3 3 3 1 2 2 2 23 3 4 3 1 2 2 2 23 3 3 2 1 2 3 3 32 2 3 2 1 1 2 1 23 4 4 4 1 2 2 3 22 2 2 3 1 1 1 3 23 3 3 3 2 2 3 4 33 4 3 3 3 4 3 3 33 4 4 3 3 4 4 4 43 3 3 4 3 3 3 3 33 2 3 3 1 3 2 2 33 3 3 3 3 3 3 3 34 3 3 2 3 3 4 4 44 3 3 3 4 2 3 4 2
74
2 2 3 1 2 3 3 2 33 3 3 2 3 4 4 4 33 1 2 2 3 3 3 2 13 3 3 2 2 2 2 2 32 3 3 3 3 2 2 2 32 2 1 2 3 3 2 2 33 3 3 3 3 3 2 3 31 2 2 3 3 3 3 3 23 2 3 2 3 3 3 3 23 2 4 4 4 3 3 3 3
75
item18 item19 item20 ietm21 item22 item23 item24 item25 item262 1 1 1 4 1 2 1 22 1 1 1 4 1 2 1 23 3 2 2 3 2 2 2 23 3 2 2 3 2 2 2 23 2 1 2 4 2 2 1 33 3 3 2 4 2 3 2 23 3 3 3 4 2 3 3 32 3 3 2 4 2 3 2 22 2 1 2 3 1 2 4 13 3 2 2 4 2 2 2 23 3 1 3 4 2 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 2 2 2 4 2 3 2 23 3 2 2 3 2 3 2 22 2 1 2 3 2 2 2 24 2 2 3 4 1 3 3 23 2 2 4 4 3 3 2 24 3 4 4 4 3 4 4 42 2 2 2 3 2 3 2 33 3 3 2 3 3 3 2 32 1 2 2 3 2 2 2 33 3 2 2 3 3 2 3 33 3 2 2 4 2 3 2 23 3 3 3 4 2 3 3 33 2 1 1 3 2 2 1 23 2 1 4 3 2 3 3 33 4 1 2 3 2 3 3 33 2 2 2 3 2 2 2 24 3 1 3 3 2 3 3 33 2 1 2 3 2 2 1 24 4 2 2 4 2 3 4 43 3 3 3 3 3 3 3 33 3 2 2 3 3 3 3 33 3 2 2 3 2 3 2 32 2 1 1 4 2 2 4 22 2 1 2 4 2 2 2 23 3 1 2 3 2 2 3 22 2 1 1 3 1 1 2 13 3 1 1 3 1 2 2 22 2 1 1 3 1 1 1 13 3 1 3 4 2 3 2 33 4 3 4 3 3 3 3 34 3 3 4 3 4 3 2 33 2 3 3 3 2 3 3 32 2 1 2 4 2 2 2 23 3 2 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 4 4 4 42 3 4 3 3 3 3 4 4
76
3 3 2 3 2 2 3 2 33 4 4 3 3 3 3 3 21 2 1 2 1 1 2 3 23 3 3 3 3 2 2 2 33 3 3 3 2 2 2 2 33 2 2 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 3 32 2 2 3 3 3 3 3 33 2 2 4 4 3 3 2 2
77
item27 item28 item29 item30 item31 item32 item33 item34 item351 1 2 2 2 2 3 2 11 1 2 2 2 2 3 2 12 2 3 3 3 3 3 3 31 1 2 3 4 3 4 3 31 2 2 2 2 2 3 3 22 2 2 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 42 1 2 3 3 3 3 3 43 4 2 2 2 2 3 2 12 1 3 3 2 3 4 4 23 3 3 3 4 3 4 4 33 3 3 3 3 3 3 3 42 2 3 3 3 3 4 3 32 2 3 3 3 3 2 3 31 2 2 2 2 2 3 2 22 2 3 2 3 3 2 3 32 2 2 3 3 3 3 3 24 3 4 4 4 4 4 4 43 3 3 2 3 2 3 3 22 2 3 2 3 3 3 3 21 1 3 2 3 2 3 3 22 2 3 3 3 3 3 4 22 1 3 3 2 3 3 3 22 4 3 3 3 3 4 4 21 2 2 2 1 2 3 2 23 3 3 3 3 3 3 3 32 2 3 3 4 3 4 3 32 1 2 3 2 3 3 3 22 2 3 4 3 2 4 4 41 2 3 3 2 2 3 3 22 1 2 3 3 3 3 3 42 2 3 3 3 3 3 3 32 2 3 3 3 2 3 3 32 2 3 3 3 3 3 3 31 1 2 2 2 2 3 3 12 1 2 2 2 2 3 3 22 1 3 3 3 3 4 4 22 1 2 2 2 2 3 2 12 1 1 3 3 3 3 3 31 1 2 2 1 1 3 2 12 1 3 3 3 3 4 4 23 3 4 3 3 3 4 3 33 2 3 4 3 4 3 3 23 3 3 3 3 3 3 3 32 2 2 2 2 2 3 2 23 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 4 3 4 3 3 34 4 3 3 2 3 3 3 3
78
4 3 2 2 3 3 3 2 22 2 3 3 3 3 3 2 31 1 1 1 3 3 2 2 23 2 2 3 3 3 2 2 33 3 3 3 3 2 3 3 22 2 3 3 2 3 3 3 32 3 3 3 4 3 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 2 3 3 32 2 2 3 3 3 3 4 2
79
item36 item37 item38 item39 item40 item41 item42 item43 item442 1 1 2 2 2 2 2 22 1 1 2 2 2 2 2 23 3 3 3 2 3 3 3 32 3 2 3 2 3 3 3 32 2 2 2 1 2 2 2 22 3 2 2 2 3 2 3 32 2 3 3 3 1 3 3 33 3 3 3 2 3 2 2 32 1 2 2 1 1 2 2 22 2 2 2 2 1 2 3 33 3 3 3 3 3 3 4 43 4 4 4 3 3 3 4 33 3 3 2 2 2 2 3 32 3 3 3 2 3 3 2 32 2 2 2 2 2 2 2 23 1 3 4 2 3 3 3 33 2 3 3 2 3 3 3 24 4 4 4 4 1 3 4 32 2 3 3 3 3 3 2 22 2 3 2 2 3 3 3 42 1 2 2 2 2 2 2 22 2 2 2 2 3 2 3 33 3 2 2 2 1 2 3 23 3 3 3 2 1 3 4 42 2 2 2 1 1 2 2 23 3 3 3 2 3 4 4 31 3 3 3 2 3 2 3 33 2 3 2 1 2 2 3 32 3 4 4 2 3 3 3 33 2 2 2 2 2 2 3 33 3 4 4 3 4 4 3 33 3 3 3 2 3 3 3 32 3 3 3 2 3 3 3 32 3 3 3 2 3 2 3 22 2 1 1 1 2 2 2 22 2 2 2 2 2 2 2 23 3 3 3 2 2 3 3 32 2 2 2 1 1 2 2 22 3 2 2 2 2 1 3 32 1 1 1 1 1 1 1 13 3 3 3 2 3 3 3 33 4 4 4 3 3 3 3 33 3 2 3 2 2 3 4 33 3 3 3 3 2 3 3 32 2 3 2 2 2 1 2 23 3 3 3 2 3 3 3 34 3 2 3 4 3 4 4 43 3 3 2 3 3 3 3 2
80
3 3 3 3 2 2 2 3 32 3 2 3 3 3 3 2 31 2 3 3 3 3 3 3 23 3 2 2 3 3 2 2 32 2 3 3 3 3 3 2 32 2 3 3 3 3 3 2 23 3 3 3 3 4 4 3 32 3 3 3 3 2 2 3 32 3 3 2 3 4 4 3 33 2 3 3 2 3 3 3 2
81
item45 item46 item47 item48 item49 item50 item51 item52 item531 1 3 3 3 2 2 2 31 1 3 3 3 2 2 2 32 2 3 3 3 3 2 2 32 2 3 4 4 3 2 2 31 2 4 4 4 3 2 1 31 2 4 4 4 3 2 3 43 3 3 4 4 3 3 3 32 2 2 3 3 3 2 1 41 1 3 3 3 2 1 1 32 2 2 3 3 3 2 3 42 3 3 3 3 3 3 2 33 3 3 3 3 3 3 2 32 2 4 4 4 4 2 4 42 2 4 4 4 4 2 2 31 2 3 3 3 2 2 1 32 3 3 3 3 3 2 3 32 2 3 3 3 3 2 3 33 3 3 4 4 4 4 3 22 2 3 4 4 3 3 3 33 1 3 4 3 3 2 2 32 2 4 4 3 2 2 2 32 2 4 4 4 3 2 2 32 2 4 4 4 3 2 1 31 2 4 4 4 4 2 1 31 1 3 3 3 2 1 1 32 3 3 3 3 3 2 1 32 3 4 3 3 3 3 2 31 3 3 4 4 4 2 1 32 2 3 3 3 3 3 3 31 1 4 4 4 3 1 1 32 4 4 4 4 4 3 2 43 3 3 3 3 3 3 2 32 2 3 4 4 3 3 1 32 2 4 4 4 4 2 2 31 1 3 3 3 2 1 1 21 2 3 3 2 2 1 1 32 2 3 4 4 3 1 1 41 1 3 3 3 2 2 1 31 2 3 4 3 3 2 1 31 2 3 3 3 2 1 1 22 2 4 4 4 3 2 2 33 3 2 2 2 3 3 3 33 4 1 2 1 3 2 2 23 3 3 3 3 3 2 2 33 2 2 3 3 2 2 1 32 3 3 3 3 3 3 2 33 3 2 4 3 3 3 2 23 3 2 3 2 3 3 3 3
82
2 2 3 2 3 2 2 3 32 3 3 3 2 3 4 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 2 2 2 2 2 3 33 3 3 3 2 3 2 3 32 3 3 3 3 3 2 3 33 3 4 4 3 3 3 3 43 3 3 3 3 3 3 3 22 3 3 3 3 3 3 3 32 2 3 3 3 3 2 3 3
83
item54 item55 item56 item57 item58 item59 item60 item61 item622 2 3 2 3 2 4 3 22 2 2 2 2 2 4 3 23 3 3 3 3 2 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 2 3 2 2 4 3 23 3 4 2 3 3 4 3 33 2 3 3 3 4 2 4 33 3 4 3 3 3 3 3 33 2 2 1 1 1 4 3 24 3 3 3 3 2 4 3 43 3 4 3 3 3 3 3 34 3 3 3 3 3 3 3 34 4 3 3 3 2 4 3 33 3 3 3 3 3 4 3 33 2 2 2 2 2 4 3 23 3 4 3 3 3 2 3 33 3 3 3 3 3 4 3 34 4 4 4 4 4 1 4 43 3 4 2 3 2 2 4 23 3 3 2 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 4 3 23 3 3 3 2 2 3 3 33 3 3 3 2 2 3 3 23 3 3 3 3 3 4 4 32 2 2 2 1 1 4 2 23 3 2 3 2 3 3 3 43 3 3 3 2 3 3 3 23 3 4 3 3 2 4 3 23 3 3 3 4 3 3 3 33 3 3 3 2 2 4 4 24 4 3 3 4 4 3 4 43 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 2 3 3 3 3 3 32 2 2 2 1 1 4 2 12 2 3 2 2 2 4 3 23 3 4 3 3 2 4 3 32 2 3 2 1 1 4 3 23 3 3 3 4 2 3 3 32 2 3 1 1 1 4 3 23 3 3 3 3 3 4 3 33 3 3 3 3 3 2 3 33 3 2 2 3 2 1 4 43 3 3 3 3 3 2 2 32 3 3 3 3 2 4 2 33 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 3 3 3 4 42 3 2 3 3 2 2 3 2
84
3 2 3 2 3 2 3 3 34 3 3 2 3 4 3 4 32 3 2 2 2 2 2 3 33 2 2 2 2 3 2 2 33 2 3 3 3 3 3 3 33 2 3 3 3 2 3 3 34 3 3 3 3 3 3 3 33 3 2 3 3 3 3 3 33 3 3 4 4 3 4 4 33 3 3 3 3 3 4 3 3
85
item63 item64 item65 item66 item67 item68 item69 item70 item712 3 2 3 2 2 3 2 32 3 2 3 2 2 2 2 33 3 3 3 3 2 3 3 33 3 3 1 3 2 4 3 33 3 2 4 1 2 4 3 33 3 3 3 2 2 3 3 43 3 3 4 3 3 1 3 34 3 3 4 3 2 4 3 32 3 2 3 2 2 2 2 33 4 4 4 2 3 4 3 33 3 4 4 4 4 4 4 44 3 3 3 3 3 3 3 43 3 3 3 3 2 3 3 43 4 3 3 3 3 3 3 32 3 2 3 2 2 2 2 33 3 3 4 3 4 4 4 33 3 3 3 3 3 3 3 44 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 4 3 3 4 4 23 3 3 3 3 3 3 3 42 3 2 3 1 2 2 2 33 3 3 3 2 2 3 3 32 4 2 4 2 2 2 2 33 3 3 4 2 2 4 4 42 3 2 3 2 2 2 2 23 4 3 2 2 3 4 4 33 3 2 3 3 2 3 3 34 3 2 3 2 2 3 4 33 3 3 3 4 4 4 3 22 3 2 2 2 2 2 3 33 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 42 3 2 3 2 1 2 2 32 3 2 3 1 1 2 2 33 4 3 4 3 3 4 4 42 3 2 3 1 1 2 2 33 3 3 4 4 3 4 4 32 3 2 4 1 2 2 2 33 3 3 3 3 3 4 4 43 2 3 3 3 3 3 3 33 4 3 3 4 3 4 4 23 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 2 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 34 3 4 4 3 3 4 4 24 4 3 4 4 3 3 3 3
86
2 3 3 4 3 4 4 3 44 3 4 4 4 4 4 4 43 2 3 2 3 2 2 3 23 2 2 2 2 2 4 4 33 3 3 2 2 2 3 3 32 2 2 3 3 3 3 2 33 3 3 4 3 3 3 3 32 3 3 3 2 2 3 3 33 3 3 2 2 3 3 3 33 3 3 3 3 3 4 4 4
87
item72 jumlah3 1483 1443 1963 1924 1693 2004 2114 1983 1433 1934 2263 2224 2073 2002 1564 2083 2054 2623 1963 1953 1633 1933 1964 2203 1454 1993 1984 1902 2183 1724 2403 2094 2103 1913 1443 1554 1983 1384 1873 1274 2093 2193 2133 2053 1703 2084 2403 212
88
4 1944 2253 1604 1843 1943 1823 2133 1923 2084 210
89
Reliability Case Processing Summary N % Cases Valid 58 100.0
Excluded(a) 0 .0
Total 58 100.0a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.967 72 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted item1 190.83 752.812 .382 .967item2 191.14 746.788 .478 .967item3 190.79 742.132 .564 .967item4 190.16 764.625 .076 .968item5 190.78 736.282 .661 .967item6 190.57 741.899 .634 .967item7 190.45 738.708 .713 .966item8 191.19 747.595 .453 .967item9 190.31 750.990 .496 .967item10 190.21 751.500 .407 .967item11 190.14 755.735 .306 .967item12 190.17 761.443 .152 .968item13 190.95 740.506 .544 .967item14 190.67 739.312 .654 .967item15 190.50 740.640 .729 .966item16 190.41 737.826 .659 .967item17 190.40 741.436 .710 .966item18 190.33 745.347 .661 .967item19 190.53 742.604 .642 .967item20 191.12 736.319 .617 .967ietm21 190.71 735.474 .689 .966
90
item22 189.90 764.551 .071 .968item23 190.95 743.524 .606 .967item24 190.53 739.236 .829 .966item25 190.67 744.154 .507 .967item26 190.59 741.370 .669 .967item27 190.97 742.069 .572 .967item28 191.07 747.820 .396 .967item29 190.52 747.447 .585 .967item30 190.38 742.590 .751 .966item31 190.38 742.064 .700 .967item32 190.41 744.106 .723 .967item33 190.00 758.772 .303 .967item34 190.17 747.093 .592 .967item35 190.62 733.608 .728 .966item36 190.67 747.452 .575 .967item37 190.62 737.713 .714 .966item38 190.50 739.096 .692 .966item39 190.48 739.237 .716 .966item40 190.91 742.571 .640 .967item41 190.69 748.428 .411 .967item42 190.55 741.620 .642 .967item43 190.36 740.481 .723 .966item44 190.43 743.969 .684 .967item45 191.12 744.599 .557 .967item46 190.83 741.198 .628 .967item47 190.05 769.278 -.059 .968item48 189.81 761.806 .162 .968item49 189.97 764.174 .078 .968item50 190.24 744.818 .704 .967item51 190.90 741.112 .672 .967item52 191.07 746.872 .427 .967item53 190.12 765.055 .086 .968item54 190.17 745.233 .719 .967item55 190.31 746.253 .720 .967item56 190.21 752.553 .432 .967item57 190.41 744.668 .670 .967item58 190.43 736.004 .762 .966item59 190.62 734.520 .794 .966item60 189.93 790.978 -.528 .970item61 190.05 754.717 .453 .967item62 190.34 742.546 .703 .967item63 190.28 743.537 .716 .967item64 190.05 760.681 .257 .967
91
item65 190.33 741.382 .782 .966item66 189.95 757.874 .244 .968item67 190.50 735.132 .704 .966item68 190.53 737.130 .713 .966item69 190.00 740.807 .596 .967item70 190.05 739.629 .712 .966item71 189.97 757.016 .310 .967item72 189.83 756.040 .381 .967
92
Reliability Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.970 40 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted item1 103.57 365.688 .377 .971item2 103.88 361.441 .474 .970item5 103.52 354.535 .645 .970item7 103.19 356.718 .678 .969item10 102.95 365.278 .383 .971item13 103.69 356.604 .554 .970item14 103.41 355.264 .686 .969item15 103.24 356.888 .739 .969item16 103.16 355.712 .640 .970item17 103.14 358.191 .690 .969item18 103.07 360.311 .665 .970item20 103.86 354.121 .615 .970ietm21 103.45 353.199 .699 .969item24 103.28 356.344 .823 .969item25 103.41 359.756 .499 .970item26 103.33 357.908 .658 .970item30 103.12 358.564 .748 .969item31 103.12 357.968 .706 .969item32 103.16 359.151 .741 .969item35 103.36 351.849 .740 .969item37 103.36 354.972 .718 .969item38 103.24 356.151 .688 .969item39 103.22 355.405 .744 .969item43 103.10 356.901 .728 .969item44 103.17 359.408 .686 .969item50 102.98 360.368 .689 .969item51 103.64 356.937 .692 .969item54 102.91 360.677 .703 .969item55 103.05 361.418 .702 .969
93
item57 103.16 360.554 .643 .970item58 103.17 353.829 .765 .969item59 103.36 352.902 .793 .969item61 102.79 367.185 .440 .970item62 103.09 357.799 .731 .969item63 103.02 359.245 .713 .969item65 103.07 357.609 .785 .969item67 103.24 352.467 .731 .969item68 103.28 354.554 .717 .969item69 102.74 356.897 .606 .970item70 102.79 356.307 .717 .969
LAMPIRAN 3
SKALA PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2005
Usia : Jenis kelamin : Alamat tempat tinggal : Lama ditinggalkan pasangan : Pekerjaan :
PETUNJUK PENGISIAN Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan tentang situasi yang dapat terjadi pada siapa saja. Baca dan pahamilah setiap pernyataan, kemudian Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan tersebut sesuai dengan diri anda saat ini. Cara memberikan respon dengan memberi tanda silang (X) pada kolom jawaban yang sesuai dengan keadaan anda saat ini. Adapun pilihan jawaban tersebut adalah : SS : apabila jawaban SANGAT SESUAI S : apabila jawaban SESUAI TS : apabila jawaban TIDAK SESUAI STS : apabila jawaban SANGAT TIDAK SESUAI Setiap orang dapat mempunyai jawaban yang berbeda-beda atas pernyataan yang tersedia, karena itu pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan diri anda saat ini. Dalam hal ini tidak terdapat jawaban yang dianggap salah.
SELAMAT MENGERJAKAN TERIMA KASIH
Hormat saya, Carolina Retno Ekowati
Mahasiswa Psikologi Universitas Sanata Dharma Skala ini digunakan untuk penelitian dalam rangka penyusunan tugas akhir guna memperoleh gelar
sarjana
No Pernyataan SS S TS STS 1 Walaupun saya merasa sedih atas kepergian
pasangan hidup, saya segera bangkit karena hidup saya masih panjang.
2 Saya banyak menggunakan waktu untuk mengenang pasangan hidup.
3 Saya membenci keadaan saya tanpa pasangan hidup.
4 Saya dapat merasakan bahagia meskipun ditinggalkan pasangan hidup saya karena ada anak-anak dan cucu yang selalu menghibur saya.
5 Setelah ditinggalkan pasangan, saya punya banyak waktu luang untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat.
6 Saya dapat mengatasi rasa pening akibat ingatan akan kenangan bersama pasangan hidup.
7 Saya bersemangat ketika beraktivitas karena dengan begitu saya dapat melupakan kesedihan atas kepergian pasangan saya.
8 Hidup saya hampa tanpa ada pasangan hidup.
9 Saya dapat menerima kepergian pasangan hidup saya.
10 Saya tetap tenang ketika pergi tidur tanpa pasangan saya lagi.
11 Saya belum dapat menerima kepergian pasangan hidup saya.
12 Saya kehilangan minat untuk melakukan kegiatan setelah kepergian pasangan hidup.
13 Saya tidak mengalami gangguan kesehatan setelah kepergian pasangan hidup.
14 Saya mengalami gangguan kesehatan yang cukup berarti setelah kepergian pasangan hidup.
15 Saya dapat membagi waktu untuk bekerja sehingga tidak ada waktu lagi untuk merenungi nasib atas kepergian pasangan hidup.
16 Saya mudah mengeluh karena pekerjaan tidak menyenangkan lagi setelah kepergian pasangan hidup.
17 Saya membutuhkan waktu yang lama untuk menerima kepergian pasangan hidup saya.
18 Saya berminat menghabiskan waktu untuk bekerja walau pasangan saya sudah tiada.
19 Saya tidak merasa kesepian tanpa pasangan saya sudah meninggalkan saya.
20 Saya tidak merasa gelisah tanpa adanya pasangan hidup saya.
21 Rasa sedih akibat kepergian pasangan hidup tidak membuat saya mengalami gangguan pencernaan.
22 Saya tidak bersemangat menjalin relasi sosial lagi ketika menyadari bahwa saya ditinggal pasangan hidup saya.
23 Saya sering melamun kemudian menangis ketika memikirkan pasangan hidup saya.
24 Saya memiliki minat yang besar terhadap kegiatan sosial meski pasangan hidup saya sudah tiada.
25 Saya dapat melakukan aktivitas sesuai minat saya setelah kepergian pasangan hidup.
26 Kepergian pasangan hidup membuat saya mudah jatuh sakit karena terus mengingatnya.
27 Saya dapat berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat walau pasangan hidup saya sudah tiada.
28 Saya sering menolak ikut kegiatan sosial setelah kepergian pasangan hidup.
29 Saya lebih sering murung setelah kepergian pasangan hidup sehingga mudah sakit.
30 Saya tidak mampu menikmati hidup setelah kepergian pasangan hidup.
31 Saya tetap mempunyai banyak teman setelah kepergian pasangan hidup.
32 Saya ditinggalkan teman-teman setelah kepergian pasangan hidup.
33 Saya merasa kuat menjalani hidup melihat dukungan yang diberikan kepada saya yang begitu besar ketika pasangan hidup sudah tiada.
34 Saya tidak mudah pusing ketika mengingat pasangan hidup yang sudah tiada.
35 Saya tidak dapat menikmati kegiatan kemasyarakatan setelah kepergian pasangan hidup.
36 Waktu saya hanya saya gunakan untuk merenungi nasib ditinggalkan pasangan saya sehingga saya kurang bersosialisasi dalam masyarakat.
37 Saya mudah mengeluh akibat keadaan baru saya yang tanpa pasangan lagi.
38 Setelah saya menyadari kepergian pasangan hidup, saya tidak mengalami gangguan kesehatan yang berarti.
39 Saya akan sangat marah jika tidak mampu menyelesaikan pekerjaan karena selalu teringat pada pasangan hidup.
40 Saya perlu pergi ke dokter untuk melakukan tes kesehatan setelah kepergian pasangan hidup.
Selesai
Terima kasih
LAMPIRAN 4
DATA PENELITIAN,
ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF,
T-TEST WITH ONE SAMPLE,
T-TEST WITH INDEPENDEN SAMPLE, DAN
ANALISIS TIAP ASPEK PENYESUAIAN
DIRI
101
usia (thn) lama (bln) item1 item2 item3 item4 item5 item6subjek1 63 7 4 2 3 4 3 3subjek2 66 3 3 3 4 4 3 3subjek3 68 12 3 2 3 3 2 2subjek4 67 24 3 2 3 3 3 2subjek5 60 11 4 2 3 4 3 3subjek6 69 2 3 2 3 2 2 2subjek7 60 13 4 4 4 4 4 4subjek8 61 5 3 4 3 4 3 3subjek9 67 12 4 4 4 3 3 3subjek10 60 24 4 4 4 4 3 3subjek11 62 1 3 2 2 2 2 3subjek12 60 20 4 3 3 3 2 3subjek13 70 17 4 4 4 3 3 3subjek14 60 1 3 2 3 3 2 3subjek15 70 5 3 3 3 3 2 3subjek16 73 10 4 3 3 3 3 3subjek17 74 14 3 2 3 2 2 3subjek18 67 16 3 2 3 3 3 3subjek19 74 14 3 3 3 2 2 3subjek20 70 18 3 2 3 3 3 3subjek21 65 4 3 2 3 3 3 3subjek22 65 13 3 2 3 3 3 3subjek23 70 12 4 2 3 3 3 3subjek24 70 17 3 3 3 3 3 3subjek25 69 20 4 3 2 3 3 3subjek26 75 7 4 4 4 3 3 3subjek27 60 9 3 3 3 3 3 3subjek28 66 24 4 3 3 3 3 3subjek29 73 9 4 3 4 3 3 3subjek30 68 14 4 2 3 3 3 3subjek31 61 4 3 3 3 3 3 3subjek32 67 2 4 4 4 4 3 4subjek33 67 10 3 3 3 3 3 3subjek34 61 4 2 2 2 2 2 2subjek35 70 24 3 3 3 3 3 3subjek36 64 3 2 2 2 3 3 3subjek37 64 5 2 2 2 3 2 2subjek38 67 17 3 3 3 3 3 3subjek39 64 24 3 4 4 4 4 4subjek40 69 13 3 4 4 3 3 3subjek41 60 14 3 3 3 4 3 3subjek42 66 7 3 3 3 3 3 3subjek43 60 12 3 2 3 3 3 3subjek44 65 24 3 2 2 3 3 2subjek45 70 5 3 3 3 3 3 3subjek46 62 14 4 3 4 3 3 3subjek47 70 24 4 4 4 3 3 3subjek48 60 6 3 2 3 3 3 3
102
subjek49 65 12 3 3 3 3 2 3subjek50 68 15 4 2 3 3 2 3subjek51 66 9 3 2 4 3 3 3subjek52 61 3 3 1 2 2 2 2subjek53 67 24 3 3 2 3 3 3subjek54 66 12 4 1 4 3 3 3subjek55 67 18 4 2 3 3 3 3subjek56 68 6 3 1 2 3 3 2subjek57 66 12 3 2 3 3 3 3subjek58 70 8 3 4 3 3 3 3subjek59 63 6 3 4 4 4 4 4subjek60 65 8 3 3 3 3 3 3subjek61 65 17 3 3 4 3 3 3subjek62 69 15 4 4 4 3 3 3subjek63 68 19 3 4 4 3 3 2subjek64 60 4 2 2 2 2 2 1subjek65 71 15 3 3 3 3 3 3subjek66 70 24 3 3 4 3 3 3subjek67 65 24 3 3 3 3 3 3subjek68 71 21 4 4 4 3 3 3
103
item7 item8 item9 item10 item11 item12 item13 item14 item153 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 2 3 43 2 3 2 3 2 3 3 23 2 3 2 3 3 3 3 34 3 3 2 3 3 3 3 32 2 2 1 2 2 2 2 24 4 4 3 3 4 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 4 4 3 3 33 2 2 2 2 2 2 2 23 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 2 3 3 3 3 34 4 3 2 3 3 3 3 33 3 3 2 3 2 3 3 33 3 3 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 2 2 3 2 3 33 4 3 2 3 2 3 3 33 3 3 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 34 4 3 3 4 4 3 4 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 2 3 34 4 4 3 3 4 3 4 43 3 3 2 3 3 2 3 34 4 3 3 3 4 3 4 34 4 4 3 4 4 4 4 44 3 3 3 3 4 3 3 44 3 3 3 3 4 3 3 34 4 4 4 4 4 3 4 43 3 3 2 3 3 3 3 32 2 2 1 2 2 2 2 23 4 3 3 4 3 3 3 32 2 3 1 2 2 2 2 22 2 2 1 2 2 2 2 23 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 3 4 4 3 3 34 4 3 3 4 3 3 3 33 4 3 3 4 3 3 3 33 3 3 2 3 3 3 3 34 3 3 2 3 3 2 3 33 2 2 2 3 2 2 2 24 3 3 2 3 3 3 3 33 4 3 2 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 3
104
4 3 3 3 3 3 2 3 34 3 3 2 3 2 2 3 33 3 3 2 3 3 2 3 33 2 2 2 2 2 2 2 23 3 3 2 3 3 2 3 33 3 3 2 3 3 2 3 33 3 3 2 3 3 2 3 33 2 2 1 2 2 2 2 23 3 3 2 3 2 2 2 33 3 3 2 3 3 3 3 34 4 3 3 4 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 2 3 3 3 3 34 4 4 3 4 4 3 4 43 3 3 3 3 3 3 3 32 2 2 1 2 2 1 2 24 3 3 2 3 3 2 3 33 4 3 2 3 3 2 3 33 3 3 2 3 3 2 3 34 4 3 3 3 4 4 4 4
105
item16 item17 item18 item19 item20 item21 item22 item23 item243 3 3 2 2 3 3 4 34 3 4 2 2 2 4 4 42 2 2 2 2 2 2 3 23 2 3 2 2 2 3 3 34 3 4 3 3 3 4 4 32 2 2 2 2 2 2 3 24 3 4 4 4 3 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 33 3 4 3 3 3 3 3 33 3 4 4 4 3 4 4 42 2 2 2 2 2 2 2 24 3 3 3 3 3 3 4 33 2 3 3 3 3 3 4 43 3 3 2 2 3 3 3 34 3 3 3 3 3 3 4 43 3 3 2 2 2 3 4 43 3 3 3 3 3 4 4 32 3 3 3 3 3 3 3 33 2 3 2 2 3 3 3 33 3 3 2 2 2 3 3 33 2 3 2 2 2 3 3 33 3 3 3 3 3 3 4 34 3 4 3 3 3 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 4 34 3 4 3 3 3 4 4 42 2 3 1 1 2 3 3 33 3 4 3 3 3 4 4 44 3 4 3 3 3 4 4 34 3 4 2 2 2 3 4 44 3 3 3 3 3 4 4 44 4 4 4 3 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 32 2 2 2 2 2 3 2 24 3 3 3 3 3 3 3 32 2 3 2 2 2 2 2 22 2 2 2 2 2 2 2 23 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 43 3 4 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 4 33 3 3 2 2 3 3 3 33 3 3 2 2 2 3 3 32 2 2 1 1 1 3 2 23 3 3 2 3 3 3 3 34 2 3 3 3 2 3 3 34 3 4 2 2 2 3 4 44 3 4 3 3 3 3 4 4
106
3 3 3 2 3 3 3 3 34 3 3 2 2 2 3 4 33 2 3 2 2 2 3 3 33 2 3 1 1 2 2 2 22 2 3 2 2 3 3 2 23 3 3 2 2 3 3 2 32 3 3 3 2 3 4 3 42 2 2 2 2 2 3 1 22 2 3 2 2 2 3 2 23 3 3 2 2 3 3 3 34 4 4 4 4 4 3 3 43 3 3 2 2 3 4 3 32 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 3 3 3 4 4 43 3 3 2 2 3 3 3 32 2 2 2 2 2 2 2 23 3 3 3 3 3 2 4 33 3 3 2 2 3 3 4 33 3 3 2 2 3 2 3 33 3 4 3 3 4 4 4 3
107
item25 item26 item27 item28 item29 item30 item31 item32 item333 3 3 3 3 3 4 4 44 4 4 4 4 3 4 4 42 3 3 2 2 2 2 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 4 4 4 4 3 4 4 42 2 2 2 2 2 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 43 3 3 4 4 4 4 4 43 3 4 4 4 4 4 4 42 2 2 2 2 2 3 2 33 3 4 4 4 3 4 4 34 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 43 4 4 4 4 3 3 3 44 3 4 3 3 3 3 3 33 4 3 4 4 3 3 3 33 4 3 4 4 4 3 3 43 3 3 4 4 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 43 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 4 4 3 3 3 43 4 4 4 4 3 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 33 4 4 4 4 4 3 3 44 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 44 4 4 3 4 3 4 4 43 4 4 4 4 3 4 3 44 4 3 4 4 3 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 44 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 4 42 2 2 2 2 2 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 42 2 3 2 2 2 3 2 32 2 2 2 2 2 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 34 3 4 4 4 4 4 4 43 3 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 3 3 3 3 3 42 2 2 2 2 2 3 3 33 3 3 4 4 3 3 3 43 3 3 3 4 3 3 3 44 3 4 4 3 3 3 4 44 4 4 4 4 4 4 4 4
108
3 3 3 3 3 3 3 3 43 3 3 3 4 3 4 3 43 3 3 3 3 3 4 3 42 2 2 2 2 2 3 3 33 2 3 2 2 3 3 3 33 3 3 3 4 3 3 4 43 3 3 4 4 4 4 4 42 2 2 2 2 2 3 3 33 2 3 3 2 3 3 3 33 3 3 3 4 3 4 4 44 3 4 4 4 4 4 4 43 4 3 3 3 3 4 3 43 3 3 3 3 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 3 42 2 2 2 2 2 3 3 33 3 3 3 4 3 3 4 33 3 3 4 3 3 4 4 33 3 3 4 4 3 3 3 34 4 4 4 4 4 4 4 4
109
item34 item35 item36 item37 item38 item39 item40 jumlah JK2 3 4 3 4 3 3 123 P2 3 4 4 4 3 3 135 P2 2 3 2 3 2 2 95 P2 3 3 3 4 3 3 112 P3 3 4 4 4 4 3 136 P2 2 2 2 3 2 2 86 P3 4 4 4 4 4 4 152 P3 3 4 4 4 4 3 127 P3 3 4 4 4 4 4 135 P3 3 3 3 4 4 3 141 P2 2 3 2 3 2 2 87 P3 3 4 4 4 4 3 131 P3 3 4 4 4 4 2 136 P3 3 3 3 3 3 3 116 P3 3 3 4 3 4 4 131 P3 3 4 3 3 3 3 121 P3 3 3 3 3 3 3 121 P3 3 3 3 3 3 2 122 P3 3 3 3 3 3 3 114 P3 2 3 3 4 3 3 116 P3 3 3 3 3 3 3 114 P3 3 3 3 4 3 3 124 P3 3 4 4 4 4 3 141 P3 3 3 3 3 3 3 120 P3 3 3 4 4 3 3 128 P3 3 4 4 4 4 3 147 P2 3 4 2 3 2 3 110 P3 4 4 4 4 3 3 140 P3 4 4 4 4 4 3 145 P4 4 4 4 4 4 3 137 P3 3 3 4 4 3 3 137 P3 4 4 4 4 4 4 156 P3 3 3 3 4 4 3 123 W2 2 2 2 3 2 2 84 W3 3 3 3 4 2 3 124 W2 2 2 2 3 2 2 88 W2 2 2 2 3 2 2 84 W3 3 3 3 4 4 3 122 W3 1 4 4 4 4 2 148 W3 3 3 3 3 3 3 133 W3 3 3 3 3 3 3 124 W3 3 3 3 3 3 3 117 W2 3 3 2 3 3 2 113 W2 2 2 2 3 2 2 87 W2 3 3 3 4 4 3 123 W2 3 3 4 4 3 2 123 W2 3 3 3 4 3 2 128 W3 3 4 4 4 3 3 135 W
110
3 3 3 4 4 3 3 121 W3 3 3 4 3 3 2 119 W3 3 4 3 3 3 3 117 W2 2 2 2 3 2 2 85 W2 3 3 2 3 2 2 104 W3 3 4 3 3 3 2 118 W3 4 4 4 4 4 4 130 W2 2 2 2 3 2 2 86 W2 3 3 2 3 2 2 102 W3 3 3 3 3 3 2 121 W4 4 3 3 3 2 3 144 W3 3 3 3 4 4 3 124 W3 3 3 3 3 4 3 120 W3 4 4 4 4 4 3 150 W3 3 4 3 3 4 3 122 W2 2 2 2 2 2 2 80 W3 4 3 3 4 4 3 124 W2 3 3 3 4 4 3 123 W3 3 3 3 4 3 3 118 W4 4 4 4 4 4 4 149 W
112
Case Processing Summary
JK
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent jumlah 1 32 100.0% 0 .0% 32 100.0%
2 36 100.0% 0 .0% 36 100.0% Descriptives JK Statistic Std. Error jumlah 1 Mean 126.13 2.982
95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 120.04 Upper Bound
132.21
5% Trimmed Mean 126.76 Median 127.50 Variance 284.500 Std. Deviation 16.867 Minimum 86 Maximum 156 Range 70 Interquartile Range 21 Skewness -.665 .414 Kurtosis .462 .809
2 Mean 117.03 3.186 95% Confidence Interval for Mean
Lower Bound 110.56 Upper Bound
123.50
5% Trimmed Mean 117.18 Median 121.50 Variance 365.513 Std. Deviation 19.118 Minimum 80 Maximum 150 Range 70 Interquartile Range 18 Skewness -.471 .393 Kurtosis -.293 .768
Keterangan : JK 1 : subjek pria JK 2 : subjek wanita
113
T-Test One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean jumlah 68 121.31 18.534 2.248
One-Sample Test
Test Value = 100
t df Sig. (2-tailed) Mean
Difference
95% Confidence Interval of the Difference
Lower Upper jumlah 9.481 67 .000 21.309 16.82 25.79
114
T-Test Group Statistics
JK N Mean Std. Deviation Std. Error
Mean jumlah 1 32 126.13 16.867 2.982
2 36 117.03 19.118 3.186
115
Independent Samples Test
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F
Sig.
t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Std. Error Difference
95% Confidence Interval of the
Difference
Lower Upper
jumlah Equal variances assumed
.160 .690 2.069 66 .042 9.097 4.397 .319 17.875
Equal variances not assumed
2.085 65.998 .041 9.097 4.364 .384 17.810
116
Analisis per aspek Statistics kepuasan psikis N Valid 68
Missing 0Mean 29.31Std. Deviation 4.585Variance 21.023Range 20
Statistics efisiensi kerja N Valid 68
Missing 0Mean 30.32Std. Deviation 5.106Variance 26.073Range 19
Statistics gejala fisik N Valid 68
Missing 0Mean 29.93Std. Deviation 4.669Variance 21.800Range 21
Statistics penerimaan sosial N Valid 68
Missing 0Mean 31.75Std. Deviation 4.823Variance 23.265Range 18
117
Aspek Mean Std. deviasi Range Variance N
Kepuasan psikis 29,31 4,585 20 21,023 68 Efisiensi kerja 30,32 5,106 19 26,073 68 Gejala fisik 29,93 4,669 21 21,800 68 Penerimaan sosial 31,75 4,823 18 23,265 68
LAMPIRAN 5
SURAT IZIN PENELITIAN